PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: Mohammad Mubarok 111 08 116
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 i
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
Mufiq, S. Ag, M. Phil. Dosen IAIN Salatiga Nota Pembimbing Lamp. : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Mohammad Mubarok Kepada Yth. Rektor IAIN Salatiga di Salatiga Assalamu‟alaikum Wr.Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Mohammad Mubarok NIM : 111 08 116 Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA. Dengan ini kami memohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi maklum. Wassalamu‟alaikum Wr.Wb. Salatiga, 28 Agustus 2015 Pembimbing
Mufiq, M. Phil NIP. 19690617 199603 1 004
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
SKRIPSI PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA DISUSUN OLEH : MOHAMMAD MUBAROK NIM: 111-08-116 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Agus Waluyo, M.Ag
____________________
Sekretaris Penguji
: Mufiq, S.Ag, M.Phil
____________________
Penguji I
: Fatchurrahman, S.Ag, M.Pd
____________________
Penguji II
: Drs. Juz’an, M.Hum
____________________ Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M. Pd. NIP. 19670121 199903 1 002
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Mohammad Mubarok
Nim
: 111-08-116
Fakultas : Tarbiyah Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 28 Agustus 2015 Yang menyatakan,
Mohammad Mubarok NIM. 111 08 116
iv
MOTTO
1.
Keluarkan keringatmu sebanyak mungkin untuk cita-citamu kelak dihari esok.
2. Salah satu hal terindah adalah ketika melihat orang tuamu tersenyum dan kamulah alasan dibaliknya.
v
PERSEMBAHAN
Skripsi inipenulis persembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan bimbingan baik moral dan spiritual hingga terselesainya skripsi ini. 2. Semua keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat. 3. Kepala sekolah dan Guru SD N Tegalwaton 01 yang telah memberikan dorongan dan semangat. 4. Seluruh anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi yang telah memberikan motivasi dan membantu terselesaikannya skripsi ini. 5. My best friend, yang telah banyak memberikan bantuannya hingga skripsi ini terselesaikan.
vi
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah skripsi yang berjudul “Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya, namun mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar skripsi ini benar-benar dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat, terutama bagi mahasiswa berstatus kuliahsambil bekerja atau mengajar di sekolah. Kemudian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini, terutama kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. 3. Bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil selaku pembimbing yang telah mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Ibu Siti Rukhayati M.Ag Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga. 5. Segenap dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Rekan-rekan mahasiswa IAIN Salatiga yang telah membantu penelitian penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Akhirnya penulis berdo’a semoga amal dan jasa baik semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT yang setimpal, Amin.
Salatiga, 28 Agustus 2015
Mohammad Mubarak NIM 111 08 116
vii
ABSTRAK Mubarok, Mohammad, 2015. Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Pembimbing: Mufiq,S.Ag,M.Phil. Kata Kunci: Remaja, Kenakalan Remaja, Peran Remas. Perkembangan pergaulan remaja di Kelurahan Kauman Kidul mulai mengkhawatirkan. Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan kenakalan remaja yang semakin meluas baik bentuknya maupun intensitasnya. Sementara remaja masjid juga hidup dan berkembang dengan baik. Situasi kontradiktif ini berjalan beriringan. Hal-hal inilah yang melatar belakangi penelitian dalam skripsi ini. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui: a) mengetahui realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. b) Untuk mengetahui realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. c) Untuk mengetahui peran organisasi Remaja Masjid AlAyyubi dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan metode interview, observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan sosiologis, dengan cara mendatangi objek penelitian atau terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian. Temuan dalam penelitian ini adalah Remaja Masjid Al-Ayyubi yaitu memiliki visi berorientasi pada pembinaan membentuk remaja Islam dengan akidah yang benar, akhlak yang baik dan wawasan yang luas. Kemudian memiliki misi pengadaan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan remaja Islam dan memiliki nilai positif. Dengan tujuan membina Remaja Masjid Al-Ayyubi unutk menjalankan syari’at Islam yang baik dan benar sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kauman Kidul memiliki jenis kenakalan remaja terbagi menjadi kenakalan yang bersifat biasa dan khusus. Sebanyak 38 remaja berkenakalan khusus menjasi subjek penelitian ini seperti mabuk, penggelapan motor, judi bola, sabung ayam, judi Playstation, balap liar, dan lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan mereka, dan mereka terbagi menjadi 6 kategori. Faktor dari lingkungan keluarga memberikan andil besar, keadaan ekonomi dan kerohanian keluarga yang kurang menjadi faktor paling mempengaruhinya. Remas Al-Ayyubi membawa konsen kegiatannya terhadap pemberdayaan remaja dan pemakmuran masjid melalui kegiatan keagamaan.
viii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii ABSTRAK......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
4
D. Metode Penelitian
5
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
5
2. Definisi Operasional
6
3. Sumber dan Jenis Data
9
4. Teknik Pengumpulan Data
10
E. Teknik Analisis Data
12
F. Sistematika Penulisan
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA G. Teori tentang Masjid dan Remaja Masjid
15
H. Teori tentang Kenakalan Remaja
23
ix
BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN A. Profil Masjid-masjid Kauman Kidul
34
B. Profil Organisasi Remaja Masjid Al-
48
C. Realitas Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul
58
D. Realitas Hasil Wawancara tentang Kenakalan Remaja
73
BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Analisis tentang Peranan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakakalan Remaja
91
B. Faktor–faktor Pendorong dan Penghambat Peranan Remaja Masjid AlAyyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kauman Kidul
.103
C. Realitas Peran Remas Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja
104
D. Tanggapan Masyarakat terhadap Peran Organisasi Remas Al-Ayyubi dalam menanggulangi Kenakalan Remaja
112
E. Tanggapan Remaja terhadap Kegiatan Organisasi Remas Al-Ayyubi 116 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
123
B. Saran
125
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi adalah suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan masjid di Kelurahan Kauman Kidul Kota Salatiga sebagai pusat aktivitasnya. Organisasi Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif yang sangat baik dalam pembinaan emosi remaja. Melalui organisasi tersebut, mereka memperoleh
lingkungan yang Islami serta dapat mengembangkan
kreativitasnya dalam usaha mendukung segala penyelenggaraan kegiatan bernuansa islami. Organisasi Remaja Masjid saat ini seharusnya menjadi salah satu wadah yang disadari keberadaannya dapat memberikan kebersamaan dalam membawa nuansa keislaman pada pribadi remaja. Organisasi ini kini
sudah
menyebar
banyak
daerah
maupun
kota.
Meskipun
keberadaannya masih terdapat hambatan, baik dari segi pola pengkaderan, program kerja maupun pengelolaan organisasi. Namun hambatan tersebut, secara umum masyarakat sudah dapat menerima atas kehadirannya. Untuk pola pengkaderan organisasi Remaja Masjid memang menjadi hambatan yang terjadi pada umumnya. Berbeda dengan Remaja Masjid di Kelurahan Kauman Kidul Kota Salatiga, pola pengkaderan
1
Remaja Masjid Al-Ayyubi termasuk bersambung pada kader berikutnya dengan baik dua tahun sekali. Istimewanya lagi, kekompakan setiap anggotanya yang terdiri dari berbeda Rukun Warga (RW) atau kumpulan dari bagian remaja 7 RW. Ditambah dukungan masyarakat baik moril dan materil cukup besar dalam setiap kegiatan islam yang akan dilaksanakan. Membuat Takmir masjid lebih berperan menjadi penasehat bagi setiap kegiatan maupun keorganisasian, karena hampir semua kegiatan keislaman penuh dijalankan oleh Remaja Masjidnya. Remaja Masjid menjadi aura positif bagi para remaja muslim dalam mayoritas keadaan remaja saat ini yang lebih condong pada arah kenakalan akhlak. Melalui suasana kekompakan dalam mendukung kegiatan keislaman bisa menjadi dakwah secara tidak langsung mulanya bagi anggota Remaja Masjid dan secara perlahan akan menarik remaja lainnya untuk bisa berkecimpung di dalamnya. Pada dasarnya memang kegiatan Islam yang dilakukan oleh Remaja Masjid merupakan suatu jalan atau upaya muslim untuk mengarahkan kaum remajanya menuju nuansa perhatiaan terhadap indahnya ajaran Islam. Pada masa sekarang, Remaja Masjid semakin terasa diperlukan terutama untuk mengorganisir kegiatan dakwah yang memiliki keterikatan dengan
masjid.
Keberadaannya
organisasi
Remaja Masjid
dapat
memberikan warna tersendiri bagi pengembangan masjid. Organisasi Remaja Masjid merupakan dinamika kegiatan keagamaan yang orientasi umumnya diarahkan kepada pengembangan dakwah. Tentunya diharapkan
2
Remaja Masjid dapat menjadi penggerak pengembangan dakwah Islam yaitu dengan menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya. Diharapkan Remaja Masjid dapat membina para anggotanya agar beriman, berilmu,dan beramal shaleh dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT untuk mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan remaja muslim dilakukan dengan menyusun aneka program kemudian di follow up (tindak lanjut) dengan berbagai aktivitas yang berorientasi pada keislaman, kemasjidan, keremajaan, dan keilmuan (Siswanto, 2005: 48-50). Berkembang harapan agar Remaja Masjid bisa berdakwah atau membawa suasana religius kepada remaja-remaja di Kelurahan Kauman Kidul sebagai upaya menanggulangi kenakalan remajanya. Hal ini karena, Remaja Masjid sebagai bagian dari generasi muda mempunyai peranan yang cukup besar dan potensial dalam membina dan mengembangkan ajaran agama, khususnya terhadap kalangan remaja lainnya. Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis merasa perlu untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang bagaimana “Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah
penelitian ini adalah: 1. Bagaimana realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga?
3
2. Bagaimana realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga? 3. Bagaimana peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. b. Untuk mengetahui realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. c. Untuk mengetahui peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. 2. Manfaat penelitian Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: a. Secara Teoritis Hasil temuan penelitian ini bisa menjadi acuan masyarakat secara umumnya untuk lebih mendukung perkembangan kemajuan dari peran Remaja Masjid dalam merangkul remaja-remaja lainnya untuk menanggulangi kenakalan remaja. Dapat bisa diangkat dan
4
diteliti secara detail atau dijadikan bahan studi banding oleh peneliti lainnya. b. Secara praktis Bisa dijadikan informasi bagi semua kalangan masyarakat bahwa
Remaja
Masjid
memiliki
peran
vital
pula
dalam
menanggulangi kenakalan remaja. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan hasanah untuk mengetahui peran penting organisasi Remaja Masjid dalam menanggulangi kenakalan remaja. D. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Nana, 1984: 64). Menurut Arikunto (1992: 245), penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena secara sistematik dan rasional (logika). Sehingga penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan. Pemilihan pendekatan kualitatif deskriptif adalah karena pada penelitian ini berusaha meneliti status kelompok manusia dan suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,
5
serta penjelasan dari fenomena yang terjadi. Pada umumnya penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian
non-hipotesis/non-statistik,
sehingga
dalam
langkah
penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian ini memiliki ciri khas yang terletak pada tujuannnya, yakni mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan objek penelitian. Kegiatan yang dimaksud untuk menjadi penelitian ini adalah peran organisasi Remaja Masjid dalam menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo, Salatiga. Proses pelaksanaan penelitian kualitatif deskriptif ini adalah: a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan jelas kegiatan Remaja Masjid Al-Ayyubi. b. Mengidentifikasikan permasalahan Remaja Masjid dalam perannya menanggulangi kenakalan remaja. c. Menjelaskan peran pentingnya Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam menanggulangi kenakalan remaja. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian adalah pendekatan sosiologis, dilakukan dalam peroleh data dengan cara mendatangi objek penelitian atau ikut terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian. 2. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penafsiran judul yang dimaksud dalam penelitian, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan di bawah ini:
6
a. Organisasi Remaja Masjid Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2001: 854), peran memiliki arti tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Menurut Soekanto (1990: 268) peran adalah aspek
dinamis
dari
kedudukan
(status).
Apabila
seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Organisasi
adalah
kesatuan
yang
terbentuk
karena
penggabungan dari beberapa orang dan sebagainya dalam suatu perkumpulan yang mempunyai tujuan tertentu (Depdiknas, 1998: 803). Menurut Etzioni (1982: 2), organisasi adalah unit sosial atau pengelompokan manusia yang sengaja dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kemudian menurut Sadler (1994: 115), organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui seseorang dibawah pengarahan pemimpin untuk mengejar tujuan bersama. Remaja adalah orang yang berada pada masa peralihan dari masa anak sampai masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang mereka berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004: 54). Sedangkan Remaja Masjid merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan masjid sebagai pusat aktivitasnya (Siswanto, 2005: 48).
7
b. Kenakalan Remaja Kenakalan memiliki arti sifat nakal, perbuatan nakal (Poerwadaminta, 1998: 670). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kenakalan adalah suka berbuat kurang baik, tidak menurut, suka mengganggu (Tim Penyusun, 1998: 461). Menurut Sujanto (2008: 297), kenakalan adalah suatu perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat mengganggu orang lain, tingkah laku yang melanggar norma kehidupan masyarakat. Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa (Gunarso, 1983: 17). Mereka bukan lagi anak-anak baik bentuk jasmani, sikap, cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan juga orang dewasa yang telah matang. Masa ini mulai kira-kira pada umur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun (Zakiah, 1993: 101). Kartono (2006: 73) menjelaskan kenakalan remaja (Juvenile Delinquency) adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada remaja. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah
laku
yang
tidak
dapat
diterima
sosial
sampai
penyelenggaraan status hingga tindak kriminal. Sudarsono (2004: 32), menyebutkan beberapa indikator kenakalan remaja sebagai berikut: 1) Melakukan tindakan bolos sekolah 2) Melakukan upaya pencurian dan pemerasan
8
3) Mengakses pornografi 4) Melakukan tindakan kekerasan dan tawuran 5) Melakukan tindakan perjudian 6) Mengkonsumsi NAPZA. Dalam penelitian ini, kenalakan remaja yang dimaksud adalah sikap atau tingkah laku yang melanggar, bertentangan atau menyimpang dari aturan-aturan normatif sosial masyarakat. 3. Sumber dan Jenis Data Arikunto (1992: 102) menjelaskan bahwa sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut sumbernya data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan
menggunakan
alat
pengukuran
atau
alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saefudin, 1998: 91). Pada penelitian ini sumber primernya adalah pengurus dan anggota Remaja Masjid serta ta’mir Al-Ayyubi yang diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi.
b. Data Sekunder Data sekunder atau data kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia
9
(Saefudin, 1998:91). Data
sekunder yang diperlukan dalam
penelitian ini dapat diperoleh dari sumber data langsung berupa data tertulis semua kegiatan keislaman yang sudah dijalankan oleh Remaja Masjid dan rekam perjalan kepengurusan organisasi Remaja Masjid. Selain itu data sekunder bisa diperoleh dari buku-buku maupun karya tulis, media cetak dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan judul penulisan. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: a. Observasi Teknik observasi adalah pengamatan data dengan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1983: 136). Sama halnya dengan Djoko (1991: 63) menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai fenomena-fenomena sosial dengan gejala-gejala untuk kemudian dilakukan pencatatan. Metode ini digunakan untuk mencari data dengan cara datang langsung ke objek penelitian dengan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan-keadaan sebenarnya, dalam hal ini peneliti berperan dengan cara terlibat langsung dalam aktivitas Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam peran mereka menanggulangi
10
kenakalan remaja. b. Interview Interview atau wawancara adalah suatu kajian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden secara lisan (Subagyo, 1991: 39). Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk dijawab secara lisan pula. Secara sederhana Hadari (2002: 111) mengartikan interview sebagai alat pengumpul data dengan mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan objek penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara yang menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu dalam melaksanakan interview pewancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan di tanyakan (Suharsimi, 2002: 132). Dan
sebagai
pendekatannya
penulis
menggunakan
wawancara terbuka, dengan subjeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud serta tujuan wawancara tersebut. Dengan metode wawancara terbuka penulis akan memperoleh informasi secara langsung mengenai semua hal yang relevan dengan penelitian ini melalui informan, yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
11
situasi dan kondisi latar penelitian (Lexy, 2009: 132). Untuk informan dalam penelitian ini adalah pengurus, anggota Remaja Masjid, takmir masjid, dan dari pihak remaja yang masuk dalam kategori remaja berkenakalan khusus. Data yang diambil dalam wawancara tersebut adalah latar belakang pendidikan, keadaan rohani dan ekonomi keluarga. c. Dokumentasi Suharsimi (2002: 206) memaparkan teknik dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, struktur organisasi, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang ada pada organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi yakni visi misi, dokumen-dokumen kegiatan, foto kegiatan dan lain sebagainya yang ada kaitannya dengan penelitian ini. E. Teknik Analisis Data Hasil data-data yang diperoleh dari observasi, interview dan juga dokumentasi, selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan permasalahan yang diteliti untuk kemudian data tersebut disusun dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan atau menjabarkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
12
Analisis data dapat diartikan sebagai proses yang menghubunghubungkan, memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar. Analisis data yang digunakan adalah analisis non-statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif analitis, analisis yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif, dengan cara mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada remaja.
F. Sistematika Penulisan Sistematika
penulisan
dihadirkan
untuk
pemahaman dalam mencerna masalah yang akan diperlukan
format penulisan
kerangka
di
mempermudah bahas,
maka
skripsi agar memperoleh
gambaran komprehensif dalam penelitian. Secara
garis
besarnya,
sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Dalam bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, teknik Analisis data dan Sistematika Penulisan. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menjabarkan tentang beberapa teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan antara lain teoriteori tentang masjid dengan organisasi remaja masjid dan teori
13
kenakalan remaja. BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian Berisi tentang gambaran umum objek penelitian terdiri profil singkat Masjid-masjid di Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo
Salatiga,
sejarah
organisasi,
periodesasi
dan
perkembangan, tujuan organisasi dan kegiatan Remaja Masjid. Kemudian dijelaskan pula dalam bab ini tentang realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul. Serta hasil wawancara penulis pada remaja-remaja yang masuk kategori pergaulan remaja kenakalan khusus. BAB IV Analisis Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga Menjabarkan tentang peran Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam menganggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. Serta faktor–faktor pendorong dan penghambat
peranan
remaja
masjid
Al-Ayyubi
dalam
menanggulangi kenakalan remaja kauman kidul. BAB V Penutup Merupakan akhir dari pembahasan skripsi yang meliputi Kesimpulan dan Saran-saran.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori tentang Masjid dan Remaja Masjid 1. Pengertian Masjid Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat bersujud atau tempat menyembah Allah SWT. Selain itu, Masjid juga merupakan tempat orang berkumpul dan melaksanakan shalat secara berjama’ah dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi di kalangan kaum muslimin, dan di Masjid pula tempat terbaik untuk melangsungkan shalat jum’at (Ayub, 2001:1). Fungsi utama Masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Adapun menurut beberapa ahli yang berpendapat tentang fungsi Masjid antara lain: a. Drs. Moh Ayub 1) Masjid
merupakan
tempat
kaum
muslimin
beribadah
dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT. 2) Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman
batin/keagamaan
sehingga
selalu
keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.
15
terpelihara
3) Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat. 4) Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan (Ayub, 2001:7). b. Budiman Mustofa 1) Masjid sebagai sentra peribadatan umat Islam terutama dalam melaksanakan shalat lima waktu dan shalat-shalat sunnah lainnya. 2) Masjid sebagai sekolah, tempat berkumpul para ulama besar dalam mengajarkan ilmu, tempat menyampaikan penjelasan hokum-hukum syari’at (taujih as-syar‟i) atau arahan-arahan keagamaan kepada masyarakat (taujih Al-Ma‟nawi) (Depag RI, 2007: 23). c. Siswanto 1) Masjid sebagai tempat beribadah 2) Masjid sebagai tempat menuntut ilmu 3) Masjid sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam 4) Masjid sebagai pusat kaderisasi umat 5) Masjid sebagai basis kebangkitan umat Islam (2005: 60). 2. Pengertian Organisasi Remaja Masjid
16
1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S: Al-„Ashr: 1-3). Ayat di atas seharusnya bisa dijadikan Remaja sebagai pedoman dalam membentengi keburukan pergaulan di zaman modern saat ini. Kemajuan zaman memang membawa kemajuan dari berbagai arah termasuk pada kebebasan pergaulan. Apalagi suasana semua serba mudah dan bisa terlaksana dengan instan dan membuat persaingan tinggi melangkah kearah modernitas individu. Sehingga kalau dilihat dari segi akhlak, kemajuan zaman saat ini membawa kemerosotan akhlak remaja pada umumnya. Dengan demikian remaja harus membentengi diri dengan keimanan dan senantiasa mengerjakan amalan yang sesuai syari’at islam. Remaja merupakan golongan masyarakat yang paling mudah terpengaruh dari dunia luar (Daradjat, 1975: 94). Usia remaja merupakan usia rawan, dimana secara umum mereka beragama, tetapi dalam perilakunya sering tidak menjalankan ajaran agama. Usia remaja ini yang sering menjadi korban pergaulan kuran baik di zaman modern saat ini. Alternatif positif disajikan oleh organisasi yang bergelut pada usaha memperjuangkan keaktifan kegiatan remaja di Masjid. Organisasi ini banyak memberikan peran dan wadah yang baik bagi remaja pada umumnya untuk bisa menghindari pergaulan di luar yang bebas sulit terkontrol.
17
Kalau dilihat artinya, organisasi sendiri menurut Imam Munawir dalam Siswanto (2005:80) adalah merupakan kerja sama di antara beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja. Menjadi ikatan kerja sama dalam organisasi adalah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Etzioni (1982:2) memberikan pengertian organisasi adalah unit sosial atau pengelompokkan manusia yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Menurut Syani (2007: 115) organisasi adalah suatu proses sosial, dimana dalam pengaturan aktivitas-aktivitasnya secara berturut-turut sesuai
dengan
tujuan
yang
telah
ditentukan
bersama.
Menurut
Poerwadarminta (2006: 814) organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (Gunarso, 1983:17). Remaja adalah orang yang berada pada masa peralihan dari masa anak sampai masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang mereka berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004:54). Adapun batasan umur remaja belum ada kesepakatan dari para ahli, karena hal ini tergantung dari mana remaja itu dilihat. Akan tetapi menurut Prof. Dr. Zakiah Derajat, usia remaja yang hampir disepakati oleh
18
para ahli jiwa adalah antara umur 13 tahun sampai 21 tahun (Darajat, 1976:11). Kyai Sableng dalam http://pinterngaji.blogspot.co.id/2009/08/ memajukan-remaja-masid-dan-memakmurkan.html
menyatakan bahwa
remaja Masjid adalah perkumpulan pemuda Masjid yang melakukan aktifitas sosial dan ibadah di lingkungan Masjid. Remaja Masjid merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitasnya (Siswanto, 2005:48). Dari definisi tersebut dapat diambil pengertian, bahwa Organisasi Remaja Masjid adalah wadah kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok Remaja Muslim yang memiliki keterkaitan dengan Masjid untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi Remaja Masjid merupakan pilihan positif dalam rangka pembinaan remaja, karena tanpa mengurangi ciri khas remaja untuk berkreasi dan berkarya, organisasi remaja Masjid memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung nilai-nilai agama sebagai penggerak semua aktivitas tersebut. Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka Organisasi Remaja Masjid perlu merekrut remaja-remaja di lingkungan Kelurahan Kauman Kidul untuk menjadi anggota. Dipilih remaja muslim yang berusia antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan tingkat pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah 15 tahun adalah terlalu muda, sehingga tingkat pemikiran mereka masih
19
belum berkembang dengan baik. Sedang usia di atas 25 tahun, sepertinya sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja. Namun, pendapat ini tidak menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda. 3. Peran dan Fungsi Remaja Masjid Sebagaimana telah diketahui, bahwa Remaja Masjid merupakan organisasi
dakwah
keterikatannya
yang
dengan
menghimpun
Masjid,
maka
remaja peran
muslim.
Karena
utamanya
adalah
memakmurkan Masjid (Siswanto, 2005: 64). Memakmurkan Masjid merupakan salah satu bentuk taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membangun untuk Allah sebuah Masjid, meskipun hanya sebesar sarang burung, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di Syurga” (Mustofa, 2007: 18). Kemakmuran Masjid mempunyai arti yang sangat luas, yaitu penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat ibadah mahdloh hubungan dengan Allah (hablum minallah), maupun ibadah muamalah hubungan sesama manusia (hablum minan nass) yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan taqwa kecerdasan dan kesejahteraan jasmani, rohani, ekonomi maupun sosial (Ahmad Muhsin, 2010:16). Remaja Masjid dalam mengajak semua anggotanya dan remaja sekeliling untuk memakmurkan Masjid tentu diperlukan kesabaran, misalnya: a. Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke Masjid,
20
b. Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan Masjid sebagai tempat pelaksanaannya, c. Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah, d. Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke Masjid. Rahmatsuadi
dalam
http://rmonline.mywapblog.com/peran-
remaja-Masjid-dalam-era-modern.html menjelaskan secara rinci beberapa peran remaja masjid dalam era modern saat ini sebagai berikut: a. Pendidikan Remaja Masjid memegang peranan dalam penyebaran budaya Islam. Melalui remaja Masjid secara bertahap kita dapat menanamkan nilai-nilai keimanan dasar, sehingga dapat membentengi generasi Islam dalam pergaulannya. Sekarang ini seakan tiada batas pergaulan para pemuda, karena itu dengan Remaja Masjid memiliki tujuan bisa mengontrol dan mencegah pergaulan bebas yang setiap saat memintai generasi Islam kita. b. Pembentukan jati diri Dengan pembinaan Remaja Masjid kita bisa mengarahkan generasi muda Islam untuk mengenal jati diri mereka sebagai Muslim. Jika mereka sudah mengenal jati dirinya maka mereka tidak akan terombang ambing dalam menentukan jalan hidup mereka.
c. Pengembangan potensi
21
Melalui remaja Masjid kita bisa memotivasi dan membantu generasi muda Islam untuk menggali potensinya mereka serta memotivasi mereka dengan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk menampilkan kreatifitas mereka. B. Teori tentang Kenakalan Remaja 1. Pengertian Kenakalan Remaja Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan terjadi kemudian adalah berdampak negative terhadap perkembangan pribadinya. Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti contoh kecil langkah bergabung dengan organisasi pemuda yang resmi, sudah tentu berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya. Kenakalan remaja akhir-akhir ini yang sangat mengkhawatirkan adalah akibat pengaruh dari lingkungan sosial. Gejala-gejala kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi remaja yang sedang berupaya mencari identitas diri. Oleh karena itu orang tua harus mengawasi dan memperhatikan anak dalam aktifitas keseharianya, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan luar rumah. Bahkan kenakalan remaja merupakan hal yang tidak pernah surut dalam kehidupan bermasyarakat. Akhir-akhir ini, banyak anak dan remaja melakukan penyimpangan terhadap norma sosial maupun norma agama. Kenakalan bukan saja ada dalam masyarakat, namun juga dalam
22
lingkungan pendidikan dan di sekolah. Seperti halnya perkelahian antar pelajar, pemerkosaan oleh pelajar, minum-minuman keras, kebocoran ujian dan sebagainya. Maka kalangan penegak hukum, pendidik dan para pemuka agama timbul rasa prihatin atas masalah tersebut (Kurniawan, 2010:20). Pengertian kenakalan remaja mempunyai arti yang khusus dan terbatas pada suatu masa tertentu, yaitu masa remaja sekitar umur 13-15 tahun sampai dengan sekitar umur 21 tahun. Kenakalan biasa disebut juga dengan istilah juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin deliquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, dan lain sebagainya (Mulyono, 1984:20). Masih dalam pengertian kenakalan remaja, Prof. Dr. Fuad Hasan menjelaskan bahwa Kenakalan Remaja adalah “perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak atau remaja bilamana dilakukan oleh orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindak kejahatan” (Atmasasmita, 1983:22). Selanjutnya Sofyan S. Willis menyatakan bahwa kenakalan remaja adalah “kelalaian tingkah laku, perbuatan atau tindakan anti sosial yang melanggar norma sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat (Sofyan, 1981:59). Lebih lanjut lagi para ahli seperti Paul Lapan, (dalam
23
Atmasasmita, 1983:20), mendefinisikan bahwa kenakalan remaja adalah seseorang yang telah divonis oleh pengadilan kepantasan hukum yang melalui hukum remaja dapat dijatuhi sanksi. Senada dengan Paul, William G. Kvaraceus, (dalam Mulyono, 1984:22), mendifinisikan
bahwa
kenakalan
remaja
merupakan
perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh anak muda di bawah umur tertentu, dan pelanggaran tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap hukum atau tatanan pemerintahan kota. Berbeda dengan pengertian di atas, Benyamin Fine (dalam Mulyono, 1984:21) mendefinisikan bahwa kenakalan remaja adalah sebuah teladan atau contoh tingkah laku dilakukan oleh seorag anak muda di bawah umur 18 tahun yang berlawanan dengan hukum negeri dan masih bisa diterima, dan ini merupakan anti-sosial dalam karakter. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Maud A. Merril (dalam Atmasasmita, 1983:21), Seorang anak diklasifikasikan sebagai anak nakal ketika anti-sosialnya kepada seseorang cenderung terlihat serius, yang mana dia harus menjadi subyek tindakan resmi. Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa kenakalan remaja mempunyai sifat yang dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu kenakalan remaja yang bersifat a-moral dan anti sosial yang dikemukakan oleh Maud A. Merril, Benyamin Fine. Kenakalan ini tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pelanggaran hukum. Sedangkan definisi menurut
24
William G. Kvaraceus dan Paul Lapan Kenakalan remaja yang bersifat melanggar hukum, dan pelaku dapat dijerat oleh hukum yang berlaku. 2. Faktor-faktor Kenakalan Remaja Banyak permasalahan dialami oleh remaja yang bisa menjadi beberapa faktor pengaruh lahirnya sifat kenakalan pada remaja. Para ahli berusaha menentukan faktor pendukung kenakalan remaja sebagai berikut: a. Dalam bukunya Sarlito Wirawan Sarwono, Phillip Graham lebih mendasarkan faktor-faktor penyebab kenakalan remaja menjadi dua golongan yaitu: 1) Faktor Lingkungan a) Malnutrisi (kekurangan gizi) b) Kemiskinan di kota-kota besar c) Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan, bencana alam) d) Migrasi e) Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dll) f) Keluarga yang tercerai berai (perceraian dan perpisahan yang terlalu lama) g) Gangguan dalam pengasuhan dalam keluarga pengasuhan oleh keluarga: kematian orang tua, orang tua sakit berat/cacat, hubungan antar anggota tidak harmonis, orang tua sakit jiwa, kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat-syarat, dan
25
lainnya. 2) Faktor Pribadi a) Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah, hiper aktif, dan lain-lain) b) Cacat tubuh c) Ketidak mampuan menyesuaikan diri (Sarlito, 1991:199-200). b. Sebenarnya penyebab dari kenakalan ada banyak, akan tetapi secara
garis besarnya disebabkan dua faktor: 1) Faktor Internal Faktor-faktor yang pengaruhnya datang dari individu itu sendiri, yang sudah ada sejak lahir dan bahkan pada proses permulaan pertumbuhan benih menjadi janin. Faktor indogen bila ditinjau dari dalam akan memperlihatkan hubungan individu maupun ontologism (Gunarsa, 1983:33). 2) Faktor Eksternal Faktor yang datangnya dari luar diri individu itu atau faktor remirorit (lingkungan). Tentang lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak, diantaranya: a) Faktor keluarga Keluarga adalah bagian utama manusia membentuk jati diri saat pertama kali membuka mata melihat dunia. Keluarga menjadi mitra pendidikan pertama yang dilalui oleh manusia. seperti yang dikemukakan oleh Drs. Ahmadi, bahwa keluarga sebagi mikro
26
sosial merupakan pendidikan yang utama dan pertama sebagai konsekwensi logis atas lahirnya anak-anak mereka, ini merupakan tanggung jawab keluarga bersifat sunnatullah (alamiah) atas dasar cinta kasih yang tumbuh secara alamiah pula (Achmadi, 1985:44). Keluarga adalah “kelompok sosial dimana anak lebih banyak memperoleh kesempatan melakukan interaksi sosial, banyak berkesempatan mengembangkan norma-norma, baik norma sosial maupun norma agama. Maka keluarga merupakan kelompok
sosial
yang
paling
banyak
memberikan
dan
membentuk kerangka norma untuk menghadapi semua jenis pengalaman dalam hidupnya, baik pengalaman kebudayaan, kebiasaan, adat istiadat, tata cara, hidup bermasyarakat, sopan santun
dan
terutama
kehidupan
keagamaan
(Binbama,
1981:133). Pengertian di atas memberikan penjelasan bahwa keluarga memberikan pengaruh awal pembentukan mental bagi pola hidup dan arah perilaku remaja. Keluarga menjadi pusat pendidikan dan sebagai pusat beragama, terutama orang tua yang menjadi proses penuntun dan penggerak dalam pembentukan pribadi keagamaan pada anak. Iklim keluarga yang religius yang menjadi pondasi dalam mengembangkan dan bimbingan serta fitrah anak untuk beragama. Maka peranan orang tua dalam menanamkan keagamaan pada anak sangatlah penting. Kedepan
27
penanaman pendidikan agama tersebut akan memberikan benteng kepada remaja-remaja secara umumnya untuk menghindari pergaulan yang condong mengarahkan pada kenakalan remaja. b) Faktor Sekolah Sekolah sebagai Lembaga secara khusus menangani kegiatan pendidikan, pada dasarnya tanggung jawab pendidik (guru) yang dipikulnya hanyalah merupakan pelimpahan dari orang tua atau masyarakat (Achmadi, 1985:45). Sekolah adalah tempat menggali ilmu-ilmu positif melalui tenaga pendidik yang berkompeten. Namun dalam pergaulan di sekolah tidak jarang ditemukan pergaulan teman sebaya (faktor dari keluarga yang bebas) membawa arah pergaulan negatif. Sehingga semula sekolah menjadi tempat untuk membentuk suasana pergaulan yang berilmu dan sesuai tata norma bisa berubah arah ketika terpengaruhi dengan hal tersebut di atas. c) Faktor Masyarakat Lingkungan pergaulan masyarakat memberikan andil besar dalam arah pondasi mental remaja. Kondisi masyarakat seperti faktor pergaulan, suasana keagamaan, suasana pendidikan memberikan warna pergaulan sendiri bagi remaja. Remaja yang tidak bisa kontrol diri dalam pergaulan negatif yang merambak saat ini pastinya akan terbawa arus pada pergaulan negatif pula. Dengan demikian jelaslah bahwa kenakalan remaja macam 28
apapun jenisnya mempunyai dampak negatif, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dan masyarakat. Maka upaya penanggulangannya harus segera dilaksanakan, sebab perkembangan anak bukan hanya tanggung jawab dari orang tuanya saja atau pemerintah yang menyediakan fasilitas saja, melainkan tanggung jawab kita bersama seluruh masyarakat, bangsa dan Negara (Gunarsa, 1986:26). 3. Jenis Kenakalan Remaja Kenakalan remaja memang banyak terbagi dalam beberapa jenis. Menurut Sarlito Sarwono membagi masalah kenakalan remaja menjadi empat jenis yaitu: a. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lainnya. b. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, pembunuhan, dan lainnya. c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat, seks sebelum menikah. d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status dalam keluarga misal dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Pada usia mereka, perilaku- perilaku seperti ini memang belum melanggar hukum dalam arti yang sesungguhnya, karena dilanggar adalah status dalam lingkaran primer (keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh
29
hukum (Sarlito, 1995:207). Untuk mempermudah penelitian, jenis kenakalan remaja yang diteliti dibagi menjadi dua. Sesuai dengan Kartini (2003:107-109) membagi kenakalan sebagai berikut: a. Kenakalan remaja yang bersifat biasa Kenakalan remaja biasa adalah kenakalan yang dilakukan remaja secara khusus tidak terdapat dan tidak diatur dalam udangundang dan hukum, karena kenakalan yang tidak diatur dalam undang-undang atau suatu hukum tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum. Apabila remaja melakukan pelanggaran yang masuk kategori ini pada umumnya tidak ada sangsi yang tegas dan biasanya remaja hanya mendapat sangsi moral dari orang lain serta masyarakat. Sehingga kenakalan remaja pada tingkat ini lebih sering frekuensinya, karena tidak adanya pihak yang secara langsung menanganinya, dan biasanya remaja tidak
pernah
jera untuk
melakukan secara berulang-ulang perilaku tersebut. Adapun yang termasuk dalam kategori kenakalan ini berupa berkelahi, membolos sekolah, kabur dari rumah, berbohong, berani pada orang yang lebih tua, menyontek, keluyuran tanpa tujuan, kebut-kebutan, mengkonsumsi hal-hal yang berbau porno, merokok di dalam sekolah, yang mana hal ini hanya diatur dalam tata tertib sekolah bukan dalam hukum resmi atau undang-undang. Meskipun dalam undang-undang tidak mendapat sanksi, namun kenakalan
30
tersebut berakibat fatal. b. Kenakalan remaja yang bersifat khusus Kenakalan remaja yang bersifat khusus merupakan jenis kenakalan yang melanggar norma-norma hokum serta undang- undang yang berlaku. Kenakalan yang termasuk dalam kategori ini pada umumnya telah menjerumus pada salah satu kenakalan yang menetap, sebagai contoh misalnya remaja yang terjerat judi, narkotik, ganja, melakukan seks bebas, mencuri, membunuh dan lain sebagainya, yang mana dilarang dan diatur baik dalam aturan sekolah maupun undang-undang dan hukum negara serta mendapat sangsi yang tegas setiap pelakunya. Pada kenakalan remaja dalam tingkat ini termasuk kenakalan remaja yang berat, sehingga memerlukan penanganan yang serius dan hati-hati (Kartini, 2003:107-109).
BAB III 31
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Masjid-masjid Kauman Kidul Kauman Kidul adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kota Salatiga terdiri dari 15 RT dan 7 RW yang penduduknya mayoritas Islam. Keberadaan masjid menunjang religiusitas masyarakat disekitar masjid. Selain sebagai pusat beribadah dan kegiatan agama, keberadaan masjid juga sebagai simbol keislaman bagi mayoritas penduduknya. Dari 15 RT dan 7 RW yang ada, hampir di setiap RW memiliki 1 masjid, berikut data dan masjid yang ada di Kauman Kidul: 1. Masjid Baitur Rahman Masjid ini berdiri dengan luas tanah 257 dan luas bangunan masjid 200
berstatus tanah wakaf
. Berdiri pada tahun 1947 di
Surowangsan RT: 01 RW: 05 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang lebih 200 jama’ah. Memiliki fasilitas tempat parkir, ruang belajar (TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan multimedia, pembangkit listrik/genset, kamar mandi/wc, tempat wudhu. Struktur organisasi Takmir Masjid Baitur Rahman sebagai berikut:
Pembina
: 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul
32
2. Ketua P2A Kelurahan Kauman Kidul Penasehat
: H.RM.Mahbub.HY
Ketua
: AS.Kabul
Wakil Ketua
: Nurul Fatah
Sekretaris
: Budi Gunawan
Bendahara
: H.Heri Suprapto
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah
: H.Maskuri Al Fatah
Seksi Humas
: 1. Samsudin 2. Purwadi
Seksi Kewanitaan/Perempuan
: 1. Hj. Sinwanah 2.Arif Khuzaimah
Seksi Pendidikan/Pelatihan
: 1. Drs. Djumali 2. Abdul Khamid
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan
: 1. Mustaqim 2. Sarno
Seksi Sosial
: 1. H. Ahmad Kharis 2. Suchaemi
Seksi Pembinaan Remaja Masjid
: 1. M. Mubarok 2. Muh Yusuf
Imam
: 1. H.RM.Mahbub.HY 2. H.Maskuri Al Fatah
Khatib
: 1. H.RM.Mahbub.HY
33
2. H.Maskuri Al Fatah 3. Drs. Djumali 4. AS.Kabul 5. Abdul Khamid Muadzin
: 1. Gunawan 2. H.Muzawir 3. M.Yusuf
Kegiatan yang aktif terlaksana di Masjid Baitur Rahman seperti: pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan pengajian
rutin,
menyelenggarakan
dakwah
Islam/tabliq
akbar,
menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jum’at. 2. Masjid Al-Muhajirin Masjid ini berdiri dengan luas tanah 127 dan luas bangunan masjid 120
berstatus tanah wakaf
. Berdiri pada tahun 1997 di Perum
Manunggal II RT 02 RW 08 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang lebih 120 jama’ah. Memiliki fasilitas ruang belajar (TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan multimedia, pembangkit listrik/genset, tempat wudhu. Struktur organisasi Takmir di Masjid Al-Muhajirin sebagai berikut: Pembina
: 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul 2. Ketua P2A Kelurahan Kauman Kidul
34
Penasehat
: Mardi Sucipto
Ketua
: Drs. Sular
Wakil Ketua
: Fahrudin
Sekretaris
: 1. M. Agus Busyaeri 2. Abidin
Bendahara
: 1. Anggun Wijaya 2. Latif Nahari
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah
: 1. Tri Putranto S.Ag 2. Munawar SE
Seksi Humas
: 1. Maryoko 2. Tukijan
Seksi Kewanitaan/Perempuan
: 1. Rusdiana 2. Sri Utami
Seksi Pendidikan/Pelatihan
: 1. Ahmad Fauzi 2. Makhmudi
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan
: 1. Budi Santoso 2. Agus Sutopo
Seksi Sosial
: 1. Hendra Pramesti 2. Aditya Nugraha
Seksi Pembinaan Remaja Masjid
: 1. Oci Candra W 2. Dhea Anggraeni
Imam
: 1. Drs. Sular 2. Tri Putranto S.Ag
35
Khatib
: 1. Abdul Khamid 2. Drs. Sular 3. Drs. Buang Surip 4. Munawar. SE 5. Ali Naf’an
Muadzin
: 1. Latif Nahari 2. Ahmad Fauzi 3. Makmudi
Kegiatan rutin tahunan yang berjalan di Masjid Al-Muhajirin seperti: pemberdayaan zakat, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, madrasah, pusat kegiatan belajar masyarakat), menyelenggarakan
pengajian
rutin,
menyelenggarakan
dakwah
Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat. 3. Masjid Al-Masyur Masjid ini berdiri dengan luas tanah 207 dan luas bangunan masjid 140
berstatus tanah wakaf
. Berdiri pada tahun 1967 di Batur RT
03 RW 01 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang lebih 200
jama’ah.
Memiliki
fasilitas
tempat
parkir,
ruang
belajar
(TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan multimedia, genset, kamar mandi, tempat wudhu. Struktur organisasi Takmir Masjid Al-Masyur sebagai berikut: Pembina
: 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul
36
2. Ketua P2A Kelurahan Kauman Kidul Penasehat
: Mardi Sucipto
Ketua
: Suratmin
Wakil Ketua
: Samud Wahyudi
Sekretaris
: Sugeng Ariyadi
Bendahara
: Mahudi N Medi
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : Sulistiyanto Seksi Humas
: 1. Arisno 2. Bintoro
Seksi Kewanitaan/Perempuan
: 1. Nur Jannah 2. Dwi Suparti
Seksi Pendidikan/Pelatihan
: 1. Yoga Ahmad Q 2. Paiman
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan
: 1. Wagiman 2. Wahyudi
Seksi Sosial
: 1. Kusrin 2. Kardi
Seksi Pembinaan Remaja Masjid
: 1. Sugeng Ariyadi 2. A. Firdaus Haqiqi
Imam
: 1. Suratmin 2. Kusrin
Khatib
: 1. Suratmin
37
2. Kusrin 3. RM.Mahbub.HY 4. Fatoni 5. Abdul Khamid Muadzin
: 1. Bintoro 2. Yoga Ahmad Q 3. A. Firdaus Haqiqi
Kegiatan rutin yang dilaksanakan di Masjid al-Masyur seperti: pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan pengajian
rutin,
menyelenggarakan
dakwah
Islam/Tabliq
akbar,
menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jum’at. 4. Masjid Baitussalam Masjid ini berdiri dengan luas tanah 204 dan luas bangunan masjid 160
berstatus tanah wakaf
. Berdiri pada tahun 1972 di Legok RT
02 RW 06 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang lebih 150 jama’ah. Memiliki fasilitas ruang belajar (TPA/madrasah), toko, aula serba guna, perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan multimedia, genset, WC, tempat wudhu. Struktur organisasi Takmir Masjid Baitussalam sebagai berikut: Pembina
: 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul 2. Ketua P2A Kelurahan Kauman Kidul
38
Penasehat
: 1. H. Kurdi 2. Ahmad Khamim
Ketua
: Fatoni
Wakil Ketua
: Dhofari
Sekretaris
: 1. Amin Wahyudi 2. Akhirudin
Bendahara
: Badi’ah
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : Taufiqurrahman Seksi Humas
: 1. Agus Kholid 2. Tahyani
Seksi Kewanitaan/Perempuan
: 1. Setiti Handayani 2. Khamidah
Seksi Pendidikan/Pelatihan
: 1. Margo Sri Hadi 2. Bajuri
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan
: 1. Sururi 2. Mahmudin
Seksi Sosial
: 1. Makruf 2. Munir
Seksi Pembinaan Remaja Masjid
: 1. Marta Aji W 2. M. Lutfi Hakim
Imam
: 1. Ahmad Khamim 2. Taufiqurrahman
Khatib
: 1. H.Ahmad Jueni
39
2. Taufiqurrahman 3. Agus Tohirin 4. Fatoni 5. Marta Aji W Muadzin
: 1. Amin Wahyudi 2. Agus Kholid 3. M.Lutfi Hakim
Kegiatan rutin tahunan yang dilakasanakan di Masjid Baitussalam seperti:
pemberdayaan
menyelenggarakan
zakat,
pengajian
infaq, rutin,
shodaqoh
dan
menyelenggarakan
wakaf, dakwah
Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat. 5. Masjid Jamik Al-Muttaqin Masjid ini berdiri dengan luas tanah 252 dan luas bangunan masjid 200
berstatus tanah wakaf
. Berdiri pada tahun 1932 di Kauman RT
02 RW 02 Kelurahan Kamuman Kidul, menyandang masjid tertua sekelurahan. Memiliki sepatu/sandal,
ruang
fasilitas belajar
tempat
parkir, gudang, penitipan
(TPA/madrasah),
aula
serba
guna,
perlengkapan pengurusan jenazah, AC, sound system dan multimedia, pembangkit listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu. Struktur organisasi Takmir Masjid Jamik Al-Muttaqin sebagai berikut: Pembina
: 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul
40
2. Ketua P2A Kelurahan Kauman Kidul Penasehat
: H. Slamet Aziz
Ketua
: Drs.H. Rohmat
Wakil Ketua
: Agus Fajriyanto
Sekretaris
: Darmato
Bendahara
: Badriyah
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : H. Slamet Aziz Seksi Humas
: 1. Sumyani 2. Amin Mustofa
Seksi Kewanitaan/Perempuan
: 1. Pur Surati 2. Sutinah
Seksi Pendidikan/Pelatihan
: 1. Juminah 2. Su'aidah
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan
: 1. Abdurrahim 2. Widodo
Seksi Sosial
: 1. Suryatno 2. Suryadi
Seksi Pembinaan Remaja Masjid
: 1. M.Rifai 2. Dian Indra R
Imam
: 1. Drs.H.Rahmat 2. H.Slamet Aziz
Khatib
: 1. Drs.H. Rahmat
41
2. H. Slamet Aziz 3. Zaenuri 4. Syarif Awaludin 5. Abdul Khamid Muadzin
: 1. Amin Mustofa 2. Sumyani 3. M.Rifai
Kegiatan rutin yang terlaksana setiap tahunnya di Masjid Jamik Al-Muttaqin seperti: pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, madrasah, pusat tempat kegiatan belajar masyarakat), menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat. 6. Masjid Al-Khoirot Masjid ini berdiri dengan luas tanah 120 wakaf dan luas bangunan masjid 120
berstatus tanah
. Berdiri pada tahun 1954 di
Jadi, RT 02 RW 04 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang
lebih
120
jama’ah.
Memiliki
fasilitas
ruang
belajar
(TPA/madrasah), toko, aula serba guna, pembangkit listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu. Struktur organisasi Takmir di Masjid Al-Khoirot sebagai berikut:
42
Pembina
: 1.Kepala Kelurahan Kauman Kidul 2.Ketua P2A Kelurahan Kauman Kidul
Penasehat
: Ketua RW IV
Ketua
: Ali Mustofa
Wakil Ketua
: Ahmad Syamsudin
Sekretaris
: 1. Aan Tristiadi 2. Catur
Bendahara
: 1. Muh Jaelani 2. Suherman
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : 1. H. Mahmud Jueni 2. H. Ahmad Zaenuri Seksi Humas
: 1. Juwarni 2. Juremi
Seksi Kewanitaan/Perempuan
: 1. Siti Aminah 2. Siti Zulaikhah
Seksi Pendidikan/Pelatihan
: 1.Waluyo Sukemi 2. Hj. Fatimah
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Yohana widaryanto 2. Asrofi Seksi Sosial
: 1. Muslimin 2. Suparno
Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Cahyo Putri
43
2. Aji Kurniawan Imam
: 1. H. Mahmud Jueni 2. H. Ahmad Zaenuri
Khatib
: 1. H. A Z Thohir 2. Drs. Margo Sri H 3. Busyaeri 4. Ahmad bin Sinwan 5. Abdul Khamid
Muadzin
: 1. Muh Jaelani 2. Muslimin 3. Aji Kurniawan
Kegiatan keislaman yang rutin dilaksanakan di Masjid AlKhoirot seperti: menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah Islam/Tabliq Akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jum’at. 7. Masjid Syuhada Masjid ini berdiri dengan luas tanah 260 wakaf dan luas bangunan masjid 200
berstatus tanah
. Berdiri pada tahun 1954 di
Plompongan RT 02 RW 01 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang lebih 200 jama’ah. Memiliki fasilitas tempat parkir, ruang belajar (TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan multimedia, pembangkit listrik/genset, kamar mandi/wc, tempat wudhu.
44
Struktur organisasi Takmir Masjid Syuhada sebagai berikut: Pembina
: 1.Kepala Kelurahan Kauman Kidul 2.Ketua P2A Kelurahan Kauman Kidul
Penasehat
: Ketua RW 01
Ketua
: Dastono
Wakil Ketua
: Sugiyo
Sekretaris
: 1. Dwi Susanto 2. Untung Dwi Widodo
Bendahara
: 1. M. Ichwani 2. Slamet
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : 1. M. Adnan 2. Syaefudin Seksi Humas
: 1. Muhson 2. Joko Abdullah
Seksi Kewanitaan/Perempuan
: 1. Trianita Jumtini 2. Prihatik
Seksi Pendidikan/Pelatihan
: 1. Tri Yulianto 2. Didik Darwanto
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Supriyanto 2. Wiwik Krisyanto Seksi Sosial
: 1. Ngatijo 2. Sujarwo
45
Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Supardi 2. Nindya Intan Imam
: 1. M. Adnan 2. Dastono
Khatib
: 1. Tri Putranto S.PdI 2. Drs. Buang Surip 3. Drs. Nurkholis 4. Muh Ikhsan 5. Supardi
Muadzin
: 1. Joko Abdullah 2. Muhson 3. Supardi
Kegiatan yang menjadi rutinitas tiap tahunnya di Masjid Syuhada seperti:
pemberdayaan
menyelenggarakan
zakat,
pengajian
infaq, rutin,
shodaqoh
dan
menyelenggarakan
wakaf, dakwah
Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat. B. Profil Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi 1. Sejarah Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Masjid
sebagai
sentral
pengembangan
dan
pemberdayaan
mengambil satu peran penting yaitu mengembangan sayap dakwah dengan target pemuda dan remaja. Remaja masjid merupakan salah satu dari beberapa stake holder dari sebuah organisasi masjid. Pengurus masjid,
46
disadari atau tidak, ternyata membutuhkan peran remaja masjid dalam setiap langkah dan gerak aktivitasnya. Remaja masjid mampu memberikan sentuhan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya yang tengah dalam proses pencarian jati diri, cenderung labil dan memiliki semangat yang meluap ingin menonjolkan jati dirinya. Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi, yang notabene berbasis di kelurahan Kauman Kidul dan beranggotakan remaja muslim sekelurahan Kauman Kidul lahir tahun 1990 yang didirikan oleh Ahmad Fatoni, Paiman, Agus Fajriyanto, Abdul Khamid, Slamet Widodo, yang intinya ingin menyatukan remaja sekelurahan Kauman Kidul dengan kegiatan yang positif. Nama Al-Ayyubi diambil dari nama belakang pahlawan Islam yaitu Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin Al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Dia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa. 2. Visi dan Misi REMAS Al-Ayyubi a. Visi Organisasi Remaja Islam berbasis tempat tinggal yang kuat dan mengakar serta berorientasi pada pembinaan membentuk remaja Islam dengan akidah yang benar, akhlaq yang baik dan wawasan yang luas.
47
b. Misi 1) Pengadaan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan remaja Islam dan memiliki nilai positif, 2) Mengusahakan kerja pengurus yang baik dan professional, 3) Membina hubungan silaturrahim yang baik antar pengurus, Dewan kemakmuran masjid, masyarakat sekitar dan pihak luar, 4) Kaderisasi terencana guna meneruskan kelanjutan organisasi. 3. Tujuan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Dengan niat untuk berjuang yang ikhlas para pemuda kelurahan Kauman Kidul mempunyai tekad yang kuat dengan segala kemampuan yang ada akan berusaha untuk menyelamatkan generasi bangsa kita khususnya di Kelurahan Kauman Kidul yang tergabung dalam satuan organisasi keislaman Remaja Masjid Al-Ayyubi. Dalam organisasi ini memiliki beberapa tujuan yaitu: 1. Membina Remaja Masjid Al-Ayyubi untuk menjalankan syari’at Islam yang baik dan benar sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. 2. Memupuk dan memelihara silaturahmi dan rasa ukhwah Islamiah serta kekeluargaan dan mewujudkan kerjasama yang utuh dan jiwa pengabdian kepada masyarakat dan menumbuh suburkan kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
48
3. Membina anggotanya didasari oleh hubungan emosional sehingga terwujud kesatuan sudut pandang dan pola fikir yang luas, ucapan dan tindakan yang sama. 4. Membina dan memelihara serta menumbuh suburkan kualitas keimanan dan ketaqwaan sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. 5. Menghimpun dan mempersatukan Remaja di lingkungan Kauman Kidul. 6. Mendidik para anggota dalam tata cara berorganisasi dalam ikatan yang sejalan dengan tujuan Ikatan Remaja (AD/ART Al-Ayyubi), Pasal 8). 4. Hubungan Antara Ta’mir dan Remaja Masjid Al-Ayyubi Ta’mir Masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang ada kaitannya dengan Masjid, baik dalam membangun, merawat maupun memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja Muslim di sekitar Masjid. Pengurus Ta’mir Masjid harus berupaya untuk membentuk Remaja Masjid sebagai wadah aktivitas bagi Remaja Muslim. Dengan adanya Remaja Masjid tugas pembinaan Remaja Muslim akan menjadi lebih ringan. Pengurus Ta’mir Masjid, melalui Bidang Pembinaan Remaja Masjid, tinggal memberi kesempatan dan arahan kepada Remaja Masjid untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai Islam. Remaja Masjid merupakan anak organisasi (underbouw) Ta’mir Masjid, karena itu dalam aktivitasnya perlu menyelaraskan dengan
49
aktifitas Ta’mir Masjid, sehingga terjadi sinergi yang saling menguatkan. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti shalat jum’at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Di samping bersifat membantu, kegiatan tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat secara nyata. Meskipun demikian, Remaja Masjid adalah organisasi otonom yang relatif independen dalam membina anggotanya. Remaja Masjid dapat menyusun program, menentukan bagan dan struktur organisasi serta memilih pengurusnya sendiri. Karena itu, para aktifisnya memiliki kesempatan untuk berkreasi, mengembangkan potensi dan kemampuan serta beraktivitas secara mandiri. Secara umum Remaja Masjid dapat member dukungan dalam berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ta’mir Masjid, diantaranya: a) Mempersiapkan sarana shalat berjama’ah dan shalat-shalat khusus, seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri dan Idul Adha, b) Menyusun jadwal dan menghubungi khatib Jum’at, Idul Fitri, dan Idul Adha, c) Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan kemasjidan, d) Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat, e) Menjadi pelaksana penggalangan dana,
50
f) Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Takmir, g) Masjid dan lain sebagainya (Siswanto, 2005:70). 5. Syarat dan Kewajiban Keanggotan Al-Ayyubi Syarat untuk menjadi anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi sebagai berikut: a. Putra-putri Remaja lingkungan Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga, b. Anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi dimulai dari usia 13 tahun, c. Usia anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi setinggi-tingginya berumur 40 tahun (AD/ART Al-Ayyubi, Pasal 9). Kewajiban setelah resmi menjadi anggota Remaja Masjid AlAyyubi sebagai berikut: 1. Patuh dan taat pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, 2. Melaksanakan semua keputusan dan peraturan yang diambil dalam rapat-rapat, 3. Mengikuti secara aktif kegiatan demi perkembangan dan kemajuan remaja, 4. Menjaga keutuhan dan persatuan serta saling harga menghargai satu sama lain, 5. Memberikan bantuan sesama anggota yang sedang mendapat musibah (AD/ART Al-Ayyubi, Pasal 10)
51
6. Syarat dan Kewajiban Pengurus Al-Ayyubi Sebagai wadah generasi muda Islam, Remaja Masjid berusaha untuk mengkader anggotanya dengan membekali mereka dengan berbagai kemampuan yang memadai, baik kemampuan teknis operasional, kemampuan mengatur orang, maupun dalam menyusun konsep. Sehingga manfaat yang diperoleh dari pengkaderan tersebut dapat menjadi kaderkader organisasi Remaja Masjid yang “siap pakai” yaitu kader-kader yang beriman, professional, aktifis Islam yang
terampil, anggota yang
bermotivasi tinggi, memiliki kader yang berpengetahuan dan tingkat intelektualitas yang baik serta menghadirkan calon pemimpin yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam meneruskan misi organisasi. Syarat untuk menjadi anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi sebagai berikut: 1. Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi dipilih oleh dan dari anggota dengan cara pemilihan umum oleh seluruh anggota, 2. Pengurus terpilih mempunyai masa kerja selama 2 ( dua ) tahun dan dapat menjabat selama 2 periode (AD/ART Al-Ayyubi, Pasal 13). Kemudian setelah terpilihnya pengurus, ada beberapa kewajiban yang harus dijalankan: 1. Penasihat berkewajiban memberikan nasihat kepada pengurus, 2. Ketua Umum bertanggung jawab terhadap kesinambungan dan keberlangsungan yang dilaksanakan baik yang sifatnya internal maupun eksternal, 52
3. Ketua Umum menandatangani surat keluar dan bertanggung jawab keluar dan kedalam dan dapat mengalihkan wewenang dan tugasnya kepada Wakil Ketua apabila Ketua Umum berhalangan, 4. Wakil Ketua bertanggung jawab mengkoordinir seksi-seksi bidang kegiatan yang berada dibawahnya serta siap menggantikan Ketua Umum apabila berhalangan, 5. Sekretaris dan Wakil Sekretaris menandatangani surat-surat keluar dan bertanggung jawab terhadap penataan administrasi dan dokumen, 6. Bendahara dan Wakil Bendahara bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan dan peralatan/inventarisasi persyarikatan baik yang baru maupun yang lama, 7. Seksi-seksi bertugas sesuai ketentuan dan keputusan yang telah ditetapkan oleh Ketua Persyarikatan, 8. Koordinator Wilayah bertugas mengkoordinir remaja diwilayahnya dalam setiap kegiatan Remaja Masjid Al-Ayyubi, 9. Pengurus harus membuat laporan tahunan secara tertulis dan melaporkannya kepada Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi, 10.
Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi berkoordinasi dengan
Pengurus Masjid dalam setiap kegiatan, 11.
Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi mempunyai hak Prerogatif
untuk menunjuk Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi jika dalam keadaan darurat, yang mana keberadaannya sangat dibutuhkan (AD/ART Al-Ayyubi, BAB VII, Pasal 14).
53
7. Sumber Keuangan Remaja Masjid Al-Ayyubi Sumber keuangan REMAS Al-Ayyubi rutin berasal dari: a. Dari Iuran anggota yang telah ditetapkan dan disepakati bersama b. Sumbangan sukarela dari anggota c. Dari kas masjid se-Kelurahan Kauman Kidul d. Penghasilan lainnya yang baik dan halal dan tidak mengikat e. Donasi dari masyarakat Kelurahan Kauman Kidul (AD/ART AlAyyubi, BAB VIII, Pasal 15). 8. Kepengurusan Susunan pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi periode 2015-2017 sebagai berikut: Penasihat
: 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul 2. Ketua Takmir Masjid se-Kelurahan Kauman Kidul
Pembina
: 1. Busyaeri 2. Abdul Khamid
KetuaUmum
: Marta Aji Wicaksono
WakilKetua
: Muhammad Rifai
Sekretaris I
: Cahyo Putri
Sekretaris II
: Nurmaida Silaban
Bendahara I
: Dwi Martini
Bendahara II
: Ajeng Retno Nastiti
Sek. Humas
: Ahmad Fahri, Doni Setyawan
54
Sek. Kegiatan
: M.Lutfi Hakim, Tri Bagus Prasetyo
Sek. Sarpras
: Maulana Muhammad Sidiq, Frida Perdana K
Sek. Inventaris
: Nindia Intan Marviana, Muh.Yusuf
Koordinator Wilayah : RW 1
: Decky Adi Widodo
RW 2
: Dian Indra Rukmana
RW 3
: Ahmad Firdaus Haqiqi
RW 4
: Hanik Saida Maghfiroh
RW 5
: Mohammad Mubarok
RW 6
: Hilda Al Khandi
RW 7
: Syarif Awaludin
9. Program Kerja Program kerja Remaja Masjid Al-Ayyubi terdiri dari program kerja mingguan, bulanan (jangka pendek) dan rutin (jangka panjang). Kegiatan rutin Remaja Masjid Al-Ayyubi adalah: a. Mingguan (Tadarus silaturakhim kerumah anggota remaja tiap hari minggu malam, latihan drum blek setiap malam kamis), b. Bulanan (Pengajian anjangsana kemasjid seKauman Kidul setiap malam minggu akhir bulan, rapat anggota pembahasan kegiatan rutin ataupun evaluasi kegiatan), c. Kegiatan Rutin 1) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), (Pengajian Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW se-Kelurahan Kauman Kidul, Pengajian Akbar
55
Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Peringatan Tahun Baru Hijriyah se-Kauman Kidul), 2) Lomba gebyar anak sholeh usia PAUD/TK, SD/MI, SMP Sederajat se-Kelurahan Kauman Kidul tiap bulan Rajab, 3) Pesantren kilat remaja dan anak usia PAUD/TK, SD/MI, SMP Sederajat tiap bulan Ramadhan, 4) Takbir keliling tiap memperingati Idul Adha dan Idul Fitri, 5) Wisata pengurus dan anggota tiap bulan Muharram, 6) Pelatihan mengurus jenazah. C. Realitas Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul Seperti yang dijelaskan di atas, dalam penelitian ini kenakalan remaja terbagi menjadi kenakalan yang bersifat biasa dan khusus. Remaja Kelurahan Kauman Kidul yang tidak menjadi anggota REMAS Al-Ayyubi diambil datanya untuk peneliti golongkan mereka dalam kenakalan remaja seperti berikut: 1. Realitas Kenakalan Remaja RW 01 Tabel 3.1 Kenakalan Remaja RW 01 Sifat Kenakalan No
Nama
1
ICK
2
RY
3
Biasa Khusus Remaja √
Keadaan Keluarga No Pendidikan
Rohani
Ekonomi
SD-SMP-SMK
√
√
√
SD-SMP-SMK
√
√
TR
√
SD-SMP-SMA
-
√
4
DNG
√
SD-SMP-SMA
-
√
5
AS
√
SD-SMP-SMA
√
√
6
SR
√
SD-SMP-SMK
-
-
7
WH
√
SD-SMP-SMK
-
√
56
8
RKW
√
SD-SMP-SMK
√
-
9
APP
√
SD-SMP-MAN
√
√
10
AS
√
SD-MTS-MAN
√
-
11
DM
√
SD-MTS-SMA
√
-
12
NK
√
SD-SMP-SMA
-
-
13
DE
√
SD-SMP-SMA
√
-
14
AK
√
SD-SMP-SMA
-
-
15
ADS
√
SD-MTS-MAN
√
√
Dari paparan penjelasan tabel di atas, terlihat ada 15 remaja yang tidak menjadi anggota REMAS Al-Ayyubi. Pergaulan remaja tersebut jauh dari lingkungan masjid, keseharian lebih terbawa arus modernisasi. Dari 15 remaja, 11 remaja termasuk dalam golongan remaja dengan kenakalan biasa, yaitu mereka dengan pergaulan layaknya usia mereka yang dalam keadaan labil, namun masih belum melanggar aturan yang bis menimbulkan sanksi. Sedangkan 4 remaja yang termasuk dalam kenakalan remaja khusus yaitu mereka yang terbiasa melanggar aturan yang bisa berakibat sanksi. Data pendidikan pribadi, keadaan rohani dan ekonomi keluarga di atas terlihat jelas faktor yang dominan dalam pembentuk karakter pergaulan remaja. Remaja dengan inisial NK, DE dan AK menempuh pendidikan yang tamat sampai SMA. Namun mereka kurang menerima ajaran-ajaran pendidikan agama di sekolahan maupun lingkungan kesehariannya. Namun ada pengaruh lebih selain tersebut, yaitu faktor keadaan ekonomi keluarga memperlihatkan sebagai faktor lebih dari faktor sebelumnya.
57
Untuk remaja dengan inisial ADS, walaupun mendapat cukup pendidikan agama di jenjang sekolah MTS sampai MAN dan didukung pula lingkungan rohani kelurga dan ekonomi keluarga yang bagus, mereka tetap tidak luput dari pengaruh pergaulan yang negatif. Ada faktor lain yang kuat mempengaruhi pergaulan ADS untuk ikut terjun dalam pergaulan negatif. 2. Realitas Kenakalan Remaja RW 02 Tabel 3.2 Kenakalan Remaja RW 02 Sifat Kenakalan No
Nama
1
MH
2
ADR
3
Biasa Khusus Remaja √
Keadaan Keluarga Pendidikan
Rohani
Ekonomi
SD-MTS-MAN
√
-
√
SD-MTS-MAN
√
-
AT
√
MI-MTS-MAN
√
√
4
RA
√
MI-SMP-SMA
-
√
5
YL
√
MI-SMP-SMA
-
√
6
BP
√
MI-SMP-MAN
-
-
7
AA
√
SD-SMP-SMK
√
√
8
AIR
√
SD-MTS-SMK
√
√
9
DS
√
SD-MTS-SMK
√
√
10
EP
√
SD-MTS-SMK
√
√
11
SRY
√
SD-SMP-SMK
√
√
12
SD
√
SD-SMP-SMK
-
-
13
BG
√
SD-SMP-SMA
√
-
14
MNH
√
SD-SMP-SMK
√
-
15
ITG
√
SD-MTS
-
-
Tabel di atas menjelaskan bahwa 10 remaja termasuk remaja dalam tingkat kenakalan bersifat biasa. Yaitu pergaulan yang lazimnya dilakukan pada usia remaja-remaja. Kemudian ada 5 remaja termasuk
58
pada golongan remaja dengan kenakalan yang bersifat khusus. Mereka dipandang memiliki kenakalan yang sudah harus dikenakan sanksi. Faktor pembentuk terbesar dilihat dari tabel di atas adalah dari keadaan ekonomi yang kurang, membuat perhatian keluarga lebih tercurah untuk berupaya memenuhi kebutuhan keluarga. Perhatian terhadap pola pergaulan anak menjadi kurang, sehingga mereka terbawa pada arus kenakalan remaja yang berkembang. Dari remaja yang memiliki kenakalan khusus, remaja dengan inisial SRY memiliki pendidikan yang bagus tamat sampai SMK. Dan keadaan keluarga memiliki suasana kerohanian dan ekonomi yang bagus, namun keadaan tersebut ternyata tidak bisa menjamin anak untuk memilih pergaulan positif. Kemudian SD dan ITG memiliki kesamaan dalam keadaan suasana kerohanian dan ekonomi yang lemah. Jadi keluarga mereka lebih tercurahkan konsentrasi untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup keseharian. Sehingga anak kurang memiliki control dari orang tua dalam hal pola pergaulan mereka. Selanjutnya ada kesamaan pula dari BG dan MNH memiliki pendidikan yang lulus SD sampai SMA, dan terlahir dari lingkungan keluarga yang berkeislaman yang bagus. Namun mereka memiliki kekurangan dalam segi lingkungan keluarga dengan situasi ekonomi yang lemah. Sehingga faktor kelemahan tersebut membawa situasi remaja yang berusaha untuk seperti teman sebayanya dan membuat mereka salah dalam pergaulan.
59
3. Realitas Kenakalan Remaja RW 03 Tabel 3.3 Kenakalan Remaja RW 03 Sifat Kenakalan No
Nama
1
YKP
2
AM
3
Biasa Khusus Remaja √
Keadaan Keluarga Pendidikan
Rohani
Ekonomi
SD-SMP
-
-
√
SD-SMP
-
-
SS
√
SD-SMP
-
-
4
GT
√
SD-SMP-SMK
√
-
5
AN
√
SD-SMP-SMK
√
√
6
NF
√
SD-SMP-SMA
√
√
7
BDS
√
SD-SMP-SMA
√
√
8
RN
√
SD-SMP
-
√
9
DP
√
SD-SMP-SMA
-
√
10
DG
√
SD-SMP
-
-
11
FK
√
SD-SMP-SMK
-
√
12
APR
√
SD-SMP-SMK
-
√
13
ALM
√
SD-SMP-SMK
-
√
14
WDD
√
MI-MTS
-
-
Faktor pembentuk kenakalan mayoritas remaja RW 03 yang bisa dilihat dari tabel di atas berasal dari lingkungan keluarga yang kurang memiliki perhatian terhadap keagamaan. Kemudian jenjang pendidikan mereka mayoritas berasal dari lingkungan pendidikan umum. Ada beberapa dari mereka berasal dari keluarga yang cukup ternyata tidak memberikan jaminan bahwa mereka lebih dekat odengan pergaulan yang positif. Sebanyak 9 remaja RW 03 termasuk dalam kategori remaja dengan kenakalan biasa yaitu kenakalan yang masih dalam tahap kewajaran dalam usia remajanya. Kemudian sebanyak 5 orang 60
termasuk dalam kategori remaja dengan kenakalan khusus atau kenakalan yang bisa berujung sanksi ringan dan berat. Remaja dengan inisial FK, APR dan ALM dari latar belakang pendidikan, lingkungan rohani dan ekonomi keluarga yang sama. Pendidikan mereka memang tamat sampai SMK, tapi di sekolah tersebut mereka kurang menerima pelajaran kerohanian untuk mendidik akhlak dan aqidah. Besar dari lingkungan keluarga yang kurang pada hal keislaman menjadi faktor berikutnya, sehingga kerisauan orang tua untuk menjadikan anak berkeislaman baik masih kurang. Dan DG memiliki latar belakang pendidikan yang kurang bagus, hanya tamat sampai SMP, ditambah dia besar dari lingkungan keluarga yang rohani dan ekonomi kurang bagus. Kemudian WDD memiliki latar belakang pendidikan sebenarnya lumayan bagus kalau dilihat dari arah keislaman, karena dia menempuh pendidikan di MI dan MTS. Namun sayangnya, tidak sampai melanjutkan pada pendidikan MAN atau sederajat karena mungkin lingkungan keluarganya yang kurang. Karena di besar dari lingkungan ekonomi dan wawasan keislaman keluarga yang kurang, sehingga menjadi faktor berpengaruh besar dalam pergaulannya. 4. Realitas Kenakalan Remaja RW 04 Tabel 3.4 Kenakalan Remaja RW 04 Sifat Kenakalan No
Nama
1
AND
Biasa Khusus Remaja √
61
Keadaan Keluarga Pendidikan MI-MTS-MAN
Rohani
Ekonomi
√
√
2
FR
√
SD-MTS-MAN
√
√
3
NNA
√
SD-SMP
-
-
4
GWK
√
SD-SMP-SMA
-
-
5
WKU
√
SD-SMP-SMA
-
-
6
RS
√
SD-MTS-MAN
√
-
7
EG
√
SD-SMP-SMK
√
-
8
MFB
√
SD-SMP-SMK
-
-
9
MY
√
SD-SMP
√
-
10
AK
√
SD-SMP-SMK
-
√
11
AR
√
SD-SMP-SMK
-
√
12
WS
√
SD-SMP-SMA
-
√
13
SLM
√
SD-SMP
-
-
14
MNH
√
SD
-
-
15
AAL
√
SD
-
-
Tabel di atas menjelaskan bahwa kenakalan remaja di lingkungan RW 04 timbul dari factor pembentuk keadaan lingkungan keluarga yang kurang dalam suasana keagamaan dan termasuk pada keluarga yang memiliki ekonomi kurang. Lingkungan keluarga mereka lebih kesehariannya bergelut dengan kerisauan untuk memperoleh kesuksesan dunia. Sehingga terlupa dengan bagaimana pola pergaulan anak yang mengakibatkan kurang kontrolnya pergaulan anak. Sebanyak 3 orang berinisial AK, AR dan WS memiliki latar pendidikan mereka yang bisa tamat berjenjang SD-SMP-SMA/SMK. Pendidikan pada sekolah formal, sehingga jam pelajaran agama masih kurang. Kemudian mereka memiliki lingkungan keluarga dengan ekonomi yang mapan namun keislaman keluarga yang kurang. Jadi beberapa faktor tersebut memberikan peran dalam pola pergaulan
62
mereka yang salah. Khususnya rohani keluarga yang kurang membuat kerisauan orang tua terhadap pergaualan anak kurang. Inisial SLM memiliki pendidikan yang tidak tamat sampai SMA, hanya bisa menempuh pendidikan SD sampai SMP. Besar dari lingkungan keluarga dengan keislaman dan ekonomi yang kurang, membuat orang tua lebih sibuk untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kemudian MNH dan AAL memiliki latar belakang pendidikan hanya sampai SD saja. Lingkungan keluarga dengan keislaman dan ekonomi yang kurang baik mengakibatkan perhatian orang tua lebih kepada mencukupi kebutuhan keluarga. Sehingga mereka membebaskan pergaulan anaknya dan kalau bisa anak mereka ikut bekerja untuk mencukupi kebutuhan bersama. 5. Realitas Kenakalan Remaja RW 05 Tabel 3.5 Kenakalan Remaja RW 05 Sifat Kenakalan No
Nama
1
FRD
2
FB
3
Biasa Khusus Remaja √
Keadaan Keluarga Pendidikan
Rohani
Ekonomi
MI-PP-MAN
√
-
√
MI-SMP-MAN
-
-
DW
√
MI-SMP-SMK
-
-
4
WS
√
MI-SMP-SMK
√
√
5
AR
√
MI-MTS-MAN
√
√
6
HND
√
MI-MTS-MAN
√
√
7
DYS
√
MI-SMP-SMA
√
√
8
RZ
√
MI-SMP-SMA
-
-
9
WH
√
MI-MTS-MAN
√
√
10
DD
√
MI-SMP
-
√
11
DN
√
MI-SMP
-
√
63
12
HS
√
MI-SMP-SMK
-
-
13
HAS
√
MI-SMP
-
√
14
EN
√
MI-SMP-SMK
√
√
15
DH
√
MI-MTS-MAN
√
√
Suasana lingkungan keluarga yang agamis dan ekonomi yang mapan ternyata tidak bisa menjamin remaja-remaja di lingkungan ini menjadi remaja yang tumbuh pada pergaulan yang positif. Remaja RW 05 bisa dilihat dari tabel di atas, berasal dari keluarga yang agamis dan ekonomi mapan. Namun karena faktor pergaulan pada lingkungan sekolah dan masyarakat memberikan pengaruh yang tidak kalah besar pada pola pergaulan mereka. Teman sebaya menjadi salah satu pengaruh besar pada arah pergaulan remaja. Karena lingkungan pendidikan yang dijelaskan pada tabel di atas pun kurang bisa membentengi mereka pada jalur pergaulan negatif. Sebanyak 15 remaja RW 05 terpengaruh dalam pergaulan salah. Ada 9 orang masuk pada kategori remaja dengan kenakalan biasa, mereka yang masih bersikap nakal dalam taraf kewajaran diusianya. Selebihnya ada 6 orang yang masuk pada kategori remaja dengan kenakalan yang bersifat khusus, yaitu mereka yang memiliki pergaulan arah melanggar norma-norma yang bisa dikenakan sanksi. Masing pribadi dari 6 orang tersebut memiliki latar belakang pengaruh pergaulannya berbeda-beda. DD, DN (saudar kembar) dan HAS memiliki faktor pengaruh yang hampir sama, mereka memiliki pendidikan yang sama hanya tamat sampai SMP. Faktor tersebut 64
ternyata memberikan andil besar, walaupun ekonomi keluarga mereka tergolong mapan tapi faktor kerohanian keluarga yang kurang menambah pengaruh kenakalan mereka. Pendidikan yang bisa sampai tamat SMA sederajat tidak bisa menjamin pergaulan remaja pada arah yang positif. Seperti HS, EN dan DH mereka terpengaruh pada pergaulan kearah kenakalan remaja bersifat khusus. HS menyadari bahwa pendidikannya tidak bisa memberikan benteng baik pada pergaulannya, karena dia besar dari lingkungan keluarga yang memiliki keislaman dan ekonomi yang kurang. Jadi perhatian orang tua sudah jarang kepada pergaulan anak, namun lebih konsentrasi bagaimana mereka bisa memberikan ekonomi mapan pada keluarga. Pendidikan pribadi yang bagus atau bisa tamat sampai SMA, besar lingkungan yang bagus keislamannya dan ekonomi tidak lantas membuat EN menjadi pribadi yang baik. Karena pengaruh teman sebaya dan lingkungan memberikan karakter kenakalan khusus pada dirinya. Apalagi pada DH, dia memiliki jenjang pendidikan tergolong bagus dalam keislaman yaitu MI-MTS-MAN. Ditunjang lingkungan keluarga yang memiliki keislaman dan ekonomi yang bagus ternyata tidak membuat DH menjadi sukses dalam pergaulannya. DS masih bisa terpengaruh pada lingkungan teman sebaya dan pergaulan yang salah. Sehingga pendidikan, keislaman dan ekonomi yang bagus bagi mereka
65
belum cukup untuk bisa membentengi mereka pada pergaulan arah kenakalan yang melanggar aturan. 6. Realitas Kenakalan Remaja RW 06 Tabel 3.6 Kenakalan Remaja RW 06 Sifat Kenakalan No
Nama
1
MJD
2
JF
3
Biasa Khusus Remaja √
Keadaan Keluarga Pendidikan
Rohani
Ekonomi
MI-SMP-SMK
√
√
√
MI-SMP
√
√
SA
√
MI-MTS-MAN
-
-
4
EKN
√
MI-SMP-MAN
-
-
5
DN
√
MI-SMP-MAN
-
-
6
BM
√
MI-MTS-MAN
√
-
7
AW
√
MI-MTS-MAN
√
-
8
DW
√
MI-SMP
-
-
9
GP
√
MI-SMP
√
-
10
ES
√
MI-SMP
-
√
11
APP
√
MI
-
√
12
IMN
√
MI
-
√
13
DZA
√
MI
-
-
14
HS
√
MI
-
-
15
NH
√
MI
-
-
Lingkungan keluarga dengan keadaan keagamaan yang kurang dan ekonomi menengah ke bawah ternyata membawa pengaruh besar terhadap anak. Bahkan kalau dilihat dari tabel di atas lingkungan pendidikan yang agamis tidak memberikan cukup benteng pada remaja untuk menghindari pergaulan yang negatif.
66
Ada 15 remaja RW 06 masuk dalam kategori kenakalan remaja yang bersifat khusus dan biasa. Sebanyak 10 remaja masuk dalam kategori kenakalan remaja bersifat khusus, mereka masih dalam taraf bisa dimaklumi oleh masyarakat. Namun ada 5 orang termasuk dalam remaja dengan kenakalan bersifat khusus, mereka sering melakukan tindakan yang
melanggar tata aturan yang berlaku umum. Jadi, mereka bisa
disanksi dengan hukuman pidana atau yang lainnya. Kelima remaja tersebut memiliki pendidikan sama, hanya bisa lulus di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan sama besar dari lingkungan keluarga yang kurang memiliki wawasan keislaman yang bagus. APP dan IMN besar dari keluarga yang berekonomi mapan, namun DZA, HS dan NN besar dari ekonomi keluarga yang banyak kekurangan. Pendidikan yang hanya bisa sampai bangku MI dan besar dari lingkungan yang kurang wawasan keislaman menjadi pengaruh besar bagi kelima remaja tersebut. Mereka seakan lebih bebas dalam memilih pergaulan dan secara dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya karena keadaan ekonomi keluarga mereka. Faktor-faktor tersebut membuat mereka bertemu dengan pergaulan yang mengarah pada kenakalan remaja bersifat khusus, sering melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan. 7.Realitas Kenakalan Remaja RW 07 Tabel 3.7 Kenakalan Remaja RW 07 Sifat Kenakalan No
Nama
Biasa Khusus Remaja
67
Keadaan Keluarga Pendidikan
Rohani
Ekonomi
1
YD
√
MI-MTS-SMK
√
√
2
EN
√
MI-MTS-SMK
√
√
3
GSP
√
MI-MTS-SMK
√
-
4
RA
√
MI-SMP-MAN
√
-
5
RP
√
SD-SMP-MAN
√
-
6
DS
√
SD-SMP-MAN
√
-
7
SHK
√
MI-SMP
-
-
8
EYP
√
SD-SMP
-
-
9
YP
√
SD-SMP-SMK
-
-
10
ANG
√
MI
-
-
11
SY
√
MI-SMP-SMK
√
√
12
ITG
√
SD-SMP
-
-
13
NA
√
MI-MTS-SMK
-
√
14
FDS
√
SD-MTS-SMA
-
√
15
MYN
√
SD-SMP-SMK
-
-
16
FB
√
SD-SMP-SMK
√
-
Suasana keagaman yang baik namun keadaan ekonomi yang kurang membawa mayoritas masyarakat terbawa arus untuk mengejar kesuksesan dunia. Sama halnya dengan keadaan remaja RW 07, remaja di sini mayoritas tumbuh dari lingkungan keluarga agamis namun kurang dalam ekonomi. Keadaan tersebut membawa remajanya pada perhatian yang kurang dari pihak keluarga yang disibukkan pada upaya mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Remaja yang masuk dalam kategori kenakalan bersifat biasa sebanyak 9 orang. Dan ada 7 orang remaja yang termasuk pada kategori kenakalan remaja bersifat khusus, mereka sering melanggar peraturanperaturan sehingga bisa dikenakan hukuman. Faktor pengaruh mereka
68
beragam, masing-masing berbeda faktor pengaruh utamanya. Mayoritas dari ketujuh remaja tersebut, faktor utamanya adalah lingkungan keluarga yang kurang wawasan keislamannya. Dari penjelasan fakta di lingkungan masing-masing RW di atas, penulis menemukan ada 38 remaja yang termasuk dalam pergaulan kenakalan remaja bersifat khusus. Kemudian sesuai dengan fakta latar belakang remaja, ada 6 kategori yang membedakan mereka. Masing-masing kategori membawa pengaruh sendiri terhadap pembentukan pola pergaulan dari remaja Kauman Kidul. Pembagiannya sebagai berikut: 1. Kategori I: remaja dengan pendidikan pribadi, lingkungan keluarga dengan kerohanian dan keadaan ekonomi keluarga yang bagus. Remaja yang masuk dalam kategori ini ada 6 orang, sebagai berikut: a. ADS dari RW 01 b. SRY dan MNH dari RW 02 c. EN dan DH dari RW 05 d. SY dari RW 07 2. Kategori II: remaja dengan pendidikan pribadi dan wawasan kerohanian keluarga yang bagus, namun dalam lingkungan keluarga keadaan yang kurang. Remaja yang masuk dalam kategori ini ada 3 orang, yaitu: a. DE dari RW 01 b. BG dari RW 02 c. FB dari RW 07
69
3. Kategori III: remaja dengan pendidikan pribadi dan keadaan ekonomi keluarga yang cukup bagus, namun lingkungan keluarga memiliki wawasan keislaman yang kurang. Remaja yang masuk dalam kategori ini ada 8 orang, sebagai berikut: a. FK, APR dan ALM dari RW 03 b. AK, AR dan WS dari RW 04 c. NA dan FDS dari RW 07 4. Kategori IV: remaja dengan pendidikan pribadi yang bagus, namun wawasan kerohanian dan keadaan ekonomi keluarga kurang. Remaja yang masuk dalam kategori ini ada 6 orang, sebagai berikut: a. NK dan AK dari RW 01 b. SD dan ITG dari RW 02 c. HS dari RW 05 d. MYN dari RW 07 5. Kategori V: remaja dengan pendidikan pribadi dan keluarga yang memiliki wawasan kerohanian/keislaman kurang, walaupun keadaan ekonomi keluarga termasuk mapan atau bagus. Remaja yang masuk dalam kategori ada 5 orang, sebagai berikut: a. DD, DN dan HAS dari RW 05 b. APP dan IMN dari RW 06 6. Kategori VI: remaja dengan pendidikan pribadi, lingkungan keluarga dengan wawasan kerohanian/keislaman dan keadaan ekonomi yang kurang. Remaja yang masuk dalam kategori ini sebanyak 10 orang, yaitu:
70
a. DG dan WDD dari RW 03 b. SLM, MNH dan AAL dari RW 04 c. DZA, HS dan NH dari RW 06 d. ANG dan ITG dari RW 07 D. Realitas Hasil Wawancara tentang Kenakalan Remaja Menambah data penguat pada penelitian ini, penulis menghadirkan hasil wawancara dari 38 remaja Kauman Kidul yang masuk dalam kategori kenakalan remaja bersifat khusus, terbagi pada 7 RW. Semua remaja yang masuk dalam kategori tersebut menjadi populasi dalam penelitian ini, dan karena jumlah populasi yang kurang dari 100 orang maka penelitian tidak membutuhkan sampel. Jadi semua populasi dengan 38 remaja dijadikan subjek penelitian dan diwawancarai semua. Dari RW 01 ada 4 responden, RW 02 ada 5 responden, RW 03 ada 5 responden, RW 04 ada 6 responden, RW 05 ada 6 responden, RW 06 ada 5 responden, dan RW 07 ada 7 responden. Data wawancara tersebut sebagai berikut: 1. Pertanyaan untuk remaja a. Apakah Anda merasa termasuk dalam pergaulan yang bagus, biasa atau Anda merasa pergaulan masih kurang? b. Apakah pengaruh pergaulan anda saat ini terhadap diri pribadi? c. Apakah faktor pendidikan pribadi, tingkat rohani keluarga dan ekonomi keluarga yang menurut Anda paling mempengaruhi pergaulan saat ini? d. Alasan mengapa Anda memilih pergaulan yang dijalani saat ini?
71
e. Pandangan Anda terhadap diri pribadi dalam pergaulan saat ini? Kemudian apa harapan Anda kedepan? Apakah Anda mungkin merasa enjoy dan pas atau nyaman terhadap pergaulan saat ini?
72
2. Jawaban Remaja dari pertanyaan “a” a. RW 01 1) NK menjawab: “Kurang, karena akibatnya saya dipindah sekolah, karena suka bolos dan ketahuan merokok”. 2) DE menjawab: “Kurang, kongkow (baca: nongkrong) biasanya teman ngajak mabuk dan merokok”. 3) AK menjawab: “Kurang, suka main sabung ayam”. 4) ADS menjawab: “Kurang, lebih ingin untuk kebebasan dalam bergaul dan tentunya tidak lepas dari mengkonsumsi alkohol”.
b. RW 02 1) SRY menjawab: “Kurang, karena jujur di sekolah saya sering bolos. Sehingga sering dipanggil keruang guru, hehehe”. 2) SD menjawab: “Kurang, karena masih sekolah dan sudah merokok”. 3) BG menjawab: “Kurang, ikut minum miras dan merokok”. 4) MNH menjawab: “Kurang, di sekolah sering bolos dan merokok karena banyak teman laki-lakinya di sekolah”. 5) ITG menjawab: “Kurang, karena suka dan sudah kecanduan rokok dan alkohol”.
c. RW 03 1) DG menjawab: “Kurang, karena pergaulan saya lebih dipengaruhi. Karena saya bukan tipikal orang yang suka dikekang atau dilaranglarang, minum-minum contohnya”. 2) FK menjawab: “Kurang, seperti halnya teman sebaya yang lain yang suka kumpul-kumpul minum alkohol”. 3) APR menjawab: “Kurang, keluyuran tiap malam dan kadang pergi kehiburan malam”. 4) ALM menjawab: “Kurang, pergaulan saya lebih suka di jalan, saya lebih suka balapan liar di jalanraya”. 5) WDD menjawab: “Kurang, karena saya lebih suka pergaulan yang bebas menurut apa yang saya bertingkah sesuka hati”.
d. RW 04 1) AK menjawab: “Kurang, keluyuran tiap malam dan kadang pergi kehiburan malam”. 2) AR menjawab: “Kurang, dulu waktu di sekolah suka berkelahi dengan teman”.
73
3) WS menjawab: “Kurang, karena seringnya saya keluyuran tiap malam dan kadang pergi kehiburan malam”. 4) SLM menjawab: “Kurang, jujur saya suka mabuk dan tatoan di tubuh saya”. 5) MNH menjawab: “Kurang, sepeti halnya remaja yang suka nongkrong ramai”. 6) AAl menjawab: “Kurang, karena saya tidak suka dikekang atau dilarang-larang. Sehingga saya ingin hidup bebas”.
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Kurang, jujur kami pernah masuk penjara selama 6 bulan gara-gara mencuri HP milik tetangga”. 2) HS menjawab: “Kurang, karena saya sadar diri suka bermain judi dan judi bola”. 3) HAS menjawab: “Kurang, jujur saya sering berkumpul untuk mabuk dan suka tatoan di tubuh saya”. 4) EN menjawab: “Kurang, karena saya suka totoan (baca: taruhan) Playstation dan kadang judi bola, saya mengakui itu”. 5) DH menjawab: “Kurang, karena saya suka main judi online lewat HP”.
f. RW 06 1) APP menjawab: “Kurang, karena pernah menggelapkan motor teman saya sendiri”. 2) IMN menjawab: “Kurang, karena teman sekumpulan atau sepergaulan saya doyan mabuk dan keluyuran”. 3) DZA menjawab: “Kurang, saya suka nongkrong dengan temanteman kadang sampai mabuk dan berantem”. 4) HS menjawab: “Kurang, karena saya tidak suka dikekang atau dilarang-larang. Sehingga saya ingin hidup bebas”. 5) NH menjawab: “Kurang, karena pergaulan saya lebih senang keluyuran mencari keramaian malam dan mabuk-mabukan”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Kurang, jujur saya suka mabuk dan tatoan di tubuh saya”. 2) SY menjawab: “Kurang, karena saya suka mabuk dan pergi ketempat hiburan malam”. 3) ITG menjawab: “Kurang, karena saya sudah kecanduan berat dengan rokok dan alkohol”.
74
4) NA menjawab: “Kurang, dulu waktu di sekolah suka berkelahi dengan teman”. 5) FDS menjawab: “Kurang, keluyuran tiap malam dan kadang pergi kehiburan malam”. 6) MYN menjawab: “Kurang, karena saya dalam bergaul dibebaskan oleh orang tua”. 7) FB menjawab: “Kurang, karena hobby saya bermain billiard dan main Playstation dan seringnya ada taruhannya”. Hasil jawaban pertanyaan pertama dari wawancara di atas menjadi langkah awal penulis untuk mencari data sebenarnya dari responden. Karena pertanyaan tersebut dibuat untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari responden tanpa rasa canggung atau dalam keadaan penuh kesadaran. Kemudian pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang disampaikan oleh penulis juga tanpa rasa kurang enak. Sejumlah jawaban di atas menggambarkan bahwa pemandangan nyata pada pergaulan remaja Kenakalan khusus mayoritas pada arah senang dalam kehidupan bebas. Sehingga terbawa pada pengaruh minuman keras dan hiburan malam. Realitas tersebut tidak lama kalau ptidak terkontrol akan berdampak merugikan masyarakat lain. Seperti pencurian, kerusuhan dan pencemaran nama baik lingkungan masyarakat. 3. Jawaban Remaja dari pertanyaan “b” a. RW 01 1) NK menjawab: “Ya, yang sudah saya sebutkan tadi akibatnya saya pernah dipindah dari sekolah karena suka bolos dan tidak masuk sekolah”. 2) DE menjawab: “Kadang harus bertengkar dengan orang tua karena pulang larut malam bahkan kadang tidak pulang”. 3) AK menjawab: “Menjadi boros, kadang bayaran kerja seminggu hanya untuk satu hari. Ya itu resiko main kalau menang lumayan, kalau kalah habis-habisan”.
75
4) ADS menjawab: “Kurang waktu di rumah karena sering di luar, sehingga sering dimarahi orang tua”. b. RW 02 1) SRY menjawab: “Saya sadar, saya kurang menghargai pendidikan yang mana orang tua saya setiap hari memberi uang saku, tapi saya seperti itu”. 2) SD menjawab: “Tentunya kurang memperhatikan kebutuhan rohani saya seperti ibadah masih bolong-bolong bahkan masih banyak yang kurang”. 3) BG menjawab: “Jadi tidak menghormati orang tua, karena sudah banting-tulang mencari nafkah untuk sehari-hari”. 4) MNH menjawab: “Sering melanggar nasehat orang tua dan bertindak sesuka hati, karena saya tidak suka diatur-atur”. 5) ITG menjawab: “Saya pernah ditahan semalam di polres gara-gara diciduk polisi saat mabuk”.
c. RW 03 1) DG menjawab: “Kurang waktu di rumah. Pulang kerja biasanya langsung keluar, ya untuk melepas kecapean kerja dan untuk hiburan yang bebas”. 2) FK menjawab: “Lebih banyak menghabiskan waktu di luar. Kadang berkumpul minum-minuman keras”. 3) APR menjawab: “Banyak sekali kekurangan, dalam hal kepribadian diri dan ibadah tentunya”. 4) ALM menjawab: “Sering pulang malam dan bahkan tidak pulang, pulang-pulang sudah pagi”. 5) WDD menjawab: “Kurang patuh terhadap orang tua tentunya. Sering orang tua menasehati, tapi saya cuekin saja”.
d. RW 04 1) AK menjawab: “Banyak sekali kekurangan, dalam hal kepribadian diri dan ibadah tentunya”. 2) AR menjawab: “Yang saya rasa, saya itu orang yang suka ngeyel tidak mau kalah”. 3) WS menjawab: “Banyak sekali kekurangan, dalam hal kepribadian diri dan ibadah tentunya. Serta keluarga juga tidak setiap hari mengarahkan ibadah”. 4) SLM menjawab: “Kurang patuh terhadap orang tua”. 5) MNH menjawab: “Banyak keluyuran, karena tidak ada yang mengawasi dan hanya di rumah dengan kakak”.
76
6) AAL menjawab: “Kurang waktu di rumah pastinya. Karena pulang kerja langsung keluar, untuk mencari hiburan yang bebas”.
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Dipandang masyarakat, kami pasti menjadi remaja yang dikatakan nakal”. 2) HS menjawab: “Menjadi orang yang boros karena itu tadi”. 3) HAS menjawab: “Kurang patuh terhadap orang tua, sering membantah nasehat mereka”. 4) EN menjawab: “Kadang bingung sampai hutang-hutang uang karena itu (berjudi)”. 5) DH menjawab: “Kurang berbaur dengan masyarakat sekitar dan cenderung boros tidak bisa menyisihkan uang”.
f. RW 06 1) APP menjawab: “Saya pernah menjadi daftar pencarian orang, dan pernah juga masuk penjara karena kasus penggelapan motor tersebut”. 2) IMN menjawab: “Tidak kenal waktu”. 3) DZA menjawab: “Banyak keluyuran, karena saya dan teman-teman suka mencari keramaian dan mencari teman baru buat mabuk bareng lagi”. 4) HS menjawab: “Kurang waktu di rumah pastinya. Karena pulang kerja langsung keluar, untuk mencari hiburan yang bebas”. 5) NH menjawab: “Kurang waktu di rumah. Pulang kerja biasanya langsung keluar, asik untuk mencari keramaian untuk bersenangsenang”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Kurang patuh pada orang tua saya”. 2) SY menjawab: “Sering berbohong ke orang tua, kalau ditanya darimana jawabnya tidak jujur karena kalau jujur pasti dimarahi, hehehe”. 3) ITG menjawab: “Saya pernah merasakan ditahan di penjara”. 4) NA menjawab: “Yang saya rasa, saya itu orang yang suka ngeyel tidak mau kalah”. 5) FDS menjawab: “Banyak sekali kekurangan, dalam hal kepribadian diri dan ibadah tentunya”.
77
6) MYN menjawab: “Ekonomi kurang membuat keluarga saya lebih konsentrasi memikirkan kebutuhan hidup, apalagi kami juga kurang memiliki wawasan keislaman”. 7) FB menjawab: “Kurang sopan santun terhadap orang tua”. Pengaruh dari pergaulan dalam poros kenakalan remaja khusus membawa akibat masing-masing. Jawaban di atas kebanyakan responden merasa jadi kurang nyaman atau jarang di rumah. Mereka sadar bahwa kurang menghargai orang tua sampai berani melawannya. Selebihnya mereka menjadi buruk nilai budi pekertinya di mata masyarakat. Esok hari memiliki rencana melakukan suatu kegiatan tidak terpikirkan bagi mereka. Bebas, senang dan tanpa ada yang ikut campur menjadi dunia yang mereka merasakan nyaman. Pengaruhnya cita-cita yang biasanya menjadi motivasi bagi usia mereka tidak bisa mereka rasakan. Jadi pemikiran kolot dan emosi yang sering timbul menjadi ciri yang melekat pada mereka. 4. Jawaban Remaja dari pertanyaan “c” a. RW 01 1) NK menjawab: “Faktor rohani keluarga dan ekonomi juga sangat berpengaruh karena kurangnya perhatian dari orang tua dalam pendidikan agama. Dan kesibukan orang tua saya bekerja, karena untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sehingga mereka tidak bisa mengontrol pergaulan saya”. 2) DE menjawab: “Karena faktor ekonomi keluarga saya yang menengah kebawah, sehingga saya kurang nyaman di rumah”. 3) AK menjawab: “Karena faktor orang tua juga suka main sabung ayam. Intinya karena keadaan rohani keluarga yang kurang dan keadaan ekonomi keluarga yang tidak jelas”. 4) ADS menjawab: “Karena faktor ajakan teman, saya lebih suka bergaul di luar wilayah sendiri yang mempunyai hobi sama, yaitu otomotif dan tergabung dalam kelompok geng motor”.
78
b. RW 02 1) SRY menjawab: “Saya dari keluarga yang rohani baik dan ekonomi mapan, itu karena pergaulan teman sebaya ataupun teman yang ada di sekolah saya, maklum saya sekolah digolongan yang mana sekolahan mayoritas murid laki-laki”. 2) SD menjawab: “Faktor rohani, keluarga saya yang kurang dalam hal kerohanian atau pendalaman ilmu agama”. 3) BG menjawab: “Kalau saya pribadi dari pfaktor ekonomi keluarga saya, karena orang tua saya kurang memperhatikan pergaulan saya disibukkan mencari nafkah”. 4) MNH menjawab: “Faktor ekonomi keluarga yang sederhana menuntut orang tua untuk bekerja dan kurang memperhatikan pergaulan anak. Karena orang tua bekerja di luarkota yang hanya kadang seminggu baru pulang”. 5) ITG menjawab: “Saya dari keluarga yang ekonomi lemah, rohani keluarga saya juga lemah dan sekolah saya juga tidak tamat”.
c. RW 03 1) DG menjawab: “Itu semua sangat berpengaruh, karena pendidikan saya tidak tamat sampai SMA. Rohani keluarga dan ekonomi juga pas-pasan, dan semua berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 2) FK menjawab: “Faktor rohani keluarga tentunya, karena kurangnya pendidikan keluarga sehingga sibuk bekerja dan bekerja”. 3) APR menjawab: “Faktor rohani keluarga, dari ekonomi Alhamdulillah saya dari keluarga yang cukup. Namun rohani yang kurang tentunya sangat berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 4) ALM menjawab: “Faktor rohani keluarga saya yang kurang, dan saya diberi kebebasan dalam bergaul”. 5) WDD menjawab: “Pendidikan tentunya, karena pendidikan saya hanya sampai SMA saja atau tidak selesai saya keluar. Alasan karena memikirkan ekonomi keluarga yang kekurangan, apalagi saya masih memiliki adik yang sekolah”.
d. RW 04 1) AK menjawab: “Faktor rohani keluarga, dari ekonomi Alhamdulillah saya dari keluarga yang cukup. Namun rohani yang kurang tentunya sangat berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 2) AR menjawab: “Dari background keluarga saya yang tingkat rohaninya kurang sehingga pengenalan tentang akidah dan akhlak juga sedikit yang saya terima dari keluarga, jujur saja.
79
3) WS menjawab: “Faktor rohani keluarga, dari ekonomi Alhamdulillah saya dari keluarga yang cukup. Namun rohani yang kurang tentunya sangat berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 4) SLM menjawab: “Pendidikan saya yang hanya sampai SMP saja tidak tamat atau putus sekolah. Dan rohani serta ekonomi keluarga yang kurang, orang tua kurang ilmu agama dan lebih banyak bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah”. 5) MNH menjawab: “Karena pendidikan saya, rohani keluarga dan ekonomi keluarga. Karena bapak dan ibu merantau jadi kurang memperhatikan dan memantau saya. 6) AAL menjawab: “Semua memiliki pengaruh, karena pendidikan saya Cuma sampai SD. Apalagi keadaan rohani dan ekonomi keluarga juga kurang, dan itu semua berpengaruh terhadap pergaulan saya”.
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Karena faktor rohani keluarga kami yang kurang, waktunya habis untuk mereka kerja. Dan pendidikan saya putus, ditambah pola asuh orang tua kami yang salah”. 2) HS menjawab: “Kurangnya perhatian orang tua karena faktor rohani dan ekonomi keluarga yang minim”. 3) HAS menjawab: “Pendidikan saya yang hanya sampai SMP saja tidak tamat atau putus sekolah dan rohani keluarga yang kurang. Walaupun keadaan ekonomi mapan, orang tua kurang ilmu agama dan lebih senang bekerja untuk mengumpulakan uang”. 4) EN menjawab: “Dulu karena terbiasa lihat bola ataupun saya suka main Playstation kurang menarik rasanya kalau tidak ada tumpukane (baca: uangnya) gitu bahasane”. 5) DH menjawab: “Karena faktor pribadi diri saya sendiri yang lebih nyaman atau enjoy bergaul di luar, intinya mencari suasana baru”.
f. RW 06 1) APP menjawab: “Karena faktor pendidikan dan rohani keluarga. Saya malas untuk sekolah atau malas berpikir lagi sehingga tidak tamat sekolah. Orang tua saya juga bekerja di luar jawa semua, jadi mereka kurang memperhatikan saya kesehariannya”. 2) IMN menjawab: “Karena faktor pendidikan saya yang tidak tuntas, dan juga faktor rohani keluarga. Sehingga tingkat pemahaman agama yang kurang dan kebebasan yang diberikan orang tua dalam bergaul mempengaruhi juga pergaulan saya”.
80
3) DZA menjawab: “Karena pendidikan saya, rohani keluarga dan ekonomi keluarga. Karena orang tua merantau, jadi mereka kurang memperhatikan dan memantau saya”. 4) HS menjawab: “Semua memiliki pengaruh, karena pendidikan saya Cuma sampai SD. Apalagi keadaan rohani dan ekonomi keluarga juga kurang, dan itu semua berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 5) NH menjawab: “Itu semua sangat berpengaruh, karena pendidikan saya hanya sampai MI. Rohani keluarga dan ekonomi juga kurang, sehingga semua berpengaruh terhadap pergaulan saya”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Pendidikan saya yang hanya sampai SMP tidak lulus, keadaan rohani dan ekonomi keluarga yang tergolong kurang. Orang tua lebih sibuk untuk berusaha mencukupi kebutuhan keluarga”. 2) SY menjawab: “Karena teman pergaulan dan kesibukan kedua orang tua saya yang bekerja semua”. 3) ITG menjawab: “Saya dari keluarga yang ekonomi lemah, rohani keluarga saya juga lemah dan sekolah saya juga tidak tamat”. 4) NA menjawab: “Dari background keluarga saya yang tingkat rohaninya kurang, sehingga pengenalan tentang akidah dan akhlak juga sedikit yang saya terima dari keluarga, jujur saja”. 5) FDS menjawab: “Faktor rohani keluarga, dari ekonomi Alhamdulillah saya dari keluarga yang cukup. Namun rohani yang kurang tentunya sangat berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 6) MYN menjawab: “Keluarga saya dari kecil dalam keadaan ekonomi kurang dan rohani yang kurang, sehingga tidak ada kontrol untuk saya bergaul yang baik”. 7) FB menjawab: “Faktor ekonomi keluarga dan kebebasan yang diberikan orang tua saya untuk bergaul”. Keadaan keluarga yang kurang memiliki wawasan kerohanian yang baik dan jenjang pendidikan mayoritas formal pada remaja berkenakalan khusus di atas membawa pengaruh besar pada bentuk perilaku remaja. Pendidikan formal yang minim dengan jam pelajaran agama kurang memberikan bentuk ajaran membentengi remaja pada pergaulan negatif di luar. Kurang pengetahuan positif negatifnya sesuatu yang dipilih
81
memberikan dampak remaja saat ini lebih melihat pergaulan bebas membawa kesenangan dan pergaulan agamis membawa banyak aturan. Apalagi lingkungan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, memberikan suasana orang tua yang lebih berkonsentrasi untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Sehingga keadaan itu membuat orang tua jauh dalam memperhatikan pergaulan anak. Hubungan kurang harmonis membawa anak mencari kesenangan pribadi di luar, dan kumpulan remaja bebas yang mereka temukan dirasakan lingkungan yang paling bisa mengerti mereka. 5. Jawaban Remaja dari pertanyaan “d” a. RW 01 1) NK menjawab: “Karena solidaritas awalnya, ikut-ikutan teman dan akhirnya keterusan”. 2) DE menjawab: “Saya nyaman-nyaman saja, walaupun ya itu tadi selalu dimarahi orang tua karena tingkah laku saya sendiri”. 3) AK menjawab: “Tidak nyaman sebenarnya, karena ya kasihan juga sebenarnya ayam diadu bahkan sampai matanya saja pecah. Dan tentunya juga hal tersebut melanggar hokum”. 4) ADS menjawab: “Seperti yang saya sebutkan di atas karena saya lebih suka bergaul di luar. Sehingga banyak teman di luar dari pada di Kauman Kidul”.
b. RW 02 1) SRY menjawab: “Bahasanya solidaritas gitu, sesama teman begini ya begini kalau begitu ya begitu”. 2) SD menjawab: “Tentunya karena trend yang berkembang saat ini, faktor pergaulan sehari-hari dan saya nyaman”. 3) BG menjawab: “Karena nyaman untuk berkumpul dengan teman adalah suatu hal yang menyenangkan”. 4) MNH menjawab: “Karena faktor teman sepergaulan dan sekolah, ya nyaman tidak nyaman. Nyamannya banyak teman, tidak nyamannya saya melakukan pelanggaran kadang merasa tidak tenang”.
82
5) ITG menjawab: “Tidak enjoy sebenarnya, saya juga berfikir apa saya akan begini terus”.
c. RW 03 1) DG menjawab: “Karena nyaman, seperti tadi untuk hiburan sepulang kerja. Daripada di rumah mending keluar untuk kumpul-kumpul cari kesibukan”. 2) FK menjawab: “Karena faktor nomor 3 tadi dan karena faktor teman tentunya. Yang pasti pergaulan itu tidak hanya sendiri pasti berkelompok”. 3) APR menjawab: “Tentunya nyaman, karena kalau nyaman pastinya saya tidak akan betah. Karena yang pasti kenyamanan dan solidaritas alasan utamanya”. 4) ALM menjawab: “Nyaman, karena saya jadi banyak teman”. 5) WDD menjawab: “Karena saya ingin bebas dan tidak ada yang mengatur-atur saya. Dan saya merasa nyaman di dalamnya.
d. RW 04 1) AK menjawab: “Tentunya nyaman, karena kalau nyaman pastinya saya tidak akan betah. Karena yang pasti kenyamanan dan solidaritas alasan utamanya”. 2) AR menjawab: “Karena faktor hobi dan lebih suka di luar rumah daripada di prumah. Karena banyak teman di luar, dan faktor solidaritas tentunyakan sudah lama kumpul gitu”. 3) WS menjawab: “Nyaman, karena saya betah. Karena yang pasti kenyamanan dan solidaritas alasan utamanya”. 4) SLM menjawab: “Karena dulunya ikut-ikutan teman menjadi merasa nyaman”. 5) MNH menjawab: “Nyaman, karena saya suka bergaul”. 6) AAl menjawab: “Merasa nyaman, seperti mencari hiburan sepulang kerja”.
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Tidak nyaman, karena kami dinilai masyarakat sebagai orang jelek”. 2) HS menjawab: “Awalnya karena hoby yang keterusan kearah itu, rasanya kalau hanya main dan menonton saja kurang menarik. Tidak nyaman sebenarnya karena pasti ada rasa ketakutan entah nanti kalau ditangkap polisi dan lainnya”. 3) HAS menjawab: “Nyaman, karena saya merasa ini dunia saya”.
83
4) EN menjawab: “Karena awalnya ya faktor hobi”. 5) DH menjawab: “Mengikuti trend yang ada saat ini”.
f. RW 06 1) APP menjawab: “Tidak nyaman, karena selalu merasa ketakutan akan apa yang saya lakukan”. 2) IMN menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman alias mumpung masih muda”. 3) DZA menjawab: “Nyaman, karena saya suka bergaul dan masih bangga kalau bisa berantem dengan remaja lain”. 4) HS menjawab: “Merasa nyaman, seperti mencari hiburan sepulang kerja”. 5) NH menjawab: “Nyaman, merasa memiliki teman banyak dan setiap hari bisa tertawa meluapkan emosi”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Karena awalnya ikut-ikutan teman, kemudian sampai sekarang jadi merasa nyaman dan keterusan”. 2) SY menjawab: “Karena saya suka bergaul, kalau di rumah saja sering merasa suntuk”. 3) ITG menjawab: “Tidak enjoy sebenarnya, saya juga berfikir apa saya akan begini terus”. 4) NA menjawab: “Karena faktor hobi dan lebih suka di luar rumah daripada di prumah. Karena banyak teman di luarsana, dan faktor solidaritas tentunyakan sudah lama kumpul gitu”. 5) FDS menjawab: “Tentunya nyaman, karena kalau nyaman pastinya saya tidak akan betah. Karena yang pasti kenyamanan dan solidaritas alasan utamanya”. 6) MYN menjawab: “Karena saya merasa kumpulan teman saya sekarang cocok dengan jiwa saya”. 7) FB menjawab: “Nyaman, biasanya pergaulan yang dipilih karena merasa nyaman, begitu juga saya”. Jawaban akan bermacam-macam apabila siapapun orangnya diberikan pertanyaan alasan mengapa memilih pergaulan yang dijalani. Karena hubungannya bersambung dengan beberapa faktor yang ada di sekitar
masing-masing.
Penulis
84
mencoba
memberikan
pertanyaan
semacamnya untuk mengetahui keragaman alasan responden memilih pola pergaulan mereka. Besar dari lingkungan keadaan ekonomi dan rohani keluarga yang kurang baik menjadi pemicu awal remaja jauh dari perhatian orang tua yang seharusnya menjadi pendidikan awal bagi mereka. Akibatnya pergaulan luar yang menawarkan selogan kebebasan membawa magnet besar bagi remaja berkenakalan khusus di Kauman Kidul. Apalagi bagi yang menempuh pendidikan tidak tamat sampai SMA/sederajat. Pergaulan bebas akan cepat mempengaruhi mereka. Nyaman dan bebas, kata tersubut ujungnya akan tercetus dari mulut remaja tersebut. Karena mereka lebih merasakan ada nilai solidaritas, kasih sayang sesama dalam pergaulan mereka diluar. Alasan itulah yang besar memberikan kuat yang sebenarnya salah di mata masyarakat. 6. Jawaban Remaja dari pertanyaan “e” a. RW 01 1) NK menjawab: “Salah, karena saya sadar telah membuat malu orang tua saya”. 2) DE menjawab: “Ya, pastinya ingin berubah harapannnya”. 3) AK menjawab: “Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, saya tidak enjoy karena melakukannya juga sembunyi-sembunyi”. 4) ADS menjawab: “Enjoy saja karena ini adalah dunia saya, yang cocok dengan diri saya”.
b. RW 02 1) SRY menjawab: “Salah, karena itu memang tidak sesuai dan saya ingin berubah”. 2) SD menjawab: “Enjoy-enjoy saja, dan berkeinginan menjadi orang yang lebih baik dan berbakti keorang tua tentunya”.
85
3) BG menjawab: “Salah sebenarnya, tetapi inilah pergaulan saya mencari teman yang bisa berbagi dan kecocokan juga tidak mudah”. 4) MNH menjawab: “Harapan ingin berubah, takut nanti dikeluarkan dari sekolah. Karena sudah sering dipanggil BK”. 5) ITG menjawab: “Seperti yang saya sudah sebutkan tadi harapan saya ingin berubah untuk diri saya dan untuk membahagiakan orang tua saya”.
c. RW 03 1) DG menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman”. 2) FK menjawab: “Tentunya banyak sekali kekurangan, dan tentunya ingin berubah menjadi lebih baik”. 3) APR menjawab: “Bicara masadepan, saya sendiri pasti ingin berubah”. 4) ALM menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman walaupun kadang was-was kalau ada operasi dari pihak berwenang”. 5) WDD menjawab: “Tentunya kurang baik ya, karena saya sadar kadang apa yang saya lakukan ini salah”. d. RW 04 1) AK menjawab: “Kedepannya pasti ingin berubah”. 2) AR menjawab: “Kurang nyaman sih, karena sebenarnya saya sudah berkumpul dengan pergaulan yang suka kebut-kebutan di jalan. Dan saya banyak mengahabiskan di jalan, dipandang orang pastinya juga bagaimana gitu”. 3) WS menjawab: “Bicara masadepan, saya pribadi kedepannya ingin berubah”. 4) SLM menjawab: “Harapan pasti ingin berubah, dan saya mulai merasa sadar kalau begini terus saya sendiri tidak mungkin sukses”. 5) MNH menjawab: “Enjoy-enjoy saya, karena di rumah juga sepi”. 6) AAl menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman”.
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Harapan masadepan ingin berubah dan dapat dipandang masyarakat baik”. 2) HS menjawab: “Pastinya ingin berubah”. 3) HAS menjawab: “Harapan pasti ingin berubah, dan saya mulai merasa sadar kalau pergaulan saya kurang memberikan manfaat”. 4) EN menjawab: “Saya ingin berhenti sebenarnya dari dulu, ya penyakit orang main seperti banyak orang kalau kalah pengen mengembalikan modal, kalau menang pengennya diperbanyak”.
86
5) DH menjawab: “Enjoy-enjoy saja”.
f. RW 06 1) APP menjawab: “Harapan pastinya ingin berubah dan ingin memperbaiki citra nama diri saya di masyarakat”. 2) IMN menjawab: “Harapan ingin berubah dan ingin menjadi orang yang baik”. 3) DZA menjawab: “Enjoy-enjoy saya, karena kalau di rumah malah bingung mau ngapain”. 4) HS menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman”. 5) NH menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Harapan kedepan pasti ingin berubah. Karena saya sadar kalau hidup seperti ini terus tidak baik”. 2) SY menjawab: “Ingin berubah tentunya, tetapi jujur sulit kalau mau menolak ajakan teman”. 3) ITG menjawab: “Seperti yang saya sudah sebutkan tadi harapan saya ingin berubah untuk diri saya dan untuk membahagiakan orang tua saya”. 4) NA menjawab: “Kurang nyaman sih, karena sebenarnya saya sudah berkumpul dengan pergaulan yang suka kebut-kebutan di jalan. Dan saya banyak mengahabiskan di jalan, dipandang orang pastinya juga gimana gitu”. 5) FDS menjawab: “Kedepannya pasti ingin berubah”. 6) MYN menjawab: “Masa depannya saya pasti ingin menjadi baik tidak ingin menjadi orang yang dinilai jelek terus”. 7) FB menjawab: “Lebih baik dari orang lain, karena saya merasa bisa bergaul dengan siapapun”.
Harapan untuk menjadi baik pasti ada pada setiap orang walaupun hanya kecil. Begitu juga pada mereka yang terperosok pada pergaulan kenakalan khusus remaja. Kehidupan akan berlanjut, berkeluarga dan memiliki kebutuhan sering menjadi faktor manusia mulai berpikir dewasa untuk meninggalkan kehidupan yang arogan.
87
Remaja Kauman Kidul yang termasuk dalam kenakalan khusus saat wawancara dengan penulis membahas tentang harapan masa depan, mayoritas mereka ingin menjadi baik walaupun masih ada yang merasa nyaman sekali dengan keadaannya saat ini. Keadaan tersebut sebenarya direspon oleh semua elemen masyarakat untuk bisa sensitif lagi dengan keadaan remaja Kauman Kidul.
88
BAB IV Analisis Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga
Setelah peneliti mengadakan penganalisisan dari data yang telah terkumpul, maka dalam bab ini akan dikemukakan tentang hasil penelitian yang telah didapatkan tersebut. Untuk membahas temuan penelitian ini penulis akan berusaha menyajikannya secara bertahap. Pertama, Analisis tentang Peranan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakakalan Remaja.
Kedua, Faktor–faktor
pendorong dan penghambat peranan REMAJA MASJID Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kauman Kidul. A. Analisis tentang Peranan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakakalan Remaja Remaja Masjid Al-Ayyubi memiliki 6 tujuan mulia yang memiliki hubungan erat dengan lingkungan masyarakat Kauman Kidul, sebagai berikut: 1. Membina Remaja Masjid Al-Ayyubi untuk menjalankan syari’at Islam yang baik dan benar sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
89
2. Memupuk dan memelihara silaturahmi dan rasa ukhwah Islamiah serta kekeluargaan dan mewujudkan kerja sama yang utuh dan jiwa pengabdian kepada masyarakat dan menumbuh suburkan kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Membina anggotanya didasari oleh hubungan emosional sehingga terwujud kesatuan sudut pandang dan pola fikir yang luas, ucapan dan tindakan sama. 4. Membina dan memelihara serta menumbuh suburkan kualitas keimanan dan ketaqwaan sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 5. Menghimpun dan mempersatukan Remaja di lingkungan Kauman kidul. 6. Mendidik para anggota dalam tata cara berorganisasi dalam ikatan yang sejalan dengan tujuan Ikatan Remaja (AD-ART Remaja Masjid Al-Ayyubi). Tujuan di atas membentuk pola perjalanan kegiatan Remaja Masjid Al-Ayyubi pada arah untuk memperdayakan anggotanya dan lingkungan sekitar masjid. Banyak hal yang telah dilakukan oleh AlAyyubi
dalam
merealisasikan
tujuan-tujuan
tersebut.
Hal
menunjukkan bahwa keberadaan mereka memberikan peranan penting bagi lingkungan.
90
ini yang
Dalam menjalankan peranannya, aktivitas
kegiatan yang
dilakukan oleh Remaja Masjid Al-Ayyubi tidak hanya fokus
pada
bidang kemasjidan dan pengajian, melainkan lebih luas di bidang keremajaan. Kesimpulan tujuannya yaitu bisa memakmurkan masjid dengan berbagai acara rohaninya dan bisa merangkul segala kalangan untuk bisa mendukung mereka atau lebih bisa ikut memberikan andil bagi kegiatan kerohanian. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh penulis dilapangan bahwa peranan Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat terlihat dari beberapa aktivitas kegiatannya di lingkungan Kelurahan Kauman Kidul, antara lain: 1. Kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan Masjid Remaja Masjid Al-Ayyubi merupakan organisasi remaja yang kegiatannya berpusat di masjid kelurahan Kauman Kidul. Dibentuk guna mendukung dan memakmurkan masjid dengan segala kreatifitas kegiatannya. Karena Remaja Masjid Al-Ayyubi merupakan anak organisasi pengurus takmir Masjid sekelurahan Kauman Kidul. Oleh karena itu dalam aktivitasnya perlu menyelaraskan dengan aktivitas ketakmiran setiap Masjid, dalam artian mendukung dan membantu program kegiatan induknya, sehingga akan terjadi sinergitas yang saling menguatkan antara Remaja Masjid Al-Ayyubi dengan takmir atau pengelola Masjid-masjid Kauman Kidul.
91
Lebih jelasnya penulis akan memberikan penjelasan pada masing-masing kegiatan aktif Remaja Masjid Al-Ayyubi yang berhubungan dengan dukungan kepada takmir masjid: a. Pengajian Anjangsana ke Masjid Sekelurahan Pengajiian yang dilaksanakan secara rutin pada minggu terahir setiap bulannya. Acara ini dilaksanakan guna meramaikan atau meramaikan masjid dan ajang silaturahmi. Rangkaian acara pengajian diisi dengan pemateri dari takmir salah satu masjid Kauman Kidul secara rutin bergantian. Guna
mensukseskan
acara
tersebut,
sumberdana
dikumpulkan dari iuran warga sekitar masjid atau Hamba Allah yang berkeinginan beramal dan didukung dari kas masjid yang dibuat untuk pelaksanaan acara. b. Tarkhim (Taraweh Silaturahmi) Remas masjid Al-Ayyubi menjadi panitia penuh dalam mensukseskan acara ini. Karena memang acara ini bertujuan untuk memakmurkan masjid dan dilaksanakan oleh remaja-remaja masjid Al-Ayyubi. Kegiatan positif ini dilaksanakan dari musholamushola dan ke masjid-masjid Kelurahan Kauman Kidul, yang diadakan rutin di setiap bulan Ramadhan. Tujuan dari berlangsungnya kegiatan ini, sebagai ajang silaturahmi Remas Al-Ayyubi dan masyarakat sekitar wilayah masjid. Bergantian selama lima hari sekali dalam seminggu
92
kegiatan ini dilaksanakannya. Kegiatan-kegiatan positif yang diadakan oleh Remas AlAyyubi bekerjasama dengan Takmir Masjid membawa tujuan dasar yaitu untuk memakmurkan masjid sekelurahan Kauman Kidul. Sehingga remaja sendiri dan masyarakat sekitar masjid mendapatakan suasana yang bisa membangunkan mental religi mereka untuk ikut memakmurkan masjid. 2. Kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat Remaja Masjid Al-Ayyubi sebagai organisasi Remaja Masjid Kauman Kidul, dalam melakukan kegiatannya tidak hanya terbatas untuk mendukung ketakmiran masjid dan memakmurkan masjid, akan tetapi kegiatan yang diselenggarakan juga harus menggandeng atau menyertakan masyarakat secara luas. Misalnya kegiatan menjelang peringatan hari besar Islam atau yang sering dikenal dengan istilah PHBI. Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam Agama Islam terdapat delapan hari besar Islam yang selalu rutin diperingati setiap tahunnya,
antara
lain; peringatan tahun baru Hijriyah pada 1
Muharam, peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul Awal), pada tanggal 27 Rajab (peringatan hari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW). Dalam hal ini, setiap penyelenggaran kegiatan menjelang peringatan hari besar Islam, Pengurus Remaja
93
Masjid Al-Ayyubi selalu dilibatkan oleh takmir Masjid untuk membantu dan mensukseskan pelaksanaan kegiatan tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya kegiatan yang diselenggarakan harus terencana dan terorganisir secara baik. Berikut adalah kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilaksanakan
oleh
Remaja Masjid Al-Ayyubi, antara lain: a. Peringatan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram Kegiatan ini dilaksanakan rutin tahunan pada malam 1 Muharram oleh Remaja Masjid Al-Ayyubi. Semua kalangan masyarakat muslim Kauman Kidul diikut sertakan untuk mengikuti pengajian dalam rangka memperingati Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram. Kegiatan ini didukung penuh oleh semua Takmirtakmir masjid di Kauman Kidul. Sumber dana kegiatan ini dari kumpulan kas Remaja Masjid Al-Ayyubi, Donatur-donatur dari pribadi masyarakat, dan didukung dengan kas Takmir Masjid sekelurahan Kauman Kidul. Kepanitian dalam acara ini tidak hanya dari Remas Al-Ayyubi, namun diikut sertakan beberapa tokoh masyarakat dan dibantu oleh remajaremaja Kauman Kidul.
b. Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW
94
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Remas Al-Ayyubi untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pelaksanaannya rutin setahun sekali pada tanggal 12 Maulud. Acara ini melibatkan kontribusi semua kalangan masyarakat muslim. Karena masyarakat memberikan donasi dana untuk kegiatan ini. Bekerja sama dengan Takmir Masjid dan beberapa tokoh masyarakat Kauman Kidul untuk mensukseskan acara tersebut. Kas Remas Al-Ayyubi, kas pengajian RT sekelurahan, dan didukung pula dari kas Takmir Masjid sekelurahan Kauman Kidul menjadi sumber dana utama dalam acara ini. Kepanitian kegiatan ini dari Remas Al-Ayyubi, Takmir Masjid dan beberapa tokoh masyarakat. c. Peringatan hari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Untuk kegiatan Isra’ Mi’raj, Remas Al-Ayyubi lebih membungkusnya menjadi sederhana. Rutin acara diselenggarakan tiap setahun sekali, yaiut pada tanggal 27 Rajab. Dalam hal kepanitiaan, acara ini hanya Remas Al-Ayyubi yang bertanggung jawab penuh pada kegiatan ini. Sumber dana terpusat berasal dari kas Remas Al-Ayyubi. d. Zakat Fitrah Rutin
pada
tangal
24-27
Ramadhan
zakat
fitrah
dilaksanakan oleh LAZ ( Lembaga Amil Zakat ) Kauman Kidul dibantu oleh Remas Al-Ayyubi sebagai panitia pengumpul zakat.
95
Kemudian setelah zakat berupa uang dan beras terkumpul dan sudah terhitung, uang dan beras kembali dibagikan kepada warga masyarakat muslim yang membutuhkan melalui Ketua RT dengan remaja yang membantunya. e. Kurban Setiap Hari Raya Idul Adha, beberapa masyarakat muslim Kauman Kidul memberikan kurban Kambing atau Sapi di masjidmasjid Kauman Kidul. Setelah hewan kurban disembelih dan dipotong menjadi bagian kecil-kecil, bagian tersebut ditimbang untuk diusakan dibagi rata kepada masyarakat muslim satu RW dengan masjid. Dari pemaparan kegiatan-kegiatan tersebut atas, menurut pendapat penulis bahwa peranan Remaja Masjid Al-Ayyubi memiliki kedudukan yang strategis dalam melakukan kegiatan sosial di masyarakat. Nilai-nilai kegiatan tersebut sangat berarti dalam kehidupan bermasyarakat, sekaligus kegiatan tersebut merupakan bagian dari bentuk kepedulian Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam kegiatan terjun di lingkungan masyarakat. 3. Kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan remaja Usia remaja menjadi usia pengurus beserta anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi. Sadar dengan situasi tersebut, aktifitas Remaja Masjid juga beberapa mengandung unsur untuk merangkul segala golongan remaja Kauman Kidul. Kerisauan tersebut dibungkus oleh
96
Remaja Masjid Al-Ayyubi dengan menyusun aneka program kegiatan, kemudian difollow up (tindak lanjut) dengan berbagai aktivitas yang berorientasi pada keislaman, kemasjidan, keremajaan, ketrampilan dan keilmuan. Arah kegiatannya dalam hal merangkul generasi muda islam ini, secara umum diorientasikan untuk bisa memberikan minimal suasana kerohanian bagi kalangan remaja yang kedepannya agar bisa memberikan benteng pada pergaulan negatif remaja pada umumnya. Untuk mewujudkan generasi muda Kauman Kidul pada arah remaja yang memiliki nuansa kerohaniaan yang bagus. Remaja Masjid Al-ayyubi dalam tujuannya merangkul semua kalangan remaja kelurahan Kauman Kidul melaksanakan berbagai kegiatan, sebagai berikut: a. Pesantren Ramadhan/Pesantren Kilat Remaja dan Anak-anak Setiap sore di bulan Ramadhan menjelang waktu berbuka puasa, Remas Al-Ayyubi mengadakan acara pesantren kilat. Peserta dibuka umum dengan ajakan prioritas pada seluruh remaja muslim dan anak-anak muslim sekelurahan Kauman Kidul. Bertempat secara bergantian pada masjid-masjid di Kauman Kidul. Acara ini setiap Ramadhan ke-2 sampai ke-5 untuk semua remaja muslim Kauman Kidul, dan Ramadhan ke-7 sampai ke-15 untuk semua anak-anak muslim Kauman Kidul mulai dari usia PAUD/TK, MI/SD kelas1 sampai 6, dan usia SMP/sederajat kelas
97
7 sampai 9. Menjalin silaturahmi dan suasana kerohanian bagi generasi muda lingkungan Kelurahan Kauman Kidul agar terhindar dari pola pergaulan modern yang negatif adalah tujuan dari diadakan acara ini. b. Takbir Keliling Remaja dan Anak-Anak Menjadi daya tarik sendiri pada remaja dan anak-anak pada umumnya, acara takbir yang dilaksanakan setahun dua kali pada malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Melalui kegiatan ini, Remas Al-Ayyubi memiliki tujuan khusus pada generasi muda yaitu untuk bisa menanamkan perhatiannya terhadap lantunanlantunan Takbir yang mulia. c. Wisata dan Santunan ke Panti Asuhan Kegiatan ini sudah berjalan aktif pada semua anggota Remas Al-Ayyubi. Karena donasi uang yang dikumpulkan juga mayoritas dari kesadaran privadi masing-masing anggota Remas. Setiap bulan yang ditentukan setahun sekali, uang atau benda yang bermafaat lain dikumpulkan untuk disantunkan pada Panti-panti Asuhan yang dipilih bergantian tiap tahunnya. Tujuan kegiatan ini luas sekali untuk semua remaja Kauman Kidul yang ikut serta. Sadar akan banyak saudara muslim yang membutuhkan akan memberikan efek perhatian pada mental remaja untuk bisa lebih baik lagi untuk bisa memperjuangkan masa depan meraka menuju masa depannya yang positif.
98
d. Zakat Fitrah Memiliki unsur hubungan dengan masyarakat muslim secara umum, kegiatan zakat juga melibatkan remaja-remaja sekitar masjid. Manfaatnya, Remas Masjid Al-Ayyubi melalui LAZ ( Lembaga Amil Zakat ) Kauman Kidul mengharapkan bisa merangkul remaja-remaja untuk bisa respect pada keadaan realitas bermasyarakat. Dan merangkul remaja untuk bisa berpikir bahwa mereka memiliki manfaat besar pada masa usianya. e. Tadarus Keliling Anjangsana Ke Rumah Remaja Setiap
malam
Senin,
anggota
Remas
Al-Ayyubi
mengadakan acara rutinan tadarus keliling dari rumah ke rumah secara bergantian. Acara ini berusaha untuk terus menjalin silaturahmi semua anggota Remas dengan diisi kegiatan yang bernuansa kerohanian. Tujuannya jelas untuk menjalin keakraban sekaligus menambah khasanah pergaulan agar suasana dalam keseharian terbawa pada suasana keislaman. Kegiatan ini diisi oleh Remas Al-Ayyubi dengan bersama belajar membaca dan mempelajari ilmu tajwid. Salah satu dari anggota yang memiliki kompetensi baca Al-Qur’an lebih bagus menjadi pengajar buat teman-teman semua. Harapan dengan semangat bersama untuk belajar, remaja menjadi pribadi saling mengisi kekurangannya dalam kompetensi Al-Qur’an mereka.
99
f. Drumblek Tahun ini kegiatan drumblek menjadi kegiatan remaja yang popular. Hal ini dibaca positif oleh Remas Al-Ayyubi sebagai mediator untuk bisa merangkul semua kalangan remaja agar bisa berkumpul bersama dengan anggota Remas. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengumpulkan remaja, namun memberikan aktivitas bagi remaja agar bisa berkumpul dengan kegiatan yang positif. Setiap
malam
Kamis,
kegiatan
latihan
Drumblek
dilaksanakan dibalaidesa Kauman Kidul. Anggotanya dibagi dari kelompok anak dan remaja. Sudah dikenal masyarakat, kegiatan ini terkadang
menjadi
pengisi
acara
dalam
kegiatan-kegiatan
kelurahan. Realitas kegiatan-kegiatan tersebut di atas, merupakan wadah untuk Remas Al-ayyubi bisa merangkul semua kalangan remaja Kauman Kidul untuk mensuasanakan aktivitas positif dan membentuk akhlak remaja agar terhindar dari akibat pergaulan negative. Selanjutnya harapan jauh bisa bersama untuk berjalan pada arah remaja menjadi generasi muda Islam yang beriman, bertaqwa dan beramal shalih kepada Allah SWT. Remaja Masjid Al-Ayyubi membawa konsen kegiatannya terhadap pemberdayaan remaja dan pemakmuran masjid, membawa peranan cukup strategis dalam melaksanakan kegiatan pembinaan
100
kepada remaja. Karena kegiatan tersebut akan memberikan akibat yang positif apabila bisa dijalankan dengan baik.
B. Faktor–faktor Pendorong dan
Penghambat Peranan Remaja
Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kauman Kidul Seperti umumnya setiap organisasi maupun lembaga yang berdiri, banyak memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Remaja Masjid Al-Ayyubi yang hadir sebagai organisasi pemberdayaan remaja dan pemakmuran masjid, memiliki faktor pendorong dan penghambat dalam menjalankan peranannya, baik dari pengurus, masyarakat dan sebagainya. Kelancaran suatu kegiatan di samping ditentukan oleh faktor sumber
daya
manusia, faktor
lingkungan, faktor dana, fasilitas dan alat pelengkap yang diperlukan serta pengelolaan yang baik. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut: 1. Faktor pendorong: a. Dukungan dari para Ulama, Tokoh Masyarakat, dan mayoritas masyarakat Kauman Kidul. b. Kesadaran sebagian remaja akan bahaya dari pergaulan negatif. c. Suasana keislaman dan kebersamaan pada masing-masing kegiatan yang bekerjasama dengan remaja.
101
d. Bersatunya Remas sekelurahan Kauman Kidul dalam organisasi Remas Al-Ayyubi, sehingga menumbuhkan solidaritas setelah saling mengenal. e. Kerjasama dari pihak keamanan kelurahan Kauman Kidul dalam upaya menanggulangi kenakalan remaja. 2. Faktor penghambat: a. Tempat hiburan malam tidak jauh dari lingkungan masyarakat yang buka sampai larut malam. b. Beberapa wanita tuna susila yang bertempat didekat lingkungan Kelurahan Kauman Kidul. c. Warung-warung disekitar lingkungan yang menyediakan minuman beralkohol. d. Banyak remaja yang belum memiliki pekerjaan dan kurang kegiatan. e. Pergaulan remaja banyak yang mengenal penggunaan barang yang terlarang. f. Tontonan TV yang sudah mengalahkan acara pengajian. g. Kurang kesadaran akan dampak dari pergaulan negatif. h. Kurang perhatian dari orang tua terhadap pergaulan remaja. C. Realitas Peran Remas Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Minat atau ketertarikan masing-masing remaja berbeda. Memang menjadi umumnya bahwa usia remaja memiliki mental yang labil masih
102
mudah untuk terpengaruh dalam berbagai hal. Keadaan tersebut akan memberikan tantangan sendiri bagi semua pihak yang memiliki kerisauan untuk bisa menanggulangi kenakalan remaja menjadi mengarahkan pada pergaulan yang bermanfaat. Lingkungan damai, suasana kebersamaan tinggi akan terasa apabila pergaulan positif bisa mayoritas dialami oleh remaja Kauman Kidul. Hasil tersebut yang seharusnya diperoleh untuk menjawab berbagai kerisauan masyarakat tentang kenakalan remaja. Berikut penulis menghadirkan data wawancara terhadap beberapa Remas Al-Ayyubi: 1. Pertanyaan dari penulis a. Kegiatan apa saja yang ditangani oleh Remas Al-Ayyubi? b. Kegiatan apa saja yang dapat mempengaruhi keikut sertaan remaja (nakal) dalam kegiatan Remas? c. Jelaskan mengapa kegiatan tersebut bisa dianggap mampu menarik keikut sertaan remaja (nakal)? d. Sebutkan contoh hasil kegiatan Remas Al-Ayyubi dalam upaya merangkul remaja sekelurahan Kauman Kidul? e. Menurut Anda peran seperti apa yang diberikan Remas Al-Ayyubi untuk mengatasi kenakalan remaja Kauman Kidul? f. Kegiatan apa yang dapat digunakan untuk mengatasi kenakalan remaja?
2. Jawaban
103
a. Ketua Remas Al-Ayyubi 1) Jawaban a: Banyak, terutama hal-hal yang bersifat keagamaan seperti PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) seperti: pengajian Maulid Nabi, pengajian 1 Muharram, Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad dan lainnya. Selain itu juga dalam peringatan 2 hari raya Islam selalu ada takbir keliling, setiap Ramadhan selalu ada pesantren kilat remaja dan anak-anak usia PAUD/TK, MI/SD, SMP/sederajat. Dalam bulan Syawal selalu ada halal bihalal remaja dan sesepuh dan masyarakat Kauman Kidul. Seminggu sekali juga kami mengadakan kegiatan Darling (Tadarus Keliling) yang tempatnya anjangsana kerumah-rumah remaja setiap malam Senin atau Minggu malam, dan setiap malam Kamis ada kegiatan Drumblek. Setahun sekali juga ada wisata rutin sebagai sarana refreshing remaja, yang sudah berjalan selama ini wisata sekaligus bakti sosial di Panti Asuhan sesuai tempat mana yang dituju dan untuk kegiatan anak-anak setiap bulan Maulid Nabi. Kami mengadakan gebyar anak soleh yang pesertanya anak PAUD/TK (lomba mewarnai), SD/MI kelas 1-3 putra (adzan dan wudlu) putri (lomba wudu), kelas 4-6 (putra-putri lomba sholat dan tartil Al-Qur’an) dan SMP (lomba MC bahasa jawa). 2) Jawaban b: Hal yang sangat menarik biasanya wisata, drumblek dan pesantren kilat remaja.
104
3) Jawaban c: Karena wisata sudah pasti semua tertarik, drumblek salah satu yang menjadi icon kota Salatiga, dan mereka cukup antusias. Pesantren kilat remaja sarana mengisi waktu selagi menunggu berbuka puasa. 4) Jawaban d: Semua kegiatan yang sudah saya sebutkan sebelumnya adalah hasil kegiatan yang dapat merangkul remaja. Karena itu semua sudah masuk dalam program kerja Remas AlAyyubi. 5) Jawaban e: Kami juga setiap setahun sekali mengadakan sarasehan sekelurahan dan yang kami undang orang tua, tokoh masyarakat, perangkat kelurahan dan semua remaja. Acaranya diisi dengan pemateri yang sesuai dengan tema penanggulangan kenakalan remaja Kauman Kidul. Alhamdulillah kegiatan ini terlaksana rutin setiap tahunnya. Kemudian kami juga mengadakan
kegiatan
bertemakan
Islam
supaya
dapat
membentengi berkembangnya kenakalan remaja khususnya di Kauman Kidul. Harapannya, semoga
Remas Al-Ayyubi
menjadi percontohan untuk wilayah lain dalam hal-hal tersebut. Kami
selalu
berkomunikasi
dengan
BABINSA
dan
BABINKAMTIBNAS untuk tindakan pencegahan kenakalan remaja.
105
6) Jawaban f: Pastinya kegiatan meingguan Tadarus Keliling. Karena kita dapat berkumpul setiap minggu belajar membaca Al-Qur’an dan sekalian saling tukar pendapat. b. Wakil Ketua Remas Al-Ayyubi 1) Jawaban a: Semua kegiatan yang bersifat keagamaan, karena basic-nya Remas jadi mayoritas kegiatan yang diadakan biasanya PHBI, contoh: Isro’ Mi’roj 1 Muharram, Maulid Nabi yang notabenya pengajian akbar sekelurahan yang melibatkan remaja dan warga sekelurahan. Setiap Ramadhan ada peskil remaja dan anak-anak takbir keliling Idul Fitri dan Idul Adha. Untuk rencana setelah lebaran ini sedang direncanakan untuk membuat rebana tradisional, karena Kauman Kidul yang terkenal akan rebananya sudah vakum. Rencananya apabila ada yang menyewa dalam acara, uangnya bisa dimasukkan dalam kas. Kegiatan lainnya, tadarus keliling tiap malam Senin yang sudah berjalan dan sistemnya anjangsana rumah kerumah. Dan juga setiap tahun ada kegiatan untuk anak-anak usia PAUD/TK, SD/MI, SMP/sederajat diadakan lomba gebyar anak soleh. Tahun ini, kegiatan tersebut sudah dilaksanakan pada bulan Rajab kemarin yaitu kegiatan lomba mewarnai, wudlu dan adzan, shalat dan tartil serta MC berbahasa jawa.
106
2) Jawaban b: Saya pada tahun ini mengusulkan tiap tahun baru diadakan perayaan tahun baru sekelurahan. Intinya remaja daripada mereka harus keluar ke kota dan membuat kemacetan lebih baik membuat acara sendiri yang menarik. Sehingga partisi semua remaja sangat tinggi, baik anggota remaja ataupun remaja yang nakal. Drumblek juga menjadi kegiatan sebagai sarana untuk merangkul semua remaja. Karena drumblek sangat menarik menurut rekan-rekan remaja. Dan kegiatan yang kami anggap paling menarik adalah kegiatan wisata, karena mereka beranggapan bahwa intinya kegiatan adalah bersenang-senang. 3) Jawaban c: Karena kegiatan itu dianggap menarik, dan semua yang menarik pasti mereka menyukainya. Dan sedang dibahas untuk menyatukan remaja kami dengan jalan akan diadakan lomba tingkat RW sekelurahan Kauman Kidul. Supaya mereka dapat dirangkul dan menyatukan semua remaja. 4) Jawaban d: Semua kegiatan yang sudah menjadi program kerja dan diikuti oleh semua anggota yang semuanya adalah remaja seKelurahan Kauman Kidul. 5) Jawaban e: Kami selaku pengurus bekerjasama dengan kelurahan untuk membantu menjaga lingkungan Kauman Kidul khususnya untuk remaja yang bermasalah agar bisa ditindak dan diberikan sanksi atau teguran.
107
6) Jawaban f: Intinya semua kegiatan yang sudah ada adalah sarana untuk menanggulangi kenakalan remaja. Karena semua itu untuk
memberikan kesibukan
yang positif
dan latihan
berorganisasi untuk semua remaja Kauman Kidul agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. c. Humas Remas Al-Ayyubi 1) Jawaban a: Dari Remas Al-Ayyubi menangani semua kegiatan keagamaan se-Kauman Kidul. Contoh Hari Besar Islam pasti ada pengajian akbar seKelurahan yang di handle oleh remaja atas bantuan para tokoh masyarakat. Setiap Ramadhan ada Peskil baik remaja maupun anak-anak dari PAUD sampai SMP. Biasanya remaja H+2 Ramadhan samapai H+5 dilaksanakan 4 hari dan anak–anak 8 hari dari H+7 sampai H+15 untuk kegiatan bulan Ramadhan. Hari Raya kami mengadakan Takbir Keliling yang pesertanya anak-anak dan remaja, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Di bulan Syawal sudah ada Halal Bi halal yang sudah tertera semua kegiatan dari AD-ART Remas Al-Ayyubi. 2) Jawaban b: drumblek, tadarus keliling, karena itu adalah kegiatan mingguan yang pastinya kami selalu ajak-ajak kesesama reamaja untuk ikut kegiatan tersebut. Alhamdulillah selama ini kegiatan itu berjalan dengan lancar. 3) Jawaban c: Karena agar tidak hanya tiap minggu hanya diajak ngaji saja pasti mereka bosan. Tapi ada juga hal kesenian yang
108
disukai, contohnya: drumblek tadi agar selain ngaji juga ada hiburannya. Satu lagi wisata pasti yang datang banyak, karena siapa sih yang tidak suka piknik? 4) Jawaban d: Hasilnya dengan adanya organisasi Remas AlAyyubi dan semua anggotanya, seluruh remaja se-Kelurahan dari RW 01- RW 07 dapat berkumpul menjadi satu. Sehingga kegiatan-kegiatan yang sudah ada dapat mudah berjalan atas kesadaran sebagai remaja Kauman Kidul. Belum tentu di wilayah lain ada organisasi remaja yang lingkupnya satu kelurahan. 5) Jawaban e: Salah satu alternative dalam mengatasi itu, setiap kegiatan kami mengundang remaja yang biasanya dianggap paling diajeni (baca: disegani) sehingga dapat mengajak-ajak kancane
(baca:
temannya).
Dan
yang
sudah
berjalan
Alhamdulillah cara tersebut limayan berhasil. 6) Jawan f: Jawaban dari “b” tadi mas, dan semua kegiatan yang ada tujuannnya salah satu menanggulangi kenakalan remaja Kauman Kidul, selain menyatukan seluruh remaja Kauman Kidul. Beberapa jawaban anggota Remas Al-Ayyubi dari pertanyaan di atas memberikan gambaran bahwa perhatian Remas terhadap kenakalan remaja yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan positif sudah mulai bisa membawa suasana sebagian banyak remaja untuk ikut terjun dalam
109
kegiatan-kegiatan tersebut. Minimal dengan berkumpulnya anggotaanggota Remas dengan remaja membawa suasana kebersamaan bernuansa positif. Pelan-pelan dengan kesadaran remaja untuk ikut serta dalam kegiatan Remas memberikan aktivitas remaja untuk menjauhi keseringan terhadap pergaulan yang negatif. Bantuan dari beberapa pihak menambah peran positif oleh Remas bisa dirasakan kepada mayoritas remaja. Sehingga dengan semakin bertambahnya remaja yang ikut dalam mengisi kegiatan-kegiatan di atas akan memberikan suasana pada linkungan masyarakat khususnya remaja pada aktivitas yang positif. D. Tanggapan Masyarakat terhadap Peran Organisasi Remas AlAyyubi dalam menanggulangi Kenakalan Remaja Seperti tiang untuk membangun kemah, ketika tiang tengah tidak ada kemah sewaktu-waktu akan mudah dirobohkan. Sama halnya dengan keberadaan Remas Al-Ayyubi dengan semua kegiatan positifnya tidak akan bisa berjalan dengan baik dan lama apabila tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Sehingga semua pengurus dan anggota Remas Al-Ayyubi sadar posisi untuk mencari dukungan dari masyarakat agar kegiatan mereka menghasilkan tujuan seperti yang diinginkan. Berikut tanggapan dari masyarakat tentang hadirnya organisasi Remas Al-Ayyubi di Kauman Kidul. Mereka memberikan dukungan terlihat dari hasil wawancara penulis sebagai berikut: 1. Pertanyaan
110
a. Bagaimana pendapat Anda tentang kegiatan Remas Al-Ayyubi? b. Apakah Anda setuju apabila kegiatan Remas Al-Ayyubi menjadi salah satu dari sarana menanggulangi kenakalan remaja Kauman Kidul? c. Hal apa saja menurut Anda yang harus dilakukan masyarakat untuk membantu menanggulangi kenakalan remaja Kauman Kidul? d. Adakah saran dari anda untuk organisasi Remas Al-Ayyubi? 2. Jawaban a. Takmir 1) Jawaban a: Baik tentunya, karena remaja kalau tidak ada kegiatan ataupun wadah untuk berfikir ataupun berkumpul dan juga melaksanakan kegiatan akan macet regenerasi dari yang tua ke yang muda. Saya sebagai takmir selalu mendukung setiap apa yang dilaksanakan, wong ya itu semua untuk generasi penerus agar tidak keluyuran ngalor ngidul (baca: kemana-mana) tidak ada tujuannya. Dengan adanya Remas Al-Ayyubi, setiap kumpulan takmir se-Kelurahan pasti juga diundang dan membuat acara sesuai dengan apa yang didapatkan, bahasanya EO (Even Organizer). 2) Jawaban b: Setuju, karena melihat pergaulan saat ini yang sangat memprihatinkan. Contoh: hamil di luar nikah, mabuk, balap motor, rambut yang diwarna-warnai, bertato. Harapannya agar dengan adanya Remas Al-Ayyubi khususnya remaja
111
Kauman Kidul tidak ikut-ikutan. Minimal bisa mencegah remaja bergaul negatif melalui kegiatan-kegiatan positif. 3) Jawaban c: Masyarakat harus lebih tanggap tentang segala sesuatu yang dilakukan remaja di wilayah. Beri ketegasan, baik hukuman sosial ataupun diserahkan kepihak yang berwajib selagi terjadi sesuatu yang menyimpang. 4) Jawaban d: Kalau bisa, adakan penyuluhan tentang bahaya kenakalan remaja yang dihadiri Kapolres Salatiga ataupun semua yang bergerak dibidang kemasyarakatan, contoh: Lurah, RW, RT se-Kauman Kidul. Kegiatannya bisa diisi dengan tema bahaya pergaulan sekarang ini yang sangat memprihatinkan. Dan wejangan saya, remaja itu “ojo mandek anggone ngaji” (baca: jangan berhenti untuk mengaji). Karena biasanya sekarang sudah lulus SMP ngajine do mandek (baca: ngajinya pada berhenti). Padahal itu semua untuk bekal kamu-kamu turun bermasyarakat kelak. b. Pembina Remaja/ Ulama Kauman Kidul 1) Jawaban a: Sangat baik dan positif, karena yang kami inginkan Kelurahan Kauman Kidul mempunyai generaasi sebagai pengganti
generasi
yang
sudah
sepuh-sepuh
ini.
Dan
kegiatannnya sangat bermafaat, contoh: di bulan Ramadhan kemarin diadakan pesantren kilat
112
yang gunanya untuk
memberikan kegiatan yang positif bagi anak-anak kecil dan remaja. Kami selaku orang tua akan selalu mendukung. 2) Jawaban b: Setuju, karena wilayah Kauman Kidul ini heterogin. Ada yang bahasanya “abangan” dalam hal rohani dan juga ada yang tingkat rohaninya tinggi. Jadi untuk menanggulangi itu, khususnya remaja, saya bangga akan setiap apa yang dikerjakan Remas. Supaya remaja Kauman Kidul tidak terkontraminasi dari hal-hal yang bersifat yang merusak moral ataupun mental remaja. 3) Jawaban c: Memberikan teguran ataupun laporan kepada khususnya perangkat desa tentang setiap kejadian yang dilakukan remaja yang menyimpang, contoh: di jalan tengah sawah, Alhamdulillah sekarang atas keresahan dan kepedulian masyarakat, yang biasanya tempat tersebut digunakan untuk berpacaran, mabuk-mabukan dan balapan sekarang terkendali aman. 4) Jawaban d: Terus maju, karena harapan setiap sesepuh pastinya mempunyai penerus dan tidak putus generasi Islami. Dan remaja jangan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. Pemaparan dari hasil wawancara di atas, mayoritas masyarakat pastinya menginginkan untuk lingkungannya bernuansa pergaulan yang positif. Mereka termasuk orang tua yang mengharapkan anak-anak mereka tidak terjerumus dalam pergaulan negatif. Salah satunya diawali
113
dengan upaya memberikan suasana lingkungan untuk banyak mengisi kegiatan atau acara positif apalagi bernuansa kerohanian, yang bisa memeluk generasi muda untuk ikut andil. Sehingga bisa memberikan aktivitas positif pada remaja dan sedikit banyak pelan-pelan menjauhkan mereka dari pergaulan yang salah. Dukungan masyarakat pada Remas Al-Ayyubi secara tidak langsung menitipkan harapan agar kegiatannya bisa merangkul remaja dan mengangulangi kenakalan mereka. Kemudian dengan dukungan tersebut pula, semoga Remas Al-Ayyubi mendapat tambahan motifasi untuk lebih bisa memberikan perannya dalam menanggulangi kenakalan remaja. E. Tanggapan Remaja terhadap Kegiatan Organisasi Remas Al-Ayyubi Untuk mengetahui sejauh mana Remas Al-Ayyubi memberikan pengaruh positif kepada remaja-remaja Kauman Kidul yang tergolong pada kenakalan remaja bersifat khusus, wawancara tanggapan mereka bisa menjadi penilainya. Memang dengan keadaan remaja yang memiliki kenakalan khusus mereka lebih asyik di dunianya. Namun setidaknya apabila mereka mempunyai perhatian terhadap Remas, bisa dibilang kegiatan Remas ada pengaruh positif bagi remaja. Tanggapan dari remaja sebagai berikut: 1. Pandangan saya cukup positif, karena menjadi tempat berkumpulnya remaja se-Kauman Kidul dari yang saya ketahui.
114
2. Karena sering banyak tugas di sekolah, jadi saya tidak pernah aktif. Sebenarnya setiap yang dijadikan kegiatan Remas adalah hal yang baik. 3. Ya bagus, karena yang saya ketahui semua anggota adalah seluruh remaja yang berdomisili di Kauman Kidul, supaya saling mengenal dari satu sama lain. 4. Sebenarnya banyak ajakan dari Anda sendiri dan ajakan dari yang lain. Tapi saya kurang tahu dalam hal organisasi, itu yang membuat saya tidak aktif. 5. Sebenarnya dulu saya sering ikut, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Pastinya kegiatan Remas Al-Ayyubi positif dan sebagai ajang silaturahmi, tapi ya diusahakan kembali bisa aktif lagi biar bisa berubah untuk saya sendiri. 6. Sangat positif, karena ini adalah organisasi remaja yang pastinya bergerak dibidang keagamaan. 7. Positif, dari dulu saya ingin ikut sebenarnya. Apalagi kegiatannya mencakup se-Kelurahan belum tentu di wilayah lainnya ada yang seperti Remas Al-Ayyubi yang sebagai ormas dengan ruang kerjanya satu kelurahan. 8. Sangat positif, apalagi saya tidak bisa mengaji dan di rumah tetangga saya pernah dulu itu rekan-rekan remaja mengadakan tadarus disana, saya yang tidak bisa ngaji jadi ingin bisa bergabung sebenarnya.
115
9. Saya mendukung dan pastinya itu hal yang positif. Walaupun saya sendiri tidak aktif di dalamnya mungkin nanti-nantinya akan ikut bergabung. 10. Positif, karena yang pastinya organisasi kegiatannnya bersifat Islami dan sosial. Tapi saya kadang sungkan untuk ikut-ikut kegiatan karena tidak pernah aktif. 11. Positif sekali, tapi akan lebih baik lagi ditambah dengan kegiatan yang berupa keremajaan. Contohnya: Pensi, lomba tingkat remaja se-Kauman Kidul yang ruang lingkupnya per-RW gitu, pasti akan tambah menarik. 12. Bagus dan patut didukung sebenarnya, ya mungkin akan mencoba sedikit-sedikit untuk gabung atau kumpul-kumpul. Karena saya sadar saya termasuk remaja Kauman Kidul. 13. Walaupun usia baru 25 tahun, saya sudah malu untuk ikut berkumpul-kumpul, karena nanti saya merasa paling tua. 14. Sangat bagus, dan banyak teman saya di lingkungan mini yang ikut bahkan saya setiap ada kegiatan juga diundang. Tetapi banyak tidak bisa menghadirinya, hehehehe. 15. Baik, karena menjadi ajang perkumpulan remaja se-Kauman Kidul dan membuat acara-acara tertentu. Saya akan mencoba aktif sekarang biar tambah teman. 16. Positif sekali, tapi akan lebih baik lagi ditambah dengan kegiatan yang berupa keremajaan. Contohnya: Pensi, lomba tingkat remaja
116
se-Kauman Kidul yang ruang lingkupnya per-RW gitu, pasti akan tambah menarik. 17. Saya kira positif, dan kalau hanya ikut-ikut gabung dalam kegiatan, saya rasa bisa hanya sekedar ikut kumpul-kumpul. 18. Positif, tapi mungkin untuk saya pribadi malu ya pengen gabung sebenarnya, tapi mungkin masih berpikir karena bukan dunia saya. 19. Bagus dan positif, tapi saya kurang dalam hal berorganisasi jadi saya tidak pernah ikut, pokoknya saya usahakan untuk ikut. 20. Baik dan tentunya positif, karena sebagai ajang berkumpul dan menjadikan kegiatan yang bermanfaat bagi remaja Kauman Kidul. Ya, saya akan mencoba untuk bergabung. 21. Positif tentunya, karena kegiatan remaja ataupun kegiatan untuk masyarakat saya melihat Remas Al-Ayyubi banyak berperan. Saya sendiri pengen sebenarnya ikut, tapi kadang masih senang dengan kebebasan saya. 22. Baik pastinya, karena yang memegang organisasi adalah remaja yang berkompeten dan berpendidikan yang tentunya orang-orang yang baiklah, ya bisa dicoba untuk ikut setelahnya, InsyaAllah. 23. Malu untuk bergabung, karena saya merasa paling tua diantara remaja lain, walaupun usia saya masih remaja. 24. Ingin gabung sebenarnya. Karena saya ingin kumpul dengan orangorang baik biar ketularan gitu. Karena positif dan bermanfaat untuk saya khususnya bila saya ikut gabung.
117
25. Positif dan sangat baik, namun untuk saat ini saya belum siap untuk bergabung. Mungkin nanti-nanti atau butuh waktu unutk bergabung, tapi intinya kegiatan Remas positif. 26. Positif, tapi saya sendiri tidak pernah ikut karena itu bukan duni saya saat ini. Dan saya kurang bisa mengikti dalam hal berorganisasi. 27. Ya mungkin akan mencoba untuk ikut karena saya ingin mengenal dengan remaja se-Kauman Kidul. Dan saya rasa memiliki kegiatan positif dan baik. 28. Positif dan bagus dalam pandangan masyarakat pula. 29. Positif, tapi keinginan untuk begabung belum ada karena masih malu dengan yang lain. 30. Positif, karena apa-apa yang dijadikan kegiatan dan yang menjadi ajang kumpulnya remaja se-Kauman Kidul. 31. Walaupun saya kurang paham dengan organisasi Remas Al-Ayyubi, tapi saya lihat kegiatannya positif. Namun saya sudah malu untuk ikut organisasi, karena nama saya pasti sudah pada kenal dan tahu bagaimana saya. 32. Bagus dan nantinya saya akan ikut, karena teman-teman seumuran saya di RW ini banyak yang aktif juga. 33. Baik dan positif tentunya, karena kegiatan keremajaan Al-Ayyubi selalu berkaitan dan berhubungan dengan keagamaan. Sebenarnya saya tertarik, karena sering diajak teman untuk ikut. Bisa dicoba
118
nantinya, siapa tahu bermanfaat untuk diri saya khususnya. Dan akan menambah serta mengenal lebih banyak remaja se-Kauman Kidul. 34. Bagus, banyak juga remaja di tempatku yang ikut, saya mau ikut belum ada keinginan, ya lihat nanti. 35. Bagus dan positif. Walaupun saya belum pernah ikut, tapi saya lihat tiap ada kegiatan di Kelurahan pasti ada remajanya. Dan saya melihat ini adalah satu kumpulan remaja yang mencakup satu kelurahan, masalahnya saya sedikit sekali yang mengenal. Jadi saya malu untuk sekarang kalau mau bergabung. 36. Positif, dan mumpung saya masih remaja ingin ikut kegiatannya sebenarnya, tapi malu terkadang untuk berangkat. 37. Positif. Karena kegiatannya berbasis agama dan ajang kumpul remaja seKauman Kidul. Kalau saya untuk bergabung masih merasa minder, takutnya nanti kalau mempengaruhi teman lain, hehehe. 38. Positif sekali. Tapi saya malu karena takut tidak bisa apa-apa di Remas. Karena yang ikut rata-rata orang yang saya lihat pandai. Jadi saya merasa meinder untuk bergabung di kegiatannya. Bermacam-macam tanggapan dari 38 remaja yang memiliki kenakalan khusus, mayoritas mereka ada keinginan untuk bisa bergabung dan berharap bisa ikut menjadi baik dengan kegiatan-kegiatan positifnya. Namun mereka merasa kecil hati atau merasa malu karena sudah terlanjur dianggap sebagai remaja yang brutal.
119
Jadi tugas lebih untuk Remas Al-Ayyubi sebagai mediasi untuk remaja di atas agar mampu tergerak hatinya menekan semua pikiran jeleknya untuk bisa memakmurkan dan meramaikan kegiatan-kegiatan positif yang sudah rutin dalam jadwal. Pelan-pelan namun terus berkala mencoba mendekati remaja, insyaAllah Remas Al-Ayyubi akan sukses membentuk remaja-remaja seKauman Kidul menjadi remaja yang memiliki aqidah dan akhlak yang baik.
120
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian yang penulis lakukan tentang Peranan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam menanggulangi kenakalan remaja di Kauman Kidul, dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kauman Kidul adalah remaja yang bertempat dan bersekretariat di TPA Al-Ayyubi Jl. Ki Jayeng Rono RT 01 / RW 03 Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga. Remaja Masjid Al-Ayyubi didirikan pada tanggal 26 Februari 1989 di Masjid Baitussalam Dusun Legok RT 01/RW 06, Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. Memiliki visi berorientasi pada pembinaan membentuk remaja islam dengan akidah yang benar, akhlaq yang baik dan wawasan yang luas. Kemudian memiliki misi Pengadaan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan remaja islam dan memiliki nilai positif. Dan tujuan Membina Remaja Masjid Al-Ayyubi untuk menjalankan syari’at Islam yang baik dan benar sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. Remas Al-Ayyubi memakmurkan masjid-masjid di Kauman Kidul dan merangkul semua elemen remaja.
121
Hal ini dapat dilihat dari
berberapa kegiatannya, antara lain; pertama, mengadakan berbagai acara yang terjadwalkan rutin bekerja sama dengan takmir, masyarakat dan remaja dalam rangka memeriahkan Hari Besar Islam. Kedua, melakukan kegiatan positif yang bisa menjalin silaturahmi dan persaudaraan hingga bisa menarik minat semua kalangan remaja. Ketiga, mengadakan kegiatan yang sedang menarik perhatian remaja saat ini, kemudian tetap membawa suasana kekompakan Remas agar remaja lainnya tertarik bergabung dengan remas. 2. Kauman Kidul memiliki jenis kenakalan remaja terbagi menjadi kenakalan yang bersifat biasa dan khusus. Sebanyak 38 remaja berkenakalan khusus menjadi subjek penelitian ini seperti mabuk, penggelapan motor, judi bola, sabung ayam, judi play station, balap liar, dll. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan mereka, dan mereka terbagi menjadi 6 kategori. Faktor dari lingkungan keluarga memberikan andil besar, keadaan ekonomi dan kerohanian keluarga yang kurang menjadi faktor paling mempengaruhinya. Sebanyak 16 remaja atau 42% dari jumlah remaja berkenakalan khusus di Kauman Kidul berasal dari lingkungan keadaan ekonomi dan wawasan atau keadaan rohani keluarga yang kurang. 3. Peran organisasi Remas Al-Ayyubi adalah merangkul semua kalangan remaja Kauman Kidul untuk mensuasanakan aktivitas positif dan membentuk akhlak remaja agar terhindar dari akibat pergaulan negatif dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Remaja Al-Ayyubi.
122
Remas
Al-Ayyubi
membawa
konsen
kegiatannya
terhadap
pemberdayaan remaja dan pemakmuran masjid melalui kegiatan keagamaan, membawa peranan cukup strategis dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kepada remaja. Karena kegiatan tersebut akan memberikan akibat yang positif apabila bisa dijalankan dengan baik seperti kegiatan : a. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), (Pengajian Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW se-Kelurahan Kauman Kidul, Pengajian Akbar Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Peringatan Tahun Baru Hijriyah se-Kauman Kidul), b. Lomba gebyar anak sholeh usia PAUD/TK, SD/MI, SMP Sederajat se-Kelurahan Kauman Kidul tiap bulan Rajab, c. Pesantren kilat remaja dan anak usia PAUD/TK, SD/MI, SMP Sederajat tiap bulan Ramadhan, d. Takbir keliling tiap memperingati Idul Adha dan Idul Fitri, e. Wisata pengurus dan anggota tiap bulan Muharram, f. Pelatihan mengurus jenazah. g. Tadarus keliling anjangsana seminggu sekali tiap minggu malam. h. Drumblek setiap rabu malam.
B. Saran Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna, mungkin ada yang tertinggal atau terlupakan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
123
penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikaji ulang yang tentunya lebih teliti dalam penelitian berikutnya, kritis dan lebih mendetail guna menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat. Perbedaan pandangan dijadikan sebuah rahmat, bukan dijadikan sebagai pemicu konflik.
124
DAFTAR PUSTAKA AD ART Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga, di baca Selasa, 02 Juni 2015, 21:34. Achmadi,1985, Ilmu Pendidikan Islam, Fak.Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Atmasasmita, Romli, 1983, Problema Kenakalan Anak-anak atau Remaja, Bandung: CV.ARMICO. Ayub, Moh, 1996, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, Jakarta: Gema Insani. Daradjat, Zakiyah,1975, Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang. Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahannya.
Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah, 2007, Tipologi Masjid, Jakarta: Depag RI. Dirjen Binbama, 1981, Al-Quran Hadist I, Jakarta: Depag. Etzioni, Amitai, 1982, Model Organisasi (Organisasi-organisasi modern), Jakarta: UI- Press. Gunarso ,Singgih D, 1983, Psikologi Perkembangan Anak dan Dewasa, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Gunarso, Singgih D, 1986, Psikologi Remaja, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Kamaludiningrat, Ahmad Muhsin, 2010, Meningkatkan Peran dan Fungsi Masjid dalam Dakwah dan Pembinaan Masyarakat Madani Beriman dan Bertaqwa, Jogjakarta: JurnalUlama. Kartono, Kartini,2003, Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Rajagrafindo. Kurniawan, Adi, 2010, Studi Korelasi Antara Aktivitas Keagamaan Dengan Tingkat Kenakala Remaja Di Sekolah Siswa Kelas Xi Sma Assalafi Payudan Kenteng Susukan Semarang, Salatiga: Skripsi STAIN Salatiga. Mulyono, Y Bambang, 1984, Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan penanggulangannya, Yogyakarta: YayasanKanisius. Mustofa, Budiman, 2007, Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid dan Potensi Masjid, Solo: Ziyad Visi Media. Poerwodarminto, W.J.S, 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.
125
Sarlito, W.Sarwono, 1981, Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Gradindo. Siswanto,2005, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Sulistyo, Basuki,2006, Metode Penelitian, Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sulistyo, Basuki,2010, MetodePenelitian, Jakarta: Penaku. Sumini, Sri dan Sundari, Siti,2004, Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta. Syani, Abdul, 2007, Sosiologi Skematika, Teori, danTerapan, Jakarta: PT. BumiAksara. Willis, Sofyan S,1998, Problema Remaja Pemecahannya, Bandung: Angkasa. Rahmatsuadi, dalam http://rmonline.mywapblog.com/peran-remaja-Masjiddalam-era-modern.xhtml, diakses pada Selasa, 02 Juni 2015, 15:07. Sableng,
Kiyai, dalam http://pinterngaji.blogspot.co.id/2009/08/ memajukan-remaja-masid-dan-memakmurkan.html, diakses pada Rabu, 01-07-2015, 13:07.
126
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Mohammad Mubarok
Tempat/ TanggalLahir : Kab. Semarang/ 11 Juli 1989 Alamat
: Surowangsan RT: 03 RW: 05 Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga.
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Riwayat Pendidikan
: MI Kauman Kidul, Salatiga Lulus Tahun 2001 SMP Negeri I Pabelan, Kab. Semarang, Lulus Tahun 2004 SMK Muhammadiyah Salatiga, Lulus Tahun 2007
127
LAMPIRAN AD/ART REMAS AL-AYYUBI KELURAHAN KAUMAN KIDUL
128
VISI Organisasi remaja islam berbasis tempat tinggal yang kuat dan mengakar serta berorientasi pada pembinaan membentuk remaja islam dengan akidah yang benar, akhlaq yang baik dan wawasan yang luas MISI 1. Pengadaan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan remaja islam dan memiliki nilai positif 2. mengusahakan kerja pengurus yang baik dan profesional 3. membina
hubungan
silaturrahim
yang
baik
antar
kemakmuran masjid, masyarakat sekitar dan pihak luar 4. kaderisasi terencana guna meneruskan kelanjutan organisasi
129
pengurus,
Dewan
ANGGARAN DASAR DAN RUMAH TANGGA MUKADDIMAH “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam” “Dan hendaklah diantara kamu ada (segolongan) umat yang menyeru kepada yang makruf (kebaikan) dan mencegah yang munkar” (QS. Ali Imran 104). “Demi masa sesungguhnya manusia itu selalu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan sholat dan saling nasihat-menasehati dalam kebenaran dan saling nasihat-menasihati dalam kesabaran: (QS. Al-Ashr). “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam” (QS. Ali Imran 102).
1. Remaja Masjid Al-Ayyubi berfungsi sebagai sarana pembinaan aqidah, akhlak serta berupaya memperkokoh ukhwah Islamiah. 2. Sesungguhnya Remaja Masjid Al-Ayyubi bertanggung jawab terhadap keberlangsungan dan kesinambungan aqidah keagamaan dalam masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya. 3. Remaja Masjid Al-Ayyubi tidak menutup diri dari pelaksanaan kegiatankegiatan
sosial
kemasyarakatan
yang
masyarakat.
130
berkembang
di
tengah-tengah
BAB I Pasal I Pengertian Umum
Remaja Masjid Al-Ayyubi adalah remaja yang bertempat tinggal di wilayah kelurahan Kauman kidul, Sidorejo, Salatiga.
BAB II Nama, Tempat Dan Waktu Pendirian Pasal 2 Nama Perkumpulan ini bernama “RAMAJA MASJID AL-AYYUBI’.
Pasal 3 Tempat
Remaja Masjid Al-Ayyubi bertempat dan bersekretariat di TPA Al-Ayyubi Jl. Ki Jayeng Rono RT 01 / RW 03 Kauman kidul, Sidorejo, Salatiga.
131
Pasal 4 Waktu Pendirian
Remaja Masjid Al-Ayyubi didirikan pada tanggal 26 Februari 1989 di Masjid Baitussalam Dusun Legok RT 01/RW 06, Kauman kidul, Sidorejo, Salatiga sampai dengan waktu yang tidak ditentukan.
BAB III Azas, Visi, Misi, Tujuan Pasal 5 Azas 1. Remaja Masjid Al-Ayyubi berazaskan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. 2. Remaja Masjid Al-Ayyubi berazaskan Pancasila dan UUD 1945.
Pasal 6 Visi
Organisasi remaja islam berbasis tempat tinggal yang kuat dan mengakar serta berorientasi pada pembinaan membentuk remaja islam dengan akidah yang benar, akhlaq yang baik dan wawasan yang luas.
132
Pasal 7 Misi
1. Pengadaan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan remaja islam dan memiliki nilai positif 2. Mengusahakan kerja pengurus yang baik dan profesional 3. Membina hubungan silaturrahim yang baik antar pengurus, Dewan kemakmuran masjid, masyarakat sekitar dan pihak luar 4. Kaderisasi terencana guna meneruskan kelanjutan organisasi
Pasal 8 Tujuan 7. Membina Remaja Masjid Al-Ayyubi untuk menjalankan syari’at Islam yang baik dan benar sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 8. Memupuk dan memelihara silaturahmi dan rasa ukhwah Islamiah serta kekeluargaan dan mewujudkan kerja sama yang utuh dan jiwa pengabdian kepada masyarakat dan menumbuh suburkan kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Membina anggotanya didasari oleh hubungan emosional sehingga terwujud kesatuan sudut pandang dan pola fikir yang luas, ucapan dan tindakan yang sama. 10.
Membina dan memelihara serta menumbuh suburkan kualitas keimanan
dan ketaqwaan sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
133
11.
Menghimpun dan mempersatukan Remaja di lingkungan Kauman kidul.
12.
Mendidik para anggota dalam tata cara berorganisasi dalam ikatan yang
sejalan dengan tujuan Ikatan Remaja.
BAB IV Keanggotaaan dan Umur serta Kewajiban Pasal 9 Anggota dan Umur Anggota
1. Putra-putri Remaja lingkungan Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga. 2. Anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi dimulai dari usia 13 tahun. 3. Usia anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi setinggi-tingginya berumur 40 (empat puluh) tahun.
Pasal 10 Kewajiban Anggota
1. Patuh dan taat pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 2. Melaksanakan semua keputusan dan peraturan yang diambil dalam rapat-rapat. 3. Mengikuti secara aktif kegiatan demi perkembangan dan kemajuan remaja. 4. Menjaga keutuhan dan persatuan serta saling harga menghargai satu sama lain. 5. Memberikan bantuan sesama anggota yang sedang mendapat musibah.
134
BAB V Hak-Hak Anggota Pasal 11 Hak Anggota
1. Mengajukan saran dan pendapat serta usul yang sifatnya membangun demi kemajuan remaja baik secara lisan ataupun tertulis. 2. Memilih dan dipilih menjadi pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi.
BAB VI Kepengurusan dan Pemilihan Pengurus Pasal 12 Pengurus
1. Penasihat 2. Ketua Umum, Wakil Ketua 3. Sekretaris I, Sekretaris II 4. Bendahara I, Bendahara II 5. Seksi-Seksi menurut Kebutuhan 6. Koordinator Wilayah
135
Pasal 13 Pemilihan Pengurus
1. Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi dipilih oleh dan dari anggota dengan cara pemilihan umum oleh seluruh anggota. 2. Pengurus terpilih mempunyai masa kerja selama 2 ( dua ) tahun dan dapat menjabat selama 2 periode.
BAB VII Kewajiban Pengurus Pasal 14 Kewajiban Pengurus
1. Penasihat berkewajiban memberikan nasihat kepada pengurus. 2. Ketua
Umum
bertanggung
jawab
terhadap
kesinambungan
dan
keberlangsungan yang dilaksanakan baik yang sifatnya internal maupun eksternal. 3. Ketua Umum menandatangani surat keluar dan bertanggung jawab keluar dan kedalam dan dapat mengalihkan wewenang dan tugasnya kepada Wakil Ketua apabila Ketua Umum berhalangan. 4. Wakil Ketua bertanggung jawab mengkoordinir seksi-seksi bidang kegiatan yang berada dibawahnya serta siap menggantikan Ketua Umum apabila berhalangan.
136
5. Sekretaris dan Wakil Sekretaris menandatangani surat-surat keluar dan bertanggung jawab terhadap penataan administrasi dan dokumen. 6. Bendahara dan Wakil Bendahara bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan dan peralatan/inventarisasi persyarikatan baik yang baru maupun yang lama. 7. Seksi-seksi bertugas sesuai ketentuan dan keputusan yang telah ditetapkan oleh Ketua Persyarikatan. 8. Koordinator Wilayah bertugas mengkoordinir remaja diwilayahnya dalam setiap kegiatan Remaja Masjid Al-Ayyubi 9. Pengurus harus membuat laporan tahunan secara tertulis dan melaporkannya kepada Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi. 10. Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi berkoordinasi dengan Pengurus Masjid dalam setiap kegiatan. 11. Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi mempunyai hak Prerogatif untuk menunjuk Pengurus Remaja Masjid Al-Ayyubi jika dalam keadaan darurat, yang mana keberadaannya sangat dibutuhkan.
BAB VIII Sumber Keuangan Pasal 15 Sumber Keuangan 1. Dari iuran anggota yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
137
2. Sumbangan sukarela dari anggota. 3. Dari kas masjid se-Kelurahan Kauman Kidul 4. Penghasilan lainnya yang baik dan halal dan tidak mengikat. 5. Donasi dari masyarakat Kelurahan Kauman Kidul.
BAB IX Rapat-Rapat Pasal 16 Rapat-Rapat 1. Rapat anggota. 2. Rapat tahunan anggota. 3. Rapat pengurus khusus. 4. Rapat luar biasa.
BAB X Peraturan Pasal 17 Peraturan Persyarikatan mempunyai peraturan-peraturan perkumpulan yaitu:
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga: Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh rapat-rapat BAB IX Pasal 14.
138
2. Sesuatu yang sifatnya mendadak untuk diputuskan demi kepentingan Ikatan Remaja harus dihadiri minimal oleh pengurus harian yaitu Ketua Umum, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Penasihat.
BAB XI Perubahan dan Pembubaran Pasal 16 Perubahan Perubahan Anggaran Dasar dan atau perubahan perkumpulan ini dapat dilaksanakan oleh rapat anggota yang dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota dan atau pengurus yang berwenang.
Pasal 17 Pembubaran Apabila persyarikatan Remaja Masjid Al-Ayyubi dibubarkan, maka semua asset kekayaan persyarikatan diserahkan kepada Pengurus Remaja Masjid AlAyyubi.
139
BAB XII Penutup Pasal 18 Penutup
1. Segala ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya sah apabila dikeluarkan sesuai ketentuan rapat anggota dan atau rapat luar biasa. 2. Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh rapat anggota yang berlangsung dikesekretariatan remaja TPA Al-Ayyubi Jl. Ki Jayeng Rono RT 01 / RW 03 Kauman kidul, Sidorejo, Salatiga. 3. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar ini dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di: Kauman Kidul.
Pada Tanggal: 30 Februari 2010
REMAJA MASJID AL-AYYUBI Jl. Ki Jayeng Rono RT 01 / RW 03 Kauman kidul, Sidorejo, Salatiga.
Ketua
Sekretaris
( Muhammad Khandik )
( Sri Lestari )
140
LAMPIRAN LAMBANG DAN KEGIATAN REMAJA MASJID AL-AYYUBI
141
Logo Remaja Masid Al-Ayyubi
Makna Logo : Masjid yaitu rumah Allah barada di tengah-tengah sebagai puaat kegiatan yang di kelilingi rantai persatuan remaja sehingga memancarkan sinar yang dilambangkan dengan warna kuning, sehingga dapat memberikan manfaat untuk sesama dan generasi untuk penerus masa depan.
142
Perayaan Isro’ mi’roj
Pengajian Anjang Sana
143
Lomba Gebyar Anak Sholeh
Zakat Fitrah
144
Pesantren Kilat Anak dan Remaja
145
Tadarus Keliling
Takbir Keliling
146
Halal bi Halal
Pelatihan Perawatan Jenazah
147
Drumblek
Wisata
148
LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA
149
1. Pertanyaan untuk remaja. a. Apakah Anda merasa termasuk dalam pergaulan yang bagus, biasa atau Anda merasa pergaulan masih kurang? b. Apakah pengaruh pergaulan anda saat ini terhadap diri pribadi? c. Apakah faktor pendidikan pribadi, tingkat rohani keluarga dan ekonomi keluarga yang menurut Anda paling mempengaruhi pergaulan saat ini? d. Alasan mengapa Anda memilih pergaulan yang dijalani saat ini? e. Pandangan Anda terhadap diri pribadi dalam pergaulan saat ini? Kemudian apa harapan Anda kedepan? Apakah Anda mungkin merasa enjoy dan pas atau nyaman terhadap pergaulan saat ini? f. Bagaimana tanggapan anda terhadap kegiatan yang diadakan oleh Remas Al-Ayyubi? 2. Pertanyaan untuk Remas Al-Ayyubi. a. Kegiatan apa saja yang ditangani oleh Remas Al-Ayyubi? b. Kegiatan apa saja yang dapat mempengaruhi keikut sertaan remaja (nakal) dalam kegiatan Remas? c. Jelaskan mengapa kegiatan tersebut bisa dianggap mampu menarik keikut sertaan remaja (nakal)? d. Sebutkan contoh hasil kegiatan Remas Al-Ayyubi dalam upaya merangkul remaja sekelurahan Kauman Kidul? e. Menurut Anda peran seperti apa yang diberikan Remas Al-Ayyubi untuk mengatasi kenakalan remaja Kauman Kidul?
150
f. Kegiatan apa yang dapat digunakan untuk mengatasi kenakalan remaja? 3. Pertanyaan untuk Masyarakat. a. Bagaimana pendapat Anda tentang kegiatan Remas Al-Ayyubi? b. Apakah Anda setuju apabila kegiatan Remas Al-Ayyubi menjadi salah satu dari sarana menanggulangi kenakalan remaja Kauman Kidul? c. Hal apa saja menurut Anda yang harus dilakukan masyarakat untuk membantu menanggulangi kenakalan remaja Kauman Kidul? d. Adakah saran dari anda untuk organisasi Remas Al-Ayyubi? I. Jawaban dari pertanyaan untuk Remaja. 1. Jawaban Remaja dari pertanyaan “a” a. RW 01 1) NK menjawab: “Kurang, karena akibatnya saya dipindah sekolah, karena suka bolos dan ketahuan merokok”. 2) DE menjawab: “Kurang, kongkow (baca: nongkrong) biasanya teman ngajak mabuk dan merokok”. 3) AK menjawab: “Kurang, suka main sabung ayam”. 4) ADS menjawab: “Kurang, lebih ingin untuk kebebasan dalam bergaul dan tentunya tidak lepas dari mengkonsumsi alkohol”.
b. RW 02 1) SRY menjawab: “Kurang, karena jujur di sekolah saya sering bolos. Sehingga sering dipanggil keruang guru, hehehe”. 2) SD menjawab: “Kurang, karena masih sekolah dan sudah merokok”. 3) BG menjawab: “Kurang, ikut minum miras dan merokok”. 4) MNH menjawab: “Kurang, di sekolah sering bolos dan merokok karena banyak teman laki-lakinya di sekolah”. 5) ITG menjawab: “Kurang, karena suka dan sudah kecanduan rokok dan alkohol”. 151
c. RW 03 1) DG menjawab: “Kurang, karena pergaulan saya lebih dipengaruhi. Karena saya bukan tipikal orang yang suka dikekang atau dilaranglarang, minum-minum contohnya”. 2) FK menjawab: “Kurang, seperti halnya teman sebaya yang lain yang suka kumpul-kumpul minum alkohol”. 3) APR menjawab: “Kurang, keluyuran tiap malam dan kadang pergi kehiburan malam”. 4) ALM menjawab: “Kurang, pergaulan saya lebih suka di jalan, saya lebih suka balapan liar di jalanraya”. 5) WDD menjawab: “Kurang, karena saya lebih suka pergaulan yang bebas menurut apa yang saya bertingkah sesuka hati”.
d. RW 04 1) AK menjawab: “Kurang, keluyuran tiap malam dan kadang pergi kehiburan malam”. 2) AR menjawab: “Kurang, dulu waktu di sekolah suka berkelahi dengan teman”. 3) WS menjawab: “Kurang, karena seringnya saya keluyuran tiap malam dan kadang pergi kehiburan malam”. 4) SLM menjawab: “Kurang, jujur saya suka mabuk dan tatoan di tubuh saya”. 5) MNH menjawab: “Kurang, sepeti halnya remaja yang suka nongkrong ramai”. 6) AAl menjawab: “Kurang, karena saya tidak suka dikekang atau dilarang-larang. Sehingga saya ingin hidup bebas”.
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Kurang, jujur kami pernah masuk penjara selama 6 bulan gara-gara mencuri HP milik tetangga”. 2) HS menjawab: “Kurang, karena saya sadar diri suka bermain judi dan judi bola”. 3) HAS menjawab: “Kurang, jujur saya sering berkumpul untuk mabuk dan suka tatoan di tubuh saya”. 4) EN menjawab: “Kurang, karena saya suka totoan (baca: taruhan) Playstation dan kadang judi bola, saya mengakui itu”. 5) DH menjawab: “Kurang, karena saya suka main judi online lewat HP”.
152
f. RW 06 1) APP menjawab: “Kurang, karena pernah menggelapkan motor teman saya sendiri”. 2) IMN menjawab: “Kurang, karena teman sekumpulan atau sepergaulan saya doyan mabuk dan keluyuran”. 3) DZA menjawab: “Kurang, saya suka nongkrong dengan temanteman kadang sampai mabuk dan berantem”. 4) HS menjawab: “Kurang, karena saya tidak suka dikekang atau dilarang-larang. Sehingga saya ingin hidup bebas”. 5) NH menjawab: “Kurang, karena pergaulan saya lebih senang keluyuran mencari keramaian malam dan mabuk-mabukan”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Kurang, jujur saya suka mabuk dan tatoan di tubuh saya”. 2) SY menjawab: “Kurang, karena saya suka mabuk dan pergi ketempat hiburan malam”. 3) ITG menjawab: “Kurang, karena saya sudah kecanduan berat dengan rokok dan alkohol”. 4) NA menjawab: “Kurang, dulu waktu di sekolah suka berkelahi dengan teman”. 5) FDS menjawab: “Kurang, keluyuran tiap malam dan kadang pergi kehiburan malam”. 6) MYN menjawab: “Kurang, karena saya dalam bergaul dibebaskan oleh orang tua”. 7) FB menjawab: “Kurang, karena hobby saya bermain billiard dan main Playstation dan seringnya ada taruhannya”. 2. Jawaban Remaja dari pertanyaan “b” a. RW 01 1) NK menjawab: “Ya, yang sudah saya sebutkan tadi akibatnya saya pernah dipindah dari sekolah karena suka bolos dan tidak masuk sekolah”. 2) DE menjawab: “Kadang harus bertengkar dengan orang tua karena pulang larut malam bahkan kadang tidak pulang”. 3) AK menjawab: “Menjadi boros, kadang bayaran kerja seminggu hanya untuk satu hari. Ya itu resiko main kalau menang lumayan, kalau kalah habis-habisan”. 4) ADS menjawab: “Kurang waktu di rumah karena sering di luar, sehingga sering dimarahi orang tua”.
153
b. RW 02 1) SRY menjawab: “Saya sadar, saya kurang menghargai pendidikan yang mana orang tua saya setiap hari memberi uang saku, tapi saya seperti itu”. 2) SD menjawab: “Tentunya kurang memperhatikan kebutuhan rohani saya seperti ibadah masih bolong-bolong bahkan masih banyak yang kurang”. 3) BG menjawab: “Jadi tidak menghormati orang tua, karena sudah banting-tulang mencari nafkah untuk sehari-hari”. 4) MNH menjawab: “Sering melanggar nasehat orang tua dan bertindak sesuka hati, karena saya tidak suka diatur-atur”. 5) ITG menjawab: “Saya pernah ditahan semalam di polres gara-gara diciduk polisi saat mabuk”.
c. RW 03 1) DG menjawab: “Kurang waktu di rumah. Pulang kerja biasanya langsung keluar, ya untuk melepas kecapean kerja dan untuk hiburan yang bebas”. 2) FK menjawab: “Lebih banyak menghabiskan waktu di luar. Kadang berkumpul minum-minuman keras”. 3) APR menjawab: “Banyak sekali kekurangan, dalam hal kepribadian diri dan ibadah tentunya”. 4) ALM menjawab: “Sering pulang malam dan bahkan tidak pulang, pulang-pulang sudah pagi”. 5) WDD menjawab: “Kurang patuh terhadap orang tua tentunya. Sering orang tua menasehati, tapi saya cuekin saja”.
d. RW 04 1) AK menjawab: “Banyak sekali kekurangan, dalam hal kepribadian diri dan ibadah tentunya”. 2) AR menjawab: “Yang saya rasa, saya itu orang yang suka ngeyel tidak mau kalah”. 3) WS menjawab: “Banyak sekali kekurangan, dalam hal kepribadian diri dan ibadah tentunya. Serta keluarga juga tidak setiap hari mengarahkan ibadah”. 4) SLM menjawab: “Kurang patuh terhadap orang tua”. 5) MNH menjawab: “Banyak keluyuran, karena tidak ada yang mengawasi dan hanya di rumah dengan kakak”. 6) AAL menjawab: “Kurang waktu di rumah pastinya. Karena pulang kerja langsung keluar, untuk mencari hiburan yang bebas”.
154
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Dipandang masyarakat, kami pasti menjadi remaja yang dikatakan nakal”. 2) HS menjawab: “Menjadi orang yang boros karena itu tadi”. 3) HAS menjawab: “Kurang patuh terhadap orang tua, sering membantah nasehat mereka”. 4) EN menjawab: “Kadang bingung sampai hutang-hutang uang karena itu (berjudi)”. 5) DH menjawab: “Kurang berbaur dengan masyarakat sekitar dan cenderung boros tidak bisa menyisihkan uang”.
f. RW 06 1) APP menjawab: “Saya pernah menjadi daftar pencarian orang, dan pernah juga masuk penjara karena kasus penggelapan motor tersebut”. 2) IMN menjawab: “Tidak kenal waktu”. 3) DZA menjawab: “Banyak keluyuran, karena saya dan teman-teman suka mencari keramaian dan mencari teman baru buat mabuk bareng lagi”. 4) HS menjawab: “Kurang waktu di rumah pastinya. Karena pulang kerja langsung keluar, untuk mencari hiburan yang bebas”. 5) NH menjawab: “Kurang waktu di rumah. Pulang kerja biasanya langsung keluar, asik untuk mencari keramaian untuk bersenangsenang”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Kurang patuh pada orang tua saya”. 2) SY menjawab: “Sering berbohong ke orang tua, kalau ditanya darimana jawabnya tidak jujur karena kalau jujur pasti dimarahi, hehehe”. 3) ITG menjawab: “Saya pernah merasakan ditahan di penjara”. 4) NA menjawab: “Yang saya rasa, saya itu orang yang suka ngeyel tidak mau kalah”. 5) FDS menjawab: “Banyak sekali kekurangan, dalam hal kepribadian diri dan ibadah tentunya”.
155
6) MYN menjawab: “Ekonomi kurang membuat keluarga saya lebih konsentrasi memikirkan kebutuhan hidup, apalagi kami juga kurang memiliki wawasan keislaman”. 7) FB menjawab: “Kurang sopan santun terhadap orang tua”. 3. Jawaban Remaja dari pertanyaan “c” a. RW 01 1) NK menjawab: “Faktor rohani keluarga dan ekonomi juga sangat berpengaruh karena kurangnya perhatian dari orang tua dalam pendidikan agama. Dan kesibukan orang tua saya bekerja, karena untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sehingga mereka tidak bisa mengontrol pergaulan saya”. 2) DE menjawab: “Karena faktor ekonomi keluarga saya yang menengah kebawah, sehingga saya kurang nyaman di rumah”. 3) AK menjawab: “Karena faktor orang tua juga suka main sabung ayam. Intinya karena keadaan rohani keluarga yang kurang dan keadaan ekonomi keluarga yang tidak jelas”. 4) ADS menjawab: “Karena faktor ajakan teman, saya lebih suka bergaul di luar wilayah sendiri yang mempunyai hobi sama, yaitu otomotif dan tergabung dalam kelompok geng motor”.
b. RW 02 1) SRY menjawab: “Saya dari keluarga yang rohani baik dan ekonomi mapan, itu karena pergaulan teman sebaya ataupun teman yang ada di sekolah saya, maklum saya sekolah digolongan yang mana sekolahan mayoritas murid laki-laki”. 2) SD menjawab: “Faktor rohani, keluarga saya yang kurang dalam hal kerohanian atau pendalaman ilmu agama”. 3) BG menjawab: “Kalau saya pribadi dari pfaktor ekonomi keluarga saya, karena orang tua saya kurang memperhatikan pergaulan saya disibukkan mencari nafkah”. 4) MNH menjawab: “Faktor ekonomi keluarga yang sederhana menuntut orang tua untuk bekerja dan kurang memperhatikan pergaulan anak. Karena orang tua bekerja di luarkota yang hanya kadang seminggu baru pulang”. 5) ITG menjawab: “Saya dari keluarga yang ekonomi lemah, rohani keluarga saya juga lemah dan sekolah saya juga tidak tamat”.
156
c. RW 03 1) DG menjawab: “Itu semua sangat berpengaruh, karena pendidikan saya tidak tamat sampai SMA. Rohani keluarga dan ekonomi juga pas-pasan, dan semua berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 2) FK menjawab: “Faktor rohani keluarga tentunya, karena kurangnya pendidikan keluarga sehingga sibuk bekerja dan bekerja”. 3) APR menjawab: “Faktor rohani keluarga, dari ekonomi Alhamdulillah saya dari keluarga yang cukup. Namun rohani yang kurang tentunya sangat berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 4) ALM menjawab: “Faktor rohani keluarga saya yang kurang, dan saya diberi kebebasan dalam bergaul”. 5) WDD menjawab: “Pendidikan tentunya, karena pendidikan saya hanya sampai SMA saja atau tidak selesai saya keluar. Alasan karena memikirkan ekonomi keluarga yang kekurangan, apalagi saya masih memiliki adik yang sekolah”.
d. RW 04 1) AK menjawab: “Faktor rohani keluarga, dari ekonomi Alhamdulillah saya dari keluarga yang cukup. Namun rohani yang kurang tentunya sangat berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 2) AR menjawab: “Dari background keluarga saya yang tingkat rohaninya kurang sehingga pengenalan tentang akidah dan akhlak juga sedikit yang saya terima dari keluarga, jujur saja. 3) WS menjawab: “Faktor rohani keluarga, dari ekonomi Alhamdulillah saya dari keluarga yang cukup. Namun rohani yang kurang tentunya sangat berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 4) SLM menjawab: “Pendidikan saya yang hanya sampai SMP saja tidak tamat atau putus sekolah. Dan rohani serta ekonomi keluarga yang kurang, orang tua kurang ilmu agama dan lebih banyak bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah”. 5) MNH menjawab: “Karena pendidikan saya, rohani keluarga dan ekonomi keluarga. Karena bapak dan ibu merantau jadi kurang memperhatikan dan memantau saya. 6) AAL menjawab: “Semua memiliki pengaruh, karena pendidikan saya Cuma sampai SD. Apalagi keadaan rohani dan ekonomi keluarga juga kurang, dan itu semua berpengaruh terhadap pergaulan saya”.
157
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Karena faktor rohani keluarga kami yang kurang, waktunya habis untuk mereka kerja. Dan pendidikan saya putus, ditambah pola asuh orang tua kami yang salah”. 2) HS menjawab: “Kurangnya perhatian orang tua karena faktor rohani dan ekonomi keluarga yang minim”. 3) HAS menjawab: “Pendidikan saya yang hanya sampai SMP saja tidak tamat atau putus sekolah dan rohani keluarga yang kurang. Walaupun keadaan ekonomi mapan, orang tua kurang ilmu agama dan lebih senang bekerja untuk mengumpulakan uang”. 4) EN menjawab: “Dulu karena terbiasa lihat bola ataupun saya suka main Playstation kurang menarik rasanya kalau tidak ada tumpukane (baca: uangnya) gitu bahasane”. 5) DH menjawab: “Karena faktor pribadi diri saya sendiri yang lebih nyaman atau enjoy bergaul di luar, intinya mencari suasana baru”.
f. RW 06 1) APP menjawab: “Karena faktor pendidikan dan rohani keluarga. Saya malas untuk sekolah atau malas berpikir lagi sehingga tidak tamat sekolah. Orang tua saya juga bekerja di luar jawa semua, jadi mereka kurang memperhatikan saya kesehariannya”. 2) IMN menjawab: “Karena faktor pendidikan saya yang tidak tuntas, dan juga faktor rohani keluarga. Sehingga tingkat pemahaman agama yang kurang dan kebebasan yang diberikan orang tua dalam bergaul mempengaruhi juga pergaulan saya”. 3) DZA menjawab: “Karena pendidikan saya, rohani keluarga dan ekonomi keluarga. Karena orang tua merantau, jadi mereka kurang memperhatikan dan memantau saya”. 4) HS menjawab: “Semua memiliki pengaruh, karena pendidikan saya Cuma sampai SD. Apalagi keadaan rohani dan ekonomi keluarga juga kurang, dan itu semua berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 5) NH menjawab: “Itu semua sangat berpengaruh, karena pendidikan saya hanya sampai MI. Rohani keluarga dan ekonomi juga kurang, sehingga semua berpengaruh terhadap pergaulan saya”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Pendidikan saya yang hanya sampai SMP tidak lulus, keadaan rohani dan ekonomi keluarga yang tergolong kurang. Orang tua lebih sibuk untuk berusaha mencukupi kebutuhan keluarga”.
158
2) SY menjawab: “Karena teman pergaulan dan kesibukan kedua orang tua saya yang bekerja semua”. 3) ITG menjawab: “Saya dari keluarga yang ekonomi lemah, rohani keluarga saya juga lemah dan sekolah saya juga tidak tamat”. 4) NA menjawab: “Dari background keluarga saya yang tingkat rohaninya kurang, sehingga pengenalan tentang akidah dan akhlak juga sedikit yang saya terima dari keluarga, jujur saja”. 5) FDS menjawab: “Faktor rohani keluarga, dari ekonomi Alhamdulillah saya dari keluarga yang cukup. Namun rohani yang kurang tentunya sangat berpengaruh terhadap pergaulan saya”. 6) MYN menjawab: “Keluarga saya dari kecil dalam keadaan ekonomi kurang dan rohani yang kurang, sehingga tidak ada kontrol untuk saya bergaul yang baik”. 7) FB menjawab: “Faktor ekonomi keluarga dan kebebasan yang diberikan orang tua saya untuk bergaul”. 4. Jawaban Remaja dari pertanyaan “d” a. RW 01 1) NK menjawab: “Karena solidaritas awalnya, ikut-ikutan teman dan akhirnya keterusan”. 2) DE menjawab: “Saya nyaman-nyaman saja, walaupun ya itu tadi selalu dimarahi orang tua karena tingkah laku saya sendiri”. 3) AK menjawab: “Tidak nyaman sebenarnya, karena ya kasihan juga sebenarnya ayam diadu bahkan sampai matanya saja pecah. Dan tentunya juga hal tersebut melanggar hokum”. 4) ADS menjawab: “Seperti yang saya sebutkan di atas karena saya lebih suka bergaul di luar. Sehingga banyak teman di luar dari pada di Kauman Kidul”.
b. RW 02 1) SRY menjawab: “Bahasanya solidaritas gitu, sesama teman begini ya begini kalau begitu ya begitu”. 2) SD menjawab: “Tentunya karena trend yang berkembang saat ini, faktor pergaulan sehari-hari dan saya nyaman”. 3) BG menjawab: “Karena nyaman untuk berkumpul dengan teman adalah suatu hal yang menyenangkan”. 4) MNH menjawab: “Karena faktor teman sepergaulan dan sekolah, ya nyaman tidak nyaman. Nyamannya banyak teman, tidak nyamannya saya melakukan pelanggaran kadang merasa tidak tenang”. 5) ITG menjawab: “Tidak enjoy sebenarnya, saya juga berfikir apa saya akan begini terus”.
159
c. RW 03 1) DG menjawab: “Karena nyaman, seperti tadi untuk hiburan sepulang kerja. Daripada di rumah mending keluar untuk kumpulkumpul cari kesibukan”. 2) FK menjawab: “Karena faktor nomor 3 tadi dan karena faktor teman tentunya. Yang pasti pergaulan itu tidak hanya sendiri pasti berkelompok”. 3) APR menjawab: “Tentunya nyaman, karena kalau nyaman pastinya saya tidak akan betah. Karena yang pasti kenyamanan dan solidaritas alasan utamanya”. 4) ALM menjawab: “Nyaman, karena saya jadi banyak teman”. 5) WDD menjawab: “Karena saya ingin bebas dan tidak ada yang mengatur-atur saya. Dan saya merasa nyaman di dalamnya.
d. RW 04 1) AK menjawab: “Tentunya nyaman, karena kalau nyaman pastinya saya tidak akan betah. Karena yang pasti kenyamanan dan solidaritas alasan utamanya”. 2) AR menjawab: “Karena faktor hobi dan lebih suka di luar rumah daripada di prumah. Karena banyak teman di luar, dan faktor solidaritas tentunyakan sudah lama kumpul gitu”. 3) WS menjawab: “Nyaman, karena saya betah. Karena yang pasti kenyamanan dan solidaritas alasan utamanya”. 4) SLM menjawab: “Karena dulunya ikut-ikutan teman menjadi merasa nyaman”. 5) MNH menjawab: “Nyaman, karena saya suka bergaul”. 6) AAl menjawab: “Merasa nyaman, seperti mencari hiburan sepulang kerja”.
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Tidak nyaman, karena kami dinilai masyarakat sebagai orang jelek”. 2) HS menjawab: “Awalnya karena hoby yang keterusan kearah itu, rasanya kalau hanya main dan menonton saja kurang menarik. Tidak nyaman sebenarnya karena pasti ada rasa ketakutan entah nanti kalau ditangkap polisi dan lainnya”. 3) HAS menjawab: “Nyaman, karena saya merasa ini dunia saya”. 4) EN menjawab: “Karena awalnya ya faktor hobi”. 5) DH menjawab: “Mengikuti trend yang ada saat ini”.
160
f. RW 06 1) APP menjawab: “Tidak nyaman, karena selalu merasa ketakutan akan apa yang saya lakukan”. 2) IMN menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman alias mumpung masih muda”. 3) DZA menjawab: “Nyaman, karena saya suka bergaul dan masih bangga kalau bisa berantem dengan remaja lain”. 4) HS menjawab: “Merasa nyaman, seperti mencari hiburan sepulang kerja”. 5) NH menjawab: “Nyaman, merasa memiliki teman banyak dan setiap hari bisa tertawa meluapkan emosi”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Karena awalnya ikut-ikutan teman, kemudian sampai sekarang jadi merasa nyaman dan keterusan”. 2) SY menjawab: “Karena saya suka bergaul, kalau di rumah saja sering merasa suntuk”. 3) ITG menjawab: “Tidak enjoy sebenarnya, saya juga berfikir apa saya akan begini terus”. 4) NA menjawab: “Karena faktor hobi dan lebih suka di luar rumah daripada di prumah. Karena banyak teman di luarsana, dan faktor solidaritas tentunyakan sudah lama kumpul gitu”. 5) FDS menjawab: “Tentunya nyaman, karena kalau nyaman pastinya saya tidak akan betah. Karena yang pasti kenyamanan dan solidaritas alasan utamanya”. 6) MYN menjawab: “Karena saya merasa kumpulan teman saya sekarang cocok dengan jiwa saya”. 7) FB menjawab: “Nyaman, biasanya pergaulan yang dipilih karena merasa nyaman, begitu juga saya”. 5. Jawaban Remaja dari pertanyaan “e” a. RW 01 1) NK menjawab: “Salah, karena saya sadar telah membuat malu orang tua saya”. 2) DE menjawab: “Ya, pastinya ingin berubah harapannnya”. 3) AK menjawab: “Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, saya tidak enjoy karena melakukannya juga sembunyi-sembunyi”. 4) ADS menjawab: “Enjoy saja karena ini adalah dunia saya, yang cocok dengan diri saya”.
161
b. RW 02 1) SRY menjawab: “Salah, karena itu memang tidak sesuai dan saya ingin berubah”. 2) SD menjawab: “Enjoy-enjoy saja, dan berkeinginan menjadi orang yang lebih baik dan berbakti keorang tua tentunya”. 3) BG menjawab: “Salah sebenarnya, tetapi inilah pergaulan saya mencari teman yang bisa berbagi dan kecocokan juga tidak mudah”. 4) MNH menjawab: “Harapan ingin berubah, takut nanti dikeluarkan dari sekolah. Karena sudah sering dipanggil BK”. 5) ITG menjawab: “Seperti yang saya sudah sebutkan tadi harapan saya ingin berubah untuk diri saya dan untuk membahagiakan orang tua saya”.
c. RW 03 1) DG menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman”. 2) FK menjawab: “Tentunya banyak sekali kekurangan, dan tentunya ingin berubah menjadi lebih baik”. 3) APR menjawab: “Bicara masadepan, saya sendiri pasti ingin berubah”. 4) ALM menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman walaupun kadang was-was kalau ada operasi dari pihak berwenang”. 5) WDD menjawab: “Tentunya kurang baik ya, karena saya sadar kadang apa yang saya lakukan ini salah”. d. RW 04 1) AK menjawab: “Kedepannya pasti ingin berubah”. 2) AR menjawab: “Kurang nyaman sih, karena sebenarnya saya sudah berkumpul dengan pergaulan yang suka kebut-kebutan di jalan. Dan saya banyak mengahabiskan di jalan, dipandang orang pastinya juga bagaimana gitu”. 3) WS menjawab: “Bicara masadepan, saya pribadi kedepannya ingin berubah”. 4) SLM menjawab: “Harapan pasti ingin berubah, dan saya mulai merasa sadar kalau begini terus saya sendiri tidak mungkin sukses”. 5) MNH menjawab: “Enjoy-enjoy saya, karena di rumah juga sepi”. 6) AAl menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman”.
e. RW 05 1) DD dan DN menjawab: “Harapan masadepan ingin berubah dan dapat dipandang masyarakat baik”.
162
2) HS menjawab: “Pastinya ingin berubah”. 3) HAS menjawab: “Harapan pasti ingin berubah, dan saya mulai merasa sadar kalau pergaulan saya kurang memberikan manfaat”. 4) EN menjawab: “Saya ingin berhenti sebenarnya dari dulu, ya penyakit orang main seperti banyak orang kalau kalah pengen mengembalikan modal, kalau menang pengennya diperbanyak”. 5) DH menjawab: “Enjoy-enjoy saja”.
f. RW 06 1) APP menjawab: “Harapan pastinya ingin berubah dan ingin memperbaiki citra nama diri saya di masyarakat”. 2) IMN menjawab: “Harapan ingin berubah dan ingin menjadi orang yang baik”. 3) DZA menjawab: “Enjoy-enjoy saya, karena kalau di rumah malah bingung mau ngapain”. 4) HS menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman”. 5) NH menjawab: “Enjoy-enjoy saja, karena saya merasa nyaman”.
g. RW 07 1) ANG menjawab: “Harapan kedepan pasti ingin berubah. Karena saya sadar kalau hidup seperti ini terus tidak baik”. 2) SY menjawab: “Ingin berubah tentunya, tetapi jujur sulit kalau mau menolak ajakan teman”. 3) ITG menjawab: “Seperti yang saya sudah sebutkan tadi harapan saya ingin berubah untuk diri saya dan untuk membahagiakan orang tua saya”. 4) NA menjawab: “Kurang nyaman sih, karena sebenarnya saya sudah berkumpul dengan pergaulan yang suka kebut-kebutan di jalan. Dan saya banyak mengahabiskan di jalan, dipandang orang pastinya juga gimana gitu”. 5) FDS menjawab: “Kedepannya pasti ingin berubah”. 6) MYN menjawab: “Masa depannya saya pasti ingin menjadi baik tidak ingin menjadi orang yang dinilai jelek terus”. 7) FB menjawab: “Lebih baik dari orang lain, karena saya merasa bisa bergaul dengan siapapun”. 6. Jawaban Remaja dari pertanyaan “f” 1) Pandangan saya cukup positif, karena menjadi tempat berkumpulnya remaja se-Kauman Kidul dari yang saya ketahui.
163
2) Karena sering banyak tugas di sekolah, jadi saya tidak pernah aktif. Sebenarnya setiap yang dijadikan kegiatan Remas adalah hal yang baik. 3) Ya bagus, karena yang saya ketahui semua anggota adalah seluruh remaja yang berdomisili di Kauman Kidul, supaya saling mengenal dari satu sama lain. 4) Sebenarnya banyak ajakan dari Anda sendiri dan ajakan dari yang lain. Tapi saya kurang tahu dalam hal organisasi, itu yang membuat saya tidak aktif. 5) Sebenarnya dulu saya sering ikut, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Pastinya kegiatan Remas Al-Ayyubi positif dan sebagai ajang silaturahmi, tapi ya diusahakan kembali bisa aktif lagi biar bisa berubah untuk saya sendiri. 6) Sangat positif, karena ini adalah organisasi remaja yang pastinya bergerak dibidang keagamaan. 7) Positif, dari dulu saya ingin ikut sebenarnya. Apalagi kegiatannya mencakup se-Kelurahan belum tentu di wilayah lainnya ada yang seperti Remas Al-Ayyubi yang sebagai ormas dengan ruang kerjanya satu kelurahan. 8) Sangat positif, apalagi saya tidak bisa mengaji dan di rumah tetangga saya pernah dulu itu rekan-rekan remaja mengadakan tadarus disana, saya yang tidak bisa ngaji jadi ingin bisa bergabung sebenarnya. 9) Saya mendukung dan pastinya itu hal yang positif. Walaupun saya sendiri tidak aktif di dalamnya mungkin nanti-nantinya akan ikut bergabung. 10) Positif, karena yang pastinya organisasi kegiatannnya bersifat Islami dan sosial. Tapi saya kadang sungkan untuk ikut-ikut kegiatan karena tidak pernah aktif. 11) Positif sekali, tapi akan lebih baik lagi ditambah dengan kegiatan yang berupa keremajaan. Contohnya: Pensi, lomba tingkat remaja se-Kauman Kidul yang ruang lingkupnya per-RW gitu, pasti akan tambah menarik. 12) Bagus dan patut didukung sebenarnya, ya mungkin akan mencoba sedikit-sedikit untuk gabung atau kumpul-kumpul. Karena saya sadar saya termasuk remaja Kauman Kidul. 13) Walaupun usia baru 25 tahun, saya sudah malu untuk ikut berkumpul-kumpul, karena nanti saya merasa paling tua. 14) Sangat bagus, dan banyak teman saya di lingkungan mini yang ikut bahkan saya setiap ada kegiatan juga diundang. Tetapi banyak tidak bisa menghadirinya, hehehehe. 15) Baik, karena menjadi ajang perkumpulan remaja se-Kauman Kidul dan membuat acara-acara tertentu. Saya akan mencoba aktif sekarang biar tambah teman. 16) Positif sekali, tapi akan lebih baik lagi ditambah dengan kegiatan yang berupa keremajaan. Contohnya: Pensi, lomba tingkat remaja
164
se-Kauman Kidul yang ruang lingkupnya per-RW gitu, pasti akan tambah menarik. 17) Saya kira positif, dan kalau hanya ikut-ikut gabung dalam kegiatan, saya rasa bisa hanya sekedar ikut kumpul-kumpul. 18) Positif, tapi mungkin untuk saya pribadi malu ya pengen gabung sebenarnya, tapi mungkin masih berpikir karena bukan dunia saya. 19) Bagus dan positif, tapi saya kurang dalam hal berorganisasi jadi saya tidak pernah ikut, pokoknya saya usahakan untuk ikut. 20) Baik dan tentunya positif, karena sebagai ajang berkumpul dan menjadikan kegiatan yang bermanfaat bagi remaja Kauman Kidul. Ya, saya akan mencoba untuk bergabung. 21) Positif tentunya, karena kegiatan remaja ataupun kegiatan untuk masyarakat saya melihat Remas Al-Ayyubi banyak berperan. Saya sendiri pengen sebenarnya ikut, tapi kadang masih senang dengan kebebasan saya. 22) Baik pastinya, karena yang memegang organisasi adalah remaja yang berkompeten dan berpendidikan yang tentunya orang-orang yang baiklah, ya bisa dicoba untuk ikut setelahnya, InsyaAllah. 23) Malu untuk bergabung, karena saya merasa paling tua diantara remaja lain, walaupun usia saya masih remaja. 24) Ingin gabung sebenarnya. Karena saya ingin kumpul dengan orangorang baik biar ketularan gitu. Karena positif dan bermanfaat untuk saya khususnya bila saya ikut gabung. 25) Positif dan sangat baik, namun untuk saat ini saya belum siap untuk bergabung. Mungkin nanti-nanti atau butuh waktu unutk bergabung, tapi intinya kegiatan Remas positif. 26) Positif, tapi saya sendiri tidak pernah ikut karena itu bukan duni saya saat ini. Dan saya kurang bisa mengikti dalam hal berorganisasi. 27) Ya mungkin akan mencoba untuk ikut karena saya ingin mengenal dengan remaja se-Kauman Kidul. Dan saya rasa memiliki kegiatan positif dan baik. 28) Positif dan bagus dalam pandangan masyarakat pula. 29) Positif, tapi keinginan untuk begabung belum ada karena masih malu dengan yang lain. 30) Positif, karena apa-apa yang dijadikan kegiatan dan yang menjadi ajang kumpulnya remaja se-Kauman Kidul. 31) Walaupun saya kurang paham dengan organisasi Remas AlAyyubi, tapi saya lihat kegiatannya positif. Namun saya sudah malu untuk ikut organisasi, karena nama saya pasti sudah pada kenal dan tahu bagaimana saya. 32) Bagus dan nantinya saya akan ikut, karena teman-teman seumuran saya di RW ini banyak yang aktif juga. 33) Baik dan positif tentunya, karena kegiatan keremajaan Al-Ayyubi selalu berkaitan dan berhubungan dengan keagamaan. Sebenarnya saya tertarik, karena sering diajak teman untuk ikut. Bisa dicoba
165
nantinya, siapa tahu bermanfaat untuk diri saya khususnya. Dan akan menambah serta mengenal lebih banyak remaja se-Kauman Kidul. 34) Bagus, banyak juga remaja di tempatku yang ikut, saya mau ikut belum ada keinginan, ya lihat nanti. 35) Bagus dan positif. Walaupun saya belum pernah ikut, tapi saya lihat tiap ada kegiatan di Kelurahan pasti ada remajanya. Dan saya melihat ini adalah satu kumpulan remaja yang mencakup satu kelurahan, masalahnya saya sedikit sekali yang mengenal. Jadi saya malu untuk sekarang kalau mau bergabung. 36) Positif, dan mumpung saya masih remaja ingin ikut kegiatannya sebenarnya, tapi malu terkadang untuk berangkat. 37) Positif. Karena kegiatannya berbasis agama dan ajang kumpul remaja seKauman Kidul. Kalau saya untuk bergabung masih merasa minder, takutnya nanti kalau mempengaruhi teman lain, hehehe. 38) Positif sekali. Tapi saya malu karena takut tidak bisa apa-apa di Remas. Karena yang ikut rata-rata orang yang saya lihat pandai. Jadi saya merasa minder untuk bergabung di kegiatannya.
II. Jawaban dari pertanyaan untuk Remas Al-Ayyubi a. Ketua Remas Al-Ayyubi 1) Jawaban a: Banyak, terutama hal-hal yang bersifat keagamaan seperti PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) seperti: pengajian Maulid Nabi, pengajian 1 Muharram, Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad dan lainnya. Selain itu juga dalam peringatan 2 hari raya Islam selalu ada takbir keliling, setiap Ramadhan selalu ada pesantren kilat remaja dan anak-anak usia PAUD/TK, MI/SD, SMP/sederajat. Dalam bulan Syawal selalu ada halal bihalal remaja dan sesepuh dan masyarakat Kauman Kidul. Seminggu sekali juga kami mengadakan kegiatan Darling (Tadarus Keliling) yang tempatnya anjangsana kerumah-rumah remaja setiap malam Senin atau Minggu malam, dan setiap malam Kamis ada kegiatan Drumblek. Setahun sekali juga ada wisata rutin sebagai sarana refreshing remaja, yang sudah berjalan selama ini wisata sekaligus bakti sosial di Panti Asuhan sesuai tempat mana yang dituju dan untuk kegiatan anak-anak setiap bulan Maulid Nabi. Kami mengadakan gebyar anak soleh yang pesertanya anak PAUD/TK (lomba mewarnai), SD/MI kelas 1-3 putra (adzan 166
dan wudlu) putri (lomba wudu), kelas 4-6 (putra-putri lomba sholat dan tartil Al-Qur’an) dan SMP (lomba MC bahasa jawa). 2) Jawaban b: Hal yang sangat menarik biasanya wisata, drumblek dan pesantren kilat remaja. 3) Jawaban c: Karena wisata sudah pasti semua tertarik, drumblek salah satu yang menjadi icon kota Salatiga, dan mereka cukup antusias. Pesantren kilat remaja sarana mengisi waktu selagi menunggu berbuka puasa. 4) Jawaban d: Semua kegiatan yang sudah saya sebutkan sebelumnya adalah hasil kegiatan yang dapat merangkul remaja. Karena itu semua sudah masuk dalam program kerja Remas AlAyyubi. 5) Jawaban e: Kami juga setiap setahun sekali mengadakan sarasehan sekelurahan dan yang kami undang orang tua, tokoh masyarakat, perangkat kelurahan dan semua remaja. Acaranya diisi dengan pemateri yang sesuai dengan tema penanggulangan kenakalan remaja Kauman Kidul. Alhamdulillah kegiatan ini terlaksana rutin setiap tahunnya. Kemudian kami juga mengadakan kegiatan bertemakan Islam supaya dapat membentengi berkembangnya kenakalan remaja khususnya di Kauman Kidul. Harapannya, semoga Remas Al-Ayyubi menjadi percontohan untuk wilayah lain dalam hal-hal tersebut. Kami selalu berkomunikasi dengan BABINSA dan BABINKAMTIBNAS untuk tindakan pencegahan kenakalan remaja. 6) Jawaban f: Pastinya kegiatan meingguan Tadarus Keliling. Karena kita dapat berkumpul setiap minggu belajar membaca Al-Qur’an dan sekalian saling tukar pendapat. b. Wakil Ketua Remas Al-Ayyubi 1) Jawaban a: Semua kegiatan yang bersifat keagamaan, karena basic-nya Remas jadi mayoritas kegiatan yang diadakan biasanya PHBI, contoh: Isro’ Mi’roj 1 Muharram, Maulid Nabi yang notabenya pengajian akbar sekelurahan yang melibatkan remaja dan warga sekelurahan. Setiap Ramadhan ada peskil remaja dan anak-anak takbir keliling Idul Fitri dan Idul Adha. Untuk rencana setelah lebaran ini sedang direncanakan untuk membuat rebana tradisional, karena Kauman Kidul yang terkenal akan rebananya sudah vakum. Rencananya apabila ada yang menyewa dalam acara, uangnya bisa dimasukkan dalam kas. Kegiatan lainnya, tadarus keliling tiap malam Senin yang sudah berjalan dan sistemnya anjangsana rumah kerumah. Dan juga setiap tahun ada kegiatan untuk anak-anak usia PAUD/TK, SD/MI, SMP/sederajat diadakan lomba gebyar anak soleh. Tahun ini, kegiatan tersebut sudah dilaksanakan pada bulan
167
Rajab kemarin yaitu kegiatan lomba mewarnai, wudlu dan adzan, shalat dan tartil serta MC berbahasa jawa. 2) Jawaban b: Saya pada tahun ini mengusulkan tiap tahun baru diadakan perayaan tahun baru sekelurahan. Intinya remaja daripada mereka harus keluar ke kota dan membuat kemacetan lebih baik membuat acara sendiri yang menarik. Sehingga partisi semua remaja sangat tinggi, baik anggota remaja ataupun remaja yang nakal. Drumblek juga menjadi kegiatan sebagai sarana untuk merangkul semua remaja. Karena drumblek sangat menarik menurut rekan-rekan remaja. Dan kegiatan yang kami anggap paling menarik adalah kegiatan wisata, karena mereka beranggapan bahwa intinya kegiatan adalah bersenang-senang. 3) Jawaban c: Karena kegiatan itu dianggap menarik, dan semua yang menarik pasti mereka menyukainya. Dan sedang dibahas untuk menyatukan remaja kami dengan jalan akan diadakan lomba tingkat RW sekelurahan Kauman Kidul. Supaya mereka dapat dirangkul dan menyatukan semua remaja. 4) Jawaban d: Semua kegiatan yang sudah menjadi program kerja dan diikuti oleh semua anggota yang semuanya adalah remaja seKelurahan Kauman Kidul. 5) Jawaban e: Kami selaku pengurus bekerjasama dengan kelurahan untuk membantu menjaga lingkungan Kauman Kidul khususnya untuk remaja yang bermasalah agar bisa ditindak dan diberikan sanksi atau teguran. 6) Jawaban f: Intinya semua kegiatan yang sudah ada adalah sarana untuk menanggulangi kenakalan remaja. Karena semua itu untuk memberikan kesibukan yang positif dan latihan berorganisasi untuk semua remaja Kauman Kidul agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. c. Humas Remas Al-Ayyubi 1) Jawaban a: Dari Remas Al-Ayyubi menangani semua kegiatan keagamaan se-Kauman Kidul. Contoh Hari Besar Islam pasti ada pengajian akbar seKelurahan yang di handle oleh remaja atas bantuan para tokoh masyarakat. Setiap Ramadhan ada Peskil baik remaja maupun anak-anak dari PAUD sampai SMP. Biasanya remaja H+2 Ramadhan samapai H+5 dilaksanakan 4 hari dan anak–anak 8 hari dari H+7 sampai H+15 untuk kegiatan bulan Ramadhan. Hari Raya kami mengadakan Takbir Keliling yang pesertanya anak-anak dan remaja, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Di bulan Syawal sudah ada Halal Bi halal yang sudah tertera semua kegiatan dari AD-ART Remas Al-Ayyubi. 2) Jawaban b: drumblek, tadarus keliling, karena itu adalah kegiatan mingguan yang pastinya kami selalu ajak-ajak kesesama reamaja untuk ikut kegiatan tersebut. Alhamdulillah selama ini kegiatan itu berjalan dengan lancar.
168
3) Jawaban c: Karena agar tidak hanya tiap minggu hanya diajak ngaji saja pasti mereka bosan. Tapi ada juga hal kesenian yang disukai, contohnya: drumblek tadi agar selain ngaji juga ada hiburannya. Satu lagi wisata pasti yang datang banyak, karena siapa sih yang tidak suka piknik? 4) Jawaban d: Hasilnya dengan adanya organisasi Remas AlAyyubi dan semua anggotanya, seluruh remaja se-Kelurahan dari RW 01- RW 07 dapat berkumpul menjadi satu. Sehingga kegiatan-kegiatan yang sudah ada dapat mudah berjalan atas kesadaran sebagai remaja Kauman Kidul. Belum tentu di wilayah lain ada organisasi remaja yang lingkupnya satu kelurahan. 5) Jawaban e: Salah satu alternative dalam mengatasi itu, setiap kegiatan kami mengundang remaja yang biasanya dianggap paling diajeni (baca: disegani) sehingga dapat mengajak-ajak kancane (baca: temannya). Dan yang sudah berjalan Alhamdulillah cara tersebut limayan berhasil. 6) Jawaban f: Jawaban dari “b” tadi mas, dan semua kegiatan yang ada tujuannnya salah satu menanggulangi kenakalan remaja Kauman Kidul, selain menyatukan seluruh remaja Kauman Kidul.
III. Jawaban dari pertanyaan untuk Masyarakat a. Takmir 1) Jawaban a: Baik tentunya, karena remaja kalau tidak ada kegiatan ataupun wadah untuk berfikir ataupun berkumpul dan juga melaksanakan kegiatan akan macet regenerasi dari yang tua ke yang muda. Saya sebagai takmir selalu mendukung setiap apa yang dilaksanakan, wong ya itu semua untuk generasi penerus agar tidak keluyuran ngalor ngidul (baca: kemana-mana) tidak ada tujuannya. Dengan adanya Remas AlAyyubi, setiap kumpulan takmir se-Kelurahan pasti juga diundang dan membuat acara sesuai dengan apa yang didapatkan, bahasanya EO (Even Organizer). 2) Jawaban b: Setuju, karena melihat pergaulan saat ini yang sangat memprihatinkan. Contoh: hamil di luar nikah, mabuk, balap motor, rambut yang diwarna-warnai, bertato. Harapannya agar dengan adanya Remas Al-Ayyubi khususnya remaja Kauman Kidul tidak ikut-ikutan. Minimal bisa mencegah remaja bergaul negatif melalui kegiatan-kegiatan positif. 3) Jawaban c: Masyarakat harus lebih tanggap tentang segala sesuatu yang dilakukan remaja di wilayah. Beri ketegasan, baik
169
hukuman sosial ataupun diserahkan kepihak yang berwajib selagi terjadi sesuatu yang menyimpang. 4) Jawaban d: Kalau bisa, adakan penyuluhan tentang bahaya kenakalan remaja yang dihadiri Kapolres Salatiga ataupun semua yang bergerak dibidang kemasyarakatan, contoh: Lurah, RW, RT se-Kauman Kidul. Kegiatannya bisa diisi dengan tema bahaya pergaulan sekarang ini yang sangat memprihatinkan. Dan wejangan saya, remaja itu “ojo mandek anggone ngaji” (baca: jangan berhenti untuk mengaji). Karena biasanya sekarang sudah lulus SMP ngajine do mandek (baca: ngajinya pada berhenti). Padahal itu semua untuk bekal kamu-kamu turun bermasyarakat kelak. b. Pembina Remaja/ Ulama Kauman Kidul 5) Jawaban a: Sangat baik dan positif, karena yang kami inginkan Kelurahan Kauman Kidul mempunyai generaasi sebagai pengganti generasi yang sudah sepuh-sepuh ini. Dan kegiatannnya sangat bermafaat, contoh: di bulan Ramadhan kemarin diadakan pesantren kilat yang gunanya untuk memberikan kegiatan yang positif bagi anak-anak kecil dan remaja. Kami selaku orang tua akan selalu mendukung. 6) Jawaban b: Setuju, karena wilayah Kauman Kidul ini heterogin. Ada yang bahasanya “abangan” dalam hal rohani dan juga ada yang tingkat rohaninya tinggi. Jadi untuk menanggulangi itu, khususnya remaja, saya bangga akan setiap apa yang dikerjakan Remas. Supaya remaja Kauman Kidul tidak terkontraminasi dari hal-hal yang bersifat yang merusak moral ataupun mental remaja. 7) Jawaban c: Memberikan teguran ataupun laporan kepada khususnya perangkat desa tentang setiap kejadian yang dilakukan remaja yang menyimpang, contoh: di jalan tengah sawah, Alhamdulillah sekarang atas keresahan dan kepedulian masyarakat, yang biasanya tempat tersebut digunakan untuk berpacaran, mabuk-mabukan dan balapan sekarang terkendali aman. 8) Jawaban d: Terus maju, karena harapan setiap sesepuh pastinya mempunyai penerus dan tidak putus generasi Islami. Dan remaja jangan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.
170
LAMPIRAN SKK
171
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Mohammad Mubarok Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK) Nim
: 11108116
Program Studi : PAI
No.
Nama Kegiatan
Pelaksanaan
Keterangan
Nilai
1.
OPSPEK STAIN Salatiga
25-27 Agustus 2008
Peserta
3
2
Praktikum Kepramukaan
15-17 Februari 2010
Peserta
2
3
Praktikum Telaah Kurikulum PAI
26 November 2010
Peserta
2
4
Praktikum Metodologi PAI
01 Desember 2010
Peserta
2
5
Training Ustadz dan
02 Januari 2011
Peserta
2
Ustadzah TPQ 6
Praktikum BTA
22 Juni 2011
Peserta
2
7
Public Hearing
25 Juni 2011
Peserta
2
8
Pelatihan Kewirausahaan (Enterpreneurship)
Peserta
2
9
Pendidikan Dasar ( PEDAS ) Musik XII dan Workshop Paduan Suara Mahasiswa ( PSM ) VI
Peserta
2
2011 10
Diklatsar III SSC
22-29 Januari 2012
Panitia
3
11
Konser Perdana Angkatan “ CAMBIOSO “
22 Maret 2012
Peserta
2
12
Lomba Tingkat RW V Togaten, Mangunsari
23 Maret 2012
Panitia
3
13
Pekan Olahraga STAIN ( PORS ) IV
7-8 April 2012
Panitia
3
14
Bebek CUP IV SSC
01 Juli 2012
Peserta
2
172
15
SSC CUP II Tingkat SMA se-Salatiga
14 0ktober 2012
Panitia
3
16
Music in Campus
15 Oktober 2012
Panitia
3
17
Ekspresi Dan Kreasi Music inCampus Tribute To “ Iwan Fals “ Bersama Diplomat Mild
22 Desember 2012
Panitia
3
18
Music In Campus ( MIC )
06 Juli 2013
Panitia
3
19
Pendidikan Dasar ( PEDAS ) Musik XIII dan Workshop Padusn Suara Mahasiswa ( PSM ) VII
27 November – 4 Dessember2012
Panitia
3
20
DIKLATSAR IV SSC
07-13 Januari 2013
Panitia
3
21
Grand Lounching Band Perfome SMC 2013
13 Februari 2013
Panitia + Peserta
3
22
Konser Perdana “ EXTENDER “ SMC
20 Maret 2013
Panitia
3
23
Pekan Olahraga STAIN (PORS) V SSC
4-5 Mei 2013
Peserta
2
24
Pekan Olahraga STAIN (PORS) V SSC
02 Juli 2014
Juara 1 (FUTSAL)
4
25
Konser Produksi PSM SMC STAIN Salatiga
19 Oktober 2013
Panitia
3
26
SSC CUP II Futsal Competion 2013 Kategori SMA/SMK/MA Sederajat se-Salatiga dan Sekitarnya
09-10 November 2013
Panitia
3
27
LPJ dan MUBES SSC 2013
01 Desember 2013
Panitia
3
28
Pendidikan Dasar ( PEDAS ) Musik XIV dan Workshop Padusn Suara Mahasiswa ( PSM ) VIII
23-29 Desember 2013
Panitia
3
173
29
DIKLATSAR V SSC
17-26 Januari 2014
Panitia
3
30
Konser Perdana” FIDELIO”
20 Maret 2014
Panitia
3
31
Pekan Olahraga STAIN (PORS) VI
24-25 Maret 2014
Panitia
3
32
Konser Produksi Stain Music Club (SMC) Salatiga
5 September 2014
Pengisi Acara
4
33
SSC CUP IV Futsal Competition 2014 Kategori SMA/SMK/MA Sederajat se-Salatiga dan Sekitarnya
9-10 November 2014
Panitia
3
34
Laporan Pertanggung Jawaban dan Musyawarah Besar ( LPJ danMUBES) SSC 2014
6-7 Desember 2014
Panitia
3
35
Pekan Olah Raga Stain 7-8 April 2012 (PORS) IV Pekan Olah Raga Stain 24-25 Maret 2014 (PORS) VI
Juara II (FUTSAL)
4
Juara I (FUTSAL)
4
36
JUMLAH
101
Salatiga, 27 Agustus 2015 Mengetahui Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
Achmad Maimun, M. Ag NIP. 19700510199803 1003
174