Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
PEMBERDAYAAN KELOMPOK USAHA ANDONG DI BANTUL, DIY Agnes Ratih Ari Indriyani, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Kadarso, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Yavida Nurim, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra Email :
[email protected]
ABSTRAK Sasaran program IbM ini adalah masyarakat yang produktif secara ekonomi sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan. Inti tujuan program adalah pemberdayaan ekonomi kelompok usaha andong di Bantul DIY (kelompok “Alun-alun A”) melalui peningkatan kinerja aspek produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan aspek ekonomi secara umum. Mitra program ini merupakan kelompok yaitu kelompok usaha andong di Bantul, DIY. Metode yang digunakan meliputi berbagai pelatihan, pendampingan, pembenahan faktor/sarana produksi dan penyediaan fasilitas pemberdayaan ekonomi kelompok. Program yang kami laksanakan adalah: 1) Pengadaan sumber dana bergulir dalam kelompok; 2) Pelatihan pengelolaan ekonomi keuangan kelompok .3) Limbah kotoran kuda diolah menjadi kompos/pupuk organik sehingga memiliki nilai guna yang lebih tinggi dan mengurangi pencemaran lingkungan; 4) Pengadaan peralatan yang mendukung kebersihan lingkungan; 5) Membuat wadah penampung kotoran kuda yang lebih tertutup dengan penempatan wadah yang tidak mengganggu kenyamanan penumpang ; 6) Memperbaiki tampilan andong dari aspek andong dan kusirnya ; 7) Pembuatan blog serta brosur yang didistribusikan di beberapa biro perjalanan serta hotel-hotel dan restoran; 8) Pelatihan bahasa Inggris prakti serta pemnbuatan panduan percakapan bahasa Inggris; 9)Pelatihan budaya Jawa. Hasil dari keseluruhan program adalah terjadinya peningkatan pemberdayaan ekonomi kelompok usaha andong, sehingga keberadaan kelompok ini mampu menjadi solusi bagi sebagaian permasalahan anggota kelompok. Kata kunci: kemiskinan, pemberdayaan ekonomi, kelompok usaha, Andong.
ABSTRACT The target of this program is the economycally productive society as the solution to ward off poverty. The abstract goal of the program is economy empowering of a group of economical effort in Bantul,Yogyakarta province , “Alun-Alun A” grup of Andong, through the improvement of production aspect perform, marketing, human resources and general economies aspect. The partner of this program is a group of economical effort of andong coachment in Bantul, Yogyakarta. This program used some programs, such as many trainings, encourage, straightening up production factors and providing the facilities of economical empowering of the group. The programs being emplemented are: 1) provisioning rolling on fund in the group; 2) the training of the group economies management; 3) manufacturing the horse manure; 4) provisioning the tools to support the enviroment cleanless; 5) making the equipment to place the horse manure to support the feeling of comfortable: 6) fixing the performance of andong and the coachmen; 7) making the blog and brochures; 8) practice ord English training and making simple conversation book f or the andong coachmen; 9) Javanese training. The result of all program is the increasing of economic empowering in the group andong economical effort, so the existance of this group is able to become the solution of the members of the group’s problems. Keywords : poverty, economical empowering, group of economical effort, Andong. 89
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
LATAR BELAKANG Andong merupakan salah satu alat transportasi tradisional kota Yogyakarta, kendaraan semacam kereta yang ditarik oleh satu atau dua ekor kuda. Andong memiliki sebutan lain, yakni delman, bendi, maupun sado. Andong masih banyak terdapat di daerah sekitar Yogyakarta, antara lain di daerah Solo dan Klaten. Jumlah andong di Yogyakarta sebanyak kurang lebih 300. Kusir Andong sebagian besar berasal dari/berdomisili di wilayah Bantul dan kulon Progo, sebagian kecil dari wilayah Yogyakarta bagian timur (Kotagede dan sekitarnya.) Mendasarkan pada fungsinya ada dua jenis andong di Yogyakarta, meskipun bentuknya sama. Pertama, andong biasa atau andong angkut, dan kedua, andong wisata. Sebenarnya kedua jenis andong ini tidak terlalu dibedakan fungsinya, karena memang tidak ada batasan bagi andong-andong tersebut dalam mengangkut penumpang. Hal yang cukup membedakan adalah andong wisata lebih memprioritaskan diri untuk melayani wisatawan, biasanya para kusirnya lebih banyak berusia muda dan lebih memperhatikan tampilan andongnya. Sebutan kusir menunjuk pada pengemudi andong, yang sekaligus sebagai pemilik usaha andong. Andong angkut dapat ditemui di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul , dan Kabupaten Kulon Progo. Andong angkut lebih banyak melayani kebutuhan transportasi/angkutan para pedagang pasar, yang biasanya membawa barang dagangan dalam jumlah besar. Wisatawan dapat dengan mudah mengidentifikasi andong wisata karena andong ini umumnya tampak lebih bersih dan terawat, meskipun saat ini yang tampak adalah sebagian besar dengan tampilan seadanya, dengan warna cat yang sudah pudar dan perlengkapan yang sudah aus karena termakan usia. Dari hasil pengamatan diperoleh gambaran bahwa pada pelaku usaha andong yang berusia relatif muda beberapa telah memilik wawasan yang cukup luas dengan memiliki keinginan untuk anak-anak mereka bisa bersekolah setingi-tingginya, karena dengan pendidikan yang tinggi mereka yakin bisa merubah penghidupan mereka selama ini. Sebagai salah satu ikon wisata Yogyakarta, andong sering kali difungsikan sebagai media promosi bagi berbagai perusahaan baik pemerintah maupun swasta. Penggunaan andong sebagai media promosi dapat dilakukan dengan cara mengubah penampilan andong disesuaikan dengan cirri atau nuansa warna yang sesuai dengan produk atau pihak pengguna media ini. Cara demikian dilakukan oleh beberapa perusahaan dengan sistem kontrak. Cara pemasaran yang lebih banyak dilakukan para kusir andong sekaligus mereka sebagai pemilik usaha selama ini adalah mangkal atau “ngetem” di suatu tempat untuk menunggu calon penumpang di suatu tempat tertentu. Selama ini wilayah-wilayah/lokasi tempat ngetem andong-andong ini antara lain adalah di sepanjang Malioboro, di sekitar pasar Beringharjo, di sekitar Taman Pintar, di daerah Kotagede sekitar sentra kerajinan perak, di sekitar stasiun dan sebagainya.
MASALAH Permasalahan Produksi 1. Tampilan Andong dan kusir yang kurang rapi/terkesan kumuh Pariwisata identik dengan keindahan. Andong yang juga merupakan fasilitas transportasi pendukung pariwisata akan lebih menarik jika penampilannya terlihat indah. Tampilan 90
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
andong yang indah dan bersih tentu akan lebih diminati dibanding andong yang tampil biasa-biasa saja apalagi jika terkesan kumuh, yang sebagian besar andong berada dalam kodisi ini. 2. Belum dimanfaatkannya limbah kotoran kuda secara optimal Kotoran kuda setiap hari dihasilkan dalam kuantitas yang cukup banyak, jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Di sisi lain kotoran kuda ini sesungguhnya berpotensi untuk bisa memberikan manfaat yang lebih. Kotoran kuda bisa dijadikan sebagai bahan baku/utama untuk membuat pupuk organic . Pada komunitas /kelompok kusir andong ini, upaya ini belum dilakukan. 3. Kurangnya Prasarana/Peralatan untuk Menunjang Kebersihan Lingkungan Para pemilik usaha andong ini tinggal di tengah perkampungan yang cukup padat. Jarak antara rumah satu dengan yang lain cukup dekat. Kandang kuda mereka bisa dikatakan jadi satu dengan rumah (di bagian belakang/samping rumah). Hal ini akan berpotensi buruk bagi kesehatan jika kebersihan tidak diperhatikan. Mereka sering mengalami kesulitan untuk menjaga kebersihan kandang karena keterbatasan peralatan yang dimiliki. Permasalahan Pemasaran 1. Kurangnya promosi dan upaya kerjasama dengan pelaku wisata lain Sebagai salah satu sarana transportasi yang turut mendukung sektor pariwisata di wilayah Yogyakarta, upaya pemasaran belum dilakukan secara optimal. Selama ini tidak pernah diadakan media pemasaran semacam brosur atau melalui internet. 2. Kesulitan memperoleh pinjamanan dana pada situasi mendesak Para pelaku usaha andong ini sering mengalami kesulitan keuangan, di mana mereka dihadapkan pada kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi, sedangkan tidak mudah untuk memperoleh dana pinjaman yang murah dengan proses yang mudah. Tidak jarang beberapa anggota kelompok ini terjerat hutang pada rentenir yang menawarkan proses peminjaman dana yang mudah dan cepat tetapi dengan tingkat bunga yang sangat tinggi. 3. Belum cukup memahami pengelolaan ekonomi keuangan kelompok Selama ini kelompok kusir belum pernah memperoleh pembimbingan tentang pengelolaan keuangan kelompok, termasuk pembukuan sederhana, serta informasi/pemahaman yang cukup bagi anggota dan pengurus kelompok akan pentingnya manfaat koperasi bagi kesejahteraan seluruh anggota. Dalam hal ini kelompok didorong membentuk koperasi melalui kegiatan pengadaan dana bergulir yang kami usulkan, yang berfungsi sebagai stimulan. 4. Rendahnya Kemampuan Bahasa Inggris Praktis Para kusir seringkali menghadapi kendala dalam pekerjaan mereka terkait dengan rendahnya kemampuan mereka dalam bahasa Inggris praktis. Hal ini menjadikan mereka seringkali kehilangan kesempatan untuk memperoleg konsumen dari wisatawan mancanegara. Karena ketidakmampuan mereka berkomunikasi secara lancar dalam bahasa Inggris, sehingga mereka justru menghhindar dan lebih memilih wisatawan dari dalam negeri. 5. Rendahnya Pemahaman Sejarah Obyek Wisata dan Budaya Jawa
91
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Pada umumnya para kusir tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang sejarah/asal-usul suatu tempat yang menjadi tujuan wisata pelanggan, dan juga tentang budaya Jawa yang sangat terkait dengan aspek sejarah. Wisatawan yang kebanyakan berasal dari luar kota bahkan wisatawan asing tentu membutuhkan informasi tentang sejarah/asal-usul tempat/lokasi tujuan wisatanya dan aspek budaya setempat.
METODE PELAKSANANN Dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan tersebut, beberapa metode kami gunakan, termasuk kombinasi beberapa metode, yaitu melalui pelatihan, pendampingan, penerapan IPTEKS, substitusi IPTEKS, advokasi dan peningkatan kualitas faktor produksi. 1. Pelatihan dan konsultasi Dalam upaya pemberdayaan ekonomi bagi kelompok kusir ini maka program ini memfasilitasi pelatihan: - pembuatan pupuk kompos berbahan limbah/kotoran kuda. Kegiatan ini kami tujukan sebagai program peningkatan nilai guna sekaligus peningkatan nilai tambah kotoran kuda, dari yang semula hanya berupa limbah yang mencemari lingkungan, diolah menjadi barang yang bernilai guna tinggi yaitu pupuk organic berbahan kotoran kuda. Pelatihan ini dilaksanakan dengan mendemonstasikan pembuatan pupuk pada tempat/wadah yang juga dibuat oleh tim. - bahasa Inggris, dengan mendatangkan dua orang native speaker untuk bercakap-cakap langsung dengan para kusir. Hal ini direspon dengan baik oleh mitra karena bisa terjalin relasi dan komunikasi yang bagus antara pelatih dan peserta. - Pelatihan pembuatan catatan keuangan kelompok, bagi pengurus kelompok. Dengan langsung mempraktekkan, metode ini bisa diikuti dengan cukup baik oleh mitra sehingga mereka bisa membuat laporan keuangan sederhana bagi kelompok. 2. Penerapan IPTEKS Penerapan IPTEKS dilakukan untuk membuat kantong penampung wadah kotoran, yang lebih tertutup sehingga tidak mengganggu kenyamanan penumpang. 3. Substitusi IPTEKS Substitusi IPTEKS diadakan dalam bentuk penciptaan sumber dana bergulir dengan membuat sistem penggalangan dana yang berasal dari anggota. Hal ini dilakukan dengan membuat suatu kesepakatan bersama bagi anggota kelompok, untuk membeli peralatan andong yang difasilitasi tim pengabdi, dengan cara mengangsur ditambah bunga yang disepakati bersama. Dengan demikian akan tercipta akumulasi dana bagi kepentingan kelompok. 4. Peningkatan kualitas faktor produksi Metode ini digunakan dalam upaya memperbaiki tampilan faktor produksi yaitu andong. Andong diperbaiki tampilannya agar lebih menarik minat calon konsumen. 5. Advokasi
92
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Metode advokasi dilakukan dalam bentuk bantuan penyampaian informasi/bantuan upaya pemasaran kepada calon pelanggan, melalui pembuatan media promosi berupa blog dan brosur yang didistribusikan ke beberapa obyek wisata termasuk hotel dan restoran.
HASIL DAN PEMBAHASAN Program yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan mitra, sehingga seluruh program memperoleh dukungan dan tanggapan yang sangat positif dari peserta. 1. Menciptakan sumber dana bergulir Pengadaan peralatan andong sebagi sumber dana bergulir bisa terlaksana sesuai kesepakatan anggota kelompok dalam hal harga dan besar bunga pinjaman. Mengingat kebutuhan terhadap dana yang bisa dipinjam dengan harga murah (bunga rendah) dan proses sederhana merupakan kebutuhan yang dirasakan oleh seluruh anggota kelompok kusir ini, maka program pengabdian telah mewujudkan kebutuhan tersebut. Foto: Peralatan andong yang dijual kepada peserta dengan pembayaran secara mengangsur plus bunga pinjaman sebagai sumber dana bergulir bagi kelompok. Pelatihan pengelolaan keuangan diadakan untuk mampu membuat pembukuan sederhana dan juga meningkatkan kesadaran seluruh anggota kelompok untuk memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi bagi kelangsungan/keberlanjutan kegiatan simpan-pinjam secara tertib. 2. Pelatihan Ekonomi Keuangan Kelompok. Pelatihan Ekonomi Keuangan Kelompok 1. Perbaikan Tampilan andong. Tampilan andong dan pakaian kusir diperbaiki agar lebih menarik minat calon konsumen. 2. Membuat penampung kotoran yang tertutup. Penampung kotoran dibuat dengan bentuk yang tertutup, tidak terlihat dari luar. Penampung ini dibuat dengan lapisan bahan pembungkus yang terlihat rapi dan bersih, serta saluran kotoran yang terkait pada bak penampung. 93
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Foto: Salah satu andong dan dan kusirnya yang telah diperbaiki tampilannya 3. Pengadaan peralatan
untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dalam usaha menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, para pelaku usaha andong dihadapkan pada kendala keterbatasan peralatan yang dimiliki. Untuk itu tim pengabdi memfasilitasi pengadaan peralatan kebersihan yang diperlukan kelompok. Foto : Peralatan penunjang kebersihan lingkungan kandang kelompok
4. Pemanfaatan kotoran kuda menjadi pupuk. Dalam program ini solusi atas persoalan limbah kotoran kuda adalah membuat kompos berbahan limbah kotoran kuda. Foto : Pembuatan kompos dari kotoran kuda Terjadi peningkatan nilai guna dan nilai ekonomi limbah.Sebagian kusir bekerja sampingan sebagai petani. Masyarakat di lingkungan mereka tinggal juga banyak yang bertani. Pupuk yang mereka hasilkan bisa mereka pergunakan sendiri, yang berarti akan mengurangi pengeluaran (terjadi penghematan) dalam pekerjaan pertanian mereka, dan sekaligus bisa dijual kepada pihak lain (berpotensi menjadi sumber penghasilan). 5. Peningkatan promosi/pemasaran Program ini ditujukan untuk meningkatkan upaya promosi keberadaan jasa layanan andong sebagai salahsatu alternatif alat transportasi tradisional, yang turut mendukung pariwisata. Peningkatan promosi dilakukan dengan melalui internet (pembuatan blog), membuat brosur dan mendistribusikan pada beberapa tempat tujuan wisatawan. Foto : Pembuatan kompos dari kotoran kuda
94
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Foto : Brosur Andong dalam Bahasa Indonesia
Foto : Brosur Andong dalam Bahasa Inggris
95
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
6. Pelatihan bahasa Inggris praktis Motivasi besar untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris membuat mereka merespon dengan sangat baik program pelatihan ini, dimana pelatih adalah 2 (dua) orang native speaker berkebangsaan.....sehing ga peserta bisa mendengar langsung ucapan dari penutur seperti yang biasa dihadapi. Peserta juga sangat terbantu dengan adanya buku saku panduan percakapan praktis dalam bahasa Inggris. Foto : Pelatihan Bahasa Inggris praktis Foto panduan percakapan dalam Bahasa Inggris bagi kusir andong.
96
:
Buku
saku
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
7. Pelatihan budaya Jawa dan sejarah obyek wisata Mengingat pengguna jasa andong kebanyakan adalah konsumen berasal dari luar kota Yogyakarta bahkan luar Jawa, maka untuk meningkatkan kualitas jasa layanannya para kusir perlu lebih banyak memahami cerita sejarah obyek wisata yang menjadi tujuan, serta aspek budaya Jawa termasuk tentang etika. Dengan demikian konsumen akan merasa terlayani dengan baik. Foto : Pertemuan pelatihan budaya Jawa
KESIMPULAN DAN SARAN Solusi atau metode yang telah diterapkan pada IbM bagi Kelompok Andong di Bantul, DIY sangat tepat dan berkesesuaian dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Kerjasama dengan Mitra dapat berjalan dengan baik. Antusiasme seluruh anggota kelompok sangat tinggi dalam mendukung pelaksanaan program. Peran pengurus kelompok terutama Ketua Kelompok sangat dibutuhkan untuk menggerakan partisipasi anggotanya. Dampak utama program IbM ini adalah terjadinya peningkatan pemberdayaan ekonomi kelompok dengan adanya pemenuhan kebutuhan keuangan anggota kelompok. Dengan ketersediaan sumber dana bergulir yang berasal dari program ini, cukup mengurangi ketergantungan anggota terhadap rentenir. Kegiatan yang sudah terlaksana melalui program IbM ini memberikan dampak dan manfaat bagi Kelompok Usaha Andong di Bantul, DIY. Akan tetapi oleh sebab keterbatasan dana, program serupa masih perlu dilanjutkan dengan jangkauan yang lebih luas, baik dari aspek mitra maupun program.
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Formal dan Informal (2012). Manajemen Usaha Kecil. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gunawan Sumodiningrat.(1999). “Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial”, Jakarta: Gramedia Muchdie dkk. (ed.) (2001). Tiga Pilar Pengembangan Wilayah: Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan Teknologi . Jakarta : BPPT Santoso, HB., (2000). Pupuk Kompos, Yogyakarta: Kanisius Stewart, Aileen. (2008). Empowering People. Yogyakarta: Kanisius Sutejo, MM. (1995). Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineksa Cipta 97
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
SESI TANYA JAWAB Nama Pemakalah Seriwati Ginting
Nama Penanya Agus Slamet
Asal Institusi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Isi Pertanyaan Keunggulan dari pupuk cair yang dihasilkan dibandingkan pupuk cari komersial Apakah pupuk cari yang dihasilkan sudah diterapkan pada tanaman dan bagaimana hasilnya
Jawaban Biaya murah, budidaya lebih mudah dilakukan oleh semua orang Sudah diterapakn, YBKBB + Desa Suda Dalih, 3 tahun belakangan ini
F Budi Setiawan
Universitas Katolik Soegijapranata
Apakah sudah pernah diuji N, P, K? Jika belum, disarankan untuk uji NPK agar bisa lebih spesifik penggunaan pupuk tersebut (Tanaman apa saja yang akan bagus jika diberi pupuk tsb)
Blm pernah uji N, P, K, disarankan untuk uji mpk. Kerja sama dengan ibu Peni ITB
J.J.Siang
UKDW Yogyakarta
Apakah masyarakat sekitar sudah dilatih untuk membuat kompos cair? (bukan sekedar menerima/memakai) hasil dari pengabdian
Sudah dilatih maka masyarakat ingin menjual hasil pelatihan, sudah dipikirkan packingnya (murah
Tri Yahya
UKDW Yogyakarta
Manfaat penambahan air cucian beras untuk apa?
Manfaat air cucian beras banyak nutrisi. Menunjang kulit pisang dan kulit rambutan.
Igu. Supriah Sudrajat
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Dalam kulit pisang terdiri dari unsur apa saja? Unsur-unsur apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk seni rupa?
Dalam tayangan yg didapat dari internet (karbo, protein, dll). Unsur yg bs dimanfaatkan dri senirupa(packing + promosi/iklan)
98