PELAKSANAAN PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA SUNGAI KASAI KECAMATAN PARIAMAN SELATAN KOTA PARIAMAN
JURNAL
I
MAFALIA INTAN PERMATA SARI 09030060
PEMBIMBING I
(DRS. Bakaruddin, Ms)
PEMBIMBING II
(Aslan Sari Thesiwati,SP,M.Si)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
THE IMPLEMENTATION OF THE PROGRAM OF DRINKING WATER SUPPLY AND SANITATION-BASED SOCIETY (PAMSIMAS) IN RURAL DISTRICTS PARIAMAN KASAI RIVER SOUTH OF THE CITY PARIAMAN Mafalia Intan Permata Sari *, Bakaruddin **, Aslan Sari Thesiwati , ** *) Student of Geography department of STKIP PGRI SUMBAR **) lecturer at Geography departrment of STKIP PGRI SUMBAR Abstracts This study aims to determine how the implementation of water supply and sanitation in the village community based di Desa Sungai Kasai Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman see: 1) implementation of PAMSIMAS in the village of sungai kasai, 2) the factors that affect the implementation of the program in the village of River PAMSIMAS Kasai, 3) How to realization after PAMSIMAS. Data were collected through observation, interviews, photo shoots taken in the field. Research taken using purposive sampling technique (Pointing). Test the validity of the data in triagulasi techniques that acquire data with information from several informants, at the time, place, and circumstances are different. These results indicate that: Implementation of PAMSIMAS Sungai Kasai in the Village District of Pariaman selatan is not going well is caused by several factors such as lack of water consumption as in the PAMSIMAS. Found it difficult sources of clean water and lack of community participation in the implementation of the program PAMSIMAS. Thus, to overcome these problems need the support of local governments and communities to implementation can run well.
Key Word: Implementation, Water Supply and Sanitation
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat di Desa Sungai Kasai Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman dapat dilhat: 1) pelaksanaan program PAMSIMAS di Desa Sungai Kasai, 2) faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan program PAMSIMAS di Desa Sungai Kasai, 3) Bagaimana realisasi setelah program PAMSIMAS. Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, pemotretan yang diambil di lapangan. Penelitian yang diambil mengunakan teknik Purposive Sampling (Menunjuk). Keabsahan data di uji dengan teknik triagulasi yang memperoleh data dengan informasi dari beberapa orang informan, pada waktu, tempat, dan situasi yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Pelaksanaan program PAMSIMAS di Desa Sungai Kasai Kecamatan Pariaman Selatan ini tidak berjalan dengan baik di sebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang layaknya di konsumsi air PAMSIMAS tersebut. Sulit nya ditemukan sumber air yang bersih dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program PAMSIMAS ini. Dengan demikian untuk mengatasi masalah tersebut perlu dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat agar pelaksanaanya dapat berjalan dengan baik.
Kata Kunci: Pelaksanaan Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasisi Masyarakat (PAMSIMAS)
PENDAHULUAN Sejak tahun 2007 pemerintah Indonesia mulai menyiapkan sebuah strategi pemberdayaan masyarakat yang dibingkai dalam program nasionnal Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Menurut Rudi Yuwono p. Dalam Adimihardja S. Bellafolijani (2008:3), program penyediaan Air Minum dan sanitasi Bebasis Masyarakat (PAMSIMAS) sebagi bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), adalah suatu instrument pemerintah untuk menuerunkan separuh proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015 dengan menyediakan akses kepada lebih dari 50 juta penduduk serta sasaran sehat 2010. Program PAMSIMAS melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai koodinator nasional, Departemen pekerjaan umum yang dibantu oleh Departemenkesehatan, Departemen dalam Negeri. Sebagai unit pelaksanaan program dan Bank Dunia sebagai dana pendukung kegiatan program. Melalui Program Nasional PAMSIMAS, Pemerintah Pusat bermaksud membantu Pemda untuk dapat meningkatkan kapasitasnyadalam peningkatan akses masyarakat miskin terhadap air minum dan sanitasi. Pada akhir program ini, Pemda diharapkan dapat mempunyai Kebijakan dan Strategi Daerah mengenai Pengembangan Sistem Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), yang memuat kebijakan daerah dalam memperluas jaringan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan, baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat dengan model PAMSIMAS. Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden No 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan yang memuat programprogram prioritas nasional yang meliputi programprogram pro rakyat, keadilan untuk semua, dan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) yang harus dilaksanakan oleh Pemda dan dilaporkan kepada Pemerintah. Admihardja S. Bellafolijani (2008:32) mengatakan, pemerintah Indonesia menargetkan 15 Provinsi, 110 Kabupaten dan 4000 Desa untuk program PAMSIMAS, termasuk program replikasi 500 desa untuk waktu pelaksanaan 5 tahun (2008-2013). Dengan demikian program PAMSIMAS diharapkan mampu mencakup 4.500 desa dari 36.000 desa tertinggal yang memiliki keterbatasan terhadap sarana air minum dan sanitasi. Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu Provinsi yang ikut serta dalam program PAMSIMAS , menetapkan 15 Kabupaten/Kota sebagai lokasi pelaksanaan program PAMSIMAS, antara lain: Kota Padang, Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, Kota sawah Lunto, Kabupaten Agam, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Limo Puluh Kota, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Tanah Datar. Kota Pariaman merupakan salah satu dari 15 Kabupaten atau Kota di Provinsi Sumatera barat yang ditetapkan sebagi lokasi pelaksanaan program PAMSIMAS. Program PAMSIMAS pertama kali di
laksanakan di Kota Pariaman dari tahun 2010, namun pelaksanaannya tidak merata,kemudian pada tahun 20011 di Kota Pariaman terdapat 10 Desa Reguler (Desa Simpang Kurai Taji, Balai Kurai Taji, Balai Nareh, Sikabu, Tungkal Selatan, Sei. Kasai, Manggung, Pauh Barat, Kampung Apar dan Sikapak Timur) dan 1 Desa Replikasi (Desa Tungkal Utara). Khususnya dalam penelitian ini di bahas pada Kecamataan Pariaman Selatan, Desa Sei. Kasai yang tediri dari dusun kandih, Dusun Cengkeh , Dan Dusun Seto. Pelaksanaan program PAMSIMAS ini tidak merata di setiap Desa yang ada disetiap kecamatan, karena sebagian masyarakat ada yang tidak mau dan tidak peduli dengan program PAMSIMAS tersebut, serta berpendapat menambah biaya hidup bahkan ada yang beranggapan bahwa program PAMSIMAS ini hanya akan menguntungkan sebagian pihak saja terutama para pengurus. Semua itu dikarenakan banyak di antara masyarakat tersebut yang tidak mengerti dengan program PAMSIMAS. fokus penelitian dari penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan dari program pamsimas tersebut. Tujuannya adalah mengetahui dan membahas pelaksanaan serta realisasi dari program pamsimas ini. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Rusdy Saleh (2011) Sanitasi Lingkungan Sekolah (Suatu Studi di SD Nagari Kecamatan Jujuhan, kabupaten Bungo. Penelitiannya menyimpulkan bahwa, apabila sarana dan prasarana dalam pemeliharaan kebersihan kurang, maka dalam hal perawatan dan menjaga kebersihan pun juga tidak akan terlaksana dengan baik. Ermayuda (2002) yang berjudul“partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga daerah pemukiman padat kota solok” menyimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang kesehatan lingkungan, hidup bersih baik dari dalam maupun dari luar diri seseorang maka partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga akan semakin tinggi pula.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Moleong (2010) menyebutkan bahwa metoda penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan atau menggunakan angka-angka. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya dalam menjaga sanitasi lingkungan secara holistik dan dengan cara dekripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah (moleong, 2010). Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah beberapa Dusun di di Desa Sei Kasai yaitu:Dusun Kandih, dusun Cengkeh, dan Dusun Seto. Pada Dusun tersebut merupakan tempat dari pelaksanaan program PAMSIMAS diKecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu dilakukan pembahasan tentang pelaksanaan program PAMSIMAS di Desa Sungai Kasai Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, sebagai berikut: Pertama; berdasarkan hasil penelitian yang berhubungan dengan pelaksanaan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sungai Kasai Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman bahwa, pelaksanaannya di Desa Sungai Kasai tidak merata dan tidak berjalan dengan baik serta kurangnya hubungan komunikasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dengan masyarakat. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan masyarakat dan kurang tanggapnya pemerintah terhadap kondisi masyarakat. Padahal tujuan dari Program PAMSIMAS ini adalah menuingkatkan jumlah warga miskin pedesaan dan pinggiran kota yang dapat mengakses fasilitas air minum dan sanitasi yang layak serta mempraktekan prilaku hidup bersih dan sehat, sebagai bagian dari usaha pencapaian target MDGs disektor air minum dan sanitasi melalui upaya pengarusutamaan dan perluasan program berbasis masyarakat secara nasional. Sanitasi lingkungan adalah usaha kesehatan masyarakat dengan menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang memenuhi derajat kesehatan manusia, dengan demikian “sanitasi lingkungan lebih mengutamakan pada pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan sehingga munculnya penyakit dapat dihindari” ( Asrul 1979:6 ) Menurut Fahmidyah dalam (Budiharjo, 2000 kriteria sanitasi yang baik meliputi: 1. 2. 3. 4.
Penyediaan air yang baik dan bersih untuk keperluan minum, masak, dan mencuci. Penyediaan tempat pembuangan kotoran, baik itu sampah/tinja dengan membuat kakus. Keadaan perumahan dan halaman yang terawat. Keadaan yang tidak menimbulkan berkumpul dan bersarangnya nyamuk.
5. Kedua; Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik wawancara, kendala-kendala yang mempengaruhi pelaksanaan program, bahwa di Desa Sungai Kasai sebagian masyarakat sulit mendapatkan air bersih, sarana dan prasarana sanitasi lingkungan juga kurang terjaga. Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian dan sebagainya. Kebutuhan air menurut Notoatmojo (2003:153) harus memenuhi persyaratan kesehatan, diantaranya : 1)
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berbau, tidak berasa dan suhu dibawah suhu udara diluar. 2) Persyaratan bakteriologis, dimana air tidak terkontaminasi oleh bakteri pathogen penyebab penyakit. 3) Kelebihan atau kekurangan salah satu zat kimia di dalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Lebih lanjut Notoatmojo (2003). Cara menjaga kebersihan sumber air bersih, adalah: a.Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembunagan paling sedikit adalah 10 meter. b.Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemaran. c.Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunanya agar tidak rusak seperti lantai sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur sebaiknya diberi tutup. d.Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan disekitar sumber air, tidak ada berca-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai atau diding sumur. Dalam menjaga sanitasi lingkungan lainnya seperti penggunaan WC juga harus diperhatikan agar terhindar dari berbagai macam penyakit seperti: cholera, tipus, disentri, cacingan, sehitosomin dan sebagainya. Agar tidak tertular penyakit yang dihasilkan dari kotoran manusia, maka tempat pembuangan kotoran tersebut harus memenuhi syarat kesehatan seperti menurut Ehler dan Steli (1997) sebagai berikut: “a) tidak boleh mengotori rumah pemukiman, b) tidak mengotori air pemukiman, c) tidak mengotori air dalam tanah, d) kotorannya tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur dan berkembang biaknya vector lain, e) kakus harus terlindung dari orang banyak. Dikemukakan oleh Entjang (1993) yang dimaksud dengan sampah adalah semu zat atau benda yang tidak terpakai lagi, baik bersal dari rumah - rumah atau sisa industri. Tempat sampah (bahasa Inggris: waste container) adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik. Ketiga; Berdasarkan hasil penelitian, realisasi setelah program PAMSIMAS ini ternyata tidak berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan, karena banyak hal-hal dan kendala-kendala yang tidak mendukung terhadap kelancaran dari program PAMSIMAS ini. Dalam hal ini disebabkan sumber mata air dari PAMSIMAS ini tidak sesuai dengan kriteria air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Masyarakat ada yang tidak mau dan tidak peduli dengan program PAMSIMAS tersebut, serta berpendapat menambah biaya hidup dan di antara masyarakat tersebut ada yang tidak mengerti dengan program PAMSIMAS.
Kemudian penempatan sumur PAMSIMAS ini hanya terdapat disatu titik sehingga bagi masyarakat yang memiliki jarak cukup jauh sulit untuk dapat mengalirkan kerumah nya. Untuk konsumsi air minum menurut Departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri(Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. KESIMPULAN 1. Pelaksanaan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sungai Kasai Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, bahwa pelaksanaannya yang ada di desa Sungai Kasai tidak merata dan tidak berjalan dengan baik. Banyak diantara masyarakat yang memilih untuk mengunakan air sumur yang ada dirumahnya masing-masing disebabkan atas kurang layaknya sumber air yang ada dari Pamsimas tersebut. 2. Kendala-kendala yang mempengaruhi pelaksanaan program PAMSIMAS ini bahwa, di Desa Sungai Kasai sebagian masyarakat sulit mendapatkan air bersih, sarana dan prasarana sanitasi lingkungannya juga kurang terjaga. Kemudian kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan program PAMSIMAS ini dan sebagian masyarakat tidak memahami apa tujuan dari program tersebut. 3. Realisasi setelah program PAMSIMAS ini ternyata tidak berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan, karena banyak hal-hal dan kendalakendala yang tidak mendukung terhadap kelancaran dari program PAMSIMAS ini. Salah satunya sumber mata air PAMSIMAS yang tidak layak dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Ilmu dan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.Entjang, Indah. 1993. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditia Bakti. Entjang, Indah. 1993. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditia Bakti. Ermayuda. 2002. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Daerah Pemukiman Padat di Kota Solok. Fis UNP Padang. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rusdakarya.
Notoatmojo. 2003. Ilmu Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta
Masyarakat.
Saleh,Rusdi. 2006. Kondisi Sanitasi Lingkungan Sekolah ( Suatu Studi di SD Negeri Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo . FIS UNP Padang. Sugyono. 2009. Metodologi Pendidikan.Bandung: Alfabeta.
Penelitian