PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN GANGKU HIJAU DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN: STUDI KASUS RW HIJAU 16 BAKTIJAYA DEPOK Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: NUR HANDAYANI NIM.1110054000019
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN GANGKU HIJAU DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN: STUDI KASUS RW HIJAU 16 BAKTIJAYA DEPOK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Nur Handayani NIM. 1110054000019
Menyetujui Pembimbing Skripsi
Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd. NIP. 19690322 199603 2 001
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYRAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN GANGKU HIJAU DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN: STUDI KASUS RW HIJAU 16 BAKTIJAYA DEPOK telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari rabu, 3 agustus 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta, 3 Agustus 2016 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota
Sekertaris Merangkap Anggota
Dr. Suparto, S.Ag., M.Ed NIP. 19710330 199803 1 004
Ahmad Fatoni, S.Sos.I
Anggota
Penguji I
Penguji II
Muhtadi, M.Si NIP. 19750601 201411 1 001
M.Hudri, M.Ag NIP.19720606 199803 1 003 Pembimbing
Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd NIP.19690322 199603 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Juni 2016
Nur Handayani
ABSTRAK
Nur Handayani Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Gangku Hijau Melestarikan Lingkungan: Studi Kasus RW Hijau 16 Baktijaya Depok
dalam
Gangku hijau adalah kegiatan masyarakat untuk membangun dan membudayakan perilaku hijau, bersih, sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 Baktijaya Depok mengantarkan sebuah konsep baru penataan lingkungan. Saat ini, penataan yang berlaku generik berubah bersama sosok-sosok penggerak yang terus konsisten mentata lingkungan masing-masing RT yang berada pada setiap Gang. Setiap gang dengan sendirinya menegaskan suatu tema tertentu yang menonjol berdasarkan jenis tanamannya. Kegiatan ini sudah berlangsung selama dua belas tahun lamanya. Masyarakat merupakan pemeran utama dalam strategi pemberdayaan masyarakat, karena masyarakat itulah yang paling mengerti apa yang mereka butuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat yang digunakan untuk melakukan kegiatan gangku hijau dan manfaat yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan gangku hijau. Melalui proses wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa strategi pemberdayaan masyarakat menggunakan aras mikro dan aras mezzo, sedangkan untuk aras makro strategi belum terarah yang lebih luas jangkauannya, dan strategi ini menggunakan pendekatan non-direktif (partisipatif). Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen, guna untuk melihat sejauh mana strategi yang dilakukan RW Hijau 16 Baktijaya Depok dalam melakukan strategi kegiatan gangku hijau dalam melestarikan lingkungan dan mengetahui sejauh mana pemanfaatannya dalam kegiatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan gangku hijau di RW Hijau 16 Baktijaya Depok telah berhasil membuat masyarakat RW 16 sadar akan pentingnya penghijauan di lingkungan tersebut. Dengan timbulnya kesadaran masyarakat mengenai penghijauan lingkungan tersebut menjadi asri, sejuk dan nyaman. Warga masyarakatnya sekarang rajin untuk menanam pepohonan di rumah masing-masing dan saling bergotong royong memperindah gang mereka masing-masing dengan penghijauan. Manfaat yang mereka alami adalah banyak tanaman yang bermanfaat untuk keperluan sehari-hari seperti tanaman cabe, tanaman sayur-mayur dan lain-lain. Banyak manfaat masih yang mereka dapatkan yaitu, tanaman TOGA juga mereka bisa jadikan obat.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagian yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan, penulis sampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1.
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A , selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Arief Subhan, M.A. , selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Wati Nilamsari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
ii
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 4.
Muhammad Hudri, M.Ag, Sekertaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5.
Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta membantu literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
6.
Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta jajarannya,
yang senantiasa memberikan ilmu, membimbing, dan
memberikan pengarahan selama perkuliahan. 7.
Bapak dan Mama tercinta, H. Joko Susanto dan Hj. Aminah terima kasih atas segala perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, do’a, dukungan moril dan materil terhadap penulis dalam menempuh studi.
8.
Abang dan adikku tercinta, Nurdin Prio Utomo dan Nur Fitri Marwah yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada penulis.
9.
Bapak IR. Teguh Hari Widodo selaku Bapak RW 16 Baktijaya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
10. Ibu Hj. Sri Toti dan Ibu Dwi Hastuti yang telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi dan seluruh warga RW Hijau 16 Baktijaya Depok. 11. Ustad Muhammad Zuhron bin Djama Ilyas yang telah memberikan nasihat-nasihat dan do’a kepada penulis. 12. Sahabat dan teman-teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat
iii
Islam Angkatan 2010, Anisa Fathonah dan Lilis Yunengsih yang selalu menemani penulis melakukan penelitian dan bimbingan bersama selama proses bimbingan. Serta Mia, Nurul, Resa, Badzlia, Sri Rahmayani, Vivih, Yusi, Maya, Desia, Ika, Tiflah, Arya, Taufik, Ujang, Iqbal, Wawan, Heri, Viqih, Fikri, Rendi, Irfan, Anfal, Ade, Adiatma dan lain-lain. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu dengan iringan do’a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan harapan semoga penyusunan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 8 Juni 2016
Nur Handayani NIM.1110054000019
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR........................................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
v
DAFTAR TABEL............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah.........................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................................
11
D. Metodologi Penlitian.............................................................................
11
E. Tinjauan Pustaka.................................................................................... 17 F. Sistematika Penulisan............................................................................
20
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Strategi.................................................................................
22
B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat..................................................
26
C. Strategi Pemberdayaan Masyarakat......................................................... 31 D. Pengertian Lingkungan............................................................................ 34 BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum RW Hijau 16 Baktijaya Depok................................ 1.
Profil RW 16 Baktijaya Depok........................................................
v
38 38
2.
Visi dan Misi....................................................................................
39
3.
Struktur Organisasi..........................................................................
40
4.
Program Kegiatan............................................................................
43
5.
Sumber Dana...................................................................................
46
B. Gambaran Umum Kelurahan Baktijaya Depok..................................... 47 1.
Profil Kelurahan Baktijaya dan Geografis Kelurahan Baktijaya..........................................................................................
47
2.
Visi dan Misi.................................................................................... 49
3.
Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya........................................
49
4.
Demografi Kelurahan Baktijaya......................................................
50
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN A.
Analisis Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Gangku Hijau dalam Melestraikan Lingkungan di Rukun Warga (RW) 16 Hijau, Baktijaya Depok.........................................................
55
B. Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan Gangku Hijau dalam Melestarikan Lingkungan...............................................
64
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................
68
B. Saran....................................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA
71
LAMPIRAN
75
vi
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 1
Jumlah penduduk menurut Usia.............................................................
50
2.
Tabel 2
Jumlah penduduk berdasarkan Usia Bekerja.........................................
51
3.
Tabel 3
Jumlah penduduk berdasarkan Pendidikan............................................
52
4.
Tabel 4
Jumlah penduduk menurut Mata Pencaharian.......................................
53
5.
Tabel 5
Jumlah penduduk menurut Agama........................................................
53
6.
Tabel 6
Jumlah Sarana Agama dan Budaya........................................................
54
vii
DAFTAR GAMBAR
1.
Gambar 1
Struktur Organisasi Rukun Warga 16 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok..................................................
2.
3.
Gambar 2
Gambar 3
40
Struktur Organisasi PKK RW 16 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.....................................................................
42
Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya..........................................
49
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, dan hewan. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dengan mudah dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan. Manusia tidak akan mendapatkan oksigen dan makanan. Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, dan hewan akan dapat melangsungkan kehidupannya, seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia.1 Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya, udara untuk pernafasannya, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian. Jelas manusia adalah bagian integral lingkungan hidupnya. Ia tak dapat terpisahkan daripadanya. Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah suatu abstraksi belaka.2 Berdasarkan perspektif Islam, manusia diciptakan atas dasar kesia-siaan atau tanpa makna, bahkan hukum-hukum sosial Islam pun dirancang 1
Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: PT. Djambatan,2004), h. 51 2 Ibid. h.55
1
2
berdasarkan pada tujuan dan filosofi penciptanya, tentunya hukun dan aturan-aturan ini kadang kala muncul dalam bentuk dorongan, ajakan ataupun nasihat-nasihat yang hanya memiliki dimensi etika di mana terdapat hukuman ukhrawi atasnya, akan tetapi kadang kala ketika berhadapan dengan ketiadaan perhatian terhadap aturan dan hukum-hukum ini, maka yang akan berbicara ialah hukuman duniawi. Karena kesehatan
perlindungan
lingkungan
terhadap
hidup, dan
lingkungan
hidup,
menghindarkannya
dari
memerhatikan pencemaran
merupakan sebuah usaha dalam rangka menyelamatkan manusia dari kehancuran dan memberikan kenyamanan pada mereka, maka tindakan seperti ini memiliki keistimewaan
(sehingga
diletakkan
dalam
kedudukan
wajib
atau
mustahab/dianjurkan).3 Sikap ramah lingkungan yang diajarkan oleh agama Islam kepada manusia, yaitu agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya.4 Dalam ayat 9 pada surat ar-Ruum: “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka Bumi dan 3
Ibid, h.282 Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2010). Hal.285
4
3
memerhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkan lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekallah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.” Maksud yang disampaikan dalam surat ar-Rum ayat 9 di atas menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dikhawatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya alam, sehingga tidak memberika sisa sedikit pun untuk generasi mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya. Mengolah serta melestarikan lingkungan tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim. Demikian pula, mengusahakan penghijauan di sekitar tempat tinggal dengan menanam pepohonan yang bermanfaat untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan, di samping juga dapat memelihara peredaran udara yang kita hirup agar selalu besih, bebas dari pencemaran. Dalam sebuah hadits yang artinya disebutkan:5 ”Tiga
hal
yang
menjernihkan
pandangan,
yaitu
menyaksikan
pandangan pada yang hijau lagi asri, pada air yang mengalir, serta pada wajah yang rupawan.”
(HR.Ahmad)
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. 5
Ibid. Hal.286
4
Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan.6 Salah satu yang mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat adalah sampah. Yang dimaksud dengan sampah ialah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk terutama terdiri atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain, sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam, atau pun abu, bahan bangunan bekas, dan lain-lain.7 Sampah merupakan salah satu penyebab kerusakan alam dan lingkungan yang menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yaitu kesehatan dan lingkungan hidup. Timbunan sampah di lahan-lahan kosong pun dapat menimbulkan bau busuk dan mengundang lalat-lalat yang kemudian dapat menjadi faktor penyakit pencernaan. Terlebih lagi apabila musim hujan, sampah yang di buang atau dihanyutkan ke sungai dapat menghambat aliran air sungai sehingga bila musim hujan datang bisa menyebabkan banjir. Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah karena sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan dan pemusnahan sampah, baik sampah yang berasal dari rumah tangga, pasar, industri maupun sampah kantor. Sulitnya penanganan sampah kaitanya dengan buruknya kondisi 6
Ricki M.Mulia, Kesehatan lingkungan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2005), h.1 Juli Soemirat Slamet,Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta:Gadjah Mada Univesity Press,2009), h.152
7
5
pemukiman
penduduk,
karena
pertumbuhan
permukiman
yang
padat
mempersulit proses pengumpulan dan pengangkutan sampah sehingga akhirnya menumpuk. Di Indonesia penanganan sampah rumah tangga yang umum dilakukan oleh pemerintah daerah adalah pengelolaan sampah berbasis Tempat Pembungan Akhir (TPA) dimana pengelolaannya masih menggunakan paradigma lama yaitu kumpul-angkut-buang. Untuk itu, perlu dilakukan upaya pengurangan volume sampah mulai dari sumbernya. Pemilahan sampah tidak pernah berjalan dengan baik. Meskipun telah ada upaya pengomposan dan daur ulang, tapi masih terbatas dan tidak sustainable. Berkaitan dengan sistem pengelolaan persampahan, dasar pengelolaan harus mengedepankan pada minimasi sampah dan pemanfaatan sampah. Keberhasilan penanganan sampah tersebut juga harus didukung oleh tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi. Jakarta sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, pada tahun 1983 setiap harinya menghasilkan sampah tidak kurang dari 17.500 m³, sedangkan yang bisa diangkut dan ditangani oleh pemerintah daerah dengan armada sampahnya
hanya
seperempat
dari
jumlah
tersebut,
sehingga
tidak
mengherankan bila sampah menumpuk dimana-mana. Cara yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah khusus Ibukota Jakarta untuk menangani sampah adalah dengan membuangnya ke tempat-tempat penimbunan. Pada kota-kota lainnya di Indonesia permasalahannya hampir sama dengan di Jakarta dan setiap harinya
6
diperkirakan menghasilkan sampah 5.000 sampah 10.000 m³. 8 Jika pada tahun 1983 volume sampah saja sudah mencapai 17.500 m³ setiap harinya, bagaimana dengan sekarang pastinya lebih banyak volume sampah yang dihasilkan setiap harinya. Itulah sampah salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan. Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam kehidupan disekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti: gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Akan
tetapi,
faktor
tidak
terciptanya
penghijauan
lingkungan
mempengaruhi juga kesehatan lingkungan. Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Ada pula yang mengatakan bahwa penghijauan kota adalah suatu usaha
8
untuk
menghijaukan
kota
dengan
melaksanakan
pengelolaan
Yul Harry Bahar,Teknologi penanganan dan pemanfaatan sampah,(Jakarta: PT.Waca Utama Pramesti, 1986), h.4
7
Taman-taman kota, taman-taman lingkungan, jalur hijau dan sebagainya. Dalam hal ini penghijauan perkotaan merupakan kegiatan pengisian ruang terbuka di perkotaan. Penghijuan sebenarnya hampir mirip dengan reboisasi. Jadi penghijauan itu usaha menanam pohon dan tumbuhan di tempat yang dianggap bisa menjadi tumbuh kembang tumbuhan tersebut. Gerakan penghijauan bisa dimulai dari rumah kita sendiri. 9 Disamping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Begitu pentingnya peranan tumbuhan di bumi ini dalarn menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota. Dalam hal penghijauan dan pengelolaan sampah ada salah satu perkotaan yang menjalani kegiatan sadar akan kesehatan lingkungan. Salah satu perkotaan tersebut ada di Depok Timur tepatnya di kampung Juanda Baktijaya RW 16. Kampung ini sudah disebut sebagai kampung hijau Juanda karena kampung ini sudah memiliki program penghijauan dilingkungannya. Dalam kegiatan tersebut di namakan RW Hijau 16. RW Hijau 16 adalah sebuah penamaan yang merujuk pada aksi sosial warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih di lingkungan RW 16. Warga masyarakat di RW 16 ini mempunyai berbagai program dan aksi kegaiatan. Diantaranya program dan aksi Gangku Hijau, Bank
9
Yasri, Manfaat dan pengertian reboisasi dan penghijauan, artikel diakses pada 2 September 2016 dari http://genggaminternet.com/manfaat-dan-pengertian-reboisasi-dan-penghijauan/.
8
Sampah dan RW Wisata. Seiring waktu membangun dan membudayakan perilaku hijau, bersih, sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 mengantarkan sebuah konsep baru penataan lingkungan. Ketika kriteria penilaian disusun dalam setiap lomba dan kemudian diberlakukan umum, maka secara tidak langsung seluruh Gang dilingkungan RW 16 menjadi hijau, bersih, sehat namun tidak menunjukkan sebuah kekhasan serta memiliki keunikan tertentu. Saat ini, penataan yang berlaku generik berubah bersama sosok-sosok penggerak yang terus konsisten mentata lingkungan masing-masing RT yang berada pada setiap Gang. Setiap gang dengan sendirinya menegaskan suatu tema tertentu yang menonjol berdasarkan jenis tanamannya. Dalam program dan aksi ini di namakan Gangku Hijau. Gangku Hijau merupakan kegiatan menanam tanaman hias, tanaman obat keluarga (TOGA), dan beraneka ragam tanaman. Selain program dan aksi Gangku Hijau RW Hijau 16 ini mempunyai program Bank Sampah “Binar”. Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA. Oleh karenanya di RW Hijau16 meluncurkan bank sampah ‘BINAR’ ini sebagai momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah, karena sampah
9
mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia. Beberapa pengelolaan yang telah dilakukan Bank Sampah “BINAR” diantaranya menghasilkan kerajinan dari sampah bekas bungkus plastik/kemasan kopi, pewangi pakaian, susu, dan lain-lain menjadi beragam produk seperti Tas, Tempat Pensil, Dompet, Sarung HP, dan lain-lain. Dalam program dan aksi ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Menurut Ife dalam buku Sosiologi Pedesaan dituliskan bahwa pemberdayaan adalah upaya menyediakan sumber daya, peluang, pengetahuan, dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sendiri dan untuk mengambil bagian dan mempengaruhi kehidupan masyarakat mereka.10 Pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, meimiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.11 Pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat 10
Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.238. 11 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian startegi pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial, (PT Refika Aditama, 2005), h.59
10
perhatian dalam proses pembangunan belakangan ini di berbagai negara. Kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat resesi internasional, serta negara-negara setempat menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap startegi partisipasi masyarakat sebagai sarana percepatan proses pembangunan. Karena itu, perlu ditekankan pendekatan pembangunan yang diawali oleh proses pemberdayaan masyarakat lokal.12 Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Aksi Gangku Hijau dalam Melestarikan Lingkungan, Studi Kasus RW Hijau 16, Baktijaya Depok” B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk
menghindari
meluasnya
pembahasan,
penulis
membatasi
konsep-konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan pembahasan yang sistematis, terarah, jelas dan fokus. Penulis membuat batasan masalah yang akan dibahas mengenai strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan aksi gangku hijau dalam melestarikan lingkungan. 2. Perumusan Masalah Dari pokok pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa rincian masalah yang jawabannya akan dicari dalam penulisan skripsi ini. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
12
Harry Hikmat, Startegi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2004), h.17
11
a. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gangku Hijau dalam melestarikan lingkungan di RW hijau 16 Baktijaya Depok? b. Bagaimana manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan gangku hijau di RW Hijau 16?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk memperoleh gambaran tentang: a. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan aksi Gangku Hijau dalam melestarikan lingkungan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok b. Bagaimana manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan Gangku Hijau di RW Hijau 16 2. Manfaat Penelitian a. Untuk menambah ilmu dan wawasan bagi penulis dalam masalah ini, di samping itu juga sebagai bahan pemahaman dari semua ilmu yang di dapat selama di bangku perkuliahan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi masyarakat secara umum.
D.
Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan penulis dalam mengadakan penelitian adalah Pendekatan Penelitian Kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor dalam buku
12
metodologi penelitian kualitatif menjelaskan bahwa Metodologi Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.13 Oleh sebab itu, penulis menggunakan pendekatan Kualitatif untuk menggambarkan dan menganalisis pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gangku Hijau dalam melestarikan lingkungan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam, yaitu data primer dan data sekunder; a. Data Primer Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneltian (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya.14 Data diambil dari pengurus kegiatan RW Hijau 16 yang terdiri dari ketua RW, ketua PKK RW dan data dari masyarakat RW 16 Baktijaya Depok yang mengikuti kegiatan Gangku Hijau. b. Data Sekunder Data
Sekunder
itu
biasanya
telah
tersusun
dalam
bentuk
dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu perguruan tinggi, data mengenai
13
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000). Cet.13, h.3 14 Sumadi Suryabrata,Metodologi penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012) hal.39
13
persedian pangan disuatu daerah, dan sebagainya.15 Data sekunder penulis peroleh dari Kantor RW Hijau 16, media massa, jurnal, buku-buku dan lain-lain. 3. Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mengambil di Baktijaya RW 16 Kota Depok. Disana penulis melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dari pengurus RW Hijau 16 dengan observasi terlebuh dahulu, wawancara langsung dan untuk mendapatkan data tertulis seperti dokumen, dan data-data yang mendukung penelitian, untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat melalaui kegiatan Gangku hijau dalam melestarikan lingkungan dan bagaimana respon masyarakat terhadap program RW Hijau 16. Dalam hal ini melakukan interview dengan warga dan mencatat data yang ditemukan di lapangan dan mencocokan dengan data yang didapat dari ketua pelaksana. Alasan peneliti memilih lokasi Baktijaya RW 16 karena tempat ini menarik sekali untuk diteliti. Lokasi ini mempunyai kegiatan pemberdayaan yang menarik mengenai lingkungan. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Baktijaya RW 16 Kota Depok tersebut. 4. Teknik Pengumpulan Data Menurut Patton terdapat tiga jenis data dalam penelitian kualitatif, yaitu: a. Observasi Deskripsi kerja lapangan kegiatan, perilaku, tindakan, percakapan, interaksi interpersonal, organisasi atau proses masyarakat, atau aspek lain 15
Ibid, hal.39
14
dari pengalaman manusia yang dapat diamati. Data terdiri dari catatan lapangan:
deskripsi
rinci,
termasuk
konteks
dimana
pengamatan
dilakukan.16 Teknik pengumpulan data yang ditujukan pada kegiatan secara akurat dan mengamati terhadap fenomena lingkungan di RW 16 Baktijaya Depok. b. Wawancara Pertanyaan terbuka dan teliti hasil tanggapan mendalam tentang pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan orang. Data terdiri dari kutipan yang sama persis dengan konteks yang cukup untuk dapat diinterpretasi.17 Penulis juga melakukan wawancara dengan pihak yang bersangkutan dengan RW hijau 16, ketua pendiri Gangku Hijau, pengurus Gangku Hijau dan masyarakat sekitar RW 16 Baktijaya Depok. Informan yang diwawancarai sebanyak 8 orang. c. Dokumen Bahan dan dokumen tulis lainnya dari memorandum organisasi, klinis, atau catatan program, memoranda dan coinformance, publikasi dan laporan resmi, catatan harian pribadi, surat-surat, karya-karya artistik, foto, dan memorabilia dan tanggapan tertulis untuk survei terbuka. Data terdiri dari kutipan dari dokumen-dokumen yang di ambil dengan cara mencatat dan
16
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012). Cet.3, h.65 17 Ibid, h.65
15
mempertahankan konteks.18 Penulis juga melakukan dokumentasi cara untuk mengumpulkan data atau informasi. Pengumpulan data atau informasi dengan melihat artikel-artikel tentang RW Hijau 16, foto-foto serta dokumen-dokumen lain yang didapatkan. 5. Analisa Data Analisa data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Di pihak lain, menurut Saiddel proses berjalannya analisa data kualitatif adalah sebagai berikut:19 a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya dapat ditelusuri b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensisntesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. Dalam menganalisa data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif, 18
Ibid, h.66 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.23, h.248
19
16
yaitu mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan berdasarkan teori yang ada. Pada saat menganalisa data hasil observasi, peneliti
menginterpretasikan
catatan
lapangan
yang
ada
kemudian
menyimpulkan. Setelah itu peneleti menganalisa kategori-kategorinya. 6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk menjaga keabsahan data dan validitas data dalam penelitian, tentunya diperlukan pemeriksaan data untuk menjaga keabsahan data dan validitas data. Dalam hal ini penulis menggunakan langkah Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik triangulasi. Menurut Patton dalam buku Lexy J. moleong Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.20 Teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan:21 a.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya peneliti membandingkan hasil wawancara subjek penelitian dengan hasil temuan pengamatan lapangan tentang program Gangku Hijau di RW 16 Baktijaya Depok.
b.
Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh ketua RW Hijau 16 dengan jawaban
20 21
Ibid, Hal.330 Ibid, Hal.331
17
anggota atau pengurus RW hijau 16. c.
Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian memanfaatkan dokumen atau data sebagai perbandingan.
7. Pedoman Penulisan Skripsi Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan I tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti tempuh adalah merangkai terlebih dahulu beberapa karya tulis penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang peneliti teliti sekarang tidak sama dengan peneliti sebelumnya. Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki tema sama dengan yang akan peneliti teliti. Judul-judul tersebut antara lain adalah 1.
Dalam skripsi yang berjudul: Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan
18
Semper Barat Jakarta Utara, disusun oleh: Erniyati/104054002083, Fak/Jur: Dakwah dan Komunikasi/Pengembangan Masyarakat Islam, lulus: 2010M. Skripsi ini menjelaskan tentang strategi pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan komputer dan bergulir. Strategi pemberdayaan masyarakat untuk peserta pelatihan komputer diberikan bimbingan berupa teori dan praktek. Sedangkan strategi pemberdayaan masyarakat untuk dana bergulir yaitu memberikan pinjaman modal kepada masyarakat untuk mengembangkan usahanya atau memulai usaha baru.22 2.
Dalam skripsi yang berjudul: Strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan kelompok wanita tani mina maju bersama dalam pembuatan abon lele di perung poncol rw 02 kelurahan duren mekar, disusun oleh : Irfan Aziz/109054000016, Fak/jur: dakwah dan komunikasi/pengembangan masyarakat islam, lulus: 2014M. Skripsi ini menjelaskan tentang strategi pemberdayaan masayrakat melalui kegaiatan kelompok wanita tani bahwasannya telah membuat para petani atau budidaya ikan lele tidak perlu khawatir apabila ada ikan lele tersebut telah menjadi besar dan tidak dipasarkan, karena ikan lele yang sudah besar tersebut bisa dikelola untuk membuat abon lele. Kelompok wanita tani telah berhasil membangun kepercayaan, potensi, kreatifitas masyarakat.23
22
Erniyati, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara”, (Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta ,2010). 23 Irfan Aziz, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan Kelompok Wanita Tani Maju Bersama dalam Pembuatan Abon Lele di Parung Poncol RW02 Kelurahan Duren Mekar”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
19
3.
Dalam skripsi yang berjudul: Strategi empiris rasional pemberdayaan perempuan eks penderita kusta melalui program kewirausahaan sosial oleh komunitas nalacity di kampung sitanala tangerang, disusun oleh: Sri Rahmayani/
1110054000015, Fak/
Jur:
Dakwah dan komunikasi/
pengembangan masyarakat islam, lulus:2015M. Skripisi ini menjelaskan tentang program kewirausahaan sosial pada perempuan mantan penderita kusta.24 4.
Dalam skripsi yang berjudul: Strategi perlindungan an pemberdayaan anak terlantar melalui program rumah belajar anak lembaga kemanusiaan aksi cepat tanggap (ACT) di kampung muka ancol pademangan jakarta utara, disusun oleh: Amy Habibul Hadi/ 1110054100016, Fak/Jur: dakwah dan komunkasi/ kesejahteraan sosial, lulus: 2015 M. Skripsi menjelaskan tentang program rumah belajar anak fokus pada sasaran anak-anak di kampung muka untuk dibina dan dididik dengan ilmu pengetahuan sekolah secara non formal dan keterampilan life skill.25
5.
Dalam skripsi yang berjudul: Strategi pemberdayaan keluarga melalui program ekstrakurikuler posdaya bina mandiri yayasan bina mulya kelurahan pasir putih sawangan depok, disusun oleh: Mochammad
Negeri Jakarta, 2014). 24 Sri Rahmayani, “Strategi Empiris Rasional Pemberdayaan Perempuan eks penderita Kusta melalui Program Kewirausahaan Sosial oleh Komunitas Nalacity di Kampung Sitanala Tangerang”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015) 25 Amy Habibul Hadi, “Strategi Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Terlantar melalui Program Rumah Belajar Anak Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di kampung Muka Ancol Pademangan Jakarta Utara”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunkasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015).
20
Fadly/105054002049, Fak/jur: dakwah dan komunikasi/ pengembangan masyarakat
islam,
lulus:
2012
M.
Skripsi
menjelaskan
tentang
pemberdayaan yang diterapkan Posdaya Bina Mandiri Yayasan Bina Mulya Pasir Putih Depok menggunakan program pembinaan melalui pemberian pendidikan formal secara gratis kepada setiap anak dari kader Posdaya. Pembinaan dalam bidang ekonomi menggunakan pembinaan dengan bentuk pelatihan-pelatihan berbasis kelompok.26 Adapun perbedaan skripsi peneliti dengan lima skripsi yang diatas jelas berbeda. Skripsi peneliti mengenai strategi pemberdayaan masyarakat melalaui kegiatan gangku hijau dalam melestarikan lingkungan di RW hijau 16 Baktijaya Depok. Skripsi ini menjelaskan pemberdayaan di RW Hijau 16 Baktijaya tentang penghijauan di lingkungan. Kegiatannya dinamakan gangku hijau dengan maksud setiap gang atau RT harus ada penghijauan di lingkungannya. Setiap rumah harus memiliki minimal 20 pot tanaman. Dari penjelasan ini jelas berbeda dengan lima skripsi referensi untuk tinjauan pustaka peneliti.
F.
Sistematika Penulisan Penyajian dalam skripsi ini dijabarkan atas lima bab, dimana antara bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dengan masing-masing bab terdiri dari sub-sub, untuk lebih jelas berikut adalah sitematikanya:
26
Mochammady Fadly, “Srategi Pemberdayaan Keluarga melalui Program Ekstrakurikuler Posdaya Bina Mandiri Yayasan Bina Mulya Kelurahan Pasir Putih Sawangan Depok”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi, Universitas Islam Negeri, 2012).
21
BAB I
: PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menjabarkan latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penlitian, metode penelitian (pendekatan penelitian, sumber data, penentuan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, analisa data, keabsahan data dan pedoman penulisan skripsi), tinjauan pustaka dana sistematika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN TEORITIS Bab ini akan menguraikan kajian teoritis mengenai Pengertian Strategi,
Pemberdayaan
Masyarakat,
Pendekatan
Masyarakat,
Strategi
Pemberdayaan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Lingkungan BAB III
: GAMBARAN UMUM Pada bab ini terdapat dua sub yang akan peneliti paparkan. Sub pertama akan di paparkan Gambaran Umum RW Hijau 16 terdiri dari profil RW hijau 16, Visi dan Misi RW Hijau 16, Struktur organisasi, Program kegiatan, Sumber dana dan kerja sama. Sub kedua akan di paparkan gambaran umum Kelurahan Baktijaya terdiri dari Profil Kelurahan Baktijaya, Visi dan Misi Kelurahan Baktijaya, dan Demografi Kelurahan Baktijaya.
BAB IV
: TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN Bab ini berisikan tentang temuan dan analisis mengenai Stretegi pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan gangku hijau dalam
22
melestarikan lingkungan di RW hijau 16, Baktijaya Depok dan analisa mengenai manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiata aksi gangku hijau. BAB V
: PENUTUP Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran penulis
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Strategi Di tinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos yang diambil dari kata Stratos yang berarti militer dan ego yang berarti memimpin. Pada konteks awalnya, startegis diartikan sebagai generalship atau sesat yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.1 Sedangkan arti lain dari kata strategi yang masih sama Negara asal katanya yaitu Yunani, bahwa strategi yaitu strategos yang berarti jenderal.2 Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama.3 Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah startegi adalah suatu ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan tertentu.4 Menurut Sondang Siagian, Strategi adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntunan
1
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: LPEE UI, 1999), h.8 2 George Steiner dan John Minner, Manajemen Strategi, (Jakarta: Erlangga), h.20 3 Rafi’udin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia), h.76 4 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) h.1092
23
24
perubahan lingkungan.5 Menurut Chandler, strategi adalah penuntun dasar goals jangka panjang dan tujuan pemberdayaan masyarakat serta pemakaian cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mecarancapai tujuan.6 Kemudian menurut Onong Uchjana, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.
7
Sedangkan Strategi menurut Steinner dan Minner adalah
penempatan misi, penempatan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal dalam perumusan kebijakan tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.8 Sementara Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck menyatakan bahwa startegi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.9 Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran. Untuk menentukan mana yang terbaik menuju sasaran tersebut. Strategi yang digunakan akan tergantung dari kriteria yang digunakan. Strategi tidak berhenti pada dokumen saja. Ia harus diwujudkan
5
Sondang Siagian, Analysis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet.ke-1, h.17 6 Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogtakarta: BPFC,1985), h.9 7 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999), h.32 8 George Stainner dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.20 9 Lawrrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Edisi ke-3 (Jakarta: Erlangga, 1998), h.12
25
dengan pelaksanaan atau implementasinya. Para praktisi sering juga menyebut dengan istilah eksekusi. Strategi tidak ada artinya tanpa eksekusi. Bagaimana aspek pengimplementasian ini dijalankan oleh organisasi demi kesuksesan startegi perusahaan. Implementasi strategi merupakan rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengeksekusi perencanaan startegik. Artinya apa yang kita rumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbagai program kerja, anggaran dan prosedur-prosedur. Untuk memulai proses implementasi, para perencanaan strategik perlu hal berikut:10 1. Siapa
yang
akan
menjalankan
perencanaan
startegis
(yang
mengimplemntasikan). Tentang siapa yang mengimplementasikan strategi yang sudah ada dirumuskan biasanya tergantung skala organisasi dan bagaimana struktur yang ada. Namun, secara umum, implementasi sebagian besar dilakukan oleh para manajer dan supervisor.11 2. Apa yang harus dilakukan untuk mencapai arah yang ditentukan. Untuk
mengimplementasikan
strategi,
perusahaan
memerlukan
rumusan program, anggaran yang akan membiayai pelaksanaan program, dan prosedur untuk memastikan program berjalan seperti yang diharapkan. Rumusan apa yang harus dilakukan yaitu:12 a) Program: program yang dibuat, pertama-tama, harus terkait dengan rumusan strategi yang sudah dibuat. Kemudian, sedapat mungkin 10
M.Taufiq Amir,Manajemen Strategik konsep dan aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 192 11 Ibid, hal.193 12 Ibid, hal. 193
26
sebuah program bersifat Action-oriented. Karena itulah, dalam dokumen program kerja dianjurkan untuk menuliskan item programnya dengan kata kerja.13 b) Anggaran: begitu kita selesai menyiapkan program, maka sekaligus kita menyiapkan anggaran. Anggaran adalah “program dalam bentuk uang” sehingga, program yang “canggih” jika tidak ada anggaran yang mendukungnya tidak bisa “berbicara” apa-apa. Karena itu, anggaran sering kali disebut juga sebagai darahnya program.14 c) Prosedur: prosedur ini adalah urutan-urutan aktivitas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan dalam program. Dengan adanya prosedur, maka kita dapat menjamin sebuah pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan hasilnya sesuai dengan harapan kita.15 3. Bagaimana orang-orang yang terlibat bisa bekerja dengan sukses. Agar semua pekerjaan dalam implementasi dapat berjalan mulus, perusahaan perlu mengorganisasi semuanya dengan tepat. Siapa orang yang digunakan
untuk
pekerjaan
tertentu,
dan
bagaimana
cara
mengkoordinasikan antarpekerjaan.16 B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik. 13 14 15 16
Ibid, hal.193 Ibid, Hal.195 Ibid, Hal.196 Ibid, Hal.198
27
Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dengan keinginan mereka. Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.17 Secara
konseptual,
pemberdayaan
atau
pemberkuasaan
(empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.18 Pemberdayaan juga menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan, (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.19 Secara teknis istilah pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah pengembangan. Menurut Imang Mansur Burhan sebagimana dikutip oleh Nanih
machendrawaty
dan
Agus
Achmad
Syafei
mendifinisikan
pemberdayaan umat atau masyarakat sebagai upaya untuk membangkitkan potensi umat islam ke arah yang lebih baik, baik dalam kehidupan sosial, 17
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2000), cet.ke-1, h.32-33 18 Suharto Ph. D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.57 19 Ibid, h.58
28
politik, maupun ekonomi.20 Amrullah Ahmad mengatakan bahwa “Pengembangan Masyarakat Islam adalah sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model pemecahan masalah umat dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan dalam prespektif Islam.21 Pada dasarnya Islam adalah agama pemberdayaan. Dalam pandangan Islam, pemberdayaan harus merupakan gerakan tanpa henti. Hal ini sejalan dengan paradigma Islam sendiri sebagai agama gerakan atau perubahan. Dalam konteks Indonesia, masyarakat Islam sebagai penghuni mayoritas bangsa masih terlalu jauh dari segala keunggulan bila dibandingkan dengan sesama umat manusia dari negara-negara lain. Fakta ini menuntut adanya upaya-upaya pemberdayaan yang sistematis dan terus-menerus untuk melahirkan masyarakat Islam yang berkualitas.22 Sementara itu, menurut Ife sebagaimana dikutip oleh Isbandi Rukminto melihat pemberdayaan secara ringkas sebagai upaya untuk meningkatkan daya (power) dari kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged).23 Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai
proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat
kekuasaan
masyarakat,
termasuk
20
atau
keberdayaan
individu-individu
kelompok yang
lemah
mengalami
dalam masalah
Nanih Machendrawaty dan Agus Achmad Syafei,Pengembangan Masyarakat Islam,(Bandung: Rosda Karya,2001), cet. Ke-1, h.42 21 Machendrawaty dan Achmad Syafei,Pengembangan Masyarakat Islam, h.42 22 Ibid, h.41 23 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi komunitas & Pengembangan Masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.206, Edisi Revisi
29
kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.24 Menurut Parson et.al sebagimana dikutip oleh Edi Suharto Ph.D mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada: a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan.
25
Berbagai macam bentuk pemberdayaan dipadukan dan saling melengkapi guna menciptakan kesejahteraan masyarakat. Hal yang sering 24 25
Ibid, h.59-60 Ibid, h.63
30
kali menjadi masalah adalah bagaimana menyinergikan berbagai macam upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan berbagai bidang dengan melibatkan berbagai lembaga yang ada, baik itu lembaga pemerintah maupun non pemerintah, ataupun menyinergikan pemberdayaan yang dilakukan berdasarkan bidang yang berbeda. Masalah menyinergikan berbagai upaya pemberdayaan antarbidang yang ada inilah salah satu hal yang paling sulit dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. Salah
satu
contoh
upaya
pemberdayaan
yang
mencoba
menyinergikan pemberdayaan ekologi, ekonomi, sosial, dan spritual adalah seperti apa yang dilakukan oleh salah satu komunitas India dalam mengelola sampah dengan proses pembuatan kompos. Salah satu yang dikembangkan adalah memanfaatkan sampah warga guna proses pembuatan pupuk yang dikumpulkan dua sampai tiga kali seminggu kendaraan roda tiga seperti modifikasi becak.26 Upaya yang dilakukan ini, bukan saja bernilai dalam pemberdayaan ekologi di mana mencoba menciptakan lingkungan yang lebih asri, tetapi juga dapat memberikan penghasilan bagi warga dari kelas ekonomi yang kurang beruntung. Di samping itu, juga membantu mereka yang kurang beruntung agar tidak melakukan tindak kejahatan dan mau berbuat baik untuk sesama (mempunyai nilai sosial dan spiritual). Bila dapat dilihat dari bidang-bidang yang terlibat dalam suatu pemberdayaan masyarakat, upaya pemberdayaan masyarakat juga dapat dilihat dari sisi keberadaannya sebagai suatu program ataupun sebagai suatu
26
Ibid, h.209-210
31
proses. Pemberdayaan sebagai suatu program, di mana pemberdayaan dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya sudah ditentukan jangka waktunya.27 Sementara itu, pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan (on-going) sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja.28 Menurut Hogan yang dikuti oleh Isbandi Rukminto Adi, meyakini bahwa proses pemberdayaan yang terjadi tidaklah berhenti pada suatu titik tertentu, tetapi lebih merupakan sebagai upaya berkesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada. Meskipun hogan memfokuskan tulisannya pada pemberdayaan individu, tetapi model pemberdayaan yang bersifat on going process tersebut bukan berarti tidak dapat diterapkan pada level komunitas.29
C. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Parsons et. al, menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan dari klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan.
27 28 29
Ibid, h.211 Ibid, h.212 Ibid, h.213
32
Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat dilakukan
melalui
kolektivitas.
Dalam
beberapa
situasi,
strategi
pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual, meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya. 30 Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro. 1.
Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task centered approach).
2.
Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran. Pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
3.
Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Startegi Besar (large-system-strategy), karena sasaran perubahan diarahkan ada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosila, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,
30
Ibid, h.66
33
manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.31 Menurut Batten, pada dasarnya ada dua pendekatan dalam pengembangan masyarakat: yang pertama adalah pendekatan direktif dan yang kedua adalah pendekatan non direktif. Pendekatan direktif (directive approach) dilakukan berlandaskan asumsi bahwa community worker tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan ini, peranan community worker bersifat lebih dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari community worker.32 Sedangkan
pendekatan
nondirektif
(partisipatif),
dilakukan
berlandaskan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini, community worker tidak menempatkan diri sebagai orang yang menetapkan apa yang baik atau buruk bagi suatu masyarakat. Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, community worker lebih bersifat menggali dan mengembangkan potensi masyarakat.33 Jadi pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Selain itu,
31
Ibid, h.67 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat (sebagai upaya Pemberdayaan Masyarakat), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), h.166 33 Ibid ,h.167 32
34
pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat dalam memamfaatkan sumber daya yang dimiliki, baik itu sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA) yang tersedia di lingkungannya agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Namun upaya yang dilakukan tidak hanya sebatas untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga untuk membangun jiwa kemandirian masyarakat agar berkembang dan mempunyai motivasi yang kuat dalam berpartisipasi dalam proses pemberdayaan. Masyarakat dalam hal ini menjadi pelaku atau pusat proses pemberdayaan.
E. Pengertian Lingkungan. Bagi manusia, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut. Lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara sebagai berikut: a.
Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan tidak hidup (abiotis)
b.
Lingkungan alamiah dan lingkungan buatan (manusia)
c.
Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal
d.
Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial
e.
Lingkungan air (hydrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir), lingkungan biologis (biosfir), dan lingkungan sosial
35
(sosiosfir).34 Dalam Undang-undang R.I No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat (1) menyebutkan: “Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraaan manusia serta makhluk hidup lainnya”.35 Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air, makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungan hidupnya. Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada di dalamnya sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya toleransi, dan daya tegang, yang dalam istilah asing disebut carrying capacity. Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas apabila daya dukungan lingkungan itu terlampaui, maka manusia akan mengalami berbagai kesulitan.36 Interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungan abiotik dalam suatu komunitas yang didasarkan pada pola makan, keanekaragaman biota, 34
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2004), h.36 35 Bahri Ghazali, Lingkungan hidup dalam pemahaman Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.11 cet.1 36 Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.183
36
dan daur ulang demi keanekaragaman biota, dan daur ulang demi kelangsungan hidup disebut ekosistem. Lingkungan hidup pada manusia maupun makhluk hidup lainnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; a.
Lingkungan hidup Internal Lingkugan hidup internal adalah proses fisiologis dan biokimia yang berlangsung dalam tubuh manusia pada saat tertentu yang juga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan keadaan yang terjadi di luar tubuh untuk kelangsungan hidupnya atau disebut juga bersifat hemeostatis.
b.
Lingkungan hidup eksternal Lingkungan hidup eksternal adalah segala sesuatu yang berupa benda hidup atau mati, ruang energi, keadaan sosial, ekonomi maupun budaya yang dapat membawa pengaruh terhadap perikehidupan manusia di permukaan bumi ini.37 Berdasarkan perspektif Islam, manusia diciptakan atas dasar
kesia-siaan atau tanpa makna, bahkan hukum-hukum sosial Islam pun dirancang berdasarkan pada tujuan dan filosofi penciptanya, tentunya hukun dan aturan-aturan ini kadang kala muncul dalam bentuk dorongan, ajakan ataupun nasihat-nasihat yang hanya memiliki dimensi etika di mana terdapat hukuman ukhrawi atasnya, akan tetapi kadang kala ketika berhadapan dengan ketiadaan perhatian terhadap aturan dan hukum-hukum ini, maka yang akan berbicara ialah hukuman duniawi. Terdapat prinsip-prinsip universal dalam Islam yang dapat menjadi
37
Ibid, h.7
37
sebuah kewajiban bagi seorang warga muslim, seperti: dalam Islam, memberantas
dan
memusnahkan
segala
sesuatu
yang
menjadi
kebergantungan generasi manusia, akan dianggap sebagai sebuah tindakan yang haram, seperti menganiaya sesama dan tidak mengkufuri nikmat-Nya. Demikian pula dalam prespektif Islam, kegiatan yang memberikan kenyamanan masyarakat dan dalam rangka menjaga keselamatan mereka, dianggap sebagai sebuah pengabdian dalam keridhaan-Nya, serta ibadah dan penghambaan kepada-Nya, karena seseungguhnya tidak ada tujuan lain dalam penciptaan manusia selain ibadah.38 Karena perlindungan terhadap lingkungan hidup, memerhatikan kesehatan lingkungan hidup, dan menghindarkannya dari pencemaran merupakan sebuah usaha dalam rangka menyelamatkan manusia dari kehancuran dan memberikan kenyamanan pada mereka, maka tindakan seperti ini memiliki keistimewaan (sehingga diletakkan dalam kedudukan wajib atau mustahab/dianjurkan).39
38 39
Ibid, h.281 Ibid, h.282
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Gambaran umum RW Hijau 16 Baktijaya depok 1.
Profil RW 16 Baktijaya Depok Rukun Warga 16 (RW 16) adalah bagian dari Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok. RW 16 terdiri 10 RT dengan luas area kurang lebih 4,25 Hektar, sampai saat ini dihuni oleh 2046 jiwa terdiri dari laki-laki: 1067 jiwa, perempuan: 989 jiwa dengan jumlah kepala keluarga: 551.1 RW Hijau 16 adalah sebuah penamaan yang merujuk pada aksi sosial warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih dilingkungan RW 16. Aksi sosial warga ini telah mengantarkan RW 16 mencapai prestasi ditingkat kota Depok sebagai RW Hijau,Bersih dan Teduh. Propinsi Jawa Barat selaku Juara 2 Lomba HATINYA PKK serta Nasional mewakili Kota Depok dalam penilaian Adipura, Kota Sehat dan Kampung Iklim.2 Berbagai upaya yang dilakukan untuk membangun komitmen sebagai syarat keberhasilan konsep ini , adalah : 3 a. Menjaga kebersihan lingkungan dengan pendekatan Lomba K-3 antar lingkungan RT. b. Memilah sampah organik dan mengolahnya menjadi kompos oleh PKK dan kelompok Ibu-ibu Dasawisma
1 2 3
Profil RW 16 Baktijaya Depok Wawancara pribadi dengan Ibu Dwihastuti selaku bendahara RT6, Depok 24 Juni 2015 Profil RW 16 Baktijaya Depok
38
39
c. Membuat lubang biopori disekitar rumah untuk membantu resapan air sehingga tidak semua air terbuang d. Menata dan menjaga saluran air agar bersih tidak tergenang e. Aksi tanam pohon dengan berbagai media tanam dengan target memperindah lingkungan f. Menjaga ketahan pangan dari halaman rumah dan pekarangan 2.
Visi dan Misi a.
Visi “Terwujudnya RW 16 yang mandiri dalam mengelola lingkungan di
bidang ekonomi, pembangunan, sosial, dan budaya serta memberikan pelayanan administrasi warga/masyarakat yang ramah, cepat dan akurat.” 4 b. Misi 1)
Memberikan pelayanan administrasi kependudukan yang ramah, cepat dan akurat kepada warga/masyarakat
2)
Mengelola keuangan yang dapat memberikan konstribusi terhadap pembangunan dan kegiatan lingkungan
3)
Memberikan pelayanan dan pembinaan serta memelihara ketentraman dan ketertiban lingkungan RW 16
4)
Meningkatkan memberdayakan
kesejahteraan unit-unit
binaan
warga/masyarakat RW
warga/masyarakat dan santunan pemerintah
4
Profil RW 16 Baktijaya Depok
16
melalui
dengan swadaya
40
5)
Menyelenggarakan usaha perekonomian di segala kegiatan yang dapat meningkatkan nilai ekonomi warga/masyarakat.5
3.
Struktur Organisasi Susunan organisasi merupakan elemen yang penting untuk mencapai tujuan bersama. Di mana dalam struktur itu ada sebuah mekanisme kepengurusan yang disusun atau dibangun secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Karena aspek ini akan menjadi dasar dari bagian dan mekanisme tugas dan tanggung jawab para pengurus yang terlibat, selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program. Gambar 1 Srtuktur Organisasi Rukun Warga 16 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukamajaya Kota Depok Pembina Lurah Baktijaya
Ketua RW 16 IR. Teguh Hari Widodo Penasehat
Wakil Ketua RW 16
Drs. Tri Prianggono, MM
M. Sidik Sofyan
H. Muchayar Saputra
Bendahara
Sekertaris
Budi Widodo
Drs. Kasimin Hadi, MSI
Sumber: Profil RW 16 Baktijaya Depok tahun 2011-2014 5
Ibid
41
a.
Koordinator RW 16: 1) Koord. Trantib
: N.I Hardini
2) Koord. Kessos
: Kandar Sutarman dan Sumidjan
3) Koord. PPL
: Sutito dan Herri Setiawan, ST
4) Koord. Ekonomi
: Nasikhudin dan Lewi Octaviano, A.md. Ak
5) Koord. Poseni
: Sumarno dan Imam Prasetyo
6) Humas
: Drs. Yonnie Eko. M dan Suyono, SE
7) Koord. RTP
: Cekwi Azis dan Paino
b. Pengurus RT: 1) Rukun Tetangga 01
: Triyono, Rizki Chaironi, S.Ag , dan Garmayana Yudihi
2) Rukun Tetangga 02
: Mudiyanto, Sarjupri, S.Pd , dan Sugiyono
3) Rukun Tetangga 03
: Amirullah, Soleh Mansyur dan H. Sariman
4) Rukun Tetangga 04
: Marsigit, Aries Susanto dan Ardian. G
5) Rukun Tetangga 05
: M.Fitah Lailani, Sumrahadi, dan Muchtadi
6) Rukun Tetangga 06
: Hardjito, Lewi Octaviano, dan Siful Bakri
7) Rukun Tetangga 07
: Sardjono, Syahril Rahman, dan Dadan Budiman
8) Rukun Tetangga 08
: Drs. Ridwan, Imam Prasetyo, dan Edi Nugroho, S.Sos
9) Rukun Tetangga 09
: Tjasmudi, Indranela.D, dan Herry Yanto
10) Rukun Tetangga 10
: M.Ali Irwan, Hadian Iman. S, dan Satri Said
42
Gambar 2 Struktur Organisasi PKK RW 16 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Ketua PKK RW 16 Hj. Sri Toti. R
Sek.I
Sek.II
Wakil Ketua PKK RW
Bendahara
Turmini
Triyani
Nur Aini
Hj. Tati DJ
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
PKK RT 1
PKK RT 2
PKK RT 3
PKK RT 4
PKK RT 5
PKK RT 6
Gadari. Y
Djumiati
Scholatika
Ramsiah
Tuti Heryani
Elfina
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
PKK RT 7
PKK RT 8
PKK RT 9
PKK RT 10
Sri Teteki
Wahyuniningsih
HJ. SW Marhaeni
EVI
Sumber: Profil RW 16 Baktijaya Depok tahun 2011-2014
a.
Dasa Wisma: 1) Dasa Wisma RT1
: Ratwan
2) Dasa Wisma RT2
: S.Sumarsini
3) Dasa Wisma RT3
: Shita.M
4) Dasa Wisma RT4
: Maryati
5) Dasa Wisma RT5
: Ira
6) Dasa Wisma RT6
: Renni.CH
7) Dasa Wisma RT7
: SW.Alwani
8) Dasa Wisma RT8
: Dini. N
43
9) Dasa Wisma RT9
: Ely.ST.A
10) Dasa Wisma RT10
: Kuswati
b. SUB.Bidang: 1) Rohani Islam
: Sumiati E.Z dan Nur Amalia
2) Kesra/Sosial
: Mulyati dan T.Sri Indrayati
3) Koprasi
: Hj. Henni dan Indranella
4) Rohani non Islam
: Nining Kadarini dan Martha C.P
5) Kesehatan
: Hj.Dr. Sumarti dan Atikah.S
6) Olahraga
: Djumiati dan Mulyaningsih
7) Kesenian
: Siti Choiriyah dan R.Nursariningsih
8) Keterampilan
: Hera dan Evi
9) Arisan
: Sri .M
4.
Program Kegiatan Program-program dan kegiatan yang dilakukan di RW Hijau 16 merujuk pada aksi warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih dilingkungan tersebut. Adapun program yang dimiliki RW Hijau 16, yaitu: 6
6
Wawancara Pribadi dengan ibu Dwihastuti selaku Bendahara RT 6, Depok 24 Juni 2015
44
a.
Program Gang Ku Hijau Seiring waktu membangun dan membudayakan perilaku hijau, bersih,
sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 mengantarkan sebuah konsep baru penataan lingkungan. Program ini awalnya dari perlombaan dan sekarang menjadi budaya di RW hijau 16 ini. Ketika kriteria penilaian disusun dalam setiap lomba dan kemudian diberlakukan umum, maka secara tidak langsung seluruh Gang di lingkungan RW 16 menjadi hijau, bersih, sehat namun tidak menunjukkan sebuah kekhasan serta memiliki keunikan tertentu. Tanaman yang ditanam tidak ditanam ditanah lahan kosong karena sangat minim sekali tanah kosong di RW Hijau 16 ini. Akan tetapi warga menanam tanaman dengan menggunakan pot.
7
Saat ini, penataan yang berlaku generik berubah bersama sosok-sosok penggerak yang terus konsisten mentata lingkungan masing-masing RT yang berada pada setiap Gang. Setiap gang dengan sendirinya menegaskan suatu tema tertentu yang menonjol berdasarkan jenis tanamannya.
8
Gang RT 06 yang sangat kaya dengan berbagai fariasi tanaman obat makin menegaskan bahwa Gang ini adalah Gang Tanaman Obat Keluarga (TOGA) lebih dari 100 jenis taman Toga ada disetiap halaman dan pot-pot sepanjang jalan di gang tersebut.
7
RW Hijau 16, Satu Gang Satu tema, data ini diakses pada hari senin tanggal 25 januari 2016, https://rwhijau16.wordpress.com/2013/07/01/satu-gang-satu-tema/ 8 Ibid
45
Sedangkan di gang RT 08 menjadi gang dengan model tanaman buah dalam pot yang paling produktif. Berbagai jenis tanaman buah berjejer sepanjang jalan gang tersebut.9 Gang RT 01, pergola Bougenville menjadi lorong indah gang ini. Tanaman hias mendominasi sepanjang halaman depan rumah-rumah warga, kembang dan bunga serta bentuk tanaman hias lainnya menambah warna dan bentuk. Sedangkan di gang RT 05, Gang yang akan dikonsep menjadi kawasan tanaman pangan berbasis halaman rumah dengan jenis tanaman beragam seperti Jagung, Terong, Bayam, Bawang, Tomat.
10
Dalam program tersebut setiap gang terdapat lubang biopori. Lubang biopori ini tidak dibuat di lahan kosong karena memang sangat minim sekali lahan kosong di RW hijau 16. Akan tetapi lubang biopori tersebut dibuat di got atau selokan air.
11
b. Bank Sampah Bank sampah adalah suatu institusi yang di dirikan dengan tujuan mengurangi jumlah sampah yang masih memiliki jumlah ekonomi, sehingga menghasilkan ekonomi. Bank sampah ini juga mendaur ulang sampah yang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau sampah menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali, dan dijual ke pengepul dimana bisa bermanfaat penambahan ekonomi warga.
9
12
Ibid Ibid 11 Ibid 12 Bank Sampah Green house, data ini di akses pada hari rabu, tanggal 24 Agustus 2016, 10
46
Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunanaan bahan baku yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi kerusakan lahan, dan emisis gas rumah kaca dari pada proses pembuatan barang baru.13 Bank
Sampah
yang
merupakan
kegiatan
bersifat social
engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA.14 Beberapa pengelolaan yang telah dilakukan Bank Sampah diantaranya menghasilkan kerajinan dari sampah bekas bungkus plastik/kemasan kopi, pewangi pakaian, susu,dan lain-lain, menjadi beragam produk seperti Tas, Tempat Pensil, Dompet, Sarung HP, dan lain-lain. 5.
Sumber Dana Dana yang menunjang kegiatan RW Hijau 16 berasal dari swadaya atau masyarakat sendiri. Dana bantuan berupa uang tunai dari pemerintah, kelurahan dan lain-lain belum mendapatkannya. Jadi jika ada kegiatan RW hijau 16 masyarakat sendiri yang mengumpulkan dana dengan bantuan seikhlasnya.15
http://banksampahgreenhouse.com Ibid 14 RW Hijau 16, Bank Sampah Depok Binar, data ini diakses pada hari senin tanggal 25 Januari 2016, https://rwhijau16.wordpress.com/2013/03/05/bank-sampah-depok-binar/ 15 Wawancara pribadi dengan ibu H.Sri Toti selaku ketua PKK RW, Depok 13 September 2015 13
47
B. Gambaran Umum Kelurahan Baktijaya 1.
Profil Kelurahan Baktijaya dan Geografis Kelurahan Baktijaya Kelurahan
: Baktijaya
Kecamatan
: Sukmajaya
Kota
: Depok Berdasarkan ketentuan pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Depok
Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Lurah bertanggungjawan kepada Walikota Depok melalui Camat. Selanjutnya peraturan Walikota Nomor 49 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kelurahan yang terdapat dalam ketentuan pasal 3 ayat (2) hurup
(1),
yang
menyatakan
bahwa
“Lurah
mempunyai
fungsi
pengkoordinasian penyusunan Laporan Tahunan Kelurahan”. 16 Kelurahan Baktijaya merupakan salah satu kelurahan yang berada pada wilayah Kecamatan Sukmajaya Kota Depok dengan luas wilayah ±295 Ha, dengan batasan wilayah:17 Sebelah Utara
: Kelurahan Tugu
Sebelah Timur
: Kelurahan Cisalak
Sebelah Selatan
: Kelurahan Abadijaya
Sebelah Barat
: Kelurahan Mekarjaya
Pemanfaatan dan penggunaan lahan di Kelurahan Baktijaya adalah sebagai beikut:18
16 17
Profil Kelurahan Baktijaya Tahun 2014 Ibid
48
Perumahan, Pemukiman
: 189 Ha
Perusahaan
:
- Ha
Pertanian
:
- Ha
Sarana Olahraga
:
2 Ha
Sarana Ibadah
:
15Ha
Sarana Umum/Jalan
:
45Ha
Lainnya
:
4 Ha
Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Baktijaya, yaitu:19 a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Baktijaya b. Tim Penggerak PKK Masyarakat Baktijaya c. Badan Keswadayaan Masyarakat Baktijaya d. Karang Taruna Tingkat Kelurahan Baktijaya e. POKDAR Kamtibmas Baktijaya f. UPZ Kelurahan Baktijaya g. UPS Kelurahan Baktijaya h. Satgas Kelurahan Siaga i. Satgas RW Siaga j. Kota Sehat Kelurahan Baktijaya k. Satlakar Kelurahan Baktijaya
18 19
Ibid Ibid
49
2.
Visi dan Misi a.
Visi “Terwujudnya pelayanan pemerintah Kelurahan yang ramah, cepat, tepat,
dan transparan”.20 b. Misi 1. Meningkatkan tatakelola Administrasi pemerintah Kelurahan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat21 3.
Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya Berdasarkan Perda 08 Tahun 2008 Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah, dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris Kelurahan, dan 1 (satu) orang Kepada Seksi serta 3 (tiga) pelaksana (6 orang PNS dan 8 Orang tenaga sukwan). Gambar 3 Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya LURAH H.M.Saiun AM. S.Sos
JABATAN FUNGSIONAL
KASI PEMERINTAHAN, KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN a. Ismet Sutisna, S.Sos. M.si b. Suratman Jayadi
M.Ishak Wahyudi Lala
KASI PEMBANGUNAN DAN PEREKONOMIAN a. b.
Sueni, S.Sos Syamsudin
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
20 21
Ibid Ibid
SEKRETARIS
KASI KEMASYARAKATAN a.
Heny Maulina, S.Sos
b.
Atills Tatuil
50
4.
Demografi Kelurahan Baktijaya Jumlah penduduk di Kelurahan Baktijaya sampai akhir bulan Desember 2014 tercatat 47.444 Jiwa, terdiri dari:22 a. Laki-laki
: 24.111 jiwa
b. Perempuan
: 23.333 jiwa
c. Jumlah Penduduk
: 47.444 jiwa
d. Jumlah KK
: 12.635 KK
e. Wajib KTP
: 39.309 Jiwa
Seluruh jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Baktijaya adalah 47.444 orang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1 jumlah penduduk menurut Usia di bawah ini:
NO
22
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Usia Usia Jumlah
1
0-4 Tahun
8.515 orang
2
5-9 Tahun
3.922 orang
3
10-14 Tahun
4.099 orang
4
15-19 Tahun
3.600 orang
5
20-24 Tahun
3.577 orang
6
25-29 Tahun
3.383 orang
7
30-34 Tahun
2.895 orang
8
35-39 Tahun
3.002 orang
9
40-44 Tahun
2.997 orang
10
45-49 Tahun
2.889 orang
11
50-54 Tahun
3.274 orang
Ibid
51
12
55-59 Tahun
2.427 orang
13
60-64 Tahun
707 orang
14
65-69 Tahun
767 orang
15
70-74 Tahun
572 orang
16
75-79 Tahun
543 orang
17
80 – Keatas
275 orang
18
Jumlah Penduduk
47.444 orang
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
Jika di lihat dari usia yang bekerja, jumlah penduduk yang bekerja berusia 19-2 tahun sebanyak 10.653 orang, usia 25-55 tahun sebanyak 8. 132 orang dan sedangkan yang berusia 56-79 tahun sebanyak 2.113 orang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2 jumlah penduduk berdasarkan usia bekerja di bawah ini:
NO
Tabel 2 Jumlah penduduk Berdasarkan Usia Bekerja Usia Jumlah
1
19-24 Tahun
10.653 orang
2
25-55 Tahun
8.132 orang
3
56-79 Tahun
2.113 orang
JUMLAH PENDUDUK
20.898 orang
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Baktijaya sebagian besar sudah menamatkan pendidikn Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sejenisnya, dengan jumlah 11.602 orang. Masyarakat yang tamat Sekolah Dasar (SD) sejumlah 7.925 orang, tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sejumlah 9.103 orang, lulusan pendidikan Akademi atau sejenisnya
52
sebanyak 4.251 orang, dan yang tamat Perguruan Tinggi atau sejenisnya sejumlah 2.768 orang. Sedangkan mayarakat Kelurahan Baktijaya Depok yang tidak menamatkan sekolah berjumlah 2.327 orang dan yang belum sekolah sebanyak 9.468 orang, seperti yang dapat dilihat pada Tabel nomor 3 sebagai berikut: Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah
NO 1
SD / Sederajat
7.925 orang
2
SLTP / Sederajat
9.103 orang
3
SLTA / Sederajat
11.602 orang
4
Akademi / Sederajat
4.251 orang
5
Perguruan Tinggi / Sederajat
2.768 orang
6
Belum Sekolah
9.468 orang
7
Tidak Tamat Sekolah
2.327 orang
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
Sebagian besar penduduk Kelurahan Baktijaya menurut mata pencaharian dengan jumlah 17.780 orang bekerja sebagai Pegawai Swasta, 6.277 orang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, 653 orang bekerja sebagai TNI/POLRI, 4.025 orang bekerja sebagai pedagang, 5.862 orang bekerja sebagai Wiraswasta, 96 orang bekerja sebagai Jasa, 0 orang bekerja sebagai Tani, dan jenis pekerjaan lainnya sebanyak 1.267 orang. Dilihat dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kelurahan Baktijaya adalah bekerja sebagai Pegawai Swasta. Sebagai berikut lihat tabel 4:
53
Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata Pencaharian Jumlah
NO 1
Pegawai Negeri Sipil
2
TNI/ Polri
3
Pegawai Swasta
4
Dagang
5
Tani
6
Wiraswasta
7
Jasa
8
Lainnya
6.277 orang 653 orang 17.780 orang 4.025 orang - orang 5.862 orang 96 orang 1.267 orang
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
Jika dilihat dari jumlah penduduk menurut Agama, mayoritas penduduk kelurahan Baktijaya adalah Agama Islam yang berjumlah 44.872 orang. Sedangkan Agama Kristen Protestan sebanyak 656 orang, Kristen Katholik sebanyak 982 orang, Hindu sebanyak 482 orang, Budha sebanyak 451 orang dan yang beragama lainnya 10 orang. Untuk tabel berikutnya lihat tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Agama Agama Jumlah
NO 1
Islam
2
Kristen Protestan
656 orang
3
Kristen Katholik
982 orang
4
Hindu
482 orang
5
Budha
451 orang
6
Lain-lain
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
44.872 orang
10 orang
54
Jika dilihat dari jumlah sarana agama dan budaya, mayoritas sarana agama dan budaya adalah berjumlah 31 jenis sarana Masjid. Sedangkan jenis sarana agama dan budaya untuk mushollah 14 buah, Majlis Ta’lim sebanyak 14 buah, Gereja protestan sebanyak 2 buah, rekomendasi pendirian tempat ibadah sebanyak 11 buah, dansedangkan untuk Gereja Katholik, Wihara dan Kelenteng tidak tersedia. Untuk lebih jelas lihat tabel berikutnya lihat tabel 6 sebagai berikut:
NO
Tabel 6 Jumlah Sarana Agama dan Budaya Jenis Sarana Agama dan Budaya Jumlah
1
Masjid
31 Buah
2
Mushollah
14 Buah
3
Majlis Ta’lim
26 Buah
4
Gereja Katholik
- Buah
5
Gereja Protestan
2 Buah
6
Wihara
- Buah
7
Kelenteng
- Buah
8
Rekomendasi Pendirian tempat Ibadah
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
11 Buah
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Gangku Hijau dalam Melestraikan Lingkungan di Rukun Warga (RW) Hijau 16, Baktijaya Depok RW Hijau 16 adalah sebuah penamaan yang merujuk pada aksi sosial warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih dilingkungan RW 16. Kegiatan Gangku Hijau merupakan kegiatan penghijauan untuk setiap gang atau setiap RT di RW hijau 16. Seiring waktu membangun dan membudayakan perilaku hijau, bersih, sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 mengantarkan sebuah konsep baru penataan lingkungan. Setiap gang atau setiap RT mengikuti perlombaan K3 (kebersihan, keindahan dan ketertiban), yang teridiri dari 10 RT dan sekarang rutin setiap tahun mengadakan perlombaan gangku hijau. Strategi kegiatan Gangku Hijau dalam menjalankan program pemberdayaan dilakukan dengan cara sosialisasi mengenai tujuan diadakan perlombaan gangku hijau. Mengadakan kegiatan tersebut tidak gampang hanya sebagaian masyarakat saja yang ingin berpartisipasi untuk tahap awal. Setelah
diadakan
perlombaan
masyarakat
telah
terbiasa
untuk
melakukan penghijauan lingkungan, yang awalnya hanya sebagian masyarakat saja dan semakin lama masyarakat yang tidak berpartisipasi jadi mau melakukan penghijauan lingkungan. Melakukan penghijauan ini dengan
55
56
menanam tanaman apa saja di rumah masing-masing dengan menggunakan pot. Sebelumnya hanya menanam beberapa pot saja, sekarang sudah dianjurkan untuk menanam tanaman minimal 20 pot tanaman dalam setiap rumah. Masyarakat saling tolong-menolong dalam memberikan pengetahuan mereka mengenai tanaman dan bibit tanaman. Peranan yang ikut terlibat antara lain ibu-ibu PKK. Proses implementasi yang dilakukan untuk kegiatan Gangku Hijau dalam perencanaan: 1. Siapa
yang
akan
mengimplementasikan).
menjalankan Dalam
perencanaan
kegiatan
Gangku
startegis Hijau
(yang yang
mengimplementasikan kegiatan gangku hijua ini adalah ketua PKK dari RW 16 tersebut. Dalam hal ini ketua PKK RW ibu Hj. Sri Toti ini sangat berperan penting dalam kegiatan Gangku Hijau. 2. Apa yang harus dilakukan untuk mencapai arah yang ditentukan. Untuk mengimplementasikan strategi, lembaga memerlukan rumusan program, anggaran yang akan membiayai pelaksanaan program, dan prosedur untuk memastikan program berjalan seperti yang diharapkan. Rumusan apa yang harus dilakukan yaitu: a) Program Program yang dilaksanakan pada saat ini adalah program Gangku Hijau. Program yang mengedepankan perilaku hijau, bersih sehat dan bermanfaat di lingkungan RW Hijau 16 Baktijaya Depok. Dengan cara
57
menghijaukan masing-masing gang atau setiap RT untuk melakukan penghijauan dengan menggunakan pot untuk tanaman. Mengapa menggunakan pot, karena daerah RW16 Baktijaya ini tidak mempunyai lahan atau tanah yang kosong untuk menanam tanaman. Minimal 10 sampai 20 pot dalam setiap rumah. Hal ini diungkapkan oleh ibu Dwi Hastuti sebagai berikut: “Cara penghijauan yang kami lakukan adalah dengan menanam tanamanan menggunakan pot minimal 10 sampai 20 pot di setiap rumah. Kami membiasakan melakukan perawatan tanaman secara rutin dengan diadakan kerja bakti seminggu sekali atau sebulan sekali, tergantung masing-masing kebijakan RT itu sendiri.”1
b) Anggaran Kegiatan Gangku Hijau tidak memiliki anggaran khusus. Akan tetapi, agar kegiatan ini tetap berjalan anggaran atau keuangan dilakukan dengan cara swadaya. Setiap rumah mempunyai tabungan bulanan RT yang setiap bulannya dikumpulkan dan digabung dari masing-masing rumah. Hasil dari tabungan bulanan tersebut digunakan untuk kegiatan yang ada, bukan hanya untuk kegiatan Gangku Hijau saja seperti kegiatan perlombaan anak-anak. Hal ini diungkapkan oleh ibu Hj.Sri Toti sebagai berikut: “Kalau anggaran kami tidak mempunyai anggaran khusus. Kami sumbangan pribadi saja, dengan menggunakan tabungan bulanan RT berbentuk kaleng. Jadi setiap bulannya kami kumpulkan dari masing-masing rumah dan kami gabungkan. Uangnya tidak untuk kegiatan Gangku Hijau saja, tetapi bisa buat kegiatan yang lainnya, seperti perlombaan anak-anak. Kami melakukannya dengan swadaya saja.” 2
1 2
Wawancara dengan ibu Dwi Hastuti, 24 Maret 2016, Rumah Ibu Dwi Hastuti. Wawancara dengan ibu Hj. Sri Toti, 25 Maret 2016, Ruangan RW 16 Baktijaya Depok
58
c) Prosedur Prosedur ini adalah urutan-urutan aktivitas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan dalam program. Kegiatan Gangku Hijau untuk prosedurnya menanam dengan menggunakan pot minimal 10 sampai 20 pot, membiasakan perawatan tanaman secara rutin, dan menjaga penghijauan menjadi budaya bagi warga. Tanaman yang ditanaman seperti warung hidup, apotik hidup dan tabulapot. Warung hidup adalah perkarangan yang ditanami sayur-mayur untuk keperluan seharai-hari, sedangkan apotik hidup adalah tanaman obat-obatan, dan tabulapot yaitu tanaman dalam pot. Hal ini diungkapkan oleh ibu Kuswati sebagai berikut: “Penghijauan yang dilakukan setiap RT harus mempunyai tanaman TOGA, warung hidup, apotik hidup, dan tabulapot. Warung hidup itu tanaman sayur-mayur, kalau apotik hidup tanaman obat, dan tabulapot itu tanaman dalam pot.” 3 3. Bagaimana cara mengkoordinasikan antar pekerjaan agar semua pekerjaan dalam implementasi dapat berjalan mulus, lembaga perlu mengorganisasi semuanya dengan tepat. Jika dikatakan kegiataan Gangku Hijau berjalan mulus atau tidak. Kegiatan Gangku Hijau ini bisa disebut tidak berjalan dengan mulus. Karena, masih ada beberapa warga yang masih acuh dengan kegiatan Gangku Hijau atau tidak peduli dengan penghijauan dan ada juga yang peduli tetapi masih males-malesan. Masing-masing RT mempunyai cara tersendiri untuk menggerakan warganya. Warga yang peduli dengan lingkungannya memberi contoh dengan turun langsung untuk melakukan 3
Wawancara dengan ibu Kuswati, 25 maret 2016, lapangan PAUD
59
kerja bakti. Dengan itu, warga jadi ikut untuk turun langsung melakukan kerja bakti, tetapi walaupun sudah memberi contoh beberapa warga masih ada yang tidak peduli. Karena kegiatan ini sosial, tidak memaksa untuk turun langsung melakukan kegiatan Gangku Hijau ini. Hal ini diungkapkan oleh ibu Sumarti Wahyuni sebagai berikut: “Proses masing-masing RT mempunyai kesadaran sendiri minimal ketua PKK RT meningkatkan kesadaran masyarakat. Tujuannya untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya penghijauan untuk diri sendiri dan lingkungan.”4
Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka bahwasannya peneliti menemukan strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gangku Hijau ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Edi Suharto yaitu strategi aras mikro dan strategi aras mezzo. Aras mikro ialah pemberdayaan dilakukan klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Kegiatan Gangku Hijau menggunakan aras mikro karena jika ada warga yang tertarik dengan kegiatan tersebut dan 4
Wawancara dengan ibu Sumarti Wahyuni, 25 Maret 2016, lapangan PAUD.
60
ingin mengetahui bagaimana bertanam tanaman. Salah satu warga yang sudah terbiasa melakukan penghijaun akan membantu untuk membimbing bagaimana cara menanam yang baik. Dengan memberikan beberapa bibit tanaman kepada salah satu warga yang ingin belajar dengan secara ikhlas. Hal ini diungkapkan oleh ibu Sumarti Wahyuni sebagai berikut: “Kami saling menularkan saja. Kalau mau mengikuti penghijauan kami kasih bibit yang kita punya secara ikhlas saja dan kami akan siap membantu.” 5
Aras Mezzo adalah pemberdayaan dilakukan sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya secara mandiri. Kegiatan Gangku Hijau memakai aras mezzo, yaitu menggunakan kelompok sebagai media intervensi yaitu kelompok RT. Aras mezzo ini untuk meningkatkan kesadaran kepada warga agar mau melakukan penghijaunnya di rumahnya sendiri. Pendidikan yang dilakukan dalam strategi ini beberapa warga ada yang membeli buku tentang tanaman. Setelah membaca buku itu warga saling menularkan ilmu yang didapat. Pelatihan yang dilakukan strategi ini terkadang ada instansi dari luar yang melakukan pelatihan, seperti mahasiswa dari UI melakukan pelatihan cara menanam, tanaman yang terkena serangan hama diberitahu memakai pestisida organik, dan jika tanaman terdapat kutu-kutu tanaman diberitahu untuk menyemprotnya dengan air cabe. 5
Ibid
61
Hal ini diungkapkan oleh ibu Kuswati sebagai berikut: “Waktu itu ada pelatihan dari anak-anak UI memberi tahu tentang cara menanam dengan kasih pelajarannya seperti, jika tanaman ke serang hama dikasih pestisida tetapi pestisida organik, didalam rumah jika ada kutu tanaman diberi semprotan air cabe.”6
Sedangkan untuk aras makro dalam kegiatan ini belum terarah strategi yang lebih luas. Karena kegiatan ini masih dalam lingkungan RW 16 Baktijaya Depok saja. Menurut Parsons pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. 7 Menurut peneliti strategi yang digunakan di kegiatan Gangku Hijau dalam pemberdayaan masyarakat di RW Hijau 16 adalah dengan menggunakan pendekatan non-direktif yaitu bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Peran ibu-ibu PKK adalah membantu mempercepat perubahan terjadi. Dalam menjalankan kegiatan pemberdayaan, kegiatan Gangku Hijau menggunakan teknik non-direktif, oleh karena itu tujuan pendekatan ini dalam upaya
pengembangan
masyarakat
ialah
agar
masyarakat
memperoleh
pengalaman belajar untuk mengembangkan dirinya (masyarakat tersebut) melalui pemikiran dan tindakan yang dirumuskan oleh mereka. Pendekatan non-direktif ini sering juga dianggap sebagai pendekatan yang bersifat 6
Wawancara dengan ibu Kuswati, 25 maret 2016, lapangan PAUD. Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan sosial dan Pekerjaan Sosial), (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h.59
7
62
partisipatif. Dalam penerapan di lapangan, pemilihan antara pendekatan direktif dan non-direktif perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan masyarakatnya. Perkembangan pada masyarakat RW 16 Baktijaya Depok dalam melakukan kegiatan pemberdayaan sudah mampu memilih apa yang mereka butuhkan. Lingkungan RW Hijau 16 Baktijaya Depok sudah menjadi kampung percontohan di daerah Depok itu sendiri. Untuk warga masyarakat di RW 16 hampir semua masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan Gangku Hijau, membuat gang dan rumah mereka sejuk dan nyaman dengan penghijauan. Gang yang lebih asri dan sejuk dari pada gang yang lainnya adalah gang di RT 6. Bukan berarti gang yang lain tidak asri dan sejuk dikarenakan di gang RT 6 luas jalan tidak terlalu luas hanya motor saja yang bisa melintasi dan tidak ada lalu-lalang mobil. Di gang RT 6 melakukan pengecatan jalanannya diberi cat hijau, tanaman pot berjajar dari depan gang sampai belakang gang RT 6. Gang tersebut terlihat lebih rapi, bersih, dan hijau sekali, sedangkan saluran air (Got) di depan rumah mereka dibuat dari keramik sehingga mudah sekali untuk dibersihkan. Akan tetapi tidak memutuskan semangat masyarakat di RT yang lainnya, mereka tetap menanam tanaman mereka di halaman rumah saja. Justru gang RT 6 dijadikan motivasi mereka untuk tetap menjaga dan merawat penghijauan di rumah mereka masing-masing atau di gang mereka. Karena mereka sadar penghijauan sangat dibutuh sekali untuk diri mereka sendiri dan membuat lingkungan menjadi lebih sejuk dengan adanya penghijauan
63
dibandingkan sebelumnya yang tidak ada penghijauan sama sekali menjadikan lingkungan mereka terasa panas dan tidak sejuk. Akan tetapi masih ada kendala dalam melakukan kegiatan Gangku Hijau ini yaitu masih susah memotivasi warganya terutama warga yang masih kurang kesadarannya terhadap lingkungan. Menurut penuturan Ibu Dwi Hastuti mengenai kendala dalam melakukan kegiatan Gangku Hijau ini adalah: “ Jika ditanya kendala yang jelas biaya, karena semakin banyak program, akan tetapi kendala yang utama adalah sulitnya memotivasi warga terutama warga yang kesadarannya kurang terhadap lingkungan. Caranya supaya gampang kami yang memberi contoh keteladanan, keteladanan itu penting. Jadi sebagai pengurus jangan asal memberi perintah saja untuk kerja bakti, misalnya besok kerja bakti ya bapak-bapak lalu warganya tidur, lebih baik turun saja langsung. Jadi bapak RT dan beberapa orang yang kerja bakti akan ditanya sedang kerjain apa pak? Setelah itu warganya jadi ikut turun langsung. Jadi keteladananlah contoh dari itu semua.” 8 Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan politis. Tujuan pemberdayaan menunjukkan keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
8
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dwi Hastuti, di depan halaman PAUD, tanggal 15 desember 2015
64
Hasil penelitian ini memang tidak menghasil perekonomian masyarakat di RW hijau 16 meningkat. Akan tetapi dengan adanya kegiatan Gangku Hijau ini masyarakat sadar betapa pentingnya penghijaun di lingkungan sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Dwi Hastuti:
9
“Secara materi tidak ada, akan tetapi yang pertama kenyamanan, kesegaran tinggal ditempat gang yang hijau, kalau saya pribadi bisa kenal orang banyak dari mana-mana jadi pergaulan. Hasil berikutnya pengalaman yaitu megikuti lomba, jadi itu hasil yang tidak terukur dengan uang”. Jadi pemberdayaaan dalam kegiatan Gangku Hijau di RW Hijau 16 ini merupakan staretgi aras mikro dan aras mezzo pemberdayaan dengan menggunakan bimbingan terhadap kilen secara individu dan pemberdayaan menggunakan kelompok sebagai media intervensi melalui pendidikan sebagai startegi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Pendidikan dengan cara saling memberitahu bagaimana menjaga dan merawat penghijauan di rumah masing-masing dengan baik dan benar. Bukan hanya saat diadakan lomba saja, akan tetapi dalam kesehariannya.
B. Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan Gangku Hijau dalam Melestarikan Lingkungan Dalam prosesnya, pemberdayaan harus memiliki strategi untuk menjalankan program-programnya. Strategi dalam program lingkungan diperlukan agar dalam penerapan program tersebut dapat bermanfaat. Hasil dari melaksanakan kegiatan gangku hijau ini didapat oleh warga 9
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dwi Hastuti.
65
masyarakat yang mengikuti kegiatan Gangku Hijau, manfaatnya bisa dirasakan untuk mereka sendiri, mereka yang melaksanakan kegiatan Gangku Hijau mendapatkan manfaat pentingnya penghijauan di rumah sendiri. Menurut salah satu penuturan warga yang melaksanakan kegiatan Gangku Hijau yang peneliti wawancarai bahwa manfaat yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan Gangku Hijau. Menurut ibu Tini Rusdi, “Manfaatnya ada, yang untuk tanaman toga bisa kita pakai, untuk obat kita sendiri yang bisa di pakai saja seperti sakit perut, kita bisa ambil pucuknya jambu biji, dan manfaatnya untuk sendiri ada”. 10 Begitu juga dengan ibu Turmini, “iya ada manfaatnya juga, dengan selain hijau lingkungan, tanaman sayur-mayur bisa kita manfaatkan untuk masak dan tanaman toga juga bisa obat untuk kita sendiri”. 11 Sedangkan menurut penuturan Ibu Hj. Sri Toti (Ketua PKK RW) bahwa manfaat kegiatan Gangku Hijau yang di dapatkan oleh masyarakat RW 16 Baktijaya adalah: “Dengan mendapatkan penanaman gang yang hijau. Kita bisa mendapatkan O2 yang banyak, jadi udara kita semakin segar, semakin hijau, semakin teduh bahkan semakin asrilah ya. Jadi selain asri, keindahan, kita mendapatkan udara yang segar dengan adanya pohon-pohon”.12 Sedangkan menurut ibu Heni manfaat kegiatan Gangku Hijau adalah: “Lingkungan menjadi teduh dan sejuh dan manfaat itu dari kita untuk kita juga”13
10
Wawancara Pribadi dengan Ibu Tini Rusdi, di depan halaman PAUD, tanggal 15 Desember 2015 11 Wawancara Pribadi dengan Ibu Turmini, di depan halam PAUD, tanggal 15 Desember 2015 12 Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Sri Toti di ruangan RW, tanggal 13 September 2015 13 Wawancara Pribadi dengan Ibu Heni, di ruangan PAUD, tanggal 15 September 2015
66
Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat yang mereka peroleh dalam mengikuti kegiatan Gangku Hijau, lingkungan mereka menajdi asri dan nyaman. Rumah mereka masing-masing menjadi indah dengan adanya tanaman-tanaman di depan rumah, bahkan tanaman yang mereka tanaman bisa menjadi obat. Jika dibandingkan dahulu sebelum adanya penghijauan lingkungan RW 16 ini terasa gersang dan panas. Akan tetapi, setelah adanya penghijauan di lingkungan tersebut suasana lingkungan menjadi sejuk, nyaman dan asri. Menurut ibu tuti mengatakan: “Sebelumnya lingkungan gersang dan kalau sekarang lebih baiklah lingkungan, sekarang lebih maju lagi”. 14 Sedangkan menurut ibu Sumarti Wahyuni: “Kayanya lingkungan kami ini memang dari awal sudah nyaman walaupun memang tidak ada program pemerintahan penghijauan dan sebagainya kami semua sudah melaksanakan secara kemauan sendiri atau swadaya. Kalau sekarang tambah asri dan nyaman lingkungan kami”. 15 Jadi peneliti simpulkan bahwa hasil yang mereka peroleh dari kegiatan Gangku Hijau tersebut mereka merasakan hasil manfaatnya baik untuk diri mereka sendiri dan untuk orang banyak. Baik untuk mereka sendiri adalah mereka merasakan aman, nyaman dan sejuk tinggal dirumah mereka sendiri dan tidak merasa lingkungan menjadi gersang atau panas. Mereka juga jadi menyukai penghijauan, bahkan mereka menjadi hobi dalam penghijauan
14
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuti Indrawati, dilapangan PAUD, tanggal 15 September 2015 15 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti Wahyuni, dilapangan PAUD, tanggal 15 Desember 2015
67
tanaman di lingkungannya sendiri. Sedangkan hasil baik untuk orang banyak adalah warga yang tidak tinggal di daerah RW 16 Baktijaya merasakan kesejukan jika berkunjung di daerah tersebut. Jadi masyarakat lain jadi ingin mengetahui penghijaun yang seperti apa dan bagaimana merawat tanaman yang baik dan benar. RW hijau 16 ini sudah menjadi kampung percontohan untuk RW yang lainnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi kepada RW Hijau 16 mengenai strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gangku Hijau dalam melestarikan lingkungan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pemberdayaan Masyarakat di RW Hijau 16 Baktijaya Depok yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan Gangku Hijau menggunakan aras mikro dan aras mezzo. Kegiatan Gangku Hijau menggunakan aras mikro karena jika ada warga yang tertarik dengan kegiatan tersebut dan ingin mengetahui bagaimana bertanam tanaman. Salah satu warga yang sudah terbiasa melakukan penghijaun akan membantu untuk membimbing bagaimana cara menanam yang baik. Sedangkan aras mezzo, menggunakan kelompok sebagai media intervensi dan pendekatan non-direktif yaitu bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Kegiatan Gangku Hijau memakai aras mezzo, yaitu menggunakan kelompok sebagai media intervensi yaitu kelompok RT. Aras mezzo ini untuk meningkatkan kesadaran kepada warga agar mau melakukan penghijaunnya di rumahnya sendiri. Pendidikan yang dilakukan dalam strategi ini beberapa warga ada
68
69
yang membeli buku tentang tanaman. Setelah membaca buku itu warga saling menularkan ilmu yang didapat. Pelatihan yang dilakukan strategi ini terkadang ada instansi dari luar yang melakukan pelatihan, seperti mahasiswa dari UI melakukan pelatihan cara menanam, tanaman yang terkena serangan hama diberitahu memakai pestisida organik, dan jika tanaman terdapat kutu-kutu tanaman diberitahu untuk menyemprotnya dengan air cabe. Peran ibu-ibu PKK adalah membantu mempercepat perubahan terjadi. Hasil penelitian ini memang tidak menghasil perekonomian masyarakat di RW hijau 16 meningkat. Akan tetapi dengan adanya kegiatan Gangku Hijau ini masyarakat sadar betapa pentingnya penghijaun di lingkungan sendiri. 2.
Manfaat yang didapatkan dalam melaksanakan kegiatan Gangku Hijau adalah dengan adanya penghijauan masyarakat dapat menghirup udara dengan sejuk dan teduh lingkungan menjadi asri dan indah. Tanaman yang di tanaman bisa menjadi obat yaitu tanaman TOGA (tanaman obat keluarga).
B. Saran Saran-saran peneliti terhadap kegiatan Gangku Hijau yang dilakukan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok adalah: 1.
Strategi yang dijalankan dipertahankan dan ditingkatkan, terutama pada kegiatan penghijauan perlu ditingkatkan lagi dalam upaya memberikan pemahaman dan transfer daya kepada masyarakat agar dapat diterima dengan baik dan mandiri.
70
2.
Kegiatan Gangku Hijau yang dijalankan oleh RW Hijau 16 Baktijaya Depok bagi masyarakat RW 16 Baktijaya Depok cukup baik, namun akan lebih baik lagi apabila masyarakat tersebut diberikan berbagai kegiatan lainnya mengenai lingkungan atau pemberdayaan ekonomi.
3.
Memaksimalkan peran dari generasi muda dalam kegiatan Gangku Hijau atau mengenai
penghijauan
lingkungan.
Hal
ini
dirasa
penting
demi
keberlangsungan kegiatan, sehingga generasi muda dapat berpartisipasi dalam kegaiatan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok.
DAFTAR PUSTAKA 1.
BUKU
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Amir, M.Taufiq. Manajemen Strategik konsep dan aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.
Bahar, Yul Harry. Teknologi penanganan dan pemanfaatan sampah. Jakarta: PT.Waca Utama Pramesti, 1986. Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012 Ghazali, M.Bahri. Lingkungan hidup dalam pemahaman Islam. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Hari Purnomo, Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar. Jakarta: LPEE UI, 1999. Hikmat, Harry. Startegi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press, 2004. J. Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Machendrawaty, Nanih dan Achmad Syafei, Agus. Pengembangan Masyarakat Islam. Bandung: Rosda Karya,2001. M.Mulia, Ricki. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Rafi’udin dan Abdul Djalil, Maman. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: Pustaka Setia Rukminto Adi, Isbandi. Intervensi komunitas & Pengembangan Masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Rukminto Adi, Isbandi. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2000.
71
72
R. Jauch, Lawrrence dan F. Glueck, William. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga, 1998. Salam, Syamsir dan Fadhilah, Amir. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008. Siagian, Sondang. Analysis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian startegi pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. PT Refika Aditama, 2005. Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2010. Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Supriyon. Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis. Yogtakarta: BPFC,1985. Suryabrata, Sumadi. Metodologi penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.
Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: PT. Djambatan, 2004. Soemirat Slamet, Juli. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2004. Soemirat Slamet,Juli. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:Gadjah Mada Univesity Press,2009. Steiner, George dan Minner, John. Manajemen Strategi. Jakarta: Erlangga. Uchjana Efendy, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999.
2.
Data Wawancara Pribadi
Wawancara dengan ibu Dwi Hastuti, 24 Maret 2016, Rumah Ibu Dwi Hastuti. Wawancara dengan ibu Hj. Sri Toti, 25 Maret 2016, Ruangan RW 16 Baktijaya Depok Wawancara dengan ibu Kuswati, 25 maret 2016, lapangan PAUD
73
Wawancara dengan ibu Sumarti Wahyuni, 25 Maret 2016, lapangan PAUD. Wawancara pribadi dengan Ibu Dwihastuti selaku bendahara RT 6, Depok 24 Juni 2015 Wawancara pribadi dengan ibu H.Sri Toti selaku ketua PKK RW, Depok 13 September 2015 Wawancara Pribadi dengan Ibu Heni, di ruangan PAUD, Depok, tanggal 15 September 2015 Wawancara pribadi dengan Ibu Tuti Indrawati, dilapangan PAUD, Depok, tanggal 15 September 2015 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti Wahyuni, dilapangan PAUD, Depok, tanggal 15 Desember 2015 Wawancara Pribadi dengan Ibu Tini Rusdi, di depan halaman PAUD, Depok, tanggal 15 Desember 2015 Wawancara Pribadi dengan Ibu Turmini, di depan halaman PAUD, Depok, tanggal 15 Desember 2015
3.
Data Skripsi
Aziz, Irfan. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan Kelompok Wanita Tani Maju Bersama dalam Pembuatan Abon Lele di Parung Poncol RW02 Kelurahan Duren Mekar”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014. Erniyati. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara”. Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta ,2010. Fadly,
Mochammady. “Srategi Pemberdayaan Keluarga melalui Program Ekstrakurikuler Posdaya Bina Mandiri Yayasan Bina Mulya Kelurahan Pasir Putih Sawangan Depok”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi, Universitas Islam Negeri, 2012.
Hadi, Amy Habibul. “Strategi Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Terlantar melalui Program Rumah Belajar Anak Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di kampung Muka Ancol Pademangan Jakarta Utara”.
74
Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunkasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015. Rahmayani,Sri. “Strategi Empiris Rasional Pemberdayaan Perempuan eks penderita Kusta melalui Program Kewirausahaan Sosial oleh Komunitas Nalacity di Kampung Sitanala Tangerang”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015.
4.
Data Internet
Bank Sampah Green house, data ini di akses pada hari rabu, tanggal 24 agustus 2016 dari http://banksampahgreenhouse.com RW Hijau 16. Satu Gang Satu Tema. data ini diakses pada hari senin tanggal 25 januari 2016 dari https://rwhijau16.wordpress.com/2013/07/01/satu-gang-satu-tema/ RW Hijau 16. Bank sampah Depok Binar. data ini diakses pada hari senin tanggal 25 januari 2016 dari https://rwhijau16.wordpress.com/2013/03/05/bank-sampah-depok-binar/
Yasri. Manfaat dan pengertian reboisasi dan penghijauan, artikel diakses pada 2 September 2016 dari http://genggaminternet.com/manfaat-dan-pengertian-reboisasi-dan-penghijau an/
Profil informan Nama
: Ibu Hj. Sri Toti R.
Usia
: 64 Tahun
1.
Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di wilayah RW 16? Jawab: Program penghijaun di RW kami itu, karena memang kami mmm di lingkungan kita kan gersang ya mba. Jadi kita berusaha untuk menghijaukan kemudian mengapa penghijauan karena secara pribadi kita tidak bisa ya. Jadi setiap RT itu mengadakan lomba K3, K3 itu lomba Kebersihan, Keindahan dan ketertiban..itu setiap RT jadi di RW 16 ini kan ada 10 RT setiap tahun menjelang tujuh belasan kita ada lomba K3.
2.
Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku hijau? Jawab: karena kan kita memang ingin menghijaukan supaya lingkungan kita hijau, teduh, sejuk, nyaman ya seperti itu.
3.
Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau? Jawab: dulu itu programnya RW yang sebelum ini, Bapak Drs. Trianggono
4.
Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri? Jawab: tahun berapa ya..sudah ada tahun 1982-1983, kita sudah mulai lomba K3 saja sudah12-10 tahunan.
5.
Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan? Jawab: ya..kita awalnya dari pribadi nanam-nanam kemudian kita ayo sama-sama kita menghijaukan RT kita masing-masing. Mengadakan kerja bakti ada yang kerja
baktinya waktu dulu serempak entah sebulan sekali tetapi semakin kesini kan kita perlu kerja bakti seminggu sekali ayo, ada yang seminggu sekali ada yang sebulan sekali misalkan di minggu terakhir, ada yang setiap ahri jum’at, ada yang satu bulan sekali di akhir-akhir bulan atau di awal bulan. Setiap-tiap RT itu lain-lain programnya ya..
6.
Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau? Jawab: ya..kita ingin mendapatkan lingkungan yang hijau, yang nyaman karena dengan tanaman-tanaman hijau kan kita akan mendapatkan O2 yang banyak. Jadi udara kita makin segar, makin hijau, makin teduh, makin asri bahkan ya. Jadi selain asri, keindahan kita mendapatkan udara yang segar dengan adanya pohon-pohon banyak kan kita pasti mendapatkan O2 yang banyak dong..jadi lingkungan O2 makin banyak berarti makin segar. Kalau menurut saya sih udah biasa di lingkungan kita ketempat lain itu gersang banget tetapi kalau di lingkungan sendiri karena banyak pohon kita merasa menghisap O2 banyak jadinya kaya lebih nyaman ya..menghisap O2 itu segar gitu kan.
7.
Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau? Jawab: kriterinya untuk gangku hijau setiap rumah harus mempunyai beberapa puluh pohon setiap rumah ya bukan gang. Kemudian karena kita ingin pohon-pohon itu bukan sekedar untuk mendapatkan hijau ada manfaatnya. Setiap rumah harus mempunyai tanaman TOGA beberapa pot, kemudian tanaman hiasnya berapa, kemudian kita belakangan ini karena dianjurkan harus menanam-tanaman yang produktif misalkan ada warung hidup, ada lingkungan hidup, ada apotik hidup, ada tabulapot (tanaman dalam pot), kemudian ada perikanan. Jadi seperti itu, kita setiap RT lain-lain bahkan ada yang di dominasi disini yang mayoritas toganya banyak, yang di RT ini tabulapot yang banyak, kemudian di gang ini yang tanaman pangannya banyak gitu, lain-lain ya setiap RT.
8.
Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam
kriteria gangku hijau? Jawab: di RW 16 itu yang sudah memiliki kriteria gangku hijau misalnya di RT 6 disitu sudah memenuhi mmm..memang selain gangnya hijau tanamannya juga lebih padat, lebih penuh kebetulan memang RT-nya agak kecil ya jadi lebih padat. Kemudian di RT 3 cuman gang agak besar jadi tanaman itu membutuhkan tanaman yang lebih banyak dan extra ya..dari RT 3, RT 6, RT 8 yang sudah memenuhi bahkan kan bukan sekdar tanaman hijau tanaman produktif ada di RT 8 pohon anggurnya sudah berbuah banyak gitu senang banget gitu,,subhanallah anggurnya banyak banget itu sekarang udah dipetikin apa belum ya. Buahnya banyak kan ya kita senanglah ya cuman disitu ada anggur hijau sampe batunya hijau, ada yang anggurnya merah (07.02)
9.
Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja? Jawab: kelompok karena kan kegiatannya berdasarkan gang atau per RT gtu ya.
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: yaaa.. Menunjanglah maksudnya itu merespon banget ya.. Karena memang kan pasti dengan adanya tanaman hijau itu kita di untungkan dengan adanya tanaman hijau kan lingkungan pasti hijau udara bersih ditambah dengan got-got bersih kan otomatis bersih dong..jadi hijau itu bukan hanya tanaman saja got juga harus bersih..kan akan terjadi sehat, lingkungan-lingkungan sehat, lingkungan hijau, lingkungan sehat kan akhirnya gitu..
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Strateginya ya kita selalu menanam dan menanam yaa..kalo mislakan tanaman ini kan ada masanya ya ada matinya..kita jadi selalu emmm...yang sudah
mati kita ganti dengan apa dan kiranya kita ganti dengan apa..kan ada masa tanaman itu sekian bulan mati kita ganti dengan tanaman yang baru..jadi emmm menanam dan menganti gitu..
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari kelurahan atau program dari RW saja? Jawab: program ini dari RW sendiri, kalo masalah ikut campur tangan si engga kelurahannya. Cuman karena kita ada lomba-lomba ya..awalnya justru dari kita ini dari yang kecil..jadi kita ngadain trus kelurahan melihat untuk memotivasi warga RW yang lain ya..di adakan lah kelurahan lomba akhirnya ini menang..entar tingkat kecamatan ini menang akhirnya sampai tingkat kota kemudian dari tingkat kota memang sudah memprogramin seperti itu..alhamdulillah RW ini selalu maju-maju terus bahkan bukan sekedar sampai di tingkat kota kita sudah juara di tingkat provinsi gitu. Juara 1 hatinya PKK ya..karena hatinya PKK itu bukan sekedar hijaunya saja karena itulah di tanamin emmm tanaman yang produktif ya. Karena Hatinya PKK itu Halaman Teratur Indah dan Nyaman gitu. Nah itu bukan sekedar asal tanaman ada kriterianya ada warung hidupnya jadi kan kita engga punya halaman sih. Pemanfaatan pekarangan seoptimal mungkin..jadi kita pemanfaatan lahan pekarangan jadi kan kita perumnas engga punya lahan halaman.. Mungkin kalian-kalian tinggal di perumahan kan halamananya luas-luas dong..kita kan cuman seuprit kita menanamnya memakai pot ya.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Jawab: dari kecamatan di jadikan kawasan Wisata Kesehatan 14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau? Jawab: Setuju 15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau? Jawab: Sejak pertama adanya kegiatan gangku hijau ibu sudah mulai ikut..karena ibu suka dengan tanaman. 16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: yaa bisa kebayang dong luas tanah segitu gersanglah pastinya kan ini perumahan baru dlu tahun sekian. 17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: yaa kalo sekarang sih alhamdulillah sudah banyak pohon-pohon jadi sudah mendinganlah kita kan dengan adanya O2 banyak jadi segar, lebih aman, nyaman dan lebih sejuklah. 18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau? Jawab: manfaatnya banyak ya mba. Selain lingkungan menjadi asri dan indah. Tanaman yang kita tanam bisa menjadi obat. Seperti tanaman TOGA, dan tanaman sayur-mayur bisa kita gunakan sendiri untuk memasak sendiri di rumah.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau? Jawab: yaa kendala aja ya.. Misalkan warga yang tidak merespon kegiatan cuman tidak banyak hanya satu atau dua orang.kan pada umumnyas semuanya kan dari kita untuk kita.. Kan yang menikmati kan kita kita juga..setiap kegiatan ada ajalah kendalanya tapi tidak banyak. Akhirnya juga mereka mengerti gitu.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman? Jawab: mmmkita sesama teman saja gitu kan..mmmm misalnya kenapa sih kita harus begini begini ya agar supaya gang kita hijau gimana kita tanamin. Yaa awal-awalnya gitu. Latihan khusus mah engga.. 21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk melakukan program kegiatan gangku hijau? Jawab: kita disini bantuan dari pemerintah tidak ada, kita swadaya aja mba.
Profil informan Nama
: Ibu Tini Rusdi
Usia
: 59 Tahun
1.
Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di wilayah RW 16? Jawab:
2.
kegiatan gangku hijau saya tahu
Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku hijau? Jawab: ya ini untuk penghijauan
3.
Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau? Jawab: pelopornya itu masyarakat
4.
Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri? Jawab: ini untuk RT saja atau keseluruhan, kalo di RT kita sudah kurang lebih 11 tahun yang lalu kita mulai penghijauan.
5.
Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan? Jawab: prosesnya kita dari warga ya..paling-paling bantu-bantulah buat nginiin penghijauannya gitu.
6.
Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau? Jawab: tujuan untuk penghijauan lingkungan yang nyaman.
7.
Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: yaa setiap rumah itu harus ada minimal pot-pot penghijaun yang besar-besar minimal 5 kalo yang kecil-kecil banyaklah minimal 10 pot penghijauan untuk setiap satu rumah ya..
8.
Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam kriteria gangku hijau? Jawab: kalo dilihat sudah semuanya masuk kriteria, akan tetapi lebih dominan diRT6
9.
Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja? Jawab: kelompok per-gang atau per-RT
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Baik..semuanya gotong royong melakukan penghijauan itu.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: strateginya kita gotong royong aja mba. Terus saling mengingatkan dalam masalah pengetahuan emm tentang ini penghijauan gitu.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari kelurahan atau program dari RW saja? Jawab: program dari RW sih mba kayanya.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16? Jawab: biasanya anggota KWT pilah pilih sampah terus biasa ada pengajian. Itu aja sih.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Sangat setuju 15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau? Jawab: tertarik banget karena penghijauan penting untuk diri sendiri
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Sebelum ada itu emmm para warga acuhlah sama tanaman ya, ada yang mau tanam ada yang engga.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: tapi selama ada penghijauan ini yaa kita berlomba-lombalah supaya gang kita itu hijau. 18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau? Jawab: Ada yg untuk toga kita bisa apa... di pake untuk obat berobat kita sendiri kalo yang katanya yang bisa di pake yaa. Misalnya untuk sakit perut kita bisa ambil pucuknya daun jambu biji ya itu manfaatnya. 19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kendala ada banyak. Ada jg sih yang malas nyiram-nyiram. Nah itu..kendalanya di situ. Terus yang bersih-bersih pot-potnya itu yg rajin aja yg mau nyiram kembang-kembangnya.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman? Jawab: Waktu itu ada sih tata cara tapi waktu itu ini apa namanya pelatihannya cuman untuk kita menanam cabe itu ada pelatihannya dulu. Udah lama sih 6 tahun yang lalu. 21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
untuk melakukan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Gag ada, dari warga sendiri.
Profil informan Nama
: Ibu Heni
Usia
: 50 Tahun
1.
Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di wilayah RW 16? Jawab:
2.
iya saya tahu
Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku hijau? Jawab: Karena di RW sini kan..pertamanya kan suka ada lomba ya 17-an ya.. lomba untuk lingkungan hijau. Jadi setiap RT dilombakan. Kebetulan ada lomba di tingkat kota yg ambil RW sini dapet juara 1 tingkat kecamatan dulu terus kota baru provinsi. Jadi dari situ di namakan RW hijau.
3.
Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Emmmm pelopor nya itu dulu itu RW sendiri sih.
4.
Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri? Jawab: Sekitar 10 tahunan yg lalu.
5.
Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan? Jawab: Prosesnya ya itu tadi setiap RT untuk di ikut sertakan mengada penghijauan seperti toga..tanaman-tanaman obat, sayuran gitu.
6.
Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau? Jawab: Ya untuk keindahan lingkungan sendiri juga.. manfaatnya toga itu untuk obat-obatan jadi kita engga usah beli obat ada di tanaman sendiri.
7.
Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kriterianya untuk kesehatan kita juga ya.. dari pada kita lihat kan enak jadi teduh gitu sejuk 8.
Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam kriteria gangku hijau? Jawab: kalo dilihat RT 6
9.
Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja? Jawab: Kelompok per-RT
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: masyarakat ya namanya juga ada yang pro ada yg kontra ya mba..gag semuanya menyetujui..kalo kita menjelaskan secara jelas ke mereka, mereka mengerti.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Strateginya selalu ada kerja bakti di hari jum'at
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari kelurahan atau program dari RW saja? Jawab: programnya dari RW sendiri mba.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16? Jawab: Program lain kayanya itu aja RW hijau saja.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau? Jawab: Setuju
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau?
Jawab: Ya tertarik karna kan untuk saya sendiri enak juga lihatnya gitu rapi,menyejukan.
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Lingkungan disini sebelumnya keadaan sebelumnya sama saja seperti RW yang lain. Tetapi sudah banyak di RW yang lain penghijauannya sekarang paling yang gersang hanya beberapa RT.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kalo sekarang masih ada beberapa RT yang kurang penghijauan.
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau? Jawab: Manfaatnya itu td mba..dr kita untuk kita juga gitu.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kendalanya seperti kalo misalkan lomba biasanya tanaman toganya harus begini-begini..yaa kita harus mencari gtu.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman? Jawab: Gag ada
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk melakukan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Ada swadaya dari astra itu juga setelah kita banyak lomba juara. Sumbangan berbentuk barang yg di butuhkan.
Profil informan Nama
: Ibu Turmini
Usia
: 54 Tahun
1.
Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di wilayah RW 16? Jawab:
2.
iya tahu
Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku hijau? Jawab: Dengan penghijauan kita ini. Sangat bagus dengan adanya tanaman hijau di setiap gang nya. Dari RT1 sampe RT10 dengan penghijauan yang sama selalu di adakan lomba K3.
3.
Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Dari ketua PKK kita mengadakan lomba-lomba itu dari 10 tahun yang lalu gitu.
4.
Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri? Jawab: sejak 10-an tahunan yang lalu
5.
Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan? Jawab: prosesnya ya kita setiap ada pertemuan sama ketua PKK kita di himbau bagaiamana menghadapi lomba penghijauan itu. Jadi kita setiap RT PKK itu bertanggung jawab.
6.
Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau? Jawab: Untuk penghijauan supaya kita indah lingkungannya gitu.
7.
Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kriterianya yaa..supaya hijau saja lingkungan kita
8.
Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam kriteria gangku hijau? Jawab: Kalo menurut saya karna selalu juara terbaik ya RT 6 itu.
9.
Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja? Jawab: kelompok mba
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Dengan adanya ini sangat baik masyarakat sangat mendukung karna positif gitu. Warga selalu mendukung saja.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Mengajak masyarakat dr ketua pkk itu setiap ada pertemuan di haruskan kita menjaga lingkungan supaya tetap hijau.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari kelurahan atau program dari RW saja? Jawab: Program sih selalu dari RW tapi ada juga yang dari kelurahan. . 13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16? Jawab: Masih RW hijau saja. Kegiatan dari PKK banyak ada hatinya pkk gitu.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau? Jawab: Setuju banget 15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau?
Jawab: Tertarik banget karna kegiatannya postif 16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kalo dulu masih itu yaa... sebelum ada kegiatan ini gersang lah blm adanya penghijauan-penghijauan gitu. 17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Dengan adanya penghijauan ini walaupun tidak ada halaman bisa pakai pot-pot itu. 18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau? Jawab: Manfaatnya ada. Selain hijau, sayur mayur seperti toga" di pot selalu ada manfaatnya.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau? Jawab: alhamdulillah gag sih..karna kegiatan udah rutin jadi berjalan dengan baik saja.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman? Jawab:
Kita gag ada pelatihan untuk menanam gitu spontanitas saja. Kalo
penghijauan kan harus dari diri kita. Jadi gag ada pelatihan.
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk melakukan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Gag ada kita swadaya aja.
Profil informan Nama
: Ibu Tuti Indrawati
Usia
: 54 Tahun
1.
Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di wilayah RW 16? Jawab: Tau setiap gang itu harus ada penghijauan. Yaa segala macem lah kan kita ada lomba K3 itu ya. Jadi setiap RT itu harus ada penghijauan. Kalo gang hijaun bener-bener RT6 deh. Kalo RT lain belum terlalu hijau gitu yaa.
2.
Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku hijau? Jawab: Mungkin banyak tanaman yang bermanfaat untuk membuat lingkungan hijau, yang indah dilihat dengan adanya penghijauanan, lebih sehat dengan penghijauan mungkin itu yang bisa di bilang kenapa dinamakan gang ku hijau.
3.
Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kalo saya kurang tau siapa yg menamakan gang ku hijau dari mana. Mungkin karna dari lomba K3 selalu menang penghijauannya. Dari situlah di namakan gangku hijau. Yang bener" hijau yang lebih baik penghijauannya. .
4.
Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri? Jawab: Sudah dari dulu banget ya
5.
Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan? Jawab: Ya masing-masing RT prosesnya kita punya kesadaran sendiri deh setiap rumah harus mempunyai tanaman yang bermanfaat,tanaman hias.. tanaman bermanfaat ada toga. Setiap individu harus punya kesadaran jadi setiap RT menggerakkan.
6.
Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau? Jawab: Tujuannya macam-macam lah untuk penghijauannya bagus untuk lingkungan, untuk kesehatan itu kan bagus kalo ada penghijauan lingkungan sehat dan bersih kalo menurut saya ya.
7.
Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau? Jawab: Kalo kriterianya saya rasa untuk perlombaan K3 harus ada tanaman toga,ada tabulapot,ada lumbung hidup itu kriteria wilayah hijau harus ada itu tanaman hias apa segala macem setiap rt harus ada. Kalo bisa setiap rmh ada 1-2 pohon selain tanaman hias.
8.
Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam kriteria gangku hijau? Jawab: RT 6 sama RT 3
9.
Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja? Jawab: per-RT mba jadi kelompok
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Baik sih kalo ada kegiatan apa mereka selalu gotong royong jd gag perlu memaksakan punya kesadaran sendiri jadi RT PKK membimbing saja.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Strateginya kesadaran sendiri, bagaimana kita harus lebih baik lagi.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari kelurahan atau program dari RW saja? Jawab: kalo kegiatan ini awalnya dari RW mba.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16? Jawab: Bank sampah ada, ada kwt klo saya ikut nya bank sampah kwt pkk poswindu..kegiatan keterampilan suka ada.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau? Jawab: Setuju banget
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau? Jawab: Tertarik banget justru saya ikut kegiatan yang ada.
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Sebelumnya lingkungan gersang
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kalo sekarang lebih baik lah lingkungan, ssekarang lebih maju lagi.
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau? Jawab: Banyak lah manfaatnya selain kita harus menjaga lingkungan itu.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kendala mah ada saja. Tidak terlalu besar kendala
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman? Jawab: Pelatihan paling tidak, suka di kasih tau cara menanam dan menanamnya itu sih.
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk melakukan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Saya kurang tau. Adanya sumbangan pribadi. Kalo di RT swadayanya.
Profil informan Nama
: Ibu Kuswati
Usia
: 37 Tahun
1.
Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di wilayah RW 16? Jawab: Iya tau
2.
Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku hijau? Jawab: Mungkin ini, disini kan lomba K3 itu kan diantaranya untuk penghijauan..nah terus kalo apa namanya.. kalo gang tersebut benar-benar hijau emang di pandangan hijau satu banget.. emmmm mgkn itu pertama kalinya di namakan bangku hijau.
3.
Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau? Jawab: masyarakat .
4.
Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri? Jawab: Sekitar 10 tahunan lah apa 11 tatun lebih
5.
Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan? Jawab: Ya dari setiap-tiap RT..karna apa namanya diadakan lomba dari RW setiap RT tersebut yaa mengusahakan di masing-masing RT-nya itu sebagus mungkin sehijau mungkin serapi mungkin ya biar terpacu menang gitu terus hijau.
6.
Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau? Jawab: Yaa pertama penghijauan lah untuk keindahan juga.
7.
Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau? Jawab: kriteria ada banyak, di antaranya misalnya kaya penghijauan itu ada poin-poinnya misalnya emmm ada lumbung hidupnya gag, ada toga nya gag, ada warung hidupnya, ada bank hidupnya, trus biopori dan resapannya juga termasuk dalam kriteria trus selokan, penerangan, kondisi jalan banyak deh di antaranya itu.
8.
Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam kriteria gangku hijau? Jawab: Kalo disini di RW 16 itu di RT 6 yang memenuhi kriteria.
9.
Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja? Jawab: kelompok
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Sangat seneng sih..krna apa namanya ya dgn tdk sadar emmmm membangun diri sendiri untuk memulai dari penghijauan. Kan kalo penghijauan biasanya dari masing-masing rumah dlu trus jd rajin menanam, rajn bebenah Rapi" lah kerja bakti.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Iya ada misalnya kena di sini tidak ada lahan yg kosong juga strateginya memakai pot.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari kelurahan atau program dari RW saja? Jawab: yang saya tau ini program dari RW mba. 13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16? Jawab: Kemarin belum lama ada program kota sehat apa ya namanya.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau? Jawab: Setuju
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau? Jawab: Teratrik,karna membuat positif
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kalo sebelumnya alhamdulillah saya datang kesini kan dari tahun 2006 emang kondisinya udah hijau jadi sebelumnya tahun itu saya belum tau kondisinya.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Yaaa sangat asri, hijau dan segar lah
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau? Jawab: manfaatnya banyak
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kendalanya ada juga sih yaa. Semuanya orang dilingkungan masing-masing RT engga semuanya belum sadar diri bahwa harus menanam. Kaya di RT ku ada juga yang misalnya di ajak menanam ya masih ini lah ogah-ogahan.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman? Jawab: Waktu itu pernah ada pelatihan menekan ini apa namanya sayur-sayuran warung hidup dr anak-anak UI pernah kesini ksh tau cara menanam ksh pelajarannya misalnya ini kena ke serang hama ini di ksh pestisida ini tapi pestisidanya organik yg ada di dlm rmh lah misalnya klo ada kutu" di tanaman di semprot pakai cabe gitu
Trus air temulawak.
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk melakukan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Alhamdulillah swadaya masyarakat
Profil informan Nama
: Ibu Sumarti Wahyuni
Usia
: 55 Tahun
1.
Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di wilayah RW 16? Jawab: Tau, yang ibu tau ya. Itu menghijaukan minimal depan rumah sendiri dari halaman rumah sendiri kita hijau kan dengan swadaya sendiri setelah itu kita menularkan kepada lingkungan sekitar kita itu yg ibu tau. Kalo menurut dr pelaponnya kota depok paling tidak didepan rumah itu tanaman terus nyambung ke rumah yang lain itu peraturan dari kota depok.
2.
Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku hijau? Jawab: awalnya karena setiap RT harus memiliki tanaman hijau, mungkin dari situ di namakan gangku hijau.
3.
Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Masyarakat
4.
Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri? Jawab: Lingkungan RW 16 ini sejak tahun 2000 tapi cikal bakalnya kita dari tahun 1999.
5.
Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan? Jawab: prosesnya masing-masing RT prosesnya kita punya kesadaran sendiri setiap rumah harus mempunyai tanaman yang bermanfaat,tanaman hias, tanaman sayuran dan tanaman yang lainnya. Minimal ketua PKK RT bantu meningkatkan kesadaran masyarakatnya.
6.
Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau? Jawab: tujuannya untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya penghijauan untuk diri sendiri dan lingkungan.
7.
Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau? Jawab: kriterianya emmm harus mempunyai tanaman toga setiap RT, ada lumbung hidup dan minimal setiap rumah mempunyai 20 tanaman pot.
8.
Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam kriteria gangku hijau? Jawab: RT 6, RT 3, RT 8 sekarang menyusul RT 1.
9.
Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja? Jawab: awalnya kesadaran individu sekarang dijadikan kelompok atau per-gang.
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: Baik, amat sangat baik
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau? Jawab: strateginya mengadakan gotong-royong atau kerja bakti ya. Biasanya di adakan hari jum’at atau hari minggu.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari kelurahan atau program dari RW saja? Jawab: dari RW sendiri
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Jawab: Yang paling kita utamakan program yang disenangi oleh kota depok setelah gang hijau,RW hijau kami ada hatinya pkk halaman tertib, indah dan nyaman dan kita nominasi juara
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau? Jawab: Setuju ibu pelaku
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau? Jawab: Teratrik sekali ini merupakan kegiatan yang positif.
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kayanya lingkungan kami ini memang dari awal sudah nyaman walaupun memang tidak ada program pemerintah penghijauan dan sebagaianya kami semua sudah melaksanakan secara kemauan sendiri,swadaya.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: sekarang tambah asri dan nyaman lingkungan kami.
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau? Jawab: saya rasa manfaatnya banyak ya. Selain kita merasakan lingkungan yang hijau, asri dan nyaman, kita juga bisa memanfaatkan tanaman yang kita tanam sendiri. Seperti tanaman toga untuk obat, terus yang sayuran bisa buat kita masak sendiri gitu.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kecil ya sekian persen kalo bicara kendala tapi lebih banyak kompakannya di bandingkan kendalanya
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu
untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman? Jawab: kita saling menularkan saja mba. Ini ibu ini bisa ini, terus kalo nanam ini harus begini kita punya bibit ini kita kasih jadi bertukaran saja. Tidak latihan secara bagaimana gag ada. Saling menukarkan apa yang kita bisa.
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk melakukan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kami rata-rata swadaya tidak ada dari pemerintah.
TABEL JAWABAN RESPONDEN RESPONDEN No
Pertanyaan
Ibu Hj. Sri Toti
Ibu Tini Rusdi
Ibu Heni
Ibu Turmini
Ibu Tuti Indrawati
Ibu Kuswati
Ibu Sumarti wahyuni
Rumusan Masalah: a.Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan aksi gangku hijau dalam melestarikan
Rumusan masalah pertama
lingkungan di RW hijau 16 Baktijaya Depok? 1 Apakah ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di wilayah RW 16?
Tahu, penghijaun lomba K3 2 Apakah ibu mengetahui mengapa program Untuk ini di namakan gangku hijau? penghijauan lingkungan
Tahu, penghijauan lingkungan Untuk penghijauan
3 Siapa Pelopor awalnya dalam menamakan Bapak Drs Masyarakat program kegiatan gangku hijau? Trianggono 4 Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri?
Tahu, penghijauan setiap gang Karena suka mengadakan lomba 17-an untuk lingkungan hijau RW sendiri
Tahu, penghijaua n Lomba K3 penghijaua n untuk per-RT atau pergang
Tahu,setiap gang ada penghijaun Karena tanaman banyak manfaat membuat lingkungan hijau Ketua PKK Kurang tahu
Sekitar 1982 Kurang lebih 10 tahuanan 10 tahun atau 1983 11 tahun yang yang lalu yang lalu lalu
Tahu, penghijauan lomba K3 Karena adanya lomba K3
Tahu, minimal penghijauan depan rumah sendiri Karena setiap RT harus memiliki tanaman hijau, maka dari sini di namakan gangku hijau
Masyarakat Masyarakat
Sudah dari 10-11 tahun 1999 dulu sekali yang lalu
5 Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan?
Awal dari Awal dari pribadi Warga setlah itu membantu kerja bakti penghijauan bareng di RT masing-masi ng untuk penghijauan
Setiap RT ikut serta mengadakan penghijaun
6 Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau?
Lingkungan Penghijauan Keindahan asri dan Lingkungan lingkungan memperbany yang nyaman ak O2
7 Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Mempunyai tanaman TOGA, Warung hidup, dan lingkungan hidup RT 6
Setiap Masing-mas Masing-masi Ketua PKK ing RT ng RT RT mempunyai menushakan bertanggun kesadaran sehijau g jawab sendiri mungkin untu untuk penghijaua menhijaukan n di gang lingkungan tersebut Untuk Untuk Keindahan penghijaua penghijuan lingkungan n dan lingkungan kesehatan lingkungan
Masing-masing RT mempunyai tanaman hias, sayuran dan lain-lain
Pot yang Kriteria besar minimal untuk 5 pot, yang kesehatan kecil 10 pot unruk penghijauan
Supaya Tanaman Hijau saja Toga, lingkungan Lumbung hidup, dan tanaman hias
Menyadarkan masyarakat pentingnya penghijauan untuk diri sendiri dan lingkungan Lumbung Tanaman toga, hidup, Toga, lumbung hidup, dan warung minimal hidup, bank mempunyai 20 pot hidup dan biopori
8 Menurut ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam kriteria gangku hijau? 9 Apakah program kegiatan gangku hijau ini Kelompok kelompk atau individu?
RT 6
RT 6
RT 6
RT 6
RT6, RT3, RT8 dan RT 1
Kelompok
Kelompok
Kelompok Per-RT
Kelompok
10 Bagaimana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Respon baik Masih ada Sangat yang Pro dan baik
Awal kesadaran individu sekarang kelompok Sangat baik
Merespon sekali
RT6 dan RT3
Baik
Sangat senang
Kontra 11 Bagaimana strateginya dalam melaksanakan Menanam kegiatan gangku hijau? dan menanam
Gotong-royon Kerja bakti Mengajak Kesadaran g saling di hari jum’at masyarakat sendiri mengingatkan menjaga mengenai lingkungan penghijauan tetap hijau 12 Apakah program kegiatan gangku hijau ini RW sendiri RW Rw sendiri RW RW merupakan program dari kelurahan atau program dari RW saja? 13 Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Kawasan wisata kesehatan
14 Apakah ibu setuju dengan adanya program Setuju kegiatan gangku hijau?
KWT Hanya RW pilah-pilih hijau saja sampah dan pengajian Sangat Setuju Setuju
Hatinya PKK
Setuju sekali
Srateginya Mengadakan memakai pot gotong-royong pada hari jum’at dan minggu RW
Bank Kota Sehat sampah,dan KWT PKK Poswindu Setuju sekali Setuju
RW
Hatinya PKK
Setuju
Rumusan Masalah : b. Bagaimana manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan
Rumusan Masalah Ke dua
kegiatan gangku hijau di RW hijau 16? 15 Kenapa ibu tertarik mengikuti gangku hijau?
kegiatan
16 Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau?
Suka menanam
Gersang
Tertarik sekali, Tertarik, karena karena penghijaun untuk penting kesehatan sendiri Warga acuh Gersang dengan tanaman
Teratrik karena kegiatan positif
Tertarik mengikuti kegiatan yang ada
Tertarik Tertarik karena karena postif postif kegiatanya
Gersang
Lingkungan Kurang tahu, Awalnya sudah gersang datang tahun nyaman walaupun 2006 ke tidak banyak
lingkungan sudah hijau 17 Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada Lingkungan Berlomba-lom Masih ada Lingkunga Lingkungan program kegiatan gangku hijau? asri, nyaman ba supaya bebrapa RT n asri baik dan dan sejuk gang hijau kurang lebih maju penghijauan 18 Apakah ada manfaat dalam menjalankan Banyak, Tanaman Toga Dari Kita Sayur-may Banyak kegiatan gangku hijau? Tanaman untuk obat untuk kita ur dan selain TOGA dan sakit perut Toga selalu menjaga Tanaman ada lingkungan Sayur-mayur manfaatny untuk sendiri a di rumah 19 Apakah ada kendala dalam menjalankan Masih Masih malas Mencari Berjalan Ada tetapi program kegiatan gangku hijau? Adanya menyiram tanaman dengan tidak terlalu Warga yang tanaman dan yang baik besar belum mau bersihkan pot ditentukan merespon Ketua 20 Apakah dalam program kegiatan Gangku Sesama 6 Tahun yang Tidak ada Tidak ada Pelatihan hijau ada pelatihan terlebih dahulu unruk Teman Saja lalu pelatihan suka diberi mengetahui tata cara menanam dan saling menanam cabe tahu cara memelihara tanaman? membagi menanam ilmu tanaman 21 Apakah ada bantuan/sumbangan yang Swadaya diberikan oleh pemerintah setempat untuk saja melakukan program kegiatan gangku hijau?
Warga sendiri Swadaya
Swadaya
Swadaya
penghijauan
Sangat Asri, Tambah asri dan Hijau, dan nyaman lingkungan segar Manfaat banyak
Banyak, bisa memnafaatkan tanaman yang ditanam sendiri
Belum semua Kendalanya kecil sadar dengan sekian persen adanya penghijauan Pernah Tidak ada, saling dengan anak menularkan ilmu UI pelatihan sayur-mayur warung hidup Swadaya Swadaya