PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN
OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
SURAT PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN adalah benar merupakan hasil karya Saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan diperiksa kebenarannya.
Bogor, Februari 2006
Intan Yudia Nirmala P.054020081
ABSTRAK INTAN YUDIA NIRMALA. Pemanfaatan internet dan CD-ROM oleh peneliti dan perekayasa Badan Litbang Pertanian. Dibimbing oleh AIDA VITAYALA S. HUBEIS, GARDJITO dan DESINA KARTIKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan pemanfaatan internet dan CD-ROM oleh peneliti-perekayasa Badan Litbang Pertanian. Analisis mencakup hubungan karakteristik (peneliti-perekayasa) dengan pemanfaatan internet dan CD-ROM, hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi akseptabilitas penelitiperekayasa dalam memanfaatkan internet dan CD -ROM dengan pemanfaatan internet, hubungan pemanfaatan internet dan CD-ROM sebagai alternatif penggunaan internet dengan kinerja peneliti-perekayasa. Penelitian di desain dengan metode survai deskripsi korelasional. Sampel penelitian sebanyak 90 orang peneliti-perekayasa lingkup Badan Litbang Pertanian wilayah Jabotabek, yang diambil secara aksidental (teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan). Analisis data dilakukan dengan korelasi Spearman untuk data berskala ordinal dan Chi kuadrat untuk data berskala nominal. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan jaringan internet dan didukung oleh CD-ROM mampu menjawab kebutuhan informasi teknologi. Unsur karakteristik yang berhubungan positif dengan pemanfaatan internet adalah: pendidikan formal, tingkat jabatan peneliti-perekayasa, bidang penelitian -perekayasaan, dan KeltiKelsa. Faktor-faktor yang mempengaruhi akseptabilitas pemanfaatan internet dan CD-ROM yang berhubungan positif dengan pemanfaatan internet adalah: ketersediaan sarana, ketersediaan biaya, perilaku responden dalam menggunakan internet, kecepatan akses, kemudahan penggunaan, kecepatan akses, kredibilitas sumber informasi ketersediaan waktu menggunakan internet. Unsur kinerja peneliti-perekayasa yang berhubungan positif dengan pemanfaatan internet dan CD-ROM adalah: jumlah penelitian dilakukan dan jumlah tulisan yang dibuat oleh peneliti-perekayasa. Kata kunci: internet, cd-rom, peneliti, perekayasa, informasi, pertanian
PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN
INTAN YUDIA NIRMALA
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
@Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa ijin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, microfilm, dan sebagainya
Judul Tesis
: Pemanfaatan internet dan CD ROM oleh peneliti dan perekayasa Badan Litbang Pertanian
Nama
: Intan Yudia Nirmala
NRP
: P.054020081
Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis Ketua
Ir. Gardjito, MSc. Anggota
Ir. Desina Kartika, MComp.Sc. Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
3. Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Sumardjo, MS.
Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, MSc.
Tanggal Ujian: 9 September 2005
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 16 Mei 1976 dari pasangan Bapak Murdiyono dan Ibu Hartini. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1994, penulis lulus dari SMA Negeri 97 Jakarta dan pada tahun yang sama meneruskan pendidikan ke program S-1 di Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian di Institut Stiper Yogyakarta, lulus tahun 1999. Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Institut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun 2002 melalui Beasiswa Pendidikan Pascasarjana dari proyek PAATP (Participatory Development for Agricultural Technology Project). Penulis bekerja sebagai Staf Sub Bidang Publikasi di Pustaka (Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian) Departemen Pertanian sejak tahun 2000 sampai sekarang. Penulis bertugas sebagai redaksi pelaksana Bultektan (Buletin Teknik Pertanian) dan JPP (Jurnal Perpustakaan Pertanian) periode 2000-2002.
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas ridho dan karuniaNya, sehingga tesis dengan Judul “Pemanfaatan internet dan CD-ROM oleh peneliti dan perekayasa Badan Litbang Pertanian” dapat diselesaikan. Tesis ini di susun untuk melengkapi persyaratan perolehan gelar Magister pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Terima kasih kami sampaikan sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ir. Hj. Aida Vitayala S. Hubeis sebagai ketua komisi pembimbing, Bapak Ir. Gardjito, MSc., dan Ibu Ir. Desina Kartika, MCompSc., masing-masing sebagai anggota komisi pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan usulan penelitian ini. Proyek PAATP, selaku penyandang dana dalam mengikuti program Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor. Bapak Drs Maksum, Msi selaku penguji tesis yang turut mengkritisi dan memperkaya hasil penulisan ini. Para peneliti dan perekayasa Badan Litbang Deptan wilayah Jabotabek yang telah meluangkan waktu menjadi responden. Para pimpinan dan Staf Badan Litbang Pertanian wilayah Jabotabek yang telah memberi dukungan pelaksanaan survai. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Bapak Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian yang telah mengijinkan penulis untuk mengikuti program Magister ini. Rekan kerja di Pustaka, Deptan. Rekan-rekan Mahasiswa KMP-PPs IPB, serta semua pihak yang telah membantu sehingga keseluruhan penyusunan tesis ini dapat diselesaikan. Saran dan masukan untuk memperbaiki tesis ini, kami mengucapkan terima kasih dan semoga tesis ini dapat bermanfaat.
Februari 2006 Intan
Ku persembahkan karya kecilku ini buat kedua orang tuaku dan suamiku tercinta, Puji Sulistyawan, juga yang tersayang putri kecilku Shafania Pheila Listyanne, serta kedua adikku, Linda dan Ria
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL.......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................
xiv
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................
xvii
PENDAHULUAN ......................................................................................
1
Latar Belakang ................................................................................... Perumusan Masalah ........................................................................... Tujuan Penelitian ............................................................................... Manfaat Penelitian .............................................................................
1 4 4 4
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
5
Pemanfaatan Internet ......................................................................... Media Komunikasi............................................................................. Situs Departemen Pertanian ............................................................... Situs dan Layanan Informasi Pustaka ................................................ Penelitian dan Perekayasaan .............................................................. Kinerja Peneliti dan Perekayasa.........................................................
5 6 13 14 16 22
KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS .......................................
27
Kerangka Penelitian ........................................................................... Hipotesis ............................................................................................
27 29
METODE PENELITIAN ...........................................................................
30
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. Desain Penelitian................................................................................ Populasi dan Sampel.......................................................................... Data dan Instrumentasi....................................................................... Validitas dan Reliabilitas .................................................................. Analisis Data ...................................................................................... Definisi Operasional ..........................................................................
30 30 30 32 33 34 37
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................
42
Gambaran Umum Badan Litbang Pertanian ...................................... Karakteristik Individu ........................................................................ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akseptabilitas Peneliti dan Perekayasa dalam Memanfaatkan Internet ................................. Pemanfaatan Internet dan CD-ROM..................................................
42 49 55 69
Kinerja Peneliti dan Perekayasa......................................................... Hubungan Karakteristik Peneliti-Perekayasa dengan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM..................................... Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akseptabilitas dengan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM..................................... Hubungan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM dengan Kinerja Peneliti-Perekayasa ..............................................................
75
85
SIMPULAN DAN SARAN........................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
89
LAMPIRAN................................................................................................
92
78 81
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Perbandingan Kebaruan Halaman yang Disajikan oleh Mesin P encari ...................................................
5
Pembentukan Kelti pada Puslitbangsosek Pertanian dan Balit atau Lolit.............................................................................
19
3.
Jabatan Peneliti dan Pangkat Golongan Ruang..................................
21
4.
Kaitan Antara Jenjang Jabatan Fungsional, Pangkat, Golongan Ruang dan Angka Kredit Perekayasa................................
21
Program Utama Penelitian dan Pengembangan di Badan Litbang Pertanian ................................................................
22
Kriteria dalam Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok Peneliti dan Bobot Penilaiannya Berdasarkan Jenjang Jabatan ......................
23
7.
Penilaian Berdasarkan Angka Kredit bagi Karya Tulis Ilmiah..........
25
8.
Tenaga Peneliti-P erekayasa Badan Litbang Wilayah Jabotabek, Maret 2004.........................................................
31
Sebaran Sampel Penelitian Berdasarkan Tingkat Jabatan F ungsional ..............................................................
32
10. Sebaran Pegawai Badan Litbang Pertanian Menurut Eselon dan Non-Eselon Wilayah Jabotabek.........................................................
48
11. Sebaran SDM Badan Litbang Pertanian Wilayah Jabotabek Tahun 2003 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...
49
12. Sebaran Responden Berdasarkan T ingkat Pendidikan.......................
50
13. Sebaran Responden Menurut Jenjang atau Tingkat Jabatan Fungsional ...............................................................
52
14. Sebaran Responden Menurut Bidang Penelitian dan Bidang Perekayasaan...................................................................
53
15. Sebaran Responden Menurut Kelompok Peneliti dan Kelompok Perekayasa .................................................................
54
16. Sebaran Responden Menurut Pendapatan dari Gaji...........................
55
17. Sebaran Peneliti dan Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Ketersediaan dan Jumlah Sarana Akses Internet pada Instansi Kerja ........................................
56
2.
5. 6.
9.
18
Sebaran Peneliti dan Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Ketersediaan Waktu PenelitiPerekayasa untuk Mengakses Internet...............................................
57
19. Sebaran Peneliti dan Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Ketersediaan Biaya untuk Mengakses Internet ............................................................................
58
20. Sebaran Peneliti dan Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Kredibilitas Sumber Informasi .......................
59
21. Persentase Mesin Pencari dan Situs yang Memberikan Layanan Penelusuran yang Digunakan Responden ..........................................
61
22. Situs yang Sering Digunakan oleh Responden dalam Mencari Bahan-Bahan yang Berkaitan dengan P enelitian ...............................
63
23. Sebaran Peneliti-Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Perilaku Peneliti-Perekayasa................
66
24. Sebaran Peneliti-Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdas arkan Faktor Kesederhanaan dan Kemudahan Aplikasi Fasilitas Internet .................................................................
67
25. Sebaran Peneliti-Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Kecepatan Akses Internet ....................
67
26. Pendapat Responden Mengenai Kecepatan Akses Internet di Instansi...........................................................................................
68
27. Sebaran Intensitas Akses Internet Peneliti-P erekayasa dalam Seminggu.................................................................................
69
28. Frekuensi dan Intensitas Peneliti-Perekayasa dalam Menggunakan Fasilitas Internet dalam Seminggu.............................
70
29. Sebaran Frekuensi P eneliti-Perekayasa Menurut Intensitas Penggunaan Email dalam Sehari (Berapa Kali Buka) .......
72
30. Sebaran Frekuensi Peneliti-Perekayasa dalam Menggunakan Koleksi CD-ROM Pustaka Berdasark an Jenisnya.............................
75
31. Sebaran Peneliti-Perekayasa Berdasarkan Jumlah Penelitian yang Dilakukan .................................................................
76
32. Sebaran Peneliti dan P erekayasa Berdasarkan Jumlah Seminar yang Pernah Diikuti.............................................................
77
33. Sebaran Peneliti-Perekayasa Berdasarkan Macam Publikasi............
78
34. Hubungan Karakteristik Peneliti-Perekayasa dengan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM.....................................
79
35. Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akseptabilitas Peneliti-Perekayasa dengan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM ....
81
36. Hubungan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM dengan Kinerja Peneliti-Perekayasa ............................................................................
85
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
Alur Kegiatan Penelitian dan P erekayasaaan.....................................
18
2.
Bagan Kerangka Pemikiran ...............................................................
28
3.
Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian....................................
44
DAFTAR SINGKATAN ARMP Agricultural Research Management Project Badan Litbang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balit Balai Penelitian Balitbu Balai Penelitian Tanaman Buah Balithi Balai Penelitian Tanaman Hias Balitka Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Balitkabi Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Balitklimat Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Balitnak Balai Penelitian Ternak Balitpa Balai Penelitian Tanaman Padi Balitsa Balai Penelitian Tanaman Sayuran Balitsereal Balai Penelitian Serealia Balittanah Balai Penelitian Tanah Balittas Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Balittra Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Balittro Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Balitvet Balai Penelitian Veteriner BB-Biogen Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian BB-Pascapanen Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian BPTP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BP2TP Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bultektan Buletin Teknik Pertanian CABI Center for Agricultural and Biosciences International Deptan Departemen Pertanian DSL Digital Subsriber Line Email Elektronik mail FAO Food and Agriculture Organization FTP File Transfer`Protocol HTTP Hypertext Transfer Protocol ISP Internet service provider
IJAS Indonesian Journal of Agricultural Sciences JPP Jurnal Perpustakaan Pertanian JPPP Jurnal Penelitian dan Penngembangan Pertanian Jurnal Biotek Jurnal Bioteknologi Pertanian KIT Koninklijke Institute voor de Tropen Kelti Kelompok Peneliti Kelsa Kelompok Perekayasa Keppres Keputusan Pres iden KUAT Kelompok Usaha Agribisnis Terpadu KUM Karya Usaha Mandiri LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lolit Loka Penelitian LUDM Land Use Development Management Menpan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara PAATP Participatory Development for Agricultural Technology Project PATANAS Panel Petani Nasional PHT Pengendalian Hama Terpadu PNS Pegawai Negeri Sipil Pusdatin Pusat Data dan Informasi Pustaka Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Puslitbangbun Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Puslitbanghorti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Puslitbangnak Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Puslitbangsosek Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Puslitbangtan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Puslitbangtanak Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat PUSTAKA Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Ristek Riset dan Teknologi RKP Rencana Kegiatan Penelitian RPTP Rencana Penelitian Tim Penelitian RUK Riset unggulan Kemitraan RUT Riset Unggulan Terpadu SUT Sistem Usaha Tani SUP Sistem Usaha Pertanian
TEEAL The Essential Electronic Agricultural Library UK Unit Kerja UPT Unit Pelaksana Teknis Warnet Warung Internet Warintek Warung informasi dan teknologi Warta Litbang Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian WWW World Wide Web
DAFTAR ISTILAH Broadband merupakan transmisi data dimana beragam bagian atau potongan potongan data secara simultan dikirim untuk menambah rata-rata keefektifan transmisi. Pada teknik jaringan, broadband digunakan sebagai metode dimana dua atau lebih sinyal dibagi pada suatu medium. CD-ROM (Compact Disc Read-Only Memory) merupakan suatu media penyimpan data yang menggunakan format fisik yang sama seperti audio compact discs (hanya dapat dibaca dan tidak dapat di tulis ulang). CD-ROM dapat dibaca menggunakan komputer yang memiliki fasilitas CD-ROM drive. Database adalah kumpulan fakta (dokumen) yang disimpan pada komputer secara sistematik, supaya suatu program komputer dapat memeriksanya untuk menjawab pertanyaan. Jawaban pertanyaan tersebut menjadi informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang mungkin tidak dapat dibuat dengan mengandalkan elemen data saja. DSL (Digital Subsriber Line) merupakan teknologi yang menyediakan koneksi digital melalui sebuah kabel tembaga dari jaringan telepon setempat, dengan kata lain DSL adalah teknologi akses dengan perangkat khusus pada central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi broadband melalui kabel tembaga. Teknologi ini sering disebut juga dengan istilah teknologi suntikan atau injection technology, sehingga kabel telepon biasa yang telah ada dapat dipakai untuk menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan dengan kecepatan yang tinggi. Telepon hanya menggunakan sebagian frekuensi yang mampu dihantarkan oleh kabel tembaga. Sedangkan DSL memanfaatkan lebih banyak frekuensi dengan membaginya (splitting), frekuensi yang lebih tinggi untuk data dan frekuensi yang lebih rendah untuk suara dan fax. Electronic mail (e-mail atau email) adalah suatu metode untuk menyusun, mengirim, dan menerima pesan melalui sistem komunikasi elektronik. Folder adalah map, berkas, direktori, tempat penyimpanan arsip -arsip atau dokumen atau file. FTP (File Transfer Protocol ) merupakan sistem atau program yang dapat digunakan untuk mentransfer file yang tersedia di internet kembali ke sistem service provider. Home page adalah halaman utama situs web dengan link-link ke halaman lain yang berkaitan. HTTP (hypertext transfer protocol) adalah proto kol yang menentukan bagaimana browser dan server berkomunikasi satu sama lain. Internet atau singkatnya Net merupakan sistem worldwide yang dapat di akses secara umum dari jaringan komputer yang saling berhubungan untuk mengirimkan data melalui pertukaran paket menggunakan Internet Protocol yang standar atau protokol lain. Internet membawa informasi dan layanan yang beragam seperti email, diskusi online dan hubungan antarhalaman web dan dokumen lain pada world wide web (www).
Internet service provider (ISP) merupakan suatu perusahaan atau organisasi yang menawarkan sambungan ke internet dan jasa lain yang sejenis, dengan kata lain ISP adalah penyedia jasa layanan internet. Hampir semua operator telekomunikasi adalah ISP. Listserv adalah aplikasi perangkat lu nak electronic mailing list, merupakan kelompok diskusi sehingga orang dapat bertukar informasi tentang barbagai macam topik. Tapi masing-masing kelompok bekerja dengan cara yang berbeda, yaitu menggunakan sistem internet email untuk bertukar pesan. Mailing list merupakan kumpulan nama dan alamat yang digunakan seseorang atau organisasi untuk mengirimkan bahan atau informasi ke banyak penerima. Secara luas prinsipnya adalah memasukkan pelanggan pada suatu daftar (list), sehingga disebut mailing list atau list (dengan kata lain mailing list adalah program komputer yang mengirimkan pesan email ke daftar besar berisi pelanggan). Modem adalah suatu alat yang mengatur sinyal (suara) yang dibawa untuk mengkodekan informasi digital, dan juga mengatur sinyal tersebut kembali untuk mengkodekan informasi yang dikirim. Tujuannya adalah untuk menghasilkan sinyal yang dapat dikirim dengan mudah dan dikodekan untuk menghasilkan data digital yang asli. Netter adalah pengunjung internet Newsgroup merupakan tempat penyimpanan dalam sistem Usenet, dimana pesan dikirim oleh beberapa pengguna dari tempat yang berbeda. Artikel yang dikirim pengguna ke Usenet diorganisasikan berdasarkan kategori subjek. Search engine adalah suatu program yang didesain untuk membantu menemukan info rmasi yang tersimpan pada sistem di komputer seperti www, atau pada personal computer. Server adalah aplikasi perangkat lunak pada komputer yang memberikan persediaan sumberdaya seperti dokumen-dokumen atau informasi lain, pada saat perangkat lunak lain (client) berjalan pada komputer yang lain. Surfing adalah kata lain dari menjelajahi dunia internet Telnet merupakan program khusus yang memungkinkan pengguna mencapai komputer di seluruh dunia dan log ke dalamnya sehingga pengguna dapat menggunakan program-program, database, dan permainan pada komputer yang ribuan mil jauhnya. Usenet merupakan sistem diskusi yang disebarkan melalui internet yang disusun berdasarkan kegunaan jaringan UUCP yang memiliki nama yang sama. Pengguna membaca dan mengirim pesan email (artikel) kepada pengguna newsgroup berdasarkan kategori yang dalam beberapa hal menyerupai sistem papan buletin. Web page atau webpage adalah halaman dari www, biasanya dalam format HTML atau XHTML dengan hypertext links yang memungkinkan dilakukannya navigasi dari satu halaman ke halaman lain. Website, Web site atau WWW site (sering juga disebut sebagai “site” saja) merupakan kumpulan dari halaman-halaman web (web pages) yang di simpan di
dalam suatu folder atau subfolder. Halaman depan yang disebut dengan index.htm atau index.html biasanya termasuk dalam suatu website. World Wide Web ("WWW", "W3", atau singkatnya disebut dengan "Web") merupakan tempat atau ruang informasi yang dibagi menurut artikel atau berita berdasarkan minat atau topik tertentu, sesuai sumbernya, yang diidentifikasi melalui pengidentifikasi global yang disebut dengan Uniform Resource Identifiers (URIs). www sering disalahartikan sebagai internet, tapi web sebenarnya adalah layanan yang mengoperasikan internet. www juga merupakan jaringan terbesar dari kumpulan dokumen yang saling berhubungan.
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Kecepatan dan ketepatan waktu serta materi inovasi merupakan indikator yang perlu mendapat perhatian di bidang komunikasi inovasi. Oleh karena itu, teknologi
informasi yang terus berkembang harus dapat dikuasai dan
dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian agar menghasilkan teknologi yang mendukung pengembangan yang berkelanjutan di segala bidang termasuk bidang pertanian. Menurut Purbo (1966), teknologi informasi terdiri dari tiga komponen utama, yaitu komputer, komunikasi, dan materi informasi yang ditawarkan. Internet adalah salah satu teknologi informasi yang merupakan sistem jaringan dari ribuan bahkan jutaan komputer yang ada di dunia. Jaringan tersebut dapat dibangun dengan saluran telepon, saluran kawat, maupun saluran rad io. Jaringan tersebut dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Internet lebih berperan sebagai media komunikasi antarpemakai yang tersebar di pelosok dunia. Informasi yang sangat beragam dapat diambil via internet dari suatu situs ke situs lainnya, bahkan dapat pula digunakan untuk mengirim data atau informasi. Ada banyak layanan di internet, tapi yang paling menarik adalah situs jaringan yang dicirikan dengan kata www yang merupakan kependekan dari world wide web . Kehadiran www yang didukung oleh teknologi dig ital telah memberikan kemudahan bagi tiap orang untuk mendapatkan informasi, berkomunikasi, berbisnis, dan melakukan transaksi melalui internet. Aktivitas ini tidak saja dapat dilakukan dengan mitra yang berada di dalam negeri, tetapi juga dengan mereka yang berada dan tersebar di mancanegara (Sankarto, et al. 2002). Menurut Sankarto et al. (2002), internet dapat dikatakan seperti perpustakaan yang sangat besar dengan informasi mengenai semua topik, dan mudah ditelusuri karena adanya mesin pencari (search engines). Mesin pencari adalah program yang telah memberi indeks isi tiap halaman dari milyaran halaman yang ada di internet. Dengan demikian, peluang pemanfaatan internet di bidang penelitian, baik dari sisi sumber informasi ilmiah dan bisnis tersedia luas dan sangat kaya. Sebagai sumber informasi, peneliti-perekayasa dapat memanfaatkan internet
2
untuk menyusun perencanaan yang dibutuhkan oleh pengguna hasil penelitian dan menyusun landasan teori yang mendukung rumusan penelitian yang dimaksudkan. Tugas pokok Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) adalah melakukan penelitian dan pengembangan teknologi tinggi dan strategis di bidang pertanian. Peneliti-perekayasa Badan Litbang Pertanian sebagai society ilmiah merupakan tenaga penggerak utama dalam menghasilkan inovasi teknologi di bidang pertanian. Peneliti-perekayasa Badan Litbang Pertanian harus menghasilkan Iptek, khususnya teknologi yang mendukung pembangunan pertanian, karena hasil kerja Badan Litbang Pertanian tergantung karya peneliti-perekayasanya. Dalam melakukan tugasnya, penelitiperekayasa memerlukan informasi yang mendukung kegiatannya. Informasi tersebut antara lain informasi kebijakan pembangunan pertanian yang dapat diperoleh dari publikasi kebijakan dan informasi ilmiah dari publikasi ilmiah. Informasi tersebut dapat diperoleh dari media on-line seperti internet, media offline (CD-ROM) dan sumber lainnya (media konvensional atau media cetak). Kemampuan luar biasa dari internet yang terus berkembang, serta dukungan perangkat keras dan perangkat lunak yang relatif semakin terjangkau masyarakat telah meningkatkan jumlah pengguna internet. Hal ini telah dibuktikan dengan menjamurnya Warnet (warung internet) maupun Warintek (warung informasi teknologi) sampai ke pelosok daerah. Di lingkungan Badan Litbang Pertanian, penggunaan internet oleh penelitiperekayasa dimanfaatkan untuk menyusun program dan kegiatan penelitian. Apalagi saat ini kemampuan dayasaing di segala bidang sangat dituntut, tidak terkecuali dalam bidang penelitian pertanian. Hasil penelitian dituntut mampu memiliki dayasaing ilmiah, dan teknologi hasil penelitian yang berdayasaing agribisnis memberi nilai tambah produk pertanian dalam mutu dan produktivitas sehingga mampu meningkatkan pendapatan penggunanya. Dalam kaitan dengan dayasaing ilmiah, hasil penelitian harus memiliki daya saing dalam mutu publikasi, domestik dan internasional. Salah satu indikator mutu ilmiah hasil penelitian sangat ditentukan oleh kemampuan peneliti-perekayasa merumuskan rencana penelitian yang berorientasi kepada pengguna dan dapat menghasilkan karya tulis. Karya tulis ilmiah sangat ditentukan kemampuan dalam merumuskan
3
permasalahan penelitian dan kemampuan mensintesakan berbagai informasi yang tersedia baik di lingkungan maupun yang tersedia dalam sarana internet yang dapat diakses dengan cepat dan tepat. Demikian pula dalam kaitan penyampaian hasil penelitian sangat mempengaruhi kecepatan inovasi teknologi. Namun demikian, penggunaan internet dan CD ROM memerlukan sarana yang dibutuhkan. Sehingga tingkat pemanfaatan internet dan CD ROM di kalangan penelitian merupakan bagian yang perlu dicermati. Penelitian
Coomber
dalam
Pancaputra
(2002)
menyatakan
bahwa
keberadaan internet dan teknologi jaringan secara nyata memberikan cakrawala baru bagi peneliti-perekayasa. Berbagai macam individu dan kelompok yang sangat besar secara potensial menjadi lebih mudah dijangkau daripada sebelumnya, melintasi batasan geografis dan bahkan antarbenua, melalui sarana berkorespondensi dari internet melalui fasilitas e-mail (electronic mail) yang dapat diperoleh secara gratis pada situs di dalam dan luar negeri. Untuk penelitian bidang pertanian, juga banyak terdapat situs pertanian yang sangat berguna bagi peneliti-perekayasa
dan
pengkaji
pertanian.
Misalnya
situs
Deptan
(www.deptan.go.id) yang terdiri dari menu fungsionalitas, berita baru mengenai pertanian (untuk intern dan umum), menu intern, dan menu umum. Sebagian besar katalog perpustakaan pertanian dari universitas dan lembaga ilmiah di negara maju juga sudah terpasang (on-line) di internet sehingga memungkinkan orang menelusuri katalog tersebut seolah -olah duduk di perpustakaan. Penelitian pertanian merupakan kegiatan yang termasuk kategori investatif, dan semakin lengkap data dan informasi pertanian yang dijadikan acuan rumusan rencana kegiatan peneliti-perekayasa akan semakin baik. Peluang kebijakan membiayai kegiatan penelitian menjadi terbuka lebar. Dengan demikian, peran internet sebagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan penelitiperekayasa dalam mensintesa rencana penelitian menjadi sangat penting, termasuk memperoleh pembiayaan penelitian agar dapat menghasilkan karya tulis ilmiah, yang merupakan salah satu syarat pemenuhan angka kredit bagi pejabat peneliti-perekayasa.
4
Perumusan Masalah Untuk menelaah seberapa besar pemanfaatan internet d i lingkungan penelitian pertanian serta kendala dan permasalahan yang di hadapi maka dilakukan penelitian dengan mengambil judul pemanfaatan internet dan CD-ROM oleh peneliti dan perekayasa di Badan Litbang Pertanian. Beberapa hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hubungan karakteristik (peneliti dan perekayasa) dengan pemanfaatan internet dan CD ROM. 2. Bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi akseptabilitas peneliti-perekayasa dalam memanfaatkan internet dan CD ROM dengan pemanfaatan internet dan CD ROM. 3. Bagaimana hubungan pemanfaatan internet dan CD ROM dengan kinerja peneliti dan p erekayasa.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji
hubungan
karakteristik
(peneliti dan
perekayasa)
dengan
pemanfaatan internet dan CD ROM. 2. Mengkaji hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi akseptabilitas peneliti dan perekayasa dalam memanfaatkan internet dan CD ROM dengan pemanfaatan internet dan CD ROM. 3. Mengkaji hubungan pemanfaatan internet dan CD ROM dengan kinerja peneliti dan p erekayasa.
Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai bahan dalam menentukan kebijakan pemanfaatan internet dan CD ROM di lembaga penelitian pertanian. 2. Dapat menjadi salah satu bahan acuan bagi penelitian dalam bidang komunikasi, informasi, ataupun bidang lain yang berkaitan dengan pemanfaatan internet dan CD ROM.
5
TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Internet Pemanfaatan internet adalah penggunaan media tertentu untuk suatu atau berbagai macam kepentingan. Akan tetapi, yang akan dibahas atau d iteliti disini adalah kegunaannya dalam bidang penelitian. Pemanfaatan internet di Indonesia menurut survei Nielsen pada tahun 1999 dalam Pancaputra (2002) menyatakan bahwa untuk e-mail 42 persen, membaca surat kabar online 39 persen, mencari informasi mengenai produk atau jasa 29 persen, membaca majalah on-line 27 persen, chatting 23 persen, surfing 20 persen, serta keperluan riset dan penelitian 20 persen. Penelitian mengenai search engine (mesin pencari informasi) dilakukan oleh Notess pada tahun 2003 yaitu mengenai kebaruan informasi. Dikatakan oleh Notess dalam penelitiannya, pada delapan mesin pencari yang diamati, bahwa fasilitas pencari informasi memiliki ketepatan temu kembali informasi berbeda. Perbandingan ini didasarkan pada enam pencarian informasi (dengan 10-46 total kecocokan per mesin pencari). Tabel 1 memperlihatkan berapa lama halaman di mesin pencari tersebut diperbarui dan berapa lama suatu halaman dapat ditemukan kembali. Tabel 1. Perbandingan Kebaruan Halaman yang Disajikan oleh Mesin Pencari Mesin Pencari
Halaman Baru yang dapat ditemukan (hari)
Rata-rata Kasar (bulan)
Halaman lama yang masih dapat ditemukan (hari)
MSN (Ink.)
1
1
51
HotBot (Ink.)
1
1
51
Google
2
1
165
AlltheWeb
1
1
599
AltaVista
0
3
108
Gigablast
45
7
381
Teoma
41
2,5
81
133
6
183
WiseNut Sumber: Notess (2004)
6 Dikatakan pula pada penelitian Kelley dalam Pancaputra (2002), bahwa internet lebih memperluas kemampuan penelitian, sebab pencarian informasi melalui internet biasanya lebih cepat darip ada menggunakan media cetak.
Media Komunikasi Media komunikasi merupakan saluran yang digunakan dalam proses komunikasi agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Nurudin (2003) mengatakan bahwa media massa adalah suatu saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern dan merupakan alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Bentuk media massa, antara lain adalah televisi dan radio (elektronik); surat kabar, majalah, tabloid dan buku (cetak). Dalam perkembangannya, ditemukan med ia massa lain, seperti Compact Disk-Read Only Memory (CD-ROM) dan internet. Nurudin (2003) menyatakan pula bahwa ditinjau dari ciri, fungsi, dan elemennya jelas internet masuk dalam bentuk komunikasi massa. Kelebihan media massa internet d ibanding dengan jenis komunikasi lain adalah pada kemampuan mengatasi hambatan ruang dan waktu , dan bahkan mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Karena itu, internet dan CD-ROM dapat menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan informasi seseorang, seperti peneliti-perekayasa. Internet Menurut Allen dan Johnson (1998), internet adalah sistem komputer yang saling berhubungan sehingga memungkinkan suatu komputer dapat bertukar data, pesan, dan arsip atau dokumen dengan berjuta komputer lain yang berhubungan ke internet. Menurut Krol (1993), internet adalah jaringan komputer terbesar di dunia. Menurut Suroso (1997) internet adalah suatu jaringan informasi berskala internasional yang menghubungkan berbagai organisasi atau lembaga melalui komputer yang tersebar di seluruh dunia. Pada awalnya, internet digunakan sebagai jaringan komunikasi dan informasi yang didirikan khusus untuk kalangan internal di Departemen Pertahanan Nasional AS pada tahun 1968. Tetapi, kini
7 telah berkembang menjadi public domain yang tersebar di 25 negara, termasuk Indonesia dan dengan lebih dari 70.000 jaringan swasta yang terhubung dengannya. Internet memungkinkan lebih dari 35 juta orang dari berbagai lapisan kelompok masyarakat saling bertukar pesan, bertukar informasi dan bertransaksi. Dengan demikian, internet telah menjadi media kontak (media komunikasi) antarmanusia diseluruh permukaan bumi ini. Untuk dunia penelitian, internet telah menjadi sarana untuk mendapatkan informasi atau data yang tersimpan di berbagai server yang tersebar di seluruh dunia yang dapat di akses dan dibaca secara cepat, mudah dan gratis oleh pengunjung internet (netter). Dengan kata lain, internet merupakan tempat yang penting bagi peneliti-perekayasa untuk mendapatkan data sekunder sebanyak banyaknya (Sarwono 2003). Coble dan Neil dalam Pancaputra (2002) mengatakan bahwa penyediaan fasilitas internet dikelompokkan dalam empat kategori umum, yaitu: hiburan, informasi, transaksi, dan komunikasi. Dari empat kategori tersebut, internet yang berisi informasi dan komunikasi yang banyak digunakan oleh peneliti-perekayasa dalam membantu kegiatannya. Compact Disk-Read Only Memory Compact Disk-Read Only Memory (CD-ROM) merupakan suatu media yang digunakan untuk membaca CD yang telah ditulis terlebih dahulu dengan menggunakan CD-Writer. Dalam penelitian ini, CD-ROM diletakkan sebagai media alternatif setelah internet bagi peneliti dan perekayasa di dalam memenuhi kebutuhan akan informasi yang berhubungan dengan penelitiannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan internet Menurut Novak et al. dalam Pancaputra (2002) terdapat tiga faktor kunci dalam ubahan informasi, yaitu akses, sarana, dan keahlian. Dengan dasar ini, faktor yang dianggap mempengaruhi pemanfaatan internet dalam penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Ketersediaan komputer sebagai sarana mengakses internet. Fasilitas akses internet ini berkaitan dengan penempatan sarana yang mempengaruhi
8 kesempatan peneliti-perekayasa untuk dapat mengakses internet. Hal ini kadang juga dipengaruhi oleh masalah finansial. 2. Ketersediaan waktu untuk mengakses internet, yaitu kesediaan penelitiperekayasa untuk meluangkan waktunya mengakses internet di luar tempat kerja. 3. Kredibilitas sumber informasi, yaitu kaitannya dengan mutu informasi yang terdapat di internet (keterpercayaan pengguna atas informasi yang disajikan dalam internet ). Karena sekarang ini siapa saja bisa membuat halaman situs, sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap nilai kandungan informasinya. 4. Ketersediaan biaya untuk mengakses internet. Sikap pengguna terhadap beberapa kebijakan perpustakaan dalam menyediakan fasilitas internet ditentukan oleh penetapan biaya pemanfaatan fasilitas internet tersebut (Turner dalam Pancaputra 2002). 5. Perilaku peneliti-perekayasa terhadap penggunaan internet untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan kebiasaan berpikir dengan menggunakan medium konvensional. 6. Aplikasi yang sederhana dan mudah digunakan (user Perkembangan
Teknologi
Informasi
(TI)
friendliness).
memungkinkan
terciptanya
perangkat lunak yang makin canggih dan mudah digunakan, sehingga siapa saja dapat menggunakannya tanpa harus melalui pendidikan formal. 7. Kecepatan akses internet. Menurut Suroso (1997), pengguna internet adalah orang yang paling tidak loyal, juga sulit untuk menaruh kepercayaan pada mereka. Sekali pengguna internet mengalami kesulitan atau kelambatan dalam mengakses, akan sulit mengajak mereka untuk kembali mencoba. Sehingga menurut Suroso pula, selain biaya, kebiasaan cara berpikir dengan menggunakan medium konvensional, kemudahan penggunaan menu dalam internet, dan relevansi isi situs bagi pengakses maka kecepatan akses merupakan hal yang penting dalam akseptabilitas pengguna (dalam hal ini peneliti dan p erekayasa) dalam memanfaatkan internet.
9 Fasilitas Internet Internet merupakan media komunikasi massa yang bersifat dua arah. Internet menyingkirkan hambatan komunikasi dengan menghilangkan hambatan geografis dan waktu. Diseminasi informasi melalui internet merupakan cara untuk mengurangi biaya dengan menggantikan komunikasi melalui saluran yang lebih murah. Sehingga potensi internet untuk digunakan sebagai sarana komunikasi (melayani kebutuhan jaringan komunikasi) antarpeneliti-perekayasa sangatlah terbuka lebar. Halaman -halaman di internet yang dikunjungi oleh para pengguna dapat dilihat, sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan perhitungan mengenai berapa banyak halaman yang dikunjungi (Suroso 1997). Hubungan ke internet tidak gratis. Pertama-tama harus tersedia peralatan komputer yang dapat digunakan untuk melakukan hubungan. Kemudian, harus diperoleh sambungan berlangganan dari Internet Service Provider (ISP) dengan besaran biaya per bulan yang tergantung pada kecepatan dan kapasitas hubungan. Cara terbanyak yang digunakan untuk melakukan hubungan ke internet adalah dengan menggunakan modem dan menggunakan kabel dan Digital Subscriber Line (Dummies.com 2004). 1. Hubungan ke internet dengan menggunakan modem (Dummies.com 2004). Modem adalah suatu peralatan yang memungkinkan suatu komputer melakukan hubungan dengan komputer lain melalui telepon. Ketika mengakses
internet,
modem
menggunakan
saluran
telepon
untuk
menghubungi Internet Provider. Karena itu, hubungan dengan modem sering disebut dengan hubungan melalui saluran telepon biasa (koneksi dial up ). Modem merupakan cara melakukan hubungan ke internet yang paling sering digunakan dan paling murah , tetapi kecepatannya juga paling lambat (56 Kpbs). 2. Hubungan ke internet dengan menggunakan kabel dan DSL (Digital Subscriber Line). Menghubungi internet dengan menggunakan kabel dan DSL sering disebut dengan koneksi pita lebar (broadband). Kabel dan DSL merupakan
10 dua cara menghubung ke internet yang mempunyai kecepatan yang tinggi. Ada beberapa keuntungan mengakses internet menggunakan k abel dan DSL: a. Hubungan melalui kabel dan DSL lebih cepat daripada menggunakan modem. Hubungan dengan kabel maupun dengan DSL dapat dilakukan dimana saja dan dapat 10-200 kali lebih cepat daripada koneksi dial up, walaupun tergantung dari layanan yang diperoleh. b. Seseorang dapat selalu berhubungan dengan internet tanpa harus selalu melakukan hubungan atau memutuskan hubungan setiap kali ingin terhubung dalam jaringan internet. c. Kabel dan DSL tidak terikat dengan sambungan telepon ketika seseorang sedang terhubung ke internet. Dengan kabel, hubungan dengan internet bekerja seperti TV kabel, sedangkan dengan DSL hubungan dilakukan dengan perangkat khusus pada central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi pita lebar melalui kabel tembaga. Teknologi ini sering disebut juga dengan istilah teknologi suntikan, yaitu kabel telepon biasa yang telah ada dapat digunakan untuk menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan dengan kecepatan yang tinggi. Telepon hanya menggunakan sebagian frekuensi yang mampu dihantarkan oleh kabel tembaga. Sedangkan DSL memanfaatkan lebih banyak frekuensi dengan membagi frekuensi yang lebih tinggi untuk data dan frekuensi yang lebih rendah untuk suara dan fax. Menurut Sankarto et al. (2002), komunikasi elektronik merupakan upaya untuk memberikan dan mendapatkan atau menerima informasi elektronik, seperti surat elektronik (e-mail), sumber informasi on-line, transaksi on-line dan diskusi elektronik dari dua atau lebih komputer melalui jaringan komunikasi. Tujuan dari komunikasi elektronik adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kemampuan organisasi, antara lain untuk: (1) mempercepat penyebarluasan informasi; (2) mempercepat pengolahan data; (3) meningkatkan kualitas informasi. (4) pemanfaatan bersama sumberdaya informasi; dan (5) penggunaan komputer yang lebih luas. Internet dapat memberikan keuntungan berikut (Centerspan.org 2004): (1) berbagi data penelitian dan bisnis antarkolega dan antarorang yang mempunyai
11 pendapat yang sama; (2) berkomunikasi dengan orang lain dan mengirim arsip atau data melalui pos atau surat elektronik (e-mail); (3) meminta dan menyediakan bantuan pensolusian masalah dan pertanyaan; (4) pemasaran dan publikasi produk dan jasa; dan (5) mengumpulkan umpan balik dan saran berharga dari pelanggan dan mitra bisnis. Penjelasan singkat mengenai pertukaran informasi di internet (Barker 2004) adalah : 1. e-mail: merupakan salah satu fasilitas internet yang sangat popular digunakan oleh pengguna internet. Ketika seseorang memiliki alamat e-mail maka dia dapat mengirim dan menerima pesan dari orang lain. Komunikasi terjadi sangat cepat dan pesan dapat disimpan dalam berkas atau direktori terpisah pada komputer. 2. FTP (File Transfer Protocol) adalah fasilitas yang berguna untuk mentransfer informasi (dalam bentuk arsip atau dokumen) dari sebuah komputer ke komputer yang lain. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menggandakan arsip atau dokumen dalam bentuk teks, gambar, suara atau perangkat lunak program dari suatu situs di internet dan menyimpannya di komputer. 3. Listserv merupakan suatu mailing list (daftar pengguna yang secara periodik menerima bulletin tentang suatu topik melalui email), dimana seseorang dapat berdiskusi dengan orang lain mengenai topik yang menarik perhatian mereka. Ketika seseorang menjadi anggota suatu listserv, secara otomatis akan menerima email dari orang lain yang mengirim pesan ke listserv tersebut. 4. Telnet (remote login) merupakan suatu fungsi yang memperbolehkan seseorang untuk berhubungan dengan komputer yang letaknya berjauhan dan melihat sumber informasi yang terdapat disana. Telnet sering digunakan untuk mengakses katalog dari perpustakaan online. 5. Usenet News adalah suatu sistem penyampaian pesan secara global yang cara kerjanya seperti sebuah papan buletin. Ada ribuan grup usenet yang diorganisasikan berdasarkan kategori yang berbed a. Seseorang dapat mengakses ke sistem usenet melalui program newsreader dan kemudian
12 memilih grup yang spesifik untuk membaca pesan yang dikirim oleh orang lain. 6. World Wide Web (www) merupakan sistem informasi dan komunikasi elektronik yang menghubungkan beberapa sumber informasi bersamaan (termasuk teks, suara, gambar dan video) melalui penggunaan hypertext transfer protocol (http ). Sedangkan menurut Purbo (1996), fasilitas umum yang biasa digunakan di internet: 1. Surat elektronik (e-mail). Fasilitas ini merupakan alat bantu yang paling primitif berkirim berita, surat, atau dokumen antarkomputer. Fasilitas e-mail sebetulnya dapat menjangkau lebih banyak pemakai jaringan komputer yang hanya dapat berkomunikasi menggunakan e-mail karena saluran komunikasi yang digunakan masih terlalu lambat (contohnya: penggunaan jaringan paket radio di Indonesia). 2. Kelompok diskusi atau mailing list. Fasilitas ini dibangun dengan menggunakan teknik yang sama dengan proses penyebaran surat elektronik. Bedanya adalah sebuah berita atau dokumen dapat disebarkan kebanyak pengguna sekaligus melalui fasilitas ini. Dengan cara ini, juga dapat dilakukan diskusi, seminar, ceramah, atau konferensi secara elektronik tanpa terikat pad a dimensi ruang, dan dimensi waktu. 3. Fasilitas jaringan atau distributed multimedia database. Fasilitas jaringan barangkali merupakan terobosan yang sangat penting bagi pesatnya perkembangan internet di dunia saat ini. Fasilitas ini menjadi sangat menarik karena adanya fasilitas mesin pencari yang sangat memudahkan dalam melakukan navigasi informasi di internet. Selain itu masih banyak fasilitas internet sebagai sumber informasi yang dapat digunakan, seperti netmeeting yaitu suatu fasilitas dalam internet yang digunakan untuk melakukan pertemu an secara elektronik. Fasilitas e-consultatif yaitu fasilitas internet yang digunakan untuk melakukan konsultasi atau tanyajawab secara elektronik dengan para ahli pada suatu bidang tertentu; dan masih banyak lagi fasilitas yang dapat diperoleh dengan menggunakan internet.
13
Situs Departemen Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia (Deptan) membangun Situs Deptan (http://www.deptan.go.id) untuk menunjang pelaksanaan pembangunan pertanian dengan menyediakan data dan informasi pertanian. Informasi yang tersedia dalam situs ini, antara lain, berupa statistik dan kebijakan pertanian yang diperoleh dari beberapa sumber, terutama unit kerja dalam lingkup Deptan. Bagi peneliti-perekayasa, situs ini menginformasikan demand driven research , sehingga dapat digunakan sebagai pedoman atau arah dalam memformulasikan penelitiannya. Dasar hukum penggunaan internet dalam melakukan penelitian termaktub didalam salah satu jalur kebijakan peningkatan dayasaing ilmiah dan diseminasi hasil penelitian (Badan Litbang Pertanian 2003a), yaitu: a. Keputusan Presiden Nomor 177 tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen. b. Keputusan Menteri Pertanian N0.01/Kpts/OT.210/1/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. c. Keputusan
Menteri
Pertanian
No.
99/Kpts/OT.210/2/2001
tentang
Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat. e. Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai. f. Keputusan
Menteri
Negara
Penertiban
Aparatur
Negara
No.
01/MENPAN/1983 tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Peneliti. g. Keputusan Ketua LIPI No. 1661/D/1999 tentang Pedoman Penilaian Karya Ilmiah Peneliti. Jaringan kerja elektronik yang dikembangkan Deptan merupakan jaringan intranet dengan pangkalan data yang dikembangkan secara bertingkat dalam suatu wadah situs Deptan. Pengelolaan intranet Deptan ini diserahkan kepada Pusat Data dan Informasi (Pusdatin). Adapun menu yang ada di situs Deptan meliputi: 1. Fungsionalitas, yang merupakan menu yang dikelompokkan berdas arkan fungsionalitas Deptan seperti: basisdata, perpustakaan, teknologi, standarisasi,
14 sarana, produksi, pengolahan dan pemasaran, Sumberdaya Manusia (SDM), ketahanan pangan, Litbang, karantina, inspektorat dan sekretariat, serta daerah. 2. Berita terbaru merupakan menu yang paling menonjol diantara menu yang disediakan situs Deptan karena berada di point of view. Menu ini paling sering diperbarui karena banyak berita baru mengenai pertanian, baik untuk intern maupun untuk kalangan umum. 3. Menu intern berupa intranet dan e-mail, khusus pegawai Deptan. 4. Menu umum merupakan menu yang berupa direktori bagi masyarakat yang ingin mengakses karena menyediakan: kontak bisnis, market on-line, Agribusiness Investment Opportunity in Indonesia, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), situs Land Use Development Management (LUDM), Peta Sawah Rawan, Kekeringan Pulau Jawa dan Madura, Peta Lahan Baku Persawahan Jawa dan Madura, Direktori Wisata Agro, Direktori Pakar Pertanian, Climate Prediction Center, ENSO Diagnostic Discussion, Sistem Informasi Mitigasi Bencana Alam, Lapan, ASEAN eFarmers. Untuk keamanan informasi, tiap pengguna situs Deptan memiliki identitas berbeda dengan kata kunci (password ) untuk mengakses, sesuai kriteria ijin yang diperbolehkan. Identitas pengguna diberikan oleh pengelola jaringan atas dasar permintaan pengguna. Pengembangan pemanfaatan internet di daerah di dorong dengan disediakannya dana untuk pengadaan perangkat akses dan dana operasionalnya (Pancaputra 2002).
Situs dan Layana n Informasi PUSTAKA Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai pendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian Deptan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi Iptek pertanian. Dalam mengemban tugas tersebut, PUSTAKA selalu berupaya untuk beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat melayani pengguna dengan prima.
15 Situs PUSTAKA (http://www.pustaka.bogor.net) berdiri sejak tahun 1994 dengan teknologi gopher dan menggunakan teknologi http tahun 1996. Mulai tanggal
2
Februari
2005,
Situs
PUSTAKA
berubah
menjadi
http://pustaka_deptan.go.id . Situs ini terdiri dari menu: 1. Profil PUSTAKA, termasuk di dalamnya sejarah, tugas dan fungsi serta struktur organisasi. 2. Koleksi dan layanan PUSTAKA yang berisi data statistik koleksi yang dimiliki serta layanan yang diberikan. 3. Pangkalan data atau basis data koleksi yang berisi katalog buku (berupa daftar dan fasilitas pencarian), katalog majalah (berupa daftar), koleksi CD-ROM PUSTAKA, Jasa Kesiagaan Informasi yang dimuat secara list perbulan, Iptek pertanian, CARIS (memuat informasi bibliografis tentang penelitian pertanian yang sedang berjalan di lingkup Badan Litbang Pertanian ), dan paket teknologi. 4. Jurnal Elektronik yang berisi enam jurnal Badan Litbang Pertanian yang diterbitkan oleh PUSTAKA meliputi: Indonesian Journal of Agricultural Science (IJAS), Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian (JP3), Jurnal Bioteknologi Pertanian (Jurnal Biotek), Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Warta Litbang), Buletin Teknik Pertanian (Bultektan), serta Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP). Semua jurnal ini merupakan versi on-line dari bentuk tercetak. 5. Berita terbaru yang mengaitkan beberapa situs yang menyediakan berita terbaru seputar pertanian. 6. Fasilitas pencarian atau penelusuran yang menggunakan mesin google untuk pencarian. Metode pencarian ada dua yaitu pencarian ke dalam (khusus situs PUSTAKA) dan pencarian ke luar. Melalui situs PUSTAKA, pengguna dapat menelusuri dan memperoleh informasi, antara lain tentang teknologi hasil penelitian pertanian, daftar isi terbaru majalah ilmiah luar negeri, dan jurnal elektronik, serta koleksi CD-ROM atau pangkalan data tidak terpasang (off-line). Koleksi CD-ROM PUSTAKA antara lain (PUSTAKA, 2003):
16 a. AGRIS berisi abstrak literatur hasil penelitian pertanian dari seluruh dunia yang dihimpun oleh FAO. b. CAB Abstract merupakan produk dari CABI (Center for Agricultural and Biosciences International) berisi pangkalan data bibliografis hasil penelitian bidang pertanian, kehutanan, kesehatan , dan gizi. c. AGRICOLA berisi pangkalan data bibliografis dari literatur bidang pertanian yang dibuat oleh NAL (National Agricultural Library, USDA). d. TROPAG and RURAL diterbitkan oleh KIT (Koninklijke Institute voor de Tropen ) Netherlands, berisi literatur bidang pengembangan pertanian, kehutanan, dan menejemen lingkungan daerah tropik. e. Statistik Indonesia (BPS) menyajikan data dari berbagai bidang yang dilengkapi dengan ulasan deskriptif dan penjelasan teknis dari bidang bersangkutan. f.
TEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) memuat 132 majalah lengkap (full text) dan 14 judul monograf terbitan FAO. Beberapa contoh judul publikasi yang dimuat CD TEEAL adalah: Agronomi Journal, Land Economics, Geoderma, Plant and Soil.
g. Journal of Biological Chemistry d iterbitkan oleh American Society of Biochemistry and Molecular Biology, Inc. h. Crop Protection Compendium berisi informasi dalam bentuk teks, peta dan gambar tentang penyakit, musuh alami dan informasi negara Asia Tenggara dan Pasifik . Selain bentuk CD, PUSTAKA juga melanggan jurnal on-line ProQuest yang dapat diakses melalui internet, beberapa diantaranya adalah Agricultural Research (1988-sekarang), Arable Farming (1998-sekarang), Bioscience (1988-sekarang).
Penelitian dan Perekayasaan Badan Litbang Pertanian sebagai lembaga penelitian di bidang pertanian mempunyai 6 unit kerja Puslitbang, 1 Pusat Perpustakaan, 1 Lembaga Riset Perkebunan, 3 Balai Besar, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terdiri dari 28 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), serta 21 Balai Penelitian dan Loka
17 Penelitian, yang tersebar di seluruh Indonesia. Di lingkungan Badan Litbang Pertanian, terdapat lebih dari 1.500 orang tenaga peneliti dengan jenjang fungsional ahli peneliti, peneliti, ajun peneliti, dan asisten peneliti, dan 16 orang Perekayasa. Sebagai sumberdaya manusia utama, keberhasilan Badan Litbang Pertanian sangat tergantung kepada kemampuan dan keprofesionalan PenelitiPerekayasa. Tenaga peneliti tersebar di seluruh UK dan UPT di seluruh Indonesia, sedangkan perekayasa berada di Instansi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) di Serpong Tangerang. Pejabat peneliti menurut LIPI (1999) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang setelah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dalam suatu jabatan fungsional peneliti dan dipekerjakan pada suatu satuan organisasi Litbang dengan tugas pokok
melakukan
penelitian
dan
pengembangan.
Perekayasa,
menurut
Kementerian Ristek (2003), adalah PNS pada instansi pemerintah yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan rancang bangun atau perekayasaan. Menurut Keputusan Presiden R.I. nomor 87 tahun 1999, rumpun penelitian dan perekayasaan adalah rumpun jabatan fungsional PNS yang berkaitan dengan tugas penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metode operasional yang berhubungan dengan bidang penelitian dan perekayasaan dan melakukan kegiatan teknis yang berhubungan dengan penelitian dan perekayasaan (Kepresidenan RI 1999). Dalam kegiatan ilmiah, penelitian dan perekayasaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dengan keeratan hubungan secara teoritis sebagaimana terlihat dalam Gambar 1 (Kementerian Ristek 2003). Lingkup kegiatan peneliti adalah penelitian yang mencakup penelitian dasar dan penelitian terapan, sedang lingkup kegiatan perekayasa adalah rancang bangun atau perekayasaan yang mencakup kegiatan pengembangan teknologi dan pengembangan industri yang menghasilkan suatu produk. Secara sederhana dinyatakan bahwa produk penelitian dasar adalah teori dan dengan penerapan teori maka penelitian terapan akan menghasilkan teknologi. Pengembangan berbagai teknologi akan menghasilkan sistem, proses, desain, model, dan prototipe.
18
PENELITIAN
Penelitian Dasar
PEREKAYASAAN
Penelitian Terapan
Pengembangan Teknologi
LINGKUP KEGIATAN PENELITI
Pengembangan Industri
LINGKUP KEGIATAN PEREKAYASAAN
Gambar 1. Alur Kegiatan P enelitian dan Perekayasaan.
Ciri utama dari kegiatan perekayasaan adalah adanya nilai tambah pada produk yang dihasilkan, sehingga memungkinkan produk tersebut untuk dikembangkan dalam skala industri. Gambar 1 memperlihatkan batasan lingkup kegiatan penelitian dan perekayasaan, namun dalam kenyataan di lapangan terdapat banyak keterkaitan yang erat antara penelitian dan perekayasaan (Kementerian Ristek 2003). Peneliti dalam melakukan kegiatan penelitiannya terbagi dalam Kelti dan perekayasa terbagi dalam Kelsa. Setiap lembaga penelitian memiliki jumlah Kelti atau Kelsa yang berbeda. Perbedaan jumlah ini dikaitkan dengan ruang lingkup lembaga. Peneliti atau perekayasa dapat menjadi anggota suatu Kelti atau Kelsa disesuaikan dengan bidang ilmu yang dikuasainya. Penentuan macam dan jumlah Kelti atau Kelsa diatur secara bersama oleh LIPI sebagai pembina peneliti dan Badan Litbang Deptan. 1) Peneliti Peneliti dalam Badan Litbang Pertanian dikelompokkan dalam suatu wadah yaitu Kelompok Peneliti (Kelti). Kelti sebagai kelembagaan fungsional
19 merupakan wadah bagi para fungsional peneliti dalam pengembangan profesionalisasi kerja. Pembentukan Kelti pada Puslitbangsosek dan Balit atau Lolit dapat dilihat pada Tabel 2. Tugas pokok Kelti, antara lain (Setbadan 2003): (1) perencanaan penelitian, (2) pelaksanaan penelitian, (3) pelaksanaan kegiatan publikasi dan penyebarluasan hasil penelitian, (4) menyusun laporan pertanggungjawaban penelitian kepada koordinator program sebagai bahan penyusunan laporan pelaksanaan program. Tabel 2. Pembentukan Kelti pada Puslitbangsosek Pertanian dan Balit atau Lolit Instansi Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian
Balai Penelitian Tanaman Padi, Tanaman KacangKacangan dan Umbi-Umbian, Tanaman Serealia, Tanaman Sayuran, Tanaman Buah, Tanaman Hias, Tanaman Rempah dan Obat, Tanaman Tembakau dan Serat, Tanaman Kelapa dan Palma Lain Balai Penelitian ternak Balai Penelitian Veteriner Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Balai Penelitian Tanah Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Balai Penelitian Biotek nologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Balai Penelitian Pasca Panen Pertanian Loka Penelitian Penyakit Tungro Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan Loka Penelitian kambing Potong dan Sapi Potong Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian
Nama Kelti yang dibentuk (1) Ekonomi Makro dan Perdagangan Internasiona l; (2) Ekonomi Pertanian dan Manajemen Agribisnis; (3) Sosio -Budaya Pedesaan Pertanian. (1) Pemuliaan, Plasma Nutfah dan Perbenihan; (2) Entomoligi dan Fitopatologi; (3) Ekofisiologi.
(1) Pemuliaan dan Plasma Nutfah; (2) Reproduksi dan Ekofisiologi; (3) Nutrisi; (4) Agrostologi. (1) Bakteriologi; (2) Virologi; (3) Parasitologi; (4) Toksikologi; (5) Patologi. (1) Pengelolaan Tanah dan Air; (2) Eksplorasi dan Evaluasi Sumberdaya Pertanian; (3) Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian. (1) Pedologi; (2) Kesuburan Tanah; (3) Konservasi Tanah dan Pengelolaan Air; (4) Biologi Tanah. (1) Agroklimat; dan (2) Hidrologi. (1) Biologi Molekuler; (2) Biokimia; (3) Biologi Sel dan Jaringan; (4) Pengelolaan Sumberdaya Genetik. (1) Proses Kimia; (2) Proses Biologi; (3) Proses Fisika; (4) Pengelolaan Sistem Mutu. (1) Ekofisiologi; (2) Entomologi dan Fitopatologi. (1) Pemuliaan, Plasma Nutfah dan Perbenihan; (2) Entomologi dan Fitopatologi; (3) dan Ekofisiologi. (1) Pemuliaan, Plasma Nutfah dan Perbenihan; (2) Entomologi dan Fitopatologi; (3) dan Ekofisiologi. (1) Pemuliaan dan Reproduksi; (2) Nutrisi dan Agrostologi (1) Pencemaran Tanah, Tanaman; (2) Air dan Emisi dan Mitigasi Rumah Kaca
Sumber: (Badan Litbang Pertanian 2003b)
2) Perekayasa Dilingkungan BBP Mektan terdapat kegiatan penelitian dan rekayasa, rancang bangun dan modifikasi desain, model serta prototipe alat dan mesin pertanian, serta penelitian dan rekayasa sistem mekanisasi pertanian. Kinerja atau keberhasilan BBP Mektan sangat ditentukan oleh perekayasa. Dengan
20 demikian, diperlukan adanya Kelompok Perekayasa (Kelsa) dalam suatu wadah berdasarkan bidang kegiatan dan disiplin ilmu. Kelsa pada BBP Mektan adalah: Mesin Budidaya, Mesin Pengolahan Hasil Pertanian, dan Teknik Tanah, Air dan Energi Pertanian. Adapun tugas Kelsa antara lain (Badan Litbang Pertanian 2003a): (1) merencanakan dan melaksanakan kegiatan rekayasa, rancang bangun dan modifikasi desain, model serta prototipe alat dan mesin pertanian; (2) melaksanakan penelitian dan rekay asa sistem mekanisasi pertanian; (3) menghasilkan teknologi atau paket teknolo gi rancang bangun prototipe alat dan mesin pertanian; (4) mendesiminasikan hasil rekayasa. 3) Karakteristik peneliti dan perekayasa Karakteristik peneliti-perekayasa yang dimaksud adalah ciri individual dari peneliti-perekayasa yang mencakup status demografik dan psikografik, terutama yang berhubungan dengan perilaku pemanfaatan internet dan CDROM. Karakteristik individu menurut Newcomb et al. (1978), meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi, bangsa, agama, dan lain lain. Sedangkan Bettinghous (1973) mengatakan bahwa karakteristik demografik meliputi umur, pendidikan dan penghasilan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka karakteristik individual merupakan ciri atau sifat yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan lingkungan seseorang. Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa karakteristik peneliti dan perekayasa yang akan diamati, yaitu: pendidikan formal, pendidikan nonformal, jenjang atau tingkat jabatan, bidang penelitian, kelompok penelitiperekayasa, dan pendapatan. 1. Pendidikan formal menggambarkan tingkat kemampuan kognitif dan bobot atau derajat ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Menurut Wiriatmaja (1977), pendidikan merupakan usaha seseorang untuk mengubah perilakunya berdasarkan ilmu-ilmu dan pengalaman yang sudah diakui dan direstui oleh masyarakat. Suwandi (1984) mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku seseorang untuk menjadi seperti yang dikehendaki oleh
21 pendidikan itu. Menurut Tichenor dan Olien (1970), kenaikan pendidikan formal menunjukkan suatu perluasan dan penganekaragaman ruang kehidupan, jumlah kelompok referensi yang lebih besar, keterampilan dan kesadaran pada ilmu pengetahuan dan masalah umum lainnya yang lebih besar, dan lebih luasnya keterdedahan pada isi media tentang suatu lingkup masalah. Sehingga pendidikan formal yang dimaksud disini, yaitu pendidikan tertinggi yang ditempuh oleh responden. 2. Pendidikan nonformal adalah pendidikan lainnya, berupa kursus maupun latihan keterampilan. 3. Jenjang atau tingkat jabatan fungsional peneliti-perekayasa yang dikaitkan dengan pangkat dan golongan ruang disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Jabatan Peneliti dan Pangkat Golongan Ruang Jabatan Peneliti
Pangkat dan Golongan Ruang
Asisten Peneliti Muda Asisten Peneliti Madya Ajun Peneliti Muda Ajun Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Madya Ahli Peneliti Muda Ahli Peneliti Madya Ahli Peneliti Utama
Penata muda Penata muda tingkat I, golongan ruang III/b Penata golongan ruang III/c Penata tingkat I, golongan ruang III/d Pembina, golongan ruang IV/a Pembina tingkat I, golongan ruang IV/b Pembina utama muda, golongan ruang IV/c Pembina utama madya, golongan ruang IV/d Pembina utama, golongan ruang IV/c
Sumber: LIPI 1983
Tabel 4. Kaitan Antara Jenjang Jabatan Fungsional, Pangkat, Golongan Ruang dan Angka Kredit Perekayasa Jabatan Perekayasa Pertama Perekayasa Muda Perekayasa Madya
Perekayasa Utama
Pangkat Penata Muda Penata Muda Tk. I Penata Penata Tk. I Pembina Pembina Tk. I Pembina Utama Muda Pembina Utama Madya Pembina Utama
Sumber: Kementerian R istek 2003
Golongan Ruang III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
Angka Kredit 100 150 200 300 400 550 700 850 1050
22 4. Ruang Lingkup bidang penelitian dan perekayasaan di Badan Litbang Pertanian menurut jenis program penelitian dibedakan menjadi program penelitian komoditas dan program penelitian bidang masalah. Untuk pelaksanaannya, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan tujuh program utama penelitian dan pengembangan pertanian yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Program Utama Penelitian dan Pengembangan di Badan Litbang Pertanian Program Utama Litbang Pertanian
Cakupan
Penelitian Sumberdaya Pertanian
karakteristik dan pemanfaatan lahan, konservasi dan manajemen ekosistem, koleksi, karakterisasi, evaluasi, konservasi, dan pemanfaatan plasma nutfah, serta dinamika biologi dan kimia tanah lingkungan. tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, jasad renik, biologi molekuler perbanyakan material melalui teknik kultur in-vitro, transfer gen untuk memperoleh tanaman, dan ternak unggas, serta identifikasi molekul spesifik dengan teknik diagnosa seperti monoclonal antibodies dan nuclead acid probes. analisa penawaran dan permintaan secara komprehensif, dinamika ekonomi pedesaan, kebijaksanaan, dan kelembagaan dan organisasi. karakterisasi dan analisis zona agroekologi, komoditas spesifik lokasi, penelitian adaptif, sistem usaha tani (SUT), sistem usaha pertanian (SUP) serta sosial ekonomi budaya masyarakat pedesaan. pengelolaan sistem informasi Iptek, publikasi hasil penelitian, serta promosi, diseminasi dan komersialisasi hasil penelitian. analisis sistem dan prosedur, pengembangan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, pendanaan, serta penyempurnaan manajemen.
Penelitian perbaikan potensi komoditas Penelitian bioteknologi
Penelitian sosial ekonomi dan kebijaksanaan Pengkajian dan pengembangan teknologi spesifik lokasi
Komunikasi hasil penelitian Pengembangan kelembagaan
Sumber: Badan Litbang Pertanian 2003 b
Kinerja Peneliti dan Perekayasa Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, terbitan Balai Pustaka tahun 1993, adalah (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, dan (3) kemampuan kerja. Untuk menilai tingg i-rendahnya kinerja peneliti-perekayasa dilakukan
penilaian
kinerja
dengan
melihat
pemenuhan kewajiban seseorang sebagai peneliti-perekayasa. Pengembangan karir peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian mencakup dua tugas pokok, yaitu hak dan kewajiban dalam tugas fungsional dan tugas institusional: Pelaksanaan tugas fungsional adalah pengembangan profesional
23 yang ditetapkan berdasarkan penilaian angka kredit jabatan fungsional, terhadap prestasi profesional tersebut diberikan hak jabatan fungsional dan imbalan tunjangan sesuai dengan tingkat jenjang yang dicapai. Pelaksanaan tugas institusional, yaitu dalam menjalankan tugasnya terkait dan mengacu kepada mandat dan tugas pokok unit kerjanya. Dua tugas ini bersifat mengikat serta merupakan alat penilaian dalam kenaikan pangkat atau golongan PNS. Khusus untuk Badan Litbang Pertanian penilaian tugas pokok dan fungsi tersebut selain dapat menunjukkan kinerja SDM, juga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan usulan kenaikan pangkat, pelatihan jangka pendek dan jangka panjang, penghargaan PNS dan lain -lain (Badan Litbang Pertanian 2003a). Tabel 6 menyajikan kriteria pen ilaian pelaksanaan tugas pokok peneliti dan bobot penilaian berdasarkan jenjang jabatan. Tabel 6. Kriteria dalam Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok Peneliti dan Bobot Penilaiannya Berdasarkan Jenjang J abatan Kriteria Perencanaan penelitian Pelaksanaan penelitian Publikasi dan penyebarluasan hasil penelitian Pembinaan penelitian Perumusan arah kebijaksanaan ilmu pengetahuan dan teknologi Pemupukan perkembangan kehidupan ilmiah pada taraf nasional dan internasional Keterangan Sumber
Asisten Peneliti XX XXX XX
Ajun Peneliti XX XXX XXX
Peneliti XXX XXX XXX
Ahli Peneliti XXX XX XX
-
-
XX XX
XXX XXX
-
-
X
XXX
: - jumlah tanda (X) menunjukkan bobot : LIPI 1983
Peran peneliti dari jenjang jabatan asisten sampai dengan ahli peneliti dalam kegiatan publikasi dan penyebarluasan hasil penelitian (komunikasi hasil penelitian pertanian) adalah: peran dalam penyusunan karya ilmiah primer maupun sekunder dengan bimbingan atau pengawasan hingga dipublikasikan; meliputi pula anggota tim dalam kegiatan promosi, ekspose, penyusunan karya ilmiah populer dalam bentuk ”leaflet”, panduan teknis inovasi teknologi, bukubuku ilmiah. Kegiatan publikasi termasuk penerbitan naskah hasil penelitian pada jurnal penelitian, baik nasional maupun internasional. Sedangkan kegiatan diseminasi hasil penelitian termasuk penyebarluasan ilmu pengetahuan dan
24 inovasi teknologi melalui media elektronik, media cetak, dan media siaran, situs, atau forum. Untuk dapat diangkat dalam jabatan peneliti, seorang PNS harus memenuhi angka kredit yang ditentukan dan mempunyai tugas pokok melakukan penelitian dan pengembangan dan bekerja pada satuan organisasi penelitian dan pengembangan. Jumlah angka kredit tersebut harus terdiri dari (LIPI 1983): a. Sekurang-kurangnya 70 persen berasal dari unsur utama, yaitu pendidikan, karya tulis ilmiah, dan atau pemacuan teknologi. b. Sebanyak-banyaknya 30 persen
berasal dari unsur penunjang, yaitu
pemasyarakatan ilmu dan teknologi, keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah, pembinaan kader ilmiah, dan atau penghargaan ilmiah. c. Angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang diterbitkan sekurang kurangnya harus sama dengan jumlah angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang belum dan atau tidak diterbitkan. d. Untuk dapat diangkat sebagai ahli peneliti seorang PNS wajib memiliki angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah hasil penelitian yang diterbitkan dan atau disajikan dalam pertemuan ilmiah dan atau dalam pemacuan teknologi sekurang-kurangnya sebesar 30 persen. e. Apabila
suatu
karya
tulis
ilmiah
atau
pemacuan
teknologi
atau
pemasyarakatan ilmu dan teknologi atau keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah ditulis lebih dari dari seorang, maka pembagian angka kreditnya ditetapkan 60 persen bagi penulis utama dan 40 persen bagi semua penulis pembantu. f. Apabila kriteria yang dipergunakan dalam penilaian berubah maka yang diperhitungkan hanya selisih angka kreditnya. g. Angka kredit dari unsur kriteria pendidikan bergelar hanya diperhitungkan satu kali dan yang dinilai adalah pendidikan tertinggi.
25 Tabel 7. Penilaian Berdasarkan Angka Kredit Bagi Karya Tulis Ilmiah Sub Unsur
Butir
Angka Kredit
Karya tulis ilmiah yang diterbitkan
Makalah berupa hasil penelitian terdiri atas 30.000 kata atau lebih dalam bentuk buku atau majalah ilmiah
50
Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan orisinil terdiri atas 30.000 kata dan atau lebih dalam bentuk buku atau majalah ilmiah.
35
Makalah berupa hasil penelitian kurang dari 30.000 kata dan minimal 1000 kata yang merupakan bagian dari suatu buku, risalah, atau majalah ilmiah.
25
Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan orisinil kurang dari 30.000 kata dan minimal 1000 kata yang merupakan bagian dari suatu buku, risalah atau majalah ilmiah.
15
Makalah atau komunikasi pendek hasil penelitian dan majalah ilmiah.
10
Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah ringkas dalam majalah ilmiah.
5
Prasarana yang diajukan dalam pertemuan ilmiah unit atau organisasi penelitian yang belum diterbitkan.
Makalah berupa hasil penelitian sendiri
15
Makalah berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah.
10
Karya tulis ilmiah yang tidak diterbitkan
Yang dipatenkan
30
Yang bersifat rahasia
10
Laporan teknis intern
5
Sumber: LIPI 1999
Apabila PNS memperoleh pendidikan yang lebih tinggi setelah ia diangkat dalam jabatan peneliti, maka yang diperhitungkan hanyalah selisih angka kredit antara pendidikan yang diperoleh sebelumnya den gan pendidikan yang lebih tinggi itu. Berdasarkan penilaian tersebut, maka produktivitas peneliti dalam menghasilkan karya tulis sangat mempengaruhi perolehan angka kredit yang harus dipenuhi untuk kenaikan pangkat atau jabatan peneliti (bobot 70 persen). Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian angka kredit perekayasaan terdiri dari: unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama terdiri dari: (a) pendidikan,
(b)
kegiatan
rancang
bangun atau perekayasaan, dan (c)
26 pengembangan profesi. Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Perekayasa. Penilai angka kredit perekayasa yang melaksanakan tugas, ditetapkan sebagai berikut: (a) bagi perekayasa yang melaksanakan tugas di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80 persen dari angka kredit tiap butir kegiatan, (b) bagi perekayasa yang melaksanakan tugas di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan kredit dari tiap butir kegiatan (Men PAN 2003). Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh tiap PNS untuk dapat diangkat dalam jabatan atau pangkat perekayasa, adalah dengan ketentuan: (a) sekurang-kurangnya 80 persen angka kredit berasal dari unsur utama, dan (b) sebanyak -banyaknya 20 persen angka kredit berasal dari unsur penunjang. Perekayasa yang memiliki angka kredit yang melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan atau pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan atau pangkat berikutnya.
27
KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS Kerangka Penelitian Penelitian ini berlandaskan pada pemikiran perlunya informasi bagi penelitiperekayasa dalam mendukung kegiatan penelitiannya. Salah satu sumber informasi yang dapat digunakan adalah internet dan CD-ROM. Alasan mengapa internet dan CD-ROM dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena banyak sekali informasi yang tersedia di internet dan CD ROM yang dapat mendukung penelitian. Selain mempermudah pencarian informasi, internet dan CD-ROM dapat pula dimanfaatkan oleh peneliti-perekayasa sebagai media untuk mendiseminasikan hasil penelitian mereka. Pemanfaatan teknologi informasi seperti internet dan CD-ROM oleh peneliti-perekayasa
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor,
antara
lain
oleh
karakteristik peneliti-perekayasa, (pendidikan formal dan nonformal, jenjang atau tingkat jabatan peneliti-p erekayasa, bidang penelitian-perekayasaan, Kelti-Kelsa, dan tingkat pendapatan). Akseptabilitas pemanfaatan internet (ketersediaan sarana akses internet di tempat kerja, ketersediaan waktu untuk akses internet di rumah atau sekitar tempat tinggal, kredibilitas sumber informasi di internet, ketersediaan biaya, perilaku peneliti-perekayasa dalam menggunakan internet, aplikasi yang sifatnya mudah digunakan, dan kecepatan akses internet). Pemanfaatan internet dan CD-ROM oleh peneliti-perekayasa dapat dilihat dari frekuensi mereka mengakses internet dan CD-ROM, frekuensi dan intensitas menggunakan fasilitas internet, kepemilikan email, frekuensi dan intensitas memanfaatkan koleks i CDROM. Kebutuhan literatur dalam menyusun program dan kegiatan penelitian akan mendorong peneliti-perekayasa untuk menggunakan berbagai sumber informasi termasuk internet dan CD-ROM. Sehingga lebih spesifik penelitian ini dapat memaparkan hubungan tingkat penggunaan internet dalam penelitian dan kinerja peneliti-perekayasa lingkup Badan Litbang Pertanian yang dapat dilihat dari jumlah penelitian yang dilakukan, jumlah seminar yang pernah diikuti, dan terutama dalam menghasilkan karya tulis , karena peny ebaran teknologi dan
28 informasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan penciptaan teknologi itu sendiri. Kegiatan ini bukan hanya untuk menyebarluaskan informasi yang tersedia, tetapi juga menjadi media untuk mendapatkan umpan balik bagi perencanaan kegiatan penelitian selanjutnya, disamping sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan. Untuk lebih jelasnya disajikan pada bagan kerangka pemikiran (Gambar 2).
Karakteristik penelitiperekayasa (X1) X1.1 Pendidikan formal X1.2 Pendidikan nonformal X1.3 Jenjang atau tingkat jabatan penelitiperekayasa X1.4 Bidang PenelitianPerekayasaan X1.5 Kelompok PenelitiPerekayasa X1.6 Pendapatan
Pemanfaatan internet dan CD-ROM untuk penelitian (Y1)
Faktor-faktor yang mempengaruhi akseptabilitas pemanfaatan internet (X2) X2.1 Ketersediaan sarana akses internet X2.2 Ketersediaan waktu akses X2.3 Kredibilitas sumber informasi X2.4 Ketersediaan Biaya X2.5 Perilaku penelitiperekayasa menggunakan internet X2.6 Aplikasi yang sifatnya mudah digunakan X2.7 Kecepatan akses
Y1.1 Frekuensi akses Y1.2 Frekuensi menggunakan fasilitas Y1.3 Intensitas menggunakan fasilitas Y1.4 Kepemilikan email Y1.5 Frekuensi akses CD-ROM Y1.6 Frekuensi memanfaatan Koleksi CD-ROM Y1.7 Intensitas memanfaatkan koleksi CD-ROM
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran.
Kinerja penelitiperekayasa (Y2) Y2.1 Jumlah Penelitian Y2.2 Jumlah karya tulis Y2.3 Jumlah seminar yang pernah diikuti
29
Hipotesis 1.
Terdapat
hubungan
positif
karakteristik
peneliti-perekayasa
dengan
pemanfaatan internet. 2.
Terdapat hubungan positif faktor-faktor yang mempengaruhi akseptabilitas peneliti-perekayasa dalam memanfaatkan internet dengan pemanfaatan internet.
3.
Terdapat hubungan positif pemanfaatan internet dan CD-ROM dengan kinerja peneliti-perekayasa. Artinya makin tinggi pemanfaatan internet dan CD-ROM semakin tinggi pula kinerjanya.
30
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek), dengan pertimbangan bahwa fasilitas infrastruktur di daerah dengan perkotaan berbeda. Fasilitas yang dimiliki daerah sangat minim sedang di perkotaan surplus, dan peneliti-perekayasa pertanian lingkup Badan Litbang Pertanian terkonsentrasi di kota. Penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu pada bulan Juni sampai dengan Bulan September 2004.
Desain Penelitian Penelitian ini di desain dengan metode survai deskripsi korelasional. Desain penelitian survai berarti penelitian dirancang dengan tujuan melakukan pengujian yang cermat dan teliti terhadap suatu obyek penelitian berdasar situasi ataupun kondisi tertentu dengan melihat kesesuaiannya dengan pernyataan atau nilai tertentu yang diikuti dan diamati dengan cermat dan teliti (Subiyanto 1999). Atau dengan kata lain maksud survai di sini adalah untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dalam penelitia n ini, variabel yang diteliti adalah:
karakteristik
peneliti-perekayasa
(X1)
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi akseptabilitas peneliti-perekayasa dalam memanfaatkan internet (X2), sebagai peubah bebas; kinerja peneliti-perekayasa (Y2) sebagai peubah terikat; dan pemanfaatan internet dan CD-ROM (Y1).
Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah peneliti-perekayasa pengguna internet dalam lingkup Badan Litbang Pertanian pada wilayah Jabotabek. Jumlah populasi yang tersedia sebanyak 577 orang peneliti-perekayasa (Tabel 8). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan sampling aksidental (teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan), yaitu siapa saja (dalam hal ini peneliti-perekayasa pengguna internet) yang secara kebetulan bertemu digunakan sebagai sampel (Sugiono 2003). Jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah
31 sebanyak 90 orang peneliti-perekayasa (Tabel 9). Gay dalam Sevilla et al. (1993) menawarkan ukuran sampel minimum yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian, dimana untuk penelitian korelasi adalah 30 subyek, sehingga dengan jumlah sampel sebanyak 90 orang dapat mewakili populasi peneliti-perekayasa pengguna internet di Badan Litbang Pertanian pada wilayah Jabotabek. Tabel 8. Tenaga Peneliti-Perekayasa Badan Lit bang Pertanian Wilayah Jabotabek, Maret 2004 Wilayah
Instansi
Jakarta Tangerang
Puslitbanghorti BBP Mektan BB Pascapanen BPTP Jakarta Puslitbangtan Puslitbang Sosek Puslitbang Tanak Puslitbangnak Puslitbangbun* BB Biogen Balitnak Balitvet Balittro Balithi* Balit Tanah Balit Agroklimat
Bogor
Jumlah
A 3 0 8 1 2 17 1 1 5 18 30 5 24 4 15 3 137
B 2 1 12 0 0 16 0 0 8 13 25 15 26 3 20 2 143
Jabatan fungsional C D E F 1 0 0 0 0 0 0 7 15 1 0 0 1 2 0 0 2 0 0 0 25 11 0 0 3 0 0 0 1 1 0 0 8 0 0 0 11 16 0 0 18 9 0 0 27 6 0 0 36 16 0 0 2 3 0 0 32 18 0 0 8 8 0 0 190 91 0 7
Keterangan : A = Ahli Peneliti C = Ajun Peneliti E = Perekayasa Utama B = Peneliti D = Asisten Peneliti F = Perekayasa Madya * = Instansi yang tidak menjadi sampel penelitian Sumber : Badan Litbang Pertanian 2004
Jumlah G 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
H 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
6 17 36 4 4 69 4 3 21 58 82 53 102 12 85 21 577
G = Perekayasa Muda H = Perekayasa Pertama
32 Tabel 9. Sebaran Sampel Penelitian Berdasarkan Tingkat Jabatan Fungsional Wilayah
Instansi A
Jakarta
B
Jumlah
Jabatan fungsional C D E F
G
H
Puslitbanghorti
0
0
0
1
0
0
0
0
1
BB Pascapanen
1
0
0
0
0
0
0
0
1
BPTP Jakarta
2
0
0
3
0
0
0
0
5
Tangerang
BBP Mektan
0
1
0
0
0
6
2
4
13
Bogor
Puslitbangtan Puslitbang Sosek
2 4
1 1
0 5
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
3 10
Puslitbang Tanak
0
0
1
3
0
0
0
0
4
Puslitbangnak BB Biogen
1 7
1 2
0 2
1 6
0 0
0 0
0 0
0 0
3 17
Balitnak
2
1
0
0
0
0
0
0
3
Balitvet
5
4
2
4
0
0
0
0
15
Balittro
1
1
0
3
0
0
0
0
5
Balit Tanah
1
1
0
1
0
0
0
0
3
Balit Agroklimat Jumlah
0 26
0 13
4 14
3 25
0 0
0 6
0 2
0 4
7 90
Keterangan: A = Ahli Peneliti C = Ajun Peneliti B = Peneliti D = Asisten Peneliti Sumber: Badan Litbang Pertanian 2003d
E = Perekayasa Utama F = Perekayasa Madya
G = Perekayasa Muda H = Perekayasa Pertama
Data dan Instrumentasi Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dihimpun dengan menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan (kuesioner) yang relevan dengan peubah penelitian yang diamati. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) wawancara terstruktur berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan, (2) studi literatur (studi pustaka). Sedangkan data sekunder dihimpun dari instansi terkait yang meliputi data jumlah peneliti pertanian lingkup Badan Litbang Pertanian Deptan, serta informasi lain yang berhubungan dengan penelitian. Pertanyaan disusun dari yang bersifat umum (identitas responden) sampai ke khusus (pemanfaatan internet oleh peneliti-p erekayasa berdasarkan jenjang fungsionalnya). Instrumen disusun berdasarkan peubah yang akan menjadi indikator, kemudian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan operasional disertai dengan pilihan jawaban atau isian.
33 Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian, yaitu memuat pertanyaan umum berkaitan dengan identifikasi responden dan ditujukan kepada peneliti-perekayasa pengguna internet. Secara rinci kuesioner yang disusun memuat pertanyaan yang berkaitan dengan: (1) identitas responden, (2) ketersediaan sarana dan fasilitas akses internet, (3) mutu akses internet, (4) sumber informasi internet, (5) keterampilan responden dalam mengakses internet, (6) pandangan responden pengguna mengenai pemanfaatan internet, dan (7) cara responden dalam menanggulangi permasalahan akses internet.
Validitas dan Reliabilitas Untuk mendapatkan instrumen penelitian yang valid maka penyusunan kuesioner yang dipakai dalam penelitian dilakukan melalui tahapan berikut (Singarimbun dan Effendi1989): 1. Menyesuaikan pertanyaan dan pernyataan dengan peubah-peubah yang digunakan. 2. Menyesuaikan materi pertanyaan dengan gambaran sebenarnya. 3. Mempertimbangkan konsep dan teori yang mendukung serta kenyataan empiris dari hasil penelitian sebelumnya sebagai bahan pustaka. 4. Mempertimbangkan tanggapan dan saran para ahli atau pembimbing yang memiliki keahlian dan kepentingan di bidangnya. Reliabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Ancok dalam Singarimbun dan Effendi 1989). Arti lain dari reliabilitas (keandalan) menurut Kerlinger (2002), adalah kemantapan, kekonsistenan, keteramalan, dan ketepatan. Untuk memperoleh instrumen penelitian yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi harus dilakukan uji reliabilitas. Karena alternatif jawaban pada kuesioner lebih dari dua maka reliabilitas dari kuesioner diuji dengan menggunakan hitungan statistik yaitu menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (Kountur 2003).
34 Σ σ2item
N α =
1 σ 2total
N–1 Keterangan : α
= Cronbach’s Alpha
σ2item = variance dari pertanyaan
N
= banyaknya pertanyaan
σ2total = variance dari skor
Dalam penelitian ini uji validitas dan reliabilitas diberikan pada 26 orang peneliti yang tidak terpilih sebagai sampel penelitian. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner ini didapat hasil pada masing -masing variabel sebagai berikut: Semua koefisien korelasi butir pertanyaan > r tabel (0,388 ), dengan koefisien reliabilitas untuk instrumen pemanfaatan internet sebesar 0,9259; kinerja sebesar 0,6788; dan faktor yang mempengaruhi pemanfaatan internet sebesar 0,9388. Karena r hitung dari butir pertanyaan dan alpha > r tabel, maka instrumen dikatakan valid dan reliabel.
Analisis Data Data yang telah terkumpul dalam kuesioner d itabulasi dalam tabel induk. Data yang diperoleh bersifat nominal dan ordinal. Untuk menganalisis hubungan antara data yang berskala nominal, menurut Supranto (1992) dapat digunakan koefisien kontingensi dengan membuat tabel kontingensi dari frekuensi observasi dalam bentuk c x r, dimana c = banyaknya kategori yang terhadapnya satu variabel “diskor” dan r = banyaknya kategori yang terhadapnya satu variabel lain “diskor”. Untuk menghitung nilai koefisien kontingensi (C) digunakan rumus:
C =
χ n+
2
χ
2
Keterangan: C =
Koefisien kontingensi
n
banyaknya sampel
=
χ = nilai Chi-kuadrat hitung 2
35
(o i – ei)2
χ = ? 2
ei Dimana: o i = frekuensi observasi (jumlah pada baris x jumlah pada kolom) e i = frekuensi harapan
= jumlah total pengamatan
Pengujian signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai
χ
2
hasil
perhitungan dengan tabel nilai χ , dengan derajat bebas v = (r-1)(c-1). 2
Bila:
χ
2
χ
2
χ
2
> χ
2
χ
2
hitung < hitung <
χ
2
hitung
tabel(0,05,v)
maka tidak terdapat hubungan
tabel(0,05,v)
maka secara nyata terdapat hubungan
tabel(0,05,v)
maka secara sangat nyata terdapat hubungan
Untuk data berskala ordinal, dilakukan analisis hubungan dengan Koefisien Korelasi Spearman, sebagai uji korelasi bagi data non-parametrik. Dengan korelasi ini didapat hasil yang mendekati kenyataannya (Siegel 1994). Rumus korelasi ini adalah: n
rs = 1 −
6∑ di2
(
i =1
)
n n2 − 1
Keterangan: rs =
Koefisien korelasi Spearman
n
banyaknya pasangan data
=
di =
jumlah selisih antara peringkat bagi xi dan y i
Untuk menghitung nilai koefisien korelasi Rank Spearman rs diperlukan ranking dari masing-masing peubah X dan Y yang menyatakan nilai keeratan hubungannya. Jika dijumpai dua responden atau lebih, yang menerima skor yang sama baik pada peubah X maupun Y, maka diberi rank rataan sehingga pengaruh dari nilai kembar atau sama dapat diatasi. Untuk nilai kembar, rumus yang digunakan adalah:
36
r
dimana:
s
∑ X
=
3
2
∑X
=
2
=
2
Y
N −N −∑ T 12
T=t
2 i
2
N − N − ∑T 12 3
2
+
2
2
∑Y
∑Y −∑ d ∑ X +∑Y 2
2
X
3
−t 12
Keterangan: t
=
jumlah rank kembar dalam penelitian
Pengujian signifikansi rs pada taraf nyata tertentu adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai ttabel yang ada pada tabel nilai kritis t dengan rumus sebagai berikut: N - 2 t hitung = rs
1 – rs2
Keterangan: rs =
Koefisien korelasi Rank Spearman
N =
Jumlah Sampel
t
t hitung yang selanjutnya di bandingkan dengan t tab
=
dengan interpretasi: - jika t
hit
>t
tabel
dengan db = n-2 dan a 0,01 maka terdapat hubungan positif
antara variabel yang diamati pada taraf nyata a 0,01 -
Jika t
hit
>t
tabel
dengan db = n-2 dan a 0,05 maka terdapat hubungan positif
antara variabel yang diamati pada taraf nyata a 0,05 - Jika t
hit
>t
tabel
dengan db = n-2 dan a 0,10 maka hubungan positif antara
variabel yang diamati pada taraf nyata a 0,10. Semua perhitungan di atas dilakukan dengan bantuan program komputer yaitu program excel dan program statistik SPSS 11.0.
37
Definisi Operasional Definisi operasional variabel atau peubah yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik responden adalah ciri-ciri yang melekat pada pribadi penelitiperekayasa yang meliputi: a. Pendidikan formal adalah tingkat belajar secara formal yang pernah diperoleh responden. Data yang diperoleh berbentuk skala ordinal, yaitu: S0 (D3), D4, S1, S2, S3. b. Pendidikan non-formal adalah kursus atau pelatihan yang berhubungan dengan internet yang pernah diikuti oleh responden. Dikategorikan dengan belum pernah dan pernah mengikuti kursus atau pelatihan yang berkaitan tersebut. c. Tingkat atau jenjang jabatan fungsional peneliti-p erekayasa adalah tingkatan pekerjaan (tugas) fungsional responden. Data berbentuk skala ordinal dan dikategorikan: ahli peneliti, peneliti, ajun peneliti, asisten peneliti, perekayasa utama, perekayasa madya, perekayasa muda, dan perekayasa pertama. d. Bidang Penelitian adalah bidang yang digeluti peneliti pada instansi tempat ia bertugas. Data yang diperoleh berbentuk skala nominal dan dikategorikan: penelitian sumberdaya alam pertanian; pengembangan potensi komoditas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, teknologi unggul pascapanen dan Agro-industri pertanian, dan teknologi unggul mekanisasi pertanian); potensi bioteknologi dalam agribisnis ; penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; pengkajian dan pengembangan teknologi spesifik lokasi; komunikasi hasil penelitian; dan pengembangan kelembagaan. e. Kelti-Kelsa
(Kelompok
Peneliti-Kelompok
Perekayasa)
adalah
kelembagaan fungsional peneliti-perekayasa atau wadah bagi penelitiperekayasa dalam pengembangan profesionalitas kerjanya (Badan Litbang 2003a). Data yang diperoleh berbentuk skala nominal dan dikategorikan:
38 -
Puslitbang
Sosia l
Ekonomi
Pertanian:
Ekonomi
Makro
dan
Perdagangan Internasional, Ekonomi Pertanian dan Manajemen Agribisnis, dan Sosio-Budaya Pedesaan Pertanian. -
Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Tanaman Hias, Tanaman Rempah dan Obat): Pemuliaan, Plasma Nutfah dan Perb enihan, Entomologi dan Fitopatologi, dan Ekofisiologi.
-
Balai Penelitian ternak: Pemuliaan dan Plasma Nutfah, Reproduksi dan Ekofisiologi, Nutrisi, dan Agrostologi.
-
Balai Penelitian Veteriner: Bakteriologi, Virologi, Parasitologi, Toksikologi, dan Patologi.
-
Balai Penelitian Tanah: Pedologi, Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Pengelolaan Air, dan Biologi Tanah.
-
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi: Agroklimat dan Hidrologi
-
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian: Biologi Molekuler, Biokimia, Biologi Sel dan Jaringan , dan Pengelolaan Sumberdaya Genetik .
-
Balai Besar Pascapanen Pertanian: Proses Kimia , Proses Biologi, Proses Fisika, dan Pengelolaan Sistem Mutu.
-
BBP Mektan: Mesin Budidaya, Mesin Prosesing Hasil Pertanian, dan Teknik Tanah, Air dan Energi Pertanian.
f. Pendapatan adalah besarnya penghasilan yang diperoleh responden dari pekerjaan, atau kegiatan yang diukur dengan nilai materi selama satu bulan. Pengkategorian ditetapkan dengan menggunakan cara statistika yaitu dengan membuat tiga kelas interval dalam suatu distribusi frekuensi. Skor maksimal (Xn) dan minimum (X1) dari kuesioner digunakan sebagai acuan untuk menetapkan batas -batas kategori kelas interval tersebut, dengan ketentuan: -
rendah {X1 =X= (X1+(Xn–X1)/3}.
-
sedang {(X1+1)+(Xn–X1)/3 = X = ((X1–1)+ 2 (Xn – X1)/3)}.
-
tinggi {(X1 + 2) + 2 (Xn – X1)/3 = X = (( X1 + 2) + 3 ( Xn – X1 )/3}.
39 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi akseptabilitas peneliti-perekayasa dalam memanfaatkan internet merupakan faktor yang berkenaan dengan hal penerimaan peneliti-perekayasa dalam menggunakan internet. Pengukuran dilakukan berdasarkan skor yang benar dari pertanyaan di kuesioner. Pengkategorian ditetapkan dengan menggunakan cara statistika yaitu dengan membuat tiga kelas interval dalam suatu distribusi frekuensi. Skor maksimal (Xn) dan minimum (X1) dari kuesioner digunakan sebagai acuan untuk menetapkan batas-batas kategori kelas interval tersebut, dengan ketentuan: -
rendah {X1 =X= (X1+(Xn–X1)/3}.
-
sedang {(X1+1)+(Xn–X1)/3 = X = ((X1–1)+ 2 (Xn – X1)/3)}.
-
tinggi {(X1 + 2) + 2 (Xn – X1)/3 = X = (( X1 + 2) + 3 ( Xn – X1 )/3}. Faktor-faktor tersebut meliputi:
a. Ketersediaan sarana akses internet di tempat kerja adalah ketersediaan atau jumlah sarana komputer yang dapat digunakan untuk mengakses internet d i kantor. b. Ketersediaan waktu untuk akses internet di rumah atau sekitar tempat tinggal adalah alokasi waktu untuk akses internet diluar jam kantor. c. Kredibilitas informasi di internet adalah mutu dan akurasi informasi yang disajikan oleh sumber dalam internet. d. Biaya akses internet adalah besarnya dana yang dikeluarkan untuk akses internet. e. Perilaku penggunaan internet oleh peneliti-perekayasa adalah segala hal dalam diri peneliti-perekayasa yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan mereka dalam mengakses internet, yang digambarkan melalui indikator: senang dengan sesuatu yang baru, kerajinan, ketekunan, sifat avonturier, kesenangan menyendiri dan kebiasaan tidur malam. f. Kemudahan untuk digunakan (user friendliness) adalah kemudahan yang diberikan oleh fasilitas internet sehingga dapat digunakan oleh siapa saja tanpa memerlukan pendidikan formal. g. Kecepatan akses internet adalah seberapa cepat internet dapat diakses .
40 3. Pemanfaatan internet dan CD-ROM adalah pemanfaatan fasilitas internet dan CD-ROM yang menunjang penelitian dibidang pertanian, baik melalui situssitus Deptan, Badan Litbang Pertanian, PUSTAKA, maupun situs umum lainnya. Digambarkan dengan indik ator: intensitas akses internet, frekuensi menggunakan fasilitas di internet, intensitas menggunakan fasilitas diinternet, kepemilikan email, frekuensi menggunakan layanan informasi PUSTAKA, intensitas menggunakan layanan informasi PUSTAKA, pemanfaatan koleksi elektro nik PUSTAKA. Pengukuran dilakukan berdasarkan skor yang benar dari pertanyaan di kuesioner. Pengkategorian ditetapkan dengan menggunakan cara statistika yaitu dengan membuat tiga kelas interval dalam suatu distribusi frekuensi. Skor maksimal (Xn) dan minimum (X1) dari kuesioner digunakan sebagai acuan untuk menetapkan batas-batas kategori kelas interval tersebut, dengan ketentuan: -
rendah {X1 =X= (X1+(Xn–X1)/3}.
-
sedang {(X1+1)+(Xn–X1)/3 = X = ((X1–1)+ 2 (Xn – X1)/3)}.
-
tinggi {(X1 + 2) + 2 (Xn – X1)/3 = X = (( X1 + 2) + 3 ( Xn – X1 )/3}.
4. Kinerja adalah penilaian terhadap hasil kerja seseorang tentang tugas dan fungsinya sebagai peneliti-perekayasa, yang digambarkan melalui tiga indik ator, yaitu jumlah penelitian, jumlah karya tulis, dan jumlah seminar yang pernah diikuti 2 tahun terakhir. Pengukuran berdasarkan skor yang benar dari pertanyaan di kuesioner. Pengkategorian ditetapkan dengan menggunakan cara statistika yaitu dengan membuat tiga kelas interval dalam suatu distribusi frekuensi. Skor maksimal (Xn) dan minimum (X1) dari kuesioner digunakan sebagai acuan untuk menetapkan batas-batas kategori kelas interval tersebut, dengan ketentuan: -
rendah {X1 =X= (X1+(Xn–X1)/3}.
-
sedang {(X1+1)+(Xn–X1)/3 = X = ((X1–1)+ 2 (Xn – X1)/3)}.
-
tinggi {(X1 + 2) + 2 (Xn – X1)/3 = X = (( X1 + 2) + 3 ( Xn – X1 )/3}.
a. Jumlah penelitian adalah jumlah penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-perekayasa selama dua tahun terakhir.
41 b. Jumlah karya tulis adalah jumlah tulisan (termasuk proposal) yang telah dihasilkan oleh peneliti-perekayasa selama dua tahun terakhir, baik dalam bentuk media massa, jurnal, monograf, maupun prosiding. c. Jumlah seminar adalah jumlah kegiatan penyebaran teknologi melalui seminar, baik posisinya sebagai peserta maupun sebagai pembicara.
42
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian dibentuk tahun 1974 berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) no. 44 dan 45 dan merupakan unit kerja eselon I lingkup Deptan, dengan tugas pokok sebagai penyelenggara kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian. Dalam menjalankan tugas pokoknya, Badan Litbang Pertanian mempunyai fungsi: (1) merumuskan kebijakan penelitian dan pengembangan teknologi tinggi dan strategis di bidang pertanian, (2) merumuskan program kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi tinggi dan strategis di bidang pertanian, (3) melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi tinggi dan strategis di bidang pertanian, (4) mengevaluasikan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi tinggi dan strategis di bidang pertanian, dan (5) melaksanakan administratif Badan. Visi dan misi Badan Litbang Pertanian Arah penelitian, Badan Litbang Pertanian dituangkan dalam visi dan misi: visi Badan Litbang Pertanian pengembangan
pertanian
adalah menjadi lembaga penelitian dan
dengan
citra
proaktif
dan
partisipatif
dalam
menciptakan, merekayasa dan mengembangkan Iptek untuk mewujudkan sistem dan usaha agribisnis berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan
dan
desentralistis; misi Badan Litbang Pertanian adalah menciptakan, merekayasa dan mengembangkan inovasi yang diperlukan bagi pembangunan untuk mewujudkan sistem dan usaha agribisnis yang mendukung sektor pertanian sebagai sektor andalan pembangunan nasional. Strategi untuk me wujudkan misi tersebut Inovasi teknologi pertanian diharapkan menjadi penghela dan pendorong sistem inovasi nasional untuk menjawab tantangan pembangunan pertanian. Dengan demikian, kegiatan penelitian diarahkan untuk menciptakan teknologi yang dibutuhkan oleh pengembangan sistem usaha agribisnis, peningkatan
43 ketahanan pangan dan selanjutnya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasar landasan penelitian dari pengguna untuk pengguna maka rekayasa dan pemanfaatan pengembangan dan penguasaan Iptek di bidang pertanian diarahkan pada pembentukan daya inovasi dan akselerasi adopsi teknologi untuk menghasilkan produk pertanian yang memiliki dayasaing tinggi kepada pengguna. Untuk melaksanaan tujuan tersebut strategi operasional penelitian diarahkan pada keterpaduan kegiatan penelitian dan harmonisasi antarUnit Kerja (UK) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) ataupun antardisiplin yang dimulai dari kegiatan perencanaan, penciptaan sampai adopsi inovasi teknologi dengan tujuan menghasilkan inovasi secara efisien, efektif dan berdampak luas bagi pengguna. Kelembagaan Litbang Pertanian Untuk menjalankan visi dan misi, Badan Litbang Pertanian membutuhkan UK dan UPT. Tugas pokok dan fungsi penelitian dijabarkan kedalam tugas dan fungsi UK dan UPT yang terdiri dari: a. Sekretariat Badan Litbang Pertanian Sekretariat Badan Litbang Pertanian (Setbadan) menyediakan jasa teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Badan Litbang Pertanian dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan Litbang Pertanian. b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) melaksanakan penelitian padi, jagung dan serealia lainnya, kacang, dan umbi. Bidang penelitian mencakup pemuliaan tanaman, hama dan penyakit, pascapanen, bioteknologi, serta sistem usahatani. Puslitbangtan juga mengkoordinasikan kegiatan penelitian pada lima balai penelitian serta satu loka penelitian. Lima balai penelitian itu adalah Balitbio di Bogor, Balitpa di Sukamandi, Balitkabi di Malang, Balitjas di Maros, dan Balitra di Banjarbaru.
44
ORGANISASI
BADAN LITBANG PERTANIAN 2002-2004 BADAN LITBANG PERTANIAN
SEKRETARIAT BADAN
BALIT BIOTEK
PUSLITBANG TANAMAN PANGAN
PUSLITBANG HORTIKULTURA
PUSLITBANG PERKEBUNAN
BALITPA
BALITSA
BALITTRO
PUSLITBANG PETERNAKAN
PUSLITBANG TANAH & AGROKLIMAT
PUSLITBANG SOSEK PERTANIAN
PUSTAKA
BALITTRA
BALITNAK
26 26 BPTP BPTP
BALIT PASCAPANEN PERTANIAN
BALITKABI
BPPTP
BALITBU
BALIT SEREALIA
BALITHI
LOLIT PENYAKIT TUNGRO
LOLIT JERUK & HORT. SUBTROPIK
BALIT TANAH
BALITTAS
BALITVET
BALITKA
LOLIT SAPI POTONG
BALIT AGROKLIMAT & HIDROLOGI
LOLIT KAMBING POTONG
LOLIT PENCEMARAN LINGKUNGAN PERTANIAN
LOLIT TAN. SELA PERKEBUNAN
Keterangan : Unit kerja Eselon 2 yang menjadi sampel penelitian Unit Kerja Eselon 3 yang menjadi sampel penelitian Unit kerja yang bukan sampel penelitian Garis komando Garis koordinasi Sumber
: Badan Litbang Pertanian 2004
Gambar 3. Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian.
c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan
Tanah
dan
Agroklimat
(Puslitbangtanak) bertugas membina dan melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang sumberdaya lahan dan agroklimat. Kegiatan penelitian ditekankan pada peningkatan pemanfaatan tanah dan iklim, survai pemetaan tanah dan iklim, pola usahatani konservasi lahan kering dan perbukitan kritis. Disamping itu, instansi ini juga memproduksi peta yang
BBP. ALSINTAN
45 berguna bagi perencanaan pembangunan wilayah. Berdasarkan proses pemanfaatannya, hasil penelitian Puslitbangtanak dapat dikelompokkan ke dalam: (1) Inovasi teknologi berdampak luas, antara lain: Teknologi pemupukan berimbang berdasarkan status hara tanah; Kebijakan perpupukan nasional; Teknologi pengelolaan air dan reklamasi lahan rawa pasang surut. (2) Inovasi teknologi siap dikembangkan, antara lain: Atlas sumberdaya tanah skala 1:1.000.000l; Atlas arahan tata ruang pertanian Indonesia skala 1:1.000.000; Atlas komoditas unggulan nasional skala 1:1.000.000; Atlas sumberdaya iklim pertanian Indonesia skala 1:1.000.000; Peta arahan lahan sawah. (3) Inovasi teknologi dalam peningkatan skala, an tara lain: Teknologi hemat air dan panen hujan di lahan kering; Prediksi luas tanam, luas panen, dan produksi padi sawah, menggunakan teknologi inderaja. (4) Inovasi teknologi untuk dikaji dan dikembangkan oleh BPTP, antara lain: Pemetaan status hara P dan K lahan sawah skala 1:50.000; Peta zona agroekologi skala 1:50.000; Pengujian pupuk alternatif; Pemanfaatan dan analisis data iklim untuk perencanaan waktu dan pola tanam (Deptan 2004). d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian (Puslitbangsosek) melakukan kegiatan penelitian sosial ekonomi pertanian. Dalam
rangka
mendukung
pembangunan
pertanian
terutama
dalam
pembangunan sistem dan usaha agribisnis, Litbang Sosek pertanian telah menghasilkan berbagai inovasi kebijakan, antara lain inovasi kebijakan pembangunan pertanian, inovasi rekayasa model kelembagaan pembangunan pertanian, inovasi rekomendasi kebijakan perdagangan komoditas pertanian dan pengembangan pangkalan data dinamika sosek pedesaan. Berbeda dengan penelitian yang bersifat teknis, output yang dihasilkan dari penelitian sosial ekonomi bukanlah teknologi yang dapat dilihat secara fisik, melainkan berupa pengetahuan rumusan kebijakan atau program dan rumusan rekayasa kelembagaan. Kinerja hasil-hasil penelitian dan kebijakan Litbang Sosek pertanian dikelompokkan menjadi empat (Deptan 2004), yaitu: (1) Inovasi berdampak luas, antara lain: Penetapan kebijakan perberasan nasional; Justifikasi penetapan produk strategis; dan Model pengembangan proyeksi
46 harga komoditas tanaman pangan utama dan perkebunan. (2) Inovasi dalam pengembangan, yaitu: Pengembangan skim kredit perdesaan Karya Usaha Mandiri (KUM); Pengembangan kelembagaan Kelompok Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT); Panel Petani Nasional (PATANAS); Undang-undang perlindungan varietas tanaman; Kebijakan perlindungan sumberdaya genetik pertanian; Sintesis kebijakan bidang tanaman pangan; Sintesis kebijakan bidang hortikultura, Sintesis kebijakan bidang perkebunan; dan Sintesis kebijakan bidang peternakan. (3) Inovasi yang sedang dalam proses pematangan. Puslitbangsosek juga bertugas mengkoordinir kegiatan 26 BPTP yang disebar disetiap propinsi. e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Permintaan komoditas hortikultura mak in meningkat seiring dengan meningkatnya Pengembangan
tingkat
pendapatan
Hortikultura
masyarakat.
(Puslitbanghort)
Pusat
Penelitian
bertanggungjawab
dan dalam
penelitian dan Pengembangan hortikultura serta mengkoordinasikan kegiatan penelitian pada tiga balai penelitian, yaitu Balitsa di Lembang, Balitbu di Solok, dan Balithi di Segunung. Penelitian hortikultura meliputi pemuliaan termasuk konservasi dan pemanfaatan plasma nutfah, budidaya, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, teknologi pascapanen serta agroekonomi. f. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
(Puslitbangnak )
melaksanakan penelitian dan pengembangan peternakan untuk menghasilkan produk seperti daging, telur, dan susu. Produk tersebut menjadi sangat penting dan strategis karena meningkatnya pendapatan per kapita serta meningkatkan konsumsi masyarakat akan protein hewani. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puslitbangnak didukung oleh Balitnak dan Balitvet. Bidang penelitian mencakup pemuliaan, budidaya, pascapanen, pakan dan hijauan, bioteknologi, usahatani, veteriner ternak dan hewan, farmakologi serta konservasi dan pemanfaatan plasma nutfah. g. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanaman industri memegang peranan penting dalam pengembangan agribisnis di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
47 (Puslitbangbun) melaksanakan dan mengkoordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman industri di tiga balai, yaitu Balittro, Balittas, dan Balitka. Tiap balai melakukan penelitian tanaman industri dalam berbagai aspek, antara lain, teknik budidaya, pemuliaan, sistem usahatani, pengelolaan hasil dan bioteknologi. Puslitbangbun didukung oleh loka penelitian kelapa. h. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan ) bertugas untuk melaksanakan kegiatan rancangbangun dan pembuatan prototipe berbagai alat dan mesin pertanian, mulai dari alat pengolah olahan sampai
peralatan
pascapanen
produk
pertanian.
Balai
Besar
juga
melaksanakan pengujian untuk standarisasi, sertifikasi serta pengawasan penggunaan alat dan mesin pertanian. i.
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) melakukan pembinaan dan pengelolaan perpustakaan dan informasi Iptek pertanian. PUSTAKA mengarahkan kegiatannya pada pengelolaan dan pemanfaatan informasi pertanian melalui pengembangan jaringan informasi. Dalam rangka menyebarluaskan informasi dilakukan pula penerbitan publikasi ilmiah,
pembuatan
media
audio
visual,
dan
penyelenggaraan
jasa
perpustakaan. Sasaran utama dari kegiatan tersebut adalah peningkatan pemanfaatan informasi Iptek pertanian dalam mendukung pelaksanaan pembangunan pertanian. j.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Badan Litbang Pertanian didukung oleh 26 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang berada di tiap propinsi di Indonesia. Balai ini mempunyai tugas merekayasa paket teknologi spesifik lokasi yang mendukung sistem usaha pertanian dengan memanfaatkan sumberdaya daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. BPTP menjangkau seluruh propinsi dengan harapan dapat membantu pemerintah propinsi atau kabupaten untuk mengembangkan, mendifusikan dan memanfaatkan hasil penelitian di masing-masing wilayah dengan lebih baik.
48 Untuk melaksanakan tugas pengkajian, BPTP diharapkan bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat sehingga diperoleh kinerja yang lebih efisien. BPTP juga mengkoordinasi kegiatan penelitian dan pengkajian di beberapa IP2TP (Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian). Sumberdaya manusia Ketersediaan pelaksanaan tugas dan fungsi, Badan Litbang Pertanian mendapat dukungan dari sumberdaya manusia (SDM) yang handal. Sebagai lembaga penelitian, kebutuhan akan tenaga fungsional dipandang sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan penelitian dan pengembangan di bidang pertanian. Di lingkungan Badan Litbang Pertanian, terdapat tenaga fungsional peneliti-perekayasa yang kapasitas sumberdayanya secara intensif dikembangkan dengan program pendidikan jangka panjang di Badan Litbang Pertanian melalui proyek Agricultural Research Management Project (ARMP), proyek Participatory Development for Agricultural Technology Project (PAATP) dan proyek Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Sebaran SDM tersebut menurut eselon dan noneselon dan sebaran menurut pendidikan dapat dilihat pada Tabel 10 dan 11. Tabel 10. Sebaran Pegawai Badan Litbang Pertanian Menurut Eselon dan Non-Eselon Wilayah Jabotabek Unit kerja Sekretariat Badan Puslitbangtan Puslitbanghort Balithi Puslitbangbun Balittro Puslitbangnak Balitnak Balitvet Puslitbang agroklimat Balit tanah Balit agroklimat Puslitbang Sosek Pertanian BPTP DKI BBP Mektan BB Biogen BB Pascapanen Jumlah seluruhnya
I 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Eselon II III 1 4 1 2 1 2 0 1 1 2 0 1 1 2 0 1 0 1 1 2 0 1 0 1 1 2 0 1 1 3 0 1 0 1 8 28
Keterangan : Cetak tebal merupakan unit kerja eselon II Sumber : Badan Litbang Pertanian 2003c
IV 12 5 5 3 5 3 5 3 3 5 3 3 5 2 7 3 3 75
Non eselon 211 133 62 149 90 374 70 346 225 71 314 63 216 43 119 313 130 2929
Jumlah 229 141 70 153 98 378 78 350 229 79 318 67 224 46 130 317 134 3041
% 7,53 4,64 2,30 5,03 3,22 12,43 2,56 11,51 7,53 2,60 10,46 2,20 7,37 1,51 4,27 10,42 4,41 100, 00
49 Tabel 11. Sebaran SDM Badan Litbang Pertanian Wilayah Jabotabek Tahun 2003 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Unit kerja S3 Sekretariat Badan Puslitbangtan Puslitbanghort Balithi Puslitbangbun Balittro Puslitbangnak Balitnak Balitvet Puslitbang agroklimat Balit tanah Balit agroklimat Puslitbang Sosek Pertanian BPTP DKI BBP Mektan BB Biogen BB Pascapanen Jumlah seluruhnya
5 4 4 4 6 14 3 33 12 3 10 3 18 2 4 23 6 154
Pendidikan S2 S1 41 57 10 16 7 15 16 29 9 30 35 79 6 18 35 36 26 32 8 8 44 61 12 15 49 50 5 21 16 31 42 43 18 32 379 573
Jumlah < S1 126 111 44 104 53 250 51 246 159 60 203 37 107 18 79 209 78 1.935
229 141 70 153 98 378 78 350 229 79 318 67 224 46 130 317 134 3.041
% 7,53 4,64 2,30 5,03 3,22 12,43 2,56 11,51 7,53 2,60 10,46 2,20 7,37 1,51 4,27 10,42 4,41 100, 00
Keterangan : Cetak tebal merupakan unit kerja eselon II Sumber
: Badan Litbang Pertanian 2003c
Karakteristik Individu Tenaga fungsional penelitian, dikembangkan untuk secara profesional menciptakan teknologi. Karena itu, pengembangan kemampuan mereka diarahkan pada pencapaian kedalaman ilmu pengetahuan dan spesialisasi. Sebagai akibat dari spesialisasi kemampuan, pendidikan, dan tugas fungsi penelitian maka terben tuk karakteristik individual peneliti-perekayasa. Karakteristik individu yang dicermati dalam penelitian ini adalah yang memiliki hubungan dengan pelaksanaan tugas pokok peneliti-perekayasa dalam menghasilkan inovasi, meliputi unsur pendidikan formal, pendidikan nonformal, jenjang atau tingkat jabatan peneliti-perekayasa, bidang penelitian dan perekayasaan, kelompok peneliti-perekayasa, dan pendapatan. Pendidikan Formal Jenjang pendidikan responden terdiri dari tingkat diploma (D3) sampai dengan tingkat doktoral (S3). Tabel 12 memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan
50 responden terbanyak adalah pada tingkat S2, yaitu sebanyak 42 orang (46,7%), diikuti dengan tingkat pendidikan S3, yaitu sebanyak 28 orang (31,1%). Sedangkan responden yang berpendidikan D3, sebanyak 1 orang (1,1%). Kondisi ini disebabkan Badan Litbang Pertanian menyadari pentingnya pembentukan kader peneliti-perekayasa yang berpendidikan tinggi, sehingga tiap tahun dilakukan penugasan belajar bagi SDM Litbang terutama peneliti-perekayasa. Sesuai dengan kriteria pengangkatan tenaga peneliti-perekayasa, Badan Litbang Pertanian
telah
menetapkan
bahwa
peneliti-perekayasa
minimal
harus
menyelesaikan pendidikan S1 (Badan Litbang Pertanian 2003d). Tabel 12. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
D3
1
1,1
S1
19
21,1
S2
42
46,7
S3
28
31,1
Jumlah
90
100,0
Pendidikan nonformal Aspek SDM yang terdidik dan terampil adalah faktor yang fundamental. Sayangnya aspek ini masih merupakan kendala terbesar sehingga perlu diatasi, antara lain dengan menyelenggarakan pendidikan dan latihan (Diklat) dalam berbagai bidang Iptek yang relevan, misalnya Diklat mengenai internet. Hal ini kemungkinan terkait pula dengan kultur masyarakat yang belum technologyminded, dan untuk mengubahnya diperlukan proses yang panjang dan berkesinambungan. Berdasarkan pernah atau tidaknya responden mengikuti pendidikan dan pelatihan internet, diketahui bahwa sebagian besar responden tidak pernah mengikuti Diklat internet yaitu sebesar 78,9 persen atau sebanyak 71 orang; dan hanya 19 orang responden (21,1 persen) yang pernah mengikuti Diklat. Hal ini berkaitan dengan pendanaan, dimana tidak setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti Diklat yang dibiayai oleh instansi. Biasanya yang
51 mendapat kesempatan terlebih dahulu untuk mengikuti Diklat internet dengan biaya pemerintah atau instansi yang bersangkutan adalah para pustakawan, karena mereka dianggap yang paling membutuhkan pengetahuan tersebut. Kemudian, diharapkan pustakawan yang mengikuti Diklat menularkan ilmu yang diperoleh kepada para peneliti-perekayasa maupun staf dari bidang lain melalui jasa bimbingan pengguna. Sedangkan untuk membiayai sendiri untuk dapat mengikuti Diklat, rata-rata responden merasa keberatan, disamping biaya tinggi, juga kesempatan yang terbatas. Belum pernahnya peneliti-perekayasa yang menjadi responden pada penelitian ini mengikuti Diklat internet, tidak menjadikan mereka tidak bisa mengoperasikan internet. Mereka yang belum pernah mengikuti Diklat internet menyatakan bahwa keterampilan mereka dalam mengoperasikan internet dipelajari secara otodidak (belajar sendiri dari buku), dan lalu mencoba-coba sendiri. Apabila menemukan masalah, baru mereka meminta bantuan kepada rekannya yang lebih ahli. Namun demikian, keterampilan memanfaatkan internet lebih
ditentukan oleh pelatihan, karena dengan pelatihan, kemampuan
memanfaatkan internet akan semakin meningkat. Lagipula tidak semua pengguna dapat dengan mudah beradaptasi dengan inovasi teknologi informasi seperti internet. Jenjang atau tingkat jabatan peneliti dan perekayasa Berdasarkan sebaran responden menurut jabatan fungsional penelitiperekayasa pada Tabel 13, dapat dilihat bahwa persentase tertinggi diduduki oleh jabatan fungsional sebagai ahli peneliti yaitu sebanyak 26 orang (28,9%). Sedangkan untuk per ekayasa, yang jumlahnya di Badan Litbang Pertanian memang belum sebanyak peneliti (16 orang perekayasa yang aktif), belum ada satupun yang mencapai tingkat jabatan perekayasa tertinggi (perekayasa utama).
52 Tabel 13. Sebar an Responden Menurut Jenjang atau Tingkat Jabatan Fungsional Jenjang atau tingkat jabatan fungsional
Jumlah
Persentase (%)
Ahli peneliti
26
28,9
Peneliti
13
14,4
Ajun peneliti
14
15,6
Asisten peneliti
24
26,7
Perekayasa utama
0
0,0
Perekayasa madya
6
6,7
Perekayasa muda
2
2,2
Perekayasa pertama
5
5,6
Dari 16 orang perekayasa hanya 12 orang yang menjadi responden pada penelitian ini. Adapun jabatan fungsional perekayasa terbanyak diduduki oleh perekayasa madya, yaitu sebanyak 6 orang (6,7%). Pada jabatan fungsional peneliti atau perekayasa yang menjadi responden, ternyata jabatan fungsional terbanyak diduduki oleh jabatan fungsional tertinggi. Artinya dilihat dari proporsinya, Badan Litbang Pertanian telah banyak memiliki peneliti dan perekayasa yang profesional, meskipun untuk perekayasa masih harus ditingkatkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu jabatan fungsional perekayasa utama. Maksud dari arti profesional adalah tingkat keahlian peneliti-perekayasa dalam bidangnya dan kemampuan melaksanakan penelitian dan perekayasaan secara mandiri serta tingkat kemampuannya mengelola penelitian pertanian. Peningkatan profesionalisme peneliti-perekayasa merupakan salahsatu kunci keberhasilan
bagi
peningkatan
akuntabilitas
Badan
Litbang
Pertanian.
Pengalaman menunjukkan bahwa salahsatu kendala dari kinerja penelitiperekayasa adalah karena belum optimalnya profesionalisme dan belum adanya kewirausahaan dari peneliti-perekayasa. Selain itu, belum cukup kondusifnya sistem pemberian motivasi kepada peneliti-perekayasa. Bidang penelitian dan perekayasaan Terdapat tujuh program utama bidang penelitian termasuk perekayasaan pada Badan Litbang Pertanian. Namun, hanya ada empat bidang penelitian yang
53 terdeskripsi dari peneliti-perekayasa yang menjadi responden penelitian ini. Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tergolong pada bidang penelitian perbaikan potensi komoditas, yaitu sebanyak 47 orang (52,2%). Hal ini dapat dipahami karena sebagian besar UK, yang meliputi puslitbang-puslitbang maupun UPT yang meliputi Balai-balai besar, Balit, Lolit, BPTP dan BP2TP di Lingkup Badan Litbang Pertanian termasuk kedalam program penelitian perbaikan potensi komoditas. Tabel 14. Sebaran Responden Menurut Bidang Penelitian dan Bidang Perekayasaan Bidang penelitian
Jumlah
Persentase (%)
Sumberdaya pertanian
14
15,6
Perbaikan potensi komoditas
47
52,2
Bioteknologi
18
20,0
Sosial ekonomi dan kebijakan pertanian
11
12,2
Kelompok Peneliti dan Perekayasa Dari data dapat diidentifikasi, bahwa responden tersebar pada 25 Kelti dan Kelsa. Seb agai lembaga penelitian, keberhasilan Badan Litbang Pertanian dalam menghasilkan teknologi dan inovasi sangat ditentukan oleh profesionalisme peneliti dan perekayasa. Oleh karena itu dibutuhkan kelompok penelitiperekayasa pada berbagai disiplin ilmu yang mendukung tugas pokok dan fungsi UK atau UPT. Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa responden terbanyak masuk kedalam Kelti Hidrologi, yaitu sebanyak 7 orang (7,8%), diikuti oleh Kelti ekonomi pertanian dan manajemen agrobisnis, yaitu sebanyak 6 orang (6,7%).
54 Tabel 15. Sebaran Responden Menurut Kelompok Peneliti dan Kelompok Perekayasa Kelompok peneliti dan perekayasa
Jumlah
Persentase (%)
Ekonomi Makro dan Perdagangan Internasional
3
3,3
Ekonomi pertanian dan manajemen agribisnis
6
6,7
Sosio budaya perdesaan pertanian Pemuliaan, plasma nutfah dan pembenihan
2 3
2,2 3,3
Entomologi dan fitopatologi
4
4,4
Ekofisiologi Pemuliaan dan plasma nutfah
2 5
2,2 5,6
Nutrisi
3
3,3
Bakteriologi
3
3,3
Virology
2
2,2
Parasitologi
3
3,3
Toksikologi Patologi
4 3
4,4 3,3
Mesin budidaya
3
3,3
Mesin pengolah hasil pertanian Teknik tanah, air, dan energi pertanian
5 5
5,6 5,6
Biologi tanah
5
5,6
Agroklimat
2
2,2
Hidrologi
7
7,8
Biologi molekuler
5
5,6
Biokimia Biologi sel dan jaringan
4 4
4,4 4,4
Pengelolaan sumberdaya genetik
4
4,4
Proses kimia Analisis kebijakan tanaman pangan
1 2
1,1 2,2
Pendapatan Dari Tabel 16 diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pendapatan dari gaji sebesar Rp1.000.000-Rp1.499.999, yaitu sebanyak 28 orang (31,1%), kemudian diikuti oleh responden dengan pendapatan dari gaji sebesar Rp1.500.000-Rp1.999.999. Hal ini dapat dijelaskan karena pendapatan dari gaji ini tergantung dari golongan PNS ditambah dengan tunjangan fungsional. Pendapatan dari gaji tidak akan berb eda bila tingkat atau golongan sama.
55 Tabel 16. Sebaran Responden Menurut Pendapatan Dari Gaji Pendapatan dari gaji (Rp)
Jumlah
Persentase (%)
<1.000.000
7
7,8
1.000.000 -1.499.999
28
31,1
1.500.000 -1.999.999
22
24,4
2.000.000 -2.499.999
16
17,8
=2.500.000
17
18,9
Pendapatan responden dari luar gaji sulit untuk dikelompokkan, karena sangat beragam. Hal ini dikarenakan kegiatan responden untuk menghasilkan pendapatan di luar kantor tidak sama, bahkan sangat jauh perbedaannya. Misalnya, ada beberapa responden yang penghasilan di luar gajinya mencapai Rp20.000.000 per bulan karena selain bekerja sebagai PNS responden juga mengelola perusahaan keluarga, namun ada juga yang tidak memiliki penghasilan lain, selain menerima uang perjalanan apabila mendapat tugas luar atau proyek dari kantor.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akseptabilitas Peneliti dan Perekayasa dalam Memanfaatkan Internet Banyak faktor yang berpengaruh terhadap akseptabilitas peneliti dan perekayasa dalam memanfaatkan internet. Hasil pra-survai menunjukkan ada beberapa faktor yang cukup dominan dan digunakan dalam penelitian ini. Deskripsi data variab el faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi pemanfaatan internet dalam penelitian ini, adalah: ketersediaan sarana akses internet dan jumlahnya, frekuensi mengakses internet, ketersediaan waktu untuk akses internet, kredibilitas sumber informasi, ketersediaan biaya untuk mengakses internet, perilaku peneliti-perekayasa dalam penggunaan internet, aplikasi yan g sederhana dan mudah digunakan, dan kecepatan akses internet. Ketersediaan sara na akses internet Ketersediaan dan jumlah sarana akses internet di tempat kerja sangat mempengaruhi akseptabilitas peneliti maupun perekayasa dalam menggunakan internet. Apabila sarana untuk mengakses internet tersedia banyak atau paling
56 tidak mencukupi jumlahnya, kemungkinan keinginanan peneliti-perekayasa untuk memanfaatkan internet akan tinggi. Tabel 17. Sebaran Peneliti-Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan F aktor Ketersediaan dan Jumlah Sarana Akses Internet Pada Instansi K erja Kategori
Interval skor
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata skor
Rendah Sedang Tinggi
6,0-9,3 9,4-12,7 12,8-16,0
17 31 42
18,9 34,4 46,7
11,7
Sebanyak 42 orang responden (46,7%) menganggap ketersediaan dan jumlah sarana akses tinggi (Tabel 17). Artinya, sebagian besar peneliti-perekayasa yang menjadi responden menyatakan bahwa ketersediaan dan jumlah sarana di instansi untuk mengakses internet sudah cukup. Namun yang menjadi masalah adalah karena komputer yang tersedia tidak hanya digunakan khusus untuk mengakses internet, tapi juga untuk melakukan kegiatan lain seperti pembuatan laporan dan administrasi lain. Terbukti dengan rataan skor yang dikategorikan sedang (11,7). Hal lain yang juga menjadi kendala adalah belum tersambungnya beberapa komputer yang memiliki fasilitas ke internet sehingga belum dapat dimanfaatkan untuk mengakses internet. Kurangnya fasilitas menjadi kendala bagi peneliti-perekayasa yang ingin memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan rekan kerjanya yang berjauhan melalui internet secara cepat. Sebanyak 17 orang responden (18,9%) menyatakan ketersediaan dan jumlah komputer yang dapat dimanfaatkan untuk mengakses dikategorikan rendah (Tabel 17). Artinya sebagian kecil responden masih mengeluh kurangnya ketersediaan dan jumlah sarana akses internet di instansi mereka. Hal ini terjadi karena jumlah peneliti-perekayasa yang ingin mengakses internet tidak sebanding dengan jumlah komputer yang tersedia, sehingga mereka harus antri dan bergantian, baik dengan sesama penelitiperekayasa maupun dengan staf lain.
57 Ketersediaan waktu akses internet Ketersediaan waktu merupakan faktor yang penting bagi responden untuk dapat mengakses internet. Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa rata-rata waktu untuk mengakses internet tergolong rendah, yaitu sebanyak 63 orang responden (70%) menjawab tidak memiliki cukup waktu untuk mengakses internet. Kadangkadang untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka meminta bantuan pustakawan di Instansinya masing-masing untuk mencarikan bahan-bahan yang diperlukan, baik melalui perpustakaan konvensional (buku dan jurnal) maupun melalui perpustakaan digital atau elektronik (internet dan CD-ROM). Tabel 18. Sebaran Peneliti dan Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Ketersediaan Waktu Peneliti-Perekayasa Untuk Mengakses Internet Kategori
Interval skor (jam/minggu)
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata skor (jam/minggu)
Rendah Sedang Tinggi
1,0-4,0 4,1-7,0 7,1-10,0
63 22 5
70,0 24,4 5,6
3,6
Ketersediaan biaya akses internet Ketersediaan biaya mengakses internet mempengaruhi responden dalam memanfaatkan internet. Dari Tabel 19, dapat dilihat bahwa ketersediaan responden untuk mengeluarkan biaya akses internet termasuk kategori sedang (rataan skor 3,1), dengan sebaran 44 responden (48,9%) pada kategori rendah dan 46 responden (51,1%) dikategori tinggi. Hal ini disebabkan responden menyadari bahwa kebutuhan mereka akan informasi dan komunikasi cukup tinggi, sehingga tidak berkeberatan untuk mengeluarkan sebagian dana demi mengakses internet diluar tempat kerja. Sebagian responden lebih mengandalkan akses internet dari tempat kerja (biaya dikeluarkan oleh kantor). Balitvet memberikan solusi untuk mengatasi biaya penggunaan internet bagi peneliti dilingkup kantornya, yaitu dengan cara mewajibkan peneliti yang memiliki kegiatan penelitian untuk menyumbangkan sebagian dana penelitian untuk membayar rekening telepon yang digunakan untuk mengakses internet.
58 Tabel 19. Sebaran Peneliti dan Perekayasa yang Mau Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Ketersediaan Biaya U ntuk Mengakses Internet Kategori
Interval skor
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata s kor
Rendah Sedang Tinggi
1,0-2,3 2,4-3,7 3,8-5,0
44 0 46
48,9 0,0 51,1
3,1
Kredibilitas sumber informasi Isi dari situs-situs yang ada di internet juga mempengaruhi penerimaan peneliti-perekayasa dalam memanfaatkan internet. Apabila isinya tidak kredibel (menurut kacamata mereka) maka mereka tidak akan mau membuang-buang waktu hanya untuk mencari materi lainnya. Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa tingkat keakuratan sumber informasi di internet yang dinyatakan oleh responden memiliki kategori sedang adalah situssitus umum dengan rataan 3,2. Sedangkan untuk situs Deptan, Situs Litbang, Situs dan layanan informasi PUSTAKA dinyatakan rendah keakuratannya, karena ketika mencari informasi di situs-situs tersebut, responden jarang mendapatkan apa yang diinginkan. Hal ini terbukti dengan banyaknya responden yang menyatakan tidak menemukan bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitiannya di situs-situs internet yang dibuka. Kondisi ini terjadi karena keterbatasan waktu yang dapat digunakan untuk mengakses internet atau kurangnya pengetahuan responden tentang bagaimana mengefisienkan pencarian data di internet melalui mesin pencari. Kalaupun informasi tersebut didapatkan, responden hanya kadang kadang saja mendapatkan informasi yang diinginkan secara rinci atau lengkap, dan biasanya hanya abstrak, atau ulasan ringkas. Dan ini tidak membantu mereka sehingga kelengkapan informasi dari situs-situs umum dan situs Litbang tergolong pada kategori sedang. Bahkan situs Deptan dengan rataan skor 2,3, situs PUSTAKA dengan rataan skor 2,4 dan layanan informasi (dengan rataan skor 2,4) termasuk pada kategori rendah. Namun demik ian, responden menyatakan bahwa data yang diperoleh cukup untuk digunakan dalam membuat proposal penelitian, sehingga responden masih berharap untuk memperoleh informasi yang diinginkan dari situs-situs yang bersangkutan, baik dari situs-situs umum maupun situs Deptan, Situs Litbang, Situs dan layanan informasi PUSTAKA. Hal ini
59 dinyatakan dengan tingkat kerincian dari masing-masing sumber informasi yang dikategorikan sedang oleh responden (Tabel 20). Tabel 20. Sebaran Peneliti-Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Kredibilitas Sumber Informasi Penilaian kredibilitas
Situs Umum Interval skor
A
Ratarata skor
R (2,0-3,0) S (3,1-4,0)
3,2
T (4,1-5,0) B
R (1,0-2,3) S (2,4-3,7)
C
Ratarata skor
Interval skor
Ratarata skor
Interval skor
Ratarata skor
R (2,0-2,7)
2,6
R (2,0-2,7)
2,7
R (2,0-2,7)
2,5
R (2,0-2,7)
S (2,8-3,3)
S (2,8-3,3)
S (2,8-3,3)
S (2,8-3,3)
T (3,4-4,0)
T (3,4-4,0)
T (3,4-4,0)
T (3,4-4,0)
S (2,1-3,0)
R (1,0-2,0) 2,3
S (2,1-3,0)
R (1,0-2,0) 2,3
S (2,1-3,0)
S (2,1-3,0)
T (3,1-4,0)
T (3,1-4,0)
T (3,1-4,0)
R (1,0-2,3)
R (1,0-2,3)
R (1,0-2,3)
R (2,0-3,0)
S (2,4-3,7) 3,1
R (2,0-3,0)
S (2,4-3,7) T (3,8-5,0)
R (0,0-1,7)
R (2,0-3,0) 3,0
T (3,4-5,0) R (2,0-3,0)
R (2,0-3,0) 2,5 2,3
2,6
R (2,0-3,0)
T (4,1-5,0)
T (4,1-5,0)
R (1,0-2,3)
R (2,0-3,0)
S (2,4-3,7) T (3,8-5,0)
2,4
R (1,0-2,3) 2,4
S (2,4-3,7)
S (2,4-3,7) T (3,8-5,0)
T (3,8-5,0)
R (1,0-2,0)
R (1,0-2,0)
R (2,0-2,7)
T (4,1-5,0)
T (3,1-4,0)
2,5
S (2,1-3,0)
2,5
T (3,1-4,0)
2,5
S (3,1-4,0) T (4,1-5,0) 2,4
R (2,0-3,0) S (3,1-4,0)
T (3,8-5,0) S (2,1-3,0)
R (2,0-3,0)
T (4,1-5,0)
S (2,4-3,7)
2,5
S (3,1-4,0)
S (3,1-4,0)
R (2,0-3,0) 3,3
2,6
R (1,0-2,3) 2,4
2,4
T (4,1-5,0)
T (4,1-5,0)
T (4,1-5,0) S (3,1-4,0)
2,5
T (3,8-5,0) S (3,1-4,0)
S (3,1-4,0)
S (2,4-3,7)
2,5
S (3,1-4,0)
T (4,1-5,0) R (1,0-2,3) 3,2
S (2,4-3,7) T (3,8-5,0)
R (1,0-2,3) 3,2
T (4,1-5,0)
S (3,1-4,0)
2,5
T (3,8-5,0)
2,5
R (1,0-2,0) 2,4
T (3,1-4,0)
S (1,8-3,3)
G
Situs PUSTAKA
R (0,0-1,7)
S (3,1-4,0)
F
Situs Badan Litbang
T (3,8-5,0)
T (3,4-5,0)
E
Interval skor
Layanan informasi PUSTAKA Interval Rataskor rata skor
R (1,0-2,0) 2,9
S (1,8-3,3) D
Situs Deptan
2,4
R (1,0-2,3) 2,4
S (2,4-3,7)
2,5
R (2,0-2,7)
2,4
T (3,8-5,0)
S (2,8-3,3)
S (2,8-3,3)
T (3,4-4,0)
T (3,4-4,0)
Keterangan: A = Berdasarkan keakuratan B = Berdasarkan kerincian C = Berdasarkan harapan yang diinginkan dari situs yang pernah diakses D = Berdasarkan tingkat keilmiahan E = Berdasarkan kelengkapan informasi F = Berdasarkan kesesuaian dengan kebutuhan G = Berdasarkan kemutakhiran atau kebaruan informasi
Tabel 20 memperlihatkan bahwa responden menyatakan tingkat keilmiahan situs-situs umum dan situs Deptan dalam kategori sedang yaitu dengan rataan skor mas ing-masing 3,2 dan 2,5. Situs -situs umum termasuk situs Deptan cukup banyak menyajikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan, walaupun informasi yang diperoleh hanya informasi awal. Sedangkan
2,5
60 untuk Situs Litbang, Situs PUSTAKA dan layanan informasi dengan rataan skor masing-masing 2,6; 2,6; dan 2,5 tergolong kategori rendah, karena kurangnya sosialisasi mengenai isi dari situs yang bersangkutan dan bukan karena situs tersebut kurang keilmiahannya. Responden menyatakan informasi yang diberikan oleh sumber informasi kurang sesuai dengan kebutuhan. Alasan khusus responden yang menyatakan situs Deptan tergolong rendah (rataan skor 2,4) karena informasi yang disediakan lebih banyak menampilkan informasi di luar teknis penelitian (d ata untuk keperluan penelitian kurang). Sedangkan untuk situs umum, responden menyatakan hanya sebagian
informasi
yang
mereka
butuhkan
yang
tersedia.
Responden
menginginkan baik untuk situs Deptan maupun Badan Litbang Pertanian dan PUSTAKA dapat memberikan informasi mengenai data atau informasi tentang kelembagaan,
kebijakan,
program
pembangunan
pertanian
(termasuk
perencanaan, dan pelaksanaan evaluasi kinerja), alamat instansi lingkup Deptan, informasi prestasi Deptan di dalam maupun di luar negeri, kerjasama dalam dan luar negeri, sampai dengan agenda kegiatan atau kegiatan penting di bidang pertanian. Kemutakhiran atau kebaruan informasi situs umum, situs Deptan dan Situs Litbang termasuk dalam kategori sedang dengan rataan skor masing-masing 3,3; 2,5 dan 2,5, karena isi situs tersebut jarang diperbarui (Tabel 22). Informasi yang disajikan masih tetap sama bila dibuka beberapa hari setelahnya. Situs PUSTAKA serta layanan informasinya dikategorikan rendah tingkat kemutakhirannya, karena informasi mengenai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-perekayasa lingkup Badan Litbang Pertanian se Indonesia (Jurnal Penelitian Badan Litbang Pertanian di koordinasi oleh PUSTAKA) menurut jumlahnya masih kurang sekali. Bahkan jurnal-jurnal tersebut lebih banyak memuat informasi mengenai penelitian yang telah dilakukan beberapa tahun yang lalu, sehingga dianggap tidak atau kurang mutakhir dengan keadaan sekarang. Padahal, mereka menginginkan informasi terkini mengenai kegiatan atau topik-topik penelitian yang banyak diteliti pada saat ini, atau tentang teknologi pertanian terkini. Tabel 21 memperlihatkan bahwa penggunaan mesin Google merupakan yang tertinggi, yaitu sebesar 41 persen. Diikuti oleh penggunaan situs Yahoo
61 dengan nilai sebesar 38 persen. Alasan penggunaan mesin Google adalah karena responden sudah terbiasa menggunakannya (familier), mesin ini juga mudah digunakan, informasi yang diperoleh dari menggunakan mesin ini juga cukup lengkap dan banyak, kecepatan aksesnyapun cepat, dan dapat digunakan dengan bahasa Indonesia. Tabel 21. Persentase Mesin Pencari dan Situs yang Memberikan Layanan Penelusuran yang Digunakan Responden Jenis layanan
Nama URL
Layanan terpadu Mesin pencari Layanan terpadu Mesin pencari Layanan terpadu bidang veterinery medicine Mesin pencari Mesin pencari Layanan terpadu Mesin pencari Mesin pencari Mesin pencari Mesin pencari Email Jumlah
www.yahoo.com www.google.com www.hotmail.com www.geocities.com www.nbin.org www.medline.com www.ji- indonesia.com www.ncbi.nlm.nih.gov www.telkomnet.com www.altavista.com www.vivisimo.com www.cgn.com www.info.com www.plasamail.com
Jumlah Persentase 46 50 5 1 3 4 2 4 1 1 1 1 1 1 121
38 41 4 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 100
Situs Yahoo memberikan layanan terpadu seperti email, penelusuran (fasilitas pencari), direktori, sms, ISP, dan masih banyak lagi fasilitas yang lain. Situs ini merupakan situs kedua yang paling banyak diakses oleh responden. Alasan responden menggunakan situs ini juga hampir sama dengan alasan mengapa mereka menggunakan mesin Google, hanya pada situs Yahoo responden lebih banyak menggunakan fasilitas email dan newsgroup. Situs Hotmail juga cukup banyak digunakan karena juga menawarkan account email secara gratis walaupun tidak sepopuler situs Yahoo. Beberapa mesin pencari lain tidak sepopuler mesin Google atau Yahoo, karena dikhususkan topik tertentu, misalnya seperti situs National library of medicine (www.ncbi.nlm.nih.gov). Situs ini memberikan layanan informasi hanya seputar obat-obatan saja.
62 Hal yang cukup menarik diperhatikan adalah perilaku beberapa reponden yang memilih langsung mencari informasi melalui mesin Google dan Yahoo, namun setelah dirujuk ke suatu situs tertentu, mereka kurang memperhatikan alamat situs yang memberikan informasi tersebut. Beberapa dari mereka bahkan tidak tahu bahwa ketika menyusun karya tulis ilmiah mereka dapat menggunakan penelusuran sumber acuan melalui internet, sehingga pencatatan alamat situs sangat penting dilakukan karena akan mempermudah pembaca dalam menelusuri kembali masalah yang dicarinya dari sumber pustaka yang diacunya. Situs umum lainnya yang cukup sering digunakan responden adalah www.jurnal.asm.org,
http://jb.asm.org,
www.noaa.gov,
dan
www.bom.gov
dengan nilai masing-masing sebesar 3 persen. Khusus untuk situs noaa (National Oceanic and Atmospheric Administration ) dan situs bom digunakan responden untuk memantau iklim global yang harus selalu mereka lakukan untuk memperoleh data yang terkait dengan penelitian (Tabel 22). Situs pemerintah banyak digunakan responden untuk melakuk an tinjauan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Situs Deptan merupakan yang tertinggi, yaitu sebesar 11 persen, kemudian situs Badan Litbang Pertanian dengan nilai 10 persen dan situs PUSTAKA sebesar 8 persen. Responden mengharapkan dapat memperoleh data dan informasi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan dari mengakses situs -situs pemerintah tersebut. Situs Deptan selain digunakan responden untuk mengetahui visi dan misi Departemen Pertanian RI dan informasi program pembangunan pertanian, juga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai agenda kegiatan Deptan, seperti informasi seminar dan pelatihan yang akan dilakukan (Tabel 22).
63 Tabel 22. Situs yang Sering Digunakan Oleh Responden Dalam Mencari Bahan-Bahan yang Berkaitan dengan Penelitian Badan atau Departemen
Nama URL
Jumlah
Persentase
Deptan Badan Litbang Pertanian PUSTAKA Puslitbangsosek Balittro BPS LAPAN Ristek Bank Indonesia Situs-situs pemerintah Dati II The Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) Food and Agriculture Organization Situs resmi Asian Development Bank yang menyediakan informasi mengenai berita terakhir seputar ekonomi Indonesia dan profil-profil proyek ADB di Indonesia Bank Dunia, Situs ini menyediakan berita mengenai proyek-proyek Bank Dunia di Indonesia Situs yang menyediakan informasi mengenai Badan kajian lingkungan internasional Dr. Fungus Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Situs yang menyediakan informasi mengenai Renewable energy Situs yang menyediakan informasi mengenai Environtment Situs yang menyediakan informasi mengenai bidang meteorology Situs yang menyediakan informasi mengenai Renewable energy, Greenhouse technology dan lain-lain United Nations Framework Convention on Climate Change Situs yang menyediakan informasi mengenai Isu berita-berita Iptek Situs yang menyediakan informasi mengenai Isu masalah greenhouse Situs yang menyediakan informasi mengenai Irrigation technology
www.deptan.go.id www.litbang.deptan.go.id http://pustaka_deptan.go.id www.pse.deptan.go.id www.balittro.go.id www.bps.co.id www.rs.lapan.go.id www.ristek.go.id www.bi.com www.austembjak.or.id
11 10 8 1 1 3 2 1 3 2 7
5 5 4 0 0 1 1 0 1 1 3
www.fao.org www.adb.org
5 3
2 1
www.worldbank.org
3
1
www.iptek.net.id www.menlh.go.id www.doctorfungus.org www.bppt.go.id www.energi.lipi.go.id
2 2 5 3 3
1 1 2 1 1
www.geocities.com
2
1
geof.bmg.go.id
2
1
www.wwf.or.id
2
1
http://unfccc.int
4
2
www.beritaiptek.com
2
1
www.biospace.com
2
1
www.fertilizer.org
2
1
64 Tabel 22. Situs yang Sering Digunakan oleh Responden Dalam Mencari Bahan-Bahan yang Berkaitan dengan Penelitian Lanjutan Badan atau Departemen
Nama URL
Jumlah
Persentase
The International Plant Genetic Resources Institute Situs yang menyediakan informasi mengenai Jurnal-jurnal Cambrige Situs yang menyediakan informasi mengenai jurnal-jurnal LIPI Balai kliring keamanan hayati indonesia (BKKHI) Mycology online Situs yang menyediakan informasi mengenai bidang microbiologi Situs yang menyediakan informasi mengenai bidang microbiologi Situs yang menyediakan informasi mengenai bidang veterinery medicine Institut Pertanian Bogor Peralatan engines National Oceanic and Atmospheric Administration Situs yang menyediakan berita terakhir mengenai iklim Situs yang menyediakan berita terakhir mengenai ilmu komputer (reparasi dan lain- lain) Situs yang menyediakan berita terakhir mengenai ilmu komputer Situs yang menyediakan berita terakhir mengenai ilmu komputer Situs yang menyediakan berita terakhir mengenai ilmu komputer Situs yang menyajikan buku-buku yang dapat diakses secara gratis Situs yang menyediakan informasi mengenai UPM Situs yang menyediakan informasi mengenai beasiswa pemerintah Australia yang bekarja sama dengan Pemerintah Indonesia Situs yang menyediakan informasi mengenai Chiba University Situs yang menyediakan informasi mengenai universitas di dalam dan luar negeri Situs yang menyediakan informasi mengenai bidang veterinery medicine Situs yang memberikan layanan terpadu Situs yang memberikan layanan terpadu Situs yang memberikan layanan terpadu Situs yang memberikan layanan terpadu Situs yang memberikan layanan terpadu Jumlah
www.ipgri.cgiar.org www.journals.cambrige.org
5 2
2 1
www.jurnal.lipi.go.id
1
0
www.bchindonesia.org www.mycology.adelaide.edu.au www.journal.asm.org
2 2 7
1 1 3
http://jb.asm.org
7
3
www.vetmedpub.com
4
2
www.ipb.ac.id www.indonetwork.co.id www.noaa.gov www.bom.gov
1 1 7 7
0 0 3 3
www.science.org
2
1
www. citeseer.nj.nec.com
1
0
ikc.yarsi.ac.id
2
1
www. symantec.com
1
0
www. freebooks.com
2
1
www.upm.edu.my www.adsjakarta.co.id
1 1
0 0
id.wikipedia.org/wiki/chiba_uni versity www.university.com
1
0
2
1
www.medline.com
4
2
46 5 3 1 1 222
21 2 1 0 0 100
www.yahoo.com www.hotmail.com www.nbin.org www.telkomnet.com www.plasamail.com
65 Alasan mengapa responden lebih memilih untuk menggunakan situs-situs umum daripada situs pemerintah dalam mencari informasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah karena informasi yang diperoleh dirasa lebih banyak dari manca negara dan bukan lokal saja. Selain itu, responden terkadang mengeluh bahwa situs Deptan dan bahkan situs Badan Litbang Pertanian kurang memuat informasi mengenai hasil-hasil penelitian. Kalaupun ada, biasanya informasi tersebut akan terhubung di link ke balai-balai masing-masing, yang terkadang juga kosong. Hal ini disebabkan oleh dua hal yaitu: Badan Litbang Pertanian sebagai unit kerja yang lebih tinggi, tidak aktif meminta informasi yang diperlukan dari Balai, dan sebaliknya Balai juga tidak memberikan informasi ke Badan Litbang Pertanian bila tidak diminta. Namun dari semua alasan yang dikemukakan oleh responden, kurangnya sosialisasi mengenai situs yang dimiliki (baik situs Deptan, situs Badan Litbang Pertanian maupun situs PUSTAKA) dan informasi apa saja yang terkandung di dalamnya merupakan penyebab utama mengapa situs-situs tersebut kurang populer, khususnya dikalangan penelitiperekayasa. Beberapa situs merupakan jejaring berita yang digunakan responden untuk mencari berita berita terakhir mengenai Indonesia dan Internasional. Situs berita sering di akses oleh responden adalah situs detik, kompas, republika dan indosiar. Berita yang disajikan berdasarkan kategori (seperti kategori finansial, politik, Iptek, otomotif, kesehatan, dan hiburan. Situs ini juga menyediakan informasi mengenai tim redaksi dan alamat serta nomor kontak mereka). Situs yang memberikan layanan informasi yang berkaitan studi yang sering di akses oleh responden adalah www.upm.edu.my, www.adsjakarta.co.id, id.wikipedia.org/wiki/chiba_university, dan www.university.com. Responden mengakses situs-situs tersebut untuk mencari informasi beasiswa dari pemerintah Indonesia yang bekerjasama dengan pemerintah luar negeri. Responden juga sering mengakses situs-situs universitas dari luar negeri untuk memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitiannya melalui perpustakaan terpasang dari universitas yang bersangkutan.
66 Perilaku peneliti dan perekayasa dalam penggunaan internet Akses internet di Indonesia masih dianggap barang mewah, sehingga pertumbuhan pengguna internet di Indonesia sangat rendah. Karena itu, penggunaan internet juga belum dimanfaatkan secara optimal oleh penelitiperekayasa, seperti terlihat pada Tabel 23. Tabel 23. Sebaran Peneliti-Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Perilaku Peneliti-Perekayasa Kategori
Interval skor
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata skor
Rendah Sedang Tinggi
10,0-13,7 13,8-17,3 17,4-21,0
29 53 8
32,2 58,9 8,9
14,5
Tabel 23 memberikan gambaran perilaku peneliti-perekayasa dalam menggunakan
internet.
Sebanyak 53
orang peneliti-perekayasa (58,9%)
dikategorikan sedang dalam memanfaatkan internet, dan hanya 8 orang penelitiperekayasa (8,9%) yang dinyatakan tinggi dalam memanfaatkan internet. Kondisi ini disebabkan peneliti-perekayasa sudah menyadari peran penting internet sebagai penyedia informasi dan bahwa kebutuhan informasi untuk memperkaya penelitiannya semakin tinggi dan semakin luas. Namun demikian dari Tabel 23 dapat diketahui pula bahwa sebanyak 29 peneliti-perekayasa (32,2%) perilakunya masih dikategorikan rendah dalam memanfaatkan internet. Hal ini dikarenakan peneliti-perekayasa merupakan individu yang mempunyai kemampuan yang beragam. Orang (dalam hal ini peneliti-perekayasa) yang satu berbeda perilakunya dengan yang lain, ada yang merasa telah cukup bahan dan ada yang merasa kurang sehingga harus selalu memburu informasi, sehingga rajin menggunakan internet dan menjadi unggul, ada yang bersemangat dan tekun dan ada yang biasabiasa saja. Sehingga pemanfaatan internet pun tetap dipengaruhi oleh perilaku peneliti-perekayasa itu sendiri. Aplikasi yang sederhana dan mudah digunakan Dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa sebanyak 76 orang (84,4%) masuk dalam kategori sedang. Artinya, sebagian besar responden menyatakan bahwa sifat
67 pengoperasian internet gampang-gampang susah yaitu ada beberapa sifat pengoperasian yang dianggap mudah dan ada juga yang dirasakan masih sulit. Semakin sulit sifat pengoperasiannya, pengguna akan semakin enggan untuk menggunakan. Atau mereka akan meminta bantuan orang lain yang lebih ahli untuk menggunakannya. Apabila tidak ada yang membantu, mereka memilih untuk tidak menggunakannya. Tabel 24. Sebaran Peneliti-Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Kesederhanaan dan Kemudahan Aplikasi Fasilitas Internet Kategori
Interval Skor
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata Skor
Rendah Sedang Tinggi
4,0 -6,0 6,1 -8,0 8,1-10,0
11 76 3
12,2 84,4 3,3
7,0
Kecepatan akses internet Ada banyak faktor yang menyebabkan akses jaringan internet di Indonesia bergerak sangat lamban. Salahsatunya adalah mahalnya akses jaringan ke luar negeri menuju ke backbone internet yang umumnya berada di AS. Dan kendala ini menjadi beban konsumen (Kompas, Senin 30 Agustus 2004). Lambatnya akses jaringan akan menghambat pengalaman digital seseorang untuk melakukan surfing di internet. Semakin cepat akses jaringan internet yang disediakan akan semakin sering seseorang menggunakan jaringan internet. Tabel 25. Sebaran Peneliti-Perekayasa yang Menggunakan Internet Berdasarkan Faktor Kecepatan Akses Internet Kategori
Interval skor
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata skor
Rendah
4,0-8,0
47
52,2
9
Sedang
8,1-12,0
37
41,1
Tinggi
12,1-16,0
6
6,7
Tabel 25 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (47 orang atau 52,2%) menyatakan kecepatan akses internet di tempat kerjanya termasuk dalam kategori rendah. Walaupun demikian, sebanyak enam orang responden (6,7%) menyatakan kecepatan mengakses internet d i tempat kerjanya tinggi. Hal ini
68 berhubungan dengan waktu yang digunakan responden untuk mengakses internet yang biasanya dilakukan pada jam-jam sibuk (jam kantor) sehingga saluran internet menjadi padat dan kecepatan akses internet yang digunakan menjadi lamban. Tabel 26. Pendapat Responden Mengenai Kecepatan Akses Internet di Instansi Fasilitas internet
Kategori
Buka s itus
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Download email
Download dokumen Download situs
Interval skor 1,0-2,0 2,1-3,0 3,1-4,0 1,0-2,3 2,4-3,7 3,8-5,0 1,0-2,0 2,1-3,0 3,1-4,0 1,0-2,0 2,1-3,0 3,1-4,0
Jumlah 61 25 4 54 30 6 57 30 3 53 34 3
Persentase (%) 67,8 27,8 4,4 60,0 33,3 6,7 63,3 33,3 3,3 58,9 37,8 3,3
Rata-rata skor 2,0
2,0
2,0
2,0
Tabel 26 menunjukkan bahwa berdasarkan kecepatan dalam membuka situs, sebanyak 61 orang responden (67,8%) menyatakan kecepatan akses di instansi mereka rendah. Begitu pula dengan kecepatan dalam men -download email dimana 54 dari 90 responden (60%) menyatakan kecepatannya rendah. Sebanyak 57 responden (63,3%) menyatakan kecepatannya men-download dokumen rendah, dan 53 responden (58,9%) menyatakan kecepatan men -download situs juga rendah. Kelambanan akses di instansi tersebut disebabkan oleh kemampuan komputer yang digunakan untuk akses internet rendah (dibawah spesifikasi yang disarankan untuk akses internet, dimana untuk komputer yang akan dipergunakan untuk mengakses internet d isarankan dipergunakan komputer terbaru dengan spesifikasi Pentium 4 dan dengan modem di dalamnya, untuk komputer utama sebaiknya yang memiliki kecepatan 512 kbps). Selain itu Internet Provider yang dilanggan juga berpengaruh pada kecepatan akses. Bila pelanggan provider tersebut banyak maka akses informasi juga akan berjalan lamban apabila provider yang dilanggan tidak memperbesar kemampuannya.
69
Pemanfaatan Internet dan CD-ROM Keberadaan Jaringan internet dengan dukungan CD-ROM
mampu
menjawab kebutuhan informasi teknologi. Kemajuan penelitian masih tergantung pada aksesabilitas terhadap sumber informasi. PUSTAKA telah meluncurkan situs yang berisi informasi di bidang perpustakaan dan hasil penelitian pertanian yang dapat diakses secara on-line 24 jam setiap hari. Intensitas mengakses internet dalam seminggu Tabel 27 menunjukkan bahwa akses internet dari 66 orang responden (73,3%) termasuk dalam kategori rendah. Hanya 11 orang (12,2%) yang memiliki frekuensi mengakses internet yang tinggi. Hal ini dikarenakan akses internet dari hampir semua kantor pertanian masih berlangganan dengan menggunakan sistem dial up connection dan belum leased line, karena dana terbatas. Karena itu pula, akses internet sehari dibatasi hanya 4 jam, yaitu dari jam 10.00 -12.00 dan jam 13.00-15.00, sehingga pemakaiannya harus berg antian. Bahkan ada instansi yang menetapkan penggunaan internet hanya sekitar 2 jam per hari. Dengan peraturan yang seperti ini maka peneliti-perekayasa yang jumlahnya banyak sulit untuk dapat memanfaatkan internet dengan baik. Tabel 2 7. Sebaran Intensitas Akses Internet Peneliti-Perekayasa dalam S eminggu Kategori
Interval skor (jam/minggu)
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata skor (jam/minggu)
Rendah Sedang Tinggi
1,0-2,3 2,4-3,7 3,8-5,0
66 13 11
73,3 14,4 12,2
2,1
Frekuensi dan intensitas menggunakan fasilitas internet Tabel 28 menunjukkan bahwa frekuensi penggunaan fasilitas browsing, mesin pencari (search engine), dan email dalam seminggu termasuk dalam kategori sedang, dengan intensitas penggunaan yang rendah. Sebenarnya responden menyadari bahwa fasilitas tersebut membantu dalam pencarian informasi dan komunikasi melalui internet. Namun, selama ini mereka hanya
70 membuka situs-situs yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang di Instansinya, terutama yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Merek a jarang sekali atau bahkan tidak pernah mencari situs lain yang mungkin memuat lebih banyak informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitiannya, hal ini berhubungan dengan waktu yang diberikan oleh kantor dalam mengakses internet sebentar dan penggunaan yang harus antri sehingga mereka harus pandai memanfaatkan waktu yang terbatas tersebut untuk langsung membuka situs yang biasa dibuka dan biasanya memuat informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitiannya. Tabel 28. Frekuensi dan Intensitas Peneliti-Perekayasa dalam Menggunakan Fasilitas Internet dalam Seminggu Fasilitas Internet
Browsing
Search Engine
Email
Newsgroups
e-consultatif
Library online
Situs Deptan
Situs Litbang
Situs PUSTAKA
L.i. PUSTAKA
Frekuensi (dalam seminggu)
Interval skor R (1,0-2,3) S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-1,7) S (1,8-2,3) T (2,4-3,0) R (1,0-1,7) S (1,8-2,3) T (2,4-3,0) R (1,0-2,0) S (2,1-3,0) T (3,1-4,0) R (1,0-2,0) S (2,1-3,0) T (3,1-4,0)
Rata-rata skor 2,6
2,5
3,3 1,9
1,3
1,8
1,8
1,8 1,6
1,5
Intensitas (jam/setiap kali penggunaan dalam seminggu) Interval skor Rata-rata skor R (1,0-2,3) 1,5 S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) 1,5 S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) 1,6 S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) 1,3 S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) 1,0 S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-2,3) 1,2 S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) R (1,0-1,3) 1,0 S (1,4-1,7) T (1,8-2,0) R (1,0-1,7) 1,1 S (1,8-2,3) T (2,4-3,0) R (1,0-1,3) 1,0 S (1,4-1,7) T (1,8-2,0) R (1,0-1,3) 1,0 S (1,4-1,7) T (1,8-2,0)
71 Tabel 28 memperlihatkan bahwa penggunaan situs Deptan dan Badan Litbang Pertanian termasuk dalam kategori sedang dengan intensitas penggunaan yang rendah pada tiap kali penggunaan. Beberapa responden menyatakan bahwa tampilan muka situs-situs terseb ut kurang menarik perhatian dan kurang interaktif serta tidak menawarkan fasilitas account email perseorangan bagi penelitiperekayasa sehingga mereka kurang tertarik untuk membukanya. Penggunaan fasilitas newsgroup, e-consultatif, library on-line tergolong pada kategori rendah, karena banyak responden yang belum mengetahui kegunaan fasilitas tersebut. Begitu pula dengan situs serta layanan informasi PUSTAKA, dilihat dari Tabel 28, penggunaannya juga termasuk dalam kategori rendah. Walaupun pelaporan hasil penelitian pertanian lingkup Badan Litbang Pertanian merupakan tugas dari PUSTAKA, yang dituangkan di Jurnal-jurnal penelitian yang diterbitkan, tetapi informasi dan sosialisasi yang kurang maka banyak peneliti-perekayasa tidak mengetahuinya. Akibatnya banyak peneliti-perekayasa yang belum menggunakan fasilitas tersebut secara baik. Kepemilikan email Email merupakan fasilitas internet yang paling sering digunakan. Email membantu berkomunikasi dengan cepat, mudah dan murah. Tujuh puluh delapan responden (86,7%) memiliki alamat email sendiri. Hal ini dapat dijelaskan, ketika seseorang belajar mengenai internet biasanya ia akan belajar membuat account email sendiri. Alasan lain adalah karena responden lebih banyak menggunakan sarana internet untuk kepentingan komunikasi. Artinya fasilitas internet utama yang digunakan peneliti dalam menunjang kegiatan penelitiannya adalah fasilitas email. Dua belas responden (13,3%) menyatakan tidak memiliki email sendiri. Alasan yang dikemukakan adalah karena instansi tempat mereka bekerja sudah memiliki alamat email dan mereka diperbolehkan menggunakan email tersebut. Jika mendapat kiriman email maka petugas atau operator komputer akan menyampaikan pesan tersebut kepada yang bersangkutan. Namun ada pula yang menjawab
karena
mengoperasikannya.
mereka
tidak
tahu
bagaimana
cara
membuat
atau
72 Berdasarkan Tabel 29, dapat dilihat bahwa sebanyak 85 responden (94,4%) memiliki intensitas membuka email dalam sehari yang termasuk dalam kategori rendah. Responden menyatakan bahwa mereka tidak membuka email berulang kali, biasanya hanya satu kali sehari, kecuali ada kepentingan lain yang mendesak. Apalagi waktu untuk mengakses ke internet dibatasi, sehingga tidak bisa setiap saat membuka email. Namun demikian, terdapat 5 responden (3,2%) yang memiliki intensitas membuka email dalam sehari yang tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan akses mereka ke internet di kantor bebas, mereka juga tidak keberatan untuk mengakses email di luar tempat kerjanya. Bias anya mereka ini mempunyai kerjasama dengan peneliti di instansi lain, di luar kota dan bahkan di luar negeri. Bagi mereka, komunikasi melalui email sangat penting karena selain murah, informasi juga bisa cepat, sehingga keputusan yang diambil dapat dikirim dan ditindaklanjuti dengan cepat. Tabel 29. Sebaran Frekuensi Peneliti-Perekayasa Menurut Intensitas Penggunaan Email dalam Sehari (Berapa Kali Buka) Kategori
Interval skor
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata skor
Rendah Sedang Tinggi
1,0 -2,0 2,1 -3,0 3,1 -4,0
85 0 5
94,4 0,0 5,6
1,4
Pemanfaatan CD-ROM PUSTAKA Ditunjang kemajuan teknologi informasi, saat ini PUSTAKA telah mengembangkan koleksinya yang tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak seperti buku dan majalah tetapi juga dalam bentuk mikrofis, disket, CD-ROM, pangkalan data elektronik, dan situs. Layanan tersebut diharapkan dapat mempermudah pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Frekuensi dan intensitas menggunakan CD-ROM PUSTAKA PUSTAKA
dan
fungsinya
sebagai
Penyebar
Teknologi
Pertanian
sebenarnya selalu berusaha menginformasikan koleksi yang dimilikinya dengan mengirimkan CD atau disket yang berisi abstrak hasil penelitian terbaru. Pada awalnya CD atau disket yang dikirim oleh PUSTAKA di alamatkan ke seluruh
73 Kelti-Kelsa di mana para peneliti-perekayasa bernaung, dengan harapan dapat sampai ke peneliti-perekayasa. Namun pada kenyataannya CD atau disket tersebut tidak pernah sampai karena disimpan oleh ketua Kelti-Kelsa yang bersangkutan. Kemudian PUSTAKA menyerahkan CD atau disket dengan di alamatkan kepada perpustakaan di seluruh instansi lingkup Badan Litbang Pertanian tempat penelitiperekayasa bernaung. CD atau disket tersebut tidak mungkin dibagikan satu-satu ke peneliti-perekayasa, karena akan terlalu mahal biayanya. Ketika menyerahkan CD atau disket, selalu di sertai pemberitahuan atau pengarahan cara menyebarkan kepada para peneliti-perekayasa yang ada di instansi yang bersangkutan (kadang kadang pustakawan di PUSTAKA mendapat tugas mengantarkan CD atau disket tersebut langsung ke perpustakaan yang dituju). Saat ini selain tetap menyebarkannya melalui perpustakaan-perpustakaan, PUSTAKA secara aktif menyebarkan informasi tersebut melalui email ke masingmasing instansi bahkan jika peneliti-perekayasa tersebut memiliki alamat email, informasi tersebut langsung dikirimkan ke alamat email yang bersangkutan dengan sudah di pilih berdasarkan bidang penelitian. Tetapi cara tersebut ternyata juga kurang efektif, karena banyak email yang kembali karena alamat email yang dituju sudah tidak aktif atau kadaluarsa. Walaupun demikian PUSTAKA tetap secara aktif menyebarkan informasi mengenai koleksi-koleksi yang dimiliki ke peneliti-perekayasa yang tersebar di seluruh Indonesia baik melalui perpustakaan di instansi masing-masing dengan harapan dapat sampai dan dapat dimanfaatkan oleh peneliti-perekayasa terutama bagi peneliti-perekayasa yang tidak memiliki account email di internet, atau langsung kepada peneliti-perekayasa yang bersangkutan melalui email yang dimiliki. Frekuensi penggunaan CD-ROM PUSTAKA oleh responden tergolong pada kategori rendah, yaitu sebanyak 86 orang atau 95,6 persen dan rata-rata skor 1,5 (interval skor rendah: 1,0-2,0; sedang: 2,1-3,0; tinggi: 3,1-4,0). Intensitas penggunaan CD-ROM PUSTAKA juga tergolong pada kategori rendah, yaitu sebanyak 87 responden atau 96,7 persen dan rata-rata skor 1,0 (interval skor rendah: 1,0-1,3; sedang: 1,4-1,7; tinggi: 1,8-2,0). Responden menyatakan bahwa layanan informasi PUSTAKA tergolong mahal, karena jurnal secara fulltext tidak dapat diakses secara gratis. Untuk informasi rinci dibutuhkan biaya yang tidak
74 sedikit. Setelah mendapatkan informasi yang diinginkan, mereka harus mengeluarkan biaya cetak yang lumayan besar apabila informasi yang diperoleh juga banyak, belum lagi mereka harus meluangkan waktu khusus untuk datang ke PUSTAKA, karena koleksi CD-ROM tersebut tidak on-line pada situs PUSTAKA. Responden juga menyatakan bahwa birokrasi di PUSTAKA pun sulit dan berbelit-belit sehingga mereka merasa tidak nyaman, belum lagi antrian yang cukup panjang pada jam-jam sibuk, sehingga mereka lebih memilih mencari informasi ditempat lain. Frekuensi penggunaan koleksi CD-ROM PUSTAKA berdasarkan jenisnya Berdasarkan Tabel 30, penggunaan untuk masing -masing koleksi CD-ROM PUSTAKA termasuk kategori rendah. Hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi PUSTAKA terhadap koleksi yang mereka miliki. Bahkan, peneliti-perekayasa lingkup Badan Litbang Pertanian sendiri belum mengetahui macam koleksi dan informasi yang ada di PUSTAKA. Ada beberapa responden yang menyatakan cukup sering menggunakan layanan email PUSTAKA namun tidak tahu nama koleksi yang digunakan untuk mencari informasi tertentu karena petugas PUSTAKAlah yang kemudian membantu mencarikan koleksi CD yang berisi Informasi yang diinginkan berdasarkan kata kunci yang diberikan.
75 Tabel 30. Sebaran Frekuensi Peneliti-Perekayasa dalam Menggunakan Koleksi CD-ROM PUSTAKA Berdasarkan Jenisnya Macam layanan informasi PUSTAKA
Kategori
Interval Skor
AGRIS
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
1,0-1,7 1,8-2,3 2,4-3,0 1,0-2,3 2,4-3,7 3,8-5,0 1,0-1,7 1,8-2,3 2,4-3,0 1,0-1,7 1,8-2,3 2,4-3,0 1,0-2,0 2,1-3,0 3,1-4,0 1,0-1,7 1,8-2,3 2,4-3,0 1,0-1,7 1,8-2,3 2,4-3,0 1,0-1,7 1,8-2,3 2,4-3,0 1,0-2,3 2,4-3,7 3,8-5,0
CAB Abstract,
AGRICOLA
TROPAG and RURAL,
Statistic Indonesia (BPS)
TEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Journal of Biological Chemistry
Crop Protection Compendium
Lainnya
Jumlah
Persentase (%)
69 18 3 81 8 1 73 11 6 80 8 2 80 0 10 83 5 2 83 6 1 83 6 1 87 1 2
76,7 20,0 3,3 90,0 8,9 1,1 81,1 12,2 6,7 88,9 8,9 2,2 88,9 0,0 11,1 92,2 5,6 2,2 92,2 6,7 1,1 92,2 6,7 1,1 96,7 1,1 2,2
Rata-rata Skor 1,3
1,5
1,3
1,1
1,5
1,1
1,1
1,1
1,1
Kinerja Peneliti dan Perekayasa Kinerja (produktivitas peneliti dan perekayasa) yang di amati dalam penelitian ini, adalah: jumlah karya tulis yang telah di publikasikan, jumlah seminar yang pernah diikuti dan jumlah penelitian yang dilakukan selama dua tahun terakhir.
76 Jumlah penelitian yang dilakukan periode tahun 2003 dan 2004 Tabel 31 menunjukkan bahwa jumlah penelitian yang dilakukan oleh sebanyak 74 orang (82,2%) responden selama dua tahun terakhir termasuk dalam kategori rendah, dan hanya dua orang (2,2%) yang tergolong tinggi. Beberapa responden menyatakan bahwa hal tersebut terjadi karena pembagian kesempatan untuk melakukan kegiatan penelitian tidak merata. Terkadang peneliti-perekayasa junior justru mempunyai kegiatan yang lebih banyak dari peneliti-perekayasa senior sehingga tulisan yang mereka buat juga lebih banyak. Hal ini disebabkan kualitas proposal yang diajukan oleh peneliti-perekayasa junior lebih bermutu karena mereka lebih sering menggunakan internet dalam mencari bahan-bahan atau informasi terkini mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan penelitian yang akan atau mau dilakukan. Keterbatasan dana penelitian juga menjadi sebab rendahnya jumlah penelitian yang dapat dilakukan oleh peneliti dan perekayasa. Dengan keterbatasan dana ini, seleksi dalam menjaring usulan penelitian menjadi semakin ketat dan juga menyebabkan diterapkannya skala prioritas, sesuai dengan kebutuhan dan urgensi penelitian pada saat ini. Tabel 3 1. Sebaran Peneliti-Perekayasa Berdasarkan Jumlah Penelitian yang D ilakukan Kategori
Interval skor
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata skor
Rendah Sedang Tinggi
1,0 -2,0 2,1 -3,0 3,1 -4,0
74 14 2
82,2 15,6 2,2
2,0
Kualitas hubungan dan komunikasi antarpeneliti-perekayasa junior juga lebih baik dibanding yang senior. Beberapa responden mengatakan bahwa terkadang peneliti-perekayasa senior lebih bersifat individual, sehingga sulit berbagi dengan peneliti-perekayasa lainnya.
77 Jumlah seminar pernah yang diikuti periode tahun 2003 dan 2004 Sebanyak 46 orang responden (51,1%) tergolong dalam kategori tinggi untuk kegiatan mengikuti seminar atau pertemuan ilmiah, dan 31 orang (34,4%) tergolong rendah (lihat Tabel 32). Beberapa responden menyatakan bahwa berbeda dengan Diklat, seminar merupakan jenis pertemuan ilmiah yang paling sering diadakan. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti seminarpun tidak terlalu mahal, sehingga seminar termasuk salahsatu program pengembangan tenaga pen eliti-perekayasa yang paling sering diikuti. Tabel 32. Sebaran Peneliti-Perekayasa Berdasarkan Jumlah Seminar yang Pernah Diikuti Kategori
Interval Skor
Jumlah
Persentase (%)
Rata-rata Skor
Rendah Sedang Tinggi
1,0 -2,3 2,4 -3,7 3,8-5,0
31 13 46
34,4 14,4 51,1
3,4
Jumlah karya tulis yang telah di Publikasikan periode tahun 2003 dan 2004 Publikasi yang dihasilkan dalam dua tahun terakhir, baik untuk jurnal, monograf, prosiding maupun dalam media lain termasuk dalam kategori rendah. Dari Tabel 33 dapat dilihat bahwa masing-masing hanya satu orang responden (1,1%) yang dikategorikan tinggi dalam menulis karya tulis ilmiah dalam bentuk jurnal dan monograf. Sedangkan untuk tulisan dalam bentuk prosiding maupun melalui media lain, masing-masing hanya ada dua orang res ponden (2,2%) yang dikategorikan tinggi. Hal ini dapat dijelaskan karena jumlah kegiatan penelitian yang menurun dikarenakan pendanaan yang juga menurun terutama setelah krisis moneter tahun 1997 lalu, sehingga proposal penelitian diseleksi secara ketat.
78 Tabel 33. Sebaran Peneliti-Perekayasa Berdasarkan Macam P ublikasi Jenis media
Kategori
Interval s kor
Jurnal
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
1,0-2,0 2,1-3,0 3,1-4,0 1,0-3,0 3,1-5,0 5,1-7,0 1,0-2,3 2,4-3,7 3,8-5,0 1,0-2,3 2,4-3,7 3,8-5,0
Monograf
Prosiding
Media Lain
Jumlah 84 5 1 88 1 1 82 6 2 87 1 2
Persentase (%)
Rata-rata s kor
93,3 5,6 1,1 97,8 1,1 1,1 91,1 6,7 2,2 96,7 1,1 2,2
1,5
1,2
1,5
1,1
Hubungan Karakteristik Peneliti-Perekayasa dengan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM Hasil analisis korelasi Rank Spearman pada Tabel 34 menunjukkan bahwa, pendidikan formal berhubungan positif dengan intensitas akses internet, serta frekuensi dan intensitas menggunakan fasilitas di internet pada taraf a 0,05 (tingkat kepercayaan 95%). Artinya, semakin tinggi pendidikan formal penelitiperekayasa, akan semakin sering mereka menggunakan internet, baik frekuensi maupun intensitas. Dengan demikian, semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan semakin mengerti peran internet sebagai penyedia informasi, semakin sadar akan pentingnya mutu program penelitian, semakin mengerti terhadap kebutuhan informasi untuk memperkaya khasanah mutu penelitian, dan akan semakin sadar bahwa tingkat kebutuhan informasi yang semakin luas.
79 Tabel 34. Hubungan K arakteristik Peneliti-Perekayasa dengan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM Pemanfaatan Internet Karakteristik
Pendidikan formal Pendidikan non- formal Tingkat jabatan Bidang penelitian dan perekayasaan Kelti atau Kelsa Pendapatan Keterangan:
CD-ROM PUSTAKA
Intensitas akses
Frekuensi pakai fasilitas
Intensitas pakai fasilitas
Kepemilikan email
Frekuensi pakai
Intensitas pakai
0,286*
0,280*
0,224*
0,062
-0,109
0,071
Frekuensi berdasarkan jenis koleksi -0,191
0,181
0,108
0,078
0,194
0,111
0,056
0,166
0,068
0,224*
0,226*
0,223
-0,054
-0,108
0,115
0,123
0,307
0,221
0,578*
0,163
0,160
0,249
0,627*
0,636*
0,601*
0,579**
0,540*
0,645**
0,624
-0,060
-0,175
-0,196
0,238
0,066
0,120
-0,028
* Korelasi nyata pada level 0,05 (uji 2 sisi) ** Korelasi sangat nyata pada level 0,01 (uji 2 sisi)
Tingkat jabatan peneliti-perekayasa juga berhubungan positif pada taraf a 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) dengan frekuensi dan intensitas menggunakan fasilitas di internet. Artinya, semakin tinggi jabatan peneliti-perekayasa, akan semakin sering mereka menggunakan fasilitas internet, dan semakin lama pula waktu yang digunakan. Hal ini dapat dijelaskan karena semakin tinggi jabatan peneliti-perekayasa maka kebutuhan informasinya pun semakin tinggi, begitu pula dengan kebutuhan untuk melakukan komunikasi dengan rekan kerja melalui email juga akan semakin tinggi. Apalagi, biasanya akses mereka terhadap internet tidak sesulit peneliti-perekay asa yang mempunyai tingkat jabatan yang lebih rendah. Hal ini tentu saja berhubungan dengan budaya senioritas di antara para penelitiperekayasa, dimana biasanya peneliti-perekayasa atau staf lain yang junior di suatu instansi akan mengalah dengan yang senior. Hasil analisis korelasi Chi-kuadrat pada Tabel 34 memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara bidang penelitian-perekayasaan dengan kepemilikan email pada taraf a 0,05. Hal ini dapat dijelaskan karena responden dalam penelitian ini termasuk dalam bidang penelitian perbaikan potensi komoditas yang
80 merupakan bidang penelitian prioritas dari program Balai-balai Penelitian yang menjadi sampel penelitian dan fasilitas yang dimiliki juga lebih baik. Selain itu, karena tuntutan kinerja yang lebih baik, mau tidak mau tiap peneliti-perekayasa harus melengkapi dirinya sendiri dengan berbagai macam hal yang dapat membantu mereka melakukan kegiatan penelitian, seperti kepemilikan email untuk melakukan komunikasi dengan rekan kerja di dalam maupun di luar negeri. Terdapat hubungan pada taraf a 0,05 antara karakteristik Kelti-Kelsa dengan intensitas akses internet, serta frekuensi dan intensitas menggunakan fasilitas di internet. Karakteristik Kelti-Kelsa juga berhubungan pada taraf a 0,05 dengan frekuensi menggunakan CD-ROM dan berhubungan pula pada taraf a 0,01 dengan intensitas menggunakan CD-ROM. Hal ini dapat dijelaskan karena semua Kelti-Kelsa mempunyai intensitas yang berbeda dalam mengakses internet, dimana perbedaannya adalah bahwa ada Kelti-Kelsa yang tinggi intensitasnya dalam mengakses internet. Kelti-Kelsa yang tinggi dalam mengakses internet adalah Kelti-Kelsa yang tergolong pada bidang penelitian perbaikan potensi komoditas, yaitu sebanyak 47 orang (52,2%). Hal ini dapat dipahami karena sebagian besar UK, yang meliputi puslitbang -puslitbang maupun UPT yang meliputi Balai-balai besar, Balit, Lolit, BPTP dan BP2TP di Lingkup Badan Litbang Pertanian termasuk kedalam program penelitian perbaikan potensi komoditas. Artinya, otomatis responden masuk ke dalam Kelti-Kelsa yang lini (termasuk fungsi utama) di Balai tempatnya bekerja sehingga demi memperlancar kegiatan penelitian, peneliti-perekayasa harus terus menggali lebih dalam lagi informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian demi peningkatan mutu penelitian yang dilakukannya. Dengan bantuan internet dan didukung oleh CDROM sebagai sumber informasi maka mutu penelitian yang dihasilkan oleh mereka dapat memiliki daya saing yang tinggi. Karakteristik Kelti atau Kelsa berhubungan pada taraf a 0,01 (tingkat kepercayaan 99%) dengan kepemilikan email. Hal ini karena responden masuk ke dalam Kelti-Kelsa yang lini (termasuk fungsi utama) di Balai tempatnya bekerja, sehingga demi memperlancar kegiatan mereka harus membekali diri dengan fasilitas, seperti email, yang dapat membantu mereka melakukan hubungan atau
81 pertukaran informasi dengan rekan kerja yang berjauhan secara cepat, mudah dan murah.
Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akseptabilitas dengan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM Berdasarkan hasil analisis Korelasi Rank Spearman, seperti yang terlihat pada Tabel 35, hubungan positif pada taraf a 0,05 ditemukan pada: 1. Ketersediaan sarana dengan intensitas akses internet, dan frekuensi menggunakan fasilitas di internet. Artinya, semakin banyak sarana akses internet yang dapat digunakan secara bebas oleh responden di kantor tempat bekerja maka akan semakin tinggi pula intensitas mereka untuk mengakses internet. Begitu pula dengan frekuensi responden dalam menggunakan berbagai fasilitas di internet.
Tabel 35. Hubungan Faktor-Faktor yang Mempe ngaruhi Akseptabilitas PenelitiPerekayasa dengan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM Faktor- faktor yang mempengaruhi akseptabilitas menggunakan internet Ketersediaan sarana Waktu
Pemanfaatan Internet
CD-ROM PUSTAKA
Intensitas akses
Frekuensi pakai fasilitas
Intensitas pakai fasilitas
Kepemilikan email
Frekuensi pakai
Intensitas pakai
Frekuensi berdasarkan jenisnya
0,248*
0,272*
-0,081
0,062
-0,011
-0,188
0,030
0,338**
0,338**
0,312**
0,184
0,113
-0,087
0,038
Biaya Kemudahan penggunaan
0,217* 0,018
0,075 0,076
0,101 0,036
0,318** 0,272*
0,136 -0,011
-0,196 0,120
0,071 0,053
Perilaku Peneliti dan Perekayasa
0,197
0,210*
0,172
0,173
-0,193
0,007
-0,174
Kecepatan Akses Kredibilitas
0,093
0,212*
0,151
0,275*
0,069
-0.060
0,134
0,023
0,366**
0,083
0,273*
0,315**
0,048
0,404**
Keterangan:
* Korelasi nyata pada level 0,05 (uji 2 sisi) ** Korelasi sangat nyata pada level 0,01 (uji 2 sisi)
82 Hal ini dapat dijelaskan karena faktor ketersediaan sarana akses, baik dalam hal jumlah maupun kebebasan untuk menggunakan sangat berpengaruh bagi penggunaan internet oleh responden. Beberapa responden menyatakan bahwa keterbatasan fasilitas di kantor menyebabkan kurangnya intensitas dalam mengakses internet. Selain itu, terjadi penggunaan komputer yang tidak dikhususkan untuk akses internet, tetapi juga untuk kegiatan lain seperti administrasi atau pengetikan sehingga selain harus antri dengan sesama pengguna internet juga harus bergantian dengan staf lain yang menggunakan komputer tersebut untuk pengetikan. Walaupun beberapa peneliti-perekayasa ada yang memiliki sarana komputer pribadi, tetapi “tidak bisa” dimanfaatkan oleh peneliti-perekayasa yang lain. 2. Ketersediaan b iaya untuk mengakses internet oleh responden berkorelasi positif dengan intensitas akses mereka ke internet. Artinya semakin tinggi ketersediaan dana untuk akses internet maka akan semakin tinggi pula intensitas akses internet. Atau semakin murah internet dapat diakses maka semakin tinggi intensitas responden untuk mengakses internet. Hal ini disebabkan internet masih dianggap barang yang mahal bahkan bagi penelitiperekayasa yang sangat membutuhkannya untuk memperlancar kegiatan penelitian yang sedang dilakukan . Tentu saja hal ini terkait dengan biaya untuk membayar pulsa telepon dan provider yang masih cukup tinggi di negara ini. 3. Perilaku responden dalam menggunakan internet berkorelasi positif dengan frekuensi menggunakan fasilitas. Artinya, apabila perilaku responden positif terhadap penggunaan internet maka frekuensi menggunakan internet juga tinggi. Hal ini karena semakin senang responden terhadap sesuatu yang baru, apalagi didukung dengan kepemilikan sifat yang rajin, tekun, avonturier, juga dengan kesenangannya untuk menyendiri dan tidur malam, maka ia akan semakin tertarik untuk mencoba menggunakan fasilitas internet ataupun mengunjungi situs yang belum pernah dikunjunginya. Dan apabila fasilitas tersebut ternyata memudahkan pekerjaan yang dilakukannya, dia akan sering menggunakan fasilitas tersebut.
83 4. Kecepatan akses berkorelasi positif dengan frekuensi menggunakan fasilitas Artinya, semakin cepat internet dapat diakses maka akan semakin sering seseorang menggunakan bermacam-macam fasilitas yang ada di internet misalnya fasilitas email, search engine dan fasilitas lain. Hal ini terkait dengan kecepatan mengakses internet sehingga waktu yang disediakan oleh seseorang untuk akses dirasakan masih sangat panjang dan memungkinkan ia untuk menjelajahi dunia internet (surfing) atau mencoba menggunakan fasilitas internet yang belum pernah digunakan sebelumnya. 5. Kemudahan penggunaan fasilitas atau menu di internet berkorelasi positif dengan kepemilikan email. Artinya, semakin mudah penggunaan fasilitas atau menu situs di internet maka akan semakin banyak orang yang mau menggunakan fasilitas tersebut, seperti fasilitas email. T idak semua pengguna, termasuk peneliti-perekayasa yang dapat dengan mudah beradaptasi dengan inovasi teknologi informasi seperti internet. Sehingga apabila seseorang menganggap bahwa penggunaan internet itu sulit, maka ia tidak akan mau bersusah-susah menggunakannya, apalagi pembuatan suatu alamat email dianggap cukup rumit bagi pengguna yang masih pemula. 6. Kecepatan akses berkorelasi positif dengan kepemilikan email. Artinya, semakin cepat internet dapat diakses maka akan semakin sering seseorang menggunakan bermacam-macam fasilitas yang ada di internet. Kecepatan akses berkorelasi positif dengan kepemilikan email. Artinya, semakin cepat internet dapat diakses maka akan semakin sering seseorang menggunakan bermacam-macam fasilitas yang ada di internet. Misalnya penggunaan fasilitas download email. Kadang-kadang diperlukan waktu yang cukup lama untuk mentransfer data dari email yang diterima. Apalagi data yang di download berisi gambar-gambar atau foto. Beberapa responden menyatakan bahwa kadang untuk membuat alamat email diperlukan waktu yang cukup lama, antara lain untuk melengkapi persyaratan yang diajukan oleh situs dimana alamat email tersebut akan dibuat. Dengan demikian, semakin cepat suatu internet dapat diakses maka seseorang akan terpancing untuk membuat alamat email pada suatu situs tertentu yang dipilihnya.
84 7. Kredibilitas sumber informasi berkorelasi positif dengan kepemilikan email. Artinya semakin kredibel suatu sumber informasi maka orang akan percaya dengan sumber informasi tersebut, dan dia tidak akan ragu untuk membuat suatu accout email pada situs tersebut. Hubungan positif pada taraf a 0,01 ditemukan pada: 1. Ketersediaan waktu untuk menggunakan internet dengan intensitas akses internet. Artinya, jika ketersediaan waktu luang responden cukup tinggi maka akan semakin tinggi pula intensitas akses internetnya. Jika responden merasa memiliki waktu luang yang cukup diluar kegiatan penelitiannya maka rataan waktu yang digunakan untuk akses internet akan semakin panjang. Ketersediaan waktu menggunakan internet berkorelasi positif dengan frekuensi dan intensitas menggunakan fasilitas di internet. Artinya, jika ketersediaan waktu luang responden cukup tinggi maka akan semakin tinggi pula frekuensi dan intensitasnya dalam menggunakan fasilitas yang ada di internet, karena ia akan merasa cukup punya waktu untuk mencoba-coba fasilitas yang ditawarkan oleh situs yang dikunjunginya. Apabila ternyata fasilitas yang ditawarkan oleh situs yang dikunjunginya tersebut dapat membantunya mencari informasi dengan lebih cepat dan tepat maka ia akan terus menggunakannya. 2. Ketersediaan biaya untuk mengakses internet berkorelasi positif dengan kepemilikan email. Artinya, jika biaya untuk akses internet tersedia maka responden akan memiliki account email sendiri. Hal ini berkaitan dengan waktu untuk membuat suatu account email, yang menurut responden terkadang
membutuhkan
waktu
yang
cukup
lama,
yang
akhirnya
mengharuskan mereka mengeluarkan biaya mengakses internet yang lebih besar. 3. Kredibilitas berkorelasi positif dengan frekuensi menggunakan fasilitas internet. Artinya semakin kredibel suatu sumber informasi maka akan semakin sering menggunakan fasilitas internet. Hal ini dapat dijelaskan karena ketika seseorang menganggap suatu sumber informasi itu kredibel maka ia akan percaya dengan sumber informasi tersebut, dan dia tidak akan ragu untuk
85 menggunakan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh situs yang dianggap kredibel tersebut. 4. Kredibilitas
sumber
informasi
berkorelasi
positif
dengan
frekuensi
menggunakan CD-ROM PUSTAKA, juga koleksi tertentu yang ditawark an. Artinya, semakin kredibel suatu sumber Informasi maka akan semakin sering seseorang menggunakannya. Hal ini dapat dijelaskan karena ketika seseorang menganggap CD-ROM yang ditawarkan kredibel maka dia tidak akan ragu untuk menggunakannya dalam rangka mencari informasi yang akan mendukung kegiatannya.
Hubungan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM dengan Kinerja Peneliti-perekayasa Hasil analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa Jumlah penelitian berhubungan positif dengan frekuensi dan intensitas menggunakan fasilitas internet pada taraf a 0,05 (Tabel 36). Jumlah penelitian juga berkorelasi positif dengan frekuensi penggunaan koleksi CD-ROM PUSTAKA pada taraf a 0,05. Artinya, bahwa semakin sering peneliti-perekayasa memanfaatkan beberapa fasilitas di internet dan didukung pula oleh penggunaan CD-ROM PUSTAKA, semakin banyak pula jumlah penelitian yang dilakukan. Tabel 36. Hubungan Pemanfaatan Internet dan CD-ROM dengan Kinerja Peneliti-Perekayasa Kinerja
Pemanfaatan Internet
Jumlah Penelitian Jumlah Seminar Jumlah Tulisan Keterangan:
CD-ROM PUSTAKA
Intensitas akses
Frekuensi pakai fasilitas
Intensitas pakai fasilitas
Kepemilikan email
Frekuensi pakai
Intensitas pakai
-0,019
0,258*
0,236*
0,101
0,041
-0,080
Frekuensi berdasarkan jenis koleksi 0,238*
-0,134
-0,199
0,128
0,078
0,075
-0,086
-0,031
0,331*
0,241*
-0,037
0,077
0,030
0,062
0,188
* Korelasi nyata pada level 0,05 (uji 2 sisi) ** Korelasi sangat nyata pada level 0,01 (uji 2 sisi)
86 Dengan kata lain, semakin sering peneliti-perekayasa menggunakan internet maka proposal atau usulan penelitian akan semakin baik dan kompetitif karena informasi yang berhubungan dengan kegiatannya semakin banyak dan luas cakupannya, sehingga kemungkinan penelitian tersebut disetujui untuk dilakukan semakin besar. Jumlah tulisan juga berhubungan positif dengan intensitas akses internet dan frekuensi menggunakan fasilitas di internet. Artinya, semakin sering penelitiperekayasa menggunakan internet dengan fasilitas yang ada secara efektif dan efisien maka semakin banyak jumlah tulisan yang dihasilkan. Dengan kata lain, semakin sering peneliti-perekayasa mengakses internet dan didukung oleh penggunaan fasilitas yang ditawarkan pada situs yang digunakan maka akan semakin cepat dan semakin banyak informasi yang diperoleh berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan sehingga dapat digunakan sebagai data atau informasi pendukung dalam membuat laporan hasil penelitian.
87
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Karakteristik responden yang berhubungan nyata dengan pemanfaatan internet adalah pendidikan formal. Hal ini dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki pendidikan formal yang lebih tinggi ternyata lebih sering memanfaatkan internet. Artinya dengan pendidikan yang tinggi responden semakin sadar akan pentingnya mutu program penelitian, sehingga kebutuhan informasinya akan semakin luas. Pendidikan nonformal (dalam hal ini Diklat internet) tidak terlalu berpengaruh terhadap pemanfaatan internet. Namun demikian, pelatihan atau fasilitasi penggunaan sumber-sumber elektronik seperti internet ataupun CD-ROM oleh instansi dimana peneliti-perekayasa itu berada tetap diperlukan, antara lain untuk merangsang kesadaran penelitiperekayasa untuk lebih sering memanfaatkan internet dan CD-ROM dalam rangka memperkaya khasanah mutu penelitian. 2. Sebagian responden lebih mengandalkan akses internet dari tempat kerja. Intensitas mengakses internet responden masih tergolong dalam kategori rendah atau kurang. Hal ini terjadi karena responden kurang mempunyai akses terhadap sarana akses internet dari tempat kerja. Sebagian responden menyatakan bahwa ketersediaan dan jumlah sarana untuk mengakses internet di instansi sudah cukup, namun yang menjadi masalah adalah karena komputer yang tersedia tidak hanya digunakan khusus untuk mengakses internet, tetapi juga untuk melakukan kegiatan lain seperti pembuatan laporan dan administrasi lain. Demikian juga untuk pemanfaatan CD-ROM, sebagian besar responden tergolong rendah frekuensinya dalam mengakses CD-ROM Pustaka. Hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi kemudahan dalam memanfaatan sumber-sumber elektronik seperti CD-ROM oleh instansi dimana peneliti-perekayasa itu berada. Selain itu beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah beberapa aspek penambahan dan perbaikan sarana akses internet,
termasuk
perbaikan
kebijakan
menggunakan
sarana
akses
(hubungannya dengan dukungan institusional terhadap pemanfaatan internet
88
dan CD-ROM). Pembenahan situs Deptan, Badan Litbang Pertanian dan PUSTAKA. Pembenahan birokrasi pelayanan informasi PUSTAKA. 3. Pemanfaatan internet dan CD-ROM yang berhubungan nyata dengan kinerja adalah jumlah penelitian dan jumlah tulisan yang dihasilkan oleh responden, dengan seringnya responden memanfaatkan internet dan CD-ROM dalam memenuhi kebutuhan informasi teknologi dapat membantu mereka menyusun program dan merumuskan rencana kegiatan penelitian yang memiliki dayasaing ilmiah dan berorientasi kepada pengguna. Sehingga peluang untuk memperoleh pembiayaan penelitian terbuka lebar dan akhirnya dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang merupakan salah satu indikator peningkatan kinerja peneliti-perekayasa Badan Litbang Pertanian. Hal ini dibuktikan dengan masuknya beberapa responden yang lebih sering menggunakan internet dan CD-ROM ke dalam kategori tinggi dalam membuat karya ilmiah. Namun demikian, secara keseluruhan jumlah publikasi yang dihasilkan sebagian besar responden dalam dua tahun terakhir baik untuk jurnal, monograf, prosiding maupun dalam media lain termasuk dalam kategori masih rendah atau kurang. Hal ini terjadi karena jumlah kegiatan penelitian yang menurun karena pendanaan yang juga menurun terutama setelah krisis moneter tahun 1997 lalu.
Saran Dilakukan pengkajian lebih lanjut yang lebih spesifik terhadap pemanfaatan internet dan CD ROM oleh peneliti-perekayasa Badan Litbang Pertanian, seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat.
89
DAFTAR PUSTAKA Allen DW dan Johnson S. 1998. Pedoman Belajar Internet. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian [Badan Litbang Pertanian]. 2003a. Pedoman Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok Peneliti Lingkup Badan Litbang Pertanian. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. ______. 2003b . Bahan Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR-RI dengan Kepala badan Libang Pertanian: Kontribusi Agro Inovasi dalam Pembangunan Pertanian. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. ______. 2003c. Statistik Penelitian Pertanian 2003. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. ______. 2003d. Panduan Pembentukan Kelembagaan Internal Badan Litbang Pertanian. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. ______. 2004. Statistik Penelitian Pertanian 2004. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Balai Pustaka. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed ke-2. Jakarta: Balai Pustaka. Barker J. 2004. http://www.lib.berkeley.edu/Teachinglib/Guides/Internet/What Is.htm l. 5/13/2004. Bettinghous EP. 1973. Persuasive Communication . Newyork: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Centerspan.org. 2004. Internet tutorial: What is World Wide http://www.centerspan.org/tutorial/net.html#people use. 5/13/2004.
Web.
Departemen Pertanian [Deptan]. 2004. Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam Mendukung Sistem dan Usaha Agribisnis 2000-2003. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Dummies.com 2004. DummiesNetworkingBasics: Conecting to the Internet. http://www.dummies.com. 5/13/2004. Kementerian Riset dan Teknologi [Kementerian Ristek]. 2003. Keputusan Menteri Riset dan Teknologi nomor 93 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kementerian Riset dan Teknologi. Kepresiden Republik Indonesia [RI]. 1999. Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Kepresidenan Republik Indonesia.
90 Kerlinger FN. 2002. Asas-asas Penelitian Behavioral. Penerjemah: Simatupang LR. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press. hlm. 708 -761. Kountur R. 2003. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM. Kompas. 30 Agustus 2004. Menghitung Kecepatan Internet di Indonesia: Masih Menghadapi Persoalan Biaya dan Kualitas Jaringan. Jakarta: Kompas. Senin 30/08/2004. Krol E. 1993. The Whole Internet User’s Guide and Catalog . USA: O’Reilly and Associates, Inc. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI]. 1983. Angka Kredit Bagi Jabatan Peneliti. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. __. 1999. Keputusan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (No.1660/D/1999) tentang Organisasi dan Tata Kerja Panitia Penilai Jabatan Peneliti. Jakarta: LIPI. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara [Men PAN]. 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor: 24/KEP/M.PAN/2/2003 tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya. Jakarta: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara republik Indonesia. Newcomb TM, RH Turner, dan PE Converse. 1978. Psikologi Sosial. Bandung: C.V. Diponegoro. Notess
GR. 2004. Search engine statistics: Freshness http://www.searchengineshowdown.com. 5/13/2004.
Showdown.
Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur. Pancaputra B. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Internet oleh Peneliti Departemen Pertanian R.I. di Bogor. Tesis Program Studi Ilmu Perpustakaan Bidang Ilmu Budaya Program Pascasarjana. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Purbo OW. 1996. menyingkap praktek bisnis di internet. Tulisan utama dalam Majalah Usahawan No. 3. Thn XXV Maret. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian [PUSTAKA]. 2003. Koleksi dan Layanan Elektronik PUSTAKA. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Departemen Pertanian. Sankarto BS, Budiarto E, dan Winarko B. 2002. Pedoman Pemanfaatan Internet dan Pengoperasian CD-ROM. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Sarwono J. 2003. Tata Cara Dasar Melakukan Survai di Internet. Bandung: LPPM Universitas Komputer Indonesia. http://lppm.unikom.ac.id/Myprofile /r_book/bab 18.html (http://js.unikom.ac.id) Sekretariat Badan Litbang Pertanian [Setbadan]. 2003. Pedoman Pembentukan Kelembagaan Internal Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta: Sekretariat Badan litbang pertaninan Departemen pertanian.
91 Sevilla CG, Ochave JA, Punsalan TG, Regala BP, dan Uriarte GG. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press. Siegel S. 1994. Statistik Nonparametrik: untuk Ilmu -ilmu sosial. Gramedia.
Jakarta:
Singarimbun M dan Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. hlm. 122-145. Subiyanto I. 1999. Metodologi Penelitian: Manajemen dan Akuntansi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Sugiono. 2003. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Supranto J. 1992. Statistik: Teori dan Aplikasi. Edisi ke-5. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Suroso AI. 1997. Pola Pemanfaatan Internet dalam Dunia Bisnis. Majalah Agrimedia Vol. 3 (1). Suwandi I. 1984. Memasyarakatkan Koperasi melalui Pendidikan dalam Memperkokoh Pilar-Pilar Kemandirian Koperasi: Antologi Esei. Badan Litbang Koperasi. Tichenor PJD and CN Olien. 1970. Mass Media Flow and Differential Growth in Knowledge. Public Opinion Quartely. Wiriatmaja S. 1977. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. Jakarta: CV. Yasaguna.
LAMPIRAN
93 Lampiran 1. Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN INTERNET ***** Method 1 (space saver) will be used for this analysis *****
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3 BUTIR4 BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9 BUTIR10 BUTIR11 BUTIR12 BUITR13 BUTIR14 BUTIR15 BUTIR16 BUTIR17 BUTIR18 BUTIR19 BUTIR20 BUTIR21 BUTIR22 BUTIR23 BUTIR24 BUTIR25 BUTIR26 BUTIR27 BUTIR28 BUTIR29 BUTIR30 BUTIR31 BUTIR32 BUTIR33
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
131.6923 131.5769 129.1923 130.9615 130.9231 131.4231 131.4231 131.3846 131.0385 130.7692 131.6923 130.8077 130.4615 130.9615 130.3462 131.3462 131.0000 130.8077 130.8846 130.8077 130.7692 129.6923 130.4615 130.3846 130.4615 130.6154 129.8077 130.6538 130.7692 130.6538 130.8077 130.1923 131.0385
367.7415 367.9338 352.8815 361.3985 361.9938 365.6938 370.4938 369.9262 364.5185 364.5046 367.4215 364.7215 358.7385 362.9985 350.3954 361.1954 364.6400 366.1615 365.6262 362.4015 364.5046 358.3815 368.0985 365.0462 362.4985 367.2062 358.6415 367.4354 367.8646 364.8754 368.8015 362.4015 366.5985
Corrected ItemTotal Correlation .5191 .5042 .5112 .4485 .4737 .5059 .4035 .4537 .4558 .4234 .5359 .4212 .4542 .4821 .4502 .5217 .4740 .4386 .4379 .5383 .4234 .4591 .4461 .4500 .5733 .3808 .6284 .4102 .4049 .5152 .4231 .4372 .4591
Alpha if Item Deleted .9376 .9377 .9379 .9379 .9377 .9375 .9381 .9380 .9378 .9380 .9376 .9380 .9380 .9376 .9395 .9373 .9376 .9379 .9379 .9372 .9380 .9380 .9379 .9378 .9371 .9382 .9366 .9380 .9380 .9375 .9380 .9380 .9378
94 BUTIR34 BUTIR35 BUTIR36 BUTIR37 BUTIR38 BUTIR39 BUTIR40 BUTIR41 BUTIR42 BUTIR43 BUTIR44 BUTIR45 BUTIR46 BUTIR47 BUTIR48 BUTIR49 BUTOR50 BUTIR51 BUTIR52 BUTIR53 BUTIR54 BUTIR55 BUTIR56
130.7692 130.7692 130.8846 130.2308 131.0000 131.0385 130.8846 130.9231 130.0769 130.5769 130.7308 130.7308 130.9231 130.0385 130.7692 130.7692 130.5769 130.8846 130.3077 130.7308 130.5000 130.5769 130.8462
366.3446 368.5046 371.1462 363.1446 365.9200 368.1985 370.2662 363.3538 362.7938 368.8138 366.5246 366.8446 368.5538 364.5985 365.4646 365.3046 368.5738 360.9062 362.7815 366.1246 365.7800 368.8138 370.3754
.4689 .4985 .4044 .4057 .5225 .4425 .4581 .4595 .4638 .4585 .4547 .4962 .4892 .4530 .5060 .4646 .4080 .6743 .4786 .4278 .4058 .4585 .4277
.9377 .9377 .9382 .9382 .9375 .9379 .9380 .9377 .9377 .9379 .9378 .9376 .9378 .9378 .9375 .9377 .9380 .9366 .9376 .9379 .9381 .9379 .9381
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
26.0
N of Items = 56
.9388
Jika rhitung (corrected item-total correlation) butir pertanyaan dan Alpha lebih besar dari rtabel maka instrumen dikatakan valid dan reliabel. Dari Hasil perhitungan diperoleh rhitung setiap butir soal dan Alpha lebih besar dari rtabel, maka instrumen dikatakan VALID dan RELIABEL, sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Keterangan: Dengan n = 26 pada α= 5%, rtabel = 0,388
95 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PEMANFAATAN INTERNET ***** Method 1 (space saver) will be used for this analysis *****
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3 BUTIR4 BUTIR5 BUTIR6 BUITR7 BUITR8 BUITR9 BUITR10 BUTIR11 BUTIR12 BUTIR13 BUTIR14 BUTIR15 BUTIR16 BUTIR17 BUTIR18 BUTIR19 BUTIR20 BUITR21 BUITR22 BUITR23 BUITR24 BUITR25 BUTIR26 BUITR27 BUITR28 BUITR29 BUTIR30 BUTIR31
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
43.3077 42.6538 42.9231 42.1923 42.6538 43.2692 42.9231 42.8846 42.5769 42.8077 42.9615 43.3846 43.1538 43.4615 43.3846 43.4231 43.5769 43.5385 43.3462 43.3462 43.5000 43.3846 43.3846 43.5000 43.5385 43.5769 43.4615 43.2692 43.5769 43.3077 43.3462
120.7815 118.1554 118.0738 111.6015 108.8754 119.3246 111.3538 112.5062 111.1338 117.3615 117.6385 121.7662 122.6954 122.6585 121.7662 122.3338 121.9338 124.8185 120.2354 122.5554 124.1000 123.2062 123.5262 123.9400 123.7785 121.9338 119.4585 119.8046 125.0538 122.8615 122.9554
Corrected ItemTotal Correlation .4760 .5152 .4425 .7261 .7734 .5215 .7626 .7488 .6969 .4760 .4597 .4845 .4249 .5544 .4845 .5510 .6543 .3888 .5994 .4777 .4294 .4326 .4003 .4492 .5339 .6543 .7498 .4891 .4323 .4331 .4386
Reliability Coefficients N of Cases =
26.0
N of Items = 31
Alpha if Item Deleted .9241 .9238 .9255 .9204 .9197 .9236 .9197 .9199 .9212 .9250 .9253 .9241 .9247 .9238 .9241 .9237 .9231 .9253 .9228 .9242 .9249 .9247 .9250 .9248 .9244 .9231 .9216 .9240 .9252 .9246 .9246
96 Alpha =
.9259
Jika rhitung (corrected item-total correlation) butir pertanyaan dan Alpha lebih besar dari rtabel maka instrumen dikatakan valid dan reliabel. Dari Hasil perhitungan diperoleh rhitung setiap butir soal dan Alpha lebih besar dari rtabel, maka instrumen dikatakan VALID dan RELIABEL, sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Keterangan: Dengan n = 26 pada α= 5%, rtabel = 0,388
97 VALIDITAS DAN RELIABILITAS KINERJA PENELITI ***** Method 1 (space saver) will be used for this analysis *****
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
- S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3 BUTIR4 BUTIR5 BUITR6
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
9.5769 7.6538 9.9615 10.3462 9.7308 10.2308
6.7338 4.7154 7.8785 8.7154 7.6446 8.7446
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.5866 .4779 .4146 .5382 .4235 .4002
.5746 .6835 .6385 .6452 .6339 .6571
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
26.0
N of Items =
6
.6788
Jika rhitung (corrected item-total correlation) butir pertanyaan dan Alpha lebih besar dari rtabel maka instrumen dikatakan valid dan reliabel. Dari Hasil perhitungan diperoleh rhitung setiap butir soal dan Alpha lebih besar dari rtabel, maka instrumen dikatakan VALID dan RELIABEL, sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Keterangan: Dengan n = 26 pada α= 5%, rtabel = 0,388
98 Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian
LOKASI (26)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh Sumut Sulut
Sumbar
Kalbar
Riau Jambil Jambil
Kaltim Sulteng
Papua
Kalteng Sumsel Bengkulu
Kalsel Lampung DKI Jateng
Maluku Sel.
Sultra Sultra
Sulsel Jatim Jatim
Jabar DIY
Bali NTB NTT
Belum termasuk propinsi baru (4 propinsi)
LOKASI
Balai dan Loka Penelitian Pertanian
¡ ¡Lolit LolitKambing KambingPotong Potong ¡ ¡Balitka Balitka
¡ ¡Balitbu Balitbu
¡ ¡Balit Balit Pascapanen Pascapanen
¤ ¤Lolittan Lolittan ¡ ¡Balittra Balittra O OBalithi Balithi
¡ ¡ Balitvet Balitvet ¡ ¡ Balitnak Balitnak O Balittro O Balittro ¡ ¡ Balitpa Balitpa ¡ ¡ BPPTP BPPTP
¡ ¡ Balitsa Balitsa ¤ ¤ Lolit LolitTan. Tan.Sela Sela ¡ Balitbio ¡ Balitbio O Balit Tanah O Balit Tanah O O Balit BalitAgrokimat Agrokimat&&Hidro. Hidro.
¡ ¡Balit BalitSerealia Serealia ¤ ¤Loka LokaTungro Tungro
¡ ¡Balitkabi Balitkabi ¡ ¡Balittas Balittas ¤ Lolit ¤ LolitSapi SapiPotong Potong ¤ ¤Lolit LolitJeruk Jeruk&&Horti HortiSubtropik Subtropik
Keterangan Keterangan:: ¡ ¡Balai BalaiPenelitian Penelitian ¤ ¤Loka LokaPenelitian Penelitian