ISSN 0854 - 5561
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009
Sri Wahyuningsih
ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009. Pemantauan radioaktivitas udara buang IEBE untuk tahun 2009 telah dilakukan. Buangan udara yang melalui cerobong buang (Stack) ke lingkungan harus selalu dimonitor aktivitas radioaktifnya. Kegiatan pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya radioaktivitas lepasan udara buang dari cerobong IEBE. Metode yang digunakan adalah pemantauan secara tidak langsung dengan menghisap udara buang dari cerobong IEBE menggunakan air sampler yang ditangkap dengan kertas filter, kemudian kertas filter tersebut dicacah aktivitasnya (gross a) dengan Portable Ratemeter-B (PSR-8). Dari hasil cacahan dihitung besarnya aktivitasnya dalam satuan Bq/m3 berikut standar deviasinya. Oari hasil cacahan dihitung besarnya aktivitasnya dalam satuan Bq/m3 berikut standar deviasinya. Dari data pemantauan radioaktivitas udara buang (cerobong) IEBE, diketahui bahwa tingkat radioaktivitas udara buang IEBE rerata (0.11 ± 0.098) Bq/m3 (gross D). Dapat disimpulkan bahwa udara buang yang dilepaskan IEBE dibawah batas yang diizinkan 2 Bq/m3. Kata kunci : radioaktivitas, udara buang, IEBE
PENDAHULUAN Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) adalah suatu instalasi nuklir di Kawasan Nuklir Serpong yang digunakan untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan (Iitbang) teknologi produksi "bahan bakar nuklir. IEBE dirancang mampu mengolah bahan baku yellow cake menjadi serbuk U02 derajat nuklir dan membuatnya hingga menjadi berkas (bundle) bahan bakar nuklir tipe HWR (Cirene). Berdasarkan proses produksi, IEBE dilengkapi dengan fasilitas pemurnian dan konversi, peletisasi, pembuatan komponen dan perakitan, laboratorium kendali kualitas, bengkel mekanik, sarana dukung dan sistem keselamatan. Proses kerja di IEBE hanya menggunakan satu jenis unsur radioaktif, yaitu unsur uranium. Dalam setiap penanganannya didukung dengan sistem keselamatan radiasi dan keamanan fisik bahan uranium. Untuk pemantauan radiasi/kontaminasi dioperasikan alat-alat deteksi radiasi/kontaminasi, baik untuk keperluan keselamatan radiasi personil maupun untuk keselamatan daerah kerja serta lingkungan. Oesain IEBE mampu menggunakan uranium diperkaya hingga 5%. Kegiatan penanganan uranium baik dalam keadaan terbuka maupun tertutup dimungkinkan terjadinya kontaminasi zat radioaktif ke udara. Kontaminan aerosol radioaktif maupun non radioaktif yang berasal dari proses dalam laboratorium diantaranya adalah debu uranium, debu berillium dan uap kimia. Kontaminan ini disaring dengan dua tingkat filtrasi sebelum di buang ke udara luar. Filter tingkat pertama dengan prefilter dan tingkat ke-dua disebut after filter. Filtrasi aerosol, baik tingkat pertama maupun tingkat ke-dua, menggunakan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) yang mempunyai efisiensi penyaringan minimal sebesar 99,97% untuk partikulat berdiameter 0,3f.!m. Pembuangan udara keluar melalui sistem cerobong berdiameter 2 meter dan tinggi dari permukaan tanah setinggi 25 meter. Oari desain kapasitas alir udara (debit) yang melalui cerobong buang sebesar 244.850 m3/jam. Buangan udara yang melalui cerobong buang (Stack) ke lingkungan harus selalu dimonitor aktivitas radioaktifnya. Untuk ini, limbah radioaktif aerosol dibuang melalui cerobong ke lingkungan (setelah disaring dengan filter HEPA oleh sistem ventilasi IEBE) dalam konsentrasi radioaktivitas yang sangat rendah, yaitu ~ 2 Bq/m3 untuk radiasi a, dengan tidak adanya pelepasan efluen radioaktif cair dan padat secara langsung ke lingkungan dan adanya batasan pelepasan efluen radioaktif aerosol yang memenuhi persyaratan keselamatan, maka tidak ada bahaya radiasi pada tapak IEBE [1]
345
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
Kegiatan pemantauan yang dilakukan lepasan udara buang dari cerobong IEBE.
ISSN 0854 - 5561
bertujuan
untuk mengetahui
besarnya
radioaktivitas
METODOLOGI Sesuai dengan UU No.1 0 tahun 1997 tentang ketenaganukliran, pasal 16: setiap kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan tenaga nuklir wajib memperhatikan keselamatan, keamanan, dan ketentraman, kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup [2]. Pengusaha Instalasi mempunyai tanggung jawab tertinggi terhadap keselamatan personil dan anggota masyarakat lain yang mungkin berada di dekat instalasi di bawah pengawasannya. Namun demikian tidak berarti bahwa personil lain dapat menghidar dari tanggung jawab ini, apabila kecelakaan yang terjadi akibat dari kelalaiannya. Pengalaman menunjukan bahwa pekerja radiasi yang bagaimanapun cakapnya tidak dapat selalu memikirkan dan melaksanakan semua persyaratan keselamatan, karena kesibukannya. Oleh karena itu perlu adanya organisasi atau seseorang yang secara khusus diberi tugas memperhatikan masalah keselamatan radiasi, bila perlu Pengusaha Instalasi dapat menunjuk dirinya sendiri untuk tugas ini [3]. Setiap Pengusaha Instalasi harus menjamin agar kadar radioaktivitas yang terlepas dari instalasinya tidak mengakibatkan radioaktivitas lingkungan melampaui Baku Tingkat Radioaktivitas. Setiap Pengusaha Instalasi bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan oleh zat radioaktif yang berasal dari instalasinya. Oalam melaksanakan tanggung jawabnya di bidang keselamatan radiasi lingkungan, Pengusaha Instalasi wajib [4J : a. b. c. d. e. f.
menaati semua peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan radiasi dan lingkungan yang berlaku. melaksanakan pengelolaan lingkungan untuk menjamin agar Baku Tingkat Radioaktivitas tidak terlampaui. melaksanakan pemantauan lingkungan di sekitar instalasinya sebelum beroperasi, dan secara berkala sekurang-kurangnya sekali sebulan selama beroperasi. melakukan tindakan penanggulangan jika radioaktivitas lingkungan melebihi Baku Tingkat Radioaktivitas, sehingga masyarakat dan lingkungan terhindar dari bahaya radiasi. . menyediakan peraturan keselamatan radiasi, termasuk aturan tentang penanggulangan keadaan darurat. menyediakan prosedur kerja yang ditetapkan.
Metode yang digunakan adalah pemantauan secara tidak langsung dengan menghisap udara buang dari cerobong IEBE menggunakan air sampler yang ditangkap dengan kertas filter, kemudian kertas filter tersebut dicacah aktivitasnya (gross a) dengan Portable Ratemeter-8 (PSR-8). Oari hasil cacahan dihitung besarnya aktivitasnya dalam satuan Bq/m3 berikut standar deviasinya. Bahan dan alat : a)
Alat pencuplik udara (buatan Staplex) dengan kapasitas debit pompa hisap udara sebesar 0 -
40 b) c)
m3/jam
Filter pencuplik berbentuk bulat terbuat dari kertas serat kaca (glass fiber paper), tipe GF-8 buatan Schleicher & Schuell (diameter 58 mm). Alat cacah cuplikan PSR-8 untuk pencacahan radiasi a atau r...
Cara kerja : I. Oipasang kertas filter udara pada filter holder pada alat pencuplik udara, atur debit hisap antara 35 - 40 I/meni!, kemudian atur waktu pencuplikan sesuai kebutuhan (10 menit), II. Setelah waktu pencuplikan tercapai, keluarkan dan ambil kertas filter dengan pinset. III. Oilakukan pencacahan latar terlebih dahulu sebelum pencacahan cuplikan menggunakan alat cacah cuplikan PSR-8 terhadap radiasi a. IV. Oilakukan pencacahan cuplikan menggunakan alat cacah cuplikan PSR-8 terhadap radiasi a. V. Oicatat hasil cacah cuplikan tersebut kedalam Lembar Bantu pemantauan radioaktivitas udara.
346
ISSN 0854 - 5561
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
Perhitungan : Perhitungan radiasi a (gross) dari cuplikan udara sedemikian rupa satuan unit Bq/m3, menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut [5] :
Au
-~
- ef . D . t
dengan : Au C ef D t
(1)
= Aktivitas zat radioaktif di udara 0; = laju cacahan (cps); = efisiensi pencacahan (%); = debit penghisapan udara (m3/menit); = lama pencuplikan udara (menit).
Batasan (MPC) untuk radioaktivitas di udara buang: 2 Bq/m3 (a); 20 Bq/m3
(f?,).14]
Standar deviasi dihitung dengan persamaan berikut ini :
s P
I
(Pi
i= 1
_P ) 2
n -1
.........................................
(2)
dengan : sP = Standar deviasi P = Aktivitas rata-rata n = Jumlah pengukuran
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari Tabel 1 dapat dilihat tingkat radioaktifitas udara buang IEBE pad a tahun 2009 rerata adalah 0.11 ± 0.098 Bq/m3, dim ana terlihat pad a bulan Januari - Februari aktifitas kecil kemudian cenderung membesar pad a bulan-bulan berikutnya relatif stabil. Hal ini dimungkinkan karena pad a bulan Januari belum banyak kegiatan kegiatan penelitian masih dalam proses mengajukan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian. Dan mulai bulan Maret kegiatan penelitian sudah mulai berjalan normal. Aktifitas udara buang IEBE masih jauh dari batasan yang ditetapkan Bapeten yaitu 2 Bq/m3 .
347
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
ISSN 0854 - 5561
Tabel1.
Besarnya aktifitas udara buang selama tahun 2009 I 0.11 ±0.13 0.098 0.05 0.06 0.05 0.06 0.25 0.33 0.18 0.03 0.04 0 0.15 (gross) tertinggi, Bq/m3 Bulan Radioaktivitas 0.18
Oktober Juli Desember Rerata Februari Maret Juni Mei Nopember April September Agustus
Januari
.:;: C-
~ «"' E: ~
0.35 0.15 0.1 0.05
M 0.25 0.3 02
Januari
F ebruari
Maret
Aprl
Mei
Juni
Ju~
Agustus
September
OktobM
Nopember
Desember
Rata-rata
Bulan
Gambar 1. Besarnya aktivitas udara buang IEBE tahun 2009
KESIMPULAN Dari data pemantauan radioaktivitas udara buang (cerobong) IEBE, diketahui bahwa tingkat radioaktivitas udara buang IEBE rerata (0.11 ± 0.098) Bq/m3 (gross a). Dapat disimpulkan bahwa udara buang yang dilepaskan IEBE dibawah batas yang diizinkan 2 Bq/m3.
348
ISSN 0854 - 5561
HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2009
DAFTAR PUSTAKA [1]
ANON 1M, Laporan Analisis Keselamatan (LAK) Instalasi Elemen Bakar Eksperimental Nomor Dokumen KK20J09003, Revisi 6, PTBN - BATAN, 2007.
[2]
ANON 1M, "Undang-undang No. 10 tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran", Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), 1997. ANONIM, Keputusan Kepala BAPETEN Nomor: 01/Ka-BAPETEN/V-1999 tentang "Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi", Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), 1999. ANON 1M, Keputusan Kepala BAPETEN Nomor: 02/Ka-BAPETEN/V-1999 tentang baku tingkat radioaktivitas di lingkungan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), 1999. ANONIM, Prosedur Pemantauan Udara Buang IEBE, Revisi 0, PTBN - BATAN, 2008.
[3] [4] [5]
349
(IEBE)",