NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 184-192)
Peranan Sistem Pembelajaran PAUD dengan Model Kurikulum Terpadu di TK/PAUD Islamiyah Madiun Hani Pramudyarto Heni Purwulan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
[email protected] /
[email protected]
Abstrak Usia dini merupakan masa kritis bagi anak, upaya pelayanan dan pendampingan serta bimbingan bagi anak sangat menentukan tumbuh kembang potensi anak /dimasa golden age ini. anak adalah harapan dan kunci utama membangun tugas. Oleh karena itu lingkungan yang penuh kepedulian dan kepekaan yang sangat paham menyertainya. Anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan secara fitrahnya anak terlalu suci dapat di kembangkan secara optimal , ini semua memerlukan peran serta semua pihak keluarga ,sekolah dan seluruh komponen yang ada dalam masyarakat dan juga membiarkan anak untuk menikmati dunianya Dengan pemakaian kurikulum PAUD atau sejenis, di perlukan evaluasi ( penilaian ) dalam program pengembangan kurikulum , sehingga hasil pembelajaraan pada anak usia dini dapat sesuai harapan dan juga model yang dipakai sesuai karakteristik dan kebutuhan anak. kata kunci = Model, kurikulum, penilaian ( Evaluasi ) Abstract Early childhood is a critical period for children. Efforts, assistance and counseling services for children determine the child's growth and development potential in the golden age . Children are the hope and the key for the task . Therefore caring environment and sensitivity were very familiar to them. Children grow into good and nature situation. Children can be developed optimally , these all require the participation of all the family , school and all the components that exist in society and also allow children to enjoy their world With the use of early childhood curriculum, it is needed evaluation ( assessment ) in curriculum development programs , so that the results of learning in early childhood can be as expected and also the model used is match with the characteristics and children needs. Keywords = Model , curriculum , assessment ( Evaluation )
184 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya memaksimalkan bakat, potensi, dan kreativitas anak adalah dengan menyertakannya dalam kegiatan sekolah usia dini atau PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Selain mungkin anak diasah dan diasuh untuk bersikap disiplin, bertanggung jawab, berjiwa sosial, kreatif, apresiatif, dan penuh tanggung jawab, menjalankan program dll. Dengan metode yang tepat, kurikulum bagus yang tidak kaku dan lembaga bonafid niscaya anak akan lebih mampu berkembang pesat dibanding mereka yang tidak diasah dan diasuh melalui program PAUD. Namun tidak semua lembaga penyelenggara PAUD mulai jenjang Pra sekolah, Play Group, dan TK mampu menyediakan metode, sarana, dan fasilitas penunjang kesuksesan pendidikan usia dini tersebut. Untuk itulah, para orang tua harus mampu menentukan secara strategis lembaga yang dipilihnya. Demikian pula para penyelenggara harus mampu memperbaiki segala kekurangan yang menghambat maksud dan tujuan utama PAUD tersebut karena anak-anak usia dini yang identik dengan kegiatan bermain menjadi tahap yang sangat menentukan perjalanan hidup manusia. Sehingga, merencanakan dan melaksanakan pendidikan pada usia dini ini menjadi sebuah keharusan yang tidak boleh disepelekan dan ditelantarkan. Jika hal ini tidak diperhatikan, masa depan kualitas generasi penerus bangsa akan semakin mundur, kalah jauh dibanding negara-negara lain yang selalu sigab dan cepat mempersiapkan kaderkader andalnya di era kompetisi global sekarang. Negara ini tidak boleh lagi kecolongan dan ketinggalan. Pendidikan anak usia dini harus segera didirikan dan dikelola secara profesional di seluruh pelosok negeri ini. PAUD ini menjadi solusi terbaik pembentukan moral, agama, emosi, sosial, dan spirit kompetisi. Dengan PAUD, fase perkembangan anak akan berjalan secara fungsional dan produktif sehingga membentuk karakter yang kuat, kokoh dan progresif.
Hal: 184-192)
B. Rumusan Masalah Dalam penyusunan makalah ini, rumusan masalah yang diajukan adalah : 1. Bagaimana sistem kelembagaan pada PAUD ? 2. Bagaimana metode pengajaran ? 3. Apa kurikulum yang dipakai ? 4. Keterampilan apa saja yang diberikan di PAUD ? 5. Pelatihan – pelatihan apa saja yang ada di PAUD ?
TINJAUAN PUSTAKA A.
Kelembagaan Mengelola lembaga pendidikan bukanlah mengelola sebuah tempat usaha barang, ataupun lainnya melainkan mengelola sumber daya manusia yang memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing. Untuk itu, dibutuhkan formula yang tepat dalam mengatur segala permasalahan manajemen pendidikan anak usia dini (PAUD). Ada beberapa model penataan kelembagaan yang konvensional. Karena itu kita harus mencari model dan strategi yang paling tepat agar PAUD bisa berkembang dengan baik. Model manajemen kelembagaan tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Pengelolaan PAUD selama ini terlalu banyak bentuk seninya dibanding dengan ilmunya sehingga gaya manajemen yang dilakukan lebih bersifat banyak kelemahannya baik secara program dan secara pembelajarannya dan baru kemudian dilakukan pembenahannya.. 2.
Penerapan manajemen “gotong royong” artinya semua orang melakukan semua pekerjaan. Tidak ada pembagian kerja yang tegas dan jelas, sehingga proses manajemen tidak berlangsung secara efektif dan efisien.
3.
Bahkan sering terjadi benturan antara satu unit dengan unit lainnya. Inilah yang menyebabkan pendayagunaan sumber daya organisasi tidak secara sinergis dan tepat serta banyak pemborosan. Dalam hal ini yang terjadi adalah sama – sama bekerja bukan kerja sama.
185 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
4.
Dalam organisasi sudah seharusnya ada pembagian tugas yang diemban masing-masing sesuia bidang keahliannya. Semua tugas akan merata dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai target dalam menyelesaikan masalah yang ada di lembaga tersebut. Hal ini akan dapat dihindari tugas yang terpusat di tangan beberapa orang saja sedang yang lain justru kurang pekerjaan.
5.
Penerapan manajemen yang transparansi akan mendukung kejelasan pelaksanaan aspek struktural ( kelembagaan ), job description ( gambaran pelaksanaan kerja ), evaluasi ( penilaian ), dan proyeksi ke depan. Dalam konteks ini dibutuhkan model manajemen yang lebih dinamis, progresif atau ketepatan program, dan mempunyai komponen serta unsur pemberdayaan dan penguatan. Disinilah terlihat pentingnya manajemen partisipatif aktif yang mengedepankan kolektivitas, teamwork (kekompakan dalam team), soliditas dan kualitas kinerja.
Metode Pengajaran Mengajar anak usia dini membutuhkan pendekatan meliputi metode pembelajaran yang mengutamakan prinsip penyelenggaraan PAUD yang unik dan kreatif. Disinilah pendapat yang menyatakan tujuan dan fungsi peran seorang guru dalam mendidik dan menggali potensi anak didik sangat diharapkan berhasil secara signifikan. Kualitas pendidik sangat menentukan hasil pembelajaran yang dicapai. Kegagalan dan kesuksesan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kompetensi dan kualitas tenaga pendidik yang mengusai materi, pendekatan yang meliputi teknik, cara, strategi, dan model pengajaran dan ketrampilan atau skills yang profesional.
Hal: 184-192)
Montessori, enam tahun pertama masa anak adalah jangka waktu yang paling penting bagi perkembangannya. Tahun prasekolah menjadi masa anak membina kepribadian mereka dikatakan masa keemasan dengan membiarkan anak menikmati dunianya dengan cara bermain seraya belajar. Karenanya setiap usaha yang dirancang untuk mengembangkan minat dan potensi anak harus dilakukan pada awal ini untuk membimbing anak menjadi diri mereka dengan segala kelebihannya. Orang tua dan pendidik harus dapat merangsang dan membantu anak menyadari dan merealisasikan serta meberikan rangsangan tumbuhnya potensi anak untuk menimba ilmu pengetahuan, bakat, dan kepribadian yang utuh. Selain tawaran beberapa metode di atas ada beberapa metode pembelajaran lain yang layak dipertimbangkan untuk mencapai hasil maksimal dalam pengajaran anak usia dini yaitu: 1. Metode Global (Ganze Method) anak belajar membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri. Contohnya ketika membaca buku, minta anak menceritakan kembali dengan rangkain katanya sendiri. Sehingga informasi yang anak peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diserap lebih lama. Dengan demikian anak akan terlatih berpikir kreatif dan berinisiatif.
B.
Kaitan dengan kemampuan seorang pendidik terlihat dalam tahapan mengajar anak usia dini Walaupun pendidikan berlangsung sepanjang hayat namun menurut Maria
2.
Metode Percobaan (Experimental Method) metode pengajaran ini mendorong dan memberi kesempatan anak melakukan percobaan sendiri, hal ini terdapat tiga tahapan yang dilakukan anak untuk memudahkan masuknya informasi yaitu mendengar, menulis, atau menggambar lalu melihat dan melakukan percobaan sendiri oleh karena anak dapat menyentuh objeknya secara langsung. Misalnya anak belajar tentang tanaman pisang, lalu belajar menanamnya.
3.
Metode Home Schooling Group Rumah merupakan lingkungan terdekat anak dan tempat belajar yang paling baik buat anak. Di rumah, anak bisa belajar selaras dengan kebutuhan dan minat atau keinginannya sendiri. Sistem pembelajaran yang santai dan
186 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
tanpa penekanan atau sifatnya memaksa, semua dipertimbangkan dengan minat dan kebutuhan anak, dan hal itu akan terlihat jelas bermain seraya belajar. Disinilah peran ibu menjadi sangat penting karena tugas utama ibu adalah pengatur rumah tangga dan pendidik ana sehingga anak bisa termotivasi. Di dalam rumah banyak sekali sarana-sarana dan prasarana yang bisa dipakai untuk pembelajaran anak. 4.
Hal: 184-192)
lingkungannya, anak-anak lebih memilki peluang yang lebih dalam menggunakan bahasa secara alami untuk mempresentasikan atau unjuk kebolehan dalam pemahamannya terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kebutuhan berkomunikasi anakanak dengan menggunakan bahasa dalam lingkungan sekitarnya lebih terakomodasi atau paling tidak mereka merasa mampu menggunakannya secara luas dan alami.
Pembelajaran Bilingual.
METODE PENELITIAN
Pembelajaran anak dalam pemakaian bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris dilakukan untuk pengenalan kata yang sederhana saja.Undangundang Dasar 1945 memberikan amanar kepada pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. UU No 23 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menegaskan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran guna pengembangan kepribadiannya dan kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendeketan ini untuk mendiskripsikan secara terinci mengenai fenomena social tertentu[Singaribun,1998] dan untuk mencari informasi actual sehingga dapat memberikan penjelasan dan pengertian secara utuh mengenai gejala yang ada[Suryabrata,1990]. Pendekatan itu dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, yaitu penelitian mendalam mengenai gejala social dengan memberikan gambaran lengkap dan terorganisasi dengan baik. Sumber data penelitian ini terdiri dari subjek pelaku dan dokumen. Subjek tersebut adalah 3 orang guru, penanggung jawab TK A dan TK B. Dokumen yang digunakan adalah silabus pembelajaran , dan dokumentasi kegiatannya., Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi data, sebelumnya menyiapkan variasi pertanyaan, mengecek sumber data berupa kata-kata lisan maupun tertulis ,tindakan dan sekaligus data tertulis yang berupa dokumentasi. Sebelum peneliti menggunakan teknik wawancara sebelumnya telah menyusun kisi-kisi instrument yang berisi garis besar pokok-pokok masalah berupa kajian teori. Peneliti akan mengolah data yang berupa transkrip wawancara sehingga dapat menemukan fakta konkrit dan mengembangkan pola hubungan antar kategori tersebut dan menganalisa pola hubungan yang terbentuk secara tematik. Hasil analisa tersebut menjadi dasar dari interpretasi penelitian.
Setidaknya ada alasan yang menjadi dasar dalam diri anak menjadi subjek pembelajaran dan tidak semata-mata menjadi objek yang menjadi alasan untuk mendasari anak gemar belajar: 1. Faktor pertama proses pematangan. Proses pematangan ini tampaknya lebih berpihak pada pembelajar bahasa usia muda seorang anak belajar bahasa semakin mudah ia akan menguasai bahasa tersebut. Melalui model buku bergambar dengan teks bahasa ingris mereka akan lebih cepat menghafalnya, misalnya nama-nama buah, berhitung, nama-nama hewan. Anak-anak cenderung memiliki peluang yang lebih baik dalam mengintegrasikan kebutuhan dan keinginannya. Komunikasi yang sesungguhnya pengalaman kebahasaan barunya 2. Faktor Lingkungan Maksudnya dalam usia yang ditandai dengan eksplorasi terhadap
187 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
HASIL PEMBAHASAN PROFIL LEMBAGA PAUD/TK ISLAMIYAH “RAHMATAN LIL „ALAMIN” 1. VISI Terciptanya anak yang berkepribadian sholeh dan sholehah,cerdas.mandiri dan kreatif MISI Membina dan mendidik anak berakhlaqul karimah - Menyiapkan generasi Qur’an - Menanamkan dan melatih kemandirian anak sejak dini - Mengembangkan kreatifitas mengenal dan mencintai alam 2.
FASILITAS - Ratio guru : peserta didik 1:15 - Taman bermain lengkap - Sound system + pembelajaran audio visual perkelas - Smart library - Cathering sehat setiap hari - Masjid megah
3.
LAYANAN Kelompok bermain : 3 – 4 th - TK A dan B : 4 – 6 th - Program adaptasi
4.
PROGRAM UNGGULAN - Pembelajaran Sentra - Morning Murottal setiap hari Tartil AL Qur’an,asmaul husna,Brain Gyms - Hafalan ayat AL Qur’an,Hadist,Doa-doa pilihan - Praktek Wudhu,sholat berjamaah - Bhs.Jawa,Bhs Inggris,Bhs Arab - Pra Tuncalis dan Iqro’ - Fun Day on Saturday Posyandu,Renang,Outing class,Smart Parenting with Family Club
5.
EXTRA KURIKULER - Drum band - Bina vokalia - Mewarnai - Tartil
Hal: 184-192)
A. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan dan aplikasi program kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Kurikulum adalah inti sebuah lembaga pendidikan. Kurikulum yang diterapkan dan dilaksanakan dalam pembelajaran di lembaga ini akan menghasilkan pengajaran dan kegiatan yang terpadu dan menyeluruh atau holistik yang mengarah kepada visi dan misi lembaga pendidikan yang dicanangkan. Disinilah pentingnya menyusun kurikulum yang visioner dan prospektif. Oleh karena itu pendidik haruslah menambah wawasan dengan kesadaran secara mandiri untuk terus meningkatkan kompetensinya. Sehubungan dengan penerapan kurikulum dari pusat dan ditambah kreatifitas gurugurunya sehingga akan mendukung tercapainya harapan , perkembangan yang mengarah pada pembentukan karakter anak-anak adalah sebagai berikut : - Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain - Membangun sikap yang sehat terhadap diri sendiri - Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebayanya - Mengembangkan peran sosial sebagai lelaki atau perempuan. - Mengembangkan pengertianpengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari - Mengembangkan hati nurani penghayatan moral, dan sopan santun - Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, matematika dan berhitung - Mengembangkan diri. - pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan : a. Bersifat komprehensif. Kurikulum harus menyediakan pengalaman belajar yang meningkatkan perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan. Dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap. Kurikulum harus menyediakan berbagai kegiatan dan interaksi
188 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
-
-
yang tepat didasarkan pada usia dan tahapan perkembangan setiap anak. Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama bagi anak Melayani kebutuhan individu anak Merefleksikan kebutuhan dan nilai masyarakat Mengembangkan standar kompetensi anak Mewadahi layanan anak yang memiliki kebutuhan khusus Menjalin kemitraan atau hubungan baik dengan keluarga dan masyarakat. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak dengan memberikannya dengan makanan tambahan bergizi. Menjabarkan secara keseluruhan prosedur pengelolaan lembaga PAUD.
Hal: 184-192)
5.
e.
f.
Manajemen Sumber Daya Manusia Penyediaan Sarana dan Prasarana Komponen Kurikulum a. Anak untuk sasaran layanan pendidikan . 4 – 5 tahun, 6. 5 – 6 tahun. b. Pendidik atau kompetensi pendidik anak usia dini memiliki kualifikasi akademik atau telah mendapatkan pelatihan pendidikan anak usia dini. Adapaun rasio pendidik dan anak adalah sebagai berikut : Usia 3 – 4 tahun rasio 1:8 anak Usi 4 – 6 tahun rasio 1:10/12 anak 3. Program adaptasi atau titipan. Pembelajaran melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (sesuai tema dengan setiap tujuan pembelajaran) dan proses belajar. Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam dua kelompok usia. Materi usia lahir sampai 3 tahun meliputi :[ Nor Laila:2010] 1. Pengenalan diri sendiri (perkembangan konsep diri) 2. Pengenalan perasaan (perkembangan emosi) 3. Pengenalan tentang orang lain (perkembangan sosial) 4. Pengenalan berbagai gerak (perkembangan fisik) 1. 2.
c.
d.
Mengembangkan komunikasi (perkembangan bahasa) 6. Ketreampilan berfikir (perkembangan kognitif) Evaluasi /Penilaian (Assesment) Assesment adalah proses pengumpulan informasi data, dokumentasi belajar, dan perkembangan anak. Assesment dilakukan melalui observasi (pengamatan), konferensi dengan para guru, survei, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja. Keseluruhan penilaian dapat dibuat dalam bentuk portofolio ( catatan hasil kerja anak) Pengelolaan Pembelajaran Lembaga pendidikan anak usia dini dilaksanakan sesuai satuan pendidikan masing-masing. Jumlah hari dan jam layanan antara lain sebagai berikut : 1. Taman Penitipan Anak (TPA) dilaksanakan 3-5 hari dengan jam layanan minimal 6 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144-160 hari atau 32-33 minggu. 2. Kelompok Bermain (KB) dilaksanakan setiap hari atau minimal 3 kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144 hari atau 32-34 minggu.[ sesuai juknis PAUD].
g.
Melibatkan Peran Masyarakat Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat dilakukan oleh swasta dan pemerintah, yayasan amupun perorangan. Disinilah peranan lembaga PAUD dengan sentra terpadu misalnya dianggap metode yang paling efektif akan memberikan fasilitas dan sarana penunjang dalam usaha penyelenggaraan lembaga untuk anak usia dini ini. Penilaian Kurikulum Evaluasi / penilaian adalah suatu usaha pemikiran analisis yang sistematis untuk melihat efektivitas dan efesiensi program yang diberikan dan pengaruh program pembelajaran tersebut terhadap anak.
189 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Penilaian kurikulum dapat dilakukan secara berkala dan berkesinambungan oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan memberikan tugas team avaluator (penilai). Penilaian Kurikulum dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kurikulum dilaksanakan dan kesesuainnya dengan kerangka dasar fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta kesesuain dengan tuntutan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Hasil evaluasi atau penilaian kurikulum digunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan dan mengembangkan kurikulum selanjutnya. Kurikulum dan pengembangannya, sebagaimana keterangan di atas, harus dijadikan standar pembelajaran PAUD agar ada standar minimal kualitas yang dicapai. Adapun kemajuan program pembelajaran secara bertahap (dinamisasi), dan optimalisasi dengan memaksimalkan menuju target bermutu dan kualitas sangat ditentukan oleh profesionalitas atau keahlian manajemen yang mengandalkan ide-ide yang inovatif dari struktur yang diisi kader-kader berkualitas yang memperlihatkan kreatifitas. Disini optimalisasasi sumber daya manusia yang menjadi sorotan dan peran yang sangat penting dalam pengelolaaan lembaga penyelenggaraan PAUD. B. Ketrampilan Ketrampilan yang seharusnya dikuasai anak-anak peserta PAUD adalah keterampilan melukis, menggambar, memainkan permainan edukatif, mengenali kemampuan terbesarnya dan lain-lain dengan latihan intensif. Keterampilan-keterampilan ini bisa berkembangan sesuai dengan perkembangan potensi anak didik yang ada, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pesatnya gelombang informasi yang berjalan secara masal dan bertahap. Dalam konteks ini, guru berperan aktif mengembangkan keterampilan anak didik secara maksimal, mempunyai tipstips dengan bakat dan minatnya. Fasilitas, sarana prasarana dan perangkat yang lain harus dipersiapkan demi suksesnya pendidikan keterampilan anak usia dini. Dengan sarana prasarana yang memadai, anak tertarik untuk mencoba sampai bisa, mengingat watak dan perilaku dasar anak adalah meniru dan melakukan apa saja yang disenanginya.
Hal: 184-192)
Salah satu keterampilan musik yang membangun jiwa, emosi, spiritual dan sosial bukan yang merusak. Beberapa fakta menunjukkan bahwa keterlibatan aktif dengan musikal lah yang menyebabkan musik mempunyai pengaruh positif bagi manusia. Pembelajaran ini masuk pada ektrakurikuler anak yaitu dramband. Anak akan aktif disini tidak hanya bermakna fisikan atau motorik tetapi juga secara mental, emosional, dan spiritual. Memberi makna dan nilai musik sebagai suatu hal yang berharga, bermanfaat dan menyenangkan. Musik tidak sekadar dipandang sebagai suatu rangkaian bunyi yang harus dimainkan atau didengarkan namun juga rangkaian bunyi indah yang jika disimak lebih mendalam bisa menyampaikan sesuatu yang berharga kepada seseorang.
C.
Pelatihan Manajemen PAUD yang terdiri dari kelembagaan, metode pengajaran dan kurikulum adalah hal-hal yang harus dipahami, baik secara teoritis dan praktis, oleh pengelola PAUD dan orang-orang yang terkait di dalamnya. Untuk itu dibutuhkan pelatihanpelatihan secara intensif dan eksensif bagi calon pengelola PAUD agar materi dasar manajemen kelembagaan, metode pengajaran, dan kurikulum dapat dipahami secara mendalam. Pelatihan ini harus dirancang secara sistematis, efisien dan efektif dengan jadwal yang tepat dan produktif. Secara teknis pelatihan membutuhkan narasumber yang berkualitas baik dari akademisi, atau bidang lain berkaitan dengan kurikulum yang ada. Pelatihan yang harus dilakukan dan diterima masyarakat. Pelatihan yang harus dilakukan merupakan salah satu cara efektif dalam meningkatkan eksistensi pendidik PAUD. Selain untuk mempersiapkan calon tutor PAUD terlatih, pelatihan diselenggarakan juga untuk menyadarkan dan meyakinkan masyarakat akan pentingnya menyelenggarakan kurikulum program pendidikan anak usia dini dengan melibatkan masyarakat setempat. Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta diharapkan mampu dan siap menjadi tutor PAUD terlatih, pelatihan diselenggarakan juga untuk menyadarkan dan meyakinkan masyarakat akan pentingnya menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini dengan melibatkan masyarakat setempat. Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta diharapkan
190 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
mampu dan siap menjadi tutor PAUD dan dapat menyelenggarakan pendidikan anak usia dini dengan tepat dan benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Upaya memaksimalkan bakat, potensi, kecerdasan, dan kreativitas anak ialah dengan menyertakannya dalam kegiatan sekolah usia dini atau PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Pembelajaran pada anak usia dini dengan system terpadu sangat menentukan hasil yang di capai sehingga sitem tersebut dianggap sangatlah efektif dalam mengawal tumbuh kembang anak.. Sedini mungkin anak diasah dan diasuh, dimotivasi ataupun dirangsang untuk bersikap disipliun, bertanggung jawab, berjiwa sosial, kreatif, inovatif, penuh tanggung jawab , menjalankan program dll. Dengan metode yang tepat, kurikulum bagus yang mengikuti setiap perkembangan , inovasi dalam sistem pembelajaran anak usia dini,diharapkan tidak kaku dan lembaga terbaik dan bonafid sebagai percontohan di masyarakat luas niscaya akan lebih mampu berkembang pesat dibanding mereka yang tidak diasah melalui program PAUD tersebut. Keterpaduan program sesuai tematiknya dengan tujuan yang akan dicapai maka sudah barang tentu sistem terpadu dengan model in door dan keterpaduan model out door di perlukan keseimbangan dalam penyelenggaraannya. Oleh karena terlihat bahwa penyelenggaraan tidaklah maksimal apabila penyelenggaraan pembelajarannya dengan waktu yang terbatas dan ruangan kelas yang tidak nyaman, dan juga kebersihan tidaklah terjaga dengan baik untuk anak-anak. Sarana penunjang kegiatan untuk membentuk sikap mandiri anak terlihat belum adanya fasilitas kelengkapan di kamar mandi, bentuk bak mandi yang tinggi anak akan kesulitan dalam melatih kemandiriannya. Sistem in door memerlukan kelengkapan peralatan yang sesuai dengan tematik pembelajarannya, anak akan bebas memilih, berekspresi sesuai minat dan kebutuhannya. Tanpa penekanan anak usia dini akan fariatif dalam pemakaian peralatan sesuai jenis temanya. Biarlah
Hal: 184-192)
anak bebas bermain dalam dunianya. Dia akan menguasai dunia anak di masa keemasannya. Sehingga potensi anak akan lebih berkembang secara tepat dengan pengawalan, menumbuhkan, membina, dan mengembangkan potensinya sesuai bakat dan minat anak. Sehingga tidaklah mustahil bila mereka menginginkan generasi yang sehat dan mandiri sesuai perkembangan karakternya.. Oleh karena itu peneliti berpendapat bahwa sangatlah perlu adanya pengembangan kurikulum terpadu dengan mengadakan study banding atau kunjungan di lembaga Paud lainnya, sehingga inovasi dan strategi serta modelmodel pembelajaran terpadu akan saling mengisi antara lembaga Paud tersebut. Hal itu akan memberikan ketepatan prinsip penyelenggaraan lembaga PAUD. Penyediaan lingkungan belajar yang efektif dan efisien akan member ruang gerak anak leluasa dan kenyamanan dalam mengikuti pembelajarannya. Penataan ruang dengan bentuk sentra yang menarik minat anak, dan memadai segalai sarana dan fasilitas bermain anak agar anak menikmati dunianya yaitu dunia bermain. Lingkungan belajar yang mendukung anak mengeksplor dan mengembangkan ide kehidupan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Sentra adalah pembelajaran terpadu yang terbaik membantu anak mengembangkan seluruh kemampuannya secara bersamaan dalam satu kegiatan belajar anak dan dapat mengembangkan aspek bahasa, kognitif, nilai agama, dan moral serta fisik motoriknya, juga social emosional anak. Fasilitas sentra disesuaikan dengan minat anak, dan jumlah sentra disesuaikan dengan jumlah anak didik dalam kelas. Bentuk sentra juga disesuaikan dengan kemampuan lembaga Paud itu sendiri. Adapun bentuk sentra tersebut adalah sentra sosio drama, sentra komputer, sentra baca, bermain, dan panggung anak. B. Saran Dalam hal ini penulis menyarankan agar pemerintah menigkatkan perannya dalam pendidikan anak usia dini, baik dari pendanaan, perekrutan tutor yang sesuai dengan kualifikasi maupun membuka ruang seluas-luasnya kepada masyarakat
191 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 184-192)
untuk mengembangkan PAUD yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’mur;Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta : DIVA Press, 2009 Baraja, Abu Bakar; Mendidik Anak dengan Teladan. Jakarta : Studia Press, 2006 Iva Noorlaila,S.Pd; Panduan Lengkap mengajar PAUD, Pinus-Jogyakarta, 2010 Navon Ardy Wiyani & Barnawi;Format Paud, Ar-Ruzz Media: Jogyakarta, 2012 Suharsimi Arikunto,Dra.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara: Jakarta, 1985 Tim bina Potensi; Pedoman teknis Penyelenggaraan Kelompok bermain anak; Bandung 2011
192 Volume 02, Number 02, November 2014