BAB III PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK SIKAP KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MINHAJ WONOSEGORO BANDAR BATANG A. Gambaran Umaum Pondok Pesantren Al-Minhaj Wonosegoro Bandar Batang 1. Letak geografis Lokasi pendidikan pondok pesantren Al-Minhaj terletak di Desa Wonosegoro Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, antara
Jl. Raya
Bandar-Tulis tepatnya di Km.5 . Profil Pondok a. Nama Pondok
: Al Minhaj
b. NSM
:510033250091
c. Status
: Swasta
d. Alamat Madrasah
: Jl Raya Tulis Bandar komplek Pondok Pesantren Al Minhaj Wonosegoro Bandar BatangTelp. (0285) 7942385Email:
[email protected]
e. Nama Yayasan Penyelenggara
: Pondok Pesantren Al Minhaj Bandar
f. Naungan Lembaga
: Yayasan Al Minhaj Wonosegoro
57
58
g. Tahun Berdiri
: Tahun 1997
h. Luas Tanah Madrasah
: 6.000 m2
i. Kepemilikan Tanah
: Hak Milik
j. Luas bangunan madrasah
: 1200 m2
k. Kepemilikan bangunan
: Milik Sendiri1
2. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Minhaj Wonosegoro Bandar Batang Pada awalnya, keberadaan pondok pesantren Al-Minhaj ini belum didirikan dan belum menjadi sebuah pondok. Abah kyai Wildan Mashuri Amien sebagai pendiri pondok al-Minhaj ini sebenarnya bukan penduduk asli di desa Wonosegoro, beliau adalah asli orang Pekalongan yang, yang berketurunan dari keluarga pondok, kakek dan bapaknya memiliki pondok dan sekaligus menjadi pengasuh di pondok pesantrennya tersebut. Kemudian beliau menikah dengan warga Desa Wonosegoro yaitu ibu Nyai. Hj. Yulia Astuti Amd. Keb. Dari sinilah awal rintisan pondok Pesantren Al-Minhaj. Awalnya abah Kyai Wildan Mashuri Amien tidak bermaksud
mendirikan
pondok
pesantren,
beliau
hanya
ingin
mengamalkan ilmu agama yang dimiliki dengan mengajar mengaji di rumah beliau sendiri. Akan tetapi karena lambat laun muridnya bertambah banyak, dan ada juga murid beliau yang ingin belajar mrngaji dan sekalian menetap di tempat mengaji atau istilahnya mondok. Kebanyakan santri
1
Hasil Observasi Letak dan Keadaan Geografis Pondok Pesantren Al-Minhaj, Bandar, 04 September 2015.
59
yang ingin mondok tersebut adalah santri yang berasal dari Pekalongan yang pada dasarnya, orangtua dari santri tersebut dahulunya adalah santrisantri yang juga mondok di Pesantren yang diasuh oleh Bapak dan kakeknya Abah Kyai. Akhirnya ada beberapa santri yang mondok di rumah Abah Kyai, akan tetapi belum mendirikan pondok, kegiatan belajar dan juga tempat tinggal santri masih berada di rumah Abah Kyai. Lambat laun santri yang ingin mondok semakin banyak, akhirnya pada tahun 1993 berdirilah Pondok Pesantren Al-Minhaj di Desa Wonosegoro Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Kata Al- Minhaj tersebut diambil dari nama kakek Abah Kyai yaitu Abah Kyai Minhaj. Awal berdirinya pondok, mendapat tentangan dari warga sekitar pondok yang notabene warga-warga di sekitar pondok tersebut pendidikan agamanya masih lemah, bahkan dahulu pondok ini sempat di amuk oleh massa yang tidak mendudkung didirikannya pondok Al-Minhaj tersebut. Namun dengan kegigihan Abah Kyai Wildan Mashuri Amien
untuk
menyebarkan Pendidikan Agama Islam beliau tetap mempertahankan pondok tersebut. Bahkan beliau menantang warga yang berusaha ingin menghancurkan pondok tersebut. Yang pada akhirnya warga-warga sendiri menyerah dan menerima keberadaan pondok tersebut dan banyak penduduk sekitar yang akhirnya juga memondokkan anaknya di Pondok Pesantren Al-Minhaj. Pada awal mendirikan pondok pesantren Al-Minhaj ini, Abah Kyai tidak mendaftarkan surat ijin mendirikan pondok ke pemerintah, dengan alasan tujuan beliau hanya ingin mengajarkan
60
Pendidikan Agama Islam tanpa maksud apapun terkait dengan adanya santri yang sekaligus mondok ataupun santri yang hanya sekedar mengaji saja. Jadi selama beberapa tahun pondok ini berdiri belum ada daftar ijin mendirikan pondok dari pemerintah. Kemudian banyak lulusan santri yang mengusulkan kepada Abah Kyai Wildan Mashuri Amien
untuk
mendaftarkan surat ijin untuk mendirikan pondok ke pemerintah agar pondok Al-Minhaj tersebut terdaftar resmi sebagai Pondok Pesantren. Akhirnya Abah Kyai Wildan Mashuri Amien menyetujui dan pada tahun 2010 Pondok Pesantren Al-Minhaj resmi terdaftar sebagai pondok pesantren yang pada waktu itu pondok ini juga mendirikan sarana pendidikan umum yaitu mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan juga mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di bawah naungan pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Al-Minhaj. 2
2
WMA, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Minhaj, Wawancara Pribadi, Bandar 04 September 2015.
61
3. Struktur kepengurusan pondok pesantren al-Minhaj Tabel 1. Struktur Pengurus Pondok Pesantren Al-Minhaj3 PENGASUH PONDOK K.H.Wildan Mashuri Amin
MA’ARIF Ust. Ahmad Turodhi Ust. Dinul Ibadi Ust. Romil Aula
KETUA SATU Ust. Novel Alvarisi
KETUA DUA Ust. Rozikin
SEKRETARIS Much. Shochibussurur
BENDAHARA Muhammad Rifqi Haikal
SEKSI KEAMANAN 1. M. Furqon 2. Abidin 3. Anam 4. Firmansyah 5. Hermanto
SEKSI PERLENGKAPAN 1. M. Bahrul Ulum 2. Fauzan
3
SEKSI KEBERSIHAN 1. M. Rifqi Haikal 2. M. Husein Aiman 3. Budi Rahono
Dokumentasi Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Al-Minhaj, dikutip 04 September 2015.
62
4. Sarana dan prasarana Adapun sarana prasarana yang dimiliki oleh pondok pesantren yang dapat menunnjang proses belajar mengajar santrinya antara lain: Tabel 2. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Minhaj4 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 9.
Sarana Prasarana Kamar atau asrama Kantor Ruang ustadz Ruang kelas Ruang Menjahit Koperasi Kantin Tempat Ibadah Papan Tulis Kamar mandi/ WC
Jumlah 10 2 2 3 1 1 1 1 3 5
Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
5. Keadaan ustadz dan santri di Pondok Pesantren Al-Minhaj a. Keadaan ustadz pondok pesantren Al-Minhaj Tabel 3. Data ustadz Pondok Pesantren Al-Minhaj5 Nama Lengkap
Tgl Lahir
Mohamad Ulul Albab Rokhati
09/03/1995
Nur Milatina Nisa Akmala
JK
Lulusan
Tugas Pendidik
Tugas Tenaga Kependidikan
Batang
L
SMK
Ustadz
Pembina Santri
28-07-1997
Batang
P
SMA
Ustadz
Pembina Santri
19/09/1985
Pekalonga P n Batang P
SMA
Ustadz
Pembina Santri
SMK
Ustadz
Pembina Santri
26/11/1995
Tempat Lahir
4
DokumentasiSarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Minhaj, dikutip 04 September
2015. 5
DokumentasiKeadaan Ustadz di Pondok Pesantren Al-Minhaj, dikutip 04 September
2015.
63
Dian Fitriani Dinul Ibahdi Dalari
14/10/1994
Batang
P
SMK
Ustadz
Pembina Santri
20/10/1986
Batang
P
SMP
Ustadz
Pembina Santri
06/07/1995
Batang
L
SMP
Ustadz
Kepala Asrama
Muhamad Imron, S.HI Widi Novianto, S.Pd Enyda Fitria, S.Pd Ahmad Turodhi Sirojudin Munir, M.Pd Aini Yatul Hajroh, S.Pd.I Taiman
05/01/1984
Batang
L
S1
Ustadz
Pembina Santri
12/11/1983
Batang
L
S1
Ustadz
Pembina Santri
25/07/1982
Pemalang
P
S1
Ustadz
Pembina Santri
29/04/1981
SMA
Ustadz
Badal Kyai
11/07/1981
Pekalonga L n Batang L
S2
Ustadz
Pembina Santri
04/04/1982
Serang
S1
Ustadz
Pembina Santri
20/09/1988
SMP
Ustadz
Pembina Santri
Farisi Nauval Muhamad Furqon
10/05/1998 7 21/09/1987
Pekalonga L n Pekalonga L n Pekalonga L n
SD
Ustadz
Pembina Santri
SMP
Ustadz
Pembina Santri
P
b. Keadaan santri pondok pesantren Al-Minhaj Tabel 4. Data Santri Pondok Pesantren Al-Minhaj6 No 1. 2.
Dedik Suprayetno Muhammad Sobbah
Nama
3. 4. 5. 6.
M. Saiful Hidayat Riadin Muhammad Atinudin Siti Zaenap
L L L P
7.
Rayis
L
6
Jenis Kelamin L
L
Alamat
Desa Binangun Bandar Kranji Kedungwuni Pekalongan Karangdowo Kedungwuni Wonosegoro Bandar Batang Warungasem Batang Sigayam, Wonotunggal,Batang Sigayam, Wonotunggal,Batang
Dokumentasi Keadaan Santri di Pondok Pesantren Al-Minhaj, dikutip 04 September
2015.
64
8.
Casmudi
L
9.
Miftahudin
L
10.
Fauzan
L
11.
Casbari
L
12.
Sulhan Supiyanto
L
13. 14. 15. 16.
L P P L L
Ds. Wonosegoro Kec. Bandar
18. 19. 20. 21.
Akhmad Toha Rofiqoh Minanus Sa'adah Muhammad Bahrul Ulum Muhammad Syafiul Anam Muchamad Risani Dahlari M. Alimin Sofiyullah
Sigayam, Wonotunggal,Batang Sigayam, Wonotunggal,Batang Sigayam, Wonotunggal,Batang Sigayam, Wonotunggal,Batang Sigayam, Wonotunggal,Batang Wonosegoro Bandar Batang Wonosegoro Bandar Batang Ds. Mesoyi Kec. Doro Ds. Dororejo Kec. Doro
L L L L
22.
Rizqi Agung Kurniawan
L
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
M. Arsyis Sabila Muhamad Abidin Mohamad Iman Mohamad Sholihin Teguh Riyanto Muhamad Faqih Ahmad Sholeh
L L L L L L L
30. 31. 32. 33. 34.
Muhamad Syarifudin Agus Suswanto Agus Widodo Amir Machmud Bayu Ponco Winulyo
L L L L L
35. 36. 37. 38. 39.
Chogit Feby Pratama Ekga Pangestu Muhamad Najiulla M. Khirsul Amani Nadliyatul Umah
L L L L P
40.
Dewi Styaningsih
P
Wonosegoro, Bandar, Batang Wonosegoro, Bandar, Batang Lemah Abang Doro Sigayam, Wonotunggal,Batang Kranji Kedungwuni Pekalongan Lemah Abang Doro Lemah Abang Doro Mesoyi Talun Dororejo Doro Buaran Pekalongan Dororejo Doro Kranji Kedungwuni Pekalongan Ds. Wonomerto Kec. Bandar Ds. Wonosegoro Kec. Bandar Ds.Wonosegoro Kec.Bandar Ds. Wonosegoro Kec. Bandar Ds.Tulis Rt.16 Rw.04 Kec. Tulis Ds. Simbang Jati Kec. Tulis Ds. Wonosegoro Kec. Bandar Ds. Wonosegoro Kec. Bandar Ds. Wonosegoro Kec. Bandar Kranji Kedungwuni Pekalongan Doro Pekalongan
17.
65
41.
Dwi Kurniasih
P
42. 43. 45.
Zumrotul Khasna Shella Dama Rizkitia Khofiyah
P P P
46.
Dhurotun Nasih
P
47. 48.
Jaza`anil Khusna Nur Khusniati
P P
49.
Nailul Mufrodah
P
50. 51. 52.
Muhammad Arif Edi Prasetyo
P L
53. 54. 55.
Afidhotum Mubarokah Atik' Anisah Cicik Rahayu Dita Agustin
55.
Elisa Ipni
56. 57. 58.
Ismawati Nazila Lidya Ika Sholichati Lismatul Khoiroh
59.
Mukaromah 60.
Nila Alfu Karimah 61.
Siti Aisah
P P P P P P P P P P P
62.
63. 64. 65. 66.
Acmad Syarifudin
L
Afdhorul Ikhsan
L
Awang Fahrur Rozi
L
Islakhul Khamdi
L
Jihan Mahdiyana
P
Ds. Wonosegoro Bandar Batang Kedungwuni Pekalongan Semarang Ds. Dororejo Kec. Doro Pekalongan Ds. Wonosegoro Bandar Batang Doro Pekalongan Ds. Wonosegoro Bandar Bataang Ds. Wonosegoro Bandar Batang Pekalongan Doro Pekalongan Ds. Wonokerto Rt 01 Rw 01 Kec. Bandar Ds. Pesalakan Kec. Bandar Ds. Sigayam Kec. Bandar Ds. Wonosegoro Rt 03 Rw 01 Kec. Bandar Ds. Wonomerto Rt 05 Rw 01 Kec. Bandar Ds. Toso Rt 02 Rw Kec. Wirodeso Ds. Cokro Kec. Blado Ds. Mesoyi Rt 01 Rw 01 Kec. Talun Ds. Sigayam Rt 04 Rw 02 Kec. Bandar Ds. Pesalakan Rt 01 Rw 05 Kec. Bandar Ds. Sigayam Rt 06 Rw 02 Kec. Wonotunggal Jl. Duaorawati Perum Kewayangan Kedungwuni Pekalongan No. 126 Desa Wonosegoro Kec. Bandar Kab. Batang Desa Wonosegoro Kec. Bandar Kab. Batang Desa Wonosegoro Kec. Bandar Kab. Batang Desa Kalipucang Wetan Batang
66
67.
M. Andi Setiawan
L
Desa Kedungmalang, Kec. Wonotunggal
M. Ichwanurrisqi
L
Banyurip Alit,Pekalongan
69. 70. 71. 72.
M. Mahrus Muftafanin Mariah Muhammad Arif
L P L
Muhammad Bilal
L
73. 74.
Muhtadin
L
Putri Noviana
P
Doro Pekalongan Joloseti Kec. Subah Sigayam Kandangserang Kab. Pekalongan Doro Kab. Pekalongan Ds. Wonosegoro bandar batang
68.
6. Kegiatan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Minhaj Tabel 5. Jadwal kegiatan harian santri di pondok pesantren Al-Minhaj7
Jam 03.30 04.30 05.00 06.00 07.00 08.00 12.00 13.00 14.30 15.00 15.30 17.00 18.00 18.30 19.00 19.30 20.00 21. 00 22.00 7
Kegiatan Santri Bangun pagi dilanjut persiapan solat subuh Solat Subuh Mengaji sorogan kitab kuning Makan pagi dan persiapan sekolah Sekolah (bagi santri yang mengikuti sekolah umum) Kegiatan pelatihan keterampilan (bagi santri sallafi) Jamaah Solat Dhuhur Mengaji kitab Istirahat Jamaah Sholat Ashar Mengaji kitab Istirahat dan Persiapan Solat Magrib Jamaah Sholat Magrib Tadarus Al-Quran Jamaah Solat Isya’ Makan malam Mengaji kitab Mengaji klasikal (pelajaran agama) Istirahat
Dokumentasi Kegiatan Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Minhaj, dikutip 04 September 2015.
67
Data 6. Peraturan dan tata Tertib Pondok Pesantren Al-Minhaj 1.
Bertingkah laku sopan santun
2.
Berpakaian sopan (tidak boleh memakai pakaian yang ketat terutama santri putri)
3.
Wajib mengikuti sholat berjama’ah (poin 15)
4.
Wajib memakai jilbab jika keluar kamar (poin 15)
5.
Dilarang menemui tamu selain dari pihak keluarga dengan izin pengurus pondok
6.
Dilarang membawa handphone
7.
Dilarang mengobrol di saat sedang mengaji (poin 10)
8.
Dilarang keluar pondok tanpa seizin pengurus pondok (poin 20)
9.
Melaksanakan tugas piket yang telah di tentukan (poin 15)
10. Bangun tidur setiap jam 03.30 pagi (poin 20) 11. Membersihkan kamar tidur sebelum berangkat ke sekolah 12. Sebelum jam 07.00 harus sudah di sekolahan (poin 15) 13. Boleh menghubungi pihak keluarga setiap hari libur (jum’at) mulai jam 08.00-17.00 dengan ketentuan menggunakan hp pondok , tetapi jika ada keperluan penting boleh menghubungi pihak keluarga diluar hari libur dengan izin pengurus pondok 14. Bagi yang memutar musik POP dikenakan sanksi semua memory dan musik box disita oleh pengurus 15. Jika ingin pulang harus meminta Surat Ijin terlebih dahulu kepada Ketua Pengurus, dan jika melebihi 3 Hari harus membetahukan kepada Ketua Pengurus. 7. Kurikulum pondok Pondok pesantren Al-Minhaj
adalah lembaga pendidikan yang
mempunyai ciri khas keagamaan. Maksud dan tujuan yang hendak dicapai Pondok Pesantren Al-Minhaj yaitu menghasilkan santri yang sholeh serta
68
mandiri. Oleh karena itu, secara sederhana dapat dikatakan bahwa Tujuan inilah yang harus diwujudkan dalam proses pendidikan di pondok.8 Adapun program pendidikan di pondok pesantren Al-Minhaj ada dua, yaitu sebagai berikut: 1) Program Pendidikan Formal Program pendidikan formal meyelenggarakan sekolah pagi dengan menggunakan kurikulum Dinas Pendidikan yang berbentuk sekolah formal yaitu SMP selama 3 tahun dan SMK selama 3 tahun. 2) Program Pendidikan Non Formal Program pendidikan non formal, menyelenggarakan pendidikan terpadu antara sistem sallafi dan khallafi dengan menggunakan kajian kitab kuning sebagai bahan rujukan dalam kegiatan belajar mengajar, ditambah dengan kegiatan pendidikan keterampilan, meliputi ilmu tentang pengobatan, keterampilan menjahit, keterampilan pertukangan, keterampilan ilmu pertanian dan perkebunan. Dengan jenjang pendidikan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu: a) Kelas Ibtida’ b) Kelas Wustho c) Kelas A’la Materi-materi keagamaan yang diajarkan antara lain: a) b) c) d) e) f) 8
Al-Quran Tajwid Kitab Nasoikhuddiniyah Kitab Irsyadul Ibad Kitab Fatkhul Qarib Kitab Minhajul Abidin
Dokumentasi Kurikulum Pondok Pesantren Al-Minhaj, dikutip 04 September 2015.
69
g) Kitab Tankihul Khaul h) Kitab Safinatunnajah i) Kitab Ta’limul Muta’alim j) Qowwaihul i’lal k) Riyadhul badiah l) Hadits m) Fiqih n) Imla’ o) Jurmiyah p) Nahwu q) Shorof r) Amriti Selain itu ada program pendidikan khusus bagi santri sallafi yang belum menempuh jalur pendidikan formal yaitu Pendidikan Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas). Program Pendidikan Wajib belajar pendidikan dasar ini bisa dikatakan juga pendidikan kejar paket yang ditujukan untuk para santri sallafi yang sebelumnya tidak bersekolah atau tidak mengikuti pendidikan formal supaya mereka memiliki ijazah di pendidikan formal. Program ini muncul seiring dengan berdirinya SMK dan SMP Terpadu yang masih dalam satu yayasan dengan Pondok Pesantren AlMinhaj. Sistem pembelajaranya dilakukan seminggu dua kali, yaitu pada hari sabtu dan minggu. Alokasi waktunya selama 6 jam pelajaran dalam setiap kali pertemuan. Mata pelajaran yang di ajarkan lebih ditekankan pada mata pelajaran yang menjadi syarat Ujian Nasional.
70
B. Peran Pondok Pesantren dalam Membentuk Sikap Kemandirian Santri Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam, selain itu pesantren berperan sebagai lembaga bimbingan keagamaan, keilmuan, pelatihan, pengembangan masyarakat sekaligus menjadi simpul budaya. Sebagaimana yang diungkapkan Abah Kyai WMA bahwa: “Pendidikan pesantren tidak hanya membekali santri dengan ilmuilmu agama saja akan tepapi santri juga harus dibekali dengan ilmuilmu lain sebagai penunjang sarana untuk mengembangkan potensipotensi yang dimiliki sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat.“9 Dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan, saya memeberlakukan beberapa kebijakan-kebijakan dan kegiatan-kegiatan yang wajib diikuti oleh santri yang bertujuan untuk membentuk sikap mandiri pada santri. a. Kebijakan-kebijakan dalam membentuk sikap kemandirian santri Abah Kyai WMA mengungkapkan bahwa: “Di pondok ini saya selalu menekankan kepada santri untuk selalu disiplin, santri harus mengurus segala kebutuhan ataupun kegiatan kesehariannya secara mandiri. Mulai dari memasak, mencuci, membersihkan tempat tidur dan sebagainya. Disini tidak diperkenankan membeli makanan diluar, pakaian tidak boleh dicucikan orang lain (jasa laundry), perlengkapan harus disiapkan sendiri-sendiri.”10
9
WMA, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Minhaj, Wawancara, Wonosegoro, 06 September 2015. 10 WMA., Pengasuh Pondok Pesantren Al-Minhaj, Wawancara, Wonosegoro, 06 September 2015.
71
Jadi penanaman kemandirian dimulai dari hal yang sederhana terlebih dahulu, yaitu mulai dari pemenuhan kebutuhan diri sendiri, kami mangarahkan santri untuk melakukakukannya secara mandiri dan tidak boleh bergantung kepada orang lain. Selain itu saya menerapkan kebijakan lain kepada santri untuk mengikuti pendidikan keterampilan.Sebagaimana yang diungkapkan Abah Kyai WMA bahwa: “Kebijakan lainnya yaitu, di pondok ini selain mengajarkan tentang ilmu-ilmu keagamaan juga dengan dilengkapi dengan ilmu pendidikan umum, seperti ilmu keterampilan. Beberapa ilmu keterampilan kami ajarkan dengan tujuan sebagai bekal santri di kehidupanya kelak ketika sudah lulus dari pondok.”11 Dari
beberapa
keterampilan
yang
kami
ajarkan
sistem
pembelajaranya sebegai berikut yaitu: “Ada beberapa keterampilan yang kami ajarkan disini. Salah satunya ilmu tentang pengobatan. Ilmu tentang pengobatan ini wajib diikuti santri, jadi santri wajib menguasai ilmu pengobatan, mulai dari mendiagnosa penyakit yang diderita sampai pada penanganan dan pengobatannya. Ilmu tentang pengobatan ini adalah keterampilan yang wajib diikuti oleh semua santri, kemudian ada bebrapa keterampilan lain yang tidak wajib santri ikuti. Beberapa keterampilan lainnya antara lain, seperti pertukangan, pertanian, perkebunan, menjahit, jenis keterampilan ini sifatnya tidak wajib bagi santri. Santri hanya mengikuti beberapa bidang keterampilan saja, karena biasanya bidang keterampilan yang dipilih oleh santri itu disesuaikan dengan bakat dan minat yang dimiliki santri itu sendiri. Jadi pondok tidak mewajibkan santri untuk menguasai keterampilan ini semuanya.”12
11
WMA, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Minhaj, Wawancara Pribadi, Wonosegoro, 06 September 2015 12
WMA, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Minhaj, Wawancara Pribadi, Wonosegoro, 06 September 2015
72
Melalui sistem pembelajaran seperti ini diharapkan menjadi suatu sistem pembelajaran yang tepat dalam membentuk sikap kemandirian pada santri.
DS selaku santri di ponpes ini mengungkapkan mengenai sistem
pembelajaran di pondok ini bahwa: “Menurut saya sistem pembelajaranya sangat bagus karena sangat mengajarkan santri untuk selalu mandiri tanpa bergantung kepada orang lain. Dan saya merasa nyaman dan justru senang belum tentu di pondok lain saya bisa mendapatkan pendidikan seperti ini yang sangat mengajarkan untuk mandiri. “13 Kemudian MA juga mengungkapkan bahwa: “Sistem pembelajaran di pondok ini sangat membimbing santri untukmandiri mulai dari bangung pagi tidur, menyiapakan perlengkapan sekolah, mengelola segala sesuatu terkait dengan pembelajaran, bersih- bersih kamar dan ruang-ruang lain kami lakukan sendiri. Mencuci pakaian dilakukan sendiri dan tidak boleh menggunakan jasa pencucian baju (laundry).kemudian untuk masalah konsumsi sehari-hari santri yang memasak sendiri bergiliran sesuai dengan jadwal piket yang telah ditentukan, dan bahan memasak kadang santri sediakan sendiri ketika sedang masa panen kadang juga sudah disediakan dari pihak pondok.”14 Untuk
kebersihan
area
pondok
santri
semua
lah
yang
membersihkan, mulai dari area luar sampai dalam ruangan pondok.Terus seperti kemarin ketika ada pembangunan pondok, santri
semua yang
mengerjakan pembangunannya. Mulai dari pembangunannya dan untuk furniturnya seperti pintu, jendela, meja kursi dan lainya semua santri yang mengerjakan tanpa mengundang tukang dari luar. Ini salah satu contoh santri juga ikut membantu pak Kyai mbak.Kemudian ketika pondok membutuhkan seragam atau ketika SMP dan SMK membutuhkan seragam
13 14
DS, Santri, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 11 September 2015. MA, Santri, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 11 September 2015.
73
untuk siswa baru semua santri yang menjahit seragamnya, tanpa menggunakan jasa menjahit dari luar. 15 b. Kegiatan-kegiatan dalam membentuk sikap kemandirian santri Tujuan umum pesantren adalah membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikan sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan Negara. Mengenai sistem pendidikan di pesantren Al-Minhaj DI selaku ustadz di pondok ini menjelaskan bahwa: “Pendidikan di pesantren Al-Minhaj mengarahkan santri untuk mengembangkan kemampuan santri agar terbentuk menjadi pribadi muslim yang tangguh serta mampu menghadapi tantangan zaman. Karena di zaman yang semakin maju dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, tidak cukup hanya menguasai ilmu-ilmu agama saja, karena ia akan terbelakang dan tidak akan mampu mempertahankan hidupnya.”16 Lebih lanjut lagi ustadz RU menjelaskan bahwa: “Pesantren sebagai lembaga pendidikan serta pengembangan masyarakat, idealnya kurikulum yang diajarkan hendaknya harus memadukan antara ilmu-ilmu agama dan juga ilmu-ilmu umum agar tujuan pendidikan yang sudah dirancang dapat tercapai dengan baik. dengan demikian hasil dari pendidikan akan menghasilkan output pribadi muslim yang taat pada ajaran-ajaran Islam serta berwawasan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini pesantren harus berperan untuk mengembangkan potensi santri serta mengarahkan santri untuk memiliki jiwa yang mandiri.”17
15
MB, Santri, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 11 September 2015. DI, Ustadz, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 06 September 2015. 17 RA, Ustadz, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 06 September 2015. 16
74
Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Abah Kyai WMA menjelaskan bahwa: “Sikap mandiri adalah suatu sikap dimana seseorang itu memiliki kepribadian teguh serta mampu menyelesaikan permasalahanpermasalahanya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Sikap mandiri biasanya muncul karena sadar akan adanya masalah, kemudian berusaha dengan sungguh untuk belajar agar ia mampu mengetahua bagaimana cara mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang ada.”18 Lebih lanjut ustadz DI mengatakan: “Sikap mandiri adalah suatu sikap dimana individu mampu berdiri sendiri tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain, artinya bahwa seseorang itu mampu bertahan dalam kondisi apapun serta mampu menyelesaikan permasalahannya. Kemampuan seseorang untuk mengolah diri, percaya akan kemampuan diri sendiri serta mampu mencari jalan keluar yang baik untuk menyelesaikan masalah sehingga tidak mudah menggantungkan permasalahanya kepada orang lain.”19 Kemandirian tidak otomatis tumbuh dalam diri seorang anak. Mandiri pada dasarnya merupakan hasil proses pembelajaran yang berlangsung lama. Mandiri tidak selalu berkaitan dengan usia. Bisa saja seorang anak sudah memiliki sifat mandiri karena proses pelatihan atau karena faktor kehidupan yang memaksanya untuk menjadi mandiri. Tetapi tidak jarang seorang yang sudah dewasa, tetapi tidak juga bisa hidup mandiri. Ustadz AT mengungkapkan bahwa: 18
RA, Ustadz, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 06 September 2015. WMA, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Minhaj, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 04 September 2015 19
75
“Sikap kemandirian yang dimiliki santri disini masih berbeda-beda, karena disini ada juga santri yang masih duduk di Sekolah Dasar, yang pada dasarnya umur segitu anak masih sangat bergantung kepada orangtua. pastinya santri ini akan terus dibimbing untuk membentuk sikap kemandirianya, yaitu melalui kegiatan sehari-hari maupun melalui kegiatan pembelajaran.”20 Ustadz juga RA menegaskan bahwa: “Kemandirian tidak bisa muncul dari seseorang dengan tiba-tiba atau dengan sendirinya, sikap mandiri bisa tumbuh dan dibentuk melalui pendidikan dan bimbingan secara intensif yang mengarahkan santri untuk memiliki sikap mandiri. Begitu juga dengan santri-santri di sini, mereka masih membutuhkan bimbingan dan arahan melalui pendidikan kemandirian agar sikap kemandiriannya terbentuk dengan baik.”21 Salah satu santri yang bernamaDS di Pondok pesantren ini mengatakan bahwa: Pertama kali ketika saya mengikuti pendidikan di pondok, saya kesulitan untuk mengikuti dan menjalankan aturan dan kewajibankewajiban yang harus dilaksanakan sebagai santri disini yang segala kebutuhan dan keperluanya harus saya lakukan sendiri. Saya masih terbawa dengan kebiasaan dari dirumah yang setiap harinya segala keperluan masih bergantung kepada orangtua. Namun melalui pendidikan dan bimbingan yang saya dapatkan disini, saya merasa lebih bisa bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang harus saya jalankan serta sudah
20 21
bisa mengelola kebutuhan diri sendiri, dari kebutuhan pribadi
AT, Ustadz, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 06 September 2015 RA, Ustadz, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 06 September 2015
76
sehari-hari sampai ke urusan merancang jadwal belajar dan mengatur halhal yang berpengaruh kepada pembelajaran. 22 ZN Selaku santri disini juga menjelaskan bahwa: Banyak santri yang baru masuk pendidikan pondok masih belum bisa mengikuti kegiatan di pondok, mereka masih terbawa dengan kebiasaan di rumah yang setiap kebutuhannya masih minta untuk dilayani. Namun saya selaku santri yang lebih lama disini berusaha selalu mengingatkan, mengarahkan kepada santri baru untuk bersikap lebih bertanggung jawab kepada keperluan diri sendiri dan jangan mudah menggantungkan orang lain.23 Sikap mandiri merupakan sikap yang tidak bisa tumbuh dengan sendirinya, agar sikap ini terbentuk harus melalui adanya upaya-upaya melalui pendidikan dan pengajaran yang berorientasi kepada cara membentuk sikap mandiri pada seseorang. Abah Kyai WMA menjelaskan bahwa: Sikap kemandirian akan terbentuk tergantung bagaimana cara kita mendidiknya. Jika sikap kemandirian kita tanamkan kepada anak sejak dini, maka sikap kemandirianya akan nampak ataupun muncul lebih awal, paling tidak anak sudah bisa mandiri dalam hal mengurus kebutuhannya sehari-hari, dan seiring bertambahnya usia anak akan sudah terbiasa
22
DS, Santri , Wawancara Pribadi, Wonosegoro 11 September 2015 ZN,Santri , Wawancara Pribadi, Wonosegoro 11 September 2015
23
77
mandiri, mampu mengelola kebutuhan diri sendiri, dari kebutuhan pribadi sehari-hari sampai ke urusan merancang jadwal belajar dan mengatur halhal yang berpengaruh kepada pembelajarannya sampai kepada mandiri dalam hal pola fikir.24 Kegiatan-kegiatan yang diterapkan dalam membentuk sikap kemandirian santri di pondok pesantren Al-Minhaj
merupakan
implementasi dari kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Abah Kyai selaku pengasuh pondok pesantren.25 Mengenai kegiatan-kegiatan yang diterapkan dalam membentuk sikap kemandirian santri, ustadz RA mengungkapkan bahwa: “kegiatan-kegiatan yang kami terapkan dalam membentuk sikap kemandirian santri yaitu melalui kedisiplinan, bahwa santri setiap harinya harus menjalankan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh pondok, salah satunya yaitu bahwa santri harus mengerjakan segala kebutuhan dan keperluan kesehariannya secara mandiri, mulai dari masalah konsumsi santri harus memasak sendiri sesuai dengan jadwal bergilir yang telah ditetapkan, untuk masalah mencuci pakaian santri juga harus mencuci sendiri dan tidak boleh menggunakan jasa orang lain untuk mencucikan. Selain itu kegiatan lain dalam membentuk sikap kemandirian santri yaitu melalui pendidikan keterampilan. setiap harinya selain santri mengikuti pendidikan kurikulum pondok yaitu tentang ilmu-ilmu pendidikan agama Islam santri juga mengikuti pendidikan keterampilan. Jadi ada beberapa macam bidang keterampilan yang diajarkan di pondok ini, antara lain ilmu tentang pengobatan dan ini yang harus wajib dikuasai oleh santri. Kemudian juga ada keterampilan tentang pertanian, pertukangan, perkebunan dan menjahit. Ini sistem pembelajarannya tidak perkelas namun
24
WMA, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Minhaj, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 04 September 2015 25 Hasil Observasi Kegiatan yang diterapkan dalam membentuk sikap kemandirian santri, Wonosegoro
78
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu santri putra dan kelompok santri putri. “26 untuk santri putra semua bidang keterampilan bisa dipilih atau dipelajari sesuai dengan bakat dan minat mereka masing-masing. Sedangkan untuk putri biasanya hanya memilih bidang keterampilan pengobatan yang sudah menjadi pendidikan wajibnya, kemudian bidang keterampilan lain seperti menjahit karena sebagian besar santri putri juga sekolah di pendidikan umum seperti di SMP dan SMA jadi agak sulit membagi waktunya jika semua bidang keterampilan harus diikuti. 1. Bidang keterampilan Pengobatan. Keterampilan tentang pengobatan keterampilan
yang
wajib
diikuti
oleh
ini merupakan jenis seluruh
santri.
Ilmu
pengobatanya adalah pengobatan tradisional atau alternatif. Sistem pembelajaranya dilakukan selama satu minggu sekali. Untuk pengobatan kami memberikan penjelasan mengenai materi tentang pengobatan, mulai dari mendiagnosa penyakit, penanganan yang baik seperti apa kemudian cara pengobatan atau memilih obat yang tepat untuk penyembuhan suatu penyakit. Ketika santri sudah faham menguasai ilmu pengobatan tersebut santri langsung disuruh mempraktikkan. Praktek awal biasanya dengan mengobati teman satu pondok misalkan ada yang sakit, nah santri disuruh untuk mengobati
26
RA, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
79
sekaligus mempraktekkan pengetahuan yang ia miliki, apakah ia sudah benar-benar menguasai semua materi yang sudah diajarkan atau belum. Tak jarang juga santri disuruh untuk membantu menangani orang yang minta tolong berobat ke pondok.27 2. Bidang Keterampilan pertukangan Keterampilan pertukangan merupakan salah satu bidang ketrampilan yang sifatnya dibolehkan, jadi tidak semua santri harus mengikuti pendidikan keterampilan pertukangan ini. Keterampilan ini disesuaikan oleh bakat dan minat santri. Sistem pembelajaranya berlangsung terus menerus sampai santri menguasai keterampilan ini. Metodenya yaitu ustadz hanya memberikan sedikit arahan mengenai pengolahan kayu selanjutnya santri harus langsung mempraktekkan. Ustadz hanya menyediakan balok-balok kayu dan alat-alatnya kemudian terserah santri mau dibuat perabot apa, apakah meja, kursi, almari atau yang lainnya sebagai bahan untuk latihan.. Untuk pertukangan sendiri biasanya ketika pondok ada pembangunan gedung atau penambahan sarana dan prasarana untuk pondok, santri lah yang mengerjakan semuanya tidak pernah mengundang tukang dari luar. Seperti kemarin ketika yayasan pondok mendirikan SMP dan SMK Terpadu santri semuanyalah yang mengerjakan pembangunannya, Kadang kala ada juga undangan dari pemerintah kabupaten untuk 27
AT, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
80
mengikuti pelatihan-pelatihan keterampilan, dari sini juga pengalaman atau ilmu tentang pertukangan santri dapatkan. 28 3. Bidang Keterampilan Pertanian kami hanya memberikan sedikit materi atau teori selebihnya santri disuruh untuk mempraktekkan langsung. Untuk pertanian ini sepenuhnya diserahkan kepada santri, mulai dari cara pembibitan, pengolahan lahan, pemilihan tanaman yang tepat, cara menanggulangi hama
sampai
kepada
pemanenan.
Intinya
santri
langsung
mempraktekkan, santri di serahi satu lahan sawah untuk dioleh sendiri, terserah mau ditanami apa perawatannya bagaimana. Kemudian hasil panen dari olahan sawah tersebut sepenuhnya diserahkan kepada santri, pihak pondok tidak meminta hasil hasilnya sedikitpun. Santri yang menggunakan untuk kepentingan bersama-sama untuk kebutuhan sehari-hari di pondok. 4. Bidang Keterampilan Perkebunan Untuk ilmu tentang perkebunan, sistem pembelajaranya tidak jauh berbeda dengan keterampilan-keterampilan yang lain, ustadz hanya memberikan arahan-arahan tentang cara berkebun kemudian santri langsung mempraktikkan. Dari pondok menyediakan kebun atau lahan kosong kemudian santri yang mengelola. Mulai dari penanaman
28
AT, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
81
sampai dengan pemanenan yang semuanya dikelola penuh oleh santri. Kemudian setelah panen hasilnya akan digunakan untuk konsumsi bersama oleh semua santri di pondok.29 5. Bidang Keterampilan Menjahit Metode untuk keterampilan menjahit itu istilahnya ilmu turun temurun, jadi awalnya santri diajarkan cara menjahit oleh ustadz yang ahli dala bidang menjahit, kemudian santri yang sudah bisa mengajari adik tingkat kelas yang belum bisa terus menerus seperti itu, namun masih tetap dalam pengawasan ustadz. Kemudian santri di suruh untuk mempraktikkan, biasanya ketika pihak pondok ingin membuat seragam-seragam untuk santri pondok atau seragam sekolah untuk SMP dan SMK Al-Minhaj yang masih dalam naungan yayasan AlMinhaj, santri semua yang mengerjakannya. Kemudian kadang juga ada orderan atau sanggan jahitan dari konveksi-konveksi luar, ini juga sebagai
sarana
santri
untuk
mempraktekkan
keterampilan
menjahitnya.30 Dengan
memberikan
pendidikan
tentang
keterampilan-
keterampilan ini, merupakan upaya pondok pesantren dalam membentuk sikap mandiri pada santri yaitu di pondok santri tidak hanya diajarkan tentang ilmu-ilmu keagamaan saja akan tetapi juga diajari berbagai bidang 29
DI, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
30
RA, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
82
keterampilan yang bertujuan untuk jangka pendeknya santri bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan inti yang ada di pondok. seperti ketika ada pembangunan santri sendirilah yang melakukan pembangunan tanpa harus menggunakan jasa tukang dari luar, kemudian untuk konsumsi, santri sudah bisa menyediakan bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk
kebutuhan konsumsi meskipun belum bisa memenuhi secara keseluruhan. Yang pada intinya santri bisa mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di pondok. kemudian untuk jangka panjangnya, dengan memberikan pendidikan keterampilan artinya memberi bekal kepada santri ketika santri sudah lulus dari pondok, agar santri tidak lagi membebani orangtua maupun keluarga. Karena ketika santri lulus, santri sudah memiliki bekal ilmu agama yang cukup kemudian dilengkapi juga dengan ilmu keterampilan. Dan dengan keahlian yang dimiliki santri tersebut, dapat santri gunakan sebagai modal baginya untuk mencari pekerjaan sebagai jalan untuk memperoleh rejeki yang halal. Jadi ketika lulus santri sudah bisa mandiri, sudah memiliki bekal untuk terjun ke dunia masyarakat untuk bersosialisasi di lingkungan sekitar maupun untuk terjun ke dunia pekerjaan.31 Dengan memberikan pendidikan kemandirian yaitu melalui pendidikan tentang pengelolaan kebutuhan diri sendiri dan juga melalui pendididkan keterampilan, diharapkan akan memberikan perubahan sikap yang positif pada diri santri dalam hal kemandiriannya. 31
AT, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
83
Ustadz DI mengungkapkan bahwa: “Dari santri yang semula ketika awal masuk pondok masih manja bergantung kepada orang tua atau pun orang lain sekarang santri sudah terbiasa melakukan kegiatan ataupun memenuhi kebutuhannya seharihari secara mandiri, dari cara berfikirnya juga sudah berbeda, kemudian melalui pendidikan keterampilan secara tidak langsung santri sudah bisa mengatasi kebutuhan serta pemasalahan permasalahan di pondokdan santri sudah tidak bergantung sepenuhnya terhadap orangtua. 32 Muhammad Bilal selaku santri di pondok pesantren ini juga mengungkapkan bahwa: “Sejak pertama saya masuk di pondok ini hingga sekarang, saya merasakan adanya perubahan sikap dalam diri saya, mulai dari masalah pengelolaan diri seperti mengatur jadwal kegiatan harian, mengelola kebutuhan-kebutuhan pribadi yang saya butuhkan sampai kepada melakukan tanggung jawab yang sudah diamanatkan kepada saya. MF juga menegaskan bahwa: “Setelah mengikuti pendidikan di pondok ini, pengetahuan saya semakain bertambah tidak hanya tentang ilmu pendidikan agama Islam akan tetapi juga saya memiliki keahlian beberapa bidang keterampilan yang dapat saya gunakan untuk membantu keperluan di pondok pada saat ini, kemudian bisa saya gunakan keahlian saya ketika sudah lulus dari pondok seebagai bekal untuk mencari pekerjaan. Sehingga ketika saya lulus saya tidak hanya bekerja dalam bidang keagamaan saja akan tetapi bisa bekerja dalam bidnag lain yang sesuai dengan bakat dan keahlian yang saya miliki.”33 Sistem pembelajara yang diajarkan di Pondok Pesantren Al-Minhaj bisa dikatakan bagus karena mengajarkan santri untuk selalu mandiri tanpa bergantung kepada orang lain. Santri merasa nyaman dan justru senang karena mendapatkan pendidikan kemandirian. 32
33
DI, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
MF, Santri, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 11 September 2015
84
C. Faktor
Pendukung
dan
Penghambat
dalam
Membentuk
Sikap
Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Al-Minhaj Dalam proses membentuk sikap mandiri kepada santri,
ada
beberapa faktor pendukung dan penghambat yang dirasakan oleh Pondok Pesantren Al-Minhaj Wonosegoro Bandar Batang, sebagaimana dituturkan oleh AT selaku ustadz bahwa: Ada
beberapa
faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
membentuk siap kemandirian santri, faktor faktor tersebut ada dua yaitu faktor intern (dari dalam diri santri) dan faktor ekstern (faktor dari luar). 1. Faktor Pendukung Dalam proses pembelajaran setiap santri pastinya memiliki dukungan dan hambatan yang mengganggu dalam proses pembelajaran. Ustadz AT menjelaskan bahwa : Untuk faktor pendukungnya adalah dalam membentuk sikap mandiri kepada santri terutama dalam hal pengelolaan kebutuhan dan kegiatan santri bisa berjalan dengan baik karena Abah Kyai selaku pengasuh dengan kebijakan-kebijakannya yang mengarahkan untuk membentuk sikap kemandirian santri. Selain itu pondok pesantren dibantu oleh ustadz-ustadz yang ikut mengawasi dan membimbing santri-santrinya karena santri dan ustadz sama-sama tinggal dalam satu lingkungan pesantren jadi pengawasanya lebih terarah dalam mengarahkan santri untuk selalu bersikap mandiri yang dimulai dari pengelolaan kebutuhan dan kegiatan pribadi. 2. Faktor Penghambat “Ketika dalam proses pembelajaran kurang adanya keseriusan dari dalam diri santri, kurangnya kesadaran dari diri santri tentang pendidikan kemandirian. Terutama untuk santri yang baru masuk pendidikan pondok, yang notabene masih terbawa kebiasaan ketika
85
di rumah. Yang dalam kesehariannya masih mengandalkan dan bergantung kepada orang tua dan keluarga”34 ”Kebanyakan santri yang baru yang masuk pendidikan pondok, perlu perhatian dan bimbingan khusus, karena santri belum terbiasa melakukan kegiatan dan memenuhi kebutuhan kesehariannya secara mandiri, mereka masih terbawa oleh kebiasaan di rumah yang dalam kesehariannya masih bergantung kepada orangtua.”35 Ada hambatan-hambatan lain yang ada terkait dengan pelaksanaan pendidikan
keterampilan.
Di
pondok
pesantren
Al-Minhaj
ini
mengajarkan beberapa pendidikan keterampilan, ada satu pendidikan keterampilan yang harus diikuti santri yaitu pendidikan ilmu pengobatan. Dan beberapa bidang lain seperti pertanian, pertukangan dan menjahit. Dari beberapa keterampilan ini merupakan pendidikan keterampilan yang sifatnya tidak wajib, jadi santri berhak memilih bidang keterampilan apa yang ingin mereka ikuti. Hal ini yang menjadikan kurangnya minat santri untuk mengikuti bidang keterampilan yang sifatnya tidak wajib ini. Ustadz DI menjelaskan bahwa: Ada beberapa bidang keterampilan yang kurang diminati oleh santri yaitu bidang keterampilan yang sifatnya tidak wajib diikuti. Santri biasanya hanya mengikuti salah satu atau hanya beberapa saja bidang keterampilan yang diajarkan. Hal ini mungkin juga dikarenakan oleh bakat dan minat yang dimiliki oleh santri. Santri akan lebih tertarik mempelajari bidang keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minat yang ia miliki. Kemudian ada beberapa faktor penghambat dari luar, antara lain: a. Faktor sarana dan prasarana Untuk sarana dan prasarana ustadz menjelaskan:
34
AT, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015 DI, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
35
86
“Dalam usaha pembentukan sikap kemandirian santri melalui pendidikan ketrampilan, tentunya dalam kegiatan pelatihan membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai sebagai penunjang proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. namun di pondok ini dapat dikatakan sarana dan prasarananya masih kurang memadai. Kurangnya gedung untuk kegiatan belajar, kurangnya alat-alat yang digunakan untuk pelatihan keterampilan, seperti kurangnya mesin jahit, kurangnya alatalat sebagai sarana dalam pendidikan keterampilan.36 b. Faktor sumber biaya/modal Dalam masalah sumber modal, ustadz RA mengatakan: “Sumber dana untuk biaya segala kebutuhan pesantren murni berasal dari dalam pesantren tanpa mengandalkan bantuan dari pihak luar. Dana tersebut berasal dari Abah Kyai kemudian ada juga dana dari santri yang mereka dapatkan dari upah hasil keterampilan yang mereka kerjakan. Namun karena banyaknya kebutuhan dan keperluan biaya hidup santri di pondok, menyebabkan masih kurangnya peralatan-peralatan ataupun bahan-bahan yang diperlukan dalampendidikan keterampilan yang bertujuan untuk membentuk sikap kemandirian santri.37 c. Faktor lahan keterampilan Dalam masalah lahan keterampilan, menurut ustadz AT menjelaskan mengenai lahan pertanian sebagai berikut: Lahan merupakan sarana
yang sangat penting dalam
pendidikan keterampilan terutama pendidikan keterampilan petanian dan perkebunan. Karena metode yang kami terapkan dalam pendidikan keterampilan yaitu metode yang mengajarkan sedikit teori namun lebih banyak ke praktiknya.Sehingga masalah lahan merupaka masalah yang
36
DI, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
37
RA, ustadz, Wawancara Pribadi, Wonosegoro 09 September 2015
87
utama dalam pendidikan keterampilan.Dalam bidang pertanian, hanya ada satu lahan sawah yang menjadi saran untuk praktek pendidikan keterampilan, gedunng untuk pembelajaran keterampilan menjahit yang belum ada serta mesin jahit yang kurang memadai.sehingga dalam pembelajaran praktek kurang maksimal. Namun kami masih terus mengusahakan untuk memenuhi saran dan prasarana sebagai penunjang tersebut.38
38
AT, Ustadz, Wawancara pribadi, Wonosegoro 09 September 2015