PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
PELAYANAN PESERTA BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOEDARSO PONTIANAK Oleh: SOPIAH NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Kualitas pelayanan Pasien penderita kangker (kemoterapi) peserta BPJS di Rumah Sakit Dr. Soedarso Kota Pontianak. Adapun permasalah dalam penelitian ini adalah pasien peserta BPJS merasa kurang puas tentang ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan bagi pasien yang akan menjalankan pengobatan kemoterapi, dan keterbatasa sarana prasarana kesehatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Sudarso belum terlaksana dengan baik. Hal ini karena masih ditemukan permasalahan-permasalahan yang terjadi.Pelayanan yang diberikan oleh pihak RSUD Dr. Sudarso dinilai masih belum memuaskan peserta BPJS yang ingin kelaksanakan kemoterapi. Dalam hal ini indikator Reliability (kehandalan) merupakan indikator yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelayanan kesehatan peserta BPJS yang ingin melaksanakan kemoterapi, RSUD dr. Soedarso dan pihak BPJS masih belum mampu memberikan pelaksanaan pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat pagi pasien yang ingin melaksanakan kemoterapi, yang menjadi penghambat di dalam pelayanan peserta BPJS adalah belum adanya sosialisasi mengenai prosedur pelaksanaan kemoterapi bagi pasien BPJS untuk pertama kali harus dilaksanakan di Rumah Sakit Pusat Jakarta.Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar pihak RSUD memberikan pelayanan prima dan maksimal untuk pasien, denganmeningkatkan sarana atau penambahan fasilitas oprasional dalam menunjang pelayanan kesehatan, obat-obatan yang lengkap, agar pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan merasa aman, nyaman dan Peningkatan sumber daya staf dan fasilitas kesehatan, dan juga mengenai menginformasikan prosedur Kometerapi bagi peserta BPJS harus secara jelas di sosialisasikan sehingga masyarakat mengerti dan paham mengenai prosedur kemoterapi bagi peserta BPJS. Kata-kata kunci : Pelayanan. Kesehatan. Peserta BPJS.
Abstract This study aims to determine the quality of service of Cancer Patients (chemotherapy) BPJS participant in the Hospital Dr. Soedarso Pontianak. The method used in this research is descriptive qualitative analysis. The results showed that the participants BPJS Health Services at the Regional General Hospital (Hospital) Dr. Sudarso has not done well. This is because they discovered the problems that occurred. The services provided by the Hospital Dr. Sudarso rated still not satisfactory BPJS participants who want kelaksanakan chemotherapy. In this case the indicator Reliability (reliability) is an indicator of the most influential on health care satisfaction BPJS participants who wish to carry chemotherapy, dr. Soedarso and the BPJS still not able to provide the implementation of health services quickly and accurately for the clients who want to carry out chemotherapy, which become an obstacle in the ministry of participants BPJS is the lack of socialization regarding the execution procedures of chemotherapy for patients BPJS for the first time to be held at the Central Hospital Jakarta. Based on the results of this study suggested that the hospitals provide excellent service and maximum for patients, by increasing the means or the addition of facilities Operations in support of health services, medicines complete, so that the patients who come to get health care feel safe, comfortable and Improved resource staff and health facilities, and also about informing chometerapy procedures for participants BPJS should clearly be socialized so that people know and understand about the procedure for participants BPJS chemotherapy. Keywords: Services. Health.Participants BPJS.
1 SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Dalam pembangunan kesehatan
A. PENDAHULUAN
maka dalam pelayanan medis adanya Pembangunan merupakan
kesehatan
bagian
integral
dari
perubahan
dalam
dilakukan
oleh
pelayanan
yang
pemerintah
melalui
pembangunan nasional, yang bertujuan
kebijakan – kebijakan yang dilakukan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan
dengan program yang digulirkan melalui
kemampuan hidup sehat bagi setiap warga
infranstruktur dalam pemerintahan, yaitu
negara
dari tingkat pusat sampai ke daerah ( dari
Indonesia.Salah
satu
upaya
pemerintah dalam pembangunan kesehatan
Rumah
adalah Pelayanan medis, khususnya medis
Puskesmas dan posyandu). Ini dilakukan/
spesialistik merupakan salah satu ciri dari
dilaksanakan agar dalam pembangunan
Rumah Sakit yang membedakan antara
kesehatan merata keseluruh pelosok tanah
Rumah Sakit dengan fasilitas pelayanan
air,
lainnya.
pelayanan
deskriminasi antara pusat dan daerah,
medis pada pelayanan di Rumah Sakit
antara masyarakat kaya ataupun miskin,
cukup besar dan menentukan jika ditinjau
maka
dari berbagai aspek, antara lain aspek jenis
digulirkan
pelayanan, aspek keuangan, pemasaran,
pembangunan kesehatan dapat efisien dan
etika dan hukum maupun administrasi dan
efektif mungkin.
Sebab
Kontribusi
manajemen Rumah Sakit itu sendiri.
sakit
tidak
Pusat
ada
perbedaan
program-program agar
Dengan
Pengaturan dalam pelayanan medis
sampai
permasalahan
dalam
dengan
ataupun
tersebut
melaksanakan
adaya
inovasi
kesehatan
di
serta Negara
bukan rahasia lagi khususnya medis
Indonesia, Presiden membuat kebijakan
spesialistik,
masih
kesehatan dengan program BPJS dalam
menghadapi berbagai kendala; diantaranya
rangka mengakomodir masyarakat dari
tenaga spesialis masih kurang dan belum
kalangan
merata di berbagai daerah di Indonesia,
dengan bantuan pemerintah secara efefktif
ketidak seimbangan tenaga medis dan
dan
sarana prasarana, alat kesehatan Rumah
masyarakat yang tidak mampu selalu
Sakit
mempunyai
sampai
Pemerintah
saat
dan
ini
Rumah
Sakit
apapun yang dapat berobat
efisien,
berhubung
selama
permasalahaan
ini
dalam
Swasta, berbagai peraturan yang belum
pembiayaan berobat, dan mejadi kendala
dilaksanakan dengan baik, perilaku dokter
dalam melaksanakan pengobatan. Untuk
sebagai tenaga medis dan lain-lain yang
itu pemerintah membuat program (JKN),
pada akhirnya akan sangat mempengaruhi
sedangkan Badan Penyelenggara Jaminan
kualitas pelayanan medis di Rumah Sakit. 2 SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sosial
(BPJS).
yang
merupakanosial
Nasional (DJSN)
Soedarso
Pontianak,
pasien
mengungkapkan dalam pemberian obat,
Mutu pelayanan kesehatan adalah
pasien
sudah
merasa
puas
karena
derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat
pemberian obat yang diberikan lebih dari
atau
kebutuhan
perorangan,
terhadap
asuhan
atau
lebih
dari
waktu
kesehatan yang sesuai dengan standar
pemberian obat seperti waktu sebelum
profesi yang baik, dengan pemanfaatan
pasien memakai BPJS.
sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam
keterbatasan
pemerintah
dan
diselenggarakan
kemampuan
masyarakat, secara
serta
aman
dan
Namun juga dikeluhkan adanya ketentuan beberapa pelayanan kesehatan yang tidak di jamin oleh BPJS.Serta masih ditemukan
keluhan
dimana
pengguna
memuaskan pelanggan yang sesuai dengan
BPJS mengeluhkan terlalu lama waktu
norma dan etika yang baik (Azrul, 1999).
yang
diperlukan
untuk
mengurus
Pelayanan kesehatan, baik di
persyaratan BPJS saat mereka hendak
puskesmas, rumah sakit, atau institusi
berobat, dimana pada waktu dulu mereka
pelayanan kesehatan lainnya, merupakan
bisa langsung menuju poliklinik yang
suatu sistem yang terdiri dari berbagai
mereka tuju.tetapi dengan adanya BPJS
komponen yang saling terkait, saling
mereka merasa lebih lama untuk menuju
tergantung, dan saling mempengaruhi
poli atau tempat berobat yang mereka tuju.
antara satu dengan lainnya.Maka mutu
Sementara untuk pasien kanker peserta
pelayanan kesehatan di puskesmas dan
BPJS jika akan kemoterapi untuk pertama
rumah sakit adalah produk akhir dari
kali tidak dapat dilakukan di rumah sakit
interaksi dan ketergantungan yang rumit
provinsi (rumah sakit Dr. soedarso) akan
antara berbagai komponen atau aspek
tetapi harus dilakukan di rumah sakit pusat
pelayanan (Bustami, 2011:16).
yaitu di Jakarta. Halini menjadi kendala
Berdasarkan observasi pengguna
bagi masyarakat miskin karena
biaya
BPJS,di rumah sakit Dr. Soedarso pasien
untuk pergi ke Jakarta harus ditanggung
berpendapat bahwa pelayanannya kurang
sendiri atau pasien,
memuaskan
tentang
juha antri sampai
persyaratan
yang
ketentuan ditetapkan
dan
Pasien terkadang 2 - 4 bulan untuk
untuk
melaksanakan kemoterapi, jumlah pasien
menggunakan jasa BPJS, dikarenakan
yang ada di rumah sakit Soedarso peserta
pembatasan
yang
BPJS yang akan kemoterapi sekitar 200
diberikan seperti penarikan biaya saat
pasien. Untuk tahun 2016 peserta BPJS
memasuki
yang merupakan pasien yang menghidap
sarana
IGD
prasarana
dirumah
Sakit
Dr.
3 SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
penyakit Kanker sekitar 26 orang yang
teknologi dan padat waktu. Pelayanan
belum melaksanakan kemoterapi untuk
adalah kunci keberhasilan dalam berbagai
pertama kalinya.
usaha atau kegiatan yang bersifat jasa.
Yang
menjadiPermasalahan
Perannya akan lebih besar dan bersifat
adalah sebagian besar pasien adalah dari
menentukan manakala didalam kegiatan-
kalangan ekonomi yang lemah, sehingga
kegiatan jasa di masyarakat itu terdapat
tidak memiliki cukup biaya untuk ke
kompetisi dalam usaha merebut pesaing
Jakarta guna melaksanakan kemoterapi
atau pelanggan.
ke rumah sakit pusat di Jakarta. Sehingga ada
kesan
diperlakukan
Masyarakat tidak
adil,
miskin
yang
harus
Semakin tinggi mutu pelayanan yang dilaksanakan, semakin banyak pula pelanggan
terpuas.Produk
merupakan
menunggu biaya untuk berangkat ke
segala sesuatu yang dapat ditawarkan
Jakarta, artinya masyarakat yang mampu
produsen untuk diperhatikan, diminta,
diprioritaskan
untuk
dicari,
lebih
pelayanan dapat didefinisikan sebagai
berangkat
oleh
petugas
kemoterapi
jakarta
didahulukan.
dibeli,
digunakan.Kualitas
seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas pelayanan dapat
B. TINJAUAN PUSTAKA
diketahui
dengan
cara
membandingkan persepsi para pelanggan Dewasa ini banyak rumah sakit
atas layanan yang benar-benar mereka
yang dibangun oleh pihak pemerintah
terima.
maupun pihak swasta yang bertujuan
merupakan penghubung terakhir dalam
untuk memberikan pelayanan kesehatan
rantai aktivitas bagi sistem total quality
kepada masyarakat.Sebagai lembaga yang
management. Kualitas pelayanan juga
cukup penting, rumah sakit mempunyai
merupakan sebuah unsur penting dari total
peranan yang besar dalam pembangunan
quality untuk mempengaruhi keputusan.
kesehatan negara kita. Selain sebagai lembaga
yang
langsung
masalah
dibidang
menangani
kesehatan,
serta
Maka
kualitas
pelayanan
Menurut Kep.MENPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003
pengertian
pelayanan publik adalah segala kegiatan
kosentrasi berbagai tenaga ahli kesehatan
pelayanan
yang
diselenggarakan
oleh
dan ilmu lainnya atau terdapatnya lembaga
penyelenggara pelayanan publik sebagai
padat karya spesialisasi oleh Rumah Sakit
upaya memenuhi kebutuhan penerima
sebagai lembaga yang padat modal, padat
pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan 4
SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
peraturan
perundang-undangan.
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir
Selanjutnya menurut Parasuraman dkk (dalam Tjiptono, 2004:70) dimensi pokok untuk mengukur pelayanan tersebut ada lima, meliputi: 1. Tangibles,
meliputi
fasilitas
fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi 2. Reliability,
yakni
kemampuan
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan 3. Responsiveness, yakni keinginan para
Permasalahan 1. Pasien kurang puas tentang ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan jasa BPJS, saranaprasarana yang terbatas 2. Lama waktu yang diperlukan untuk mengurus persyaratan BPJS saat mereka hendak berobat Masih banyak Pasien kanker peserta BPJS yang tidak dapat melaksanakan kemoterapikarena keterbatasan Dimensi pokok untuk mengukur pelayanan tersebut ada lima, menurut Parasuraman dkk (dalam Tjiptono, 2004:70) a. Kepercayaan atau kehandalan (Reliability): b. Daya tanggap (Responsiveness): kemampuan untuk membantu . c. Keyakinan (Assurance): pengetahuan dan kesopanan staf administrasi, kemampuan d. Empati (Empathy):. e. Berwujud (Tangibles)
staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
Kualitas Pelayanan BPJS Rumah Sakit Soedarso Pontianak
tanggap 4. Assurance, mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf seperti, bebas dari bahaya, resiko, dan
C. METODE PENELITIAN
keragu-raguan 5. Emphaty, yakni meliputi kemudahan dalam
melakukan
komunikasi
yang
hubungan, baik,perhatian
pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan
Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana menurut Kountur (2005:105) bahwa:
“penelitian
deskriptif
adalah
penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti”. Metode deskriptif dipilih karena peneliti ingin memperoleh gambaran dan deskripsi fenomena yang terjadi Untuk
mendapatkan
informasi
yang lebih jelas penulis menggunakan 5 SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
teknik wawancara dan observasi guna
berdasarkan apa yang telah difahami
mendukung data lapangan yang telah
tersebut.
didapatkan.Subjek penelitian ini dalam
3. Penyimpulan
penelitian
yang diperolah yang telah diringkas dan
ini
adalah
mereka
yang
(verifikasi),
data-data
mempunyai pengetahuan luas mengenai
dipresentasikan
kemudian
diambil
berbagai sektor dalam masyarakat.Subjek
beberapa kesimpulan yang paling relevan
penelitian.dalam penelitian ini terdiri dari
dengan masalah yang diteliti.
Kepala rumah sakit, bagian pendaftaran 1 orang, dan pegawai di bagian penyakit kanker 2 orang dengan menggunakan metode
purpusive
yaitu
pengambilan
berdasarakan atas tujuan penelitian Analisis
data
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kepercayaan atau Kehandalan
dilakukan
dengan
(Reaibility)
mengorganisasikan data, menjabarkanya
Kehandalan para petugas Rumah
kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
Sakit Dr. Soedarso dalam melayani kepada
menyusun kedalam pola, memilih mana
para Pasien BPJS akan dinilai tingkat
yang penting dan yang akan dipelajari dan
sejauhmana
membuat
dapat
disediakan secara benar dan tepat waktu
diceritakan kepada orang lain. Miles and
artinya. Bahwa pelayanan terebut dalam
Huberman
91)
menyediakan pelayanan secara tepat dan
mengemukakan bahwa “Aktivitas dalam
terpercaya sesuai dengan aturan maupun
analisis data kualitatif dilakukan secara
pada saat yang dijanjikan terhadap para
interaktif dan berlangsung
pasien, dan hal ini
secara terus menerus sampai tuntas,
jawabkan dan tidak menyimpang dari
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
aturan ataupun prosedur / sistim yang ada,
dalam analisis data diantaranya:
serta sesuai
1. Meringkas (reduksi), tujuannya agar
akhirnya dapat memuaskan para pasien
data yang dianalisis merupakan data-data
yang dilayani.
yang
kesimpulan
(Sugiyono,
benar-benar
yang
2007:
berkaitan
dengan
masalah penelitian. 2. Memaparkan mendisplaykan
Dalam
pelayanan
yang
dapat
bisa dipertanggung
dalam kebijakan, yang
hal
ini
yang
menjadi
pertangungan jawab yaitu pelaksana dari (display), data,
Dengan
maka
akan
pelayanan sesuai dengan bidang tugas pelaksana pelayanan, dalam
melakukan
memudahkan untuk memahami apa yang
kewajiban yang menjadi beban yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
diberikan selaku pelaksana pelayanan 6
SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
terhadap pasien BPJS. Sehingga pelayanan
menyeluruh,
harus
untuk
berksinambungan. Pelayaan publik dalam
mengupayakan agar sebuah kebijakan
bidang kesehatan akan dapat terlaksana
menjadi terwujud harapan masyarakat,
dengan baik dan memuaskan apabila
sehingga pelayan selaku pelaksana tidak
didukung oleh aparat yang profesional dan
akan melakukan segala sesuatu yang akan
didukung
merugikan
negara
masyarakat,
memadai, organisasi dengan mekanisme
terutama
yang
langsung
sistem yang dinamis, kemampuan dan
mempunyai
berhubungan
moral
dan secara
dengan
pelayanan
yang
terpadu
oleh
adanya
dan
aturan
yang
keterampilan yang sesuai dengan tugas
diberikan terhadap pasien BPJS. Ini semua
atau
dalam rangka menjaga kinerja yang baik
jawabkan
dalam
sesuai dengan jenis dan bentuk pelayanan.
melayani
pasien
BPJS
akan
terwujud serta dapat dipertahankan serta adanya kesatuan antara
pasien BPJS(
pekerjaan dan
yang
dipertanggung-
tersedianya
pelayanan
Perwujudan hal tersebut tentunya membutuhkan kehandalan para petugas
dilayani ) dan pelayan BPJS (Petugas yang
pelayan
melayani Pasien BPJS)
kesehatan.Kualitas pelayanan pasien BPJS
Secara normatif Undang-Undang
idealnya
selaku
juga
pemberi
didukung
layanan
dengan
Nomor 23 tahun 1999 tentang Kesehatan
kehandalan petugas pelayanan. Terkait
menegaskan tentang pentingnya kesehatan
dengan kehandalan petugas aparat dalam
bagi
pelayanan
masyarakat.Kesehatan
merupakan
publik
juga
harus
salah satu unsur kesejahteraan umum yang
mencerminkan kepercayaan para pasien
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
dan para pasien dapat menilai tingkat
bangsa Indonesia.Ditegaskan pula bahwa
pelayanan yang diberikan atau yang
pembangunan kesehatan diarahkan untuk
disediakan secara benar dan tepat waktu
mempertinggi
yang
sesuai dengan kebijakan/ peraturan yang
besar bagi pengembangan sumber daya
ada. Bahkan kemungkinan janji yang
manusia.
dilakukan oeh para pelayan terhadap
derajat
kesehatan
Dalam konteks perwujudan ini
pasien dalam hal ini dapat dikatakan
yaitu derajat kesehatan diselenggarakan
pelayanan
dalam upaya pelayanan kesehatan dengan
profesionalisme para aparat selaku pelayan
pendekatan
dalam memberikan pelayanan terhadap
kesehatan,
pemeliharaan,
peningkatan
pencegahan
penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan penyakit
yang
dilaksanakan
secara
harus
mencerminkan
para pasien BPJS. Maka dalam pelayanan BPJS yang profesional dan handal,
selaku petugas 7
SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pelayanan pasien BPJS
harus dilayani
kemampuan daya tanggap dan sergap
sesuai dengan aturan atau kebijakan yang
dalam
ada dalam organisasi artinya aturan atau
penanganan yang profesional dan handal,
prosedur yang ada. Sehingga para pasien
kinerja daam pelayanan pubik khususnya
peserta BPJS yang akan melaksanakan
pelayanan kesehatan knerja pegawainya
kemoterapi menyikapinya dengan penuh
akan
arif. hal ini mengingat adanya peraturan
organisasinya akan lebih baik dan optimal
baru dari pemerintah bahwa para pasien
melayani
tinggi
sehingga
dan
dengan
akhirnya
Berdasarkan
hasil
pengamatan
peserta BPJS yang menderita penyakit
maupun
kangker,
melaksanakan
petugas pelayanan di Rumah Sakit Dr.
kemoterapi untuk pertama kali nya, harus
Soedarso daam pelayanan BPJS sudah
melakukan kemoterapi di Jakarta lebih
tanggap karena sebagian besar pegawai
dahulu baru selanjutnya dapat dilakukan di
memiliki latar belakang yang sesuai
Rumah Sakit Dr. Soedarso Pontianak
dengan pekerjaanya serta telah dibekali
yang
akan
yang 2. Daya Tanggap (Responsivenece) Dengan
melalui
wawancara
kinerja
mendukung
diketahui
pekerjaan
bahwa
mereka,
artinya petugas sudah tanggap dengan apa
ketanggapan
yang
diinginkan para pasien dalam
petugas yang dimiliki oleh seseorang
pelayanan BPJS. Daya Tanggap petugas
selaku pelayan, yang dimiiki akan dapat
salah
melakukan
pelayanan
satunya
mencakup
sesuai
dengan
petugas
kebutuhan dari pelanggan atau
pasien,
dibutuhkan sesuai dengan jenis pelayanan
kemampuan
daya
yang diberikannya.Daya Tanggap adalah
mak
yang
kemampuan
sehingga
dengan
tanggap
pelayan
tugas
dibebankan organisasi kepada pelayan
petugas
yang
mempunyai
keterampilan
petugas
yang
memberikan
pelayanan kepada konsumen dengan tepat.
dapat berjaan secara efektif dan efisien, artinya
terhadap
penguasaan
Daya
Tanggap
hal
ini
mencerminkan bahwa kemampuan dapat
kemampuan untuk membantu pelanggan
dinilai
dan memberikan jasa dalam melayani, hal
keterampilan
ini sangat penting karena akan ada
memberikanpelayanan
kecocokan antara
posisinya. Kualitas pelayanan BPJS dalam
kebutuhan pelanggan
berdasarkan
sejauhmana
petugas sesuai
melayani
kiranya setiap pelayanan publik, tidak
kemampuan menenangkan terhadap para
terkecuali pelayanan kesehatan,
pasien kanker yang menggunakan BPJS
petugas
pelayanan
harus
mempunyai
jika
tidak
bisa
mencakup
dengan
terhadap pelayanan Untuk itu maka perlu
selaku
juga
dalam
berangkat.
kecakapan/
Sehingga 8
SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
ketanggapan para petugas pelayan tersebut
bahwa kemampuan untuk dapat berempati
harus mampu memberikan ketenangan
sangat diperlukan sekali oleh pasien
terhadap pasien yang akan kemoterapi,
terhadap
karena
melaksanakan
perasaan "pemahaman" dan "penerimaan"
kemoterapi, maka petugas pelayan tersebut
perawat terhadap perasaan yang dialami
memberikan
klien dan kemampuan merasakan "dunia
belum
dapat
perawatan
awal
dan
pelayanan.Empati
pasien".
merupakan
menunbuhkan rasa optimis kepada pasien
pribadi
Empati
merupakan
tentang kesembuhan.
sesuatu yang jujur, sensitif, dan tidak dibuat-buat (objektif) didasarkan atas apa
3. Keyakinan (Assurance)
yang
dialami
orang
lain.
Simpati
Pelayanan bagi rumah sakit akan
merupakan kecenderungan berpikir atau
berbeda dengan pelayanan di Kantor
merasakan apa yang sedang dilakukan atau
kantor lain. Pelayanan terhadap pasien
dirasakan oleh pasien. Karenanya, simpati
maka Frekuensi interaks dengan pasien
lebih bersifat subjektif dengan melihat
tergolong
"dunia
paling
sering
dibandingkan
orang
lain"
untuk
mencegah
dengan tenaga kesehatan yang lainnya,
perspektif yang lebih jelas dari semua sisi
maka keberadaan pelayanan di rumah sakit
yang ada tentang isu-isu yang sedang
sangat penting
dialami seseorang.
atas
dan memegang peranan
kelangsungan
kondisi
Maka seorang petugas pelayanan
pasien. Pelaynan di rumah sakit dengan
harus
empatinya
akan
pasien,
kesamaan pengalaman di antara orang
sehingga
Pelayanan
sakit
yang terlibat komunikasi artinya pelayan
berkeharusan bersikap baik dan santun
akan lebih mudah mengatasi sakit pada
kepada seluruh pasien, baik itu bayi yang
pasien. Karena hal ini sulit dilakukan,
baru lahir sampai orang lanjut usia
kecuali karena adanya keseragaman atau
sekalipun. Sikap ini didasarkan pada
kesamaan pengalaman atau situasi yang
pemikiran, pilihan sikap yang benar dan
relevan, pelayanan terkadang sulit untuk
tepat dalam segala situasi, yaitu tempat
berperilaku empati pada semua situasi.
dan waktu.
Namun demikian, empati bisa dikatakan
membantu rumah
Pelayanan petugas rumah sakit yang
efektif
mencakup
pemberian
cenderung
sebagai
"kunci"
berkomunikasi
dan
tentang
bergantung
sukses ikut
perhatian kepada kebutuhan emosi sang
dukungan
apa
pasien. Sikap kepada pasien disesuaikan
dirasakan klien atau pasien
pada
dalam
memberikan yang
sedang
dengan usia pasien. Hal ini menguatkan 9 SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sebagai
pelayan harus berusaha
dalam
memberikan
harus
memahami
apa
keras untuk mengetahui secara pasti apa
mengetahui,
yang sedang dipikirkan dan dialami klien/
keinginan,
pasien. Pada kondisi seperti ini, empati
pelanggan, sehingga informasi terhadap
dapat di-ekspresikan melalui berbagai cara
pelaggan perlu diperhatikan dan ada
yang dapat dipakai ketika dibutuhkan,
perhatian yang akrab dan adanya rasa
mengatakan sesuatu tentang apa yang
dihargai dan dihormati pelanggan tersebut.
pelayan
pikirkan
tentang
klien,
dan
dan
pelayanan
kemauan,
dan
kebutuhan
Sehinggapelayanan
memperlihatkan kesadaran tentang apa
diinformasikan
yang saat ini sedang dialami pasien.
dengan tepat kepada warga dan aparat bisa
Empati
bekerja
membolehkan
perawat
untuk
sama
oleh
dapat
aparat/
dengan
petugas
mereka
berpartisipasi sejenak terhadap sesuatu
membantu
yang terkait dengan emosi klien. Perawat
Untuk itu aparat dalam memberikan
yang berempati dengan orang lain dapat
pelayanan
menghindarkan penilaian berdasarkan kata
memahami apa keinginan, kemauan, dan
hati
kebutuhani
(impulsive
judgement)
tentang
seseorang dan pada umumnya dengan
harus
apa
kebutuhannya.
mngetahui,
yang
dan
diinginkan
masyarakat.
empati dia akan menjadi lebih sensitif dan ikhlas.
memenuhi
untuk
Perkembangan
zaman
saat
ini
dampak terhadap perubahan kebutuhan masyarakat, menyebabkan meningkatnya tuntutan
4. Empathy (Empati) Janet V. Denhardt dan Robert B.
masyarakat
Masyarakat
semakin
akan kritis,
sehingga
Denhardt (2007: 61) mengungkapkan
organisasi
bahwa salah satu indikator yang secara
penyelenggara pelayanan publik dituntut
kompherhensif harus dikembangkan oleh
untuk tanggap dan bersikap responsif
pemerintah dalam memberikan pelayanan
terhadap perubahan yang terjadi.Oleh
publik yang berkualitas adalah personal
karena itu, organisasi yang dibutuhkan
atention(perhatian
pada saat ini adalah organisasi yang
menilai
kepada
sejauhmana
orang)yaitu
sebagai
dapat
bersifat dinamis yang dapat menyesuaikan
diinformasikan oleh aparat dengan tepat
diri dengan perubahan lingkungan agar
kepada warga dan aparat bisa bekerja
dapat bertahan dan memberikan kepuasan
sama dengan mereka untuk membantu
kepada masyarakat yang dilayanan.Selain
memenuhi
itu, organisasi pelayanan publik tersebut
menunjukkan
pelayanan
pemerintah
pelayanan.
kebutuhannya. bahwa
aparat/
Hal
ini
petugas
juga
harus
menjalin
perhatian
serta 10
SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kedekatan
yang
intensif
kepada
masyarakat selaku pelanggan.
Perhatian
dengan
pelanggan
merupakan salah satu indikator pelayanan
Dalam melakukan pelayanan bagi
pasien yang akan melakukan Kemoterapi
para pasien maka petugas dengan cara
dengan
pendekatan yang adaptif artinya petugas
berkualitas.
memahami apa yang diperlukan oleh
tersebut
masyarakat/
pasien
petugas kepada pasien yang berobat
sering segan terhadap pelayan (birokrasi
“Empati merupakan tingkat kemampuan
pelayanan) untuk itu informasi perlu
untuk
dilakukan dengan cara tatap muka, juga
kebutuhan konsumen
dengan
5.Berwujud (Tangibles)
pasien
mengingat
informasi
menggunakan Perhatian
juga
BPJS dan
yang
kedekatan
mencerminkan
mengetahui
empati
keinginan
dan
yang
berantai
kemasyarakat
sehingga
Kualitas pelayanan bagi pasien di
masyarakat ada mempunyai rasa tanggung
Rumah sakit Dr. Soedarso Pontianak, juga
jawab.
/
berkaitan aspek nyata seperti kelengkapan
masyarakat adalah agar birokrasi selaku
peralatan pelayanan, kehandalan petugas,
aparatur/ petugas
kondisi
disampaikan
Harapan
menyadari
dari
pelanggan
pemerintah harus
bahwa
ia
bekerja
untuk
gedung
kejelasan
dan
identitas
ruangan
petugas
serta
pelayanan
kepentingan masyarakat.Perlu mengenali
kesehatan. Dengan demikian, kenyamanan
pelanggan
ini
lingkungan juga merupakan aspek penting
agar
petugas
dalam memberikan pelayanan kesehatan
pemerintahdapatmengenali
masyarakat
yang berkualitas. Kenyamanan lingkungan
yang dilayaninya secara akrab, sehingga
sebagaimana dideskripsikan dalam prinsip
komunikasi dan pemberian pelayanan
pelayanan yang telah ditetapkan dalam
dapat
Keputusan
secara
dimaksudkan
tersalurkan
akrab
secara
hal
mudah.
Di
Menteri
PAN
samping itu pelayanan di rumah sakit
63/KEP/M.PAN/7/2003
Soedarso juga harus sabar dan terbuka,
sarana dan prasarana pelayanan yang
bahwa semua warga mempunyai hak yang
bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat
sama dalam pelayanan sehingga si pelayan
memberikan
maupun
penerima pelayanan (Hidayat, 2012: 1).
yang
dilayani
sama-sama
dihormati, untuk itu fihak Rumah Sakit
Terkait
rasa
yaitu
Nomor:
nyaman
dengan
dkk.(1990:
aspek
kepada
nyata,
dapat bekerjasama dengan aparat / aparat
Zeithaml
birokrasinya dalam melakukan informas
bahwa
terhadap kegiatan yng akan dilakukan.
pelayanan adalah tangibles yakni kualitas
salah
satu
10)
kondisi
menyatakan
dimensi
kualitas
pelayanan yang berupa peralatan medis, 11 SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
sarana fisik perkantoran, komputerisasi
memang tidak terjadi begitu saja sebagai
administrasi, ruang tunggu dan tempat
satu taken for granted, namun hal ini
informasi.Dimensi
merupakan
dengan
ini
peralatan
juga
berkaitan
dari
adanya
yang
desain birokrasi Indonesia yang memang
yang
tidak
serta
masyarakat/ Public Servant. Pertanggung
kelengkapan peralatan penunjang (pamflet
jawaban publik dan pelayanan publik dari
atau
aparatur
digunakan,
daya
digunakan,
kemoterapi
konsekuensi
tarik
kerapian
flow
fasilitas petugas
chart).Sedangkan
identitas
dipersiapkan
sebagai
pemerintah
pelayanan
pada
dasarnya
petugas pelayanan kesehatan berkaitan
ditentukan oleh faktor internal, seperti
dengan
perilaku
kejelasan
petugas
pelayanan.
kepemimpinan
birokrasi,
Kejelasan petugas pelayanan sebagaimana
rangsangan yang memadai, kejelasan tugas
dideskripsikan dalam prinsip pelayanan
dan prosedur kerja, kejelasan peran dan
yang telah ditetapkan dalam Keputusan
perlengkapan sarana dan prasarana kerja,
Menteri
Nomor:
dan sejenisnya. Faktor eksternal, antara
63/KEP/M.PAN/7/2003 yaitu keberadaan
lain berupa norma sosial dalam sistem
dan kepastian petugas yang memberikan
budaya, seperti persepsi, sikap, nilai
pelayanan
organisasi
dan
kewenangan dan tanggung jawabnya)
terhadap
kinerja
(Hidayat, 2012: 1). Secara umum dapat
(Mulyadi, 2002: 5).
PAN
(nama,
jabatan
serta
sentimen
masyarakat
aparat
binokrasi
disimpulkan bahwa kelengkapan peralatan
Adapun yang dimaksud dengan
pelayanan serta kondisi gedung dan
adanya fasilitas yang lengkap adalah
ruangan serta kejelasan identitas petugas
tersedianya fasilitas atau sarana dan
di rumah sakit sudah memadai.Hal ini
prasaran di RSUD Dr.Soedarso yang mana
tentunya
berguna untuk menunjang segala bentuk
mempengaruhi
kualitas
pelayanan yang diberikan. Aspek
fisik
seperti
progam pelayanan kesehatan masyarakat. kualitas
Kelengkapan
fasilitas,
sarana
dan
gedung, ruangan dan sarana prasarana
prasarana di RSUD akan meningkatkan
merupakan aspek eksternal yang cukup
rasa kepuasan masyarakat serta akan dapat
mempengaruhi
memajukan kesehatan masyarakat, karena
kesehatan
di
kualitas
pelayanan
Indonesia.Partini
dan
secara tidak langsung fasilitas-fasiltas,
Wicaksono (2004: 1) mengungkapkan
sarana dan prasarana yang ada di RSUD
bahwa praktek-praktek pelayanan publik
adalah
di Indonesia hingga saat ini nampak masih
penentu dan faktor penunjang keselamatan
kurang prefesional. Sementra kondisi ini
jiwa
merupakan
manusia
salah
(pasien)
satu
faktor
infrastruktur 12
SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
penunjang yang dimiliki oleh RSUD yaitu
peraturan baru mengenai kometerapi
seperti peralatan-peralatan medis, obat-
bagi pasien BPJS untuk pertama kali
obatan, serta termasuk seperti kursi-kursi
harus dilaksanakan di Jakarta. Karena
tunggu menurut kami sudah lengkap.
kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan masyarakat dan kepuasan masyarakat intensi
E. KESIMPULAN
berpengaruh penggunaan
terhadap pelayanan
kesehatan tersebut. Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan penulis ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan yaitu :
F. SARAN
1. Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr.
Soedarso
1. Proses
pelaksanaan
pelayanan
belum
kesehatan yang cepat, tepat dan
terlaksana dengan baik. Hal ini karena
akurat di RSUD Dr. Soedarso
masih
diharapkan
ditemukan
permasalahan-
lebih
ditingkatkan.
permasalahan yang terjadi. Pelayanan
Peningkatan sumber daya staf dan
yang diberikan oleh pihak RSUD Dr.
fasilitas
Soedarso
mengenai
dinilai
masih
belum
kesehatan,
Dan
juga
menginformasikan
memuaskan peserta BPJS yang ingin
prosedur Kometerapi bagi peserta
melaksanakan kemoterapi.
BPJS
2. Dalam hal ini indikator Reliability (kehandalan)
secara
jelas
di
sosialisasikan sehingga masyarakat
indikator
mengerti dan paham mengenai
yang paling berpengaruh terhadap
prosedur kemoterapi bagi peserta
kepuasan pelayanan kesehatan peserta
BPJS.
BPJS
yang
merupakan
harus
ingin
melaksanakan
2. Kesiapan, ketanggapan, kecakapan,
kemoterapi, RSUD Dr. Soedarso dan
keramahan dan ketulusan pegawai
pihak BPJS masih belum mampu
RSUD Dr. Soedarso diharapkan
memberikan pelaksanaan pelayanan
lebih ditingkatkan.
kesehatan yang cepat dan tepat pagi pasien
yang
ingin
melaksanakan
3. Diharapkan
pihak
RSUD
memberikan pelayanan prima dan
kemoterapi, yang menjadi penghambat
maksimal
untuk
pasien
di dalam pelayanan peserta BPJS
Meningkatkan
adalah tidak adanya sosialisasi tentang
penambahan fasilitas oprasional
sarana
yang atau 13
SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dalam
menunjang
kesehatan,
pelayanan
obat-obatan
yang
lengkap, agar pasien yang datang untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan merasa aman, nyaman dan puas dan petugas harus lebih disiplin dan menegakkan keadilan, artinya jika ada peraturan harus
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta:UI Press. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Nawawi,Hadari.2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
dikuti bukan dilanggar. 4. Dalam membuat program / jadwal kegiatan di masyarakat disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang ada.
Sehingga
akan
tepat
sararannya. 5. Dalam
memberikan
pelayanan
kesehatan kepada peserta BPJS hendaknya para Dokter, perawat, dan
pegawai
Soedarso
di
tidak
RSUD
Dr.
membedakan
pasien BPJS dengan pasien umum,
Mangkunegara, Prabu Anwar. 2005. Perilaku Dan Budaya Organisasi. Bandung: PT Refika Ndraha, 2007.Pelayanan (services) dan pemberdayaan (empowerment) Dalam Pelayanan Kualitas Layanan Publik. Philip Kotler (born May 27, 1931 in Chicago, Illinois) is an American marketing author, consultant, and professor; currently the S. C. Johnson Distinguished. Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
karena mereka juga mempunyai hak yang sama yaitu mendapatkan pelayanan
kesehatan
yang
semaksimal mungkin.
Rohman, Ahmad Ainur,dkk. 2009. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Erlangga Tjiptono, F. 2004. Total Quality Management.Andi Ofset: Yogyakarta.
Perundang-Undangan G. REPERENSI Azwar Asrul, 2005. Menjaga Mutu Pelayanan KESEHATAN, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan Lukman, Sampara, 1999. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA LAN. Press.
Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Kep.MENPAN 63/KEP/M.PAN/7/2003 Pelayanan
Nomor Tentang
14 SOPIAH, NIM. E211111119 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAt"IJ PENDIDlKAN TLNGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
\
PENGELOLA JURNAL MAHASISW A Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124
LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM / Peri ode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan Program Studi E-mail addresl HP
...~.Q.P..!A{·~9········································ .....L..?:.t!.IJ·~·o i·f;··················································· ..... ~ ) ! ""-:..:. )" ""}LIS I
r O\..
. . .
I rvrr:-.
:::::,fp.:~:i:i?::~:~:j~~::::::~:~~:~:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
derni pengembangan ilmu pengetahuan ·dan pemenuhan syarat admin)§tratif kelulusan mahasiswa (S 1), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa .. .I1l.~I!.~ *) pada Program Studi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**j : .
.jl'tlt
····j5p.·p.~·f.:.·X·~./:t!':?·········p.·e.:·$.E:~·l1. ~.~.~ ....r.~~~.~H..G').(?It.f?::!r.w.
.R.ou.mJr.. H s.A¥.rf,
J .&:ffi. Lt?lt:.N··
.D..~.~:r.~~..s. .c.~. /tP::.~..9.
lI
g..0..S.l.k.C
D..(
9.. Q:N.T.l. ~.A.K
. .
.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan! mempublikasikannya di Internet atau media lain):
C!l Secarafulltex Ci2J content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku. untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu merninta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Dibuat di Pada tanggal
: :
D tpJ T
) A-1J A-1c..
'J --I 0 -
JJI!lJI/: ~
d-V t ,
r~~r,;~ , NiM.··£:·~·i·i·i·;·i··,'Y·"············· Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (PublikaIGovernance/Aspirasi/Sociodev/Sosiologique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini hams di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)