PEMBANGUNAN DI BIDANG PERTANIAN ADALAH SUATU HAL YANG TIDAK BISA DI TAWAR-TAWAR LAGI, KARENA SEBAGIAN BESAR RAKYAT INDONESIA MENGKONSUMSI BERAS DAN BEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI SEKTOR PERTANIAN INI SEBENARNYA SUDAH DI MULAI PLAN MENGATUR EKONOMI YANG DIKETUAI OLEH WAKIL PRESIDEN MOHAMMAD HATTA SAMPAI PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (PROPENAS) PADA ERA REFORMASI SAAT INI. PADA RENCANA KASIMO MISALNYA HAL YANG MENJADI PRIORITAS ADALAH PENYEDIAAN PANGAN. DALAM RENCANA KASIOMO INI YNG MENJADI TUJUAN UTAMANYA ADALAH BAGAIMANA MEMECAHKAN PERSOALAN UNTUK MENCAPAI SWASEMBADA PANGAN YANG DAPAT DILAKUKAN MELALUI INTENSIFIKASI DAN EKSTENSIFIKASI.
KEBIJAKAN DI BIDANG PANGAN PADA AWAL MASA ORDE BARU, SEPERTI DIUANGKAPKAN PADA PELITA I MEMBERI TEKANAN PADA BIDANG KONSUMSI BERAS, ALAT-ALAT KEBIJAKAN YANG DIGUNAKAN TIDAK BANYAK BERBEDA DENGAN ALAT-ALAT KEBIJAKAN PADA MASA SEBELUMNYA. PERBEDAANNYA TERLETAK PADA PERENCANAAN YANG LEBIH BAIK, KEAHLIAN YANG MAKIN MANTAP DAN KONSISTENSI DALAM PELAKSANAAN ALAT-ALAT KEBIJAKAN TERSEBUT. PADA 1970-AN SETELAH MENGALAMI PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN YANG PESAT, INDONESIA DIHADAPKAN PADA PILIHAN SULIT PADA KEBIJAKAN PANGAN SEBAGAI KONSEKUENSI KEBIJAKAN KEBERHASILAN BERAS DAN PEMBANGUNAN EKONOMI. PADA PELITA III KEBIJAKAN SWASEMBADA BERAS DIGANTI DENGAN KEBIJAKAN YANG LEBIH LUAS YAITU SWASEMBADA PANGAN.
HASIL YANG DICAPAI PADA AKHIR TAHUN 1976 ADALAH KENAIKAN PRODUKSI PANGAN, TERUTAMA PENGHASILAN PERHEKTARE DAN PEMASARANNYA. PENGGUNAAN TEKNOLOGI BIBIT UNGGUL DAN PUPUK MENGAKIBATKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI TELAH MENIMBULKAN HARAPAN BARU DAN TERCAPAINYA SWASEMBADA BERAS (TERCAPAI PADA 1984), SETELAH TERCAPAI SWASEMBADA BERAS DAN LAJU PERTUMBUHAN PRODUKSI YANG SEMAKIN LAMBAT MAKA PADA PELITA III TUJUAN SWASEMBADA BERAS DIGANTI DENGAN SWASEMBADA PANGAN DENGAN SASARAN UTAMA DAERAH PERTANIAN DI LUAR PULAU JAWA.
PJP I SEKTOR PERTANIAN MERUPAKAN PRIORITAS PEMBANGUNAN EKONOMI, PERTUMBUHANNYA MENCAPAI 3,6%/ TAHUN. KEMAJUAN PALING MENONJOL PJP I ADALAH SWASEMBADA BERAS PADA TAHUN 1984. PADA 1990 SEKTOR PERTANIAN SEBAGAI PENYUMBANG UTAMA PDB. NAMUN SETELAH ITU POSISINYA DIGANTIKAN OLEH SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN, HAL INI SANGAT MEMPRIHATINKAN, BUKAN KARENA SEKTOR PERTANIAN TIDAK BERKEMBANG, MELAINKAN BESARNYA PROPORSI TENAGA KERJA YANG BEKERJA PADA SEKTOR TERSEBUT. PADA 1999 SEKTOR PERTANIAN PENYUMBANG TENAGA KERJA 38,4 JUTA (43,2%) ATAU TURUN 10,6% DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 1992 (53,60%)
PADA TAHUN 1964 PROGRAM BIMAS (BIMBINGAN USAHA TANI) DIPERLUAS DAN MENJADI TERKENAL DENGAN SEMBOYAN PANCA USAHA TANI YAITU LIMA CARA KE ARAH USAHA TANI YANG BAIK, KE LIMA CARA TERSEBUT MENCAKUP: 1. PENGGUNAAN DAN PENGENDALIAN AIR YANG LEBIH BAIK, 2. PENGGUNAAN BIBIT PILIHAN (BIBIT UNGGUL), 3. PENGGUNAAN PUPUK DAN PESTISIDA YANG SEIMBANG, 4. CARA BERCOCOK TANAM YANG BAIK, 5. KOPERASI YANG KUAT
PADA APRIL 1939 DIBENTUK STICHTING HET VOEDINGS MIDLENNFONDS (VMF), BADAN YANG MERUPAKAN CIKAL BAKAL DARI BULOG YANG MERUPAKAN BADAN PENGENDALIAN DI BIDANG PANGAN YANG SANGAT PENTING PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU. PADA 1966 (AWAL ORDE BARU) DIBENTUK KOLOGNAS, YAITU SUATU BADAN YANG DITUGASI MENANGANI MASALAH LOGISTIK DISTRIBUSI BARANG-BARANG KEBUTUHAN POKOK, DAN TUGAS TAMBAHAN MENYALURKAN DANA KEPADA PESERTA BIMAS MELALUI GUBERNUR DAN BUPATI (JATIM, JABAR, SUMUT) SEBAGAI DAERAH PERCONTOHAN. SELAMA 1966 HARGA BERAS NAIK 300% TETAPI DENGAN SEMAKIN MANTAPNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU, MAKA KOLOGNAS DIBUBARKAN PADA 1967 DIGANTI DENGAN BULOG (BADAN URUSAN LOGISTIK) YANG DITUGASI MENGELOLA PERSEDIAAN DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN. KEBIJAKAN PANGAN KHUSUSNYA TERHADAP PADI/ BERAS MERUPAKAN SALAH SATU UNSUR PENTING DALAM STRUKTUR ANGGARAN PEMERINTAH, KEBIJAKAN TERSEBUT A/L; PEMBERIAN SUBSIDI ATAS HARGA PUPUK, PENYEDIAAN KREDIT, PENETAPAN HARGA GABAH, SERTA BERBAGAI MEKANISME KELEMBAGAAN.
UNTUK PENGADAAN DAN PENGENDALIAN PANGAN INI PEMERINTAH MENYERAHKAN PENGELOLAANNYA KEPADA BULOG, BADAN INI JUGA MENANGANI URUSAN DISTRIBUSINYA, TERMASUK MELAKUKAN OPERASI PASAR JIKA TERDAPAT KECENDERUNGAN HARGA BERAS/ PADI TIDAK STABIL. BULOG TIDAK HANYA MENANGANI BERAS, TETAPI JUGA BERBAGAI BARANG KEBUTUHAN POKOK SEPERTI GULA, TERIGU, MINYAK GORENG DLL. TUGAS UTAMA BULOG PADA DASARNYA ADALAH MENJAMIN HARGA PEMBELIAN GABAH PADA TINGKAT PRODUSEN AGAR TIDAK JATUH DI BAWAH HARGA YANG DITETAPKAN. DALAM PENGADAAN BERAS, BULOG BEKERJASAMA DENGAN KUD KUD UNTUK MEMBELI GABAH DARI PETANI PRODUSEN. DI SISI LAIN KUD MEMPUNYAI PERAN SEBAGAI PENYALUR BENIH PADI, PUPUK DAN OBAT-OBATAN. SEIRING BERJALANNYA WAKTU MAKA PERAN BULOG MENGALAMI PERGESERAN PADA MASA KRISIS EKONOMI (1997)- SEKARANG. DIMANA YANG SELAMA INI PERAN BULOG MEMEGANG MONOPOLI DALAM PENGADAAN DAN PENGENDALIAN PANGAN, KHUSUSNYA SEMBILAN BAHAN POKO, PERANNYA DIKURANGI. SEKARANG PERAN BULOG HANYA MENGELOLA HASIL PERTANIAN BERAS SAJA, DAN BAHKAN KELEMBAGAAN BULOG MENGALAMI PERUBAHAN YANG TADINYA MERUPAKAN BADAN PENYANGGA PANGAN, KEMUDIAN BERUBAH MENJADI LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN PADA TAHUN 2003 INI DIUBAH LAGI MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) YANG USAHANYA KHUSUS MENANGANI PENGADAAN PANGAN.
TANAMAN INDUSTRI MERUPAKAN PENDUKUNG UTAMA SEKTOR PERTANIAN DALAM MENGHASILKAN DEVISA. EKSPOR KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA ADALAH HASIL-HASIL PERKEBUNAN. HASL-HASIL PERKEBUNAN YANG SELAMA INI MENJADI KOMODITAS EKSPOR KOMERSIAL TERDIRI DARI KARET, KELAPA SAWIT, THE, KOPI, DAN TEMBAKAU DAN MASIH BANYAK LAGI HASIL TANAMAN PERKEBUNAN YANG DI EKSPOR, NAMUN JUMLAHNYA RELATIF KECIL. PENGHASIL DEVISA UTAMA DARI SUBSEKTOR PERKEBUNAN ADALAH KARET, KOPI, KAKAO, DAN CENGKEH. PENGEMBANGAN TANAMAN INDUSTRI DILAKSANAKAN DENGAN 4 POLA PADA PENGEMBANGANNYA; 1. POLA PERKEBUNAN INTI RAKYAT (PIR) 2. POLA UNIT PELAYANAN PENGEMBANGAN (UPP) 3. POLA SWADAYA 4. POLA PERUSAHAAN PERKEBUNAN BESAR
BUATLAH 4 KELOMPOK, DENGAN MASING-MASING TOPIK: 1. MASALAH INDUSTRIALISASI, 2. INVESTASI 3. KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL 4. NERACA PEMBAYARAN SISTEMATIKA PENULISAN; BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB III ANALISIS KOMPARATIF BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SEMUA MAKALAH DIKUMPULKAN PADA 26 MEI 2012 DENGAN DI AWALI PRESENTASI KELOMPOK I MULAI 26 MEI 2012, KELOMPOK II PADA 2 JUNI 2012, KELOMPOK III PADA 9 JUNI 2012 DAN KELOMPOK IV 16 JUNI 2012. BUKU WAJIB; DRS. SUBANDI MM (SISTEM EKONOMI INDONESIA) LITERATUR BISA DIAMBIL DARI KORAN/ INTERNET/ DSB.