PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP PERTUMBUHAN LABA USAHA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR SEBAGAI 100 BEST LISTED COMPANIES 2008 MENURUT MAJALAH INVESTOR Paskah Ika Nugroho Sweetiana Yunike Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Abstract Corporate Social Responsibility (CSR) is a concept of an organization, especially business that has a liability toward its customers, employees, stakeholders, community and environment in every operational aspect of the organization. Disclosure of corporate social responsibility information could increase sales and share in market, motivate employees, attract investors and reduce operational cost in order to increase profit (Lindrawati dkk, 2008). This research’s objective is to analyze corporate social responsibility disclosure toward income growth. To gather necessary data, 59 annual financial reports of 2004 were taken as sample in purposive sampling. Analytical technique used in this research was simple regression. Statistically this research showed that business organizations listed as 100 Best Listed Companies 2008 according to Majalah Investor has had an awareness to carry and disclose their corporate social responsibility, though the disclosure was relatively low. Conclusion of this research is CSR disclosure of 2004 has no significant effect to income growth for three years. R square value of 0.029 or 2.90% shows that only 2.90% the income growth can be explained by CSR disclosure, while 97.10% is affected by other variables. Keywords: Corporate Social Responsibility Disclosure, Income Growth.
1.
PENDAHULUAN
Terobosan besar dalam Corporate Social Responsibility (CSR) terjadi pada tahun 1977, John Elkington memperkenalkan konsep Triple Bottom Line yaitu economic prosperity, environmental quality dan social justice, atau lebih dikenal dengan konsep 3P (profit, people, dan planet) (Anggraini, 2007). Konsep tersebut dituangkan dalam bukunya yang berjudul “Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business”, dimana tujuan bisnis perusahaan tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan
1
2
kesejahteraan masyarakat (people) serta turut aktif dalam memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan (planet). Beberapa tahun terakhir, Indonesia dihebohkan oleh semburan lumpur panas PT. Lapindo Brantas yang telah menimbulkan berbagai kerusakan lingkungan, mengganggu kehidupan masyarakat sekitarnya baik secara fisik maupun mental, hingga tidak berproduksinya beberapa usaha kecil disekitarnya dikarenakan tempat usaha yang tenggelam oleh lumpur. Hal ini tidak hanya mengakibatkan berhentinya operasi perusahaan, tetapi juga sorotan dari publik di seluruh dunia, khususnya dalam hal tanggung jawab perusahaan atas dampak yang ditimbulkannya. Hal tersebut menunjukkan begitu pentingnya peran CSR. Di Indonesia, kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan tersebut diatur oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 tahun 2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dibidang atau berkaitan dengan Sumber Daya Alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. The ”2003 CSR monitor” menemukan bahwa jumlah dari perhatian konsumen atas CSR dalam keputusan yang mereka buat meningkat dari 36% pada tahun 1999 menjadi 62% pada tahun 2001 di Eropa (Becchetti dan Ciciretti, 2006). KPMG (2005) dalam Becchetti dan Ciciretti (2006) melaporkan bahwa pada tahun 2005, 52% dari perusahaan-perusahaan besar mempublikasikan laporan CSR. Lindrawati dkk (2008) menjelaskan bahwa di Indonesia konsep CSR sudah mulai disadari perusahaan-perusahaan besar, contohnya Program Community Development yang dijalankan hampir semua perusahaan besar maupun PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) oleh BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menjadi bukti bagaimana korporasi menerapkan konsep CSR, juga penerapan CSR oleh The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) yang memberikan perhatian khusus di bidang pendidikan, lingkungan hidup dan sosial melalui program ”HSBC Kita”. Banyak perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan program CSR sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan (Warta Ekonomi, 2006 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). Pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Tuntutan akan transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola perusahaan yang baik, menuntut perusahaan untuk mengungkapkan informasi atas aktivitas sosialnya (Anggraini, 2006). Dengan pengungkapan informasi sosial perusahaan, maka masyarakat dapat mengetahui sejauh mana pelaksanaan aktivitas sosial perusahaan, sehingga hak masyarakat untuk hidup aman, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi. Cowen dkk (1987) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan
3
citra perusahaan dan meningkatkan penjualan. Dengan meningkatnya penjualan maka akan berdampak pada meningkatnya laba usaha perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan (Meriewaty, 2005). Dalam penelitian ini perusahaan yang diteliti adalah seluruh perusahaan yang terdaftar sebagai 100 Best Listed Companies 2008 menurut Majalah Investor. Penjurian Emiten Terbaik oleh Majalah Investor mengambil tema 3P, Profit, People dan Planet. Dalam penentuan emiten terbaik ini Majalah Investor memberikan nilai tertinggi pada kinerja keuangan, baik fundamental maupun teknikal. Pertumbuhan laba usaha merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja fundamental. Porter (1980) dalam Hamid (2001), merumuskan bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualan yang tinggi. Dari uraian di atas, maka penelitian ini bermaksud menganalisis pengaruh corporate social responsibility disclosure terhadap pertumbuhan laba usaha perusahaan. Penelitian ini akan meneliti mengenai pengaruh CSR disclosure terhadap pertumbuhan laba usaha perusahaan dalam jangka waktu tiga tahun. 2. 2.1
TINJAUAN LITERATUR
Corporate Social Responsibility Disclosure Corporate Social Responsibility (CSR) dianjurkan sebagai salah satu komponen kunci dalam kontrak sosial antara bisnis dan masyarakat (Kranz dan Santalo, 2007). Ekspresi seperti “CSR”, “Sustainability”, “Corporate Responsibility”, “Corporate Governance” (CG), “Environmental Social Governance” (ESG), dan “Corporate Citizenship” (CC), secara normal menggambarkan tanggung jawab dari suatu perusahaan terhadap stakeholder (Bassen dan Mayer, 2006). Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et. al., 1987 dalam Sembiring, 2005). CSR merupakan suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan (Wikipedia, 2009). CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
4
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Perusahaan yang terlibat dalam aktivitas sosial akan membuat produk atau jasa perusahaan menjadi lebih attractive dan menyentuh konsumen secara keseluruhan. Kondisi tersebut membuat perusahaan menjadi lebih menguntungkan (Hopkins, 2004 dalam Lindrawati dkk, 2008). Pada awal mengimplementasikan CSR akan meningkatkan biaya (cost) bagi perusahaan, namun keuntungan yang akan didapat perusahaan nantinya jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. CSR disclosure merupakan pengungkapan aktivitas-aktivitas CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan. Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Guthrie dan Parker, 1990 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). Menurut Gray, Owen dan Maunders (1988) dalam Sulistiyowati (2004), tujuan pengungkapan kinerja sosial perusahaan adalah: 1. Untuk meningkatkan citra perusahaan. 2. Untuk melaksanakan akuntabilitas suatu organisasi, dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara organisasi dan masyarakat. 3. Untuk memberikan informasi kepada investor. Instrumen pengukuran CSR yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005) yang juga digunakan oleh Sayekti dan Wondabio (2007), yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam tujuh kategori: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, sumber daya manusia (tenaga kerja), produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Total item CSR sebanyak 78 item. Checklist CSR Disclosures items dapat dilihat pada Lampiran 1. 2.2
Pertumbuhan Laba Usaha Tujuan dari sebuah organisasi dalam hal ini perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba (profit oriented). Laba usaha adalah kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi selama periode waktu tertentu (Warren, 2008: 24). Laba merupakan perbedaan antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba (Ediningsih, 2004). Laba usaha untuk periode waktu tertentu mempunyai pengaruh yaitu meningkatkan ekuitas pemilik (modal) dalam periode tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya, dilakukan dalam laporan laba rugi. Penyajian informasi laba melalui laporan laba rugi merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting, dibanding dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya atau menurunnya modal bersih. Informasi laba juga dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba dimasa mendatang (Lev dan Thiagrajan (1993) dalam Ediningsih (2004)). Pertumbuhan laba usaha yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak tidak termasuk items extraordinary, discontinued operations dan perubahan kebijakan akuntansi. Alasan penggunaan pertumbuhan laba sebelum pajak untuk
5
menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis. Alasan dikeluarkannya items extraordinary, discontinued operations dan perubahan kebijakan akuntansi untuk menghindari elemen yang mungkin menyebabkan pertumbuhan laba meninggi dalam suatu periode yang tidak akan timbul dalam periode lain (Machfoedz, 1994 dalam Ediningsih, 2004) Menurut Simamora (2000), laba suatu perusahaan dari tahun ketahun dapat meningkat atau mengalami penurunan. Peningkatan laba yang stabil dari suatu perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan baik. Demikian juga sebaliknya, penurunan laba dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan kurang baik. 2.3
CSR Disclosure dan Pertumbuhan Laba Usaha Secara umum perusahaan dapat mengambil tiga tindakan yang berbeda sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tanggung jawab sosial (Mackey et. al., 2005): (1) perusahaan yang saat ini tidak terlibat dalam aktivitas CSR dapat memulai untuk melakukannya, (2) perusahaan yang saat ini melakukan aktivitas CSR dapat menghentikannya dan (3) perusahaannya dapat tetap mempertahankan kebijakannya saat ini yaitu perusahaan-perusahaan yang saat ini melakukan aktivitas CSR dapat melanjutkan dan yang tidak melakukan aktivitas CSR tetap tidak melakukan. Hubungan antara pengungkapan informasi sosial perusahaan dan profitabilitas telah dipostulatkan merefleksikan pandangan bahwa respon sosial merupakan salah satu hal yang penting untuk meningkatkan laba perusahaan (Bowman dan Haire (1976) dalam Sulistiyowati (2004)). Bukti ilmiah dan reaksi konsumen memberi sinyal kepada perusahaan bahwa partisipasi dalam CSR mendapat penghargaan, dampak dalam kinerja yang meningkat (Udayasankar, 2007). Lindrawati dkk (2008) mengatakan bahwa CSR membantu perusahaan memperoleh kelangsungan kinerja ekonomi dan keuangan yang kuat bagi jangka panjang. Dengan mengimplementasikan CSR secara tidak langsung perusahaan telah meminimalkan biaya implisit dari tindakan tak bertanggung jawab perusahaan (irresponsible acts). Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). Balabanis, Philips, dan Lyall (1998), menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berhubungan positif dengan kinerja keuangan perusahaan (gross profit to sales ratio/GPS). Kesimpulan dari penelitian Goukasian dan Whitney (2007) dalam Lindrawati dkk (2008) mengidentifikasikan bahwa perusahaan yang mengeluarkan biaya untuk bertanggungjawab secara sosial dan etis tidak menyebabkan trade-offnya (pertukarannya) negatif dan tetap dapat menampilkan kinerja sebaik perusahaan lain yang tidak mengimplementasikan CSR. Perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan CSR terbukti mengalami peningkatan laba (Pekkarinen, 2006 dalam Desy, 2008). Penelitian Lindrawati dkk (2008) menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, namun berpengaruh secara signifikan terhadap
6
ROI. Penelitian Apridita (2009) menunjukkan bahwa pengungkapan informasi sosial perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan 1 tahun ke depan dengan menggunakan instrumen ROA dan ROE. Penelitian Siregar dan Dahlia (2008) menunjukan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE 1 tahun ke depan. Artinya, aktivitas CSR yang dilakukan dan diungkapkan oleh perusahaan terbukti memiliki dampak produktif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan berarti semakin baik laba usaha perusahaan yang dihasilkan. Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H1: CSR disclosure berpengaruh tehadap Pertumbuhan Laba Usaha 3.
METODA PENELITIAN
3.1
Data dan Pemilihan Sampel Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan yang terdaftar sebagai 100 Best Listed Companies 2008 menurut Majalah Investor, tahun 2004 yang dipublikasikan melalui internet dan data mengenai pertumbuhan laba usaha selama 3 tahun yaitu tahun 2005, 2006 dan 2007 yang terdapat di Majalah Investor. Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan beberapa kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan perusahaan tahun 2004 di internet (www.idx.co.id). Terdapat 59 perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan perusahaan tahun 2004. Proses penentuan banyaknya sampel disajikan dalam Tabel 1: Tabel 1 Penentuan Jumlah Sampel Kriteria Perusahaan yang terdaftar sebagai 100 Best Listed Companies 2008 menurut Majalah Investor Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan tahun 2004 Total sampel yang digunakan
Jumlah 100 (41) 59
7
3.2
Pengukuran Variabel
3.2.1 Variabel Independen: Corporate Social Disclosure Index (CSDIj) Informasi mengenai Corporate Social Disclosure Index (CSDIj) yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan klasifikasi pengungkapan informasi sosial perusahaan yang digunakan oleh Sembiring (2005) yang juga digunakan oleh Sayekti dan Wondabio (2007). Informasi-informasi sosial yang diungkapkan dalam pelaporan sosial perusahaan terdiri dari tujuh pengungkapan, yaitu lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, sumber daya manusia (tenaga kerja), produk, keterlibatan masyarakat, umum. Penelitian ini hanya terbatas pada data-data yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan tahun 2004 yang terdaftar sebagai 100 Best Listed Companies 2008 menurut Majalah Investor. 3.2.2 Variabel Dependen: Pertumbuhan Laba Usaha 3 Tahun 2005-2007 Pertumbuhan laba usaha yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba usaha selama tiga tahun (dalam persen) yaitu tahun 2005-2007. Dalam perhitungan ini, pertumbuhan satu tahun terakhir mendapat porsi nilai terbesar, 50 persen, sedangkan pertumbuhan dua tahun dan tiga tahun sebelumnya masing-masing 30 dan 20 persen (Majalah Investor, 2008: 58). Data-data mengenai pertumbuhan laba usaha diperoleh dari data yang tersedia pada Majalah Investor tahun 2008. 3.3
Teknik dan Langkah Analisis Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana. Analisis data yang diajukan dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, yang kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis. Untuk memudahkan dan efisiensi dalam komputasi data serta proses pengujian hipotesis, maka dalam penelitian ini digunakan aplikasi komputer statistik SPSS. 3.3.1 Statistik Deskriptif Untuk analisis kualitatif menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang menjelaskan dan menggambarkan karakteristik data agar hasil penelitian dapat memberikan gambaran yang jelas. Laporan tahunan dianalisis dengan menggunakan pendekatan dikotomi, yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSDI adalah sebagai berikut (Haniffa dkk (2005), dalam Sayekti dan Wondabio (2007)): CSDIj =
ij
nj
8
Dimana: CSDIj : Corporate Social Disclosure Index perusahaan j nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj = 78 item Xij : 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan. Dengan demikian, 0 < CSDI j < 1 3.3.2 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dalam sebuah model regresi diperlukan untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan atau bias dari asumsi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini hanya menggunakan uji normalitas. Uji Normalitas Hasil uji normalitas awal diperoleh angka signifikansi Kolmogorov-Smirnov 0,00 < 0,05 maka distribusi data residualnya adalah tidak normal. Karena tidak terdistribusi normal maka dilakukan normalisasi data dengan cara mengeluarkan datadata yang ekstrim sebagai penyebab tidak normalnya data. Untuk itu dilakukan uji outlier yaitu dengan mengubah nilai data semula menjadi data dalam bentuk nilai z (standardisasi data). Menurut Santoso (2002) bahwa jika sebuah data outlier maka nilai z yang didapat lebih besar dari angka +2.5 atau lebih kecil dari angka -2.5 yang berarti data tidak normal. Dari hasil uji outlier terdapat 9 emiten yang mempunyai data pertumbuhan laba usaha 3 tahun yang ekstrim yaitu: MIRA, META, AMFG, IKAI, RMBA, APIC, BNBR, BMTR, dan PUDP. Dengan demikian ke-9 emiten ini tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. 3.3.3 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pertumbuhan laba usaha. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen digunakan uji t. Uji t dilakukan pada tingkat signifikansi (α) 5%, dimana variabel independen dianggap memiliki pengaruh terhadap variabel dependen jika nilai probabilitas dari uji regresi (asymp.sig) < tingkat signifikansi α (0.05). Berikut ini persamaan regresi yang dipakai dalam pengujian hipotesis: Y= a+ bX + e Dimana: Y a b X e
: Pertumbuhan laba usaha 2005-2007 : Nilai konstan : Besar pengaruh : CSR index tahun 2004 : Error
9
4.
ANALISIS DATA
4.1. Statistik Deskriptif Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar sebagai 100 Best Listed Companies 2008 menurut Majalah Investor, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melaporkan atau mempublikasikan laporan tahunan tahun 2004. BEI merupakan pasar modal di Indonesia, yang juga dikenal dengan nama Indonesian Stock Exchange (IDX). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CSR index 2004 dan pertumbuhan laba usaha 3 tahun. Statistik deskriptif dari kedua variabel tersebut ditunjukan dalam Tabel 2 berikut: Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N CSR Index Pertumbuhan Laba Valid N (listwise)
50 50 50
Minimum ,04 -,3670
Maximum ,49 1,0555
Mean ,2262 ,334510
Std. Deviation ,11084 ,2943694
Sumber: Output SPSS, 2009 Berdasarkan statistik deskriptif diatas dapat dilihat rata-rata CSR indeks 2004 dan pertumbuhan laba usaha 3 tahun adalah sebesar 0,2262 dan 0,334510. Untuk ratarata dari indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada tahun 2004 dengan menggunakan sampel sebanyak 50 perusahaan sebesar 0,2262 atau 22,62%. Hasil penelitian ini sedikit lebih tinggi dari pada hasil penelitian Sayekti dan Wondabio (2007) dengan menggunakan sampel sebanyak 108 laporan tahunan perusahaan tahun 2005 yakni sebesar 0,201751 atau 20,18%. Dari 100 perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini, hanya 50 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dan sampel perusahaan yang digunakan berbeda dari penelitian Sayekti dan Wondabio (2007). Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis menemukan variasi praktek pengungkapan tanggung jawab sosial antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perhitungan proporsi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan jenis industri dapat dilihat pada Tabel 3:
10
Tabel 3 Proporsi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Jenis Industri Pertanian Aneka Industri Infrastruktur Perdagangan Industri Dasar dan Primer Industri Logam dan Kabel Rokok, Farmasi dan Keperluan Rumah Tangga Investasi dan Lain-lain Perbankan Sekuritas dan Reksa Dana Properti, Real Estate dan Konstruksi Restoran, Hotel dan Pariwisata Elektronika Asuransi Multifinance Sumber: Data sekunder yang diolah, 2009
Rata-rata Indeks CSR disclosure 0,47 0,41 0,21 0,18 0,32 0,16 0,31
Prosentase
0,17 0,24 0,23 0,17 0,23 0,24 0,09 0,08
17% 24% 23% 17% 23% 24% 9% 8%
47% 41% 21% 18% 32% 16% 31%
Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa praktek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan paling tinggi dilakukan oleh perusahaan dari jenis industri pertanian (47%), dan paling rendah oleh perusahaan dari jenis industri multifinance (8%). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dibidang atau berkaitan dengan Sumber Daya Alam telah memiliki kesadaran untuk melakukan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan sesuai dengan UndangUndang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 tahun 2007. 4.2. Pengujian Hipotesis Hipotesis-hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini diuji dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antar variabel, juga menunjukan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian regresi adalah sebagai berikut:
11
Tabel 4 Hasil Pengujian Regresi antara Variabel Independen dan Variabel Dependen Coefficientsa
Model 1
(Constant) CSR Index
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,233 ,095 ,448 ,378
Standardized Coefficients Beta ,169
t 2,454 1,187
Sig. ,018 ,241
a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
Sumber: Output SPSS, 2009 Dari hasil analisis regresi sederhana menunjukkan: Y = 0,233 + 0,448 X + e Dimana: Y = Pertumbuhan laba usaha X = CSR index e = Error Karena nilai probabilitas dari uji regresi 0,241 > tingkat signifikansi α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara CSR disclosure terhadap Pertumbuhan Laba Usaha 3 Tahun. Tabel 5 Model Summary dari Hasil Analisis Regresi Model Summaryb Model 1
R ,169a
R Square ,029
Adjusted R Square ,008
Std. Error of the Estimate ,2931486
a. Predictors: (Constant), CSR Index b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
Sumber : Output SPSS, 2009 Nilai R sebesar 0,169 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara CSR disclosure dengan Pertumbuhan Laba Usaha. Nilai R square sebesar 0,029 atau 2,90% menunjukkan bahwa hanya 2,90% pengaruh pertumbuhan laba usaha dapat
12
dijelaskan oleh variabel CSR disclosure. Sementara sisanya 97,10% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hackston & Milne (1996) dalam Anggraini (2006) menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba usaha perusahaan. Pada penelitan-penelitian sebelumnya CSR disclosure berpengaruh secara sigifikan pada profitabilitas 1 tahun ke depan. Dalam jangka panjang, CSR disclosure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba usaha karena peningkatan laba usaha pada tahun-tahun berikutnya belum tentu dipengaruhi oleh pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan pada tahun tersebut. Pada beberapa perusahaan sampel tingkat pengungkapan CSR yang tinggi tidak diikuti oleh pertumbuhan laba usaha yang tinggi, contohnya pada perusahaan Wahana Phonix Mandiri Tbk, indeks pengungkapan CSR sebesar 0,35 atau 35% sedangkan pertumbuhan laba usaha 3 tahun adalah sebesar -2,40%. 5.
PENUTUP Sebagian besar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah memiliki kesadaran untuk melakukan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan, walaupun dengan tingkat pengungkapan yang masih relatif rendah. Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa pengungkapan informasi sosial perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba usaha perusahaan. Untuk melakukan CSR, manfaat dari melakukan tindakan tersebut harus melebihi biaya-biaya yang timbul karena alokasi sumber daya tambahan (Paul dan Siegel, 2006). Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dalam perhitungan pertumbuhan laba usaha tiga tahun berdasarkan kriteria yang digunakan oleh Majalah Investor. Penilaian CSR oleh Majalah Investor hanya berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap direksi emiten. CSR disclosure hanya mampu menjelaskan 2,9% variasi pertumbuhan laba usaha. Variabel lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba usaha seperti Operating Income to Sales/OIS, Operating Income to Net Income Before Taxes/OINBT, Earning Before Taxes to Sales/EBTS, Quick Asset to Inventory/QAI, Sales to Total Assets/STA, Current Assets to Total Assets/CATA, Operating Income to Total Liabilities/OITL, Current Liabilities to Inventory/CLI, Current Liabilities to Net Worth/CLNW, Total Liabilities to Current Assets/TLCA, Current Assets to Sales/CAS, Net Worth to Sales/NWS, dan Sales to Fixed Assets/SFA (Ediningsih, 2004). Untuk penelitian mendatang dapat mencoba mengkaji pemanfaatan CSR disclosure dikaitkan dengan tujuan pengungkapan kinerja sosial perusahaan seperti meningkatkan citra perusahaan, pelaksanakan akuntabilitas perusahaan, dan dapat memberikan informasi kepada investor (Gray, Owen dan Maunders, 1988 dalam Sulistiyowati, 2004). Dengan melakukan dan mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan tidak cukup untuk meningkatkan laba usaha
13
perusahaan. Untuk meningkatkan laba usaha perusahaan harus disertai dengan peningkatan kinerja teknikal dan kinerja fundamental yang baik. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Fr. Reni. Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Anggraini, Nenny. 2007. Corporate Sosial Responsibility (CSR). Buletin Ekonomi, September 2007 Vol. XI No.2. Apridita, Nurina. 2009. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan). Balabanis, George, Phillips, Hugh C., Lyall, Jonathan. Corporate Social Responsibility & Economic Performance in the Top British Company: Are They Linked?. European Business Review, Vol. 98, No.1, 1998, pp. 25-44. Bassen, A. dan K. Mayer. 2006. The Influence of Corporate Responsibility on the Cost of Capital. http://ssrn.com/abstract=984406. 15 September 2009. Becchetti, Leonardo dan Rocco Ciciretti. 2006. Corporate Social Responsibility and Stock Market Performance. http://www.ssrn.com. Desy, 2008, how-important-is-csr, http://www.google.com. Diakses tanggal 9 Februari 2009. Ediningsih, Sri Isworo. 2004. Rasio Keuangan dan Prediksi Pertumbuhan Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Wahana Vol 7 No 1 Februari 2004. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hamid, ABD. Habbe. 2001. Studi terhadap Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan Prospektor dan Defender dan Hubungannya dengan Harga Saham: Analisis dengan Pendekatan Life Cycle Theory. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4, No 1, Januari 2001. hal. 111-132. STIE Yo. (Januari) : 40-56. Ihalauw, John JOI. 2000. Bangunan Teori, FE UKSW, Salatiga. Junaedi, Dedi. 2005. Dampak Tingkat Pengungkapan Informasi Perusahaan terhadap Volume Perdagangan dan Return Saham: Penelitian Empiris terhadap Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Juli-Desember 2005, Vol.2, No.2, pp.1-28. Kranz, D. F. dan J. Santalo. 2007. When Necessity Becomes a Virtue : The Effect of Product Market Competition on Corporate Social Responsibility. http://ssrn.com/abstract=997007. 15 September 2009.
14
Lindrawati, Nita Felicia, J.Th Budianto T. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Sebagai 100 Best Corporate Citizens Oleh KLD Research and Analytics. Majalah Ekonomi. Tahun XVIII, No.1 April 2008. Mackey, A., T. B. Mackey dan J.B. Barney. 2005. Corporate Social Responsibility and Firm Performance : Investor Preferences and Corporate Strategies. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=816425. 15 September 2009. Meriewaty, Dian dan Astuti Yuli Setyani. 2005. Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja Pada Perusahaan di Industri FOOD and BEVERAGES Yang Terdaftar di BEJ. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo. Nurlela, Rika dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Paul, Catherine J. M dan D. S. Siegel. 2006. Corporate Social Responsibility and Economic Performance. http://www.ssrn.com. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar. Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 2005. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi (Basis Pengambilan Keputusan Bisnis). Edisi 1. Jakarta : Salemba Empat. Siregar, Sylvia Veronica dan Lely Dahlia. 2008. Pengaruh CSR Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di BEI Pada Tahun 2005 dan 2006). Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Sulistiyowati, Firma. 2004. Pengungkapan Kinerja Sosial: Wujud Pertanggungjawaban Perusahaan Kepada Publik. Antisipasi Vol.8 No.1. FE Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Supramono, Intiyas Utami. 2004. Desain Proposal Penelitian Akuntansi dan Keuangan. Penerbit ANDI: Yogyakarta. Udayasankar, K. 2007. Corporate Social Responsibility and Firm Size. Journal of business Ethics. Warren, Carl S dkk. 2008. Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Salemba Empat: Jakarta.
15
Widayanti, Rita dkk. 2006. Manajemen Keuangan. Salatiga: Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. http://www.idx.co.id. Diakses tanggal 9 Februari 2009 http://www.wikipedia.co.id. Diakses tanggal 24 Maret 2009 http://id.wikipedia.org/wiki/CSR. Diakses tanggal 16 September 2009