PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, penyusunan buku Pedoman Penulisan Skripsi pada Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga ini dapat diselesaikan. Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk memberikan pedoman kepada para sivitas akademika IAIN Salatiga, khususnya pada Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora tentang prosedur dan tata cara penyusunan skripsi sebagai karya tulis ilmiah yang harus disusun sebelum menyelesaikan studinya. Selain tentang petunjuk penyusunan skripsi, buku ini juga memberikan pedoman dalam penyusunan proposal skirpsi. Diharapkan buku ini tidak hanya berguna bagi mahasiswa Ushuluddin IAIN Salatiga, namun juga bagi mereka yang menekuni dunia akademik, khususnya dalam hal penulisan karya ilmiah. Buku ini dapat diselesaikan karena adanya partisipasi aktif berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan tugasnya. Akhirnya, kritik dan saran konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan buku ini di masa mendatang.
Salatiga, 10 Januari 2017 Wakil Dekan Bidang Akademik,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................i DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................1 Pengertian Skripsi .......................................................................................................................1 Pengertian Tugas Akhir ..............................................................................................................2 Perbedaan Skripsi dan Tugas Akhir ............................................................................................2 Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah .............................................................................................3 BAB II PROPOSAL 5 SKRIPSI……………………………………………………………………... 5 Topik dan Judul 5 Skripsi…………………………………………………………………………….. 5 Prosedur Pengajuan Proposal Skripsi 6 ……………………………………………………………… 9 Sistematika Proposal 9 Skripsi……………………………………………………………………….. 11 Seminar 23 Proposal…………………………………………………………………………………… 23 BAB III SKRIPSI HASIL PENELITIAN KUANTITATIF ............................................................. 25 Isi dan 32 Sistematika…………………………………………………………………………… 32 Deskripsi Bagian-bagian 35 Sistematika………………………………………………………….. 42 BAB IV SKRIPSI HASIL PENELITIAN KUALITATIF ............................................................... 42 Isi dan 42 Sistematika…………………………………………………………………………… 45 Deskripsi 45 Sistematika…………………………………………………………………………... 48 BAB V SKRIPSI HASIL PENELITIAN PUSTAKA ...................................................................... 57 Isi dan 60 Sistematika…………………………………………………………………………… 63 Deskripsi 66 Sistematika…………………………………………………………………………... BAB VI TUGAS AKHIR BUKAN SKRIPSI .................................................................................. Isi dan Sistematika…………………………………………………………………………… Deskripsi Bagian-bagian Sistematika………………………………………………………….. BAB VII TEKNIK PENULISAN ..................................................................................................... Sistematika Penulisan ................................................................................................................. Notasi Ilmiah ............................................................................................................................... Tabel dan Gambar ....................................................................................................................... Bahasa dan Ejaan ........................................................................................................................ Pengetikan dan Penjilidan ........................................................................................................... LAMPIRANLAMPIRAN.................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
Penulisan skripsi dan/atau dan tugas akhir sebagai salah satu bentuk karya ilmiah, merupakan ciri utama kegiatan perguruan tinggi sebagai lembaga yang bertugas untuk menggali, mengembangkan, menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap karya ilmiah dalam penyusunannya harus megikuti kaidah-kaidah yang telah menjadi konvensi pada masayarakat akademik, sehingga dapat dipertanggungjawabkan hasil maupun proses pemerolehan kesimpulan maupun teori-teori yang baru. Untuk memberikan panduan dalam proses penyusunan skripsi maupun
tugas akhir bagi mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan
Humaniora IAIN Salatiga maka disusunlah pedoman ini.
A. PENGERTIAN SKRIPSI Skripsi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana (S1) pada akhir studinya. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Studi mereka yang dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau hasil penelitian pustaka. Skripsi hasil penelitian lapangan (field research) disusun dari penelitian yang didasarkan pada pengumpulan data empiris di lapangan. Penelitian lapangan dapat menggunakan pendekatan
kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan
deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman
peneliti
berdasarkan
permasalahan-permasalahan
beserta
pengalamannya,
kemudian
pemecahan-pemecahannya
dikembangkan yang
diajukan
menjadi untuk
memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan. Selain dua pendekatan di atas, juga terdapat penelitian tindakan
yang dalam bidang
pembelajaran disebut dengan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian
4
ini selain berusaha menemukan jawaban atas pertanyaan yang ditemukan, juga sekaligus melakukan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh seorang guru dalam pembelajaran. Karena penelitian tindakan kelas ini lebih tepat untuk penyusunan skripsi pada disiplin ilmu kependidikan atau Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dan jarang digunakan pada disiplin ilmu yang ada di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUADAH), maka demi efisiensi dalam buku pedoman penulisan skripsi ini sengaja tidak dicamtumkan model penelitian ini. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian pustaka adalah analisis yang dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan melalui penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Kajian ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan perspektif baru. Kedudukan bahan-bahan pustaka itu adalah sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, untuk kepentingan membangun kerangka teori yang baru atau menemukan acuan untuk memecahkan suatu permasalahan.
B. PENGERTIAN TUGAS AKHIR Tugas akhir merupakan karya ilmiah yang harus disusun oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studinya. Tugas akhir disusun berdasarkan hasil pengamatan mahasiswa terhadap kondisi dan permasalahan di lembaga tempat magang maupun praktik lapangan (PPL). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, mahasiswa membuat analisis terhadap berbagai pilihan solusi bagi peningkatan kinerja dan produktivitas lembaga
maupun hanya sekedar
mengelaborasi apa yang menjadi fakta di lapangan/tempat PPL. Penyelidikan terhadap bahanbahan pustaka tentu harus dilakukan untuk mendapatkan landasan teoretik yang diperlukan.
C. PERBEDAAN SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR Terdapat beberapa perbedaan pokok antara skripsi dengan tugas akhir, yaitu: 1. Aspek Permasalahan Skripsi ditulis berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengandung problem teoretik. Identifikasi masalah untuk skripsi dapat didasarkan atas informasi dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan. Penulisan skripsi mengikuti langkah-langkah penelitian ilmiah sesuai dengan pendekatan yang dipilihnya, mulai dari identifikasi masalah, permusan hipotesis, pengumpulan dan analisis data, serta kesimpulan.
5
Tugas akhir disusun berdasarkan permasalahan yang ditemukan mahasiswa. Identifikasi permasalahan dalam tugas akhir lebih didasarkan pada kesenjangan antara kenyataan dan harapan akan kinerja dan produktivitas lembaga beserta segala aspek yang terkait. Selanjutnya permasalahan tersebut dicoba untuk diberikan solusi melalui kajian bahan-bahan pustaka yang relevan. 2. Aspek Kajian Pustaka Kajian pustaka dalam skripsi menempati posisi yang vital, karena mendasari hipotesis maupun konstruksi pemikiran penelitian. Selain itu juga menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama. Dalam tugas akhir, kajian pustaka lebih merupakan pijakan teoretik atas argumentasi atau solusi yang ditawarkan penulis bagi pemecahan permasalahan dan peningkatan kinerja serta produktifitas lembaga. 3. Aspek Metodologi Penelitian Penulis skripsi sampai batas-batas tertentu dituntut untuk menerapkan metodologi yang ketat sesuai dengan pendekatan yang diplihnya. Bentuk-bentuk upaya untuk memperoleh data secara valid dan reliabel harus dikemukakan secara jelas, dengan menyebutkan jenis instrumen yang digunakan. Tuntutan di atas tidak terlalu dibebankan kepada penulis tugas akhir. Titik berat metodologi yang harus dilakukan adalah bagaimana mereka menemukan permasalahan dalam pengalaman kerja mereka pada suatu lembaga, kemudian mengkaji teori-teori yang relevan untuk dapat memberikan tawaran solusinya. 4. Aspek Hasil Penelitian Kesimpulan dalam skripsi harus didasarkan pada data yang diperoleh dari penelitian. Sebaliknya kesimpulan dalam tugas akhir, didasarkan atas analisis permasalahan dan kajian pustaka yang dilakukan.
D. KODE ETIK PENULISAN Dalam penulisan skripsi maupun tugas akhir, setiap mahasiswa harus mematuhi kode etik atau norma-norma yang berlaku. Hal ini terutama berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. Penulis harus menghindari ketidakjujuran atau kecurangan yang sering disebut dengan plagiat, yaitu berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diaku sebagai karyanya sendiri. Oleh karena itu penulis skripsi maupun tugas akhir wajib mencantumkan pernyataan bahwa skripsi atau tugas akhir tersebut benar-benar hasil karyanya sendiri.
6
Selain secara global, dalam setiap pengutipan atau rujukan, penulis juga harus mencantumkan sumbernya secara jujur, bahkan apabila diperlukan izin tertulis, penulis harus memintanya terlebih dahulu kepada pemiliknya. Hal ini terutama untuk sumber yang berupa bagan, gambar, tabel atau instrumen. Demikian pula apabila penulis mengambil seutuhnya, memodifikasi atau mengembangkan suatu bagan, gambar atau model, maka hal ini harus dijelaskan, selain menyebut sumbernya.
7
BAB II PROPOSAL SKRIPSI Proposal skripsi yang dijadikan dasar penyusunan skripsi berisi 20-25 halaman dengan spasi ganda di atas kertas HVS ukuran kuarto. A. TOPIK DAN JUDUL SKRIPSI Topik skripsi disesuaikan dengan disiplin ilmu masing-masing program studi. Adapun judul skripsi memiliki persyaratan minimal harus mencakup objek dan subjek. Untuk skripsi berupa hasil penelitian sejarah harus ditambahkan juga waktu dan tempat atau lokasi yang tepat. B. PROSEDUR PENGAJUAN PROPOSAL SKRIPSI 1. Mahasiswa mengisi form pengajuan judul skripsi secara online. 2. Mahasiswa bisa mengajukan judul skripsi lebih dari satu. 3. Mahasiswa mengkonsultasikan rencana judul skripsi beserta abstraksinya mencakup latar belakang masalah dan pokok masalah yang akan diteliti kepada petugas biro skripsi untuk memperoleh rekomendasi. 4. Mahasiswa menyerahkan form pengajuan judul dan abstraksi yang telah direkomendasi biro skripsi judul ke Ketua Program Studi untuk mendapat persetujuan, paling lambat 5 hari kerja sejak pengambilan blangko pengajuan judul. 5. Ketua Program Studi menentukan Dosen Pembimbing yang memiliki kompetensi sesuai dengan topik skripsi paling lambat 5 hari kerja setelah pengajuan judul. C. SISTEMATIKA PROPOSAL SKRIPSI Proposal skripsi memuat hal-hal berikut: 1. Latar Belakang Masalah Bagian ini berisi penjelasan tentang alasan akademik pemilihan pokok permasalahan yang dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. 2. Batasan dan Rumusan Masalah Batasan masalah ditetapkan untuk memberikan penjelasan konseptual mengenai pokok permasalahan dan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah antara lain berkaitan dengan objek, waktu, dan tempat. Rumusan masalah berisi pertanyaan penelitian yang hendak dicari jawabannya. 3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian berisi uraian tentang tujuan secara akademis/keilmuan. Kegunaan penelitian berisi uraian tentang sumbangan penelitian bagi perkembangan keilmuan. 4. Kajian Pustaka
8
Bagian ini memuat tinjauan kritis terhadap hasil penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji dalam skripsi. Hasil penelitian orang terdahulu yang ditinjau dapat berupa buku, skripsi, tesis, atau disertasi. Penulis harus mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti atau menjelaskan perbedaan substansial penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Kajian pustaka minimal 3 hasil penelitian terdahulu. 5. Metode Penelitian Bagian ini memuat penjelasan tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian disesuaikan dengan jenis penelitian (kuantitatif, kualitatif, pustaka) yang digunakan. Untuk jenis penelitian pustaka disesuaikan juga dengan model penelitian (penelitian tokoh, penelitian naskah, penelitian yurisprudensi, dsb) yang digunakan. 6. Penegasan Istilah atau Kerangka Konseptual Bagian ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan. Apabila berkaitan dengan konsep-konsep khusus, maka definisi tersebut hendaknya tidak hanya diambil dari kamus, namun dari disiplin ilmu di mana konsep-konsep istilah-istilah tersebut digunakan. Khusus untuk proposal skripsi sejarah bagian ini berjudul Kerangka Konseptual. Kerangka Konseptual berisi kerangka berfikir yang dibuat oleh penulis tentang permasalahan yang dikaji. 7. Sistematika Penulisan Bagian ini memuat alur penulisan skripsi yang dituangkan dalam bab-bab yang saling berkaitan. 8. Kerangka Penulisan (outline) skripsi (sementara). 9. Daftar Pustaka. Pustaka yang digunakan minimal 10 referensi. 5 referensi harus setema dengan judul.
D. SEMINAR PROPOSAL 1. Persyaratan Mahasiswa dapat mengajukan proposal skripsi untuk diseminarkan jika telah memenuhi syarat-syarat berikut ini:
9
a. Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN dan tidak sedang mengambil cuti kuliah dibuktikan dengan surat keterangan aktif kuliah dari Sub Bagian Akademik. b. Telah menyelesaikan beban studi minimal 100 SKS. c. Sudah lulus mata kuliah Seminar Sejarah. d. Mencantumkan skripsi dalam Kartu Rencana Studi (KRS). 2. Prosedur Pengajuan Prosedur pengajuan seminar proposal skripsi adalah sebagai berikut: a. Seminar proposal didaftarkan melalui biro skripsi. b. Menyerahkan proposal yang telah disetujui oleh pembimbing sebanyak 2 eksemplar dengan cover snelhekter warna biru muda. c. Menyerahkan tanda bukti keikutsertaan dalam seminar proposal (minimal 5 kali sebagai pembahas). 3. Pelaksanaan Seminar a. Seminar proposal dilaksanakan secara terbuka, dan dipandu oleh Dosen Pembimbing. b. Seminar proposal dihadiri oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) pembahas dari kalangan mahasiswa. c. Penentuan waktu seminar proposal ditetapkan oleh Program Studi berdasarkan kesepakatan mahasiswa dengan Dosen Pembimbing, paling lambat 10 hari kerja sejak didaftarkan ke Program Studi.
10
ALUR PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI
Mahasiswa Mengisi secara online
Form pengajuan judul membimbing rencana judul dan abstraksinya dikonsultasikan dengan
Biro Skripsi, untuk memperoleh rekomendasi rekomendasi
Dosen Pembimbing skripsi
Rekomendasi diserahkan kepada
menunjuk
Kaprodi
11
BAB III SKRIPSI HASIL PENELITIAN KUANTITATIF
Skripsi hasil penelitian kuantitatif memuat semua aspek penelitian, mulai kajian pustaka terhadap berbagai teori maupun langkah-langkah teknis operasional dalam pelaksanaan penelitian. Semua hal tersebut harus disajikan secara runtut sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian yang dicari, serta melihat alur penelitian secara global. Halhal teknis yang disajikan antara lain meliputi penjelasan lengkap mengenai apa yang diteliti; mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Penyajiannya secara lugas dan objektif dalam bahasa Indonesia, Arab, atau Inggris, dengan format yang cenderung baku. (Untuk penulisan skripsi dalam bahasa Arab atau Inggris, dibuat pedoman penulisan tersendiri)
A. ISI DAN SISTEMATIKA Secara umum, isi dan sistematika skripsi hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir dengan jumlah halaman bagian inti minimal 70 halaman. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut.
1. Bagian Awal Cakupan bagian awal, meliputi: a. Sampul b. Lembar Berlogo c. Judul (sama dengan sampul) d. Persetujuan Pembimbing e. Pengesahan Kelulusan f. Pernyataan Keaslian Tulisan g. Motto dan Persembahan h. Kata Pengantar i. Abstrak j. Daftar Isi k. Daftar Tabel l. Daftar Gambar m. Daftar Lampiran
12
2. Bagian Inti Bagian inti skripsi mencakup: BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Kegunaan Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan Rancangan Penelitian
2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.
Populasi dan Sampel
4.
Metode Pengumpulan Data
5.
Instrumen Penelitian
6.
Analisis Data
H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA (Berisi deskripsi variabel-varibel dan teori mengenai hubungan antarvariabel). A. ... B. ... C. ... BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian B. Penyajian Data BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif (masing-masing variabel) B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir memuat:
13
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Riwayat Hidup Penulis
B. DESKRIPSI SISTEMATIKA Untuk memperjelas pengertian, format, isi maupun bagian-bagian dalam skripsi hasil penelitian kuantitatif, maka perlu diberikan deskripsi serta batasan sebagai berikut.
1. Bagian Awal a. Halaman Sampul Halaman sampul berisi: judul secara lengkap, kata skripsi, nama dan nomor induk mahasiswa (NIM), lambang IAIN Salatiga dengan diameter 5 cm, dan diikuti dengan nama Fakultas, dan waktu (bulan-tahun) lulus ujian. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tataletak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Ukuran huruf yang digunakan adalah 12-16 point. Contoh halaman sampul dapat dilihat pada Lampiran 1. b. Lembar Berlogo Lembar berlogo hanya berisi lambang ( IAIN) dengan ukuran diameter 8 cm. Contoh logo IAIN Salatiga dapat dilihat pada Lampiran 2. c. Halaman Judul Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya sama dengan halaman sampul. Halaman judul lembar yang kedua memuat: (1) judul skripsi secara lengkap yang diketik dengan huruf kapital, (2) teks
Skripsi diajukan kepada Fakultas
Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana ..., .(khusus untuk Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga) harap periksa Lampiran; (3) nama dan nomor induk mahasiswa, diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama dari nama dan NIM, (4) nama lengkap IAIN, Fakultas dan Program Studi diketik dengan huruf kapital, (5) bulan (diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama) dan tahun lulus ujian. Contoh halaman judul dapat dilihat pada Lampiran 3. d. Lembar Persetujuan Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar persetujuan yang pertama memuat persetujuan dari para pembimbing. Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks skripsi telah disetujui untuk diuji, (2) nama lengkap dan nomor
14
induk pegawai (NIP) Pembimbing. Contoh lembar persetujuan pembimbing yang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 4. Lembar persetujuan yang kedua berisi pengesahan kelulusan oleh para penguji, Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga dan Wakil Dekan I (atau ketua dan sekretaris Sidang Munaqosyah yang ditunjuk), serta pembimbing. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para penguji pada saat berlangsungnya ujian. Dalam lembar pengesahan kelulusan dicantumkan tanggal-bulan-tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap dan NIP dari masing-masing dewan penguji, dan ketua/sekretaris sidang munaqosyah. Contoh lembar pengesahan kelulusan yang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 5. e. Pernyataan Keaslian Tulisan Pernyataan keaslian tulisan ini berisi pernyataan mahasiswa penulis skripsi bahwa skripsinya adalah asli karyanya sendiri dan sesuai dengan kode etik penulisan karya ilmiah. Contoh pernyataan keaslian tulisan yang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 6. f. Motto dan Persembahan Contoh motto dan persembahan dapat dilihat pada Lampiran 7. g. Abstrak Kata ABSTRAK ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata (abstrak), di tepi kiri dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun lulus ditulis setelah nama, diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata skripsi ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama Program Studi (tidak boleh disingkat), Fakultas
dan nama Institut dan diakhiri dengan titik.
Kemudian dicantumkan nama dosen pembimbing I dan II lengkap dengan gelar akademiknya. Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara tiga sampai lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul skripsi beserta abstraknya dengan mudah. Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan (kalau ada) saran yang diajukan. Teks di dalam abstrak diketik dengan spasi
15
tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Contoh format abstrak dapat dilihat pada Lampiran 8. h. Kata Pengantar Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan skripsi, tesis, atau disertasi. Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda (dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama terang. i. Daftar Isi Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan judul anak subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik, dengan huruf kapital, sedangkan judul subbab dan anak subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi. Contoh halaman daftar isi dapat dilihat pada Lampiran 9. j. Daftar Tabel Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh daftar tabel dapat dilihat pada Lampiran 10 k. Daftar Gambar Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh daftar gambar dapat dilihat pada Lampiran 11. j. Daftar Lampiran Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, serta halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada Lampiran 12 k. Pedoman Transliterasi Pedoman transliterasi memuat model pengalihan penulisan huruf dari Arab ke Indonesia beserta tanda bacanya. Hal ini dimasudkan untuk memudahkan pembaca dalam menemukan atau
16
menuliskan kembali huruf atau pun teks dalam bahasa Arabnya. Contoh pedoman transliterasi dapat dilihat pada Lampiran 13. l. Daftar Lainnya Jika dalam sebuah skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau lambang-lambang yang digunakan dalam matematika, ilmu eksakta, teknik, bahasa, dan sebagainya), maka perlu ada daftar khusus mengenai lambanglambang atau tanda-tanda tersebut.
2. Bagian Inti Bagian inti dari skripsi terdiri dari lima bab, yaitu Pendahuluan, Kajian Pustaka, Hasil Penelitian, Analisis dan Pembahasan, dan Penutup. Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada bahasan berikut. a. Bab I Pendahuluan Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) hipotesis penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6) definisi istilah/operasional, dan (7) metode penelitian b. Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah memuat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. b. Rumusan Masalah Perumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan mencerminkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk
17
menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Bagaimana Pengaruh Pemikiran M. Qurays Syihab Tentang Ayat-Ayat Hijab Terhadap Tafsir Tematik Di Indonesia? c. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pernyataan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah. Perbedaannya terletak pada bentuk kalimatnya. Jika dalam rumusan masalah, kalimatnya berbentuk pertanyaan, maka dalam tujuan penelitian berbentuk kalimat pernyataan. Contoh: Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Ada Tidaknya Kontribusi Pemikiran M. Qurays Syihab Tentang Ayat-Ayat Hijab Terhadap Metodologi Tafsir Tematik Di Indonesia. d. Hipotesis Penelitian Penelitian kuantitatif biasanya mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian yang akan dibuktikan secara empirik.
Meski demikian, tidak semua
penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian, yaitu dalam penelitian yang bersifat eksploratoris dan deskriptif. Oleh karena itu, subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi hasil penelitian kuantitatif. Walaupun hipotesis dimuat pada bab pendahuluan, namun untuk dapat merumuskannnya peneliti terlebih dahulu harus melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Penempatan hipotesis dicantumkan dalam Bab I (Pendahuluan) dimaksudkan agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi terlihat jelas. Oleh karena itu, maka dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan secara ringkas tentang kajian pustaka yang relevan. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Suatu hipotesis dianggap baik apabila: (a) menyatakan keterkaitan antara dua variabel atau lebih, (b) dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris. Contoh hipotesis: Terdapat sumbangsih pemikiran M. Qurays Syihab tentang ayat-ayat Hijab terhadap metodologi tafsir tematik di IndonesiaJika dirumuskan dalam kalimat yang menunjukkan perbedaan menjadi: pemikiran Qurays Syihab tentang ayat-ayat Hijab tidak ada kontribusinya sama sekali terhadap metodologi tafsir tematik di Indonesia. e. Kegunaan Penelitian
18
Pada bagian ini dikemukakan kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan terutama bagi pengembangan ilmu atau pembangunan dalam arti luas. Di sini diuraikan alasan-alasan yang menjadi dasar bahwa penelitian tersebut layak dan perlu dilaksanakan. Dapat disebutkan pula pihak-pihak yang diharapkan dapat memanfatkan hasil penelitian tersebut untuk kepentingan pengembangan profesi atau kinerja mereka. f. Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kukurang-jelasan atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk pada alat pengambil data yang cocok diguna-kan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasional dari variabel "pemikiran" adalah ide-ide, pendapat, atau hasil renungan, analisa yang diberikan seseorang atas suatu permasalahan tertentu” (Imam Suprayoga dan Tobroni, 2001: 22). Dengan definisi tersebut maka dalam menyusun instrumen penelitian tentang aliran-aliran pemikiran manusia fokus pertanyaannya akan tertuju pada pengalaman dan madzhab berpikir yang dipakai pemikir sendiri. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. g. Metode Penelitian Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup (1) pendekatan dan rancangan penelitian, (2) lokasi dan waktu penelitian, (3) populasi dan sampel, (4) instrumen penelitian, (5) pengumpulan data, dan (6) analisis data. 1) Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian adalah cara pandang dan pilihan peneliti dalam memahami subyek dan substansi/obyek penelitian. Dalam penelitian kuanti-tatif pilihan pendekatan dapat berupa penelitian survey, expost-facto, eksperimen dan sebagainya. Rancangan penelitian
berisi
penjelasan menge-nai rancangan atau desain penelitian yang digunakan. Hal ini perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian diartikan
19
sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut. 2) Lokasi dan Waktu Penelitian Menjelaskan tentang area di mana penelitian dilaksanakan, serta waktu pelaksanaannya. 3) Populasi dan Sampel Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian ekperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian populasi dan sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur den teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel. 4) Pengumpulan Data Bagian ini menguraikan langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan
20
hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian. 5) Instrumen Penelitian Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan. 6) Analisis Data Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Dalam hal ini yang penting untuk diperhatikan adalah ketepatan teknik analisisnya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows. h. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi memuat paparan secara ringkas mengenai isi dari masingmasing bab dalam skripsi tersebut. Perlu digarisbawahi bahwa paparan ini berbeda dengan daftar isi. Bagian ini terdiri atas paragraf-paragraf yang masing-masing memuat isi dari bab-bab dalam skripsi. i. Bab II Kajian Pustaka
21
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan mencari dan menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk memandu pengumpulan dan analisis data guna menjawab pertanyaan tersebut, diajukan jawaban sementara atau dugaan. Meskipun bersifat dugaan, jawaban sementara ini harus didasarkan pada argumentasi yang kuat. Oleh karena itu peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab I. Untuk dapat memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerin-tah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Terdapat dua prinsip yang menjadi kriteria pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji, yaitu (1) kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang. pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. j. Bab III Hasil Penelitian Dalam penelitian lapangan, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi uraian tentang gambaran umum lokasi, subyek/obyek penelitian. Apabila diperlukan, dapat diuraikan secara lebih detail keseluruhan karakteristik lokasi, lembaga, komunitas atau subyek/obyek penelitian. Bagian kedua berisi uraian tentang karakteristik masing-masing variabel, berupa skor atau nilai yang diperoleh melalui instrumen penelitian.
22
k. Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab analisis dan pembahasan memuat tiga bagian, yaitu (1) analisis terhadap tiap-tiap variabel, (2) pengujian hipotesis, dan (3) pembahasan hasil uji hipotesis. Analisis tiap-tiap variabel dapat dilakukan dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam subbab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan penelitian. Penyajian ini dalam bentuk tabel, grafik atau angka-angka statistik hendaknya komunikatif sehingga dipahami oleh pembaca. Analisis uji hipotesis dilakukan dengan rumus-rumus penghitungan yang telah ditentukan sesuai dengan jenis dan skala variabel. Terlebih dahulu dapat dikemukakan rumusan hipotesis sebagaimana pada Bab I, dan diikuti dengan hipotesis nolnya. Masing-masing hipotesis (bila lebih dari satu) dipaparkan langkah-langkah analisisnya, sesuai dengan rumus. Hasil pengujian hipotesis hendaknya tidak hanya berupa angka, namun juga disertai dengan penjelasan dan makna dari angka-angka statistik yang diperoleh tersebut. Temuan yang dihasilkan melalui statistik deskriptif maupun pengujian hipotesis perlu dilakukan pembahasan. Tujuannya adalah: (1) menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru, dan (5) menjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterba-tasan temuan-temuan penelitian. Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan. Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak. Pertama, faktor nonmetodologis, seperti adanya intervensi variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis, misalnya instrumen yang digunakan tidak sahih atau kurang reliabel. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut letak ketidaksempurnaan instrumen yang digunakan. Penjelasan tentang kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang ada akan menjadi salah satu pijakan untuk menyarankan
23
perbaikan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang. Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori harus disertai dengan rumusan teori baru. l. Bab V Penutup Pada Bab V atau bab terakhir dari skripsi memuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan dan saran. 1) Kesimpulan Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan bukan merupakan pengulangan angkaangka statistik hasil pengujian hipotesis, namun sudah melibatkan hasil pembahasan, sehingga merupakan teori substantif yang dihasilkan oleh peneliti. Urutan kesimpulan disusun sesuai dengan rumusan masalah, serta sistematika pada Bab IV. 2) Saran Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dirumuskan secara rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.
3. Bagian Akhir Bagian akhir sebuah skripsi merupakan pendukung serta bukti-bukti terkait dengan aktivitas penulisan karya ilmiah ini. Paling tidak ada tiga hal yang harus dimasukkan, yaitu daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis. a. Daftar Pustaka Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis. Bahan pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan ke dalam daftar pustaka. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam teks skripsi harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Tata cara penulisan daftar pustaka dibahas pada bab tentang Teknik Penulisan.
24
b. Lampiran-Lampiran Lampiran-lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, rumus-rumus statistik yang digunakan (bila perlu), hasil perhitungan statistik, surat ijin dan tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan data penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab. c. Riwayat Hidup Riwayat hidup penulis skripsi hendaknya disajikan secara naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/istri dan putraputrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi). Contoh riwayat hidup dapat dilihat pada Lampiran 15.
25
BAB IV SKRIPSI HASIL PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menye-luruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian semacam ini bersifat deskriptif dan cenderung menggu-nakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, la-poran penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri alamiahnya. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus dapat berupa masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki struktur dan bentuk yang koheren yang dapat memenuhi maksud yang tercermin dalam fokus penelitian. Skripsi hasil penelitian kualitatif boleh ditulis dalam bahasa Indonesia, Arab, atau Inggris. Untuk penulisan skripsi dalam bahasa Arab atau Inggris, mengacu pada pedoman penulisan tersendiri.
A. ISI DAN SISTEMATIKA Sistematika skripsi hasil penelitian kualitatif pada dasarnya terdiri dari tiga bagian utama: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir dengan jumlah halaman bagian inti minimal 70 halaman.
1. Bagian Awal Cakupan bagian awal, meliputi: a. Sampul b. Lembar Berlogo c. Judul (sama dengan sampul) d. Persetujuan Pembimbing e. Pengesahan Kelulusan f. Pernyataan Keaslian Tulisan g. Moto dan Persembahan h. Kata Pengantar i. Abstrak j. Daftar Isi
26
k. Daftar Tabel l. Daftar Gambar m. Daftar Lampiran
2. Bagian Inti Bagian inti dalam skripsi hasil penelitian kualitatif, memuat: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Fokus Penelitian C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian E. Penegasan Istilah F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian 2. Kehadiran Peneliti 3. Lokasi Penelitian 4. Sumber Data 5. Prosedur Pengumpulan Data 6. Analisis Data 7. Pengecekan Keabsahan Data 8. Tahap-tahap Penelitian H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. ... B. ... C. ... BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. ... B. ... C. ... (dan seterusnya sesuai dengan keperluan) BAB IV PEMBAHASAN A. ... B. ... C. ... (dan seterusnya sesuai dengan rincian fokus dan temuan penelitian)
27
D. Bab V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
3. Bagian Akhir Pada bagian akhir ini termuat: Daftar Rujukan Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis
B. DESKRIPSI SISTEMATIKA 1. Isi Bagian Awal Unsur-unsur yang harus ada pada bagian awal skripsi hasil penelitian kualitatif sarna dengan isi bagian awal skripsi hasil penelitian kuantitatif. Susunan unsur-unsur tersebut dan isi uraiannya juga sama. 2. Isi Bagian Inti a. Bab I Pendahuluan Bab pendahuluan menjelaskan secara umum tentang arah penelitian yang dilakukan. Dengan pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, landasan teori, dan kegunaan penelitian. b. Latar Belakang Masalah Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa penelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian c. Fokus Penelitian Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Fokus penelitian dapat pula dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitlan dan alasan diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan. Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan.
28
d. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan. e. Kegunaan Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. f. Penegasan Istilah Penegasan dimaksudkan untuk menghindari kukurangjelasan atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Penegasan istilah dianjurkan untuk merujuk pada buku-buku atau literatur yang relevan dengan disiplin ilmu di mana penelitian hendak dilakukan. Namun demikian, penegasan istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. g. Metode Penelitian Bagian ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara opera sional yang menyangkut pendekatan penelitian, keha-diran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian. 1) Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, etnometo-dologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, atau penelitian tindakan.
29
2) Kehadiran Peneliti Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. 3) Lokasi Penelitian Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik, (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertim bangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih.Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika mengutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci. 4) Sumber Data Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, dan teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snowball sampling). Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan generalisasi. Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu. 5) Prosedur Pengumpulan Data Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data: fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catalan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi
30
dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data. 6) Analisis Data Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catalan lapangan dan bahan~bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data,
dengan
teknik-teknik
misalnya
analisis
domain,
analisis
taksonomis,
analisis
komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika. 7) Pengecekan Keabsahan Temuan Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke latar lain (transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability). 8) Tahap-tahap Penelitian Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan. h. Bab II Kajian Pustaka Kajian Pustaka dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu kajian pustaka juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran kajian pustaka dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan. Sebaliknya dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan
31
berakhir dengan suatu "teori". Misalnya penelitian kualitatif dari judul skripsi berikut ini, ”Pola Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah: Kajian Pola Penafsiran Surah alBaqarah”, Dari penelitian ini akan menghasilkan suatu teori tentang pola Penafsiran tertentu dari Surah al-Baqarah yang terdapat pada Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. i. Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian Bab III memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab I. Uraian ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman video, dan hasil pengukuran). Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipologi. Paparan data yang memuat informasi yang berasal dari pengamatan dan wawancara yang dianggap menonjol dapat dilihat pada Contoh 1 dan Contoh 2. Contoh 1 Paparan Informasi dari Wawancara M. Quraish Shihab ketika menafsirkan Surat al-Baqorah dalam tafsir al-Misbah. selalu menggunakan duaPola sekaligus,Pola Umum dan Pola khusus, Yang Pola Umum dimulai dengan,PertamaPenjelasan Umum Surah, KeduaPengelompokan Ayat, KetigaPenjelasan Istilah Kunci dan Terkahir/Keempat Penyisipan Kalimat Penjelas. Adapun Yang Pola Khusus dimulai dengan Pertama Penjelasan Arti Mufradat, Kedua .Kaidah ‘Ulum al-Qur’an dan Kaidah Bahasa Arab, KetigaMunasabah al-Qur’an, Keempat Penjelasan Asbab al-Nuzulnya, Kelima Penjelasan dengan Riwayah, Keenam Penafsiran Interfeks (Pendapat Para Ulama), Ketujuh Tinjauan Ilmu Sejarah dan Ilmu Pengetahuan Modern dan yang terakhir/Kedelapan Penggunaan Israiliyyat untuk penguatan tafsirnya. ”Selama ini dalam membuat tafsir Misbah Saya selalu mengikuti Pola-Pola yang sudah saya paparkan dalam muqaddimah tafsir Misbah itu sendiri silahkan anda merujuknya” Dari keterangan wawancara dengan penulisnya, M. Quraish Shihab, halini dapat disimpulkan bahwa beliau selalu konsisten mengikuti pola yang sama dalam menfasirkan setiap ayat-perayatnya dari Surat al-Baqaroh maupun surat-surat lainnya
32
Contoh 2 Paparan Informasi dari Pengamatan Dari Beberapa Pola Penafasiran yang ada pada Tafsîr al-Mishbâh khususnya pada surat al-Baqaroh, Penulisnya lebih cenderung pada gabungan dua pola sekaligus yaitu tahlîlî maupun mawdhû‘î ”Dalam al-Mishbâh, Beliau tidak pernah luput dari pembahasan ilmu almunâsabât yang tercermin dalam enam hal: Pertama keserasian kata demi kata dalam satu surah;Kedua keserasian kandungan ayat dengan penutup ayat (fawâshil);Ketiga keserasian hubungan ayat dengan ayat berikutnya;Keempat keserasian uraian awal/mukadimah satu surah dengan penutupnya;Kelima keserasian penutup surah dengan uraian awal/mukadimah surah sesudahnya; dan Keenam Keserasian tema surah dengan nama surah” Dengan demikian dapat disimpulkan Tafsîr al-Mishbâh khususnya Surat al-Baqoroh banyak mengemukakan pola-pola tertentu misalnya pada ‘uraian penjelas tafsirnya’ beliau mengemukakan pendapat sejumlah mufasir ternama sehingga menjadi referensi yang mumpuni, informatif, argumentatif. Tafsir ini tersaji dengan gaya bahasa penulisan yang mudah dicerna segenap kalangan, dari mulai akademisi hingga masyarakat luas. Penjelasan makna sebuah ayat tertuang dengan tamsilan yang semakin menarik atensi pembaca untuk menelaahnya. h. Bab IV Pembahasan Bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teori-teori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan (grounded theory). i. Bab V Penutup Penutup memuat temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut penelitian, serta saran-saran atau rekomendasi yang diajukan. Dalam penelitian kualitatif, temuan pokok atau kesimpulan harus menunjukkan "makna" temuan-temuan tersebut.
3. Isi Bagian Akhir Bagian akhir dari skripsi hasil kualitatif pada dasarnya tidak berbeda dengan dengan skripsi hasil penelitian kuantitatif, yaitu memuat: (a) daftar pustaka, (b) lampiran-lampiran, dan (c) riwayat hidup penulis. Uraian mengenai ketiga hal tersebut dapat dilihat pada bab sebelumnya. Sedikit perbedaan terletak pada jenis lampiran. Dalam penelitian kualitatif data yang dilampirkan berupa ringkasan rekaman pengumpulan data (catatan observasi, transkrip
33
wawancara, dan rekaman dokumentasi), foto-foto lapangan, dan dokumen-dokumen lain yang relevan.
34
BAB V SKRIPSI HASIL PENELITIAN PUSTAKA Skripsi hasil penelitian pustaka merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil penelitan pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah/topik kajian. Skripsi jenis ini berisi satu topik yang memuat beberapa gagasan dan/atau proposisi yang berkaitan yang harus didukung oleh data yang diperoleh dari sumber pustaka. Sumber pustaka untuk bahan penelitian dapat berupa jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, diskusi ilmiah, atau terbitanterbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Bahan-bahan pustaka harus dibahas secara kritis dan mendalam dalam rangka mendukung gagasan dan/atau proposisi untuk menghasilkan kesimpulan dan saran. Skripsi hasil penelitian pustaka boleh ditulis dalam bahasa Indonesia, Arab, atau Inggris. Untuk penulisan skripsi dalam bahasa Arab atau Inggris, mengacu pada pedoman penulisan tersendiri.
A. ISI DAN SISTEMATIKA Sistematika skripsi hasil penelitian pustaka terbagi atas tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir dengan jumlah halam bagian inti minimal 70 halaman. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut.
1. Bagian Awal Cakupan bagian awal, meliputi: a. Sampul b. Lembar Berlogo c. Judul (sama dengan sampul) d. Persetujuan Pembimbing e. Pengesahan Kelulusan f. Pernyataan Keaslian Tulisan g. Moto dan Persembahan h. Kata Pengantar i. Abstrak j. Daftar Isi k. Daftar Tabel l. Daftar Gambar
35
m. Daftar Lampiran
2. Bagian Inti Bagian inti skripsi hasil penelitian pustaka terdapat tiga model, dengan jenis kajian yang dilakukan, meliputi (a) penelitian pemikiran seorang tokoh, (b) penelitian naskah, (c) penelitian yurisprudensi, (d) penelitian tematik historis, (e) penelitian tafsir maudlu'i (tematik) ayat-ayat Al-Qur'an dan/atau Hadits, dan (f) penelitian sejarah. a. Sistematika Skripsi Penelitian Tokoh BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
D.
Kegunaan Penelitian
E.
Metode Penelitian
F.
Penegasan Istilah
G.
Sistematika Penulisan
BAB II BIOGRAFI (Berisi Biografi Tokoh dan setting sosial) BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN BAB IV PEMBAHASAN A.
Signifikansi Pemikiran
B.
Relevansi Pemikiran
C.
Implikasi
BAB V PENUTUP b. Sistematika Skripsi Penelitian Naskah BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
D.
Kegunaan Penelitian
E.
Metode Penelitian
F.
Penegasan Istilah
G.
Sistematika Penulisan
BAB II BIOGRAFI NASKAH BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN
36
BAB IV PENBAHASAN BAB V PENUTUP c. Sistematika Skripsi Penelitian Yurisprudensi BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
D.
Kegunaan Penelitian
E.
Metode Penelitian
F.
Penegasan Istilah
G.
Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB III DESKRIPSI YURISPRUDENSI BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP d. Sistematika Skripsi Penelitian Tematik Historis BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
D.
Kegunaan Penelitian
E.
Metode Penelitian
F.
Penegasan Istilah
G.
Sistematika Penulisan
BAB II KONDISI AWAL (Sebagaimana judul) BAB III EKSISTENSI (Kondisi saat ini) BAB IV PERUBAHAN BAB V PENUTUP e. Sistematika Skripsi Penelitian Tafsir Maudlu’i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian
37
E. Metode Penelitian F. Penegasan Istilah G. Sistematika Penulisan BAB II KOMPILASI AYAT-AYAT BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP f. Sistematika Skripsi Penelitian Sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Batasan dan Rumusan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian D. Kajian Pustaka E. Metode Penelitian F. Kerangka Konseptual G. Sistematika Penulisan
3. Bagian Akhir Pada bagian akhir ini termuat: A. Daftar Rujukan/Daftar Sumber B. Lampiran-lampiran C. Riwayat Hidup
B. DESKRIPSI SISTEMATIKA 1. Isi Bagian Awal Unsur-unsur yang harus ada pada bagian awal skripsi hasil penelitian pustaka sama dengan isi bagian awal skripsi hasil penelitian terdahulu. Susunan unsur-unsur dan isi uraiannya juga sama.
2. Isi Bagian Inti Jumlah bab dalam bagian inti dari skripsi hasil penelitian pustaka bisa bervariasi, tergantung pada banyaknya gagasan dalam satu topik yang akan dibahas. Umumnya, untuk keperluan penulisan skripsi jumlah bab yang ada sebanyak lima buah. Meskipun dalam pedoman
38
ini dikemukakan lima model skripsi hasil penelitian pustaka, yaitu (a) penelitian pemikiran seorang tokoh, (b) penelitian naskah, (c) penelitian yurisprudensi, (d) penelitian tematik historis, (e) penelitian tafsir maudlu'i (tematik) ayat-ayat Al-Qur'an dan/atau Hadits, dan (f) penelitian sejarah, namun pada prinsipnya bab-bab yang ada di dalamnya tidak terlalu berbeda. a. Bab I: Pendahuluan Hal-hal yang perlu diuraikan pada bab Pendahuluan, meliputi: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan kajian, (4) kegunaan kajian, (5) metode kajian, (6) penegasan istilah atau kerangka konseptual, dan (7) sistematika penulisan. Isi dari tiap-tiap subbab tersebut adalah sebagai berikut. 1) Latar Belakang Masalah Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari internet, koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Gambaran umum ini dapat bersifat mendukung atau tidak mendukung pendapat peneliti. Selain itu juga dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman masalah, misalnya mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting, dan perlu ditelaah. 2) Rumusan Masalah Bagian ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan ditelaah memang belum terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan. Uraian tersebut didukung berbagai publikasi yang berhubungan dengan masalah yang dikaji, yang mencakup aspek yang dikaji, konsep-konsep yang berkaitan dengan hal yang akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya berisi uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan dikaji serta disajikan secara sistematis dan terpadu. Selanjutnya dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui telaah pustaka (dalam bentuk kalimat tanya), yang memuat variabel/hubungan antarvariabel yang akan dikaji. Kata tanya yang digunakan berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauh mana, kapan, siapa, dan sebagainya bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas. 3) Tujuan Penelitian Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka,
39
bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja. 4) Kegunaan Penelitian Pada bagian ini penulis memberikan gambaran yang jelas dan realistis mengenai kegunaan atau manfaat hasil pemecahan masalah. Manfaat yang diuraikan dapat dikaitkan dengan peneliti, lembaga tempat kajian dilakukan, organisasi profesi, pengembangan ilmu, pendidikan, pemecahan masalah yang mendesak, pengambilan keputusan atau kebijakan, dan sebagainya. 5) Metode Penelitian Metode penelitian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan penulis sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan-anggapan dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan kerangka berpikir. Selanjutnya dilakukan analisis masalah dan variabel yang terdapat dalam judul kajian. Analisis masalah menghasilkan variabel dan hubungan antarvariabel. Selanjutnya dilakukan analisis variabel dengan mengajukan pertanyaan mengenai masing-masing variabel dan pertanyaan yang berkaitan dengan hubungan antar variabel. Analisis ini diperlukan untuk menyusun alur berpikir dalam memecahkan masalah. Khusus untuk skripsi penelitian sejarah, penulis harus menjelaskan apa yang telah ia lakukan dalam rangka mengoperasionalkan tahapan-tahapan penelitian dalam metode sejarah. Perlu ditekankan bahwa tulisan tentang metode kajian hendaknya didasarkan atas kajian teori dan khazanah ilmu, yaitu paradigma, teori, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan asumsi keilmuan yang relevan dengan masalah yang dibahas. 6) Penegasan Istilah atau Kerangka Konseptual Bagian ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan. Apabila berkaitan dengan konsep-konsep khusus, maka definisi tersebut hendaknya tidak hanya diambil dari kamus, namun dari disiplin ilmu di mana konsep-konsep istilah-istilah tersebut digunakan. Khusus untuk skripsi penelitian sejarah bagian ini berjudul Kerangka Konseptual. Kerangka Konseptual digunakan untuk membingkai penelitian sejarah yang dilakukan penulis. 7) Sistematika Penulisan Dalam bagian ini dimuat kerangkan dan bagian-bagian dari skripsi, mulai dari pendahuluan sampai penutup. Penyajiannya dalam bentuk narasi, bukan poin-poin sebagaimana dalam daftar isi. Tujuannya adalah agar pembaca mudah memahami keseluruhan kerangka dalam skripsi tersebut.
40
b. Bab II dan Bab-Bab Selanjutnya Isi bab II dan bab-bab selanjutnya disesuaikan dengan pertanyaan penelitian dan model kajian yang ditempuh. Penelitian Pemikiran Tokoh Dalam kajian tokoh, maka Bab II berisi biografi tokoh yang dikaji. Secara garis besar ada tiga hal pokok, yang harus dipaparkan dalam bab ini, yaitu (a) biografi pribadi dan keluarga, meliputi tempat lahir, silsilah, keluarga, perkembangan atau perpindahan tempat tinggal, dan karir atau jabatan yang pernah dipegangnya, (b) biografi pendidikan dan keilmuan, meliputi lembaga pendidikan yang pernah dimasuki atau guru-guru yang pernah mengajarnya, dan (c) karya-karya pemikiran atau buku-bukunya. Bab-bab selanjutnya dalam penelitian tentang pemikiran tokoh berisi analisis terhadap pemikiran tokoh sesuai dengan pertanyaan penelitian. Dalam melakukan analisis ini, dapat dilakukan misalnya perbandingan dengan pemikiran tokoh lain atau para pemikir secara umum, ketepatan metode dan koherensi atau kontradiksi terhadap sumber norma/wahyu yang menjadi acuan, atau bisa juga perkembangan dan konsistensi pemikiran tokoh tersebut dari waktu ke waktu. Selanjutnya tentu saja di bahas tentang implikasi atau relevansi pemikiran tokoh tersebut dalam konteks perkembangan pemikiran dewasa ini maupun manfaatnya sebagai acuan dalam perumusan kebijakan pada tingkat praksis. Penelitian Naskah/Filologi Dalam penelitian agama, aspek bahasa merupakan salah satu obyek kajian yang penting, terutama dalam kaitan antara teks dengan konteks. Imam Suprayoga dan Thobroni (2001: 69-72) mengemukakan ada tiga pendekatan dalam penelitian naskah agama/filologi yang tidak terpisah secara ekstrem, namun saling melengkapi, yaitu (a) pendekatan tafsir, (b) analisis isi (content analisys), dan (c) hermeneutika. Metode tafsir merupakan metode tertua dalam pengkajian agama. Tujuan tafsir ialah menjelaskan, menerangkan atau menyingkap kandungan kitab suci sehingga pesan yang terkandung di dalamnya, baik berupa hukum, moral, spiritual, perintah maupun larangan dapat dipahami, dihayati dan diamalkan. Metode tafsir yang berkembang dalam tradisi intelektual Islam yang populer diantaranya: tahlili, ijmali, muqaran, dan maudlu'i.Tafsir tahlili adalah metode menafsirkan Al-Qur'an dengan menguraikan secara detail kata demi kata, ayat demi ayat dan surat demi surat dari awal hingga akhir. Tafsir ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu tafsir bi al-ma'tsur yang lebih mendasarkan pada hadits Nabi dan tradisi sahabat, dan tafsir bi al-ra'yu, yang mengutamakan
41
kekuatan penalaran dan tradisi keilmuan. Tafsir Ijmali adalah cara menafsirkan ayat-ayat dengan cara menunjukkan kandungan makna secara global, dan penjelasannya pun diberikan secara global pula. Tafsir Muqarin, adalah metode tafsir dengan cara membandingkan suatu ayat dengan ayat lainnya yang memiliki kemiripan redaksi baik dalam kasus yang sama maupun berbeda. Tafsir Maudlu'i, disebut juga dengan tafsir tematik, adalah cara menafsirkan kitab suci dengan menghimpun ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai surat yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya (Quraish Shihab, 1992: 87). Metode tafsir ini sengaja diangkat sebagai satu model tersendiri dalam pendoman ini. Content Analysis, atau analisis isi pada awalnya berkembang dalam bidang surat kabar atau komunikasi massa yang bersifat kuantitatif. Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang yang terdokumentasi. Tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan pemahaman terhadap berbagai isi pesan yang disampaikan tersebut, secara obyektif, sistematis, dan relevan secara sosiologis. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, buku, puisi, lirik lagu, film, cerita rakyat, peraturan perundang-undangan, atau kitab suci. Hermeneutika, secara harfiah berasal dari kata hermeneuein dalam bahasa Yunani kuno yang berarti "seni menerangkan makna" atau "seni memberikan interpretasi". Yang dimaksud hermeneutika yang dalam term Arab dikenal falsatut-Ta’wil dalam konteks penelitian pustaka, adalah salah satu aliran penelitian kualitatif, khususnya dalam memahami makna teks (kitab suci, buku, undang-undang dan lain-lain) sebagai sebuah fenomena sosial-budaya. Metode ini berfungsi menjamin tidak terjadi distorsi pesan atau informasi antara teks, penulis dan pembacanya. Oleh karena itu ada tiga pusaran yang dijadikan starting point dan point of view, yaitu the world of the text (aspek kebahasaan), the world of the author (dunia penulis teks termasuk Tuhan), dan the world of the reader (dunia pembaca teks) (Komarudin Hidayat, 1996). Karena adanya berbagai perspektif tersebut, maka penulis hendaknya menjelaskan pula pendekatan disiplin ilmu yang digunakan dalam menafsirkan ayat-ayat kitab suci, antara lain (1) pendekatan sastra/linguistik, (2) pendekatan filosofis, (3) pendekatan teologis, (4) pendekatan ilmiah, (5) pendekatan fiqih/hukum, (6) pendekatan tasawuf, (7) pendekatan sosiologis, dan (8) pendekatan kultural. Hal ini karena sering kali terjadi ayat yang sama apabila ditafsirkan dengan pendekatan berbeda akan menghasilkan isi yang berbeda pula. Penelitian Tematik Historis Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian sejarah suatu bangsa, etnis atau komunitas yang mengambil tema tertentu. Fokusnya tertuju pada proses perubahan yang terjadi
42
pada bangsa, etnis atau komunitas yang diteliti dalam suatu aspek, khususnya keagamaan. Sebagai contoh mislanya tentang penyebaran Islam di suatu daerah. Terdapat tiga unsur pokok dalam penelitian ini, yaitu (a) kondisi awal suatu kamunitas, (b) kondisi pada saat setelah terjadi introduksi suatu paham/ kekuasaan, dan (c) proses perubahan, antara lain berupa perkembangan dan konflik yang terjadi dalam penerimaan, serta tokoh dan peristiwa yang berperan penting. Tafsir Maudlu'i, Metode ini disebut juga dengan tafsir tematik, adalah cara menafsirkan kitab suci dengan menghimpun ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai surat yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya (Quraish Shihab, 1992: 87). Penelitian ini merupakan metode yang memberi kontribusi penting dalam memahami konsep-konsep dasar agama secara komprehensif. Oleh karena itu metode ini mampu memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mendasar mengenai suatu konsep atau kondisi. Langkah-langkah penelitian yang dituangkan dalam laporan, paling tidak mencakup empat hal, yaitu (a) perumusan atau penentuan konsep yang hendak dikaji, (b) melakukan kompilasi terhadap ayat-ayat Al-Quran yang terkait dengan konsep tersebut, (c) melakukan telaah keterkaitan (manasabah) antara ayat satu dengan ayat lain, baik dari segi kronologi maupun asbab al-nuzulnya, dan (d) melakukan analisis dan penarikan kesimpulan mengenai hakikat suatu konsep atau kondisi. Pada langkah ketiga dan keempat peneliti tentu saja dapat mengacu pada hadits-hadits yang relevan. Penelitian Sejarah Penelitian sejarah adalah penelitian yang mengkaji macam dinamika kehidupan umat manusia di masa lalu. Penelitian ini memfokuskan perhatiannya pada perubahan maupun kesinambungan dalam pelbagai aspek kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Penelitian sejarah berguna untuk menjelaskan latar belakang kondisi masyarakat yang hari ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari tahapan (a) heuristik, (b) kritik, (c) interpretasi, dan (d) historiografi. Dari keseluruhan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada skripsi hasil penelitan pustaka, Bab II dan bab-bab selanjutnya berisi uraian masalah secara rinci, alternatif model pemecahan masalah, dan pemecahan masalahnya. Bagian ini merupakan hasil pemikiran atau ide yang baru dari peneliti mengenai masalah yang dibahas. Seyogyanya tercermin di sini penguasaan peneliti mengenai bidang ilmu yang relevan dengan permasalahan. Analisis dan pemecahan masalah yang dilatarbelakangi penguasaan materi keilmuan akan tajam dan komprehensif. Juga perlu tercermin di sini gagasan dan wawasan peneliti yang tajam dalam
43
mengkaji masalah. Perlu dipelihara konsistensi cara berpikir sejak awal pembahasan. Gagasan dan buah pikiran penulis harus disajikan dalam bentuk alur-alur pikir yang logis sehingga mudah ditangkap maknanya. c. Bab Penutup Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang harus taat-asas dengan uraian kerangka pemikiran terdahulu dan tidak bertentangan. Kesimpulan dan saran dinyatakan secara terpisah. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dirangkum dari hasil kajian dan pembahasan. Saran dibuat berkaitan dengan hasil kajian/pembahasan yang telah dilakukan. Saran ditujukan baik kepada para peneliti dalam bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan atau mengembangkan kajian yang sudah diselesaikan, ataupun kepada pihak lain yang memanfaatkan hasil kajian ini. Saran dapat mengenai aspek yang mungkin diteliti lebih lanjut atau hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Saran bukan merupakan suatu keharusan.
3. Isi Bagian Akhir Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam bagian ini adalah yang mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi yang perlu ada pada bagian akhir adalah (a) daftar pustaka, (b) lampiran-lampiran, dan (d) riwayat hidup penulis. Isi dari bagian ini sama dengan yang diuraikan pada bab-bab terdahulu.
44
BAB VI TUGAS AKHIR BUKAN SKRIPSI
A.SISTEMATIKA TUGAS AKHIR Sistematika tugas akhir pada bagian awal dan bagian akhir relatif sama dengan skripsi. Namun pada bagian inti dapat dikatakan lebih sederhana dibanding skripsi. Sistematika bagian inti tugas akhir adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan dan Kegunaan
D.
Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Telaah Pustaka
B.
Kerangka Teoritik
BAB III LAPORAN OBJEK A.
Gambaran Umum
B.
Data-data Deskriptif
BAB IV ANALISIS BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
B. DESKRIPSI SISTEMATIKA Penjelasan terhadap sistematika penulisan di atas adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan a. Latar belakang Latar belakang masalah menyajikan uraian secara sistematik tentang faktor-faktor yang menjadi dasar munculnya masalah yang akan ditulis sesuai dengan judul yang ditulis dan alasan-alasan yang menjadikan masalah tersebut dipandang menarik dan penting untuk ditulis. Beberapa bukti bahwa masalah itu menrik dan penting untuk dipecahakan disajikan pada bagian ini. Latar belakang masalah dapat dilengkapi dengan tabel dan grafik untuk menyajikan data dalam rangka memperkuat dan memperjelas subbab ini. b. Rumusan masalah
45
Rumusan masalah merupakan gambaran pokok yang akan dicapai dan arah analisis yang akan dilakukan. Penegasan dan pembatasan ruang lingkup masalah yang akan dianalisis juga dinyatakan dalam subbab ini dengan kalimat pertanyaan atau kalimat pernyataan yang mengandung masalah. Rumusan masalah terkait dengan judul yang dipilih dan latar belakang masalah. c. Tujuan dan kegunaan Tujuan menunjukkan hal-hal yang akan dicapai atau perlu diselesaikan sebagai upaya pemecahan masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Rumusan tujuan harus dilakukan secara jelas dan tegas (operasional) sehingga bukti bahwa tujuan tersebut benarbenar tercapai setelah penulisan tugas akhir dilakukan dapat ditemukan dengan mudah. Kegunaan merupakan gambaran tentang manfaat tugas akhir dengan berpijak pada perumusan masalah yang telah ditetapkan. d. Sistematika penulisan Pada subbab ini disajikan sistematika penulisan mulai bab I sampai bab V. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai keseluruhan isi tugas akhir dan menunjukkan konsistensi dari penulisan dan pembahasannya.
2. Bab II Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan kajian ilmiah terhadap topik tugas akhir dalam rangka mencari justifikasi teoritis serta melihat dan menelaah masalah tugas akhir yang diajukan. Dalam subbab ini disampaikan bagaimana landasan teoritis terhadap masalah yang dipilih dan tinjauan terhadap hasil karya orang lain sebelumnya yang telah dilakukan. Sumber telaah pustaka dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah koran internet dan lain-lain, yang memiliki kandungan relevan dan dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya.
3. Bab III Laporan Objek a. Gambaran umum Dalam subbab ini disajikan informasi umum mengenai objek penulisan tugas akhir. Sejarah berdirinya, dasar pendirian, struktur organisasi, permodalan, perkembangan kinerja dan lain-lain yang berisi pengetahuan umum mengenai objek tugas akhir dapat disajikan dalam subbab ini. b. Data-Data Deskriptif Setelah ditampilkan gambaran umum mengenai objek tugas akhir maka selanjutnya disajikan data-data dan informasi yang lebih bersifat khusus untuk menggambarkan masalah
46
yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Pada bagian ini informasi yang berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penulisan tugas akhir saja yang di sajikan, informasi yang tidak relevan tidak perlu disampaikan. Hal ini dimaksudkan supaya lebih mudah untuk dipahami dalam rangka melakukan telaah berikutnya pada bagian analisis dan membatasi telaah kritis sehingga pembahasan lebih terfokus untuk menjawab masalah dalam rumusan masalah.
4. Bab IV Analisis Dalam bab ini dipaparkan hasil telaah kritis terhadap masalah yang telah dirumuskan berdasarkan landasan teori pada bab II dan informasi-informasi obyek penulisan tugas akhir pada bab III terlebih informasi yang bersifat khusus dan terfokus pada subbab data-data diskriptif. Ketajaman penulis dalam mengkritisi masalah dan upaya untuk mencapai tujuan penelitian terlihat pada bagian ini.
5. Bab V Kesimpulan dan Implikasi Bab V merupakan bagian yang terpenting dalam penulisan tugas akhir, karena setelah memastikan bahwa metode, kaidah dan proses penulisan telah sesuai, penguji akan memusatkan perhatian pada bab V. Hal ini terjadi karena bab ini menggambarkan kesimpulan dan implikasi terhadap praktek-praktek ekonomi dan perbankan sebagai kontribusi penulis melalui tugas akhir ini. Sebagai pedoman umum yang harus diperhatikan dalam penulisan tugas akhir mulai bab I sampai bab V adalah “konsistensi” penulisan. Konsistensi dalam hal ini harus terwujud mulai dari judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, landasan teori sampai dengan kesimpulan dan implikasi. Kesemuanya harus menunjukkan satu konsistensi yang utuh tidak berubah-ubah.
47
BAB VII TEKNIK PENULISAN
Bagian ini berisi petunjuk yang berkaitan dengan sistematika penulisan, cara merujuk dan menulis daftar pustaka, tabel dan gambar, bahasa dan ejaan, pencetakan dan penjilidan, serta petunjuk praktis teknik penulisan yang meliputi hal-hal yang perlu diperhatikan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
A. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan judul bab yang berlevel 1 diletakkan di tengah halaman dengan memakai huruf besar semua dan bold. Level-level selanjutnya dinyatakan dengan huruf dan angka sebagai berikut. 1. Level 2 ditandai dengan urutan huruf besar (A, B, C, dan seterusnya) memakai titik dan subbab ditulis dengan huruf besar kecil dan bold. 2. Level 3 ditandai dengan urutan angka (1, 2, 3, dan seterusnya) memakai titik dan subbab ditulis dengan huruf besar kecil dan bold. 3. Level 4 ditandai dengan urutan huruf kecil (a, b, c, dan seterusnya) memakai titik dan subbab ditulis dengan huruf besar kecil dan bold. 4. Level 5 ditandai dengan urutan angka memakai kurung tutup: 1), 2), 3), dan seterusnya tanpa titik dan subbab ditulis dengan huruf besar kecil dan bold. 5. Level 6 ditandai dengan urutan huruf kecil memakai kurung tutup: a), b), c), dan seterusnya tanpa titik dan subbab ditulis dengan huruf besar kecil dan bold. 6. Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutan kegiatan dan jadwal) dan butir nonhierarkis (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan setara). Butir hierarkis dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung seperti (1) dan (a); sedangkan butir nonhierarkis dinyatakan dengan bulit. Baris pertama pada setiap paragraf baru dimulai 1,2 cm dari tepi kiri. Baris selanjutnya dimulai dari tepi kiri. Contoh: BAB III HASIL PENELITIAN
48
Yang termasuk level 1 adalah tulisan bab beserta judul babnya, ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan ditempatkan di tengah halaman. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya ditulis mulai dari garis tepi. A. Gambaran Umum MAN Gorontalo Judul subbab ini berlevel 2 yang ditandai dengan urutan huruf besar memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dari garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris berikutnya ditulis mulai garis tepi. 1. Tinjauan Historis 2. Visi dan Misi 3. Letak Geografis 4. Struktur Organisasi 5. Ciri Khas dan Keunggulan 6. Kurikulum Keenam judul subbab ini semuanya berlevel 3 yang ditandai dengan urutan angka memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dari garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya ditulis mulai dari garis tepi. a. Kurikulum Nasional b. Kurikulum Muatan Lembaga Kedua judul subbab ini berlevel 4 yang ditandai dengan urutan huruf kecil memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dari garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya ditulis mulai dari garis tepi. 1) Qiroati 2) Tahfidz 3) Mentoring 4) Teknologi Informasi 5) Bahasa Asing Kelima judul subbab ini berlevel 5 yang ditandai dengan urutan angka memakai kurung tutup tanpa titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dari garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya ditulis mulai dari garis tepi. a) Bahasa Arab b) Bahasa Inggris
49
Kedua judul subbab ini berlevel 6 yang ditandai dengan urutan huruf kecil memakai kurung tutup tanpa titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dari garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya ditulis mulai dari garis tepi. Berikut adalah contoh penulisan butir hierarkis. Pembelajaran bahasa Inggris di MAN ... dilaksanakan dengan urutan: (1) menyimak (listening) (2) berbicara (speaking) (3) membaca (reading) (4) menulis (writing) (a) fiksi (b) nonfiksi Berikut adalah contoh penulisan butir nonhierarkis. Siswa MAN… yang berhasil menjuarai berbagai perlombaan antara lain:
Annisa Mentari Semesta:
Lomba Pidato Bahasa Inggris
Lomba Puitisasi Ayat al-Quran
Muhammad Cahaya Abadi:
Lomba Tahfidz Juz 'Amma
Lomba Menulis Kaligrafi Dengan demikian, penulisan bab dan subbab skripsi menggunakan sistematika sebagai
berikut.
BAB I (level 1)
A. Gambaran Umum MAN Gorontalo (level 2) 1. Tinjauan Historis (level 3) 2. Visi dan Misi 3. Letak Geografis 4. Struktur Organisasi 5. Ciri Khas dan Keunggulan 6. Kurikulum a. Kurikulum Nasional (level 4)
50
b. Kurikulum Muatan Lembaga 1) Qiroati (level 5) 2) Tahfidz 3) Mentoring 4) Teknologi Informasi 5) Bahasa Asing a) Bahasa Arab (level 6) b) Bahasa Inggris (1) menyimak (listening) (2) berbicara (speaking) (3) membaca (reading) (4) menulis (writing) (a) fiksi (b) nonfiksi
B. NOTASI ILMIAH Laporan penulisan skripsi diwajibkan menggunakan teknik notasi ilmiah berupa catatan kaki/catatan yang diletakkan di bagian bawah halaman yang bersangkutan (foot note). Foot note digunakan untuk menulis bahan pustaka yang dirujuk dalam skripsi dan untuk menulis keterangan tambahan dari berbagai hal yang disebutkan dalam teks skripsi. 1. Cara Merujuk Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun yang ditulis di dalam kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama akhir dari penulis pertama tersebut diikuti dengan dkk. untuk orang Indonesia dan et all. untuk orang asing. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, nama koran, atau nama majalah yang dirujuk itu, sejalan dengan kaidah penulisan daftar pustaka yang dirujuk. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma (;) sebagai tanda pemisahnya. Cara merujuk ada dua macam yakni cara merujuk kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
51
a. Cara Merujuk Kutipan Langsung Kutipan yang berisi kurang dari empat baris ditulis di antara tanda kutip ("...") sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti catatan kaki berisi nama penulis, tahun terbitan, dan nomor halaman, diakhiri dengan titik (.). Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal ('...'). Lihat contoh berikut. 1) Nama penulis terpadu dalam teks. Contoh: Menurut Maududi , "jalan hidup yang benar untuk manusia ialah hidup dalam ketaatan kepada Allah".1 2) Nama penulis tidak disebut dalam teks. Contoh: Jadi, "sistem politik Islam itu didasarkan atas tiga prinsip, yaitu tauhid, risalah, dan khalifah".2 3) Tanda kutip dalam kutipan. Contoh: Dengan demikian, "orang tidak perlu lagi berbangga-bangga dengan 'gelar palsu' yang disandangnya itu".3 4) Kutipan lebih dari empat baris ditulis tanpa tanda kutip, terpisah dari teks, dimulai pada karakter keenam dari pias kiri, dan diketik dengan spasi tunggal. Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru, garis barunya dimulai dengan mengosongkan lima karakter lagi dari tepi garis teks kutipan. Contoh: Berkaitan dengan hal tersebut, Agustian (2001: 253) menyatakan sebagai berikut. Kenyataannya, banyak ilmu pengetahuan yang telah dimiliki seseorang namun jarang sekali atau bahkan tidak pernah digunakan. Hal ini terjadi karena ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan gelar di depan atau di belakang nama seseorang saat ini telah menjadi "paradigma" yaitu sebagai posisi atau kedudukan. Akibatnya, paradigma ini telah melahirkan orang-orang yang memilki banyak ilmu, namun hanya untuk sebuah kedudukan di mata masyarakat. Ironisnya lagi, sekarang banyak orang yang membeli gelar-gelar tersebut, yang kemudian dihargai dengan nilai mata uang, bukan nilai keilmuan ataupun aplikasinya.4
1 2 3 4
Maududi, 1984: 37. Maududi, 1984: 37. Agustian, 2001: 253. Agustian, 2001: 253.
52
5) Kutipan yang Sebagian Dihilangkan. Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka katakata yang dibuang diganti dengan tiga titik. Contoh: "Penderitaan ialah apabila ketidakadilan diciptakan sendiri oleh sebagian ... atas anak manusia lain".5 Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik. Titik terakhir merupakan tanda selesainya kalimat. Contoh: "Bahaya paling besar yang dihadapi umat manusia pada zaman sekarang bukanlah ledakan bom atom, tetapi perubahan fitrah. .... Inilah mesin berbentuk manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dan kehendak alam yang fitrah. Ia telah dijual dan dia sendirilah yang harus membayar harganya".6 b. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip atau terpadu dalam teks. Nama penulis bahan pustaka dapat disebut terpadu dalam teks ataupun tidak. Jika yang dirujuk bagian tertentu, nomor halaman disebutkan. Jika buku dirujuk secara keseluruhan atau yang dirujuk terlalu banyak atau meloncat-loncat, nomor halaman boleh tidak disebutkan. Perhatikan contoh berikut. 1) Nama penulis ditulis terpadu dalam teks. Contoh: Dalam hal ini, Nadjib menyatakan bahwa hidup ini akan lebih bermakna jika, misalnya, kita bangun di tengah malam tidak sekedar untuk menonton Piala Dunia, tetapi juga untuk bertahajjud.7 2) Nama penulis tidak disebut dalam teks. Contoh: Alangkah indahnya hidup ini, jika ketika kita shalat, ruhani kita bergerak menuju Zat Yang Maha Mutlaq. Pikiran terlepas dari keadaan riil dan panca indera melepaskan diri dari segala macam keruwetan peristiwa di sekitarnya.8 3) Nama penulis ditulis terpadu dalam teks dan tahun penerbitan tanpa nomor halaman.
5 6 7 8
Nadjib, 1992: 146. Agustian, 2001: xliii. Nadjib, 1993: 136. Sangkan, 2005: 13.
53
Contoh: Berbeda dengan buku-buku lain yang membahas tentang kecerdasan emosional dan spiritual, buku Agustian menguraikan kedua kecerdasan tersebut dalam perspektif rukum iman dan rukun Islam.9 4) Nama penulis tidak disebut dalam teks dan tahun penerbitan tanpa nomor halaman. Contoh: Dzikir harus dipahami secara utuh dan komprehensif. Dzikir tidak sebatas ritual (lisan dan hati), tetapi juga harus samapi pada dataran dzikir sosial dan idiologikal. Inilah yang dimaksud dengan dzikir amaliah, yang merupakan manifestasi dari rangkaian dzikir lisan, hati, dan akal.10 5) Catatan kaki tidak menggunakan istilah op cit. (opera citato) dan loc cit. (leco citato). Istilah ibid (ibidem) tetap digunakan. Jika referensi yang dirujuk telah diselingi oleh referensi lain, maka cukup ditulis nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman.
2. Cara Menulis Daftar Pustaka Daftar pustaka yang ditulis harus sesuai dengan bahan pustaka yang dirujuk dalam teks skripsi. Jadi, semua bahan pustaka yang dikutip dalam teks skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung, harus ditulis dalam daftar pustaka. Bahan pustaka yang dibaca dan telah menjadi kekayaan (ilmu) secara pribadi tetapi tidak dikutip dalam teks skripsi, tidak perlu dicantuman dalam daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis langsung setelah teks skripsi berakhir dengan ganti halaman baru dan diberi judul DAFTAR PUSTAKA. Judul itu ditulis dengan huruf kapital semua, bold, berukuran 12, diletakkan di tengah halaman, dan jarak dengan teks di bawahnya empat spasi. Urutan penulisan nama penulis bahan pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka sesuai urutan huruf abjad. Selanjutnya, penulisan antara bahan pustaka satu dengan lainnya berjarak dua spasi, sedangkan penulisan satu bahan pustaka yang lebih dari satu baris, berjarak satu spasi. Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka, secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul) , (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Adapun ketentuan penulisan huruf-huruf dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut. a. Huruf miring digunakan untuk menulis judul buku, skripsi, tesis, disertasi, nomor penerbitan, bahan pustaka dari internet dan nama majalah, koran, jurnal, serta dokumen resmi 9 10
Agustian. 2001. Ilham. 2003.
54
pemerintah. Huruf pertama dari setiap kata (termasuk semua kata ulang sempurna) ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata-kata seperti: di, ke, dari, dan, dengan, yang, dalam, untuk, bagi, pada yang tidak terletak pada posisi awal. Contoh: (1) Bahasa dan Sastra, (2) Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, (3) Asas-Asas Hukum Islam, (4) Ayat-Ayat Cinta, (5) Suara Merdeka, (6) Ijtihad. b. Huruf tegak digunakan untuk menulis nama penulis, kota tempat penerbitan, penerbit, judul artikel, makalah, lagu, cerpen, dan puisi. Huruf pertama dari setiap kata (termasuk semua kata ulang sempurna) dan singkatan nama suatu lembaga ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata-kata seperti: di, ke, dari, dan, dengan, yang, dalam, untuk, bagi, pada yang tidak terletak pada posisi awal. Contoh: (1) Ilham, Muhammad Arifin, (2) New York, (3) IAIN Salatiga Press, (4) Pustaka Pelajar, (5) Dari Tanah Kembali ke Tanah, (6) Indahnya Suasana Jamaah Subuh. Nama penulis yang terdiri dari dua kata atau lebih ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), nama tengah (kalau ada), dan diakhiri dengan titik. Pengedepanan nama akhir penulis bersifat menyeluruh (pukul rata), tidak dipertimbangkan apakah nama akhir itu nama asli, nama orang tua, nama keluarga, nama marga, atau nama suaminya. Hal ini dilakukan untuk keseragaman, konsistensi, dan mempermudah penulisan karena sulit membedakan nama akhir penulis yang merupakan nama asli, nama orang tua, nama keluarga, nama marga, atau nama suaminya. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Penulisan nama penulis itu dimulai dari dari tepi kiri, sedangkan baris selanjutnya dimukai pada karakter keenam. Berikut adalah ketentuan dan contoh-contoh penulisan daftar pustaka dari berbagai macam bahan pustaka. a. Bahan Pustaka Berupa Buku. Bahan pustaka berupa buku, urutan penulisannya: nama penulis, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Untuk memisahkan bagian-bagian tersebut digunakan tanda titik (.), kecuali antara kota dan penerbit digunakan tanda titik dua (:). Contoh: 1) Buku dengan Satu Penulis yang Namanya Hanya Satu Kata. Bahroni. 2003. Kritik Sosial dalam Karya Emha Ainun Nadjib: Telaah Linguistik. Salatiga: IAIN Salatiga Press. 2) Buku dengan Satu Penulis yang Namanya Dua Kata (Harun Nasution). Nasution, Harun. 1973.Falsafah dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang
55
3) Buku dengan Satu Penulis yang Namanya Tiga Kata (Muhammad Arifin Ilham). Ilham, Muhammad Arifin. 2003. Hakikat Zikir Jalan Taat Menuju Allah. Depok: Intuisi Press. 4) Buku yang Ditulis Oleh dua orang penulis atau Tim Amal, Taufik Adnan dan Panggabean, Samsu Rizal. 1989.Tafsir Kontekstual al-Qur’an: Sebuah Kerangka Konseptual. Bandung: Mizan. Abdullah, Taufik. Dkk. 1985.Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Zaini, Hisyam, Bermawi Munthe, & Sekar Ayu. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga. 5) Beberapa Buku dengan Penulis Sama. Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Contoh: Hernowo. 2003a. Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza: Rangsangan Baru untuk Melejitkan Word Smart.Bandung: Kaifa. _______ 2003b. Main-Main dengan Teks Sembari Mengasah Kecerdasan Emosi. Bandung: Kaifa. _______ 2003c. Quantum Reading: Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: MLC. _______ 2004a. Breaking the Habit. Bandung: Menulis untuk Mengenal dan Mengubah Diri. Bandung: MLC. ______ 2004b. Langkah Mudah Membuat Buku yang Menggugah. Bandung: MLC. 6) Buku Berisi Kumpulan Artikel yang Ada Editornya. Sama dengan menulis bahan pustaka berupa buku ditambah dengan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di antara nama penulis dan tahun penerbitan. Contoh: Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3. Ali, Muhammad & Ahmad Wicaksono (Eds.) 2008. Napak Tilas ke Jabal Rahmah. Bandung: Nurul Ilmi. b. Bahan Pustaka Berupa Artikel. Daftar Pustaka adalah tulisan yang mencantumkan sumber-sumber tulisan yang benar-benar digunakan dalam penulisan karya akademik.
56
Dalam Daftar Pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang benar-benar digunakan dalam penulisan karya akademik itu. Sumber tulisan disusun secara alphabet dengan mendahulukan nama keluarga penulis, dan informasi lengkap karya yang dihasilkan. 1) Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel yang Ada Editornya. Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Nomor halamannya ditulis dalam kurung. Contoh: Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalarn Arninuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa danSastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3. Kurniawati, Ika. 2008. Wanita Korban Mode. Dalam Hikmawati & Putri Salsabila (Eds.), Menutup Aurat Menurut Syariat Islam (hlm. 112). Jakarta: Pustaka Hidayah. Munhanif, Ali, 2002 (ed)Mutiara Terpendam: Perempuan dalam Literatur Islam Klasik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2) Artikel dalam Jurnal Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun, judul artikel, dan nama jurnal. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut. Contoh: Lukman, M. 2008. Pentingnya Keteladanan dalam Dunia Pendidikan. At-Tarbiyah, 1(1): 23-37. 3) Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM Penulisannya sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung. Contoh: Krashen, S., Long, M.. & Scarcella, R. 1979. Age, Rate, and Eventual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM: TESOL QuarterlyDigital, 1997). 4) Artikel dalm Majalah atau Koran Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, tahun (jika ada), judul artikel, nama majalah, dan diikuti nomor halaman. Contoh: Mannan, Abdul. 2009. Strategi Meningkatkan Mutu Diri. Hidayatullah. Hidayatullah, hlm. 98.
57
c. Bahan Pustaka dari Koran Tanpa Penulis Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran, kemudian judul dan diikuti dengan nomor halaman. Contoh: Republika. 10 Januari 2009. Serdadu Israel Membantai Rakyat Palestina Secara Biadab, hlm.2. d. Bahan Pustaka dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: PT Armas Duta Jaya. e.
Bahan Pustaka dari Lembaga/Asosiasi yang Ditulis Atas Nama Lembaga/Asosiasi
Tersebut Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut. Contoh: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). 2002. Profil Organisasi dan Kegiatan Tahunan. Jakarta: ICMI f. Bahan Pustaka Berupa Karya Terjemahan Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terje mahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa tahun. Contoh: Maududi, Abul A’la. Tanpa tahun. Penjajahan Peradaban. Terjemahan oleh Afif Mohammad. 1986. Bandung: Pustaka. g. Bahan Pustaka Berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi. Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis, atau disertasi diikuti dengan pernyataan tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas (Fakultas) serta nama perguruan tinggi.
58
Contoh: Kuniah, Siti Baiti, 2006. Pengaruh Pembiasaan Beribadah di Sekolah Terhadap Akhlaq Mulia pada Siswa SDIT Nurul Islam Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga. h. Bahan Pustaka Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah, kemudian diikuti pernyataan "Makalah disajikan dalam ...", nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya. Contoh: Hariyadi, R. 2007. Analisis Data Kualitatif. Makalah Disajikan dalam Workshop Penelitian bagi Dosen KOPERTAIS di Ungaran, Fakultas Agama Islam UNDARIS UNGARAN, 14 Juni. i. Bahan Pustaka dari Internet Berupa Karya Individual Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung, Contoh: Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W, 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-95: TheCalm before the Storm, (Online), (http://joumal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996). j. Bahan Pustaka dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. Contoh: Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling, Education Policy Analysis Archives, (OnIine), Vol. 3, No. I, (http://olam,ed,asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).
59
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jumal IlmuPendidikan, (Online), Jilid 5, No.4, (http://www.malang.ac,id, diakses 20 Januari 2000). k. Bahan Pustaka dari Internet Berupa Bahan Diskusi Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. Contoh: Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAlN DiscussionList, (Online), (
[email protected], diakses 22 Nopember 1995). l. Bahan Pustaka dari Internet Berupa E-mail Pribadi Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan, nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi). Contoh: Davis, A. (
[email protected]). 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring Tools. E-mail kepada Alison Hunter (
[email protected]). Naga, Dali S. (
[email protected]). 1 Oktober 1997. Artikel untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah (
[email protected]).
m. Bahan Pustaka dari Internet yang Tidak Mencantumkan Nama Penulis Contoh: http://www.info-indo.com/indonesia/history/java.htm : The History of Islam in Indonesia. www.indo.com/indonesia/hstory.html : The Spread of Islam to Southeast Asia. Catatan: Penulisan bahan pustaka dari internet yang tidak mencantumkan nama penulis ini dalam Daftar Pusaka diletakkan pada urutan terakhir.
C. TABEL DAN GAMBAR 1. Penyajian Tabel Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menyajikan data statistik dalam kolom-kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat dan dapat menemukan hubungan-hubungannya.
60
Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide. Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel daripada menggunakan sedikit tabel yang isinya terlalu padat. Tabel yang baik harus dapat menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya secara efektif. Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), maka tabel harus ditempatkan pada halaman tersendiri; dan jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman), sebaiknya diintegrasikan dengan teks. Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan di atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perujukan. Jika tabel lebih dari satu halaman, maka bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir tabel pada halaman pertama tidak pertu diberi garis horisontal. Pada halaman berikutnya, tuliskan Lanjutan Tabel... pada tepi kiri, tiga spasi dari garis horisontal teratas tabel. Hanya huruf pertama kata tabel ditulis dengan menggunakan huruf besar. Kata "Tabel" ditulis di pinggir, diikuti nomor dan judul tabel. Judul tabel ini ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama setiap kata kecuali kata hubung. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik. Berilah jarak 3 spasi antara teks sebelum tabel dan teks sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab sebagai identitas tabel yang menunjukkan bab tempat tabel itu dimuat dan nomor urutnya dalam bab yang bersangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab nomor urut tabel dimulai dari nomor 1. Contoh: Tabel 3.2 Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2015 Nomor tabel ini menunjukkan bahwa tabel yang berjudul Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2005 terletak pada Bab III nomor urut kedua. Pengacuan tabel menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata tabel di atas atau tabel di bawah. Garis yang paling atas dari tabel diletakkan 3 spasi di bawah nama tabel. Kolom pengepalaan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus dicantumkan. Istilahistilah seperti nomor, persen, frekuensi, dituliskan dalam bentuk singkatan/lambang: No., %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan menggunakan spasi tunggal. Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli di bawah tabel dengan jarak tiga spasi dari garis horisontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat dalam tabel, gunakan simbol-simbol tertentu dan tulis dalam bentuk superskrip. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua spasi di bawah sumber, bukan pada bagian bawah halaman.
61
Contoh: Tabel 3.2 Keterlibatan Lulusan dalam Kegiatan Pembinaan Staf
Peranan Lulusan Kegiatan
Relevansi
P
Pb
Pan
Pl
R
TSR
TR
%
%
%
%
%
%
%
Workshop (87,4%) *)
54,6
61,3
38,2
28,7
44,3
48,8
Ttd.
Seminar (73,6%)
3,2
19,4
48,6
29.1
54,9
26,2
8,9 **
Lokarya (68,0%)
31,6
30,7
20,5
7,8
51,5
37,9
Ttd.
Kegiatan lain (11,5%)
12,6
22,7
12,1
5,7
Ttd.
2,9
Ttd.
Catatan: P = Peserta
R
= Relevan
Pb = Pembicara
TSR = Tidak selalu relevan
Pan = Panitia
TR = Tidak relevan
PI = Peran lain
Ttd = Tidak tersedia data
*) Angka-angka dalarn kurung menunjukkan persentase lulusan yang memberikan jawaban. **) Sejumlah 8,9% lagi dari peserta kegiatan ini menyatakan bahwa hal itu tidak relevan dengan bidang keahlian mereka. Alasan-alasan yang diberikan antara lain bahwa kuIiah-kuliah yang diberikan kadang-kadang sangat berbeda dengan bidang keahIian baru lulusan yang mereka peroleh dalam pendidikan di luar negeri.
2. Penyajian Gambar Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan, dan gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data statistik berbentuk grafik. Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan seperti berikut. a. Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. Cara penulisan judul gambar sarna dengan penulisan judul tabel. b. Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual.
62
c. Gambar harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat mengurangi nilai penyajian data. d. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri. e. Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar. f. Gambar diacu dengan menggunakan nomor gambar (angka), misalnya seperti terdapat pada gambar 5, bukan dengan menggunakan kata gambar di atas atau gambar di bawah. g. Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada penomoran tabel.
3. Hal-hal Teknis yang Perlu Diperhatikan Terkait dengan Penyajian Tabel dan Gambar a. Jarak antara tabel atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya adalah tiga spasi. b. Judul tabel atau gambar harus ditulis pada halaman yang sama dengan tabel atau gambarnya. c. Tepi kanan teks sedapat mungkin rata, dengan tetap memperhatikan kaidah pemenggalan kata yang benar. Jarak antarkata harus tetap sama (satu-dua ketukan) dan tidak boleh ada jarak yang terlalu longgar. d. Tidak boleh memberi tanda apa pun sebagai tanda berakhirnya sebuah bab, termasuk gambar untuk pengisi halaman yang masih kosong. e. Tidak boleh ada bagian yang kosong pada halaman, kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir suatu bab. f. Tidak boleh memotong tabel menjadi dua bagian (dalam dua halaman) jika memang bisa ditempatkan pada halaman yang sama. g. Tidak boleh menempatkan judul subbab dan identitas tabel pada akhir halaman (kaki halaman). h. Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-), tetapi menggunakan tanda bulit. Ukuran besar-kecilnya bulit yang digunakan disesuaikan dengan ukuran huruf yang digunakan. Bulit diletakkan di tepi kiri, terpisah satu ketukan dengan huruf yang mengikutinya. Rincian dengan menggunakan angka hanya diperbolehkan jika mengandung pengertian langkahlangkah atau prosedur.
D. BAHASA DAN EJAAN Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang harus mengikuti dua macam kaidah, yaitu kaidah umum dan kaidah khusus atau selingkung. Kaidah umum adalah kaidah tentang bahasa dan ejaan yang berlaku secara umum. Kaidah selingkung adalah tentang teknis penulisan yang
63
telah disepakati bersama dan berlaku di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Kedua kaidah itu harus diterapkan secara konsisten oleh penulis skripsi.
1. Penggunaan Bahasa Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal, dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit, dan struktur paragraf yang runtut. Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan kalimat pasif, kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan kata-kata seperti saya atau kami atau kita. Jika terpaksa menyebutkan kegiatan yang dilakukan oleh penulis sendiri, istilah yang dipakai bukan kami atau saya, melainkan penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti seyogyanya digunakan sesedikit mungkin.
2. Penulisan Ejaan dan Tanda Baca Penggunaan ejaan dan tanda baca secara tepat merupakan hal yang sangat penting dalam penulisan karya tulis ilmiah, karena bahasa tulis tidak dibantu oleh unsur-unsur seperti kualitas suara, kedipan mata, gerakan tangan, dan sebagainya, seperti yang terdapat dalam bahasa lisan. Bahasa tulis hanya memiliki alat bantu berupa ejaan dan tanda-tanda baca. Ejaan dan tandatanda baca itu dapat membantu memperjelas maksud penulis. Oleh karena itu, penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat akan sangat membantu pembaca dalam memahami suatu karya tulis ilmiah. Penulis yang menggunakan bahasa Indonesia sebaiknya mempelajari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Hal-hal yang harus dicermati penulis antara lain penulisan kata, penulisan huruf kapital, penulisan huruf miring, pemakaian tanda baca, penulisan singkatan dan akronim, penulisan angka dan bilangan, serta penulisan unsur serapan. Berikut ini beberapa kaidah penting yang perlu diperhatikan. Titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda seru (!), tanda tanya (?), dan tanda persen (%) diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya. Tidak Baku
Baku
Sampel dipilih secara random .
Sarnpel dipilih secara random.
... iman , Islam , dan ihsan.
... iman, Islam, dan ihsan.
... dengan teori ; kemudian ....
... dengan teori; kemudian ....
... sebagai berikut :
... sebagai berikut:
64
Hal itu tidak benar !
Hal itu tidak benar!
Benarkah hal itu ?
Benarkah hal itu?
Jumlahnya sekitar 20 %.
Jumlahnya sekitar 20%.
Tanda kutip ("...") dan tanda kurung () diketik rapat dengan huruf dari kata atau frasa yang diapit. Tidak Baku
Baku
Kelima kelompok " sepadan ".
Kelima kelompok "sepadan".
Tes tersebut dianggap baku ( standardized ).
Tes tersebut dianggap baku (standardized).
Tanda hubung (-), tanda pisah (---), dan garis miring (/) diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya. Tidak Baku
Baku
Tidak berbelit - belit.
Tidak berbelit-belit.
lni terjadi selama tahun 1942 - 1945.
Ini terjadi selarna tahun 1942-1945.
Semua teknik analisis yang dipakai di sini Semua teknik analisis yang dipakai di sini----- kuantitatif dan kualitatif --- perlu ditinjau. kuantitatif dan kualitatif --- perlu ditinjau. Dia tidak / belum mengaku. Dia tidak/belum mengaku.
Tanda sarna dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang (-), kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya. Tidak Baku
Baku
y=5
y=5
y>2
y>2
y<7
y<7
5+5=10
5 + 5 = 10
6:2=3
6:2=3
Akan tetapi, tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun penerbitan dengan nomor halaman pada rujukan diketik rapat dengan angka yang mendahului dan mengikutinya. Tidak Baku
Baku
65
Agustian (2005 : 16) menyatakan
Agustian (2005:16) menyatakan
E. PENGETIKAN DAN PENJILIDAN 1. Pengetikan Berkaitan dengan pengetikan, perlu dijelaskan hal-hal sebagai berikut. a. Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm) dengan bobot minimal 70 gram. Apabila digunakan kertas khusus, seperti kertas milimeter untuk grafik, kertas kalkir untuk bagan, boleh digunakan kertas di luar batas ukuran yang telah ditentukan, namun harus dilipat sesuai dengan ukuran kertas naskah yang telah ditentukan. b.Jarak pengetikan antara baris satu dengan baris berikutnya adalah dua spasi, kecuali pengetikan hal-hal yang bersifat khusus, seperti daftar pustaka, kutipan langsung, judul tabel atau gambar, keterangan tambahan dalam foot note, diketik satu spasi. c. Batas tepi pengetikan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut.
Tepi atas
: 4 cm.
Tepi bawah
: 3 cm
Tepi kiri
: 4 cm.
Tepi kanan
: 3 cm.
d. Naskah akhir skripsi hendaknya dicetak (di-print) dengan printer deskjet, inkjet atau laser. e. Jenis huruf untuk skripsi berbahasa Indonesia dan Inggris adalah Times New Roman dengan ketentuan ukuran sebagai berikut.
Font 12, untuk judul bab, judul subbab, teks induk, abstrak, lampiran, dan daftar pustaka.
Font 10, untuk kutipan blok, judul tabel, judul bagan/gambar, teks tabel, teks bagan/gambar, catatan kaki, indeks, header, footer.
f. Jenis huruf untuk skripsi berbahasa Arab adalah Traditional Arabic dengan ketentuan ukuran sebagai berikut.
Font 26,
Font 18, untuk judul subbab, judul abstrak, judul daftar pustaka, judul tabel, judul
untuk judul bab.
gambar, dan judul indeks.
Font 16,
untuk teks induk, indeks, dan yang lain
g. Modus Huruf Penggunaan huruf normal, miring (italic), tebal (bold), dan garis bawah (underline) sebagai berikut.
66
Normal o
teks induk, abstrak, kata-kata kunci, tabel, gambar, bagan, catatan, lampiran.
Miring (italic) o
kata non Indonesia (bahasa asing dan bahasa daerah)
o
istilah yang belum lazim
o
bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh digunakan bold-normal, tetapi boleh italic-bold)
o
contoh yang disajikan pada teks utama
o
judul buku, jurnal, majalah, dan surat kabar dalam teks utama dalam daftar pustaka
Tebal (bold) o
judul bab
o
judul subbab (heading)
o
bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic; perhatikan contoh berikut. Firdaus anak Abdullah sedang belajar di IAIN Salatiga.
Garis bawah (underline) o
Garis bawah tidak boleh dipergunakan, kecuali dalam hal-hal yang sangat khusus.
h. Paragraf dan Penomoran
Awal paragraf dimulai 1,2 cm dari tepi kiri bidang pengetikan.
Sesudah tanda baca titik, titik dua, titik kama, dan kama, hendaknya diberi satu ketukan kosong.
Lambang-lambang huruf Yunani dan yang tidak dapat ditulis dengan komputer hendaknya ditulis tangan secara rapi dengan tinta hitam.
Bilangan hendaknya ditulis dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat.
Bagian awal skripsi diberi nomor halaman angka Romawi kecil di tengah bagian bawah.
Bagian inti dan bagian penutup skripsi dengan angka Arab di tengah bagian bawah.
Nomor halaman untuk lampiran ditulis dengan menggunakan angka Arab di tengah bagian bawah, melanjutkan nomor halaman sebelumnya.
2. Penjilidan
Skripsi
harus dijilid dengan menggunakan karton tebal, pada punggung skripsi
hendaknya dimuat nama penulis dan judul.
67
Skripsi dijilid sebanyak 3 eksemplar (1 untuk Program Studi, 1 untuk perpustakaan, dan 1 untuk arsip penulis).
Mahasiswa wajib menyerahkan CD berisi file skripsi dan artikel ringkasan skripsi dalam format pdf kepada perpustakaan.
Warna sampul: o
Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (biru Muda)
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1: Contoh Lembar Sampul Skripsi Program Studi IAT
KAJIAN SURAT Al-BAQORAH PADA TAFSIR AL-MISBAH: STUDI ATAS POLA TAFSIR KARYA M QURAYS SYIHAB (font 16)
SKRIPSI (font 16)
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir (font 14)
(Berdiameter 5 cm)
Oleh ADINDA CAHAYA SEMESTA NIM 11108045 (font 14)
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA(FUADAH) Program Studi ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR(IAT) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA(IAIN) 2016 (font 14)
69
Lampiran 2: Contoh Lembar Berlogo IAIN Salatiga (berdiameter 10 cm. dan warna hitam-putih)
70
Lampiran 3: Contoh Lembar Judul Skripsi Program Studi IAT
KAJIAN SURAT Al-BAQORAH PADA TAFSIR AL-MISBAH: STUDI ATAS POLA TAFSIR KARYA M QURAYS SYIHAB (font 16)
SKRIPSI (font 16)
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir (font 14)
(Berdiameter 5 cm)
Oleh ADINDA CAHAYA SEMESTA NIM 11108045 (font 14)
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA(FUADAH) Program Studi ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR(IAT) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA(IAIN) 2016 (font 14)
71
Lampiran 4: Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Muhammad Hidayatullah
NIM
: 11108012
Fakultas
: Ushuluddin Adab Dan Humaniora(FUADAH)
Program Studi
: Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Judul
: Kajian Surat al-Baqorah Pada Tafsir Al-Misbah: Studi Atas Pola Tafsir Karya M Qurays Syihab
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 3 Maret 2016 Pembimbing
Prof. Dr. H. M. Ikhlas Beramal, M. Ag. NIP. 19772012 200101 1 119
72
Lampiran 5: Contoh Lembar Pengesahan Kelulusan
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA Jalan Nakula Sadewa VA/No. 09 Salatiga 50721 Telp (0298) 323706 Fax. 323433 Website: www.iainsalatiga.ac.id, E-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi
Saudara__________________dengan
______________yang
Nomor
Induk
Mahasiswa
berjudul__________________________________________telah
dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Fakultas Ushuluddin Adab Dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada Rabu, 3 April 2016 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu al-Qur’an dan tafsir (S.Iat.). 25 Rojab 1437 H. Salatiga, __________________ 2 Mei 2016 M. Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretris Sidang
(Dekan FUADAH IAIN Salatiga)
(Pembantu Ketua Bid. Ak.)
NIP.
NIP.
Penguji I
Penguji II
______________________
____________________
NIP.
NIP. Pembimbing
____________________ NIP.
73
Lampiran 6: Contoh Lembar Pernyataan Keaslian Tulisan
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Muhammad Hidayatullah
NIM
: 11108012
Fakultas
: Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUADAH)
Program Studi
: Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis dengan judul ”Kajian Surat al-Baqorah Pada Tafsir Al-Misbah: Studi Atas Pola Tafsir Karya M Qurays Syihab” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 26 April 2016 Yang menyatakan,
(tanda tangan di atas materai 6000) Muhammad Hidayatullah
74
Lampiran 7: Contoh Lembar Motto dan Persembahan
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jadilah orang baik, jangan sekedar terlihat baik.
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku, Para dosenku, saudara-saudaraku, Dan Sahabat-sahabat seperjuanganku,
75
Lampiran 8 Contoh Lembar Abstrak
ABSTRAK Kata kunci: makna sekolah dan masyarakat tertinggal. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan model persekolahan yang bermakna bagi masyarakat tertinggal di Desa Sukadamai. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah masyarakat tertinggal di Desa Sukadamai merasakan kebermaknaan sekolah selama ini?, dan (2) model persekolahan seperti apakah yang memiliki makna fungsional bagi mereka?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi pengembangan (research and development). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat kurang merasakan manfaat yang besar dari sekolah. Sekolah tidak lebih dari sekedar (a) upaya memperoleh kemampuan baca-tulis, dan (b) sebagai kepatutan ketika anak masih kecil dan belum dapat disuruh bekerja. Setelah lulus SD atau SMP kebanyakan penduduk merantau ke kota-kota besar untuk bekerja sebagai buruh kasar. Ketika sudah berkeluarga dan penghasilan di kota tidak mencukupi, umumnya mereka kembali ke kampung halaman dan bekerja di ladang atau pekerjaan lain tanpa bekal keahlian. Berdasarkan uji coba pembelajaran pertanian dan peternakan, bagi para siswa SMP dari daerah ini ditemukan, ternyata mereka menyambut positif, baik sekolah, orang tua, maupun masyarakat sekitar. Program ini juga match dengan kehidupan keseharian siswa. Mengacu ada temuan tersebut, maka penelitian ini merekomendasikan pembelaaran keahlian pertanian dan peternakan atau keahlian lain sesuai dengan kondisi dan potensi alam daerah tertinggal dapat dilakukan pada jenjang SMP.
76
Lampiran 9 Contoh Daftar Isi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................
i
IDENTITAS TIM PENGUJI ................................................................................................
ii
RIWAYAT HIDUP PENULIS .............................................................................................
iii
UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................................
v
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................
viii
I.
PENDAHULUAN ........................................................................................................... A. Latar Belakang Masalah……………………………….........................………… B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………………..........................……… C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………….........................…………... D. Kajian Pustaka……………….…………………….........................…………….. E. Kerangka Teori………………...…………………..........................……………. F. Metode Penelitian…………………………………..........................………..….. G. Sistematika Pembahasan………………………….....……………......…………
1 1 5 6 7 10 13 15
II. LANDASAN TEORI ...................................................................................................... A. Biografi ...................................................................................................................... 1........ ........................................................................................................................ . 2........ ......................................................................................................................... 3........ .........................................................................................................................
16 18 25 30 35
B. Kajian Teori ...............................................................................................................
40
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ...................................................... A. ...................................................................................................................................... B. ......................................................................................................................................
41 45 50
IV. ANALISIS PENELITIAN ............................................................................................. 55 A. ................................................................................................................................... 60 B. ................................................................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………….............................………. 73 DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………..…………............................. 76
77