PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
SUBARUDI
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan, Indonesia Kerjasama Dengan: International Tropical Timber Organization (ITTO) Bogor, 2011
PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
SUBARUDI
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan, Republik Indonesia Kerjasama dengan International Tropical Timber Organization (ITTO) Bogor, 2011
i
PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI ISBN: 978-602-99985-12-4 Laporan Teknis No 15, Desember 2011. Oleh : Subarudi Informasi ini merupakan bagian dari kegiatan. Program ITTO PD 519/08 Rev.1 (F): Tropical Forest Conservation For Reducing Emissions From Deforestation And Forest Degradation And Enhancing Carbon Stocks In Meru Betiri National Park, Indonesia. Kerjasama Antara: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan (Center for Climate Change and Policy Research and Development) Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Jawa Barat, Indonesia Tel: +62-251-8633944 Fax: +62-251-8634924 Email:
[email protected] Website: http://ceserf-itto.puslitsosekhut.web.id LATIN –Tthe Indonesian Tropical Institute Jl. Sutera No. 1 Situgede, Bogor, Jawa Bara,t Indonesia Tel: +62-251-8425522/8425523 Fax: +62-251-8626593 Email:
[email protected] and
[email protected] Website: www.latin.or.id Taman Nasional Meru Betiri, Kementerian Kehutanan Jalan Siriwijaya 53, Jember, Jawa Timur, Indonesia Tel: +62-331-335535 Fax: +62-331-335535 Email:
[email protected] Website: www.merubetiri.com Copyright © 2011. Diterbitkan Oleh: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610 Tel/Fax: +62-251-8633944 Email:
[email protected] Web site: http://ceserf-itto.puslitsosekhut.web.id
ii
DAFTAR ISI DAFTAR ISI.................................................................................. iii DAFTAR TABEL............................................................................. iv DAFTAR GAMBAR...........................................................................v DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... vi I. PENDAHULUAN.......................................................................1 1.1 Latar Belakang.................................................................1 1.2 Informasi Singkat Pelatihan SD Petani.............................. 2 1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................... 2 II. TUJUAN DAN TARGET PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI........................................................................ 4 III. PELAKSANAAN PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI................................................................................. 7 3.1 Mata Ajaran Bina Suasana Pelatihan............................... 9 3.2 Mata Ajaran Kebijakan Pemda Dalam Pemberdayaan Masyarakat................................................................. 10 3.3 Mata Ajaran Inventarisasi Sumber Daya Petani............... 10 3.4 Mata Ajaran Pemetaaan Sederhana.............................. 12 3.5 Mata Ajaran Agroforestry.............................................. 13 VI. PELAKSANAAN PRAKTEK PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI.......................................................................15 4.1 Praktek Pengukuran Batas Lahan Petani......................... 15 4.2 Praktek Inventarisasi Lahan Petani................................. 16 4.3 Praktek Pengukuran Nilai Karbon....................................16 4.4 Praktek Simulasi Pengaruh Tutupan Lahan Terhadap Tata Air............................................................................... 17 V. EVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI................................ 18 5.1 Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan.............................................. 19 5.2 Evaluasi Kurikulum dan Silabus...................................... 19 5.3 Evaluasi Terhadap Widyaiswara..................................... 20 5.4 Evaluasi Pelaksanaan Praktek Air................................... 22 VI. TINDAK LANJUT PASKA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI...................................................................... 24 VI. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 25
iii
DAFTAR TABEL No. 1. 2. 3.
4.
5.
6. 7.
Tabel Daftar nama dan pekerjaan utama peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II………
Hal 5
Susunan acara pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan II...................................
7
Hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II) terhadap pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petan ......................................................
9
Hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II) terhadap kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi sumber daya petani ......................................................
19
Hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II) terhadap widyaiswara dalam pelatihan inventarisasi sumber daya petani ......................................................
21
Saran peserta pelatihan bagi widyaiswara dalam pelatihan inventarisasi sumber daya petani.....................
21
Hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II) terhadap praktek pelatihan inventarisasi sumber daya petani .....................................................
22
iv
DAFTAR GAMBAR No. Tabel 1. Peserta Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan I (kiri) dan Angkatan II (kanan)…………………… 2.
Hal 5
Acara pembukaan pelatihan inventarisasi SD petani Angkatan I dan II ………………………...……………………………
8
3.
Permaianan dalam mata ajaran bina suasana..................
9
4.
Diskusi dalam menyelesaian tugas pemetaan hasil prakek
15
5.
Pelaksanaan praktek inventarisasi sumber daya petani ...
15
6.
Penjelasan dan simulasi dampak gas rumah kaca terhadap manusia ……………………………….……………………
16
7.
Pengukuran diameter pohon kopi (a) dan pengukuran biomas tanaman bawah di petak contoh (b)………………
17
8.
Praktek simulasi dampak penutupan lahan terhadap tata air..............................................................................
v
18
DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3.
4.
5.
6.
Tabel Kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II........................................
Hal 28
Daftar peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II …………...……………...………………
36
Hasil evaluasi penilaian kinerja pengajar/pelatih pada Pelatihan Inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II ..........................................................................
38
Hasil evaluasi penilaian peserta terhadap penyelenggaran pelatihan Inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II ..........................................................................
39
Hasil evaluasi penilaian peserta terhadap kurikulum dan silabus Pelatihan Inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II .........................................................
40
Hasil evaluasi penilaian peserta terhadap pelaksanaan Praktek lapang pelatihan Inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II .....……………………………………….
41
vi
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kerusakan lingkungan di kawasan Taman Nasional (TN) dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik yang disebabkan oleh manusia maupun oleh alam. Kerusakan kawasan TN oleh manusia misalnya perambahan hutan, penebangan hutan (legal dan illegal), konversi hutan untuk kepentingan lain (pemukiman, perkebunan, pertanian, perikanan) dan kebakaran hutan. Sedang kerusakan hutan karena alam bisa terjadi oleh bencana gunung meletus sehingga menimbulkan api dan membakar hutan. Dari besarnya kerusakan hutan ternyata dampak yang ditimbulkan oleh manusia lebih besar, lebih cepat dan lebih tersebar dibandingkan kerusakan oleh faktor alam. Hutan merupakan faktor pemelihara lingkungan yang paling efektif dibandingkan dengan pemanfaatan lahan yang lain seperti perkebunan dan pertanian. Hutan alam hujan tropis secara spesifik memiliki peran yang sangat besar dalam memelihara lingkungan, hal ini karena tingginya kekayaan dan keanekaragaman jenis baik flora maupun faunanya. Bila dicermati, penyebab utama kerusakan kawasan TN khususnya TN Meru Betiri (TNMB) oleh manusia bermula dari masalah sosial ekonomi, politik dan kesadaran dan ketaatan hukum. Oleh karena itu, kegiatan pencegahan dan pengurangan kerusakan dapat ditempuh melalui perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan peningkatan kesadaran serta ketataatan terhadap hukum tersebut, misalnya melalui pendidikan dan penyuluhan lingkungan dan efisiensi penggunaan sumber daya alam, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Optimalisasi pemanfaatan lahan milik petani merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui penggunaan lahan yang 1
optimal dan menguntungkan sebagai cara terbaik dalam membangun lingkungan yang sehat dan sekaligus memberi keuntungan yang layak dan berkesinambungan dari aspek ekonomii. Oleh karena itu pelatihan teknik inventarisasi sumber daya milik petani sangatlah penting untuk dilaksanakan sebagai langkah awal pemberdayaan masyarakat berbasis pemanfaatan lahan yang optimal.
2. Informasi Singkat Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Pelatihan ini dilakukan untuk membantu petani agar sebagai manajer di lahannya sendiri dapat mengetahui secara pasti dan benar asset yang dimilikinya, yaitu lahan beserta isinya. Jika petani mengetahui asset yang dimilikinya akan memudahkan petani untuk merencanakan, mengatur dan melaksanakan usaha taninya secara professional dan menguntungkan. Jumlah peserta pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Milik Petani yang telah dilatih berjumlah sekitar 38 orang dari 2 Angkatan yang umumnya berasal dari para petani dan penyuluh yang berada di desa-desa sekitar Taman Nasional Meru Betiri (Kabupaten Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur). Lokasi pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Milik Petani untuk Angkatan I dilakukan di Desa Curah Nongko, Kecamatan Temporejo, Kabupaten Jember dan Angkatan II dilakukan di Hotel Raung, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi dengan pembiayaan berasal dari proyek ITTO PD 519/08 Rev. 1 (F). 3. Maksud dan Tujuan Sebagai upaya tindak lanjut dari studi diagnostik di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), ITTO berencana akan melaksanakan pelatihan inventarisasi sumber daya petani untuk meningkatkan pengetahuan 2
dan keterampilan petani-petani di sekitar TNMB terkait dengan perhitungan nilai ekonomi dan peningkatan produktivitas lahan yang dimilikinya. Maksud pembuatan tulisan ini merupakan laporan pertanggungjawabab penulis sebagai konsultan pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani yang diselenggarakan oleh panitia yang berasal TNMB. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk: (i) memberikan informasi tentang tujuan dan target peserta pelatihan, (ii) melaporkan pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani, (iii) menjelaskan praktek lapangan pada pelatihan inventarisasi sumber daya petani, (iv) mengevaluasi pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani, dan (v) penyusunan rencana tindak lanjut hasil pelatihan inventarisasi sumber daya petani. II. TUJUAN DAN TARGET SUMBER DAYA PETANI
PELATIHAN
INVENTARISASI
Tujuan dari pelatihan inventarisasi sumber daya petani adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan petani di bidang inventarisasi sumber daya lahan yang dimilikinya secara langsung di lapangan atau “on the job training” yang ditindak lanjuti dengan pembimbingan pelaksanaannya di lapangan. Pelatihan inventarisasi sumber daya petani ini dilaksanakan secara dominan di lapangan daripada di kelas sebagaimana biasanya pelaksanaan suatu pelatihan. Hal ini dilakukan karena untuk (i) membuka kesempatan peserta belajar dan bertanya yang lebih banyak, (ii) menerapkan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by doing), (iii) menghemat biaya sewa ruangan, dan (iv) meningkatkan efektivitas hasil pelatihan. Target yang menjadi peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani adalah kelompok-kelompok tani yang berada di dua kabupaten 3
(Jember dan Banyuwangi) yang masuk wilayah TNMB dengan harapan setelah pelatihan kelompok-kelompok tani tersebut dapat termotivasi dan mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diterimanya saat pelatihan dilaksanakan. Target peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani yang tercantum dalam Project Document ITTO adalah sekitar 20 orang dan ternyata target peserta pelatihan telah terlampaui hampir 2 kali lipat dari target semula, yaitu sekitar 38 orang dari desa-desa sekitar TNMB yang berada di Kabupaten Jember (Angkatan I) dan Banyuwangi (Angkatan II) (Gambar 1).
Gambar 1. Peserta Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan I (kiri) dan Angkatan II (kanan)
Daftar nama peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan Angkatan II dapat dilihat pada Tabel 1.
4
Tabel 1. Daftar nama dan pekerjaan utama peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II No.
Angkatan I (Jember) Nama Peserta Pekerjaan Utama
Angkatan II (Banyuwangi) Nama Peserta Pekerjaan Utama
1.
Slamet
Tani
Jito
Tani
2.
Tamin Sutarjo
Tani
Ponidi
Tani
3.
Mistar
Tani
Petani
4.
Ponijan
Tani
Moh Ali Maksum Sudarnoto
Penyuluh
5.
Kukuh Widodo
Tani
Fakhruddin
Penyuluh
6.
P. Buadi
Tani
Sugiyanto
Wiraswasta
7.
Suparman
Tani
Jundi Wijoyo
Wiraswasta
8.
Paikun
Tani
Ali Maksum
Tani
9.
Soirin
Tani
Sukiman
Dagang
10.
Supendi
Tani
Suprapto
Pekebun
11.
Haryono, SP
Penyuluh
Pekebun
12.
Suparto
Tani
Iskak Suprawoko Aris Wahyudi
13.
Tani
Supriyono
Pekebun
14.
Deni A. Sugianto Sukarman
Tani
Paidi
Tani
15.
Sumadi
Tani
Abdul Hamid
Perhutani
16.
Parman
Tani
Yoyok Windri
Perhutani
17.
P. Hamid
Tani
Priyadi Usian
Petani
18.
Wahyu C. Kirana Ika Puspitasari
Staf TNMB
H. Suyono, SP
Petani
Staf TNMB
Dwi Waluyo
Wiraswasta
19.
5
Guru
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata peserta pelatihan pelatihan inventarisasi sumber daya petani adalah petani, penyuluh dan karyawan TNMB dan Pehutani. Peserta pelatihan Angkatan II ada yang berprofesi utamanya sebagai pedagang, namun dalam pekerjaan sampingannya adalah sebagai petani di ladang miliknya. Untuk Lebih jelasnya biodata masing-masing peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II terkait dengan nama, luas tanah yang dimiliki, pekerjaan utama dan sampingan, asal peserta dan tanaman yang dibudidayakan dapat dilihat pada Lampiran 2. III.PELAKSANAAN DAYA PETANI
PELATIHAN
INVENTARISASI
SUMBER
Pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II dilaksanakan selama 3 hari dengan 1 hari di kelas dan 2 hari langsung praktek di lapangan dari mulai menentukan lokasi lahan yang akan diinventarisasi, memetakan, dan menghitung nilai ekonomi dan nilai kandungan karbonnya. Pelatihan Angkatan I dilaksanakan di Desa Curah Nongko, Kecamatan Tempurejo, Jember dari tanggal 2628 Juli 2011 sedangkan Angkatan II dilaksanakan di Hotel Raung, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi dari tanggal 29 September – 1 Oktober 2011. Untuk lebih jelasnya acara pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan II dapat dilihat pada Tabel 2.
6
Tabel 2. Susunan acara pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan II No. I. 1.
2. 3. 3. 4. 5. 6. 7.
II. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. III. 1. 2. 3. 4. 5.
Hari/Waktu Kegiatan Pelatihan Pelatihan Hari Pertama, 29 September 2011 08.00 - 09.00 Pembukaan Pelatihan - Sambutan, sekaligus pembukaan pelatihan - Pembacaan Doa 09.00 -10.00 Bina Suasana Pelatihan (Perkenalan dan keakraban Peserta Pelatihan) 10.15 -10.30 Coffee Break 10.30 -12.30 Kebijakan Pemda dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat di sekitar TNMB 12.30 -13.30 ISHOMA 13.30 -15.15 Teknik Inventarisasi Sumber Daya Milik Petani 15.15 -15.30 Coffee Break 15.30 - 17.00 Pengenalan Peta dan Pemetaan Sederhana Hari Kedua, 30 September 2011 08.00-09.30 Praktek Pemetaan Sederhana Hasil Inventarisasi Sumber Daya 09.30-10.15 Praktek Pemetaan Sederhana Hasil Inventarisasi Sumber Daya 10.15-10.30 Coffee Break 10.30-12.30 Praktek Teknik Inventarisasi Sumber Daya Petani 12.30-13.30 ISHOMA 13.30-15.15 Praktek Teknik Inventarisasi Sumber Daya Petani 15.15-15.30 Coffee Break 15.30-17.00 Pembahasan hasil praktek Hari Ketiga, 01 Oktober 2011 08.00-11.00 Praktek Fungsi Agroforestry dalam Menyimpan Air dan Menjaga Cadangan Karbon 11.00-11.15 Coffee Break 11.15-12.30 Praktek Fungsi Agroforestry dalam Menyimpan Air dan Menjaga Cadangan Karbon 12.30-13.30 Istirahat, Sholat, danMakan Siang 13.00-16.30 Presentasi dan Diskusi : - PeranAgroforestridalam menyimpan air dan
7
Penanggung Jawab Panitia (Protokol : Dewi) Kepala Balai TNMB Dody Panitia (Dody, Deny, Kader konservasi) Panitia Bapeda Kab. Banyuwangi Panitia Ir. Subarudi, M.WoodSc Panitia Nugroho
Nugroho dan Panitia Nugroho dan Panitia Panitia Ir. Subarudi, M.WoodSc dan Panitia Panitia Ir. Subarudi, M.WoodSc dan Panitia Ir. Subarudi, M.WoodSc, Nugroho dan Panitia Kurniatun hairiah, dkk Panitia Kurniatun hairiah, dkk Panitia Kurniatun hairiah, dkk
mempertahankancadangankarbon Caramenaksircadangankarbon Evaluasipotensinilaiekonomi agroforestry - Analisis Usaha Tani Penutupan Pelatihan Ramah tamah -
6. 7.
16.30-17.00 17.00 -
Kepala Balai TNMB Panitia
Pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan Angkatan II dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Taman Nasional setelah mendengarkan sambutan dari Camat setempat dimana pelatihan berlangsung (Gambar 2).
Gambar 2. Acara pembukaan pelatihan inventarisasi SD petani Angkatan I dan II
Untuk memudahkan penerimaan petani terhadap materi pelatihan yang diberikan, maka materi-materi yang ada diringkas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh mereka. Handout pelatihan lebih banyak berupa gambar-gambar dan skemaskema yang menunjukkan alur pelaksanaan kegiatan inventarisasi sumber daya petani..
8
3.1. Penjelesan Mata Ajaran Bina Suasana Pelatihan Mata ajaran Bina Suasana Pelatihan dilaksanakan dengan tujuan peserta pelatihan dapat lebih mengenal antar sesama peserta yang lokasi dan asal peseta berbeda-beda. Dalam mata ajaran ini dilakukan permaian-permaian yang pada dasarnya untuk membangun komunikasi dan kekompakan diantara peserta sehingga mereka dapat melaksanakan pelatihan dengan perasaan tenang dan senang (Gambar 3.)
Gambar 3. Permainan dalam mata ajaran bina suasana
Disamping itu juga, mata ajaran ini melatih daya ingat para peserta dengan mengadkan test singkat kepada peserta untuk dapat mengingat-ingat kembali temannya yang sudah diperkenalkan sebelumnya. Prinsipnya mata ajaran ini mencoba mencairkan suasana pelatihan untuk lebih relaks dan santai sehingga peserta siap untuk menerima 9
pelajaran yang akan diberikan widyaiswara dengan perasaan senang, santai dan serius. 3.2. Penjelasan Mata Ajaran Kebijakan Pemda Dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat Mata ajaran kebijakan Pemda dalam mendukung pemnerdayaan masyarakat diberikan dalam upaya peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami kebijakan pemerintah daerahnya terutama dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Mata ajaran ini biasanya dilaksanakan oleh Pimpinan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jember dan Bappeda Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan ini dilakukan karena Bappeda sebagai unit perencanaan daerah mengetahui betul jenis dan bentuk program-program yang dirancang dan dilaksanakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. 3.3. Penjelasan Mata Ajaran Inventarisasi Sumber Daya Petani Mata ajaran inventarisasi sumber daya petani mengajarkan petani sebagai manajer harus mengetahui asset miliknya yang akan dikelola sebagaimana sebuah usaha. Sumber daya petani disini adalah lahan milik atau sewa yang dikelola oleh petani. Sebagai contoh, masyarakat yang hidup di sekitar Taman Nasioanal Meru Betiri diberikan lahan kelola oleh Balai Taman Nasioanal Meru Betiri di zona rehabilitasi yang telah “rusak” akibat penebangan liar di era reformasi. Mata ajaran ini mencoba membantu petani untuk menginventarisasi semua tanaman (pohon, perdu, tanaman obat-obatan) yang ada di lahan miliknya dengan mencatat terkait dengan data jumlah dan jenis tanaman, diameter batang pohon berkayu, dan tanaman obatobatan. Inventarisasi ini dilakukan dengan cara sensus (sampling
10
100%) mengingat rata-rata luas lahan yang dimiliki seorang petani di Pulau Jawa sekitar 0,25-0,30 ha. Setelah diperoleh data terkait dengan jumlah dan jenis tanaman hasil inventarisasi, kemudian dilakukan diskusi terkait dengan jumlah dan bentuk produk yang dihasilkan oleh tanaman hasil inventarisasi. Informasi yang diperlukan. misalnya pohon Durian (Durio zibethinus), adalah: (i) umur berapa pohon durian mulai berbuah?, (ii) berapa kali panen buah durian dalam satu tahun?, (iii) berapa jumlah buah durian dalam satu batang pohon durian?, (iv) berapa harga jual ratarata buah durian yang dipanen?, (v) bagaimana cara menjual buah durian tersebut? Berdasarkan informasi yang diperoleh terkait dengan produktivitas setiap tanaman yang ada di lahan petani, maka petani akan dapat menghitung berapa nilai ekonomi lahan miliknya yang ditanami berbagai jenis tanaman. Dengan perkataan lain petani telah berhasil menghitung pendapatan yang diperolehnya setiap tahun. Setelah mengetahui pendapatannya setiap tahun, petani diminta juga untuk menghitung berapa besar pengeluaran mereka setiap bulan agar dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sekeluarga (dari mulai kebutuhan makan dan minum serta rokok, uang sekolah dan transportasi, biaya pembayaran listrik dan pulsa handpone, dan lainlain. Hasil perhitungan antara pendapatan dan pengeluaran mereka dalam setahun, ternyata petani ada yang mengalami defisit pendapatan sehingga petani diminta untuk mendiskusikan langkah-langkah apa yang harus dlakukan apabila mereka mengalami defisit pendapatan (besar pasak daripada tiang). Langkah-langkah yang dilakukan petani untuk meespon defisit pendapatan adalah sebagai berikut: 1. Memilih jenis tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dan sesuai dengan tempat tumbuh dan mudah memasarkan hasil produknya. 11
2. Mengoptimalkan lahan-lahan yang kosong dengan jenis tanaman yang produktif dan punya nilai ekonomi tinggi 3. Mengganti tanaman yang kurang produktif dengan jenis tanaman yang produktif dan punya nilai ekonomi tinggi 4. Mengurangi biaya-biaya yang terlalu tinggi dan merasionalkan pengeluaran yang ada 5. Melakukan proses paska panen untuk lebih meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan dari lahan miliknya 6. Mencari peluang-peluang pasar yang mau membeli produk yang dihasilkannya dengan harga tinggi. 3.4. Penjelasan Mata Ajaran Pemetaan Sederhana Mata ajaran pemetaan sederhana memberikan ilmu dan pengetahuan kepada para peserta terkait dengan apa itu peta, manfaat peta, unsure-unsur dalam sebuah peta (arah U-S, skala, dan legenda). Mata ajaran ini juga memberikan petani sebuah pengalaman membuat peta sederhana dari lahan milikinya berikut dengan segala isinya dari hasil sensus di lapangan. Pembuatan peta dilakukan oleh perseorangan dan kelompok agar terjadi pertukaran informasi sesame anggota kelompok praktek. Hasil pengukuran lahan di lapangan dengan meteran (jarak lapang) dan kompas (arah dan azimuth) dicoba untuk dibuatkan peta sederhananya dengan skala 1 : 2000 artinya satu sentimeter (cm) di peta mencerminkan 2000 cm atau 2 meter jarak di lapangan. Peta kondisi lahan yang digabarkan dalam kerta millimeter blok, kemudian dihitung luasannya dengan menggunakan kotak-kotak millimeter. Perhitungan luas tersebut kemudian dibandingkan dengan metode pengukuran panjang sisi lahan yang menggunakan penggaris dan benang. Hasil pengukuran penjumlahan panjang setiap sisi nya kemudian dibagi dengan 4 untuk menghitung luas dengan asumsi lahan tersebut berbentuk 4 persegi panjang (kubus). Hasilnya 12
perhitungan luasnya lebih akurat dengan menggunakan millimeter blok daripada dengan mistar dan benang. 3.5. Penjelasan Mata Ajaran Agroforestry Agroforestri merupakan sistem penggunaan lahan yang mengkombinasikan tanaman keras (pohon-pohonan, perdu, pakupakuan, bambu, dan sebagainya) dengan tanaman pertanian dan atau hewan dalam suatu bentuk pengaturan ruang dan didalamnya terdapat interaksi ekologi dan ekonomi antara berbagai komponen yang bersangkutan. Lahan yang dikelola secara agroforestri akan menghasilkan produk pertanian/perkebunan yang membutuhkan waktu panen pendek dan produk kehutanan dengan jangka waktu panen yang lebih panjang. Mata ajaran agoforestri memberikan pengetahuan kepada peserta pelatihan terkait dengan pengukuran pohon hidup dan mati (lingkar batang pada dbh) serta semua tanaman bawah yang memiiki nilai karbon. Hasil pengukuran di lapangan kemudian dihitung niai kandungan karbonnya dengan menggunakan Table perhitungan berat jenis (BJ) tanaman untuk setiap jenis tanaman untuk mendapat berat biomasa. Berat biomassa tanaman kemudian dikalikan dengan jumlah karbon yang ada di dalam tanaman tersebut sehingga dipeoleh nilai karbon untuk satu jenis tanaman. Mata ajaran agroforestri juga memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peserta tentang dampak pembukaan dan penutupan lahan terhadap tata air (penyerapan air, pelimpasan air, erosi dan sedimentasi). Hal ini untuk lebih menggugah dan menyakinkan petani kenapa lahan-lahan kosong harus ditanami tanaman dengan berbagai lapisan/strata tajuk yang berbeda-beda.
13
IV. PELAKSANAAN PRAKTEK PADA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
Pelaksanaan praktek pelatihan inventarisasi sumber data petani dilakukan dalam tiga tahapan utama, diantaranya: (i) praktek pengukuran batas lahan petani, (ii) praktek inventarisasi jumlah dan jenis tanaman yang ada di dalam lahan petani, (iii) praketk pengukuran nilai kandungan karbon di alam lahan petani, dan (iv) praktek simulasi pengaruh tutupan lahan terhadap tata air lahan disekitarnya. 4.1. Praktek Pengukuran Batas Lahan Petani Dalam prakteknya peserta pelatihan dibagi dalam tiga kelompok praktek, masing-masing regu terdiri dari 6-7 orang. Setiap kelompok diberikan tugas untuk mengukur batas lahan yang sudah ditetapkan dengan menggunakan meteran (jarak lapang) dan kompas (arah dan azimuth jalur). Ketua regu membagi tugas merata diantara anggotanya sehingga ada tugasnya mencatat hasil pengukuran jarak lapang, ada yang bertugas membentangkan meteran, ada yang bertugas membidik arah jalur dengan alat kompas. Data hasil pengukuran di lapangan akan diolah secara kelompok di luar ruangan kelas setelah kegiatan praktek inventarisasi selesai (Gambar 3).
14
Gambar 4. Diskusi dalam menyelesaian tugas pemetaan hasil praktek
4.2. Praktek Inventarisasi Jumlah dan Jenis Tanaman di Lahan Petani Seperti halnya praktek pengukuran batas lahan, praktek inventarisasi dilakukan dengan menggunakan daftar kelompok yang sama hanya tugasnya yang berbeda yaitu menginventarisis jenis dan diameter pohon serta letak pohon tersbut dalam garis tengah jalur pengamatan. Anggota regu yang tugasnya mendata mencatat semua hasil pengukuran anggota regu lainnya terkait dengan semua jenis dan diameter batang serta jumlah tanaman yang berada pada semua jalur yang telah ditetapkan oleh instruktur untuk diukur (Gambar 5).
Gambar 5. Pelaksanaan praktek inventarisasi sumber daya petani
15
4.3. Praktek Pengukuran Nilai Kandungan Karbon Seperti halnya praktek pengukuran batas lahan, praktek pengukuran kandungan karbon dilakukan bersamaan dengan praktek simulasi pengaruh tutupan lahan (agroforestri) terhadap tata air sehingga peserta pelathan dibagi dalam 2 kelompok. Sebelum dimulai praktek peserta diberi pengarahan dan simulasi tentang dampak rumah kaca terhadap kehidupan manusia (Gambar 6). Pada awalnya satu kelompok melakukan pengukuran kandungan karbon dan setelah itu kelompok yang sama bepindah ke lokasi praktek simulasi.
Gambar 6. Penjelasan dan simulasi dampak gas rumah kaca terhadap manusia
Praktek pengukuran karbon hampir sama dengan praktek inventarisasi, dimana peserta diharuskan membuat petak contoh dengan ukuran panjang 20 meter dan lebar 5 meter. Kemudian petak dibagi menjadi dua dengan ukuran 20 m x 2,5 m untuk mempercepat proses inventarisasi dan pengukuran pohon-pohon yang berada di dalam petak contoh (Gambar 7 a). Petak contoh tanaman bawah dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m sebanyak 8 buah dengan posisi tersebar dengan jarak tiap petak 12,5 meter secara sistematik. Kemudian tanaman bawah yang masuk ke
16
dalam plot dimasukkan kantong plastic untuk selanjutnya ditimbang beratnya (Gambar 7 b).
Gambar 7. Pengukuran diameter pohon kopi (a) dan pengukuran biomas tanaman bawah di petak contoh (b)
4.4. Praktek Simulasi Pengaruh Tutupan Lahan Terhadap Tata Air Praktek simulasi pengaruh tutupan lahan terhadap tata air, dilakukan dengan membuat simulasi di lokasi tertentu yang terbuka dan diberikan air melalui gembor untuk melihat fenomena yang terjadi setelah air dalam gembor habis. Kemudian peserta diminta menjawab pertanyaan oleh instruktur yang membimbing praktek. Mengapa begini dan mengapa begitu menjadi ajang diskusi yang menarik diantara peserta praktek. Lokasi simulasi dipindahkan ke lokasi tertentu yang telah dirancang tertutup serasah dan dedaunan. Kemudian lokasi tersebut diberikan air melalui gembor untuk melihat fenomena yang terjadi setelah air dalam gembor habis. Kemudian peserta diminta membandingkan jumlah dan kualitas air yang dihasilkannya dengan lokasi simulasi yang terbuka (Gambar 8).
17
Gambar 8. Praktek simulasi dampak penutupan lahan terhadap tata air
V.
EVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
PELATIHAN
Dalam pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani, ada 3 evaluasi yang dilakukan mencakup: (i) evaluasi pelaksanaan pelatihan, (ii) evaluasi kurikulum dan silabus, (iii) evaluasi terhadap widyaswara yang mengajar dan melatih petani, dan (iv) evaluasi terhadap pelaksanaan praktek. 5.1. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Secara umum pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani dapat dikatakan berjalan dengan baik dan lancar. Sedangkan hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II) terhadap pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan dapat dilihat pada Table 3.
18
Tabel 3. Hasil penilaian rata-rata perserta (Angkatan I dan II) terhadap pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani
No. 1 2 3 4 5 6 7.
Indikator Penyambutan kedatangan peserta Pemberian alat tulis pelatihan Pelayanan akomodasi Pelayanan konsumsi Pemberian bahan-bahan pelatihan Pelayanan transportasi selama Pemberian biaya bantuan transportasi
Pilihan Peserta (%) Amat Baik Cukup Kurang Baik 20 57 20 3 16 48 33 3 14 30 41 15 6 39 50 6 16 26 59 12 9 21 60 10 32 37 31
5.2. Evaluasi Kurikulum dan Silabus Hasil evaluasi terhadap kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi sumber daya petani yang dilakukan oleh para peserta pelatihan baik peserta pelatihan Angkatan I dan II dapat dilihat pada Lampiran 2. Namun demikian hasil peniaian rata-rata peserta terhadap kurikulum dan silabus pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil penilaian rata-rata perserta (Angkatan I dan II) terhadap kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi sumber daya petani
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator Jumlah mata pelajaran yang ada Komposisi mata pelajaran Tingkat pemahaman peserta atas mata pelajaran Manfaat praktik dari mata pelajaran Kelengkapan metode dan bahan 19
Pilihan Peserta (%) Amat Baik Cukup Kurang Baik 3 36 52 9 9 29 51 12 3 30 64 3 22
46
32
9
32
48
11
6. 7.
ajar Keterkaitan antara bahan pelajaran dan mata pelajaran Lama pelatihan 3 hari
11
28
59
3
10
36
32
22
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi sumber daya petani terutama untuk jumlah mata ajaran dan komposisi mata ajaran, manfaat praktek dari mata ajaran dan keterkaitan antara bahan pelajaran dan mata ajaran dinilai Amat Baik (11-22%), Baik (28-46%), Cukup (32-64%) dan kurang (3-12%) oleh peserta pelatihan Angkatan I dan II. Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum dan silabus yang dirancang untuk pelatihan inventarisasi sumber daya petani sudah sesuai jenis dan komposisi mata pelajarannya. 5.3. Evaluasi Terhadap Widyaiswara Evaluasi widyaisawara dilakukan dengan memberikan formulir yang harus diisi peserta pelatihan setelah widyaiswara yang bersangkutan telah menyelesaikan pelajarannya. Hal ini dilakukan agar peserta masih mengingat benar terkait dengan penampilan dan kinerja widyaiswara tersebut di dalam kelas. Hasil evaluasi widyaiswara yang dilakukan oleh para peserta pelatihan baik peserta pelatihan Angkatan I dan II dapat dilihat pada Lampiran 2. Namun demikian hasil peniaian rata-rata peserta terhadap pengajar tetap dapat dilihat pada Tabel 5.
20
Tabel 5. Hasil penilaian rata-rata perserta (Angkatan I dan II) terhadap widyiswara dalam pelatihan inventarisasi sumber daya petani No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Materi yang Dinilai oleh Peserta Penguasaan materi Ketepatan waktu Sistematika penyajian Penggunaan metode Daya simpati, dan gaya Penggunaan bahasa Pemberian motivasi Pencapaian TIK Kesempatan tanya-jawab Kepercayaan diri Penguasaan materi
Sbr 85.8 89.0 86.8 86.5 86.7 88.9 87.0 84.5 86.8 91.6 85.8
Nama Pengajar/Pelatih Nug Nyo Kurni 86.7 69.0 92.3 86.3 78.3 92.8 85.0 69.8 92.3 86.3 71.5 92.6 87.6 69.8 92.6 85.4 80.5 91.9 85.3 64.8 91.6 85.7 66.3 92.2 87.1 78.3 91.6 87.8 80.3 93.4 86.7 69.0 92.3
Widi 90.6 91.2 89.7 90.8 89.9 90.6 88.3 88.2 88.8 89.5 90.6
Tabel 5 menunjukkan bahwa semua widyaiswara yang mengjar teori dan pratek dinilai oleh semua peserta pelatihan Angkatan I dan II cukup mampu dan professional dengan nilai rata-rata diatas 85, kecuali widyaiswara dari Pemda Kabupaten dengan nilai terendah 64 dan tertinggi 80. Adapun saran dan masukan yang diberikan untuk masing-masing widyaiswara yag mengajar di pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan II sebagaimana tercantum dalam Tabel 6.
Tabel 6. Saran peserta pelatihan bagi widyaiswara yang mengajar pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan II No.
Saran dari Peserta
SBR
1.
Jangan terlalu serius dalam penyampaian
√
Nyo
Nug
materi 2.
Penggunaan alat bantu terlalu cepat
√
3.
Kurang memberi kesempatan tanya-jawab
4.
Materi tidak disiapkan terlebih dahulu
21
√
√ √
√
Widi
Kurni
5.
Penampilan dan sikap instruktur kurang
√
6.
Lebih banyak praktek
√
7.
Jawaban kurang pas dan tegas
√
8.
Metode pengajaran kurang tepat
9.
Menggunakan bahasa yang kurang dipahami
10.
Kurang menggunakan bahasa tubuh
√
11.
Kepercayaan diri masih kurang
√
12.
Teori kurang sesuai dengan kondisi lokal
13.
Kurang waktu pengajaran
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√
5.4. Evaluasi Pelaksanaan Praktek Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan praktek pelatihan inventarisasi sumber daya petani yang dilakukan oleh para peserta pelatihan baik peserta pelatihan Angkatan I dan II dapat dilihat pada Lampiran 2. Namun demikian hasil peniaian rata-rata peserta terhadap pelaksanaan praktek pelatihan tetap dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa pelaksanaan praktek pelatihan inventarisasi sumber daya petani dinilai sedang (12-33%), cukup (6580%), dan terlalu pendek (3-15%). Jadi dapat disimpulkan bawa pembagian jumlah jam teori dan praktek sudah cukup sesuai dan tepat. Tabel 7. Hasil penilaian rata-rata perserta (Angkatan I dan II) terhadap widyiswara dalam pelatihan inventarisasi sumber daya petani No. 1 2 3 4 5 6
Pertanyaan
Terlalu Lama
Pemilihan waktu praktek Lama sesi praktek Arahan dana transfer infromasi di dalam praktek lapangan Program sesi praktek lapangan Pelaksanaan kegiatan praktek Pemilihan obyek praktek
3 3 3 3
22
Pilihan Peserta Sedang Cukup
Terlalu Pendek
33 17 12
67 65 70
15 15
16 14 20
78 80 68
3 3 12
VI. TINDAK LANJUT PASKA PELAKSANAAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
PELATIHAN
Mengingat pelatihan inventarisasi sumber daya petani dilakukan dengan waktu yang terbatas (3 hari), maka Balai Taman Nasional Mru Betiri atau Proyek ITTO PD 518/08 Rev. 1 (F) harus melakukan tindak lanjut paska pelatihan untuk melihat sejauh mana ilmu dan teknologi yang diterima petani diterapkan. Proyek ITTO perlu melakukan tindak lanjut dengan melaksanakan program pemberdayaan petani di lokasi kelompok-kelompok tani yang sudah dilatih dengan memberikan bibit tanaman yang diminta petani tetapi dengan syarat bibit akan diberikan kepada petani yang sudah melakukan inventarisasi lahan miliknya. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan pendapatan masyarakat lebih terarah jika dilakukan dengan pendekatan optimalisasi lahan milik petani sehingga bibit yang diminta petani memang sesuai dengan kebutuhannya setelah mereka melakukan inventarisasi semua tanaman yang ada di lahannya. Perlu digarisbawahi disini, bahwa jika bibit tanaman yang diminta oleh petani kemungkinan besar bibit tersebut akan ditanam, hal ini berbeda jika petani diberikan bibit (walaupun kualitas bibit unggul) tetapi bukan yang dibutuhkannya, maka pasti bibit tersebut tidak akan ditanam di lahan miliknya. Disamping itu Balai TN Meru Betiri juga dirasakan perlu membina petani yang hidup di sekitar TN dengan pemberian bimbingan teknis secara terus menerus agar mereka berhasil melaksanaan optimalisasi di lahan miliknya. Pembimbing teknis tidak harus karyawan dari TN, tetapi dapat juga dipilih dari petani-petani yang memang sudah terbukti sukses hidupnya dari proses pengolahan lahanya. Dalam hal ini pihak pengelola TN hanya bertindak sebagai fasilitator dengan 23
menggunakan petani-petani terampl yang ada di sekitar TN Meru Betiri. Balai TN Meru Betiri dan proyek ITTO dapat juga membantu petanipetani untuk membuat proposal kegiatan yang dibutuhkan kelompokkelompok tani di wilayah kerjanya ke Satuan Kerja Pemerintah daerah (SKPD) yang terkait. Sebagai contoh Pemda Banyuwangi akan memberikan sapi kepada masyarakat sebanyak 6000 sapi. Peluang ini harus ditangkap dan direalisasikan oleh petani atau kelompok tani dengan dibantu oleh TN Meru Betiri mencarikan bibit rumput gajah yang unggul sehingga saat program pemberian sapi muncul, kelompok tani sudah siap dengan penyediaan pakan bagi sapi bantuan dari pemda. Balai TN Meru Betiri dan proyek ITTO dapat juga membantu petanipetani untuk menjadi kelompok tani yang mandiri dan jika memang diperlukan dapat diberi bimbingan untuk pembentukan koperasi di wilayah kelompok-kelompok tani yang memang sudah mapan dan mandiri.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Pelatihan inventarisasi sumber daya petani telah dilaksanakan melalui 2 Angkatan, yaitu Angkatan I dilaksanakan di Curahnongko, Jember dari tanggal 28-30 Agustus 2011 dan Angkatan II dilaksanakan di kalibaru, banyuwangi dari tanggal 29 September – 1 Oktober 2011. Jumlah total peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani sebanyak 40 orang yang terdiri dari Angkatan I sebaanyak 20 orang dan Angkatan II sebanyak 20 orang.
24
Kedua pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani di kabupaten Jember dan Banyuwangi berjalan baik dan lancer dengan tingkat partisipasi peserta yang tinggi dalam Tanya jawab dan berdiskusi. Hasil verifikasi peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan juga menilai cukup baik. Hasil penilaian peserta Angkatan I terhadap kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi sumber daya petani cukup baik, sehingga kurikulum dan silabusnya tidak dirubah dan memang hasil penilaian peserta Angkatan II mirip dengan penilaian peserta Angkatan I. Hasil penilaian peserta pelatihan terhadap widyaiswara yang mengajar cukup baik, namun ada juga saran-saran yang diberikan oleh peserta yang sebaiknya diperhatikan jika ingin melaksanakan pelatihan sejenis di tempat lainnya.
7.2. Saran Balai TN Meru Betiri dan Proyek ITTO perlu menindak lanjuti paska pelatihan dengan program-program pemberdayaan masyarakat yang berbasis optimalisasi pemanfaatan lahan milik petani. Dinas-Dinas Kehutanan sekitar TN Meru Betiri perlu bekerjasama dengan TN Meru Betiri dalam rangka peningkatan kesadaran masyarakat akan fungsi hutan dan ekosistem pendukungnya. Pemda dan Balai TN Meru Betiri harus saling bahu membahu untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat sekitar TN dengan pemebrian bimbingan teknis dan pendirian koperasi di wilayahwilayah dengan kelompok tani yang sudah mapan dan mandiri.
25
Lampiran 1. KURIKULUM DAN SILABUS PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
1.
Latar Belakang :
Kerusakan lingkungan di kawasan Taman Nasional (TN) dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik yang disebabkan manusia maupun oleh alam. Kerusakan kawasan TN oleh manusia misalnya perambahan hutan, penebangan hutan (legal dan illegal), konversi hutan untuk kepentingan lain (pemukiman, perkebunan, pertanian, perikanan) dan kebakaran hutan. Sedang kerusakan hutan karena alam bisa terjadi oleh bencana gunung meletus sehingga menimbulkan api dan membakar hutan. Dari besarnya kerusakan hutan ternyata yang ditimbulkan oleh manusia lebih besar, lebih cepat dan lebih tersebar. Hutan merupakan faktor pemelihara lingkungan yang paling efektif dibanding yang lain seperti perkebunan dan pertanian. Hutan alam hujan tropis secara spesifik sangat besar peranannya dalam memelihara lingkungan, hal ini karena tingginya kekayaan jenis baik flora maupun faunanya. Bila dicermati, penyebab utama kerusakan kawasan TN oleh manusia bermula dari masalah sosial ekonomi, politik dan kesadaran dan ketaatan hukum. Oleh karena itu pencegahan dan pengurangan kerusakan dapat ditempuh dengan perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan peningkatan kesadaran serta ketataatan terhadap hukum tersebut, misalnya melalui pendidikan lingkungan dan efisiensi penggunaan sumber daya alam dan peningkatan pendapatan masyarakat. Optimalisasi pemanfaatan lahan milik petani merupakan salah satu penggunaan lahan yang penting dan bermanfaat sebagai cara yang 26
baik dalam membangun lingkungan dan sekaligus memberi keuntungan yang layak dari aspek ekonomi secara lestari. Oleh karena itu pelatihan teknik inventarisasi sumber daya milik petani sangatlah penting untuk dilaksanakan. 2. Tujuan Pelatihan Setelah menyelesaikan pelatihan ini peserta dapat: Menerapkan teknik inventarisasi lahan milik petani untuk penanaman pohon dan tanaman semusim di lahannya masing-masing. 3. Sasaran Pelatihan - Menjelaskan tentang pentingnya inventarisasi sumber daya yang berada di lahan milik petani. - Melaksanakan inventarisasi jenis-jenis tanaman yang tumbuh di lahan petani yang memungkinkan diterapkan dilahannya. - Melakukan pemilihan jenis pohon dan tanaman semusim yang cocok diterapkan dilahannya sebagai tanaman pengayaan. - Menerapkan teknik perhitungan nilai ekonomi dan analisa usaha sumber daya di lahan petani. 4. Kelompok Sasaran Pelatihan
a. Jumlah peserta: 20 – 30 orang b. Asal Peserta: Masyarakat dari 8 Desa sekitar Taman Nasional Meru Betiri, Kabupaten Jember dan Pasuruan. Penyuluh dan Staff Dinas Kehutanan Pemda Kabupaten Jember dan Pasuruan
c. Persyaratan Peserta: Masyarakat/petani yang akan mengoptimalkan sumber daya lahan yang dimilikinya Pegawai Pemda yang terkait dengan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat/petani Belum pernah mengikuti pelatihan yang sejenis 27
5. Pengajar a. Persyaratan Pengajar : - Menguasai materi yang akan diberikan - Menguasai dan mampu menerapkan metodologi belajar orang dewasa - Mampu mengevaluasi dan memberikan rekomendasi terhadap pembelajaran 6. Tempat Pelatihan Di Kota Jember atau di Balai Desa Curah Nongko, Kecamatan, Kabupaten Jember 7. Waktu Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari atau setara 30 jpl pada minggu ke 2 bulan Juni 2011. 8. Bahan dan Peralatan Pelatihan a. Untuk Kebutuhan Peserta - Perlengkapan alat tulis - Bahan ajar. - Kalkulator kecil - Benih pohon dan tanaman lainnya dikembangkan di daerah asal peserta. b. Untuk di Ruang Kelas : - Papan tulis dan spidol - OHP, pen dan transparansi - Flipchart - Kertas Chart
28
yang
potensial
9. Daftar Mata Pelajaran Teknik Inventarisasi Sumber Daya Milik Petani/Kelompok Tani
NO.
MATA PELAJARAN
A.
TEORI
1.
Bina Suasana Pelatihan
2.
Kebijakan
Pemda
JPL
2
dalam
Mendukung
Pemberdayaan
3
masyarakat di sekitar Taman Nasional 3.
Teknik inventarisasi sumber daya milik petani
3
4.
Pengenalan peta dan pemetaan sederhana
2
5.
Usaha agroforestri untuk peningkatan pendapatan dan
2
serapan karbon
12
B.
PRAKTEK
1.
Teknik inventarisasi sumber daya milik petani
7
2.
Pemetaan sederhana hasil inventarisasi sumber daya
4
3.
Analisa usaha agroforestri
7 18 Jumlah
29
30
10. Silabus pelatihan
No
Mata pelajaran
Tujuan pembelajaran umum - Setelah mengikuti pelajaran peserta dapat:
Pokok bahasan
A
TEORI
1.
Bina Suasana Pelatihan
-Mengenal antar peserta, panitya dan pengajar. -Menjelaskan program pelatihan.
2.
Kebijakan Pemda dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di sekitarTaman Nasional
-Mengenal kebijakan dan peraturan daerah terkait dengan pemberdayaan masyarakat -Menjelaskan program pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaannya di sekitar TN
30
-Perkenalan -Kerjasama -Motivasi -Harapan kekhawatiran -Organisasi peserta -Alur pelatihan - Kebijakan dan Perda terkait pemberdayaan masyarakat -Jenis program pemberdayaan masyarakat - Hambatan dan masalah dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat -Solusi atas permasalahan pelaksanaan program pemberdayaan
Metode
Alat Bantu/peraga
-Permainan -Tanya jawab -Diskusi, -Presentasi
-Tali/ -Bola Papan tulis -Kertas chart
-Presentasi -Tanya jawab -Diskusi,
- Power Point -Hand out
3.
Teknik inventarisasi sumber daya miliki petani
-Menjelaskan konsep dan manfaat inventarisasi sumber daya - Menjelaskan teknik inventarisasi sumber daya (lahan) petani
4.
Pengenalan peta dan pemetaan sederhana lahan milik petani
Mengenalkan jenis-jenis peta dan pemlihan peta sederhana untuk sumber daya petani
5.
Usaha agroforestri untuk peningkatan pendapatan dan serapan karbon
Menjelaskan cara pembuatan peta sederhana untuk lahan petani - Menjelaskan pengertian usaha agroforestri - Menjelaskan kombinasi tanaman dalam agroforestry -Memahami analisa usaha agroforestri dan tingkat keuntungan
B.
PRAKTEK
1.
Inventarisasi sumber daya milik petani
Melakukan inventarisasi sumber daya milik petani -Mengukur posisi jenis pohon dan jumlahnya
31
masyarakat -Pengertian, Manfaat dan Keunggulan - Prosedur pelaksanaan inventarisasi -Teknik pelaksanaan inventarisasi sumber daya petani -Jenis dan macam peta -Bentuk dan manfaat peta sedehana -Pembuatan peta sederhana
- Ceramah -Tanya jawab -Diskusi -Penugasan
-Hand out -Contoh, Gambar/foto -Papan tulis -Kertas chart -In fokus
-Tanya jawab -Diskusi, -Penugasan
-Hand out -Papan tulis -Kertas chart -Contoh-contoh benih
- Pengertian usaha agroforestri -Teknik kombinasi tanaman dalam agroforestri - Analisa usaha agroforestri dan tingkat keuntungan
-Ceramah -Tanya jawab -Diskusi Penugasan
-Hand out -Gambar/foto -In Fokus -Papan tulis -Kertas chart -Film
-Pengukuran posisi jenis pohon - Menghitung jumlah pohon dan
Praktek inventarisasi di lokasi lahan petani
Buku gambar dan tally sheet
2.
Pemetaan sederhana lahan milik petani
3.
Analisa usaha agroforestri
-Mendiskripsikan diameter dan tinggi masing-masing jenis pohon dan tanaman semusim yang ada di lahan petani -Memetakan hasil pengukuran posisi pohon -Mengindentifikasi lahan-lahan kosong untuk rencana penanaman - Membuat daftar manfaat tanaman yang ada di lahan petani -Melakukan perhitungan untung rugi usaha agroforestri di lahan petani
pertumbuhannya -Rekapitulasi data hasil inventarisasi -Pembuatan peta sederhana -Penentuan luas lahan untuk ditanami
-Milimeter block (besar) -Pensil - Stabiloboss
- Manfaat tanaman yang ada di lahan petani -Perhitungan untung rugi usaha agroforestri
-Alat tulis -Kalkulator -Daftar manfaat
Catatan: Untuk praktek inventarisasi sumber daya di lahan petani dilaksanakan pada areal tanaman campuran yang cukup representatif
32
Lampiran 2. DAFTAR PESERTA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI DI KABUPATEN JEMBER (29-31Juli 2011)
1.
Slamet
Pekerjaan Utama (Sampingan) Tani
2.
Tamin Sutarjo
Tani
3.
Mistar
Tani
4.
Ponijan
Tani
5.
Kukuh Widodo
Tani
6.
P. Buadi
Tani
7.
Suparman
Tani
8.
Paikun
Tani
9.
Soirin
Tani
10.
Supendi
Tani
11.
Haryono, SP
Penyuluh
12.
Suparto
Tani
13.
Deni A. Sugianto
Tani
14.
Sukarman
Tani
15.
Sumadi
Tani
16.
Parman
Tani
17.
P. Hamid
Tani
18.
Wahyu C. Kirana
Staf TNMB
19.
Ika Puspitasari
Staf TNMB
No.
Nama Peserta (Luas Tnh Milik)
33
Asal Peserta Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember Curah Nongko, Jember
Tanaman Budidaya
DAFTAR PESERTA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI DI KABUPATEN BANYUWANGI (28 Sptember-1Oktober 2011) No.
Nama Peserta (Luas Tnh Milik)
Pekerjaan Utama (Sampingan) Tani (Pelihara sapi) Tani
Asal Peserta
Tanaman Budidaya
Pacesilo, Jember
Kopi
Sarongan, Banyuwangi Sarongan, Banyuwangi Arjasa, Jember Genteng, Banyuwangi Pacesilo, Jember
Durian
1.
Jito
2.
Ponidi (0,25 ha)
3.
Petani (Dagang)
4. 5.
Moh Ali Maksum (0,25 ha) Sudarnoto Fakhruddin
6.
Sugiyanto (1 ha)
Wiraswasta (Tani)
7.
Jundi Wijoyo (2 ha) Ali Maksum
Wiraswasta (Tani) Pekerja Hotel (Tani) Dagang (Ternak Kambing) Pekebun (Tani)
Pacesilo, Jember
8. 9. 10.
Sukiman (0,25 ha) Suprapto (0,25 ha)
Penyuluh Penyuluh
Karangharjo, Banyuwangi Glenmore, Banyuwangi Kebun Rejo, Banyuwangi
11.
Iskak Supra-woko (0,25 ha)
Pekebun
Kebun Rejo, Banyuwangi
12.
Aris Wahyudi (0,025 ha)
Guru (Tani)
Kebun Rejo, Banyuwangi
13.
Supriyono (0,025 ha)
Pekebun (Ternak ayam)
Kebun Rejo, Banyuwangi
14.
Paidi (0,075 ha)
Tani
15.
Abdul Hamid
Perhutani
16.
Yoyok Windri
Perhutani
17.
Priyadi Usian (0,5 ha)
Petani (Dagang)
Kebun Rejo, Banyuwangi Kalibaru, Banyuwangi Kalibaru, Banyuwangi Pesanggaran, Banyuwangi
34
Kelapa Kopi, padi, jagung Kopi Tebu Gamelina Jati, kopi, mahoni Kopi, pete, durian Padi, mahoni, trembesi Kopi, kelapa, alpukat, cabe Kelapa, mahoni Kelapa
18. 19.
H. Suyono, SP (3 ha) Dwi Waluyo (0,25 ha)
Petani (Ternak) Wiraswasta (Tani)
Kebun Rejo, Banyuwangi Pace Sempolan, Jember
Mahoni Sengon, jabon, jagung
Lampiran 3. HASIL EVALUASI PENILAIAN KINERJA PENGAJAR/PELATIH PADA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI DI KABUPATEN JEMBER (28-31 JULI 2011) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Materi yang Dinilai oleh Peserta Penguasaan materi Ketepatan waktu Sistematika penyajian penggunaan metode Daya simpati, dan gaya Penggunaan bahasa Pemberian motivasi Pncapaian TIK Kesempatan tanya-jawab Kepercayaan diri Penguasaan materi
Sbr 88.9 90.8 91.4 90.3 89.7 91.8 90.0 89.4 91.6 92.5 88.9
Nama Pengajar/Pelatih Nug Sis Kurni 88.6 76.1 95.0 89.2 79.2 96.0 88.1 78.3 96.3 91.1 76.9 96.0 89.4 77.4 96.0 88.8 78.2 95.0 89.4 78.6 95.3 88.8 79.4 96.0 90.3 80.3 95.3 91.7 83.1 97.7 88.6 76.1 95.0
Widi 95.0 94.7 93.7 94.3 93.7 95.0 95.0 95.7 95.7 96.3 95.0
HASIL EVALUASI PENILAIAN KINERJA PENGAJAR/PELATIH PADA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI DI KABUPATEN BANYUWANGI (29 SEPTEMBER-1 OKTOBER 2011) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Materi yang Dinilai oleh Peserta Penguasaan materi Ketepatan waktu Sistematika penyajian penggunaan metode Daya simpati, dan gaya Penggunaan bahasa Pemberian motivasi Pncapaian TIK Kesempatan tanya-jawab Kepercayaan diri Penguasaan materi
Nama Pengajar/Pelatih Sbr Nug Nyo Kurni 82.8 85.5 69.0 89.6 87.3 84.8 78.3 89.6 82.3 83.5 69.8 88.3 82.8 82.0 71.5 89.2 83.8 81.5 69.8 89.2 86.0 85.8 80.5 88.8 84.0 82.0 64.8 87.9 79.5 81.3 66.3 88.3 82.0 82.5 78.3 87.9 90.8 84.0 80.3 89.2 82.8 85.5 69.0 89.6
35
Widi 86.2 87.7 85.8 87.3 86.2 86.2 81.5 80.8 81.9 82.7 86.2
Lampiran 4. HASIL EVALUASI PENILAIAN PESERTA TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI 1.
No.
Evaluasi Penyelenggaran Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan I (Jember)
Indikator
Amat Baik
I. Penyelengaraan Pelatihan 1 Penyambutan kedatangan peserta 2 Pemberian alat tulis pelatihan 3 Pelayanan akomodasi 4 Pelayanan konsumsi 5 Pemberian bahan-bahan pelatihan 6 Pelayanan transportasi selama 7. Pemberian biaya bantuan transportasi
2.
No.
Pilihan Peserta (%) Baik Cukup
53 38 27 33 7 14 27
41 56 60 60 79 64 46
Kurang
6 6 13 7 14 22 27
Evaluasi Penyelenggaran Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan II (Banyuwangi)
Indikator
Amat Baik
I. Penyelengaraan Pelatihan 1 Penyambutan kedatangan peserta 2 Pemberian alat tulis pelatihan 3 Pelayanan akomodasi 4 Pelayanan konsumsi 5 Pemberian bahan-bahan pelatihan 6 Pelayanan transportasi selama 7. Pemberian biaya bantuan transportasi
36
39 32 28 11 26 17
Pilihan Peserta Baik Cukup
61 58 33 44 26 28 36
10 22 40 38 55 28
Kurang
17 5 10 36
Lampiran 5. HASIL EVALUASI PENILAIAN PESERTA TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI 1.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2.
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Evaluasi Kurikululm dan Silabus Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan I (Jember)
Indikator
Amat Baik
Jumlah mata pelajaran yang ada Komposisi mata pelajaran Tingkat pemahaman peserta atas mata pelajaran Manfaat praktik dari mata pelajaran Kelengkapan metode dan bahan ajar Keterkaitan antara bahan pelajaran dan mata pelajaran Lama pelatihan 3 hari
13
14
Pilihan Peserta (%) Baik Cukup 35 25 27
59 69 73
50 33
37 53
27
73
43
43
Kurang 6 6
14
Evaluasi Kurikululm dan Silabus Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan II (Banyuwangi)
Indikator Jumlah mata pelajaran yang ada Komposisi mata pelajaran Tingkat pemahaman peserta atas mata pelajaran Manfaat praktik dari mata pelajaran Kelengkapan metode dan bahan ajar Keterkaitan antara bahan pelajaran dan mata pelajaran Lama pelatihan 3 hari
37
Amat Baik 6 17 6
Pilihan Peserta Baik Cukup
Kurang
37 33 33
44 33 55
12 17 6
32 17
42 28
26 38
17
22
28
44
6
6
28
22
44
Lampiran 6. HASIL EVALUASI PENILAIAN PESERTA TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTEK PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI 1.
No. 1 2 3
Evaluasi Pelaksanaan Praktek Lapangan Angkatan I (Jember)
Pertanyaan
Terlalu Lama
Pilihan Peserta Sedang Cukup
6
Pemilihan waktu praktek Lama sesi praktek Arahan dana transfer infromasi di dalam praktek lapangan Program sesi praktek lapangan Pelaksanaan kegiatan praktek Pemilihan obyek praktek
2.
Evaluasi Pelaksanaan Praktek Lapangan Angkatan II
4 5
6 6
12 6 6
88 75 75
13 3
88
6
6
82
6
12
75
13
6 6
Terlalu Pendek
(Banyuwangi) No. 1 2 3
4 5 6
Pertanyaan
Terlalu Lama
Pemilihan waktu praktek Lama sesi praktek Arahan dana transfer infromasi di dalam praktek lapangan Program sesi praktek lapangan Pelaksanaan kegiatan praktek Pemilihan obyek praktek
38
Pilihan Peserta Sedang Cukup 44 28 18
56 56 76
32
68
22
78
28
61
Terlalu Pendek 16 6
11
Foto-Foto Kegiatan Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan I
39
Foto-Foto Kegiatan Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan II
40
41