PEDOMAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN (THE TECHINICAL SOP AND SMP OF MEDICAL EQUIPMENT) (sebagai Panduan menyusun Protap Pengoperasian dan Protap Pemeliharaan Peralatan Kesehatan)
QUALITY LABORATORY SERVICES AND USE OF MEDICAL DEVICES WHO. INO. BCT. 001.7
DEPARTEMEN KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL R.I DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK JAKARTA 2001
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DIREKTUR SARANA DAN PERALATAN MEDIK
i
KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK
ii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Umum 1.2.2 Tujuan Khusus 1.2.3 Sasaran 1.3 Pengertian
BAB II
BAB III
1 2 2 2 2 3
MANAJEMEN PERALATAN 2.1 Pengoperasian Peralatan Kesehatan 2.1.1 Persiapan Pengoperasian 2.1.2 Pelaksanaan Pengoperasian dan Pemeliharaan 2.1.3 Penyimpanan Peralatan 2.1.4 Pemantauan Operasional Peralatan 2.2 Pemeliharaan Peralatan 2.2.1. Kriteria Pemeliharaan 2.2.1.1 Pemeliharaan Terencana 2.2.1.1.1. Pemeliharaan Preventif 2.2.1.1.2. Pemeliharaan Korektif 2.2.1.2 Pemeliharaan Tidak Terencana 2.2.2 Aspek Pemeliharaan 2.2.2.1 Sumber Daya Manusia 2.2.2.2 Fasilitas Kerja 2.2.2.3 Dokumen Pemeliharaan 2.2.2.4 Pelaksanaan Pemeliharaan 2.2.2.5 Bahan Pemeliharaan dan Suku Cadang PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN DAN PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN 3.1. Prosedur Tetap Pengoperasian Peralatan 3.2 Prosedur Tetap Pemeliharaan Peralatan 3.3 Prosedur Tetap Pelayanan PENUTUP
BAB IV Lampiran: 1. Prosedur Tetap Pengoperasian Peralatan Medik, Kelompok I (INO-DHS-001) 2. Prosedur Tetap Pengoperasian Peralatan Medik, Kelompok II (INO-BCT-001.7) 3. Prosedur Tetap Pemeliharaan Preventif Peralatan Medik, Kelompok I (INO-DHS-001) 4. Prosedur Tetap Pemeliharaan Preventif Peralatan Medik, Kelompok II (INO- BCT-001.7) 5. Nilai Ambang Batas Arus Bocor 6. Formulir 1 s/d formulir 10 DAFTAR PUSTAKA
5 5 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9
9 9 10 13 14
15 17 18 19
KATA PENGANTAR DIREKTUR SARANA DAN PERALATAN MEDIK
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Sarana dan Peralatan Medik No.HK.00.07.6.6.125 tanggal 3 April 2000, tentang Pembentukan Tim Penyusunan Prosedur Tetap Pengoperasian dan Prosedur Tetap Peralatan Medik ( A Set Up the Tehnical Standard Operating Procedure (SOP) and Standard Maintenance Prosedure (SMP) of Medical Equipment ) INO.BCT.001.7 Bantuan WHO 2000/2001, maka disusunlah Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan. Pedoman ini berintikan Prosedur Tetap (Protap) Pengoperasian dan Prosedur Tetap (Protap) Pemeliharaan Peralatan Kesehatan, disusun dalam rangka pembinaan operasional dan pemeliharaan peralatan kesehatan Direktur Sarana dan Peralatan Medik. Prosedur Tetap (Protap) dibuat secara umum berdasarkan aspek teknis, dengan maksud sebagai panduan bagi pengguna dan pemelihara alat di sarana pelayanan kesehatan pada umumnya atau rumah sakit pada khususnya Protap Pengoperasian dan Protap Pemeliharaan untuk setiap jenis alat, merk dan type tertentu yang dimilikinya. Dengan diterbitkannya pedoman ini semoga pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan peralatan kesehatan secara teknis dapat meningkat, sehingga kualitas dan masa guna peralatan juga meningkat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kepada semua anggota tim penyusun dan berbagai pihak yang telah membantu, kami mengucapkan terima kasih atas peran serta dalam menyusun pedoman operasional dan pemeliharaan peralatan kesehatan ini. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta,
Februari 2001
DIREKTUR SARANA DAN PERALATAN MEDIK
i KATA SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karenanya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung oleh peralatan yang selalu dalam kondisi siap dan laik pakai serta berfungsi dengan baik. Peralatan akan berfungsi dengan baik apabila dioperasikan dengan benar sesuai dengan kemampuannya serta dipelihara sesuai prosedur teknis secara berkala dan berkesinambungan. Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan ini, diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan bagi pengguna dan pemelihara alat di sarana pelayanan kesehatan dan rumah sakit pada khususnya, sehingga pelaksanaan operasional dan pemeliharaan peralatan kesehatan dapat terlaksana dengan baik. Kepada semua anggota tim penyusun dan berbagai pihak yang turut membantu, kami mengucapkan terima kasih atas peran serta dan segala upaya yang dilakukan dalam penyusunan Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan ini. Semoga pedoman ini bermanfaat untuk menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Jakarta,
Februari 2001
DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK
ii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tersedianya fasilitas sarana kesehatan yang aman, akurat dan handal sangat diperlukan untuk mendukung pelayanan medik prima kepada masyarakat agar visi Departemen Kesehatan, yaitu Indonesia Sehat 2010 dapat terwujud. Fasilitas tersebut meliputi sarana gedung, prasarana dan peralatan kesehatan. Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap dan laik pakai serta dapat difungsikan dengan baik. Operasionalisasi peralatan kesehatan harus didukung dan memenuhi berbagai aspek,yaitu:
Alat dalam keadaan laik pakai berfungsi dengan baik dan aman digunakan. Aksesori alat lengkap dan baik. Ruangan pelayanan memenuhi syarat untuk menunjang pengoperasian alat. Prasarana listrik, air, gas dan lain – lain memadai. Sumber daya manusia (SDM) siap. Bahan operasional tersedia. Prosedur tetap pelayanan tersedia, dipahami dan dilaksanakan. Prosedur tetap pengoperasian tersedia, dipahami dan dilaksanakan.
Untuk menjamin operasionalisasi peralatan kesehatan maka aspek – aspek tersebut diatas perlu diupayakan keberadaannya. Dalam kenyataannya di rumah sakit masih ada peralatan kesehatan yang difungsikan dalam kondisi tidak laik pakai, selain itu prosedur tetap pengoperasian dan prosedur tetap pemeliharaan alat belum tersedia. Agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi siap dan laik pakai maka kegiatan pemeliharaannya mutak dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga perlu disusun prosedur pemeliharaan yang baku. Dalam rangka menyusun program pemeliharaan perlu dilakukan inventarisasi peralatan kesehatan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menunjang terlaksananya sistem pemeliharaan yang berkesinambungan. Pelaksanaan program pemeliharaan peralatan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan tersediaanya berbagai aspek, yaitu: Sumber dya manusia, teknisi terlatih Peralatan kerja, lengkap Dokumen teknis penyerta, lengkap Suku cadang sesuai kebutuhan alat
Mekanisme kerja tersedia, dipahami dan dilaksanakan Bahan pemeliharaan, sesuai kebutuhan alat Material bantu sesuai kebutuhan alat Prosedur tetap pemeliharaan tersedia, dipahami dan dilaksanakan
Operasionalisasi peralatan dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memerlukan prosedur yang baku mengenai pengoperasian dan pemeliharaan peralatan kesehatan. Prosedur yang baku tersebut adalah “Prosedur Tetap Pengoperasian” (Protap Pengoperasian) dan “Prosedur Tetap Pemeliharaan” (Protap Pemeliharaan) Peralatan Kesehatan. Protap Pengoperasian alat disusun secara umum untuk setiap jenis alat berdasarkan aspek teknik dengan maksud sebagai panduan bagi pengguna alat/RSU dalam menyusun Protap Pengoperasian untuk jenis, merk dan type alat tertentu yang dimiliki dengan tetap memperhatikan operation manual yang bersangkutan. Protap Pemeliharaan alat disusun secara umum untuk setiap jenis alat berdasarkan aspek teknis dengan maksud sebagai panduan bagi para pemelihara alat dalam menyusun Protap Pemeliharaan untuk jenis, merk dan type alat tertentu yang dimiliki dengan tetap memperhatikan service manual alat yang bersangkutan. Pedoman ini diharapkan pula dapat dijadikan panduan dalam manajemen pemeliharaan peralatan termasuk penyediaan bahan. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Umum Tercapainya kondisi operasional dan pemeliharaan peralatan kesehatan dengan baik. 1.2.2
Tujuan Khusus Tersusunnya Protap Pengoperasian dan Protap Pemeliharaan Alat. Terlaksananya operasional dan pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan prosedur. Tercapainya kondisi peralatan kesehatan yang selalu dalam keadaan laik pakai/dinyatakan dapat difungsikan dengan baik.
1.2.3
Sasaran Peralatan kesehatan yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan Pengguna peralatan kesehatan Pemelihara peralatan kesehatan Pemasok peralatan kesehatan Peralatan kesehatan yang terdapat pada buku ini, terbatas pada jenis alat yang layak untuk diberi binaan oleh Pembina tingkat pusat. Sedangkan peralatan yang lebih sederhana teknologinya, pembinaan dilakukan oleh jajaran Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial tingkat Propinsi/Kab/Kodya/RS setempat.
1.3 Pengertian Bahan operasional (consumable for operation of the equipment) adalah bahan habis pakai yang diperlukan untuk operasional alat (contoh: kertas, perekam, reagen, jelly). Bahan pemeliharaan (consumable parts for maintenance) adalah komponen yag mempunyai usia pakai tertentu digunakan untuk keperluan pemeliharaan (Contoh: filter, oli, vaselin, belt).
Material bantu (supporting material for maintenance) adalah bahan yang diperlukan untuk membantu kegiatan pemeliharaan (contoh: contact cleaner, timah solder, isolasi). Operating manual adalah buku yang berisi petunjuk mengenai pengoperasian alat sesuai dengan prosedur yang benar. Service manual adalah buku yang berisi petunjuk cara pemeliharaan alat sesuai dengan prosedur yang benar. Wiring/schematic diagram adalah gambar hubungan listrik atau perkabelan antara masing – masing komponen/bagian suatu alat. Suku cadang adalah komponen atau bagian alat yang usia pakainya tidak dapat diprediksi, digunakan untuk keperluan perbaikan (contoh: sekring/fuse, transistor, tabung, tombol relay, trafo). Recommended spare part (suku cadang) adalah komponen yang oleh pabrik diperkirakan akan mengalami kerusakan pada kurun waktu tertentu. Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui “besaran fisi” dari suatu peralatan. Penyetelan adalah suatu kegiatan pengaturan pada komponen atau bagian dari alat untuk mencapai nilai tertentu (tanpa merubah nilai output). Laik pakai adalah suatu kondisi alat kesehatan yang telah memenuhi persyaratan, fisik baik, norma keselamatan kerja, keandalan keluaran dan memiliki ijin operasional yang dikeluarkan oleh instansi berwenang. Ijin operasional adalah persetujuan untuk mengoperasikan suatu alat, dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Uji fungsi adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian – bagian alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik sesuai fungsinya. Uji kinerja atau performance test, adalah pengujian alat untuk mengetahui kemampuan keluaran sesuai dengan kondisi pemakaian. Sertifikat kalibrasi adalah tanda dan atau keterangan bahwa suatu alat telah memenuhi criteria kalibrasi. Dokumen teknis penyerta adalah dokumen teknis yang diperlukan untuk pemeliharaan alat, terdiri dari: brosure, installation manual,installation report, operating manual, service manual, prosedur tetap pengoperasian dan prosedur tetap pemeliharaan untuk setiap unit alat. Prasarana adalah fasilitas rumah sakit berbentuk fisik terdiri dari alat dan jaringan/instalasi. Toolset adalah seperangkat peralatan kerja yang dipergunakan untuk keperluan pemeliharaan alat – alat rumah sakit. Toolset terdiri dari: - Toolset electronic - Toolset electric - Toolset mechanic - Toolset gas Running maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan sementara, mesin masih dalam kondisi digunakan. Shut down maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan bila mesin tersebut sengaja dihentikan. Emergency maintenance atau pemeliharaan darurat adalah jenis pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang belum diperkirakan sebelumnya.
SDM terlatih dan siap: SDM terlatih dalam bidang alat tertentu dan siap melaksanakan tugas mengoperasikan atau memelihara alat dimaksud pada saat itu. Teknisi rujukan adalah teknisi dari suatu rumah sakit yang mempunyai kemampuan teknis lebih dari rumah sakit diwilayah sekitarnya dan mampu memberikan layanan teknis kepada rumah sakit yang memerlukan. Surat penugasan adalah surat perintah kerja yang dikeluarkan oleh Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana RS kepada teknisi, untuk melakukan pemeliharaan preventif/korektif. Laporan kerja adalah laporan teknisi pelaksana pemeliharaan preventif/korektif yang berisi kegiatan yang dilaksanakan dan hasil yang dicapai, untuk setiap kegiatan berdasarkan surat penugasan pemeliharaan peralatan. Laporan kerja ditanda tangani oleh User yang menyaksikan dan diketahui oleh Kepala IPSRS. Critical areas adalah daerah dimana pasien yang dilayani oleh alat, kondisinya kritis (ICU, ICCU, Km Bedah, Recovery room). General areas adalah daerah dimana peruntukan dipergunakan kegiatan pelayanan umum (OPD, URM, Lab. Radiologi). Non patient areas adalah daerah yang bukan merupakan pelayanan pasien (CSSD, Laundry, Kitchen). Tahanan kabel pembumian alat adalah nilai tahanan impedansi pembumian alat, yang menghubungkan chasis alat dengan terminal pembumian. Power conductor to chasis impedance adalah nilai impedance kabel catu daya dari kotak kontak sampai ke chasis.
BAB II MANAJEMEN PERALATAN 2.1 Pengoperasian Peralatan Kesehatan Beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam operasionalisasi peralatan kesehatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan pengoperasian dalam pelayanan dan penyimpanan peralatan apabila telah selesai digunakan.
2.1.1. Persiapan Pengoperasian Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar peralatan siap dioperasikan adalah: peralatan harus dikondisikan dalam keadaan laik pakai lengkap dengan aksesori yang diperlukan, terpelihara dengan baik, sertifikat kalibrasi yang masih berlaku, ijin operasional yang masih berlaku bagi peralatan yang memerlukan ijin. Prasarana yang diperlukan oleh masing – masing alat (missal listrik, air, gas, uap) tersedia dengan kapasitas dan kualitas yang memenuhi kebutuhan. Bahan operasional tersedia dan cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Kemudian SDM siap, baik dokter, operator maupun paramedik dan lain - lain, sesuai dengan tindakan pelayanan yang dilaksanakan. 2.1.2.Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan Pelaksanaan pengoperasian peralatan dalam pelayanan medik kepada pasien, secara teknis agar mengikuti urutan yang baku untuk setiap alat, mulai alat dihidupkan sampai alat dimatikan setelah selesai melakukan suatu kegiatan pelayanan medik. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa tombol atau saklar mana saja yang dioperasikan (ON) lebih dulu dan tombol atau saklar mana yang dioperasikan kemudian secara berurutan sampai pengoperasian alat sesuai pelayanan medik selesai. Demikian halnya pada waktu mematikan alat, maka tombol/saklar yang terakhir dioperasikan (ON) harus lebih awal dimatikan (OFF) dan seterusnya secara berurutan, sehingga tombol yang pertama dihidupkan adalah merupakan yang terakhir (OFF) pada waktu mematikan alat. 2.1.3.Penyimpanan Peralatan Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan medik kepada pasien, maka peralatan agar disimpan dalam kondisi yang baik. Selesai dioperasikan setiap aksesori alat harus dilepaskan, kemudian alat dan aksesorinya dibersihkan sebagai kegiatan perawatan yang merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan peralatan. Pada waktu disimpan (dalam keadaan tidak operasional), setiap alat agar ditutup dengan penutup debu, agar terhindar dari debu sehingga peralatan terlihat selalu dalam keadaan bersih. Peralatan yang mobile sebaiknya diletakkan di bagian ruangan tertentu yang terhindar dari jalan keluar masuk personil. Sedangkan peralatan yang bersifat portable beserta aksesorinya sebaiknya diletakkan dalam lemari atau rak. 2.1.4.Pemantauan Operasional Peralatan Pemantaun operasional peralatan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi alat untuk melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban kerj setiap alat yang operasional. Dalam pemantaun didatakan kondisi alat dan beban kerjanya selama satu bulan atau periode tertentu. Pemantauan dilakukan oleh teknisi secara periodic pada selang waktu pemeliharaan preventif untuk setiap alat. Operator atau pengguna alat mendatakan/mencatat beban kerja setiap alat yang operasional. Apabila kondisi alat tidak memungkinkan untuk difungsikan, segera lakukan tindakan perawatan/pemeliharaan. 2.2 Pemeliharaan Peralatan
Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan terdapat berbagai kriteria dan aspek – aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan.
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN TIDAK TERENCANA
PEMELIHARAAN TERENCANA 2.2.1
Kriteria pemeliharaan
PEMELIHARAAN PREVENTIF
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN BAGAN KRITERIA PEMELIHARAANDARURAT KOREKTIF
Perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak/tidak terduga (bersifat Korektif
Pemeliharaan Pemeliharaan Perbaikan Waktu Operasional Waktu Tidak OperasionalTerhadap kerusakan (Running Maintenance) (Shut Down Maintenance) Alat yang terencana
Overhaul
Inspection: t, rasakan, dengarkan, tanpa/dengan alat ukur
Pembersihan, Pelumasan, Penyetelan, Penggantian, Bahan Pemeliharaan Pelumasan, Penyetelan
Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria pemeliharaan, yaitu: 2.2.1.1.
Pemeliharaan Terencana Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan terhadap alat sesuai dengan jadual yang telah disusun. Jadual pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan pembiayaan yang tersedia. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif/pencegahan dan pemeliharaan korektif (perbaikan).
2.2.1.1.1.
Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta penggantian bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala. Pemeliharaan preventif bertujuan guna memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan. Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat dilakukan pada saat alat sedang jalan/operasional/running maintenance, melalui pemeriksaan dengan melihat, merasakan, mendengarkan bekerjanya alat, baik tanpa maupun dengan menggunakan alat ukur. Pada waktu running maintenance dilakukan juga pelumasan dan penyetalan bagian – bagian alat tertentu yang memerlukan. Pemeliharaan preventif dengan running maintenance biasanya tidak dilakukan untuk peralatan kesehatan. Pemeliharaan preventif untuk peralatan kesehatan pada umumnya dilakukan pada waktu alat tidak oeprasional/shut down maintenance, yaitu alat dalam keadaaan dimatikan lalu dipelihara. Dalam hal ini kegiatan pemeliharaan dapat berupa pembersihan, pelumasan, pengecekan fungsi komponen, penyetelan, penggantian bahan pemeliharaan, pengukuran keluaran dan keselamatan.
2.2.1.1.2.
Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa pengganti suku cadang. Pemeliharaan korektif dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi siap operasional dan laik pakai dapat difungsikan dengan baik. Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan. Sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat harus dilakukan oleh Institusi Penguji yang berwenang. Perbaikan korektif dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakukan secara terencana. Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti bagian – bagian utama alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan penggunaan.
2.2.1.2.
Pemeliharaan Tidak Terencana Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak/tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya tenaga yang selalu siap (stand by) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana.
2.2.2
Aspek Pemeliharaan Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya, maka unit kerja pemeliharaan peralatan rumah sakit, perlu dilengkapi dengan aspek – aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi, sumber daya manusia yaitu teknis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek – aspek pemeliharaan ini pada umumnya memerlukan pembiayaan. 2.2.2.1.
Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (teknisi) merupakan unsur yang penting dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan. Kualifikasi teknis disesuaikan dengan jenis dan teknologi peralatan kesehatan yang ditangani, sedangkan
jumlahnya berdasarkan kepada jumlah setiap jenis alat. Semuanya ini merupakan beban kerja yang harus ditangani oleh teknisi. 2.2.2.2.
Fasilitas Kerja Fasilitas kerja pemeliharaan guna menunjang terlaksananya pemeliharaan peralatan kesehatan meliputi: Ruangan tempat bekerja, terdiri dari workshop/bengkel, gudang dan ruang administrasi. Peralatan kerja terdiri dari toolset elektrik, toolset elektronik, toolset mekanik, toolset gas dan berbagai macam alat ukur.
2.2.2.3.
Dokumen Pemeliharaan Dokumen pemeliharaan sangat penting dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan pemeliharaan. Dokumen pemeliharaan terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil pemeliharaan.
Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada waktu pengadaannya, pada umumnya meliputi: brosure, installation manual, installation report, operating manual, service manual yang mencakup schematic diagram, part list, recommended parts. Prosedur Tetap Pengoperasian, Prosedur Tetap Pemeliharaan dan Sertifikat Kalibrasi juga merupakan dokumen teknis. Guna memudahkan penaganan pemeliharaannya, maka setiap alat agar dilengkapi dengan dokumen teknis yang bersangkutan. Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan; pada umumnya merupakan kumpulan atau kronologis hasil pemeliharaan setiap alat; meliputi: 1) Inventarisasi Peralatan Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap type/model alat untuk nama dan merk alat yang sama, mencakup nama alat, merk, model/type, nama perusahaan yang mengageninya, apakah mempunyai operating manual dan service manual; kalau tidak memilikinya maka perlu diusahakan kepada agen atau instansi lainnya agar dapat dipenuhi, berapa jumlahnya alat yang type/modelnya sama. Total peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan menjadi beban kerja pemeliharaan. Dari data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara keseluruhan, sehingga pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi peralatan guna kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodic, paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan atau penambahan peralatan baru.
Contoh Inventarisasi Peralatan lihat formulir 1. 2) Kartu Pemeliharaan Alat Kartu pemeliharaan adalah kartu yang dipasang/digantungkan pada setiap alat, dengan maksud agar memudahkan kepada setiap petugas terkait untuk mengetahui data mengenai suatu alat dan penanganan apa saja yang telah dilakukan pada alat tersebut. Kartu ini berlaku untuk setiap alat memuat data masing – masing alat yang berkaitan erat dengan aspek pemeliharaan, yaitu: -
-
Data statis, meliputi: Nama Rumah Sakit Nama instalasi pelayanan tempat alat tersebut digunakan Nama alat sesuai fungsinya Merk alat, Type/Model
Nomor seri Tahun pengadaan Nilai pengadaan Nomor inventaris Data tersebut diatas dibuat pada saat alat mulai dimasukkan pada daftar inventarisasi di rumah sakit.
Data dinamis, meliputi: - Tanggal kegiatan pemeliharaan dilakukan - Uraian kegiatan, hasil dan nama teknisi pelaksana - Keterangan lainnya yang dianggap perlu Data ini dituliskan pada kartu pemeliharaan oleh teknisi, yang menjelaskan secara garis besar uraian kegiatan setiap melakukan pemeliharaan alat yang bersangkutan. Contoh Kartu Pemeliharaan Alat lihat formulir 2.
3) Catatan Pemeliharaan Alat Catatan pemeliharaan alat berupa lambaran kartu yang disimpan pada urusan administrasi teknis peralatan di unit kerja pemeliharaan/IPSRS, dengan maksud agar memudahkan petugas administrasi teknis untuk mengetahui data alat dan penanganan apa saja yang telah dilakukan pada alat tersebut. Kartu ini memuat data masing – masing alat yang berkaitan erat dengan kegiatan pemeliharaan dan lebih luas dari kartu pemeliharaan alat, yaitu: -
Data statis, meliputi: Nama Rumah Sakit Nama instalasi pelayanan tempat alat tersebut digunakan Nomor Inventaris Nama alat sesuai fungsinya
-
Merk alat, Type/Model Nomor seri Sumber pengadaan Tahun pengadaan/pemasangan Supplier/Agen Periode pemeliharaan Data tersebut di atas dibuat pada saat alat mulai diinventarisasikan di rumah sakit
Data dinamis, meliputi: Keluhan yang berupa gejala dan kondisi yang terjadi sebelum dilakukan pemeliharaan - Uraian kegiatan dan hasilnya, untuk setiap kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada alat yang bersangkutan - Pelaksana, nama teknisi dan nama perusahaan pihak ke III yang melakukan pemeliharaan - Tanggal dimulai dan tanggal selesainya pemeliharaan. - Biaya yang dikeluarkan/dibutuhkan - Keterangan penjelasan yang mendukung kegiatan pemeliharaan. Data dinamis ini diisi/ditulis oleh petugas administrasi teknis berdasarkan laporan dari teknisi yang melaksanakan pemeliharaan. Contoh Catatan Pemeliharaan Alat lihat formulir 3. -
4) Daftar Keagenan Peralatan Keberadaan perusahaan yang mengenai suatu alat sangat diperlukan dalam rangka pemeliharaan peralatan kesehatan. Agen peralatan bertanggung jawab terhadap penyediaan suku cadang peralatan yang diageninya, sebagai realisasi dari jaminan purna jual terhadap peralatan yang dijualnya. Untuk peralatan tertentu yang tidak mampu dilaksanakan oleh teknisi RS, secara teknis dan ekonomis pemeliharaannya lebih baik dilaksanakan langsung oleh perusahaan yang mengageninya, sejauh dapat diproses sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Daftar keagenan peralatan dapat memudahkan untuk mengetahui nama perusahaan dan alamatnya yang mengageni peralatan tertentu, sehingga apabila alat mengalami suatu masalah, agen yang bersangkutan dapat dengan mudah dimintakan bantuannya. Contoh Daftar Keagenan lihat formulir 4. 5) Laporan dan Evaluasi
Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan hasilnya harus dicatat atau didatakan kemudian dilaporkan oleh dan kepada pejabat pemberi tugas sesuai dengan penugasannya. Kemudian secara berkala, laporan kegiatan dievaluasi sebagai dasar pertimbangan perencanaan pemeliharaan periode selanjutnya. Contoh formulir yang berkaitan dengan kegiatan dan pelaporan meliputi: - Surat Penugasan Pemeliharaan Peralatan (formulir 5) - Bon Peminjaman Peralatan Kerja (formulir 6)
2.2.2.4.
Bon Permintaan Barang (formulir 7) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan (Preventif) (formulir 8) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan (Korektif) (formulir 9) Laporan Hasil Pemantauan Operasional Peralatan (formulir 10)
Pelaksana Pemeliharaan Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan, maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit dapat dilakukan oleh teknisi rumah sakit setempat dengan rujukan atau oleh Pihak III. 1) Dilaksanakan oleh Teknisi Rumah Sakit Pada dasarnya pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit harus dapat dilaksanakan oleh teknisi setempat sejauh memungkinkan ditinjau dari segala aspek, khususnya aspek pemeliharaan. 2) Dilaksanakan oleh Teknisi Rujukan Apabila teknisi RS tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat disebabkan oleh beberapa hal, missal kemampuan teknisi kurang atau peralatan kerja tidak lengkap, maka pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh teknisi rujukan dari rumah sakit yang lebih mampu. 3) Dilaksanakan oleh Pihak III Apabila pemeliharaan suatu alat tertentu memerlukan suku cadang atau keahlian khusus dan biaya besar, maka pelaksanaannya diserahkan kepada Pihak III; pada umumnya dilakukan oleh perusahaan yang mengageninya alat tersebut, melalui proses sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
2.2.2.5.
Bahan Pemeliharaan dan Suku Cadang Pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan apabila aspek pemeliharaan yang mendukung tersedia. Bahan pemeliharaan setiap jenis alat sangat diperlukan untuk
terselenggaranya pemeliharaan preventif peralatan. Demikian juga suku cadang diperlukan apabila melakukan pemeliharaan korektif. Agar pemeliharaan peralatan dapat terlaksana dengan baik sesuai jadual, maka penyediaan kebutuhan bahan pemeliharaan dan suku cadang perlu mendapat perhatian yang seksama, melalui suatu perencanaan yang matang, baik aspek teknis maupun pembiayaannya.
BAB III PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN KEESEHATAN Pemanfaatan peralatan kesehatan diharapkan optimal, efektif dan efisien. Untuk itu pengoperasian dan pemeliharaan peralatan kesehatan sebaiknya dilaksanakan berdasarkan suatu prosedur yang baku. Prosedur pengoperasian peralatan kesehatan yang sudah baku disebut “Protap Pengoperasian” dan prosedur pemeliharaan peralatan kesehatan yang sudah baku “Protap Pengoperasian”. Selain protap pengoperasian dan protap pemeliharaan alat, pada pelaksanaan pelayanan harus pula memperhatikan protap pelayanan. Protap pengoperasian dan pemeliharaan alat disyahkan oleh Direktur Rumah Sakit/Pimpinan Sarana Pelayanan Kesehatan yang bersangkutan. 3.1. Prosedur Tetap Pengoperasian Peralatan Yang dimaksud dengan Prosedur Tetap (Protap) Pengoperasian Peralatan Kesehatan disini adalah prasyaratan dan urutan kerja yang harus dipenuhi dan dilakukan, sehingga suatu alat dapat difungsikan dengan baik dan menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsinya. Urutan kerja dimaksud meliputi persiapan, pemanasan, pelaksanaan dan pengemasan. Protap pengoperasian alat disusun oleh pengguna alat/user bekerja sama dengan teknisi dengan memperhatikan/mengacu pada: - Petunjuk penyusunan protap pengoperasian alat pada buku ini. - Operating manual untuk setiap jenis merk/type alat, tata cara penyusunan protap pengoperasian alat dipelajari pada saat pelatihan/training operator pada pengadaan peralatan. Protap Pengoperasian Peralatan sebagaimana tercantum pada lampiran 1, meliputi urutan sebagai berikut: 1) Prasyarat Prasyarat yaitu kondisi yang harus dipenuhi dalam pengoperasian suatu alat, meliputi aspek – aspek: kondisi ruangan tempat pelayanan, tersedianya prasarana, alat yang bersangkutan dalam keadaan baik dan laik pakai, aksesori lengkap, tersedianya bahan operasional (film, kertas rekam, pasta dll) dan kesiapan sumber daya manusia (dokter, paramedik, operator). Selain hal tersebut harus tersedianya prosedur tetap pengoperasian untuk jenis, merk dan type alat. Penyediaan catu daya listrik yang diperlukan untuk pengoperasian dan pengamanan terhadap arus bocor harus memperhatikan spesifikasi teknis alat.
Air bersih harus memenuhi persyaratan, dalam hal kualitas, debit dan tekanan, selain memenuhi criteria laik pakai, alat dan aksesorinya harus bersih dan steril, khususnya peralatan yang dipergunakan pada R. Bedah, ICU, ICCU, Recovery Room yang mempunyai persyaratan khusus dalam hal pensucihamaan. 2) Persiapan Persiapan yaitu langkah – langkah yang harus dilakukan sebelum alat dioperasikan, dengan mempersiapkan aksesori maupun bahan operasional agar alat siap dioperasikan. Persiapan dilakukan sebelum alat dihubungkan dengan catu daya. 3) Pemanasan Pemanasan yaitu langkah – langkah yang harus dilakukan terhadap suatu alat, sebelum dipergunakan untuk tindakan pelayanan. Kegiatan pemanasan meliputi: Menghubungkan alat dengan catu daya Memberikan waktu yang cukup agar komponen alat yang perlu aliran listrik/pemanasan terpenuhi Melakukan pengecekan fungsi tombol, selector, indicator, alarm, sistem pergerakan dan pengereman. Dengan kegiatan pemanasan ini dapat dipastikan bahwa alat siap untuk dioperasikan. 4) Pelaksanaan Pelaksanaan yaitu langkah – langkah yang harus dilakukan terhadap suatu alat selama melakukan pelayanan kesehatan, agar dicapai hasil yang optimal. Tata cara pengoperasian dan penggunaan alat harus memperhatikan “Prosedur Tetap Pengoperasian” yang harus tersedia pada setiap unit pelayanan dan dipahami dengan baik oleh pengguna alat. 5) Pengemasan/Penyimpanan Pengemasan/Penyimpanan yaitu langkah – langkah yang harus dilakukan terhadap suatu alat beserta aksesori setelah selesai melakukan pelayanan kesehatan agar alat selalu siap untuk dipergunakan. Alat dan aksesorinya disimpan dalam keadaan bersih. Pengguna alat/operator diwajibkan untuk mencatat beban kerja alat setiap hari pemakaian. 3.2. Prosedur Tetap Pemeliharaan Peralatan Prosedur Tetap (Protap) pemeliharaan adalah persyaratan dan urutan kerja yang harus dipenuhi dan dilakukan agar pemeliharaan suatu alat dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya, sehingga alat tersebut selalu dalam keadaan siap dan laik pakai serta dapat mencapai usia teknis. Urutan kerja dimaksud meliputi persiapan, pelaksanaan, pencatatan, pengemasan dan pelaporan. Protap Pemeliharaan alat disusun oleh teknisi dengan memperhatikan/mengacu pada: - Petunjuk penyusunan Protap Pemeliharaan peralatan pada buku ini - Service Manual untuk setiap jenis, nerk/type alat.
Tata cara penyusunan Protap Pemeliharaan alat dipelajari pada saat pelatihan/training teknisi, pada pengadaan peralatan. Aspek keselamatan, khususnya pengamanan terhadap arus bocor harus diketahui oleh setiap teknisi yang mengelola peralatan/melakukan pemeliharaan peralatan. Nilai ambang batas arus bocor dikeluarkan oleh beberapa Badan Internasional antara lain: - National Electrical Code – NEC - NFPA 76 BT - AAMI - IEC.601 – 1 – 1 Meliputi: Critical Area, General Area, Non Patient Area, Ground Wire Impedance dan Power Conductor to Chasis Impedance. Dengan mengetahui nilai ambang batas arus bocor, teknisi dapat mengambil langkah pengamanan bila arus bocor pada suatu alat kesehatan melebihi ambang batas. (Perhatikan nilai ambang batas arus bocor pada lampiran 3). Protap Pemeliharaan Preventif Peralatan sebagaimana tercantum pada lampiran 2, meliputi urutan sebagai berikut: 1) Pendahuluan, yaitu uraian mengenai fungsi alat. 2) Prasyarat. Prasyarat yaitu suatu kondisi yang harus dipenuhi dalam pemeliharaan peralatan kesehatan. Prasyarat dimaksud meliputi aspek – aspek sumber daya manusia, peralatan kerja, dokumen teknis, bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu serta mekanisme kerja yang jelas. Khusus mengenai peralatan kerja, seandainya tidak tersedia peralatan kerja secara keseluruhan, teknisi dapat melaksanakan sebagian kegiatan teknis sesuai dengan tersedianya peralatan kerja. 3) Persiapan Persiapan yaitu langkah – langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeliharaan, agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya, meliputi: Persiapan perintah kerja, Formulir laporan kerja, Dokumen teknis, Peralatan kerja, Bahan pemeliharaan, Bahan operasional, Material bantu. Beritahukan kepada user, rencana pelaksanaan dan jadual pemeliharaan. 4) Pelaksanaan Pelaksanaan yaitu langkah – langkah teknis yang dilakukan oleh teknisi terhadap suatu alat agar bagian – bagian alat dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kegiatan akhir dari pemeliharaan alat adalah uji kinerja alat. Bila tidak tersedia alat ukur untuk melakukan pengukuran keluaran, setidaknya dilakukan pengecekan fungsi alat.
5) Pencatatan Pencatatan yaitu pengisian kartu Laporan Kerja pemeliharaan agar dapat diketahui kronologis kegiatan pemeliharaan yang telah dilaksanakan terhadap suatu alat. Laporan kerja ditanda tangani oleh user. 6) Pengemasan alat kerja dan dokumen teknis penyerta Pengemasan alat kerja dan dokumen teknis penyerta yaitu langkah – langkah pengecekan dan perapihan peralatan kerja serta dokumen teknis penyerta setelah selesai melaksanakan pemeliharaan, agar alat kerja dan dokumen teknis penyerta jumlahnya sesuai dengan daftar alat/bon peminjaman peralatan kerja dan siap untuk dipergunakan pada pemeliharaan selanjutnya. 7) Pelaporan Melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan kepada pemberi tugas. 3.3. Prosedur Tetap Pelayanan Setiap kegiatan pelayanan pada unit kerja harus mengikuti Protap Pelayanan yang telah ditetapkan oleh unit kerja yang bersangkutan. Protap Pelayanan meliputi: - Jenis Pelayanan - SDM yang melaksanakan kegiatan - Tata cara pelayanan Protap Pelayanan harus disosialisasikan dan diketahui oleh semua pihak/petugas yang terkait untuk dilaksanakan.
BAB IV PENUTUP
Prosedur Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan disusun secara umum sebagai panduan dalam melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan peralatan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan pada umumnya di rumah sakit pada khususnya. Prosedur Tetap Pengoperasian Peralatan disusun secara umum hanya berdasarkan aspek teknis untuk setiap jenis alat, dimaksudkan sebagai panduan bagi pemakai alat dalam menyusun Prosedur Tetap Pengoperasian untuk setiap jenis, merk dan type alat tertentu yang berada dimasing – masing sarana pelayanan kesehatan yang mencakup aspek pelayanan medic. Prosedur Tetap Pemeliharaan Peralatan disusun secara umum untuk setiap jenis alat, dimaksudkan sebagai panduan bagi para petugas atau teknisi pemeliharaan peralatan dalam menyusun Prosedur Tetap Pemeliharaan Alat untuk setiap jenis, merk, type alat tertentu yang berada di masing – masing sarana pelayanan kesehatan dengan tetap mempertimbangkan operating manual dan service manual alat yang bersangkutan. Tanggapan dan saran perbaikan dari para pembaca, pengguna alat dan teknisi, menjadi bahan pertimbangan guna penyempurnaan dikemudian hari.
DAFTAR PROSEDUR TETAP (PROTAP) PENGOPERASIAN PERALATAN MEDIK
THE TEHNICAL STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) OF MEDICAL EQUIPMENT Kelompok I (INO – DHS – 001) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Protap Pengoperasian Anaesthesi Appratus (manual) Protap Pengoperasian Baby Resuscitator Protap Pengoperasian Baby Scale Protap Pengoperasian Blood Bank Protap Pengoperasian Cardiotocograph (CTG) Protap Pengoperasian Centrifuge Protap Pengoperasian Doppler Protap Pengoperasian Dry Sterilizer Protap Pengoperasian Electro Surgery Unit (ESU) Protap Pengoperasian Electrocardiograph (ECG) Protap Pengoperasian Hydrotubator Protap Pengoperasian Incubator Perawatan Protap Pengoperasian Infant Warmer Protap Pengoperasian Infusion Pump Protap Pengoperasian Laparascope Protap Pengoperasian Neonatal Monitor Protap Pengoperasian Obgyn Examination Table Protap Pengoperasian Operating Lamp Ceiling Mounted Protap Pengoperasian Spectrophotometer Protap Pengoperasian Steam Sterilizer (dengan vacuum pump) Protap Pengoperasian Suction Pump (dengan pelumas) Protap Pengoperasian Suction Pump Membran (tanpa pelumas) Protap Pengoperasian Ultra Violet Lamp Protap Pengoperasian Ultrasonograph (USG) Protap Pengoperasian Vacuum Extractor (electric) Protap Pengoperasian Ventilator Protap Pengoperasian Pengoperasian X-Ray Unit
1. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ANAESTHES APPRATUS (manual)
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Alat laik pakai 1.3. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.4. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan gas medis yang diperlukan (O2, N2O) dan bahan – bahan anaesthesi 2.4. Periksa supply gas dan cek tekanan gas (antara 3 sampai dengan 6 BAR) 2.5. Siapkan durasobe/soda lime yang masih baru (warna putih) 2.6. Periksa kebocoran gas pada slang (tubing) 3. PEMANASAN 3.1. Lakukan pengetesan sistem safety 3.2. Cek semua hubungan supply O2 dan N2O 3.3. Cek pressure gauge. 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Hubungkan slang-slang, face mask dan atau bagian-bagian lain pada pasien sesuai keperluan. 4.3. Lakukan tindakan. 5. PENGEMASAN / PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan posisi regulator penatur supply gas (rotatometer) ke posisi minimum. 5.2. Putuskan supply gas dengan cara mengunci ke posisi OFF dari tabung atau sumbernya. 5.3. Lepaskan Aksesoris dan bersihkan alat. 5.4. Pasang penutup debu. 5.5. Kembalikan alat ke tempat semula. 5.6. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien.
2. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN BABY RESUSCITATOR 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia
2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Periksa bagian – bagian alat meliputi ambubag, facemask, air way tubing, endotracheal tube, humidifier, heater 2.3. Hubungkan masing – masing bagian alat 2.4. Hubungkan dengan supplay oksigen 2.5. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Buka kran oksigen kemudian cek aliran oksigen pada flow meter 3.4. Tutup kran setelah pemanasan selesai 3.5. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang facemask pada pasien 4.3. Lakukan tindakan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Tutup kran aliran oksigen 5.2. Lepaskan facemask dari pasien 5.3. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan hubungan alat dengan supply oksigen 5.6. Lepaskan bagian – bagian alat 5.7. Bersihkan bagian – bagian alat 5.8. Tempatkan bagian alat pada tempatnya 5.9. Simpan pada tempatnya 5.10. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien/bulan
3. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN BABY SCALE
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Alat laik pakai 1.3. Meja kerja datar/rata 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pelayanan 2.2. Lepaskan penutup debu
2.3. Pasang alas bayi 2.4. Cek jarum penunjuk pada angka 0 (nol) 3. PELAKSANAAN 3.1. Lakukan tindakan penimbangan 4. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 4.1. Bersihkan dan rapikan alat 4.2. Pasang penutup debu 4.3. Simpan alat pada tempatnya 4.4. Catat beban kerja alat jumlah pasien.bulan
4. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN BLOOD BANK
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. lengkapi alat dengan rak – rak sesuai kebutuhan 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek tegangan masuk dengan memperhatikan lampu indicator 3.4. Cek tanda pengaman pintu
3.5. Lakukan pemanasan sampai temperature chamber mencapai suhu pendingin (2 - 4) 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan kantong darah kedalam chamber 4.3. Tutup pintu dengan baik 4.4. Perhatikan temperature pada thermometer dan temperature recorder 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Keluarkan kantong – kantong darah dan bersihkan 5.2. Bersihkan chamber dan bagian – bagian lainnya 5.3. Catat beban kerja alat dalam jam
5. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN CARDIOTOCOGRAPH (CTG) 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan/tindakan 2.2. Siapkan jelly 2.3. Lepaskan penutup debu 2.4. Hubungkan probe pada alat 2.5. Cek kertas perekam, ganti bila perlu 2.6. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Lakukan test recording dan perhatikan tampilan pada layar monitor
3.5. Lakukan test kecepatan kertas printer 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan data/identitas pasien 4.3. Jelaskaan fungsi alat bantu deteksi gerakan janin kepada pasien dan jelaskan cara penggunaannya 4.4. Oleskan jelly secukupnya pada permukaan objek 4.5. Tempatkan probe pada permukaan objek 4.6. Atur regulator sound level sesuai keperluan 4.7. Lakukan tindakan pemeriksaan 4.8. Lakukan perekaman dan keluarkan kertas hasil rekaman 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan posisi regulator sound level ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan probe dari alat 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan probe dan letakkan pada tempatnya 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Simpan alat pada tempatnya 5.8. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
6. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN CENTRIFUGE 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek sistem pengereman 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Buka tutup centrifuge dan masukkan pipet/tabung preparat dalam keadaan seimbang 4.3. Tutup centrifuge sampai terkunci dengan baik
4.4. Atur kecepatan putaran dan pewaktu (timer) 4.5. Setelah waktu pemutaran tercapai dan centrifuge berhenti berputar, buka tutupnya dan keluarkan preparat 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan posisi speed regulator ke posisi minimum 5.2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Bersihkan alat 5.5. Pasang penutup debu 5.6. Kembalikan alat pada tempatnya 5.7. Catat beban kerja alat dalam jam/bulan atau sampel/bulan
7. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN DOPPLER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan opeerasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan/tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Periksa kondisi probe 2.6. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya (kecuali yang memakai baterai) 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek lampu indicator dan baterai 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Oleskan jelly secukupnya pada permukaan objek
4.3. Tempatkan probe pada posisi objek 4.4. Atur volume/sound level regulator sesuai keperluan 4.5. Lakukan tindakan pemeriksaan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAAN 5.1. Kembalikan posisi volume/sound level regulator ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya (kecuali yang memakai baterai) 5.4. Bersihkan probe 5.5. Letakkan probe pada tempatnya 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Simpan alat pada tempatnya 5.8. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
8. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN DRY STERILIZER
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan bahan (instrument, glass ware) yang akan di sterilkan 2.3. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan bahan yang akan disterilkan ke dalam chamber 4.3. Tutup sterilizer dan kunci 4.4. Atur temperature selector sesuai dengan yang dikehendaki 4.5. Tutup ventilasi udara 4.6. Lakukan sterilisasi
4.7. Setelah proses strelisasi selesai, matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF, perhatikan temperature sampai menunjuk angka nol 4.8. Keluarkan bahan yang disterilkan, periksa hasil sterilisasi dan simpan bahan di ruang steril khusus 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya 5.2. Tutup pintu chamber 5.3. Bersihkan alat 5.4. Catat beban kerja alat dalam jumlah pemakaian
9. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ELECTRO SURGERY UNIT (ESU)
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan opeerasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan perawatan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai keperluan 2.4. Siapkan kabel – kabel elektroda (active, netral dan foot switch) 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Cek fungsi – fungsi selector pemilih cutting, coagulating, bipolar 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang electrode (loop electrode, knife electrode, ball electrode, bipolar electrode) sesuai keperluan pelayanan 4.3. Atur selector pemilih (cutting, coagulating, bipolar) sesuai keperluan
4.4. Atur intensitas output sesuai keperluan 4.5. Lakukan tindakan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Atur kembali selector ke posisi minimum 5.2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan kabel elektroda (active, neutral, foot switch) dari alat 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.6. Bersihkan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Kembalikan alat ke tempat semula 5.9. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
10. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan opeerasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan/tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan patient cable, strap electrode, chest electrode, kertas perekam dan jelly/pasta 2.4. Pasang patient cable, kertas rekam pada alat 2.5. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Cek baterai untuk alat yang menggunakan catu daya DC 3.3. Hidupkan alat dengan menekan/ memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 3.5. Atur selector pada posisi STD, lakukan kalibrasi dengan menekan tombol kalibrasi berulang – ulang dan atur switch RUN paper speed pada posisi RUN, kemudian amati bentuk pulsa pada kertas rekam (bentuk pulsa segi empat II/square wave) 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Oleskan jelly pada pasien secukupnya 4.3. Pasang strap electrode, chest electrode pada patient cable 4.4. Pasang strap electrode, chest electrode pada pasien 4.5. Masukkan data pasien 4.6. Pilih program (auto atau manual)
4.7. Lakukan pemeriksaan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Atur kembali selector ke posisi STD 5.2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari pasien 5.6. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari patient cable 5.7. Bersihkan patient cable, strap electrode, chest electrode 5.8. Simpan patient cable, strap electrode dan chest electrode pada tempatnya 5.9. Pasang penutup debu 5.10. Kembalikan alat dan aksesoris ke tempat semula 5.11. Catat beban kerja alat jumlah pasien/bulan
11. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN HYDROTUBATOR 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan opeerasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan/tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan syringe, adaptor pendeteksi tekanan, selang silicon, kateter dan bagian – bagian lain yang berhubungan dengan pasien 2.4. Siapkan dan pasang kertas perekaman (recording paper) 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Hubungkan adaptor pendeteksi tekanan dengan konektor pada alat 3.5. Cek sistem alarm dan sistem automatiknya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Siapkan drug solution masukkan ke dalam syringe dan hilangkan gelembung – gelembung udara sampai habis serta tempatkan syringe pada tempatnya 4.3. Atur regulator tekanan 4.4. Hubungkan syringe adaptor pendeteksi tekanan dan balon keteter dengan selang silicon 4.5. Lakukan tindaka hydrotubasi 4.6. Lakukan perekaman
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan posisi regulator tekanan ke posisi OFF 5.2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan aksesoris dari alat dan bersihkan sisa – sisa larutan asam kontras medium yang telah dipakai 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Pasang penutup debu 5.6. Simpan alat pada tempatnya 5.7. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
12. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ICUBATOR PERAWATAN
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan opeerasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruang perawatan 2.3. Pasang aksesoris dengan baik dan benar 2.4. Periksa pengatur posisi kasur, sungkup pengontrol, volume air, tabung oksigen termasuk flow meter dan kondisi filter, skin sensor temperatur 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Atur dan cek temperature selector, humidity, oksigen, fan, alarm untuk mengetahui fungsi alat 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur temperature selector sesuai keperluan 4.3. Atur aliran oksigen sesuai keperluan 4.4. Pasang skin sensor temperature, bila ada 4.5. Lakukan pelayanan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Tutup regulator oksigen pada tabung oksigen 5.2. Kembalikan posisi regulator oksigen dan temperature selector ke posisi OFF/minimum 5.3. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu
5.7. Simpan alat pada tempatnya 5.8. Catat beban kerja alat jumlah pasien/bulan
13. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN INFANT WARMER
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan perawatan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek fungsi thermometer 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur waktu pemanasan 4.3. Lakukan tindakan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.3. Pasang penutup debu 5.4. Simpan alat pada tempatnya 5.5. Catat beban kerja alat jumlah pasien/bulan
14. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN INFUSION PUMP
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Pasang cairan infuse dan hubungkan ke alat 2.4. Pasang infusion set 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan light source dengan catu daya 3.2. Hidupkan light source dengan menekan/memutar tombol On/OFF ke posisi ON 3.3. Atur intensitas cahaya/light source 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAA 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Alirkan cairan infuse je infusion set sampai tidak ada gelembung udara 4.3. Tentukan jumlah tetesan permenit 4.4. Set alarm pada posisi ON 4.5. Lakukan tindakan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF pada posisi OFF 5.2. Lepaskan hubungan light source dari catu daya 5.3. Lepaskan infusion bag & lepaskan slang – slang infus 5.4. Pasang penutup debu 5.5. Simpan alat pada tempatnya 5.6. Catat beban kerja alat dalam jam
15. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN LAPARASCOPE
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan 2.2. Siapkan aksesoris alat, meliputi light source, fiberscope, laparoscopy set, laparatomy set dalam keadaan steril 2.3. Siapakan oksigen set termasuk regulatornya 2.4. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan light source dengan catu daya 3.2. Hidupkan light source dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Atur intensitas cahaya/light source 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAA 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang fibreoptic pada light source 4.3. Pasang trough cut pada pasien 4.4. Masukkan laparascope pada trough cut 4.5. Pasang fibreoptic pada laparascope 4.6. Lakukan tindakan 4.7. Lepaskan fibreoptic dari laparascope 4.8. Keluarkan laparascope dari trough cut 4.9. Lepaskan trough cut dari pasien 4.10. Lepaskan fibreoptic dari light source 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan pengaturan intensitas cahaya light source pada posisi minimum 5.2. Matikan light source dengan menekan/memutar tombol ON/OFF pada posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan light source dari catu daya 5.4. Bersihkan seluruh aksesoris alat dengan antiseptic yang tidak korosif 5.5. Siapkan seluruh aksesoris alat untuk di steril 5.6. Simpan light source pada tempatnya 5.7. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
16. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN NEONATAL MONITOR 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian
1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan jelly 2.4. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 2.5. Pasang kertas pencatat (recording paper), dan kabel pasien 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek tegangan masuk, perhatikan lampu indicator 3.4. Cek standar 1 mV dan perhatikan gambar tampilan pada monitor bentuk pulsa segi empat II/squart wave 3.5. Cek picture speed untuk pulsa – pulsa ECG & respires (25 mm/sec & 50 mm/sec) 3.6. Cek filter ECG & respirasi 3.7. Cek Non Ivasive Bood Pressure (NIPB) dari posisi nol s/d tekanan maksimum ± 300 mmHg dan cek Invasive Blood Pressure IBP 3.8. Cek temperature (pasang temperature sensor pada alat dan biarkan sensor mengukur temperature ruangan), perhatikan hasilnya & cek sistem alarm 3.9. Cek gas 02 saturasi, indicator – indicator, contras gambar, brightness & colour 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Hubungkan kabel pasien pada pasien & sensor temperature 4.3. Atur rentang nilai respirasi 4.4. Lakukan pelayanan diagnose 4.5. Lakukan perekaman bila diperlukan
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan posisi regulator ke posisi minimum 5.2. Lepaskan kabel pasien dan sensor temperature dari pasien 5.3. Atur sistem mekanik ke posisi aman 5.4. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.5. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.6. Lepaskan kabel pasien dari alat dan simpan pada tempatnya 5.7. Bersihkan alat dan aksesoris 5.8. Pasang penutup debu 5.9. Kembalikan alat ke tempat semula 5.10. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien/bulan
17. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN OBGYN EXAMINATION TABLE
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Alat laik pakai 1.3. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan alat pada posisi tindakan 2.3. Tekan rem agar meja dalam keadaan terkunci (untuk meja yang mempunyai roda) 2.4. Siapkan aksesoris
3. PELAKSANAAN 3.1. Perhatikan protap pelayanan 3.2. Atur posisi meja sesuai keperluan 3.3. Pasang aksesoris sesuai keperluan 3.4. Lakukan tindakan 4. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 4.1. Lepaskan aksesoris 4.2. Bersihkan aksesoris dan mejanya 4.3. Pasang penutup debu 4.4. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
18. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN OBGYN EXAMINATION TABLE
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Alat laik pakai 1.3. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 2.2. Cek regulator intensitas cahaya dari posisi minimum sampai dengan posisi maksimum 2.3. Cek pengatur focus penyinaran 3. PELAKSANAAN 3.1. Perhatikan protap pelayanan
3.2. Atur posisi lampu sesuai yang dikehendaki 3.3. Atur intensitas cahaya sesuai keperluan 3.4. Atur focus penyinaran 3.5. Lakukan tindakan 4. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 4.1. Kembalikan pengatur intensitas penyinaran pada posisi minimum 4.2. Matikan lampu dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 4.3. Bersihkan alat 4.4. Kembalikan posisi lampu ke posisi parkir 4.5. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
19. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN SPECTROPHOTOMETER
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN
3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Lakukan kalibrasi transmittance 100% dan absorbance 0% pada kuvet blank 3.5. Lakukan kalibrasi absorbance 100% dan transmittance 0% pada kuvet block 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Lakukan tindakan pemeriksaan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Keluarkan kurvet dari alat, buang sampel dan bersihkan 5.2. Kembalikan posisi regulator ke posisi minimum 5.3. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Pasang penutup debu 5.6. Kembalikan alat pada tempatnya 5.7. Catat beban kerja alat dalam jam/sampel/bulan
20. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN STEAM STERILIZER (dengan Vcuum Pump)
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Isi air pada penampungan sampai batas cukup (perhatikan gelas penduga) 2.3. Siapkan bahan – bahan yang akan disterilkan dan masukkan ke dalam tromol 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan bahan yang akan disterilkan ke dalam chamber 4.3. Tutup sterilizer dan kunci
4.4. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 4.5. Pilih temperature sesuai keperluan 4.6. Perhatikan temperature pada thermometer 4.7. Perhatikan indicator tekanan 4.8. Atur waktu sterilisasi 4.9. Setelah tekanan tercapai tekan tombol Start Sterilisasi 4.10. Setelah proses sterilisasi selesai (lampu indicator menyala) buka katup pembuangan uap, sampai tekanan chamber menunjukkan angka 0 (nol) 4.11. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 4.12. Keluarkan bahan yang disteril, periksa hasil sterilisasi, kemudian simpan di ruang steril khusus 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Tutup penutup chamber 5.2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.3. Bersihkan alat 5.4. Catat beban kerja alat dalam jumlah pemakaian
21. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN SUCTION PUM (dengan pelumas) 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Alat laik pakai 2. PERSIAPAN 2.1. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 2.2. Cek regulator intensitas cahaya dari posisi minimum sampai dengan posisi maksimum 2.3. Cek pengatur focus penyinaran 3. PELAKSANAAN 3.1. Atur posisi lampu sesuai yang dikehendaki 3.2. Atur intensitas cahaya sesuai keperluan 3.3. Atur focus penyinaran 3.4. Lakukan tindakan 4. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 4.1. Kembalikan pengatur intensitas penyinaran pada posisi minimum 4.2. Matikan lampu dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 4.3. Bersihkan alat 4.4. Kembalikan posisi lampu ke posisi parkir 4.5. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
22. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN SUCTION PUM MEMBRAN (tanpa pelumas)
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.3. Cek pelampung/stop flow pada botol 2.4. Ganti filter baterai 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek daya hisap dengan menempelkan ibu jari pada ujung slang. Kemudian regulator tekanan diatur dari minimum ke maksimum sampai diyakini alat berfungsi baik 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur daya hisap sesuai keperluan 4.3. Lakukan tindakan dan perhatikan ketinggian cairan dalam botol (tidak melebihi level maksimum)
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan posisi regulator pengatur tekanan ke posisi minimum 5.2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan slang dan botol penampung. Buang cairan dari dalam botol, kemudian bersihkan 5.5. Pasang slang dan botol pada alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
23. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ULTRA VIOLET LAMP
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pelayanan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek cahaya lampu UV 3.4. Cek fungsi pewaktu (timer) 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur waktu penyinaran (time/self counter) sesuai yang dikehendaki 4.3. Lakukan tindakan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.3. Pasang penutup debu 5.4. Simpan pada tempatnya 5.5. Catat beban kerja alat jam/bulan
24. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ULTRASONOGRAPH (USG) 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan/tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai keperluan 2.4. Siapkan bahan operasional (jelly, film polaroid atau kertas grafik) 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Aktifkan tombol – tombol lain yang diperlukan 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan data pasien 4.3. Temtukan dan fungsikan moda sesuai jenis pemeriksaan 4.4. Oleskan jelly secukupnya pada permukaan objek 4.5. Lakukan tindakan pemeriksaan 4.6. Setelah ditemukan objek yang diinginkan kemudian tekan tombol FREEZE 4.7. Lakukan pengukuran objek dengan menekan tombol TRACK BALL/CLIPPER 4.8. Lakuan pemotretan/recording apabila diperlukan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol – tombol ke posisi OFF dan atau minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
5.4. Lepaskan probe dari alat dan bersihkan dengan kain halus atau tissue 5.5. Lepaskan dan simpan aksesoris pada tempatnya 5.6. Simpan bahan operasional pada tempatnya 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Simpan alat pada tempatnya 5.9. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
25. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN VACUUM EXTRACTOR (electric) 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat laik pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek daya hisap dengan menempelkan ibu jari pada ujung slang, kemudian atur regulator dari posisi minimum ke maksimum sampai diyakini alat berfungsi baik. 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang slang dan kap penghisap sesuai keperluan. 4.3. Atur regulator daya hisap sesuai keperluan. 4.4. Lakukan tindakan. 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan regulator ke posisi minimum/NOL 5.2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF. 5.3. Kembalikan alat pada tempatnya Lepaskn hubungan alat dari catu daya. 5.4. Lepaskan kap penghisap dan bersihkan . 5.5. Kembalikan aksesoris pada tempatnya. 5.6. Pasang penutup debu. 5.7. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan. 5.8. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
26. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN VENTILATOR 1.
PRASYARAT 1.1 SDM terlatih dan siap 1.2 Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat 1.3 Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4 Alat laik pakai 1.5 Aksesoris alat lengkap dan baik 1.6 Bahan operasional tersedia
2.
PERSIAPAN 2.1 Tempatkan alat pada ruangan pelayanan/tindakan 2.2 Lepaskan penutup debu 2.3 Siapkan aksesoris dan bahan operasional 2.4 Pasang humidifier unit 2.5 Hubungkan alat dengan supply oksigen 2.6 Periksa hubungan alat ke terminal pembumian.
3.
PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek tegangan masuk dengan memperhatikan lampu indikator 3.4. Atur regulator oksigen pada posisi minimum 3.5. Buka regulator oksigen 3.6. Cek sistem alarm untuk kondisi aliran O2 kurang atau lebih
4.
PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur ventilation mode sesuai kebutuhan (Control atau Assist) 4.3. Atur tidal volume, frequency; I/E ratio sesuai keperluan 4.4. Perhatikan dan atur O2 concertration 4.5. Pasang facemask pada pasien 4.6. Lakukan tindakan
5.
PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan posisi regulator oksigen ke posisi minimum 5.2. Lepaskan facemask dari pasien 5.3. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.4. Lepaskan hubungan alat dengan supply oksigen 5.5. Lepaskan hubungan alat dari catu daya dan kabel pembumiaan 5.6. Lepaskan humidifier unit dan semua Aksesories 5.7. Bersihkan semua Aksesoris dan simpan pada tempatnya 5.8. Pasang penutup debu 5.9. Kembalikan alat pada tempatnya 5.10. Catat beban kerja alat dalam jam/bulan
27. PROSEDUR TETAP PENGOPRASIAN X-RAY UNIT
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kotak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Aksesoris alat lengkap dan baik 1.5. Alat layak pakai 1.6. Bahan operasional tersedia 1.7. Proteksi dan monitoring dosis memenuhi syarat. 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan Aksesoris 2.3. Siapkan bahan operasional 2.4. Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungan alat catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Set voltage regulator aktifkan tombol lain yang diperlukan 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur kondisi pemotretan dan tempatkan kaset yang berisi film pada obyek pemotretan 4.3. Lakukan pengisian muatan dengan menekan tombol charge,perhatikan indikator 4.4. Tekan tombol preparation dan lakukan pemotretan dengan menekan tombol exsposure 4.5. Ambil film untuk proses lebih lanjut 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Lakukan pengosongan muatan dengan menekan tombol discharge,perhatikan indikator 5.2. Kembalikan tombol regulator keposisi minimum/nol 5.3. Atur sistem mekanik (tabung x-ray, meja pasien,tube stand) ke posisi aman 5.4. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.5. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.6. Bersihkan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien dan jumlah exsposure
DAFTAR PROSEDUR TETAP (PROTAP) PENGOPERASIAN PERALATAN MEDIK {THE TECHICAL STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) OF MEDICAL EQUIPMENT} Kelompok 11 (INO.BCT.001.7) 1. 2.
Protap Pengoperasian Analytcal Balance Protap Pengoperasian Audio Meter
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
Protap Pengoperasian Bed Side Monitor Protap Pengoperasian Blood Cell Counter Protap Pengoperasian Blood Chemistry Analyser Protap Pengoperasian Blood Gas Analyser Protap Pengoperasian Blood Pressure Monitor Protap Pengoperasian Blood Solution Warmer Protap Pengoperasian Cardiac Stress Test Protap Pengoperasian Central Monitor Protap Pengoperasian CO2 Analyser / Capnograph Protap Pengoperasian Defibrillator Protap Pengoperasian Defibrillator Monitor Protap Pengoperasian Dental Unit Protap Pengoperasian Electro Encepalograph (EEG) Protap Pengoperasian Electro Stimulator Protap Pengoperasian Electrolyte Analyser Protap Pengoperasian Electromyograph Protap Pengoperasian Endoscopy Unit Protap Pengoperasian Freezing Microtome Protap Pengoperasian Hemodialisa Unit Protap Pengoperasian Micro Wave Diathermy Protap Pengoperasian Micriscope Protap Pengoperasian Pace Mamer (non invasive) Protap Pengoperasian Photo Therapy Unit Protap Pengoperasian Pulse Monitor Protap Pengoperasian Respiration Apparatus Protap Pengoperasian Short Wave Diathermy Protap Pengoperasian Sphygmomanometer Protap Pengoperasian Spirometer Protap Pengoperasian Sterilizer Protap Pengoperasian THT Unit Protap Pengoperasian Top Loading Balance Protap Pengoperasian Ultra Violet Sterilizer Protap Pengoperasian Ultra Violet Unit Protap Pengoperasian Ultrasonic Cleaner Protap Pengoperasian Ultrasound Therapy Protap Pengoperasian W ater Bath Protap Pengoperasian Whole Body CT-Scan Protap Pengoperasian X-Ray Dental Protap Pengoperasian X-Ray Dental Panoramic Protap Pengoperasian X-Ray Mammography Protap Pengoperasian X-Ray Mobile C-Arm Protap Pengoperasian X-Ray Mobile Unit dengan Condesor Discharge Protap Pengoperasian X-Ray Mobile Unit dengan High Tension Transformer Protap Pengoperasian X-Theraphy
1. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ANALYTICAL BALANCE
1. PRASYARAT
1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
SDM terlatih dan siap Alat layak pakai Permukaan meja/dudukan rata (water level) Anak timbangan lengkap dan memenuhi syarat
2. PELAKSANAAN
2.1. Perhatikan protap pelayanan
2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.
Periksa bahwa timbangan dalam posisi balance/setimbang Tempatkan bahan yang akan di timbang pada piringan (plate) Tempatkan anak timbangan yang sesuai Tunggu sampai balance benar –benar setimbang Catat hasil pengukuran sesuai dengan berat anak timbang
3. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 3.1. Bersihkan permukaan peralatan /piring/plate 3.2. Simpan anak timbang dan analytical balance pada tempatnya 3.3. Pasang penutup debu 3.4. Cata beban kerja alat dalam jumlah penimbangan
2. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN AUDIO METER
1. PRASYARAT 1.1. SDM telatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Ruang kedap suara memenuhi suara 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesoris 2.3. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Jelaskan kepada pasien cara menggunakan tombol respon 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang earphone pada pasien 4.3. Set frekuensi dan sound level sesuai yang dikehendaki 4.4. Pasien menekan tombol respon jika mendengar nada/bunyi 4.5. Catat nilai frekeunsi dan sound level pada saat pasien menekan tombol respon 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Bersihkan alat 5.5. Pasang penutup debu 5.6. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien 3. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN BED SIDE MONITOR 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotrak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesori lengkap dan baik 1.6. Bahan oporasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesori dan pasang sesuai kebutuhan 2.3. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 3.3. Set rentang nilai (range) untuk temperature, pulse, dan alarm 4. PENGOPERASIAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan
4.2.
Hubungkan pasien kabel ke obyek (pasien) dan pastikan bahwa kabel sudah terhubung dengan baik dan benar pada pasien 4.3. Lakukan monitoring 4.4. Lakukan pemantauan pada display terhadap heart rate, ECG wave form, pulse, temperature, saturasi oksigen (SO2), NiBP, tekanan hemodinamik 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan tombolON/OFF ke posisi OFF 5.2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.3. Lepaskan pasien kabel dan bersihkan 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Catat beban kerja alat dalam pasien/jam 4. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN BLOOD CELL COUNTER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesori lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruang pemeriksa 2.3. Siapkan aksesori 3. PEMANASAN 3.1. Perhatikan protap pelayanan 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 3.3. Aktifkan tombol lai yang diperlukan 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan kuvet berisi sampel pada tempatnya 4.3. Pilih parameter dan jenis pemeriksaan 4.4. Lakukan pemeriksaan dengan menekan tombol start 4.5. Catat hasil pemeriksaan atau ambil hasil cetak pemeriksaan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol
5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7.
Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF Lepaskan hubungan alat dari catu daya Bersihkan alat Pasang penutup debu Kembalikan alat ke tempat penyimpanan Catat beban kerja alat dalam kerja
5. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN BLOOD CHEMISTERY ANALYSER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembimian yang memenuhi syarat 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesori alat lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia
2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesori dan pasang sesuai keperluan 2.3. Siapkan bahan operasional (reagent) dan material bantu 2.4. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan memutar/menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Aktifkan tombol lain yang diperlukan 3.4. Tunggu waktu pemanasan secukupnya (self calibration, bila ada)
4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan data yang diperlukan 4.3. Masukkan cuvet yang telah berisi sample pada tempatnya 4.4. Pilih parameter pengukuran yang diinginkan 4.5. Lakukan pemeriksaan 4.6. Ambil rekaman hasil pemeriksaan
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Lepaskan cuvet yang berisi sample dari tempatnya 5.3. Matikan alat dengan memutar/menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.4. Lepaskan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan permukaan peralatan 5.6. Pasang penutup debu
5.7. Simpan aksesori pada tempatnya 5.8. Catat beban kerja alat dalam jumlah pemeriksaan
6. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN BLOOD GAS ANALYZER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesori 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan memutar/menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pengoperasian 4.2. Masukkan data yang diperlukan 4.3. Masukkan cuvet yang berisi sampel pada tempatnya 4.4. Pilih parameter yang diinginkan 4.5. Lakukan pemeriksaan 4.6. Lihat grafik hasil pemeriksaan, bandingkan dengan grafik standard 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.2. Lepaskan cuvet yang berisi sample dari tempatnya 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.8. Catat beban kerja alat dalam jumlah pemeriksaan 7. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN
BLOOD PRESSURE MONITOR 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesori alat lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan periksa / tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesori 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan memutar/menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Aktifkan tombol lain yang diperlukan 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang manset 4.3. Set alarm 4.4. Set interval 4.5. Lakukan tindakan pengukuran (dengan menekan tombol start ) 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Lepaskan cuvet yang berisi sample dari tempatnya 5.3. Matikan alat dengan memutar/menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.4. Lepaskan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan alat 5.6. Kembalikan alat pada tempatnya 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Catat beban kerja alat dalam jam
8. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN BLOOD SOLUTION WARMER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat
1.3. 1.4.
Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian Alat layak pakai
2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan/tindakan 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan memutar/menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Set temperature sesuai dengan yang dikehendaki 3.4. Set pewaktu (timer) sesuai dengan yang dibutuhkan 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Baca indikator suhu sampai temperature yang diinginkan tercapai 4.3. Masukkan kantong yang berisi darah dan atau solution kedalam chamber 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Bersihkan alat 5.5. Pasang penutup debu 5.6. Kembalikan alat pada tempat penyimpanan 5.7. Catat beban kerja alat dalam jam pemakaian
9. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN CARDIAC STRESS TEST 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN
2.1. 2.2. 2.3. 2.4.
Siapkan aksesori dan bahan operasional Lepaskan penutup debu Periksa hubungan alat ke terminal pembumian Cek sistem perekaman
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Jelaskan fungsi dan penggunaan “Tombol Emergency STOP” pada pasien 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang elektroda pada pasien 4.3. Atur program test sesuai kebutuhan 4.4. Aktifkan tombol yang diperlukan 4.5. Lakukan kegiatan pemeriksaan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan elektroda dari pasien 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Catat beban kerja alat dalam jam 10. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN CENTRAL MONITOR 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan bahan operasional 2.2. Pastikan bahwa pasien monitor dan central monitor terhubung dengan baik 2.3. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.2. Aktifkan tombol lain yang diperlukan
3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Set ECG recorder sesuai kebutuhan 4.3. Set alarm 4.4. Tentukan pasien yang akan di monitor dan lakukan pemantauan/perekaman 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Bersihkan alat 5.4. Catat beban kerja alat dalam jam
11. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN CO2 ANALYZER / CAPNOGRAPH 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan / tindakan 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang flow transducer ke sample tubing
4.3. 4.4. 4.5. 4.6.
Lakukan setting Hubungkan sample ke breathing tubing Lakukan pengukuran Catat hasil pengukuran
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.8. Catat beban kerja alat dalam jam
12. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN DEFIBRILLATOR 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia
2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Pasang elektroda sesuai dengan kebutuhan 2.6. Hubungkan alat ke terminal pembumian
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Cek sistem pengisian energy (charge) dan pembuangan energy (discharge)
4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Set energi sesuai dengan yang dibutuhkan 4.3. Lakukan pengisian energi dengan menekan tombol pengisian (charge), perhatikan indikator 4.4. Lakukan tindakan defibrillisasi 4.5. Lakukan pembuangan energi dengan menekan tombol pembuangan (discharge), perhatikan indikator
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Lepaskan elektroda dari alat 5.6. Bersihkan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.9. Catat beban kerja alat dalam jam
13. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN DEFIBRILLATOR MONITOR 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Pasang elektroda sesuai dengan kebutuhan 2.6. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek sistem perekaman 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang elektroda ECG pada pasien, dengan memberikan jelly pada pasien di lokasi elektroda 4.3. Set energy sesuai dengan yang dibutuhkan 4.4. Lakukan pengisian energi dengan menekan tombol pengisian (charge), perhatikan indikator 4.5. Lakukan tindakan defibrillisasi 4.6. Lakukan pembuangan energi dengan menekan tombol pembuangan (discharge), perhatikan indikator 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF
5.3. Lepaskan patient cable dari alat 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan elektroda dari pasien dan bersihkan sisa jelly 5.6. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.7. Bersihkan alat 5.8. Pasang penutup debu 5.9. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.10. Catat beban kerja alat dalam jumlah tindakan
14. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN DENTAL UNIT
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Air bersih terpenuhi serta memenuhi syarat 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesoris 2.3. Siapkan bahan operasional 2.4. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Lakukan pengecekan fungsi compressor, hand piece, foot switch, chair, perputaran bor, suction, pengisian gelas kumur, lampu 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur posisi pasien 4.3. Pilih aksesoris sesuai kebutuhan 4.4. Lakukan tindakan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.2. Bersihkan aksesoris
5.3. Catat beban kerja alat
dalam jumlah tindakan
15. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN ELECTRO ENCEPALOGRAPH (EEG)
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruang tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Lakukan pengecekan fungsi perekaman 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Perhatikan pemasangan elektroda pada kepala pasien dengan terminal elektroda 4.3. Lakukan tindakan perekaman 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan elektroda dan bersihkan 5.4. Lepaskan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Catat beban kerja alat dalam jumlah tindakan
16. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN ELECTRO STIMULATOR
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia
2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruang tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek sistem perekaman 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya
4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang elektroda yang telah diberi jelly 4.3. Pilih moda sesuai kebutuhan 4.4. Atur waktu sesuai kebutuhan 4.5. Tempelkan elektroda pada pasien sesuai protap pelayanan 4.6. Lakukan tindakan stimulasi
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan elektroda dan bersihkan sisa jelly 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.6. Bersihkan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.9. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
17. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN ELECTROLYTE ANALYZER
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesoris 2.3. Siapkan bahan operasional 2.4. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek sistem perekaman 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pilih mode sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan 4.3. Letakkan sample dalam cuvet untuk pemeriksaan 4.4. Lakukan tindakan pemeriksaan 4.5. Baca / ambil hasil pemeriksaan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.3. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.4. Bersihkan alat 5.5. Pasang penutup debu 5.6. Catat beban kerja alat dalam jumlah pemeriksaan
18. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN ELECTROMYOGRAPH
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik
1.6. Bahan operasional tersedia
2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Hubungkan elektroda pada alat 2.6. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Set tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan 3.4. Cek sistem perekaman 3.5. Lakukan pemanasan secukupnya
4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pilih moda sesuai dengan kebutuhan 4.3. Tempatkan elektroda pada objek/pasien sesuai protap pelayanan 4.4. Lakukan tindakan myography 4.5. Lakukan perekaman
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan elektroda dari pasien 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.8. Catat beban kerja alat dalam jumlah pemeriksaan
19. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN ENDOSCOPY UNIT
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu
2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan light source, video camera, video printer dan tv monitor dengan catu daya 3.2. Hubungkan fibrescope dengan light source 3.3. Hubungkan fiberscope dengan video camera 3.4. Hubungkan video camera dengan tv monitor 3.5. Hubungkan video camera dengan video printer 3.6. Hidupkan rangkaian alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.7. Lakukan pengecekan fungsi light source, video camera, TV monitor, video printer, pergerakan fiber optic, suction 3.8. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur intensitas cahaya sesuai kebutuhan 4.3. Lakukan pemeriksaan dengan fiberscope sesuai protap pelayanan 4.4. Lakukan perekaman pemeriksaan sesuai protap pelayanan 4.5. Ambil hasil perekaman 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Lepaskan hubungan rangakaian seluruh komponen alat 5.6. Bersihkan fiberscope dan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.9. Catat beban kerja alat dalam jumlah tindakan
20. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN FREEZING MICROTOME
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesoris 2.3. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Perhatikan indikator 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang knife holder base dan pisau sesuai dengan yang dikehendaki 4.3. Atur ketebalan irisan dalam satuan sesuai dengan yang dikehendaki 4.4. Letakkan specimen diatas stage / penyangga specimen 4.5. Atur ketinggian stage 4.6. Atur posisi pergerakan horizontal dan kecepatan putar 4.7. Lakukan pengirisan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Bersihkan alat 5.4. Pasang penutup debu 5.5. Catat beban kerja alat dalam jumlah sample
21. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN HEMODIALISA UNIT
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya alat sesuai kebutuhan 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia
2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai keperluan 2.3. Siapkan bahan operasional (dialisat) 2.4. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya
3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON perhatikan bahwa tombol pengukuran atau setting pada posisi minimum 3.3. Set temperature dan alarm sesuai dengan kebutuhan 3.4. Alirkan dialisat melalui tubing sampai tidak ada gelembung udara 3.5. Pastikan perbandingan air dan dialisat sesuai dengan ketentuan
4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang hallow fibre (dialysis) 4.3. Hubungkan patient sircuit dengan pasien 4.4. Pilih moda sesuai dengan kebutuhan 4.5. Lakukan proses hemodialisa 4.6. Periksa kestabilan perbandingan air dan dialisat
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan patient sircuit dari pasien 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Catat beban kerja alat dalam jam
22. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN MICRO WAVE DIATHERMY
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruang tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Pasang elektroda 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 3.5. Lakukan pengecekan fungsi tombol emergency, tuning, timer dan intensitas
4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Tentukan intensitas pemanasan yang dibutuhkan 4.3. Set waktu yang dikehendaki 4.4. Lakukan tindakan therapy 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan elektroda 5.4. Letakkan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Catat beban kerja alat dalam jumlah tindakan 23. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN MICROSCOPE 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesoris 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Cek pergerakan stage 3.5. Lakukan pengecekan fungsi iluminasi, pembesaran 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Letakkan bahan yang akan diperiksa 4.3. Atur cahaya pada preparat 4.4. Lakukan tindakan pemeriksaan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol
5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6.
Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF Bersihkan alat Pasang penutup debu Kembalikan alat ketempat penyimpanan Catat beban kerja alat dalam jumlah tindakan
24. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN PACE MAKER (non invasive)
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Alat layak pakai 1.4. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Keluarkan alat dari tempatnya 2.2. Siapkan aksesoris 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Set dan aktifkan tombol lain yang diperlukan 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Matikan alat pada posisi OFF 4.3. Hubungkan alat dengan pasien 4.4. Hidupkan alat dan set signal sesuai kebutuhan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari pasien 5.4. Bersihkan alat 5.5. Masukkan alat ke dalam tempatnya 5.6. Catat beban kerja alat dalam jam
25. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN PHOTO THERAPY UNIT
1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Keluarkan alat dari tempatnya 2.2. Siapkan aksesoris 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Set dan aktifkan tombol lain yang diperlukan 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Matikan alat pada posisi OFF 4.3. Hubungkan alat dengan pasien 4.4. Hidupkan alat dan set signal sesuai kebutuhan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari pasien 5.4. Bersihkan alat 5.5. Masukkan alat ke dalam tempatnya 5.6. Catat beban kerja alat dalam jam
26. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN PULSE MONOTOR
1. PRASYARAT
1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
SDM terlatih dan siap Catu daya sesuai kebutuhan alat Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian Alat layak pakai
2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan/tindakan 2.3. Siapkan aksesori 2.4. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN
3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
Hubungkan alat catu daya Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON Set alarm sesuai kebutuhan Lakukan pemanasan secukupnya
4. PELAKSANAAN
4.1. 4.2. 4.3. 4.4.
Perhatikan protap pelayanan Pasang probe pada pasien Lakukan pengukuran Catat hasil pengukuran
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN
5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7. 5.8. 5.9.
Kembalikan tombol ke posisi semula minimum/nol Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF Lepaskan probe dari pasien Lepaskan hubungan alat dari catu daya Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian Bersihkan alat Pasang penutup debu Kembalikan alat ke tempat penyimpanan Catat beban kerja alat dalam jam 27. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN RESPIRATION APPARATUS
1. PRASYARAT
1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Pasang humidifier unit 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Siapkan aksesoris dan pasang pada tempatnya 2.6. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Hubungkan alat dengan sumber O2 dan air prsessure (udara tekan) 3.4. Hubungkan alat dengan test lung 3.5. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur mode dan tombol lain sesuai dengan kebutuhan 4.3. Atur konsentrasi O2 sesuai dengan kebutuhan 4.4. Set alarm hi/lo untuk inspirasi, ekspirasi, pressure O2, breathing rate serta tidal volume 4.5. Set temperatur humidifier sesuai kebutuhan 4.6. Hubungkan tubing dan face mask pada pasien 4.7. Lakukan tindakan respirasi 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan konektor O2 dan air pressure 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.6. Lepaskan tubing 5.7. Lepaskan humidifier 5.8. Bersihkan alat 5.9. Pasang penutup debu 5.10. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.11. Catat beban kerja alat dalam jam
28. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN SHORT WAVE DIATHERMY 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik
2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Hubungkan alat ke terminal pembumian
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Lakukan pengecekan fungsi tombol emergency 3.5. Jelaskan fungsi dan cara penggunaan “Tombol Emergency STOP” pada pasien
4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Tentukan intensitas energi yang dibutuhkan 4.3. Tentukan jenis elektroda/probe yang akan digunakan 4.4. Set pewaktu yang dibutuhkan 4.5. Lakukan tindakan diathermy
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Lepaskan elektroda dari alat 5.6. Bersihkan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.9. Catat beban kerja alat dalam jumlah tindakan
29. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN SPHYGMOMANOMETER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Alat layak pakai 1.3. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Buka tutup kotak sphygmomanometer 2.3. Buka penutup air raksa (bila ada) 2.4. Posisikan air raksa pada skala nol 3. PELAKSANAAN 3.1. Perhatikan protap pelayanan 3.2. Pasang manset pada posisi yang benar 3.3. Tutup katup pada balon 3.4. Pompa manset dengan cara menekan balon 3.5. Buka katup perlahan-lahan 3.6. Lakukan pembacaan pada meter air raksa sesuai dengan protap pelayanan 4. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 4.1. Tutup penutup air raksa (bila ada) 4.2. Kemas manset dan bola pada posisi yang benar 4.3. Tutup kotak sphygmomanometer 4.4. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 4.5. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
30. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN SPIROMETER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia
2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Hubungkan alat ke terminal pembumian 2.6. Pasang slang pasien ke alat
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek sistem perekaman 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya
4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang slang mulut (mouth hose) ke pasien 4.3. Lakukan tindakan sesuai prosedur pelayanan 4.4. Lakukan perekaman
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Lepaskan slang mulut (mouth hose) dari pasien 5.2. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.3. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.6. Bersihkan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.9. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
31. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN STERILIZER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Catu daya dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan bahan operasional 2.3. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 2.4. Perhatikan volume air pada water level/gelas penduga 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan bahan yang akan di steril ke dalam chamber (temple indikator steril) 4.3. Tutup pintu chamber 4.4. Atur temperature sesuai dengan yang dikehendaki 4.5. Atur waktu sesuai kebutuhan 4.6. Lakukan proses sterilisasi 4.7. Ambil bahan yang sudah steril 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.3. Bersihkan alat 5.4. Pasang penutup debu 5.5. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
32. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN THT UNIT 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Catu daya dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol/switch ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pengecekan fungsi : safety, suction, sprayer 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Lakukan tindakan sesuai protap pelayanan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol/switch ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan aksesoris dan bersihkan 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Bersihkan alat termasuk aksesoris 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Catat beban kerja alat dalam jumlah tindakan
33. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN TOP LOADING BALANCE 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Alat layak pakai 1.3. Permukaan meja/dudukan rata (water level) 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada meja kerja
3. PELAKSANAAN 3.1. Perhatikan protap pelayanan 3.2. Set pembacaan meter pada posisi nol 3.3. Tempatkan bahan yang akan ditimbang pada piringan (plate) 3.4. Catat hasil pengukuran sesuai dengan yang terbaca pada meter 4. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 4.1. Bersihkan permukaan peralatan 4.2. Pasang penutup debu 4.3. Simpan Top Loading Balance 4.4. Catat beban kerja alat dalam jumlah penimbangan
34. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ULTRA VIOLET STERILIZER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 4. PELAKSANAAN 4.1. Tutup pintu dan jendela ruangan yang akan disteril 4.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON dari luar ruangan 4.3. Lakukan proses sterilisasi ruangan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.3. Bersihkan alat 5.4. Pasang penutup debu 5.5. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.6. Catat beban kerja alat dalam jumlah jam
35. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ULTRA VIOLET UNIT 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Periksa fungsi pewaktu (timer) 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Pasang kaca mata UV pada pasien 4.3. Set waktu sesuai dengan kebutuhan 4.4. Atur jarak pasien dengan sumber pembangkit UV 4.5. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 4.6. Lakukan tindakan therapy 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.3. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.4. Bersihkan alat 5.5. Pasang penutup debu 5.6. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.7. Catat beban kerja alat dalam jumlah jam
36. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ULTRASONIC CLEANER 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan bahan operasional 2.4. Hubungkan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Masukkan air bersih ke dalam chamber 3.3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan alat yang akan dibersihkan ke dalam chamber 4.3. Atur waktu pencucian 4.4. Lakukan proses pencucian 4.5. Buka penutup chamber 4.6. Ambil bahan yang telah dicuci 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Buang air dari chamber 5.6. Bersihkan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.9. Catat beban kerja alat dalam jumlah jam
37. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ULTRASOUND THERAPY 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesoris 2.3. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya 3.4. Lakukan pengecekan fungsi transducer, intensitas energi dan pewaktu (timer) 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur posisi pasien 4.3. Pilih aksesoris sesuai kebutuhan 4.4. Atur jarak antara pasien dengan transducer 4.5. Atur intensitas energi 4.6. Lakukan penyetelan waktu lamanya penyinaran 4.7. Lakukan tindakan therapy 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan alat dari terminal pembumian 5.4. Lepaskan aksesoris 5.5. Bersihkan alat 5.6. Catat beban kerja alat dalam jumlah tindakan
38. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN WATER BATH 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 2. PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada meja kerja 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesoris 2.4. Siapkan bahan operasional 2.5. Hubungankan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Masukkan air ke dalam tempatnya 3.2. Hubungkan alat dengan catu daya 3.3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.4. Periksa fungsi heater dan blower 4. PELAKSANAAN 4.1. Tentukan temperature yang dikehendaki 4.2. Masukkan bahan yang akan dipanaskan, atur waktu yang dibutuhkan 4.3. Lakukan pemanasan 4.4. Ambil bahan yang telah dipanaskan 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.3. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.4. Buang air dari alat 5.5. Bersihkan alat 5.6. Bersihkan penutup debu 5.7. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.8. Catat beban kerja alat dalam jumlah jam
39. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN WHOLE BODY CT-SCAN 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Catu daya dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 1.7. Sarana proteksi memenuhi syarat (proteksi radiasi dan aspek pengamanan listrik)
2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesoris 2.3. Siapkan bahan operasional 2.4. Cek bagian multi format (harus dalam keadaan terisi film) 2.5. Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi 2.6. Cek jumlah slice yang sudah dicapai
3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya (ikuti petunjuk pabrik) 3.4. Cek pergerakan patient table
4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan film pada tempatnya 4.3. Atur posisi pemotretan dan pergerakan gantry 4.4. Atur kondisi pemotretan 4.5. Lakukan pemotretan dengan menekan tombol ekspose 4.6. Lakukan pengamatan pada monitor 4.7. Ambil film untuk proses lebih lanjut
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol/switch ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Bersihkan alat 5.5. Pasang penutup debu 5.6. Catat beban kerja alat dalam jumlah slice
40. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN X-RAY DENTAL 1. PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Catu daya dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 1.7. Sarana proteksi memenuhi syarat (proteksi radiasi dan aspek pengamanan listrik) 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesoris 2.3. Siapkan bahan operasional 2.4. Cek bagian multi format (harus dalam keadaan terisi film) 2.5. Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi 2.6. Cek jumlah slice yang sudah dicapai 3. PEMANASAN 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Lakukan pemanasan secukupnya (ikuti petunjuk pabrik) 3.4. Cek pergerakan patient table 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Masukkan film pada tempatnya 4.3. Atur posisi pemotretan dan pergerakan gantry 4.4. Atur kondisi pemotretan 4.5. Lakukan pemotretan dengan menekan tombol ekspose 4.6. Lakukan pengamatan pada monitor 4.7. Ambil film untuk proses lebih lanjut 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol/switch ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Bersihkan alat 5.5. Pasang penutup debu 5.6. Catat beban kerja alat dalam jumlah slice 41. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN X-RAY DENTAL PANORAMIC 1. PRASYARAT
1.1. 1.2.
SDM terlatih dan siap Catu daya sesuai kebutahan alat
1.3. 1.4.
Catu daya dilengkapi dengan hubungan pembumian Alat layak pakai
2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesori 2.3. Siapkan bahan operasional : film 2.4. Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi. 2.5. Peiksa hubungan alat keterminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hubungan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Aktifkan tombol lain yang diperlukan 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 3.5. Lakukan test pergerakan x-ray tube dengan menekan tombol EXSPOSE, tanpa film dan collimator tertutup 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Letakkan kaset yang berisi film pada tempatnya 4.3. Atur kondisi pemotretan sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan 4.4. Lakukan pemotretan dengan menekan tombol ekspose 4.5. Ambil hasil pemotretan untuk diproses lebih lanjut 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan manekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan kelengkapan proteksi dan monitoring rediasi dan disimpan pada tempatnya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.6. Bersihkan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Catat beba kerja alat dalam jumlah ekspose 42. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN X-RAY MAMOGRAPHY 1. PRASYARAT 1.1. SDM teeralth dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutuhan alat 1.3. Catu daya dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesori lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia
1.7. Proteksi dan monitoring dosis radiasi memenuhi syarat 2. PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Siapkan aksesori 2.3. Siapkan bahan operasional 2.4. Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi 2.5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian 3. PEMANASAN 3.1. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.2. Lakukan pemanasan secukupnya 4. PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur posisi pasien 4.3. Lakukan kompresi terhadap objek sesuai kebutuhan 4.4. Letakkan kaset yang berisi film pada tempatnya 4.5. Atur kondisi pemotretan 4.6. Lakukan pemotretan dengan menekan tombol ekspose 4.7. Lepaskan kompresi pada objek 4.8. Ambil kaset yang berisi film untuk proses lebih lanjut 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Bersihkan alat 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Catat beban kerja alat dalam jumlah ekspose
43. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN X-RAY MOBILE C-ARM 1.
PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutahan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 1.7. Proteksi dan monitoring dosis radiasi memenuhi syarat
2.
PERSIAPAN 2.1. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan / tindakan 2.2. Lepaskan penutup debu 2.3. Siapkan aksesori 2.4. Siapkan bahan operasional : film 2.5. Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi
2.6. Peiksa hubungan alat keterminal pembumian 3.
PEMANASAN 3.1. Hubungan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Set voltage regulator dan aktifkan tombol lain yang diperlukan 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya
4.
PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Letakkan kaset yang berisi film pada tempatnya 4.3. Arahkan tabung sinar x ke pasien/obyek pemotretan 4.4. Atur jarak antara pasien dengan tabung 4.5. Atur kondisi pemotretan sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan 4.6. Lakukan tindakan fluoroscopy atau radiografi 4.7. Lakukan pemotretan dengan menekan tombol ekspose 4.8. Ambil hasil pemotretan untuk diproses lebih lanjut
5.
PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan manekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan kelengkapan proteksi dan monitoring rediasi dan disimpan pada tempatnya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.6. Bersihkan alat 5.7. Kembalikan alat ketempat semula 5.8. Pasang penutup debu 5.9. Catat beba kerja alat dalam jumlah pasien dan jumlah eksposure
44. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN X-RAY MOBILE UNIT DENGAN CONDENSOR DISCHARGE 1.
PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutahan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 1.7. Proteksi dan monitoring dosis radiasi memenuhi syarat
2.
PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan / tindakan 2.3. Buka sistem pengunci mekanis 2.4. Siapkan aksesoris 2.5. Siapkan bahan operasional 2.6. Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi 2.7. Hubungkan alat ke terminal pembumian
3.
PEMANASAN 3.1. Hubungan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Set voltage regulator dan aktifkan tombol lain yang diperlukan 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya 3.5. Cek sistem charge dan discharge
4.
PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur kondisi pemotretan dan tempatkan kaset yang berisi film pada obyek pemotretan 4.3. Lakukan pengisian muatan dengan menekan tombol charge, perhatikan indikator 4.4. Tekan tombol preparation dan lakukan pemotretan dengan menekan tombol ekspose 4.5. Ambil film untuk proses lebih lanjut
5.
PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Lakukan pengosongan muatan dengan menekan tombol discharge, perhatikan indikator 5.2. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.3. Matikan alat dengan manekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.6. Pasang sistem pengunci mekanis 5.7. Bersihkan alat 5.8. Pasang penutup debu 5.9. Catat beba kerja alat dalam jumlah ekspose
45. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN X-RAY MOBILE UNIT DENGAN HIGH TENSION TRANSFORMER 1.
PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutahan alat 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris lengkap dan baik 1.6. Bahan operasional tersedia 1.7. Proteksi dan monitoring dosis radiasi memenuhi syarat
2.
PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan / tindakan 2.3. Buka sistem pengunci mekanis 2.4. Siapkan aksesoris 2.5. Siapkan bahan operasional 2.6. Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi 2.7. Hubungkan alat ke terminal pembumian
3.
PEMANASAN 3.1. Hubungan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Set voltage regulator dan aktifkan tombol lain yang diperlukan 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya
4.
PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur kondisi pemotretan dan tempatkan kaset yang berisi film pada obyek pemotretan 4.3. Tekan tombol preparation dan lakukan pemotretan dengan menekan tombol ekspose 4.4. Ambil film untuk proses lebih lanjut
5.
PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Matikan alat dengan manekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.5. Pasang sistem pengunci mekanis 5.6. Bersihkan alat 5.7. Pasang penutup debu 5.8. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan 5.9. Catat beba kerja alat dalam jumlah ekspose
46. PROSEDURE TETAP PENGOPERASIAN X-RAY THERAPY 1.
PRASYARAT 1.1. SDM terlatih dan siap 1.2. Catu daya sesuai kebutahan alat 1.3. Catu daya dilengkapi dengan hubungan pembumian 1.4. Alat layak pakai 1.5. Aksesoris alat lengkap 1.6. Proteksi dan monitoring dosis radiasi memenuhi syarat
2.
PERSIAPAN 2.1. Lepaskan penutup debu 2.2. Set filter radiasi sesuai kebutuhan 2.3. Pilih konus sesuai kebutuhan 2.4. Siapkan aksesoris sesuai kebutuhan 2.5. Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi 2.6. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian
3.
PEMANASAN 3.1. Hubungan alat dengan catu daya 3.2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 3.3. Cek tegangan masuk, set voltage regulator bila perlu 3.4. Tunggu waktu pemanasan secukupnya
4.
PELAKSANAAN 4.1. Perhatikan protap pelayanan 4.2. Atur kondisi penyinaran (kV, mA dan waktu) 4.3. Lakukan tindakan therapy
5.
PENGEMASAN/PENYIMPANAN 5.1. Kembalikan tombol ke posisi minimum/nol 5.2. Atur sistem mekanik ke posisi aman 5.3. Matikan alat dengan manekan tombol ON/OFF ke posisi OFF 5.4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya 5.5. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian 5.6. Pasang penutup debu 5.7. Catat beba kerja alat dalam jumlah ekspose
DAFTAR PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF PERALATAN MEDIK {THE TECHNICAL STANDARD MAINTENANCE PROCEDURE (SMP) OF MEDICAL EQUIPMENT} Kelompok I (INO-DHS-001) 1. Protap Pemeliharaan Anaesthesi Apparatus (manual) 2. Protap Pemeliharan Baby Resuscitator 3. Protap Pemeliharaan Baby Scale 4. Protap Pemeliharaan Blood Bank 5. Protap Pemeliharaan Cardiotocograph (CTG) 6. Protap Pemeliharaan Centrifuge 7. Protap Pemeliharaan Doppler 8. Protap Pemeliharaan Dry Sterilizer 9. Protap Pemeliharaan Electro Surgery Unit (ESU) 10. Protap Pemeliharaan Electrocardiograph (ECG) 11. Protap Pemeliharaan Hydrotubator 12. Protap Pemeliharaan Incubator Perawatan 13. Protap Pemeliharaan Infant Warmer 14. Protap Pemeliharaan Infusion Pump 15. Protap Pemeliharaan Laparascope 16. Protap Pemeliharaan Neonatal Monitor 17. Protap Pemeliharaan Obgyn Examination Table 18. Protap Pemeliharaan Operating Lamp Ceiling Mounted 19. Protap Pemeliharaan Spectrophotometer 20. Protap Pemeliharaan Steam Sterilizer (dengan vacuum pump) 21. Protap Pemeliharaan Suction Pump (dengan pelumas) 22. Protap Pemeliharaan Suction Pump Membran (tanpa pelumas) 23. Protap Pemeliharaan Ultra Violet Lamp 24. Protap Pemeliharaan Ultrasonograph (USG) 25. Protap Pemeliharaan Vacuum Extractor (electric) 26. Protap Pemeliharaan Ventilator 27. Protap Pemeliharaan X-Ray Unit
1. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF ANAESTHESI APPARATUS (manual)
PENDAHULUAN Anesthesi Apparatus adalah suatu alat yang berfungsi untuk memberikan pembiusan kepada pasien dengan mengalirkan gas anesthesia untuk menunjang tindakan pembedahan. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan, Bahan operasional dan Material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja : - Tool set gas - Gas leakage detector 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Cairan pembersih - Kain lap/kertas tissue - Kuas - Seal tape - Seal O ring - Gas oksigen - Gas N2O - Cairan anaesthesi - Soda line 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek fungsi alarm, perbaiki bila perlu
Periode 3 bulan 3 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7.
Cek fungsi regulator gas anesthesia, O2, N2O Cek kebocoran gas Cek hubungan perpipaan gas O2 dan N2O Lakukan pelumasan pada roda peralatan, bersihkan Lakukan uji kinerja alat
3 bulan 1 bulan 1 tahun 6 bulan 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
2. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF BABY RESUCIATOR
PENDAHULUAN
Baby Resuciator adalah suatu alat yang bantu pernapasan bagi bayi yang mengalami kegagalan fungsi paru dengan cara mengatur aliran O2 secara manual. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan, Bahan operasional dan Material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool set Mechanic 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Filter oksigen - Kain lap halus/kain kasa - Lampu indikator - Gas oksigen - Cairan anaesthesi 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek dan bersihkan oksigen regulator Cek filter oksigen dan saluran yang berhubungan pada pasien Cek dan bersihkan flow meter,ganti bila perlu Cek kebocoran oksigen,ganti bila perlu
Periode 1 bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan
3.6.
Lakukan uji kinerja alat
6 bulan 6 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
3. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF BABY SCALE
PENDAHULUAN Baby Scale adalah suatu alat yang dipergunakan untuk menimbang berat bayi sehingga dapat diketahui berat sesungguhnya dengan kapasitas maksimum 5 kg
1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool set Mechanic - Mata timbangan standart - Balon kuas - Water pass 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Cairan pembersih - Kain lap 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Lakukan pengaturan level agar berada pada posisi rata air Cek gerakan mekanik dan pegas, bersihkan bila perlu Cek posisi skala meter pada kondisi nol dengan mengatur zero adjustment,perbaiki bila perlu Atur penyetelan posisi jarum oenunjuk pada saat timbangan tanpa beban,perbaiki bila perlu Lakukan uji kinerja alat
Periode 1bulan 3 bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan
3 bulan 4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
4. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF BLOOD BANK
PENDAHULUAN Blood Bank adalah suatu alat pendingin untuk menyimpan dan menjaga kondisi darah yang berada dalam kantong darah pada suhu tertentu 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap
1.4. 1.5.
Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia Mekanisme kerja jelas
2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool set Mechanic - Multi meter - Leakage Current Meter - Thermometer ruang 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Cairan pembersih - Contact cleaner - Kain lap - Door seal - Lem door seal 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek sistem catu daya,perbaiki bila perlu Cek gerakan mekanik dan pegas, bersihkan bila perlu Cek posisi skala meter pada kondisi nol dengan mengatur zero adjustment,perbaiki bila perlu Atur penyetelan posisi jarum oenunjuk pada saat timbangan tanpa beban,perbaiki bila perlu Lakukan uji kinerja alat
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja
Periode 1bulan 3 bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan
4.3.
User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user
5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
5. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF CARDIOTOGRAPH (CTG)
PENDAHULUAN Cardiotograph adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi signal jantung dan pergerakan janin dalam kandungan. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja
2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.
Siapkan Formulir Laporan Kerja Siapkan dokumen teknis penyerta : Service manual Wiring diagram Siapkan peralatan kerja Tool set Mechanic Multi meter Leakage Current Meter Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : Contact cleaner Jelly Cairan pembersih Kain lap halus Kertas perekam kuas Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10 3.11
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek fungsi tombol dan indikator Cek dan bersihkan probe Cek fungsi self test Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu Cek sistem recording paper Cek tampilan heart rate dan kontraksi Cek keluaran volume suara. Atur bila perlu Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
Periode 1bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 1 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA
5.1. 5.2. 5.3.
Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula
6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
6. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF CENTRIFUGE
PENDAHULUAN Centrifuge adalah suatu alat yang dipergunakan untuk memisahkan dan mengedepankan partical alat padat pada darah dan urine. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram
2.4. 2.5. 2.6.
Siapkan peralatan kerja Tool set Mechanic Multi meter Leakage Current Meter Tachometer Stop watch Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : Contact cleaner Sikat arang Amplas Kain lap / kertas tissue Kuas Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek sistim pengeraman dan pengunci (interlock system) Cek putaran motor pada setiap step,ganti sikat arang bila perlu Cek pewaktu (timer) Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
Periode 1bulan 1 bulan 3 bulan 6 bulan 1 tahun 1 tahun 6 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
7. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF DOPPLER
PENDAHULUAN Doppler adalah suatu alat yang berfungsi untu mendeteksi detak jantung janin dalam kandungan. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool set Mechanic - Multi meter 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Contact cleaner - Pasta jelly - Kain lap / kertas tissue
2.6.
Jelly Kuas Baterai Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8 3.9.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek fungsi tombol dan indikator Cek sistem catu daya,perbaiki bila perlu Cek baterai,ganti bila perlu Cek keluarkan volume suara,atur bila perlu Cek konektor, probe, bersihkan bila perlu Lakukan pengukur arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
Periode 1bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
8. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF DRY STERILIZER
PENDAHULUAN Sterilizer adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mensterilkan instrument, glass ware dengan sistim pemanasan elektrik. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool set Mechanic - Thermometer - Multi meter - Leakage Current Meter 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Lampu indikator - Contact cleaner - Kuas 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8 3.9.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek fungsi tombol dan indikator Cek dan bersihkan bagian dalam chamber Cek katup outlet Cek fungsi indikator, suhu dalam chamber Cek door gasket dan sistim pengunci Lakukan pengukur arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
Periode 1bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 6 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
9. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF ELECTRO SURGERY UNIT (ESU)
PENDAHULUAN Electro Surgery Unit adalah suatu alat yang menghasilkan frekuensi tinggi untuk melakukan pembedahan dengan keuntungan dapat meminimalkan pendarahan dan meningkatkan sterilitas pada jaringan. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool set Mechanic - Multi meter - Leakage Current Meter - Electrosugery analyzer 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Contact cleaner - Kain lap - Kuas - Bahan penguji - Lampu indikator 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8 3.9.
Kegiatan pemeliharaan
Periode
Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek sistem catu daya,perbaiki bila perlu Cek tombol selector dan indikator,perbaiki bila perlu Cek kabel elektroda aktif dan netral,perbaiki dang anti bila perlu Cek fungsi foot switch,perbaiki bila perlu Lakukan pengukur arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan penguji dan analisa performance frekwensi Lakukan uji kinerja alat
1bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan 6 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
10. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)
PENDAHULUAN Electrocardiograph adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mendeteksi sinyal biolistrik jantung dan menghasilkan rekaman berupa grafik pada kertas perekam. Pada rekaman dapat di diagnose variaasi ke tidak normalan jantung.
1.1.
1. PRASYARAT SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Elekctronic - Multi meter - Simulator ECG - Leakage Current Meter 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Contact cleaner - Baterai - Kertas perekam - Cairan pembersih - Kain lap/kertas tissue - Kuas - Lampu indikator 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek dan bersihkan tombol/switch,perbaiki bila perlu Cek baterai,lampu indikator,ganti bila perlu Cek semua fitting dan indikator dan konektor dari semua hubungan listrik,bersihkan bila perlu 3.5. Cek kondisi elektroda,bersihkan bila perlu 3.6. Cek step response dengan menekan tombol 1 mV 3.7. Cek fungsi alarm,perbaiki bila perlu 3.8 Cek kecepatan kertas dan ketajaman rekaman 3.9. Lakukan pelumasan pada roda gigi motor dan roll kertas perekam 3.10 Lakukan pengukur arus bocor 3.11 Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat 3.12 Lakukan uji kinerja alat
Periode 1bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
11. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF HYDROTUBATOR
PENDAHULUAN Hydrotubator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu memperlancar saluran service akibat penyumbatan yang dapat menghalangi proses kehamilan
1.1.
1. PRASYARAT SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Elekctronic - Multi meter - Leakage Current Meter 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Contact cleaner - Kertas perekam - Kain lap halus - Lampu indikator 2.6. Pemberitahuan kepada
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8 3.9.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek fungsi tomboldan indikator Cek sistem alarm Cek tekanan syring dan lakukan pengukuran Cek gelembung udara Cek recorder dan ketajaman perekam Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukur tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
Periode 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
.1.
12. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF INCUBATOR PERAWATAN
PENDAHULUAN Incubator perawatan adalah suatu alat yang digunakan untuk merawat bayi premature atau mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) dengan cara memberikan temperature dan kelembaban yang stabil sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu. 1. PRASYARAT SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Elekctronic - Multi meter - Leakage Current Meter - Thermometer - Hygrometer 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Contact cleaner - Cairan pembersih - Kain lap /kertas tissue - Kuas - Bakteri Filter - Aquades - Baterai - Lampu indikator - Gas oksigen 2.6. Pemberitahuan kepada user 3. PELAKSANAAN No. 3.1.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
Periode 3 bulan
3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8 3.9. 3.10 3.11 3.12 3.13 3.14 3.15 3.16 3.17 3.18 3.19 3.20 3.21
Cek dan tombol switch,perbaiki bila perlu Cek dan bersihkan penampung aquades,isi bila perlu Cek filter bakteri,ganti bila perlu Cek main hole,ganti bila perlu Cek fungsi selungkup alat Cek fungsi roda,perbaiki bila perlu Cek sistim catu daya,perbaiki bila perlu Cek fungsi thermometer,ganti bila perlu Cek fungsi pengatur kelembaban,ganti bila perlu Cek fungsi sistim pengaman,perbaiki bila perlu Cek fungsi skin probe, bila mempunyai lebih dari satu incubator perhatikan agar probe tidak tertukar satu dengan yang lain Cek tekanan maksimum dan minimum gas oksigen Cek fungsi alarm,perbaiki bila perlu Cek fungsi kipas,perbaiki bila perlu Cek kondisi baterai,perbaiki bila perlu Cek seluruh fungsi indikator/display indikator,meter,pengukur tekanan, digital display, perbaiki bila perlu Cek temperature control,perbaiki bila perlu Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan
3 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
13. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF INFANT WARMER
PENDAHULUAN Infant Warmer adalah suatu alat yang digunakan untuk menghangatkan bayi agar suhu tubuh bayi dalam kondisi yang diinginkan. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic - Multi meter - Leakage Current Meter - Thermometer 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Contact cleaner - Kain lap /kertas tissue - Lampu indikator 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2. 3.3.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek kondisi elemen pemanas, ganti bila perlu Cek fungsi indikator, alarm dan timer, perbaiki bila perlu
Periode 1 bulan 1 bulan 1 bulan
3.4. 3.5. 3.6.
Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kineja alat
1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
14. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF INFUSION PUMP
PENDAHULUAN Infusion pump adalah suatu alat untuk mengatur jumlah cairan/obat yang dimasukkan ke dalam sirkulasi aliran darah pasien secara langsung melalui vena. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic - Multi meter - Leakage Current Meter - Infusion analyzer - Gelas ukur - Stop watch 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Contact cleaner - Kain lap halus - Grease 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No.
Kegiatan pemeliharaan
Periode
3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu Cek fungsi tombol dan tampilan, perbaiki bila perlu Cek fungsi peristaltik Cek fungsi pengatur tetesan infus, atur bila perlu Cek sensor dan fungsi alarm, perbaiki bila perlu Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan uji kineja alat
1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 6 bulan 1 bulan 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
15. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF LAPARASCOPE
PENDAHULUAN Laparascope adalah suatu alat yang digunakan untuk pemeriksaan bagian dalam tubuh pasien dengan memasukkan fiber optic melalui mulut atau bagian yang sengaja dibedah. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic - Vacuum cleaner - Obeng set kecil (jewel screw) - Multi tester - Leakage Current Meter - Ohm meter 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Kain lap halus/kain kasa - Karet busa halus - Cairan pembersih - Exiter Lamp - Kertas printer 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek hubungan antara fibre optic dan laparascope
Periode 3 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
Cek bagian-bagian mekanis Cek bagian auto EXPOSURE (untuk alat yang dilengkapi dengan camera) Ukur sumber cahaya sesuai dengan petunjuk pabrik Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kineja alat
3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
16. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF NEONATAL MONITOR
PENDAHULUAN Neonatal monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi signal jantung, heart rate dan suhu bayi dalam tampilan. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic - Multi tester - Leakage Current Meter - Simulator ECG - Thermometer 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Contact cleaner - Cairan pembersih - Kain lap halus - Kertas rekam - Kuas 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek fungsi tombol dan indikator, perbaiki atau ganti bila perlu
Periode 1 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10.
Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu Cek fungsi heart rate, O2 saturasi dan temperatur Cek fungsi alarm, perbaiki bila perlu Cek recording paper, perbaiki bila perlu Lakukan test I m V Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kineja alat
1 bulan 3 bulan 3 bulan 6 bulan 6 bulan 1 bulan 1 tahun 1 tahun 6 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
17. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF OBGYN EXAMINATION TABLE
PENDAHULUAN Obgyn Examination table adalah suatu alat yang digunakan sebagai meja periksa pasien kebidanan. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Kain lap/kertas tissue - Oli - Oli seal - Kuas - Pelumas (grease) 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek aksesoris obgyn examination table standar
Periode 6 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7.
Cek pengereman meja Cek pergerakan meja, aksesoris, beri grease bila perlu Cek sistem pergerakan naik turun meja, perbaiki bila perlu Cek volume oli, tambah bila perlu Lakukan uji kineja alat
1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 1 tahun 6 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
18. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF OPERATING LAMP CEILING MOUNTED
PENDAHULUAN Operating Lamp Ceiling Mounted adalah suatu alat yang digunakan untuk menerangi obyek pada saat dilakukan operasi. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic - Tool Set Mechanic - Multi meter - Lux meter 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Lampu halogen - Contact cleaner - Kain lap/kertas tissue - Kuas - Grease 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu
Periode 1 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
Cek fungsi ON/OFF Switch Cek pengatur focus cahaya Cek pergerakan lampu dan keseimbangan, perbaiki bila perlu Lakukan pengukuran intensitas cahaya, ganti bila perlu Lakukan pelumasan, bila perlu Lakukan uji kineja alat
3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
19. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF SPECTROPHOTOMETER
PENDAHULUAN Spectrophotometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kepekatan suatu larutan (urine dan darah). 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic - Multi meter - Leakage Current Meter 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Exiter lamp - Cuvet calibrator kit - Lens cleaner kit - Contact cleaner - Aquades - Peniup debu - Kain lap halus/tissue lensa - Kuas 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek kondisi sakelar dan tombol-tombol
Periode 1 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7.
Cek exiter lamp, ganti bila perlu Cek dan bersihkan foto sensor dan filter monochromatic, ganti bila perlu Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
1 bulan 1 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
20. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF STEAM STERILIZER (dengan Vacuum Pump)
PENDAHULUAN Steam Sterilizer (dengan vacuum pump) adalah suatu alat yang dipergunakan untuk sterilisasi (pensucihamaan) instrument, linen, kasa/kapas dengan menggunakan panas dan tekanan uap yang dihasilkan dengan memanaskan air. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Mechanic - Multi meter - Leakage Current Meter - Pressure gauge - Pewaktu (timer) - Thermometer 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Cairan pembersih elemen - Lampu indikator - Contact cleaner - Door gasket dan lem - Kuas 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No.
Kegiatan pemeliharaan
Periode
3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. 3.11. 3.12. 3.13. 3.14. 3.15.
Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek dan bersihkan bagian dalam chamber Cek dan bersihkan elemen pemanas dari kerak Cek katup pengaman dan kebocoran uap, perbaiki bila perlu Cek lampu indikator dan alarm, ganti bila perlu Cek gelas penduga Cek door gasket dan sistem pengunci Cek fungsi meter tekanan Cek fungsi thermometer Cek perpipaan air bersih Cek perpipaan air/uap buangan Cek fungsi motor/pompa vacuum Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
21. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF SUCTION PUMP (dengan pelumas)
PENDAHULUAN Suction pump adalah suatu alat yang dipergunakan untuk menghisap cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Mechanic - Multi meter - Leakage Current Meter - Pressure gauge - Oli gun 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Contact cleaner - Kain lap/kertas tissue - Sikat arang - Filter - Amplas - Seal O - Oli - Kuas - Grease 2.6. Pemberitahuan kepada user 3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek kondisi oli, filter, ganti bila perlu
Periode 1 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. 3.11. 3.12.
Cek fungsi tombol indikator, perbaiki bila perlu Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu Cek putaran motor, ganti sikat arang bila perlu Cek seal botol penampung, ganti bila perlu Cek fungsi pelampung, perbaiki bila perlu Cek daya hisap dengan menggunakan pressure gauge Lakukan pelumasan pada lager/bearing motor Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 6 bulan 3 bulan 6 bulan 6 bulan 1 tahun 1 tahun 6 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
22. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF SUCTION PUMP MEMBRAN (tanpa pelumas)
PENDAHULUAN Suction pump adalah suatu alat yang dipergunakan untuk menghisap cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Mechanic - Multi meter - Leakage Current Meter - Pressure gauge - Oli gun 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Contact cleaner - Kain lap/kertas tissue - Sikat arang - Filter - Klep/membran - Amplas - Seal O - Kuas 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek fungsi tombol dan indikator
Periode 1 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. 3.11.
Cek kondisi filter, klep/membran, ganti bila perlu Cek putaran motor, ganti sikat arang bila perlu Cek seal botol penampung, ganti bila perlu Cek fungsi pelampung, perbaiki bila perlu Cek daya hisap Lakukan pelumasan pada lager/bearing motor Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
1 bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 6 bulan 6 bulan 1 tahun 1 tahun 6 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
23. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF ULTRA VIOLET LAMP
PENDAHULUAN Ultra Violet lamp adalah suatu alat untuk therapy dengan menggunakan lampu ultra violet. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electric - Multi meter - Leakage Current Meter - Radio meter - Pewaktu (timer) 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Contact cleaner - Kain lap halus dan kapas - UV lamp - Lampu indikator 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek lampu UV, ganti bila perlu
Periode 3 bulan 1 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
Cek pewaktu (timer), perbaiki bila perlu Cek saklar, perbaiki bila perlu Cek lampu indikator, ganti bila perlu Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
24. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF ULTRASONOGRAPH (USG)
PENDAHULUAN Ultrasonograph adalah suatu alat untuk mendeteksi bagian dalam tubuh dengan memanfaatkan frekuensi ultrasound. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic - Tool Set Mechanic - Multi meter - Leakage Current Meter - Oscilloscope 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Film Polaroid - Kertas printer - Contact cleaner - Pasta jelly - Kain lap halus dan kapas 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek tombol-tombol, joystick/track ball
Periode 1 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
Cek probe, monitor, bersihkan bila perlu Cek printer/camera Polaroid dan shutter camera polaroid Cek sinsitifitas dan brightness dalam bentuk tampilan dengan menggunakan probe, adjustment bila perlu Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
1 bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
25. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF VACUUM EXTRACTOR (electric)
PENDAHULUAN Vacuum Extractor adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu mengeluarkan bayi pada ibu yang mengalami kegagalan dalam kelahiran normal. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set - Multi tester - Leakage Current Meter - Pressure gauge 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Kain lap halus / kain kasa - Vaselin - Amplas - Filter 2.6. Pemberitahuan kepada user
3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek fungsi tombol dan indikator
Periode 3 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9.
Cek dan bersihkan pelumasan pada leger/bearing Cek dan bersihkan filter, ganti bila perlu Cek katup inlet dan outlet, ganti bila perlu Cek daya hisap, atur bila perlu Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
26. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF VENTILATOR
PENDAHULUAN Ventilator adalah suatu alat bantu pernapasan yang berfungsi untuk mengontrol, membantu atau mengambil alih fungsi paru pasien. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic - Multi tester - Leakage Current Meter - O2 concentration meter - Pressure meter - Volume meter - Ventilator analyzer 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Kain lap halus - Filter O2 - Breathing bag - O2 cell - Ink eraser - Vacuum cleaner - Contact cleaner - Seal O 2.6. Pemberitahuan kepada user 3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek indikator dan sistem alarm, perbaiki bila perlu
Periode 1 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. 3.11.
Cek kondisi regulator oksigen dan udara segar, ganti bila perlu Cek filter dan seal O, ganti bila perlu Cek perangkat humidifier, ganti seal O bila perlu Cek dan bersihkan tombol/switch menggunakan contact cleaner Cek lampu indikator, ganti bila perlu Cek kerusakan dan kebocoran saluran udara, ganti bila perlu Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
1 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 1 tahun 1 tahun 6 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
27. PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMELIHARAAN PREVENTIF X-RAY UNIT
PENDAHULUAN X-Ray Unit adalah suatu alat yang menghasilkan energy radiasi dan dipergunakan untuk tindakan radiography dan fluoroscopy untuk mendiagnose gangguan dalam tubuh pasien. 1. PRASYARAT 1.1. SDM, teknisi terlatih 1.2. Peralatan kerja lengkap 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap 1.4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu tersedia 1.5. Mekanisme kerja jelas 2. PERSIAPAN 2.1. Siapkan perintah kerja 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : - Service manual - Wiring diagram 2.4. Siapkan peralatan kerja - Tool Set Electronic - Tool Set Mechanic - Leakage Current Meter - O2 concentration meter - Apron - kVp meter - mAs meter 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu : - Contact cleaner - Kain lap halus dan kapas - HT grease - Film x-ray - Lampu collimator - Lampu indikator - Cairan pembersih - Amplas - Oli pelumas 2.6. Pemberitahuan kepada user 3. PELAKSANAAN No. 3.1. 3.2.
Kegiatan pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek tombol pengendali dan pengereman, perbaiki bila perlu
Periode 1 bulan
3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. 3.11. 3.12.
Cek gerakan dan pengunci tabung X-ray tube, perbaiki bila perlu Cek fungsi collimator, perbaiki bila perlu Cek muatan dan kondisi accu (yang dilengkapi accu) Cek fungsi selector kV, mA dan mAs dan tombol expose Cek fungsi indikator, ganti bila perlu Cek/ukur keluaran kV dan mAs Cek kondisi HT cable, beri grease bila perlu Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan uji kinerja alat
6 bulan 6 bulan 3 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun 3 bulan
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat 4.2. Isi Formulir Laporan Kerja 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas