PEMBELAJARAN MEMBACA GAMBAR DENGAN METODE SKEMA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SEKOLAH LUAR BIASA BHAKTI KENCANA II Artikel E- Journal
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Defi Ari Suryani NIM 09103244001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2014
PENGESAHAII
Artikel jurnat berjudul '?EMBELAJARAN MEIdBACA, GAMBAR DENGAN
METODE SKEMA PADA SISWA TIJNAGRATilITA RINGAI.I KELAS trI SEKOLAH LUAR BIASA BHAKTI KENCANA II* ymg dizusun oleh Defi Ari
Suryani,
NBd A9rc3244}0l' ini telah disetujui' oleh pembimbing
ditsbitkan
rmtuk
1
PEMBELAJARAN MEMBACA GAMBAR DENGAN METODE SKEMA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SLB BHAKTI KENCANA II LEARNING TO READ DRAWINGS ON STUDENTS SCHEME WITH MILD MENTAL RETARDATION CLASS III SLB BHAKTI KENCANA II Oleh
:
Defi
Ari
Suryani,
Jurusan
Pendidikan
Luar
Biasa,
Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan anak tunagrahita ringan dalam proses membaca gambar dengan metode skema. Mengetahui penerapan pelaksanaan pembelajaran membaca anak tunagrahita ringan melalui gambar dengan metode skema. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah empat orang siswa tunagrahita riangan. Penelitian dilakukan selama satu bulan. Medote pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data dengan menggunakan metode triangulasi. Adapun analisis data dengan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan keempat subjek dalam membaca gambar dengan metode skema rata-rata sudah dapat dikatakan baik, hal ini ditunjukkan subjek dalam menganalisis tugas mampu melakukan tahapan membaca gambar dengan metode skema meskipun sedikit mendapatkan bantuan. Masing-masing subjek memiliki kesulitan berbeda, dikarenakan karakteristik, kondisi dan kemampuan motorik subjek yang berbeda Kata kunci: pembelajaran, membaca dengan metode skema, tunagrahita ringan Abstract This study aims to determine the ability of mild mental retardation children in the process of reading the image with the scheme method . Knowing the implementation of of children with mildretardation learning to through scheme method . This study used a descriptive study with a qualitative approach . Subjects in this study amounted to four students with mild mental retardation mirth . The study was conducted for one month . Data collection methods used observation , interview and documentation . The validity of the data by using the triangulation method . The descriptive analysis of qualitative data .The results showed that the ability of the fourth subject in the image read by the average scheme method has subject MA, YW and PA good enough and subject EP has good , this is indicated in the subject was able to perform the task of analyzing the stages of reading images with the method scheme despite little assistance. Each subject has a different difficulty , due to the characteristics , conditions and motoric abilities of different subjects .
2
Keywords : learning , reading scheme method , mild mental retardation mata pelajaran tertentu maka guru
PENDAHULUAN Anak
dengan
hambatan
pembimbing khusus akan membantu
intelektual (tunagrahita) adalah anak
siswa tunagrahita ringan di dalam
yang mengalami keterbatasan dalam
kelas
kemampuan adaptif tetapi masih
Hazewinkel, 2000: 146). Pendapat
memiliki
untuk
lain di ungkapkan oleh Mohammad
Anak
Effendi (2006: 90) bahwa anak
potensi
dikembangkan tunagrahita
potensinya.
ringan
membutuhkan
itu diungkapkan (Michiel
tunagrahita
ringan
tiak
mampu
perlakuan-perlakuan khusus untuk
mengikuti program sekolah biasa,
mempelajari
Misal
tetapi masih memiliki kemampuan
dalam pelajaran membaca, anak
yang dapat dikembangkan walaupun
tunagrahita
tiak maksimal.
suatu
ringan
objek.
membutuhkan
waktu yang relatif lebih lama dari anak
normal.
Anak
tunagrahita
Penggunaan metode skema didasarkan pada kelebihannya yaitu
ringan lemah dalam hal berpikir
strategi
abstrak sehingga dibutuhkan media
bagi anak tunagrahita ringan. Anak
pendukung dalam proses belajar-
tunagrahita ringan akan mendapatkan
mengajarnya.(Moh Amin, 2005:37).
informasi
Layanan anak
pendidikan
tunagrahita
ringan
membaca dengan gambar
demi
informasi
yang
bagi
kemudian mendapatkan informasi
yakni
baru sehingga kemampuan dalam
layanan di sekolah khusus anak luar
mengkategorikan
biasa. Layanan pendidikan bagi anak
membedakan anak akan berkembang.
tunagrahita ringan dengan teman-
Metode skema dalam penelitian ini
teman
dalam
memiliki
dan
dalam
satu
kelas
yang
khususnya bagi anak tunagrahita
kebutuhan
yang
sama
ringan
dimodifikasikan
dengan
diperlukan guru secara khusus juga.
gambar yang dibuat oleh guru.
Dalam roses pembelajaran jika anak
(Syaiful
tunagrahita
Azwan Zain, 2002: 52).
ringan
mengalami
kesulitan dalam mempelajari suatu
Bachri
Djamarah
dan
3
Metode skema yang menjadi
yang berada disekitar itu, maka
fokus dalam penelitian ini adalah
kemampuan dalam membaca anak
dengan
semakin
memberian
kemudian
anak
pengertiannya terssebut
gambar menuliskan
tentang
pada
gambar
Munzayanah
Menurut
(2003:37)
anak
ringan
apat
tunagrahita
yang
dikembangkan seperti layaknya anak
Tadkiroatun
normal, tetapi membutuhkan waktu
Musfiroh (2009: 138) pembelajaran
yang lama dan latihan yang terus
membaca gambar dengan metode
menerus dengan selalu diberi tugas
skema untuk landasan membaca anak
materi yang diajarkan guru dan harus
tunagrahita dapat berupa pembacaan
dikerjakan berulang- ulang dengan
cerita bergambar, permainan tata
metode pembelajaran yang tepat. Hal
huruf, mencari label yang sama,
lain juga diungkapkan Reni Akbar
menebak tulisan, membaca gambar,
dan
mencocokkan huruf, mencari huruf
menyatakan
sama, permaian silabel, mengecap
kembali apa yang dilihat pada bentuk
huruf, mengenali huruf yang hilang,
gambar pada anak tunagrahita ringan
dan kegiatan lain yang memberi
memrlukan latihan dan bimbingan
kesempatan anak mengenal simbol
dari guru. Anak tunagrahita ringan
utuh (dilengkapi dengan gambar dan
memerlukan
perlakuan-perlakuan
warna
label)
kusus
mempelajari
maupun parsial ( dalam bentuk
objek.
disediakan.
gambar
bertambah.
Menurut
permanen
seperti
guntingan kata dari konteks), serta show and tell tentang simbol Label
ini
Hawadi
dalam
(2001: bahwa
37)
yang
menuliskan
suatu
Untuk itu penulis mengambil judul pembelajaran membaca gambar
digunakan
dengan metode skema pada siswa
mengingat benda tersebut berada di
tunagrahita ringan kelas III SLB
sekitar kita dan benda tersebut sering
Bhakti Kencana II.
ditemui oleh anak. Baik itu label kemasan makanan ataupun label bukan makanan. Sehingga dengan seringnya anak melihat benda-benda
4
METODE PENELITIAN
pada
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 1
Pendekatan dalam
yang
digunakan
ini
pendekatan
penelitian
kualitatif.
Pendekatan
tahun
ajaran
2012/2013.
bulan. Subjek Penelitian
kualitatif
Dalam penelitian ini, peneliti
adalah penelitian untuk menjawab
menggunakan teknik porposif, hal ini
permasalahan
dikarenakan teknik ini didasari atas
yang
memerlukan
pemahaman secara mendalam dalam
tujuan
waktu dan situasi yang bersangkutan,
pertimbangan tertentu yang dibuat
dilakukan secara wajar dan alami
oleh peneliti sendiri. Kriteria yang
sesuai dengan kondisi objektif di
digunakan untuk menentukan subjek
lapangan tanpa adanya manipulasi,
penelitian
ini
serta jenis data yang dikumpulkan
penelitian
merupakan
terutama
ringan kelas III yang sudah mampu
data
kualitatif
(Zainal
Arifin, 2011: 29). Metode penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang
pembelajaran
membaca gambar dengan metode skema di SLB Bhakti kencaa II. Informasi yang diperoleh dengan pendekatan ini disusun dengan uraian catatan, direduksi, dirangkum dan dipilih informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian, yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Tempat dan Waktu Penelitian Tempat
penelitian
dilaksanakan di kelas III SLB Bhakti Kencana II, Berbah. Penelitian ini dilaksanakan pada tengah semester I,
tertentu
dengan
adanya
adalah
subjek tuagrahita
menulis dan membaca. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diambil dengan
menggunakan
observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang dilakukan
secara
(participant
partisipatif observation).
Wawancara
dilakukan
untuk
mengungkap
dilakukan
untuk
mengungkap
data-data
Pelaksanaan
proses
tentang
pembelajaran
membaca gambar dengan mrtode skema. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data diri
5
subjek penelitian berupa RPP dan
Teknik Analisis Data
buku data pribadi siswa yang ada di sekolah.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan deskripsi kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 268), analisis deskripsi kualitatif
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan
hanya menggunakan paparan data
dalam penelitian ini yaitu panduan
sederhana.
Paparan
observasi.
kemudian
dilanjutkan
Dalam
penelitian
ini,
data
itu,
dengan
pedoman observasi mendiskripsikan
menginterpretasikan secara kualitatif
proses
pembelajaran
membaca
yaitu yang digambarkan dengan kata-
gambar
dengan
skema,
kata untuk memperoleh kesimpulan
metode
mendiskripsikan kemampuan siswa
yang
tunagrahita ringan dalam mengikuti
induksi
pembelajaran
pengembangan yang berawal dari
membaca
ambar
dilakukan yang
dengan metode skema, cara siswa
spesifik.
menskemakan gambar, cara siswa
Keabsahan Data
menjelaskan
Teknik
pada
guru
tentang
dengan
prinsip
mengedepankan
keabsahan
data
dalam
penelitian
yang
gambar yang telah di skemakan.
digunakan
Pedoman
dalam
adalah triangulasi. Dalam penelitian
tentang
ini, peneliti menggunakan triangulasi
pertanyaan-pertanyaan yang terkait
teknik. Triangulasi teknik digunakan
dengan proses pembelajara membaca
untuk menguji data dengan cara
gambar
mengecek data kepada sumber yang
wawancara
penelitian
ini
berisi
dengan
metode
skema,
kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran
sama dengan teknik yang berbeda.
gambar
Dalam penelitian ini, peneliti
dengan metode skema, cara siswa
melakukan triangulasi teknik dengan
menskemakan gambar, cara siswa
cara sebagai berikut:
menjelaskan
membca
ini
pada
guru
tentang
gambar yang telah di skemakan
1. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara tentang pembelajaran membaca gambar dengan metode skema.
6
2. Membandingkan
data
wawancara
lebih aktif. Adapun pelaksanaan
dengan data dokumentasi tentang
kegiatan
pembelajaran
gambar
membaca
gambar
dengan
membaca
metode
skema
sebagai berikut:
dengan metode skema. 3. Membandingkan hasil data observasi dengan data dokumentasi tentang pembelajaran
pembelajaran
membaca
gambar
a) Persiapkan
media
yang
akan
digunakan untuk pembelajaran b) Kondisikan
anak
sebelum
pembelajaran dimulai
dengan metode skema.
c) Guru
memberitahukan
tema
pembelajaran HASIL
PENELITIAN
DAN
d) Dengan gambar ajak anak untuk belajar
PEMBAHASAN
e) Tunjukkan gambar kepada anak
Hasil Penelitian Penelitian ini guru menentukan
yang
sesuai
tema pembelajaran membaca gambar
kemudian
dengan
gambar
metode
skema
yaitu
dengan
jelaskan
tema tentang
tempat-tempat
f) Anak diminta untuk menuliskan
umum, dengan tujuan agar anak
apa yang di ketahui tentang
tunagrahita ringan mampu mengenali
gambar
membaca
gambar
tempat-tempat umum dengan hanya membaca tanda gambar yang ada. Dalam
proses
belajar
mengajar akan melibatkan seluruh komponen
pengajaran,
kegiatan
belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa akan terlibat dalam sebuah interaksi dengan anak didik yang
g) Guru dan anak melakukan tanya jawab tentang pembelajaran h) Anak menceritakan gambar sesuai dengan apa yang anak ketahui Tema yang digunakan dalam pembelajaran
membaca
gambar
dengan metode skema pada anak tunagrahita di SLB Bhakti Kencana II Brebah tetap berpedoman pada kurikulum dari pemerintah, tetapi tetap dengan menyesuaikan keadaan siswa
sehingga
tema/materi
7
mengalami perubahan tetapi tetap
mengadakan
berdasar pada kurikulum. Disisi lain
ketepatan siswa dalam menskemakan
guru
dan
gambar dan ketepatan siswa dalam
kurikulum
menceritakan gambar sesuai skema
juga
tetap
melihat
membandingkan
ketrampilan yang didalamnya juga terdapat
membaca
tunagrahita
bagi
termasuk
tentang
yang dibuatnya
siswa
didalamnya
evaluasi
Saat
menceritakan
kembali
skema gambar yang ada, subjek
sebagai acuan. Dikarenakan belum
MA,
ada buku panduan khusus untuk
menceritakan bagian-bagian gambar
pembelajaran
cukup yakni pada tahapan menulis
membaca
gambar
kemampuan menulis dan
dengan metode skema, baik untuk
dan
anak
maka
gamabr siswa masih dikatakan cukup
referensi yang digunakan dengan
karena masih membutuhkan bantuan
mengambil dari buku-buku umum
guru dan perlu penjelasan yang lebih
tentang membaca.
lanjut. Bantuan guru yang dilakukan
tunagrahita
Tema
dalam
ringan
menceritakan
bagain-bagaian
pembelajaran
disini yakni guru menejelaskan dan
membaca gambar dengan metode
mengarahkan kepada siswa agar
skema disesuaikan dengan tujuan
lebih membedakan antara bagian
pembelajaran yang ingin dicapai
gambar satu dengan yang lainnya.
yaitu untuk tahap pertama guru menentukan
tujuan
Subjek
EP,
kemampuan
pembelajaran
menceritakan bagian-bagian gambar
membaca gambar dengan metode
kreteria cukup yakni pada tahapan
skema.
guru
menceritakan bagian-bagiaan gamabr
pemilihan tema yang akan digunakan
siswa masih dikatakan cukup karena
untuk pembelajaran. Kemudian guru
masih membutuhkan bantuan guru
memilih gambar. Tahap berikutnya
dan perlu penjelasan yang lebih
menyiapkan
lanjut. Bantuan guru yang dilakukan
Tahap
digunakan
selanjutnya
alat untuk
yang
akan
pembelajaran.
disini
yakni
guru
menejelaskan
Kemudian guru menjelaskan tentang
urutan gambar, sehingga siswa dapat
pembelajar membaca gambar dengan
menceritakan ulang.
metode
skema.
Terahir
guru
8
Subjek
YW,
kemampuan
dengan
metode
skema
yang
menulis dan menceritakan bagian-
dilakukan pada siswa tunagrahita
bagian gambar kreteria cukup yakni
ringan di SLB Bhakti Kencana II
pada
sesuai
tahapan
menulis
dan
dengan
analisis
siswa
menceritakan bagian-bagiaan gambar
membuat skema dari gambar yang
siswa masih dikatakan cukup karena
telah
masih membutuhkan bantuan guru
membaca gambar dengan metode
dan perlu penjelasan yang lebih
skema,
lanjut. Bantuan guru yang dilakukan
berdasarkan
disini
analysis) diperoleh hasil evaluasi
yakni
guru
menejelaskan
dibuat.
yang
urutan gambar, sehingga siswa dapat
pembelajaran
menulis dan menceritakan ulang.
dengan
Subjek
PA,
Pada
telah analisis
pembelajaran
dilaksanakan tugas
membaca
metode
(task
gambar
skema
dengan
kemampuan
kriteria penilaian yang telah dibuat
menulis dan menceritakan bagian-
oleh guru yang mengacu kepada
bagian gambar kreteria cukup yakni
ketentuan di SLB Bhakti Kencana II
pada
Pembahasan
tahapan
menulis
dan
menceritakan bagian-bagiaan gambar
Kemampuan Siswa Tunagrahita
siswa masih dikatakan cukup karena
Ringan
masih membutuhkan bantuan guru
Pembelajaran Membaca Gambar
dan perlu penjelasan yang lebih
dengan Metode Skema di SLB
lanjut. Bantuan guru yang dilakukan
Bhakti Kencana II Brebah
disini
yakni
guru
dalam
Mengikuti
menejelaskan
Hasil evaluasi dari keempat
urutan gambar, sehingga siswa dapat
subyek dalam kemampuan mengikuti
menulis dan menceritakan ulang.
pembelajaran
Metode digunakan
evaluasi
dalam
yang
pembelajaran
membaca gambar dengan metode skema pada penelitian ini adalah evaluasi pembelajaran
formatif. membaca
Evaluasi gambar
membaca
gambar
dengan metode skema. Subyek MA, YW dan PA mempunyai kemampuan menuliskan gambar
bagian-bagian
yang
cukup,
hal
pada ini
menunjukkan bahwa subyek MA, YW dan PA mampu menuliskan bagian-bagian pada gambar tetapi
9
masih memerlukan bantuan guru.
bagian-bagian pada gambar sendiri
Sesuai pendapat Reni Akbar &
tanpa bantuan guru. Hal ini sesuai
Hawadi.
(2001:37),
karakteristik
menyatakan
bahwa
yang
subjek
EP
yang
kemampuan
memiliki kemampuan adaptif cukup,
menulis kembali apa yang dilihat
dan mampu berbahasa normal, dan
pada bentuk gambar pada anak
memilki karaktersitik emosi yang
tunagrahita
aktif, sehingga mudah menerima
ringan
memperlukan
latihan dari bimbingan guru. Anak tunagrahita
ringan
membutuhkan
perlakuan-perlakuan khusus untuk mempelajari
suatu
objek.
Misal
dalam pelajaran membaca, anak tunagrahita
ringan
membutuhkan
waktu yang relatif lebih lama dari anak
normal.
Anak
tunagrahita
ringan lemah dalam hal berpikir abstrak sehingga dibutuhkan media pendukung dalam proses belajarmengajarnya.
pelajaran dari guru.
Contohnya
dengan
gambar, anak tunagrahita ringan akan lebih mudah memahami suatu objek jika dibantu dengan sebuah gambar.
Kemampuan keempat subjek rata-rata sudah dapat dikatakan baik, karena secara umum subjek dalam analisis tugas mampu melakukan tahapan membaca gambar dengan metode skema meskipun sedikit mendapatkan bantuan. Hal ini sesuai pendapat yang
Munzayanah
menyatakan
tunagrahita
(2000:37),
bahwa
ringan
anak dapat
dikembangkan seperti layaknya anak normal, tetapi membutuhkan waktu yang lama dan latihan yang terus menerus dengan selalu diberi tugas materi yang diajarkan guru, dan
Sedangkan pada Subjek EP,
harus dikerjakan secara berulang-
memiliki kriteria baik yaitu bisa
ulang dengan metode pembelajaran
membaca
yang tepat. Untuk itu perlunya
bagian
tradisional, penjual, dagangan.
dia
gambar mampu
pembeli, Hal
ini
jenis
pasar menulis
penyesuaian
pembelajaran
anak
barang
tungrahita ringan yang sesuai dengan
menunjukkan
karateristiknya, seperti pembelajaran
bahwa subjek EP mampu menuliskan
10
membaca gambar dengan metode
menceritakan kembali bagian-bagian
skema.
gambar. Hal ini menunjukkan bahwa
Dalam kemampuan mengikuti pembelajaran analisa
selain
mengamati
juga
mengamati
tugas,
keaktifan siswa, perhatian siswa serta kejadian tidak terduga saat proses pembelajaran keempat
yang
subjek.
terjadi
pada
Keaktifan
dan
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran
mempengaruhi
kemampuan siswa. Subjek yang memiliki
perhatian
lebih
baik
terhadap proses pembelajaran dan aktif
bertanya
jika
mengalami
kesulitan tentu akan mudah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Setiap subjek selain memiliki kemampuan tahapan
untuk
sesuai
melakukan
menulis bagian-bagian gambar dan menceritakan kembali tetapi masih perlu bantuan penjelasan dari guru. Kesulitan subjek berbeda-beda dalam membaca
gambar,
hal
tersebut
dikarenakan karakteristik, kondisi dan kemampuan motorik masingmasing subjek berbeda. Subjek MA kesulitan tugas
melaksanakan
membaca
gambar
analisis dengan
metode skema dengan kriteria cukup yaitu dalam menulis bagian-bagian gambar dan menceritakan bagianbagian gambar. Subjek melaksanakan
EP analisis
kesulitan tugas
membaca gambar dengan metode
dalam
skema dengan kriteria cukup yaitu
membaca gambar yang berbeda juga
menceritakan bagian-bagian gambar.
memiliki kesulitan. Kesulitan yang
Subjek YW kesulitan melaksanakan
dihadapi
antara
analisis
tugas
subjek satu dengan subjek lain. Hal
dengan
metode
ini dapat diketahui dengan melihat
kriteria cukup yaitu dalam menulis
dan
bagian-bagian
subjek,
mengetahui
skema
siswa tunagrahita ringan mampu
berbeda
kesulitan
siswa
membaca
gambar
skema
dengan
gambar
dan
menggunakan analisis tugas (task
menceritakan bagain-bagian gambar
analysis) dengan kriteria penilaian
dan
cukup yaitu siswa tunagrahita rata-
melaksanakan
rata kesulitan dalam menulis dan
membaca gambar dengan metode
Subjek
PA analisis
kesulitan tugas
11
skema dengan kriteria cukup yaitu
gambar,
dalam menulis bagian-bagian gambar
mendemonstrasikan kepada siswa
dan
praktik pengajaran
menceritakan
bagian-bagian
gambar.
guru
harus
yang relevan
dengan minat dan pengalaman siswa.
Kesulitan yang ada pada subjek dalam
pembelajaran
gambar
disebabkan
Hal ini sesuai dengan pendapat
membaca
Mohammad Effendi (2006: 90), yang
keterbatasan
menyatakan bahwa anak tunagrahita
motorik serta gangguan penyerta
kategori ringan merupakan anak
lainnya yang dimiliki masing-masing
yang tidak mampu mengikuti pada
subjek. Karakteristik subjek dengan
program sekolah biasa, tetapi ia
keterbatasan kemampuan motorik,
masih memiliki kemampuan yang
gangguan komunikasi, mudah bosan,
dapat
cepat merasa lelah dan kelainan
pendidikan walaupun hasilnya tidak
penyerta
kejadian-
maksimal. anak tunagrahita kategori
kejadian tak terduga yang pada saat
ringan merupakan individu yang
proses pembelajaran menyebabkan
mengalami
anak mengalami
kemampuan adaptif tetapi masih
lainnya
serta
kesulitan. Jadi,
dikembangkan
keterbatasan
dalam
pembelajaran membaca gambar ini
memiliki
mampu dilaksanakan oleh subjek,
dikembangkan dalam kemampuan
tetapi ada juga bagian dari analisis
akademik serta memerlukan program
tugas dimana subjek mengalami
dan
kesulitan
kembali
mengembangkan potensinya. Anak
dan
tunagrahita kategori ringan mampu
menceritakan bagian-bagian gambar
mandiri di masyarakat dan mampu
sesuai skema yang dibuat. Untuk itu
didik.
yaitu
bagian-bagain
diperlukan
menulis gambar
strategi
mengatasi
keterbatasan siswa tersebut yaitu guru terus memberi motivasi siswa tunagrahita ringan, dengan memberi latihan
secara
terus
menerus,
menjelaskan pentingnya membaca
potensi
melalui
bimbingan
khusus
untuk
untuk
12
Pelaksanaan
Pembelajaran
untuk
menyesuaikan
kemampuan
Membaca Gambar dengan Metode
anak dengan pembelajaran yang akan
Skema pada Anak Tunagrahita
dilaksanakan. Pelaksanaan
Ringan di SLB Bhakti Kencana II
pembelajaran
membaca gambar dengan metode
Brebah Pelaksanaan
pembelajaran
skema pada subjek, tahapan dibuat
membaca gambar dengan metode
cukup baik sesuai dengan tahapan
skema di SLB Bhakti Kencana II
membaca, menulis dan menceritakan
telah dilaksanakan sesuai dengan
sesuai skema yang dibuat yang
tahap-tahap yang harus dicapai yaitu
mudah dipahami siswa tunagrahita
tahap
ringan.
persiapan,
inti
atau
Pelaksanaan
dibuat
pelaksanaan dan penutup. Dari hasil
berdasarkan
analisis tugas dapat diketahui bahwa
kebutuhan anak Tunagrahita Ringan.
siswa telah cukup mampu melakukan
Tahapan pembelajaran yang dimulai
tahapan membaca gambar. Melihat
dengan
menjelasankan
hasil
telah
gambar
dengan
dilakukan oleh anak Tunagrahita
umum.
Kemudian
dilanjutkan
Ringan, dapat diketahui bahwa dari
dengan
menjelaskan
pentingnya
keempat
memiliki
mengetahui gambar tempat-tempat
kemampuan yang berbeda. Meskipun
umum, sehingga apabila berpergian
demikian,
tidak
analisis
tugas
yang
subjek
dalam
pembelajarannya
pelaksanaan guru
telah
kemampuan
kesulitan
dan
tentang
tempat-tempat
untuk
mencari
tempat-tempat tersebut. Pendahuluan
melaksanakan tahapan pembelajaran
tersebut
sesuai dengan perencanaan yang
pembelajaran
telah disusun. Sebelum melakukan
maksud agar siswa lebih termotivasi
pelaksanaan pembelajaran terlebih
dan tertarik untuk mengikuti kegiatan
dahulu
segala
pembelajaran dengan baik. Setelah
seuatu yang harus dilaksanakan, guru
pendahuluan diberikan, kemudian
kemudian
mengidentifikasi
guru menjelaskan apa yang harus
kemampuan, kebutuhan serta kondisi
dilakukan siswa dalam meskemakan
siswa.
guru
menyiapkan
Identifikasi
ini
dilakukan
diberikan dimulai
sebelum dengan
13
gambar-gambar
yang
sudah
demotrasikan dipapan tulis. Sebagai
pembelajaran dengan
skema pada Tunagrahita Ringan di
upaya
mempermudah
untuk
SLB Bhakti Kencana II ialah dengan
pelaksanaan
metode evaluasi formatif dan analisis
membaca
metode
pelaksanaan
membaca gambar dengan metode
gambar
tugas kemampuan siswa membaca
maka
gambar melalui kriteria penilaian
dengan
baik, cukup dan kurang yang dibuat
skema,
dilakukan
analisis tugas (task analysis) yang
dari
disederhanakan dalam tahap demi
dilakukan
tahap sehingga siswa mudah dalam
karakteristik siswa, mengingat bahwa
melaksanakan kegiatan. Pelaksanaan
siswa
disesuaikan dengan kemampuan dan
motorik. Evaluasi dilakukan dengan
kondisi
mendeskripsikan tingkat kemampuan
siswa.
diharapkan
Dengan siswa
begitu mampu
siswa
sekolah.
Evaluasi
guru
sesuai
mengalami
tetapi
tetap
yang dengan
keterbatasan
menggunakan
melaksanakan analisis tugas. Hal ini
penilaian dengan baik, cukup dan
sesuai dengan pendapat
kurang
Syaiful
sehingga
tidak
perlu
Bachri Djamarah dan Aswan Zain,
menggunakan angka dalam penilaian
(2002: 96), yang menyatakan bahwa
karena jenis tes untuk kemandirian
pembelajaran
gambar
siswa sehari-hari. Hasil evaluasi
dengan motode skema, pemberian
membaca gambar dengan metode
tugas digunakan saat guru meminta
skema
siswa
Ringan di SLB Bhakti Kencana II,
membaca
untuk
dengan
membaca
menskemakan
gambar
apa
yang
pada
subjek
keempat
Tunagrahita
subjek
memiliki
siswa ketahui pada gambar yang
kemampuan yang berbeda. Adanya
telah disediakan oleh guru.
perbedaan
Proses pembelajaran tentunya memerlukan mengetahui siswa
evaluasi tingkat
dalam
kemampuan
dikarenakan
subjek
tersebut
mempunyai
untuk
kemampuan motorik yang berbeda
kemampuan
pula. Hal ini sesuai pendapat Syaiful
memahami
dan
Bachri Djamarah dan Aswan Zain
melakukan suatu materi. Evaluasi
(2002: 252),
yang menyatakan
yang dilakukan dalam pembelajaran
bawah Evaluasi yang sesuai dengan
14
pembelajaran dengan evaluasi
membaca
metode
gambar
skema
formatif.
adalah
Fungsi
merasa lelah dan kelainan penyerta lainnya.
dari
2. Pelaksanaan pembelajaran membaca
evaluasi formatif adalah pengukur
gambar dengan metode skema di
keberhasilan
SLB
untuk
mengetahui
Bhakti
Kencana
II
telah
sejauh mana kemampuan anak dalam
dilaksanakan sesuai dengan tahap-
membaca gambar dengan metode
tahap yang harus dicapai yaitu tahap
skema telah berhasil diterapkan.
persiapan, inti atau pelaksanaan dan penutup.
SIMPULAN DAN SARAN
melakukan
Kesimpulan 1. Kemampuan keempat subjek dalam membaca gambar dengan metode skema
rata-rata
sudah
dapat
dikatakan baik, hal ini ditunjukkan subjek dalam menganalisis tugas mampu
melakukan
tahapan
membaca gambar dengan metode skema
meskipun
mendapatkan
bantuan.
sedikit Masing-
masing subjek memiliki kesulitan berbeda, dikarenakan karakteristik, kondisi dan kemampuan motorik subjek yang berbeda.
Kesulitan
subjek pada tahap menulis kembali bagian-bagian
gambar
Siswa
dan
menceritakan bagian-bagian gambar
cukup
tahapan
gambar.
mampu membaca
Pelaksanaan
pembelajarannya dilaksanakan sesuai dengan tahapan perencanaan yang telah
disusun.
Pelaksanaan
menggunakan metode ceramah, dan metode tanya jawab. Evaluasi yang dilakukan dengan metode evaluasi formatif dan analisis tugas. Hasil evaluasi membaca gambar dengan metode
skema
pada
subjek
Tunagrahita Ringan di SLB Bhakti Kencana II, keempat subjek memiliki kemampuan yang berbeda. Adanya perbedaan dikarenakan
kemampuan subjek
tersebut
mempunyai
kemampuan motorik yang berbeda.
sesuai skema yang dibuat, yang dipengaruhi adanya faktor gangguan komunikasi, mudah bosan, cepat
Saran 1. Bagi Guru Pelaksanaan pembelajaran membaca gambar dengan metode skema sudah
15
sesuai, akan tetapi kegiatan yang berkaitan
dengan
kemampuan
peningkatan
menulis
dan
menceritakan belum optimal, untuk itu
masih
perlunya
guru
terus
memberi motivasi siswa tunagrahita ringan,
dengan
memberi
latihan
secara terus menerus, menjelaskan pentingnya membaca gambar, guru perlu
mendemonstrasikan
siswa
praktik
relevan
kepada
pengajaran
dengan
minat
yang dan
pengalaman anak sehingga anak memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan
dan
guru
harus
mendorong siswa untuk belajar atau melakukan suatu kegiatan yang anak merasa senang. 2. Bagi Kepala Sekolah Kepala
sekolah
dapat
membuat
program pertemuan antara guru, kepala sekolah dan wali murid secara berkala,
sehingga
kesulitan-kesulitan siswa,
DAFTAR PUSTAKA
diketahui
yang
untuk
dialami
menentukan
pembelajaran siswa yang tepat dalam pembelajaran membaca.
Mohammad Efendi. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mulyono Abdurrahman. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Mumpuniarti. (2000). Penanganan Anak Tunagrahita. Yogyakarta: FIP UNY. Munzayanah. (2000). Pendidikan Anak Tunagrahita. Surakarta: PLB. Nurbiana Dhieni, dkk. (2007). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka Reni Akbar & Hawadi. (2001). Psikologi Perkembangan Anak Mengenal Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak. Jakarta: PT Grasindo. Suharmi Arikunto. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Syaiful Bachri Djamarah dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tadkiroatun Musfiroh. (2009). Menumbuhkembangkan BacaTulis Anak Usia Dini. Jakarta: PT Grasindo. Zainal Afirin. (2011). Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.