Prosiding SNaPP2016 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora
ISSN 2089-3590 | EISSN 2303-2472
PELATIHAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI FABRIC ACCESSORIESUNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI KELUARGA 1Restu 1,2
Frida Utami, 2Putri Dwi Cahyani
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh, Purwokerto 53182 e-mail:
[email protected]
Abstract. IbM has a purpose: 1) give experience and knowledge to participant about entrepreneurship through entrepreneurship training 2) give packed skills through training skills about produce fabric accessories; 3) give skills to participant as a preparation participant to creating products are have value added and can be sold, so participant have income and come to contrbute in an increase in the welfare of the family.Stages of activity is: (1) Entrepreneurship Training; (2) Skills training on producing fabric accessories; (3) Workshop on producing fabric accessories. The methods used in these activities are lectures, discussion, giving examples and practice.Participants who present in activity is housewife are classified as in the productive age and does not work. The results of the activities showed the participants increased insight experience and knowledge about entrepreneurship, an increase in creativity, an increase in the skills produce fabric accessories Keywords: entrepreneurship, skills, fabric accessories
Abstrak. Pengabdian ini memiliki tujuan: 1) Memberikan pembekalan keterampilan untuk mitra melalui pelatihan keterampilan memproduksi Fabric Accessories; 2) Memberikan pembekalan keterampilan bagi mitra agar mereka memiliki skill sebagai bekalnya untuk menciptakan sebuah produk yang bernilai ekonomis yang dapat dijual ke pasar sehingga mitra memiliki penghasilan dan ikut berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga; 3)Memberikan pengetahuan dan wawasan kewirausahaan kepada mitra. Langkah kegiatan yang ditempuh meliputi (1) Pelatihan Kewirausahaan; (2) Pelatihan Keterampilan Pembuatan Fabric Accessories; (3) Workshop Pembuatan Fabric Accessories. Metode yang digunakan dalam kegiatan tersebut adalah ceramah, tanya jawab, memberikan contoh dan praktek langsung. Peserta yang hadir dalam kegiatan IbM adalah ibu-ibu rumah tangga warga RW VII yang tergolong usia produktif dan tidak bekerja. Hasil kegiatan menunjukan peserta meningkat wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan, peningkatan kreativitas dan peningkatan keterampilan pembuatan fabric accessories. Kata kunci: kewirausahaan, keterampilan, fabric accessories.
1.
Pendahuluan
Wilayah Rukun Warga (RW) VII Desa Wangon yang terletak dipusat kota Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak yaitu sebesar 462 jiwa yang tersebar di 3 Rukun Tetanga (RT). Ditinjau dari potensi sumber daya manusianya, warga RW VII memiliki jumlah warga yang berada pada usia produktif (15–64 tahun) cukup besar. Namun potensi tersebut belum dioptimalkan karena masih banyak dari warga RW VII khususnya ibu-ibu rumah tangga yang berada 158
Pelatihan Keterampilan Memproduksi Fabric Accessories untuk...
| 159
pada usia produktif tetapi tidak bekerja atau hanya menjadi ibu rumah tangga saja. Berikut ini data kependudukan warga RW VII dengan jenis kelamin perempuan: Tabel 1 Demografi Warga RW VII (Jenis Kelamin Perempuan) Jenis Kelamin
Perempuan
Jumlah Warga
Usia Produktif/ Tidak
Jumlah
Pekerjaan
Usia Produktif
164
Tidak Bekerja/ Ibu Rumah Tangga Bekerja
228 Bukan Usia Produktif
Jumlah 70 94
118
Sumber Data: Pemdes Wangon, 2016
Ibu-ibu rumah tangga warga RW VII yang tidak bekerja berarti tidak memiliki penghasilan sehingga mereka tidak dapat memberikan kontribusi dalam pemasukan keuangan keluarga. Dengan kata lain pemenuhan kebutuhan keluarga hanya bersumber dari penghasilan kepala keluarga. Hal tersebut menjadikan kesejahteraan warga RW VII belum optimal . Permasalahan mitra yang lainnya adalah minimnya keterampilan yang dimiliki ibu-ibu RW VII serta kurangnya wawasan dan pengetahuan ibu-ibu warga RW VII tentang kewirausahaan sehingga mereka tidak mampu menciptakan suatu produk yang memiliki nilai jual yang pada akhirnya dapat memberikan penghasilan dan menambah pemasukan keuangan keluarga. Fabric accessories adalah aksesoris yang terbuat dari kain. Banyak sekali ragam Fabric accessories salah satunya adalah bros. Bros meruapakan akessoris yang sering digunakan oleh kaum perempuan. Permintaan bros semakin meningkat seiring dengan banyaknya perempuan yang menggunakan hijab. Untuk mempercantik penampilan, kaum perempuan biasanya memadu pandankan dengan bros. Berdasarkan permasalahan diatas, tim pengabdian berupaya untuk membantu ibu-ibu warga RW VII dengan mengadakan 3 kegiatan yaitu; 1) Pelatihan kewirausahaan, 2) Pelatihan keterampilan memproduksi fabric accessories, 3) Workshop memproduksi fabric accessories. Melalui kegiatan tersebut, ibu-ibu warga RW VII selain mendapatkan keterampilan memproduksi fabric accessories juga mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan.
2.
Tujuan dan Manfaat
2.1
Tujuan 1. Memberikan wawasan dan pengetahuan untuk ibu-ibu warga RW VII tentang kewirausahaan. 2. Memberikan pembekalan keterampilan untuk ibu-ibu warga RW VII memproduksi fabric accessories. 3. Memberikan pembekalan keterampilan untuk ibu-ibu warga RW VII agar mereka memiliki skill untuk memproduksi sebuah produk yang memiliki nilai jual sehingga mereka memiliki penghasilan dari berwirausaha yang pada akhirnya ikut berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 6, No. 1, Th, 2016
160 |
Restu Frida Utami, et al.
2.2
Manfaat 1. Ibu-ibu warga RW VII memiliki wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan. 2. Ibu-ibu warga RW VII memiliki keterampilan memproduksi Fabric Accessories. 3. Ibu-ibu warga RW VII memiliki kemampuan untuk memproduksi suatu produk yang memiliki nilai jual sehingga mereka memiliki penghasilan dan pada akhirnya ikut berkontribusi dalam peningkatkan kesejahteraan keluarga.
3.
Metode
3.1
Peserta
Peserta dalam kegiatan IbM adalah ibu-ibu warga RW VII Desa Wangon, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas yang tergolong ke dalam usia produktif namun tidak bekerja atau menjadi ibu rumah tangga saja. 3.2
Tahapan proses kegiatan pengabdian
Kegiatan pengabdian diawali dengan kordinasi antar tim IbM dengan pengurus RW VII untuk mengidentifikasi permasalahan warga RW VII. Setelah berhasil mengidentifikasi permasalahan, langkah selanjutnya adalah menganalisa kebutuhan warga. Hasil analisis situasi kebutuhan menghasilkan solusi terhadap permasalahan mitra. Tim pengabdian menawarkan solusi melalui 3(tiga) rencana kegiatan yaitu: (1) Pelatihan Kewirausahaan; (2) Pelatihan Keterampilan Pembuatan Fabric Accessories; (3) Workshop Pembuatan Fabric Accessories Ketiga kegiatan tersebut tentunya harus dipersiapkan dengan baik dan semaksimal mungkin agar hasil dari kegiatan tersebut dapat menjadi solusi bagi permasalahan mitra. Persiapan yang utama sebelum ketiga kegiatan tersebut dilaksanakan adalah penyusunan materi pelatihan kewirausahaan dan metode pelatihan keterampilan pembuatan fabric accessories. Tahap terakhir dari kegiatan IbM adalah evaluasi kegiatan. Evaluasi dimaksudkan agar mengetahui ketercapaian hasil dari pelaksanaan kegiatan. Berikut ini alur proses kegiatan pengabdian.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Pelatihan Keterampilan Memproduksi Fabric Accessories untuk...
| 161
Identifikasi Permasalahan Mitra
Analisis Kebutuhan Mitra
1. 2. 3.
Pelatihan kewirausahaan Pelatihan keterampilan Workshop pembuatan fabric accessories
Mitra memiliki wawasan dan pengetahuan kewirausahaan, serta memiliki keterampilan memproduksi Fabric Accessories yang memiliki nilai jual serta mendatangkan manfaat ekonomi bagi keluarga
Gambar 1 Alur Kegiatan Pengabdian
3.3
Proses penyelesaian masalah: 1. Pelatihan kewirausahaan. Pelatihan kewirausahaan berupa pemaparan materi kewirausahaan tentang permasalahan keuangan keluarga, solusi keuangan keluarga, wirausaha, karakteristik wirausaha, peluang usaha, manfaat berwirausaha dan mental yang menghalangi bisnis. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi adalah ceramah dan tanya jawab. 2. Pelatihan keterampilan pembuatan fabric accessories (aksesoris yang terbuat dari kain). Pada pelatihan keterampilan, aksesoris yang digunakan sebagai contoh adalah bros dengan bahan utama kain. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan contoh kepada peserta cara membuat bros tahap demi tahap. 3. Workshop pembuatan fabric Accessories. Kegiatan workshop dimaksudkan untuk praktek langsung pembuatan bros oleh peserta IbM. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Tujuan membagi peserta ke dalam beberapa kelompok adalah mempercepat proses pembelajaran bagi peserta.
4.
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2016 di balai pertemuan warga RW VII Desa Wangon, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Peserta yang hadir adalah ibu-ibu rumah tangga warga RW VII yang tersebar di tiga (3) Rukun Tetangga (RT) yang tergolong usia produktif dan tidak bekerja atau menjadi ibu rumah tangga saja yang berjumlah 30 orang. Seluruh peserta mengikuti seluruh rangkain acara kegiatan IbM hingga selesai. Seluruh kegiatan IbM berjalan dengan kondusif dan lancar sesuai rencana. Secara umum pelatihan yang dilaksanakan mendapat respon positif dari para peserta
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 6, No. 1, Th, 2016
162 |
Restu Frida Utami, et al.
karena peserta merasa mendapat tambahan wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan dan keterampilan membuat fabric accessories khususnya bros. 4.1
Pelatihan keterampilan pembuatan fabric accessories
Kegiatan pengabdian diawali dengan memberikan pelatihan keterampilan pembuaatan fabric accessories. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan warga tentang minimnya keterampilan yang dimiliki oleh warga untuk memproduksi sebuah produk yang memiliki nilai jual. Banyak keterampilan pembuatan fabric acessories yang dapat diberikan kepada mitra dalam pelatihan. Namun tim memilih keterampilan pembuatan bros sebagaimana yang dicontohkan dalam kegiatan IbM karena alasan berikut ini: 1. Tidak memerlukan banyak teknik-teknik keterampilan lain yang dibutuhkan dalam membuat bros. Hal ini penting diperhatikan dalam proses pelatihan keterampilan, dimana peserta tidak banyak memiliki keterampilan lain. 2. Produk yang dicontohkan tergolong mudah cara pembuatannya namun menghasilkan produk yang apik sehingga pada tahap awal dalam berlatih kewirausahaan, mitra tidak terlalu bersusah payah dalam menciptakan sebuah produk yang memiliki nilai jual. Hal ini juga dapat memotivasi mitra. 3. Tidak membutuhkan modal yang banyak untuk memulai usaha pembuatan bros. Salah satu kendala dalam berwirausaha adalah modal untuk itu tim memilih contoh produk yang membutuhkan modal kecil, karena modal dapat menjadi penghambat seseorang dalam berwirausaha. Ketiga hal tersebut penting untuk diperhatikan oleh tim pengabdian agar kegiatannya bermanfaat bagi mitra. Pelatihan ini menghasilkan bertambahnya wawasan dan keterampilan peserta dalam menciptakan produk yang bernilai ekonomis. 4.2
Workshop pembuatan fabric accessories
Workshop merupakan kegiatan lanjutan dari pelatihan yang sudah diberikan sebelumnya. Kegiatan workshop yang dimaksudkan untuk praktek langsung pembuatan bros. Kegiatan workshop menjadi penting dalam rangkaian IbM karena kegiatan workshop telah mampu meningkatkan kretivitas peserta, dalam workshop peserta mencoba memodifikasi model bros. Kreativitas merupakan modal pendukung seseorang untuk berwirausaha. 4.3
Pelatihan kewirausahaan
Kegiatan IbM diakhiri dengan pelatihan kewirausahaan, berupa pemaparan materi tentang kewirausahaan. Materi ini disampaikan dengan maksud untuk memberikan motivasi dan memberikan pemahaman awal bagi peserta tentang kewirausahaan serta menjelaskan peran kewirausahan dalam menyelesaikan permasalahan keuangan keluarga. Pelatihan ini telah memberikan wawasan dan pengetahuan kewirausahaan kepada peserta.
5.
Kesimpulan dan Saran Beberapa kesimpulan dari kegiatan IbM sebagai berikut: 1. Kegiatan pelatihan kewirausahaan mampu memberikan pengetahuan dan wawasan kewirausahaan kepada ibu-ibu warga RW VII.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Pelatihan Keterampilan Memproduksi Fabric Accessories untuk...
| 163
2. Kegiatan workshop pembuatan fabric accessories mampu memberikan bekal keterampilan dalam membuat fabric accessories khususnya aksesories bros dari bahan kain. 3. Kegiatan praktek pembuatan fabric accessories mampu meningkatkan keterampilan kepada ibu-ibu warga RW VII sehingga mampu menciptakan sebuah produk yang bernilai ekonomis yang dapat dijual ke pasar sehingga ibuibu warga RW VII dapat memiliki penghasilan dan ikut berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga. Beberapa saran yang dapat diberikan: 1. Kepada ibu-ibu rumah tangga Hendaknya ibu-ibu rumah tangga senantiasa memanfaatkan keterampilan yang dimiliki untuk menghasilkan sebuah produk yang bernilai ekonomis dan dapat dijual ke pasar sehingga ibu-ibu dapat memiliki penghasilan dan ikut berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga 2. Kepada pemerintah daerah Perlunya pemerintah daerah setempat memperhatikan produk-produk hasil produksi rumah tangga sehingga produk-produk tersebut dapat berkembang dan menembus pasar 3. Kepada stakeholder Pemilik modal dan pelaku usaha mempunyai peran serta dalam mengembangkan produk hasil produksi rumah tangga
Daftar pustaka Basrowi. 2011. Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. Bogor. Ghalia Indonesia Kasali Rhenald, dkk. 2010. Modul Kewirausahaan untuk Strata 1. Jakarta.Hikmah Kasmir. 2007. Kewirausahaan.Jakarta. Raja Grafindo Persada
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 6, No. 1, Th, 2016