PEMANFAATAN HERBAL PADA ASUHAN IBU NIFAS Hapsari Windayanti Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Email :
[email protected]
Abstract Masa nifas merupakan periode seorang wanita setelah melahirkan bayi.Pada masa nifas dibutuhkan asuhan yang sesuai kebutuhan ibu dan keluarga.Terkait dengan masa nifas tidak bisa lepas dari pemenuhan nutrisi untuk ibu dan bayi termasuk pemberian ASI eksklusif dan pemulihan luka pada perineum. Saat ini, menggunakan non-tradisional atau metode pengobatan komprehensif meningkat dan sesuai dengan organisasi kesehatan dunia, jamu merupakan bagian dari pengobatan komplementer yang diterima oleh banyak orang dari masyarakat dan 40% dari obat umum yang berasal dari tanaman dan sumber daya alam. Metode literatur dalam artikel ini dengan mengumpulkan 5 jurnal terkait tanaman jamu yang digunakan pada masa laktasi dan penyembuhan luka episiotomy. Tanaman yang digunakan pada masa laktasi diantaranya : daun katuk, Fenugreek, Curcumin. Tamanan yang digunakan untuk membantu penyembuhan luka episiotomy adalah aloe vera dan lavender.Metodologi penelitian dalam jurnal tersebut diantaranya RCT, double blind dan uji klinis.Hasil penelitian tersebut merupakan obat komplementer, bahan yang digunakan adalah bahan yang bersifat alami, mengambil dari alam untuk memperbaiki fungsi dari sistem tubuh, terutama system kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri. Kata Kunci: Herbal, Nifas
32 |
PENDAHULUAN Masa nifas (puerperium) adalah masa kembalinya organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu enam minggu setelah melahirkan (Nirwana, 2011). Dalam masa nifas, ibu nifas akan mengalami adaptasi fisiologis, psikologis, dan adaptasi sosial. Namun, tidak semua ibu nifas bisa melewati adaptasi masa nifas dengan lancar.Selain penatalaksanaan konvensional, ada pula terapi komplementer untuk mengatasi keluhan yang dialami ibu pada masa nifas.Beberapa terapi komplementer yang diterapkan diantaranya adalah penggunaan daun katuk, fenugreek untuk meningkatkan produksi ASI, Curcumin untuk mengobati mastitis, serta penggunaan aloe vera dan lavender dalam perawatan luka bekas episiotomi. Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari Negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang merupakan produk Indonesia akan sebagai pengobatan komplementer di negara yang lain. Di Indonesia sendiri, jamu merupakan golongan pengobatan tradisional, maksudnya dalah pengobatan yang sudah ada sejak jaman dahulu, turun temurun pada suatu negara. Terapi komplementer merupakan cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai langkah pendukung ataupun pendamping untuk pengobatan medis konvensional ataupun sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. Terapi komplementer merupakan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern(Andrews, 1999).Pengobatan Non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi yang berdasarkan ilmu pengetahuan(Permenkes No 1109/2007). UU RI No 36 Tahun 2009 Tentang KesehatanPasal 1 Butir 16 menyampaikan bahwa Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan caradan obat yang mengacu pada pengalaman dan ketrampilan turun temurun secara empirisyang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yangberlaku di masyarakat‖. Oleh karena itu diperlukan pengembangan kajian dalam hal perawatan herbal pada masa nifas oleh tenaga kesehatan khususnya Bidan. Sehingga dapat lebih mendayagunakan sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan masyarakat. METODE PENELITIAN Studi ini merupakan suatu tinjauan literature (Literature Review) yang mencoba menggali pemanfaatan herbal dalam pemberian asuhan pada ibu nifas. Sumber untuk melakukan tinjauan literature ini meliputi studi pencarian sistematis database terkomputerisasi dalam bentuk jurnal penelitian yang berjumlah 5 jurnal. Penulisan artikel ini menggunakan penulisan daftar pustaka Harvard. HASIL Ada 5 penelitian yang ditelaah dalam artikel diantaranya tentang daun katuk, Fenugrek untuk peningkatan ASI, Curcumin untuk penanganan mastitis, aloe vera dan lavender untuk perawatan luka perineum. | 33
Tabel 1 : Ekstraksi Data Penelitian No 1.
Penulis Effectiveness of The Sauropus Androgynus (L.) Merr Leaf Extract in Increasing Mother's Breast Milk Production, (Sa'roni., Tonny S., Sja'bani M., Zulaela, 2004)
Metode Penelitian Rancangan penelitian Randomized Control Trial (RCT). Sampel adalah ibu-ibu yang melahirkan dan menyusui bayinya di Rumah Sakit Bersalin (RSB) di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sampel dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pertama diberi ekstrak daun katuk, vitamin dan mineral sedangkan kelompok kedua diberi placebo, vitamin dan mineral. Penempatan sampel ke dalam kelompok pertama dan kedua bersifat prospektif.
2.
The Effect of Galactogogue Herbal Tea on Breast Milk Production and ShortTerm Catch-Up of Birth Weight in the First Week of Life.(Turkylmaz et,all, 2011).
3.
Effectiveness of Topical Curcumin for Treatment of Mastitis in Breastfeeding Women: A Randomized, DoubleBlind, PlaceboControlled Clinical Trial,(Afshariani R, Farhadi P, Ghaffarpasand F, dan Roozbeh J)
Uji klinis dengan ketentuan : 66 pasangan ibu-bayi secara acak dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 (n¼22), terdiri dari ibu-ibu yang menerima herbal teh mengandung fenugreek setiap hari. Kelompok 2 (n¼22) dan kelompok 3 (n¼22) ditugaskan sebagai plasebo dan kontrol. Ukuran hasil: Berat badan lahir, kehilangan berat badan lahir, saat kembali dari berat badan lahir, jumlah ASI yang dinilai pada hari ketiga setelah melahirkan. A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Clinical Trial. acak pada 63 wanita menyusui dengan mastitis pada masa laktasi menerima Curcumin krim topikal dan dapat melakukan pompa ASInya setiap 8 jam selama 3 hari (n = 32) atau pelembab topikal sebagai plasebo(N = 31). Sebelum memasuki penelitian,menggunakan indeks untuk keparahan radang payudara, semuapasien yang mengalami radang payudara
34 |
Hasil penelitian Hasil Pemberian ekstrak daun katuk pada kelompok ibu melahirkan dan menyusui dapat meningkatkan produksi ASI sebanyak 66,7 ml atau 50,7% lebih banyak dibandingkan dengan kelompok ibu melahirkan dan menyusui yang tidak diberi ekstrak daun katuk. Pada kelompok placebo baik sebelum maupun sesudah intervensi jumlah ibu yang mengalami ASI kurang tetap yaitu sebanyak 29,2%. Ekstrak daun katuk dapat dikatakan tidak menurunkan kualitas ASI karena tidak ada perbedaan kadar protein dan kadar lemak ASI setelah intervensi anatara kelompok ekstrak daun katuk dengan kelompok placebo (p>0,005). penurunan berat badan maksimum secara signifikan lebih rendah pada bayi pada kelompok 1 dibandingkan dengan baik plasebo dan kelompok kontrol (p <0,05). Bayi dalam kelompok 1 kembali berat lahir mereka lebih awal dari yang di kontrol dan plasebo kelompok (p <0,05). Rerata volume ASI yang diukur dari ibu menerima teh galactagogue secara signifikan lebih tinggi daripada plasebo dan kelompok kontrol (p <0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua studikelompok mengenai karakteristik dasar seperti usia (p = 0,361)dan durasi menyusui (p = 0,551). Setelah 72 jam terapi,pasien dalam kelompok Curcumin memiliki tingkat radang payudara lebih rendah dari yang tingkat sedang (P = 0,019) dan ringan (p = 0,002) mastitis. Setelah 72 jam pengobatan,pasien dalam kelompok Curcuminmemiliki skor signifikan lebih rendah dilihat dari
No
Penulis
4.
The Impact of Aloe vera and Calendula on Perineal Healing after Episiotomy in Primiparous Women: A Randomized Clinical Trial (Eghdampour F, Jahdi F, Kheyrkhah M, Taghizadeh M, Naghizadeh S, Hagani H.)
5.
Complementary Therapies in Clinical Practice 17(Vakilian K, Atarha M, Bekhradi R, Chaman R.)
Metode Penelitian tingkat sedang sedang. Hasil pengobatan dievaluasi menggunakan Indeks yang samapada 24, 48 dan 72 jam dari mulai pengobatan. uji klinis ini melibatkan 111 wanita primipara di Rumah Sakit Lolagar, secara acak dikelompokkan menjadi tiga kelompok kontrol (n=1) dan kelompok eksperimental (n=2). Para wanita di kelompok eksperimen digunakan Salep Aloe vera dan Calendula setiap 8 jam dan kelompok kontrol menggunakan perawatan episiotomi rutin yang dilakukan di rumah sakit tersebut selama 5 hari. Data dikumpulkan dengan kuesioner demografi dan kemerahan, edema, ekimosis, debit dan skala pendekatan (REEDA) yang menyelidiki penyembuhan episiotomi sebelum dan setelah lima hari intervensi dalam dua kelompok. Analisis data menggunakan ANOVA, uji Tukey, Kruskalwallis, Chi-square. Metode trial terkontrol secara acak dilakukan pada 120 wanita primipara dengan kehamilan tunggal, tanpapenyakit akut dan kronis dan alergi yang telah menjalani persalinan pervaginam spontan normal danepisiotomi. Mereka secara acak dialokasikan dalam kasus dan kelompok kontrol. Kelompok kasus menerima minyak lavenderdan kontrol menerima Povidone-iodine. Situs sayatan dinilai pada 10 hari postpartum. 25 dari 60 wanita dalam kelompok lavender dan 17 ibu di kelompok kontrol tidak nyeri (p ¼ 0,06).
Hasil penelitian ketegangan payudara (p <0,001), eritema(P <0,001) dan nyeri (p <0,001).
Hasil: Tiga kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan secara statistik mengenai variabel intervensi demografi dan lainnya. Membandingkan rata-rata REEDA dalam lima hari setelah melahirkan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen.
Tidak adaperbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam komplikasi situs operasi. Namun, kemerahan di kelompok lavendersecara signifikan kurang dari kelompok kontrol (p <0,001).
| 35
DISKUSI Berbagai hasil penelitian terkait dengan herbal yang dapat dimanfaatkan dalam asuhan pada nifas diantaranya adalah : a. Keefektifan Ekstrak Daun Katuk dalam Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu(Sa'roni., Tonny S., Sja'bani M., Zulaela, 2004). Salah satu tumbuhan yang secara tradisional dipakai untuk memperbanyak dan melancarkan ASI adalah daun katuk (Sauropus androgynus (L.)Merr). Cara pemakaian dauan katuk dalam bentuk sayuran atau lalap tidak praktis, apalagi untuk masyarakat perkotaan yang sulit untuk mendapatkan bahan segar setiap saat. Dalam bentuk ekstrak jumlahnya menjadi lebih sedikit, lebih halus, tidak berbau dan ternyata kadar proteinnya 62% lebih besar. Pengekstrak terbaik adalah etanol 70% dengan cara maserasi, bentuk sediaan yang sesuai adalah tablet salut dengan komposisi ekstrak 45%, bahan penegring 6%, pengikat 3%, dan pelincir 1%. Salah satu sediaan dari ekstrak daun katuk yang telah dibuat adalah Fitolac yang diproduksi oleh Kimia Farma, Bandung, tetapi belum dilakukan penelitian hasil gunanya pada manusia. Setiap 100 gram daun katuk mengandung 59 kalori, 70 gram air, 4,8 gram protein, 2 gram lemak, 11 gram karbohidrat, 311 ug vitamin D, 0,10 mg vitamin B6 dan 200 mg vitamin C. penapisan fitokimia daun katuk mengandung sterol, alkaloid, flavonoid, dan tannin. Analisis dengan kromatografi gas dan spektrometri massa, ekstrak daun katuk mengandung monomethyl succinate, cyclopentonal acetat, asam benzoate, asam fenil 36 |
malonate, 2-pyrolidinon, dan metyl pyroglutamate. Rancangan penelitian dan sampel.Rancangan penelitian Randomized Control Trial (RCT).Sampel adalah ibu-ibu yang melahirkan dan menyusui bayinya di Rumah Sakit Bersalin (RSB) di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.Sampel dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pertama diberi ekstrak daun katuk, vitamin dan mineral sedangkan kelompok kedua diberi placebo, vitamin dan mineral.Penempatan sampel ke dalam kelompok pertama dan kedua bersifat prospektif. Karakteristik subyek, pengukuran variabel awal serta pemberian intervensi. Pada saat bayi berumur 2 atau 3 hari, yaitu sebelum sampel meninggalkan rumah sakit dilakukan pendataan karakteristik subyek, pengukuran variabel awal, dan pemberian intervensi, yang dilakukan oleh tenaga medis/paramedis meliputi umur ibu, tempat tinggal ibu, kadar Hb ibu, berat badan bayi, dan kecukupan ASI pada kelahiran terdahulu.Setelah pendataaan variabel awal, kelompok pertama diberi ekstrak daun katuk, vitamin dan mineral sedangkan kelompok kedua diberi placebo, vitamin, dan mineral. Ekstrak daun katuk diberikan dalam bentuk tablet 300 mg, 3x1 tablet/hari, diminum setelah makan sedang vitamin dan mineral diminum 1x1 tablet/hari. Intervensi selama 15 hari.Pada hari ke-5, hari ke10 dan hari setelah selesai intervensi diadakan kunjungan ke rumah subyek,
ditanyakan ada keluhan yang timbul produksi ASI meningkat. Ekstrak daun selama minum obat.Kunjungan ke katuk dapat dikatakan tidak menurunkan rumah subyek juga untuk mengetahui kualitas ASI karena tidak ada perbedaan kepatuhan subyek dalam minum obat. kadar protein dan kadar lemak ASI Intervensi dihentikan apabila terjadi setelah intervensi anatara kelompok efek samping obat yang serius terhadap ekstrak daun katuk dengan kelompok ibu atau bayinya dan disarankan untuk placebo (p>0,005). berobat ke rumah sakit tempat ia b. Upaya meningkatkan produksi ASI melahirkan. Subyek dinyatakan droup dengan Fenugreek, (Turkylmaz et,all, out apabila tidak mematuhi aturan 2011). pengobatan, yaitu bila tidak minum obat Galactagogues adalah zat atau obat yang selama 3 hari berturut-turut, selama 5 diyakini merangsang inisiasi, hari tidak berturut-turut, subyek atau pemeliharaan, dari produksi ASI. bayinya menderita sakit dan Fenugreek (Trigonella memerlukan intervensi lain, Foenumgraecum), keluarga kacang mengundurkan diri dari keikutsertaan polong, herbal yang paling umum penelitian atau pindah alamat yang tidak dimanfaatkan di dunia galactagogue. diketahui.Pengolahan dan analisis Meskipun mekanisme tindakan yang data.Data continous distribusi normal tepat masih belum diketahui, ramuan ini dianalisa dengan t-test, distribusi tidak dapat meningkatkan aliran susu oleh normal dengan non-parametrik. Data fitoestrogen dan isinya diosgenin. kategorik dianalisa dengan ChiDalam hal produksi ASI, fenugreek Square.Analisis regresi ganda untuk disarankan karena dapat merangsang mengetahui variabel yang berpengaruh produksi keringat, yang akan terhadap produksi ASI. Hasil Pemberian meningkatkan sekresi air susu karena ekstrak daun katuk pada kelompok ibu payudara merupakan jenis kelenjar melahirkan dan menyusui dapat keringat. Sedikit data yang ditemukan meningkatkan produksi ASI sebanyak dalam literatur tentang efektivitasnya 66,7 ml atau 50,7% lebih banyak Fenugreek sebagai dibandingkan dengan kelompok ibu galactogogue.Penelitian ini adalah melahirkan dan menyusui yang tidak literatur yang pertama tentang diberi ekstrak daun katuk. Produksi ASI mengevaluasi efek galactogogue dariteh yang lebih banyak pada kelompok fenugreek. Fenugreek terdaftar sebagai ekstrak daun katuk disebabkan oleh GRAS (umumnya dianggapsebagai kandungan alkaloidnya.Tetapi menurut aman) oleh AS Food and Drug Prajonggo yang berperan meningkatkan Administration dalam bentuk tablet / produksi ASI adalah kandungan kapsul fenugreek dianjurkan untuk sterolnya. Sedangkan menurut meningkatkan ASI di banyak negara. Suprayogi kandungan nutrisi daun katuk Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat meningkatkan metabolisme mengevaluasi konsumsi teh herbal glukosa sintesa laktosa, sehingga mengandung fenugreek yang diberikan | 37
untuk ibu memiliki efek pada produksi ASI dan berat bdan bayi pada periode postnatal awal. Desain penelitian: 66 pasangan ibu-bayi secara acak dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 (n¼22), terdiri dari ibu-ibu yang menerima herbal teh mengandung fenugreek setiap hari. Kelompok 2 (n¼22) dan kelompok 3 (n¼22) ditugaskan sebagai plasebo dan kontrol. Ukuran hasil: Berat badan lahir, kehilangan berat badan lahir, saat kembali dari berat badan lahir, jumlah ASI yang dinilai pada hari ketiga setelah melahirkan. Hasil: penurunan berat badan maksimum secara signifikan lebih rendah pada bayi pada kelompok 1 dibandingkan dengan baik plasebo dan kelompok kontrol (p <0,05). Bayi dalam kelompok 1 kembali berat lahir mereka lebih awal dari yang di kontrol dan plasebo kelompok (p <0,05). Rerata volume ASI yang diukur dari ibu menerima teh galactagogue secara signifikan lebih tinggi daripada plasebo dan kelompok kontrol (p <0,05). Kesimpulan: Ibu yang mendapatkan suplementasi teh herbal galactagogue berguna untuk meningkatkan produksi ASI dan membantu berat lahir bayi mendapatkan kembali di hari postnatal awal. c. Efektivitas topikal Curcumin untuk Pengobatan Mastitis pada Ibu Menyusui (Afshariani R, Farhadi P, Ghaffarpasand F, dan Roozbeh J, 2014). Mastitis dikenal sebagai kondisi peradangan yang melibatkan payudara terjadi pada wanita dari segala usia. Namun, hal itu memengaruhi sebagian besar wanita menyusui dan dikenal 38 |
sebagai mastitis laktasi atau mastitis. Pada periode nifas diperkirakan bahwa sampai 33% dari wanita yang menyusui akan berkembang menjadi mastitis. Etiologi yang mendasari, susu stasis memainkan peran utama sebagai penyebab mastitis. Dalam beberapa kasus, kondisi ini berhubungan dengan infeksi, sementara dalam kasus lain peradangan adalah satu-satunya yang mendasari patologi. tindakan mengisap yang efektif oleh bayi disertai dengan faktor seperti nutrisi yang terbatas dapat menyebabkan mastitis. Menurut patofisiologi, pengurangan volume ASI pada payudara yang terkena adalah titik kunci dari treatment.Antibiotik sistemikseperti sefalosporin, penisilin dan dicloxacilline yangbiasanya diresepkan untuk mencegah infeksi yang terjadi.Tujuan penelitian ini untuk menentukan kemanjuran Curcumin topikal dalam mengurangiperadangan payudara pada wanita yang menderita mastitis pada masa laktasi.Metode: Sebuah double-blind, placebocontrolled acak pada 63 wanita menyusui dengan mastitis pada masa laktasi menerima Curcumin krim topikal dan dapat melakukan pompa ASI-nya setiap 8 jam selama 3 hari (n = 32) atau pelembab topikal sebagai plasebo(N = 31). Sebelum memasuki penelitian,menggunakan indeks untuk keparahan radang payudara, semuapasien yang mengalami radang payudara tingkat sedang sedang. Hasil pengobatan dievaluasi menggunakan Indeks yang samapada 24, 48 dan 72 jam dari mulai pengobatan.Hasil: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
dua studikelompok mengenai primipara. Metode: uji klinis ini karakteristik dasar seperti usia (p = melibatkan 111 wanita primipara di 0,361)dan durasi menyusui (p = 0,551). Rumah Sakit Lolagar, secara acak Setelah 72 jam terapi,pasien dalam dikelompokkan menjadi tiga kelompok kelompok Curcumin memiliki tingkat kontrol (n=1) dan kelompok radang payudara lebih rendah dari yang eksperimental (n=2). Para wanita di tingkat sedang (P = 0,019) dan ringan (p kelompok eksperimen digunakan Salep = 0,002) mastitis. Setelah 72 jam Aloe vera dan Calendula setiap 8 jam pengobatan,pasien dalam kelompok dan kelompok kontrol menggunakan Curcumin memiliki skor signifikan lebih perawatan episiotomi rutin yang rendah dilihat dari ketegangan payudara dilakukan di rumah sakit tersebut selama (p <0,001), eritema(P <0,001) dan nyeri 5 hari. Data dikumpulkan dengan (p <0,001).Kesimpulan: hasil penelitian kuesioner demografi dan kemerahan, ini menunjukkan bahwa edema, ekimosis, debit dan skala topikalCurcumin berhasil menurunkan pendekatan (REEDA) yang menyelidiki tanda-tanda mastitis pada masa laktasi penyembuhan episiotomi sebelum dan seperti nyeri, ketegangan payudara dan setelah lima hari intervensi dalam dua eritemadalam waktu 72 jam tanpa efek kelompok. Analisis data menggunakan samping. Demikian, pemberian topikal ANOVA, uji Tukey, Kruskal-wallis, Curcuminaman diberikan untuk ibu Chi-square. Hasil: Tiga kelompok tidak yang menderita mastitis pada masa memiliki perbedaan yang signifikan laktasi setelah diketahui bahwa secara statistik mengenai variabel etiologi/penyebabnya tidak menular. intervensi demografi dan lainnya. d. Dampak Aloe vera dan calendula pada Membandingkan rata-rata REEDA Penyembuhan perineal setelah dalam lima hari setelah melahirkan Episiotomi di primipara Perempuan menunjukkan perbedaan yang signifikan (Eghdampour F, Jahdi F, Kheyrkhah M, antara kelompok kontrol dan Taghizadeh M, Naghizadeh S, Hagani eksperimen. Kesimpulan: Menurut hasil, H, 2013). menggunakan salep Aloe vera dan Episiotomi digunakan untuk Calendula sangat meningkatkan memperbesar perineum. Aloe vera dan kecepatan penyembuhan luka episiotomi Calendula telah digunakan untuk sehingga dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang berbeda dari mempercepat penyembuhan episiotomi. zaman kuno, penelitian yang terbatas e. Penyembuhan dan keuntungan dari telah dilakukan mengenai penyembuhan minyak esensial lavender untuk dengan menggunakan tanaman ini. Efek pemulihan luka bekas episiotomi dari salep untuk penyembuhan (Vakilian K, Atarha M, Bekhradi R, episiotomi belum diteliti, penelitian ini Chaman R, 2011). dilakukan untuk menentukan dampak Episiotomi adalah sayatan perineum dari Aloe vera dan Calendula pada yang paling umum di obstetri dan penyembuhan episiotomi pada wanita kebidanan. Saat ini alternatif danmetode | 39
pelengkap seperti aromaterapi menggunakan minyak esensial ditetapkan sebagai terapi alternatif. Penelitian ini dilakukan untuk menilai efek minyak lavender dalam penyembuhan luka. Metode trial terkontrol secara acak dilakukan pada 120 wanita primipara dengan kehamilan tunggal, tanpapenyakit akut dan kronis dan alergi yang telah menjalani persalinan pervaginam spontan normal danepisiotomi. Mereka secara acak dialokasikan dalam kasus dan kelompok kontrol. Kelompok kasus menerima minyak lavenderdan kontrol menerima Povidone-iodine. Situs sayatan dinilai pada 10 hari postpartum. 25 dari 60 wanita dalam kelompok lavender dan 17 ibu di kelompok kontrol tidak nyeri (p ¼ 0,06). Tidak adaperbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam komplikasi situs operasi. Namun, kemerahan di kelompok lavendersecara signifikan kurang dari kelompok kontrol (p <0,001). Studi ini menunjukkan penerapan minyak esensial lavenderbukan Povidone-iodine untuk perawatan lukaepisiotomi. KESIMPULAN Simpulan dari 5 jurnal yang ditemukan, pemanfaatan herbal untuk asuhan pada ibu nifas diantaranya adalah : a. Pemberian ekstrak daun katuk pada kelompok ibu melahirkan dan menyusui bayinya dengan dosis 3 x 300 mg/hari selama 15 hari terus menerus mulai hari ke-2 atau hari ke-3 setelah melahirkan dapat meningkatkan produksi ASI 50,7% lebih banyak dibandingkan dengan 40 |
b.
c.
d.
e.
kelompok ibu melahirkan dan menyusui bayinya yang tidak diberi ekstrak daun katuk. Pemberian ekstrak daun katuk tidak menurunkan kualitas ASI, karena pemberian ekstrak daun katuk tidak menurunkan kadar protein dan kadar lemak ASI. Pemberian suplementasi teh herbal galactagogue pada ibu berguna untuk meningkatkan produksi ASI dan membantu berat lahir bayi mendapatkan kembali di hari postnatal awal. TopikalCurcumin berhasil menurunkan tanda-tanda mastitis pada masa laktasi seperti nyeri, ketegangan payudara dan eritemadalam waktu 72 jam tanpa efek samping. Demikian, pemberian topikal Curcumin aman diberikan untuk ibu yang menderita mastitis pada masa laktasi setelah diketahui bahwa etiologi/penyebabnya tidak menular. Salep Aloe vera dan Calendula sangat meningkatkan kecepatan penyembuhan luka episiotomi sehingga dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan episiotomi Penggunaan aromaterapi Lavender dapat digunakan sebagai terapi yang cocok untuk perawatan luka episiotomi postpartum. Penelitian tersebut tidak mendapatkan efek samping kecuali pada dua pasien yang memiliki sedikit iritasi.
REFERENSI Afshariani R, Farhadi P, Ghaffarpasand F, dan Roozbeh J. Effectiveness of Topical Curcumin for Treatment of
Mastitis in Breastfeeding Women: A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Clinical Trial. Oman Medical Journal (2014) Vol. 29, No. 5:330-334 DOI 10.5001/omj.2014.892014. Eghdampour F, Jahdi F, Kheyrkhah M, Taghizadeh M, Naghizadeh S, Hagani H. The Impact of Aloe vera and Calendula on Perineal Healing after Episiotomy in Primiparous Women: A Randomized Clinical Trial. 2013. Journal of Caring Sciences, 2013, 2(4), 279-286 doi:10.5681/jcs.2013.033 http:// journals.tbzmed.ac.ir/ JCS. Nirwana, A. B., 2011, Psikologi Ibu, Bayi dan Anak, Nuha Medika, Bantul. Sa'roni., Tonny S., Sja'bani M., Zulaela. Effectiveness of The Sauropus Androgynus (L.) Merr Leaf Extract in Increasing Mother's Breast Milk
Production. Media Litbang Kesehatan 2004;XIV(Nomor 3):204. Turkylmaz et all The Effect of Galactogogue Herbal Tea on Breast Milk Production and Short-Term Catch-Up of Birth Weight in the First Week of Life. 2011 : Vol 17 No 2. Vakilian K, Atarha M, Bekhradi R, Chaman R, Healing advantages of lavender essential oil during episiotomy recovery: A clinical trial. 2011. Complementary Therapies in Clinical Practice 17 (2011) 50e53. journal homepage: www.elsevier.com/locate/ctcp. 1744-3881/$ e see front matter _ 2010 Elsevier Ltd. All rights reserved.doi:10.1016/j.ctcp.2010.05 .006
| 41