Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
BAB 4 INVENTARISASI SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BENANAIN 4.1. Data dan Informasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Benanain Pengumpulan data atau inventarisasi data merupakan proses awal dalam pelaksanaan analisis ini ke depan secara menyeluruh. Data yang dikumpulkan berupa data sekunder maupun data primer berupa hasil survei di lapangan yang akan memberikan informasi awal mengenai kondisi di lapangan. 4.1.1
Data Sumber Daya Air
4.1.1.1 Klimatologi Klasifikasi iklim di pulau Timor menurut Schmidt-Ferguson (SF) tergolong : E atau agak kering dan menurut Koppen tergolong Aw (iklim hujan tropis muson yang kering). a.
Suhu Udara Suhu udara rerata bulanan di Stasiun Oebobo adalah 24,9°C. Fluktuasi suhu relatif kecil dilihat dari perbedaan suhu udara pada bulan Juli 23,2 oC dan Oktober 26,3oC. Untuk Stasiun Naibonat, suhu rerata bulanannya adalah 27,3oC dan fluktuasi suhu relatif kecil, dimana perbedaannya dapat dilihat pada suhu udara bulan Agustus 26,3°C dan Nopember 28,6°C.
b.
Kelembaban Relatif Kelembaban rerata tahunannya adalah 87,9% dengan nilai terkecil pada bulan Oktober sebesar 85,5% dan tertinggi sebesar 90,4% pada bulan Juli.
4-1
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
c.
Laporan Akhir
Lama Penyinaran Matahari Lama penyinaran matahari rerata pada Stasiun Manumuti adalah 58,1% durasi maksimum 73,3% terjadi pada bulan Oktober dan durasi minimum 45,4% terjadi pada bulan Januari.
d.
Kecepatan Angin Untuk Stasiun Oebobo, rata-rata kecepatan angin bulanannya adalah 0,43 m/dt berkisar dari 0,22 m/dt pada bulan Januari sampai dengan 0,81 m/dt pada bulan Oktober. Sedangkan untuk Stasiun Naibonat, rata-rata kecepatan angin bulanannya adalah 0,83 m/dt berkisar dari 0,46 m/dt pada bulan Maret sampai dengan 1,23 m/dt pada bulan Mei. Pada Stasiun Manumuti, kecepatan angin rerata bulanannya adalah 1,80 m/dt berkisar dari 1,00 m/dt pada bulan Maret sampai dengan 2,60 m/dt pada bulan September.
4.1.1.2 Kualitas Sumber Daya Air a. Baku Mutu Air Wilayah Sungai Benanain Wilayah Sungai Benanain berada di 2 (dua) Negara mempunyai luas Wilayah Sungai Benanain sebesar 9.618,67 Km2 mempunyai 45 DAS (daerah aliran sungai), terbagi yaitu 25 DAS di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan 20 (dua puluh) DAS di wilayah Negara Timor Leste (lihat Bab.sebelumnya; Pembagian DAS Wilayah Sungai Benanain). Sebagian besar kualitas air sungai maupun air tanah dalam di wilayah sungai Benanain belum terlalu tercemar berat seperti halnya di wilayah sungai yang banyak terdapat daerah-daerah industri dan pemukiman yang menghasilkan limbah cair. Status Mutu Air Wilayah Sungai Benanain Nusa Tenggara Timur, dapat diketahui dengan cara membandingkan kualitas air hasil pengukuran terhadap Baku Mutu dan Peruntukan Sumber Air yang dikeluarkan oleh Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Mengingat di Provinsi Nusa Tenggara Timur belum dibuat
peraturan yang mengacu pada peraturan terbaru, maka tolak ukur untuk mengetahui status mutu air dipakai Peraturan Pemerintah RI, No: 82/Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang terdiri dari empat kelas sebagai berikut :
4-2
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Sedangkan untuk Status mutu air di Wilayah Sungai Benanain Nusa Tenggara II diukur dan dinilai sesuai dalam Tabel 4.1. berikut ini ;
Tabel 4. 1 Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air, Peraturan Pemerintah Nomor: 82/Tahun 2001 KELAS Mutu Air
PARAMETER SATUAN I
II
III
IV
Deviasi 3
Deviasi 3
Deviasi 3
Deviasi 5
1000
1000
1000
2000
Keterangan
FISIKA ; Temperatur
C
Residu Terlarut
mg/L
Deviasi
mg/L
50
50
400
400
dari
keadaan
minum
secara
alamiahnya.
Bagi Residu Tersuspensi
temperatur
pengolahan
air
konvensional (PAMK) residu tersuspensi < 5000 mg/L.
KIMIA ANORGANIK; Apabila secara alamiah diluar rentang tsb., pH
-
6-9
6-9
6-9
5-9
maka ditentukan berdasarkan
kondisi
alamiah BOD
mg/L
2
3
6
12
COD
mg/L
10
25
50
100
DO
mg/L
6
4
3
0
Total fosfat, sbg.P
mg/L
0,2
0,2
1
5
Angka batas minimum.
4-3
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II KELAS Mutu Air
PARAMETER SATUAN mg/L,NO3 –
Nitrat
N mg/L,NH3 –
Amoniak
N
Laporan Akhir
I
II
III
IV
10
10
20
20
0.5
(-)
(-)
(-)
Keterangan
Bagi perikanan,amonia bebas utk ikan peka < 0,02 mg/l sbg.NH 3.
Arsen
mg/L, As
0.05
1
1
1
Kobalt
mg/L,Co
0.2
0.2
0.2
0.2
Barium
mg/L,Ba
1
(-)
(-)
(-)
Boron
mg/L,B
1
1
1
1
Selenium
mg/L,Se
0.01
0.05
0.05
0.05
Kadmium
mg/L,Cd
0.01
0.01
0.01
0.01
Khrom (VI)
mg/L,Cr
0.05
0.05
0.05
1
Tembaga
mg/L.Cu
0.02
0.02
0.02
0.2
Bagi PAMK,Cu < 1 mg/L
Besi
mg/L,Fe
0.3
(-)
(-)
(-)
Bagi PAMK, Fe < 5 mg/L
Timbal
mg/L,Pb
0.03
0.03
0.03
1
Bagi PAMK, Pb < 0,1 mg/L
Mangan
mg/L,Mn
0.1
(-)
(-)
(-)
Air Raksa
mg/L,Hg
0.001
0.002
0.002
0.005
Seng
mg/L,Zn
0.05
0.05
0.05
2
Khlorida
mg/L,Cl
600
(-)
(-)
(-)
Sianida
mg/L,CN
0.02
0.02
0.02
(-)
Fluorida
mg/L,F
0.5
1.5
1.5
(-)
0.05
0.05
0.05
(-)
mg/L,NO2 –
Nitrit,sbg N
N
Sulfat
mg/L,SO4
400
(-)
(-)
(-)
Klorin Bebas
mg/L
0.03
0.03
0.03
(-)
Belerang sbg H2 S
mg/L
0.002
0.002
0.002
(-)
Bagi PAMK, Zn < 5 mg/L
Bagi PAMK, NO 2 -N < 1 mg/L
Bagi
Air
Baku
Air
Minum
tidak
dipersyaratkan. Bagi PAMK, S sbg H2S < 0,1 mg/L
MIKROBIOLOGI ; Fecal coliform
Jml/100mL
100
1000
2000
2000
Total Coliform
Jml/100mL
1000
5000
10000
10000
Bagi PAMK,Fecal Coliform < 2000 jml/100 mL, dan Total Coliform
< 10.000 jml/100
mL.
RADIOAKTIVITAS ; Gross A
Bq/L
0.1
0.1
0.1
0.1
Gross B
Bq/L
1
1
1
1
g/L
1000
1000
1000
(-)
g/L
200
200
200
(-)
g/L
1
1
1
(-)
KIMIA ORGANIK ; Minyak dan Lemak Detergent MBAS Senyawa Fenol
sbg
4-4
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
KELAS Mutu Air
PARAMETER SATUAN I
II
III
IV
BHC
g/L
210
210
210
(-)
Aldrien/Dieldrin
g/L
17
(-)
(-)
(-)
Chlordane
g/L
3
(-)
(-)
(-)
DDT
g/L
2
2
2
2
g/L
18
(-)
(-)
(-)
Lindane
g/L
56
(-)
(-)
(-)
Methoxychlor
g/L
35
(-)
(-)
(-)
Endrin
g/L
1
4
4
(-)
Toxaphan
g/L
5
(-)
(-)
(-)
Heptachlor H.Epoxide
&
Keterangan
Keterangan : ( Sumber : Lampiran PP. No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air ) g = Mg = milligram Bq = Bequerel mikrogram m L = mililiter MBAS = Methylene Blue Active Substance Nilai diatas merupakan batas max,kecuali p H & DO Logam berat merupakan logam p H, merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang dan lebih terlarut Nilai DO merupakan batas minimum Arti (-), bahwa pada kelas tsb,parameter tsb.tidak dipersyaratkan.
b.
Kegiatan Pemantauan Kualitas Air di WS. Benanain 1)
Pemantauan Kualitas Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara Timur -II
Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara II pada bulan Juli 2011 telah melakukan pemantauan dan pengukuran kualitas air sungai Benanain hanya 1 (satu) lokasi di Desa Niola Kecamatan Bikomi, Kabupaten Timor Tengah Utara dengan koordinat 090 33' 34" LS dan 1240 29' 56" BT dan Air Tanah Dalam di Wilayah Sungai Benanain di Wilayah Sungai Benanain. 3 (tiga) lokasi pengambilan contoh air (sampling) yaitu di Desa Rinbesihat, Kecamatan Tasbar, Kabupaten Belu berkoodinat 090 16' 50" LS - 1240 51' 30" BT; Desa Liuntolu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu berkoodinat 090 16' 56" LS 1240 51' 37" BT dan Jl.Sisingamangaraja Kelurahan Kefa Selatan, Kecamatan Kota Kefa, Kabupaten Timor Tengah Utara berkoodinat 090 28' 06" LS - 1240 28' 46" BT. Sedangkan hasil pemantauan kualitas air pada sungai Benanain dan Air Tanah Dalam di dalam Wilayah Sungai Benanain dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 berikut ini ;
4-5
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Kualitas Air Sungai Benanain
Nama Sungai
Lokasi Sampling
S.Benanain
Waktu Sampling Tgl.
Jam.
Ds.Niola, Kec. 20-7-2011 15.30 Bikomi , Kab.TTU 090 33' 34" LS 1240 29' 56" BT Peraturan Pemerintah No: 82/tahu.2001 – Kelas.II
Parameter pH -
DHL (umhos/c m)
DO ( mg/L )
Suhu ( 0C )
8.2
480
7.07
26.6
6–9
-
4
Dev +3
Sumber : BWSNT-II, Juli 2011
4-6
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran Kualitas Air Beberapa Air Tanah Dalam di Wilayah Sungai Benanain Tahun 2011
No 1
Nama Sumur Sumur Artesis , SWT 08
Lokasi Sampling & Koordinat Sampling Ds.Rinbesihat, Kec.Tasbar, Kabupaten Belu 0
Waktu Sampling
Parameter
Tgl.
Jam.
pH -
20-7-2011
11.30
7.8
DHL (Umhos/cm)
DO (mg/L)
Suhu ( 0C )
710
2.10 *)
26.7
0
09 16' 50" LS - 124 51' 30" BT 2
3
Artesis positif
Artesis,
PATNTT,2009, PKM163
Ds.Liuntolu, Kec.Raimanuk, Kabupaten Belu
20-7-2011 11.45 0 0 09 16' 56" LS - 124 51' 37" BT Jl.Sisingamangaraja Kel.Kefa Selatan, 20-7-2011 14.30 Kec.Kota Kefa, Kabupaten TTU 0
0
09 28' 06" LS - 124 28' 46" BT
Keterangan
Jumlah Penduduk 60 KK, Dimanfaatkan 30 KK (50%) Dikelola pak Guru , masalah institusi dan OM
7.34
758
2.76 *)
27.4
Sawah 200 Ha
7.38
916
1.63 *)
25,0
Dimanfaatkan Rumah Tangga = 45 KK @ 6 orang/KK Operasi Setiap 2 hari/sekali Dikelola masyarakat (P.Johanes Etha)
Sumber : BWS NT-II, Juli 2011
4-7
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
2)
Laporan Akhir
Hasil Pemantauan Kualitas Air Tim Konsultan dan Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013
Pengukuran Kualitas Air Sungai dilakukan pengambilan contoh air (sample air) langsung di lapangan dan analisa di laboratorium kualitas air terakriditasi yang dilaksanakan tanggal 17 - 23 Juli 2013 oleh tim Konsultan dengan Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT, yang berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No: 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. dan hasil analisa kualitas air dievaluasi mengacu Kriteria Mutu Air Kelas II. Pelaksanaan pemantauan kualitas air dipilih pada 15 (lima belas) lokasi pengambilan contoh air di Sungai Bananain dan anak sungai pada Wilayah Sungai Benanain diantaranya; Sungai Benanain (hulu/mata air) Bendungbendung sepanjang sungai Benanain, sungai Benanain (Muara), sungai Talau, sungai Baukama, sungai Ekat, sungai Motabaouk, sungai Polen, sungai Noemuti, dan Daerah Irigasi (DI) Jak. Pengukuran kualitas air tersebut diatas dilakukan juga titik koordinat, elevasi lokasi sampling air, lebih jelasnya periksa Tabel 4..4 berikut ini. Tabel 4. 4 Lokasi Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Wilayah Sungai Benanain
No
Lokasi Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai
Koordinat Pengambilan Contoh Air S
E
Elevasi ( mdp )
1
Bendung Benanain
S. 09º 34' 06,7"
E. 124º 50' 33,4"
46 mdp
2
Mata Air Alas
S. 09º 23' 33,1"
E. 125º 02' 34,5"
480 mdp
3
Bendung Holeki
S. 09º 01' 27,8"
E. 125º 08' 26,5"
180 mdp
4
Muara Benanain
S. 09º 37' 03,1"
E. 124º 56' 38,2"
4 mdp
5
Sungai Talau
S. 08º 58' 57,9"
E. 125º 06' 11,1"
117 mdp
6
Bendungan Haekesak
S. 09º 00' 46,2"
E. 125º 05' 15,3"
135 mdp
7
Sungai Baukama
S. 09º 06' 33,7"
E. 124º 59' 26,9"
307 mdp
8
Bendung Mena
S. 09º 12' 41,3"
E. 124º 35' 42,6"
24 mdp 4-8
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Lokasi Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai
Laporan Akhir
Koordinat Pengambilan Contoh Air S
E
Elevasi ( mdp )
9
DAS Ekat
S. 09º 22' 43,4"
E. 124º 22' 42,6"
228 mdp
10
Embung Nekafean
S. 09º 05' 38,4"
E. 124º 53' 25,3"
324 mdp
11
Sungai Motabaouk
S. 09º 18' 22,6"
E. 124º 52' 27,4"
360 mdp
12
DAS Polen
S. 09º 41' 31,4"
E. 124º 28' 58,3"
228 mdp
13
DAS Benanain
S. 09º 22' 02,1"
E. 124º 25' 28,1"
508 mdp
14
DAS Noemuti
S. 09º 34' 04,6"
E. 124º 28' 55,0"
305 mdp
15
DI Jak
S. 09º 21' 38,3"
E. 124º 31' 05,1"
699 mdp
Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013
Hasil data pengukuran dan analisa kualitas air di laboratorium berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah diterbitkan. pada 15 (lima belas) lokasi pengambilan contoh air di Wilayah Sungai Benanain dengan 13 (tiga belas) parameter yang dianalisa, dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut ini :
4-9
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 5 Hasil Pengukuran Kualitas Air Wilayah Sungai Benanain Tahun 2013
PARAMETER No.
LOKASI
1
2
TDS
TSS
Keruh an
pH
Nitrat
Nitrit
Fe
Mn
BOD
COD
NH3N
Cl
Coliform
(mg/ L)
(mg/ L)
NTU
-
(mg/L)
(mg/L )
(mg/ L)
(mg/ L)
(mg/L)
(mg/L)
(mg/L)
(mg/L)
Juml./100 mL
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
Bd. Bananain
194
23
30
7
1.8
0.02
0.05
0.23
5.2
9.6
0.09
17.61
7
2
Mata Air Alas
247
9
17
7.5
1.5
0.02
0.05
0.97
3.7
7.8
0,08
8.9
210
3
Bd.Holeki
238
41
15
7
1.5
0.06
0.05
0.15
3.1
9.1
011
11.71
460
4
Muara Benanain
195
24
14
6.5
2.7
0.03
0.14
0.07
3.2
7.9
0.08
23.81
75
5
S. Talau
213
22
20
7
1.3
0.02
0.05
0.11
2
7.9
0.11
8.93
7
6
Bd. Haekesak
224
38
21
7
2.8
0.02
0.08
0.24
4.3
8
0.11
6.5
7
7
S. Baukama
183
29
24
7
3.1
0.02
0.13
0,74
4.0
8.8
0.13
6.74
2400
8
Bd. Mena
174
26
23
7
2.6
0.02
0.24
0.44
3
8.1
0.17
5.45
2400
9
DAS Ekat
146
16
12
7
2.2
0.04
0.05
0.27
3.3
8
0.1
5.82
2400
10
Emb. Nekafean
123
56
23
7
1.4
0.02
0.05
0.15
6.2
11.9
0.11
6.13
2400
11
S. Motabaouk
207
34
12
7
2.4
0.03
0.06
0.13
4.8
6.5
0.06
7.21
1100
12
DAS Polen
215
32
17
8
1.2
0.02
0.1
0.22
4.2
7.5
0.08
6.48
9
13
DAS Benanain
189
27
15
8
2
0.02
0.05
0.35
3
7
0.12
6.36
9 4 - 10
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir PARAMETER
No.
LOKASI
1
2
TDS
TSS
Keruh an
pH
Nitrat
Nitrit
Fe
Mn
BOD
COD
NH3N
Cl
Coliform
(mg/ L)
(mg/ L)
NTU
-
(mg/L)
(mg/L )
(mg/ L)
(mg/ L)
(mg/L)
(mg/L)
(mg/L)
(mg/L)
Juml./100 mL
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
14
DAS Noemuti
166
27
17
8
1.2
0.02
0.05
0.25
3.1
7
0.06
0.43
23
15
DI. Jak
120
14
20
7
1
0.02
0.05
0.19
3.8
7.1
0.11
5.14
7
1000
50
-
6-9
10
0.05
-
-
3
25
-
-
1000
PP. 82/2001 – Kelas.II Sumber
: Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013
4 - 11
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
3)
Laporan Akhir
Laporan Pemantauan Kualitas Sungai Badan Lingkungan Hidup Daerah, Propinsi NTT Tahun 2013
Menurut laporan buku Pemantauan kualitas sungai kerjasama Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013 yang dipelajari yaitu Lokasi pemantauan kualitas air mengacu pada hasil pengukuran yang dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah No.82/tahun 2001 peruntukan Kelas II. Frekuensi pemantauan dan pengambilan contoh air dilakukan 5 (lima) kali dalam setahun yang mewakili musim penghujan dan musim kemarau, yakni pada bulan Mei, Juni, Juli, September dan Nopember tahun 2013. Data kualitas air sungai-sungai daerah Aliran Sungai Benanain berserta anakanak sungainya diperoleh dari hasil pengukuran kualitas air sungai pada 8 (delapan) titik lokasi sungai yang terbagi 6 (enam) titik lokasi di Sungai Benanain dan 2 (dua) titik lokasi di anak Sungai Benanain (Kadi Numbey dan Baen Kadi Numbey) yaitu titik lokasi ; Polen Desa Puna, Jembatan FatumutiNoemuti, Jembatan Noelmina, Kulu - Numbey, Kakaniuk - Numbey, Jembatan Hatimuk, Kadi - Numbey dan Baen Kadi - Numbey. Pengukuran kualitas air tersebut diatas dilakukan juga titik koordinat, elevasi lokasi sampling air, lebih jelasnya periksa Tabel 4.6 berikut;
4 - 12
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 6 Lokasi Titik Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Wilayah Sungai Benanain Tahun 2013
No
Nama Titik Sampling (Sungai & Anak Sungai)
Lokasi Sampling Kualitas Air (Desa/Kecamatan/ Kabupaten)
Koordinat Pengambilan Contoh Air S
E
Sungai Benanain; 1
Polen, Desa Puna
Kabupaten Timor Tengah Selatan
S. 09º 41' 31,1"
E. 124º 28' 59,6"
2
Jembatan FatumutiNoemuti
Ds.Fatumuti, Kec.Noemuti, Kab. TTU
S. 09º 30' 08,9"
E. 124º 28' 54,8"
3
Jembatan Noemuti
Ds.Fatumuti, Kec.Noemuti, Kab. TTU
S. 09º 33' 29,9"
E. 124º 30' 03,8"
4
Kulu - Numbey
Ds.Betun, Kec.Malaka, Kab. Malaka
S. 09º 33' 00,4"
E. 124º 49' 33,4"
5
Kakaniuk - Numbey
Ds.Betun, Kec.Malaka, Kab. Malaka
S. 09º 33' 00,4"
E. 124º 49' 33,4"
6
Jembatan Hatimuk
Ds. Hatimuk, Kab. Malaka
S. 09º 36' 04,9"
E. 124º 51' 48,9"
S. 09º 32' 58,8"
E. 124º 49' 34,2"
S. 09º 31' 01,0"
E. 124º 51' 16,8"
Anak S. Benanain ; 7
Kadi - Numbey
8
Baen Kadi - Numbey
Ds. Kateri, Kab. Malaka Ds. Kateri, Kab. Malaka
Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013
Hasil analisa kualitas air Sungai-sungai Benanain dan anak Sungai Benanain pada Wilayah Sungai Benanain yang dipantau dan dievaluasi dengan Peraturan Pemerintah. No.82 /Tahun .2001, Kriteria Mutu Air Kelas II, sedangkan pelaksanaan pengukuran dan pemantauan dilakukan 5 (lima) Tahap tahun 2013, yaitu Tahap I bulan Mei, Tahap II bulan Juni, Tahap III bulan Juli, Tahap IV bulan September dan Tahap V pada bulan Nopember, hal tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.7 sampai dengan Tabel 4.11 berikut;
4 - 13
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 7 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap I (Mei 2013)
Lokasi No
Parameter
Anak S. Benanain
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
C
26
Jemb.
Jemb.
Kadi Numbey
Baen Kadi - Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
26.7
25.8
28.5
30.9
32.5
30.1
31.6
Deviasi + 3
Fisika : 0
1
Suhu
2
TSS
mg/L
1
2
1
3
2
2
1
1
50
3
TDS
mg/L
175
195
198
207
218
211
27.3
26.3
1000
4
DHL
Umhos/cm
330
364
373
389
407
394
513
493
-
Kimia AnOrganik –Organik ;
5
Nitrat (NO3-N)
mg/L
0.46
0.10
0.20
0.30
0.13
0.90
0.36
0.10
10
6
Nitrit (NO2-N)
mg/L
tt
0.000
tt
tt
tt
tt
tt
Tt
0.06
7
Mangan (Mn)
mg/L
0.0829
0.2328
0.1933
0.1776
0.1933
0.2052
0.3906
0.3038
-
mg/L
0.0200
0.0100
0.0200
0.0200
0.0200
0.0100
0.0100
0.0100
-
8
Amoniak (NH2-N)
9
pH
-
8.4
8.3
8.2
8.4
8.4
8.4
8.3
8.5
6-9
10
DO
mg/L
5.25
5.56
5.20
5.23
4.77
4.32
4.72
5.17
>4
11
BOD
mg/L
0.93
0.68
1.02
1.44
1.53
1.44
2.21
1.61
3
12
COD
mg/L
4.67
3.46
5.12
7.17
7.56
7.30
11.02
8.07
25
Ug/L
200
200
3600
2800
1000
1600
tt
400
1000
13 Minyak & Lemak
4 - 14
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi No
Parameter
Anak S. Benanain
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
Jemb.
Jemb.
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
Kadi Numbey
Baen Kadi - Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
14
Besi (Fe)
mg/L
0.0970
0.0291
0.0970
0.1067
0.0679
0.1455
0.2231
0.1552
-
15
Timbal (Pb)
mg/L
0.0826
tt
tt
tt
tt
tt
tt
tt
0.03
16 MBAS (deterjen)
mg/L
0.0240
0.0298
0.0352
0.0476
0.0539
0.0536
0.0584
0.0360
200
17
Fosfat - P
mg/L
0.23
0.20
0.18
0.11
0.09
0.14
0.05
tt
0.2
18
Sulfat (SO4)
mg/L
14
1
10
22
22
21
31
27
-
19
Salinitas
ppt
0.2
0.2
0.2
0.2
0.22
0.2
0.3
0.2
-
Mikrobiologi ; 20
Fecal Coliform
Jml/100ml
700
600
500
300
0
600
200
0
1000
21
Total Coliform
Jml/100ml
21300
17300
19800
5500
16800
4600
5300
5300
5000
Sumber Keterangan
: Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 15
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 8 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap II (Juni 2013)
Lokasi No
Parameter
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
C
22.5
Jemb.
Anak S. Benanain Jemb.
Kadi Numbey
Baen Kadi Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
26.9*
27.9
23.5
25.1
24.6
25.7
25.3
Deviasi + 3
Fisika : 0
1
Suhu
2
TSS
mg/L
4.2
5
8.3
272
8
115
30
8
50
3
TDS
mg/L
176.4
191
192.8
249
264
260
334
337
1000
4
DHL
Umhos/cm
324
343
351
454
482
472
319
360
-
Kimia AnOrganik –Organik ;
5
Nitrat (NO3-N)
mg/L
0.0433
0.7433
0.0433
tt
tt
0.3433
0.2433
0.2267
10
6
Nitrit (NO2-N)
mg/L
tt
tt
tt
tt
tt
tt
tt
tt
0.06
7
Mangan (Mn)
mg/L
0.0316
0.02276
0.0158
0.1105
0.0197
tt
0.0434
0.1302
-
mg/L
0.0200
tt
tt
tt
tt
tt
tt
0.010
-
8
Amoniak (NH2-N)
9
pH
-
8.11
8.06
8.0
8.32
8.21
8.22
8.11
8.06
6-9
10
DO
mg/L
3.88
3.88
4.29
4.49
4.60
4.32
3.88
3.06
>4
11
BOD
mg/L
0.64
11.42
0.35
1.21
0.93
0.94
0.53
2.10
3
12
COD
mg/L
3.15
91.34
1.73
6.06
4.62
4.68
2.66
12.56
25
mg/L
400
800
4000
2400
1600
1800
600
1200
1000
13 Minyak & Lemak
4 - 16
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi No
Parameter
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
Jemb.
Anak S. Benanain Jemb.
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
Kadi Numbey
Baen Kadi Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
14
Besi (Fe)
mg/L
0.4463
0.2037
0.4851
0.5627
0.6792
0.5045
0.3784
0.4560
-
15
Timbal (Pb)
mg/L
0.6609
tt
tt
0.0826
tt
0.0826
tt
tt
0.03
16 MBAS (deterjen)
Ug/L
30
40
70
20
10
100
50
60
200
17
Fosfat - P
mg/L
2.83
1.98
4.87
1.89
1.86
1.92
1.40
2.97
0.2
18
Sulfat (SO4)
mg/L
18.66
13.00
13.00
32.33
34.33
33.00
39.33
43.00
-
19
Salinitas
ppt
0.2
0.2
0.2
0.2
-
0.2
0.3
0.3
-
Mikrobiologi ; 20
Fecal Coliform
Jml/100ml
200
1100
200
200
200
100
600
500
1000
21
Total Coliform
Jml/100ml
11600
6500
8100
17200
21200
7900
8300
7700
5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 17
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 9 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap III (Juli 2013)
Lokasi No
Parameter
Anak S. Benanain
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
C
23.6
Jemb.
Jemb.
Kadi Numbey
Baen Kadi Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
25.5
26.1
26.1
27.1
26.8
26.8
25.8
Deviasi + 3
Fisika ; 0
1
Suhu
2
TSS
mg/L
10
3
6
20
19
31
33
12
50
3
TDS
mg/L
205
236
227
308
323
298
343
377
1000
4
DHL
Umhos/cm
376
441
420
580
604
556
646
707
-
Kimia AnOrganik –Organik ;
5
Nitrat (NO3-N)
mg/L
0.0667
0.1667
0.3667
0.1667
0.7667
0.4667
0.3667
0.1667
10
6
Nitrit (NO2-N)
mg/L
tt
0.0093
tt
tt
tt
tt
tt
tt
0.06
7
Mangan (Mn)
mg/L
0.0947
tt
tt
0.1736
0.0355
tt
0.0592
tt
-
8
Amoniak (NH2-N)
mg/L
-
9
pH
-
6.9
6.7
6.9
6.9
6.9
6.9
7.1
6.8
6-9
10
DO
mg/L
4.17
3.79
3.91
4.20
4.91
4.16
4.53
4.93
>4
11
BOD
mg/L
0.24
0.37
0.13
0.31
0.16
0.05
0.48
2.12
3
12
COD
mg/L
1.15
1.84
0.61
1.54
0.80
0.22
2.41
12.69
25
4 - 18
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi No
Parameter
Anak S. Benanain
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
Jemb.
Jemb.
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
Kadi Numbey
Baen Kadi Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
13 Minyak & Lemak
mg/L
0
400
3200
400
28400
400
400
200
1000
14
Besi (Fe)
mg/L
2.8524
0.1358
0.1746
5.2392
3.0174
2.2994
5.1712
2.0375
-
15
Timbal (Pb)
mg/L
tt
tt
1.1566
0.4131
0.5783
0.4957
0.5783
1.5697
0.03
16 MBAS (deterjen)
mg/L
240
270
20
10
120
90
50
400
200
17
Fosfat - P
mg/L
0.10
0.41
0.31
0.35
0.34
0.64
0.36
0.53
0.2
18
Sulfat (SO4)
mg/L
23.33
12.00
13.00
33.66
36.00
36.00
36.0
37.0
-
19
Salinitas
ppt
0.2
0.22
0.2
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
-
Mikrobiologi; 20
Fecal Coliform
Jml/100ml
300
100
300
200
100
100
100
100
1000
21
Total Coliform
Jml/100ml
9700
5100
12100
12600
14400
8100
10600
8000
5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 19
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 10 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap IV (September 2013)
Lokasi No.
Parameter
Anak S. Benanain
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
C
27.8
Jemb.
Jemb.
Kadi Numbey
Baen Kadi Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
32.1
31.6
30.7
30.8
31.7
30.4
30.7
Deviasi + 3
Fisika ; 0
1
Suhu
2
TSS
mg/L
15
3
1
4
6
7
6
5
50
3
TDS
mg/L
150
173
192
223
229
218
251
240
1000
4
DHL
Umhos/cm
280
323
357
417
427
424
472
456
-
Kimia An Organik –Organik ;
5
Nitrat (NO3-N)
mg/L
0.2
0.2
0.2
0.5
0.6
0.2
0.3
0.6
10
6
Nitrit (NO2-N)
mg/L
0.01
tt
tt
tt
tt
0.01
tt
tt
0.06
7
Mangan (Mn)
mg/L
0.01
0.02
0.03
0.01
0.07
0.05
1.20
0.86
-
mg/L
0.01
0.02
0.01
0.01
0.01
0.03
0.02
0.01
-
8
Amoniak (NH2-N)
9
pH
-
8.1
8
8
8.3
8.3
8.1
8.1
8.0
6-9
10
DO
mg/L
0.73
9.80
7.55
9.8
8.16
10.61
7.96
9.93
>4
11
BOD
mg/L
0.37
0.93
0.15
0.93
2.22
1.22
1.79
1.53
3
12
COD
mg/L
1.8
4.63
0.74
4.62
11.06
6.11
8.95
7.60
25
4 - 20
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi No.
Parameter
Anak S. Benanain
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
Jemb.
Jemb.
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
Kadi Numbey
Baen Kadi Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
13 Minyak & Lemak
mg/L
tt
800
400
400
400
400
400
200
1000
14
Besi (Fe)
mg/L
0.49
0.19
0.19
0.23
0.29
0.27
0.70
0.33
-
15
Timbal (Pb)
mg/L
0.86
1.11
1.15
1.19
1.4
1.4
1.40
1.61
0.03
16 MBAS (deterjen)
mg/L
tt
tt
tt
240
120
253.3
900
186.7
200
17
Fosfat - P
mg/L
0.20
0.32
0.42
0.31
0.28
0.40
0.23
0.40
0.2
18
Sulfat (SO4)
mg/L
17
14.6
12
29.3
29.3
32.5
31
27.6
-
19
Salinitas
ppt
0.1
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
-
Mikrobiologi ; 20
Fecal Coliform
Jml/100ml
0
6300
300
0
0
0
100
0
1000
21
Total Coliform
Jml/100ml
4500
20100
23800
3000
2000
9100
6300
1100
5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 21
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 11 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap V (Nopember 2013)
Lokasi No
Parameter
Anak S. Benanain
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
C
30.3
Jemb.
Jemb.
Kadi Numbey
Baen Kadi Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
35.1
32.8
31.5
31.3
35.3
31.5
31.2
Deviasi + 3
Fisika ; 0
1
Suhu
2
TSS
mg/L
2
35
1
1
5
4
2
4
50
3
TDS
mg/L
197
257
236
252
199
327
262
294
1000
4
DHL
Umhos/cm
364
482
443
426
365
616
556
564
-
Kimia AnOrganik –Organik ;
5
Nitrat (NO3-N)
mg/L
0.40
0.70
0.70
0.20
0.50
0.20
0.10
0.20
10
6
Nitrit (NO2-N)
mg/L
0.003
0.0013
0.002
0.0003
0.002
0.05
0.002
0.003
0.06
7
Mangan (Mn)
mg/L
0
0.17
0.07
0.13
0.15
0.23
0.19
0.20
-
mg/L
0.08
0.05
0.09
0.09
011
0.05
0.08
0.09
-
8
Amoniak (NH2-N)
9
pH
-
8.2
7.9
8.0
8.1
8.0
8.3
8.2
7.9
6-9
10
DO
mg/L
4.02
3.96
3.91
3.56
3.81
4.82
3.93
4.02
>4
11
BOD
mg/L
0.61
0.92
1.02
1.33
1.22
1.73
1.94
1.63
3
12
COD
mg/L
1.95
2.41
3.67
7.12
7.41
9.31
10
9.08
25
4 - 22
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi No
Parameter
Anak S. Benanain
Sungai Benanain
Satuan Polen, Desa Puna
Jemb. FatumutiNoemuti
Jemb.
Jemb.
Noelmina
Kulu Numbey
KakaniukNumbey
Hatimuk
Kadi Numbey
Baen Kadi Numbey
PP . 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *)
13 Minyak & Lemak
mg/L
800
400
1200
400
1200
800
tt
400
1000
14
Besi (Fe)
mg/L
0.09
1.83
0.46
0.66
0.74
0.82
0.94
0.99
-
15
Timbal (Pb)
mg/L
0.12
0.17
0.33
0.37
0.45
0.45
0.45
0.50
0.03
16 MBAS (deterjen)
mg/L
28.19
22.18
137.20
1090.4
277.03
140.96
10.52
371.75
200
17
Fosfat - P
mg/L
0.13
0.19
0.26
0.31
0.28
0.37
0.38
0.29
0.2
18
Sulfat (SO4)
mg/L
16
14
13
27.7
27.1
36
26.7
28.7
-
19
Salinitas
ppt
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
-
Mikrobiologi ; 20
Fecal Coliform
Jml/100ml
0
0
0
0
0
0
0
0
1000
21
Total Coliform
Jml/100ml
1700
21800
14600
8500
9800
13800
19500
29300
5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 23
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
c.
Laporan Akhir
Parameter Kualitas Air Yang Melampaui KMA Kelas II Parameter kualitas air yang telah melampaui KMA Kelas II peraturan Peraturan Pemerintah No.82/tahun 2013 pada Wilayah Sungai Benanain di Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten TTU dan Kabupaten TTS, ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut: Tabel 4. 12 Parameter Kualitas Air yang Melampaui KMA Kelas II PP No: 82/2001 pada Wilayah Sungai Benanain
No 1
Kabupaten Kab.Belu
DAS Umaklaran
Talau
Lamak Senulu Lasiolat 2
Kab. Malaka
Benanain
Sungai dan Anak Sungai / Embung Embung Nekafean
10
S.Motabaouk
11
Bd.Holeki (S.Talau)
3
S.Talau Bd.Haekesak Senulu) S.Baukama
5
S.Benanain Muara S.Benanain (Bd.Benanain/Tengah)
(S.Lamak
6
7
4 1
Parameter Maksimum yang tidak Memenuhi KMA Kelas. II Parameter Kadar TSS 56 BOD 6.2 Fecal Coliform 2400 BOD 4.8 Fecal Coliform 1100 BOD 3.7 Nitrit 0.06 BOD BOD Fecal Coliform BOD BOD
Syarat KMA Kls.II PP No: 82/2001 1000 3 1.000 3 1.000 3 0,05 -
mg/L mg/L MPN mg/L MPN mg/L mg/L -
4.3
3
mg/L
4.0 2400 3.2
3 1.000 3
mg/L MPN mg/L
5.2
3
mg/L
4 - 24
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Kabupaten
DAS
Laporan Akhir
Sungai dan Anak Sungai / Embung S.Benanain (Jemb.Numbey-1)
4a
S.Benanain (Jemb.Numbey-2)
5a
S.Benanain (Jemb.Hatimuk)
6a
Anak
S.Benanain
(S.Mota
7a
Parameter Maksimum yang tidak Memenuhi KMA Kelas. II Parameter Kadar TSS 272 DO 3.56 Minyak&Lemak 2800 Timbal (Pb) 1.89 Fosfat - P 0.35 1090.4 MBAS (deterjen) Fecal Colliform 23800 Total Colliform 17200 DO 3.81 Minyak&Lemak 2800 Timbal (Pb) 1.86 277.03 MBAS (deterjen) Fosfat - P 0.34 Total Colliform 21200 TSS 115 Minyak&Lemak 1800 Timbal (Pb) 1.92 Fosfat - P 0.64 MBAS (deterjen) 251.3 Fecal Colliform 9100 13800 Total Colliform 3.93 DO
Syarat KMA Kls.II PP No: 82/2001 1000 4 1.000 0,03 0.2 200 1000 5000 4 1.000 0,03 200 0.2 5000 1000 1.000 0,03 0.2 200 1000 5000 4
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L MPN MPN mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L MPN mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L MPN MPN mg/L
4 - 25
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Kabupaten
DAS
Laporan Akhir
Parameter Maksimum yang tidak Memenuhi KMA Kelas. II Parameter Kadar
Sungai dan Anak Sungai / Embung
Syarat KMA Kls.II PP No: 82/2001
Biaun hilir) Timbal (Pb) MBAS (deterjen) Fecal Colliform Total Colliform Anak S.Benanain Biaun hulu)
3
Kab.TTU
Alas Benanain
MA. Alas (S.Alas) S.Benanain (Hulu) S.Noemuti DI.Jak (S.Maubesi) S.Benanain (Jemb.S.Lakmenok)
(S.Mota
8a
2 13 14 15 2a
DO Minyak&Lemak Timbal (Pb) MBAS (deterjen) Total Colliform BOD BOD BOD DO BOD Timbal (Pb) Fosfat - P MBAS (deterjen) Fecal Colliform Total Colliform
1.40 900 6300 19500
0.03 200 1000 5000
mg/L mg/L MPN MPN
3.06
4
mg/L
1200 2.97 371.75 29300 3.7 3.1 3.8 3.96 11.42 1.11 1.98 270 20100
1.000 0.03 200 5000 3 3 3 4 3 0.03 0.2 200 1000 5000
mg/L mg/L mg/L MPN mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L MPN MPN
21800
4 - 26
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
4
Kabupaten
Kab.TTS
DAS
Laporan Akhir
Sungai dan Anak Sungai / Embung S.Benanain (Jemb.S.NoeMuti)
3a
Mena
S.Mena
8
Ekat
S.Ekat
9
Benanain
S.Polen S.Benanain (S.Polen)
12
Sumber : Hasil Pengolahan Konsultan, 2014. Pemantauan kualitas air WS.Benanain th.2011/2013
1a
BLHD
Parameter Maksimum yang tidak Memenuhi KMA Kelas. II Parameter Kadar DO 3.91 COD 91.34 Minyak&Lemak 4000 Timbal (Pb) 1.1566 Fosfat - P 4.87 Total Colliform 19800 Fecal Coliform 2400 KMnO4 BOD 3.3 Fecal Coliform 2400 BOD 4.2 DO 3.88 0.86 Timbal (Pb) MBAS (deterjen) 240 Fosfat - P 2.83 Total Colliform 21300
Syarat KMA Kls.II PP No: 82/2001 4 25 1000 0,03 0.2 5000 1000 10 3 1000 3 4 0.03 200 0.2 5000
Propinsi NTT, BWSNT-II, Lab.Dinas Kesehatan Kota Kupang
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L MPN MPN mg/L mg/L MPN mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L MPN dan Tim Konsultan
4 - 27
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4.1.1.3 Kuantitas Sumber Daya Air a Air Baku Penggunaan air baku untuk kebutuhan air bersih pada Wilayah Sungai Benanain, dimana sumber air baku nya berasal dari sungai, mata air dan sumur dalam/artesis, yang diperoleh dari data Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah kabupaten yang termasuk dalam Wilayah Sungai Benanain. Sumber air baku yang diambil oleh PDAM pada Kabupaten Belu, Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Timor Tengah Utara untuk diolah sebagai air bersih kebutuhan dan aktivitas penduduk, selanjutnya didistribusikan ke konsumen yang berasal dari Sungai Umaklaran & anak S.Benanain, Mata Air dan Sumur Dalam. Sumber air baku, kapasitas pengambilan air baku dan lokasi pengambilan/intake PDAM yang ditunjukkan pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 beserta Gambar 4.1 berikut ini.
Tabel 4. 13 Sumber Air Baku dan Kapasitas Pengambilan PDAM di Wilayah Sungai Benanain
No
PDAM Kabupaten
Sumber Air Baku (L/dt)
Total Kapasitas Pengambilan (L/dt)
Cara Pengaliran
Sungai
Mata Air
Sumur Dalam
12
5
‐
17
Gravitasi
Keterangan
1
Belu dan Malaka
2.915 Pelanggan
2
Timor Tengah Selatan
‐
10
15
25
Gravitasi & 4.663 Pompa Pelanggan
3
Timor Tengah Utara
10
215
‐
225
Gravitasi & 2.950 Pompa Pelanggan
Sumber : Perpamsi, 2010
4 - 28
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Laporan Akhir
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Gambar 4. 1 Peta PDAM di WS Benanain
4 - 29
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 14 Sumber Air Baku dan Lokasi Pengambilan PDAM di Wilayah Sungai Benanain
No. 1
2
3
Pengambilan Air Baku
PDAM Kabupaten Kota Atambua Kabupaten Belu
Kota SoE Kab.Timor Selatan
Sumber Air
S. Umaklaran (DAS.Umaklaran) Mata Air SWT 08 (DAS.Umaklaran) Mata Air Tengah (DAS.Benanain) Sumur Dalam (DAS.Benanain)
Kota Kefamenanu Kab.Timor Tengah Utara
anak S.Benanain (DAS.Benanain) Mata Air PKM163 (DAS.Benanain)
Lokasi
Kapasitas Pengambilan (L/dt)
Desa Niola, Kec. Bikomi Kab.TTU Desa Rinbesihat, Kec. Tasbar Kab. Belu
12
Kab. TTS
10
Kab. TTS
15
Desa Niola, Kec. Bikomi Kab.TTU Kel. Kefa Selatan, Kec. Kefa, Kab.TTU
10
5
215
Sumber : Perpamsi, 2010
b Cakupan Pelayanan Air Bersih Secara Nasional, cakupan pelayanan Sarana Penyediaan Air Minum (SPAM) Nasional pada tahun 2009 adalah sebesar 24 %. Dengan perincian 45% untuk kawasan perkotaan di Indonesia. Sedangkan untuk kawasan perdesaan cakupan pelayanannya sebesar 10% dari total penduduk kawasan perdesaan di Indonesia. Pada skala propinsi Nusa Tenggara Timur pelayanan air bersih mencapai 40%. Di tingkat Kabupaten Belu dan Malaka capaian pelayanan hanya mencapai 13,32%. Dari data di atas dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan air bersih di Kabupaten Belu dan Malaka masih jauh dari rata – rata cakupan pelayanan propinsi Nusa Tenggara Timur. Dari 24 Kecamatan yang 4 - 30
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
ada di Kabupaten Belu dan Malaka cakupan pelayanan terbesar yaitu di Kecamatan Atambua Barat yaitu sebesar 38% dan masih terdapat 4 kecamatan yang cakupan pelayanannya 0% yaitu Kecamatan Weliman, Kecamatan Wewiku, Kecamatan Botin Leobele dan Kecamatan Raimanuk seperti terlihat pada Tabel 4.15 di bawah ini.
Tabel 4. 15 Pelayanan Air Bersih di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kab.
Kecamatan
Kabupaten Malaka ; Malaka Malaka Barat Malaka Rinhat Malaka Wewiku Malaka Wliman Malaka Malaka Tengah Malaka Sasita Mean Malaka Botin Leobele Malaka Io Kufeu Malaka Malaka Timur Malaka Laen Manen Malaka Kobalima Malaka Kobalima Timur Kabupaten Belu ; Belu Raimanuk
Penduduk (Jiwa)
Luas Area (Km2)
Layanan Peperpipaan Non PDAM PDAM (jiwa) (jiwa)
Layanan Non Perpipaan (jiwa)
Penduduk Belum Terlayanan (jiwa)
19554 13413 17510 17244 34716 7972 4493 7411 9274 10917 16810 6015
87.41 151.72 97.90 88.25 168.69 65.48 39.03 67.79 83.28 94.02 120.95 96.11
365 565 -
411 483 685 222 3445 812 342
3170 611 59 815 114
14963
179.42
-
-
-
1174
Cakupan Pelayanan (%)
16019 12390 17510 17244 34233 7228 4493 6374 8595 7472 14824 5673
18.1 7.6 0.0 0.0 1.4 9.3 0.0 14.0 7.3 31.6 11.8 5.7
14963
0.0 4 - 31
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Kab.
Kecamatan
Laporan Akhir
Penduduk (Jiwa)
Luas Area (Km2)
Layanan Peperpipaan Non PDAM PDAM (jiwa) (jiwa) 1463 90 1263 500 7005 6745 1508
14 15 16 17 18
Belu Belu Belu Belu Belu
Tasifeto Barat Kakuluk Mesak Nanaet Dubesi Kota Atambua Atambua Barat
22369 17643 4029 26702 21691
224.19 60.25 187.54 24.90 15.55
19
Belu
Atambua Selatan
22433
15.73
3925
20
Belu
Tasifeto Timur
21373
211.37
21
Belu
Raihat
13274
22
Belu
Lasiolat
23
Belu
Lamaknen
24
Belu
Lamaknen Selatan Total ;
Layanan Non Perpipaan (jiwa)
Penduduk Belum Terlayanan (jiwa)
Cakupan Pelayanan (%)
837 1084 -
20069 15206 3529 19697 13438
10.3 13.8 12.4 26.2 38.0
930
-
17578
21,6
-
2100
78
19195
10.2
87.20
-
411
611
12251
7.7
6054
64.48
-
517
-
5537
8.5
11679
105.90
-
1668
-
10011
14.3
7137
108.41
-
2543
676
3918
45.1
354676
2445.57
18695
19302
9229
307450
45.1
Sumber : PDAM Kabupaten Belu, Tahun 2010, dan Penyususnan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.20011
4 - 32
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
c Distribusi Pelayanan Air Perusahaan Daerah Air Minum/PDAM
Kabupaten Belu menggunakan dua reservoir
untuk memeratakan pendistribusian air minum yaitu reservoir Fatubenao dan reservoir Waituan. 1. Reservoir Fatubenao Reservoir Fatubenao dibangun pada tahun 1999 - 2000 dengan kapasitas sebesar 400 M3 terletak di Desa Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua dengan elevasi + 402,00 m. Air yang masuk ke reservoir ini berasal dari mata air Lahurus menggunakan pipa inlet sebesar 150 mm. Dimensi reservoir Fatubenao adalah panjang 16 m, lebar 10 m dan tinggi 2,5 m. Pendistribusian dari reservoir fatubenao menggunakan pipa outlet sebesar 150 mm dan wilayah yang dilayani adalah wilayah kelurahan Fatubenao, kelurahan Kota Atambua, kelurahan Manumutin dan Kelurahan Tenukiik. 2. Reservoir Waituan Reservoir Waituan berlokasi di Desa Manuaman, Kecamatan Atambua Selatan dengan kapasitas sebesar 500 M3 yang mempunyai dimensi panjang 15 m, lebar 12 m dan tinggi 2,8 m. Reservoir Waituan dibangun pada tahun 1998 dengan elevasi + 427,00 m. Air yang masuk ke reservoir tersebut berasal dari Mata Ar Lahurus dengan pipa inlet sebesar 200 mm. Pipa outlet atau distribusi yang digunakan sebesar 150 mm dengan wilayah pendistribusian yaitu kelurahan Umanen, kelurahan Tulamalae, kelurahan Berdao, kelurahan Beirafu, kelurahan Manuaman, kelurahan Lidak, kelurahan Fatukbot dan Kelurahan Rinbesi. Secara singkat data untuk masing - masing reservoir dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini:
4 - 33
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 16 Reservoir PDAM Kabupaten Belu Tahun 2010
No
Nama Reservoir
Kapasitas Sumber air
Reservoir ( m3 )
Elevasi (m)
Dimensi Reservoir ( m )
Dia.Pipa (mm)
Tahun Pembuatan
Panjang
Lebar
Tinggi
Inlet
Outlet
1
Fatubenao
MA.Lahurus
400
402
16
10
2.5
150
150
1999-2000
2
Waituan
MA.Lahurus
400
427
13
12
2.8
200
150
1999-2000
Sumber: PDAM Kabupaten Belu, 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.20011
d Unit Pelayanan PDAM Kabupaten Belu Pelayanan PDAM Kabupaten Belu meliputi Kecamatan Kota Atambua, Kecamatan Atambua Barat dan Kecamatan Atambua Selatan. Jumlah pelanggan tahun 2006 sampai tahun 2010 sebesar 3.546 pelanggan dengan komposisi pelanggan PDAM pada Tabel 4.17 sebagai berikut:
4 - 34
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 17 Perkembangan Jumlah dan Komposisi Pelanggan PDAM Kabupaten Belu
No
Perkembangan Komposisi Pelanggan PDAM pada Tahun
Klasifikasi 2006
2007
2008
2009
2010
Kelompok - 1 1
HU (Hidran Umum)
-
8
14
10
10
2
MCK (Mandi Cuci Kakus)
-
-
-
-
-
3
Terminal Air
-
-
-
-
-
4
Tempat Ibadah
14
9
9
6
6
14
17
23
16
16
Jumlah : Kelompok - 2 1
Rumah Sakit Swasta
-
-
-
-
-
2
Panti Asuhan
-
-
-
-
-
3
Yayasan Sosial
5
4
2
10
11
4
Sekolah Negeri
25
25
27
15
17
5
Rumah Sakit Pemerintah
5
5
5
4
4
6
IP (Home Industri) Kecamatan
-
-
-
1
2
35
34
34
30
34
Jumlah :
4 - 35
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Laporan Akhir
Perkembangan Komposisi Pelanggan PDAM pada Tahun
Klasifikasi 2006
2007
2008
2009
2010
Kelompok – 3 1
Rumah Tangga
2439
2623
2926
3178
3255
2
Niaga Kecil
164
126
117
117
117
3
IK (Industri Kecil)
1
-
-
-
-
4
IP (Home Industri)
35
44
52
55
59
2639
2793
3095
3350
3431
106
70
65
65
65
1
1
-
-
-
106
70
65
65
65
2795
2915
3217
3461
3546
Jumlah : Kelompok - 4 1
Niaga Besar
2
Industri Besar Jumlah : Total
Sumber: PDAM Kabupaten Belu Tahun 2011, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.2011
4 - 36
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
e Sistem Jaringan Perpipaan Ibu Kota Kecamatan (IKK) Saat ini jaringan perpipaan IKK (Ibu Kota Kecamatan) yang dikoodinir oleh PDAM berjumlah 5 (lima) IKK diantaranya IKK-Halilulik, IKK-Boas, IKK-Atapupu, IKK-Besikama, IKK-Haliwen,
dimana
jumlah
sambungan
jaringan
perpipaan
keseluruhannya
berjumlah 412 buah sambungan. Namun IKK-Halilulik sebanyak 157 buah sambungan dan IKK-Atapupu sebanyak 51 buah sambungan sekarang sudah tidak beroperasi dan berfungsi lagi. Sedangkan IKK-Besikama
sebanyak 73 buah sambungan masih
berfungsi meskipun sebagian masih dalam perbaikkan. Selengkapnya dapat disajikan data IKK yang dikoordinir /pengawasan PDAM Kabupaten Belu dan jumlah sambungan pelanggannya pada Tabel 4.18 berikut; Tabel 4. 18 IKK di PDAM Kabupaten Belu dan Jumlah Pelanggannya
No 1 2 3 4 5
Nama IKK IKK Halilulik IKK Boas IKK Atapupu IKK Besikama IKK Haliwen Total
Jumlah Sambungan (bh) 157 113 51 73 18 412
Keterangan Tidak Akfif Tidak Akfif Masih dalam perbaikkan pompa
Sumber: PDAM Kabupaten Belu Tahun 2011, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.20011 IKK (Ibu Kota Kecamatan)
1. IKK-Boas Mata air yang digunakan untuk IKK-Boas ini adalah mata air Babahane dengan kapasitas sumber sebesar 8 L/det, Sedangkan kapasitas terpasang 8 L/det dengan kapasitas produksinya 5 L/det. Sistem pengaliran yang digunakan adalah gravitasi dengan system perpipaan dan melayani Desa Wemeda dan Desa Kusa Kecamatan Malaka Timur. 2. IKK-Halilulik IKK-Halilulik sekarang sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan air pada waktu dipompa berbau lumpur sehingga sudah tidak layak untuk dikonsumsi lagi oleh masyarakat. berada di Kecamatan Tasifeto Barat yang melayani Desa Naitimu, solusi perlu dilakukan perbaikkan pada sumber mata airnya.
4-37
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
3. IKK-Atapupu IKK-Atapupu
sekarang
sudah
tidak
dioperasikan
lagi
karena
bangunan
Broncaptering (penangkap mata air) sebagai penangkap air sudah berada di dalam sungai, selain itu juga terdapat sengketa lahan oleh masyarakat pada lokasi reservoir yang digunakan. IKK-Atapupu melayani Desa Jenilu dan Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak.
4. IKK-Besikama IKK-Besikama terletak di wilayah Kecamatan Malaka Barat. Wilayah pelayanan IKKBesikama meliputi wilayah Desa Motaulun, Desa Naas, Desa Maktihan, Desa Besikama, Desa Umaloor, Desa Ramaitaus dan Desa Umatoos (Kecamatan Malaka Barat) dan Desa Haitimuk, Desa Kleseleon dan Desa Laleten (Kecamatan Weliman). Kapasitas sumber air IKK-Besikama sebesar 10 L/det, dengan kapasitas terpasang sebesar 5 L/det dan mempunyai kapasitas produksi 5 L/det. Sistem pengaliran yang digunakan adalah gravitasi dan pompanisasi melalui sistem perpipaan yang beroperasi selama 3 jam per hari.
5. IKK-Haliwen IKK-Haliwen melayani masyarakat Desa Kabuna Kecamatan Kakuluk Mesak. Dengan menggunakan sistem perpipaan yang pengalirannya
secara gravitasi dengan
pengoperasian selama 3 jam dalam 3 hari. IKK-Haliwen kapasitas sumber 5 L/det dengan kapasitas terpasang 5 L/det mempunyai
kapasitas produksi sebesar 4
L/det.
4.1.1.4 Ketersediaan Mata Air Ketersediaan air berasal selain sungai di Kabupaten Belu juga terdapat mata air yang biasa digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sangat penting pemanfaatan sumber mata air yang ada di Kabupaten Belu untuk dioptimalkan dan
4-38
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
dilestarikan sumber-sumber air tersebut. Adapun data-data sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Belu dapat dilihat Tabel 4.19 di bawah ini. 4.1.1.5 Ketersediaan Tampungan Air Selain ketersediaan dan adanya mata air juga terdapat tampungan-tampungan air yang ada di Kabupaten Belu berupa embung dan bendungan. Tampungan air yang ada tersebut digunakan untuk kebutuhan air baku, irigasi, minum ternak dan lain – lain, adapun data – data untuk tampungan air tersebut lihat Tabel 4.20
4-39
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 19 Nama Lokasi, Sumber dan Mata Air Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka Lokasi Mata Air No 1
2
Kecamatan Laenmanen
Tasifeto
Desa
Kampung
LS
BT
Debit (L/det)
o
124 48’ 06,1” o 124 48’ 36,6” o 124 49’ 17,5”
o
0,21 0,1 0,5
o
124 49’ 20,7”
o
3
o
124 55’ 05,8”
o
2
Tesa
Borabe
Oefkoun Wemwat Eoleben
09 23’ 10,1” o 09 22’ 55,5” o 09 22’ 30,7”
Kapitanmeo
Oehae
Oenasi
09 23’ 42,4”
Derokfaturere
Hedenfehan Sarabau
Ahabauk
09 13’ 42,4” o
Bakustulama Rotinan Acora
Lebun 1-7 Wesabot Wetabora Abikibaras
09 o 09 o 09 o 09
Halikelen Nakasa
Oetfo
Wehamusuk
09 15’ 03,3”
Kilosepuluh
Wekonu Wekari Naikasa 3 Oetfo Wematan A Wematan B Wematan 1 & 2 Bonan Wenaka Ebun Tala 1 Tala 2
09 11’ 06,9”
Naikasa
3
Koordinat
Nama mata Air
Tasifeto Barat Tukuneno
Weberliku
Tala
12’ 14’ 15’ 15’
10,7” 15,6” 10,7” 03,3”
o
55’ 09,0” 55’ 11,2” 52’ 35,4” 54’ 47,8”
16 1.5 0.2 0.4
o
124 54’ 47,8”
o
0.9
o
124 53’ 17,3”
o
0.4 0.25
o
124 53’ 39,4” o 124 53’ 39,4” o 124 53’ 39,4”
o
1.5
09 11’ 03,0” o 09 08’ 31,3” o 09 08’ 31,3”
124 o 124 o 124 o 124
o
124 53’ 39,4”
o
124 50’ 48,0”
o
124 51’ 28,6” o 124 51’ 36,0”
09 08’ 31,3” 09 12’ 09,9”
09 06’ 51,9” o 09 06’ 50.0”
10
Hasil Analisa / Sifat Fisik Keterangan TDS DHL pH 2 (mg/L) (Umos/cm ) 8.67 470 740 Belum diturap 7.3 530 820 Diturap oleh LIPI 7.05 550 850 Belum diturap 2 3 sumber, masing 7.37 490 740 Debit 1,0 L/det 7.2 410 620 Diturap 7.0 7.2 6.97 7.37
450 440 313 276
690 650 713 624
7.75 7.08 7.37
420
650 693 722
6.82
460
670
Belum diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap PDAM
o o
o
0.4 3.5 1 0.2
7.31 7.5
754 445
Belum diturap Diturap Belum diturap Diturap Diturap
4-40
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Lokasi Mata Air No
4
5
6
Kecamatan
Desa
Tasifeto Barat Dafala
Kampung Berkase Dafala
Silawan
Webuak Silawan
Kakulukmesak Kabuna
Haliwen
Atambua
Marileten Umanen
Lalosuk Wenu Wekatimun
7
Raihat
Fatubenao
Bakoek
Tohe
Haekesak
Wekerame Fatukidi
Laporan Akhir
Koordinat LS
BT
Debit (L/det)
09 06’ 50,5” o 09 08’ 07,6” o 09 11’ 11,8”
124 51’ 51,5” o 124 51’ 25,9” o 124 58’ 33,9”
0.3 3
Hasil Analisa / Sifat Fisik Keterangan TDS DHL pH 2 (mg/L) (Umos/cm ) 7.5 766 Diturap 7.24 521 Diturap 7.21 340 490 Diturap
20 1 3 0.1 0.2 0.3 1 5 0.2 1.52 0.2 0.3 0.3 80 120 40 25 10 1.3
7.21 7.25 7.64 8.02 7.16 7.19 7.07 7.34 7.31 7.04 7.13 7.24 7.37 7.30 7.30 7.44
Nama mata Air Tala 3 Berkase We Totan We Rinai Wenu Webora Depala Weraikuak Wekiar Suliren Kabuna 1 Kabuna 2 Wetua 1 Wetua 2 & 3 Lalosuk Wenu Wehedan Nuntores Webukrak Wekakoli Matitis Webot 1 Webot 2 Webot 3 Motetu Wesanis Webua 1
o
o
o
o
09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09
11’ 09’ 01’ 01’ 04’ 04’ 02’ 02’ 07’ 06’
11,8” 11,8” 04,7” 32,2” 05,8” 06,8” 16,6” 14,4” 44,5” 04,5”
124 o 124 o 124 o 124 o 124 o 124 o 124 o 124 o 124 o 124
58’ 59’ 55’ 55’ 54’ 54’ 52’ 52’ 54’ 52’
33,9” 14,5” 41,7” 31,9” 48,2” 49,0” 47,6” 40,3” 09,5” 08,8”
o
06’ 06’ 06’ 07’ 00’ 00’
21,9” 13,5” 57,2” 17,8” 45,2” 46,7”
124 o 124 o 124 o 124 o 125 o 125
o
52’ 52’ 55’ 55’ 06’ 06’
16,3” 41,4” 15,2” 24,7” 12,4” 09,3”
09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09 o
09 00’ 53,7” o 09 02’ 31,4” o 09 00’ 45,0”
o
125 06’ 14,7” o 125 06’ 13,0” o 125 06’ 31,5”
410 680 350 350 310 450 490 430 300 300 320 290
534 610 953 907 548 1090 530 540 460 680 730 620 460 450 480 440
Diturap Diturap Diturap
Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Belum diturap
4-41
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Lokasi Mata Air No
8
9
Kecamatan
Sasitamean
Lasiolat
Desa
Asmanniea
Fatulotu
Baudaokma
Kampung
Laporan Akhir
Koordinat
Nama mata Air
LS o
BT
Kroe Raifatus
Webua 2 Webua 3 Webua 4 Weraikuak 1 Weraikuak 2 Weselawak Wetear
09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09
Loleon
Oenoah
09 28’ 22,5”
Klatun Fatulotu Takarabat Lahurus Hein
Dualasiraiulun Maulakak
Oeboakmatin Oefatureuk Klatun Weau Wekiik Amatohu Lahurus Wemerut Numoba Wekaen Wetihu 1 Wetihu 2 Wetihu 3 Weau Wehalek 1 Wehalek 2 Wehalek 3 Siata
00’ 00’ 00’ 00’ 00’ 01’ 04’
26,5” 26,5” 28,4” 32,4” 32,4” 14,8” 17,9”
o
o
Debit (L/det)
o
125 o 125 o 125 o 125 o 125 o 125 o 125
06’ 06’ 06’ 06’ 06’ 06’ 07’
16,4” 16,4” 15,7” 22,5” 22,5” 43,6” 28,0”
o
125 50’ 50,2”
o
09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09
27’ 04’ 03’ 03’ 03’ 03’ 03’
05,9” 06,1” 51,8” 52,3” 52,3” 19,8” 14,8”
125 o 125 o 125 o 125 o 125 o 125 o 125
50’ 03’ 03’ 02’ 02’ 02’ 03’
16,8” 02,7” 04,1” 33,8” 33,8” 28,9” 33,8”
o
03’ 03’ 03’ 05’ 05’ 05’
13,9” 13,9” 13,9” 01,9” 29,8” 27,4”
125 o 125 o 125 o 125 o 125 o 125
o
03’ 03’ 03’ 05’ 05’ 05’
20,7” 20,7” 20,7” 05,2” 20,8” 17,4”
09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09
3.5 0.5 0.5 35.7 2 3 1 0.5 2 7 7 0.3 0.3 17 0.7 0.3 120 0.5 75 45 -
Hasil Analisa / Sifat Fisik TDS DHL pH 2 (mg/L) (Umos/cm ) 7.46 270 400 7.49 300 450 7.4 320 480 7.47 360 530 7.5 410 610 7.29 7.52 7,61 7.58 7.98 8.18 -
340 231 270 270 230 250 -
510 523 410 370 330 370 -
Keterangan Belum diturap Belum diturap Belum diturap Belum diturap Belum diturap Belum diturap Diturap Diturap, Diesel rusak
Diturap Belum diturap Diturap Belum diturap Belum diturap Belum diturap
Diturap Belum diturap Belum diturap Belum diturap Diturap
4-42
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Lokasi Mata Air No
Kecamatan
Desa Lakanmanu
Kampung Haliren
Laporan Akhir
Koordinat
Nama mata Air
LS
BT
Debit (L/det)
Matawain (Wefeto)
09 04’ 41,1”
o
125 04’ 07,9”
o
2.5
Matawain (Weman)
09 04’ 41,1”
o
125 04’ 07,9”
o
0.5
-
-
-
09 21’ 54,8”
124 52’ 56,8”
6 4 2 6 660
10
Lamaknen
Dirun
-
11
Raimanus
Teun
Teun
Seon
Kekuun
Weliman
Weliman
Wenu; Kanlai; Ewigie; Lesuama; Berewen; Fatumutin; Weonu; Hut; Lookun; Liurai; Wehan; Solimar; Mauhale & Sihata Abaibuti Hera Naihu Kekuun 1 Kekuun 2 Kekuun 3 Kekuun 4 Weliman
Wehaki
Laran
Matankanuan
09 34’ 21,2”
Wetiaau Weau Wemaromak
09 34’ 21,2” o 09 34’ 07,9” o 09 34’ 23,9”
12 13
Weliman Malaka Tengah
o
o
09 o 09 o 09 o 09 o 09
22’ 22’ 22’ 22’ 37’
39,0” 39,0” 39,0” 39,0” 21,8”
o
o
124 o 124 o 124 o 124 o 124
53’ 53’ 53’ 53’ 52’
09,1” 09,1” 09,1” 09,1” 01,6”
o
124 53’ 42,8”
o
5
o
124 53’ 42,8” o 124 53’ 23,0” o 124 53’ 58,2”
o
7 10 3
Hasil Analisa / Sifat Fisik Keterangan TDS DHL pH 2 (mg/L) (Umos/cm ) 7.8 350 530 Diturap penguk penguk pengukuran Diturap uranny uranny nya a a 15 nama mata air belum dilakukan pemantauan, lokasi dan debit
7.3 7.34 7.25 7.28
390 400 480 380
610 590 750 580
Belum diturap Diturap
7.68 7.11
390 530
590 810
Belum diturap Diturap Diturap
Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap
4-43
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Lokasi Mata Air No
14 15
Kecamatan
Desa
Kampung
Kamanasa Betun Malaka Timur Bonibais Baunasa Wemeda Babahane Kobalima Lakekun Barat Lakekun Litamali Litamali Rainawe Rainawe
Laporan Akhir
Koordinat
Nama mata Air (feto) Wemaromak (man) Wetubaki Inkatis Babahare Wematek Wemasu 1 Webua 1 Webua 2 Weseli
LS
BT
Debit (L/det)
09 34’ 23,9”
124 53’ 58,2”
2
o o
09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09 o 09
33’ 23’ 25’ 31’ 30’ 28’ 28’
02,1” 05,0” 56,0” 14,5” 11,6” 59,4” 59,4”
o o
124 o 124 o 124 o 124 o 124 o 124 o 124
54’ 53’ 54’ 56’ 59’ 02’ 02’
38,5” 25,4” 38,5” 33,1” 59,5” 47,3” 47,3”
8 5 2 0.5 3 3 2.5
Hasil Analisa / Sifat Fisik TDS DHL pH 2 (mg/L) (Umos/cm )
Keterangan
7.11
530
810
Diturap
7.2 7.26 6.93 7.58 6.93 -
269 450 1280 660 890 -
617 780 1970 1010 1390 -
Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap Diturap
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Belu, 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.2011
4-44
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 20 Nama Lokasi, Sumber dan Debit Embung di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka
No.
Nama Waduk / Embung Irigasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Embung Sesekoe Embung Haliunlun Embung Bereama Embung Babulu I Embung Alas Selatan Embung Biakhale Embung Fatuketi Embung Fatuatis I Embung Fatuatis II Embung Baikene Embung Oebuluan Embung Tniumanu Embung Meotroy Embung Duomone Embung Raman Embung Dualasi Embung Halifehan Embung Luaguyu Embung Delebotu Embung Fulanfehan Embung Holgoto Embung Mahui Embung Lakuuman Embung Abistais Embung Nualain Embung Lo’onuna Embung Kusa Embung Oeniareu Embung Bonan Embung Fatukmetak Embung Halioan Embung Fatukbesi Embung Tolerun Embung Nanaet Embung Dubesi Embung Haliheobesi Embung Faturika Embung Fatuahu Embung Okleo Embung Saenama
Lokasi Embung Kecamatan Desa / Dusun Atambua Barat Kota Atambua Kobalima Kobalima Kobalima Timur Kakuluk Mesak Kakuluk Mesak Kakuluk Mesak Kakuluk Mesak Kakuluk Mesak Kakuluk Mesak Laen Manen Laen Manen Lasiolat Lasiolat Lasiolat Lamaknen Lamaknen Lamaknen Lamaknen Lamaknen Lamaknen Lamaknen Selatan Lamaknen Selatan Lamaknen Selatan Lamaknen Selatan Malaka Timur Malaka Timur Malaka Timur Malaka Timur Malaka Tengah Malaka Tengah Nanaet Dubesi Nanaet Dubesi Nanaet Dubesi Raimanuk Raimanuk Raimanuk Rinhat Rinhat
Umanen Fatubenao Babulu Selatan Babulu Alas Selatan Fatuketi Fatuketi Dualaus Dualaus Dualaus Fatuketi Tniumanu Meotroy Lasiolat Fatulotu Dualasi Halifehan Luaguyu Dirun Dirun Fulur Mahuitas Lutharahato Lakmaras Nualain Lo’onuno Kusa Oeniareu Bonan Sanleo Barone Kakaniuk Lawalutoius Fohoeka Dubesi Rafae Faturika Rafae Biudukfoho Saenama
Tahun Pembuatan 2008 2009 1994 1994 1995 1995 1995 1996 2008 2009 2005 2008 1997 1997 2008 2008 2009 2008 2009 2009 1993 1996 1996 2008 1996 2008 2009 2001 2008 2008 2001 2009 4-45
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No.
Nama Waduk / Embung Irigasi
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
Embung Boen Embung Buris Embung Buris Embung Loncilon Embung Fatutofur Embung Umutnana Embung Naisau Embung Naiumu Embung Tala Embung Naekasa Embung Haliskun Embung Halikefen Embung Oetio Embung Kimbana Embung Fatukarau Embung Waikada Embung Bekomean Embung Taslengluhan Embung Wesasuit Embung Salore Embung Haliwen Embung Sirani Embung Haekrit
Laporan Akhir Lokasi Embung Kecamatan Desa / Dusun
Rinhat Rinhat Rinhat Rinhat Rinhat Sasta Mean Sasta Mean Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Timur Tasifeto Timur Tasifeto Timur Tasifeto Timur Tasifeto Timur Tasifeto Timur Tasifeto Timur
Boen Biris Raifatus Aitoun Toheleoen Umutnana Naisau Naiumu Tala Naekasa Halisikun Haikelen Naekasa Bakustulama Fatukarau Waikada Naiomu Umaklaran Wesasuit Tulakadi Umaklaran Umaklaran Marieten
Tahun Pembuatan 2009 2009 2009 2007 2009 2009 2009 1993 1994 1994 1994 1994 1994 1994 1996 2008 1993 1997 1997 2002 2002 2007
Sumber : RTRW Kabupaten Belu Tahun 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.20011
4.1.1.6 Irigasi dan Kebutuhan Air Bersih Untuk melayani aktivitas wilayah dalam rangka mendorong produksi pertanian, maka diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana irigasi, pada setiap kecamatan potensial produksi tinggi tersebut. Pemerintah daerah Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka
telah membangun beberapa prasarana dan sarana irigasi,
diantaranya adalah Embung Sirani dan Embung Haekrit. Kedua embung ini selain berfungsi untuk mengairi areal sawah juga digunakan sebagai air baku bersih/minum. Lokasi kedua embung ini di letaknya tidak jauh dari Kota Atambua sehingga diharapkan kedua embung ini juga bisa memenuhi kebutuhan air bersih/minum untuk Kota Atambua dan sekitarnya.
4-46
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Potensi Embung Sirani/Haliwen sebesar 20 liter/detik sebagai irigasi (Gambar 4.2), Embung Haekrit dibangun pada Tahun 2007 – 2009 dengan sumber dana LOAN IP509 di manfaatkan untuk air bersih/minum, terletak di Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur. Luas DAS Embung Haekrit sebesar 29,4 Km² dengan potensi Embung Haekrit 30 Liter/detik (Gambar 4.3) Tujuan pembangunan Embung Haekrit adalah : 1. Untuk mengairi areal irigasi potensial seluas 300 Ha, dengan intensitas tanam sebesar 250 %. 2. Suplai air baku sebesar 30 liter/detik, untuk desa sekitarnya dan sebagian Kota Atambua. 3. Konservasi sumber daya air dan lahan. Bendungan Benanain dibangun pada Mei Tahun 2005 lokasi Desa Kakaniuk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka (Gambar 4.4) di lengkapi dengan sistem irigasi Malaka dengan kapasitas bendungannya yang mampu mengairi daerah irigasi seluas 10.000 Ha yang mencakup wilayah Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Malaka Tengah, Kecamatan Weliman, Kecamatan Wewiku dan Kabupaten Kobalima. Dimanfaatkan sebagai sumber bersih/minum PDAM / IKK debit 25 Liter/detik dibangun Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
Gambar 4. 2 Embung Sirani / Haliwen, Kecamatan Tasifeto Timur
4-47
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 3 Embung Haekrit, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur
Gambar 4. 4 Bendungan Benanain, lokasi Desa Kakaniuk, Kecamatan Malaka Tengah, Kab.Malaka
4-48
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4.1.1.7 Mata Air Mata air adalah air tanah yang secara alami muncul karena adanya hubungan antara akuifer dengan permukaan tanah. Jumlah Mata air di Kabupaten Belu sebanyak 24 mata air, sebagian besar tersebar pada Kecamatan Weliman dengan debit air sebesar 5 Liter/detik. Adapun data-data mata air yang sekaligus merupakan sumber air bersih di Kabupaten Belu dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4. 21 Lokasi, Nama Sumber dan Debit Mata Air di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Lokasi Sumber Mata Air Kabupaten Desa Belu Sasitamean Belu Mauhuitas Belu Dsn. Naebone Malaka Malaka Barat Belu Fatuaruin Belu Fatulotu Belu Naitimu Belu Dirun Malaka Wesel Belu Biudukfoho Belu Berewen Malaka Weliman Malaka Weliman Belu Niti / Webora Belu Webereliku Belu Abatsali Belu Lesuama (Thp.I) Belu Wehedan Belu Lesuama (Thp.II) Belu Inleat Malaka Weseli Belu Motarama Malaka Wehanok Belu Berewen
Nama Sumber Beaneno Silala Naebone Leunklok Naibone Fatulotu Inleat Berewen Wesel Biudukfoho Sisi Weliman Weliman Niti Tukuneno Umaklaran Dirun Lakekun Dirun Tasbar Kobalima Naekasa Barada Dirun
Debit (L/detik) 2 0.7 2 7.5 2.5 2.5 1.5 1.5 0.5 2.5 2.5 5 0.5 1 1 2.5 2.5 2.5 1.5 2 2 2.5
Keterangan Panjang pipa 8800 m Panjang pipa 2792 m Panjang pipa 10184 m Panjang pipa 822 m Panjang pipa 2820 m Panjang pipa 2124 m Panjang pipa 3300 m Panjang pipa 2170 m Panjang pipa 796 m Panjang pipa 3648 m Panjang pipa 150 m Panjang pipa 264 m Panjang pipa 4049 m Panjang pipa 1671 m Panjang pipa 500 m
Sumber: Dinas Kimpraswil Kab Belu Bid. Cipta Karya, 2009. Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.20011
4-49
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
a. Unit Air Baku Unit air baku yang digunakan oleh PDAM Kabupaten Belu saat ini berasal dari Mata Air Lahurus, Mata Air Tirta Bron-A1, Mata Air Tita Bron-A2 dan Mata Air Bron-C. Sedangkan untuk air yang berasal dari Embung Haekrit masih dalam tahap pembangunan. Rekapitulasi sumber air yang digunakan PDAM Kabupaten Belu dapat dilihat pada Tabel 4.22 dibawah ini. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui total kapasitas produksi PDAM Kabupaten Belu adalah 42 L/det sedangkan kapasitas terpasangnya adalah 82 L/det. Tabel 4. 22 Sumber Air Baku PDAM Kabupaten Belu
No. 1 2 3 4 5
Nama Sumber Air MA. Lahurus MA. Tirta Bron-A1 MA. Tirta Bron-A2 MA. Tirta Bron-C Embung Haekrit
Sistem Pengaliran
Kapasitas Sumber Air (L/det)
Kapasitas Terpasang (L/det)
Kapasitas Produksi (L/det)
Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi Pompa
120 12 5 10 30
20 15 5 12 30
20 10 3 9 -
177
82
42
Total
Sumber: PDAM Kabupaten Belu 2011, Penyususnan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.2011
b. Mata Air Lahurus Lokasi mata air MA. Lahurus berada pada elevasi + 559,00 m di Desa Fatulotu, Kecamatan Lasiolat mempunyai kapasitas sumber mata air sebesar 120 L/det. Kapasitas yang terpasang dan diproduksi sebesar 20 L/det. Sistem perpipaan berdiameter 100 mm sebanyak dua buah dari bangunan broncaptering mata air Lahurus dialirkan menuju ke bak pengumpul yang berdimensi Panjang 4 m, Lebar 2,8 m dan Tinggi 2,5 m. Dari bak pengumpul air di alirkan secara gravitasi menggunakan pipa transmisi berdiameter 200 mm menuju reservoir Fatubenao, reservoir Waituan dan sebagian menuju Desa Fatubenao, begitu juga dialirkan ke Desa Lasiolat Kecamatan Lasiolat, Desa Manleten dan Desa Sarabau Kecamatan Tasifeto Timur.
4-50
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
c. Mata Air Tirta Bron A1 Mata Air Tirta Bron -A1 berada pada elevasi + 360,00 m dan terletak di Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan. Kapasitas sumber mata air sebesar 12 L/det, kapasitas terpasang sebesar 15 L/det dan diproduksi produksi sebesar 10 L/det. Sistem perpipaan dari mata air Tirta Bron-A1, pipa outlet berdiameter 200 mm. Pipa tersebut diatas dialirkan menuju kedaerah pelayanan Kecamatan Atambua Barat, Atambua Selatan dan Kota Atambua.
d. Mata Air Tirta Bron A2 Lokasi mata Air/MA.Tirta Bron-A2 berada pada elevasi + 360,00 m dan terletak di Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan. Kapasitas sumber Tirta Bron-A1 sebesar 5 L/det, kapasitas terpasang sebesar 5 L/det dan diproduksi sebesar 3 L/det. Sistem perpipaan berdiameter 100 mm dari mata air Tirta Bron-A2 dialirkan menuju ke daerah pelayanan di Kecamatan Atambua Selatan.
e. Mata Air Tirta Bron C Lokasi mata Air/ MA. Tirta Bron-C di Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan dengan elevasi + 373,00 m mempunyai kapasitas sumber mata air sebesar 10 L/det. Kapasitas terpasang sebesar 12 L/det dan diproduksi sebesar 9 L/det. menggunakan system perpipaan berdiameter 150 mm. Selanjutnya pipa tersebut dialirkan menuju daerah pelayanan di Kecamatan Atambua Selatan, Atambua Barat dan Kota Atambua.
4-51
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
A.
Laporan Akhir
Irigasi WS Benanain memiliki lahan sawah seluas 14304 Ha dan baru terlayani jaringan irigasi seluas : 12797 Ha (89 %) serta masih memiliki potensi lahan irigasi seluas : 49173 Ha. Berikut ini adalah daerah-daerah irigasi yang sedang dikembangkan di dalam Wilayah Sungai Benanain. Tabel 4. 23 Daerah Irigasi Dalam WS Benanain LUAS DAERAH IRIGASI (HA)
NO
NO DAS
NAMA DAS
NAMA DAERAH IRIGASI
LOKASI
POTENSIAL
KEWENANGAN
SAWAH KABUPATEN
KECAMATAN
IRIGASI
BELUM POTENSIAL
BELUM
BELUM
JUM
IRIGASI
LAH
1
1
DAS EKAT
BUK
PUSAT
KAB. TTU
KEC. BIKOMI NILULAT
2
1
DAS EKAT
INBATE
PUSAT
KAB. TTU
KEC. BIKOMI NILULAT
3
2
DAS BANAIN
OELFAUB
PROVINSI
KAB. TTU
KEC. BIKOMI UTARA
4
4
DAS BAKITOLAS
JAK
PUSAT
KAB. TTU
KEC. BIKOMI UTARA
0
5
8
DAS OEMANU
MENA / KAUBELE
PUSAT
KAB. TTU
KEC. INSANA UTARA
586
6
10
DAS PUNU
PONU
PUSAT
KAB. TTU
KEC. BIBOKI ANLEU
330
7
11
DAS HASFUIK MAUBESI
TANTORI / FATUONI
PUSAT
KAB. TTU
KEC. BIBOKI ANLEU
0
8
13
DAS SELOWAI
AINIBA
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. KAKULUK MESAK
0
0
9
14
DAS UMAKLARAN
HALIWEN
PUSAT
KAB. BELU
KEC. TASIFETO TIMUR
50
0
10
14
DAS UMAKLARAN
BUTASIK
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. TASIFETO BARAT
150
0
11
14
DAS UMAKLARAN
TAEKSORUK
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. TASIFETO TIMUR
0
12
14
DAS UMAKLARAN
SEONPASAR
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. TASIFETO BARAT
13
14
DAS UMAKLARAN
WEBUNI
KABUPATEN
KAB. BELU
14
14
DAS UMAKLARAN
WEKARI
KABUPATEN
KAB. BELU
15
14
DAS UMAKLARAN
LALOSUK
KABUPATEN
16
20
DAS LASIOLAT
NOBELU
17
20
DAS LASIOLAT
18
20
DAS LASIOLAT
ALIH
SAWAH
FUNGSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
50
0
50
0
0
0
0
101
687
0
43
373
0
0
JUM LAH
SAWAH
TOTAL
BELUM
JUM
LUAS
SAWAH
LAH
(HA)
0
5
45
50
50
0
0
5
45
50
50
0
50
0
200
200
250
0
0
10
140
150
150
0
687
0
402
402
1089
0
0
373
0
1057
1057
1430
0
0
0
25
395
420
420
0
0
0
0
45
105
150
150
50
249
0
299
0
0
0
299
150
0
0
150
0
0
0
150
0
0
0
0
0
45
105
150
150
0
0
0
0
0
0
30
70
100
100
KEC. TASIFETO BARAT
0
0
0
0
0
0
30
70
100
100
KEC. TASIFETO BARAT
0
0
0
0
0
0
15
35
50
50
KAB. BELU
KEC. TASIFETO BARAT
0
0
0
0
0
0
15
35
50
50
PUSAT
KAB. BELU
KEC. TASIFETO TIMUR
128
0
128
0
0
128
0
0
0
128
BUATOK
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. TASIFETO TIMUR
0
0
0
0
0
0
30
70
100
100
TAKIRIN
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. TASIFETO TIMUR
0
0
0
0
0
0
120
0
120
120
4-52
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LUAS DAERAH IRIGASI (HA)
NO
NO DAS
NAMA DAS
NAMA DAERAH IRIGASI
LOKASI
POTENSIAL
KEWENANGAN
SAWAH KABUPATEN
KECAMATAN
IRIGASI
BELUM POTENSIAL
BELUM
BELUM
JUM
IRIGASI
LAH
ALIH
SAWAH
FUNGSI
JUM LAH
SAWAH
TOTAL
BELUM
JUM
LUAS
SAWAH
LAH
(HA)
19
24
DAS TALAU
HAEKESAK
PUSAT
KAB. BELU
KEC. RAIHAT
361
0
361
0
0
361
0
239
239
600
20
24
DAS TALAU
MAUBUSA
PUSAT
KAB. BELU
KEC. RAIHAT
259
0
259
0
0
259
0
1091
1091
1350
21
25
DAS LAMAKMEN
HOLEKI
PUSAT
KAB. BELU
KEC. LAMAKNEN
100
0
100
0
0
100
0
350
350
450
22
25
DAS LAMAKMEN
HALILEKI
PUSAT
KAB. BELU
KEC. LAMAKNEN
150
0
150
0
0
150
0
300
300
450
50
0
50
0
0
50
0
1600
1600
1650
KEC.
KOBA
LIMA
23
29
DAS ALAS
ALAS
PROVINSI
KAB. BELU
24
31
DAS RAINAWE
TUBAKI
PROVINSI
KAB. BELU
KEC. NANAET DUBESI
25
31
DAS RAINAWE
RAIMETAN
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. KOBA LIMA
26
31
DAS RAINAWE
WEOAN
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. NANAET DUBESI
27
33
DAS LAWALU
TOLOK
PROVINSI
KAB. BELU
KEC. MALAKA TENGAH
28
33
DAS LAWALU
WAEMAROMAK
PROVINSI
KAB. BELU
KEC. MALAKA TENGAH
29
33
DAS LAWALU
LAKEKUN I & II
PROVINSI
KAB. BELU
30
33
DAS LAWALU
ETURAIFOU
PROVINSI
31
33
DAS LAWALU
WEMATEK
32
33
DAS LAWALU
DEROK
33
33
DAS LAWALU
34
34
35
TIMUR
50
0
50
0
0
50
0
250
250
300
150
0
150
0
0
150
0
0
0
150
0
0
0
0
0
0
30
70
100
100
50
0
50
0
0
50
0
550
550
600
150
0
150
0
0
150
0
50
50
200
KEC. KOBA LIMA
25
0
25
0
0
25
0
225
225
250
KAB. BELU
KEC. MALAKA TENGAH
25
0
25
0
0
25
0
100
100
125
PROVINSI
KAB. BELU
KEC. KOBA LIMA
50
0
50
0
0
50
0
150
150
200
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. WELIMAN
0
0
0
0
0
0
30
70
100
100
WEBUA
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. MALAKA TENGAH
0
0
0
0
0
0
30
70
100
100
DAS BENANAIN
LURASIK
PUSAT
KAB. TTU
KEC. BIBOKI UTARA
250
154
404
0
26
430
0
0
0
430
34
DAS BENANAIN
HAEKTO
PUSAT
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI TIMUR
300
100
400
0
0
400
0
0
0
400
36
34
DAS BENANAIN
BILUANA
PUSAT
KAB. TTU
80
320
400
0
0
400
0
0
0
400
37
34
DAS BENANAIN
SEKO
PUSAT
KAB. TTU
0
0
0
0
0
0
5
75
80
80
38
34
DAS BENANAIN
AROKI
PUSAT
KAB. TTU
KEC. BIBOKI UTARA
39
34
DAS BENANAIN
MALAKA
PUSAT
KAB. BELU
KEC. MALAKA TENGAH
40
34
DAS BENANAIN
FATUBESI
PUSAT
KAB. BELU
KEC. SASITA MEAN
41
34
DAS BENANAIN
OBOR
PUSAT
KAB. BELU
KEC. MALAKA TIMUR
42
34
DAS BENANAIN
BOKIS
PROVINSI
KAB. TTU
KEC. INSANA
KEC.
MIOMAFFO
TENGAH KEC.
MIOMAFFO
BARAT
200
42
242
0
0
242
0
1000
1000
1242
6700
0
6700
0
0
6700
100
18525
18725
25325
10
0
10
640
0
650
0
1000
1000
1650
308
0
308
0
0
308
0
1507
1507
1815
80
120
200
0
0
200
0
200
200
400
4-53
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LUAS DAERAH IRIGASI (HA)
NO
NO DAS
NAMA DAS
NAMA DAERAH IRIGASI
LOKASI
POTENSIAL
KEWENANGAN
SAWAH KABUPATEN
KECAMATAN KEC. KOTA
43
34
DAS BENANAIN
NAIN
PROVINSI
KAB. TTU
44
34
DAS BENANAIN
MAURISU
PROVINSI
KAB. TTU
45
34
DAS BENANAIN
SATAB
PROVINSI
KAB. TTU
46
34
DAS BENANAIN
OELOLOK
PROVINSI
KAB. TTU
KEC. INSANA
47
34
DAS BENANAIN
BAKATEU
PROVINSI
KAB. BELU
KEC. MALAKA TENGAH
48
34
DAS BENANAIN
WELIMAN
PROVINSI
KAB. BELU
KEC. WELIMAN
49
34
DAS BENANAIN
LOLI
KABUPATEN
KAB. TTS
50
34
DAS BENANAIN
BONLE'U I
KABUPATEN
KAB. TTS
IRIGASI
BELUM POTENSIAL
BELUM
BELUM
JUM
IRIGASI
LAH
ALIH
SAWAH
FUNGSI
JUM LAH
SAWAH
TOTAL
BELUM
JUM
LUAS
SAWAH
LAH
(HA)
150
147
297
0
0
297
0
3
3
300
50
0
50
0
0
50
0
350
350
400
50
0
50
0
0
50
0
215
215
265
147
3
150
0
0
150
0
0
0
150
25
0
25
0
0
25
0
75
75
100
250
0
250
0
0
250
0
750
750
1000
KEC. POLEN
37
0
37
0
0
37
0
165
165
202
KEC. TOBU
0
0
0
0
0
0
200
0
200
200
30
40
70
15
0
85
0
75
75
160
KEFAMENANU KEC. INSANA BARAT KEC. MIOMAFFO BARAT
KEC. AMANUBAN
51
34
DAS BENANAIN
OEPUNU
KABUPATEN
KAB. TTS
52
34
DAS BENANAIN
LOPON OEFUI
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
160
0
160
160
53
34
DAS BENANAIN
SONAMNASI
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
160
0
160
160
54
34
DAS BENANAIN
BONLE'U II
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. TOBU
0
0
0
0
0
0
100
0
100
100
55
34
DAS BENANAIN
FAFINISIN
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
100
0
100
100
56
34
DAS BENANAIN
KAKAS
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
25
0
25
0
0
25
0
55
55
80
57
34
DAS BENANAIN
HAUABAS
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
24
56
80
80
58
34
DAS BENANAIN
TUAPUTU
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. FATUKOPA
0
0
0
0
0
0
24
56
80
80
59
34
DAS BENANAIN
ELONAEK
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
23
52
75
75
60
34
DAS BENANAIN
TUNE
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. TOBU
0
0
0
0
0
0
21
49
70
70
0
0
0
0
0
0
18
42
60
60
TIMUR
KEC. AMANUBAN
61
34
DAS BENANAIN
FAILET
KABUPATEN
KAB. TTS
62
34
DAS BENANAIN
LAOB
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
18
42
60
60
63
34
DAS BENANAIN
BISTITI
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. OENINO
0
0
0
0
0
0
18
42
60
60
64
34
DAS BENANAIN
NOELAKU
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. KUATNANA
50
0
50
0
0
50
0
80
80
130
65
34
DAS BENANAIN
TENE
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. OENINO
0
0
0
0
0
0
65
0
65
65
BARAT
4-54
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LUAS DAERAH IRIGASI (HA)
NO
NO DAS
NAMA DAS
NAMA DAERAH IRIGASI
LOKASI
POTENSIAL
KEWENANGAN
SAWAH KABUPATEN
KECAMATAN
IRIGASI
BELUM POTENSIAL
BELUM
BELUM
JUM
IRIGASI
LAH
ALIH
SAWAH
FUNGSI
JUM LAH
SAWAH
TOTAL
BELUM
JUM
LUAS
SAWAH
LAH
(HA)
66
34
DAS BENANAIN
OENAEK
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. FATUMNASI
50
0
50
0
0
50
0
10
10
60
67
34
DAS BENANAIN
FAELUBU
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
60
0
60
60
68
34
DAS BENANAIN
HAUSUSU
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
60
0
60
60
0
0
0
0
0
0
45
0
45
45
KEC. AMANUBAN
69
34
DAS BENANAIN
FUKA
KABUPATEN
KAB. TTS
70
34
DAS BENANAIN
NOENONI II
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. OENINO
45
0
45
0
0
45
0
0
0
45
71
34
DAS BENANAIN
TUANANU
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. OENINO
0
0
0
0
0
0
14
31
45
45
72
34
DAS BENANAIN
OEHALA I
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. MOLLO TENGAH
0
0
0
0
0
0
5
35
40
40
73
34
DAS BENANAIN
TUATUKA
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. OENINO
0
0
0
0
0
0
15
25
40
40
74
34
DAS BENANAIN
TUINAEK
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. OENINO
0
0
0
0
0
0
12
28
40
40
75
34
DAS BENANAIN
NUNUTAPI
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
12
28
40
40
76
34
DAS BENANAIN
OEHALA II
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. MOLLO TENGAH
0
0
0
0
0
0
10
30
40
40
77
34
DAS BENANAIN
NUNA
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
11
0
11
0
0
11
0
26
26
37
78
34
DAS BENANAIN
NOENONI I
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. OENINO
35
0
35
0
0
35
0
0
0
35
79
34
DAS BENANAIN
PUNA
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. OENINO
0
0
0
0
0
0
10
25
35
35
80
34
DAS BENANAIN
PAUMENU
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
9
21
30
30
81
34
DAS BENANAIN
TESILEU
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. OENINO
0
0
0
0
0
0
9
21
30
30
82
34
DAS BENANAIN
BIBONAK
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. POLEN
0
0
0
0
0
0
9
21
30
30
83
34
DAS BENANAIN
OEMANAS
KABUPATEN
KAB. TTS
0
0
0
0
0
0
8
17
25
25
84
34
DAS BENANAIN
OELUAN
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI
76
0
76
0
0
76
0
0
0
76
85
34
DAS BENANAIN
TUALENE
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. BIBOKI UTARA
108
72
180
0
0
180
0
0
0
180
86
34
DAS BENANAIN
BAKAN
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. BIBOKI UTARA
120
80
200
0
0
200
0
0
0
200
87
34
DAS BENANAIN
HAUTEAS
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. BIBOKI UTARA
60
40
100
0
0
100
0
0
0
100
88
34
DAS BENANAIN
TUALEU
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. INSANA
50
0
50
0
0
50
0
0
0
50
89
34
DAS BENANAIN
KIUOLA
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI
50
30
80
0
0
80
15
0
15
95
90
34
DAS BENANAIN
PULO
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI
75
50
125
0
0
125
0
75
75
200
TIMUR
KEC. AMANUBAN TIMUR
4-55
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LUAS DAERAH IRIGASI (HA)
NO
NO DAS
NAMA DAS
NAMA DAERAH IRIGASI
LOKASI
POTENSIAL
KEWENANGAN
SAWAH KABUPATEN
KECAMATAN
IRIGASI
BELUM POTENSIAL
BELUM
BELUM
JUM
IRIGASI
LAH
ALIH
SAWAH
FUNGSI
JUM LAH
SAWAH
TOTAL
BELUM
JUM
LUAS
SAWAH
LAH
(HA)
91
34
DAS BENANAIN
OEKOPA
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. BIBOKI TAN’PAH
120
80
200
0
0
200
0
50
50
250
92
34
DAS BENANAIN
OEMEU
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI TIMUR
0
0
0
0
0
0
100
0
100
100
93
34
DAS BENANAIN
POPNAM
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI TIMUR
0
0
0
0
0
0
60
0
60
60
94
34
DAS BENANAIN
TFOIN
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI TIMUR
0
0
0
0
0
0
100
0
100
100
95
34
DAS BENANAIN
KUSTANIS
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI
0
0
0
0
0
0
70
0
70
70
96
34
DAS BENANAIN
BAIKH
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI
0
0
0
0
0
0
60
0
60
60
97
34
DAS BENANAIN
BENKOKO
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. INSANA
0
0
0
0
0
0
150
0
150
150
98
34
DAS BENANAIN
OELIMA
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. BIBOKI SELATAN
0
0
0
0
0
0
40
0
40
40
99
34
DAS BENANAIN
UPUNAEK
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. BIKOMI SELATAN
0
0
0
0
0
0
21
49
70
70
100
34
DAS BENANAIN
KLAE
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. BIKOMI SELATAN
0
0
0
0
0
0
15
35
50
50
101
34
DAS BENANAIN
OEMANU
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI
0
0
0
0
0
0
18
42
60
60
102
34
DAS BENANAIN
PNUININ
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI
0
0
0
0
0
0
20
45
65
65
103
34
DAS BENANAIN
NIT'OES
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI TIMUR
0
0
0
0
0
0
17
38
55
55
104
34
DAS BENANAIN
FAUT KOLO
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. NOEMUTI
0
0
0
0
0
0
21
49
70
70
105
34
DAS BENANAIN
KLEJA
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. INSANA
0
0
0
0
0
0
33
77
110
110
106
34
DAS BENANAIN
OELIURAI
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. INSANA TENGAH
0
0
0
0
0
0
10
20
30
30
107
34
DAS BENANAIN
BONI
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. INSANA
0
0
0
0
0
0
15
35
50
50
0
0
0
0
0
0
20
45
65
65
KEC. INSANA
108
34
DAS BENANAIN
BOLKE
KABUPATEN
KAB. TTU
109
34
DAS BENANAIN
MIL'ANA
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. BIBOKI UTARA
0
0
0
0
0
0
45
105
150
150
110
34
DAS BENANAIN
OERINBESI
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. BIBOKI TAN’PAH
0
0
0
0
0
0
54
126
180
180
111
34
DAS BENANAIN
TEUTBESI
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. INSANA
0
0
0
0
0
0
45
105
150
150
112
34
DAS BENANAIN
USAPINONOT
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. INSANA
0
0
0
0
0
0
60
140
200
200
113
34
DAS BENANAIN
NAITIU
KABUPATEN
KAB. TTU
KEC. INSANA
0
0
0
0
0
0
48
112
160
160
114
34
DAS BENANAIN
RAIMEA
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. IO KUFEU
196
0
196
0
0
196
0
204
204
400
115
34
DAS BENANAIN
HALILULIK
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. TASIFETO BARAT
175
0
175
0
0
175
0
25
25
200
116
34
DAS BENANAIN
KIMBANA
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. TASIFETO BARAT
0
0
0
0
0
0
15
35
50
50
FAFINESU
4-56
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LUAS DAERAH IRIGASI (HA)
NO
NO DAS
NAMA DAS
NAMA DAERAH IRIGASI
LOKASI
POTENSIAL
KEWENANGAN
SAWAH KABUPATEN
KECAMATAN
IRIGASI
BELUM POTENSIAL
BELUM
BELUM
JUM
IRIGASI
LAH
ALIH
SAWAH
FUNGSI
JUM LAH
SAWAH
TOTAL
BELUM
JUM
LUAS
SAWAH
LAH
(HA)
117
34
DAS BENANAIN
TEUN
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. RAI MANUK
0
0
0
0
0
0
30
70
100
100
118
34
DAS BENANAIN
SALORE
KABUPATEN
KAB. BELU
KEC. BOTIN LEOBELE
0
0
0
0
0
0
45
105
150
150
119
36
DAS HALILAMUTU
NAIBOKONG
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. TOIANAS
0
0
0
0
0
0
23
52
75
75
120
36
DAS HALILAMUTU
PEKE
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. TOIANAS
0
0
0
0
0
0
12
28
40
40
121
36
DAS HALILAMUTU
TAKLAM
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. SANTIAN
0
0
0
0
0
0
15
25
40
40
122
36
DAS HALILAMUTU
NOELIN
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. TOIANAS
0
0
0
0
0
0
3
7
10
10
123
38
DAS OEKAEM
SIAN
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. BOKING
0
0
0
0
0
0
7
18
25
25
124
40
DAS BOKING
BAUS
PUSAT
KAB. TTS
KEC. BOKING
0
0
0
0
0
0
50
2950
3000
3000
125
41
DAS BONE
MENU
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. NUNKOLO
90
85
175
0
0
175
0
25
25
200
126
41
DAS BONE
FAULEU
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. NUNKOLO
50
0
50
0
0
50
0
10
10
60
127
41
DAS BONE
SONAPOLEN
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. BOKING
0
0
0
0
0
0
9
21
30
30
128
42
DAS SUU
LOPON
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. NUNKOLO
20
0
20
0
0
20
0
40
40
60
129
44
DAS NENOAT
NUALUNAT
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. KOT ' OLIN
0
0
0
0
0
0
21
49
70
70
130
44
DAS NENOAT
BANLI
KABUPATEN
KAB. TTS
KEC. NUNKOLO
TOTAL
10
0
10
0
0
10
0
60
60
70
12797
1507
14304
904
26
15234
3046
37493
49173
55773
Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2013
4-57
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
B.
Laporan Akhir
Embung Tabel 4. 24 Embung Irigasi di WS Benanain s/d Tahun Anggaran 2013 LOKASI
NO
NAMA EMBUNG
KECAMATAN
KABUPATEN BELU Embung 1 Tasifeto Timur HALIWEN Embung 2 Tasifeto Timur HAEKRIT KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Embung 1 Insana BENKOKO Embung 2 Insana OEBUAIN Embung 3 Insana SEKON Embung 4 Insana OENAEM 4
TARGET PELAYANAN
DATA TEKNIS
TAHUN ANGGARAN
SUMBER DANA
KET.
1.400,00
2002, 2003, 2005, 2006
APBN
B
200,00
272,00
2007
LOAN IP-509
B
170.000,00
70,00
190,00
1995/1996
58.800,00
10,08
217,00
1995/1996
DESA / KELURAH AN
Luas DAS (ha)
Panjang Tanggul (m)
Tinggi Tanggul (m)
Daya Tampung 3 (m )
Irigasi (Ha)
Manusia (KK)
Umaklaran
230,00
130,00
20,00
1.860.000,00
300,00
Manleten
2.940,00
220,00
16,50
2.640.000,00
414,00
19,50
181,00
12,00
Oenbit
25,00
Oenbit
JICA GRANT AID JICA GRAND AID
B B
Sekon
2010
APBN
B
Oenaem
2011
APBN
B
JUMLAH
3.195,00
4.728.800,00
580,08
2.079,00
Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2013
4-58
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 25 Embung Kecil di WS Benanain No
Nama
Bujur
Lintan
Desa
g
Kecamatan
Kabu paten
Panjang
Tinggi
Daya
Layanan
Layanan
Layanan
DAS
Tanggul
Tanggul
Tampung
Manusia
Hewan
Perkebunan
(Ha)
(m)
(m)
(m3)
(KK)
(ekor)
(Ha)
5.8
155
6
8370
31
93
1.6
Tahun
Sumber
Anggaran
Dana
1990/1991
APBN
1
EMBUNG AMOL
124.917
-9.383
Amol
Miomafo Timur
2
EMBUNG OESTER 2
124.839
-9.467
Naisau
Sasitamean
Malaka
0
76
8
0
0
0
2010
3
EMBUNG SALORE
124.858
-9.471
Salore
Malaka Timur
Malaka
11
50
9
28700
210
87
7.2
1999/2000
APBN
5
EMBUNG SAINENU
124.421
-9.386
Sainenu
Miomafo Timur
TTU
9
110
7
19520
72
216
3.6
1992/1993
APBN
6
EMBUNG NUNMANU
124.501
-9.437
Nunmanu
Kopeta Kefa
TTU
9.8
95
7
22030
82
246
41
1992/1993
APBN
7
EMBUNG LULU'U
124.518
-9.482
Tubuhue
Kota Kefamenanu
TTU
10.5
70
9
23575
75
134
4.1
2006
APBN
8
EMBUNG MAOL
124.525
-9.481
Maol
Kefa Kota
TTU
5
70
9
26217
97
291
4.85
1997/1998
APBN
9
EMBUNG SUBUN
124.533
-9.475
Subun
Biboki Selatan
TTU
21
210
6
8500
104
312
5.2
1989/1990
APBN
10
EMBUNG PALBENO
124.520
-9.468
Tubuhue
Kefa Kota
TTU
12
98
9
31000
115
345
5.75
1995/1996
APBN
124.517
-9.458
Tubuhue
Kefa Selatan
TTU
12
80
9
28190
104
312
5.2
1995/1996
APBN
11
EMBUNG PAPIN BAWAH
TTU
Luas
12
EMBUNG BESTOBE
124.556
-9.451
Subun
Insana
TTU
12
87
11
43511
162
483
2.27
2000
APBN
13
EMBUNG OEKLEO
124.738
-9.618
Biudukfoho
Malaka Barat
Malaka
23
56
8
27800
211
78
5.2
2001
APBN
14
EMBUNG KIMBANA 2
124.878
-9.252
Tasifeto Barat
Belu
20
60
7
20000
80
200
3.4
2007
APBN
124.872
-9.331
Rafae
Malaka Timur
Malaka
25
56
9
29800
238
98
4.8
2001
APBN
15
EMBUNG HALIHEDIBESI
Bakustulam a
APBD/ONTO
16
EMBUNG TAPENPAH
124.632
-9.475
Tapenpah
Insana
TTU
8
225
6
12500
46
138
2.3
1988/1989
17
EMBUNG PANTAE
124.649
-9.382
Pantae
Biboki Selatan
TTU
5.4
85
6
29370
31
93
1.55
1989/1990
APBN
18
EMBUNG LANAUS
124.636
-9.404
Lanaus
Insana
TTU
15.2
100
6
13700
108
324
5.4
1989/1990
APBN
124.667
-9.424
Manunain
Insana
TTU
6
125
6
9700
33
99
1.6
1989/1990
APBN
124.561
-9.436
Banae
Insana
TTU
6.5
85
6
9000
50
150
2.5
1989/1990
APBN
19 20
EMBUNG MANUNAIN B EMBUNG BANAE
P
4-59
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Nama
Bujur
Lintan g
Laporan Akhir
Desa
Kecamatan
Kabu paten
Luas
Panjang
Tinggi
Daya
Layanan
Layanan
Layanan
DAS
Tanggul
Tanggul
Tampung
Manusia
Hewan
Perkebunan
(Ha)
(m)
(m)
(m3)
(KK)
(ekor)
(Ha)
Tahun
Sumber
Anggaran
Dana
1.95
1992/1993
APBN
21
EMBUNG MANENU
124.752
-9.304
Manenu
Biboki Selatan
TTU
7.56
79
7
10640
39
117
22
EMBUNG NAITIMU
124.862
-9.271
Bekumean
Tasifeto Barat
Belu
13
109
8
32440
120
360
6
1993/1994
APBN
23
EMBUNG KIMBANA 1
124.869
-9.265
Naitimu
Tasifeto Barat
Belu
8
70
8
19800
73
219
3.65
1994/1995
APBN
24
EMBUNG OEIVO
124.870
-9.267
Naitimu
Tasifeto Barat
Belu
9
73
8
23400
86
258
4.3
1994/1995
APBN
25
EMBUNG ASU - ASU
124.616
-9.171
Oepuah
Biboki Utara
TTU
30
68
7
25000
100
250
4.2
2007
APBN
26
EMBUNG MATABESI
124.624
-9.260
Matabesi
Biboki Selatan
TTU
5
90
8
18930
70
210
3.5
1991/1992
APBN
27
EMBUNG TUNBESI
124.654
-9.285
Tunbes
Biboki Selatan
TTU
7
85
9
19360
72
216
3.6
1991/1992
APBN
28
EMBUNG HUMUSU
124.560
-9.297
Humusu
Insana
TTU
12.2
145
6
7330
27
81
1.35
1990/1991
APBN
29
EMBUNG MANENO
124.734
-9.275
Maneno
Biboki Utara
TTU
8
78
8
20600
76
228
3.8
1997/1998
APBN
30
EMBUNG BIAKHALE
124.889
-9.096
Fatuketi
Tasifeto Barat
Belu
10
96
8
24130
89
267
4.45
1994/1995
APBN
31
EMBUNG FATUKETI
124.860
-9.088
Fatuketi
Kopeta Atambua
Belu
7.5
134
10
40100
148
444
7.4
1994/1995
APBN
32
EMBUNG BATUPUTIH
124.717
-9.099
Batuputih
Biboki Selatan
TTU
9.8
83
7
34108
89
267
4.45
1997/1998
APBN
33
EMBUNG NUNMAFO
124.712
-9.440
Nunmafo
Biboki Selatan
TTU
7
95
9
17430
64
192
3.2
1991/1992
APBN
34
EMBUNG KOEBELE
124.618
-9.205
Oepuah
Biboki Utara
TTU
35
70
8
30000
114
300
5.1
2007
APBN
41
EMBUNG HAHAE
124.480
-9.479
Sasi
Miomafo Timur
TTU
19
100
10
36000
133
399
6.65
1987/1988
42
EMBUNG OEFUI
124.413
-9.465
Nimasi
Miomafo Timur
TTU
6
80
7
12200
45
135
2.25
1986/1987
43
EMBUNG KUATNANA
124.466
-9.393
Kuatnana
Miomafo Timur
TTU
8
105
8
14720
54
162
2.7
1993/1994
APBN
44
EMBUNG HAUMENI
124.426
-9.402
Haumeni
Miomafo Timur
TTU
9.1
175
6
8750
32
96
1.6
1990/1991
APBN
45
EMBUNG KENSULAT
124.469
-9.441
Kensulat
Kopeta Kefa
TTU
7.5
105
8
17930
66
198
3.3
1993/1994
46
EMBUNG OENENU I
124.441
-9.427
Oenenu
Miomafo Timur
TTU
12
90
8
34800
129
387
6.45
1988/1989
47
EMBUNG OENENU II
124.456
-9.432
Oenenu
Miomafo Timur
TTU
12
95
6
9100
33
99
1.7
1989/1990
APBD/ONTO P APBD/ONTO P
APBN APBD/ONTO P APBD/ONTO P
4-60
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
50
Nama EMBUNG PAPIN ATAS
Bujur
Lintan
Laporan Akhir
Desa
g
Kecamatan
Kabu paten
Luas
Panjang
Tinggi
Daya
Layanan
Layanan
Layanan
DAS
Tanggul
Tanggul
Tampung
Manusia
Hewan
Perkebunan
(Ha)
(m)
(m)
(m3)
(KK)
(ekor)
(Ha)
Tahun
Sumber
Anggaran
Dana APBN
124.516
-9.455
Tubuhue
Kefa Kota
TTU
9
80
9
29000
107
321
5.35
1995/1996
5.5
115
6
6230
23
69
1.2
1988/1989
APBN/ONT
51
EMBUNG PAPIN
124.513
-9.462
Papin
Miomafo Barat
TTU
52
EMBUNG BANSONE
124.327
-9.495
Bansone
Kopeta Kefa
TTU
12
85
7
17400
64
192
3.2
1992/1993
APBN
53
EMBUNG NILULAT
124.334
-9.493
Nilulat
Miomafo Timur
TTU
7.1
145
6
5750
21
63
1.1
1990/1991
APBN
54
EMBUNG BIJAEPASU
124.429
-9.539
Bijaepasu
Miomafo Barat
TTU
7.5
180
6
10220
38
114
1.9
1988/1989
APBN
55
EMBUNG TUABATAN
124.407
-9.546
Tuabatan
Miomafo Barat
TTU
8.2
70
6
28640
69
207
3.45
1989/1990
56
57
EMBUNG OEOLO EMBUNG HAUMENIANA
124.393
-9.478
124.368
-9.481
Oeolo Haumenian a
Miomafo Barat
TTU
9
115
6
6830
25
75
1.25
1989/1990
Miomafo Barat
TTU
7
98
9
26740
99
297
4.95
1996/1997
0
2009
OP
APBN APBD/ONTO P APBN
58
EMBUNG NIASU
124.444
-9.512
Akomi
Miomafo Barat
TTU
0
0
9
30000
0
59
EMBUNG NIAN
124.456
-9.513
Nian
Miomafo Barat
TTU
7
155
6
12380
46
138
2.3
1988/1989
APBN
60
EMBUNG LETKASE
124.459
-9.509
Nian
Miomafo Barat
TTU
9
76
8
23500
87
261
4.35
1994/1995
APBN
61
EMBUNG BEBA
124.471
-9.503
Oelami
Miomafo Timur
TTU
9
121
6
25000
92
278
4.6
1987/1988
62
EMBUNG NAIOLA
124.487
-9.518
Naiola
Miomafo Timur
TTU
15
63
EMBUNG OEBKIN
124.493
-9.520
Naiola
Miomafo Timur
TTU
64
EMBUNG LAPEON
124.654
-9.818
Lapeon
Biboki Selatan
TTU
65
EMBUNG KUANEK
124.395
-9.461
Kuanek
Miomafo Barat
TTU
7
66
EMBUNG AINIBA
124.814
-9.052
Fatuketi
Kakuluk Mesak
Belu
25
67
EMBUNG OEHARA
124.821
-9.345
Metroi
Laen Manen
Malaka
0
68
EMBUNG KAREANA
124.908
-9.496
Kareana
Sasita mean
Malaka
36
69
EMBUNG KIKI
124.836
-9.293
Kiki
Biboki Utara
TTU
12
1987/1988
APBD/ONTO P APBD/ONTO
115
8
32000
118
352
6
38
75
8
28000
106
280
4.7
2007
APBN
8.5
105
9
17330
64
192
3.2
1991/1992
APBN
116
6
9530
35
105
1.75
1992/1993
APBN
70
8
18500
72
185
3.1
2007
APBN
130
10
0
0
0
2010
86
7
27000
108
270
4.6
2007
APBN
70
7
24220
89
267
4.45
1992/1993
APBN
P
4-61
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Nama
Bujur
Lintan g
Laporan Akhir
Desa
Kecamatan
Kabu paten
Panjang
Tinggi
Daya
Layanan
Layanan
Layanan
DAS
Tanggul
Tanggul
Tampung
Manusia
Hewan
Perkebunan
(Ha)
(m)
(m)
(m3)
(KK)
(ekor)
(Ha)
12
101
10
32650
121
363
6
Tahun
Sumber
Anggaran
Dana
1996/1997
APBN
70
EMBUNG OEKOLO
124.358
-9.540
Oekolo
Miomafo Barat
71
EMBUNG KOREA
124.505
-9.572
Oeenak
Niemuti
TTU
0
0
8
30000
0
0
2009
72
EMBUNG KUSA
124.873
-9.402
Sunbaun
Malaka Timur
Malaka
8.5
70
8
17910
66
198
3.3
1993/1994
APBN
73
EMBUNG BONAN
124.767
-9.664
Bonan
Malaka Timur
Malaka
8
92
9
28300
104
312
5.2
1995/1996
APBN
74
EMBUNG OENIAREU
124.847
-9.350
Oeniareu
Malaka Timur
Malaka
9
88
10
23800
88
264
4.4
1996/1997
APBN
75
EMBUNG WESASUIT
124.899
-9.056
Wesasuit
Tasifeto Barat
Belu
9
66
8
29700
291
97
4.85
1997/1998
APBN
76
EMBUNG WESASEIK
125.058
-9.398
Kota Biru
Kobalima Timur
Malaka
0
0
8
15000
0
0
2009
124.865
-9.642
Umaklaran
Malaka Timur
Malaka
12
67
9
29000
252
90
6.5
1999/2000
APBN
77
EMBUNG TASILENGLUHAN
TTU
Luas
78
EMBUNG HALIKELEN
124.877
-9.214
Halikelen
Tasifeto Barat
Belu
6.5
70
9
21204
78
234
4
1994/1995
APBN
79
EMBUNG WEHEDAN
124.802
-9.205
Birunatun
Biboki Barat
TTU
7
45
10
21500
68
220
4.1
1999/2000
APBN
80
EMBUNG OETULU
124.379
-9.500
Oetulu
Miomafo Barat
TTU
7.5
67
10
30336
75
225
3.75
1997/1998
APBN
124.649
-9.396
Kiubaneno
Biboki Selatan
TTU
6
82
8
23600
87
261
4.35
1997/1998
APBN
81
EMBUNG KIUBANENO
82
EMBUNG FAFINESU
124.566
-9.316
Fafinesu C
Insana Fafinesu
TTU
0
105
8
0
0
0
2010
83
EMBUNG HAELUAN
125.012
-9.368
Kota Biru
Kobalima Timur
Malaka
0
0
11
30000
0
0
2009
84
EMBUNG BATNES
124.384
-9.457
Batnes
Miomafo Barat
TTU
6
130
6
6200
23
69
1.2
1990/1991
85
EMBUNG OESTER
124.839
-9.446
Uabau
Laen Manen
Malaka
0
0
10
38000
0
0
2009
86
EMBUNG TALA
124.859
-9.120
Tala
Tasifeto Barat
Belu
8
76
12
34335
127
381
6.35
1994/1995
APBN
87
EMBUNG NAEKASA
124.853
-9.208
Naekasa
Tasifeto Barat
Belu
9
124
10
36611
135
405
6.75
1994/1995
APBN
88
EMBUNG SAUNUA
124.413
-9.553
Akomi
Miomafo Tengah
TTU
0
87
8
0
0
0
2010
89
EMBUNG LUAGUJU
125.149
-9.083
Luaguju
Lamaknen
Belu
15
75
10
11700
351
117
5.85
1997/1998
APBN
90
EMBUNG TALERUN
124.892
-9.296
Lawalutous
Tasifeto Barat
Belu
9.7
60
10
23418
86
258
4.3
1996/1997
APBN
91
EMBUNG BANAIN
124.414
-9.347
Banain
Miomafo Timur
TTU
7
155
6
8140
30
90
1.5
1990/1991
APBN
92
EMBUNG OEPOPE
124.564
-9.614
Naob
Noemuti
TTU
8.2
70
8
15877
52
114
2.6
2006
APBN
APBN
4-62
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Nama
Bujur
Lintan g
Laporan Akhir
Desa
Kecamatan
Kabu paten
Luas
Panjang
Tinggi
Daya
Layanan
Layanan
Layanan
DAS
Tanggul
Tanggul
Tampung
Manusia
Hewan
Perkebunan
(Ha)
(m)
(m)
(m3)
(KK)
(ekor)
(Ha)
Tahun
Sumber
Anggaran
Dana
93
EMBUNG BANFANU
124.458
-9.565
Banfanutu
Miomafo Timur
TTU
9.3
70
6
7350
27
81
1.35
1989/1990
APBN
94
EMBUNG HALIFEHAN
125.000
-9.461
Halifehan
Lamaknen
Belu
8
121
8
20100
74
222
3.7
1997/1998
APBN
95
EMBUNG OEKEL
124.414
-9.486
Nemasi
Miomafo Timur
TTU
6
78
8
18360
68
204
3.4
1994/1995
APBN
96
EMBUNG TISI
124.574
-9.430
Banae
Insana
TTU
7.5
62
8
26340
97
291
4.85
1994/1995
APBN
97
EMBUNG FATUATIS I
124.849
-9.033
Dualaus
Tasifeto Barat
Belu
8.8
85
8
26400
97
291
4.85
1995/1996
APBN
98
EMBUNG FATUATIS II
124.856
-9.036
Dualaus
Tasifeto Barat
Belu
8
72
8
27000
100
300
5
1995/1996
APBN
124.895
-9.306
Fatukarau
Tasifeto Barat
Belu
15
96
9
31600
117
351
5.85
1996/1997
APBN
99
EMBUNG FATUKARAU
100
EMBUNG FAILET
-
-
Nusa
Kuatnana
TTS
12.76
125
8
25645
275
438
12.70
2011
APBN
101
EMBUNG SISO
-
-
Biloto
Mollo Selatan
TTS
13.55
96
9
24702
310
346
7.80
2011
APBN
102
EMBUNG SASI
-
-
Tune
Tobu
TTS
10
64.14
8
28792.68
165
500
22
2013
APBN
103
EMBUNG AJAOTAMA
-
-
Bestobe
Tobu
TTS
12
108.49
9
25091.31
115
700
31
2013
APBN
104
EMBUNG PUSU
-
-
Pusu
Kota SoE
TTS
8
106.47
10
29966.98
214
400
26
2013
APBN
105
EMBUNG HU’EBAKI
-
-
Lakat
Amanuban Tengah
TTS
7
82
10
25760
28
30
7
2013
APBN
106
EMBUNG OELBOSEN
-
-
Tubuhue
Kota Kefamenanau
TTU
25
82.60
7
23690
107
363
8.25
2011
APBN
107
EMBUNG OELNITEP
-
-
Tubuhue
Kota Kefamenanau
TTU
23
77.50
8
28763.80
97
261
9
2011
APBN
108
EMBUNG TATAN
-
-
Subun
Insana Barat
TTU
30
67
10
25300
99
267
11.14
2011
APBN
109
EMBUNG DEROK
-
-
Motadik
Biboki Anleu
TTU
18.70
70
9
22356
121
228
13.50
2011
APBN
110
EMBUNG AUDIAK
-
-
Motadik
Biboki Anleu
TTU
17
83
9
24660.60
87
225
9.79
2011
APBN
111
EMBUNG FATUALAM
-
-
Lapeom
Insana Barat
TTU
19.50
45
10
28152
89
291
10.01
2011
APBN
112
EMBUNG BESTOBE
-
-
Manikin
Noemuti Timur
TTU
12.76
70
8
23552
75
220
8.44
2011
APBN
113
EMBUNG FATUIN
-
-
Fatuin
Insana
TTU
7.80
91.60
9
27442.45
305
218
27
2013
APBN
114
EMBUNG SEKON
-
-
Sekon
Insana
TTU
4
89.80
10
40128.48
105
1.300
50
2013
APBN
115
EMBUNG PALMA
-
-
Lanaus
Insana Tengah
TTU
6
106
8
23310
25
125
35
2013
APBN
116
EMBUNG
-
-
Lanaus
Insana Tengah
TTU
8
94
8
20790
40
20
45
2013
APBN
4-63
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Nama
Bujur
Lintan
Laporan Akhir
Desa
g
Kecamatan
Kabu paten
Luas
Panjang
Tinggi
Daya
Layanan
Layanan
Layanan
DAS
Tanggul
Tanggul
Tampung
Manusia
Hewan
Perkebunan
(Ha)
(m)
(m)
(m3)
(KK)
(ekor)
(Ha)
Tahun
Sumber
Anggaran
Dana
MANUMUTI 117
EMBUNG OE ANA
-
-
Neo Nasi
Miomaffo Tengah
TTU
9
54
9
14160
28
50
28
2013
APBN
118
EMBUNG AKOMI
-
-
Akomi
Miomaffo Tengah
TTU
6
88
9
22320
6
20
12
2013
APBN
119
EMBUNG NIAN
-
-
Nian
Miomaffo Tengah
TTU
7
62
9
16080
30
10
20
2013
APBN
120
EMBUNG BEREKTAHENA
-
-
Tasifeto Barat
Belu
24
88
8
24656
227
185
34.05
2011
APBN
-
-
Mandeu
Raimanuk
Belu
11.50
92
9
29970.84
185
166
27.75
2011
APBN
121
EMBUNG HALITUKUNU
Derokfature ne
122
EMBUNG WELELAS
-
-
Faturika
Raimanuk
Belu
15.75
95
9
26993
248
271
37.20
2011
APBN
123
EMBUNG TAERIDIK
-
-
Naekasa
Tasifeto Barat
Belu
11.65
95
8
22494
189
226
28.35
2011
APBN
124
EMBUNG HALIULUN
-
-
Fatubanao
Kota Atambua
Belu
12.66
92
10
24623.80
206
195
30.90
2011
APBN
125
EMBUNG RAIHANAS
-
-
Sadi
Tasifeto Timur
Belu
24.76
85
8
23570.40
218
204
32.70
2011
APBN
126
EMBUNG MAUFUAS
-
-
Naekesa
Tasbar
Belu
20
90
9
40500
-
-
-
2012
APBN
-
-
Silawan
Tastim
Belu
30
145
10
72500
-
-
-
2012
APBN
127
EMBUNG MOTABENAR
128
EMBUNG NAHATAEK
-
-
Mandeu
Raimanuk
Belu
12
92
10
60220.50
150
300
12
2013
APBN
129
EMBUNG MENABI
-
-
Duakoran
Raimanuk
Belu
9
165
10
63750
75
160
15
2013
APBN
130
EMBUNG FATU UTU
-
-
Naikasa
Tasifeto Barat
Belu
15
88
10
55780.45
160
175
9
2013
APBN
131
EEMBUNG BOAREU
-
-
Umaklaran
Tasifeto Timur
Belu
12
100
10
45780.55
90
65
7.50
2013
APBN
132
EMBUNG FATUBA’A
-
-
Fatubaa
Tasifeto Timur
Belu
13
64
10
33456.20
40
300
5
2013
APBN
133
EMBUNG HALIMUTI
-
-
Manleten
Tasifeto Timur
Belu
10.50
130
10
47621.20
75
175
9
2013
APBN
134
EMBUNG FAUOAN
-
-
Manleten
Tasifeto Timur
Belu
9.80
120
10
58765.10
80
200
6.70
2013
APBN
-
-
Derok
Tasifeto Barat
Belu
9.70
115
10
42450.33
90
166
4.50
2013
APBN
-
-
Tukuneno
Tasifeto Barat
Belu
6.50
70
8
21520
66
137
4
2013
APBN
135 136
EMBUNG HUDIMETAN EMBUNG WEBERLIKU
4-64
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Nama
Bujur
Lintan g
137
EMBUNG KIAN RATE
-
-
138
EMBUNG BEKOINUK
-
-
139
EMBUNG MASMAE
-
140
EMBUNG WEKLESE
141
EMBUNG LO’O KOTA
142
EMBUNG DAISTOIR
143
EMBUNG SASITAMEAN
Laporan Akhir
Desa Mandeu
Kecamatan
Kabu paten
Luas
Panjang
Tinggi
Daya
Layanan
Layanan
Layanan
DAS
Tanggul
Tanggul
Tampung
Manusia
Hewan
Perkebunan
(Ha)
(m)
(m)
(m3)
(KK)
(ekor)
(Ha)
Tahun
Sumber
Anggaran
Dana
Raimanuk
Belu
4.50
50
10
20945.30
85
144
8
2013
APBN
Fatubaa
Tasifeto Timur
Belu
6.70
60
9
22237.52
92
176
6
2013
APBN
-
Tukuneno
Tasifeto Barat
Belu
8.20
126
9
50780.40
88
145
5
2013
APBN
-
-
Tasain
Raimanuk
Belu
3.50
45
9
17986.35
80
152
4.50
2013
APBN
-
-
Derok
Tasifeto Barat
Belu
6.50
80
9
21691.44
72
150
5.60
2013
APBN
-
-
Naisau
Sasitamean
Malaka
22.40
81
10
19500
107
175
5.40
2008
APBN
-
-
Laen Manen
Malaka
25
82
8
20000
210
245
5.50
2008
APBN
Rata
Kapitan Meo
144
EMBUNG WE ATOK LEKI
-
-
Kakaniuk
Malaka Tengah
Malaka
27
50
8
21000
155
310
6.60
2008
APBN
145
EMBUNG BESBARA
-
-
As Manulea
Sasitamean
Malaka
28
70
9
31500
-
-
-
2012
APBN
Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014
4-65
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 26 Embung Di Kabupaten TTS LOKASI NAMA
NO
EMBUNG KECIL
KECAMATAN
DATA TEKNIS DESA /
Luas DAS
KELURAHAN (ha)
Panjang
Tinggi
Tanggul
Tanggul
(m)
(m)
TARGET PELAYANAN
Daya Tampung (m3) Kotor
Bersih
Luas Genangan (Ha)
Manusia (KK)
Hewan (Ekor)
Kebun
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA (xRp. 1000)
SUMBER DANA
(Ha)
1
BESATETA
Amanuban Selatan
Oebaki
12.00
80.00
9.00
11,500.00
11,500.00
0.49
43
127
2.15
1986/1987
APBD/ONTOP
2
HANE
Amanuban Barat
Hane
6.00
81.00
6.00
6,700.00
6,700.00
0.50
25
75
1.25
1986/1987
APBD/ONTOP
3
OETILO
Amanuban Barat
Pusu
6.50
80.00
9.00
11,500.00
11,500.00
0.49
43
127
2.15
1986/1987
APBD/ONTOP
4
FATULUI
Amanuban Tengah
Sopo
6.60
60.00
6.00
5,000.00
5,000.00
0.38
19
55
1.00
1987/1988
APBN
5
NOA ANA
Amanuban Selatan
Noebesa
7.00
62.00
7.00
6,700.00
6,700.00
0.40
25
75
1.25
1987/1988
APBD/ONTOP
6
O'ANIN
7
EON ANA
8
FATUMETAN
9
Amanuban Barat
O'0f
6.50
62.00
7.00
31,000.00
31,000.00
1.86
115
345
5.75
1987/1988
APBD/ONTOP
Amanuban Selatan
Boentuka
15.00
74.00
6.00
12,500.00
12,500.00
0.94
46
138
2.30
1988/1989
APBD/ONTOP
Aman Barat
Biloto
17.00
66.00
6.00
14,200.00
14,200.00
1.07
53
158
2.65
1988/1989
APBD
LINBAI
Amanuban Selatan
Kiubaat
7.00
60.00
8.00
14,000.00
14,000.00
0.70
52
156
2.60
1988/1989
APBN
10
OEKIU I
Amanuban Selatan
Oekiu
16.00
63.00
8.00
16,103.80
14,600.00
0.73
54
162
2.70
1988/1989
APBD/ONTOP
11
BESAMNUTU
Amanuban Selatan
Polo
7.00
66.00
7.00
9,700.00
9,700.00
0.58
36
108
1.80
1989/1990
APBN
12
BILLA
Amanuban Timur
Billa
8.00
50.00
5.00
5,500.00
5,500.00
0.55
20
60
1.00
1989/1990
APBN
13
BUAT I
Molo Selatan
Oinlasi
6.00
42.00
5.00
5,000.00
5,000.00
0.50
18
55
1.00
1989/1990
GOA
14
FALAS
Amanuban Timur
Falas
6.20
47.00
6.00
5,625.30
5,100.00
0.38
19
57
1.00
1989/1990
APBD/ONTOP
15
FATUKOPA
Amanuban Timur
Fatukopa
6.00
65.00
4.00
8,051.90
7,300.00
1.10
27
81
1.35
1989/1990
APBN
16
MAULEUM
Amanuban Timur
Mauleum
7.00
75.00
5.00
15,111.10
13,700.00
1.37
51
153
2.55
1989/1990
APBN
17
MNELA
Amanuban Timur
Mnelaanen
6.00
68.00
4.00
6,750.36
6,120.00
0.92
22
66
1.10
1989/1990
APBN
18
NAIMET
Amanuban Tengah
Niki-Niki Un
6.50
80.00
6.00
7,169.50
6,500.00
0.49
24
72
1.20
1989/1990
APBD/ONTOP
19
OENAI
Amanuban Timur
Oenai
6.50
50.00
5.00
6,066.50
5,500.00
0.55
20
60
1.00
1989/1990
APBN
20
OENALI
Amanuban Barat
Mnelatete
5.00
110.00
10.00
11,030.00
10,000.00
0.38
11
33
0.55
1989/1990
GOA
21
OINLASII
Amanuban Timur
Oinlasi
6.00
54.00
7.00
6,066.50
5,500.00
0.33
20
60
1.00
1989/1990
APBN
22
PILI
Amanuban Timur
Pili
7.00
100.50
6.00
9,375.50
8,500.00
0.64
31
93
1.55
1989/1990
APBN
23
FOTILO
Amanuban Utara
Fotilo
7.40
56.00
6.00
7,169.50
6,500.00
0.49
24
72
1.20
1990/1991
APBN
24
LILO
Amanuban Utara
Lilo
6.80
72.00
7.00
11,802.10
10,700.00
0.64
39
117
1.95
1990/1991
APBN
25
LOTAS
Amanuban Utara
Lotas
6.50
90.00
7.00
16,467.79
14,930.00
0.90
55
165
3.45
1990/1991
APBN
26
MANUFUI
Amanuban Selatan
Manufui
6.00
76.00
8.00
11,802.10
10,700.00
0.54
39
117
1.95
1990/1991
APBN
27
OINLASI II
Amanuban Selatan
Oinlasi
10.00
112.50
6.00
40,480.10
36,700.00
2.75
136
408
6.80
1990/1991
APBD/ONTOP
28
ONE
Amanuban Selatan
Poli
6.00
82.00
7.00
11,691.80
10,600.00
0.64
39
117
1.95
1990/1991
APBN
29
ONIBESAK
Amanuban Utara
Bokong
6.70
65.00
6.00
10,257.90
9,300.00
0.70
34
102
1.70
1990/1991
APBN
30
SUNU
Amanuban Utara
Sunu
5.50
86.00
7.00
20,626.10
18,700.00
1.12
69
207
1.95
1990/1991
APBN
4-66
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LOKASI NAMA
NO
EMBUNG KECIL
KECAMATAN
DATA TEKNIS DESA /
Luas DAS
KELURAHAN (ha)
31
TONOM
32
BESAMNUTU
33
Panjang
Tinggi
Tanggul
Tanggul
(m)
(m)
TARGET PELAYANAN
Daya Tampung (m3) Kotor
Bersih
Luas Genangan (Ha)
Manusia (KK)
Hewan (Ekor)
Kebun
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA (xRp. 1000)
SUMBER DANA
(Ha)
Amanuban Selatan
Skinu
6.60
71.00
5.00
7,390.10
6,700.00
0.67
25
75
1.25
1990/1991
APBN
Amanuban Timur
Bila
8.40
87.00
6.00
13,732.35
12,450.00
0.93
46
138
2.30
1991/1992
APBN
BUAT II
Molo Selatan
Oinlasi
6.00
102.00
9.00
19,703.99
17,864.00
0.77
66
198
3.30
1991/1992
APBN
34
BUAT III
Molo Selatan
Oinlasi
6.00
101.00
8.00
25,177.08
22,826.00
1.14
84
250
4.20
1991/1992
APBN
35
KATILE
Amanuban Utara
Nasi
7.00
97.00
9.00
15,254.49
13,830.00
0.59
51
153
2.75
1991/1992
APBN
36
NEKE
Amanuban Tengah
Neke
6.30
85.00
5.00
13,864.71
12,570.00
1.26
46
138
2.55
1991/1992
APBN
37
OENEL
Amanuban Selatan
Toi
6.00
64.00
6.00
14,614.75
13,250.00
0.99
49
147
2.45
1991/1992
APBN
38
BESNEO
Amanuban Barat
Hoi
6.50
84.00
8.00
23,913.04
21,680.00
1.08
80
240
4.00
1992/1993
APBN
39
NIUBELE
Amanuban Timur
Pisan
7.10
77.00
9.00
15,986.88
14,494.00
0.62
54
162
2.70
1992/1993
APBN
40
OEKLAU
Amanuban Selatan
Skinu
6.50
106.00
8.00
30,970.03
28,078.00
1.40
104
312
5.20
1992/1993
APBN
41
OETIMU
Amanuban Timur
Fatukopa
7.00
140.00
8.00
22,397.52
20,306.00
1.02
75
225
3.75
1992/1993
APBN
42
TUAKENA
Amanuban Timur
Oelet
7.50
95.00
7.00
36,994.62
33,540.00
2.01
124
372
6.20
1992/1993
APBN
43
BENA I
Amanuban Selatan
Bena
6.50
68.00
11.00
27,538.60
24,967.00
0.83
92
276
4.60
1993/1994
APBN
44
BENA II
Amanuban Selatan
Bena
8.80
63.00
8.00
12,480.45
11,315.00
0.57
42
126
2.10
1993/1994
APBN
45
KUAFEU
Amanuban Barat
Boentuka
6.00
105.00
10.00
35,296.00
32,000.00
1.20
118
354
6.00
1994/1995
APBN
46
NEONTES
Amanuban Barat
Boentuka
5.80
66.00
10.00
27,321.31
24,770.00
0.93
91
275
4.55
1994/1995
APBN
47
PUSU
Amanuban Barat
Pusu
7.50
140.00
8.00
32,428.20
29,400.00
1.47
109
327
5.45
1994/1995
APBN
48
NAIMOLO
Molo Selatan
Oinlasi
7.80
120.00
9.00
43,987.64
39,880.00
1.71
148
444
7.40
1995/1996
APBN
49
NETO
Amanuban Barat
Nusa
6.00
100.00
8.00
21,588.00
21,588.00
1.08
80
240
4.00
1995/1996
APBN
50
OEKIU
Molo Selatan
Tuasene
9.00
100.00
10.00
57,900.00
57,900.00
2.17
214
643
10.70
1995/1996
APBN
51
OEBAKI
Amanuban Barat
Oebaki
6.00
65.00
9.00
27,000.00
27,000.00
1.16
100
300
5.00
1996/1997
APBN
52
OENALI
Amanuban Barat
Mnelatete
6.50
78.00
8.00
23,500.00
23,500.00
1.18
87
261
4.35
1996/1997
APBN
53
OENIUPSAI
Kopeta Soe
Taubneno
11.00
72.00
8.00
22,600.00
22,600.00
1.13
84
252
4.20
1996/1997
APBN
54
BILUA
Kuanfatu
Bilua
6.00
78.00
9.00
16,700.00
16,700.00
0.72
62
186
3.10
1997/1998
APBN
55
FATUBNONOT
Amanuban Tengah
Fatubnonot
8.40
42.70
9.00
20,074.60
18,200.00
0.78
67
201
3.35
1997/1998
APBN
56
TUBUHUE
Amanuban Tengah
Neononi
7.20
66.00
9.00
23,163.00
21,000.00
0.90
77
231
3.85
1997/1998
APBN
57
MEMPOKO
Amanuban Tengah
Tubulopo
7.00
80.00
8.00
45,902.45
41,616.00
2.08
154
462
7.70
1998/1999
OECF
58
NISKAEN
Amanuban Tengah
Enoneontes
8.90
103.00
8.00
43,623.65
39,550.00
1.98
146
438
7.30
1998/1999
OECF
59
OEHUE
Amanuban Tengah
Enoneontes
7.50
87.00
8.00
27,630.15
25,050.00
1.25
93
279
4.65
1998/1999
OECF
60
OEEKAM
Amanuban Timur
Oeekam
7.30
65.00
7.00
30,398.68
27,560.00
1.65
39
117
0.50
2000
APBN
61
BESTOBE
Insana
Subun
12.00
87.00
11.00
47,992.63
43,511.00
1.45
162
483
2.27
2000
62
BIUS KOLOH
Oenino
Hoi
9.50
99.00
9.00
26,913.20
24,400.00
1.05
66
255
0.25
2004
316,577
APBN
63
NIFUKNONO
Oenino
Oenino
2.00
75.00
7.00
16,677.36
15,120.00
0.91
56
105
1.25
2006
433,745
APBN
APBN
4-67
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LOKASI NAMA
NO
EMBUNG KECIL
KECAMATAN
DATA TEKNIS DESA /
Luas DAS
KELURAHAN (ha)
Panjang
Tinggi
Tanggul
Tanggul
(m)
(m)
TARGET PELAYANAN
Daya Tampung (m3)
Luas Genangan
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA (xRp. 1000)
SUMBER DANA
Kotor
Bersih
7.00
22,335.75
20,250.00
1.22
75
108
2.40
2006
460,255
APBN
Abi
30.00
64.00
7.00
22,060.00
20,000.00
1.20
80
200
3.40
2007
688,963
APBN
Oenino
Abi
25.00
75.00
8.00
27,575.00
25,000.00
1.25
94
250
4.20
2007
688,963
APBN
Amanuban Barat
Tetaf
23.00
90.00
8.00
29,781.00
27,000.00
1.35
102
270
4.60
2007
688,963
APBN
Kualin
Nunu Sunu
15.50
75.00
9.00
23,714.50
21,500.00
0.92
95
190
7.00
2008
654,552
APBN
Molo Selatan
Kesetnana
18.70
77.00
8.00
17,096.50
15,500.00
0.78
95
195
5.40
2008
654,552
APBN
Amanuban Barat
Toblopo
19.50
90.50
7.00
19,633.40
17,800.00
1.07
105
185
4.50
2008
654,552
APBN
Amanuban Selatan
Bena
17.00
81.00
7.00
20,957.00
19,000.00
1.14
88
210
3.50
2008
654,552
APBN
FAILET
Kuatnana
Nusa
12.76
125.00
8.00
27,875.00
25,645.00
1.28
275
438
12.70
2011
954,180
APBN
73
TAENO'E
Batu Putih
Oehela
11.50
80.00
8.00
24,750.00
22,770.00
1.14
280
462
9.25
2011
954,180
APBN
74
TUPAN
Batu Putih
Tupan
15.75
65.00
9.00
22,765.00
20,943.80
0.90
302
117
10.40
2011
954,180
APBN
75
ENO ANA
Batu Putih
Tupan
11.65
99.00
9.00
26,700.00
24,564.00
1.05
315
255
9.50
2011
954,180
APBN
76
TUAKOLE
Batu Putih
Tuakole
12.66
80.00
7.00
30,655.00
28,202.60
1.69
255
108
8.50
2011
954,180
APBN
77
OEKIU
Batu Putih
Oekiu
10.60
87.00
10.00
25,650.00
23,598.00
0.88
267
105
8.75
2011
954,180
APBN
78
MIO
Batu Putih
Mio
15.25
92.00
9.00
24,250.00
22,310.00
0.96
254
250
10.20
2011
954,180
APBN
79
SISO
Molo Selatan
Biloto
13.55
96.00
9.00
26,850.00
24,702.00
1.06
310
346
7.80
2011
954,180
APBN
80
TUAIN
Batuputih
Oehala
2012
897,750
APBN
81
EON ANA
Batuputih
Tupan
2012
897,750
APBN
82
KOT KOTOS
Amanuban selatan
Mio
2012
897,750
APBN
83
ALE
Amanuban selatan
Bena
2012
897,750
APBN
84
FAUT FANE
Amanuban selatan
Batnun
2012
897,750
APBN
Amanuban Barat
None
65
ABI
Oenino
66
NIFUMETAN
67
OEHAUMOLO
68
AISIO
69
BISUAF
70
ENO NIKIS
71
OE ANA
72
(Ekor)
Kebun
80.00
NONE
(KK)
Hewan
6.00
64
(Ha)
Manusia
(Ha)
85
SASI
Tobu
Tune
10.00
68.14
8.00
31,441.61
28,792.68
1.44
165
500
22.00
2013
835,565
APBN
86
AJAOTAMA
Tobu
Bestobe
12.00
108.49
9.00
27,399.71
25,091.31
1.08
115
700
31.00
2013
986,243
APBN
87
NOEMUKE
Kolbano
Noemuke
11.00
95.97
8.00
31,832.33
29,150.49
1.46
108
900
28.00
2013
922,969
APBN
88
NONOHONIS
Mollo Barat
Salbait
9.00
124.18
10.00
65,595.75
60,069.37
2.25
290
1,500
30.00
2013
991,879
APBN
89
PUSU
Kota Soe
Pusu
8.00
106.47
10.00
32,723.95
29,966.98
1.12
214
400
26.00
2013
961,809
APBN
9.00
34671.49.
31,750.45
1.36
15
73
2.00
2013
949,700
APBN MBR
90
BON MALAT
MOLLO BARAT
BESANA
12.00
90.00
91
KIUKOLE
MOLLO BARAT
SALBAIT
12.00
84.00
9.00
29102.13.
26,650.30
1.14
23
115
50.00
2013
949,700
APBN MBR
92
SAESUNJANU
MOLLO BARAT
SALBAIT
6.00
55.00
10.00
24679.2.
22,600.00
0.85
7
60
85.00
2013
949,700
APBN MBR
93
TUA'MNANU
MOLLO BARAT
SALBAIT
6.00
102.00
9.00
32626.78.
29,878.00
1.28
13
53
5.00
2013
949,700
APBN MBR
94
HU'EBAKI
AMANUBAN TENGAH
LAKAT
7.00
82.00
10.00
28129.92.
25,760.00
0.97
28
30
7.00
2013
949,700
APBN MBR
1,956,514.34
1,807,959.98
92.60
8,070
20,306
591.17
JUMLAH
820.72
27,464,830
Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014
4-68
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 27 Embung Di Kabupaten TTU LOKASI NAMA
NO
EMBUNG KECIL
KECAMATAN
DATA TEKNIS DESA /
Luas DAS
KELURAHAN (ha)
Panjang
Tinggi
Tanggul
Tanggul
(m)
(m)
TARGET PELAYANAN
Daya Tampung (m3)
Luas Genangan (Ha)
Manusia (KK)
Hewan (Ekor)
Kebun
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA (xRp. 1000)
SUMBER DANA
Kotor
Bersih
1
OEFUI
Miomafo Timur
Nimasi
6.00
80.00
7.00
13,456.60
12,200.00
0.73
45
135
(Ha) 2.25
1986/1987
APBN
2
BEBA
Miomafo Timur
Oelami
9.00
121.00
6.00
27,575.00
25,000.00
1.88
92
278
4.60
1987/1988
APBD/ONTOP
3
HAHAE
Miomafo Timur
Sasi
19.00
100.00
10.00
39,708.00
36,000.00
1.35
133
399
6.65
1987/1988
APBD/ONTOP
4
NAIOLA
Miomafo Timur
Naiola
15.00
115.00
8.00
35,296.00
32,000.00
1.60
118
352
6.00
1987/1988
APBD/ONTOP
5
BIJAEPASU
Miomafo Barat
Bijaepasu
7.50
180.00
6.00
11,272.66
10,220.00
0.77
38
114
1.90
1988/1989
APBN
6
NIAN
Miomafo Barat
Nian
7.00
155.00
6.00
13,655.14
12,380.00
0.93
46
138
2.30
1988/1989
APBN
7
OENENU I
Miomafo Timur
Oenenu
12.00
90.00
8.00
38,384.40
34,800.00
1.74
129
387
6.45
1988/1989
APBD/ONTOP
8
PAPIN
Miomafo Barat
Papin
5.50
155.00
6.00
6,871.69
6,230.00
0.47
23
69
1.20
1988/1989
APBD/ONTOP
9
TAPENPAH
Insana
Tapenpah
8.00
225.00
6.00
13,787.50
12,500.00
0.94
46
138
2.30
1988/1989
APBD/ONTOP
10
TUBULOPO
Miomafo Barat
Tubupolo
7.60
127.00
7.00
40,480.10
36,700.00
2.20
136
408
6.80
1988/1989
APBD/ONTOP
11
BANAE
Insana
Banae
6.50
85.00
6.00
9,927.00
9,000.00
0.68
50
150
2.50
1989/1990
APBN
12
BANFANU
Miomafo Timur
Banfanutu
9.30
70.00
6.00
8,107.05
7,350.00
0.55
27
81
1.35
1989/1990
APBN
13
LANAUS
Insana
Lanaus
15.20
100.00
6.00
15,111.10
13,700.00
1.03
108
324
5.40
1989/1990
APBN
14
MANUNAIN B
Insana
Manunain
6.00
125.00
6.00
10,699.10
9,700.00
0.73
33
99
1.60
1989/1990
APBN
15
OENENU II
Miomafo Timur
Oenenu
12.00
95.00
6.00
10,037.30
9,100.00
0.68
33
99
1.70
1989/1990
APBD/ONTOP
16
OEOLO
Miomafo Barat
Oeolo
9.00
115.00
6.00
7,533.49
6,830.00
0.51
25
75
1.25
1989/1990
APBD/ONTOP
17
PANTAE
Biboki Selatan
Pantae
5.40
85.00
6.00
32,395.11
29,370.00
2.20
31
93
1.55
1989/1990
APBN
18
SUBUN
Biboki Selatan
Subun
21.00
210.00
6.00
9,375.50
8,500.00
0.64
104
312
5.20
1989/1990
APBN
19
TUABATAN
Miomafo Barat
Tuabatan
8.20
70.00
6.00
31,589.92
28,640.00
2.15
69
207
3.45
1989/1990
APBN
20
AMOL
Miomafo Timur
Amol
5.80
155.00
6.00
9,232.11
8,370.00
0.63
31
93
1.60
1990/1991
APBN
21
BANAIN
Miomafo Timur
Banain
7.00
155.00
6.00
8,978.42
8,140.00
0.61
30
90
1.50
1990/1991
APBN
22
BATNES
Miomafo Barat
Batnes
6.00
130.00
6.00
6,838.60
6,200.00
0.47
23
69
1.20
1990/1991
APBN
23
FAFINESU
Insana
Fafinisi
6.00
175.00
6.00
8,239.41
7,470.00
0.56
27
81
1.35
1990/1991
APBN
24
HAUMENI
Miomafo Timur
Haumeni
9.10
175.00
6.00
9,651.25
8,750.00
0.66
32
96
1.60
1990/1991
APBN
25
HUMUSU
Insana
Humusu
12.20
145.00
6.00
8,084.99
7,330.00
0.55
27
81
1.35
1990/1991
APBN
26
NILULAT
Miomafo Timur
Nilulat
7.10
145.00
6.00
6,342.25
5,750.00
0.43
21
63
1.10
1990/1991
APBN
27
AIJOBATAN
Miomafo Timur
Aijobatan
8.00
135.00
9.00
22,887.25
20,750.00
0.89
77
31
3.85
1991/1992
APBN
28
BITEFA
Miomafo Timur
Bitefa
6.50
126.00
8.00
20,626.10
18,700.00
0.94
69
207
3.45
1991/1992
APBN
29
LAPEON
Biboki Selatan
Lapeon
8.50
105.00
9.00
19,114.99
17,330.00
0.74
64
192
3.20
1991/1992
APBN
30
MATABESI
Biboki Selatan
Matabesi
5.00
90.00
8.00
20,879.79
18,930.00
0.95
70
210
3.50
1991/1992
APBN
4-69
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LOKASI NAMA
NO
EMBUNG KECIL
KECAMATAN
DATA TEKNIS DESA /
Luas DAS
KELURAHAN (ha)
Panjang
Tinggi
Tanggul
Tanggul
(m)
(m)
TARGET PELAYANAN
Daya Tampung (m3) Kotor
Bersih
Luas Genangan (Ha)
Manusia
Hewan
Kebun
(KK)
(Ekor)
(Ha)
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA (xRp. 1000)
SUMBER DANA
31
NUNMAFO
Biboki Selatan
Nunmafo
7.00
95.00
9.00
19,225.29
17,430.00
0.75
64
192
3.20
1991/1992
APBN
32
SAINONI
Miomafo Timur
Sainoni
6.00
124.00
9.00
19,170.14
17,380.00
0.74
65
195
3.25
1991/1992
APBN
33
TUNBES
Biboki Selatan
Tunbes
7.00
85.00
9.00
21,354.08
19,360.00
0.83
72
216
3.60
1991/1992
APBN
34
BANSONE
Kopeta Kefa
Bansone
12.00
85.00
7.00
19,192.20
17,400.00
1.04
64
192
3.20
1992/1993
APBN
35
KIKI
Biboki Utara
Kiki
12.00
70.00
7.00
26,714.66
24,220.00
1.45
89
267
4.45
1992/1993
APBN
36
KUANEK
Miomafo Barat
Kuanek
7.00
116.00
6.00
10,511.59
9,530.00
0.71
35
105
1.75
1992/1993
APBN
37
MANENU
Biboki Selatan
Manenu
7.56
79.00
7.00
11,735.92
10,640.00
0.64
39
117
1.95
1992/1993
APBN
38
NUNMANU
Kopeta Kefa
Nunmanu
9.80
95.00
7.00
24,299.09
22,030.00
1.32
82
246
41.00
1992/1993
APBN
39
SAINENU
Miomafo Timur
Sainenu
9.00
110.00
7.00
21,530.56
19,520.00
1.17
72
216
3.60
1992/1993
APBN
40
KENSULAT
Kopeta Kefa
Kensulat
7.50
105.00
8.00
19,776.79
17,930.00
0.90
66
198
3.30
1993/1994
APBN
41
KUATNANA
Miomafo Timur
Kuatnana
8.00
105.00
8.00
16,236.16
14,720.00
0.74
54
162
2.70
1993/1994
APBN
42
LETKASE
Miomafo Barat
Nian
9.00
76.00
8.00
25,920.50
23,500.00
1.18
87
261
4.35
1994/1995
APBN
43
OEKEL
Miomafo Timur
Nemasi
6.00
78.00
8.00
20,251.08
18,360.00
0.92
68
204
3.40
1994/1995
APBN
44
TISI
Insana
Banae
7.50
62.00
8.00
29,053.02
26,340.00
1.32
97
291
4.85
1994/1995
APBN
45
PALBENO
Kefa Kota
Tubuhue
12.00
98.00
9.00
34,193.00
31,000.00
1.33
115
345
5.75
1995/1996
APBN
46
PAPIN ATAS
Kefa Kota
Tubuhue
9.00
80.00
9.00
31,987.00
29,000.00
1.24
107
321
5.35
1995/1996
APBN
47
PAPIN BAWAH
Kefa Selatan
Tubuhue
12.00
80.00
9.00
31,093.57
28,190.00
1.21
104
312
5.20
1995/1996
APBN
48
HAUMENIANA
Miomafo Barat
Haumeniana
7.00
98.00
9.00
26,740.00
26,740.00
1.15
99
297
4.95
1996/1997
APBN
49
OEKOLO
Miomafo Barat
Oeolo
12.00
101.00
10.00
32,650.00
32,650.00
1.22
121
363
6.00
1996/1997
APBN
50
OEOLO
Miomafo Barat
Oeolo
12.00
102.00
10.00
26,350.00
26,350.00
0.99
97
291
4.85
1996/1997
APBN
51
BATUPUTIH
Biboki Selatan
Batuputih
9.80
82.60
7.00
34,108.00
34,108.00
2.05
89
267
4.45
1997/1998
APBN
52
KIUBANENO
Biboki Selatan
Kiubaneno
6.00
81.70
8.00
23,600.00
23,600.00
1.18
87
261
4.35
1997/1998
APBN
53
KNITI
Miomafo Barat
Kniti
9.00
83.00
9.00
21,216.00
21,216.00
0.91
78
234
3.90
1997/1998
APBN
54
MANENU
Biboki Utara
Maneno
8.00
77.50
8.00
20,600.00
20,600.00
1.03
76
228
3.80
1997/1998
APBN
55
MAOL
Kefa Kota
Maol
5.00
70.00
9.00
26,217.00
26,217.00
1.12
97
291
4.85
1997/1998
APBN
56
OETULU
Miomafo Barat
Oetulu
7.50
67.00
10.00
33,460.61
30,336.00
1.14
75
225
3.75
1997/1998
APBN
57
WEHEDAN
Biboki Barat
Birunatun
7.00
45.00
10.00
23,714.50
21,500.00
0.81
68
220
4.10
1999/2000
58
LULU'U
Kota Kefamenanu
Tubuhue
10.50
70.00
9.00
26,003.23
23,575.00
1.01
75
134
4.10
2006
510,828
APBN
59
OEPOPE
Noemuti
Naop
8.20
70.00
8.00
17,512.33
15,877.00
0.79
52
114
2.60
2006
510,140
APBN
60
ASU ASU
Biboki Utara
Oepuah
30.00
68.00
7.00
27,575.00
25,000.00
1.50
100
250
4.20
2007
693,115
APBN
61
KOEBELE
Biboki Utara
Oepuah
35.00
70.00
8.00
33,090.00
30,000.00
1.50
114
300
5.10
2007
693,115
APBN
62
OEBKIN
Miomafo Timur
Naiola
38.00
75.00
8.00
30,884.00
28,000.00
1.40
106
280
4.70
2007
693,115
APBN
63
LAMEL
Miomafo Tengah
Akomi
20.00
82.00
9.00
19,854.00
18,000.00
0.77
97
210
6.30
2008
613,185
APBN
APBN
4-70
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LOKASI NAMA
NO
EMBUNG KECIL
KECAMATAN
DATA TEKNIS DESA /
Luas DAS
KELURAHAN (ha)
Panjang
Tinggi
Tanggul
Tanggul
(m)
(m)
TARGET PELAYANAN
Daya Tampung (m3)
Luas Genangan
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA (xRp. 1000)
SUMBER DANA
Kotor
Bersih
15.00
98.00
8.00
23,163.00
21,000.00
1.05
95
215
5.50
2008
613,185
APBN
Insana
Ban'nae
17.50
62.00
9.00
21,508.50
19,500.00
0.84
125
185
7.40
2008
613,185
APBN
OELBOSEN
Kota Kefamenanu
Tubuhue
25.00
82.60
7.00
25,750.00
23,690.00
1.42
107
363
8.25
2011
953,532
APBN
67
OELNITEP
Kota Kefamenanu
Tubuhue
23.00
77.50
8.00
31,265.00
28,763.80
1.44
97
261
9.00
2011
953,532
APBN
68
TATAN
Insana Barat
Subun
30.00
67.00
10.00
27,500.00
25,300.00
0.95
99
267
11.14
2011
953,532
APBN
69
DEROK
Biboki Anleu
Motadik
18.70
70.00
9.00
24,300.00
22,356.00
0.96
121
228
13.50
2011
953,532
APBN
70
AUDIAK
Biboki Anleu
Motadik
17.00
83.00
9.00
26,805.00
24,660.60
1.06
87
225
9.79
2011
953,532
APBN
71
FATUALAM
Insana Barat
Lapeom
19.50
45.00
10.00
30,600.00
28,152.00
1.06
89
291
10.01
2011
953,532
APBN
72
NAOB
Naob
Naob
15.50
87.00
11.00
24,500.00
22,540.00
0.75
76
234
8.55
2011
953,532
APBN
73
BESTOBE
Noemuti Timur
Manikin
12.76
70.00
8.00
25,600.00
23,552.00
1.18
75
220
8.44
2011
953,532
APBN
74
NAIBAS
Naiola
Bikomi Selatan
2012
912,027
APBN
75
OE IKA
Oelami
Bikomi Selatan
2012
912,027
APBN
76
SOEN FINA
Bitefa
Miomafo Timor
2012
912,027
APBN
77
LEOB
Haekto
Noemuti Timur
2012
912,027
APBN
78
OENENU
BIBOKI TENGAH
OENENU UTARA
12.00
88.70
9.00
22,684.58
22,684.58
0.97
233
378
15.00
2013
940,243
APBN
79
FATUIN
INSANA
FATUIN
7.80
91.60
9.00
27,422.45
27,422.45
1.18
305
218
27.00
2013
940,243
APBN
80
SEKON
INSANA
SEKON
4.00
89.80
10.00
40,128.48
40,128.48
1.50
105
1,300
50.00
2013
940,243
APBN
81
OELAMI
TUPLOPO
OELAMI
4.60
96.00
10.00
23,548.40
23,548.40
0.88
185
488
41.00
2013
940,243
APBN
82
BEBA 2
TUPLOPO
OELAMI
4.80
110
8.00
25,178.68
25,178.68
1.26
217
415
35.00
2013
940,243
APBN
83
PALAMA
INSANA TENGAH
LANAUS
6.00
106
8.00
25,454.52
23,310.00
1.17
25
125
35.00
2013
949,680
APBN MBR
84
MANUMUTI
INSANA TENGAH
LANAUS
8.00
94
8.00
22,702.68
20,790.00
1.04
40
20
45.00
2013
949,680
APBN MBR
85
OE ANA
MEOMAFFO TENGAH
NEO NASI
9.00
54
9.00
15,462.72
14,160.00
0.61
28
50
28.00
2013
949,680
APBN MBR
86
AKOMI
MEOMAFFO TENGAH
AKOMI
6.00
88
9.00
24,373.44
22,320.00
0.96
6
20
12.00
2013
949,680
APBN MBR
87
NIAN
MEOMAFFO TENGAH
NIAN
7.00
62
9.00
17,559.36
16,080.00
0.69
30
10
20.00
2013
949,680
APBN MBR
1,827,463.93
1,693,395.98
86.18
6,613
18,389
660.63
65
SEBE
66
JUMLAH
906.92
(Ekor)
Kebun
Tublopo
OENISA
(KK)
Hewan
Kota Kefamenanu
64
(Ha)
Manusia
(Ha)
25,665,842
Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014
4-71
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 28 Embung Di Kabupaten Belu LOKASI NAMA
NO
EMBUNG KECIL
KECAMATAN
DATA TEKNIS DESA /
Luas DAS
KELURAHAN (ha)
Panjang
Tinggi
Tanggul
Tanggul
(m)
(m)
TARGET PELAYANAN
Daya Tampung (m3)
Luas Genangan (Ha)
Manusia (KK)
Hewan (Ekor)
Kebun
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA (xRp. 1000)
SUMBER DANA
Kotor
Bersih
1
NAITIMU
Tasifeto Barat
Bekumean
13.00
109.00
8.00
35,781.32
32,440.00
1.62
120
360
(Ha) 6.00
1993/1994
APBN
2
BIAKHALE
Tasifeto Barat
Fatuketi
10.00
96.00
8.00
26,615.39
24,130.00
1.21
89
267
4.45
1994/1995
APBN
3
FATUKETI
Kopeta Atambua
Fatuketi
7.50
134.00
10.00
44,230.30
40,100.00
1.50
148
444
7.40
1994/1995
APBN
4
HALIKELEN
Tasifeto Barat
Halikelen
6.50
70.00
9.00
23,388.01
21,204.00
0.91
78
234
4.00
1994/1995
APBN
5
HALISIKUM
Tasifeto Barat
Halisikun
8.00
100.00
9.00
106,803.49
96,830.00
4.15
358
1,074
18.00
1994/1995
APBN
6
KIMBANA
Tasifeto Barat
Naitimu
8.00
70.00
8.00
21,839.40
19,800.00
0.99
73
219
3.65
1994/1995
APBN
7
NAEKASA
Tasifeto Barat
Naekasa
9.00
124.00
10.00
40,381.93
36,611.00
1.37
135
405
6.75
1994/1995
APBN
8
OEIVO
Tasifeto Barat
Naitimu
9.00
73.00
8.00
25,810.20
23,400.00
1.17
86
258
4.30
1994/1995
APBN
9
TALA
Tasifeto Barat
Tala
8.00
76.00
12.00
37,871.51
34,335.00
1.03
127
381
6.35
1994/1995
APBN
10
BAIKENE
Tasifeto Barat
Dualaus
9.00
76.00
10.00
31,656.10
28,700.00
1.08
106
318
5.30
1995/1996
APBN
11
FATUATIS II
Tasifeto Barat
Dualaus
8.00
72.00
8.00
29,781.00
27,000.00
1.35
100
300
5.00
1995/1996
APBN
12
FATUATISI
Tasifeto Barat
Dualaus
8.80
85.00
8.00
29,119.20
26,400.00
1.32
97
291
4.85
1995/1996
APBN
13
FATUKARAU
Tasifeto Barat
Fatukarau
15.00
96.00
9.00
34,854.80
31,600.00
1.35
117
351
5.85
1996/1997
APBN
14
OEBULUAN
Tasifeto Barat
Fatuketi
13.00
51.00
9.00
31,561.24
28,614.00
1.23
106
318
5.30
1996/1997
APBN
15
TALERUN
Tasifeto Barat
Lawalutous
9.70
60.00
10.00
25,830.05
23,418.00
0.88
86
258
4.30
1996/1997
APBN
16
HALIFEHAN
Lamaknen
Halifehan
8.00
121.00
8.00
22,170.30
20,100.00
1.01
74
222
3.70
1997/1998
APBN
17
LUAGUJU
Lamaknen
Luaguju
15.00
75.00
10.00
12,905.10
11,700.00
0.44
351
117
5.85
1997/1998
APBN
18
WAIKADA
Tasifeto Barat
Waikada
10.50
81.00
10.00
46,987.80
42,600.00
1.60
157
471
7.85
1997/1998
APBN
19
WESASUIT
Tasifeto Barat
Wesasuit
9.00
65.50
8.00
32,759.10
29,700.00
1.49
291
97
4.85
1997/1998
20
AINIBA
Kakuluk Mesak
Fatuketi
25.00
70.00
8.00
20,405.50
18,500.00
0.93
72
185
3.10
2007
579,533
APBN
21
KIMBANA
Tasifeto Barat
Bakustulama
20.00
60.00
7.00
22,060.00
20,000.00
1.20
80
200
3.40
2007
579,533
APBN
22
BEREKTAHENA
Tasifeto Barat
Derokfaturene
24.70
88.00
8.00
26,800.00
24,656.00
1.23
227
185
34.05
2011
953,067
APBN
23
HALITUKUNU
Raimanuk
Mandeu
11.50
92.00
9.00
32,577.00
29,970.84
1.28
185
166
27.75
2011
953,067
APBN
24
WELELAS
Raimanuk
Faturika
15.75
95.00
9.00
29,275.00
26,933.00
1.15
248
271
37.20
2011
953,067
APBN
25
TAERIDIK
Tasifeto Barat
Naekasa
11.65
95.00
8.00
24,450.00
22,494.00
1.12
189
226
28.35
2011
953,067
APBN
26
HALIULUN
Kota Atambua
Fatubanao
12.66
92.00
10.00
26,765.00
24,623.80
0.92
206
195
30.90
2011
953,067
APBN
27
RAIHANAS
Tasifeto Timur
Sadi
24.76
85.00
8.00
25,620.00
23,570.40
1.18
218
204
32.70
2011
953,067
APBN
28
MAUFUAS
Tasbar
Naekasa
20.00
90.00
9.00
40,500.00
40,500.00
2012
898,248
APBN
29
MOTABENAR
Tastim
Silawan
30.00
145.00
10.00
72,500.00
72,500.00
2012
898,248
APBN
APBN
4-72
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
LOKASI NAMA
NO
EMBUNG KECIL
KECAMATAN
DATA TEKNIS DESA /
Luas DAS
KELURAHAN (ha)
Panjang
Tinggi
Tanggul
Tanggul
(m)
(m)
TARGET PELAYANAN
Daya Tampung (m3) Kotor
Bersih
Luas Genangan (Ha)
Manusia
Hewan
Kebun
(KK)
(Ekor)
(Ha)
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA (xRp. 1000)
SUMBER DANA
30
Nahataek
Raimanuk
Mandeu
12.00
92.00
10.00
65,760.79
60,220.50
2.26
150
300
12.00
2013
952,922
APBN
31
Menabi
Raimanuk
Duakoran
9.00
165.00
10.00
69,615.00
63,750.00
2.39
75
160
15.00
2013
952,922
APBN
32
Fatu utu
Tasifeto Barat
Naikasa
15.00
88.00
10.00
60,912.25
55,780.45
2.09
160
175
9.00
2013
952,922
APBN
33
Boareu
Tasifeto Timur
Umaklaran
12.00
100.00
10.00
49,992.36
45,780.55
1.72
90
65
7.50
2013
952,922
APBN
34
Fatuba'a
Tasifeto Timur
Fatubaa
13.00
64.00
10.00
36,534.17
33,456.20
1.25
40
300
5.00
2013
952,922
APBN
35
Halimuti
Tasifeto Timur
Manleten
10.50
130.00
10.00
52,002.35
47,621.20
1.79
75
175
9.00
2013
952,922
APBN
36
Fauoan
Tasifeto Timur
Manleten
9.80
120.00
10.00
64,171.49
58,765.10
2.20
80
200
6.70
2013
952,922
APBN
37
Hudimetan
Tasifeto Barat
Derok
9.70
115.00
10.00
46,355.76
42,450.33
1.59
90
166
4.50
2013
952,922
APBN
38
Weberliku
Tasifeto Barat
Tukuneno
6.50
70.00
8.00
23,499.84
21,520.00
1.08
66
137
4.00
2013
952,922
APBN
39
KIAN RATE
Raimanuk
Mandeu Rata
4.50
50.00
10.00
22,872.27
20,945.30
0.79
85
144
8.00
2013
949,655
APBN MBR
40
BEKOINUK
Tasifeto Timor
Fatubaa
6.70
60.00
9.00
24,283.37
22,237.52
0.95
92
176
6.00
2013
949,655
APBN MBR
41
MASMAE
Tasifeto Barat
Tukuneno
8.20
126.00
9.00
55,452.20
50,780.40
2.18
88
145
5.00
2013
949,655
APBN MBR
42
WEKLESE
Raimanuk
Tasain
3.50
45.00
9.00
19,641.09
17,986.35
0.77
80
152
4.50
2013
949,655
APBN MBR
43
LO'O KOTA
Tasifeto Barat
Derok
6.50
80.00
9.00
23,687.05
21,691.44
0.93
72
150
5.60
2013
949,655
APBN MBR
1,596,078.74
1,465,415.38
56.69
5,367
10,462
413.00
JUMLAH
507.92
21,998,535
Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014
4-73
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 29 Embung Di Kabupaten Malaka LOKASI NAMA
NO
EMBUNG KECIL
KECAMATAN
DATA TEKNIS DESA /
Luas DAS
KELURAHAN (ha)
Panjang
Tinggi
Tanggul
Tanggul
(m)
(m)
TARGET PELAYANAN Luas
Daya Tampung (m3)
Genangan
(KK)
Hewan (Ekor)
Kebun
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA (xRp. 1000)
SUMBER DANA
Kotor
Bersih
1
KUSA
Malaka Timur
Sunbaun
8.50
70.00
8.00
17,910.00
17,910.00
0.90
66
198
3.30
1993/1994
APBN
2
BONAN
Malaka Timur
Bonan
8.00
92.00
9.00
28,300.00
28,300.00
1.21
104
312
5.20
1995/1996
APBN
3
OENIAREU
Malaka Timur
Oeniareu
9.00
88.00
10.00
23,800.00
23,800.00
0.89
88
264
4.40
1996/1997
APBN
4
SALORE
Malaka Timur
Salore
11.00
50.00
9.00
28,700.00
28,700.00
1.23
210
87
7.20
1999/2000
APBN
5
TASILENGLUHAN
Malaka Timur
Umaklaran
12.00
67.00
9.00
29,000.00
29,000.00
1.24
252
90
6.50
1999/2000
6
HALIHEDIBESI
Malaka Timur
Rafae
25.00
56.00
9.00
29,800.00
29,800.00
1.28
238
98
4.80
2001
411,950
APBN
7
OEKLEO
Malaka Barat
Biudukfoho
23.00
56.00
8.00
27,800.00
27,800.00
1.39
211
78
5.20
2001
411,950
APBN
8
KEREANA
Sasitamean
Kereana
36.00
86.00
7.00
27,000.00
27,000.00
1.62
108
270
4.60
2007
579,533
APBN
9
DAISTOIR
Sasitamean
Naisau
22.40
81.00
10.00
19,500.00
19,500.00
0.73
107
175
5.40
2008
633,333
APBN
10
SASITAMEAN
Laen Manen
Kapitan Meo
25.00
82.00
8.00
20,000.00
20,000.00
1.00
210
245
5.50
2008
633,333
APBN
11
WE ATOK LEKI
Malaka Tengah
Kakaniuk
27.00
50.00
8.00
21,000.00
21,000.00
1.05
155
310
6.60
2008
633,333
APBN
12
HAELUAN
Kobalima Timur
Kota Biru
0
0
11.00
30,000.00
30,000.00
1.00
0
0
0
2009
APBN
13
WESASEIK
Kobalima Timur
Kota Biru
0
0
8.00
15,000.00
15,000.00
0.75
0
0
0
2009
APBN
14
OESTER
Laen Manen
Uabau
0
0
10.00
38,000.00
38,000.00
1.43
0
0
0
2009
APBN
15
OESTER 2
Sasitamean
Naisau
0
76.00
8.00
0
0
0
0
0
0
2010
APBN
16
OEHARA
Laen Manen
Metroi
0
130.00
10.00
0
0
0
0
0
0
2010
17
BESBARA
Sasitamean
As manulea
9.00
31,500.00
31,500.00
1.35
0
0
0
2012
387,310.00
387,310.00
17.07
1,749
2,127
58.70
28.00
(Ha)
Manusia
(Ha)
APBN
APBN 898,248
APBN
70.00 JUMLAH
234.90
4,201,680
Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014
4-74
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 30 Bendung Di Wilayah Sungai Benanain
Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2013
4-75
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Sumber : Penyusunan Pola Pengelolaan SDA WS Benanain Gambar 4. 5 Peta Daerah Irigasi
4-76
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
4.1.2
Laporan Akhir
Prasarana Sumber Daya Air Di Wilayah Perbatasan
Terdapat beberapa Prasarana Sumber Daya Air Di WS Benanain yang berada diwilayah perbatasana antara NKRI dan Timor Leste, yaitu seperti dalam Tabel dibawah ini:
4-77
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 31 Data Prasarana Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai Perbatasan NO
NAMA DAS/ N0 DAS
POSISI DAS HULU
TENGAH
HILIR
PERBATASAN BENTUK NAMA LOKASI BATAS BATAS Sungai Desa : Haumeni dan Ana, Sunkaen, daratan Inbate, Buk, Napan
1
DAS EKAT 001
Timor Leste
NKRI
Timor Leste
2
DAS BANAIN 002
NKRI
NKRI
Timor Leste
Sungai
3
DAS SUNSEA 003 DAS BAKITOLAS 004
NKRI
NKRI
Sungai
NKRI
NKRI
Timor Leste Timor Leste
5
DAS WINI 005
NKRI dan Timor Leste
DAS OEMANU 008
NKRI dan Timor Leste NKRI
Sungai
6
7
DAS DAIKAIN OEPOTIS 019
NKRI dan Timor Leste NKRI dan Timor Leste NKRI
Sungai
Sungai Akodato
8
DAS UMAKLARAN 014
Timor Leste (Mota
NKRI
NKRI dan Timor Leste NKRI dan Timor
Sungai dan daratan
Sungai Talau, Lidosu
4
NKRI
NKRI dan Timor Leste
Sungai
Sungai di Desa Napan, Desa Banain B Sungai : Noel Bilomi Sungai : Noel Bilomi, Sungai di Desa Banain B dan Desa Sunsea Sungai : Noel Meto
Kab. TTU
PRASARANA Sumber Daya Air Daerah Irigasi : DI. Buk (50 Ha), DI. Inbate (50 Ha) Bendung : Ufmetan Embung Kecil : Sainenu, Kuanek, Batnes, Oeolo Daerah Irigasi : DI. Oelfaub (250 Ha)
Kec. Bikomi Utara Kec. Bikomi Utara
Banain A, Banain B Banain B dan Sunsea
Embung Kecil : Banain
Kab. TTU
Kec. Naibenu, Kec. Insana Utara
Manamas, Kel. Humusu C
Pelabuhan Wini
Kab. TTU
Kec. Naibenu
Mota
Kab. Belu
Kec. Tasifeto Timur
Manamas, Benus, Bakitolas, Sunsea Silawan
Mota Mota
Kab. Belu
Kec. Tasifeto Timur, Kec. Nanaet
Daratan
:
ADMINISTRASI PERBATASAN KABU KECAMATA DESA PATEN N Kab. TTU Kec. Bikomi Haumeni Ana, Tengah, Kec. Sunkaen,Inbat Bikomi Utara, e, Buk, Napan Kec. Bikomi Nilulat Kab. TTU Kec. Bikomi Napan, Utara Banain B
Kab. TTU
Tulakadi, Sadi, Dafala, Sarabau,
Daerah Irigasi : DI. Jak (150 Ha)
Daerah Irigasi : DI.Haliwen (300 Ha), Di. Butasik (150 Ha), DI. Taeksoruk (200 Ha), DI. Seonpasar (80 Ha), DI.
4-78
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO
NAMA DAS/ N0 DAS
Laporan Akhir
POSISI DAS HULU
TENGAH
Haliboe)
HILIR Leste
PERBATASAN BENTUK NAMA LOKASI BATAS BATAS Desa : Nanaet
ADMINISTRASI PERBATASAN KABU KECAMATA DESA PATEN N Duabesi, Kec. Nanaet, Tasifeto Barat Lookeu
9
DAS LASIOLAT 020
Timor Leste (Mota Merak)
NKRI
NKRI dan Timor Leste
Sungai dan daratan
Sungai : Talau, Merak, Baukama
Mota Mota Mota
Kab. Belu
Kec. Tasifeto Timur, Kec. Lamaknen Selatan
10
DAS DUALASI 021
NKRI
NKRI
Timor Leste
Sungai
Sungai Talau
:
Mota
Kab. Belu
11
DAS BAUHO 022
NKRI
NKRI
Timor Leste
Sungai
Sungai Talau
:
Mota
Kab. Belu
Kec. Tasifeto Timur, Kec. Lasiolat Kec. Raihat, Kec. Lasiolat
12
DAS LAMAK SENULU 023 DAS TALAU 024
NKRI
NKRI
Timor Leste
Sungai
Sungai Talau
:
Mota
Kab. Belu
Kec. Raihat
NKRI
NKRI
Timor Leste
Sungai
Mota Mota
Kab. Belu
Kec. Raihat
14
DAS LAMAKMEN 025
NKRI
NKRI
Timor Leste
Sungai
Sungai : Talau, Malibaka Sungai : Malibaka
Mota
Kab. Belu
Kec. Lamaknen, Kc. Raihat
Asumanu, Tohe, Maumutin Maumutin, Lamaksenulu, Makir, Kewar
15
DAS DUARATO
NKRI
NKRI
Timor Leste
Sungai
Sungai : Malibaka
Mota
Kab. Belu
Kec. Lamaknen,
Kewar, Lakmaras,
13
Sarabau, Dafala, Takirin, Debululik, Loonuna Sarabau, Maneikun
PRASARANA Sumber Daya Air Webuni (50 Ha), DI. Wekari (50 Ha), DI. Lalosuk (50 Ha), Bendung : Mekafehan Embung Kecil : Kimbana 2, Biakhale, Wesasuit, Halikelen, Tala, Naekasa Daerah Irigasi : DI. Nobelu (128 Ha), DI. Buatok (125 Ha), DI. Takirin (600 Ha)
Maneikun, Fatulotu, Dualasi Raiulun, Asumanu Asumanu
Daerah Irigasi : DI. Haekesak (600 Ha), DI. Maubusa (1350 Ha) Bendung : Haekesak Daerah Irigasi : DI.Holeki (450 Ha), DI. Halileki (450 Ha) Bendung : Holeki Embung Kecil : Luaguju
4-79
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO
NAMA DAS/ N0 DAS
Laporan Akhir
POSISI DAS HULU
TENGAH
HILIR
PERBATASAN BENTUK NAMA LOKASI BATAS BATAS
026
16
NKRI
NKRI
Timor Leste
NKRI
NKRI
NKRI
Timor Leste
NKRI
NKRI
Timor Leste
DAS ALAS NKRI NKRI Timor SELATAN Leste 030 Sumber : Analisa SIG Lokasi Prasarana Sumber Daya Air
17
18
19
20
DAS TAFARA 027 DAS RAINAWE 031 DAS MOTA BAHULU 028 DAS ALAS 029
Timor Leste NKRI
Sungai
ADMINISTRASI PERBATASAN KABU KECAMATA DESA PATEN N Kec. Henes Lamaknen Selatan Kab. Belu Kec. Nanaet Nanaet Duabesi Kab. Belu
Sungai Tafara Sungai Medik
:
Mota
:
Mota
Sungai Masin
:
Mota
Kab. Malaka
Kec. Kobalima Timur
Alas Utara, Kota Biru
Sungai
Sungai Masin
:
Mota
Kab. Malaka
Kec. Kobalima Timur
Sungai
Sungai Masin
:
Mota
Kab. Malaka
Kec. Kobalima Timur
Alas, Kota Biru, Alas Selatan Alas Selatan
Sungai dan daratan Sungai
PRASARANA Sumber Daya Air
Daerah Irigasi : DI.Alas (1650 Ha) Embung Kecil : Wesaseik
4-80
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
U
TIMOR LESTE 007
D.I. Mena 1 .089 Ha
S. Noel Fatuputu
EK. Oeolo
S. Oemanu (DAS Oemanu)
S. Noel Asoin
EK. Kuanek
008
S. Mena (DAS Mena)
EK. Sainenu
006
S. Temkuna (DAS Temkuna)
D.I. Jak 1 50 Ha
S. Wini (DAS Wini)
D.I. Buk 50 Ha
005
S.Bakitolas (DAS Bakitolas)
D.I. Inbate 50 Ha
004
S.Sunsea (DAS Sunsea)
D.I. elfaub 250 Ha
S.Noe Banain (DAS Banain)
S.Noel Ekat (DAS ekat)
Bdg. Ufmetan
S. Nono Fautpas
003
S. Noel Manamas
002
001
Bdg. Mena EK. Koebele S. Noel Fatumtasa EK. Humusu
EK. Matabesi
EK. Tunbesi
EK. Batnes
EK. Fafinesu
RENCANA BENDUNGAN
S. Noel Oesuu
KETERANGAN :
BENDUNGAN EKSISTING RENCANA BENDUNG BENDUNG EKSISTING
CHECK DAM EMBUNG KECIL EMBUNG IRIGASI JEMBATAN
AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI BATAS NEGARA
Gambar 4. 6 Skema Sungai DAS 001 – DAS 008
4-81
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
U
SELAT OMBAI 009
01 0
EK. Wehedan
S. Daikain Oepotis(DAS Daikain Oepotis)
Renc. Bdgn. Rotiklot
01 9
01 8 S. Matpao Sisiae (DAS Matpao Sisiae)
S. Mota Wekakeu
EK. Ainiba
01 7 S. Silawan (DAS Silawan)
EK. Fatuatis II
EK. Fatuatis I
S. Manukakae (DAS Manukakae)
D.I. Ainiba 150 Ha
01 6
01 5 S. Dualaus (DAS Dualaus)
Bdg. Tantori Nonatbatan
01 3 S. Selowai (DAS Selowai)
D.I. Hasfuik Maubesi 420 Ha
S. Fatukety (DAS Faukety
S. Hasfuik (DAS Hasfuik Maubesi)
S. Punu (DAS Punu)
S. Ketwen (DAS Ketwen
D.I. Ponu 1 .430 Ha
01 2
01 1
EK. Maneno
EK. Fatukety
KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN BENDUNGAN EKSISTING RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING CHECK DAM EMBUNG KECIL EMBUNG IRIGASI
JEMBATAN AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI BATAS NEGARA
Gambar 4. 7 Skema Sungai DAS 009, 010, 011, 012, 013, 015, 016, 017, 018, 019
4-82
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
U
TIMOR LESTE S. Mota Talau 01 4
EI. Haliwen
EK. Biakhale
S. Mota Oe
D.I. Taeksoruk 1 50 Ha
024 Bdg. Haekesak D.I. Haekesak 600 Ha
S. Talau (DAS Talau)
D.I. Nobelu 1 28 Ha
023
S. Lamak Senulu (DAS Lamak Senulu
D.I. Haliwen 299 Ha
S. Bauho (DAS Bauho)
D.I. Buatok 1 00 Ha
S. Mota Wemaufani
Bdg. Mekafehan
S. Dualasi (DAS Dualasi)
S. Mota Ahu
Renc. Bdgn. Sadi
S. Lasiolat (DAS Lasiolat)
S. Mota abatoan
S. Umaklaran (DAS umaklaran)
EK. Wesasuit
022
021
020
D.I. Maubusa 1 .350 Ha
D.I. Takirin 1 20 Ha
S. Mota Atais
S. Mota Baukaek
EK. Tala
EK. Naekasa EK. Halikelen
EI. Haekrit
KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN EK. Kimbana 2
BENDUNGAN EKSISTING
RENCANA BENDUNG BENDUNG EKSISTING D.I. Lalosuk 50 Ha D.I. Butasik 1 50 Ha
D.I. Wekari 50 Ha D.I. Webuni 1 00 Ha
D.I. Seonpasar 1 00 Ha
CHECK DAM EMBUNG KECIL EMBUNG IRIGASI JEMBATAN
AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI
BATAS NEGARA
Gambar 4. 8 Skema Sungai DAS 014, 020, 021, 022, 023, 024
4-83
U
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
TIMOR LESTE
S. Mota Malibaka
S. Mota Masin
025
026
029
030
EK.Wesaseik
S. Alas Selatan (DAS Alas Selatan)
S. Alas(DAS Alas)
D.I. Halileki 450 Ha
028
S. Mota Bahulu (DAS Mota Bahulu)
Bdg. Holeki
S. Tafara (DAS Tafara)
S. Duarato (DAS Duarato)
S. Lamakmen (DAS Lamakmen)
D.I. Holeki 450 Ha
027
D.I. Alas 1 .650 Ha
EK. Luaguju
D.I. Wematek 200 Ha
D.I. Webua 1 00 Ha
D.I. Lakekun I & II 250 Ha
KETERANGAN :
S.Mota Solo D.I. Weoan 1 00 Ha
RENCANA BENDUNGAN D.I. Eturaifou 1 25 Ha
EK.Halifehan
RENCANA BENDUNG
D.I. Tubaki 300 Ha
S.Mota Wedik S.Mota Toitoko
BENDUNG EKSISTING
S.Mota Resi
S. Siwi (DAS Lawalu)
EMBUNG KECIL EMBUNG IRIGASI JEMBATAN
AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI
033
S. Mota Koke (DAS Mota Babulu)
EK.Wesaseik
D.I. Tolok 600 Ha
CHECK DAM
032
BATAS NEGARA
LA U T
D.I. Raimetan 1 50 Ha
S. Rainawe (DAS Rainawe)
BENDUNGAN EKSISTING
D.I. Waemaromak 1 50 Ha
031
U
TIMOR
Gambar 4. 9 Skema Sungai DAS 025, 026, 027, 028, 029, 030, 031, 032, 033
4-84
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
D.I. Oepunu 1 60 Ha S.Nono Bila
D.I. Oemanas25 Ha S.Nono Oemanas
D.I. Kustanis 7 0 Ha
D.I. Tuaputu 80 Ha Bdg. Naob
D.I. Nit’Oes 55 Ha
D.I. Pulo 200 Ha
D.I. Oeluan 7 6 Ha
D.I. Baikh 60 Ha
D.I. Kustanis 7 0 Ha
S.Noe Muti Bdg. Nain
D.I. Nain 300 Ha
D.I. Upunaek 7 0 Ha
Bdg. Kensulat
D.I. Bokis 400 Ha
D.I. Naitiu 1 60 Ha
S.Nono Nunhala
S.Mota Boni
S.Mota Biau
D.I. Boni 50 Ha
D.I. Kleja 1 1 0 Ha
D.I. Teutbesi 1 50 Ha
D.I. Oelolok 1 50 Ha
D.I. Oekopa 250 Ha
D.I. Raimea 400 Ha
KETERANGAN :
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI
034
U
BATAS NEGARA
LA U T
D.I. Halilulik 200 Ha
Bdg. Obor I
D.I. Weliman 1 .000 Ha
D.I. Malaka 1 8.7 25 Ha
Bdg. Obor II
EMBUNG IRIGASI
D.I. Teun 1 00 Ha
S. Benanain (DAS Benanain
EMBUNG KECIL
D.I. Obor 1 .81 5 Ha
D.I. Bakan 200 Ha
S.Mota Wetaka
Bdg. Benanain D.I. Bakateu 1 00 Ha
S.Mota Mauk
S.Mota Baen
BENDUNG EKSISTING
D.I. Lurasik 430 Ha D.I. Milana 1 50 Ha
S.Noe Bemes
RENCANA BENDUNG
D.I. Salore 1 50 Ha
D.I. Aroki 1 .242 Ha
D.I. Hauteas 1 00 Ha
S.Noe Naitanu
S.Nono Naitui
D.I. Fatubesi 1 .650 Ha
BENDUNGAN EKSISTING
JEMBATAN
D.I. Tualene 1 80 Ha
S.Nono Bau
RENCANA BENDUNGAN
CHECK DAM
S.Noel Oemanu
S.Noel Asban
TIMOR
Gambar 4. 10 Skema Sungai DAS 034
4-85
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN BENDUNGAN EKSISTING RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING CHECK DAM EMBUNG KECIL EMBUNG IRIGASI S.Noe Kiba
JEMBATAN S.Noe Kobelete
AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI
EK.Niubele
S.Noe Tufe S.Noe Teluk
BATAS NEGARA
S.Noe Bana
EK.Oenel
EK.Manufui
EK.One
EK.Katile
EK.Fotilo EK.Poli
EK.Lotas
S.Noe Ana
EK.Oekiu S.Noe Besiuk
EK.Lilo
044
043
042
041
040
039
EK.Bonan S.Noe Oeana
038
037
036
EK.Onibesak
S.Mota Briaman
S. Mota Delek (DAS Umalawain)
S. Mota Halilamutu (DAS Halilamutu)
D.I. Sian 25 Ha
D.I. Noelin 1 0 Ha
EK.Tonom
S. Toianas (DAS Toianas)
D.I. Baus 3000 Ha
EK.Oeklau
S. Oekaem (DAS Oekaem)
D.I. Sonapolen 30 Ha
S. Nono Hanmasi (DAS Hanmasi)
D.I. Menu 200 Ha
S. Noe Bone (DAS Bone)
D.I. Lopon 60 Ha
S. Noe Saun (DAS Sunu)
S. Lake (DAS Lake)
D.I. Nualunat 70 Ha
S. Noe Snuel (DAS Nenoat)
S. Saenam (DAS Saenam) 045
D.I. Banli 70 Ha
S. Noe Boking (DAS Boking)
EK.Lapeon
D.I. Fauleu 60 Ha
035
U
LA U T T I M O R Gambar 4. 11 Skema Sungai DAS 035 - 045
4-86
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
4.2.
Laporan Akhir
Review Studi Pengembangan dan Pengelolaan SDA WS Benanain di Pulau Timor Barat, Provinsi NTT, Tahun 2001 Studi ini dilaksanakan tahun 2001 yang dibiayai melalui Loan JBIC ODA IP-499 bersamaan dengan proyek Small Scale Irrigation Management Project III (SSIMP III). Kontrak studi diselesaikan tahun 2002 oleh PT Indra Karya Cabang Kupang berasosiasi dengan PT. Virama Karya Cabang Kupang. Laporan Akhir studi ini terdiri atas 25 Bab yang membahas berbagai hal seperti tersebut dibawah ini. 1. Pendahuluan : Latar Belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup studi dan sasaranya. 2. Kebijakan Nasional Pengembangan & Pengelolaan SDA 3. Potensi Pengembangan DPS Benanain 4. Rencana Pengembangan & Pengelolaan DAS Benanain 5. Kebutuhan Konsultasi Masyrakat 6. Sosial, Budaya dan Sosial Ekonomi 7. Formulasi Awal Rencana Induk DAS Benanain (Rencana Pengembangan Jangka Pendek) 8. Proyeksi Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan dan Industri 9. Hasil Investigasi Geologi Permukaan 10. Aspek Hidrologi 11. Pertanian dan Irigasi 12. Kebutuhan Air Perikanan 13. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 14. Analisa Keseimbangan Air (Water Balance) 15. Visualisasi GIS 16. Kajian Perencanaan Awal (Basic Design) 17. Penyediaan Air Bersih Perdesaan (Rural Water Supply) 18. Rencana Perbaikan Sungai Benanain Hilir (River Training) 19. Analisa Kuantitas dan Biaya 20. Analisis Ekonomi 4-87
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
21. Rencana Pengelolaan di DAS Benanain 22. Kajian Informasi Lingkungan 23. Rencana Induk Pengembangan & Pengelolaan SDA WS Benanain 24. Rekomendasi Pelaksanaan proyek 25. Usulan Pengembangan Kelembagaan untuk Pengelolaan WS
Secara ringkas isi dari studi diatas adalah sebagai berikut. 1. Sebagai dampak dari Jajak Pendapat pada September 1999 maka terjadinya perubahan status dari provinsi Timor Timur menjadi Negara Timor Leste. Dengan adanya Negara baru tersebut kiranya perlu suatu perkuatan di daerah perbatasan untuk menangkal adanya infiltrasi politik yang dikhawatirkan mengganggu stabilitas keamanan khususnya didaerah perbatasan. 2. Pergeseran
peran
pemerintah
dari
sistem
sentralisasi
ke
desentralisasi,
memerlukan upaya pemberdayaan dalam hal penanganan sektor pengairan dengan memperhatikan aspek transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas. 3. Berkaitan dengan Kebijakan Nasional dalam aspek Penataan Ruang. 4. Konsep dasar Pengembangan didasarkan atas aspek Pengembangan dan Aspek Pengelolaan Sumber Daya Air. 5. Studi-Studi Terdahulu didasarkan atas Timor Island Water Resources Development Study oleh Crippen International Ltd, Canada tahun 1980; termasuk Studi Optimasi Pola Umum Pengembangan Sumber daya Air Provinsi NTT. 6. Tujuan studi didasarkan atas Tujuan Jangka Pendek/Mendesak (1-2 tahun) dan Tujuan Jangka Panjang (5-20 tahun) dengan Manfaat studi adalah sbb : a. Menghasilkan suatu perencanaan terpusat dan sarana koordinasi untuk menerapkan pendekatan pengembangan sumber daya air terpadu. b. Memberikan arahan bagi pengambil keputusan untuk pengelolaan DAS Benanain secara optimal c. Menghasilkan sejumlah rencana pengembangan sumber daya air untuk mendukung pengelolaan DAS Benanain secara optimal. 4-88
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
d. Menyusun rencana pembangunan yang bertahap untuk menggali peluang bagi proyek proyek pengembangan SDA baik yang bertujuan tunggal maupun ganda di DAS Benanain. 7. Kebijakan Nasional Pengembangan dan Pengelolaan SDA didasarkan atas Pesan GBHN dan Lima Prioritas Pembangunan Nasional (Propenas) yaitu a. Prioritas Pembangunan Nasional REPETA b. Prioritas Pembangunan Pemukiman dan Prasarana Wilayah 8. Potensi Pengembangan DAS Benanain berdasarkan Sumber Daya Alam adalah sebagai berikut : Luas NTT : Luas Darat 47.350 Km², Luas Perairan :200.000 km² Merupakan daerah kepulauan dengan 566 buah pulau, 42 pulau berpenghuni 524 tidak berpenghuni. Secara geografis NTT adalah Provinsi yang terletak paling selatan di Indonesia berbatasan dengan Australia dan Timor Leste. Terletak 80 - 12º Lintang Selatan dan Antara 118º-125º Bujur Timur. Perbatasan sebelah Utara dengan Laut Flores, sebelah Selatan dengan Laut Hindia, sebelah barat dengan NTB, sebelah timur dengan Timor Leste. Fisiografi pulau Timor sebagai suatu wilayah pengembangan sumber daya air di Provinsi NTT memiliki luas wilayah 16.401 km dan terdapat 2 sungai besar, yaitu Noelmina dengan DAS 16000 km² (9,75%) dan Benanain dengan DAS 3.150 km (19,2%). Gunung (Nuaf) Mutis dengan ketinggian 2.427 m adalah merupakan puncak tertinggi di wilayah Timor Bagian Barat dan berperan penting sebagai penangkap hujan sehingga kedua sungai besar tersebut mempunyai mata air. Berdasarkan Studi ini bahwa Anak anak sungai DAS Benanain tentang Pembagian Wilayah Sungai terdapat 5 SWS : a. SWS Nunkurus (2.062,70 km²) b. SWS Noelmina (2.744,10 km²) c. SWS Mena (2.569,42 km²) 4-89
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
d. SWS Termanu (1.957,96 km²) e. SWS Benanain (5.077,23 km²) Terdapat sungai-sungai yang melintas antar Kabupaten dan melintasi antar Negara, yaitu Kabupaten Timor Barat dan Timor Leste. Sungai-sungai yang melintasi salah satu wilayah ini akan menjadi node dalam model analisis DAS. Debit debit sungai yang diamati : 1. Data sungai Mio-Noil Mina 2. Data debit Bokong- Takari 3. Data debit Temef- Desa Neke 4. Data Debit Nunbei- Besikama 9. Kondisi-kondisi Permasalahan dan strategi Optimalisasi Pembangunan Bidang Sumber Daya Air dan Irigasi adalah sbb : a. Kondisi-kondisi Permasalahan dan Pembangunan bidang SDA dan Irigasi didasarkan atas hasil kajian umum musim hujan yaitu terjadi pada Bulan Desember-Maret yang memiliki potensial air permukaan sebesar 29.30% atau 16.67 milyar m³. Alokasi kebutuhan air 89% untuk irigasi dan 11% untuk air baku perkotaan. b. Permasalahan Terdapat defisit ketahanan Pangan. Strategi Penanganan Sektor PSDA provinsi NTT dilaksanakan melalui Teknologi Pertanian dan teknologi Irigasi 10. Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya meliputi hal-hal sbb : a. letak geografis mempengaruhi masyarakat yang tinggal di daerah yang paling kering dengan Luas DAS 3.158 km² mencakup 3 kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu, b. Kependudukan yang diProyeksikan dalam kerangka makro ekonomi c. pendekatan dan metode Proyeksi Penduduk dan Tenaga kerja Tinjauan ekonomi dan perkembangannya meliputi berbagai sektor yaitu : a. sektor Pertanian 4-90
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
b. sektor pertambangan dan Penggalian c. sektor industry pengolahan d. sektor Bangunan/Konstruksi e. sektor perdagangan hotel dan restaurant f. sektor pengangkutan dan komunikasi g. sektor keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan h. sektor Jasa jasa Kondisi Sosial budaya Penduduk Timor terdiri dari beberapa suku yaitu : a. Penduduk suku Dawan (Atoin Metto) b. Penduduk suku Tetun (Belu)
11. Formulasi Awal Rencana Induk DAS Benanain meliputi hal-hal sbb : a. Secara Umum terdiri atas : Jangka pendek (penyelarasan dengan RDTRW I dan II ) Jangka menengah penyelerasan dengan RUTRW I dan II Jangka Panjang penyelerasan dengan dengan SNPTR/RTRWN b. Rencana Pengembangan Jangka Pendek c. Seleksi dasar Pemilihan Lokasi prioritas berdasarkan kondisi : a. topografi b. geologi permukaan c. aksesbilitas jalan ke lokasi bendungan d. aspek Luas DAS Khusus untuk Aspek Teknis, hal-hal yang ditinjau meliputi : a. Kapasitas Tampungan b. Impounding Porosity c. Harmful Geological Structure e. Tinggi DAM Rencana f. Potensi Sedimentasi g. Foundation Bearing Capacity
4-91
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
h. Areal yang teririgasi (terairi) i. Jarak ke Quarry j. Perkiraan Volume Quarry Untuk Aspek Pertanian meliputi hal-hal peninjauan sbb : a. Potensi Area Pengembangan b. Curah hujan Tahunan c. Penggunaan Lahan d. Kondisi hutan e. vegetasi di daerah genangan f. kesiapan lahan g. angka erosivitas daerah Pengaliran h. Perkolasi Untuk Aspek sosial ekonomi, peninjauan meliputi hal-hal sbb : a. Prakiraan Biaya Konstruksi b. Tingkat Kebutuhan Air Baku c. Densitas Penduduk d. Relokasi Penduduk e. Status Lahan di Daerah Genangan f. Akses menuju Lokasi Bendung g. Marketing Distance h. Keuntungan Tambahan
12. Proyeksi Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan, dan Industri didasarkan atas berbagai hal dan asumsi sbb : 1. Kondisi Pemenuhan Air Baku Saat ini (per Kabupaten) 2. Penggunaan Air Rumah Tangga Perkotaan dan Industri 3. Proyeksi kebutuhan air RKI 4. Aspek sosial ekonomi terhadap kebutuhan air
4-92
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
13. Hasil Investigasi Geologi Permukaan Pemetaan Geologi Permukaan terdiri atas : 1. Geologi Regional, dan 2. Geologi daerah penyelidikan Hasil Investiagasi geologi permukaan meliputi : a. Rekomendasi Awal untuk tahap studi Lanjutan b. usulan volume pekerjaan investigasi geologi dan test laboratorium c. Hasil Pekerjaan Investigasi Geologi dan test Laboratorium (per waduk)
14. Aspek Hidrologi didasarkan atas data dan perhitungan seperti dibawah ini. a. Data
hidrometeorologi dari stasiun meteorology
berupa
data Suhu,
kelembaban relative, evaporasi, lama penyinaran matahari, kecepatan angin. b. data curah hujan berasal dari : Stasiun penakar curah hujan, data pencatat hujan, curah hujan jam jaman, curah hujan rerata DAS c. Data debit diperoleh dari : Stasiun pengamatan debit, data pengamatan debit sesaat, analisis debit andalan, perhitungan debit jangka panjang di stasiun AWLR, debit simulasi di rencana lokasi waduk, perhitungan debit banjir, hidrograf debit rencana, d. Sedimentasi diperoleh dari : Laju sedimentasi tahunan, sedimentasi waduk, penelusuran banjir melalui waduk. e. Analisa ketersediaan debit air tanah dilakukan berdasarkan data dari Sumber data dan lokasi sumur sbb : i.
Ciri Hidrolika akuifer
ii.
Geologi dan hidrogeologi
iii.
analisis kualitas air tanah : Sumber data Mota Klik, Noil Muti, Noil Maubesi, Noil Hala, Noil Sebau.
4-93
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
15. Pertanian dan Irigasi didasarkan atas berbagai kondisi sbb : a. Kondisi Sektor pertanian Daerah studi b. Pola Tata tanam c. kebutuhan air Irigasi dan produksi untuk pertanian d. perhitungan luas maksimum teririgasi. e. Kondisi agro ekonomi seperti Areal tanam, sarana produksi, produksi per hektar, biaya produksi per hektar, pendapatan per hektar. Perkiraan kondisi Pertanian yaitu meliputi Pola dan intensitas tanam masa mendatang, pemilihan tanaman, palawija, hortikultura, tingkat kemampuan lahan dan lain sebagainya.
16. Kebutuhan Air Perikanan ; a. Umum ; 1. Potensi perikanan lebih menonjol sebagai Hasil Kelautan di Prop. NTT 2. Potensi Tambak (Th.1999) = 35.455 ha (LAPAN, th.1990) ……>
Dimanfaatkan
= 434,5 ha (1,23 %), diolah (tambak) = 855 ha, Hasil produksi 784,4 ton (th.1999) dan bersifat tradisional (pasang surut) b. Potensi Tambak dipengaruhi oleh : 1. Salinitas air 2. Jenis tambak, luas tambak (kedalaman = 0,8 m) 3. Curah hujan, Evaporasi, Rembesan (seepage) 4. Tingkat kebutuhan penggelontoran/penggantian air 5. Jadwal produksi a) Proyeksi Budidaya Tambak; (Potensi seluas = 35.455 ha)…….> di Wilayah S.Benanain adalah seperti tabel berikut : Tabel 4. 32 Proyeksi Budidaya Tambak No. 1
Kabupaten Kupang
Daerah Potensial Tambak (ha) 8.649
Rencana Pembangunan Sarana Pengairan untuk Tambak Desain Irigasi Tambak
4-94
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
2
TTS (Timor Tengah Selatan)
9.264
Saluran Tambak
3
TTU (Timor Tengah Utara)
1.330
Situ Air Tawar untuk Tambak = 1 ha
4
Belu
11.196
5
Ende
590
6
Ngada
2.000
7
Manggarai
2.426
Pompa Air tambak Pencetakan Lahan tambak Jalan Inspeksi
b) Sumber Air adalah Pengairan air laut dan air tawar; Kebutuhan air tawar yang diperlukan berupa Penyediaan PAH yaitu Embung/ Waduk Kecil. Untuk itu dapat dilihat pada RTRW Kabupaten – Kabupaten.
17. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Katagori PLTA ; a. Daya > 5 MW …………………………………> PLTA b. Daya 1 MW > P > 5 MW ………….….....> Mini Hydro c. Daya < 1 MW ………………………………> Microhydro
Waduk-waduk yang diusulkan dalam Study ; Waduk-waduk diusulkan PLTA adalah Temef Dam …> Lokasi = Kec.Amanuban Tengah, Kab. TTS; Asal = S. Benanain Hulu; Kebutuhan Untuk = Kota SoE
Waduk-waduk diusulkan Mini hydro adalah ; 1. Maubesi Dam …………………………..> Lokasi = Kec. Insana, Kab. TTU Asal = S. Maubesi Kebutuhan Untuk = Kec. Insana
2. Muti Dam
……………………………..> Lokasi = Kec. Miomafo Timur, Kab. TTU; Asal =
S. Muti; Kebutuhan Untuk = Kec. Miomafo Timur
Waduk-waduk diusulkan Micro hydro adalah ; 1. Bijeli Dam ………………………..> Lokasi = Kec. Mollo Selatan, Kab. TTS 4-95
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Asal = S. Bijeli Kebutuhan Untuk = Kota Soe
Sistem jaringan PLN (supply mandiri) = 6 Jaringan ; ….> Kupang ; Oesao ; SoE ; Kefamenanu ; Atambua; Kalabahi ( Koordinasi Cab.Kupang)
Tabel 4. 33 Cabang PLN KUPANG (Pembangkit Sistem Diesel) Cabang / Ranting PLN
Diesel (unit)
Cap. Diesel (kW)
Cab. KUPANG :
12
32,54
R g. Oesao
30
0,34
R g. SOE
20
2,0
Rg. KEFAMENANU
12
2,51
R g. ATAMBUA
24
2,98
R g. KALABAHI
2
2,5
Cap. Produksi (GKwh)
Cap. Consumption (GKwh) Th. Th. 1988 1997
Residen tial
Konsumsi Th.1997 (GWh))
Th. 1988
Th. 1997
Commerci Industri al al
38,76
103.65
31,13
12,68
48,08
14,63
16,75
11,49
-
-
-
-
-
-
-
-
Public
18. Keseimbangan Air Alokasi Kebutuhan Air Baku direncanakan Th. 2003 s/d 2027 a)
Kebutuhan PLTA dan Potensi Ketersediaan Air ;
Waduk-Waduk Di Dalam Das Benanain (study PT.Indah Karya + Virama Karya th.1999-2001) ; 1.
Wd. Muti
Q = 251 L/det
Ds.Manikin,
Kec.Haekto Miomaffo Timur Kab.TTU
2.
Wd. Oinlasi
Q = 191 L/det
Ds.Oof,
Kec.Amanuban Barat Kab.TTS
3.
Wd. Sekon
Q = 164 L/det
Ds.Tanepah,
Kec.Insana Kab.TTU
4.
Wd. Biliuana
Q = 103 L/det
Ds.Fatunisuan,
Kec. Miomaffo Barat Kab.TTU
5.
Wd. Maubesi
Q = 30 L/det
Ds.Susulaku,
Kec.Insana Kab.TTU
6.
Wd. Bikomi
Q = 74 L/det
Ds.Maurisu,
Kec.Miomaffo Timur Kab.TTU
7.
Wd. Kapan
Q = 39 L/det
Ds.Laob,
Kec. Mollo Selatan Kab.TTS
4-96
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
8.
Wd. Oehala
Q = 30 L/det
Laporan Akhir
Ds.Oelbobok,
Kec.Mollo Selatan Kab.TTS
9.
Wd. Fatuhala
Q=
7 L/det
Ds.Mandeu,
Kec.Malaka Timur Kab.BELU
10. Wd. Siki
Q=
9 L/det
Ds.Hauteas,
Kec.Biboki Utara Kab.TTU
11. Wd. Aroki
Q=
5 L/det
Ds.Maubesi,
Kec.Insana Kab.TTU
12. Wd. Besiklaran
Q=
9 L/det
Ds.Naitimu,
Kec.Tasifeto Barat Kab.BELU
13. Wd. Kiumina
Q = 15 L/det
Ds.Oenenu,
Kec.Miomaffo Timur Kab.TTU
14. Wd. Bijeli
Q = 54 L/det
Ds.Laob.N Noni,
Kec.Mallo Selatan.AT Kab.TTS
15. Wd. Halikatuas
Q = 50 L/det
Ds.Sanleo,
Kec.Malaka Timur Kab.BELU
b)
Kebutuhan Air Peternakan ;
c)
Bangunan Pengendali Sedimen ;
d)
Perhitungan /Kriteria Perencanaan Waduk ; -
Sedimen Waduk, Pengelak banjir/Coffer Dam, Bendungan Utama, Pelimpah/ Spillway;
-
Bangunan intake ; Headrace Tunnel ; Surge Tank ; Penstock ; Tailrace Chanel ; Powerhouse ; Road ;
e)
Acces Sabo Dam
Daftar Perencanaan Waduk / Bendungan 1. BD. Maubesi 2. BD. Bikomi 3. BD. Muti 4. BD. Temeh 5. BD. Bijeli 4-97
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
6. BD. Kapa 7. BD. OehaLa 8. BD. Ointasi 9. BD. Nollfatu 10. BD. Nipole 11. BD. Ubaki 12. BD. Halikatuas 13. BD. Fatulaha 14. BD. Sekon III 15. BD. Siki 16. BD. Kiumina 17. BD. Noenasi 18. BD. Billiuana 19. BD. Labobi 20. BD. AROKI 21. BD. Besiklaran a) Potensi Ketersediaan Air, sebagai Suplai Air Baku sebagai berikut ; 1. Wd. Maubesi
Q = 30 L/det
Ds.Susulaku,
Kec.Insana Kab.TTU
2. Wd. Kapan
Q = 39 L/det
Ds.Laob,
Kec. Mollo Selatan Kab.TTS
3. Wd. Oehala
Q = 30 L/det
Ds.Oelbobok,
Kec.Mollo Selatan Kab.TTS
4. Wd. Fatuhala
Q=
7 L/det
Ds.Mandeu,
Kec.Malaka Timur Kab. Belu
5. Wd. Siki
Q=
9 L/det
Ds.Hauteas,
Kec.Biboki Utara Kab.TTU
6. Wd. Aroki
Q=
5 L/det
Ds.Maubesi,
Kec. Insana Kab.TTU
7. Wd. Besiklaran
Q=
9 L/det
Ds.Naitimu,
Kec.Tasifeto Barat Kab. Belu
8. Wd. Kiumina
Q = 15 L/det
Ds.Oenenu,
Kec.MiomafoTimur KabTTU
9. Wd. Bijeli
Q = 54 L/det
Ds.Laob.N Noni,
Kec.Mallo Selatan, Kab.TTS
b) Kondisi Penyediaan Air Pedesaan ; Penduduk di Wilayah S.Benanain sumber air baku dari = Sumur Gali (kedalaman = 5 – 10 m) Terbesar Pemanfaatan sumur gali = 4 rumah / 1 sumur ( 1 KK = 3 - 4 jiwa ) ; 1 KK = 1 Rumah 4-98
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Terdapat system PDAM jaringan Transmisi ( + 12 Km) masyarakat belum semua terlayani kebutuhan air PDAM c) Rencana Pembangunan Penyediaan Air Bersih ; Kriteria pemilihan Desa Direncanakan Pembangunan Penyediaan Air Bersih periode 25 tahunan (th. 2003 – 2027 ) Mutu Air ; Sumber air baku ; 19. Penyediaan Air Pedesaan terdiri atas Neraca air, kehandalan ketersedian air 80 %
dan beberapa kondisi sebagai berikut : Sistem perpompaan ; Hidran Umum/ Kran umum Sambungan Rumah (jumlahnya berapa?) Sistem pipa jaringan (Distribusi = diameter 20 – 25 mm GSP) ; System pengolahan AB (IPA) = Sederhana (IPAS) ; Air Filtrasi dengan IPAS ; dengan system Desinfektan ( kaporit 3 ppm) Biaya Konstruksi Pembuatan IPAS = Rp. 25.000,-/M3 ( per Th. 2001 ) Kebutuhan air (konsumsi per Kapita per Hari (Standard Dit.Cipta Karya- PU) ; 1. Penggunaan Hidran Umum/ Kran Umum
= 30 Lt/ kapita/ hari
2. Penggunaan Sambungan Rumah
= 60 Lt/ kapita/ hari
3. Kehilangan air (Max.)
= 20 % dari Demand
20. Kajian Perbaikkan Sungai Benanain Hilir
Item kegiatan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : Daerah Irigasi (Kiri Kanan S. Benanain) = 15.000 ha merupakan Daerah pertanian Banjir Pernah terjadi tgl. 27 Mei 2000 yang merupakan bencana genangan Dataran Besikama a. Dataran Besikama, luas genangan = 10.155 ha (Kiri = 7.095 ha dan Kanan = 3.060 ha ) b. Debit puncak banjir = 5000 - 6000 m3/det c. Bersamaan air pasang mencapai Elv. 5.50 M Perencanaan & Data Teknis Tanggul Wilayah Sungai / WS 4-99
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Analisa Manfaat Pengendalian Banjir Kelayakan Ekonomi Analisis Sensitivitas Jadwal Rencana Pelaksanaan
Konstruksi Tanggul dan PDAM dengan data-data sebagai berikut : Analisa Kuantitas dan Biaya Konstruksi Tanggul dan PDAM Analisis Kuantitas dan Biaya Pekerjaan Analisis Ekonomi (Bendungan, Pertanian, pengendali Banjir, Proyek PLTA, Ekonomi Proyek, Pengembangan DAS Benanain)
21. Kajian Informasi Lingkungan Lokasi dan Pendekatan Pelaksanaan Studi diperlukan Untuk Pengembangan WS. Benanain seperti yang dilaporkan dibawah ini Lokasi Utama yang DIREKOMENDASIKAN untuk Pengembangan WS Benanain yaitu: 1. Wd. Temef / Neke
di : S.Benanain Lok.: Ds.Neke. Kec. Amanuban, Kab.TTS
2. Wd. Haeneno / Bokis
di : S.Maubesi Lok.: Ds….., Kec.Insana, Kab.TTU (anak S.Benanain)
3. Wd. Aroki / Samala
di : S. Atroki Lokasi : Ds.Aroki, Kec.Biboki Utara, Kab.TTU (anak S.Benanain)
4. Wd. Halikatuas / Boas di : S. Hearan Lok.: Ds.Boas, Kec.Malaka Timur, Kab.Belu (anak S.Betun. – Anak S.Benanain) 5. Wd. Kiumina
di : S.Maubesi Lok.: Ds.Kiumina, Kec.Malaka Timur, Kab.TTU (Anak S.Benanain)
22. Rencana Induk Pengembangan dan Pengelolaan SDA – WS Benanain Master Plan berdasarkan Komponen Pengembangan Pengelolaan SDA adalah sbb : Komponen Pengelolaan SDA dalam Rencana Induk : - Komponen 1: Pengembangan SDA ---> ( Sektor Air Bersih ; 4-100
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Domestik, Industri, Irigasi dll) - Komponen 2: Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) ---> Konservasi Lahan - Komponen 3: Pengendalian Banjir ---> Pengelolaan dan Pengendalian Banjir - Komponen 4: Memantapkan Kerangka Institusi Pengelola SDA – ---> Institusi SDA - Komponen 5: Pengelolaan Kualitas Air ---> Rencana Pengelolaan KA.sungai, Limbah RT + Industri Rencana Sektor Penyediaan Air Bersih dan Industri (PDAM) diantara (data Th. 2000 – 2001) : 1. Wd. Kiumina
biaya konstruksi = USD 4.447 Million
2. Wd./ BD. Halikatuas
biaya konstruksi = USD 5.6
3. Wd./ BD. OehaLa
biaya konstruksi = USD 3.156 Million
4. Wd.Serbaguna Muti
biaya konstruksi = USD 28.2
5. Wd. Sekon
biaya konstruksi = USD 7.469 Million
6. Wd. Oinlasi
biaya konstruksi = USD 7.098 Million
7. Wd. Siki
biaya konstruksi = USD 4.04
8. Wd. Maubesi
biaya konstruksi = USD 21.98 Million
9. Wd. Kapan
biaya konstruksi = USD 10.9
Million
10. Wd. Bijeli
biaya konstruksi = USD 9.91
Million
11. Wd. Bikomi
biaya konstruksi = USD 5.18
Million
12. Wd. Biliuana
biaya konstruksi = USD 9.55
Million
13. Wd. Aroki
biaya konstruksi = USD 6.83
Million
14. Wd. Besiklaran
biaya konstruksi = USD 4.168 Million
15. Wd.Serbaguna Temef
biaya konstruksi = USD 52.85 Million
Million
Million
Million
4-101
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 34 Rencana / Usulan Pelaksanaan Program Induk Berdasarkan Komponen (Laporan th. 2000-2001) ; Waduk / Bedungan
Sungai (anak Sungai)
Kiumina
S.Bikomi Tasolak)
Halikatuas
S.Bananain (S.Noil)
OehaLa
S.Bananain (S.Mota)
Wd. Serbaguna Muti Sekon
S.Bananain +S.Maubesi (S.Muti)
Oinlasi Siki Maubesi Kapan Bijeli Bikomi Biliuana Aroki
(S.Nono
S.Bananain (S.Maubesi) S.Bananain (S.Noe laku) S.Maubesi (S.Siki)
Lokasi
Curah Hujan (mm/t h)
Luas DAS (km2)
Type Bendung
Vol. Tampung an Waduk (Mm3)
PLTA (MW)
Irigasi (Ha)
Kapasitas (Lt/det)
PDAM Melayani (jiwa)
Biaya Konstruksi (USD Mllion)
Kec.Miomafo Timur, Kab.TTU Kec.Malaka Timur, Kab.Belu Kec.Mollo Utara, Kab.TTS Kec.Atambua, Kab.TTU
1135
41,5
Rock fill
2,09
-
-
19,5
56.182
4.447
1000
21,77
Rock fill
2,09
-
103
50
31.920
5.6
1274
6,8
Rock fill
0,45
-
-
30
86.599
3.156
1550
419,5
Rock fill
3,26
3,11
400
250
721.525
28.2
786
71,3
Rock fill
3,57
-
-
150
472.782
7.469
1154
45,70
Rock fill
3,95
-
-
191
500.079
7.098
1098
12,41
Rock fill
0,72
-
-
9
25.801
4.04
1248
451,2
Rock fill
43,23
-
1272
30
86.400
21.98
2420
77
Rock fill
3,93
-
393
-
-
10.9
2362
31,9
Rock fill
2,06
-
-
54
155.520
9.91
1603
204,6
Rock fill
2,41
-
-
74
213.719
5.18
1505
90,3
Rock fill
1,88
-
-
103
295.849
9.55
1505
20
Rock fill
3,6
-
-
5
15.216
6.83
Kec.Insana, Kab.TTU Kec.Amanuban Barat, Kab.TTS Kec.Atambua, Kab.TTU S.Maubesi Kec.Insana, Kab.TTU S.Noe Sebau Kec.Mollo Utara, Kab.TTS S.Bananain (S.Noe Kec.Mollo Sel, Bijeli) Kab.TTS S.Noe Asbani (S.Noe Kec.Mollo Sel, Bikomi) Kab.TTS S.Muti (S.Tasalok) Kec.Miomafo Brt, Kab.TTU S.Mota Maro (S.Aroki) Kec.Biboki Utara, Kab.TTU
4-102
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Besiklaran
Wd. Serbaguna Temef
S.Noel (S.Maukumu)
Baen Kec.Malaka Timur, Kab.Belu S.Bananain (S.Noe Kec.Atambua, Bijeli) Kab.TTU
Laporan Akhir
907
17,9
Rock fill
0,31
-
-
16
4.983
4.168
1916
476,1
Rock fill
161,47
7,0
1.953
-
-
52.85
Sumber : Review Studi Pengembangan Pengelolaan SDA WS Benanain di Pulau Timor Barat, Tahun 2001
4-103
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
23. Rekomendasi Pelaksanaan Proyek Berikut adalah saran dan rekomendasi pelaksanaan proyek Program Pelaksanaan Tahun 2004 – 2019 Tabel 4. 35 Program Pelaksanaan Tahun 2004 - 2009
Tahap
Periode
Jumlah Waduk/SaboDam
Total Biaya (Juta USD)
I
2004 - 2008
3 Waduk, 1 Sabo Dam
67 (lewat)
II
2009 – 2018
4 Waduk, 2 Sabo Dam
53,5 (berjalan)
III
2018 - 2029
6 Waduk, 1 Sabo Dam
64,2
(Laporan th. 2000-2001).
Penyediaan Air Bersih Tabel 4. 36 Penyediaan Air Bersih
No.
Intake (Wd./Bd)
Lokasi
Kapasitas (Lt/det)
Pelayanan (jiwa)
Biaya Konstruksi (Juta x Rp.)
1
Maubesi
Ds.Susulaku, TTU
27
77.760
66
2
Bikomi
Ds.Maurisu, TTU
54
155.5520
127
3
Kapan
Ds.laob, TTS
39
112.320
93
4
Oehala
Ds.Oelbobok, TTS
30
86.400
73
5
Fatuhala
Ds.Mandeu, TTS
7
20.160
21
6
Siki
Ds.Maubesi, TTU
9
25.920
25
7
Aroki
Ds.Hauteas, TTU
5
14.400
16
8
Besiklaran
Ds.Naituma, Belu
9
25.920
25
9
Kiumina
Ds.Oenenu, TTU
15
43.200
39
(Laporan th. 2000-2001).
Pengembangan Irigasi & Penggunaan Lahan Tabel 4. 37 Pengembangan Irigasi & Penggunaan Lahan
No.
1
Intake (Wd./Bd) Wd. Serbaguna
Luas Areal Tanam Dilayani (Ha)
Produksi Padi (Ton)
Pengembangan Debit Irigasi (Rata2 Lt/det)
1832
5284
5,28
648
1869
1,87
Temef (04) 2
Wd. Serbaguna Muti (3)
4-104
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No.
Intake (Wd./Bd)
Laporan Akhir
Luas Areal Tanam Dilayani (Ha)
Produksi Padi (Ton)
Pengembangan Debit Irigasi (Rata2 Lt/det)
3
Wd. Muti (01)
278
803
0,8
4
Wd. Kapan (06)
233
672
0,67
5
Wd. Bijeli (05)
231
866
0,67
(Laporan th. 2000-2001).
Usulan Konservasi dan Daerah Tangkapan Air (DTA) Tabel 4. 38 Usulan Konservasi dan Daerah Tangkapan Air (DTA)
No a.
Uraian
Kabupaten
Teknis – SABO DAM
TTS
1
Noilfatu Sabo
TTS
2
Ubaki Sabo
TTS
3
Nepolei Sabo
TTS
4
Waduk SikiSabo
TTU
b.
Penanganan VEGETATIF pada Hulu DAS
1
Reboisasi DAS Temef
TTS
2
Reboisasi DAS Kiumina
TTU
3
Reboisasi DAS Thalikatuas
Belu
4
Reboisasi DAS NoilFatu Sabo
TTS
5
Reboisasi DAS Oehala
TTS
6
Reboisasi DAS Ubaki Sabo
TTS
7
Reboisasi DAS Muti
TTU
8
Reboisasi DAS Sekon
TTU
9
Reboisasi DAS Nipolie Sabo
TTU
10
Reboisasi DAS Oinlasi
TTS
11
Reboisasi DAS Siki
TTU
12
Reboisasi DAS Maubesi
TTU
13
Reboisasi DAS Kapan
TTS
14
Reboisasi DAS Bijeli
TTS
4-105
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Laporan Akhir
Uraian
Kabupaten
15
Reboisasi DAS Bikomi
TTU
16
Reboisasi DAS Noenasi Sabo
TTU
17
Reboisasi DAS Biliuana
TTU
18
Reboisasi DAS Fatuhala
Belu
19
Reboisasi DAS Aroki / Samala
TTU
20
Reboisasi DAS labobi
Belu
21
Reboisasi DAS Besiklaran
Belu
22
Noenasi Sabo
TTU
c.
Instalasi Hidrometri DAS Benanain
(Laporan th. 2000-2001).
Usulan Pemasangan Peralatan Hidrometri Tabel 4. 39 Usulan Pemasangan Peralatan Hidrometri
No a.
Kecamatan / Kabupaten
Usulan Stasiun
DAS
Stasiun Penakar Hujan ;
1
Ponteu
Pem. Mollo Tengah / TTS
Noil Sebau
2
Sebot
Mollo Utara / TTS
Noil Bijeli
3
Noinbila
Mollo Selatan / TTS
Noil Tualeo
4
Bijaepasu
Miomaffo Barat / TTU
Noil Nibifei / Muti Hulu
5
Oelet
Amanuban Timur / TTS
Noil Bunu
6
Niti
Malaka Barat / Belu
Noil Okan
7
Pantea
Biboki Selatan / TTU
Noil Maubesi Hulu
8
Tunbaen
Biboki Utara / TTU
Noil Maubesi Hulu
b.
Stasiun Pengamat Muka Air (AWLR) ;
1
Bijeli
Mollo Selatan / TTS
Noil Sebau
2
Bosen
Mollo Selatan / TTS
Noil Bijeli
3
Loiram
Insana / TTU
Noil Maubesi
4
Manulea
Malaka Tengah / Belu
Noil Baen
c.
Perbaikan Stasiun Pengamatan Muka Air (AWLR) ;
4-106
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No 1 d. 1
Laporan Akhir Kecamatan / Kabupaten
Usulan Stasiun Neke / Temef AWLR
Amanuban Tengah / TTS
DAS Noil Benanain
Perbaikan Stasiun Pengamatan Iklim ; Sekon
Miomaffo Timur / TTU
Noil Maubesi
(Laporan th. 2000-2001).
Usulan Pengendalian Banjir (Laporan th. 2000-2001). 1. Rehabilitasi bangunan2 sungai 2. Ruas sungai yang belum dilakukan perbaikkan 3. Ruas sungai bagian Hilir perbaikkan dilakukan terleih dahulu 4. Rencana pekerjaan sungai bertahap ( tahap jangka pendek, menengah & panjang)
Usulan Pemantapan Kerangka Institusi Pengelola SDA (Laporan th. 2000-2001).
1. Dinas Irigasi & SDA Propinsi 2. Dinas Irigasi & SDA Kabupaten TTS, TTU dan Belu 3. Balai PSDA 4. Usulan Pembentukan Proyek Induk Pengembangan Wilayah Timor Barat 5. Pemberdayaan Instansi, punya Unit Kerja ; a. Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) b. Pengelolaan Kualitas Air (KA) c. Pengelolaan Air Tanah d. Konservasi Lahan dan Air
Rekomendasi Usulan Proyek Mendesak / Khusus (Laporan th. 2000-2001). a. Pengembangan DAS ; 1. Waduk Temef 2. Waduk Kiumina 3. Waduk Halikatuas b. Pengelolaan DAS dan Penanganan Erosi : Noilfatu Sabo Dam c. Penangan Banjir : Pengendalian Banjir DAS Benanain
4-107
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
24.
Laporan Akhir
Usulan Pengembangan Kelembagaan untuk Pengelolaan Wilayah Sungai Kelembagaan yang diusulkan meliputi hal sebagai berikut : 1.
Operasi pemeliharaan dan Pengembangan di Satuan Wilayah Sungai Benanain
2.
PJT Benanain (Perum Jasa Tirta Benanain)
3.
PIP WS Benanain
4.
Dinas PU Pengairan / SDA Propinsi Dan Balai PSDA
5.
Dinas PU Pengairan/SDA Propinsi (DPUPP)
6.
Balai PSDA
7.
Pengelolaan SDA dan Pemanfaatan nya diantaranya ; a) Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) ----- Perencanaan pengelolaan DTA, tanggung jawab Pengelolaan DTA terkait
dengan
Instansi
(Dep.Kehutanan,
Dep.
Pertanian, Dep.PU / Dinas SDA Prov. , dan instansi terkait) b) Pengelolaan Kualitas Air ------------------------
Monitoring kualitas air
sungai/ air tanah, Pemantauan Air dan air limbah dan Pengujiaan kualitas air & air limbah (Lab. Sdh Terakriditasi) --------- Bapedal – KLH WQM (Water Quality Management), Bappedal-da, c) Pengelolaan Air Tanah ---------------------------
Ttg; alokasi air tanah, suplai,
penggunaan, konservasi
&
pengendalian
kualitas air. d) Panitia Tata Pengaturan Air (PTPA) ----------- fungsi ;
memberi nasehat/
Rekomendasi kepada Gubernur tentang SDA
4-108
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4.2.1. Waduk Kiumina (Waduk Suplay air baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Kiumina di Desa Oesena, Kec. Miomafo Timur Kab. Timor Tengah Utara terletak didekat kota Kefamenanau yang merupakan ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara. Site bendungan terletak di hulu aliran Sungai Bikomi yaitu Sungai Nono Tasolak, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara Nusa Tenggara Timur. As Bendungan dapat dicapai dari km jalan Raya Kefamenanu – Ambeno, berjalan kaki sejauh 2 km. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi di sekitar bendungan, terutama kota Kefamenanu. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Kiumina terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As Bendungan Kiumina diidentifikasikan pada anak sungai Noel Benanain, yaitu Nono Tasolak. Secara administratif, as bendungan terletak di Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Waduk direncanakan untuk sebagai waduk suplai airbaku untuk kota Kefamenanu. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1.135 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,1 m3/det. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 5,1 km dan luas DAS 41,5 km2. Jenis bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 23,5 m, dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2,09 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.28 Mm3. Dengan pembangunan bendungan yang berkapasitas 19,5 lt/detik dan mampu melayani 56.186 jiwa. 4-109
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota. Tabel 4. 40 Data Teknis Bendungan Kiumina No
Kiumina
Keterangan
1
Penggunaan
Waduk Suplay air baku
2
Sungai
Nono Tasolak
3
Curah hujan tahunan
1.135 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0,1 m3/det
5
Panjang aliran sungai
5,1 km
6
Luas DAS
41,5 km2
7
Jenis bendungan
type rock fill
8
Tinggi Bendungan
23,5 m
9
Panjang Bendung
240 m
10
Total volume tampungan waduk
2,09 Mm3
11
Volume Waduk Maksimal
5.189.886,34 m3
12
Volume efektif
0,28 Mm3
13
Ketersediaan material pada lokasi
Tersedia
14
Kapasitas
19,5 lt/detik
15
Catchment Area
41,5 km2
16
Masa Pakai
50 tahun
17
Luas Genangan Waduk
473.116,17 m2
18
Elevasi Max
475 m
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Waduk Kiumina merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota dengan kapasitas suplay air baku dan air minum sebesar 19.5 lt/detik dan mampu melayani 56.186 jiwa.
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 4-110
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
1.
Bangunan utama dan Pelengkap
2.
Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)
Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1.
Bendungan Utama
2.
Pengelak Banjir
3.
Bangunan Pengambilan
4.
Pelimpah
Bangunan investasi PDAM 1.
Bangunan Pengambilan
2.
Saluran Pembawa
3.
Sarana Pengolahan air
4.
Sambungan sambungan
5.
Desain teknis
f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat harga ekonomi saat ini adalah USD 4,447 Million (4,447 juta Dollar) atau Rp.40.023.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 52.350.084.000,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Kiumina dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan waduk Bikomi rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Kiumina terhadap Bikomi sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap, sehingga nilai EIRR sistem adalah 13.77 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Kiumina, diusulkan pada periode jangka pendek pada tahun pertama, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.
4-111
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum.
j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 41 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Kiumina No
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
Waduk Kiumina
40.023.000.000,00
1,453,968,600,586
BCR
IRR 12%
31.9
13.7
Keterangan
Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 42 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Kiumina NO 1
UPAYA Waduk Kiumina
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman 1.453.968.600.586 NPV b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan 13.7 IRR dibangun d.Ketersediaan Bahan Tersedia 31.9 Bangunan BCR e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
4.2.2. Waduk Halikatuas (Waduk Suplai Air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Halikatuas di Kabupaten Malaka, Prov. Nusa Tenggara Timur berada disekitar 45 km dari jalan Raya Kupang Atambua-Betun. Lokasi tersebut berada pada arah timur desa Boas. Letak As bendungan dicapai dengan jalan kaki melalui jalan desa sekitar 2 km. 4-112
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai waduk suplai air baku untuk desa Boas dan sekitarnya, serta irigasi disepanjang Baen. Adanya waduk akan menunjang pembentukan sentra perkembangan wilayah untuk memberikan iklim yang lebih positif terhadap perkembangan wilayah untuk memberikan iklim kondusif terhadap perkembangan kesejahteraan masyarakat disekitarnya, terutama aspek air baku dan pertanian, selain aspek air baku dan pertanian, selain aspek sosial ekonomi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek As Bendungan Halikatuas diidentifikasi pada anak sungai Noil Baen, yaitu Mota Hoar dan bermuara di sungai Benanain. Secara Administrasi terletak di Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka. Luas DAS 21.77 km2, panjang sungai 7.8 km disebelah timur pulau Timor. Tinggi curah hujan tahunan di DAS 1.000 mm dengan kapasitas waduk 3.6 Mm3 (bruto) mampu melayani kebutuhan air baku untuk 31.920 jiwa dengan kapasitas 50 lt/det . Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 18-20 m, dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan sebesar 2.09 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.28 Mm3.
Tabel 4. 43 Data Teknis Bendungan Halikatuas No
Bendungan Halikatuas
Keterangan
1
Penggunaan
Waduk Suplay air baku
2
kapasitas waduk
3,6 Mm3
3
Sungai
Mota Hoar yaitu anak sungai Noil Baen
4
Catchment Area
21,77 km2
5
Jenis Bendungan type rock fill
type rock fill
6
Curah hujan tahunan di DAS
1.000 mm
7
Total volume tampungan
2,09 Mm3
8
volume efektif sebesar
0,28 Mm3.
9
panjang sungai
7,8 km
10
Luas DAS
21,77 km2
11
Luas genangan waduk maks
2.325.194,85 m2 4-113
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Laporan Akhir
Bendungan Halikatuas
Keterangan
12
Elevasi max
300 m
13
kapasitas
50 lt/det
14
Volume Waduk Maks
44.879.925,94 m3
15
Tinggi bendung
50 m
16
Panjang Bendung
353 m
17
Water Level
262 m
18
Low Water
260.567 m
19
Sedimen Water Level
260,4 m
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Halikatuas merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota dan mampu melayani mampu melayani kebutuhan air baku untuk 31.920 jiwa dengan kapasitas 50 lt/det . e. Komponen bendungan Komponen dari bendungan ini adalah : 1.Bangunan utama dan Pelengkap 2.Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1.Bendungan Utamaw 2.Pengelak Banjir 3.Bangunan Pengambilan 4.Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1.Bangunan Pengambilan 2.Saluran Pembawa 3.Sarana Pengolahan air 4.Sambungan sambungan 5.Desain teknis 4-114
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat harga ekonomi saat ini adalah USD 5.6 Million (5.6 juta Dollar) atau Rp. 50.400.000.000,00 dengan kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 65.923.200.000,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Halikatuar dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan waduk Bikomi dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Kiumina terhadap Bikomi sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap, sehingga nilai EIRR sistem adalah 12.7 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Halikatuas, diusulkan pada periode jangka pendek pada tahun pertama, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum.
j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 44 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Halikatuas No 1
Rencana Bangunan Waduk Halikatuas
Biaya Pembangunan (Rupiah) 50.400.000.000,00
NPV 29.601.000.000
BCR 0,31
IRR 12% 12,7
Keterangan Tidak layak
4-115
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 45 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Halikatuas NO
PRAKIRAAN KELAYAKAN
Usulan
TEKNIS Uraian a.Formasi Geologi
1
Waduk Halikatu as
Kesimpulan
Hasil Aman
b.Daya Dukung Tanah c.Topografi d.Ketersediaan Bangunan e. Ketersediaan Air
Bahan
Aman Memungkinkan dibangun Tersedia
Uraian
EKONOMI Hasil
NPV
29.601.000.000
IRR
12,7
BCR
0,31
Tersedia Tidak Layak
4.2.3. Waduk Oehala (Waduk Suplay Air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Oehala di Desa Oesena, Kec. Mollo Utara, Kab. Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site bendungan terletak di Sungai Mota Boenbafe, anak sungai Benanain. As bendungan dapat dicapai dari 9 km jalan raya SoE-Kapan, menuju air terjun Noil Hala.
Gambar 4. 12 Air Terjun Oehala
4-116
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar Bendungan. c. Deskripsi dan Latar belakang Proyek Lokasi bendungan Oehala di hulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi kondisi hidroorologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As Bendungan Oehala diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain, yaitu Noil Laku atau Mota Baenbafe menurut istilah warga setempat. Letak sumber air dari Noil Laku berdekatan lokasi rekreasi air terjun Oehala. Lokasi ini sangat dekat sekali dengan kota Soe, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor bagian Timur. Secara administrasi, as Bendungan terletak di Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu As Bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendung adalah sekitar 4 km dengan luas DAS 6,8 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.274 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.1 m3/detik. Jenis bendungan terpilih adalah type rock fill dengan tinggi 24.5 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 0.45 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.31 Mm3. Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian finansial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya bendungan tersebut yang berkapasitas 30 l/detik dapat memenuhi kebutuhan air baku 86.599 jiwa.
4-117
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 46 Data Teknis Bendungan Oehala No
Oehala
Keterangan
1
Penggunaan
Waduk Suplay Air Baku
2
Sungai
Mota Boenbafe
3
curah hujan tahunan
1.274 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0,1 m /detik
5
Panjang aliran sungai
4 km
6
Luas DAS
6,8 km
7
Jenis bendungan
type rock fill
8
Tinggi Bendungan
37,50 m
9
Panjang Bendung
133 m
10
Total volume tampungan waduk
0,45 Mm
11
Volume Waduk Maksimal
2.342.179,44 m
12
Volume efektif
0,31 Mm .
13
Ketersediaan material pada lokasi
baik
14
Kapasitas
30 lt/detik
15
Catchment Area
6,8 km
16
Masa Pakai
50 thn
17
Luas Genangan Waduk
189.274 m
18
Elevasi Max
775 m
3
2
3 3
3
2
2
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Oehala merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota dan mampu melayani mampu melayani kebutuhan air baku untuk 86.599 jiwa dengan kapasitas 30 l/detik. e. Komponen Proyek Komponen daribendungan ini adalah : 1.Bangunan utama dan Pelengkap 2.Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1.Bendungan Utama 2.Pengelak Banjir 3.Bangunan Pengambilan
4-118
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4.Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1.Bangunan Pengambilan 2.Saluran Pembawa 3.Sarana Pengolahan air 4.Sambungan sambungan 5.Desain teknis
f. Biaya Proyek Biaya
Konstruksi
proyek
pada
tingkat
USD
3,156
Million
atau
sekitar
Rp. 28.404.000.000,- dengan Kurs Rp. 9000,-. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi 37.152.432.000,g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Oehala
dievaluasi sebagai satu kesatuan sebagai
waduk
diprioritaskan pengembangannya dalam jangka pendek, bersama sama dengan waduk Temef, Muti, Kiumina, Halikatuas dan sekon sesuai rencana induk pengembangan DAS Benanain. Nilai EIRR sistem adalah 15.7 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Oehala, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode jangka pendek pada tahun pertama, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum.
4-119
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 47 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Oehala Rencana Bangunan
No 1
Waduk Oehala
Biaya Pembangunan (Rupiah) 28.404.000.000
NPV 20.007.000.000
BCR 0,16
IRR 12%
Keterangan
15,7%
Tidak layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 48 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Oehala NO
UPAYA
1
Waduk Oehala
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil Formasi Geologi Aman 20.007.000 NPV .000 Daya Dukung Tanah Aman Memungkinkan Topografi IRR 15,7% dibangun Ketersediaan Bahan Tersedia 0,16 Bangunan BCR Ketersediaan Air Tersedia Tidak Layak
4.2.4. Waduk Serbaguna Muti a. Lokasi Lokasi Waduk Serbaguna Muti terletak di Km. 173 jalan raya Kupang-Atambua, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. As Bendungan terletak di sungai Muti, Desa Tublopo, 9 km arah timur sebelum Kefamenanu dan dilanjutkan melalui jalan desa sekitar 12 km. b. Tujuan Proyek Terdapat beberapa manfaat yang bisa diwujudkan dengan dibangunnya bendungan tersebut, antara lain PLTA, irigasi dan penyedia air baku, sehingga perlu dilakukan analisa lebih lanjut untuk menentukan apakah akan dibangun sebagai waduk dengan fungsi tunggal ataukah multiguna. Prioritas pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi, finansial dan lingkungan.
4-120
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Proyek ini merupakan bagian dari rekomendasi penanganan DAS Benanain secara integral dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi, finansial, lingkungan serta kebutuhan utama masyarakat yang berada di dalam DAS tersebut. Tujuan utama dari studi ini apabila layak baik secara lingkungan maupun ekonomi adalah untuk meningkatkan luas tanam dan produktivitas komoditi padi di DI Haekto, memenuhi kebutuhan air baku dan listrik. c. Deskripsi dan latar belakang proyek Pembangunan daerah dimasa depan akan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan air baku. As bendungan Muti diidentifikasi pada sungai Muti yang merupakan anak sungai terbesar kedua dari sungai Benanain setelah sungai Maubesi. Mata air sungai Muti terletak di gunung Mutis, yang juga menjadi sumber distribusi pelayanan dari PDAM Kefamenanu. Secara administrasi as dam terletak di kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Lebar dasar sungai 300 m dan panjang sungai dari hulu hingga as bendungan adalah sekitar 47.5 km. Luas DAS 419.5 km2, tinggi curah hujan tahunan sebesar 1550 mm dan limpasan permukaan rerata adalah sebesar 2.89 m3/detik. Sebagian besar lahan pertanian di Timor Barat terletak didataran tinggi dan merupakan lahan kering. Disekitar sungai Muti tersebut terdapat hamparan Haekto dengan luas potensial 400 Ha dengan intensitas tanam 118 % (data pertanian tahun 2001) Dengan mempertimbangkan nilai debit yang ada dan tinggi bendungan. Muti berpotensial sebagai PLTA dengan head rata rata 38 m dan kecepatan 6.4 m3/detik dapat dibangkitkan 3.11 Mw Mikro Hydro yang menghasilkan energi pertahun sebesar 10.4 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari. Selain untuk irigasi dan mikrohidro, keberadaan bendungan juga mampu untuk memenuhi kebutuhan air baku 721.525 jiwa penduduk dengan kapasitas 250 liter/detik. Keberadaan bendungan Muti juga mereduksi banjir hingga 3,26 Mm3, setara dengan melindungi lahan seluas 1.631 Ha.
4-121
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Dengan mempertimbangkan beberapa potensi yang ada, maka dibutuhkan studi lanjutan untuk mengetahui kelayakannya dari aspek teknis, ekonomi maupun lingkungan. Tabel 4. 49 Data Teknis Bendungan Muti
No 1 2 3
Bendungan Muti Penggunaan Sungai Curah hujan tahunan
Keterangan Waduk Serbaguna Sungai Muti 1.550 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
2,89 m3/detik
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Panjang aliran sungai Luas DAS Jenis bendungan Tinggi Bendungan Panjang Bendung Total volume tampungan waduk Volume Waduk Maksimal Volume efektif Ketersediaan material pada lokasi Kapasitas Catchment Area Masa Pakai Luas Genangan Waduk Max Elevasi Max
47,5 km 419,5 km2 type rock fill 37,50 353 m 26,59 Mm3 29.334.427,25 m3 13 Mm3 baik 250 liter/detik 419,54 km2 50 thn 1.817.537,69 m3 250,00
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Muti merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir.
keberadaan bendungan Muti berpotensial sebagai PLTA dengan head rata rata 38 m dan kecepatan 6.4 m3/detik dapat dibangkitkan 3.11 Mw Mikro Hydro yang menghasilkan energi pertahun sebesar 10.4 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari.
keberadaan bendungan akan mampu untuk memenuhi kebutuhan air baku 721.525 jiwa penduduk dengan kapasitas 250 liter/detik.
4-122
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Keberadaan bendungan Muti akan mampu mereduksi banjir hingga 3,26 Mm3, setara dengan melindungi lahan seluas 1.631 Ha.
e. Rencana pembangunan Bendungan Karena itu proyek Bendungan Serbaguna Muti dapat dinilai sebagai suatu proyek strategis yang diharapkan menjadi proyek prioritas dalam skala nasional maupun daerah. Dengan adanya proyek ini, diharapkan Provinsi Nusa Tenggara Timur akan mampu mencapai target-target Millenium Development Goal (MDG), meningkatkan pendapatan
asli
daerah
mengamankan cadangan
(PAD),
mengatasi
krisis/kerawanan
listrik
serta
listrik untuk mendorong investasi dan pertumbuhan
ekonomi saat ini dan kedepannya. f. Komponen Proyek Komponen daribendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1.Bendungan Utama 2.Pengelak Banjir 3.Bangunan Pengambilan 4.Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis g. Biaya Proyek Biaya
Konstruksi
proyek
pada
tingkat
USD
28.2
Million
atau
sekitar
Rp. 253.800.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 331.970.400.000,00
4-123
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
h. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Muti dievaluasi baik sebagai sistem tunggal (stand alone) maupun dalam satu kesatuan sistem dengan beberapa waduk dalam beberapa skenario rencana sesuai rencana induk pengembangan DAS Benanain. Nilai EIRR sistem adalah 11.3 %. i. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Muti, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode jangka pendek pada tahun kedua, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan tender serta konstruksi. j. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. k. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 50 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Muti No
Rencana Bangunan
1
Waduk Muti
Biaya Pembangunan (Rupiah) 253.800.000.000,00
NPV 10557000000
BCR 0,94
IRR
Keterangan
11,3%
Tidak layak
l. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 51 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Muti NO
1
UPAYA
Waduk Muti
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil Formasi Geologi Aman NPV 10.557.000.000 Daya Dukung Tanah Aman Topografi Memungkinkan IRR 11.3 % dibangun Ketersediaan Bahan Tersedia BCR 0,94 Bangunan
4-124
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO
UPAYA
Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil Ketersediaan Air Tersedia Kesimpulan Tidak Layak
4.2.5. Waduk Sekon (Waduk Air Baku Desa) a. Lokasi Lokasi Bendungan Sekon III terletak dihulu sungai Maubesi, tepatnya di sungai Noil Oekanutu. Kecamatan Insana. Kabupaten Timor Tengah Utara. Provinsi Nusa Tenggara Timur. Maubesi merupakan anak sungai Benanain yang terbesar. As bendungan dapat dicapai dari 213 km jalan raya Kupang – Atambua, menuju desa Maubesi sekitar 5 km. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Dihamparan menengah Sekon terdapat sekitar 600 Ha lahan sawah kering. Dengan adanya Bendungan Sekon III yang berada dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Sekon III diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Noil Oekanutu. Secara administrasi as bendungan terletak dikecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. Hamparan menengah Sekon berada dihilir bendungan. Waduk direncanakan sebagai waduk suplai air irigasi dihamparan Sekon. Dengan adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan di lokasi tersebut karena adanya waduk. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 786 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.5 m3/detik. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as Bendungan adalah sekitar 23.8 km dan luas DAS 71.3 km2. 4-125
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Total Volume tampungan Waduk sebesar 3.57 Mm3 dan volume efektif sebesar 1.75 Mm3. Jenis bendungan dipilih type rockfill dengan tinggi 16.3 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Besarnya kebutuhan air baku yang dapat terlayani adalah sebesar 472.782 jiwa penduduk dengan kemampuan supply 150 l/detik. Kemampuan mereduksi banjir hingga 5.32 Mm3. Tabel 4. 52 Data Teknis Bendungan Sekon
No
Waduk Sekon
Keterangan
1
Penggunaan
Waduk Air Baku Desa
2
Sungai
Anak Sungai Mota Baen
3
Curah hujan tahunan
786 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0,5 m3/detik
5
Panjang aliran sungai
23,8 km
6
Luas DAS
71,3 km2
7
Jenis bendungan
type rockfill
8
Tinggi Bendungan
16,3 m
9
Panjang Bendung
228,00 m
10
Total volume tampungan waduk
3.57 Mm3
11
Volume Waduk Maksimal
4.953.179,75
12
Volume efektif
1,75 Mm3.
13
Ketersediaan material pada lokasi
Baik
14
Kapasitas
150 liter/detik.
15
Catchment Area
71,30 km2
16
Masa Pakai
50 tahun
17
Luas Genangan Waduk Max
753.966,78 m2
18
Elevasi Max
312,50 m
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Waduk Sekon merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur:
4-126
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota dengan kapasitas suplay air baku dan air minum sebesar 150 l/detik dan mampu melayani 472.782 jiwa.
Kemampuan mereduksi banjir hingga 5.32 Mm3.
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya
konstruksi
proyek
pada
tingkat
USD
7,469
million
atau
Rp. 67.221.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00 Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 87.925.068.000,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Sekon
dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan
beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, sebagai salah satu prioritas. Nilai EIRR system untuk waduk Sekon adalah 15.7%. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Sekon, diusulkan pada periode jangka Menengah pada tahun kedua, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, 4-127
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 53 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Sekon No
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Waduk Sekon
67.221.000.000,00
14.537.438.533,771
0.44
4.1
Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 54 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Sekon NO 1
UPAYA Waduk Sekon
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman 27.090.000.00 NPV 0 b.Daya Dukung Tanah Aman Memungkinkan c.Topografi IRR 4.1% dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0.44 e. Ketersediaan Air Tersedia Tidak layak
4.2.6. Waduk Oinlasi (Waduk Suplai Air Baku Perkotaan) a. Lokasi Lokasi Waduk Oinlasi terletak di Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Site bendungan terletak di sungai 4-128
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Noe Fetnai (hulu Noe Laku), anak sungai Benanain dan dapat dicapai dari km 8 jalan raya Soe- Oinlasi, menuju desa Oeklopo dengan jalan kaki ke arah desa Oinlasi b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Waduk Oinlasi terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Oinlasi diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Noil Laku. Lokasi ini dekat dengan kota Soe, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor Bagian Timur. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersenut karena adanya waduk. Lebar dasar sungai 4.6 m, panjang aliran sungai dari hulu sampai as bending adalah sekitar 10.63 km dengan luas DAS 45.70 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.154 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.39 m3/sec. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 28.4 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 3.95 Mm3 dan volume efektif sebesar 1.90 Mm3. Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 500.079 jiwa penduduk sebesar 191 liter/detik. 4-129
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 55 Data Teknis Bendungan Oinlasi No 1 2 3
Waduk Oinlasi Penggunaan Sungai Curah hujan tahunan
Keterangan Waduk Suplai Air Baku Perkotaan Noe Fetnai (hulu Noe Laku) 1.154 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0,39 m /sec
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Panjang aliran sungai Luas DAS Jenis bendungan Tinggi Bendungan Panjang Bendung Total volume tampungan waduk Volume Waduk Maksimal Volume efektif Ketersediaan material pada lokasi Kapasitas Catchment Area Masa Pakai Luas Genangan Waduk Elevasi Max
10,63 km 2 luas DAS 45,70 km type rock fill 25 m 607 m 3 3,95 Mm 3 6.622.982,19 m 3 1,90 Mm baik 191 liter/detik 2 45,70 km 50 thn 2 595.829,04 m 600 m
3
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Oinlasimerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum 500.079 jiwa penduduk sebesar 191 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 4-130
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 7.098 million atau Rp. 63.882.000.000 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp 83.557.656.000,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Oinlasi
dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan
beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS yaitu Sisttem Temef. Nilai EIRR system untuk waduk Oinlasi adalah 20.6%. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Oinlasi, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode jangka menengah pada tahun ketujuh, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 56 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Oinlasi Rencana Bangunan Waduk Oinlasi
Biaya Pembangunan (Rupiah) 63.882.000.000
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
22.113.000.000
0,53
6,3
Tidak Layak
4-131
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 57 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Oinlasi NO 1
UPAYA Waduk Oinlasi
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 22.113.000.000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 6,3% dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,53 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
4.2.7. Waduk Siki (Waduk Suplai Air Baku Perkotaan) a. Lokasi Lokasi Bendungan Siki terletak di kota Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur, Site bendungan terletak di hulu aliran sungai Maubessi yaitu Sungai Siki, kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. As bendungan dapat dicapai dari km 211.8 (pertigaan Wini), jalan raya Kefamenanu- Atambua, belok kiri menuju Dusun Seumban, Desa Maubesi. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan
Siki terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk
menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Siki diidentifikasi pada anak sungai Maubesi yaitu Sungai Siki. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. Waduk direncanakan sebagai penyuplai air baku terutama untuk melayani lokasi disekitar bendungan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan disusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. 4-132
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi ini dekat dengan kota SoE, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor Bagian Timur. Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1.098 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.04 m3/sec. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 5.1 km dan luas DAS 12.41 km2. Total volume tampungan waduk sebesar 0.72 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.15 Mm3. Jenis bendungan dipilih type rock fill dengan tingggi 20,72 m, dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 25.801 jiwa penduduk sebesar 9 liter/detik. Tabel 4. 58 Data Teknis Bendungan Siki No
Waduk Siki
Keterangan
1
Penggunaan
Waduk Suplai Air Baku Perkotaan
2
Sungai
Sungai Siki
3
1.098 mm
5
Curah hujan tahunan Rata-rata limpasan permukaan Panjang aliran sungai
6
Luas DAS
12,41 km
7
Jenis bendungan
type rock fill
8
Tinggi Bendungan
20,72 m
9
Panjang Bendung Total volume tampungan waduk Volume Waduk Maksimal
278 m
0,15 Mm
14
Volume efektif Ketersediaan material lokasi Kapasitas
15
Catchment Area
4
10 11 12 13
3
0,04 m /sec 5.1 km 2
3
0,72 Mm
1.816.330,88 3
pada
baik 9 liter/detik 12,41 km
2
4-133
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II No
Waduk Siki
Laporan Akhir Keterangan
16
Masa Pakai
50 tahun
17
Luas Genangan Waduk
243.568,37
18
Elevasi Max
512
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Waduk Siki merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum bagi 500.079 jiwa penduduk dengan kapasitas sebesar 19 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis
f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4.04 million atau Rp. 36.360.000.000 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp 47.558.880.000,00
4-134
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Siki dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan waduk Maubesi dan Sekon dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Siki terhadap Maubessi adalah sebagai waduk konservasi lahan dan sediment trap, sehingga Nilai EIRR system adalah 12.1 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Siki, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun pertama , selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 59 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Siki Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Waduk Siki
36.360.000.000
29.448.000.000
1.13
12,1
Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 60 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Siki NO
1
UPAYA
Waduk Siki
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 29.448.000.000 b.Daya Dukung Tanah Aman Memungkinkan c.Topografi IRR 12,1 dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia BCR 1.13 Bangunan
4-135
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO
UPAYA
Kesimpulan
Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
4.2.8. Waduk Maubesi (Waduk Suplai Air Baku dan Irigasi) a. Lokasi Lokasi Bendungan Maubesi terletak di Sungai Maubesi, Desa Tunabesi, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sungai Maubesi merupakan anak sungai Benanain yang terbesar. Lokasi Damsite dapat ditempuh melalui jalan raya Kupang Atambua km 226, belok ke kanan kea rah Oelolok-Loiram, menuju Desa adat Taimetan, 56 km dari muara sungai Maubesi. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan dan kebutuhan air irigasi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Dengan adanya Bendungan Maubesi diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic, disamping itu waduk sebagai regulator terhadap aliran banjir yang bermuara di main stream Sungai Benanain. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Maubesi diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Sungai Maubesi. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. Hamparan menengah Bokis dan Raimea berada dihilir bendungan, dengan luas kurang lebih 130 ha. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1.248 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 1,79 m3/sec. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 46.6 km dan luas DAS 451.2 km2. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 43 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan 4-136
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 43,23 Mm3 dan volume efektif sebesar 15.25 Mm3. Waduk direncanakan sebagai penyuplai air irigasi, terutama untuk DI Raimea dan Bokis, sehingga dapat meningkatkan produktivitas (intensitas tanam) dan luar tanam, dimana kemampuan pelayanan dari bendungan ini dapat mencapai 1.272 Ha serta memenuhi kebutuhan air baku 86.400 jiwa penduduk, dengan kemampuan supply 30 liter/detik. Keberadaan bendungan Maubesi juga dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas 4.405, 80 Ha. Tabel 4. 61 Data Teknis Bendungan Maubesi No
Waduk Maubesi
Keterangan
1
Penggunaan
Waduk Suplai Air Baku dan Irigasi
2
Sungai
Sungai Maubesi
3
Curah hujan tahunan
1.248 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
1,79 m /sec
5
Panjang aliran sungai
46,6 km
6
Luas DAS
451,2 km
7
Jenis bendungan
type rock fill
8
Tinggi Bendungan
43 m
9
Panjang Bendung
329,00
10
Total volume tampungan waduk
43,23 Mm
11
Volume Waduk Maksimal
82.331.897,50 m
12
Volume efektif
15.25 Mm
13
Ketersediaan material pada lokasi
baik
14
Kapasitas suplay
30 liter/detik
15
Catchment Area
451,2 km
16
Masa Pakai
50 tahun
17
Luas Genangan Waduk
3.832.742,48 m
18
Elevasi Max
200 m
3
2
3 3
3
2
2
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Maubesi merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir. 4-137
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Waduk direncanakan sebagai penyuplai air irigasi, terutama untuk DI Raimea dan Bokis, sehingga dapat meningkatkan produktivitas (intensitas tanam) dan luar tanam, dimana kemampuan pelayanan dari bendungan ini dapat mencapai 1.272 Ha.
Waduk direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku 86.400 jiwa penduduk, dengan kemampuan supply 30 liter/detik.
dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas 4.405, 80 Ha.
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 21,98 million atau Rp. 197.820.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp.258.748.560.000,00
4-138
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Maubesi dievaluasi sebagai satu tunggal (Stand Alone) dan sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Nilai EIRR untuk Maubesi adalah 11.1 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Maubesi,
Nusa Tenggara Timur diusulkan pada
periode jangka panjang pada tahun ketiga, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 62 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Maubesi Rencana Bangunan Waduk Maubesi
Biaya Pembangunan (Rupiah) 197.820.000.000,00
NPV 12.870.000.000
BCR 0.92
IRR 12% 11,1
Keterangan Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 63 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Maubesi NO
1
UPAYA
Waduk Maubesi
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 12.870.000.000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 11,1% dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,92 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
4-139
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4.2.9. Waduk Kapan (Waduk Suplai Air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Kapan terletak di perbatasan Dusun Basen, Kecamatan Mollo Utara dan dusun Laob, Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Noe Sebau, antar lereng barat daya Nuaf Laab dan lereng Timur Laut (Nuaf Teno), dapat ditempuh melalui jalan raya arah SoE – Kapan. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan dan kebutuhan air irigasi untuk DI Noenoni. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Kapan terletak dihulu sungai DAS, keberadaan bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Kapan diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Sungai Noe Sebau. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendung adalah sekitar 11,2 km dengan luas DAS 77 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 2.420 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 1, 38 m3/det. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 34 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 3.93 Mm3 dan volume efektif sebesar 3.37 Mm3.
4-140
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lahan pertanian yang teririgasi adalah DI Noelnoni, dengan luas tanam 160 Ha dengan adanya proyek dapat meningkat hingga 393 Ha. Kemampuan mereduksi banjir hingga 12.93 Mm3, setara dengan melindungi lahan 6.462,63 Ha. Tabel 4. 64 Data Teknis Bendungan Kapan No
Waduk Kapan
Keterangan
1
Penggunaan
Waduk Suplai Air Baku
2
Sungai
Noe Sebau
3
Curah hujan tahunan
2.420 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
1, 38 m /det.
5
Panjang aliran sungai
11,2 km
6
Luas DAS
77 km
7
Jenis bendungan
rock fill
8
Tinggi Bendungan
34 m
9
Panjang Bendung
658 m
10
Total volume tampungan waduk
waduk sebesar 3,93 Mm
11
Volume Waduk Maksimal
81.764.236,81 m3
12
Volume efektif
3,37 Mm
13
Ketersediaan material pada lokasi
baik
14
Catchment Area
71,3 km
15
Masa Pakai
50 tahun
16
Luas Genangan Waduk
2.650.433,75 m
17
Elevasi Max
3
2
3
3
2
3,37 Mm
2
3
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Kapan merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum 500.079 jiwa penduduk sebesar 191 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 4-141
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 10.9 million atau Rp. 98.100.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 128.314.800.000,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Kapan dievaluasi sebagai satu beberapa waduk
kesatuan sistem dengan
seperti Waduk Temef, Bijeli dan Oinlasi dalam rencana induk
pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Nilai EIRR untuk Kapan adalah 20.6 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Kapan,
diusulkan pada periode jangka panjang
pada tahun ketiga, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
4-142
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 65 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Kapan No
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Waduk Kapan
98.100.000.000,00
33.372.000.000
0,60
7,5
Tidak Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 66 Prakiraaan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Kapan NO
1
UPAYA
Waduk Kapan
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 33.372.000.000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 7,5 dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,60 e. Ketersediaan Air Tersedia Tidak Layak
4.2.10. Waduk Bijeli a. Lokasi Lokasi Bendungan Bijeli terletak Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Noe BijeliDesa Huetunan, sebelah barat daya Nuaf Hutunan. Desa Laob, dapat ditempuh melalui jalan aspal SoE – Kupang- Bijeli, jalan kaki 2 km kearah hilir Jembatan Bijeli. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Bijeli terletak dihulu sungai DAS, keberadaan bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai Benanain. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS 4-143
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. Dengan adanya Waduk Bijeli maka volume sedimen tahunan yang masuk ke waduk temef akan berkurang. As bendungan Bijeli diidentifikasi pada anak sungai Noil Bijeli – Anak Sungai Benanain. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bending adalah sekitar 25.4 km dengan luas DAS 31.99 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 2.362 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 2.31 m3/det. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 21 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2.06 Mm3 dan volume efektif sebesar 1.12 Mm3. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar 155.520 jiwa penduduk dan kemampuan supply 54 l/detik. Tabel 4. 67 Data Teknis Bendungan Bijeli
No 1 2 3
Waduk Bijeli Penggunaan Sungai Curah hujan tahunan
Keterangan Waduk Suplai Air Baku Noe Bijeli 2.362 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
2,31 m3/det.
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Panjang aliran sungai Luas DAS Jenis bendungan Tinggi Bendungan Panjang Bendung Total volume tampungan waduk Volume Waduk Maksimal Volume efektif Ketersediaan material pada lokasi Kapasitas suplay Catchment Area
25,4 km 31,99 km2 Type rockfill tinggi 21 m 642,00 2,06 Mm3 227.466.249,75 m3 1,12 Mm3 baik 54 l/detik 131,88 km2 4-144
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Bijelimerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar 155.520 jiwa penduduk dengan kemampuan supply 54 l/detik.
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya
konstruksi
proyek
pada
tingkat
USD
9,91
million
atau
Rp. 89.190.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 116.660.520.000,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Bijeli dievaluasi sebagai satu
kesatuan system dengan
beberapa waduk seperti Waduk Temef , Bijeli dan Oinlasi dalam rencana induk
4-145
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Nilai EIRR untuk Bijeli adalah 20.6 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Bijeli, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima , selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum.
j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 68 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Bijeli No
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Waduk Bijeli
89.190.000.000,00
41.112.000.000
0,45
5,5
Tidak Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 69 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Bijeli NO 1
UPAYA Waduk Bijeli
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 41.112.000.000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 5,5 dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,45 e. Ketersediaan Air Tersedia Tidak Layak
4-146
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4.2.11. Waduk Bikomi (Waduk Suplai Air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Bikomi berlokasi diperbatasan Desa Letneo Kecamatan Insana dan Desa Maurisu, Kecamatan Miomafo Timur Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasi Damsite terletak di sungai Noe Asban bagian hilir sungai Noe Bikomi, dapat ditempuh melalui jalan raya Kupang-Atambua, km 215 menuju Desa Teleop Dua, jalan kaki menyusuri sungai Noe Asban lebih kurang selama 1 jam. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Dengan adanya bendungan Bikomi, diharapkan dapat diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Bikomi diidentifikasi pada hilir sungai anak sungai Noe Bikomi, tepatnya Sungai Noe Asban. Secara administrative as bendungan terletak di kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1,063 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar
0,43 m3/det. Panjang aliran
sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 22,1 km dan luas DAS 204.6 km2. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 15 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2,41 Mm3 dan volume efektif sebesar 1.29 Mm3. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar 213.719 jiwa penduduk dan kemampuan supply 74 l/detik. Keberadaan bendungan Bikomi juga dapat mereduksi banjir hingga 3.17 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas 1.584,16 Ha. 4-147
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 70 Data Teknis Bendungan Bikomi
No 1 2 3
Bikomi Penggunaan Sungai Curah hujan tahunan
Keterangan Waduk Suplai Air Baku Noe Bikomi 1,063 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0,43 m3/det
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Panjang aliran sungai Luas DAS Jenis bendungan Tinggi Bendungan Panjang Bendung Total volume tampungan waduk Volume Waduk Maksimal Volume efektif Ketersediaan material pada lokasi Kapasitas suplay Catchment Area
22,1 km 204,6 km2 type rock fill 15 m 325 m 2,41 Mm3 13.195.822,54 m3 1,29 Mm3 baik 74 l/detik 204,62 km2
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Bikomimerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. •
Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar 213.719 jiwa penduduk dan kemampuan supply 74 l/detik
•
Keberadaan bendungan Bikomi juga dapat mereduksi banjir hingga 3.17 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas 1.584,16 Ha.
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4-148
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis dan biaya tak terduga f. Biaya Proyek Biaya
konstruksi
proyek
pada
tingkat
USD
5,18
million
atau
Rp. 46.620.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp.60.978.960.000,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Bikomi dievaluasi sebagai waduk tunggal (stand alone) dan sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam
rencana induk
pengembangan DAS Benanain. Dalam skenario disusun dengan waduk yang lain karena kesamaan fungsi juga karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS yaitu Maubesi. Nilai EIRR untuk Bikomi adalah 12.1 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Bikomi, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum.
4-149
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 71 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Bikomi No
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Waduk Bikomi
46.620.000.000
29.610.000.000
0,25
12,1
Tidak Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 72 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Bikomi NO
1
UPAYA
Waduk Bikomi
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 29610000000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 12,1 dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,25 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
4.2.12. Waduk Biliuana (Waduk Suplai air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Biliuana berada di Dusun Beskatpoin, Desa Fatunisuan, Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasi Damsite terletak di sungai Tasalok, anak sungai Muti. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan Kabupaten SoE- Kapan-Eban. Km 216,3 (SD Fatunisuan) menuju Beskatpoint. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Biliuana yang terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai 4-150
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Biliuana
diidentifikasi pada sungai Tasalok, anak sungai Muti,
tepatnya Sungai Noe Asban. Secara administratif
as bendungan terletak di
kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konsrvasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi diusulkan dihulu lokasi waduk tersebut untuk mempertahankan fungsi DAS. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 17.1 km dan luas DAS 90.3 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.505 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.61 m3/det. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 25.9 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 1,88 Mm3 dan volume efektif sebesar 0,23 Mm3. Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 295.849 jiwa penduduk sebesar 103 liter/detik. Tabel 4. 73 Data Teknis Bendungan Biliuana No 1
Waduk Biliuana •Penggunaan
Keterangan Waduk Suplai Air Baku
2
Sungai
Tasalok
3
Curah hujan tahunan
1.505 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0,61 m /det
5
Panjang aliran sungai
17,1 km
6
Luas DAS
90,3 km
7
Jenis bendungan
Type Rockfill
8
Tinggi Bendungan
25,9 m
9
Panjang Bendung
294 m
10
Total volume tampungan waduk
1,88 Mm
3
2
3
4-151
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II No
Laporan Akhir
Waduk Biliuana
Keterangan
11
Volume Waduk Maksimal
233.774, 63
12
Volume efektif
0,23 Mm
13
Ketersediaan material pada lokasi
Baik
14
Kapasitas Supplay
103 liter/detik
15
Catchment Area
90,33 km
3
2
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Bikomimerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. • dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 295.849 jiwa penduduk sebesar 103 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 9,55 million atau Rp.85.950.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 112.422.600.000,00
4-152
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Biliuana
dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan
beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Fungsi waduk Biliuana terhadap sistem adalah sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap sehingga nilai EIRR untuk Bikomi adalah 13.7 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Biliuana, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima , selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i.
Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum.
j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 74 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Biliuana No
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Waduk Biliuana
85.950.000.000
43.497.000.000
0,24
13,7
Tidak Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 75 Prakiraan Kelayakan Teknis danEkonomi Waduk Biliuana NO 1
UPAYA Waduk Biliuana
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 43.497.000.000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 13,7 dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,24 e. Ketersediaan Air Tersedia Tidak Layak
4-153
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4.2.13. Waduk Aroki (Waduk Suplai Air baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Aroki berada di Desa Lokomea sebelah utara , Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site bendungan tersebut berada di sungai Aroki, anak sungai Mota Maro. Letak as bendungan dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 254 Aroki, menuju Desa Aroki Samala, jalan kaki sejauh 2,5 km. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan penyedia air baku untuk desa Samala dan sekitarnya. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Aroki
yang terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi
untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Aroki diidentifikasi pada anak sungai Mota Hoar yaitu sungai Aroki, dan bermuara di sungai Benanain. Secara administratif as bendungan terletak di kecamatan Biboki Utara Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas DAS 20.00 km2, panjang sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 2.4
km dan Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 901 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.05 m3/det, dengan kapasitas waduk 3.6 Mm3 (bruto) mampu melayani kebutuhan air baku untuk 15.216 jiwa dengan kapasitas 5 liter/detik. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 31,1 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 0,81 Mm3 dan volume efektif sebesar 0,21 Mm3. Tabel 4. 76 Data Teknis Bendungan Aroki No
Waduk Aroki
Keterangan
1
Penggunaan
Waduk Suplai Air Baku
2
Sungai
Aroki
3
Curah hujan tahunan
901 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0.05 m /det
5
Panjang aliran sungai
2.4 km
6
Luas DAS
20,00 km
3
2
4-154
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II No
Laporan Akhir
Waduk Aroki
Keterangan
7
Jenis bendungan
type rock fill
8
Tinggi Bendungan
31,1 m
9
Panjang Bendung
122 m
10
Total volume tampungan waduk
0,81 Mm
11
Volume Waduk Maksimal
639.790,51
12
Volume efektif
0,21 Mm .
13
Ketersediaan material pada lokasi
baik
14
Kapasitas suplay
5 liter/detik
15
Catchment Area
20,03 km
3
3
2
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Aroki merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. •
Diharapkan waduk Aroki mampu melayani kebutuhan air baku untuk 15.216 jiwa dengan kapasitas 5 liter/detik.
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis 4-155
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 6.83 million atau Rp. 61.470.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Aroki di evaluasi sebagai satu kesatuan dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Sehingga nilai EIRR sistem adalah 10.5 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Aroki, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 77 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Aroki No
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Waduk Aroki
61.470.000.000
24.750.000.000
0.03
10,5
Tidak Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 78 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Aroki NO
UPAYA
1
Waduk Aroki
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 24.750.000.000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 10,5 dibangun d.Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0.03 e. Ketersediaan Air Tersedia
4-156
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO
UPAYA Uraian
Kesimpulan
Laporan Akhir PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Hasil Uraian Hasil Tidakl Layak
4.2.14. Waduk Besiklaran a. Lokasi Lokasi Bendungan Besiklaran berada di Desa Laninus- Desa Naitimu, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site bendungan tersebut berada disungai Maukumu, anak sungai Noil Baen. Letak as bendungan dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 258 Aroki, jalan Halilulik km 23 Desa Lalinus sampai di S Motakabo. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Besiklaran
terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi
sebagai struktur untuk konservasi lahan dibagian hulu sungai secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Besiklaran diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu sungai Maukumu, anak sungai Noil Baen, kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka (dahulu Belu) Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 4.3 km dan luas DAS 17,9 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 907 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.05 m3/det. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 24,5 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 0,31 Mm3 dan volume efektif sebesar 0,18 Mm3. mampu melayani kebutuhan air baku untuk 40.983 jiwa dengan kapasitas 16 liter/detik. 4-157
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 79 Data Teknis Bendungan Besiklaran No
Waduk Besiklaran
Keterangan
1
Penggunaan
Waduk Suplai Air Baku
2
Sungai
Maukumu
3
Curah hujan tahunan
907 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0,05 m /det
5
Panjang aliran sungai
4.3 km
6
Luas DAS
17,9 km
7
Jenis bendungan
type rock fill
8
Tinggi Bendungan
24,5 m
9
Panjang Bendung
10
Luas genangan maksimal
137.216,41
11
Volume Waduk Maksimal
500.580,72 Mm
12
Volume efektif
0,18 Mm
13
Ketersediaan material pada lokasi
baik
14
Kapasitas suplay
16 liter/detik.
15
Catchment Area
17,86 km
3
2
• 3
3
2
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Besiklaran merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. •
Bendungan Besikalaran diharapkan mampu melayani kebutuhan air baku untuk 40.983 jiwa dengan kapasitas 16 liter/detik.
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 4-158
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,168 million atau Rp.37.512.000.000 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 49.065.696.000,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Besiklaran di evaluasi sebagai satu kesatuan dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Sehingga nilai EIRR sistem adalah 10.5 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Besiklaran, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 80 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Besiklaran No
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Waduk Besiklaran
37.512.000.000
34.164.000.000
0.06
10,5
Tidak Layak
4-159
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 81 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Besiklaran PRAKIRAAN KELAYAKAN NO 1
UPAYA Waduk Besiklaran
TEKNIS Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan
Uraian
EKONOMI Hasil
NPV
34.164.000.000
IRR
10,5
BCR
0.06
Tidak Layak
4.2.15. Waduk Serbaguna Temef a. Lokasi Lokasi Waduk Serbaguna Temef terletak di Km. 154 jalan raya Kupang Atambua, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. As Bendungan terletak disungai Benanain Desa Tublopo, 2 km menuju desa Neke didekat jembatan ditempuh dengan jalan kaki. b. Tujuan Proyek Terdapat beberapa manfaat yang bisa diwujudkan dengan dibangunnya bendungan tersebut, antara lain PLTA, irigasi dan penyediaan air baku, sehingga perlu dilakukan analisa lebih lanjut untuk menentukan apakah akan dibangun sebagai waduk dengan fungsi tunggal ataukah multiguna. Prioritas pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek social ekonomi, financial dan lingkungan. Proyek ini merupakan bagian dari rekomendasi penanganan DAS Benanain secara integral dengan mempertimbangkan aspek social ekonomi, financial, lingkungan serta kebutuhan utama masyarakat yang berada didalam DAS tersebut. Adanya waduk ini, akan ditindak lanjuti dengan usulan program konservasi lahan dihulu waduk berupa reboisasi hutan dan perkebunan sehingga akan mempertahankan fungsi hidro-orologis DAS disebelah hulu secara holistic dan berwawasan lingkungan. 4-160
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tujuan utama dari studi ini apabila layak baik secara lingkungan maupun ekonomi adalah untuk meningkatkan luas tanam dan produktivitas DI. Ioli, Oepunu dan Malaka, memenuhi kebutuhan air baku serta listrik. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Pembangunan daerah ini dimasa depan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan air baku. As bendungan Besiklaran diidentifikasi pada sungai Benanain dan bersumber di gunung Mutis, yang juga menjadi sumber distribusi pelayanan dari PDAM beberapa kota utama di Timor Barat. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten TTS. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 47.2
km dan
luas DAS 476,1 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1,916 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 6,77 m3/det. Sebagian besar lahan pertanian yang teririgasi meliputi DI Loli, Oepunu dan Malaka eksisting, dengan total luas terairi sebesar 1.953 Ha. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 78 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 161.47 Mm3 dan volume efektif sebesar 33.7 Mm3. Dengan mempertimbangkan nilai debit yang ada dan tinggi bendungan, Temef sangat berpotensial untuk PLTA. Dengan head rata-rata 62 m dan kecepatan 8.8 m3/det dapat membangkitkan 7.0 MW dan menghasilkan energi per tahun sebesar 22.7 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari. Keberadaan Bendungan Temef juga dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm3, setara dengan melindungi lahan seluas 20.839,61 Ha. Dengan mempertimbangkan beberapa potensi yang ada, maka dibutuhkan studi lanjutan untuk mengetahui kelayakannya dari aspek teknis, ekonomi maupun lingkungan.
4-161
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 82 Data Teknis Bendungan Temef
No 1 2 3
Waduk Temef Penggunaan Sungai Curah hujan tahunan
Keterangan Waduk Serbaguna Benanain 1,916 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
6,77 m3/det
5 6 7 8 9 10 11 12
Panjang aliran sungai Luas DAS Jenis bendungan Tinggi Bendungan Panjang Bendung Luas genangan waduk maks Elevasi Maks Volume Waduk Maks
47,2 km 476,1 km2 type rock fill 50 m 387 m 7.788.974,20 m2 250 m 227.466.249,75 m3
13
Total volume tampungan waduk
161,47 Mm3
14. 15.
Volume Efektif Catchment Area
33,7 Mm3 476,08 km2
d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Temefmerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir. 1. Temef sangat berpotensial untuk PLTA. Dengan head rata-rata 62 m dan kecepatan 8.8 m3/det dapat membangkitkan 7.0 MW dan menghasilkan energy per tahun sebesar 22.7 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari. 2. Keberadaan Bendungan Temef dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm3, setara dengan melindungi lahan seluas 20.839,61 Ha. 3. Keberadaan Bendungan Temef juga dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm3, setara dengan melindungi lahan seluas 20.839,61 Ha. 4. dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas 4.405, 80 Ha.
4-162
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah 5. Power Gen f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 52,85 million atau Rp.475.650.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp.622.150.200.000,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Temef di evaluasi sebagai waduk tunggal (stand alone) maupun sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Skenario didasarkan karena fungsi (pengendali banjir, pembangkit listrik, irigasi). Juga karena letaknya yang berada dalam satu DAS. Sehingga nilai EIRR untuk Temef adalah 20.0 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Temef, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
4-163
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 83 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Temef
No
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Waduk Temef
475.650.000.000
169,668,000,000
1,70
20.0
Layak
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 84 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Temef NO
1
UPAYA
Waduk Temef
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 169,668,000,000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 20.0 dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1,70 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
l. Kajian Pemilihan Alternatif Lokasi As Bendungan Temef 1. Umum Langkah awal dalam perencanaan bendungan adalah melakukan kajian sehingga diperoleh dimensi bendungan yang optimal. Rencana bendungan yang optimal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (a)
biaya yang efektif, yaitu ekonomis dan efisien,
(b)
mempunyai dampak merugikan terhadap lingkungan alam dan sosial seminimal mungkin, dan,
(c)
pemeliharaannya mudah serta biayanya pemeliharaannya sedikit.
Dalam kajian ini diuraikan mengenai studi rencana bendungan yang optimal berdasarkan kondisi sosial-ekonomi, data dan analisis hidrologi, hasil investigasi geoteknik dan survai topografi yang baru. 4-164
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
2. Pemilihan Lokasi As Bendungan Berdasarkan hasil studi terdahulu yaitu Studi Tahap Awal Rencana Pembangunan Bendungan Serba Guna Temef oleh PT. Mettana Enginering Consultant tahun 2002 dan Studi Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air SWS Benanain di Pulau Timor Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur oleh PT. Indra Karya (Persero) dan PT. Virama Karya tahun 2003, ditentukan 2 alternatif lokasi as bendungan Temef seperti pada gambar berikut. As Alt. 1 AL
TE
RN AT IF
1
As Alt. 2
TE
AL IF AT RN 2
Gambar 4. 13 Layout Alternatif As Bendungan Temef
Dalam studi saat ini (tahun 2014) lokasi kedua alternatif tersebut telah dilakukan tinjauan lapangan dan evaluasi teknis melalui peta topografi. Kedua lokasi rencana as bendungan hasil studi awal adalah merupakan lokasi yang paling memungkinkan dilihat dari sisi jarak antara tebing kiri dan kanan sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi bendungan yang lebih murah. Selanjutnya dalam studi saat ini dilakukan kajian untuk memilih kedua alternatif lokasi as bendungan Temef sesuai hasil studi sebelumnya. 3. Kajian Pendahuluan Lokasi As Bendungan Temef Kedua alternatif as bendungan Temef dibandingkan dan ditinjau dari segi keadaan topografi, keadaan geologi, volume waduk yang dapat ditampung, dan kemudahan pelaksanaannya. Berdasarkan keadaan topografi akan dipilih bentuk tubuh bendungan yang tidak distorsi (berbelok) antara bagian hulu dan bagian hilir, serta mempunyai panjang puncak bendungan yang terpendek. Berdasarkan keadaan geologi akan dipilih galian 4-165
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
pondasi yang tidak dalam, dan berdasarkan volume waduk akan dipilih lokasi yang akan menyediakan volume tampungan waduk yang terbesar. Sedangkan dari segi pelaksanaan akan dipilih lokasi yang paling mudah pelaksanaannya, terutama kemudahan dalam pengalihan aliran air yang masuk ke daerah pelaksanaan dan pengeringannya (dewatering). 1.
Alternatif 1 Lokasi rencana as bendungan direncanakan pada celah 2 bukit sempit yang terletak +300 m dari jembatan sungai Temef di jalan negara ruas SoE Kefamenanu. Dari peta hasil pengukuran topografi didapatkan rencana as bendungan alternatif 1 terletak pada elevasi +317,00 m, tebing kiri +425,00 m dan tebing kanan +400,50 m. Puncak bendungan direncanakan pada elevasi +385,00 m.
2.
Alternatif 2 Lokasi rencana as bendungan direncanakan dihulu alternatif 1 dengan jarak +1,00 km pada elevasi dasar sungai +323,60 m, tebing kiri +443,90 m dan tebing kanan +392,50 m. Puncak bendungan direncanakan pada elevasi +388,00 m.s Hasil kajian awal untuk kedua alternatif lokasi as bendungan Temef disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4. 85 Tabel Matrikulasi Hasil Kajian Alternatif Lokasi As Bendungan Temef NO.
ALTERNATIF-1
URAIAN
I.
LOKASI AS BENDUNGAN
II. 2.1
KONDISI ALAM Aksesibilitas - Jarak dari jalan ruas Soe – Kefamenanu - Relokasi jalan
2.2 2.3 -
Topografi/Morfologi Lebar sungai Kemiringan sandaran kanan Kemiringan sandaran kiri Investigasi Geologi Dasar Sungai :
ALTERNATIF-2 SKOR
Lokasi rencana as bendungan direncanakan +300 m dari jembatan sungai Temef di jalan negara ruas Soe – Kefamenanu.
SKOR Lokasi rencana as bendungan direncanakan dihulu alternatif-1 dengan jarak +1 km.
± 250,0 m
1
± 700,0 m
1
Perlu relokasi jalan ruas Soe – Kefamenanu
-1
Tidak perlu relokasi jalan ruas Soe – Kefamenanu
2
17,50 m o 33,45
2
90,50 m o 36,50
1
o
o
41,50
50,25 -1
-
Ketebalan
river deposit
1 -
Ketebalan
river
4-166
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO.
Laporan Akhir ALTERNATIF-1
URAIAN
ALTERNATIF-2 SKOR
SKOR
5,0 m (BH-1) Kekerasan batuan : moderately ~ low hardness Kelas batuan : CL
-
Kekerasan batuan : moderately ~ hard
-
RQD < 20%, hancur karena dikontrol oleh fractured/ crack Dijumpai core lose krn anjlokan stang bor (indikasi rongga) Permeabilitas tinggi
-
Kelas batuan : CL ~ CM RQD > 50%, umumnya masif
-
Discontinuitas batuan (hasil pemboran): crack dan rongga
-
-
Litologi Batugamping
-
-
Nampak dijumpai tetesan air disepanjang tebing sandaran kiri mengindikasikan potensi air tanah yang baik Dijumpai gejala karstifikasi (pelarutan oleh air) dan indikasi pembentukan sinkhole/rongga (proses pembentukan goa) Permeabilitas Tinggi ~ Waterloss Disepanjang tebing dikontrol oleh joint / crack
-
Pembentukaan tebing dikontrol langsung oleh sesar/patahan (strike-slip fault) Litologi Batugamping
-
-
Ketebalan lapisan overbourden/pelapukan dari Pemboran BH-2 setebal 8.0 m
-
-
Muka air tanah dijumpai kedalaman 36.0 meter berdasarkan pemboran BH-2, berpotensi untuk
-
-
-
-
-
-
Sandaran kiri :
-
-
-
-
Sandaran kanan :
deposit 5,0 m (BH-4)
-
-
Tidak lose
-
Permeabilitas sedang Discontinuitas batuan (hasil pemboran): tidak ada (masif) Litologi Batugamping Tidak dijumpai muka air tanah selama pemboran di BH-3 maupun air rembesan di tebing Tidak nampak gejala kartifikasi
-
-
-
terjadi
core
Nilai Permeabilitas Sedang ~ Tinggi Joint/crack berkembang tidak terlalu signifikan (minor) Tebing merupakan efek (kelurusan) oleh sesar/patahan (strike-slip fault) Litologi Batugamping Ketebalan lapisan overbourden/pelap ukan (tidak diketahui) namun diperkirakan > 2.0 m Tidak diketahui namun diperkirakan dalam (pada litologi batupasir)
4-167
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO.
ALTERNATIF-1
URAIAN
-
-
III. IV 4.1 -
-
ALTERNATIF-2 SKOR
-
-
Laporan Akhir
proses karstifikasi (pembentukan goa) Kondisi tebing disekitar as bendungan tidak nampak joint/crack karena tertutup oleh overbourden namun dibagian upstream nampak gejala tersebut Permeabilitas Tinggi Nampak pembelokan morfologi sungai (arah aliran air) dari arah umumnya, mengindikasikan adanya fault/patahan Pembentukaan tebing dikontrol oleh struktur sesar/patahan (strike-slip fault)
SKOR
-
Joint/crack berkembang tidak terlalu signifikan (minor)
-
Nilai Permeabilitas Sedang ~ Tinggi Morfologi sungai sesuai arah umumnya (normal)
-
-
Pembentukan tebing umumnya dikontrol oleh proses geomorfologi (stadia erosi) bukan struktur
Kesimpulan : Dari tinjauan geologi alternatif-2 lebih baik dibandingkan dengan alternatif-1, treatment/perbaikan pondasi geologi untuk alternatif-2 masih memungkinkan dan terprogram dalam desain perbaikan nilai permeabilitas sedangkan untuk alternatif-1 agak sulit dilakukan perbaikan karena potensi weak zone, rongga, crack/joint oleh kontrol struktrur fault/patahan dan gejala karstifikasi kondisinya agak rumit. ASPEK LINGKUNGAN Pembebasan Tanah ± 641,85 Ha ± 597,74 Ha Penduduk yang Tidak ada relokasi penduduk 1 Tidak ada relokasi 1 dipindahkan penduduk ASPEK TEKNIS Data Teknis Awal : Daerah Tangkapan Air 553,62 km2 554,22 km2 Waduk El. muka air banjir (PMF) EI. 384,15 EI. 388,50 El. muka air normal EI. 375,29 EI. 379,00 (MAN) El. muka air rendah EI. 369,35 EI. 372,67 (MAR) Luas genangan 375,33 Ha 429,24 Ha 6 6 Volume tampungan 77,05 x 10 m3 77,05 x 10 m3 total 6 6 Volume tampungan 52,40 x 10 m3 52,40 x 10 m3 mati 6 6 Volume tampungan 24,65 x 10 m3 24,65 x 10 m3 efektif Bendungan Tipe Urugan random tanah Urugan random tanah dengan inti tegak dengan inti tegak Elevasi puncak EI. 385,00 EI. 389,00
4-168
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO.
ALTERNATIF-1
URAIAN
-
-
-
4.2 -
4.3 -
Panjang bendungan Tinggi bendungan dari dasar pondasi Kemiringan hulu Kemiringan hilir Volume timbunan Bangunan Pelimpah, Type Lebar ambang Bangunan Pengelak Type Diameter Panjang Bangunan Outlet Dimensi Elevasi dasar Diameter pipa irigasi Debit maks. irigasi Debit rerata irigasi Tipe katup outlet Biaya dan Manfaat Proyek Manfaat proyek Suplai irigasi Air baku PLTMH : Install Capacity Total Energy Total manfaat Biaya konstruksi Analisa Ekonomi BCR
Laporan Akhir ALTERNATIF-2 SKOR
SKOR
311,19 m 72,00 m
315,00 m 66,00 m
1 : 3,0 1 : 2,5 2,30 x 10⁶ m3
1 : 3,0 1 : 2,5 2,66 x 10⁶ m3
Pelimpah terowong 80,00 m
Ogee
dengan
Pelimpah Ogee dengan terowong 80,00 m
Terowong (horse shoe) 6,00 m 520,00 m
Terowong (horse shoe) 6,00 m 547,00 m
17,50 x 12,00 m 314,00 m 1,20 m 2,27 m3/det 0,90 m3/det Butterfly valve dia. 1,20 m
17,50 x 12,00 m 314,00 m 1,20 m 2,27 m3/det 0,90 m3/det Butterfly valve dia. 1,20 m
5.249 Ha 0,106 m3/det
5.249 Ha 0,106 m3/det
2,00 MW 12,19 GWh
2,20 MW 13,16 GWh
1,919
2
TOTAL SKOR
4
1,721
1 7
Keterangan SKOR : Normal Baik
=1 =2
Kurang baik Jelek
= -1 = -2
4. Penentuan Alternatif As Bendungan Meskipun alternatif 1 mempunyai bentang bendungan yang lebih pendek, biaya konstruksi yang lebih kecil sehingga memiliki nilai BCR yang lebih besar dibanding alternatif 2, lokasi as bendungan Temef diusulkan pada alternatif 2 berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : - Galian pondasi pada alternatif 2 lebih dangkal (2,0 m) dibanding alternatif 1 (5,0 m)
4-169
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
- Kondisi geologi alternatif 2 lebih baik dari alternatif 1. Pondasi alternatif 1 agak sulit dilakukan perbaikan karena potensi weak zone, rongga, crack/joint oleh kontrol struktrur fault/patahan dan gejala karstifikasi. Usulan perbaikan (treatment) pondasi alternatif 1 dengan metode diaphragma wall sedangkan pada alternatif 2 tidak diperlukan. - Meskipun perbaikan pondasi yang diperlukan pada alternatif 1 dapat didesain secara teknis namun tidak tertutup kemungkinan terjadi kegagalan yang menyebabkan biaya perbaikan menjadi lebih mahal. 4.2.16. Noil Fatu Sabo Dam a. Lokasi Lokasi Bendungan Noil Fatu terletak di kota Niki Niki Kecamatan Amanuban Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak disungai Noil Fatu, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, menuju Desa Nunfui arah sungai Noil Fatu. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai pengendali sedimen (sedimen trap). Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih memperparah bahaya banjir yang akan terjadi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Noil Fatu terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Noil Fatu diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Noil Fatu. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Tengah, 4-170
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Kabupaten TTS. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, sehingga sungai dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun untuk rencana pengembangan sungai. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.001 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,08 m3/det. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 7,7 km dan luas DAS 25,1 km2. Dengan adanya pembangunan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,15 Mm3 dengan tinggi dam 9.8 m dan total volume tampungan waduk 0,18 Mm3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun. Tabel 4. 86 Data Teknis Noil Fatu Sabo Dam No
Noil Fatu Sabo Dam
Keterangan
1
Penggunaan
Pengendali Sedimen
2
Sungai
Noil Fatu
3
Curah hujan tahunan
1.001 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0,08 m /det
5
Panjang aliran sungai
7,7 km
6
Luas DAS
25,1 km .
7
Jenis bendungan
Sabo Dam
8
Tinggi Bendung
25 m
9
Panjang Bendung
248 m
10
Total volume tampungan waduk
0,18 Mm
11
Volume Waduk Maksimal
5.619.860,19 m
12
Elevasi Maks
537 m
13
Luas Genangan Waduk Maks
546.463,50 m
14
Catchment Area
25,06 km
15
Tinggi sedimen yang direduksui
9.8 m
3
2
3 3
2
2
d. Manfaat Rencana pembangunan Noil Fatu Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. •
besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,15 Mm3
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 4-171
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Sayap dam 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah f. Biaya Proyek Biaya
konstruksi
proyek
pada
tingkat
USD
4,125
million
atau
Rp. 37.125.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp.48.559.500.000,00 g. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Noil Fatu Sabo Dam, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. h. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 87 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Noil Fatu Sabo Dam Rencana Bangunan
No 1
Noil Fatu Sabo Dam
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
37.125.000.000
6.885.000.000
1,45
13,7
Layak
j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 88 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Noil Fatu Sabo Dam NO
UPAYA
1
Noil Fatu
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 6.885.000.000
4-172
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO
UPAYA Sabo Dam
Kesimpulan
Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 13,7 dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1,45 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
4.2.17. Nipole Sabo Dam a. Lokasi Lokasi Bendungan Nipoleterletak diperbatasan antara Desa Pili, Kecamatan Amanatun Selatan dan Desa Situ, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak disungai Noil Bunu, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, menuju Dusun Bileon Desa Silu. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai pengendali sedimen (sedimen trap). Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih memperparah bahaya banjir yang akan terjadi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Nipole terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Nipole diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Noil Bunu. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, sehingga sungai dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun untuk rencana pengembangan sungai.
4-173
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 975
mm dan limpasan permukaan
3
rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,11 m /det. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 7,28 km dan luas DAS 38.8 km2. Dengan adanya pembanguan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,31 Mm3 dengan tinggi dam 9.8 m dan total volume tampungan waduk 0,23 Mm3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun. Tabel 4. 89 Data Teknis Nipole Sabo Dam No
Nipole Sabo Dam
Keterangan
1
Penggunaan
Pengendali Sedimen
2
Sungai
Noil Bunu
3
Curah hujan tahunan
975 mm
4
Rata-rata limpasan permukaan
0,11 m /det
5
Panjang aliran sungai
7,28 km
6
Luas DAS
38,8 km
7
Jenis bendungan
Sabo Dam
8
Tinggi Bendungan
9,8 m
9
Panjang Bendung
462 m
10
Total volume tampungan waduk
0,23 Mm
11
Luas Genangan Waduk Maks
1.592.503,77 m
12
Volume Waduk Maks
28.948.082,75 m
13
Ketersediaan material pada lokasi
baik
14
Elevasi Maks
500 m
15
Catchment Area
38,80 km
3
2
3 2 3
2
d. Manfaat Rencana pembangunan Nipole Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. •
maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,31 Mm3
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 4-174
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
2. Sayap dam 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,38 million atau Rp.39.420.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 51.561.360.000,00 g. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Pengendali sedimen Nipole,
diusulkan pada
periode jangka menengah pada tahun keempat , selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi h. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 90 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Nipole Sabo Dam No 1
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Nipole Sabo Dam
39.420.000.000
7.317.000.000
1.45
17
Layak
j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 91 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Nipole NO
UPAYA
1
Nipole Sabo Dam
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 7.317.000.000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 17 dibangun
4-175
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
NO
UPAYA
Kesimpulan
Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1.45 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
4.2.18. Ubaki Sabo Dam a. Lokasi Lokasi Bendungan Ubaki terletak di Dusun Nularan, Desa Nian, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka (sekarang), Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Nono Okan, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, Biuduk Foho-jalan desa menuju Dusun Nularan, jalan kaki 30 menit atau lewat desa Haekto menyeberang Sungai Benanain menuju Dusun Nularan. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai pengendali sedimen (sedimen trap). Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih memperparah bahaya banjir yang akan terjadi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Ubaki (Nono Okan) terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidroorologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Ubaki diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Nono Okan. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, yang berfungsi mencegah bencana banjir akibat aliran sedimen, sehingga dapat berfungsi
4-176
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
secara normal dan efektif baik sebagai pengendalian banjir maupun untuk rencana pengembangan sungai. Luas DAS 81,3 km2 dan panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 16.5 km. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 927 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,20 m3/det. Dengan adanya pembangunan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,38 Mm3 dengan tinggi dam 8 m dan total volume tampungan waduk 0,41 Mm3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun. Untuk air minum ternak disupplai sebesar 4 liter/detik setara dengan kebutuhan 22.864 ekor ternak. Tabel 4. 92 Data Teknis Ubaki Sabo Dam
No 1 2 3 4
Ubaki Sabo Dam Penggunaan Sungai Curah hujan tahunan Rata-rata limpasan permukaan
Keterangan Pengendali Sedimen Nono Okan 927 mm 0,20 m3/det.
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Panjang aliran sungai Luas DAS Jenis bendungan Tinggi Bendungan Panjang Bendung Luas Genangan Waduk Maks Volume Waduk Maksimal Total Volume Tampungan Waduk Ketersediaan material pada lokasi Catchment Area
16,5 km 81,3 km2 Sabo Dam 12,50 m 233 m 443.288,52 m2 2.918.209,00 m3 0,41 Mm3 baik 81,29 km2
d. Manfaat Rencana pembangunan Ubaki Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. •
maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,38 Mm3
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah :
4-177
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
1. Bangunan utama dan Pelengkap Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Sayap dam 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah
f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 3,22 million atau Rp.28.980.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp.37.905.840.000,00 g. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Pengendali sedimen Ubaki, diusulkan pada periode jangka menengah pada tahun keempat, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi h. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 93 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Ubaki Sabo Dam No 1
Rencana Bangunan
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
Ubaki Sabo Dam
28.980.000.000
5.373.000.000
1,13
17
Layak
4-178
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 94 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi NO
UPAYA
1
Ubaki Sabo Dam
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 5.373.000.000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 17 dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1,13 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
4.2.19. Noelnasi Sabo Dam a. Lokasi Lokasi Bendungan Noelnasi terletak di Desa Nian, Dusun Kiub, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Tasalok, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan Kabupaten Kefamenanu-Ambeno km 10, jalan setapak 5 km (100 m utara jembatan jalan Eban- Kefamenanu km 200,75). b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi sebagai pengendali sedimen (sedimen trap) dan waduk peternakan. Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih memperparah bahaya banjir yang akan terjadi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Noelnasi terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Noelnasi diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Tasalok. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Kabupaten Timor Tengah Selatan. Waduk direncanakan sebagai 4-179
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
pengendali sedimen, sehingga sungai dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun untuk rencana pengembangan sungai. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.097 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar
0,11 m3/det. Panjang aliran sungai dari hulu
sampai as bendungan adalah sekitar 7,6 km dan luas DAS 21,8 km 2. Dengan adanya pembanguan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,079 Mm3 dengan tinggi dam 8 m dan total volume tampungan waduk 0,095 Mm3. Usia Proyek sampai dengan 5 tahun.
Tabel 4. 95 Data Teknis Noelnasi Sabo Dam
No 1 2 3 4
Noelnasi Sabo Dam Penggunaan Sungai Curah hujan tahunan Rata-rata limpasan permukaan
Keterangan Pengendali Sedimen Tasalok 1.097 mm 0,11 m3/det
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Panjang aliran sungai Luas DAS Jenis bendungan Tinggi Bendungan Luas Genangan Waduk Maks Total volume tampungan waduk Volume Waduk Maksimal Elevasi Maks Ketersediaan material pada lokasi Panjang Bendung Catchment Area
7,6 km 21,8 km2 Sabo Dam 8m 123.850,94 0,095 Mm3 290.663,37 m3 400 m baik 175 m 21,84 km2
d. Manfaat Rencana pembangunan
Noelnasi Sabo Dam merupakan usulan dari proyek
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur •
besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,079 Mm3
e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 4-180
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Sayap dam 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 2,6 million atau Rp.23.400.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 30.607.200.000,00. g. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Pengendali sedimen Noelnasi,
diusulkan pada
periode jangka menengah pada tahun keempat, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi h. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel 4. 96 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Noelnasi Sabo Dam No 1
Rencana Bangunan Noelnasi Sabo Dam
Biaya Pembangunan (Rupiah)
NPV
BCR
IRR 12%
Keterangan
23.400.000.000
4.342.500.000
1,13
17
Layak
4-181
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel 4. 97 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Noelnasi Sabo Dam NO
UPAYA
1
Noelnasi Sabo Dam
Kesimpulan
PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.Formasi Geologi Aman NPV 4.342.500.000 b.Daya Dukung Tanah Aman c.Topografi Memungkinkan IRR 17 dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1,13 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak
Untuk lebih jelasnya, letak dan posisi rencana waduk-waduk tersebut di atas terdapat dalam Gambar 4.14.
4-182
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 14 Rencana Waduk di WS Benanain 4-183
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
4.3.
Laporan Akhir
Detail Desain Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu Tahun 2012 a.
Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk daerah kering yang sangat dipengaruhi oleh letak geografisnya. Daerah ini termasuk daerah arid dengan tinggi curah hujan tahunan rerata sekitar 1.200 – 1.400 mm. Periode musim hujan sekitar 100 hari per tahun, dan terjadinya hujan pada bulan yang tidak tetap, yaitu antara bulan November sampai bulan Maret. Hal tersebut sangat berpengaruh pada jadwal musim tanam dan kebutuhan air minum manusia dan ternak.Untuk mengatasi hal tersebut di atas, pembangunan sangat diperlukan, salah satunya adalah rencana pembangunan Bendungan di Kabupaten Belu. Sebelum pelaksanaan konstruksi Bendungan di Kabupaten Belu perlu adanya detail desain dari pembangunan tersebut, agar didapatkan suatu perencanaan yang matang dan bermanfaat secara optimal. Kabupaten Belu yang dalam strata wilayah administratif berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Kabupaten ini merupakan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan potensinya dalam bidang pertanian lahan kering. Melihat segala potensinya, BWS NT II rencananya membangun sebuah Bendungan “Rotiklod” terletak di desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu guna menjawab segala tantangan dan kendala yang ada. Berdasarkan aspek geofisik, Pulau Timor umumnya memiliki formasi geologi yang sangat mendukung keberadaan bangunan keairan semacam embung maupun bendungan, sebagai contoh di Kabupaten ini telah dibangun Embung Irigasi Haliwen dan Haekrit yang pemanfaatannya sangat berguna untuk masyarakat sekitarnya. Luas daerah aliran sungai relatif cukup besar, yaitu + 36.2 km2. Rencana lokasinya berada pada suatu bentuk cekungan atau lembah yang lebar sehingga tampungannya cukup memadai untuk keperluan irigasi dan air baku. Berdasarkan hasil Studi Optimasi Pengembangan Sumber Daya Air Provinsi NTT (1997/1998), diketahui bahwa curah hujan potensial yang berupa limpasan air
4-184
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
permukaan (surfase water run-off) sebesar ± 16,67 milyar m3 dengan curah hujan pertahun rata-rata sebesar 1.200 mm. Pemanfaatan sumberdaya air tersebut secara umum sebanyak ± 14,30 %. Dengan demikian maka masih terdapat defisit air untuk keperluan irigasi, air baku dan lainnya di wilayah sungai (WS), khususnya di beberapa kawasan dalam sub wilayah sungai. Maka pada tahun 2012, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II melaksanakan kegiatan pekerjaan Detail Desain Bendungan 1 Buah di Kabupaten Belu, dengan pemberi kerja PPK Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara Iidengan PT. Ika Adya Perkasa sesuai kontrak nomor : KU.08.08/SNVT/PJSA-NT II/PKSDA-I/06/III/2012 tanggal Tanggal 28 Maret 2012. b. Data Teknis Untuk mendapatkan data tentang kemampuan maksimal antara tampungan dan debit maka dilakukan proses simulasi dengan menggunakan parameter kebutuhan air irigasi, kebutuhan air baku, kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai. Dari proses tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4. 98 Data Teknis Bendungan Rotiklod
No
Uraian
1.
Nama Bendungan
Bendungan Rotiklod
2
Lokasi Bendungan
Alur Mota Rotiklod,Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur
3
Manfaat
-Peningkatan area irigasi seluas 400 ha. -Air baku dengan debit 0,32 lt/det,0,72 lt/dt atau 1,08 lt/dt
4
Hidrologi
- Daerah tangkapan air 11,6 km - Curah hujan rerata tahunan 546 mm
5
Tampungan Bendungan
6
Tubuh Bendungan
Hasil Perhitungan
2
3
Volume tampungan brutto : 2.925.773 m 3 Volume tampungan efektif : 2.633.196 m 3 Volume tampungan mati : 292.577,3 m Luas genangan : 25 ha 3 Debit banjir rencana (QPMF): 660 m /det Elevasi banjir maksimum : + 77,6 m Elevasi air normal : + 75,00 Tipe: Timbunan Homogen dengan Inti Miring Tinggi maksimum : 35,00 m
4-185
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Uraian
Laporan Akhir
Hasil Perhitungan Panjang puncak embung Elevasi puncak Free Board (Q0,5 pmf) Kemiringan slope up stream Kemiringan slope down stream
7
8
Pelimpah
Pengambilan
: 300 m : + 80,00m : 2,151 m : 1: 3,00 : 1: 2,50
Lokasi : sisi kiri Geologi : lapukan batu lempung Tipe : pelimpah samping tanpa pintu lebar mercu 40 akhir (end sill) kolam olak (USBR) tipe III 3 Debit rencana (Q0,5 pmf) : 330 m /det Elevasi puncak pelimpah : + 75,00 m Elevasi air maksimum : + 77,66 Lebar pelimpah : 40 m Tipe Kapasitas Pipa outlet
mambang
: Sadap miring atau Drop Inlet 3 : 0,454 m /det : Ø 600 mm
Sumber : - Detail Desain Bendungan 1 Bh Di Kabupaten Belu PT. Ika Adya Perkasa 2012
c.
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Bendungan berada di Desa Fatuketi Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Gambar 4.15 dan di bawah ini:
Gambar 4. 15 Lokasi Desa Fatuketi Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu dan Gambar Lokasi Pekerjaan Sumber : - Detail Desain Bendungan 1 Bh Di Kabupaten Belu, PT. Ika Adya Perkasa 2012
4-186
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
4.4.
Laporan Akhir
Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu 2011 a.
Latar Belakang
Sungai Benanain memiliki panjang sungai 128 km dengan luas daerah aliran sungai 3.296,39km2 merupakan sungai yang terbesar dan terpanjang di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sungai Benanain ini juga mempunyai karakteristik puncak banjir relatif tinggi dengan waktu yang relatif pendek. Sungai Benanain berhulu di pegunungan Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan bermuara di laut Timor. Pada daerah bagian hilir sungai terdapat dataran Besikama di Kabupaten Malaka yang merupakan salah satu kawasan prioritas wilayah pembangunan di Propinsi Nusa Tenggara Timur, dengan memiliki luas 54.334 ha mempunyai keunggulan komperatif dan dapat diandalkan sebagai kawasan produksi Pertanian lengkap. Secara umum kondisi sungai Benanain dapat digambarkan sebagai berikut. Kondisi hulu Sungai Benanain sangat kritis mengakibatkan runoff bertambah besar kebagian hilir, hanya sebagian kecil saja menjadi aliran air tanah. Besarnya runoff mengakibatkan debit dan kecepatan air yang besar langsung mengalir menuju hilir sungai. Sepanjang alur sungai Benanain tanahnya memiliki stabilitas yang rendah yang akibatnya mudah longsor. Dibeberapa ruas sungai Benanain mudah mengalami longsor, apalagi setiap terjadi banjir maka tebing sungai Benanain banyak yang mengalami kerusakan tebing bahkan sampai terjadinya jebol tanggul tanggul yang sudah dibuat. Hal ini berdampak kelebihan air pada musim hujan menjadi limpasan. Limpasan ini kemudian menjadi bencana banjir karena sudah keluar alur sungai dan mengalir ke daerah daerah pemukiman dan lahan lahan pertanian. Kejadian ini hampir setiap tahun terjadi bahkan dalam setahun dapat terjadi beberapa kali. Setiap tahun bencana ini selalu mengancam dan mengkhawatirkan kehidupan masyarakat disepanjang alur sungai Benanain. Banjir tahunan menggenangi lahan pertanian dengan ketinggian ± 1-1,2 m. Banjir yang pernah terjadi (periode ulang < 5 tahun) tercatat pada bulan Januari 1999, menggenangi areal seluas ± 2.369 ha meliputi 4-187
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
lahan-lahan pertanian, pemukiman dan bangunan fasilitas umum di 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Malaka Tengah dan Kecamatan Malaka Barat.
Sumber : Indonesiner blogspot Gambar 4. 16 Kerusakan yang terjadi pada Sungai Benanain
b. Persepsi Masyarakat : Persepsi masyarakat terhadap pembangunan Pengendali Banjir Sungai Benanain dan
harapan
pemanfaatannya
dapat
dibedakan
berdasarkan
status
kemasyarakatannya. Respon aparat desa dan persepsi Masyarakat kadang berbeda, hal tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pandang yaitu cara pandang dari aparat desa lebih melihat pada kebutuhan masyarakat secara umum sementara cara pandang masyarakat lebih melihat kebutuhan secara individual/pribadi. Perbedaan cara pandang ini kadang membuat perbedaan keinginan antara aparat desa dengan warga.
4-188
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Agar
dapat
memberikan
Laporan Akhir
hasil
yang
optimal
terhadap
pembangunan
penanggulangan abrasi pantai dan untuk memperlancar dalam pelaksanaannya, maka diperlukan sosialisasi yang baik dan pemberian pemahaman kepada masyarakat tentang pembangunan Bangunan Pengendali Banjir Sungai Benanain. c.
Lokasi
Lokasi kegiatan terletak sungai Benanain yang termasuk Wilayah Sungai Benanain di Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur, kurang lebih berjarak 200 Km dari Kota Kupang. Lokasi Pekerjaan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Malaka.
Sumber: Indonesianer blogspot Gambar 4. 17 Peta Sketsa Lokasi Sungai Benanain
d. Data Teknis Sungai Benanain Sebagaimana sungai-sungai lain di Indonesia yang selalu diukur untuk diambil datanya. Sungai Benanain juga mempunyai data-data teknis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.99. Tabel 4. 99 Data Teknis Sungai Benanain No
Uraian
Keterangan
1
Nama DAS
DAS Benanain
2
Jenis WS
Strategis Nasional
3
Lokasi
Kabupaten Malaka (dahulu Belu)
4-189
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II No
Laporan Akhir
Uraian
Keterangan
4
Letak Geografis
5
Panjang DAS
0901913211-0902212011 LS dan 1240414411 -12201212011 BT 128 km
6
Luas DAS
3.296,39 km
7
Kapasitas Tampungan sungai
500 m /detik
8
Debit Banjir Nakayasu
Q2 tahun sebesar 1603 m /detik, Q5 tahun sebesar 2092 3 m3/detik, Q10 tahun sebesar 2401 m /detik 3 Q20 tahun sebesar 2693 m /detik, Q50 tahun sebesar 3065,82 3 3 m /detik, Q100 tahun sebesar 3342 m /detik.
9
Jumlah embung pada DAS Benanain Kapasitas Tampungan embung Bangunan Sungai
10 11
2
3
3
Rencana
93 embung 516,50 juta m
3
Bendung Benanain, Perkuatan Tebing, Jembatan Benanain
Sumber : - Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu, PT Patria Jasa Nusaprakarsa 2011
e.
Usulan Pengendalian Banjir Berbasis Konservasi
1.
Optimalisasi Bangunan Waduk/Embung
Keberadaan waduk/embung di DAS Benanain tersebar di 3 (tiga) kabupaten dengan jumlah embung sampai 93 embung. Dengan perincian 2 embung untuk irigasi dan 91 embung kecil. Fungsi dari embung tersebut harus dioptimalkan agar mengurangi debit air yang mengalir disungai Benanain pada saat musim hujan. 2.
Usulan Bangunan pengendali dan pengaman Banjir
Ada dua bangunan pengendali banjir yang diusulkan a. Bangunan untuk melindungi tanggul banjir dengan perkuatan tebing dengan bronjong berengsel. b. Perlindungan tebing dengan revetment, jenis ini dikhususkan pada daerah pengamanan bangunan prasarana keairan (bendung dan siphon). Berikut ini disajikan Pengendali Erosi Tebing dengan Bronjong Tabel 4. 100 Pengendali Erosi Tebing dengan Bronjong No
Sungai
Lokasi
Panjang (m)
Keterangan
1
Benanain
Patok R1-R8
410
Blok 1
2
Benanain
Patok R9-R23
750
Blok 2
3
Benanain
Patok R39-R46
350
Blok 3
4
Benanain
Patok L70-L76
270
Blok 4
5
Benanain
Patok R123-R139
500
Blok 5
6
Benanain
Patok R123-R139
535
Blok 6
4-190
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Sungai
Laporan Akhir
Lokasi
Panjang (m)
Keterangan
7
Benanain
Patok R130-R132
190
Blok 7
8
Benanain
Patok R133-R149
810
Blok 8
9
Benanain
Patok R163-R167
330
Blok 9
10
Benanain
Patok R165-R184
920
Blok 10
11
Benanain
Patok R173-R179
360
Blok 11
12
Benanain
Patok R195-R199
160
Blok 12
13
Benanain
Patok R271-R277
360
Blok 13
14
Benanain
Patok L286-R294
430
Blok 14
15
Benanain
Patok L300-R305
235
Blok 15
16
Benanain
Patok R329-R341
615
Blok 16
17
Benanain
Patok R335-R339
390
Blok 17
18
Benanain
Patok R490-R499
490
Blok 18
Total Panjang Sumber:
4.5.
8.105
Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu, PT Patria Jasa Nusaprakarsa 2011
Rencana Pembangunan Waduk dalam Penyusunan Rencana PSDA WS Benanain
4.5.1 Rencana Pembangunan Waduk Wemeda 1. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki curah hujan yang sangat rendah untuk kebutuhan air baku dan untuk kegiatan usaha tani. Menurut klasifikasi Oldeman, tipe iklim di NTT adalah D3 - E4 yang berarti agak kering sampai kering. Disamping iklim kering, tipe lahan usaha taninya adalah lahan kering semi ringkai. Lahan kering yang sangat luas merupakan faktor pembatas alamiah bagi manusia di NTT dalam upaya untuk
memenuhi
kebutuhan
pangannya.
Air
merupakan
sarana
mutlak
pengembangan agribisnis. Sejalan dengan itu pertambahan penduduk merupakan hal yang tidak dapat dihindari, pertambahan penduduk menyebabkan permintaan terhadap air akan mengalami peningkatan dan perubahan ke arah diversifikasi kebutuhan sumberdaya air. Sehingga kebutuhan air tidak hanya untuk keperluan irigasi dalam rangka memenuhi peningkatan produksi pangan beras dan palawija, tetapi juga agar dapat menyediakan bagi kebutuhan di sektor lainnya seperti kebutuhan air untuk industri, kebutuhan air baku masyarakat, pariwisata dan lain lain. 4-191
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Waduk adalah cara paling effisen untuk menabung air buat hari depan, baik untuk pertanian, perikanan, minum, maupun untuk keperluan lainnya. Waduk merupakan prasarana dalam mendukung untuk kecukupan pangan, energi dan air, pemanfaatan air untuk tiga hal tersebut merupakan faktor penentu peningkatan pembangunan nasional. Untuk memenuhi suplai kebutuhan air baku dan irigasi. Rencana pembangunan Waduk Wemeda di Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka, adalah merupakan salah satu cara untuk menjawab persoalan yang telah diuraikan di atas, dimana bendungan tersebut direncanakan dibangun dengan volume genangan 10.690.952,51 m3. 2. Pencapaian Lokasi Secara administratif, wilayah Perencanaan berada di Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka. Lokasi berada pada koordinat X : 710317 mT dan Koordinat Y : 8957084 mS. Untuk mencapai lokasi daerah Perencanaan Waduk Wemeda dapat ditempuh melalui rute perjalanan yang dapat ditempuh dari Kota Atambua kearah Kupang melalui jalan beraspal hotmik (jalan propinsi), sekitar KM 23 sampai simpang Halilulik belok kekiri melalui jalan beraspal (jalan kabupaten) ke arah Kota Betun (Ibukota Kabupaten Melaka), sekitar KM 10 ditemui jembatan rusak dalam perbaikan, KM 20 sampai simpang Desa Wemeda belok ke kanan dilanjutkan sekitar 2 KM melalui jalan perkerasan batu sampai di Desa Wemeda. Lokasi rencana waduk berada di sisi Desa sebelah Barat Daya Desa Wemeda.
Gambar 4. 18 Peta Lokasi Kesampaian Rencana lokasi Waduk Wemeda, Wilayah Sungai Benanain, Nusa Tenggara Timur
4-192
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 19 Lokasi Desa Wemeda serta Jalan menuju ke Rencana lokasi Waduk Wemeda, WS Benanain
3. Gambaran Umum Lokasi Rencana lokasi Waduk Wemeda terletak didesa Wemeda Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka Provinsi NTT. Secara administrasi Desa Wemeda adalah desa berstatus Swakarya. Desa Wemeda mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Kristen Katolik. Rumah penduduk mayoritas masih berupa rumah adat Timor. Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang, beternak sapi atau babi. Berikut ini disajikan tabel Kondisi Umum Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka.
4-193
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 101 Kondisi Umum Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka
No 1
2
3 4. 5
Kondisi Nama Desa Nama Ibukota Desa Nama Kecamatan Nama Ibukota Kecamatan Type Desa Tingkat perkembangan desa Jumlah Dusun Jumlah RW Jumlah RT Luas Desa Persentase dari luas Kecamatan Jarak ke Kecamatan Jarak ke Kabupaten Batas Administrasi Desa: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur
6
Kondisi Geografis
7 8
Keadaan Topografi Keadaan hidrologi
9
Kondisi Iklim
Uraian Wemeda Seon Malaka Timur Boas Perladangan Swakarya 8 dusun 13 RW 13 RT 13,62 km2 16,35 % dari Luas Kecamatan 3 km 43 km Desa Raiulun Desa Dirma Desa Babulu Kec. Kobalima Desa Nauke Kusa Kab. TTU terletak pada koordinat X = 710317 mS dan Y= 8957084 mT. Lokasidesa berada di ketinggian > 500 m dpl. Sungai Wemeda banyaknya hari hujan 64 dan curah hujan 8196 mm.
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam angka 2013
4. Sarana dan Prasarana yang terdapat di desa Wemeda. Sebagai desa Swakarya desa Wemeda terus melakukan pembangunan. Desa Wemeda mempunyai Sarana dan Prasarana baik Fisik maupun non Fisik. Sarana dan Prasarana itu yaitu: Tabel 4. 102 Sarana Fisik dan non Fisik yang terdapat di desa Wemeda No 1. 2
Uraian Sarana Kesehatan Tenaga Kesehatan
Keterangan Puskesmas 1, Puskesmas Pembantu 1 , Klinik 1 Dokter PNS/Dokter PTT = 1 orang, Bidan = 6 orang, Paramedis = 6 orang, Dukun Bayi = 5 orang 3. Sarana Agama Gereja Katholik = 1 Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
4-194
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
5. Sumber Daya Listrik Penduduk Desa Wemeda tidak seluruhnya dapat menikmati penerangan listrik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.103 berikut ini. Tabel 4. 103 Banyaknya Rumah Tangga Pelanggan Listrik di Kecamatan Malaka Timur Menurut Desa Tahun 2012
No 1 2 3 4 5 6 Jumlah
Desa
Rumah Tangga Pelanggan PLN 64 69 140 92 123 488
Numponi Sanleo Dirma Kusa Wemeda Raiulun
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
Keadaan desa Wemeda masih banyak kekurangan disebabkan keadaan desanya yang terisolir. Desa yang terisolir oleh sungai Wemeda ada 3 (tiga) yaitu, Desa Babulun (beda Kecamatan), Desa Rai Ulun dan Desa Dirma. 6. Kondisi Kependudukan a. Jumlah Penduduk Kependudukan
merupakan
salah
satu
aspek
yang
sangat
penting
dalam
pembangunan bangsa, karena mempunyai kaitan yang erat dengan kesejahteraan hidup manusia. Perkembangan penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan persediaan resource yang memadai maka jumlah penduduk yang banyak tersebut akan menjadi beban bagi pembangunan. Sebaliknya percepatan pertumbuhan penduduk relative lamban dari percepatan peningkatan sumber daya dan sumber dana yang ada maka potensi penduduk dengan segala aspeknya akan menjadi modal pembangunan yang sangat berharga. Pemerintah dalam berbagai format perencanaan selalu menempatkan masalah kependudukan sebagai kerangka acuannya, karena penduduk dengan aspek kualitas dan kuantitasnya merupakan pelaku sentral sekaligus sebagai obyek yang menikmati hasil-hasil pembangunan secara lebih adil dan berperikemanusiaan. Penduduk yang banyak dengan kualitas yang tinggi akan menjadi aset yang berharga bagi kelancaran pembangunan, sedangkan apabila sebagian besar dari mereka berkualitas rendah 4-195
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
tentu akan menjadi sumber kemiskinan dan keterbelakangan yang tidak lain juga menjadi musuh utama dari misi pembangunan bangsa. Tabel 4. 104 Jumlah Penduduk Wemeda Tahun 2012 Desa
Laki laki 739
Wemeda
Perempuan 733
Sex Ratio 100,82
Jumlah 1.472
4.696 15,61%
98,30 -
9.312 -
Kec. Malaka Timur 4.616 Persentase Penduduk Desa Wemeda 16,01% terhadap Penduduk Kecamatan Malaka Timur Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
b. Tingkat Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk Desa Wemeda adalah 108 jiwa/km2. Menurut Pembangunan Masyarakakat Desa (PMD) yang menggolongkan angka kepadatan menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai dengan 50 jiwa/ km2); 2) Kurang Padat (51 – 250 jiwa/ km2); 3) Cukup Padat (251 – 400 jiwa/ km2) dan 4) Sangat Padat (lebih dari 401 jiwa/ km2). Dengan melihat pendapat tersebut, maka Desa Wemeda termasuk desa yang Kurang Padat. Tabel 4.105 menyajikan jumlah dan tingkat kepadatan penduduk Desa Wemeda. Tabel 4. 105 Jumlah Dan Tingkat Kepadatan Penduduk Desa Wemeda
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Luas Desa (Km2) Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2) Kepadatan Rumah Tangga (jiwa/KK)
Desa Wemeda 1.472 451 13,62 km2 108 4
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
c. Piramida penduduk Desa Wemeda Piramida atau Struktur usia penduduk disuatu daerah adalah jumlah penduduk berdasarkan rentang usia yang sudah ditentukan. Hal ini sangat penting diketahui oleh penentu kebijakan pembangunan agar dapat dengan tepat merumuskan kebijakan. Tabel 4. 106 Jumlah Desa Wemeda Penduduk Menurut Usia Tahun 2012 Usia
Laki Laki
Perempuan
Jumlah
00-04
100
95
195
05-09
114
112
226
10-14
117
95
212
4-196
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Usia
Laki Laki
Perempuan
Jumlah
15-19
64
43
107
20-24
36
41
77
25-29
46
44
90
30-34
29
47
76
35-39
39
46
85
40-44
40
41
81
45-49
41
39
80
50-54
28
38
66
55-59
23
29
52
60-64
18
24
42
65-69
18
15
33
70-74
9
8
17
+75
17
16
33
Jumlah
739
733
1.472
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
Gambar 4. 20 Jumlah Desa Wemeda Penduduk Menurut Usia Tahun 2012
Berdasarkan tabel dan gambar diatas maka penduduk Desa Wemeda didominasi oleh usia 05-09 tahun disusul usia 10-14 tahun dan kemudian usia balita yaitu 00-04 tahun. d. Jumlah penduduk Wemeda berdasarkan agama yang dianut Agama Katholik adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Desa Wemeda. Hal ini dapat dilihat dari Tabel berikut ini. 4-197
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 107 Jumlah Penduduk Kecamatan Malaka Timur Menurut Desa
No 1 2 3 4 5 6
Desa Katholik 2.301 1.728 976 1.369 1.329 795 8.498
Numponi Sanleo Dirma Kusa Wemeda Raiulun Jumlah
Agama Protestan 147 108 196 127 143 89 810
Jumlah Islam 4 4 8
2.448 1.836 1.176 1.496 1.472 884 9.312
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
7. Kondisi pertanian Berdasarkan pengamatan langsung kondisi pertanian di desa Wemeda didominasi oleh tanaman budi daya kehutanan, tanaman liar serta ladang, perkebunan tanaman keras yaitu: 1. Tanaman keras adalah : pohon jati, mahoni, bambu, kemiri, kelapa dan lontar Tanaman liar (semak belukar) adalah: pakis, lengkuas hutan. 2. Ladang
perkebunan masyarakat dan tanaman buah: ketela/singkong, kacang,
jeruk, sayur sayuran, lombok, pisang, pepaya dan lain-lain. Tetapi tidak ada data statistik yang menggambarkan kondisi pertanian yang sebenarnya didesa Wemeda. a. Komoditas Padi dan Jagung Komoditas Padi dan Jagung di Kecamatan Malaka Timur dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 4. 108 Luas Panen, Rata Rata Produksi dan Produksi Padi Sawah dan Jagung di Kecamatan Malaka Timur
No
Jenis Komoditi
1 Padi Sawah 2 Jagung
Luas Panen (Ha) 2 70
Produksi (ton)
Rata rata Produksi (kw/ha)
Produksi (jagung) (ton)
Gabah Kering
Beras
3 20
140
6 -
3,9 -
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
4-198
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
b. Perkembangan Luas panen tanaman Padi dan palawija Perkembangan Luas Panen Padi dan Palawija di Kecamatan Tasifetto Timur menggambarkan kondisi pertanian masyarakat yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013 Gambar 4. 21 Perkembangan Luas Panen Tanaman Padi dan Palawija di Kec. Malaka Timur
Perkembangan Luas Panen Komoditas Padi dan Palawija di Kecamatan Malaka timur dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan. Hal ini perlu penanganan intensif dari pihak terkait. Seperti teknik budidaya yang harus di latih dan pembangunan sarana sumber daya air seperti Waduk. c. Kondisi Tanaman perkebunan Di daerah sekitar lokasi rencana Waduk Wemeda tanaman perkebunan didominasi oleh tanaman yang mampu beradaptasi terhadap cuaca kering. Hal ini dapat dilihat pada Tabel dibawah berikut ini. Tabel 4. 109 Kondisi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Malaka Timur tahun 2012
No
Jenis Tanaman
1 2 3
Kelapa Kemiri Kakao
Luas Areal (Ha) Belum Sudah Menghasilkan Menghasilkan 30 379 130 190 -
Tua
Produksi (Ton)
-
431 145 4-199
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Jenis Tanaman
4 5 6 7
Jambu Mete Kopi Pinang Kapok
Laporan Akhir
Luas Areal (Ha) Belum Sudah Menghasilkan Menghasilkan 40 23 2 10 3 8 5 21
Tua
Produksi (Ton)
-
15 2 12 5
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
d. Kondisi Peternakan Secara umum Penduduk Desa Wemeda menyenangi ternak. Hal ini terlihat dari besarnya populasi binatang ternak yang ada di desa Wemeda. Tabel berikut memperlihatkan populasi hewan ternak didesa Wemeda. Tabel 4. 110 Populasi Hewan Ternak di Desa Wemeda
Desa
Sapi
Wemeda
Kerbau
962
5
Kuda
Populasi Babi
4
624
Kambing 387
Jumlah 1982
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
Untuk populasi ternak unggas didesa Wemeda dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4. 111 Populasi Ternak Unggas di Kecamatan Malaka Timur Menurut Desa Tahun 2012
No
Desa
Ayam Kampung
Ayam Ras
1 2 3 4 5 6
Numponi Sanleo Dirma Kusa Wemeda Raiulun Jumlah
5.873 3.784 2.718 3.781 3.234 2.390 21.780
NA NA NA NA NA NA -
Itik
Jumlah
NA NA NA NA NA NA -
5.873 3.784 2.718 3.781 3.234 2.390 21.780
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
Populasi unggas ayam di desa Wemeda mempunyai jumlah yang sangat besar yaitu 3.234 atau 14,85% dari total populasi ayam yang ada di kecamatan Malaka Timur. 8. Partisipasi mayarakat Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Wemeda ini akan tinggi. Hal ini disebabkan masyarakat sangat membutuhkan adanya tampungan air berupa waduk. Di 4-200
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Desa Wemeda juga tidak ditemukan adanya sumur, ada pipa saluran air dari sumber air tapi kurang terawat, sebagian besar kebutuhan sebagai air baku, minum, mandi, cuci, dan lain-lain mereka mengandalkan air sungai yang ada. Hal lain yang perlu direncanakan adalah kegiatan sosialisasi secara intensif terkait masalah lahan pertanian yang nantinya terkena dampak genangan air. Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk Wemeda, digambarkan dalam Gambar 4.22 di bawah ini.
4-201
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 22 Rencana Waduk Wemeda
4-202
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4.5.2 Rencana Pembangunana Waduk Sadi 1. Latar Belakang Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah semi – kering di Indonesia, dengan ciri musim kemarau mencapai 8 – 9 bulan, dan tebal hujan rata – rata tahun 1.200 mm. Kondisi demikian mengakibatkan hampir di semua wilayah terutama di desa-desa di NTT sering mengalami kesulitan air terutama pada musim kemarau, namun dilain pihak pada saatmusim hujan air terbuang dan bahkan menimbulkan bencana banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui BWS Nusa Tenggara II membuat program–program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya air. Untuk menindaklanjuti program tersebut, pemerintah berencana membangun berbagai prasarana sumber daya air, diantaranya Waduk Sadi. Waduk Sadi terletak di Desa Sadi, Kecamatan Tasifetto Timur, Kabupaten Belu. Dimana bendungan
tersebut
direncanakan
dibangun
dengan
volume
genangan
Rp. 32.807.322,82 m3. 2. Pencapaian Lokasi Secara administratif, Waduk Sadi berada di Desa Sadi Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. Pada koordinat X : 715729 mT dan Y : 8997078 mS. Rute jalan menuju lokasi dapat ditempuh dari Kota Atambua kearah perbatasan Timor Leste, melalui jalan Badara Bere Talo / jalan Kabupaten, sekitari KM 6 menyeberang sungai Haliwen (mobil/kendaraan roda 2 bisa menyeberang bila saat tidak ada hujan), sekitar 2,5 KM kemudian ketemu Desa Sadi, dari Desa Sadi melalui jalan kebun (jalan loging kayu masyarakat) sekitar 1 KM sampai di lokasi rencana Waduk Sadi.
4-203
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 23 Peta Lokasi Kesampaian Rencana lokasi Waduk Sadi, WS Benanain.
Gambar 4. 24 Lokasi desa Sadi serta Jalan menuju Rencana lokasi Waduk Sadi, WS Benanain
3. Gambaran Umum Lokasi Waduk Sadi berlokasi di daerah Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. yang mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Katolik. Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang dan beternak. Rumah penduduk sudah agak maju, listrik PLN sudah masuk terdapat bangunan sekolah dari TK, SD , tempat Gereja dan Balai Desa atau rumah adat. 4-204
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 112 Kondisi Umum Desa Sadi Kecamatan Tasifetto Timur Kabupaten Belu
No 1 2. 3. 4
5
6
Kondisi
Uraian
Nama Desa Nama Ibukota Nama Kecamatan Nama Kabupaten Luas Desa Jarak ke ibukota Kecamatan Jarak ke ibukota Kabupaten Keadaan hidrologi / DAS Batas Administrasi Desa: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur
Sadi Kopan Tasifetto Timur Belu 2 18 km 21 km 8 km 5 DAS yang mengalir di Desa Sadi
Jumlah Dusun, RW dan RT
5 Dusun 4 RW dan 10 RT
Timor Leste Desa Manloten (Kab Belu) Desa Sarabau Desa Umaklaran
terletak pada koordinat X = 715729 mS dan Y=8997078mT. 8 Kondisi Iklim banyaknya hari hujan 15 dan curah hujan 5079 mm. Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013 7
Kondisi Geografis
4. Kondisi Kependudukan Kondisi Kependudukan terdiri dari satu komponen saja yaitu Jumlah Penduduk Desa Sadi. Jumlah penduduk Desa Sadi Kecamatan Tasifetto Timur dapat dilihat pada tabel 4.113 di bawah ini. Tabel 4. 113 Jumlah Penduduk Kecamatan Tasifetto Timur kabupaten Belu Menurut Desa Tahun 2012 Jumlah Penduduk
No
Desa
Rasio Jenis Kelamin
Jumlah
1
Fatubaa
Laki Laki 683
Perempuan 773
88,36
1.456
2
Dafala
638
644
99,07
1.282
3
Takirin
450
494
91,09
944
4
Manleten
3.789
3.511
107,92
7.300
5
Umaklaran
830
858
96,74
1.688
6
Tulakodi
515
542
95,02
1.057
7
Silawan
1.753
1.734
101,10
3.487
8
Sadi
642
670
95,82
1.312
9
Sarabau
325
325
100,00
650
10
Bauho
329
309
106,47
638
11
Halimodoh
287
319
89,97
606
12
Tialai
753
520
144,81
1.273
Jumlah
10.994
1.0699
102,76
21.693
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013
4-205
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Jumlah Penduduk Desa Sadi pada tahun 2012 yaitu 1.312 yaitu sekitar 6.05 % dari jumlah penduduk Kecamatan Tasifetto Timur. a. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Desa Sadi Untuk Jumlah Penduduk Desa Sadi, Luas Desa dan Tingkat Kepadatan Penduduk persatuan luas dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4. 114 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan kepadatan penduduk di Kecamatan Tasifetto Timur Menurut Desa tahun 2012 No
Desa
Penduduk
Rumah Tangga
Kepadatan
1
Fatubaa
1456
319
Penduduk jiwa/km² 43
Rumah Tangga 5
2
Dafala
1282
306
65
4
3
Takirin
944
241
102
3
4
Manleten
7300
1731
206
4
5
Umaklaran
1688
457
127
4
6
Tulakodi
1057
236
66
4
7
Silawan
3487
859
166
4
8
Sadi
1312
367
73
4
9
Sarabau
650
207
99
3
10
Bauho
638
180
44
3
11
Halimodoh
1273
275
276
5
12
Tialai
606
137
61
4
Jumlah
21643
5315
103
4
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013
Berdasarkan Tabel diatas tingkat kepadatan penduduk Desa Sadi adalah 73 jiwa/km2. Menurut Pembangunan Masyarakakat Desa (PMD) yang menggolongkan angka kepadatan menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai dengan 50 jiwa/ km 2); 2) Kurang Padat (51 – 250 jiwa/ km2); 3) Cukup Padat (251 – 400 jiwa/ km2) dan 4) Sangat Padat (lebih dari 401 jiwa/ km2). Dengan melihat pendapat tersebut, maka Desa Sadi termasuk desa yang Kurang Padat. b. Kondisi Penduduk Desa Sadi menurut Umur Jumlah Penduduk Desa Sadi menurut Umur dapat dilihat pada Table 4.115 dan Gambar 4.25 dibawah ini :
4-206
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 115 Jumlah Penduduk Sadi menurut Umur
Usia
Laki Laki
Perempuan
Jumlah
00-04
69
79
148
05-09
103
89
192
10-14
98
100
198
15-19
60
41
102
20-24
28
31
59
25-29
23
38
61
30-34
18
31
49
35-39
35
39
74
40-44
40
39
79
45-49
34
43
77
50-54
36
32
68
55-59
18
28
46
60-64
16
12
28
65-69
16
14
30
70-74
20
12
32
+75
20
12
32
Jumlah
642
670
1.312
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013
Gambar 4. 25 Jumlah Penduduk Sadi menurut Umur
4-207
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
c. Jumlah penduduk Sadi berdasarkan agama yang dianut Agama Katholik adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Desa Sadi. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 4.116 berikut ini Tabel 4. 116 Penduduk Kecamatan Tasifetto Timur Menurut Desa Tahun 2012 No
Agama
Desa Katholik
Protestan
Islam
Hindu
Budha
Jumlah
1
Fatubaa
1.439,00
17
-
-
-
1.456,00
2
Dafala
1.247,00
30
5
-
-
1.282,00
3
Takirin
918,00
26
-
-
-
944,00
4
Manleten
7.100,00
99
55
46
-
7.300,00
5
Umaklaran
1.688,00
-
-
-
-
1.688,00
6
Tulakodi
1.057,00
-
-
-
-
1.057,00
7
Silawan
3.424,00
63
-
-
-
3.487,00
8
Sadi
1.300,00
12
-
1.312,00
9
Sarabau
650,00
-
-
650,00
10
Bauho
633,00
5
-
638,00
11
Halimodoh
1.273,00
-
-
-
-
1.273,00
12
Tialai
606,00
-
-
-
-
606,00
46
-
21.693,00
-
Jumlah 21.335,00 252 60 Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013
-
5. Kondisi Pertanian Berdasarkan pengamatan dan survey awal didapat: Tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di lokasi rencana Waduk Sadi terdiri dari tanaman budi daya kehutanan, tanaman liar serta ladang perkebunan masyarakat. Diantaranya : a. Tanaman budi daya kehutanan adalah : pohon jati, mahoni, bambu, kemiri, kelapa, kayu putih. b. Tanaman liar (semak belukar) adalah: pakis, lengkuas hutan. c. Ladang perkebunan masyarakat dan tanaman buah: ketela/singkong, kacang, jeruk, sayur sayuran, lombok, pisang, pepaya dan lain-lain. Kondisi Pertanian di Desa Sadi belum terdata dengan baik sampai pada tingkat Desa. Tetapi kita dapat melihat data data pertanian tingkat Kecamatan Tasifetto Timur.
4-208
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
a. Tata Guna Lahan di daerah sekitar lokasi rencana Waduk Sadi Menurut KPPH Kecamatan Tasifetto Timur ada rencana menggunakan Pola Tata Guna Lahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. 117 Pola Tata Guna Hutan di Kecamatan Tasifetto Timur. No Fungsi Hutan 1 Hutan Lindung 2 Hutan Tetap 3 Hutan Produksi 4. Cagar Alam 5 Suaka Margasatwa 6. Taman Burung 7 Hutan Yang dapat di konversi Jumlah Sumber : KPPH Kecamatan Tasifetto Timur
Luas (Ha) 5.768,95 5.768,95 Ha
Berdasarkan rencana diatas maka rencana pembangunan waduk Sadi harus berkonsultasi dengan KPPH Tasifetto Timur atau Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. Hal ini berkaitan dengan status lahan yang akan digunakan untuk lokasi waduk Sadi. b. Komoditas Padi Komoditas Padi dapat terdiri dari 2 jenis yaitu Padi Sawah dan Padi Ladang. Data mengenai komoditas Padi di Kecamatan Tasifetto Timur dapat kita lihat pada table berikut. Tabel 4. 118 Luas panen, Rata rata produksi dan Produksi Padi Sawah di Kecamatan Tasifetto Timur No
Jenis Komoditi
Produksi
Luas Panen (Ha)
Rata rata Produksi
Gabah Kering
Beras
1
Padi Sawah
50
35
175
114
2
Padi Ladang
18
30
54
35,1
65
229
149,1
Jumlah 68 Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013
c. Komoditas Jagung dan palawija Data mengenai komoditas Jagung dan Palawija di Kecamatan Tasifetto Timur dapat kita lihat pada tabel berikut.
4-209
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 119 Luas panen, Rata rata produksi dan Produksi Jagung dan Palawija di Kecamatan Tasifetto Timur No
Jenis Komoditi
Luas Panen (Ha)
Rata rata Produksi (Kw/Ha)
Produksi (Ton)
1
Jagung
375
12
450
2
Ubi Kayu
500
30
1500
3
Kacang Hijau
5
13
6,5
22
66
4 Ubi Jalar 30 Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013
Perkembangan
Luas
Panen
Padi
dan
Palawija
di
Kec.
Tasifetto
Timur
menggambarkan kondisi pertanian masyarakat yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013 Gambar 4. 26 Grafik Perkembangan Luas panen Tanaman Padi dan Palawija di Kec. Tasfetto Timur
Perkembangan Luas Panen Komoditas Padi dan Palawija di Kecamatan Tasifetto Timur dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan. d. Kondisi Tanaman perkebunan Tanaman perkebunan tumbuh sangat baik sesuai dengan kondisi iklim di Tasifetto Timur. Komoditas tanaman perkebunan didominasi oleh tanaman yang bias beradaptasi dengan iklim di Tasifetto. 4-210
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 120 Kondisi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Tasifetto Timur tahun 2011 Luas Areal (Ha) No 1 2 3 4 5 6
Jenis Tanaman
Produksi (Ton)
Sudah Menghasilkan
Tua
Kelapa
Belum Menghasilkan 20
79
-
50
Kemiri
10
100
-
-
Kakao
-
-
-
-
Jambu Mete
9
2
-
2
Kopi
2
11
-
3
Pinang
1
3
-
1
1
10
-
3
7 Kapok Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013
Tanaman perkebunan merupakan usaha tani rakyat sehingga belum menghasilkan secara optimal. Ini terlihat dari angka produksinya yang rendah. 6. Partisipasi Masyarakat Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Sadi ini akan tinggi.
Hal ini
disebabkan masyarakat sangat membutuhkan adanya tampungan air berupa waduk. Di Desa Sadi juga tidak ditemukan adanya sumur, ada pipa saluran air dari sumber air tapi kurang terawat, sebagian besar kebutuhan sebagai air baku minum, mandi, cuci, dan lain lain mereka mengandalkan air sungai yang ada. Hal lain yang perlu direncanakan adalah kegiatan sosialisasi secara intensif terkait masalah lahan pertanian yang nantinya terkena dampak genangan air. Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk Sadi, digambarkan dalam Gambar 4.27 di bawah ini.
4-211
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 27 Rencana Waduk Sadi
4-212
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
4.5.3
Laporan Akhir
Rencana Pembangunan Waduk Haulasi
1. Latar Belakang Rencana pembangunan Waduk Haulasi di Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, adalah salah satu cara untuk mengatasi kekurangan air dan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kecamatan Miomafo Barat dimana bendungan tersebut direncanakan dibangun dengan volume genangan ±173.935.241,24 m3. 2. Pencapaian Lokasi Secara administratif Waduk Haulasi berada di Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara, dengan letak koordinat X : 649906 mT dan Y : 8943714 mS. Rute jalan menuju titik lokasi dapat ditempuh dari Kota Kefamenanu melalui jalan beraspal sebagian dalam perbaikan (Jalan Kabupaten) kearah Eban, sekitar KM 20 KM langsung ketemu Jembatan Haulasi. Lokasi rencana waduk Haulasi bisa ditempuh sekitar 600 M dengan menyusuri sungai Haulasi kearah hulu mengikuti jalan truk tambang batu dan pasir sungai.
Gambar 4. 28 Peta Lokasi Kesampaian Rencana lokasi Waduk Haulasi, WS Benanain
4-213
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 29 Rencana lokasi Waduk Haulasi, WS Benanain
3. Gambaran Umum Lokasi Waduk Haulasi berlokasi di daerah Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Ketinggian desa Haulasi pada ketinggian 500-700 m dpl, yang mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Katholik. Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang dan beternak. rumah adat. Kondisi Umum Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara dapat dilihat pada table berikut :
4-214
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 121 Kondisi Umum Desa Haulasi No
Kondisi
1
Uraian
Nama Desa
Haulasi
Nama Ibukota
Haulasi
Nama Kecamatan
Miomafo Barat
Nama Kabupaten
Timor Tengah Utara
2.
Luas Desa
12 km
3.
Jarak ke ibukota Kecamatan
12 km
Jarak ke ibukota Kabupaten
20
4
Keadaan hidrologi / DAS
Sungai Noeltoko panjang 40 km dan Noebesi panjang 50 km
5
Batas Administrasi Desa:
2
Sebelah Utara
Desa Nilulat
Sebelah Selatan
Desa Fatutasu
Sebelah Barat
Desa Tubu, dan Kel. Tallu
Sebelah Timur
Desa Bijaepasu dan Desa Tuabaten
6
Jumlah Dusun, RW dan RT
5 Dusun 6 RW dan 12 RT
7
Kondisi Geografis
terletak pada koordinat X = 649906 mT dan Y=8943714 mS.
8
Kondisi Iklim
banyaknya hari hujan 15 dan curah hujan 5079 mm.
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
Sarana Fisik dan Non Fisik di desa Haulasi secara umum masih minim. Hal ini dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4. 122 Sarana Fisik dan non Fisik yang terdapat di desa Haulasi No
Uraian
Keterangan
1.
Sarana Kesehatan
Puskesmas 1, Puskesmas Pembantu 1 , Pos Yandu 2, Klinik 1
2
Tenaga Kesehatan
Bidan = 1 orang, Paramedis = 6 orang, Dukun Bayi = 3 orang
3.
Sarana Agama
Gereja Katholik = 1, Gereja Protestan =1
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
4. Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Haulasi dapat dilihat pada Table 4.123 berikut :
4-215
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 123 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Miomafo Barat Menurut Desa pada Tahun 2012 Jumlah Penduduk Rasio Jenis No Desa Kelamin Jumlah Laki Laki Perempuan 1
Noepesu
717
809
88,36
1526
2
Fatuneno
820
880
93,18
1700
3
Eban
1275
1342
95,01
2617
4
Salilu
1124
1172
95,90
2296
5
Suanae
441
447
98,66
888
6
Lemon
201
222
90,54
423
7
Fatunisuan
759
838
90,57
1597
8
Haulasi
438
454
96,48
892
9
Noeltoko
297
306
97,06
603
10
Fatutasu
576
561
102,67
1137
11
Manusasi
450
449
100,22
899
12
Saenam
276
337
81,90
613
Jumlah
7374
7817
94,33
15191
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
Jumlah Penduduk Desa Haulasi pada tahun 2012 yaitu 892 yaitu sekitar 5,87% dari jumlah penduduk Kecamatan dan Rasio Jenis Kelamin adalah 96, 48, yang artinya jumlah penduduk perempuan masih lebih banyak dari penduduk laki-laki. Tasifetto Timur. Untuk Jumlah Penduduk Desa Haulasi, Luas Desa dan Tingkat Kepadatan Penduduk persatuan luas dapat dilihat pada Table 4.124 berikut : Tabel 4. 124 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan kepadatan penduduk di Kecamatan Miomafo Barat Menurut Desa tahun 2012 No
Desa
Jumlah (jiwa)
Jumlah Rumah Tangga
Luas Wilayah
Kepadatan Rumah Tangga
Kepadatan Penduduk 2 (Jiwa/km )
1
Noepesu
1.526
429
18,50
3,56
82
2
Fatuneno
1.700
460
25,00
3,70
68
3
Eban
2.617
652
39,00
4,01
67
4
Salilu
2.296
556
25,03
4,13
92
5
Suanae
888
221
6,00
4,02
148
6
Lemon
423
104
4,10
4,07
103
7
Fatunisuan
1.597
498
30,00
3,21
53
8
Haulasi
892
221
12,00
4,04
74
9
Noeltoko
603
161
11,00
3,75
55
4-216
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Desa
Laporan Akhir
Jumlah (jiwa)
Jumlah Rumah Tangga
Luas Wilayah
Kepadatan Rumah Tangga
Kepadatan Penduduk 2 (Jiwa/km )
10
Fatutasu
1.137
267
10,00
4,26
114
11
Manusasi
899
237
9,00
3,79
100
12
Saenam
613
162
10,00
3,78
61
Jumlah 15.191 3.968 99,13 Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
3,83
76
Berdasarkan Tabel diatas tingkat kepadatan penduduk Desa Haulasi adalah 74 jiwa/km2.
Menurut
Pembangunan
Masyarakakat
Desa
(PMD)
yang
menggolongkan angka kepadatan menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai dengan 50 jiwa/ km2); 2) Kurang Padat (51 – 250 jiwa/ km2); 3) Cukup Padat (251 – 400 jiwa/ km2) dan 4) Sangat Padat (lebih dari 401 jiwa/ km2). Dengan melihat pendapat tersebut, maka Desa Haulasi termasuk desa yang Kurang Padat. 5. Kondisi Pertanian a. Tanah Guna lahan di Lokasi rencana Waduk Haulasi Penggunaan lahan di Kecamatan Miomafo Barat selama tahun 2012 dapat kita lihat pada Tabel 4.125 berikut: Tabel 4. 125 Luas Penggunaan lahan di Kec. Miomafo Barat Tahun 2012 No
Jenis Penggunaan Tanah
Luas (Hektar)
1
Perkampungan
397
2
Sawah
1.020
3
Tegalan
2.284
4
Ladang
2.883
5
Perkebunan
1.825
6
Kolam Empang
-
7
Hutan belukar
4.740
8
Hutan dan sejenisnya
2.859
9
Tambak
-
10
Sawah, padang rumput, alang alang, tanah kritis
6.976
Jumlah Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
22.984
Pada tabel diatas tanah sawah yang digunakan oleh masyarakat sekitar 1.020 hektar. Hal ini memerlukan ketersediaan air yang sangat besar, sehingga memerlukan waduk untuk menampung air.
4-217
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
b. Komoditas Padi Lahan Sawah Di sekitar Haulasi lahan sawah yang digunakan masyarakat sudah ada sawah dengan irigasi teknis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.126 berikut : Tabel 4. 126 Luas Sawah Yang dgunakan di Kec. Miomafo Barat Menurut Penerapan Teknik Irigasi Thn 2012
No
Jenis Irigasi
Jumlah
1
Sawah Irigasi teknis/sederhana
1140
2
Sawah non Irigasi
3
Jumlah
1285
4
Posentase Sawah Irigasi Teknis
88.71
145
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
Daerah lokasi rencana waduk Haulasi penggunaan sawah irigasi teknis sekitar 88.71 %. Jadi manfaat air waduk Haulasi dapat dirasakan oleh penduduk di lokasi lain. Lokasinya bisa beda kecamatan atau kabupaten. Untuk daerah desa Haulasi dan sekitarnya kita dapat melihat hasil produksi padi beserta luas lahan yang digunakan untuk kegiatan usaha tani padi sawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.127 dibawah ini ; Tabel 4. 127 Luas Panen Rata rata produksi dan produksi Padi dan padi Sawah di Kecamatan Miomafo Barat tahun 2012 Luas Panen Produksi (ton) No Jenis Komoditi Rata rata Produksi (Ha) Gabah (kw/ha) Beras Kering 1
Padi Sawah
150
32
480
340
2
Padi Ladang
495
16
792
622
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
Untuk komoditi Padi di daerah sekitar Lokasi rencana pembangunan Waduk Haulasi masih didominasi oleh padi Ladang. c. Komoditas Jagung dan Palawija Daerah sekitar lokasi rencana pembangunan waduk Haulasi mempunyai potensi pertanian yang harus dikembangkan. Hasil pertanian masih didominasi oleh jagung, ubi jalar, ubi Kayu dan kacang tanah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.128 dibawah ini :
4-218
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 128 Luas Panen Rata rata produksi dan Produksi Tanaman jagung dan Palawija di kecamatan Miomafo Barat tahun 2012 No
Jenis Komoditi
1
Jagung
2
Luas Panen (Ha)
Rata rata Produksi (Kw/Ha)
Produksi Ton
2760
16
4.416
Ubi Kayu
780
144
11.232
3
Ubi Jalar
95
128
1216
4
Kacang Tanah
68
16
1.088
Jumlah 3.703 Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
304
d. Komoditas Perkebunan Tanaman perkebunan yang dapat tumbuh dan menghasilkan di daerah sekitar lokasi rencana dapat dilihat pada table 4.129 berikut ini: Tabel 4. 129 Tanaman Perkebunan, Luas Areal dan Produksi di Kecamatan Miomafo Barat Tahun 2012 No
Jenis Tanaman
1
Kelapa
2
Kopi
3
Kemiri
4
Jambu Mente
5
Luas Areal (Ha)
Produksi 168
82
39
18
613
84
227.86
2
Kakao
12
NA
6
Kapuk
122.29
3
7
Cengkeh
2
NA
8
Pinang
NA
36
NA
36
9
Jarak Pagar Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
Dari data data yang terdapat didalam table diatas dapat disimpulkan potensi tanaman perkebunan sangat besar, tetapi produktivitas tanaman yang tinggi hanya tanaman kelapa. Untuk tanaman lainnya masih memerlukan teknis budidaya pertanian tanaman perkebunan yang intensif dengan dukungan pengairan yang baik. 6. Partisipasi Masyarakat Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Haulasi ini akan tinggi. Hal ini 4-219
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
disebabkan masyarakat senang menolong masyarakat penerima manfaat dari waduk tersebut yang berada diluar desa Haulasi. Sebab di lokasi waduk Haulasi sudah terdapat jaringan irigasi. Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk Haulasi, digambarkan dalam Gambar 4.30 di bawah ini.
4-220
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 30 Rencana Waduk Haulasi
4-221
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
4.6.
Laporan Akhir
Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Lokasi Terpilih Penentuan Lokasi As Bendungan Posisi as bendungan ditentukan berdasarkan kondisi lapangan yang dianggap paling ideal dengan pertimbangan bentuk morfologi (bentang alam), lebar bentangan as bendung (diusahakan paling dekat), ketinggian bukit pengapit sungai, sumber air yang memadai, tampungan genangan dan sumber borrow area dan lain sebagainya. 1.
Waduk Wemeda Morfologi (bentang alam) sekitar lokasi Waduk Wemeda merupakan daerah perbukitan rendah dengan elevasi 190 m sampai dengan 230 m diatas pemukaan air laut. As Waduk Wemeda di Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut : Tabel 4. 130 Koorditat As Waduk Wemenda
No.
Lokasi
X
Y
1
As 1
2
As 2
3
As 3
4
Borrow Area
124° 54’ 24,80” 8957411 124° 54’ 22,89” 8957357 124° 54’ 15,59” 8957118 124° 54’ 10,90” 8957153
09° 25’ 35,79” 0709380 09° 25’ 37,60” 0709321 09° 25’ 45,40” 079098 09° 25’ 44,30” 0708954
Z - M -
M
-
M
-
M
4-222
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 31 Rencana As Bendung Waduk Wemeda WS Benanain
Gambar 4. 32 Foto Rencana As Bendung Waduk Wemeda WS Benanain
2.
Waduk Sadi Morfologi (bentang alam) sekitar lokasi Waduk Sadi merupakan daerah perbukitan sedang dengan elevasi 280 m sampai dengan 345 m diatas permukaan air laut. As bendungan Sadi di Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut :
4-223
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 131 Koordinat As Bendungan Waduk Sadi
No.
Lokasi
X
Y
Z
1
As 1
124° 56’ 58,80”
09° 04’ 37,10”
M
8996063
0714289
124° 56’ 54,50”
09° 04’ 39,00”
8996005
0714158
124° 56’ 51,40”
09° 04’ 40,50”
8995959
0714064
124° 56’ 48,90”
09° 04’ 41,50”
8995929
0713987
124° 56’ 53,30”
09° 04’ 42,70”
8995891
0714120
2
3
4
6
As 2
As 3
As 4
Borrow Area
M
M
M
M
Gambar 4. 33 Rencana As Bendungan Rencana Waduk Sadi WS Benanain
4-224
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 34 Foto Rencana As Bendungan Sadi WS Benanain
3.
Waduk Haulasi Morfologi (bentang alam sekitar lokasi Waduk Haulasi merupakan daerah perbukitan tinggi dengan elevasi 570 m sampai dengan 735 m diatas pemukaan air laut. As bendungan Haulasi di Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut :
Tabel 4. 132 Koordinat As Bendungan Haulasi No. 1
Lokasi As 1
2
As 2
3
As 3
4
As 4
6
Borrow Area
X 124° 56’ 58,80” 8996063 124° 56’ 54,50” 8996005 124° 56’ 51,40” 8995959 124° 56’ 48,90” 8995929 124° 56’ 53,30” 8995891
Y 09° 04’ 37,10” 0714289 09° 04’ 39,00” 0714158 09° 04’ 40,50” 0714064 09° 04’ 41,50” 0713987 09° 04’ 42,70” 0714120
Z M M M M M
4-225
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 35 Rencana As Bendungan Haulasi WS Benanain
Gambar 4. 36 Foto Rencana As Bendungan Haulasi WS Benanain
4-226
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
4.7.
Laporan Akhir
Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik 4.7.1. Geologi Umum Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang – Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesai (PPGN 2008), maka secara Regional Geologi sekitar Waduk Wemeda, Waduk Sadi dan Waduk Haulasi Daerah Wilayah Sungai Bananain Nusa Tenggara Timur dapat diuraikan sebagai berikut : 4.7.2. Waduk Wemeda Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Wemeda termasuk dalam stratigrafi Kompleks Bobonaro (Tmb) ; Litologi terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Batulempung bersisik dan bongkah eksotis berbagai jenis dan ukuran yang tersingkap secara acak tidak beraturan. Umur satuan kompleks Bobonaro tersebut diendapkan dalam Kala Tersier Zaman Miosen. Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang – Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia (PPGN 2008).
: Kompleks Bobonaro (Tmb) ; Litologi terdiri Lempung bersisik dan bongkah berbagai jenis dan ukuran Gambar 4. 37 Peta Geologi di sekitar Waduk Wemeda
4-227
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Singkapan Batugamping kristalin di SP 1 Waduk Wemeda ( 124o 54’ 28,41 BT / 09o 25’ 36,67” LS)
Singkapan Batulempung bersisik di SP 2 daerah sekitar Waduk Wemeda ( 124o 54’ 16,45 BT / 09o 25’ 32,05” LS)
Singkapan Bongkah berbagai jenis dan ukuran (batugamping, batupasir dan batuan beku agate (silica) di SP3 (124o 54’ 20,94 BT / 09o 25’ 35,76” LS) daerah sekitar Waduk Wemeda
Gambar 4. 38 Singkapan di Sekitar Rencana Waduk Wemeda
4-228
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
1) Pengambilan Data Geologi Teknik Pengambilan data lapangan Penyelidikan Geologi Geologi Teknik di lokasi Waduk Wemeda antara lain sebagai berikut : Data Hand Boring 3 Titik Data Sondir 3 Titik Data Test Pit 3 Titik
Tabel 4. 133 Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di Waduk Wemeda
No. 1
Lokasi Hand Bor 1
2
Hand Bor 2
3
Hand Bor 3
4
Sondir 1
5
Sondir 2
6
Sondir 3
7
Test Pit 1
8
Test Pit 2
9
Test Pit 3
X 124° 54’ 21,80” 0709287 124° 54’ 23,40” 0709337 124° 54’ 21,60” 0709280 124° 54’ 20,80” 0709258 124° 54’ 23,80” 0709349 124° 54’ 21,60” 0709283 124° 54’ 21,40” 0709275 124° 54’ 23,50” 0709340 124° 54’ 20,70” 0709253
Y 09° 25’ 36,09” 8957402 09° 25’ 33,70” 8957476 09° 25’ 37,80” 8957352 09° 25’ 36,00” 8957405 09° 25’ 33,99” 8957468 09° 25’ 37,40” 8957362 09° 25’ 36,09” 8957405 09° 25’ 33,60” 8957480 09° 25’ 37,99” 8957346
Z
202 M 203 M
203 M 215 M 218 M 218 M 193 M 215 M 212 M
4-229
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 39 Lokasi Pengambilan Data Lapangan Geologi Teknik di Waduk Wameda
Hand Boring
Titik Hand Bor 1 berada di As Bendungan Wemeda 0.00 – 0.60 m; Lempung pasiran , warna abu abu coklat kuningan, kering, urai/ lepas, terdapat kayu akar tanaman di permukaan 0.60 – 1.30 m; Lempung pasiran, warna coklat kehitaman, terdapat sisipan pasir halus, agak padat
1.30 – 2.00 m; Lempung, warna abu-abu kecoklatan,
lembab, plastisitas sedang,
konsistensi teguh
Titik Hand Bor 2 berada di As Bendungan Wemeda 0.00 – 0.60 m; Lempung pasiran , warna coklat kuning keabuan, kering , urai/ lepas , terdapat kayu akar tanaman di permukaan 0.60 – 1.20 m; Lempung pasiran, warna coklat merah bata, terkadang hijau pupus, lembab, plastisitas sedang , agak padat
1.20 – 2.00 m; Lempung, warna abu-abu kecoklatan,
lembab, plastisitas sedang,
menyerpih rapuh 4-230
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Titik Hand Bor 3 berada di As kanan hilir Bendungan Wemeda 0.00 – 0.60 m Lempung pasiran sangat halus, warna coklat kuning keabuan, kering, urai / le pas, terdapat kayu akar tanaman di permukaan 0.60 – 1.40 m; Lempung pasiran, warna abu abu kecoklatan merah bata, lembab, plastisitas sedang , agak padat
1.40 – 2.00 m; Lempung pasiran berukuran agak halus, warna abu-abu kecoklatan, menyerpih rapuh
Gambar 4. 40 Foto Kegiatan Hand Bor di Waduk Wemeda
Sondir ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda Tabel 4. 134 Sondir 1( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc) (kg/cm2) (kg/cm2) 1 Sondir 1 0.00 0 0 0.20 0 0 0.40 10 12 0.60 8 12 0.80 6 12 1.00 10 16 1.20 8 8 1.40 8 12 1.60 10 14 1.80 14 18 2.00 8 16 2.20 6 12 2.40 14 16 2.60 12 16 2.80 6 8 4-231
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Titik
Laporan Akhir
Kedalaman (m) 3.00 3.20
PK (qc) (kg/cm2) 8 170
JPK (fc) (kg/cm2) 16 175
Tabel 4. 135 Sondir 2 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda No 1
Titik Sondir 2
Kedalaman (m) 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00
PK (qc) (kg/cm2) 0 0 16 28 50 40 40 50 50 50
JPK (fc) (kg/cm2) 0 0 20 32 58 44 50 58 58 58
Tabel 4. 136 Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda No 1
Titik Sondir 3
Kedalaman (m) 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00
PK (qc) (kg/cm2) 0 0 18 10 16 20 22 26 26 28 135
JPK (fc) (kg/cm2) 0 0 20 14 18 24 30 32 32 34 142
4-232
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 41 Foto : Kegiatan Sondir di Waduk Wemeda
Data Test Pit
TP : 01 As Bendungan Wemeda
0 cm - 6 cm ;
adalah top soil dengan formasi lempung pasiran halus berwarna abu abu kuning kecoklatan, mudah tergerus oleh tekanan air dan sangat mudah erosi . Timbunan ini merupakan campuran lempung pasiran halus dengan pelapukan dedaunan diseputar sumur uji.
6 cm - 40 cm ; Lempung pasiran dengan perekat dan ikatan nya sedang, berwarna coklat kehitaman dengan sisipan butiran butiran pasir kecil
dengan ukuran
antara 1 x 1 mm sampai 2 x 3 mm . Formasi ini juga punya sifat jenuh yang cukup tinggi . 40 cm - 70 cm ;
merupakan formasi lempung pasiran, perekat rendah, ikatan sedang Berwarna abu abu kecoklatan dengan sisipan pasiran dan kerikil dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 3 x 2 cm .
70 cm - 170 cm ; adalah formasi lempung pasiran halus dengan perekat sedang dan ikatan sedang pula, berwarna coklat keabuan dan coklat kemerahan ( merah bata ). Formasi ini dengan sifat jenuh tinggi hingga pada kedalaman ini masih cukup basah ( lembab), namun daya tahannya terhadap air sangat mudah tergerus dan erosi . 170 cm - 180 cm ; adalah formasi lempung dengan kadar air yang cukup tinggi dan tingkat kejenuhan pun cukup tinggi sehingga penyerapan pada sektor ini hampir tak ada.
4-233
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
TP : 02 Kiri Hulu As Bendungan Wemeda
0 cm - 2 cm ;
Top soil yang merupakan hasil timbunan air hujan dari sektor atas sumur uji dengan warna abu abu kecoklatan sangat halus dan mudah tergerus oleh air apabila terkena tekanan air (erosi).
2 cm - 80 cm ;
merupakan lempung padat berwarna kuning, coklat, merah bata
dan
hijau pupus. Formasi ini sangat kaya akan perekat namun ikatannya sedang dan juga merupakan endapan bobonaro di sektor kiri sebelah atas sumur uji. Adapun sisipan batuan pada formasi ini antara lain 2 x 3 cm sampai dengan 10 x 12 cm namun susunannya tidak rapat . 80 cm - 160 cm ; merupakan formasi lempung pasiran halus dengan perekat dan ikatannya sedang . Formasi ini terdapat pula batuan kerikil halus dengan ukuran
0,5 x 1 cm sampai dengan 2 x 3 cm. Formasi ini mudah lepas dan tergerus apabila mendapatkan tekanan air (mudah erosi ). 160 cm - 170 cm ; adalah timbunan formasi bobonaro dengan perekat tinggi dan ikatannya sedang. Pada formasi ini tidak mudah ditembusi air atau sifat jenuhnya sangat tinggi.
No. TP : 03 Kanan Hilir As Bendungan Wemeda
0 cm - 7 cm ;
Top soil dengan lapisan lempung pasiran yang sangat halus dengan warna abu abu coklat kekuningan. Lapisan ini merupakan campuran sedimen bawaan air dari sektor atas sumur uji dan juga timbunan pelapukan tanaman dan rerumputan disekitar sumur uji .
7 cm - 80 cm ;
adalah formasi lempung dengan warna abu abu kecoklatan dengan sisipan merah bata, dengan perekat kuat dan ikatan sedang . Formasi ini tidak mudah terurai apabila terkena air .
80 cm - 120 cm ; merupakan formasi timbunan pasiran dan kerikil tanpa ikatan dengan perekat sangat rendah dengan warna abu abu kecoklatan. 4-234
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Formasi kerikil dan pasir antara 1 x 1 mm sampai dengan 0,5 x 2 cm . 120 cm - 170 cm ; merupakan timbunan pasir dan batuan kecil sampai sedang dengan ukuran antara 1 x 1 mm sampai dengan 10 x 16 cm . Pada formasi ini tidak terdapat perekat sama sekali dengan ikatan sangat rendah , mudah erosi apabila terkena tekanan air
Gambar 4. 42 Foto Kegiatan Test Pit di Waduk Wemeda
Gambar 4. 43 Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Wemeda
4.7.3. Waduk Sadi Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Sadi termasuk dalam stratigrafi Formasi Noele (QTn) ; Litologi terdiri dari Napal pasiran disisipi batupasir, konglomerat dan sedikit lapisan dasitik. Umur satuan Formasi Noele tersebut diendapkan dalam Kala Tersier Quarter Zaman Plio - Pleistosen. Secara umum kedudukan lapisan batuan yang ada dengan Strike dip N 32° E / 50° . Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang –
4-235
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia (PPGN 2008).
: Formasi Noele (QTn) ; Litologi terdiri Napal pasiran disisipi batupasir, konglomerat dan sedikit dasitik. Gambar 4. 44 Peta Geologi di sekitar Waduk Sadi
Gambar 4. 45 Foto Singkapan Napal pasiran dan sisipan konglomerat di SP4 (124o 57’ 39,83 BT / 09o 04’ 05,57” LS) dan SP5(124o 56’ 50,55 BT / 09o 04’ 41,34” LS) daerah sekitar Waduk Sadi
4-236
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Pengambilan Data Geologi Teknik Pengambilan data lapangan Penyelidikan Geologi Geologi Teknik di lokasi Waduk Sadi antara lain sebagai berikut : a) Data Hand Boring 3 Titik b) Data Sondir 3 Titik c) Data Test Pit 3 Titik Tabel 4. 137 Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di Waduk Sadi
No. 1
Lokasi Hand Bor 1
2
Hand Bor 2
3
Hand Bor 3
4
Sondir 1
5
Sondir 2
6
Sondir 3
7
Test Pit 1
8
Test Pit 2
9
Test Pit 3
X 124° 56’ 53,80” 0714136 124° 56’ 54,60” 0714160 124° 56’ 53,49” 0714128 124° 56’ 53,70” 0714135 124° 56’ 54,40” 0714155 124° 56’ 53,70” 0714134
Y 09° 04’ 36,19” 8996091 09° 04’ 40,90” 89995948 09° 25’ 45,40” 8996222 09° 04’ 36,50” 8996081 09° 04’ 40,80” 8995950 09° 04’ 32,20” 8996214
Z 229 M
124° 56’ 53,40” 8996077 124° 56’ 53,99” 0714142 124° 56’ 53,80” 0714138
09° 04’ 36,70” 0714126 09° 04’ 40,80” 8995951 09° 04’ 32,30” 8996211
302 M
300 M 302 M 301 M 300 M 303 M
302 M 306 M
Gambar 4. 46 Peta Lokasi Pengambilan Data Lapangan Geologi Teknik di Waduk Sadi
4-237
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
a) Hand Boring
Titik Hand Bor 1 berada di As Bendungan Sadi 0.00 – 1.20 m; Lempung lanauan pasiran, warna coklat, kuning keabuan, kering, terdapat kayu akar tanaman di permukaan. 1.20 – 1.60 m; Lempung, warna abu-abu kekuningan,
lembab,
plastisitas sedang - tinggi, konsistensi teguh 1.60 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, pasir berukuran pasir halus, urai, agak padat
Titik Hand Bor 2 berada di A Bendungan Sadi 0.00 – 1.20 m; Lempung lanauan, warna coklat keabuan, kering, lepas rapuh, terdapat kayu akar tumbuh-tumbuhan di permukaan. 1.20 – 1.60 m; Lempung, warna abu-abu kekuningan,
lembab,
plastisitas sedang, teguh 1.20 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, pasir berukuran pasir halus, agak padat
Titik Hand Bor 3 berada di As kanan hilir Bendungan Sadi 0.00 – 0.80 m Lempung lanauan, warna coklat keabuan , akar tumbuhtumbuhan, soft, urai 0.80 – 1.60 m; Lempung, warna coklat kemerahan, lembab, plastisitas sedang, kaku – teguh 1.40 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, sisipan coklat kekuningan , pasir berukuran pasir halus, urai, sedikit padat .
4-238
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 47 Foto Kegiatan Hand Bor di Waduk Sadi
b) Sondir ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi Tabel 4. 138 Sondir 1 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi
No 1
Titik Sondir 1
Kedalaman (m) 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 2,20 2.40 2.60 2.80 3.00 3.20 3.40 2.60 3.80 4.00 4.20 4.40 4.60 4.80
PK (qc) (kg/cm2) 0 0 20 40 38 40 40 38 48 60 145 162 130 160 85 100 105 95 90 75 80 85
JPK (fc) (kg/cm2) 0 0 24 42 46 48 48 48 58 68 155 170 138 170 92 110 110 105 98 85 90 95
4-239
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 139 Sondir 2 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi
No 2
1
Titik Sondir 2
Sondir 2
Kedalaman (m)
PK (qc)
JPK (fc)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
0.00
0
0
0.20
0
0
0.40
8
16
0.60
45
55
0.80
45
55
1.00
28
36
1.20
10
15
1.40
15
20
1.60
15
20
1.80
15
20
2.00
26
30
2.20
38
46
2.40
48
50
2.60
30
40
2.80
30
48
3.00
38
48
3.20
45
55
3.40
45
55
3.60
65
75
3.80
65
75
4.00
75
85
4.20
85
95
4.40
85
95
4.60
90
100
4.80
105
115
5.00
110
120
5.20
125
135
5.40
135
142
5.60
125
135
5.80
115
125
6.00
125
135
6.20
135
145
6.40
155
165
6.60
165
175 4-240
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Titik
Kedalaman (m)
Laporan Akhir
PK (qc)
JPK (fc)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
6.80
160
175
7.00
170
175
7.20
155
165
7.40
160
168
7.60
160
170
7.80
165
175
8.00
185
195
8.20 Tabel 4. 140 Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi
No 1
Titik
Kedalaman (m)
Sondir 3
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00
PK (qc) (kg/cm2) 0 0 6 42 42 50 50 78 60 78 98
JPK (fc) (kg/cm2) 0 0 10 46 46 58 58 84 70 84 108
Gambar 4. 48 Kegiatan Sondir di Waduk Sadi
c) Data Test Pit
No. TP : 01 As Bendungan Sadi
4-241
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
0 cm - 5cm ;
Laporan Akhir
Top soil yang merupakan timbunan erosi humus tanah disektor atas sumur uji
dan pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Bentuk atau
formasi lapisan ini terdiri dari lempung pasiran
halus sampai sedang
dengan ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 1 cm , dengan warna abu abu, kuning kecoklatan dan hitam. 5 cm - 60 cm ;
Formasi lempung pasiran kerikil dan berkerakal dengan ukuran antara 1 X 1 mm sampai dengan 7 X 2 cm dengan warna abu abu kehitaman, merah bata dan kuning kecoklatan yang bercampur dengan akar akar tumbuhan umur pendek diseputar sumur uji.
60 cm - 110 cm , Lapisan lempung pasiran berwarna kuning keabuan, merah bata dan hitam pupus dengan batuan kecil sampai sedang yang memiliki ukuran antara 1 X 1 mm sampai dengan 3 X 4 cm dengan perekat dan ikatannya sedang . 110 cm-150 cm; merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu kecoklatan bercampur hitam keabuan dengan batuan yang memiliki ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 2 cm. Umumnya pada lapisan lapisan formasi ini mulai dari 0 cm sampai dengan 150 cm merupakan lempung pasiran dengan perekat rendah dan ikatan sedang sehingga sangat mudah terbawa air.
No. TP : 02 Kiri Hulu As Bendungan Sadi
0 cm - 5 cm ;
adalah top soil yang merupakan hasil timbunan sedimen bawaan dari sektor atas sumur uji, bawaan air dan juga merupakan pelapukan dedaunan di sekitar sumur uji, dengan warna kuning kecoklatan bercampur pasiran halus dan batuan kecil antara 1 x 1 mm sampai dengan 1 x 1 cm. Lapisan ini mudah tergerus apabila tergerus air.
5 cm - 70 cm;
merupakan formasi lumpur pasiran dengan campuran kerikil halus dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 3 cm. Formasi ini dengan perekat bagus dan ikatan cukup, dengan warna kuning keabuan dan campuran coklat kemerahan dengan sisipan putih keabuan.
4-242
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
10 cm - 105 cm ; adalah formasi lempung pasiran padat, ikatan cukup, perekat rendah , bentuk pasiran dengan warna putih keabuan yang dengan ukuran antara 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 1 mm tanpa ikatan. 105 cm - 170 cm ; Formasi lempung pasiran dengan perekat cukupa dan ikatan sedang Formasi ini dengan bawaan sifat jenuh yang tinggi namun tidak mudah larut dan terurai dengan warna abu abu kecoklatan, hitam keabuan dengan sisipan kuning kehijauan. Sedimen ini tidak mudah larut oleh tekanan air. Formasi pasiran dan batuan pada lapisan ini dengan ukuran antara 2 x 3 mm sampai dengan 1 x 1,5 cm dengan posisi menyebar.
No. TP : 03 Kanan HilirAs Bendungan Sadi
0 cm - 6 cm ;
Top soil , sedimen lempung pasiran halus hasil timbunan bawaan air dari sektor atas sumur uji dengan warna abu abu , coklat kehitaman bercampur dengan pelapukan daun di seputar sumur uji dan akar akar serabut tumbuhan yang berada pada sisi sumur uji.
6 cm - 30 cm ;
Timbunan lempung pasiran dengan butiran halus sampai sedang antara 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 6 cm, berwarna coklat hitam keabu abuan dengan perekat cukup dan ikatan sedang.
30 cm - 170 cm ; Merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu, kuning kecoklatan dengan sisipan pelapukan batu gampung berwarna putih. Sedimen ini berupa kerikil dan koral gamping dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 3,5 x 5 cm. Formasi ini dengan perekat dan ikatannya sedang.
Gambar 4. 49 Foto Kegiatan Sondir Test Pit di Waduk Sadi
4-243
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 50 Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Sadi
4.7.4. Waduk Haulasi Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Haulasi termasuk dalam stratigrafi Kompleks Mutis (pPm) ; Litologi terdiri dari Batuan malihan derajat rendah - tinggi, berupa batusabak, filit, sekis, ampibolit, sekis – ampibolit, kuarsit, geneis ampibolit dan granulit. Umur satuan Kompleks Mutis tersebut diendapkan dalam Pra – Tersier, Zaman Pra - Perm. Secara umum kedudukan lapisan batuan yang ada dengan Strike dip N 55° E / 65° . Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang – Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia (PPGN 2008).
4-244
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
: Kompleks Mutis (QTn) ; Litologi terdiri Batuan malihan derajat rendah – tinggi, berupa batusabak, filit, sekis, ampibolit, sekis ampibolit, kuarsit, geneis ampibolit dan granulit Gambar 4. 51 Peta Geologi di sekitar Waduk Haulasi
Gambar 4. 52 Singkapan Batusabak di SP6(124o 21’ 58,95” BT / 09o 33’ 15,96” LS), perlapisan Sekis-Filit di SP 7 (124o 21’ 59,95” BT / 09o 33’ 12,43” LS) dan Geneis ampibolit di SP8 (124o 21’ 58,48” BT / 09o 33’ 15,38” LS) daerah sekitar Waduk Haulasi
Pengambilan Data Geologi Teknik Pengambilan data lapangan Penyelidikan Geologi Geologi Teknik di lokasi Waduk Haulasi antara lain sebagai berikut :
4-245
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
a) Data Hand Boring 2 Titik b) Data Sondir 2 Titik c) Data Test Pit 3 Titik
Tabel 4. 141 Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di Waduk Haulasi.
No. 1
Lokasi Hand Bor 1
2
Hand Bor 3
3
Sondir 1
4
Sondir 3
5
Test Pit 1
6
Test Pit 2
7
Test Pit 3
X 124° 21’ 53,40” 0649794 124° 21’ 54,20” 0649817 124° 21’ 53,10” 0649783 124° 21’ 54,20” 0649816 124° 21’ 53,10” 0649783 124° 21’ 51,40” 0649732 124° 21’ 54,20” 0649816
Y 09° 33’ 07,90” 8943803 09° 33’ 09,50” 8943751 09° 33’ 07,70” 8943808 09° 33’ 09,30” 8943758 09° 33’ 07,40” 8943818 09° 33’ 05,00” 8943892 09° 33’ 09,00” 8943768
Z 567 M 572M 568 M 573 M 568 M 551 M 572 M
Data Hand Boring 2 Titik
Titik Hand Bor 1 berada di As Bendungan Haulasi 0.00 – 0.60 m; Lempung lanauan pasiran, warna coklat, kuning keabuan, kering,
terdapat kayu akar tanaman di perm Lempung
lanauan, warna coklat keabuan, merah bata, kering, terdapat kayu akar tumbuh-tumbuhan di permukaan. 0.60 – 1.20 m; Lempung pasiran, warna kuning kemerahan sisipan coklat kemerahan, plastisitas sedang, padat
4-246
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 53 Lokasi Pengambilan Data Lapangan Geologi Teknik di Waduk Haulasi
1.20 – 1.60 m; Lempung, warna abu-abu kekuningan,merah bata, lembab, plastisitas tinggi, teguh 1.60 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, pasir berukuran pasir halus, urai, sedikit padat
Titik Hand Bor 2 berada di As Bendungan Haulasi 0.00 – 0.20 m; Lempung pasiran, warna merah bata, terdapat kayu akar tumbuh-tumbuhan di permukaan, mudah terurai. 0.20 – 1.20 m; Lempung pasiran, warna kuning kemerahan sisipan coklat kemerahan, plastisitas sedang, padat 1.20 – 1.60 m; Lempung, warna
kuning, merah bata
plastisitas
sedang-tinggi, teguh 1.60 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna kekuningan, terdapat fragmen batuan filith- geneis, sedikit padat
4-247
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 54 Foto Kegiatan Hand Bor di Waduk Haulasi
a) Data Sondir 2 Titik Sondir ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi Tabel 4. 142 Sondir 1( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi
No 1
Titik Sondir 1
Kedalaman (m) 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 2,20 2.40 2.60 2.80
PK (qc) (kg/cm2) 0 0 35 40 55 50 45 30 40 40 32 78 76 52 65
JPK (fc) (kg/cm2) 0 0 40 50 60 55 50 40 45 50 42 86 86 62 75
Tabel 4. 143 Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi
No 3
Titik Sondir 3
Kedalaman (m) 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
PK (qc) (kg/cm2) 0 0 24 34 50 75 95
JPK (fc) (kg/cm2) 0 0 28 36 60 85 105 4-248
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
No
Titik
Kedalaman (m) 1.40 1.60 1.80 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40 4.60 4.80 5.00 5.20 5.40 5.60
Laporan Akhir
PK (qc) (kg/cm2) 75 55 60 80 65 35 40 40 48 70 45 50 45 35 25 35 36 45 75 105 125
JPK (fc) (kg/cm2) 84 60 70 85 75 45 50 50 58 75 55 55 50 48 35 45 46 55 85 115 135
Gambar 4. 55 Foto Kegiatan Sondir di Waduk Haulasi
b) Data Test Pit
No. TP : 01 As Bendungan Haulasi
0 cm - 5cm ;
Top soil yang merupakan timbunan erosi humus tanah disektor atas sumur uji
dan pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Bentuk atau formasi 4-249
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
lapisan ini terdiri dari lempung pasiran halus sampai sedang dengan ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 1 cm, dengan warna abu abu, kuning kecoklatan dan hitam. 5 cm - 60 cm ; Formasi lempung pasiran kerikil dan berkerakal dengan ukuran antara 1 X 1 mm sampai dengan 7 X 2 cm dengan warna abu abu kehitaman, merah bata dan kuning kecoklatan yang bercampur dengan akar akar tumbuhan umur pendek di seputar sumur uji. 60 cm - 110 cm ; Lapisan lempung pasiran berwarna kuning keabuan, merah bata dan hitam pupus dengan batuan kecil sampai sedang yang memiliki ukuran antara 1 X 1 mm sampai dengan 3 X 4 cm dengan perekat dan ikatannya sedang. 110 cm - 150 cm ; merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu kecoklatan bercampur hitam keabuan dengan batuan yang memiliki ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 2 cm . Umumnya pada lapisan lapisan formasi ini mulai dari 0 cm sampai dengan 150 cm merupakan
lempung pasiran
dengan perekat rendah dan ikatan sedang sehingga sangat mudah terbawa air.
No. TP : 02 Kiri Hulu
0 cm - 5 cm ;
adalah top soil yang merupakan hasil timbunan sedimen bawaan dari sektor atas sumur uji, bawaan air dan juga merupakan pelapukan dedaunan di sekitar sumur uji, dengan warna kuning kecoklatan bercampur pasiran halus dan batuan kecil antara 1 x 1 mm sampai dengan 1 x 1 cm. Lapisan ini mudah tergerus apabila tergerus air.
5 cm - 70 cm ;
merupakan formasi lumpur pasiran dengan campuran kerikil halus dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 3 cm. Formasi ini dengan perekat bagus dan ikatan cukup, dengan warna kuning keabuan dan campuran coklat kemerahan dengan sisipan putih keabuan.
10 cm - 105 cm ;
adalah formasi lempung pasiran padat, ikatan cukup, perekat rendah, bentuk pasiran dengan warna putih keabuan yang dengan ukuran antara 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 1 mm tanpa ikatan. 4-250
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
105 cm - 170 cm ; Formasi lempung pasiran dengan perekat cukupa dan ikatan sedang. Formasi ini dengan bawaan sifat jenuh yang tinggi namun tidak mudah larut dan terurai dengan warna abu abu kecoklatan, hitam keabuan dengan sisipan kuning kehijauan. Sedimen ini tidak mudah larut oleh tekanan air. Formasi pasiran dan batuan pada lapisan ini dengan ukuran antara 2 x 3 mm sampai dengan 1 x 1,5 cm dengan posisi menyebar.
No. TP : 03 Kanan Hilir
0 - 5cm,
Top soil yang merupakan timbunan sedimen halus, hasil timbunan pelapukan dari sektor atas sumur uji dan juga pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Dalam formasi lapisan ini memiliki warna abu abu kecoklatan dan hitam.
5 - 57cm,
adalah timbunan sedimen pelapukan dari bukit sebelah kanan sumur uji dengan warna abu abu, coklat kemerahan dan hijau pupus. Lapisan ini kaya akan perekat namun ikatannya sedang. Dalam lapisan ini terdapat pula batuan pasiran berkerikil yang memiliki ukuran 1 X 1 cm sampai dengan 3 X 3 cm.
57 - 125cm, adalah timbunan campuaran pelapukan batuan hijau pupus dengan sisipan bobonaro dengan warna merah bata yang perekatnya tinggi namun ikatannya lemah . Formasi ini bercampur kerikil kecil antara 1 X
1 mm
sampai dengan 5 X 6 cm. Materian ini merupakan pasiran berkerikil dan pelapukan dari sektor atas sumur uji dengan timbunan erosi pada masa lampau. 125 - 180cm , Formasi lempung berkerikil dan batuan kecil sampai sedang antara lain 1 X 1 mm sampai dengan 7 X 4 cm yang perekatnya bagus dan ikatannya sedang. Warna yang paling dominan dalam formasi ini adalah hijau pupus kekuningan dan merah bata.
4-251
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 56 Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Pit di Waduk Haulasi
Gambar 4. 57 Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Haulasi
4-252
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Gambar 4. 58 Korelasi Startigrafi Daerah Kupang – Atambua, Timor (PGN 1994)
4-253
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
4.7.5. Struktur Geologi Pulau Timor dan sekitarnya terletak terletak pada Busur Banda luar yang tidak terdapat gunungapi. Geologi dan struktur geologinya memang sangat rumit dan hal ini menjadikan pulau pulau tersebut menjadi obyek penelitian para ahli kebumian baik dari dalam maupun luar negeri sejak 50 tahun terakhir. Kerumitan geologi dan strukturnya tersebut tercermin oleh; terdapatnya aneka ragam batuan campur aduk dari berbagai umur dan dan batuan – batuan tersebut menutupi hampir 40 % dari pulau tersebut. 4.7.6. Penyelidikan Geologi Teknik Penyelidikan geologi teknik (soil investigation) dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik tanah baik secara visual di lapangan
maupun analisa laboratorium
mekanika tanah.
Adapun pengambilan data geologi teknik direncanakan teridri dari Pemboran dengan deskripsi tanah dan pengambilan contoh tanah tidak terganggu (UDS/ Undisturbed sample), Sondir disekitar as bendung dan Test Pit di sekitar Borrow area dengan deskripsi tanah dan pengambilan contoh tanah tidak terganggu (Bulk sample). 1. Waduk Wemeda Pengambilan data geologi teknik (soil Investigation) di lokasi rencana Waduk Wemeda di Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut : Tabel 4. 144 Koordinat Lokasi As Waduk Wemeda
No. 1
Lokasi As 1
2
As 2
3
As 3
4
Borrow Area
X 124° 54’ 24,80” 8957411 124° 54’ 22,89” 8957357 124° 54’ 15,59” 8957118 124° 54’ 10,90” 8957153
Y 09° 25’ 35,79” 0709380 09° 25’ 37,60” 0709321 09° 25’ 45,40” 079098 09° 25’ 44,30” 0708954
Z
-
M
-
M
-
M
-
M
4-254
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
2. Waduk Sadi Pengambilan data geologi teknik ( soil Investigation) di lokasi rencana Waduk Sadi di Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut : Tabel 4. 145 Koordinat As Waduk Sadi No. 1
Lokasi As 1
2
As 2
3
As 3
4
As 4
5
Borrow Area
X 124° 56’ 58,80” 8996063 124° 56’ 54,50” 8996005 124° 56’ 51,40” 8995959 124° 56’ 48,90” 8995929 124° 56’ 53,30” 8995891
Y 09° 04’ 37,10” 0714289 09° 04’ 39,00” 0714158 09° 04’ 40,50” 0714064 09° 04’ 41,50” 0713987 09° 04’ 42,70” 0714120
Z M M M M M
3. Waduk Haulasi Pengambilan data geologi teknik (soil Investigation) di lokasi rencana Waduk Haulasi di Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut : Tabel 4. 146 Koordinat As Waduk Haulasi No. 1
Lokasi As 1
2
As 2
3
As 3
4
As 4
6
Borrow Area
X 124° 56’ 58,80” 8996063 124° 56’ 54,50” 8996005 124° 56’ 51,40” 8995959 124° 56’ 48,90” 8995929 124° 56’ 53,30” 8995891
Y 09° 04’ 37,10” 0714289 09° 04’ 39,00” 0714158 09° 04’ 40,50” 0714064 09° 04’ 41,50” 0713987 09° 04’ 42,70” 0714120
Z M M M M M
4-255