21
PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau Persiapan Lahan Lahan terlebih dahulu dibersihkan dari sampah dan gulma, kemudian dilakukan pengukuran luas lahan 320 cm x 640 cm, plot yang akan dipergunakan yaitu: 60 cm x 100 cm, jarak antar blok 50 cm, serta jarak antar plot 25 cm. Tanah digemburkan dengan menggunakan cangkul. Persiapan Benih Benih F1 dipersiapkan dari 5 varietas yang akan ditanam sesuai kebutuhan sebagai bahan penelitian. Penanaman Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam ± 2 cm dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, dan ditanam 1 benih per lubang tanam. Aplikasi Pupuk Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis anjuran pemupukan kacang hijau 50 kg/ha Urea (0.2 g/tanaman), 100 kg/ha TSP (0.4 g/tanaman), dan 50 kg/ha KCl (0.2 g/tanaman) sebagai pupuk dasar. Pemupukan dilakukan 2 tahap yakni pada saat tanam sebanyak setengah dosis anjuran dan setengah dosis lagi diberikan pada saat tanaman berumr 35 hst
Universitas Sumatera Utara
22
Pemeliharaan Penyiraman Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan, dan dilakukan pada pagi atau sore hari. Penyulaman Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman abnormal dan yang mati dengan tanaman cadangan. Penyulaman dilakukan hingga 2 MST. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan dengan cara menimbunkan tanah disekitar tanaman sampai batas tajuk tanaman. Penyiangan Penyiangan bermanfaat untuk mengurangi persaingan hara antara tanaman budidaya dengan gulma, dilakukan secara manual pada sekitar tanaman. Penjarangan Penjarangan dilakukan dengan meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhannya paling baik pada tiap lubang tanam. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan Decis 2.5 EC dengan dosis 2 cc/l air, aplikasi disemprot pada bagian tanaman yang terkena serangan dan Dithane M-45 dengan dosis 2 g/l air, aplikasi dengan perendaman benih sebelum tanam dan disemprot pada bagian tanaman yang terkena serangan.
Universitas Sumatera Utara
23
Pemanenan Adapun yang menjadi kriteria polong yang dipanen adalah polong yang ditandai dengan warna kulit polong kecoklatan sampai hitam, kulit keras dan kriteria waktu yang dideskripsikan. Pemanenan dilakukan dengan cara manual yaitu tiap polong dipetik dengan tangan. Parameter Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman menggunakan meteran, dilakukan dari pangkal batang sampai titik tumbuh. Waktu pengukuran dimulai umur tanaman 2 minggu setelah tanam sampai memasuki masa generatif yang ditandai dengan keluarnya bunga. Umur Berbunga (hst) Pengamatan dilakukan dengan menghitung umur tanaman pada saat tanaman memasuki stadia reproduktif yaitu membukanya bunga pertama kali pada salah satu buku utama. Jumlah Cabang per Tanaman (cabang) Jumlah cabang dihitung dengan dua bagian, yaitu :
Jumlah Cabang Primer (cabang) Jumlah cabang primer dicirikan dengan pertumbuhan dari pangkal batang utama, dihitung dari pangkal batang.
Jumlah Cabang Sekunder (cabang) Jumlah cabang sekunder dicirikan dengan pertumbuhan cabang dari pangkal cabang primer, dihitung dari awal cabang primer.
Universitas Sumatera Utara
24
Umur Panen (hst) Umur panen dihitung pada saat tanaman menunjukkan kriteria panen yang ditandai dengan warna polong yang coklat sampai hitam. Jumlah Polong per Tanaman (polong) Jumlah polong dihitung pada tanaman menghasilkan polong, yaitu saat pemanenan. Panjang Polong (cm) Panjang polong diukur dari pangkal sampai ujung polong dengan menggunakan mistar. Jumlah Biji per Polong (biji) Panjang polong yang sama digunakan untuk menghitung jumlah biji per polong dari tanaman sampel kemudian dirata-ratakan. Bobot Biji per Tanaman (g) Penghitungan bobot biji dilakukan dengan mengumpulkan seluruh biji dari masing-masing tanaman dan ditimbang dengan timbangan analitik. Bobot 100 biji (g) Bobot 100 biji dihitung dengan cara menimbang 100 biji dari tiap varietas pada tanaman sampel. Tahap II. Pengujian Produksi Kecambah Kacang Hijau (Tauge) Bahan dan Alat Pengujian Bahan yang digunakan dalam pengujian produksi kecambah adalah :
100 biji tiap varietas dari tanaman sampel sebagai bahan untuk pengujian
Bak plastik yang berlubang dan kertas tisu sebagai wadah perkecambahan dan dipisahkan berdasarkan varietas kacang hijau
Universitas Sumatera Utara
25
Air sebagai bahan katalisator
Pelaksanaan Pengujian
Biji dibersihkan untuk membuang sisa-sisa kontaminasi biji dengan sisa polong, agar diperoleh biji murni yang bersih sebagai bahan kecambah (tauge).
Biji direndam selama 6 jam dalam air dan disimpan dalam lemari tertutup pada suhu ruang untuk proses imbibisi.
Biji ditiriskan dan ditebarkan diatas bak plastik berlubang yang telah dilapisi dengan kain.
Biji disiram dengan frekuensi 4 – 5 kali per hari (tergantung cuaca).
Pengukuran parameter dilakukan setelah 80 jam (± 3 hari penyiraman).
Parameter Pengamatan Panjang Radikula Kecambah (cm) Panjang radikula diukur dari pangkal sampai ujung radikula kecambah. Diameter Kecambah (cm) Diameter kecambah diukur pada bagian tengah batang kecambah. Bobot 100 Kecambah Segar (g) Bobot 100 batang kecambah dihitung dengan cara diambil 100 batang dari masing-msing pengujian, yaitu pengujian kecambah dari biji sebelum tanam dan dari biji sesudah tanam, kemudian dilakukan penimbangan.
Universitas Sumatera Utara