2012, No.1329
6
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP. 12 TAHUN 2012 TENTANG EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PEDOMAN TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
www.djpp.depkumham.go.id
7
2012, No.1329
BAB I PENDAHULUAN
1.1 UMUM A. Perbaikan
kepemerintahan
(governance)
dan
sistem
manajemen
merupakan agenda penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem manajemen pemerintahan yang
berfokus
pada
peningkatan
akuntabilitas
dan
sekaligus
peningkatan kinerja berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah, yakni merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya secara mandiri serta melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi. Dalam sistem yang mekanisme pelaksanaan demikian perlu adanya evaluasi dari pihak yang lebih independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk perbaikan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah. B. Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk melihat sampai sejauh mana suatu instansi pemerintah melaksanakan dan memperlihatkan kinerja organisasinya, serta sekaligus untuk mendorong adanya peningkatan kinerja instansi pemerintah, maka perlu dilakukan suatu pemeringkatan atas hasil evaluasi akuntabilitas kinerja tersebut. Dengan adanya pemeringkatan ini diharapkan dapat mendorong instansi pemerintah pusat termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk secara konsisten meningkatkan akuntabilitas kinerjanya dalam rangka mewujudkan pencapaian kinerja hasil organisasinya sesuai yang diamanahkan dalam RPJM Nasional. C. Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan (inherent) dengan Sistem AKIP, harus
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
dilakukan Pedoman
8
dengan Teknis
sebaik-baiknya. Evaluasi
Untuk
Laporan
itu
diperlukan
Akuntabilitas
adanya
Kinerja
Instansi
Pemerintah di Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. D. Pedoman
Teknis
Evaluasi
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah di Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ini,
disusun
seiring
dan
selaras
dengan
kebijakan
Pemerintah
sebagaimana tertuang dalam pedoman umum evaluasi akuntabilitas kinerja instansi yang ditetapkan oleh MENPAN dengan Surat Keputusan Menteri Negara PAN Nomor KEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pedoman Teknis ini merupakan petunjuk yang lebih teknis dari pedoman umum evaluasi akuntabilitas kinerja instansi tersebut di atas. 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN A. Pedoman Teknis Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ini dimaksudkan untuk: 1. Memberi panduan bagi APIP dalam hal: a. Pemahaman mengenai tujuan evaluasi dan penetapan ruang lingkup evaluasi; b. Pemahaman mengenai strategi evaluasi dan metodologi yang digunakan dalam evaluasi; c. Penetapan langkah-langkah kerja yang harus ditempuh dalam proses evaluasi; d. Penyusunan
Laporan
Hasil
Evaluasi (LHE)
dan
mekanisme
pelaporan hasil evaluasi serta proses pengolahan datanya. 2. Menjadi
panduan
dalam
mengelola
pelaksanaan
evaluasi
akuntabilitas kinerja instansi bagi pejabat dan staf pelaksana. B. Tujuan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi adalah: 1. Memperoleh informasi tentang implementasi Sistem AKIP.
www.djpp.depkumham.go.id
9
2012, No.1329
2. Menilai akuntabilitas kinerja unit-unit kerja di lingkungan BMKG 3. Memberikan
saran
perbaikan
untuk
peningkatan
kinerja
dan
penguatan akuntabilitas unit-unit kerja di lingkungan BMKG. 4. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil
evaluasi
periode
sebelumnya. 1.3 RUANG LINGKUP EVALUASI A. Ruang lingkup evaluasi meliputi : 1. Evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah meliputi evaluasi atas penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (sistem AKIP), dan pencapaian kinerja organisasi. 2. Komponen yang dievaluasi adalah: Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Pencapaian Sasaran Kinerja. B. Entitas akuntabilitas yang dievaluasi tiap tahun adalah unit-unit kerja Eselon I dan Eselon II di Kantor Pusat, dan Balai Besar MKG yang telah menyampaikan LAKIP tahun sebelumnya ke BMKG Pusat.
1.4 PENUGASAN A. Inspektorat BMKG tiap tahun melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja BMKG Pusat dan Balai Besar MKG. B. Hasil evaluasi dituangkan ke dalam Laporan Hasil Evaluasi SAKIP, termasuk
rekomendasi
dalam
rangka
meminimalisasi
kelemahan-
kelemahan, serta meningkatkan capaian kinerja selanjutnya.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
10
BAB II PELAKSANAAN EVALUASI SECARA UMUM
2.1 STRATEGI EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI A. Pelaksanaan
evaluasi
akuntabilitas
kinerja
unit-unit
kerja
di
lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, difokuskan untuk peningkatan mutu penerapan manajemen berbasis kinerja (Sistem AKIP) dan peningkatan kinerja dalam rangka mewujudkan instansi pemerintah yang berorientasi pada hasil (result oriented government). B. Strategi yang akan dijalankan menggunakan prinsip : 1. Partisipasi dan pendekatan penilaian (coevaluation) dengan pihak yang dievaluasi. Keterlibatan pihak yang dievaluasi pada proses evaluasi
ini
sangat
penting
untuk
meningkatkan
efektivitas
evaluasi; 2. Proses
konsultasi
yang
terbuka
dan
memfokuskan
pada
pembangunan dan pengembangan serta implementasi komponen utama Sistem AKIP. 2.2 TAHAPAN EVALUASI A. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan meliputi dua kegiatan, yaitu inventarisasi data dan pengumpulan data. 1. Data yang perlu diinventarisasi antara lain meliputi : tupoksi, peraturan
perundang-undangan
yang
digunakan,
sumber
pembiayaan, dokumen Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK), Laporan Akuntabilitas Kinerja, sistem pengukuran, kinerja, hasil evaluasi sebelumnya dan lain-lain; 2. Pengumpulan
data,
dapat
dilakukan
melalui
:
wawancara,
observasi, studi dokumen maupun penyebaran kuesioner.
www.djpp.depkumham.go.id
11
2012, No.1329
B. Evaluasi Penerapan Sistem AKIP 1. Evaluasi
Renstra,
perumusan
mencakup
sasaran,
cara
:
visi, misi,
pencapaian
perumusan
tujuan
dan
tujuan, sasaran,
pemanfaatan Renstra; 2. Evaluasi Sistem Pengukuran Kinerja, mencakup : indikator kinerja, perencanaan kinerja, cara pengukuran kinerja dan reviu hasil evaluasi unit kerja; 3. Evaluasi Penyajian Informasi dalam LAKIP. Evaluasi penyajian informasi dalam LAKIP dapat dilakukan dengan menelaah
dokumen
LAKIP
dan
menggali
informasi
mengenai
penggunaan informasi dalam LAKIP. Evaluasi ini menitikberatkan pada format penyajian laporan dan isi informasi yang dilaporkan dalam LAKIP. C. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja unit kerja ada 4 jenis, yaitu: 1. Evaluasi Kegiatan Pelaksanaan evaluasi kinerja instansi/unit kerja dapat dilakukan dengan mengevaluasi kegiatan-kegiatan. Evaluasi ini diharapkan dapat mengungkap proses dan hasil/produk/jasa atas kegiatan yang dievaluasi secara jelas (Service effort and accomplishment). Evaluasi Kegiatan lebih bersifat mikro dan terbatas pada hal-hal yang opersional. Pelaksanaan evaluasi meliputi tahapan sebagai berikut : a. Survei pendahuluan, untuk mengumpulkan data umum dan latar belakang mengapa suatu kegiatan dilakukan. b. Memilih metode/tehnik evaluasi dan mengembangkan model. c. Mengumpulkan data. d. Analisis dan interpretasi data. e. Membuat simpulan dan rekomendasi.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
12
Langkah Evaluasi : a. Dapatkan dokumen dan informasi lainnya tentang pelaksanaan kegiatan. b. Identifikasi tujuan dari pelaksanaan kegiatan. c. Identifikasi keluaran dan manfaat keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan. d. Dapatkan prosedur pengumpulan data yang dilakukan evaluatan. e. Identifikasi indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja kegiatan. f. Identifikasi
kesenjangan
yang
terjadi
antara
target
dengan
realisasi, dan antara tingkat kinerja yang diinginkan dengan tingkat kinerja nyata. g. Teliti
apakah
terdapat
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan pelaksanaan kegiatan. h. Lakukan penilaian apakah kegiatan yang dievaluasi terkait dengan pencapaian tujuan/sasaran program. i. Lakukan analisis trend dan pembandingan (benchmarking). j. Lakukan konfirmasi/wawancara dengan obyek kegiatan tentang pelaksanaan kegiatan bagi obyek kegiatan. k. Buat simpulan hasil evaluasi kegiatan. 2. Evaluasi Program Program merupakan kumpulan kegiatan/aktivitas yang dimaksud untuk memberikan kontribusi kepada suatu tujuan strategis yang bersifat umum. Program lazimnya dibagi menjadi sub program dan kegiatan-kegiatan. Susunan hirarkis dari bagian-bagian tersebut disebut struktur program. Evaluasi Program merupakan bagian dari evaluasi substansi isi LAKIP yang sudah mengarah pada evaluasi yang bersifat makro serta mencakup berbagai variable dan berbagai bidang.
www.djpp.depkumham.go.id
13
2012, No.1329
Suatu program terdiri dari beberapa unsur yaitu : a. Tujuan (objectiveness) dalam arti hasil dan manfaat keluaran yang
dikehendaki
dikaitkan
dengan
identifikasi
kebutuhan
(needs). b. Sumber daya. c.
Strategi, aktivitas dan proses.
d. Pengelolaan dan akuntabilitas. e.
Informasi kinerja.
Dalam menyusun desain evaluasi harus diperhatikan 3 (tiga) unsur penting yaitu : a. Jenis informasi yang dibutuhkan. b. Jenis pembanding yang digunakan c.
Ukuran dan komposisi sampel yang digunakan.
Jenis-jenis informasi yang dibutuhkan adalah : a. Informasi yang bersifat deskriptif. b. Informasi
yang
bersifat
pertimbangan/penilaian
profesional
(judgement). c.
Informasi yang bersifat interpretasi (causal-effect interpretatif).
Tahapan evaluasi Program : a. Evaluasi program yang dilakukan sebagai riset terapan : 1) Analisis logika program. 2) Penyusunan kerangka acuan (TOR). 3) Desain Evaluasi. 4) Pengembangan formula atau model analisis. 5) Pengumpulan data dan analisis. 6) Pelaporan. b. Evaluasi program yang dilakukan secara praktis. : 1) Reviu sistem. 2) Analisis logika Program.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
14
3) Reviu pencapaian sasaran dan reviu indikator kinerja. 4) Pengecekan hasil secara uji petik. 5) Pelaporan. Evaluasi program dapat didesain dengan prioritas untuk meneliti : a. Efektivitas program. b. Efisiensi program. c.
Kelayakan program.
Evaluasi program untuk meneliti efektivitas program, efisiensi program, dan kelayakan program memfokuskan pada penilaian terhadap masalah akuntabilitas dari suatu program pada akhir suatu pelaksanaan efektivitas
program dapat
(summative
pula
evaluation).
digunakan
dalam
Namun rangka
evaluasi perbaikan
pelaksanaan program. 3. Evaluasi Kebijakan Kebijakan merupakan keputusan suatu organisasi yang bertujuan untuk
mengatasi
permasalahan
atau
untuk
mencapai
tujuan
tertentu. Kebijakan berisi ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman perilaku dalam : a. Pengambilan keputusan lebih lanjut, baik yang harus dilakukan oleh kelompok sasaran maupun organisasi pelaksana kebijakan. b. Penerapan dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan, baik dalam hubungannya dengan pembuat kebijakan maupun sasaran kebijakan. Langkah Evaluasi : a. Pelajari formulasi kebijakan. b. Pelajari metode dan langkah-langkah penerapan kebijakan.
www.djpp.depkumham.go.id
15
c.
2012, No.1329
Pelajari hasil kebijakan. 1) Buat peta permasalahan. 2) Operasikan model dan teknik-teknik evaluasi. 3) Kumpulkan data analisis dan interpretasikan data.
d. Pelajari konsistensi antara kebijakan, program dan kegiatan yang ditetapkan. e.
Temukan masalah dengan membandingkan kondisi yang ada dengan kondisi yang sekarang.
f.
Identifikasi kesulitan penerapan kebijakan dan pelaporannya.
g.
Buat simpulan hasil evaluasi.
Agar
simpulan
hasil
evaluasi
tersebut
lebih
efektif
untuk
memperbaiki manajemen kinerja dan meningkatkan akuntabilitas kinerja
instansi/unit
kerja
yang
dievaluasi,
maka
juga
perlu
dilakukan reviu dan analisis secara komprehensif terhadap faktorfaktor yang sangat mempengaruhi kapasitas organisasi, akuntabilitas dan capaian kinerja instasi pemerintah/unit kerja. 4. Evaluasi Kinerja Pengelolaan Keuangan Evaluasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan dilaksanakan untuk diarahkan
pada
evaluasi
terhadap
efisiensi
dan
efektivitas
penggunaan sumber dana keuangan (anggaran). Analisis yang mengungkapkan pendanaan setiap program dan kegiatan, hasil yang dicapai dan biaya per unit hasil yang dicapai sangat membantu analisis efisiensi.
2.3 METODE EVALUASI Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja unit-unit kerja di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika adalah teknik “criteria referrenced survey” yaitu menilai secara bertahap langkah demi langkah (step by step assessment) setiap komponen dan menilai secara keseluruhan (overall assessment) dengan kriteria evaluasi dari
masing-masing
komponen
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
16
Penentuan kriteria evaluasi seperti tertuang dalam Lembar Kriteria Evaluasi (LKE) akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan berdasarkan pada: a. Kebenaran normatif apa yang seharusnya dilakukan menurut pedoman penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. b. Kebenaran normatif yang bersumber pada modul-modul atau bukubuku petunjuk mengenai Sistem AKIP; c. Kebenaran normatif yang bersumber pada praktik-praktik terbaik (best practices), yang telah ditentukan oleh Kementerian PAN dan RB; d. Kebenaran normatif yang bersumber pada berbagai praktik manajemen strategis, manajemen kinerja, dan sistem akuntabilitas yang baik. Penilaian
suatu
instansi
dalam
pemenuhan
suatu
kriteria,
harus
didasarkan pada fakta obyektif dan pertimbangan profesional (professional judgement) dari para evaluator dan supervisor. Kriteria evaluasi yang ditetapkan, ada dalam lampiran petunjuk pelaksanaan ini (Lampiran II).
2.4
TEKNIK EVALUASI Teknik
evaluasi
pada
dasarnya
merupakan
cara/alat/metode
yang
digunakan untuk pengumpulan dan analisis data. Berbagai teknik evaluasi dapat dipilih untuk digunakan dalam evaluasi ini, namun demikian pada akhirnya apapun teknik yang digunakan harus dapat mendukung penggunaan metode evaluasi yang telah ditetapkan, sehingga mampu menjawab tujuan dilakukannya evaluasi ini. Berbagai teknik pengumpulan data antara lain: kuesioner, wawancara, observasi, studi dokumentasi atau kombinasi beberapa teknik tersebut. Sedangkan teknik analisis data antara lain: telaahan sederhana, berbagai analisis dan pengukuran, metode statistik, pembandingan, analisis logika program dan sebagainya. 2.5 KERTAS KERJA EVALUASI Pendokumentasian langkah evaluasi dalam kertas kerja perlu dilakukan agar pengumpulan data dan analisis fakta-fakta dapat ditelusuri kembali dan dijadikan dasar untuk penyusunan Laporan Hasil Evaluasi (LHE). Setiap langkah evaluasi yang cukup penting dan setiap penggunaan
www.djpp.depkumham.go.id
17
2012, No.1329
teknik evaluasi diharapkan didokumentasikan dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE). Kertas kerja tersebut berisi fakta dan data yang dianggap relevan dan berarti untuk perumusan temuan permasalahan. Data dan deskripsi fakta ini ditulis mulai dari uraian fakta yang ada, analisis (pemilahan, pembandingan, pengukuran, dan penyusunan argumentasi), sampai pada simpulannya. 2.6 ORGANISASI DAN JADWAL EVALUASI 1. Pengorganisasian evaluasi akuntabilitas kinerja unit-unit kerja di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika sepenuhnya dikendalikan oleh Inspektorat BMKG, yang selanjutnya dari hasil evaluasi dapat digunakan sebagai bahan informasi evaluasi ke Kementerian PAN dan RB. 2. Hal-hal
yang
pengendalian
berkaitan dengan evaluasi,
seperti
perencanaan, :
pelaksanaan
penanggung
jawab
dan
evaluasi,
mekanisme penerbitan surat tugas, penerbitan laporan hasil evaluasi tetap mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. 3. Laporan Hasil Evaluasi terhadap kinerja unit-unit kerja di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang dilakukan oleh Inspektorat BMKG diselesaikan paling lambat tanggal 30 September tahun berjalan dan ikhtisar hasil evaluasi tersebut disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB paling lambat tanggal 31 Oktober tahun berjalan.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
18
BAB III EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI 3.1 UMUM Terdapat beberapa langkah kerja yang berkaitan dengan evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi yang tidak dapat dilepaskan dari ruang lingkup dan tujuan evaluasi. Langkah - langkah kerja tersebut terdiri dari : (a) evaluasi atas komponen akuntabilitas kinerja; dan (b) penilaian dan penyimpulan.
3.2 EVALUASI ATAS KOMPONEN AKUNTABILITAS KINERJA A. Evaluasi akuntabilitas kinerja unit-unit kerja di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
difokuskan pada kriteria-
kriteria yang ada dalam Lembar Kriteria Evaluasi (LKE) dengan tetap memperhatikan
hasil
evaluasi
akuntabilitas
kinerja
tahun
sebelumnya, maka isu-isu penting yang ingin diungkap melalui evaluasi akuntabilitas kinerja adalah sebagai berikut : 1. Kesungguhan unit-unit kerja di Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dalam menyusun perencanaan kinerja benar-benar telah berfokus pada hasil. 2. Pembangunan sistem pengukuran dan pengumpulan data kinerja. 3. Pengungkapan informasi pencapaian kinerja unit-unit kerja dalam LAKIP. 4. Monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan program, khususnya program strategis unit-unit kerja. 5. Keterkaitan diantara seluruh komponen-komponen perencanaan kinerja
dengan
penganggaran,
kebijakan
pelaksanaan
dan
pengendalian serta pelaporannya. 6. Capaian kinerja utama dari masing-masing unit kerja.
www.djpp.depkumham.go.id
19
2012, No.1329
7. Tingkat akuntabilitas kinerja unit-unit kerja. B. Evaluasi akuntabilitas kinerja unit-unit kerja di lingkungan BMKG, terdiri atas evaluasi penerapan komponen manajemen kinerja (Sistem AKIP) yang meliputi: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan pencapaian kinerja yaitu pencapaian sasaran organisasi. C. Evaluasi penerapan manajemen kinerja (Sistem AKIP) juga meliputi penerapan kebijakan penyusunan dokumen penetapan kinerja dan indikator kinerja utama (IKU) sampai saat dilakukan evaluasi. D. Evaluasi atas pencapaian kinerja unit-unit kerja tidak hanya difokuskan pada pencapaian kinerja yang tertuang dalam dokumen LAKIP semata, tetapi juga dari sumber lain yang akurat dan relevan dengan kinerja unit-unit kerja. E. Lembar Kriteria Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tingkat Eselon I dan II Mandiri untuk evaluasi akuntabilitas kinerja unit-unit kerja sesuai sebagaimana tercantum dalam Contoh A.
3.3 PENILAIAN DAN PENYIMPULAN A.
Evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi harus menyimpulkan hasil penilaian
atas
fakta
obyektif
unit-unit
kerja
di
Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dalam mengimplementasikan perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja sesuai dengan kriteria masing-masing komponen yang ada dalam LKE.
B.
Langkah penilaian dilakukan sebagai berikut: 1. Dalam melakukan penilaian, terdapat tiga variabel yaitu: (a) komponen, (b) sub-komponen, dan (c) kriteria.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
20
2. Setiap komponen dan sub-komponen penilaian diberikan alokasi nilai seperti tabel berikut : Tabel 1 Alokasi Komponen dan Sub Komponen Penilaian No 1
Komponen Perencanaan Kinerja
Bobot 35 %
Sub-Komponen a. Rencana Strategis 12,5%, meliputi: Pemenuhan Renstra, Renstra, dan Kualitas Implementasi Renstra b. Perencanaan Kinerja Tahunan 22,5%, meliputi: Pemenuhan Perencanaan Kinerja Tahunan (4,5%), Kualitas Perencanaan Kinerja Tahunan (11,25%), dan Implementasi Perencanaan Kinerja Tahunan (6,75%)
2
Pengukura n Kinerja
20 %
a. Pemenuhan pengukuran 4%, b. Kualitas pengukuran 10% c. Implementasi pengukuran 6%.
3
Pelaporan Kinerja
15 %
a. Pemenuhan pelaporan 3%, b. Penyajian informasi kinerja 8%, c. Pemanfaatan informasi kinerja 4%.
4
Evaluasi Kinerja
10 %
a. Pemenuhan evaluasi 2%, b. Kualitas evaluasi 5% c. Pemanfaatan hasil evaluasi 3%.
5
Capaian Kinerja
20 %
a. Kinerja yang dilaporkan (output) 5%; b. Kinerja yang dilaporkan (outcome) 10%; c. Kinerja Lainnya 5%
Total
100%
Penilaian dalam table terhadap angka 1 sampai angka 4 terkait dengan penerapan SAKIP pada unit-unit kerja di lingkungan BMKG, sedangkan angka 5 terkait dengan pencapaian kinerja
www.djpp.depkumham.go.id
21
2012, No.1329
baik yang telah tertuang dalam dokumen LAKIP maupun dalam dokumen lainnya. Angka 5 a dan b, penilaian didasarkan pada pencapaian kinerja yang telah disajikan dalam LAKIP maupun dokumen pendukung seperti Pengukuran Kinerja. Penilaian terhadap butir 5c dilakukan berdasarkan pada penilaian pihak lain (stakeholders). Materi Evaluasi meliputi : a. Perencanaan kinerja yang dinilai tentang dokumen Renstra, dokumen RKT dan Pengukuran kinerja. Untuk dokumen yang telah dilakukan revisi perlu disampaikan dokumen yang belum direvisi dan sudah divisi b. Pengukuran Kinerja yang dinilai tentang indikator kinerja dan Pengukuran Kinerja c. Pelaporan Kinerja yang dinilai tentang pemenuhan laporan, penyajian informasi kinerja dan pemanfaatan informasi kinerja d. Evaluasi
Kinerja
yang
dinilai
tentang
pencapaian
sasaran/kinerja organisasai eselon I dan unit kerja eselon II 3.
Setiap
sub-komponen
pertanyaan
sebagai
akan
kriteria
dibagi
kedalam
pemenuhan
beberapa
sub-komponen
tersebut. Setiap pertanyaan akan dijawab dengan ya/tidak atau
a/b/c/d/e.
Jawaban
ya/tidak
diberikan
untuk
pertanyaan-pertanyaan yang langsung dapat dijawab sesuai dengan pemenuhan kriteria. Jawaban a/b/c/d/e diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan “judgement” dari evaluator dan biasanya terkait dengan kualitas suatu sub komponen tertentu. Setiap jawaban “Ya” akan diberikan nilai 1 sedangkan jawaban “Tidak” akan diberikan nilai 0.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
22
Untuk
jawaban
a/b/c/d/e,
penilaian
didasarkan
pada
pertimbangan (judgement) evaluator dengan kriteria, sebagai berikut : Tabel 2 Kriteria Pertimbangan Evaluator
Jawaban Kriteria A Memenuhi hampir semua kriteria (lebih dari 80% s.d 100% )
Nilai 1
B
Memenuhi sebagian besar kriteria (lebih dari 60% s.d 80% )
0,75
C
Memenuhi sebagian kriteria (lebih dari 40% s.d 60%)
0,50
D
Memenuhi sebagian kecil kriteria (lebih dari 20% s.d 40%)
0,25
E
Sangat kurang memenuhi kriteria (kurang dari atau sama dengan 20% )
0
Apabila pertanyaan yang digunakan dalam kriteria berhubungan dengan kondisi yang memerlukan penyimpulan, karena terdiri dari beberapa sub kriteria, (misal : kriteria mengenai kondisi sasaran atau Indikator Kinerja, berhubungan dengan lebih dari satu sasaran
atau
indikator
kinerja,
penilaian
“ya”
atau
“tidak”
dilakukan atas masingmasing sasaran atau indikator kinerja) Dalam memberikan kategori “ya” atau “tidak” maupun a/b/c/d/e, evaluator harus benar-benar menggunakan professional judgement dengan mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi pada setiap kriteria, yang didukung dengan suatu kertas kerja evaluasi
www.djpp.depkumham.go.id
23
2012, No.1329
Setelah setiap pertanyaan diberikan nilai maka penyimpulan akan dilakukan sebagai berikut: a. Tahap pertama dijumlahkan nilai pada setiap pertanyaan pada setiap sub-komponen sehingga ditemukan suatu angka tertentu misal: sub-komponen Kualitas Pengukuran mempunyai alokasi nilai 10% dan memiliki 14 (empat belas) pertanyaan. Jika dari 14 (empat belas) pertanyaan tersebut, ada 7 (tujuh) pertanyaan yang dijawab “Ya” maka nilai untuk sub-komponen tersebut adalah: (7/14) x 10 = 5; b. Untuk
kriteria
yang
berhubungan
dengan
kondisi
yang
memerlukan penyimpulan, karena terdiri dari beberapa sub kriteria, penyimpulan tentang kriteria dilakukan melalui nilai rata-rata; c. Tahap berikutnya adalah melakukan penjumlahan seluruh nilai sub-komponen yang ada sehingga ditemukan suatu angka tertentu untuk total nilai dengan rentang nilai antara 0 s.d 100.
C. Setelah setiap pertanyaan diberikan nilai maka penyimpulan akan dilakukan sebagai berikut : Penyimpulan atas hasil reviu terhadap akuntabilitas kinerja unit-unit kerja dilakukan dengan menjumlahkan angka tertimbang dari masing-masing komponen. Nilai hasil akhir dari penjumlahan
komponen-komponen
menentukan
tingkat
akuntabilitas
akan
dipergunakan
kinerja
unit
kerja
untuk yang
bersangkutan, dengan kategori sebagai berikut :
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
24
Tabel 3 Penilaian Akuntabilitas Kinerja No
Kategori
Nilai Angka
1
AA
>85-100
Memuaskan
2
A
>75-85
Sangat Baik
3
B
>65-75
4
CC
>50-65
5
C
>30-50
6
D
0-30
Interpretasi
Baik, perlu sedikit perbaikan Cukup baik (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar Agak kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan yang mendasar. Kurang, perlu banyak sekali perbaikan & perubahan yang sangat mendasar.
D. Dalam rangka menjaga obyektivitas penilaian maka dilakukan reviu secara berjenjang atas proses dan hasil evaluasi dari tim evaluator dengan pengaturan sebagai berikut : 1. Reviu tingkat 1 dilakukan di masing-masing tim evaluator oleh supervisor tim untuk setiap hasil evaluasi atas masing-masing unit kerja yang dievaluasi. 2. Reviu tingkat 2 dilakukan dalam bentuk forum panel khusus untuk menentukan nilai hasil evaluasi.
www.djpp.depkumham.go.id
25
2012, No.1329
BAB IV PELAPORAN HASIL EVALUASI 4.1 UMUM A. Setiap surat tugas untuk pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja harus menghasilkan Kertas Kerja Evaluasi (KKE) dan Laporan Hasil Evaluasi (LHE). Laporan Hasil Evaluasi ini disusun berdasarkan berbagai hasil pengumpulan data dan fakta serta analisis yang didokumentasikan
dalam
Template
Kertas
Kerja
Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sesuai Contoh B dan Contoh C. B. Sumber data untuk pelaporan hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja unit-unit kerja adalah Lembar Kriteria Evaluasi (LKE). Informasi dalam LKE ini harus diisi dan diselesaikan setelah langkahlangkah evaluasi dilaksanakan. C. Bagi unit-unit kerja yang sudah pernah dievaluasi, pelaporan hasil evaluasi
diharapkan
menyajikan
informasi
tindak
lanjut
dari
rekomendasi tahun sebelumnya, sehingga pembaca laporan dapat memperoleh data yang diperbandingkan dan dapat mengetahui perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan. D. LHE disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dan mengungkapkan hal-hal penting bagi perbaikan manajemen kinerja unit-unit kerja yang dievaluasi. Permasalahan atau temuan hasil evaluasi (tentative findings) dan saran perbaikannya harus diungkapkan secara jelas dan dikomunikasikan kepada pihak unit kerja yang dievaluasi untuk mendapatkan konfirmasi ataupun tanggapan secukupnya. E. Penulisan LHE harus mengikuti kaidah-kaidah umum penulisan laporan yang baik, yaitu : 1. Penggunaan kalimat dalam laporan diupayakan menggunakan kalimat yang jelas dan bersifat persuasif untuk perbaikan, namun
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
26
disarankan tidak menggunakan ungkapan yang ambivalen atau membingungkan dalam proses penyimpulan dan kompilasi data. 2. Evaluator harus berhati-hati dalam menginterpretasikan data hasil penyimpulan dan menuangkannya dalam laporan.
4.2 FORMAT DAN ISI LHE Bentuk dari LHE yang dilaksanakan oleh Inspektorat terhadap unit-unit kerja di lingkungan BMKG dalam bentuk surat, dengan contoh sebagai berikut :
www.djpp.depkumham.go.id
27
2012, No.1329
KOP SURAT (INSPEKTORAT BMKG)
Nomor (tanggal,bulan,tahun) Lampiran Hal
:
Jakarta,
: : Laporan Hasil Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP)
Yth. Kepala ......... (unit kerja) di ...............( lokasi unit kerja) Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Surat Keputusan MENPAN Nomor: KEP-135/M.PAN/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Permen PAN dan RB Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PERKBMKG Nomor...... Tentang Pedoman Teknis Evaluasi LAKIP di Lingkungan BMKG, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Kami telah melakukan evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Pemerintah di ……………… (unit kerja) dengan tujuan: a. Memperoleh informasi tentang implementasi Sistem AKIP. b. Menilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi. d. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya. 2. Evaluasi dilaksanakan terhadap 5 (lima) komponen besar manajemen kinerja, yang meliputi: Perencanaan Kinerja; Pengukuran Kinerja; Pelaporan Kinerja; Evaluasi Kinerja, dan Capaian Kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 20XX, merupakan salah satu dokumen yang dievaluasi selain Rencana Strategis (Renstra), dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dokumen Penetapan Kinerja (PK), serta dokumen terkait lainnya. 3. Hasil evaluasi yang dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran mulai dari 0 s.d. 100. Unit Kerja ...... memperoleh nilai sebesar ...... (angka). Nilai tersebut termasuk dalam kategori “............” dengan interpretasi ........ 4. Nilai sebagaimana tersebut, merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja yang dievaluasi di .........................(unit kerja), dengan rincian sebagai berikut:
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
28
Tabel 4 Uraian Penilaian Komponen Nilai Uraian Kegiatan Manajemen
Komponen Manajemen Kinerja
Total Komponen Manajemen Kinerja
A. Perencanaan Kinerja (35%) Dokumen Renstra (12.5%) Dokumen Perencanaan Kinerja Tahunan (7.5%) Dokumen Penetapan Kinerja (15%) B. Pengukuran Kinerja (20%) Pemenuhan Pengukuran (4%) Kualitas Pengukuran (10%) Implementasi Pengukuran (6%) C. Pelaporan Kinerja (15%) Pemenuhan Pelaporan (3%) Penyajian Informasi Kinerja (8%) Pemanfaatan Informasi Kinerja (4%) D. Evaluasi Kinerja (10%) Pemenuhan Evaluasi (2%) Kualitas Evaluasi (5%) Pemanfaatan Evaluasi (3%) E. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi (20%) Kinerja Yang Dilaporkan (Output) (5%) Kinerja Yang Dilaporkan (Outcome) (10%) Kinerja Dari Penilaian Stakeholder (5%) Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja 5. Terhadap permasalahan yang telah dikemukakan di atas, kami merekomendasikan ...........(unit kerja), beserta seluruh jajarannya agar dilakukan perbaikan sebagai berikut: a. Perlunya Penetapan Kinerja Tahunan oleh Kepala BMKG sebagai pernyataan janji Unit Organisasi .......... (unit kerja) untuk melaksanakan kinerja dan mewujudkan target kinerja tahun berjalan.
www.djpp.depkumham.go.id
29
2012, No.1329
b. Indikator kinerja tujuan dan sasaran (outcome dan output) belum memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik, utamanya pada kriteria “Time”. c. Program/kegiatan bukan merupakan cara untuk mencapai tujuan/sasaran/hasil program/hasil kegiatan. Atau dengan kata lain, tujuan dan sasaran kurang selaras dengan program/kegiatan. Hal ini tercermin dari RPJM yang tidak searah dengan Renstra. d. Agar dibuatkan tanggal yang jelas pada Penetapan Kinerja yang disusun setelah anggaran disetujui. Demikian disampaikan hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja ...………… (unit kerja). Kami menghargai upaya Saudara beserta seluruh jajaran dalam menerapkan manajemen kinerja di lingkungan unit kerja Saudara. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya. INSPEKTUR,
(……………………….) NIP. : ………………… Tembusan Yth.: - Menteri Negara PAN dan RB (soft copy) - Kepala BMKG
4.3
PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL EVALUASI Laporan Hasil Evaluasi (LHE) akuntabilitas kinerja unit kerja yang dievaluasi Inspektorat BMKG, disampaikan kepada pimpinan unit kerja yang dievaluasi dengan tembusan kepada Kepala BMKG. Ikhtisar dari laporan hasil evaluasi tersebut disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
30
BAB V PENUTUP 5.1
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN A. Sebuah
evaluasi,
termasuk
evaluasi
Akuntabilitas
Kinerja
merupakan bagian dari siklus manajemen yang tidak terlepas dari perubahan
paradigma
baru
dalam
manajemen
pemerintahan,
terutama melalui manajemen kinerja yang berorientasikan hasil. B. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut di atas, para evaluator hendaknya
mengembangkan
keahlian
profesionalnya
untuk
melakukan tugas evaluasi. Perkembangan baru di bidang manajemen pemerintahan dan di bidang audit serta evaluasi hendaknya terus diikuti agar dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk perbaikan kinerja instansi pemerintah. C. Meskipun telah diusahakan untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi di tahun 20xx ini, mungkin masih terdapat hal-hal lain yang belum dicakup dalam pedoman teknis ini. Jika kondisi tersebut terjadi atau terdapat keraguan terhadap suatu hal dari pedoman teknis ini, maka kepada pihak-pihak yang terkait diharapkan untuk senantiasa melakukan komunikasi dengan Inspektorat BMKG. KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA,
SRI WORO B. HARIJONO
www.djpp.depkumham.go.id
31
2012, No.1329
LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 12 TAHUN 2012 TENTANG EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
CONTOH FORMAT KRITERIA DAN KERTAS KERJA EVALUASI
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
32
Contoh A Lembar Kriteria Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahTingkat Eselon I dan II Mandiri
www.djpp.depkumham.go.id
33
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
34
www.djpp.depkumham.go.id
35
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
36
www.djpp.depkumham.go.id
37
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
38
www.djpp.depkumham.go.id
39
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
40
www.djpp.depkumham.go.id
41
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
42
www.djpp.depkumham.go.id
43
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
44
www.djpp.depkumham.go.id
45
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
46
www.djpp.depkumham.go.id
47
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
48
www.djpp.depkumham.go.id
49
2012, No.1329
Contoh B Template Kertas Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tingkat Eselon I
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
50
www.djpp.depkumham.go.id
51
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
52
www.djpp.depkumham.go.id
53
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
54
www.djpp.depkumham.go.id
55
2012, No.1329
Contoh C Template Kertas Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tingkat Eselon II Mandiri
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
56
www.djpp.depkumham.go.id
57
2012, No.1329
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1329
58
www.djpp.depkumham.go.id
59
2012, No.1329
KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
SRI WORO B. HARIJONO
www.djpp.depkumham.go.id