PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK SIKAP SANTUN PADA REMAJA DI PESANTREN AL-QUR’AN NUR MEDINA PONDOK CABE TANGERANG SELATAN
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh : Abdullah Ubaid NIM : 1111052000019
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi Berjudul : PELz^TKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM MENIBENTUK SIKAP SANTUN PADA REMAJA DI PESANTREN ALQUR'AN NUR MEDINA PONDOK CABE TANGERANG SELATAN, OlEh Abdullah Ubaid, NiM : 1111052000019, telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa, 31 Januari 2A17. Slaipsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada jurusan Bimbingan dan Penluluhan Islam. Jakarta, 31 Januan 2017
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Penguj i,
Sekretaris,
I
ll,o
NqsLEeklijlegprqJ.Si NIP. 19580910
NIP. 19650301 199903 1 001
8743 2 001
Anggota, Penguji
II
f***
Artiarini Puspita Arrvan. M.Psi NrP. 19861r09 2011012 016
Pembiinbing
Nurul Hidavati. S.Ae..' M.Pd NIP. 19690322 199603 2 001
ABSTRAK Abdullah Ubaid 1111052000019 Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan Dibawah bimbingan Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk yang sangat majemuk, dan tercatat sebagai negara yang berpenduduk muslim terbanyak di dunia saat ini. Karena itu, dengan keberagaman penduduk Indonesia, metode penyebaran agama bagi para penyuluh agama sangat kompleks, dengan semakin banyak tuntutan hidup, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kemajuan teknologi juga sangat terasa pengaruhnya bagi para pembimbing dan penyuluh agama, khususnya Islam, yang ingin terus mempertahankan eksistensinya di negara Indonesia ini. Salah satu jalan yang ditempuh untuk mempertahankan dan menyebarkan agama Islam, adalah dengan cara mendirikan sebuah lembaga pendidikan, baik formal, non formal atau informal. Berkaitan dengan itu semua, harus ada pihak yang membimbing dan ada yang terbimbing, sarana-prasarana dan lain-lain. PPA Nur Medina yang terletak di Pondok Cabe Tangerang Selatan adalah salah satu lembaga yang menyelenggarakan program pendidikan tersebut Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama pada remaja atau santri dalam membentuk sikap santun di PPA Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan. Metode penulisan yang digunakan penulis adalah metode kualitatif data deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Bimbingan agama di PPA Nur Medina dilaksanakan setiap hari, waktunya pada malam hari pukul 18:30-20:15 WIB dan pagi hari 05:00-06:10 WIB. Secara langsung maupun tidak langsung, PPA Nur Medina telah melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama bagi remaja maupun masyarakat sekitar pesantren.
Kata Kunci : Bimbingan Agama, Sikap Santun, Remaja
iv
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbillalamin, segala puji hanya milik Allah SWT. Tuhan seluruh alam, atas rahmat, ridlo, barokah dan pertolongannya yang tak terbatas kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina” dengan baik dan tepat waktu. Sholawat dan salam selalu penulis curahkan kepada Nabi terakhir, Rasulullah Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikutnya. Atas kemuliaan akhlak dan risalah yang disampaikan kepada kita, semoga dapat memberikan suri tauladan kepada kita semua hingga akhir zaman nanti, Aamiin. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana strata satu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak akan terwujud tanpa adanya rahmat, ridlo dan pertolongan Allah SWT dan juga dari Rasulullah SAW. Penulis juga sadar akan bantuan moril dan materiil dari banyak pihak, terutama kepada Ibu dan Bapak penulis, Ibu Ro’aitu binti Ramullah dan Bapak Abdul Qodir bin Waryadi, begitu besar cinta kasih dan sayangnya terhadap penulis, do’a dan kebaikan yang selalu diberikan kepada penulis, sehingga penulis tidak mampu untuk membalas semuanya, sekedar bisa membahagiakannya, semoga Allah muliakan Ibu dan Bapak, dunia sampai akhirat, amin.
v
Terima kasih juga penulis sampaikan untuk adik dan keponakan beserta ayahnya, Milatussolikha bin Abdul Qodir, Nasywa Fairoza Mufti bin Farid Mufti, Farid bin Abdul Majid dan untuk keluarga besar Bani Ramullah, Paman Bibi, Sepupu, Le’ Iqon, juga orang terkasih penulis De’ Badriyatun Ni’mah binti Alm. Muchtarom bin Kaswad, Umi Maskuroh binti Alm. H. Muchyidin yang selalu ada dalam suka dan duka. Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang bertakwa, hamba yang soleh dan solihah, yang mampu memberi manfaat bagi sebanyakbanyak manusia, amin. Dengan segala kerendahan hati, penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wadek Bidang Akademik, Dr. Roudhonah, M.A selaku Wadek Bidang Administrasi Umum, Dr Suhaimi, M.Si selaku Wadek Kemahasiswaan. 3. Dra. Rini L. Prihatini M.Si. selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. 4. Ir. Noer Bekti Negoro M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. 5. Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang senantiasa mendukung, membantu dan mengarahkan penulis dalam bimbingan skripsi hingga selesai.
vi
6. Dr. Hj. Roudhonah, MA., Drs. H. Mahmud Jalal, MA., Noor Bekti Negoro, M.Si., Artiarini Puspita Arwan, M.Psi. selaku penguji skripsi dan tim pengarahan perbaikan skripsi penulis. 7. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, dan segenap staf pegawai UIN Syarif Hidayatullah yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas ilmu yang telah diberikan, atas kesabaran, perhatian, kasih sayangnya dalam mendidik penulis hingga selesai jenjang pendidikan strata satunya. 8. Ustadz H. Endang Husna Hadi S.Ag selaku pengasuh, pimpinan PPA Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan Banten, dan Ibu Ustadzah Hj. Arbiyah Mahfuz S.Th.I. al-Hafidzoh beserta keluarga, yang telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian, yang selalu ikhlas, sabar dan penuh kesungguhan dalam membimbing, mengarahkan dan memberi motivasi untuk meraih apa yang menjadi cita-cita penulis. Semoga Allah karuniakan rahmat, ridlo, kesehatan, panjang umur dan barokah rizkinya, amin. 9. Guru-guru SDN Sidayu, SMP Takhassus al-Qur’an, SMA Takhassus alQur’an Wonosobo, PP Asasul Huda Klawen Bawang Batang, PPTQ AlAsyariyyah Kalibeber Wonosobo, rumah tahfiz Ngebrak Kalibeber Wonosobo, Madrasatul Huffaz 1 (MH1) Gedongan Cirebon, Pesantren alQur’an Nur Medina dan Pesantren Yatim Cahaya Madinah Pondok Cabe Pamulang Tangerang Selatan Banten.
vii
Alm. H. Suprapto, Bu Djumirah, Pak Muhaimin, Pak Sofar, Bu Tiana, Pak Abass, Mbah Su’udi Sulaiman, Mbah Muntaha al-Hamilul Qur’an, Mbah Mustahal Asyari’, Bapak Asad al-Hamilul Qur’an, Abah Faqih, Mak Badi’, KH. Abu Bakar Sofwan al-Hamilul Qur’an, Ustdaz H. Endang Husna Hadiawan, Ibu Ustadzah Hj. Arbiyah Mahfuz, Haji Ahmad Suparli, Dr. Muhson Nawawi, semoga Allah selalu karuniakan keberkahan dimanapun berada. 10. Sahabat Takhasusku semua, Dian Widiyanto, Muhammad Na’im, Hanif Wibowo, Imam Baihaqi, Bisroh, Muhammad Taufik, Vairuz, Putra, Duna, Ipul, Iyus, Mbah Dullah, IPI, Latif, Azon. Teman sekampung Abdulloh Jono,Haryanto, Zainudin Mullah, Subkhi, DAS, Humam Nasirudin, Lutfi, Umam Azizi, Roziquin, teman sekamar Kg Tolib, Kg Muslih, Kg Hafid, Kg Zamroni, Kg Sofyan, Kg Mufid Rembang Cak Ruswanto Tegal. Blok H Tahfiz Putra al-Asyariyyah, Blok D Putra, Blok J Putra, bawah Masjid Kalibeber, semoga kita bisa terus saling memberi motivasi dan bersilaturrahim. 11. Sahabat Pesantren Yatim Cahaya Madinah, Mbak Laila, Mbak Ana Dzikriyana Idris, Zulkarnaen, Syafei, Firman, Cak Nun, Mbak Cha Idris, Anak Abah Durrotul Gholiah, Wawah Mawaddah, Sulton, Uci, Amar, Praja, Cindy, Rizqi Maulana, Dinda Azura Stefani Gatot, semoga kita bisa terus mengabdi dan berkarya. 12. Keluarga Besar PPA Nur Medina, Miss Acil, Mas So Veri, BBG, Muslih Muchbir, Rifat, semoga kita senantiasa bisa menjaga ukuwah Islamiah.
viii
13. Keluarga BPI 2011, Alaika Firmansyah, Ang Jamal, Khoirul, Nahrub, Jaid, Egi, Hari Dimong, Muzani, Elsa, Safarudin, Geri, Sabri, Kun Inang, Tyara, Maria Ulfa Kamal, Wirda, Unis, Nadia Alim, Shifa, Fajriah, Irma, Cinuy Blink, Nurhasanah, Winda, Milaty, Nadia Sabrina, Heppy Aulia, Muzaai, Lidya Rahmi, Novita, Lina Suwarti, semoga kita meraih sukses. 14. Teman-teman UIN, Khoiri, SC Ali Munandar, Ajengan Muiz, Gus Najmul Umam, Haris, Heri dkk semoga selalu semangat meraih cita-cita. Tiada kata yang mampu untuk membalas semuanya, selain “maturnuwun, terimakasih”, semoga Allah karuniakan balasan kebaikan dan pahala yang berlipat ganda atas semua yang telah diberikan kepada penulis, dengan sebaik-baiknya balasan dan semoga kita semua selalu dalam naungan rahmat dan ridlo-Nya, Aamiiin.
Jakarta, 3 Desember 2015
Abdullah Ubaid
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. iii ABSTRAK............................................................................................................ iv KATA PENGANTAR........................................................................................... v DAFTAR ISI.......................................................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................... 1 A. B. C. D. E. F.
BAB II
Latar Belakang Masalah............................................................ 1 Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................ 5 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 5 Metodologi Penelitian............................................................... 7 Tinjauan Pustaka....................................................................... 9 Sistematika Penulisan.............................................................. 11
LANDASAN TEORI................................................................... 13 A. Teori-Teori Bimbingan Agama.............................................. 13 1. Bimbingan....................................................................... 12 2. Agama........................................................................ 15 3. Bimbingan Agama..................................................... 17 4. Tujuan Bimbingan Agama............................................. 18 5. Metode dan Teknik Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam...................................................... 20 6. Syarat dan Kriteria Pembimbing................................ 28 B. Sikap....................................................................................... 30 1. Pengertian Sikap............................................................... 30 2. Pengertian Santun............................................................. 33 3. Pengertian Akhlak............................................................ 34 4. Pengertian Etika................................................................ 34 5. Pengertian Moral.............................................................. 35 6. Pengaruh Sikap Santun dalam Hidup............................... 36 C. Remaja.................................................................................... 38 1. Pengertian Remaja............................................................ 38
BAB III
PROFIL LEMBAGA PESANTREN AL-QUR’AN NUR MEDINA...................................................................................... 40 A. Sejarah..................................................................................... 40 B. Visi dan Misi Pesantren al-Qur’an Nur Medina..................... 42 C. Tujuan..................................................................................... 43
x
D. E. F. G. H. BAB IV
Struktur Organisasi.................................................................. 44 Kegiatan Pembelajaran............................................................ 45 Metode Bimbingan Agama..................................................... 46 Fasilitas................................................................................... 51 Ekstra Kurikuler...................................................................... 51
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA................... 52 A. Temuan Penelitian................................................................... 52 1. Identifikasi Informan................................................... 52 a) Pembimbing.................................................... 52 b) Terbimbing...................................................... 54 B. Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina...... 57 C. Metode Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan................................................................... 62 D. Faktor - Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja.......... 64 E. Analisis Hasil Penelitian......................................................... 67
BAB V
PENUTUP...................................................................................... 69 A. Kesimpulan................................................................................ 69 B. Saran.......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh manusia sekarang ini, tidak sedikit menimbulkan dampak negatif terhadap sikap hidup dan perilaku manusia, baik sebagai manusia yang beragama, maupun sebagai makhluk individual dan sosial, seperti halnya
penggunaan
alat
komunikasi
yang
berlebihan
dan
penyalahgunaan jaringan internet. Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan manusia atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ditandai dengan adanya kecenderungan anggapan bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan
hidup
manusia
adalah
nilai
material,
tanpa
menghiraukan nilai-nilai spiritual yang sebenarnya berfungsi untuk memelihara dan mengendalikan akhlak manusia. Manusia pasti kehilangan kendali dan salah arah bila nilai-nilai spiritual ditinggalkan, sehingga mudah terjerumus ke berbagai penyimpangan dan kerusakan akhlak. Misalnya melakukan perampasan hak-hak orang lain, penyelewengan seksual dan pembunuhan. Nilai-nilai spiritual yang dimaksudkan dalam Islam adalah ajaran agama yang berwujud perintah, larangan dan anjuran yang kesemuanya
1
2
berfungsi untuk membina kepribadian manusia dalam kaitannya sebagai hamba Allah serta anggota masyarakat.1 Banyak ditemukan kasus-kasus kenakalan remaja; misalnya penggunaan zat adiktif (narkotika), perkelahian, sex bebas dan sebagainya. Masalah utama kembali kepada akhlak remaja itu sendiri. Remaja yang demikian adalah remaja yang tidak mengenal akhlak. Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari “khuluqun”, yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.2 Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak “Adatul-Iradah”, atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisan yang berbunyi: “sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”.3 Sebaliknya tidak sedikit pula remaja yang baik, karena kesopanan dan tingkah lakunya yang terpuji dan selalu berbuat kebaikan. Remaja demikian itu adalah remaja yang shaleh, santun yang berakhlak mulia. Akhlak dapat menuntun para remaja menemukan dunianya, menyalurkan bakatnya kepada tindakan sublimatif dan konstruktif.4 Di masa pubertas (remaja) sudah mulai timbul (kegoncangan batin) sehingga
memerlukan
tempat
perlindungan
jiwa
yang
mampu
memberikan pengarahan positif dalam perkembangan hidup selanjutnya,
1
H. A. Mustafa, Akhlak-Tasawuf, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997), h. 17 H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 11 3 H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 13 4 H. Hamzah Ya’qub, Etika Islam, (Bandung : Diponegoro,1997), h. 29 2
3
yaitu seorang tokoh yang mampu memberikan bimbingan berupa nilainilai agama. Nilai-nilai keagamaan yang disampaikan oleh seorang pembimbing akan mudah diterima oleh individu yang mengalami kekosongan batin dan kegoncangan jiwa sehingga bisa menjadikan pembimbing agama sebagai pelindung dan penyelamat baginya.5 Keadaan jiwa yang penuh dengan kegoncangan itu sangat memerlukan agama dan membutuhkan suatu pegangan yang dapat membantu mereka dalam mengatasi dorongan-dorongan dan keinginankeinginan baru yang belum pernah mereka kenal sebelumnya. Keinginan dan dorongan itu seringkali bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang tua atau lingkungan dimana dia hidup.6 Menurut
Zakiah
Daradjat
dalam
bukunya
yang
berjudul
Problematika Remaja di Indonesia menjelaskan bahwa pada usia ini merupakan tingkat permulaan perkembangan perasaan keagamaan dalam pribadi anak, sedangkan perkembangan keagamaan akan terbentuk pada masa remaja. Perasaaan yang demikian perlu dikembangkan melalui partisipasi dalam kegiatan keagamaan seperti sembahyang berjama’ah, menjadi panitia hari-hari besar atau perayaan hari besar agama serta organisasi dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.7 Indonesia
merupakan
Negara
dengan
mayoritas
penduduk
beragama Islam. Banyak berdiri lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang, salah satunya adalah pesantren. Adapun pesantren
5
HM. Arifin M, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Manusia, (Bandung: CV.Diponegoro,1988) h. 28 6 Zakiah Daradjat, Problematika Remaja di Indonesia, h. 112 7 Zakiah Daradjat, Problematika Remaja di Indonesia, h. 63
4
merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah berkembang sejak lama. Pesantren al-Qur’an Nur Medina adalah salah satu pesantren yang terletak di wilayah Pondok Cabe Ilir kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, yang telah mempunyai program kegiatan terkait bimbingan agama. Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara terus menerus (continue), supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.8 Sedangkan kata agama dikenal juga kata “din” bahasa Arab dan kata “religi” dalam bahasa Latin. Adapun kata “agama” terdiri dari a = tidak dan gama = pergi, yang mengandung arti tidak pergi, tetap di tempat atau diwarisi turun-temurun.9 Dengan
mengetahui
pelaksanaan
bimbingan
agama
dalam
membentuk sikap santun remaja diharapkan mampu untuk memberikan gambaran proses bimbingan agama yang sederhana dan efektif. Berdasarkan fenomena dan berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka dilakukan penelitian terhadap masalah tersebut dan didapatkan deskripsi yang dituangkan dalam skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan”.
8
Andi Mapiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Surabaya : Usaha Nasional, 1984), h.127-128 9 Harun Nasution, ed., Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1994), h. 9
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan bimbingan agama pada remaja mulai 3 Juni 2015 sampai dengan 3 Desember 2015 di Pesantren al-Qur’an Nur Medina di Pondok Cabe Tangerang Selatan. 2. Perumusan Masalah Adapun permasalahan umum yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina tahun 2015? Adapun permasalahan turunan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana metode bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja yang diterapkan di Pesantren alQur’an Nur Medina ?
2.
Apa
faktor
pendukung
dan
penghambat
pelaksanaan
bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina tahun 2015
6
2) Untuk mengetahui metode pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren alQur’an Nur Medina tahun 2015 3) Untuk
mengetahui
faktor
pendukung
dan
penghambat
pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina tahun 2015 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu: 1) Ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan baru pada mata kuliah Ilmu Dakwah, dan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI). 2) Akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan bahan acuan dalam kegiatan pembentukan sikap santun pada remaja bagi universitas dan jurusan khususnya pada jurusan BPI. 3) Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan untuk rancangan program bimbingan agama yang lebih efektif, inovatif dan kreatif hingga terbentuk remaja yang sholeh, santun dan berakhlak mulia. Pembimbing agama dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk meningkatkan peran serta dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan akhlak remaja.
7
D. Metodologi Penelitian Adapun metodologi yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina Jl. Cabe III No 79A RT/RW 004/004 Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu mulai 3 Juni 2015 sampai dengan 3 Desember 2015. 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah satu orang pimpinan Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina, satu orang guru, tiga remaja/santri dan satu orang dari masyarakat sekitar pesantren. b. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah bimbingan agama dalam pembentukan sikap santun remaja yang terdaftar masuk di Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina bulan Mei 2015. 3. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis pada penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Pembentukan Sikap Santun Remaja di Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan”, yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif data deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka.
8
Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya10 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi : a) Dokumentasi, yaitu penulis mencari keterangan dan bacaan yang dibutuhkan mengenai masalah yang terkait melalui sumber-sumber yang ada, juga menelaah dokumen dan arsip yang dimiliki pesantren. b) Observasi atau pengamatan langsung di Pondok Pesantren alQur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan. Guna menyelami dan memperoleh gambaran yang jelas tentang peran pembimbing agama dalam pembentukan sikap santun remaja, penulis juga terjun langsung dalam proses tersebut bersama dewan guru dan masyarakat. c) Wawancara langsung secara mendalam terhadap pihak pesantren dan masyarakat yang terkait di dalamnya serta jajaran dewan guru untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
10
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers), h. 3
9
5. Teknik Analisis Data Analisa adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknis analisa data yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif, dimana semua data yang penulis peroleh merupakan hasil dari pengamatan dan wawancara. Sebelumnya penulis mengelompokkan data sesuai dengan persoalan yang telah di tetapkan kemudian menganalisanya secara sistematis. Penulis juga menggunakan teori untuk membahas masalah dalam penelitian. 6. Teknik Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta cetakan kedua tahun 2007. Sedangkan penerjemahan ayat-ayat al-Qur’an menggunakan sumber al-Qur’an dan terjemahnya yang di terbitkan oleh Departemen Agama RI E. Tinjauan Pustaka Berdasarkan tinjauan yang sudah dilakukan dari beberapa sumber kepustakaan, penulis menemukan skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka sebagai bahan pertimbangan. Adapun tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini diantaranya :
Skripsi berjudul “Metode Bimbingan Mental pada Jamaah Calon Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar
10
Karawang” yang disusun oleh Hj. Holipah,11 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sasaran yang diteliti adalah metode bimbingan mental pada jamaah calon haji 1 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar adalah metode langsung yaitu dimana pembimbing melakukan komunikasi tatap muka dengan calon jamaah haji dalam hal ini ada dua metode bimbingan yang terdiri dari bimbingan individual dan kelompok. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan, karena memiliki pembahasan yang sama
tentang metode
pelaksanaan bimbingan. Hal yang membedakan adalah jenis bimbingannya yaitu bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina tahun 2015. Sedangkan Skripsi yang disusun Hj. Holipah adalah bimbingan mental pada jamaah calon haji 1 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar
Skripsi berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Terapi Wicara dalam Meningkatkan Perkembangan Anak Terlantar di Yayasan Sayap Ibu Kebayoran Baru, Jakarta Selatan” yang disusun oleh Sri Rahayu.12 Dalam skripsi tersebut Sri Rahayu membahas evaluasi pelaksanaan terapi wicara dalam meningkatkan perkembangan anak terlantar. Keterkaitan antara skripsi penulis dengan skripsi Sri
11
Holipah, Metode Bimbingan Mental pada Jamaah Calon Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar Karawang, 2009 12 Sri Rahayu, Evaluasi Pelaksanaan Program Terapi Wicara dalam Meningkatkan Perkembangan Anak Terlantar di Yayasan Sayap Ibu Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
11
Rahayu sama-sama membahas mengenai pelaksanaan program. Sedangkan skripsi yang penulis susun lebih kepada proses pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina.
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis memberikan penjelasan dan gambaran dalam beberapa bab, yaitu: BAB I: Pendahuluan : Dalam bab ini penulis menggambarkan beberapa hal yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II: Tinjauan Teori
: Dalam bab ini penulis memaparkan
teori-teori yang meliputi pengertian bimbingan, pengertian Agama, tujuan bimbingan agama, pengertian sikap, pengertian santun, pengertian akhlak, pengertian etika, pengertian moral, pengaruh sikap santun dalam hidup, pengertian remaja. BAB III Profil Lembaga Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan : Dalam bab ini penulis memaparkan profil Pesantren al-Qur’an Nur Medina kedalam beberapa aspek yang terdiri dari sejarah dan latar belakang, visi dan misi, program-program, fasilitas dan sarana penunjang bagi remaja yang bermukim. BAB IV Temuan Lapangan dan Analisis Data : Dalam bab ini terdiri dari deskripsi dan analisis data pembimbing agama dalam
12
pembentukan sikap santun remaja di Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan, kemudian peran pembimbing agama yang diinginkan masyarakat, serta kesesuaian pembimbing agama dalam pembentukan sikap santun remaja yang ada di Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan. BAB V Penutup: Pada bab terakhir ini meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-Teori Bimbingan Agama 1. Bimbingan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bimbingan berarti petunjuk ataupun penjelasan tentang cara mengerjakan sesuatu.13 Secara etimologi (harfiah), kata bimbingan merupakan terjemah bahasa Inggris “guidance” yang berarti; menunjukkan, memberikan jalan, menuntun, mempedomani, menjadi penunjuk jalan, dan mengemudikan.14 Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Bimbingan dalam arti “guidance” menunjukkan pada dua hal, yang masing-masing berdiri sendiri, yaitu sebagaimana dikatakan oleh W.S Wingkel adalah: a) Memberi informasi, yakni memberikan petunjuk, bahkan memberikan nasihat kepada seseorang atau kelompok. Maka atas dasar pengetahuan
tersebut,
orang
dapat
menentukan
pilihan
dan
mengambil keputusan. b) Menuntun atau mengarahkan kepada sesuatu tujuan yang akan dituju, yang mungkin tempat tersebut hanya diketahui orang yang menuntun saja.15
13
Tim penyusun kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Edisi. Ke-2, h. 133 14 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 6 15 W.S. Wingkel, FKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: P.T Gramedia, 1999), h. 18
13
14
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam hidupnya.16 Bimo Walgito memberikan batasan mengenai bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.17 Dalam agama Islam yang tercantum dalam al-Qur’an, Allah SWT. mengajarkan untuk saling nasehat menasehati seperti yang tersirat dalam al-Qur’an Surah Al-Ashr ayat 3 yang artinya: “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. Sedangkan bimbingan agama Islam menurut Ainur Rahim Faqih, yaitu proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT. sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.18 Dalam pengertian lain disebutkan, bimbingan adalah bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan dan penyelesaian diri, serta dalam menyelesaikan masalah-masalahnya. Bimbingan bertujuan membantu penerimanya untuk dapat tumbuh dan
16
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,
1993), h. 4 17
Elfi Mu’awanah dan Fifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet2. H. 53-54 18 Ainur Rokhim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Pres, 2001), h. 61
15
berkembang secara bebas dan mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.19 Jadi secara singkat, bimbingan adalah suatu proses bantuan kepada seseorang maupun kelompok agar dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya dan dapat memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Bimbingan yang dilaksanakan dalam rangka menuntun seseorang ke arah kehidupan yang bermanfaat, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan karena dalam kehidupan ini tidak ada manusia yang hidup dengan sempurna. 2. Agama H.M. Arifin menjelaskan pengertian agama sebagai istilah yang sering dipakai sehari-hari dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: a. Aspek Subjektif: agama mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa gerakan batin, yang mengatur, dan mengarahkan tingkah laku tersebut, kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya. b. Aspek Objektif: agama dalam hal ini mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam hal ini belum masuk ke dalam batin manusia, atau belum membudaya dalam tingkah laku manusia. Oleh karena itu, secara formal agama dilihat dari aspek objektif dapat diartikan sebagai peraturan yang bersifat Ilahi, yang menuntun 19
Dewa Ketut Sukardi, Sartono, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: P.T. Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-1, h. 8
16
orang berakal budi, ke arah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. 20 Agama sebagai sebuah keyakinan, diyakini sebagai sebuah sarana bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan (Allah). Seperti yang dikatakan William James, sebagaimana dikutip oleh Zakiah Daradjat: “agama adalah perasaan dan pengalaman bani insan secara individu, yang menganggap bahwa mereka berhubungan dengan apa yang dipandangnya sebagai Tuhan”.21 Dikatakan pula bahwa agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan, cara menghadapi tiap-tiap masalah.22 Jadi pengertian agama dapat dirumuskan sebagai berikut: agama merupakan sebuah keyakinan manusia kepada Tuhan, yang dapat membantu kita dalam mengatur sikap dan pandangan hidup. Agama sebagai suatu kebutuhan manusia dalam memberikan suatu aturan atau norma-norma yang dapat memberikan ketenangan dalam jiwanya, selain itu juga, agama dapat menjadikan seseorang dalam melakukan sesuatu akan terikat kepada ketentuan antara yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan, menurut agama yang dianut. Hal ini tak lepas dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan senantiasa mengikuti perkembangan zamannya. Jika manusia tidak dapat mengontrol segala keinginannya 20
H.M Arifin., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta: Golden Terayon
Press), h. 1 21
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-5, h.18 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. Ke-3 h. 52 22
17
maka dikhawatirkan akan dapat menimbulkan ketidakpuasan dalam dirinya. Jika hal itu terjadi, akan timbul tekanan batin yang dapat mengganggu kehidupannya. Disinilah, agama yang telah diyakini oleh seseorang dirasakan sebagai sebuah pondasi yang kokoh dalam mengantisipasi segala macam tantangan-tantangan hidup yang dihadapinya, namun tidak dapat dipungkiri juga, jika banyak manusia yang kurang begitu memperhatikan nilai-nilai ajaran agama disaat mereka menerima berbagai macam cobaan dan masalah. 3. Bimbingan Agama Bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang kesulitan lahiriyah maupun batiniyah yang menyangkut kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Bantuan tersebut berupa pertolongan mental dan spiritual agar orang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dari iman dan taqwanya kepada Tuhan. Kemudian bimbingan agama Islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah yang terdapat dalam alQuran dan hadits Nabi SAW., sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.23 Jadi secara singkat, bimbingan adalah suatu proses bantuan kepada seseorang maupun kelompok agar dapat memahami dirinya, sehingga ia 23
Ainur Rokhim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001), h. 61
18
sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya dan dapat memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Bimbingan yang dilaksanakan dalam rangka menuntun seseorang ke arah kehidupan yang bermanfaat, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan karena dalam kehidupan ini tidak ada manusia yang hidup dengan sempurna. Kemudian, pengertian agama dapat dirumuskan sebagai berikut: agama merupakan sebuah keyakinan manusia kepada Tuhan, yang dapat membantu kita dalam mengatur sikap dan pandangan hidup. Agama sebagai suatu kebutuhan manusia dalam memberikan suatu aturan atau norma-norma yang dapat memberikan ketenangan dalam jiwanya, selain itu juga, agama dapat menjadikan seseorang dalam melakukan sesuatu akan terikat kepada ketentuan antara yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan, menurut agama yang dianut. Jadi kesimpulan yang penulis dapatkan dari beberapa pendapat di atas adalah, bimbingan agama merupakan pemberian bantuan terhadap individu yang membutuhkan, atau yang sedang mengalami masalah baik masalah pribadi, keluarga, sosial masyarakat sehingga membutuhkan bimbingan, pendampingan supaya permasalahan yang sedang dihadapi segera selesai, dan tujuan akhirnya adalah, yang terbimbing menjadi pribadi yang beragama, pribadi yang bertuhan. 4. Tujuan Bimbingan Agama Tujuan dari bimbingan agama secara umum yaitu untuk meningkatkan dan menumbuh-suburkan kesadaran manusia tentang
19
eksistensinya sebagai makhluk Allah. Disamping itu pula tujuan yang lainnya untuk membantu pihak yang dibimbing agar mempunyai kesadaran untuk mengamalkan ajaran agama Islam.24 Kemudian tujuan yang masih bersifat umum tersebut, dapat lebih dijelaskan menjadi lebih khusus, yaitu : a) Menanamkan rasa keagamaan b) Memperkenalkan ajaran-ajaran Islam c) Melatih untuk menjalankan ajaran-ajaran Islam d) Membiasakan berakhlak mulia e) Mengajarkan al-Qur’an.25 Tujuan lain dari Bimbingan Keagamaan adalah : 1) Bimbingan Keagamaan dimaksudkan untuk untuk membantu pihak yang terbimbing agar mempunyai religious reference (sumber pegangan) dalam pemecahan masalah-masalah kehidupan. 2) Bimbingan
Keagamaan
yang
ditujukan
kepada
pihak
yang
melakukan bimbingan agar dengan kesadaran dan kemauan bersedia mengamalkan ajaran keagamaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari bimbingan keagamaan adalah untuk memberikan tuntunan tentang ajaran agama Islam sebagai sumber pegangan. Dengan demikian mereka dapat dapat terhindar dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
24
HM. Arifin, Pokok-Pokok tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 29 25 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Al Ikhlas, (tt), Surabaya, hal.60
20
5. Metode dan Teknik Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam Metode bisa diartikan jalan yang harus dilalui. Pengertian yang lebih luas lagi, adalah segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain kata metode ada kata teknik dan pendekatan, keduanya dipahami sebagai cara ilmiah yang dipakai sebagai instrument dalam melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih fokus kepada subyek atau obyek yang dijadikan sasaran pelayanan. Maka pemahaman istilah teknik atau pendekatan sering disebut dengan kata strategi dan teknik khusus dalam melakukan sesuatu sesuai dengan fokus atau pokok permasalahannya. Hal ini perlu dikemukakan untuk memberikan wacana yang lebih luas mengenai berbagai metode dan teknik serta pendekatan yang digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Berbagai metode dan teknik yang biasa digunakan dalam pelayanan bimbingan atau penyuluhan dijelaskan oleh M. Arifin di dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan yang dikutip oleh M. Lutfi ialah sebagai berikut: a) Wawancara Adalah salah satu cara atau teknik yang bisa digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui fakta-fakta yang ada pada diri terbimbing. Dalam proses wawancara perlu disediakan alat untuk mencatat, merekam sebagai bukti yang sah, dan juga untuk acuan memberikan solusi pada semua persoalan yang ada pada diri terbimbing.
21
Kelemahan
teknik
wawancara
adalah
hanya
mungkin
dilakukan terhadap klien yang bisa berkomunikasi. Namun kelebihan dari teknik ini adalah, melalui wawancara permasalahan bisa diungkapkan secara mendalam, detail antara pembimbing dan terbimbing. Dalam konsep bimbingan dan penyuluhan Islam perlu diperhatikan etika dan tata nilai yang diperbolehkan. Ketika wawancara pembimbing dan terbimbing bukan mahram, maka perlu didampingi oleh pihak ketiga atas usulan yang disepakati bersama. Orang tersebut adalah orang yang bisa menjaga dan memegang amanah, supaya tidak menimbulkan fitnah dikemudian hari. Sebab secara umum wawancara dilakukan face to face. Dalam hukum Islam tidak dibenarkan berkhalwat antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. b) Observasi (Survey) Adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengamati secara langsung sikap dan perilaku seseorang yang tampak pada saat tertentu, yang muncul sebagai pengaruh dari kondisi mental atau kejiwaannya. Sejauh ini ada dua model observasi yang sudah biasa dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pertama, observasi secara langsung dan ikut terlibat dalam peristiwa yang sedang dijadikan obyek observasi (participant observacy). Kedua, observasi non partisipan, yakni pembimbing
22
berada di luar obyek atau peran yang sedang diidentifikasi, bisa dari jarak dekat atau jarak jauh. c) Tes (Kuisioner) Merupakan serangkaian pertanyaan yang kadang diberikan alternatif jawaban sesuai dengan lingkup masalah yang ingin diketahui. Teknik ini digunakan untuk mengetahui fakta dan fenomena kejiwaan yang tidak bisa diperoleh melalui wawancara atau observasi. Kelemahan teknik ini sering kebenarannya (validitas) tidak bisa dijamin, karena bisa saja klien tidak sungguh-sungguh dalam memberikan jawabannya. Sedangkan kelebihannya, bisa lebih banyak mengungkapkan apa yang dirasakan klien, terutama bagi klien yang tidak mampu mengungkapkannya secara lisan. d) Bimbingan Kelompok (Group Guidance) Teknik bimbingan yang digunakan melalui kegiatan bersama (kelompok), seperti diskusi, ceramah, seminar dan sebagainya. Teknik ini
biasanya
digunakan
untuk
mempelajari
dan
mengetahui
komunikasi dan interaksi sosial klien, hubungan timbal balik dan partisipan klien sewaktu berada dalam kelompok. Hal ini untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi sosial yang diberikan bagi klien yang mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi sosial dengan masyarakat. Melalui bimbingan kelompok secara bertahap, klien diberikan peluang untuk bergaul dalam kelompok.
23
e) Psikoanalisis (Analisis Kejiwaan) Adalah salah satu teknik yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap pengalaman kejiwaan yang dialami klien sejak kecil, semisal perasaan tertekan, perasaan takut, trauma dan merasa rendah diri. Teknik psikoanalisis ini dipopulerkan oleh Sigmund Freud, ia menjelaskan bahwa faktor alam bawah sadar yang mengendalikan seseorang baik sedang bermimpi maupun dalam kehidupan seharihari. Freud mengelompokkan proses kehidupan setiap orang, berada di alam sadar, ambang sadar, bawah sadar dan tidak sadar. Kehidupan menurut Freud banyak dikendalikan oleh alam bawah sadar, hanya sebagian kecil kehidupan seseorang berada dalam kesadarannya. Mungkin karena kaitannya dengan kondisi kejiwaan yang tidak tetap, berubah-ubah sesuai dengan perkembangan kehidupan yang sedang dilaluinya. Menurut Freud permasalahan yang dihadapi seseorang berasal dari faktor kejiwaan yang pada dasarnya berkaitan dengan alam bawah sadar. Fenomena yang terlihat pada fisik atau perilakunya hanya
pantulan
fatamorgana.
dari
Untuk
alam
bawah
memahami
sadarnya,
kejiwaan
seperti
seseorang,
cahaya perlu
menganalisis kejiwaan orang tersebut, melalui pemetaan dimensi atau struktur kejiwaannya.
24
f) Non-Direktif (Teknik Tidak Mengarahkan) Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Carl. R. Rogers, guru besar psikologi dan psikiatri (Universitas Wisconsin), yang selanjutnya dikenal dengan teknik “Clien-Centered-Counseling” (klien sebagai pusat jalannya konseling). Pembimbing hanya membantu memberikan dorongan dalam memecahkan masalah klien, dan keputusan terletak pada diri klien sendiri, yakni mengaktifkan dirinya dalam mengungkapkan dan memecahkan masalah dirinya, serta
tugas
pembimbing
berupaya
mendorong
tumbuhnya
tanggungjawab pada diri terbimbing Teknik non direktif biasanya digunakan terhadap orang yang memiliki masalah ketergantungan yang berlebihan kepada orang lain, orang tidak memiliki rasa percaya diri pada kemampuannya. Disini pembimbing berperan dalam mendorong dan menciptakan situasi yang memungkinkan klien bisa mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya. g) Teknik Direktif (Bersifat Mengarahkan) Adalah salah satu teknik yang diberikan dan digunakan bagi klien yang tidak mengerti permasalahannya dan mengalami kesulitan dalam memahami dan menemukan solusinya. Dalam bimbingan dan penyuluhan, biasanya ada dua jenis terbimbing ketika menghadapi permasalahannya, yaitu: pertama, orang yang mengerti permasalahan pada dirinya sehingga ia mampu mengungkapkan pada pembimbing. Kedua, orang yang tidak mengerti
25
dan tidak pula punya kemampuan untuk mengungkapkannya, apa lagi untuk menemukan solusi. Maka terbimbing seperti model kedua itu lebih tepat mendapatkan pelayanan teknik atau pendekatan direktif, yang bersifat mengarahkan terhadap timbulnya masalah. h) Teknik Rasional-Emotif Pada istilah yang lain, teknik ini disebut dengan “rationalemotif therapy”, atau model “RET” yang dikembangkan oleh Dr. Albert Ellis (ahli psikologi klinis). Dalam pelayanan bimbingan dan penyuluhan, teknik ini dimaksudkan untuk mengatasi pikiran-pikiran yang tidak logis (tidak rasional) yang disebabkan dorongan emosionalnya yang tidak stabil. Masih banyak sebagian besar masyarakat Indonesia yang diselimuti oleh paham-paham yang sempit, atau sebut saja fanatik dan ekstrim, yang mana bisa menjadi pemicu konflik hanya karena masalah sepele dan sebagainya. Dalam kaitan ini perlu digunakan bentuk dan teknik rasional emotif yang dapat mengarahkan seseorang atau kelompok agar bisa berfikir rasional dan obyektif berdasarkan argumentasi yang sebenarnya. Dalam al-Qur’an cukup banyak ditemukan ayat-ayat yang mengajarkan
agar
bisa
berfikir
rasional.
Misal
al-Qur’an
menggunakan kata-kata “afala ta‟qilun” dalam banyak bentuk, yang artinya “apakah kamu tidak berfikir?”. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Muhammad SAW. menyatakan “ad-dinu „aqlun, la dina li
26
man la „aqla lahu” artinya agama Islam itu didasari kemampuan akal (fikiran), maka tiada agama bagi orang yang tidak berakal. i) Teknik Konseling Klinikal Pelayanan bimbingan dan penyuluhan dengan menggunakan teknik klinikal menitikberatkan pada perkembangan skill terbimbing sesuai dengan latar belakang dan kemampuan yang dimilikinya. Pendekatan teknik ini tidak hanya berorientasi pada pengembangan intelektual, tetapi juga kemampuan personal secara keseluruhan, baik jasmani maupun rohani. Pembimbing mengarahkan orang yang terbimbing pada kemungkinan atau peluang yang mungkin bisa bermanfaat sesuai dengan kemampuannya. Secara khusus dalam pendekatan Islam ada metode atau teknik yang biasa digunakan, termasuk dalam pelaksanaan dakwah pada umumnya. Berikut ini secara ringkas akan dijelaskan: 1. Teknik bil-hikmah: adalah cara bijaksana, bersifat akademis. Teknik ini biasa digunakan untuk orang terbimbing yang terpelajar, intelek yang memiliki rasional tinggi, tetapi ragu atau kurang yakin terhadap kebenaran agama, sehingga menjadi masalah baginya. 2. Teknik bil-mujadalah: teknik melalui perdebatan yang digunakan dalam menunjukkan dan membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan dalil-dalil. Penggunaan teknik ini lebih tepat untuk orang yang kritis, yang tidak mudah menerima apa saja yang disampaikan pembimbing.
27
3. Teknik bil-mauidzoh: menunjukkan contoh yang benar, supaya orang mengikuti dengan mudah, dikarenakan kemampuan logikanya sulit menerima bila hanya berupa penjelasan atau teori yang masih baku (tekstual). 4. Teknik ceramah: penjelasan yang bersifat umum, cara ini lebih efektif diberikan dalam bimbingan kelompok (group guidance). Tetapi konselor harus menyesuaikan apa yang akan disampaikan sesuai dengan kondisi orang yang beragam 5. Teknik diskusi atau tanya jawab: kelebihan teknik ini, orang bisa menyampaikan semua yang dirasakan secara luas, sehingga pembimbing mampu memberikan jawaban yang tepat. 6. Teknik persuasif: yaitu berupa dorongan yang positif, santai, hiburan yang mendidik, sehingga orang termotivasi untuk melaksanakan saran dan nasihat dari pembimbing dengan senang hati. 7. Teknik lisan: melalui pesan langsung yang disampaikan dengan ucapan atau kata-kata, dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. 8. Teknik tulisan: adalah cara bimbingan atau bantuan yang diberikan pembimbing pada orang yang terbimbing melalui tulisan, bisa dengan pesan yang mengandung hikmah maupun cerita-cerita. Ada sebagian orang yang terkesan dengan membaca tulisan karena bisa lebih menghayati dan meresapi secara mendalam, dibanding mendengarkan kata-kata langsung (lisan).
28
9. Teknik bil-yadi (kekuasaan): adalah melalui wibawa karismatik atau pengaruh personal yang dimiliki pembimbing. Ada sebagian orang yang memperhatikan siapa konselornya, baru mau patuh dengan arahannya. 10. Teknik do‟a (dengan hati): dalam Islam setiap permasalahan tidak mungkin diatasi sendiri tanpa melibatkan Allah SWT. (Tuhan). Karena itu konselor mengajak klien untuk memohon pertolongan dari Allah SWT. Sebab terapi terapis terbaik adalah Allah SWT., kesembuhan yang haq dan sejati hanya dari-Nya. Hal ini sekaligus menyadarkan, memberitahu orang bahwa pembimbing hanyalah fasilitator, sahabat yang membantu untuk menemukan akar permasalahan (solusi). Dengan demikian, puncak dari semua teknik yang sudah dipaparkan di atas ialah menjadikan orang sadar terhadap potensi dan kemampuan diri mereka, serta menyadarkan bahwa tugas dan kewajiban meraka terhadap Sang Pencipta (al-Khaliq).26 6. Syarat dan Kriteria Pembimbing Ada beberapa syarat dan kemampuan yang harus dimiliki seorang pembimbing agama (Islam) tersebut, maka M. Arifin menyatakan di dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan yang dikutip oleh M. Lutfi merumuskan syarat-syaratnya sebagai berikut: a) Pembimbing meyakini akan kebenaran agama yang dianutnya, menghayati dan mengamalkan, karena ia menjadi pembawa norma 26
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 120-137
29
agama (religious) yang konsekuen, serta menjadikan dirinya idola (tokoh yang dikagumi) sebagai muslim sejati, baik lahir maupun batin dikalangan orang yang dibimbingnya. b) Memiliki sikap dan kepribadian yang menarik, terutama bagi orang yang dibimbingnya dan lingkungan kerja atau masyarakat sekitarnya. Memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti yang tinggi dan loyalitas terhadap profesi yang ditekuninya, sekalipun berhadapan dengan kondisi masyarakat yang selalu berubah-ubah. c) Memiliki kematangan jiwa dalam menghadapi permasalahan yang memerlukan pemecahan (dalam berfikir dan emosional). d) Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama dengan klien dan pihak lain dalam kesatuan tugas atau profesinya. e) Mempunyai sikap dan perasaan terkait dengan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan, klien harus ditempatkan sebagai individu yang normal yang memiliki harkat dan martabat sebagai mahluk tuhan. f) Memiki keyakinan bahwa setiap klien yang dibimbing memiliki kemampuan dasar (potensi) yang mungkin bisa dikembangkan menjadi lebih baik. g) Memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam terhadap terbimbing,
sehingga
selalu
memecahkan masalahnya.
berupaya
untuk
mengatasi
dan
30
h) Memiliki ketangguhan, kesabaran, dan keuletan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, sehingga tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan tugas. i) Memiliki sikap yang tanggap dan jiwa yang peka terhadap semua kesulitan yang disampaikan terbimbing. j) Memiliki watak dan kepribadian yang familiar, sehingga setiap orang yang menggunakan jasanya merasa nyaman, terkesan dan kagum dengan cara pelayanannya. k) Memiliki jiwa yang progresif (ingin maju) dalam profesinya, sehingga ada upaya untuk meningkatkannya sesuai dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat. l) Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, sehingga mempunyai kemampuan dalam menangkap dan menyikapi masalah-masalah mental atau rohaniyah yang dirasakan terbimbing. m) Memiliki pengetahuan dan pengalaman teknis yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas atau profesinya.27
B. Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap dalam kamus bahasa Inggris adalah “attitude”.28 Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut. Manifestasi tidak
27
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 156-158. 28 S. Wojowasito dan Tito Wasito, Kamus Lengkap (Inggris-Indonesia, IndonesiaInggris), (Bandung: Hasta, 1980), h.259
31
dapat langsung dilihat, akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup dan dalam penggunaan praktis, sikap sering dihadapkan pada rangsang sosial dan reaksi yang bersifat emosional.29 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, keyakinan, kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbul suatu tindakan pada seseorang. Sikap juga mengambarkan suka dan tidak suka seseorang terhadap suatu objek. Dalam bagian ini, Allport dalam Notoatmojo, 2007 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu : a. Komponen Kognitif
: kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep
terhadap suatub objek. b. Komponen Afektif
: merupakan perasaan individu terhadap
obyek sikap, obyek dapat dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. c. Konatif (Perilaku)
: menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Asumsi dasarnya bahwa kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku, kecenderungan secara konsisten, selaras, dan perasaan ini membantu sikap individual. 29
Mar’at, Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), h. 10-12
32
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.30
Selanjutnya sikap itu terdiri dari berbagai tindakan
yaitu: a) Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). b) Merespon (Responding) Memberi
jawaban
bila
ditanya,
mengerjakan
dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi dari sikap. c) Menghargai (Valuing) Mengajak
orang
lain
untuk
mengerjakan
atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang perawat mengajak perawat lain untuk memotivasi setiap pasien. d) Bertanggung jawab Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko, merupakan sikap yang paling tinggi.
30
Alwisol . Psikologi Kepribadian edisi revisi. (Malang : UUM Press, 2011), h.220
33
2. Pengertian Santun Santun dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya, sabar, dan tenang, sopan) atau bisa dikatakan cerminan psikomotorik (penerapan pengetahuan sopan ke dalam suatu tindakan), sedangkan sopan adalah hormat dengan tak lazim (akan,kepada) tertib menurut adab yang baik atau bisa dikatakan sebagai cerminan kognitif (pengetahuan).31 Jika digabungkan kedua kalimat tersebut, sopan santun adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penghormatan melalui sikap, perbuatan atau tingkah laku, budi pekerti yang baik, sesuai dengan tata krama; peradaban; kesusilaan. Menurut Moeliono, bahasa santun berkaitan dengan tata bahasa dan pilihan kata, yaitu penutur bahasa menggunakan tata bahasa yang baku, mampu memilih kata-kata yang sesuai dengan isi atau pesan yang disampaikan dan sesuai juga dengan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Bahasa yang tidak santun adalah bahasa yang kasar, melukai perasaan orang, kosa kata yang membuat tidak enak orang yang mendengarkan. Karena itu bahasa santun berkaitan dengan perasaan dan tata nilai moral masyarakat penggunanya.32 Santun dalam istilah al-Qur’an bisa diidentifikasikan dengan akhlak dari segi bahasa karena akhlak berarti ciptaan, atau apa yang tercipta, datang, lahir dari manusia dalam kaitan dengan perilaku. Perbedaan santun dan akhlak dapat dilihat dari sumber dan dampaknya. 31
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 997 32 Moeliono, Santun Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984)
34
Dari segi sumber, akhlak datang dari Allah, sedangkan santun dari masyarakat atau budaya. Dari segi dampak dapat dibedakan kalau akhlak dampaknya dipandang baik oleh manusia sekaligus baik dalam pandangan Allah, sedangkan santun dipandang baik oleh masyarakat, tetapi tidak selalu dipandang baik oleh Allah.33 Berdasarkan pengertian perilaku sopan santun dapat disimpulkan bahwa sikap sopan santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap santun yang baik dan benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. 3. Pengertian Akhlak Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari “khuluqun”, yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.34 Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak “Adatul-Iradah”, atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisan yang berbunyi: “sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”.35 Jadi akhlak adalah suatu perbuatan yang secara sengaja, tetapi tidak memerlukan pertimbangan pikiran (akal) terlebih dahulu. 4. Pengertian Etika Kata-kata “etika” dari segi etimologinya berasal dari bahasa Yunani kuno. Dalam bahasa Yunani, kata “ethos” dalam bentuk tunggal 33
Sofyan Sauri, Pendidikan Berbahasa Santun, (Bandung: PT Genesindo, 2006), h. 75 H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 11 35 H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 13 34
35
mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang habitat; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak “ta etha” artinya adalah: adat kebiasaan. Latar belakang terbentuknya kata “etika” adalah bentuk jamak “ta etha” yang berarti adat kebiasaan, yang oleh filsuf Yunani Aristoteles (384-322 SM.) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.36 Jadi kata “etika” adalah, ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan manusia. 5. Pengertian Moral Kata “moral” etimologinya sama dengan “etika”, sekalipun bahasa asalnya berbeda. Memandang arti kata “moral”, perlu diperhatikan bahwa kata ini bisa dipakai sebagai nomina (kata benda) atau sebagai adjektiva (kata sifat). Jika kata ”moral” dipakai sebagai kata sifat artinya sama dengan “etis” dan jika dipakai sebagai kata benda artinya sama dengan “etika” menurut arti pertama tadi, yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Mengambil contoh, misalnya, bahwa perbuatan seseorang tidak bermoral. Maksudnya adalah, bahwa kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau kita menganggap bahwa kelompok pemakai narkotika mempunyai moral yang bejat, artinya, mereka berpegang, berperilaku pada nilai dan norma yang tidak baik. Sedangkan moralitas adalah sifat
36
K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 4
36
moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.37 Jadi, moral adalah nilai atau norma yang menjadi acuan seseorang atau kelompok untuk bertingkah laku dalam kehidupannya. 6. Pengaruh Sikap Santun dalam Hidup Seperti yang diungkapkan oleh Laurence Sterne “Memiliki rasa hormat pada diri sendiri akan membimbing moral kita; memiliki rasa hormat terhadap orang lain akan menjaga sikap sopan santun kita”.38 Jadi, perilaku santun remaja memiliki pengaruh yang besar terhadap pengembangan kepribadian remaja. Contohnya dalam dunia pendidikan. Semakin hormat serta memiliki sopan santun seorang siswa kepada pendidiknya (guru), maka akan semakin mudah siswa mengikuti apa yang disampaikan oleh pendidik tersebut. Selain ditinjau dari besarnya pengaruh budi pekerti terhadap berbagai aspek di kehidupan siswa, budi pekerti juga menjadi batang dari hubungan antara siswa dengan pihak lain di sekolah, dalam hal ini kepala sekolah, tenaga pendidik (guru), staff pegawai yang terlibat, dan teman sebaya. Perilaku sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan bersosialisasi sehari-hari setiap orang, karena dengan menunjukkan sikap sopan santunlah, seseorang dapat dihargai dan disenangi dengan dengan keberadaannya sebagai makhluk sosial dimana pun tempat ia berada. Dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama manusia sudah tentu 37 38
122
K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 7 Sukmana, Pentingnya Membina Budi Pekerti Anak. (Bhineka Karya Winaya, 2008), h.
37
memiliki norma-norma dalam melakukan hubungan dengan orang lain, dalam hal ini sopan santun dapat memberikan banyak manfaat atau pengaruh yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Perilaku hormat, sopan santun serta tata krama dalam bertutur kata merupakan perwujudan budi pekerti luhur yang diperoleh melalui pendidikan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam kedudukannya masing-masing, seperti: orang tua dan guru, para pemuka agama dan masyarakat umum. Dari pendidikan dan bimbingan tersebut, diharapkan siswa mewujudkannya dalam bentuk sikap dan perilaku yang sehat dan serasi dengan kodratnya dalam kehidupan sehari-hari. Perwujudan nilai sopan santun disesuaikan dengan kondisi dan situasi secara pribadi (individu) maupun secara kelompok.39 Dengan terbinanya sopan santun remaja sejak dini, maka remaja akan mempunyai budi pekerti yang kokoh. Remaja yang mempunyai budi pekerti yang kokoh akan mampu membedakan perilaku yang terpuji dengan perilaku yang menyesatkan atau menyimpang, sehingga tidak mudah tergoda atau terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik. Pada akhirnya remaja akan menjunjung tinggi moral dan berusaha untuk berbuat baik yang bermanfaat bagi orang lain.
39
Zuriah, Nurul. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 93
38
C. Remaja 1. Pengertian Remaja Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata lain adolescere, (kata bendanya adolescentia, yang berarti remaja), yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah
adolescence seperti
yang
dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. 40 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia remaja memiliki arti mulai dewasa.41 Masa remaja ialah satu periode dari masa anak-anak menjadi dewasa ketika manusia menguji berbagai peran yang mereka mainkan dan mengintegrasikan peran-peran itu ke dalam suatu persepsi diri, suatu identitas.42 Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Pada masa ini terjadi peralihan dari ketergantungan social-ekonomi kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.43 Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada
40
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980, Edisi ke-5, h.
206 41
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 739 Tim Penyusun, Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional), Jakarta: Departemen Sosial Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, 2006, h. 13 43 Sarlito Wirawan. S, Psikologi Remaja, (Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 1994, h.9 42
39
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.44 Sedangkan Hurlock membagi masa remaja menjadi masa awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 hingga 18 tahun), masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir, individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.45 Masa remaja, menurut Tanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi, perkembangan remaja dianggap sebagai masa topan badai dan stress (storm and stress) , karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.46 Dari beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
44
Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D., Human Development (8 th ed). Bustom: McGraw-Hill, 2001, h. 122 45 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980, Edisi ke-5, h. 207 46 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, h. 13
BAB III PROFIL LEMBAGA PESANTREN AL-QUR’AN NUR MEDINA A. Sejarah Menurut Ustadz H. Endang Husna, lembaga pendidikan seperti pesantren, kini diakui oleh banyak kalangan sebagai lembaga pendidikan yang mampu membentuk dan mengembangkan kepribadian (personality development) dan membangun karakter (character building) para santrinya.47 Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat selama berada di pesantren, para santri berada dalam lingkungan pendidikan yang memadukan pengajaran dan pengasuhan sekaligus. Para santri mengalami dan merasakan langsung bagaimana hidup bersama (learning to live together) yang penuh persaudaraan, keramahan dan keakraban dengan sesama teman disertai jiwa kemandirian dan kebebasan yang bertanggung jawab. Pada bulan Mei tahun 2004 Ustadz Endang beserta Istrinya, Ustadzah Arbiyah, merintis dan memulai pengajian al-Qur’an di kontrakannya yang berada di Gang Trubus II Rt/Rw 001/004 Pondok Cabe Ilir Pamulang. Satu tahun berjalan, respon masyarakat sangat positif dan antusias, semula murid pengajian yang ikut belajar hanya tiga orang, seiring berjalannya waktu terus bertambah sehingga tempat yang digunakan untuk kegiatan belajar dan pengajian tidak bisa menampung lagi.
47
Wawancara pribadi dengan Ustadz Endang, PPA Nur Medina Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB.
40
41
Ustadz Endang beserta Istrinya, mengajak para santri-santri untuk berdoa dan beribadah yang lebih sungguh-sungguh dan lebih khusyu’ lagi, dengan cara melaksanakan solat taubat, solat istikhoroh dan solat hajat kemudian berdoa. Dengan izin Allah SWT. tiga hari setelah ikhtiar ibadah dilaksanakan, datanglah hamba Allah yang baik dan dermawan yang berasal dari Solo, Bapak H. Sugondo dan Hj. Ninik didampingi Anak dan Menantunya, Mas Jarot, Mas Jodi dan Mbak Anik (Owner Waroeng Steak) bersilaturahim ke kontrakan Ustadz Endang. Tanpa ada konfirmasi atau yang lainnya, beliau kemudian menanyakan apakah disekitar kontrakan ada lahan yang kosong yang ingin dijual, kemudian Ustadz Endang mengantarkan disekitar Jalan Cabe III, menunjukkan tanah milik Bapak H. Semu, tidak panjang lebar negosiasi akhirnya bersepakat untuk dibeli, setelah pengurusan jual beli selesai, kemudian tanah kosong tersebut langsung dibangun selama satu tahun, baru pada tahun 2009 gedung PPA Nur Medina berdiri dengan megah. Tahun 2010 barulah diresmikan secara resmi PPA Nur Medina. Dari awal dirintisnya, PPA Nur Medina selalu Mengembangkan kepribadian
(personality
development)
dan
membangun
karakter
(character building) inilah yang menjadi salah satu keunggulan PPA Nur Medina, sehingga sampai sekarang para alumninya mampu menunjukkan eksistensinya di berbagai jalur pengabdian. Dan karena itu pula sampai saat ini, PPA Nur Medina banyak diminati oleh banyak orang dari semua kalangan.
42
Efektifitas PPA Nur Medina untuk menjadi agen of change juga terbentuk karena sejak awal keberadaan PPA Nur Medina juga menempatkan diri sebagai pusat belajar masyarakat (community learning centre). PPA Nur Medina tidak lepas dari konteks masyarakat dan PPA Nur Medina juga tidak akan ada tanpa masyarakat karena apa yang dikerjakan oleh PPA Nur Medina sebenarnya untuk masyarakat. Untuk itu, Pesantren al-Qur’an Nur Medina selain menjadi tempat pendidikan, juga menjadi sarana melatih santri atau remaja dalam berinteraksi dengan masyarakat, karena sejatinya pesantren merupakan medium budaya dalam kehidupan masyarakat. Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan intelektual, akan tetapi juga, pendidikan spiritual, pendidikan moral dan sebagai lembaga pendidikan sosial kemasyarakatan. Disini Pesantren al-Qur’an Nur Medina mendidik santri untuk hidup bermasyarakat dan bagaimana seorang santri menjalankan peran sosial (social role) dalam masyarakat.
B. Visi dan Misi Pesantren al-Qur’an Nur Medina Visi 1. Terciptanya lembaga pendidikan tingkat tinggi untuk santri sebagai pusat tafaqquh fiddin yang berakhlak karimah. 2. Menjadi pesantren yang melahirkan khaira ummah (umat terbaik) 3. Berkompetensi global dan berwawasan internasional
43
Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan, kajian dan pengabdian keislaman secara holistik dan komprehensif
bagi santri melalui kitab klasik
maupun kontemporer. 2) Menciptakan
dan
mengembangkan
kemandirian
berfikir
dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam semua sisi kehidupan. 3) Mewujudkan lembaga pendidikan tinggi bagi santri yang murah (gratis) tapi berkualitas.
C. Tujuan Menurut Ustadz H. Endang Husna Hadi, pendidikan di pesantren adalah jalan tercepat dan terbaik untuk berubah menjadi lebih baik. Demikian pula Pesantren al-Qur’an Nur Medina bertujuan untuk melahirkan generasi yang mengerti, menguasai dan mampu mengamalkan al-Qura’an, sehinnga PPA Nur Medina selalu berusaha berkreatifitas dan berinovasi untuk memberdayaan manusia dengan melatih dan membekali santri-santri pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya dengan kemampuan pemahaman agama yang cukup sekaligus dengan life skills yang menunjang kehidupannya di masa mendatang. Adapun beberapa tahapannya sebagai berikut: Pertama, pemberian pengarahan kepada setiap santri karena pada dasarnya, pengarahan adalah cara mentransfer nilai dan filsafat hidup dari Ustadz dan Ustadzah kepada seluruh santri di berbagai kegiatan.
44
Kedua, dengan pelatihan. Pelatihan menjadikan para santri lebih terampil, memiliki wawasan yang lebih luas, baik wawasan pengetahuan, pengalaman, pemikiran dan kepemimpinan. Ketiga, penugasan kepada setiap santri akan menjadikan santri lebih terlatih, terkendali dan termotivasi. Keempat, pembiasaan. Dalam proses pendidikan kader, belumlah cukup hanya dengan pengarahan, pelatihan dan penugasan. Maka pembiasaan menjadi unsur yang penting dalam pembentukan karakter santri. Pendidikan adalah pembiasaan. Kelima, pengawalan. Yang dimaksud dengan pengawalan adalah seluruh tugas dan kegiatan santri selalu mendapatkan bimbingan dan pendampingan
sehingga
mendapatkan
kontrol,
seluruh evaluasi
kegiatan dan
yang
telah
diprogram
langsung
bisa
diketahui
kekurangannya. Keenam, uswah hasanah. Membudayakan untuk memberikan dan menjadi contoh teladan yang baik bagi orang lain.
D. Struktur Organisasi Di bawah ini adalah struktur organisasi kepengurusan Pesantren al-Qur’an Nur Medina: Pendiri
: Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag. Ustadzah Hj. Arbiyah Mahfuz, S.Th.I., Al-Hafizoh
Pengawas
: Dr. Akhsin Sakho Muhammad Dr. Muhson Nawawi
45
Darma Soraya Pengasuh
: Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag. Ustadzah Hj. Arbiyah Mahfuz, S.Th.I., Al-Hafizoh
Lurah Putra
: Ahmad Suferi
Lurah Putri
: Nur Hasanah
Sekretaris Putra
: Zulkarnaen
Sekretaris Putri
: Roikhatul Jannah
Bendahara Putra
: Firman Muhammad Iqbal
Bendahara Putri
: Wawah Mawaddah
E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan di Pesantren al-Qur’an Nur Medina adalah gaya pengajaran (teaching style) yang demokratis, terbuka dan fleksibel. Gaya pengajaran ini dikembangkan karena menempatkan setiap santri dalam proses pengajian sebagai subyek yang memiliki status dan hak yang setara. Selain itu, gaya pengajaran ini juga memberikan perhatian kepada keragaman gaya belajar santri yang adil dan setara dengan memerhatikan kecenderungan dari santri yang kuat dalam aspek pendengaran (auditory), penglihatan (visual), ataupun aspek gerak (kinestethic). Dengan memerhatikan ketiga aspek tersebut, maka Pesantren alQur’an Nur Medina menyelenggarakan beberapa materi dasar dalam kegiatan pembelajarannya yaitu: a) Pendidikan iman dan taqwa b) Pendidikan moral dan akhlak
46
c) Pendidikan fisik dan psikologis d) Pendidikan rasio dan penalaran e) Pendidikan interaksi sosial atau kemasyarakatan f) Pendidikan reproduksi sehat dan islami g) Pendidikan kewirausahaan Ketujuh materi dasar tersebut diaplikasikan dengan beberapa kegiatan, yaitu: 1) Praktik imamah 2) Praktik ceramah 3) Praktik mengajar 4) Keorganisasian 5) Tadabbur alam F. Metode Bimbingan Agama PPA Nur Medina 1. Metode Individu Metode individu yaitu pembimbing melakukan komunikasi langsung secara individu dengan yang dibimbing. Hal ini dilakukan oleh pembimbing di PPA Nur Medina dalam membimbing remajaremaja yang belajar di pesantren. Pembimbing melakukan komunikasi langsung secara individu. Metode ini dilakukan untuk mengetahui minat dan bakat apa saja yang dimiliki oleh remaja tersebut, dengan tujuan agar lebih mudah untuk diarahkan. Dengan metode individu juga, pembimbing melakukan pendekatan guna memberikan pemahaman al-Qur’an terhadap para remaja. Pembimbing biasanya memberikan materi
47
secukupnya, kemudian remaja yang terbimbing menyampaikan pengetahuan yang bisa diserap kepada pembimbing, melalui lisan atau tulisan. Dalam menjalankan metode individu ini, pembimbing juga menggunakan beberapa pendekatan, seperti pembimbing berusaha menjadi orang tua mereka, memberikan kasih sayang kepada mereka yang selama ini tidak mereka dapatkan. Dengan demikian, mereka akan merasa nyaman dan akan lebih mudah untuk diberikan materi ataupun arahan supaya menjadi remaja yang memiliki sikap yang mulia. 2. Metode Ceramah Dalam hal ini pembimbing memberikan materi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki, dengan menggunakan bahasa yang lugas, jelas dan mudah dimengerti. Metode ceramah sama halnya dengan mau‟idlah hasanah atau nasehat yang baik. Adapun materi yang disampaikan dalam bimbingan agama di PPA Nur Medina meliputi ilmu yang berkaitan dengan al-Qur’an (ulumul Qur‟an), tauhid, akhlak, ibadah dan sejarah islam. Dengan diberikannya materi-materi tersebut, pembimbing berharap agar mereka menjadi pribadi yang soleh dan bermanfaat bagi sebanyakbanyaknya manusia. 3. Metode Tanya Jawab Tanya jawab adalah penyampaian materi dengan cara mendorong sasaran untuk menyatakan sesuatu yang dirasa kurang
48
mengerti atau kurang dipahami. Disini pembimbing sebagai penjawab atau penjelas atau dengan bahasa yang lain, pembimbing menanyakan sesuatu pada remaja bimbingannya. Metode ini merupakan tindak lanjut dari metode ceramah, ini dilaksanakan
dengan
membuka
forum
tanya
jawab
setelah
pembimbing memberikan materi bimbingan keagamaan. Kemudian para remaja diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dibahas apabila masih kurang jelas ataupun tentang bagaimana cara meningkatkan potensi yang ada pada remaja. Sebaliknya, para pembimbing juga memberikan beberapa pertanyaan
kepada
remaja
binaannya.
Didalam
memberikan
pertanyaan, pembimbing membebaskan mereka untuk menjawab pertanyaan, dimana pembimbing tidak memberikan pilihan jawaban. Tujuannya agar remaja binaan dapat mengembangkan pikirannya sendiri,
dengan begitu mereka secara tidak langsung telah
mengembangkan kreativitas berfikir yang dimilikinya. 4. Metode Pengamalan Nilai-Nilai Agama a. Shalat Berjama’ah Dengan melihat keutamaan serta manfaat berjamaah, maka pembimbing mewajibkan remaja binaannya untuk melaksanakan shalat berjamaah. Shalat berjama’ah yang ditekankan secara khusus adalah sholat berjama’ah shubuh, maghrib dan isya, karena waktu-waktu tersebut remaja sudah terkondisikan berada di pesantren. Bahkan dalam hal ini, pembimbing tidak segan
49
memberikan sangsi atau hukuman bagi mereka yang tidak mengikuti shalat berjama’ah. Adapun alasan pembimbing melakukan hal tersebut, supaya membentuk kedisiplinan dan membiasakan remaja binaan menaati peraturan yang berlaku, sekaligus menjalankan kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai hamba Allah SWT. b. Pembelajaran al-Qur’an PPA Nur Medina sangat berpegang teguh dengan pedoman kalam Ilahi (al-Qur’an). Tujuan pembelajaran al-Qur’an adalah agar para remaja binaan dapat membaca dan menghafalkan alQur’an secara benar dan baik, serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, dalam lingkup masyarakat, berbangsa maupun bernegara. PPA Nur Medina lebih dikenal dengan al-Qur’annya, dimana para pembimbing memberikan bimbingan belajar yang mendalam mengenai al-Qur’an dengan beberapa bentuk bimbingan antara lain membaca al-Qur’an menurut kaidah tajwid yang benar dan tepat secara tartil, cara menghafal al-Qur’an secara benar, cepat dan berkarakter, tilawatil Qur’an dengan tajwid dan nadanada yang indah, juga mengenali al-Qur’an dengan metode hafalan surah dan ayat-ayat pilihan. Dengan mempelajari dan mendalami al-Qur’an secara terus-menerus secara konsisten, harapannya para remaja PPA Nur
50
Medina dapat memahami ilmu-ilmu tentang al-Qur’an, sehingga mereka
dapat
kontekstual,
memahami tetapi
lebih
al-Qur’an, dari
itu,
tidak
hanya
sebatas
mengamalkan
dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan proses yang berkesinambungan seperti tersebut diatas, para santri diharapkan mempunyai kesiapan dalam menghadapi arus perkembangan kehidupan. Adapun standarisasi pencapaiannya adalah: 1) Jiwa keikhlasan dalam pengabdian pada pesantren dan masyarakat 2) Selalu mengambil inisiatif 3) Baik dalam bermuamalah 4) Mampu berkomunikasi dengan baik 5) Terlatih untuk membuat jaringan kerja dan memanfaatkannya 6) Dapat dipercaya 7) Bekerja keras dan bersungguh-sungguh (self development) 8) Menguasai masalah dan dapat menyelesaikannya 9) Memiliki integritas tinggi 10) Memiliki nyali yang besar dan tidak takut resiko 11) Jujur dan terbuka 12) Siap berkorban (self support) 13) Soft power (kekuatan dan ketegasan dengan keluwesan) 14) Cerdas dalam melihat, mendengar, menilai, mengevaluasi, memutuskan dan menyelesaikan.
51
G. Fasilitas a) Asrama putra dan putri b) Aula atau Musholla c) Ruang belajar d) Perpustakaan e) Koperasi pesantren f) Alat musik (rebana, marawis, angklung, dll) g) Ruang ekstra menjahit h) Sarana olahraga i) Guest room j) Area parkir H. Ekstra Kurikuler 1) Muhadharah 2) Shalawat Albarzanji 3) Nagham al-Qur’an 4) Kajian amtsilati (cara cepat memahami al-Qur’an) 5) Pelatihan kepemimpinan 6) Pelatihan mengajar 7) Praktik pengabdian masyarakat 8) Kesenian (teater, marawis, rebana, angklung, dll) 9) Keterampilan (menjahit, tata boga, dll) 10) Olahraga (tenis meja, sepak bola, futsal, bulu tangkis, dll) 11) Outbound
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Identifikasi Informan a. Pembimbing PPA Nur Medina 1) Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag (UE) Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag adalah sebagai pendiri, pimpinan sekaligus pengasuh Pondok Pesantren alQur’an Nur Medina Pondok Cabe Pamulang. Beliau lahir di Bogor pada tanggal 02 Mei 1975. Beliau tinggal bersama istri dan 3 anaknya, istrinya bernama Ustadzah Hj. Arbiyah Mahfuz, S.Th.I., Al-Hafidzoh dan anak yang pertama bernama M. Hilmy Muztaiqiz kelas 6 SDIT Al Azkar Pamulang, yang kedua Najjah Rayyani Munawwarah kelas 3 SDIT Al-Azkar pamulang dan yang ketiga Syukri Abdul Hadi kelas 1 SDIT Al-Azkar Pamulang. Rumah tinggal beliau di PPA Nur Medina di Jl. Cabe III No 79A Rt/Rw 004/004 Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Selatan Banten. Pendidikan terakhir yang dicapai dalah S1 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekarang berubah nama menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kemudian
juga
sedang
menempuh
S2
di
Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Saat ini Ustadz Endang berprofesi
52
53
sebagai pembimbing haji dan umroh di Travel Arofah Tour yang beralamat di Radio Dalam Jakarta Selatan. Selain menjadi pembimbing Haji dan Umroh juga sebagai guru mengaji, di pesantren, di perumahan komplek, maupun di perkantoran. 48 2) Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I lahir di Wonosobo 3 Mei 1991, saat ini bertempat tinggal di PPA Nur Medina. Alamat aslinya di PP Al Fajri Wadaslintang Wonosobo. Beliau belum berkeluarga karena baru wisuda menjadi Sarjana Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Haji dan Umroh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada februari 2015. Kemudian juga Ustadzah Wasilaturohmah selesai menghafalkan 30 juz al-Qur’an pada 2009 yang lalu di PPTQ Al-Asyariyyah Kalibeber Wonosobo. Awal masuk ke PPA Nur Medina pada tahun 2010 tidak langsung menjadi pembimbing akan tetapi sebelumnya beliau di bimbing terlebih dahulu dengan mengikuti pelatihan. Pelatihan yang diberikan berupa pelatihan dasar, pelatihan bagaimana
cara membimbing
yang baik
yang sesuai
Rasulullah SAW. contohkan dahulu. Pelatihan dilakukan dengan tujuan supaya para ustadz ustadzah di PPA Nur Medina lebih ahli dalam bidangnya 48
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB.
54
masing-masing. Ustadzah Wasilaturrahmah lebih terlatih dalam membimbing hafalan supaya lebih kuat dan berkarakter. Yang mengisi pelatihan diantaranya ada beberapa dari bidang tauhid, al-Qur’an, hadits dan tafsir, wirausaha dan dari kedokteran.
Barulah
pada
tahun
2012
Ustadzah
Wasilaturrahmah diangkat menjadi pembimbing tetap di Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina.49 b. Remaja Terbimbing 1) Muslim Al Jihaad Lahir di Palembang pada tanggal 24 Mei 1998. Saat ini bertempat tinggal di PPA Nur Medina. Alamat aslinya bertempat di Jalan Mujahidin no. 661 kecamatan Bukit Kecil, Palembang, Sumatera Selatan. Muslim tercatat sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Ushuluddin semester 1.
jurusan
Tafsir
Hadits
Fakultas
Muslim mengaku senang menjadi
mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah, dan yang lebih membuatnya senang adalah dia bisa kembali melanjutkan perjalanan hidupnya sebagai seorang santri, “Alhamdulillah, Allah tunjukkan saya Pondok Pesantren Nur Medina ini, bisa kembali menjadi santri” ujarnya. Muslim juga mengaku bahwa cara menghafalkan alQur’an di Nur Medina sangat bagus karena membuat santri 49
Wawancara pribadi dengan Ustadzah Wasilaturahmah, S.Kom.I., PPA Nur Medina Pondok Cabe Ilir Pamulang, 23 November 2015 pukul 20:35-20:55 WIB.
55
sadar kalau hafalan bukan hanya kuantitas, tapi kualitas, ditambah lagi pengasuh
pondok yang sangat perhatian
terhadap santri-santrinya. Dalam kurun waktu satu sekitar satu semester mengikuti bimbingan agama yang diberikan di PPA Nur Medina, Muslim terlihat bersemangat, mulai dari materi surah pilihan, hadits, pelatihan khatib, kajian ayat pilihan, bahasa arab, kultum dan juga ketika menjadi panitia bersama dalam acara yang di selenggarakan oleh pesantren. Sebelum masuk di PPA Nur Medina, Muslim pernah belajar di pesantren di daerah Jombang Jawa Timur, tepatnya di Pesantren Madrasatul Qur’an. Selama belajar di Pesantren Madrasatul Qur’an, Muslim bisa menyelesaikan hafalan 30 juz al-Qur’an, tetapi sebatas menghafal saja, tidak mendalami dan mengkaji ayat-ayat atau surah-surah yang ada di dalam alQur’an seperti yang ada di PPA Nur Medina. Atas dasar itulah Muslim masuk dan belajar di PPA Nur Medina untuk lebih menguasai ayat-ayat dan surah-surah pilihan bahkan 30 juz yang terdapat pada al-Qur’an. 50 2) Fana Tri Astuti Lahir di Wonosobo pada tanggal 7 Juni 1997. Saat ini bertempat tinggal di PPA Nur Medina, alamat aslinya di Karang Tengah Tumenggungan Rt/Rw 03/05 Selomerto 50
Wawancara pribadi dengan Muslim, PPA Nur Medina, 23 November 2015 pukul 21:55-22:25 WIB.
56
Wonosobo Jawa Tengah. Fana tercatat sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidaytullah Jakarta jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi semester 1. Dalam kurun waktu kurang lebih satu semester mengikuti bimbingan agama yang diberikan di PPA Nur Medina, Fana terlihat nyaman mengikutinya, mulai dari materi surah pilihan, hadits, kajian ayat pilihan, bahasa arab, kultum dan juga ketika menjadi panitia bersama dalam beberapa acara yang di selengarakan oleh pesantren. Sebelum masuk di PPA Nur Medina, Fana pernah belajar di PPTQ Al-Asyariyyah Wonosobo. Selama belajar di PPTQ Al-Asyariyyah Wonosobo, Fana lebih bersemangat dalam pendidikan formal (sekolah) sedangkan di PPA Nur Medina Fana di tuntut untuk seimbang dalam belajar formal maupun agama, terlebih lagi untuk pengabdian masyarakat. Atas dasar itulah Fana tertarik masuk dan belajar di PPA Nur Medina. 51 3) Lutfia Istiqomah Lahir di Pati pada tanggal 1 Januari 1998. Saat ini bertempat tinggal di PPA Nur Medina, alamat aslinya di desa Klakahkasihan Rt/Rw 02/08 Gembong Pati Jawa Tengah. Fia tercatat sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidaytullah Jakarta jurusan Tafsir Hadits semester 1 Fakultas Ushuluddin. 51
Wawancara pribadi dengan Fana Tri Astuti, PPA Nur Medina, 23 November 2015 pukul 21:15-21:35 WIB.
57
Setiap mengikuti bimbingan agama yang diberikan di PPA Nur Medina, Fia sering menunjukkan keseriusannya, dengan duduk dibarisan yang paling depan. mulai dari materi surah pilihan, hadits, kajian ayat pilihan, bahasa arab, kultum dan juga ketika menjadi panitia bersama dalam acara yang di selengarakan oleh pesantren. Sebelum masuk di PPA Nur Medina, Fia sekolah di SMA
dekat
rumahnya,
walaupun
baru
mendapatkan
pengalaman belajar di pesantren, Fia sudah bisa beradaptasi dengan dinamika yang ada di PPA Nur Medina. Di Jakarta Fia ingin tinggal di pesantren yang tidak jauh dan juga tidak terlalu dekat dengan kampus, tetapi pesantren yang juga berfokus pada al-Qur’an. Atas dasar itulah Fia masuk dan belajar di PPA Nur Medina untuk lebih mendalam penguasaan hadits, ayat-ayat dan surah-surah pilihan bahkan 30 juz yang terdapat pada alQur’an. 52
B. Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina Menurut penuturan Ustadz Endang dalam wawancara pada tanggal 23 November 2015, Secara umum PPA Nur Medina mempunyai latar belakang dan program yang sama dengan Pesantren lain pada umumnya. 52
Wawancara pribadi dengan Lutfia Istiqomah, PPA Nur Medina, 23 November 2015 pukul 21:35-21:55 WIB.
58
Kesamaannya antara lain tentang bimbingan agamanya, mengkaji kitab klasik, menghafalkan al-Qur’an dan hadits, penyelenggaraan peringatan hari besar Islam, juga yang lainnya. Yang menjadi ciri khas dari PPA Nur Medina adalah pesantren yang berwawasan wirausaha dan lembaga pengabdian masyarakat, dimana remaja (santri) yang belajar di PPA Nur Medina, akan diberikan pelatihanpelatihan yang berkaitan dengan wirausaha, semisal pengelolaan usaha pesantren, koperasi, dan kontrakan. Tentang pengabdian masyarakat, PPA Nur Medina banyak memberikan sumbangsih pada banyak kegiatan disekitar pesantren, diantaranya remaja mulai diajarkan mengikuti pengajian di masyarakat, tahlil, majelis ta’lim warga, dan diwajibkan sebulan sekali untuk mengikuti program ahad bersih.53 Dalam melaksanakan bimbingan agama, seorang pembimbing sangat perlu untuk memahami metode-metode dalam menyampaikan materi. Yang dimaksud metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.54 Pengalaman sering membuktikan, materi sebaik apapun, cenderung sulit untuk diserap atau diterima, lantaran metode penyampaian dan penyajian yang digunakan kurang sesuai. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dalam menyampaikan bimbingan dan mengemas sedemikian rupa supaya lebih menarik, sehingga memudahkan proses bimbingan untuk bisa diterima oleh remaja.
53
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB. 54 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 120.
59
PPA Nur Medina lebih dikenal dengan al-Qur’annya, dimana para pembimbing memberikan bimbingan belajar yang mendalam mengenai alQur’an dengan beberapa bentuk bimbingan antara lain: membaca alQur’an menurut kaidah tajwid yang benar dan tepat secara tartil, cara menghafal al-Qur’an secara benar, cepat dan berkarakter, tilawatil Qur’an dengan tajwid dan nada-nada yang indah, juga mengenali al-Qur’an dengan metode hafalan surah dan ayat-ayat pilihan. Dengan mempelajari dan mendalami al-Qur’an secara terusmenerus secara konsisten, harapannya para remaja PPA Nur Medina dapat memahami ilmu-ilmu tentang al-Qur’an, sehingga mereka dapat memahami al-Qur’an, tidak hanya sebatas kontekstual saja, tetapi lebih dari itu, mengamalkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari. Berikut kutipan wawancara dengan Ustadz Endang: “Hal paling utama dalam mempelajari al-Qur’an adalah niat karena Allah SWT bukan karena niat yang lain. Kedua, berdoa, minta kepada Allah, karena hakikat ilmu, semuanya adalah milik Allah. Ketiga, kenali al-Qur’an yang mau dipelajari dan dibaca, ayat berapa, surah apa dan juz ke berapa. Keempat, baca dengan benar, baik dan penuh tartil sesuai kaidah tajwid. Terakhir, berdoa, berserah diri pasrah dan tawakkal kepada Allah SWT. Kalimat penjelas yang saya berikan adalah ngaji dulu, ngaji lagi, ngaji terus”. 55 Dalam rangka syiar Islam dan mengetahui nilai-nilai sejarah yang ada didalamnya, PPA Nur Medina juga berpartisipasi untuk berdakwah, 55
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB.
60
dengan cara menyelenggarakan acara pada momentum hari besar Islam di PPA Nur Medina. Dalam hal ini, pihak PPA Nur Medina bekerja sama dengan lingkungan masyarakat disekitar pesantren untuk terlibat dalam acara peringatan hari besar Islam. Remaja yang tinggal di PPA Nur Medina atau yang berdomisili di luar juga dilibatkan menjadi panitia bersama untuk kesuksesan acara peringatan hari besar Islam di PPA Nur Medina. Dengan demikian, praktek ibadah yang dilakukan secara terusmenerus dan konsisten seperti ibadah sholat dan membaca al-Qur’an, akan memberikan pengaruh kepada individu yang melaksanakan praktek ibadah tersebut, lebih-lebih bisa mengingatkan kita, kalau nanti akan ada kehidupan yang kekal abadi, yang menuntut kepada semuanya untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan selama hidup di dunia ini. Dengan
praktek
beribadah
seseorang
akan
mendapatkan
ketenangan dan dari ketenangan itulah akan timbul ide-ide yang kreatif, inovatif dan produktif. Begitu pula dengan kita sering membaca, mengkaji al-Qur’an, seseorang akan mendapatkan pelajaran dan pengalaman spiritual yang lebih banyak. Dalam rangka peringatan hari besar Islam, kepanitiaan khususnya remaja akan terlatih bagaimana berkomunikasi yang baik, berkoordinasi dengan sesama panitia, siap menerima kritik dan masukan, belajar berbeda pendapat, belajar menerima pendapatnya diterima atau ditolak, dan siap
61
bekerjasama dalam tim, yang semua poin-poin tersebut harapanya akan membentuk sikap santun pada remaja. Dalam teori, metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa pula diartikan sebagai segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan bimbingan islam, dalam penerapannya, bimbingan perlu sebuah metode dalam proses bimbingan. Akan tetapi pengertian hakiki dari metode tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut bersifat tes seperti alat peraga, alat administrasi dan gedung dimana proses kegiatan bimbingan berlangsung, maupun alat non fisik seperti kurikulum.56 Jadi metode-metode bimbingan Islam yang diterapkan di PPA Nur Medina dalam membentuk sikap santun pada remaja adalah yang pertama: metode individu, kedua: metode ceramah, ketiga: metode tanya jawab, keempat: metode pengamalan nilai-nilai keagamaan. Dari
informasi
di
atas
yang
penulis
temukan,
penulis
menyimpulkan, bahwa dengan penerapan metode-metode tersebut cukup efektif didalam proses bimbingan agama untuk membentuk sikap santun pada remaja, yang berpegang teguh pada al-Qur’an dan hadits. Tidak itu saja, pihak PPA Nur Medina juga sudah banyak mengutus para remajanya untuk mengisi majelis-majelis ta’lim di wilayah 56
136.
Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), cet. Ke-II, h.
62
Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan, menjadi guru privat di komplek atau perumahan-perumahan.
C. Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan Pada proses pelaksanaan bimbingan agama di Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan Banten, penulis mencoba menggali informasi tentang bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja dengan cara mewawancarai salah satu pembimbing. Dalam proses pelaksanaan bimbingan agama di Pesantren
al-
Qur’an Nur Medina, pembimbing menyampaikan bahwa ada kesempatan untuk tanya jawab dengan adik-adik, atau bisa dikatakan menggunakan teknik wawancara.
Dalam melakukan bimbingan agama, PPA Nur
Medina juga menggunakan teknik observasi, ada beberapa kesempatan, untuk menanyakan keadaan adik-adik, supaya lebih mengetahui lebih banyak informasi, persoalan yang mungkin sedang mereka hadapi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina belum menggunakan teknik kuisioner, karena cara yang lebih efektif adalah bertemu, berbicara secara langsung dan mengamatinya, jadi PPA Nur Medina belum menggunakan teknik tersebut. Untuk mengefektikan proses bimbingan, PPA Nur Medina mengangkat beberapa pembimbing untuk dijadikan instruktur yang
63
membantu dalam proses bimbingan, teknisnya PPA Nur Medina membuat kelas-kelas kecil, masing-masing menampung 5-7 adik-adik dengan didampingi satu instruktur, untuk selanjutnya diberikan program, jadwal dan target, yang nantinya akan diuji setiap satu semester. Dalam banyak kegiatan, baik peringatan hari besar Islam maupun yang lain, sering dibentuk kepanitiaan, untuk memberikan kesempatan kepada para remaja, menjadi ketua, sekretaris dan juga bendaharanya dalam kegiatan yang diselenggarkan. Pembimbing tidak banyak terlibat dalam kegiatan tersebut, untuk melatih para remaja menjadi lebih mandiri dalam mengambil kebijakan, keputusan dalam rapat kegiatan atau yang lainnya. Teknik direktif atau teknik yang bersifat mengarahkan, remaja pada umumnya masih mencari figure atau panutan yang ingin mereka tiru atau patuhi. Dalam hal ini PPA Nur Medina, berusaha menjadi tempat untuk remaja menemukan yang mereka cari, dalam banyak kesempatan, proses bimbingan agama, sering diberikan arahan terhadap remaja, supaya terarah, mau belajar apa, mau menjadi apa dalam hidup ini. Sering juga disampaikan, dimanapun remaja berada, harus menjadi manusia yang bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia. Dalam proses bimbingan individu maupun kelompok, PPA Nur Medina juga sering mengajak remaja untuk berfikir logis dan rasional, karena pikiran-pikiran yang tidak rasional itu sering menjerumuskan pada hal-hal yang negatif, fantasi, imajinasi yang berlebihan, khayalan dan semuanya itu cenderung mengarahkan pada hal-hal yang kurang baik,
64
waktu yang terbuang sia-sia, kesempatan yang tidak termanfaatkan dan lainnya. Maka, PPA Nur Medina mencoba memberikan stimulus agar setiap remaja dapat berfikir logis dan rasional, dengan bercerita sejarah, hikmah dan logika-logika yang bisa diterima dengan bahasa yang sesederhana mungkin. Dari semua yang teknik yang sudah diterapkan, yang terakhir ini adalah yang penting untuk lebih diperhatikan, mulai dari cara menyampaikan bil-hikmah, mujadalah, mencontohkan, ceramah, diskusi atau Tanya jawab, teknik persuasif, lisan, tulisan, dan kekuasaan, teknik dengan hati atau do’a adalah teknik yang tidak boleh dianggap remeh. Sering juga disampaikan, bahwa kita adalah umat yang memiliki agama, yaitu Islam, sangat dianjurkan untuk selalu berdoa meminta kepada Allah SWT. setelah berusaha dengan maksimal. Langkah berikutnya adalah berdo’a dan bertawakal, berserah diri pada Allah SWT. sebab sebaik-baik penolong, yang terbaik adalah Allah SWT. Hal ini sekaligus memberitahu pada remaja, pembimbing sifatnya hanya membantu menghadapi persoalan kehidupan, dengan berperan sebagai sahabat dan fasilitator untuk menemukan solusi yang terbaik dan membimbing menjadi hamba yang senantiasa beriman dan bertaqwa pada Allah SWT. D. Faktor - Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja Dalam sebuah kegiatan pasti tidak terlepas dengan namanya faktor pendukung dan faktor penghambat. Begitu pula yang dialami oleh para
65
pembimbing agama di PPA Nur Medina dalam proses kegiatan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja. Faktor pendukung dari kegiatan ini adalah masyarakat yang antusias untuk bekerjasama serta kreatifitas pembimbing dan para remaja yang selalu sabar dan penuh semangat dalam proses bimbingan agama. Tidak hanya itu, dengan sarana dan prasarana yang menunjang yang ada di PPA Nur Medina secara tidak langsung menjadi faktor penunjang kelancaran proses kegiatan pembinaan dan bimbingan agama. Seperti yang dipaparkan oleh Ustadz Endang dalam wawancara pribadi berikut ini: “Alhamdulillah, ketika Nur Medina mengadakan kegiatan-kegiatan atau program di pesantren, masyarakat cukup aktif dalam mendukung untuk kesuksesan kegiatan kami, baik sumbangan pikiran, tenaga maupun materi yang diberikan. Antusias para remaja pula yang menjadi modal bagi kami para pembimbing untuk terus bersemangat memberikan bimbingan agama melalui kegiatan dan program yang ada di PPA Nur Medina”.57 Berdasarkan informasi yang penulis temukan dalam lapangan penelitian, faktor pendukungnya adalah, kerjasama antara pembimbing, remaja dan masyarakat juga seluruh lapisan PPA Nur Medina dalam semua kegiatan maupun program-program bimbingan agama yang diselenggarakan. Fasilitas pendukung yang lain adalah sarana dan prasarana yang cukup memadai, baik ruangan, gedung dan asrama PPA Nur Medina.
57
Wawancara Pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 Pukul 18:35-19:10 WIB.
66
Selanjutnya faktor penghambat dalam kegiatan bimbingan agama yang ada di PPA Nur Medina sangat beragam, mulai dari kurang aktifnya lembaga pemerintahan dalam memberikan dukungan, baik dari segi materi ataupun non materi, karena dalam prakteknya, ketika suatu lembaga ingin mendapatkan
dukungan
dari
pemerintah,
maka
lembaga
yang
bersangkutan dituntut untuk terus aktif mengejar, memberikan informasi kepada pemerintah. Tetapi respon pemerintah setelah proses itu ditempuh hanya biasa saja, padahal banyak lembaga yang benar-benar membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk mendukung program-program pendidikan dan bimbingan yang semuanya bertujuan demi membangun generasi penerus bangsa yang lebih baik. Faktor penghambat yang lain adalah dari remaja itu sendiri, dimana kita tahu, remaja adalah masa mencari jati diri, mau menjadi apa dan meniru siapa, masa seperti sekarang yang banyak informasi bisa kita terima dengan mudah dan cepat melalui teknologi yang cangih, terkadang disalahgunakan oleh sebagian remaja yang sifat keingintahuannya tinggi sehingga banyak waktu yang terbuang hanya sekedar untuk bermain internet, handphone android dan gadget yang lainnya. Jadi faktor penghambat dalam kegiatan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina Pondok Cabe yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti yang sudah dipaparkan di atas, mulai dari remaja yang menyalahgunakan informasi dan teknologi. Juga faktor eksternal dari pemerintah yang
67
kurang aktif mendukung kegiatan dan program-program yang ada di PPA Nur Medina. E. Analisis Hasil Penelitian Secara
umum
Pondok
Pesantren
al-Qur’an
Nur
Medina
mempunyai kesamaan dari latar belakang dan program-program dengan pesantren yang lainnya. Kesamaan ini dianalisis dan dipandang dari kegiatan dan program-program yang ada di pesantren. Tujuan dari program PPA Nur Medina adalah melahirkan kader penerus yang berakhlak Qur’ani dan berwawasan wirausaha, yang aktif, kreatif dan inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun remaja dan memberikan gambaran proses bimbingan agama yang sederhana dan efektif di PPA Nur Medina. Hasil penelitian dengan cara observasi dan wawancara sekaligus dokumentasi secara mendalam selama penelitian, penulis melihat bahwa metode bimbingan agama yang dilakukan PPA Nur Medina sangat berpengaruh dalam perkembangan perubahan sikap dan perilaku remaja untuk membentuk sikap santun. Tidak hanya remaja yang merasakan pengaruh dari bimbingan agama yang ada di PPA Nur Medina, tetapi masyarakat sekitar pesantren juga merasakan manfaatnya, sehingga masyarakat sekitar sangat mendukung segala program yang dibuat oleh PPA Nur Medina. Berdasarkan
hasil
wawancara,
mereka
menyatakan
bahwa
bimbingan agama yang diberikan oleh PPA Nur Medina sangat
68
berpengaruh pada kehidupan sehari-hari yakni para remaja tersebut mampu mengetahui apa tujuan ayat-ayat yang diturunkan dalam al-Qur’an dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kehidupan yang dijalaninya lebih terarah dan mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut kutipan wawancara dengan salah satu masyarakat sekitar : “Sejauh yang saya tahu, PPA Nur Medina sangat sejalan dan selaras dengan program-program yang ada di masyarakat, karena ketika pesantren mengadakan kegiatan selalu mempertimbangkan dampak pada masyarakat, khususnya sekitar pesantren. Selama ini pula masyarakat sangat antusias dan mendukung program-program yang ditawarkan oleh PPA Nur Medina”.58 Selain metode-metode tersebut, tidak jarang pihak PPA Nur Medina memberikan amanah atau kepercayaan terhadap remaja yang sudah cukup berpengalaman, seperti menyetir mobil, mengantarkan amanah dari pesantren untuk jama’ah atau masyarakat yang secara tidak langsung memberikan semangat serta motivasi para remaja untuk terus belajar dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pihak pesantren juga memeberikan dukungan moriil maupun materil untuk setiap kegiatan yang mereka ikuti, asalkan itu masih di jalan yang positif dan bermanfaat. Semua yang diberikan oleh PPA Nur Medina pada remaja semata-mata untuk mengangkat martabat dan derajat mereka, sehingga nantinya masyarakat bisa menerima mereka dengan baik.
58
Wawancara pribadi dengan Bapak Dharma Soraya, rumah Bapak Dharma, Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 17:00-17:20 WIB.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan temuan penelitian, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan. 1. Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama Pertama, metode individual, dalam hal ini pembimbing memberikan bimbingan secara pribadi, individu dengan anak didiknya, salah satunya melalui teguran dan nasehat langsung terhadap remaja, dipanggil, bicara baik-baik kemudian baru diberikan nasihat maupun tegurannya. Kedua, metode ceramah, yaitu pembimbing memberikan penjelasan secara lisan tentang materi yang disampaikannya, dalam metode ceramah ini pembimbing memberikan bimbingan mengenai tauhid, akidah akhlak, al-Qur’an dan kisah-kisah hikmah yang menyentuh kalbu. Ketiga, metode tanya jawab, dalam metode ini sama seperti pembelajaran
pada
pendidikan
formal,
dimana
pembimbing
memberikan kebebasan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pembimbing, agar mereka dapat mengembangkan cara berpikirnya sendiri.
69
70
Keempat, metode pengamalan nilai-nilai keagamaan yang bukan teori saja, tetapi caranya telah diajarkan di PPA Nur Medina, dengan harapan para remaja tersebut dapat mempraktekan secara langsung, dengan baik dan benar di masyarakat nantinya. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Bimbingan Agama Faktor pendukung dalam bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja, adalah masyarakat yang antusias untuk bekerjasama serta kreatifitas pembimbing dan para remaja yang selalu sabar dan penuh semangat dalam proses bimbingan agama. Sedangkan faktor
penghambatnya adalah dari remaja itu
sendiri, dimana kita tahu, remaja adalah masa mencari jati diri, mau menjadi apa dan meniru siapa, masa seperti sekarang yang banyak informasi bisa kita terima dengan mudah dan cepat melalui teknologi yang cangih, terkadang disalahgunakan oleh sebagian remaja yang sifat keingintahuannya tinggi sehingga banyak waktu yang terbuang hanya sekedar untuk bermain internet, handphone Android dan gadget yang beraneka macam. Selain itu juga, kurang aktifnya lembaga pemerintahan dalam memberikan dukungan, baik dari segi materi ataupun non materi, karena dalam prakteknya, ketika suatu lembaga itu mau mendapatkan dukungan dari pemerintah, maka lembaga yang bersangkutan dituntut untuk terus aktif mengejar, memberikan informasi kepada pemerintah, tetapi yang sudah sering terjadi, respon pemerintah setelah proses itu
71
ditempuh biasa saja, padahal banyak lembaga yang benar-benar membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk mendukung programprogram pendidikan dan bimbingan yang ada di lembaga yang bersangkutan. B. Saran-Saran Setelah penulis melakukan penelitian, maka ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan sehubungan dengan hasil dari penelitian, diantarannya: 1. PPA Nur Medina harus terus berupaya meningkatkan kualitas para pembimbing dan para peserta didiknya, melalui penambahan fasilitas dan penawaran kegiatan-kegiatan, program yang inovatif. 2. Untuk para remaja yang mendapatkan kesempatan belajar menimba ilmu di PPA nur Medina, hendaknya harus lebih banyak bersyukur, karena pada masa seperti sekarang ini, tidak banyak remaja yang mendapatkan kesempatan untuk terus fokus belajar, seperti yang ada di PPA Nur Medina, karena dengan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai. 3. Kepada PPA Nur Medina, agar terus berkontribusi dalam melahirkan generasi penerus yang santun dan berkarakter Qur’ani, semangat mewujudkan program yang menjadi kebanggan PPA Nur Medina, yang ingin menjadi pusat kegiatan kajian al-Quran di Pondok Cabe khususnya, umumnya di wilayah Jabodetabek dan lebih luas lagi sampai taraf internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press) Arifin, H.M. Pokok-Pokok tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976) Arifin, H.M. Psikologi dan Beberapa Aspek (Bandung: CV.Diponegoro,1988)
Kehidupan Manusia,
Alwisol . Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. (Malang : UUM Press, 2011) Al-Qur’an dan Hadits Departemen Agama RI 2015 Bertens, K. Etika, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011) Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, Cetakan Ke-5, 1996) Daradjat, Zakiah. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, Cetakan Ke-3, 1982) Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004) Darsono, Menejemen Sumber Daya Manusia Abad 21. ( Jakarta: Nusantara Consulting, 2011) Departemen Pendidikan Nasional,. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005) Faqih, Ainur Rokhim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. (Yogyakarta: UII Pres, 2001) Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Desember 2006) Holipah, Metode Bimbingan Mental pada Jamaah Calon Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar Karawang Tahun 2009 (Skripsi) Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Edisi ke-5, (Jakarta: Erlangga, 1980)
Lutfi, Muhammad. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008) Mapiare, Andi. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Surabaya : Usaha Nasional, 1984) Mar’at. Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984) Moeliono. Santun Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984) Muchtarom M.A., Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakata: Al Amin Press dan IKFA, 1996) Mustafa, H. A. Akhlak-Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997) Mu’awanah, Elfi dan Fifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam. (Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan Ke-2. 2009) Nasution, Harun. Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1994) Nugroho, Yanuar. Analisis dan Perencanaan, Edisi. Ke-2. Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Popular. (Surabaya: Arkola 1994) Rahayu, Sri. Evaluasi Pelaksanaan Program Terapi Wicara dalam Meningkatkan Perkembangan Anak Terlantar di Yayasan Sayap Ibu Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Skripsi) Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, Cetakan Ke-2 2001) Sauri, Sofyan . Pendidikan Berbahasa Santun, (Bandung: PT Genesindo, 2006) Sukardi, Dewa Ketut dan Sartono. Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: P.T. Bina Aksara, Cetakan Ke-1. 1988) Sukmana, Pentingnya Membina Budi Pekerti Anak. (Bhineka Karya Winaya, 2008) Tim Penyusun, Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional), (Jakarta: Departemen Sosial Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, 2006)
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB. Wawancara pribadi dengan Ustadzah Wasilaturahmah, S.Kom.I., PPA Nur Medina Pondok Cabe Ilir Pamulang,23 November 2015 pukul 20:35-20:55 WIB. Wawancara pribadi dengan Muslim, PPA Nur Medina, 23 November 2015 pukul 21:55-22:25 WIB. Wawancara pribadi dengan Fana Tri Astuti, PPA Nur Medina, 23 November 2015 pukul 21:15-21:35 WIB. Wawancara pribadi dengan Lutfia Istiqomah, PPA Nur Medina, 23 November 2015 pukul 21:35-21:55 WIB. Wawancara pribadi dengan Bapak Dharma Soraya, rumah Bapak Dharma, Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 17:00-17:20 WIB. Wingkel, W.S. FKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: P.T Gramedia, 1999) Wirawan, Sarlito. Psikologi Remaja, (Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 1994) Wojowasito, S. dan Tito Wasito, Kamus Lengkap (Inggris-Indonesia, Indonesia Inggris), (Bandung: Hasta, 1980) Ya’qub, Hamzah. Etika Islam, (Bandung : Diponegoro,1997) Zuriah, Nurul. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007)
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ustadz H. Endang Husna Hadi S. Ag.
Alamat
: PPA Nur Medina Jl. Cabe III No. 79A Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangsel Banten Tempat/tanggal lahir : Bogor, 02 Mei 1975 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 18:3519:10, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Ustdaz H. Endang Husna Hadi, S.Ag
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I
Alamat
: PP Al Fajri Wadaslintang Wonosobo Jawa Tengah.
Tempat/tanggal lahir : Wonosobo, 03 Mei 1991 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:1521:35, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Fana Tri Astuti
Alamat
: Karang Tengah Tumenggungan Rt/Rw 03/05 Selomerto
Wonosobo Jawa Tengah. Tempat/tanggal lahir : Wonosobo, 7 Juni 1997 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:1521:35, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Fana Tri Astuti
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Lutfia Istiqomah
Alamat
: Desa klakahkasihan Rt/Rw 02/08 Gembong Pati Jawa
Tengah. Tempat/tanggal lahir : Pati, 1 Januari 1998 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:3521:55, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Lutfia Istiqomah
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Muslim al Jihaad
Alamat
: Jalan Mujahidin no. 661 kec. Bukit Kecil, Palembang,
Sumatra Selatan. Tempat/tanggal lahir : Palembang, 24 Mei 1998 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari Senin 23 November 2015 pukul 21:5522:25, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Muslim al Jihaad
Jawaban wawancara Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag 1. “Dengan izin Allah SWT. PPA Nur Medina ini dirintis sejak tahun 2004, saya dengan istri memulai pengajian di trubus II rt/rw 001/004 pondok cabe ilir Pamulang Tangerang Selatan Banten, tepatnya sekitar bulan Mei. Waktu itu saya dengan istri berkomitmen ingin mengamalkan ilmu kepada masyarakat dan ade-ade yang ada disekitar kontrakan kami, dan waktu itu yang belajar ada tiga orang, kami berkomitmen untuk bersungguh-sungguh mengajarkan al-Qur’an, kemudian tahun berikutnya berkembang menjadi 50 santri, tahun berikutnya berkembang menjadi 150 santri, tahun berikutnya lagi berkembang sampai 250 ade-ade yang belajar mengaji. Akhirnya saya dan istri tentu punya harapan, agar lebih terkelola dengan baik, pengajarnya lebih baik lagi, kami melaksanakan solat taubat, solat istikhoroh dan solat hajat, mohon petunjuk kepada Allah, dan akhirnya pada hari ketiga, datanglah tamu yang berasal dari Solo, yang dulu bersamasama kami menunaikan ibadah haji di tanah suci, yang bernama H. Sugondo dan ibu Hj. Ninik. Beliau didampingi oleh anaknya, Mas Jarot, langsung tiba-tiba tanpa informasi apapun, menanyakan apakah ada tanah yang akan dijual, dan kami mengantarkan ke jalan cabe III ini, dan ternyata pemilik tanah Bapak H. Semu seperti sudah menantikan kehadiran kami, beliau langsung menyetujuinya, dan akhirnya tanah ini dibeli dan langsung dibangun selama satu tahun, resmi kami tempati sekitar bulan Mei/Juni tahun 2009. Disitulah PPA Nur Medina mulai berdiri” 2. Rasa syukur kami yang begitu dalam dan tinggi, diberi kesempatan oleh Allah SWT. untuk membaca al-Qur’an, untuk mengajarkan al-Qur’an, kami mengisi pengajian, privat, kelas-kelas diberbagai tempat, kami merasakan bahagia sekali, dan istri juga bersyukur sekali, Allah berikan karunia untuk memelihara al-Qur’an, beliau menjadi Instruktur tahfiz di Institut Ilmu al-
quran Jakarta (IIQ) yang menjadi alumninya, kami bersyukur Allah berikan kesempatan itu, akhirnya kami ingin bersungguh-sungguh untuk menjaga memelihara
mengamalkan
dan
terus
menerus
berjuang
untuk
memasyarakatkan al-Qur’an. 3. Untuk mendidik generasi-generasi yang benar-benar beriman kepada alQur’an, benar-benar mencintai al-Qur’an yang benar-benar mereka sungguhsungguh mempelajari al-Qur’an, memahami, menghayati, mengamalkan dan terus berjuang mendakwahkan al-Qur’an sehingga lahir generasi-generasi yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam al-Qur’anul karim 4. Kami berkeyakinan bahwa apa yang kami lakukan ini adalah meneruskan perjuangan dari guru-guru, ulama-ulama yang memiliki karya yang begitu besar, dan mereka semua berpesan kepada murid-muridnya, santrinya itu untuk senantiasa berjuang membela agama Allah, khususnya al-qur’an. Yel-yel itu selalu diucapkan pada setiap momen, bahkan hamper setiap hari, dipengajian ketika kami masih di kontrakan, ya untuk menumbuhkan semangat, biasanya diiringi dengan tepukan, dan juga diiringi dengan mengepalkan tangan ke atas, yaitu keyakinan, kesungguhan, keikhlasan, kesabaran, keridloan, Allahuakbar. Karena ini juga yang menjadi pondasi dalam rintisan perjuangan PPA Nur Medina. Dan kami meyakini bahwa semua dapat berjalan semata-mata karena buah dari keyakinan, kemudian kesungguhan, kemudian lagi kami ingin selalu menjaga keikhlasan, juga kesabaran, dan keridloan. Kami ingin menanamkan kepada adik-adik kita semua akan keyakinan kepada allah SWT. akan kesungguhan pada setiap perjuangan, juga keikhlasan dalam menapaki tangga-tangga kehidupan, kemudian kesabaran dan keridloan atas semua ketetapan yang Allah tetapkan kepada hambaNYA. Kemudian PPA Nur Medina ini berwawaan wirausaha, kami ingin adik-adik nanti menjadi adik-adik yang mandiri, adik-adik yang mereka semua dapat mencukupi kebutuhan mereka sendirinya keluarganya bahkan bisa membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan disekelilingnya.
Harapanya juga, semoga bisa menggerakkan perekonomian umat, dengan keberadaan mereka dimanapun berada, dengan didikan di PPA Nur Medina. 5. Yang tinggal di PPA Nur Medina untuk usia remaja, sekarang ini antara 12 sampai 20 tahun berjumlah 70 santri putra putri, dan lebih banyak santri putri dibandingkan dengan santri putra, santri putri 45 dan putranya 25 6. Mereka berasala dari beberapa tempat, yang berasal dari pulau Jawa ini ada yang dari Pandeglang Banten, dari Jakarta, dari Bogor, ada yang dari Batang pekalongan, Kendal, Tegal, Lamongan, tulungagung, Gresik, kemudian ada yang dari Sumatra dari Palembang, riau, jambi, yang dari Kalimantan berasal dari daerah Pontianak, ada juga dari Sulawesi, Sulawesi tenggara, dari daerah Kendari. 7. Kami sangat menanamkan akan hal itu, bahwa mereka harus berlatih sejak dini, sejak di Pesantren ini. Nur Medina menjadi kawah condrodimuko bagi santri-santri yang berada di PPA Nur Medina ini, untuk siap mereka mengamalkan ilmunya. Karena belajar yang terbaik adalah dengan cara mengajarkan dengan ilmu, semua yang tinggal di Nur Medina mereka itu harus mengamalkan ilmunya dengan mengajar adik-adik yang belajar ba’da magrib ba’da subuh sekitar 450 warga sekitar pesantren. Mereka juga kemudian bergantian untuk berlatih khutbah, ceramah, memimpin dzikir, solawat baik didepan sesame santri maupun didepan adikadik mengaji bahkan di masyarakat, untuk kemudian kita evaluasi. Dan semua diberikan kepercayaan untuk mandiri, keyakinan bahwa memulai lebih cepat lebih baik, dan ketika ada kehilafan dan kekurangan kita evaluasi bersama, sehingga mereka merasa cukup nyaman selama ini. 8. Untuk mitra kerjasama, dari pemerintahan saya piker ada beberapa kali kegiatan tetapi insidentil tidak terikat. Untuk perusahaan tidak langsung juga, jadi kami membina perusahaan rumah makan Waroeng steak, itu pengajiannya kami yang mengelola dan adik-adik yang tinggal di pesantren juga mereka diberi kesempatan mengajar disana.
Kemudian untuk yang pribadi-pribadi memang saya dan istri memiliki beberapa kenalan yang menjadi jamaah pengajian, kami jadikan bahwa PPA Nur Medina ini adalah hasil dari pada pengajian kami,jadi ini adalah merupakan karunia Allah, karya kita bersama, sekian tahun mengaji, berbuah menjadi pesantren, menjadi pesantren yatim, menjadi masjid dan seterusnya. 9. Pendukung yang paling utama adalah rasa iman kepada Allah SWT. setiap kami akan melakukan kegiatan atau memiliki keinginan untuk memenuhi infrastruktur kami selalu tidak memiliki dana yang tidak cukup. Tapi kami senantiasa berdoa memohon kepada Allah, dengan penuh keyakinan akhirnya Allah berikan yang kita butuhkan. Maka itu akan menguatkan iman kami kepada Allah SWT. dan kemudian kami juga saling mendukung dengan santri, bahwa dalam melaksanakan semua program disini kita berpikir bersama, merencanakan bersama, kemudian berikutnya melaksanakan bersama dan kemudian kami berjuang bersama, lelah bersama, bahagia bersama dan berkah bersama-sama. Itu yang menjadi factor pendukung yang paling utama, sehingga kemudian warga sekitarpun sangat mendukung setiap program-program yang ada di pesantren, dan kemudian beberapa
kenalan juga melihat
perkembangan yang cukup mengembirakan, mereka semakin bersemangat untuk
mendukung kegiatan-kegiatan kami. Adanya keyakinan dan rasa
persaudaraan yang begitu kuat diantara kami semua, dan Allah memberikan banyak keberkahan kepada kami. Dan semoga ini dapat terus berkembang dikemudian hari. Adapun penghambat, saya piker tidak banyak penghamabt yang signifikan, secara umum paling yang masih belum singkron dengan kegiatan kami adalah, ketika ada santri yang dating ke PPA Nur Medina, yang kemampuan dan pengetahuan agamanya yang masih kurang, belum memadahi, sehingga kami harus memberi kesempatan dia untuk menyetarakan dulu.
Tapi bagi kami itu juga merupakan peluang, kami menjadikan setiaptantangan menjdai peluang dan banyak diantara mereka yang kemudian tadinya mereka belum berkembang, setahundua tahun ternyata menunjukkan perkembangan yang mengembirakan. Secara umum hambatan-hambatan itu dapat kami atasi, termasuk hambatan finansial dan seterusnya Alhamdulillah, sejauh ini Allah SWT. selalu memberikan keberkahan kepada kami. 10. Kami betul-betul menjaga etika dalam berdoa, jadi kami kondisikan semua keluarga besar pesantren untuk berdoa bersungguh-sungguh didalam mengatasi semua kendala, bahkan preventif, jadi di Nur Medina diantara pantangan adalah setiap santri tidak boleh ada sedikitpun santri yang bermainmain tidak serius didalam berdoa, yang lain adalah langkah yang kami lakukan, kami biasanya melakukan evaluasi secara rutin. Baik itu setiap pekan maupun setiap bulan, kemudian kami inventarisi apa yang menjadi kendala-kendala itu, kemudian kami bicarakan bersama, kami kemudian membuat skala prioritas, persoalan-persoalan mana yang harus segera diatasidan kemudian juga berikutnya adalah yang kami lakukan menjalin komunikasi dengan keluarga ataupun orang tua dari santri yang tinggal di PPA Nur Medina ini. Dan juga komunikasi dengan orang tua santri yang tidak tinggal disini, yang tadi mereka belajar ngaji ba’da magrib. Dengan hal-hal yang tadi itu, kami berkomitmen setiap persoalan kita akan berusaha untuk meminta pertolongan kepada Allah, dan berusaha untuk mengatasi bersama-sama, dan sejauh ini, masyAllah fatabarokAlla semua kendala-kendala itu dapat teratasi dengan baik. 11. Selain dari materi al-Qur’an, ada materi-materi yang dari qur’an kita jadikan sebagai pendalaman, ada materi surah pilihan, ayat pilihan yang memang harus dipahami, dihafal oleh semua santri. Berikutnya adalah juga ada materi yang berhubungan dengan akhlak seperti dari kitab riadlus salihin, kemudian yang berikutnya adalah, kami melibatkan mereka dalam mengajar, yang kami saksikan selama ini, dengan mereka mengajar itu, tumbuh sikap santun,
tumbuh rasa tanggung jawab, mereka lebih hormat kepada orang tua, lebih hormat kepada guru dan seterusnya, karena mereka sudah merasakan, mengajar itu seperti ini, akhirnya pada meeka tumbuh sikap sabar, tumbuh rasa hormat. Dan kami juga mengadakan kegiatan yang tema umumnya selalu mengangkat tema kebersamaan, sikap saling santun, saling menolong. Yang mempunyai ilmu memadai maka harus menginspirasi temannya yang belum memadai. Dan kami yakinkan semua santri bahwa masing-masing pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga diantara mereka memiliki sikap santun. Kemudian mereka dibiasakan berkomunikasi dengan masyarakat, itu juga menjdai pengontrol buat mereka, masyarakat menilai santri-santri Nur Medina Alhamdulillah sejauh ini, santri-santri yang cukup santun di depan masyarakat. 12. Selain saya dan istri menyampaikan, kami juga mempunyai asisten-asisten yang mereka diangkat menjadi instruktur. Instruktur ini mempunyai kesempatan mengajar kepada teman-teman yang lain, dan akhirnya mereka berbagi ilmu itu kepada teman-temannya. Dan yang tadi itu, bahwa semua santri langsung mengamalkan ilmunya kepada adik-adik dan masyarakat, ite saya piker metode yang sangat efektif buat mereka semuanya. Mereka juga bisa belajar menemukan metode, teori masing-masing yang cukup efektif dan dapat diterima oleh masyarakat. 13. Kita sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang menguatkan dan menambah meningkatkan keilmuan teman-teman. Jadi ada materi kajian tafsir al-Qur’an bersama Dr. mukhson nawawi Dosen fakultas Tarbiyah UIN Syarif hidayatullah Jakarta, kemudian yang berikutnya adalah belajar tilawah dengan KH. Ahmad Suparli alumni PTIQ Jakarta, dan juga kami mengadakan semacam talkshow, mengundang para pembicara, yang teman-teman, adikadik bisa berkomunikasi bertanya meminta petuntuk nasehat dan seterusnya, seperti dari Dr. Akhsin Sakho Muhammad mantan Rektor IIQ yang kebetulan beliau di PPA nur Medina sebagai penasehat dan pengawas.
Pelatihan juga dari Dr. Supriano beliau salah seorang Direktur Diknas, Dr. Romlah Azkar beliau adalah ahli hadits dan sekaligus dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IIQ Jakarta. Dan juga pelatihan-pelatihan yang lain, termasuk studi banding ke lembaga-lembaga yang lain, dan itu semua tercatat dengan rapi dan baik, sehingga kemudian kami evaluasievaluasi, termasuk pelatihan pengurusan jenazah, bahkan sampai pelatihan kewirausahaan, kami secara rutin menjalankan itu. 14. Untuk sarana dan prasarana, tempat kami sudah cukup memadahi, kemudian perlengkapan-perlengkapa yang lain juga sudah cukup memadahi, hanya sedang kami tingkatkan, pesantren sedang diluaskan, masjid juga sedang dibangun, koperasi sedang dikembangkan, kemudian juga Alhamdulillah adik-adik PPA Nur Medina ini sudah melahirkan pesantren yang baru, yaitu: Pesantren Yatim Cahaya madinah, yang sepenuhnya pengelolaanya
itu
dilakukan oleh santri-santri yang masih mahasiswa, maasih mahasiswa mahasiswi sudah punya karya. Paling yang masih dibutuhkan adalah, kami kedepan ingin membuat laboratorium, ingin membuat perpustakaan yang lebih memadai, dan itu insyAllah kami sedang siapkan, kalau ada yang mau membantu boleh. 15. Melihat remaja-remaja sekarang ini dalam proses pencarian jati dirinya, harus banyak yang menjadi sahabat untuk mereka, sedini mungkin. Saya dan istri dan semua santri yang berada di PPA Nur medina semua itu bersahabat, sehingga kita dengan perasaan bersahabat itu, kita bisa lebih dekat dengan mereka, kita bisa menyerap aspirasi mereka, kemudian kita juga bisa memberikan masukan, nasehat dan seterusnya. Yang sangat utama adalah kita posisikan mereka sebagai sahabat. Kita bisa mengetahui hasrat mereka, keinginan mereka dan mereka itu memiliki potensi yang sangat tinggi maka harus sangat kita perhatikan, sekali lagi menjadika merekan sebagai sahabat. 16. Saya berkeinginan adik-adik yang belajar di PPA Nur medina ini memiliki iman yang sangat kuat kepada Allah SWT. yakin, karena di zaman sekarang
hampir tidak mungkin atau bahkan sangat berat menjalani kehidupan tanpa keimanan itu, selalu kita latih, misalnya saya berikan mereka kesempatan membuat sebuah kegiatan, saya tidak memberikan apa-apa, dan mereka ternyata mampu mewujudkan kegiatan tersebut. Itu menjadi modal untuk menambah keyakinan. Dan harapan saya pada adik-adik nantinya menjadi pribadi yang ta’at kepada agama, menjadi generasi yang penuh tanggung jawab, menjadi hamba Allah yang cinta kepada al-Qur’an, dan mereka akan siap untuk terus berjuang mendakwahkan al-Qur’an. Kemudian harapannya mereka menjadi remaja yang berakhlakul karimah, yang sabar, yang berbaik sangka, yang mereka suka menolong, mereka yang tawadu’ dan seterusnya. Dan saya punya keinginan, semua santri disini, karena PPA Nur Medina adalah kawah condrodimuko, mereka itu baru punya keinginan saja sudah berkeringat, baru berfikir sudah berkeringat, bekerja sampai lelah dan ketika mereka beribadah mereka betul-betul khusu’ menundukkan lahir batinnya di hadapan kemaha agungan Allah SWT. dan harapannya mereka semua dapat meraih apa yang dicita-citakannya, menjadi generasi yang bermanfaat, yang mulia di dunia sampai diakhirat, amiiin. demikian. 17. Saya fikir setiap selesai melaksanakan kegiatan atau program, ada baiknya mengadakan evaluasi, karena dengan mengevaluasinya, kegiatan atau program yang selanjutnya yang akan diselenggarakan, harapannya akan lebih baik dari penyelenggaraan kegiatan yang sebelumnya, mulai dari komponen pembimbing, panitia,teknis kegiatan, sasaran, ketersediaan fasilitas dan lain sebagainya, yang ada keterkaitannya dengan program dan keiatan. Di Nur Medina ini, saya membudayakan memberikan masukan dan kritikan di depan umum (lingkungan pesantren) supaya adik-adik terbangun mental yang kuat ketika nanti sudah di masyarakat. 18. Evaluasi selalu kita adakan setelah selesai mengadakan kegiatan, baik kegiatan yang berskala kecil, menengah atau pun berskala besar. Seperti kegiatan pengajian, talkshow, kunjungan ke lembaga-lembaga lain, pesantren,
silaturrahim ke rumah Guru, tokoh masyarakat, studi tour, ziarah dan tadabur alam, bahkan kegiatan peringatan hari besar Islam yang kami selenggarakan di pesantren. setiap selesai kegiatan maka panitia akan memberikan laporan, kelebihan dan kekurangan kegiatan yang sudah dilaksanakan, dan saya juga yang lain akan memberikan masukan, arahan supaya kedepannya bisa lebih terkelola dengan baik dan berjalan lebih baik dari yang sebelumnya.
Jawaban wawancara Muslim al Jihaad 1. Niat awal saya masuk PPA Nur Medina karena dari nama Pesantrennya saja al-Qur’an, tentu saya ingin mendalami ilmu-ilmu mengenai alQur’an, dan juga ilmu agama yang lainya. 2. Alhamdulillah, Umi dan Abi masih ada. Abi di rumah berdagang, selain berdagang juga mengurus badan penyantun anak yatim Birul Walidain yang sekarang ada kurang lebih 140 anak yatim. Kemudian Umi usahanya sama berdagang seperti Abi. 3. Terhitung mulai 16 Agustus 2015 kurang lebih sudah 3 bulan saya menjadi santri di PPA Nur Medina, tau pondok ini dari teman, melalui media sosial Facebook. 4. Alhamdulillah, kalau apa yang tidak disukai, semuanya saya suka, santri memiliki watak yang berbeda masing-masing, tidak semuanya baik. Saya sendiri pun belum termasuk orang baik, suka malas kadang-kadang. Intinya saya menyukai semua yang ada di Nur Medina, lingkungan, teman-teman,pengajarnya dan lain-lainsemuanya. 5. Alhamdulillah program tahfiz setor setiap hari senin, kamis, jumat dan sabtu langsung disimak oleh Ibu Arbiyah. Kemudian ada pengajian kitab riadhus shalihin, pelatihan dakwah, muhadloroh atau khutbah, da nada penghafalan hadits-hadits tematik, ada kajian nahwu shorof dua kali sepekan. 6. Pengkajian hadits tematik, missal sekarang sedang mendalami haditshadits yang berkaitan dengan al-Qur’an, hadits yang memotivasi orang untuk belajar al-Qur’an, yang paling saya senangi ya pendalaman hadits. 7. Selama 3 bulan ini, yang sudah saya setorkan ke lbu Arbiyah sudah 6 juz, 5 juz awal dan 1 juz 21. 8. Manfaatnya menghafal di Nur Medina ini, kalau saya kemarin hanya memahami sebatas hafalan saja, kuantitas, tetapi disini lebih kepada kualitas. Dan bahwasannya saya benar-benar merasakan penting sekali
untuk menjaga kuantitas dan kualitas hafalan al-Qur’an ini. Nur Medina mempunyai program yang luar biasa, ketika santri selesai menghafal 1 juz, para santri tidak diperkenankan untuk menambah hafalannya sebelum mengikuti tasmi’ atau semacam program ujian, yaitu mengulang hafannya dengan disimak oleh temannya. 9. Saya banyak merasakan perubahan yang luar biasa setelah mondok di PPA Nur Medina ini, bisa bertemu dengan teman-teman yang baik, bahkan Ustadz Endang Husna sendiri selaku pemimpin pondok pun sangat baik terhadap santri-santri beliau, karena menjadikan santri sebagai sahabat. 10. Semoga Allah SWT. tetap memberikan kelancaran rizki baik kepada Ustadz agar pondok Nur Medina ini bisa berjalan dan semoga kedepannya bisa lebih baik lagi.
Jawaban wawancara Fana Tri Astuti 1. Awalnya tidak ada niatan sama sekali, karena dulu rencananya setelah lulus SMA mau kuliah di Semarang UNNES, tapi ternyata keluarga lebih setuju saya kuliah di Jakarta sama mondok, jadi saya mencoba memenuhi permintaan keluarga. Tapi sekarang, saya ubah niat saya sekarang untuk lebih sungguh-sungguh disini. 2. Ayah saya sudah meninggal, dulu ayah saya bekerja sebagai pedagang roti, dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga biasa. Tapi setelah ayah saya meninggal, usaha dagang rotinya itu diteruskan oleh kakak saya yang pertama, bareng suaminya. Saya 4 bersaudara, punya dua kakak yang pertama perempuan yang kedua laki-laki dan satu adik laki-laki. 3. Alhamdulillah saya sudah 4 bulan, dan saya tau Nur Medina ini dari Mas Ubay, kebetulan adalah teman karib dari kakak saya. 4. Yang tidak disukai, ee apa ya, mungkin tidak ada, karena disini samasama belajar, saling introspeksi, saling memperbaiki diri aja si. 5. Ya sudah banyak lah, yang saya sangat rasakan itu rasa kepercayaan diri, dari memimpin klasikal adik-adik itu bisa menambah rasa percaya diri saya semakin tinggi, tidak grogi di depan umum, terus apa ya positif sekali lah. 6. Kalau
di
Nur
Medina
inikan,
Ustadz
kan
sangat-sangat
memprioritaskan rasa social terhadap masyarakat, dan itu sangat dibutuhkan ketika kita nanti sudah lulus, bekerja dan sudah bermasyarakat. Jadi materi tentang sosial yang saya sangat sukai. 7. Sejauh ini si baru 1 juz karena saya memang kebetulan baru menghafal semenjak disini. 8. Yang saya rasakan kalau pelajaran dikuliah itu menjadi lebih mudah memahami, dengan saya menghafal al-Qur’an.
9. Menurut saya sudah baik, karena memang ada beberapa anak yang niat tinggal disini karena untuk mengubah sikap yang tadinya buruk menjadi baik yang sudah baik menjadi lebih baik. 10. Harapannya Nur Medina menjadi lebih baik, lebih dicintai masyarakat, dan untuk saya semoga bisa menghatamkan al-Qur’an selama 4 tahun, dan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat juga bisa meraih semua harapan dan cita-cita.
Jawaban wawancara Lutfia Istiqomah 1. Awalnya ketika sayan mendapatkan pengumuman keterima di UIN Syarif Hidayatullah, saya belum tau akan tinggal dimana di Jakarta nanti, kebetulan saya mempunyai kakak di Jakarta, dan orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada kakak saya. Pesan dari orang tua itu, saya disuruh mencari tempat yang dekat dengan kampus, mungkin orang tua kuatir kalau kejauhan, naik angkot belum pengalaman, berhubung yang dekat itu cuma ada kos dan kalau kakak saya kurang suka dengan kos sehingga saya dicarikan pesantren. Awalnya saya sudah mendapatkan pesantren, namun ketika saya sudah di Jakarta pesantren tersebut belum membuka pendaftarannya, dan akhirnya saya untuk sementara waktu ikut mengaji dan tinggal di PPA Nur Medina. Setelah beberapa hari, saya merasa nyaman dengan keadaan dan teman-temannya, sehingga saya memutuskan untuk mondok dan nyantri di PPA Nur Medina. 2. Alhamdulillah orang tua saya masih ada dua-duanya Bapak dengan Ibu. Bapak saya bekerja sebagai petani, dan Ibu saya juga membantu sebagai petani dan Ibu rumah tangga. Saya dua bersaudar saya anak yang kedua. 3. Seperti tadi saya jelaskan di awal, bahwa awalnya saya belum mengetahui PPA Nur Medina, dan saya dikasih tau kakak saya, katanya kakak saya itu mempunyai teman di PPA Nur Medina, namanya Mas Abdullah Ubaid. Terus saya dititipkan dulu disini, selama beberapa minggu, dan akhirnya saya memutuskan untuk tinggal disini. Alhamdulillah sudah sekitar 4 bulan saya tinggal di PPA Nur Medina ini. 4. Relative ya semua orang itu ketika berkumpul dengan orang banyak ada hal yang disukai dan tidak disukai itu pasti. Namun
kita disini kita diajarin bahwa kita harus bisa bertoleransi dengan teman-teman yang berbeda daerah. 5. Alhamdulillah saya mengikuti kegiata, namun ada satu kegiatan yang menurut saya sangat berpengaruh bagi saya sendiri, yaitu kajian tentang hadits. Saya menyadari bahwa pengetahuan saya mengenai hal keagamaan memang masih kurang. Dari kajian materi tentang hadits ini saya merasa mendapatkan sedikit tambahan pengetahuan tentang hadits, mengenai tafsir-tafsir alQur’an, karena saya juga dari jurusan tafsir hadits. 6. Tadi itumungkin bisa sekaligus menjadi jawabannya untuk inii, materi yang paling disukai adalah materi tentang hadits. 7. Sebelum saya mondok di PPA Nur Medina, saya sudah mempunyai hafalan sedikit hafalan, disini saya meneruskan hafalaan. Dari Ibu disuruh mengulang lagi, muroja’ah lah begitu, dan Alhamdulillah kalau sampai saat ini saya sudah mencapai 4 juz. 8. Yang saya rasakan yaitu begitu banyak sekali, salah satunya dengan menghafal al-Qur’an kita bisa mengetahui semua persoalan kehidupan, karena di dalam al-Qur’an semuannya ada. Penyesalan yang saya rasakan mungkin ya, kenapa saya baru menghafal, mengkaji al-Qur’an lebih dalam seperti ini setelah saya lulus sekolah menengah, menjadi pelajaran saja, buat yang lain. Kan ada orang yang bilang menghafal al-Qur’an itu susah menjaganya, tapi setelah pengalaman yang saya dapatkan disini, berkumpul dengan teman-teman yang juga penghafal al-Qur’an, itu menyadarkan ke saya bahwa menghafalkan al-Qur’an itu tidak sulit, tapi nakan menjadi mudah jika kita bisa menikmatinya. 9. Bimbingan agama dalam membentuk sikap santun, sangat banyak pengaruhnya, dengan ilmu yang kita dapatkan disini, karena di PPA Nur Medina ini yang lebih ditekankan adalah sikap sosialnya
terhadap masyarakat sekitar. Dengan itu, saya menyadari bahwa saya tipe orang yang belum terlalu bisa bersosialisasi yang baik kepada orang lain. Jadinya dengan saya belajar di PPA Nur Medina ini, saya bisa menjadi lebih terbiasa bersosialisasi dengan masyarakat banyak, sangat penting bagi saya kalau nanti saya sudah terjun di masyarakat. 10. Harapan saya seteleh saya belajar di PPA Nur Medina ini, yang pertama semoga saya bisa menyelesaikan hafalan al-Qur’annya dan mampu mengamalkannya. Harapan saya bagi PPA Nur Medina yaitu, semoga PPA Nur Medina semakin bisa menjadikan santri yang bermanfaat bagi masyarakat.
Wawancara Pembimbing
Hari/ Tanggal Wawancara
: 23 November 2015
Waktu
: 18:35-19:10
Tempat wawancara
: Rumah Ustadz Endang (PPA Nur Medina)
Yang diwawancara
: Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag
Tempat dan tanggal lahir:
: Bogor, 2 Mei 1975
Jabatan
: Pimpinan dan Pembimbing PPA Nur Medina
Yang mewawancarai
: Abdullah Ubaid
Status
: Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pertanyaan wawancara
:
1. Sejak kapan PPA Nur Medina berdiri? 2. Apa yang melatarbelakangi berdirinya PPA Nur Medina? 3. Apa tujuan didirikannya PPA Nur Medina? 4. Alasan apa PPA Nur Medina memiliki
yel-yeI keyakinan, kesungguhan,
keikhIasan, kesabaran dan keridhoan? dan juga Pesantren yang berwawasan wirausaha? 5. Berapa santri/ remaja yang tinggal di PPA Nur Medina? 6. Berasal dari mana saja santri/remaja tersebut? 7. Bagaimana cara menanamkan kepercayaan diri terhadap santri/remaja setelah masuk PPA Nur Medina? 8. Adakah yang menjadi mitra kerjasama dalam program kegiatan PPA Nur Medina?
9. Apa
faktor
pendukung
dan
penghambat
yang
ditemui
dalam
menyelenggarakan kegiatan bimbingan agama dan program di PPA Nur Medina? 10. Upaya-upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut? 11. Materi apa saja yang diberikan kepada santri/remaja dalam memberikan bimbingan agama untuk membentuk sikap santun? 12. Bagaimana cara menerapkan metode tersebut? 13. Upaya
apa
yang
dilakukan
dalam
meningkatkan
kemampuan
dan
keterampilan para pembimbing dan para santri/remaja? 14. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam proses bimbingan agama di PPA Nur Medina? 15. Bagaimana menurut Ustadz Endang, selaku pimpinan sekaligus pembimbing tentang bimbingan agama pada santri/remaja sejak dini? 16. Apa yang menjadi harapan Ustadz pada santri/remaja yang belajar menimba ilmu di PPA Nur Medina? 17. Apa saja yang perlu dievaluasi dalam proses bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina? 18. Kapan evaluasi bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina dilaksanakan?
Wawancara Terbimbing
Hari/Tanggal wawancara
: 23 November 2015
Waktu
: 21:15-21:35
Tempat wawancara
: PPA Nur Medina
Yang diwawancara
: Fana Tri Astuti
Tempat dan Tanggal Lahir
: Wonosobo, 7 Juni 1997
Status
: Santri/ Remaja PPA Nur Medina
Pewawancara
: Abdullah Ubaid
Status
: Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pertanyaan wawancara
:
1. Niat awal kamu masuk, belajar menimba ilmu di PPA Nur Medina apa? 2. Apa kamu masih mempunyai orang tua, berapa bersaudara dan coba ceritakan sedikit banyak tentang keluarga kamu? 3. Sudah berapa lama kamu tinggal dan dari mana kamu mengetahui PPA Nur Medina ini? 4. Apa yang kamu kurang sukai dari PPA Nur Medina ini, baik dari temanteman asrama, pembimbing maupun lingkungan PPA Nur Medina ini? 5. Kegiatan apa yang diberikan di PPA Nur Medina ini? 6. Dari banyak materi yang diberikan oleh pembimbing, materi apa yang kamu sukai? 7. Sudah berapa juz yang kamu hafalkan? 8. Apa kamu merasakan manfaat dari menghafal al-Qur’an? 9. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina? 10. Harapan kamu belajar di PPA Nur Medina apa?
Wawancara Terbimbing
Hari/Tanggal wawancara
: 23 November 2015
Waktu
: 21:35-21:55
Tempat wawancara
: PPA Nur Medina
Yang diwawancara
: Lutfia Istiqomah
Tempat dan Tanggal Lahir
: Pati, 1 Januari 1998
Status
: Santri/ Remaja PPA Nur Medina
Pewawancara
: Abdullah Ubaid
Status
: Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pertanyaan wawancara
:
1. Niat awal kamu masuk, belajar menimba ilmu di PPA Nur Medina apa? 2. Apa kamu masih mempunyai orang tua, berapa bersaudara dan coba ceritakan sedikit banyak tentang keluarga kamu? 3. Sudah berapa lama kamu tinggal dan dari mana kamu mengetahui PPA Nur Medina ini? 4. Apa yang kamu kurang sukai dari PPA Nur Medina ini, baik dari temanteman asrama, pembimbing maupun lingkungan PPA Nur Medina ini? 5. Kegiatan apa yang diberikan di PPA Nur Medina ini? 6. Dari banyak materi yang diberikan oleh pembimbing, materi apa yang kamu sukai? 7. Sudah berapa juz yang kamu hafalkan? 8. Apa kamu merasakan manfaat dari menghafal al-Qur’an? 9. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina? 10. Harapan kamu belajar di PPA Nur Medina apa?
Wawancara Terbimbing
Hari/Tanggal wawancara
: 23 November 2015
Waktu
: 21:55-22:25
Tempat wawancara
: PPA Nur Medina
Yang diwawancara
: Muslim al Jihaad
Tempat dan Tanggal Lahir
: Palembang, 24 Mei 1998
Status
: Santri/ Remaja PPA Nur Medina
Pewawancara
: Abdullah Ubaid
Status
: Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pertanyaan wawancara
:
1. Niat awal kamu masuk, belajar menimba ilmu di PPA Nur Medina apa? 2. Apa kamu masih mempunyai orang tua, berapa bersaudara dan coba ceritakan sedikit banyak tentang keluarga kamu? 3. Sudah berapa lama kamu tinggal dan dari mana kamu mengetahui PPA Nur Medina ini? 4. Apa yang kamu kurang sukai dari PPA Nur Medina ini, baik dari temanteman asrama, pembimbing maupun lingkungan PPA Nur Medina ini? 5. Kegiatan apa yang diberikan di PPA Nur Medina ini? 6. Dari banyak materi yang diberikan oleh pembimbing, materi apa yang kamu sukai? 7. Sudah berapa juz yang kamu hafalkan? 8. Apa kamu merasakan manfaat dari menghafal al-Qur’an? 9. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina? 10. Harapan kamu belajar di PPA Nur Medina apa?
Wawancara Pembimbing
Hari/tanggal wawancara
: 23 November 2015
Waktu
: 19:45-20:10.
Tempat wawancara
: PPA Nur Medina
Yang diwawancara
: Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I
Tempat dan tanggal lahir
: Wonosobo, 3 Mei 199l
Jabatan
: Pembimbing PPA Nur Medina
Yang mewawancarai
: Abdullah Ubaid
Status
: Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pertanyaan wawancara
:
1. Berapa santri/ remaja yang Ustadzah bimbing di PPA Nur Medina? 2. Berasal dari mana saja santri/remaja tersebut? 3. Bagaimana cara menanamkan sikap percaya diri terhadap santri/remaja setelah masuk PPA Nur Medina? 4. Adakah yang menjadi mitra kerjasama dalam program kegiatan PPA Nur Medina yang Ustadzah ketahui? 5. Apa
faktor
pendukung
dan
penghambat
yang
ditemui
dalam
menyelenggarakan kegiatan bimbingan agama dan program di PPA Nur Medina, yang Ustadzah alami? 6. Upaya-upaya apa yang dilakukan Ustadzah dalam mengatasi kendala tersebut? 7. Materi apa saja yang Ustdazah berikan kepada santri/remaja dalam memberikan bimbingan agama untuk membentuk sikap santun?
8. Bagaimana cara Ustadzah menyampaikan materi dan menerapkan metode tersebut? 9. Upaya apa yang Ustadzah lakukan dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan para santri/remaja? 10. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam proses bimbingan agama di PPA Nur Medina, menurut Ustadzah? 11. Bagaimana menurut Ustadzah Wasil, selaku pembimbing tentang bimbingan agama pada santri/remaja sejak dini? 12. Apa saja yang perlu dievaluasi dalam proses bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina? 13. Kapan evaluasi bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina dilaksanakan? 14. Apa yang menjadi harapan Ustadzah pada santri/remaja yang belajar menimba ilmu di PPA Nur Medina?
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ustadz H. Endang Husna Hadi S. Ag.
Alamat
: PPA Nur Medina Jl. Cabe III No. 79A Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangsel Banten Tempat/tanggal lahir : Bogor, 02 Mei 1975 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 18:3519:10, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Ustdaz H. Endang Husna Hadi S. Ag
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ustadzah Wasilaturohmah
Alamat
: PP Al Fajri Wadaslintang Wonosobo Jawa Tengah.
Tempat/tanggal lahir : Wonosobo, 03 Mei 1991 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:1521:35, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Ustadzah Wasilaturohmah S. Kom. I.
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Fana Tri Astuti
Alamat
: Karang Tengah Tumenggungan Rt/Rw 03/05 Selomerto
Wonosobo Jawa Tengah. Tempat/tanggal lahir : Wonosobo, 7 Juni 1997 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:1521:35, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Fana Tri Astuti
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Lutfia Istiqomah
Alamat
: Desa klakahkasihan Rt/Rw 02/08 Gembong Pati Jawa
Tengah. Tempat/tanggal lahir : Pati, 1 Januari 1998 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:3521:55, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Lutfia Istiqomah
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Muslim al Jihaad
Alamat
: Jalan Mujahidin no. 661 kec. Bukit Kecil, Palembang,
Sumatra Selatan. Tempat/tanggal lahir : Palembang, 24 Mei 1998 Dengan ini menyatakan bahwa pada hari Senin 23 November 2015 pukul 21:5522:25, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa: Nama
: Abdullah Ubaid
Jurusan
: Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Abdullah Ubaid
Yang Diwawancara
Muslim al Jihaad
Jawaban wawancara Ustadz Endang Husna Hadi 1. “Dengan izin Allah SWT. PPA Nur Medina ini dirintis sejak tahun 2004, saya dengan istri memulai pengajian di trubus II rt/rw 001/004 pondok cabe ilir Pamulang Tangerang Selatan Banten, tepatnya sekitar bulan Mei. Waktu itu saya dengan istri berkomitmen ingin mengamalkan ilmu kepada masyarakat dan ade-ade yang ada disekitar kontrakan kami, dan waktu itu yang belajar ada tiga orang, kami berkomitmen untuk bersungguh-sungguh mengajarkan al-Qur’an, kemudian tahun berikutnya berkembang menjadi 50 santri, tahun berikutnya berkembang menjadi 150 santri, tahun berikutnya lagi berkembang sampai 250 ade-ade yang belajar mengaji. Akhirnya saya dan istri tentu punya harapan, agar lebih terkelola dengan baik, pengajarnya lebih baik lagi, kami melaksanakan solat taubat, solat istikhoroh dan solat hajat, mohon petunjuk kepada Allah, dan akhirnya pada hari ketiga, datanglah tamu yang berasal dari Solo, yang dulu bersamasama kami menunaikan ibadah haji di tanah suci, yang bernama H. Sugondo dan ibu Hj. Ninik. Beliau didampingi oleh anaknya, Mas Jarot, langsung tiba-tiba tanpa informasi apapun, menanyakan apakah ada tanah yang akan dijual, dan kami mengantarkan ke jalan cabe III ini, dan ternyata pemilik tanah Bapak H. Semu seperti sudah menantikan kehadiran kami, beliau langsung menyetujuinya, dan akhirnya tanah ini dibeli dan langsung dibangun selama satu tahun, resmi kami tempati sekitar bulan Mei/Juni tahun 2009. Disitulah PPA Nur Medina mulai berdiri” 2. Rasa syukur kami yang begitu dalam dan tinggi, diberi kesempatan oleh Allah SWT. untuk membaca al-Qur’an, untuk mengajarkan al-Qur’an, kami mengisi pengajian, privat, kelas-kelas diberbagai tempat, kami merasakan bahagia sekali, dan istri juga bersyukur sekali, Allah berikan karunia untuk memelihara al-Qur’an, beliau menjadi Instruktur tahfiz di Institut Ilmu al-
quran Jakarta (IIQ) yang menjadi alumninya, kami bersyukur Allah berikan kesempatan itu, akhirnya kami ingin bersungguh-sungguh untuk menjaga memelihara
mengamalkan
dan
terus
menerus
berjuang
untuk
memasyarakatkan al-Qur’an. 3. Untuk mendidik generasi-generasi yang benar-benar beriman kepada alQur’an, benar-benar mencintai al-Qur’an yang benar-benar mereka sungguhsungguh mempelajari al-Qur’an, memahami, menghayati, mengamalkan dan terus berjuang mendakwahkan al-Qur’an sehingga lahir generasi-generasi yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam al-Qur’anul karim 4. Kami berkeyakinan bahwa apa yang kami lakukan ini adalah meneruskan perjuangan dari guru-guru, ulama-ulama yang memiliki karya yang begitu besar, dan mereka semua berpesan kepada murid-muridnya, santrinya itu untuk senantiasa berjuang membela agama Allah, khususnya al-qur’an. Yel-yel itu selalu diucapkan pada setiap momen, bahkan hamper setiap hari, dipengajian ketika kami masih di kontrakan, ya untuk menumbuhkan semangat, biasanya diiringi dengan tepukan, dan juga diiringi dengan mengepalkan tangan ke atas, yaitu keyakinan, kesungguhan, keikhlasan, kesabaran, keridloan, Allahuakbar. Karena ini juga yang menjadi pondasi dalam rintisan perjuangan PPA Nur Medina. Dan kami meyakini bahwa semua dapat berjalan semata-mata karena buah dari keyakinan, kemudian kesungguhan, kemudian lagi kami ingin selalu menjaga keikhlasan, juga kesabaran, dan keridloan. Kami ingin menanamkan kepada adik-adik kita semua akan keyakinan kepada allah SWT. akan kesungguhan pada setiap perjuangan, juga keikhlasan dalam menapaki tangga-tangga kehidupan, kemudian kesabaran dan keridloan atas semua ketetapan yang Allah tetapkan kepada hambaNYA. Kemudian PPA Nur Medina ini berwawaan wirausaha, kami ingin adik-adik nanti menjadi adik-adik yang mandiri, adik-adik yang mereka semua dapat mencukupi kebutuhan mereka sendirinya keluarganya bahkan bisa membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan disekelilingnya.
Harapanya juga, semoga bisa menggerakkan perekonomian umat, dengan keberadaan mereka dimanapun berada, dengan didikan di PPA Nur Medina. 5. Yang tinggal di PPA Nur Medina untuk usia remaja, sekarang ini antara 12 sampai 20 tahun berjumlah 70 santri putra putri, dan lebih banyak santri putri dibandingkan dengan santri putra, santri putri 45 dan putranya 25 6. Mereka berasala dari beberapa tempat, yang berasal dari pulau Jawa ini ada yang dari Pandeglang Banten, dari Jakarta, dari Bogor, ada yang dari Batang pekalongan, Kendal, Tegal, Lamongan, tulungagung, Gresik, kemudian ada yang dari Sumatra dari Palembang, riau, jambi, yang dari Kalimantan berasal dari daerah Pontianak, ada juga dari Sulawesi, Sulawesi tenggara, dari daerah Kendari. 7. Kami sangat menanamkan akan hal itu, bahwa mereka harus berlatih sejak dini, sejak di Pesantren ini. Nur Medina menjadi kawah condrodimuko bagi santri-santri yang berada di PPA Nur Medina ini, untuk siap mereka mengamalkan ilmunya. Karena belajar yang terbaik adalah dengan cara mengajarkan dengan ilmu, semua yang tinggal di Nur Medina mereka itu harus mengamalkan ilmunya dengan mengajar adik-adik yang belajar ba’da magrib ba’da subuh sekitar 450 warga sekitar pesantren. Mereka juga kemudian bergantian untuk berlatih khutbah, ceramah, memimpin dzikir, solawat baik didepan sesame santri maupun didepan adikadik mengaji bahkan di masyarakat, untuk kemudian kita evaluasi. Dan semua diberikan kepercayaan untuk mandiri, keyakinan bahwa memulai lebih cepat lebih baik, dan ketika ada kehilafan dan kekurangan kita evaluasi bersama, sehingga mereka merasa cukup nyaman selama ini. 8. Untuk mitra kerjasama, dari pemerintahan saya piker ada beberapa kali kegiatan tetapi insidentil tidak terikat. Untuk perusahaan tidak langsung juga, jadi kami membina perusahaan rumah makan Waroeng steak, itu pengajiannya kami yang mengelola dan adik-adik yang tinggal di pesantren juga mereka diberi kesempatan mengajar disana.
Kemudian untuk yang pribadi-pribadi memang saya dan istri memiliki beberapa kenalan yang menjadi jamaah pengajian, kami jadikan bahwa PPA Nur Medina ini adalah hasil dari pada pengajian kami,jadi ini adalah merupakan karunia Allah, karya kita bersama, sekian tahun mengaji, berbuah menjadi pesantren, menjadi pesantren yatim, menjadi masjid dan seterusnya. 9. Pendukung yang paling utama adalah rasa iman kepada Allah SWT. setiap kami akan melakukan kegiatan atau memiliki keinginan untuk memenuhi infrastruktur kami selalu tidak memiliki dana yang tidak cukup. Tapi kami senantiasa berdoa memohon kepada Allah, dengan penuh keyakinan akhirnya Allah berikan yang kita butuhkan. Maka itu akan menguatkan iman kami kepada Allah SWT. dan kemudian kami juga saling mendukung dengan santri, bahwa dalam melaksanakan semua program disini kita berpikir bersama, merencanakan bersama, kemudian berikutnya melaksanakan bersama dan kemudian kami berjuang bersama, lelah bersama, bahagia bersama dan berkah bersama-sama. Itu yang menjadi factor pendukung yang paling utama, sehingga kemudian warga sekitarpun sangat mendukung setiap program-program yang ada di pesantren, dan kemudian beberapa
kenalan juga melihat
perkembangan yang cukup mengembirakan, mereka semakin bersemangat untuk
mendukung kegiatan-kegiatan kami. Adanya keyakinan dan rasa
persaudaraan yang begitu kuat diantara kami semua, dan Allah memberikan banyak keberkahan kepada kami. Dan semoga ini dapat terus berkembang dikemudian hari. Adapun penghambat, saya piker tidak banyak penghamabt yang signifikan, secara umum paling yang masih belum singkron dengan kegiatan kami adalah, ketika ada santri yang dating ke PPA Nur Medina, yang kemampuan dan pengetahuan agamanya yang masih kurang, belum memadahi, sehingga kami harus memberi kesempatan dia untuk menyetarakan dulu.
Tapi bagi kami itu juga merupakan peluang, kami menjadikan setiaptantangan menjdai peluang dan banyak diantara mereka yang kemudian tadinya mereka belum berkembang, setahundua tahun ternyata menunjukkan perkembangan yang mengembirakan. Secara umum hambatan-hambatan itu dapat kami atasi, termasuk hambatan finansial dan seterusnya Alhamdulillah, sejauh ini Allah SWT. selalu memberikan keberkahan kepada kami. 10. Kami betul-betul menjaga etika dalam berdoa, jadi kami kondisikan semua keluarga besar pesantren untuk berdoa bersungguh-sungguh didalam mengatasi semua kendala, bahkan preventif, jadi di Nur Medina diantara pantangan adalah setiap santri tidak boleh ada sedikitpun santri yang bermainmain tidak serius didalam berdoa, yang lain adalah langkah yang kami lakukan, kami biasanya melakukan evaluasi secara rutin. Baik itu setiap pekan maupun setiap bulan, kemudian kami inventarisi apa yang menjadi kendala-kendala itu, kemudian kami bicarakan bersama, kami kemudian membuat skala prioritas, persoalan-persoalan mana yang harus segera diatasidan kemudian juga berikutnya adalah yang kami lakukan menjalin komunikasi dengan keluarga ataupun orang tua dari santri yang tinggal di PPA Nur Medina ini. Dan juga komunikasi dengan orang tua santri yang tidak tinggal disini, yang tadi mereka belajar ngaji ba’da magrib. Dengan hal-hal yang tadi itu, kami berkomitmen setiap persoalan kita akan berusaha untuk meminta pertolongan kepada Allah, dan berusaha untuk mengatasi bersama-sama, dan sejauh ini, masyAllah fatabarokAlla semua kendala-kendala itu dapat teratasi dengan baik. 11. Selain dari materi al-Qur’an, ada materi-materi yang dari qur’an kita jadikan sebagai pendalaman, ada materi surah pilihan, ayat pilihan yang memang harus dipahami, dihafal oleh semua santri. Berikutnya adalah juga ada materi yang berhubungan dengan akhlak seperti dari kitab riadlus salihin, kemudian yang berikutnya adalah, kami melibatkan mereka dalam mengajar, yang kami saksikan selama ini, dengan mereka mengajar itu, tumbuh sikap santun,
tumbuh rasa tanggung jawab, mereka lebih hormat kepada orang tua, lebih hormat kepada guru dan seterusnya, karena mereka sudah merasakan, mengajar itu seperti ini, akhirnya pada meeka tumbuh sikap sabar, tumbuh rasa hormat. Dan kami juga mengadakan kegiatan yang tema umumnya selalu mengangkat tema kebersamaan, sikap saling santun, saling menolong. Yang mempunyai ilmu memadai maka harus menginspirasi temannya yang belum memadai. Dan kami yakinkan semua santri bahwa masing-masing pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga diantara mereka memiliki sikap santun. Kemudian mereka dibiasakan berkomunikasi dengan masyarakat, itu juga menjdai pengontrol buat mereka, masyarakat menilai santri-santri Nur Medina Alhamdulillah sejauh ini, santri-santri yang cukup santun di depan masyarakat. 12. Selain saya dan istri menyampaikan, kami juga mempunyai asisten-asisten yang mereka diangkat menjadi instruktur. Instruktur ini mempunyai kesempatan mengajar kepada teman-teman yang lain, dan akhirnya mereka berbagi ilmu itu kepada teman-temannya. Dan yang tadi itu, bahwa semua santri langsung mengamalkan ilmunya kepada adik-adik dan masyarakat, ite saya piker metode yang sangat efektif buat mereka semuanya. Mereka juga bisa belajar menemukan metode, teori masing-masing yang cukup efektif dan dapat diterima oleh masyarakat. 13. Kita sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang menguatkan dan menambah meningkatkan keilmuan teman-teman. Jadi ada materi kajian tafsir al-Qur’an bersama Dr. mukhson nawawi Dosen fakultas Tarbiyah UIN Syarif hidayatullah Jakarta, kemudian yang berikutnya adalah belajar tilawah dengan KH. Ahmad Suparli alumni PTIQ Jakarta, dan juga kami mengadakan semacam talkshow, mengundang para pembicara, yang teman-teman, adikadik bisa berkomunikasi bertanya meminta petuntuk nasehat dan seterusnya, seperti dari Dr. Akhsin Sakho Muhammad mantan Rektor IIQ yang kebetulan beliau di PPA nur Medina sebagai penasehat dan pengawas.
Pelatihan juga dari Dr. Supriano beliau salah seorang Direktur Diknas, Dr. Romlah Azkar beliau adalah ahli hadits dan sekaligus dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IIQ Jakarta. Dan juga pelatihan-pelatihan yang lain, termasuk studi banding ke lembaga-lembaga yang lain, dan itu semua tercatat dengan rapi dan baik, sehingga kemudian kami evaluasievaluasi, termasuk pelatihan pengurusan jenazah, bahkan sampai pelatihan kewirausahaan, kami secara rutin menjalankan itu. 14. Untuk sarana dan prasarana, tempat kami sudah cukup memadahi, kemudian perlengkapan-perlengkapa yang lain juga sudah cukup memadahi, hanya sedang kami tingkatkan, pesantren sedang diluaskan, masjid juga sedang dibangun, koperasi sedang dikembangkan, kemudian juga Alhamdulillah adik-adik PPA Nur Medina ini sudah melahirkan pesantren yang baru, yaitu: Pesantren Yatim Cahaya madinah, yang sepenuhnya pengelolaanya
itu
dilakukan oleh santri-santri yang masih mahasiswa, maasih mahasiswa mahasiswi sudah punya karya. Paling yang masih dibutuhkan adalah, kami kedepan ingin membuat laboratorium, ingin membuat perpustakaan yang lebih memadai, dan itu insyAllah kami sedang siapkan, kalau ada yang mau membantu boleh. 15. Melihat remaja-remaja sekarang ini dalam proses pencarian jati dirinya, harus banyak yang menjadi sahabat untuk mereka, sedini mungkin. Saya dan istri dan semua santri yang berada di PPA Nur medina semua itu bersahabat, sehingga kita dengan perasaan bersahabat itu, kita bisa lebih dekat dengan mereka, kita bisa menyerap aspirasi mereka, kemudian kita juga bisa memberikan masukan, nasehat dan seterusnya. Yang sangat utama adalah kita posisikan mereka sebagai sahabat. Kita bisa mengetahui hasrat mereka, keinginan mereka dan mereka itu memiliki potensi yang sangat tinggi maka harus sangat kita perhatikan, sekali lagi menjadika merekan sebagai sahabat. 16. Saya berkeinginan adik-adik yang belajar di PPA Nur medina ini memiliki iman yang sangat kuat kepada Allah SWT. yakin, karena di zaman sekarang
hamper tidakmungkin,atau bahkan sangat berat menjalani kehidupan tanpa keimanan itu, selalu kita latih, misalnya saya berikan mereka kesempatan membuat sebuah kegiatan, saya tidak memberikan apa-apa, dan mereka ternyata mampu mewujudkan kegiatan tersebut. Itu menjadi modal untuk menambah keyakina. Dan harapan saya pada adik-adik nantinya menjadi pribadi yang ta’at kepada agama, menjadi generasi yang penuh tanggung jawab, menjadi hamba Allah yang cinta kepada al-Qur’an, dan mereka akan siap untuk terus berjuang mendakwahkan al-Qur’an. Kemudian harapannya mereka menjadi remaja yang berakhlakul karimah, yang sabar, yang berbaik sangka, yang mereka suka menolong, mereka yang tawadu’ dan seterusnya. Dan saya punya keinginan, semua santri disini, karena PPA Nur Medina adalah kawah caodrodimuko, mereka itu baru punya keinginan saja sudah berkeringat, baru berfikir sudah berkeringat, bekerja sampai lelah dan ketika mereka beribadah mereka betul-betul khusu’ menundukkan lahir batinnya dihadapan kemaha agungan Allah SWT. dan harapannya mereka semua dapat meraih apa yang dicita-citakannya, menjadi generasi yang bermanfaat, yang mulia di dunia sampai diakhirat, amiiin. demikian. 17. Saya fikir setiap selesai melaksanakan kegiatan atau program, ada baiknya mengadakan evaluasi, karena dengan mengevaluasinya, kegiatan atau program yang selanjutnya yang akan diselenggarakan, harapannya akan lebih baik dari penyelenggaraan kegiatan yang sebelumnya, mulai dari komponen pembimbing, panitia,teknis kegiatan, sasaran, ketersediaan fasilitas dan lain sebagainya, yang ada keterkaitannya dengan program dan keiatan. Di Nur Medina ini, saya membudayakan memberikan masukan dan kritikan di depan umum (lingkungan pesantren) supaya adik-adik terbangun mental yang kuat ketika nanti sudah di masyarakat. 18. Evaluasi selalu kita adakan setelah selesai mengadakan kegiatan, baik kegiatan yang berskala kecil, menengah atau pun berskala besar. Seperti kegiatan pengajian, talkshow, kunjungan ke lembaga-lembaga lain, pesantren,
silaturrahim ke rumah Guru, tokoh masyarakat, studi tour, ziarah dan tadabur alam, bahkan kegiatan peringatan hari besar Islam yang kami selenggarakan di pesantren. setiap selesai kegiatan maka panitia akan memberikan laporan, kelebihan dan kekurangan kegiatan yang sudah dilaksanakan, dan saya juga yang lain akan memberikan masukan, arahan supaya kedepannya bisa lebih terkelola dengan baik dan berjalan lebih baik dari yang sebelumnya.
Jawaban wawancara Muslim al Jihaad 1. Niat awal saya masuk PPA Nur Medina karena dari nama Pesantrennya saja al-Qur’an, tentu saya ingin mendalami ilmu-ilmu mengenai alQur’an, dan juga ilmu agama yang lainya. 2. Alhamdulillah, Umi dan Abi masih ada. Abi di rumah berdagang, selain berdagang juga mengurus badan penyantun anak yatim Birul Walidain yang sekarang ada kurang lebih 140 anak yatim. Kemudian Umi usahanya sama berdagang seperti Abi. 3. Terhitung mulai 16 Agustus 2015 kurang lebih sudah 3 bulan saya menjadi santri di PPA Nur Medina, tau pondok ini dari teman, melalui media sosial Facebook. 4. Alhamdulillah, kalau apa yang tidak disukai, semuanya saya suka, santri memiliki watak yang berbeda masing-masing, tidak semuanya baik. Saya sendiri pun belum termasuk orang baik, suka malas kadang-kadang. Intinya saya menyukai semua yang ada di Nur Medina, lingkungan, teman-teman,pengajarnya dan lain-lainsemuanya. 5. Alhamdulillah program tahfiz setor setiap hari senin, kamis, jumat dan sabtu langsung disimak oleh Ibu Arbiyah. Kemudian ada pengajian kitab riadhus shalihin, pelatihan dakwah, muhadloroh atau khutbah, da nada
penghafalan hadits-hadits tematik, ada kajian nahwu shorof dua kali sepekan. 6. Pengkajian hadits tematik, missal sekarang sedang mendalami haditshadits yang berkaitan dengan al-Qur’an, hadits yang memotivasi orang untuk belajar al-Qur’an, yang paling saya senangi ya pendalaman hadits. 7. Selama 3 bulan ini, yang sudah saya setorkan ke lbu Arbiyah sudah 6 juz, 5 juz awal dan 1 juz 21. 8. Manfaatnya menghafal di Nur Medina ini, kalau saya kemarin hanya memahami sebatas hafalan saja, kuantitas, tetapi disini lebih kepada kualitas. Dan bahwasannya saya benar-benar merasakan penting sekali untuk menjaga kuantitas dan kualitas hafalan al-Qur’an ini. Nur Medina mempunyai program yang luar biasa, ketika santri selesai menghafal 1 juz, para santri tidak diperkenankan untuk menambah hafalannya sebelum mengikuti tasmi’ atau semacam program ujian, yaitu mengulang hafannya dengan disimak oleh temannya. 9. Saya banyak merasakan perubahan yang luar biasa setelah mondok di PPA Nur Medina ini, bisa bertemu dengan teman-teman yang baik, bahkan Ustadz Endang Husna sendiri selaku pemimpin pondok pun sangat baik terhadap santri-santri beliau, karena menjadikan santri sebagai sahabat. 10. Semoga Allah SWT. tetap memberikan kelancaran rizki baik kepada Ustadz agar pondok Nur Medina ini bisa berjalan dan semoga kedepannya bisa lebih baik lagi.
Jawaban wawancara Fana Tri Astuti 1. Awalnya tidak ada niatan sama sekali, karena dulu rencananya setelah lulus SMA mau kuliah di Semarang UNNES, tapi ternyata keluarga lebih setuju saya kuliah di Jakarta sama mondok, jadi saya mencoba memenuhi permintaan keluarga. Tapi sekarang, saya ubah niat saya sekarang untuk lebih sungguh-sungguh disini. 2. Ayah saya sudah meninggal, dulu ayah saya bekerja sebagai pedagang roti, dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga biasa. Tapi setelah ayah saya meninggal, usaha dagang rotinya itu diteruskan oleh kakak saya yang pertama, bareng suaminya. Saya 4 bersaudara, punya dua kakak yang pertama perempuan yang kedua laki-laki dan satu adik laki-laki. 3. Alhamdulillah saya sudah 4 bulan, dan saya tau Nur Medina ini dari Mas Ubay, kebetulan adalah teman karib dari kakak saya. 4. Yang tidak disukai, ee apa ya, mungkin tidak ada, karena disini samasama belajar, saling introspeksi, saling memperbaiki diri aja si. 5. Ya sudah banyak lah, yang saya sangat rasakan itu rasa kepercayaan diri, dari memimpin klasikal adik-adik itu bisa menambah rasa percaya diri saya semakin tinggi, tidak grogi di depan umum, terus apa ya positif sekali lah. 6. Kalau
di
Nur
Medina
inikan,
Ustadz
kan
sangat-sangat
memprioritaskan rasa social terhadap masyarakat, dan itu sangat dibutuhkan ketika kita nanti sudah lulus, bekerja dan sudah bermasyarakat. Jadi materi tentang sosial yang saya sangat sukai. 7. Sejauh ini si baru 1 juz karena saya memang kebetulan baru menghafal semenjak disini. 8. Yang saya rasakan kalau pelajaran dikuliah itu menjadi lebih mudah memahami, dengan saya menghafal al-Qur’an.
9. Menurut saya sudah baik, karena memang ada beberapa anak yang niat tinggal disini karena untuk mengubah sikap yang tadinya buruk menjadi baik yang sudah baik menjadi lebih baik. 10. Harapannya Nur Medina menjadi lebih baik, lebih dicintai masyarakat, dan untuk saya semoga bisa menghatamkan al-Qur’an selama 4 tahun, dan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat juga bisa meraih semua harapan dan cita-cita.
Jawaban wawancara Lutfia Istiqomah 1. Awalnya ketika sayan mendapatkan pengumuman keterima di UIN Syarif Hidayatullah, saya belum tau akan tinggal dimana di Jakarta nanti, kebetulan saya mempunyai kakak di Jakarta, dan orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada kakak saya. Pesan dari orang tua itu, saya disuruh mencari tempat yang dekat dengan kampus, mungkin orang tua kuatir kalau kejauhan, naik angkot belum pengalaman, berhubung yang dekat itu cuma ada kos dan kalau kakak saya kurang suka dengan kos sehingga saya dicarikan pesantren. Awalnya saya sudah mendapatkan pesantren, namun ketika saya sudah di Jakarta pesantren tersebut belum membuka pendaftarannya, dan akhirnya saya untuk sementara waktu ikut mengaji dan tinggal di PPA Nur Medina. Setelah beberapa hari, saya merasa nyaman dengan keadaan dan teman-temannya, sehingga saya memutuskan untuk mondok dan nyantri di PPA Nur Medina. 2. Alhamdulillah orang tua saya masih ada dua-duanya Bapak dengan Ibu. Bapak saya bekerja sebagai petani, dan Ibu saya juga membantu sebagai petani dan Ibu rumah tangga. Saya dua bersaudar saya anak yang kedua. 3. Seperti tadi saya jelaskan di awal, bahwa awalnya saya belum mengetahui PPA Nur Medina, dan saya dikasih tau kakak saya, katanya kakak saya itu mempunyai teman di PPA Nur Medina, namanya Mas Abdullah Ubaid. Terus saya dititipkan dulu disini, selama beberapa minggu, dan akhirnya saya memutuskan untuk tinggal disini. Alhamdulillah sudah sekitar 4 bulan saya tinggal di PPA Nur Medina ini. 4. Relative ya semua orang itu ketika berkumpul dengan orang banyak ada hal yang disukai dan tidak disukai itu pasti. Namun
kita disini kita diajarin bahwa kita harus bisa bertoleransi dengan teman-teman yang berbeda daerah. 5. Alhamdulillah saya mengikuti kegiata, namun ada satu kegiatan yang menurut saya sangat berpengaruh bagi saya sendiri, yaitu kajian tentang hadits. Saya menyadari bahwa pengetahuan saya mengenai hal keagamaan memang masih kurang. Dari kajian materi tentang hadits ini saya merasa mendapatkan sedikit tambahan pengetahuan tentang hadits, mengenai tafsir-tafsir alQur’an, karena saya juga dari jurusan tafsir hadits. 6. Tadi itumungkin bisa sekaligus menjadi jawabannya untuk inii, materi yang paling disukai adalah materi tentang hadits. 7. Sebelum saya mondok di PPA Nur Medina, saya sudah mempunyai hafalan sedikit hafalan, disini saya meneruskan hafalaan. Dari Ibu disuruh mengulang lagi, muroja’ah lah begitu, dan Alhamdulillah kalau sampai saat ini saya sudah mencapai 4 juz. 8. Yang saya rasakan yaitu begitu banyak sekali, salah satunya dengan menghafal al-Qur’an kita bisa mengetahui semua persoalan kehidupan, karena di dalam al-Qur’an semuannya ada. Penyesalan yang saya rasakan mungkin ya, kenapa saya baru menghafal, mengkaji al-Qur’an lebih dalam seperti ini setelah saya lulus sekolah menengah, menjadi pelajaran saja, buat yang lain. Kan ada orang yang bilang menghafal al-Qur’an itu susah menjaganya, tapi setelah pengalaman yang saya dapatkan disini, berkumpul dengan teman-teman yang juga penghafal al-Qur’an, itu menyadarkan ke saya bahwa menghafalkan al-Qur’an itu tidak sulit, tapi nakan menjadi mudah jika kita bisa menikmatinya. 9. Bimbingan agama dalam membentuk sikap santun, sangat banyak pengaruhnya, dengan ilmu yang kita dapatkan disini, karena di PPA Nur Medina ini yang lebih ditekankan adalah sikap sosialnya
terhadap masyarakat sekitar. Dengan itu, saya menyadari bahwa saya tipe orang yang belum terlalu bisa bersosialisasi yang baik kepada orang lain. Jadinya dengan saya belajar di PPA Nur Medina ini, saya bisa menjadi lebih terbiasa bersosialisasi dengan masyarakat banyak, sangat penting bagi saya kalau nanti saya sudah terjun di masyarakat. 10. Harapan saya seteleh saya belajar di PPA Nur Medina ini, yang pertama semoga saya bisa menyelesaikan hafalan al-Qur’annya dan mampu mengamalkannya. Harapan saya bagi PPA Nur Medina yaitu, semoga PPA Nur Medina semakin bisa menjadikan santri yang bermanfaat bagi masyarakat.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. Data Wawancara Dokumentasi
Gambar I. Wawancara dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag (UE) pada tanggal 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB
Gambar II. Foto bersama Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag (Pengasuh dan Pembimbing Pesantren alQur’an Nur Medina Pondok Cabe Pamulang Tangerang Selatan) pada tanggal 23 November 2015 pukul 18:3519:10 WIB
Gambar III. Wawancara dengan Ustadzah Wasilaturrohmah, S.Kom.I (Pembimbing Pesantren al-Qur’an Nur Medina) pada tanggal 23 November 2015 pukul 20:35 - 20:55 WIB
Gambar IV. Wawancara dengan Muslim Al Jihaad (Remaja Terbimbing, Santri Pesantren al-Qur’an Nur Medina) pada tanggal 23 November 2015 pukul 21:5522:25 WIB
Gambar V. Wawancara dengan Fana Tri Astuti (Remaja Terbimbing, Santri Pesantren al-Qur’an Nur Medina) pada tanggal 23 November 2015 pukul 21:1521:35 WIB
Gambar VI. Wawancara dengan Lutfia Istiqomah (Remaja Terbimbing, Santri Pesantren al-Qur’an Nur Medina) pada tanggal 23 November 2015 pukul 21:3521:55 WIB
Gambar VII. Kegiatan Tasyakuran Tahfidz al-Qur’an (Tahfidz 30 juz angkatan II, Tahfidz Surat Pilihan angkatan I dan Tahfidz juz 30 angkatan V) pada tanggal 7 Juni 2015 Pesantren al-Qur’an Nur Medina
Gambar VIII. Kegiatan setoran hafalan remaja Pesantren al-Qur’an Nur Medina pada pembimbing setiap ba’da maghrib.
Gambar IX. Kegiatan Pawai Obor Santri dalam rangka Peringatan Hari Besar Islam Pesantren al-Qur’an Nur Medina