e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PEMANFAATAN MEDIA LOTTO UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A DI PAUD SANTI KUMARA Ni Putu Laris1, I Wayan Suwatra2, Luh Ayu Tirtayani3 1,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, 2 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
email:
[email protected];
[email protected];
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif anak dengan pemanfaatan media Lotto pada Anak Kelompok A Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di PAUD Santi Kumara Liligundi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A PAUD Santi Kumara Tahun Pelajaran 2013/2014. Data penelitian ini tentang kemampuan kognitif yang dikumpulkan dengan metode observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan meggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif anak kelompok A dengan pemanfaatan media lotto, pada siklus I sebesar 67,18% yang berada pada katagori sedang ternyata mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 86,93% tergolong pada katagori tinggi jadi peningkatan perkembangan kognitif pada kelompok A PAUD Santi Kumara sebesar 19,75%. Hal ini terjadi karena media lotto dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal bentuk, warna dan ukuran serta dapat menarik minat anak untuk belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada perkembangan kognitif anak setelah penerapan media lotto. Kata kunci: media lotto, perkembangan kognitif anak Abstract The aim of this research is to know the improving of cognitive children ability with using Lotto media for the children in group A on the second semester, academic years 2013/2014 at PAUDSanti Kumara Liligundi. Kind of the research is Classroom Action Research (PTK) that was held on second cycle. Subject on the research is the children on the group A at PAUDSanti Kumara Liligundi academic years 2013/2014. The research data is about cognitive ability that collected with using observation method. The research data analyzed with using descriptive statistical analysis method and descriptive quantitative analysis. The result of the data indicates that there is increasing of cognitive children ability in group A with using Lotto media, on the I cycle are 67,18% or that was exist on the middle categorize and then there are increasing on the II cycle become 86,93% or that was exist on the high categorize, so the increasing of cognitive children ability in group A PAUD Santi Kumara are 19,75% this happen because Lotto media can increase cognitive children ability to know type, color and size, also can attract children attention to learn. So that we can conclude that there are increasing on the cognitive children ability after applying Lotto media. Keywords: lotto media, cognitive development childrens
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Masa kanak-kanak dini berlangsung dari usia 2-6 tahun dalam artian masa anak meninggalkan masa bayi untuk mendapatkan pendidikan, Hurlock (dalam Nugraha 2008:48). Masa ini merupakan masa yang unik dan berharga bagi anak untuk memperoleh pengalaman baik dari lingkungan, maupun dari orang dewasa yang ada di sekitarnya untuk mempengaruhi kehidupan anak pada masa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat. Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan undang-undang tersebut anak TK adalah anak berusia 4 sampai 6 tahun. Masa ini disebut juga masa emas (golden age), karena peluang perkembangan anak yang sangat berharga. Menurut Piaget (dalam Allen, 2010:3) “anakanak membangun pengetahuan mereka melalui eksplorasi aktif terhadap lingkungannya". Program pendidikan anak saat sekarang memberi perhatian cukup penting pada pendidikan anak usia dini dan kini telah banyak di selenggarakan oleh masyarakat, sebab kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk anak usia dini semakin baik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini yang memfokuskan perhatiannya pada anak 0 tahun sampai 6 tahun. Usia TK merupakan salah satu rentang umur yang ada pada anak usia dini yaitu anak usia empat tahun sampai enam tahun. Dalam Permendiknas 58 (2009) dinyatakan, fungsi pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah membina, menumbuh kembangkan seluruh potensi anak baik
psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilainilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni secara optimal sehingga terbina perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangan agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupan masa depannya. Sebaliknya, pengembangan potensi anak yang kurang terarah, akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari harapan. Dengan demikian pengembangan pengetahuan sejak dini bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi mengenai apa yang ada disekelilingnya. Dalam hal ini guru dituntut untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Penting pula bagi guru dalam memilih model yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yang harus menyesuaikan dengan keadaan, kebutuhan dan kemampuan siswa. Banyak model pembelajaran serta media-media pendukung untuk memperlancar proses belajar, namun guru dituntut kembali untuk mengenali karakteristik anak terlebih dahulu sebelum memilih metode-metode serta media pendukung belajar yang akan digunakan nanti dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran yang tepat serta ditunjang dengan media yang tepat pula, maka akan menghasilkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan untuk anak didik di TK. Penggunaan metode yang tepat dan sesuai dengan dunia anak akan memfasilitasi perkembangan anak agar dapat berkembang dengan optimal. Aspek perkembangan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah aspek perkembangan kemampuan dasar yaitu kognitif. Allen (2010:29) menyatakan bahwa “perkembangan kognitif merupakan perluasan dari kemampuan mental atau intelektual anak. Proses kognitif mencakup kegiatan mental adalah menemukan, memilah, mengelompokkan dan mengingat”. Pengembangan kemampuan kognitif anak yang terjadi selama ini masih hanya dilakukan dengan beberapa metode yang sudah sering digunakan salah satunya
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) adalah metode pemberian tugas. Pada metode pemberian tugas, guru hanya memberikan penjelasan dan langkahlangkahnya kemudian meminta anak untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga hasil yang dicapai kurang optimal. Aspek perkembangan kognitif ini dapat diterapkan melalui bermain sambil belajar. Permainan yang mendukung aspek perkembangan kognitif ini adalah permainan lotto. Lotto berbentuk papan dan kartu pasangannya yang berisikan gambar, warna dan bentuk. Permainan lotto ini sangat bermanfaat bagi anak karena dapat menarik perhatian anak, selain itu media ini bentuknya menarik sehingga anak dapat belajar mengenal gambar, warna, angka, dan bentuk. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelompok A PAUD Santi Kumara Liligundi pada hari senin 12 Pebruari 2014 jam 09.00-10.00 Wib, diperoleh informasi data selama 2 tahun terakhir yaitu, jumlah siswa kelompok A pada tahun 2011/2012 adalah 13 orang sedangkan jumlah siswa kelompok A pada tahun 2012/2013 adalah 14 orang. Setelah dilakukan observasi terhadap anak-anak di kelas A PAUD Santi Kumara Liligundi, salah satu dari pengembangan dasar yaitu perkembangan kognitif di PAUD tersebut sangat rendah. Hal ini terlihat dari hasil 4 kali observasi yang dilakukan oleh peneliti secara komprehensif di kelompok A PAUD Santi Kumara Liligundi. Dari beberapa kegiatan yang diberikan, umumnya hanya 3 dari 12 anak yang dapat mengenal atau menyebutkan bentuk, warna, dan ukuran. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya anak yang mendapat penilaian bintang satu ( ). Anak kesulitan untuk mengenal konsep matematika, baik mengenal bentuk angka, membedakan warna dan mengelompokkan bentuk gambar. Dalam hal ini pengaruh media pembelajaran sangat diperlukan. Tanpa adanya media pembelajaran yang cocok dengan kebutuhan anak maka perkembangan anak akan sulit ditingkatkan. “Peran media dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sangat penting mengingat perkembangan anak pada masa berpikir konkret” (Eliyawati, 2005:104). Media akan sangat bermanfaat bagi guru
untuk membantu siswa dalam mengembangkan aspek perkembangan anak, dalam artian media memegang peranan penting dan tidak bisa dipisahkan dari anak. Penggunaan media yang tepat akan memotivasi anak untuk belajar. Berdasarkan paparan tersebut PAUD Santi Kumara Liligundi, kurang memiliki media untuk menunjang proses belajar mengajar, khususnya dalam mengenal konsep matematika, pengenalan angka, dan warna. Hal ini disebabkan karena media yang digunakan bersifat monoton. Penggunaan media yang selama ini dipilih oleh guru kurang tepat. Karena, dengan penggunaan media tersebut 9 dari 12 anak tidak mencapai perkembangan kognitif yang diharapkan. Jika hal ini dibiarkan, maka aspek kognitif anak akan terhambat. Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini digunakan permainan lotto untuk tujuan meningkatkan perkembangan kognitif anak. Dilihat karena media ini baru bagi anak maka anak tidak akan bosan belajar dengan permainan lotto ini karena dalam permainan lotto ini berisi gambargambar, warna, dan bentuk gambar yang menarik dan bermacam-macam. Perhatian anak akan terfokus pada permainan lotto ini, permainan ini juga dapat memotivasi anak untuk belajar karena masa anak menyukai gambar-gambar. Dalam penerapan media ini diharapkan dapat mengembangkan semua aspek perkembangan tidak hanya kognitif saja melainkan perkembangan sosial emosional, motorik halus, dan bahasa anak juga berkembang. Berdasarkan paparan di atas, dilakukan penelitian berjudul “Pemanfaatan Media Lotto untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Kelompok A Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di PAUD Santi Kumara Liligundi”. Menurut Aqib (2013:50) “media merupakan alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa)”. Selain itu masih ada pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang media. Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa “media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.” Sementara itu Briggs (dalam
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Sadiman, 2006:6) berpendapat bahwa “media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, kaset, video, slide”. Media juga diartikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Menurut Aqib (2013:50) “media belajar merupakan bagian dari sumber belajar”. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting yaitu unsur peralatan atau perangkat keras dan unsur pesan yang dibawanya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Brentz (dalam Sadiman, 2006:20) menyatakan “ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat di tangkap dengan indera penglihatan”. Dari ciri utama media proses belajar mengajar dapat berjalan dengan terarah karena media dapat digunakan oleh guru yang lebih penting dapat pula digunakan oleh siswa dalam belajar. Sebagai penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media juga dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara teliti, jelas dan menarik. Menurut Eliyawati, (2005:113) media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) media visual, (2) media audio, (3) media audio visual. “Lotto” merupakan media visual yang mampu membantu anak dalam meningkatakan aspek perkembangan kognitif dalam mengenal warna dan bentuk” (Suryaningrum, 2012:2). Peran media sangat penting dalam pembelajaran anak usia dini mengingat perkembangan anak berada pada masa berpikir konkret. Eliyawati (dalam Suryaningrum 2012:2),
menyatakan “Lotto merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk membantu anak mengenal warna dan bentuk dengan melatih daya nalar”. Lotto dirancang dari segi warna, bentuk, dan gambar sesuai tingkat pencapaian perkembangan anak. Permainan ini dikembangkan untuk melatih daya nalar anak. Jika anak salah mengerjakan maka anak tersebut akan segera menyadarinya dan dapat membetulkannya. Media lotto ini dapat digunakan sebagai media bermain dengan variasi permainan sesuai keinginan anak seperti bermain kelompok maupun individu. Eliyawati (2005:76) menyatakan, Lotto adalah salah satu bentuk media visual dibuat dari triplek yang terdiri dari papan lotto berukuran 17,5 x 17,5 cm, 9 kartu lotto. Papan lotto dibuat 9 bagian yang masingmasing bagian ditempeli dengan bentuk gambar dan warna yang berbeda yang dapat digunakan secara perorangan atau kelompok oleh anak usia 4 tahun ke atas untuk membantu mengembangkan daya konsentrasi dan daya pengamatan anak. Berdasarkan pendapat diatas lotto merupakan media pembelajaran yang berisikan gambar yang menarik yang digunakan oleh anak guna membantu perkembangan pikirannya. Menurut Sujiono, (2005:8.34) adapun kelebihan media lotto adalah sebagai berikut. (1) Mampu merangsang perkembangan syaraf kognitif anak. (2) Mampu mengembangkan kemampuan anak dalam memecahkan suatu masalah. (3) Dapat menjalin kerjasama dan bersosialisasi dengan teman kelompoknya saat memainkan media lotto. (4) Mengembangkan kemampuan anak dalam membedakan warna dan yang ada pada media lotto (melatih intelektual). (5) Mampu mengembangkan edukasi anggota tubuh baik tangan atau jari, mata. (6) Membiasakan anak bersosialisasi dengan teman-temannya karena permainan ini dapat dilakukan perorangan dan kelompok. (7) Seru dijadikan permainan saat ada acara kelompok baik itu sekolah, keluarga. Selain memiliki kelebihan, media lotto juga memiliki beberapa kelemahannya (Suryaningrum 2012:2) yaitu : memerlukan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) banyak waktu untuk membuat media, tidak bisa menjangkau sasaran yang besar sasaran didik terbatas pada kelompok dan individu, memerlukan pengawasan yang cermat oleh pendidik. Dapat disimpulkan media lotto merupakan salah satu media visual pembelajaran yang berisikan gambar, media ini terbuat dari triplek berukuran 17,5x17,5 dan kartu pasangannya serta dapat membantu anak untuk meningkatkan aspek perkembangannya. Eliyawati, (2005:76) menyatakan bahwa, cara penggunaan media lotto adalah sebagai berikut. (1) Perkenalkan pada anak terlebih dahulu tentang media Lotto yang sudah di siapkan sebelumnya. (2) Cara memainkan permainan ini adalah dengan mencampur aduk kartu lotto yang berisi berbagai macam warna, bentuk, gambar, dan angka sesuai dengan konsep pembelajaran yang akan diterapkan yang ada di papan lotto. (3) Mintalah anak untuk menyusun kartu lotto pada papan lotto sesuai dengan gambar, bentuk, warna dan angka yang ada pada papan lotto. (4) Berikan penjelasan singkat tentang cara permainan Lotto. Misal ada 1 pemain, si "A". Si "A" mendapat giliran pertama, dia harus mengambil papan lotto dan melihat gambar yang ada pada papan lotto setelah iu dia mencari gambar yang sama pada kartu lotto setelah menemukan gambar yang sama Si "A” memasangkannya pada papan lotto, sehingga papan lotto dipasangkan dengan kartu lotto menjadi sempurna. Jika misalnya papan lotto yang diambil adalah berupa konsep bentuk, warna dan angka Si “A” bisa menyesuaikan dengan materi pada saat itu. Menurut Piaget (dalam Allen 2010:29), “perkembangan kognitif sebagai proses interaksi yang berlangsung antara anak dan pandangan perseptualnya terhadap sebuah benda atau kejadian di suatu lingkungan”. Menurut Sasi (2011:48) Proses kognitif melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berfikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungan. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan bendabenda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman, merefleksikan
peran merupakan proses kognitif dalam perkembangan individu. Menurut Susanto (2011:47) “kognitif adalah suatu proses berpikir, dimana individu bisa menilai dan mempertimbangkan suatu peristiwa yang telah terjadi. Kognitif berhubungan dengan kecerdasan yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama di tujukan kepada ide-ide dan belajar”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan kognitif adalah kemampuan umum dan khusus untuk berpikir secara abstrak di dalam pusat susunan syaraf manusia seperti memecahkan persoalan-persoalan, mempertimbangkan persoalan. Pengertian kognitif meliputi aspekaspek struktur kognitif yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu. Kognitif merupakan pengatahuan yang luas, daya nalar, kreativitas (daya cipta), kemampuan bahasa, serta daya ingat. Piaget (dalam Gunarti 2012:1.38; Patmonodewo, 2003:23) membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahapan perkembangan kognitif, diantaranya tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional yang berlangsung dari usia 2-7 tahun, tahap operational konkret (7-12 tahun), tahap operational formal yang berlangsung pada usia 12 tahun sampai usia dewasa. Oleh karena PAUD merupakan pendidikan dari usia 0-8 tahun. Anak dalam masa tumbuh kembangnya diberikan kesempatan untuk mengembangkan daya ciptanya secara bebas, baik melalui coretan yang mereka buat ataupun cerita yang diungkapkannya. Perkembangan anak pada masa usia dini sangat cepat, karena anak-anak adalah pembelajar yang aktif (Mutiah 2012:52). Dalam pembelajarannya anak banyak belajar dari aktivitas-aktivitas yang dilakukannya. Dewi (2005:14) menyatakan bahwa, Perkembangan kognitif anak usia dini rentang 4-5 tahun adalah sebagai berikut. (1) Menyebut urutan bilangan 1-10, (2) Menyebut, menunjuk dan mengelompokkan 5 warna, (3) Menyusun kembali kepingan/ pusel sehingga menjadi bentuk utuh, (4) Memasang benda sesuai pasangannya, (5) Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur, biji ditanam,
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) balon ditiup lalu dikempeskan, benda-benda dimasukkan air, benda-benda dijatuhkan , dan lain-lain, (6) Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi, jika benda kecil dilihat dengan kaca pembesar dan jika besi berani didekatkan dengan macammacam benda yang terbuat dari besi-besi, (7) Menggambar orang dengan 2-3 bagian badan seperti kepala, tangan, dan kaki, (8) Kemampuan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi lebih lama, (9) Bertambahnya pengalaman tentang pengertian dari fungsi, waktu, hubungan bagian dengan keseluruhan. METODE Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Agung (2010:2) “ PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional“. Jenis penelitian yang digunakan adalah peneliti sebagai observer yang mengamati guru kelas dalam menerapkan media lotto untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. Peneliti juga berperan sebagai guru yaitu terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan), observasi/evaluasi dan refleksi. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anak kelompok A PAUD Santi Kumara Liligundi yang berjumlah 12 anak dimana terdiri dari 6 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah meningkatakan perkembangan kognitif anak kelompok A semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di PAUD Santi Kumara Liligundi. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua siklus, tetapi tidak menutup kemungkinan dilanjutkan kesiklus berikutnya apabila belum memenuhi target penelitian. Akhir siklus I ditandai dengan evaluasi begitupun dengan siklus II dan siklus selanjutnya bila belum memenuhi target penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan/evaluasi dan refleksi. Model penelitian tindakan kelas (PTK) dapat di gambarkan sebagai berikut.
1.Perencanaan Tindakan 4.Refleksi
3.Observasii
Siklus I 2.Pelaksanaan Tindakan 1.Perencanaan Tindakan 4.Refleksi
3.Observasi/
Siklus II 2.Pelaksanaan Tindakan
1.Rekomendasi
Gambar 1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Kanca, 2010:129) Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Dalam buku pengantar metodologi penelitian dikemukakan bahwa “metode observasi adalah suatu cara memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu objek tertentu” (Agung, 2010:68). Metode observasi pada prinsipnya merupakan cara memperoleh data yang lebih dominan menggunakan indera penglihatan (mata) dalam proses pengukuran terhadap suatu objek atau variabel tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data perkembangan kognitif. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen perkembangan kognitif pada anak yang disajikan dalam tabel 1 berikut ini.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Pemanfaatan Media Lotto untuk Perkembangan Kognitif Anak Capaian Perkembangan 1. Mengklasifika sikan benda kedalam kelompok yang sejenis. 2. Mengklasifika sikan benda berdasarkan bentuk, warna, ukuran. 3. Mengenal konsep bilangan.
Indikator 1.Mengelompokkan berpasangan.
benda
yang
2.Memasangkan benda berdasarkan bentuk, warna, ukuran. 3.Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri. 4.Membilang dengan menunjukkan benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda 1-10).
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58, 2010) Dalam menganalisis data ini di gunakan Instrumen pengumpulan data yang yaitu metode analisis statistik deskriptif dan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Kedua jenis lembar observasi. Observasi dilakukan metode analisis data tersebut dijelaskan terhadap kegiatan peneliti dan siswa dalam sebagai berikut. menerapkan media lotto. Setiap kegiatan Dalam Buku Metodologi Penelitian yang diobservasikan dikategorikan ke dalam dinyatakan bahwa metode analisis statistik kualitas yang sesuai yaitu anak belum deskriptif ialah suatu cara pengolahan data berkembang dengan tanda bintang satu ( ), yang dilakukan dengan jalan menerapkan anak mulai berkembang dengan tanda rumus-rumus statistik deskriptif seperti: bintang dua ( ), anak berkembang sesuai distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata, harapan dengan tanda bintang tiga median, modus, mean dan standar deviasi ( ).anak berkembang sangat baik untuk menggambarkan suatu objek atau dengan tanda bintang empat ( ). variabel tertentu sehingga di peroleh Pedoman observasi adalah alat yang kesimpulan umum (Agung, 2010:76). digunakan untuk acuan pengamatan, untuk Dalam penerapan metode analisis mengetahui sejauh mana peningkatan statistik deskriptif ini, data yang diperoleh perkembangan kognitif anak. Pedoman dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan observasi disusun untuk memudahkan ke dalam tabel distribusi frekuensi, dalam melakukan pengamatan terhadap menghitung modus, menghitung median, proses pembelajaran dengan media loto. menghitung angka rata-rata (mean), Dalam penelitian ini, pedoman menyajikan data ke dalam grafik polygon. observasi kegiatan peneliti untuk Metode analisis deskriptif kuantitatif mengetahui perkembangan kognitif anak digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya selama mengikuti proses pembelajaran, perkembangan kognitif mengenai menggunakan instrumen pengumpulan data kemampuan kognitif pada anak yang perkembangan kognitif. dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Setelah data dalam penelitian terkumpul Patokan (PAP) skala lima, dapat di sajikan maka selanjutnya dilakukan analisis data. pada table 2 berikut ini:
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Tabel 2 Pedoman Konversi Skala Lima tentang Perkembangan Kognitif
Persentase 90-100 80-89 65-79 55-64 0-54
Kriteria Perkembangan Kognitif Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan maret 2014 di kelompok A PAUD Santi Kumara tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah subjek sebanyak 12 anak. Tema yang digunakan pada saat penelitian ini berlangsung adalah alam semesta dan gejala alam . Siklus I dan II terdiri dari enam kali pertemuan, dimana lima kali untuk latihan dan satu kali untuk evaluasi di akhir siklus dengan metode observasi. Data yang dikumpulkan adalah
M = 10,75 Mo = 9,00 Me = 10,00 Gambar 2. Grafik Polygon Data Perkembangan Kognitif Siklus I Berdasarkan perhitungan dari grafik polygon diatas terlihat Mo < Me < Mean (9,00 < 10,00 < 10,75), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data perkembangan kognitif pada siklus I merupakan kurva juling positif.
mengenai perkembangan kognitif anak dalam mengenal bentuk, warna dan ukuran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media lotto. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Data yang dikumpulkan yaitu pemanfaatan media lotto untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil analisisnya dipaparkan dalam table 3 sebagai berikut. Tabel 3 Deskriptif perkembangan kognitif anak Kelompok A PAUD Santi Kumara siklus I dan siklus II Statistik Modus Median Mean M%
Mo= 16,00
Siklus I 9,00 10,00 10,75 67,18 %
Siklus II 16,00 14,00 13,91 86,93 %
M = 13,91
Me = 14,00 Gambar 3. Grafik Polygon Data Perkembangan Kognitif Siklus II Berdasarkan perhitungan dari grafik polygon diatas terlihat Mo < Me < M (16,00 < 14,00 < 13,91), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data perkembangan kognitif pada siklus II merupakan kurva juling negatif.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di PAUD Santi Kumara pada anak kelompok A semester II tahun pelajaran 2013/2014 selama dua siklus menunjukkan terjadi peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk setelah penerapan media lotto. Sebelum diberikan tindakan presentase tingkat perkembangan kognitif pada anak kelompok A di PAUD Santi Kumara tergolong rendah. Sedangkan penelitian dikatakan berhasil apabila anak mengalami tingkat perkembangan kognitif yang tinggi. Sesuai analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif terhadap perkembangan kognitif anak melalui pemanfaatan media lotto pada siklus I diperoleh rata-rata persentase perkembangan kognitif sebesar 67,18%. Rata-rata persentase perkembangan kognitif anak kelompok A di PAUD Santi Kumara terletak di siklus II menjadi sebesar 86,93%. Peningkatan rata-rata persentase perkembangan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 19,75%. Terjadinya peningkatan perkembangan kognitif pada anak setelah penerapan media lotto dalam penelitian ini disebabkan rasa ingin tahu anak pada media lotto yang disajikan oleh guru, sehingga anak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara berkelompok, yang pada akhirnya mampu meningkatkan perkembangan kognitif anak serta terciptanya suasana pembelajar yang menarik perhatian anak karena media yang digunakan berbentuk gambar dan warna yang digunakan untuk belajar bersama teman. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Eliyawati (2005:76) bahwa lotto merupakan papan yang dibuat 9 bagian dengan kartunya yang masing-masing bagian ditempeli dengan bentuk gambar dan warna yang berbeda yang dapat digunakan secara perorangan atau kelompok oleh anak usia 4 tahun ke atas untuk membantu mengembangkan daya konsentrasi dan daya pengamatan anak. Hasil pengamatan dan temuan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I terdapat beberapa masalah yang menyebabkan perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk masih berada pada kriteria sedang, hal ini disebabkan karena terdapat
kendala-kendala sebagai berikut. Anak masih terlihat bingung dengan media lotto yang diterapkan, beberapa anak masih terlihat bermain-main pada saat diajak melaksanakan kegiatan, guru terlalu lama memberikan penjelasan, dan masih ada banyak anak yang takut ke depan kelas dalam melaksanakan perintah guru. Selain itu keaktifan anak masih kurang, terlihat hanya beberapa anak yang mau menjawab pertanyaan guru dan tampil kedepan kelas, dan bentuk kartu lotto kurang bervariasi, sehingga anak mulai terlihat bosan pada akhir pertemuan. Beberapa kendala-kendala yang di hadapi dalam penelitian ini diupayakan solusi untuk diterapkan pada siklus II diantaranya yaitu, menjelaskan kembali media yang digunakan dalam kegiatan dengan menyampaikan cara kerja dari media yang diterapkan, menciptakan suasana yang menarik perhatian anak sehingga anak-anak fokus perhatiannya ke depan kelas, memberikan motivasi dan dorongan kepada anak untuk tidak takut ke depan kelas dalam melaksanakan perintah guru. Selain itu guru harus menguasai kelas secara menyeluruh dan lebih memperhatikan pengelolaan waktu saat di kelas, dan membimbing dengan baik anak yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuan kepada anak yang lain. Maryani (2010:10) menyatakan bahwa “teknik bermain dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam pembelajaran dan di dukung oleh guru yang efektif dapat meningkatkan kemajuan anak baik dalam proses pembelajaran mulai dari pengenalan benda, membilang benda, menghitung dan pengenalan simbol”. Pembelajaran akan menarik jika guru dapat memilih media dan kegiatan yang menarik. Penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus II diberikan pula media lotto yang lebih bervariasi dengan warna, gambar dan bentuk. Proses belajar mengajar menjadi menarik perhatian anak karena media yang disediakan guru lebih variatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Hasil pengamatan dan temuan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus II tampak adanya peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk yang di peroleh dari temuan-temuan sebagai berikut. 1) secara garis besar proses kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana kegiatan harian yang telah di rencanakan oleh peneliti sehingga perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk dapat tercapai, 2) peneliti memberikan bimbingan dan tuntunan apabila ada yang belum di mengerti oleh anak. Menurut Renzulli (dalam Sujiono, 2005:1.14) mengemukakan bahwa “ciri-ciri perkembangan kognitif yaitu mampu memecahkan masalah dengan cepat”. Dengan menerapkan media lotto dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kognitif anak. Karena jika proses pembelajaran mengenal bentuk menggunakan media lotto mencapai tujuan maka siswa akan berkembang sesuai harapan dalam memasangkan lotto sesuai dengan bentuk gambarnya yang sama. Hal tersebut akan berdampak juga terhadap siswa dalam memecahkan masalah dengan cepat dalam kehidupan sehari-sehari. Gunarti (2012:1.37) menyatakan bahwa “kognitif adalah pengertian yang luas mengenai cara berfikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan seseorang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan yang diperolehnya”. Tujuan dari mempelajari bentuk yaitu membantu anak agar lebih peka dalam mempelajari tentang perbedaan dan persamaan bentuk di lingkungannya dan bertujuan dapat membedakan bentuk satu dengan yan lainnya. Selain itu, lingkungan juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Berdasarkan perbaikan serta menciptakan kegiatan pembelajaran yang dipaparkan pada refleksi siklus I, maka siklus II diperoleh adanya peningkatan terhadap anak yang mengalami perkembangan kognitif yaitu dari 67,18% pada siklus I meningkat menjadi 86,93% pada siklus II yang tergolong tinggi, yang berada pada tingkat penguasaan 80-89%. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-
rata persentase perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk dari siklus I ke siklus II sebesar 19,75%. Dengan demikian, pada siklus II perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk dikatakan berhasil sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut ini berarti bahwa pemanfaatan media lotto dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak kelompok A semester II tahun pelajaran 2013/2014 di PAUD Santi Kumara Liligundi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana disajikan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Terdapat peningkatan perkembangan kognitif anak kelompok A PAUD Santi Kumara setelah menggunakan media lotto sebesar 19,75%. Ini terlihat dari peningkatan rata-rata persentase perkembangan kognitif anak pada siklus I sebesar 67,18% menjadi sebesar 86,93% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Adapun dampak atau akibat pada anak setelah terjadi peningkatan kemampuan kognitif yaitu anak yang awalnya kurang aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar menjadi aktif baik dalam mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan guru, anak dapat bermain warna dengan berbagai media, dan anak dapat bertanya serta menjawab pertanyaan dari guru. Berdasarkan simpulan diatas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. Disarankan kepada guru untuk meningkatkan kreativitas memilih metode dan media yang tepat serta bervariasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak, kepada kepala sekolah disarankan mampu memberikan suatu informasi mengenai metode dan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, disarankan kepada peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai media lotto dalam aspek lain semoga penelitian ini dapat menjadi acuan dan pertimbangan bagi penelitian yang akan dilakukan nantinya.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A. Gede. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Analisis Data dalam PTK). Makalah disajikan dalam Workshop Jurusan PGSD FIP Undiksha. Universitas Pendidikan Ganesha 27 September 2010. Allen,
K. Eileen, dkk. 2010. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: PT Indeks.
Dasar dan Menengah.Direktorat Pembinaan TK dan SD. Sadiman, Arief S, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sasi, Devi Nawang. 2011. Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar dan Kognitif Anak Melalui Senam Irama di Taman Kanak-kanak Riyadush Sholihin Margahayu. Jurnal edisi Khusus No.1. Bandung.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: YramaWidya.
Soemiarti, Patmonodewo. 2009. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dewi, Rosmala. 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sujiono, Nurani Yuliani, dkk. 2004. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta Penerbit Universitas Terbuka.
Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Gunarti, Winda, dkk. 2012. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Tangarang Selatan: Universitas Terbuka. Kanca, I Nyoman. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja : Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha. Maryani, 2010. “Meletakkan Dasar-dasar Pengalaman Konsep Matematika melalui Permainan Praktis di Jurnal Kelompok Bermain”. Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/ Desember 2010. Mutiah, Diana. 2012. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Permendiknas. 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan
Sujiono, Nurani Yuliani, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks. Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan anak usia dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Pustaka. Suryaningrum, Muslimawati 2012. “Pengaruh Media Loto Warna Dan Bentuk Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Kelompok A Di RA AlIslam Jetis Dagangan”. Madiun: Jurnal Vol. 1,No 1.