TIMBER PROJECTS
KEMITRAAN ANTARA WWF-INDONESIA, WWF-UK AND ASMINDO Partnership between WWF-INDONESIA, WWF-UK and ASMINDO WWF-Indonesia, WWF-UK dan ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) bermitra untuk menjadikan produksi dan konsumsi lestari (Sustainable Production and Consumption) sebagai praktik umum dari pasar produk kehutanan, menjaga nilai – nilai hutan dan mendukung pengentasan kemiskinan dalam pembangunan yang lestari di Indonesia. Kemitraan ini bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengenai verifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan menjembatani produk hutan lestari dalam permintaan pasar. Melalui kemitraan ini, para pemangku kepentingan diharapkan agar kapasitas teknis dalam aspek legalitas meningkat dan me nguatkan implementasi SVLK di Indonesia.
WWF-Indonesia, WWF-UK and ASMINDO (Association of Indonesian Furniture and Handycraft) are partnering to enable sustainable production and consumption as best practice in forest product markets, safeguarding forest value and supporting poverty reducation in sustainable development in Indonesia. This partnership is work together to increase capacity building of wood processing SMEs, replication of TLAS (Timber Legality Assurance System) verification and link sustainable forest product to existing market demand. Through this partnership, stakeholders are expected to increase its technical capacity in legality aspect and strengthen the Timber Legality Verification System (SVLK) implementation in Indonesia.
ASMINDO dibentuk pada tanggal 10 Agustus 1988, berdasarkan mandat dan Surat Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa Himpunan Pengusaha Rotan Indonesia (HPRI) serta Mandat dan Surat Keputusan Nasional Asosiasi Industri Permebelan dan Hasil Kayu Indonesia (APHKI) yang dikukuhkan di Jakarta pada tanggal 3 April 1989. Pembentukan ASMINDO bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepen tingan pengusaha di bidang industri permebelan dan kerajinan Indonesia dalam rangka optimalisasi usaha mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat; menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang kondusif bagi kelangsungan usaha industri permebelan dan kerajinan Indonesia; membantu kepentingan anggota mulai dari pengadaan bahan baku, pengolahan, pemasaran, dan promosi serta distribusi; serta mendorong terwujudnya standarisasi mutu, baik dibidang tenaga kerja maupun hasil produ, guna memenuhi persyaratan perdagangan domestik dan internasional. (www. asmindoindonesia.com) Visi dan Misi nya adalah :
Mengenai WWF-Indonesia dan Program GFTN
About WWF-Indonesia and GFTN Program
Selama 50 tahun, WWF telah melindungi masa depan alam. Organisasi konservasi multinasional terbesar di dunia, WWF bekerja di 100 negara dan telah didukung oleh 1,2 juta suporter di Amerika Serikat dan hampir 5 juta secara di dunia. Cara unik WWF yang mengombinasikan jaringan global dengan ilmu alam, melibatkan aksi pada setiap level, baik di tingkat lokal maupun global, dan menjamin solusi inovatif terwujud dalam memenuhi kebutuhan manusia dan alam.
For 50 years, WWF has protecting nature’s future. As the biggest multinational conservation organization in the world, WWF is working in 100 countries and has been supported by 1.2 million supporter in the United States and nearly 5 million in the whole world. The approach of WWF combines global network and science knowledge, involving action in each level both in local and global, and offer guarantee for innovative solution in fulfilling human and nature’s need.
Global Forest & Trade Network (GFTN) merupakan salah satu inisiatif WWF untuk mengeliminasi pembalakan liar (illegal logging). GFTN memfasilitasi perusahaan-perusahaan dalam meng evaluasi pembelian dan pengimplementasian action plan untuk menjamin bahan baku yang lestari. Dengan memfasilitasi jaringan-jaringan perdagangan antara perusahaanperusahaan yang berkomitmen terhadap hutan bertanggung jawab, GFTN menciptakan kondisi pasar yang membantu konservasi hutan serta memberikan keuntungan ekonomi dan sosial untuk bisnis dan masyarakat yang bergantung pada hutan. Lebih dari 360 perusahaan menjadi anggota Global Forest & Trade Network, termasuk manufatur, importer, distributor, retailer, pemilik hutan dan pengelola hutan. (www.wwf.or.id/ gftn)
Global Forest & Trade Network (GFTN) is one of the WWF’s initiatives to eliminate illegal logging. GFTN facilitates companies in evaluating purchasing and implementation of action plan for sustainable supply chain. By facilitating trade networks between high committed companies toward responsible forest, GFTN drives market condition to help forest conservation as well as offering economy and social benefit for business and forest dependent communities. More than 360 companies are participated as GFTN members including manufacturer, importer, distributor, retailer and forest owner and forest managers. (www.wwf.or.id/gftn)
Mengenai ASMINDO Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO), merupakan wadah bagi pengusaha industri Mebel dan Kerajinan serta Industri Barang Setengah Jadi yang erat kaitannya dengan industri permebelan. ASMINDO bersifat mandiri, bukan organisasi politik, yang dalam kegiatannya tidak mencari keuntungan finansial maupun materi.
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
About ASMINDO ASMINDO or Indonesia Furniture Industry and Handicraft Association is a media for business people of furniture and handicraft, including middle finished good and raw material industry relating with the furniture and handicraft industry. ASMINDO is independent, non-political organization, and non-profit organization. ASMINDO was established in August 10, 1988, under the Mandate and Decree of the Extraordinary National Meeting of In-
1. Turut serta menciptakan iklim pembangunan ekonomi Indonesia sebagai dimaksud dalam Pola Umum Pembangun an Nasional 2. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan Pengusaha Indonesia di Bidang Industri Permebelan dan Kerajinan dalam arti seluas-luasnya. 3. Menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang sehat yang memungkinkan keikutsertaan setiap pengusaha dalam arti seluas-luasnya. 4. Melindungi kepentingan para anggota mulai dari peng adaan bahan baku, pengolahan sampai dengan distribusi dan promosi. Mengenai WWF-UK Misi WWF - Global Forest and Trade Network UK (GFTN-UK) adalah untuk meningkatkan pengelolaan hutan produksi dunia dengan menggunakan daya beli dan pengaruh bisnis Negara Inggris.
donesian Rattan Manufacturers Association, and the Mandate and Decree of Indonesian Furniture Industry & Wooden Producers Association, which was legalized in Jakarta in April 3, 1989. Establishment of ASMINDO is a good desire with devotion of all furniture and handicraft manufacturers. They have responsibility and awareness to fully make role in building and developing harmonious cooperation, driving work vacancy, and participating in the national economy. The Vision and Missions are: 1. Participating in creating climate of Indonesia economic development as stated in General Blueprint of National Development. 2. Building and developing desire, activity and interest of Indonesia manufacturers in the furniture and handicraft industrial sector. 3. Creating and developing healthy business cilmate, which enables every businessmen to take participation in. 4. Protecting the members interest, ranging from supplying of raw materials, processing, and distribution to promotion.
NEWSLETTER Vol.4 / SEPTEMBER 2015
Tentang Program SWITCH-Asia Program lingkungan berskala regional dari European Commission, program SWITCH-Asia, bertujuan untuk mempromosikan adopsi Produksi dan Konsumsi yang Lestari (Sustainable Cosumption and Production (SCP)) untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kelompok konsumen di Asia. SCP merupakan usaha meningkatkan permintaan akan barang dan jasa kebutuhan dasar berkualitas sekaligus meminimalisasi pemanfa atan sumber daya alam, materi beracun dan emisi buangan serta polusi akibat siklus produksi demi generasi mendatang yang lebih baik. Program SWITCH-Asia fokus pada hasil berikut 1. Pembangunan dan aplikasi instrumen ekonomi yang efektif dalam meningkatkan Sustainable Consumption and Production 2. Menekankan implementasi instrumen lingkungan yang legal dan aman 3. Mengubah pola konsumsi produk yang tidak me rusak lingkungan
About WWF-UK The mission of WWF’s Global Forest and Trade Network-UK (GFTN-UK) is to improve the management of the world’s production forests by using the purchasing power and influence of UK businesses. The GFTN-UK was founded in 1991, originally called the WWF 1995 Group, and has 28 participating companies. Its founding members’ vision was to ensure their timber and paper supplies came from well managed forests, and did not contribute to forest destruction and illegal logging practices. Since its launch, GFTN-UK has become widely recognised as a successful partnership between WWF and business – a partnership that promotes and progresses responsible management of the world’s forests.
TIMBER PROJECTS
4. Meningkatkan jumlah praktik teknologi dan usaha-usaha ramah lingkungan oleh para UKM
About SWITCH-Asia Programme The European Commission’s regional environment programme SWITCH-Asia, is aiming to promote the adoption of Sustainable Consumption and Production (SCP) among Small and Medium sized Enterprises and consumer groups in Asia. Sustainable Consumption and Production (SCP) is an attempt to reconcile the increased demand for goods and services that respond to basic needs and bring a better quality of life, while minimizing the use of natural resources, toxic materials and emissions of waste and pollutants over the life cycle, in order not to jeopardize the needs of future generations. SWITCH-Asia programme focuses on following results 1. Development & application of effective economic instruments that enhance SCP
© WWF-Indonesia
FSC – CoC Coaching Clinic
P
embalakan liar masih menjadi tantangan dalam usaha pengelolaan hutan secara lestari. Melalui program Global Forest and Trade Network (GFTN), WWF Indonesia bekerja sama dengan ASMINDO mengadakan pelatihan teknis persiapan untuk sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu dan penerapan sistem lacak balak kayu dalam proses produksi untuk perusahaan produsen furnitur skala kecil dan menengah pada 8-9 September 2014, di 101 Hotel Tugu, Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti oleh beberapa perusahaan asal Yogyakarta, Semarang, Jepara, dan sekitarnya. Sistem lacak balak (Chain of Custody/CoC) berfungsi untuk mengetahui asal usul bahan kayu yang digunakan produsen produk hasil hutan. Di pasar, legalitas kayu akan menjadi pertimbangan pembeli untuk menentukan apakah akan memanfaatkan kayu illegal atau kayu yang memenuhi kategori ramah lingkungan. Setelah mengikuti pelatihan ini, perusahaan furnitur diharapkan dapat menerapkan responsible sourcing and trading yang terintegrasi.
I
llegal logging remains a challenge in sustainable forest management efforts. Through Global Forest and Trade Network (GFTN) program, WWF Indonesia in cooperation with ASMINDO conducted preparatory technical trainings for Timber Legality Verification System certification and implementation of timber logging tracking system in production process for small and medium furniture producing companies on 8-9 September 2014 in Hotel Tugu, Yogyakarta. The training was attended by several companies from Yogyakarta, Semarang, Jepara and surrounding areas.
GFTN-UK didirikan pada tahun 1991, yang awalnya disebut Grup WWF 1995, dan memiliki 28 perusahaan yang berpartisipasi.
2. Reinforcement and implementation of legal environmental and safety instruments
Visi para anggota pendiri adalah untuk memastikan bahwa persediaan kayu dan kertas mereka berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan tidak berkontribusi terhadap perusakan hutan dan praktek pembalakan liar.
4. Increased use of environmentally friendly technologies and practices by SMEs
Sejak diluncurkan, GFTN-UK telah diakui secara luas sebagai sebuah kemitraan yang sukses antara WWF dan bisnis - kemitraan yang mempromosikan dan memajukan manajemen hutan dunia yang bertanggung jawab.
Pendapat/pandangan yang dinyatakan dalam newsletter ini di luar tanggung jawab Uni Eropa / The views expressed in this publication do not necessarily reflect the views of the European Union.
3. A switch to consumption of products that are less environmentally damaging
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
Funded by the
A project implemented by Indonesia Furniture
European Union
Industry & Handycraft Association (ASMINDO) and WWF-Indonesia Global Forest & Trade Network (GFTN-Indonesia)
The logging tracking system (Chain of Custody/CoC) functions to track the origin of timber materials used by forest product producers. In the market, timber legality becomes buyer’s consideration to determine whether to use illegal or environmentally-friendly timbers. After the training, furniture companies were expected to be able to implement integrated responsible sourcing and trading.
Program SWITCH-Asia dikelola oleh:
WWF-Indonesia
WWF-UK
ASMINDO Jl. Pegambiran No.5A Lantai III Rawamangun, Jakarta 13220 – Indonesia T: +62 21 47864028, 47864029, 47864013, 47864014 F: +62 21 47864031 E:
[email protected] Contact Person: Indrawan (
[email protected])
Gedung Graha Simatupang Tower 2 Unit C Lantai 7 Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38 Jakarta Selatan 12540 T: +62 21-7829461 F: +62 21-7829462 E:
[email protected] Contact Person: Nur Maliki Arifiandi (
[email protected])
The Living Planet Centre Rufford House Brewery Road Woking Surrey, GU21 4LL T: +441483 426444 F: +441483 426409 Contact Person: Julia Young (
[email protected])
TIMBER PROJECTS
MENUJU SERTIFIKASI SVLK
“WHAT WOOD YOU CHOOSE?”
Toward SVLK Certification
A
s a furniture producer with track records of export to European and African countries, PT Hasta Karya was chosen as one of six companies to receive assistance for the preparation for Timber Legality Verification certification from European Union SWITCH program through WWF Indonesia. Established since 1997, the middle-scale enterprise from Yogyakarta focuses on bathroom furniture with teak wood material originating from Community Forest in Wonosari. Its production process is supported with 54 employees who have received trainings in Occupational Health and Safety, such as routine internal fire drill. To maintain safety during work, its employees are required to wear masks, goggles, helms, boots, and gloves at the workplace.
© HASTA KARYA 2014 http://www.hastakarya.com/details-java-145.php
S
ebagai produsen furnitur yang telah menjadi eksportir ke negara-negara Eropa & Afrika, PT Hasta Karya terpilih sebagai satu dari enam perusahaan yang mendapatkan pendam pingan untuk persiapan serifikasi Verifikasi Legalitas Kayu dari program SWITCH Uni Eropa melalui WWF Indonesia. Berdiri sejak 1997, perusahaan skala menengah asal Yogyakarta ini berfokus pada produksi furnitur kamar mandi dengan bahan baku kayu jati yang berasal dari Hutan Rakyat, Wonosari. Proses produksinya didukung oleh 54 karyawan yang telah mendapatkan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti pelatihan kebakaran internal rutin. Untuk menjaga keamanan selama bekerja, karyawan diwajibkan mengenakan masker, kacamata, helm, sepatu bot, dan sarung tangan di lokasi kerja. Perusahaan lain yang mendapat pendampingan adalah CV. Max asal Yogyakarta. Produsen furnitur indoor ternama ini mulai berproduksi sejak 1999 dan telah mengekspor produknya ke Prancis dan Belgia. Selain mempersiapkan diri mendapatkan serifikasi VLK, CV. Max berupaya menjadi perusahaan ‘hijau’ dengan menyepakati Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Di antaranya, me lakukan pencatatan limbah kayu, dan membuang limbah kayu di lokasi khusus. Kepedulian terhadap aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan ditunjukkan melalui penerapan prosedur K3, serta adanya pelatihan berkala dalam penggunaan mesin produksi.
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
Other enterprises receiving assistance was CV. Max from Yogyakarta. This renowned indoor furniture producer has started productions since 1999 and exported its products to France and Belgium. Other than preparing for VLK certification, CV. Max also endeavors to become a ‘green’ company by agreeing Statement of Undertaking of Environmental Management and Monitoring. One of its efforts is to record timber waste and dump them in special location. Concern toward employees’ Occupational Health and Safety (OHS) is shown by implementing OHS procedures and conducting regular trainings in the use of production machineries.
© CV. MAX
I
su pemanasan global turut mendorong tren desain produk dan furnitur menuju desain produk yang ramah lingkungan (green design). Hal ini dapat dicapai jika para pelaku industri kayu, termasuk desainer produk memahami pentingnya penggunaan kayu bersertifikat dan dipanen dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
Upaya mengedukasi publik tentang isu bahan baku kayu legal (responsible timber) ini terus dilakukan oleh WWF Indonesia bersama mitra HDMI (Himpunan Desainer Mebel Indonesia) serta ASMINDO. Salah satunya melalui Wood Dialogue: What Wood You Choose di dia.lo.ge Art Space, Kemang, Jakarta pada Agustus 2014 lalu. Diskusi ini dihadiri 50 peserta dari komunitas desainer produk dan mahasiswa dan dilengkapi etalase karya desainer muda dengan pendekatan desain hijau. Dari Karsa Design Studio, desainer produk Joshua Simanjuntak memaparkan pertimbangannya menggunakan bahan baku kayu legal dalam proses desain karyanya. Ada pula, desainer dari Taru Wood yang ternyata hanya menggunakan sedikit bahan alami dan banyak memanfaatkan limbah bahan baku industri furnitur untuk produk kayu yang ditujukan untuk pasar internasio nal.
MEDIA VISIT KE HUTAN RAKYAT Media Visit to Community Forest
G
lobal warming issue also encourages product and furniture design trend toward green design. This may be achieved if timber industry players, including product designers, understand the importance of using timbers which are certified and obtained from responsibly managed forest. Efforts to educate public on the importance of responsible timber are continued by WWF Indonesia in cooperation with HDMI (Indonesian Furniture Designer Association) and ASMINDO. One of such efforts is conducting Wood Dialogue: What Wood You Choose at dia.lo.ge Art Space, Kemang, Jakarta in August 2014. This discussion was attended by 50 product designers and university students and complemented with display of the creations of young designers crafted with green design approach. From Karsa Design Studio, product designer Joshua Simanjuntak explained his considerations to use responsible timber as raw materials in his design process. Designers from Taru Wood only used small proportion of natural material and recycled more furniture industry raw material waste to produce timber products targeted for international market.
© Mauri Rautkari / WWF-Canon
M
T
Melalui diskusi dan kunjungan langsung ke lapangan, para jur nalis diharapkan bisa mendapatkan informasi utuh tentang upaya WWF, ASMINDO dan Uni Eropa dalam membantu produsen produk kehutanan untuk berbisnis secara berkelanjutan dan bertanggung jawab melalui program SWITCH Asia serta bisa membagikannya pada masyarakat luas melalui medianya masing-masing. Di antaranya fasilitasi berupa persiapan assessment SVLK, konsultasi sampai perolehan sertifikat SVLK untuk UKM sebagai syarat penting dalam skema ekspor ke pasar Eropa yang tertera dalam Voluntary Partnership Agreement antara Indonesia dan Uni Eropa. Para jurnalis juga berkunjung ke hutan rakyat di Desa Dadapayam, Suruh, Semarang untuk melihat pengelolaan hutan rakyat yang banyak menjadi sumber bahan baku utama untuk UKM, seperti CV. Max.
Through discussion and direct field visit, the journalists were expected to obtain complete information on WWF, ASMINDO and the European Union efforts in assisting forest product producers to conduct sustainable and responsible business through SWITCH Asia program and share this information to the public through their respective media. Some of the efforts include facilitations in the form of SVLK assessment preparation, consultation service up to the obtainment of SVLK certification for SMEs as essential criteria in export to European market scheme as outlined in the Voluntary Partnership Agreement between Indonesia and European Union. The journalists also visited community forest in Desa Dadapayam, Suruh, Semarang to witness the process of management of community forest, which becomes the main source of raw materials for SMEs such as CV. Max.
edia trip yang berlangsung pada 20-21 Januari 2015 ini diikuti 10 jurnalis dari media cetak dan online nasional. Sejumlah narasumber berbagi informasi seputar pentingnya kayu legal, yaitu Budi Wardhana (Direktur Policy, Sustainability & Transformation, WWF Indonesia), Aditya Bayunanda (Timber Sector – Market Transformation Project Leader, WWF Indonesia, Indrawan, Koordinator Proyek EU-FAO Flegt Programme ASMINDO, tim Manajemen Hutan Rakyat di Salatiga, Jawa Te ngah, Dinas Perindustrian Yogyakarta, dan tim CV. Max sebagai perwakilan UKM dari Yogyakarta.
© WWF-Indonesia
he media trip on 20-21 January 2015 was attended by 10 journalists from national print and online media. A number of information sources shared information on the importance of legal timber, namely Budi Wardhana (Director of Policy, Sustainability & Transformation, WWF Indonesia), Aditya Bayunanda (Timber Sector - Market Transformation Project Leader, WWF Indonesia), Indrawan (Project Coordinator of ASMINDO EU-FAO Flegt Programme), Community Forest Management team in Salatiga, Central Java, Yogyakarta Industry Service Office, and CV. Max team as representative of SMEs from Yogyakarta.
http://cv-max.com/cvmax/product/home/30
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
TIMBER PROJECTS
MENUJU SERTIFIKASI SVLK
“WHAT WOOD YOU CHOOSE?”
Toward SVLK Certification
A
s a furniture producer with track records of export to European and African countries, PT Hasta Karya was chosen as one of six companies to receive assistance for the preparation for Timber Legality Verification certification from European Union SWITCH program through WWF Indonesia. Established since 1997, the middle-scale enterprise from Yogyakarta focuses on bathroom furniture with teak wood material originating from Community Forest in Wonosari. Its production process is supported with 54 employees who have received trainings in Occupational Health and Safety, such as routine internal fire drill. To maintain safety during work, its employees are required to wear masks, goggles, helms, boots, and gloves at the workplace.
© HASTA KARYA 2014 http://www.hastakarya.com/details-java-145.php
S
ebagai produsen furnitur yang telah menjadi eksportir ke negara-negara Eropa & Afrika, PT Hasta Karya terpilih sebagai satu dari enam perusahaan yang mendapatkan pendam pingan untuk persiapan serifikasi Verifikasi Legalitas Kayu dari program SWITCH Uni Eropa melalui WWF Indonesia. Berdiri sejak 1997, perusahaan skala menengah asal Yogyakarta ini berfokus pada produksi furnitur kamar mandi dengan bahan baku kayu jati yang berasal dari Hutan Rakyat, Wonosari. Proses produksinya didukung oleh 54 karyawan yang telah mendapatkan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti pelatihan kebakaran internal rutin. Untuk menjaga keamanan selama bekerja, karyawan diwajibkan mengenakan masker, kacamata, helm, sepatu bot, dan sarung tangan di lokasi kerja. Perusahaan lain yang mendapat pendampingan adalah CV. Max asal Yogyakarta. Produsen furnitur indoor ternama ini mulai berproduksi sejak 1999 dan telah mengekspor produknya ke Prancis dan Belgia. Selain mempersiapkan diri mendapatkan serifikasi VLK, CV. Max berupaya menjadi perusahaan ‘hijau’ dengan menyepakati Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Di antaranya, me lakukan pencatatan limbah kayu, dan membuang limbah kayu di lokasi khusus. Kepedulian terhadap aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan ditunjukkan melalui penerapan prosedur K3, serta adanya pelatihan berkala dalam penggunaan mesin produksi.
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
Other enterprises receiving assistance was CV. Max from Yogyakarta. This renowned indoor furniture producer has started productions since 1999 and exported its products to France and Belgium. Other than preparing for VLK certification, CV. Max also endeavors to become a ‘green’ company by agreeing Statement of Undertaking of Environmental Management and Monitoring. One of its efforts is to record timber waste and dump them in special location. Concern toward employees’ Occupational Health and Safety (OHS) is shown by implementing OHS procedures and conducting regular trainings in the use of production machineries.
© CV. MAX
I
su pemanasan global turut mendorong tren desain produk dan furnitur menuju desain produk yang ramah lingkungan (green design). Hal ini dapat dicapai jika para pelaku industri kayu, termasuk desainer produk memahami pentingnya penggunaan kayu bersertifikat dan dipanen dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
Upaya mengedukasi publik tentang isu bahan baku kayu legal (responsible timber) ini terus dilakukan oleh WWF Indonesia bersama mitra HDMI (Himpunan Desainer Mebel Indonesia) serta ASMINDO. Salah satunya melalui Wood Dialogue: What Wood You Choose di dia.lo.ge Art Space, Kemang, Jakarta pada Agustus 2014 lalu. Diskusi ini dihadiri 50 peserta dari komunitas desainer produk dan mahasiswa dan dilengkapi etalase karya desainer muda dengan pendekatan desain hijau. Dari Karsa Design Studio, desainer produk Joshua Simanjuntak memaparkan pertimbangannya menggunakan bahan baku kayu legal dalam proses desain karyanya. Ada pula, desainer dari Taru Wood yang ternyata hanya menggunakan sedikit bahan alami dan banyak memanfaatkan limbah bahan baku industri furnitur untuk produk kayu yang ditujukan untuk pasar internasio nal.
MEDIA VISIT KE HUTAN RAKYAT Media Visit to Community Forest
G
lobal warming issue also encourages product and furniture design trend toward green design. This may be achieved if timber industry players, including product designers, understand the importance of using timbers which are certified and obtained from responsibly managed forest. Efforts to educate public on the importance of responsible timber are continued by WWF Indonesia in cooperation with HDMI (Indonesian Furniture Designer Association) and ASMINDO. One of such efforts is conducting Wood Dialogue: What Wood You Choose at dia.lo.ge Art Space, Kemang, Jakarta in August 2014. This discussion was attended by 50 product designers and university students and complemented with display of the creations of young designers crafted with green design approach. From Karsa Design Studio, product designer Joshua Simanjuntak explained his considerations to use responsible timber as raw materials in his design process. Designers from Taru Wood only used small proportion of natural material and recycled more furniture industry raw material waste to produce timber products targeted for international market.
© Mauri Rautkari / WWF-Canon
M
T
Melalui diskusi dan kunjungan langsung ke lapangan, para jur nalis diharapkan bisa mendapatkan informasi utuh tentang upaya WWF, ASMINDO dan Uni Eropa dalam membantu produsen produk kehutanan untuk berbisnis secara berkelanjutan dan bertanggung jawab melalui program SWITCH Asia serta bisa membagikannya pada masyarakat luas melalui medianya masing-masing. Di antaranya fasilitasi berupa persiapan assessment SVLK, konsultasi sampai perolehan sertifikat SVLK untuk UKM sebagai syarat penting dalam skema ekspor ke pasar Eropa yang tertera dalam Voluntary Partnership Agreement antara Indonesia dan Uni Eropa. Para jurnalis juga berkunjung ke hutan rakyat di Desa Dadapayam, Suruh, Semarang untuk melihat pengelolaan hutan rakyat yang banyak menjadi sumber bahan baku utama untuk UKM, seperti CV. Max.
Through discussion and direct field visit, the journalists were expected to obtain complete information on WWF, ASMINDO and the European Union efforts in assisting forest product producers to conduct sustainable and responsible business through SWITCH Asia program and share this information to the public through their respective media. Some of the efforts include facilitations in the form of SVLK assessment preparation, consultation service up to the obtainment of SVLK certification for SMEs as essential criteria in export to European market scheme as outlined in the Voluntary Partnership Agreement between Indonesia and European Union. The journalists also visited community forest in Desa Dadapayam, Suruh, Semarang to witness the process of management of community forest, which becomes the main source of raw materials for SMEs such as CV. Max.
edia trip yang berlangsung pada 20-21 Januari 2015 ini diikuti 10 jurnalis dari media cetak dan online nasional. Sejumlah narasumber berbagi informasi seputar pentingnya kayu legal, yaitu Budi Wardhana (Direktur Policy, Sustainability & Transformation, WWF Indonesia), Aditya Bayunanda (Timber Sector – Market Transformation Project Leader, WWF Indonesia, Indrawan, Koordinator Proyek EU-FAO Flegt Programme ASMINDO, tim Manajemen Hutan Rakyat di Salatiga, Jawa Te ngah, Dinas Perindustrian Yogyakarta, dan tim CV. Max sebagai perwakilan UKM dari Yogyakarta.
© WWF-Indonesia
he media trip on 20-21 January 2015 was attended by 10 journalists from national print and online media. A number of information sources shared information on the importance of legal timber, namely Budi Wardhana (Director of Policy, Sustainability & Transformation, WWF Indonesia), Aditya Bayunanda (Timber Sector - Market Transformation Project Leader, WWF Indonesia), Indrawan (Project Coordinator of ASMINDO EU-FAO Flegt Programme), Community Forest Management team in Salatiga, Central Java, Yogyakarta Industry Service Office, and CV. Max team as representative of SMEs from Yogyakarta.
http://cv-max.com/cvmax/product/home/30
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
TIMBER PROJECTS
MENUJU SERTIFIKASI SVLK
“WHAT WOOD YOU CHOOSE?”
Toward SVLK Certification
A
s a furniture producer with track records of export to European and African countries, PT Hasta Karya was chosen as one of six companies to receive assistance for the preparation for Timber Legality Verification certification from European Union SWITCH program through WWF Indonesia. Established since 1997, the middle-scale enterprise from Yogyakarta focuses on bathroom furniture with teak wood material originating from Community Forest in Wonosari. Its production process is supported with 54 employees who have received trainings in Occupational Health and Safety, such as routine internal fire drill. To maintain safety during work, its employees are required to wear masks, goggles, helms, boots, and gloves at the workplace.
© HASTA KARYA 2014 http://www.hastakarya.com/details-java-145.php
S
ebagai produsen furnitur yang telah menjadi eksportir ke negara-negara Eropa & Afrika, PT Hasta Karya terpilih sebagai satu dari enam perusahaan yang mendapatkan pendam pingan untuk persiapan serifikasi Verifikasi Legalitas Kayu dari program SWITCH Uni Eropa melalui WWF Indonesia. Berdiri sejak 1997, perusahaan skala menengah asal Yogyakarta ini berfokus pada produksi furnitur kamar mandi dengan bahan baku kayu jati yang berasal dari Hutan Rakyat, Wonosari. Proses produksinya didukung oleh 54 karyawan yang telah mendapatkan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti pelatihan kebakaran internal rutin. Untuk menjaga keamanan selama bekerja, karyawan diwajibkan mengenakan masker, kacamata, helm, sepatu bot, dan sarung tangan di lokasi kerja. Perusahaan lain yang mendapat pendampingan adalah CV. Max asal Yogyakarta. Produsen furnitur indoor ternama ini mulai berproduksi sejak 1999 dan telah mengekspor produknya ke Prancis dan Belgia. Selain mempersiapkan diri mendapatkan serifikasi VLK, CV. Max berupaya menjadi perusahaan ‘hijau’ dengan menyepakati Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Di antaranya, me lakukan pencatatan limbah kayu, dan membuang limbah kayu di lokasi khusus. Kepedulian terhadap aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan ditunjukkan melalui penerapan prosedur K3, serta adanya pelatihan berkala dalam penggunaan mesin produksi.
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
Other enterprises receiving assistance was CV. Max from Yogyakarta. This renowned indoor furniture producer has started productions since 1999 and exported its products to France and Belgium. Other than preparing for VLK certification, CV. Max also endeavors to become a ‘green’ company by agreeing Statement of Undertaking of Environmental Management and Monitoring. One of its efforts is to record timber waste and dump them in special location. Concern toward employees’ Occupational Health and Safety (OHS) is shown by implementing OHS procedures and conducting regular trainings in the use of production machineries.
© CV. MAX
I
su pemanasan global turut mendorong tren desain produk dan furnitur menuju desain produk yang ramah lingkungan (green design). Hal ini dapat dicapai jika para pelaku industri kayu, termasuk desainer produk memahami pentingnya penggunaan kayu bersertifikat dan dipanen dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
Upaya mengedukasi publik tentang isu bahan baku kayu legal (responsible timber) ini terus dilakukan oleh WWF Indonesia bersama mitra HDMI (Himpunan Desainer Mebel Indonesia) serta ASMINDO. Salah satunya melalui Wood Dialogue: What Wood You Choose di dia.lo.ge Art Space, Kemang, Jakarta pada Agustus 2014 lalu. Diskusi ini dihadiri 50 peserta dari komunitas desainer produk dan mahasiswa dan dilengkapi etalase karya desainer muda dengan pendekatan desain hijau. Dari Karsa Design Studio, desainer produk Joshua Simanjuntak memaparkan pertimbangannya menggunakan bahan baku kayu legal dalam proses desain karyanya. Ada pula, desainer dari Taru Wood yang ternyata hanya menggunakan sedikit bahan alami dan banyak memanfaatkan limbah bahan baku industri furnitur untuk produk kayu yang ditujukan untuk pasar internasio nal.
MEDIA VISIT KE HUTAN RAKYAT Media Visit to Community Forest
G
lobal warming issue also encourages product and furniture design trend toward green design. This may be achieved if timber industry players, including product designers, understand the importance of using timbers which are certified and obtained from responsibly managed forest. Efforts to educate public on the importance of responsible timber are continued by WWF Indonesia in cooperation with HDMI (Indonesian Furniture Designer Association) and ASMINDO. One of such efforts is conducting Wood Dialogue: What Wood You Choose at dia.lo.ge Art Space, Kemang, Jakarta in August 2014. This discussion was attended by 50 product designers and university students and complemented with display of the creations of young designers crafted with green design approach. From Karsa Design Studio, product designer Joshua Simanjuntak explained his considerations to use responsible timber as raw materials in his design process. Designers from Taru Wood only used small proportion of natural material and recycled more furniture industry raw material waste to produce timber products targeted for international market.
© Mauri Rautkari / WWF-Canon
M
T
Melalui diskusi dan kunjungan langsung ke lapangan, para jur nalis diharapkan bisa mendapatkan informasi utuh tentang upaya WWF, ASMINDO dan Uni Eropa dalam membantu produsen produk kehutanan untuk berbisnis secara berkelanjutan dan bertanggung jawab melalui program SWITCH Asia serta bisa membagikannya pada masyarakat luas melalui medianya masing-masing. Di antaranya fasilitasi berupa persiapan assessment SVLK, konsultasi sampai perolehan sertifikat SVLK untuk UKM sebagai syarat penting dalam skema ekspor ke pasar Eropa yang tertera dalam Voluntary Partnership Agreement antara Indonesia dan Uni Eropa. Para jurnalis juga berkunjung ke hutan rakyat di Desa Dadapayam, Suruh, Semarang untuk melihat pengelolaan hutan rakyat yang banyak menjadi sumber bahan baku utama untuk UKM, seperti CV. Max.
Through discussion and direct field visit, the journalists were expected to obtain complete information on WWF, ASMINDO and the European Union efforts in assisting forest product producers to conduct sustainable and responsible business through SWITCH Asia program and share this information to the public through their respective media. Some of the efforts include facilitations in the form of SVLK assessment preparation, consultation service up to the obtainment of SVLK certification for SMEs as essential criteria in export to European market scheme as outlined in the Voluntary Partnership Agreement between Indonesia and European Union. The journalists also visited community forest in Desa Dadapayam, Suruh, Semarang to witness the process of management of community forest, which becomes the main source of raw materials for SMEs such as CV. Max.
edia trip yang berlangsung pada 20-21 Januari 2015 ini diikuti 10 jurnalis dari media cetak dan online nasional. Sejumlah narasumber berbagi informasi seputar pentingnya kayu legal, yaitu Budi Wardhana (Direktur Policy, Sustainability & Transformation, WWF Indonesia), Aditya Bayunanda (Timber Sector – Market Transformation Project Leader, WWF Indonesia, Indrawan, Koordinator Proyek EU-FAO Flegt Programme ASMINDO, tim Manajemen Hutan Rakyat di Salatiga, Jawa Te ngah, Dinas Perindustrian Yogyakarta, dan tim CV. Max sebagai perwakilan UKM dari Yogyakarta.
© WWF-Indonesia
he media trip on 20-21 January 2015 was attended by 10 journalists from national print and online media. A number of information sources shared information on the importance of legal timber, namely Budi Wardhana (Director of Policy, Sustainability & Transformation, WWF Indonesia), Aditya Bayunanda (Timber Sector - Market Transformation Project Leader, WWF Indonesia), Indrawan (Project Coordinator of ASMINDO EU-FAO Flegt Programme), Community Forest Management team in Salatiga, Central Java, Yogyakarta Industry Service Office, and CV. Max team as representative of SMEs from Yogyakarta.
http://cv-max.com/cvmax/product/home/30
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
TIMBER PROJECTS
KEMITRAAN ANTARA WWF-INDONESIA, WWF-UK AND ASMINDO Partnership between WWF-INDONESIA, WWF-UK and ASMINDO WWF-Indonesia, WWF-UK dan ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) bermitra untuk menjadikan produksi dan konsumsi lestari (Sustainable Production and Consumption) sebagai praktik umum dari pasar produk kehutanan, menjaga nilai – nilai hutan dan mendukung pengentasan kemiskinan dalam pembangunan yang lestari di Indonesia. Kemitraan ini bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengenai verifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan menjembatani produk hutan lestari dalam permintaan pasar. Melalui kemitraan ini, para pemangku kepentingan diharapkan agar kapasitas teknis dalam aspek legalitas meningkat dan me nguatkan implementasi SVLK di Indonesia.
WWF-Indonesia, WWF-UK and ASMINDO (Association of Indonesian Furniture and Handycraft) are partnering to enable sustainable production and consumption as best practice in forest product markets, safeguarding forest value and supporting poverty reducation in sustainable development in Indonesia. This partnership is work together to increase capacity building of wood processing SMEs, replication of TLAS (Timber Legality Assurance System) verification and link sustainable forest product to existing market demand. Through this partnership, stakeholders are expected to increase its technical capacity in legality aspect and strengthen the Timber Legality Verification System (SVLK) implementation in Indonesia.
ASMINDO dibentuk pada tanggal 10 Agustus 1988, berdasarkan mandat dan Surat Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa Himpunan Pengusaha Rotan Indonesia (HPRI) serta Mandat dan Surat Keputusan Nasional Asosiasi Industri Permebelan dan Hasil Kayu Indonesia (APHKI) yang dikukuhkan di Jakarta pada tanggal 3 April 1989. Pembentukan ASMINDO bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepen tingan pengusaha di bidang industri permebelan dan kerajinan Indonesia dalam rangka optimalisasi usaha mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat; menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang kondusif bagi kelangsungan usaha industri permebelan dan kerajinan Indonesia; membantu kepentingan anggota mulai dari pengadaan bahan baku, pengolahan, pemasaran, dan promosi serta distribusi; serta mendorong terwujudnya standarisasi mutu, baik dibidang tenaga kerja maupun hasil produ, guna memenuhi persyaratan perdagangan domestik dan internasional. (www. asmindoindonesia.com) Visi dan Misi nya adalah :
Mengenai WWF-Indonesia dan Program GFTN
About WWF-Indonesia and GFTN Program
Selama 50 tahun, WWF telah melindungi masa depan alam. Organisasi konservasi multinasional terbesar di dunia, WWF bekerja di 100 negara dan telah didukung oleh 1,2 juta suporter di Amerika Serikat dan hampir 5 juta secara di dunia. Cara unik WWF yang mengombinasikan jaringan global dengan ilmu alam, melibatkan aksi pada setiap level, baik di tingkat lokal maupun global, dan menjamin solusi inovatif terwujud dalam memenuhi kebutuhan manusia dan alam.
For 50 years, WWF has protecting nature’s future. As the biggest multinational conservation organization in the world, WWF is working in 100 countries and has been supported by 1.2 million supporter in the United States and nearly 5 million in the whole world. The approach of WWF combines global network and science knowledge, involving action in each level both in local and global, and offer guarantee for innovative solution in fulfilling human and nature’s need.
Global Forest & Trade Network (GFTN) merupakan salah satu inisiatif WWF untuk mengeliminasi pembalakan liar (illegal logging). GFTN memfasilitasi perusahaan-perusahaan dalam meng evaluasi pembelian dan pengimplementasian action plan untuk menjamin bahan baku yang lestari. Dengan memfasilitasi jaringan-jaringan perdagangan antara perusahaanperusahaan yang berkomitmen terhadap hutan bertanggung jawab, GFTN menciptakan kondisi pasar yang membantu konservasi hutan serta memberikan keuntungan ekonomi dan sosial untuk bisnis dan masyarakat yang bergantung pada hutan. Lebih dari 360 perusahaan menjadi anggota Global Forest & Trade Network, termasuk manufatur, importer, distributor, retailer, pemilik hutan dan pengelola hutan. (www.wwf.or.id/ gftn)
Global Forest & Trade Network (GFTN) is one of the WWF’s initiatives to eliminate illegal logging. GFTN facilitates companies in evaluating purchasing and implementation of action plan for sustainable supply chain. By facilitating trade networks between high committed companies toward responsible forest, GFTN drives market condition to help forest conservation as well as offering economy and social benefit for business and forest dependent communities. More than 360 companies are participated as GFTN members including manufacturer, importer, distributor, retailer and forest owner and forest managers. (www.wwf.or.id/gftn)
Mengenai ASMINDO Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO), merupakan wadah bagi pengusaha industri Mebel dan Kerajinan serta Industri Barang Setengah Jadi yang erat kaitannya dengan industri permebelan. ASMINDO bersifat mandiri, bukan organisasi politik, yang dalam kegiatannya tidak mencari keuntungan finansial maupun materi.
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
About ASMINDO ASMINDO or Indonesia Furniture Industry and Handicraft Association is a media for business people of furniture and handicraft, including middle finished good and raw material industry relating with the furniture and handicraft industry. ASMINDO is independent, non-political organization, and non-profit organization. ASMINDO was established in August 10, 1988, under the Mandate and Decree of the Extraordinary National Meeting of In-
1. Turut serta menciptakan iklim pembangunan ekonomi Indonesia sebagai dimaksud dalam Pola Umum Pembangun an Nasional 2. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan Pengusaha Indonesia di Bidang Industri Permebelan dan Kerajinan dalam arti seluas-luasnya. 3. Menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang sehat yang memungkinkan keikutsertaan setiap pengusaha dalam arti seluas-luasnya. 4. Melindungi kepentingan para anggota mulai dari peng adaan bahan baku, pengolahan sampai dengan distribusi dan promosi. Mengenai WWF-UK Misi WWF - Global Forest and Trade Network UK (GFTN-UK) adalah untuk meningkatkan pengelolaan hutan produksi dunia dengan menggunakan daya beli dan pengaruh bisnis Negara Inggris.
donesian Rattan Manufacturers Association, and the Mandate and Decree of Indonesian Furniture Industry & Wooden Producers Association, which was legalized in Jakarta in April 3, 1989. Establishment of ASMINDO is a good desire with devotion of all furniture and handicraft manufacturers. They have responsibility and awareness to fully make role in building and developing harmonious cooperation, driving work vacancy, and participating in the national economy. The Vision and Missions are: 1. Participating in creating climate of Indonesia economic development as stated in General Blueprint of National Development. 2. Building and developing desire, activity and interest of Indonesia manufacturers in the furniture and handicraft industrial sector. 3. Creating and developing healthy business cilmate, which enables every businessmen to take participation in. 4. Protecting the members interest, ranging from supplying of raw materials, processing, and distribution to promotion.
NEWSLETTER Vol.4 / SEPTEMBER 2015
Tentang Program SWITCH-Asia Program lingkungan berskala regional dari European Commission, program SWITCH-Asia, bertujuan untuk mempromosikan adopsi Produksi dan Konsumsi yang Lestari (Sustainable Cosumption and Production (SCP)) untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kelompok konsumen di Asia. SCP merupakan usaha meningkatkan permintaan akan barang dan jasa kebutuhan dasar berkualitas sekaligus meminimalisasi pemanfa atan sumber daya alam, materi beracun dan emisi buangan serta polusi akibat siklus produksi demi generasi mendatang yang lebih baik. Program SWITCH-Asia fokus pada hasil berikut 1. Pembangunan dan aplikasi instrumen ekonomi yang efektif dalam meningkatkan Sustainable Consumption and Production 2. Menekankan implementasi instrumen lingkungan yang legal dan aman 3. Mengubah pola konsumsi produk yang tidak me rusak lingkungan
About WWF-UK The mission of WWF’s Global Forest and Trade Network-UK (GFTN-UK) is to improve the management of the world’s production forests by using the purchasing power and influence of UK businesses. The GFTN-UK was founded in 1991, originally called the WWF 1995 Group, and has 28 participating companies. Its founding members’ vision was to ensure their timber and paper supplies came from well managed forests, and did not contribute to forest destruction and illegal logging practices. Since its launch, GFTN-UK has become widely recognised as a successful partnership between WWF and business – a partnership that promotes and progresses responsible management of the world’s forests.
TIMBER PROJECTS
4. Meningkatkan jumlah praktik teknologi dan usaha-usaha ramah lingkungan oleh para UKM
About SWITCH-Asia Programme The European Commission’s regional environment programme SWITCH-Asia, is aiming to promote the adoption of Sustainable Consumption and Production (SCP) among Small and Medium sized Enterprises and consumer groups in Asia. Sustainable Consumption and Production (SCP) is an attempt to reconcile the increased demand for goods and services that respond to basic needs and bring a better quality of life, while minimizing the use of natural resources, toxic materials and emissions of waste and pollutants over the life cycle, in order not to jeopardize the needs of future generations. SWITCH-Asia programme focuses on following results 1. Development & application of effective economic instruments that enhance SCP
© WWF-Indonesia
FSC – CoC Coaching Clinic
P
embalakan liar masih menjadi tantangan dalam usaha pengelolaan hutan secara lestari. Melalui program Global Forest and Trade Network (GFTN), WWF Indonesia bekerja sama dengan ASMINDO mengadakan pelatihan teknis persiapan untuk sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu dan penerapan sistem lacak balak kayu dalam proses produksi untuk perusahaan produsen furnitur skala kecil dan menengah pada 8-9 September 2014, di 101 Hotel Tugu, Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti oleh beberapa perusahaan asal Yogyakarta, Semarang, Jepara, dan sekitarnya. Sistem lacak balak (Chain of Custody/CoC) berfungsi untuk mengetahui asal usul bahan kayu yang digunakan produsen produk hasil hutan. Di pasar, legalitas kayu akan menjadi pertimbangan pembeli untuk menentukan apakah akan memanfaatkan kayu illegal atau kayu yang memenuhi kategori ramah lingkungan. Setelah mengikuti pelatihan ini, perusahaan furnitur diharapkan dapat menerapkan responsible sourcing and trading yang terintegrasi.
I
llegal logging remains a challenge in sustainable forest management efforts. Through Global Forest and Trade Network (GFTN) program, WWF Indonesia in cooperation with ASMINDO conducted preparatory technical trainings for Timber Legality Verification System certification and implementation of timber logging tracking system in production process for small and medium furniture producing companies on 8-9 September 2014 in Hotel Tugu, Yogyakarta. The training was attended by several companies from Yogyakarta, Semarang, Jepara and surrounding areas.
GFTN-UK didirikan pada tahun 1991, yang awalnya disebut Grup WWF 1995, dan memiliki 28 perusahaan yang berpartisipasi.
2. Reinforcement and implementation of legal environmental and safety instruments
Visi para anggota pendiri adalah untuk memastikan bahwa persediaan kayu dan kertas mereka berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan tidak berkontribusi terhadap perusakan hutan dan praktek pembalakan liar.
4. Increased use of environmentally friendly technologies and practices by SMEs
Sejak diluncurkan, GFTN-UK telah diakui secara luas sebagai sebuah kemitraan yang sukses antara WWF dan bisnis - kemitraan yang mempromosikan dan memajukan manajemen hutan dunia yang bertanggung jawab.
Pendapat/pandangan yang dinyatakan dalam newsletter ini di luar tanggung jawab Uni Eropa / The views expressed in this publication do not necessarily reflect the views of the European Union.
3. A switch to consumption of products that are less environmentally damaging
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
Funded by the
A project implemented by Indonesia Furniture
European Union
Industry & Handycraft Association (ASMINDO) and WWF-Indonesia Global Forest & Trade Network (GFTN-Indonesia)
The logging tracking system (Chain of Custody/CoC) functions to track the origin of timber materials used by forest product producers. In the market, timber legality becomes buyer’s consideration to determine whether to use illegal or environmentally-friendly timbers. After the training, furniture companies were expected to be able to implement integrated responsible sourcing and trading.
Program SWITCH-Asia dikelola oleh:
WWF-Indonesia
WWF-UK
ASMINDO Jl. Pegambiran No.5A Lantai III Rawamangun, Jakarta 13220 – Indonesia T: +62 21 47864028, 47864029, 47864013, 47864014 F: +62 21 47864031 E:
[email protected] Contact Person: Indrawan (
[email protected])
Gedung Graha Simatupang Tower 2 Unit C Lantai 7 Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38 Jakarta Selatan 12540 T: +62 21-7829461 F: +62 21-7829462 E:
[email protected] Contact Person: Nur Maliki Arifiandi (
[email protected])
The Living Planet Centre Rufford House Brewery Road Woking Surrey, GU21 4LL T: +441483 426444 F: +441483 426409 Contact Person: Julia Young (
[email protected])
TIMBER PROJECTS
KEMITRAAN ANTARA WWF-INDONESIA, WWF-UK AND ASMINDO Partnership between WWF-INDONESIA, WWF-UK and ASMINDO WWF-Indonesia, WWF-UK dan ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) bermitra untuk menjadikan produksi dan konsumsi lestari (Sustainable Production and Consumption) sebagai praktik umum dari pasar produk kehutanan, menjaga nilai – nilai hutan dan mendukung pengentasan kemiskinan dalam pembangunan yang lestari di Indonesia. Kemitraan ini bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengenai verifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan menjembatani produk hutan lestari dalam permintaan pasar. Melalui kemitraan ini, para pemangku kepentingan diharapkan agar kapasitas teknis dalam aspek legalitas meningkat dan me nguatkan implementasi SVLK di Indonesia.
WWF-Indonesia, WWF-UK and ASMINDO (Association of Indonesian Furniture and Handycraft) are partnering to enable sustainable production and consumption as best practice in forest product markets, safeguarding forest value and supporting poverty reducation in sustainable development in Indonesia. This partnership is work together to increase capacity building of wood processing SMEs, replication of TLAS (Timber Legality Assurance System) verification and link sustainable forest product to existing market demand. Through this partnership, stakeholders are expected to increase its technical capacity in legality aspect and strengthen the Timber Legality Verification System (SVLK) implementation in Indonesia.
ASMINDO dibentuk pada tanggal 10 Agustus 1988, berdasarkan mandat dan Surat Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa Himpunan Pengusaha Rotan Indonesia (HPRI) serta Mandat dan Surat Keputusan Nasional Asosiasi Industri Permebelan dan Hasil Kayu Indonesia (APHKI) yang dikukuhkan di Jakarta pada tanggal 3 April 1989. Pembentukan ASMINDO bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepen tingan pengusaha di bidang industri permebelan dan kerajinan Indonesia dalam rangka optimalisasi usaha mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat; menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang kondusif bagi kelangsungan usaha industri permebelan dan kerajinan Indonesia; membantu kepentingan anggota mulai dari pengadaan bahan baku, pengolahan, pemasaran, dan promosi serta distribusi; serta mendorong terwujudnya standarisasi mutu, baik dibidang tenaga kerja maupun hasil produ, guna memenuhi persyaratan perdagangan domestik dan internasional. (www. asmindoindonesia.com) Visi dan Misi nya adalah :
Mengenai WWF-Indonesia dan Program GFTN
About WWF-Indonesia and GFTN Program
Selama 50 tahun, WWF telah melindungi masa depan alam. Organisasi konservasi multinasional terbesar di dunia, WWF bekerja di 100 negara dan telah didukung oleh 1,2 juta suporter di Amerika Serikat dan hampir 5 juta secara di dunia. Cara unik WWF yang mengombinasikan jaringan global dengan ilmu alam, melibatkan aksi pada setiap level, baik di tingkat lokal maupun global, dan menjamin solusi inovatif terwujud dalam memenuhi kebutuhan manusia dan alam.
For 50 years, WWF has protecting nature’s future. As the biggest multinational conservation organization in the world, WWF is working in 100 countries and has been supported by 1.2 million supporter in the United States and nearly 5 million in the whole world. The approach of WWF combines global network and science knowledge, involving action in each level both in local and global, and offer guarantee for innovative solution in fulfilling human and nature’s need.
Global Forest & Trade Network (GFTN) merupakan salah satu inisiatif WWF untuk mengeliminasi pembalakan liar (illegal logging). GFTN memfasilitasi perusahaan-perusahaan dalam meng evaluasi pembelian dan pengimplementasian action plan untuk menjamin bahan baku yang lestari. Dengan memfasilitasi jaringan-jaringan perdagangan antara perusahaanperusahaan yang berkomitmen terhadap hutan bertanggung jawab, GFTN menciptakan kondisi pasar yang membantu konservasi hutan serta memberikan keuntungan ekonomi dan sosial untuk bisnis dan masyarakat yang bergantung pada hutan. Lebih dari 360 perusahaan menjadi anggota Global Forest & Trade Network, termasuk manufatur, importer, distributor, retailer, pemilik hutan dan pengelola hutan. (www.wwf.or.id/ gftn)
Global Forest & Trade Network (GFTN) is one of the WWF’s initiatives to eliminate illegal logging. GFTN facilitates companies in evaluating purchasing and implementation of action plan for sustainable supply chain. By facilitating trade networks between high committed companies toward responsible forest, GFTN drives market condition to help forest conservation as well as offering economy and social benefit for business and forest dependent communities. More than 360 companies are participated as GFTN members including manufacturer, importer, distributor, retailer and forest owner and forest managers. (www.wwf.or.id/gftn)
Mengenai ASMINDO Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO), merupakan wadah bagi pengusaha industri Mebel dan Kerajinan serta Industri Barang Setengah Jadi yang erat kaitannya dengan industri permebelan. ASMINDO bersifat mandiri, bukan organisasi politik, yang dalam kegiatannya tidak mencari keuntungan finansial maupun materi.
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
About ASMINDO ASMINDO or Indonesia Furniture Industry and Handicraft Association is a media for business people of furniture and handicraft, including middle finished good and raw material industry relating with the furniture and handicraft industry. ASMINDO is independent, non-political organization, and non-profit organization. ASMINDO was established in August 10, 1988, under the Mandate and Decree of the Extraordinary National Meeting of In-
1. Turut serta menciptakan iklim pembangunan ekonomi Indonesia sebagai dimaksud dalam Pola Umum Pembangun an Nasional 2. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan Pengusaha Indonesia di Bidang Industri Permebelan dan Kerajinan dalam arti seluas-luasnya. 3. Menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang sehat yang memungkinkan keikutsertaan setiap pengusaha dalam arti seluas-luasnya. 4. Melindungi kepentingan para anggota mulai dari peng adaan bahan baku, pengolahan sampai dengan distribusi dan promosi. Mengenai WWF-UK Misi WWF - Global Forest and Trade Network UK (GFTN-UK) adalah untuk meningkatkan pengelolaan hutan produksi dunia dengan menggunakan daya beli dan pengaruh bisnis Negara Inggris.
donesian Rattan Manufacturers Association, and the Mandate and Decree of Indonesian Furniture Industry & Wooden Producers Association, which was legalized in Jakarta in April 3, 1989. Establishment of ASMINDO is a good desire with devotion of all furniture and handicraft manufacturers. They have responsibility and awareness to fully make role in building and developing harmonious cooperation, driving work vacancy, and participating in the national economy. The Vision and Missions are: 1. Participating in creating climate of Indonesia economic development as stated in General Blueprint of National Development. 2. Building and developing desire, activity and interest of Indonesia manufacturers in the furniture and handicraft industrial sector. 3. Creating and developing healthy business cilmate, which enables every businessmen to take participation in. 4. Protecting the members interest, ranging from supplying of raw materials, processing, and distribution to promotion.
NEWSLETTER Vol.4 / SEPTEMBER 2015
Tentang Program SWITCH-Asia Program lingkungan berskala regional dari European Commission, program SWITCH-Asia, bertujuan untuk mempromosikan adopsi Produksi dan Konsumsi yang Lestari (Sustainable Cosumption and Production (SCP)) untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kelompok konsumen di Asia. SCP merupakan usaha meningkatkan permintaan akan barang dan jasa kebutuhan dasar berkualitas sekaligus meminimalisasi pemanfa atan sumber daya alam, materi beracun dan emisi buangan serta polusi akibat siklus produksi demi generasi mendatang yang lebih baik. Program SWITCH-Asia fokus pada hasil berikut 1. Pembangunan dan aplikasi instrumen ekonomi yang efektif dalam meningkatkan Sustainable Consumption and Production 2. Menekankan implementasi instrumen lingkungan yang legal dan aman 3. Mengubah pola konsumsi produk yang tidak me rusak lingkungan
About WWF-UK The mission of WWF’s Global Forest and Trade Network-UK (GFTN-UK) is to improve the management of the world’s production forests by using the purchasing power and influence of UK businesses. The GFTN-UK was founded in 1991, originally called the WWF 1995 Group, and has 28 participating companies. Its founding members’ vision was to ensure their timber and paper supplies came from well managed forests, and did not contribute to forest destruction and illegal logging practices. Since its launch, GFTN-UK has become widely recognised as a successful partnership between WWF and business – a partnership that promotes and progresses responsible management of the world’s forests.
TIMBER PROJECTS
4. Meningkatkan jumlah praktik teknologi dan usaha-usaha ramah lingkungan oleh para UKM
About SWITCH-Asia Programme The European Commission’s regional environment programme SWITCH-Asia, is aiming to promote the adoption of Sustainable Consumption and Production (SCP) among Small and Medium sized Enterprises and consumer groups in Asia. Sustainable Consumption and Production (SCP) is an attempt to reconcile the increased demand for goods and services that respond to basic needs and bring a better quality of life, while minimizing the use of natural resources, toxic materials and emissions of waste and pollutants over the life cycle, in order not to jeopardize the needs of future generations. SWITCH-Asia programme focuses on following results 1. Development & application of effective economic instruments that enhance SCP
© WWF-Indonesia
FSC – CoC Coaching Clinic
P
embalakan liar masih menjadi tantangan dalam usaha pengelolaan hutan secara lestari. Melalui program Global Forest and Trade Network (GFTN), WWF Indonesia bekerja sama dengan ASMINDO mengadakan pelatihan teknis persiapan untuk sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu dan penerapan sistem lacak balak kayu dalam proses produksi untuk perusahaan produsen furnitur skala kecil dan menengah pada 8-9 September 2014, di 101 Hotel Tugu, Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti oleh beberapa perusahaan asal Yogyakarta, Semarang, Jepara, dan sekitarnya. Sistem lacak balak (Chain of Custody/CoC) berfungsi untuk mengetahui asal usul bahan kayu yang digunakan produsen produk hasil hutan. Di pasar, legalitas kayu akan menjadi pertimbangan pembeli untuk menentukan apakah akan memanfaatkan kayu illegal atau kayu yang memenuhi kategori ramah lingkungan. Setelah mengikuti pelatihan ini, perusahaan furnitur diharapkan dapat menerapkan responsible sourcing and trading yang terintegrasi.
I
llegal logging remains a challenge in sustainable forest management efforts. Through Global Forest and Trade Network (GFTN) program, WWF Indonesia in cooperation with ASMINDO conducted preparatory technical trainings for Timber Legality Verification System certification and implementation of timber logging tracking system in production process for small and medium furniture producing companies on 8-9 September 2014 in Hotel Tugu, Yogyakarta. The training was attended by several companies from Yogyakarta, Semarang, Jepara and surrounding areas.
GFTN-UK didirikan pada tahun 1991, yang awalnya disebut Grup WWF 1995, dan memiliki 28 perusahaan yang berpartisipasi.
2. Reinforcement and implementation of legal environmental and safety instruments
Visi para anggota pendiri adalah untuk memastikan bahwa persediaan kayu dan kertas mereka berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan tidak berkontribusi terhadap perusakan hutan dan praktek pembalakan liar.
4. Increased use of environmentally friendly technologies and practices by SMEs
Sejak diluncurkan, GFTN-UK telah diakui secara luas sebagai sebuah kemitraan yang sukses antara WWF dan bisnis - kemitraan yang mempromosikan dan memajukan manajemen hutan dunia yang bertanggung jawab.
Pendapat/pandangan yang dinyatakan dalam newsletter ini di luar tanggung jawab Uni Eropa / The views expressed in this publication do not necessarily reflect the views of the European Union.
3. A switch to consumption of products that are less environmentally damaging
SWITCH-Asia | Newsletter | September 2015
Funded by the
A project implemented by Indonesia Furniture
European Union
Industry & Handycraft Association (ASMINDO) and WWF-Indonesia Global Forest & Trade Network (GFTN-Indonesia)
The logging tracking system (Chain of Custody/CoC) functions to track the origin of timber materials used by forest product producers. In the market, timber legality becomes buyer’s consideration to determine whether to use illegal or environmentally-friendly timbers. After the training, furniture companies were expected to be able to implement integrated responsible sourcing and trading.
Program SWITCH-Asia dikelola oleh:
WWF-Indonesia
WWF-UK
ASMINDO Jl. Pegambiran No.5A Lantai III Rawamangun, Jakarta 13220 – Indonesia T: +62 21 47864028, 47864029, 47864013, 47864014 F: +62 21 47864031 E:
[email protected] Contact Person: Indrawan (
[email protected])
Gedung Graha Simatupang Tower 2 Unit C Lantai 7 Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38 Jakarta Selatan 12540 T: +62 21-7829461 F: +62 21-7829462 E:
[email protected] Contact Person: Nur Maliki Arifiandi (
[email protected])
The Living Planet Centre Rufford House Brewery Road Woking Surrey, GU21 4LL T: +441483 426444 F: +441483 426409 Contact Person: Julia Young (
[email protected])