PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011 Bambang Purwanto, Ngatino, Amir Djuhara Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Jl. Lebak Bulus Raya No. 9 Kawasan PPTN Pasar Jumat Jakarta Selatan
ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011. Telah dilakukan pengukuran radioaktivitas debu di udara pada ruang dan lingkungan kerja preparasi bijih bahan galian nuklir di gedung 56 PPGNBATAN tahun 2011. Kegiatan ini dilakukan karena debu bijih uranium / thorium bila terhirup oleh pekerja dapat menyebabkan resiko bahaya yang cukup serius terhadap jaringan sel organ tubuh. Pengukuran dilakukan dengan metoda pencuplikan kualitas udara, pencacahan sampel dan pengolahan data, setiap tiga bulan (triwulan) dan berkesinambungan. Tujuan pengukuran adalah untuk memperoleh data radioaktivitas debu di udara pada ruang kerja dan lingkungan agar dapat segera ditindak lanjuti apabila konsentrasinya mendekati / melebihi kadar tertinggi yang ditetapkan oleh Bapeten. Alat yang digunakan adalah Unit Air Sampler MSA-Eberline, Scaler Ludlum Model-1000 dan detektor SPA-1 Eberline. Hasil yang didapatkan adalah radioaktivitas debu radioaktif di udara ruang kerja yaitu berkisar (1,011-1,893)x10-6 Bq/l, gudang bijih (2,1529 – 6,2841)x10-5 Bq/l dan di udara lingkungan kerja (1,628-6,643)x10-7 Bq/l. Konsentrasi debu radioaktif masih dibawah Batas Masukan Tahunan (BMT) untuk daerah kerja dan masih di bawah KTD Baku mutu lingkungan. BMT debu bijih uranium = 7,3.10-4 Bq/l, thorium = 8,3.10-5 Bq/l, dan KTD Baku mutu lingkungan = 2.10-6 Bq/l. Kata kunci : pemantauan, radioaktivitas, udara, debu ABSTRACT RADIOACTIVITY MONITORING OF AIRBORNE DUST IN THE WORKING AREA OF CENTER FOR DEVELOPMENT OF NUCLEAR GEOLOGY (PPGN) IN 2011. Radioactivity measurements of dust in the air in the workspace and working environment of nuclear mineral ore preparation in building 56 PPGN-BATAN in 2011 have been conducted. This monitoring is important to conducted because uranium/thorium ore dust if inhaled by workers can cause serious harm to the organ tissue. Measurements were performed with air quality sampling methods, sample counting and processing of data, every three months (quarterly) and continuous. The purpose of this monitoring is to obtain data of the radioactivity of airborne in the workspace and the environment, in order to be followed up if the concentration is approaching or exceeding the highest levels set by BAPETEN. The tools used are Unit Air Sampler MSA-Eberline, Scaler Ludlum Model-1000 and Eberline SPA--1 detector. The result showed that the radioactivity of airborne dust in the workspace was ISBN 978-979-99141-5-6
339
measured at (1.011 to 1.893) x 10 -6 Bq / l, in warehouse ore at (2.1529 to 6.2841) x 106 Bq /l and in the working environment at (1.628 to 6.643) x 10-7 Bq /l. The concentration of radioactive dust was still below Annual Limit Intake (ALI) for the workplace and still below the highest allowed value for environmental quality standards (KTD). ALI uranium ore dust is 7.3 x 10-4 Bq/l, Thorium is 8.3 x 10-5 and highest allowed value for environmental quality standards (KTD) is 2 x 10-6 Bq/l. Key word: monitoring, radioactivity, airborne, dust
232 90Th )
PENDAHULUAN Kegiatan
laboratorium
yang memancarkan partikel α
Pusat
masuk ke dalam tubuh dan mengionisasi
Pengembangan Geologi Nuklir, antara
organ yang dikenai. Proses ionisasi oleh
lain berupa kegiatan pengolahan bijih
partikel α berlangsung secara terus-
uranium dari Kalimantan Barat oleh
menerus di mana daya ionisasinya sangat
Bidang Geologi dan Pertambanngan
besar
serta
waktu
paronya
sangat
9
Bahan Galian Nuklir. Pengolahan bijih
panjang (4,5x10 tahun) sehingga sudah
uranium pada preparasi bijih meliputi :
selayaknya
pemecahan,
penggerusan
pencegahan.
pengayakan.
Kegiatan
dan tersebut
perlu
Sebagai
dilakukan
usaha
upaya
pencegahan
berpotensi menimbulkan debu radioaktif
terhadap kemungkinan timbulnya bahaya
di udara ruang kerja dan lingkungan
tersebut maka sirkulasi udara di ruang
sehingga dapat membahayakan bagi
kerja
pekerja radiasi. Kemungkinan bahaya
pengukuran
yang akan terjadi adalah bahaya radiasi
ruangan dan lingkungan kerja. Ruang
interna yaitu masuknya debu radioaktif
kerja
ke dalam tubuh melalui pernapasan
ruangan/gudang untuk menyimpan bijih,
(inhalasi), permukaan kulit, luka, mata
ruang kerja preparasi bijih yaitu ruang
dan mulut.
pemecahan,
Bahaya radiasi interna ini terjadi apabila
debu
radioaktif
dari
uranium alam dan thorium (92U
340
bijih 238
dan
harus
baik
dilakukan Lingkungan
dilakukan
radioaktivitas
yang
pengayakan
dan
debu
diukur
adalah
penggerusan terutama kegiatan yang
di
dan
pada
saat
(gambar
3).
diukur
adalah
ISBN 978-979-99141-5-6
halaman/lingkungan di sekitar ruang
1)
kerja gedung preparasi bijih tersebut
2007 tentang Keselamatan Terhadap
(Gambar 3). Tujuannya adalah untuk
Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber
mengetahui
Radioaktif
radioaktivitas
debu
, Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun
2)
, Surat Keputusan Bapeten
radioaktif di udara pada ruang dan
Nomor
lingkungan kerja gedung preparasi bijih,
Ketentuan Keselamatan kerja Terhadap
apabila radioaktivitasnya melebihi dari
Radiasi
kadar tertinggi yang diijinkan (KTD)
Bapeten Nomor 12/Ka-Bapeten/VI-99
dapat diambil langkah penanggulangan
tentang Ketentuan Keselamatan Kerja
secara dini. Metode yang digunakan
Penambangan dan Pengolahan Bahan
adalah
pencuplikan
Galian Radioaktif Jakarta, 1999 dan
kualitas udara, pencacahan sampel dan
Surat Keputusan Bapeten Nomor 02/Ka-
pengolahan
Bapeten/V-99 tentang Baku Tingkat
dengan
metoda
data,
setiap
tiga
bulan
01/Ka-Bapeten/V-99, 3)
,
tentang
Surat Keputusan Kepala
4)
(triwulan) dan berkesinambungan. Data
Radioaktivitas di lingkungan
radioaktivitas debu radioaktif di udara
perlu
dibandingkan dengan Batas Masukan
berkala yaitu setiap tiga bulan (triwulan)
Tahunan di udara ruang kerja dan kadar
dan berkesinambungan. Pemantauan ini
tertinggi yang diijinkan (KTD) baku
dilaksanakan berdasarkan UKPP Nomor
mutu lingkungan. BMT debu bijih
PPGN/5/K/05/2011
uranium = 7,3.10
-4
Bq/l, thorium =
dilakukan
, maka
pemantauan
secara
tanggal 5 Januari
2011.
8,3.10-5 Bq/l, dan KTD Baku mutu lingkungan = 2.10-6 kadarnya
Bq/l.4) Apabila
melampaui
diupayakan
KTD
tindakan
dapat
pengamanan
terhadap pekerja radiasi, ruang kerja dan lingkungan.
Undang-undang Nomor 10 tahun 1997 Ketenaganukliran,
KERJA Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan adalah glass filter type A/E Ø 25 mm. Peralatan yang
Pemantauan ini sesuai dengan
tentang
BAHAN, PERALATAN, DAN TATA
Pasal
16
digunakan
adalah
seperangkat
alat
pencuplik debu (personal air sampler MSA-Eberline) dan perangkat pencacah
tentang keselamatan dan kesehatan kerja ISBN 978-979-99141-5-6
341
(detektor α Model SPA-1 Eberline yang dihubungkan
dengan
alat
pencacah
Scaler Ludlum Model-1000).
Tata Kerja
Keterangan : A : tingkat radioaktivitas (Bq/l ) C : laju cacah contoh (cps) E : efisiensi alat V : volume contoh (liter) 3. Perlakuan (1 s/d 2) dilakukan secara berkala setiap tiga bulan (triwulan)
1. Pengambilan contoh Contoh debu ruangan dan lingkungan dicuplik menggunakan personal air
HASIL DAN PEMBAHASAN
sampler MSA-Eberline dalam satuan
Hasil
volume tertentu di gedung preparasi bijih sesuai dengan titik yang sudah ditentukan (Gambar 3).
Hasil pengukuran radioaktivitas debu ruang kerja dan lingkungan gedung preparasi bijih untuk triwulan I, II, III,
2. Pencacahan contoh
dan IV dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel
Pencacahan contoh debu radioaktif
2, Tabel 3, dan Tabel 4.
ruangan dan lingkungan dilakukan di
Gambar
gedung
memperlihatkan
preparasi
bijih,
masing-
1
dan
Sedangkan
Gambar
kecenderungan
2 hasil
masing tiga kali pencacahan selama
pengukuran
1 (satu) jam, selanjutnya ditentukan
radioaktif ruang kerja dan lingkungan
radioaktivitasnya dengan persamaan
kerja antar triwulan, sebagai berikut:
radioaktivitas
debu
sebagai berikut : C A = ----------E.V
342
(Bq/l)
(6)
ISBN 978-979-99141-5-6
Tabel 1 : Hasil Pengukuran Radioaktivitas Debu Radioaktif di Udara Pada Ruang dan Lingkungan Kerja Preparasi Bijih Gedung No. 56 Triwulan I Tahun 2011 Kode Contoh No
Radioaktivitas (Bq/l)
ruangan
lingkungan
ruangan
lingkungan
1
DRR-1
DRL-1
1,724x10-6
2,474x10-7
2
DRR-2
DRL-2
1,637x10-6
2,529x10-7
-6
-7
3
DRR-3
DRL-3
1,252x10
-6
4
DRR-4
DRL-4
62,428x10
-6
2,537x10
Keterangan
Ruangan flotasi dan alat Ruangan flotasi dan alat Ruangan staff
-7
6,264x10
Ruangan gudang bijih
-7
45,726x10
5,726x10
DRL-6
1,236x10-6
4,579x10-7
Ruangan penggerusan dan pengayakan bijih
DRR-7
DRL-7
1,217x10-6
5,653x10-7
Ruangan pemecahan bijih
DRR-8
DRL-8
1,246x10-6
2,578x10-7
Koridor
5
DRR-5
DRL-5
6
DRR-6
7 8
Ruangan gudang bijih
Tabel 2 : Hasil Pengukuran Radioaktivitas Debu Radioaktif di Udara Pada Ruang dan Lingkungan Kerja Preparasi Bijih Gedung No. 56 Triwulan II Tahun 2011 Kode Contoh
Radioaktivitas (Bq/l) Keterangan
No.
1 2 3
ruangan
lingkungan
ruangan
Lingkungan
DRR-1
DRL-1
1,194x10-6
2,745x10-7
DRR-2
DRL-2
1,183x10-6
2,952x10-7
-6
-7
DRR-3
DRL-3
1,141x10
-6
4
DRR-4
DRL-4
62,841x10
-6
5
DRR-5
DRL-5
6
DRR-6
DRL-6
7
8
DRR-7
DRR-8
DRL-7
DRL-8
ISBN 978-979-99141-5-6
2,864x10
Ruangan flotasi dan alat Ruangan flotasi dan alat Ruangan staff
-7
6,643x10
Ruangan gudang bijih
-7
45,972x10
5,877x10
1,631x10-6
4,852x10-7
1,421x10-6
5,965x10-7
1,412x10-6
2,852x10-7
Ruangan gudang bijih Ruangan penggerusan dan pengayakan bijih Ruangan pemecahan bijih
Koridor
343
Tabel 3 : Hasil Pengukuran Radioaktivitas Debu Radioaktif di Udara Pada Ruang dan Lingkungan Kerja Preparasi Bijih Gedung No. 56 Triwulan III Tahun 2011 Kode Contoh No.
Radioaktivitas (Bq/l)
Keterangan
ruangan
lingkungan
ruangan
lingkungan
1
DRR-1
DRL-1
1,149x10-6
2,547x10-7
2
DRR-2
DRL-2
1,138x10-6
2,825x10-7
-6
2,486x10
-7
6,364x10
-7
5,778x10
-7
4,258x10
-7
3
DRR-3
DRL-3
1,114x10
-6
4
DRR-4
DRL-4
62,541x10
-6
5
DRR-5
DRL-5
6
DRR-6
DRL-6
7
DRR-7
DRL-7
8
DRR-8
DRL-8
45,792x10 1,163x10
-6
Ruangan gudang bijih Ruangan gudang bijih
5,695x10-7
-6
-7
2,528x10
Ruangan flotasi dan alat Ruangan staff
1,142x10-6 1,124x10
Ruangan flotasi dan alat
Ruangan penggerusan dan pengayakan bijih Ruangan pemecahan bijih Koridor
Tabel 4 : Hasil Pengukuran Radioaktivitas Debu Radioaktif di Udara Pada Ruang dan Lingkungan Kerja Preparasi Bijih Gedung No. 56 Triwulan IV Tahun 2011 Kode Contoh No. 1 2 3
ruangan DRR-1 DRR-2 DRR-3
lingkungan DRL-1 DRL-2 DRL-3
Radioaktivitas (Bq/l) ruangan
lingkungan
1,137x10
-6
1,134x10
-6
1,104x10
-6
-6
4
DRR-4
DRL-4
24,804x10
-6
5
DRR-5
DRL-5
6
DRR-6
DRL-6
7
DRR-7
DRL-7
8
DRR-8
DRL-8
21,529x10 1,893x10
-6
2,634x10
-7
1,628x10
-7
3,544x10
-7
2,679x10
-7
2,742x10
-7
3,132x10
-7
Ruangan flotasi dan alat Ruangan flotasi dan alat Ruangan staff Ruangan gudang bijih Ruangan gudang bijih
1,608x10-6
2,703x10-7
-6
-7
1,109x10
2,681x10
Keterangan
Ruangan penggerusan dan pengayakan bijih Ruangan pemecahan bijih Koridor
BMT debu bijih uranium = 7,3.10-4 Bq/l, thorium = 8,3.10-5 Bq/l, KTD radioaktivitas di udara adalah 2x10-6 Bq/l DRR : debu radioaktif ruang kerja DRL : debu radioaktif lingkungan kerja
344
ISBN 978-979-99141-5-6
Konsentrasi (Bq/l)
0,0008 TW1
0,0006
TW2 TW3
0,0004
TW4
0,0002
BMT-U BMT-Th
C ru se r K or id or
G rs & ay ak
G dg .2
G dg .1
R .S ta f
A la t
F lo t
0
Gambar. 1 Grafik Radioaktivitas Debu Ruang Kerja
Gambar 1. Grafik Radioaktivitas Debu Ruang Kerja
0,0000025 Konsentrasi (Bq/l) 0,000002
TW1
0,0000015
TW2
0,000001
TW3 TW4
0,0000005 KTD 0 DRL-1
DRL-2
DRL-3
DRL-4
DRL-5
DRL-6
DRL-7
DRL-8
lingkungan
Gambar 2 : Grafik debu radioaktif lingkungan kerja
Gambar 1. Grafik debu radioaktif Lingkungan kerja
ISBN 978-979-99141-5-6
345
1
2
1
2
8
3 8
3
4
7 7 6
5
6
4
5 Gambar 3 : Denah Pencuplikan Radioaktivitas Debu di Ruang dan Lingkungan Kerja Preparasi Bijih Gedung 56
5
9
Lokasi Pencuplikan kualitas udara di lingkungan ruang kerja
Lokasi Pencuplikan kualitas udara di ruang kerja
Keterangan Lokasi Ruang Kerja : 1. Ruang Flotasi 2. Ruang Peralatan 3. Ruang Staff 4. Ruang Gudang Bijih 5. Ruang Gudang Bijih 6. Ruang Penggerusan dan Pengayakan 7. Ruang Pemecahan Bijih 8. Koridor
346
ISBN 978-979-99141-5-6
Pembahasan
delapan titik pengukuran (Gambar 3)
1. Ruang Kerja
semua masih di bawah KTD yaitu
Pada triwulan I sampai dengan
berkisar antara
triwulan
Bq/l.
IV,
radioaktivitas
debu
(1,628-6,643)x10-7
radioaktif di udara ruang kerja preparasi bijih seperi pada Gambar 3 (flotasi
dan
alat,
KESIMPULAN
pengayakan, Berdasarkan
pemecahan bijih, koridor) di bawah KTD (Tabel : 1,2 3, 4)),
yaitu
berkisar antara (1,011-1,893)x10-6
pembahasan
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan : •
Radioaktivitas debu di udara pada
Bq/l. Sedangkan gudang bijih dari
ruang kerja preparasi bijih berkisar
triwulan I sampai dengan triwulan IV
antara
sudah sangat melebihi KTD yaitu
Sedangkan gudang bijih mencapai
-6
(1,011-1,893)x10-6
Bq/l.
mencapai (21,529-62,841)x10 Bq/l,
(2,153 - 6,28)x10-5 Bq/l, seluruh
seluruh
hasil
hasil
berada
dibawah
pengukuran batas
masih
pengukuran
masih
berada
masukan
dibawah batas masukan tahunan /
tahunan / Nilai Batas Turunan untuk
Nilai Batas Turunan untuk Kadar
Kadar Radioaktivitas Udara Kerja
Radioaktivitas Udara Kerja (BMT
-4
debu bijih uranium = 7,3.10-4 Bq/l,
Bq/l).
thorium = 8,3.10-5 Bq/l). Namun
setiap
demikian
(BMT debu bijih uranium = 7,3.10 Bq/l,
thorium
Namun
= 8,3.10-5
demikian
setiap
personil/karyawan/staf yang ingin
personil/karyawan/staf yang ingin
masuk
masuk
ke
gudang
bijih
harus
ke
gudang
bijih
harus
menggunakan alat pelindung diri
menggunakan alat pelindung diri
yang telah disediakan.
yang telah disediakan.
2. Lingkungan/halaman Pengukuran
radioaktivitas
• debu
Radioaktivitas
debu
di
udara
lingkungan kerja preparasi bijih (1,628-6,643)x10-7
radioaktif di udara pada lingkungan
berkisar
preparasi bijih gedung 56 dari
Masih berada di bawah KTD Baku
Bq/l.
triwulan I, II, III dan IV pada ISBN 978-979-99141-5-6
347
Mutu Lingkungan sebesar 2,0 x 10-6
“Ketentuan
Bq/l.
Terhadap Radiasi”, Jakarta, 1999.
Keselamatan
Kerja
4. BAPETEN, Surat Keputusan Nomor 12/Ka-BAPETEN/VI-99
SARAN Perlu dipasang pengatur sirkulasi udara (sistem ventilasi) di gudang penyimpan
contoh hasil pengolahan.
Setiap pekerja yang akan masuk gudang harus menghidupkan sistem ventilasi
Ketentuan
tentang
Keselamatan
Penambangan
dan
Kerja
Pengolahan
Bahan Galian Radioaktif Jakarta, 1999. 5. BAPETEN, Surat Keputusan Nomor 02/Ka-BAPETEN/V-99,
terlebih dahulu.
tentang
“Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan”, Jakarta, 1999. DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-undang
6. BATAN, Nomor
“Ketenaganukliran”,
10, Badan
Pengawas Tenaga Nuklir, Jakarta, 1997.
“Keselamatan
Terhadap
Analisis
Radioaktivitas
Lingkungan, Jakarta, 1998. 7. MADE SUMATRA, “ Pemantauan Raadioaktivitas
di
Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga
Radiasi
Atom Pasar Jum’at Periode April
Pengion dan Keamanan Sumber
1992 sampai dengan Maret 1993”,
Radioaktif”, Jakarta, 2007.
Presentasi
3. BAPETEN, Surat Keputusan Nomor 01/Ka-BAPETEN/V-99,
348
Sample
Tingkat
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33,
Prosedur
tentang
Ilmiah
Keselamatan
Radiasi dan Lingkungan,
Jakarta,
1993.
ISBN 978-979-99141-5-6
ISBN 978-979-99141-5-6
349