Efektivitas Program Pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) Di Rumah Sakit Umum Kota Bitung. Felix y. Pipa Florence Lengkong Arie Rorong
ABSTRACT : Hospital is a health care institution that organizes personal health services in plenary that provides inpatient, outpatient, and emergency department. In connection with the Hospital opened health services through programs that one Regional Health Insurance program (JAMKESDA) which is a program for the poor that health care costs are guaranteed by the Government. This study is intended to answer the "Is service health insurance program area (JAMKESDA) in the city of Bitung is already effective. This study uses a qualitative method. Data source / informant study is the head of the general hospital one person, public hospital employees 10 people, and participants Jamkesda 20 people, so the total number of informants there were 31 people. Primary data collection using the questionnaire technique and help with the interview. Results of the data analysis showed that the implementation of the regional health insurance services program (JAMKESDA) in the city of Bitung is already operating effectively, although not optimal. Based on the results of these studies conclude that it is not optimal effectiveness of the implementation of the Regional Health Insurance services program (JAMKESDA) related to the implementation of satisfaction indicators and indicators of adaptation that has not been effective, both the level of satisfaction of employees / employee hospitals and patients and families of patients who have not been satisfied on the service they received. Referring to some of the findings in this study, then to optimize the achievement of effective implementation of the Regional Health Insurance program (JAMKESDA) in city Bitung forward, needs to be optimized implementation of satisfaction indicators and indicators of adaptation, through increasing its capacity to adjust to the dynamics and demands of internal environment and externally. Key words: : Effectiveness of Care Regional Health Insurance Program (JAMKESDA).
orang banyak itu harus atau perlu adanya
PENDAHULUAN Undang-undang mengamanatkan
Dasar
bahwa
suatu pelayanan.
wajib
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar
melayani setiap warga Negara dan penduduk
manusia untuk dapat hidup layak dan
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam
produktif. Pelayanan kesehatan merupakan
rangka
salah satu hak mendasar masyarakat yang
meningkatkan
masyarakat. Seluruh
Negara
1945
kesejahteraan
kepentingan
publik
penyediaannya wajib diselenggarakan oleh
harus dilaksanakan oleh pemerintah sebagai
pemerintah sebagaimana telah diamanatkan
penyelenggara Negara yaitu dalam berbagai
dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28
sektor pelayanan, terutama yang menyangkut
H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup
pemenuhan hak hak sipil dan kebutuhan
sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal,
dasar masyarakat.Dengan kata lain seluruh
dan mendapatkan lingkungan hidup yang
kepentingan yang menyangkut hajat hidup
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan Pasal 34 ayat 1
(3)“Negara
bertanggung
jawab
atas
baik apabila didukung oleh masyarakat yang
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
sehat secara jasmani dan rohani.
fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan
tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap
untuk masyarakat yang diselenggarakan oleh
orang
pemerintah adalah rumah sakit.
kesehatan.
berhak
mendapatkan
Karena
itu
pelayanan
setiap
individu,
Undang-undang Nomor 44 tahun 2009
keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
tentang Rumah Sakit. Rumah Sakit adalah
perlindungan terhadap kesehatannya, dan
institusi
yang
negara bertanggungjawab mengatur agar
kesehatan
terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya
pelayanan
menyelenggarakan perorangan
kesehatan
pelayanan
yang
termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
mampu. Sebagaimana amanat UUD 1945 dan
jalan,
1:1).
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
Pembangunan kesehatan suatu negara tidak
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
dapat terlepas dari suatu system yang disebut
untuk menjamin akses penduduk miskin
dengan Sistem Kesehatan. Pada intinya
terhadap pelayanan kesehatan, maka pada
system kesehatan merupakan seluruh aktifitas
tahun 2009 pemerintah Sulawesi Utara dalam
yang
Peraturan Gubernur (Pergub) No 26 tahun
dan
secara
gawat
mempunyai
mempromosikan, memelihara
paripurna
darurat
tujuan
(Pasal
utama
untuk
mengembalikan
dan
kesehatan.
Sehingga
2009
perlu
menyelenggarakan
program
pembiayaan dan jaminan kesehatan dengan
dilakukan perbaikan pembiayaan kesehatan
system
jaminan
kesehatan
sehingga system pembiayaan akan menjadi
(JAMKESDA). Program ini diselenggarakan
jelas, sarana dan prasarana kesehatan dan
oleh
kualitas sumberdaya serta peningkatan mutu
penugasan
pelayanan juga perlu mendapat perhatian.
cabang Manado yang mempunyai perjanjian
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan
kerja
salah satu bentuk pelayanan yang paling
(PEMKOT) Bitung, khususnya di
banyak di butuhkan oleh masyarakat. Tidak
Sakit Umum Kota Bitung.
Departemen kepada
sama
daerah
Kesehatan
melalui
PT Askes
(Persero)
dengan
Pemerintah
Kota Rumah
mengherankan apabila bidang kesahatan
Program JAMKESDA adalah program
perlu untuk selalu di benahi agar bisa
untuk masyarakat miskin diluar kuota
memberikan
Jamkesmas
terbaik
pelayanan
untuk
kesehatan
masyarakat.
yang
yang
biaya
pelayanan
Pelayanan
kesehatannya dijamin oleh Pemda. Saat ini
kesehatan yang di maksud tentunya adalah
RS sudah bekerja sama dengan beberapa
pelayanan yang cepat, tepat, murah dan
Pemda, untuk melayani masyarakatnya
ramah. Mengingat bahwa sebuah Negara
dalam
akan bisa menjalankan pembangunan dengan
hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap 2
pelayanan
kesehatan.
Pada
masyarakat miskin menjadi tanggung jawab
masih memberatkan masyarakat. Petugas
bersama antara Pemerintah Pusat dan
Rumah Sakit juga seringkali bersikap
Pemerintah Daerah. Tujuan dari program
kurang baik dalam memberikan pelayanan
tersebut diatas adalah untuk meningkatnya
seperti
akses
berpura-pura tidak tahu tentang program
dan
mutu
pelayanan
kesehatan
seolah-olah
kepada seluruh masyarakat miskin dan
Jamkesda
tidak
terhadap
mampu
agar
tercapai
derajat
ini,
tidak
tahu
atau
sehingga
pelayanan
peserta/pengguna
Jamskesda
kesehatan masyarakat yang optimal secara
diperlakukan sebagaimana pasien lainnya
efektif dan efisien.
yang bukan masyarakat miskin.
Berdasarkan data dari Rumah Sakit
Menurut Batinggi (1998:12), pelayanan
Umum Kota Bitung, pada Tahun 2012
publik dapat diartikan sebagai perbuatan atau
terdapat
perserta
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
berbagai upaya
untuk mengurus hal-hal yang diperlukan
perbaikan telah dilakukan oleh pemerintah
masyarakat atau khalayak umum. Dengan
Kota
demikian,
sebanyak
Jamkesda.
1.159
Walaupun
Bitung
untuk
meningkatkan
kewajiban
pemerintah
adalah
pelayanan Jamkesda, namun masih dapat
memberikan pelayanan publik yang menjadi
ditemukan
hak setiap warga negara.
fakta
yang
menunjukkan
implementasi program ini di lapangan atau
Sedangkan menurut Agung Kurniawan
pada tingkat operasional belum efektif,
(Harbani, 2007:135) pelayanan publik adalah
karena
kelemahan dan
pemberian pelayanan (melayani) keperluan
penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan
orang lain atau masyarakat yang mempunyai
program yang sudah ditetapkan. Hal ini
kepentingan
antara lain dapat dilihat dari masih adanya
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
keluhan
ditetapkan.
masih terdapat
masyarakat peserta Jamkesda
tentang pelayanan pada Rumah Sakit
masih sering
Penelitian penelitian
atau sering mendapatkan pelayanan yang
administratif
tujuan
Di
B. Jenis Penelitian
obatan. Prosedur pelayanan juga dirasakan
teknis
Karena
metode
Rumah Sakit Umum Kota Bitung ”.
tertentu yang tidak jelas, membayar obat-
persyaratan
kualitatif.
Kesehatan Daerah (JAMKESDA)
ada tempat, masih dibebankan biaya-biaya
berbelit-belit,
menggunakan
Efektivitas Program Pelayanan Jaminan
pengobatan rawat inap dengan alasan tidak
dan
ini
penelitian ini adalah untuk mengetahui
tidak maksimal, seperti ditolak untuk
rumit
itu sesuai
A. Metode Yang Digunakan
dipersulit dalam memperoleh pelayanan
masih
organisasi
METODE PENELITIAN
Umum Kota Bitung. Pasien pemegang kartu peserta Jamkesda
pada
Penelitian ini menggunakan jenis
dan
penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
yang
digunakan untuk meneliti kondisi objek yang 3
alamiah dimana peneliti adalah sebagai
4.
Unsur pejabat/petugas PT. Askes
instrument kunci. Teknik pengumpulan data
Cabang manado di RSUD
dilakukan secara triangulasi (gabungan),
orang)
analisis data bersifat induktif dan hasil
E. Instrumen Penelitian
penelitian kualitatif lebih menekankan makna
Sumber data utama dalam penelitian ini
dari pada generelisasi. Disebut sebagai metode kualitatif
(3
adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
karena hanya ada satu
adalah data tambahan seperti dokumen dan
variabel dan data yang terkumpul analisanya
lain-lain. Dalam penelitian kualitatif peneliti
lebih bersifat kualitatif. Dalam penelitian
merupakan
kualitatif, data dituangkan secara deskriptif
instrumen
pertimbangan
dalam bentuk laporan dan uraian (Nasution,
pengumpulan
2001).
inilah data
pada
utama. maka
Atas dalam
penelitian
ini
digunakan teknik sebagai berikut : 1.
C. Sumber Data
Wawancara
(interview).
Wawancara
Salah satu sifat penelitian kualitatif
dilakukan pada informan yang telah
adalah tidak terlalu mementingkan jumlah
ditentukan untuk mendapatkan data dan
sumber data atau informan, tetapi lebih
informasi yang jelas dan akurat tentang
mementingkan
(content), relevansi,
berbagai hal yang berhubungan dengan
sumber/informan yang benar-benar dapat
masalah yang diteliti. Dalam wawancara
memberikan informasi baik mengenai orang,
ini
peristiwa atau hal.
sebagai panduan wawancara agar dapat
isi
2.
menentukan sumber data/informan adalah yaitu
sekunder pendukung data primer hasil wawancara. Data sekunder dikumpulkan
dengan senagaja (Sugiyono, 2009). Yang
dari
menjadi informan maupun sumber data
yang
telah
bitung..
Kepala rumah sakit umum (RSU) Kota bitung (1 orang).
3.
dokumen-dokumen
tersedia di rumah sakit umum kota
dalam penalitian ini adalah ;
2.
Studi dokumentasi. Studi dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data
penentukan
sumber data berdasarkan tujuan tertentu atau
1.
wawancara
pendataan.
Oleh karena itu teknik yang tepat untuk
sampling”
pedoman
lebih terfokus dan konsistensi hasil
D. Informan
“purposive
digunakan
E. Teknik Analisis Data
Pegawai Rumah Sakit Umum Kota
Teknik analisis data yang digunakan
Bitung (10 orang)
dalam penelitian ini adalah analisis data
Peserta Jamkeda (20 orang).
kualitatif.
Menurut Bogdan dan Biklen
(dalam Moleong, 2006), bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan 4
dengan
jalan
bekerja
dengan
data,
1.
Indikator Produksi
mengorganisasikan data, memilah-milah data
Produksi atau produktivitas merupakan
menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola,
salah
mensistesiskan
dan
didefinisikan sebagai keluaran yang
menemukan pola-pola, menemukan apa yang
dihasilkan oleh RSUD Kota Bitung
penting
dalam
data,
dan
apa
mencari
yang
dipelajari,
dan
satu
kriteria
bentuk
layanan
memutuskan apa yang dapat diceritakan
terhadap
pasien.
kepada orang lain. Sedangkan menurut Seidel
produksi
atau
(dalam Moleong, 2006),
menggambarkan
analisis data
keefektifan,
kesehatan
Artinya
bahwa
produktivitas kemampuan
kualitatif prosesnya terdiri dari : mencatat
organisasi
yang
memproduksi jumlah dan mutu hasil
menghasilkan
catatan
lapangan;
(RSUD
mengumpulkan,
memilah-milah,
yang
mengklasifikasikan,
mensintesiskan,
lingkungan.
sesuai
Bitung)
dengan
untuk
permintaan
Kemampuan
untuk
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya;
memproduksi jumlah dan mutu adalah
berpikir dengan jalan membuat agar kategori
kemampuan
data itu mempunyai makna, mencari dan
bantuan pelayanan kesehatan yang
menemukan pola dan hubungan-hubungan,
bermutu sesuai tuntutan masyarakat
dan membuat temuan temuan umum.
terutama
PEMBAHASAN
dalam
untuk
pasien
memberikan
dan
proses
keluarganya
pengobatan
dan
Pada bagian ini akan dideskripsikan
penyembuhan penyakit yang diderita
hasil-hasil wawancara, kemudian dibahas
pasien yang menggunakan fasilitas
secara bersamaan dengan deskripsi data
JAMKESDA.
tersebut. Untuk maksud tersebut, penulis
Sehubungan dengan hal tesebut di atas,
mendeskripsikan
hasil
secara
berturut-turut
sebagai berikut : Untuk mengukur efektivitas program
wawancara
RSUD
Bitung
“Kami
selalu
dengan
Direktur
mengatakan
bahwa
berupaya
untuk
pelayanan kesehatan melalui JAMKESDA,
memberikan
penulis menggunakan kriteria efektivitas
kesehatan yang berkualitas/bermutu
jangka pendek (produksi, efisiensi, kepuasan)
kepada
dan
panjang
JAMKESDA. Hal ini dimungkin atas
(kelangsungan hidup) yang dikemukakan
kerjasama antara pemerintah Kota
oleh Gibson (1998).
Bitung,
kriteria
efektivitas jangka
bantuan
pasien
khususnya
pelayanan
sebagai
RSUD
peserta
Bitung
efektivitas
dengan pihak pengelola JAMKESDA,
implementasi program pelayanan kesehatan
yaitu PT Askes (Persero) cabang
melalui Jamkesda di RSUD Bitung, meliputi 5
Manado yang mempunyai perjanjian
(lima indikator, yaitu :
kerja sama dengan Pemerintah Kota
Adapun
deskripsi
5
(PEMKOT)
Bitung,
khususnya
di
menegaskan bahwa penghematan dalam
Rumah Sakit Umum Kota Bitung”.
penggunaan sumber daya organisasi,
Hal senada dikemukakan oleh Kepala
baik
Bidang Pelayanan Medik dan Rekam
sumberdaya
Medik Litbang dan Diklat RSUD Bitung
peralatan maupun sumberdaya fasilitas
menekankan
bahwa
Bitung
penunjang lainnya merupakan prinsip
memiliki
kemampuan
untuk
yang harus dipegang teguh oleh setiap
RSUD
sumberdaya
manusia
financial,
(waktu),
sumberdaya
memberikan pelayanan kesehatan yang
pegawai yang ada di RSUD Bitung”.
bermutu kepada pasien sebagai peserta
Hal senada ditekankan oleh Kepala Sub
JAMKESDA. Prosedur dan persyaratan
Bagian Keuangan dan Akuntansi, bahwa
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
“penggunaan
selalu dipermudah sehingga peserta
keuangan
JAMKESDA secara cepat dan lancar
prinsip efisiensi, mengingat
dapat mengakses pelayanan kesehatan
keterbatasan dana atau pembiayaan yang
yang diberikan oleh RSUD Bitung”.
dimiliki organisasi”.
Hasil wawancara di atas sejalan dengan
Beranjak dari pendapat kedua pejabat
tujuan dari program JAMKESDA adalah
RSUD sebagai informan sebagaimana
untuk meningkatnya akses dan mutu
dikemukakan di atas, maka dapat ditarik
pelayanan kesehatan kepada seluruh
kesimpulan
masyarakat miskin dan tidak mampu
pelaksanaan indikator efisiensi sebagai
agar
salah satu kriteria efektivitas, bahwa
tercapai
derajat
kesehatan
sumberdaya,
selalu
terutama
mempertimbangkan
sementara
pelaksanaan
adanya
tentang
masyarakat yang optimal secara efektif
efektivitas
kebijakan
dan efisien.
pelayanan JAMKESDA yang berkaitan dengan kriteria efisiensi telah mencapai
2.
Indikator Efisiensi
hasil efektif, khususnya di RSUD Kota
Efisiensi sebagai salah satu kriteria keefektifan,
yang
Bitung.
menggambarkan 3.
angka perbandingan antara keluaran dan
Indikator Kepuasan
masukan (output-input). Efisiensi berarti
Kepuasan sebagai salah satu kriteria
upaya
melalui
keefektifan,
yang
perilaku anggotanya dalam menyikapi
kemampuan
organisasi
pemanfaatan
kebutuhan
organisasi
(RSUD)
sumberdaya
organisasi
para
memenuhi
anggotanya.
Dalam
kesehatan
dengan
secara proporsional dan hemat.
konteks
Sehubungan
pelaksanaan
menggunakan fasilitas JAMKESDA oleh
indikator efisiensi, Kepala Sub Bagian
RSUD Bitung, maka pihak RSUD Bitung
Umum dan Perlengkapan RSUD Bitung,
sebagai organisasi pelaksana program
dengan
6
pelayanan
menggambarkan
JAMKESDA
dalam
memberikan
manajemen Rumah Sakit agar tingkat
pelayanan kesehatan kepada pengguna
kepuasan pegauai dapat ditingkatkan
layanan (pasien), maka dituntut untuk
yang pada gilirannya akan mendorong
memiliki kemampuan dalam memenuhi
semangat dan kegairahan kerja sehingga
kebutuhan, baik terhadap karyawan Rumah
efektivitas pelayanan kesehatan dapat
Sakit (Dokter, paramedis dll), maupun
dicapai secara optimal”.
terhadap pasien dan keluarganya.
Hubungannya dengan kepuasan pasien dan
Kaitannya dengan tingkat kepuasan
keluarga
anggota
RSUD
dengan salah seorang informan dari
Kota Bitung, hasil wawancara dengan
keluarga pasien yang berinisial AW,
salah seorang dokter pada Rumah Sakit
menyatakan
tersebut, menjelaskan bahwa “Kami
kesehatan yang diberikan oleh pihak
sebagai petugas kesehatan, khususnya
petugas rumah sakit kepada pasien
para dokter dan paramedis lainnya hanya
peserta
menerima kompensasi dalam bentuk
ternyata kurang memuaskan. Hal ini
gaji, sedangkan jasa-jasa lainnya belum
dapat
dapat dipenuhi oleh RSUD Bitung.
mengajukan permohonan rawat inap, di
Artinya bahwa kesejahteraan pegawai
mana prosedurnya cukup berbelit-belit,
RSUD dapat dikatakan masih relatif
fasilitas rawat inap masih sangat standar,
rendah. Hal ini diindikasikan dengan
ruangan sempit dan pengap terutama
belum adanya pemberian jasa medik
untuk
untuk insentif jaga malam, insentif
dokter hanya dilakukan satu kali dalam
tindakan cito tengah malam atau diluar
sehari”.
jam jaga/hari kerja serta jasa pelayanan
Hampir sama dengan pendapat diatas,
lainnya”.
hasil wawancara dengan imforman ST
organisasi/karyawan
Hal senada diungkapkan oleh
pasien,
hasil
wawancara
bahwa
“Pelayanan
JAMKESDA
kami
kelas
seperti
rasakan
pada
ekonomi.
kami,
saat
Pemeriksaan
Kepala
(keluarga pasien) peserta JAMKESDA
Bagian Keuangan dan Akuntansi RSUD
menegaskan bahwa “pelayanan yang
Bitung, bahwa “mengingat keterbatasan
diberikan oleh pihak rumah sakit belum
anggaran/dana yang dimiliki organisasi,
maksimal,
sehingga kebutuhan pegawai masih
penyediaan fasilitas, maupun tidakan
diberikan
sesuai
medis lainnya, sehingga ada kesan kuat
kemampuan keuangan RSUD Bitung,
bahwa pasien dan keluarga pasien,
sementara
khususnya
secara
standard
tunjangan-tunjangan
atau
baik
perawatan
peserta
JAMKESDA
insentif-insentif jasa tindakan medis dan
belum/kurang
jaga malam belum dapat dipenuhi. Hal
kesehatan yang diterima”.
ini
tentunya
perlu dipikirkan
oleh 7
puas
medis,
atas
pelayanan
Pada bagian lain, Kepala Sub-Bidang
Kesehatan Daerah (JAMKESDA) Di
Pelayanan
menegaskan
Rumah Sakit Umum Kota Bitung belum
sakit
dicapai secara optimal.
bahwa
Keperawatan
“pihak
rumah
telah
berupaya untuk memberikan pelayanan 4.
yang sebaik-baiknya bagi pasien dan
Indikator Keadaptasian
keluarga pasien, baik pasien rawat inam
Adaptasi sebagai bagian dari kriteria
maupun rawat jalan, terutama bagi
efektivitas,
yang
peserta JAMKESDA, namun tidak dapat
kemampuan
organisasi
disangkal bahwa masih ada kekurangan
perubahan intern dan ekstern, bermakna
disana-sini,
penyediaan
bahwa RSUD Bitung sebagai lembaga
sehingga
atau organisasi yang bergerak dibidang
mungkan ada pasien atau keluarga
pelayanan kesehatan masyarakat berada
pasien
dalam
fasilitas
terutama yang
yang
terbatas
merasa
kurang
puas
menggambarkan
lingkungan
menanggapi
yang
dinamis
terhadap pelayanan yang kami berikan.
sehingga menjadikan organisasi RSUD
Hal ini tentunya berpulang pada persepsi
Bitung harus mampu menyesuaikan
masing-masing pasien dan keluarga
dirinya dengan dinamika dan tuntutan
pasien
lingkungan internal dan eksternal.
yang
menjalani
perawatan/pengobatan di rumah sakit
Kaitannya
ini”.
tuntutan lingkungan internal, hasil
Beranjak dari hasil wawacara di atas,
wawancara dengan Kepala Bagian
dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa
Tata
persepsi masyarakat, khususnya pasien
menyatakan
dan keluarga pasien tidak jauh berbeda
rumah sakit selalu siap menghadapi
dengan persepsi petugas pelayan rumah
dinamika dan tuntutan lingkungan
sakit, baik dokter maupun pejabat
internal, yang diselaraskan dengan
struktural
SOP sehingga mencegah munculnya
pasien
tentang atas
tingkat
pemberian
kepuasan
konflik
pelayanan
dengan
Usaha
dinamika
RSUD bahwa
kepentingan,
dan
Bitung,
“manajemen
baik
antar
kesehatan oleh pihak rumah sakit,
pimpinan, antara pimpinan dengan
dimana
bawahan mapun antar bawahan”.
kedua
pihak
memberikan
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Sub Bagian
gambaran penilaian yang hampir sama, bahwa pasien dan keluarga pasien
Umum
belum/kurang puas atas pelayanan yang
“Sebagai salah satu organisasi pelayanan
mereka terima.
publik, khususnya pelayanan sektor
Dengan demikian, pelaksanaan indikator
kesehatan, maka tentunya, dinamika dan
kepuasan sebagai salah satu kriteria
tuntutan internal selalu bergerak/dinamis
efektivitas program pelayanan Jaminan
sehingga 8
dan
perlengkapan,
dibutuhkan
bahwa
kemampuan
organisasi
(RSUD)
untuk
meningkatkan kapasitasnya menghadapi
mengakomodasi semua kepentingan dan
tuntutan lingkungan.
kebutuhan internal tersebut. Dengan
Bagi Rumah Sakit sebagai organisasi
demikian
yang
diharapkan
organisasi
untuk
kemamampuan
mengadaptasi
diri
bergerak
dibidang
kesehatan, tentunya
pelayanan
harus
memiliki
dengan tuntutan dan dinamika tersebut”.
kemampuan
Sehubungan
dan
kapasitasnya, terutama kualitas sumber
tuntutan ekternal, terutama pasien dan
daya manusia tenaga medis dan sarana
keluarga pasien, maka hasil wawancara
prasarana serta fasilitas dan peralatan
dengan salah seorang informan dari
penunjang pelayanan kesehatan guna
keluarga pasien yang berinisial RG,
memberikan pelayanan kesehatan secara
yang menyatakan bahwa “pelayanan
prima kepada masyarakat pengguna
yang diberkan oleh pihak rumah sakit
layanan, terutama masyarakat pemegang
sudah cukup baik walaupun sarana dan
kantu JAMKESDA.
fasilitas penunjang ada yang masih
Dalam hubungan ini, hasil wawancara
belum memadai”.
dengan
Beranjak dari hasil-hasil wawancara
Kepegawaian,
di atas, dapat dikatakan bahwa pihak
RSUD
RSUD
“untuk
meningkatkan
pelayanan publik dibidang kesehatan,
organisasi
dari
tampaknya
mampu
pegawai dan tenaga medis, maka kami
mengadaptasi diri dengan tuntutan
telah mengikut sertakan pegawai yang
dan dinamika lingkungan internalnya,
memegang jabatan struktural dalam
namun belum optimal mengadaptasi
program
diri dengan dinamika dan tuntutan
kedinasan, serta bagi tenaga medis,
lingkungan
khususnya dokter umum didorong untuk
dengan
Bitung
tuntutan
dinamika
sebagai
telah
organisasi
cukup
ekternal, kebutuhan
terutama pasien
dan
untuk
Kepala
meningkatkan
Sub
Hukum
Bitung,
Bagian
dan
Humas
menyatakan
bahwa
sisi
kapasitas
kualitas
pendidikan
dan
SDM
latihan
meningkatkan kualitas mereka melalui
keluarga pasien.
studi
lanjut
pasca
sarjana
atau
pendidikan spesialis”. 5.
Indikator Perkembangan
Hal senada diungkapkan oleh Kepala
Perkembangan merupakan salah satu
Sub Bidang Pelayanan Medik, Rekam
kriteria efektivitas pelaksanaan program
Medik, Penelitian Dan Pengembangan,
pelayanan
JAMKESDA
Pendidikan
Bitung,
yang
di
RSUD
menggambarkan
“Untuk
kemampuan organisasi (RSUD) untuk
Dan
Pelatihan,
meningkatkan
bahwa
efektivitas
pelayaan medik kepada pasien, maka kami berupaya untuk meningkatkan 9
kapasitas/kemampuan dibidangnya
tenaga
1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui
pelaksanaan Program pelayanan jaminan
pendidikan dan latihan fungsional atas
kesehatan daerah (JAMKESDA) di kota
anggaran yang disiapkan oleh pihak
Bitung sudah berjalan secara efektif,
pemerintah daerah”.
walaupun belum optimal.
Dengan
masing-masing
ahli
demikian,
indikator
2.
Belum
optimalnya
efektivitas
pengembangan organisasi, khususnya
pelaksanaan program pelayanan Jaminan
peningkatan
daya
Kesehatan Daerah (JAMKESDA) ada
(resorsis), baik sumber daya manusia
kaitannya dengan implementasi dari
maupun sumber daya lainnya senantiasa
indikator kepuasan dan keadaptasian
mendapat perhatian yang serius dari
yang
pemerintah daerah Kota Bitung.
kepuasan
Gibson
mencoba
(pegawai/karyawan RSUD) mauupun
pengukuran
pasien dan keluarga pasien belum
efektivitas, meliputi : kriteria efektivitas
merasa puas atas pelayanan yang mereka
jangka
terima.
kapasitas
dkk
sumber
(1998:32)
mengungkapkan
pendek
kriteria
(produksi,
efisiensi,
belum
efektif,
baik
anggota
tingkat
organisasi
kepuasan) dan kriteria efektivitas jangka panjang (kelangsungan hidup). Dengan
B. Saran
mempertimbangan dimensi waktunya,
Mengacu pada beberapa temuan
organisasi dapat dikatakan efektif dari
dalam penelitian ini, maka dipandang perlu
segi kriteria produktivitas, kepuasan,
untuk memberikan saran sebagai solusi
adaptasi dan pengembangan.
pemecahan masalah, sebagai berikut :
Sedangkan menurut Sadu Wasistiono dalam Handayaningrat
(1994),
1.
pelayanan
Untuk
mengoptimalkan
pecapaian
pelaksanaan
program
efektivitas
umum adalah pemberian jasa baik oleh
pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah
pemerintah ataupun pihak swasta kepada
(JAMKESDA) di RSUD Kota Bitung ke
masyarakat
tanpa
depan, maka perlu mengoptimalkan
pembayaran guna memenuhi kebutuhan
pelaksanaan indikator kepuasan. Hal ini
dan atau kepentingan masyarakat.
dapat
dengan
atau
dilakukan
melalui
upaya
KESIMPULAN DAN SARAN
peningkatan kualitas pelayanan kepada
A. Kesimpulan
masyarakat
Berdasarkan hasil-hasil wawancara
pengguna
layanan
JAMKESDA dan
sebagaimana telah dikemukakan pada bagian
2.
Untuk
meningkatkan
efektivitas
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
pelaksanaan program pelayanan Jminan
kesimpulan sebagai berikut :
Kesehatan Daerah (JAMKESDA), maka manajemen 10
Rumah
Sakit
perlu
mengoptimalkan pelaksanaan indikator keadaptasian,
melalui
kemampuan
peningkatan
organisasi
dalam
menyesuaikan diri dengan dinamika dan tuntutan lingkungan internal maupun eksternal.
DAFTAR PUSTAKA Gibson, L, J, Ivancevich, J, dan Donelly Jr, 1998,
Organisasi,
Terjemahan
Erlangga, Jakarta. Handayaningrat,
1994,
Administrasi
Pemerintahan
Dalam
Pembangunan Nasional, Gunung Agung, Jakarta. Batinggi,
Ahmad.
1998,
Manajemen
Pelayanan Umum, Bahan Kuliah STIA LAN Harbani Pasolong, 2007, Teori Administrasi Publik. Alvabeta, Bandung. Moleong, L, J., 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
11