PELAPORANPENYAKIT .......
PELAPORAN PE}TYAKIT AKIBAT I(ERIA : KENDALA DAN SARAN MENGATASI}.IYA JohannesHudvono' Abstract Reporting occupationaldiseasesin Indonesiawas still a major problem. Although the regulationsand lans were available, the existencyof those regulationswas questionable. All thoseproblemswererehted to thefact to the law violation,government that the law-enforcement personel inspector/controller and the occupationaldoctorswere insfficient, particularly in the veryfast industrialgrolvthin the country. The economicalimprovementsand ben$ts of all thosedevelopment of the modern shouldbe appreciated,howeverthe negativeconsequencies technologyusingsophisticatedmachineries,equipments and chemical of materialscould be harmfulto the health the mnnpower.TheInck of occupationaldiseasesreport and its relatedproblemswerediscussed,and in thispaper. theproblemsolvingweresuggested Pendahuluan kemajuanindustriakanterus Penggunaan teknologimajuuntuk kepentingan pernbangunan setiap negara,Unttrk berkembangsezuai dengank$utuhan terhadapmanusi4klnrs.rsnya menghindarkan dampakyang dapat peraturan maupunstandar terhadap tenagakerjadanlinglilnga4makadibutuhkan yangsezuaidenganperkembangan. Peraturan kesehatan dankeselunatan kerjaakan perlindungan terhadap tenagakuja. menciptakan rasaafiundanmemberi Penyakitakibatkerja@AK) eratbertaliandengankenrqiuan teknologi,sehingga perlu penyakit pengetahuan dikonbangkanantaralain dengan tentang ters$ut kesehatan pemilikandatayanglengkap.Untukmelindungi kerja dankeselamatan pengaruh tindakanpencegahan l$ih lanjugoleh terhadap akibatkerja,perluadanya yang karenanya PAK yangdideritaolehtenagakerjamerupakan zuatukecelakaan harus dilaporkan@eraturanMenteri TenagaKerja dan TransmigrasiNo. 0lAvlen/198 i).0) Slat'PargjarDept IlrnulGsdnlandanKcelamatanKda FK lJkrida
MeditehVol.9,No.25,Mei -Agastus2001
69
PELAPORAN PENYAKIT .......
W4iibMelaporkan Undang-Undang Walaupundi Indonesiatelahdiberlakukan dan didukungpula oleh SK. PAI! sertaUndang-Undang mengenaiJamsostek dan Presiden mengenai PAI( sejaktahrn 1978banradatigaPAK yangdidiagrosis pengendalian perbandingarl maju mana negara-negara di di dilaporkan. di Sebagai tempatkerja sudahlebihbaih setiaptahundilaporkanribuanPAI( Di Amerika sekitar17.2N Serikatmisalnyakankerakibatkerjaqia sstiaptafun terdiagrrosis kasus,yaitu4 % durinsidens kankerpadaumumnya.(2) kendalarendalrnya Tujuan penulisanmakalahini adalahuntuk membahas pelaporan samnmengatasinya. PAK di negarahta sertabeberapa Tinjauan Pustaka DefinisiPenyakitAkibat Kerja @AK) : Penyakitakibu kuja adalahp€Nryaldt yang disebabkan oleh pekerjaa4alat kuj4 baha4 prosesmaupunLnglcngan penyakityangartifisialatauMur ntde kerja.{3). DengandemikianPAK menrpakan diseqse
empatkaregoriPAK : Ilorld Heal.thOrgmizofion (WHO) membedakan 1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumokoniosis 2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya karsinomabronkogenik 3. Penyakit di mana pekerjaan merupakan salah satu penyababdi antara faktor-faktor penyebablainnya,misalnyabronkitis kronis 4. Penyakit di mana pekerjaanmemperberatsuatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnyaasma. Faktor Penyebab Faktor penyebabPAK sangatbanyaL,tergantungpadabahanyang digunakan dalam proseskerja lingkungankerja ataupuncara kerj4 sehinggatidak mungkin disebutkansatuper satu. (3): Padaumumnyafaktor penyebabdapatdikelompokkandalamlimagolongan l. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/ dingin), tekanan yang sangattinggi, vibrasi,penerangan lampuyang kurangbaik.
70
Meditehvol. 9,No.25,Mei - Agusns2001
PELAPORAN PENYAKIT....... 2. Golongan kimiawi : bahankimiawi yang digunakandalamproseskerja, maupun yang terdapat dalam lingkungankerja, dapat berbentukdebu, uap, gas,larutan,awanataukabut. 3. Golonganbiologis : bakteri,virus danjamur. 4. Golonganfisiologis : biasanyadisebabkanoleh penataantempatkerja dan carakerja. 5. Golonganpsikososial: lingkungankerja yangmengakibatkan stres. Dalam pembahasan makalahini tidak terhindarkanada beberapaistilahhukum yangdibicarakan Beberapaistilah-istilahdalam undang-UndangNo. I Tahun 1970 tentans Keselamatan Kerja PasalI : 1. "tempat kerja" ialah tiap ruanganatau lapangan,tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasukitenagakerja untuk keperluansuatuusahadan di manaterdapat sumberbahayasebagaimana diperincidalampasal2 (w Nol rh 1970); termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan,haramandan sekelilingnyayang merupakanbagian atau yang berhubungandengan tempatkerja tersebut. 2. "pengurus" ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatutempatkerja ataubagiannyayang berdiri sendiri. 3. "pengusaha" ialah: a. orang atau badan hukum yang menjalankansesuatuusaha milik sendiridan untuk keperluanitu mempergunakan tempatkerja. b. orang atau badanhukum yang berdiri sendirimenjalankansesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluanitu mempergunakan tempatkerja. c. orang atau badan hukum yang di Indonesiamewakili orang atau badan hukum termaksud pada (a) dan (b), jika yang diwakili berkedudukandi luar Indonesia. 4. "direktur" ialah pejabatyang ditunjuk oleh Menteri TenagaKerja untuk melaksanakan Undang-Undangini. 5. "pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahliankhusus dari DepartemenTenagaKerja yang ditunjuk oleh Menteri renaga Kerja. Mediteh Vol.9, No.25,Mei -Agustus 2001
71
PELAPORANPENYAKIT .......
6. "Ahli Keselamatan Kerja" ialahtenagateknisberkeahlian khususdari luar DepartemenTenagaKerja yang ditunjuk oleh Menteri TenagaKerja untuk mengawasiditaatinyaUndang-Undang ini. (o) Sedangkan menurutPeraturan MenteriTenagaKaja danTransmigrasi No. Per 01/l\4erli981 : dan KesehatanKerja" ialah dokter atau "PegawaiPengawasKeselamatan pegawaiyangberkeahlian khususyangditunjukolehMenteriTenagaKerjaDan Transmigrasi. "Dokter"ialahdoktersebagaimana dimaksd dalamPeraturan MenteriTenaga KeqadanTransmigrasi No.Per02/Ivler/1980/Per.0l/Ivler/1976 yufi dokter yang jawabatas ditunjukataubekerjadi penrsahaan yangbertugas danataubertanggung HigienePerusatraaq Keselamatan Kerjx.tt) danKesehatan Masalah / Kendala InsidensPAK maupunkematianyangberhubungan denganpekujaanbelum diketahui, kecualidi beberapa m4jutertentu.Halini terutama nega.ra disebabkan oleh karena: . Sulit untuk menghubungkansuatu penyakit dengan penyebab tertentu . Kurangnyainformasimengenaiprevalensipajananpadapopulasi tenagakerja . Besarnyabiaya yang diperlukanuntuk mendapatkandata yang akuratdanmenganalisanya . Hanya sebagiankecil dari bahan kimia yang digunakandalam industritelahdiketahuiefeknyaterhadapkesehatan padamanusia . Di dalammasyarakat prioritas. masalahPAK belummerupakan Kegagalan unh:k mengenal PAK merupakan danmengertimengenai masalah yangcukupmengkhawatirka4 olehkarenaberdampak bahwa. . Tenagakerja dirugikansecaramaterialkarenatidak mendapat (Jaminan Jamsostek SosialTenagaKerja)yangmenjadihaknya. . Tidak dilakukanpengendalian yangadekuatdi perusahaan kerena tidak dikenaliadanyamasalahkesehatan, sehingga PAK tersebut dapatpulaterjadipadatenagakerjalainnya.
72
Meditehvol.9,No.25,Mei -Agushts2001
PELAPORANPENYAKIT....... .
Terjadi kecacatandan kematianakibatkerja karenatidak dilakukan penangananPAK secaradini. Kendalalain adalahkarenapara dokter kurang mendapatkanpendidikanuntuk mendiagnosisPAI( mereka tidak dilatih untuk mengerti proses-prosesindustri, toksisitas bahan-bahankimia serta tidak dididik dalam epidemiologi dan permasalahan hularmmaupunetikayangkhususuntuk kedokterankerja.(z) Dari segi hukunr, sebenamyaperangkat Undang-Undang/ Peraturantelah dimungkinkanadanyasistempelaporanPAK yangcukupmemadaisepanjang semua pihak terkait @engurus,Direktur,PegawaiPengawasKeselamatandan Kesehatan Kerjq Dokter sertaTenagaKerja)mematuhinya. Peraturantersebutantaralain telahdituangkandalamPeraturanMenteri Tenaga yang pada pasal 2 antaralain Kerja dan TransmigrasiNo. Per-01/IVIen/1981, menyebutkansebagaiberikalt:(t) (1) Apabila dalam pemeriksaankesehatanberkala dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimanaditetapkan dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 02il4enl1980 ditemukan penyakitkerja yang dideritaoleh tenagakerja, pengurusdan Badanyang ditunjuk wajib melaporkan secara tertulis kepada kantor Direktorat Jenderal PembinaanHubungan Perburuhandan PerlindunganTenaga Kerja setempat. Padapasal3 disebutkan: (l). Laporan sebagaimana dimaksudpasal2 ayat I harusdilakukandalam paling waktu lama 2 x 24 jam setelah penyakit tersebut dibuat diagnosisnya. Padapasal4 disebutkan: (l) Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan-tindakan preventif agar PAK yang sama tidak terulang kembali diderita oleh tenagakerja yang beradadi bawahpimpinannya. (2). Apabila terdapat keragu-raguanterhadap hasil pemeriksaanyang telah dilakukan oleh dokter, pengurus dapat meminta bantuan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasidalam hal ini aparatnya untuk menesakkandiaenosisPAK.
Medite( L/ol.9, No.25,Mei - Agustus 2001
73
PELAPORANPENYAKIT....... Padapasal5 disebutkan: (1) Tenaga kerja harus memberikan keterangan-keteranganyang diperlukan bila diperiksa oleh dokter atau pegawai pengawas keselamatandan kesehatankerja. Padapasal6disebutkan: (2) Pusat Bina Higiene PerusahaanKesehatandan KeselamatanKerja dan badan-badan lain yang ditunjuk oleh Menteri menyelenggarakan bimbingandiagnostikPAK. Padapasal7 disebutkan: Pegawai Pengawas Kesehatan dan KeselamatanKerja sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-UndangNo. I tahun 1970 melakukan peraturanini. pengawasanterhadapditaatinyapelaksanaan Padapasal8 disebutkan: Pengurustidak menaatiketentuan-ketentuandalamperaturanMenteri ini diancam dengan hukuman sesuai dengan pasal I 5 ayat (2) dan (3) kerja Undang-UndangNo. 1 tahun 1970tentangkeselamatan Jadi jelas dari segi hukurn, khus.rsnyapa,sal-pasaltersebut di atas telah memungkinkandiadakannyasistempelaporan,pembinaanbahkan sanksinyabila tidak ditaati sertajelas menunjukkanperaftn dari setiappihak terkait wewenang sertatanggungjawabnyadalamsistempelaporanPAK. Hanyayang menjadipertanyaanadalahapakahsistemini telah bujalan dengan baik? Bagaimana mekanisme pengawasannyaserta sanksinya.Apakah telah diterapkandenganbaik? Serta apakahpersonil khusrsnyayang berfungsidalam pengawasancukup jumlahnyadi tengahpesatnyapertumbuhanindustri di negara kita ini? Semuamasalahtersebut di atas dapat diringkaskandalam sSuah kerangka konsepsebagai berikut:
74
Meditehvol.9,No.25,Mei -Agums 2001
PELAPORAN PENYAKIT .......
-Undang-Undang -Peraturan -Sanksi
-Jumlah -Pendidikan / Pengetahuan -Sikapmental
-Jamsostek
Pegawai Pengawas Pengurus Direktur TenagaKerja Dokter
LAPORANPENYAKIT AKIBATKERJA
Gambarl. KerangkaKonsepHubunganPerangkatHukumPersonilpengawasserta PelaporanPAK
Diskusi Dan kerangkakonseptersebutjelas banyakfaktor yang mempengamhitingkat tinggi atau rendahnyapelaporanpAK Dari segi hukum meshp.ur p.r*gk"t peraturan/ perundang-undangan sertasanksitelah ada dan mernungkinkanuntuk dilalcanakaranamun dari segi personilperlu pula dipikirkan pembinaanmaupun pengembanganny4 antaralain dalamhaljumlatrpersonilyangdirasakanmakinlama makin tertinggal dari kebutuhan karena pesatnya pertumbuhanindustri serta peningkatanpendidikanqpengetahuandari semuapihak terkait sertasikap mental dari para pelaksanadalamhal ini pegawaipengawas,pengurug pirektui Dokter perusahaaqsertatidak kalahpentingnyaadalahtenagakerjaitq sendiri. Kenyataanbahwa penggunaanteknologi dan peralatancanggihdi satu pihak akan memberikan kemudahan datam proses produksi dan meningkatkan produktMtas, nrunun di lain pihak penggunaanteknologi maju cenderunguntuk menimbulkanrisiko bahayakecelakaandan penyakitakibatkerja yang lebih besar, terutamabila keterampilantenagakerjamasihrendalqsepertikeadaandi negarakita di mana sebagianbeur Q4%) tenagakerja masih berpendidikanSekolahDasar saia.(t)
Medite( Vol.9, No.25,Mei -Agushn 2001
75
PENYAKIT....... PELAPORAN Padatahun l97l misalny4 pemakaianbahankimia dalamprosesindustrimasih tercatatsebanyak3000,namunpadatahun 1993nrdahtercatat50.000jenisbahan kimia yary digunakan dalam proses industri, sehingga dengan demikian kemungkinanseseorangtenagakuja terpajanolehbahankimia yangmengakibatkan pAK semakinbesar.Di lain pihak efek terhadapkesehatanmanusiabanr dikaalui beberaparatusjenis bahankimia. Hal inilah yang menunjukkanbdapa pentingnya pendidikan serta peningkatanpengetatruandokter perusahaansecaraserius dan berkesinambungan. Sistempelaporanyangmudahdantidak berbelit-belitakansangatmempenganrhi demikian sikap mental si pelapor ftaik tenagakerja maupundokter perusahaan), pula sikap mental para pembuat keputusandalam hal ini Direktorat Jenderal PembinaanHubunganPerburuhandan PerlindunganTenagaKerja setempat,yang padaseluruhaparatterkait di seluruh bimbingandanpengarahan menyelenggarakan wilayahnya sebagai pengayom sekaligus pengawas dilaksanakannya Undang-Undang/ Peraturanyangmenjaditanggungjawabnya. merupakan Di sisi lain jaminan sosialtenagakerja (Jamsostek)yang sebenamya hak dari setiap individu tenaga kerja sangatkurang dirasakanperananny4baik karenaketidaktahuantenagakerja mengenaimanfaatJamsoste( nuupun karena kurangnyapromosi/ informasibaikdari pihakindusri ataupundari pihakJamsostek sendiri.Bila keberadaandan manfaatJamsostekdisadarisepenuhnyaoleh setiap tenagakerjq makamerekadapatdiharapkanikut aktif dalamusahaPelaporanPAK.
Saran Untuk dapat meningkatkanusahapelaporanPAK yang sampaisaat ini masih PelaporanPAK dirasakansangatkurang,maka seluruhfaltor yang mempengaruhi sesuaidengankerangkakonsepdi atasharusditinjau satu-satu,dan ditingkatkan/ diperbaikisertadipermudahaplikasinyadi dalampraktik sehari-hari. Hal ini dapatdiwujudkanantaralain dengan. l. Upayadari segihukum : A. Lebih memasyarakatkanundang-undangi peraturan khususnya pelaporanPAK pada seluruhlapisanmasyarakatindustri mulai dari pengusaha,direktur, pegawai pengawas,dokter perusahaanserta antaralain dengan; tenagakerja, yang dapatdilaksanakan , penyuluhansecarateratur dan terprogram(sesuaidenganbidang dan tanggungj awab dan tar get/objek penyuluhan).
/o
Meditehvol. 9, No.25,Mei - Agustus2001
PELAPORANPENYAKIT....... .
meningkatkan sanksi bagi pelanggarketentuan/ undang-undang/ peraturan,khususnyadalamhal pelaporanPAK.
B. Lebih memasyarakatkanJamsostek,keberadaan,manfaatnyabaik bagi perusahaan maupun tenaga kerja yang dapat dilaksanakan dengan cara penyuluhansecarateratur, khususnyapada perusahaan baru serta pada saatpenerimaantenagakerja baru (recruitment). 2. Dari segipersonil A.
B.
Meningkatkanjumlah personil,khususnyapegawaipengawasserta dokter perusahaan,sejalandenganpeningkatanjumlah perusahaan/ industri yang terusberkembangdenganpesat. Meningkatkan pengetahuanpara personil khususnya dalam hal PelaporanPAK. Khusus untuk dokter perusahaandapat dilakukan penyuluhan/kursus serta latihan-latihanuntuk meningkatkanketajamandalam mendiagnosis PAK. Untuk dapat mendiagnosissuatu PAK pada individu perlu dilakukan suatupendekatansistematisuntuk mendapatkaninformasiyang diperlukan serta menginterpretasikannya secara tepat. Pendekatantersebut dapat yang dapat digunakanu$agai pedoman, menjadi langkah dizusun tujuh yaitu. l. Tentukan diagnosis klinisnya : Diagnosis klinis harus ditegakkanlebih dahulu denganmemanfaatkanfasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosissuatupenyakit.Setelahdiagnosisklinis ditegakkan, baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut berhubungandenganpekerjaanatautidak. 2. Tentukan pajananyang dialami oleh tenagakerja selamaini. Pengetahuanmengenaipajananyang dialamioleh seorangtenaga kerja adalahesensialuntuk dapatmenghubungkan suatupenyakit dengan pekerjaannya.Untuk ini perlu dilakukan anamnesis rnengenai riwayat pekerjaannyasecara cermat dan teliti, yang mencakup penjelasanmengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secara kronologis, lamanya masing-masingpekerjaan,bahanyang diproduksi,materi (bahan baku) yang digunakan, jumlah pajanannya,pemakaian alat
MeditehVol.9,No.25,Mei -Agustus2001
77
PELAPORANPENYAKIT .......
pelindung diri, pola waktu terjadinyagejala,informasimengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami gejala serupa), informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan,Material SafetyData Sheel (MSDS), label, dan lain sebagainya. 3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut. Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaanyang mendukung pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Bila dalam kepustakaan tidak diketemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakanhal tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosisPAK. Bila dalam kepustakaanada yang mendukung, perlu dipelajari lebih lanjut secara khusus mengenai pajanan penyakityang diderita(konsentrasi, sehinggadapat menyebabkan jumlah, lama dan sebagainYa). 4. Tentukan apakahjumlah pajananyang dialamicukup besaruntuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut. Bila penyakit yang diderita hanyadapat terjadi pada keadaantertentu,maka pajanan yang dialami pasiendi tempatkerja menjadipentinguntuk diteliti dengankepustakaanyang lebih lanjut, dan membandingkannya adauntuk dapatmenentukandiagnosisPAK. 5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi. Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat pekerjaannyayang dapat mengubahkeadaan pajanannya,misalnya penggunaanalat pelindung diri, riwayat adanyapajananserupasebelumnyasehinggarisikonyameningkat. Apakah pasienmempunyairiwayat kesehatan(riwayat keluarga) yang mengakibatkanpenderitalebih rentan/lebih sensitifterhadap pajananyang dialami. 6. Cari adanyakemungkinanlain yang dapat merupakanpenyebab penyakit.Apakah ada faktor lain yang dapatmerupakanpenyebab penyakit? Apakah penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat merupakan penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebablain tidak selalu dapat digunakan untuk menyingkirkanpenyebabdi tempatkerja. 7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya.Sesudahmenerapkankeenamlangkahdi atas,perlu
78
Mediteh Vol.9,No.25,Mei -Agus'tus2001
PELAPORAN PENYAKIT....... dibuat keputusanberdasarkaninformasiyang telah didapatyang memiliki dasarilmiah. SezudahdipastikanbatrwaterdapatPAK , maka hanrsdibuat laporan kepadaKepalaKantor Dtjen Bina Lindung TenagaKerja setempatQihat lampiran5 butir 8 Kesehatan.Kerja buku Pemeriksaan KesehatanTenaga Kerja yang dikeluarkanoleh Direktorat JenderalPenrbinaanHubungan PerburuhanDan Perlindungan TenagaKerja EdisiNo. 45/DP/1980). Sistemrujukan : Untuk pengelolaannraupununtuk mendiagrosisPAI( sering tenaga medis maupun saftma di perusahaantidak memadai, sehinggapertu dikembangkansuatusistemrujukan.@) Sistemrujukanyangperlu dikembangkan meliputi: C. l. Rujukan kasusuntuk menegakkandiagnosisklinis maupununtuk perawatandan pengobatan 2. Rujukan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap (kepustakaan) mengenai efek toksik bahan kimia, penelitian-penelitian yang telah dilakukandan sebagainya. 3. Rujukanuntuk mengatasimasalahkesehatandi perusahaan. Untuk rujukan butir 2 dan 3 masih perlu dikembangkansuatu sistem yang melibatkan pihak Departemen Tenaga Kerja, Departemen Kesehatan dan Universitas, serta pihak-pihak lainnya yang terkait, baik di tingkat daerah maupun nasional untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatanyang dihadapi perusahaan.Bila sudah dikembangkan Klinik-Klinik Kedokteran Kerja secara khusus di rumah-rumah sakit, ketiga sistem rujukan di atas dapat diwujudkan dalamsatuwadah. D. Memperbaiki sikap mental serta mendukung (encourage) sikap "Kebebasanprofesi" pegawai pengawasmaupun dokter perusahaan, agar lebih berani mengemukakanpendapat berdasarkankemampuan ilmiah yang dimilikinya dengan penyuluhan-penyuluhan(antara lain mengenaiKode Etik Dokter Hiperkesdi manapadabutir 7 disebutkan "Bahwa kami memegangteguh rahasia kesehatandan atau keadaan sakit setiap orang terhadap siapa pun, kecuali bila diperlukan atas dasar kekuatan Undang-Undang, dan atau atas pertimbangan kesehatanmasyarakatyang lebih penting, dan atau atas kepentingan kesehatanpenderitauntuk pertolonganoleh dokter-dokterlainnya"
Medite( Vol.9, No.25,Mei -Agusttts 2001
79
PELAPORAN PENYAKIT .......
Di dalampenjelasan butir 7 tersebutdinyatakan:"Atasdasarkekuatan Undang-Undang,penyakit- penyakit akibat kerja harus dilaporkan sesuaidenganketentuanyangberlaku") Dalam hal "dukungan" sikap kebebasanprofesi, perlu dipikirkan adanyaundang-undang/ peraturanyang dapat digunakansebagai agar pelindungbagi pegawaipengawasmaupundokter perusahaan, mereka tidak dengan mudah dipecat dari jabatannya karena melaporkan sesuatu hal yang diyakininya benar sesuai dengan kemampuan ilmiahyangdimilikinyamengenaisuatuPAK.
Penutup masalahdi IndonesiaMeskipunperanglot Pelaporan PAK masihmerupakan darisegihukumtelaht€rsedi4 perangkat sertaPeraturan-Peraturan Undang-Undang Hal ini berkaitan kendala perlu detrgan keberadaannya dipertanyakan. namun masih di larq yaitu kurangnyajurnlah personilpengawasserta dokter perusahaan yang pesatnyaperkenrbangan diakui banyakmembawa industri tengah-tengah bertambahrrya perbaikan di bidangekonomi,namunjugabudampaknegatifdengan jenis peralatan canggihmaupun bahankimia teknologimodemyangmenggunakan yangdapatberakibat tenagakerja. burukpadakesehatan padaseluruhpihakterkaitdalamsistemPelaporanPAK @irelrur, Penyuluhan Dokter PenrsahaaqTenagaKerja) mengenai Pengusah4PegawaiPengawas, pelaporan manfaat PAK maupunmengenai khus-rsnya / Peraturarq Undang-Undang jaminansosialtenagakerjaharusdilalnrkansecaraseriusdanberkesinambungan. khus.rsryra Jumlatr/ kemampuanpersonil pendidikannuupun pengetaluannya yangtenrsmenerus pembinaan dan penyuluhan memerlukan dokterperusahaarl mengenaiPAK dapattenrs diagnosis.Pengaahuan agar mampumenegakkan peralatan teknologicanggihdanjenis / ditingkatkaqseiringdenganbertarnbahnya dalamindustri.Sistemrujukan(tingkatda€rall bahankimia yang dipergunakan maupun perlu untuk mernbantupengelolaan dikembangkan maupunnasional) di manatenagamedis diagnosisPAK, khuzusnyabagi perusahaan-perusahaan maupunsarananya belummemadai. kodeetik dokterhiperkessertadukmgan Pembinaan sikapmental,penegakan bentukUndang-Undang profesi" perlu dalam / Peraturan, dijabarkan "kebebasan pengusaha terhadapdokterperusahaan, sikapsemena-mena untukmenghindarkan laporanPAK kepada tidak ragudalammemberikan dan agardokterperusalnan yangberwenang.
80
Meditebvol.9,No.25,Mei -Agustus2001
PELAPORAN PENYAKIT .......
Kepustakaan 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Per 01/\4enl1981 : TentangKewajibanMelapor PenyakitAkibat Kerja. 2. Sulistomo A, "Diagnosis Penyakit Akibat Kerja & Sistem Rujukan", Temu Konsultasi Dokter PenasehatSeluruh Indonesia,Cisarua,27 - 29 Desember1995. 3. Suma'mur PK., "Kode Etik Dokter Hiperkes", Pusat Hiperkes DepartemenTenagaKerja R[, 1987. Kerja. 4. Undang-UndangNo. I Tahun 1970TentangKeselamatan
Meditehvol. 9, No.25,Mei - Agustus2001
8l