PELAKSANAAN BERMAIN DAN PERMAINAN DI PAUD ISLAM INTAN INSANI KOTA BENGKULU (Penelitian Deskriptif Kualitatif Di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu)
SKRIPSI
Oleh: Novia Nirwana A1I011016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2015
PELAKSANAAN BERMAIN DAN PERMAINAN DI PAUD ISLAM INTAN INSANI KOTA BENGKULU (Penelitian Deskriptif Kualitatif Di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD)
Oleh Novia Nirwana A1I011016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2015 i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesunggunya bukan semangat yang menjadikanmu rajin Tapi rajinnya dirimulah yang menjadikanmu bersemangat. Puji syukur saya panjatkan kepada allah SWT, tanpa izinnya segalah jerih payah ini tidak akan ada gunanya. Skripsi ini hanyalah Kado kecil yang ingin saya persembahkan untuk orang-orang yang saya sayangi. 1. Untuk kedua orang tuaku tersayang. Bapak (Husani) dan ibu (Suryani), terima kasih atas do’a, kasih sayang, materi, motivasi yang selalu engkau diberikan kepadaku. Terima kasih telah mengajarkanku arti kehidupan, belajar untuk selalu bersabar dan bersyukur serta selalu semangat dalam melakukan apapun. 2. Untuk ayundaku tercinta (henny, melly), engkau adalah ayundaku yang terhebat, yang selalu bersabar menghadapiku, selalu setia mendengarkan kelu-kesahku meski kadang kita sering bertengkar tapi kalian selalu mengalah untukku. 3. Untuk adikku tersayang (belly, metty) terima kasih atas do’a dan motivasi yang telah engkau berikan. 4. Untuk ponaanku yang paling lucu (arya, dzakyya) yang selalu membuatku tersenyum karena tingkamu. 5. Untuk kedua Kakak iparku (ical, widdy) terima kasih atas do’a dan dukungannya.. 6. Untuk nenekku (kursia) dan bucikku (nita) terima kasih atas kesetiaannya membangunkanku setiap pagi dengan suara berisikmu. 7. Untuk my boy (Lova ardianto) terima kasih atas motivasi, kasih sayang dan kesabarannya selama ini. 8. Untuk sahabat-sahabatku (mbax mia, melia dan mama deta) terima kasih telah setia menjadi sahabat karipku yang meberiakan warna-warni dalam kehidupanku. 9. Almamaterku.
vii
PELAKSANAAN BERMAIN DAN PERMAINAN DI PAUD ISLAM INTAN INSANI KOTA BENGKULU (Penelitian Deskriptif Kualitatif Di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu)
Oleh Novia Nirwana A1I011016 ABSTRAK Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan bermain dan permaian, apa sajakah jenis-jenis bermain dan permainan serta hambatan yang dialami di PAUD Islam Intan Insani. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan bermain dan permainan, jenis-jenis bermain dan permainan dan hambatan yang dialami. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yaitu kepala sekolah, semua guru, dan anak. Teknik pengumpulan data penelitian yaitu wawancara dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Hiberman. Hasil penelitian menujukan pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani yang sudah dilaksanakan yaitu: bermain fungsional dan bermain bangun-membangun. Jenis permainan yang diterapkan terdiri dari: permainan singa dan kelinci, permainan tangkap bola, permainan kolase, berlari, melompat, menaiki tangga majemuk, bertepuk tangan, permainan balok dan permainan lego. Hambatannya yaitu: kurangnya media permainan dan waktu yang terbatas. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk lebih memperhatikan pelaksanaan bermain fungsional, bermain bangun-membangun dan bermain purapura. Kata kunci: Bermain, Permainan.
viii
IMPLEMENTATION OF PLAY AND GAME In PAUD ISLAM INTAN INSANI BENGKULU CITY. (Descriptive Qualitative Research In PAUD Islam Intan Insani Bengkulu City).
By Novia Nirwana A1I011016 ABSTRACT Problems of this research is how the implementation of play and playing on, what are the kinds of play and games as well as the barriers experienced in PAUD Islam Intan Insani. The purpose of this study was to describe the implementation of play and games, the kinds of play and games and barriers experienced. The research method used descriptive qualitative method. Source of research data that principals, teachers, and children. Research data collection techniques are interviews and observation. Data were analyzed using an interactive model of Miles and Hiberman. Addressing the implementation of the research results and game play in PAUD Islam Intan Insani already implemented, namely: functional play and play wake-building. The type of game that is applied consisting of: a lion and rabbit game, catch a ball game, game collage, running, jumping, climbing stairs compound, clapping games and game lego blocks. Obstacles are: the lack of media games and limited time. From the results of this study are advised to pay more attention to the implementation of the functional play, play wake-build and play pretend. Keywords: Playing, Game.
ix
KATA PENGANTAR Ucapan Puji dan Syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan karunia, rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat beliau, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul” pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Rambat Nursasongko, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu 2. Dr. Manap Somantri, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan S1 FKIP Universitas Bengkulu 3. Drs. M. Nasirun, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Bengkulu. 4. Dra. Sri Saparahayuningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dr. Hj. Sumarsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan dalam skripsi ini. 6. Drs. M. Nasirun, M.Pd., selaku penguji I yang telah banyak memberikan masukan dalam skripsi ini.
x
7. Drs. Delrefi D, M.Pd., selaku penguji II yang telah banyak memberikan masukan dalam skripsi ini. 8. Dr. Nina Kurniah, M.Pd., selaku pembimbing akademik di Program S1 PAUD FKIP Universitas Bengkulu. 9. Sri Rejeki, BSc., selaku kepala sekolah PAUD Islam Intan Insani. 10. Semua guru PAUD Islam Intan Insani. 11. Rekan- rekan seperjuangan angkatan 2011 S1 PAUD FKIP Universitas Bengkulu. 12. Semua pihak yang tidak dapat dikatakan satu persatu. Peneliti menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan memberikan perbaikan dimasa mendatang. Semoga skripsi sederhana ini bermanfaat, amiin.
Bengkulu, Juli 2015 Penulis
Novia Nirwana A1011016
xi
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i HALAMAN SAMPUL .................................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iii LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ..........................................iv LEMBAR PERSETUJUAN I ......................................................................v LEMBAR PERSETUJUAN II ....................................................................vi SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................vii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................viii ABSTRACT ..................................................................................................ix ABSTRAK .....................................................................................................x KATA PENGANTAR ..................................................................................xi DAFTAR ISI .................................................................................................xiii DAFTAR TABEL .........................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................1 B. Identifikasi masalah........................................................................5 C. Pembatasan Masalah ......................................................................6 D. Rumusan Masalah ..........................................................................6 E. Tujuan Penelitian ...........................................................................7 F. Kegunaan Penelitian .......................................................................7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik ......................................................................... 8 1. Pelaksanaan Bermain ............................................................... 8 a. Pengertian Bermain ............................................................. 8 b. Tempat Bermain .................................................................. 9 c. Teori-Teori Bermain ............................................................ 10 d. Tahapan Bermain ................................................................. 12 e. Jenis Bermain....................................................................... 19 f. Ciri-Ciri Bermain ................................................................. 23 g. Manfaat Bermain ................................................................. 24 2. Pelaksanaan Permainan ........................................................... 26 a. Pengertian Permainan .......................................................... 26 b. Teori-Teori Permainan ......................................................... 27 c. Jenis-Jenis Permainan .......................................................... 30 d. Manfaat Permainan .............................................................. 34 e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permainan .................. 35 f. Fungsi Permainan Bagi Anak Usia Dini .............................. 37 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................... 40
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Khusus Penelitian ............................................................. 41 B. Metode Penelitian ......................................................................... 41 C. Latar Penelitian ............................................................................ 42 D. Data dan Sumber Data .................................................................. 43 E. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 45 F. Analisis Data ................................................................................ 46 G. Keabsahan Data ............................................................................ 49 BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data................................................................................ 51 1. Profil PAUD Islam Intan Insani ............................................... 51 B. Temuan Penelitian ......................................................................... 53 1. Pelaksanaan Bermain Dan Permainan ...................................... 53 2. Jenis-Jenis Bermain Dan Permainan Serta Pelaksanaannya .... 58 a. Jenis Pelaksanaan Bermain Fungsional ............................... 59 1) Pelaksanaan permainan singa dan kelinci ....................... 59 2) Pelaksanaan permainan tangkap bola ............................. 62 3) Palaksanaan permainan kolase ........................................ 64 b. Jenis pelaksanaan bermain bangun-membangun ................. 67 1) Pelaksanaan permainan balok ......................................... 67 2) Pelaksanaan permainan lego ........................................... 72 c. Jenis pelaksanaan bermain pura-pura .................................. 73 3. Hambatan Bermain Dan Permainan ......................................... 74 C. Pembahasan Temuan Dikaitkan Dengan Justifikasi Teoritik Yang Relevan .......................................................................................... 75 1. Pelaksanaan Bermain Dan Permainan ...................................... 75 2. Jenis-Jenis Bermain Dan Permainan ........................................ 77 3. Hambatan Bermain Dan Permainan ......................................... 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.................................................................................... 81 B. Saran .............................................................................................. 82
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 42 Tabel 3.2 Pedoman Pengumpulan Data Penelitian ......................................... 44 Tabel 4.1 Data Guru PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu ..................... 51 Tabel 4.2 Data Jumlah Anak Di PAUD Islam Intan Insani ............................ 52
xiv
Daftar Bagan Bagan 3.1 Alur Teknik Analisa Data Model Interaktif ................................... 48 Bagan 3.2 Triangulasi Sumber Data ................................................................ 50 Bagan 3.3 Triangulasi Instrumen .................................................................... 50
xv
Daftar Gambar
Gambar 4.1 Hasil Kolase Anak ...................................................................... 55 Gambar 4.2 Anak Sedang Bermain Balok...................................................... 71
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara.................................................................. 87 Lampiran 2 Tabel Wawancara ....................................................................... 90 Lampiran 3 Hasil Wawancara ........................................................................ 94 Lampiran 4 Catatan Lapangan ....................................................................... 114 Lampiran 5 Data Nama-Nama Anak .............................................................. 139 Lampiran 6 Data Nama-Nama Guru .............................................................. 143 Lampiran 7 Foto Kegiatan Dan Observasi ..................................................... 145 Lampiran 8 Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................... 151 Lampiran 9 Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................... 153 Lampiran 10 Surat Izin Penelitian Dari Diknas ............................................. 155 Lampiran 11 Riwayat Hidup .......................................................................... 157
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor: 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab I pasal 1 butir 14, menetapkan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujuhkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selain itu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan
‘’Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakal mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
1
2
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal (Yamin dkk, 2013:1). Pendidikan anak usia dini (early child education) merupakan masa emas dalam perkembangan (golden age development) merupakan masa pertumbuhan cepat baik fisik maupun psichisnya terutama perkembangan otak apabila mendapatkan stimulasi yang tepat dari lingkungannya. Masa ini
merupakan
masa
yang
tepat
untuk
meletakkan
dasar-dasar
pengembangan kemampuas fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni dan nilai-nilai agama. Sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus di mulai agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal. Untuk mengembangkan potensi anak secara optimal di butuhkan rangsangan-rangsangan pada anak. Rangsangan ini bisa dilakukan melalui bermain dan permainan. Dunia
bermain
adalah
dunia
yang
penuh
warna
dan
menyenangkan. Para pelaku permainan akan merasa terhibur dan senang dengan melakukannya. Dari kata “bermain” saja sudah menunjukan bahwa kegiatan ini berdampak memberikan penyegaran pikiran dari berbagai aktifivitas yang menjenuhkan. Bagi anak-anak, bermain memiliki peranan yang sangat penting. Dwijawiyata (2013: 7) berpendapat bahwa bermain merupakan salah satu sarana pendidikan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak.
3
Para pendidik memakai permainan sebagai sarana untuk mengembangkan berbagai keterampilan anak, baik keterampilan jasmani maupun rohani. Menurut Hurlock (1978:320) menyatakan bahwa bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban. Sedang Piaget dalam Hurlock (1978) menjelaskan bahwa bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk kesenangan fungsional. Menurut Groos pada Teori Katarsis dalam Dwijawiyata (2013: 8) berpendapat bahwa bermain merupakan sarana untuk menyalurkan keinginan-keinginan dengan cara yang aman dan dapat di terima lingkungan. Beberapa pakar psikologi berpendapat bahwa kegiatan bermain dapat menjadi sarana untuk perkembangan anak. Dengan melakukan permainan, anak-anak akan terlatih secara fisik. Dengan demikian kemampuan kognitif dan sosialnya pun akan berkembang. Singkatnya, permainan dimasa kecil akan mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa anak kelak. Berdasarkan beberapa pengertian bermain diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela dengan atau tanpa penggunaan alat, sebagai pengalaman belajar untuk memperoleh pengetahuan dan pengembangan kemampuan dalam diri anak yang dapat menimbulkan kesenangan.
4
Bermain sangat erat hubungannya dengan permainan. Menurut Gunarsa (2007: 28) Permainan merupakan suatu kegiatan yang dicari dan dilakukan oleh seseorang demi kegiatan itu sendiri, karena kegiatan tersebut memberikan kesenangan. Permainan merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh anakanak
dan
dilakukan
menyenangkan.
Suatu
dengan
rasa
permainan
gembira dan harus
bisa
dalam
suasana
menciptakan
atau
menimbulkan rasa senang bagi pelakunya (Mayke 2005:15). Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulakn bahwa permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak. Metode bermain dan permainan adalah salah satu cara membuat suatu pembelajaran menjadi menyenangkan bagi anak. Karena belajar sambil bermain akan lebih bermakna bagi anak dan tidak membuat anak menjadi jenuh serta tidak membuat anak bosan belajar di kelas. Akan tetapi kenyataannya dilapangan masih banyaknya guru yang belum menggunakan bermain dan permainan sebagai metode pembelajaran di PAUD. Ini dipengarui karena Kurangnya informasi tambahan pengetahuan baik secara teori maupun praktek, terbatasnya kompetensi yang dimiliki guru sebagai akibat dari latar belakang pendidikan yang dimiliki guru merupakan penyebab kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar dengan menggunakan metode bermain dan permainan serta masih banyaknya hambatan-hambatan dalam menerapkan aktivitas bermain dan permainan
5
seperti: anak yang terlalu hiperaktif, sarana bermain dan permainan kurang memadai, media yang sedikit, keterbatasan waktu, tuntutan menyelesaikan LKS dll. Sehingga guru mengalami kesulitan untuk menerapkan metode bermain dan permainan dalam pembelajaran. Adanya hambatan dalam bentuk apapun pada pelaksanaan pembelajaran tentu mempengaruhi proses dan hasil kegiatan pembelajaran. Hal ini tentu tidak di harapkan, karena itu perlu diantisifasi dan di selesaikan sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar. Peran semua pihak yang bersangkutan tentu sangat di perlukan terutama oleh guru dan sekolah. Terkait dengan hal tersebut peneliti melakukan penelitian tentang” pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. B. Identifikasi Masalah Adapun berdasarakan latar belakang di atas penulis mengidentifikasi
masalah yang menjadi hambatan guru dalam menerapkan aktivitas bermain dan permainan dalam pembelajaran antara lain: 1.
Di sekolah masih banyak guru yang belum melaksanakan metode bermain dan permainan dalam pembelajar.
2.
Media
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
masih
sering
menggunakan media yang sama sehingga membuat pembelajaran menjadi monoton dan membuat anak menjadi cepat bosan. Misalnya, menggunakan media bola dalam beberapa hari.
6
C. Pembatasan Masalah Masalah penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan bermain dan permainan, jenis-jenis bermain dan permainanan serta hambatan pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani? 2. Apa sajakah jenis-jenis bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani? 3. Apa sajakah hambatan dalam melaksanakan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani.
2.
Untuk mendeskripsikan hambatan dalam menerapkan aktivitas bermain dan permainan dalam pembelajaran di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu.
7
F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan bagi guru a. Dapat memperoleh data tentang hambatan guru dalam aktivitas bermain dan permainan. b. Dapat bermanfaat sebagai feed back untuk memperbaiki kualitas mengajar guru. c. Guru dapat memngetahui faktor penyebab hambatan guru dalam menerapkan bermain dan permainan. 2. Kegunaan bagi sekolah a. Agar dapat menjadikan bahan rujukanan dalam meningkatkan kualitas PAUD agar lebih baik lagi dalam mengembangkan program pembelajaran, pelaksanaan maupun evaluasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Diskripsi Teoritik 1. Pelaksanaan Bermain a. Pengertian Dwijawiyata
(2013:
7)
berpendapat
bahwa
bermain
merupakan salah satu sarana pendidikan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak. Para pendidik memakai permainan sebagai sarana untuk mengembangkan berbagai keterampilan anak, baik keterampilan jasmani maupun rohani. Menurut Jerome dalam Tadjasaputra(2001: 12) bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan (stimulus), baik dari dunia luar mau pun dari dalam yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman. Melalui bermain, anak dapat mengoptimalkan laju stimulasi dari luar dan dari dalam, karena itu mengalami emosi yang menyenangkan. Menurut Piaget dalam Tadjasaputra (2001: 8) bermain adalah keadaan tidak seimbang dimana asimilasi lebih dominan dari pada akomodasi. Dalam teori Piaget, bermain bukan saja mencerminkan tahapan perkembangan kognisi anak, tetapi juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan kognisi itu sendiri.
8
9
Menurut Soemitro (199: 34) menyatakan bahwa bermain adalah belajar menyesuaikan diri dengan keadaan.Melalui bermain anak
akan
berusaha
beradaptasi
dengan
situasi
dan
kondisilingkungan tertentu dalam hal bentuk, berat, isi, sifat, jarak, waktu, bahasa, dansebagainya. b. Tempat Pelaksanaan Bermain tempat pelaksanaan bermain terdiri dari dua tempat yaitu: 1) Indoor (di dalam ruangan) Menurut Auliamakro’s pelaksanaan bermain indor adalah pelaksanaan bermain yang dilakukan di dalam kelas (dalam ruangan jika ada ruangan anak khusus). Diunduh pada tanggal 01-07-2015, pukul 15.30 melalui https://auliamakro.wordpress.com/pendidikan-anak-usiadini/hakikat-kelompok-bermain. 2) Outdoor (di luar ruangan) Menurut Singadilaga Autdoor adalah suatu kegiatan yang dilakukan diluar ruangan kelas dapat di lakukan di alam terbuka yang mempunyai tempat luas. Diunduh pada tanggal 01-07-2015, pukul 15.25 melalui http://sugiman-bengkulu.blogspot.com/2010/09/outdoor-dananak-anak-usia-dini.html.
10
c. Teori-Teori Bermain Ada beberapa teori bermain menurut para ahli diantaranya adalah: 1) Teori Kognitif Menurut Piaget dalam Tadjasaputra (2001: 8) bermain adalah keadaan tidak seimbang dimana asimilasi lebih dominan dari pada akomodasi.
Dalam
teori
Piaget,
bermain
bukan
saja
mencerminkan tahapan perkembangan kognisi anak, tetapi juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan kognisi itu sendiri. 2) Teori Katarsis Menurut Groos dalam Dwijawiyata (2013: 8)
berpendapat
bahwa bermain merupakan sarana untuk menyalurkan keinginankeinginan dengan cara yang aman dan dapat di terima lingkungan. 3) Teori Fantasi Menurut Claparede dalam Dwijawiyata (2013: 8) menyatakan bahwa anak-anak berfantasi ketika bermain, karena di dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak dapat mewujudkannya atau pun tidak mendapat kepuasan. 4) Teori Kelebihan Tenaga Menurut Herbert dalam
Dwijawiyata (2013: 8) berpendapat
bahwa anak-anak memiliki energi yang berlebihan dan memerlukan penyaluran, yang dapat di penuhi melalui bermain.
11
5) Teori Bateson Menurut Bateson dalam Tadjasaputra(2001: 13) bermain bersifat paradoksial karena tindakan yang dilakukan anak saat bermain tidak sama artinya dengan apa yang mereka maksudkan dalam kehidupan nyata. Bateson juga mengatakan bermain tidak akan muncul dalam keadaan vakum. Play text, kegiatan bermain itu sendiri selalu dipengaruhi oleh konteks, yaitu keadaan sekitar dimana kegiatan berlangsung. 6) Teori Singer Singer dalam Tadjasaputra(2001: 12) menganggap bermain, terutama bermain imajinatif sebagai kekuatan positif untuk perkembangan manusia. Bagi Singer bermain memberikan suatu cara bagi
anak
untuk
memajukan kecepatan
masuknya
perangsangan (stimulasi), baik dari dunia luar maupun dari dalam yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman. 7) Teori Psikoanalisa Menurut Freud dalam Tadjasaputra(2001: 7), ia memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melalui bermain ataupun fantasi, sesorang dapat memproyeksikan harapanharapan maupun komplik pribadi. Dengan demikian Freud percaya bahwa bermain memegang peran penting dalam perkembangan emosi anak.
12
d. Tahapan Bermain Menurut
Jean
Piaget
dalam
Tadjasaputra
(2001:
24)
mengemukakan tahapan bermain sebagai berikut :
1) Sensory Motor Play (± ¾ bulan - ½ tahun) Bermain di mulai pada priode perkembangan kognitif sensori motor, sebelum usia 3-4 bulan, gerakan atau kegiatan anak belum dapat di kategorikan sebagai bermain. Kegiatan anak-anak semata-mata merupakan kelanjutan kenikmatan yang di perolehnya. Berkaitan dengan kegiatan makan atau menggati sesuatu. Kegiatan bayi hanya merupakan pengulangan dari halhal yang di lakukan sebelumnya, dan piaget menamakannya reproductive assimilation. Meskipun demikian kegiatan tersebut merupakan cikal bakal dan kegiatan bermain di tahapan perkembangan selanjutnya. 2) Symbolic atau Make Belive Play (± 2-7 tahun) Symbolic atau Make Belive Play merupakan ciri periode praoperasional yang terjadi antara usia 2-7 tahun yang di tandai dengan bermain khayal dan bermain pura-pura. Pada masa ini anak juga lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang, kuantitas dan sebagainya. Seringkali anak menanyakan sesuatu hanya sekedar bertanya, tidak terlalu memperdulikan jawaban yang di perolehnya. Walau sudah di jawab anak akan terus
13
bertanya lagi. Anak sudah mulai dapat menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau representasi benda lain. 3) Sosial Play Game With Rules (± 8 tahun-11 tahun) Dalam bermain tahapan yang tertinggi, penggunaan simbol lebih banyak diwarnai oleh nalar, logika yang bersifat objektif, sejak usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan games with rules. Kegiatan anak lebih banyak di kendalikan oleh aturan permainan. Berikut ini ada enam tahapan perkembangan bermaian pada anak
menurut
Parten
dalam
Tedjasaputra
(2001:
21)yang
menjelaskan: 1) Unoccupiedplay atau tidak menetap. Pada Unoccupied play sebenarnya anak tidak benar-benar terlibat dalam kegiatan bermain, melainkan hanya mengamati kejadian di sekitarnya yang menarik perhatian anak. Bila tidak ada hal yang menarik, anak akan menyibukkan diri dengan melakukan berbagai hal seperti: memainkan anggota tubuhnya. 2) Onlooker play atau pengamat Pada tahap ini anak belum mau terlibat untuk bermain akan tetapi anak sudah memulai untuk mendekati dan bertanya pada teman yang sedang bermain dan anak sudah mulai muncul ketertarikan untuk bermain setelah mengamati anak mampu mengubah caranya untuk bermaian.
14
3) Solitary independent play atau bermain sendiri. Tahap ini anak sudah mulai untuk bermain, akan tetapi seorang anak bermain sendiri dengan mainannya, terkadang anak berbicara dengan temannya yang sedang bermain, tetapi tidah terlibat dengan permainan anak lain. 4) Parallel play atau bermain pararel Anak sudah mulai bermain dengan anak yang lain tetapi belum terjadi interaksi dengan anak yang lainnya dan anak cenderung menggunakan alat yang ada di sekelilingnya. Pada tahap ini, anak juga tidak mempengaruhi dalam bermain dengan permainannya anak masih senang memanipulasi benda dari pada bermain dengan anak lain. Dalam tahap ini biasanya anak anak memainkan alat permainan yang sama dengan anak yang lainnya. Apa yang dilakukan anak yang satu tidak mempengaruhi anak yang lainnya. 5) Associative play atau bermain dengan teman. Pada tahap terjadi interaksi yang lebih komplek pada anak. Terjadi tukar menukar mainan antara anak yang satu dengan yang lainnya dan cara bermain anak sudah saling mengingatkan. Meskipun anak dalam satu kelompok melakukan kegiatan yang sama, tidak terdapat aturan yang mengikat dan belum memiliki tujuan yang khusus atau belum terjadi diskusi untuk mencapai satu tujuan yang sama seperti menyusun bangunan bangunan
15
yang bernacam-macam akan tetapi masing-masing anak dapat sewaktu-waktu
meninggalkan
bangunan
tersebuat
dengan
semaunya tidak terikat untuk merusak nya kembali. 6) Cooperative or organized supplementary play atau kerja sama dalam
bermain.
Saat anak bermain bersama dan lebih terorganisir dan masing masing menjalannkan sesuai dengan job yang sudah mereka dapat yang saling mempengaruhi satu sama yang lain. Anak bekerja sama dengan anak yang lainnya untuk membangun sesuatu terjadi persaingan
membentuk
permainan
drama
dan
biasanya
terpengaruh oleh anak yang memimpin permainan. Menurut Montolalu, dkk (2007: 2.14-2.16) menyatakan bahwa secara umum tahap-tahap perkembangan bermain ada lima tahap yaitu: 1) Tahap Manipulatif. Tahap manipulatif pada anak usia 2-3 tahun sudah dapat bermain denganbenda-benda yang ada disekitarnya untuk dipegang, diraba, digerak-gerakkan, dibolak-balik, dibanting, dijatuhkan, dilempar, ditendang, diduduki, dicium, dipukul dan sebagainya. Anak-anak melakukan hal itu semua untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan mengenal sifat, bentuk, fungsi, benda-benda
16
yang mereka mainkan dan merasakannya serta keterampilan manipulatif untuk melangkah ke tahap berikutnya. 2) Tahap Simbolis. Tahap simbolis, anak pada usia 3-4 tahun masuk dalam kategori bermain tahap simbolis yaitu anak sudah mulai mengenal benda-benda tertentu sebagai symbol makna benda yang lain sebagg contoh anak-anak laki-laki bermain dengan balokbalok kayu diibaratkan dengan bermain mobil-mobilan sambil berucap “ini mobil papaku”, atau sekelompok anak perempuan dengan bermain pasir disimbulkan beras dalam permainan pasar-pasaran dan sebagainya. Tahap ini ditandai dengan kemampuan anak untuk berangan-angan atau berimaginasi sesuai dengan kenyataan hidup yang ada. Sering anak berbicara sendiri dengan alat permainannya. 3) Tahap Eksplorasi. Tahap eksplorasi, pada tahap ini anak sering bermain sendiri untuk menemukan apa yang ia inginkan karena pada dasarnya anak ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya dengan mengalami sendiri. Melalui bermain pada tahap ini anak akan menemukan beberapa sifat, bentuk, dan keadaan benda yang dimainkan. Bermain di bak pasir misalnya anak bermain pasir dengan disendok, dituang, dipindahkan ke tempat lain, dibentuk seperti yang mereka inginkan, dicampur air,
17
diayak dan sebagainya. Melalui bermain di bak pasir tersebut anak akan memperoleh pengalaman berharga mengenai sifat pasir. 4) Tahap Eksperimen. Tahap eksperimen, setelah anak memperoleh banyak pengalaman baru dalam bermain sebelumnya anak mulai mulai mencoba-coba mencari jawaban dari persoalan ataupun anganangan yang mereka lakukan. Kegiatan bermain mulai terpusat pada permainan yang mampu membuktikan apa yang mereka pikirkan yaitu mencari bentuk-bentuk tertentu dengan berbagai ukuran dan kekuatan oleh sebab itu dalam bermain akan selalu mencoba-coba terus atau membuat percobaan-percobaan sampai mereka menemukan jawabannya. Sebagai contoh dalam bermain di bak pasir atau di pantai anak akan membuat berbagi macam bentuk bangunan atau benda menurut angan-angan mereka ataupun dengan bantuan kaleng, tempurung kelapa, atau bentuk benda lain dengan berbagai macam percobaan adonan pasir dan sebagainya. 5) Tahap Dapat dikenal. Tahap dapat dikenal, pada anak usia 5-6 tahun pada umumnya telah mencapai tahap bermain yang nyata artinya anakanak telah mampu bermain dengan brbagai bentuk dan dan sifat yang nyata dan hasilnya mudah dapat dikenal oleh orang lain
18
secara nyata. Misalnya bermain dengan membuat bentuk binatang dengan plastisin dan membuat kandangnya atau bahkan kebon binatangnya sudah dapat dikenal. Selain itu pada tahap ini anak sudah mampu bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan cara membagi tugas dengan baik. Sedangkan menurut Hurlock dalam Tadjasaputra (2001: 27) perkembangan bermain terjadi melalui tahapan sebagai berikut: 1) Tahapan Penjelajahan (Exploartory stage) Ciri khasnya adalah berupa kegiatan mengenai objek atau orang lain, mencoba menjangkau atau meraih benda dikelilingannya, lalu mengamatinya. Penjelajahan semakin luas, saat anak sudah dapat merangkak dan bejalan, sehingga anak akan mengamati setiap benda yang dapat di raihnya. 2) Tahapan Main (Toy Stage) Tahapan ini mencapai puncaknya pada usia 5-6 tahun. Antara usia 2-3 tahun anak biasanya hanya mengamati alat permainannya. Mereka pikir benda mainannya dapat makan, berbicara, merasa sakit, dan sebagainnya. Biasanya hal ini terjadi pada usia prasekolah, anak-anak di taman kanak-kanak biasanya bermain dengan boneka dan mengajaknya bercakap atau bermain seperti layaknya teman bermainnya. Selain itu pada masa ini anak sangat suka meminta di belikan mainan, kadang-kadang meraka hanya sekedar memintak saja tanpa memperdulikan kegunaannya.
19
3) Tahapan Bermain (Play Stage) Biasanya terjadi bersamaaan dengan mulai masuknya anak ke sekolah dasar. Pada masa ini jenis permainan anak semakin bertambah banyak, karena itu tahapan ini dinamakan tahapan bermain. Anak bermain dengan alat permainan, yang lama kelamaan berkembang menjadi games, olah raga, dan bentuk permaianan lainnyayang juga di lakukan oleh orang dewasa. 4) Tahapan Melamun (Daydream stage) Tahap ini diawali saat anak mendekati masa pubertas. Saat ini anak sudah mulai kurang berminat terhadap kegiatan bermain yang tadinya meraka sukai dan mulai banyak menghabiskan waktunya untuk melamun atau khayalannya mengenai perlakuan kurang adil dari orang lain atau merasa tidak di pahami oleh orang lain. e. Jenis-jenis Bermain Menurut Rubin, Fein, Vanderberg, dan Smilansky dalam Tedjasaputra (2001:28-30),
mengemukakan pendatnya tentang
jenis-jenis bermain berdasarkan berdasarkan kognitif anak yang terdiri dari: 1) Bermain Fungsional (Functional Play) Bermain fungsional (Functional Play) biasanya terjadi pada anak usia 1-2 tahun dengan ciri-cirinya beraktivitas sederhana, menyenangkan dan dilakukan berulang-ulang dan
20
anak bermain dengan menggunakan seluruh panca indra mereka. Pada
tahap
ini
anak-anak
mendapat
kesempatan
untuk
berhubungan dengan alat, orang maupun lingkungan yang ada disekitarnya.Aktivitas bermain pada masa ini dapat dilakukan dengan alat atau tanpa alat permainan, Misalnya: bermain dengan berlari
mengelilingi
ruangan,
mengosongkan,
mengisi,
menendang, mendorong atau menarik kursi plastic, bergulingguling di tempat tidur, memukul-mukul bantal atau piring, melompat/meloncat di sofa, mengolah lilin atau bermain pasir/tanah tetapi tidak bermaksud membuat bentuk apapun dalam arti bentuk sembarang. Melalui bermain fungsional anak-anak semakin menyadari akan fungsi tubuh atau anggota tubuhnya dalam beraktivitas sehari-hari. 2) Bermain Bangun-Membangun (Constructive Play) Main
pembangunan
adalah
kegiatan
main
yang
menghadirkan gagasan atau ide yang bersifat abstrak menjadi sesuatu karya yang bersifat nyata/konkrit. Intinya dalam main pembangunan bukan hanya karya yang diperhatikan tetapi yang lebih penting adalah membangun gagasan dan cara berfikir anak itu sendiri Kegiatan bermain bangun membangaun terjadi pada anak-anak prasekolah sekitar usia 3-6 tahun, anak-anak sudah mampu menciptakan sesuatu berdasarkan suatu konsep yang tersusun sebelumnya walaupun masih sangat sederhana. Semula
21
anak-anak dalam bermain ini bersifat reproduktif artinya dalam aktivitas
bermain
tersebut
anak-anak
hanya
membentuk/membangun berdasarkan sesuatu objek yang mereka kenal/lihat sehari-sehari kemudian direproduksi atau contoh dalam kegiatan bermain tersebut. Sejalan dengan berkembangnya keampuan kognitif/kecerdasan anak maka dalam perkembangan bermainnya anak mulai menciptakan bentuk-bentuk sesuai dengan imajinasinya sehingga anak aktif untuk berkreasi dalam permainan ini sehingga pada masa ini juga sering disebut permainan aktif.
Bentuk-bentuk aktivitas bermain ini seperti:
bermain dengan balok-balok, lilin, puzzle, lego, tanah liat, pasir, tanah, dan benda lain untuk dibuat berbagai macam bentuk bangunan seperti gedung, jembatan, gua, orang-orangan, dan lain sebagainya. 3) Bermain Pura-Pura (Make-believe Play) Bermain pura-pura sama seperti bermain simbolik. Pada masa ini anak lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang, kuantitas dan sebagainya. Seringkali anak hanya sekedar bertanya,tidak terlalu memperdulikan jawaban yang diberikan dan walaupun sudah dijawab anak akan bertanya terus. Anak sudah menggunakan berbagai simbol atau representasi benda lain,
22
Misalnya: sapu sebagai kuda-kudaan, sobekan kertas sebagai uang dan lain-lain. Kegiatan dalam bermain pura-pura ini anak menirukan kegitan orang lain dalam berbagai status sosial seperti guru, dokter, bidan, pedagang, polisi, tentara, dan sebagainya, bahkan tokoh dalam film kartun, dongeng, atau nyata. Bermain pura-pura tumbuh subur pada anak usia 3-7 tahun di dunia prasekolah/taman kanak-kanak. Kegiatan bermain pura-pura ini dapat dilakukan anak secara individual maupun kelompok baik dengan alat maupun tanpa alat. Contoh bermain pura-pura yang sering dilakukan oleh anak-anak adalah: bermain pasaran, dokterdokteran, perang-perangan, sekolah-sekolahan, panggung boneka dan sebagainya. 4) Bermainan Dengan Peraturan (Games With Rules) Kegiatan bermain pada masa ini telah menerapkan suatu peraturan permainan dalam kegiatan bermain. Peraturan yang dipergunakan dalam kegiatan bermain ini dimulai dari peraturan yang sederhana sampai dengan peraturan yang komplek/baku seperti dalam kegiatan olah raga seperti sepak bola, bola voli, bulutangkis dan sebagainya. Dalam kegiatan bermain ini anakanak sudah mulai menenal peraturan dan berusaha untu menaati semua peraturan yang mereka terapkan. Anak usia 6-11 tahun sudah mampu melakukan kegiatan bermain dengan peraturannya.
23
Beberapa contoh kegiatan bermain pada tahap ini antara lain: bermain tali, monopoli, ular tangga, congklak, bekelan, petak umpet,gobak sodor, bentengan, kelereng, kasti, sepak bola, basket, tennis meja, catur, kartu, dan sebagainya. Konsep dalam penelitian ini yang akan diteliti difokuskan kepada
jenis-jenis
bermain
menurut
teorinya
Rubin,
Fein,
Vanderberg, dan Smilansky yang terdiri dari: bermain fungsional, bermain bangun-membangun, bermain pura-pura dan bermain dengan peraturan. f. Ciri-Ciri Kegiatan Bermain Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Smith et al; Garvey Rubin, Fein dan Vandenberg dalam Tadjasaputra (2001: 16) diungkapkan adanya beberapa ciri-cri kegiatan bermain, yaitu sebagai berikut : 1) Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik, maksudnya muncul atas keinginan pribadi serta kepentingan sendiri. 2) Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain di warnai oleh emosi-emosi yang positif. 3) Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain. 4) Lebih menekankan pada proses yang berlangsung di bandingkan hasil akhir.
24
5) Bebas memilih dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep bermain pada anak-anak kecil. 6) Mempunyai kualitas pura-pura. Kegiatan bermain mempunyai kerangka tertentu yang memisahkannya dari kehidupan nyata sehari-hari. Kerangka ini berlaku terhadap semua bentuk kegiatan bermain seperti: bermain peran, menyusun balok, menyusun kepingan gambar dan lain-lain. g. Manfaat Bermain Menurut Tedjasaputra(2001:30-45) ada beberapa manfaat bermain antara lain: 1) Untuk perkembangan aspek fisik, kegiatan yang melibatkan gerakan tubuh akan membuat tubuh anak menjadi sehat. Otot tubuh menjadi kuat dan anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan. Anak dapat menyalurkan tenaga yang berlebihan sehingga anak tidak merasa gelisah bosan dan tertekan. 2) Untuk perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus. Tubuh anak mulai semakin fleksibel, lengan dan kaki semakin panjang dan kuat sehingga dapat melakukan motorik asar seperti berlari, melompat, memanjat, berguling, berputar. Ketika jemari semakin ramping dan panjang, akan terbiasa dengan kegiatan yang membutuhkan deksteritas manual, Anak usia 3 bulan mulai belajar meraih mainan yang ada didekatnya, hal ini anak belajar
25
mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, secara tidak langsung anak belajar melakukan gerakan-gerakan motorik halus. 3) Untuk perkembangan aspek sosial. Darisini akan belajar tentang system
nilai,
kebiasaan-kebiasaan
dan
standar
moral
masyarakatnya. 4) Untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Anak dapat melepaskan ketegangan yang dialami sekaligus memenuhi kebutuhan dan dorongan dari dalam diri, dapat membantu pembentukan konsep diri yang positif, percaya diri dan harga diri karena mempunyai kompetensi tertentu. Untuk perkembangan aspek kognisi. Melalui bermain anak mempelajari konsep dasar sebagai landasan untuk belajar menu lis, bahasa, matematika dan ilmupengetahuan lain. 5) Untuk mengasah ketajaman penginderaan. Anak menjadi aktif, kritis, kreatif dan bukan sebagai anak yang acuh, pasif dan tidak peka terhadap lingkungannya. 6) Untuk mengembangkan keterampilan olah raga dan menari. Perkembangan fisik dan keterampilan motorik kasar maupun halus sangat penting sebagai dasar untuk mengembangkan keterampilan dalam bidang lahraga dan menari. Sedangkan Bredekamp dalam Montolalu,dkk (2007:1.13) menyatakan bahwa bermain mempunyai manfaat sebagai berikut : 1) Memampukan anak menjelajah dunianya.
26
2) Mengembangkan pengertian social dan cultural. 3) Membantu anak-anak mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka. 4) Memberikan kesempatan mengalami dan memecahkan masalah. 5) Mengembangkan keterampilan berbahasa dan melek huruf, serta mengembangkan pengertian dan konsep. 2. Pelaksanaan Permainan a.
Pengertian Menurut Joan dan Utami dalam Ismail (2009: 27) mendefinisikan permainan adalah sebagai suatu aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional. Diunduh pada tanggal 01-07-2015, pukul 15.25 wib melalui http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalampembelajaran. Menurut Gunarsa (2007: 28) Permainan merupakan suatu kegiatan yang dicari dan dilakukan oleh seseorang demi kegiatan itu sendiri, karena kegiatan tersebut memberikan kesenangan. Dimata anak-anak, ada beberapa alasan kenapa permainan di butuhkan sebagai pembelajarannya. Menurut Sudono (2006: 20) beberapa alasan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Anak-anak membutuhkan pengalaman yang kaya, bermakna, dan menarik, (2) Otak anak senang pada suatu yang baru yang menantang dan menarik, (3) Rangsangan otak sensori multimedia penting dalam
27
pembelajaran. Makin banyak yang terlibat (visual, audio dan audio visual) dalam suatu aktivitas, semakin besar pula kemungkinan anak untuk belajar, (4) Anak pada umumnya suka bergerak, jadi jangan lupa memasukan gerak dalam pembelajaran, pengulangan adalah kunci belajar. Berikan kegiatan yang membuat anak mengulangi pembelajaran tanpa rasa bosan dan jenuh, (6) permainan (games) menyenangkan bagi anak. Keinginan untuk belajar dapat meningkat dengan adanya tantangan dan terhambat oleh ancaman yang di sertai oleh rasa tidak mampu atau kekalahan. b. Teori-Teori Permainan Ada beberapa teori yang menjelaskan arti serta nilai permainan, yaitu sebagai berikut: 1) Teori Rekreasi Teori Rekreasi yang dikembangkan oleh Schallerdan Nazaruz orang sarjana Jerman diantara tahun 1841 dan 1884. Mereka menyatakan permainan itu sebagai kesibukan rekreatif, sebagai lawan dari kerja dan keseriusan hidup. Orang dewasa mencari kegiatan bermain-main apabila ia merasa capai sesudah berkerja atau sesudah melakukan tugas-tugas tertentu. Dengan begitu permainan tadi bisa “ me-rekriir ” kembali kesegaran tubuh yang tengah lelah.
28
2) Teori Pemunggahan ( Ontlading Stheorie ) Menurut sarjana Inggris Herbert permainan disebabkan oleh mengalir keluarnya energi, yaitu tenaga yang belum dipakai dan menumpuk pada diri anak itu menuntut dimanfaatkan atau dipekerjakan. Sehubungan dengan itu energi tersebut “mencair” dan “menunggah” dalam bentuk permainan.Teori ini disebut juga sebagai teori “kelebihan tenaga” ( krachtoverschot-theorie ). Maka permainan merupakan katup-pengaman bagi energi vital yang berlebih-lebihan. 3) Teori Atavistis Teori atavistis sarjana Amerika Stanley Hall dengan pandangannya yang biogenetis menyatakan bahwa selama perkembangannya,
anak
akan
mengalami
semua
fase
kemanusiaan. Permainan itu merupakan penampilan dari semua factor hereditas (waris, sifat keturunan) yaitu segala pengalaman jenis manusia sepanjang sejarah akan diwariskan kepada anak keturunannya, mulai dari pengalaman hidup dalam gua-gua, berburu,
menangkap
ikan,
berperang,
bertani,
berhuma,
membangun rumah sampai dengan menciptakan kebudayaan dan seterusnya. Semua bentuk ini dihayati oleh anak dalam bentuk permainan-permainannya.
29
4) Teori Biologis Karl Groos, sarjana Jerman (dikemudian hari Maria Montesori juga bergabung pada paham ini) menyatakan bahwa permainan itu mempunyai tugas biologis, yaitu melatih macammacam fungsi jasmani dan rohani. Waktu-waktu bermain merupakan kesempatan baik bagi anak untuk melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup itu sendiri. 5) Teori Psikologis Menurut teori ini, permainan merupakan penampilan dorongan- dorongan yang tidak disadari pada anak-anak dan orang dewasa. Ada dua dorongan yang paling penting menurut Alder ialah : dorongan berkuasa, dan menurut Freud ialah dorongan seksual atau libidi sexualis. Alder berpendapat bahwa, permaina memberikan pemuasann atau kompensasi terhadap perasaan- perasaan diri yang fiktif. Dalam permainan juga bisa disalurkan perasaan-perasaan yang lemah dan perasaan- perasaan rendah hati. 6) Teori fenomenologis Menurut Kohnstamm, seorang sarjana Belanda yang mengembangkan
teori
fenomenologis
dalam
pedagogic
teoritis,nya menyatakan, bahwa permaina merupakan satu, fenomena/gejala yang nyata. Yang mengandung unsur suasana permainan. Dorongan bermain merupakan dorongan untuk
30
menghayati suasana bermain itu, yakni tidak khusus bertujuan untuk mencapai prestasi-prestasi tertentu, akan tetapi anak bermain untuk permainan itu sendiri. Jadi, tujuan permainan adalah permaianan itu sendiri. Diunduh pada tanggal 29-06-2015, pukul 12.48 wib melalui http://mulyoprayetno.blogspot.com/2012/02/teori-bermainmenurut-ahli.html. c. Jenis-Jenis Permainan Jenis-jenis permainan menurut Sujanto terdiri dari: 1) Permainan
Gerak
atau
Fungsi
adalah
permainan
yang
mengutamakan gerak dan berisi kegembiraan di dalam bergerak. 2) Permainan Destruktif adalah permainan dengan merusakkan alat-alat permainannya itu. Seakan-akan ada rahasia di dalam alat permainannya dan ia mencari rahasia tersebut. 3) Permainan Konstruktif adalah anak senang sekali membangun, disusun balokbalok, satu dan sebagainya menjadi sesuatu yang baru dan dengan itu si anak menemukan kegembiraannya. 4) Permainan Peranan, atau ilusi adalah permainan peranan yang di dalamnya, si anak menjadi seorang yang penting. 5) Permainan Reseptif adalah apabila orang tuanya sedang menceritakan sesuatu, maka di dalam jiwanya si anak mengikuti cerita dengan menempatkan dirinya sebagai tokohnya.
31
6) Permainan Prestasi adalah di dalam permainan itu si anak berlomba-lomba
untuk
menunjukkan
kelebihannya,
baik
kelebihan dalam kekuatan, dalam keterampilan maupun dalam ketangkasannya. Diunduh pada tanggal 28-08-2015, pukul 12.25 wib melalui http://zain.students.uii.ac.id/2013/04/08/%E2%80%9Cpermainan -dan-kreativitas-pada-anak-usia-dini%E2%80%9D/. Sedangkan Menurut Zulkifli (1991:42) mengungkapkan jenis permainan dibagi berdasarkan menurut cirinya antara lain : 1) Permainan fungsi Dalam permainan ini yang diutamakan adalah gerak seperti: berlari-lari atau kejar-kejaran. Contoh: Permainan Boy-boyan, Bebentengan, Hitam, hijau, dan lain-lain. 2) Permainan konstruktif Yang dimaksud dengan permainan ini adalah senang sekali membangun
seperti:
membangun
rumah-rumahan,
mobil-
mobilan dan lain-lain. 3) Permainan destruktif Dalam permainan ini anak senang bermain dengan cara merusak alat-alat permainan itu lalu di susun kembali. Contoh: Permainan Kartu dan lain-lain.
32
4) Permainan resetif Permainan ini yaitu dengan cara orang tua menceritakan suatu cerita anak, dan anak di dalam jiwanya menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam cerita itu. Contoh: Permainan Si kancil dan sikura-kura (kuya). 5) Permainan peranan Dalam permainan ini anak berperan sebagai pelaku dalam permainannya. Contoh: Permainan kucing dan anjing. 6) Permainan sukses Dalam permainan ini anak saling berlomba untuk menonjolkan kelebihannya. Contoh: PermainanTenis meja dan lain-lain. Menurut Hurlock dalam Tadjasaputra (2002:76) secara umum ada 2 jenis permainan, yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif merupakan bermain yang kegembiraannya timbul melalui apa yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Macam-macam bermain aktif antara lain: 1) Permain Bebas Dan Spontan Bermain bebas dan spontan merupakan suatu permainan yang tidak menggunakan kaidah dan peraturan. Permainan akan berhenti ketika perhatian dan kegembiraan dari permainan itu berkurang, misalnya: bayi akan asyik mengamati kerincingan yang digantungkan diatas tempat tidurnya, memantulkan bola kedinding dan lain-lain.
33
2) Permainan Drama Permainan drama atau “permainan pura-pura” ialah bentuk permainan aktif melalui perilaku dan bahasa yang jelas, berhubungan dengan materi. Bermain drama diartikan sebagai pemberian atribut tertentu terhadap benda, situasi dan anak memerankan toko yang ia pilih. Apa yang dilakukan anak tampil dalam tingkah laku yang nyata. Contohnya: bermain dokter dan petani. Bermain peran sebagai guru dan murid. 3) Bermain Konstruktif Bermain
konstruktif
adalah
bentuk
bermain
dengan
menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan manfaat, melainkan lebih ditujukan untuk kegembiraan. Bermain kontruksi merupakan bermain produktif. Hal ini karena anak mengumpulkan benda tanpa rencana. Apabila benda tersebut menyerupai benda yang dikenalnya maka anak akan merasa senang. Yang termasuk dalam kegiatan bermain konstruktif adalah menciptakan bentuk tertentu dari lilin mainan, menggunting dan menempel dan lain-lain. 4) Permainan Game Dan Olah Raga (Sport) Menurut Bettelheim dalam Hurlock (1978) permainan dan olah raga adalah kegiatan yang ditandai oleh aturan serta persyaratan –persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegitan dalam tindakan yang bertujuan. Contoh
34
permainannya yaitu: bola basket, bola voly, sepak bola, monopoli, ular tangga dan lain-lain. Permainan Pasif
yaitu anak
memperoleh
kesenangan
bukanberdasarkan kegiatan yang dilakukannya sendiri. Macammacam bermain pasif antara lain: 1) Membaca, termasuk kegiatan permainan pasif, bisa dalam bentuk mendengarkan cerita yang dibacakan orang lain atau membaca sendiri, Misalnya: membaca cerita kancil dan buayah. 2) Menonton Film Mulai usia 3 sampai 6 tahun, terdapat peningkatan yang cukup dalam hal jumlah waktu yang digunakn untuk menonton TV . TV bisa di anggap sebagai penggati pengasuhan anak karena anak menjadi asyik sendiri tanpa perlu terlampau banyak pengawasan oleh orang tua, Misalnya: menonton film kartun. 3) Mendengarkan Musik Kegiatan ini disenangi oleh bayi atau anak sebagai suatu hal yang menghibur dan menyenangkan. Musik dapat didengar melalui radio, HP, TV, DVD dan lain-lain. Konsep dalam penelitian ini yang akan diteliti difokuskan kepada jenis-jenis permainan berdasarkan teori Menurut Hurlock dalam Tadjasaputra yang terdiri dari permainan aktif dan pasif.
35
d. Manfaat permainan Manfaat permainan menurut Mayke (2005: 38-45) antara lain: 1) Memperkuat motorik anak. 2) Anak dapat menyalurkan energi yang tertumpuk. 3) Anak dapat menyalurkan perasaannya yang terpendam. 4) Melalui permainan yang melibatkan banyak orang dan banyak aturan dapat mengenalkan anak pada lingkungan sosial yang baru. Anak harus belajar mematuhi peraturan, memupuk sifat jujur maupun sportivitas. 5) Bermain dapat merangsang kognitif anak. 6) Membantu dalam penyesuaian sosial, mengembangkan wawasan sosialnya. 7) Bermain memungkinkan anak menyelesaiakan masalah emosi. 8) Melatih anak untuk berkomunikasi. e. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permainan Anak Menurut
Hurlock
(1999)
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi permainan anak antara lain: 1) Kesehatan Semakin sehat anak semakin banyak energinya untuk bermain aktif, seperti permainan dan olahraga. Anak yang kekurangan tenaga lebih menyukai hiburan. 2) Perkembangan motorik Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja yang akan dilakukan dan waktu bermainnya tergantung pada perkembangan motorik
36
mereka. Pengendalian motorik yang baik memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif. 3) Intelegensi Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang pandai, dan permainan mereka lebih menunjukan kecerdikan. Dengan bertambahnya usia, mereka lebih menunjukan perhatian dalam permaian kecerdasan, dramatik, konstruksi, dan membaca. Anak yang pandai menunjukan keseimbangan perhatian bermain yang lebih besar, termasuk upaya menyeimbangkan faktor fisik dan intelektual yang nyata. 4) Jenis kelamin Anak laki-laki bermain lebih kasar ketimbang anak perempuan dan lebih menyukai permainan dan olahraga ketimbang berbagai jenis permainan yang lain. pada awal kanakkanak, anak laki-laki menunjukan perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih banyak ketimbang anak perempuan tetapi sebaliknya terjadi pada akhir masa kanak-kanak. 5) Lingkungan Anak dari lingkungan yang buruk, kurang bermain ketimbang anak lainnya disebabkan karena kesehatan yang buruk, kurang waktu, peralatan, dan ruang. Anak yang berasal dari lingkungan desa kurang bermain ketimbang mereka yang berasal dari lingkungan kota. Hal ini karena kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan waktu bebas. Ibu yang
37
mempunyai pengetahuan yang baik akan lebih cenderung memperhatikan kebutuhan bermain bagi anak. 6) Status sosioekonomi Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi lebih menyukai kegiatan yang mahal, seperti lomba atletik, bermain sepatu roda, sedangkan mereka dari kalangan bawah terlihat dalam kegiatan yang tidak mahal sepertu bermain bola dan berenang. Kelas sosial mempengaruhi buku yang dibaca dan film yang ditonton anak, jenis kelompok rekreasi yang dimilikinya dan supervisi terhadap mereka. 7) Jumlah waktu bebas Jumlah waktu bermain terutama tergantung pada ststus ekonomi keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang membutukan tenaga yang lebih. 8) Peralatan-Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainannya. Misalnya dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan purapura, banyaknya balok, kayu, cat air, dan lilin mendukung permainan yang sifatnya konstruktif. f. Fungsi Permainan Bagi Anak Usia Dini Terdapat 8 fungsi bermain bagi anak menurut Hartley, Frank dan Goldenson dalam Djoehaeni (2010: 5) yaitu : 1) Mempertahankan Keseimbangan. Bermain membantu anak dalam menyalurkan kelebihan tenaga.
Setelah
kegiatan
bermainusai
anak
memperoleh
38
keseimbangan antara kegiatan yang membutuhlan tenagadengan yang membutuhkan ketenangan. 2) Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Kegiatan bermain seringkali didasarkan pada penghayatan terhadap peristiwa-peristiwayang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya anak bermain memasak, naik kereta dan sebagainya. 3) Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan datang. Ketika anak bermain dengan memerankan tokoh orang tua, secara
tidak
disadari
hal
itumerupakan
upaya
untuk
mempersiapkan anak melaksanakan peran tersebut kelak. 4) Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari. Anak TK merupakan pribadi yang sedang tumbuh. Sejalan dengan pertumbuhangeraknya, mereka selalu berusaha untuk menggunakan kekuatan tubuhnya. Sebagaicontoh, keterampilan bersepeda.
Semakin
usia
mereka
bertambah,
semakin
mantapketerampilan mereka menaiki sepeda tersebut.Selain keterampilan gerak yang dimantapkan, bermain juga ikut memantapkan interaksisosial. Sebagai contoh, anak TK mulai bisa memilih teman yang disukainya, ataumengatur peran dalam permainan
yang
diikutinya.
Dengan
bermain
39
keterampilankognitif
anak
juga
ditingkatkan.
Misalnya:
keterampilan berbahasa, berhitung, mengenal lingkungan sosial dan fisik, membandingkan, mengumpulkan dan membuat generalisasi. 5) Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah. Masalah yang dihadapi oleh anak sehari-hari dapat bersifat masalah emosional, sosial,maupun intelektual. Anak dapat menggunakan
kegiatan
bermain
sebagai
sarana
untuk
memecahkan persoalan intelektualnya. Dengan bermain anak dapat menyalurkan rasa ingin tahunyaseperti bagaimana caranya memasak air, mengapa pohon layu bila tidak diberi air, mengapa es mencair di udara terbuka dan sebagainya. 6) Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain. Melalui kegiatan bermain anak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan keterampilan bergaulnya seperti bagaimana menghindari pertentangan dengan teman, bagaimana tidak memaksakan
kehendak
kepada
orang
lain,
berbagi
kesempatan,menuntut hak dengan cara yang dapat diterima, mengkomunikasikan
keinginan
dan
bagaimana
mengungkapkan perasaan serta kebutuhannya.
caranya
40
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Pada dasarnya penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan penelitian lain yang dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian ada pun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: “Skripsi oleh Asri Sudarmiyanti (2014) yang berjudul ”Pelaksanaan Pembelajaran di PAUD Alam Bengkulu” hasil penelitian menunjukkan perencaranaan pembelajaran di PAUD alam menggunakan spider web, lesson plan dan weekly plan, pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan experiental learning dan metode outbound. Skripsi Sulistyaningsih (2013) yang berjudul “Urgensi Pelaksanaan Permainan Outbound Bagi Perkembangan Sosial Anak Kelompok A di TK Tunas Harapan 1 Biru Trihanggo Gamping Sleman Yogyakarta” hasil penelitian menunjukan pelaksanaan permainan outbound dilaksanakan hingga 4 kali, dalam setiap pelaksanaan menggunakan empat permainan yang sama yakni: permainan spongebob, permainan save the boom, permainan karet estapet, dan permainan kereta balon.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Khusus Penelitian Penelitian ini secara khusus bertujuan mendeskripsikan tentang pelaksanaan bermain dan permainan, jenis-jenis bermain dan permainan, serta hambatan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu tahun ajaran 2015. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang diartikan sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara menyeluruh yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan (Moleong, 2010:6). Menurut tahap penjelasannya, pelaksanaan bermain dan permainan serta hambatan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu penelitian
bersifat deskriptif. Peneliti menggunakan tipe
deskriptif karena peneliti mencoba menggambarkan secara mendalam tentang , pelaksanaan bermain dan permainan serta hambatan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Pada tipe ini peneliti akan melaksanakan observasi, wawancara yang mendalam terhadap subjek penelitian dengan tujuan memperoleh informasi.
41
42
C. Latar Dan Jadwal Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Waktu Penelitian akan dimulai dari bulan maret 2015 sampai bulan juli 2015. Tabel 3.1 jadwal penelitian pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu.
N o
Rencana kegiatan
Januari
1 1 Persiapan Menyusun konsep pelaksanaan proposal penelitian. Seminar proposal Perbaikan Proposal 2 Pelaksanaan Observasi lapangan Melakukan observasi lapangan Melakukan teknik wawancara 3 Penyusunan laporan Menyusun konsep laporan/ skripsi Seminar Hasil Perbaikan laporan/ skripsi Penggandaan dan pengiriman hasil
Bulan /Minggu ke Februa Juni April ri
Mei
Juni
J u li 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
43
D. Data dan Sumber Data Data dan sumber data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi non partisipan dan wawancara. Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan bermain dan permainan. wawancara dilakukan dengan guru kelas, guru pendamping dan kepala sekolah di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Data dan sumber data akan dituangkan dalam Berikut pedoman aspek penelitian pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani. Aspek penelitian merujuk pada rumusan masalah dan tujuan penelitian. Berikut pedoman aspek penelitian pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani.
44
Tabel 3.2 Pedoman Pengumpulan Data Penelitian Pelaksanaan Bermain Dan Permainan Di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu Data
Aspek
Sumber Data
a. Tempat pelaksanaan bermain dan permainan. b. Cara pelaksanaan bermain dan permainan. a. Bermain fungsional • Berlari • Melompat • Menaiki tangga majemuk • Bertepuk tangan • Permainan singa dan kelinci • Permainan menendang bola • Permainan kolase b. Bermain bangunmembangun • Permainan balok • Permainan lego • Puzzle • Permainan lilin • Permainan tanah liat • Permainan pasir c. Bermain pura-pura • pasar-pasaran • dokter-dokteran • perang-perangan • Sekolah-sekolahan • Panggung boneka a. Media Pembelajaran b. Keterampilan guru c. Pengelolaan permainan
Guru , anak dan kepala sekolah.
No 1
2
3
Pelaksanaan bermain dan permainan
Jenis-jenis bermain dan permainan
Hambatan bermain dan permainan
Guru , anak dan kepala sekolah.
Alat Pengumpulan Data wawancara Observasi Wawancara
Observasi
Guru , anak dan kepala sekolah.
Wawancara Observasi
45
E. Prosedur Pengumpulan Data. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yakni observasi non partisipan dan wawancara. Berikut akan dijelaskan masing-masing teknik tersebut. 1. Observasi non partisipan Menurut Idrus (2009:101) Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sitematis dan bertujuan untuk mendapatkan deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan serta dimana kegiatankegiatan itu terjadi. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi non partisipan, artinya peneliti tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan objek penelitian. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan bermain dan permainan serta hambatan bermain dan permainan yang meliputi pengelolaan kelas, pemilihan dan penggunaan sumber dan media belajar serta metode dan strategi pembelajaran di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. 2. Wawancara (Interview) Wawancara menurut Moleong (2010:186) adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer)
terwawancara
(interviewee)
yang yang
mengajukan memberikan
pertanyaan
dan
jawaban
atas
pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
46
pedoman wawancara semi terstruktur, yaitu wawancara yang memuat garis besar yang akan ditanyakan kemudian satu persatu diperdalam untuk mengorek keterangan lebih lanjut (Arikunto, 2010:270). Adapun data yang digali melalui wawancara adalah data mengenai pelaksanaan bermain dan permainan serta hambatan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Hasil wawancara tersebut kemudian dituangkan peneliti kedalam catatan lapangan yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu 1) Identitas Narasumber 2) Pertanyaan dan Jawaban yang diberikan narasumber dan 3) tanggapan peneliti. F. Analisis Data Penelitian pelaksanaan bermain dan permainan menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Hiberman. Menurut Moleong (2007:237) analisis data kualitatif merupakan upaya mengidentifikasikan ciri-ciri suatu objek dan kejadian oleh anggota-anggota budaya. Adapun analisis yang digunakan merujuk pada analisis interaktif Miles dan Hiberman dalam Usman (2009:85-88) meliputi: Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi. Berikut analisis data yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan catatan observasi dan catatan hasil wawancara. Data yang terkumpul dipilih dalam fokus penelitian pelaksanaan bermain dan permainan
47
serta hambatan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. 2. Reduksi Data Pada tahap ini, proses pengumpulan data telah selesai dilakukan dan semua hasil catatan lapangan dibaca, dipahami dan dibuat ringkasan kontaknya. Ringkasan kontak berisi tentang uraian hasil penelitian terhadap catatan lapangan, fokus dan jawaban terhadap masalah yang diteliti. Tahapan selanjutnya adalah mengembangkan sistem pengkodean. Semua data yang telah dituangkan dalam catatan lapangan dan ringkasan kontak dibaca dan ditelaah sekali lagi secara seksama guna mengidentifikasi topik-topik liputan. Setiap topik liputan diberi kode yangmenggambarkan topik tersebut. Topik pelaksanaan bermain diberi “kode 1”, untuk aspek persiapan sebelum bermain diberi kode 1.a, aspek ketika pelaksanaan bermain diberi kode 1.b, ”. Aspek metode evaluasi yang digunakan akan diberi 1.c. Topik untuk pelaksanaan permainanan diberi “kode 2”,
”, untuk aspek
persiapan sebelum pelaksanaan sebelum permainan diberi kode 2.a, aspek ketika pelaksanaan permainan diberi kode 2.b, ”. Aspek metode evaluasi yang digunakan akan diberi 2.c. 3. Penyajian Data Pada tahap ini, merupakan kegiatan menyajikan data, peneliti melakukan pengorganisasi data dalam bentuk penyajian data informasi berupa teks naratif. Lebih lanjut pada tahap ini merupakan proses
48
pemberian sekumpulan informasi yang sudah disusun sedemikian rupa, yang memungkinkan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4. Kesimpulan Pada tahapan ini, data yang telah diperoleh peneliti pelaksanaan bermain dan permainan serta hambatan bermain dan permainan, yang telah didapat peneliti diproses dan dianalisis agar menjadi data yang dapat dirangkum dan selanjutnya menjadi suatu kesimpulan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan alur analisis model interaktif menurut Miles dan Hiberman dalam Usman (2009:85-89). Berikut alur analisi model interaktif menurut Miles dan Hiberman dalam Usman (2009:85-89)
Pengumpulan Data
Reduksi data
Penyajian Data
Kesimpulan- kesimpulan Penarikan/Vertifikasi
Bagan 3.1 Alur Teknik Analisa Data Model Interaktif Dari Miles Dan Hiberman
49
G. Keabsahan Data Menurut Meleong (2010: 320-321), yaitu yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus: 1) mendemonstrasikan nilai yang benar, 2) menyediakan dasar agar hal tersebut dapat diterapkan, dan 3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keptusankeputusannya. Penelitian pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu akan menggunakan Triangulasi data sebagai keabsahan data. Menurut Moleong (2010:330) Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan jalan berikut: 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan orang secara pribadi, 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, 4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai spendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintah, 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (Moleong, 2010:331).
50
Dalam penelitian pelaksanaan bermain dan permainan, peneliti menggunakan triangulasi data dengan cara membandingkan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan bermain dan permainan dengan pelaksanaan yang ada dilapangan, selain itu peneliti juga membandingkan hasil wawancara guru, anak dan kepala sekolah mengenai pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Adapun
langkah yang digunakan dalam tringulasi menurut Moleong,
adalah sebagai berikut: Hasil Observasi
Dokumen-dokumen
Sumber Data
Anak
Kepala Sekolah
Guru
Bagan 3.2 Triangulasi Sumber Data (Moleong (2010:330)
Instrumen Penelitian
Catatan Observasi
Catatan Wawancara Data Dokumentasi
Bagan 3.3 Triangulasi Instrumen (Moleong (2010:330)
BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Profil PAUD Islam Intan Insani PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu merupakan salah satu Taman kanak-kanak yang terletak di Jln.WR Supratman Kel. Bentiring Kec. Muara Banghulu yang memilik 1 kepala sekolah , 1 staf TU dan 9 guru kelas, yang mana semuanya berlatar belakangkan pendidikan S1. Berikut tabel data guru di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Tabel 4.1 Data Guru PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. No
Nama Guru
Jabatan
Status
1
Sri Rejeki, BSc.
KEPSEK
GTY
2
Sholihat, S.Pd.AUD
Guru Kelas
GTY
3
Siti Hamidah, S.Pd.AUD
Guru Kelas
GTY
4
Erni Herawati, S.Pd
Guru Kelas
Honor
5
Nesti Sesilawati, S.Pd.I
Guru Kelas
Honor
6
Lusi Herawati, S.Sos.I
Guru Pendamping
Honor
7
Martina, S.Pd.I
Guru Pendamping
Honor
8
Zida Nur Latifah, A.Ma
Guru Pendamping
Honor
9
Desta Gustianah, S.Pd
Guru Pendamping
Honor
10
Yeyen Enciyana, S.Pd
Guru Pendamping
Honor
11
Septi Anggita Np, S.Pd
Staf
Honor
Guru tetap yayasan di PAUD Islam Intan Insani berjumlah 3 orang dan guru yang masih berstatus guru honor di PAUD ini berjumlah 8 orang. Jadi semua guru yang ada di PAUD ini berjumlah 11 orang.
51
52
Berdasarkan observasi di PAUD Islam Intan Insani anak yang ada di PAUD berjumlah 73 anak. Berikut tabel jumlah anak di Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Tabel 4.2 Data Jumlah Anak Di PAUD Islam Intan Insani No
Kelas
Jumlah anak
1
Kelas KOBER
4
2
Kelas A1
16
3
Kelas B1
18
4
Kelas B2
18
5
Kelas B3
17
Media yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani yakni balok 4 keranjang, bola 12, ayunan 12, platisin 73, jungkitan 4, bola dunia 1, tangga majemuk 1 dan gantungan 1. Kurikulum yang digunakan di PAUD Islam Intan Insani kota Bengkulu adalah kurikulum 2010. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran ditekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap. Perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru satuan kegiatan mingguan (SKM), Rencana kegiatan harian (RKH). Penyusunan perangkat tersebut berdasarkan pedoman yang ada dan ditambah dengan hal-hal yang dianggap perlu oleh guru. PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu ini pada proses belajar mengajar dilakukan di
53
kelas dan diluar kelas. Dimana salah satu kegiatan pembelajarannya dengan menggunakan kegiatan bermain dan permainan. B. Temuan Penelitian Bab ini mendiskripsikan hasil temuan tentang pelaksanaan bermain dan permainan serta hambatannya di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Adapun aspek yang diteliti sebagai berikut: 1) pelaksanaan bermain dan permainan, 2) jenis-jenis bermain dan permainan serta pelaksanaannya, hambatan bermain dan permainan. Hasil temuan penelitian yang pertama tentang pelaksanaan bermain dan permainan akan di uraikan dibawah ini. 1. Pelaksanaan Bermain Dan Permainan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tentang kegiatan pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani, ada permainan yang dilaksanakan di dalam kelas dan ada yang dilaksanakan di luar kelas. Ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu guru yang ada di PAUD tersebut. Berikut hasil kutipan wawancara dengan pihak terkait: “ Kegiatan bermain dan permainan terkadang dilaksanakan di dalam kelas dan terkadang dilaksanakan di luar kelas. Seperti bermain fungsional, terkadang di laksanakan di dalam kelas dan terkadang di laksanakan di luar kelas.” Adapun jenis bermain dan permainan yang dilaksanakan di dalam kelas yaitu: bermain balok, permainan kolase, bermain tepuk tangan sedangkan jenis bermain dan permainan yang dilakukan di luar kelas seperti: berlari,
54
melompat, menendang bola, menaiki tangga majemuk, permainan singa dan kelinci, permainan tangkap bola. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, ada 3 tahapan dalam Pelaksanaan bermain dan permainan yang diterapkan di dalam kelas dan di luar kelas yaitu sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Berdasarkan hasil observasi peneliti di PAUD Islam Intan Insani pada tahap persiapan yang dilaksanakan di dalam kelas, guru kelas dan guru pendamping menyiapkan media dan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan bermain dan permainan yang akan dilakukan, seperti: menyiapkan balok, platisin, beras berwarna, gambar dan media lainnya yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu. Sebelum kegiatan bermain dan permainan dimulai guru terlebih dahulu menjelaskan tata cara dan aturan kegiatan bermain dan permaianan. Kemudian guru membagi anak menjadi beberapa kelompok, ini dilakukan apabila kegiatan bermain dan permainan tersebut memungkinkan guru untuk membagi anak menjadi beberapa kelompok agar mempermudah kegiatan tersebut. Pembagian kelompok ini tidak selalu dilakukan oleh guru karena pembagian kelompok ini digunakan berdasarkan kondisi dan situasi tertentu saja. Sedangkan pada tahap persiapan yang dilaksanakan di luar kelas, yang pertama guru kelas dan guru pendamping menyiapkan media dan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan bermain dan
55
permainan yang akan dilakukan, seperti: menyiapkan bola, kursi dan media lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu. Kemudian guru mengajak anak untuk berbaris, seperti: berbaris berbanjar dan berbaris membentuk lingkaran, sesuai dengan jenis bermain dan permaina apa yang akan diterapkan. Selanjutnya sebelum kegiatan bermain dan permainan dimulai guru terlebih dahulu menjelaskan tata cara dan aturan kegiatan bermain dan permaianan. Kemudian guru membagi anak menjadi beberapa kelompok, ini dilakukan apabila kegiatan bermain dan permainan tersebut memungkinkan guru untuk membagi anak menjadi beberapa kelompok agar mempermudah kegiatan tersebut. Pembagian kelompok ini tidak selalu dilakukan oleh guru karena pembagian kelompok ini hanya digunakan berdasarkan kondisi dan situasi tertentu saja. Ini diperkuat dari hasil wawancara dengan salah satu guru, berikut petikan dari hasil wawancara kepada guru: “ Pelaksanaan bermain dan permainan pada tahap persiapan baik yang dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas hampir semua persiapan yang dilakukan guru kelas dan guru pendamping sama. pada tahap persiapan ini, pertama guru menyiapkan media dan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan bermain dan permainan baik yang akan dilaksanakan di dalam kelas maupun yang akan dilaksanakan di luar kelas. Kemudian guru menjelaskan tata cara dan aturan bermain dan permainan. Dalam pelaksanaan bermain dan permainan yang dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas yang membedakan di tahap persiapan ini, hanya media dan alatnya saja.”
56
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan yang akan dilaksanakan di dalam kelas, guru kelas dan guru pendamping membimbing anak dalam kegiatan bermain dan permainan. Dan guru juga membantu anak yang mengalami kesulitan dalam kegiatan bermain dan permainan. Misalnya: ada anak yang tidak mengerti cara melakukan permainan tersebut. Disini guru bertugas untuk menjelaskan kembali dan membimbing anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan sampai anak mengerti dan bisa mengerjakannya sendiri. Dan pada tahap pelaksanaan ini juga apabila ada anak yang mengalami masalah lainnya guru bertugas untuk menyesaikan masalah tersebut. Pada tahap pelaksanaan ini biasanya ada anak yang tidak mau ikut dalam permainan yang telah kita buat. Tugas guru kelas dan guru pendamping disini adalah bagaimana cara guru membuat suatu permainan tersebut menjadi lebih menarik dan lebih menyenangkan bagi anak. Sehingga tujuan dari permainan tersebut dapat tercapai sesuai dengan keinginan. Sedangkan pada tahap pelaksanaan yang akan dilaksanakan di luar kelas hampir sama dengan pelaksanaan bermain dan permainan yang akan dilaksanakan di dalam kelasa, yang mana guru membimbing anak dalam melaksanakan kegiatan bermain dan permainan serta guru memberikan motivasi kepada anak apa bila ada anak yang kurang bersemangat dalam melaksanakan kegiatan
57
bermain dan permainan. Ini diperkuat dari hasil wawancara dengan salah satu guru, berikut petikan dari hasil wawancara kepada guru: “ Pada saat tahap pelaksanaan bermain dan permainan baik yang akan dilaksanakan di dalam kelas maupun yang akan dilaksanakan di luar kelas hampir tugas semua guru sama, pada tahap ini guru membimbing anak dan memberikan motivasi kepada anak, seperti: membimbing anak yang kurang mengerti tentang bagaimana cara pelaksanaan permainan yang akan dilakukan dan guru memberikan motivasi kepada anak agar lebih bersemangat dalam melaksanakan kegiatan bermain dan permainan”. c. Tahap Akhir Dan Tindak Lanjut Pada tahap akhir dan tindak lanjut baik yang dilaksanakan di dalam kelas sama saja dengan pelaksanaan bermain dan permainan yang dilaksanakan di luar kelas, yaitu: pada tahap ini guru mengevaluasi kegiatan permainan di dalam kelas. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada anak. Dan juga guru memberikan penilaian berupa tepuk tangan dan pujian kepada anak yang telah menyelesaikan permainan dengan baik dan tepat waktu. Seselesai membahas kembali tentang kegiatan yang dilakukan oleh anak tadi, kemudian guru kelas dan guru pendamping membimbing anak melakukan rutinitas sebelum pulang, seperti: bernyanyi, berdo’a, membaca janji PAUD Islam Intan Insani, kemudian anak lomba duduk rapi siapa yang paling rapi boleh pulang duluan.
58
Ini diperkuat dari hasil wawancara dengan salah satu guru, berikut petikan dari hasil wawancara kepada guru: “ Pada tahap akhir dan tindak lanjut dalam pelaksanaan yang akan dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas samasama dievaluasi di dalam kelas. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada anak, kemudian setelah evaluasi selesai kami melanjutkan pada rutinitas sebelum pulang, seperti: bernyanyi, berdo’a, membaca janji PAUD Islam Intan Insani, berhitung dan lain-lain”. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait disimpulkan bahwa penerapan kegiatan pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Selain itu ada 3 tahapan yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan bermain dan permainan yang terdiri dari: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap akhir dan tindak lanjut. 2. Jenis-Jenis Bermain Dan Permainan Serta Pelaksanaannya Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di PAUD Islam Intan Insani terdapat jenis-jenis bermain dan permainan yang diterapkan di dalam pembelajaran di PAUD ini yang meliputi: a) bermain fungsional yaitu permainan yang menggunakan fungsi tubuh atau anggota tubuh, seperti: berlari, melompat, menaiki tangga majemuk, bertepuk tangan, permainan singa dan kelinci, permainan tangkap bola dan permainan kolase.
b)
bermain
bangun-membangun
yaitu
permainan
yang
menghadirkan ide untuk menghasilkan suatu karya, seperti: permainan balok. c) bermain pura-pura yaitu permainan yang menirukan aktifitas orang dari berbagai kalangan sosial, seperti: permainan dokter-dokteran,
59
permainan pak tani dan penjual, permainan polisi-polisian dan permainan pasar-pasaran. d) bermain dengan aturan, permainan ini diterapkan untuk anak SD. Dari jenis-jenis bermain dan permainan yang diterapkan di PAUD Islam Intan Insani akan diuraikan sebagai berikut: a. Jenis Pelaksanaan Bermain Fungsional Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di PAUD Islam Intan Insani, pelaksanaan bermain fungsional yang sering diterapkan di luar kelas yakni: berlari, melompat, menendang bola, menaiki tangga majemuk, dan lain-lain. Pelaksanaan bermain tersebut dilakukan di lapangan sekolah, yang mana kegiatan ini biasanya dilaksanakan dalam kegiatan motorik kasar pada pagi hari sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Selain itu ada juga jenis bermain fungsional yang diterapkan di dalam kelas seperti: bertepuk tangan. Permainan fungsional ada juga yang diterapkan pada saat pembelajaran. Salah satu permainan fungsional yang diterapkan yaitu permainan singa dan kelinci, permainan kolase dan permainan tangkap bola. berikut tahap pelaksanaannya yang terdiri dari: 1) Pelaksanaan Permainan Singa Dan Kelinci Pelaksanaan permainan singa dan kelinci dilakukan di luar kelas, yang mana kegiatan permainan singa dan kelinci ini dilakukan dengan 3 tahapan yang terdiri dari: tahap persiapan, pada tahap ini berdasarkan observasi di PAUD Islam Intan Insani tahapan awal yang dilakukan oleh guru adalah mengajak semua
60
anak kehalaman sekolah, kemudian guru mengajak anak berbaris membentuk seperti lingkaran sambil bernyanyi “lingkaran kecil lingkaran besar”, lalu setelah anak berbaris membentuk lingkaran, guru menjelaskan tata cara bermain dan aturan bermain. Ketika salah satu guru sedang menjelaskan tata cara dan aturan permainan ada sebagian anak yang tidak memperhatikan, ada yang melamun, ada yang asyik ngobrol dengan temannya. Karena ada sebagian anak yang tidak memperhatikan, guru menarik perhatian anak dengan cara memanggil anak dengan sebutan anak sholeh kemudian guru juga mengajak anak untuk tepuk semangat, tepuk badut, dan tepuk-tepuk lainnya sampai anak kembali fokus memperhatikan guru. Setelah anak bisa fokus kembali guru melanjutkan kembali penjelasan tentang tata cara dan aturan permainan. Selanjutnya guru menunjuk anak yang berperan sebagai singa dan kelinci. Kemudian anak yang berperan sebagai singa mengejar anak yang berperan sebagai kelinci setelah lagu “hai singa” selesai dinyanyikan. Tetapi ketika pemilihan anak yang berperan sebagai kelinci ada sedikit permasalah yang dihadapi oleh guru yakni anak yang ditunjuk berperan sabagai singa tidak mau, ketika ditanya gurunya dia hanya menjawab”enggak mau”. Akhirnya guru menunjuk anak yang lain dan Permainan singa dan kelinci
pun
dimulai.
Sedangkan
pada
tahap
pelaksanaan,
berdasarkan observasi di PAUD Islam Intan Insani Pada saat awal
61
permainan singa dan kelinci berlangsung dengan baik, namun setelah beberapa waktu permainan mengalami hambatan yaitu ada anak yang tidak mau melanjutkan permainan singa dan kelinci. Berhubung karena ada anak yang mau melanjutkan permainan tersebut guru bertanya kepada anak dan berusaha membujuk anak agar mau melanjutkan permainan tersebut, akan tetapi anak masih juga tidak mau melanjutkan dalam permainan tersebut. Sehingga guru menyuruh anak duduk diayunan sambil melihat kegiatan permainan berlangsung. Setelah peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru, ternyata anak yang tidak mau melanjutkan permainan singa dan kelinci, ini disebabkan karena anak tidak terima ia dikalakan oleh temannya. Berikut petikan dari hasil wawancara kepada guru pada saat jam istirahat: “ Tadi ada anak tidak mau ikut dalam permainan lagi dikarenakan si “C” yang berperan sebagai kelinci, ia tidak terima karena temannya yang berperan sebagai singa berhasil menangkapnya. Artinya temannya yang berperan sebagai singa telah mengalahkan si “C”. Tetapi si “C” tidak terima atas kekalahannya sehingga si “C” tidak mau lagi ikut dalam permainan”. Kemudian setelah permainan singa dan kelinci selesai, guru mengajak anak berbaris berbanjar sesuai dengan barisannya masing-masing. Anak perempuan satu baris dengan anak perempuan dan anak laki-laki satu baris dengan anak laki-laki. Kemudian setelah rapi, anak diperbolehkan beristirahat dan main bebas dengan teman-temannya. Pada tahap akhir dan tindak lanjut,
62
pada tahap ini setelah jam istirahat berakhir, anak masuk kedalam kelas kembali. Kemudian guru mengevaluasi kegiatan permainan diluar kelas yang dilakukan oleh anak. Guru bertanya kembali tentang permainan tersebut. Setelah tanya jawab, anak pun dibimbing oleh guru kelas dan guru pendamping melakukan rutinitas kegiatan sebelum pulang seperti: bernyanyi, berdo’a dan mengucapkan janji PAUD. Setelah semua kegiatan selesai anak berlomba duduk rapi. Siapa yang paling rapi, boleh pulang duluan. 2) Pelaksanaan Permainan Tangkap Bola Pelaksanaan permainan tangkap bola dilaksanakan di luar kelas, yang mana kegiatan permainan singa dan kelinci ini dilakukan dengan 3 tahapan yang terdiri dari: tahap persiapan, pada tahap ini observasi di PAUD Islam Intan Insani sebelum melaksanakan kegiatan bermain guru terlebih dahulu menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan bermain tangkap bola yakni bola sebanyak 2 buah. Kemudian guru mengajak anak berbaris membentuk lingkaran di halaman sekolah sambil menyanyikan lagu “lingkaran besar lingkaran kecil”. Selanjutnya anak diajak berolah raga ringan terlebih dahulu ini dilakukan agar otot-otot anak agar tidak cidera ketika bermain. Seperti menggoyangkan kepala, tangan, kaki dan sebagainya. Selajutnya guru mengajak anak bernyanyi, bertepuk sampai semua anak fokus memperhatikan gurunya. Baru kemudian guru menjelaskan cara
63
bermain dan aturan bermain. Sedangkan pada tahap pelaksanaan, pada tahap ini guru kelas dan guru pendamping ikut serta dalam permainan tangkap bola. Guru melempar bola kepada anak kemudian anak menangkap bola tersebut. Dan dilakukan secara berulang dan bergantian. Namun permainan ini tidak berjalan dengan lancar dikarenakan ada sebagian anak yang tidak mau ikut bermain dan ada juga anak yang sering merebut bola dari temannya. Ketika guru bertanya dengan anak yang tidak mau melanjutkan bermain dia hanya diam dan menggelengkan kepala, dan guru berusaha membujuknya untuk ikut bermain tetapi ia masih tidak mau ikut bermain, gurunya tidak kehabisan akal untuk mengajak anak melanjutkan permainan tersebut. Kemudian guru bertanya kepada anak. “siapa yang mau ikut ibu guru jalan-jalan lagi?” Semua anak menjawab “saya bu guru”. Kata ibu gurunya “siapa yang mau bermain tangkap bola boleh dan mau bergantian menangkap bola dengan temannya nanti boleh ikut ibu guru jalanjalan kerumah Bung Karno”. Setelah guru menjanjikan jalan-jalan kerumah Bung Karno kepada anak akhirnya anak mau ikut bermain tangkap bola dengan tertib sampai dengan permainannya selesai. Setelah kegiatan bermain tangkap bola selesai anak disuruh berbaris menjadi 2 barisan berbanjar. Barisan anak laki-laki sama anak laki-laki dan anak perempuan sama anak perempuan kemudian anak boleh istirahat. Sedangkan pada tahap akhir dan
64
tindak lanjut, Pada tahap ini guru mengingatkan kembali tentang permainan apa yang telah anak lakukan tadi melalui tanya jawab langsung dengan anak. Seperti menanyakan tentang permainan apa yang telah meraka lakukan tadi, apakah anak senang dengan permainan tadi. Setelah kegiatan tanya jawab selesai, anak dibimbing oleh guru kelas dan guru pendamping melakukan rutinitas kegiaatan sebelum pulang seperti: bernyanyi, berdo’a dan mengucapkan janji PAUD. Setelah semua kegiatan selesai anak berlomba duduk rapi. Siapa yang paling rapi, boleh pulang duluan. 3) Pelaksanaan Permainan Kolase Pelaksanaan permainan kolase dilaksanakan di dalam kelas, yang mana kegiatan permainan kolase ini dilakukan dengan 3 tahapan yang terdiri dari: tahap persiapan, pada tahap ini observasi di PAUD Islam Intan Insani sebelum melaksanakan kegiatan permainan guru terlebih dahulu menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan permainan kolase. Media yang digunakan yakni beras yang sudah di warnai dan gambar sayuran. Kemudian guru menjelaskan cara mengkolase gambar sayuran dari beras yang telah di warnai. Penjelasan guru tentang cara mengkolase gambar sayuran ini tidak berjalan dengan mulus karena tidak semua anak memperhatikan dari penjelasan guru. Ada anak mala
mengganggu
temannya
yang
sedang
memperhatikan
penjelasan dari guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
65
dengan cara menegur anak tersebut dan menukar posisi duduk anak tersebut dengan anak yang lainnya. Selanjutnya guru menjelaskan kembali cara membuat kolase sayuran dari beras berwarna sampai selesai. Sedangkan pada tahap pelaksanaan, guru membimbing anak dan membantu anak dalam mengerjakan tugasnya yakni kolase gambar sayuran dengan beras
warna sampai waktunya
selesai. Waktu kegiatan mengkolase ada anak yang tidak mengerti cara mengerjakannya. Meskipun tadi telah dijelaskan oleh guru sebelum kegiatan dimulai tetapi masih ada anak yang tidak mengerti, guru berusaha membimbing dan menjelaskan kembali cara membuat kolase sayuran dari beras warna sampai anak bisa dan mengerti cara membuatnya. Pada saat kegiatan ada juga anak yang selalu bertanya “begini bu” kepada gurunya ini dikarenakan anak tidak percaya diri. Ketika waktu istirahat tiba, guru menyuruh anak mengumpulkan hasil kolase masing-masing dan menyuruh anak-anak membereskan kembali peralatan yang telah digunakan serta membereskan mejanya masing-masing. Ketika tugas anak dikumpulkan ada beberapa anak yang tidak menyelesaikan tugasnya mengkolase gambar sayuran. Karena waktu istirahat telah tiba anak yang belum menyelesaikan tugasnya disuruh melanjutkan tugasnya lain waktu oleh gurunya. Selanjutnya guru mengajak anak lomba duduk rapi, siapa yang duduk dengan rapi itu yang boleh istirahat duluan. Semua anak pun duduk dengan rapi, kemudian
66
guru memanggil anak satu-persatu untuk istirahat sampai semuanya terpanggil. Adapun hasil wawancara dengan guru yang terkait, tentang mengapa ada anak yang tidak menyelesaikan tugas mengkolase gambar sayuran adalah sebagai berikut: “ Memang ada sebagian anak yang tidak menyelesaikan tugasnya mengkolase gambar sayuran dengan beras warna. Ini karena jam telah menunjukkan waktu istirahat dan kamipun tidak memaksakan anak menyelesaikan tugasnya. Karena bagi kami waktu istirahat, anak harus istirahat dan tugasnyakan bisa dilanjutkan lain waktu. Dan terkadang anak yang tidak menyelesaikan tugasnnya ini dikarenakan ketika diberikan tugas oleh guru ia mala main-main dengan temannya dan ketika waktu telah abis ia baru mengerjakan tugasnya”. Berikut dibawah ini adalah gambar hasil dari kolase anak.
Gambar 4.1 Hasil Kolase Anak. Sedangkan pada tahap akhir dan tindak lanjut, Pada tahap ini guru mengevaluasi kegiatan yang dilakukan oleh anak. Guru bertanya kembali tentang kegiatan permainan yang telah dilakukan. Guru selanjutnya menunjukkan kembali hasil dari kolase anak dan mengevaluasi hasil tugas anak. Seperti guru mengevaluasi hasil
67
dari tugas anak yang berinisial “R”, berikut petikan
hasil
evaluasinnya: “ Hasil kolase “R” sudah bagus tapi lain kali mengkolasenya jangan keluar-keluar garis ia nak. Kalau tidak keluar garis pasti hasilnya akan bagus sekali. Ayo kita berikan tepuk tangan untuk”R”. Setelah tanya jawab dan evaluasi selesai, anak dibimbing oleh guru kelas dan guru pendamping melakukan rutinitas kegiatan sebelum pulang seperti: bernyanyi, berdo’a dan mengucapkan janji PAUD. Setelah semua kegiatan selesai anak berlomba duduk rapi. Siapa yang paling rapi, boleh pulang duluan. b. Jenis Pelaksanaan Permainan Bangun-Membangun 1) Pelaksanaan Permainan Balok Pelaksanaan bermain balok dilaksanakan di dalam kelas, yang mana kegiatan bermain balok ini dilakukan dengan 3 tahapan yang terdiri dari: tahap persiapan, pada tahap ini berdasarkan hasil pengamatan di PAUD Islam Intan Insani. Sebelum melaksanakan kegiatan bermain guru terlebih dahulu menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan bermain, seperti guru menyiapkan balok-balok. Setelah itu guru membagi anak menjadi beberapa kelompok, yang terdiri dari kelompok apel, rambutan, mangga, dan jeruk. Melihat hal seperti itu peneliti
melakukan
wawancara dengan pihak guru tentang mengapa harus ada pembagian kelompok pada saat bermain balok.
68
Berikut petikan hasil wawancara kepada guru. “Ini dikarenakan media balok yang ada hanya sedikit tidak sebanding dengan jumlah anak sehingga kami membagi anak menjadi beberapa kelompok agar media yang ada bisa digunakan secara bersama-sama serta melatih anak bersosialisasi dan bekerja sama dengan temannya”. Setelah pembagian kelompok kemudian guru menjelaskan tata cara kegiatan bermain balok. Guru juga menjelaskan kepada anak bahwa anak bebas membuat bangunan apapun sesuai dengan keinginan mereka. Pada saat guru sedang menjelaskan tata cara kegiatan bermain balok ada sebagian anak yang memperhatikan penjelasan guru tersebut tetapi ada juga anak yang asyik berbicara dengan temannya, ada juga sebagian anak yang asyik dengan mainannya sendiri dan ada juga anak yang malah melamun di kelas. Karena sebagian anak tidak memperhatikan penjelasan dari guru, akhirnya guru mengambil perhatian kembali dengan cara memanggil anak dengan sebutan anak sholeh. Berikut petikan cara guru mengambil perhatian: “B: anak sholeh. A: saya bu”. Kemudian guru mengajak anak bertepuk tangan. Misalnya: tepuk satu, tepuk dua, tepuk tiga, tepuk banyak dan tepuk semangat. Setelah guru bisa mengambil perhatian anak kembali kemudian guru menjelaskan kembali tata cara dan aturan bermain balok. Setelah penjelasan tentang tata cara dan aturan bermain balok selesai dijelaskan kemudian guru bertanya kembali kepada anak
69
tentang tugas apa yang telah guru berikan kepada anak. Kemudian setelah tanya jawab guru dan anak selesai selanjutnya guru bernyanyi bersama-sama dengan anak, hal ini dilakukan agar anak bisa duduk dengan rapi di kursi masing-masing. Berikut petikan nyanyian tersebut: “ Tanganku keatas lalu kesamping, tanganku kedepan dilipat manis” Setelah anak duduk rapi kemudian guru membagikan balok kepada anak sesuai dengan kelompok masing-masing. Sedangkan pada tahap pelaksanaan, guru kelas dan guru pembimbing membimbing anak melaksanakan kegiatan bermain balok. ketika kegiatan telah berlangsung ada anak dari kelompok ramburatan menangis dikelas. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan pihak terkait tentang apa penyebab anak menangis pada saat bermain balok. Berikut petikan hasil wawancara kepada guru. “ Anak itu menangis dikarenakan temannya tidak mau mengajak dia bermain balok bersama-sama. Karena baloknya sedikit jadi ada teman satu kelompoknya yang tidak mau berbagi balok dengannya dan anak yang menagis tadi memang dia sedikit cengeng”. Setelah guru terus membujuk anak dengan kata-kata yang lembut dan belayan akhirnya anak mau bermain balok bersama-sama. Dan anak yang menangis pun tidak menangis lagi dan mau ikut bersama-sama bermain balok dengan teman satu kelompoknya. Ada juga anak yang sering bertanya kepada guru kelas dan guru
70
pendamping tentang bangunan
yang ia buat. Berikut petikan
pertanyaan anak kepada guru: “ Begini buk? Adek dan teman-teman membuat jalan kereta api dan kereta api buk guru”. Kemudian guru menjawab pertanyaan dari anak tersebut. Berikut petikan jawaban dari guru kepada anak: “ Iya begitu juga boleh. Hemmmm. Jalan kereta api dan kereta apinya bagus sekali (sambil mengacungkan jempol). Kelompok rambutan semuanya sudah pintar. Lanjutkan kembali membuat bangunan ia nak (dengan memberikan senyuman)”. Kemudian guru melihat-lihat kegiatan anak yang lainnya dan guru juga membimbing anak yang mengalami kesulitan. Setelah kegiatan bermain balok selesai guru mengajak anak membereskan kembali alat-alat yang digunakan pada saat bermain. Selanjutnya guru mengajak anak lomba duduk rapi siapa yang paling rapi itu yang boleh istirhat duluan. Karena semua anak ingin istirahat main semua anak pun duduk rapi mengikuti perintah dari gurunya. Kemudian guru memilih anak yang duduknya rapi dan memanggil anak tersebut untuk istirahat main sampai semua anak dipanggil satu-persatu untuk beristirahat main diluar kelas. Berikut di bawah ini adalah gambar anak yang sedang bermain balok.
71
Gambar 4.2 Anak Sedang Bemain Balok Sedangkan pada tahap akhir dan tindak lanjut, guru mengevaluasi kegiatan yang dilakukan oleh anak. Guru bertanya kembali apa saja yang anak buat dari media balok. Guru juga bertanya dan memilih anak yang mau bercerita tentang apa yang telah dibuat oleh kelompoknya tadi. Dan semua anakpun berantusias bengacungkan tangan agar bisa dipilih untuk bercerita didepan kelas. Selanjutnya guru memilih salah satu anak tersebut tetapi malah anak yang dipilih oleh gurunya hanya diam didepan kelas dan dia tidak tau harus bercerita apa, akhirnya dengan dibantu dan dibimbing oleh guru anak tersebut mulai bercerita meskipun ceritanya hanya sedikit sekali tapi guru tetap memberikan penghargaan kepada anak dengan cara mengajak anak-anak yang lain bertepuk tangan, ini dilakukan untuk memotivasi dan memberikan semangat kepada anak agar anak berani bercerita didepan kelas dan becerita dengan orang banyak. Alasan tersebut diperkuat dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru yang mengajar dikelas tersebut.
72
Berikut petikan wawancara dengan salah satu guru tentang alasan memberiaan penghargaan berupa tepuk tangan kepada anak. “ Pemberian penghargaan kepada anak berupa tepuk tangan, ini dilakukan untuk memberikan motivasi dan semangat kepada anak agar anak dapat mandiri dan berani tampil di depan banyak orang. Seperti, berani bercerita tentang kegiatan apa yang telah ia lakukan bersama teman-temannya tadi”. Kemudian setelah tanya jawab dan bercerita tentang kegiatan apa yang telah dilakukan tadi selesai selanjutnya anak pun dibimbing oleh guru kelas dan guru pendamping melakukan rutinitas kegiaatan sebelum pulang seperti: bernyanyi, berdo’a dan mengucapkan janji PAUD. Setelah semua kegiatan selesai anakpun berlomba duduk rapi. Siapa yang paling rapi, boleh pulang duluan. 2) Permainan Lego Berdasarkan hasil observasi peneliti selama penelitian di PAUD Islam Intan Insani, pelaksanaan permainan lego dilakukan anak pada saat jam istirahat. Biasanya anak sering menghabiskan waktu istirahat dengan bermain lego bersama teman-temannya di dalam kelas. Ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru di PAUD Islam Intan Insani. Berikut petikan hasil dari wawancara tersebut: “ Biasanya pada saat jam istirahat anak sering mengabiskan waktu bermain bersama-sama dengan temannya. salah satu permainan yang sering anak lakukan adalah permainan lego”.
73
c. Jenis Pelaksanaan Bermain Pura-Pura Berdasarkan hasil observasi peneliti selama penelitian belum ditemukan penerapan pelaksanaan bermain pura-pura. Tetapi setelah peneliti wawancara dengan salah satu guru ternyata pelaksanaan bermain pura-pura juga diterapkan hanya saja penerapannya dilakukan pada waktu tertentu, biasanya penerapan bermain pura-pura ini diterapkan pada tema yang sesuai, misalnya: pada saat tema diri sendiri dengan subtema keluargaku, anak melaksanakan permainan pura-pura jadi ayah, ibu, adek, kakak dan lain-lain. Berikut hasil petikan wawancara dengan salah satu guru tentang jenis pelaksanaan bermain pura-pura: “ Bermain pura-pura juga diterapkan di PAUD Islam Intan Insani hanya saja penerapan jenis bermain ini jarang diterapkan. Kami menerapkan jenis bermain pura-pura ini pada saat waktu tertentu, biasanya penerapan bermain purapura ini diterapkan pada tema yang sesuai, misalnya: pada saat tema diri sendiri dengan subtema keluargaku, anak melaksanakan permainan pura-pura jadi ayah, ibu, adek, kakak dan lain-lain” Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kegiatan bermain yang diterapkan di PAUD Islam Intan Insani yakni berlari, melompat, menendang bola, menaiki tangga majemuk, permainan balok, permainan kolase, permainan tangkap bola serta permainan singa dan kelinci. Selain itu ada juga kegiatan bermain dan permainan yang jarang diterapkan di PAUD Islam Intan Insani yakni permainan platisin, permainan pura-pura ibu dan ayah, permain pasir dan
74
permainan puzzle. Bermain tersebut jarang digunakan, ini disebabkan oleh penerapan bermain dan permainan tersebut di sesuaikan denganpe tema. Ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru di PAUD Islam Intan Insani. Berikut petikan hasil dari wawancara tersebut: “ Kegiatan permainan seperti: permainana lego, puzzle, purapura, platisin, permainan drama dokter dan pak tani, menggunting, menempel, membuat sesuatu dari lilin mainan, permainan sepak bola, monopoli dan lain-lain juga diterapkan dalam pembelajaran di PAUD Islam Intan Insani, hanya saja penerapan jenis permainan tersebut jarang diterapkan. biasanya penerapan kegiatan permainan dilaksanakan disesuaikan dengan tema. Selain itu kegiatan permainan juga biasanya diterapkan pada hari jum’at dan sabtu”. 3. Hambatan Bermain Dan Permainan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dari observasi dan wawancara dengan guru ada beberapa hambatan yang dialami dalam menerapkan kegiatan pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani. Hambatan yang dialami adalah sebagai berikut: a. Dilihat dari segi media pembelajaran Hambatan dari segi media pembelajaran yaitu: kurangnya media pembelajaran yang ada, seperti: kurangnya media balok, karena media balok yang sedikit tidak sebanding dengan jumlah anak di PAUD sehingga menimbulkan pembagian medianya yang kurang merata yang mengakibatkan timbulnya kecemburuan sosial pada anak dan terkadang juga sering menimbulkan perebutan media balok.
75
b. Dilihat dari segi pengelolaan permainan Hambatan dilihat dari segi pengelolaan permainan masih berhubungan dengan media pembelajaran yang kurang yaitu: karena media pembelajaran yang kurang sering mengakibatkan waktu dalam pelaksanaan bermain dan permainan terbatas. Seperti pada saat permainan bola, karena bola yang kurang banyak membuat permainan tersebut dilakukan dengan cara bergantian sehingga membutuhkan waktu yang banyak sedangkan waktu untuk pelaksanaan bermain dan permainan tersebut terbatas. c. Dilihat dari segi anak Hambatan yang dilihat dari segi anak yaitu: terkadang ada anak yang pemalu sehingga sulit membujuk anak tersebut untuk ikut serta dalam kegiatan bermain dan permainan. Kemudian ada beberapa anak yang terlalu aktif dan suka mengganggu temannya. C. Pembahasan Temuan Dikaitkan Dengan Justifikasi Teoritik Yang Relevan 1. Palaksanaan Bermain Dan Permainan Pelaksanaan bermain dan permainan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu. Pelaksanaan bermain dan permainan ini ada yang dilaksanakan pada pembelajaran di luar kelas dan ada juga yang dilaksanakan pada pembelajaran di dalam kelas. Pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani menggunakan 3 tahapan pelaksanaan yang
76
terdiri dari: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap akhir dan tindak lanjut. Adapun hasil temuan selama penelitian tentang tahapan pelaksanaan bermain dan permainan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: a) tahap persiapan, pada tahap ini tidak semua guru kreatif dalam menyampaikan tata cara pelaksanaan bermain dan permainan. b) tahap pelaksanaan, guru tidak dapat membimbing semua anak pada saat pelaksanaan bermain dan permainan. c) tahap akhir dan tindak, guru kurang memberikan motivasi kepada anak pada saat evaluasi dan hanya sekedar tanya jawab sederhana tentang pelaksanaan bermain dan permainan. Sedangkan hasil temuan diatas menunjukan bahwa penerapan tahapan pelaksanaan belum sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Novikasari (2013: 10) bahwa strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari 3 langkah utama, yaitu: tahap prabermain, tahap bermain, dan tahap penutup. a) Tahap Pra-bermain yakni tahap kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan seperti: guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain kepada para siswa, guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain, guru menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana, membuat, menara, guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya dan Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan bak pasir, ember, bendera kecil dan lain-lain. b) tahap bermain terdiri dari
77
rangkaian kegiatan berikut: semua anak menuju tempat yang sudah disediakan untuk bermain dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing, setelah kegiatan selesai setiap anak menata kembali bahan dan peralatan permainannya dan anak-anak mencuci tangan. c) tahap penutup dari strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari kegiatan-kegiatan: menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman lain, misalnya di rumah, menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok, menekankan petingnya kerja sama, menarik perhatian anak tentang aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu. 2. Jenis-Jenis Bermain Dan Permainan Selain mengamati tentang pelaksanaan bermain dan permainan peneliti juga mengamati jenis-jenis bermain dan jenis-jenis permainan yang ada di PAUD Islam Intan Insani. Jenis-jenis bermain dan permainan yang diterapkan yaitu: a) Bermain fungsional seperti: melompat, berlari, menaiki tangga majemuk, bertepuk tangan, permainan singa dan kelinci, permainan tangkap bola dan permainan kolase. b) Bermain bangunmembangun, seperti: permainan balok. c) Bermain pura-pura, jenis bermain pura-pura jarang diterapkan di PAUD karena biasa diterapka pada waktu tertentu yang disesuaikan dengan tema. d) bermain dengan peraturan, bermain dengan peraturan diterapkan untuk anak sekola dasar/SD. Berdasarkan hasil temuan peneliti tentang jenis-jenis bermain yang diterapkan belumlah sesuai dengan teori menurut Rubin, Fein,
78
Vanderberg, dan Smilansky dalam Tedjasaputra (2001:28-30), yaitu: a) Bermain fungsional yang meliputi: bermain dengan berlari mengelilingi ruangan, mengosongkan, mengisi, menendang, mendorong atau menarik kursi plastic, berguling-guling di tempat tidur, memukul-mukul bantal atau piring, melompat/meloncat di sofa, bertepuk tangan dan lain-lain. b) Bermain bangun membangun yang meliputi: bermain dengan balokbalok, lilin, puzzle, lego, tanah liat, pasir, tanah, dan benda lain untuk dibuat berbagai macam bentuk bangunan seperti gedung, jembatan, gua, orang-orangan dan lain-lain. c) Bermain pura-pura yang meliputi: bermain pasaran, dokter-dokteran, perang-perangan, sekolah-sekolahan, permainan pasar-pasaran, permainan pura-pura jadi ayah, ibu, adek, kakak, panggung boneka dan lain-lain. d). Permainan dengan peraturan. bermain bentengan, kelereng, kasti, sepak bola, basket, tennis meja, catur, kartu, dan sebagainya. 3. Hambatan Pelaksanaan Bermain Dan Permainan Dalam
melaksanakan
jenis-jenis
kegiatan
bermain
dan
permainan di PAUD Islam Intan Insani tidak semuanya berjalan dengan baik, ada beberapa hambatan yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan bermain dan permainan. Salah satu hambatan dalam pelaksanaan kegiatan bermain dan permainan yang dilihat dari segi media, media pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan bermain dan permainan media pembelajaran yang sedikit tidak sebanding dengan jumlah anak yang ada, sering menimbulkan pembagian media yang kurang merata
79
yang mengakibatkan timbulnya kecemburuan sosial pada anak. Seperti yang kita ketahui bahwa media itu merupakan salah satu alat pendukung dalam pelaksanaan bermain dan permainan, ini diperkuat dengan teori menurut Schramm yang berpendapat bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembalajaran. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan kepala sekolah, ibu kepala sekolah mengatakan bahwa media di PAUD Islam Intan Insani ini memang tidaklah banyak, ini disebabkan karena bantuan media dari pemerintah jarang ada. Sehingga untuk membeli media untuk mendukung kegiatan pembelajaran dengan kegiatan bermain kami menggunakan uang kas sekolah. Sedangkan uang kas sekolah banyak digunakan untuk kebutuhan sekolah lainnya. Kemudian hambatan lainnya dalam pelaksanaan bermain dan permainan dilhat dari segi anak yaitu: ada beberapa anak yang terlalu aktif dan suka mengganggu temannya. Ini juga masih ada hubungannya dengan media yang sedikit. Karena salah satu cara membuat anak terlalu aktif berhenti mengganggu temannya adalah dengan cara memberikan kegiatan yang lebih dan media yang digunakan harus terlihat menarik bagi anak. Akan tetapi kenyataannya dilapangan anak yang terlalu aktif masih sering menimbulkan keributan dikelas yang disebabkan karena anak tersebut merasa bosan dengan kegiatan yang ada. Kemudian ada juga anak yang pemalu sehingga sulit membujuk anak tersebut untuk ikut
80
serta dalam kegiatan bermain dan permainan. Dan hambatan lainnya dilihat dari segi waktu, yang masih ada hubungannya dengan media yakni masalah tentang manajemen waktu. Media yang kurang menyebabkan waktu dalam menyelesaikan suatu permainan terbatas. Seperti bermain balok, karena medianya yang sedikit menyebabkan ada beberapa anak belum menyelesaikan permainan baloknya pada hal jam istirahat telah tiba sehingga permainanpun diberhentikan oleh guru kelas dan guru pendamping dan dilanjutkan lain waktu.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu dapat disimpulkan antara lain: 1.
Pelaksanaan bermain dan permainan di PAUD Islam Intan Insani yang sudah dilaksanakan yaitu: bermain fungsional dan bermain bangunmembangun. Sedangkan bermain pura-pura jarang dilaksanakan karena penerapannya dilaksanakan pada waktu tertentu disesuaikan dengan tema.
2.
Jenis permainan yang diterapkan di PAUD Islam Intan Insani terdiri dari: permainan singa dan kelinci, permainan tangkap bola, permainan kolase, berlari, melompat, menaiki tangga majemuk, bertepuk tangan, permainan balok dan permainan lego.
3.
Hambatan dalam pelaksanaan bermain dan permaianan yang terdiri dari: a) dilihat dari sisi media pembelajaran, medianya yang sedikit tidak sebanding dengan jumlah anak di PAUD sehingga menimbulkan pembagian medianya yang kurang merata yang mengakibatkan timbulnya kecemburuan sosial pada anak. b) dilihat dari segi pengelolaan permainan, hambatan yang dialami masih berhubungan dengan media karena media yang kurang menyebabkan waktu pelaksanaan bermain dan permainan terbatas. c) dilihat dari segi anak,
81
82
terkadang ada anak yang pemalu sehingga sulit membujuk anak tersebut untuk ikut serta dalam kegiatan bermain dan permainan. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka disarankan antara lain: 1.
Bagi Kepala Sekolah Kurangnya media balok, bola dan lego pada saat pelaksanaan bermain dan permainanan maka disarankan, perlunya penambahan media balok, bola dan lego untuk mendukung kegiatan pelaksanaan bermain dan permainan.
2.
Bagi guru a) Untuk melaksanakan kegiatan bermain dan permainan yang terdiri dari: bermain fungsional, bermain bangun-membangun dan bermain pura-pura. b) Untuk lebih memperhatikan pelaksanaan bermain fungsional, bermain bangun-membangun dan bermain pura-pura. c) Perlunya penambahan pengetahuan guru tentang manajemen waktu .
83
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Auliamakro’s. Tempat Pelaksanaan Bermain indoor. Diunduh pada hari rabu, 01-07-2015, pukul 15.30 wib, https://auliamakro.wordpress.com/pendidikan-anak-usia-dini/hakikatkelompok-bermain. Dwijawiyata. 2013. Mari Bermain. Yogyakarta: Kanisius. Djoehaeni, Heny. 2012. Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui Bermain. Bandung. Universitas pendidikan indonesia. Gunarsa, Ny. Singgih D. (2003). Psikologi Untuk Keluarga, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Hurlock B Elizabet. 2002. Perkembangan anak indonesia. Jakarta. Erlangga. Idrus, Muhammad. 2010. Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Ismail. 2009. Teori Permainan Dalam Mengembangkan Kreativitas.Diunduh pada rabu-11-02-2015, pukul 11.20 wib http://ewintribengkulu.blogspot.com. Luluk, dkk. 2008. Pengelolahan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Penerbit: Universitas Terbuka. Mayke. 2005. Bermain, Mainan Dan Permainan. Jakarta. Grasindo. Moleong, Lexy, J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :Remaja Karya. Montolalu, dkk. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Novikasari, Meli. 2013. Strategi pembelajaran melalui bermain. Jakarta: PT Grasindo. Prayetno. 2012. Teori permainan. Diunduh padahari senin, 29-06-2015, pukul 12.48 wib, http://mulyoprayetno.blogspot.com/2012/02/teori-permainanmenurut-ahli.html. Rahman, Hibana S. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta: Grafindo Litera Media.
84
Singadilaga, Sugiman. 2010. Tempat Pelaksanaan Bermain Outdoor. Diunduh pada hari rabu, 01-07-2015, pukul 15.25 wib, http://sugimanbengkulu.blogspot.com/2010/09/outdoor-dan-anak-anakusia-dini.html. Soemitro. 1991. Permainan Kecil. Jakarta: Depdikbud. Sulistyaningsih. 2013. Urgensi Pelaksanaan Permainan Outbound Bagi Perkembangan Sosial Anak. (Skripsi). Universitas: Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diunduh pada hari rabu, 01-07-2015, pukul 15.25 wib,http://digilib.uinsuka.ac.id/9240/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR% 20PUSTAKA.pdf. Sudarmiyanti, A. 2014. Pelaksanaan Pembelajaran Di Paud Alam Bengkulu. (Skripsi). Universitas Bengkulu. Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidik Usia Dini. Jakarta: Grasindo. Sujanto, agus. 2013. Jenis-Jenis Permainan. Diunduh pada hari minggu-28-08-2015, pukul 12.25 wib, http://zain.students.uii.ac.id/2013/04/08/%E2%80%9Cpermainan-dankreativitas-pada-anak-usia-dini%E2%80%9D/. Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Main dan Permainan. Jakarta: PT Grasindo. Usman, Husnaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Yamin, Martinis dkk. 2013. Panduan Paud. Jambi: Gaung Persada Press Group. Zulkifli. 1991. Jenis-Jenis Permainan. Diunduh pada hari senin-15-06-2015, pukul 14.54 wib, http://literaturkti.blogspot.com/2013/04/konsepbermain.html.
87
88
LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara
89
Lampiran 1.1 Pedoman wawancara Pelaksanaan bermain dan permainan Di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu 1. Tempat pelaksanaan bermain dan permainan. 2. Tahapan dalam pelaksanaan bermain dan permainan. 3. Jenis bermain fungsional. a. Berlari. b. Melompat. c. Menaiki tangga majemuk. d. Bertepuk tangan. e. Permainan singa dan kelinci. f. Permainan menendang bola.
g. Permainan kolase. 4. Jenis bermain bangun-membangun. a. Permainan balok. b. Permainan lego. c. Puzzle. d. Permainan lilin. e. Permainan tanah liat. f. Permainan pasir.
5. Jenis bermain pura-pura. a. pasar-pasaran. b. dokter-dokteran. c. perang-perangan. d. Sekolah-sekolahan. e. Panggung boneka.
90
6. Hambatan bermain dan permainan. a. Dilihat dari segi media pembelajaran. b. Dilihat dari segi waktu. c. Dilihat dari segi anak.
91
LAMPIRAN 2 Tabel Wawancara
92
Lampiran 2.1 Tabel wawancara Pelaksanaan bermain dan permainan Di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu No
Daftar Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
1
Berapa jumlah guru di
Jumlah guru yang ada di PAUD Islam Intan
PAUD Islam Intan
Insani ini ada 11 orang, yang terdiri 1 kepala
Insani?
sekolah, 1 stap TU dan 9 guru kelas. Dan alhamdulilah smuanya telah menyelesaikan pendidikan S1.
2
Dimana tempat
Biasanya
kami
menerapkan
pelaksanaan
pelaksanaan bermain
bermain dan permainan di dua tempat yaitu: di
dan permainan
dalam kelas dan di luar kelas.
dilaksanakan? 3
Bagaimana tahap
Di PAUD Islam Intan Insani ini tahap dalam
pelaksanaan bermain
pelaksanaan bermain dan permainan ada 3
dan permainan?
tahap. Yang pertama tahap persiapan yakni guru mempersiapkan
kegiatan
sebelum
bermain
seperti, menyiapkan alat-alat yang dibutuhk, kemudian guru membagi anak menjadi beberapa kelompok apa bila dibutuhkan, dan guru menjelaskan tata cara pelaksanaan bermain dan permainan, yang kedua tahap pelaksanaan yakni tahap dimana anak melaksanakan kegiatan bermain tersebut dan guru bertugas untuk membimbing
serta
membantu
anak
yang
mengalami kesulitan, tahap terakhir dan tindak lanjut
yakni
guru
mengevaluasi
kembali
kegiatan yang telah dilakukan dengan cara tanya jawab dengan anak tentang apa yang telah dilakukan tadi.
93
4
kenapa anak dalam
Kami
membagi
anak
menjadi
beberapa
kegiatan permainan,
kelompok ini dikarenakan media balok yang ada
misalnya permainan
hanya sedikit tidak sebanding dengan jumlah
balok dibagi beberapa
anak sehingga kami membagi anak menjadi
kelompok?
beberapa kelompok agar media yang ada bisa digunakan secara bersama-sama serta melatih anak bersosialisasi dan bekerja sama dengan temannya.
5
Apa sajakah jenis-
Bermain fungsional dengan permainan singa dan
jenis bermain dan
kelinci, tangkap bola, kolase, bertepuk tangan,
permainan yang
menaiki
diterapkan di PAUD
berlari. Bermain bangun-membangun dengan
Islam Intan Insani?
permainan balok, dan lego.
Apakah di PAUD
Bermain pura-pura, permainan ini diterapkan
Islam Intan Insani
tapi penerapnnya pada waktu tertentu.
tangga
majemuk,
melompat,
dan
sering menerapkan kegiatan bermain pura-pura? 6
Kenapa penerapan
Penerapan bermain pura-pura diterapkan pada
bermain pura-pura
waktu tertentu karena penerapan bermain ini
diterapkan pada waktu
kami terapkan pada tema tertentu, misalnya:
tertentu?
pada
tema
diri
sendiri
dengan
subtema
keluargaku, anak berperan menjadi ayah, ibu, kakak dan adik. 7
Apakah dalam
Kalau
kesulitan
pelaksanaan bermain
pelaksanaan bermain dan permainan ini banyak.
dan permainan ini ada
Seperti kurangnya media yang ada. Ada anak
kesulitan atau
yang terlalu aktif dikelas sehingga susa untuk
hambatan yang
diatur,
dialami?
menyebabkan tugas dalam pelaksanaan bermain
waktu
dan
yang
hambatan
terbatas
dalam
terkadang
94
dan permainan tidak selesai tepat waktu. 8
Apa yang menjadi
Penyebab kurang media ini karena kurangnya
penyebab kurangnya
dana untuk membeli media tersebut. Bantuan
media pembelajaran di
dari pemerintah pun jarang ada sehingga kami
PAUD ini?
mengeluarkan dana sendiri yakni dari uang kas sekolah. Sedangkan uang kas banyak digunakan untuk kebutuhan yang lainnya sehingga untuk memenuhi
kebutuhan
media
pembelajaran
terbatas. 9
Apa yang
Yang menjadi penyebabnya adalah terkadang
menyebabkan waktu
media yang sedikit menyebabkan waktu dalam
tidak cukup dalam
menyelesaikan tugasnya pun terbatas. Seperti:
menyelesaikan
anak harus bergantian dengan anak yang lain
pelaksanaan bermain
dalam mengguakan media yang ada. Dan
dan permainan?
terkadang yang menjadi penyebabnya juga karena ketika dalam pelaksanaan permainan ada anak yang mengobrol dengan temannya, ada yang asyik bermain dengan temannya sehingga waktu dalam menyelesaikan tugasnya itupun menjadi lebih sedikit.
10
Apakah ada tindakan
Kalau tindakan dari guru pasti ada seperti: guru
dari guru ketika ada
menegur anak tersebut dengan memanggil nama
anak yang mengobrol
anak tersebut dan terkadang bertanya langsung
dengan temannya di
apa yang mereka obrolkan, kemudian guru
dalam kelas?
menjelaskan kembali kalau di dalam kelas itu tidak boleh mengobrol dengan temannya ketika menyelesaikan tugas yang diberikan karena itu akan menggangu temannya yang lainnya dan lain-lain.
95
LAMPIRAN 2 Hasil Wawancara
96
Lampiran 3.1 TRANSKIP WAWANCARA 01 Nama narasumber : DS Jabatan
: Guru Pendamping Kelas B
Waktu
: Selasa, 31 maret 2015
1. Asalamualaikum. Wr. Wb. Bu. Walaikumsalam. Wr. Wb. Ada iaa? (Pertanyaan Inti) 2. Maaf bu mengganggu, saya mau bertanya kenapa ia anak dikelas B ini dalam kegiatan permainan balok dibagi beberapa kelompok? Kami membagi anak menjadi beberapa kelompok ini dikarenakan media balok yang ada hanya sedikit tidak sebanding dengan jumlah anak sehingga kami membagi anak menjadi beberapa kelompok agar media yang ada bisa digunakan secara bersama-sama serta melatih anak bersosialisasi dan bekerja sama dengan temannya. 3. Apakah media yang kurang, dapat mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan permainan balok? Berpengaruh, karena kurangya media kami membagi media dengan cara mengkelompokan anak supaya pelaksanaan permainan selesai tepat waktu. 4. Oh begitu ia bu, terima kasih atas informasinya. Ia sama-sama. Responden
Bengkulu, 31 Maret 2015
(Guru Kelas)
(Novia Nirwana)
97
Lampiran 3.2 TRANSKIP WAWANCARA 02 Nama narasumber : ER Jabatan
: Guru Kelas B2
Waktu
: Selasa 31 Maret 2015
1. Asalamualaikum. Wr. Wb. Selamat siang bu. Walaikumsalam. Wr. Wb. Selamat siang juga. (pertanyaan inti) 2. Maaf bu mengganggu jam istirahatnya, saya mau nanya masalah dikelas tadi. Kenapa “GS” tadi menangis ia buk? Oh. Tadi “GS” menangis dikarenakan temannya tidak mau mengajak dia bermain balok bersama-sama. Karena baloknya sedikit jadi ada teman satu kelompoknya yang tidak mau berbagi balok dengannya dan anak yang menagis tadi memang dia sedikit cengeng. 3. Selanjutnya bu saya bertanya kembali. tadikan dikelas ada pemberian penghargaan berupa tepuk tangan kepada anak ketika anak berani untuk bercerita didepan kelas. alasan pemberian penghargaan itu untuk apa ia bu? Oh. Pemberian penghargaan itu dikarenakan anak telah berani untuk bercerita didepan kelas dan pemberian penghargaan berupa tepuk tangan ini dilakukan karena untuk memberikan motivasi dan semangat kepada anak agar anak dapat mandiri dan berani tampil didepan orang banyak. Seperti, berani bercerita tentang kegiatan apa yang telah ia lakukan bersama teman-temannya tadi.
98
4. Oh. Begitu iaa bu. Terima kasih ia bu atas informasinya. Ia sama-sama. 5. Selamat siang bu, Ia selamat siang juga.
Responden
Bengkulu, 31 April 2015
(Guru Kelas)
(Novia Nirwana)
99
Lampiran 3.3 TRANSKIP WAWANCARA 03 Nama narasumber : DS Jabatan
: Guru Kelas A
Waktu
: Rabu, 08 April 2015
1. Asalamualaikum. Wr. Wb. Bu. Walaikumsalam. Wr. Wb. Ada iaa? 2. Maaf bu mengganggu, saya mau bertanya tentang penerapan bermain dan permainan. Apakah ibu bersedia? Ia saya bersedia imformasi yang saya tau. (Pertanyaan Inti) 3. Apakah di PAUD Islam Intan Insani ini sering menerapkan kegiatan bermain pura-pura? Bermain pura-pura, permainan ini diterapkan tapi penerapnnya pada waktu tertentu. 4. Kenapa penerapan bermain pura-pura diterapkan pada waktu tertentu? Penerapan bermain pura-pura diterapkan pada waktu tertentu karena penerapan bermain ini kami terapkan pada tema tertentu, misalnya: pada tema diri sendiri dengan subtema keluargaku, anak berperan menjadi ayah, ibu, kakak dan adik. 5. Apakah di PAUD Islam Intan Insani ini sering menerapkan kegiatan permainan lego?
100
Kadang-kadang karena biasanya penerapan kegiatan bermain lego juga di sesuaikan dengan TEMA dan terkadang anak bermain lego pada saat jam istirahat. 6. Apakah di PAUD Islam Intan Insani ini sering menerapkan kegiatan permainan puzzle dan platisin ? Sama seperti: bermain pura-pura, permainan puzzle dan platisin, Kadangkadang diterapkan karena biasanya kegiatan bermain tersebut di sesuaikan dengan TEMA. Dan terkadang anak juga bisa permainan lego, puzzle dll ketika jam istirahat. 7. Oh. Begitu ia bu. Terima kasih atas imformasinya. Ia sama-sama. Ibu senang bisa membantu anda. 8. Wasalamualikum. Wr. Wb. Dan selamat siang. Walaikumsalam. Wr. Wb. Dan selamat siang juga.
Responden
Bengkulu, 8 April 2015
(Guru Kelas)
(Novia Nirwana)
101
Lampiran 3.4 TRANSKIP WAWANCARA 04 Nama narasumber : SR Jabatan
: Kepala Sekolah
Waktu
: Senin, 7 April 2015
A. Profil Sekolah PAUD Islam Intan Insani 1. Assalamualaikum. wr. wb. Selamat siang ibu. Walaikumsalam wr. Wb. Selamat siang juga. 2. Gimana kabarnya hari ini bu? Sehat? Alhamdulilah sehat. 3. Maaf bu sebelumnya telah mengganggu ibu. Saya mau wawancara dengan ibu tentang profil PAUD Islam Intan Insani. Apakah ibu bersedia meluangkan waktu sebentar? Ia bisa, kamu mau bertanya tentang apa saja? (Pertanyaan inti) 4. Di PAUD Islam Intan Insani ini jumlah gurunya berapa ia bu? Jumlah guru yang ada di PAUD Islam Intan Insani ini ada 11 orang, yang terdiri 1 kepala sekolah, 1 stap TU dan 9 guru kelas. Dan alhamdulilah semuanya telah menyelesaikan pendidikan S1. 5. Apa kurikulum yang digunakan di PAUD ini bu? Kami di PAUD ini menerapkan kurikulum 2010. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran ditekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap. Perangkat pembelajaran
102
yang digunakan oleh guru satuan kegiatan mingguan (SKM), Rencana kegiatan harian (RKH). 6. Metode apa saja yang serin diterapkan dalam pembelajaran di PAUD ini? Metode yang diterapkan dalam pembelajaran di PAUD ini banyak. Seperti metode tanya jawab, metode bercerita, metode bernyanyi, wisata alam, bermain dan sebagainya. 7. Terus bu, kalau dalam kegiatan bermain dan permainan, media apa saja yang digunakan untuk mendukung kegiatan tersebut? Kalau media yang ada untuk mendukung kegiatan pelaksanaan bermain dan permainan bisa dilihat sendiri seperti media yang ada dihalaman sekolah. Ada ayunan, tangga majemuk, jungkitan, bola dunia, gantungan, putaran. Sedangkan kalau didalam kelas ada platisin, balok, buku cerita, bola dan sebagainya. 8. Terima kasih ia bu atas informasinya yang telah ibu berikan dan terima kasih juga atas waktunya. Ia sama-sama, ibu senang bisa membantu anda. 9. Wasalammualaikum. Wr. Wb . ibu Walaikumsalam.wr. wb.
Responden
Bengkulu, 7 april 2015
(Kepala Sekolah)
(Novia Nirwana)
103
Lampiran 3.5 TRANSKIP WAWANCARA 05 Nama narasumber : ER Jabatan
: Guru Kelas B
Waktu
: Jum’at, 10 April 2015
1. Asalamualaikum. Wr. Wb. Selamat siang bu. Walaikumsalam. Wr. Wb. Selamat siang juga. 2. Ibu maaf ia sebelumnya karena telah mengganggu jam istirahat ibu. Ia enggak apa-apa. Ada apa ia? (pertanyaan inti) 3. Ibu, saya mau bertanya kenapa si “C” kenapa ia bu tadi pas permainan singa dan kelinci ia tidak mau lagi ikut permainan? Tadi si “C” tidak mau ikut lagi didalam permainana dikarenakan si “C” yang berperan sebagai kelinci, ia tidak terima karena temannya yang berperan sebagai singah berhasil menangkapnya. Artinya temannya yang berperan sebagai singah telah mengalahkan si “C”. Tetapi si “C” tidak terima atas kekalahannya sehingga si “C” tidak mau lagi ikut dalam permainan. Dan anak tersebut memang sedikit keras, kalau ia bilang tidak mau maka susa untuk membujuknya. Tetapi terkadang ia juga mau mendengarkan kata-kata dari gurunya. 4. Apakah ada tindakan khusus yang diberikan kepada anak tersebut ketika ia tidak mau mengikuti permainan yang diterapkan? Bisanya kami menangani dengan cara membujuknya tapi jika ia masih juga susa untuk dibujuk biasanya kami bersikap tegas dengan anak.
104
Misalnya: jika adek tidak mau ikut, nanti ibu guru tidak mau mengajak adek ikut jalan-jalan lagi. 5. Oh begitu ia bu. Terima kasih atas imformasinya bu. Wasalammualaikum. Wr.wb. selamat siang. Ia sama-sama. Ibu senang bisa membantu. Walaikumsalam. Wr. Wb. Dan selamat siang juga. Responden
Bengkulu, 10 april 2015
(Guru Kelas)
(Novia Nirwana)
105
Lampiran 3.6 TRANSKIP WAWANCARA 06 Nama narasumber : NT Jabatan
: Guru Kelas B
Waktu
: Senin, 13 April 2015
1. Asalamualaikum. Wr. Wb. Selamat siang bu. Walaikumsalam. Wr. Wb. Selamat siang juga. 2. Ibu maaf ia sebelumnya karena telah mengganggu jam istirahat ibu. Ia enggak apa-apa. Ada apa ia? (pertanyaan inti) 3. Bu, saya mau bertanya tentang hambatan yang dialami ketika pelaksanaan bermain dan permainan. Hambatan apa saja bu yang biasanya terjadi? Medianya sedikit sehingga anak tidak leluasa dalam bermain, ada juga sebagian anak yang pemalu sehingga ketika kegiatan bermain ana tidak mau ikut serta dalam permainan. 4. Selain hambatan tersebut apakah ada hambatan yang lainnya bu? Pada dasarnya hambatan lainnya masih berhubungan dengan media. Media yang kurang juga mempengahui waktu dalam menyelesaikan suatu permainan. Terkadang waktu telah menunjukan jam istirahat tetapi kegiatan permainan ada yang belum selesai. Seperti mengkolase. 5. Bagaimana ibu mengatasi kekurangan media tersebut agar penerapan bermain dan permainan bisa dilaksanakan?
106
Biasanya kami membagi anak menjadi beberapa kelompok. Agar media yang ada bisa digunakan secara bersama-sama. Ini juga melatih anak agar dapat berkerja sama dan dapat bersosialisasi dengan anak yang lainnya. 6. Biasaya media disekolah ini bantuan dari pemerintah atau membeli dengan dana sekolah sendiri? Ada sebagian media yang diberikan oleh perintah dan ada juga media yang beli sendiri dari dana kas sekolah. Tetapi kalau bantuan pemerintah biasanya jarang ada. Kebanyakan media disekolah ini dibeli dari dana sekolah sendiri. 7. Terima kasih banyak atas imformasinya bu. Wasalammualaikum. Wr.wb. selamat siang. Ia sama-sama. Walaikumsalam. Wr. Wb. Dan selamat siang juga.
Responden
Bengkulu, 13 April 2015
(Guru Kelas)
(Novia Nirwana)
107
Lampiran 3.7 TRANSKIP WAWANCARA 07 Nama narasumber : MR Jabatan
: Guru Kelas B
Waktu
: Senin, 13 April 2015 1. Selamat siang ibu. Selamat siang juga. 2. Gimana kabarnya hari ini bu? Sehat? Alhamdulilah sehat. 3. Maaf bu sebelumnya telah mengganggu ibu. Saya mau wawancara dengan ibu tentang pelaksanaan bermain dan permainan. Ia boleh. Insyaallah ibu akan memberikan imformasi yang dibutuhkan oleh anda. (Pertanyaan Inti) 4. Biasanyan tempat pelaksanaan bermain dan permainan dilaksanakan dimana? Biasanya kami menerapkan pelaksanaan bermain dan permainan di dua tempat yaitu: di dalam kelas dan di luar kelas. 5. Bagaimana bu tahap pelaksanaan bermain dan permainan? Di PAUD Islam Intan Insani ini tahap dalam pelaksanaan bermain dan permainan ada 3 tahap. Yang pertama tahap persiapan yakni guru mempersiapkan kegiatan sebelum bermain seperti, menyiapkan alatalat yang dibutuhkan. Yang kedua tahap pelaksanaan yakni tahap dimana anak melaksanakan kegiatan bermain tersebut dan guru
108
bertugas untuk membimbing serta membantu anak yang mengalami kesulitan. Tahap yang terakhir yakni tindak lanjut serta evaluasi yakni guru mengevaluasi kembali kegiatan yang telah dilakukan dengan cara tanya jawab kepada anak. 6. Apakah dalam pelaksanaan bermain dan permainan ini ada kesulitan atau hambatan yang dialami? Kalau kesulitan dan hambatan dalam pelaksanaan bermain dan permainan ini banyak. Seperti kurangnya media yang ada. Ada anak yang terlalu aktif dikelas sehingga susa untuk diatur, waktu yang terbatas terkadang menyebabkan tugas dalam pelaksanaan bermain dan permainan tidak selesai tepat waktu. 7. Apa yang menjadi penyebab kurangnya media pembelajaran di PAUD ini? Penyebab kurang media ini karena kurangnya dana untuk membeli media tersebut. Bantuan dari pemerintah pun jarang ada sehingga kami mengeluarkan dana sendiri yakni dari uang kas sekolah. Sedangkan uang kas banyak digunakan untuk kebutuhan yang lainnya sehingga untuk memenuhi kebutuhan media pembelajaran terbatas. 8. Terus bu apa yang menyebabkan waktu tidak cukup dalam menyelesaikan tugas dalam pelaksanaan bermain dan permainan? Yang menjadi penyebabnya adalah terkadang media yang sedikit menyebabkan waktu dalam menyelesaikan tugasnya pun terbatas. Seperti anak harus bergantian dengan anak yang lain dalam
109
mengguakan media yang ada. Dan terkadang yang menjadi penyebabnya juga karena ketika dalam pelaksanaan permainan ada anak yang mengobrol dengan temannya, ada yang asyik bermain dengan temannya sehingga waktu dalam menyelesaikan tugasnya itupun menjadi lebih sedikit. 9.
Apakah ada tindakan dari guru ketika ada anak yang mengobrol dengan temannya didalam kelas? Kalau tindakan dari guru pasti ada seperti: guru menegur anak tersebut dengan memanggil nama anak tersebut dan terkadang bertanya langsung apa yang mereka obrolkan kemudian guru menjelaskan kembali kalau didalam kelas itu tidak boleh mengobrol dengan temannya ketika menyelesaikan tugas yang diberikan karena itu akan menggangu temannya yang lainnya dan lain-lain.
10. Biasanya bu, anak tersebut akan menuruti atau mala mengabaikan teguran dari guru? Biasanya anak tersebut setelah ditegur ia akan diam dan menuruti perintah dari ibu gurunya serta melanjutkan lagi tugas yang diberikan. Tetapi terkadang setelah diam beberapa saat anak kembali ribut atau sekedar mengombrol dengan temannya. Gurupun mengingatkan kembali kepada anak sampai anak mengerti dan mau melanjutkan tugasnya sampai selesai. 11. Oh. Terima kasih banyak bu atas imformasi yang telah ibu berikan. Ia sama-sama. Ibu senang bisa membantu anda.
110
12. Selamat siang bu. Selamat siang juga. Responden
Bengkulu,13 April 2015
(Guru Kelas)
(Novia Nirwana)
111
Lampiran 3.8 TRANSKIP WAWANCARA 08 Nama narasumber : SR Jabatan
: Kepala Sekolah
Waktu
: Senin, 13 April 2015 1. Assalamualaikum. wr. wb. Selamat siang ibu. Walaikumsalam wr. Wb. Selamat siang juga. 2. Gimana kabarnya hari ini bu? Sehat? Alhamdulilah sehat. 3. Maaf bu sebelumnya telah mengganggu ibu. Saya mau wawancara dengan ibu tentang pelaksanaan bermain dan permainan. Ia boleh. Insyaallah ibu akan memberikan imformasi yang dibutuhkan. (pertanyaan inti) 4. Bagaimana bu tahap pelaksanaan bermain dan permainan? Kalau di PAUD ini tahap dalam pelaksanaan bermain dan permainan ada 3 . Yang pertama tahap persiapan yakni guru mempersiapkan kegiatan sebelum bermain seperti, menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Yang kedua tahap pelaksanaan yakni tahap dimana anak melaksanakan kegiatan bermain tersebut dan guru bertugas untuk membimbing serta membantu anak yang mengalami kesulitan. Tahap yang terakhir yakni tindak lanjut serta evaluasi yakni guru mengevaluasi kembali kegiatan yang telah dilakukan tadi dengan cara tanya jawab dengan anak tentang apa yang telah dilakukan tadi.
112
5. Apakah dalam pelaksanaan bermain dan permainan ini ada kesulitan atau hambatan yang dialami? Kalau hambatan dalam pelaksanaan bermain dan permainan ini ada. Seperti kurangnya media yang ada. Ada anak yang terlalu aktif dikelas sehingga susa untuk diatur. 6. Apa yang menjadi penyebab kurangnya media di PAUD ini? Penyebab kurang media ini karena kurangnya dana untuk membeli media tersebut. Dana dari pemerintah pun jarang ada sehingga kami mengeluarkan dana sendiri yakni dari uang kas sekolah. Sedangkan uang kas banyak digunakan untuk kebutuhan yang lainnya sehingga untuk memenuhi kebutuhan mediapun terbatas. 7. Media yang sedikit apakah berpengaruh dengan waktu dalam menyelesaikan suatu permainan? Ia berpengaruh, biasanya karena media yang sedikit sering mengakibatkan kegiatan permainan tersebut tidak selesai pada waktunya. 8. Terima kasih banyak bu atas imformasi yang telah ibu berikan. Ia sama-sama. Ibu senang bisa membantu anda. 9. Wasalamualaikum. Wr. Wb. Walaikumsalam. Wr. Wb. Responden
Bengkulu, 13 April 2015
(Kepala Sekolah)
(Novia Nirwana)
113
Lampiran 3.9 TRANSKIP WAWANCARA 09 Nama narasumber : ER Jabatan
: Guru Kelas B3
Waktu
: Selasa, 14 April 2014
1. Asalamualaikum. Wr. Wb. Selamat siang bu. Walaikumsalam. Wr. Wb. Selamat siang juga. (petanyaan inti) 2. Maaf bu mengganggu jam istirahatnya. Bu, saya mau bertanya. Tadi kenapa ada sebagian anak yang belum menyelesaikan tugasnya mengkolase tapi sudah dikumpulkan tugasnya? Kenapa tidak disuruh dilanjutkan ia bu? Tadi memang ada sebagian anak yang belum menyelesaikan tugasnya tapi sudah disuruh dikumpulkan kedepan ini karenakan jam telah menunjukkan waktu istirahat dan kamipun tidak memaksakan anak menyelesaikan tugasnya. Karena bagi kami waktu istirahat, anak harus istirahat dan tugasnyakan bisa dilanjutkan lain waktu. 3. Biasanya kenapa ia bu ada anak yang belum menyelesaikan tugasnya pada hal waktu telah menunjukan jam istirahat? terkadang anak yang tidak menyelesaikan tugasnnya ini dikarenakan ketika diberikan tugas oleh guru ia mala main-main dengan temannya dan ketika waktu menunjukkan sebentar lagi jam istirahat ia baru mengerjakan tugasnya. Mereka sering kami ingatkan dan kami tegur tapi ketika diingatkan
dan
ditegur
mereka
mendengarkan
dan
melanjutkan
114
mengerjakan tugasnya lagi tetapi terkadang mereka mela mengobrol kembali dengan temannya. 4. Kemudian bu, kapan biasanya anak melanjutkan tugasnya kembali? Anak melanjutkan tugasnya kembali terkadang hari senin, selasa, rabu atau hari-hari lainnya. Apa bila dihari tersebut ada waktu kosong untuk anak
dapat
menyelesaikan
tugasnya.
Misalnya,
ada
anak
telah
menyelesaikan tugas menggambar terus waktu istirahat masih lama lalu kami menyeruh anak untuk melanjutkan tugasnya kemaren yang belum selesai jadi waktu belajar dikelas tidak terbuang sia-sia. 5. Terima kasih banyak ia bu atas kesediaannya memberikan saya imformasi. Selamat siang. Wasalammualaikum. Wr. Wb. Walaikumsalam. Wr. Wb. Ia sama-sama. Dan selamat siang juga.
Responden
Bengkulu, 14 April 2015
(Guru Kelas)
(Novia Nirwana)
115
LAMPIRAN 4 Catatan Lapangan
116
Kode: 1 Lampiran 4.1 CATATAN LAPANGAN 01 Hari/Tanggal
: Senin, 30 Maret 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 08.00-10.40 WIB
CACATAN DESKRIPTIF: Hari ini peneliti melakukan observasi pertama di PAUD Islam Intan Insan Kota Bengkulu. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai pembelajaran ada di PAUD Islam Intan Insani. Pembelajaran di PAUD Islam Intan Insan ini sama seperti PAUD pada umunya yang menggunakan kurikulum 2010. Yang mana salah satu kegiatan pembelajarannya adalah dengan menggunakan metode bermain dan permainan. Kegiatan pembelajaran di PAUD Islam Intan Insan diawali dengan kegiatan pembuka secara bersama-sama dihalaman sekolah. Anak-anak masuk pukul 08.00 pagi, para guru datang lebih awal. Setiap hari senin PAUD Islam Intan Insan melakukan kegiatan upacara. Anak-anak yang bertugas diupacara dihari ini dibimbing oleh guru untuk melakukan kegiatan upacara sampai selesai. Setelah upacara selesai dilanjutkan dengan pemeriksaan kuku pada anak, kemudian anak masuk kedalam kelas bersama dengan guru. Pada pukul 08.30 guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar, hari dan tanggal, tepuk semangat dan menyanyikan beberapa lagu sebelum memulai pembelajaran. Hari ini peneliti meneliti kegiatan pembelajaran yang ada dikelas B2. Namun setiap kelas memiliki agenda yang sama.
117
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu menjelaskan TEMA pada pagi hari ini. Yang mana TEMA pada hari ini adalah tanah airku dengan sub-tema lambang negara. Kemudian guru menjelaskan tugas anak hari ini yaitu menebalkan gambar Burung Garuda dan mewarnai gambar Burung Garuda. Pada saat kegiatan pembelajaran di selingi dengan latihan menari untuk persiapan perpisahan sampai jam istirahat yakni pada pukul 09.50. Pada pukul 10.10 anak masuk kedalam kelas kembali untuk makan siang yang diawali dengan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam kelas. Setelah semua anak selesai mencuci tangan anak masuk kedalam kelas kembali dan dilanjutkan dengan bernyanyi dan berdo’a sebelum makan. Makan siang disiapkan oleh pihak sekolah. Kemudian setelah anak selesai makan siang anak diajak untuk membereskan kembali meja dan alat yang digunakan pada saat makan. Selanjutnya guru menanyakan kembali tentang kegiatan yang dilakukan hari ini setelah tanya jawab dengan anak telah selesai guru dan anak melanjutkan kegiatan rutinitas sebelum pulang yakni bernyanyi beberapa lagu, mengucapkan ikrar janji PAUD Islam Intan Insan, berhitung dengan bahasa indonesia, berhitung dengan bahasa inggris, berhitung dengan bahasa arab, membaca hadist dan berdoa. Selanjutnya anak diajak untuk berlomba duduk rapi, siapa yang duduknya paling rapi itu yang ditunjuk untuk pulang duluan.
118
CATATAN REFLEKTIF: Hari ini peneliti belum mendapatkan tentang gambaran pelaksanaan kegiatan bermain dan permainan yang ada di PAUD Islam Intan Insan karena kelas B2 hari ini hanya diberikan tugas mengerjakan LKS yakni menebalkan gambar dan mewarnai gambar Burung Garuda. Dan dilanjutkan dengan latihan nari untuk persiapan perpisahan.
119
Kode: 1 1.a; 1.b; 1c.
Lampiran 4.2 CATATAN LAPANGAN 02 Hari/Tanggal
: Selasa, 31 Maret 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 08.00-11.00 WIB
CACATAN DESKRIPTIF: Kegiatan pembelajaran awal hari ini anak di mulai dengan berbaris dihalaman sekolah. Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.00 pagi, para guru datang lebih awal. Setiap paginya apel untukpembuka bersama ini memiliki satu guru piket. Guru ini yang memimpin kegiatan awal tersebut. Pada kegiatan awal tersebut guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar anak-anak hari ini lalu mengajak anak –anak menyanyikan beberapa lagu, membacakan rukun iman, rukun islam dan membaca do’a-do’a. Usai kegiatan awal dilapangan anak disuruh berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing untuk melakukan olah raga pagi dan motorik kasar. Kegiatan motorik kasar hari ini adalah berjalan beberapa langkah kemudian melompat menuju kedalam kelas. Pada pukul 08.30 anak memulai kegiatan awal dikelas sebelum belajar. Sebelum belajar guru memberikan waktu 5 menit untuk anak beristirahat sejenak dan minum. Setelah selesai kegiatan istirahat dan minum anak-anak diajak oleh guru untuk menyanyikan beberapa lagu, berhitung dengan beberapa bahasa, berdo’a, menanyakan kabar hari ini, menanyakan hari dan tanggal. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang TEMA hari ini dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Hari kegiatan pembelajarannya adalah bermain
120
balok. sebelum kegiatan bermain balok dimulai anak dibagi menjadi 4 kelompk. Kemudian
anak-anak disuruh membuat bangunan dari balok dan guru
membebaskan anak berkarya sesuai keinginan kelompok masing-masing. Selanjutnya anak bermain balok dengan kelompoknya, pada saat pelaksanaan bermain balok berlangsung guru mengajak beberapa anak untuk latihan menari dan bernyanyi untuk persiapan perpisahan yang dilakukan secara bergantian. Karena setiap anak bertugas dalam acara perpisahan nanti. Bagi anak yang belum ditunjuk untuk latihan anak tersebut melanjutkan kegiatan bermain baloknya, kemudian bagi anak yang telah selesai latihan anak disuruh melanjutkan kegiatan bermain balok sampai jam istirahat. Pada pukul 09.50 anak beristirahat main sampai istirahat selesai yakni pada pukul 10.10. selanjutnya anak diajak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam kelas. Setelah semua anak selesai mencuci tangan anak masuk kedalam kelas kembali dan dilanjutkan dengan bernyanyi dan berdo’a sebelum makan. Makan siang disiapkan oleh pihak sekolah. Kemudian setelah anak selesai makan siang anak diajak untuk membereskan kembali meja dan alat yang digunakan pada saat makan. Selanjutnya guru menanyakan kembali tentang kegiatan yang dilakukan hari ini setelah tanya jawab dengan anak telah selesai guru dan anak melanjutkan kegiatan rutinitas sebelum pulang yakni bernyanyi beberapa lagu, mengucapkan ikrar janji PAUD Islam Intan Insan, berhitung dengan bahasa indonesia, berhitung dengan bahasa inggris, berhitung dengan bahasa arab, membaca hadist dan berdoa. Selanjutnya anak diajak untuk berlomba
121
duduk rapi, siapa yang duduknya paling rapi itu yang ditunjuk untuk pulang duluan. CATATAN REFLEKTIF: Hari ini peneliti mendapatkan gambaran tentang proses pelaksanaan kegiatan bermain balok. Pelaksanaan bermain balok ini terdiri dari beberapa tahap pelaksanaan yakni tahap awal, tahap pelaksanaan dan tahap akhir dan tindak lanjut. Pada saat kegiatan bermain berlangsung ada sedikit masalah yakni adanya anak yang menangis karena teman satu kelompoknya tidak mau mengajak anak tersebut bermain. Permasalahan ini disebabkan karena kurangnya media yang ada sehingga membuat beberapa anak tidak mau berbagi media balok yang ada.
122
Kode: 1 Lampiran 4.3 CATATAN LAPANGAN 03 Hari/Tanggal
: Rabu, 01 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 08.00-10.40 WIB
CACATAN DESKRIPTIF Pada hari ketiga penelitian kegiatan awal sebelum masuk kedalam kelas sama seperti hari-hari lainnya. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 pagi, para guru datang lebih awal. Setiap paginya apel untukpembuka bersama ini memiliki satu guru piket. Guru ini yang memimpin kegiatan awal tersebut. Pada kegiatan awal tersebut guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar anak-anak hari ini lalu mengajak anak –anak menyanyikan beberapa lagu, membacakan rukun iman, rukun islam dan membaca do’a-do’a. Usai kegiatan awal dilapangan anak disuruh berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing untuk melakukan olah raga pagi dan motorik kasar. Kegiatan motorik kasar hari ini adalah berlari menuju kekelas. Sebelum belajar guru memberikan waktu 5 menit untuk anak beristirahat sejenak dan minum. Dan dan dilanjutkan dengan kegiatan pembuka sebelum pembelajaran dimulai yakni bernyanyi, berhitung dan berdo’a. Kegiatan pembelajaran hari ini hanya diberikan tugas oleh guru yakni mengerjakan LKS yang ada dan latihan nari, menyanyi untuk persiapan perpisahan. Ini dilakukan secara bergantian, anak secara bergantian latihan untuk persiapan perpisahan. Dan sebagian anak yang lainnya mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya sampai jam istirahat.
123
Kegiatan penutup sama seperti hari-hari lainnya. Yang mana dimulai dengan makan siang terlebih dahulu, evaluasi kegiatan hari ini, bernyanyi, berhitung, membacakan janji PAUD Isalam Intan Insani, membaca hadist dan membaca do’a sebelum pulang. CATATAN REFLEKTIF: Kegiatan pembelajaran hari ini di PAUD Islam Intan Insani tidak menggunakan metode bermain dan permainan hanya pemberian tugas kepada anak.
124
Kode: 1 Lampiran 4.4 CATATAN LAPANGAN 04 Hari/Tanggal
: Kamis , 02 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 08.00-10.40 WIB
CACATAN DESKRIPTIF Pada hari kamis peneliti melihat kegiatan awal sebelum masuk kedalam kelas sama seperti hari-hari lainnya. Kegiatan pada saat pembelajaran juga hampir sama seperti hari kemaren hanya pemberian tugas kepada anak yakni mewarnai gambar yang ada di LKS dan latihan nari, nari untuk persiapan perpisahan. dan kegiatan akhir juga sama seperti hari-hari lainnya yakni makan siang dan melakukan rutinitas sebelum pulang yaitu bernyanyi, berhitung, membaca hadist, mengucapkan janji PAUD Islam Intan Insani dan berdo’a. CATATAN REFLEKTIF: Hari ini peneliti melihat kegiatan pembelajaran di PAUD Islam Intan Insani hampir sama seperti hari kemaren yakni hanya pemberian tugas dan latihan untuk persiapan perpisahan. Peneliti belum mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan bermain dan permainan lainnya yang ada di PUAD tersebut.
125
Lampiran 4.5 CATATAN LAPANGAN 05 Hari/Tanggal
: Sabtu , 04 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 07.30-11.00 WIB
CACATAN DESKRIPTIF Hari sabtu ini anak-anak dijadwalkan belajar di luar kelas. Anak-anak diajak jalan-jalan kerumah Bung Karno sambil belajar. Hari ini anak disuruh menggunakan seragam olah raga PAUD Islam Intan Insani. Sebelum anak-anak dan guru berangkat kerumah Bung Karno anak terlebih dahulu diajak berbaris dihalam sekolah untuk diabsen siapa saja yang ikut kerumah Bung Karno hari ini dan kemudian anak diajak masuk kedalam angkot bersama dengan gurunya dan wali murid pergi kerumah Bung Karno menggunakan kendaraan masing-masing. Setelah tiba di rumah Bung Karno anak disuruh berbaris dihalaman rumah Bung Karno untuk diabsen kembali. Anak diajak berjalan-jalan dan sambil belajar seperti pengenalan alat-alat yang ada di rumah Bung Karno, sejarah tentang rumah Bung Karno dan sebagainya. Setelah jalan-jalan selesai anak diajak makan bersama-sama dengan guru dan wali murid. Menu makan anak hari ini berbeda dengan hari lainnya yakni menu makanan dibawakan oleh wali murid maisngmasing. Selesai makan anak diajak membereskan peralatan makan masing-masing dan dilanjutkan dengan berbaris untuk diabsen kembali. Lalu anak diajak menyanyikan beberapa lagu, membaca ikar janji PAUD Islam Intan Insani, berdo’a. Kemudian setelah semuanya selesai anak pulang bersama-sama dengan guru dan ada juga yang pulang bersama wali murid masing-masing.
126
CATATAN REFLEKTIF Pembelajaran hari sabtu ini kegiatannya dilakukan diluar kelas yakni jalan-jalan kerumah Bung Karno. Peneliti menemukan selama satu minggu ini guru PAUD Islam Intan Insai hanya sekali menerapkan kegiatan bermain dan permainan dalam pembelajaran di dalam kelas.
127
Kode: 1 Lampiran 4.6 CATATAN LAPANGAN 06 Hari/Tanggal
: Senin, 06 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 08.00-10.40 WIB
CACATAN DESKRIPTIF: Hari ini peneliti melakukan observasi yang ke 6x (enam) di PAUD Islam Intan Insan Kota Bengkulu. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai pembelajaran ada di PAUD Islam Intan Insani. Kegiatan pembelajaran di PAUD Islam Intan Insan diawali dengan kegiatan rutinitas setiap hari senin yakni melakukan kegiatan upacara yang dimulai pada pukul 08.00 wib. Anak-anak yang bertugas diupacara dihari ini dibimbing oleh guru untuk melakukan kegiatan upacara sampai selesai. Setelah upacara selesai dilanjutkan dengan pemeriksaan kuku pada anak, kemudian anak diajak melakukan kegiatan motorik kasar yakni berlari sambil melompat menuju kedalam kelas. Pada pukul 08.30 guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar, hari dan tanggal, tepuk semangat dan menyanyikan beberapa lagu sebelum memulai pembelajaran. Hari ini peneliti meneliti kegiatan pembelajaran yang ada dikelas B1 dan setiap kelas pun memiliki agenda yang sama.
128
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu menjelaskan TEMA pada pagi hari ini. Kemudian dilanjutkan dengan guru menjelaskan tugas hari ini yakni anak menggambar bebas. Anak diperbolehkan menggambar sesuai keinginannya seperti: menggambar gunung, binatang dan lain-lain. Pada saat kegiatan pembelajaran di selingi dengan latihan menari, meyanyi dan lain-lain untuk persiapan perpisahan sampai jam istirahat yakni pada pukul 09.50. Pada pukul 10.10 anak masuk kedalam kelas kembali untuk makan siang yang diawali dengan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam kelas. Setelah semua anak selesai mencuci tangan anak masuk kedalam kelas kembali dan dilanjutkan dengan bernyanyi dan berdo’a sebelum makan. Makan siang disiapkan oleh pihak sekolah. Kemudian setelah anak selesai makan siang anak diajak untuk membereskan kembali meja dan alat yang digunakan pada saat makan. Selanjutnya guru menanyakan kembali tentang kegiatan yang dilakukan hari ini setelah tanya jawab dengan anak telah selesai guru dan anak melanjutkan kegiatan rutinitas sebelum pulang yakni bernyanyi beberapa lagu, mengucapkan ikrar janji PAUD Islam Intan Insan, berhitung dengan bahasa indonesia, berhitung dengan bahasa inggris, berhitung dengan bahasa arab, membaca hadist dan berdoa. Selanjutnya anak diajak untuk berlomba duduk rapi, siapa yang duduknya paling rapi itu yang ditunjuk untuk pulang duluan. CATATAN REFLEKTIF: Hari ini peneliti melihat bahwa kegiatan bermain di PAUD Islam Intan Insani juga dilakukan diluar kelas yakni pada kegiatan awal dikegiatan motorik kasar pada anak.
129
Lampiran 4.7 CATATAN LAPANGAN 07 Hari/Tanggal
: Selasa, 07 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 09.00-10.00 WIB
CACATAN DESKRIPTIF: Hari ini peneliti mengambil data-data nama-nama anak dan nama-nama guru yang ada di PAUD Islam Intan Insani serta mengambil data tentang profil PAUD Islam Intan Insani. CATATAN REFLEKTIF: Kepala sekolah PAUD Islam Intan Insani termasuk terbuka kepada segala bentuk penelitian. Tak ada pembatasan pada dokumentasi yang dimintak. Peneliti diberikan semua dokumentasi yang anggap dibutuhkan oleh peneliti.
130
Kode: 1a; 1b; 1c;
Lampiran 4.8
2a; 2b; 2c. CATATAN LAPANGAN 08 Hari/Tanggal
: Rabu, 08 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 09.00-10.00 WIB
CACATAN DESKRIPTIF: Hari ini peneliti memfokuskan pada wawancara dengan guru dan kepala sekolah tentang pelaksanaan bermain dan permainan yang ada di PAUD Islam Intan Insani. CATATAN REFLEKTIF: Kepala sekolah dan guru kelas terbuka kepada segala bentuk penelitian. Kepala sekolah dan guru memberikan segala imformasi yang dibutuhkan peneliti tentang pelaksanaan bermain dan permainan yang ada di PAUD Islam Intan Insani.
131
Kode: 1 Lampiran 4.9 CATATAN LAPANGAN 09 Hari/Tanggal
: Kamis , 09 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 08.00-10.40 WIB
CACATAN DESKRIPTIF Pada hari ke 9 penelitian peneliti melihat kegiatan awal sebelum masuk kedalam kelas sama seperti hari-hari lainnya. Seperti berbaris dilapangan melakukan kegiatan bernyanyi, berdo’a, membaca ikral janji PAUD Islam Intan Insani, berolah raga serta melakukan motorik kasar sebelum masuk kedalam kelas. Kegiatan pada saat pembelajaran juga hampir sama seperti hari kemaren hanya pemberian tugas kepada anak yakni mewarnai gambar yang ada di LKS, mencocokkan angka dengan jumlah gambar yang ada serta diselingi dengan latihan nari, nyanyi dan lain-lain untuk persiapan perpisahan. dan kegiatan akhir juga sama seperti hari-hari lainnya yakni makan siang dan melakukan rutinitas sebelum pulang yaitu bernyanyi, berhitung, membaca hadist, mengucapkan janji PAUD Islam Intan Insani dan berdo’a. CATATAN REFLEKTIF: Hari ini peneliti melihat kegiatan pembelajaran di PAUD Islam Intan Insani hampir sama seperti hari kemaren yakni hanya pemberian tugas dan latihan untuk persiapan perpisahan.
132
Kode: 2a; 2b; 2c
Lampiran 4.10 CATATAN LAPANGAN 10 Hari/Tanggal
: Jum’at , 10 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 08.00-10.00 WIB
CACATAN DESKRIPTIF Pada penelitian di hari 10 yakni hari jum’at kegiatan awalnya anak diajak berbaris dilapangan untuk melakukan senam pagi bersama dengan guru-guru. Hari ini guru menerapkan kegiatan permainan singah dan kelinci yang dilakukan diluar kelas yakni dilapangan sekolah PAUD Islam Intan Insani. Pertama guru mengajak semua anak PAUD Islam Intan Insani berbaris melingkar diiringin dengan menyanyikan lagu lingkaran besar lingkaran kecil. Kemudian guru menjelaskan cara dan aturan permainan singah dan kelinci tersebut. Setelah selesai menjelaskan guru memilih 2 orang anak yang berperan 1 sebagai singah dan 1 sebagai kelinci. Setelah selesai guru memilih anak guru dan anak melaksanakan kegiatan permainan tersebut. Ketika pelaksanaan permainan berlangsung ada anak yang tidak mau ikut lagi dalam permainan tersebut dan guru pun menanyakan langsung dengan anak tentang alasan kenapa ia tidak mau ikut bermain, setelah bertanya kepada anak guru membujuk anak agar mau ikut kembali dalam permainan singah dan kelinci namun setelah guru membujuk anak masih tidak mau ikut bermain hingga akhirnya guru menyuruh anak untuk duduk diayunan sambil melihat kegiatan permainan tersebut sampai selesai. Dan setelah kegiatan permainan selesai anak diperbolekan utuk istirahat main bebas engan temannya.
133
Kegiatan penutup sama seperti hari-hari lainnya. Yang mana dimulai dengan makan siang terlebih dahulu, evaluasi kegiatan hari ini, bernyanyi, berhitung, membacakan janji PAUD Isalam Intan Insani, membaca hadist dan membaca do’a sebelum pulang. CATATAN REFLEKTIF: Hari ini peneliti melihat kegiatan pembelajaran di PAUD Islam Intan Insani menggunakan metode bermain sambil belajar. Yang mana hari ini guru menerapkan permainan singah dan kelinci yang dilakukan diluar kelas yakni dilapangan sekolah PAUD Islam Intan Insani. Kegiatan tersebut terdiri dari beberapa tahapan yakni tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan serta tahap akhir dan tindak lanjut.
134
Kode: 2a; 2b; 2c.
Lampiran 4.11 CATATAN LAPANGAN 11 Hari/Tanggal
: Sabtu , 11 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 08.00-10.00 WIB
CACATAN DESKRIPTIF Pada hari sabtu 11 april 2015 kegiatan awalnya anak diajak berbaris dilapangan untuk melakukan awal sebelum pembelajaran dimulai. Bertama-tama guru mengajak anak bernyanyi, berdo’a, mengucapkan ikrar janji PAUD Islam Intan Insani, berhitung, olah raga serta motorik kasar. Hari ini guru menerapkan kegiatan bermain tangkap bola yang dilakukan diluar kelas yakni dilapangan sekolah PAUD Islam Intan Insani. Pertama guru mengajak semua anak PAUD Islam Intan Insani berbaris melingkar diiringin dengan menyanyikan lagu lingkaran besar lingkaran kecil. Kemudian guru menjelaskan cara dan aturan permainan tangkap bola. Setelah penjelasan dimulai guru mengajak anak melaksanakan kegiatan permainan tangkap bola tersebut. Ketika pelaksanaan permainan berlangsung ada anak yang tidak mau ikut lagi dalam permainan tersebut dan guru pun menanyakan langsung dengan anak tentang alasan kenapa ia tidak mau ikut bermain, setelah bertanya kepada anak guru membujuk anak agar mau ikut kembali dalam permainan dengan cara guru bertanya dengan semua “anak siapa yang mau ikut jalan-jalan lagi”. Semua anak pun mengajungkan tanggan dan berteriak saya bu, sampai akhirnya anak yang tidak mau ikut dalam permainan tersebut mau ikut bermain kembali. Dan setelah kegiatan permainan selesai anak diperbolekan utuk istirahat main bebas engan temannya.
135
Kegiatan penutup sama seperti hari-hari lainnya. Yang mana dimulai dengan makan siang terlebih dahulu, evaluasi kegiatan hari ini, bernyanyi, berhitung, membacakan janji PAUD Isalam Intan Insani, membaca hadist dan membaca do’a sebelum pulang. CATATAN REFLEKTIF: Hari ke 10 penelitian peneliti melihat kegiatan pembelajaran di PAUD Islam Intan Insani menggunakan metode bermain sambil belajar. Yang mana hari ini guru menerapkan permainan tangkap bola yang dilakukan diluar kelas yakni dilapangan sekolah PAUD Islam Intan Insani. Kegiatan tersebut terdiri dari beberapa tahapan yakni tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan serta tahap akhir dan tindak lanjut.
136
Kode: 1 ; 2.
Lampiran 4.12 CATATAN LAPANGAN 12 Hari/Tanggal
: Senin, 13 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 09.00-10.00 WIB
CACATAN DESKRIPTIF: Hari ini peneliti memfokuskan pada wawancara dengan guru-guru tentang hambatan dalam pelaksanaan bermain dan permainan yang ada di PAUD Islam Intan Insani. CATATAN REFLEKTIF: Guru-guru terbuka kepada segala bentuk penelitian. Guru-guru memberikan segala imformasi yang dibutuhkan peneliti tentang hambatan dalam pelaksanaan bermain dan permainan yang ada di PAUD Islam Intan Insani.
137
Kode: 2a; 2b; 2c.
Lampiran 4.13 CATATAN LAPANGAN 13 Hari/Tanggal
: Selasa, 14 April 2015
Tempat
: PAUD Islam Intan Insani
Waktu
: 08.00-11.00 WIB
CACATAN DESKRIPTIF: Kegiatan pembelajaran awal hari ini anak di mulai dengan berbaris dihalaman sekolah. Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.00 pagi, para guru datang lebih awal. Setiap paginya apel untuk pembuka bersama ini memiliki satu guru piket. Guru ini yang memimpin kegiatan awal tersebut. Pada kegiatan awal tersebut guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar anak-anak hari ini lalu mengajak anak –anak menyanyikan beberapa lagu, membacakan rukun iman, rukun islam dan membaca do’a-do’a. Usai kegiatan awal dilapangan anak disuruh berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing untuk melakukan olah raga pagi dan motorik kasar. Kegiatan motorik kasar hari ini adalah berjalan beberapa langkah kemudian melompat menuju kedalam kelas. Pada pukul 08.30 anak memulai kegiatan awal dikelas sebelum belajar. Sebelum belajar guru memberikan waktu 5 menit untuk anak beristirahat sejenak dan minum. Setelah selesai kegiatan istirahat dan minum anak-anak diajak oleh guru untuk menyanyikan beberapa lagu, berhitung dengan beberapa bahasa, berdo’a, menanyakan kabar hari ini, menanyakan hari dan tanggal. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang TEMA hari ini dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Hari kegiatan pembelajarannya adalah mengkolase
138
gambar sayuran dengan beras berwarna. Pertama-tama guru menjelaskan cara mengkolase gambar sayuran dengan beras warna. Dan kemudian guru membagikan gambar serta beras warna kepada semua anak. Dan kemudian guru menyuruh anak mangerjakan tugas yang telah diberikan. Pada pukul 09.50 anak beristirahat main sampai istirahat selesai yakni pada pukul 10.10. selanjutnya anak diajak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam kelas. Setelah semua anak selesai mencuci tangan anak masuk kedalam kelas kembali dan dilanjutkan dengan bernyanyi dan berdo’a sebelum makan. Makan siang disiapkan oleh pihak sekolah. Kemudian setelah anak selesai makan siang anak diajak untuk membereskan kembali meja dan alat yang digunakan pada saat makan. Selanjutnya guru menanyakan kembali tentang kegiatan yang dilakukan hari ini setelah tanya jawab dengan anak telah selesai guru dan anak melanjutkan kegiatan rutinitas sebelum pulang yakni bernyanyi beberapa lagu, mengucapkan ikrar janji PAUD Islam Intan Insan, berhitung dengan bahasa indonesia, berhitung dengan bahasa inggris, berhitung dengan bahasa arab, membaca hadist dan berdoa. Selanjutnya anak diajak untuk berlomba duduk rapi, siapa yang duduknya paling rapi itu yang ditunjuk untuk pulang duluan.
139
CATATAN REFLEKTIF: Hari ini peneliti melihat kegiatan pembelajaran di PAUD Islam Intan Insani menggunakan metode bermain sambil belajar. Yang mana hari ini guru menerapkan permainan mengkolase gambar yang dilakukan didalam kelas. Kegiatan tersebut terdiri dari beberapa tahapan yakni tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan serta tahap akhir dan tindak lanjut.
140
LAMPIRAN 5 Data Nama Anak
141
Lampiran 5.1 Data Nama-Nama Anak Di Paud Islam Intan Insani Kota Bengkulu No 1 2 3 4
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Anak Kelas KOBER Muhammad Azka Humairah Nayla Putri Naila Zaki
Nama Anak Kelas A Ahmad Rakha Asyraf Kayla Putri Suprianto Nalya Aprilia Supandi Nayla Attahira Putri Waldan Nabil Qaisan Dzaky Rahman P Khansa Sanniyah Muhammad Athir Al-Syafa Erika Qharin Nopriyanti Rommi Saputra Adilah Miskah Saputri Moehamad Altaf Fauzi Muhammad Dava Dari Al Ammar Namiyah Athifa Andsha Putra Athaya Nadhifah Hartono Olivia Azzahra
Jenis Kelamin L P L L
Jenis Kelamin L P P P P L P L P L P L L P L P
142
Lampiran 5.2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 L18
Nama Anak Kelas B1 Afni Julita Ciara Dhafiyah Korsela Dinda Aulia Khesiya Putri Maharani Lorenzo Raka Yopanika Muhammad Agil Al Fahrezi Muhammad Fikri Apriansyah Reisa Hilwana Sandy Aryanta Alfatfuandi Junior Dwi Pranata Afgan Akhbarsyah Dio Hari Putra Anugra Nurdina Lhutfiyyah Zami Muhammad Surya Islamsyah Alvaro Bonaro Wajendra Hijran Al-Qorni Irdan Jati Pamungkas Naraj Al Rafidz
No
Nama Anak Kelas B2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Febrian Surya Dinata Friska Dwi Lestari Kukuh Ayu Pawiti Muhammad Naufal Syauqy Muhammad Raffiif Elfansyah Adiel Raditya Putra Irawan Muhammad Fadhali Fikri Nadin Angdraeni Kahna M. Nabil ukasyah Almira Syaputri Galant Altruist Aritonang Abibilla Albana Nadine Dwitami Ghesya Ramadina Dhieny Afifah Rayhana Hurul Aini Syfa Olive Devina Putri Supardi Dimas Fariz Shidqi
Jenis Kelamin P P P P L L L P L L L L P L L L L L Jenis Kelamin L P P L L L L P L P L L P P P P P L
143
Lampiran 5.3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Anak Kelas B3 Daffi Bramantio Fakhirah Kurnia Ramadhani Farizki Ramadhan Kartika Candra Kirana Muhammad Dava Atillah Nabila Aulia Syakira Rahmat Ardiansyah Septya Rizqi Ramadhani Ferdian Rahmadani Pioti Arjuna Prabowo Izzatun Aulia Nafiah Marwan Rasyid Hasibuan Anggitha Nur Alifa Annisa Vatu Levi Rifki Dwi Agustian Deyandra Yusuf A Muhammad Irfan Fadhillah
Jenis Kelamin L P L P L P L P L L P L P P L L L
144
LAMPIRAN 6 Data Nama Guru
145
Lampiran 6.1 Data Nama-Nama Guru Di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu.
No
Nama Guru
Jabatan
Status
1
Sri Rejeki, BSc.
KEPSEK
GTY
2
Sholihat, S.Pd.AUD
Guru Kelas
GTY
3
Siti Hamidah, S.Pd.AUD
Guru Kelas
GTY
4
Erni Herawati, S.Pd
Guru Kelas
Honor
5
Nesti Sesilawati, S.Pd.I
Guru Kelas
Honor
6
Lusi Herawati, S.Sos.I
Guru Pendamping
Honor
7
Martina, S.Pd.I
Guru Pendamping
Honor
8
Zida Nur Latifah, A.Ma
Guru Pendamping
Honor
9
Desta Gustianah, S.Pd
Guru Pendamping
Honor
10
Yeyen Enciyana, S.Pd
Guru Pendamping
Honor
11
Septi Anggita Np, S.Pd
Staf
Honor
146
LAMPIRAN 7 Foto Kegiatan Dan Observasi
147
Lampiran 7.1
Foto-Foto
Kegiatan Bermain Balok
Kegiatan Bermain Balok
148
Lampiran 7.2
Kegiatan Anak Bermain Lego
Hasil Kegiatan Anak Dalam Bermain Lego
149
Lampiran 7.3
Foto Hasil Kolase Anak
Bermain Bola Dunia Ketika Jam Istirahat
150
Lampiran 7.4
Berbaris Dilapangan Sebelum Olah Raga
Anak Sedang Berolah Raga Pagi
151
Lampiran 7.5
Wawancara Dengan Guru Kelas
Kegiatan Upacara Setiap Hari Senin
152
LAMPIRAN 8 Jadwal Kegiatan Penelitian
153
Lampiran 8.1 Tabel Jadwal Penelitian Pelaksanaan Bermain Dan Permainan Di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu.
N o
Rencana kegiatan
Januari
1 1 Persiapan Menyusun konsep pelaksanaan proposal penelitian. Seminar proposal Perbaikan Proposal 2 Pelaksanaan Observasi lapangan Melakukan observasi lapangan Melakukan teknik wawancara 3 Penyusunan laporan Menyusun konsep laporan/ skripsi Seminar Hasil Perbaikan laporan/ skripsi Penggandaan dan pengiriman hasil
Bulan /Minggu ke Februa Juni April ri
Mei
Juni
J u li 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
154
LAMPIRAN 9 Surat Keterangan Selesai Penelitian
156
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Diknas
158
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Novia Nirwana lahir didesa Nanjungan 30 November 1993 Kec. Pasemah Air Keruh Kab. Lintang empat lawang. Anak ke 3 dari 5 bersaudara dari pasangan bapak Husani dan ibu suryani. Penulis Menghabiskan masa kecilnya hingga menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 14 Pagar Dewa Kec. Pasemah Air Keruh. Selanjutnya menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 1 Pasemah Air Keruh. Hingga hijrah ke Kota Bengkulu untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 6 Kota Bengkulu. Kemudian penulis diterimah menjadi mahasiswi di Universitas Bengkulu Fakultas FKIP Prodi PAUD melalui jalur tes SNMPTN pada tahun 2011. Pada tanggal 1 Juli sampai 31 Agustus 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Unit 2 Tambak Rejo Kec. Padang Jaya Bengkulu Utara priode 73. Selanjutnya penulis melaksanakan tugas PPL di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu.