PEDOMAN PENYUSUNAN STRATEGIC ASSET ALLOCATION*) *) Bahan diolah dari presentasi BNP Paribas dengan Tim Bidang Investasi ADPI
MATERI PRESENTASI*) Halaman I.
II.
PENGANTAR 1
Definisi…………………………………………………………………………………………………………………………….................................……………………………………………………………
3
2.
Mengapa SAA Itu Penting…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4
3.
Alasan mengapa banyak Investor belum menggunakan SAA? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
5
PROSES PEMBENTUKAN SAA 4
III.
7
4.1.
Pendekatan Bunga Teknis Aktuaria………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………..
7
4.2.
Pendekatan Berdasarkan Profil Likuiditas………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
7
7.
8.
V.
9
Pendekatan 1 : Bunga Teknis Aktuaria…………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
9
5.1.
Menentukan Jenis Kelas Aset yang dapat diinvestasikan....................................................................................................................................................................................................
10
5.2.
Menentukan ekspektasi imbal hasil dari jenis kelas aset yang dipilih……………………………………………………….......………………………………………………..…………………..
11
* Pendekatan risk premium yang diinginkan......................................................................................................................................................................................................................
11
* Pendekatan dengan kinerja historis ................................................................................................................................................................................................................................
12
* Pendekatan dengan kerangka Mean-Variance (Markowitz)............................................................................................................................................................................................
15
Menentukan bobot alokasi setiap kelas aset ….…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….......
18
Pendekatan 2 : Profil Likuiditas Dana Pensiun…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………….
19
6.1.
Menyusun Profil Likuiditas Dana Pensiun ...........................................................................................................................................................................................................................
20
6.2.
Menentukan Horizon Waktu Investasi .................................................................................................................................................................................................................................
20
6.3.
Proses yang harus dilakukan oleh Dana Pensiun ...............................................................................................................................................................................................................
21
Menentukan Toleransi Risiko ………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
24
7.1.
Kekuatan finansial dari Pendiri ............................................................................................................................................................................................................................................
24
7.2.
Status Pendanaan ...............................................................................................................................................................................................................................................................
24
7.3.
Profil Risiko dari Pendiri.......................................................................................................................................................................................................................................................
24
7.4.
Skala Toleransi Risiko…......................................................................................................................................................................................................................................................
25
SAA Yang Disepakati…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………................................
26
5.3.
6.
7
Pendekatan Penyusunan SAA ………………………..…………………………………………………………………………………………………………………………………..………………………
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA 5.
IV.
3
PROSES INVESTASI
29
9.
Pemilihan Saham…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……….
30
10.
Pemilihan Obligasi………………………………………………..……………………………………………………..……………………………………………………………………………………………
32
PENGUKURAN KINERJA (TOLOK UKUR) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
*) Tim Bidang Investasi ADPI, dipresentasikan pada pertemuan ADPI dalam rangka pemenuhan Program Kerja ADPI Bidang Investasi dan Hukum Tahun 2016.
Lamp V.I
PENGANTAR 1. Definisi Strategic Asset Allocation (SAA)
Suatu proses investasi dengan menentukan target alokasi untuk setiap kelas aset yang akan diinvestasikan dalam rangka mencapai tujuan investasi jangka panjang, dimana besaran alokasi investasi tergantung pada profil toleransi risiko, horizon investasi dan tujuan investasi itu sendiri. Poin penting SAA : Bersifat neutral Jangka panjang
Adanya trade off imbal hasil / return dan risiko Review secara regular 3
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENGANTAR
2. Mengapa SAA itu Penting? Karena SAA merupakan keputusan yang penting dan strategis dalam berinvestasi. Keputusan ini akan sangat berperan dalam menentukan jenis instrumen yang dipilih termasuk bobot investasi yang selanjutnya akan menentukan besaran hasil investasi portofolio. Karena nilai aset dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar, portofolio secara kontinue membutuhkan penyesuaian (rebalanced) untuk memenuhi kebijakan atau komitmen yang telah dirumuskan / disepakati. Sebagai acuan bagi Dana Pensiun dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT). “Komitmen kesepakatan” para stakeholder Dana Pensiun. Sebagai acuan penilaian kinerja (benchmark) bagi pengelola Dana Pensiun.
4
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENGANTAR 3. Alasan mengapa banyak Investor belum menggunakan SAA? Banyak investor percaya dengan market timing
Hanya sedikit investor yang secara konsisten berhasil dalam market timing untuk periode jangka panjang Portofolio Dana Pensiun menghadapi risiko underfunded. Banyak investor underestimate pada efek dari diversifikasi Diversifikasi aset dibangun dengan mempertimbangkan besarnya kewajiban. Banyak investor memilih mengikuti trend investasi saat ini Trend investasi jangka pendek yang belum tentu sesuai dengan tujuan investasi dari Dana Pensiun jangka panjang. 5
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENGANTAR
6
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PROSES PEMBENTUKAN SAA
4. Pendekatan Penyusunan SAA
4.1. Pendekatan Bunga Teknis Aktuaria Pembentukan alokasi aset berdasarkan perhitungan bunga teknis dari aktuaris
4.2. Pendekatan Berdasarkan Profil Likuiditas Pembentukan alokasi aset berdasarkan durasi dari liabilitas Dana Pensiun
7
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PROSES PEMBENTUKAN SAA 1. Pendekatan Bunga Teknis Aktuaria
2. Pendekatan Berdasarkan Profil Likuiditas
8
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENDEKATAN I : BUNGA TEKNIS AKTUARIA Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
5.1. Menentukan Jenis Kelas Aset yang dapat diinvestasikan*) Jenis aset yang dapat diinvestasikan harus sesuai mengikuti arahan investasi dari pendiri Dana Pensiun maupun peraturan Dana Pensiun yang mengatur mengenai hal ini. Dalam menentukan Jenis Kelas Aset yang diperkenankan / diperbolehkan untuk diinvestasikan, Dana Pensiun memperhatikan ketentuan dan peraturan OJK serta Arahan Investasi dari Pendiri.
*) Lihat Arahan OJK dan Arahan Investasi Pendiri masing-masing Dana Pensiun
10
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA 5.2. Menentukan ekspektasi imbal hasil dari jenis kelas aset yang dipilih * Pendekatan risk premium yang diinginkan Berapa ekspektasi Anda atas tingkat suku bunga / kinerja investasi masing-masing instrumen dalam jangka panjang (hingga 5 atau 10 tahun ke depan)? Inflasi
:
4,5%?
BI Rate
:
5%? (inflasi + 0,5%) – digunakan sebagai acuan investasi “risk free”
Deposito Berjangka
:
6,0%? (SBI + 1% risk premium)
Obligasi Pemerintah
:
7,5%? (TD + 1,5% risk premium)
Obligasi Korporasi
:
9%? (Obligasi Pemerintah + 1,5% risk premium)
Saham : 13%? (Obligasi Korporasi + 4% risk premium) Masing-masing Dana Pensiun berdasarkan analisanya dapat memiliki pertimbangan tersendiri dalam menentukan prediksi tingkat inflasi serta besarnya risk premium dari tiap-tiap instrumen ke instrumen lainnya yang lebih berisiko Selanjutnya menentukan jenis kelas aset yang akan diinvestasikan sesuai return yang diinginkan (versus risk tolerance) Kelemahannya adalah penentuan risk premium condong bersifat arbitrase. (Meskipun ada juga yang mencoba untuk menghitung „risk premium‟ dengan menggunakan model-model matematik) Catatan: angka-angka di atas hanya merupakan ilustrasi dan bukan merupakan indikasi atas kinerja masa mendatang 11
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA * Pendekatan dengan kinerja historis Dana Pensiun harus melakukan kajian dan riset untuk dapat memprediksi rata – rata tahunan imbal hasil jangka panjang. Prediksi rata-rata imbal hasil tahunan untuk masing-masing jenis instrumen dapat menggunakan kinerja historis rata-rata dalam rentang waktu yang cukup representatif, misalkan angka rata – rata 10 tahun terakhir atau lebih. Jika diperlukan, dapat diterapkan "discount" terhadap data historis dgn mempertimbangkan faktor makro ekonomi (misalnya trend Pertumbuhan/perlambatan ekonomi dan inflasi) dalam membuat prediksi expected return ke depan. Kelemahannya adalah “past performance is not best prediction of the future event” Setelah mendapatkan kinerja historis rata –rata dari setiap aset kelas yang dapat diinvestasikan, Dana Pensiun dapat menentukan berapa jumlah : Saham Obligasi Deposito, dalam rangka mencapai return yang diinginkan (dengan memperhatikan risk tolerance yang dapat diterima) 12
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
13
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
14
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA * Pendekatan dengan kerangka Mean-Variance (Markowitz) Mencoba mencari kombinasi yang terbaik dari berbagai jenis asset (instrumen pasar uang, obligasi dan saham) dalam suatu portofolio Lebih mengutamakan return (imbal hasil) daripada risiko Dari kombinasi berbagai kelas aset dicoba untuk mencari imbal hasil yang terbaik secara relatif terhadap risiko keseluruhan (overall riskiness) dari portofolio yang terpilih Kelemahannya : Dibuat berdasarkan gagasan statistik, tetapi implementasi praktis akan sangat dipengaruhi oleh proses ekonomi dan kesulitan dalam mengestimasi ekspektasi imbal hasil (estimation expected return) SAA dengan metode MVA tidak secara efektif memanfaatkan informasi ekonomi yang tersedia Dengan melakukan optimisasi dari setiap aset kelas yang terdiri dari : Saham Obligasi Deposito, Dana Pensiun dapat menghasilkan imbal hasil optimal dari kombinasi ketiga jenis aset tersebut di atas 15
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA EF3
% Low Risk / High Return
Return (Imbal Hasil)
High Risk / High Return
EF2
Kuadran IV
EF1 Kuadran III
Kuadran I
Kuadran II Low Risk / Low Return
HighRisk / Low Return
0 Upaya yang dilakukan adalah mendorong kurva EF dari kuadran ke III ke kuadran IV High Return 16
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
Risk / Risiko Low Risk /
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
Pendekatan Kelas Aset Deposito (min. / max. 3%) SUN (min. 30%) Obligasi (max. 50%) Saham (max. 20%)
Risk Premiun Kinerja Historis (2011 - 2016) Return Weighted Return Weighted 6,00% 3,0% 6,40% 3,0% 7,50% 34,0% 8,51% 52,0% 9,00% 48,0% 11,54% 31,0% 13,00% 15,0% 5,78% 14,0%
Expected Return Portofolio 9% 9% Portofolio volatility Penentuan Return Arbitrage 19,82% *) Target Return Portofolio 9% Rp.6,5 T 9% Rp.6,5 T *) Lebih tepat memakai Geometric Mean (Return Compounded)
17
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
MVA Return Weighted 6,89% 3,0% 8,77% 12,00%
89,7% 7,3%
9% 2,59% (MODEL) 9% Rp.6,5 T
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
5.3. Menentukan bobot alokasi setiap kelas aset Selanjutnya, Dana Pensiun harus menentukan bobot untuk setiap dana yang akan dialokasikan untuk masing-masing instrumen untuk dapat menghasilkan estimasi ratarata imbal hasil (weighted average method). Penentuan bobot investasi ini disesuaikan dengan arahan investasi maupun peraturan dana pensiun yang ada. Berdasarkan salah satu dari pendekatan-pendekatan ini (risk premium, kinerja historis, MVA), maka akan terbentuk suatu aset alokasi yang nantinya akan disandingkan dengan suatu aset alokasi berdasarkan kebutuhan likuiditas
18
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENDEKATAN II : PROFIL LIKUIDITAS DANA PENSIUN Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA 6.1. Menyusun Profil Likuiditas Dana Pensiun Strategic Asset Allocation pada prinsipnya dibangun berdasarkan kewajiban Dana Pensiun (liabilities driven) dan kewajiban tersebut akan menjadi tolak ukur bagi keberhasilan SAA itu sendiri. 6.2. Menentukan Horizon Waktu Investasi Dalam menentukan jangka waktu investasi, Dana Pensiun harus mempertimbangkan : Demografi Peserta Melihat komposisi umur peserta Dana Pensiun Posisi Arus Kas Dana Pensiun Semakin panjang jangka waktu investasi dari Dana Pensiun maka toleransi risiko yang dapat diambil adalah semakin tinggi. Untuk dapat lebih mengenal dan memastikan toleransi risiko dari masing – masing investor, maka disarankan investor dapat mengisi formulir profil risiko nasabah. 20
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA 6.3. Proses yang harus dilakukan oleh Dana Pensiun selanjutnya adalah : Mengetahui dan menyusun: PPMP: Daftar pembayaran manfaat pensiun hingga penerima manfaat pensiun yang terakhir berdasarkan perhitungan aktuaria.
PPIP: Daftar pembayaran manfaat pensiun yang akan jatuh tempo hingga peserta terakhir berdasarkan pada pemetaan Demografi. Mengelompokan (clustering) setiap manfaat pensiun yang ada berdasarkan kategori waktu : Jangka Pendek (kurang dari 1 tahun)*
7.591orang (58,65%)
Jangka Pendek – Menengah (1 s/d < 5 tahun)
1.146 orang (8,85%)
Jangka Menengah – Panjang (5 s/d < 10 tahun)
1.012 orang (7,82%)
Jangka Panjang (> 10 tahun)
3.194 orang (24,68%) 12.943 orang (100%)
Keterangan )* Pada PPMP dapat dibentuk sub kelompok (subcluster) berdasarkan life expectancy Penerima Manfaat Pensiun, sehingga tidak semua masuk pada kategori jangka pendek. 21
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA Menyusun aset alokasi dari clustering manfaat pensiun tersebut yang disesuaikan dengan horizon dari setiap instrumen investasi : Jangka Waktu
Instrumen Investasi**)
Jangka Pendek (58,65%)
Jangka Pendek – Menengah (8,85%)
< 1 tahun
Tabungan Deposito Berjangka* Sertifikat Deposito* Deposito on Call* SBI* Reksa Dana Pasar Uang REPO* Obligasi Korporasi / Pemerintah berjangka waktu kurang dari 1 tahun
1 s/d < 5 tahun
Obligasi Korporasi* Obligasi Pemerintah (SBN)* Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Terproteksi* Medium Term Notes (MTN)* Efek Beragun Aset (EBA)* Reksa Dana Penyertaan Terbatas*
*sesuai dengan jatuh tempo instrumen 22
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA Jangka Waktu
Instrumen Investasi**)
Jangka Menengah - Panjang 5 s/d < 10 tahun Obligasi Pemerintah (SBN)* (7,82%) Reksa Dana Campuran
Jangka Panjang (24,68%)
> 10 tahun
Saham Reksa Dana Saham Penyertaan Langsung Tanah dan bangunan Dana Investasi Real Estat (DIRE)
Catatan : *
sesuai dengan jatuh tempo instrumen
** klasifikasi instrumen investasi diatas hanya didasarkan pada tujuan investasi yang ingin dicapai, dapat berbeda dengan kebutuhan standar pencatatan akuntansi dana pensiun. Klasifikasi ini disesuaikan dengan profil risiko dan imbal hasil yang diharapkan dari masing – masing instrumen. Klasifikasi instrumen investasi diatas dapat disesuaikan dengan profil dari dana pensiun masing – masing serta kebutuhan untuk pemenuhan kewajiban. 23
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA Selain menentukan horizon investasi, langkah penting lainnya adalah menentukan profil risiko dari portofolio. 7. Menentukan Toleransi Risiko
Toleransi risiko bagi Dana Pensiun dipengaruhi oleh beberapa komponen : 7.1.
Kekuatan finansial dari Pendiri Kesehatan keuangan Pendiri termasuk ukuran relatif aset dan kewajiban DP terhadap besarnya aset pendiri
Semakin kuat kesehatan keuangan pendiri, maka seharusnya kemampuan mengambil toleransi risiko investasi dapat semakin fleksibel. 7.2.
Status Pendanaan Semakin tinggi surplus pendanaan dana pensiun, maka toleransi risiko investasi yang diambil dapat semakin tinggi.
7.3.
Profil Risiko dari Pendiri Pengurus Dana Pensiun harus dapat mengidentifikasi profil risiko Investasi dari masing-masing Pendiri Dana Pensiun. Dari identifikasi profil risiko Pendiri, dapat diketahui apakah “risk averse” atau “risk taker”.
24
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
7.4. Skala Toleransi Risiko Hasil identifikasi profil risiko Pendiri dapat bersifat : Konservatif Moderat Konservatif Moderat Moderat Agresif Agresif Profil Risiko Pendiri yang bersifat Konservatif dan Moderat Konservatif dapat digolongkan sebagai “risk averse”, sedangkan yang Moderat Agresif dan Agresif dapat digolongkan sebagai “risk taker”.
25
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
SAA YANG DISEPAKATI
8. SAA Yang Disepakati Setelah SAA ditentukan melalui pemilihan pendekatan yang akan digunakan, proses selanjutnya adalah :
Melakukan review bunga aktuaria* / teknis yang ditetapkan untuk menyusun expected asset allocation Mencapai kesepakatan antara stakeholder dana pensiun khususnya pendiri, pengawas dan pengurus atas asumsi bunga teknis yang akan digunakan untuk SAA yang telah disusun sesuai dengan profil risiko dan time horizon investasi. Keterangan: )* dilakukan oleh PPMP, untuk PPIP melakukan pemetaan Demografi
26
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
SAA YANG DISEPAKATI Setelah terbentuk komposisi asset allocation berdasarkan kebutuhan likuiditas dari Dana Pensiun, maka selanjutnya adalah dibandingkan dengan expected asset allocation yang disusun sebelumnya. Apabila output alokasi aset antara Expected Asset Allocation (berdasarkan bunga teknis) dengan Asset Allocation berdasarkan Likuiditas terdapat perbedaan, maka perlu adanya kesepakatan bersama untuk melakukan review dan penyesuaian ulang terhadap asumsi yang mendasari dalam penyusunan Expected Asset Allocation, contoh : penyesuaian bunga teknis / aktuari yang ditetapkan atau diperlukan adanya iuran tambahan dari pendiri. 27
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
SAA YANG DISEPAKATI Contoh Usulan Untuk Memiliki Strategic Asset Allocation, Tactical Asset Allocation, dan Performance Benchmark (1 dari 2) Kebijakan Investasi* Jenis Aset*
Arahan Investasi Min.
Deposito Berjangka Obligasi Pemerintah Obligasi Korporasi Saham
2%
30%
0% 0%
Max.
Strategic Allocation Strategy (Jangka Panjang)
100%
100%
50% 20%
*
3%
66% 20%
7,5%
Tactical Asset Allocation (Jangka Pendek)
Tolok Ukur Kinerja
3% - 5%
Rata-rata bulanan tingkat suku bunga 5 bank pemerintah dan 5 bank swasta besar (Bloomberg)
60% - 75%
Indeks Obligasi Pemerintah / HSBC Bond Index / Bloomberg
18% - 22%
Indeks Obligasi Korporasi (IBPA)
6% - 9%
Indeks Harga Saham Gabungan / LQ45
Jenis aset dan angka-angka dalam kebijakan investasi perlu disesuaikan dengan tujuan, kewajiban, serta profil risiko masing-masing institusi ** Disusun berdasarkan pendekatan yang akan diadopsi (acturial, liquidity atau mean-variance) 28
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PROSES INVESTASI Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEMILIHAN SAHAM 9.
Pemilihan Saham
Fundamental Analysis Metode analisa yang berdasarkan pada fundamental laporan keuangan suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan sehingga kita dapat menghitung target price dari suatu saham Memperhatikan relative valuation saham terhadap historical dan peers-nya untuk mengetahui saham tersebut overvalued atau undervalued Memperhatikan dasa kriteria pemilihan Saham, yaitu : Ilustrasi pemilihan berdasar Dasa Kriteria Saham : 1. Earning Predictability 9. Price Entry / Exit with PE-Band dan 2. Long Term Debt (LTD) Target Harga ABCD XYZA PQRS 3. Return on Equity (ROE) Price Entry / Exit with PE-Band 4. Return on Total Capital (ROTC) Target Harga ABDC XYAZ PQSR 5. Free Cash Flow 10. Analisa Teknikal 6. Market Capitalization & Daily Value Moving Average ADBC YXAZ QPSR Transactions Moving Average Convergence 7. PE-Band 3 Tahun Divergence (MACD) 8. Market Cap Weight Stochastic Selain itu dalam kriteria pemilihan saham juga dilihat mengenai Good Corporate Governance yaitu rekam jejak dari pemilik dan Direksi, apakah tergabung sebagai pengurus partai atau terafiliasi pada partai politik tertentu. 30
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PROSES UMUM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM
31
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEMILIHAN OBLIGASI
10. Proses Pemilihan Obligasi Memperhatikan kondisi ekonomi dan inflasi Memperhatikan arah kebijakan moneter Memperhatikan dinamic supply – demand Memperhatikan valuasi relatif antar obligasi Memperhatikan dampak siklus ekonomi terhadap sektor pada korporasi (khusus untuk obligasi korporasi).
32
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PROSES UMUM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OBLIGASI
Sumber : Buku Panduan Praktis Investasi Bagi Dana Pensiun 33
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENGUKURAN KINERJA (TOLOK UKUR) Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
ILUSTRASI EVALUASI KINERJA INVESTASI BERDASARKAN TOLOK UKUR KINERJA PASAR (MARKET BENCHMARK) UNTUK SUATU JENIS ASET
35
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016