PEMBALAJARAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT AND DIVISION (STAD) Nama : Dewi Komalasari NIM : 08.21.0026 Email :
[email protected] Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Novel merupakan karya sastra yang dibangun oleh unsur pembangun karya sastra yaitu unsur intrinsik. Salah satu metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kooperatif tipe STAD. Penerapan Metode STAD ini didasarkan pada banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah sehingga pembelajaran ditekankan pada pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa yaitu dengan cara bekerja kelompok. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis memilih judul “Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Novel Dengan Menggunakan Metode Kooperatif Tipe STAD”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, tujuannya adalah mengetahui keefektifan metode STAD dalam pembelajaran dengan melakukan pretes dan postes pada setiap siswa yang sampel penelitian, yaitu sebanyak 29 siswa. Adapun masalah yang diteliti adalah (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD (2) Bagaimana keefektifan metode kooperatif tipe STAD pada pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan metode kooperatif tipe STAD. Setelah pembelajaran selesai, maka diperoleh data hasil pembelajaran dan kemudian data tersebut dianalisis berdasarkan kriteria perhitungan unsur intrinsik yang diberikan penilaian meliputi alur, tokoh, dan latar. skor akhir yang dianalisis adalah jumlah kumulatif skor yang diperoleh siswa dari setiap unsur intrinsik.Dari hasil penelitian analisis, serta pengolahan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD, sangat aktif dan menyenangkan, antusias siswa sangat baik terhadap pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel. (2) Metode kooperatif tipe STAD tersebut dinilai efektif dalam pembelajaran mengidentifikasi alur, tokoh dan latar novel, dengan dapat dibuktikan ada perbedaan hasil pretes dan postes. Kata Kunci : Unsur Iintrinsik Novel, Metode STAD
Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan demikian, pengertian fiksi seperti dikemukakan di atas, juga berlaku untuk novel. Sebutan novel dalam bahasa inggris, dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia, berasal dari bahasa itali novella (yang dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah novella berarti „sebuah barang baru yang kecil‟, dan kemudian diartikan sebagai „cerita pendek dalam bentuk prosa‟. Abrams (Nurgiantoro, 2009: 9). Unsur-unsur karya sastra terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur intrinsik novel terdiri dari unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang dan lain-lain. Salah satu metode pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel yaitu metode kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang
PENDAHULUAN Menurut etimologis kata kesustraan itu berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa sangsekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian etimologis itu, sastra berarti karangan yang indah atau karangan yang baik. Pengertian itu tentu belum bisa menggambarkan hakikat sastra secara lengkap. Pengertian sastra tidak dapat diselesaikan melalui batasan yang kaku, maka para ahli bekerja keras untuk membuat definisi yang canggih. Namun sampai saat ini definisi yang canggih itu belum terjelma dengan baik. Sastra adalah seni bahasa. Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa. Yang dimaksud pikiran adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia. Sastra adalah inspirasi yang diekspresikan dalam sebuah bentuk keindahan. Sastra juga adalah semua buku yang memuat perasaan manusia yang mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keleluasaan pandangan, dan membentuk yang mempesona. (Suhendar dan Supinah, 1993:1) Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat: cerpen: Inggris: short story) merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi.
1
siswa secara heterogen. Diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin (Trianto, 2007: 52) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Penerapan metode STAD ini didasarkan pada banyak kegiatan pendidikan di sekolah, apalagi sekarang dituntut kelulusan dari UAS (Ujian Akhir Sekolah) dan UN (ujian Nasional) sehingga pembelajaran lebih ditekankan pada pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa yaitu dengan cara bekerja kelompok, sedangkan pembelajaran sastra yang mendalam sangat sulit diajarkan di sekolah. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu megatur strategi pembelajaran tentang sastra yang lebih mengikut sertakan siswa secara aktif. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih judul ”Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Novel Dengan Menggunakan Metode Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)”.
kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Abrams ( Nurgiantoro,2009: 9). Dewasa ini istilah novella dan novella mengandumg pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novellet (inggris: novellete), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Novel bersifat realistis, novel berkembang dari bentuk-bentuk naratif nonfiksi, misalnya surat, biografi, kronik, atau sejarah. Jadi, novel berkembang dari dokumen-dokumen, dan secara stilistik menekankan pentingnya detail dan bersifat mimesis. Novel lebih mengacu pada realitas yang lebih tinggi dan psikologi yang lebih mendalam. Novel juga lebih mencerminkan gambaran tokoh nyata, tokoh yang berangakat dari realitas sosial. Melihat dari pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa novel adalah sebuah karya prosa fiksi yang mempunyai cerita lebih luas dari cerpen dan terdapat peristiwa-peristiwa yang dibangun dari berbagai unsur cerita yang membangun novel itu. Menurut Nurgiantoro (2009: 23) unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsi sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Di bawah ini adalah unsur- unsur intrinsik novel
KAJIAN TEORI DAN METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya Best (Sukardi, 2003: 157). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian.
1. Cerita Aspek cerita (story) dalam sebuah karya fiksi merupakan suatu hal yang amat esensial. Ia memiliki peranan sentral. Dari awal hingga akhir karya itu yang ditemui adalah cerita. Cerita, dengan demikian, erat berkaitan dengan berbagai unsur pembangun fiksi yang lain. Forster (Nurgiantoro, 2009: 90) jauhjauh telah menegaskan bahwa cerita merupakan hal yang fundamental dalam karya fiksi. Tanpa unsur cerita, eksistensi sebuah fiksi tak mungkin terwujud. Sebab, cerita merupakan inti sebuah karya fiksi yang sendiri adalah cerita rekaan.
KAJIAN TEORI Pembelajaran berasal dari kata ajar yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut), sedangkan pembelajarn adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. (KBBI, 2008: 23) Mengidentifikasi adalah menentukan atau menetapkan identitas (orang, benda, dsb) KBBI (2008, 417). jadi Mengidentifikasi unsur intrinsik novel adalah menentukan atau menetapkan suatu identitas dari unsur intrinsik novel. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman : novelle). Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan
2. Plot dan Pemplotan Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Kenny (Nurgiantoro, 2009: 113) mengemukakan plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak brsifat sederhana, karena pengarang
2
menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Ada beberapa tahapan pemplotan, berikut tahapan plot: 1) Tahap penyituasian, 2) Tahap pemunculan konflik. 3) Tahap peningkatan konflik 4) Tahap klimaks 5) Tahap penyelesaian
6. Sudut Pandang Sudut pandang, point of view, menyarankan pada sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Di bawah ini merupakan macam-macam sudut pandang diantaranya: 1) Sudut pandang persona ketiga: “Dia” 2) Sudut pandang persona pertama: “Aku” 3) Sudut pandang campuran
3. Tokoh dan Penokohan Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, perwatakan dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditapsirkn oleh para pembaca, lebih menunjuk kepada tokoh. pada kualitas pribadi seorang tokoh. Jones (Nurgiantoro, 2009: 165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh cerita (character), menurut Abram (Nurgiantoro, 2009: 165), adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yng diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
7. Bahasa atau Gaya Bahasa Pada umumnya orang beranggapan bahwa bahasa sastra berbeda dengan bahasa nonsastra, bahasa yang dipergunakan bukan dalam (tujuan) pengucapan sastra. Namun, “perbedaan”-nya itu sendiri tidaklah bersifat mutlak. Atau bahkan sulit di identifikasikan. Bahasa sastra, bagaimanapun, perlu diakui eksistensinya, keberadaannya. Sebab, tidak dapat disangkal lagi , ia menawarkan fenomena yang lain. Keberadaannya paling tidak perlu disejajarkan dengan ragam-ragam bahasa seperti dalam konteks sosiolinguistik yang lain.
4. Tema 8. Amanat Atau Pesan Moral Nurgiantoro (2009: 67) tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Untuk menentukan makna pokok dari sebuah cerita, kita perlu memiliki sebuah kejelasan pengertian tentang makna pokok, atau tema, itu sendiri. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan 5.
Moral, seperti halnya tema, dilihat dari segi dikhotomi bentuk isi karya sastra merupakan unsur isi. Ia merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita. Moral, kadang-kadang diindentikan pengertiannya dengan tema walau sebenarnya tidak selalu maksud yang menyaran pada maksud yang sama.
Latar Metode Kooperatif Tipe STAD
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams,( Nurgiantoro 2009: 216).di bawah ini merupan unsur-unsur latar: 1) Latar tempat 2) Latar Waktu 3) Latar Sosial
Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel adalah metode kooperatif tipe Student Teams Achievement and Division (STAD). STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompokkelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Trianto, 2007: 52).
3
Slavin, (2010: 144) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar meranggotakan 4-5 orang siswa yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka telah memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Menurut Slavin Ada lima komponen utama dalam STAD yaitu penyajian materi (presentasi kelas), tim, kuis, skor kemajuan individu, dan rekognisi tim (penghargaan).
kelompok telah menguasai materi unsur intrinsik novel. PEMBAHASAN Setiap aspek yang dinilai mengalami kenaikan pada tahap pretes jumlah keseluruhan nilai yang didapat adalah 1927 dengan rata-rata nilai pretes 66.44. sedangkan jumlah keseluruhan nilai postes adalah 2.225 dengan rata-rata nilai postes 76.8. ini membuktikan bahwa ada peningkatan yang signifikan di dapatkan nilai rendah pada saat pretes karena siswa belum memahami materi yang dibahas, sedangkan nilai tinngi didapatkan karena siswa sudah memahami pembelajaran mengidentifikasi alur, penokohan dan latar novel dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD. Dari hasil nilai pretes dan postes mengidentifikasi alur, penokohan dan latar novel siswa kelas VIII 1 SMPN 01 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat diketahui rata-rata nilai pretest 66.44 dan nilai rata-rata postest 76.72 dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70, siswa yang memenuhi KKM pada hasil pretes hanya 6 orang siswa, sedangkan hasil postes siswa yang mencapai KKM ada 22 orang siswa . Dengan demikian dari rata-rata nilai mengidentifikasi alur, penokohan dan latar novel sebelum menggunakan metode kooperatif tipe STAD dan sesudah menggunakan metode kooperatif tipe STAD mengalami kenaikan terbukti adanya perbedaan hasil nilai. Maka dari itu metode kooperatif tipe STAD sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran mengidentifikasi alur, penokohan dan latar novel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Novel Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMPN 01 Cihampelas. Pertama Pembelajaran dimulai dengan apersepsi atau mengingatkan kembali materi pembelajaran yang sudah lalu, kemudian siswa diberikan tes awal untuk mengetahui pengetahuan sebelumnya mengenai unsur intrinsik novel dengan cara siswa mengerjakan secara individu tanpa diberikan materi terlebih dahulu. Setelah tes awal selesai dikerjakan, jawaban siswa dikumpulkan . kemudian peneliti memberikan materi dengan Kompetensi Dasar menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) dengan menggunakan metode kooperatif tipe Student team achievement and division (STAD). Metode STAD menuntut siswa belajar secara berkelompok, peneliti hanya sebagai pasilitator dan memberikan informasi jika ada materi yang tidak dimengerti oleh siswa. Peneliti membagikan bahan ajar untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami isi materi. Setiap siswa dibagi ke dalam enam kelompok, masing-masing kelompok dibentuk dari campuran yaitu dilihat dari peringkat di kelas, siswa laki-laki dan perempuan, ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan kemampuan kelompok bahwa di dalam setiap kelompok terdapat siswa pintar, sedang dan kurang pintar. Masingmasing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa. Setelah kelompok dibentuk setiap kelompok diberi sebuah kutipan novel yang tugasnya yaitu menidentifikasi unsur intrinsik novel. Meskipun pembelajaran ini dilakukan secara kelompok tetapi, setiap individu juga harus memahami secara betul materi tentang unsur intrinsik novel. setiap anggota kelompok harus mengerti dan memahami novel dengan baik dan memastikan semua anggota
SIMPULAN Dari hasil penelitian analisis, serta pengolahan data yang diperoleh, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII SMPN 01 Cihampelas Bandung Barat Tahun Ajaran 2011/2012, sangat menyenangkan, antusias siswa sangat baik terhadap pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik novel. Jadi, Metode kooperatif tipe STAD tersebut dinilai efektif dalam pembelajaran mengidentifikasi alur, tokoh dan latar novel, dengan dapat dibuktikan ada perbedaan data pada jawaban siswa yang mengikuti pretes dan postes. Perbedaan dari hasil postes lebih besar dari hasil pretes. siswa sudah memahami bahan pembelajaran mengidentifikasi alur, tokoh dan latar novel sebelum menggunakan metode kooperatif tipe STAD rata-rata
4
mendapat 66.4, tetapi setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD menjadi rata-rata 76.8.
Tengsoe Tjahjong. Liberatus. (1958). Sastra Indonesia Pengantar Dan Apresiasi. Bandung: Nusa Indah Arikunto, Suharsimi. (2006). Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka (52)p Departemen pendidikan nasional.(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka (23)p Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara
DAFTAR PUSTAKA AR, Syamsudin dan Damayanti, V.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Rosdakarya Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta Departemen pendidikan nasional. (2008). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: balai pustaka Hanafiah, Dkk (2010). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Nurgiantoro, Burhan. (2009). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. (9, 23, 67, 113, 165, 216)p Suhendar. Dan Supinah Pien. (1993). Pendekatan Sejarah dan Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Pionir Jaya Bandung. (1)p Slavin, Robert. E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media (144)p
.
5