Hadirahman dan Imas Komala
ISSN 0216 - 3 1 2 8
97
EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL 2000 - DESEMBER 2000 Hadirahman dan Imas Komala Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka
ABSTRAK EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL 2000 DESEMBER 2000. Pemantauan radioaktivitas udara dilakukan untuk menjaga keselamatan pekerja radiasi dan lingkungannya dari bahaya radiasi pengion. Pengukuran radioaktivitas udara dilakukan dengan metode sampel filter. Partilkulat udara dicuplik pada filter dengan pompa hisap yang representatif terhadap konsentrasi radionuklida di udara. Diamati kemungkinan pengaruh peningkatan paparan radiasi dan kontaminasi area laboratorium terhadap radioaktivitas udara di dalam ruangan yang diamati. Hasil pencacahan cuplikan udara dihitung dengan metode Medi Physic. Nilai radioaktivitas udara di ruangan kerja berkisar antara 1,14 x 10-3 Bq/L sampai 8,39 x 10-3 Bq/l. Radioaktivitas udara didaerah radiasi tinggi dengan rendah tidak berbeda jauh, sekitar 1,14 0/00 sampai 8,39 0/00 dari batas yang diizinkan yaitu 1 x 10-1 Bq/L. Adanya peningkatan paparan radiasi dan kontaminasi area tidak mempengaruhi nilai radioaktivitas udara di daerah kerja. Dengan evaluasi ini, diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan kehati-hatian dari para pekerja radiasi mengingat nilai radioaktivitas udara disetiap ruang kerja tidak berbeda jauh.Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pendukung penetapan klasifikasi tipe laboratorium di lingkungan Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka.
ABSTRACT THE EVALUATION OF AIR RADIOACTIVITY MEASUREMENTS RESULT IN CENTER FOR DEVELOPMENT OF RADIOISOTOPES AND RADIO-PHARMACEUTICALS WITHIN PERIOD OF APRIL 2000 TO DECEMBER 2000. Air radioactivities measurements are done routinely to keep radiation protection for worker and rooms to prevent from radioactive contamination. The method was measured filter samples which particulates were collected using vacuum pump which representative to radionuclidic concentration. The increasing of radiation exposure and area contamination were detected if probably affected to air radioactivity. The calculation of air radioactivities used Medi Physic method. The result within 1.14 x 10-3 Bq/L until 8.39 x 10 -3 Bq/L. The air radioactivities among the rooms were not too much different, there were 1.14 0/00 until 8.39 0/00 from the treshold, 1 X 10-1 Bq/L.The increasing of radiation exposure and area contamination were not affected to the air radioactivity value. Through the evaluation, hopefullly the radiation workers more understanding and carefully because of almost no difference value of air radioactivities among the rooms. The datas obtained could be supported to clasify the laboratirium type in the Center for Development of Radioisitiopes and Radiopharmaceuticals.
PENDAHULUAN
P
etugas keselamatan kerja bertanggungjawab terhadap keselamatan dirinya, pekerja radiasi dan lingkungan sekitarnya dari bahaya radiasi yang berasal dari sumber radiasi pengion. Ruangan tempat bekerja harus selalu dipantau terhadap bahaya radiasi baik berupa paparan radiasi, radioaktivitas udara atau kontaminasi area kerja. Paparan radiasi yang mengenai para pekerja harus sekecil mungkin dan pada setiap waktu harus
berada pada batas yang dapat diterima. Bahaya utama pencemaran ialah bila ada perpindahan zat pencemar dari lingkungan ke dalam tubuh, misalnya melalui penghirupan atau penelanan (1, 2). Pemantauan daerah kerja dilakukan secara rutin adalah pemantauan radioaktivitas udara, paparan radiasi dan kontaminasi area kerja (3). Pengukuran radioaktivitas udara dilakukan dengan metode sampel filter. Pengambilan cuplikan udara adalah pengumpulan partikulat udara pada filter dengan mengunakan pompa hisap yang
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001
ISSN 0216 3128
98
representatif terhadap konsentrasi radionuklida. Metode ini berguna untuk menentukan tingkat pencemaran udara khususnya di lingkungan kawasan kerja (4). Seiring dengan meningkatnya pengembangan pembuatan radioisotop dan radiofarmaka meningkat pula kegiatan-kegiatan laboratorium yang menggunakan sumber radiasi pengion. Akibatnya tingkat radiasi di udara menjadi tinggi dan frekwensi kontaminasi area di ruangan meningkat. Untuk itu ditinjau pula ada atau tidak adanya pengaruh peningkatan paparan radiasi di udara dan kontaminasi area laboratorium terhadap radioaktivitas udara di dalam ruang yang diamati. Pengolahan data hasil pencacahan cuplikan udara dilakukan menggunakan metode dari Medi Physic (5). Evaluasi hasil pemantauan radioaktivitas udara selama periode bulan April 2000 sampai dengan Desember 2000 ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan kehati-hatian dari para pekerja radiasi. Selain itu juga hasil pengolahan data yang ditampilkan dapat digunakan sebagai data pendukung untuk menetapkan klasifikasi tipe laboratorium di lingkungan Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka karena sementara ini jenis pekerjaan belum disesuaikan dengan tipe laboratorium yang ada.
TATA KERJA Bahan Bahan dan bahan penunjang yang digunakan adalah kertas saring Whatman 41 berdiameter 3,5 cm, pinset dan sarung tangan. Peralatan Peralatan yang diperlukan adalah unit pompa pengisap udara ( Radiation Air Sampling, RAS-2), alat pencacah ( Smart Radiation Monitor, SRM-200 ) dari Eberline. Kemudian alat pemantauan paparan radiasi di udara ( Monitor-4). Cara Kerja Pembagian Area Laboratorium di P2RR. Di lingkungan Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka ter-dapat 8 ruang laboratorium yang digunakan yaitu ; R -C-101, R-C-102, 110
R-C-103, R-C-106, R-C-107, R-C-108, R-Cdan R-C-126. Sementara ini belum ada
Hadirahman dan Imas Komala
penyesuaian antara tipe laboratorium dengan jenis kegiatan. Berdasarkan frekwensi penggunaan ruangan-ruangan untuk jenis kegiatan pengembangan radioisotop dan radiofarmaka, maka klasifikasi ruangan terbagi menjadi : Daerah radiasi tinggi yaitu ; R-C-101 dan R-C107 (Lab. Radioisotop). Daerah radiasi sedang yaitu ; R-C-103 dan R-C106 (Lab. Radiofarmaka). Daerah radiasi rendah yaitu ; R-C-102, R-C-108, R-C-110 (Lab. Radio-farmaka) dan R-C-126 (Lab. Siklotron) Di dalam ruangan-ruangan tersebut di atas dipilih lokasi yang cocok untuk pencuplikan udara. Pencuplikan udara dilakukan sekitar 8 kali setiap bulannya. Pemilihan lokasi. Lokasi pengambilan cuplikan udara yang dipilih berupa tempat dimana cuplikan udara terhisap secara representatif terhadap konsentrasi udara di dekat ujung alat pengisap cuplikan. Cara Pengambilan Cuplikan. Filter udara dipasang pada pompa pengisap, pompa pengisap udara diletakkan secara horizontal di atas permukan yang datar pada ketinggian sekitar 1, 5 m di atas lantai. Aliran udara yang masuk di atur pada angka 29 CFM. Waktu penyedotan cuplikan adalah 2 jam, filter udara diambil kemudian dicacah dengan alat cacah Geiger Muller (4, 5, 6). Persiapan Pencacahan. Semua data yang diperlukan dicatat yaitu lokasi pengambilan cuplikan, tanggal, waktu penyedotan dan kecepatan aliran udara dalam CFM (Cubic Feets per-Minute). Diameter filter udara disesuaikan dengan diameter tabung alat cacah Geiger Muller yaitu 3,5 cm. Pencacahan. Langkah pertama dilakukan pencacahan latar selama 1 menit, kemudian pencacahan filter udara dengan selang waktu yang sama. Pencacahan dilakukan 3 kali setiap cuplikan. Selanjutnya dilakukan penghitungan radioaktivitasnya. Rumus perhitungan radioaktivitas udara yang digunakan adalah metode Medi Physic yaitu : A=
Nn µCi / L 6 2 ,26.10 dpm / µ Ci. E F .V . T . E A
(1)
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001
Hadirahman dan Imas Komala
A=
Nn 60. E F . V . T. E A
Bq / L
ISSN 0216 - 3 1 2 8
(2)
A = Radioaktivitas udara ( µCi / L ) EF = Efisiensi filter, 84 % (6). V = Laju alir udara, 29 CFM (5, 6). EA = Efisiensi alat cacah, 16 % (5). T = Lamanya penyedotan udara, (menit). Nn = Cacahan cuplikan bersih (cpm) Pengamatan Pengaruh Paparan Radiasi di Udara pada Radioaktivitas Udara Dilakukan pemantauan paparan radiasi pada beberapa titik dimana terdapat sumber radiasi pengion di lokasi pengambilan cuplikan udara. Waktu pemantauan paparan radiasi dilakukan bersamaan dengan waktu pengambilan cuplikan udara. Pembacaan paparan radiasi dilakukan pada jarak ± 30 cm dari permukaan sumber radiasi pengion, menggunakan alat Geiger Muller. Pengamatan Pengaruh Kontaminasi Area Lokasi pada Radioaktivitas Udara. Dilakukan pemantauan tingkat kontaminasi area di lokasi pada waktu yang bersamaan dengan pengambilan cuplikan udara. Pemantauan kontaminasi dilakukan dengan cara tes usap pada titik-titik yang diduga terjadi kontaminasi. Kertas usap yang dipakai adalah kertas Whatman No. 41 berdiameter 3,5 cm. Kertas tersebut dicacah dengan alat pencacah Geiger Muller.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pencacahan cuplikan udara dengan alat pencacah Geiger Muller dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1. Data yang ditampilkan adalah radioaktivitas udara tertinggi setiap bulannya dari setiap lokasi pengamatan. Pada Tabel 1 terlihat bahwa radioaktivitas udara tertinggi rata-rata dari periode April 2000 sampai dengan Desember 2000 -3 ter-tinggi adalah di R-C-101 yaitu 8,39 x 10 Bq / L. Urutan tertinggi berikutnya adalah -3 radioaktivitas udara di R-C-103 yaitu 3,30 X 10 Bq/L. Selanjutnya nilai radioaktivitas rata-rata di -3 R-C-107 hampir sama dengan R-C-110, 1,65 X 10 -3 Bq/L dan 1,61X 10 Bq/L. Berdasarkan frekwensi pekerjaan dengan sumber radiasi pengion, R-C-107 diklasifikasikan sebagai daerah radiasi tinggi bersama dengan R-C-101. Namun dari hasil pemantauan radioaktivitas udara ternyata R-C-107
99
tidak menunjukkan nilai lebih tinggi dari yang lain bahkan hampir sama dengan nilai radioaktivitas udara di R-C-110 yang diklasifikasikan sebagai daerah radiasi rendah. Berdasarkan klasifikasi, R-C103 termasuk pada daerah radiasi sedang tetapi nilai radioaktivitasnya lebih tinggi dari R-C-107. Hal ini dapat terjadi kemungkinan adanya penyebaran radionuklida dari R-C-101 ke R-C-103 yang letaknya saling berdekatan. Di R-101, pada bulan Juli diperoleh nilai -3 yang tinggi sekali (45,8 x 10 Bq/L) dibanding -3 dengan bulan-bulan lain (0,41 x 10 Bq/L sampai -3 7,55 x 10 Bq/L). Pada bulan tersebut,memang frekwensi pekerjaan paling padat dan menggunakan sumber pengion yang cukup tinggi. Nilai radioaktivitas udara yang diperoleh dari ruang lainnya relatif sama. Nilai-nilai tersebut masih lebih rendah dari nilai batas yang diizinkan yaitu 1 -1 X 10 Bq / L. Di R-C-101 masih sekitar 12 kali lebih rendah dari batas ambang. Pada Tabel 2 dapat dilihat data-data hasil pemantauan paparan radiasi area. Khusus di R-C101 pada bulan April menunjukkan paparan radiasi tertinggi yaitu 200 mR/Jam, artinya pada saat tersebut pekerja radiasi menggunakan sumber radiasi pengion tertinggi dibandingkan dengan bulan lainnya. selanjutnya pada bulan Juli nilai paparan radiasinya 150 mR/Jam. Hasil pemantauan paparan radiasi di R-C-101 diperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu 66,66 mR/jam. Nilai paparan radiasi rata-rata tertinggi berikutnya adalah di R-C-107, 7,81 mR/Jam. Hal ini menunjukkan kecocokan dengan klasifikasi sebagai daerah radiasi tinggi. Berikutnya nilai paparan radiasi di R-C-103 dan R-C106 adalah masing-masing 5,30 mR/jam dan 0,41 mR/jam. Di R-C-102, nilai paparan radiasinya selama periode April sampai dengan Desember 2000 adalah konstan (sama dengan latar, 0,04 mR/jam). Demikian pula dengan R-C-108, R-C-110 dan R-C-126. Datadata ini sesuai dengan klasifikasi sebagai daerah radiasi sedang (R-C-103 dan R-C-106) dan rendah (R-C-102, R-C-110 dan R-C-126). Pada Tabel 3 ditunjukkan hasil pemantauan kontaminasi lantai dan tempat kerja selama periode April sampai Desember 2000. Tingkat kontaminasi area dapat dilihat pada Tabel 4. Di R-C-101 hanya satu kali tidak terjadi kontaminasi area yaitu pada bulan November ; 0,25 X nilai batas ambang. Pada sembilan bulan lainnya terjadi kontaminasi cukup tinggi yaitu antara 10,11 sampai 182,97 kali nilai batas ambang . Kontaminasi tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu 182,97 diatas batas ambang. Nilai batas ambang kontaminasi area =1 2 adalah 3,7X10 Bq/Cm
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001
ISSN 0216 3128
100
Hadirahman dan Imas Komala
Tabel 1. Hasil Pemantauan Radioaktivitas Udara Periode April 2000 s/d Desember 2000 Di Lingkungan Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka. No
Radioaktivitas Udara Tertinggi ( x 10 -3 Bq/L)
Ruangan/ Laboratorium
Apr
Mei
Juni
Juli
Agt
Sept
Okt
Nop
Des
Rata-rata
01.
R-C-101
7.55
0.41
5.62
45.8
1.08 5.30
4.65
2.07
3.08
8.39
Beta/Gamma
02.
R-C-102
0.40
0.49
3.26
1.59
1.46 2.15
1.06
0.87
1.59
1.43
Beta/Gamma
03.
R-C-103
0.61
0.79
3.47
5.45
4.47 2.19
4.40
3.66
4.66
3.30
Beta/Gamma
04.
R-C-106
2.33
0.17
1.29
1.82
0.85 3.94
1.16
0.26
0.47
1.36
Beta/Gamma
05.
R-C-107
4.87
0.87
0.78
1.70
3.05 1.11
5.16
0.99
6.17
1.65
Beta/Gamma
06.
R-C-108
0.23
0.21
1.56
1.43
1.77 3.10
2.54
0.37
0.90
1.34
Beta/Gamma
07.
R-C-110
0.39
0.10
1.07
3.20
2.44 5.72
0.56
0.71
0.29
1.61
Beta/Gamma
08.
R-C-126
1.98
0.16
0.20
1.51
1.64 3.26
0.90
0.55
0.12
1.14
Beta/Gamma
CATATAN : Batasan yang diijinkan ( bebas kontaminasi ) = 1 x 10
-1
Partikel
Bq/l
Gambar 1. Hasil pemantauan radioaktivitas udara periode April 2000 s/d Desember 2000 di lingkungan Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka.
Tabel 2. Hasil Pemantauan Paparan Radiasi Daerah Kerja Periode: April 2000 s/d Desember 2000 Di Lingkungan Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka No
Ruangan/ Lab.
Paparan Radiasi Tertinggi
( mR/Jam)
April
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
Rata-rata
Keterangan Alat survey MON-4 dan Babyline
01
R-C-101
200.00
30.00
30.00
150.00
50.00
50.00
50.00
10.00
30.00
66.66
02
R-C-102
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
03
R-C-103
1.50
0.04
0.04
0.60
0.40
3.00
40.00
0.10
0.50
5.30
04
R-C-106
2.00
0.10
0.04
0.04
0.04
0.40
0.60
0.30
0.10
0.41
05
R-C-107
5.00
3.00
3.00
20.00
3.80
20.00
5.00
0.50
10.00
7.81
06
R-C-108
0.04
3.00
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
07
R-C-110
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
08
R-C-126
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001
Hadirahman dan Imas Komala
ISSN 0216 - 3 1 2 8
101
CATATAN : Bg. Rata- rata = 0.04 mR/Jam Ta b e l 3 . Hasil Pemantauan Kontaminasi L antai dan Tempat K erja Periode
April 2000 s/d Desember 2 Di L ingkungan Pusat
Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka N O 01
RUANGAN/ LAB. R-C-101
02
APRIL
RADIOAKTIVITAS TERTINGGI ( Bq/Cm 2 ) JULI AGST SEP OKT
MEI
JUNI
NOP
DES
3.74E+00
2.69E+00
1.46E+01
6.77E+01
3.21E+00
1.44E+00
5.18E+01
9.44E-02
2.78E+00
R-C-102
1.13E-01
4.03E-02
2.64E-02
2.92E-02
3.06E-02
2.78E-02
2.58E-01
2.50E-02
4.99E-02
03
R-C-103
1.28E-01
4.29E-02
1.54E+00
4.07E-01
9.21E-01
2.12E-01
2.31E+00
2.64E-02
4.14E-01
04
R-C-106
4.44E-02
4.18E-02
4.59E-02
7.51E-02
5.14E-02
4.03E-02
1.28E+00
7.77E-02
2.40E-01
05
R-C-107
7.73E+01
1.42E+00
2.86E-01
4.70E-01
1.25E-01
4.75E-01
7.55E-01
8.62E-02
4.37E-01
06
R-C-108
3.74E-02
3.19E-02
4.74E-02
2.50E-02
3.19E-02
2.08E-02
2.03E-01
3.06E-02
1.32E-01
07
R-C-110
3.19E-02
2.78E-02
3.33E-02
6.11E-02
5.03E-02
2.92E-02
2.96E-01
1.95E-02
8.62E-02
08
R-C-126
8.62E-01
1.46E-01
8.62E-02
7.77E-02
7.22E-02
7.51E-02
8.62E-02
6.40E-02
8.73E-02
PARTI KEL BETA/ GAMMA BETA/ GAMMA BETA/ GAMMA BETA/ GAMMA BETA/ GAMMA BETA/ GAMMA BETA/ GAMMA BETA/ GAMMA
CATATAN : Batasan yang diijinkan ( bebas kontaminasi ) = 3.7E-01 Bq/cm2.
Tabel 4. Hasil Pengolahan Data Kontaminasi Lantai dan Daerah Kerja Periode: April 2000 s/d Desember 2000 Di Lingkungan Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka
No
Ruangan/ Laboratorium
April
Mei
Tingkat Kontaminasi ( x Batasan yang diijinkan) Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
01
R-C-101
10.11
7.22
39.59
182.97
8.68
3.89
140.00
0.25
7.51
02
R-C-103
-
-
4.00
1.11
2.49
-
6.24
-
1.11
03
R-C-106
-
-
-
-
-
-
3.46
-
-
04
R-C-107
208.92
3.84
-
1.27
-
1.28
2.04
-
1.18
05
R-C-126
2.33
-
-
-
-
-
-
-
-
Di R-C-103 terjadi lima kali kontaminasi dengan nilai berkisar antara 1,11 sampai 6,24 kali lebih besar dari nilai batas ambang. Di R-C-106 terjadi satu kali kontaminasi yaitu sebesar 3,48 kali nilai batas ambang. Di R-C-107 terjadi lima kali kontaminasi dengan nilai berkisar antara 1,18 sampai 208 92 kali diatas batas ambang. Nilai kontaminasi yang sangat tinggi tersebut dan merupakan tertinggi dari semua data terjadi pada bulan April. Selanjutnya terjadi satu kali kontaminasi di R-C-126 sebesar 2,33 kali diatas nilai batas ambang. Data data yang diperoleh cukup menunjang penetapan klasifikasi tipe ruang dimana R-C-101 dan R-C- 107 adalah daerah radiasi tinggi, R-C-103 dan R-C-106 daerah radiasi sedang dan yang lainnya daerah radiasi rendah. Pada ruangan R-C-102 dan R-C-110 paparan radiasi dan kontaminasi daerah kerja sangat kecil tetapi ada peningkatan nilai radioaktivitas udara dan sebaliknya pada ruangan R-C-107 terjadi kontaminasi yang besar tetapi nilai radioaktivitas udara sangat kecil.
Keterangan
Mengenai pengaruh besaran paparan radiasi dan kontaminasi terhadap besaran radioaktivitas udara pada area kerja secara umum tidak dapat dipastikan secara tegas karena diduga terjadi penyebaran radionuklida dari satu ruangan ke ruangan lainnya melalui sistem VAC. Akibatnya, diperoleh nilai radioaktivitas udara yang tidak jauh berbeda antara daerah radiasi tinggi, sedang dan rendah kecuali di R-C-101.
KESIMPULAN Pada evaluasi hasil pemantauan radioaktivitas udara di lingkungan kerja P2RR dapat disimpulkan bahwa nilai radioaktivitas udara ratarata di ruangan kerja berkisar antara 1,14 x 10 -3 Bq/L sampai 8,39 x 10-3 Bq/L. Radioaktivitas udara di ruangan satu dengan lainnya tidak menunjukkan perbedaan nilai yang sangat menonjol, padahal ada ruanganruangan terutama R-C-101 dan R-C-107 yang
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001
ISSN 0216 3128
102
paling sering digunakan untuk kegiatan menggunakan sumber radiasi pengion. Nilai radioaktivitas yang sangat menonjol terjadi pada -3 bulan Juli yaitu, 45,80 x 10 Bq/L pada ruangan R-C-101. Radioaktivitas udara tertinggi -3 -3 yaitu, 45,80 x 10 Bq/L dan terrendah 0,12 x 10 Bq/L. Adanya peningkatan paparan radiasi dan kontaminasi area belum dapat dinyatakan secara tegas pengaruhnya pada peningkatan nilai radioaktivitas udara di daerah kerja. Pengaruh sistem VAC di setiap ruangan, dapat mengakibatkan terjadi penyebaran radionuklida ke seluruh ruangan melalui sistem VAC sehingga nilai radioaktivitas udara pada daerah radiasi tinggi, sedang dan rendah tidak berbeda jauh satu sama lain. Nilai radioaktivitas udara di lingkungan Pusat Pengembangan Radioisotop dan 0 Radiofarmaka masih cukup rendah sekitar 1.14 / 00 0 sampai 8,39 /00 dari batas yang diizinkan yaitu 1 x -1 10 Bq/L.
SARAN Mengingat besarnya nilai radioaktivitas udara di setiap ruang kerja di lingkungan Pusat Pengambangan Radioisotop dan Radiofarmaka tidak menunjuk-kan perbedaan yang sangat menonjol antara daerah radiasi tinggi dengan daerah radiasi rendah, maka kepada para pekerja radiasi di lingkungan P2RR agar tetap mewaspadai adanya potensi bahaya radiasi di semua ruangan kerja meskipun ruangan tersebut sangat jarang digunakan untuk kegiatan yang menggunakan sumber radiasi pengion atau kategori daerah radiasi rendah. Untuk itu sangat diharapkan kesadaran akan tata tertib keselamatan kerja seperti selalu menggunakan TLD badge, meskipun tidak berada langsung di daerah radiasi.
Hadirahman dan Imas Komala
2.
BADAN TENAGA ATOM NASIONAL, Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, BATAN, 8-10, (1989).
3.
TIM PERUMUS KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN PPR, Petunjuk Keselamatan Kerja di Lingkungan PPR, PPR-BATAN, Revisi 1, 10-12, 15-17. (1990).
4.
TIM PENYUSUN PROSEDUR ANALISIS SAMPEL RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN, Prosedur Analisis Sampel Radioaktivitas Lingkungan, BATAN, 7-9, (1998).
5.
TIM JAMINAN KUALITAS PPR, Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Kontaminasi Udara dengan Beta Continuous Air Monitor, PPRBATAN, No. Dok. KK-21- 204-005.
6.
TRI MURNI, HADIRAHMAN, Pemantauan Kontaminasi Partikel Radioaktif di Udara di dalam daerah Kerja Pusat Produksi Radioisotop, Publikas Ilmiah, Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi, 235-338, (2000).
7.
LAPORAN TAHUNAN, 2000, P2RR, BATAN.
Tahun
Anggaran
TANYA JAWAB
Selain itu juga hasil pengolahan data yang ditampilkan dapat digunakan sebagai data pendukung untuk menetapkan klasifikasi tipe laboratorium di ling- kungan Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka, karena sementara ini jenis pekerjaan belum disesuaikan dengan tipe laboratorium yang ada.
DAFTAR PUSTAKA 1.
WIRYOSIMIN, SUWARNO, Mengenal Asas Proteksi Radiasmi, ITB Bandung, 211-216 (1995). Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001
Hadirahman dan Imas Komala
ISSN 0216 - 3 1 2 8
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 - 8 Agustus 2001
103