PEDOMAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN PENYAJIAN LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK TAHUN 2016
BADAN PUSAT STATISTIK
PEDOMAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN PENYAJIAN LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK TAHUN 2016
PEDOMAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK TAHUN 2016 ISSN No. Publikasi Katalog BPS
:::-
Ukuran Buku Jumlah Halaman
:18,2 x 25,7 cm : iv + 37 halaman
Naskah Gambar Kulit Diterbitkan oleh Dicetak oleh
: Subdirektorat Statistik Peternakan : Subdirektorat Statistik Peternakan : Badan Pusat Statistik :-
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
KATA PENGANTAR Sesuai Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah ditetapkan bahwa kebijakan perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan adalah data dan informasi pemotongan ternak yang akurat. Salah satu komponen dalam menghasilkan data yang akurat adalah adanya pedoman penyediaan data. Buku Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak Tahun 2016 ini merupakan buku pelengkap yang berisikan tata cara pengumpulan, pengolahan, dan penyajian Laporan Trwiwulanan Pemotongan Ternak Tahun 2016. Adapun tata cara perekaman (entry) data tidak disajikan pada buku ini. Tata cara perekaman (entry) data Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak Tahun 2016 disampaikan pada pedoman tersendiri. Dengan buku ini, petugas di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi, dan BPS RI diharapkan dapat memahami dengan mudah tata cara pengumpulan data sampai penyajiannya. Akhir kata, keberhasilan penyediaan data pemotongan ternak terpercaya untuk semua akan terwujud bila semua pihak (BPS Kabupaten/kota, BPS Provinsi, maupun BPS RI) bersikap profesional, memiliki integritas, dan amanah dalam memahami dan mematuhi pedoman yang telah ditetapkan. Selamat bekerja dan sukses selalu.
Jakarta, Maret 2016 Deputi Bidang Statistik Produksi
Adi Lumaksono
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
i
ii
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................... Daftar Isi ............................................................................................................. Daftar Tabel ........................................................................................................ Daftar Gambar .................................................................................................... Daftar Lampiran ..................................................................................................
i iii iv iv iv
1.
1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 5 7 7 7 8 8 17 17 18 21 26 27 29
2.
3.
4. 5.
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1.2 Tujuan .................................................................................................... 1.3 Landasan Hukum ................................................................................... 1.4 Metodologi ............................................................................................. 1.4.1 Ruang Lingkup dan Cakupan ..................................................... 1.4.2 Konsep dan Definisi .................................................................... 1.5 Petugas .................................................................................................. 1.6 Dokumen yang Digunakan .................................................................... 1.7 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 1.8 Tahapan Kegiatan ................................................................................. 1.9 Proses Bisnis ......................................................................................... TATA CARA PENGUMPULAN DATA ....................................................... 2.1 Gambaran Umum .................................................................................. 2.2 Pelaksanaan Lapangan ......................................................................... 2.2.1 Keterangan yang Dikumpulkan ................................................... 2.2.2 Tata Cara Pengisian Daftar-RPH/TPH ....................................... TATA CARA PENGOLAHAN DATA .......................................................... 3.1 Pengolahan Data ................................................................................... 3.1.1 Penyuntingan/Pengkodean (Editing/Coding) .............................. 3.1.2 Validasi ........................................................................................ 3.2 Validasi Awal atau Pengecekan Tabulasi .............................................. PENYAJIAN ................................................................................................ PENUTUP ...................................................................................................
Lampiran
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
iii
DAFTAR TABEL
1.1 Jadwal Pelaksanaan Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak ................ 4
DAFTAR GAMBAR 1.1 Proses Bisnis Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak ........................... 5
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2.
iv
Daftar RPH/TPH ......................................................................................... 33 Jadwal Kegiatan Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016 .............. 37
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
BAB
PENDAHULUAN
1.1
I
LATAR BELAKANG
Subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang memberikan kontribusi pada perekonomian nasional serta mampu menyerap tenaga kerja, sehingga dapat diandalkan dalam upaya perbaikan perekonomian nasional. Selain itu, ketersediaan produk peternakan secara langsung akan meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya untuk pemenuhan kalori dan protein hewani. Pemenuhan konsumsi masyarakat atas kalori dan protein hewani akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peranan data dan informasi sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pengembangan pembangunan. Sesuai Undang-Undang RI No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah ditetapkan bahwa kebijakan perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertangungjawabkan. Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang No 16 Tahun 1997 tentang Statistik menyebutkan bahwa Statistik Dasar diselenggarakan oleh BPS. Lebih lanjut sesuai dengan Pasal 233 Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik, Subdirektorat Statistik Peternakan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik peternakan. Untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan data berupa produksi daging hasil peternakan, BPS melakukan pengumpulan data melalui Rumah Potong Hewan (RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH). Pengumpulan data menggunakan metode pencacahan lengkap terhadap seluruh RPH/TPH yang ada di wilayah Republik Indonesia. Data yang dikumpulkan meliputi jumlah ternak yang dipotong, produksi hasil pemotongan ternak, asal ternak yang dipotong, dan alasan pemotongan ternak betina. Agar data yang dihasilkan akurat dan up to date sebagai bahan perencanaan dan dasar kebijakan di bidang peternakan, diperlukan suatu pedoman yang mengatur jadwal kegiatan, tata cara pengumpulan, pengolahan, dan penyajian statistik peternakan.
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
1
1.2
TUJUAN Tujuan pengumpulan data Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak adalah: a. Mendapatkan produksi hasil pemotongan ternak di RPH/TPH. b. Mendapatkan jumlah ternak yang dipotong menurut wilayah asal ternak. c. Mendapatkan jumlah ternak yang dipotong menurut kepemilikan ternak. d. Mendapatkan jumlah pemotongan ternak di luar RPH/TPH.
1.3
LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan pendataan Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak oleh Badan Pusat Statistik dilandasi oleh: a. Undang-Undang RI No.16 tahun 1997 tentang Statistik. b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. c. Peraturan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik. d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik e. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik No. 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah
1.4
METODOLOGI
1.4.1 Ruang Lingkup dan Cakupan Pengumpulan data pemotongan ternak di RPH/TPH dilaksanakan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia. RPH/TPH yang melakukan kegiatan pemotongan ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi), meliputi seluruh RPH/TPH yang berbadan hukum ataupun tidak berbadan hukum. Termasuk dalam laporan ini adalah dinas-dinas yang menangani fungsi peternakan. Rumah Potong Ayam/Unggas tidak dicakup pada pendataan ini.
1.4.2 Konsep dan Definisi Rumah Potong Hewan (RPH) adalah tempat pemotongan hewan/ternak yang mempunyai bangunan permanen atau semi permanen yang khusus digunakan untuk 2
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
tempat pemotongan hewan/ternak yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai RPH. Tempat Pemotongan Hewan (TPH) adalah tempat pemotongan hewan/ternak yang mempunyai bangunan maupun tidak, yang biasanya digunakan sebagai tempat pemotongan hewan/ternak dan biasanya terdapat pencatatan pemotongan.
1.5
PETUGAS
Petugas lapangan yang terlibat dalam pengumpulan data Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak adalah Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), dan/atau Staf BPS Kabupaten/Kota yang diberi tugas. Sementara itu, petugas pengolah data peternakan adalah Staf BPS Provinsi atau yang diberi tugas. Bila diperlukan dalam pengumpulan atau pengolahan data dapat merekrut mitra statistik.
1.6
DOKUMEN YANG DIGUNAKAN
Jenis dokumen yang digunakan dalam pengumpulan data Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak yaitu: a.
1.7
Daftar-RPH/TPH adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data pemotongan ternak di RPH dan TPH.
JADWAL KEGIATAN Jadwal kegiatan Laporan Triwulanan Pemotongan ternak disajikan pada Tabel
1.1.
1.8
TAHAP KEGIATAN
a.
Persiapan - Menyiapkan direktori RPH/TPH - Menyempurnakan kuesioner (daftar isian) - Pencetakan kuesioner - Menyempurnakan program pengolahan
b.
Pelaksanaan - Melakukan pengiriman kuesioner ke daerah - Melakukan pemutakhiran direktori RPH/TPH
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
3
c.
Melakukan pengumpulan data Malakukan pengawasan/revisit Mengirim dokumen ke pusat pengolahan Melakukan pemeriksaan dokumen. Melakukan entry data di BPS Provinsi Melakukan validasi dan kompilasi hasil pengolahan
Penyajian - Menyusun publikasi - Mendiseminasikan hasil Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
Kegiatan
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Periode Data Pengumpulan Data Pemeriksaan Dokumen di Kab/Kota Pengiriman Dokumen ke BPS Provinsi Pemeriksaan Dokumen di BPS Provinsi Entry Data Validasi Awal di BPS Provinsi Validasi dan Kompilasi di BPS RI Pengiriman Data untuk Penghitungan PDB Upload Tabulasi Pembahasan Pers Release Penyusunan Publikasi ARC Publikasi Pencetakan Publikasi Pengiriman Publikasi
Jan-Mar 1-14 Apr 1-14 Apr
Apr-Jun 1-14 Jul 1-14 Jul
Jul-Sep 1-14 Okt 1-14 Okt
Okt-Des 1-14 Jan 1-14 Jan
8-14 Apr
8-14 Jul
8-14 Okt
8-14 Jan
8-21 Apr
8-21 Jul
8-21 Okt
8-21 Jan
8-21 Apr 15-22 Apr 23-28 Apr
8-21 Jul 15-22 Jul 23-28 Jul
8-21 Okt 15-22 Okt 23-28 Okt
8-21 Jan 15-22 Jan 23-28 Jan
29 Apr
29 Jul
29 Okt
29 Jan
29 Apr 29 Jul 29 Okt 29 Jan 23 Apr – M1 Mei 23 Jul – M1 Agsi 23 Okt – M1 Nov 23 Jan – M1 Feb M1 Mei M1 Ags M1 Nov M1 Feb M2 Feb – Apr 2017 M1 Mei 2017 Mei 2017 Jun 2017
Keterangan: t = tahun berjalan (current year)
4
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
1.9
PROSES BISNIS
Gambar 1.1. Proses Bisnis Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
Proses bisnis kegiatan Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak disajikan pada Gambar 1.1.
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
5
6
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
BAB
TATA CARA PENGUMPULAN DATA
II
2.1 GAMBARAN UMUM Daftar RPH/TPH digunakan untuk memperoleh data produksi ternak di Rumah Pemotongan Hewan/Tempat Pemotongan Hewan yang dilaporkan setiap triwulan. Data yang dicatat mencakup jumlah ternak yang dipotong, keterangan asal ternak yang dipotong, rata-rata berat ternak hidup dan produksi hasil pemotongan, rata-rata harga ternak hidup dan produksi hasil pemotongan serta jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong menurut alasan pemotongan. Satu Daftar-RPH/TPH digunakan untuk mencacah satu RPH/TPH. Pada tahun 2016, Daftar RHP/TPH mengalami penambahan variabel yang dikumpulkan, yaitu: produksi dan harga daging, kepemilikan ternak yang dipotong, dan pemotongan di luar RPH/TPH. Daftar RPH/TPH juga digunakan untuk mencatat pemotongan di luar RPH/TPH pada kabupaten/kota yang tidak ada RPH/TPH dengan menanyakan kepada dinas yang menangani fungsi peternakan.
2.2 PELAKSANAAN LAPANGAN
2.2.1 Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar RPH/TPH meliputi 9 (sembilan) blok, yaitu : Blok I
: Pengenalan Tempat
Blok II
: Catatan
Blok III
: Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH/TPH
Blok IV
: Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan pada RPH/TPH
Blok V
: Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan pada RPH/TPH
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
7
Blok VI
: Jumlah Sapi Pemotongan
dan
Kerbau
Betina
yang
Dipotong
Menurut
Alasan
Blok VII : Keterangan Asal Ternak yang Dipotong Blok VIII : Jumlah Ternak yang Dipotong Menurut Kepemilikan Ternak Blok IX
: Jumlah Pemotongan Ternak Di Luar RPH/TPH Berdasarkan Hasil Wawancara
Blok X
: Keterangan Responden
Blok XI
: Keterangan Petugas
2.2.2 BLOK I.
Tata Cara Pengisian Daftar-RPH/TPH PENGENALAN TEMPAT
Pengenalan tempat digunakan untuk mencatat identitas perusahaan yang terdiri dari kode identitas perusahaan (KIP), provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, triwulan dan tahun data yang dilaporkan, nama lengkap, dan alamat lengkap RPH/TPH. Rincian 1: Kode Identitas Perusahaan (KIP) Tuliskan kode identitas perusahaan (KIP) pada kotak yang tersedia. KIP setiap perusahaan dapat dilihat pada Direktori Perusahaan Peternakan. 1
2 Kode provinsi Kode kabupaten/kota Kode kecamatan Kode klasifikasi jenis usaha (KJU) Nomor urut perusahaan (unik dalam kabupaten/kota)
Rincian 2 s.d 5 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Tuliskan kode dan nama provinsi pada rincian 2, kode dan nama kabupaten/kota pada rincian 3, kode dan nama kecamatan pada rincian 4, serta kode dan nama desa/kelurahan pada rincian 5, sesuai dengan lokasi RPH/TPH. Rincian 6: Data yang Dilaporkan Tuliskan triwulan dan tahun pelaporan kemudian pindahkan isiannya ke kotak yang tersedia.
8
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
Rincian 7: Nama Lengkap RPH/TPH Tuliskan nama lengkap Rumah Potong Hewan/Tempat Pemotongan Hewan secara jelas menggunakan huruf balok. Contoh: Nama Lengkap RPH/TPH
: MUNJUL JAYA, RPH
Rincian 8: Alamat Lengkap RPH/TPH Tuliskan alamat lokasi RPH/TPH secara lengkap dan jelas, kode pos, nomor telepon dan nomor faksimili. Contoh: Alamat Lengkap RPH/TPH
: Kp. Munjul RT.018, RW.06 Munjul Jaya Purwakarta
Rincian 9: Klasifikasi RPH/TPH Lingkari klasifikasi RPH atau TPH. Jika RPH isikan kode “1” pada kotak yang tersedia. Jika TPH, isikan kode “2” pada kotak yang tersedia. Bagi kabupaten/kota yang tidak memiliki RPH/TPH maka isikan kode “3” pada kotak yang tersedia. Kemudian langsung ke Blok IX. BLOK II.
CATATAN
Blok II disediakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu sebagai tambahan informasi dalam pengisian daftar. BLOK III. JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG DI RPH/TPH Blok III digunakan untuk mencatat ternak yang dipotong di RPH/TPH selama triwulan laporan menurut jenis ternak. Kolom (1):
Jenis ternak
Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi. Kolom (2): Kode Isikan kode rumpun sapi potong di kolom (2) yang dapat dilihat pada bagian bawah Daftar RPH/TPH. Kolom (3): Jenis rumpun Isikan jenis rumpun sapi potong di kolom (3) yang sesuai dengan kode rumpun sapi potong yang terisi pada kolom (2). Khusus untuk sapi perah yang dipotong, isikan kode “13” pada Kolom (2) dan isikan jenis rumpun “Lainnya (jenis sapi perah)” pada kolom (3). Jenis rumpun sapi perah adalah Friesian Holstein atau Fries Holland (FH), Sahiwal Cross, dan Jersey.
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
9
Contoh:
01 13 13
Bali Lainnya (FH) Lainnya (Sahiwal)
Kolom (4), (5):
Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada bulan pertama triwulan pelaporan Isikan jumlah ternak jantan yang dipotong di RPH/TPH pada bulan pertama triwulan pelaporan di kolom (4) dan betina di kolom (5).
Kolom (6), (7):
Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada bulan kedua triwulan pelaporan Isikan jumlah ternak jantan yang dipotong di RPH/TPH pada bulan kedua triwulan pelaporan di kolom (6) dan betina di kolom (7).
Kolom (8), (9):
Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada bulan ketiga triwulan pelaporan Isikan jumlah ternak jantan yang dipotong di RPH/TPH pada bulan ketiga triwulan pelaporan di kolom (8) dan betina di kolom (9).
Kolom (10), (11): Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada triwulan pelaporan Isikan jumlah ternak jantan yang dipotong di RPH/ TPH selama 3 bulan di kolom (10) dan betina di kolom (11). Kolom (10) merupakan penjumlahan dari kolom (4) + kolom (6) + kolom (8) dan kolom (11) merupakan penjumlahan dari kolom (5) + kolom (7) + kolom (9). Kolom (12): Jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH pada triwulan pelaporan Isikan jumlah ternak seluruhnya yang dipotong di RPH/TPH di kolom (12). Kolom (12) merupakan penjumlahan kolom (10) + kolom (11).
BLOK IV.
RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN PADA RPH/TPH
Blok IV digunakan untuk mencatat rata-rata berat ternak hidup, karkas, daging, jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya per ekor menurut jenis ternak. Kolom (1): Jenis ternak Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi. Kolom (2): Kode Isikan kode rumpun sapi potong di kolom (2) yang dapat dilihat pada bagian bawah Daftar RPH/TPH.
10
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
Kolom (3): Jenis rumpun Isikan jenis rumpun sapi potong di kolom (3) yang sesuai dengan kode rumpun sapi potong yang terisi pada kolom (2). Khusus untuk sapi perah yang dipotong, isikan kode “13” pada Kolom (2) dan isikan jenis rumpun “Lainnya (jenis sapi perah)” pada kolom (3). Jenis rumpun sapi perah adalah Friesian Holstein atau Fries Holland (FH), Sahiwal Cross, dan Jersey. Contoh: 01 Bali 13 Lainnya (FH) 13 Lainnya (Sahiwal) Kolom (4): Berat Ternak Hidup Isikan rata-rata berat tiap jenis ternak ketika masih hidup dalam satuan Kg. Kolom (5): Berat Karkas Isikan rata-rata berat karkas per ekor setiap jenis ternak dalam satuan Kg. Karkas adalah seluruh daging dan tulang dari ternak yang dipotong tanpa kepala, jeroan, dan kaki bagian bawah. Kolom (6): Berat Daging Isikan rata-rata berat daging per ekor setiap jenis ternak dalam satuan Kg. Daging adalah seluruh daging dari ternak yang dipotong, baik yang berasal dari karkas maupun bagian yang dapat dimakan (edible offal) dari kepala, ekor, atau kaki bagian bawah. Kolom (7): Berat Jeroan Isikan rata-rata berat jeroan per ekor setiap jenis ternak dalam satuan Kg. Jeroan adalah organ tubuh bagian dalam dari ternak yang dipotong serta dimanfaatkan. Kolom (8): Berat Kulit Basah Isikan rata-rata berat kulit basah per ekor setiap jenis ternak dalam satuan Kg. Kulit basah adalah organ tubuh bagian luar (kecuali babi) dari ternak yang dipotong dalam keadaan basah. Kolom (9): Berat Produksi Lainnya Isikan rata-rata berat produksi lain per ekor dari setiap jenis ternak yang dipotong dalam satuan Kg. Produksi lain meliputi kepala, tanduk, darah, kaki bagian bawah, dll.
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
11
BLOK V.
RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN PADA RPH/TPH
Blok V digunakan untuk mencatat rata-rata harga ternak hidup per ekor, karkas, daging, jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya per Kg menurut jenis ternak. Kolom (1): Jenis Ternak Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi. Kolom (2): Kode Isikan kode rumpun sapi potong di kolom (2) yang dapat dilihat pada bagian bawah Daftar RPH/TPH. Kolom (3): Jenis rumpun Isikan jenis rumpun sapi potong di kolom (3) yang sesuai dengan kode rumpun sapi potong yang terisi pada kolom (2). Khusus untuk sapi perah yang dipotong, isikan kode “13” pada Kolom (2) dan isikan jenis rumpun “Lainnya (jenis sapi perah)” pada kolom (3). Jenis rumpun sapi perah adalah Friesian Holstein atau Fries Holland (FH), Sahiwal Cross, dan Jersey. Contoh: 01 Bali 13 Lainnya (FH) 13 Lainnya (Sahiwal) Kolom (4): Harga Ternak Hidup Isikan rata-rata harga per ekor setiap jenis ternak ketika masih hidup dalam satuan rupiah (Rp). Kolom (5): Harga Karkas Isikan rata-rata harga karkas per Kg dari setiap jenis ternak dalam satuan rupiah (Rp). Kolom (6): Harga Daging Isikan rata-rata harga daging per Kg dari setiap jenis ternak dalam satuan rupiah (Rp). Kolom (7): Harga Jeroan Isikan rata-rata harga jeroan per Kg dari setiap jenis ternak dalam satuan rupiah (Rp). Kolom (8): Harga Kulit Basah Isikan rata-rata harga kulit basah per Kg dari setiap jenis ternak dalam satuan rupiah (Rp).
12
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
Kolom (9): Harga Produksi Lainnya Isikan rata-rata harga produksi lain per Kg dari setiap jenis ternak yang dipotong dalam satuan rupiah (Rp).
BLOK VI. JUMLAH SAPI DAN KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT ALASAN PEMOTONGAN Blok VI digunakan untuk mencatat keterangan mengenai jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong karena tidak produktif, positif brucellosis, dan lainnya. Kolom (1): Jenis Ternak Jenis ternak terdiri dari sapi dan kerbau betina. Kolom (2): Tidak produktif/Majir Isikan banyaknya sapi dan kerbau betina yang dipotong karena sudah tidak produktif. Tidak produktif/majir adalah ternak yang tidak dapat memperoleh keturunan, baik secara alami atau buatan. Kolom (3): Positif Brucellosis Isikan banyaknya sapi dan kerbau betina yang dipotong karena positif brucellosis. Positif brucellosis adalah jenis penyakit kelamin pada ternak yang dapat menular serta dapat mengakibatkan kemandulan pada ternak yang diserang. Kolom (4): Lainnya Isikan banyaknya sapi dan kerbau betina yang dipotong karena sakit mendadak, keracunan, dan sebagainya. Kolom (5): Jumlah Kolom (5) merupakan penjumlahan dari kolom (2) + kolom (3) + kolom (4). Jumlah sapi dan kerbau betina di kolom (5) harus sama dengan jumlah sapi dan kerbau betina pada blok III kolom (11).
BLOK VII.
KETERANGAN ASAL TERNAK YANG DIPOTONG
Blok VII digunakan untuk mencatat jumlah dan asal ternak yang dipotong di RPH/TPH selama triwulan laporan menurut jenis ternak. Ternak dapat berasal dari kabupaten/kota yang sama atau dari kabupaten/kota lain. Kolom (1): Jenis ternak Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
13
Kolom (2): Berasal dari dalam Provinsi (ekor) Isikan jumlah ternak yang berasal dari provinsi tempat RPH/TPH berada. Kolom (3), (4), (5): Berasal dari provinsi lain I (ekor) Isikan jumlah ternak yang berasal dari provinsi lain (wilayah I) di kolom (3), nama provinsi lain di kolom (4), dan kode provinsi di kolom (5). Kolom (6), (7), (8): Berasal dari provinsi lain II (ekor) Isikan jumlah ternak yang berasal dari provinsi lain (wilayah II) di kolom (6), nama provinsi lain di kolom (7), dan kode provinsi di kolom (8). Kolom (9), (10), (11): Berasal dari provinsi lain III (ekor) Isikan jumlah ternak yang berasal dari provinsi lain (wilayah III) di kolom (9), nama provinsi lain di kolom (10), dan kode provinsi di kolom (11). Kolom (12), (13), (14): Berasal dari provinsi lain IV (ekor) Isikan jumlah ternak yang berasal dari provinsi lain (wilayah IV) di kolom (12), nama provinsi di kolom (13), dan kode provinsi di kolom (14). Kolom (15): Jumlah Isikan penjumlahan kolom (2) + kolom (3) + kolom (6) + kolom (9) + kolom (12) untuk masing-masing rincian.
BLOK VIII. JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG MENURUT KEPEMILIKAN TERNAK Blok VIII digunakan untuk mencatat kepemilikan ternak yang dipotong di RPH/TPH selama triwulan laporan menurut kepemilikan ternak. Ternak yang dipotong bisa milik rumah tangga usaha peternakan, rumah tangga bukan usaha peternakan (rumah tangga biasa), perusahaan peternakan/feedloter, pedagang, atau milik lainnya (milik RPH, Yayasan, Pesantren, dsb). Kolom (1): Jenis ternak Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi. Kolom (2): Milik Rumah Tangga Usaha Peternakan (ekor) Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH yang merupakan milik rumah tangga usaha peternakan. Kolom (3): Milik Rumah Tangga Bukan Usaha Peternakan (ekor) Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH yang merupakan milik rumah tangga bukan usaha peternakan (rumah tangga biasa). Kolom (4): Milik Perusahaan Peternakan/Feedloter (ekor) Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH yang merupakan milik perusahaan peternakan/feedloter. Perusahaan peternakan adalah perusahaan
14
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
peternakan berbadan hukum berupa PT/CV, Firma, Koperasi Peternakan, Yayasan Peternakan. Kolom (5): Milik Pedagang (ekor) Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH yang merupakan milik pedagang. Kolom (6): Milik Lainnya (milik RPH, Yayasan, Pesantren, dsb) (ekor) Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH yang merupakan milik RPH itu sendiri, Yayasan selain yayasan peternakan, pesantren, dsb). Kolom (7): Jumlah Isikan penjumlahan kolom (2) + kolom (3) + kolom (4) + kolom (5) + kolom (6) + untuk masing-masing rincian.
BLOK IX.
JUMLAH PEMOTONGAN TERNAK DI LUAR RPH/TPH BERDASARKAN HASIL WAWANCARA
Blok IX digunakan untuk mencatat jumlah ternak yang dipotong di luar RPH/TPH selama triwulan laporan menurut jenis ternak. Pemotongan di luar RPH/TPH adalah pemotongan yang dilakukan di luar RPH/TPH, seperti di masjid, pesantren, kantor, rumah khususnya pada saat hari keagamaan atau pesta. Blok IX diisi melalui wawancara dengan Petugas RPH atau Pegawai dinas bukan petugas RPH pada dinas yang menangani fungsi peternakan. Jika pada suatu kabupaten/kota terdapat RPH/TPH maka isian Blok ini dapat ditanyakan kepada petugas RPH (bila petugas tersebut mempunyai tangung jawab mencatat pemotongan di luar RPH) atau kepada dinas yang menangani fungsi peternakan. Pencacahan dilakukan oleh salah satu petugas pengumpul data di kabupaten/kota dengan menggunakan Daftar RPH/TPH dari salah satu RPH/TPH. Jika pada suatu kabupaten/kota tidak terdapat RPH/TPH maka isian Blok ini dapat ditanyakan kepada Dinas yang menangani fungsi peternakan. Kolom (1): Nama Bulan sesuai Triwulan Isikan nama bulan sesuai triwulan. Untuk Triwulan I diisikan Januari, Februari, Maret. Untuk Triwulan II diisikan April, Mei, Juni. Untuk Triwulan III diisikan Juli, Agustus, September. Untuk Triwulan IV diisikan Oktober, November, Desember. Kolom (2): Sapi Potong Jantan (ekor) Isikan jumlah ternak sapi potong jantan yang dipotong di luar RPH/TPH. Kolom (3): Sapi Potong Betina (ekor) Isikan jumlah ternak sapi potong betina yang dipotong di luar RPH/TPH. Kolom (4): Kerbau (ekor) Isikan jumlah ternak kerbau yang dipotong di luar RPH/TPH. Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
15
Kolom (5): Kuda (ekor) Isikan jumlah ternak kuda yang dipotong di luar RPH/TPH. Kolom (6): Kambing (ekor) Isikan jumlah ternak kambing yang dipotong di luar RPH/TPH. Kolom (7): Domba (ekor) Isikan jumlah ternak domba yang dipotong di luar RPH/TPH. Kolom (8): Babi (ekor) Isikan jumlah ternak babi yang dipotong di luar RPH/TPH.
Rincian 4.
Sumber Informasi Blok IX
Isikan pemberi informasi isian Blok IX. Lingkari kode “1” jika pemberi informasi Blok IX adalah Petugas RPH/TPH, atau Lingkari kode “2” jika pemberi informasi Blok IX adalah Pegawai dinas bukan petugas RPH/TPH (pegawai Dinas yang menangani fungsi peternakan). Pindahkan angka kode yang dilingkari ke kotak yang disediakan. Jika isian Klasifikasi RPH/TPH pada Blok I Rincian 9 adalah RPH (Kode 1) atau TPH (kode 2) maka Sumber informasi Blok IX bisa Petugas RPH/TPH (kode 1) atau Pegawai Dinas bukan Petugas RPH (Kode 2). Tetapi jika isian Klasifikasi RPH/TPH pada Blok I Rincian 9 adalah Kode 3 maka Sumber informasi Blok IX adalah Pegawai Dinas bukan Petugas RPH (Kode 2). Blok IX Rincian 1-3 bisa tidak terisi, jika memang tidak ada pemotongan di luar RPH/TPH. Namun, Blok IX Rincian 4 (sumber informasi) harus tetap diisikan.
BLOK X.
KETERANGAN RESPONDEN
Blok X digunakan untuk mencatat keterangan mengenai responden. Tuliskan nama dan jabatan/NIP petugas RPH/TPH dengan lengkap dan jelas menggunakan huruf balok, kemudian bubuhkan tanda tangan dan stempel RPH.
BLOK XI.
KETERANGAN PETUGAS
Blok XI digunakan untuk mencatat keterangan mengenai petugas, baik petugas pencacah maupun pengawas/pemeriksa. Tuliskan nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tanda tangan pencacah pada rincian 1 sampai dengan 3, serta nama pengawas/pemeriksa, tanggal pengawasan/ pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai dengan 6. 16
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
BAB
TATA CARA PENGOLAHAN DATA
III
3.1 PENGOLAHAN DATA
Tahapan penerimaan dan pengelompokkan dokumen (receiving dan batching) merupakan langkah awal pengolahan data. Pelaksanaan receiving dan batching akan mempercepat pengolahan dokumen secara keseluruhan. Kegiatan receiving dilakukan di BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi, sedangkan kegiatan Batching hanya dilakukan di BPS Provinsi. Kegiatan receiving pertama dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Petugas yang menangani kegiatan ini sebaiknya staf di BPS Kabupaten/Kota yang mempunyai kemampuan mengatur dokumen dengan baik. Secara umum ada yang beberapa hal yang harus dilakukan petugas, yaitu: 1. memeriksa kelengkapan dokumen RPH/TPH; 2. memeriksa isian Blok I (pengenalan tempat) apakah sudah sesuai dengan master direktori RPH/TPH; 3. setelah tahap receiving selesai dilakukan, maka dokumen RPH/TPH diserahkan kepada petugas pemeriksa (editing/coding) di BPS Kabupaten/Kota. Kegiatan receiving kedua dilakukan di BPS Provinsi. Selain melakukan kegiatan receiving, petugas di BPS Provinsi juga melakukan batching. Petugas yang menangani kegiatan ini sebaiknya staf di BPS Provinsi yang mempunyai kemampuan mengatur dokumen dengan baik. Secara umum ada yang beberapa hal yang harus dilakukan petugas, yaitu: 1. memeriksa kelengkapan dokumen RPH/TPH; 2. memeriksa isian Blok I (pengenalan tempat) apakah sudah sesuai dengan master direktori RPH/TPH; 3. melakukan batching dokumen per kabupaten, untuk kabupaten yang jumlah dokumen RPH/TPH nya sedikit, beberapa kabupaten dapat digabung menjadi satu batch; 4. setelah tahap receiving selesai dilakukan, maka dokumen RPH/TPH diserahkan kepada petugas pemeriksa (editing/coding) di BPS Kabupaten/Kota. Kegiatan pengolahan dokumen RPH/TPH dimulai dengan proses pengolahan pra komputer dilanjutkan dengan proses pengolahan data dengan komputer. Kegiatan pra komputer meliputi penerimaan dokumen (receiving), pengelompokan dokumen
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
17
(batching) dan penyuntingan/penyandian (editing/coding). Proses pengolahan data dengan komputer meliputi perekaman data (data entri), validasi data (data cleaning) dan tabulasi. Hasil proses pengolahan pra komputer terutama proses editing/coding, sangat mempengaruhi proses pengolahan dengan komputer. Hasil editing/coding yang baik akan mempercepat proses entri data. Penerimaan dokumen hasil pencacahan data RPH/TPH dilakukan dengan menggunakan Sistem Pengolahan Updating Direktori (Sipud) yang disiapkan oleh Direktorat Sistem Informasi Statistik Sistem program entry data RPH/TPH (SiMRPH) ini dibuat sedemikian rupa agar para pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan data dapat terjaga konsistensinya. Oleh sebab itu sistem ini dilengkapi dengan proses validasi secara interaktif dalam proses kegiatan data entri. Aturan validasi yang diterapkan dalam sistem ini sama dengan aturan validasi yang diterapkan dalam proses editing/coding, hal ini untuk menjaga kualitas data yang akan dihasilkan sehingga data RPH/TPH dapat dijadikan sebagai database yang terpercaya, berkesinambungan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. Pedoman proses entry data disampaikan pada pedoman tersendiri.
3.1.1 Penyuntingan/Pengkodean (Editing/Coding) BLOK I.
KETERANGAN TEMPAT
Rincian 1: Kode Identitas Perusahaan (KIP)
Kode identitas perusahaan (KIP) harus sesuai dengan yang tercantum pada direktori. Bila RPH/TPH tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori dengan nomor urut berikutnya. Sedangkan bila RPH/TPH tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori, dan jangan dihapus dari direktori tersebut.
Bila ditemukan adanya RPH/TPH yang berganti nama karena berganti kepemilikan/pengelola sedangkan lokasi dan alamat perusahaan tidak berubah, maka perusahaan yang lama dinyatakan tutup dan perusahaan yang baru ditambahkan dengan nomor urut baru.
Rincian 2 s.d 5 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Periksa apakah isian nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan kodenya sudah sesuai dan terisi dengan benar.
18
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
Rincian 6: Data yang Dilaporkan Periksa apakah isian triwulan dan tahun pelaporan sudah terisi dengan benar sesuai dengan triwulan dan tahun yang dilaporkan pada blok I. Rincian 7: Nama Lengkap RPH/TPH Periksa apakah nama RPH sudah ditulis dengan benar dan jelas menggunakan huruf balok. Rincian 8: Alamat Lengkap RPH/TPH Periksa apakah alamat RPH berikut kode pos, telepon, dan fax sudah ditulis dengan lengkap dan jelas. Rincian 9: Klasifikasi RPH/TPH Periksa apakah kode klasifikasi RPH/TPH sudah ditulis dengan jelas. Jika isikan kode “3” maka hanya Blok IX yang bisa terisi serta Blok X dan Blok XI. BLOK II.
CATATAN
Periksa isian catatan pada blok II, gunakan catatan tersebut sebagai bantuan dalam melakukan editing dokumen. Jika RPH/TPH tutup maka dicatat dalam Blok Catatan dengan bukti pengesahan dari Kepala Desa atau BPS Kabupaten/Kota.
BLOK III.
JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG DI RPH/TPH
1. Periksa konsistensi kolom (10) = kolom (4) + kolom (6) + kolom (8). 2. Periksa konsistensi kolom (11) = kolom (5) + kolom (7) + kolom (9). 3. Periksa konsistensi kolom (12) = kolom (10) + kolom (11).
BLOK IV.
RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN PADA RPH/TPH
1. Periksa kewajaran isian rata-rata berat per ekor ternak hidup, rata-rata berat karkas per ekor, rata-rata berat daging per ekor, rata-rata berat jeroan per ekor, rata-rata berat kulit basah per ekor, dan rata-rata berat produksi lain per ekor. 2. Isian kolom (4) > jumlah kolom (5) + kolom (7) + kolom (8) + kolom (9).
BLOK V.
RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN PADA RPH/TPH
Periksa apakah isian rata-rata harga per ekor ternak hidup dan harga per Kg karkas, daging, jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya sudah sesuai dengan harga pasar. Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
19
BLOK VI.
JUMLAH SAPI DAN KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT ALASAN PEMOTONGAN
Periksa apakah isian jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong sudah benar. Isian pada Blok VI kolom (5) harus sama dengan isian Blok III kolom (11).
BLOK VII.
KETERANGAN ASAL TERNAK YANG DIPOTONG
1. Periksa apakah jumlah ternak, nama provinsi asal ternak, dan kodenya sudah terisi dengan benar. 2. Kolom (15) = kolom (2) + kolom (3) + kolom (6) + kolom (9) + kolom (12). 3. Kolom (15) = isian Blok III kolom (12).
BLOK VIII. JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG MENURUT KEPEMILIKAN Periksa apakah isian jumlah ternak yang dipotong sudah benar. 1. Kolom (7) = kolom (2) + kolom (3) + kolom (4) + kolom (5) + kolom (6). 2. Kolom (7) = Isian Blok III kolom (12).
BLOK IX.
JUMLAH PEMOTONGAN TERNAK DI LUAR RPH/TPH BERDASARKAN HASIL WAWANCARA
Periksa apakah Rincian 4 sudah terisi.
BLOK X.
KETERANGAN RESPONDEN
Periksa apakah nama dan jabatan/NIP petugas RPH/TPH serta tanda tangan dan stempel RPH/TPH sudah terisi dengan lengkap dan jelas.
BLOK XI.
KETERANGAN PETUGAS
Periksa apakah isian nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tandatangan pencacah pada rincian 1 s.d. 3, serta nama pengawas/pemeriksa, tanggal pengawasan/pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 s.d. 6 sudah terisi dengan benar dan jelas.
20
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
3.1.2 Validasi BLOK I. PENGENALAN TEMPAT 1. Rincian 1 s.d 8 harus terisi sesuai dengan master wilayah/direktori. 2. Rincian 9 Isi Rincian 9
Perlakuan
1 atau 2 atau 3
Valid
≠ 1 atau 2 atau 3
Manual Cek
BLOK II. CATATAN 1. Harus terisi jika status RPH/TPH tutup/tutup sementara/baru aktif dan belum ada pemotongan. BLOK III. JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG DI RPH/TPH 1.
Ternak sapi diisikan secara berurutan pada Rincian 1. baris pertama hingga baris ke lima.
2.
Rincian 1a. s.d 1e. Kolom (2) hanya dapat berkode 01-13.
3.
Deskripsi ternak di Rincian 1a. s.d 1e. Kolom (3) sesuai dengan kode ternak di Kolom (2).
Kode
Jenis Rumpun
Kode
Jenis Rumpun
Kode
Jenis Rumpun
01
Bali
06
Bengkulu
11
Pesisir
02
Onggole/PO
07
Brahman/Brahman Cross (BX)
12
Simental
03
Madura
08
Brangus
13
Lainnya
04
Aceh
09
Limousine
05
Benggala
10
Jabres
4.
Jika Rincian 1a. s.d 1e. Kolom (2) berkode 13 maka Kolom (3) dituliskan jenis rumpun sapi.
5.
Nama bulan pada Kolom (4) s.d (9) sesuai dengan bulan pada triwulan pengambilan data secara berurutan. Triwulan 1
:
Januari, Februari, Maret
Triwulan 2
:
April, Mei, Juni
Triwulan 3
:
Juli, Agustus, September
Triwulan 4
:
Oktober, November, Desember
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
21
6.
Kolom (10) = kolom (4+6+8)
7.
Kolom (11) = kolom (5+7+9)
8.
Kolom (12) = kolom (10+11)
9.
Jika salah satu Rincian 1a. s.d 1e. Kolom (12) > 0 maka Rincian 1a. s.d 1e.. Blok IV, V, VI, VII, VIII harus terisi
10. Jika Rincian 2. Kolom (12) > 0 maka Rincian 2. Blok IV, V, VI, VII, VIII harus terisi. 11. Jika Rincian 3. Kolom (12) > 0 maka Rincian 3. Blok IV, V, VI, VII, VIII harus terisi. 12. Jika Rincian 4. Kolom (12) > 0 maka Rincian 4. Blok IV, V, VI, VII, VIII harus terisi. 13. Jika Rincian 5. Kolom (12) > 0 maka Rincian 5. Blok IV, V, VI, VII, VIII harus terisi. 14. Jika Rincian 6. Kolom (12) > 0 maka Rincian 6. Blok IV, V, VI, VII, VIII harus terisi. 15. Blok III blank, jika Blok I Rincian 9 berkode 3
BLOK IV. RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN PADA RPH/TPH 1.
Isian Rincian 1a. s.d 1e. Kolom (2), (3) sesuai dengan Blok III Rincian 1a. s.d 1e. Kolom (2), (3).
2.
Jika Blok III Rincian 1a. Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 1a. Kolom (2) s.d. (9) harus terisi.
3.
Jika Blok III Rincian 1b. Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 1b. Kolom (2) s.d. (9) harus terisi.
4.
Jika Blok III Rincian 1c. Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 1c. Kolom (2) s.d. (9) harus terisi.
5.
Jika Blok III Rincian 1d. Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 1d. Kolom (2) s.d. (9) harus terisi.
6.
Jika Blok III Rincian 1e. Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 1e. Kolom (2) s.d. (9) harus terisi.
7.
Jika Blok III Rincian 2 Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 2 Kolom (4) s.d. (9) harus terisi.
8.
Jika Blok III Rincian 3 Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 3 Kolom (4) s.d. (9) harus terisi.
22
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
9.
Jika Blok III Rincian 4 Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 4 Kolom (4) s.d. (9) harus terisi.
10. Jika Blok III Rincian 5 Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 5 Kolom (4) s.d. (9) harus terisi. 11. Jika Blok III Rincian 6 Kolom (12) > 0 maka Blok IV rincian 6 Kolom (4) s.d. (7) dan (9) harus terisi. kolom (8) harus kosong 12. Isian kolom (5)+(7)+(8)+(9) harus kurang dari isian Kolom (4). 13. Isian kolom (6) harus kurang dari kolom (5). 14. Isian Rincian 1 s.d. Rincian 6. Kolom (4) s.d (9) adalah tabel berikut:
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
23
15. Blok IV blank, jika Blok I Rincian 9 berkode 3
BLOK V. RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN PADA RPH/TPH 1.
Isian Rincian 1. Kolom (2), (3) sesuai dengan Blok III Rincian 1. Kolom (2), (3).
2.
Isian Rincian 1. Kolom (4) s.d (9) adalah sebagai berikut:
3.
Rincian 6. Kolom (8) tidak boleh terisi (disable).
4.
Blok V blank, jika Blok I Rincian 9 berkode 3.
BLOK VI.
JUMLAH SAPI DAN KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT ALASAN PEMOTONGAN
1.
Isian Rincian 1. kolom (6) = Isian Rincian 1. Kolom (2+3+4+5).
2.
Isian Rincian 2. Kolom (6) = Isian Rincian 2. Kolom (2+3+4+5).
3.
Isian Rincian 1. Kolom (6) = isian Blok III Rincian (1.a+1.b+1.c+1.d+1.e) Kolom (11).
4.
Isian Rincian 2. Kolom (6) = isian Blok III Rincian 2. Kolom (11).
5.
Blok VI blank, jika Blok I Rincian 9 berkode 3.
BLOK VII. KETERANGAN ASAL TERNAK YANG DIPOTONG
24
1.
Isian Rincian 1. Kolom (15) = isian Rincian 1. Kolom (2+3+6+9+12).
2.
Isian Rincian 2. Kolom (15) = isian Rincian 2. Kolom (2+3+6+9+12).
3.
Isian Rincian 3. Kolom (15) = isian Rincian 3. Kolom (2+3+6+9+12).
4.
Isian Rincian 4. Kolom (15) = isian Rincian 4. Kolom (2+3+6+9+12).
5.
Isian Rincian 5. Kolom (15) = isian Rincian 5. Kolom (2+3+6+9+12). Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
6.
Isian Rincian 6. Kolom (15) = isian Rincian 6. Kolom (2+3+6+9+12).
7.
Isian Rincian 1. Kolom (15) = isian Blok III Rincian (1.a+1.b+1.c+1.d+1.e) Kolom (12).
8.
Isian Rincian 2. Kolom (15) = isian Blok III Rincian 2. Kolom (12).
9.
Isian Rincian 3. Kolom (15) = isian Blok III Rincian 3. Kolom (12).
10.
Isian Rincian 4. Kolom (15) = isian Blok III Rincian 2. Kolom (12).
11.
Isian Rincian 5. Kolom (15) = isian Blok III Rincian 5. Kolom (12).
12.
Isian Rincian 6. Kolom (15) = isian Blok III Rincian 6. Kolom (12).
13.
Blok VII blank, jika Blok I Rincian 9 berkode 3.
BLOK VIII. JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG MENURUT KEPEMILIKAN TERNAK 1.
Isian Rincian 1. Kolom (7) = isian Rincian 1. Kolom (2+3+4+5+6).
2.
Isian Rincian 2. Kolom (7) = isian Rincian 2. Kolom (2+3+4+5+6).
3.
Isian Rincian 3. Kolom (7) = isian Rincian 3. Kolom (2+3+4+5+6).
4.
Isian Rincian 4. Kolom (7) = isian Rincian 4. Kolom (2+3+4+5+6).
5.
Isian Rincian 5. Kolom (7) = isian Rincian 5. Kolom (2+3+4+5+6).
6.
Isian Rincian 6. Kolom (7) = isian Rincian 6. Kolom (2+3+4+5+6).
7.
Isian Rincian 1. Kolom (7) = isian Blok III Rincian (1.a+1.b+1.c+1.d+1.e) Kolom (12).
8.
Isian Rincian 2. Kolom (7) = isian Blok III Rincian 2. Kolom (12).
9.
Isian Rincian 3. Kolom (7) = isian Blok III Rincian 3. Kolom (12).
10.
Isian Rincian 4. Kolom (7) = isian Blok III Rincian 4. Kolom (12).
11.
Isian Rincian 5. Kolom (7) = isian Blok III Rincian 5. Kolom (12).
12.
Isian Rincian 6. Kolom (7) = isian Blok III Rincian 6. Kolom (12).
13.
Blok VIII blank, jika Blok I Rincian 9 berkode 3.
BLOK IX. JUMLAH PEMOTONGAN TERNAK DI LUAR RPH/TPH BERDASARKAN HASIL WAWANCARA 1. Rincian 1-3 ini bisa terisi atau blank 2. Rincian 4 harus terisi
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
25
BLOK X. KETERANGAN RESPONDEN 1. Rincian 1. wajib terisi jika kondisi RPH/TPH aktif/baru. 2. Rincian 2. minimal terisi jabatan, untuk NIP bisa kosong. 3. Rincian 3. wajib terisi
BLOK XI. KETERANGAN PETUGAS 1. Rincian 1. wajib terisi 2. Rincian 2. wajib terisi (tanggal-bulan-tahun). 3. Rincian 4. harus terisi 4. Rincian 5. wajib terisi (tanggal-bulan-tahun)
3.2 Validasi Awal atau Pengecekan Tabulasi Kegiatan ini adalah melakukan pengecekan hasil tabulasi, dengan cara: 1. Membandingkan kewajaran angka rata-rata berat ternak hidup yang dipotong antar wilayah 2. Membandingkan kewajaran angka rata-rata berat karkas antar wilayah 3. Membandingkan kewajaran angka rata-rata berat daging antar wilayah 4. Membandingkan kewajaran angka rata-rata berat jeroan antar wilayah 5. Membandingkan kewajaran angka rata-rata berat kulit basah antar wilayah 6. Membandingkan kewajaran angka rata-rata berat produksi lainnya antar wilayah 7. Membandingkan kewajaran angka rata-rata harga ternak hidup yang dipotong antar wilayah 8. Membandingkan kewajaran angka rata-rata harga karkas antar wilayah 9. Membandingkan kewajaran angka rata-rata harga daging antar wilayah 10. Membandingkan kewajaran angka rata-rata harga jeroan antar wilayah 11. Membandingkan kewajaran angka rata-rata harga kulit basah antar wilayah 12. Membandingkan kewajaran angka rata-rata harga produksi lainnya antar wilayah Kegiatan validasi ini dilakukan di BPS Provinsi dengan membandingkan antar kabupaten/kota dan dilakukan di BPS RI dnegan membandingkan antar provinsi.
26
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
BAB
PENYAJIAN
IV
Hasil pengumpulan data dari Daftar RPH/TPH akan disajikan dalam bentuk buku (publikasi) Statistik Pemotongan Ternak. Dalam publikasi disajikan tabel-tabel sebagai berikut: 1.
Jumlah ternak yang dipotong di Rumah Potong Hewan/Tempat Pemotongan Hewan yang dilaporkan menurut jenisnya.
2.
Pemotongan ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi) menurut provinsi dan triwulan tahun (t).
3.
Pemotongan ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi) menurut provinsi, jenis kelamin, dan triwulan tahun (t).
4.
Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan tahun (t).
5.
Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan tahun (t).
6.
Sapi potong dan kerbau betina menurut provinsi dan alasan pemotongan.
7.
Jumlah ternak yang dipotong menurut wilayah asal ternak.
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
27
28
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
BAB
PENUTUP
V
Penyedian data yang lengkap, menyeluruh, akurat, dan up to date untuk mewujudkan impian (Visi) BPS sebagai Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua merupakan tanggung jawab semua insan BPS (baik BPS-RI, BPS Provinsi, maupun BPS kabupaten/Kota) sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Agar data yang dihasilkan berkualitas maka semua petugas wajib menaati jadwal dan proses bisnis yang telah ditetapkan dengan berpegang pada sikap profesional, integritas, dan amanah. Bagi petugas pembuat rencana, buatlah rencana dengan efektif, efisian, dan ekonomis. Bagi pengumpul data, kumpulkanlah data sesuai konsep, definisi, dan tata cara yang ditentukan. Bagi petugas pemeriksa, periksalah dokumen sesuai kaidah/ketentuan yang telah digariskan. Bagi petugas entry data, rekamlah data dengan benar dan teliti. Bagi petugas validasi, periksa kewajaran data yang disajikan. Bagi petugas penyaji, sajikanlah data apa adanya. Buku ini menyajikan pedoman bagi semua pihak dalam menyediakan data, khususnya data pemotongan ternak, dengan akurat. Namun demikian, jika ada hal-hal yang tidak/kurang jelas pada pedoman ini maka dapat didiskusikan dengan penanggung jawab penyedia data peternakan, yaitu Subdirektorat Statistik Peternakan BPS RI. Dengan bertugas sesuai dengan pedoman maka Kita telah menyumbang dharma bhakti kepada Negara/Pemerintah Republik Indonesia, karena data yang dihasilkan akan sangat bermanfaat bagi pemerintah untuk perencanaan pembangunan khususnya di bidang peternakan. Perencanaan pembangunan di bidang peternakan yang baik akan sangat menentukan tercapainya keberhasilan pembangunan khususnya pencapaian program ketahanan pangan untuk kesejahteraan rakyat.
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
29
30
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
LAMPIRAN
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
31
32
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
33
34
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
35
36
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak 2016
37
Kegiatan
Mei (t+1) Jun(t+1)
26 Pencetakan Publikasi Tahun 2015
27 Pengiriman Publikasi ke Instansi-instansi
Mg I Mei (t+1)
Mg III - Mg IV Apr(t+1)
25 ARC Publikasi Statistik Pemotongan Ternak 2015
Mg II Feb(t+1) - Apr(t+1)
24 Sinkronisasi dan Verifikasi Data dengan Instansi Terkait
Mg I [Mei, Ags, Nov, Feb(t+1)]
4 [Mei, Ags, Nov, Feb(t+1)]
29 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)] -
29 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
29 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
23 Penyusunan Publikasi Tahun 2015
22 Press Rilis Produksi Daging
21 Pembahasan Produksi Daging di BPS RI
19 Pengiriman Data Produksi Daging ke Dir. Neraca Produksi 20 Upload Data melalui website [Akses Terbatas]
23-28 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
8-21 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
15 Editing/Coding di BPS Provinsi
18 Kompilasi dan Validasi Data di BPS RI
8-21 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
14 Receiving/Batching di BPS Provinsi 8-21 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
8-14 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
13 Pengiriman dokumen ke BPS Provinsi
15-22 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
1-14 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
12 Editing/Coding di BPS Kab/Kota
17 Validasi Awal di BPS Provinsi
1-14 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
11 Receiving/Batching di BPS Kab/Kota
16 Entry Data di BPS Provinsi
Mar, Jun, Sep, Des 1-14 [Apr, Jul, Okt, Jan(t+1)]
9 Persiapan 10 Pengumpulan Data
Feb
Jan Mg II Jan(t-1) - Mg I Feb
6 Pengiriman Kuesioner dari BPS Provinsi ke BPS Kab/Kota 7 Penerimaan Kuesioner oleh BPS Kab/Kota
8 Penyerahan Kuesioner ke Petugas Pengumpul Data
Mg III Des(t-1) - Mg II Jan
Des(t-1)
Mg II Nov(t-1) - Mg I Feb
Mg II - Mg IV Nov(t-1)
Mg III Okt(t-1) - Mg I Nov(t-1)
Jadwal Kegiatan
5 Penerimaan Kuesioner oleh BPS Provinsi
4 Pengiriman Kuesioner dari BPS RI ke BPS Provinsi
3 Penyempurnaan Program Entry
2 Pencetakan Kuesioner
1 Penyempurnaan Direktori dan Kuesioner
No. Nov
Tahun 2015 Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jul
Tahun 2016 Jun
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Feb
Tahun 2017 Jan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Okt
JADWAL KEGIATAN LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK TAHUN 2016
BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta – 10710 Telp: (021) 3841195, 3842508, 3810291–4; Fax: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id; E-mail:
[email protected]