PENGANTAR
Pembangunan Desa dan Rintisan Pengembangan Laboratorium Desa STPN Melalui Penyusunan Profil Desa
PROFIL DESA DONOTIRTO Penanggungjawab: PPPM - STPN Yogyakarta Kontributor: Sukayadi Ig. Indradi Slamet Wiyono Tullus Subroto Aristiono Nugroho M. Nazir Salim Dwi Wulan Titik Andari Slamet Muryono Valentina Arminah Mujiati Dwi Wulan Pujiriyani Widhiana Hestining Puri Abdul Harris Farid Muh. Arif Suhattanto Redaksi: Dwi Wulan Pujiriyani Ahmad Nashih Luthfi
Desain:
[email protected] Cetakan pertama: November 2013 Penerbit:
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolat Tinggi Pertanahan Nasional PPPM –STPN Jl. Tata Bumi No.5 PO BOX 1216 Yogyakarta Kode Pos 55293 Telp. (0274) 587239. Fax. (0274) 587138. Website: www.stpn.ac.id
Pembangunan desa merupakan kunci dari pembangunan nasional. Mengacu pada Harianto (2011), kemiskinan, pengangguran, ketimpangan pendapatan dan pertumbuhan penduduk yang meningkat merupakan masalah-masalah pembangunan yang sumber utamanya berasal dari stagnasi dan kemunduran kehidupan ekonomi masyarakat di daerah pedesaan. Migrasi penduduk desa ke kota yang semakin meningkat yang tidak disertai pendidikan dan ketrampilan yang memadai, merupakan indikasi nyata betapa kehidupan di pedesaan semakin menghimpit dan tidak mampu memberikan kehidupan yang dianggap layak. Oleh karena itulah kemudian desa diidentikkan dengan kemunduran dan ketertinggalan. Berkaitan dengan pembangunan desa, Hanapiah (2011) menyebutkan bahwa dalam menyusun rencana pembangunan desa, yang harus diperhatikan adalah harus bertolak dari kondisi existing desa tersebut. Esensi dari pembangunan desa adalah “bagaimana desa dapat membangun/ memanfaatkan dengan tepat (optimal, efektif dan efisien) segala potensi dan sumber daya yang dimiliki desa untuk memberikan rasa aman, nyaman, tertib serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan desa pada hakikatnya adalah segala bentuk aktivitas manusia (masyarakat dan pemerintah) di desa dalam membangun diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan di wilayah desa baik yang bersifat fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik, ketertiban, pertahanan dan keamanan, agama dan pemerintahan yang dilakukan secara terencana dan membawa dampak positif terhadap kemajuan desa. Pembangunan desa sesungguhnya merupakan upayaupaya sadar dari masyarakat dan pemerintah baik dengan menggunakan sumberdaya yang harus diutamakan bersumber dari desa dan sumbersumber lain yang sifatnya sebagai stimulan. Dalam konteks pembangunan desa, ketersediaan data atau kualitas informasi merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh pada keberhasilan program pembangunan yang diberikan. Ketersediaan data yang akurat sangat penting untuk meningkatkan efektifitas program. Diakui atau tidak, selama ini terdapat kelemahan dalam sistem penyediaan, pendokumentasian dan pengarsipan data desa. Beberapa masalah yang jamak muncul diantaranya: keterbatasan data, inkonsistensi data, serta kesulitan mengakses data. Disinilah kemudian dapat dicermati bahwa pengembangan basis data di pedesaan menjadi salah satu perhatian Profil Desa Donotirto | 1
penting dari pemerintah. Pembangunan basis data ini didukung dengan keluarnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. Berkaitan dengan persoalan keterbatasan data yang jamak menjadi hambatan pembangunan di pedesan, pada tahun 2013 ini, Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui “Penyusunan Profil Laboratorium Desa Donotirto”. Penyusunan Profil Desa Donotirto ini merupakan bagian dari upaya Pengembangan Laboratorium Desa yang dimiliki STPN. Sebagaimana diketahui saat ini, STPN memiliki 18 (delapan belas) laboratorium desa yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa laboratorium desa tersebut diantaranya adalah: Desa Ngunut, Desa Giri Jati, Desa Poncosari, Desa Jagalan, Desa Banaran, Desa Pagerharjo, Desa Hargobinangun, Desa Catur Tunggal, Desa Kadipaten, dan Desa Terban. Laboratorium desa ini digunakan sebagai lokasi kuliah praktek lapangan (KPL) bagi mahasiswa Program Diploma IV maupun Program Diploma I. Selama ini laboratorium desa menjadi sarana utama untuk membekali mahasiswa dengan ketrampilan di lapangan. Rintisan kegiatan pengembangan desa melalui penyusunan profil desa ini dilakukan sebagai upaya untuk mengoptimalkan laboratorium desa agar bisa difungsikan sekaligus sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Diharapkan agar laboratorium desa tidak semata menjadi tempat menimba ilmu dan pengalaman bagi civitas akademika, tetapi juga bisa menjadi ruang bagi masyarakat untuk memperoleh akses pengetahuan yang diperlukan untuk pengembangan desa secara keseluruhan. Tahapan kegiatan atau proses yang telah dilakukan dalam penyusunan profil desa ini antara lain: penyiapan instrumen pengumpulan data, penyiapan tim/kelompok kerja penyusunan profil, pengumpulan data, penulisan dan penyusunan buku profil. Penyelesaian profil Desa Donotirto ini, dimungkinkan karena bantuan banyak pihak. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Dr. Oloan Sitorus, S.H., M.S. yang selalu memberikan dukungan pada setiap inovasi kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PPPM. Ucapan terima kasih juga disampaikan secara khusus kepada seluruh perangkat Pemerintah Desa Donotirto, bapak Lurah dan bapak Plt. Lurah Desa Donotirto yang telah mengapresiasi kedatangan tim dengan sangat baik. Terima kasih secara khusus kepada 2 | Profil Desa Donotirto
bapak-bapak kepala dusun di 13 dusun (Colo, Busuran, Mersan, Sruwuh Palangjiwan, Gading Daton, Mriyan, Kalipakel, Tegalsari, Gading Lumbung, Gadingharjo, Metuk, dan Greges) yang telah meluangkan waktu berpartisipasi dalam pengumpulan data profil. Terimakasih juga disampaikan kepada Kepala PPPM, IG. Nyoman Guntur, A.Ptnh, M.Si, Manajer Pemberdayaan Masyarakat, Drs.Sukayadi, S.H., M.H, serta seluruh kontributor yang telah bekerjasama untuk penyusunan profil desa ini. Akhirnya disadari sepenuhnya bahwa penyusunan buku profil ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian, diharapkan buku profil desa ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi pengembangan masyarakat dan pemerintah desa Donotirto serta keberlanjutan kegiatan pengembangan laboratorium desa STPN. Yogyakarta, November 2013
DAFTAR ISI Pengantar: Pembangunan Desa dan Rintisan Pengembangan Laboratorium Desa STPN Melalui Penyusunan Profil Desa .............................. 1 Daftar Isi ............................................................................................................................. 3 BAB I PROFIL DESA DONOTIRTO I. Visi Dan Misi Desa Donotirto ............................................................................... II. Struktur dan Organisasi Pemerintahan Desa Donotirto ........................... III. Kondisi Geografis .................................................................................................... IV. Sejarah Desa .............................................................................................................. V. Sumberdaya Manusia di Desa Donotirto ........................................................ VI. Mata Pencaharian Penduduk .............................................................................. VII. Sarana dan Prasarana ............................................................................................ VII. Potensi Fisik dan Nonfisik Desa ..........................................................................
5 6 6 6 7 7 8 8
BAB II PROFIL DUSUN Dusun Colo ..................................................................................................................... Dusun Busuran .............................................................................................................. Dusun Mersan ................................................................................................................ Dusun Sruwuh ............................................................................................................... Dusun Palanjiwan ......................................................................................................... Dusun Gading Daton .................................................................................................. Dusun Mriyan ............................................................................................................... Dusun Kalipakel ........................................................................................................... Dusun Tegalsari .............................................................................................................. Dusun Gading Lumbung ........................................................................................... Dusun Gadingharjo ..................................................................................................... Dusun Metuk .................................................................................................................. Dusun Greges ................................................................................................................
10 12 15 17 20 24 27 31 34 37 40 42 46
Profil Desa Donotirto | 3
VISI DAN MISI DESA DONOTIRTO
PETA DESA DONOTIRTO
VISI Produktif Tak ada sejengkal tanah yang ditelantarkan dalam rangka menggerakkan sektor pertanian dan industri untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian rakyat Ijo Royo-Royo Selalu menjaga keseimbangan alam dengan penghijauan yang produktif sebagai nafas desa Gemah Ripah Loh Jinawi Sebagai cita-cita seluruh masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkemakmuran Demokratis Selalu meletakkan azas demokratis dalam pengambilan keputusan dan kebijakan Inovatif Selalu berkembang dalam pembangunan sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat dengan tetap memperhatikan lingkungan secara menyeluruh
MISI • • •
•
• • • •
4 | Profil Desa Donotirto
Mewujudkan masyarakat yang berbudaya berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sehat jasmani dan rohani serta berakhlak mulia Mewujudkan peningkatan profesionalisme SDM aparatur pemerintah desa untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pelayanan yang prima, tertib administrasi dan bertanggung jawab serta mewujudkan peningkatan produktifitas dan nilai-nilai potensi desa yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan Mewujudkan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan masyarakat, sehingga pola pikir, pola sikap, dan pola tindak masyarakat akan lebih baik dengan mengembangkan budaya bergotong royong dan menghormati hak asasi manusia Meningkatkan produktifitas kelembagaan yang ada di masyarakat dab menumbuhkan kecintaan serta kesadaran hidup bersih dan sehat Meningkatkan pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan masyarakat Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya Meningkatkan hubungan kerjasama dengan berbagai komponen masyarakat atau dengan pihak lain yang merupakan perwujudan kehidupan bermasyarakat dan bernegara Profil Desa Donotirto | 5
II. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA DONOTIRTO
1940-an. Pada zaman kabekelan sebelum Riksjblaad tahun 1920, rakyat hanya memiliki hak pakai turun temurun, sedangkan yang mempunyai hak milik adalah raja (ratu), sehingga rakyat biasanya memberikan upeti (ulu bekti) kepada raja ketika jaman itu. Lurah pertama di Donotirto adalah mantan lurah Gadingharjo yang bernama ‘Sastro Dimejo’.
sejumlah 7.497 orang. Keberadaan masyarakat yang dominan berusia produktif ini memungkinkan Desa Donotirto untuk bisa mengoptimalkan programprogram pengembangan desanya secara lebih efektif melalui pemberdayaan orang mudanya.
V. SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) DI DESA DONOTIRTO
Data monografi Desa Donotirto tahun 2010 menunjuk kan bahwa mata pencaharian sebagian besar penduduk ternyata bukan di sektor pertanian. Sebagian besar warga 41% atau sejumlah 786 orang menjadi pegawai, baik sebagai pegawai negeri, ABRI maupun swasta. Mata pencaharian di sektor pertanian ternyata menempati urutan kedua yaitu sebesar 17 % atau sejumlah 322 orang. Buruh tani atau petani yang tidak bertanah berjumlah 106 orang.
Desa Donotirto memiliki sumberdaya manusia yang memadai. Hal ini terlihat dari tingkat pendidikan masyarakatnya yang sebagian besar (32%) atau 2.998 orang lulusan SLTA dan hanya sebagian kecil (3%) atau 375 orang yang tidak tamat SD. Kondisi ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat Desa Donotirto terhadap pendidikan sangat tinggi. SDM yang berpendidikan tinggi ini merupakan aset yang sangat menentukan wajah desa Donotirto di masa mendatang.
III. KONDISI GEOGRAFIS
IV. SEJARAH DESA
Desa Donotirto merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Donotirto berjarak sekitar 12 km dari pusat kota Kabupaten Bantul dan 1 km arah barat daya dari Kantor Camat Kretek. Desa ini merupakan salah satu desa yang memiliki posisi cukup strategis untuk pengembangan perekonomian karena berada di pintu masuk kawasan wisata Pantai Parang Tritis. Secara administratif Desa Donotirto di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidomulyo, sebelah Timur desa Panjangrejo, sebelah selatan Desa Parangtritis dan sebelah barat Desa Tirtomulyo. Desa Donotirto memiliki luas 470.2715 ha. Wilayah perencanaan pembangunan Desa Donotirto terdiri dari 68 wilayah RT yang terbagi dalam 13 pedukuhan, yaitu: 1) Kalipakel; 2) Gadingdaton; 3) Palangjiwan; 4) Gadinglumbung; 5) Gadingharjo; 6) Mersan; 7) Colo; 8) Busuran; 9) Sruwuh; 10) Tegalsari; 11) Metuk; 12) Greges; dan 13) Mriyan. Secara geografis, Desa Donotirto merupakan daerah dataran rendah, dengan ketinggian 26 meter dpl. Iklim Desa Donotirto sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia, mempunyai iklim kemarau dan penghujan. Jumlah penduduk Desa Donotirto seluruhnya 2622 KK (9.639 jiwa) yang terdiri dari 4.587 laki-laki, dan 4.782 perempuan. Penduduk terbagi dalam 68 RT.
Desa Donotirto berasal dari 3 kelurahan yang berdasarkan Perda Tahun 1946, merupakan gabungan dari kelurahan Gadingharjo, kelurahan Banyudono dan kelurahan Kradenan. Terjadi perubahan kondisi pemerintahan Desa Donotirto. Sesuai Rikjsblad Tahun 1920 pasca kabekelan yang semula dinyatakan bahwa kelurahan hanya memiliki hak anggaduh turun temurun, Desa ini terbentuk dari pemekaran hasil kebijakan tersebut serta mempunyai tanah dalam bentuk hak milik bagi warga maupun tanah desa. Melalui Rijksblad 1920 inilah desa ini dinamakan Donotirto. Mengacu pada Rijksblad tersebut urutan struktur pemerintahan terdiri dari: lurah, kamitua, jogoboyo, kebayan, dan ulu ulu. Sementara struktur yang baru adalah terdiri dari lurah desa, carik desa, kepala urusan sosial, kepala urusan kemakmuran, kepala urusan keamanan dan kepala urusan agama. Kelurahan Gadingharjo awalnya terdiri dari padu kuhan Gading Lumbung, Palangjiwan, Gadingharjo, Gadingdaton, dan Kalipakel. Kelurahan Banyudono terdiri dari padukuhan Tegalsari, Sruwuh, Busuran, Colo, Mersan. Kelurahan Kradenan terdiri dari padukuhan Metuk, Greges, dan Mriyan. Nama Donotirto sendiri berasal dari kata ‘dono’ ‘weweh’ dan ‘tirto’ banyu. Dulu kelurahan Donotirto merupakan daerah perairan yang berasal dari Kamijoro (daerah Pajangan). Yang memberikan nama Donotirto adalah bupati pada tahun
6 | Profil Desa Donotirto
VI. MATA PENCAHARIAN PENDUDUK
Sumber: Monografi Desa Donotirto, Tahun 2010
Sumber: RPJMDes Desa Donotirto, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
Berkaitan dengan sektor pertanian, pola peng gunaan tanah sendiri dibedakan menjadi lahan basah/ persawahan (43%) seluas 203,3620 ha dan lahan kering (57%) seluas 266,9095 ha.
Jumlah masyarakat yang memiliki pendidikan relatif baik sebagaimana dalam diagram di atas, juga ditunjang dengan jumlah usia produktif yang tinggi (80%) atau
Sumber: RPJMDes Desa Donotirto, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
Sumber: RPJMDes Desa Donotirto, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
Sebagai bagian dari pendukung sektor pertanian, sektor peternakan di Desa Donotirto juga cukup berkembang yang dibuktikan dengan kepemilikan unggas sejumlah 92% ( 10.448 ekor),. serta kambing dan Profil Desa Donotirto | 7
sapi yang masing-masing berjumlah 5% (559 ekor) dan 3% (329 ekor).
POTENSI FISIK DESA DONOTIRTO •
•
•
Sumber: RPJMDes Desa Donotirto, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
VII. SARANA DAN PRASARANA
•
•
•
Transportasi – merupakan jalan lintas antar desa, antar kecamatan, jalur wisata yang sangat menunjang untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Donotirto Lahan pertanian mayoritas merupakan tanah subur yang bisa ditanami tanaman pangan sepanjang tahun Irigasi yang tersedia dialirkan dari Sungai Winongo, dan Kamdirojo (Sungai Progo) yang cukup baik debit airnya. Permasalahannya terletak pada saluran irigasi yang belum mantab dan volume air yang sangat cukup menggunakan pompa air di musim kemarau Curah hujan sebagai sumber air tanah dan air sungai untuk irigasi sudah memadai kecuali saat kemarau panjang Sarana kesehatan sudah memadaai dengan adanya Puskesmas, klinik, apotek dan posyandu di setiap padukuhan Sarana ibadah sudah tersedia, seperti masjid/ mushola, gereja dan pura
POTENSI NON FISIK DESA DONOTIRTO • • Sumber: RPJMDes Desa Donotirto, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
•
VIII. POTENSI FISIK DAN POTENSI NON FISIK DESA Desa Donotirto memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan. Potensi-potensi tersebut dikategorikan dalam potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik dan non fisik desa merupakan faktor penunjang peranan desa dalam melaksanakan program pembangunan.
• • •
•
8 | Profil Desa Donotirto
Semangat kegotongroyongan cukup baik Lembaga pendidikan dasar dan menengah cukup tersedia dan telah memenuhi kebutuhan masyarakat Lembaga kemasyarakatan tingkat desa (LPMD, PKK, Karang Taruna) dan tingkat dusun seperti Pokgiat LPMD, Paguyuban Muda Mudi, Remaja Islam Masjid, Organisasi olahraga, juga masih eksis melaksanakan kegiatan masing-masing walaupun sebagian dalam kondisi kurang aktif Lembaga BPD (Badan Pemusyaratan Desa) masih eksis Aparatur desa masih aktif melaksanakan roda pemerintahan Program jimpitan beras/uang untuk masingmasing dusun berjalan dengan baik, uang dan beras yang terkumpul digunakan sebagai pendukung pembangunan dusun Program rekontruksi mulai tertata dengan baik walaupun belum semuanya dilakukan
PROFIL DUSUN Dusun Colo Dusun Busuran Dusun Mersan Dusun Sruwuh Dusun Palangjiwan Dusun Gading Daton Dusun Mriyan Dusun Kalipakel Dusun Tegalsari Dusun Gading Lumbung Dusun Gadingharjo Dusun Methuk Dusun Greges Profil Desa Donotirto | 9
DUSUN COLO A. Kondisi Geografis Dusun Colo terletak di sebelah paling timur Desa Donotirto dengan batas wilayah administratif sebagai berikut: - Sebelah Utara : Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong - Sebelah Barat : Dusun Busuran dan Mersan - Sebelah Timur : Sungai Opak - Sebelah Selatan : Sungai Opak Dusun Colo terdiri dari 4 RT (Rukun Tetangga) dari mulai RT 32 – RT 35, awalnya merupakan gabungan dusun Colo dan Bedog. Dusun ini sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian dan tegalan dan sebagian lagi merupakan daerah permukiman. Kondisi topografisnya adalah daerah dataran, dengan kemiringan lereng 0-2%. Pola permukiman penduduk mengelompok dengan kondisi permukiman relatif kurang padat. Jumlah penduduk sebanyak 647 jiwa(145 KK) yang terdiri 293 laki-laki dan 354 perempuan.
B. Sejarah Dusun Dalam sejarahnya dusun Colo merupakan dusun di pinggir sungai Opak yang apabila dilihat dari Desa 10 | Profil Desa Donotirto
Donotirto wilayah ini merupakan wilayah desa yang “menjorok” ke sungai sehingga kemudian muncul istilah “moncol tur ala”. Istilah ini memiliki makna negatif sebagai wilayah yang terkesan kumuh dan pernah kebanjiran (tahun 1964) karena posisinya di pinggir sungai.
C. Potensi Dusun Kepala Dusun Colo adalah Bapak Sujudi. Potensi sumberdaya manusia sebagian besar adalah petani, buruh tani, dan profesi jasa bangunan. Berdasarkan banyaknya penduduk, menurut pendidikannya sebagian besar tamat SD, sebagian tamat SLTP dan SLTA, dan 7 orang tamat Perguruan Tinggi. Fasilitas kegiatan kemasyarakatan yang ada di dusun Colo adalah adanya Karang Taruna yang kurang begitu aktif, dan kegiatan yang terkait dengan pertanian tergabung dalam kelompok tani Tirto Nugroho dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3AI)) dari dusun Busuran yang mengatur pembagian air terjadwal (amprahan), yakni seminggu mengalir 2 hari efektif. Tanah sawah umumnya 3 kali padi dalam 1 tahun tergantung cuaca. Saat ini (September 2013) lahan persawahan ditanami padi dan sebagian tanaman palawija seperti brambang (bawang merah), kedelai, kacang, dan di beberapa tempat ditanami dengan melon. Panenan sawah dilakukan dengan sistem tebas dengan upah untuk 1 Ru (14 m²) Rp 30.000 dimana setiap 1 Ru menghasilkan 10 kg gabah atau 5 kg beras. Pada tanah tegalan terutama di selatan tanggul
sungai ditanami pisang dan kalanjana (rumput gajah) untuk pakan sapi. Pada wilayah pekarangan umumnya ditanami dengan pisang dan pohon kelapa namun tidak produktif lagi karena terserang hama, dan pada musim seperti ini (mongso mareng) pohon kelapa banyak ditebang untuk diambil kayunya (glugu) karena pada musim seperti ini kayu glugu kualitasnya baik (kandungan air sedikit). Dusun Colo juga memiliki tanah kas desa yang dapat disewakan yang digunakan sebagai sumber PAD yaitu 1 Ru Rp 15.000/tahun dan disewakan hanya untuk warga setempat, sedangkan untuk tanah pelungguh (gaji perangkat) apabila disewakan dapat mencapai Rp 25.000/tahun.
Kegiatan yang terkait dengan pertanian tergabung dalam kelompok tani Tirto Nugroho dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3AI)) dari dusun Busuran yang mengatur pembagian air terjadwal (amprahan), yakni seminggu mengalir 2 hari efektif. Tanah sawah umumnya 3 kali padi dalam 1 tahun tergantung cuaca. Saat ini (September 2013) lahan persawahan ditanami padi dan sebagian tanaman palawija seperti brambang (bawang merah), kedelai, kacang, dan di beberapa tempat ditanami dengan melon.
D. Situs Ekonomi Dusun Potensi dusun yang mungkin dapat dikembangkan selain tanaman brambang dan melon, adalah adanya kegiatan peternakan, berupa sapi (jumlahnya sedikit) maupun kambing jawa dan kambing Peranakan Etawa (PE). Pada waktu yang lalu (2013) pernah ada bantuan dalam jumlah terbatas Rp 1.000.000/KK yang kemudian dibelikan kambing 15 ekor untuk 15 KK. Peserta KK yang terpilih adalah keluarga muda dan miskin. Sebagai ilustrasi 1 anak PE umur 4 bulan dihargai Rp 700.000, pejantan PE seharga Rp 4.500.000 dan apabila ingin dikawinkan ongkosnya Rp 50.000. Potensi warga yang lainnya adalah adanya warung bakmi yang cukup terkenal di wilayah Desa Donotirto yaitu Bakmi Colo.
E. Keahlian Warga Keahlian warga umumnya adalah sebagai petani dan peternak.
F. Program Pengembangan Dusun Seperti umumnya dusun yang lain program yang dilakukan pada dusun ini adalah pengaspalan jalan dan pembuatan saluran di tepi jalan.
Profil Desa Donotirto | 11
DUSUN BUSURAN A. Kondisi Geografis Dusun Busuran terletak di sebelah timur Desa Donotirto dengan batas wilayah administratif sebagai berikut: - Sebelah Utara : Dusun Sruwuh - Sebelah Barat : DusunTegalsari - Sebelah Timur : Dusun Colo - Sebelah Selatan : Dusun Mersan Dusun Busuran terdiri dari 5 RT (Rukun Tetangga) dari mulai RT 36 – RT 40. Hampir sama dengan dusun Sruwuh, Dusun Busuran terbagi menjadi dua wilayah yaitu di sebelah barat jalan Parangtritis merupakan daerah persawahan, dan di sebelah timur jalan Parangtritis yang merupakan daerah permukiman padat. Kondisi topografis adalah daerah dataran, dengan kemiringan lereng 0 – 2 %, penggunaan tanah sebagian besar adalah untuk permukiman dan sebagian lagi merupakan daerah pertanian tegalan dan persawahan. Pola permukiman penduduk mengelompok dengan kondisi permukiman relatif padat. Jumlah penduduk sebanyak 484 jiwa( 156 KK) terdiri 219 laki-laki dan 265 perempuan.
12 | Profil Desa Donotirto
B. Potensi Dusun Potensi sumberdaya manusia sebagian besar adalah petani 28 jiwa, buruh tani 11, PNS 12, pedagang 15, pengusaha 12, jasa bangunan 10 dan sebagian adalah jasa lainnya. Berdasarkan pendidikannya sebagian besar 222 tamat SD, 109 tamat SLTA, 40 orang tamat sarjana, dan tidak tamat SD sebanyak 46 orang, sedangkan selebihnya tamat SMP dan beberapa tamat program diploma. Fasilitas kegiatan kemasyarakatan yang ada di dusun Busuran adalah adanya Karang Taruna, Posyandu, PAUD, Koperasi Simpan Pinjam dan yang terkait dengan keagamaan adalah adanya kegiatan pengajian Yasinan dengan jumlah jamaah sebanyak 80 orang. Lembaga pendidikan yang ada adalah TK yang dikelola Yayasan Muhamadiyah dan SD Negeri I Donotirto. Di bidang pertanian Dusun Busuran memiliki kelompok tani Tirto Nugroho dan P3AI Perkumpulan Petani Pemakai Air dengan jangkauan wilayah seluas 25 Ha. Tanah sawah umumnya 3 kali padi dalam 1 tahun dengan penggarapan tanah menggunakan traktor pribadi yang dapat disewakan dengan biaya sewa per lubang Rp 1.250 atau per Ha (1000 lubang) biaya sewa Rp 1.250.000,-. Panen umumnya menggunakan mesin perontok padi (tresor).
Dusun Busuran juga memiliki tanah kas desa yang dapat disewakan dan digunakan sebagai sumber PAD yaitu tanah sawah klas I (dengan irigasi baik) 1 Ha Rp 21.000.000/tahun, untuk klas II Rp. 17.000.000 dan klas 3 Rp. 14.000.000/tahun
C. Situs Ekonomi Dusun Untuk wilayah dusun-dusun di sebelah timur Desa Donotirto dusun Busuran memegang posisi penting karena di dusun Busuran terdapat lembaga ekonomi desa yaitu Badan Kredit Desa yang jangkauan pelayanannya meliputi lima dusun yaitu Busuran, Sruwuh, Tegalsari, Mersan, dan Colo dibawah binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan jasa pelayanan simpan-pinjam. Kegiatan ekonomi yang terkait dengan usaha perdagangan terdapat toko kelontong, toko bahan bangunan, toko onderdil sepeda motor dan mesin dan beberapa kios/ warung. Industri kecil kreatif yang memiliki potensi untuk berkembang adalah industri souvenir dengan bahan gelas kecil dan lilin, tas dan kayu yang diberi lukisan batik. Industri ini dikelola oleh Bapak Sahibul Dani seorang difabel korban gempa bumi tahun 2006 yang sebelumnya memang berusaha di bidang souvenir dan sekaligus agen kayu batik serta barang-barang antik dan kemudian mendirikan usaha yang diberi nama Buldan
Batik Craft dengan tenaga kerja sebanyak 7 orang dimana 4 diantaranya adalah difabel. Untuk sementara usaha souvenir ini memenuhi pesanan Mirota Jogja dan juga pengusaha souvenir dari propinsi Bali. Beliau juga adalah pendiri paguyuban difabel Bantul yang diberi nama Paguyuban Bangkit Bersama (PBB). Usaha kecil lainnya yang juga potensial menjadi mata pencaharian bagi warga setempat adalah usaha
Posisi dusun Busuran memegang posisi penting karena di dusun Busuran terdapat lembaga ekonomi desa yaitu Badan Kredit Desa yang jangkauan pelayanannya meliputi lima dusun yaitu Busuran, Sruwuh, Tegalsari, Mersan, dan Colo dibawah binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Profil Desa Donotirto | 13
DUSUN MERSAN A. Kondisi Geografis Dusun Mersan terletak disebelah timur Desa Donotirto dengan batas wilayah administratif sebagai berikut: - Sebelah Utara : Dusun Busuran - Sebelah Barat : Dusun Gading Lumbung - Sebelah Timur : Dusun Colo - Sebelah Selatan : Dusun Gading Harjo
pengumpulan/pengolahan barang bekas (rongsok) khususnya yang berbahan plastik. Usaha ini dimotori oleh Bp. Iswahyudi seorang muda yang awalnya “mulung” kemudian menjadi pengepul dan terakhir menjadi pengusaha olah rosok dengan tenaga kerja sebanyak 10 orang yang digaji Rp 35.000 per hari. Usaha penggilingan plastik ini menghasilkan bahan mentah berupa serpihan/potongan plastik kecil-kecil yang dipisahkan berdasarkan jenis plastik dan warnanya, untuk kemudian dikirim ke sentra industri di Surabaya. Serpihan plastik akan di jual dengan harga sebagai berikut: - - -
warna putih bening Rp 12.000/kg warna putih susu Rp 8.000 - 9.000/kg berwarna Rp 6000 - 7.000/kg
Usaha lain yang terdapat di dusun Busuran adalah bengkel mobil yang menyerap tenaga kerja setempat dan juga koperasi simpan pinjam (setelah gempa 2006 14 | Profil Desa Donotirto
tidak aktif lagi) serta tabungan jangka pendek (1 tahun habis) untuk kebutuhan Idul Fitri dll yang dikelola oleh warga dusun.
D. Keahlian Warga Sebagian besar warga adalah petani. Keahlian lain yang dimiliki warga adalah pedagang dan jasa bangunan.
E. Program Pengembangan Dusun Program yang bersifat fisik misalnya perbaikan pagar bumi makam suci, rehabilitasi masjid yang dilakukan secara swadaya dan juga program wilayah kerja (wikel) kelompok tani yaitu membangun semacam “cakruk” dengan ukuran 3 x 8 m yang lokasinya di depan makam.
Dusun Mersan terdiri dari 4 RT (Rukun Tetangga) dari mulai RT 28 – RT 31. Dusun Mersan terbagi menjadi dua wilayah yaitu sebagian kecil disebelah barat jalan Parangtritis merupakan daerah permukiman dan pusat ekonomi untuk Desa Donotirto, dan sebagian lagi wilayahnya ada disebelah timur jalan Parangtritis yang merupakan daerah permukiman padat dan sebagian area persawahan. Kondisi topografis daerah dataran, kemiringan lereng 0 – 2 % dengan penggunaan tanah sebagian besar untuk permukiman dan daerah pertanian tegalan serta persawahan. Pola permukiman penduduk mengelompok dengan kondisi permukiman relatif padat. Jumlah penduduk sebanyak 645 jiwa( 209 KK) terdiri 299 laki-laki dan 350 perempuan dengan banyaknya rumah penduduk menurut laporan kepala dusun yaitu rumah permanen sebanyak 160, semi permanen 1, dan rumah berlantai 2 sebanyak 9 rumah
B. Potensi Dusun Potensi sumberdaya manusia sebagian besar adalah PNS/guru/TNI 49 jiwa, petani 45 jiwa, buruh tani 20 jiwa, pedagang 2, pengusaha 4, jasa bangunan 14 dan sebagian adalah jasa lainnya. Menurut pendidikannya penduduk Mersan sejumah 320 orang tamat SLTA, 107 tamat SD, 4 tamat D-3, 20 orang tamat S1, dan 28 orang
belum sekolah. Kegiatan kemasyarakatan yang ada di dusun Mersan terdapat kelompok Karang Taruna yang memiliki kegiatan dibidang seni dan olah raga, dan juga kegiatan pengumpulan sampah warga terutama sampah plastik yang dapat dijual ke pengepul di dusun Busuran. Keluarga pra sejahtera masih tinggi dimana berdasar data tahun 2012 penerima bantuan langsung tunai sebanyak 40 orang. Adanya kelompok tani tidak begitu aktif dan semua kegiatan yang terkait dengan pertanian selama ini menginduk ke dusun Busuran karena sumber air irigasi berasal dari dusun Busuran. Potensi lain yang terdapat di dusun Mersan adalah adanya industri rumah tangga yaitu pembuatan krupuk dan peyek jinjing pantai.
C. Situs Ekonomi Dusun Situs ekonomi dusun yang potensial dapat di kembang kan oleh dusun Mersan adalah usaha pembuatan krupuk. Bahan yang digunakan adalah tepung tapioka dengan bumbu bawang, terasi, penguat rasa, dan garam. Dalam 1 hari dapat menghabiskan bahan 1 kwintal tepung tapioka yang dapat menghasilkan krupuk 120 kg matang (siap diedarkan) biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 600.000, tenaga kerja 5 orang dengan upah harian Rp 35.000. Pemasaran krupuk masih di sekitar pasar Kretek dan sedang diupayakan agar dapat merambah pasar Bantul bahkan sampai Yogyakarta. Usaha lain yang potensial dapat dikembangkan dan sudah dipelopori oleh bapak Rustam Efendi adalah pembuatan batako dan konblok. Menurut Pak Rustam untuk 1 truk pasir yang didatangkan dari Kulonprogo seharga Rp 300.000 dapat menghasilkan batako sebanyak 650 biji dengan rincian 1 sak semen seharga Rp 50.000. Kesemuanya ini dapat menghasilkan 140 Profil Desa Donotirto | 15
buah konblok atau 65 batako. Upah pengerjaan Rp 400/ 1 batako dan Rp 150/ konblok, dengan harga jual batako Rp 1.600/biji dan konblok Rp 28.000/m (1 m konblok = 21 biji )
Program lain yang masih berlanjut sampai sekarang adalah pengerasan jalan yang dimulai sejak tahun 2003 berjumlah 5 jalur (3 jalur utama dan 2 jalur kecil ) dan baru selesai 80% yang diperkirakan akan selesai 3 tahun lagi.
D. Keahlian Warga Sebagian warga merupakan petani baik di tanah persawahan, tegalan dan pekarangan rumah. Daerah tegalan ditanami dengan pisang yang sebagian diambil buahnya dan sebagian lagi dimanfaatkan pelepah batang pisang untuk dikeringkan dan dijual ke pengepul yang datang. Batang pohon pisang kering ini digunakan sebagai bahan pembungkus/pelapis keranjang tembakau. Tanaman yang diusahakan di beberapa pekarangan adalah tanaman pohon mahoni.
E. Program Pengembangan Dusun Program pembangunan yang sedang dijalankan adalah pembangunan 2 gudang penyimpanan barang inventaris milik dusun.
16 | Profil Desa Donotirto
Kegiatan kemasyarakatan yang ada di dusun Mersan terdapat kelompok Karang Taruna yang memiliki kegiatan dibidang seni dan olah raga, dan juga kegiatan pengumpulan sampah warga terutama sampah plastik yang dapat dijual ke pengepul
DUSUN SRUWUH A. Kondisi Geografis Dusun Sruwuh terletak di sebelah utara timur Desa Donotirto Kecamatan Kretek dan merupakan pusat pemerintahan tingkat kecamatan dengan batas wilayah administratif sebagai berikut: - Sebelah Utara : Desa Sidomulyo Kecamatan Bambanglipuro - Sebelah Barat : Dusun Tegalsari - Sebelah Timur : Desa Panjangsari Kecamatan Pundong - Sebelah Selatan : Dusun Busuran Dusun Sruwuh terdiri dari 4 Rukun Tetangga (RT) yaitu RT 41 – RT 44 dengan jumlah penduduk 485 jiwa terdiri penduduk laki-laki 208 jiwa dan perempuan 277 jiwa. Secara geografis Dusun Sruwuh seolah terbagi menjadi 2 wilayah dengan jalan Parangtritis sebagai porosnya. Sebelah timur jalan Parangtritis adalah wilayah permukiman dan di sebelah barat jalan Parangtritis adalah wilayah persawahan. Kondisi topografis daerah dataran, kemiringan lereng 0 – 2 % dengan penggunaan tanah sebagian besar untuk permukiman dan sebagian lagi merupakan daerah pertanian tegalan dan persawahan. Pola permukiman penduduk mengelompok di sebelah timur dusun dengan kondisi permukiman relatif padat dan tidak terlalu teratur sebagaimana umumnya permukiman di perdesaan. Tegalan terletak di sebelah timur
dusun dan areal persawahan terletak disebelah barat dusun mengikuti pola aliran irigasi yang terdapat diwilayah tersebut.
B. Potensi Dusun Berdasarkan pendidikannya se bagian besar 107 jiwa tamat sekolah dasar, 115 tamat SLTA, 104 tidak tamat sekolah dasar dan sebanyak 17 orang lulus S1 dan selebihnya lulus SMP dan beberapa tamatan program diploma. Potensi sumberdaya manusia sebagian besar adalah petani. Generasi muda nya membentuk Karang Taruna yang beranggotakan 70 orang dengan program kegiatan yang terkait dengan pertanian tanah tegalan berupa program Pisangisasi atau penanaman pisang. Sebagian Profil Desa Donotirto | 17
besar generasi muda tinggal dan bekerja di wilayah ini dan daerah sekitarnya, sedangkan yang bekerja keluar daerah hanya sekitar 10 orang. Potensi pertanian tegalan pada umumnya di kembangkan dengan pisangisasi yang menurut kepala dusun memiliki prospek baik dimana untuk buah pisang dijual satu tandan Rp 40.000. Selain buah pisang pelepahnya yang kering juga laku dijual keluar daerah untuk lapisan keranjang tembakau. Beberapa wilayah tegalan juga dikembangkan kolam ikan (terdapat 4 kolam ikan dengan jenis ikan gurameh, mujahir dan nila). Pekarangan secara umum ditanami dengan tanaman kelapa dan tanaman buah lainnya. Persawahan semua beririgasi teknis dengan masa tanam 3 x dalam setahun dan menurut penuturan kepala dusun belum pernah diselingi dengan tanaman palawija. Kelembagaan yang ada di dusun Sruwuh adalah Kelompok Tani Tirto Kencana yang memiliki 1 unit traktor dan 10 diesel (Genset) untuk menyedot air yang digunakan pada musim pengolahan tanah dan penanaman padi. 18 | Profil Desa Donotirto
Sarana dan prasarana yang ada adalah Masjid, perkantoran (Kantor Kecamatan Kretek, Kantor Pos, Dinas Pendidikan), Puskesmas, Jalan utama (Jl. Parangtritis), jalan pedukuhan yang diperkeras secara swadaya (konblok).
dan obat-obatan untuk penyubur tanaman maupun untuk hama. Toko ini sendiri dapat menyerap 4 orang tenaga kerja setempat.
C. Situs Ekonomi Dusun
Selain sebagai petani dan buruh tani, potensi yang terlihat adalah keahlian meubelair, perbengkelan, dan warung makan. Keahlian lain terkait dengan mata pencaharian adalah sebagai tukang batu sebanyak 20 KK dengan penghasilan Rp 50.000 per hari, dan tukang kayu sebanyak 10 KK dengan penghasilan Rp 40.000 per hari
Sentra pertumbuhan ekonomi yang ada adalah per tokoan, usaha perbengkelan, usaha meubel, toko swalayan di sepanjang jalan Parangtritis yang masuk wilayah dusun Sruwuh dan adanya industri kecil tempe (1 KK ). Usaha meubel dimiliki oleh H. Sarjono dimana lokasi usahanya ada di dusun Sruwuh, namun beliau tinggal di dusun Busuran, sedangkan usaha toko swalayan dimiliki oleh H. Ambar Dwianto terlihat cukup besar dengan barang dagangan cukup lengkap dan dapat menyerap tenaga kerja setempat. Kegiatan ekonomi lainnya adalah usaha perbengkelan (bengkel sepeda motor) sebanyak 3 buah, warung Padang 2 buah, warung Bakso 1 buah, dan usaha toko milik bapak Kusno yaitu toko kebutuhan pertanian berupa pupuk
D. Keahlian Warga
rapat warga “Selasa Kliwonan” dan pembicaraan lain yang terkait dengan kemasyarakatan yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan perwakilan RT sebanyak 5 orang. Disisi lain tiap RT juga memiliki kegiatan rutin sendiri yaitu adanya iuran RT perbulan Rp 40.000. Kegiatan yang bersifat kemasyarakatan misalnya kegiatan kerja bakti dusun membersihkan makam rutin tiap minggu dan kegiatan spontanitas lainnya dilakukan oleh masing-masing RT. Kegiatan yang bersifat sosial keagamaan misalnya kegiatan keagamaan Yasinan yang dilaksanakan baik oleh bapak-bapak maupun ibu-ibu setiap 2 minggu sekali.
E. Program Pengembangan Dusun Program yang sudah dirancang pihak dusun beberapa tahun terakhir adalah pengerasan jalan dengan konblok, perbaikan dan dilengkapinya barang-barang inventaris pedukuhan berupa soundsystem, tenda, barang pecah belah (piring, gelas dan lain-lain) dan kursi lipat. Program pengembangan dusun dibicarakan secara rutin melalui Profil Desa Donotirto | 19
Daerah datar berupa sawah ditanami cabe (Pengambilan gambar tanggal 11 September 2013)
DUSUN PALANJIWAN A. Kondisi Geografis Dusun Palanjiwan merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Donotirto bagian selatan. Dusun ini terdiri dari 7 RT dan 3 RW. Secara lengkap, batas-batas Dusun Palanjiwan adalah: sebelah utara berbatasan dengan Dusun Gading Lumbung, sebelah timur Dusun Gading Daton, sebelah selatan Dusun Kalipakel, sebelah barat Dusun Mriyan. Ditinjau dari segi topografis wilayahnya, dusun ini seluruhnya merupakan daerah datar dengan ketinggian tempat antara + 15 m sampai dengan 20 m dari permukaan air laut. Meskipun bukan dusun pantai tetapi letak dusun ini memang tidak terlalu jauh dari pantai yaitu sekitar 2 km di utara pantai selatan pulau Jawa. Dusun Palanjiwan bisa dikatakan dusun pertanian karena penggunaan tanah sebagian besar wilayahnya adalah sawah (+ 50 %), tegalan (+ 30 %), permukiman (+ 15 %), dan + 5 % merupakan penggunaan tanah lainnya seperti jalan, sungai, kolam. Sebagian besar penduduknya adalah petani. Pola permukiman di dusun ini secara garis besar mengelompok dan terpisah menjadi dua wilayah yaitu Kampung Palanjiwan di dusun bagian utara dan Kampung Ngranan di dusun bagian tengah. Diantara kedua permukiman tersebut, terbentang sawah maupun tegalan. Di sekitar permukiman penduduk yang berupa pekarangan umumnya ditanami pohon kelapa dan pisang. Di persawahan, selain ditanami padi, sebagian juga ada yang 20 | Profil Desa Donotirto
ditanami bawang merah dan cabe. Meskipun tanaman di sawah tersebut bercampur, tetapi bukan merupakan tanaman tumpangsari karena masing-masing tanaman tersebut ditanam di blok-blok yang berbeda. Sawah yang ada dialiri oleh saluran irigasi, meskipun hanya merupakan saluran irigasi sederhana. Sebagian beberapa saluran irigasi permanen namun di upayakan oleh petani sendiri.
B. Potensi Dusun Potensi Sumberdaya Manusia yang menonjol adalah di sektor pertanian yaitu petani. Termasuk berusaha di bidang pertanian ini adalah para generasi muda. Tidak dijumpai penduduk dengan usia kerja
merantau ke luar kabupaten, provinsi, apalagi ke luar Jawa. Paling jauh mereka merantau ke luar kabupaten tetapi masih dalam satu provinsi. Potensi Sumberdaya Alam yang menonjol adalah di sektor pertanian termasuk di sektor peternakan dan perikanan. Sektor pertanian dan peternakan tampak sudah banyak yang dikembangkan. Selain tanah pertanian yang sudah dimanfaatkan, di dusun ini juga terdapat peternakan sapi yang dikelola oleh kelompok peternak dan peternakan ayam yang diupayakan oleh penduduk secara perorangan. Potensi sektor perikanan sudah ada tetapi masih kurang dikembangkan. Terdapat beberapa kolam ikan air tawar tetapi tidak begitu optimal pengusahaannya. Sarana pendidikan yang ada adalah SD Donotirto 2 yang berada di Kampung Ngranan. Sarana kesehatan secara permanen belum ada di dusun ini. Terdapat Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) yang masih berlokasi di rumah Pak Dukuh yaitu Pak Kiswanto yang disebut Posyandu Lansia “Surya Lestari”. Selain Posyandu, di rumah Pak Dukuh juga digunakan untuk
Selain ahli di bidang pertanian, peternakan, maupun perikanan, warga juga ada yang mempunyai keahlian di bidang perkayuan yaitu sebagai tukang kayu dan juga di bidang bangunan yaitu sebagai tukang batu. Penduduk yang memiliki keahliankeahlian ini umumnya hanya bekerja apabila ada borongan pembuatan rumah penduduk yang berada di dusun. Jarang penduduk yang punya keahlian tukang kayu maupun tukang batu bekerja ke luar desa. Hal ini disebabkan karena memang usaha penduduk yang utama adalah di sektor pertanian. Pekerjaan yang sifatnya insidentil ini seringkali hanya dilakukan disela-sela kegiatan usaha pertaniannya. Profil Desa Donotirto | 21
Program Pengaspalan Jalan Palangjiwan - Mriyan (Pengambilan gambar tanggal 12 September 2013)
Program Pembuatan Talud Saluran Irigasi (Pengambilan gambar tanggal 12 September 2013)
Satuan Paud Sejenis (SPS) yang disebut “Rembulan”. Di rumah Pak Dukuh ini juga digunakan sebagai Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang dinamai sama pula yaitu Posdaya “Rembulan”. Itulah beberapa potensi kelembagaan yang sudah dikembangkan di dusun.
C. Situs Ekonomi Dusun Usaha penduduk di daerah permukiman bermacam-macam. Diantaranya adalah usaha laundry (3 tempat) yang menerima jasa dari penduduk sekitar, usaha warung mie ayam dan soto (3 tempat), usaha di bidang penjualan pakan ternak dan obat-obatan baik obat ternak maupun obat-obatan tanaman (1 tempat), usaha toko barang-barang kelontong kebutuhan sehari-hari (4 tempat), usaha pembuatan rempeyek kacang baik kacang tanah maupun kacang kedele (1 tempat), dan usaha pembuatan tempe (1 tempat). Selain itu juga terdapat bengkel sepeda motor dan bengkel las (1 tempat), bengkel pengecatan mobil (1 tempat), usaha pembuatan nata de coco (1 tempat) yang pada saat ini sedang dalam proses fermentasi untuk siap diproduksi, usaha penggilingan padi (1 tempat), usaha air minum isi ulang (2 tempat). Umumnya penduduk berusaha di rumahnya masing22 | Profil Desa Donotirto
masing yang berada di pinggir maupun dekat dengan jalan aspal antara Desa Donotirto-DesaTirtosari dan jalan aspal antara Kampung Palangjiwan-Kampung Ngranan. Beberapa usaha penduduk ini ber kontribusi terhadap pendapatan masyarakat Dusun Palanjiwan.
D. Keahlian Warga Selain ahli di bidang pertanian, peternakan, maupun perikanan, warga juga ada yang mempunyai keahlian di bidang perkayuan yaitu sebagai tukang kayu dan juga di bidang bangunan yaitu sebagai tukang batu. Penduduk yang memiliki keahlian-keahlian
ini umumnya hanya bekerja apabila ada borongan pembuatan rumah penduduk yang berada di dusun. Jarang penduduk yang punya keahlian tukang kayu maupun tukang batu bekerja ke luar desa. Hal ini disebabkan karena memang usaha penduduk yang utama adalah di sektor pertanian. Pekerjaan yang sifatnya insidentil ini seringkali hanya dilakukan diselasela kegiatan usaha pertaniannya. Oleh karena itu mereka lebih senang disebut sebagai petani bukan sebagai tukang kayu atau tukang batu.
E. Program Pengembangan Dusun Terdapat program dusun yang berupa pembangunan fasilitas dusun yang belum terealisasikan antara lain: (1) Pengaspalan jalan dari Dusun Palanjiwan ke Dusun Mriyan sepanjang + 3 km; (2). Pembuatan bangket (talud) permanen saluran irigasi di batas Dusun Palanjiwan dan Dusun Mriyan sepanjang + 2 km; (3) Pembuatan
saluran peresapan dari kampung palangjiwan ke Sungai Patusan untuk menghindari banjir; (4). Pengaspalan beberapa ruas jalan desa; (5). Pengerasan jalan desa yang masih berupa jalan tanah baik dengan konblok maupun pengerasan lainnya seperti diplester dengan menggunakan campuran pasir dan semen. Program pengembangan dusun ini sudah seringkali diusulkan, namun belum ada realisasinya sampai sekarang. Seringkali terjadi program pembangunan di dusun ini tidak hanya menunggu bantuan dari pemerintah, namun yang tidak terlalu membutuhkan dana yang banyak, masyarakat melakukannya secara swadaya. Namun untuk program-program yang membutuhkan dana tidak sedikit, tentunya harapan dari dusun, pemerintah ikut campur tangan melalui anggaran yang sudah diusulkan tersebut.
Profil Desa Donotirto | 23
warga Gading Daton masuk golongan ekonomi lemah. Dalam statistik pendidikan misalnya tidak lebih dari 10 orang yang saat ini sedang kuliah, artinya mayoritas warga tidak melanjutkan kependidikan tinggi setelah lulus SMA. Sementara dari struktur pekerjaan masyarakat, mayoritas adalah buruh tani, artinya dari mayoritas warga ini hanya sedikit yang memiliki lahan. Rata-rata mereka menjadi buruh di ladang baik untuk tanaman padi maupun bawang merah. Dari segi topografis daerahnya, gading Daton tidak memiliki bukit atau daerah tinggi, semua daerah adalah dataran dengan ketinggian antara + 13 m sampai dengan 20 m dari permukaan laut. Dari sisi lahan dan luasan, mayoritas lahan ditanami dengan padi dan bawang merah. Pohon lain yang ada di sekitar pekarangan adalah tanamam keras seperti kelapa, mangga, rambutan, dan lainnya.
B. Sejarah Dusun Sejarah Gading Daton, dahulunya merupakan tempat yang digunakan sebagai benteng dari kerajaan. Gading Daton dipakai untuk Pagar Kedaton yang merupakan pindahan kerajaan dari Pleret. Karena kedaton Pleret terkena banjir, maka sebagian kerajaan di Pleret pindah ke sekitar Gading, baik Gading Harjo, Gading Daton, dan Gading Lumbung. Gading lumbung merupakan
lumbung padi kerajaan, sementara Gading Daton merupakan wilayah yang merupakan pagar atau benteng dari Kedaton.
C. Potensi Dusun Jika melihat struktur sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Gading Daton, sebenarnya tersimpan banyak potensi, akan tetapi hal itu tidak terlihat karena Masyarakat Gading Daton lebih memilih bekerja di luar daerah seperti Jogja atau di wilayah lain. Potensi SDM jika dilihat dari usia produktif sangat besar, karena dari angka dan data Dusun, usia produktif Gading Daton lebih dari 60%. Dusun Gading Daton juga memiliki potensi menjadi kawasan wisata yang menarik. Pertemuan dua sungai di tepian kali Opak dengan pemandangan perbukitan yang indah, potensial dikembangkan menjadi wisata pemancingan atau kuliner yang bisa menjadi alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parang Tritis. Masyarakat dari tahun ketahun sudah menerapkan system yang baku dalam bertani, begitu juga intensifikasinya. Mereka sudah mahir berhitung antara bertani bawang merah dan padi, manayang lebih diutamakan. Satu hal yang menarik juga dan belum banyak dikembangkan di Gading Daton adalah berternak. Di Gading Daton, masih banyak lahan
Pemandangan indah dibawah jembatan kali Opak, persis di sebelah selatan Dusun gading Daton
DUSUN GADING DATON A. Kondisi Geografis Dusun Gading Daton adalah satu dari dusun yang ada di Desa Donotirto, Terletak di sebelah Selatan balai Desa Donotirto, kurang lebih 1.5 kilo. Berbatasan dengan Kali Opak sebelah selatan dan Kali Winongo di timur, batas paling selatan dari Gading Daton adalah dusun Dusun Gadingharjo. Pertemuan dua sungai yakni kali Opak dan Kali Winongo ada di Dusun Gading Daton. Dusun ini terdiri atas empat RT, (RT 5-8), sementara RW tidak ada. Total jumlah penduduk Gading Daton adalah 588 (2013), menurut Kepala Dusun, data pemilih untuk pemilu 2014 ada sekitar 449 orang. Dari struktur sosial ekonomi, Dusun Gading Daton masuk wilayah yang cukup banyak penerima BLSM sebanyak 83 orang, penerima GAKIN 31 orang, penerima JAMKESDA 72 orang, penerima RASKIN 99 orang, dan penerima JAMKESMAS sebanyak 249 orang. Melihat data ini sebenarnya mayoritas 24 | Profil Desa Donotirto
Pertemuan Kali Opak dengan Kali Winongo di Dusun Gading Daton (Dokumentasi Pribadi, 11 September 2013)
Potensi pengembangan Wisata Kuliner di atas atau dipinggir kali Opak dan winongo Profil Desa Donotirto | 25
Kali Winongo di selatan Dusun Gading Daton
Batas tinggi antara kali dan Dusun Gading Daton
tegalan yang kosong, terutama di sepanjang pinggiran Kali Opak. Jika ruang-ruang ini bisa dimanfaatkan oleh warga untuk berternak, baik kambing maupun ayam dan sapi, hal itu akan jauh lebih memberi nilai tambah bagi warga dusun.
Monumen Dusun Mriyan Tanaman bawang merah di samping tanaman padi
DUSUN MRIYAN
Aktivitas warga buruh bawang merah (Dokumen Pribadi, 11 September 2013)
Salah satu kelompok tani di gading Daton yang berusaha mengembangkan peternakan kambing
A. Kondisi Geografis
B. Sejarah Dusun
Batas Administrasi dusun Mriyan adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara : berbatasan dengan Dusun Greges - Sebelah Selatan : berbatasan dengan Dusun Palanjiwan - Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Tirtosari - Sebelah Timur : berbatasan dengan Dusun Gading Daton
Riwayat keberadaan dusun Desa Donotirto dulu (sebelum kemerdekaan) terdiri dari 3 kring atau (kalurahan lama) yaitu Kring Gadingharjo, Kring Banyudono dan Kring Karangadem. Dalam Letter C masih menyebutkan nama-nama kring tersebut, tetapi di administrasi desa sudah tidak dituliskan. Sejak tahun 1975 ke tiga kring tesebut menjadi Desa Donotirto. Sedangkan Dusun Mriyan sendiri dulunya terletak antara kring Gadingharjo dan Kring Karangadem.
Penduduk memanfaatkan tanah pada awalnya melakukan pembukaan tanah baik sendiri maupun berkelompok, selanjutnya diusahakan dengan cara bertani atau berladang. Pembukaan tanah tersebut merupakan awal dari lahirnya kepemilikan tanah bagi individu, yang dilakukan secara turun temurun. Berdasarkan pola pemanfaatan tersebut penduduk kemudian menetap dan bermukin. Seirama dengan lajunya perkembangan penduduk pemukiman semakin berkembang dan berkelompok seperti saat ini ratarata 1 Kepala Keluarga (KK) terdiri dari 6 anggota keluarga. 26 | Profil Desa Donotirto
Profil Desa Donotirto | 27
Optimalisasi tegalan, pekarangan, sawah. Secara umum pemanfaatan tegalan dan pekarangan untuk kebun campur dan sawah untuk tanaman padi, palawija dan tanaman hortikultura di Dusun Mriyan sudah optimal. Pada saat musim kemarau petani menanam palawija dan hortikultura seperti melon, kedelai, jagung, cabai Hasil panen bawang merah
tanaman cabai
Tanaman Melon
Tanaman kedelai yang disebelahnya tanaman jagung
Akibat musim kemarau, dan tidak ada itigasi, Setelah panen sawah dibiarkan saja
Perkembangan wilayahnya terjadi secara alami yaitu sesuai dengan laju pertambahan penduduk di wilayah tersebut yang lama kelamaan memperluas permukiman penduduk, yang dulunya sawah, ladang dan kebun campur menjadi pemukiman.
pergi ke ladang atau sawah yaitu untuk kegiatan lokal bertani seperti mencari rumput, merawat tanaman pertaniannya.
C. Potensi Dusun
Pertanian di Dusun Mriyan termasuk pertanian subur, tanaman padi dipanen 2 kali dalam setahun dan diselingi tanaman polowijo 1 kali, seperti tanaman jagung, dan kedelai. Kalau musim hujannya cukup lama bahkan bisa ditanami padi 3 kali setahun. Sebagai produk unggulan adalah tanaman hortikultura seperti bawang merah, cabai, melon. (tetapi untuk melon belum dikembangkan), Untuk tanaman melon petani kebanyakan masih menyewakan sawahnya saja, sedang kan yang menanam adalah petani dari Kabupaten Kulon Progo. Menurut seorang petani tanaman bawang merah sebenarnya lebih menguntungkan hasil panennya di banding tanaman padi Dari 1 kg bibit bawang merah bisa panen menjadi 12 kg dan usia tanamnya hanya 2 bulan sudah bisa dipanen, tetapi banyak petani yang belum secara terus menerus menanam bawang merah karena biaya bibit, pupuk dan pestisida yang tinggi. Petani merasa terbentur biaya tanamnya yang mahal sedangkan saat panen raya harga turun.
Potensi SDM Keberadaan anak muda di Dusun Mriyan mayoritas merantau ke luar kota seperti Jakarta sebagai tenaga kerja yitu kerja di pabrik-pabrik. Anak muda lebih senang merantau kerja di pabrik karena merasa enggan menjadi petani meneruskan orang tuanya. Mayoritas pendidikan yang ditempuh sampai jenjang SLTA. Yang tinggal di Dusun Mriyan adalah orang tua dan anak-anak usia sekolah. Namun saat ini sudah ada orang tua yang menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang Perguruan Tinggi seperti di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), UGM dan lain-lain. Mobilitas penduduk Rata-rata setiap KK sudah mempunyai sepeda motor, terutama untuk mobilitas anak sekolah SLTA s/d Perguruan Tinggi dan ada yang sudah mempunyai roda 4 (mobil) sehingga di dusun Mriyan sepeda motor sudah menjadi kebutuhan pokok bagi penduduk. Sementara sepeda onthel kebanyakan digunakan penduduk untuk 28 | Profil Desa Donotirto
Selain meminjamkan modal usaha Gapoktan juga meminjami petani berupa benih/bibit, pupuk, obatobatan./pestisida. Pada saat petani panen padi, Gapoktan juga mau membeli gabah ke petani kemudian digiling dan menjual beras.
Potensi SDA
sawah yang sebagian dibiarkan saja karena sulit air
yang biasa ditanam dengan bawang merah secara sistem tumpang sari. Namun pada musim kemarau panjang menjadi kendala petani dalam mendapatkan air. Nampak pada saat ini tanaman melon ada yang gagal panen, dan beberapa blok sawah yang tidak ada irigasi air dibiarkan tidak ditanami atau di bero kan. Sementara itu ada petani yang beinisiatif membuat sumur bor tetapi biayanya memang cukup mahal sehingga tidak semua petani mampu membuat sumur bor tersebut. Potensi kelembagaan Pengelolaan irigasi dikelola oleh Kelompok Tani (poktan) yang bernama Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang menjangkau 2 dusun sampai 3 dusun sesuai lahan sawah dalam blok., air dimanfaatkan secara bergiliran sesuai kesepakatan kelompok tani. Ada juga Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang merupakan gabungan dari beberapa Poktan yang mempunyai fungsi sebagai Koperasi Poktan yang menggulirkan pinjaman bagi petani yang membutuhkan, misalnya pinjam 1 juta diangsur 10 kali tetapi dipotong bunga 1 kali angsuran di depan. Sehingga petani yang memnjam 1 juta menerima uang 900 ribu dan mengembalikan 100 ribu/bulan selama 10 kali.
Sarana prasarana Di Dusun Mriyan masih tergolong sangat minim sarana dan prasaran yang dimiliki, Sarana Pendidikan terbatas pada Taman Kanak-kanak (TK) Aisiyah dan Sekolah Dasar Muhamadiyah masing-masing 1 buah, Sarana peribadatan masjid 3, gereja 1. Hal tersebut mencerminkan mayoritas penduduk Mriyan yang beragama Islam (98%) dan 2% penduduk beragama Katolik. Sementara itu sarana jalan ada 3 jenis yaitu jalan aspal yaitu jalan menuju dusun yang lebarnya 4 – 5 meter, jalan aspal ini merupakan bantuan dari Pemda Bantul. Sedangkan untuk jalan cor blok (lebar 3-4meter) dan jalan tanah (lebarnya 2 meter) merupakan biaya swadaya dari masyarakat dusun Mriyan. Namun sarana jalan penghubung untuk penduduk di Dusun Mriyan dengan dusun yang lain, masih sangat diperlukan, utamanya bulak Mriyan dengan Dusun Greges di sebelah utara dusun katena banyak anak-anak dusun Greges yang sekolah di SD Muhamadiyah yang merupakan SD Unggulan terpaksa melalui jalan kecil di pinggir sungai batas dusun yang rentan jatuh karena sempit dan licin saat hujan.
D. Situs Ekonomi Dusun Salah satu industri yang ada di dusun Mriyan adalah Industri GRC. Industri GRC yaitu industri cor-coran untuk cetak ornamen kubah masjid, gapura, dinding-dinding dan lain-lain. Indistri GRC ini cukup banyak menyerap Profil Desa Donotirto | 29
SD Unggulan Muhammadiyah
tenaga kerja. Omset GRC ini merupakan omset yang paling besar di Dusun Mriyan karena pangsa pasarnya sudah sampai ke Jawa dan luar jawa seperti Bali. Contoh Masjid di Dusun Mriyan menggunakan GRC
Anak-anak dari dusun Greges yang terpaksa melewati pematang sawah ke sekolah di SD Muhamadiyah Mriyan
Sementara ketrampilan kelompok ibu-ibu seperti pembuatan tempe, emping melinjo, kue-kue tradisional, wedang uwuh yang dikemas dan di titipkan di super market-supermarket dan menerima pesanan dari luar desa, ada juga yang membuat kelompok anyaman besek.
DUSUN KALIPAKEL
F. Program Pengembangan Dusun
Papan nama pembuat GRC
Contoh bangunan masjid di Dusun Mriyan yang menggunaan GRC
E. Keahlian Warga seperti : Keahlian pertukangan yang dimiliki warga Mriyan antara lain: tukang kayu, bengkel dan tukang bangunan. Untuk tukang bangunan kebanyakan masih ikut pemborong bangunan di luar dusun. 30 | Profil Desa Donotirto
Pada tahun 2006 Kabupaten Bantul terkena musibah gempa bumi, termasuk dusun Mriyan kena dampak gempa bumi tersebut, yaitu 90 % rumah warga rusak berat, 10% rusak ringan dan ada korban jiwa 2 orang meninggal dunia. Pemerintah telah memberi bantuan pembangunan fisik berupa bantuan rumah dengan ukuran 9 x 6 meter atau sekitar 15 juta per-rumah, selain bantuan rumah juga bantuan sarana jalan, masjid dan sarana lain. Bantuan juga datang dari luar negeri. Lembaga yang masuk di Dusun Mriyan pasca gempa bumi yaitu dari Bank Dunia (JRM) yaitu membantu membangun selokan atau irigasi. Namun program tersebut hanya satu kali pada pasca gempa. Program yang sudah dilakukan dan masih berlanjut adalah pembangunan masjid dan pengecoran jalan yang didanai secara swadaya oleh masyarakat dusun Mriyan sendiri.
A. Kondisi Geografis Dusun Kalipakel terletak di bagian Selatan Desa Donotirto. Dusun Kalipakel memiliki batas administratif, sebagai berikut: (a) Sebelah Utara : berbatasan dengan Dusun Gading Daton, Dusun Palangjiwan, dan Dusun Mriyan; (b) Sebelah Timur : berbatasan dengan Kali Opak; (c) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Dusun Karang Desa Tirtohargo; (d) Sebelah Barat : berbatasan dengan Dusun Galan Desa Tirtosari. Permukiman penduduk mengelompok di bagian tengah-timur yang dilintasi oleh dua ruas jalan beraspal. Persawahan terletak di bagian utara dan selatan Dusun Kalipakel, sedangkan pekarangan berbaur dengan permukiman penduduk, tepatnya di bagian tengah-timur yang dilintasi oleh dua ruas jalan beraspal.
B. Sejarah Dusun Dusun Kalipakel awalnya berupa hamparan sawah yang relatif luas, sedangkan permukiman yang relatif kecil terletak di bagian timur di tepi Kali Opak. Seiring berjalannya waktu permukiman meluas hingga ke bagian tengah, dan mengurangi luas areal persawahan. Kepemimpinan Dusun atau Kepala Dusun saat ini dijabat oleh Jayusman, sedangkan sebelumnya (1980 – 2002) dijabat oleh Dirjo Kusriyanto. Profil Desa Donotirto | 31
Pada masa kepemimpinan Dirjo Kusriyanto (1980 – 2002) pembangunan dusun difokuskan pada sektor pertanian, agar petani dapat secara optimal memanfaatkan tanahnya. Pada masa kepemimpinan Jayusman (2002 – sekarang) pembangunan dusun difokuskan pada prasarana jalan, agar petani dapat memasarkan komoditas pertaniannya.
C. Potensi Dusun Sebagian besar bidang-bidang tanah yang ada di dusun ini belum bersertifikat. Tanah sawah dikelola oleh masyarakat dengan pola tanam, sebagai berikut: padi – bawang merah – cabai – bawang merah – padi. Sementara itu, tanah pekarangan ditanami kelapa dan tanaman lainnya. Pengaturan pemanfaatan tanah dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat dalam wadah kelompok tani, yaitu Kelompok Tani “Mekar Jaya”. Peternakan di Dusun Kalipakel relatif baik, karena ada 10 kepala keluarga yang berternak kambing dan sapi. Karang Taruna Dusun Kalipakel dipimpin oleh Dwi Widianto (warga RT.01) dan wakilnya Sajiyo (warga RT.02), dengan kegiatan, antara lain: (a) memberi bantuan tenaga dalam mendukung kegiatan dusun, dan (b) membantu menyebarluaskan informasi yang terkait dengan pertanian dan kesejahteraan keluarga kepada masyarakat.
32 | Profil Desa Donotirto
Dusun Kalipakel memiliki dua pos layanan kesehatan, yaitu: (a) Pos Pelayanan Terpadu bagi balita (anak di bawah usia 5 tahun) yang dibuka setiap bulan pada tanggal 12; dan (b) Pos Pelayanan Terpadu bagi lansia (kaum lanjut usia) yang dibuka setiap bulan pada tanggal 12. Dalam bidang pendidikan, masyarakat Dusun Kalipakel memiliki satu buah KBM (Kelompok Belajar Mandiri) yang dipimpin oleh Heni Yuntari (warga RT.02), yang melayani program belajar Paket A, B, dan C.
D. Situs Ekonomi Dusun Kegiatan ekonomi di Dusun Kalipakel pada umumnya berbasis hasil pertanian, seperti: beras, bawang merah, dan cabai. Masih terkait dengan hasil pertanian (yaitu: kedelai), di Dusun Kalipakel terdapat satu kepala keluarga, yaitu Parjo, yang membuka usaha sebagai pengrajin tempe. Selain itu juga terdapat usaha penyewaan traktor, yang dapat membantu petani menggarap tanah sawahnya. Jumlah traktor di Dusun Kalipakel sebanyak 6 buah, yang dimiliki oleh: (a) Kelompok Tani “Mekar Jaya” sebanyak 1 (satu) buah traktor, dan (b) yang dimiliki oleh masyarakat sebanyak 5 (lima) buah traktor.
E. Keahlian Warga
orang yang memiliki keahlian lain, seperti: (a) tukang batu, sebanyak 20 orang; (b) tukang kayu, sebanyak 4 orang; (c) pedagang kecil, sebanyak 2 orang, dan (d) peternak, sebanyak 10 orang. Sementara itu, ada beberapa anggota masyarakat Dusun Kalipakel yang merantau ke Jakarta, Jepang, dan Taiwan untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarganya. Jumlah anggota masyarakat Dusun Kalipakel yang merantau dapat dirinci, sebagai berikut: (a) ke Jakarta, sebanyak 20 orang; (b) ke Jepang, sebanyak 1 orang; dan (c) ke Taiwan, sebanyak 2 orang.
F. Program Pengembangan Dusun Program pembangunan yang mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bantul, antara lain: (a) perbaikan jalan, (b) perbaikan irigasi, (c) peningkatan peran kelompok tani. Meskipun perbaikan jalan dan irigasi mendapat bantuan dana dari Pemerintah Kabupaten Bantul, tetapi adakalanya masyarakat memberi kontribusi dalam format “swadaya”.
Sebagian besar bidang-bidang tanah yang ada di dusun ini belum bersertifikat. Tanah sawah dikelola oleh masyarakat dengan pola tanam, sebagai berikut: padi – bawang merah – cabai – bawang merah – padi. Sementara itu, tanah pekarangan ditanami kelapa dan tanaman lainnya. Pengaturan pemanfaatan tanah dilakukan secara bersamasama oleh masyarakat dalam wadah kelompok tani, yaitu Kelompok Tani “Mekar Jaya”.
Pada umumnya masyarakat Dusun Kalipakel memiliki keahlian sebagai petani, meskipun ada pula beberapa
Profil Desa Donotirto | 33
dinamakan Tegal sari yang merupakan gabungan tegal dan kata akhir dari nama pasar tersebut. Sisa tegalan yang saat ini telah menjadi sawah karena fasilitas irigasi telah terbangun DAM Si Kluwih yang ada di wilayah Dusun Tegal sari yang hanya dimiliki oleh beberapa warga saja. Hamparan di atas adalah sawah miliki warga dusun Tegalsari dan Dusun Sruwuh yang letaknya berdampingan di sebelah utara lokasi pasar Ngangkruk Sari. Gambar di bawah ini adalah kondisi pasar Ngangkruk Sari yang terpotret dari luar pasar yang telah sepi pengunjung dan penjual, karena pemotretan dilakukan pada sore hari. Situasi pasar ramai hanya pada malam hari.
Salah satu jembatan gantung Sungai Winongo, 11-9-2013
Sawah warga Tegal Sari yang tersisa, 11-9-2013
A. Kondisi Geografis
B. Sejarah Dusun
Dusun Tegalsari merupakan salah satu dusun di Desa Donotirto dengan batas administrasi sebagai berikut : - Sebelah Utara : dusun Sidomulyo ( Kecamatan Bambanglipuro) - Sebelah Barat : Dusun Methuk dan GadingLumbung - Sebelah Selatan : Dusun Gadingharjo - Sebelah Timur : Dusun Busuran dan Dusun Sruwuh
Sejarah Dsun Tegalsari pada awal mulanya merupakan daerah tegalan yang tandus yang tidak dapat ditanami tanaman pertanian. Hal ini disebabkan karena sarana irigasi belum terbangun di wilayah dusun tersebut walaupun terdapat sungai yang luas yaitu sungai winongo. Lama kelamaan satu persatu penduduk membangun rumah di tegalan tersebut sehingga terbentuknya suatu perkampungan. Fasilitas pasar juga ada di per kampungan tersebut, yaitu pasar Ngangkruksari. Akhirnya karena pada awalnya kampung tersebut berasal dari tegalan dan terdapat pasar, maka dusun tersebut
Secara fisik Dusun Tegalsari dengan Dusun Methuk dibatasi oleh Sungai Winongo. Sedangkan batas Timur yang membatasi Dusun Tegalsari dengan dusun Sruwuh dan Busuran adalah Jalan Parangtritis. Kondisi wilayah Dusun secara umum merupakan dataran rendah dengan penggunaan tanah untuk pemukiman dan pekarangan dan sebagian kecil sawah. Bentuk pemukiman permanen yang menandakan kehidupan ekonomi warga dusun cukup baik. 34 | Profil Desa Donotirto
Kondisi Pasar Ngangkruk Sari, 11-9-2013
C. Potensi Dusun
DUSUN TEGALSARI
tersebut dinamakan DAM Sikluwih, karena kala itu, di dekat pembangunan DAM terdapat pohon kluwih yang dijadikan nama DAM tersebut. Bahkan Pemerintah Desa Donotirto mempercayakan 2 orang warga Dusun Tegalsari untuk menjaga dan memelihara sekaligus mengoperasionalkan DAM sesuai kebutuhan dan kondisi DAM. Penjaga DAM bukan merupakan aparat desa tetapi dipercaya untuk mengoperasionalkan DAM dengan gaji yang diperoleh berupa tanah bengkok. Tanah bengkok yang diterima eluas 50 ru atau sekitar 700 m2. Kedua warga tersebut bergantian dalam melaksanakan tugas mengurus DAM tersebut. Penduduk Tegalsari sejumlah 788 jiwa yang terdiri dari laki - laki 393 dan perempuan 395 orang. Matapencaharian
Dusun Tegalsari merupakan jantung kota Kecamatan Kretek, sehingga potensi sumberdaya alamnya tidak begitu banyak. Areal pertanian yang ada hanya sebagian kecil saja yang menjadi penopang kehidupan warga dusun Tegalsari. Kebanyakan warga tidak memiliki tanah pertanian, hanya sekitar 5 keluarga yang memiliki sawah sendiri. Areal sawah berada di sebelah utara pasar Ngangkruk sari dan berdampingan dengan lokasi sawah warga Dusun Sruwuh. Pasar sebagai lalu lintas perdagangan kecamatan beroperasional di pagi sampai siang hari. Sedangkan sore hari di sepanjang jalan depan pasar sebagai tempat penjual angkringan serta jajanan dan lauk pauk seperti pecel, mie, bakwan dll. Potenai SDA yang lain hanyalah hasil tanaman pekarangan yang berupa pisang dan kelapa yang dominan. Tanaman buah- buahan hanya sebagian kecil saja, dan itupun hanya untuk konsumsi sendiri. Walaupun terdapat sungai yang tergolong besat, sungai Winongo berfungsi sebagai sarana irigasi untuk areal tanah pertanian di dusun lain selain Dusun Tegalsari. Sungai tersebut telah dibangun DAM, yang berfungsi untuk mengatur aliran air sungai agar dapat dimanfaatkan. DAM
Suasana Pasar Ngangkruksari, 11-9-2013
penduduk yang dominan adalah di bidang jasa, misalnya sebagai buruh bangunan, tukang parkir, penjual makanan /jajan pasar, buka warung kelontong, salon, penjual makanan malam hari/angkringan. Beberapa warga masyarakat berjualan makanan seperti bakwan, arem-arem, burjo, dan makanan tradisional lainnya di pasar tersebut. Selain berjualan, ada juga yang bekerja sebagai tukang parkir di pasar. Ada pula yang buka warung/atau toko kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan sehari- hari. Usaha makanan bagi sebagian besar warga Dusun Tegalsari merupakan usaha keluarga, karena dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dan tidak hanya ibu rumah tangga. Kepala keluarga ikut serta dalam penyiapan barang dagangan. Dusun Tegalsari sebagai kota kecamatan Kretek sehingga selain warga asli juga banyak pendatang yang akhirnya menjadi warga Dusun Tegalsari. Kaum pendatang tersebut juga sebagai pedagang di sekitar pasar Ngangkruksari. Sarana prasarana yang ada di dusun Tegalsari ada bermacam-macam. Sarana pendidikan yang berupa sekolah mulai dari TK, SD SMP dan SLTA ada di Dusun Tegalsari. Sarana prasarana yang berkaitan Profil Desa Donotirto | 35
dengan keagamaan juga tedapat Kantor Urusan Agama, pondok pesantren Rohmatul Iman dan Nurul Ullum. Pondok pesantren Rohmatul Iman memfokuskan pada kajian-kajian keagamaan bagi orang dewasa sedangkan Nurul Ullum mengajarkan kepada anak-anak dan balita dalam membaca Al-Qur’an.
Gedung KUA Kecamatan .Kretek, 11-9-2013
Bangunan gedung Kantor Urusan Agama Kecamatan Kretek tersebut berada tepat di depan kompleks pasar Ngangkruksari dan juga kompleks gedung SMK Ma’arif 1 Kretek.
Salah satu fasilitas pendidikan, 11-9-2013
Mata pencaharian masyarakat selain jasa, juga ada yang berusaha di bidang peternakan sepert itik kirakira ada 20 keluarga. Hasil ternak dapat dimanfaatkan sewaktu- waktu apabila terdapat kebutuhan yang mendesak seperti hajatan tetangga, biaya sekolah anak ta’ziah dll.
36 | Profil Desa Donotirto
D. Situs Ekonomi Dusun Dusun Tegalsari secara khusus tidak terdapat industri kecil sampai menengah yang notabene merekrut tenaga kerja. Industri yang ada adalah industri rumahan dengan tenaga kerja seluruh keluarga. Hal ini yang menyebabkan belum adanya lembaga keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha oleh warga masyarakat selama ini. Satu- satunya lembaga bantuan permodalan untuk usaha yang ada adalah PNPM Mandiri . Warga masyarakat agar dapat mendapatkan bantuan tersebut membentuk kelompok yang ber anggotakan 5 orang dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Pembayaran angsuran melalui bendahara atau /ketua kelompok masing- masing yang kemudian dibayarkan kepada pengurus PNPM Mandiri yang berkantor di Balai Desa Donotirto. Pengurus PNPM bukan aparat desa melainkan berdiri sendiri. Kantor desa sebagai kantor agar mudah diakses oleh warga masyarakat yang membutuhkan.
E. Keahlian Warga Keahlian warga dusun Tegalsari secara spesifik tidak ada. Keahlian rata-rata usaha di bidang perdagangan/usaha keluarga. Berdagang di pasar tradisional dan berdagang di lokasi pantai Parangtritis. Usaha perdagangan di lokasi pantai hanya disaat-saat liburan seperti hari minggu, dikala pantai ramai pengunjung. Selain hari tersebut, saat tertentu liburan sekolah ataupun saat hari raya dan tahun baru tiba. Pengunjung datang dari berbagai daerah diseluruh Indonesia bahkan wisatawan manca negara. Generasi muda yang telah lulus sekolah bekerja serabutan seperti buruh bangunan (laden tukang), itupun apabila ada tetangga/famili yang mengajak untuk bekerja. Apabila tidak ada pekerjaan mereka melakukan pekerjaan keluarga seperti menyiapkan dagangan orang tua yang akan dibawa ke pasar atau lokasi pantai.
F. Program Pengembangan Dusun Program pengembangan dusun saat ini belum ada lembaga yang masuk selain program PNPM Mandiri.
DUSUN GADING LUMBUNG
A. Kondisi Geografis Dusun Gading Lumbung memiliki batas administrasi dusun sebagai berikut: - Sebelah Barat : Dusun Greges - Sebelah Selatan : Dusun Gading Daton - Sebelah Timur : Dusun Gadingharjo dan Tegal Sari - Sebelah Utara : Dusun Methuk Batas alam yang membatasi Dusun Gading Lumbung dan Greges berupa jalan raya.
Jalan raya yang membatasi Dusun Gadinglumbung dan Gading Daton, Foto diambil tanggal 12-9-2013
Gambar di atas adalah jalan raya yang merupakan batas barat yang membatasi dusun Gading Lumbung dengan Dusun Gading Daton. Dusun ini terletak di sebelah selatan Balai Desa Donotirto. Pola pemukiman warga berbeda apabila dibandingkan dengan kondisi pemukiman di Dusun Tegal Sari. Rata- rata warga masyarakat memiliki tanah pekarangan yang cukup luas di samping tanah yang mereka bangun untuk rumah tinggal. Pekarangan ditanami bermacam - macam tanaman pekarangan seperti pisang, melinjo, dan buah- buahan. Profil Desa Donotirto | 37
B. Sejarah Dusun Wilayah Gading Lumbung pada awalnya merupakan tanah kering atau tegalan yang kemudian menjadi permukiman. Sejarah nama dari pada Gading Lumbung karena pada jaman kerajaan di tempat itu terdapat bangunan lumbung yang dipergunakan untuk menyimpan padi hasil panen. Saat ini masih terlihat situs lumbung tersebut berupa batu dengan bentuk persegí panjang dengan ukuran kurang lebih ½ meter x 1 meter.
dipastikan ada tanaman melinjo, tetapi sayang di Dusun Gading Lumbung belum diupayakan untuk mengolah sendiri hasil tanaman tersebut. buah melinjo setelah dipanen dijual di pengepul atau dijual di pasar. Potensi sumber daya alam yang menguntungkan tersebut belum dimanfaatkan oleh sebagian warga yang dapat menjadi peluang usaha untuk meningkatkan hasil komoditi dusun yang bahan bakunya telah tersedia di susun tersebut. Warga masyarakat dapat mendirikan industri kecil pengolahan melinjo menjadi emping
Salah satu toko kelontong di Dusun Gading Lumbung, 12-9-2013
Situs lokasi lumbung padi di Dusun Gading Lumbung, 12-9-2013
Jenis tanaman pekarangan di Dusun Gading Lumbung, 12-9-2013
Arena kelompok bermain di rumah Kepala Dusun, 12-9-2013
Tempat inilah bekas lumbung penyimpan hasil panen, yang hanya tinggal bekas-bekasnya dan di sekitar tempat tersebut tumbuh semak dan pepohonan besar seperti gayam yang buahnya dapat dibuat panganan/ keripik.
yang dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Ketrampilan dalam pengolahan yang belum dimiliki di samping modal yang diperlukan untuk memulai usaha tersebut. Generasi muda yang ada hanya bekerja apabila ada yang mengajak, seperti buruh bangunan. Mereka yang mempunyai kemauan pergi merantau ke luar Jawa atau menjadi TKI ke luar negeri. Sebagian warga dusun yang berhasil mereka hidup di luar kota Yogyakarta atau di pusat kota Yogyakarta sehingga rumah dibiarkan kosong dan sesekali datang untuk menengok rumah dan pekarangannya. Sarana prasarana pendidikan misalnya hanya terdapat taman kanak- kanak dan kelompok bermain yang bertempat di rumah kepala dusun. Selain tempat kelompok belajar, rumah kadus juga sebagai tempat untuk Posyandu balita dan Lansia yang diadakan setiap tanggal 9 di tiap bulannya. Penguasaan tanah di Dusun Gading Lumbung saat ini ada beberapa warga yang tidak memiliki tanah pertanian melakukan
bagi hasil tanah bengkok kepala dusun secara ber gantian. Harapan kepala dusun dengan memberikan tanah bengkoknya untuk di bagihasilkan warga agar mereka dapat ikut serta menikmati tanah yang di kuasainya. Selain itu, kadus tidak mempunyai waktu untuk mengerjakan sendiri.
C. Potensi Dusun Potensi sumberdaya alam di Dusun Gadinglumbung adalah tanah pekarangan. Pekarangan mempunyai potensi mencukupi kebutuhan keluarga karena masih relatif luas dengan ditanami berbagai tanaman keras yang hasilnya mempunyai nilai ekonomi untuk menambah kebutuhan keluarga. Tanaman yang banyak terdapat di Dusun Gading Lumbung adalah kelapa. pisang dan melinjo atau bahan baku emping yang harganya relatif mahal. Dusun Gadinglumbung walaupun terletak di daerah pedesaan namun tidak banyak penduduk yang berprofesi sebagai petani. Setiap pekarangan dapat 38 | Profil Desa Donotirto
D. Situs Ekonomi Dusun Situs ekonomi Dusun Gading Lumbung tidak begitu dominan, yang ada hanyalah beberapa warung/ toko kelontong yang menyediakan barang-barang kebutuhan sehari- hari seperti sayuran, bensin dan sembako. Situs ekonomi dusun yang lain adalah ada penggilingan padi dan toko bangunan yang menjual beberapa bahan material bangunan.
Lokasi sarana pendidikan di Dusun Gading Lumpung, 12-9-2013
E. Keahlian Warga Keahlian warga masyarakat Dusun Gading Lumbung sebagian besar adalah sebagai petani. Selain keahlian bertani, warga bekerja sebagai buruh bangunan, pegawai negeri dan TNI Polri. Berbeda dengan kedua dusun yang lain yang telah diuraikan di atas, keahlian di bidang usaha tidak banyak terlihat di Desa Gading Lumbung.
F. Program Pengembangan Dusun Dusun Gading Lumbung sampai saat ini belum terdapat program- program pengembangan dusun yang spesifik.
Profil Desa Donotirto | 39
DUSUN GADINGHARJO
A. Kondisi Geografis
B. Sejarah Dusun
Dusun Gadingharjo memiliki batas administrasi dusun sebagai berikut : - Sebelah Barat : Dusun Gading lumbung - Sebelah Selatan : Sungai Opak (Desa Parangtritis) - Sebelah Timur : Dusun Mersan - Sebelah Utara : Dusun Tegalsari dan Busuran
Pada awalnya sebelum menjadi Dusun Gadingharjo, dusun ini beasal dari pecahan Desa Donotirto terbagi menjadi 3 kring. Ketiga Kring tersebut adalah Kring Banyudono, Kring Gadingharjo dan Kring Kradenan. Pemangku kring yang juga disebut lurah ada 3 orang. Pada perkembangannya kring Gadingharjo menyempit menjadi satu dusun yaitu Dusun Gadingharjo, sedangkan 2 kring lainnya melebur menjadi satu dan digabung dengan dusun Gadingharjo menadi Desa Donotirto.
Kondisi geografis dusun Gadingharjo merupakan dataran rendah seperti dusun-dusun di sekitarnya. Tengah-tengah dusun dilalui jalan Parangtritis. Batas fisik yang membatasi susun Gadingharjo dan dusun Gading Lumbung adalah sungai Winongo yang bermuara di Sungai Opak. Letak dusun Gadingharjo berada disebelah timur Balai Desa Donotirto. Pemukiman penduduk bervariasi. Rata-rata warga Gadingharjo memiliki tanah pekarangan yang luas disamping terdapat bangunan perumahan. Keadaan ini terutama lokasi pemukiman yang berada di tengah- tengah dusun. Berbeda dengan daerah dipinggiran jalan Parangtritis. Banyak sekali bangunan ruko atau los yang diperuntukkan untuk tujuan komersial (tempat usaha).
Gambar di atas salah satu bangunan ruko untuk usaha toko bermacammacam oleh-oleh khas Yogyakarta seperti: geplak, yangko, peyek tumpuk dll. 40 | Profil Desa Donotirto
Jenis usaha oleh- oleh khas Yogyakarta yang ada di Dusun Gadingharjo, 11-9-2013
C. Potensi Dusun
D. Situs Ekomoni Dusun
Potensi dusun Gadingharjo tidak jauh beda dengan dusun Tegalsari. Dusun Gadingharjo yang lokasinya tidak jauh dari pantai, merupakan wilayah yang berpotensi untuk kegiatan usaha/perdagangan. Lokasi dusun yang dilalui jalan Parangtritis sangat berpotensi untuk usaha, apalagi saat liburan atau hari raya tiba. Potensi pertanian atau perkebunan di Dusun Gadingharjo tidak begitu banyak. Sebagian kecil warga dusun Gadingharjo yang memiliki tanah pertanian atau perkebunan. Apabila ada yang memiliki itupun jauh dari dusun tersebut atau berlokasi di dsun lain. Warga yang memiliki tanah di sepanjang jalan Parangtrits dibangun ruko/los yang siap disewakan Biasanya penyewa bukan dari kalangan warga setempat melainkan dari daerah lain bahkan dari luar kabupaten Bantul. Penyewa biasanya orang- orangyang mempunyai modal cukup besar untuk pembukaan toko. Contoh: Toko oleh- oleh Vera. Warga masyarakat dusun Gadingharjo tidak memanfaatkan sendiri peluang usaha yang ada di daerah tersebut. Modal yang menjadi persoalan kenapa mereka lebih baik menyewakan tokonya daripada membukanya sendiri. Anak- anak muda yang ada setelah lulus sekolah mereka bekerja sebagai buruh bangunan, tukang parkir, sopir kendaraan umum ataupun kernet angkot. Sopir angkot dan kernet kendaraan umum memperoleh dari penghasilan harian. Tergantung banyak sedikitnya penumpang. Apabila ramai penunpang lumayan, tetapi apabila sepi penumpang kadangkala hanya cukup untuk setor dan membeli bahan bakar. Mereka pergi pagi pulang petang dengan jalur opersional mulai dari pantai Parangtritis sampai dengan terminal bus Yogyakarta. Selain sebagai sopir angkot dan kernet biasanya sebagai tukang pakir di pasar ataupun di lokasi pariwisata pantai, baik Parangtritis maupun pantai Depok. Ada beberapa warga yang berusaha sebagai pengepul hasil panenan (penebas). Mereka membeli hasil panenan seperti padi, palawija dan juga bawang merah yang tidak hanya di lokasi dusun Gadingharjo saja tetapi dari dusun-dusun lain di sekitar .Mata pencaharian warga selain itu, juga beternak sapi. Bahkan ada sebanyak 25 orang peretnak sapi yang tergabung dalam kelompok ternak Ngudi Makmur yang mendirikan kandang ternak bersama yang berada di pinggiran sungai Opak. Sarana prasarana yang ada di Dusun Gadingharjo, yaitu sekolah dan masjid.
Sentra industri kecil tidak ada di dusun Gadingharjo. Kondisi saat ini yag ada hanya usaha kecil yang bersifat rumahan, yaitu pedagang makanan kecil seperti jajan pasar yang dijual di pasar maupun dijual di lokasi wisata pantai Parangtritis.
E. Keahlian Warga Keahlian warga dusun Gadingharjo terbatas pada kemampuan usaha perdagangan kecil-kecilan dan belun dapat mengembangkan potensi yang ada. Potensi yang dapat dikembangkan sebagai daerah yang lokasinya dekat dengan obyek wisata pantai, yaitu penjualan makanan buah tangan (oleh-oleh) khas Yogyakarta. Sepanjang jalan Parangtritis baru sedikit counter-counter toko oleh-oleh, padahal apabila musim liburan sangat dubutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung di Pantai Parangtritis. Sebagian masyarakat yang memiliki los yang siap untuk disewakan, lebih baik dimanfaatkan sendiri untuk usaha dengan banuan lembaga permodalan seperti bank. Keahlian warga dusun Gadingharjo sebatas sebagai buruh dengan penghasilan harian, sopir, kernet, laden tukang dan usaha berjualan makanan kecil/ jajan pasar. Sebagian kecil usaha toko kelontong dan buruh tani. Hanya yang memiliki modal mereka usaha pengepul hasil panenan apabila musim panen tiba.
F. Program Pengembangan Dusun Program yang telah digagas oleh mantan Kadus yang telah meninggal dunia pada bulan Agustus tahun 2013 lalu adalah pembangunan gedung pertemuan dusun. Dana untuk pembangunan telah tersedia dari hasil swadaya masyarakat dusun Gadingharjo. Sebagian telah dibelikan bahan material seperti pasir dan baru gamping untuk pondasi. Lokasi memanfaatkan tanah kas desa yang berada di sebelah selatan Dusun Gadingharjo yang berdekatan dengan Sungai Opak. Kepemimpinan kadus sebelum terpilihnya kadus pengganti dijabat oleh perangkat desa, yaitu Kasi Ekubang Desa Donotirto. Program lain yang masih dalam taraf rencana yaitu pelatihan bagi kaum pemuda/pemudi untuk membuat bulu mata palsu. Pelatihan bekerjasama dengan pihak swasta/perusahan dan harapannya setelah dilakukan pelatihan, dapat langsung bekerja dalam perusahan yang bersangkutan yang memberikan pelatihan.
Profil Desa Donotirto | 41
DUSUN METUK A. Kondisi Geografis Dusun Metuk terletak sekitar 1 km dari Pasar Ngangkruksari ke arah barat. Jalan masuk ke dusun ini berada di sebelah timur lapangan Desa Donotirto. Dusun Metuk secara geografis di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidomulyo (Kecamatan Bambanglipuro), sebelah timur berbatasan dengan Dusun Tegalsari, sebelah selatan dengan Dusun Gading Lumbung dan Dusun Greges, serta sebelah Barat dengan Desa Tirtomulyo. Sebagian besar tanah di Dusun Metuk termasuk kategori agak berpasir, sehingga tidak begitu cocok untuk lahan persawahan. Selain kategori fisik tanah, sumber air yang jauh juga menjadi salah satu kendala pengembangan pertanian di daerah ini. Jika diusahakan untuk persawahan, panen hanya bisa dilakukan satu kali dalam setahun. Untuk memenuhi kebutuhan pengairan, warga biasanya menggunakan pompa. Karena kondisi tanah yang cenderung agak berpasir inilah, sebagian besar tanah di dusun ini lebih banyak diusahakan untuk tanaman keras. Kalaupun diusahakan untuk pertanian, hanya palawija dan padi tadah hujan yang masih memungkinkan. Kegiatan pertanian di Dusun Metuk dinaungi dalam Kelompok tani ‘Nyupoyo Bogo’ (mengusahakan pangan) yang merupakan kelompok tani gabungan antara dusun Metuk dan dusun Greges. Di Dusun Metuk sendiri sebenarnya terdapat Perkumpulan Petani Pemakai Air yang keanggotaannnya merupakan gabungan antara Dusun Metuk dengan Dusun Greges, namun kelompok ini cenderung tidak memiliki kegiatan sehingga keberadaannya juga menjadi tidak optimal. 42 | Profil Desa Donotirto
Dusun Metuk merupakan potret dusun yang sudah maju. Rumah-rumah dibangun berjajar rapi di sepanjang jalan dusun. Sebagian besar rumah sudah merupakan bangunan permanen. Beberapa diantaranya bahkan sudah dibangun dengan arsitektur modern dan menyerupai model kapling yang ada di perumahan.
B. Sejarah Dusun Secara spesifik sejarah penamaan dusun ini tidak diketahui warga. Nama ‘Metuk’ sudah dikenal sejak dusun ini ada dan selalu disebut demikian. Kata ‘metuk’ sendiri dalam bahasa jawa berarti ‘menjemput’, namun menurut warga asal usulnya juga tidak dipastikan apakah makna ini berkaitan dengan penamaan dusun Metuk sendiri ataukah tidak.
Rumah-rumah dengan arsitektur modern di Dusun Metuk
Profil Desa Donotirto | 43
Ada cerita unik yang berkembang di dusun ini yaitu ‘mitos paing’. ‘Paing’ adalah nama salah satu hari pasaran dari 5 hari pasaran yang ada di Jawa (pon, wage, kliwon, legi, paing). Hari ‘paing’ dikatakan sebagai hari yang cukup sakral atau wingit. Diyakini bahwa pada malam paing-lah kejadian-kejadian yang kurang baik kerapkali terjadi seperti: orang meninggal atau kecurian.
C. Potensi Dusun Potensi SDM “Tidak ada pengangguran disini’, seperti itulah penuturan kepala dusun Metuk ketika diminta mem berikan gambaran tentang kondisi sumber daya manusia di Dusun Metuk. Setelah menyelesaikan pendidikan yang rata-rata lulusan SMU sampai dengan perguruan tinggi, pemuda pemudi Dusun Metuk biasanya akan bekerja baik di dusun Metuk sendiri maupun di luar dusun, seperti merantau ke Jawa Tengah atau menjadi pegawai negeri sipil. Beberapa usaha kreatif yang dijumpai di dusun ini antara lain servis elektronik dan persewaan soundsystem. Usaha-usaha ini banyak dilakukan oleh orang-orang muda yang tidak secara intensif menekuni aktivitas pertanian. Potensi SDA Metuk memang tidak terlalu potensial untuk di kembangkan sebagai daerah pertanian karena ter kendala dengan ketersediaan air. Apabila akan di usahakan untuk persawahan, padi yang cocok ditanam adalah jenis padi tadah hujan. Selama ini warga memanfaatkan pompa memenuhi kebutuhan pengairan. Meskipun tidak terlalu prospektif untuk
persawahan, potensi peternakan dan industri kecil cukup berkembang di dusun ini. Ayam, itik dan kambing jawa merupakan jenis-jenis unggas dan ternak yang sebagian besar dikembangbiakan warga. Selain itu warga juga memelihara sapi yang dimanfaatkan sebagai investasi atau tabungan. Potensi Sarana dan Prasarana Dusun Metuk letaknya tidak terlalu jauh dari kelurahan Desa Donotirto, sehingga membuat dusun ini mudah dijangkau meskipun tidak berada langsung di pinggir jalan Parang Tritis. Berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung, dusun Metuk sudah cukup berkembang. Fasilitas pendidikan seperti PAUD sudah tersedia di dusun ini. Untuk Sekolah Dasar dan dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), warga dusun Metuk juga tidak terlalu kesulitan karena aksesnya tidak terlalu jauh (sangat terjangkau). Jalan-jalan dusun juga sudah beraspal sehingga memudahkan transportasi warga, meskipun di beberapa tempat masih dijumpai jalan yang rusak. Potensi Budaya Potensi kegiatan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Metuk adalah ‘sholawatan’. Kelompok sholawatan dari Dusun Metuk sebenarnya sudah banyak tampil baik di acara dusun sendiri (seperti: acara manten) dan di luar dusun seperti di Festival Pundong dan Gabusan. Cukup disayangkan kegiatan ini tidak berjalan dengan intensif lagi karena terkendala oleh semangat diantara para warga. Masyarakat terkesan jenuh/bosan sehingga ke depan sangat diperlukan pendampingan.
Potensi peternakan dan tanaman pisang yang ada di pekarangan 44 | Profil Desa Donotirto
Pabrik Penggilingan plastik, Industri pengolahan bakpia, Industri rumah tangga makanan ‘cucur’, Industri pengolahan kolak
D. Situs Ekonomi Dusun Bagi warga dusun Metuk, rumah masih menjadi basis atau bisa dikatakan sebagai situs ekonomi warga. Hal ini secara nyata terlihat dari produk industri yang tidak hanya diolah atau diproduksi di rumah warga, melainkan juga diperjualbelikan di rumah. Para pembeli-lah yang biasanya datang ke rumah para produsen industri makanan olahan ini baik untuk memesannya terlebih dahulu atau membelinya langsung. Industri rumah tangga di dusun Metuk menjadi salah satu sumber matapencaharian warga. Industri kecil memberikan sumbangsih cukup besar bagi perekonomian keluarga. Industri kecil berkembang bersamaan dengan mata pencaharian utama mereka sebagai petani. Hal ini dapat dilihat dari ragam industri kecil yang berkembang di dusun ini diantaranya: cokctail, lele goreng, peyek, cucur, bakwan, arem-arem, bakpia dan adrem. Industri kecil di Metuk rata-rata dilakukan oleh ibu rumah tangga. Hasil olahan biasanya dijual di pasar yang berada tidak jauh dari dusun seperti di pasar Ngangkruk, pasar Turi, dan pasar Srandakan. Beberapa jenis olahan industri kecil seperti: cucur dan kolak juga merupakan jenis makanan yang jumlah produksinya bergantung pada pesanan. Pada hari Kamis wage (menjelang Jumat Kliwon), biasanya jenis makanan ini akan diproduksi lebih banyak karena pesanan yang juga lebih banyak. Masyarakat di wilayah ini memang memiliki kebiasaan melakukan sajen malam jumat kliwonan. Pada waktu-waktu inilah, mereka membutuhkan hasil olahan industri rumah tangga seperti cucur, apem, dan kolak yang biasanya jika tidak membuat sendiri, mereka akan memesannya kepada para tetangga yang memiliki industri rumah tangga yang mengolah jenis makanan ini. Para pemilik industri kecil pun, pada hari-hari tertentu ini tidak harus menjual makanan olahannya ke pasar, karena konsumen
akan datang langsung membelinya ke rumah. Saat ini di Metuk juga terdapat satu pabrik pengolahan (daur ulang) plastik. Keberadaan pabrik ini cukup membantu meningkatkan perekonomian warga karena beberapa tenaga kerja diambil dari warga Dusun Metuk. Keberadaan industri kecil di Dusun Methuk masih bersifat mandiri. Belum ada pembinaan atau kelompok yang menaungi industri-industri yang ada di dusun ini.
E. Keahlian warga Warga Dusun Metuk selain memiliki keahlian bertani dan pengolahan makanan untuk industri kecil, juga memiliki keahlian pertukangan seperti: tukang batu, dan meubel. Keahlian ini tidak sekedar dimanfaatkan oleh warga Dusun Metuk, melainkan juga dimanfaatkan oleh mereka yang berasal dari luar Dusun Metuk. Karena keahlian pertukangan inilah, warga Dusun Metuk (sekitar 20 orang) seringkali mendapat pesanan untuk membuat bangunan sampai ke luar daerah seperti ke Jakarta dan Kalimantan. Beberapa warga sebenarnya juga memili keahlian membuat perabot dari bambu (gasebo). Namun sayang keahlian ini sekarang tidak dikembangkan lagi karena mengalami kesulitan dalam penjualannya.
F. Program Pengembangan Dusun Beberapa program yang termasuk dalam kegiatan pengembangan dusun yang dilaksanakan di Dusun Metuk antara lain PAUD, Posyandu, Pokgiat (Kelompok Kegiatan), dan Karang Taruna. Selain kegiatan tersebut, di Dusun Methuk juga terdapat dana pendidikan yang diberikan kepada anak-anak yang tidak mampu. Dana pendidikan dikumpulkan diantara warga sendiri, untuk kemudian didistribusikan kepada anak-anak yang kurang mampu untuk mendukung pendidikannya. Profil Desa Donotirto | 45
DUSUN GREGES A. Kondisi Geografis Dusun Greges terletak di sebelah barat Kantor Desa Donotirto. Dusun ini memiliki batas geografis yaitu di sebelah barat berbatasan dengan Desa Tirto Mulyo, sebelah timur dengan Dusun Busuran, sebelah utara dengan dusun Methuk dan selatan dengan Dusun Gading Lumbung. Di tahun 2013, jumlah Kepala Keluarga di desa ini mencapai 235 KK dengan total jumlah penduduk 900 jiwa. Sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian utama sebagai petani padi dan palawija. Musim hujan dan kemarau mewarnai cuaca sepanjang tahun. Musim kemarau cenderung membawa efek yang lebih panjang dan berat khususnya dalam bidang pertaniannya. Oleh karenanya, untuk melakukan pengairan sawah46 | Profil Desa Donotirto
juga ada di dusun ini. Namun disisi lain juga masih banyak warga yang tidak berpendidikan atau putus sekolah. Sebagaimana biasa dalam masyarakat desa, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan tersebut, utamanya adalah dari kondisi ekonomi warga. Dusun ini belum mengembangkan kegiatan sosial yang memberikan jaminan pendidikan/beasiswa bagi warganya yang kurang mampu. Pendanaan selama ini hanya bersifat insidental dan dikumpulnya melalui kegiatan arisan RT yang diselenggarakan setiap sebulan sekali dengan menggugah kesadaran dari para warga untuk berperan serta membantu meringankan biaya pendidikan bagi warga yang kurang mampu. Model kegiatan sosial semacam ini, dikoordinir oleh masingmasing RT dengan sedapat mungkin berdasarkan pada asas pemerataan dan kemanfaatan. Sehingga bagi warga yang sudah pernah dibantu, periode berikutnya tidak akan mendapat bantuan karena diarahkan bagi warga yang lainnya. Keragaman lain yang menarik di Dusun Greges adalah kerukunan umat beragama yang begitu harmonis. Warga Dusun Greges menganut agama dan kepercayaan yang sangat beragam. Bahkan tercatat seluruh agama yang
D. Situs Ekonomi Dusun
diakui di Indonesia ada di Dusun Greges bahkan juga terdapat aliran kepercayaan yang kesemuanya hidup berdampingan secara damai. Ketika Dusun Greges terkena dampak bencana gempa bumi beberapa waktu yang lalu, berbagai macam bantuan baik sumbangan tenaga dan ekonomi masuk ke dusun ini. Dan sebagian besar diantaranya dikoordinir oleh masing-masing umat beragama tersebut. Sehingga meskipun jumlah umat beragama di Dusun Greges tidak terlalu besar, namun mereka memiliki peranan yang kuat dalam komunitas keagamaannya sehingga mampu mendorong dan menggerakkan guna membantu meringankan beban penderitaan akibat bencana gempa tersebut.
Satu-satunya industri mebel yang ada di Dusun ini adalah milik warga Dusun Metuk yang tempat produksinya berlokasi di Dusun Greges. Industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dari masyarakat Dusun Greges dan cukup memberi andilbagi peningkatan penghasilan masyarakat. Adapun sentra pendagangan bagi masyarakat Dusun Greges adalah Pasar Ngangkruksari dan Pasar Turi.
Pertanian merupakan mata pencaharian utama/potensi sumber daya alam di dusun ini yang mengandal kan tadah hujan dan sumur bor sebagai sumber pengairannya. Pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat Dusun Greges meliputi padi, kacangkacangan, dan tanaman palawija. Selain itu banyak juga warga yang mengembangkan perikanan seperti nila, gurameh, lele, dan jenis lainnya. Perikanan tersebut umumnya masih berskala kecil sehingga hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun terdapat juga perikanan skala sedang yang mampu memasok ke pasar atau rumah makan. Perkebunan yang di kembangkan meliputi pisang, kelapa, serta tanaman kebun lainnya. Warga dusun juga mengembangkan peternakan sapi. Utamanya sapi-sapi tersebut hanya dipergunakan sebagai tabungan apabila terdapat kebutuhan mendesak. Warga juga mengembangkan industri kecil seperti pembuatan peyek, mie basah, dan gorengan yang umumnya dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dengan tujuan sebagai usaha sampingan untuk menambah penghasilan keluarga.
sawah yang ada mengandalkan tadah hujan/sumur bor yang dialirkan dengan menggunakan mesin dan pipa/selang ke sawah-sawah warga. Dusun Greges letaknya berdekatan dengan Kantor Desa Donotirto. Akses sarana transportasi dan sarana prasarana yang ada di dusun tersebut relatif mudah dan lengkap.
B. Sejarah Dusun Keberadaan dusun Greges memiliki riwayat asal usul yang cukup unik. Meskipun secara resmi tidak ada cerita pasti mengenai asal muasal nama Greges yang akhirnya dipergunakan sebagai nama desa. Namun di kalangan masyarakat asli yang sejak kecil dibesarkan di sana, nama Greges diambil dari pengetahuan warga sekitar karena “danyang”/ penunggu/kuncen desa tersebut sering terlihat “mesam-mesem” atau senyum-senyum. Entah dari mana asal kata greges jika dikaitkan dengan hal tersebut, namun cerita inilah yang diwariskan oleh generasi tua kepada anak cucunya ketika ditanya soal sejarah Dusun Greges.
C. Potensi Dusun Sumber daya manusia yang terdapat di dusun ini sangat beragam dan variatif. Jika ditinjau dari tingkat pendidikan warga yang mengenyam bangku perguruan tinggi dan bergelar Sarjana terdapat lebih kurang 200 orang, bahkan tingkat pendidikan Master (S2) dan Doktor (S3)
E. Keahlian Warga Sebagaimana kehidupan warga di pedesaan umumnya, warga Dusun Greges memiliki tingkat keahlian yang sangat beragam. Disesuaikan dengan jenis mata Profil Desa Donotirto | 47
pencaharian mereka sehari-hari, warga memiliki keahlian dalam bercocok tanam, memelihara ikan (gurame, bawal, nila, dan lele), pertukangan, beternak, berkebun, dan keahlian dalam memasak/kuliner. Namun sayangnya Dusun ini tidak memiliki produk kuliner/makanan khas yang memiliki nilai jual tinggi dan terkenal di daerah lain. Sehingga praktis hanya pertanian dan perikanan saja yang menunjukkan perkembangan. Industri kuliner yang dikembangkan warga hanya bersifat sampingan dan skala rumah tangga. Umumnya digunakan untuk memenuhi permintaan konsumsi warga sekitar dan dijual ke pasar. Pengembangan pertanian yang dilakukan warga telah memberikan pengetahun yang cukup dalam bercocok tanam terutama dalam menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan cuaca/ musim yang ada. Selain itu jenis tanaman lain seperti bawang merah juga sudah mulai dikembangkan dengan mempelajari teknis bertanam jenis ini kepada petani dari dusun lain. Keahlian pertukangan juga dikembangkan oleh sebagian warga Dusun Greges. Sehingga kebutuhan tenaga untuk pembangunan rumah maupun infrastruktur sebagian sudah dapat dipenuhi melalui warganya. Bahkan keahlian pertukangan warga Dusun Gresges juga cukup terkenal ke daerah lain sehingga banyak juga warga yang diminta untuk menjadi tukang dalam pembangunan perumahan/infrastruktur di daerah lain.
F. Program-program Pengembangan Dusun Organisasi resmi yang ada ke dusun ini cukup beragam jenisnya. Mulai dari LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) sebagai unsur struktural yang menggerakkan organisasi desa lain seperti Karangtaruna, PKK, dll. Lembaga ini cukup aktif dan berperan sebagai wadah kegiatan organisasi bagi warga Dusun Greges. Pada tahun 2009 pasca gempa bumi hebat yang melanda 48 | Profil Desa Donotirto
Yogyakarta, JRF (Java Reconstruction Fund) turut berpartisipasi dalam membangun kembali infrastruktur yang rusak di wilayah ini. Berbagai program sosial ekonomi tercatat juga masuk ke Dusun ini. Sebut saja PEKM (Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Miskin), PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), Raskin (Beras Miskin), BLT (Bantuan Langsung Tunai), dan BLSM. Program pengembangan kapasitas dan peningkatan SDM juga telah merambah ke Dusun ini, berbagai pelatihan bidang pertanian yang di selenggarakan oleh Departemen Pertanian, pelatihan budidaya ikan, maupun juga pelatihan peternakan ayam dan sapi.