VI
PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. MEDCO INTIDINAMIKA DENGAN PETANI PADI SEHAT
6.1. Gambaran Umum Kemitraan Kemitraan antara petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes dengan PT. Medco Intidinamika berawal pada tahun 2010. Pada saat itu petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes baru mengembangkan padi sehat dan sedang mencari pasar untuk menjual hasil produksinya karena belum ada pembeli khusus padi sehat. Pada saat itu juga PT. Medco Intidinamika melalui divisi Business Development Department sedang melakukan proyek yang bernama Medco Pure Farming (MPF). Proyek ini merupakan penjualan produk pertanian organik, salah satunya beras organik (sehat), sehingga MPF membutuhkan pasokan beras organik (sehat) langsung dari petani. Pada tahun 2010, kemitraan yang berlangsung belum menggunakan kontrak tertulis karena masih melakukan negosiasi kedua pihak. Baru pada awal tahun 2011, kemitraan dilaksanakan dengan kontrak tertulis. Sebelumnya proyek MPF telah dilaksanakan dengan melakukan kemitraan dengan dua gapoktan di Cianjur dan telah menjadi tempat penangkaran benih yang sedang dikembangkan oleh MPF. Benih ini diberinama Suhana dengan varietas sintanur dan inpari 13. Pada akhir tahun 2012 ini, proyek MPF akan dievaluasi (assessment) oleh perusahaan, apakah dapat dilanjutkan menjadi unit bisnis dengan kemungkinan berdiri sendiri atau dengan investor (go with) atau proyek berhenti (no go). Sebelum berjalannya kemitraan, perusahaan mitra melakukan seleksi kelompok tani yang akan dijadikan mitra oleh supervisor di lapang. Dengan melakukan prosedur tahapan seleksi, akhirnya Gapoktan Mekar Tani menjadi mitra MPF. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mekar Tani yang terletak di Desa Jambeneggang merupakan salah satu gapoktan di Kecamatan Kebon Pedes yang sedang mengembangkan padi sehat. Gapoktan ini telah disahkan oleh SK Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.273/KTSP/OT/4/2007. Bila dilihat dari lima pola kemitraan agribisnis berdasarkan tulisan Sumardjo et al. (2004), yaitu pola kemitraan inti plasma, pola kemitraan subkontrak, pola kemitraan dagang umum, pola kemitraan keagenan, dan pola
kemitraan kerjasama operasional agribisnis (KOA), kemitraan antara petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes dengan PT. Medco Intidinamika, paling sesuai termasuk kedalam pola kemitraan dagang umum dibandingkan keempat pola kemitraan agribisnis lainnya. Hal ini dikarenakan pelaksanaan kemitraan antara petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes dengan PT. Medco Intidinamika sesuai dengan gambaran pola kemitraan dagang umum, yaitu petani mitra bergabung dalam kelompok mitra (Gapoktan Mekar Tani) untuk menjual gabah padi sehatnya yang sudah diolah menjadi beras sehat ke perusahaan mitra. Selanjutnya perusahaan mitra menjualnya kepada konsumen. Namun, sebagian besar petani mitra bukan anggota Gapoktan Mekar Tani. Hal ini dikarenakan Gapoktan Mekar Tani juga melakukan kerjasama dengan petani di luar gapoktan karena kekurangan pasokan gabah padi sehat. Desa Jambenenggang merupakan lokasi Gapoktan Mekar Tani. Desa ini memiliki luas sawah tersempit di Kecamatan Kebon Pedes sehingga pengembangan padi sehat terkendala pada luas lahan dan juga sedikitnya petani di dalam Gapoktan Mekar Tani yang mengusahakan padi sehat. Gapoktan Mekar Tani harus mengirimkan beras sehat ke MPF sesuai kesepakatan yang ada. Rata-rata gapoktan ini mengirim 4 ton beras sehat ke MPF setiap bulannya, satu hingga tiga kali pengiriman. Sejak bulan Januari 2011 hingga Januari 2012, Gapoktan Mekar Tani telah mengirim beras sehat sebanyak 51,23 ton. Jumlah beras sehat yang dikirim Gapoktan Mekar Tani ke MPF setiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 19. Beras yang dikirim ke perusahaan mitra, sebagian besar dijual kepada internal perusahaan melalui koperasi, salah satunya koperasi pegawai PT. Medco Intidinamika, yaitu Koperasi Dinatera yang berada di kantor Medco di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan. Beras sehat ini dapat dibeli seharga Rp 12.000,00 per kg. Pegawai dapat membeli beras sehat melalui koperasi untuk dikonsumsi sendiri atau dijual lagi. Beras sehat ini juga dijadikan sebagai tunjangan untuk pegawai Medco dengan jumlah yang berbeda setiap orangnya tergantung kebijakan kantor Medco, yang tersebar di lima wilayah di Jakarta. Biaya tunjangan ini semuanya ditanggung oleh perusahaan.
Tabel 19. Tanggal Kirim dan Jumlah Beras Sehat yang Dikirim Gapoktan Mekar Tani ke Perusahaan Mitra Setiap Bulan Tahun 2011 - 2012 Tanggal Kirim Jumlah (kg) 27 Januari 2011 3000 24 Februari 2011 4000 25 Maret 2011 3700 22 April 2011 2000 28 Mei 2011 6000 28 Juni 2011 3000 18 Juli 2011 3000 25 Juli 2011 3000 15 Agustus 2011 2140 18 Agustus 2011 2060 26 Agustus 2011 3000 22 September11 2000 26 Oktober 2011 3500 24 November 2011 5000 30 Desember 2011 1755 03 Januari 2012 2230 24 Januari 2012 1845 Jumlah 51230 Sumber : Gapoktan Mekar Tani (2012)
Beras ini juga dijual untuk eksternal perusahanaan, namun masih dalam jumlah yang terbatas. Pemasaran dilakukan dengan word of mouth dan melalui internet, salah satunya jejaring sosial Facebook. Penjualan beras sehat saat ini dilakukan sebagai uji pasar, untuk mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai konsumen terhadap beras sehat yang berlabel M Pure Farming ini. Di kemasan beras sehat ini juga terdapat tulisan: “Diproduksi: Gapoktan Mekar Tani, Sukabumi”. Dengan adanya tulisan tersebut, konsumen dapat mengetahui darimana beras sehat tersebut diproduksi dan juga secara tidak langsung dapat mempromosikan Gapoktan Mekar Tani. Kemasan beras sehat ini dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Kemasan Beras Sehat 6.2. Mekanisme Kemitraan Pelaksanaan kemitraan ini diawali dari uji lapang yang dilakukan oleh perwakilan perusahaan mitra dengan melihat kualitas, kuantitas, dan biaya transportasi. Dilihat secara kualitas Gapoktan Mekar Tani telah melakukan pengujian laboraturium beras sehat yang dihasilkan pada akhir tahun 2011. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian di Bogor, beras sehat Gapoktan Mekar Tani tidak mengandung bahan kimia. Sekarang pun Gapoktan Mekar Tani bersama Asosiasi Petani Padi Sehat sedang melakukan tahapan awal sertifikasi lahan bebas bahan kimia, walaupun luas sawah yang akan disertifikasi masih sedikit. Setelah lulus uji tersebut (kualitas, kuantitas, dan biaya), dilanjutkan dengan negosiasi kontrak kerjasama secara tertulis. Negosiasi yang dilakukan diwaliki oleh setiap pihak. Dari Gapoktan Mekar Tani, hanya ketua gapoktan saja yang mewakili tanpa adanya perundingan dengan anggota lainnya. Negosiasi membahas harga, kualitas dan kuantitas, cara pengiriman, cara pembayaran, dan lain-lain yang hasilnya dituliskan dalam kontrak kerjasama. Kontrak kemitraan antara PT. Medco Intidinamika dengan Gapoktan Mekar Tani bersifat kontrak harga dan hasil produksi (kualitas dan kuantitas). Harga yang disepakati adalah harga yang sudah termasuk semua biaya, pinjaman benih maupun biaya transportasi. Harga beras sehat yang disetujui mengikuti harga pasar yang sedang berlaku.
Kontrak kerjasama ini diperbaharuhi setiap musim, sehingga harga beras sehat dan jumlah permintaan beras sehat selalu berubah setiap musim, namun kesepakatan yang lain sama. Kontrak kerjasama ini dibuat satu musim sebelumnya atau beberapa bulan sebelum panen agar Gapoktan Mekar Tani sudah mengetahui berapa beras sehat yang akan dikirimkan pada waktu yang disepakati. Pada awal kemitraan, kontrak kerjasama langsung ditandatangan oleh kedua pihak. Namun selanjutnya, untuk memudahkan kedua pihak, kertas kontrak kerjasama dikirimkan oleh perusahaan mitra via pos atau lainnya kepada Gapoktan Mekar Tani sebanyak dua rangkap. Setelah ditandatangani ketua gapoktan, surat tersebut dikirim kembali ke perusahaan mitra. Setelah kontrak kerjasama disepakati Gapoktan Mekar Tani dan perusahaan mitra. Selanjutnya Gapoktan Mekar Tani akan mempersiapkan sawah petani mitra yang mana saja yang akan ditanami padi sehat untuk dikirim hasil produksinya ke perusahaan mitra pada musim yang akan datang. Gapoktan Mekar Tani lalu memberikan pinjaman benih dan modal kepada petani mitra tersebut yang berasal dari perusahaan mitra. Petani mitra yang berada diluar Gapoktan Mekar Tani, biasanya akan dihubungi melalui perwakilan desa (biasanya ketua gapoktan) atau langsung dengan petani mitra tersebut. Karena sedikitnya lahan dan petani padi sehat di Desa Jambenenggang maka Gapoktan Mekar Tani melakukan kerjasama dengan gapoktan atau kelompok tani lain di dalam maupun di luar Kecamatan Kebon Pedes. Baru tiga gapoktan di Kecamatan Kebon Pedes yang sudah bekerjasama dengan Gapoktan Mekar Tani, dari Desa Kebon Pedes, Bojong Sawah, dan Sasagaran. Baru satu kelompok tani di Cikaret yang berkerjasama dengan Gapoktan Mekar Tani pada musim tanam bulan Maret 2012. Kerjasama untuk memasok gabah padi sehat antara Gapoktan Mekar Tani dengan gapoktan lain sudah dilakukan secara tertulis dalam bentuk MOU pada awal kerjasama pada saat panen raya yang dihadiri oleh wakil Bupati Sukabumi. Namun untuk kerjasama pada musim-musim selanjutnya, kerjasama ini tidak menggunakan MOU tertulis, sehingga kurang teraturnya pelaksanaan kerjasama ini. Gapoktan yang sudah berkerjasama dengan Gapoktan Mekar Tani, ada juga yang melakukan surat pernyataan secara tertulis antara ketua gapoktan dan
ketua poktan untuk memasok gabah sehat kepada Gapoktan Mekar Tani dengan jumlah yang disanggupinya. Gapoktan tersebut yaitu Gapoktan Sawargi Desa Kebon Pedes. Namun pelaksanaan kerjasama ini kurang sesuai dengan yang terjadi di lapang. Ketua poktan yang telah menandatangani surat pernyataan tersebut, ada yang tidak memasok gabah padi sehat ke Gapoktan Mekar Tani, sehingga surat pernyataan tersebut tidak dibuat kembali. Pada waktu (bulan) yang telah disepakati, satu minggu sebelum pengiriman, perusaahaan mitra akan menghubungi Gapoktan Mekar Tani. Perusahaan mitra akan memberitahu tanggal pengiriman dan jumlah beras sehat yang harus dikirim. Hal ini dilakukan karena beras sehat tidak langsung semuanya dikirim sesuai jumlah kontrak, namun dilakukan beberapa kali pengiriman. Pengolahan dari gabah menjadi beras dan pengemasannya dilakukan oleh Gapoktan Mekar Tani. Pengolahan dan pengemasan beras sehat tidak dilakukan oleh anggota gapoktan, namun dilakukan oleh pekerja. Gabah padi sehat yang dikirim oleh petani mitra disimpan di gudang karena petani mengirim gabah padi sehat tidak bersamaan. Gabah disimpan di gudang hingga adanya permintaan pengiriman dari perusahaan mitra. Setelah ada permintaan pengiriman baru gabah tersebut digiling dan dikemas satu atau dua hari sebelumnya. Pembayaran pun tidak dilakukan secara keseluruhan dari perusahaan mitra kepada Gapoktan Mekar Tani, namun dilakukan beberapa tahap setelah pengiriman. Setelah pengiriman pembayaran dari perusahaan mitra baru dilakukan pembayaran dari Gapoktan Mekar Tani ke petani mitra. Namun, bila Gapoktan Mekar Tani mempunyai cadangan uang (modal), maka pembayaran dilakukan langsung ketika petani mitra mengirimkan hasil produksinya. 6.3. Kontrak Kerjasama Kontrak kerjasama yang telah dibuat berdasarkan kesepakatan bersama berisi hak dan kewajiban kedua pihak. Kontrak kerjasama ini dibedakan menjadi dua, kontrak kerjasama antara perusahaan mitra dengan Gapoktan Mekar Tani dan Gapoktan Mekar Tani dengan petani mitra. Hak dan kewajiban antar pihak tidak dapat dipisahkan satu dengan lain. Hak satu pihak berarti kewajiban pihak lain, begitu pula sebaliknya. Maka, hak dan kewajiban harus dilaksanakan dengan sebaiknya agar tidak ada pihak yang dirugikan.
6.3.1. Kontrak Kerjasama Perusahaan Mitra dengan Gapoktan Mekar Tani Kontrak kerjasama yang disepakati antara perusahaan mitra dengan Gapoktan Mekar Tani berisi hak dan kewajiban, yaitu: Hak Perusahaan Mitra (kewajiban Gapoktan Mekar Tani): 1. Mendapatkan beras sehat yang sesuai dengan kesepakatan, antara lain: a. Beras diolah dalam keadaan bersih. b. Pecahan beras tidak mayoritas. c. Beras yang dikirim sesuai dengan varietas yang disepakati. d. Beras terjaga kualitasnya. e. Beras dikemas sesuai standar MPF. 2. Mendapatkan beras sehat selama perjanjian sesuai permintaan. 3. Menerima beras sehat dalam jangka waktu maksimal dua minggu setelah permintaan diterima dan minimal dikirim sebanyak 1,5 ton. Hak Gapoktan Mekar Tani (kewajiban perusahaan mitra): 1. Menerima pembayaran sesuai dengan nilai perjanjian (total pembayaran), dengan tahapan sebagai berikut yang berselang satu bulan: a. Tahap 1 : 5,01 persen dari nilai perjanjian. b. Tahap 2 : 4,99 persen dari nilai perjanjian. c. Tahap 3 : Nilai beras sehat yang dikirim dikurangi pembayaran tahap pertama. d. Tahap 4 : Nilai beras sehat yang dikirim dikurangi pembayaran tahap kedua. e. Tahap 5 : Pelunasan. 2. Pembayaran tahap 1 dan 2 dilakukan paling lambat lima hari kerja terhitung dari tanggal kesepakatan harga. 3. Pembayaran tahap 3 dan 4 dilakukan paling lambat satu minggu setelah beras diterima perusahaan mitra dengan adanya bukti serah terima barang dalam keadaan baik yang ditandatangani ketua Gapoktan Mekar Tani. 4. Pembayaran akan dilunasi paling lambat satu minggu setelah pengiriman terakhir.
6.3.2. Kontrak Kerjasama Gapoktan Mekar Tani dengan Petani Mitra Seluruh petani mitra di Kecamatan Kebon Pedes, pernah mengikuti penyuluhan dan pelatihan mengenai budidaya padi sehat. Setelah penyuluhan dan pelatihan tersebut selesai, petani diminta menandatangi surat pernyataan yang berisi: 1. Akan melakukan pertanian organik sesuai dengan standar internal organik yang ditetapkan. 2. Tidak akan mencampur hasil produksi gabah padi sehat dengan gabah padi konvensional, untuk benih, konsumsi, maupun dijual. 3. Apabila melanggar dengan sengaja atau tidak sengaja maka bersedia menerima sanksi dan dikeluarkan dari kelompok. Surat pernyataan ini menjadi kontrak kerjasama tertulis, secara tidak langsung yang ditandatangani petani padi sehat untuk menjadi petani mitra walaupun tidak disertai dengan materai. Tidak ada kontrak kerjasama yang dibuat secara langsung oleh Gapoktan Mekar Tani dengan petani mitra, untuk memasok gabah padi sehat ke perusahaan mitra. Tidak adanya hak dan kewajiban kedua pihak secara tertulis sehingga tidak jelas dan kurang transparannya pelaksanaan kemitraan. 6.4. Karakteristik Petani dalam Kemitraan Karakteristik petani dalam kemitraan penting untuk diketahui karena akan berpengaruh pada pelaksaanan kemitraan itu sendiri. Karakteristik petani dalam kemitraan dilihat dari lama petani bermitra, alasan petani bermitra, tempat petani menjual gabah, perbedaan harga yang diterima petani, lama waktu pembayaran kepada petani, keluhan, saran, dan harapan petani dalam kemitraan, serta rencana kelanjutan kemitraan. Karakteristik petani mitra ini secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4. Lama petani responden yang melakukan kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika bervariasi, mulai dari satu musim hingga delapan musim. Lama petani bergabung dalam kemitraan paling banyak satu dan dua musim. Petani mitra baru melakukan kemitraan setelah melihat teman mereka mendapatkan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan tempat lainnya sehingga mereka tertarik untuk bergabung. Petani yang telah melakukan kemitraan sejak awal yaitu delapan
musim hanya ada tiga orang (11,5 persen) karena permintaan pada awal kemitraan hanya sedikit sehingga dapat dipenuhi oleh tiga orang tersebut. Setelah jumlah permintaan perusahaan mitra meningkat maka petani yang bergabung pun semakin banyak. Ada juga petani yang telah melakukan kemitraan selama tiga musim (19,2 persen). Namun paling banyak petani bermitra baru satu musim (34,6 persen) dan dua musim (34,6 persen). 6.4.1. Alasan Petani Bermitra Ada lima alasan yang mendasari petani melakukan kemitraan. Kelima alasan tersebut diurutkan berdasarkan alasan yang paling penting. Urutan pertama (berdasarkan yang paling penting) yang menjadi alasan petani melakukan kemitraan adalah harga jual gabah lebih tinggi dibandingkan dengan harga gabah konvensional. Hal ini dikarenakan pembeli gabah padi sehat masih sangat jarang di Kecamatan Kebon Pedes, sehingga harga jual gabah padi sehat akan sama dengan harga gabah konvensional bila petani menjual gabah padi sehatnya ke pembeli biasa. Padahal harga gabah padi sehat lebih tinggi dibandingkan gabah padi konvensional. Urutan kedua alasan yang paling penting petani melakukan kemitraan adalah pemasaran terjamin. Dengan terjaminnya pemasaran maka petani tidak perlu lagi memikirkan kemana gabah padi sehatnya akan dijual dengan harga yang lebih tinggi dari gabah konvensional. Sedangkan urutan ketiga alasan yang paling penting petani melakukan kemitraan adalah mendapatkan bantuan benih. Dengan mendapatkan bantuan benih petani akan mendapatkan satu jaminan input. Petani dapat meminta jumlah benih sesuai kebutuhan melalui Gapoktan Mekar Tani. Bantuan benih yang diterima petani mitra sebenarnya bukan bantuan, namun pinjaman, karena benih sudah termasuk biaya yang sudah diperhitungkan pada harga jual beras sehat. Namun ketua Gapoktan Mekar Tani menganggap benih tersebut sebagai bantuan. Benih yang diberikan dari perusahaan mitra ke petani mitra melalui Gapoktan Mekar Tani, ada yang diberikan secara gratis. Hal ini kemungkinan karena jumlah benih yang diberikan kepada petani mitra hanya sedikit atau sebagai pelayanan yang diberikan kepada petani mitra dari Gapoktan Mekar Tani. Namun pendistribusiannya belum merata. Hanya tujuh orang petani mitra yang pernah mendapatkan bantuan benih ini.
Urutan keempat alasan petani melakukan kemitraan karena mengikuti sekolah lapang (SL) padi sehat. Pelaksanaan SL padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes telah dilakukan di tiga desa, yaitu Desa Kebon Pedes, Desa Sasagaran, dan Desa Bojong Sawah. Setelah pelaksanaan SL padi sehat pada tahun 2010, petani diminta menandatangani surat pernyataan bahwa tidak akan menggunakan bahan kimia dalam mengusahakan padi sehat. Surat pernyataan tersebut digunakan oleh Gapoktan Mekar Tani untuk menjalin kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika dan secara tidak langsung petani mitra juga melakukan kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika. Urutan kelima (terakhir) alasan petani melakukan kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika karena mendapatkan pinjaman modal untuk biaya produksi. Namun, hanya tiga orang petani yang memilih alasan ini untuk melakukan kemitraan. Hal ini dikarenakan pemberian pinjaman modal tidak semua dirasakan oleh petani mitra. 6.4.2. Tempat Petani Menjual Gabah Padi Sehat dan Perbedaan Harga yang Diterima Tempat petani menjual gabah menjadi karakteristik kemitraan karena dapat diketahui apakah semua gabah padi sehat dijual seluruhnya ke perusahaan mitra atau tidak, sehingga dapat diketahui komitmen petani dalam kemitraan. Petani yang menjual seluruh gabah padi sehatnya ke perusahaan mitra sebesar 88,5 persen. Hal ini menandakan petani mitra sudah berkomitmen dalam kemitraan. Tetapi tidak semua petani menjual seluruh gabah padi sehatnya ke perusahaan mitra, sebanyak tiga orang (11,5 persen) masih menjual sebagian besar gabah padi sehatnya ke tengkulak. Tidak seluruhnya petani menjual gabah padi sehatnya ke perusahaan mitra dikarenakan petani telah mempunyai hutang kepada tengkulak. Petani mempunyai rasa keterikatan untuk menjual gabahnya ke tengkulak tersebut sebagai balas budi, walaupun harga yang diterima lebih rendah. Perbedaan harga jual gabah padi sehat dengan harga gabah konvensional yang diterima oleh petani mitra bervariasi, tergantung kualitas gabahnya. Perbedaan harga gabah yang diterima petani mitra rata-rata sebesar Rp 438,46 per kg. Perbedaan harga gabah yanga diterima petani mitra paling banyak sebesar Rp
500,00 per kg, dengan mengikuti harga gabah yang berlaku di pasar. Jumlah petani mitra berdasarkan perbedaan harga gabah dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Perbedaan Harga Gabah Kering Giling (GKG) yang Diterima di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Perbedaan harga gabah yang diterima dengan harga gabah konvensional (Rp/Kg) 200
Jumlah (orang)
Persentase
1
3,8
300
8
30,8
400
3
11,5
500
10
38,5
600
3
11,5
800
1
3,8
Jumlah
26
100,0
6.4.3. Lama Waktu Pembayaran Kepada Petani Mitra Pembayaran uang hasil penjualan gabah kepada petani mitra dari Gapoktan Mekar Tani tidak semua dilakukan langsung pada waktu mengirimkan hasil produksinya. Sebagian besar petani menerima pembayaran secara langsung saat mengirimkan hasil produksinya. Namun petani lainnya harus menunggu satu hingga 30 hari (satu bulan) kemudian. Jumlah petani mitra berdasarkan lama waktu pembayaran hasil penjualan gabah dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Lama Waktu Pembayaran Hasil Penjualan Gabah di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Lama Tenggat Waktu Pembayaran Gabah Jumlah (orang) Persentase (Hari) Langsung Dibayar 11 42,3 Satu
1
3,8
Dua
3
11,5
Tiga
3
11,5
Lima
4
15,4
Tujuh
3
11,5
Tiga Puluh
1
3,8
26
100,0
Jumlah
Penundaan pembayaran paling banyak dilakukan selama lima hari. Penundaan pembayaran ini membuat petani berpikir menjual hasil produksinya kepada pihak lain bila sangat membutuhkan uang tunai. Penundaan pembayaran ini dikarenakan Gapoktan Mekar Tani belum mempunyai dana untuk melakukan pembayaran hasil produksi secara langsung ketika petani mengirimkan hasil produksinya. 6.4.4. Keluhan, Saran, dan Harapan Petani dalam Kemitraan Petani mitra mempunyai berbagai keluhan, saran, dan harapan dalam pelaksanaan kemitraan ini. Keluhan yang paling banyak diungkapkan petani mitra adalah keterlambatan pembayaran selama beberapa hari bahkan ada yang sampai satu bulan. Petani mitra ingin pembayaran langsung saat mereka mengirimkan hasil produksi mereka ke Mekar Tani karena mereka menunggu selama satu musim untuk menghasilkan uang tunai untuk berbagai keperluan. Keluhan yang paling banyak kedua adalah tidak mendapat modal atau uang muka. Pemberian uang muka sebanyak lima persen yang dijanjikan kepada petani, tidak semua diterima oleh petani mitra. Hal ini membuat petani merasa kecewa. Keluhan petani mitra dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Keluhan dalam Kemitraan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Keluhan Jumlah (orang) Persentase Penundaan pembayaran
6
23,1
Kemitraan belum berjalan maksimal
1
3,8
Tidak mendapat pinjaman modal
2
7,7
Kurang sosialisasi
1
3,8
Harga tidak stabil
1
3,8
Tidak ada keluhan
15
57,7
26
100,0
Jumlah
Keluhan lainnya yang diungkapkan petani mitra adalah kemitraan yang belum berjalan maksimal, kurang sosialiasi, dan harga tidak stabil. Tidak semua petani
mengetahui
mekanisme
kemitraan
karena
kurangnya
sosialisasi.
Mekanisme kemitraan hanya diketahui oleh beberapa orang saja, seperti ketua
gapoktan (sebagai perwakilan desa) sehingga petani mitra ada yang tidak merasa melakukan kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika. Petani hanya menjual hasil gabah padi sehatnya ke ketua kelompok atau perwakilan desanya tanpa mengetahui kalau hasil produksinya selanjutkan akan dijual kepada perusahaan mitra. Petani mitra juga mengeluhkan harga gabah padi sehat yang tidak stabil. Petani ingin kalau hasil produksinya dijual dengan harga yang tetap setiap musimnya. Petani mitra memberikan berbagai saran untuk perbaikan kemitraan yang sedang berjalan. Saran yang paling banyak diberikan petani mitra adalah pemberian pinjaman modal. Saran ini diberikan oleh petani mitra karena pinjaman modal yang dijanjikan diawal kemitraan tidak semua dirasakan oleh petani mitra. Petani mitra sebagian besar hanya menggunakan modal pribadi atau dari keluarganya sehingga jumlah modal yang digunakan sangat terbatas. Bila petani mitra hanya menggunakan modal sendiri dan pembayaran hasil produksinya terlambat maka tidak ada perputaran uang untuk modal pada musim selanjutnya. Petani mitra yang kekurangan modal biasanya meminjam uang kepada tetangga atau tengkulak. Bila meminjam uang kepada tengkulak maka hasil produksinya akan dijual kepada tengkulak tersebut, bukan kepada Gapoktan Mekar Tani. Saran lainnya yang diberikan oleh petani mitra dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Saran yang Diberikan dalam Kemitraan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Saran Jumlah (orang) Persentase Harga gabah ditingkatkan dan stabil
2
7,7
Pembayaran secara langsung/kontan
5
19,2
Pemberian pinjaman modal
6
23,1
Sering bekoordinasi
1
3,8
Diadakan pertemuan rutin kemitraan
1
3,8
11
42,3
26
100,0
Tidak ada saran Jumlah
Petani mitra juga menyampaikan berbagai harapan kedepan untuk pelaksanaan kemitraan ini agar menjadi lebih baik lagi. Harapan yang paling banyak disampaikan petani mitra adalah peningkatan harga gabah (42,3 persen). Harga gabah saat ini dirasa kurang oleh petani, karena perbedaannya dengan gabah konvensional rata-rata hanya Rp 500,00 per kg. Harga gabah padi sehat di luar Kecamatan Kebon Pedes, lebih tinggi dari yang diberikan Gapoktan Mekar Tani. Petani juga mengharapkan harga gabah tersebut berada pada harga yang stabil tanpa mengikuti harga pasar sehingga petani mempunyai kepastian harga jual gabah. Harapan petani mitra lainnya yaitu mendapatkan pinjaman modal (19,2 persen) dan ada satu orang petani yang ingin bermitra secara langsung dengan perusahaan mitra tanpa melalui Gapoktan Mekar Tani. Seluruh petani mitra saat ini berencana akan melanjutkan kemitraan walaupun berbagai keluhan yang dialami. Hal ini dikarenakan mereka sudah merasa terikat kontrak dengan perusahaan mitra dan masih sedikitnya pembeli gabah padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes. Seluruh petani akan melanjutkan kemitraan karena mereka masih merasakan manfaat. Bila manfaat yang dirasakan dari kemitraan berkurang atau merugikan, tentu mereka tidak akan melanjutkan kemitraan. 6.5. Kendala Pelaksanaan Kemitraan Berikut ini kedala kemitraan yang dirasakan oleh petani mitra, Gapoktan Mekar Tani, dan PT. Medco Intidinamika, sebagai pihak yang melaksanakan kemitraan, antara lain: 1. Keterlambatan Pembayaran Kepada Petani Mitra Keterlambatan pembayaran kepada petani mitra karena Gapoktan Mekar Tani kekurangan modal untuk membayar secara langsung saat petani mitra mengirimkan hasil produksi. Kontrak kerjasama yang dibuat dengan perusahaan mitra, biasanya dilaksanakan untuk jangka waktu empat bulan dengan pembayaran yang bertahap. Sedangkan petani mitra melakukan panen dan mengirimkan hasil produksinya berbeda-beda. Tidak semua dilakukan setelah Gapoktan Mekar Tani mendapatkan pembayaran dari perusahaan mitra, sehingga Gapoktan Mekar Tani harus meminjam uang kepada pihak lain untuk membayar hasil produksi petani mitra.
Gapoktan Mekar Tani pun terkendala pembayaran dari perusahaan mitra, jika beras sehat yang dikirimkan belum memenuhi kuota yang diminta perusahaan, maka pembayaran belum dapat dilakukan. Sebaiknya, pembayaran yang dilakukan bertahap tersebut, pada pembayaran tahap satu dan/atau kedua, persentase yang dibayarkan dari nilai total ditingkatkan hingga 10 persen (dua kali lipat dari kesepakatan saat ini) dan dibayarkan langsung setelah Gapoktan Mekar Tani mengirimkan beras sehat. Bila Gapoktan Mekar Tani belum memenuhi kuota pengiriman beras sehat, sebaiknya pembayaran dilakukan sebesar 50 persen dari total nilai pengiriman. Hal ini dilakukan agar Gapoktan Mekar Tani tidak kekurangan modal untuk membayar hasil produksi petani mitra. 2. Belum Meratanya Perusahaan Mitra
Distribusi
Pinjaman
Benih
dan
Modal dari
Pendistribusian pinjaman benih dan modal dari perusahaan mitra yang kurang merata, sehingga belum semua petani mitra mendapatkannya. Gapoktan Mekar Tani belum bisa mengatur pendistribusian pinjaman ini dengan baik. Bahkan Gapoktan Mekar Tani belum mempunyai data yang lengkap siapa saja petani yang bergabung dalam kemitraan. Hal ini dikarenakan semua urusan kemitraan yang dilakukan Gapoktan Mekar Tani hanya diatur oleh satu orang saja, yaitu ketua gapoktannya. Down payment (DP) dari perusahaan mitra kemungkinan tidak semua diberikan kepada petani mitra sebagai pinjaman modal untuk awal penanaman karena juga digunakan untuk pembayaran gabah padi sehat kepada petani secara langsung saat pengiriman. Hanya satu orang yang mengatur kemitraan di dalam Gapoktan Mekar Tani membuat kemitraan ini kurang berjalan maksimal dan transparan. Pengurus Gapoktan Mekar Tani yang terbentuk pada tahun 2009, tidak berjalan dengan baik. Organigram yang terpasang di sekretariat Gapoktan Mekar Tani hanya sekedar nama saja, tanpa ada realisasi tugas. Menurut beberapa pengurus Gapoktan Mekar Tani yang merupakan petani responden, mengatakan bahwa mereka tidak disertakan dalam berbagai kegiatan Gapoktan Mekar Tani, termasuk pelaksanaan kemitraan. Kurang transparannya kemitraan dirasakan oleh beberapa petani mitra ini karena pengelolaan keuangan hanya dilakukan sendiri oleh ketua Gapoktan. Uang muka yang diberikan perusahaan mitra nilainya puluhan juta
rupiah bila dikelola dengan baik seharusnya seluruh petani mitra mendapatkan pinjaman modal. Sebaiknya Gapoktan Mekar Tani mempunyai pengurus yang mengatur kemitraan, mulai dari persiapan lahan hingga pengiriman. Pengurus tersebut dapat berasal dari luar Gapoktan Mekar Tani karena petani mitra juga banyak yang berasal dari luar Gapoktan Mekar Tani. Hal ini disarankan agar pelaksanaan kemitraan lebih maksimal dan transparan. 3. Kurangnya Sosialiasi Mekanisme Kemitraan kepada Petani Mitra Petani mitra ada yang merasa tidak melakukan kemitraan padahal gabah padi sehat yang mereka hasilkan selanjutnya dijual kepada perusahaan mitra. Kondisi ini terjadi pada petani mitra yang menjual hasil produksinya melalui perwakilan desanya, yang selanjutnya dikirimkan kepada Gapoktan Mekar Tani. Hal ini dikarenakan, kurangnya sosialisasi mekanisme kemitraan kepada petani mitra. Petani mitra banyak yang belum mengetahui apa manfaat yang mereka dapatkan dalam kemitraan, sehingga komitmen mereka masih rendah. Bila pengurus kemitraan sudah ada (saran untuk point 2), sebaiknya diadakan pertemuan rutin antara petani mitra untuk memberikan sosialisasi mekanisme kemitraan dan rencana selanjutnya dalam kemitraan. Dengan adanya pertemuan rutin tersebut petani mitra dapat memberikan masukan kepada pengurus, sehingga terciptanya transparansi kemitraan. Pada pertemuan tersebut juga dapat diundang perwakilan perusahaan mitra untuk dilakukan tukar pendapat. 4. Keterlambatan Pengiriman dan Kuota Beras Sehat yang Belum Terpenuhi Perusahaan mitra mengeluhkan keterlambatan pengiriman dan kuota beras sehat yang belum terpenuhi. Hal ini dikarenakan pengurus kemitraan hanya ketua Gapoktan Mekar Tani saja. Bila ketua Gapoktan Mekar Tani berhalangan untuk mengatur pengiriman beras, maka tidak ada penggantinya, sehingga terjadinya keterlambatan pengiriman. Kuota beras sehat yang belum dapat dipenuhi oleh Gapoktan Mekar Tani dikarenakan luas sawah padi sehat di Desa Jambenenggang sangat sedikit. Luas sawah di desa ini paling sempit di Kecamatan Kebon Pedes. Untuk mengatasinya, maka Gapoktan Mekar Tani melakukan kerjasama dengan poktan atau gapoktan lain didalam dan diluar Kecamatan Kebon Pedes.
Faktor cuaca juga menjadi kendala pada saat pengeringan gabah padi sehat, sehingga kuota beras sehat yang dikirimkan belum terpenuhi sesuai permintaan. Gapoktan Mekar Tani akan mendapatkan mesin pengering gabah dari dinas pertanian, sehingga cuaca tidak lagi menjadi kendala saat pengeringan. Selain itu, sebaiknya petani mitra melakukan penjemuran gabah terlebih dulu sebelum dikirimkan ke Gapoktan Mekar Tani, sehingga harga jualnya menjadi lebih tinggi dan Gapoktan Mekar Tani dapat langsung melakukan pengilingan. Bila petani menjual gabah dalam bentuk GKG (Gabah Kering Giling) maka petani akan mendapatkan harga jual Rp 1.200,00 lebih tinggi dari GKG konvensional. 6.6. Manfaat kemitraan Manfaat kemitraan yang dirasakan oleh petani mitra dihitung dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur persepsi petani mitra terhadap manfaat kemitraan yang dirasakannya dengan menggunakan 27 pernyataan positif, yang dikelompokan menjadi tujuh bagian, yaitu bimbingan teknologi, input, output, pemasaran, biaya produksi, pinjaman modal, dan pendapatan. Nilai rata-rata setiap manfaat kemitraan tersebut dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Manfaat Kemitraan yang Dihitung dengan Menggunakan Skala Likert pada Petani Mitra di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Manfaat Kemitraan Nilai Rata-rata Artinya Bimbingan Teknologi
3,58
Netral
Input
2,74
Tidak Setuju
Output
3,42
Netral
Pemasaran
4,23
Setuju
Biaya Produksi
3,58
Netral
Pinjaman Modal
2,27
Tidak Setuju
Pendapatan
3,38
Netral
NILAI RATA-RATA TOTAL
3,08
Netral
Dilihat dari nilai rata-rata bimbingan teknologi, didapat nilai sebesar 3,58 (netral). Berarti persepsi petani mitra cukup positif mengenai adanya kemitraan mereka mendapatkan bimbingan teknologi. Petani mitra tidak mendapatkan bimbingan teknologi secara langsung oleh perusahaan mitra karena Gapoktan Mekar Tani (sebagai penghubung kemitraan) telah dianggap berpengalaman dalam usahatani padi sehat. Petani mitra mendapatkan bimbingan teknologi dari ketua Gapoktan Mekar Tani yang merupakan penyuluh swadaya di Kecamatan Kebon Pedes. Namun pelaksanaan bimbingan teknologi tersebut (penyuluhan dan pelatihan) dilakukan atas inisiasi PPL. Apabila petani mitra membutuhkan bimbingan teknologi, biasanya meminta bantuan kepada ketua Gapoktan Mekar Tani secara pribadi. Jadi secara tidak langsung petani mitra merasa mendapatkan bimbingan teknologi dari kemitraan ini, walaupun bukan dari perusahaan mitra. Sebaiknya perusahaan mitra memberikan bimbingan teknologi secara langsung agar hasil produksi petani mitra optimal secara kualitas dan kuantitas, sehingga perusahaan mitra juga mendapatkan pasokan yang terpenuhi secara kualitas dan kuantitas. Hal ini perlu dilakukan karena kemitraan seharusnya disertai dengan pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan. Dilihat dari nilai rata-rata teknologi input, didapat nilai sebesar 2,74 (tidak setuju). Berarti persepsi petani mitra negatif mengenai adanya kemitraan mereka mendapatkan manfaat teknologi input (kemudahan, harga yang murah, kualitas, tepat waktu, dan cukup jumlahnya). Manfaat teknologi input tersebut dilihat pada benih organik, pupuk organik, pestisida nabati, dan juga lingkungan lahan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan perusahaan mitra hanya memberikan pinjaman input berupa benih, namun itupun tidak semua petani mitra mendapatkannya. Ada juga satu orang petani mitra yang mendapatkan pinjaman modal berupa pupuk organik padat senilai Rp 1 juta. Dilihat dari nilai rata-rata output, didapat nilai sebesar 3,42 (netral). Berarti persepsi petani mitra cukup positif mengenai adanya kemitraan hasil produksi padi sehat mereka menjadi lebih banyak dan kualitas gabah menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan kemitraan mendorong petani untuk melakukan budidaya padi sehat dengan baik tanpa menggunakan bahan-bahan kimia, sehingga output yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan berkualitas.
Dilihat dari nilai rata-rata pemasaran, didapat nilai sebesar 4,23 (setuju). Berarti persepsi petani mitra positif mengenai adanya kemitraan mereka mendapatkan harga jual gabah yang lebih tinggi dibandingan harga gabah konvensional, serta lebih mudah memasarkan hasil produksi. Hal ini sesuai dengan yang terjadi di lapang. Petani mendapatkan harga jual gabah yang lebih tinggi dibandingkan harga gabah konvensional dengan perbedaan rata-rata sebesar Rp 500,00 per kg dan mudah memasarkannya setelah di panen. Ada satu kasus dimana padi sehat petani mitra sudah siap untuk dipanen, namun belum bisa dipanen karena Gapoktan Mekar Tani belum bersedia menerima hasil produksinya. Hal ini kemungkinan karena Gapoktan Mekar Tani tidak mempunyai modal untuk membayarnya. Beberapa petani memang memberitahu Gapoktan Mekar Tani terlebih dulu untuk memanen padi sehatnya karena pengangkutan dilakukan oleh Gapoktan Mekar Tani. Petani tersebut juga sudah mendapatkan pinjaman modal Rp 500.000,00 sehingga mempunyai keterikatan untuk menunggu instruksi Gapoktan Mekar Tani. Namun petani tersebut merasa rugi karena waktu panen padi sehatnya mundur sehingga hasil produksinya dapat berkurang. Dilihat dari nilai rata-rata biaya produksi, didapat nilai sebesar 3,58 (netral). Berarti persepsi petani mitra cukup positif mengenai adanya kemitraan biaya produksi mengusahakan padi sehat menjadi lebih murah. Petani mitra mendapatkan pinjaman input dari perusahaan mitra, walaupun hanya benih dan tidak semua yang mendapatkannya. Kemitraan juga mendorong petani untuk melakukan usahatani padi sehat dengan efesien karena petani mitra yang sebelumnya menanam padi konvensional kini berubah menjadi petani padi sehat sehingga biaya yang dikeluarkan petani lebih rendah dari biaya padi konvensional (tidak lagi menggunakan bahan-bahan kimia). Dilihat dari nilai rata-rata pinjaman modal, didapat nilai sebesar 2,27 (tidak setuju). Berarti persepsi petani mitra negatif mengenai adanya kemitraan mereka lebih mudah mendapatkan pinjaman modal. Hal ini dikarenakan sebagian besar petani mitra tidak mendapatkan pinjaman modal yang dijanjikan di awal kemitraan. Sedangkan dilihat dari nilai rata-rata pendapatan, didapat nilai sebesar 3,88 (netral). Berarti persepsi petani mitra cukup positif mengenai adanya
kemitraan pendapatan mereka menjadi lebih tinggi. Hal ini dikarenakan mereka mendapatkan harga jual dengan perbedaan rata-rata sebesar Rp 500,00 per kg dibandingkan harga gabah konvensional. Namun harga tersebut dirasa masih kurang oleh beberapa petani dan juga belum ada jaminan harga karena harga jual yang tidak stabil. Bila dilihat rata-rata nilai seluruh pernyataan, didapat nilai sebesar 3,08 (netral). Berarti persepsi petani mitra cukup positif mengenai manfaat kemitraan yang mereka dapatkan, walaupun masih ada yang belum sesuai dengan harapan. Manfaat kemitraan juga dihitung dari keseluruhan jawaban setiap orang petani mitra yang selanjutnya dibuat persentase. Perhitungan manfaat kemitraan ini dapat dilihat pada Lampiran 5. Rata-rata manfaat kemitraan bernilai 61,59 persen. Berarti kepuasaan petani terhadap manfaat kemitraan sebesar 61,59 persen. Dengan nilai tersebut, secara umum petani mitra sudah merasa puas terhadap manfaat kemitraan yang diterimanya. Manfaat kemitraan yang paling tinggi, yaitu 95,56 persen dan yang terendah sebesar 33,33 persen. Median manfaat kemitraan sebesar 60 persen. Berarti setengah dari petani mitra sudah merasa puas dengan kemitraan dengan nilai manfaat kemitraan lebih dari 60 persen dan setengahnya lagi kepuasaan petani terhadap manfaat kemitraan yang diterimanya berada dibawah 60 persen. Manfaat kemitraan ini (dalam bentuk persentase) digunakan untuk melihat pengaruh kemitraan terhadap penerapan teknologi dan pendapatan petani padi sehat dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil output SPSS menunjukkan bahwa manfaat kemitraan (persepsi petani terhadap kepuasan manfaat kemitraan yang didapatkan) belum berpengaruh terhadap penerapan teknologi dan pendapatan petani, karena F hitung ≤ F tabel (4,26), artinya tidak ada hubungan linier antara variabel bebas (manfaat kemitraan) dengan variabel terikat (penerapan teknologi atau pendapatan petani padi sehat). T-hitung ≤ t-tabel (2,064), artinya variabel bebas (manfaat kemitraan) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (penerapan teknologi atau pendapatan petani padi sehat). Hasil output SPSS ini dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Hasil Output SPSS Pengaruh Manfaat Kemitraan terhadap Penerapan Teknologi dan Pendapatan Petani Padi Sehat di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Hasil Output SPSS Pengaruh Manfaat kemitraan R– F hitung T hitung terhadap square F Sig. T Sig. Penerapan Teknologi Padi Sehat .013 .314 .581 -.560 .581 Pendapatan Petani Padi Sehat
.067
1.715
.203
1.309
.203
Belum berpengaruhnya manfaat kemitraan terhadap penerapan teknologi dan pendapatan petani padi sehat, walaupun secara umum petani mitra sudah merasa puas dengan manfaat yang diterimanya (61,59 persen). Hal ini diduga karena jumlah data yang digunakan hanya 26 orang (dengan metode sensus), sehingga variasi data yang digunakan tidak banyak. Maka untuk melihat pengaruh kemitraan terhadap penerapan teknologi dan pendapatan petani padi sehat, penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan kemitraan dijadikan dummy (bermitra = 1, tidak bermitra = 0) sehingga data yang digunakan ditambahkan dengan petani non mitra, menjadi 56 orang.