Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012 Untara, Ritayanti, Budihari HP., Sri Susilah, A. Yuniarto, Agus Gindo S., Sudiyati, T. Ginting. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKIR
SERPONG
TAHUN 2012. Telah dilakukan pemantauan lingkungan di sekitar
Kawasan Nuklir Serpong dalam radius 5 kilometer Tahun 2012. Dalam makalah ini dilaporkan hasil pemantauan selama Tahun 2012. Hasil pemantauan yang diperoleh menunjukkan bahwa kegiatan nuklir yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Kawasan Nuklir Serpong berlangsung secara aman dan terkendali sesuai standar keselamatan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan International Atomic Energy Agency (IAEA). Dosis kumulatif ambien di udara Kawasan Nuklir Serpong sekitar 48,40 % dari nilai batas dosis untuk masyarakat, dan radioaktivitas yang terdeteksi dalam tanah permukaan merupakan radionuklida alam seperti
40
K,
226
Ra,
228
Ac dan
228
Th. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa di
lingkungan Kawasan Nuklir Serpong tidak terdeteksi adanya radionuklida buatan baik dari hasil fisi maupun aktivasi yang berasal dari kegiatan nuklir di daerah Kawasan Nuklir Serpong. Kata kunci : pemantauan lingkungan, dosis ambien, tanah permukaan
ABSTRACT ENVIRONMENTAL
RADIOACTIVITY
MONITORING
IN
THE
NUCLEAR
RESEARCH SITE AT SERPONG IN 2012. Environmental monitoring in the radius of 5 kilometers of nuclear research site at Serpong has been carried out. In this paper, the results of monitoring for fiscal year 2012 are reported. The results showed that the environmental at Serpong area is in accordance with the safety criteria of Nuclear Energy Control Board and International Atomic Energy Agency. Cumullative dose ambient in the air at Serpong nuclear research area is 48,40 % dose limit value for public, and gamma radioactivity detected in the surface soil as a natural radionuclides such as 40K, 226Ra, 228Ac and 228Th. These results indicated that artificial radionucleides such as fission and activation products due to nuclear activities were not detected in the environment of nuclear research site at Serpong. Keywords : environmental monitoring, ambient doses, surface soil
641
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
PENDAHULUAN Pengelolaan lingkungan merupakan upaya untuk melindungi lingkungan dan segala isi yang ada di dalamnya dari bahaya kontaminasi dan akumulasi zatzat radioaktif yang terlepas ke lingkungan[1], agar tidak melampaui nilai Baku Mutu Lingkungan dan Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan[3]. Pengelolaan lingkungan di Kawasan Nuklir Serpong (KN Serpong) dilakukan melalui pengamatan keadaan cuaca (PKC), pemantauan radioaktivitas lingkungan (PRL) dan analisis dampak lingkungan (ANDAL) disekitar instalasi nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Serpong, Kabupaten Tangerang Selatan, Propinsi Banten. Dalam kawasan ini telah dioperasikan instalasi produksi elemen bakar eksperimen (IPEBE), reaktor serbaguna G. A. Siwabessy (RSGGAS), instalasi pengembangan radiofarmaka (IPR), instalasi radiometalurgi (IRM), instalasi pengolahan limbah radioaktif (IPLR) dan laboratorium penunjang lainnya. Disamping instalasi tersebut dalam kawasan ini juga dioperasikan 2 (dua) fasilitas nuklir dibawah manajemen PT. BATAN Teknologi, yakni instalasi produksi elemen bakar reaktor riset (IPEBRR) dan instalasi produksi radioisotop (IPR). Pengoperasian instalasi nuklir tersebut tidak dapat dihindarkan adanya lepasan zat radioaktif ke lingkungan yang akan memberikan andil (sumbangan) terhadap tingkat radioaktivitas lingkungan. Peningkatan radioaktivitas lingkungan tersebut dapat diketahui dengan melakukan pemantauan lingkungan secara berkala dan berkelanjutan. Dalam makalah ini ditampilkan hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan selama tahun 2012. Dari hasil pemantauan dapat dilakukan evaluasi besarnya peningkatan penerimaan dosis oleh anggota masyarakat/perorangan yang bermukim di sekitar kawasan instalasi nuklir, kecenderungan tingkat radioaktivitas yang terdapat di dalam berbagai komponen ekosistem dan tingkat keselamatan pengoperasian instalasi nuklir itu sendiri. Hal ini akan memberikan umpan balik bagi pengusaha instalasi nuklir (PIN) untuk meningkatkan upaya pengelolaan keselamatan dalam
642
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
pengoperasian instalasi nuklir, sehingga keselamatan masyarakat dan lingkungan di sekitar Kawasan Nuklir Serpong dapat terus ditingkatkan. TATAKERJA Program RKL (rencana pengelolaan lingkungan) dan RPL (rencana pemantauan lingkungan)[3] di sekitar kawasan nuklir Serpong telah dituangkan dalam prosedur pemantauan lingkungan, demikian pula mengenai instruksi kerja pelaksanaannya. -
Bahan dan Peralatan 1.
Bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini antara lain meliputi ; gas argon methane (P-10), nitrogen gas, nitrogen cair, HNO3 dan collodion 4% (nitrocellulose solution)
2.
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi ; gama spektroskopi, alat cacah α/β latar rendah, surveimeter, alat pencuplik udara, kolektor air hujan, pemanas listrik, laboratorium lingkungan, dan mobil monitor lingkungan.
- Daerah Pemantauan Daerah pemantauan dirancang berdasarkan model fisik dari seluruh kemungkinan jalur sebaran zat radioaktif yang dapat terjadi di kawasan nuklir Serpong bila zat radioaktif terlepas ke lingkungan (Gambar 1). Berdasarkan model fisik penyebaran zat radioaktif yang terlepas ke lingkungan selanjutnya disusun prosedur pemantauan lingkungan kawasan nuklir Serpong. Daerah pemantauan meliputi kawasan instalasi nuklir Serpong, kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK), Lepas Kawasan dan Daerah Aliran Sungai Cisadane. - Parameter yang Diamati Dalam daerah pengamatan tersebut dilakukan kegiatan pengukuran dan pengambilan berbagai jenis bahan sampel kompartemen lingkungan sebagai berikut : 1.
Sampel Udara
643
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
Pemantauan laju dosis paparan (ambient air dose) di udara dilakukan dengan cara pengukuran langsung secara berkala dan secara kontinyu pada berbagai titik pengamatan. Dengan cara ini adanya perubahan laju dosis selama waktu pengamatan dapat diketahui. Dosis kumulatif dipantau dengan menggunakan Termoluminisensi Dosimeter (TLD). TLD ini diletakkan diberbagai tempat dalam kawasan PUSPIPTEK dan setiap 3 bulan diambil dan diganti dengan yang baru. TLD
yang diambil dianalisa besaran dosis radiasinya dengan
menggunakan alat analisis TLD. Dengan cara ini besarnya dosis kumulatif pada periode 3 bulan dapat diketahui dan diamati untuk dievaluasi peningkatan dosisnya. 2.
Sampel Air Pemantauan kemungkinan adanya zat radioaktif yang terkontaminasi pada air tanah/sumur dilakukan dengan pengambilan sampel air tanah/sumur pendududk di sekitar daerah kawasan nuklir Serpong dalam radius 5 km dari reaktor. Pemantauan air permukaan dilakukan melalui air Sungai Cisadane dengan pengambilan sampel air dan sedimen pada berbagai stasion pengamatan sepanjang Sungai Cisadane dalam radius 5 km. Pengamatan yang sama juga dilakukan terhadap air permukaan lain seperti air danau / telaga, air irigasi, air baku dan air olahan pada proses penjernihan untuk kebutuhan pemukiman yang terdapat dalam radius 5 km dari reaktor.
3.
Sampel Tanah Pemantauan kontaminsasi pada tanah permukaan dan tanah pertanian dilakukan dengan mengambil cuplikan tanah secara berkala pada berbagai lokasi pemantauan yang telah ditetapkan dalam radius 5 km dari reaktor.
4.
Sampel Tanaman
644
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
Pemantauan terhadap tanaman pangan dilakukan terhadap sayur-sayuran dan atau buah-buahan yang dihasilkan dari kegiatan pertanian pada daerah radius 5 km dari reaktor. Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya kontaminasi zat radioaktif dalam tanaman pangan. Pemantauan terhadap tanaman liar dilakukan melalui rumput-rumputan yang merupakan bahan makanan ternak besar. -
Pengambilan dan pengukuran contoh lingkungan Lokasi pengambilan dan pengukuran sampel di kawasan nuklir Serpong, PUSPIPTEK dan Lepas Kawasan dalam radius 5 km.
-
Pengolahan contoh dan analisis Pengolahan dan analisis sampel untuk penentuan berbagai parameter yang dianalisis dilakukan dengan metode analisis standar yang diadopsi dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Prosedur analisis sampel lingkungan BATAN. Data hasil pemantauan diolah untuk mendapatkan informasi tentang jenis dan jumlah radionuklida yang terdeteksi dalam komponen lingkungan. Data ini selanjutnya dibandingkan dengan data pra-operasional untuk mengamati kecenderungan yang terjadi dari waktu ke waktu. Data ini digunakan pula untuk prakiraan jalan masuk bahan radioaktif dari lingkungan ke manusia dan prakiraan dampak yang diterima oleh anggota masyarakat yang ada di sekitar instalasi nuklir.
-
Evaluasi Data Data
hasil
pemantauan
keradioaktifan
lingkungan
setiap
tahunnya
dibandingkan dengan hasil pemantauan periode sebelumnya. Perbandingan data ini dilakukan untuk memperoleh informasi kecenderungan yang terjadi. Data hasil pemantauan ini akan dibandingkan pula dengan Baku Mutu Lingkungan dan Baku Tingkat radioaktivitas di lingkungan dengan metoda pembobotan untuk memperoleh informasi kualitas lingkungan di sekitar instalasi nuklir Serpong, PUSPIPTEK dan Lepas Kawasan.
645
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil pengamatan cuaca selama tahun 2012, pada o
ketinggian sensor 15 meter tercatat arah angin dominan dari 175,42 dengan kecepatan angin rerata 1,19 m/s, pada ketinggian sensor 30 meter tercatat arah o
angin dominan dari 62,65 dengan kecepatan angin rerata 2,11 m/s dan pada o
ketinggian sensor 60 meter tercatat arah angin dominan dari 158,24 dengan kecepatan angin rerata 2,93 m/s. Berdasarkan data dosis kumulatif selama Tahun 2012, penerimaan dosis eksterna rata-rata terhadap penduduk yang berada dalam radius 5 km dari RSGGAS diperkirakan sebesar 147,50 µSv. Nilai ini dapat dibandingkan dengan ratarata dosis tahunan untuk sumber alamiah yang berasal dari sinar gama daratan (teresterial) sebesar 500 µSv dan sinar kosmik sebesar 400 µSv. Sedangkan laju dosis udara ambien di KN Serpong rata-rata selama tahun 2012 berkisar (7,89 x 10-2 ~ 1,74 x 10-1) µSv/jam dengan rata-rata 9,60 x 10-2 µSv/jam. Hasil pemantauan radionuklida dalam berbagai contoh lingkungan menunjukkan bahwa radionuklida yang terpantau merupakan radioanuklida alam yakni 40K, 226Ra, 228Ac dan 228Th, sedangkan radionuklida buatan (produk fisi dan aktivasi) yakni I-131 terdeteksi pada titik pemantauan R-02 pada bulan Oktober dengan konsentrasi di udara (1,47 ± 0,25) x 10-6 Bq/l dan Cs-137 tidak teramati dalam sampel lingkungan. Terukurnya I-131 dalam sampel udara menunjukkan bahwa terjadi lepasan radionuklida tersebut dari operasi fasilitas nuklir di KN Serpong. Isotop I-131 merupakan radionuklida dengan umur paro pendek (8,08 hari) dan konsentrasi aktivitas yang terukur di lingkungan sangat rendah maka keberadaannya tidak memberikan dampak radiologi terhadap penduduk dan lingkungan di sekitar fasilitas nuklir Serpong. Hasil pemantauan aktivitas total (gross) α/β dalam contoh air lingkungan di Kawasan Nuklir Serpong menunjukkan bahwa tingkat radioaktivitas α/β pada daerah pengamatan ini masih di bawah nilai baku mutu yang ditetapkan. Hasil pengukuran ditampilkan dalam Tabel-1 s/d Tabel 4.
646
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
Berdasarkan evaluasi terhadap keselamatan lingkungan dan standar Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan, maka selama Tahun 2012 PTLR menerima buangan cair melalui saluran pemantauan buangan terpadu (PBT) dari Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) sebanyak 380 m³, Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka (IRR) sebanyak 20 m3, Instalasi Radiometalurgi (IRM) volumne 20 m3 dan Instalasi Elemen Bakar Eksperimen (IEBE) volume 34 m3. Aktivitas efluen buangan cair yang dilepas ke lingkugan tersebut masih di bawah nilai batas kadar tertinggi campuran radionuklida dalam air sesuai SK. Ka. BAPETEN No. 02/Ka-Bapeten /V/1999.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan dan pemantauan keadaan cuaca selama Tahun 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut ; 1. Pada ketinggian sensor 15 meter tercatat arah angin dominan dari 175,42
o
dengan kecepatan angin rata-rata 1,19 m/s, pada ketinggian sensor 30 meter o
tercatat arah angin dominan dari 62,65 dengan kecepatan angin rata-rata 2,11 m/s dan pada ketinggian sensor 60 meter tercatat arah angin dominan dari o
158,24 dengan kecepatan angin rata-rata 2,93 m/s.. 2. Laju paparan radiasi ambien udara di lingkungan Kawasan Nuklir Serpong rata-rata selama tahun 2012 adalah 9,60 x 10-2 µSv/jam, nilai ini tidak menunjukkan terjadinya peningkatan akibat dari pengoperasian instalasi nuklir di KN Serpong. 3. Hasil pengukuran dosis kumulatif menggunakan TLD menunjukkan bahwa radiasi sinar-γ yang terpantau tidak terjadi peningkatan dan merupakan sinar gama daratan (teristerial) dan sinar kosmik, tidak berasal dari pengoperasian instalasi nuklir di Kawasan Nuklir Serpong. 4. Radionuklida yang terpantau dalam komponen lingkungan terdiri atas radionuklida alam seperti
40
K,
228
Ac,
226
Ra dan
228
Th, dalam sampel udara
tidak terdeteksi adanya lepasan radionuklida hasil fisi dan aktivasi.
647
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
Berdasarkan data di atas keselamatan lingkungan di Kawasan Nuklir Serpong dan PUSPIPTEK yang terkait dengan kegiatan pengoperasian instalasi nuklir pada kawasan ini selama Tahun 2012 dalam kondisi normal dan terkendali sesuai peraturan yang berlaku. DAFTAR PUSTAKA [1]. Undang undang RI. No. 10 tahun 1997, tentang Ketenaganukliran. [2]. Undang undang RI. No. 32 tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. [3]. Keputusan Kepala BAPETEN No. 02/Ka.BAPETEN/V-99, tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan, [4]. Keputusan Kepala BATAN, N0. 135/KA/VII/2009, tentang Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Kawasan Nuklir Serpong. [5]. UNSCEAR 2000, Annex B tentang “Exposures from Natural Radiation Source” [6]. Analisis Dampak Lingkungan di Sekitar Daerah Instalasi Nuklir RSG-LP Serpong, Jawa Barat, 1986.
648
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
Eksterna
ISSN 0852-2979
Daur Imersi Kontaminasi Pada Permukaan Tanah
Daur Inhalasi
tubuh
kulit
Interna Tanah
Dosis Organ
Pernafasan
Sayuran
Buangan Gas/Aerosol
Atmosfer
Pertanian
Dosis Efektif
Dosis Tubuh
Organ
Buah-buahan Umbi-umbian Biji-bijian
Sistem Pencernaan
Sumber Peternakan
Daging, Susu, Telur
Buangan Cair PAM
Bak Penampungan
Daur submersi Mandi Cuci
Sungai Cisadane Tambak Air Minum Air Tanah
Sumur
Gambar 1. Model fisik penyebaran zat radioaktif yang terlepas ke lingkungan di PPTN Serpong 649
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
Tabe1 1. Rona radioaktivitas lingkungan daerah Instalasi Nuklir Serpong SelamaTahun 2012 Objek yang diamati Identitas Sampel Tanah permukaan (Bq/kg)
Rumput (Bq/kg) Udara
Catatan : (1) (2) (3) (4) (-) ttd
Parameter yang diamati Titik Oerdinat Lokasi LS BT gross gross 40 K 60 Co 137 Cs 228 I gross gross Laju dosis, Sv/jam Dosis kumulatif, mSv/3 bln Partikulat, Bq/l I - 131, Bq/l
R-01 o 06 21' 10,3” 106o 39' 52,7” 8,19 ± 5,32 262,83 ± 15,68 337,57 ± 11,61 ttd ttd ttd ttd 17,64 ± 0,63 0,16 0,15 (1,67 ± 0,80) x 10-5 ttd
Stasiun Pengamatan R-02 R-03 o o 06 20' 54,3” 06 20' 55,1” 106o 39' 41,5” 106o 39' 41.9” 8,65 ± 5,53 11,79 ± 5,13 236,62 ± 15,07 255,07 ± 15,50 308,86 ± 13,21 316,78 ± 11,76 ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 30,82 ± 1,04 9,25 ± 1,05 0,17 0,17 0,15 0,14 (7,51 ± 0,93) x 10-6 (1,55 ± 0,13) x 10-5 (1,47 ± 0,25) x 10-6 ttd
R-04 Baku mutu/ data pembanding 06 20' 55,9” 106o 39' 49,8” 15,33 ± 5,63 275,98 ± 16,00 333,30 ± 13,18 170 – 430(1) ttd ttd ttd ttd 37,76 ± 1,12 0,15 2,50(2) 0,14 1,25(2) -5 (3,10 ± 0,22) x 10 ttd 1 x 10-2(3) o
UNSCEAR 2000, Annex B tentang “Exposures from Natural Radiation Source” Keputusan Kepala BAPETEN No. 01/Ka-BAPETEN/V-99, tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, Keputusan Kepala BAPETEN No. 02/Ka-BAPETEN/V-99, tentang Baku Tingkat Rdioaktivitas di Lingkungan, Keputusan Menteri Kesehatan No. 097/Menkes/SK/VII/2002, tentang Persyaratan dan Kualitas Air Minum. tidak ada nilai baku mutu / data pembanding, tidak terdeteksi / dibawah batas deteksi alat.
650
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
Tabel 2. Rona radioaktivitas lingkungan daerah PUSPIPTEK KN Serpong SelamaTahun 2012. Objek yang diamati Identitas Sampel
Parameter yang diamati Titik Ordinat Lokasi
LS BT
P-01 o 06 21’ 21,0” 106o 40’ 26,2”
Stasiun Pengamatan P-02 P-03 o o 06 20’ 57,3” 06 21’ 20,1” 106o 40’ 07,5” 106o 39’ 55.7”
P-04 06 20’ 59,8” 106o 39’ 30,2” o
Baku Mutu
Tanah permukaan (Bq/kg)
gross α gross β 40 K 60 Co 137 Cs 131 I
10,25 ± 4,98 255,07 ± 15,47 329,76 ± 14,71 ttd ttd ttd
6,76 ± 5,24 222,33 ± 14,70 320,25 ± 13,72 ttd ttd ttd
13,73 ± 4,72 50,35 ± 9,46 200,52 ± 22,68 ttd ttd ttd
11,91 ± 4,55 52,52 ± 9,53 213,91 ± 18,14 ttd ttd ttd
170 – 430(1) 38 – 94(1) 63 – 110(1)
Air permukaan (Bq/l)
gross α gross β 40 K 60 Co 137 Cs 131 I
ttd 0,15 ± 0,08 72,32 ± 8,94 ttd ttd ttd
ttd 0,15 ± 0,08 133,43 ± 10,72 ttd ttd ttd
ttd 0,19 ± 0,08 150,35 ± 14,65 ttd ttd ttd
ttd 0,18 ± 0,08 100,22 ± 14,89 ttd ttd ttd
0,10(4) 1,00(4) 2 x 103(3) 7 x 102(3) 7 x 101(3)
Sedimen, (Bq/kg)
gross α gross β 40 K 60 Co 137 Cs 131 I
15,39 ± 4,98 75,18 ± 10,40 125,99 ± 19,40 ttd ttd ttd
11,86 ± 4,55 54,52 ± 9,61 175,38 ± 9,94 ttd ttd ttd
12,14 ± 4,61 62,06 ± 9,89 164,83 ± 15,28 ttd ttd ttd
11,87 ± 4,64 74,06 ± 10,33 122,58 ± 13,89 ttd ttd ttd
-
gross α gross β Laju dosis, µSv/jam Dosis kumulatif, mSv/3 bln
ttd 44,96 ± 1,33 0,16 0,13
ttd 22,49 ± 0,86 0,15 0,17
ttd 28,49 ± 1,03 0,15 0,13
ttd 25,52 ± 0,87 0,15 0,17
Rumput (Bq/kg) Udara
651
2,50(2) 1,25(2)
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
Tabel 3. Rona radioaktivitas lingkungan daerah Lepas Kawasan SelamaTahun 2012 Objek yang diamati
Parameter yang diamati Titik Ordinat LS Identitas Sampel Lokasi BT Tanah permukaan gross α (Bq/kg) gross β 40 K 60 Co 137 Cs 131 I Air permukaan (Bq/l)
Rumput (Bq/kg) Udara Catatan : (1) (2) (3) (4) (-) ttd
LK-203 06o 20' 31,7” o 106 40' 24,5”
LK-207
LK-304
o
Stasiun Pengamatan LK-401 LK-407
06 21' 40,6” 06o 19' 46,6” 106o 06o 19' 37,4” o o 39' 40,4” 106 40' 26,7” 106 39' 40,6”
LK-502
LK-508
22' 46,5”
06o 10' 55,5”
o 106 40' 52,0”
o 106 40' 31,3”
06o 23' 13,3” o 106 40' 35,7”
06
o
Baku Mutu
85,8 ± 4,53 11,65 ± 11,75 ± 12,14 ± 12,98 ± 16,70 ± 13,59 ± 4,92 111,60 ± 4,53 4,61 4,57 5,29 5,06 95,98 ± 11,10 11,57 54,01 ± 9,59 69,37 ± 10,16 51,98 ± 9,51 62,50 ± 13,13 66,43 ± 10,10 109,76 ± 170 – 430(1) 292,93 ± 244,28 ± 212,92 ± 295,46 ± 273,90 ± 276,41 ± 12,10 38 – 94(1) 13,92 13,21 12,67 13,21 12,71 14,14 ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd gross α 0,10(4) 0,10 ± 0,08 0,08 ± 0,07 0,31 ± 0,08 ttd 1,10 ± 0,11 ttd 0,035 ± 0,09 1,00(4) gross β 40 149,42 ± 11,94 82,82 ± 13,36 97,66 ± 15,42 176,04 ± 13,84 107,50 ± 11,53 149,23 ± 16,22 93,00 ± 10,18 K 60 ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 2 x 103(3) Co 137 ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 7 x 102(3) Cs 131 ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 7 x 101(3) I ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd gross α 27,12 ± 0,92 18,19 ± 0,64 23,97 ± 0,85 15,27 ± 0,69 30,68 ± 0,94 22,66 ± 0,72 27,12 ± 0,78 gross β 0,14 0,16 0,16 0,16 0,15 0,14 0,15 2,50(2) Laju dosis, µSv/jam
UNSCEAR 2000, Annex B tentang “Exposures from Natural Radiation Source” Keputusan Kepala BAPETEN No. 01/Ka-BAPETEN/V-99, tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, Keputusan Kepala BAPETEN No. 02/Ka-BAPETEN/V-99, tentang Baku Tingkat Rdioaktivitas di Lingkungan, Keputusan Menteri Kesehatan No. 097/Menkes/SK/VII/2002, tentang Persyaratan dan Kualitas Air Minum. tidak ada nilai baku mutu / data pembanding, tidak terdeteksi / dibawah batas deteksi alat.
652
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
Tabel 4. Rona radioaktivitas lingkungan daerah aliran sungai Cisadane SelamaTahun 2012 Objek yang diamati Identitas Sampel
Parameter yang diamati Titik Ordinat Lokasi gross gross 40 K 60 Co 137 Cs 131 I gross gross 40 K 60 Co 137 Cs 131 I
Tanah sediment (Bq/kg)
Air permukaan (Bq/l)
Udara Catatan :
Laju dosis, µSv/jam (1) (3) (4) (-) ttd
LS BT
C-01 06o 22’ 56,3” 106o 30’ 53,2” 13,75 ± 5,33 158,19 ± 13,01 225,99 ± 19,40 ttd ttd ttd ttd 0, 24 ± 0,08 157,05 ± 12,44 ttd ttd ttd 0,16
Stasiun Pengamatan C-02 C-03 06o 21’ 05,0” 06o 20’ 53,7” 106o 39’ 22,2” 106o 39’ 07,0” 16,82 ± 5,66 13,74 ± 5,47 169,35 ± 13,35 178,09 ± 13,57 375,38 ± 19,94 363,83 ± 15,28 ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 0, 16 ± 0,08 146,42 ± 11,08 155,73 ± 14,19 ttd ttd ttd ttd ttd ttd 0,16 0,16
UNSCEAR 2000, Annex B tentang “Exposures from Natural Radiation Source” Keputusan Kepala BAPETEN No. 02/Ka-BAPETEN/V-99, tentang Baku Tingkat Rdioaktivitas di Lingkungan, Keputusan Menteri Kesehatan No. 097/Menkes/SK/VII/2002, tentang Persyaratan dan Kualitas Air Minum. tidak ada nilai baku mutu / data pembanding, tidak terdeteksi / dibawah batas deteksi alat.
653
C-04 06o 10’ 40,3” 106o 39’ 29,5” 15,36 ± 5,58 175,07 ± 13,50 322,58 ± 13,89 ttd ttd ttd ttd 0, 23 ± 0,08 113,08 ± 18,97 ttd ttd ttd 0,15
Baku Mutu 170 – 430(1) 38 – 94(1) 0,10(4) 1,00(4) 2 x 103(3) 7 x 102(3) 7 x 101(3) 2,50(2)
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012
ISSN 0852-2979
654