e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BERNUANSA PAKEM UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK TK KELOMPOK B
Ni Made Sri Rastini1, I Ketut Adnyana Putra2, I Gusti Agung Oka Negara3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak usia Dini, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email : {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @ undiksha.ac.id ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok B TK Tunas Mulya Sembung Mengwi Badung Semester 2 pada saat diterapkannya Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)Bernuansa PAKEM. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah 24 orang anak kelompokB TK Tunas Mulya Sembung Semester 2. Data penelitian tentang perkembangan kognitif dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrumen berupa lembar format observasi dan metode wawancara dengan instrumen berupa lembar format percakapan. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif dengan penerapan pendekatan CTL pada siklus I sebesar 48,16% yang berada pada kategori sangat kurang mampu ternyata mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84,7 % tergolong pada kategori tinggi. Jadi terjadi peningkatan perkembangan kognitif anak sebesar 36,54%. Kata-kata kunci: CTL , PAKEM, perkembangan kognitif
ABTRACT This study to determine the improvement in the cognitive development of children in group B in kindergarten Tunas Mulya Sembung Mengwi badung Second Semester at the time of adoption of Learning Approach Contextual Teaching And Learning ( CTL) PAKEM Nuance. The design of this study is action reseach conducted in two cycles. The subjects were 24 children in goup B kindergarten Tunas Mulya Sembung Mengwi Badung Second Semester. Data collected reasearch on cognitive development with the method of observation with the instrument in the from of sheet of observations and interviews with the instrument in the from of a conservation format sheet. The data were analyzed using descriptive statistical analyzed and quantitative statistical analysis and quantitative statistical analysis methods. The result of the data analysis showed that an increase in cognitive development with the implementation of CTL approach in the first cycle of 48,16% which is in the catagory of very less capable turns on the second cycle increased to 84,7% classified in the high category. So an increase in cognitive development of children by 36,54%. Keyword: CTL , PAKEM, cognitive development
1
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Anak usia dini merupakan anak yang memiliki rentang usia 0-6 tahun. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan awal sebelum anak memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Rentang usia anak usia dini merupakan rentangan usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Usia dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia dini sebagai usia penting bagi pengembangan intelegensi permanen dirinya. Mereka juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa tepat untuk meletakkan dasar nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik anak, kognitif, bahasa, dan sosial emosional kemandirian anak. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah yang diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan bertujuan untuk memvasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh, karena usia dini merupakan fase yang fundamental dalam mempengaruhi perkembangan anak,yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang aktif, rasa ingin tahu yang tinggi, banyak bertanya dan senang bereksplorasi dengan lingkungannya, yang tercermin dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Ruang lingkup pengembangan pembelajaran di TK dalam Permendiknas nomor 58 tahun 2009 yang menyatakan bahwa: Bidang pengembangan di TK mencakup bidang pengembangan pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar. Bidang pengembangan pembentukan perilaku meliputi nilai agama, moral, dan sosial
emosional sedangkan pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan berbahasa,kognitif, fisik atau motorik yang terlibat dalam pembelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan. Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yag menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik, maupun kecerdasan jamak yang dimiliki anak. Penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini harus disesuaikan dengan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Derektorat PAUD ( dalam Mutiah, 2010: 2) mengungkapkan bahwa: pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Karena rentang rentang usia dini merupakan rentang usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Konsep pendidikan pada dasarnya membuat anak memiliki kompetensi tamatan sesuai jenjang sekolah, yaitu pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan melaksanakan tugas atau mempunyai 2
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
kemampuan untuk mendekatkan dirinya dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan kebutuhan daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan di negara kita dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitikberatkan pada model belajar konvensional seperti ceramah sehingga kurang mampu merangsang anak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Suasana belajar seperti itu, semakin menjauhkan peran pendidikan dalam upaya mempersiapkan warga negara yang baik dan masyarakat yang cerdas. Guru lebih mendominasi dengan menggunakan metode ceramah sehingga anak menjadi kurang aktif dalam pembelajaran. Selain itu,anak cepat bosan sehingga anak akan kesulitan dalam menerima materi belajar yangdisampaikan, anak kurang mengerti untuk apa mereka belajar dan apakah mereka butuh belajar hal tersebut. Proses belajar mengajar ini akan sulit untuk diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan perkembangan kognitif anak. Menurut Sujiono ( 2013 : 1.3) mengungkapkan bahwa : pengembangan kognitif disebut juga dengan istilah pengembangan daya pikir, yang di mana kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) seseorang. Namun ada perbedaan antara kognitif dan intelegensi, kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan intelegensi lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau perilaku. Perkembangan Kognitif anak usia dini sesuai teori Piaget menyebutkan ciriciri perkembangan kognitif anak yaitu: berada pada periode praoperasional pada kemampuan ini pula kemampuan mengingat, terutama mengenal dan mengingat kembali, mengalami kemajuan pesat. Seperti yang diuraikan oleh Jamaris ( 2003: 21) ciri-ciri lain dalam perkembangan kognitif yaitu : (a) berpikir simbolik, kemampuan untuk berpikir tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara
nyata, (b) egosentrisme, ketidakmampuan seseorang untuk membedakan antara pandangannya sendiri dengan pandangan orang lain, (c) animisme, belum mampu membedakan secara tepat Anak-anak memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sosial dalam keluarga untuk memeperoleh dan memyebarkan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki. Menurut Vygotsky ( dalam Sujiono, 2013: 4.12) “ pemerolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang seiring dengan teori sociogenesis”. Artinya bahwa pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumbersumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berari bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi lebih menekankan kepada pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Bidang pengembangan kognitif pada Standar Pendidikan Anak Usia Dini berdasarkan Permendiknas No 58 tahun 2009 dijabarkan ke dalam tiga bagian pengembangan yaitu bidang konsep bentuk, warna, ukuran dan pola, bidang pengetahuan umum dan sains dan bidang konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf. Kegiatan dalam bidang pengembangan kognitif dapat diperkaya atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana kegiatan belajar berlangsung. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam rangka memperkaya indikator-indikator di setiap hasil belajar dan menciptakan kegiatan belajar yang bervariasi dan menyenangkan. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning( CTL) yang bernuansa PAKEM ( Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Pendekatan pembelajaran CTL yang bernuansa PAKEM merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada anak sehingga anak aktif membangun pengetahuannya sendiri dan dapat 3
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Dalam pendekatan ini guru sebagai fasilitator yang bertugas untuk memfasilitasi anak dalam belajar. Pendekatan CTL menurut Adisusilo (2012: 91) adalah: “pendekatan pembelajaran yang menekan pada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong anak untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”. Menurut Adisusilo (2012: 91) dalam pendekatan ini pendidik menerapkan sejumlah asas, yaitu: “Konstruktivisme (constructivism, metode bertanya ( questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learninf community) permodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (autentic assessment)”. Adapun ciri-ciri dari pembelajaran kontekstual menurut Kunandar ( 2011 : 304) antara lain: (a) Adanya kerjasama antar semua pihak, (b) Menekankan pentingnya pemecahan masalah atau problem, (c) Bermuara pada keragaman konteks kehidupan anak yang berbedabeda,(d) Saling menunjang, (e) Tidak membosankan, (f) Belajar dengan bergairah, (g) Menggunakan berbagai sumber, (h) siswa aktif, (i) sharing dengan teman, (j) siawa kritis, guru kreatif, (k) dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, dan lainsebagainya, (l) laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, karangan siswa dan sebagainya. Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh komponen utama CTL yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian nyata. Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas adalah menurut Trianto ( 2012) sebagai berikut :(a) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya, (b) Lakukan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik, (c)
Kembangkan sifat ingin tahu anak dan bertanya, (d) Ciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam kelompok), (e) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran, (f) Lakukan refleksi di akhir perftemuan, (g) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Dari langkah-langkah tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penerapkan pendekatan pembelajaran CTL harus selalu berpedoman pada asas-asas atau komponen utama CTL. Sementara itu pembelajaran PAKEM lebih menekankan pada proses pembelajaran yang dapat membuat anak atau peserta didik untuk belajar dengan menyenangkan dan dapat mengembangkan potensi dan kreativitas yang dimiliki serta membuat peserta didik untuk belajar aktif dan tidak menimbulkan rasa jenuh dan rasa tertekan setiap mengikuti pembelajaran. Sehingga pembelaran dapat berjalan secara efektif Menurut Asmani ( 2011: 59) PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, efektif dan menyenangkan. Prinsip-prinsip model pembelajaran PAKEM menurut Fadillah ( 2012) adalah “(1)Pembelajaran partisipatif, (2) pembelajaran aktif, (3) pembelajaran kreatif, (4) pembelajaran efektif dan (5) pembelajaran menyenangkan” . Selanjutnya menurut Asmani ( 2012: 83) Ciri-ciri dari PAKEM itu sendiri adalah sebagai berikut.(a) Anak terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat ( learning to do),(b) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, dan cocok bagi anak, (c) Guru mengatur kelas sehingga kelas terlihat lebih menarik, (d) Guru menerapkan cara mengajar yang 4
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
lebih kooperatif dan interaktif, termasuk belajar kelompok, (e) Guru mendorong anak untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan anak dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari PAKEM itu sendiri adalah anak dapat menentukan dan menemukan sendiri materi pelajaran yang sedang dihadapinya secara berkelompok atau individu, sehingga anak lebih aktif dan bersemangat dalam belajar. Penerapan pendekatan pembelajaran CTL bernuansa PAKEM tentunya dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak. Karena dalam pendekatan ini anak aktif membangun pengetahuanya sendiri sehingga anak akan lebih cepat mengerti tentang hal yang telah dipelajarinya.Untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif anak, selain dengan menerapkan pendekatan pembelajaran CTL berbasis PAKEM juga harus dibantu dengan media atau mengahadirkan modelmodel atau contoh yang dapat mendukung pembalajaran yang sedang berlangsung. Berdasarkan hasil observasi di TK Tunas Mulya Sembung Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung pada tangga l 4 November 2013 ditemukan kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan pembelajaran di kelas masih bersifat klsikal sehingga perkembangan kognitif anak belum mencapai tingkat capaian perkembangan yang diinginkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mencoba mengadakan suatu penelitian tindakan kelas ( PTK) yang berjudul:Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Bernuansa PAKEM Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Pada Anak Kelompok B Semester 2 TK Tunas Mulya Sembung Mengwi Badung Tahun Ajaran 2013/2014.
semester 2 ( genap ) pada tahun pelajaran 2013/2014. Dengan subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Tunas Mulya yang berjumlah 24 orang. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah perkembangan kognitif anak TK Tunas Mulya Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung pada semester 2 dalam penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) bernuansa PAKEM. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas ( PTK). Menurut Kunandar (2011:46) mendefinisikan PTK adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati dan merefleksi tidakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajarannya di kelas” Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Perencanaan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rencana tindakan ini adalah: (a) menyamakan kegiatan yang akan digunakan, (b) menyusun Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), dan Rencana Kegiatan Harian (RKH),(c)menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam kegiatan pembelajaran, (d) menyiapkan instrumen penilaian. Selanjutnya, pelaksanaan adalah upaya yang dilaksanakan oleh guru kelas TK B dan peneliti untuk melakukan perbaikan atau peningkatan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan pelaksanaan ini adalah mengatur posisi anak dalam melaksanakan kegiatan dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dipersiapkan. Pengatamatan dilakukan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan ini adalah penilaian terhadap perkembangan kognitif anak. Pengamatan juga dilakukan untuk mengamati guru kelas dan anak dalam proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam observasi ini adalah: 1) mengobservasi guru kelas TK B dalam
METODE Tempat dan pelaksanaan penelitian ini adalah TK Tunas Mulya, DesaSembung Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung pelaksanaan dengan rentang waktu 5
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
membuka, menyampaikan materi dan menutup, dan 2) mengobservasi anak dalam kerja kelompok. Dan yang terakhir adalah refleksi. Refleksi dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangkan dampak tindakan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru kelas TK B dapat melakukan perbaikan kekurangankekurangan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi ini adalah peneliti mengkaji dan merenungkan hasil penilaian terhadap pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan dicari pemecahan masalahnya untuk direncakanakn tindakan pada siklus selanjutnya Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) bernuansa PAKEM. Variabel terikatnya adalah perkembangan kognitif. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan dua metode, yaitu metode observasi dan metode wawancara. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang perkembangan kognitif. Metode Observasi dilakukan terhadap kegiatan anak dalam menerapkan pendekatan contextual teaching and learning bernuansa PAKEM. Setiap kegiatan yang diobservasi dikategorikan ke dalam kualitas yang sesuai yaitu bintang (BB), bintang (MB), bintang (BSH), dan bintang (BSB). ( Permendiknas No 58, 2009). Sedangkan metode wawancara merupakan salah satu teknik untuk memperoleh informasi mengenai keberadaan anak, dalam upaya melakukan identifikasi. Apabila data atau informasi yang diperolah melalui observasi kurang memadai, maka peneliti dapat melakukan wawancara terhadap siswa, orang tua, keluarga, teman sepermainan, atau pihak – pihak lain yang dimungkinkan untuk dapat memberikan informasi tambahan mengenai kemampuan anak. Adapun indikator yang akan diteliti adalah (1) Menyebutkan dan menceritakn perbedaan dua buah benda, (2) Mencoba
menceritakan tentang apa yang terjadi jika warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman, balon ditiup lalu dilepaskan, bendadimasukan ke dalam air, benda didekatkan di magnet mengamati benda dengan kaca pembesar, macam-macam rasa, mencium macam-macam bau, mendengar macam-macam bunyi, (3) apa yang terjadi jika pohon dicabut, (4) pembuatan warna dengan bahan alam Setelah data yang diperlukan dalam peneliatian ini terkumpul, maka dilakukan analisis data.Dalam menganalisis data ini digunakan metode analisis statitistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Dalam penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam: (a) tabel distribusi frekuensi, (b) menghitung angka rata-rata (mean), (c)menghitung modus, (d) menghitung median,(e) menyajikan data ke dalam grafik polygon. Sejalan dengan hal tersebut diatas menurut Agung ( 2012 : 67) metode analis deskriptif kuantitatif adalah “suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum”. Metode analisis deskritif ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi rendahnya perkembangan kognitif anak Taman Kanak-kanak yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Tabel 1 :Tabel Pedoman PAP Skala Lima tentang Peningkatan Peningkatan Perkembangan Kognitif Melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran CTL Bernuansa PAKEM Persentase Kriteria Perkembangan Kognitif 90 – 100 Sangat Tinggi 80 – 89 Tinggi 65 – 79 Cukup Tinggi/Sedang 55 – 64 Kurang mampu Sangat 0 – 54 Kurang mampu ( Agung, 2010: 12)
6
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Sebagai suatau tolak ukur dalam penelitian ini akan ditetapkan indikator keberhasilan. Adapun indikator keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut. (1) Terjadi peningkatan perkembangan kognitif samapi mencapai minimal katagori tinggi (2) Secara klasikal perkembangan kognitif anak berkembang sesuai harapan mencapai 80%.
rata-rata persen ( M %) dengan kriteria Penilaian Acuan Patokan ( PAP) skala lima maka diperoleh nilai M% = 48,16 % yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima seperti yang terlihat pada table 1, M% berada pada tingkat penguasaan 0 – 54% yang berarti bahwa kemampuan anak pada kelompok B pada siklus I berada pada criteria sangat rendah Dalam siklus II, data kemampuan kognitif dalam pengetahuan umum dan sains yang diperoleh anak disajika dalam bentuk tabel distribusi, menghitung mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima. Setelah data diolah, maka ditemukan hasil dari M sebesar 84,7 , Md sebesar 87,4 dan Mo sebesar 88,50 . Data tersebut kemudian di gambarkan pada grafik 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data kemampuan kognitif dalam pengetahuan umum dan sains yang diperoleh anak disajika dalam bentuk tabel distribusi, menghitung mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima. Setelah data diolah, maka ditemukan hasil dari M sebesar 48,17, Md sebesar 49,57 dan Mo sebesar 52,50. Data tersebut kemudian di gambarkan pada grafik 1.
Gambar 2. Grafik tentang perkembangan kognitif pada siklus II
Gambar 1. Grafik tentang perkembangan kognitif pada siklus I
12
20
10 15 8 10 6 5 4 0 40 M= 48,16
47
54
61
2
68
0 Mo = 49,57
76,5 80,5 84,5 88,5 92,5
Md = 49,57 M= 84,7
Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat hasil analisis dari siklus I belum mencapai tingkat keberhasilan yang di tetapkan, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan kognitif anak kelompok B TK Tunas Mulya Sembung Mengwi Badung pada siklus I ini belum tuntas sehingga dilanjutkan ke siklus II Untuk menentukan tingkat kemampuan kognitif anak pada kelompok B dapat dihitung dengan membandingkan
Md = 49,57 Mo = 49,57
Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat hasil analisis dari siklus II terjadi peningkatan sesuai dengan tingkat keberhasilan yang ditetapkan, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan kognitif anak kelompok B TK Tunas MUlya
7
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Sembung Mengwi Badung pada siklus II tuntas. Dari nilai M% = 84,7% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima seperti yang terlihat pada table 1, M% berada pada tingkat penguasaan 80-89% yang berarti bahwa kemampuan anak kelompok B pada siklus II berada pada criteria tinggi Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan penerapan pendekatan pembelajaran Contextula Teaching and Learning (CTL) bernuansa PAKEM ternyata dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Hal ini dapat dilihat dari analisis mengenai kemampuan kognitif anak dapat diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase kemampuan kognitif anak kelompok B semester II di TK Tunas Mulya Sembung, Mengwi Badung pada siklus I sebesar 48,16% dan rata-rata persentase kemampuan kognitif pada anak kelompok B semester II di TK Tunas Mulya Sembung, Mengwi Badung pada siklus II sebesar 84,7 %, ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata presentase sebesar 36,54% dengan kategori tinggi. Peningkatan ini mencerminkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran CTL bernuansa PAKEM dalam proses kegiatan pembelajaran perlu dilanjutkan dalam pembelajaran selanjutnya. Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) bernuansa PAKEM dilakukan dalam beberapa proses kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemmapuan kognitif anak. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini anak akan mengenal banyak hal secara individu maupun berkelompok dan bertanggung jawab degan kegiatannya. Keberhasilan dalam penelitian ini sesuai dengan kajian-kajian teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini, pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) bernuansa PAKEM merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dan menemukan sendiri makna dari pelajaran
yang diberikan sehingga anak dapat berkembang secara aktif dan menimbulkan rasa senang dalam belajar . Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning ( CTL) bernuansa PAKEM dalam penelitian ini dibantu dengan media sederhana dan lingkungan. Media ini akan merangsang kemampuan kognitif anak dalam bidang pengetahuan umum dan sains, sehingga kemampuan kognitif anak akan berkembang sesuai dengan taraf perkembangan anak. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut ini berarti bahwa dengan penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) bernuansa PAKEM dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak pada kelompok B semester 2 TK Tunas Mulya Sembung, Mengwi Badung, Tahun Ajaran 2013/2014, dan oleh karenanya strategi pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil perbaikan pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teachibg and Learning (CTL) bernuansa PAKEM (Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelomopok B semester II TK Tunas Mulya Sembung, Mengwi Badung. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan rata-rata persentase (M%) dalam penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teachibg and Learning (CTL) bernuansa PAKEM yang dilihat dari adanya peningkatan kemampuan kognitif pada setiap siklus. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I, dapat diketahui pencapaian kemampuan kognitif sebesar 48,16% dengan kategori sangat kurang mampu menjadi sebesar 84,7% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Jadi perkembangkan kognitif anak kelompok B 8
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
DAFTAR PUSTAKA
TK Tunas Mulya, Sembung , Mengwi , Badung meningkat pada saat diterapkannya pendekatan CTL bernansa PAKEM. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.Kepada Anak, disarankan dalam melakukan kegiatan pembelajaran untuk lebih aktif dan kreatif serta lebih focus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga kemampuan yang diperoleh benar-benar berkembang. Kepada Guru disarankan lebih kreatif, inovatif dan aktif dalam memilih model atau pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tema pembelajaran, sehingga anak lebih tertarik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan suasana pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan. Kepada Kepala Sekolah disarankan agar mampu memberikan informasi tentang metode ataupun pendekatan pembelajaran dan media belajar pada proses pembelajaran yang nantinya mampu meningkatkan kreativitas anak dan perkembangan kemampuan anak. Kepada Peneliti Lain hendaknya dapat melaksanakan PTK dengan berbagai model dan media pembelajaran lain yang belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam penelitian.
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter. Jakarta: Rajawali Persada. Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha Singaraja. ------------, 2010. Bahan Kuliah Statistik Deskriptif. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja Asmani Ma’mur Jamal. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM.Jogjakarta: Diva Press. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Fadlillah, Muhammad.2012.Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta:ArRuzz Media. Jamaris, Martin. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta : Universitas Terbuka Kusnandar.2011.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Persada. ------------, 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan ( KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Persada. Mutiah,
Diana.2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat pembinaan TK dan SD. Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 9
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Sujiono Nuratni Yuliani dkk. 2013.Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka Trianto.2012.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep Landasan dan Implementasinya pada KurikulumTingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
10