PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI KASUS KEGIATAN BANK SAMPAH DI PERUMAHAN BUKIT PAMULANG INDAH RW 09 DAN 13 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION NIM: 109054000001
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2013 M
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI KASUS KEGIATAN BANK SAMPAH DI PERUMAHAN BUKIT PAMULANG INDAH RW 09 DAN 13 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION 109054000001
Menyetujui,
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2013 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil penjiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 November 2013
Bunga Nur Mawaddah Nasution
ABSTRAK
Bunga Nur Mawaddah Nasution Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan
Partisipasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat bisa timbul dari diri mereka sendiri dan bisa pula timbul setelah dilakukannya intervensi terhadap mereka oleh pihak luar. Partisipasi menjadi sebuah proses belajar masyarakat dengan tujuan perubahan sikap dan perilaku masyarakatnya. Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa proses belajar tersebut memerlukan waktu yang relatif panjang. Salah satu diantara kegiatan pemberdayaan adalah pengelolaan sampah. Kota Tangerang Selatan yang baru berusia empat tahun harus mengalami permasalahan sampah yang cukup berat. Permasalahan sampah berjalan seiring dengan bertambahnya penduduk dan perubahan pola hidup masyarakat. Upayaupaya yang dilakukan dalam menangani sampah, salah satunya dengan kegiatan yang menggunakan konsep pengolahan sampah. Diantara kegiatan Bank Sampah terdiri dari proses memilah, menimbang, dicatat dalam buku tabungan. Penelitian ini mengenai Bank Sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati Bersih BPI di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan RW 13 Tangerang Selatan Banten. Studi ini menemukan bahwa partisipasi warga di RW 09 dan 13 Bukit Pamulang Indah dan kontribusi Bank Sampah terhadap kebersihan lingkungan di Perumahan Bukit Pamulang Indah cukup signifikan. Program ini telah berhasil memproduksi sampah anorganik menjadi barang yang bernilai. Keberhasilan kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan lingkungan di Perumahan Bukit Pamulang Indah dan dengan kegiatan Bank Sampah ini menjadi icon Tangerang Selatan dalam penanganan masalah lingkungan, sehingga berpengaruh besar terhadap warga dan pihak institusi itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen dimana peneliti ikut berperan aktif dalam melakukan kegiatan Bank Sampah Melati Bersih, guna untuk melihat sejauh mana partisipasi, kesadaran masyarakat perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 dalam melakukan proses perubahan kearah yang lebih baik, juga mengajak masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT sebagai pagar penjaga nikmatNya, Zat yang maha mengenggam segala sesuatu yang ada dan tersembunyi di balik jagad semesta alam, zat yang maha meliputi segala sesuatu yang terfikir maupun yang tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan bagi seluruh umat Islam yang terlena maupun terjaga atas sunahnya. Alhamdulillahi rabbil’alamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridha-NYA, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Karena tanpa rahmat dan ridha-Nya tidaklah mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Wati Nilamsari, M.Si dan Hudri, M.Ag, selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan pengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Tantan Hermansah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk
ii
memberikan bimbingan, nasehat, motivasi dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Siti Nurbaya, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, seluruh dosendosen yang pernah mengajar di PMI angkatan 2009 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dan saranya kepada penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini. 5. Drs. Bambang Budi S.MM selaku Ketua Yayasan Bunga Melati Indonesia, R. Imas Maesyaroh dan Rizka Dwipa Anggana selaku Fasilitator Bank Sampah Melati Utama atas kebijakan, informasi serta bantuannya sehingga penulis bisa membuat karya ilmiah ini, penulis ucapkan terimakasi. 6.
Ibu Sari Nurlita beserta Pengurus Bank Sampah Melati Bersih BPI, atas informasi, bantuan, kebijakan dan sarannya sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik.
7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Harmon Alamsyah Nasution dan Ibunda Hj. Tuty Roswati yang selalu mencurahkan cinta, kasih sayang, do’a, air mata yang selalu tercurahkan, motivasi yang luar biasa serta dukungan moril maupun materil kepada penulis, terima kasih atas kesabarannya. Kakakku Syarifullah Parlindungan dan Kel Besar H. Raiman Abdullah, hanya Allah yang dapat membalas semuanya. 8. Teman-temanku Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2009 (Nurma Suhada, Jean Anggraini, Qonita Lutfiyah, Ulfa Latifah,
iii
Barendra Reza, Fajar lazuardi, Musfiq Amrullah, M. Syukron, Ahmad Rifai, Fakru, Budi Mifaldi, Fajriansyah, Ridwan Aprilamsah, dan Adi Hidayat, yang selalu memberikan semangat, bantuan dan motivasi yang luar biasa, semoga kita semua dapat menggapai kesuksesan. Aamiin. 9. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini tidak lupa perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunkasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan segala buku-buku rujukannya sehingga penulisan karya ilmiah ini bisa terselesaikan. Penulis ucapkan terima kasih. 10. For My Lovely Irfan Azis terima kasih atas motivasi, semangat, kasih sayang, harapan, kesabaran dan pengorbanan yang selalu tercurahkan dari awal perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkah kita. Aamiin.
Jakarta, 29 November 2013 Penulis
Bunga Nur Mawaddah Nasution
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI …………………………………………………….………………..i KATA PENGANTAR …………………………………………………………...ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..v DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ………………………………………… 10 C. Tujuan dan Manfaat …………………………………………………….. 10 D. Metodologi Penelitian ………………………………………………….. 11 a. Pendekatan Penelitian ………………….……………………………. 11 b. Sumber data …………………………………………………………. 12 c. Penentuan Lokasi Penelitian ……………………………………….... 14 d. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….. 15 e. Teknik Analisis Data ………………………………………………... 17 f. Keabsahan Data ……………………………………………………... 18 E. Tinjauan pustaka ………………………………………………………... 20 F. Sistematika penulisan ………………………………………………….... 22 BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………... 24 A. Pemberdayaan (empowerment) ………………………………………… 24 1. Pengertian Pemberdayaan (empowerment) ………………………….. 24
v
2. Modus-Modus Pemberdayaan ……………………………………….. 26 3. Metode-Metode Pemberdayaan ……………………………………… 38 4. Kelembagaan ………………………………………………………… 41 B. Sampah dan Pengolahannya …………………………………………..... 42 1. Pengertian Sampah …………………………………………………... 42 2. Pengolongan Sampah ………………………………………………... 43 3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan Sampah …………………. 46 BAB III TEMUAN PENELITIAN PROFIL BANK SAMPAH MELATI BERSIH DAN PROFIL NASABAH ………..……………………………….. 49 A. Profil Bank sampah Melati Bersih ………………………………….…... 49 1. Sejarah Bank Sampah Melati Bersih ………………………….….….. 49 2. Visi dan Misi ………………………………………………….….….. 50 3. Struktur Organisasi ……………………………………….……….…. 51 4. Program Kegiatan yang dilaksanakan di Bank Sampah Melati Bersih. 52 5. Sumber Dana dan Kerja Sama ………………………………..……… 55 B. Profil Nasabah RW 09 dan 13 ………………………...………………… 55 1. Nasabah RW 09 …………………………...………………………….. 55 2. Nasabah RW 13 ……………………………………………...……...... 58 .
3. Strategi Bank Sampah ………………………………...…………….... 66 4. Mekanisme Bank Sampah ………………………...………………….. 66
C. Pemberdayaan/Praktek ……………………………...………………..…. 68
vi
BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN …………………….. 70 A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Masyarakat oleh Bank Sampah... 72 B. Dampak Dari Pemberdayaan yang dilakukan Bank Sampah ………...... 86 BAB V PENUTUP ……………………………………………………………. 94 A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 94 B. Saran ……………………………………………………………………. 94 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….… 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………...……. 99
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Nasabah RW 09 Periode September 2012-Agustus 2013 Perumahan Bukit Pamulang Indah…………………….…………………………………….. 56 Tabel 2 Data Nasabah RW 13 Periode September 2012-Agustus 2013 Perumahan Bukit Pamulang Indah ………………………...………………………………... 58 Tabel 3 Data Nasabah RW 09 sesuai dengan Pendapatan Perbulannya ......…… 61 Table 4 Data Nasabah RW 13 sesuai dengan Pendapatan Perbulannya ……..… 63 Tabel 5 Daftar Harga dan Jenis Sampah ………..…...…………………….…… 76 Table 6 Data Nasabah RW 09 dan 13 Sesuai dengan Pendapatan Perbulan ….... 90
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masalah lingkungan sekarang ini bukan hanya tanggung jawab sekelompok orang, tetapi sudah menjadi tugas dan kewajiban semua orang untuk menjaga dan memeliharanya agar tetap asri. Lingkungan yang asri akan mendatangkan manfaat bagi umat manusia di bumi. Tumbuh-tumbuhan, ternak, dan segala ciptaan Tuhan akan berkembang dengan baik, di lingkungan yang asri guna kepentingan manusia. Sayangnya lingkungan yang asri sudah banyak yang rusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga bencana terjadi di mana-mana. Allah berifiman pada ayat suci al-Qur’an: “Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Surat Ar-Ruum ayat 41).1 Ayat tersebut menjelaskan dua hal pokok yang menjadi dasar pandangan Islam dalam isu pencemaran lingkungan. Pertama, Islam menyadari telah dan akan terjadi kerusakan lingkungan baik di daratan dan lautan yang berakibat pada turunnya kualitas lingkungan untuk mendukung hidup manusia. Kedua, Islam memandang manusia sebagai penyebab utama kerusakan dan sekaligus pencegah 1
Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, Malang: IKIP Universitas Negeri Malang, 2011, h. 95.
1
2
terjadinya kerusakan tersebut. Oleh karena itu, ajaran Islam secara tegas mengajak manusia melestarikan bumi dan sekaligus secara tegas melarang manusia membuat kerusakan di bumi. Namun sayangnya sebagian besar masyarakat belum cukup menyadari dampak akibat kerusakan lingkungan. Pencemaran lingkungan yang terjadi di suatu negara, akan berdampak pula pada negara lain bahkan dunia. Untuk itu selalu diperlukan kerja sama yang baik antara negara-negara di dunia untuk menangani masalah lingkungan. Kerusakan hutan di Indonesia tidak hanya berpengaruh terhadap keadaan iklim di Indonesia, akan tetapi berakibat pula terhadap perubahan iklim global (dunia secara menyeluruh). Permasalahan lingkungan hidup cukup kompleks. Penebangan hutan yang menyebabkan banjir, pencemaran terhadap air oleh limbah-limbah industri, pembuangan sampah ke dalam sungai (termasuk sampah rumah tangga), pencemaran terhadap tanah, dan sebagainya, merupakan ancaman bagi kehidupan manusia. Ancaman banjir setiap musim hujan di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia, adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri yang menebang hutan untuk mengejar keuntungan sesaat. Berbagai wilayah di Indonesia setiap musim hujan dilanda banjir dan tanah longsor, baik kota maupun luar kota. Penataan ruang kota yang kurang memperhatikan dampak lingkungan, serta kehancuran hutan-hutan di daerah tangkapan air, menjadi penyebab utama banjir di Jakarta. Penanggulangan banjir seperti di Jakarta dan kota-kota lainnya, tidak hanya diperlukan penataan di dalam kota seperti pembuatan saluran pembuangan
3
air dan tempat penampungan air, akan tetapi daerah tangkapan air hujan di daerah hulu sungai perlu di tata kembali, hutan-hutan yang rusak perlu direhabilitasi. Sampah yang selama ini menghiasi lingkungan telah membentuk imajinasi sebagian besar orang dalam melihat sampah. Oleh sebab itu, sampah selalu diposisikan di belakang rumah, dibakar atau dibuang di sungai. Pemerintah dengan berbagai kebijakan belum mampu mengubah pandangan sebagian besar orang terhadap sampah, hal ini tercermin pada slogan “hanya orang sembarangan yang buang sampah sembarangan”. Harapan pemerintah mampu mengubah pola perilaku masyarakatnya terhadap sampah, dalam hal ini bertujuan mengatasi permasalahan demam berdarah dari arah pencegahan. Pada kenyataannya, pola perilaku orang membuang sampah pada tempatnya dianggap sama dengan orang membuang sampah sembarangan karena dirasa tidak ada timbal balik yang signifikan pada dirinya, sehingga upaya pemerintah ini belum bisa mengubah pandangan masyarkat terhadap sampah. Padahal pesatnya pembangunan perkotaan tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi berkembangnya kota tersebut, tetapi juga menimbulkan dampak negatif yang dapat mengganggu kesehatan dan lingkungan. Kebersihan kota merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dan kemajuan suatu pembangunan kota. Salah satu permasalahan tersebut yang tidak kunjung selesai adalah masalah sampah. Hal ini diakibatkan oleh suatu metode pengelolaan sampah yang masih didominasi sistem kumpul sampah, diangkut, lalu dibuang ke lahan tertentu. Secara singkat sering disebut sistem kumpul-angkut buang.
4
Masalah sampah tidak hanya sekedar hanya bagaimana mengolah atau mengelola sampah saja, tetapi juga terkait dengan masalah budaya/perilaku masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya tidak peduli tentang sampah. Masyarakat seringkali membuang sampah sembarangan, dan cenderung mementingkan diri sendiri. Perilaku ini merupakan salah satu penyebab kenapa semakin banyaknya program untuk mengatasi jumlah sampah yang tidak terkontrol yang tidak berjalan dengan baik. Merubah perilaku masyarakat tersebut menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya-upaya penanganan sampah secara terpadu.2 Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhan perhatian khusus karena sampah menjadi persoalan nasional. Kegagalan dalam pengelolaan sampah berimbas pada menurunnya kualitas lingkungan hidup, kesehatan warga masyarakat, merusak estetika kota, dan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi arus investor ke daerah oleh karena itu, kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan pelestarian lingkungan hidup belum optimal bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya. Lingkungan hidup merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia, karena lingkungan hidup memiliki tiga fungsi pokok. Fungsi pertama, diolah menjadi produk jadi baik yang dikonsumsi sebagai kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Fungsi kedua, sebagai sumber kesenangan yang sifatnya alami, seperti memberikan kesegaran karena adanya udara yang sejuk dan nyaman untuk
2
Isroi, Merubah Paradigma Masyarakat Tentang Sampah, artikel diakses pada 1 februari 2013 dari http://isroi.com/2009/03/26/merubah-paradigma-masyarakat-tentangsampah/
5
dihirup, menyediakan sinar matahari yang hangat, menyediakan pantai yang bersih dan indah untuk rekreasi dan sebagainya. Fungsi ketiga adalah lingkungan yang menyediakan diri sebagai tempat untuk menampung dan mengolah limbah secara alami. Istilah lingkungan hidup sebenarnya mempunyai pengertian kuantitas maupun kualitas sumber daya alam, baik yang sifatnya dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui, termasuk lingkungan ambient yang terdiri dari air, udara, landscape, dan atmosfir. Maka, lingkungan hidup merupakan faktor penentu bagi kuantitas, kualitas, dan keberlanjutan kegiatan dan kehidupan manusia. Dengan meningkatnya masalah kualitas lingkungan, maka akan meningkat pula masalah kuantitasnya.3 Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan masyarakat adalah dengan kegiatan Pemberdayaan Pemberdayaan sebagai perubahan ke arah yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya peningkatan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik.4 Menurut Sharlow, pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
3
Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, Malang: IKIP Universitas Negeri Malang, 2011, h. 97. 4
Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, Jogyakarta: Gajah Mada University Press, 1991, h. 15.
6
mereka.5 Artinya ialah mendorong mereka untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi sehingga mereka mempunyai kesadaran penuh dalam membentuk masa depannya. Melalui pendidikan, masyarakat dibekali pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan, sehingga masyarakat menjadi tahu, mengerti, dapat melakukan dan mau melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas hidup. Perubahan ini apabila dipadukan dengan sumber daya alam yang tersedia, akan melahirkan perilaku baru yang disebut partisipasi. Partisipasi ini akan merangsang masyarakat untuk lebih aktif dan kreatif melaksanakan pembangunan yang terarah dan berencana terutama untuk meningkatkan pendapatan income generating, serta membuka lapangan kerja baru employment generating untuk perbaikan kualitas hidup masyarakat.6 Maka, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
5
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003, h. 53. 6
Mangatas Tampubolon, Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru Manajmen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. (Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama,2011), h. 28.
7
pencaharian,
berpartisipasi
dalam
kegiatan
sosial,
dan
mandiri
dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.7 Pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat perhatian dalam proses pembangunan belakangan ini di berbagai Negara. Kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat resesi internasional, serta Negara-negara setempat menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap strategi partisipasi masyarakat sebagai sarana percepatan proses pembangunan. Karena itu, perlu ditekankan pendekatan pembangunan yang diawali oleh proses pemberdayaan masyarakat lokal.8 Pemberdayaan Masyarakat Badegan dengan strategi pengolahan sampah berbasis masyarakat mampu mengubah imajinasi sebagian banyak orang terhadap sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Sistem pengolahan sampah ini melahirkan Bank Sampah yang menyediakan wadah untuk menampuh sampahsampah yang tidak dapat dicerna oleh tanah atau yang menjadi media perkembang-biakan nyamuk demam berdarah, seperti kaleng-kaleng bekas atau plastik-plastik yang tidak diberdayakan. Aktivitas dari Bank Sampah mampu memberikan timbal balik yang nyata pada konsumennya. Hal ini terlihat semakin
7
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategi pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. (PT Refika Aditama, 2005), h.59. 8
Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2004), h. 1-7.
8
banyak orang berlomba menjadi penabung di Bank Sampah, tak terkecuali anakanak usia dini9 Jika diasumsikan bahwa produksi sampah 0,5 kg-0,8 kg per orang per hari, maka jumlah sampah yang terkumpul setiap harinya sangat besar. Dari total sampah yang diproduksi itu, yang berhasil dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) hanya 60%-70%. Sisanya dibakar, ditanam, bahkan dibuang ke sungai oleh masyarakat. Pengelolaan seperti ini harus diubah sehingga menjadi lebih ramah lingkungan. Karena itulah, adanya lembaga Bank Sampah menjadi penting untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah. Bank Sampah Melati Bersih adalah suatu institusi yang didirikan dengan tujuan mengurangi jumlah sampah buangan dengan mekanisme menabung sampah yang masih memiliki nilai ekonomi sehingga mampu mengubah image sampah yang notabennya negatif menjelma menjadi barang bernilai ekonomis. Bank Sampah ini bekerja layaknya seperti bank yang melakukan setoran, penarikan dan tabungan. Pengkonversian tabungan sampah menjadi tabungan uang merupakan suatu bentuk perubahan yang ditawarkan oleh Bank Sampah. Perubahan yang dilakukan Bank Sampah tidak seutuhnya karena faktor ekonomi saja, melainkan peningkatan kesadaran lingkungan terhadap masyarakat. Aspek pemberdayaan sangat kentara dalam proses kerja Bank Sampah. Peran aktif masyarakat dalam pengkondisian lingkungan diperlukan agar tercipta keselarasan hidup.
9
Artikel diakses pada tanggal 25 februari http://poetoetego.blogspot.com/2011/03/bank-sampah-jogja.html
2013
dari
9
Ada dua kegiatan penting yang diberikan oleh Bank Sampah Melati Bersih yaitu
meningkatkan
pengetahuan
(knowledge)
dan
keterampilan
(skill).
Peningkatan dilakukan dengan memberikan pendidikan berwawasan lingkungan dan pengembangan usaha Bank Sampah Melati Bersih, sedangkan peningkatan keterampilan dilaksanakan dengan memberikan bekal keahlian teknis. Pendirian Bank Sampah selain untuk menjamin tersedianya bahan baku dalam rangka kontinuitas pembuatan produk kerajinan, juga dimaksudkan untuk merubah cara pandang masyarakat di Bukit Pamulang Indah terhadap pengelolaan sampah yang lebih berwawasan lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemukan berbagai potensi sosial dan lingkungan di perumahan bukit pamulang indah antara lain: 1. Aspek Sosial: Motivasi untuk berkembang di masyarakat cukup tinggi, dengan adanya partisipasi bisa memperkuat industri rumahan melalui keterampilan merajut/menyulam dan menjahit dengan menggunakan bahan plastik olahan limbah / sampah juga disertai pembelajaran kewirausahaan. 2. Aspek Lingkungan: Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan sampah yang dikonversikan menjadi tabungan uang ini membuat berubahnya paradigma masyarakat tentang sampah.
10
Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian “Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah Di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan.” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan peneliti membatasi konsepkonsep yang tercantum dalam judul yang sistematis, terarah,
agar dapat menghasilkan pembahasan
jelas dan fokus. Maka dalam skripsi ini, peneliti
membatasi pembahasan pada Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13 Tangerang Selatan.
Agar penulisan skripsi ini menjadi terstruktur dan tidak melebar kepada pembahasan lainnya, peneliti merumuskan masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Praktek Pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah? 2. Apa Dampak dari Pemberdayaan tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian dengan judul Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:
11
1. Tujuan a. Untuk mengetahui Implementasi Praktek Pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah. b. Untuk mengetahui Dampak dari Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Bank Sampah
2. Manfaat
a. Menambah wawasan dan pengalaman peneliti secara langsung di lapangan melalui penelitian ini, khususnya tentang Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13 Tangerang Selatan b. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pengurus Bank Sampah Melati
Bersih
dalam
menjalankan
aktivitas
pemberdayaan
masyarakat: studi kasus kegiatan Bank Sampah c. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa kesetiaan social dalam menghadapi berbagai problem kehidupan di masa yang akan datang.
D. Metodologi Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
12
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.10 Karena peneliti bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Maka yang menjadi fokus studi adalah implementasi praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Dari fakta yang dilihat penelitian ini meneliti apa dampak dari pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah.
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan dapat lebih menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
b. Sumber Data
Data Primer adalah data yang belum tersedia untuk menjawab masalah penelitian, dan harus diperoleh dari sumber aslinya. Peneliti mendapatkan data ini pada saat penelitian berlangsung, data primer yang dimaksud adalah karya-karya ilmiah yang memuat tema penanggulangan dan pemanfaatan sampah serta pembangunan lingkungan. Data primer juga berupa data observasi
10
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008). Cet. Ke-25, h.9-10.
13
lokasi Bank Sampah melati Bersih di RW 09 dan 13 Perumahan Bukit Pamulang Indah selain itu peneliti melakukan wawancara kepada pihak Bank Sampah, Nasabah, Pemilik Lapak, dan Warga RW 09 dan 13 Perumahan Bukit Pamulang Indah. Data ini sudah di jelaskan pada teknik pengumpulan data wawancara.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang terkait. Sumber sekunder ini dimaksudkan untuk memperkarya pengetahuan dan mempertegas analisis persoalan yang sedang diteliti. Peneliti melakukan pencarian data tertulis mengenai kegiatan Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah ini pada saat sebelum dan sesudah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data dan informasi mengenai kegiatan Bank Sampah melalui kunjungan bersama yayasan Bunga Melati Indonesia Kota Tangerang Selatan, kemudian melalui profil Bank Sampah, Rencana
Kerja
Pengurus
Bank
Sampah,
Laporan
Harian
Penimbangan, Laporan Bulanan Penimbangan Bank sampah yang peneliti dapatkan dari pihak Bank Sampah Melati Bersih dan Data Nasabah RW 09 dan 13 perumahan Bukit Pamulang Indah. Tidak lupa peneliti juga melakukan pencarian data tertulis lewat bukubuku referensi yang menerangkan tentang Sampah.
14
c. Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di tempat penimbangan Bank sampah Melati Bersih di Perumahan Bukit Pamulang Indah tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi tersebut adalah dengan menggunakan metode Purposive. Metode ini adalah menentukan lokasi penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Ada beberapa pertimbangan mengapa peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut yaitu:
a. Adanya informasi yang peneliti dapatkan dari pihak Yayasan Bunga Melati Indonesia mengenai kegiatan Bank Sampah Melati Bersih berbasis masyarakat di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13. b. Lokasi Bank Sampah yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal peneliti, sehingga menghemat waktu dan biaya.
Waktu penelitian yang peneliti lakukan yaitu untuk observasi dan wawancara di mulai pada bulan Februari tepatnya tanggal 11 Februari 2013 sampai dengan waktu yang telah ditetapkan peneliti tentukan sendiri yaitu pada tanggal 23 September 2013, dengan catatan penelitian ini akan berakhir jika data-data yang diperlukan dalam penelitian telah rampung atau dirasakan cukup. Sedangkan untuk halhal yang lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Sebelumnya peneliti sudah mengantarkan surat perizinan di Bank Sampah Melati bersih secara kekeluargaan atau informal, sehingga
15
peneliti bisa melakukan penelitian secara leluasa. Sampai dengan saat ini pun peneliti masih datang ke Bank sampah Melati Bersih untuk terus menjalin sillaturrahim.
d. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data ini, peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi, yaitu pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, akan tetapi, observasi atau pengamatan dapat pula memiliki arti yang lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan tanpa mengajukan pertanyaanpertanyaan.11 dan pencatatan terhadap gejala objek yang akan diteliti langsung dilapangan, karena metode observasi merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat penting bagi seorang peneliti secara langsung di lapangan, yang artinya pengamatan dengan menggunakan panca indra langsung yang terjadi di lembaga bernama Bank Sampah Melati Bersih dan di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Peneliti datang ke lokasi penelitian yaitu seminggu satu sampai tiga kali dalam rangka menyelami kehidupan subyek selama mengikuti kegiatan Bank Sampah. 11
Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: CV.Tumaritis, 2003), edisi 3, h. 54.
16
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu peneliti dan responden. Bentuk wawancara terbuka yaitu wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan dan cara penyampaiannya pun sama untuk setiap responden. Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah gabungan antara wawancara terbuka dengan wawancara terstruktur, wawancara terbuka adalah suatu wawancara yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara itu. Sedangkan wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaraannya telah menciptakan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyanan yang akan diajukan, wawancara ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap hipotesa kerja.12
Peneliti pada penelitian ini melakukan wawancara dengan ibu Sari selaku pimpinan Bank Sampah untuk mewawancarai mengenai sejarah, visi, misi, struktur kepengurusan Bank Sampah Melati Bersih, program kegiatan, sumber dana dan peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Djoni untuk mengetahui bentuk partisipasi dan kontribusi Bank Sampah terhadap lingkungan perumahan Bukit Pamulang Indah, mulai dari perencanaan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan Bank Sampah yang dilakukan di perumahan Bukit Pamulang Indah, kemudian melakukan wawancara bersama Bapak Muhammad sa’id sebagai pengepul yang 12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Alfabeta, 2010) h.74.
17
mempunyai lapak dan menampung sampah-sampah yang sudah di timbang di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13, kemudian melakukan wawancara bersama Ibu Asih dan Ibu Ruth sebagai nasabah kegiatan Bank Sampah Melati Bersih sekaligus warga RW 09,
Untuk itu sebelum
peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan rapih dan siap diajukan langsung ke responden. Guna memperoleh gambaran dan informasi yang memungkinkan
tentang
kegiatan
lembaga
dalam
masyarakat: studi kasus kegiatan Bank Sampah.
pemberdayaan
Wawancara tersebut
dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2013, 27 Agustus 2013, 07 Oktober 2013. Alat Bantu yang digunakan peneliti meliputi alat tulis, dan handphone.
e. Analisa Data
Analisis
data
menurut
Moleong
adalah
proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan santuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data bermaksud mengorganisasikan data, diantaranya mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan,
memberi
kode
mengkategorikanya.13
13
Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: CV.Tumaritis, 2003), edisi 3, h. 54.
dan
18
Jadi dalam menganalisa data, peneliti memperoleh data dari lapangan dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kategori data yang terkumpul yaitu observasi, wawancara dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
penelitian, dengan menggunakan
analisa
deskriptif dan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu untuk mengetahui gambaran yang konkret tentang pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Tahap reduksi data Langkah ini melibatkan beberapa tahap, yaitu mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan dengan mengunakan metode wawancara dan pengambilan gambar selama proses pengumpulan data di lokasi penelitian, kemudian data tersebut diberikan kategori-kategori dengan istilah khusus. Seringkali istilah khusus ini didapat dari proses wawancara dari informan-informan. Coding data bertujuan untuk memudahkan dalam proses pengolahan data
f. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:
a. Kreadibilitas (derajat kepercayaan) dengan teknik triagulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1). Membandingkan daa hasil wawancara (2). Membandingkan keadaan dan perpektif seseoang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain misalnya dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang
19
diberikan oleh Koordinator Bank Sampah Melati Bersih dengan Masyarakat (3). Membandingkan dokumen dengan unit analisis b. Ketekunan atau pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada halhal tersebut secara rinci. Maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja. Misalnya peneliti membandingkan jawaban pengurus dengan jawaban nasabah Bank Sampah. c. Kepastian dengan pemeriksaan audit kepastian. Audior dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian bahwa sesuatu itu adalah objektif atau tidak bergamtung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dikatakan objektif.
Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, peneliti mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II tahun 2007. Lokasi penelitian sendiri akan dilakukan di lembaga yang bernama Bank Sampah Melati Bersih perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Kota Tangerang Selatan.
20
E. Tinjauan Pustaka
Dalam Penyusunan Skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti tempuh adalah merangkai terlebih dahulu beberapa karya tulis penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang peneliti teliti sekarang tidak sama dengan peneliti sebelumnya.
Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki tema sama dengan yang akan peneliti teliti. Judul-judul tersebut antara lain adalah
Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (Reduce, Reuse, Dan Recycle) berbasis Masyarakat (studi kasus perumahan mustika tigaraksa tangerang) Penulis
: Nurapiah (2009)
Isi Pokok
: Proses pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat dengan
teknik BEST menjadikan masyarakat yang
mandiri dan berdaya BEST dalam teknik pelaksanaanya melalui beberapa tahapan proses pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat dengan
beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan monitoring dan tahap terminasi.
21
Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan daur Ulang Sampah di Perumahan Griya Serpong Kademangan Setu Tangerang Selatan Banten Peneliti
: Bagus Adhi Pratama (2012)
Isi Pokok
: Penelitian nya Mengenai tahapan partisipai kegiatan daur ulang sampah yang dilakukan oleh warga, programnya ini telah berhasil memproduksi sampah organik menjadi pupuk serta sampah anorganik menjadi barang yang bernilai, keberhasilan kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan lingkungan di peumahan Griya Serpong dan dengan kegiatan ini pula tempat pengolahan sampah terpadu (TPST)
menjadi
icon
Tangerang
Selatan.
Dalam
penanganan sampah sehingga berpengaruh terhadap warga dari pihak institusi itu sendiri.
Sedangkan skripsi yang dibahas peneliti yaitu mengenai Pemberdayan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui implementasi praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah dan apa dampak dari pemberdayaan tersebut di daerah perumahan Bukit Pamulang Indah, serta perbedaan lainya terletak pada lokasi penelitianya dan lembaga Bank Sampah serta pengolahan sampahnya.
22
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, peneliti membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana perinciannya sebagai berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang beberapa pengertian dan penjelasan, yaitu: A. Pemberdayaan (Empowerment) 1. Pengertian Pemberdayaan (empowerment) 2. Modus-Modus Pemberdayaan 3. Metode-Metode Pemberdayaan 4. Kelembagaan B. Sampah dan Pengolahannya 1. Pengertian Sampah 2. Pengolongan Sampah
23
3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan BAB III
: Temuan Penelitian Profil Bank Sampah Melati Bersih dan
Profil Nasabah RW 09 dan 13 BAB IV
: Analisa Hasil Temuan Lapangan A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Masyarakat Oleh Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 B. Dampak Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan oleh Bank Sampah
BAB V
: Penutup Bab ini
berisi
berdasarkan hasil
tentang kesimpulan secara
singkat
dari pelaksanaan penelitian dan saran-
saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan (Empowerment) 1. Pengertian Pemberdayaan (Empowerment) Pemberdayaan adalah suatu cara dimana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya.
Pemberdayaan
menunjuk
pada
kemampuan
orang,
khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber
produktif
yang
memungkinkan
mereka
dapat
meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasajasa yang mereka perlukan, dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individuindividu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
24
25
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.1 Pemberdayaan merujuk pada pengertian perluasan kebebasan memilih dan bertindak. Bagi masyarakat miskin, kebebasan ini sangat terbatas karena ketidakmampuan bersuara (voicelessness) dan ketidak berdayaan (powerlessness) dalam hubungannya dengan Negara dan pasar. Karena kemiskinan adalah multi dimensi, masyarakat miskin membutuhkan kemampuan pada tingkat individu (seperti kesehatan, pendidikan dan perumahan) dan pada tingkat kolektif (seperti bertindak bersama untuk mengatsi masalah). Memberdayakan masyarakat miskin dan terbelakang menuntut upaya menghilangkan penyebab ketidakmampuan mereka meningkatkan kualitas hidupnya. Pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan dan kemampuan dalam: a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan, dalam arti bukan bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas dari kemiskinan ilmu.
1
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), Cet Ke-1, h. 59.
26
b. Menjangkau sumber-sumber produktif
yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan. c. Berpartisipasi
dalam
proses
pembangunan
dan
keputusan-
keputusan yang mempengaruhi mereka.2 Dalam Ensiklopedi Indonesia, daya adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan untuk usaha/bertindak. 2. Modus-Modus pemberdayaan a. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat merupakan suatu proses intervensi sosial (perubahan sosial yang terencana). Oleh karena itu, setiap bentuk pemberdayaan masyarakat dapat dijelaskan dalam beberapa tahap, sebagaimana yang dikembangkan oleh Adi, terdiri dari 7 tahapan, yakni tahap persiapan, tahap pengkajian (Assesment), tahap pemformulasian rencana aksi (designing), tahap pelaksanaan program (implementasi), tahap evaluasi dan tahap terminasi, tahapan tersebut tergambar dalam figure berikut:
2
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 58.
27
Tahapan Intervensi Pemberdayaan Masyarakat Persiapan↓ Pengkajian (Assesment)
Perencanaan alternative program atau kegiatan (designing) Pemformulasian rencana aksi
Pelaksanaan program atau kegiatan Evaluasi
Terminasi Sumber: Adi, h.181 Tahapan tersebut bukanlah sebuah tahapan yang kaku dan hierarkis antara satu tahap lainnya, melainkan tahapan yang fleksibel, sesuai dengan panah yang ada disebelah kiri, yang menunjukkan bahwa apabila satu tahapan telah terlewati, masih membuka kemungkinan untuk kembali ke tahapan sebelumnya, penjelasan tentang tahapan tersebut akan diuraikan sebagai berikut: Pertama: Tahap Persiapan. Tahapan persiapan ini sekurangkurangnya terdiri dari dua hal, yakni penyiapan petugas dan penyiapan lapangan. Penyiapan petugas dilakukan untuk menyamakan persepsi mengenai konsep yang akan dilaksanakan dalam program pemberdayaan
28
masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesamaan pandangan diantara tenaga pengubah (change agent), terutama apabila tim pengubah berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Sedangkan penyiapan lapangan, dilakukan untuk memastikan layak atau tidaknya suatu daerah menjadi tempat pemberdayaan masyarakat Change agent juga melakukan kontak awal dengan penduduk setempat, baik secara formal maupun informal. Kedua: Tahap Assesment, yakni tahap pengkajian yang dilakukan untuk mengindentifikasi masalah yang dirasakan kelompok sasaran sehingga menemukan apa kebutuhan yang mereka rasakan (felt nedds) dan juga apa sumber daya yang mereka miliki. Ketiga: Tahap Perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahap ini change agent secara partisipatif melibatkan warga untuk merumuskan masalah yang mereka hadapi beserta solusi yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penyusunan alternatif program yang tepat, dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada, dapat dipikirkan dan dirumuskan sebagai solusi dari masalah yang dihadapi. Keempat: Tahap Performulasian rencana aksi. Yakni tahap menuangkan gagasan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan alternatif program kedalam pernyataan kegiatan (proposal) secara tertulis. Peran change agent dalam tahap ini adalah membantu sasaran menuliskan
29
rumusan program mereka dalam format yang layak untuk diajukan kepada penyandang dana. Kelima:
Tahap
pelaksanaan
program
atau
kegiatan
atau
implementasi keberhasilan dari tahap ini tergantung dari kerjasama yang baik antara change agent dengan warga masyarakat serta tokoh masyarakat setempat. Adanya konflik diantara tiga komponen ini akan sangat
menganggu
tahap
pelaksanaan
program
atau
kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Keenam: Tahap evaluasi. Evaluasi atau pengawasan yang paling tepat digunakan dalam program pemberdayaan masyarakat adalah evaluasi internal, yakni evaluasi yang dilakukan oleh warga masyarakat sendiri. Evaluasi dapat dilakukan pada input, proses dan juga pada hasil. Ketujuh:
tahap
terminasi,
yakni
tahap
“pemutusan”
atau
pemberhentian program. Idealnya tahap ini dilakukan apabila masyarakat atau komunitas sasaran benar-benar sudah “berdaya”.
Pemutusan
hubungan dengan komunitas sasaran ini sebaiknya dilakukan secara pelanpelan, bertahap, tidak secara langsung ditinggalkan begitu saja oleh change agent, sehingga dapat dipastikan ketika agen perubah keluar dari komunitas tersebut, keadaan sudah jauh berubah dan komunitas sasaran sudah relatif mandiri.3 b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
3
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan pembangunan masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta:FE UI, 2003), Cet. Ke-3, h. 179-196.
30
Mengetahui tujuan dari sebuah proses pemberdayaan merupakan hal penting, karena adanya tujuan yang disepakati bersama dapat menjadi motivasi bagi warga dalam turut berperan serta dalam proses pemberdayaan. Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional, maka perlu untuk mengetahui fokus dan tujuan keberdayaan yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan dan kemampuan kultur dan politis. Secara umum rancangan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat adalah : a. Masyarakat memahami bahwa kemiskinan yang terjadi pada dirinya dan lingkungannya. Tidak semata-mata karena nasib atau keturunan, namun ada hal yang selama ini membuat mereka agar tetap miskin. b. Masyarakat tumbuh keterampilannya dalam hal membuat dan mengelola kelembagaan serta jaringan yang berbasis pada minat, kebutuhan, keswadayaan dan kemandirian. c. Masyarakat tumbuh kesadaran, motivasi dan mau berperan serta nyata dalam proses maupun mengembangkan hasil pembangunan. d. Masyarakat memiliki wakil yang dipilih sendiri untuk menjadi utusan
dalam
sebuah
jejaring
maupun
forum
konsultasi
pembangunan dalam rangka menumbuhkan posisi runding dan posisi tawar untuk kebijakan-kebijakan pembangunan pada skala
31
lokal yang memihak dan lebih adil dalam mensejahterakan warga yang masih tertinggal. Pada tahap aplikasi, Pemberdayaan Masyarakat memiliki tujuan mencangkup 3 aspek, 1. Aspek Pembangunan Manusia Masyarakat pelaku sekaligus sasaran dapat mencapai tataran kondisi sebagai berikut: Mampu melakukan identifikasi penyebab masalah kemiskinan, penyusunan skala prioritas pemecahan masalah, penetapan pilihan pemecahan masalah, penyusunan rencana kegiatan untuk memecahkan masalah, pelaksanaan rencana, pemantauan, penilaian dan mempertanggungjawabkan proses maupun hasil yang dicapai. 2. Aspek Pembagunan Ekonomi Masyarakat pelaku sekaligus sasaran pemberdayaan masyarakat mampu melakukan kegiatan lebih produktif yang terencana, baik secara individu maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan penghasilan. Ukuran peningkatan penghasilan adalah dari dibawah standar UMR menjadi sekurang-kurangnya sama dengan UMR. 3. Aspek Pembangunan Lingkungan atau Komunitas Masyarakat pelaku sekaligus sasaran pemberdayaan masyarakat mampu melakukan kegiatan pembagunan dalam upaya peningkatan
32
kualitas pemukiman, lingkungan maupun prasarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat. Menurut Adi, dalam konteks pembangunan, tujuan pemberdayaan dapat berbeda sesuai dengan bidang pembangunan yang digapai. Secara substansial tujuan pemberdayaan adalah untuk menjadikan mereka yang kurang beruntung (disadvantages) atau yang tidak berdaya (powerless) dapat menjadi berdaya (empowered). Dengan demikian melalui pemberdayaan terjadi perubahan kondisi kearah yang lebih baik.4 Dengan demikian tujuan pemberdayaan masyarakat adalah menjadikan masyarakat dari tidak berdaya menjadi berdaya atau mampu dan mandiri dalam berbagai sisi (aspek) pembangunan. Yakni aspek ekonomi, pembangunan manusia dan lingkungan. c. Strategi Pemberdayaan Strategi Pemberdayaan Menurut Soetomo dan Jim Ife, sebagai berikut: SOETOMO
JIM IFE
1. Improvement vs Transformation
1. Proses dan Hasil
Proses pembangunan masyarakat adalah Sarana dan tujuan menjadi hal yang adanya proses perubahan. Perubahan penting dalam proses pemberdayaan yang
4
dimaksud
dapat
merupakan masyarakat.
Proses
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2002. h. 163
yang
harus
33
perubahan alami yang tumbuh dari melibatkan masyarakat tanpa partisipasi dinamika masyarakat sendiri, dapat pula penuh merupakan
perubahan
terencana.sebagai terencana,
pada
keterlibatan
ini
tidak
akan
yang tercapai. Sarana dan tujuan tidak dapat
perubahan umumnya
yang dipisahkan,
jika
kita
menerima
dikenal pandangan bahwa mengubah sarana
adanya target atas perubahan yang dapat mengubah tujuan, maka proses diharapkan. Dilihat dari target atas pemberdayaan
masyarakat
perubahan yang dikehendaki, apakah nilai
lebih
yang
memiliki
dari
sekedar
merupakan perubahan yang sekedar instrumental. perbaikan
dalam
beberapa
segi
2. Integritas Sosial
kehidupan tanpa harus merombak sistem Proses pemberdayaan masyarakat tidak dan struktur yang ada. Target utama dapat dilakukan oleh pekerja masyarakat dalam proses pembangunan masyarakat dewan
lokal
atau
departemen
adalah perubahan structural. Sebagai pemerintah. Melainkan proses harus sarana
pencapaian
melalui
struktur
tujuan,
karena melibatkan
sosial
yang
masyarakat
itu
sendiri.
baru Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa
kemudian dapat dikembangkan kondisi partisipasi penuh. Proses pemberdayaan kehidupan yang lebih baik. masyarakat
harus
menjadi
proses
2. Proses dan hasil Material masyarakat yang dimiliki, dikuasai dan Proses
pengambilan
keputusan dilangsungkan oleh mereka sendiri.
diusahakan
dapat
dilakukan
untuk Setiap masyarakat berbeda-beda, ia
masyarakat
sendiri
yang memiliki
karakteristik
budaya,
mengakomondasi dari seluruh lapisan geografis, sosial, politik, dan demografi yang ada.
34
Pembangunan masyarakat adalah proses yang unik. Ia memiliki pemuka, masalah menuju suatu kondisi dimana warga dan aspirasi yang unik pula. Segala yang masyarakat menjadi semakin kompeten berjalan di satu masyarakat belum tentu dan
sensitive
dalam
menanggapi dapat berjalan di masyarakat yang lain,
persoalan-persoalan baik di lingkungan bahkan beresiko mengalami kegagalan komunitasnya sendiri maupun persoalan dan melemahkan pengalaman orangyang
berkaitan
dengan
hubungan orang dari masyarakat tersebut.
mereka dan masyarakat makronya.sudah
3. Peningkatan Kesadaran
tentu prosesnya berjalan secara bertahap Gagasan
yang
sederhana
mengenai
dan kumulatif, dalam tahap yang lebih peningkatan kesadaran yaitu bahwa lanjut
akan
menunjukkan
tingkat orang-orang
menerima
penindasan
kopetensi dan tingkat kepekaan yang sebagai hal yang sedikit “normal” atau semakin tinggi yang diwujudkan dalam “tak bisa dihindari” disebabkan oleh bentuk
prakarsa,
kreative,
dan legitimasi dari struktur dan wacana yang
partisipasi yang semakin meningkat. menindas, dan sering kali tidak akan 3. Self Help vs Technocratic mengakui atau menamai penindasan Proses pemberdayaan masyarakat dapat mereka sendiri sehingga pengalaman merupakan
perubahan
yang penindasan bersifat “dibawah sadar”.
menggunakan kekuatan, potensi dan Peningkatan
kesadaran
mungkin
sumber-sumber dari masyarakat sendiri. menghasilkan perubahan pada beberapa Pada
umumnya
perubahan
tersebut waktu mendatang, karena kondisi sosial,
dipengaruhi baik oleh sumber dari ekonomi dan politik terus berubah. dalam maupun dari luar, perbedaanya Tetapi pada akhirnya, sebagai bagian terletak pada sumber mana yang lebih
35
dominan
masyarakat
menentukan
apa
sendiri yang
yang dari proses pemberdayaan masyarakat,
menjadi masyarakat
sendirilah
yang
harus
kebutuhannya, menentukan apa yang membuat keputusan tersebut, bukan harus
dilakukan
untuk
memenuhi pekerja masyarakat.
kebutuhan tersebut dan melaksanakan
4. Kerja sama
sendiri langkah-langkah yang sudah Tanpa adanya kerja sama dan komitmen diputuskan dan direncanakan. tidak
akan
ada
masyarakat
yang
berkompetisi untuk melakukan suatu 4. Uniformitas vs Variasi Lokal perubahan/kemajuan
untuk
Pendekatan yang lebih menitikberatkan memberdayakan dirinya sendiri karena pada keseragaman biasanya diwujudkan kompetisi tak dapat dihindari sebagai dalam
bentuk
program-program bagian
pembangunan
masyarakat
dari
sifat
dasar
manusia,
yang kompetisi
itu
menyenagkan
dan
dirancang pada tingkat pusat, kemudian kompetisi membuat orang-orang lebih diterapkan diseluruh masyarakat desa percaya diri dan membangun karakter. yang
ada
tanpa
memperhatikan
perbedaan karakteristik masing-masing desa.
5. Langkah Pengembangan Proses tersebut tidak dapat dipaksakan
Pendekatan yang menekankan variasi agar proses lokal
menyadari
program
bahwa
pembangunan
berjalan
dengan baik,
program- diperlukan langkah yang “natural” untuk
tidak
dapat memulainya
dan
untuk
mendorong
dilakukan secara seragam, justru karena proses tersebut harus berjalan sesuai masing-masing komunitas mempunyai dengan langkah masyarakat yang tidak kondisi dan permasalahan yang berbeda. mungkin
menjadi
langkah
yang
36
Apabila harus dilaksanakan dengan pola diinginkan oleh pekerja masyarakat. yang seragam, maka yang akan terjadi
6. Perdamaian
adalah kesenjangan antara programprogram
pembangunan
dan
Tanpa
Kekerasan
dengan Struktur
yang
mengabadikan
permasalahan dan kebutuhan riil yang ada dalam masyarakat.5
ketimpangan,
kemiskinan,
dan
penindasan perlu ditentang. Cara yang dipakai oleh banyak institusi sosial dilihat sebagai kekerasan karena cara yang dipakai tersebut mengabadikan struktur
dan
praktik
penindasan.
Perpektif anti kekerasan harus lebih kuat dan radikal dan mengharuskan keraguraguan terhadap struktur dan praktik yang diterima 7. Konsensus Pendekatan
konsensus
mencari
kesepakatan dan bertujuan mencapai solusi dari seluruh kelompok atau masyarakat.
Konsensus
merupakan
konsekuensi yang tidak dapat dielakkan dari
5
kekerasan
dan
Soetomo, strategi-strategi pembangunan masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), cet-1, h.44-78
influsivitas.
37
Konsensus
berarti
bahwa
kelompok/masyarakat
berkomitmen
terhadap proses yang mencoba mencari solusi/serangkaian tindakan yang dapat diterima dan dimiliki oleh setiap orang dan keputusan yang diambil disetujui oleh orang-orang yang sesuai dengan kepentingan
terbaik
mereka
semua
masyarakat
pribumi
tersebut
dapat
melangsungkan
struktur
masyarakat
yang lebih kuat dan tampak sebagai gaya hidup secara ekologis dan kearifan pembuatan keputusan melalui striktur konsensus merupakan sebuah pelajaran yang dapat dipelajari oleh masyarakat maju. 8. Membangun Masyarakat Pemberdayaan masyarakat melibatkan pengembangan memperkuat
modal interaksi
sosial
sosial, dalam
masyarakat, menyatukan mereka, dan membantu
mereka
untuk
saling
berkomunikasi dengan cara yang dapat
38
mengarah pada dialog yang sejati, pemahaman
dan
aksi
Meningkatkan
rasa
ketergantungan
untuk
sosial. saling bisa
menyelesaikan tugas dan memberikan peluang untuk interaksi formal maupun informal. Membangun kepercayaan.6
3. Metode-metode Pemberdayaan Partisipasi Sebagai Faktor Penting Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pengertian Partisipasi menurut Uphoff dan Cohen (1979) yaitu, menekankan pada rakyat memiliki peran dalam pembuatan keputusan.7 Partisipasi memiliki pengertian bahwa setiap program bukan dirancang oleh orang luar kemudian masyarakat diminta ikut melaksanakannya, tetapi program tersebut dirancang oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh orang luar.8 Sebagaimana diketahui, pemberdayaan pada dasarnya merupakan proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan 6
Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008),cet1,h 336-365 7
Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008),cet1,h.296. 8
Ed. Rianingsih Djohani dkk, Berperan Bersama Berperan Setara, (Bandung: Driya Media, 1996), cet-1, h.13.
39
adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat, merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku tersebut. Dalam hal ini aktivitas lokal merupakan media dan sarana bagi masyarakat dalam melaksanakan partisipasinya. Dalam hal ini, kegiatan bank sampah merupakan media dan sarana bagi warga Perumahan Bukit Pamulang Indah dalam melaksanakan partisipasinya. Dengan demikian, pendekatan partisipatoris dilihat sebagai pendekatan utama bagi yayasan bunga melati utama dalam strategi pengelolaan sumber daya berbasis komunitas. Berbicara mengenai partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat, dalam buku soetomo ada enam tafsiran dan makna yang berbeda tentang partisipasi yang di inventarisir oleh Mikkelsen, pertama, partisipasi adalah kotribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi adalah usaha membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan. Ketiga, partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. Keempat, partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat sekat dalam tempat dengan para staff dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, dan monitoring proyek, agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial. Kelima, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Keenam, partisipasi dalah
40
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka.9 Tiga alasan mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat sangat penting. Pertama partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh
informasi
mengenai
kondisi,
kebutuhan,
dan
sikap
masyarakatnya, tanpa kehadirannya, program pembangunan serta proyekproyek akan gagal, alasan kedua adalah bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanannya, karena mereka akan mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut. Alasan ketiga yang mendorong adanya partisipasi umum karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Mengingat pengelolaan lingkungan tujuan akhirnya adalah untuk kepentingan masyarakat secara luas, maka unsur masyarakat menjadi titik sentral yang harus mendapat perhatian utama dalam setiap kebijakan. Dengan demikian masyarakat merupakan titik sentral dalam kebijaksanaan pengelolaan lingkungan, sehingga pengelolaan terpadu dengan keterlibatan masyarakat menjadi penting. Wujud keterlibatan tersebut dalam bentuk peningkatan keberdayaan masyarakat agar mampu berperan serta dalam pengambilan keputusan demi kepentingan umum untuk pelestarian 9
Soetomo, strategi-strategi pembangunan masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), cet-1, h.438.
41
lingkungan. Selain itu masyarakat juga diharapkan mampu secara mandiri membangun dan mengambil inisiatif lokal. Dengan partisipasi warga Bukit Pamulang Indah dalam berbagai tindakan bersama melalui kegiatan Bank Sampah, telah terjadi proses belajar sosial yang kemudian dapat meningkatkan kapasitas warga Bukit Pamulang Indah Pamulang untuk berpartisipasi secara lebih baik dalam tindakan bersama warga dan yayasan Bunga Melati utama untuk pada kegiatan Bank Sampah berikutnya. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan Bank Sampah, di lain pihak, juga dapat dikatakan bahwa kegiatan Bank Sampah dalam meningkatkan kapasitas warga, termasuk dalam berpartisipasi. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih baik sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pemberdayaan juga merupakan pencerminan, bahwa dalam pemberdayaan masyarakat lebih memberikan fokus perhatian pada aspek manusia dan masyarakatnya bukan semata-mata pada hasil secara fisik materiil. 4. Kelembagaan Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Wujud yang kongkrit lembaga kemasyarakatan tersebut adalah asosiasi (association).
42
Proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan yaitu: (a) Proses pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian drai salah satu lembaga kemasyarakatan. Yang dimaksudkan ialah, sampai normanorma kemasyarakatan itu, oleh masyarakat dikenal, diakui,dihargai, dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-harinya. (b) norma-norma yang internalized, artinya adalah bahwa proses norma-norma kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja. Akan tetapi mungkin norma-norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.10 B. Sampah dan Pengelolaannya 1. Pengertian Sampah Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah adalah buangan berupa bahan padat yang merupakan polutan umum yang menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan, membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan nilai sumber daya,
10
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1982), cet-38. h. 204
43
menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, dan berbagai akibat negatif lainnya.11 Departemen Kesehatan, mendefinisikan Sampah adalah benda yang tidak dipakai, tidak diingini dan dibuang, yang berasal dari suatu aktifitas dan bersifat padat, dan tidak termasuk buangan yang bersifat biologis12 Sampah juga diartikan sebagai suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. 2. Penggolongan Sampah Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah dan sebagainya. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut: a. Sampah Organik Sampah organik yaitu sampah yang bias membusuk, karena aktivitas
mikroorganisme,
dengan
demikian
pengelolaanya
menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam 11
Yul H Bahar, Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, (Jakarta: PT. Waca Utama Pramesti, 1986), cet-1. H.7. 12
Departemen Kesehatan. Pembuangan Sampah Jakarta, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Depkes. 1997. H.2.
44
pembuangannya. Pembusukan sampah ini akan menghasilkan antara lain, gasmetan, gas H2S yang bersifat beracun bagi tubuh. Selain beracun H2S juga berbau busuk, jadi penumpukan sampah yang membusuk tidak dapat dibenarkan. Di Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia sampah kebanyakan terdiri dari sampah jenis ini.13 Sampah organik dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alam. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik) tepung sayuran, kulit buah, daun, dan ranting. b. Sampah Anorganik Sampah Anorganik yaitu sampah yang tidak atau sulit membusuk, biasanya terdiri atas kertas-kertas, plastik, logam, gelas, karet, dan lainnya yang tidak dapat membusuk atau sulit membusuk. Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya di daur ulang sehingga dapat bermanfaat kembali, baik melalui suatu proses atau secara langsung. Apabila tidak dapat di daur ulang, maka
13
diperlukan
proses
untuk
memusnahkannya,
seperti
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), cet-7. H.153.
45
pembakaran, tetapi hasil dari pembakaran itu masih memerlukan penanganan lebih lanjut.14 Sampah ini bisa disebut dengan anorganik yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/mikrooganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sampah Sampah,
baik
kualitas
maupun
kualitasnya,
sangat
dipengaruhi oleh barbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa factor yang penting antara lain: 1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin
banyak
penduduk,
semakin
banyak
pula
sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun berpacu dengan laju pertambahan penduduk. 2. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan
14
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), cet-7. H.153
46
yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan meningkatkan
kegiatan
konstruksi
dan
pembaharuan
bangunan-bangunan, transportasi pun bertambah, dan produk pertanian, industri dan lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah. 3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula.15 3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengelolaan Sampah Salah satu upaya dalam mengatasi masalah persampahan di Indonesia, dilakukan melalui program 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Program tersebut merupakan alternative pengurangan sampah dalam skala luas dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Reduce, adalah proses mengurangi sampah yang bisa dilaksanakan dengan cara membeli produk yang tahan lama atau dikemas dengan packing yang tidak beracun. Reuse, adalah kegiatan penggunaan kembali sampah secara langsung. Baik untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain lebih dari satu kali,contohnya menggunakan botol air minum ukuran gallon dengan mengisinya kembali. Sedangkan Recycle, adalah memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan, Recycle juga berarti 15
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), cet-7. H.154
47
mengubah barang-barang lama sehingga bisa dibuat barang baru untuk dipergunakan lagi. Sampah Rumah Tangga, tindakan yang bias dilakukan adalah: a. Reduce (Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang tidak terlalu kita butuhkan) 1) Kurangi pemakaian kantong plastik. Biasanya sampah rumah tangga yang paling sering di jumpai adalah sampah dari kantong plastik yang dipakai sekali lalu dibuang. Padahal, plastik adalah sampah yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai kembali. Karena itu, pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai berulang-ulang. 2) Mengatur dan merencanakan pembelian kebutuhan rumah tangga secara rutin misalnya sekali sebulan atau sekali seminggu. 3) Mengutamakan membeli produk berwadah, sehingga bisa diisi ulang. 4) Memperbaiki
barang-barang
yang rusak (jika masih
bisa
diperbaiki). 5) Membeli produk atau barang yang tahan lama. b. Reuse (Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang baru) 1) Sampah rumah tangga yang bisa digunakan untuk dimanfaatkan seperti: koran bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah sabun lulur, dsb. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik
48
mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk gigi atau cotton-but. 2) Selain itu barang-barang bekas tersebut dapat dimanfaatkan oleh anak-anak, misalnya memanfaatkan buku tulis lama jika masih ada lembaran yang kosong bisa dipergunakan untuk corat coret, bukubuku cerita lama dikumpulkan untuk perpustakaan mini di rumah untuk mereka dan anak-anak sekitar rumah. 3) Menggunakan kembali kantong plastik belanja, untuk belanja berikutnya. c. Recycle (Mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru) 1) Sampah organik bisa di manfaatkan sebagai pupuk. 2) Sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa digunakan kembali contohnya: mendaur ulang kertas yang tidak di gunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa di sulap menjadi tempat alat tulis, plastik detergen, susu, bisa di jadikan tas cantik, dompet, dll. 3) Disetorkan ke bank sampah yang kemudian dikonversikan ke tabungan.
BAB III TEMUAN PENELITAN PROFIL BANK SAMPAH MELATI BERSIH DI RW 09 dan 13
A. Profil Bank Sampah Melati Bersih 1. Sejarah Bank Sampah Melati Bersih BPI Berawal dari kesadaran ibu-ibu pengurus akan kepedulian lingkungan. Pada bulan juni 2012 berbincang-bincang ingin membuat kegiatan Bank Sampah di lingkungan RW 09 dan 13 perumahan Bukit Pamulang Indah. Terbentuklah pengurus Bank Sampah Melati bersih BPI, Namun kesadaran warga belum terlalu banyak yang merespon positive akan kegiatan tersebut. dikarenakan rasa gengsi yang tinggi dan kurang menyadari pentingnya kebersihan lingkungan. Pada tanggal 10 September 2012, atas ijin RT dan RW setempat, bertempat di rumah yang juga digunakan sebagai Sekretariat Karang Taruna, dilakukan penimbangan perdana sekaligus launching Bank Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah. Tak ada sampah yang disimpan/ditimbun, karena sampah yang sudah melalui penimbangan dan dicatat dalam buku tabungan, langsung dibawa oleh pihak pengepul, yang sebelumnya telah terjalin kerjasama. Sampah yang dikumpulkan masih terbatas pada sampah kering atau biasa disebut dengan sampah an-organik.
49
50
Warga yang mendaftar menjadi nasabah baru tercatat sekitar 20 orang, meskipun demikian, moment ini menjadi moment penting, khususnya bagi perubahan pola pikir/paradigma warga masyarakat dalam memperlakukan sampah, dan juga umumnya bagi perkembangan Bank Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah di masa yang akan datang. Pendirian Bank Sampah selain untuk menjamin tersediannya bahan baku dalam rangka kontinuitas pembuatan produk kerajinan, juga dimaksudkan untuk merubah cara pandang masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang lebih berwawasan lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang akan mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan. Bank sampah sekaligus menjadi sebuah jaringan UKM Lingkungan dengan sebuah gerakan dalam mewujudkan GO Green melalui pemanfaatan sampah dalam penjualan produk go green, lingkungan sehat, dan konsultan solusi manajemen sampah.1
2. Visi dan Misi Visi “Terwujudnya Bank Sampah yang mandiri untuk membangun ekonomi kerakyatan serta lingkungan yang bersih dan hijau sehingga tercipta masyarakat yang sehat”. 1
Wawancara penulis dengan Ibu Sari Nurlita, pada hari Senen,tanggal 24 juli 2013, pukul 16:00, di sekertariat Bank Sampah Melati Bersih BPI, Pamulang – Tangerang Selatan.
51
Misi
Mengurangi jumlah timbunan sampah yang diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat sehingga mempunyai nilai ekonomi dan potensi yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Merubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah secara benar dan ramah lingkungan.
Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Menciptakan lapangan pekerjaan.
Membudayakan ekonomi kerakyatan.2
3. Struktur Organisasi Susunan organisasi merupakan elemen yang penting untuk mencapai tujuan bersama. Di mana dalam struktur itu ada sebuah mekanisme kepengurusan yang disusun atau dibangun secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Karena aspek ini akan menjadi dasar dari bagian dan mekanisme tugas dan tanggung jawab para pengurus yang terlibat, selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program.
2
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.
52
Susunan Pengurus Penasehat
: Ketua RW.09 dan RW.13
Pelindung
: Ketua RT di Lingkungan RW.09 dan RW.13
Ketua
: Sari Nurlita
Sekertaris
: Endah Prabowo
Bendahara
: Sumaryati Untung
Pengawas
: Bapak Toban
Koordinator Nasabah : Iwuk Jhoni : Nanda P3
Pemasaran
4. Program Kegiatan Ada dua kegiatan penting yang akan diberikan yaitu meningkatkan pengetahuan
(knowledge)
dan
keterampilan
(skill).
Peningkatan
pengetahuan dilakukan dengan memberikan pendidikan berwawasan lingkungan dan pengembangan usaha Bank Sampah, dengan cara mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga yang ada di rumah. Pemahaman warga belajar akan pendidikan berwawasan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlakukan. Pendidikan berwawasan lingkungan merupakan suatu proses penanaman nilai-nilai serta pengembangan sikap dan perilaku sosial bagi anak-anak, anggota keluarga lainnya dan masyarakat.
3
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.
53
1. Program Bank Sampah Bank Sampah tempat menabung sampah dalam arti yang sebenarnya, lebih jelas lagi nasabah (seseorang yang menjadi anggota bank sampah ) menabung sampah mereka di bank sampah. Setiap nasabah datang dengan lima kantong sampah yang berbeda. Kantong yang berisi sebagai berikut : a. Kantong berisi sampah botol/aqua gelas b. Kantong berisi sampah plastik c. Kantong berisi sampah kertas d. Kantong berisi emberan e. Dan lain-lain sesuai dengan price list yang telah dicantumkan di lampiran. Setelah masyarakat menabung sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening (018/BSM/09/2012) dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk rupiah (uang), perlu diketahui bahwasannya sampah yang telah ditimbang langsung di bawa oleh pengepul yang sebelumnya sudah terjalin kerja sama. Jadi sampah tidak ditimbun atau disimpan melainkan langsung di bawa oleh pengepul. Bank sampah memiliki alur kerja sebagai berikut:
54
Nasabah/Anggota
Sampah kering yang telah dipilah di rumah
Pendaftaran
Penimbangan
Dicatat dalam buku tabungan Kegiatan bank sampah ini untuk memotivasi masyarakat dalam mengelola sampah agar tidak menjadi bom sampah dikemudian hari, bank sampah ini juga diusahakan menjadikan motivator masyarakat utnuk membantu pemerintah daerah motivasi masyarakat memanfaatkan sampah untuk berkreasi dengan karya berbahan baku sampah. Sedangkan
peningkatan
keterampilan
dilaksanakan
dengan
memberikan bekal keahlian teknis. 2. Program kerajinan dari daur ulang sampah Dalam pelatihan keterampilan teknik merajut/menyulam/menjahit dengan
bahan
plastik
olahan
sampah
akan
diberikan
melalui
demonstrasi/praktek, juga bimbingan instruktur/fasilitator. Dengan cara demikian, diharapkan peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan dan dapat langsung mempraktekannya. Untuk proses merajut/menyulam dilakukan dengan tangan (hand made). Alat sulam
55
yang digunakan sederhana dan murah harganya. Sedangkan untuk keterampilan menjahit menggunakan mesin jahit. Bahan yang digunakan mudah didapatkan yang merupakan limbah plastik. Seperti bungkus kopi, bungkus minuman saset yang bisa dijadikan tas, tempat aqua galon dll. Dengan keterampilan yang diberikan, mereka dapat lebih kreatif dalam menguasai
teknik
merajut/menyulam/menjahit.
Tidak
menutup
kemungkinan aneka jenis produk dapat dimunculkan/diciptakan begitu juga dengan motif dan warna baru yang lebih bernuansa ke indonesiaan.4
5. Sumber Dana dan Kerja Sama Dana yang Menunjang Pelaksanaan Kegiatan Bank Sampah Melati Bersih selain berasal dari dana pribadi pengurus Bank Sampah, ada juga dana dari donatur dan dana dari keuntungan setiap penimbangan dan potongan tabungan nasabah sebesar 5%, serta dana dari lembaga yayasan Bunga Melati Indonesia. Pendanaan dalam pelaksanaan program-program kegiatan Bank Sampah dengan cara mengajukan ke instansi pemerintah atau individu untuk membantu terselenggaranya pelaksanaan program.5
B. Profil Nasabah Bank Sampah Melati Bersih BPI 1. Nasabah RW 09
4
Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Bank Sampah Melati Bersih Tahun,
2012 5
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sari Nurlita, Hari Senen, tanggal 26 Agustus 2013, pukul 16.00, di rumah Ibu Sari, di Blok f 1/2, Pamulang-Tangerang Selatan
56
“Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 terdiri dari 3 RT dengan jumlah penduduk 120 KK.“6 Berdasarkan data yang didapat dari pengurus Bank Sampah Melati Bersih masyarakat yang menjadi nasabah bank sampah hanya 42 orang. Berikut tabel data nasabah RW 09 Periode sept 2012agustus 2013 di perumahan Bukit Pamulang Indah yang sudah penulis buat, sebagai berikut: Tabel 1 Data Nasabah RW 09 Periode Sept 2012 – Agustus 2013 No
6
1
No Nama Nasabah Rek 004 Bu Casti
2
006
3
L/P
Usia
Pekerjaan
P
52 th Ibu Rumah Tangga
Mulai Bergabung 10-sep-12
Bu Titi
P
56 th Ibu Rumah Tangga
10-sep-12
007
Bu Joni Auri
P
56 th Ibu Rumah Tangga
10-sep-12
4
009
Bu Hinoto
P
62 th Ibu Rumah Tangga
10-sep-12
5
017
Bu Johni
P
57 th Ibu Rumah Tangga
10-sep-12
6
025
Bp Joko
L
62 th Wiraswasta
13-sep-12
7
027
Bp Harto
L
58 th Wiraswasta
13-sep-12
8
029
Nanda/krng taruna
L
24 th Mahasiswa
13-sep-12
9
030
Mba asih
P
37 th Pembantu Tangga
10
034
Bu Asrul
P
54 th Guru
24-sep-12
11
035
Bu Ina Ifa
P
41 th Ibu Rumah Tangga
27-sep-12
12
041
Bu Sisca
P
57 th Ibu Rumah Tangga
04-oct-12
13
042
Rahman
L
20 th Pelajar
04-oct-12
14
046
Bu Soni
P
56 th Ibu Rumah Tangga
11-oct-12
Rumah 17-sep-12
Wawancara pribadi dengan Ibu Djoni, hari Selasa 27 Agustus 2013, pukul 15.30, di rumah Ibu Djoni, di Perum BPI Blok B2/12, Pamulang – Tangerang Selatan
57
15
048
Fuad Rizal
L
22 th Mahasiswa
15-oct-12
16
052
Bu Fahri
P
38 th Ibu Rumah Tangga
18-oct-12
17
053
Bu Agung
P
44 th Ibu Rumah Tangga
29-oct-12
18
056
Mba Sri
P
35 th Pembantu Tangga
19
057
Bu May
P
35 th Ibu Rumah Tangga
20
062
Nenek Farida
P
60 th Pembantu Tangga
21
063
Bu Sri
P
45 th PNS
08-nov-12
22
065
Bu Yose
P
56 th Pensiunan
08-nov-12
23
069
Bu Eni
P
54 th Ibu Rumah Tangga
19-nov-12
24
071
Bu wati hamid
P
55 th Ibu Rumah Tangga
03-dec-12
25
072
Bu Ayu
P
42 th Ibu Rumah Tangga
06-dec-12
26
073
Bu Ani
P
60 th Ibu Rumah Tangga
06-dec-12
27
075
Bu Lia
P
45 th Ibu Rumah Tangga
06-dec-12
28
078
Bu Nur
P
52 th Ibu Rumah Tangga
17-dec-12
29
084
Bu Rini Wawan
P
56 th Ibu Rumah Tangga
24-dec-12
30
085
Bu Thufa
P
57 th Ibu Rumah Tangga
27-dec-12
31
088
Mba Yati
P
35 th Pembantu Tangga
Rumah 03-jan-13
32
091
Bu Ida Budi
P
57 th Pensiunan
14-jan-13
33
092
Bu Ruth
P
48 th Ibu Rumah Tangga
17 jan-13
34
099
Bu Ana Sukarya
P
58 th Ibu Rumah Tangga
07-feb-13
35
100
Bu Yuli
P
50 th Ibu Rumah Tangga
07-feb-13
36
106
Bu Siti
P
40 th Ibu Rumah Tangga
25-feb-13
37
110
Bu Vivi
P
48 th Ibu Rumah Tangga
29-apr-13
38
112
Bu Nengah
P
60 th Ibu Rumah Tangga
02-mei-13
39
113
Bu Evi
P
60 th Ibu Rumah Tangga
02-mei-13
40
114
Bu Edi
P
41 th Ibu Rumah Tangga
06-mei-13
41
115
Bu Djayus
P
72 th Ibu Rumah Tangga
09-mei-13
42
118
Bp Okti
L
54 th PNS
12-mei-13
Rumah 05-nov-12 05-nov-12
Rumah 08-Nov-12
58
2. Nasabah RW 13 “Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 13 terdiri dari 4 RT dengan jumlah penduduk 160 KK.“7 Berdasarkan data yang didapat dari pengurus Bank Sampah Melati Bersih masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah di RW 13 sebanyak 80 orang. Berikut tabel data nasabah RW 13 Periode sept 2012 - agustus 2013 di perumahan Bukit Pamulang Indah yang sudah penulis buat, sebagai berikut Tabel 2 Data Nasabah RW 13 Periode Sept 2012 – Agustus 2013 No
7
1
No Nama Nasabah Rek 003 Bp Bambang Budi
2
005
3
L/P
Usia
Pekerjaan
Mulai Bergabung 10-sep-12
L
56 th Pensiunan
Bu Sugino
P
74 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
008
Bu Reni
P
48 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
4
010
Ferdi
L
35 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
5
011
Bu Narto
L
60 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
6
012
Bp Bambang Sulis
L
53 th Karyawan
10-sep-12
7
013
Bu Nunik
P
40 th Karyawan
10-sep-12
8
014
Bp Susilo
L
54 th Karyawan
10-sep-12
9
015
Bu Tarhadi
P
40 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
10
016
Bu Nining/Aura
P
38 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
11
018
Bu Sari
P
43 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
12
019
Bu Nungki
P
55 th Dosen
13
020
Bu Untung R
P
54 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
10-sep-12
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sari Nurlita, Hari Senen, tanggal 26 Agustus 2013, pukul 16.00, di rumah Ibu Sari, di Blok f 1/2, Pamulang-Tangerang Selatan
59
14
021
Bu Saodah
P
48 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
15
022
Bu Harmen
P
56 th Ibu Rumah Tangga 10-sep-12
16
023
Bu Toban
P
54 th Ibu Rumah Tangga 13-sep-12
17
024
Mba Samiyem
P
54 th Pembantu Rumah 13-sep-12 Tangga
18
028
Bu Dirman Sekar
P
56 th Ibu Rumah Tangga 13-sep-12
19
031
Mba Mun
P
38 th Pembantu Rumah 17-sep-12 Tangga
20
032
Mba Eni
P
35 th Pembantu Rumah 20-sep-12 Tangga
21
033
Bu Yanti Zul
P
52 th Karyawan
22
036
Bu Sri
P
50 th Ibu Rumah Tangga 30-sep-12
23
037
Bu Yanti Yulianti
P
40 th Ibu Rumah Tangga 30-sep-12
24
038
Bu Nunung
P
50 th Guru
01-oct-12
25
039
Bu Sigit
P
56 th Pensiunan
04-oct-12
26
040
Bu Budiyanto
P
58 th Ibu Rumah Tangga 04-oct-12
27
043
Bu Ita
P
43 th Ibu Rumah Tangga 04-oct-12
28
044
Bu Safri
P
71 th Ibu Rumah Tangga 08-oct-12
29
045
Bu Rahmat
P
74 th Ibu Rumah Tangga 08-oct-12
30
047
Atim
P
22 th Mahasiswa
31
049
Bu Priatna
P
76 th Ibu Rumah Tangga 18-oct-12
32
050
Bu Yanti Cahyo
P
56 th Pensiunan
18-oct-12
33
051
Bu Eva
P
53 th PNS
18-oct-12
34
054
Bu Rusdi
P
60 th Ibu Rumah Tangga 29-oct-12
35
055
Bu Maya Hendra
P
62 th Ibu Rumah Tangga 01-nov-12
36
058
Bu Dirman H
P
58 th Ibu Rumah Tangga 05-nov-12
37
059
Bu Ning Sri
P
34 th Ibu Rumah Tangga 05-nov-12
38
060
Bu Tin
P
56 th Ibu Rumah Tangga 05-nov-12
39
061
Mba Tati
P
32 th Pembantu Rumah 05-nov-12 Tangga
40
064
Bu Krisna
P
50 th PNS
20-sep-12
15-oct-12
08-nov-12
60
41
066
Arya
L
38 th Karyawan
42
067
Bu Ami
P
40 th Ibu Rumah Tangga 19-nov-12
43
068
Bu Devi
P
36 th Ibu Rumah Tangga 19-nov-12
44
070
Bu Pujadi
P
68 th Ibu Rumah Tangga 19-nov-12
45
074
Bu Anna Thamrin
P
44 th Ibu Rumah Tangga 13-dec-12
46
076
Bu Heni
P
43 th Ibu Rumah tangga
47
077
Bu Teti
P
50 th Ibu Rumah Tangga 13-dec-12
48
079
Bu lia A
P
44 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
49
080
Bu Hj. Husni
P
70 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
50
081
Bu Yetty
P
60 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
51
082
Bu Widi
P
52 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
52
083
Bu Hj. Rini K
P
60 th Ibu Rumah Tangga 22-dec-12
53
086
Bu Winarso
P
57 th Ibu Rumah Tangga 27-dec-12
54
087
Bu Eka
P
33 th Ibu Rumah Tangga 27-dec-12
55
089
Bu Themy
P
54 th Ibu Rumah Tangga 03-jan-13
56
090
Bu Syahrial
P
60 th Ibu Rumah Tangga 14-jan-13
57
093
Mba Yu’ti
P
45 th Ibu Rumah Tangga 17-jan-13
58
094
Bu Tuti
P
40 th Ibu Rumah Tangga 22-jan-13
59
095
Syaiful
L
32 th Wiraswasta
60
096
Bu Sita
P
48 th Ibu Rumah Tangga 28-jan-13
61
097
Bu Allen
P
45 th Ibu Rumah Tangga 31-jan-13
62
098
Bu Firhan
P
44 th Ibu Rumah Tangga 07-feb-13
63
101
Bu Zahra
P
35 th Ibu Rumah Tangga 11-feb-13
64
102
Bu Renny
P
37 th Ibu Rumah Tangga 11-feb-13
65
103
Bu Manesa
P
52 th Ibu Rumah Tangga 11-feb-13
66
104
Bu Anto
P
60 th Ibu Rumah Tangga 25-feb-13
67
105
Bu Linda
P
50 th Ibu Rumah Tangga 25-feb-13
68
107
Eyang Topo
P
76 th Ibu Rumah Tangga 11-mar-13
69
108
Resminda
-
70
109
Fadli
L
-
08-nov-12
13-dec-12
22-jan-13
-
11-mar-13
30 th Karyawan
11-mar-13
61
71
111
Bu Diyan
P
53 th PNS
02-mei-13
72
116
Bp Gani
L
78 th Pensiunan
09-mei-13
73
117
Ramadhan
L
18 th Pelajar
13-mei-13
74
119
Bu Mia
P
56 th Ibu Rumah Tangga 13-mei-13
75
120
Bu Yuli
P
52 th Ibu Rumah Tangga 16-mei-13
76
121
Bu Sri
P
50 th Ibu Rumah Tangga 23-mei-13
77
122
Bu Neneng
P
50 th Ibu Rumah Tangga 27-mei-13
78
123
Bu Untoro
P
58 th Ibu Rumah Tangga 22-apr-13
79
124
Rafli
L
11 th Pelajar
80
026
Yay. Bunga Melati
-
-
22-apr-13 -
13-sep-12
Data nasabah di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 jika dilihat berdasarkan jumlah pendapatan dari tabungan sampah perbulan nya.
Tabel 3 Data Nasabah RW 09 Sesuai Dengan Pendapatan Per Bulan No 1
No Rek 004
Nama Nasabah
L/P
K1
K2
Bu Casti
P
2
006
Bu Titi
P
3
007
Bu Joni Auri
P
4
009
Bu Hinoto
P
5
017
Bu Jonni
P
6
025
Bp Joko
L
7
027
Bp Harto
L
8
029
Nanda/krng taruna
L
9
030
Mba Asih
P
10
034
Bu Asrul
P
11
035
Bu Ina Ifa
P
K3
62
12
041
Bu Sisca
P
13
042
Rahman
L
14
046
Bu Soni
P
15
048
Fuad Rizal
L
16
052
Bu Fahri
P
17
053
Bu Agung
P
18
056
Mba Sri
P
19
057
Bu May
P
20
062
Nenek Farida
P
21
063
Bu Sri
P
22
065
Bu Yose
P
23
069
Bu Eni
P
24
071
Bu Wati Hamid
P
25
072
Bu Ayu
P
26
073
Bu Ani
P
27
075
Bu Lia
P
28
078
Bu Nur
P
29
084
Bu Rini Wawan
P
30
085
Bu Thufa
P
31
088
Mba Yati
P
32
091
bu Ida Budi
P
33
092
Bu Ruth
P
34
099
Bu Ana Sukarya
P
35
100
Bu Yuli
P
36
106
Bu Siti
P
37
110
Bu Vivi
P
38
112
Bu Nengah
P
39
113
Bu Evi
P
40
114
Bu Edi
P
41
115
Bu Djayus
P
63
42
118
Bp Okti
L
Data nasabah di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 13 jika dilihat berdasarkan jumlah pendapatan dari tabungan sampah perbulan nya
Tabel 4 Data Nasabah RW 13 Sesuai Dengan Pendapatan Per Bulan No 1
No Rek 003
Nama Nasabah
L/P
K1
K2
K3
Bp Bambang
L
2
005
Bu Sugiono
P
3
008
Bu Reni H
P
4
010
Ferdi
L
5
011
Bu Narto
P
6
012
Bp Bambang Sulis
L
7
013
Bu Nunik
P
8
014
Bp Susilo
L
9
015
Bu Tarhadi
P
10
016
Bu Nining/Aura
P
11
018
Bu Sari
P
12
019
Bu Nungki
P
13
020
Bu Untung R
P
14
021
Bu Saodah
P
15
022
Bu Harmen
P
16
023
Bu Toban
P
17
024
Mba Samiyem
P
18
026
Yay Bunga Melati
19
028
Bu Dirman Sekar
P
20
031
Mba Mun
P
21
032
Mba Eni
P
64
22
033
Bu Yanti Zul
P
23
036
Bu Sri
P
24
037
Bu Yanti Yulianti
P
25
038
Bu Nunung
P
26
039
Bu Sigit
P
27
040
Bu Budiyanto
P
28
043
Bu Ita
P
29
044
Bu Safri
P
30
045
Bu Rahmat
P
31
047
Atim
P
32
049
Bu Priatna
P
33
050
Bu Yanti Cahyo
P
34
051
Bu Eva
P
35
054
Bu Rusdi
P
36
055
Bu Maya Hendra
P
37
058
Bu Dirman Hebring
P
38
059
Bu Ning Sri
P
39
060
Bu Tin
P
40
061
Mba Tati
P
41
064
Bu Krisna
P
42
066
Arya
L
43
067
Bu Ami
P
44
068
Bu Devi
P
45
070
Bu Pujadi
P
46
074
Bu Anna Thamrin
P
47
076
Bu Heni
P
48
077
Bu Teti
P
49
079
Bu Lia A
P
50
080
Bu Hj. Husni
P
51
081
Bu Yetty
P
65
52
082
Bu Widi
P
53
083
Bu Hj. Rini Karjo
P
54
086
Bu Winarso
P
55
087
Bu Eka
P
56
089
Bu Themy
P
57
090
Bu Syahrial
P
58
093
Mba Yu’ti
P
59
094
Bu Tuti
P
60
095
Syaiful
P
61
096
Bu Sita
P
62
097
Bu Allen
P
63
098
Bu Firhan
P
64
101
Bu Zahra
P
65
102
Bu Renny
P
66
103
Bu Manesa
P
67
104
Bu Anto
P
68
105
Bu Linda
P
69
107
Eyang Topo
P
70
108
Resminda
71
109
Fadli
L
72
111
Bu Diyan
P
73
116
Bp Gani
L
74
117
Ramadhan
L
75
119
Bu Mia
P
76
120
Bu Yuli
P
77
121
Bu Sri
P
78
122
Bu Neneng
P
79
123
Bu Untoro
P
80
124
Rafli
L
66
3. Strategi Bank Sampah Bank Sampah Melati Bersih RW 09dan 13 mempunyai Strategi dalam pemberdayaan masyarakat, strategi yang dilakukan Bank Sampah Melati Bersih diantaranya: a. Melakukan kampanye hidup bersih dan go green b. Menciptakan kesadaran kebersihan lingkungan kepada masyarakat dan generasi muda untuk ikut serta mengelola sampah mereka. c. Menyelengarakan pelatihan dan pembinaan d. Melakukan kerja sama dengan pabrik, pengusaha, dan instansi dibidang pengolahan dan daur ulang sampah.8
4. Mekanisme Bank sampah Bank Sampah Melati Bersih mempunyai Mekanisme yang berlaku untuk RW 09 dan 13 di perumahan Bukit Pamulang Indah antara lain: a. Keanggotaan Bank Sampah Melati Bersih bersifat terbuka untuk umum, dapat berupa perorangan maupun kelompok masyarakat, sekolah,
lembaga
masyarakat/Kelompok
pemerintah
dan/atau
swasta.
Warga
Masyarakat/Lembaga
terlebih
dahulu
mendaftar menjadi Anggota/Nasabah Bank Sampah Melati Bersih. Anggota/Nasabah Bank Sampah Melati Bersih akan mendapatkan sejenis nomor rekening dan Buku Tabungan Bank Sampah Melati 8
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.
67
Bersih. Anggota/Nasabah Bank Sampah Melati Bersih kemudian mengumpulkan dan memilah sampah sesuai jenisnya. Sampah yang dikumpulkan/dikelola adalah sampah an-organik. Jenis sampah dan harga setiap jenis telah ditentukan dan disepakati bersama antara Pengurus dan Lapak Bank Sampah Melati Bersih. b. Bank Sampah Melati Bersih beroperasi 1 - 2 kali dalam seminggu atau pun setiap 2 minggu sekali. Pada hakikatnya ketentuan waktu operasional ditentukan melalui kesepakatan pengurus. Pada waktu yang telah disepakati, Anggota/Nasabah menyetorkan sampah terpilah ke Bank Sampah Melati Bersih dan juga menyerahkan Buku Tabungan ke petugas Bank Sampah Melati Bersih c. Sampah Anggota/Nasabah ditimbang. Penimbangan dilakukan sesuai nomor urut antrian dan dilaksanakan oleh petugas Lapak Bank Sampah Melati Bersih. Jumlah berat minimal sampah yang bisa disetorkan adalah 1 (satu) kilogram/jenis. d. Sampah Anggota/Nasabah dicatat sesuai berat dan jenisnya. e. Catatan hasil penimbangan, dikonversikan ke nilai rupiah yang kemudian dicatat dalam Buku Tabungan Anggota/Nasabah. Setelah dicatat, Buku Tabungan diserahkan kembali kepada Anggota/Nasabah. Jenis Tabungan yang tersedia adalah: 1. Tabungan Hari Raya (diambil pada saat menjelang kebutuhan Hari Raya)
68
2. Tabungan Pendidikan (diambil pada saat menjelang tahun ajaran baru sekolah) 3. Tabungan Reguler (diambil setiap 3 (tiga) bulan sekali) 4. Tabungan Sosial (tabungan bersifat infaq, yang akan disalurkan dalam bentuk bantuan sosial ke lembaga-lembaga sosial, bantuan
bencana,
bantuan
pemeliharaan/penghijauan
lingkungan dan atau sesuai permintaan Anggota/Nasabah9 C. Pemberdayaan/Praktek Program pemberdayaan adalah program pembelajaran dimana masyarakat belajar untuk berpartisipasi dalam sebuah program pemberdayaan namun partisipasi tidak akan terjadi tanpa adanya kemauan dan kesadaran masyarakat terhadap program Bank Sampah Melati Bersih. Tujuan akhir dari sebuah program pemberdayaan yakni keberlanjutan. Proses belajar sosial serta perubahan sikap dan perilaku, nilai sosial. Dimana masyarakat bisa mandiri secara komunitas, dalam hal ini pengurus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai sampah, juga berinteraksi untuk mau ikut memilah sampah-sampah rumah tangga. Setiap kali penimbangan masyarakat sudah membawa sampah yang sudah di pisahkan dari jenis-jenisnya ke dalam kantong kresek/karung. Pengurus Bank Sampah Melati Bersih kemudian mencatat hasil sampah yang sudah ditimbang ke dalam buku tabungan
9
Artikel diakses pada 27 Agustus 2013 dari http://banksampahmelatibersih.blogspot.com/
69
nasabah, setelah itu sampah yang sudah disetorkan dibawa oleh pihak pengepul ke lapak nya di akasia pamulang. Sampah yang tidak bisa ditimbang seperti bungkus kopi, sunglit, molto, rinso, kantong kresek, bisa di manfaatkan menjadi kerajinan tangan, seperti tempat pensil, tas, sarung aqua galon dll.
BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN
Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhan perhatian khusus, karena sampah menjadi persoalan nasional. Kegagalan dalam pengelolaan sampah berimbas pada menurunnya kualitas kesehatan warga masyarakat,
merusak
estetika kota, dan dalam jangka panjang dapat
mempengaruhi arus investor ke daerah. polusi sampah mengakibatkan dampak buruk yaitu pertama, terhadap kesehatan. Hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya penyakit infeksi saluran pencernaan, kolera, tifus, disentri, dll karena faktor pembawa penyakit tersebut, terutama lalat, kecoa, meningkat akibat sampah yang menggunung, khususnya di TPA, meningkatnya penyakit demam berdarah, dsb. Pebuangan
sampah
yang
selama
ini
banyak
dilakukan
dengan
ditumpuknya dipinggir jalan, lalu tim pengerak pembersihan sampah mengambil secara rutin, tapi bagaimana dengan masyarakat yang tinggal didaerah atau rumahnya jauh dari jangkauan tim pengerak pembersihan sampah. Mungkin ini yang menjadi pangkal masalah. Karena tidak menutup kemungkinan masyarakat yang tinggal di perumahan pun membuang sampah ke sungai-sungai terdekat atau hanya ditumpuk begitu saja dan dibakar. Pembuangan sampah-sampah ke sungai, akan menyebabkan pencemaran terhadap air sungai tersebut. Apalagi kalau ada sampah-sampah plastik yang tidak bisa diuraikan oleh tanah, akan mengakibatkan menumpuknya sampah dan
70
71
limbah. Disaat musim hujan tiba, sungai tidak bisa menahan air sungai yang deras dan akhirnya terjadilah pengikisan tanah dan sangat tidak sanggup menahan tekanan air tadi lalu mencari daratan baru, yang akhirnya meluap kepermukaan dan akan menyebabkan banjir. Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan hidup belum optimal bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya. Sehingga hal ini banyak menimbulkan bencana seperti banjir, tanah longsor. Bahkan lingkungan yang buruk juga menimbulkan berbagai macam penyakit di masyarakat seperti Demam Berdarah (DB), Chikungunya dan lain-lain. Untuk itu Bank Sampah Melati Bersih membantu masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga melalui pemahaman berwawasan lingkungan kepada masyarakat agar mereka tau dan peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Bank Sampah Melati Bersih Berlokasi di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13, Pamulang, Tangerang Selatan ini bertujuan agar masyarakat mau memilah sampah organik dan anorganik sehingga bisa dimanfaatkan dan tidak membuangnya lagi di sungai guna Mengurangi resiko banjir. di lingkungan perumahan bukit pamulang indah sekaligus mengajarkan masyarakat untuk mencintai lingkungan sekitar. “Bank Sampah adalah wadah tempat mengumpulkan sampah anorganik yang biasanya dibuang ke tempat sampah, sekarang di setor ke bank sampah menjadi nilai ekonomis”1
1
Wawancara pribadi dengan Ibu Ruth selaku Nasabah bank sampah, hari Selasa 27 Agustus 2013, pukul 16.50, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selata
72
Dari hasil penelitian menunjukkan bawha sebelum melaksanakan program kegiatan, terlebih dulu pengurus membuat sebuah perencanaan kerja yang menjadi target dalam mencapai tujuan yang di rencanakan. Diharapkan dengan adanya kegiatan bank sampah sekaligus pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan ini, bisa merubah paradigma masyarakat terhadap sampah. Dan mengubah pola pikir masyarakat yang mengatakan sampah sebagai bahan menjijikan dan tidak bisa dimanfaatkan. Pemberdayaan ini dilihat dari kerangka implementasi dan dampak Bank Sampah untuk lingkungan. A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Yang Dilakukan Oleh Bank Sampah Dalam buku Berbuat Bersama Berperan setara yang memuat acuan penerapan Participatory Rural Appraisal (PRA) karangan Ed. Rianigsih Djohani dkk pada Halaman 30 terdapat daur program yaitu : a. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan seringkali disebut pengenalan masalah, karena biasanya masyarakat memiliki masalah-masalah yang menimbulkan kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk mengatasi masalah yang menganggu kesejahteraan hidup mereka. “Sampah yang ada di RW 09 dan 13 keberadaanya sudah meresahkan, terkait dengan volume sampah yang semakin hari semakin menumpuk,
73
sehingga muncullah kebutuhan untuk membangun bank sampah, agar sampah bisa diolah, dimanfaatkan dan mengurangi volume sampah”.2 Sampah yang ada di RW 09 dan 13 menjadi masalah yang belum terselesaikan,
sehingga
memanfaatkan sampah
muncullah dengan
ide
masyarakat
membangun
untuk
bisa
bank sampah untuk
Mengurangi volume sampah di lingkungan perumahan Bukit Pamulang Indah. b. Perencanaan Kegiatan Perencanaan kegiatan mencantumkan apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukanya dan kapan waktu pelaksanaanya. 1. Pembangunan Bank Sampah Pada tahapan perencanaan kegiatan, warga yang sudah siap untuk menjadi pengurus berjumlah enam orang, melakukan perkumpulan untuk membahas perencanaan kegiatan bank sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah. Menurut data penimbangan sampah yang peneliti dapatkan, bahwa jumlah produksi sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah untuk bulan September 2012 – Agustus 2013 sebanyak 7,522,5 Kg – 7 ½ Ton.3
2
Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 17.15 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan 3
Laporan harian data penimbangan sampah bulan September 2012-Agustus 2013. Dilihat pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30
74
Setelah warga yang siap menjadi pengurus sepakat untuk berencana membangun Bank Sampah, langkah pertama yang diambil adalah menghubungi pihak yayasan Bunga Melati Indonesia, untuk bisa membantu merealisasikan pembangunan Bank Sampah di perumahan bukit pamulang indah. Serta memotivasi pengurus untuk bisa mengajak masyarakat memilah sampah rumah tangga. 2. Pembentukan Pengurus Bank Sampah Melati Bersih BPI Pembentukan suatu organisasi warga untuk menyukseskan program Bank Sampah berbasis masyarakat yang konsen terhadap penanganan, pengelolaan dan pengolahan sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah, maka secara resmi pengurus Bank Sampah mendapatkan pelatihan keuangan administrasi dan management pengelolaan Bank Sampah oleh yayasan Bunga Melati Indonesia.4 “Pada tanggal 10 september 2012 bertempat di rumah pengurus RW 09, kami membentuk dan meresmikan kepengurusan Bank Sampah yang selanjutnya diberi nama Bank Sampah Melati Bersih BPI”.5 Pada tahapan pembentukan ini disusun pula visi, misi, struktur organisasi, program kegiatan dan sumber dana bank sampah yang sudah dipaparkan pada bab III sebelumnya halaman 49 s/d 55.
4
Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 17.15 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan 5
Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 17.15 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
75
Teknik pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah dengan Dengan adanya pemilahan sampah rumah tangga sejak dari rumah, berarti ada pengurangan sampah yang di buang ke TPA karena sampah anorganik di pilah, kemudian di timbang oleh pengepul yang sebelumnya sudah terjalin kerja sama dengan Bank Sampah Melati Bersih, kemudian untuk sampah yang tidak bisa ditimbang bisa dijadikan produk recycle yang hasilnya bisa di jual kembali dengan harga yang bervariasi dari mulai Rp 20.000 – Rp 50.000, untuk sampah organik diolah menjadi kompos. Namun untuk tahap pembuatan kompos di perumahan Bukit Pamulang Indah belum terlaksana. Melainkan karena melakukan
proses penghijauan terlebih
dahulu,
sehingga
masyarakat dianjurkan untuk menanam pohon di rumah mereka agar kompos yang sudah terbuat nantinya tidak terbuang sia-sia. Kemudian untuk biaya operasional kegiatan Bank Sampah tiap bulan nya berasal dari hasil penimbangan sampah, berdasarkan harga jenis sampah nasabah dan lapak yang berbeda, pengurus mendapatkan keuntungan juga dari setiap penimbangan sampah dan pemotongan biaya tabungan nasabah sebesar 5% setiap pengambilan uang tabungan.6 Berikut tabel daftar harga dan jenis sampah di RW 09 dan 13 perumahan Bukit Pamulang Indah.
6
Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
76
Tabel 5 Daftar Harga dan Jenis Sampah Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jenis Air kemasan gelas/botol bersih PE Plastik Tembaga Kaleng Almunium Kertas Semen/HVS/SWL/Koran Kardus Jelek/Basah Kardus Bersih Besi Kaleng Aki Kabin/Seng Boncos Emberan Karpet Talang/Karpet Plastik Majalah VCD/Kristal Botol Beling Impact
Nasabah 2.500 850 25.000 7.000 1.000 500 900 2.300 1.300 5.000 2.200 400 1.500 500 800 2.000 150 500
Lapak 3.000 1.000 30.000 8.000 1.200 700 1.100 3.000 1.800 6.000 2.700 500 2.500 600 1.000 2.500 200 800
Bank Sampah Melati Bersih beroperasi 1 - 2 kali dalam seminggu atau pun setiap 2 minggu sekali. Pada hakikatnya ketentuan waktu operasional ditentukan melalui kesepakatan pengurus. c. Pelaksanaan Kegiatan Untuk melaksanakan kegiatan, perlu diatur penjadwalan kegiatan, termasuk pembagian tugas dan kelompok. 1. Pembagian Tugas dan Kelompok Bank Sampah Melati Bersih memiliki enam pengurus didalamnya yang bekerja sesuai bidang-bidang yang sudah ditetapkan pada tahap perencanaan kegiatan sebelumnya. Selaku Penasehat dari Bank Sampah
77
Melati Bersih adalah Bapak Djoni selaku ketua RW 09 dan Bapak Marah Indra Selaku Ketua RW 13 yang bertugas untuk:
Bertanggung jawab secara umum pelaksanaan kegiatan Bank Sampah.
Mengkoordinasikan dengan ketua pelaksana dalam menentukan kegiatan bank sampah.
Menentukan kebijakan-kebijakan mengenai pelaksanaan kegiatan daur ulang sampah.7 Ketua Bank Sampah sebagai Pelaksanaan Kegiatan yang diemban oleh
Ibu Sari Nurlita bertugas untuk:
Bertanggungjawab pada pelaksanaan kegiatan bank sampah
Menyusun program kegiatan bank sampah secara sistematis.
Memantau jalannya kegiatan bank sampah secara kontinyu
Mengatur dan menyusun pembagian tugas serta wewenang selama kegiatan bank sampah berlangsung.
Menerapkan dan memantau pelaksanaan kebijakan yang telah dikoordinasikan dengan penanggung jawab kegiatan.8 Sekertaris Bank Sampah Melati Bersih yang diamanatkan kepada Ibu
Endah Prabowo Nunik memiliki tugas untuk:
7 8
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012 Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
78
Membantu ketua pelaksana dalam menyusun program kerja bank sampah
Membuat administrasi bank sampah
Menyusun laporan kegiatan bank sampah bersama ketua pelaksana. Bidang Bendahara Bank Sampah Melati Bersih oleh Ibu Sumaryati
Untung bertugas untuk:
Membantu ketua pelaksana dalam perbendaharaan kegiatan bank sampah
Mencatat pemasukan dan pengeluaran selama kegiatan bank sampah berlangsung.
Mengeluarkan biaya kegiatan dengan seizing ketua dan penanggung jawab kegiatan.
Mengkoordinasikan keadaan keuangan kepada ketua atau penanggung jawab selama pelaksanaan kegiatan.
Membuat laporan keuangan pada akhir kegiatan bank sampah setiap bulan nya.9 Untuk selanjutnya adalah seksi-seksi, bank sampah memiliki 3 seksi,
yaitu seksi Koordinator nasabah oleh Ibu Iwuk Johni dan Ibu Sarmini Budi yang bertugas untuk mengatur kegiatan Bank Sampah pada saat penimbangan berlangsung sampai selesai. Seksi pengawas oleh Ibu Toban
9
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
79
yang bertugas mengawasi proses pemilahan sampah masyarakat, penimbangan dan pencatatan. Seksi pemasaran oleh Nanda P, seksi pemasaran ini melihat ibu-ibu adalah orang pertama yang harus diberikan pengertian tentang manfaat sampah, maka seksi pemasaran ini mengajak ibu-ibu untuk bisa memilah sampah rumah tangga sehingga terbiasa dan mau menjadi nasabah di bank sampah melati bersih.10 Kegiatan Bank Sampah Melati Bersih ini tidak ada campur tangan dari kader atau anggota PKK yang ada di perumahan Bukit Pamulang Indah. 1. Sosialisasi Kepada Warga Setelah mandapatkan respon positif dari pihak yayasan Bunga Melati Indonesia, maka pengurus melakukan sosialisasi pada warga terkait untuk merealisasikan rencana atau tujuan kegiatan bank sampah. Untuk mencapai tujuan yang direncanakan tersebut adalah dengan melakukan pendekatan dan berinteraksi secara baik kepada masyarakat RW 09 dan 13 juga melakukan sosialisasi mengenai sampah. Untuk menjalankan kegiatan bank sampah dalam pemilahan sampah perlu adanya penyadaran kepada masyarakat bahwa sampah tidak harus dimusuhi, tetapi bila dipilah bisa menghasilkan nilai ekonomis. Hal tersebut diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat agar mau memilah sampah. Menurut keterangan ibu Djoni selaku ketua RW 09. “Masyarakat yang tinggal di RW 09 terdiri dari dari 3 RT, dengan jumlah 120 KK, namun yang ikut serta menjadi nasabah di RW 09 hanya
10
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
80
42 nasabah, tidak terlalu banyak karena rata-rata masyarakat yang tinggal di RW 09 adalah pensiunan yang hanya tinggal berdua dengan istri dan pembantu, anak-anaknya sudah berumah tangga dan mempunyai rumah sendiri sehingga jumlah sampah yang diperoleh tidak terlampau banyak.”11 Jika dibandingkan dengan RW 13 yang berjumlah 80 nasabah dari 160 KK yang terdiri dari 4 RT yang rata-rata masyarakat yang tinggal di lingkungan RW 13 masih dalam usia produktif. “Banyak Kendala waktu awal perencanaan kegiatan Bank Sampah ini karena ketua RW 13 yang ngga setuju”.12 Awalnya banyak kendala yang dihadapi ibu-ibu pengurus Bank Sampah BPI dalam melakukan kegiatan ini, karena kebanyakan dari masyarakat kurang menerima dan tidak mau ikut serta menjadi nasabah begitu juga ketua RW 13 yang kurang setuju di kira, sampah yang sudah di kumpulkan lalu ditimbang nantinya di timbun di salah satu lahan sehingga akan menyebabkan bau yang tidak sedap, dapat menganggu, pemadangan yang kurang bagus, juga mengambil jatah pemulung yang ada di lingkungan perumahan Bukit Pamulang Indah, namun setelah ibu-ibu pengurus melakukan sosialisasi mengenai alur kerja Bank Sampah ini, Masyarakat mulai menyadari bahwa hadirnya Bank Sampah di lingkungan mereka memberikan dampak positif, sehingga pemulung yang sering berkeliaran di sekitar rumah warga sudah semakin jarang dan sampah yang
11
Wawancara pribadi dengan Ibu Djoni, hari Selasa 27 Agustus 2013, pukul 15.30, di rumah Ibu Djoni, di Perum BPI Blok B2/12, Pamulang – Tangerang Selatan 12
Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30 di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
81
tadinya berserakan sudah semakin berkurang. Akhirnya banyak warga RW 13 yang mau ikut bergabung memilah sampah rumah tangga dan menjadi nasabah 2. Mekanisme Pengolahan Bank Sampah Pelaksanaan
kegiatan
Bank
Sampah
Melati
Bersih
berbasis
masyarakat, maka tahap awal sebelum pengolahan sampah adalah tahap pemilahan sampah yaitu memilah sampah antara organik dan anorganik dan dipisahkan di wadah yang berbeda atau lebih tepatnya tidak mencampur antara sampah organik dan anorganik.13 Tahap pemilahan ini adalah tanggung jawab semua warga yang menjadi nasabah bank sampah, fokus dari perwadahan adalah agar sampah organik tidak tercampur oleh sampah anorganik sehingga pengepul tidak harus memisahkannya lagi ketika waktu penimbangan. Tahap ini menunjukkan partisipasi warga dalam menyukseskan kegiatan bank sampah, Walaupun belum semua warga ikut menjadi nasabah Bank Sampah
tetapi
setidaknya
mereka
mau
belajar
memilah
dan
menggolongkan sampah kedalam kantong kresek mereka. Kesadaran warga dalam memilah sampah menjadi tolak ukur pengurus mengajarkan dan mengajak warga untuk ikut berpartisipasi. “Pada awalnya warga belum terbiasa memilah-milah sampah, karena mereka belum mengetahui jenis-jenis sampah yang bisa di timbang, ada juga yang Cuma pengen uang dari hasil timbangan sampahnya tapi tidak
13
Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
82
mau memilah sampahnya sehingga meyulitkan pengurus dan pihak pengepul yang mengangkut sampah warga”.14 Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian lingkungan. Kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran atau dalam bentuk materill. Keikutsertaan dan tenaga adalah bentuk yang paling dapat dilihat dari suatu partisipasi. Keikutsertaan dapat dilihat dari adanya masyarakat yang sudah melakukan pemilahan sampah yang menjadi pengurus atau pun nasabah Bank Sampah yang namanya terdaftar dalam catatan pembukuan Bank Sampah tersebut. Sedangkan tenaga dapat dilihat dari adanya bantuan yang dilakukan saat kegiatan Bank Sampah berlangsung,
pengurus
dan
pengepullah
yang melakukan
proses
penimbangan serta pencatatan dalam buku besar. Namun bagi nasabah baru yang belum mengerti cara memilah sampah biasanya bertanya kepada pengurus atau nasabah lama yang sudah terbiasa memilah sampah rumah tangga. Dari observasi yang dilakukan peneliti, pelaksanaan kegiatan Penimbangan Sampah berdasarkan waktu yang ditetapkan oleh Bank Sampah ini. 1 minggu 2x Penimbangan yang dilakukan pada Hari Senen dan Kamis pukul 16:00 sampai dengan 17:30 WIB. Untuk kegiatan pelatihan kerajinan daur ulang sampah di lakukan dengan waktu yang
14
Wawancara pribadi dengan Ibu Djoni, hari Selasa 27 Agustus 2013, pukul 15.30, di rumah Ibu Djoni, di Perum BPI Blok B2/12, Pamulang – Tangerang Selatan
83
sudah ditetapkan pengurus 1 bulan sekali. Program ini diperuntukkan bagi ibu-ibu yang mau belajar menjadi pengrajin dari hasil daur ulang sampah dan mengisi waktu luang yang kosong. Pelatihan kerajinan dalam bentuk daur ulang sampah juga menjadi bentuk partisipasi masyarakat, untuk bisa mengatasi permasalahan sampah yang ada yaitu daya tampung TPA yang sudah over capacity yang tidak sebanding dengan jumlah sampah yang ada. Yang bisa menghasilkan nilai ekonomis, kerajinan yang dihasilkan juga semakin menarik mulai dari bahan bungkus kopi, rinso, minuman saset, kantong kresek, koran dll. Untuk proses merajut dan menyulam dilakukan dengan tangan (hand made). Alat sulam yang digunakan sederhana dan murah harganya juga. Sedangkan untuk keterampilan menjahit menggunakan mesin jahit. Dari tahapan pelaksanaan kegiatan pada mekanisme kegiatan bank sampah peneliti berpendapat bahwa program pemberdayaan adalah program pembelajaran, dimana masyarakat belajar untuk berpartisipasi dalam sebuah program pemberdayaan, namun partisipasi tidak akan terjadi tanpa adanya kemauan dan kesadaran masyarakat terhadap program, maka perlu dilakukannya sosialisasi secara terus menerus. Partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendeknya adalah tercapainya sebuah program dan tujuan jangka panjangnya adalah perubahan sosial perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah disembarang tempat dan menjaga lingkungan sekitar.
84
d. Pemantauan (Monitoring) dan Evaluasi Kegiatan Semua kegiatan yang kemudian dilaksanakan perlu dipantau atau diawasi secara berlanjut untuk melihat kesesuaianya dengan rencana yang telah disusun. Jika menyimpang, tentu perlu diusahakan tindakan-tindakan perbaikan agar dapat meluruskannya kembali. Setelah suatu tahapan kerja selesai, maka hasilnya layak dievaluasi atau dinilai sejauh mana telah mencapai tujuan program yang telah disepakati bersama. Pengertian monitoring pemantauan secara terus menerus proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Monitoring dapat dilakukan dengan cara mengikuti langsung kegiatan atau membaca hasil laporan dari pelaksanaan kegiatan.15 Terdapat dua tahapan monitoring yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati Bersih BPI, yaitu internal monitoring dan eksternal monitoring. Internal monitoring, dilakukan oleh pihak Bank Sampah sendiri yaitu monitoring terhadap pembagian tugas dan kelompok yang dilakukan pada tahapan pelaksanaan kegiatan, monitoring ini diperlukan agar kegiatan tidak menyimpang dari tujuan awalnya, pengurus setiap bulan membuat laporan keuangan masuk dan keluar kegiatan Bank Sampah. Sedangkan eksternal monitoring, yaitu dilakukan oleh warga RW 09 dan 13 perumahan bukit pamulang indah terhadap kegiatan bank sampah, warga berhak menegur bank sampah jika terjadi kekecewaan terhadap kegiatan ini, karena warga percaya suksesnya kegiatan ini memerlukan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam menjaga 15
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), Cet Ke-1, h. 118.
85
lingkungan. Pihak Bank Sampah pun juga memberikan laporan harian data penimbangan sampah ke pihak yayasan Bunga Melati Indonesia, sebagai pemantauan terhadap progress kegiatan Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang
Indah.
Pengertian
evaluasi
adalah
pengidentifikasian
keberhasilan dan kegagalan suatu rencana kegiatan atau program.16 Pada tahap evaluasi kegiatan, pihak Bank Sampah Melati Bersih meminta saran dan penilaian dari warga mengenai kinerja Bank Sampah, laporan dan penilaian ini akan dilakukan setiap bulannya. Evaluasi tersebut dimaksudkan untuk: 1) Meninjau laporan keuangan yang masuk dan keluar setiap 1 bulan sekali 2) Meninjau faktor-faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan kegiatan. 3) Mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan 4) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai tujuan17 Secara teori praktek pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati Bersih sudah oke
16
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Bandung: PT Refika Aditama, 2005), Cet Ke-1, h. 119. 17 Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012
86
B. Dampak Dari Pemberdayaan Masyarakat Yang Dilakukan Oleh Bank Sampah di RW 09 dan 13 Perumahan Bukit Pamulang Indah Dampak yang diberikan oleh Bank Sampah ini baru sebatas pada aspek lingkungan. Karena Bank sampah bagi sebagian orang masih merupakan hal yang baru. Sama halnya dengan bank-bank pada umumnya, di bank sampah terjadi aktifitas menabung. Namun, jika di bank-bank pada umumnya kita menabung dalam bentuk uang, di bank sampah kita tidak menabung uang, tetapi sampah. Hasil tabungan sampah tersebut nantinya justru akan memberikan penghasilan atau tabungan dalam bentuk uang, bagi nasabahnya yang dapat diambil setelah jangka waktu tertentu. Nasabah pun juga memiliki buku tabungan sebagai bukti menabung di bank sampah. Bank Sampah Melati Bersih adalah suatu institusi yang didirikan dengan tujuan mengurangi jumlah sampah buangan dengan mekanisme menabung sampah yang masih memiliki nilai ekonomis sehingga mampu mengubah image sampah yang notabennya negative menjelma menjadi barang bernilai ekonomis. Bank Sampah ini bekerja layaknya seperti bank yang melakukan setoran, penarikan dan tabungan. Pengkonversian tabungan sampah menjadi tabungan uang merupakan suatu bentuk perubahan yang ditawarkan oleh Bank Sampah Melati Bersih BPI. Kontribusi awal pendirian bank sampah diantaranya peran sertanya yayasan Bunga Melati Indonesia dalam memberikan donasi buku tabungan nasabah sebanyak 100 buah serta pembuatan kaos bank sampah
87
untuk pengurus bank sampah melati bersih juga spanduk bank sampah yang digunakan setiap penimbangan. a. Kesadaran (Partisipasi) Partisipasi adalah alat dan juga tujuan untuk terlaksana nya setiap program yang ada di masyarakat, karena tanpa adanya pastiripasi masyarakat, program kegiatan tidak akan berjalan dalam jangka waktu yang lama. Dengan adanya partisipasi dari masyarakat dalam sebuah program pemberdayaan, maka tidak mustahil untuk mewujudkan warga yang berdikari, karena tujuan akhir dari sebuah program pemberdayaan adalah keberlanjutan, proses belajar sosial serta perubahan sikap dan perilaku atau nilai. Keberlanjutan disini tidak hanya dalam tatanan bagaimana warga dapat mandiri secara individu namun mereka mandiri secara komunitas, kemandirian tersebut tidak akan berjalan lancar tanpa adanya intervensi dari berbagai pihak luar. Dampak Bank Sampah terhadap kebersihan lingkungan menjadi bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama menjaga kebersihan lingkungan dan menjadikan lingkungan sehat dan bersih di perumahan Bukit Pamulang Indah. Lingkungan di perumahan Bukit Pamulang Indah saat ini menjadi lebih bersih tidak terlihat ada sampah anorganik yang berserakan di pinggirpinggir jalan.
88
“Suatu kegiatan yang baik, karena Mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat sampah sehingga lingkungan menjadi lebih bersih”18 Bank Sampah Melati Bersih juga bekerja sama dengan pihak pengepul/lapak yang membeli sampah-sampah nasabah di perumahan Bukit Pamulang Indah, jadi sampah-sampah yang dibawa oleh nasabah setelah ditimbang, dicatat dalam buku besar langsung di bawa oleh pengepul atau lapak. Dengan adanya Bank Sampah Melati Bersih di perumahan Bukit Pamulang Indah, 50% sampah anorganik berkurang dan bisa dimanfaatkan menjadi olahan kerajinan tangan. Dan 50% sampah organik yang belum bisa diolah karena masyarakat terlebih dulu diajarkan untuk cocok tanam atau menanam di halaman rumahnya. Sampah organik diangkut ke TPA oleh Dinas Kebersihan. Pengaruh yang dirasakan masyarakat dengan adanya bank sampah cukup baik, mereka jadi termotivasi untuk lebih semangat dalam mengumpulkan sampah rumah tangga. Mengurangi jumlah pemulung yang masuk ke perumahan bukit pamulang indah. b. Lingkungan Menjadi Lebih Bersih Dampak yang dirasakan setelah adanya Bank Sampah di RW 09 dan 13 masyarakat jadi semakin rajin mengumpulkan sampah, bahkan ada diantara masyarakat yang rela mengumpulkan sampah yang diambil dari rumah saudara nya, acara hajatan, dsb. Terbukti selama peneliti melakukan pengamatan di perumahan Bukit Pamulang Indah. Kegiatan Bank Sampah 18
Wawancara pribadi dengan Ibu Ruth selaku Nasabah bank sampah, hari Selasa 27 Agustus 2013, pukul 16.50, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
89
ini sebagai media bagi warga perumahan Bukit Pamulang Indah dalam melakukan partisipasinya sebagai wujud dari pemberdayaan masyarakat, dan Bank Sampah setidaknya telah berhasil menciptakan proses belajar masyarakat tentang arti pentingnya kita manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk berinteraksi dengan lingkungan kita melalui pemeliharaan dan pelestarian lingkungan dan yang terpenting dari hasil sebuah program pemberdayaan dalam kasus ini adalah kegiatan bank sampah bukanlah hasil materill yang diinginkan, melainkan proses belajar masyarakatnya dengan tujuan perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap lingkungannya sendiri. “Tadinya daerah perumahan bukit pamulang indah sering banjir, karena sampah di sungai meluap, tapi dengan adanya bank sampah, sungai sekarang jadi bersih ngga ada yang buang sampahnya di sungai lagi” Masyarakat diharapkan bisa terus belajar untuk memanfaatkan sampah Hadirnya Bank Sampah diharapkan mampu menjadi alternatif pengolahan sampah yang praktis dengan harapan lain mengubah kacamata masyarakat pada umumnya untuk lebih memberdayakan sampah demi keberlanjutan ekosistem lingkungan. Keselarasan dari semua pihak antara lingkungan dan masyarakat menjadi tonggak dari lestarinya lingkungan hidup. Masyarakat dapat menyebut keselaraan ini dengan sampah dari manusia, untuk manusia dan keberlangsungan lingkungan hidup. c. Kontribusi Ekonomi Bank sampah juga meminimalisasi sampah di lingkungan sehingga bermanfaat bagi warga karena ada nilai ekonomi di dalamnya yang
90
dihasilkan dari penjualan sampah tersebut walaupun tidak terlalu banyak hanya sebatas mengumpulkan uang dari hasil tabungan sampah. Dengan adanya Bank Sampah masyarakat sudah melaksanakan pola hidup bersih dengan memilah sampah organik dan an organik, sehingga terbebas dari bakteri, penyakit yang menempel pada sampah. Selain memilah sampah, Bank Sampah juga memberikan motivasi kepada masyarakat untuk belajar membuat kerajinan tangan dari daur ulang sampah yang tidak bisa ditimbang seperti bungkus kopi, minuman saset, rinso, sunglit, Koran, kantong kresek dll. Hasilnya pun cukup kreatif ada yang dijadikan tas, dompet, sarung aqua gallon, vase bunga dsb. Dengan harga yang bervariasi. Saat ini masyarakat yang sudah menjadi nasabah/anggota di perumahan Bukit Pamulang Indah berjumlah 122 Orang dengan rata-rata penghasilanya di buat dalam bentuk kluster yakni
K1
: Rp 200.000 -
Rp111.000 K2 : Rp 110.000 - Rp 81.000 K3 : Rp 80.000 - Rp 5.000 Berikut tabel data nasabah sesuai dengan pendapatan per-bulan yang sudah di jumlahkan sesuai dengan klustenya sebagai berikut. Tabel 6 Data Nasabah Sesuai dengan Pendapatan Per-Bulan RW 09
RW 13
K1 K2 K3 K1 K2 K3 1 Nasabah 41 Nasabah - 1 Nasabah 79 Nasabah Sumber: Company Laporan Data Nasabah September 2012 – Agustus 2013
91
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwasannya pendapatan setiap nasabah di RW 09 dan 13 kebanyakan dari mereka berada di kluster tiga dengan rata-rata penghasilan sebulan nya Rp 80.0000 – Rp 5.000, hanya 1 orang dari RW 09 dan 13 yang penghasilan berada di kluster dua dengan ratarata Rp 110.000 – Rp. 81.000. Bank sampah melati bersih sudah melakukan 82 kali penimbangan terhitung sejak tanggal 10 september 2012 sampai dengan 29 Agustus 2013 jumlah uang yang sudah masuk sebesar Rp 14.232.575 dengan jumlah nasabah 122 orang. “Uang dari hasil penimbangan satu tahun kemarin alhamdulillah dapet Rp 1.500.000 ibu pake untuk beli lemari pakaian.”19 Sudah banyak nasabah yang mengambil uang tabungan satu tahun, ada yang uang nya dipergunakan untuk keperluan lebaran, pulang ke kampung halaman, membeli sembako untuk lebaran dan di bawa ke kampung, dan ada juga yang sudah bisa membeli lemari pakaian. d. Aspek Lingkungan Pemberdayaan ini hanya sebatas pemberdayaan pada aspek lingkungan yang mana masyarakat sudah mau peduli terhadap lingkungan mereka dengan mengumpulkan sampah kemudian memilahnya dan di tabung di Bank Sampah. Dengan kegiatan Bank Sampah ini masyarakat sudah belajar bagaimana mereka mengubah cara pandangnya terhadap sampah
19
Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita selaku Ketua Bank Sampah pada hari senin 7 Oktober 2013, pukul 16.30 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
92
rumah tangga yang selama ini di buang begitu saja kemudian diangkut oleh Dinas Kebersihan. Sampah yang tidak bisa terangkut oleh lapak bisa menjadi suatu produk yang diolah dan menghasilkan kerajinan tangan yang kreatif dan unik-unik. Bagi pengepul ini sudah bermakna karena tadinya kondisi di wilayah masyarakat RW 09 dan 13 perumahan Bukit Pamulang Indah sering terkena banjir ketika musim hujan tiba dikarenakan dataran yang terlalu rendah juga masyarakat yang membuang sampah rumah tangga nya di aliran sungai. “Tadinya saya hanya pemulung biasa yang kemudian diangkat oleh pak Bambang ketua yayasan bunga melati untuk menjadi lapak atau pengepul”20 Awalnya pengepul atau lapak ini adalah seorang pemulung yang kemudian diangkat oleh yayasan Bunga Melati Indonesia untuk membuka lapak sendiri dan akhirnya sampai sekarang menjadi penadah untuk bank sampah di perumahan bukit pamulang indah, bermodalkan gerobak sampah Pak Muhammad Sa’it atau yang sering disapa Pak De ini mengangkut sampah-sampah nasabah yang sudah ditimbang ke lapak nya di jl. Akasia pamulang, namun kendala datang saat sampah tidak bisa terangkut karena Pak De hanya menggunakan gerobak sampah yang ternyata kapasitas sampah lebih banyak. Setelah mencari jalan keluar dan solusi bersama-sama dengan pengurus, Pak De mencoba melakukan 20
Wawancara pribadi dengan Bapak Muhammad Said selaku Lapak Bank Sampah pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
93
pinjaman uang kepada temannya untuk bisa membeli mobil bak, Alhamdulillah niat itu di sambut baik dan berhasil. Sampai sekarang setiap penimbangan pak de mengangkut semua sampah dengan mobil bak nya. Sampah semua terangkut dan setiap penimbangan tidak ada sampah yang tersisa dan tidak terangkut. “saya mendapatkan penghasilan dari setiap pengangkutan sampah anorganik yang sudah dipilah oleh warga tidak menentu terkadang bersihnya dari hasil penjualan sampah yang sudah terjual 1 kali pendapatan hanya Rp. 300.000 tapi kadang juga lebih drai itu, Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari-hari saya neng”21 Hasil dari setiap penjualan sampah bersih yang dijual Pak De setiap bulan nya tidak menentu kalau sampahnya banyak hasil yang didapatkan juga banyak bisa mencapai Rp. 2. 500.000 perbulan. Jika kita lihat dari UMR di Kota Tangerang Selatan tahun 2012 sebesar Rp. 2.200.000 penghasilan Pak De sudah mencukupi untuk biaya kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya Bank sampah Melati Bersih lingkungan RW 09 dan 13 di perumahan Bukit Pamulang Indah menjadi semakin bersih, masyarakat juga sudah bisa belajar memilah sampah rumah tangga yang ada di rumah nya, setiap penimbangan masyarakat jadi sering bertemu dengan nasabahnasabah yang lain dari RW 09 dan 13 sehingga terjalinlah tali silaturahmi antara warga.
21
Wawancara pribadi dengan Bapak Muhammad Said selaku Lapak Bank Sampah pada hari senin 26 Agustus 2013, pukul 16.30 di di rumah Ibu sari, di Perum BPI Blok F1/2, Pamulang – Tangerang Selatan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian ini menyimpulkan : 1. Bentuk partisipasi dalam kegiatan Bank Sampah yang dilakukan Bank Sampah Melati Bersih telah memberikan pengaruh yang baik dan positif terhadap partisipasi warga sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungannya sendiri 2. Bank Sampah Melati Bersih telah berhasil membangun kepercayaan, potensi, kreatifitas serta partisipasi warga Bukit Pamulang Indah dalam Kegiatan Bank Sampah dengan pengaruh-pengaruh yang dirasakan oleh warga.
B. Saran 1. Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah setempat untuk mengembangkan lebih lanjut kegiatan Bank Sampah ini sebagai salah satu solusi dalam penanganan masalah sampah di Tangerang Selatan. 2. Agar Bank Sampah Melati Bersih lebih giat lagi dalam kegiatan Bank Sampah,
terus
melakukan
sosialisasi
kepada
warga
mengenai
penggolongan dan pemanfaatan sampah. Untuk ibu-ibu Bank Sampah Melati Bersih agar lebih bersunggung-sungguh lagi dalam usaha daur ulang sampah anorganik yang tidak bisa di timbang dan lebih bersemangat dalam memasarkan barang-barang hasil kreativitasnya kepada masyarakat
94
95
luas untuk meningkatkan penghasilan dan dalam usaha kampanye mencintai lingkungan. Demikian kesimpulan dan saran yang bisa peneliti sampaikan dalam skripsi ini. Semoga hasil penelitian kegiatan bank sampah ini menjadi bahan masukan bagi khalayak luas dalam penanganan lingkungan dan bahan renungan juga evaluasi bagi Bank Sampah Melati Bersih dalam menjalankan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah Tangerang Selatan.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku dan Skripsi Adi, Rukminto, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003. Bahar, Yul. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta: PT. Waca Utama Pramesti, 1986. Center for Quality Development and Assurance (CEQDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Jakarta. Jakarta:CEQDA, 2007 Departemen Kesehatan, Pembuangan Sampah. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Depkes, 1997. Djohani, Rianingsih, dkk. Berperan Bersama Berperan Setara. Bandung: Driya Media, 1996. Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,1991. Hikmat, Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Humaniora Utama Press, 2004. Ife, Jim & Frank. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan Malang: Universitas Negeri Malang, 2011 Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008. Midgley, James. Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2005. Nurapiah. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) berbasis Masyarakat Di Perumahan Mustika Tigaraksa Tangerang". Skripsi Mahasiswi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
96
97
Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009. Pratama, Bagus Adhi. "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Di Perumahan Griya Serpong Kademangan Setu Tangerang Selatan". Skripsi Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012 Rukiyat Adang, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, Jakarta: CV.Tumaritis, 2003. Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007. Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1982. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategis Pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2005. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. PT Alfabeta, 2010.
Tampubolon, Mangatas. Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru Manajmen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2001. B. Dokumen-Dokumen 1. Profil Bank Sampah Melati Bersih BPI 2. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Bank Sampah Melati Bersih Tahun 2012 3. Laporan Harian Data Penimbangan Sampah Bulan September 2012 Bulan Agustus 2013. C. Media Elektronik
Artikel diakses pada 1 februari 2013 dari http://isroi.com/2009/03/26/merubah-paradigma-masyarakat-tentangsampah/
98
Artikel diakses pada 22 http://ruslijagatutama.com/3R.html
januari
Artikel diakses pada 22 januari http://madanitec.com/knowledge/pengertian-sampah/
2013
dari
2013
dari
Artikel diakses pada 22 januari 2013 dari http://green.kompasiana.com/polusi/2012/07/08/sampah-organik-dan-nonorganik-469693.html Artikel diakses pada 25 februari 2013 http://poetoetego.blogspot.com/2011/03/bank-sampah-jogja.html
dari
Artikel
dari
diakses
pada
27
Agustus
http://banksampahmelatibersih.blogspot.com/
D. Wawancara Pribadi 1. Tanggal 26 Agustus 2013 Wawancara pribadi dengan Ibu Sari Nurlita Wawancara pribadi dengan Bapak Mohammad Sa'id 2. Tanggal 27 Agustus 2013 Wawancara pribadi dengan Ibu Djoni Wawancara pribadi dengan Ibu Asih Wawancara pribadi dengan Ibu Ruth
2013
Profil Informan Nama
: Sari Nurlita
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Umur
: 43 tahun
Waktu
: 26 Agustus 2013
A. Pertanyaan Informan I (Pengurus Bank Sampah)
1. Bagaimana sejarah berdirinya bank sampah ? mengapa membuat bank sampah, ide awalnya dari mana, siapa pelopornya ? Ya awalnya karena di perumahan bukit pamulang indah sering banjir, dan rasa peduli terhadap lingkungan yang membuat saya terpanggil mencari solusi bagaimana mengatasi masalah sampah, klo sejarah bank sampah berdiri awalnya dari bulan juni udah mau buat bank sampah cuma memang masih banyak pertimbangan yang mesti dipikirkan dan dirancang untuk rencana kerja kedepan, akhirnya tanggal 10 september 2012 awal peresmian sekaligus penimbangan perdana bank sampah melati bersih bpi, klo ide dan pelopor awalnya ditawarin sama pak bambang selaku yayasan bunga melati indonesia kebetulan memang beliau juga menjadi warga perum bukit pamulang indah dan ngerasain pada saat banjir datang udahan nya sampah jadi berserakan, 2. Berapa besar modal yang dikeluarkan yayasan bunga melati untuk pengajuan pembangunan bank sampah ? Kalau masalah modal waktu pertama kali semua di biayai sama yayasan bunga melati indonesia, dari mulai tabungan, spanduk sampai kaos untuk pengurus. 3. Bagaimana proses sosialisasi ke warga, sehingga mereka bisa menerima kehadiran bank sampah ini ? Setiap kali ada kesempatan pasti saya selalu melakukan sosialisasi dengan ibu-ibu lingkungan RW 09 dan 13 bagaimana cara memilah sampah organik dan anorganik,
4. Adakah faktor penghambat berdirinya bank sampah ? dari RW 13 awalnya kurang setuju kita buka bank sampah karena menurut pak RW sampah yang sudah di timbang lalu ditimbun sehingga menyebabkan bau tidak sedap, pemandangan kurang bagus, dan dapat menganggu namun akhirnya setelah dijelaskan alur kerja bank sampah beliau mengerti dan akhirnya setuju, tapi memang lokasi penimbangan kita yang masih numpang sama tempat anak karang taruna kumpul-kumpul di rumah kosong.
5. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat ? Klo bantuan, belum ada paling dari pihak yayasan bunga melati Indonesia klo kita mau buat acara. 6. Bagaimana proses awal kegiatan bank sampah ? Awalnya pembentukan pengurus, mencari warga yang mau menjadi pengurus bank sampah, terus membuat rencana kerja atau kegiatan untuk kedepan nya selama bank sampah berjalan, terus melakukan sosialisai ke masyarakat di RW 09 dan 13. 7. Bagaimana proses daur ulang sampah organik? mmm…, Kalau daur ulang sampah organik, baru pengurus aja belajar, masyarakat belum diajarkan karena memang kita masyarakat melakukan cocok tanam, penghijauan terlebih sehingga ketika pembuatan kompos nanti bisa di gunakan masyarakat ngga tebuang sia-sia.
yang mau dulu, oleh
8. Adakah prestasi yang didapat bank sampah? dan adakah tamu yang pernah datang mengunjungi bank sampah di perumahan bukit pamulang indah? Belum ada prestasi atau penghargaan untuk bank sampah melati bersih tapi kalau kunjungan dari dinas kebersihan pernah, untuk mendukung kegiatan bank sampah 9. Sampai saat ini sudah berapa anggota yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah ? masih adakah KK yang belum ikut berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah ? Alhamdulillah uang hasil penimbangan dari bulan September 2012Agustus 2013 selama 82x ada Rp 14.232.575 dengan jumlah nasabah 122 orang, Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 terdiri dari 3 RT dengan jumlah penduduk 120 KK, kalau RW 13 terdiri dari 3 RT dengan jumlah 160 KK lumayan banyak sie yang ikut berpartisipasi jadi nasabah di bank sampah, tapi memang ada yang belum ikut berpartisipasi karena memang di RW 09 rata-rata yang tinggal orang pensiunan jadi jumlah sampah yang dihasilkan ngga terlalu banyak, makanya kebanyakan ngga ikut jadi nasabah. Meskipun masih ada yang belum ikut berpartisipasi karena memang ngga ada sampah yang mau ditimbang tapi ngga apa2 yang penting perilaku masyarakat sekarang ngga buang sampah di lingkungan sekitar lagi. 10. Kerajinan apa yang sudah dibuat oleh bank sampah dalam melakukan daur ulang sampah kering? Kalau kerajinan baru berupa bahan-bahan dari bungkus kopi, minuman saset, kantong kresek, koran, sunglit dsb membuat bunga dari bungkus minuman saset, membuat tas dari bungkus kopi, membuat sarung aqua gallon dari bungkus kopi, yang belajar juga ibu-ibu yang ada waktu kosong atau luang saja supaya mereka ngga bosen di rumah.
11. Kalau boleh saya tau bu, uang hasil dari tabungan sampah kemaren
digunakan untuk apa bu ? Uang dari hasil penimbangan satu tahun kemarin alhamdulillah dapet Rp 1.500.000 ibu pake untuk beli lemari pakaian. 12. Apa ada kendala pada saat mendirikan Bank Sampah bu ?
Banyak Kendala waktu awal perencanaan kegiatan Bank Sampah ini karena ketua RW 13 yang ngga setuju.
Profil Informan Nama
: Djoni
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Umur
: 57 Tahun
Waktu
: 26 Agustus 2013
A. Pertanyaan Informan I (Pengurus Bank Sampah)
1. Bagaimana sejarah berdirinya bank sampah ? mengapa membuat bank sampah, ide awalnya dari mana, siapa pelopornya, dll Awalnya membuat bank sampah untuk mengurangi jumlah sampah an organik di lingkungan, sampah bisa terangkut dan bisa dimanfaatkan. 2. Berapa besar modal yang dikeluarkan yayasan bunga melati untuk pengajuan pembangunan bank sampah ? Dana yang di dapat dari bank sampah kami, itu dari yayasan bunga melati indonesia 3. Bagaimana proses sosialisasi ke warga, sehingga mereka bisa menerima kehadiran bank sampah ini ? Berinteraksi secara langsung kepada masyarakat dan melakukan perkenalan jenis-jenis sampah yang bisa ditimbang. 4. Adakah faktor penghambat berdirinya bank sampah ? Banyak kendala diantaranya bank sampah yang dibilang masih aja ngambil jatah pemulung, 5. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat ? Sampai saat ini sie, belum ada ya bantuan dari pemerintah, ya paling dari dinas kebersihan aja yang datang berkunjung ke bank sampah.
6. Bagaimana proses awal kegiatan bank sampah ? Pada awalnya warga belum terbiasa memilah sampah karena warga belum mengetahui jenis-jenis sampah ada juga yang Cuma pengen sampahnya menghasilkan uang tapi tidak mau dipilah sehingga menulitkan pihak pengepul. 7. Bagaimana proses daur ulang sampah organik? Masyarakat disini diajarkan bercocok tanam terlebih dulu, supaya sampah yang diolah jadi pupuk organik nanti ngga terbuang sia-sia, baru pengurus saja yang belajar tentang daur ulang sampah organik.
8. Adakah prestasi yang didapat bank sampah ? dan adakah tamu yang pernah datang mengunjungi bank sampah di perumahan bukit pamulang indah ? Kalau prestasi sie belum ya, tapi yang terpenting daerah kita lingkungan nya bersih aja dulu itu yang paling penting 9. Sampai saat ini sudah berapa anggota yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah ? masih adakah KK yang belum ikut berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah ? Masyarakat yang tinggal di RW 09 terdiri dari dari 3 RT, dengan jumlah 120 KK, namun yang ikut serta menjadi nasabah di RW 09 hanya 42 nasabah, tidak terlalu banyak karena rata-rata masyarakat yang tinggal di RW 09 adalah pensiunan yang hanya tinggal berdua dengan istri dan pembantu, anak-anaknya sudah berumah tangga dan mempunyai rumah sendiri sehingga jumlah sampah yang diperoleh tidak terlampau banyak.
Profil Informan Nama
: Muhammad Sa'id
Pekerjaan : Pemilik Lapak Umur
: 49 Tahun
Waktu
: 26 Agustus 2013
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang bank sampah ? Bank sampah,,menurut saya bisa menghasilkan uang, disamping lingkungan jadi bersih karena masyarakat nabung sampahnya, masyarakat juga untung sampahnya bisa bernilai uang. 2. Apa tanggapan bapak/ibu mengenai bank sampah melati bersih dan apa pengaruh yang dirasakan setelah adanya kegiatan bank sampah ini ? Kalau saya pribadi jelas sangat baik pengaruhnya, liat aja lingkungan bpi sekarang, udah jarang ada yang sampahnya buang sembarangan. Jadi bersih dan terjaga 3. Bagaimana kondisi lingkungan perumahan bukit pamulang indha setelah adanya kegiatan bank sampah ? Lingkungan nya jadi enak diliat, sampahnya udah jarang ada dijalanan sekarang orang lebih milih di bawa pulang sampahnya 4. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan dilaksanakannya kegiatan bank sampah ?
masyarakat
setelah
Kalau saya perhatiin sekarang masyarakat jadi sering nabung sampahnya ke bank sampah, Alhamdulillah saya jadi untung sebagai penadah sampahnya. 5. Dulu pekerjaan bapak kalau boleh saya tau apa pak ? Tadinya saya hanya pemulung biasa yang kemudian diangkat oleh pak bambang ketua yayasan bunga melati untuk menjadi lapak/pengepul 6. Berapa orang yang membantu bapak dalam lapak ini ? Dulu anak buah saya hanya 2 orang, waktu pertama kali berdirinya bank sampah, tapi Alhamdulillah sekarang udah ada delapan anak buah saya yang membantu pekerjaan saya di lapak. 7. Bagaimana cara bapak mengangkut sampah yang sudah di timbang di bank sampah ? Awalnya saya hanya pake gerobak neng, terus pake motor karena gerobak ngga muat, eh lama-kelamaan sampahnya semakin banyak dan sampahnya kadang suka ngga terangkut neng, setelah nyari solusi
dengan pengurus akhirnya Alhamdulillah dapet jalan keluar, saya ambil kredit mobil ada yang pinjemin saya uang neng. 8. Bapak tinggal dimana pak ? Saya tinggal di akasia neng, lapak saya disana, anak buah juga tinggalnya disana neng, Alhamdulillah meskipun keadaan nya sederhana tapi cukup untuk makan sehari-hari dari hasil jual sampah.
Profil Informan Nama
: Ibu Ruth
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Umur
: 48 tahun
Waktu
: 27 Agustus 2013
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang bank sampah ? Bank Sampah adalah wadah tempat mengumpulkan sampah anorganik yang biasanya dibuang ke tempat sampah, sekarang di setor ke bank sampah sehingga bernilai ekonomis 2. Apa tanggapan bapak/ibu mengenai bank sampah melati bersih dan apa pengaruh yang dirasakan setelah adanya kegiatan bank sampah ini ? Suatu kegiatan yang baik, karena Mengurangi jumlah smapah yang masuk ke tempat sampah sehingga lingkungan menjadi bersih. 3. Bagaimana kondisi lingkungan perumahan bukit pamulang indha setelah adanya kegiatan bank sampah ? Lebih bersih dari sebelumnya dan pemulung yang biasanya banyak datang sedikit berkurang, itupun belum seluruh warga bpi yang menjadi anggota bank sampah. 4. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan dilaksanakannya kegiatan bank sampah ?
masyarakat
setelah
Secara umum belum terlalu berdampak luas, tapi untuk saya pribadi sebagai nasabah ada perubahan perilaku yang tadinya membuang sampah secara acak, sekarang sudah bisa memilah mana yang bernilai ekonomis untuk disetorkan dan ditabung ke bank sampah.
Profil Informan Nama
: Asih
Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga Umur
: 37 tahun
Waktu
: 27 Agustus 2013
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang bank sampah ? Membuat saya rajin ngumpulin sampah, selain membawa rezeky, juga belajar memilah sampah an organik. 2. Apa tanggapan bapak/ibu mengenai bank sampah melati bersih dan apa pengaruh yang dirasakan setelah adanya kegiatan bank sampah ini ? Jadi termotivasi mengumpulkan sampah rumah tangga di rumah, lebih semangat untuk memilah sampah 3. Bagaimana kondisi lingkungan perumahan bukit pamulang indha setelah adanya kegiatan bank sampah ? Tadinya daerah perumahan bukit pamulang indah sering banjir, karena sampah di sungai meluap, tapi dengan adanya bank sampah, sungai sekarang jadi bersih ngga ada yang buang sampahnya di sungai lagi 4. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan dilaksanakannya kegiatan bank sampah ?
masyarakat
setelah
Kalau di liat dari segi lingkungan dengan adanya bank sampah sekarang jd bersih sampah jarang ada di jalan berserakan, kalau dari segi ekonomi yaa lumayan buat nambah-nambah uang jajan yang tadinya susah sekarang jadi tercukupi Alhamdulillah.
FOTO-FOTO KEGIATAN BANK SAMPAH DI PERUMAHAN BUKIT PAMULANG INDAH RW 09 DAN 13
Launching Bank Sampah di Perumahan Bukit pamulang Indah
Lapak Bank Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah
Ibu Yang Sedang Memilah Sampahnya
Sampah Yang Bisa Di Timbang Di Bank Sampah
Pada Saat Penimbangan Bank Sampah
Lokasi Penimbangan Bank Sampah
Pencatatan Dalam Buku Tabungan
Kegiatan Pelatihan Pembuatan Tas dari Bungkus Kopi
Hasil Produk Olahan Sampah Dari Bungkus Kopi dan Kantong Kresek
Hasil Produk Olahan Sampah Dari Kertas Koran
Lokasi Lapak Bank Sampah