PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2011 Siswanti, A.Aris Munandar PTAPB-BATAN Yogyakarta
[email protected]
ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2011. Telah dilakukan pengukuran radioaktivitas beta total air lingkungan di PTAPB BATAN yang bertujuan untuk pemantauan secara rutin, sehingga memenuhi RPL yang telah dibuat dan hasilnya dibandingkan dengan Baku Mutu yang telah ditetapkan BAPETEN. Sampel air diambil sebanyak 2 liter pada 18 lokasi yang telah ditentukan radius 100 m sampai dengan 5000 m di sekitar reaktor Kartini, diuapkan di atas kompor listrik sampai volumenya ± 10 ml, selanjutnya dicuplik ke dalam planset alumunium dan dikeringkan diatas hot plate. Cuplikan ditimbang dan dicacah dengan alat cacah LBC dan dilakukan perhitungan radioaktivitasnya. Hasil pengukuran radioaktivitas beta total air lingkungan pada tahun 2011 terendah 009, ± 0,06 Bq/l pada lokasi Tambak Bayan bulan Juni dan tertinggi 0,39 ± 0,08 Bq/l pada lokasi Janti bulan Desember. Hasil pengukuran masih di bawah baku mutu yang ditetapkan menurut SK BAPETEN. No. 02/Ka-BAPETEN/V-99 yaitu 0,4 Bq/l. Kata Kunci: Radioaktivitas, sampel air, beta total.
ABSTRACT MONITORING OF GROSS BETA RADIOACTIVITIES ON WATER SAMPLE ENVIRONMENT IN THE SUROUNDING OF KARTINI REACTOR AT 2011. Measurement of gross beta radioctivities on water environment were done in the PTAPB BATAN has a goal for routine monitoring, with the result that fill RPL has been made and the result equivalented with quality standard were decided by BAPETEN. The water sample taken as much as 2 liter at 18 area were definited on radius 100 m to 5000 m in the sorounding of kartini reactor, vaporin on electric stove till the volume been 10 ml, and than pick out to the alumunium planset and drying on hot plate. Sample in the plancet were counted with a Low Background Counter (LBC) for 30 minutes and accounted of gross beta radioactivity water system. The result of gross beta radioactivity water environment at 2011 has a lowest 009, 0,06 Bq/l on Tambak Bayan area at june and in the janti area highest 0,39 0,08 Bq/ at December. The result still under of quality standard were decided by SK BAPETEN. No. 02/Ka- BAPETEN/V-99 is 0,4 Bq/l. Key words: Radioactivity, water sample, the gross beta
PENDAHULUAN
B
erdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif dan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Siswanti , dkk.
Pemanfaatan Sumber Radiasi dan Bahan Nuklir dinyatakan bahwa Pemegang Izin wajib melaksanakan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Dan sesuai dengan Undang Undang RI No. 32 Tahun 2009
ISSN 1410 – 8178
Buku I hal. 181
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu 11 September 2013
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dimana setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu.(4)
jalur kritis dimana zat radioaktif dapat mencapai tubuh manusia. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pemantauan radioaktivitas air lingkungan di sekitar reaktor Kartini yang dapat dipakai sebagai tolok ukur keselamatan pengoperasian reaktor Kartini terhadap lingkungan di sekitarnya. Tabel 1 Lokasi pengambilan sampel pada 18 titik lokasi daerah pemantauan sekitar reaktor Kartini Yogyakarta
Gambar 1. Peta lokasi sampling Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan adalah suatu instalasi nuklir yang memanfaatkan radiasi, zat radioaktif dan bahan nuklir dalam kegiatan sehari-hari yang meliputi pengoperasian reaktor nuklir Kartini dan mesin berkas elektron, melakukan litbang akselerator, litbang proses bahan nuklir, litbang radiokimia dengan didukung oleh berbagai laboratorium kimia dan radioaktif serta bengkel elektromekanik. Semua kegiatan harus memenuhi standar keselamatan yang tinggi baik untuk personil, instalasi maupun lingkungan. Subbid Pengelolaan Limbah & Keselamatan Lingkungan diberi tugas untuk melakukan pemantauan radioaktivitas lingkungan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran dinyatakan bahwa setiap pemanfaatan tenaga nuklir wajib memiliki ijin (pasal 17)(1). Pemantauan radioaktivitas beta total air di lingkungan reaktor Kartini Yogyakarta telah dilakukan sejak sebelum reaktor komisioning, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data radioaktivitas latar di sekitar reaktor tersebut. Data tersebut digunakan sebagai pembanding terhadap data lingkungan yang diperoleh setelah reaktor komisioning sehingga diharapkan dapat mengetahui kemungkinan perubahan radioaktivitas lingkungan yang disebabkan oleh dampak beroperasinya reaktor Kartini maupun fasilitas nuklir lainnya. Pengukuran radioaktivitas beta total air di lingkungan PTAPB meliputi daerah dengan radius 100 m sampai dengan 5.000 meter dari reaktor Kartini, dengan pos pengambilan cuplikan sebanyak 18 tempat. Diambilnya cuplikan air disebabkan karena komponen lingkungan tersebut merupakan Buku I hal. 182
No.
Nama Lokasi
Radius (meter)
1
Kolam Terpadu
100
Latitude/ Longitude 07o46.684’LS 110o24.780’BT
2
Utara Bengkel
100
07o46.632’LS 110o24.787’BT
3
Sahid Hotel
200
07o46.772’LS 110o24.809’BT
4
Ngentak
500
07o46.826’LS 110o24.740’BT
5
Kledokan
500
07o46.621’LS 110o24.695’BT
6
Perum. Yadara
500
07o46.461’LS 110o24.849’BT
7
Janti
1000
07o47.175’LS 110o24.548’BT
8
Seturan
1000
07o46.356’LS 110o24.307’BT
9
Ds. Demangan
1000
07o46.429’LS 110o25.516’BT
10
Tambak Bayan
1000
07o46.990’LS 110o25.093’BT
11
Pengawat Rejo
1500
07o47.647’LS 110o24.638’BT
12
Htl. Ambarukmo
1500
07o46.839’LS 110o24.218’BT
13
Maguwoharjo
1500
07o44.832’LS 110o24.627’BT
14
Depok
1500
07o46.256’LS 110o25.727’BT
15
Dayu
5000
07o43.920’LS 110o24.001’BT
16
Nomporejo
5000
07o44.197’LS 110o26.072’BT
17
Kalasan
5000
07o46.850’LS 110o27.144’BT
18
Warung Boto
5000
07o48.438’LS 110o23.888’BT
ISSN 1410 – 8178
Gd.
Siswanti, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013
TEORI DAN TATA KERJA Berisi teori baru atau lama yang dimodifikasi bagaimana penelitian dilakukan, bahan serta peralatan utama dan rancangan penelitian/ percobaan. Bahan Sampel air sebanyak 2 liter Kertas saring Akuades Peralatan Kompor listrik peralatan mekanik 1. Neraca Analitik 2. Cawan 3. Gelas Ukur 4. Alat cacah Low Beckground Counter (LBC) . Metodologi 1. Sampel air yang berupa air sumur, sungai, selokan, kolam ataupun air minum (PAM), diambil sebanyak ± 2 liter menggunakan gayung plastik, dimasukkan ke dalam jerigen plastik, ditutup rapat dan diberi label untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium. 2. Sampel air disaring menggunakan kertas saring dengan pompa vakum. Kemudian diambil 2 liter dan dituangkan ke dalam cawan porselin. 3. Diuapkan menggunakan kompor listrik sampai volumenya tinggal 10 ml. 4. Tuangkan residunya ke atas planset sedikit demi sedikit dan bersihkan residu di dalam cawan porselin dengan akuades, sambil dikeringkan di atas hot plate. 5. Setelah kering, cuplikan didinginkan dan dianalisis menggunakan alat cacah Low Background Counter (LBC) dengan tegangan kerja 1150 volt, waktu pencacahan 30 menit dan dilakukan juga pancacahan latar. 6. Dihitung radioaktivitas beta total dari masingmasing sampel dengan rumus sbb.: Radioaktivitas Air:
Cx100 x60 Bq/L VE
(1)
dimana : C = Cacah cuplikan – Cacah latar (cpm) V = Volume Sampel yang diolah (Liter) E = Efisiensi alat masing-masing sampel dalam % (ditentukan dengan standar K-40 dari KCl) HASIL DAN PEMBAHASAN Setiap aktivitas yang melibatkan fasilitas nuklir akan mempunyai kemungkinan pelepasan zat Siswanti , dkk.
radioaktif ke lingkungan, meskipun kemungkinan itu kecil sekali Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pemantauan radioaktivitas lingkungan di kawasan suatu fasilitas nuklir tersebut. Pemantauan meliputi sampel yang berasal dari tanah, air, tanaman di sekitar fasilitas nuklir yang berada sampai sejauh atau radius beberapa kilometer, tergantung dari jenis fasilitas nuklirnya. Pengukuran radioaktivitas lingkungan sekitar reaktor Kartini telah dilakukan sejak sebelum reaktor Kartini beroperasi dari tahun 1975 s.d. 1978 dan setelah reaktor itu beroperasi pada tahun 1979 hingga sekarang. Pengukuran radioaktivitas lingkungan sebelum reaktor beroperasi untuk mendapatkan data radioaktivitas latar di lingkungan sekitar reaktor. Data radioaktivitas latar ini akan digunakan sebagai pembanding terhadap radioaktivitas lingkungan di sekitar reaktor Kartini setelah reaktor itu beroperasi. Dari perbandingan data pemantauan radioaktivitas lingkungan sebelum dan sesudah reaktor beroperasi, akan dapat diketahui ada tidaknya kenaikan radioaktivitas lingkungan yang disebabkan beroperasinya reaktor Kartini. Operasi reaktor Kartini kemungkinan memberikan dampak terhadap lingkungan, sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan adalah kemungkinan kontribusi radioaktivitas ke lingkungan. Adanya peningkatan radioaktivitas yang ditimbulkan dari pengoperasian reaktor di lingkungan akan memberikan sumbangan penerimaan dosis radiasi bagi masyarakat dan makhluk hidup lain di lingkungan yaitu melalui jalur pernafasan, pencernaan maupun penyerapan melalui kulit. Oleh karena itu pemantauan secara rutin terhadap radioaktivitas lingkungan sekitar reaktor perlu dilakukan, misalnya pemantauan terhadap rumput, tanah, maupun air karena ketiganya merupakan daur makanan dimana zat-zat radioaktif dapat mencapai manusia. Metode pengukuran radioaktivitas yang dilakukan pada pemantauan ini adalah pengukuran beta total, tanpa membedakan berasal dari radionuklida yang mana sehingga yang terukur adalah semua radioaktivitas beta dari campuran radionuklida dalam sampel. Metode ini merupakan metode pengukuran secara kuantitatif yaitu hanya menentukan jumlah kandungan radionuklida pemancar beta dengan menggunakan alat cacah Low Background Counter dengan detektor Geiger Muller. Pengukuran ini dilakukan karena kebanyakan radioaktivitas lingkungan berasal dari jatuhan hasil belah percobaan ledakan nuklir yang pada umumnya merupakan pemancar beta. Alasan lain adalah pengukuran ini dapat dilakukan dengan cepat untuk cuplikan yang sangat banyak jumlahnya. Pengukuran ini juga cukup layak untuk digunakan dalam membandingkan tingkat aktivitas
ISSN 1410 – 8178
Buku I hal. 183
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu 11 September 2013
dan untuk memilih cuplikan yang dapat dianalisa lebih lanjut. Adanya hasil belah yang dipilih dapat diperkuat dengan analisa spektrofotometri gamma. Pemantauan radioaktivitas beta dilakukan pada 18 titik pengambilan cuplikan dengan radius 100 m, 200 m, 1000 m, 1500 m dan 5000 m dari arah reaktor Kartini PTAPB-BATAN Yogyakarta sedangkan hasil pemantauan radioaktivitas gross beta dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2 Data radioaktivitas beta total pada sampel air tahun 2011 Kode Lokasi
Jan.
1000 2
Feb.
Ds. Demangan
1500 2
Htl. Ambarukmo
April
Mei
1500 4
Utr. Gd.Bengkel
Kledokan
1500 3
Maguoharjo
200 -1
Sahid Htl.
1500 2
Htl. Ambarukmo
5000 1
Dayu
100 -1
Klm. Terpadu
1000 4
Tambak Bayan
100 - 1
Klm. Terpadu
5000 3
Kalasan
100 -1
Klm.
Juli
Agust. Buku I hal. 184
0.13 ± 0.06
0.12 ± 0.05
Depok
500 - 2
Juni
Min (Bq/l)
Seturan
1000 3
100 -2
Maret
Lokasi Sampling
0.12 ± 0.05
Max (Bq/l)
Curah Hujan (mm)
0.27 ± 0.06
12,9
0.31 ± 0.07
0.31 ± 0.07
Sept.
Nop.
11,5 Des.
Terpadu Kledokan
0.07 0.10 ± 0.05
1000 1
Janti
500 -1
Ngentak
100 -1
Klm. Terpadu
200 -1
Sahid Hotel
1500 4
Depok
500 - 1
Ngentak
1000 1
Janti
500 - 3
Perum. Yadara
Okt.
0.39 ± 0.08
0,5
0.39 ± 0.08
0,6
0.27 ± 0.07
12,4
0.39 ± 0.08
12,5
0.14 ± 0.06
0.11 ± 0.05
0.12 ± 0.06
0.11 ±0.05
10,8
0,4 0.35 ± 0.07
8,8
0.13 ± 0.06 0.34 ± 0.07
Aktivitas (Bq/g)
Bulan
500 -2
0,3 0,2 0,1 0
5,7
Jan. Mart. Mei
Juli
Bulan
0.10 ± 0.06 0.33 ± 0.06
-
0.33 ± 0.06
-
0.34 ±
-
0.09 ± 0.04
0,09 ± 0.06
Sept. Nov. Tertinggi Terendah
Gambar. 2. Grafik Aktivitas Air Tahun 2011 Radioaktivitas rerata beta total pada sampel air di sekitar reaktor Kartini pada tahun 2011 dari bulan Januari s/d Desember 2011 antara 0,09 ± 0.06 Bq/l s/d 0.39 ± 0.08 Bq/l . Data tertinggi pada bulan Desember 2011 pada lokasi Janti kode lokasi 10001 dengan posisi koordinat 07o47.175’LS 110o24.548’BT sebesar 0.39 ± 0.08 Bq/l dan data terendah pada bulan Juni 2011 pada lokasi Tambak Bayan kode lokasi 1000-4 poda posisi koordinat 07o46.990’LS 110o25.093’BT sebesar 0,09± 0.06 Bq/l, sedangkan data radioaktivitas beta total sebelum reaktor beroperasi pada air berkisar antara 0,0074 – 1,184 Bq/l Bq/l (Sumber: Dokumen Audit
ISSN 1410 – 8178
Siswanti, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013
Lingkungan, 2005) dan 0,4 Bq/l (BAPETEN). Nilai rata-rata radioaktivitas beta total pada sampel air yang diambil pada tahun 2011 berfluktuatif. Penyebaran radioaktivitas beta pada tiap-tiap bulan hampir sama nilainya satu sama lain (Tabel 2), tidak ada korolasinya dengan curah hujan terlihat dari data yang ada pada curah hujan tertinggi bulan Januari sebesar 12,9 mm radioaktivitas tertinngi 0.27 ± 0.06 Bq/l. Sedangkan curah hujan terendah 0 mm pada bulan Juni, Juli dan Agustus radioaktivitasnya berfluktuasi lebih tinggi dari curah hujan yang lebih tinggi. Di lokasi Janti dengan kode lokasi 1000-1 dengan posisi koordinat 07o47.175’LS 110o24.548’BT sebesar 0.39 ± 0.08 Bq/l merupakan data tertinggi. Data tiap pos pada setiap bulan selama tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 1s/d 2. Diharapkan data dari pemantauan air dilingkungan reaktor Kartini tidak melebihi batas ambang yang diijinkan sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir 1. Nomor : 02/Ka-Bapeten/V-99 tentang baku mutu tingkat radioaktivitas di lingkungan, yaitu radioaktivitas air < 0,4 Bq/l dan masih berada di bawah nilai radioaktivitas latar sebelum reaktor Kartini beroperasi (dapat digunakan sebagai pembanding) yaitu disajikan pada tabel 3 berikut ini: Tabel.3 Data beta total sebelum reaktor Kartini Beroperasi No. 1 2 3 4
Jenis Cuplikan Air Tanah Tanaman Jatuhan
Data awal 0,007 – 1,184 Bq/l 0,185 – 1,087 Bq/g 0,478 – 10,931 Bq/g 0,7178 – 57,276 Bq/g
Sumber: Dokumen Audit Lingkungan, 2005 Dari hasil pemantauan pada sampel air yang dilakukan ternyata radioaktivitas beta total pada tahun 2011 tidak mengalami kenaikan dibandingkan data sebelum reaktor beroperasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kenaikan radioaktivitas pada sampel air lingkungan yang siqnifikan di kawasan reaktor Kartini antara sesudah dengan sebelum beroperasinya reaktor tersebut. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa unsur radioaktivitas tidak dapat dikendalikan oleh karenanya penyebaran unsur radioaktivitas sangat dipengaruhi oleh keadaan meteorologi seperti kondisi cuaca, angin dan lain-lain. Dilihat dari segi jangkauannyapun dapat dikatakan bahwa radioaktivitas contoh lingkungan di dalam radius 5000 meter dari reaktor Kartini masih berada di sekitar harga rata-rata beta total sebelum reaktor beroperasi. Reaktor Kartini dengan daya 100 kWh mempunyai emisi radionuklida dalam jumlah Siswanti , dkk.
tertentu dan relatif kecil, sehingga diduga sebagian besar kontaminasi radioaktif berasal dari radionuklida alam. Sumber radioaktif alam antara lain sinar kosmis dan radionuklida primordial yang terdiri dari K-40, Rb-87, deret U-238, (U-238, U234, Th-230, Ra-226, Rn-222, Pb-210, Po-210, Po214), deret Th-232 (TH-232, Ra-228, Ra-224, Rn220, Tl-208)(6). Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan beroperasinya reaktor Kartini sampai dengan tahun 2011 tidak mempengaruhi kondisi lingkungan sekitarnya. Hasil pemantauan radioaktivitas air lingkungan di sekitar reaktor kartini tahun 2011 disajikan Tabel 4 dan 5 pada lampiran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengukuran radioaktivitas beta total pada tahun 2011, dapat disimpulkan sbb : Hasil pengukuran beta total pada sampel air di sekitar reaktor Kartini tahun 2011 berkisar antara. 0,09± 0.06 Bq/l s/d 0.39 ± 0.08. Data tertinggi pada bulan Desember 2011 di lokasi Janti (1000-1) pada posisi koordinat 07o47.175’LS 110o24.548’BT yaitu sebesar 0.39 ± 0.08 Bq/l dan data terendah pada bulan Juni 2011 dilokasi Tambak Bayan (1000-4) poda posisi koordinat 07o46.990’LS 110o25.093’BT sebesar 0,09 ± 0.06 Bq/l, sedangkan data radioaktivitas beta total pada sampel air sebelum reaktor beroperasi berkisar antara 0,0074 – 1,184 Bq/l Bq/l (Sumber: Dokumen Audit Lingkungan, 2005) dan 0,4 Bq/l (BAPETEN). Tidak ada indikasi pelepasan zat radioaktif khususnya beta total dari reaktor Kartini ke lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil pemantauan yang dilakukan pada tahun 2011 dari air di sekitar reaktor tidak melebihi range pengukuran radioaktivitas beta total sebelum Reaktor Kartini beroperasi. Sehingga dengan pengoperasian reaktor yang selama ini dilakukan tidak mempengaruhi kondisi lingkungan sekitarnya. UCAPAN TERIMAKASIH 1. A Aris Munandar, Amd 2. Wijiyono, SP 3. Sri Wahyuningsih 4. Sri Artiningsih Yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran. 2. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion
ISSN 1410 – 8178
Buku I hal. 185
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu 11 September 2013
3. Keputusan Kepala BAPETEN No.02/KaBAPETEN/V-99 TENTANG Baku Tingkat Radioaktivitas Di Lingkungan 4. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), PTAPB Yagyakarta, Revisi 0, 2009 No. Dok. RKL.01/APB/09 5. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), PTAPB Yagyakarta, Revisi 0, 2009 No. Dok. RPL.01/APB/09 6. Agus dan Muryono. 2006. Penentuan Faktor Transfer Radioaktivitas Dari Tanah ke Tumbuhan di Daerah Pemantauan Reaktor Kartini. Prosiding PPI – PDIPTN.
Tri Handini Indonesia mengalami dua musim apakah ada pengaruh curah hujan terhadap radioaktivitas air di lingkungan? Siswanti Curah hujan tidak begitu berpengaruh terhadap radioaktivitas air lingkungan, ini dapat dilihat pada tabel 2 curah hujan tertinggi pada bulan januari namun aktivitasnya max 2,7 ± 0,06 Bq/ l dan curah hujan terendah radioaktivitas mencapai 0,34 ± 0.07 Bq/ l. Jadi tidak ada korelasi antara curah hujan dengan radioaktivitas.
Tanya Jawab Noor Hardjono Dari tahun ke tahun selalu diadakan pemantauan air lingkungan di sekitar reaktor Kartini apakah pernah menemukan data yang melebihi batas baku mutu? Apakah itu wajib dilakukan? Siswanti Dari hasil pemantauan yang rutin dilakukan belum ditemukan data yang melebihi baku mutu yang berasal dari reaktor dan laboratorium pendukungnya. Ya. Sesuai PP 33 tahun 2007 tentang radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif dan PP no 29 tahun 2008 tentang perijinan pemanfaatan sumber radiasi dan bahan nuklir dinyatakan bahwa pemegang ijin wajib melaksanakan rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan serta UU Ri no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di mana setiap orang yang melakukan kegiatan berkewajiban memberikan informasi terkait dengan perlindungan san pengelolaan lingkungan secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu.
Buku I hal. 186
ISSN 1410 – 8178
Siswanti, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013
Lampiran 1 Tabel 4. Hasil pemantauan radioaktivitas Beta total sampel air lingkungan di sekitar reaktor Kartini Bulan Januari - Juni 2011
N O
KODE
LOKASI
JENIS AIR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
100-1 100 -2 200-1 500-1 500-2 500-3 1000-1 1000-2 1000-3 1000-4 1500-1 1500-2 1500-3 1500-4 5000-1 5000-2 5000-3 5000-4
Inp Klm Tpd Ut Ged bengkel Sahid Htl Ngentak Kledokan Prmh Yadara Janti Seturan Ds. Demangan T. Bayan Pengawat Rejo H.Ambarukmo Maguwoharjo Depok Dayu (Jakal.) Nomporejo Kalasan Warung boto
Air Kolam Air Selokan Air Sumur Air Selokan Air Selokan Air Selokan Air Sumur Air Selokan Air Selokan Air Selokan Air Sumur Air Kolam Air Selokan Air Selokan Air Selokan Air Sumur Air Selokan Air Selokan
AKTIVITAS (Bq/L) JANUARI 0,21 0,22 0,23 0,22 0,26 0,20 0,21 0,27 0,13 0,27 0,14 0,21 0,19 0,16 0,17 0,23 0,24 0,16
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
0,05 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,05 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,06
FEBRUARI 0,22 0,11 0,12 0,14 0,31 0,15 0,17 0,15 0,27 0,32 0,12 0,32 0,16 0,22 0,22 0,29 0,18 0,19
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
0,06 0,05 0,05 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06
MARET 0,30 0,18 0,12 0,16 0,12 0,19 0,29 0,30 0,25 0,21 0,24 0,23 0,20 0,31 0,24 0,19 0,16 0,22
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
0,06 0,06 0,05 0,06 0,05 0,06 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07
APRIL 0,24 0,15 0,13 0,21 0,26 0,14 0,22 0,17 0,25 0,24 0,32 0,15 0,35 0,24 0,22 0,18 0,20 0,18
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
MEI 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 0,07 0,06 0,07 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06
0,31 0,29 0,31 0,28 0,25 0,14 0,32 0,12 0,14 0,26 0,24 0,34 0,27 0,20 0,10 0,28 0,15 0,20
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
JUNI 0,07 0,06 0,08 0,06 0,07 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
0,33 0,09 0,18 0,12 0,28 0,13 0,13 0,15 0,21 0,09 0,18 0,25 0,22 0,28 0,27 0,28 0,28 0,31
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
0,06 0,05 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,04 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,07 0,06
Lampiran 2 Tabel 5. Hasil pemantauan radioaktivitas Beta total air lingkungan di sekitar reaktor Kartini Bulan Juli Desember 2011 N O
KODE
LOKASI
JENIS AIR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
100-1 100 -2 200-1 500-1 500-2 500-3 1000-1 1000-2 1000-3 1000-4 1500-1 1500-2 1500-3 1500-4 5000-1 5000-2 5000-3 5000-4
Inp Klm Tpd Ut Ged Bengkel Sahid Htl Ngentak Kledokan Prmh Yadara Janti Seturan Ds. Demangan T. Bayan Pengawat Rejo H.Ambarukmo Maguwoharjo Depok Dayu (Jakal.) Nomporejo Kalasan Warung boto
Air Kolam Air Selokan Air Sumur Air Selokan Air Selokan Air Selokan Air Sumur Air Selokan Air Selokan Air Selokan Air Sumur Air Kolam Air Selokan Air Selokan Air Selokan Air Sumur Air Selokan Air Selokan
Siswanti , dkk.
AKTIVITAS (Bq/L) JULI 0,33 0,16 0,09 0,15 0,22 0,26 0,22 0,10 0,26 0,25 0,19 0,25 0,18 0,17 0,15 0,23 0,09 0,23
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
AGUSTUS 0,06 0,06 0,05 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,07 0,07 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
0,34 0,18 0,24 0,24 0,10 0,14 0,33 0,21 0,14 0,18 0,23 0,26 0,18 0,16 0,20 0,29 0,32 0,20
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
0,07 0,06 0,06 0,06 0,05 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06
SEPTEMBER 0,28 0,21 0,21 0,14 0,22 0,14 0,39 0,22 0,16 0,25 0,31 0,34 0,20 0,19 0,16 0,21 0,18 0,35
ISSN 1410 – 8178
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,08 0,06 0,06 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07
OKTOBER 0,39 0,15 0,11 0,23 0,12 0,17 0,32 0,15 0,21 0,15 0,15 0,26 0,14 0,26 0,20 0,30 0,23 0,21
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
0,08 0,06 0,05 0,07 0,05 0,06 0,08 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,07 0,07 0,06 0,06
NOVEMBER 0,25 0,19 0,16 0,12 0,14 0,12 0,17 0,23 0,13 0,23 0,17 0,21 0,16 0,27 0,16 0,21 0,25 0,19
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,05 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06
DESEMBER 0,37 0,13 0,13 0,26 0,22 0,11 0,39 0,16 0,22 0,18 0,19 0,29 0,28 0,20 0,21 0,26 0,28 0,16
Buku I hal. 187
± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±
0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,05 0,08 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 0,06 0,07 0,07 0,06
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 11 September 2013
Lampiran 3 Tabel 5. Hasil pemantauan radioaktivitas Beta total air lingkungan di sekitar reaktor Kartini Bulan Juli Desember 2011 AKTIVITAS (Bq/L) NO KODE
LOKASI
JENIS AIR
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
0,25
0,07
0,37
±
0,07
0,06
0,13
±
0,06
0,06
0,13
±
0,06
0,06
0,26
±
0,06
0,06
0,22
±
0,07
0,06
0,11
±
0,05
±
0,08
1
100-1
Inp Klm Tpd
Air Kolam
0,33
±
0,06
2
100 -2
Ut. Ged. Bengkel
Air Selokan
0,16
±
0,06
3
200-1
Sahid Htl
Air Sumur
0,09
±
0,05
4
500-1
Ngentak
Air Selokan
0,15
±
0,06
5
500-2
Kledokan
Air Selokan
0,22
±
0,06
6
500-3
Prmh Yadara
Air Selokan
0,26
±
0,07
7
1000-1
Janti
Air Sumur
0,22
±
0,06
0,33
±
0,07
0,39
±
0,08
0,32
±
0,08
0,17
±
0,05
0,39
8
1000-2
Seturan
Air Selokan
0,10
±
0,06
0,21
±
0,06
0,22
±
0,06
0,15
±
0,06
0,23
±
0,06
0,16
±
0,06
9
1000-3
Ds. Demangan
Air Selokan
0,26
±
0,07
0,14
±
0,06
0,16
±
0,06
0,21
±
0,06
0,13
±
0,06
0,22
±
0,06
10
1000-4
Tambak Bayan
Air Selokan
0,25
±
0,07
0,18
±
0,06
0,25
±
0,07
0,15
±
0,06
0,23
±
0,07
0,18
±
0,06
11
1500-1
Pengawat Rejo
Air Sumur
0,19
±
0,06
0,23
±
0,06
0,31
±
0,07
0,15
±
0,06
0,17
±
0,06
0,19
±
0,06
12
1500-2
Ambarukmo Hotel
Air Kolam
0,25
±
0,07
0,26
±
0,07
0,34
±
0,07
0,26
±
0,07
0,21
±
0,06
0,29
±
0,06
13
1500-3
Maguwoharjo
Air Selokan
0,18
±
0,06
0,18
±
0,06
0,20
±
0,06
0,14
±
0,06
0,16
±
0,06
0,28
±
0,07
14
1500-4
Depok
Air Selokan
0,17
±
0,06
0,16
±
0,06
0,19
±
0,06
0,26
±
0,06
0,27
±
0,07
0,20
±
0,06
15
5000-1
Dayu (Jakal.)
Air Selokan
0,15
±
0,06
0,20
±
0,06
0,16
±
0,06
0,20
±
0,07
0,16
±
0,06
0,21
±
0,06
16
5000-2
Nomporejo
Air Sumur
0,23
±
0,06
0,06
0,26
±
0,07
17
5000-3
Kalasan
Air Selokan
0,09
±
0,06
0,06
0,28
±
0,07
18
5000-4
Warung boto
Air Selokan
0,23
±
0,06
0,06
0,16
±
0,06
Buku I hal. 188
0,34 0,18 0,24 0,24 0,10 0,14
0,29 0,32 0,20
± ± ± ± ± ±
± ± ±
0,07 0,06 0,06 0,06 0,05 0,06
0,06 0,07 0,06
0,28 0,21 0,21 0,14 0,22 0,14
0,21 0,18 0,35
± ± ± ± ± ±
± ± ±
ISSN 1410 – 8178
0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
0,06 0,06 0,07
0,39 0,15 0,11 0,23 0,12 0,17
0,30 0,23 0,21
± ± ± ± ± ±
± ± ±
0,08 0,06 0,05 0,07 0,05 0,06
0,07 0,06 0,06
0,19 0,16 0,12 0,14 0,12
0,21 0,25 0,19
± ± ± ± ± ±
± ± ±
Siswanti, dkk