Paramitha Maharani Universitas Lampung
PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN REMUNERASI DALAM MENUNJANG KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM KOTA BANDAR LAMPUNG
Paramitha Maharani, Charles Jackson, Nurul Fajri Oesman Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35154 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Sistem penggajian Pegawai Negeri Sipil pada Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia belum mendukung tercapainya perubahan yang relatif signifikan terhadap kinerja, produktifitas dan peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian gaji yang sama, baik bagi pegawai berkinerja tinggi maupun pegawai berkinerja rendah. Penerapan gaji belum didasarkan pada beban kerja yang harus ditanggung oleh masing-masing pegawai. Selain itu tidak adanya sanksi terhadap pegawai yang berkinerja rendah, mereka memiliki hak yang sama, sehingga mengakibatkan belum profesionalnya kinerja pegawai negeri sipil pada Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.Remunerasi pemerintahan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Kebijakan Reformasi Birokrasi. Dilatarbelakangi oleh kesadaran sekaligus komitmen pemerintah untuk mewujudkan clean and good governance. Namun pada tataran pelaksanaannya, perubahan dan pembaharuan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut tidak mungkin akan dapat dilaksanakan dengan baik (efektif) tanpa kesejahteraan yang layak dari pegawai yang melaksanakannya. Perubahan dan pembaharuan tersebut dilaksanakan untuk menghapus kesan Pemerintahan yang selama ini dinilai buruk.Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan remunerasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1A Rajabasa dan apa permasalahan yang ada dalam remunerasi Pelaksanaan remunerasi untuk pegawai negeri sipil di Lapas Kelas IA Rajabasa Kota Bandar Lampung adalah dengan memperhatikan prinsip sistem remunerasi yang berbasis kompetensi harus mempertimbangkan secara seimbang imbalan yang diberikan kepada input
Paramitha Maharani Universitas Lampung
dan output. Input dalam hal ini adalah bagaimana seseorang melakukan sesuatu pekerjaan untuk dapat mencapai tujuan kinerja. Untuk itulah, perlu diberikan imbalan untuk kompetensi apa yang telah dikuasai oleh orang tersebut sesuai dengan yang dipersyaratkan. Kata Kunci : Remunerasi, Lembaga Pemasyarakatan
ABSTRACT Civil Service payroll system at the Secretariat General of the Ministry of Justice and Human Rights has not supported the achievement of significant changes relative to the performance , productivity and improving the welfare of civil servants . This is shown with the same remuneration , both for high-performing employees as well as low-performing employees . The application is based on salary yet the workload to be borne by each employee . Besides the absence of sanctions on low -performing employees , they have the same rights , so that the resulting performance is not professional civil servants at the Secretariat General of the Ministry of Law and Human Rights Manusia.Remunerasi government becomes an integral part of Bureaucratic Reform Policy . Motivated by the awareness of the government's commitment to achieve at the same time clean and good governance . But at the level of implementation , changes and reforms implemented in order to realize a clean governance and the authority may not be able to be implemented with either ( effectively ) without proper welfare of the employees who implement it . Change and renewal is carried out to remove the impression that during the Government 's existing buruk.Permasalahan assessed in this study is how the implementation of the remuneration in Class 1A Rajabasa prison and what problems exist in the remuneration Implementation of remuneration for civil servants in Prison Class IA Rajabasa Bandar Lampung is on the principle of competence -based remuneration system must reflect a balanced consideration given to input and output . Input in this case is how one can do any work to achieve performance goals . This relates to the competence of what needs to be controlled by that person . For this reason, should be rewarded for what competencies have been acquired by the person as required . Keywords : Remuneration of Corrections
Paramitha Maharani Universitas Lampung
I. PENDAHULUAN Sejalan
dengan
pesatnya
perkembangan zaman dan semakin
Perkembangan politik dan demokrasi
kompleksnya persoalan yang dihadapi
dewasa ini telah banyak melahirkan
oleh
tantangan-tantangan
yang
besar,
bagi
negara,
telah
perkembangan
terjadi
pula
penyelenggaraan
khususnya
semakin lembaga-
pemerintahan untuk mewujudkan tata
lembaga pemerintahan. Setiap lembaga
kelola pemerintahan yang baik (good
pemerintah
dituntut
governance) dengan
mendefinisikan
visi,
meningkatkan
upaya-upaya
misi,
dan
dan
perannya sebagai lembaga publik agar
keuangan
mampu memberikan pelayanan yang
negara, karena itu perlu ada rangka
terbaik bagi masyarakat. Hal tersebut
pemerintahan yang kuat.
mengakibatkan adanya tuntutan atas
akuntabilitas
transparansi
untuk
pengelolaan
perubahan internal birokrasi tersebut, Reformasi birokrasi salah satu cara
menuju
yang
yang
tepat
kepercayaan
untuk rakyat.
membangun Reformasi
terwujudnya
menjamin
sesuai
pokok
governance.
suatu
sistem
kepastian
hukum,
keterbukaan, profesional dan akuntabel
birokrasi ialah suatu usaha perubahan dalam
pemerintahan
yang
dengan
prinsip good
Prinsip
tersebut
tujuannya mengubah struktur, tingkah
memberikan pengaruh kuat dalam
laku, dan keberadaan atau kebiasaan
pemerintahan
yang sudah lama. Reformasi birokrasi
menuntut adanya perubahan-perubahan
ruang lingkupnya tidak hanya terbatas
dalam
pada proses dan prosedur, namun juga
samping
terkait perubahan pada tingkat struktur
peningkatan sumber daya manusia
dan sikap serta tingkah laku. Hal ini
aparatur yang mampu mencermati
berhubungan
berbagai perubahan paradigma akibat
dengan
yang
permasalahan bersinggungan
sistem itu,
perkembangan
Indonesia,
yaitu
pemerintahan. juga
perlu
lingkungan
Di
adanya
yang
strategis.2
dengan authority atau formal power (kekuasaan).1
Aparatur pemerintah dalam hal ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
1
Gunawan Setiardja, 1990. Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta, Kanisius.Hlm 21 2
Ibid hlm 22
Paramitha Maharani Universitas Lampung
yang diharapkan memiliki sikap yang profesional, kompeten dan akuntabel
Kesadaran akan perlunya sumber daya
yang
manusia
dapat
pemerintahan
mendukung yang
kondisi
transparan,
berkualitas,
ditindaklanjuti
dengan
efisien dengan menghormati hukum
kinerja pegawai. Salah satu strategi
yang mendorong terciptanya partisipasi
untuk menghadapi tantangan yang
dan
tidak ringan, setiap organisasi harus
Dalam
hal
dapat
berbagai
strategi
pemberdayaan.
yang
perlu
demokratis, berkeadilan, efektif dan
meningkatkan
peningkatan mutu aparatur pemerintah
mendesain
sebagai modal dasar pembangunan
organisasinya, pengelolaan manajemen
nasional, maka kinerja sumber daya
kinerja serta pendayagunaan manusia.
manusia senantiasa harus ditingkatkan
Dalam hal ini berarti mengupayakan
dan diarahkan agar bisa mencapai
agar sumber daya manusia itu mampu
tujuan yang diharapkan. Peningkatan
dan mau bekerjasama secara optimal
mutu sumber daya manusia yang
demi tercapainya tujuan organisasi.
strategis
terhadap
motivasi,
kembali
perencanaan
ketrampilan,
pengembangan
dan
Unsur sumber daya manusia dan
manajemen pengorganisasian sumber
sistem pemerintahan yang fleksibel
daya manusia merupakan syarat utama
terhadap
untuk
kemampuan
menjadi semakin menentukan bagi
bersaing dan kemandirian. Sejalan
keberhasilan pencapaian tujuan yang
dengan
diharapkan.
mewujudkan
itu
pembangunan
visi
dalam
bidang
konteks
kepegawaian
lingkungan
Salah
perubahan
satu
penyebab
keterpurukan perekonomian Indonesia
dimasa yang akan datang adalah
adalah
mempersiapkan Pegawai Negeri Sipil
kinerja
yang profesional, mampu bersaing dan
Kinerja pegawai merujuk pada tingkat
mampu mengantisipasi perkembangan
keberhasilan
dunia yang pesat diberbagai aspek
melaksanakan tugas serta upaya yang
kehidupan
mampu
dilakukan dalam mencapai tujuan yang
meningkatkan mutu pelayanan dan
telah ditetapkan. Kinerja seseorang
kinerja yang tinggi.3
dapat menjadi optimal jika didukung
sehingga
oleh 3
yang
Tantoni, 2007, Dasar dasar Hukum Kepegawaian Jakarta:Ghalia Indonesia.Hlm 41
rendahnya
penyelenggaraan
yang
yang
kuat.
dan
negara.
seseorang
kemampuan
motivasi
komitmen
dalam
baik
dan
Keberhasilan
Paramitha Maharani Universitas Lampung
kinerja pegawai sebuah organisasi
pelaksanaannya,
perubahan
dan
dipengaruhi pula oleh faktor-faktor
pembaharuan yang dilaksanakan dalam
yang mempengaruhi kinerja pegawai.
rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut
Sistem penggajian Pegawai Negeri
tidak
Sipil
Jenderal
dilaksanakan dengan baik (efektif)
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
tanpa kesejahteraan yang layak dari
Manusia
pegawai
pada
Sekretariat
belum
mendukung
mungkin
yang
akan
dapat
melaksanakannya.
tercapainya perubahan yang relatif
Perubahan dan pembaharuan tersebut
signifikan
kinerja,
dilaksanakan untuk menghapus kesan
peningkatan
Pemerintahan yang selama ini dinilai
terhadap
produktifitas
dan
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil.
buruk.
Hal ini ditunjukkan dengan pemberian gaji yang sama, baik bagi pegawai
Mengenai
berkinerja tinggi maupun pegawai
tercantum dalam Peraturan Menteri
berkinerja
Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-18
rendah.
Penerapan
gaji
pemberian
belum didasarkan pada beban kerja
KU.01.01.
yang harus ditanggung oleh masing-
Pelaksanaan
masing pegawai. Selain itu tidak
Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan
adanya sanksi terhadap pegawai yang
Kementerian Hukum dan HAM RI,
berkinerja rendah, mereka memiliki
yang
hak
sehingga
pemberian remunerasi di Kementerian
mengakibatkan belum profesionalnya
Hukum dan HAM RI, tertera dalam
kinerja pegawai negeri sipil pada
bab 2 mengenai komponen penentu
Sekretariat
besaran
yang
sama,
Jenderal
Kementerian
tahun
remunerasi
perlu
2011
Pemberian
tentang Tunjangan
diperhatikan
tunjangan
kinerja
dalam
yang
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
tercantum dalam Peraturan Menteri
Remunerasi
Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-18
pemerintahan
menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari Kebijakan
Reformasi
Dilatarbelakangi
KU.01.01. Tahun 2011.
Birokrasi.
oleh
kesadaran
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum
sekaligus komitmen pemerintah untuk
dan Hak Asasi Manusia Republik
mewujudkan clean
and
good
Indonesia Nomor M.HK-05.OT.01.01
governance.
pada
tataran
tahun 2010 tentang Organisasi dan
Namun
Paramitha Maharani Universitas Lampung
Tata Kerja Kementrian Hukum dan
Hukum
HAM
(Kemenkumham)
RI,
mulai
mencanangkan
dan
Hak
Asasi
Manusia
yang
menerima
pelaksanaan reformasi birokrasi yang
remunerasi
terfokus pada 3 pilar utama, yaitu
mempertegas mekanisme reward and
pertama
punishment.
penataan
organisasi
yang
diharapkan
Dengan
akan
pemberian
meliputi modernisasi organisasi serta
remunerasi jika masih ada PNS yang
penajaman fungsi organisasi, kedua
tidak disiplin dan profesional dalam
perbaikan tata laksana yang meliputi
melaksanakan tugas akan mendapatkan
analisa dan evaluasi jabatan, analisa
sanksi
beban kerja dan penyusunan Standart
hukum yang berlaku.
sesusai
dengan
ketentuan
Operasional Prosedur (SOP), ketiga peningkatan disiplin dan manajemen sumber daya manusia yang II. METODE PENELITIAN
meliputi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis kinerja dan peningkatan
disiplin
pengintegrasian
sistim
serta informasi
manajemen sumber daya manusia.4
Berdasarkan klasifikasi penelitian hukum baik yang bersifat normatif maupun yang bersifat empiris serta ciri-cirinya, maka pendekatan
masalah
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah: Pendekatan Mengacu pada kenyataan di atas Kementrian Hukum dan HAM telah menetapkan penting
dua
yaitu
kebijakan berupa
yang
pemberian
tunjangan kinerja atau remunerasi dan penerapan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sebagai perangkat bagi tiga pilar utama reformasi birokrasi. Lembaga Pemasyarakatan Klas I A Rajabasaa sebagai salah satu lembaga yang bertanggungjawab
melaksanakan
Reformasi birokrasi melalui sistem pemasyarakatan dibawah Kementrian
yuridis normatif dilakukan melalui studi kepustakaan, dengan cara mempelajari buku-buku, bahan-bahan bacaan literatur peraturan
perundang-undangan
menunjang
dan
berhubungan
yang sebagai
penelaahan hukum terhadap kaedah yang dianggap sesuai dengan penelitian hukum tertulis. Dan pendekatan yuridis empiris dengan Lembaga
wawancara
narasumber
Pemasyarakatan
di
Rajabasa
Penelitian normatif terhadap hal-hal yang bersifat teoritis asas-asas hukum, dasar hukum
dan
konsep-konsep
hukum.
Sumber data yang akan digunakan dalam 4
Effendi, Marwan, Problematika Remunerasi, Jakarta: Timpani Publishing, 2010, hlm. 35
penelitian ini adalah data primer dan data
Paramitha Maharani Universitas Lampung
sekunder. Data primer diperoleh dari studi
clean and good governance. Namun pada
lapangan, yaitu hasil wawancara dengan
tataran pelaksanaannya, Perubahan dan
responden, sedangkan data sekunder terdir
pembaharuan yang dilaksanakan dalam
UU dan lain-lain.
rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut tidak mungkin akan dapat dilaksanakan dengan
III. HASIL PENELITIAN
baik (efektif) tanpa kesejahteraan yang
DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan
layak dari pegawai yang mengawakinya.
Pemberian
Perubahan dan pembaharuan tersebut.
Tunjangan Remunerasi Dalam
dilaksanakan untuk menghapus kesan
Menunjang
Pegawai
Pemerintahan yang selama ini dinilai
Kementerian Hukum dan HAM
buruk. Antara lain ditandai oleh indikator6:
Kota Bandar Lampung
1. Buruknya kualitas pelayanan publik
Kinerja
(lambat,
tidak
ada
kepastian
aturan/hukum, berbelit belit, arogan, Kemajuan suatu negara harus diiringi dengan
peningkatan
pemerintah
mutu
sebagai
pembangunan
nasional,
aparatur
modal
dasar
maka
kinerja
minta dilayani atau feodal style, dsb.) 2. Sarat dengan perilaku KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) 3. Rendahnya kualitas disiplin dan etos
sumber daya manusia senantiasa harus ditingkatkan dan diarahkan agar bisa
kerja aparatur negara. 4. Kualitas
mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu
upaya
yang
dilakukan
aparatur
negara
adalah
tidak efisien. 5. Kualitas pelayanan publik yang tidak
dengan
akuntabel
Remunerasi.5
pemerintahan
adalah
Kebijakan
tidak
transparan.
Reformasi
Reformasi
signifikan terhadap kinerja lembaga
Birokrasi.
akan sanga ditentukan oleh perubahan
Dilatarbelakangi oleh kesadaran sekaligus
kultur birokrasi didalam melaksanakan
komitmen pemerintah untuk mewujudkan
tugas
5
Tantoni, 2007, Dasar dasar Hukum Kepegawaian Jakarta:Ghalia Indonesia.Hlm 32
suksesnya
birokrasi, mengingat dampak paling
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dan
Remunerasi bermakna sangat strategis terhadap
Remunerasi
pemerintahan
yang tidak produktif, tidak efektif dan
oleh
pemerintah dalam meningkatkan mutu
manajemen
6
Ibid hlm 35
pokoknya.
Sedangkan
Paramitha Maharani Universitas Lampung
keberhasilan merubah kultur tersebut. akan sangat ditentukan oleh tingkat
Hasil Wawancara dengan Nyamingun
kesejahteraan
selaku
tanpa
anggotanya.
iming-iming
sesungguhnya
Namun
Remunerasi,
Reformasi
Kepala
Bagian
Tata
Usaha
Lembaga Pemasyarakatan kelas I Rajabasa
birokrasi
menyatakan bahwa peningkatan mutu
sudah dilaksanakan sejak tahun 2002
sumber daya manusia yang strategis
yang lalu. Yaitu dengan mencanangkan
terhadap
dan melaksanakan beberapa perubahan
pengembangan
dan
pengorganisasian sumber daya manusia
pembaharuan
dibidang
ketrampilan, dan
syarat
motivasi, manajemen
instrumental, bidang struktural dan
merupakan
bidang kultural pegawai.
mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian.
utama
untuk
Sejalan dengan itu visi
Prinsip dasar kebijakan Remunerasi adalah
dalam
adil dan proporsional. Artinya kalau
kepegawaian dimasa yang akan datang
kebijakan masa lalu menerapkan pola
adalah mempersiapkan Pegawai Negeri
sama rata (generalisir). Maka dengan
Sipil yang profesional, mampu bersaing
kebijakan Remunerasi, besar penghasilan
dan mampu mengantisipasi perkembangan
(reward) yang diterima oleh seorang
dunia
pejabat akan sangat ditentukan oleh bobot
kehidupan sehingga mampu meningkatkan
dan
mutu pelayanan dan kinerja yang tinggi.8
harga
jabatan
yang
konteks
yang
pembangunan
pesat
diberbagai
bidang
aspek
disandangnya.(dni/cnj) Secara garis besar
Hasil Wawancara dengan Hamka selaku di
yang mendasari munculnya kebijakan
Lembaga
remunerasi bagi pegawai negeri adalah
Rajabasa, menyatkan bahwa kesadaran
dalam Amanat Undang-undang No. 43
akan perlunya sumber daya manusia yang
tahun 1999 tentang Kepegawaian bahwa
berkualitas, perlu ditindaklanjuti dengan
system penggajian Pegawai Negeri adalah
berbagai strategi yang dapat meningkatkan
berdasarkan merit yang disebutkan dalam
kinerja pegawai. Salah satu strategi untuk
Pasal 7 Ayat 1 menyatakan Setiap Pegawai
menghadapi tantangan yang tidak ringan,
Negeri berhak memperoleh gaji yang adil
setiap organisasi harus mendesain kembali
dan layak sesuai dengan beban pekerjaan
perencanaan organisasinya, pengelolaan
dan tanggungjawabnya.7
manajemen kinerja serta pendayagunaan
7
8
Muwwardi 2009. Remunerasi dan Keadilan Masyarakat Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.Hlm 46
Pemasyarakatan
kelas
Berdasarkan hasil awancara dengan narasumber tanggal 20 November 2013 Pukul 11.00 di Lembaga Pemasyarakatan kelas I Rajabasa
I
Paramitha Maharani Universitas Lampung
manusia.
Dalam
hal
ini
berarti
penyebab
belum
tercapainya
mengupayakan agar sumber daya manusia
kesejahteraan PNS secara
itu mampu dan mau bekerjasama secara
merata.
optimal
terhadap
demi
tercapainya
tujuan
organisasi.9
Berbagai
layak
sorotan
gaji PNS,
keluhan PNS sendiri,
dan
dilontarkan
mulai sampai
dari dengan
akibat-akibat yang ditimbulkan oleh masih Unsur sumber daya manusia dan sistem
kecinya
pemerintahan
diterima PNS.10
yang
fleksibel
terhadap
kesejahteraan
yang
lingkungan perubahan menjadi semakin menentukan bagi keberhasilan pencapaian
Hasil Wawancara dengan Haris selaku di
tujuan yang diharapkan. Beberapa pakar
Lembaga
menyatakan bahwa salah satu penyebab
Rajabasa, menyatkan bahwa Bagi suatu
keterpurukan
Indonesia
organisasi, gaji merupakan salah satu
adalah rendahnya komitmen dan kinerja
pengeluaran atau biaya untuk penggunaan
penyelenggaraan negara. Kinerja pegawai
tenaga kerja. Oleh karena itu, sistem balas
merujuk
keberhasilan
jasa dapat dilihat sebagai suatu sistem
seseorang dalam melaksanakan tugas serta
yang berada pada hubungan timbal balik
upaya yang dilakukan dalam mencapai
antara organisasi dengan pegawai. Selain
tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
itu, organisasi selalu mengaitkan antara
seseorang dapat menjadi optimal jika
balas jasa dengan kuantitas, kualitas dan
didukung oleh kemampuan yang baik dan
manfaat
motivasi yang kuat. Keberhasilan kinerja
dipersembahkan
pegawai sebuah organisasi dipengaruhi
organisasi
pula
pencapaian organisasi, yang pada akhirnya
perekonomian
pada
tingkat
oleh
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kinerja pegawai.
akan
Pemasyarakatan
balas
yang
jasa
kelas
/
gaji
pegawai akan
mempengaruhi
I
yang kepada
mempengaruhi
kelangsungan
organisasi. Dari sisi pegawai, balas jasa Komitmen dan kinerja yang rendah dari
dilihat sebagai sarana pemenuhan berbagai
penyelenggara
kebutuhan
negara
antara
lain
disebabkan rendahnya gaji yang diterima. Minimnya
gaji
yang
hidupnya,
terutama
hidup
sehari-hari.11
diterima
oleh PNS diindikasikan sebagai salah satu 10
9
Berdasarkan hasil awancara dengan narasumber tanggal 21 November 2013 Pukul 11.00 di Lembaga Pemasyarakatan kelas I Rajabasa
Muwwardi 2009. Remunerasi dan Keadilan Masyarakat Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.Hlm 50 11 Berdasarkan hasil awancara dengan narasumber tanggal 21 November 2013 Pukul 11.00 di Kantor
Paramitha Maharani Universitas Lampung
sederhana lagi bisa kriteria pemberian Pertimbangan
diberikannya
remunerasi
adalah :
berdasarkan Jabatan Struktural, Jabatan Fungsional dan Golongan (bagi PNS Fungsional
1. Besarnya
gaji
kurang
memenuhi
Umum).
Atau
idealnya
berdasarkan job grading.
kebutuhan untuk hidup layak (terendah Rp760.500 dan tertinggi Rp2.405.400); 2. Gaji
PNS
kurang
kompetitif
di
bandingkan dengan gaji di sektor swasta,
khususnya
untuk
tingkat
manajer dan pimpinan;
sistem remunerasi dan merupakan salah satu implementasi atau penerapan hasil dari
3. Besarnya gaji tidak memenuhi prinsip “equity” karena gaji tidak dikaitkan dengan kompetensi dan prestasi, namun didasarkan pada pangkat dan masa kerja; 4. Struktur
Sistem penggajian merupakan bagian dari
manajemen
kinerja.
Remunerasi
sendiri memiliki pengertian sebagai setiap bentuk imbalan (reward) yang diterima pegawai sebagai akibat dari kinerja-kinerja tugas
dalam
organisasi,
termasuk
diantaranya hadiah, penghargaan atau gaji
kurang
mendorong
motivasi kerja karena jarak antara gaji terendah dan gaji tertinggi terlalu pendek (ratio 1:3,3) sehingga kenaikan pangkat hanya diikuti dengan kenaikan penghasilan dalam jumlah yang tidak berarti 5. Tunjangan jabatan struktural yang besar
promosi jabatan. Kinerja sendiri tidak dapat dicapai secara optimal apabila remunerasi
diberikan
proposional.
tidak
Pendekatan
secara melalui
pengembangan remunerasi ini dikenal sebagai
cara
mengurangi
yang biaya
efektif dan
untuk
menambah
produktifitas pegawai.12
menimbulkan kompetisi yang tidak sehat. Kriteria pemberian remunerasi dilakukan melalui dua kriteria yakni Kriteria yang linier dengan kriteria Beban Kerja adalah Tempat Bertugas, Kondisi Kerja atau berdasarkan kelangkaan profesi. Lebih
Kenaikan gaji hanya akan efektif jika dilaksanakan bersamaan dengan penerapan manajemen kepegawaian yang berorientasi pada kinerja, sehingga ada kejelasan tentang apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing pegawai, 12
Kementerian Hukum dan Ham Kota Bandar Lampung
Jatmiko, 2011, Problematika Remunerasi . Bandung : Pustaka Ilmu. Hlm 58
Paramitha Maharani Universitas Lampung
serta ukuran/target kinerja yang bagaimana
berkembang menjadi perilaku dan budaya
yang harus dicapai, dengan demikian
dari aparat pemerintahan.
setiap pegawai memahami bahwa untuk mendapatkan
imbalan
tertentu
harus
Aparat pemerintahan melakukan korupsi
mencapai kinerja tertentu pula. Dengan
secara terbuka misalnya dengan meminta
pengembangan sistem remunerasi pegawai
"uang administrasi atau uang rokok" dari
yang berdasarkan pada beban kerja dan
warga
tanggung jawab masing-masing pegawai
pelayanan. Perilaku korupsi ini diterima di
serta kinerja pegawai maka diharapkan
masyarakat sebagai suatu hal yang normal
dapat
dan wajar karena gaji pegawai negeri sipil
mengurangi
penyalahgunaan
terjadinya
kewenangan
berupa
masyarakat
yang
memerlukan
yang tidak mencukupi.
tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan
pemerintahan,
karena good
KKN merupakan ciri yang menonjol pada
governance erat kaitannya dengan moral
birokrasi yang buruk saat ini terutama di
individu.13
Indonesia. Hampir setiap hari media massa baik
elektronik
maupun
Buruknya kualitas pelayanan publik juga
memberitakan
ditunjukkan pada beberapa jenis layanan
dilakukan oleh para aparat pemerintahan.
publik masih ditemukan adanya praktek
Korupsi dilakukan secara berjamaah dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
mulai level pegawai terendah sampai
Kondisi ini terjadi karena adanya beberapa
dengan pegawai level tertinggi di setiap
situasi
unit pemerintah. Akhir-akhir ini tidak
yang
mempengaruhi
aparat
korupsi
jarang
sisi aparat pemerintahan memiliki tingkat
tertangkap
penghasilan yang rendah dan di sisi yang
KKN. Beberapa diantaranya sudah dijatuhi
lain dihadapkan dengan tingkat kebutuhan
hukuman penjara, sedang sebagian yang
yang tinggi. Hal ini mendorong aparat
lainnya masih dalam proses. Korupsi
pemerintahan untuk melakukan KKN guna
dalam pelayanan publik sudah menjadi
memenuhi kebutuhannya. Pada awalnya
praktek sehari-hari di
perilaku ini merupakan upaya darurat
bahkan sudah terlembaga yang melibatkan
untuk memenuhi kebutuhan yang tidak
semua pihak yang terkait yang saling
tercukupi. Tetapi pada tahap selanjutnya
menjaga rahasia dan saling melindungi.
Ibid hlm 60
pejabat-pejabat
yang
pemerintahan melakukan KKN. Di satu
13
terlihat
kasus
cetak
tangan
sedang
tinggi
melakukan
Indonesia dan
Paramitha Maharani Universitas Lampung
Persoalan
korupsi
adalah
masalah
melaksanakan tugas yang dipercayakan
struktural dan berhubungan dengan sistem
kepadanya.
birokrasi. Sikap korup timbul karena gaji
Negeri Sipil yang adil dimaksudkan untuk
yang masih rendah, adanya iming-iming
mencegah kesenjangan kesejahteraan, baik
uang yang ditawarkan dalam jumlah yang
antara Pegawai Negeri Sipil maupun
besar kepada aparat, dan posisi kerja yang
antara Pegawai
tidak sesuai dengan kemampuan. Faktor
swasta.
kebutuhan hidup yang semakin besar dan
dimaksudkan
godaan yang ada juga menjadi pemicu
terpenuhinya kebutuhan pokok. Selain itu,
korupsi. Dengan dasar seperti itu, maka
gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri
remunerasi yang diterima oleh pegawai
Sipil
akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
produktivitasnya yang pada akhirnya dapat
secara adil dan layak. Di dalam penelitian
meningkatkan tingkat pelayanan kepada
ini,
masyarakat.14
hanya
difokuskan
pada
sitem
Pengaturan
gaji
Pegawai
Negeri Sipil dengan
Sedangkan
gaji
yang
untuk
harus
layak
menjamin
mampu
memacu
remunerasi Pegawai Negeri Sipil tanpa dikaitkan dengan masalah korupsi, kolusi
Adapun pelaksanaan remunerasi untuk
dan nepotisme karena masalah tersebut
pegawai negeri sipil di Kementrian Hukum
memerlukan penelitian khusus.
dan Ham Kota Bandar Lampung adalah dengan memperhatikan prinsip sistem
Pada tataran normatif gaji Pegawai Negeri
remunerasi
Sipil tercantum di dalam Undang-Undang
harus mempertimbangkan secara seimbang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan
imbalan yang diberikan kepada input dan
atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
output.
1974 tentang pokok-pokok kepegawaian
bagaimana seseorang melakukan sesuatu
yang mengemukakan bahwa struktur gaji
pekerjaan untuk dapat mencapai tujuan
Pegawai Negeri Sipil yang harus dipenuhi
kinerja.
adalah struktur gaji yang adil dan layak.
kompetensi apa yang perlu dikuasai oleh
Gaji yang adil dan layak adalah bahwa gaji
orang
Pegawai
mampu
diberikan imbalan untuk kompetensi apa
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya,
yang telah dikuasai oleh orang tersebut
sehingga Pegawai Negeri Sipil yang
sesuai dengan yang dipersyaratkan.15
Negeri
Sipil
harus
yang
Input
Hal
tersebut.
berbasis
dalam
ini
hal
kompetensi
ini
berkaitan
Untuk
adalah
dengan
itulah,
bersangkutan dapat memusatkan perhatian, pikiran,
dan
tenaganya
hanya
untuk
14 15
Effendi, Marwan, Op Cit, hlm. 35
perlu
Paramitha Maharani Universitas Lampung
Begitu juga dengan output, adalah apa
relatif jabatan dalam organisasi,
hasil kerja yang dicapai oleh orang
yang
tersebut dalam pekerjaannya. Output ini
pengetahuan/kemampuan,
adalah target kinerja yang dihasilkan oleh
pemecahan
orang tersebut, sehingga perlu diberikan
tanggungjawab.
imbalan apabila orang tersebut mampu
kompetensi dibawa
Individual yang
oleh
berbasis
adalah
dimiliki
sistem kinerja
dan
remunerasi (performance-
based), menambahkan pada sistem
dan
tradisional,
berupa
remunerasi
untuk
berdasarkan kinerja yaitu manfaat
melakukan pekerjaannya seperti
ekonomis yang dihasilkan untuk
yang dipersyaratkan. Faktor ini
organisasi (output organisasi).
biasanya
orang
dari
masalah,
b. Sementara
untuk mencapainya.yang terdiri dari : 1. Kompetensi
diukur
diperhitungkan
imbalan
sebagai
dalam
Hal
yang
harus
diperhatikan
ketika
tambahan
merancang sistim remunerasi
pendapatan yang diterima dalam
a. Asas adil dan proposional.
bentuk tunjangan atau insentif.
Adil yang dimaksud adalah obyektivitas
2. Kinerja adalah prestasi atau hasil
dalam menetapkan nilai nominal dan harus
kerja yang ditunjukkan baik secara
sesuai
individu, tim ataupun organisasi,
memertimbangkan:
yang
berhasil
kinerja
yang
mencapai
target
ditetapkan
oleh
dengan
proporsi
seperti
1) Tanggungjawab 2) Jabatan yang diemban
organisasi. Faktor ini biasanya
Nilai dari kontribusi yang diberikan oleh
diperhitungkan
fungsi jabatan atau posisi bagi organisasi,
dalam
imbalan
dalam bentuk insentif atau bonus.
yang umumnya dapat dilihat dari 3 (tiga) hal
Sistem remunerasi ada 2, yaitu : a. Sistem
tradisional,
hanya
memberikan
remunerasi
tuntutan
kemampuan,
pemecahan masalah dan tanggungjawab
remunerasi
biasanya
yaitu,
berdasarkan
1) Jenis pekerjaan 2) Prestasi kerja pegawai
jabatan
3) Resiko pekerjaan yang dihadapi
atau peran dalam organisasi, yang sering
disebut
organisasi.
sebagai
Dalam
sistem
input
Adil tidak boleh diartikan dalam konteks
ini,
bahwa setiap pegawai menerima upah atau
remunerasi sesuai dengan bobot
gaji
yangharus
sama
namun
Paramitha Maharani Universitas Lampung
memertimbangkan dari dua sisi yaitu
diperhitungkan dalam imbalan sebagai
kondisi perusahaan dan kebutuhan pekerja.
tambahan pendapatan yang diterima dalam
Di sisi perusahaan, adil berkaitan dengan
bentuk tunjangan atau insentif.
kondisi
keuangan
perusahaan
dan
kecenderungan pasar dimasa mendatang.
e. Transparan
Sedangkan disisi pekerjanya, adil adalah
Artinya
tercukupinya
dapat
penetapan gaji dan tunjangan, menetapkan
memenuhi kebutuhan pekerja maupun
syarat kenaikannya yang masing-masing
keluarganya.16
harus diketahui dan mudah dipahami oleh
b. Layak dan wajar
pekerja atau pegawai. Tetapi harus diingat
Hal ini dimaksudkan bahwa remunerasi
bahwa pemberian atau tingkat remunerasi
yang diberikan harus layak dan wajar, dan
yang berlaku di tiap perusahaan berbeda
tentunya saling menguntungkan kedua
satu dengan lainnya
belah pihak, baik dari perusahaan maupun
Syarat
pekerjanya. Namun yang harus diakui
Lembaga
bahwa ada parameter yang digunakan
Rajabasa Bandar Lampung adalah :
pendapatan
yang
untuk menetapkan upah dan gaji pegawai
adanya
keterbukaan
mendapatkan
remunerasi
Pemasyarakatan
1. Mendapatkan
dalam
Kelas
Form
di IA
Registrasi
di perusahaan yaitu ketentuan normative
pengisian yang didapat dari Lapas
yang ditetapkan oleh peraturan perundang-
tempat bekerja
undangan.
Ketentuan
normative
yang
2. Melampirkan
SK
pengangkatan
dimaksus ialah batasan minimal yang tidak
PNS yang dimiliki yang telah
boleh dilanggar.
diperiksa oleh Kasubbag Lapas
c. Sistem merit
3. Melampirkan surat keterangan dari
Remunerasi diberikan kepada pekerja
Kalapas
berdasarkan
remunerasi
kinerja
kerja
pegawai
dievaluasi dan dinilai dengan mengacu
4. Mengisi
tentang
pengajuan
berkas-berkas
pada parameter penilaian kinerja.
Administrasi dari Kasubbag dan
d. Bersifat kompetitif
Kasubid Lapas setempat
Maksudnya
yang
5. Melakukan pengisian data diri
dimiliki dan dibawa oleh orang untuk
yang dikumpulkan secara kolektif
melakukan pekerjaannya
seperti
di Kanwil Kemenkumham Provinsi
dipersyaratkan.
ini
16
adalah
kompetensi
Faktor
yang
biasanya
Effendi, Marwan, Op Cit, hlm. 35
Lampung
Paramitha Maharani Universitas Lampung
B. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pemberian
Tunjangan
mengatur suatu sistem yang wajar dan dapat digunakan.
Remunerasi Dalam Menunjang
Merancang
Kinerja
merupakan suatu proses yang kompleks.
Pegawai
Pemasyarakatan
Lembaga Kelas
IA
program
Remunerasi
Ini bukan hanya melakukan penelitian gaji dan menempatkan bilangan pada selembar
Rajabasa Bandar Lampung
formulir. Di masa lalu, mereka yang Remunerasi adalah satu subjek manajemen
mengurusi Remunerasi harus memahami
sumber
proses
daya
manusia
yang
kerap
perencanaan,
proyeksi,
dan
dibicarakan oleh setiap orang. Terkadang
pengaturan. Mereka juga harus terbiasa
sulit untuk melibatkan manajer dalam
dengan
pembelajaran
pelatihan,
tambahan,
hubungan
mengumpulkan data dari banyak sumber
perekrutan,
perencanaan, atau
program
karyawan. Tetapi meninjau
jika
atau
Saudara
merevisi
akan
dan
prosedur
statistik
Sebagai
harus
mampu
mereka
mengatur
data
menjadi
struktur
sistem
sehmgga setiap orang dapat memahami
Remunerasi, maka akan banyak orang
dan menggunakannya. Struktur tersebut
yang berharap ikut di dalamnya. Ini cukup
harus memenuhi kebutuhan yang layak
beralasan. Setiap orang, tidak peduli
dan permintaan karyawan dan manajer dan
seberapa berbakatnya atau terbatasnya,
juga sesuai dengan filosofi organisasi dan
memahami dua faktor dalam kehidupan:
kemampuannya
penderitaan
Orang
Semuanya ini tidak dapat dicapai melalui
melihat pembayaran mereka sebagai satu
metode sembarangan. Ini memerlukan
atau yang lainnya. Kebanyakan orang
pengembangan suatu sistem. Seperti yang
dapat menggunakan lebih banyak uang dan
telah
ketika seseorang membahas uang, mereka
memahami nilai uang dalam kehidupan
biasanya
mereka.
dan
kenikmatan.
sangat
berhasrat
untuk
kita
untuk
bahas
membayar.
sebelumnya,
Orang-orang
orang
boleh
jadi
membicarakannya. Orang ingin mencoba
melakukan banyak tindakan manajerial
memengaruhi untuk mendapatkan bagian
yang tidak keliru, namun ketika berurusan
yang
dengan
lebih
besar,
atau
setidaknya
pembayaran
melindungi yang mereka miliki. Tantangan
sangat cermat.
untuk
Dalam
seorang
manajer
penggajian
organisasi
mereka
masa
menjadi
kini,
yang
bukanlah membuat orang tertarik pada
berubah-ubah dan lebih informal struktur
sistem,
pekerjaan
tetapi
mengembangkan
dan
sedang
berubah.
Sistem
Paramitha Maharani Universitas Lampung
Remunerasi tradisional yang strukturnya
dengan
rumit tidak disukai karena tidak sesuai
Kementerian Hukum dan HAM Kota
dengan
Bandar
perkembangan
zaman.
Ahli
peningkatan
kinerja
Lampung.
pegawai
Remunerasi
profesional penggajian harus meniadi lebih
lingkungan
tanggap
bahwa
HAM Kota Bandar Lampung adalah
membutuhkan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dan
pekerjaan
fleksibel.
saat
ini
Jelas
Kementerian
dari
mengharuskan orang untuk menghabiskan
Reformasi Birokrasi yang tertuang dalam
lebih banyak waktu pada kerja sama tim
Pedoman Umum Reformasi Birokrasi,
dan
sebagaimana
Oleh
karena
itu,
job
Reformasi
dan
kompetensi. Bentuk organisasi yang baru
proyek.
Kebijakan
Hukum
di
diatur
dalam
birokrasi.
Peraturan
description yang lama yang berkaitan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
dengan tingkat pembayaran mulai menjadi
Negara
Nomor:
usang. Setelah mulai muncul sistem baru,
tentang
Pedoman
muncul
Birokrasi, adalah proses menata ulang,
kebutuhan
mendesak
untuk
PER/M.PAN/12/2007 Umum
Reformasi
memonitor dan mengukur secara objektif
mengubah,
hasil kerja sistem.
menyempurnakan birokrasi agar menjadi
Dengan menyelidiki proses dari awal
lebih baik (profesional, efisien, efektif dan
hingga sistem Remunerasi dan hasilnya,
produktif), baik dari aspek Kelembagaan,
seseorang dapat menemukan petunjuk
aspek Sumber Daya Manusia Aparatur
untuk
(SDM), aspek Ketatalaksanaan, maupun
melakukan
kekeliruan
terjadi
penilaian. ketika
Potensi dilakukan
memperbaiki
dan
aspek Pengawasan.
pengukuran kegunaan dan hasil dari sistem dan ketika menyiratkan bahwa ini diseja-
Hal ini tentu sejalan dengan visi dan misi
jarkan
atau
Reformasi Brokrasi Kementerian Hukum
efektivitas departemen Remunerasi. Pada
dan HAM Kota Bandar Lampung, dalam
satu sisi ini benar, pada sisi lain ini tidak
salah
benar. Poin ini penting dan masalahnya
Kementerian Hukum dan HAM Kota
cukup kompleks sehingga kita butuh
Bandar
waktu untuk menentukan dasar pemikiran
relokasi
kriteria pengukuran yang berbeda.
Sumber Daya Manusia termasuk perbaikan
Peningkatan Kinerja Pegawai Negeri Sipil,
sistem remunerasi. Program remunerasi
mengangkat permasalahan tentang sejauh
bermakna
sangat
mana keterkaitan pelaksanaan remunerasi
suksesnya
Reformasi
dengan
produktivitas
satu
misi
Lampung dan
reformasi
adalah
meningkatkan
strategis
Brokrasi
melakukan kualitas
terhadap
Birokrasi
di
Paramitha Maharani Universitas Lampung
lingkungan
Kementerian
dan
berlaku. Pelaksanaan sistem remunerasi
HAM Kota Bandar Lampung, hal ini
untuk pegawai Kementerian Hukum dan
mengingat
signifikan
HAM Kota Bandar Lampung diharapkan
terhadap kinerja lembaga akan sangat
nantinya sistem remunerasi yang berlaku
ditentukan oleh perubahan kultur lembaga
sudah berfungsi
Kementerian Hukum dan HAM Kota
“reward
Bandar Lampung dalam melaksanakan
perlakuan
tugas pokok dan fungsinya di bidang
proporsional terhadap pegawainya.
dampak
Hukum
paling
sebagai
bagian dari
system” yang mencerminkan organisasi
yang
adil
dan
penuntutan dan tugas-tugas lain yang diamanatkan
oleh
undang-undang.
Remunerasi
diharapkan
Sedangkan keberhasilan merubah kultur
dapat menjadi motivasi
tersebut, sangat ditentukan oleh tingkat
meningkatkan
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil di
dan kinerja
lingkungan
pada peningkatan kepercayaan masyarakat
Kementerian
Hukum
dan
HAM Kota Bandar Lampung.
dalam
semangat
kerja pegawai
organisasi yang berdampak
kepada instansi Kementerian Hukum dan HAM
yang akhir-akhir ini menurun
Walaupun disadari hal ini bukanlah satu-
drastis. Program remunerasi bermakna
satunya
barometer
sangat
tingkat
keberhasilan,
dalam
mengukur
namun
sangat
strategis
Reformasi
terhadap
Birokrasi
di
suksesnya Kementerian
menentukan disebabkan sistem penggajian
Hukum dan HAM Kota Bandar Lampung,
yang diterapkan sekarang bagi pegawai
hal
negeri sipil sangat dirasakan tidak adil dan
signifikan terhadap kinerja lembaga akan
tidak dapat memacu peningkatan kinerja
sangat ditentukan oleh perubahan kultur
dan
lembaga Kementerian Hukum dan HAM
produktivitas
sebagaimana
yang
ini
mengingat
Kota
yang
rata
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
(generalisir), sudah dapat dipastikan tidak
di bidang penuntutan dan tugas-tugas lain
akan
dan
yang diamanatkan oleh undang-undang.
produktivitas yang diharapkan atau dicita-
Sedangkan keberhasilan merubah kultur
citakan.
Pegawai
tersebut, sangat ditentukan oleh tingkat
Negeri Sipil yang profesional, produktif,
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil di
akuntabel diperlukan adanya perubahan
Kementerian Hukum dan HAM Kota
total terhadap sistem penggajian yang
Bandar Lampung.
mencapai
Untuk
pola
sasaran
sama
kinerja
terwujudnya
Lampung
paling
diharapkan, artinya sistem penggajian menerapkan
Bandar
dampak
dalam
Paramitha Maharani Universitas Lampung
nantinya harus menandatangani “Pakta Sistem
Remunerasi mencerminkan
perlakuan
organisasi
proporsional Keadilan
yang
terhadap
dan
adil
dan
pegawainya.
proporsional
dirumuskan
melalui
hasil
kinerja, besar
penghasilan
Integritas”. Pelanggaran terhadap “Pakta Integritas” dapat mengakibatkan seorang pegawai
kehilangan
tersebut
kepegawaiannya.
evaluasi
besarnya
(gaji)
yang
Dengan
tunjangan
status demikian,
kinerja
bersifat
fluktuatif tergantung kinerja pegawai yang
diterima oleh seorang pejabat akan sangat
bersangkutan. Penilaian
ditentukan oleh bobot dan harga jabatan
dilakukan secara obyektif dapat menjadi
yang dijabatnya. Komponen remunerasi
salah satu sarana untuk melakukan proses
cukup
promosi atau mutasi.
fleksibel
sehingga
mampu
kinerja
yang
merespon perubahan dan perkembangan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan
Banyak
sederhana
kompleks)
peningkatan kinerja, antara lain yang
sehingga mudah untuk dikelola dan mudah
paling menonjol adalah disiplin kerja dan
untuk dimengerti. Sehingga akan mampu
motivasi kerja. Sedangkan faktor-faktor
memotivasi dan meningkatkan dedikasi
yang dapat mempengaruhi motivasi kerja
serta rasa memiliki pegawai terhadap
antara lain adalah gaji yang diterima;
institusinya. Dengan motivasi dan dedikasi
insentif; perhatian harga diri pegawai;
yang baik, maka pegawai akan bersedia
pemenuhan kebutuhan rohani; partisipasi
untuk melakukan yang terbaik, bahkan
dan penempatan pegawai; rasa aman
diluar tanggung jawabnya demi kemajuan
terhadap pekerjaan; dan perhatian terhadap
institusi.
lingkungan pekerjaan. Pemberian motivasi
(tidak
terlalu
faktor
yang
mempengaruhi
ini memang dirasa penting karena dapat Tunjangan
kinerja
memotivasi
diberikan
kinerja,
profesionalisme,
dan
untuk
integritas,
memberikan daya pendorong bagi pegawai dalam menjalankan pekerjaannya.
produktivitas
pegawai Kementerian Hukum dan HAM .
Motivasi eksternal dapat berbentuk sistem
Oleh karena itu jumlah tunjangan kinerja
promosi, sistem penilaian prestasi kerja,
sangat bergantung pada kinerja masing-
imbalan gaji, sistem pensiun dan jaminan
masing individu. Sebagai prasyarat untuk
hari tua dan berbentuk kesejahteraan lain,
layak
sedangkan
menerima
tunjangan
kinerja,
pegawai Kementerian Hukum dan HAM
berdasar
motivasi rangsangan
adalah dalam,
motivasi yaitu
Paramitha Maharani Universitas Lampung
dorongan-dorongan yang bersifat nurani
hukum dan hamdalam menangani
dalam
Ekaprasetya
perkara, jika jumlah perkara di
Pancakarsa, nilai-nilai agama, nilai-nilai
daerahnya sangat kecil. Hal ini
luhur
dapat
perlu pemikiran lebih seksama dan
membentuk motivasi dan perilaku yang
perlu dicari jalan keluarnya (meski
produktif, manfaat dalam karya nyata.
untuk pegawai yang ditugaskan di
Ditinjau dari motivasi internal bahwa
daerah sulit, rawan konflik dan
manusia sebagai makhluk hidup akan
sebagainya mendapatkan tunjangan
bersedia memberikan yang terbaik pada
kompensasi).
diri
bangsa,
pribadi.
pengamalannya
dirinya, waktunya, tenaganya, keahliannya
- Remunerasi
untuk
kepentingan
dan keterampilannya apabila ia diyakinkan
organisasi mempunyai arti penting
bahwa ia akan diberi balas jasa yang
dan mendapat perhatian serius
setimpal
karena
dengan
jasa-jasa
yang
diberikannya.
remunerasi
merupakan
suatu dorongan motivasi dalam meningkatkan
semangat
kerja
Pelaksanaan program remunerasi saat ini
karyawan yang dengan sendirinya
masih
meningkatkan kinerja organisasi.
banyak
ditemui
permasalahan,
antara lain17:
- Minimnya pengawasan terhadap
- Perbedaan beban kerja di masing-
kinerja pegawai yang menerima
masing daerah akan mempengaruhi
remunerasi, sebab tujuan utama
tingkat penilaian kinerja, sehingga
diberikannya
akan mempengaruhi pula besar
untuk
kecilnya remunerasi yang diterima
pelayanan publik, maka dari itu
oleh
penting
Pegawai
Lembaga
remunerasi
meningkatkan
adanya
adalah mutu
pengawasan
Pemasyarakatan. Permasalahan ini
terhadap kinerja pegawai yang
akan menimbulkan kecemburuan di
telah menerima remunerasi.
antara sesama pegawai dengan pangkat dan jabatan yang sama,
Berdasarkan beberapa faktor yang menjadi
namun
permasalahan
tempat
tugas
mereka
berbeda. Apalagi pada Kementrian
Berdasarkan hasil awancara dengan narasumber tanggal 20 November 2013 Pukul 11.00 di Lembaga Pemasyarakatan kelas I Rajabasa
pemberian
remenunerasi Pegawai Negeri Kementrian Hukum
17
pada
dan
Lampung pemerintah
Ham
perlu
di
Kota
adanya
dalam
Bandar
keseriusan
menanggulangi
Paramitha Maharani Universitas Lampung
permasalahan remunerasi
remenunerasi
diharapkan
dapat
dan berjalan
dikuasai oleh orang tersebut sesuai dengan yang dipersyaratkan.
sesuai dengan tujuannya yakni untuk semakin
bisa
meningkatkan
mutu
2. Pelaksanaan program remunerasi
pelayanan kepada masyrakat bukan untuk
saat ini masih banyak ditemui
disalahgunakan.
permasalahan, antara lain : 1) Perbedaan beban kerja di masingmasing daerah akan mempengaruhi tingkat penilaian kinerja, sehingga
IV. PENUTUP
akan mempengaruhi pula besar kecilnya remunerasi yang diterima
4.1. Simpulan dan
oleh Pegawai Kementrian Hukum
pembahasan maka dapat diambil simpulan
dan Ham khususnya di Lembaga
sebagai berikut:
Pemasyarakatan kelas I Rajabasa
Berdasarkan
1.
hasil
Pelaksanaan
penelitian
remunerasi
untuk
2) Remunerasi
untuk
kepentingan
pegawai negeri sipil di Kementrian
organisasi mempunyai arti penting
Hukum dan Ham Kota Bandar
dan mendapat perhatian serius
Lampung
karena
adalah
memperhatikan remunerasi
prinsip yang
kompetensi
dengan sistem berbasis harus
mempertimbangkan
secara
remunerasi
merupakan
suatu dorongan motivasi dalam meningkatkan
semangat
kerja
karyawan yang dengan sendirinya meningkatkan kinerja organisasi.
seimbang imbalan yang diberikan kepada input dan output. Input
4.2. Saran
dalam hal ini adalah bagaimana
1. Pemberian
seseorang
melakukan
sesuatu
remunerasi
pegawai/karyawan
harus
kepada berprinsip
pekerjaan untuk dapat mencapai
adil dan layak. Prinsip “adil” dan
tujuan kinerja. Hal ini berkaitan
“layak” harus mendapat perhatian
dengan kompetensi apa yang perlu
dengan sebaik-baiknya supaya balas
dikuasai oleh orang tersebut. Untuk
jasa yang diberikan merangsang gairah
itulah, perlu diberikan imbalan
dan kepuasan kerja karyawan.Adil
untuk kompetensi apa yang telah
dalam hal ini bukan berarti setiap pegawai/karyawan
menerima
Paramitha Maharani Universitas Lampung
remunerasi
yang
sama
besarnya.
Besarnya jumlah remunerasi adalah
Henry
Simamora,
1997,
berdasarkan prestasi kerja, beban kerja
Sumber
dan besar tanggung jawabnya yang
YKPN: Yogyakarta
terakumulasi
dalam
analisa
Daya
Manajemen
Manusia,
STIE
beban
kerja. Prinsip adil ini mempunyai resiko bagi pegawai/karyawan yaitu
Jatmiko, 2011, Problematika Remunerasi . Bandung : Pustaka Ilmu.
mendapat hukuman yang tegas bagi pegawai/karyawan
yang melakukan
ketidakdisiplinan
atau
penyimpangan
atau
melakukan
penyelewengan
Luminto
2007,
Kualitatif.
Metode
Penelitian
Bandung:PT
Remaja
Dasar
Hukum
Rosdakarya.
dalam melaksanakan tugasnya. Prinsip layak dan wajar bahwa remunerasi yang
diterima
dapat
memenuhi
kebutuhannya pada tingkat normatif
Tantoni,
2007,
Kepegawaian
dasar
Jakarta:Ghalia
Indonesia.
yang ideal yaitu harus sesuai dengan tingkat prestasi kerjanya dan tingkat kebutuhan hidupnya.
Muin Fahmal, 2009. Asas-asas Umum Pemerintahan yang Layak dalam
2. Mengoptimalkan mekanisme kontrol yang efektif, antara lain melalui sistem
Mewujudkan
Pemerintahan
yang
Bersih, UI-Press, Yogyakarta.
pengawasan melekat dan pengawasan fungsional di setiap satuan kerja sebagai
salah
satu
upaya
dalam
Mukhlis ,2010, Sistem Pelayanan Publik, Jakarta: Timpani Publishing,
melakukan evaluasi kinerja di setiap Muwwardi
satuan kerja
2009.
Keadilan
Remunerasi
Masyarakat
dan
Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama. DAFTAR PUSTAKA
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Gunawan
Setiardja,
Hukum
dan
Pembangunan
1990.
Dialektika
Moral
dalam
Masyarakat
Indonesia, Yogyakarta, Kanisius.
1998
Paramitha Maharani Universitas Lampung
Safaruddin
,2007,
Pengantar
Hukum
Administrasi Negara . Jakarta : Kencana
Spardly dan Fasial, 2001, Metodologi Penelitian Sosial, Format- format Kuantitatif dan Kualitatif.
Pustaka
Binaman Prasend. Jakarta Soerjono
Soekanto,
Hukum
dan
1982.
Kesadaran
Kepatuhan
Jakarta, Rajawali Press
Hukum,