PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI JASA PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Studi Kasus : Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pumping Learning Center
Oleh : M. FIRDAUS TAUFAN KUSUMA MP H24104055
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ABSTRAK
M. Firdaus Taufan Kusuma MP. H24104055. Penetapan Harga Pokok Produksi Jasa Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM). Studi Kasus : Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pumping Learning Center (PLC). Di bawah bimbingan Farida Ratna Dewi Pada dasarnya, pembebanan atas biaya produk, jasa, pelanggan dan objek lain merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Begitu pula dengan perusahaan yang bergerak di sektor jasa, salah satunya Pumping Learning Center (PLC). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya langsung dan tidak langsung dari produk jasa pelatihan SDM yang dilakukan Pumping Learning Center, menganalisis objek biaya pada produksi sebuah training yang dilakukan Pumping Learning Center, dan menganalisis biaya overhead dan menentukan metode yang tepat untuk menetapkan harga pokok produksi jasa pelatihan SDM pada UKM Pumping Learning Center. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang didapat dari internal perusahaan, dinas perindustrian dan perdagangan, literatur dan browsing internet. Penghitungan dilakukan dengan metode Activity Based Costing (ABC) dan dibandingkan dengan metode perusahaan. Dari hasil perhitungan didapat bahwa dengan metode ABC lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan dengan menggunakan metode perusahaan. Kenaikan sebesar Rp 2.465.776,33 untuk training pumping teacher inhouse dan Rp 2.365.846,33 untuk training pumping power inhouse. Hal tersebut berarti bahwa terjadi kenaikan sebesar 14,9 % untuk training pumping teacher inhouse dan 9 % untuk training pumping power inhouse. Hal ini dikarenakan perhitungan dengan metode perusahaan tidak membebankan biaya overhead secara rinci pada sumber daya tidak langsung secara keseluruhan. Sedangkan pada metode ABC, perhitungan harga pokok produksi pabrik telah sesuai dan terperinci, karena pembebanan biaya overhead dilakukan secara tepat. Biaya overhead yang ditimbulkan oleh penggunaan sumber daya tidak langsung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perbedaan harga pokok produksi pada jenis program pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse. Metode ABC sebaiknya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung biaya produksi dari setiap jenis training, karena dengan metode ABC perusahaan akan dapat melakukan pembebanan pada biaya overhead.
PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI JASA PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Studi Kasus : Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pumping Learning Center
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh : M. FIRDAUS TAUFAN KUSUMA MP H24104055
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI JASA PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Studi Kasus : Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pumping Learning Center
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh : M. Firdaus Taufan Kusuma MP H24104055
Menyetujui, Juli 2008
Farida Ratna Dewi, SE, MM Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 15 Juli 2008
Tanggal Lulus :
Riwayat Hidup Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 15 Mei 1987 sebagai anak kembar dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak Trio Sedio Mo Projo dan Ibu Rostika. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Ciseureuh, Desa Batulawang Kecamatan Cipanas, lulus pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri I Pacet dan lulus pada tahun 2001. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri I Sukaresmi dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Selama kuliah, penulis aktif diberbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan. Beberapa diantaranya penulis diamanahi tanggung jawab yaitu Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai ketua periode 2005-2006, Himpunan Mahasiswa Cianjur sebagai Ketua periode 2005-2006, Himpunan Profesi Center of M@nagement sebagai Direktur Produksi dan Operasi periode 2006-2007, dan Koran Kampus IPB sebagai Pimpinan Perusahaan periode 2007. Beberapa prestasi yang pernah penulis raih pada saat aktif sebagai mahasiswa diantaranya juara II pada Marketing Debate Universitas Indonesia tahun 2007, semi finalis dan pemenang slinger terbaik pada Marketing Competition Universitas Katolik Atmajaya tahun 2007, dan juara III pada Stock Exchange Competition Universitas Bina Nusantara tahun 2008 serta peraih beasiswa wira usaha muda mandiri 2008. Mendirikan yasasan sosial yang bergerak untuk kemajuan pendidikan Indonesia, hidup bijak dan banyak beramal menjadi impian yang sedang penulis kejar saat ini.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penetapan Harga Pokok Produksi Jasa Pelatihan SDM (SDM) Studi Kasus: Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pumping Learning Center ”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Harga pokok produksi merupakan harga dasar dalam menetapkan biaya dari suatu produk, sehingga dapat dihitung keuntungan yang diinginkan. Dalam menentukan harga dasar ini, perusahaan harus memperhitungkan seluruh sumber daya yang digunakan, baik sumberdaya langsung dan tidak langsung, sehingga akan didapat perhitungan yang efisien. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penelitian selanjutnya untuk melengkapi kekurangan dari skripsi ini akan sangat bermanfaat untuk melengkapi kepustakaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Bogor, Juli 2008
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan pada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tulisan ini. 1. Keluarga besar N. Soedjana dan Rochandy, Bapak dan Ibu penulis yang telah mengajarkan arti hidup kepada penulis dan saudara terbaik Firdaus Guntur dan Firdaus Pandu. 2. Farida Ratna Dewi, SE, MM, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Jono M. Munandar M.Sc, selaku Ketua Departemen Manajemen FEM IPB. 4. Bapak Amir Tengku Ramly dan Ibu Erlin Trisyulianti, Direktur dari Pumping Learning Center, yang telah bersedia menjadikan perusahaannya sabegai objek penelitian. 5. Seorang wanita yang selalu berada di belakang mensupport penulis dalam mengejar impiannya, sedang dipersiapkan Allah di Lauhul Mahfudz-Nya. “Bersabar dan Ikhlas itu Islam”. 2010, its show time to recognice n I’ll be ready. 6. Tim bisnis N21 yang telah banyak membantu penulis dalam mengejar impiannya, Maya Rosmayanti (terima kasih telah memperkenalkan bisnis terhebat kepada penulis), Jeanette R. Beetly (terima kasih atas kesabarannya pada penulis), Bapak Abdul Basith dan Ibu Illah sailah (The Number One of Life Coaching, Thanks), Bapak Rozak dan Ibu Nining (Makasih pak afirmasinya), Bapak Sukobagyo dan Ibu Tuning, Bapak Agus dan Ibu Reni Yulianto, Bapak Jefry dan Ibu Effi Kusnadi. Saya siap “bayar” kerjanya!. 7. Bapak Supardi Lee, inspirasi seorang motivator hebat bagi penulis, sehingga penulis kini menjadi Achiever. Hari ini saya merasakan kesuksesan itu! 8. Teman-teman di Pumping Learning Center (PLC), ibu Nur, mas Ata, teh Yeni, mas Taufik, teh Ratu, n special thanks to Faisal Ali (Get VIP ticket in ur life brother).
9. Sahabat seperjuangan “CR” alumni SMA N 1 Sukaresmi, semangat! Perjalanan masih panjang. Yakinlah bahwa kita orang-orang sukses masa depan dan teman-teman kostan pink, terima kasih atas kebersamaan dalan suka dan duka selama di kostan. 10. Sahabat sejati penulis di IPB, Yudha dan Ika. Terima kasih telah mengajarkan penulis arti sebuah kesetiaan. 11. Teman-teman seperjuangan, aktivis mahasiswa 2005-2008 di DPM, BEM, Com@, Koran Kampus, dan teman-teman sekelas di Manajemen 41, terima kasih atas kerjasamanya selama ini. Biroe, Boulkiners COG, tim rohis kelas, tim makrab MBJ’ers, Bateng area’s dan kawanan mahasiswa rajin, Empat tahun tak akan terlupakan. 12. Seluruh teman-teman yang sedang bersama-sama dengan penulis menjadikan dunia lebih indah dan hidup lebih bermakna. Go Diamond!
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................iv KATA PENGANTAR.......................................................................................v UCAPAN TERIMA KASIH ...........................................................................vi DAFTAR ISI......................................................................................................viii DAFTAR TABEL .............................................................................................x DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii I. PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang ......................................................................................1 Perumusan Masalah ..............................................................................3 Tujuan Penelitian ..................................................................................5 Manfaat Penelitian ................................................................................5 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.2. 2.3. 2.4.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) .....................................................7 Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah ...........................................7 Activity Based Costing (ABC) ..............................................................8 Penelitian Terdahulu .............................................................................11
III. METODE PENELITIAN 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
Kerangka Pemikiran..............................................................................14 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................17 Jenis dan Sumber Data..........................................................................17 Pengumpulan Data ................................................................................17 Pengolahan dan Analisis Data ..............................................................18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan...............................................................19 4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan...........................................................19 4.1.2. Strategi Perusahaan ....................................................................19 4.1.3. Struktur Perusahaan ...................................................................20 4.1.4. Jenis-jenis Program Pumping Learning Center (PLC) ..............21 4.2. Identifikasi Proses Produksi Training ...................................................23 4.3. Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Training ...........................24 4.3.1. Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Training dengan Metode Perusahaan........................................................24 4.3.2. Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Training dengan Metode ABC...................................................................26 4.3.2.1. Penggunaan Sumber Daya dan Biaya Langsung .........27
4.3.2.1.1. Biaya Sewa dan Peralatan Training ............27 4.3.2.1.2. Penggunaan Tenaga Kerja Langsung...........28 4.3.2.2. Penggunaan Sumber Daya Tidak Langsung .................29 4.3.2.2.1. Unit Level Activity .......................................29 4.3.2.2.2. Batch Level Activity ....................................31 4.3.2.2.3. Product Sustaining Activity .........................31 4.3.2.2.4. Facility Sustaining Activity .........................32 4.3.2.3. Perhitungan Pemicu Biaya ...........................................34 4.3.2.3.1. Jumlah Unit .................................................34 4.3.2.3.2. Jumlah Pembelian Bahan ............................35 4.3.2.3.3. Jumlah Transportasi ....................................35 4.3.2.3.4. Jam Peralatan ..............................................36 4.3.2.4. Pengelompokkan Aktivitas ..........................................36 4.3.2.5. Menghitung Tarif Kelompok Biaya Overhead ............39 4.3.2.6. Pembebanan Biaya .......................................................40 4.3.2.7. Perhitungan Harga Pokok Produksi .............................41 4.4. Analisis Perbandingan HPP antara Metode Perusahaan dengan Metode ABC.......................................................................42 VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan .......................................................................................44 7.2. Saran .................................................................................................45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
46
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Training Pumping Teacher Inhouse dengan metode Perusahaan ..........................................................................25 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Training Pumping Power Inhouse dengan metode Perusahaan ..........................................................................26 3. Asumsi Penggunaan Biaya Alat Training pada UKM PLC selama Tahun 2007 ......................................................................................28 4. Asumsi Penggunaan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) pada UKM PLC selama Tahun 2007 ....................................................................28 5. Kelompok Aktivitas ....................................................................................29 6. Asumsi Penggunaan Bahan Penolong Training pada UKM PLC selama Tahun 2007 ......................................................................................30 7. Rincian Biaya Penggunaan Listrik dan Telepon .........................................31 8. Biaya Aktual Perawatan dan Pemeliharaan Mesin serta Kendaraan pada UKM PLC selama Tahun 2007 ..........................................................32 9. Total Biaya Aktual Penyusutan Mesin dan Peralatan pada UKM PLC selama Tahun 2007 ......................................................................................33 10. Total Biaya Aktual Penyusutan Kendaraan pada UKM PLC selama Tahun 2007.......................................................................................34 11. Konsumsi Pemicu Biaya Sewa Gedung pada UKM PLC Selama Tahun 2007 .....................................................................................35 12. Asumsi Jumlah Ulangan Pembelian Bahan selama Tahun 2007 .................35 13. Jumlah Ulangan Transportasi selama Tahun 2007 ......................................35 14. Asumsi Total Pemicu Biaya Jam Peralatan yang digunakan untuk Training Pumping Teacher Inhouse dan Pumping Power Inhouse selama Tahun 2007 .........................................................................36 15. Penggunaan Sumber Daya Tidak Langsung dan Potensial Pemicu Biaya yang timbul pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007 .........37 16. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Overhead berdasarkan Pemicu Biaya Jumlah Unit pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007.......................................................................................37 17.Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Overhead berdasarkan Pemicu Biaya Jumlah Pembelian Bahan pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007.......................................................................................38 18. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Overhead berdasarkan Pemicu Biaya Jumlah Transport pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007.......................................................................................38 19. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Overhead berdasarkan Pemicu Biaya Jam Peralatan pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007.......................................................................................39 20. Perhitungan Tarif Kelompok Biaya Overhead pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007 ..............................................................................39 21. Perhitungan Pembebanan Biaya Overhead pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007 ..............................................................................40
22. Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) per Unit (Rp/Unit) dengan Metode ABC....................................................................................41 23. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP)per Unit (Rp/Unit) Metode Perusahaan dengan Metode ABC ...................................42
DAFTAR GAMBAR No
Halaman
1. Kerangka Pemikiran Konseptual...................................................................15 2. Struktur Organisasi Pumping Learning Center (PLC) ..................................21
DAFTAR LAMPIRAN No
Halaman
1. Laporan Keuangan bulan Januari tahun 2007 ...............................................47 2. Laporan Keuangan bulan Februari tahun 2007 .............................................48 3. Laporan Keuangan bulan Maret tahun 2007 .................................................49 4. Laporan Keuangan bulan April tahun 2007 ..................................................50 5. Laporan Keuangan bulan Mei tahun 2007 ....................................................51 6. Laporan Keuangan bulan Juni tahun 2007 ....................................................52 7. Laporan Keuangan bulan Juli tahun 2007.....................................................53 8. Laporan Keuangan bulan Agustus tahun 2007 .............................................54 9. Laporan Keuangan bulan September tahun 2007 .........................................55 10. Laporan Keuangan bulan Oktober tahun 2007 .............................................56 11. Laporan Keuangan bulan November tahun 2007..........................................57 12. Laporan Keuangan bulan Desember tahun 2007 ..........................................58 13. Laporan Laba Rugi bulan Januari tahun 2007 ..............................................59 14. Laporan Laba Rugi bulan Februari tahun 2007 ............................................60 15. Laporan Laba Rugi bulan Maret tahun 2007 ................................................61 16. Laporan Laba Rugi bulan April tahun 2007..................................................62 17. Laporan Laba Rugi bulan Mei tahun 2007....................................................63 18. Laporan Laba Rugi bulan Juni tahun 2007 ...................................................64 19. Laporan Laba Rugi bulan Juli tahun 2007 ....................................................65 20. Laporan Laba Rugi bulan Agustus tahun 2007 .............................................66 21. Laporan Laba Rugi bulan September tahun 2007 .........................................67 22. Laporan Laba Rugi bulan Oktober tahun 2007 .............................................68 23. Laporan Laba Rugi bulan November tahun 2007 .........................................69 24. Laporan Laba Rugi bulan Desember tahun 2007..........................................70
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Arus globalisasi dewasa ini pada hakekatnya merupakan suatu mobilitas pasar modal, pasar barang dan pasar kerja yang mengakibatkan mobilitas yang tinggi dan intensif antar negara-negara di dunia, karena pasar modal dan barang adalah persaingan sumber daya manusia. Pasar barang dan jasa yang kita miliki saat ini tentunya akan mampu bersaing pada pasar global barang dan jasa jika sumber daya manusianya memiliki keunggulan dan berkualitas, dan ini merupakan posisi tawar Negara Indonesia yang jika dilihat dari jumlah penduduknya mencapai 206,23 juta pada tahun 2002. Jika ditelusuri lebih jauh, penyebab utama dari kurangnya kualitas sumber daya manusia pada suatu perusahaan disebabkan oleh faktor lemahnya motivasi karyawan. Sementara itu, manajemen puncak perusahaan menilai angkatan kerjanya dari sudut keahlian teknis, kemampuan berhubungan dengan orang lain dan motivasi terhadap pekerjaannya. Pada intinya, faktor utama dalam rangka menciptakan kinerja yang baik adalah bagaimana karyawan dapat membangun loyalitas pelanggan, memperoleh pelanggan baru dan meningkatkan pangsa pasar serta bagaimana mengelola keahlian karyawan, termasuk bagaimana menarik minat dan mempertahankan pekerja yang selalu memiliki inovasi dan terampil. Sejumlah data penting didapat dari Accenture, sebuah lembaga yang meneliti kinerja pekerja dari berbagai sudut kepentingan merumuskan bahwa dari 250 responden yang terdiri dari CEO perusahaan, semua sepakat bahwa untuk menciptakan kinerja perusahaan yang kuat adalah dengan fokus pada pelanggan dan mengelola pengetahuan para pekerja terampil. Hal lain yang perlu dipelajari adalah ketidakefektifan dan tidak adanya pengelolaan serta transfer pengetahuan dan kemampuan untuk berbagi pengetahuan diantara karyawan. Lebih dari 40% responden menjelaskan bahwa pengelolaan dan berbagi pengetahuan merupakan hambatan yang berat di sebuah organisasi. Alasan utama dari hambatan ini antara lain :
kurangnya pemahaman atas budaya bisnis perusahaan di berbagai lokasi perusahaan beroperasi, tidak adanya dukungan infrastruktur dengan pengelola yang berdedikasi untuk manajemen pengetahuan, dan sering kali tidak adanya penghargaan untuk sebuah pengetahuan baru di sebuah perusahaan. Dengan demikian, antara pelatihan dan pengetahuan harus dilakukan dalam suatu wadah sehingga mempermudah menilai kemampuan pegawai berdasarkan kompetensinya yang akan memudahkan perusahaan dalam penempatan karyawan seoptimal mungkin. Untuk mengakomodir semua kebutuhan perusahaan tersebut, kemudian muncul berbagai pusat pelatihan sumber daya manusia (Puslat SDM). Banyak perusahaan yang sengaja menggunakan jasa puslat SDM untuk meningkatkan kompetensi karyawannya. Semakin heterogenitasnya kebutuhan perusahaan, semakin kreatif pula puslat SDM mengakomodir kebutuhan tersebut. Dari sekian banyak puslat SDM yang ada, beberapa diantaranya telah berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Namun, tidak sedikit pula yang kegiatannya masih berskala usaha kecil mikro (UKM). Pada dasarnya, pembebanan atas biaya produk, jasa, pelanggan, dan objek lain merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Hal ini dikarenakan peningkatan keakuratan pembebanan
biaya
menghasilkan
dasar
untuk
membuat
kebijakan
manajemen perusahaan. Manajemen harus sangat paham terhadap konsep biaya. Biaya merupakan kas atau nilai ekiuvalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi. Dalam usahanya menghasilkan manfaat saat ini dan dimasa depan, manajemen harus dapat melakukan berbagai usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan dalam mencapai manfaat ini, sehingga perusahaan menjadi lebih efisien. Manajemen harus memiliki tujuan menyediakan nilai bagi pelanggan yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Dengan cara ini, perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dari pesaingnya. Memiliki biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya berarti menurunkan
biaya.
Kemampuan
menurunkan
biaya
dapat
menurunkan
harga,
mengurangi pengorbanan pelanggan dan meningkatkan nilai bagi pelanggan. 1.2. Perumusan Masalah Manajemen harus selalu memperhatikan dan memahami biaya dan berbagai tren biaya yang terjadi. Dengan memahami pemicu biaya, manajemen dapat mengetahui objek biaya. Objek biaya ini sangat berpengaruh pada pembebanan biaya produksi perusahaan. Contoh yang merupakan objek biaya diantaranya produk, pelanggan, departemen, proyek dan aktivitas. Dari beberapa contoh objek biaya, aktivitas adalah objek biaya yang penting. Aktivitas merupakan unit dasar kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi, sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang sangat bermanfaat bagi manajemen untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat diketahui untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya langsung yaitu biaya yang dapat ditelusuri langsung ke objek biaya. Biaya tidak langsung yaitu biaya yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri sebagai objek biaya. Penelusuran adalah pembebanan aktual biaya ke objek biaya, dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang digunakan. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui penelusuran langsung dan penelusuran penggerak. Penelusuran langsung mengidentifikasi biaya yang berkaitan secara fisik dengan suatu objek. Penelusuran penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya. Seluruh biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu katagori yang disebut overhead. Overhead ini sangat berpengaruh pada pembebanan biaya. Pembebanan biaya yang terlalu besar akan menyebabkan biaya overhead yang besar pula.
Hal ini tentunya akan menyebabkan ketidakefisienan biaya (Horngren, Datar dan Foster, 2000). Pumping Learning Center (PLC) merupakan sebuah lembaga training yang bergerak dalam bidang training SDM. Kegiatan yang paling utama yaitu memberikan training motivasi pada konsumen. Terdapat dua jenis program yang diproduksi oleh PLC, yaitu program pumping education dan pumping profesional. Selama ini, PLC hanya membebankan biaya produksi training hanya pada satu unit saja, yaitu biaya berdasarkan perhitungan sewa peralatan training yang digunakan pada saat training dan pembebanan professional fee tim trainer. Biaya aktivitas tidak dapat dihitung karena tidak dilakukan penelusuran terhadap objek biaya dan pengalokasian yang sesuai terhadap biaya overhead. Oleh karena itu, biaya produksi seringkali tidak sesuai dengan proporsinya dan akhirnya menimbulkan pembebanan biaya yang tidak sesuai. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Menganalisis biaya langsung dan tidak langsung dari produk training SDM yang dilakukan Pumping Learning Center. 2. Menganalisis objek biaya pada produksi sebuah training yang dilakukan Pumping Learning Center. 3. Menganalisis biaya overhead dan menentukan metode yang tepat untuk menetapkan Harga Pokok Produksi training SDM pada UKM Pumping Learning Center. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat digunakan oleh perusahaan mengenai perhitungan harga pokok produksi training SDM dengan metode Activity Based Costing. 2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai perhitungan harga pokok produksi training SDM dengan menggunakan metode Activity Based Costing.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pembanding bagi peneliti selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Data yang digunakan merupakan data tahun 2007 dengan asumsi jumlah training yang dihasilkan sebanyak 12 unit untuk pumping teacher inhouse dan 12 unit untuk pumping power inhouse pada kelompok unit level activity. Asumsi ini dibuat berdasarkan target training yang ingin dicapai oleh perusahaan untuk tahun 2008. jenis training yang dihitung merupakan training paket 14 jam. Paket ini merupakan paket yang paling efektif dalam penyampaian materi training pada peserta training. Peserta training tidak akan jenuh dengan materi yang diberikan karena paket ini dilengkapi oleh game outdoor. Selain itu, paket 14 jam jika dilihat dari segi biaya, cukup efisien dibandingkan dengan paket 21 jam. Biaya yang dihitung pada pembebanan sumber daya langsung dan tidak langsung merupakan biaya yang telah mengalami inflasi pada tahun 2007.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya telah memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat Indonesia. Namun demikian sejak krisis ekonomi pada tahun 1998, peranan UKM meningkat dengan tajam. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa persentase jumlah UKM dibandingkan total perusahaan pada tahun 2001 adalah sebesar 99,9%. Pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ini mencapai 99,4% dari total tenaga kerja. Demikian juga sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari separuh ekonomi kita didukung oleh produksi dari UKM (59,3%). Data-data tersebut menunjukkan bahwa peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan output. Meskipun peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral, namun kebijakan pemerintah maupun pengaturan yang mendukungnya sampai sekarang dirasa belum maksimal. Keadaan ini terjadi karena terdapat banyak perbedaan dalam hal mendasar mengenai UKM itu sendiri didalam pemerintahan. Selain itu, keterbatasan akses ke kredit bank/sumber permodalan lain dan akses pasar, organisasi dan manajemen yang kurang baik, maupun penguasaan teknologi yang cenderung tertinggal membuat UKM menjadi semakin sulit berkembang. 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Salah satu permasalahan yang seringkali dihadapi oleh UKM yaitu kurangnya keunggulan kompetitif yang dapat membuat daya saing produknya tinggi dipasaran. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keunggulan kompetitif UKM, dari akses yang sangat sulit untuk memperoleh pembiayaan, produksi yang seringkali fluktuatif dan tidak optimal hingga pemasaran yang seringkali menemui banyak hambatan karena birokrasi dan jaringan yang kurang luas. Namun, permasalahan
produksi dalam UKM itu sendiri pun jarang mendapatkan perhatian yang serius ketika UKM tersebut telah dapat membenahi sistem pemasaran produknya. Biaya produksi seringkali menjadi masalah karena banyak diantara UKM baik yang bergerak dalam bidang produksi barang maupun jasa tidak dapat dialokasikan secara optimal sesuai dengan kebutuhannya. Hingga pada akhirnya harga pokok produksi menjadi tidak efisien. Jasa pelatihan merupakan usaha memberi pelatihan kepada publik maupun perusahaan untuk memberi nilai terhadap sumber daya manusianya agar dapat berkompetisi dan mengerjakan pekerjaan dengan baik. Pengelolaan usaha ini meliputi waktu pelatihan, pengajar yang handal, tempat dan materi pelatihan dalam bentuk modul pelatihan. Tema pelatihan yang sangat menarik merupakan produk yang sangat diandalkan dalam jasa pelatihan ini. Bila tema pelatihan tidak menarik dan bukan kebutuhan saat ini, maka kerugian yang diperoleh pengelola. Pelatihan dapat dibuat berdasarkan kekhususan, misalnya pelatihan pemasaran, keuangan, sumber daya manusia (SDM), dan perbankan. Banyak pengusaha berskala UKM yang menjalani usaha ini dengan membuat seluruh produk pelatihan. Menawarkan jasa pelatihan untuk bidang yang khusus membutuhkan sumber daya andal karena ujung tombak bisnis ini adalah SDM. Untuk menjalani usaha ini, pengusaha paling tidak harus mempunyai tiga staf andal, yaitu staf pemasaran, staf perencana modul, dan staf riset yang membuat penelitian berdasarkan kebutuhan para pihak. Staf yang handal untuk membuat tema pelatihan. Buku modul produk berisi tema pelatihan dalam setahun harus dibuat. Modul tersebut sebaiknya dilakukan ada yang berulang dalam setahun agar peserta yang tidak dapat ikut pada suatu waktu dapat mengikuti modul yang sama pada waktu berikutnya. Buku modul dicetak dalam bentuk flyer atau brosur dan dikirimkan kepada konsumen yang diharapkan menjadi peserta pelatihan. Staf pemasaran membawa brosur ini ke perusahaan sebagai bahan presentasi dan harus melakukan pendekatan kepada kepala divisi SDM atau staf yang menangani pelatihan, atau staf bidang yang menginginkan pelatihan
tersebut. Pengiriman melalui surat elektronik (surat-e) juga dapat dilakukan untuk memperkenalkan produk atau menawarkan produk. (kompas.com) 2.3. Activity Based Costing (ABC) Pada umumnya, terdapat banyak sistem penghitungan biaya produksi dari suatu produk. Salah satu cara yang terbaik untuk memperbaiki sistem penghitungan biaya adalah dengan menerapkan sistem penghitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing - ABC). Dengan sistem ABC, setiap aktivitas dapat dihitung dan biaya dapat dialokasikan ke objek biaya. Biaya untuk memproduksi barang atau jasa terbagi atas biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung dapat ditelusuri secara langsung dengan melihat produknya dan mengamati jenis pekerjaannya. Sistem ABC memfokuskan pada biaya tidak langsung dengan memperbaiki cara pengalokasian biaya tidak langsung ke departemen terkait, proses, produk serta objek biaya lainnya. Selain itu, ABC mendorong identifikasi aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah, sehingga aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah dapat dieliminasi. Menurut Wayne J, James R. dan Hartgraves (1991), sistem ABC dapat menelusuri biaya ke produk dengan dasar aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut, pengalokasian kembali biaya ke objek biaya dengan dasar aktivitas yang menyebabkan biaya ABC berdasarkan premis/dasar pemikiran bahwa aktivitas menyebabkan biaya aktivitas harus dialokasikan ke objek biaya dengan dasar aktivitas biaya tersebut dikonsumsikan. Selain menelusuri objek biaya dengan penelusuran langsung maupun tidak langsung. Sistem ABC dapat digunakan untuk menemukan pemacu biaya, sehingga dapat memperkirakan biaya overhead setiap memproduksi barang atau jasa. Biaya overhead ini kemudian dapat dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi yang produk dan jasa hasilkan (Ray H. Garrison, 1991). Hansen dan Mowen (2004) mendefinisikan ABC sebagai suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya. Manajemen
berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas dan nilai proses.
Biaya
berdasarkan
aktivitas
meningkatkan
keakuratan
mengalokasikan biaya dengan menelusuri berbagai biaya aktivitas, dan kemudian sampai pada produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut. Di sisi lain, analisis nilai proses menekankan pada analisis aktivitas, yaitu mencoba untuk menetapkan mengapa aktivitas dilakukan dan seberapa baik dilakukan. Tujuannya adalah untuk menemukan cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien, dan untuk menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi pelanggan. Nilai bagi pelanggan sendiri adalah selisih antara apa yang pelanggan terima (realisasi untuk pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan. Apa yang diterima disebut sebagai produk total, yaitu seluruh manfaat baik berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) yang pelanggan terima dari produk yang dibeli. Pengorbanan pelanggan
meliputi seluruh usaha yang
dikeluarkan oleh pelanggan dalam rangka mendapatkan produk yang diinginkan. Lucy T. Dalam bukunya Management Accounting (1992) menyebutkan bahwa terdapat delapan klaim utama sebagai akibat dari penggunaan metode ABC. Diantaranya yaitu : 1. Biaya produk yang lebih nyata khususnya tersedia dalam pabrik berteknologi manufakturing yang maju (Advance Manufacturing Technology) dimana biaya overhead pendukung merupakan suatu proporsi yang signifikan dari biaya total. 2. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik modern, terdapat sejumlah aktivitas non lantai pabrik yang berkembang. ABC memberi perhatian pada semua aktivitas sehingga melakukan kalkulasi biaya produk diluar dasar lantai pabrik tradisional. 3. ABC mengakui bahwa aktivitas menyebabkan adanya produk, bukan produk yang mengkonsumsi aktivitas. 4. ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap produk.
5. ABC mengakui kompleksitas dari diversitas dari produksi yang modern dengan menggunakan banyak pemicu biaya (multiple cost drivers), banyak
dari
pemicu
biaya
tersebut
adalah
berbasis
transaksi
(transaction-based) dari pada berbasis volume produk. 6. ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya produk variable jangka panjang (long run variable product cost) yang relevan terhadap pengambilan keputusan strategik. 7. ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area tanggungjawab dan biaya produk. 8. ABC memberikan tolak ukur keuangan yang berguna, misalnya tarif pemacu biaya dan tolak ukur non keuangan, misalnya volume transaksi. Widjaja (2003) menyebutkan dalam bukunya Activity Based Costing Untuk Manufakturing dan Pemasaran, bahwa terdapat beberapa perbedaan antara sistem ABC dengan sistem kalkulasi biaya tradisional, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. ABC
menggunakan
aktivitas-aktivitas
sebagai
pemicu
untuk
menentukan berapa besar setiap overhead tidak langsung dari setiap produk yang dikonsumsi. Sistem tradisional mengalokasi overhead secara arbirer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non representatif, dengan demikian gagal menyerap konsumsi overhead yang benar menurut produk individual. 2. ABC membagi konsumsi overhead kedalam empat katagori : unit, batch, produk dan penopang fasilitas. Sistem tradisional membagi biaya overhead ke dalam satu unit. 3. Fokus ABC adalah pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem tradisional terutama fokus pada kinerja keuangan jangka pendek seperti laba dengan cukup akurat. Apabila sistem tradisional digunakan untuk penetapan
harga
dan
untuk
mengidentifikasi
produk
yang
menguntungkan, angka-angkanya tidak dapat diandalkan/dipercaya. 4. ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen. Persyaratan ini mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu pandangan fungsional silang mengenai organisasi.
5. ABC mempunya kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis varian daripada sistem tradisional, karena kelompok biaya (cost pools) dan pemacu (driver) jauh lebih akurat dan jelas, dan karena ABC dapat menghitung biaya aktual apabila kebutuhan muncul. 6. Sistem ABC terdiri dari berbagai pusat biaya aktivitas (activity cost centers) dan pemicu tahap kedua (second stage drivers), biaya dianggarkan yang digunakan untuk melakukan studi ABC seharusnya diharapkan lebih mendekati biaya aktual daripada dengan menggunakan sistem tradisional. Keuntungan ini secara drastis mengurangi keperluan untuk melakukan analisis varian antara anggaran dan kalkulasi biaya aktual. Dari uraian mengenai sistem ABC, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua karakteristik dalam sistem ABC. Pertama, sistem ini mengidentifikasi semua biaya yang digunakan produk, baik yang sifatnya variable atau tetap dalam jangka pendek. Hal ini karena fokus sistem ABC adalah kebijakan jangka panjang, dengan lebih banyak biaya yang bisa dikelola dan lebih sedikit biaya yang bersifat tetap. Kedua, penentuan hierarki biaya merupakan hal penting dalam pengalokasian biaya ke produk. 2.4. Hasil Penelitian Terdahulu Toyyibah (2001) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Activity Based Costing untuk meningkatkan akurasi dalam perhitungan harga pokok konstruksi di PT ’X’ menyimpulkan bahwa Perhitungan harga pokok konstruksi pada umumnya masih menggunakan metode tradisional. Sama halnya dengan perusahaan jasa konstruksi PT. ”X” yang menjadi objek penelitian ini, perhitungan harga pokok konstruksinya masih menggunakan metode tradisional, yaitu dengan menggunakan satu pemicu biaya yang berkaitan dengan volume produksinya. Perhitungan ini memiliki kelemahan dalam pemberian informasi mengenai harga pokok konstruksi karena hanya menggunakan satu pemicu biaya tanpa memperhitungkan faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan volume produksi sehingga akan menyebabkan adanya distorsi biaya. Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan dari penggunaan metode tradisional, maka
dapat digunakan metode Activity Based Costing (ABC) dalam perhitungan harga pokok konstruksi. Dalam Activity Based Costing mempergunakan lebih dari satu pemicu biaya untuk mengalokasikan biaya overhead ke masing-masing proyek. Sehingga, biaya overhead yang dialokasikan akan menjadi lebih proporsional dan informasi mengenai harga pokok konstruksinya lebih akurat. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penggunaan metode studi kasus dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diawali dengan pertanyaan bagaimana dan mengapa dan difokuskan pada fenomena kontemporer. Data yang digunakan diperoleh melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa PT. “X” menggunakan metode tradisional dalam perhitungan harga pokok konstruksinya dengan menggunakan jumlah hari tenaga kerja langsung sebagai dasar penentuan biaya overhead untuk masing-masing proyek. Setiap proyek yang dikerjakan oleh PT. “X” memiliki tingkat kompleksitas dan karakteristik yang berbedabeda. Pada pembahasan ditunjukkan adanya perbedaan hasil perhitungan dengan menggunakan metode tradisional dengan metode Activity Based Costing. Widiyastuti (2007) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tas Wanita (Studi Kasus UKM Lifera Hand Bag Collection Bogor) menyimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan Lifera masih sangat sederhana. Dalam perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan, biaya overhead pabrik tidak dialokasikan ke masing-masing produk secara rinci dan tidak disesuaikan dengan pemakaian biaya secara nyata melainkan hanya merupakan suatu estimasi biaya yang dianggarkan dalam kelompok biaya lain-lain. Hal tersebut mengakibatkan harga pokok produksi yang diperoleh tidak sesuai dengan kaidah perhitungan harga pokok produksi yang ada.
Perhitungan
harga
pokok
produksi
dengan
metode
ABC
menghasilkan harga pokok produksi yang lebih besar dibandingkan dengan metode perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan, yaitu sebesar 32,74% untuk model 876 A dan 25,4% untuk model 858. hal ini disebabkan oleh banyaknya penggunaan sumber daya yang dilakukan dalam proses
produksi
dibandingkan
dengan
bila
menggunakan
metode
perusahaan karena dalam metode ABC setiap aktivitas yang berhubungan dengan proses produksi dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi. Berdasarkan harga pokok produksi yang dihasilkan masing-masing metode dan harga jual yang ditetapkan perusahaan, maka margin yang diperoleh berdasarkan metode perusahaan lebih besar daripada margin yang diperoleh
berdasarkan metode ABC. Margin yang diperoleh dengan
menggunakan metode perusahaan sebesar 56,52% untuk model 876 A dan 51,42% untuk model 858. Sedangkan margin yang diperoleh dengan menggunakan metode ABC sebesar 35,36% untuk model 876 A dan 34,85 untuk model 858. Walaupun margin yang diperoleh dengan mengacu pada metode ABC lebih rendah daripada margin dengan metode perusahaan, tetapi dengan metode ABC semua biaya produksi yang diperlukan dalam proses produksi sudah diperhitungkan berdasarkan pemakaian biaya yang sesungguhnya sehingga menghasilkan harga pokok produksi yang lebih akurat.
III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Pumping Learning Center (PLC) merupakan sebuah unit usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak dalam training sumber daya manusia (puslat SDM). Kegiatannya tidak hanya sebatas mengadakan training untuk meningkatkan kompetensi karyawan, guru ataupun mahasiswa dan murid sekolah, namun memberikan tes potensi bakat yang mendukung pelaksanaan training dan memberikan konsultasi bagi konsumen yang telah mengikuti training. Semua kegiatan yang berhubungan dengan produksi training dihasilkan dibagian produksi. Namun, PLC sendiri belum memiliki standar dalam penetapan harga training, karena selama ini penetapan harga training dilakukan hanya sebatas penelusuran satu unit level saja, tidak memperhatikan objek biaya serta biaya overhead yang selalu ada setiap kali produksi. Penerapan ABC pada perusahaan jasa sama halnya seperti perusahaan manufaktur. Biaya dikelompokkan dalam kelompok-kelompok biaya yang homogen dan diklasifikasikan sebagai pada berbagai tingkat biaya. Kelompok-kelompok biaya tersebut terkait dengan aktivitas. Biaya dialokasikan ke produk atau pelanggan menggunakan pemicu biaya atau dasar alokasi biaya yang memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya pada kelompok biaya tersebut. Oleh karena itu, pertama kali akan dilakukan penelusuran dan identifikasi terhadap objek biaya langsung dan tidak langsung, serta menentukan biaya overhead, untuk kemudian dihitung harga pokok produksinya dengan menggunakan sistem perusahaan dan sistem Activity Based Costing (ABC). Penghitungan dengan menggunakan sistem perusahaan akan menggunakan sistem tradisional yang biasa digunakan di PLC. Penghitungan dengan sistem ABC akan menggunakan variable dari unit level, batch level, product sustaining activity, dan facility sustaining activity. Hasil penghitungan keduanya kemudian dianalisis untuk melihat perbandingan dan pengaruhnya terhadap keunggulan perusahaan, untuk
kemudian dijadikan dasar penetapan harga pokok produksi yang paling efektif dan efisien bagi perusahaan. Pumping Learning Center (PLC)
Aktivitas penghitungan biaya
Identifikasi biaya produksi
Penelusuran Harga Pokok Produksi (HPP)
Penghitungan HPP dengan Metode Perusahaan
Penghitungan HPP dengan Metode ABC 1. Unit Level 2. Batch Level 3. Product Sustaining Activity 4. Facility Sustaining Activity
Analisis perbandingan dan pengaruh kedua metode Terhadap penghitungan HPP
Penetapan HPP yang paling efektif dan efisien untuk perusahaan Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Horngren, Datar dan Foster (2000) menyebutkan ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menghitung harga pokok produksi sebuah jasa dengan sistem ABC, yaitu : 1. Identifikasi produk yang menjadi objek biaya Sistem ABC untuk jasa menggunakan hierarki biaya dengan empat tingkatan untuk mengidentifikasi dasar alokasi biaya yang sedapat mungkin merupakan pemicu biaya pada kelompok biaya berdasarkan aktivitas. keempat tingkatan pada hierarki biaya tersebut adalah : biaya pada tingkat unit produksi, biaya pada tingkat kelompok produksi, biaya pendukung yang berkaitan dengan produk, dan biaya pendukung fasilitas. 2. Hitung biaya langsung dari produk Biaya langsung dari sebuah produk dapat ditelusuri dengan melihat langsung produknya, dalam hal ini adalah training. Training dapat ditelusuri biaya langsungnya pada saat jasa tersebut digunakan oleh pelanggan. 3. Pilih
dasar
pengalokasian
biaya
yang
akan
digunakan
untuk
mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk Dasar alokasi biaya yang digunakan merupakan biaya aktivitas dalam memproduksi produk jasa. Biaya aktivitas haruslah merupakan pemicu biaya untuk suatu kelompok biaya. Pengalokasian biaya ke produk dengan menghitung dasar alokasi biaya dari setiap aktivitas yang digunakan produk yang berbeda akan menghasilkan penghitungan biaya produk yang lebih akurat. 4. Identifikasikan biaya tidak langsung yang berkaitan dengan setiap dasar alokasi biaya Pada tahap ini, biaya tidak langsung dialokasikan berdasarkan sebab akibat antara dasar alokasi biaya dan aktivitas. Hal ini karena adanya perbedaan hubungan sebab akibat antara dasar alokasi biaya dan biaya aktivitas.
5. Hitung tarif per unit dasar alokasi biaya guna mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk Penghitungan tarif biaya berdasarkan aktivitas menggunakan dasar alokasi biaya yang telah dipilih pada langkah 3 dan biaya tidak langsung untuk setiap aktivitas yang telah dihitung pada langkah 4. 6. Hitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke produk 7 Hitung total biaya produk dengan menjumlahkan semua biaya langsung dan tidak langsung 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UKM Pumping Learning Center yang bertempat di Gedung Pusat Pengembangan Islam Bogor (PPIB), di Jl. Pajajaran No.10. Penelitian dilaksanakan dengan rentang waktu dua bulan antara bulan Februari hingga April 2008. 3.3. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari informasi internal perusahaan, data ini meliputi struktur organisasi dan kegiatan produksi yang terdiri dari volume produksi, kapasitas produksi, jam tenaga kerja langsung, biaya bahan baku dan penunjang, biaya pemeliharaan peralatan, biaya penyusutan peralatan, dan aktivitas biaya produksi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui jurnal, browsing di internet, dan data yang didapat dari Departemen perindustrian dan perdagangan. Data ini meliputi data laporan produksi, data unit usaha kecil menengah dan data perkembangan industri. Selain itu, data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh untuk melihat keunggulan bersaing perusahan dalam menciptakan dan mempertahankan pelanggan, sedangkan data kualitatif diperoleh untuk mendeskripsikan keadaan internal perusahaan. 3.4. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan melalui beberaca cara, yaitu melakukan wawancara, observasi terhadap aktivitas produksi dan studi literatur. Wawancara dilakukan dilakukan pada internal perusahaan dan
konsumen yang baru menggunakan maupun yang telah melakukan repeat order terhadap training SDM ini. Observasi terhadap aktivitas produksi dilakukan secara khusus pada bagian produksi dan ketika training dilaksanakan. Sedangkan studi literatur dilakukan melalui buku, jurnal, dan browsing di internet. 3.5. Pengolahan dan Analisis data Data yang telah didapat kemudian di uji dalam sistem ABC, hal ini dilakukan untuk menelusuri objek biaya langsung dan tidak langsung, serta mengetehui biaya overhead produksi dari training tersebut. Data kemudian dikelompokan dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dihitung dengan metode ABC dan metode perusahan. Sedangkan data kualitatif diolah menjadi deskriptif komparatif untuk membandingkan metode ABC dengan metode perusahaan sendiri.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan Pumping Learning Center (PLC) merupakan badan usaha yang mengkhususkan diri dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen. Garis aktifitas yang dilakukan adalah penyelenggaraan training pengembangan potensi dan profesi. Kegiatan yang paling utama yaitu memberikan training motivasi pada konsumen. Program-program Pumping Learning Center diselenggarakan dalam bentuk training dengan 3 prinsip dasar pumping yaitu kompetensi spiritual, kompetensi diri, dan kompetensi profesi. Pendukung training berupa self asessment test, simulasi/game/role playing, dan explorasi diri melalui vision statement dengan penyampaian materi dari setiap program pumping education disampaikan dalam paket program 7 jam efektif, 14 jam efektif, 21 jam efektif dan 26 jam efektif. Teknik training berupa Interaktif class, Penggunaan musik, dan nuansa spiritual secara entertainment, Muhasabah dan refleksi diri, Indoor dan outdoor activity. 4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan Didirikan pada tanggal 27 Desember 2005, dengan seluruh produknya dilindungi undang-undang HAKI, Dirjen HAKI dan Departemen Hukum dan Kehakiman, PLC memiliki visi memompa profesi sukses hidup lebih bermakna. Menuju tahun 2020 PLC akan mencetak satu juta guru kaya. Untuk merealisasikan visi tersebut, PLC mengimplementasikannya pada misi perusahaan, yaitu mengembangkan kualitas sumber daya manusia pendidikan guna meningkatkan kepercayaan diri, pengembangan diri, kesuksesan dan kekuatan moral. 4.1.2. Strategi Perusahaan Selain memiliki visi dan misi, PLC pun memiliki strategi perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan. Strategi perusahaan yang dijalankan Oleh PLC diantaranya:
1. Menyelenggarakan training-training yang terkait dengan pengembangan SDM dan manajemen pendidikan. 2. Menerbitkan buku-buku yang terkait dengan SDM dan manajemen pendidikan. 3. Menjadi
konsultan
bagi
sekolah/lembaga
pendidikan
dalam
pengembangan SDM dan manajemen sekolah/lembaga pendidikan. 4. Menyelenggarakan aktifitas bagi guru-guru/dosen/murid/mahasiswa yang terkait dengan keinginan meningkatkan prestasi dan kepercayaan diri dalam dunia pengajaran. 5. Membuat lembaga pendidikan yang menerapkan metode Pumping dan Quality Management. 6. Membuat
lembaga
penerbitan
yang
khusus
untuk
mendukung
pengembangan SDM dan Manajemen lembaga pendidikan. 7. Berfungsi sebagai lembaga partner bagi lembaga-lembaga pendidikan guna memajukan dan atau menerapkan Quality Education di sekolah/lembaga terkait. 8. Menjadi pusat pendidikan formal dan informal bagi pengembangan potensi guru dan dunia pendidikan. 9. Menjadi lembaga yang memiliki kredibilitas dan Haki dalam menerapkan manajemen kualitas (Quality Management) di lembagalembaga pendidikan, yang diakui ditingkat nasional dan internasional. 4.1.3. Struktur Perusahaan Pumping Learning Center (PLC) merupakan sebuah lembaga usaha kecil dan menengah dengan produk utama training. Oleh karena itu, PLC memiliki struktur organisasi yang sederhana. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 2.
Dirut PLC
Man. Keuangan
Man. Kantor
Man. Operasional
Man. Pemasaran
Staf Adm
Staf
Staf
OB
Tim Trainer
Event Org
Training Support
Mark Ekst
Gambar 2. Struktur Organisasi Perusahaan 4.1.4. Jenis-jenis Program PLC Terdapat dua jenis program yang diproduksi oleh PLC, yaitu program pumping education dan pumping profesional. Pumping education adalah program pengembangan dunia pendidikan yang melibatkan tiga pihak penting sebagai pelaku proses belajar-mengajar, yaitu siswa, guru dan orang tua. Konsep ini disebut pembinaan ‘segitiga emas’, karena ketiga pihak tersebut memiliki dan menduduki tempat yang sama strategisnya bagi keberlangsungan proses pendidikan. Pumping education dibagi menjadi tiga program, yaitu : program dasar, program pengembangan diri dan profesi dan program pengembangan lembaga/sekolah 1. Program dasar (based programe) • Pumping Talent (untuk semua kalangan) 2. Program pengembangan diri dan profesi • Pumping Observation (untuk anak usia 5 – 9 tahun) • Pumping Student (untuk siswa SD Kelas 4 – SMA kelas 3) Program training yang dirancang khusus untuk bersinergi dengan lembaga pendidikan (sekolah) untuk meningkatkan kualitas pelajar (soft
skill) secara personal maupun kecakapan belajar, baik secara mental, moral maupun spiritual. • Pumping Teacher (untuk guru, atau mahasiswa keguruan) Program training yang dirancang untuk membangun Paradigma Menjadi Guru Kaya, Menerapkan Teknik Mengajar berdasarkan Perilaku dan gaya Belajar Siswa dengan prisip kompetensi spiritual, kompetensi diri, dan kompetensi profesi. • Pumping Parents (untuk orang tua) Program training untuk memahami talenta anak sehingga mampu memotivasi (memompa) perilaku dan jalur studi terbaik anak. Kompetensi yang diberikan merupakan pemahaman talenta diri sebagai fasilitator dan konselor bagi anak. • Pumping Yourself (untuk Mahasiswa atau SMA kelas 3) Program training yang dirancang khusus untuk Mahasiswa, orang-orang yang sedang bersungguh-sungguh merencanakan, merancang profesi dan karir untuk meningkatkan kualitas (soft skill) secara personal maupun keilmuannya, baik secara mental, moral maupun spiritual. 3. Program pengembangan lembaga/sekolah (Pumping School) Pumping
School
merupakan
Program
training
untuk
memompa
kemampuan leadership, manajemen dan pengelolaan tim kerja secara individu dan keprofesian untuk meningkatkan produktifitas dan bargaining position sekolah. Program ini bertujuan membangun paradigma sekolah unggulan, menerapkan manajemen kualitas melalui teknik memimpin dan mengelola tim berdasarkan perilaku kerja Program Pumping Professional adalah program pengembangan potensi SDM para pegawai dan profesional serta pengembangan manajemen lembaga/instansi/perusahaan. Program-program tersebut adalah : pumping power dan pumping tailor made. Pumping Power merupakan Program training untuk meningkatkan SDM pegawai dan profesional secara individu dan keprofesian melalui sentuhan kecerdasan emosi (EQ) dan spiritual (SQ). Sedangkan Pumping tailormade merupakan program training dirancang khusus berdasarkan keinginan dari kebutuhan konsumen.
yang
4.2. Identifikasi Proses Produksi Training Proses produksi merupakan suatu cara atau metode dan teknik dalam menciptakan suatu produk melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia yang meliputi bahan baku, mesin dan sumber daya manusia menjadi produk jadi. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah
dilakukan,
dapat
diidentifikasi tahapan dan aktivitas produksi yang dilakukan PLC dalam menghasilkan training. Proses produksi yang dilakukan oleh PLC terbagi dalam lima tahap, yaitu : 1. Order marketing Setelah divisi marketing menyebar proposal dan menindaklanjutinya dengan negosiasi, maka order yang telah didapatkan diserahkan pada divisi operasional untuk dibuat skenario training. Pada saat negosiasi dengan divisi marketing, divisi operasional akan menilai kelayakan tempat, sound system yang akan digunakan dan perlengkapan lainnya untuk diputuskan fasilitas apa saja yang seharusnya disediakan konsumen, atau jika tidak memilikinya konsumen dapat membebankan sewa fasilitas pada biaya training. 2. Rapat koordinasi Divisi operasional lalu mengumpulkan tim operasional dan tim trainer untuk membahas skenario training dan persiapan yang dibutuhkan pada saat training, termasuk materi dan game yang akan diberikan oleh tim trainer. Tim operasional merupakan training support pada saat training berlangsung, tim ini bertugas untuk mempersiapkan seluruh bahan yang digunakan pada saat training dan mengontrol jalannya training. 3. Persiapan alat dan bahan Divisi operasional mempersiapkan semua peralatan standar training (sounds, power, mixer, UPS, LCD) dan peralatan pendukung lainnya, termasuk bahan penolong untuk simulasi game pendukung materi. Bahan penolong ini disesuaikan dengan materi yang akan diberikan oleh tim trainer.
4. Pengkondisian training Pada saat training berlangsung, tim Quality Control (QC) dari divisi operasional bertugas mengontrol semua peralatan dan alat simulasi yang digunakan sepanjang training berlangsung. 5. Pasca training Divisi operasional membuat sertifikat training, lembar pumping statement maupun visi kerja peserta training. 4.3. Perhitungan harga pokok produksi training UKM PLC 4.3.1 Perhitungan harga pokok produksi training dengan metode perusahaan Perhitungan harga pokok produksi training yang selama ini dilakukan oleh PLC tergolong masih sangat sederhana. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam penetapan harga pokok produksi meliputi biaya bahan baku, bahan penolong, professional fee, dan biaya overhead (biaya tidak langsung). Namun, perhitungan biaya overhead tidak diperhitungkan secara rinci tetapi hanya dikelompokkan ke dalam suatu estimasi biaya yang dianggarkan. Perhitungan biaya overhead tidak disesuaikan dengan pemakaian biaya secara nyata. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi terbatas hanya pada peralatan atau alat bantu simulasi game pada saat training. Dalam perhitungan harga pokok produksi, biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai professional fee. Besar dari professional fee ini bergantung pada porsi materi yang dibawakan dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Penetapan harga pokok produksi dilakukan setelah sebelumnya mengetahui peralatan training dan peralatan simulasi yang akan digunakan. Harga peralatan simulasi diperoleh dari pengalian antara proporsi jumlah peralatan simulasi yang digunakan dengan harga perunit peralatan simulasi. Selama ini, perusahaan menetapkan biaya sewa peralatan training sesuai keputusan divisi operasional dan training. Sedangkan harga peralatan simulasi ditetapkan ketika alat simulasi tersebut digunakan pada saat training. Oleh karena itu, peralatan simulasi yang akan digunakan akan mempengaruhi harga pokok produksi dari training tersebut. Penetapan harga
pokok produksi ini dilakukan pada awal proses produksi saja, sehingga ketika perusahaan akan memproduksi training yang sama, perusahaan tidak akan menghitung kembali harga pokok produksinya. Perhitungan harga pokok produksi training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Training Pumping Teacher Inhouse dengan metode Perusahaan Paket 14 Jam Uraian Harga Satuan Vol Total (Rp) (Rp) 14 800.000 11.200.000 Professional fee Pajak 4,5% 504.000 Fasilitas* Buku Pumping Teacher 40 27.500 1.100.000 Test Talent 40 15.000 600.000 Peralatan Simulasi 40 12.000 480.000 Sertifikat 40 5.000 200.000 40 5.000 200.000 Pumping statement Visi Pengajaran 1 500.000 500.000 Handycamp 2 300.000 600.000 LCD Projector 2 300.000 600.000 Sound System 2 350.000 700.000 Alumni Card 0 50.000 0 Total 16.684.000 Tabel 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Training Pumping power inhouse dengan metode perusahaan Paket 14 Jam Uraian Harga Satuan Total (Rp) Vol (Rp) 14 1.500.000 21.000.000 Professional fee Pajak 4,5% 504.000 Fasilitas* Buku Pumping Power 40 30.000 1.200.000 Test Talent 40 15.000 600.000 Peralatan Simulasi 40 12.000 480.000 Sertifikat 40 5.000 200.000 Pumping statement 40 5.000 200.000 Visi Kerja 1 500.000 500.000 Handycamp 2 300.000 600.000 LCD Projector 2 300.000 600.000 Sound System 2 350.000 700.000 Alumni Card 0 50.000 0 Total 26.584.000
Harga pokok produksi di atas merupakan harga dasar yang ditetapkan oleh perusahaan. Namun harga tersebut juga merupakan harga yang disepakati dengan konsumen. keuntungan dari produk training tersebut diperoleh dari professional fee, talent test, dan biaya sewa peralatan training serta bahan simulasi training. Perusahaan selama ini belum memiliki harga dasar yang tepat dalam memproduksi satu program, untuk selanjutnya dapat diambil keuntungannya. Training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse pada tabel merupakan paket training 14 jam dengan jumlah peserta perkelasnya sebanyak 40 orang. Fasilitas yang tecantum dalam perincian biaya training dapat disepakati dengan konsumen. Sedangkan pajak merupakan pajak dari professional fee yang harus ditanggung oleh konsumen. Fasilitas yang harus konsumen gunakan pada setiap training dan dikenakan biaya training yaitu talent test dan peralatan simulasi. Talent test ini berfungsi sebagai tindak lanjut materi training yang akan diberikan, sedangkan peralatan simulasi merupakan paket dari materi yang akan diberikan, peralatan ini akan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan oleh tim trainer. Fasilitas pendukung training yang konsumen telah miliki seperti sound system standar theatre dan LCD projector tidak akan dikenai biaya ketika fasilitas tersebut disediakan pihak penyelenggara training inhouse tersebut. Sedangkan fasilitas lain berupa buku, sertifikat, pumping statement dapat disepakti penggunaannya dengan konsumen. Biaya training tersebut belum termasuk akomodasi dan transportasi, karena biaya tersebut dibebankan pada konsumen. Pembebanan biaya akomodasi dan transportasi yang berbeda pada konsumen tergantung dari tempat training dilaksanakan. Harga training tersebut akan berkurang ketika fasilitas training yang digunakan terbatas dan fasilitas lain telah dimiliki oleh konsumen. 4.3.2. Perhitungan harga pokok produksi training dengan metode ABC Dalam melakukan proses produksi, dibutuhkan sumber daya baik sumber daya langsung maupun tidak langsung. Sumber daya itu tentunya menimbulkan biaya yang harus dibebankan pada harga pokok produk. Pembebanan biaya yang tepat akan sangat mereduksi biaya yang tidak perlu,
sehingga pembebanan biaya lebih optimal. Dengan metode ABC, pembebanan biaya overhead akan dibebankan pada produk berdasarkan konsumsi aktivitasnya yang terjadi pada saat memproduksi produk tersebut. Biaya-biaya tersebut kemudian akan dikalkulasikan dalam perhitungan harga pokok produksi. Sumber daya dan biayanya tersebut meliputi : 4.3.2.1. Penggunaan sumber daya dan biaya langsung Sumber daya langsung yang digunakan dalam proses produksi training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse yaitu peralatan training dan tenaga kerja langsung. Biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya langsung ini meliputi biaya sewa peralatan training dan penggunaan tenaga kerja langsung. 4.3.2.1.1. Biaya sewa peralatan training Peralatan training merupakan peralatan utama yang harus ada dan digunakan setiap kali training. Peralatan ini menjadi standar prosedur training ketika akan dijalankan. Peralatan training yang digunakan pada saat training meliputi : alat bantu presentasi (notebook, LCD, papan flipchart, alat tulis kantor), megaphone, sound system standar theater, UPS dan seperangkat kabel. Biaya dari sewa peralatan tersebut merupakan satu paket biaya sewa peralatan training. Biaya sewa peralatan training dihitung berdasarkan asumsi penyusutan peralatan training perbulannya. Asumsi besarnya pemakaian biaya sewa peralatan training selama tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.
Asumsi Penggunaan Biaya Alat Training pada UKM PLC selama Tahun 2007 (Rupiah) Jenis Program Biaya Bahan Baku Pumping Teacher Pumping Power LCD dan Screen (Rp) 3.600.000 3.600.000 Sounds Theatre (Rp) 8.400.000 8.400.000 Produksi (Unit/tahun) 12 12 Biaya Bahan Baku per Unit 1.000.000 1.000.000 (Rp)
4.3.2.1.2. Penggunaan tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi training. Tenaga kerja langsung terdiri dari divisi marketing, keuangan, divisi operasional perusahaan dan tim trainer. Divisi operasional bertugas untuk menyiapkan peralatan dan alat simulasi training, QC persiapan peralatan training dan pada saat training diberikan, training support pada saat materi dan simulasi, pembuatan sertifikat serta lembar pumping statement setelah selesai acara. Sedangkan tim trainer bertugas untuk memberikan materi secara langsung pada saat training berlangsung. Biaya dari tenaga kerja langsung ini meliputi beban gaji dan professional fee. Perhitungan professional fee itu ditentukan melalui kebijakan pemilik perusahaan. Untuk trainer, professional fee yang diberikan diukur dengan jam materi yang diberikan. Sedangkan untuk co trainer dan training support professional fee dihitung berdasarkan hari efektif training berlangsung. Besaran professional fee pada setiap training berbeda-beda,tergantung dari program training yang diberikan. Total biaya tenaga kerja aktual langsung selama tahun 2007 sebesar Rp 147.463.266. Asumsi penggunaan biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 4.
Asumsi Penggunaan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) pada UKM PLC selama Tahun 2007 (Rupiah) Jumlah Gaji Professional Program Produksi BTKL (Rp) (Rp) fee (Rp) (unit) Pumping 12 1.321.272 134.400.000 197.820.000 Teacher Pumping 12 1.321.272 252.000.000 315.420.931 Power Perhitungan biaya tenaga kerja langsung didapat dari hasi perkalian
persentase training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse yang dihasilkan selama tahun 2007 dikalikan dengan total biaya tenaga kerja langsung selama tahun 2007. Untuk memperoleh biaya tenaga kerja langsung perunit produk, maka total biaya pada setiap tahapan produksi dibagi dengan jumlah produksi.
4.3.2.2. Penggunaan sumber daya tidak langsung Sumber daya tidak langsung dihitung berdasarkan jenis aktivitas yang
dikerjakan.
Aktivitas
tersebut
kemudian
dikelompokkan
berdasarkan hierarki aktivitas dan pemicu biayanya. Jenis aktivitas yang timbul akibat penggunaan sumberdaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5.
Kelompok Aktivitas
Hierarki Aktivitas
Jenis Aktivitas
Pemicu Biaya JU JU JU JPB JT JU JPB JP JPB
Penggunaan bahan penolong Biaya Sewa Gedung dan Listrik Unit level activity Biaya Penggunaan Telepon Frekuensi Pembelian bahan Batch level activity Biaya transportasi Pemeliharaan Peralatan Kantor Product sustaining Pemeliharaan Kendaraan activity Penyusutan Peralatan Kantor Facility sustaining Penyusutan Kendaraan activity Keterangan : JU = Jumlah unit yang diproduksi JPB = Jumlah ulangan pembelian bahan JT = Jumlah transportasi JP = Jam peralatan Penggunaan sumber daya tidak langsung akan menimbulkan kelompok biaya tidak langsung pula, yaitu biaya overhead yang merupakan biaya selain biaya langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya yang ditimbulkan akibat penggunaan sumber daya tidak langsung meliputi: 4.3.2.2.1. Unit level activity cost Biaya aktivitas tingkat unit bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya aktivitas ini ada pada unit level activity, yaitu pada penggunaan bahan penolong peralatan simulasi training, biaya sewa gedung dan penggunaan telepon. Peralatan simulasi training merupakan alat bantu pada saat training berlangsung. Penggunaan peralatan simulasi ini bergantung dari materi yang diberikan. Peralatan simulasi standar training terdiri atas balok dan matras show your style, topeng perilaku, gelas, tambang, slayer, ember, bambu, bola apung, kelereng dan pipa paralon kecil, ban, dan
bahan baku game (pinsil kayu, balon, kertas, dan tali raffia). Biaya simulasi peralatan training disesuaikan dengan game yang diberikan pada saat training. Asumsi besarnya pemakaian biaya penolong selama tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6.
Asumsi Penggunaan Biaya Bahan Penolong Training pada UKM PLC selama Tahun 2007 (Rupiah) Program Biaya Bahan Penolong (Rp) Pumping Teacher 5.760.000 Pumping Power 5.760.000 Jumlah 11.520.000 Penggunaan listrik pada proses pra produksi training berkaitan
dengan peralatan kantor dalam mendukung produksi sebuah training. Sedangkan pada saat training, konsumsi listrik ditanggung oleh lembaga yang menyelenggarakan training. Penggunaan listrik yang cukup besar disebabkan oleh penggunaan komputer dan printer untuk mendukung divisi marketing dalam pembuatan proposal penawaran produk, divisi IT yang harus selalu online dengan web, divisi keuangan dan
divisi
operasional
sesuai
dengan
kebutuhannya
yaitu
mempersiapkan ID Card, desain grafis materi training, sertifikat dan lembar pumping statement. Penggunaan listrik pada PLC pada dasarnya dibayar sekaligus biaya sewa ruangan. Namun, biaya listrik ini kemudian dihitung berdasarkan konversi biaya sewa ruangan. Penggunaan telepon pada proses produksi training relatif cukup besar. Hal ini disebabkan karena mobilitas divisi marketing dalam memproduksi jasa yang membutuhkan fasilitas telepon untuk berhubungan dengan calon konsumen. Rincian biaya penggunaan listrik dan telepon selama tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7.
Rincian Biaya Penggunaan Listrik dan Telepon pada kantor PLC Jenis Penggunaan Nilai (Rp) Penggunaan Listrik dan Sewa Gedung 15.000.000 Penggunaan Telepon 10.766.350 Jumlah 25.766.350
4.3.2.2.2. Batch level activity cost Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi dengan jumlah batch, tetapi tetap terhadap jumlah unit pada setiap batch level. Biaya aktivitas pada batch level activity meliputi : biaya transportasi pembelian bahan peralatan simulasi training dan biaya transportasi operasional. a. Biaya pembelian bahan training Biaya pembelian bahan merupakan biaya operasional yang berkaitan dengan pembelian bahan peralatan simulasi untuk keperluan proses produksi sebelum training maupun pada saat training. Total biaya pembelian bahan (transport) ini selama tahun 2007 sebesar Rp 250.000,00 b. Biaya transportasi Biaya transportasi operasional terdiri atas dua jenis, yaitu transportasi marketing dan transportasi tim trainer. biaya transportasi marketing merupakan biaya operasional marketing untuk follow up training yang akan diadakan. Follow up ini terjadi setelah ada kepastian pemakaian training PLC pada sebuah lembaga. Biaya transportasi tim trainer merupakan biaya operasional yang dibebankan pada saat training akan diadakan. Biaya transportasi merupakan biaya opportunity cost ketika perusahaan menyewa alat angkut (mobil). 4.3.2.2.3. Product sustaining activity Cost Aktivitas ini mengkonsumsi input yang mengembangkan produk, atau memungkinkan produk diproduksi. Biaya aktivitas ini cenderung berbeda atau bahkan meningkat sesuai dengan peningkatan jenis produk yang berbeda. Biaya aktivitas pada Product sustaining activity meliputi : biaya pemeliharaan peralatan kantor (komputer, printer, UPS, LCD, stabilizer, power, mixer, sounds dan mesin cetak proposal) serta biaya pemeliharaan kendaraan. Biaya pemeliharaan meliputi biaya perawatan dan pemeliharaan peralatan kantor dan kendaraan, serta pembelian suku cadang untuk mesin dan kendaraan yang rusak. Biaya pemeliharaan peralatan kantor yang dikeluarkan seperti biaya perawatan UPS, LCD, power, mixer,
sounds dan stabilizer, penggantian heater untuk mesin laminating, perbaikan komputer dan printer. Perawatan printer diasumsikan dengan perhitungan pengisian refill tinta printer setiap bulannya. Sedangkan biaya pemeliharaan kendaraan seperti biaya penggantian suku cadang kendaraan, service mesin dan oli, spooring serta balancing. Total biaya perawatan dan pemeliharaan mesin serta kendaraan selama tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8.
Biaya Aktual Perawatan dan Pemeliharaan Mesin serta Kendaraan pada UKM PLC selama Tahun 2007 Jenis Mesin/Kendaraan Biaya (Rp) Mesin: 5.398.000 a. Komputer 3.045.000 b. Printer c. UPS dan LCD d. Power, Mixer, Sounds 40.000 e. Alat Cetak Proposal Kendaraan: 566.500 a. Motor 3.975.000 b .Mobil Jumlah 13.024.500
4.3.2.2.4. Facility sustaining activity Cost Biaya pada aktivitas ini timbul untuk menopang proses umum produksi,
biaya yang ditimbulkan pada aktivitas ini memberikan
manfaat bagi perusahaan pada beberapa tingkat produk, tetapi tidak memberikan manfaat untuk setiap produk secara spesifik. Biaya aktivitas pada Facility sustaining activity meliputi : biaya penyusutan mesin dan peralatan serta biaya penyusutan kendaraan. a. Biaya penyusutan mesin dan peralatan Mesin dan peralatan kantor lainnya semakin sering digunakan, maka umur dari mesin dan peralatan tersebut akan berkurang atau mengalami penyusutan. Berkurangnya umur mesin dan peralatan ini berkaitan dengan kemampuannya untuk mendukung proses produksi. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi jasa ini terbatas pada computer/notebook, printer, UPS, LCD, stabilizer, power, mixer alat pencetak proposal, sepeda motor dan mobil.
Taksiran jam mesin dan kendaraan yang digunakan, ditentukan oleh kebijakan perusahaan. Perhitungan. Nilai penyusutan diperoleh dengan menggunakan metode jam kerja (Sembiring, 1991) dimana : Tarif Penyusutan = harga perolehan – nilai residu
...................(1)
taksiran jam mesin yang digunakan Biaya penyusutan mesin dan peralatan yang digunakan didapat dari perkalian antara tarif penyusutan dengan jumlah jam pemakaian aktual dari mesin dan peralatan tersebut. Pemakaian jam kerja aktual ini bervariasi untuk setiap jenis mesin yang berbeda pula. Namun, karena produk yang dihasilkan merupakan produk jasa, maka penyusutan mesin dan peralatan terbatas pada alat elektronik yang digunakan untuk proses produksi. Total
jam kerja yang digunakan untuk
komputer 2.496 jam, notebook 672 jam, UPS 2.496 jam, LCD 672 jam, power 672 jam, mixer 672 jam, sound 672 jam, alat pencetak proposal 288 jam, dan mesin fax 2.496 jam. Biaya penyusutan yang dihasilkan kemudian dikalikan dengan jumlah mesin dan peralatan tersebut untuk memperoleh total biaya penyusutan mesin dan peralatan. Total biaya penyusutan mesin dan peralatan selama tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9.
Total Biaya Aktual Penyusutan Mesin dan Peralatan pada UKM PLC selama Tahun 2007 Jenis Mesin Biaya Penyusutan per Tahun (Rp) Komputer, notebook, 478.050 printer UPS, LCD, Stabilizer 300.000 700.000 Power, Mixer, Sound Mesin Fax 300.000 Alat Cetak Proposal 100.000 Jumlah 1.878.050
b. Biaya penyusutan kendaraan Kendaraan yang dimiliki oleh PLC ada dua jenis, yaitu motor dan mobil angkut penumpang. Motor digunakan untuk membeli bahan penolong, mobilitas yang paling banyak ketika digunakan pra training. Sedangkan mobil digunakan untuk angkut penumpang dan peralatan
training. Kendaraan yang digunakan memiliki umur kegunaan, nilai umur kegunaan ditentukan oleh kebijakan perusahaan, yaitu 5 tahun. Total biaya penyusutan selama tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 10. Perhitungan biaya penyusutan kendaraan dihitung dengan metode garis lurus (Sembiring, 1991), dimana : Biaya penyusutan = harga perolehan – nilai residu
………….(2)
taksiran umur kegunaan Tabel 10.
Total Biaya Aktual Penyusutan Kendaraan pada UKM PLC selama Tahun 2007 Jenis Kendaraan Biaya Penyusutan per Tahun (Rp) Motor 1.000.000 Mobil 3.000.000 4.000.000 Jumlah
4.3.2.3. Perhitungan Pemicu Biaya Dalam menentukan tarif kelompok biaya overhead diperlukan nilai dari pemicu biaya. Nilai dari pemicu biaya ini ditentukan oleh : jumlah unit yang diproduksi (JU), jumlah pembelian bahan (JPB), jumlah transportasi (JT), dan jam peralatan (JP). 4.3.2.3.1. Jumlah unit yang diproduksi (JU) Selama tahun 2007, PLC telah memproduksi 4 training pumping teacher inhouse, 15 training pumping talent for student, 1 training pumping your self dan 5 pumping power inhouse. Jumlah training yang dihasilkan masih relatif sedikit, karena masih terbatasnya skala usaha dan
terbatasnya
instruktur
PLC.
Namun,
untuk
memudahkan
menghitung pemicu biaya JU, maka diasumsikan training yang telah dilakukan PLC sebanyak 48 kali setahun dengan perincian 12 training pumping teacher, 12 training pumping power, 12 training pumping student dan 12 training pumping your self. Konsumsi Kwh peralatan elektronik PLC (komputer, printer, telepon, fax, dan lampu penerangan) dihitung dengan sistem konversi dari biaya sewa gedung. Hal ini disebabkan karena biaya listrik yang telah include dengan biaya sewa gedung. Oleh karena itu, pemicu biaya pada biaya sewa gedung ini adalah JU, meskipun ada konsumsi kwh di
dalamnya. Konsumsi pemicu biaya sewa gedung dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11.
Konsumsi Pemicu Biaya Sewa Gedung pada UKM PLC selama Tahun 2007 Program Jumlah Produksi (Unit) Konsumsi biaya sewa gedung Pumping Teacher 12 3.750.000 Pumping Power 12 3.750.000 Jumlah 24 7.500.000
4.3.2.3.2. Jumlah Pembelian Bahan (JPB) Jumlah pembelian bahan diketahui berdasarkan jumlah training pumping techer inhouse dan pumping power inhouse. Hal ini dikarenakan peralatan simulasi yang akan digunakan disesuaikan dengan materi yang akan dibawakan. Setiap kali akan memproduksi training yang berbeda, maka bahan untuk simulasi game baru akan dibeli sesuai dengan kebutuhan. Total pembelian bahan selama tahun 2007 yang dilakukan PLC dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12.
Asumsi Jumlah Ulangan Pembelian Bahan selama Tahun 2007 Jumlah Ulangan Program Jumlah Produksi (Unit) Pembelian Bahan Pumping Teacher 12 12 kali Pumping Power 12 12 kali Jumlah 24 24 kali
4.3.2.3.3. Jumlah Transportasi (JT) Jumlah transportasi sangat ditentukan oleh jumlah training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse yang diadakan. Selain itu, jumlah transportasi ini dipengaruhi pula oleh aktivitas marketing dalam berhubungan dengan konsumen. Total jumlah transportasi selama tahun 2007 yang dilakukan PLC dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13.
Asumsi Jumlah Ulangan Transportasi selama Tahun 2007 Jumlah Ulangan Program Jumlah Produksi (Unit) Transportasi Pumping Teacher 12 24 kali
Lanjutan tabel 13 Pumping Power Jumlah
12 24
24 kali 48 kali
4.3.2.3.4. Jam Peralatan (JP) Jam peralatan merupakan pemicu biaya yang digunakan dalam pemakaian peralatan kantor untuk memproduksi training, termasuk training pumping teacher inhouse dan pumping power inhoue. Total total pemakaian jam peralatan dengan produksi training sebanyak 48 training selama tahun 2007 sebesar 10.464 jam. Pembebanan jam peralatan dilakukan dengan perbandingan antara jumlah produksi training yang akan dihitung dengan jumlah training keseluruhan. Persentase perbandingan tersebut akan dikalikan dengan total jam peralatan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari perhitungan berikut: Konsumsi JP = Jumlah produksi/unit
x Total jam peralatan
........(3)
Jumlah seluruh produksi Total pemicu biaya jam peralatan yang digunakan untuk training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14.
Asumsi Total Pemicu Biaya Jam Peralatan yang digunakan untuk Training Pumping teacher inhouse dan Pumping power inhouse selama Tahun 2007 Konsumsi Jam Program Jumlah Produksi (Unit) Peralatan Pumping Teacher 12 2.616 Pumping Power 12 2.616 Jumlah 24 5.232
4.3.2.4. Pengelompokkan Aktivitas Pada tahap ini, aktivitas yang menyebabkan pemicu biaya diidentifikasi dan diklasifikasikan, biaya aktivitas kemudian dihubungkan dengan aktivitas individual. Biaya aktivitas yang timbul merupakan biaya overhead yang dikelompokkan berdasarkan pemicu biayanya dan memiliki rasio konsumsi yang sama terhadap produk. Pembebanan biaya
pada aktivitas atau pembebanan biaya pada produk dan pelanggan membutuhkan tarif aktivitas. Tarif
aktivitas
ini
nantinya
akan
coba
untuk
dikurangi.
Berkurangnya tarif ini dapat mengurangi kerumitan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Biaya yang ditimbulkan dari aktivitas penggunaan sumber daya dan potensial pemicu biaya dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15.
Penggunaan Sumber Daya Tidak Langsung dan Potensial Pemicu Biaya yang timbul pada produksi Training PLC selama Tahun 2007 Sumber Daya Tidak Pemicu Aktivitas Langsung Biaya Biaya Bahan Penolong Penggunaan Bahan Penolong JU Pemeliharaan Mesin JU Biaya Pemeliharaan Pemeliharaan Kendaraan JPB Pembelian Bahan (transport) JPB Biaya Pembelian Bahan Transportasi Operasonal JT JU Pemakaian Telepon Biaya Listrik, Telepon JU Biaya Sewa gedung dan dan Sewa Gedung Listrik JP Penyusutan Komputer JP Penyusutan Printer JP Penyusutan UPS JP Penyusutan LCD JP Penyusutan Stabiliser JP Penyusutan Power Biaya Penyusutan JP Penyusutan Mixer JP Penyusutan Mesin Fax Penyusutan Alat Cetak JP Proposal JPB Penyusutan Kendaraan Setelah biaya overhead dikelompokkan berdasarkan pemicu
biayanya, maka biaya-biaya tersebut dibebankan pada masing-masing aktivitas
dari
tahapan
produksi
berdasarkan
pemicu
biayanya.
Pengelompokkan biaya tersebut dibagi menjadi : a. Kelompok biaya JU Kelompok biaya ini merupakan kelompok biaya aktivitas akibat penggunaan sumber daya tidak langsung berdasarkan pada pemicu
biaya jumlah unit yang diproduksi. Pengelompokkan dan pembebanan biaya aktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Overhead berdasarkan Pemicu Biaya Jumlah Unit pada produksi Training PLC selama Tahun 2007 Biaya Aktivitas (Rp) Aktivitas Pumping Teacher Pumping Power Penggunaan Bahan 5.760.000 5.760.000 Penolong Pemeliharaan Mesin 2.120.750 2.120.750 Biaya Sewa dan Listrik 3.750.000 3.750.000 Biaya Penggunaan 2.691.587,5 2.691.587,5 Telepon Jumlah 14.312.337,5 14.312.337,5 b. Kelompok biaya JPB Kelompok biaya ini merupakan kelompok biaya aktivitas akibat penggunaan sumber daya tidak langsung berdasarkan pada pemicu biaya jumlah pembelian bahan. Pengelompokkan dan pembebanan biaya aktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Overhead berdasarkan Pemicu Biaya Jumlah Pembelian Bahan pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007 Aktivitas Biaya Aktivitas (Rp) Pemeliharaan Kendaraan 4.541.500 Pembelian Bahan (Transport) 240.000 Penyusutan Kendaraan 4.000.000 Jumlah 8.781.500 c. Kelompok biaya JT Kelompok biaya ini merupakan kelompok biaya aktivitas akibat penggunaan sumber daya tidak langsung berdasarkan pada pemicu biaya jumlah transport. Pengelompokkan dan pembebanan biaya aktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Overhead berdasarkan Pemicu Biaya Jumlah Transport pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007 Aktivitas Biaya Aktivitas (Rp) Transport Operasional 12.000.000
d. Kelompok biaya JP Kelompok biaya ini merupakan kelompok biaya aktivitas akibat penggunaan sumber daya tidak langsung berdasarkan pada pemicu biaya jam peralatan. Sedangkan pemicu biaya jam peralatan dihitung berdasarkan penyusutan penggunaan peralatan dan kendaraan. Pengelompokkan dan pembebanan biaya aktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Overhead berdasarkan Pemicu Biaya Jam Peralatan pada Produksi Training PLC selama Tahun 2007 Aktivitas Biaya Aktivitas (Rp) Penyusutan Komputer, notebook Printer 478.050 Penyusutan UPS, LCD dan Stabilizer 300.000 Penyusutan Power, Mixer, Sound 700.000 Penyusutan Alat Cetak Proposal 100.000 Penyusutan Mesin Fax 300.000 Jumlah 1.878.050 4.3.2.5. Menghitung Tarif Kelompok Biaya Overhead Tarif biaya overhead merupakan perbandingan antara biaya total dengan penggerak dari suatu aktivitas (pemicu biayanya), dalam kelompok. Biaya total yang berhubungan dengan masing-masing kesatuan biaya secara sederhana adalah jumlah aktivitas yang berhubungan. Perhitungan tarif kelompok biaya overhead dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20.
Perhitungan Tarif Kelompok Biaya Overhead pada produksi Training PLC selama Tahun 2007 Kelompok Nilai Biaya Pemicu Biaya Tarif Biaya Biaya Jumlah Unit 1.192.694,8 12 JU 14.312.337,5 P. Teacher 1.192.694,8 12 JU 14.312.337,5 P. Power Jumlah Pembelian 8.781.500 48 JPB 182.947,9 Bahan Jumlah 12.000.000 96 JP 125.000 Transport Jam Peralatan 1.878.050 10.464 179,48
4.3.2.6. Pembebanan Biaya Setelah tarif kelompok biaya overhead diketahui, maka biaya tersebut akan dibebankan pada produk dalam suatu proporsi sesuai dengan aktivitas penggunaannya, seperti yang diukur oleh pemicu biaya. Pembebanan ini dihitung berdasarkan pengalian antara tarif aktivitas dengan penggunaan aktual aktivitas, yaitu dengan mengalikan antara konsumsi biaya kelompok biaya dengan tarir per pemicu. Perhitungan pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21.
Perhitungan Pembebanan Biaya Overhead pada produksi Training PLC selama Tahun 2007 Kelompok Biaya Pumping Teacher Pumping Power Jumlah Unit a. Pumping Teacher Konsumsi JU 12 (unit) Tarif pemicu 1.192.694,8 (Rp/unit) 14.312.337,5 Jumlah Biaya (Rp) b. Pumping Power Konsumsi JU 12 (unit) Tarif pemicu 1.192.694,8 (Rp/unit) 14.312.337,5 Jumlah Biaya (Rp) Jumlah Pembelian Bahan Konsumsi JPB 12 12 (kali) Tarif per pemicu 182.947,9 182.947,9 (Rp/kali JPB) 2.195.374,8 2.195.374,8 Jumlah Biaya (Rp) Jumlah Transport 24 24 Konsumsi JT (kali) Tarif per pemicu 125.000 125.000 (Rp/kali JT) 3.000.000 3.000.000 Jumlah Biaya (Rp) Jam Peralatan 2.616 2.616 Konsumsi JP (jam) Tarif per pemicu 179,48 179,48 (Rp) 469.519,68 469.519,68 Jumlah Biaya (Rp)
Lanjutan tabel 21 Jumlah Seluruh Biaya Kelompok (Rp) Jumlah Produksi (unit) Biaya Overhead per Unit (Rp/unit)
19.977.231,98
19.977.231,98
12
12
1.664.769,33
1.664.769,33
Biaya Overhead per unit diperoleh dengan menjumlahkan seluruh biaya dari kelompok biaya, kemudian dibagi dengan jumlah asumsi produk yang dihasilkan selama satu tahun per program. 4.3.2.7. Perhitungan Harga Pokok Produksi Perhitungan
harga
pokok
produksi
dengan
metode
ABC
merupakan hasil penjumlahan sumberdaya langsung dengan sumber daya tidak langsung. Sumber daya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya langsung tenaga kerja, sedangkan sumber daya tidak langsung adalah biaya overhead. Perhitungan biaya overhead dilakukan dengan membebankan biaya overhead pada masing-masing produk berdasarkan konsumsi
tiap
sumber
daya
dalam
setiap
aktivitas
dengan
memperhitungkan semua pemicu biaya. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode ABC dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22.
Perhitungan Harga Pokok Produksi per Unit (Rp/unit) dengan metode ABC. Sumber Daya Langsung Biaya Jumlah Program Bahan BTKL HPP/unit Overhead Baku Pumping 1.000.000 16.485.077 1.664.769,33 19.149.776,33 Teacher Pumping 1.000.000 26.285.077 1.664.769,33 28.949.846,33 Power Harga pokok produksi training pumping teacher inhouse dan
pumping power inhouse jika dihitung dengan metode ABC naik masingmasing menjadi 18.926.943 untuk pumping teacher inhouse dan 28.727.013 untuk pumping power inhouse. Perhitungan dengan metode perusahaan maupun metode ABC tidak memasukkan biaya transportasi dan akomodasi. Hal ini karena kedua biaya tersebut biasanya ditanggung
oleh konsumen sesuai dengan kemampuan konsumen dan tempat berlangsungnya training. Perbedaan harga pokok produksi antara training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse terletak pada biaya tenaga kerja langsung, yaitu professional fee. Pada dasarnya, biaya yang dikonsumsi oleh sumber daya tidak langsung pada kedua training sama, yang berbeda hanya pemberian bobot materi dan game yang diberikan. Meskipun jenis materi dan game yang diberikan berbeda, hal ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap konsumsi bahan penolong untuk kedua jenis training. 4.4. Analisis Perbandingan Harga Pokok Produksi Antara Metode Perusahaan dengan Metode ABC Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dengan metode ABC, dapt diketahui perbandingan harga pokok produksi diantara keduanya. Perbandingan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dan metode ABC dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23.
Perbandingan Harga Pokok Produksi per Unit (Rp/unit) dengan Metode Perusahaan dengan Metode ABC. HPP/unit Program % Metode Metode ABC Selisih Nilai* Perusahaan Pumping 16.684.000 19.149.776,33 2.465.776,33 14,8% Teacher Pumping 26.584.000 28.949.846,33 2.365.846,33 9% Power Keterangan: * = Selisih terhadap metode ABC Berdasarkan perhitungan dengan metode ABC, dapat diketahui
bahwa nilai harga pokok produksi kedua program lebih tinggi dibandingkan dengan metode perusahaan. Perhitungan dengan metode ABC menghasilkan kenaikan sebesar 14,8% untuk pumping teacher inhouse dan 9% untuk pumping power inhouse. Hal ini disebabkan oleh penggunaan seluruh aktivitas didalam sumber daya tidak langsung pada metode ABC. Aktivitas yang memicu biaya ini dapat diklasifikasikan sesuai dengan homogenitas aktivitas yang terjadi pada penggunaan sumber daya tidak langsung.
Perhitungan yang dilakukan perusahaan dengan metode perusahaan lebih rendah, hal ini disebabkan karena dalam perhitungan harga pokok produksi biaya overhead yang tidak diperhitungkan secara rinci. Perhitungan harga pokok produksi dibebankan pada perhitungan biaya peralatan dan perlengkapan training, tanpa memperhitungkan biaya akivitas yang terjadi pada produksi pra training. Biaya overhead yang terdiri atas unit level activity, batch level activity, product sustaining activity dan facility sustaining activity tidak berpengaruh besar terhadap perhitungan harga pokok produksi. Bahkan biaya overhead yang timbul pada kedua jenis training sama. Ini dikarenakan penggunaan aktivitas yang sama dalam memproduksi training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse. Perbedaan harga pokok produksi pada training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse terletak pada biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari beban gaji dan professional fee. Namun yang sangat mempengaruhi nilai dari biaya tenaga kerja langsung yaitu professional fee. Nilai dari professional fee ini ditentukan memalui kebijakan perusahaan karena berkaitan dengan materi yang diberikan. Oleh karena itu, pembebanan aktivitas pada sumber daya tidak langsung ini sangat tepat dan akurat, karena memperhitungkan konsumsi sumberdaya pada setip aktivitas dan biaya overhead yang dibebankan pada masing-masing produk.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Harga pokok produksi dari produk Pumping Learning Center yang dihitung dengan metode perusahaan merupakan harga yang diberikan pada konsumen. Penetapan harga pokok produksi yang sama dengan harga konsumen merupakan kebijakan internal perusahaan. Kebijakan harga pokok ini tidak menghitung aktivitas sumber daya tidak langsung yang dilakukan UKM PLC dalam memproduksi trainingnya. 2. Perhitungan harga pokok produksi yang selama ini dilakukan perusahaan masih sangat sederhana. Ini terjadi karena perusahaan belum melakukan pembebanan pada aktivitas yang terjadi pada sumber daya tidak langsung secara keseluruhan. Pembebanan biaya hanya sebatas pada sumber daya langsung yang dapat ditelusuri dari produknya. Selain itu, biaya overhead tidak di alokasikan pada setiap jenis produk secara rinci, melainkan hanya penganggaran yang sifatnya suatu estimasi biaya saja. 3. Biaya overhead yang merupakan biaya dari sumber daya tidak langsung tidak signifikan mempengaruhi beban dari harga pokok produksi training pumping teacher inhouse dan training pumping power inhouse. Namun biaya tenaga kerja langsung yang merupakan bagian dari penggunaan sumber daya langsung, sangat mempengaruhi perhitungan dari harga pokok produksi 4. Analisis harga pokok produksi training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse dengan metode ABC dilakukan dengan membuat suatu estimasi pada beberapa aktivitas dan pemicu biayanya, antara lain pada jumlah unit, dan jumlah pembelian bahan. Hal ini dilakukan karena jumlah training yang belum stabil pada UKM PLC. Training yang paling banyak
dilakukan pada tahun 2007 yaitu program training pumping talent for student dan pumping power. 5. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode ABC lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan dengan menggunakan metode perusahaan. Kenaikan sebesar Rp 2.465.776,33 atau 14,8% untuk training pumping teacher inhouse dan Rp 2.365.846,33 atau 9% untuk training pumping power inhouse. Hal ini dikarenakan perhitungan dengan metode perusahaan tidak membebankan biaya overhead secara rinci pada sumber daya tidak langsung secara keseluruhan. Sedangkan pada metode ABC, perhitungan harga pokok produksi pabrik telah sesuai dan terperinci, karena pembebanan biaya overhead dilakukan secara tepat.
II. Saran 1. Harga pokok produksi dari sebuah produk sebaiknya tidak digunakan untuk menentukan harga jual pada konsumen. Hal ini akan menimbulkan tidak didapatnya margin dari produksi yang dilakukan. 2. Metode ABC sebaiknya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung biaya produksi dari setiap jenis training, karena dengan
metode
ABC
perusahaan
akan
dapat
melakukan
pembebanan pada biaya overhead, sehingga harga pokok produksi benar-benar mencerminkan margin yang sesuai dan lebih akurat. 3. Untuk penelitian lebih lanjut, dapat meneliti pembobotan professional fee pada setiap jenis training. Agar dapat diketahui lebih jelas penggunaan biaya tenaga kerja langsung yang menyebabkan perbedaan harga pokok produksi pada setiap jenis training.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, S. Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. http://www.google.com Datar, Foster dan Horngren. Akuntansi Biaya. Jakarta : PT. Intermasa, 2005. Garrison,
R.
T.
Akuntansi
Manajerial.
1991.
10
Februari
2008.
http://www.google.com Hansen, Don dan Mowen, M. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat, 2004. Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntasnsi Keuangan dan Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo Gramedia. Jakarta Rony, H. 1990. Akuntansi Biaya (Pengantar untuk Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi). Penerbiat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Toyibah, H. Penerapan Activity Based Costing untuk Meningkatkan Akurasi idalam perhitungan Harga Pokok Konstruksi di PT. “X”. 12 Februari 2008. http://www.indoskripsi.com T, Lucy. Manajemen Akuntansi. 1992. 12 Februari 2008. http://www.google.com Widjaja T. Activity Based Costing untuk Manufaktur dan Pemasaran. Jakarta : Harvarindo, 2003 Widyastuti, S. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tas Wanita (Studi Kasus UKM Lifera Hand Bag Collection Bogor).
LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan keuangan PLC bulan januari Tanggal Januari
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
335,000.00
Penjualan Training Inhouse
19,180,000.00
Penjualan Buku
350,150.00
Penjualan VCD
-
Penjualan Test Talent & Konsultasi Pendapatan Pumping Member
160,000.00 -
Beban-beban Beban umum dan kantor
2,423,250.00
Beban Entertain
568,150.00
Beban Training Reguler
-
Beban Training Inhouse
1,527,000.00
Beban listrik dan telepon
535,900.00
Beban Karyawan
14,870,000.00
Beban Investasi
-
Beban Lain-lain
115,600.00
Beban Pumping Member
108,300.00
Lampiran 2. Laporan keuangan PLC bulan februari Tanggal Februari
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
335,000.00
Penjualan Training Inhouse
5,000,000.00
Penjualan Buku
4,299,500.00
Penjualan VCD
200,000.00
Penjualan Test Talent & Konsultasi
25,000.00
Pendapatan Pumping Member
400,000.00
Pendapatan lain-lain
381,600.00
Beban-beban Beban umum dan kantor
2,835,100.00
Beban Entertain
485,600.00
Beban Training Reguler
120,800.00
Beban Training Inhouse
520,000.00
Beban listrik dan telepon
577,900.00
Beban Karyawan
13,345,000.00
Beban Investasi
1,101,000.00
Beban Lain-lain
4,500.00
Beban Pumping Member
-
Lampiran 3. Laporan keuangan PLC bulan maret Tanggal Maret
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
2,000,000.00
Penjualan Training Inhouse
32,090,000.00
Penjualan Buku
320,000.00
Penjualan VCD
-
Penjualan Test Talent & Konsultasi
-
Pendapatan Pumping Member
250,000.00
Pendapatan lain-lain
450,000.00
Pembelian Peralatan Kantor
2,850,000.00
Peralatan Training
775,000.00
Beban-beban Beban umum dan kantor
1,946,200.00
Beban Entertain
696,900.00
Beban Training Reguler
3,680,800.00
Beban Training Inhouse
5,143,139.00
Beban listrik dan telepon
521,000.00
Beban Karyawan
4,050,000.00
Beban Profesional Fee
3,256,000.00
Beban Investasi
1,101,000.00
Beban Lain-lain
1,195,000.00
Beban Pumping Member
16,900.00
Lampiran 4. Laporan keuangan PLC bulan april Tanggal April
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
370,000.00
Penjualan Training Inhouse
21,560,000.00
Penjualan Buku
1,702,000.00
Penjualan VCD
50,000.00
Penjualan Test Talent & Konsultasi Pendapatan Pumping Member
-
Pendapatan lain-lain
-
Beban-beban Beban umum dan kantor
1,174,815.00
Beban Entertain
903,000.00
Beban Training Reguler
4,708,300.00
Beban Training Inhouse
7,664,000.00
Beban listrik dan telepon
1,453,700.00
Beban Karyawan
4,050,000.00
Beban Profesional fee
16,247,000.00
Beban Investasi
1,101,000.00
Beban Lain-lain
576,000.00
Beban Pumping Member
184,000.00
Lampiran 5. Laporan keuangan PLC bulan mei Tanggal Mei
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
3,885,000.00
Penjualan Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah
8,300,000.00
Penjualan CD
110,000.00
Penjualan Test Talent & Konsultasi
600,000.00
Pendapatan Pumping Member
320,000.00
Pendapatan lain-lain
72,000.00
Beban-beban Beban umum dan kantor
2,884,500.00
Beban Entertain
1,691,000.00
Beban Training Reguler
5,298,000.00
Beban Training Inhouse
125,000.00
Beban Seminar dan Undangan Ceramah
2,550,000.00
Beban listrik dan telepon
1,344,800.00
Beban Karyawan
6,525,000.00
Beban Profesional fee
9,139,655.00
Beban Investasi
1,101,000.00
Beban Lain-lain
372,700.00
Beban Pumping Member
197,000.00
Beban sewa ruangan kantor
1,000,000.00
Lampiran 6. Laporan keuangan PLC bulan juni Tanggal Juni
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
-
Penjualan Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah
26,433,000.00
Penjualan VCD
360,000.00
Penjualan Test Talent & Konsultasi
823,000.00
Pendapatan Pumping Member Pendapatan lain-lain
250,000.00
3,191,200.00
-
Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Simulasi
352,000.00
Beban-beban Beban umum dan kantor Beban Entertain
2,330,300.00 764,000.00
Beban Training Reguler
2,000,000.00
Beban Training Inhouse
2,896,000.00
Beban Seminar dan Undangan Ceramah
420,000.00
Beban telepon dan internet
1,221,300.00
Beban Karyawan
5,850,000.00
Beban Profesional fee
4,966,550.00
Beban Investasi
1,101,000.00
Beban Lain-lain
189,200.00
Beban Pumping Member
77,000.00
Lampiran 7. Laporan keuangan PLC bulan juli Tanggal Juli
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
30,225,000.00
Penjualan Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah
-
Penjualan VCD
-
Penjualan Test Talent & Konsultasi
100,000.00
Pendapatan Pumping Member
50,000.00
Pendapatan lain-lain
12,000.00
Pembelian Pembelian Peralatan Kantor
1,135,000.00
Pembelian Peralatan Simulasi
-
Beban-beban Beban umum dan kantor
1,635,100.00
Beban Entertain
474,400.00
Beban Training Reguler
-
Beban Training Inhouse
993,700.00
Beban Seminar dan Undangan Ceramah
275,000.00
Beban telepon dan internet
1,196,059.00
Beban Karyawan
5,600,000.00
Beban Profesional fee
10,836,500.00
Beban Investasi
1,101,000.00
Beban Lain-lain
191,750.00
Beban Pumping Member
-
Lampiran 8. Laporan keuangan PLC bulan agustus Tanggal Agustus
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler Penjualan Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah
27,848,000.00 -
Penjualan VCD
215,000.00
Penjualan Test Talent & Konsultasi Pendapatan Pumping Member
-
Pendapatan lain-lain
-
Pembelian Pembelian Peralatan Kantor
-
Pembelian Peralatan Simulasi
-
Pembelian Kendaraan Kantor
5,700,000.00
Beban-beban Beban umum dan kantor
415,150.00
Beban Entertain
450,000.00
Beban Training Reguler Beban Training Inhouse
2,879,900.00
Beban Seminar dan Undangan Ceramah
-
Beban telepon dan internet
1,272,500.00
Beban Karyawan
5,900,000.00
Beban Profesional fee
9,944,500.00
Beban Investasi
1,101,000.00
Beban Lain-lain
2,578,400.00
Beban Pumping Member
-
Lampiran 9. Laporan keuangan PLC bulan september Tanggal September
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
32,200,000.00
Penjualan Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah
40,279,000.00 -
Penjualan VCD
-
Penjualan Test Talent & Konsultasi
155,000.00
Pendapatan Pumping Member
400,000.00
Pendapatan lain-lain
765,000.00
Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Simulasi Pembelian Kendaraan Kantor
3,575,000.00 7,000,000.00
Beban-beban Beban umum dan kantor Beban Entertain
704,800.00 1,711,500.00
Beban Training Reguler
15,331,800.00
Beban Training Inhouse
4,497,600.00
Beban Seminar dan Undangan Ceramah
150,000.00
Beban telepon dan internet
978,800.00
Beban Karyawan Beban Profesional fee
5,750,000.00 11,760,000.00
Beban Investasi
3,817,000.00
Beban Lain-lain
449,800.00
Beban Pumping Member
15,000.00
Lampiran 10. laporan keuangan PLC bulan oktober Tanggal Oktober
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
11,790,000.00
Penjualan Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah
346,000.00
Penjualan VCD
-
Penjualan Test Talent & Konsultasi
15,000.00
Pendapatan Pumping Member
100,000.00
Pendapatan lain-lain
250,000.00
Pembelian Pembelian Peralatan Kantor
-
Pembelian Peralatan Simulasi
-
Beban-beban Beban umum dan kantor
859,200.00
Beban Entertain
1,088,500.00
Beban Training Reguler
-
Beban Training Inhouse
964,500.00
Beban Seminar dan Undangan Ceramah
194,500.00
Beban telepon dan internet
1,309,100.00
Beban Karyawan
10,162,500.00
Beban Profesional fee
15,842,500.00
Beban Investasi
3,817,000.00
Beban Lain-lain
798,500.00
Beban Pumping Member
-
Lampiran 11. Laporan keuangan PLC bulan November Tanggal November
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
18,700,000.00
Penjualan Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah
-
Penjualan VCD
315,000.00
Penjualan Test Talent & Konsultasi Pendapatan Pumping Member
-
Pendapatan lain-lain
500,000.00
Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan/Perlengkapan Training
219,900.00
Beban-beban Beban umum dan kantor
2,136,700.00
Beban Entertain
1,100,400.00
Beban Training Reguler Beban Training Inhouse
1,829,300.00
Beban Seminar dan Undangan Ceramah
-
Beban telepon dan internet
1,198,500.00
Beban Karyawan
5,600,000.00
Beban Profesional fee
2,401,300.00
Beban Investasi Beban Lain-lain Beban Pumping Member
3,817,000.00 319,200.00 45,000.00
Lampiran 12. Laporan keuangan PLC bulan desember Tanggal Desember
Uraian
Debet
Kredit
Penjualan Penjualan Training Reguler
23,458,000.00
Penjualan Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah
-
Penjualan VCD
-
Penjualan Test Talent & Konsultasi
-
Pendapatan Pumping Member
-
Pendapatan lain-lain
950,000.00
Pembelian Pembelian Peralatan Kantor
12,852,400.00
Pembelian Peralatan Simulasi
23,000.00
Beban-beban Beban umum dan kantor
1,030,800.00
Beban Entertain
115,800.00
Beban Training Reguler Beban Training Inhouse
3,274,000.00
Beban Seminar dan Undangan Ceramah
-
Beban telepon dan internet
1,818,850.00
Beban Karyawan
5,525,000.00
Beban Profesional fee
5,905,275.00
Beban Investasi
3,817,000.00
Beban Lain-lain
1,834,400.00
Beban Pumping Member
59,100.00
Lampiran 13 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Januari 2007
Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Penjualan Buku Pendapatan dari Penjualan VCD Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan dari Pumping Member Jumlah Pendapatan Usaha Beban Beban Umum dan Kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban Listrik dan Telepon Beban Karyawan Beban Investasi Beban Lain-lain Beban Penjualan Buku Beban Penjualan VCD Beban Pumping Member
Laba/Rugi sebelum pajak Zakat Pajak Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
335,000.00 19,180,000.00 350,150.00 160,000.00 -
Rp
20,025,150.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,423,250.00 568,150.00 1,527,000.00 535,900.00 14,870,000.00 115,600.00 315,135.00 108,300.00
Rp
20,463,335.00
Rp
(438,185.00)
Rp Rp
(438,185.00)
Lampiran 14 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Februari 2007 Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Penjualan Buku Pendapatan dari Penjualan VCD Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Pendapatan lain-lain Pendapatan dari project PKH-PLS Jumlah Pendapatan Usaha Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan & Perlengkapan Training Jumlah Pendapatan Usaha Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban listrik dan telepon Beban Karyawan Beban Investasi Beban Lain-lain Beban Penjualan Buku Beban Penjualan VCD Beban Pumping Member Beban project PKH-PLS
Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp 335,000.00 Rp 5,000,000.00 Rp 4,299,500.00 Rp 200,000.00 Rp 25,000.00 Rp 400,000.00 Rp 381,600.00 Rp 100,000,000.00 Rp 110,641,100.00
Rp
2,480,000.00
Rp 2,480,000.00 Rp 108,161,100.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,835,100.00 485,600.00 120,800.00 520,000.00 577,900.00 13,345,000.00 1,101,000.00 4,500.00 3,869,550.00 150,000.00 34,180,000.00 57,189,450.00
Rp Rp Rp Rp
50,971,650.00 50,971,650.00
Lampiran 15 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Maret 2007 Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Penjualan Buku Pendapatan dari Penjualan VCD Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Pendapatan lain-lain Pendapatan dari project PKH-PLS Jumlah Pendapatan Usaha Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Training Jumlah Pembelian Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban listrik dan telepon Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Lain-lain Beban Penjualan Buku Beban Penjualan VCD Beban Pumping Member Beban project PKH-PLS Laba/Rugi Bersih sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,000,000.00 32,090,000.00 320,000.00 250,000.00 450,000.00 -
Rp
35,110,000.00
Rp Rp Rp
2,850,000.00 775,000.00 3,625,000.00
Rp
31,485,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,946,200.00 696,900.00 3,680,800.00 5,143,139.00 521,000.00 4,050,000.00 3,256,000.00 1,101,000.00 1,195,000.00 288,000.00 16,900.00 10,792,000.00 32,686,939.00 (1,201,939.00) (1,201,939.00)
Lampiran16 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per April 2007 Revisi 1
Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Penjualan Buku Pendapatan dari Penjualan VCD Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Jumlah Pendapatan Usaha Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Training Jumlah Pembelian Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban listrik dan telepon Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Lain-lain Beban Penjualan Buku Beban Penjualan VCD Beban Pumping Member Beban project PKH-PLS
Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
20,370,000.00 21,560,000.00 1,702,000.00 50,000.00 -
Rp
43,682,000.00
Rp Rp
-
Rp
-
Rp
43,682,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,174,815.00 903,000.00 4,708,300.00 7,664,000.00 1,453,700.00 4,050,000.00 16,247,000.00 1,101,000.00 576,000.00 1,531,800.00 184,000.00 17,450,000.00 57,043,615.00
Rp (13,361,615.00) Rp Rp Rp (13,361,615.00)
Lampiran 17 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Mei 2007 Revisi 1
Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan dari Penjulan CD Pendapatan Pumping Member Pendapatan lain-lain Pendapatan dari project PKH-PLS
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3,885,000.00 8,300,000.00 600,000.00 110,000.00 320,000.00 72,000.00 -
Jumlah Pendapatan Usaha
Rp
13,287,000.00
Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Training Jumlah Pembelian
Rp Rp Rp
Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban Seminar dan Undangan Ceramah Beban listrik dan telepon Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Penjualan VCD Beban Lain-lain Beban Pumping Member Beban Sewa Ruangan Kantor Beban Project PKH-PLS Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp
13,287,000.00
Rp 2,884,500.00 Rp 1,691,000.00 Rp 5,298,000.00 Rp 125,000.00 Rp 2,550,000.00 Rp 1,344,800.00 Rp 6,525,000.00 Rp 9,139,655.00 Rp 1,101,000.00 Rp 82,500.00 Rp 372,700.00 Rp 197,000.00 Rp 1,000,000.00 Rp 4,249,400.00 Rp 36,560,555.00 Rp (23,273,555.00) Rp Rp Rp (23,273,555.00)
Lampiran 18
PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Juni 2007
Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Pendapatan dari Penjualan CD Guru Kaya
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
26,433,000.00 3,191,200.00 823,000.00 250,000.00 360,000.00
Jumlah Pendapatan Usaha
Rp
31,057,200.00
Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan dan Perlengkapan Training
Rp Rp
352,000.00
Rp
352,000.00
Rp
30,705,200.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,330,300.00 764,000.00 2,000,000.00 2,896,000.00 420,000.00 1,221,300.00 5,850,000.00 4,966,550.00 1,101,000.00 270,000.00 189,200.00 77,000.00 22,085,350.00
Rp Rp Rp Rp
8,619,850.00 8,619,850.00
Jumlah Pembelian Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban Seminar dan Undangan Ceramah Beban telepon dan internet Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Penjualan CD Guru Kaya Beban Lain-lain Beban Pumping Member
Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Lampiran 19 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Juli 2007
Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Pendapatan lain-lain
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
30,225,000.00 100,000.00 50,000.00 12,000.00
Jumlah Pendapatan Usaha Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Training
Rp
30,387,000.00
Rp Rp
1,135,000.00 -
Jumlah Pembelian
Rp
1,135,000.00
Laba/Rugi Kotor
Rp
29,252,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,635,100.00 474,400.00 993,700.00 275,000.00 1,196,059.00 5,600,000.00 10,836,500.00 1,101,000.00 191,750.00 22,303,509.00
Rp Rp Rp Rp
6,948,491.00 6,948,491.00
Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban Seminar dan Undangan Ceramah Beban telepon dan internet Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Penjualan CD Guru Kaya Beban Lain-lain Beban Pumping Member Jumlah Beban Usaha Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Lampiran 20 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Agustus 2007 Revisi 1
Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Pendapatan dari Penjualan CD Guru Kaya Jumlah Pendapatan Usaha Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Training Pembelian Kendaraan Kantor Jumlah Pembelian Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban Seminar dan Undangan Ceramah Beban telepon dan internet Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Penjualan CD Guru Kaya Beban Lain-lain Beban Pumping Member
Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
27,848,000.00 215,000.00 -
Rp
28,063,000.00
Rp Rp Rp
5,700,000.00
Rp
5,700,000.00
Rp
22,363,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
415,150.00 450,000.00 2,879,900.00 1,272,500.00 5,900,000.00 9,944,500.00 1,101,000.00 2,578,400.00 24,541,450.00
Rp Rp Rp Rp
(2,178,450.00) (2,178,450.00)
Lampiran 21 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per September 2007
Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Pendapatan lain-lain Jumlah Pendapatan Usaha Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Training Pembelian Kendaraan Kantor Jumlah Pembelian Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban Seminar dan Undangan Ceramah Beban telepon dan internet Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Lain-lain Beban Pumping Member
Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
32,200,000.00 40,279,000.00 155,000.00 400,000.00 765,000.00
Rp
73,799,000.00
Rp Rp Rp
3,575,000.00 7,000,000.00
Rp
10,575,000.00
Rp
63,224,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
704,800.00 1,711,500.00 15,331,800.00 4,497,600.00 150,000.00 978,800.00 5,750,000.00 11,760,000.00 3,817,000.00 449,800.00 15,000.00 45,166,300.00
Rp Rp Rp Rp
18,057,700.00 18,057,700.00
Lampiran 22 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Oktober 2007 Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Pendapatan lain-lain
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
11,790,000.00 346,000.00 15,000.00 100,000.00 250,000.00
Jumlah Pendapatan Usaha Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Training Pembelian Kendaraan Kantor
Rp
12,501,000.00
Rp Rp
-
Jumlah Pembelian
Rp
-
Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban Seminar dan Undangan Ceramah Beban telepon dan internet Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Lain-lain Beban Pumping Member
Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp
12,501,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
859,200.00 1,088,500.00 964,500.00 194,500.00 1,309,100.00 10,162,500.00 15,842,500.00 3,817,000.00 798,500.00 35,036,300.00
Rp Rp Rp Rp
(22,535,300.00) (22,535,300.00)
Lampiran 23 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Nopember 2007
Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Pendapatan lain-lain Jumlah Pendapatan Usaha Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan/Perlengkapan Training Pembelian Kendaraan Kantor Jumlah Pembelian Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban Seminar dan Undangan Ceramah Beban telepon dan internet Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Lain-lain Beban Pumping Member
Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
18,700,000.00 315,000.00 500,000.00
Rp
19,515,000.00
Rp Rp
219,900.00
Rp
219,900.00
Rp
19,295,100.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,136,700.00 1,100,400.00 1,829,300.00 1,198,500.00 5,600,000.00 2,401,300.00 3,817,000.00 319,200.00 45,000.00 18,447,400.00
Rp Rp Rp Rp
847,700.00 847,700.00
Lampiran 24 PUMPING LEARNING CENTER LAPORAN RUGI/LABA Per Desember 2007
Pendapatan Pendapatan dari Training Reguler Pendapatan dari Training Inhouse Pendapatan dari Seminar dan Undangan Ceramah Pendapatan dari Test Talent dan Konsultasi Pendapatan Pumping Member Pendapatan dari Penjualan CD Guru Kaya Pendapatan lain-lain Jumlah Pendapatan Usaha Pembelian Pembelian Peralatan Kantor Pembelian Peralatan Training Pembelian Kendaraan Kantor Jumlah Pembelian Laba/Rugi Kotor Beban Beban umum dan kantor Beban Entertain Beban Training Reguler Beban Training Inhouse Beban Seminar dan Undangan Ceramah Beban telepon dan internet Beban Karyawan Beban Profesional Fee Beban Investasi Beban Penjualan CD Guru Kaya Beban Lain-lain Beban Pumping Member
Laba/Rugi sebelum pajak Pajak Zakat Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
23,458,000.00 950,000.00
Rp
24,408,000.00
Rp Rp
12,852,400.00 23,000.00
Rp
12,875,400.00
Rp
11,532,600.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,030,800.00 115,800.00 3,274,000.00 1,818,850.00 5,525,000.00 5,905,275.00 3,817,000.00 1,834,400.00 59,100.00 23,380,225.00
Rp (11,847,625.00) Rp Rp Rp (11,847,625.00)