PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
EVALUASI HASIL PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA RUMPUT DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2009 Sri Artiningsih,Wijiyono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan –BATAN, Babarsari Yogyakarta, 55281 E-mail :
[email protected]
ABSTRAK EVALUASI HASIL PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA RUMPUT DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2009. Telah dilakukan evaluasi hasil pengukuran radioaktivitas beta total pada rumput di sekitar reaktor Kartini pada tahun 2009. Tujuan sampling dilakukan dengan metode acak. Rumput diambil 5 x ulangan secara acak sebanyak ± 200 gram di sekitar reaktor Kartini. Preparasi dilakukan dengan cara rumput dibersihkan, kemudian dikeringkan, dibakar dan dibuat arang lalu diabukan dengan Furnace pada suhu 4500C selama 24 jam. Pencacahan radioaktivitas rumput menggunakan Low Background Counter selama 20 menit dengan efisiensi alat = 8,11%. Hasil evaluasi hasil pengukuran radioaktivitas beta total pada rumput setiap Tri wulan di sekitar reaktor Kartini tahun 2009 data tertinggi pada Tri wulan I bulan Maret di lokasi Kalasan ( 5000-3), dengan posisi koordinat 07°47’03 S 110°26’23 E, Elevasi :134 m dpl, sebesar dan pada Tri wulan II pada bulan Mei di lokasi Hotel 5.41 ± 0.43 Bq/g Ambakrukmo (1500-2) dengan posisi koordinat 07°47’38 S 110°24’39 E, ‘Elevasi 130 m dpl sebesar 6.68 ± 0.46 Bq dan Tri wulan III pada bulan Agustus di lokasi Perum. Yadara dengan posisi koordinat : 07°46’16 S 110°24’58 E. ‘Elevasi : 168 .m dpl sebesar 6.68 ± 0.46 Bq/g dan pada Tri wulan IV pada bulan Desember di lokasi Dayu (5000-3) dengan posisi koordinat : 07°43’44 S 110°24’34 E. ‘Elevasi :219 m dpl sebesar 6.68 ± 0.46 Bq/g Hasil uji statitistik tiap Triwulan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) tidak ada beda nyata karena faktor hitung < faktor tabel yaitu 2,97 < 3, 48 ( pada tingkat kesalahan 5 %) atau tingkat ketelitian 95 %. Dari evaluasi ini dapat disimpulkan bahwa tidak menunjukkan adanya korelasi antara jarak terhadap reaktor dengan aktivitas beta total semakin dekat dengan reaktor tidak selalu menunjukkan akativitasnya semakin besar.
ABSTRACT THE EVALUATION RESULT OF Gross β RADIOACTIVITY MEASUREMENT OF THE GRASS SAMPLES OF REACTOR KARTINI AROUND IN 2009. The evaluation of gross β radioactivity meansurement of the grasss samples of the reactor Kartini around in 2009 were done. Grass sample, about 200 g, were from some point stations area with 5 replicates. Grass samples were dried and carbonized on the hot electric stove and ashed in furnace on 250o C for 24 hours. Each ash samples of grass were weight 1 g and filled into aluminium planchet. The samples were for 20 minutes by GM detector in LBC system, with 8,11% of efficiency. It was found that the gross β radioactivity of the grasss samples of the Kartini reactor in 2009 the higher of gross β radioactivity on first Three months on March at Kalasan location ( 5000-3), by cordinat position 07°47’03 S 110°26’23 E, ‘Elevation : 134 m from ocean, abaut 5.41 ± 0.43 Bq/g and on second Three months on May at Ambakrukmo Hotel location (1500-2) by coordinat position 07°47’38 S 110°24’39 E, ‘Elevation 130 m from ocean about 6.68 ± 0.46 Bq/g and on third Three months on August at Perum Yadara location by coordinat position : 07°46’16 S 110°24’58 E. ‘Elevation : 168 .m from ocean about Sri Artiningsih, dkk.
ISSN 1410 – 8178
Buku II hal 269
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
6.68 ± 0.46 Bq/g and on fourth Three months on December at Dayu location (5000-3) by coordinat : 07°43’44 S 110°24’34 E. ‘Elevation : 219 m from ocean Result of statitic every third months by Complette about 6.68 ± 0.46 Bq/g Radomiced Designer (CRD) no siqnificant because calculated factor < table factor namly 2,97 < 3, 48 (on 5 % error degree or 95 % accuratted degree. From the evaluation that is no correlation between the distance from reactor with gross beta radioactivity The closer distance from reactor it is not mean the higher gross beta activity measurement.
PENDAHULUAN
S
etiap sampel rumput yang berada disekitar reaktor Kartini pada umumnya mengandung radioaktif. Hal ini berhubungan dengan siklus hidup rumput yang membutuhkan air dan udara untuk proses hidupnya. Pelepasan zat radioaktif yang dipekirakan akibat aktivitas reaktor dapat mencemari air dan udara di sekitar kawasan itu. Sementara rumput membutuhkan air sebagai sarana transportasi unsur hara menuju ke daun untuk proses fotosintesis. Maka air yang tercemar akan terserap pada rumput. Sedangkan udara juga dibutuhkan rumput untuk berespirasi. Maka udara yang mungkin tercemar dari pelepasan zat radioaktif akibat kegiatan reaktor nuklir bisa meningkatkan radioaktivitas β total pada rumput, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kontribusi β total pada rumput bisa berasal dari radioaktivitas alam. Dari data yang diperoleh dapat diketahui kemungkinan ada tidaknya peningkatan radioaktivitas β total pada rumput yang disebabkan beroperasi reaktor Kartini, atau peningkatan radioaktivitas β total pada rumput berasal dari radioaktivitas alam. Oleh karena itu perlu setiap 3 bulan sekali kita lakukan analisis data untuk mengetahui secara pasti apakah setiap 3 bulan sekali ada peningkatan atau perubahan radionuklida di lingkumhan reaktor Kartini tersebut. Jika ternyata ada indikasi yang menunjukkan adanya perubahan terhadap lingkungan, maka dapat ditentukan langkah dan tindakan yang diperlukan demi kelangsungan hidup manusia. Dengan beroperasinya reaktor Kartini Yogyakarta, dilakukan pemantauan rumput di sekitar reaktor mulai jarak 100 m, 200 m hingga radius 5000 m dari pusat kegiatan reaktor. Rumput merupakan komponen lingkungan yang tidak kalah pentingnya bila dibandingkan komponen lingkungan lainnya seperti air, tanah, udara dan debu jatuhan (fall out). Pemantauan ini dilakukan sehubungan dengan Undang-Undang
Buku II hal 270
No. 10 Tahun 1997 tentang ketenaganukliran, yang bunyinya bahwa setiap kegiatan yang melibatkan berbagai bahan radioisotop, diharuskan melakukan pemantauan dan pengawasan masalah radioaktivitas lingkungan.(1) Pemantauan dilakukan untuk melindungi manusia dan alam sekitarnya terhadap kemungkinan bahaya dari radiasi. Lingkungan adalah bagian alam yang berhubungan dengan kehidupan manusia setiap hari, seperti udara (atmosfir), tanah, sawah-ladang, air, hewan, tanaman dan lain sebagainya.(2) Pada dasarnya zat radioaktif dapat memancarkan partikel alpa, beta dan gamma. Partikel-partikel ini akan berbahaya apabila mengenai manusia pada dosis tinggi. Meskipun gas buang yang terlepas dari cerobong reaktor sudah dikelola dengan penyaringan menggunakan filter hingga dapat menekan aktivitas sekecil mungkin sehingga aman terhadap lingkungan sekitarnya namun pemantauan radioaktivitas rumput di sekitar reaktor masih perlu dilakukan. Hal ini berguna untuk mengetahui lebih dini bila terjadi kenaikan radioaktivitas pada rumput disekitar reaktor, agar penduduk terhindar dari bahaya radiasi akibat adanya reaktor nuklir di tempat itu. Tujuan dari evaluasi ini untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan radioaktivitas β total pada rumput yang diakibatkan lepasan radionuklida dari reaktor Kartini, dan membantu kegiatan pemantauan rutin tumbuhan di sekitar reaktor Kartini. Adapun lokasi sampling seperti pada tabel 1. Rumput merupakan sumber kehidupan yang dibutuhkan oleh beberapa ternak yang hidup di sekitar reaktor. Seperti pada daur penyebaran radionuklida alam dapat mencemari udara dan air selanjutnya terabsorbsi pada tanaman termasuk rumput lalu dimakan hewan dan akhirnya sampai pada manusia sebagai konsumen terakhir. Seperti pada (Gambar 1). Sehingga jelas bila mana terjadi pencemaran pada rumput maka akibatnya akan sampai pada ternak yang mengkonsumsi dan tidak menutup kemungkinan akan sampai pada manusia. Kemungkinan meningkatnya pencemaran
ISSN 1410 – 8178
Sri Artiningsih, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
lingkungan dari komponen rumput di sekitar reaktor bisa dari akibat kegiatan reaktor Kartini, tapi juga bisa karena radionuklida alam. Karena radioaktivitas dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu radioaktivitas buatan dan radioaktivitas alam. Radioaktivitas buatan berasal dari hasil reaksi
pembelahan yang dibuat oleh manusia, dari debudebu radioaktif dan ledakan bom nuklir. Sedangkan radioaktivitas lingkungan merupakan bagian dari alam misalnya batuan dari tanah yang mengandung sejumlah kecil elemen radioaktif uranium dan thorium serta hasil turunannya.(1)
Tabel 1 Lokasi pengambilan sampel rumput di sekitar reaktor Kartini pada tahun 2009
No.
Radius
Latitude/
Nama Lokasi
(meter) 1.
100-1
Akselerator (PTAPB BATAN)
2.
100-2
Utara gedung Bengkel
3.
200-1
Sahid Hotel
4.
500-1
Ngentak
5.
500-2
Kledokan
6.
500-4
Yadara
7.
1000-2
JEC (Janti)
8.
1000-4
Seturan
9.
1000-6
Demangan
10.
1000-8
Tambak Bayan
11.
1500-2
Ambarukmo Hotel
12.
1500-4
Depok
13.
5000-1
Krapyak Ndayu
14.
5000-2
Pokoh (Nomporejo)
15.
5000-3
Kalasan
16.
5000-4
Warungbata
Radionuklida yang terlepas ke alam seringkali tersebar dan terlarut, tetapi dapat pula tertimbun dalam organisme hidup dan selama pertukaran rantai makanan dengan berbagai jalan. Senyawa radionuklida dapat pula terkumpul di dalam air, tanah, endapan, dan rumput. Bila masukannya melebihi batas kecepatan penguraian radioaktif dalam jumlah yang amat tinggi dan Sri Artiningsih, dkk.
Longitude 07°46’41 S 110°24’44 E 07°46’37 S 110°24’43 E 07°46’51 S 110°24’44 E 07°46’36 S 110°24’42 E 07°46’32 S 110°24’42 E 07°46’16 S 110°24’58 E 07°46’49 S 110°24’31 E 07°46’20 S 110°24’19 E 07°46’27 S 110°25’35 E 07°47’01 S 110°25’06 E 07°47’38 S 110°24’39 E 07°46’38 S 110°25’25 E 07°43’44 S 110°24’34 E 07°43’46 S 110°26’06 E 07°47’03 S 110°26’23 E 07°47’56 S 110°24’25 E
Ketinggian (mdpl) 154 156 144 156 156 168 151 159 143 136 130 157 219 220 134 126
alam akan mengembalikannya kepada kita sebagai paket yang mematikan. Zat radioaktif pada akhirnya akan sampai pada manusia melalui jalur rantai makanan. Oleh karena itu diperlukan pengaturan dan pengawasan radioaktivitas lingkungan dengan baik. Selain itu perlu diketahui jalur kritis sebaran radioaktivitas di lingkungan, sehingga dengan memperhatikan
ISSN 1410 – 8178
Buku II hal 271
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
jalur tersebut dapat dilakukan pengambilan contoh-contoh lingkungan untuk ditentukan dan dianalisa radioaktivitasnya. Jalur penyebaran
radionuklida dilingkungan dapat dilihat pada gambar dibawah ini (3).
Zat radioaktif
udara
Air
Tanaman
Hewan
Manusia Gambar 1. Daur Penyebaran Radioaktivitas Lingkungan Radiasi alam tidak dibuat oleh manusia tetapi sudah ada sejak terbentuknya bumi dan alam semesta ini. Radiasi Primordial adalah radiasi alam yang berasal dari dalam bumi. Jenis radiasi ini sering juga disebut dengan radiasi terrestrial. Adapun jenis radiasi yang berasal dari mineralmineral yang ada dalam batu-batuan dan dari dalam tanah antara lain sederet nuklida hasil peluruhan alam yang terdiri dari deret uranium, actinium dan thorium(3) Pengoperasian akibat
reaktor Kartini tidak menutup kemungkinan akan melepaskan zat yang mengandung radionuklida buatan yang dapat meningkatkan pencemaran lingkungan. Namun perlu diingat bahwa radioaktivitas yang terdapat pada rumput yang tumbuh disekitar reaktor Kartini bisa juga dari mineral-mineral yang mengandung radionuklida promordial (alam). Adapun mineral-mineral yang mengandung radionuklida primordial seperti pada tabel 2 .
Tabel 2. Contoh mineral yang mengandung radionuklida primordial. Radionuklida primordial & t1/2 Uranium-238 (Deret Uranium) 4,5 x 109 tahun Uranium-235 (Deret Aktinium) 7,1 x 108 tahun Kalium-40 1,28 x 109 tahun
Nuklida turunannya
Rubidium-87 4,7 x 1010 tahun
Strontium-87
Buku II hal 272
Timbal-206 Timbal-207 Argon-40
ISSN 1410 – 8178
Terdapat pada mineral (pasir dan batuan) Zirkon Uraninite Pitchblende Zirkon Uraninite Pitchblende Muscovite Biotite Hornblende Glauconite Sanidine Semua batuan gunung berapi Muscovite Biotite Lepidolite Microcline Glauconite Semua batuan metamorfosis Sri Artiningsih, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
Maka perlu diteliti dan diawasi dengan cara melakukan evaluasi radioaktivitas baik buatan maupun alam tersebut pada rumput. Dari data yang diperoleh dapat diketahui kemungkinan ada tidaknya pencemaran zat radioaktif ke lingkungan, selanjutnya dari analisis data yang diperoleh akan dapat ditentukan langkah dan tindakan yang diperlukan demi kelangsungan hidup manusia.(4) Mengingat daya dukung alam sangat menentukan bagi kelangsungan hidup manusia, maka kemampuan daya dukung alam tersebut harus dijaga agar tidak rusak dan berakibat buruk bagi manusia(2) . Sedangkan tujuan dari evaluasi ini untuk mengetahui pengaruh radioaktif pada rumput yang ditimbulkan dari sinar beta dan memperoleh data dukung pemantauan radioaktif lingkungan.
TATA KERJA Bahan : Bahan analisis yang digunakan dalam pengukuran radioaktivitas ini adalah sampel rumput yang diambil di sekitar reaktor Kartini Pengambilan sampel rumput sebulan sekali selama tahun 2009. Peralatan : Alat-alat yang digunakan antara lain : Gelas ukur dan pipet, timbangan sartorius, planset aluminium, penumbuk mortir dan alat cacah Low Background Counter (LBC), GPS, kamera, peta, kantong plastik, alat tulis.
Gambar 2 Cara pengambilan sampel pada titik lokasi Cara Kerja Cara pengambilan sampel
dengan GPS. Cara pengambilan sampel rumput seperti pada gambar 2.
1. Pengambilan Sampel Rumput Sampel rumput diambil di sekitar rekator Kartini berdasarkan titik pengambilan sampel yang sudah ditentukan. Sampel diambil ± 100 g kemudian dimasukkan ke dalam plastik, diberi label dan ditutup rapat. Adapun sampel yang diambil adalah rumput dari lokasi tebuka Rumput (lampiran 1 Gb. 3). Rumput diambil dan dipotong kira-kira 2-5 cm dari tanah pada luasan sekitar 1m2 . Cara penentuan titik pengambilan sampel dilapangan adalah dengan sistem random sampling. Data diambil dari beberapa titik pengambilan cuplikan sebanyak 16 lokasi, kemudian ditentukan sebagai data radioaktivitas rumput. Efisiensi yang digunakan dalam pencacahan rumput sebesar 8,45 %. Masing-masing lokasi diambil dari 5 ulangan secara acak dan diketahui koordinat posisinya
2. Preparasi Cuplikan Tujuan preparasi agar cuplikan siap untuk dianalisis. Tahapan yang harus dilakukan : 1. Pengeringan yaitu dikeringkan-anginkan di udara. 2. Pengabuan. Sampel rumput yang tadinya dikeringkan harus dibakar dahulu agar kadar air yang terkandung didalamnya benar-benar hilang. Untuk penentuan radioaktivitas cuplikan diambil seluruh bagian, ditimbang dan dibakar dengan tungku pemanas sampai menjadi arang (lampiran 1 Gb. 4 ). Arang kemudian diabukan dengan furnuce pada suhu 450 0 C selama 24 jam. (lampiran 1 Gb. 5 ). 3. Pencacahan Sampel Cuplikan abu halus diambil 1 g ditaruh kedalam planset alumunium (lampiran 1 Gb.6. dan Gb. 7 ) kemudian diberi air suling sedikit
Sri Artiningsih, dkk.
ISSN 1410 – 8178
Buku II hal 273
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
demi sedikit sampai bercampur homogen. Sampel didalam planset dikeringkan diatas hotplate baru kemudian sampel itu siap untuk dianalisis (lampiran 1 Gb. 9). Pencacahan radioaktivitas s β total dilakukan dengan alat cacah β Ortec/ LBC (Low Background Counter) (lampiran 1 Gb. 10) dengan tegangan kerja 1150 volt dan waktu cacah 20 menit. Efisiensi alat cacah β dicari dengan menggunakan radionuklida baku K-40 dalam KCL. Didapatkan nilai efisiensi alat cacah : 8,45 %
4. Perhitungan total radioaktivitas gross Total radioaktivitas gross dengan persamaan sbb :
=
β
β dapat dihitung
C × 100 Bq / gram E
(1)
C = cacah cuplikan-cacah latar (cpm) E = efisiensi alat 8,11% dengan standar K-40 dari KCL).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran β total pada sampel rumput setiap Tri wulan sekali seperti pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil pengukuran beta total pada rumput di sekitar reaktor Tri wulan I. tahun 2009 Bulan
No. 1. 2. 3.
Januari Februari Maret
Kode Lokasi
Lokasi Sampling
Tertinggi (Bq/g)
500-2 5000-3 5000-3
Kledokan Kalasan Kalasan
5.41 ± 0.43 5.06 ± 0.41 5.41 ± 0.43
Tabel 4. Hasil pengukuran beta total pada rumput di sekitar reaktor Tri wulan II tahun 2009 Bulan
No. 1. 2. 3.
April Mei Juni
Kode Lokasi
Lokasi Sampling
Tertinggi (Bq/g)
1000-1 1500-2 1500-4
Janti Hotel Ambarukmo Depok
5.06 ± 0.41 6.68 ±0.46 5.41 ± 0.43
Tabel 5 Hasil pengukuran beta total pada rumput di sekitar reaktor Tri wulan III. tahun 2009 No.
Bulan
Kode Lokasi
Lokasi Sampling
Tertinggi (Bq/g)
1. 2. 3.
Juli Agustus September
5000-2 500-3 1000-2
Nompo Rejo Perum. Yadara Seturan
5.06 ± 0.41 6.68 ±0.46 6.68 ±0.46
Tabel 6 Hasil pengukuran beta total pada rumput di sekitar reaktor Tri wulan IV. tahun 2009 No.
Bulan
1. 2. 3
Oktober Nopember Desember
Kode Lokasi 1500-3 1500-1 5000-1
Analisis data dilakukan setiap Tri wulan sekali sehingga selama 12 bulan akan diperoleh 4 Tri wulan (4x pemantauan). Maka setiap pengamatan terdiri dari 3 bulan yang diperinci bulan 1 sebagai ulangan 1, bulan 2 sebagai ulangan 2 dan bulan 3 sebagai ulangan 3. Radioaktivitas β total sampel rumput baik terendah maupun tertinggi pada setiap Tri wulan
Buku II hal 274
Lokasi Sampling Maguwo Harjo Pengawat Rejo Dayu
Tertinggi (Bq/g) 5.41 ± 0.43 5.06 ± 0.41 6.68 ±0.46
sekali dari masing-masing lokasi memang berbeda-beda. Maka dalam hal ini umtuk membuktikan apakah setiap Tri wulan sekali dari, masing-masing lokasi ada perbedaan yang nyata. Maka perlu dilakukan uji statistik data tertinggi pada setiap Tri wulan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tingkat kepercayaan 95 % .(5)
ISSN 1410 – 8178
Sri Artiningsih, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
Tabel 7. Pemantauan Radioaktivitas β total pada rumput setiap Tri wulan sekali di sekitar reaktor Kartini pada tahun 2009 Radioaktivitas tertinggi β total rumput di sekitar reaktor Kartini Ulangan
Tri wulan 1
Tri wulan 2
Tri wulan 3
Tri wulan 4
Kontrol
(Bq/g)
(Bq/g)
(Bq/g)
(Bq/g)
(Bq/g)
5.41
5.06
5.06
5.41
5.06
6.68
6.68
5.06
Y1
5.41 15..88
5.41 17.13
6.68 18.42
6.68 17.15
18,43 = 87,01
Y
5,29
5,71
6,14
5,71
6,14
1. 2. 3.
5,18 6,17 7,08
Perhitungan : FK JKT
87,01 2 = ------------------- = 504,21 15 = 5.41 2 + 5,06 2 +……………6,68 2 = 531,83 - 504,21 = 27,62
15,88 2 +17,13 2 + 18,42 2 + 17, 15 2 + 18,432 JKP = ------------------------------------------------------- = 472,67-504,21 = 172,42 3 JKGP = JKP - JKT =172,42 - 27,62 = 144,80 Tabel Anova SK Perilaku
Db P-1
JK
KT
I : hitung
172,42
172.42/4 =43,10
43,10/14,48 =
1%
5%
2,97
5,99
3,48
5-1 = 4 Galat Perilaku
n-p
144,80
Tabel
144,80/10 = 14,48
15-5 = 10 Dari hasil uji statistik bila mana terbukti ada beda nyata maka perlu dilanjutkan dengan test Duncan`s , untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan hasil analisis tersebut. Namun apabila uji statistik tidak menunjukkan beda nyata, tidak perlu dilanjutkan dengan test Duncan`s. Sedangkan hasil uji statistik untuk data tertinggi pada setiap Tri wulan dari masing-masing lokasi tidak ada beda nyata. Karena faktor hitung masih lebih kecil dari pada faktor tabel yaitu 2,97 < 3, 48 pada tingkat kesalahan 5 %. Radionuklida yang kemungkinan terlepas dari cerobong akan terbawa aliran angin dan akan jatuh kepermukaan tanah bersamaan dengan air hujan dan akan mengendap pada tanah yang merupakan media tumbuh dari pada rumput. Akan tetapi bisa juga dari radionuklida alam seperti 226Ra yang terdapat didalam tanah atau batuan, 232Th, 40K , 214Pb ataupun radionuklida alam pemancar β lainnya. Yang terakumulasi dalam rumput Data radioaktivitas yang diperoleh masing-masing lokasi setiap Tri wulan berfluktuasi. Data yang Sri Artiningsih, dkk.
berfluktuasi kemungkinan dipengaruhi oleh cuaca dan angin. Unsur radioaktif yang berada di udara lingkungan tidak terkendali. Pada waktu musim kemarau, unsur radioaktif tersebut akan terbawa oleh angin, terdistribusi dan mengendap pada tempat yang sesuai dengan arah dan kecepatan aliran angin, sedangkan pada musim hujan dapat mengendapkan unsur radioaktif di udara ke permukaan tanah. Di ilustrasikan bahwa radionuklida baik alam maupun buatan dapat meresap pada air dan mengendap pada tanah yang merupakan media tumbuh rumput. Sehingga dapat memberikan kontribusi radioaktivitas pada rumput. Distribusi radioaktivitas beta total yang diperkirakan dari aktivitas reaktor belum menunjukkan adanya korelasi jauh dekatnya terhadap reaktor, karena aktivitas Beta total semakin dekat dengan reaktor tidak selalu menunjukkan akativitas semakin besar. Namun bersifat acak misalnya di lokasi Dayu dengan radius 5000 m dari reaktor sebesar 6,68 ±0.46 Bq/g > lokasi Kledokan yang jaraknya hanya 500
ISSN 1410 – 8178
Buku II hal 275
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
m dari pusat kegiatan reaktor yaitu sebasar 5.41 ± 0.43 Bq/g. Kejadian semacam itu menunjukkan bahwa aktivitas β total di sekitar reaktor belum tentu semata-mata dari lepasan radionuklida dari reaktor, akan tetapi bisa saja dari radionuklida alam yang ada disekitar reaktor, karena hasil pengukuran β total pada rumput di sekitar reaktor bersifat acak . KESIMPULAN Dari hasil evaluasi beta total pada rumput di sekitar reaktor Kartini pada tahun 2009 dapat di simpulkan sbb : 1. Data tertinggi Tri wulan I pada bulan Maret di lokasi Kalasan ( 5000-3), dengan posisi koordinat 07°47’03 S 110°26’23 E, ‘Elevasi :134 m dari permukaan laut, sebesar 5.41 ± 0.43 Bq/g dan Tri wulan II pada bulan Mei di lokasi Hotel Ambakrukmo (1500-2) dengan posisi koordinat 07°47’38 S 110°24’39 E, ‘Elevasi 130 m dari permukaan laut sebesar 6.68 ± 0.46 Bq . 2. Tri wulan III pada bulan Agustus di lokasi Perum. Yadara dengan posisi koordinat : 07°46’16 S 110°24’58 E. ‘Elevasi : 168 m dari permukaan laut sebesar 6.68 ± 0.46 Bq/g dan pada Tri wulan IV pada bulan Desember di lokasi Dayu (5000-3) dengan posisi koordinat : 07°43’44 S 110°24’34 E.
Buku II hal 276
3.
‘Elevasi :219 m dari permukaan laut sebesar 6.68 ± 0.46 Bq /g. Uji statitistik dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) tidak ada beda nyata karena faktor hitung masih lebih kecil dari pada faktor tabel yaitu 2,97 < 3, 48 (tingkat kesalahan 5 %).
DAFTAR PUSTAKA 1. SURATMAN Pengukuran Radioaktivitas Beta.Yogyakarta : P3TM-BATAN. (1997). 2. THOYIB. Radionuklida Pencemaran Lingkungan Dan Ekologinya. Yogyakarta : Penerbit Pusat Dosimetri dan Standarisasi BATAN. (1985). 3. WARDANA. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset. (2001). 4. DAKLAN, A. Kajian Terhadap Kadar Pb, Ca, Fe dan Tingkat Radioaktivitas Beta Total Dalam 3 Jenis Sayuran Yang Yang Dihasilkan oleh Petani. Diterbitkan oleh Pusat Dosimetri Dan Standararisai Badan Tenaga atom Nasional. (2002) 5. SUKAWATI, Rancangan Percobaan (Rancob) Pada Tugas Akhir yang berjudul Pengaruh Radiasi Sinar Gama Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedele (Soya Bean) Pada Akademi Pertanian Yogyakarta (1991)
ISSN 1410 – 8178
Sri Artiningsih, dkk
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
LAMPIRAN
Gb. 3. sampel rumput
Gb. 5 alat oven
Gb. 7 Sampel diabukan
Gb 9. Sampel siap cacah
Sri Artiningsih, dkk.
Gb. 4. alat pengarangan sampel
Gb. 6. Alat LBC
Gb. 8 .Sampel sudah digerus
Gb 10. Alat Pencacah
ISSN 1410 – 8178
Buku II hal 277