i
STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM KTSP DENGAN KURIKULUM 2013 MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KAJIAN STANDAR KOMPETENSI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh: Jaka Rebawa NIM. M1.12.008
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ii
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama
: Drs. H. Jaka Rebawa
NIM
: M1.12.008
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi
: PAI
Tanggal Ujian
: 04 Maret 2015
Judul Tesis
: “STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM
KTSP DENGAN KURIKULUM 2013 MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KAJIAN STANDAR KOMPETENSI TAHUN PELAJARAN 2013/2014”
Panitia Munaqosah Tesis
1. Ketua Sidang
: Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag.
________________
2. Sekretaris
: Dr. Phil. Widiyanto, M.A.
________________
3. Penguji I
: Dr. H. Sa’adi, M.Ag.
________________
4. Penguji II
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
________________
5. Penguji III
: Dr. Winarno, M.Pd.
________________
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga,
Februsri 2015
Yang Membuat Pernyataan
Drs. H. Jaka Rebawa
iii
iv
MOTTO
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq 96:1-5).1
1
Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1998, 904
iv
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya terbaikku kepada : 1. Bapak dan Ibu serta Mertuaku yang mendidik dan membimbingku dengan sabar kepada jalan Allah SWT. 2. Istriku Fathonah yang selalu setia menjalani kehidupan bersamaku dalam suka maupun duka. 3. Anakku Muhammad Ilham Zakky Arif yang selalu menjadi penyejuk dalam setiap waktuku 4. Untuk semua dosen Pasca Sarjana IAIN Salatiga 5. Mas Daman, Pak Tris Kudus, Pak Bambang dan dek Ali Imron Demak yang selalu memberi suport. 6. Sahabat-sahabat, teman kuliah angkatan 2012 dan teman mengajar di SMA N 1 Salatiga. 7. Seluruh pembaca yang budiman.
v
vi
ABSTRAK Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 Mapel Pendidikan Agama Islam pada Kajian Standar Kompetensi Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata Kunci: Implementasi Kurikulum KTSP, Kurikulum 2013, Standar Kompetensi. Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia. Indonesia Selama era reformasi, telah mengalami tiga perubahan kurikulum dalam skala nasional anatara lain Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006/2007 dan saat ini muncullah kurikulum 2013. Dari perkembangan kurikulum yang terjadi kemungkinan adanya perbedaan implemensi pada standar kompetensinya antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013, maka hal ini perlu diadakan pengkajian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. mengambil objek studi pada implementasi K. KTSP dan K. 2013 di SMA N 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman dan SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, dokumentasi dan wawancara bebas (non terstruktur). Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan induksi analitik. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa Implementasi K. KTSP PAI pada SK di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014 telah terlaksanakan dengan baik karena telah mengikuti struktur kurikulum yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan PP Nomor 19 tahun 2005 dan Implementasi K. 2013 Mapel PAI pada SK terimplementasi baik sesuai Permendikbud No. 54 Tahun 2013 Standar Isi diturunkan dari SKL melalui KI yang bebas mata pelajaran, adapun KI meliputi: 4 KI. Perbedaan mendasar pada SK nya (SI) dan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum KTSP, sedangkan kurikulum 2013 acuan utamanya adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti sebagai organising element. Faktor kesulitan dan hambatan yang dihadapi adalah dalam memberikan penilaian, penunjang media dalam penerapan riilnya, waktu, penyusunan RPP dengan benar, siswa kesulitan menguasai materi. Cara yang dilakukan pihak sekolah melengkapi sarana dan prasarana penunjang, selalu mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop, membuat penyederhanaan materi pelajaran melalui KKG dan BKG, memberikan jam tambahan dan konsultasi akademik terhadap siswa da memberikan penugasan penguatan dan penyuluhan kepada siswa
vi
vii
PRAKATA
بسم هللا الرمحن الرحيم Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan 2013 Mapel Pendidikan Agama Islam pada Kajian Standar Kompetensi di SMAN 1 Salatuga SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam. Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana STAIN Salatiga Periode Tahun 2011-2014 yang telah memberikan restu judul tesis penulis. 3. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan restu dan selalu mendo’akan pada penulisan tesis ini. 4. Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A., selaku Ka Prodi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan arahan pada penulisan tesis ini. 5. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. dan Dr. Winarno, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk menuntun agar tesis ini cepat selesai. 6. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis ini. 7. Ibu Dra. Hj. Wahyu Tri Astuti, M.Pd,. Bpk. Drs. Joko Pujiyanto dan Bpk. Subroto, S.Pd,. M.Pd.,
selaku kepala sekolah di SMA N 1 Salatiga, SMA
Islam Sudirman Ambarawa dan SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin untuk meneliti di tempat yang beliau pimpin. 8. Kepada Seluruh narasumber, yang bersedia memberikan berbagai informasi guna terselesaikannya penyusunan tesis ini.
vii
viii
9. Istri dan anakku yang selalu mensuport dan memberikan inspirasi hingga selesainya penulisan ini 10. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang tak dapat saya sebut satu persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam proses penulisan tesis ini. Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do’a semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah diberikan. Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut.
Salatiga,
Februarit 2015
Penulis,
Drs. H. Jaka Rebawa NIM: M.1.12.008
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….
i
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS……………………………….………..
ii
HALAMAN PERNYATAAN...…………………………….…………….......
iii
MOTTO.............................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN..............................................................................................
v
ABSTRAK ……………………………............................................................
vi
PRAKATA …………………………………………….………..……………. vii DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xii DAFTAR LAMPIRAN …...………………………………………………….. xiii BAB I:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................
1
B. Rumusan Masalah......................................................................
5
C. Signifikansi Penelitian................................................................
6
D. Tinjauan Pustaka.........................................................................
9
E. Metodologi Penelitian.................................................................
12
F. Sistematika Penulisan Tesis........................................................
19
BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Teori Kurikulum dan Implementasinya...................................... 21 B. Kurikulum KTSP........................................................................ 32 C. Kurikulum 2013.......................................................................... 36 D. Perbedaan Esensial Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013........................................................................... 46 E. Titik Temu Kurikulum KTSP 2007 Dengan Kurikulum 2013..... 49 ix
x
BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Sekolah.............................................................................
51
1.
Profil SMA N 1 Salatiga......................................................
51
2.
Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa.............................. 60
3.
Profil SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang................
69
B. Kondisi Umum Implementasi Kurikulum..................................
78
1.
SMA N 1 Salatiga................................................................ 78
2.
SMA Islam Sudirman Ambarawa........................................ 80
3.
SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang..........................
83
C. Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 serta Persamaan dan Perbedaannya...........................................
85
D. Kelebiahan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013................................................................... 100 E. Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013................................................................... 104 F. Cara Mengatasi Kesulitan dan Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013............... 106
BAB IV: PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Kurikulum Secara Umum..................................... 108 B. Implementasi Kurikulum KTSP................................................. 111 C. Implementasi Kurikulum 2013................................................... 115 D. Persamaan dan Perbedaan.......................................................... 122 E. Kelebiahan dan Kekurangan ..................................................... 126
x
xi
F. Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum .................. 128 G. Cara Mengatasi Kesulitan dan Faktor Hambatan...................... 131
BAB V: PENUTUP A. Simpulan.................................................................................... 133 B. Saran ......................................................................................... 139
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………............... 142 LAMPIRAN…………………………………………………………………... 144 RIWAYAT HIDUP PENULIS……………………………………………...... 198
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi SMA N 1 Salatiga.............................................. 55 Tabel 3.2 Keadaan Guru Agama SMA N 1 Salatiga......................................... 56 Tabel 3.3 Keadaan Siswa SMA N 1 Salatiga....................................................
56
Tabel 3.4 Keadaan Sarpras SMA N 1 Salatiga.................................................
57
Tabel 3.5 Perkembangan Kurikulum SMA N 1 Salatiga..................................
59
Tabel 3.6 Struktur Organisasi SMA Islam Sudirman Ambarawa.....................
63
Tabel 3.7 Keadaan Guru Agama SMA Islam Sudirman Ambarawa................. 64 Tabel 3.8 Keadaan Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa............................ 64 Tabel 3.9 Keadaan Sarpras SMA Islam Sudirman Ambarawa.........................
66
Tabel 3.10 Perkembangan Kurikulum SMA Islam Sudirman Ambarawa........
68
Tabel 3.11 Struktur Organisasi SMA N 1 Tengaran Kab. semarang................
73
Tabel 3.12 Keadaan Guru Agama SMA N 1 Tengaran Kab. semarang...........
74
Tabel 3.13 Keadaan Siswa SMA N 1 Tengaran Kab. semarang......................
74
Tabel 3.14 Keadaan Sarpras SMA N 1 Tengaran Kab. semarang...................
75
Tabel 3.15 Perkembangan Kurikulum SMA N 1 Tengaran Kab. semarang....
77
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kode Penelitian............................................................................ Lampiran 2: Pedoman Wawancara................................................................... Lampiran 3: Hasil Wawancara............................................................................ Lampiran 4: Catatan Lapangan Pengamatan...................................................... Lampiran 5: Reduksi Data................................................................................ Lampiran 6: Surat Keterangan SMA N 1 Salatiga........................................... Lampiran 7: Surat Keterangan SMA Sudirman Ambarawa............................. Lampiran 8: Surat Keterangan SMA N 1 Tengaran Kab. semarang............... Lampiran 9: Dokumentasi................................................................................ Lampiran 10: Riwayat Hidup Penulis..............................................................
xiii
144 147 152 176 185 192 193 194 195 198
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan.2 Perkembangan peradaban manusia tak dapat dibayangkan bila tanpa pendidikan, mungkin saja manusia sekarang tidak akan beda dengan orang zaman dahulu, bahkan mungkin akan lebih terpuruk atau lebih rendah kualitas peradabannya. Oleh karena itu perlu menjadi kekhawatiran bersama bila hal senada ternyata mulai menggejala pada masyarakat. Sangat memilukan bahwa masyarakat Indonesia yang religius dewasa ini terpuruk dalam himpitan krisis dan terbelakang dalam berbagai aspek kehidupan.3 Masyarakat madani, masyarakat yang selalu kita idam-idamkan (Imaginet Community) sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat yang saling menghargai dan menghormati sesama, hanya dapat diwujudkan dengan pendidikan. Tentunya pendidikan yang bermutu bukan pendidikan yang asalasalan. Pendidikan yang dilaksanakan dengan program dan perencanaan yang baik dan berdasar pada keilmuan serta budi pekerti yang luhur, sebagaimana tujuan pendidikan.
2
Mansur, Diskursus Pendidikan Islam, Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001, 1. Abdurrahman Mas’ud, Humanisme Religius sebagai Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Gama Media, 2004, 122. 3
1 1
2
Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut maka diperlukan berbagai faktor dan unsur yang mendorongnya terutama kurikulum yang diterapkan atau dipakai. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan.4 Kurikulum dalam sistem persekolahan merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kurikulum yang baik harus selalu berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan zaman.5 Sejak tahun 2004-2005 pemerintah telah menetapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dan tahun 2007 pemerintah telah menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan tahun 2013 ini pemerintah lagi-lagi menetapkan kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi (kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan) sebagai kurikulum yang berlaku di Indonesia. Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. 6 Tak terkecuali pada mapel PAI dan budi pekerti yang baru terglontorkan saat ini. Di samping itu, kurikulum memberi arahan dan patokan keahlian kepada peserta 4
Nana Saodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktik), Bandung: Rosda Karya, 1999, 4. 5 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, 7. 6 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumu Aksara, 2009, 64.
2
3
didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga. Oleh karena itu, wajar bila kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang sedang terjadi. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional.7 Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia. Sekarang ini kelemahan-kelemahan pelaksanaan kurikulum yang sudah ada telah menjadi sorotan kritik berbagai pihak. Tidak hanya pihak diluar dunia pendidikan tetapi pihak-pihak didalam sendiri sudah memprihatinkan 7
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008, 37.
3
4
proses dan produk pengelolaan kurikulum yang dilaksanakan oleh administrator pendidikan sampai pada yang dilaksanakan oleh guru-guru di kelas. Ironisnya, Sasaran kritik hanya di tujukan kepada guru-guru, dan para administrator terlindung seolah-olah peranan dan tanggung jawabnya tidak menentukan. Jarang kedengaran kritik terhadap, misalnya kepala sekolah, pengawas (penilik) ataupun administrator atasan yang membawahinya. Diakui atau tidak, praktik dilapangan dalam implementasi lebih sulit dibanding dengan mengungkapkan pendapat dan berkomentar. Karena praktik
dilapangan
menghadapi
langsung
bergabagai
faktor
yang
mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan munculnya kurikulum 2013 banyak wacana yang berkembang tentang kurikulum 2013 ini. Ada berbagai persepsi dan kritik yang berkembang dan perlu dihargai sebagai bagian dari proses pematangan kurikulum yang sedang disusun. Selama era reformasi, ini adalah ketiga kalinya kurikulum ditelaah dan dikembangkan dalam skala nasional setelah rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2007 maka yang terbaru saat ini muncullah kurikulum 2013. Di kota Salatiga setingkat SMA Negeri baru SMA Negeri 1 Salatiga yang menerapkan sistem kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya, dan ini merupakan uji coba penerapan kurikulum 2013 yang baru dirilis oleh pemerintah. Agar penelitian ini lebih obyektif, maka peneliti mencari perbandingan dengan sekolah setingkat SMA di luar kota Salatiga, yaitu: SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten 4
5
Semarang.
Karena kurikulum ini masih tergolong baru, maka dalam
pengimplementasiannya masih banyak pula kekurangan-kekurangan yang perlu disempurnakan. Adapun problem yang ada terkait dengan kesiapan guru dalam memenuhi perangkat pembelajaran, kesiapan guru untuk melakukan pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik dan autentik, serta persiapan media dan sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum 2013, yaitu pembelajaran langsung pada sumbernya. Oleh karena itu penelitian ini mengkaji implementasi kurikulum 2013 di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang
kemudian mengkomparasikannya dengan
implmentasi kurikulum 2007 (KTSP) yang pernah diterapkan di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah mencari perbedaankesamaan kesamaan dalam pengimplementasian kurikulum 2007 dengan 2013 di SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang penulis rumusan sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi kurikulum 2007 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?
5
6
2. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014? 3. Adakah perbedaan ataupun kesamaan antara implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014? 4. Apa saja faktor-faktor kesulitan dan hambatan dalam implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014? 5. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor kesulitan dan hambatan dalam implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014? C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan atau kesamaan pada implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 pada standar kompetensinya. Untuk mencapai tujuan umum tersebut dapat dirinci dalam tujuan khusus 6
7
sebagai berikut : a. Untuk mengetahui i mplementasi kurikulum 2007 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. c. Untuk mengetahui perbedaan atau kesamaan antara implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. d. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor kesulitan dan hambatan dalam implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel pendidikan agama islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. e. Untuk mengetahui cara mengatasi faktor-faktor kesulitan dan hambatan dalam implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014 7
8
2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini baik secara teoritis maupun secara praktis dapat diambil hikmahnya sebagai berikut : a. Manfaat Secara Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan wawasan tentang ilmu administrasi pendidikan baik pada tingkatan makro administrasi pendidikan di lembaga birokrasi pendidikan, maupun pada tingkatan mikro administrasi pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Khususnya pada tingkat sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan dan kesamaan antara implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi Sekolah Menengah Aatas Negeri 1 Salatiga, Sekolah Menengah Aatas Islam Sudirman Ambarawa dan Sekolah Menengah Aatas Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan pada penelitian selanjutnya yang relevan. b. Manfaat Praktis Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1) Bagi sekolah Diharapkan
dapat
menambah
referensi
dalam
khazanah
pengetahuan tentang kurikulum 2007 dan kurikulum 2013 pada standar kompetensi, selain itu sekolah memahami kebutuhankebutuhan yang diperlukan dalam pengimplementasian kurikulum 8
9
2013 secara benar. 2) Bagi para guru PAI, Guru dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 secara benar dan memahami perbedaannya dengan kurikulum 2007 agar mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. 3) Bagi siswa Siswa dapat mengetahui sekaligus memahami dengan benar persamaan dan perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013, sehingga dalam mengikuti pelajaran siswa mampu menyelesaikan ketuntasan pembelajaran dengan baik. 4) Bagi para pembaca Diharapkan
masyarakat
lebih memahami
kurikulum
2013
sehingga dapat menerima perubahan dari kurikulum 2007 (KTSP) menjadi kurikulum 2013 walaupun dengan model dan teknik yang berbeda. D. Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada tentang implementasi kurikulum 2007 maupun 2013, menggambarkan bahwa kurikulum sangat penting, guna meningkatkan pendidikan di Indonesia, karena kurikulum merupakan patokan dasar atau acuan para guru dalam melaksankan dan mengembangkan pembelajaran. Di dalam kurikulum terdapat standar-standar yang hendak dicapai sehingga hasil dari pelaksanaan kurikulum itu dapat mencapai tujuan pendidikan nasional secara maksimal.
9
10
Adapun penelitian relevan yang pernah dilakukan sebelum penelitian ini yaitu sebagai berikut: Nur Faiko, yang menyoroti tentang penerapan kurikulum KTSP. Inti dari
penelitian ini lebih menitik beratkan pada implementasi proses dan
penilaian serta hasil yang diharapkan.8 Safitri Yosita Ratri, yang menyoroti tentang kurangnya sosialisasi implementasi kurikulum KTSP di SMA Negeri 10 Yogyakarta. Inti penelitian ini didapatkan menitik beratkan pada efektivitas sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah masih rendah. Hal ini dikarenakan pelaksanaan sosialisasi yang terlalu cepat sehingga mengakibatkan kurang tersosialisasinya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurangnya sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini berpengaruh pada kurangnya pemahaman beberapa orang guru mengenai Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan;
Kemampuan
guru
dalam
melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari silabus dan RPP yang dibuat sudah sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Selain itu di dalam pelaksanaan silabus dan RPP, guru sudah berusaha untuk menyesuaikan dengan yang direncanakan; Efektivitas kepala sekolah dalam memantau
pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, masih rendah. Hal ini sebagai akibat kekurang pahaman Kepala Sekolah mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kepala Sekolah tidak memperoleh pendidikan dan latihan khusus 8
Nur Faiko, Penerapan KTSP Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kompetensi Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII DI SMP Negeri 1 Gresik Tahun Pelajaran 2008/2009, Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2009.
10
11
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan tidak ikut sebagai peserta dalam Bimbingan teknis yang diadakan oleh LPMP.9 Ainul Marya Rahmani, hasil dari penelitian Ainul adalah implementasi KTSP mapel PAI di SMP N 5 Banguntapan Bantul sesuai hasil observasi dan wawancara dapat dikatan baik, akan tetapi masih perlu perbaikan dari segi ketepatan
penggunaan
metode,
media,
pemanfaatan
waktu,
dan
mengkondisikan siswa. Guru belum mampu dalam mengembangkan silabus secara mandiri dan RPP yang dibuat di awal semester tidak direvisi kembali saat pembelajaran berlangsung.10 Fajar Sidiq, menyoroti tentang kesiapan penerapan kurikulum 2013 di MAN Indramayu. inti penelitian ini adalah bagaimana kesiapan MAN indramayu dalam menghadapi penerapan kurikulum 2013 dan hasil yang didapat dari penelitian Fajar Sidiq menerangkan bahwa MAN Indramayu belum begitu siap, terbukti masih banyak guru yang kebingungan tentang kurikulum 2013 baik dalam proses pembelajaran maupun dalam penilaiannya serta berbagai dukungan dari sekolah baik sarana-prasarana maupun persiapan buku-buku ajar masih minim. 11 Dari penelitian yang sudah ada lebih banyak mensoroti tentang kurikulum KTSP dan persiapan penerapan kurikukulum 2013. Sedangkan
9
Safitri Yosita Ratri, Penelitian tesis dengan judul “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010. 10 Ainul Marya Rahmani, Peran Guru Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Pada Pembelajaran PAI di SMP N 5 Banguntapan Bantul Tahun 2012/2013, Yogyakarta: Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2013. 11 Fajar Sidiq, Tingkat Kesiapan Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Biologi Di MAN Indramayu Tahun 2013, Cirebon: Tesis, IAIN Syekh Nurjati, 2013.
11
12
penulis lebih konsentrasi dalam mengkaji implementasi kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 beserta komparasi dalam implementasinya. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Dengan berlandaskan pada masalah, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research) dengan pendekatan phenomenologis. yang kajiannya meliputi dari: 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan phenomenologis, dengan asumsi dasar bahwa objek ilmu tidak sebatas pada yang empirik, tetapi mencakup phenomena yang tidak lain dari pada persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan, subjek tentang sesuatu di luar subjek, ada yang transenden disamping aposteriorik.12 Pendekatan fenomenologi berlandaskan pada empat kebenaran, yaitu kebenaran empirik sensual yang jangkauannya yaitu segala kebenaran yang dapat terlihat oleh panca indra/yang bersifat indrawi, kebenaran empirik logik yang jangkauannya yaitu segala kebenaran yang dapat dinalar oleh akal/pemikiran, kebenaran empirik etik yang jangkauannya yaitu segala kebenaran yang berdasarkan pada benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung
jawab,
dan
kebenaran
empirik
transenden
yang
jangkauannya yaitu segala kebenaran yang didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan Tuhan atau bersifat transenden. Atas dasar cara mencapai
12
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, 12.
12
13
kebenaran ini, fenomenologi menghendaki kesatuan antara subyek peneliti dengan pendukung obyek penelitian.13 Manusia dalam berilmu pengetahuan tidak dapat lepas dari pandangan moralnya, baik pada taraf mengamati, menghimpun data, menganalisa ataupun dalam membuat kesimpulan. Penelitian kualitatif phenomenologis menuntut bersatunya subjek peneliti dengan subjek pendukung objek penelitian. Sehingga dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung ke lapangan, khususnya kegiatan Pembelajaran kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 untuk mengetahui perbedaan maupun kesamaan dari keduanya
dalam
pengimplementasiannya
dan
kelemahan
juga
kelebihannya. 3. Objek Studi Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat studi kasus dengan mengambil objek studi pada implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dan kurikulum 2013 di SMAN 1 Salatiga SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelian ini dilaksanakan di SMAN 1 Salatiga SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014, dikarenakan beberapa hal, yaitu: a.
Sekolah yang penulis teliti sudah mengimplementasikan kurikulum 2013 sesuai dengan kajian peneliti;
13
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 13.
13
14
b.
Dengan menampilkan banyak sekolah yang berbeda wilayah maka semakin banyak dinamikan yang dapat kita gambarkan dan problematika yang kita temukan sesuai arahan pembimbing;
c.
Ke tiga sekolah tersebut merupakan sekolah yang terdekat dengan rumah penulis sehingga dari segi biaya dapat lebih menghemat dan dari segi waktupun dapat terjangkau, akan tetapi secara peta kewilayahan, ketiga sekolah tersebut sudah beda wilayahnya, sehingga
dapat
terjaga
keobyektifitasannya
dalam
melakukan
penelitian serta hasil penelitiannyapun dapat berfarian atau hitrogen; d. Dengan melakukan penelitian pada sekolah sebagaimana tersebut di atas dapat membuat sebuah perbandingan tentang tingkat keberhasilan dan hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013. 4. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), yaitu research yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala.14 Maka jenis data yang dibutuhkan dan yang digunakan adalah jenis data lapangan yang disajikan secara deskriptif. b. Sember Data Untuk mengumpulkan sejumlah data diperlukan sumber data diberbagai sumber yaitu: 1) Data Primer 14
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid 1, Yogyakarta: Andi Offset, 2000, 9.
14
15
Data Primer dalam penelitian ini adalah data implementasi kurikulum 2007 dan kurikulum 2013 di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajarn 2013/2014. Data ini dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
2) Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah kondisi objektif di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajarn 2013/2014. Data ini berupa letak geografis, struktur organisasi, jumlah siswa, guru, media pendidikan, kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 yang digunakan serta lain - lain.
5. Teknik Pengumpulan Data Dalam metodologi phenomenologi, pada dasarnya hanya mengenal dua metode pengumpulan data yaitu observasi partisipan dan wawancara bebas.15 Akan tetapi sebagaimana menurut Guba dan Lincoln yang dikutip Moleong dapat mengggunakan dokumentasi sebagai metode tambahan.16 Dalam melakukan pengumpulan data peneliti menjadikan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, waka kurikulum, waka sarpras dan guru PAI untuk menjadi informan dalam penggalian dan pengumpulan data. Data kualitatif diambil melalui :
15 16
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 177. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010,
163.
15
16
a. Observasi Observasi partisipan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.17 Peneliti terlibat langsung, sehinggga observasi partisipan digunakan untuk mencari data-data tentang hakekat implementasi kurikulum KTSP dan implementasi kurikulum 2013. b. Wawancara Wawancara ini dilakukan agar memperoleh data untuk memperkuat data hasil observasi. Selebihnya wawancara dilakukan secara openended, tak berstruktur, sehingga lebih fleksibel.18 Daftar yang dimintai wawancara tersebut adalah: kepala sekolah sebagai supervisor untuk mengetahui tentang pelaksanaan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013. Guru PAI sebagai pelaksana pembelajaran di kelas untuk mengetahui perangkat pembelajaran, metode, dan media yang disiapkan sekaligus digunakan dalam proses pembelajaran. Waka Kurikulum sebagai penanggung jawab palaksanaan kurikulum di satminkal, untuk mengetahui rencana, pelaksanaan, dan hasil yang dicapai dari implementasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013. c. Dokumentasi Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang profil SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran, sarana prasarana, kurikulum yang disiapkan, RPP, silabus dan bukti17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta: Rineka Cipta, 2002, 129. 18 Nana Sudjana, Prosedur Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 202.
16
17
bukti
perangkat
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
mengimplementasikan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013. 6. Metode Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.19 Analisa data sebagaimana menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.20 Analisis dilakukan atas data yang ditemukan di lapangan, dan bukan sebagai upaya untuk menguji teori yang telah ditetapkan sebelumnya, mengingat bahwa penelitian kualitatif menolak pra-konsep sebelum terjun di lapangan.21 Adapun metode analisis data (primer maupun sekunder) yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode induktif dan deduktif, yang pada prinsipnya merupakan cara berfikir untuk mencari dan menguasai ilmu pengetahuan yang berasal dari alasan umum ke arah yang lebih
19
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 71. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif..., 103. 21 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 166. 20
17
18
spesifik. Logika deduktif merupakan sistem berfikir untuk mengorganisasi faktual dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi logika (yang dapat diterima oleh akal), sedangkan logika induktif adalah kebalikan dari logika deduktif.22 Berikut diagram analisis data pada penelitian ini sesuai dengan model Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono: Periode pengumpulan Reduksi data Antisipasi
Data co llection
Selama Display data
Setelah
Selama
Setelah
ANALISIS Kesimpulan/verifikasi Selama
Data display
Data reduction
Setelah Conclusions:drawing/ verifying
Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.23 Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
b.
Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut.
c.
Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.
22
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendiidkan(Kompetensi dan Praktiknya), Bandung: Rosda Karya, 2002, 12. 23 Sugiyono, Prosedur Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, 246.
18
19
d.
Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)
e.
Mengadakan pemeriksaan keabsahan data
f.
Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.24
F. Sistematika Penulisan Tesis Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka terlebih dahulu penulis sajikan tentang sistematika penulisan tesis secara garis besarnya. 1.
Bagian Awal Bagian Awal ini terdiri dari: Halaman judul, Abstrak, Halaman Pengesahan, Pernyataan Keaslian Tesis, Halaman Persembahan, Motto, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Dafatar Gambar, dan Daftar Lampiran.
2.
Bagian Isi Bab satu, Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan Tesis. Bab dua, Kajian Pustaka. Pada bab ini berisi empat sub bab, yaitu tentang: sub bab pertama tentang Teori kurikulum dan implementasinya. Sub bab ke dua tentang kurikulum KTSP 2007, Sub bab ke tiga tentang kurikulum 2013, dan Sub bab ke empat tentang Perbedaan esensial Kurikulum KTSP 2007 dengan Kurikulum 2013.
24
H. M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003, 45.
19
20
Bab tiga, Paparan Data dan Temuan Penelitian. Pada bab ini berisi enam sub bab, yaitu: Sub bab pertama tentang Profil Sekolah. Sub bab ke dua tentang Kondisi Umum Implementasi Kurikulum. Sub bab ke tiga tentang implementasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 serta persamaan dan perbedaannya. Sub bab ke empat tentang kelebihan dan kekurangannya. Sub bab ke lima tentang kesulitan dan hambatan implementasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 dan Sub bab ke enam tentang cara mengatasi faktor kesulitan dan penghambat. Bab empat, Pembahasan. Pada bab ini membahas lima sub bab, yaitu: Sub bab pertama tentang Kondisi Umum Implementasi Kurikulum. Sub bab ke dua tentag implementasi kurikulum KTSP dan 2013 serta persamaan dan perbedaannya. Sub bab ke tiga tentang kelebihan dan kekurangan implementasi kurikulum KTSP dan 2013. Sub bab ke empat tentang kesulitan dan hambatan. Sub bab ke lima membahas tentang cara mengatasi faktor kesulitan dan penghambat. Bab lima penutup, meliputi: simpulan, dan Saran. 3.
Bagian Akhir Pada bagian akhir berisi tentang: Daftar Pustaka, LampiranLampiran, Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.
20
21
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Teori Kurikulum dan Implementasinya 1. Pengertian Kurikulum Kurikulum
senantiasa
berkembang
terus
sejalan
dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai kurikulum maka secara teoritis agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Namun, pemahaman mengenai kurikulum ini tetaplah penting adanya. Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya, atau niat dan rencana pelaksanaan proses belajar mengajar. Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru dan siswa. Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah dubjek yang membina. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional Pasal 1 ayat 19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.25
25
UU RI No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidika Nasional (Pasal 1 ayat 19), Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003, 7.
21 21
22
Secara etimologis, menurut Syafruddin Nurdin menyebutkan kurikulum berasal dari kata curere dalam bahasa latin Currerre yang berarti: berlari cepat, tergesa-gesa, menjalani. Currerre dikatabendakan menjadi Curriculum yang berarti: lari cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki; perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti; lapangan perlombaan, gelanggang, jalan.26 Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development, menuliskan “Curriculum is, after all, a way of preparing young people to participate as productive members of our culture”.27 Hilda mendefinisikan kurikulum dengan lebih cenderung pada metodologi, yaitu cara mempersiapkan manusia untuk berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dari suatu budaya. Sesuai dengan perkembangan, David Pratt dalam Curriculum, Design and Development menyatakan bahwa: A curriculum is an organized set of formal educational and or training intentions.28 Maksudnya kurikulum yaitu seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat latihan. Selanjutnya David membuat implikasi secara lebih eksplisit tentang definisi yang dikemukakannya menjadi enam hal, yaitu: Kurikulum adalah suatu rencana atau intentions, ia mungkin hanya berupa perencanaan (mental) saja, tapi pada umumnya diwujudkan dalam bentuk tulisan; Kurikulum bukanlah kegiatan, melainkan perencanaan 26
Syaifuddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, 2002, 33-35. 27 Hilda Taba, Curriculum Development:Theory anf Practice, New York: Harcourt, Brace & World, 2000, 10. 28 David Pratt, Curriculum, Design and Development, New york: Harcourt Brace Javanovich, 2001, 4.
22
23
atau rancangan kegiatan; Kurikulum berisi berbagai macam hal seperti masalah apa yang harus dikembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk menafsirkan hasil belajar, bahan dan peralatan yang dipergunakan, kualitas guru yang dituntut, dan sebgainya; Kurikulum melibatkan maksud atau pendidikan formal, maka ia sengaja mempromosikan belajar dan menolak sifat rambang, tanpa renacana, atau kegiatan tanpa belajar; Sebagai perangkat organisasi pendidikan, kurikulum menyatukan berbagai komponen seperti tujuan, isi, sistem penilaian dalam satu kesatuan yang tak terpisahkan atau dengan kata lain, kurikulum adalah suatu system; Pendidikan dan latihan dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman yang terjadi jika suatu hal dilalaikan.29 Sedangkan implementasi kurikulum menurut Abdullah Idi adalah suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan.
Implementasi
kurikulum
dalam
bentuk
dikemukakan
bahwa
pembelajaran.30 Berdasarkan
uraian
di
atas,
dapat
implementasi kurikulum adalah operasional konsep kurikulum yang masih bersifat potensial menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran.
Dalam
hal
ini
Hasan
yang
dikutip
Mulyasa
mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum adalah hasil terjemahan 29
David Pratt, Curriculum, Design and Development, 5-6. Abdullah Idi, Penegembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, 21. 30
23
24
guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis yang sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1). Karakteristik kurikulum: yang mencangkup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasan bagi pengguna di lapangan; 2). Strategi implementasi: strategi yang di gunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatn-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan; 3). Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta kemampuanya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.31 Menurut Oemar Hamalik kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.32 Dalam sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan lahan pelajaranserta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasionadalam mengembangkan sumber daya manusia 31
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, 31. 32 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 17.
24
25
dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta
didik dan
kesesuaianya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dann jenjang masing-masing satuan pendidikan khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.33 Dari uraian di atas, kurikulum merupakan sub sistem dari sistem pendidikan Nasional yang otomatis diimplementasikan tidak efektif dengan sendirinya meskipun rumusannya telah diimplementasikan optimal. Kurikulum memerlukan perangkat sub sistem lainnya untuk dapat bergerak di dalam rangkaian kegiatan mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan guna mewujudkan
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan juga sebagai respon terhadap tuntutan perkembangan informasi, ilmu, teknologi, seni, tuntutan desentralisasi, dan hak asasi manusia.
2. Asas-asas Kurikulum Siapapun yang menjadi praktisi pendidikan, sebagai pengembang kurikulum dalam skala mikro, perlu memahami kurikulum dan asas-asas yang mendasarinya, agar dapat mencapai tujuan pendiidkan dan proses pembelajaran yang maksimal. Nasution menjelaskan bahwa ada empat
33
Depdiknas, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Mini Jaya, 2003, 31.
25
26
asas yang mendasari pengembangan kurikulum. Keempat asas tersebut adalah:34 a. Asas Filosofis Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang “baik”. Faktor “baik” tidak hanya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita, atau filsafat yang dianut sebuah negara, tetapi juga oleh guru, orang tua, masyarakat, bahkan dunia. Kurikulum mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat suatu bangsa, terutama dalam menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui pendidikan formal. Kurikulum yang dikembangkan harus mampu menjamin terwujudnya tujuan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Jadi, asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara. Perbedaan filsafat suatu negara menimbulkan implikasi yang berbeda di dalam merumuskan tujuan pendidikan, menentukan bahan pelajaran dan tata cara mengajarkan, serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. Apabila pemerintah bertukar, tujuan pendidikan akan berubah sama sekali. Di Indonesia, penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan filosofis negara.
34
Nasution, Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. 2008, 11-14.
26
27
Menurut Nasution, filsafat besar manfaatnya bagi kurikulum, yakni:35 1) Filsafat pendidikan menentukan arah ke mana anak-anak harus dibimbing. Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak menjadi manusia dan warga negara yang dicita-citakan oleh masyarakat itu. Jadi, filsafat menentukan tujuan pendidikan. 2) Dengan adanya tujuan pendidikan ada gambaran yang jelas tentang hasil pendidikan yang harus dicapai, manusia yang bagaimana yang harus dibentuk. 3) Filsafat juga menentukan cara dan proses yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan itu. 4) Filsafat memberikan kebulatan kepada usaha pendidikan, sehingga tidak lepas-lepas. Dengan demikian terdapat kontinuitas dalam perkembangan anak. 5) Tujuan pendidikan memberikan petunjuk apa yang harus dinilai dan hingga mana tujuan itu telah tercapai. 6) Tujuan pendidikan memberi motivasi dalam proses belajarmengajar, bila jelas diketahui apa yang ingin dicapai.
b. Asas Psikologi Anak dan Psikologi Belajar 1) Psikologi Anak; sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak, yakni menciptakan situasi-situasi yang memungkinkan anak 35
Nasution, Asas-asas Kurikulum..., 28.
27
28
dapat belajar mengembangkan bakatnya. Selama berabad-abad, anak tidak dipandang sebagai manusia yang lain daripada orang dewasa. Hal ini tampak dari kurikulum yang mengutamakan bahan, sedangkan anak “dipaksa” menyesuaikan diri dengan bahan tersebut dengan segala kesulitannya. Padahal anak mempunyai kebutuhan
sendiri
sesuai
dengan
perkembangannya.
Pada
permulaan abad ke -20, anak kian mendapat perhatian menjadi salah satu asas dalam pengembangan kurikulum. Kemudian muncullah aliran progresif, yakni kurikulum yang semata-mata didasarkan atas minat dan perkembangan anak (child centered curiculum). Kurikulum ini dapat diapandang sebagai reaksi terhadap kurikulum yang diperlukan orang dewasa tanpa menghiraukan
kebutuhan
anak.
Beberapa
hal
yang perlu
diperhatikan dlam pengembangan kurikulum adalah: a) Anak bukan miniatur orang dewasa b) Fungsi sekolah di antaranya mengembangkan pribadi anak seutuhnya. c) Faktor
anak
harus
benar-benar
diperhatikan
dalam
pengembangan kurikulum d) Anak harus menjadi pusat pendidikan/sebagai subjek belajar dan bukan objek belajar. e) Tiap anak unik, mempunyai ciri-ciri tersendiri, lain dari yang lain. Kurikulum hendaknya mempertimbangkan keunikan anak agar ia sedapat mungkin berkembang sesuai dengan bakatnya. 28
29
f) Walaupun tiap anak berbeda dari yang lain, banyak pula persamaan di antara mereka. Maka sebagian dari kurikulum dapat sama bagi semua. 2) Psikologi Belajar; Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat dididik, dpat dipengaruhi
kelakuannya.
Anak-anak
dapat
belajar,
dapat
menguasai sejumlah pengetahuan, mengubah sikapnya, menerima norma-norma, menguasai sejumlah keterampilan. Soal yang penting ialah: bagaimana anak itu belajar? Kalau kita tahu betul bagaimana proses belajar berlangsung, dalam keadaan yang bagaimana belajar itu memberikan hasil sebaik-baiknya, maka kurikulum dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan cara seefektif-efektifnya. Oleh sebab belajar itu ternyata suatu proses yang pelik dan kompleks, timbullah berbagai teori belajar yang menunjukkan ketidaksesuaian satu sama lain. Pada umumnya tiap teori mengandung kebenaran. Akan tetapi tidak memberikan gambaran tentang keseluruhan prooses belajar. Jadi, yang mencakup segala gejala belajar dari yang sederhana sampai yang paling pelik. Dengan demikian, teori belajar dijadikan dasar pertimbangan dalam pengembangan kurikulum. Pentingnya
penguasaan
psikologi
belajar
pengembangan kurikulum antara lain diperlukan dalam hal: a)
Seleksi dan organisasi bahan pelajaran 29
dalam
30
b) Menentukan kegiatan belajar mengajar yang paling serasi c)
Merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar tercapai.36
c. Asas Sosiologis Anak tidak hidup sendiri terisolasi dari manusia lain. Ia selalu hidup dalam suatu masyarakat. Di situ, ia harus memenuhi tugas-tugas yang harus dilakukannya dengan penuh tanggung jawab, baik sebagai anak maupun sebagai orang dewasa kelak. Ia banyak menerima jasa dari masyarakat dan ia sebaliknya harus menyumbangkan baktinya bagi kemajuan masyarakat. Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang harus dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya, lalu dinyatakannya dalam kelakuan. Tiap masyarakat berlainan corak nilainilai yang dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar belakang kebudayaanya.
Perbedaan
ini
harus
dipertimbangkan
dalam
kurikulum. Selain itu, perubahan masyarakat akibat perkembangan iptek merupakan faktor yang benar-benar harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena masyarakat merupakan faktor penting dalam pengembangan kurikulum, masyarakat dijadikan salah satu asas.
36
Nasution, Asas-asas Kurikulum..., 57
30
31
d. Asas Organisatoris Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisahpisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalam bentuk broad field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu). Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa gestalt akan cenderung memilih kurikulum terpadu. Dari uraian asas-asas kurikulum di atas maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum tidak sebatas untuk kepentingan pemenuhan politik pencitraan penguasa dan pemertahanan prestis kelompok, akan tetapi lebih mendalam lagi pada faktor-faktor krusial seperti; psikologis anak, tujuan mendasar pendidikan secara nasional, dan nilai-nilai luhur dalam masyarakat
untuk membangun dan mencetak
generasi bangsa menjadi generasi yang berilmu pengetahuan luas, berahlak dan bertaqwa sesuai agamanya serta dapat membawa kemajuan dan menjaga martabat bangsa dan negaranya.
31
32
B.
Kurikulum KTSP 2007 Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar pendidikan nasional tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).37 Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU No. 20 Tahun 2003; SISDIKNAS PP No. 19 Tahun 2005; SNP Permen No. 22 Tahun 2006; SI Permen No. 23 Tahun 2006; SKL BSNP;
Panduan
Penyusunan KTSP Pertimbangan Komite Sekolah.38 Kurkulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi bahan pelajaran cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
37
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, 121. 38 Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, 58.
32
33
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas: Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan Struktur dan muatan KTSP Kalender pendidikan Silabus.39 Prinsip pengembangan KTSP berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya beragam dan terpadu tanggap perkembangan IPTEKS relevan dengan kebutuhan kehidupan menyeluruh dan berkesinambungan belajar sepanjang hayat (life long learning) seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. Acuan operasional Penyusunan KTSP Peningkatan iman, taqwa, akhlak mulia Peningkatan potensi, kecerdasan, minat sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, keragaman potensi dan karakteristik daerah/lingkungan tuntutan pembangunan daerah dan nasional tuntutan
dunia
kerja
perkembangan
IPTEKS
agama
dinamika
perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, kesetaraan gender dan karakteristik satuan pendidikan 40 Komponen KTSP, tujuan pendidikan tingkat SATDIK struktur dan muatan KTSP mata pelajaran muatan lokal kegiatan pengembangan diri pengaturan beban belajar ketuntasan belajar kenaikan kelas dan kelulusan
39 40
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, 73. E. Mulyasa, Kurikulum..., 78.
33
34
penjurusan pendidikan kecakapan hidup pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global kalender pendidikan.41 Pengembangan silabus, rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup: standar kompetensi kompetensi dasar materi pokok/pembelajaran kegiatan pembelajaran indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian alokasi waktu sumber belajar. Prinsip pengembangan silabus adalah ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh. Prinsip Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan prinsip relevan cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. Prinsip sistematis komponenkomponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Prinsip konsisten adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. Prinsip memadai cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Prinsip aktual dan kontekstual cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, 41
E. Mulyasa, Kurikulum..., 78.
34
35
dan peristiwa yang terjadi prinsip fleksibel keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat prinsip menyeluruh komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor). Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi. 42 Guru secara mandiri; jika guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya; atau Kelompok guru; jika guru belum dapat melaksanakan pengembanngan silabus secara mandiri. Langkah-langkah penyusunan silabus mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mengidentifikasi materi pokok pembelajaran. Mengembangkan kegiatan pembelajaran, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, menentukan jenis penilaian, menentukan alokasi waktu, dan menentukan sumber belajar. Mengkaji Standar 42
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya..., 81.
35
36
Kompetensi dan Kompetensi Dasar urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak selalu harus sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi; keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.43 Mengidentifikasi Materi Pembelajaran Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar/subkompetensi dengan mempertimbangkan: potensi peserta didik; tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik ; kebermanfaatan bagi peserta didik; struktur keilmuan; aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran; relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, khususnya dunia kerja; alokasi waktu.44
C.
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 untuk SMA/MA dijelaskan secara terperinci oleh Kemendiknas dengan urutan sebagai berikut: 1). Organisasi Kompetensi Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar; 2). Tujuan Satuan Pendidikan Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik; 3). Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Struktur kurikulum
43 44
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya..., 82. E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya..., 84.
36
37
menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa.45 Struktur
kurikulum
adalah
juga
merupakan aplikasi
konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran Struktur kurikulum per semester. Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas: 1). Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan; 2). Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka. Mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang harus diambil oleh setiap peserta didik di SMA/MA. Sedangkan mata pelajaran pilihan untuk SMA/MA berbeda dengan untuk SMK/MAK. Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas: Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan
45
Kemendiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Karya Ilmu, 2010, 11.
37
38
kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa. Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil oleh peserta didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik Kelompok Peminatan Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok dalam Kelompok yang Peminatan memilih Sosial dan/atau pelajaran dalam Kelompok Peminatan Matematika dan Sains. Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan tinggi. Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat opsional, dapat dipilih keduanya atau salah satu. Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum pendidikan menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan logika dan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran jasmani, serta seni budaya daerah dan nasional.46 Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu 46
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 19.
38
39
atau keterampilan tertentu. Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut: Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, pilihan lintas minat, dan/atau pilihan pendalaman minat. Kelompok peminatan terdiri atas peminatan matematika dan sains, peminatan sosial, dan peminatan bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok
peminatan
yang
akan
dimasuki.
Pemilihan
peminatan
berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya. Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu kelompok peminatan yang dipilih peserta didik harus diikuti. Setiap kelompok peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masingmasing mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Setiap peserta didik memiliki beban
39
40
belajar per semester selama 42 jam pelajaran kelas X dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII.47 Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara dan pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasi vertikal dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Kompetensi Dasar jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga satu kelas atau memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi 47
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 22.
40
41
inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap dansosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada keagamaan waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). Kompetensi Inti SMA/MA adalah sebagai berikut: KELAS X Menghayati dan · KELAS XI Menghayati dan · KELAS XII Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. · Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. · Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.48 48
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 25.
41
42
Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif disiplin ilmu atau humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan landasan isi filosofi maka nama mata pelajaran dan mata yang pun di bagian pelajaran. Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi dasar SMA/MA tercantum pada lampiran 1A s/d lampiran 5F yang untuk mencakup: setiap mata pelajaran wajib kelompok A, wajib kelompok B, kelompok peminatan matematika dan sains, kelompok peminatan sosial, dan kelompok peminatan bahasa. Contoh bentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar
(KD)
ekonomi/akuntansi: kelas
X
untuk
SMA/MA
kompetensi
inti
1.
mata
pelajaran
Menghayati
dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku 42
43
(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Mensyukuri sumber daya karunia
Tuhan
YME
dalam
rangka
pemenuhan
kebutuhan
1.2.
Mengamalkan ajaran agama dalam pengelolaan keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya 2.1. Bersikap peduli, disiplin, tanggung jawab dalam mengatasi kelangkaan sumber daya 2.2. Bersikap peduli, kreatif, kerja sama, dan mandiri dalam mengatasi permasalahan ekonomi di lingkungan sekitar 3.1. Memahami konsep dasar ilmu ekonomi 3.2. Menganalisis kelangkaan (hubungan antara sumber daya dengan kebutuhan manusia) dan strategi untuk mengatasi kelangkaan sumber daya 3.3. Menganalisis masalah pokok ekonomi (apa, bagaimana, dan untuk siapa) serta alternatif pemecahannya melalui berbagai sistem ekonomi 3.4. Memahami perilaku konsumen dan produsen serta peranannya dalam kegiatan ekonomi 3.5. Memahami pasar dan bentuk-bentuk pasar (monopoli, oligopoli, persaingan sempurna, persaingan monopolistik, dll) dan peranannya terhadap perskonomian 3.6. 43
44
Menganalisis masalah dan kebijakan ekonomi (mikro dan makro) 3.7. Memahami konsep, metode, dan manfaat perhitungan pendapatan nasional 3.8. Memahami lembaga keuangan Bank dan lembaga keuangan lain (konsep, fungsi, peran, dan produk). 3.9. Memahami konsep pasar modal dan perannya dalam perekonomian 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1. Menyajikan konsep permintaan, penawaran, dan ranah konkret dan ranah abstrak terkait harga keseimbangan dalam bentuk tabel, fungsi, dengan pengembangan dari yang dan kurva dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan 4.2. Menyajikan fungsi konsumsi, tabungan, investasi, mampu menggunakan metoda sesuai kaidah dan pendapatan keseimbangan dalam bentuk grafik (dalam keilmuan. perekonomian tertutup sederhana/ekonomi dua sektor) 4.3. Menghitung indeks harga dan inflasi (konsep, faktor penyebab dan dampak inflasi terhadap perekonomian Indonesia) 4.4. Menyajikan konsep permintaan dan penawaran uang dalam bentuk fungsi dan grafik Kelas XI Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. 49 Langkah-langkah Penyusunan RPP Kurikulum 2013, merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kerja yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Setelah memperhatikan rambu-rambu penyusunan RPP kurikulum 2013 danprinsip49
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 29.
44
45
prinsip penyusunan RPP kurikulum 2013, selanjutnya seorang guru harus memperhatikan
langkah-langkah
penyusunan
Rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dibagi dalam 3 (tiga) langkah besar, Kegiatan pendahuluan, Kegiatan inti dan Kegiatan penutup dengan rincian sebagai berikut: A. Kegiatan Pendahuluan motivasi: guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan. Pemberian acuan: 1) Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. 2) Ajuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. 3) Pembagian kelompok belajar. 4) Penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesua dengan rencana langkah-langkah pembelajaran B. Kegiatan Inti. Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar. Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik. Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran dengan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilaksanakan melalui aktifitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. C. Kegiatan Penutup. Kegiatan guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan. Pemberian tes atau tugas dan memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan diluar kelas, dirumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan. 50
50
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 31.
45
46
D.
Perbedaan esensial Kurikulum KTSP 2007 dengan Kurikulum 2013 Kurikulum KTSP: Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu, Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri, Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda, Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan, Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI, SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi, dan Penjurusan di SMK sangat detil (sampai keahlian).51 KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.52 Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kurikulum 2013: Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan), Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh 51
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2006 (KTSP), Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2006, 18. Kunandar, Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: Media Cendekia, 2007, 138. 52
46
47
kompetensi inti tiap kelas, Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge, Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat, SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap, Penjurusan di SMK tidak terlalu detil (sampai bidang studi), didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman.53
Karakteristik kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.54
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut: 1). Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran. 2). Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara 53
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Elemen Perubahan Kurikulum 2013, Jakarta: BPSM Dikbud, 2013, 9. 54 www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia, Karakteristik Kurikulum 2013. di akses pada 10 Juli 2014
47
48
kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif. 3). Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. 4). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi). 5). Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
dalam
Kompetensi
Inti. 6). Kompetensi
Dasar
yang
dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). 7). Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
48
49
8). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut55.
E.
Titik Temu Kurikulum KTSP 2007 Dengan Kurikulum 2013 Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sulit untuk dipahami, tetapi sangat terbuka untuk didiskusikan. Oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisis dalam konteks yang luas, demikian halnya dengan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013. Dari hasil analisis buku karangan Mulyasa dan Martinis Yamin titik temu yang esensial dalam pengembangan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 adalah terletak pada fungsi dan tujuannya, yaitu: “Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dan “Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.56 Selain pada fungsi dan tujuannya hal esensial lain yang menjadi titik temu antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 antara lain: menitik beratkan kepada siswa dalam tehnik pembelajarannya, dalam hal mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap, sama-sama memiliki tujuan agar siswa aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar, serta 55
www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia, Karakteristik Kurikulum 2013. di akses pada 10 Juli 2014 56 E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya..., 163.
49
50
sama-sama menginginkan guru kreatif dalam mengajar, akan tetapi kurikulum 2013 lebih menekankan pada kompetensi sikap, yaitu dengan menyisipkan pendidikan karakter.
50
51
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Sekolah 1. Profil SMA N 1 Salatiga a.
Sejarah berdirinya SMA N 1 Salatiga Pada 1 Juli Yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga dan beberapa ilmuwan seperti Mr Djoko Soetontro. Pembentukan yayasan ini dimaksudkan untuk membantu warga di Salatiga memiliki pendidikan lebih lanjut mereka dan mendapatkan ujian nasional mereka di Salatiga karena mereka digunakan untuk mendaftar dan memiliki ujian nasional mereka di Semarang. Setelah mendapatkan surat ijin dari Jakarta, SMA B didirikan sebagai sekolah tinggi swasta senior yang pada tanggal 1 Agustus 1954 di Jalan Diponegoro 39. Dua tahun kemudian pada 1 Agustus 1956 SMA B secara resmi diumumkan sebagai SMA Negeri 1 Salatiga (satu-satunya negara sekolah tingkat lanjut). Karena daerah sangat terbatas, hanya membuka kelas Ilmu Pengetahuan Alam saja. Setelah sekolah itu sudah stabil, memiliki sumber daya manusia yang memadai, dan didukung oleh administrasi yang lebih baik, dibuka SMA A (untuk kelas aliran bahasa) dan SMA C (untuk kelas ilmu sosial) di 1958/1959.
51 51
52
Karena daerah yang sempit, SMAN1 Salatiga meminjam SGTK pada Jalan Kartini, kemudian di 1063/1964 harus digunakan SMP2 dan pada tahun berikutnya juga digunakan oleh SMP1 di mana pelajaran yang diadakan di sore hari. Pada 27 Mei 1966 SMAN 1 Salatiga diijinkan oleh PEPEKUPER Salatiga untuk menempati bangunan CHKI di Jalan Kesatrian (sekarang Jalan A.Yani) di samping bangunan di Jalan Diponegoro 39, dan bangunan lainnya dikembalikan kembali. Pada tahun 1967 beberapa kelas SMAN 1 menduduki daerah pada Jalan Kemiri 1, di mana M. Soedijono, Walikota serta Pemimpin yayasan SMAN1, berhasil membuat lahan milik SMAN 1 Salatiga. Kemudian, kelas di Jalan Kesatrian dan Jalan Diponegoro, secara bertahap pindah ke Jalan Kemiri 1. Terlepas dari kenyataan bahwa sebagian tanah belum dapat ditempati (sekitar 7.749 meter persegi tanah masih diperdebatkan), semua kelas dapat diselenggarakan di daerah itu sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.57 b.
Profil Sekolah Nama
: SMA Negeri
Alamat
: Jl. Kemiri 1 Salatiga
Telp / Fax
: (0298) 326867
Website
: www.sman1salatiga.sch.id
57
SMA 1 Salatiga Bidang Tata Administrasi, Data Dokumentasi Sejarah Berdirinya SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014.
52
53
E-mail
:
[email protected]
Tahun Berdiri
: Dibangun pada tanggal 1 Agustus 1954, di
Salatiga, Jateng, Indonesia.58 c.
Visi Misi 1) VISI ” beriman, berkarakter, berbudaya, dan berdaya saing”. 2) MISI a) Mewujudkan insan yang bertaqwa melalui pendidikan dengan melaksanakan ajaran agama. b) Mewujudkan insan berakhlak mulia melalui keteladanan c) Mewujudkan insan berkarakter melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kegiatan organisasi sekolah d) Mewujudkan insan yang gemar meneliti dan cinta lingkungan e) Mewujudkan insan yang menjunjung tinggi kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotong royongan. f) Mewujudkan insan yang aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif secara nasional dan internasional g) Mampu melaksanakan Kurikulum 2013 dan Program Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (CIBI).
58
SMA 1 Salatiga Bidang Tata Administrasi, Data Dokumentasi Profil SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014.
53
54
h) Mampu memperoleh medali dalam olimpiade Matematika, Sains dan prestasi non akademik tingkat Nasional dan Internasional. i) Mampu melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif untuk semua mata pelajaran. j) Mampu memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional. k) Mampu memiliki sarana prasarana pembelajaran yang memadai
serta
berbasis
Information
Communication
Technology (ICT).` l) Mampu memiliki layanan manajemen berbasis Information Communication Technology (ICT) dan manajemen mutu ISO 9001 tahun 2008. m) Mampu menjalin kerjasama dengan stakeholder untuk menggali dana yang memadai, wajar dan berkeadilan untuk meningkatkan kemajuan sekolah. n) Mampu memiliki perangkat penilaian yang relevan . o) Mampu memiliki lingkungan yang hijau, bersih,indah dan nyaman. p) Mampu mewujudkan nilai-nilai keagamaan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan budaya global sesuai jati diri bangsa.
54
55
d.
Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi yang telah dibentuk di SMA Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014, adalah sebagai berikut :
TABEL 3.1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
DISDIKPORA
KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH
BENDAHARA TATA USAHA
Waka KURIKULUM
Sie Olah Raga Dan UKS
Waka SARPRAS
Waka KESISWAAN
Sie Kesenian DanMading
Sie Drum Band
Sie Pramuka Pi Dan PMR
Waka HUMAS
Sie Keagamaan
Sie PramukaPa
Wali Kelas
Dewan Guru Peserta Didik SMA Negeri 1 Salatiga
= Garis Intruksional
Keterangan =
= Garis Koordinasi.59
59
SMA 1 Salatiga Bidang Tata Usaha, Data Dokumentasi Struktur Organisasi SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014.
55
56
e.
Keadaan Guru Agama TABEL 3.2 KEADAAN GURU AGAMA SMA NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/201460 Guru
No. Mata Pelajaran
1
Tetap
Guru GTT
tambah
Jumlah
jam
Pendidikan Agama a. Islam
3
-
-
3
b. Kristen
1
-
-
1
c. Katholik
1
-
-
1
e. Budha
1
-
-
1
6
0
0
6
Jumlah
f.
Keadaan Siswa TABEL 3.3 KEADAAN SISWA SMA NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/201461
No.
60 61
Kelas
Rombel
Siswa
Siswa
Jmlh
LK
Pr
Siswa
Jumlah Ruang kelas
1.
X MIPA
9
96
133
229
9
2.
X SOSIAL
3
24
37
61
3
3.
X BAHASA
2
1
8
9
2
4.
XI MIPA
7
63
141
204
7
5.
XI SOSIAL
4
27
62
89
4
6.
XI Bahasa
1
5
19
24
1
7.
XII IPA
6
65
105
170
6
Kepala Sekolah, Data Dokumentasi Keadaan Guru SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014. Waka Kesiswaan, Data Dokumentasi Keadaan Siswa SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014.
56
57
8.
XII IPS
4
33
53
86
4
9.
XII Bahasa
1
-
5
5
1
10.
AK. MIPA
1
13
9
22
1
38
327
571
898
38
JUMLAH TOTAL
g.
Sarana Prasarana TABEL 3.4 KEADAAN SARANA PRASARANA SMA NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/201462
No.
62
Jenis Ruang/Nama Barang
Jumlah
L (M2)/ Kondisi
1.
Ruang teori / Kelas
38
1944
2.
a. Laboratorium Biologi
1
122
b. Laboratorium Fisika
1
122
c. Laboratorium Kimia
1
122
d. Laboratorium Bahasa
1
72
3.
Ruang Praktek Komputer
2
486
4.
Ruang Perpustakaan
1
243
5.
Ruang Karawitan
1
56
6.
Ruang UKS
1
12
7.
Ruang Koperasi / Kantin
1
30
Waka Sarpras, Data Dokumentasi Sarana Prasarana SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014.
57
58
No.
Jenis Ruang/Nama Barang
Jumlah
L (M2)/ Kondisi
8.
Ruang BP / BK
1
30
9.
Ruang Kepala Sekolah
1
218
10.
Ruang Guru
1
96
11.
Ruang Tata Usaha
1
218
12.
Ruang OSIS
1
22
13.
Ruang Media
1
72
14.
Aula
1
1090
15.
Gedung Olah Raga
1
16.
WC Guru
5
60
17.
WC Murid
14
180
18.
Gudang
1
6
19.
Masjid
1
140
20.
Rumah Penjaga Sekolah
1
54
21.
Ruang Dapur
1
6
22.
Ruang Tamu
1
9
23.
Kebun
1
6999
24.
Jalan
1
480
25.
Lapangan Upacara
1
4453
58
59
No.
Jenis Ruang/Nama Barang
Jumlah
L (M2)/ Kondisi
26.
Lapangan Bola Volley
2
144
27.
Gedung Olah Raga Indoor
1
684
28.
Bak Loncat
1
12
29.
Tanah Kosong
h.
676
Ketercapaian Pelaksanaan Kurikulum TABEL 3.5 PERKEMBANGAN KURIKULUM SMA NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2003/2004 S/D 2013/201463 NO
i.
STATUS
TAHUN
KETERCAPAIAN
KURIKULUM
IMPLEMTASI
1.
KBK
2004 S/D 2006
TERCAPAI BAIK
2.
KTSP
2007 S/D 2012
TERCAPAI BAIK
3.
KUR. 2013
2013/2014
PROSES
Nama-nama Nara Sumber Untuk
mendapatkan
informasi
tentang
implementasi
kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di SMA N 1 Salatiga, peneliti menggali informasi dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk wawancara ada beberapa nara sumber yang peneliti jadikan sumber informasi, yaitu sebagai berikut:
63
Waka Kurikulum, Data Dokumentasi Perkembangan Kurikulum SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014.
59
60
1) WY
: Jabatan Kepala Sekolah
2) BDT
: Jabatan Waka Kurikulum
3) MAW
: Jabatan Guru PAI
4) MF
: Siswa SMA N 1 Salatiga
5) RAT
: Siswa SMA N 1 Salatiga
6) BPT
: Siswa SMA N 1 Salatiga
7) MAF
: Siswa SMA N 1 Salatiga
2. Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa a. Sejarah berdirinya SMA Islam Sudirman Ambarawa SMA Islam Sudirman Ambarawa bernaung pada Yayasan Pusat Pendidikan Islam Sudirman dengan akta notaris a. Nomor : 02, Tanggal, 12 Pebruari 2008, dengan notaris: Harta Pramono. Sekolah ini bertempat di Jalan Jendral Sudirman No. 2.A Telp (0298) 591185 Ambarawa 50612, sedangkan alamat sekolah berada di Jalan Jendral Sudirman No. 2.A Ambarawa Telp. +6298592479, 596373, 595269 Fax.
+6298596373,e-mail:
[email protected],
website:
www.smaissuda.sch.id. Sekolah ini berdiri sejak 1 Desember 1977 dengan ijin oprasional Kanwil Depdikbud
tanggal, 1 April 1978,Nomor 154/II/S.A/1978.
Nomor Statistik Sekolah 304032210003, NPSN 20320373. Nomor Data Sekolah
C. 010440020 dengan status TERAKREDITASI, SK Status
Nomor : Ma. 00533, pada Tanggal 09November 2010.64
64
Tata Usaha, Data Dokumentasi Sejarah Berdirinya SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang, 2014.
60
61
b. Profil Sekolah Nomor Urut
: 9
Nama Sekolah
: SMA Islam Sudirman Ambarawa
Tahun didirikan
: 1977/1978
Luas tanah
: 7980
Status tanah
: Hak milik
Kabupaten/ Kota
: Semarang
Propinsi
: Jawa Tengah
Kepala Sekolah Nama lengkap
: Drs. Joko Pujiyanto
Alamat Sekolah
: Jalan Jendral Sudirman No. 2.A Ambarawa
Telp. +6298592479, 596373, 595269 Fax. 6298596373,e-mail:
[email protected], website: www.smaissuda.sch.id.65 c. Visi Misi 1) Visi:
Terwujudnya Pribadi Islami yang Berjiwa Pacasila, Cerdas,
Mandiri dan Berwawasan Global. 2) Misi: a)
Mewujudkan siswa yang Islami yang berjiwa Pancasila dan mampu berpikir kritis dan kreatif.
b) Membekali siswa yang ketrampilan, kewirausahaan dam kultur ilmiah.
65
Kepala Sekolah, Data Dokumentasi Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang,
2014
61
62
c)
Membina siswa agar memanfaatkan potensi diri baik ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya maupun iman dan taqwa dalam persaingan internasional.66
d. Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi yang telah dibentuk di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014, adalah sebagai berikut :
66
Kepala Sekolah, Data Dokumentasi Visi Misi SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang, 2014
62
63
TABEL 3.6 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KEPALA SEKOLAH
DISDIKPORA
KOMITE SEKOLAH BENDAHARA TATA USAHA
Waka KURIKULUM
Sie Olah Raga Dan UKS
Waka SARPRAS
Waka KESISWAAN
Sie Kesenian DanMading
Sie Drum Band
Sie Pramuka Pi Dan PMR
Waka HUMAS
Sie Keagamaan
Sie PramukaPa
Wali Kelas Dewan Guru Peserta Didik SMA Islam Sudirman Ambarawa
= = Keterangan
= Garis Intruksional = Garis Koordinasi.67
67
Tata Usaha, Data Dokumentasi Struktur Organisasi SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang, 2014.
63
64
e. Keadaan Guru Agama TABEL 3.7 KEADAAN GURU AGAMA SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2013/201468
No 1
Mapel
GT
GTT
Jumlah
PAI
2
-
2
Jumlah
2
0
2
Ket.
f. Keadaan Siswa TABEL 3.8 KEADAAN SISWA SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2013/201469 No
Kelas
L
P
Jumlah
1
XMIA 1
13
18
31
2
X MIA 2
11
20
31
3
X MIA 3
12
20
32
4
X MIA 4
13
20
33
Jumlah XMIA
49
78
127
5
X IIS 1
13
20
33
6
X IIS 2
12
20
32
7
X IIS 3
13
19
32
68
Keterangan
4
Tata Usaha, Data Dokumentasi Keadaan Guru dan Karyawan SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang, 2014. 69 Tata Usaha, Data Dokumentasi Data Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang, 2014.
64
65
8
X IIS 4 Jumlah XIIS
11
20
31
49
79
128
4
9
X IBU 1
8
26
34
10
X IBU 2
12
23
35
Jumlah X IBU
20
49
69
2
Jumlah kelas X
118
206
324
10 Keterangan
No
Kelas
L
P
Jumlah
11
XI MIA 1
8
18
26
12
XI MIA 2
8
18
26
13
XI MIA 3
5
21
26
Jumlah XI MIA
21
57
78
14
XI IIS 1
12
15
27
15
XI IIS 2
10
16
26
16
XI IIS 3
8
18
26
Jumlah XI IIS
30
49
79
3
3
17
XI IBU 1
8
26
34
18
XI IBU 2
9
23
32
Jumlah XI IBU
17
49
66
2
Jumlah kelas XI
68
155
223
8
19
XII IPA 1
8
22
30
20
XII IPA 2
6
36
32
Jumlah XII IPA
14
48
62
21
XII IPS 1
10
16
26
22
XII IPS 2
8
20
28
23
XII IPS 3
10
18
28
65
2
66
24
XII IPS 4
8
17
25
Jumlah XII IPS
36
71
107
XII BHS 1
5
16
21
Jumlah XII BHS
5
16
21
1
Jumlah kelas XII
55
135
190
7
Jumlah Total
241
496
737
25
25
4
g. Sarana Prasarana TABEL 3.9 SARANA PRASARANA SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2013/201470
Jumlah
Buku Luas
Ruang Ada
Kurang
(M2)
Jumlah Jumlah judul
Teori/ kelas
25
1728
Laboratorium
6
Perpustakaan
1
81
Ketrampilan
2
32
1
30
1
72
Kepala Sekolah
70
Waka Sarpras, Data Dokumentasi Data Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang, 2014.
66
67
Jumlah
Buku Luas
Ruang Ada
Kurang
(M2)
Jumlah Jumlah judul
Guru
1
81
1
42
BK
1
24
OSIS
-
1
8
UKS
1
1
6
Gudang
3
76
Kantin
3
21
WC Siswa
15
60
WC Guru
8
16
Lab IPA
-
Aula
1
180
TRRC
1
24
2
96
1
96
Tata Administrasi
-
-
Lab. Komputer Lab. Bahasa
67
68
Jumlah
Buku Luas
Ruang Ada
Kurang
(M2)
Jumlah Jumlah judul
Multimedia
1
88
h. Ketercapaian Pelaksanaan Kurikulum TABEL 3.10 PERKEMBANGAN KURIKULUM SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2003/2004 S/D 2013/201471
NO
STATUS
TAHUN
KETERCAPAIAN
KURIKULUM
IMPLEMTASI
1.
KBK
2004 S/D 2006
Tuntas
2.
KTSP
2007 S/D 2012
Tuntas
3.
KUR. 2013
2013/2014
Sedang Terlaksana
i. Nama-nama Nara Sumber Untuk mendapatkan informasi tentang implementasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa pada kajian standar kompetensi, peneliti menggali informasi dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk wawancara ada beberapa nara sumber yang peneliti jadikan sumber informasi, yaitu sebagai berikut: 71
Waka Kurikulum, Data Dokumentasi Perkembangan Kurikulum SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang, 2014.
68
69
1) JP
: Jabatan Kepala Sekolah
2) RSS
: Jabatan Waka Kurikulum
3) ED
: Jabatan Guru PAI
4) SB
: Jabatan Guru PAI
5) MK
: Jabatan Guru PAI
6) OA
: Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa
7) KLS
: Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa
8) RA
: Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa
9) NLM
: Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa
10) NRA
: Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa
11) PHU
: Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa
3. Profil SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang a. Sejarah SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Setiap orang yang memasuki lingkungan baru harus mengetahui dan berusaha memahami keadaan di lingkungan barunya. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap lingkungan, maka orang tersebut tidak akan canggung dan dengan cepat menyesuaikan diri. Untuk lebih memahami lingkungan SMAN 1 Tengaran maka beberapa uraian di bawah ini dapat sedikit membantu siswa baru untuk lebih memahami tentang SMAN 1 Tengaran dan seluk beluknya. SMAN 1 Tengaran berdiri sejak tanggal 1 Juni 1980 ditandai dengan peresmian berdirinya sekolah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu yaitu DR Daoed Yoesoef. Pertama kali 69
70
berdiri menerima 5 kelas. Karena pada saat itu gedung yang permanen belum jadi maka untuk sementara proses belajar mengajar dilaksanakan di SMAN 1 Salatiga dan masuk siang. Kepala Sekolah yang menjabat pertama pada waktu itu adalah Bpk. M.D. Suwardi. Untuk selanjutnya sampai dengan saat ini Kepala Sekolah yang pernah menjabat sesudah Bapak M.D. Suwardi sampai dengan saat ini adalah Bapak Soewito, BA ( alm ), Bapak Soedharmanto, BA. ( alm ), Bapak Woerjanto Wirosoetarno, Bapak Drs. Murdiono. Bapak Drs. Samtono, Bapak Sutantyo, S.Pd., Bapak Drs. Trijoko, Bapak Drs. Maikal Soedijarto, Bapak Drs. Hendro Saptanto, dan sekarang Bapak Subroto, S.Pd., M.Pd. Secara administrasi SMAN 1 Tengaran terletak di Prokimad ( Proyek Pemukiman Angkatan Darat), desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Alamat lengkap SMAN 1 Tengaran adalah: Kembangsari Karangduren Tengaran 50775, Telp.
(0298)
321656. Email:
[email protected]. Lingkungan SMAN 1 Tengaran sangat luas sehingga sudah menjadi kewajiban kita untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga, memelihara, bahkan mengembangkan agar lingkungan sekolah ini menjadi semakin nyaman. Dengan situasi sekolah yang nyaman maka diharapkan prestasi sekolah pada umumnya dan prestasi siswa pada khususnya semakin meningkat. Pada gilirannya nanti SMAN 1
70
71
Tengaran akan menjadi semakin terkenal dan disegani karena baiknya.72 b. Profil Sekolah Nama Sekolah
: SMA Negeri 1 Tengaran
Tahun Beroperasi
: 1980
Alamat
: Kembangsari Karangduren Tengaran Po. Box. No. 161
Tahun didirikan
: 1980
Status Tanah
: Tanah Salatiga Kodam
Status Sekolah
: Negeri
Luas Tanah
: 20.833 M2 73
c. Visi Misi 1) Visi: “MENJADI
TEMPAT
TUMBUH CERDAS
DAN
MENYEMAIKAN
BERKEMBANGNYA
SECARA
INTELEKTUAL,
BENIH
BAGI
JASMANI
YANG
EMOSIONAL DAN
SPIRITUAL” 2) Misi a) Melakukan pembelajaran berbasis ilmu pengetahuan dan tehnologi b) Membekali
ketrampilan
kepada
seluruh
siswa
menghadapi era globalisasi
72 73
Tata Usaha, Data Dokumentasi Sejarah SMAN 1 Tengaran, Semarang, 2014. Tata Usaha, Data Dokumentasi Profil SMAN 1 Tengaran, Semarang, 2014
71
dalam
72
c) Meenumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah d) Mengembangkan tata pergaulan yang disiplin, sopan, ramah, peduli, kerjasama dan adil e) Menumbuhkan nilai spiritualitas menjadi sumber kearifan dalam bertindak.74 d. Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi yang telah dibentuk di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014, adalah sebagai berikut :
74
Kepala Sekolah, Data Dokumentasi Visi Misi SMAN 1 Tengaran, Semarang, 2014
72
73
TABEL 3.11 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SMA N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KEPALA SEKOLAH
DISDIKPORA
KOMITE SEKOLAH BENDAHARA TATA USAHA
Sie Olah Raga
Waka SARPRAS
Waka KESISWAAN
Waka KURIKULUM
Sie Kesenian DanMading
Sie Drum Band
Sie Pramuka Pi Dan UKS
Waka HUMAS
Sie Keagamaan
Sie PramukaPa Dan PMR
Wali Kelas Dewan Guru Peserta Didik SMA Negeri 1 Tengaran
= Garis Intruksional = Garis Koordinasi.75
Keterangan =
75
Tata Usaha, Data Dokumentasi Struktur Organisasi SMA N 1 Tengaran, Semarang,
2014.
73
74
e. Keadaan Guru Agama TABEL 3.12 KEADAAN GURU AGAMA SMA N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
GTT
Guru tambah jam
Jumlah
Guru No.
Mata Pelajaran Tetap
1
Pendidikan Agama a. Islam
1
3
-
4
b. Kristen
-
1
-
1
c. Katholik
-
-
-
-
e. Budha
-
-
1
1
1
4
1
6
Jumlah
f. Keadaan Siswa TABEL 3.13 KEADAAN SISWA SMA N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 No.
Kelas
Siswa
Siswa
Jumlah
Jumlah
Laki - laki
Perempuan
Siswa
Ruang kelas
Rombel
1.
X MIPA
6
59
130
189
6
2.
X SOSIAL
4
59
75
132
4
3.
X BAHASA
1
12
16
28
1
4.
XI MIPA
4
42
78
120
4
74
75
5.
XI SOSIAL
4
66
69
135
4
6.
XI Bahasa
1
6
13
19
1
7.
XII IPA
4
40
106
146
4
8.
XII IPS
4
58
75
133
4
1
1
9
10
1
29
343
569
912
29
XII 9.
Bahasa
JUMLAH TOTAL
g. Sarana Prasarana TABEL 3.14 SARANA PRASARANA SMA N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/201476
76
Jumlah
Luas(M2)
No.
Jenis Ruang
1.
Ruang teori / Kelas
27
1944
2.
a. Laboratorium Biologi
1
122
b. Laboratorium Fisika
1
122
c. Laboratorium Kimia
1
122
d. Laboratorium Bahasa
1
72
3.
Ruang Praktek Komputer
2
486
4.
Ruang Perpustakaan
1
243
Waka Kurikulum, Data Sarana Prasarana SMA N 1 Tengaran, Semarang, 2014
75
76
Jumlah
Luas(M2)
No.
Jenis Ruang
5.
Ruang Karawitan
1
56
6.
Ruang UKS
1
12
7.
Ruang Koperasi / Kantin
1
30
8.
Ruang BP / BK
1
30
9.
Ruang Kepala Sekolah
1
218
10.
Ruang Guru
1
96
11.
Ruang Tata Usaha
1
218
12.
Ruang OSIS
1
22
13.
Ruang Media
1
72
14.
Aula
1
1090
15.
Gedung Olah Raga
1
16.
WC Guru
3
60
17.
WC Murid
12
180
18.
Gudang
1
6
19.
Masjid
1
140
20.
Rumah Penjaga Sekolah
1
54
21.
Ruang Dapur
1
6
22.
Ruang Tamu
1
9
23.
Kebun
1
6999
76
77
Luas(M2)
No.
Jenis Ruang
Jumlah
24.
Jalan
1
480
25.
Lapangan Upacara
1
4453
26.
Lapangan Bola Volley
2
144
27.
Gedung Olah Raga Indoor
1
684
28.
Bak Loncat
1
12
29.
Tanah Kosong
5676
h. Ketercapaian Pelaksanaan Kurikulum TABEL 3.15 PERKEMBANGAN KURIKULUM SMA N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2003/2004 S/D 2013/201477
NO
STATUS
TAHUN
KETERCAPAIAN
KURIKULUM
IMPLEMTASI
1.
KBK
2004 S/D 2006
Tercapai Maksimal
2.
KTSP
2007 S/D 2012
Tercapai Maksimal
3.
KUR. 2013
2013/2014
Sedang Terlaksana
i. Nama-nama Nara Sumber
77
Waka Kurikulum, Data Dokumentasi Perkembangan Kurikulum SMA N 1 Tengaran, Semarang, 2014.
77
78
Untuk
mendapatkan
informasi
tentang
implementasi
kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang pada kajian standar kompetensi, peneliti menggali informasi dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk wawancara ada beberapa nara sumber yang peneliti jadikan sumber informasi, yaitu sebagai berikut: 1) SBT : Jabatan Kepala Sekolah 2) BN
: Jabatan Waka Kurikulum
3) MT
: Jabatan Guru PAI
4) JM
: Jabatan Guru PAI
5) IS
:Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang
6) DNS : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang 7) TSS : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang 8) IWW : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang 9) STH : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang 10) SDD : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang B. Kondisi Umum Implementasi Kurikulum 1.
SMA Negeri 1 Salatiga Pelaksanaan Kurikulum di SMA N 1 Salatiga menurut WY selaku kepala sekolah di SMA N 1 Salatiga
pelaksanaan kurikulum baik
KTSP maupun kurikulum 2013 senantiasa disambut dengan baik dan
78
79
aplikasikan semaksimal mungkin.78Lebih lanjut WY menjelaskan bhawa sebelum para guru PAI mengimplementasikan kurikulum baru mereka selalu diikutkan terlebih dahulu pada kegiatan-kegiatan workshop dan pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan dengan kurikulum yang akan di implementasikan oleh guru PAI. 79 Dari observasi peneliti ada hubungan positif dan saling mendukung antara kepala sekolah, Waka kurikulum dan guru PAI dalam mengikuti setiap perkembangan kurikulum PAI, bahkan bentuk dukungan yang diberikan kepala sekolah dan Waka kurikulum terhadap guru PAI bukan hanya dukungan kionsep belaka tetapi kepala sekolah dan Waka kurikulum memberikan fasilitas dan ruang yang cukup untuk pengimplementasian memberikan
fasilitas
kurikulum pada
PAI
yang dijalankan.
pelaksanaan
pesantren
Misalnya: kilat
guna
pembelajaran scientific guna menumuhkan potensi-potensi anak didik. Kepala beserta Waka kurikulum juga memfasilitasi workshop kurikulum 2013 dan KTSP pada waktu baru terjalankan.80 Selain memberikan dukungan, kepala sekolah juga memberikan motivasi kepada para guru PAI dalam mengimplementasikan kurukulum KTSP maupun kurikulum 2013, motivasi yang diberikan kepala sekolah
2014.
78
WY, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 25 Agustus
79
WY, Wawancara ..., 25 Agustus 2014. Observasi, Dukungan Kepala Sekolah danWaka Kurikulum, Salatiga, 25 Agustus 2014
80
79
80
diutarakan melalui selogan yang berbunyi SATIT (Sure/yakin, Action, Tanggungjawab, Ihlas dan Tercapai sesuai harapan).81 Ketercapaian pelaksanaan pembelajaran dengan kurikulum KTSP di SMA N 1 Salatiga sangat baik, ini dibuktikan berbagai prestasi siswa baik pada lomba mapel-mapel umum maupun PAI yang selalu memperoleh kejuaraan ditingkat kota madya maupun provinsi. 82Ini membuktikan implementasi KTSP yang sudah dilaksanakan memenuhi ketercapaian secara maksimal. Menurut penjelasan Waka kurikulum SMA N 1 Salatiga dalam penyusunan kurikulum dan pembagian materi PAI selalu diadakan pembahasan bersama antara kepala sekolah, Waka kurikulum dan guru PAI, sehingga imbuhnya, mulai dari perencanaan pembelajaran sudah tertata dengan baik dan dalam pelaksanaannya pun akan selalu di supervisi oleh kepala sekolah dan Waka kurikulum guna mencapai ketercapaian pembelajaran yang sesuai dengan arahan kurikulum yang ada.83 2.
SMA Islam Sudirman Ambarawa Pelaksanaan Kurikulum di SMA Islam Sudirman Ambarawa dalam pelaksanaan kurikulum KTSP maupun kurikulum baru 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, menurut kepala sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa para guru mapel diikutkan diberbagai pelatihan dan
81
WY, Wawancara ..., 25 Agustus 2014. WY, Wawancara ..., 25 Agustus 2014. 83 BDT, Wawancara ..., 25 Agustus 2014. 82
80
81
diikutkan
dalam
kerja
sama
MGMPS
untuk
menyempurnakan
pengetahuan yang dimilki para guru, selain itu juga lebih lanjut kepala sekolah menjelaskan, bahwa pihak sekolah mendatangkan nara sumber sebagai fasilitator dalam workshop yang mengupas materi tentang setanadar kompetensi, kompetensi dasar, skl dan pembuatan RPP serta penilaian, begitu juga dengan kurikulum 2013; membahas tentang kompetensi inti, setandar kompetensi, SKL, dan sistem penilaian serta penyusunan RPP, selain secara teori materi workshop juga melakukan demonstrasi
aplikasi
kurikulum
sehingga
diharapkan
dalam
implementasinya sehari-hari di sekolah dapat mencapai implementasi kurikulum secara maksimal.84 Untuk menunjang keberhasilan implementasi kurikulum baik KTSP yang sudah berjalan maupun kurikulum 2013 yang baru diterapkan sekolah selalu meningkatkan fasilitas yang ada, diantaranya; melengkapi media dan alat-alat penunjang pembelajaran, melengkapi buku-buku pembelajaran dan penunjangnya, melengkapi fasilitas internet di sekolah, LCD di
setiap kelas dan fasilitas-fasilitas lain yang menunjang
pemaksimalan pencapaian hasil implementasi kurikulum baik KTSP yang sudah berjalan maupun kurikulum 2013 yang baru diterapkan.85
Dari hasil observasi peneliti tentang pelaksanaan kurikulum di SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 28 agustus 2014 dan 13
84
JP, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 85 JP, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 13 September 2014.
81
82
September 2014, secara riil peneliti melihat bahwa kurikulum 2013 sudah diterapkan di SMA Islam Sudirman Ambarawa pada kelas X dan XI sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum KTSP, segala administrasi kelas telah terpenuhi termasuk RPP yang dijadikan landasan dalam pembelajaran dan merupakan salah satu bentuk implementasi kurikulum, dimana didalam RPP tertuang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar bagi kurikulum 2013 dan Setandar KompetensiKompetensi Dasar bagi kurikulum KTSP secara rinci dan sistematis samapai pada penilaiannya.86 kepala
sekolah
menjelaskan
bahwa
dalam
mendorong,
memotivasi dan mendukung pencapaian penerapan kurikulum gutu PAI secara maksimal, kepala sekolah selalu mengikut sertakan para guru PAI dalam pelatihan tentang kurikulum, media pembelajaran, seminar, MGMP ataupun memfasilitasi kegiatan MGMPS. 87 Menurut Waka kurikulum RSS, SMA Islam Sudirman Ambarawa mengalami perubahan kurikulum beberapa kali, antara lain: kurikulum 1994, kurikulum KBK, kurikulum KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013.88 Lebih lanjut Waka kurikulum menjelaskan bahwa penerapan kurikulum baik KTSP maupun kurikulum 2013 untuk mapel PAI disesuaikan dengan tata aturan yang ada, yang meliputi jam tatap muka
86
Observasi, Gambaran Pelaksanaan Kurikulum, SMA Islam Sudirman Ambarawa, 28 agustus dan 13 September 2014. 87 JP, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 13 September 2014. 88 RSS, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
82
83
perminggu, muatan materi dan penilaiannya. 89Kemudian lebih lanjut Waka kurikulum menjelaskan bahwa dalam merumuskan SKL PAI selalu ada koordinasi dan kerja sama antara guru PAI, Waka kurikulum dan kepala sekolah untuk menentukannya. 90
3.
SMA Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang Implementasi Kurikulum di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam pelaksanaan kurikulum KTSP maupun kurikulum baru 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, menurut kepala sekolah SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, secara umum kepala sekolah sangat mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah tentang setiap perubahan kurikulum yang diterapkan. Bahkan kepala sekolah memfasilitasi para guru mapel iantaranya PAI diikutkan diberbagai pelatihan dan kerja sama dalam MGMP untuk mengembangkan profesi para guru, selain itu juga lebih lanjut kepala sekolah menjelaskan, bahwa pihak sekolah mengadakan bimbingan dalam penyusunan RPP, materi tentang Setanadar Kompetensi, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan SKL sehingga diharapkan dalam implementasinya sehari-hari di sekolah dapat mencapai implementasi kurikulum secara maksimal, Selain itu sekolah juga mengadakan IHT. 91
89
RSS, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 13 September 2014. RSS, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 13 September 2014. 91 SBT, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 90
83
84
Dari hasil observasi peneliti tentang pelaksanaan kurikulum di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang pada tanggal 27 agustus 2014, secara riil peneliti melihat bahwa kurikulum 2013 sudah diterapkan di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang pada kelas X dan XI sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum KTSP, segala administrasi kelas telah terpenuhi termasuk RPP yang menjadi landasan dalam pembelajaran dan merupakan salah satu bentuk implementasi kurikulum, dimana didalam RPP tertuang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar bagi kurikulum 2013 dan Setandar KompetensiKompetensi Dasar bagi kurikulum KTSP secara rinci dan sistematis samapai pada penilaiannya.92 Kepala
sekolah
menjelaskan
bahwa
dalam
mendorong,
memotivasi dan mendukung pencapaian penerapan kurikulum gutu PAI secara maksimal, kepala sekolah selalu mengikut sertakan para guru PAI dalam pelatihan tentang kurikulum, media pembelajaran, seminar, MGMP ataupun memfasilitasi kegiatan yang lain. 93 Menurut Waka kurikulum BN, SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang mengalami perubahan kurikulum beberapa kali, antara lain: kurikulum 1975, 1984, 1994, kurikulum KBK, kurikulum KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013.94
Lebih lanjut Waka kurikulum
menjelaskan bahwa penerapan kurikulum baik KTSP maupun kurikulum 92
Observasi, Gambaran Pelaksanaan Kurikulum, SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 28 agustus 2014. 93 SBT, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 27 Agustus 2014. 94 BN, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
84
85
2013 untuk mapel PAI disesuaikan dengan tata aturan yang ada, yang meliputi
jam
tatap
muka
perminggu,
muatan
materi
dan
penilaiannya.95Kemudian lebih lanjut Waka kurikulum menjelaskan juga bahwa dalam merumuskan SKL PAI selalu ada koordinasi dan kerja sama antara guru PAI, Waka kurikulum dan kepala sekolah untuk menentukannya.96
C. Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan Implementasi Kurikulum 2013 serta Persamaan dan perbedaannya 1. Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan Implementasi Kurikulum 2013 serta Persamaan dan perbedaannya di SMA N 1 Salatiga a.
Implementasi Kurikulum KTSP 2007 di SMA N 1 Salatiga Implementasi kurikulum KTSP mapel PAI di SMA N 1 Salatiga disesuaikan dengan struktur kurikulum KTSP sebagaimana penjelasan Waka kurikulum dan guru PAI, maka pelajaran PAI di SMA N 1 Salatiga dilaksanakn 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan dengan SKS.97 Waka kurikulum membagikan SK dan KD kepada guru PAI, dan menyerahkan materi serta referensi buku kepada guru PAI untuk diolah dan disesuaikan denagan silabus, prota, promes yang ada dan
95
BN, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 27 Agustus 2014. BN, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 27 Agustus 2014. 97 BDY dan MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26 Agustus 2014. 96
85
86
menjadi RPP guna dijadikan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.98 Waka kurikulum dan kepala sekolah bersama-sama selalu mengecek persiapan perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh guru PAI; mulai dari silabus, RPP, yang harus sesuai dengan kurikulum KTSP, dengan harapan kurikulum KTSP bisa terselesaikan dengan hasil yang maksimal. kurikulum KTSP masih diterapkan di SMA N 1 Salatiga pada kelas XII (dua belas). Menurut guru PAI SK dan KD pada kurikulum KTSP tertuangkan semuanya pada RPP yang dibuat guru yang kemudian dijadikan acuan dan pedolaman untuk melaksankan pembelajaran di kelas.99 Dari observasi peneliti, kemampuan guru dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari silabus dan RPP yang dibuat sudah sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Selain itu di dalam pelaksanaan
silabus
dan
RPP,
guru
sudah
berusaha
untuk
menyesuaikan dengan yang direncanakan.100 Menurut RAT salah seorang siswa di SMA N 1 Salatiga, memberi penjelasan bahwa implementasi kurikulum tingkat satuan
98 99
BDY, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26 Agustus 2014 MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26 Agustus
2014 100
Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Salatiga Mapel PAI, Salatiga, 27 Agustus 2014
86
87
pendidikan yang dilaksanakan di SMA N 1 Salatiga pada mapel PAI menggunakan
integrated
curriculum
dimana
seorang
guru
mengintegrasikan materi-materi yang menjadi ruang lingkup PAI, mencakup diantaranya; Al-qur’an, Aqidah, Syari’ah, Ahlak, dan Tarikh. Sehingga siswa dengan mudah dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan.101 Kemudian BPT yang juga salah seorang siswa di SMA N 1 Salatiga, memberi penjelasan bahwa implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan memberikan kewenangan sepenuhnya kepada sekolah untuk mengkonsep materi pada mapel PAI sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, sehingga praktik yang ada para guru PAI di SMA N 1 Salatiga bisa menyesuaikan kebutuhan dan kondisi siswa, maka apa yang disampaikan guru secara riil mudah dipahami oleh para siswa.102 Lebih lanjut BGT menambahkan bahwa langkah dan tehnik Bapak /Ibu guru dalam mengimplementasikan KTSP mapel PAI dengan tehnik menjelaskan, penugasan dan pemberian contoh serta pembelajaran kelas dikonsep menjadi pembelajaran aktif dan menyenangkan.103
101
RAT, Wawancara Implementasi KTSP di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 26 Agustus 2014, Pkl. 12.30 WIB. 102 BGT, Wawancara Implementasi KTSP di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 26 Agustus 2014, Pkl. 12.35 WIB. 103 BGT, Wawancara... , 26 Agustus 2014, Pkl. 12.35 WIB.
87
88
b.
Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Salatiga Sebagaimana wawancara yang penulis lakukan dengan Waka kurikulum, beliau menjelaskan bahwa implementasi kurikulum 2013 sudah dilaksanakan di kelas X dan XI SMA N 1 Salatiga mulai tahun pelajaran
2013/2014,
pelaksanaannya
sesuai
dengan
struktur
kurikulum 2013 dimana mata pelajaran PAI diajarkan 3 jam pelajaran perminggu dengan menyesuaikan SKS. 104 Lebih lanjut Waka kurikulum menambahkan bahwa sebelum guru PAI merealisasikan kurikulum 2013 para guru terlebih dahulu di ikutkan dalam pelatihan-pelatihan dan workshop yang berkaitan dengan tehnik implementasi kurikulum 2013. Setelah itu Waka kurikulum membagikan KI dan KD beserta materi dan refrensi buku PAI kurikulum 2013 kepada guru PAI untuk selanjutnya diolah dengan memperhatikan silabus dan pedoman yang ada menjadi RPP yang dijadikan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.105 Menurut guru PAI segala bentuk tehnik dan langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 semuanya dituangkan dalam RPP dengan memperhatikan indikator yang ada. Selain itu guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati,
104
WY, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 25 Agustus 2014. 105 WY, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 ..., 25 Agustus 2014.
88
89
menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas siswa,. disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning.106 Dari observasi peneliti, dalam implementasi kurikulum 2013 para guru PAI dalam membuat RPP masih perlu di sempurnakan walaupun sudah baik. Para guru selain tepat dalam penempatan kompetensi inti dan kompetensi dasar juga harus lebih memahami dan mendalami indikator untuk menentukan langkah-langkah dalam pembelajaran dan pembuatan penilaian sehingga seluruh kompetensi inti yang ada pada indikator dapat terserap dalam RPP.107 Menurut MA salah satu siswa SMA N 1 Salatiga, dalam implementasi kurikulum 2013 guru PAI hanya menjelaskan inti dari materi kemudian siswa dibentuk small group diskusion untuk mengembangkan sediri materi yang telah diberikan guru dengan membuat jaring-jaring dan menjabarkannya. 108 c.
Perbedaan dan Persamaan Menurut guru PAI MAW kurikulum tingkat satuaan pendidikan dengan kurikulum 2013 memiliki persamaan yang mendasar dalam proses pengimplementasiannya, yaitu antara kurikulum tingkat satuan
106 107
MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 Oleh Guru PAI, 27 Agustus 2014. Observasi, Implementasi Kurikulum 2013Guru PAI SMA N 1 Salatiga, 27 Agustus
2014. 108
MA, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di Kelas, Salatiga, 25 Agusrus 2014.
89
90
pendidikan dan kurikulum 2013 sama-sama menitik beratkan kepada siswa dalam tehnik pembelajarannya.109 Adapun perbedaan kurikulum tingkat satuaan pendidikan dengan kurikulum 2013 menurut MAW adalah; Pada kurikulum 2013 siswa lebih dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar, siswa tidak lagi semata-mata sebagai objek dalam pembelajaran namun bisa berpesan sebagai subjek dengan melakukan discoveri dan pembelajaran scientific. Selain itu kurikulum 2013 menekankan penilaian (proses) menjadi hal yang penting. 110 Menurut Waka kurikulum perbedaan yang ada pada kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kurikulum 2013 yaitu kurikulum 2013 lebih menekankan pada penilaianaspek avektif dan psikomotor dibandingkan kurikulum tingkat satuan pendidikan.111
2. Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan Implementasi Kurikulum 2013 serta Persamaan dan perbedaannya di SMA Islam Sudirman Ambarawa a. Implementasi Kurikulum KTSP Implementasi kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambarawa dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai
109
MAW, Perbedaan dan Persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, Salatiga, 25 Agustus 2014. 110 MAW, Perbedaan dan Persamaan..., 25 Agustus 2014. 111 BDT, Perbedaan dan Persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, Salatiga, 26 Agustus 2014
90
91
jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada penerapan SK-KD, penilaiannya, dan SKL yang di tetapkan.112 Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dalam implementasi kurikulum KTSP harus mengacu pada standar kompetensi, yaitu deskripsi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula.113 Lebih lanjut ED menjelaskan bahwa implementasi KTSP pada setandar kompetensi meliputi: Al-qur’an (memahami ayat al-qur’an tentang manusia sebagai kholifah, memahami ayat al-qur’an tentang keihlasan dalam beribadah), Aqidah (meningkatkan keimanan malalui asmaul husna),
Ahlak
(membiasakan perilaku terpuji), Fiqih (memahami sumber hukum Islam, hikmah dan bentuknya), Tarikh/kebudayaan Islam (memahami keteladanan Rosulullah dalam membina umat periode Makkah).114 Kemudian dalam langkah dan tehnik penerapan kurikulum KTSP menurut ED mengikuti langkah-langkah yang sudah di tetapkan sesuai dengan standar kurikulum KTSP dan mengacu pada standar kompetensi yang sudah di rumuskan.115 Menurut NML salah satu siswa di SMA Islam Sudirman Ambarawa, menjelaskan bahwa implementasi kurikulum mapel PAI yang diterapkan guru disesuaikan dengan kebutuhan siswa guna 112
RSS, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 113 ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambrawa, 13 Agustus 2014. 114 ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP ..., 13 Agustus 2014. 115 ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP ..., 13 Agustus 2014.
91
92
menjawab permasalahan kehidupan sehari-hari dan mudah di pahami oleh semua siswa.116 Dari hasil observasi implementasi kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambarawa semua Kompetensi mapel PAI tertuangkan di dalam RPP yang dijadikan para guru sebagai pedoman dalam menjalankan pembelajaran menyampaikan materi di kelas, sedangkan tehnik metode pembelajarannya menggunakan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan).117 b. Implementasi Kurikulum 2013 Implementasi kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada penerapan KI-KD, penilaiannya, dan SKL yang di tetapkan.118 Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman menjelaskan bahwa implementasi Kurikulum 2013 pada standar kompetensi meliputi: standar kompetensi inti dan kompetensi dasar.119 Kompeten si inti meliputi empat kompetensi inti, yaitu: KI-1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, KI-2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru, KI-3. Memahami 116
NML, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambrawa,13 Agustus 2014. 117 Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 12 September 2014. 118 RSS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 119 ED, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
92
93
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan KI-4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.120 Implementasi kurikulum 2013 dengan melakukan pengamatan siswa secara menyeluruh berkaitan dengan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, misalnya materi shalat berjamaah dhuhur, cara berwudhu, dan pembiasaan keagamaan yang lain.121 Dalam implementasi kurikulum 2013 guru dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan penilaian yang diberikanpun dengan penilaian autentik, dimana seorang guru dalam memberi penilaian tidak hanya pada akhir materi tetapi pada proses pembelajaranpun memberikan penilaian kepada siswa.122 Menurut AO salah satu murid di SMA Islam Sudirman Ambarawa menjelaskan bahwa langkah dan teknik yang digunakan guru untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 pada mapel PAI mulai dari perencanaan guru menyusun RPP berpedoman pada 120
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 13 September 2014. SB, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 122 MK, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 121
93
94
permendikbud 81A, dan RPP disusun tidak untuk setiap pertemuan tetapi untuk 2 sampai 3 kali pertemuan. Dalam proses pembelajaran guru sudah menggunakan pendekatan scientific dengan tehnik mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
eksperimen/mengasosiasi dan dalam melakukan penilaian guru sudah menerapkan penilaian autentik.123
Dalam evaluasi guru juga sudah
melakukan a). Penilaian sikap dengan cara observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal; b). Penilaian pengetahuan dengan melakukan penilaian tertulis, penilaian lesan, penilaian penugasan, Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester; c). Penilaian ketrampilan melalui penilaian praktek, penilain proyek dan penilaian portofolio.124 c. Perbedaan dan persamaan Membahas mengenai perbedaan dan persamaan menurut Waka kurikulum perbedaan yang signifikan hanya pada istilah-istilah yang dipakai dan pada dasarnya maksud serta tujuannya hampir sama antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013.125 Menurut ED salah satu guru PAI menjelaskan perbedaan antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 adalah kurikulum KTSP menentukan standar isi terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan melalui Permendiknas No.22 Tahun 2006 sudah ditentukan, SKL dijelaskan 123
AO, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014. 124 AO, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 27 Agustus 2014. 125 RSS, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
94
95
melalui Permendiknas No. 23 Tahun 2006, dan kurikulum KTSP lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau kognitif. Sedangkan kurikulum 2013 menentukan SKL terlebih dahulu dijelaskan melalui Permendikbud No. 54 Tahun 2013 setelah itu baru ditentukan standar isinya, aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skils dan hard skils yang meliputi aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan.126
3. Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan Implementasi Kurikulum 2013 serta Persamaan dan perbedaannya di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang a.
Implementasi Kurikulum KTSP Implementasi kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada penerapan SK-KD, penilaiannya, dan SKL yang di tetapkan sesuai dengan struktur kurikulum yang ada yaitu 2 jam/minggu.127 Menurut MT salah satu guru PAI di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam implementasi kurikulum KTSP harus mengacu pada standar kompetensi, yaitu deskripsi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari
126
ED, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 127 BN, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
95
96
mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula.128 Lebih lanjut MT menjelaskan bahwa implementasi KTSP pada setandar kompetensi meliputi: pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Alqur’an dan Hadist (Aqidah, Ahlak, Fiqih dan, Tarikh.129 Kemudian dalam langkah dan tehnik penerapan kurikulum KTSP menurut MT di jabarkan dalam Kompetensi Dasar, Indikator, kegiatan pembelajaran, dan bentuk jenis penilaian.130 Menurut TSS salah satu siswa di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, menjelaskan bahwa implementasi kurikulum mapel PAI yang diterapkan guru disesuaikan dengan kebutuhan siswa guna menjawab permasalahan kehidupan sehari-hari dan mudah di pahami oleh semua siswa.131 Dari hasil observasi implementasi kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang semua Kompetensi mapel PAI tertuangkan di dalam RPP yang dijadikan para guru sebagai pedoman dalam menjalankan pembelajaran menyampaikan materi di kelas, sedangkan tehnik metode pembelajarannya menggunakan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan). 132
128
MT, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 129 MT, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP..., 27 Agustus 2014. 130 MT, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP..., 27 Agustus 2014. 131 TSS, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 132 Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
96
97
b.
Implementasi Kurikulum 2013 Implementasi kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada penerapan KI-KD, penilaiannya, dan SKL yang di tetapkan.133 Menurut JM salah satu guru PAI di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa implementasi Kurikulum 2013 pada standar kompetensi meliputi: standar kompetensi inti dan kompetensi dasar.134 Kompeten si inti meliputi empat kompetensi inti, yaitu: KI-1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, KI-2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru, KI-3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan KI-4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
133
BN, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 134 JM, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
97
98
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.135 Dalam implementasi kurikulum 2013 guru dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan penilaian yang diberikanpun dengan penilaian autentik, dimana seorang guru dalam memberi penilaian tidak hanya pada akhir materi tetapi pada proses pembelajaranpun
memberikan
penilaian
kepada
siswa
serta
pembelajaran yang dilaksanakan dengan pembelajaran PAIKEM. 136 Menurut DNS salah satu murid di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa langkah dan teknik yang digunakan guru untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 pada mapel PAI mulai dari perencanaan guru menyusun RPP berpedoman pada permendikbud 81A, dan RPP disusun tidak untuk setiap pertemuan tetapi untuk 2 sampai 3 kali pertemuan. Dalam proses pembelajaran guru
sudah
menggunakan pendekatan
scientific
dengan tehnik mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, eksperimen/mengasosiasi dan dalam melakukan penilaian guru sudah menerapkan penilaian autentik.137
Dalam evaluasi guru juga sudah
melakukan a). Penilaian sikap dengan cara observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal; b). Penilaian pengetahuan dengan melakukan penilaian tertulis, penilaian lesan, penilaian penugasan, 135
JM, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 27 Agustus 2014. MT, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 137 DNS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 136
98
99
Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester; c). Penilaian ketrampilan melalui penilaian praktek, penilain proyek dan penilaian portofolio.138 c.
Perbedaan dan persamaan Menurut MT anatara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 sama-sama mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap, akan tetapi kurikulum 2013 lebih menekankan pada kompetensi sikap.139 Menurut JM salah satu guru PAI menjelaskan perbedaan antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 adalah kurikulum KTSP menentukan standar isi terlebih dahulu baru kemudian menentukan SKL nya, dan kurikulum KTSP lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau kognitif. Sedangkan kurikulum 2013 menentukan SKL terlebih dahulu setelah itu baru ditentukan standar isinya, aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skils dan hard skils yang meliputi aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan. 140
138
DNS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 27 Agustus 2014. MT, Wawancara Tentang Perbedaan dan persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 140 JM, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 139
99
100
D. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan 2013 1. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan 2013 di SMA Negeri 1 Salatiga Menurut guru PAI kelebihan kedua kurikulum, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kurikulum 2013 adalah keduanya samasama menuntut kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran dan menghidupkan potensi-potensi yang dimilki oleh siswa, selain itu KTSP Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah
untuk
semakin
meningkatkan
kreativitasnya
dalam
penyelenggaraan program pendidikan. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa..141 Menurut para siswa kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kurikulum 2013 memiliki persamaan kelebihan, yaitu anatara keduanya sama-sama membuat siswa lebih aktif dalam mencari materi pembelajaran dan kreatif dalam memecahkan suatu masalah dan pembelajarannyapun sama-sama menyenangkan.142
141 142
MAW, Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, Salatiga, 25 Agustus 2014. MA, Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, Salatiga, 20 Agustus 2014
100
101
2. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman menjelaskan bahwa kelebihan kurikulum KTSP antara lain: a). Mendorong terwujudnya otonomi sekolah; b). Mendorong guru, kepala sekolah dan pihak
manajemen
semakin
meningkatkan
krativitasnya
dalam
penyelenggaraan program sekolah; c). Memungkinkan setiap sekolah menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu. Dan kekurangan dari kurikulum KTSP antara lain: a). Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP; b). Kurangnya ketersediaan sarana pendukung; kurikulum
c). Masih banyak guru yang belum
KTSP secara komprehensip.143
kurikulum 2013
menurut ED
pembelajaran
dituntut
pengembangan
karakter
semua mata pelajaran. lain: a). Pelaksanaannya
memahami
Sedangkan Kelebihan
antara lain: a). Setiap arah aktif dan kreatif;
yang telah
b).
diintegrasikan
Adanya ke dalam
Dan kekurangan dari kurikulum 2013 antara membingungkan
guru
pendidikan; b). Guru tidak dilibatkan dalam
proses
dan pemangku pengembangan
kurikulum 2013; c). Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013.144
143
ED, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP..., 13 September 2014. ED, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013..., 13 September 2014. 144
101
102
Kelebihan dari kurikulum 2013 diungkapkan MK yang juga seorang guru PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa antara lain: kurikulum ini membuat anak belajar secara aktif, kreatif, inovatif dan siswa menjadi berfikir mandiri serta terpupuk rasa persaudaraan yang kuat. Sedangkan kekurangannya adalah pelaksanaannya belum dapat maksimal.145 Dan NLM salah satu siswa menmbahkan bahwa kekurangan dari kurikulum 2013 adalah sampai saat ini kurikulum 2013 belum dapat diterapkan dengan benar, sehingga murid masih banyak yang sulit memahami materi. Menurut RA salah satu siswa di SMA Islam Sudirman Ambarawa, kelebihan dari kurikulum 2013 adalah: a). Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir secara kreatif; b). Siswa dapat lebih banyak mengeluarkan pendapat; c). Meningkatkan kemampuan menghafal dan konsentrasi siswa. Sedangkan kekurangannya adalah: a). Siswa cenderung kesusahan karena banyak tugas yang harus diselesaikan; b). Membuat guru terlalu santai; c). Jam belajar terlalu banyak menyita waktu.146
3. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Sebagaimana yang diungkapkan MT kelebihan kurikulum KTSP adalah: sederhana, simpel dalam pembelajaran dan evaluasi, sedangkan
145
MK, Kelebihan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 14 September 2014. 146 RA, Wawancara Tentang Kelebihan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014
102
103
kurikulum 2013 memiliki kelebihan dalam mengedepankan aspek sikap religius dan sosial.147 Kelebihan dari kurikulum 2013 menurut IS antara lain: siswa lebih aktif dalam pembelajaran, melatih siswa untuk berani berpendapat, kegiatan-kegiatan diskusi bersama yang menyenangkan sehingga dapat memecahkan persoalan-persoalan yang ada, dan siswa lebih dekat satu sama lain. Sedangkan kelemahannya antara lain: belum terpenuhinya secara penuh buku-buku dan sarananya terlalu banyak untuk dipenuhi sehingga membutuhkan biaya dan waktu ekstra.148 Hampir senada dengan IS menurut TSS yang juga salah satu siswa kelebihan dari kurikulum 2013 adalah bisa membentuk murid yang aktif dalam pembelajaran, mendidik siswa menjadi insan yang jujur dan disiplin, bisa membuat siswa mengerti internet dengan tugas-tugas yang diberikan guru, dan menciptakan siswa yang saling toleransi dengan kegiatan diskusi. Sedangkan kekurangan dari implementasi kurikulum 2013 saat ini adalah siswa terlalu terbebani dengan berbagai tugas yang di berikan karena terlalu banyak tugas-tugas, saat pembelajaran buku-buku pendampingnya belum ada sehingga ketika diberi tugas guru para siswa kebingungan149
147
MT, Wawancara Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 148 IS, Wawancara Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 149 TSS, Wawancara Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
103
104
E. Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan Kurikulum 2013 1. Kesulitan dan hambatan implementasi kurikulum KTSP dan 2013 di SMA Negeri 1 Salatiga Implementasi kurikulum KTSP menuntut tumbuhnya kreatifitas pada diri siswa, kurikulum 2013 menuntut siswa mampu mengembangkan potensi-potensinya dan guru hanya sebagai mediator. Untuk mewujudkan itu semua membutuhkan sarana dan fasilitas yang cukup, sedangkan menurut MAW guru PAI hal itulah yang menjadi kesulitannya pengimplentasian kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 lebih khusus, yaitu kurangnya fasilitas yang tersedia, dan masih ada beberapa guru yang belum mampu melakukan perubahan, maka dalam implementasinya kesulitan untuk mencapai maksimal.150
2. Kesulitan dan hambatan implementasi kurikulum KTSP dan 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa Menurut ED dan dua guru yang lain untuk implementasi kurikulum KTSP guru tidak ada kesulitan, akan tetapi dalam implementasi kurikulum 2013 ada bebrapa kesulitan, antara lain: dalam memberikan penilaian guru harus memberikan penilaian secara kualitatif dan deskriptif, harus banyak
150
MAW, Kesulitan dalam implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, Salatiga, 25 Agustus 2014.
104
105
penunjang media dalam penerapan riilnya, dan membutuhkan banyak waktu.151 Bagi beberapa siswa pada implementasi kurikulum KTSP merasa kesulitan materi penghafalan ayat-ayat alqur’an, karena ada beberapa siswa yang kesulitan ketika disuruh menghafalkan. 152 Dan menurut OA kesulitan memahami implementasi kurikulum 2013 karena isi materi terlalu ribet dan terlalu dalam untuk di maknai beda dengan kurikulum KTSP yang lebih mudah dipahami.153
3. Kesulitan dan hambatan implementasi kurikulum KTSP dan 2013 di SMA N1 Tengaran Kabupaten Semarang Untuk implementasi kurikulum KTSP kesulitan atau hambatannya adalah untuk menjabarkan materi kurang bisa maksimal karena waktunya kurang, yaitu hanya diberi 2 jam per minggu. Sedangkan untuk kurikulum 2013 terlalu banyak dokumen yang harus dipersiapkan sehingga menyita banyak waktu.154 Secara umum baik siswa maupun guru tidak menemukan kesulitan dalam pengimplementasian kurikulum 2013 karena materinya sangat berhubungan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari dan ada keterkaitan
151
ED, Wawancara Kesulitan Penerapan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 152 PHU, Wawancara Tentang Kesulitan Implementasi kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014. 153 PHU, Wawancara Tentang Kesulitan Implementasi kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014. 154 MT, Wawancara Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
105
106
antara materi yang satu dengan yang lain, hanya saja ada hambatan pada pemenuhan prasarannya yang belum sesuai.155
F. Cara Mengatasi Kesulitan dan Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan 2013 di SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang. Dari hasil penelitian identifikasi kesulitan dan hambatan banyak kesamaan dari tiga instansi sekolah yang penulis teliti, dan penyelesainnya atau cara mengatasinya dari hasil wawancarapun banyak kesamaan. Cara mengatasi kesulitan dan hambatan dalam implementasi kurikulum baik KTSP maupun 2013 dengan beberapa langkah, yaitu: 1. Pihak sekolah melengkapi segala sarana dan prasarana penunjang implementasi kurikulum baik pada waktu kurikulum KTSP maupun 2013 yang sedang berjalan. 2. Pihak sekolah selalu mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop 3. Membuat penyederhanaan materi pelajaran melalui KKG dan BKG agar siswa lebih mudah memahami 4. Memberikan jam tambahan dan konsultasi akademik terhadap siswa yang merasa belum menguasai materi pelajaran 5. Selalu memberikan penugasan penguatan dan penyuluhan kepada siswa guna menambah wawasan keilmuan
155
IWW dkk, Wawancara Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014
106
107
6. Kepala selalu mensupervisi para guru guna memperbaiki administrasi pembelajaran.
107
108
BAB IV PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan penelitian dilapangan tentang implementasi kurikulum 2013 di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang yang kemudian mengkomparasikannya dengan implmentasi kurikulum
KTSP yang pernah diterapkan di SMAN 1
Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang, dengan melalui tahapan reduksi dan verifikasi data maka keabsahan data yang di dapat dari penelitian untuk dibahas dalam bab ini adalah sebagai berikut: A. Pelaksanaan Kurikulum Secara Umum Dari sederet penelitian yang penulis lakukan dari bulan Juli sampai dengan Oktober di SMA N 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang tentang implementasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 ditemukan oleh penulis bahwa dari SMA N 1 Salatiga mulai kepala sekolah, waka kurikulum maupun para guru sangat mendukung setiap bergulirnya kurikulum, dukungan ini diantaranya terwujud pada sikap kebijakan kepala sekolah yang pro aktif untuk mengikut sertakan para gurunya dalam pelatihan-pelatihan, workshop guna penguasaan para guru terhadap kurikulum yang ada dapat maksimal, kesiapan waka kurikulum dalam menyusun kurikulum di sekolah dan menyiapkan segala keperluan pendukung
yang
dibutuhkan.
Dan
kesiapan
para
mengimplementasikan kurikulum yang sedang di terapkan. 108 108
guru
dalam
109
Di SMA Islam Sudirman Ambarawa baik munculnya kurikulum KTSP pada tahun 2006/2007 maupun kurikulum 2013 senantiasa ditanggapi dengan positif sebagaimana penjelasan kepala sekolah, bahwa SMA Islam Sudirman Ambarawa senantiasa
mendukung penuh kebijakan pemerintah tentang
perubahan kurikulum, karena (lebih lanjut kepala sekolah menjelaskan) setiap ada perubahan berarti ada penyempurnaan.156 Dalam pelaksanaan kurikulum kepala sekolah tidak hanya mengirimkan para guru ke pelatihan-pelatihan, seminar dan workshop saja, akan tetapi kepala sekolah mendatangkan nara sumber ke sekolah sebagai fasilitator pengkajian terhadap kurikulum yang sedang diterapkan dan penyusunan RPP yang benar agar para guru benarbenar menguasai, selain itu kepala sekolah juga memfasilitasi secara penuh kegiatan MGMPS yang dilaksanakan para guru sebagai salah satu wahana pengembangan profesi.157 Dan seluruh media beserta prasarana juga dipenuhi secara maksimal oleh pihak sekolah sebagai penunjang keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang setiap perubahan kurikulum juga selalu di tanggapi dengan positif, dari mulai kurikulum 1975, 1984,1994, KBK, KTSP sampai kurikulum 2013 yang baru bergulir, kebijakan kepala sekolah selalu mendukung terbukti dengan selalu mengirimkan para guru secara bergiliran untuk mengikuti pelatihan dan workshop kurikulum. Selain itu kepala sekolah juga mengadakan In House
156
JP, Wawancara Tentang Gambaran Pelaksanaan Kurikulum, Ambarawa: SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 157 JP, Wawancara Tentang Gambaran..., 13 September 2014.
109
110
Training (IHT) dan memfasilitasi secara penuh kegiatan MGMP para guru PAI. Dari semua sekolah yang penulis teliti pelaksanaan kurikulum baik KTSP maupun kurikulum 2013 mendapat perhatian baik dari kepala sekolah, waka kurikulum dan para guru. Pelaksanaan kurikulum secara riilnya pun berjalan dengan baik secara bertahap Jadi secara umum seluruh sekolah merespon dan menerima perubahan semua kurikulum dengan baik, bahkan semua satuan pendidikan yang penulis teliti melakukan usaha-usaha guna penguasaan kurikulum tersebut oleh para gurunya. Namun dari hasil penelitian SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang lebih baik dalam pengupayaan penguasaan kurikulum dan dukungan implementasi kepada para guru PAI di bandingkan SMA N 1 Salatiga. SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang tidak hanya mengirimkan para guru ke pelatihan-pelatihan dan workshop yang di adakan pemerintah tetapi juga berusaha mendatangkan seorang nara sumber sebagai fasilitator guna memfasilitasi para guru untuk dapat menyusun RPP dengan benar dan melakukan pembelajaran dengan baik dan juga mengadakan In House Training (IHT) untuk meningkatkan keprofesionalan para guru PAI.
110
111
B. Implementasi Kurikulum KTSP Implementasi kurikulum KTSP mapel PAI yang sudah berjalan sesuai prosedural dan sesuai struktur kurikulum KTSP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan tuntutan pertama yang harus dilaksanakan oleh guru dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Silabus adalah ikhtisar
keseluruhan program pengajaran yang terdiri dari tujuan program kurikuler, tujuan pembelajaran perkelas, tujuan pembelajaran pokok bahasan dan ruang lingkup materi pembelajaran yang diatur dan disusun secara berurutan menurut semester dan kelas, yang berfungsi sebagai pedoman bagi pengawas, kepala sekolah dan guru dalam rangka melaksanakan program belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka setiap guru bidang studi dituntut untuk membuat silabus, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan yang ada dalam silabus tersebut. Langkah-Langkah Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Implementasi KTSP bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (standar kompetensi dan 111
112
kompetensi dasar) dapat diterima oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup. · Kegiatan pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai atau membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal agar memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar. · Kegiatan inti dalam proses pembelajaran merupakan tahapan kegiatan pembelajaran yang paling utama untuk pembentukan kompetensi peserta didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang materi pokok dan membahas materi pokok untuk membentuk kompetensi peserta didik. Pembentukan kompetensi peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. · Kegiatan penutup adalah kegiatan mengakhiri materi pembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran perlu dilakukan secara profesional agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan menimbulkan kesan yang menyenangkan. Implementasi kurikulum KTSP mapel PAI di SMA N 1 Salatiga disesuaikan dengan struktur kurikulum KTSP sebagaimana penjelasan Waka kurikulum dan guru PAI, maka pelajaran PAI di SMA N 1 Salatiga
112
113
dilaksanakn 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan dengan SKS. 158 Menurut guru PAI SK dan KD pada kurikulum KTSP tertuangkan semuanya pada RPP yang dibuat guru yang kemudian dijadikan acuan dan pedolaman untuk melaksankan pembelajaran di kelas.159 Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dalam implementasi kurikulum KTSP harus mengacu pada standar kompetensi, yaitu deskripsi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan
tertentu
implementasi
KTSP
pula.160 pada
Lebih setandar
lanjut
ED
kompetensi
menjelaskan meliputi:
bahwa
Al-qur’an
(memahami ayat al-qur’an tentang manusia sebagai kholifah, memahami ayat al-qur’an tentang keihlasan dalam beribadah), Aqidah (meningkatkan keimanan malalui asmaul husna), Ahlak (membiasakan perilaku terpuji), Fiqih (memahami
sumber hukum
Tarikh/kebudayaan Islam membina
umat
periode
Islam, hikmah dan bentuknya),
(memahami keteladanan Rosulullah dalam Makkah).161
Sedangkan
tehnik
metode
pembelajarannya menggunakan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan).162
158
BDY dan MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26 Agustus 2014. 159 MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26 Agustus 2014 160 ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambrawa, 13 Agustus 2014. 161 ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP ..., 13 Agustus 2014. 162 Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 12 September 2014.
113
114
Implementasi kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada penerapan SK-KD, penilaiannya, dan SKL yang di tetapkan sesuai dengan struktur kurikulum yang ada yaitu 2 jam/minggu. 163 Dan implementasi kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang semua Kompetensi mapel PAI tertuangkan di dalam RPP yang dijadikan para guru sebagai pedoman dalam menjalankan pembelajaran menyampaikan materi di kelas, sedangkan tehnik metode pembelajarannya menggunakan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan).164 Jadi Implementasi kurikulum KTSP di semua sekolah berjalan dan terlaksanakan dengan baik dari mulai penyususnan Standar isi (SI), Standar Kelulusan
(SKL),
penyusunan
RPP
dan
juga
pembelajaran
yang
dilaksanakan. Tidak ada kendala dalam pengimplementasian kurikulum KTSP, karena kurikulum ini memberikan otonomi kepada sekolah, waka kurikulum dan guru PAI untuk menyusun pembelajarannya sendiri sesuai dengan yang dibutuhkan dan kondisi yang ada sehingga pengelaola sekolah terdorong lebih kreatif dengan beracuan standar isi dan SKL. Hanya saja ada beberapa siswa yang kesulitan dalam menghafal ayat-ayat al-qur’an pada materi al-qur’an, dan waktu pembelajaran yang hanya 2 jam per minggu menjadikan pendalaman materi kurang maksimal.
163
BN, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 164 Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
114
115
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar pendidikan nasional tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
C. Implementasi Kurikulum 2013 Kurikulum
2013
pada
Kompetensi
Inti
(KI)
sebagai
unsur
pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten
115
116
Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun humanisme. Karena filosofi yang 116
117
dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi, maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme. Kompetensi
Inti
dan
Kompetensi
Dasar
Sekolah
Menengah
Atas/Madrasah Aliyah yang merupakan satu kesatuan ide masing-masing mata pelajaran mencakup: (1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Wajib, (2) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, (3) Kelompok Inti dan Kompetensi Dasar Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa.dan Budaya. Kompetensi Inti SMA/MA adalah sebagai berikut: · KELAS X Menghayati dan · KELAS XI Menghayati dan · KELAS XII Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
117
118
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Implementasi kurikulum 2013 sudah dilaksanakan di kelas X dan XI SMA N 1 Salatiga mulai tahun pelajaran 2013/2014 begitu juga dengan SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, pelaksanaannya sesuai dengan struktur kurikulum 2013 dimana mata pelajaran PAI diajarkan 3 jam pelajaran perminggu dengan menyesuaikan SKS.165 Menurut guru PAI segala bentuk tehnik dan langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 semuanya dituangkan dalam RPP dengan memperhatikan indikator yang ada. Selain itu guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas siswa, disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning.166 Implementasi kurikulum 2013 mapel PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai SKL, jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada penerapan KIKD, dan penilaian yang di tetapkan.167
165
WY, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 25 Agustus 2014. 166 MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 Oleh Guru PAI, 27 Agustus 2014. 167 RSS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
118
119
Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman menjelaskan bahwa implementasi Kurikulum 2013 pada standar kompetensi meliputi: standar kompetensi inti dan kompetensi dasar. 168 Kompeten si inti meliputi empat kompetensi inti, yaitu: KI-1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, KI-2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru, KI-3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan KI-4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.169 guru dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan penilaian yang diberikanpun dengan penilaian autentik, dimana seorang guru dalam memberi penilaian tidak hanya pada akhir materi tetapi pada proses pembelajaranpun memberikan penilaian kepada siswa.170 Implementasi kurikulum 2013 pada mapel PAI di SMA N 1 Tengaran kabupaten Semarang mulai dari perencanaan guru menyusun RPP berpedoman pada permendikbud 81A, dan RPP disusun tidak untuk setiap pertemuan tetapi untuk 2 sampai 3 kali pertemuan. Dalam proses 168
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 169 ED, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 13 September 2014. 170 MK, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
119
120
pembelajaran guru sudah menggunakan pendekatan scientific dengan tehnik mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, eksperimen/mengasosiasi dan dalam melakukan penilaian guru sudah menerapkan penilaian autentik.171 Dalam evaluasi guru juga sudah melakukan a). Penilaian sikap dengan cara observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal; b). Penilaian pengetahuan dengan melakukan penilaian tertulis, penilaian lesan, penilaian penugasan, Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester; c). Penilaian ketrampilan melalui penilaian praktek, penilain proyek dan penilaian portofolio.172
proses pembelajaranpun dilaksanakan dengan
pembelajaran PAIKEM.173 Jadi sebagaimana kurikulum KTSP, kurikulum 2013 yang baru diterapkan tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah yang penulis teliti juga berjalan dan terlaksana dengan baik walau memang masih perlu pembenahanpembenahan. Implementasi kurikulum 2013 harus di awalai dengan penentuan SKL, kemudian Kompetensi Inti (KI) yang merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus 171
DNS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 172 DNS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 27 Agustus 2014. 173 MT, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
120
121
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Sedangakan Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih memiliki waktu lebih luas yaitu sesuai struktur kurikulum yang ada diajarkan 3 jam per minggu.
121
122
D. Persamaan dan Perbedaan Dari hasil analisis penulis berdasarkan hasil wawancara dan observasi Kurikulum Tingkat Satuaan Pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013 memiliki persamaan yang mendasar dalam proses pengimplementasiannya, yaitu antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 sama-sama menitik beratkan kepada siswa dalam tehnik pembelajarannya.174 Menurut MT antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 samasama mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap, sama-sama memiliki tujuan agar siswa aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar, samasama menginginkan guru kreatif dalam mengajar, akan tetapi kurikulum 2013 lebih menekankan pada kompetensi sikap.175 Adapun perbedaan kurikulum tingkat satuaan pendidikan dengan kurikulum 2013 menurut MAW adalah; Pada kurikulum 2013 siswa lebih dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar, siswa tidak lagi semata-mata sebagai objek dalam pembelajaran namun bisa berpesan sebagai subjek dengan melakukan discoveri dan pembelajaran scientific. Selain itu kurikulum 2013 menekankan penilaian (proses) menjadi hal yang penting.176 Menurut Waka kurikulum perbedaan yang ada pada kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kurikulum 2013 yaitu kurikulum 2013 lebih
174
MAW, Perbedaan dan Persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, Salatiga, 25 Agustus 2014. 175 MT, Wawancara Tentang Perbedaan dan persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 176 MAW, Perbedaan dan Persamaan..., 25 Agustus 2014.
122
123
menekankan pada penilaian aspek avektif dan psikomotor dibandingkan kurikulum tingkat satuan pendidikan.177 Kurikulum 2013 bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. Sedangkan kurikulum KTSP bertujuan lebih banyak untuk meningkatkan kognitif siswa.178 Perbedaan antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 adalah kurikulum KTSP menentukan standar isi terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan melalui Permendiknas No.22 Tahun 2006 sudah ditentukan, SKL dijelaskan melalui Permendiknas No. 23 Tahun 2006, dan kurikulum KTSP lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau kognitif. Sedangkan kurikulum 2013 menentukan SKL terlebih dahulu dijelaskan melalui Permendikbud No. 54 Tahun 2013 setelah itu baru ditentukan standar isinya, aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skils dan hard skils yang meliputi aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan.179 Perbedaan lain adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan
acuan
utama
bagi
satuan
pendidikan
dalam
mengembangkan kurikulum KTSP, sedangkan kurikulum 2013 acuan 177
BDT, Perbedaan dan Persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, Salatiga, 26 Agustus 2014 178 RSS, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 179 ED, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
123
124
utamanya adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti sebagai organising element. Jadi Dari kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 ada sebuah perbedaan yang mendasar antara lain
berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.
Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Kurikulum 2013 a).KTSP Mata pelajaran tertentu mendukung, K.2013 Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap, kompetensi tertentu Keteampilan, Pengetahuan); b). KTSP mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan sendiri, K. 2013 memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap sendiri kelas; c) KTSP tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama, K. 2013 pendekatan berbeda (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar; d). KTSP tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan diajarkan terpisah terpadu satu sama lain, K. 2013 Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya. Kurikulum KTSP menentukan standar isi terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan melalui Permendiknas No.22 Tahun 2006 baru menentukan SKL yang dijelaskan melalui Permendiknas No. 23 Tahun 2006, dan kurikulum KTSP lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau kognitif. Sedangkan kurikulum 2013 menentukan SKL terlebih dahulu yang dijelaskan melalui Permendikbud No. 54 Tahun 2013 setelah itu baru ditentukan standar isinya, 124
125
aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skils dan hard skils yang meliputi aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Perbedaan pokok antara KTSP atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum 2013 yang sedang dijalankan yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Kurikulum 2013 a). Mata pelajaran tertentu mendukung Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap, kompetensi tertentu Keteampilan, Pengetahuan); b). Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan sendiri dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap sendiri kelas; c) Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan mapel lain keterampilan berbahasa); d) Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama pendekatan berbeda (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar; e). Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan diajarkan terpisah terpadu satu sama lain Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.
E. Kelebihan dan Kekurangan kelebihan yang dimiliki KTSP adalah: Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Mendorong para guru, 125
126
kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan. KTSP sangat memungkinkan
bagi
setiap
sekolah
untuk
menitikberatkan
dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. · KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 %. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan. Sementara beberapa kelemahan dalam KTSP maupun penerapannya, antara lain: Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsep penyusunan maupun prakteknya di lapangan. Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurang interaksi pembelajaran guru di kelas denagn peserta didik yang mengakibatkan kurang maksimalnya pendalaman materi yang diberikan dan kurangnya pendapatan para guru. Beberapa kelebihan KTSP tersebut merupakan faktor pendukung bagi sekolah untuk meningkatan mutu pembelajarannya. Sedangkan faktor kelemahannya merupakan faktor penghambat yang harus diantisipasi dan diatasi oleh pihak sekolah dan juga menjadi perhatian bagi pemerintah agar pemberlakuan KTSP tidak hanya akan menambah daftar persoalan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita.
126
127
Kelebihan dari kurikulum 2013 antara lain: kurikulum ini membuat anak belajar secara aktif, kreatif, inovatif dan siswa menjadi berfikir mandiri serta terpupuk rasa persaudaraan yang kuat. Sedangkan kekurangannya adalah pelaksanaannya belum dapat maksimal, dan kekurangan dari kurikulum 2013 adalah sampai saat ini kurikulum 2013 belum dapat diterapkan dengan benar, sehingga murid masih banyak yang sulit memahami materi. Urgensi Kurikulum harus disusun dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, sejalan dengan perkembangan zaman pendidikan akan semakin banyak menghadapi tantangan. Lebih-lebih menghadapi pasar bebas atau era globalisasi. Kurikulum 2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan generasi Indonesia 2045 yaitu tepatnya 100 tahun Indonesia merdeka, sekaligus memanfaatkan populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar menjadi bonus demografi dan tidak menjadi bencana demografi. Selain itu kelebihan dari kurikulum 2013 adalah: a). Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir secara kreatif; b). Siswa dapat lebih banyak mengeluarkan pendapat; c). Meningkatkan kemampuan menghafal dan konsentrasi siswa. Sedangkan kekurangannya adalah: a). Siswa cenderung kesusahan karena banyak tugas yang harus diselesaikan; b). Membuat guru terlalu santai; c). Jam belajar terlalu banyak menyita waktu. dan Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi 127
128
mengamati, (Observing) menanya (Questioning), menalar (Associating) , mencoba (Experimenting) membentuk jejaring (Networking) untuk semua mata pelajaran. Jadi Semua kurikulum yang diterapkan memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing
hanya
saja
yang
terpenting
adalah
pelaksana/pengimplementasi kurikulumnya mau berubah untuk mengikuti prosedur dan struktur yang sudah terbangun dengan baik atuakah tidak, itu yang menjadi ending final keberhasilan dan kurikulum dikatakan memiliki kelebihan lebih banyak ataukah kekurangan lebih banyak.
F. Kesulitan dan Hambatan Dalam Implementasi Menurut beberapa nara sumber kesulitan dan hambatan dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 yang terdapat dilapangan sesuai hasil analisis yaitu diantaranya: Kurikulum 2013 ada bebrapa kesulitan, antara lain: dalam memberikan penilaian guru harus memberikan penilaian secara kualitatif dan deskriptif, harus banyak penunjang media dalam penerapan riilnya, dan membutuhkan banyak waktu. Selain waktu juga dalam implementasi kurikulum 2013 membutuhkan banyak biaya, karena guru harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, sedangkan disisi lain gaji guru belum mampu untuk
memenuhi
kebutuhan
yang
128
diprasaratkan
untuk
memenuhi
129
implementasi kurikulum 2013. Sehingga implementasiannyapun dengan media dan sarana seadanya yang ada dan dimiliki sekolah.180 Dalam implementasi kurikulum KTSP para siswa merasa kesulitan materi penghafalan ayat-ayat alqur’an, karena ada beberapa siswa yang kesulitan ketika disuruh menghafalkan.181 Dari beberapa siswa juga kesulitan memahami implementasi kurikulum 2013 karena isi materi terlalu ribet dan terlalu dalam untuk di maknai beda dengan kurikulum KTSP yang lebih mudah dipahami.182 Untuk implementasi kurikulum KTSP kesulitan atau hambatannya adalah untuk menjabarkan materi kurang bisa maksimal karena waktunya kurang, yaitu hanya diberi 2 jam per minggu. Sedangkan untuk kurikulum 2013 terlalu banyak dokumen yang harus dipersiapkan sehingga menyita banyak waktu.183 Secara umum baik siswa maupun guru tidak menemukan kesulitan dalam pengimplementasian kurikulum 2013 karena materinya sangat berhubungan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari dan ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lain, hanya saja ada hambatan pada pemenuhan prasarannya yang belum sesuai.184
180
ED, Wawancara Kesulitan Penerapan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014. 181 PHU, Wawancara Tentang Kesulitan Implementasi kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014. 182 PHU, Wawancara Tentang Kesulitan Implementasi kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014. 183 MT, Wawancara Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014. 184 IWW dkk, Wawancara Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014
129
130
Dan kesulitan terpenting dari implementasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 masih ada beberapa guru yang belum mampu melakukan perubahan, maka dalam mengimplentasikannyapun kesulitan untuk mencapai maksimal. Jadi kesulitan dan hambatan pasti ada pada setiap perealisasian segala hal tak terkecuali penerapan kurikulum, dan implementasi kurikulum 2013 ada beberapa kesulitan, diantaranya dalam memberikan penilaian guru harus memberikan penilaian secara kualitatif dan deskriptif, harus banyak penunjang media dalam penerapan riilnya, dan membutuhkan banyak waktu, hambatan yang riil lagi adalah masih banyak para guru yang belum bisa menyusun RPP dengan benar dan baik sesuai ketentuan yang ada. Keterlibatan guru yang hanya sebagaifasilitator dalam proses pembelajaran menjadikan siswa yang belum mampu menguasai materi menjadi tertinggal dari kawan-kawwannya. Hambatan pada implementasi kurikulum KTSP adalah ketersedian waktu pembelajaran yang hanya 2 jam pelajaran per minggu menjadikan penyampean materi tidak dapat maksimal, dan kesulitan yang dihadapi para siswa ketika mendapatkan tugas menghafalkan ayat-ayat alqur’an, karena waktu guru untuk memberikan bimbingan sangat terbatas.
G. Cara Mengatasi Kesulitan dan Hambatan Sebagaimana hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa kesulitan dan hambatan yang dihadapi oleh instansi sekolah yang penulis teliti terdapat kesamaan dan cara mengatasinyapun tidak jauh berbeda, yaitu dengan 130
131
melakukan hal-hal yang dapat mensukseskan implementasi kurikulum yang sedang diterapkan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak instansi sekolah yang penulis teliti antara lain dengan cara pihak sekolah melengkapi segala sarana dan prasarana penunjang implementasi kurikulum baik pada waktu kurikulum KTSP maupun 2013 yang sedang berjalan, sarana tersebut meliputi: buku pokok, buku penunjang, perlengkapan ruangan belajar, seperti: audio, video, televisi walau belum semua kelas dan proyektor. sebagai wahana pembelajaran saintific pihak sekolah ada yang melengkapi laboratnya dengan laborat keimanan, yang berisi berbagai alat dan sarana kelengkapan shalat. Untuk meraih kemaksimalan dalam implentasi kurikulum pihak sekolah juga selalu mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop, membuat penyederhanaan materi pelajaran melalui KKG dan BKG agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, memberikan jam tambahan dan konsultasi akademik terhadap siswa yang merasa belum menguasai materi pelajaran, selalu memberikan penugasan penguatan dan penyuluhan kepada siswa guna menambah wawasan keilmuan, selain langkah-langkah akademik kepala sekolah juga selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja guru dengan cara mensupervisi para guru guna memperbaiki administrasi pembelajaran yang dibuat para guru, maliputi: prota, promes, APP, RPP, bahan ajar yang dijadikan pegangan dan acuan dalam mengajar dan media pembelajaran yang digunakan untuk membantu pemahaman siswa dan membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
131
132
Selain mengirimkan para guru untuk mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi pendidik di luar, pihak sekolah sendiri juga mengadakan kegiatan In House Training yang sering kali dilanjutkan langsung ke sesi workshop, pelatihan-pelatihan bahan ajar dan administrasi kelas pada lain waktu sesuai dengan plening dan jadwal yang dibuat pihak sekolah (kepala dan waka kurikulum).
132
133
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan uraian data dan analisis yang telah dibahas pada bab empat, maka penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut :
1. Implementasi kurikulum 2006/2007 (KTSP) mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014 telah terlaksanakan dengan baik, ini dikarenakan ke tiga sekolah tersebut telah mengikuti sekaligus memenuhi garis-garis besar panduan implementasi
dan struktur kurikulum yang telah ditentukan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta hasil proses implementasi yang telah memenuhi standar kelulusan yang diprogramkan. Selain itu dalam implementasi
kurikulum KTSP antara kepala
sekolah, waka kurikulum dan guru mapel PAI di sekolah yang penulis teliti selalu mengadakan koordinasi dan komunikasi dalam menentukan standar isi terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan melalui Permendiknas
No.22 Tahun 2006 baru menentukan SKL yang dijelaskan melalui 133 133
134
Permendiknas No. 23 Tahun 2006. Implementasi KTSP pada setandar kompetensi meliputi: Al-qur’an (memahami ayat al-qur’an tentang manusia sebagai kholifah, memahami ayat al-qur’an tentang keihlasan dalam beribadah), Aqidah (meningkatkan keimanan malalui asmaul husna), Ahlak (membiasakan perilaku terpuji), Fiqih (memahami sumber hukum Islam, hikmah dan bentuknya), Tarikh/kebudayaan Islam (memahami keteladanan Rosulullah dalam membina umat periode Makkah) Implementasi kurikulum KTSP mapel PAI di SMA disesuaikan dengan struktur kurikulum KTSP dilaksanakan 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan dengan SKS, dan seluruh Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi serta penilaian tersusun dan terkupas dalam RPP.
2. Implementasi kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014 terimplementasi dengan baik, ini dikarenakan ke tiga sekolah tersebut telah mengikuti sekaligus memenuhi garis-garis besar panduan implementasi dan sesuai dengan struktur kurikulum yang ada walaupun memang belum sempurna karena masih dalam tahap-tahap penyempurnaan. Dan Implementasi kurikulum 2013 di ke tiga sekolah tersebut pada mapel Pendidikan Agama Islam kajian standar kompetensi pada sekolah yang penulis teliti telah mangacu pada Permendikbud No. 54 Tahun 2013 yang menentukan SKL terlebih dahulu kemudian menentukan standar isinya
134
135
melalui kompetemsi inti, dan pada aspek kompetensi lulusan yang diterapkan ada keseimbangan soft skils dan hard skils yang meliputi aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran, adapun Kompetensi Inti yang diterapkan meliputi: KI-1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, KI-2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru, KI-3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan KI-4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Sedangkan dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah yang penulis teliti menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati (Observing), menanya (Questioning), menalar (Associating), mencoba (Experimenting), membentuk jejaring (Networking) untuk semua mata pelajaran dengan menerapkan pembelajaran PAIKEM. RPP disusun tidak untuk setiap pertemuan tetapi untuk 2 sampai 3 kali pertemuan dan
135
136
sesuai struktur kurikulum 2013 pembelajaran mapel PAI dilaksanakan 3 jam per minggu.
3. Dalam implementasi kurikulum 2007 dan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2013/2014 terdapat beberapa
perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang ada dalam implementasi kurikulum 2007 dan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di satuan pendidikan yang penulis teliti yaitu pada implementasi kurikulum KTSP guru dalam menentukan Standar Kompetensi Lulusan mangacu dari Standar Isi. Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran, Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan, Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran, dan Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah.
Sedangkan dalam
implementasi kurikulum 2013 guru merumuskan Standar Kompetensi Lulusan dari kebutuhan, Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran, Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai, dan Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).
136
137
Kompetensi kurikulum 2013 yang diimplementasikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. Sedangkan implementasi
kurikulum
KTSP
bertujuan
lebih
banyak
untuk
meningkatkan kognitif siswa.. Perbedaan lain adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum KTSP, sedangkan kurikulum 2013 acuan utamanya adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti sebagai organising element. Sedangkan persamaan yang penulis temukan dalam implementasi kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 di satuan pendidikan yang penulis teliti antara lain: sama-sama mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap, sama-sama memiliki tujuan agar siswa aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar, sama-sama guru kreatif dalam mengajar dan persamaan yang mendasar dalam proses implementasi kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 sama-sama menitik beratkan kepada siswa dalam tehnik pembelajarannya. Kekurangan yang penulis temukan adalah samasama belum sempurna dalam membuat RPP terutama langkah-langkah yang sesuai dengan indikator dan kompetensi yang ditentukan.
137
138
4. Faktor kesulitan dan hambatan yang dihadapi dalam implementasi kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013 di antaranya adalah dalam memberikan penilaian guru harus memberikan penilaian secara kualitatif dan deskriptif pada kurikulum 2013, harus banyak penunjang media dalam penerapan riilnya, dan membutuhkan banyak waktu, hambatan yang riil lagi adalah masih banyak para guru yang belum bisa menyusun RPP dengan benar dan baik sesuai ketentuan yang ada. Keterlibatan guru yang hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran menjadikan siswa yang belum mampu menguasai materi menjadi tertinggal dari kawankawannya. Sedangkan kesulitan hambatan pada implementasi kurikulum KTSP adalah ketersedian waktu pembelajaran yang hanya 2 jam pelajaran per minggu menjadikan penyampean materi tidak dapat maksimal, dan kesulitan
yang
dihadapi
para
siswa
ketika
mendapatkan
tugas
menghafalkan ayat-ayat alqur’an, karena waktu guru untuk memberikan bimbingan sangat terbatas.
5. Cara yang dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi kesulitan dan hambatan dalam implenteasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 antara lain: pihak sekolah melengkapi segala sarana dan prasarana penunjang implementasi kurikulum baik pada waktu kurikulum KTSP maupun 2013 yang sedang berjalan, pihak sekolah selalu mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop, membuat penyederhanaan materi pelajaran melalui KKG dan BKG agar siswa lebih mudah memahami, memberikan jam tambahan dan konsultasi akademik terhadap siswa yang
138
139
merasa belum menguasai materi pelajaran, selalu memberikan penugasan penguatan dan penyuluhan kepada siswa guna menambah wawasan keilmuan, dan kepala sekolah selalu mensupervisi para guru guna memperbaiki administrasi pembelajaran.
B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis menyarankan baik pada pihak pemerintah yang membuat kurikulum, maupun pihak-pihak yang akan secara operasional menjalankan, begitu pula masyarakat luas umumnya, dapat mendukung penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi 2013 dengan sepenuhnya, karena dalam kurikulum 2013 terajarkan pendidikan karakter, dimana dalam pendidikan karakter tersebut tersirat nilai-nilai luhur dan ajaran agama yang mulia, selain itu implementasi kurikulum 2013 pada Pendidikan Agama Islam terajarkan tiga jam pelajaran, yang artinya jam pelajarannya lebih banyak dibandingkan kurikulum sebelumnya (KTSP) yang hanya dua jam pelajaran, secara langsung guru agama punya waktu lebih banyak dalam menyampaikan materi, menjelaskan dan memahamkan siswa tentang pelajaran agama. Hal ini mengandung harapan agar apa yang dicita-citakan atau apa yang menjadi tujuan bangsa indonesia dan pendidikan nasional dalam menghadapai tantangan kemajuan dapat dicapai, yaitu menjadikan generasi bangsa yang kuat ilmu, iman, amal dan taqwanya. Pemerintah seyogyanya selalu mengadakan sosialisasi secara matang, karena sosialisasi merupakan salah satu komponen penting yang tidak boleh ditinggalkan setiap menerapkan suatu program yang baru. Dan dalam 139
140
melakukan sosialisasi harus melalui perencanaan matang sehingga tujuan yang diharapkan dengan sosialisasi suatu program yang baru dapat terlaksana. Mensikapi kebijakan menteri pendidikan dasar dan menengah yang telah mengfakumkan implementasi kurikulum 2013 guna di perbaiki terlebih dahulu, saran penulis sebaiknya pemerintah tidak perlu memberhentikan implementasi kurikulum 2013 yang telah diterapkan, karena tahun 2017 kurikulum 2013 pun akan diwajibkan kembali untuk diimplementasikan. ini berarti
membuat
siklus
implementasi
kurikulum
yang
blunder
(membingungkan kejelasannya). Saran penulis sambil memperbaiki dan melengkapi kekurangan yang ada seharusnya kurikulum 2013 tetap diterapkan, artinya maju terus pantang mundur. Tidak malah maju-mundur, maju-mundur membingungkan instansi pendidikan, kepala sekolah, waka kurikulum, para guru dan siswa yang tentunya menjadi subyek dan obyek implementasi kurikulum. Guru
merupakan
ujung
tombak
yang
menentukan
tingkat
keberhasilan implementasi Kurikulum, baik KTSP maupun kurikulum 2013, sehingga guru dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai pendidikan latihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) maupun Dinas Pendidikan setempat ataupun saling bertukar pikir dengan guru lain yang berada dalam wadah Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Kepala Sekolah hendaknya meluangkan sedikit waktunya untuk memantau pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar dan melakukan supervisi terhadap
guru.
Kepala
Sekolah 140
hendaknya
selalu
meningkatkan
141
pengetahuannya, mengingat peran Kepala Sekolah sebagai inovator yang memiliki berbagai strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
141
142
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik dan R & D. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Depdiknas. Struktur Kurikulum 2013. Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013. Depdiknas. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Mini Jaya, 2003. Faiko, Nur. Penerapan KTSP Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kompetensi Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII DI SMP Negeri 1 Gresik Tahun Pelajaran 2008/2009. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2009. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research jilid 1. Yogyakarta : Andi Offset, 2000. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: PT. Andi Ofiset, 1990. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumu Aksara, 2009. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Idi, Abdullah. Penegembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jogyakarta: ArRuzz Media, 2010. Kemendiknas. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Karya Ilmu, 2010. Mansur. Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001. Mas’ud, Abdurrahman. Humanisme Religius sebagai Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Gama Media, 2004. Muhajir, Noeng. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996. Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007. Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Konsep. Praktik. dan Implementasi). Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.
142
143
Nasution. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. 2008 Pratt, David. Curriculum, Design and Development, New york: Harcourt Brace Javanovich, 2001. Rahmani, Ainul Marya. Peran Guru Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Pada Pembelajaran PAI di SMP N 5 Banguntapan Bantul Tahun 2012/2013. Yogyakarta: Tesis. UIN Sunan Kalijaga, 2013. Ratri, Safitri Yosita. Penelitian tesis dengan judul “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010. Sidiq, Fajar. Tingkat Kesiapan Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Biologi Di MAN Indramayu Tahun 2013. Cirebon: Tesis. IAIN Syekh Nurjati, 2013. Sudjana, Nana. Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Sukmadinata, Nana Saodih. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktik). Bandung: Rosda Karya, 1999. Sukmadinata, Nana Saodih. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda Karya, 2003. Taba, Hilda, Curriculum Development:Theory anf Practice, New York: Harcourt, Brace & World, 2000. Yamin, Martinis. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008. Yamin, Martinis. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.
143
144
Lampiran 1 Kode Penelitian
Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan 2013 Mapel Pendidikan Agama Islam pada Kajian Standar Kompetensi di SMAN 1 Salatiga SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014
1. Informan a. SMA N 1 Salatiga 1) WY (Wahyi Tri Astuti)
b.
: Jabatan Kepala Sekolah
2) BDT (Budiyanto)
: Jabatan Waka Kurikulum
3) MAW (Muhamad Agus Whyono)
: Jabatan Guru PAI
4) MF (M. Faslah)
: Siswa SMA N 1 Salatiga
5) RAT ( Rifan Agung Triawan)
: Siswa SMA N 1 Salatiga
6) BPT (Bagas Putranto TS)
: Siswa SMA N 1 Salatiga
7) MAF (Muhammad Afif F)
: Siswa SMA N 1 Salatiga
SMA Islam Sudirman Ambarawa 1) JP (Joko Pujiyanto)
: Jabatan Kepala Sekolah
2) RSS (Rahmi Siti Sa’adah)
: Jabatan Waka Kurikulum
3) ED (Edy Mahmud)
: Jabatan Guru PAI
4) SB (Shobari)
: Jabatan Guru PAI
5) MK (M. Khamyudin)
: Jabatan Guru PAI
6) OA (Oktaviyanti Anwar)
: Siswa
7) KLS (Khalimatus Saadah)
: Siswa
8) RA (Riska Ananda)
: Siswa
9) NLM (Nur Laylatul Maf’udah)
: Siswa
144
145
c.
10) NRA (Nusrodin Anam)
: Siswa
11) PHU (Puspita Hartini Utami)
: Siswa
SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang 1) SBT (Subroto) : Jabatan Kepala Sekolah 2) BN (Budhi Nugroho)
: Jabatan Waka Kurikulum
3) MT (Much Toha)
: Jabatan Guru PAI
4) JM (Jimin)
: Jabatan Guru PAI
5) IS (Indah Susilowati)
:Siswa
6) DNS (Dimasyqi Nur Shihab)
: Siswa
7) TSS (Tiyas Sri Susanti)
: Siswa
8) IWW (Isnaini Wahyu Wahdati)
: Siswa
9) STH (Silvia Tri Haryanti)
: Siswa
10) SDD (Sarda Devi Dewandini)
: Siswa
2. Metode Kode W P D O 3. Kategori Kode K SK SI KD KTSP SKL KKM KI
Metode penelitian Wawancara Pengamatan Dokumentasi Observasi
Keterangan Kurikulum Standar Kompetensi Standar Isi Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standal Kelulusan Kriteria Ketuntasan Minimal Kompetensi Inti
145
146
PS FPH FK CMH HI
Peran sekolah Faktor penghambat Faktor Kesulitan Cara mengatasi hambatan dan Kesulitan Hasil implementasi Kurikulum
146
147
Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH
A. IDENTITAS NARASUMBER Nama
:
Tanggal Wawancara
:
Tempat
:
Jam
:
1.
Bagaimanakah profil sekolah yang Bpak/Ibu pimpin ini?
2.
Sistem dan kebijakan bagaimanakah yang Bapak/Ibu terapkan dalam mengikuti perkembangan kurikulum?
3.
Adakah komunikasi yang baik antara kepala, waka kurikulum dan guru PAI di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin dalam mensikapi setiap perkembangan kurikulum PAI? mohon dijelaskan!
4.
Langkah kongkret apa sajakah yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam memfasilitasi
implementasi
kurikulum
PAI
di
sekolah?
Misalnya
mengadakan workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang sesuai kurikulum dan yang lain! 5.
Langkah apa yang Bpk/Ibu lakukan untuk memotivasi guru PAI untuk tetap semangat dalam mengimplementasikan kurikulum 2007 maupun 2013 yang baru?
6.
Bagaimana tata tertib dan visi misi disekolah yang Bapak/Ibu pimpin?
7.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013?
8.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
147
148
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA WAKA KURIKULUM
A. IDENTITAS NARASUMBER
1.
Nama
:
Tanggal Wawancara
:
Tempat
:
Jam
:
Kurikulum apa sajakah yang pernah diterapkan disekolah anda sampai tahun 2014 ini?
2.
Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI disekolah anda?
3.
Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2013 ada mapel PAI disekolah anda?
4.
Sejauh mana kewenangan dan tanggung jawab anda dalam pengaturan kurikulum disekolah pada mapel PAI?
5.
Menurut anda, adakah perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013?
6
Adakah komunikasi dan kerja sama yang baik antara anda sebagai waka kurikulum dengan kepala sekolah dan guru PAI dalam menyusun serta merumuskan kurikulum mapel PAI disekolah?
7.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013?
8.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
148
149
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU MAPEL PAI
A. IDENTITAS NARASUMBER Nama
:
Tanggal Wawancara
:
Tempat
:
Jam
:
1.
Sudah berapa lama Bpak/Ibu menjadi guru PAI?
2.
Sudah berapa bentuk kurikulum mapel PAI kah yang Bapak/Ibu pernah terapkan dalam mengajar?
3.
Apakah Bapak/Ibu memahami tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!
4.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang Bapak/Ibu ketahui?
5.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang Bapak/Ibu ketahui?
6
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI?
7
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang berbentuk tematik dengan pendekatan scientific dan dengan autentik evaluasi?
8
Menurut Bapak/Ibu, adakah perbedaan atau kesamaan standar kompetensin antara implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dengan kurikulum 2013 pada mapel PAI?
9
Apa saja kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP) dan kurikulum 2013 pada mapel PAI?
10.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013?
11.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
149
150
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM KTSP MAPEL PAI
A. IDENTITAS NARASUMBER Nama
:
Tanggal Wawancara
:
Tempat
:
Jam
:
1.
Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!
2.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang anda ketahui?
3.
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI di kelas?
4.
Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI?
5.
Apa saja menurut anda kesulitan memahami materi dari kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI dalam pembelajarannya?
6.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K. KTSP?
7.
Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
150
151
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM 2013 MAPEL PAI
A. IDENTITAS NARASUMBER Nama
:
Tanggal Wawancara
:
Tempat
:
Jam
:
1.
Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!
2.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang anda ketahui?
3.
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI di kelas?
4.
Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2013 pada mapel PAI?
5.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K. 2013?
6.
Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
151
152
Lampiran 3
1. Hasil Wawancara di SMA N 1 Salatiga
HASIL WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH
1.
Nama dengan kode
: WY
Tanggal Wawancara
:
Tempat
: SMA N 1 Salatiga
Jam
: 09.15 WIB
25
Agustus
2014
Bagaimanakah profil sekolah yang Bpak/Ibu pimpin ini? Profil sekolah bagus untuk segela kelengkapannya akan saya berikan, dan SMA N 1 Salatiga persiapan untuk sekolah adiwiyata.
2.
Sistem dan kebijakan bagaimanakah yang Bapak/Ibu terapkan dalam mengikuti perkembangan kurikulum? Sistem dan kebijakan yang diterapkan dalam setiap perkembangan kurikulum PAI selalu sangat mendukung karena mencerminkan bentuk Imtaq.
3.
Adakah komunikasi yang baik antara kepala, waka kurikulum dan guru PAI di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin dalam mensikapi setiap perkembangan kurikulum PAI? mohon dijelaskan! Komunikasi antara kepala sekolah, waka kurikulum dan guru PAI dalam mensikapi setiap perkembangan kurikulum PAI adalah sangat baik dan selalu terorganisir.
4.
Langkah kongkret apa sajakah yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam memfasilitasi
implementasi
kurikulum
PAI
di
sekolah?
Misalnya
mengadakan workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang
152
153
sesuai kurikulum dan yang lain! Langkah kongkrit dalam memfasilitasi implementasi kurikulum PAI di sekolah dengan pesantren kilat, workshop kurikulum PAI, dan menyediakan pembelajaran yang sesuai. 5.
Langkah apa yang Bpk/Ibu lakukan untuk memotivasi guru PAI untuk tetap semangat dalam mengimplementasikan kurikulum 2007 maupun 2013 yang baru? Langkah
untuk
memotivasi
guru
PAI
untuk
tetap
semangat
dalam
mengimplementasikan kurikulum KTSP maupun Kurikulum 2013 dengan prinsip amanah dengan SATIT (Sure, Action, Tanggung jawab, Ikhlas, dan Tuntas). 6.
Bagaimana tata tertib dan visi misi disekolah yang Bapak/Ibu pimpin? Tata tertib di SMA N 1 Salatiga baik dan terjalankan. Sedangakan visi misi kami adalah secara aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitip berdaya saing secara nasional maupun internasional.
7.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013? Kesulitan dan hambatan yang mendasar sebenarnya tidak ada, hanya saja kurang lengkapnya sarana prasarana penunjang, dan para guru yang belum menguasai benar tentang materi dan hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas dan administrasi pembelajaran.
8.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Cara kami dalam mengatasi permasalahan yang ada yaitu sekolah mengirim guru untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan, workshop, KKG, BKG, dan untuk sarana penunjang sekolah segera melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai dengan kebutuhan.
153
154
HASIL WAWANCARA KEPADA WAKA KURIKULUM
1.
Nama dengan kode
: BDT
Tanggal Wawancara
:
Tempat
: SMA N 1 Salatiga
Jam
: 09.45 WIB
25
Agustus
2014
Kurikulum apa sajakah yang pernah diterapkan disekolah anda sampai tahun 2014 ini? CBSA, KBK, KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013
2.
Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI disekolah anda? Sesuai struktur kurikulum 2007 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS
membagiakan SK dan KD kepada guru PAI
menyerahkan materi dan refrensi buku kepada guru PAI
mengecek perangkat pembelajaran; silabus, RPP, sesuai dengan kurikulum KTSP
3.
Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2013 ada mapel PAI disekolah anda? Sesuai struktur kurikulum 2013 3 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS
membagiakan KI dan KD kepada guru PAI
menyerahkan materi dan refrensi buku kepada guru PAI
mwmastikan perangkat PBM; silabus, RPP, sesuai dengan kurikulum 2013
4.
Sejauh mana kewenangan dan tanggung jawab anda dalam pengaturan
154
155
kurikulum disekolah pada mapel PAI? Melaksanakan sesuai waktu, tidak menambah maupun mengurangi
5.
Menurut anda, adakah perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013? Kurikulum 2013 lebih menekankan pada penilaian aspek afektif dan psikomotor dibandingkan kurikulum KTSP.
6
Adakah komunikasi dan kerja sama yang baik antara anda sebagai waka kurikulum dengan kepala sekolah dan guru PAI dalam menyusun serta merumuskan kurikulum mapel PAI disekolah? Ya ada komunikasi yang sangat baik
7.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013? Guru masih ada yang belum dapat membuat RPP dengan sesuai, guru masih kebingungan masalah penilaian dan sarana penunjang belum terlengkapi semua.
8.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Mengadakan workshop dan melengkapi sarana yang dibutuhkan.
155
156
HASIL WAWANCARA KEPADA GURU MAPEL PAI
1.
Nama
: MAW
Tanggal Wawancara
:25Agustus2014
Tempat
: SMA N 1 Salatiga
Jam
: 08. 30 WIB
Sudah berapa lama Bpak/Ibu menjadi guru PAI? 10 Tahun
2.
Sudah berapa bentuk kurikulum mapel PAI kah yang Bapak/Ibu pernah terapkan dalam mengajar? 4 (CBSA, KBK, KTSP dan K. 2013)
3.
Apakah Bapak/Ibu memahami tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan! SK merupakan garis besar yang harus dicapai peserta didik yang dijelaskan KD
4.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang Bapak/Ibu ketahui? SK KTSP mapel PAI sudah bagus
5.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang Bapak/Ibu ketahui? SK. K.13 lebih bagus karena ada penambahan pada tingkat penilaiannya di proses.
6
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI? Kita tuangkan dalam RPP
7
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang berbentuk tematik dengan pendekatan scientific dan dengan autentik evaluasi? Kita tuangkan dalam Rpp
8
Menurut Bapak/Ibu, adakah perbedaan atau kesamaan standar kompetensin antara implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dengan kurikulum 2013 pada
156
157
mapel PAI? Persamaannnya, sama-sama menitik beratkan kepada siswa. Perbedaannya, K. 13 menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif dan penilaian proses menjadi penting. 9
Apa saja kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP) dan kurikulum 2013 pada mapel PAI? Kelebihannya, guru diharap lebih kreatif dan kekuranganya sama-sama tidak diimbangi dengan penunjang yang matang oleh pemerintah
10.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013? Fasilitas kurang siap dan guru kurang mampu dalam perubahan serta siswa merasa jenuh dengan materi yang sangat banyak
11.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Fasilitas dipenuhi, guru selalu diikutkan dalam KKG dan BKG, dan membuat penyederhanan materi dengan jaring-jaring materi, juga memberikan jam tambahan untuk bimbingan akademik.
157
158
HASIL WAWANCARA KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM KTSP MAPEL PAI
1.
Nama
:MF dan RAT
Tanggal Wawancara
:26Agustus2104
Tempat
: SMA N 1 Salatiga
Jam
: 12.30 WIB
Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan! Ya, Saya tau. Standar Kompetensi dapat diartikan sebagai pernyataan tentang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu pelajaran.
2.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang anda ketahui? Pada kurikulum KTSP Mapel PAI menggunakan integrated Currikulum sehingga siswa dengan mudah dapat menguasai pelajaran PAI yang mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak dan tarikh.
3.
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI di kelas? Guru dengan panduan silabus membuat RPP, mengajar dengan sistem PAKEM dan melakukan evaluasi kepada siswa.
4.
Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI? Kelebihannya: Ruang lingkup luas dan materi mudah dipahami Kekurangannya: Sering kali tidak singkron materi yang satu dengan yang lain sehingga terkadang perlu di ulang.
5.
Apa saja menurut anda kesulitan memahami materi dari kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI dalam pembelajarannya? Materinya terlalu banyak uraian yang terlalu luas, sehingga terkadang bingung untuk memahami isi materi dan terkadang jenuh.
6.
Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Membuat diktat, memberi jam tambahan dan layanan konsultasi akademik.
158
159
HASIL WAWANCARA KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM 2013 MAPEL PAI
1.
Nama
: BPT dan MAF
Tanggal Wawancara
:20Agustus2014
Tempat
: SMA N 1 Salatiga
Jam
: 10.00 WIB
Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan! Ya, Standar kompetensi merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada materi yang diajarkan.
2.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang anda ketahui? Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri dari empat kompetensi dan kompetensi dasar yang meripakan jabaran dari kompetensi inti.
3.
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI di kelas? Guru menjelaskan inti materi yang dibahas sesuai RPP yang dipersiapkan, kemudian siswa mengembangkannya dengan cara diskusi dan small group diskusion. kemudian guru memberikan penguatan-penguatan.
4.
Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2013 pada mapel PAI? Kekurangannya: sarana prasarana kurang mendukung dan pemahaman terhadap materi membutuhkan waktu yang banyak, karena banyak prakteknya. Kelebihan: karena pembelajaran berpusat pada siswa menjadikan siswa lebih kreatif, siswa lebih aktif dan mampu menemukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran.
5.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K. 2013? Kesulitan dan hambatannya adalah siswa dalam menyesuaikan materi dengan bentuk kegiatan pembelajaran yang diikuti siswa, masih agak bingung bagi siswa yang memilki AQ pas-pasan.
6.
Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Memberikan tambahan jam interaktif, layanan konsultasi edukatif dan penyederhanan materi dengan berbagai media.
159
160
2. Hasil Wawancara di SMA Islam Sudirman Ambarawa
HASIL WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH
1.
Nama dengan kode
: JP
Tanggal Wawancara
:13September2014
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Jam
: 08.39 WIB
Bagaimanakah profil sekolah yang Bpak/Ibu pimpin ini? Profil sekolah kami sebagaimana data file yang diberikan admin sekolah, bahwa ada peningkatan kuantitas dan kualitas pada peserta didik selama 3th terakhir. Kemudian sekolah memiliki guru DPK: 4 Guru, GTY: 21 Guru, GTT: 11 Guru, Karyawan TY: 7 Orang dan Karyawan TDY: 5 Orang. Untuk lebih lengkapnya data yang lain bisa dilihat data yang ada di file.
2.
Sistem dan kebijakan bagaimanakah yang Bapak/Ibu terapkan dalam mengikuti perkembangan kurikulum? Selalu mengikut sertakan guru-guru Mapel untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 dan wajib untuk melaksanakan kurikulum 2013.
3.
Adakah komunikasi yang baik antara kepala, waka kurikulum dan guru PAI di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin dalam mensikapi setiap perkembangan kurikulum PAI? mohon dijelaskan! Semua guru tanpa terkecuali terjalin komunikasi yang baik dalam menghadapi dan melaksanakan kurikulum 2013 dan kerjasama dalam MGMPS dan lintas Mapel.
4.
Langkah kongkret apa sajakah yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam memfasilitasi
implementasi
kurikulum
PAI
di
sekolah?
Misalnya
mengadakan workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang
160
161
sesuai kurikulum dan yang lain! Mengadakan IHT tentang kurikulum 2013, pelatihan pembeljaran K. 13 dengan mendatangkan nara sumber sebagai fasilitator, melengkapi media/alat pembelajaran, buku, internet, LCD dan lain-lain. 5.
Langkah apa yang Bpk/Ibu lakukan untuk memotivasi guru PAI untuk tetap semangat dalam mengimplementasikan kurikulum 2007 maupun 2013 yang baru? Memberikan dorongan dan mengikutsertakan para guru Agama dalam pelatihan tentang kurikulum, media pembelajaran, seminar, MGMP dan memfasilitasi kegiatan MGMPS
6.
Bagaimana tata tertib dan visi misi disekolah yang Bapak/Ibu pimpin? Tata tertib dan visi misi sekolah berjalan secara kebersamaan karena memiliki tujuan menciptakan/mewujudkan generasi muda yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan teknologi; berkepribadian berdasarkan pancasiala, memiliki keimanan dan ketaqwaan serta berahlakul karimah. .
7.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013? Kesulitan dan hambatan yang mendasar sebenarnya tidak ada, hanya saja kurang lengkapnya sarana prasarana penunjang, dan para guru yang belum menguasai benar tentang materi dan hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas dan administrasi pembelajaran.
8.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Cara kami dalam mengatasi permasalahan yang ada yaitu sekolah mengirim guru untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan, workshop, KKG, BKG, dan untuk sarana penunjang sekolah segera melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai dengan kebutuhan.
161
162
HASIL WAWANCARA KEPADA WAKA KURIKULUM
1.
Nama dengan kode
: RSS
Tanggal Wawancara
:13September2014
Tempat
: Ruang Guru
Jam
: 09.00 WIB
Kurikulum apa sajakah yang pernah diterapkan disekolah anda sampai tahun 2014 ini? Kurikulum 1994, KBK, KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013
2.
Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI disekolah anda? Penerapan kurikulum 2007 untuk mapel PAI kami sesuaikan dengan aturan yang ada, misalnya tentang jam tatap muka prminggu, muatan materi dan sebagainya.
3.
Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2013 ada mapel PAI disekolah anda? Penerapan kurikulum 2013 Sesuai struktur jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS
4.
Sejauh mana kewenangan dan tanggung jawab anda dalam pengaturan kurikulum disekolah pada mapel PAI? Kewenangan saya hanya pada pengaturan jam tatap muka, muatan materi dan tentang pengaturan penilaian.
5.
Menurut anda, adakah perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013? Perbedaan yang signifikan hanya pada istilah-istilah yang dipakai. Pada dasarnya maksud dan tujuannya hampir sama antara K. KTSP 2007 dengan K. 2013.
6
Adakah komunikasi dan kerja sama yang baik antara anda sebagai waka kurikulum dengan kepala sekolah dan guru PAI dalam menyusun serta
162
163
merumuskan kurikulum mapel PAI disekolah? Ya ada komunikasi yang sangat baik dan ada kerjasama, terutama untuk merumuskan SKL PAI. 7.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013? Masih banyak guru yang belum dapat membuat RPP dengan sesuai, guru masih kebingungan masalah penilaian dan sarana penunjang belum terlengkapi semua.
8.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Mengadakan pelatihan-pelatihan dan mengikutkan para guru pada workshop dan melengkapi sarana yang dibutuhkan.
163
164
HASIL WAWANCARA KEPADA GURU MAPEL PAI
1.
Nama
: EM, SB dan MK
Tanggal Wawancara
:13September2014
Tempat
: Ruang Guru
Jam
: 09.00 WIB
Sudah berapa lama Bpak/Ibu menjadi guru PAI? 17, 15 dan 16 Tahun
2.
Sudah berapa bentuk kurikulum mapel PAI kah yang Bapak/Ibu pernah terapkan dalam mengajar? 4 (CBSA, KBK, KTSP dan K. 2013)
3.
Apakah Bapak/Ibu memahami tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan! SK mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendiidkan tertentu pula.
4.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang Bapak/Ibu ketahui? SK mapel PAI KTSP adalah: Al-qur’an, Aqidah, Ahlak, Tarihk dan fiqih
5.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang Bapak/Ibu ketahui? SK. K.13 lebih bagus karena ada penambahan pada tingkat penilaiannya di proses. dan terbagi Kompetensi Inti (Ki) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti dibagi 4, yaitu: Ki 1. tentang spiritual, Ki 2. tentang sosial, Kii 3. pengetahuan, Ki 4. tentang ketrampilan.
6
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI? Mengikuti langkah yang sudah ditetapkan sesuai standar kurikulum KTSP, dengan mengacu pada standar yang sudah dirumuskan.
7
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang berbentuk tematik
164
165
dengan pendekatan scientific dan dengan autentik evaluasi? Melakukan pengamatan secara menyeluruh berkaitan dengan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, misalnya shalat berjamaah dhuhur, cara berwudhu dan pembiasaan keagamaan yang lain. 8
Menurut Bapak/Ibu, adakah perbedaan atau kesamaan standar kompetensin antara implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dengan kurikulum 2013 pada mapel PAI? Perbedaan: K.13: a. SKL ditentukan lebih dulu melalui permendikbud No. 54 Th.2013 setelah itu baru ditentukan standar isi. b. Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. K. KTSP: a. Standar isi ditentukan terlebih melalui permen diknas No. 22 Th. 2006 setelah itu ditentukan skl melalui permendiknas No. 23 Th. 2006. b. Lebih menekankan pada aspek pengetahuan.
9
Apa saja kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP) dan kurikulum 2013 pada mapel PAI? Kelebihan KTSP: - mendorong terwujudnya otonomi sekolah
-
mendorong guru kepala sekolah dan pihak manajemen semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam penyelenggaraan program sekolah memungkinkan setiap sekolah menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajarannya.
Kekurangan KTSP: - kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP
-
Kurangnya ketersediaan sarana pendukung masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip dll.
Kelebihan K. 2013: - setiap anak dituntut untuk dapat kreatif dan inovatif
-
adanya pengembangan karakter yang telah di integrasikan ke dalam semua program studi sistem penilaian yg juga memberi penilaian pada proses.
Kekurangan K. 2013: - pelaksanaannya membingungkan guru dan pemangku pendidikan
-
guru tidak dilibatkan dalam proses pengembangan kurikulum 2013 tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dengan hasil dalam kurikulum 2013 dll.
165
166
10.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013? Untuk KTSP sebenarnya tidak begitu kesulitan, hanya saja materinya sangat banyak terkadang siswa mengeluh. dan untuk kurikulum 2013 kesulitan dan hambatannya adalah kurangnya media penunjang dan pemberian penilaian secara deskriptif yang dirasa para guru terlalu ribet.
11.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Fasilitas dipenuhi, guru selalu diikutkan dalam KKG dan BKG, dan membuat penyederhanan materi dengan jaring-jaring materi, juga memberiakn jam tambahan kepada siswa.
166
167
HASIL WAWANCARA KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM KTSP MAPEL PAI
1.
Nama
:PHU, NA dan NLM
Tanggal Wawancara
:13September2104
Tempat
: Masjid SMA Islam Sudirman Ambarawa
Jam
: 09.30 WIB
Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan! Ya, Saya tau. Standar Kompetensi adalah suatu ukuran atau kriteria yang berisi rumusan mengenai kemampuan personil yang dilandasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta penerapannya yang benar dan tepat sesuai ketetapan yang diberikan pemerintah.
2.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang anda ketahui? Yang saya ketahui standar kompetensi kurikulum KTSP mapel PAI itu mengenai standar yang diajukan kepada siswa-siswi untuk belajar mengenai Agama Islam serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang mempunyai ruang lingkup AlQur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak dan tarikh.
3.
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI di kelas? Dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan murid, dengan tujuan agar mudah dipahami oleh murid.
4.
Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI? Kelebihannya: Ruang lingkup luas dan dapat berguna ketika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kekurangannya: murid masih bnayak yang belum dapat memahami materinya dan dan belum dapat teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Apa saja menurut anda kesulitan memahami materi dari kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI dalam pembelajarannya? Materinya terlalu banyak uraian yang terlalu luas, sehingga terkadang bingung untuk memahami isi materi dan terkadang jenuh.
167
168
6.
Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Membuat diktat, memberi jam tambahan.
168
169
HASIL WAWANCARA KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM 2013 MAPEL PAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama
: OA, KS dan RA
Tanggal Wawancara
:13September2014
Tempat
: SMA Islam Sudirman Ambarawa
Jam
: 10.00 WIB
Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan! Ya, Standar kompetensi merupakan tujuan pembelajaran secara umum yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang anda ketahui? Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri dari empat kompetensi yaitu Ki-1, Ki-2, K-i3 dan Ki-4, yang memiliki standar secara sendirisendiri disetiap kompetensinya dan kompetensi dasar yang merupakan jabaran dari kompetensi inti. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI di kelas? Guru menjelaskan inti materi yang dibahas sesuai RPP yang dipersiapkan dan disusun untuk 2-3 pertemuan, kemudian siswa mengembangkannya dengan cara diskusi dan small group diskusion. kemudian guru memberikan penguatan-penguatan dan memberi penilaian baik proses maupun hasil kinerja. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2013 pada mapel PAI? Kekurangannya: siswa cenderung kesusahan dengan banyak tugas, guru sibuk dengan penilaian, pembelajaran terlalu banyak menyita waktu. Kelebihan: memberikan kesempatan siswa untuk berfikir secara kreatif, siswa lebih dapat banyak mengeluarkan pendapat, dan meningkatkan motivasi belajar, kemampuan menghafal dan lebih dapat konsentrasi dan siswa lebih mandiri. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K. 2013? Kesulitan dan hambatannya adalah siswa sulit menemukan penguasaan materi karena guru hanya menjelaskan secara singkat. hambatannya media yang sebagai penunjang pengembangan belum terpenuhi secara maksimal. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Memberikan tambahan jam interaktif, dan penyederhanan materi dengan berbagai media.
169
170
3. Hasil Wawancara di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang
HASIL WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH
1.
Nama dengan kode
: SBT
Tanggal Wawancara
:Rabu,27Agustus2014
Tempat
: SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang
Jam
: 10.00 WIB
Bagaimanakah profil sekolah yang Bpak/Ibu pimpin ini? SMA N 1 Tengaran terletak dipersimpangan antara kota Salatiga dengan Kabupaten Semarang. terdiri dari 29 rombel dan jumlah siswanya 912 orang. untuk data yang lain kami berikan dalam bentuk file.
2.
Sistem dan kebijakan bagaimanakah yang Bapak/Ibu terapkan dalam mengikuti perkembangan kurikulum? Mendukung sepenuhnya kebijakan kurikulum yang diterapkan pemerintah.
3.
Adakah komunikasi yang baik antara kepala, waka kurikulum dan guru PAI di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin dalam mensikapi setiap perkembangan kurikulum PAI? mohon dijelaskan! Ada, di antaranya melaksanakan program pelatihan terkait kurikulum yang dilaksanakn.
4.
Langkah kongkret apa sajakah yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam memfasilitasi implementasi kurikulum PAI di sekolah? mengadakan workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang sesuai kurikulum dan Mengadakan IHT.
5.
Langkah apa yang Bpk/Ibu lakukan untuk memotivasi guru PAI untuk tetap semangat dalam mengimplementasikan kurikulum 2007 maupun 2013 yang baru? Langkah untuk memotivasi guru PAI adalah mengadakan bimbngan antara lain dalam penyusunan RPP. memfasilitasi guru PAI untuk mengembangkan diri melalui kegiatan MGMP.
170
171
6.
Bagaimana tata tertib dan visi misi disekolah yang Bapak/Ibu pimpin? Tata tertib meliputi hak, kewajiban dan sanksi pelanggaran. Visi: Unggul dalam prestasi, sopan santun dalam bertindak.
7.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013? Kesulitan dan hambatan sebenarnya tidak ada, hanya kurangnya sarana prasarana penunjang.
8.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Cara kami dalam mengatasi permasalahan yang ada yaitu sekolah mengirim guru untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan, workshop, KKG, BKG, dan untuk sarana penunjang sekolah segera melengkapi.
171
172
HASIL WAWANCARA KEPADA WAKA KURIKULUM
1.
Nama dengan kode
: BN
Tanggal Wawancara Tempat Jam
:27Agustus2014 : SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang : 09.40 WIB
Kurikulum apa sajakah yang pernah diterapkan disekolah anda sampai tahun 2014 ini? Kurikulum 1975, 1984, KBK, KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013
2.
Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI disekolah anda? Sesuai struktur kurikulum 2007 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS
3.
Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2013 ada mapel PAI disekolah anda? Sesuai struktur kurikulum 2013 3 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS
4.
Sejauh mana kewenangan dan tanggung jawab anda dalam pengaturan kurikulum disekolah pada mapel PAI? Melaksanakan sesuai petunjuk pelaksanaan
5.
Menurut anda, adakah perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013? Ada, pembelajarannya dan penilainnya, Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran Scientific dan penialian autentic, yaitu penilaian yang meliputi proses, kinerja dan hasil kinerja dibandingkan kurikulum KTSP yang hanya menilai hasil.
6
Adakah komunikasi dan kerja sama yang baik antara anda sebagai waka kurikulum dengan kepala sekolah dan guru PAI dalam menyusun serta merumuskan kurikulum mapel PAI disekolah? Ya ada
7.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013? Guru masih ada yang belum dapat membuat RPP dengan sesuai pada kurikulum 2013, guru masih kebingungan masalah penilaian dan sarana penunjang belum terlengkapi semua.
8.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Mengadakan workshop dan melengkapi sarana yang dibutuhkan.
172
173
HASIL WAWANCARA KEPADA GURU MAPEL PAI
1.
Nama
: MT dan JM
Tanggal Wawancara Tempat Jam
:27Agustus2014 : SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang : 08. 00 WIB
Sudah berapa lama Bpak/Ibu menjadi guru PAI? 8 dan 9Tahun
2.
Sudah berapa bentuk kurikulum mapel PAI kah yang Bapak/Ibu pernah terapkan dalam mengajar? 2 (KTSP dan K. 2013)
3.
Apakah Bapak/Ibu memahami tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan! Standar kompetensi adalah kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari materi PAI.
4.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang Bapak/Ibu ketahui? Standar kompetensi KTSP mapel PAI sudah meliputi pemahaman, penghayatan dan pengalaman Al-qur’an dan Hadist, Aqidah, Ahlak, muamalah, ibadah dan tarihk.
5.
Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang Bapak/Ibu ketahui? Standar kompetensi K. 13 mapel PAI meliputi: kompetensi inti: kompetensi religius, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan .
6
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI? Langkah dan tehnik dalam implementasi SK K. KTSP terjabarkan dalam kompetensi dasar, indikator, kegiatan pembelajaran dan bentuk jenis penilaian.
7
Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang berbentuk tematik dengan pendekatan scientific dan dengan autentik evaluasi? Langkah dan tehnik K. 13 mapel PAI adalah: guru menjelaskan secara singkat kemudian siswa mengamati, menanya, mengekspresikan, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
173
174
8
Menurut Bapak/Ibu, adakah perbedaan atau kesamaan standar kompetensin antara implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dengan kurikulum 2013 pada mapel PAI? Ada, sama-sama mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Hannya saja K.13 penekannya lebih pada kompetensi sikap.
9
Apa saja kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP) dan kurikulum 2013 pada mapel PAI? Kelebihan K. KTSP: sederhana, simpel dalam pembelajaran dan evaluasi Kekurangan K. KTSP: kurang memperhatikan kompetensi sikap Kelebihan K. 13: Mengedepankan kompetensi sikap religius dan sosial Kekurangan K. 13: memerlukan banyak biaya, membuat peserta didik sibuk dengan tugas.
10.
Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan K. 2013? Kesulitan dan hambatan K. KTSP: kurang waktu untuk pembelajaran PAI yang hanya 2 jam/minggu sedangkan materinya sangat banayak sehingga kesulitan dalam implementasi materi. Kesulitan dan hambatan K. 13: banyak dokumen yang kurang disiapkan, sehingga guru sibuk dengan dokumen-dokumen.
11.
Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Fasilitas dipenuhi, guru selalu diikutkan dalam KKG dan BKG, serta mengadakan jam tambahan.
174
175
HASIL WAWANCARA KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM KTSP MAPEL PAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama
:SDD, STH dan IWW
Tanggal Wawancara
:27Agustus2104
Tempat
: SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang
Jam
: 12.00 WIB
Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan! Ya, Saya tau. Standar Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan minimal yang harus dicapai oleh siswa. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang anda ketahui? Pada kurikulum KTSP Mapel PAI mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak dan tarikh. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI di kelas? Menerapkan Teori dan praktik. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI? Muatannya sudah lengkap. Apa saja menurut anda kesulitan memahami materi dari kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel PAI dalam pembelajarannya? Hampir tidak ada. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Membuat diktat, dan memberi jam tambahan
175
176
HASIL WAWANCARA KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM 2013 MAPEL PAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama
: IS, DNS dan TSS
Tanggal Wawancara
:27Agustus2014
Tempat
: SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang
Jam
: 11.15 WIB
Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan! Ya, Standar kompetensi merupakan ukuran kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik pada materi yang diajarkan. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang anda ketahui? Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri dari empat kompetensi dan kompetensi dasar yang merupakan jabaran dari kompetensi inti. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI di kelas? Guru memberikan beberapa ulasan tentang materi yang dipelajari, setelah itu memberi tugas kepada siswa atau mengarahkan untuk berdiskusi, dan menyeru siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran seperti bertanya dan menyampaikan pendapat. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2013 pada mapel PAI? Kekurangannya: anatara penerapan materi yang heboh dengan bahan ajar yang disediakan dan penunjangnya tidak seimbang, ini dikarenakan pemerintah terburuburu dalam menerapkan K. 13. Kelebihan: siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dapat melatih siswa untuk berani berpendapat dan menyampaikan pendapat, mendidik siswa menjadi insan yang jujur dan disiplin, menjadikan siswa dapat menguasai TIK dan media yang lain, mendidik siswa menjadi insan yang memiliki jiwa toleransi dan lebih dewasa dengan seringnya kegiatan diskusi, dapat memupuk jiwa sosial siswa dan siswa lebih dekat satu sama lain. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K. 2013? Menurut saya kurikulum 2013 tidaklah begitu sulit karena hampir setiap materi sangat berhubungan dengan lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-hari, proses pembelajarannyapun saling berkesinambungan sehingga tidak membingungkan hanya saja sarana penunjangnya masih kurang sehingga materi belum dapat terkuasai secara maksimal. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada? Penyempurnaan sarana-prasarana teritama media pembelajaran dan buku-buku penunjang.
176
177
Lampiran 4 Catatan Lapangan Pengamatan
IMPLEMENTASI KURIKULUM KURIKULUM KTSP DAN 2013 MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KAJIAN STANDAR KOMPETENSI DI SMAN 1 SALATIGA SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA DAN SMAN 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Catatan Nomor : 01 Hari/Tanggal
: Senin, 25 Agustus 2014
Waktu
: 07.00-09.00 WIB;
Tempat
: SMA N 1 Salatiga Pengamatan peneliti laksanakan pada hari Senin tanggal 25 Agustus 2014.
Peneliti mengamati bagaimana situasi yang tercipta di lingkungan SMA N 1 Salatiga. Subjek utama pengamatan adalah warga sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, Waka Kurikulum, guru Agama Islam dan siswa serta situasi/suasana yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut. Menjelang jam 07.00 WIB di Senin pagi, terlihat anak-anak berseragam rapi mulai berdatangan. Ada yang diantar oleh ortang tuanya ada juga yang datang sendiri. Terlihat pak satpam sibuk menyebrangkan para sisiwa dan guru yang berdatangan. Itulah pandangan yang lazim terlihat di SMA N 1 Salatiga tersebut ketika pagi hari. Lebih ke dalam lagi, beberapa guru dengan senyum hangat menyambut siswa yang baru saja memasuki sekolah dengan budaya salam dan salim. Suasana di pagi haripun sudah tercipta dalam keadaan yang ceria. Tepat jam 07.00 pagi WIB bel berbunyi. Para petugas terlihat sudah menyiapkan peralatan upacara bendera hari senin. Para siswa dan gurupun berhambur kelapangan, dan para petugas menyiapkan seluruh siswa yang sudah dilapangan. Upacara berlangsung dengan khitmat, seluruh petugas yang cakap menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk do’a selalu guru agama yang bertugas. Upacara yang dipimpin Ibu Wahyu selaku kepala sekolah dan inspektur upacara berlangsung dengan lancar. Upacara usai, para siswa masuk ke kelas masing-masing dan setelah masuk semua dilanjutkan berdoa bersama di dalam kelas. Pembelajaran berlangsung di tiap kelas. Tidak lama kemudian terlihat sosok yang belum begitu tua beliau adalah guru Agama Islam masuk ke kelas X MIA 7. Ada hal yang
177
178
menarik bagi peniliti yakni hubungan antara guru dan murid yang begitu dekat. Terlihat tidak ada jarak yang terlalu jauh diantara mereka. Akan tetapi tetap memperhatikan batasan dan etika. Guru mulai mengeluarkan beberapa berkas dari tas dan setelah peniliti cek itu merupakan RPP dan bahan ajar yang di jadikan rambu-rambu sekaligus pedoman untuk melaksanakan pembelajaran pada hari itu. Guru mengucap salam yang kemudian disambung dengan pengulasan materi pada pertemuan sebelumnya, setelah kurang lebih 10 menit kemudian guru menyampaikan materi yang akan menjadi bahasan pada pertemuan pada hari senin, 25 Agustus 2014 itu. Setelah guru menyampaiakan beberapa materi tentang alqur’an secara teoritik dengan jaring-jaring pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk membentuk kelompok dan melakukan diskusi tentang materi sekaligus membuat rumusan masalah dan memecahkannya dengan teman kelompoknya. Selama proses diskusi guru mengelilingi siswa untuk memberi bantuan pada kelompok yang kesulitan sekaligus memberikan penilaian proses pada seluruh siswa. Setelah dapat menyelesaikan diskusi setiap kelompok maju mengekplorasikan hasil diskusinya didepan kelompok yang lain (di dapan kelas) presentasi berlangsung aktif, antar kelompok dengan mediator guru salaing mengomentari dan memberi masukan. Diskusi dan presentasi berlangsung 60 menit. Setelah semua kelompok maju, guru memberi penguatan dengan menjelaskan hal-hal yang penting dan belum tersentuh penjelasannya oleh para kelompok. Setelah selama 10 menit guru menjelaskan kemudian guru mempersilahkan kepada siswa yang belum paham dan kurang jelas untuk bertanya atau mungkin ada yang ingin berpendapat. Para siswapun dengan semangat menanggapi penjelasan guru. Setelah 10 menit berlangsung bel
pergantian pelajaran berbunyi,
guru mengajak
siswa
untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, setelah tersimpulkan kemudian guru berkemas dan mengucap salam tanda pembelajaran mapel PAI hari senin itu selesai dan gurupun meninggalkan ruangan. Kesimpulan
peneliti:
Sekolah
mencoba
untuk
menciptakan
suasana
humanis.Terlihat dengan begitu besarnya perhatian guru sejak anak memasuki sekolah mereka di pagi hari. Suasana humanis itu berlangsung pada kegiatan pembelajaran di kelas dan juga aktivitas anak dilingkungan sekolah. Implementasi Kurikulum telah dilaksanakan secara baik oleh guru dari mempersiapkan bahan ajar dan administrasi pemebelajaran dengan standar kompetensi yang sesuai. Pembelajaran yang dilakukan guru sudah sesuai dengan pokok aturan kurikulum 2013, yaitu pembelajaran berbasis ilmiah (scientific) dan penilaian secara autentik serta kaidah PAIKEM.
178
179
Catatan Nomor : 02 Hari/Tanggal Waktu Tempat
: Sabtu, 13 September 2014 : 07.00-10.00 WIB : SMA Islam Sudirman Ambarawa
Pengamatan peneliti laksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 September 2014. Peneliti mengamati bagaimana situasi yang tercipta di lingkungan SMA Islam Sudirman Ambarawa. Subjek utama pengamatan adalah warga sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, Waka Kurikulum, guru Agama Islam dan siswa serta situasi/suasana yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut. Menjelang jam 07.00 WIB di hari sabtu, terlihat anak-anak berseragam pramuka mulai berdatangan. Ada yang diantar oleh ortang tuanya ada juga yang datang sendiri. Terlihat pak satpam sibuk menyebrangkan para sisiwa dan guru yang berdatangan. Itulah pemandangan yang terlihat di SMA Islam Sudirman Ambarawa setiap pagi hari pada jam aktif belajar. Kemudian digerbang sekolah beberapa guru dengan senyum hangat menyambut siswa yang baru saja memasuki sekolah dengan budaya salam dan salim. Suasana di pagi haripun sudah tercipta dalam keadaan yang damai dan cerah. Tepat jam 07.00 pagi WIB bel berbunyi. para siswa masuk ke kelas masingmasing dan setelah masuk semua dilanjutkan berdoa bersama di dalam kelas dengan dipimpin ketua kelas. Pembelajaran berlangsung di tiap kelas. Mapel PAI diajarkan pada jam ke 2-3 dikelas X IIS 2 pada hari sabtu, sembari menunggu mengamati pembelajaran di dalam kelas peneliti jalan-jalan mengamati aktivitas yang ada di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 15 menit berlalu kemudian peneliti bertemu waka kurikulum di ruang tamu akhirnya peneliti gunakan waktu 30 menit untuk berdialog dengan waka kurikulum untuk mengetahui lebih jauh tengtang implementasi kurikulum di SMA Islam Sudirman Ambarawa, banyak informasi yang peneliti dapat karena waka kurikulum ternyata sangat senior di SMA Islam Sudirman Ambarawa, beliau sudah lebih dari 16 tahun mengabdi dan sudah 3 periode menjadi waka kurikulum. Tidak lama kemudian bel pergantian pelajaran berbunyi tepat pukul 07.45 WIB, peneliti berpamitan waka kurikulum untuk melanjutkan pengamatan kekelas X IIS 2. terlihat sosok yang belum begitu tua beliau adalah guru Agama Islam masuk ke kelas X IIS 2. Ada hal yang menarik sama di SMA N 1 Salatiga yakni hubungan antara guru dan murid yang begitu dekat. Akan tetapi tetap memperhatikan batasan dan etika. Guru mulai
179
180
menyiapkan bahan ajar dan RPP yang di jadikan rambu-rambu sekaligus pedoman untuk melaksanakan pembelajaran pada hari itu. Guru mengucap salam yang kemudian disambung dengan pengulasan materi pada pertemuan sebelumnya, setelah kurang lebih 5 menit kemudian guru menyampaikan materi yang akan menjadi bahasan pada pertemuan pada hari Sabtu, 13 September 2014 itu. Setelah guru menyampaiakan beberapa materi tentang pelajaran Aqidah secara teoritik dengan jaring-jaring pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk bertanya agar lebih paham. hampir semua siswa bertanya, setelah selesai sesi pertanyaan 15 menit, semua siswa dibentuk berkelompok dan diajak keluar kelas oleh guru untuk mengamati ahlak terpuji dan tercela sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa secara berkelompok mengelilingi sekolah untuk menemukan momen yang dapat dijadikan sebagai pelaporan tentang kejadian nyata sifat terpuji dan tercela yang dijumpai. Waktu yang diberikan guru 20 menit untuk mencari data. Setelah 20 menit siswa masuk kedalam kelas lagi dan mengekplorasikan hasil temuannya di depan kelas secara berkelompok presentasi berlangsung aktif, antar kelompok dengan mediator guru salaing mengomentari. presentasi laporan hasil penemuan berlangsung 30 menit dengan plus tanya jawab. Setelah semua kelompok maju, guru memberi penguatan dengan menjelaskan hal-hal yang penting dan belum tersentuh penjelasannya oleh para kelompok. Setelah selama 10 menit guru menjelaskan kemudian guru mempersilahkan kepada siswa yang belum paham dan kurang jelas untuk bertanya atau mungkin ada yang ingin berpendapat. Para siswapun dengan semangat menanggapi penjelasan guru. Setelah 10 menit berlangsung bel istirahat berbunyi, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, setelah tersimpulkan kemudian guru berkemas dan mengucap salam tanda pembelajaran mapel PAI hari Sabtu selesai dan gurupun meninggalkan ruangan sedangkan siswa berhambur keluar kelas untuk istirahat. Kesimpulan peneliti: Sekolah menciptakan suasana akrab dan perhatian dengan siswa. Sejak anak memasuki sekolah mereka di pagi hari. Suasana humanis itu berlangsung pada kegiatan pembelajaran di kelas dan juga aktivitas anak dilingkungan sekolah. Implementasi Kurikulum telah dilaksanakan secara baik oleh guru dari mempersiapkan bahan ajar dan administrasi pemebelajaran dengan standar kompetensi yang sesuai. Pembelajaran yang dilakukan guru sudah sesuai dengan pokok aturan kurikulum 2013, yaitu pembelajaran berbasis ilmiah (scientific) dan penilaian secara autentik serta kaidah PAIKEM. Nilai-nilai religius dan sosial telah ditanamkan pada anak.
180
181
Catatan Nomor : 03 Hari/Tanggal Waktu Tempat
: Rabu 27 Agustus 2014 : 09.45-11.15 WIB : SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang
Pengamatan peneliti laksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Agustus 2014. Peneliti mengamati bagaimana situasi yang tercipta di lingkungan SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang. Subjek utama pengamatan adalah warga sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, Waka Kurikulum, guru Agala Islam dan siswa serta situasi/suasana yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut. Menjelang jam 07.00 WIB di Rabu pagi, terlihat anak-anak berseragam abu-abu batik mulai berdatangan. Ada yang diantar oleh ortang tuanya ada juga yang datang sendiri. Terlihat pak satpam sibuk menyebrangkan para sisiwa dan guru yang berdatangan. Itulah pandangan yang terlihat di SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang ketika pagi hari. Sebagaimana sekolah yang lain di SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang juga terlihat beberapa guru dengan senyum hangat menyambut siswa yang baru saja memasuki sekolah dengan budaya salam dan salim. Suasana di pagi haripun sudah tercipta dalam keadaan yang ceria. Tepat jam 07.00 pagi WIB bel berbunyi, para siswa masuk ke kelas masingmasing dan setelah masuk semua dilanjutkan berdoa bersama di dalam kelas dipimpin ketua kelas. karena pembelajaran PAI hari itu tidak ada yang di jam pagi, adanya di jam ke empat yaitu 09.45-11-15, maka peneliti putuskan untuk berwawancara dengan kepala sekolah dan waka kurikulum dari jam 07.15-09.30 WIB. Tepat pukul 09.45 WIB bel masuk kelas setelah istirahat 30 menit berbunyi. Siswa berbondong-bondong masuk kelas. Tidak lama kemudian terlihat sosok
guru
Agama Islam masuk ke kelas X MIPA 4. sebagamana halnya disekoalah-sekolah lainnya hubungan antara guru dan murid yang begitu dekat dan baik. Guru mulai menyiapkan bahan ajar dan RPP yang di jadikan rambu-rambu sekaligus pedoman untuk melaksanakan pembelajaran pada hari itu. Guru mengucap salam yang kemudian disambung dengan pengulasan materi pada pertemuan sebelumnya, setelah kurang lebih 10 menit kemudian guru menyampaikan materi yang akan menjadi bahasan pada pertemuan pada hari Rabu, 27 Agustus 2014 itu. Setelah guru menyampaiakan beberapa materi tentang Tarihk (Sejarah Nabi dan Para Khulafaur Rosyidin) secara teoritik dengan jaring-jaring pembelajaran, kemudian
181
182
siswa diminta untuk membentuk kelompok dan melakukan diskusi tentang penelusuran sejarah Nabi dan khulafaur rosyidin dengan teman kelompoknya. Selama proses diskusi guru mengelilingi siswa untuk memberi bantuan pada kelompok yang kesulitan sekaligus memberikan penilaian proses pada seluruh siswa. Setelah dapat menyelesaikan diskusi setiap kelompok maju memaparkan hasil diskusinya didepan kelompok yang lain (di dapan kelas) presentasi berlangsung aktif, antar kelompok dengan mediator guru salaing mengomentari dan memberi masukan. Diskusi berlangsung 50 menit dan paparan hasil beserta tanggapan 30 menit. Setelah semua kelompok maju, guru memberi penguatan dengan menjelaskan hal-hal yang penting dan belum tersentuh penjelasannya oleh para kelompok. Setelah selama 10 menit guru menjelaskan kemudian guru memberikan soal kepada siswa sebanyak 10 pertanyaan. Para siswapun dengan semangat mengerjakan soal dari guru selama 20 menit, setelah 20 menit soal dikumpulkan dan di cocokkkan denganwaktu 10 menit. Di dalam proses pencocokan jawaban guru juga memberi penguatan-penguatan materi. 5 menit waktu tersisa digunakan untuk menyimpulkan bersama hasil pembelajaran tarihk pada hari rabu itu hingga bel istirahat ke dua berbunyi pukul 11.15 WIB, guru kemudian berkemas dan mengucap salam tanda pembelajaran mapel tarihk hari Rabu itu selesai dan gurupun meninggalkan ruangan dan siswa berhambur keluar untuk istirahat ke dua. Kesimpulan peneliti: Sekolah telah menciptakan suasana humanis. Dengan besarnya perhatian guru skepada anak didik memasuki sekolah mereka di pagi hari. Semua yang ada dilingkungan sekolah SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang sangat ramah. Implementasi Kurikulum telah dilaksanakan secara baik oleh guru dari mempersiapkan bahan ajar dan administrasi pemebelajaran dengan standar kompetensi yang sesuai. Pembelajaran yang dilakukan guru sudah sesuai dengan pokok aturan kurikulum 2013, yaitu pembelajaran berbasis ilmiah (scientific) dan penilaian secara autentik serta kaidah PAIKEM, tidak ada siswa yang jenuh semua mengikuti pembelajaran denga senang dan hasil jawaban soalnyapun mendapat nilai baik.
182
183
Lampiran 5 Reduksi Data IMPLEMENTASI KURIKULUM KTSP DENGAN 2013 MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KAJIAN STANDAR KOMPETENSI DI SMAN 1 SALATIGA SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA DAN SMAN 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Reduksi Data 1. SMA N 1 Salatiga Kode Responden Hari/tanggal Tempat Waktu
: WY, BDT, MAW dan MAF : Senin, 25 Agstus 2014 : SMA N 1 Salatiga : 10.00-10.45 WIB
“Sistem dan kebijakan yang diterapkan dalam setiap perkembangan kurikulum PAI selalu sangat mendukung karena mencerminkan bentuk Imtaq. Komunikasi antara kepala sekolah, waka kurikulum dan guru PAI dalam mensikapi setiap perkembangan kurikulum PAI adalah sangat baik dan selalu terorganisir. Langkah kongkrit dalam memfasilitasi implementasi kurikulum PAI di sekolah dengan pesantren kilat, workshop kurikulum PAI, dan menyediakan pembelajaran yang sesuai. Langkah untuk memotivasi guru PAI untuk tetap semangat dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP maupun Kurikulum 2013 dengan prinsip amanah dengan SATIT (Sure, Action, Tanggung jawab, Ikhlas, dan Tuntas). Cara kami dalam mengatasi permasalahan yang ada yaitu sekolah mengirim guru untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan, workshop, KKG, BKG, dan untuk sarana penunjang sekolah segera melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai dengan kebutuhan. (W/PS.K/WY/25-08-2014/10.00 WIB) “Pelaksanan Kurikulum KTSP sesuai struktur kurikulum KTSP yaitu 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS membagiakan SK dan KD kepada guru PAI menyerahkan materi dan refrensi buku kepada guru PAI, mengecek perangkat pembelajaran; silabus, RPP, sesuai dengan kurikulum KTSP. Selain itu pelaksananan kurikulum 2013 juga sesuai struktur kurikulum 2013 yaitu 3 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS membagiakan KI dan KD kepada guru PAI, menyerahkan materi dan refrensi buku kepada guru PAI, dan memastikan perangkat PBM; silabus, RPP, sesuai dengan kurikulum 2013(W/K/BDT/25-08-2014/ 10.15 WIB) “Standar kompetensi merupakan garis besar yang harus dicapai peserta didik yang dijelaskan Kompetensi dasar. Standar Kompetensi. kurikulum 2013 lebih bagus
183
184
karena ada penambahan pada tingkat penilaiannya di proses. Untuk mensukseskan implementasi kurikulum haruslah Fasilitas dipenuhi, guru selalu diikutkan dalam KKG dan BKG, dan membuat penyederhanan materi dengan jaring-jaring materi, juga memberiakn jam tambahan untuk bimbingan akademik (W/K/MAW/25-08-2014/ 10.30 WIB) “Standar Kompetensi dapat diartikan sebagai pernyataan tentang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu pelajaran. Pada kurikulum KTSP Mapel PAI menggunakan integrated Currikulum sehingga siswa dengan mudah
dapat
menguasai pelajaran PAI yang mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak dan tarikh, sedangkan Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri dari empat kompetensi dan kompetensi dasar yang meripakan jabaran dari kompetensi inti. Dalam aplikasinya Guru menjelaskan inti materi yang dibahas sesuai RPP yang dipersiapkan, kemudian siswa mengembangkannya dengan cara diskusi dan small group diskusion. kemudian guru memberikan penguatanpenguatan. (W/HI/MAF/25-08-2014/ 10.40 WIB)
184
185
Reduksi Data 2. SMA Islam Sudirman Ambarawa Kode Responden Hari/tanggal Tempat Waktu
: JP, RSS, SB, NLM dan NRA : Sabtu, 13 September 2014 : SMA Islam Sudirman Ambarawa : 08.00-09.00 WIB
“Dalam pengimplementasian kurikulum kami selalu mengikut sertakan guruguru Mapel untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 dan wajib untuk melaksanakan kurikulum 2013. Semua guru tanpa terkecuali terjalin komunikasi yang baik dalam menghadapi dan melaksanakan kurikulum 2013 dan kerjasama dalam MGMPS dan lintas Mapel. Sekolah mengadakan IHT tentang kurikulum 2013, pelatihan pembeljaran K.13 dengan mendatangkan nara sumber sebagai fasilitator, melengkapi media/alat pembelajaran, buku, internet, LCD dan lain-lain. Memberikan dorongan dan mengikutsertakan para guru Agama dalam pelatihan tentang kurikulum, media pembelajaran, seminar, MGMP dan memfasilitasi kegiatan MGMPS. Tata tertib dan visi misi
sekolah
berjalan
secara
kebersamaan
karena
memiliki
tujuan
menciptakan/mewujudkan generasi muda yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan teknologi; berkepribadian berdasarkan pancasiala, memiliki keimanan dan ketaqwaan serta berahlakul karimah. (W/PS/JP/13-09-2014/08.00 WIB) “Penerapan kurikulum 2007 untuk mapel PAI kami sesuaikan dengan aturan yang ada, misalnya tentang jam tatap muka prminggu, muatan materi dan sebagainya. Sedangkan Penerapan kurikulum 2013 Sesuai struktur jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS. Perbedaan yang signifikan hanya pada istilah-istilah yang dipakai. Pada dasarnya maksud dan tujuannya hampir sama antara K. KTSP 2007 dengan K. 2013. Untuk mensukseskan kurikulum yang sedang berjalan maka sekolah Mengadakan pelatihan-pelatihan dan mengikutkan para guru pada workshop dan melengkapi sarana yang dibutuhkan. (W/K/RSS/13-09-2014/ 08.15 WIB) “SK mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendiidkan tertentu pula. Sedangakan SK mapel PAI KTSP adalah: Al-qur’an, Aqidah, Ahlak, Tarihk dan fiqih. SK. K.13 lebih bagus karena ada penambahan pada tingkat penilaiannya di proses. dan terbagi Kompetensi Inti (Ki) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti dibagi 4, yaitu: Ki 1. tentang spiritual, Ki 2. tentang sosial, Kii 3. pengetahuan, Ki 4. tentang ketrampilan. Mengikuti langkah yang sudah ditetapkan sesuai standar kurikulum KTSP, dengan mengacu pada standar yang sudah dirumuskan.
185
186
Melakukan pengamatan secara menyeluruh berkaitan dengan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, misalnya shalat berjamaah dhuhur, cara berwudhu dan pembiasaan keagamaan yang lain. Perbedaan: K.13: a. SKL ditentukan lebih dulu melalui permendikbud No. 54 Th.2013 setelah itu baru ditentukan standar isi. b. Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. K. KTSP: a. Standar isi
ditentukan terlebih melalui
permen diknas No. 22 Th. 2006 setelah itu ditentukan skl melalui permendiknas No. 23 Th. 2006. b. Lebih menekankan pada aspek pengetahuan. (W/K/SB/13-09-2014/ 08.30 WIB) “Standar kompetensi kurikulum KTSP mapel PAI itu mengenai standar yang diajukan kepada siswa-siswi untuk belajar mengenai Agama Islam serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak dan tarikh. Pegimplementasiannya dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan murid, dengan tujuan agar mudah dipahami oleh murid. Kelebihannya: Ruang lingkup luas dan dapat berguna ketika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kekurangannya: murid masih bnayak yang belum dapat memahami materinya dan dan belum dapat teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Materinya terlalu banyak uraian yang terlalu luas, sehingga terkadang bingung untuk memahami isi materi dan terkadang jenuh. (W/HI/NLM/13-09-2014/ 08.45 WIB) “Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri dari empat kompetensi yaitu Ki-1, Ki-2, K-i3 dan Ki-4, yang memiliki standar secara sendiri-sendiri disetiap kompetensinya dan kompetensi dasar yang merupakan jabaran dari kompetensi inti. Guru menjelaskan inti materi yang dibahas sesuai RPP yang dipersiapkan dan disusun untuk 2-3 pertemuan, kemudian siswa mengembangkannya dengan cara diskusi dan small group diskusion. kemudian guru memberikan penguatanpenguatan dan memberi penilaian baik proses maupun hasil kinerja. Kekurangannya: siswa cenderung kesusahan dengan banyak tugas, guru sibuk dengan penilaian, pembelajaran terlalu banyak menyita waktu. Kelebihan: memberikan kesempatan siswa untuk berfikir secara kreatif, siswa lebih dapat banyak mengeluarkan pendapat, dan meningkatkan motivasi belajar, kemampuan menghafal dan lebih dapat konsentrasi dan siswa lebih mandiri.. (W/HI/NRA/13-09-2014/ 09.00 WIB)
186
187
Reduksi Data 3. SMA N 1 Tengaran Kabupaten Tengaran Kode Responden Hari/tanggal Tempat Waktu
: SBT, BN, MT, TSS dan IWW : Rabu 27 Agustus 2014 : Ruang guru SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang : 11.00-12.00 WIB
“Mendukung sepenuhnya kebijakan kurikulum yang diterapkan pemerintah. mengadakan workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang sesuai kurikulum dan Mengadakan IHT. Langkah untuk memotivasi guru PAI adalah mengadakan bimbngan antara lain dalam penyusunan RPP. memfasilitasi guru PAI untuk mengembangkan diri melalui kegiatan MGMP.
(W/PS.K/SBT/27-08-2014/11.00
WIB) “Kurikulum yang pernah dijalankan di sekoalah kami adalah kurikulum 1975, 1984, KBK, KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013. implementasi kurikulum sesuai struktur kurikulum 2007 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS
bagi
kurikulum KTSP dan Sesuai struktur kurikulum 2013 3 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS bagi kurikulum 2013. (W/K/BN/27-08-2014/ 11.25 WIB) “Standar kompetensi KTSP mapel PAI sudah meliputi pemahaman, penghayatan dan pengalaman Al-qur’an dan Hadist, Aqidah, Ahlak, muamalah, ibadah dan tarihk. Sedangkan Standar kompetensi K. 13 mapel PAI meliputi: kompetensi inti: kompetensi religius, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan. Langkah dan tehnik dalam implementasi SK K. KTSP terjabarkan dalam kompetensi dasar, indikator, kegiatan pembelajaran dan bentuk jenis penilaian dan Langkah dan tehnik K. 13 mapel PAI adalah: guru menjelaskan secara singkat kemudian siswa mengamati, menanya, mengekspresikan, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. (W/SK.KD.SI/MT/27-08-2014/ 11.35 WIB) “Pada kurikulum KTSP Mapel PAI mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak dan tarikh agar siswa mudah meneri ma materi maka dibuuat diktat, dan memberi jam tambahan untuk siswa lebih paham (W/KTSP/IWW/27-08-2014/ 11.45 WIB) “Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri dari empat kompetensi dan kompetensi dasar yang merupakan jabaran dari kompetensi inti. Dalam implementasiannya guru memberikan beberapa ulasan tentang materi yang dipelajari, setelah itu memberi tugas kepada siswa atau mengarahkan untuk berdiskusi, dan menyeru siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran seperti bertanya dan
187
188
menyampaikan pendapat. Kekurangannya: anatara penerapan materi yang heboh dengan bahan ajar yang disediakan dan penunjangnya tidak seimbang, ini dikarenakan pemerintah terburu-buru dalam menerapkan K. 13. Kelebihan: siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dapat melatih siswa untuk berani berpendapat dan menyampaikan pendapat, mendidik siswa menjadi insan yang jujur dan disiplin, menjadikan siswa dapat menguasai TIK dan media yang lain, mendidik siswa menjadi insan yang memiliki jiwa toleransi dan lebih dewasa dengan seringnya kegiatan diskusi, dapat memupuk jiwa sosial siswa dan siswa lebih dekat satu sama lain. (W/HI/TSS/27-08-2014/ 11.50 WIB)
188
189
189
190
190
191
191
192
Lampiran 6 Dokumentasi 1. SMA N 1 Salatiga
192
193
2. SMA Islam Sudirman Ambarawa
193
194
3. SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang
194
195
7
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama
: Drs. H. Jaka Rebawa
Tempat Tanggal Lahir
: Kabupaten Semarang, 20 Oktober 1964
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama Alamat
: Islam : Kadipurwo RT 03 RW 06 Bener, Tengaran, Kab. Semarang
Program Studi
: PAI
Biografi Pendidikan : SD N 03 Tingkir
: Lulus Tahun 1977
SMPN 02 Salatiga
: Lulus Tahun 1981
PGAN Salatiga
: Lulus Tahun 1984
S1. IAIN Walisongo Salatiga/Tarbiyah/PAI S2. STAIN/IAIN Salatiga/PAI
: Lulus Tahun 1988
: Masuk Tahun 2012
Demikian riwayat hidup penulis dalam perjalanan pendidikan, semoga dapat menjadi perkenalan awal untuk menjalin tali persaudaraan. Mohon maklum adanya. Salatiga,
195
Februari 2015