PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PATI
TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota
oien: SUCIATI L40005063
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2006
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PATI
Tesis diajukan kepada Program Studi Magisler Teknik Pembangunan Wilayah dan Kola Program Pasca.sarjana Universitas o·ponegoro
Oleh: SUCIATI L40005063
DiaJukan pada Sidang Ujian T esis Tanggal 27 November 2:>06
Dnyatakan Lulus Sebagai Syarat Memperolch Gefar Mag·ster Teknik
Semarang 27 November 2006
Pembfmbi~g Pendamping
Ir Hadi Wahyono. MA
Ir.
omo.CES,O]A
-f.'i ii
PERNYATAAN Dengan ini saya tnenyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suaru Perguruan Tinggi, Sepanjang pengetahuan saya.juga tidak terdapat karya arau pendapat yang pcrnah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diakui dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila dalam Tesis saya ternyata ditemui duplikasi,jiplakan (p'agiat] dari Tesis orang lain!Jnstitusi lain maka saya bersedia menerima sanksi untuk dibatalkan kelulusan saya dan saya bersedia melepaskan gelar Magistcr Teknik dengan penuh rasa tanggungjawab.
Semarang. November 2006
SU CIA Tl NlM l4D005063
UJ
Scanduinyll se11111a polton-pohonan di bumi dijadika11 pen« clan luutan 111e11j11di tintanya, sesudah kering ditambah /agi dengon t11j11h lautan, semuanya akun kering, 11a1111111 tak ukan habis-habisnya Ka/am A/fall ditutiskan. Ses1111gg11h11y11 !11/tih Maha Kaasr1!11gi1\111/ia Bijaksana {luq111aJ1:27).
Tesis ini kupersombahku» 1111t11k: lb11111111 8ap11k Adlk-adikku Kep1mak1111-kepo11ak1111k11
iv
ABSTRAK Pendekatan baru dalam penataan ruang menwnut pemeriutah berperan Jala111 menggali dzn mengembangkan visi secara bersama antara Pemerintah dan kelompok masyarakat di daerah dalam merumuskan wajah ruang di rrasa depan, srandar kualitas ruang, dan aktivltas yang diinginkan atau dilarang pada suaru kawasan yang direncanakan. Proses penyusunan Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Pati Tahun 2005-1014 ielah dilaksauakan 11atla tahun 2004 yang lalu. Pada proses peayusunan tersebut unruk pertama kalinya telah dilaksanakan dengan mcnycrtakan metode panisipasi rnasyarakat, yaitu dengan cara rnelakukan penjaringan aspirasi ~}'arakat den seminar rancangan rencara bersama rnasyarakat. Meskipun begitu, masih juga dijumpai permasalahan penyimpangan terhadap pemanfaatan rencana tata ruang, Berdasarcan hal tersebut, maka tujuan pcnelitian ini adalah untuk ruelakukan kajian bentuk dan tingkat µrtisipasi masyarakar sena faklor-faktor yang mempengaruhinya dalam proses penyusunan rencana umum tata ruang Korn Pali. Penetitian ini mcnuikbcratkan pada pcnclitian lapangan dan metode yang digunakan dalam studi ini adalah deskriptif analisis kualitatif dan kuantitatif. Data rennama diperoleh da:i responden dcngan teknik purposn:e sarap/;ng. didasarkan dari kuesioner dan hasil wawancara sebagai data primer. disampiog ilu juga dilengkspi dengan data sek.mder. Hasil kajian penelitian :nenunjuklan bahwa kebjjakan penyusunan rencana umum tata ruang Kola Pati pada prakteknya iemyata terdapai beberapa perbedaan dcngan norrnatifnya. Bentuk partisipasi masyarakar didominasi oleh bemuk sumbungan rnasukan/samn'usul dan sumbangan iaformasi/dara. Tingkat partisipasi rnasyarakat mcnurut tipologi Arnstein masuk dalam kategori Consultanon (kon.sultasi). yang merupakan tangga keempat dari dclapan tangga partisiposi masyarakat dari Amstein atau termasuk dalam derajad tokeuisme/pengbargaan. Bentuk panisipasi dipeagaruhi oleh faktor penghasilan dan peran konsultan. scdangkan tingkat panisipasi dipeagaruhi oleh faktor pcndidikan, penghasilan, dan peran konsultan. Pcran stakeholder masih didominasi oleb peran pemerintah, sedang pcran swasta dan masyaracai relatif kecil. Karena adanya ketidaksesuaian proses partisipasi :crsebut mengakibatkan rencana tata ruang belum sepenuhnya digunakaa sebagai acuan pembangunan oleb pemerintah, swasra, dan masyarakar, Dapat disimpulkan bahwa metode partlsipasi masyarakai dalam pcnyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati, baru merupakan sebuah kewaiiban yang hams dilaksanakan oleh pernerintah, karena runtutan desenrralisasi dalam otonomi daerah yang menghcndaki FCmLTintah berperar. l>:nama stakeholder lain dalam perencanaan pembangunan. Sedangkan tujuan pemberdayaan ma;)'llnkai yang ingin dicapai dcngan partisipa>i itu ~ndiri bclum dapat tel\\lljud. Jadi ~ar tujuan p:ogram pembanguJ1an yang melibatkar. partilipasi masyardkat dapal tercapai clan rencana tala ruang yru:g d:hasilkao dapat digunakan secara penul1 sebagai acuan dalam pembangun3Jl, maka perlu ditera;>kan prinsip transparansi pada sc:iap tahap dar. diadakan perbaikan ;>ada proses pelaksanaan kebijakan pcmerinrnh, seb,.gnimana konsep ideal t11ng berl;ik~ secara nonnatif. Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Penyusun•n RenC3oa Tata Ruang
v
ABSTRACT A new approach in the spaual planmng. demands government lo actively looki•g and aeveloping join: vision between G01•emme11/ and local co1111m111il)' groups - in .f(,r1nulatlng urban face in the _fu:ure~ space qua:ity standard and also
expected and probibitedaaivtsy In pla~ned area. The 11rban spatial p:an11i11gof Pall 111 the year of 2005201 •I has co11d11c1<~/ in 1004. This pla1111ingprocess, for the first time, has been carried 0111 wul: co11w1tmil)' panicipation method by embracing the commwmy aspiranan and held a
seminar 10 design and plan together with ;:Q11l.'nunft}: However II ssil! has some deviation in the spatial plan U$agc. Based rJ1 this process, 1Jrisresearch K'as aimed to conduct the Stt1d)• ofcon;muirity participationform and level mid also 11 'r i11j/11m-::i11gfacu>rs in 1/ie Pati urban SJJGJial planning. This researchpressure ,..as"'' 1/ie field research and the method used in thts SI udy was descriptive anatysis bmh qualitative am! qumrrinriw. The data particularly obtained from respondent by purposive sa1:,pl.ingtechnique. basedrJJ th.:t questionnaire and interview
as primary datu, and completed with secondary' data: The research study sliows that in proaice, the pn!icy of Pati urban spatial pfil1111irig different from it 's normoiive Jann. T11e commumty participation form was dominated hy inputlsug!festiorlide:is and in.for1t;atian!dcJa contribution TJ1t~ con1n1uni1J: participation level according to Arnstein is in the Consultation level, which is the fourtl: leve! from the eig,~r ocnicipation ladder from Arnstein. or used to called tokenls1nlappreciationdegree. The form of parncipation is infiutne.ed b)· incomefoctor and consultant roles, while the participation level is mffaenced by education, income foctor and consultant roles The sr(r}(eholder rotes is still dominated i>)' government roles, while for private sector and cw11n1u11i1;· roles themselves is uil! law. Because of the inappropriate participation process. tbe urban plan can be folly used as a reference of developmentfor
government, privatesector and community. Therefore. can be concluded that the ::OOl!llUllll)'participation method i11 the Put! urban spmio! pl<mning is an obligation should be carried out by government. because of the decentrulizattondemand in the loco/ OldO'IOIJtol:S !!:TO !/tat requires the government 10 share the development pla1111i1:g with other stakeholders .. 45 for rhe community empowerment objecuvc itself con be realized ret. Therefore, ii: order to achleve the development program involvmg rile community participation and to use the urban spatial plan complete!y as the development reference,there needs to applied the transparency principle in eve')' phase and to improve flit! government policy implemmtation process. as ideal concept goi.~g /1110 effect
normasively. Keywortls: Community Participation,Spatial Planning
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur pcnulis panjatkan kepada Allah SWT, karcna anugerah-Nya pcnulls dapat menyelesalkan Tesis ini sebagai salah saru syarat untuk menyelesaikan studi Magister Teknik Pcmbangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponcgoro. 'I'esls ini berjudul: "Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rcncana Umum Tata Ruang Kota Pati" Pengamhilan tnpik ini rtidasari pcmikiran bahwa di era otonomi dacrah, pcrcncanaan program pernbangunan tcrmusuk didalamnya perencanaan tara ruang mengheudaki adauya partisipasi rnasynrakat. Dcngan pendckatan partisipasi
masyarakat dalam penyusunan rencana tata ruang, dlharapkan akan mcningkatkan rasa mcmiliki masyarakat (sense ofbeloni;mg) tcrhadap program pemanfaatan ruang yang sejalan dengan terakomodasinya asolrasi masyarakut dalam program penataan ruang tcrscbuc Dengnn selesainya Tcsis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak
tcrhingga kepada: l. Prof. Dr. Ir. Sugiono Soetomo, CES, DEA sclaku Keiua Program Studi yang tclah rncmbcnkan kesemparan kcpadu penulls untuk belajnr di MTPWK. 2. lr. Holi Bina \Vijnyn, MCM selaku vlentor yang tclah rncnycdiukan wuktu, memberlkan blmblngan dan arahan. 3. Ir. I ladi Wahyono, MA. sclaku Co Mentor yang telah mcnycdiakan waktu rnemberikan bimbingan dan arahan. 4. Ir. Nuni Yuliastuti, MSP selaku Dcscn Pcmbahas Tcsis, ynng rclah memberikan masukan yang sangat berarti bag] pcnycmpurnaan Tesis,
5. Ir. Sunarti, MT sclaku Dosen Penguji Tesis, ya11g tcluh mcrnhcrikau masukan yung sangat berarti hagi pcnycmpurnaan Tesis. 6. P11ro doscn pengampu yang telah memberikau ilmu-llmunya tcntang pcmbangunan wilayah dun kota. 7. Pihak BAPl'cNAS, aras beaslswa pcndidikan untuk program Maglster di Universitas Diponcgoro.
8. Seluruh karyawan Program MTl'WK Universitas Dipenegorc. 9. Scluruh rekan MTPWK Angkatan XXYlll {HAPPRNAS 11) yang udak pcrnah
tcrlupakan alas scluruh rasu persahabatan selama ini. 10. Scluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang Lelah mernbantu sejak penelitian hingga selesainya Tesis ini. Tesis iui masih jauh dari kcscmpuruaan, untuk itu dengan segala kerendahan liati pcnulis mcmbuka diri bagi saran-saran agar Tesis ini menjadi lebih haik dan terutama agar berruanfaat bagi pcrkcrnbangan ilmu pcngutahuan.
Semarang, November 2006 Penulis, Suciati vii
DAfTAR ISi
HA LAMAN JUDUL
.
HALAi'vtA.N PE:"IGESAHAI.:................................................................................ LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAf'1
II Ill
iv v
ABSTRAK ABSTRACT...........................................................................................................
VI
vii
KAI.A PENUAN.IAR
DAPT AR ISi DAFTARTABEL DAFT AR GAMBAR ····································································~······················· DAFT AR LAMPI RAN ............................................................................•.............
BABI
VIII
xi xii xiii
PENDAHULUAN 1.1. Latar Bclakang . 1.2. Pemmusan Masalah . 1.3. Tujuan dan Sasaran Pcnclitian . 1.3.1. Tujuan Peoelitian . I .J.2. Sasaran Penelitian .. . . . . .. . . . . . . 1.4. Ruang Lingkup Penelitian , . . .. . .. 1.4.1. Ruang Lingkup Substansial ............•.................. ,. l.4.2. Ruang Lingkup Spasial .. .. .. . . . . . .. ... . . .. .. . .. ..... .. .. . 1.5. Kerangka Pcmikiran ...............•..... ...•...... ..
1.6. Pendekatan dan Metoda Penelirian l.6.1. l.6.2. 1.6.3. l.6.4.
9 9 9
I0 10 11 11
, . . . .. . l 6
Pendekatan Penelitian . . . .. .. .. ..•... .. . . .. Metoda Pcnelitian .. .. .. .. . . Keburuhan Data . .. .. . .. . . .. .. ... . . .. .. .. . . Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data . .. . . . .. .. . 1.6.4.1. Teknik Pengumpulan Data......................... 1.6.4.2. Teknik Pengolahan Data . . . .. .. .. .. . 1.6.5. Tcknik Pcnyajian Dara 1.6.6. Teknik Sampling............................................... 1.6.7. Tcknik Analisis , .. . .. . . .. 1.7. Sisrimatika Penulisan .. .. ..
DAD U
7
.. . I 6 . 16 . 17 19 19
20 21 22 24 . 30
PARTJSIPASI MASYAHAKAT DALAl'\1 PENYUSUNA."I
REXCANA UMUM TATA Rt.:Al~G KOTA 2.1. Partisipasi Masyarakat .. .. . .. .. . .. . .. .. .. . . . .. .. . . . 31 2.1.1. Pengertian Partisipasi . ... . .. . .. .. .. .. . .. ... .... .. . . . . 31 2.1.2. Pcntingnya Partisipasi Masyarakar .. .. . . . . . . . 33 2.1.3. Fungsi dan Manfaat Partisipasi Masyarakat . 36 viii
2.1.4. Tipe-Tipe Partisipasi Masyarakat.. .. .. .. .. . 2.1.5. Bentuk-Beruuk Partisipasi Masyarakat 2. J .6. Faktor-Faktor yang Mernpengaruhi Partisipasi Masyarakat . ....
..
38 40
.. .. . . . . .. .... .. . . . . . . . .. ... .. ..
41
2.2. Tingkat Partisi pasi Masyarakat , . . . .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. 2.3. Tata Ruang .. .. .. . .. . . . . .. .. .. .. . 2 .3. J. Pcngcrtian Tata Ruang . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. . . .. 2.3.2. Perencanaan Tata Ruang 2.3.3. Penataan Ruang Kawasan Perkotaan .. .. .. .. 2.4. Ringkasan Teori .
44 51
51 52 57 60
BAB Ill KONDISI UJ\-JUM DAN PERENCANAA~ TA TA RUANG KOTA DI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATl 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Pati .. .. .. .. .. 3.2 Gambaren Umum Kecamatan Pati .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 3.2.1. Geografis . .. .. .. .. .. .. .. 3.2.2. Pcmcrintahau .. .. ..
3.2.3. Penduduk
, . .. ..
.. . . .. .
63 . 64 64 .. . 64
.. .. .. .. . 65
J.2.4. Topografi .. .. .. .. .. 3.2.5. Kelerengan .. .. .. .. .. .. 3.2.6. Pola PemanfaatanLahan .. .. 3.3. Tata Ruang Kota Pati .. .. .. .. .. 3.3.1. Perencanaan Tata Ruang 3.3.2. Kcgiatan Penataan Ruang Kora Pati
..
3.4. Rcncana Um um Tata Ruang Kofa Pati 3A. l. Tujuan Penataan Ruang Kora Pati 3.4.2. Konstelasi Kora Pati .. .. .. . .. .. ..
73 73 .. ..
.
3.4.3. Kcdudukan Kota Pati .. .. .. . 3.4.4. Pengaruh Kebijakan Sektoral dan Regional . .. .. .. 3.4.5. Konsep Pengembangan Tata Ruang Kora Pati .. 3.4.5.1.
3.4.5.2. 3.4.5.3. 3.4.6. Strategi 3.4.6.1.
Konsep Pengembangan Kora .. ... ..
.. .. ..
. 79 79 80 . 80
3.4.6.2. Kawasan Budidaya ..
.. 8 I
..
..
3.4.6.5. Sistcm Sarana Jan Prasarana . .. .. 3.4.7. Pembagian Bagian Wilayah Kora (BWK)
. 8I . 82 ..
83 ..
3.5. Proses Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kora Pati 3.6. Permasalahan Partisipasi Masyarakat dalam Proses Penyusunan Rcncana Umum Tata
ix
. 74 75 .. . . 76 .. . 77
.. 78
Konsep Struktur Tata Rw111i Kula .. .. Konscp Pola Pernanfaatan Lahan Pengembangan Tata Ruang Kota Pati Kawasan Lindung.... .. .. ..
3.4.6.3. Struktur Tata Ruang 3.4.6.4. llirarki Pusat Pelayanan
67 . 68 68 71 71 71
..
. 83
. 85
Ruang Kota Pati .. ..... ....... . 91
BAB IV
ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RE~CANA IJMUMTATA RIJANG KOTAPATI 4.1. Annlisis Kebijakan Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kora Pa1i 4.2. Annlisis Bentuk Panisipasi Masyarakat 4.2.1. Bentuk Panisipasi Masyarakat pada Tahap Pcnjaringan Aspirasi Masyarakat l 4.2.2. Dentuk Panisipasi Masyarakat pada Tahap Penjaringan Aspirasi Masyarukat II 4.2.3. Bentuk l'artisipasi Masyarakat pada Tahap Seminar Rancangan Rencana
101 I 02 I 04
4.2.4. llentuk Partisipasi Masyarakat pada Seluruh Tahap 4.3. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat 4.3.1. Analisi« Tingkat Kehadiran dalam Rapat/Pcrtcmuan 4.3.2. Analisis Keaktifan Mengemukakan Masukan/Saran/
105 I 08 108 111
Usul
4.3.3.
95 100
Analisis Keterlibatan dalam Mcnctapkan Konscp Rcncana
I 14
4.3.4. Analisis Keterlibatan catam Mcmbcrikan Pcrsciujuan Tcrhadap Rancangan Rcncana 4.3.5. Analisis Tingkat Pnrti~ip;isi vlasyarakat Kcscluruhan 4.4. Analisis Faktor-Faktor yang M•111pc11garuhi Partisipasi Masyaraknt 4.4.1. Analisls Fakror-Fakror Internal 4.4.2. Analisis Fakror-Faktor Ekstcrnal
I 16 119 123 123 127
4.4.3. Analisis Hubungan i\ntara ra~1or-Fak1or dengan Bentuk dan Tingkat Partisipasi Masyorakat
132
4.4.3.1. Hubungan Antara Faktor-Faktor dengan Beruuk Panisipasi 4.4.3.2. Hubungan Antara Faktor-Faktor dengan
133
Tingkat Partisipasi 136 4.5. Analisis Peran Stakeholder dalam Pcnyesunan Rcncana Umum Tara Ruang Kora Pali 140 4.6. Analisis Tingkat Panisipasi Terhadap Hasil Pernbangunan 148 4. 7. Analisis Komprebensif Panisipasi Masyarakat 152
J.lAll V
KESIMI'UL&',' DAN REKO.\'IE.'\'DASl 5.1. Kesimpulan 5 .2. Rckomcndasi
167 169
DAFTAR l'USTAKA LA.VU>!RAN . . . . .. .
171 . .. .. .. .. .
.
.
.
x
..
.. .. . .. . .
. . .. . . . . .. . I 76
DAFT AR TABEL
Tabd I. I. Tabet 1.2. Tabcl 1.3. Tabcl I I. I. Tabet 11.2.
Tabd rTl.l. Tabcl 111.2.
Analisis Pendekaran Pcncli:ian 'l'abcl Kcbutuhan [},11a .•.••••••••••••••••..•••••••...••..••••••................•........ Data Jumlah Rcspondcn Penduduk Skala Analisis Pani~ipasi Masyarakai .. .. . .. . .. .. Rumusan Kajian l.itcratur Panisipasi Masyarakat Dalarn Pcnyusunan Rencana Tata Ruang... .. . .. .. .. . Jumlah Penduduk Tiap Dcsa/Kclurahan di Kecamaian Pati Tahun 2004 . . . •.... .. . . .. •.. .. . . .. . . . .. Pcnduduk Usia Produktifdan Tidak Produktif Kecamaran Pari Tahun 2004 .• .. ...•...... .• . . . . .. . .. .. . . . .. ..
Tabcl 111.3.
Penggunaan Lahan di Kecarnatan Pa1i Tahun 2004 ..
Tabel
Pclaku-Pclaku
111.4.
Tabel IV. I. Tube! IV.2. Tabel IV.3. Tubel
I V.4.
Tabcl lV.5. Tabcl IV.6. Tabel IV.7. Tabcl IV.8. Tabet IV.9.
Tabet IV.10 Tabet IV. I I. Tabet tV.12. Tabet IV.13.
Tabet IV.14. Tabcl [V. t 5.
Tabel IV.16
17 .
IR 23 49
61 . 65 . 66
69
yang Berperau dalam Proses Penyusunan
Rencana Umum Taia Ruang Kora Pati . .. .. . .. Pcrbandingan Proses Pcrtisipasi Masyaraka1 dalam Penyusunan
90
RUTRK Pati antara Permendagri dan Dalam Praktcknya Distribusi Frckuensi Bentuk Panisipasi Masyarakat pada Tahap Pcnjaringan Asplrasi ~o.~yarokot I Distribusi Frekucnsi Bentuk l'anisipasi Masyarakat pada Tahap Pcnjaringan Aspirasi Masyaraka; II Disrribusi Frekuensi Benruk Partisipasi 1asyarakm pada Tahap Seminar Ra11cauga11 Rencana Benruk Partislpasi Masyarakat dalam Penyusunan Rencana U111um Tata Ruang Kola Pati Tingkat Kehadiran dalam Rapat/Pencmuan pada Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Pali Tingkat Keaktifan Mengcmukakan Masukan!Saran/Usul pada Pcnyusunan Rencana Um um "I ala Kuang Kota Pari Tingkat Kctcrlibatan dalam Menetapkan Konsep Rencana pada Penyusunan Rcncana Umum Tata Ruang Kota Pati Tingkat Kererlibatan M::mbcrikan Persctujuan terhadap Rancangan Rencana pada Penyusunan Rencana Umum Tuta Ruang Kola Pali Tingkat Partisipasi Masyarnkat dalam Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Pati Distribusi Frekucnsi Faktor-Faktor lnternal Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Eksternal.; Hasil Perhitungan Chi Square (:(2) dan Contingency Coefficient (Cq Bcn
9G
xi
I0t
I 03 105 IOG
l 09 t 12 t 15
t t7 t 20 t 23
t28 133 t 37
142 164
DAFTAR GAMBAR
Gambar Gambar Gambar Gambar Garubar Garnbar Gambar Garnbar
I. I 1.2. 1.3. 1.4. 2.1 1.1
Peta Kedudukan Kora Pati dalam Wilnynh Kabupatcn Pati . . Peta Administrasi Kora Pati .. . . .. .. . .. . Kcrangka Pemikiran Kerangka Analisi; Penelitian Oelapau Tangga Tingkat Panisipasi Masyarakat.. Din gram Batang Jumlah Penduduk Kccamatan Pati Tahun 2004 3.2 Diagram Luas Wilayah Kecamaian Pati Berdasarkan Ketinggian , 3.3 Diagram Luas Wilnyah Kecamntan Pnti Bcrdassrkan
12 13 15 29 . . 44 67 .. . 67
Kelerengan . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. .. . .. . .. . . . . 68 Gamber 3.4 Peta Rencnnn Tota Guno Laban . .. .. . .. . .. . . . . . . . .. . 93 Garnbar 3.5 Peta Dagian Wilayah Koia (RWK) . ... .. .. .. . .. . . ... . 94 Gambar 4.1 Diagram Bcntuk Partisipasi Mas)'ara~at pada Tahap l'cnjaringan Aspirasi Masyarakat I I 02 Ga111b;1r 4.2 Diagram Bentuk Panisipasi Masyaraka; pada Tahap Pcnjaringan Aspirasi Masyarakat II . .. . .. .. . .. .. .. .. . .. . . . . J 03 Gambar 4.3 Diagram Bentuk Partisipasi Masyarakm pada Tahap Seminar
Rnncangan Rencana
I 05
Gambar 4.4 Diagram Uentuk Panisipasi Masyarakat pada Seluruh Tahap Gambar 4.5 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rcncana Umum Tata Ruang Korn Pai i Gamhar 4.6 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Tingkat Panisipasi Masyaraka; dalam Penyusunan Rcr.cana lJmum Tata Ruang Kola Pali Gambar 4. 7 Diagram Hubungan Antara Kebijakan l'enyusunan Rencana Umum Tata Ruang dcngan Bentuk, Tingkat, Faktor Pengaruh, Peran Stakeholder dan Hasil Pembangunan
XII
I 06
136 140
165
DAITAR LAMPTRAN
LA~1'PfRAN A
LA.\1PIRAN B LAVIPIR..1,NC LA'v!PIRAN D
Kuesioner dan Pedoman Wawancara Tabulasi Data Hasil Kuesioner Foto-Foto Kcgiatan Penelitian Hasil Perhitungan SPSS Distribusi Frekuensi..
xiii
,
I 76 184 189 192
BABl PENDAHlJLUAN
I. I Latar Bclakang
Suaru kota merupakan suatu bidang kajian yang sangat mcnarik, karcna kompleksitas permasalahau yang dimilikinya. Dua faktor utama dikenal sebagai deierminan
sifal dinamika
kehidupan
kota yang
sangat tinggi yaitu
Iaktor
kepcndudukan dan faktor kegiatan penduduk. Bertambahnya kegiatan penduduk di
kota yang dipicu olch rncningkatnya jumlah penduduk maupun tumutan kehidupan
masyarakat, telah mengakibatkan mcningkatnya vo.umc dan frckuensi kcgiatan penduduk, Konsekuensi keruangannya sanga: jelas yaitu rneningkainya 1u11tu1n11 akan ruang untuk mcngakomodasikan
sarana atau struktur fisik yang diperlukan urnuk
mcloksanakan kegiatan-kegiaian rcrsebut (Yunus, 2005:55-57). Menurut
Sujano
dalam
Soegijoko
et.al
(2005:2).
meningkatnya
pertambahan penduduk perkotaan yang disebabkau urbanisasi akan mempunyai dampak pada perubahan demogrufis perkotaan, pcrubahan sosial ckonomis kota, pcrubahan soslal budaya kota dan perubahan tisiografis kola Dan perubahan yang tcrjadi,
bcrimplikasi
kegiatan-kcgiatan
tcrhadap perubaban pada struktur ruang yang mewadahi
ckonomi masyarakat sehmgga menyebabkan perubahan spasiat
dan tun tu tan permintaan akan ruang umuk mewadahinya (Rukmana, 2005:12). Oleh karena itu, tidak dapai dibindari bahwa percepat.an perkernbangan Iisik kawasan mengarah pada fungsi dasar kota yang tercermin pada kehidupan ekonomi dan sosio politik, pada sifat-sitat fisik, dan tata ruangnya, dengan kata lain
2 terjadi pergeseran tungsl ruang (Branch, 1996:78). Ada tiga faktor utama yang menentukan perkembangan dan pcrrumbuhan
kora yaitn (Sujarto, 1989:33): I. Faktor manusia,
yang meliputi
pcrkcmbangan tenaga ker]a, status sosial,
pcrkcmbangan kemumpuan dun teknologi,
2. Faktor kegiatan rnanusia, yang meliputi
kegiatan kerja, kcgiatan
fungslonul,
kegiaran perekonomian kola dan hubungan kegiatan regional yang lcbih luas. 3. Faktor pergcrakan antar pusat kegiaran manusia yang saiu dengan yang lain yang mcrupakan pcrkcmbangan yang disehahkan nlch kcdua faktor pcrkembangan pcnduduk dan perkembangan fungsl kcglatan yang mernacu pola hubungan antar pusat-pusat kcgiatan, Kctigu fakior tcrscbut akan terwujud pada perubahan umunan kcbutuhan ruang. Rcncnna tata ruaug merupakan
insln1111~11
pcnting bugi pemeriruah,
schingga penerapan rencana harus mendapat kcsepakaran
sebagal wakil rakyar dan dukungan masyarakat, Rencann tata
ruang secara legal
mernpunyai
kekuatan mengikat
untuk
dipatuhi
balk oleh
maxyarakat maupun pemcrintah scndiri, schingga diharapkan proses pemanfaatan ruang dapat dilakukan sccara konsisten. Seuada dengan pendapat \Viranto (200 I :3), bahwa pelaksanaan pembangunan harus sesuai dengan rencana tata ruang yang tclah ditetapkan, agar dapat dihindari masalah: (I) ketidakscimbangan laju pcrtumbuhan antar daeruh; (2) ketidakefisienan pemunfantan sumberdaya alam don kemerosoton kualitas
lingkungan
hidup;
(Ji
ketidaktertiban
pcnggunaan
tanah;
(•I}
ketidakefisienan kegiatan ckonomi-sosial; dan (5} kctidakharmonisan intcraksi sosial ckonorni antar pcluku dalam pemunfaatan ruang.
3 Dalam
era
otonouri
sckarang
ini
diperlukan
perubahan
pola
pikir
pendekatan penataan ruang. Pola pikir pendekaian penataan ruang yang mcmandang masyarakat sebagai obyck peraturan yang homogen, perlu diubah
dengan
memandang masyarakat sebagai subyek peraturan dcngan kcanekaragaman peri laku. Pcndekatan haru dalam penataan ruang ini mcnuruut pemerintah berperan dalam rnenggali dan rnengembangkan visi sccara bersama antara Pemerintah dan kelompok
rnasyarakat di daerah dalam rnerurnuskan
wajah ruang di masa de pan, standar
kualitas r.uang, dan aktivitas yang diinginkan atau dilarang pada suatu kawasan yang direncanakan (I laeruman, 2004:2). Bcberapa issue strategik yang patut dipcrhatikan dalam kauannya pelibatan masyarakat dalam penataan ruang adalah (www.kimpraswil.go.id.
2002:4):
I. Kebijakan pemerintah yang belum sepcnuhnya berorientasi kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak tcrlibat langsung dalam pembangunan.
2. Kurang tcrbukanya para pelaku pembangunan dalam mcnyelenggarakan proses penataan ruang yang menganggap masyarakat sekedar obyek pembangunan. · '.l. Masih rendahnya upaya-upaya pemerintah dalam rnemberikan informasi tentang akuntabilitas
dari program penntaan ruang yang disclcnggerakan
masyarakat mcrasa pembangunan yang dilaksanakan
schingga
tidak memperhatikan
aspirasinya
4. Walaupun pengertian partisipasi rnasyarakat sudah mcnjadi kcpentingan hersama (co•11111<111 i11tcresl) akan tetapi dalam prakteknya masih tcrdapat pcmahamau yang
tidak sama. 5. Kurang optimalnya kemitraan atau sinergi antara swasta dan masyarakar dalam penyclcnggaraan pcnataan ruang.
4 6.
Persoalan
yang dihadapi dalarn hal pcrcncanaan partisipatif
saat ini antara lain
panjangnya proses pcngambilan keputusan,
Berdasarkan pengalaman tcrscbut, bahwa rendahnya pelibaran masyarakar dalam proses pcnaiaan ruang dapar mcngakibatkan dumpak negatif sebagai bcrikut: { 1) rendahnya rasa memiliki darl masyarakat atas program pcmbangunan kota yang
disusun, akibatnya kcbcrlanjutan (s11s1ainabi/i1y) dari program yang dilaksanakan lidak tcrwujud: (2) program yang tidak scsuai dcngan kebutuhan (fan knrakteristik rnasyarakatnya; (3) munculnya biaya transaksi (transaction ~·o.vt) yang sangal mnhal karena masyarakat kurang mcmahaml
tujuan dari program pembangunun
schingga
scrlngkali muncul pcnolakan mas program yang dilaksanakan. Menu rut Santosa dan I Icrocpocrrl (2005: I 0), dalam kontcks pcnaraa» ruang ada dua jcnis kcbuiuhan
yang mendasari partisipusi rnusyarakat yaitu keburuhan
fungs: ko111rol dt1Jt kebutuhan informasi dan dma sosinl. Partlslpasl masyarakm dulam
perencanacn 1ma ruang menjadl
pcnting
dalam
kerangka
percncanaan tata runng sebugai hul yang respousif
menjadikan
sebuah
Scbuah pcrcncanaan yang
responsi f menurut Mc. Connel ( l 981) adalah proses pcngam bi Ian keput usan tentang perencunaun
tata ruang yang tanggep pada prcfcrcnsi
serta kebutuhan
masyarakat
yang
perencanaan
diimplcrncntasikan,
potensial
rerkcna
dampak
apabila
dari
tersebut
Untuk mencapai perencanaan yang responsif, maka kctcrlibntan
masyarukat harus dilakukan sejak awal proses pcrcncanaan itu sendiri yaitu sejak tahap idcntifikasi
pcrmasaluhan, aspirasi serta kebutuhan sampai dengan tahap
pe lnksanaan rencana tata ruang. Dengan adanya proses pclibatan masyarakat rnulai dari tahap percncanaan, pemanfaatan,
dan pcngendalian pemanfaatan ruang akan rnuncul suatu sistem
evaluasi dari kegi a tan penataan ruang yang telah dilakukan dan mcnjadi masukan
5 bagi proses penataan ruang selanjutnya. Dcngan pcndekatan partisipasi rnasyarakat diharapkan terciptanya kesepakatan dan aturan main di masyarakat dalam rangka rnewuiudkan keadilan sosial d isebabkan program pcnataan ruang yang disusun scsuai dcngan aspirasinya. Sclain itu juga meningkatkan rasa memiliki rnasyarakat (sense of belonging)
terhadap
program
pemanfaatan
ruang
yang
sejalan
dengan
terakomcdasinya aspirasi mereka dalam program penaraan ruang tersebut, yang pada akhirnya
dapat
terwujud
pembangunan
yang
efisien
dan
efektif
(www.kimpraswil.go.id, 2002:34). Partisipasi masyarakat dalam sistem penataan ruang diperlukan karena: (I) pada tahap perencanaan, masyarakat paling tahu apa yang mereka butuhkan, dengan demikian
mcngarahkan pada produk rencana tata ruang yang optimal
proporsional untuk bcrbagai
kegiatan,
sehingga
terhindar
dari spekulasi
dan
dan
disuibusi alokasi ruang yang berlebihan untuk kcgiatan tcrtcntu; (2) pada tahap pernanraatan, masyarakat akan menjaga pendayagunaan ruang yang scsuai dcngan perunrukan dan alokasi scrta waktu yang direncanakan, sehingga terhindar dari konllik pemanfaatan ruang: (3) pada tahap pengendalian,
masyarakat mcrasa
memiliki dan bertanggung jawab dalam menjaga kualitas ruang yang nyaman den serasi serta berguna unruk kelanjutan pembangunan (Ibrahim, 2004:4). Mcncmpatkan masyarakat untuk bcrpartisipasi dalam pcrcncanaan dan mcmutuskan altcrnatif rcncana mcrupakan suatu langkah untuk mcnjadikan rcncana, khususnya dalam hal ini tata ruang, scbagai rcncana kcpunyaan masyarakat, Schingga pclanggaran terhadap rcncana adalah menentang kesepakatan masyarakat, bukan terbatas menentang kepurusan pemerintah dacrah (Haeruman, 2004:2). Partlsipasi masyarakat dalarn penataan ruang telah diatur dalum UndangUndang 24 Tahun 1992 tentang Penaraan Ruang, Pasal 4 ayat (1) dan (2), Pasal 5
6 ayat (1) dan (2). serta Pasal 12 ayat (I) rnasyarakat
dan (2). Keteruuan
ientang pclibatan
dalam penataan ruang diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pcmerintah
Nomor 69 Lahun 1996 tentang pclaksanaan hak dun kewajiban scrra bentuk dan tata cam reran serta masyarakat dalam penataan 11Ja11g dan Peraturan Menteri Dalam Ncgcri l\omor 9 Tahun 1998 tentang tata cars peran scrta masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang di dnerah. Proses penyusunan Rcvisi Rcncana Umum Tata Ruang Kuta Pati Tahun
2005-2014 rclah dlleksanakan
pada tahun 2004 yang lalu. l'au~ proses penyusunan
icrsebut untuk pcrtama kallnya tclah dllaksanakan
dengan menyertakan mcrode
partisipas: masyarakat, Rcncana Umum Tnta Ruang Kota Pati yang dahulu hernama kcncana lnduk Kora (RIK) Pati penama kali disuson pada tahun anggaran 198411985
dan telah ditetapkan dcngan Pcraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1985. padn tahun anggaran 199311994
Kcmudian
dibunt Rcvisi tcrhadap Rencana Induk Kora dan
terakhir pada tahun 2004 dibuat Revisinya kembali yang sekarang beruama Reucaua
Lmu111 Tutu Ruang Kota Pati. Pada sant penyusunan mcnggunakan Undang-Undang
RIK
tahun
I 984il 985 dan 19931 I Y94 belum
mctode partisipasi mnsyaraknt. meskipun
pada tahun 1993 tclah ada
24 Tahun 1992 akan tetapi peraturan pelaksanaannya belum ada,
karena Peraturan Pemerintah 69 haru terhit tahun 19% dan Permendagri 9 baru rcrbh tahun 1998. Maka pada penyusunan rcvisi RUTRK tahun 2004 untuk pertama kalinya di Kabupaten Pati telah digunakan mcrodc partisipusi masyarakat yaitu dcngan cara mclakukan pcnjaringan aspirasi masyarukat dan seminar rancangan rcncana bersama masyarakat, Penjaringan aspirasi masyarakat dilaksanakan dua kali yait« bertujuan untuk
mendapatkan
masukan
dalam
penentuan
arah
pembangunan
dan
7
pengidentifikasian berbagai potcnsi dan masalah pcmbangunan kota. Dan Seminar rancangan rencana bertojuan untuk mcndapatkan masukan dalam perumusan rencana
tata ruang kola clan pemberian informasi, saran, pcrtirnbangan atau pcndapat dalam penyusunan straregi dan arahan kebjjakan pernanlaatan ruang, scmua kegiatan dalam rangka melibatkan diketahui bagaimanukuh
Akan tetapi, dari
partisipasi masyarakat tcrschut, belum
bcntuk dan tingkat partisipasi masyarakar rersebui dalam
penyusunan rencana umum tutu ruang Kola Pati, Derdasarkan rncngctnhui
bemuk dan tingkat
mcmpcngaruhi
Ruang
hal diatas,
parti,ip11si
maka partisipasi
dilakukan
masyarakat
akan diperoleh
suatu
kajian
untuk
serrs faktor-fak1or yang
rnasyarakat dalnm pcnyusunan
Kora Pati, schinggn diharapkan
rekomcndasi yting daput
perlu
Rencaua
Umum Tuia
suntu kcsimpulan
digunakan scbagai arahan kebijakan
dan
pcningkatau
partisipasi masyarskat dalnm pcrencauaau tata rnung di Kabapatcn Pati pada masamusa rncndatang.
1.2. Perumusan Mas:rl:ih Pertamhahan
pcnduduk
kola yang
masih
tergolong
tinggi
karena
pcrrumbuhan alarni maupun urbanisasi, membawa konsekucnsi spasial yang serius bagi kehidupan kota, yairu adanya tuntutan akan space yang terus menerus pula untuk dimanfaatkan
scbagai tempat hunian. Hal ini mcnyebubkun terjadinya proses
densiflkasi penduduk, pcrmukirnan maupun bangunan non pcrmukiman di kota yang berjalan tidak tcrkendali [Yunus, 2005:56). Sebagian besar kebutuhan akan ruang yang tidak dapat dibangun di bagian
dalam kota, baik kurcna kelangkaan lahan maupun karcna tingginya harga lahan yang tidak terjangkau, mengalihkan pcrhatiunnya di bagian daerah pinggiran kola.
s Salah satu kelemahan yang banyak dilakukan olch pcmcrintah daerah adalah tidak dilaksanakannya monitoring yang ketat di bagian dalam kota maupun di daerah pinggiran, sehingga lahan-lahan tcrbuka yang masih rersisa akau dipcrgunakan juga ataupun terjadinya pengguuaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi perurnukannya dalam rencana tata ruang. Kota Pati juga memiliki masalah berkaitan dengan penataan ruang
yaitu
terjadinya penyimpangan terhadap pemanfaatan ruang karena kepentingan ckonorni,
yaitu perkembangan kawasan yang tidak scsuai dengan tungsi peruntukannya seperti
pembangunan kawasan permukiman diluar kawasan yang telah direncanakan dalam tata ruang, bahkan dibangun pada lokasi untuk fungsi peruntukan kawasan industri, Adanya penyimpangan ini mengindikasikan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan rencana umum tata ruang kota. Rendahnya partisipasi masyarakat ini, menjadikan aspirasi masyerakar tidak dapat tcrakomodasi dengan baik, dan akibatnya rasa memiliki masyarakat (sense of belonging) tcrhadap profu'Tam pemanfaatan ruang tidak terwujud. Meskipun penyusunan Rencaua Un111111 Tata Ruang Kota (RUTilK) Pati bebcrapa waktu lalu telah disusun dengan rnelibatkan partisipasi masyarakar, yaitu dengan cara rnelakukan penjaringan aspirasl rnasyarakat dan seminar rancangan rencana bersarna masyarakat,
akan rerapi masih juga muncnl pcrmasalahan
penyimpangan terhadap pemanfaatan ruang, U11mk mcngurangi dan rncnccgah agar
penyimpangan pemanfaatan ruang tidak semakin besar, dipertukan peningkaran partisipasi inasyarakat dalarn penyusunan rcncana uua ruang pada rnasa yang akan datang,
Karena
dengau
mel ihatkan
masyarakat
secara
langsung
dalan 1
penyusunannya, diharapkan aspirasi masyarakat dapat tcrakornodasi schingga ikut
9 menentukan arah pengembangau
kota dan tumbuh kesadaran masyarakat untuk
rnematuhi rencana yang telah ikut disusunnya, Dalam rangka mendukung peningkatan partisipasi
masyarakat dalam
penyusunan rencana tata ruang, maka pcrlu dikctahui terlcbih dahulu bcntuk dan tingkat partisipasi masyarakar yang telah ada sorta faktor-faktor yang mcmpcngaruhi
bcntuk dan tingkat partisipasi tcrsebut, kemudian dicari hubungan antara bentuk dart iingkat partisipasi dengan faktor-faktor tersebut. Atas dasar rumusan rnasalah diatas, pcrtanyaan pcnclilian yang diangkat adalah: Bagaimanakah bcntuk dan tingkat partisipasi
masyarakat
scrta
faktor-faktor
yang
mcmpcngaruhinya
dalam
penyusunan rencana umurn tata ruang Kora Pati?
J.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian 1.3.1.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari studi ini adalah untuk mctakukan kajian bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam proses penyusunan rencana urnum uta ruang Kora Pati.
1.3.2. Sasaran Peuelitian Untuk mcncapai tujuan diatas, maka yang rnenjadi sasaran dari srudi ini yang harus dilakukan adalah: 1. Identiflkasi kebijakan p.enyusunan rencana umum rata ruang Kola Pati, 2. Melakukan analisis bcntuk-bcnruk panisipasi masyarakat dalam
penyusunan
rencana urnurn iata ruatlg Kota Pali. 3. Mclakukan analisis tingkat partisipasi rnasyarakat dalam pcnyusunan rencana urnum tata ruang Kota
Pari.
10 4. Melakukan analisis faktor-faktor yang mempcngaruhi partisipasi masyarakat dan analisis hubungan antara fakter-faktor dcngan bentuk dan tingkat panisipasi
masyarakar dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati.
1.4. Ruang Lingkup Penelilinn 1.4.1
Ruang Liogkup Substansial Dcngan maksud untuk mernperjelas dan rnemfokuskan perrnasalahan yang
dibahas, penulis rnerasa pertu untuk membatasi permasalahan sebagai berikut: I. Pcnelitian ini hanya membahas panisipasi masyarakat dalam proses penyusunan
rcncnna umum tntn n~ine Korn Pati, dan ticl~k rnemhahas pacfa parti~ipn~i masyarakat
dalam
pemanfaatan
rencana
tata
ruang
dan
pengendallan
pcmanfaatan rcncana 1ata ruang Ko1a Pati.
2. Kcbijakan pcnyusunan rcncana umum t:ua ruang Kota Pati. Mcndiskripsikan teruang kcbijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pati dalam proses penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati.
3. Bentuk-bentuk dan tingkat partisipasi rnasyarakat dalam proses penyusunan rencana umum uua runng Kora Pati
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan hubungan aruara faktor-faktor dcngan bcntuk dan t ingkat partisipasi masyarakat dalam prose> penyusunan rencana umum tata ruang Kota Paci. 5. Variabel-variabel penelitinn yang berkaitan J1.11gnn bcniuk-bcntuk partisipasi masyarakat, tingkat partisipasi masyarakat dan faktor-faktoryang rnempengaruhi partisipasi masyarakut diguli dari tcori dan studi litcratur.
11
1.4.2
Ruang Lingkup Spasial Ruang lingkup spasial yang diambil datam penclitian ini adalah meliputi
dcsa/kclurahan yang masuk dalam wilayah percncanaan Rcncana Umum Tata Ruang Kota Pati. Wilayah perencanaan rencana umum tata ruang Kola Pali ini rnencakup lokasi bcberapa desa/kelurahau yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pati, dan beberapa desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Margorcjo. Adapun lokasi penelitian secara lebih rinci sebagaimana gambar I. I clan gambar 1.2.
1.5 Kerangka Pernikiraa Peningkatan pertumbuhan penduduk perkotaan mempunyai dampak pada perubahan demografls perkotaan, perubahan sosial ekonomis kota, perubahan sosial buda ya kota dan peruhahan fisiografis kota, Bertambahnya kegiatan penduduk di kola yang dipicu oleh meningkatnya jumlah penduduk maupun runtutan kehidupan masyarakat telah rnengakibatkan meningkamya volume dan frckucnsi kegiatan penduduk. Konsekuensi keruangannya sangat jelas yaitu meningkatnya tuntutan akan ruang untuk rnengakomodasikan sarana atau struktur fisik yang diperlckan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, ha' ini berakibat urnbulnya pcrmasalahau yang bcrkaitan denganpenataan ruang, Timbulnya masalah yang bcrkaitan dcngan pcnataan ruang scpcrti adanya penyimpangan µcmanfaatan ruang yaitu pembangunan kawasan permukiman dilnar kawasan yang telah direncanakan dalam tata ruang. bahkan dibangun pada lokasi untuk fungsi peruntukan kawasan industri, menunjukkan bahwa masih kurang rcrakomodasinya partisipasi masyarakat dalam penyusunanrencana umum tata ruang Kota Pati.
12
f----------9' I
()
I
l
-!
I
'·\ !
t
~ \-c- .. - ·--
'<,
--\
_,
r----
~ < a. w ~ ~
I
--~ .. -....--
I I I (/) I :::> 01 :::>
~:
~,
- .. ---------~
m ~
o
I
J ai
l
,,
~
i
~
l
_,,,..o,... -....... __.,,..
0
l
1 • ' I 1( _1'·I
~
'}
'\ ...... \
\
.-:.., f
/............
\
"·--..
i\
-
c'-
__
.......
-,
.)
\' -.''
.. •
I I I '
•
'
.~ . I Vtt~"'7"....__, ••
,' /......... ,.~
I
••
f' -
..,•
• r ·,
' '•
... ..
•
'
-
-.
"'r -· -
•• '
•
• ••'
k
•
•' '
k e
'\' ''. ' ,.'
14
Bcrdasarkan latar bclakang rcrscbut maka tujuan pcnclitian ini adalah unruk melakukan kajiau terhadap bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat sorta faktor-
takiur yang mempengaruhinya, dalam penyusunan rencana umum Pati, dengan sasaran anrara Jain melakukan idcntifikasi
tata
ruang Kola
kebijakan penyusunan
rcncana umum tatn ruang Kota Paci; mclakukan analisis bcnmk-bcnruk partisipasi
masyarakat dalam
pcnyusunan rencana umum rnrn ruang Kola Pali; melakukan
analisis seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam pcnyusunan
umum tata ruang Korn Pati; dan melakukan anatisis
rencana
faktor-faktor yang
mcmpengaruhi bcntuk dan tingkat pnrtisipasi mesyarakm dalam pcnyusunan rcncana
umum totn ruang Kota Poti; scrta untuk mcngctahui hubungau entara taktor-Iaktor yang ada dengan bcntuk dnn tingknt partisipasi rnasyarakat. Untuk rnenjawnb permasalahan dan mencapai tujuan sorta sasaran tcrscbut dipcrlukan teori-teori yang 111end11k11ng tcma tcrscbut antara lain teori tentang
pnrtislpnsl masyarakar, dan teori mengenai pcnataan ruang. Selain itu juga digunakan metodologi diskriptif menggunakan
dcngan alat-alat am11i~is secara kuamitatif
dan kualitatif
da111 primer clan sekunder. Padn akhirnya diperoleh kesimpulan
dan
rekomendasi penelitian. Adapun kcrangka pemikiran yang mendasari studi ini dapat dilihat pada gambar 1.3. bcrikur ini.
15
LA 'tA R 111:1.AKAl'G
Peningkatan perrnmbtta:io penrudllk l":do1a:111hcnbmpak pada penibahan demografis, sosial ekonomi perkotaan. social h11d.1ya ('lt"rkotattn can tisiogro:fis poi;ot:nn sdl(nsga manpt-r:pruhi Eatl ruan~ J.:ot:t Pa:i.
Pl:RMASAL;\HAN
rerJ:tdin! a p:nyimpwig:m dalam pemanfa:nan rencana umum lat! ruang ~ot:t P:ui J.arem m~ih Lur:tng lt"r.lk.OJn.Jdasin!';l p.trtisi~i nlasyar-Jkalcb1'1m penyusunan rCncan3 umum tata 1ua.n:g Kt.1a Pali.
KA.llAN TEORI
PERT1\NYA,\N l'f,)'.El.mAN
- Teori Partisipasi Masyaraknt - T eori r:::ruoar.
11.-IETODOl.OGI
03gaimanakah bcntuk dan 1in<;l
k1or yang mempeng:mihinyaJa'.1m l+penyusunan n.--ncana umum bta ruanf: Kaea P:.ui?
Kuang
- \·letcda
Deskri ptif - Tdmik Sampling - Data Sckundcr - l:>31:) Primer
I N Uniuk melakukan bjian he.1tik clan tin~
p
p:uti
masy3faki.lt sena fuk1or-l~1oc yang mcrnpcng.aruhin~'3
datam i:en~ llTiilm tam ruang K<>t3 . +-----------------r----------------• •• .• 11S11J1an rencana
'• •'
P..lL
T
ldentifikasi lebijakan J"."nyusunoo tt'OC
'•
!
': ~~~~~~~~~~~
.
Am:ilbis b:nful· benrul
'
rarti.~rr-.istm:a~ :ir:-L:~u d:;d:ao
A•oli:;i; foktor-fal"or
'' pcnyu.xuna11 Rll rRK Peu ' '-~~-.-~...-,~~~~--'
mc-rnrcnpruht pa;tisip-:r;;i nus:;arak1t
'-~~~~~~~~--''
:
I
1\nalisis 11o"kat parusipas:
\~
:.
... ..
LI
aiw:yarakal dalam
p:nyw.unan RU'fRi..\. Peu
''-~~~~~~~~~' I
J;
An>lisis hub111)!!3n anlarJ fal.toc-faktor dr:n£lln bcntuk ma tjngka
'
'
p R 0 £
s
-----------------------------------am fabor-
Kesimpulanbenmk, tingl.at p;;rtisipa
0
u
T
I
Rckomcn.Jasi
I
GAMRA.R l.3. K£RANGKA PF.'.\'llJCIRAN Sumber: f.'u.wl anahs.t.~ 2i'NJ6
p l'
T
16
1.6. Pcndekatan dan Metoda Penelitian 1.6.1. Pendckatan Penelilian Penelitian
ini
lebih
rnenitikberatkan
pada pcnclitian
lapangan
(field
researchs, untnk mengcrahui pcrmasalahan serta untuk mendapatkan informasi dan data yang ada di lokasi penelitian. Disarnping itu, penclitian ini juga menggunakan paradigma rasionalistik. yaitu rnengedepankan
pernikiran terlebih dnhulu dalam
bernuk konsep atau teori, scbagai landasan unluk mcnelaah gejata yang terjadi dan melnkukan suatu tindakan. Pcnclltlan ini [uga akan ditunjang dengan data sekundcr dan pcnclaahan pustaka (literatw·e s111dy), tcrutama pada awal penyusunan kerangka pemikiran dan landasan tcori,
l.6.2. Mctodn Pcnelitian Mctoda pcnclirian adalah tatacnra bagaimana suatu penclitian dilaksunakan. Mendasarkau
pada pclaksauaan
pcnclhian,
11111ka
digunakan adalah pcnchtlan dcskriptif anallsls dcskrijnif lni digunakan untuk melukiskan
mctodu
kunlitati!
secant slsternatis
pcm;litiun
yang uk1111
dan kuantitatif
Mctoda
lakta atau karakteristik
pepulasi tertemu atau bidang tertentu secara aktual dan cermai. menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (Hasan, 2002:22). Penggunaan rnetoda deskriptif kurena penelitian ini memfokuskan pada penelitian lupangan uutuk mendapatkan data atau masukan dad masyarnkut sebagai data primer. Dcskriptif kuaniitatif lcbih menirikbcraikan pada inrcrprctasi dari datadata
kuantitatif
yang
ada
di
lapangan. Sedangkan deskriptif kualitatif
yaitu rncnitikbcratknn pada pcngungkapan bcrbagai inforrnasi kualitatif mclalui data yang dikumpulkan kemudian dianalisa. Pendekatan penelitian sebagaimana label l.l berikut ini.
17
TABEL LI ANALISIS PENDEKATAN PENI.IJTIAN No. I.
2.
..\nalisis Kebijakan pcnataan rueng Kota -Pili. Bcntuk-bcrsuk partis i pas i
Metoda Analisis Deskriptif Kualit•tif.
masyarakat,
Disuibusi frekuensi,
Analisis Kunlltatif
Dcskriptif
Uraian Mengldenti likasi kebijakun penyusunan rencana um urn uuu ruang Kot:i Pati Mcnganalisis bcntuk-
Tingkai partisipasi masyarakar.
Analisis Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif, Distribusi Frekucnsi
masyarakat
dalam
Faktor-faktor
Analisis Deskriptif' Kua1iuuif Distribusi Frckuensi.
Menganalisis tingkat panisi JX}Si rnasyarakar dalnm penyusunan rencana uni um tat" ruang Kota
Pali. 4.
yang
mcmpengaruhl partisipasi masyarakat. f luhunzn:i antarn faktor-
umum
Anallsis Deskriptif Kuantitatif
iakrcr dengan bentuk clan tlngket partisipasi.
bentuk partisipasi masyarakat.
Besarnya
tingka
panisipasi
masyarakat diuku dcngan tipolog Arnstein.
Menganalisis fcktcr-fhktor Proscntasc yang mernpengaruhi mengenai faktorpartisipasi rnasyarakat laktor yang dalam penyusunan rencana mempengaruhi tata
1u1ug
Kora
Pati. 5
.
l'rosentcse partisipasi mengerai benuk-
bcntuk
pcnyusunan rencana umum iata ruena Kola Pati.
3.
llasil Kcbij>)kan penataan ruang Kora Pati dalarn nr?lkte kn.\•:1
h11h1,nen11 antara fuktor-faktcr dengan bcmuk dao tingkai, meuggunakan analisis tabulasi si1a'.1g tcrossiab). Mengnnalisis
par LiSij..XLSi
masvarakat. Adn iir1akny1t hubungan dun kuat lcmahnya hubungan.
.S11mher: Ht.'.O:d a1u~ltsis,llJ(.16
1.6.3. Kebutuhan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pcrtama, baik dari individu atau perscorangan scperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner
yang hiasa dilakukan oleh peneliti (Sugiarto et. al. 200 I: I 6). Sedangkan data sekunder adalah data primer yang telah diolah oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer arau oleh pihak lain yang pada umurnnya disajikan dalam bcntuk tabel-tabel atau diagram-
diagram.
Data sekunder umumnya digunakan
unruk memberikan gambaran
18 tambahan, garnbaran pclcngkap ataupun untuk diproses lebih lanjut (Sugiarto ct. al, 200 I: 19). Kcbutuhan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah rncliputi:
TABELl.2 T ABEL KEBUTURAN DAT A No. I.
Data
Jen is
KonJiii \\iilU)ah
Data S.:kundcr
Kabupatcn Pati den Kecarnatan l'ari. 2
Kebijnknn Pemerintah Daerah d1lam penetaan ruang
Ktbutuban Doto
Vtriabtl
Sumber-
.
l.J~ \Vilaya}i Kondisi ~rIDs
DPS
Kq1c11clud<.k•n Soslal tokonon11. &k.mdcr
dan
llAPl'El)A
Knbupaten
PatL
Kcbijaklln da!oo penyusunan reocana umum toto rwnz K001 Pot ..
.
Data rcbmnr.
.
SAPPED.•.
Ku~ur:ot
Koto Pati. 3
4
Proses ('ICnyusunan R U'Tll'{ Pnti.
S<:kJnd<'I'
Oc11tu~ p:irtisi pasi
rriiucr
0..10
.ClllUll~
b
masyuruknt,
Katup01e11 l'ati.
• •
Sebagnl pende1i:.1r. Sumbangan m._.ukon/won/ Usu I.
Sumban&3n infurmusii<Jut~t. • Bantuan m<'mpcrjcla' huk ~w ruong. P~11i;ejuUJJ ~eberal>.n tcrhad!lp r:ancungan
Tingkat partisipasi rnasyarakat,
Primer
Da1a tcnl:ll1g lingi;at pattsipasi masya:Uat pen! usunan
RllTRKl'uli.
Masytr".1ku1
•
•
5
BAPl'EDA
llfOSCS pcn~sunan KUTRK l'ati.
•
dalem
rcncanu,
Tingka1 •e'nadirnn M nsyaraknt dalam Rlp!Vpc.rtcn1uon.
• KCJlr.ifJn
d:IJam
mengemukakan masukan/sar~tnl
\..WI.
• •
Keierlibatan c:Wm mcnctapkan kcascp rcncana, Ke:enibatm
membcrikan persc.ojuan tcrliadup reocnngur
rencana.
19 6
Faktor-fakror
Primer
mempengaruhi
D~1ta mcngenai Faktor-Iakror y::u:g rnempengaruhi
partisipasi masyarukat.
partir.i1~nsi masyarakar
yang
Faktor-faktor internal:
• •
dalam
penyusunan RUTRK l'
!ti
• Jenis Kelamin • Usia •
Tingknt Pendidikan Tingkat Pcnd~tpatur:. l\.·hlHl Pcncaharlan
Faktor-faktor ekstemal: • Perau Pernerintah • Perun Kons11ltan
•
Percncana Peron
Pihllk
S\V:t.~l(I
.
S1u1rbtr:Hasli'<111all.n,1,2006
l.(j.4. Teknik Pen~urnpul:rn dan Pcngclahan Dam l'.6.4.1 Tek11ik Pe11a11111pulan Data
D11ta aduluh bentuk jamak dari datum. Datu rnerupakan keteranganketemngan
tcntang suatu hal, dapat hcrupa sesuatu yang dikctuhui
dianggap mau suatu fakta yang digainbarkan Untuk rnendapatkan
h:Will
atau yang
angka, sirnbol, kode dan lain-lain.
data yang rcpresentatif dan sejalan d~ngan tl.\iuan nenelltian,
maka teknik pengumpulan data yang dlpcrgunakan adalah sebagai berikut: I.
Kuesioner,
yaitu
teknik
pengumpulan
deta
dengan
rnenggunakan
penanyaan yang siratnya tcrtutup dun terhuka. Dalam penclitian kuesioner
bersifat tcrtutup
dan terhuka, dengan pengertian
jawnban kuesioner telah tersedia dan responden tinggal
daftar
ini
dipakai
lcrtutup
bahwa
memilih
beberapa
altcrnatif yang telah disediakan. Sedengkan tcrbuka bcrarti bahwu responden diminta untuk mcmberikau jawaban Jan peudapatnya sesuai kcinginan rnereka, dcngan mcnuliskannya pada terupat yang telah disediakan. 2. Wawancara, adalah teknik pengumpulan data dcngan mengajukan pertanyaan langsung melalui cara tanya jawab yang dilakukan dengan beberapa nara sumber
20 yang terpilih. Tckrtik ini digunakan secara simultan dan scbagai cara utama mcmpcrolch
data sccara mendalam yang tidak diperoleh d.:11ga11 data
dokumcntasi. Teknik ini digunakan dcngan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara),
Bcbcrapa hal yang belum tercakup dalarn
daftar penanyaan dapat dii:(ali dengan teknik ini.
3. Observasi, yaitu pcngumpulan data langsung pada ohyek yang: akan ditcliti, mclakukan pengamatan dan pencatatan li111gs11111:: rcrhadap gejala atau fenomena yang ditcliti. 4. Dokumcntasl, yaiiu teknik untuk mendapatkan data sckunder, mclalui siudi pustnka/litcratur
dilcngkapi dcngan d!lta statistlk. pew, foto dan gambcr-gambar
yang relcvan dcngan tujuan pcnclitinn.
1.6.4.2.
Tcknlk rcngolaban Oat;\ l'cngolahan
arau
angka
Pengolahan
ringkasan
dengan
atau
mcnggunakan
cara-cara
data ringkasan
atau
rumus
tcrtcntu.
editing. coding, dan tabulasi. Editing adalah pengecekan
data mcliputi
mau pengoreksian
masuk
data adalah suaru proses dalam mempcrolch
data ynnr, tclah dikumpulkan,
terkumpul,
tidak
loiiis
atau
karena kemungkinan
meragukan.
data yar.g
Coding adaiah
pcmbcrlan/pcmbuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang tcrmasuk dalam kategori yang sama. Sedangkan tabulasi adalah mcmbuat tabel-tabel yang berisikan data yang tclah diberi kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan, Teknik pengolahan data yang dimaksud disini adalah pengolahan dam primer yang dipcrolch
langsung dari responden melalui
kuesioncr.
Dala111 proses
pengolahan data.jawaban responden dari tiap-tiap pertanyaan akan diberi bobot/nilai yang telah ditentukan,
21
Uniuk rnengetahui bentuk, ringkat, dan fastor-faktor yang mempengarubi partisipasi rnasyarakat, dari niai-nilai yang dipcroleh pada setiap pertanyaan, agar dapat dipakai sebagai data )·ang mudah dianalisis dan disimpulkan sesuai dengan masalah yang dikemukakan,
maka pcnyebaran nilai-nilai tersebut pcrlu diringkas
dalam suatu distribusi frekucnsi. Distribusi frekuensi adalah suatu penyajian dalarn bentuk tabcl yang bcrisi data yang tclah digolong-golongkan kc dalam kelas-kelas menunn keurutan tingkatannya beserta jumlah individu yang termasuk dalam masing-masiug kolas (Hadi, 2001:225).
Untuk proses analisls pcngolahan data, diperlukan program komputer yaitu dengan menggunAknn program SPSS (Statisuco! Product and Service Solt1tions).
1.65. Tck11ik Pcnyajian Data
Data yang sudah diolah. agar mudah dibaea dan dimengeni olch orang lain. perlu diuunpilkan kc dalam bentuk-bentuk tenemu. Penyajian data pada pcnclitian ini, agar mudah dibaca dan dipahami serta diana!isis akan disajikan dalarn bentuk tabcl-tnbcl dan ntau grafik-grafik. Tabel merupakan kmnpulan angka yang disusun sedemikian rupa mcnurut katcgoci tertentu sehingga rnemudahkan pembahasan dan analisa data. Scdangkan grafik rnerupakan gambar-gambar yang menunjukkan data
sccara visual yang didasarkan atas nilai-nilai pcngamatan aslioya ataupun dari tabeltubel yung dibuat sebelumnya. Tabel yang banyak diguoakan adalnh label distribusi frekucnsi, yaitu susunan data dalam suatu tabcl yang tcla.i diklasifikusikan
mcnurut kclas atau
katcgori tcrtcntu. Pcnyajian data dalam benruk grafik dapal ditampilkan dalam bcntuk histogram, poligon, dan grafik
lingkaran (pie chart).
22 1.6.6. Teknik Sampling Satah satu cara untuk mengumpelkan data adalah dengan metodc samplmg.
Sampling hanya mencatat atau mcnyclidiki scbagian dari objek, gejala atau perisriwa, tidak scluruhnya. Scbagian
individu yang diselidiki
itu disebur sampel dan
metodenya disebut sampling. sedang hasil yang diperoleh ialah nilai karakteristik pcrkiraan (estimate value) yaitu taksiran tentang kcadaan populasi. Jadi peneliti bcrmaksud mcreduksi objek penelitiannya tetapi ingin rnengadakan generalisasi tcrhadap hasil-hasilnya (Marzuki, 2002:41). Sampcl adalah sebagian anggota dari
populasi yang dipilih dengan mcnggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapar mcwakili popufcslnya. Sedangkan populasi adalah jumlah kcscluruhan dari unit analisis
yang ciri-cirinya
akan diduga (Singarimbun dan Effendi, 1995: I 52).
Bcrdasnrkan ho! tcrscbut maka yung dimaks.id populasi dalam penelitian ini adalah pcnduduk dcsalkclurahan dalam wilayah perereanaan tata rua11g Kota Pali yung
mencakup 22 desa/keluraha~ di Kecamatan Pati clan 9 dcsa di Kecamatan Margorejo. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampcl nnn aeak (non probobility .v1111pli11g) yaitu Purposive Sampling atau sampling pertimbangan/sampling dengan maksud terlcntu. Dalam teknik ini, semua anggota atau subjek penelitian tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih scbagai sampel atau pcngambilan sarnpel bcrdasarkan pcrtimbangan karcna dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan tcrtcnru yang dikcnakan kc dalam sub kclornpok (Sevilla cl. al, 1993: 168). 'I eknik purposive sampling ini berdasarkan
pada ciri-cirl atau sifat-sifat
tcrtcntu yang dipcrkirakan mcmpunyai sangkut paut crat dcngan ciri-ciri atau sifatsi fat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya, Jadi ciri-ci ri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk
pcngarnbilan
sampel.
pertimbangan
tertenru (Narbuko dan Achmadi, 2003: l 16).
Pertimbangan
Teknik
ini
adalah
digunakannyap11rposive
tcknik
pcnentuan
sarnpel
dengan
sampling ini didasarkan pada tujuan
penelitian adalah untuk rnelakukan kajtan/cvaluasl terhadap partisipasi rnasyarakat dalam
pcnyusunan
rcncana
u1nu111 tata ruang Kota Pati, dimana
pclaksanaan
penyusunannya telah dilakukan pada tahun 2004 lalu dcngan mclibatkan partisipasi beberapa wakil masyarakat dari wilayah percncanaan. Uncuk dapat mcngctahui partisipasi masyarakut dalam hal ini dapat dipercleh dari partisipnsi rnasyarakm yang
bcnar-bcnat tcrlibat dalarn kcgiatan pcnyusunan. Olch karena itu yung dirruksud Jcngau sampel pada pcnelitia» ini adulah wakll-wakll masyarokar yang dahulu lkm tcrlibat dalarn pcnyusunan rcncana umum
catn ruang Kota Pati. mcliputi parn kcpala desa/keturahan dan wakil masyarakat dcsa/kclurahan dalam wilayah percncanaan di Kecamatan l'ali dan beberapa (Ii
Kecamatan Mnrgorc]o. Jumlah masyarakai yang terlibat pnda saat itu sehanyak 54 orang. Jadi besarnya ukuran sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 orang,
TABEL 1.3
DATA JLIMLAll RESl'ONOEN No.
Dcsa/Kclurnhan
2 3
Panjunan Gajahmati Mus1okoharjo
5
Sernamcir Pati Wetan
I
,,
6
7 8
Fllaru Pati Kidul
Plangiran
9
Purl
10
Winong
11 12
Ngarus Pali Lor
Jumlah R•~1mntlc11 Kcpala Ocsa/
Wakil
Jumlah
Kelurahan I I I I 0
Masi·arnl
Totnl 2
I I I
I I I I
I I I I 2 I
2
2 2 2
I I I
2 4 3 2 2 2
2
3
3 2
24 Lanjutan
No.
ne.
13 14
Parenggan Sidohar'o
15 16
Kalidoro
17 18 19
20 21
22 2J
24 25
.Jumlah Resnonden Kepala Dcs:t/ Keluraaan I I
Total
1
2
I l I
2 2 2
1 I
2
I
2
I I
I
2
I
I I I
I 2 I
2 2 3
I
0
I
24
30
54
Dengkek
I I
Sugiharjo Widorokandacg Kutoharj« Sidokcno Margorejo Sukorarjo Sukokulon
..
Jumlab
I I I
Sarirejo Geritan
JUMLAll
Wakil
Masrarakat
2
2
Svmbar: Ha.trJ anaksis, 20lJ6
1.6.7. Telmik Analisis Tujuau analisis di dalam penelitian adalah membatasi pcnemuan-penernuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti (Marzuki. 2002:83). Metoda analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah meroda analisis deskriptif kualitatif didukung dengan deskriptif kuantitatif scna rnetoda tabulasi silang. lJari data kuantitatif yang tetah diperoleh berupa skor atau nilai sebagai data primer kemudian dianalisa dan disajikan dalam disrribusi frckncnsi. l!muk
mencari huhungan antara faktor-fakror yang mcmpengaruhi
partisipasi rnasyarakat dengan bentuk dan ringkat partisipasi, dilak:ukan dengan
tabulasi silang dan da:a dari hasil wawaoeara pada rcsponden sebagai data kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran tingkat scbagai pcndukung analisa kuantitatif
partisipasi masyarakai serta
Sernentara itu, data sekunder dan data
dokumentasi disajikan untuk mcjengkapi dan memberi garnbaran terhadap kondisi obyek penelitian.
25 Analisis terhadap data kualitatif yang dipcroleh dari kuesioner yang mcrupakan jawaban terbuka. dilakukan melalui 3 kegiaian yang terjadi secara bersamaan, yaltu reduksi data, pcnyajian data. dan menarik kcsimpulan/vcrifikasi
(Miles dan Huberman. 1992:16-20). Metoda analisis yang akan digunakan secara lebih rinci adalah sebagai berikut: •
Mcngidcntifikasi kcbijakan penyusunan rencana umurn iata ruang Kola Pati. Pada tahap ini akan dilakukan dengan teknik deskriptif kualitauf yaitu menggunakan hasil survei sekunder clan kajian literatur sebagai bahan utama bagi proses analisis,
•
Metoda analisis bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan rcncana umum tata ruang Kota Pati. Pada tahap ini akan dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif Berdasarkan hasil data dari masyarakat. maka dcngan mcnggunakan analisis distribusi frekuensi, dapat diketahui prosemase bentuk-bentuk partisipasi masyarakat, Variabel bentuk-benruk partisipasi masyarakai mcliputi: Surnbangan
rnasukan/saran/usul;
Sumbangan
Sebagai pendengar;
informasi/data:
Bantuan
memperjclas hak atas ruang; dan Pengajuan keberatan terhadap rancangan rencana.
•
Metoda analisis tingkar parrisipasi rnasyarakar dalam proses penyusunan rencana umum tata ruang kota Pali. Pad a tahap in i akan dilakukan dengan teknik deskripttf kualitatif dan kuantiratif Tingkat partisipasi masyarakat diukur dcngan mctode kuamitatif rnelalui penjumlahan skor dari variabel, Berdasarkan jumlah skor dari semua variabel, dapat diketahui tingkat parusipasi rnasyarakat masuk dalam kategori tipologi
26 Delapan Tangga Panisipasi Amstein. Besarnya interval skor untuk menentukan kategori tingkat partisipasi masyarakat secara menyeluruh didasarkan pada skor kategori tingkat partisipasi individu dikalikan denean jumlsh sampel. Pcnjclasan sccara rinci sebagai berikut: Tcrdapai
4 kriteria
pertanyaan
dcngan
pilihan jawaban
masing-masing
pcrtanyaan ada 8 pilihan dengan skor masing-maslng berkisar I sarnpai 8. Sehingg« 111i11i111un1 skur y<mg diperoleh untuk setiap individu (4 x I) adalah 4,
maksimurn skor yang dipero:eh untek setiap individu (4 x 8) adalah 32. rnaka bila jumlah sarnpel 54. dapat dikctahui skor minimum 11n111k tingkm partisipasi masyarakat (54 x 4) adalah 216 dan skor maksimum (54 x 32) adalah 1728.
Dengan diketahuinya skor minimum clan maksimum maka diketahui pula jarak interval, yaitu ( 1728-216)/8 • 189. Bila
digunakan
tipolcgi dari Arnstein,
sc:hiugga dapat diketahui tingkm
panisioasl rnasyarakat adalah:
• Citizen Controt. bila memiliki skor
•
1539 - 1728
•
01•lrgotul Power, bila men:iliki skor
1350 • 1538
•
Partnership. bila memiliki skor
llGI - IJ49
•
Placation. bila memiliki skor
972-1160
•
Consultation, bila memiliki skoe
783 -971
•
informing. bila memiliki skor
594 - 782
•
Therapy,bila mcmiliki skor
405 - 593
•
Manipulation, bila mcmiliki skor
216 -404
Metoda anatisls faktor-faktor yang mempengarulu partisipasi ma>yMak11L dalarn
proses penyusunau rencana umum tata ruang Kuta Pali.
27
Pada tahap ini akan dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif Berdasarkan hasi I data dari masyarakat, dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi maka dapat diketahui
prosentase dari faktnr-fakror yang mempengarnhi
partisipasi masyarakat. Sementara itu variabel faktor-faktor yang mempcngaruhi
partisipasi masyarakar dalam proses pen} usunan rencana umum tala ruang Kota Pali meliputi Iaktor internal dun cksternal. Faktor internal icrdiri dari: jcnis
kelarnin, usia, tinglat pcnJiJikan, Linglut penghasilan Jan mala pcncaharian.
Sedangkan Iaktor eksternal terdiri dari: peran pernerintah, peran konsultan pcrcncana, dan peran pihak swasta,
•
Mctoda analisis untuk mcngctahui hubungan amara faktor-faktor dcngan bcntuk dan tingkat partisipasi mas) arakm. Untuk mengetahui hubungan ini dari hasil ~urvci primer di lapangan dapat dilakukan dengan menggunakan model tabulasi silani:. Tabulasi silan~ adalah prosedur yang digunakan untuk mcnghitung kornbinasi nllai-nilai yang bcrbcda dati dua variabel atau lehih dengan menghitung harga-harga statistik beserta uj inya. Data dari tiap variabel dikclompokkan dalarn bcbcrapa katcgori, dirnana dari sctiap kategori tersebut diberi skor untuk mempermudah perhitungan. Kemudian variabcl-variabcl yang akan diidcntifikasi hubungannyn d.susun dalam baris dnn kolom. Sclanjutnya dilakukan pcrhitungan koefisien kontigensi (co11ri11ge11cy
we./Jlcient), yaitu koefisieu yaug diguuakan unruk melihat ada atau tidak. kuut atau lcmahnya hubungan diantara dua variabel, Metoda tabulasi silang akan mcntabulasikan
bcbcrapa variabel yang berbeda
kedalam suatu niutriks, hasil tabulasi silang disajikan dalam bentuk suatu tabcl dengan variabel-variabcl yang tcf5UStJD sebagai kolorn dan baris tabel tersebut.
28 Uruuk mcngamati dan menganalisa variabcl-variabel tersebut dipakai dengan
tabel dua d imeusi yang merupakan cara yang tcrmudah. Dengan ruenggunakun SPSS maka depat dikctahui nilai Chi Square {r.2) dan
besarnya Comingency u1e.fficient (CC}. Dimana CC berada pada rentang skala anrara 0 sampai I. atau O < CC < I l.lila CC= 0 berarti tidak ada hubungan llila CC= I berarti ada hubungan sempurna Dalam hal ini semakin mendekati angka I maka hubungan yang terjadi scmakin kuat dan scmakin mendekati ongko 0 maka hubungan yang tcrjadi sernakin lemoh. Untuk melihat diagram analisis selengkapnya disajikan dalam gambar 1.4 berlkut ini.
2lJ
f
'
.
30 1.7.
Sistimatika Penulisan S istimatika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab,
dengan uraian rnasing-masing bob adalah scbagai bcrikut: BAB I PRNDAHULUAN
Bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup penclitian, kerangka pemikiran, pcndckaran dan metoda
pcnelitian, serta sistlmatika penulisan. BABU PARTISTPASI MASYARAKATDAI.AM l'ENYUS{)~A.I~ RENCANA UM:llMTATA RUANG KOTA Berisi teori-reori yang berkaitar: dcngan rumusan masalah, diuraikan mcngenai teori yang akan mendukung pcnclitian, sehingga dari teori yang dikcmukakar, pertanyaan penelitian yang diangkat dapat terjawab walaupuu ruasih bersifat reoriris, BAil Ill KONDISI
Ul\'IUM DA.'\ KONDISI TATA RUA,~G KOTA DI
KEC.AMATANPATI KABUPATENPATJ
Meliputi gambaran umum wilayah Kabuparcn Pati dan Kecamatan Pali serta kondisi tata mang Kora Pali. BAB IV ANALISIS PARTISJPASJ J\·fASYARAKAT DA LAM PENYUSUNAN lU£1'iCANA UMUM TATA RUANG KOTA PATT Berisi analisis kebijakan penyusunan rencana umum 1313 ruang Kora Pati, bentuk partisipasi
masyarakat,
tingkat
panisipasi masyarakat,
fakror-faktor
yang
mempengaruhi partisipasi masyarakar, dan hubungan antara faktor-faktor dengan bentuk dan tingkat partisipasi. BAB V KESll\-fPULAN DAN Rli'.KOMEl\'DASI Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi yang diperoleh berdasarkan basil analisis pada bab sebclurnnya.
BABll PARTlSIPASl MASY ARAKA T DA LAM PENYUSUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA
2.1.
Partisipasi Masyarakat
2.1.1
Pcngertian Partisipasi Terdapat banyak definisi mengenai partisipasi dianraranya adalah sebagai
berikut: •
Bahwa seseorang yang berpanisipasi sebenamya mengalami kcrcrlibatan dirinya/egonya )"
•
Partisipasi dapat didefinisikan
sebagai keter.ibatan mental!pikiran dan
emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang rnendorongnya untuk memberikan sumbangan kcpada kelompok dalarn usaha mencapai
tujuan serta turut bertanggung jawab tcrhadap usaha yang bcrsangkutan (Davis dalam Sastropoetro, 198&:13). •
Partisipasi masyarakat berani menyiapkan pemerintah dan masyarakat untuk menerima tanggung jawab dan aktifitas tertcntu. Dalam hal ini terdapat pendelegasian wewenang dari pemcrintah dan masyarakat dalam aktivitas tenentu (Ramos dan Roman dalam Yeung dan Mc.Gee, 1986:97).
•
Partisipasi rnasyarakat adalah berbagai kegiatan orang seorang, ke!ompok atau badan hukum yang timbul atas kchendak dan keinginan scndiri di tengah rnasyarakat, untuk benninat clan bergerak di penyelenggaraan 31
32 penataan ruang (UU 24/1992). •
Partisipasi
adalah
merencanakan,
kerjasama
mctaksanakan,
antara
rakyat
mclesrarikan
dan
pemerintah
dan mengembangkan
dalam hasil
pembangunan (Soetrisno, I 995:207) •
Partisipasi masyarakat adalah kererlibatan rnasyarakat scsuai dcngan huk dan kcwajibannyu sebagai subyek dan obyek pembangunan; tahap pembangunan
ini dlmulai
kererllbaran
sejak tnhap pcrcncanaan
dalam
sampai dengan
pcngawasan berikut scgala hak dan tanggung jawubnya (Ka mus Tata Ruang, 1998:79). •
Menurut PAO dalam Mikkelsen (2003:64)
Pauisipasi
adalah koutribusi
sukarcla dari rnasyarakat kcpada proyek
tanpa iku: scna dalam pcngambltnn kcputusan, Partisipasi adalah pemekaan (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan mennnggapi
ke1110111m
menerima
dan
kemampuan
untuk
proyek-proyek pembangunan.
Purtisipasi adnlah sumu proses yang akti f: yang mcngnndung arti bahwa orang atau kclompok yang tcrkait, 111cng1\111bil
inisiatif dan
mcnggunakan kcbebasannya untuk melakukan hal itu. l'urtisipas! adalah pemantapan dialog antara masyarakat seternpat dengan para staf yang mclakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar sup~ya memperoleh infonnasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial. Partisipasi
adalah keterlibatan sukurela oleh masyarakat dalarn
perubahan yang citentukannya sendiri.
33 l'artisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan, dan lingkungan mereka. Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil suatu pcngertian bahwa
yang dirnaksud partisipasi masyarakat dalam pcnataan ruang adalah keikutsenaan dan keterlibatan masyarakat dalam suaru proses kegiaran penataan ruang, dimulai dari proses penyusunan rencana tata ruang, pemanfatan ruang dan pengendal ian pemanfaatan ruang.
2.1.2
Peutiuguya Partisipasi Masyarakat Dalam
sistem
pemerintahan
yang demokratls,
konscp
partisipasi
masyarakat rnerupakan salah satu konscp yang pcnting karena berkaitan langsung dcngan hakikat dernokrasi sebagai sistem pemerintahan yang berfokus pada rakyat sehagai pemegang kedaulatan. Partisipasi masyarakat sangat erat kaitannya dengan kekuaran atau hak
masyarakar, terutama dalam pcngambilan kcputusan dalam rahap idcntifikasi rnasalah, mcncari pcrnccahan masalah sarnpai dcngan pclaksanaan berbagai kegiatan (Panud]u, 1999:71). Meuurut Conyers ( 1994: 154). ada tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat mernpunyai sifat sangat penting. Pertarna, partisipasi rnasyarukat merupakan suatu alat guna rnemperoleh informasi rnengenai kondisi, kebutuhan dan sikup rnasyarakat setcmpat, yang tanpa kchadirannya program pcrnbangunan sena proyek-proyek akan gagal. Kedua, masyarakat akan lebih mempercayai proyek alau program pcmbangunan jika rncrasa dilibatkan dalarn
proses
pcrsiapau
dan
perencauaaunya, karena iuereka akau lebih rneugetabui seluk beluk proyek rersebut dan akan mempunyai rasa rnemiliki
tcrhadap proyck tcrscbut. Kctiga, tirnbul
34 anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalarn pembangunan masyarakar mereka sendiri. Dapar dirasakan
bahwa rnerekapun
mempunyai
menentukan
hak untuk
turut membcrikan
saran dalam
jenis
pembangunaa yang akan dilaksanakan, Hal ini selaras dengan konsep 111a11-ce111red
developmem (suatu pembangunan yang dipusatkan pada kepenringan manusia), yaitu jcnis pembangunan yang lebih diarahkan demi perbaikan nasib manusia dan tidak sekedar sebagai alat pcmbangunan itu sendiri, Pcningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakamya merupakan unsur yang sungguh penting dalarn pemberdayaan
masyaraker, Deegan dasar
pandang
demikian, rnaka
pemberdayaan masyarakat amat crat kaitannya dengan pemantapan, pernbudayaan,
dan pengamalan demokrasi (Kartasasmita. 1996: 145). Menurut Siahaan (2002:4). panisipasi masyarakat memiliki keuntungan sosial, politik, planning dan keomungan lainr.ya, yaitu: •
Dari pandangan sosial. keuntungan utamanya adalah unluk mengakufkan populasi pcrkotaan yang cendcrung individualistik, tidak punya komiuncn dan dalam kasus yang ekstrim teralienasi. Di dalam preses partisipasi ini,
secara simcltan memprouosikan semangat komuuitas dan rasa kerjasama Jan keterlibatan. •
Dari segi politik, partisipasi lebih mempromosikan participatory dibanding dcrnokrasi pcrwakilan (represenuuive demcx:raq) scbagai hak dcmokrasi dari setiap orang dan dengan demikian publik secara umum, uruuk bcrpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, Partisipasi publik juga
akau 111e111ban1u dewan (cmm:iel/ur.;) dan para pembuat kepurusan lainnya antuk mcndapatkan gambaran lcbih jclas mcngenai perminraan-pennintaan
dan aspirasi konstituen mereka atau semua pihak ynng akan tcrpcngaruh, dan
sensitivitas pernbuatan keputusan dapar dimaksimalkan jika ditangani secara tepat.
•
Dari scgi planning, partisipasi menycdiakan scbuah forum umuk sating tukar gagasan dan prioritas, penilaian ukan public interest dalarn dinarnikanya
serta diterimanya proposal-proposal perencanaan, • Keuntungan lain dan public participation adalah kemungkinan tercapainya hubungan yang lebih dckat antara warga dengan otoritas kota dan rnenggantikan perilaku they/we menjadi perilaku us. Sementara itu menurut Sanoff (2000:9), tnjuan utama partisipasi adalah: (1) untuk me! ibatkan masyarakat
rencana;
dan
(3)
untuk
mempromosikan
masyarakat dengan
mcmbawanya bersama sebagai bagian dari tujuan umum. Dcngan partisipasi, masyarakar secara aktif bergabung dalam proses pcmbangunan, lingkungan fisik yang lcbih baik, scrnangat publik yang lebih besar. dan lebih puas hati. Partisipasi mcngandung pengertian lebih dari sekedar pcran serta. Partisipasi merniliki pcran yang lebih aktif dan mengaudung unsur kesetaraan dan kcdaulatan dari para pelaku partisipasi. Scdangkan peran sena bisa diarnkan sebagai pelengkap dau tidak harus kcsctaraan. Menurut Abe (2005:91), suatu pcrcncanaan yang berbasis prakarsa masyarakat adalah pcrcncanaan yang sepenuhnya mencerminkan kebutuhan konkrit masyarakat dan dalam proses penyusunaunya beuar-benar rnclibatkan masyarakar. Melibaikan masyarakar sccara langsung dalam proses perencauaan akan ruernbawa dampak penting yaitu: (I)
terhindar dari pcluaug terjadinya manipulasi,
dan
36 memperjelas apa yang sebetulnya dikchendaki masyerakat: (2) rncmberi nilai tarnbah pada lcgitimasi rumusan pcrcncanaan, Semakin banyak jumlah mereka yang tcrlibat akan semakin baik; (3) mcningkatkan kesadaran dan ketrampilau polhik masyarakat, Schubcller ( 1996:3) mcnyatakan, bahwa parusipas! tidak dapat dipisahkan dari pemberdayaan dan menurutnya ada 4 pendekatan strategi partisipasi yairu: l. Community-BasedStrategies Mcrupakan bentuk p.11ingdasar dari pembangunan partisipatif
2. Area-Based Strategie» Mcrupakan bentuk umum dari program-program pcmerintah. 3. Functionally-Bused Strtuagies Merupakan
strukrur fungsional dori sistcm infrastruktur
sebagai kerangka
rcfcrcnsi,
4. Process-Bused Strategtes Dimana rnemcrtukan seluruh proses manajemen intrastruktur sebaga: kerangka
refercnsi.
2.1.3
Fuugsi dan Manfaat Partisipasi Masynralmt Carter (1977), Connick (1979). Goulet (1989) dan Wingert (1989) dalam
Santosa dan 1 leroepoetri (2005:2) merinci fungsi dari partisipasi masyarakat yaitu sebagai herikut: Partisipasi Masyarakat sebagai suatu Kebija~an 2.
Partisipasi Masyarakat sebagai Strategi
3.
Partisipasi Masyarakat sebagai Alal Komunikasi
4. Panisipasi Masyaraka: sebagai Alar Penyclcsaian Scngketa 5. Partisipasi Masyarakat sebagai Tempi
37
Lebib lanjut Santosa dan Heroepoerri (2005:5) juga merangkum manfaai dari partisipasi masyarakat yaitu sebagai berikut: I. Mcnuju masyarakar yang Jcbih bcrranggung jawab Kesempatan uruuk berpartisipasi dalam kegiatan publik, akan rnemaksa orang yang
bersangkutan
untuk
memhuka
cakrawata
pikirannya
dan
mempertimbangkan kcpcntingan puhlik (Mill, 1990). Schingga orang rcrscbut
tldnk scmata-mata memikirkan kepenringannya mcmiliki
sifa; bcrtanggung
jawab dcngan
sendiri, tempi akan lebih
mcmpcrtimbangkan
kcpcntingnn
bcrsama. 2. Menlngkatknn proses bcl:tjar Pengalamnn
berpanisipusi
secaru
psikologis
akun
memberikan
seseorang kepercayaan yMg lebih baik untuk berpartisipasi lebihjauh. 3. Mcngeliminir perasaan terasing Karena turut aktllllya bcrpartisipasi dalam suaiu kcglata», scseorang tidak akan
merasa (erasing. Karena deugan berpanisipasi
akan meningkarkan
perasaan
dalam ~eseorang bahwa ia merupakan bagian dari rnasyarakat, 4. Menimbulkan
dukungnn dun penerimaan dari rcncana pemcrintah
Ketika seseorang langsung terlibat dalam proses pengambilan akan
mcmpcngaruhi
kchidupannya.
mcrcka
cendcrung
keputusan yang akan
mcmpunyai
kepercayaan dan mcncrirna hasil akhir dari kcputusan itu. Jadi, program partisipasi masyarakat mcnarubah lcgitirnasi dan kredibilitas
dari proses
perencanaan kebijakan publik. Serra mcnambah kcpcrcayaan publik atas proses politik yang dijalankan para pengambil keputusan. 5. Menciptakan kesadaran politik John Stuart Mill (1963) berpendapat bahwa partisipasi masyarakat pada tingkat
38 lokal, dimana pendidikan nyata dari panisipasi tetjadi, seseorang akan belajar dcmokrasi. la mcncatat bahwa orang iidaklah belajar membaca atau menulis dcngan kata-kata semata, tetapi dengan melakukannya. Jarli, hanya dengan terns berpraktek pemerintahan dalam skala kecil akan membuat masyarakat belajar hagaimana mernpraktekkannya dalarn lingkup yang lcbih bcsar lagi. 6. Kcputusan
dari hasil partisipasi meocerminkan
kebutuhan dan keinginan
masyamkat. Mcnurut
Verba
dan
Nie (l9i2)
bahwa
melalui partisipasi masyarakat
distribusi yang lebih adil atas kcuntungan pcmbangunan akan didapat, karena rcnrang kepcntingan yang luas tercakup dalam proses pengambilan keputusan. 7. Mcnjadi sumber dari informasi yang berguna Masyarakat sekitar, dalam keadaantertentu akan mcnjadi pakar yang baik karcna belajar dari pengalaman atau l..an:na pcngetahuan yang didapatnya dari kegiatan schari-bari.
Kcunikan dari panisipasi
adalah masyarakat dapat mewakili
pcngctahuan lokal yang berharga yang belum tentu dimiliki
pakar lainnya,
schingga pcngctahuan itu haruslah termuat dalam proses pembuaian keputusan. 8.
Mcrupakan kornirmcn sisrcm dernokrasi
Program partisipasi rnasyarakat membuka kemungkinan meningkamya akses masyarakat kcdalam proses pcmbuatan kcpurusan (Devitt, 1974).
2.1.4 Tipe-Tipe Partislpasi Masyarakat
Dusscldorp
dalam S!amct (1993: 10-21),
mcmbuat
klasifikasi
ripe
partisipasi yairu: I. Pcnggolongan bcrdasarkan dcrajad kcsukarclaan, tcrdiri dari partisipasi bcbas dan partisipasi terpaksa.
39 2.
Penggolongan Jangsung
3.
bcr
dan panisipasi
Pcnggolongan
pada
cara
kctcrlibatan,
terdiri
dari
partisipasi
tidak langsung.
berdasarkan
pada keterlibatan
rli dalam bcrbagai tahap dalam
proses pembangunan rerencana, lerdiri dari partisipasi lengkap dan partisipasi sebagian. 4. Penggolongan bcrdasarkan pada tingkatan organisasi, terdiri dari partisipasi yang tcrorganisasi dan partisipasi yang tidak terorganisasl.
5. Penggolongan berdasarkan pada iruensiras dan frckucnsi kegiatan, tcrdiri dari panisioasl intcnsif dan partisipasi ckstensi
r.
6. Penggulongan bcrdasarkan pada lingkup liputan kcgiatan. terdiri dari parrisipasi tak terbatas dan partisipas] rerbatas.
7, Penggolongan berdasarkan pndn cfcktivitas, terdiri dari partbipasi cfcktif dan panisipas! tidak efektif 8. Pcnggolongan berdasarkan pada sinpn yang tcrlibat Orang-orang yang dapat bcrpartislpasi
dibedakan sebagai berikut:
a. Anggola mnsyarakat sctcmpat Penduduk setempar Pemi111pi11 sctcmpat b. Pcgawai pemerintah Penduduk dalam masyarakat Bukun penduduk c. Orang-orang luar Penduduk dalam masyarakat Bukan pcnduduk d. Wakil-wakil masyarokat yang terpilih
40 9. Penggolongan berdasarkan gaya parrisipasi Dibcdakan menjadi tiga model praktek organisasi masyarakat yaitu: a. Pcmbangunan lokalitas
b. Percncanaan sosial c.
2.1.S
Aksi sosial
Bentuk-Bentuk Partisipasi J\fasyaraknl Menurut Keith Davis dalarn Sasrropoetro ( 1988: [ 6), bentuk-bentuk
partisipasi meliputi: (I) konsultasi, biasanya dalam bcntuk jasa; (2) sumbangan spontan berupa uang dan barang; (3) mendirikan proyek yang sifatnya bcrdikari dan donomya
bcrasal dari pihak ketiga: (4) rnendirikan proyek yang sifatnya berdikari
can dibiayai seluruhnya oleh masyarakat: (5) sumbangan dalam hentuk kerja; (6) aksi massa: (7) mengadakan pemhangunan di kalangan
keluarga; dan (8)
mcmbangun
Adapun jenis-jenis
proyek masyarakar yang bersifar otonom.
partisipasinya melipuli: (1) pikiran; (2) tenaga; (3) pikiran dan tenaga; (4) keahlian; (5) barang; dan (6) uang. Menurut
Pcraturan
Pcmerintah
Nomor 69 tahun
1996 pasal
15
mcnycbutkan bahwa pe.ran serta masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang
wilayah Kabupaten/Kota dapat berbcntuk: a. Pemberiau masukan uruuk rnenentukan arah pengembangan wilayah yang akan dicapai;
b. Pcngidcntifikasian
berbagai potensi Jan rnasalah pembangunan termasuk
hantuan untuk mempcrjelas hak alas ruang wilayah, termasuk perencanaan rata ruang kawasan;
41 c.
Pemberian
masukan dalarn
mcrumuskan
percncanaan
ruang wilayah
tata
Kabupetcn/Kota;
d. Pemberia11 inforrnaxi, saran, pertimbangan atau pendapar dalam penyusunan s1ra1egi pelaksanaan pcmanfaatan ruang wilayah Kabupaten/Kota: e.
Pcngajuan
keberatan
tcrhadap rancangan
Rcncana
Tata Ruang Wilayah
Kabupatcn.Kota; 1:
Kcrjasama dalam penelitian dan pcngembangan dan arau:
g. Rantuan tcnagn ahli,
Dari uraian beniuk-bcntuk partisipasi
mnsyaraket diutas,
maka dapat
diklaslflknsikeu lcbih lunjut variabcl bcntuk-bcntuk partislpasi masynrukut dalam pcnyusunau rcncana umum tata ruang Kora l'ati meliputi sebagal hcrikul:
2.1.6
•
Scbagai pendengar
•
Pcmberian sumbangan ma~ukan/.~nran/usul
•
Pcmbcrian sumbangan informasi/data
•
Pcmberian bantuan mcmpcrjclas hak alas ruang
•
Pc11gaj uan keberatan terhadap rancangan rencana
Faktor-Faktoryang Mempcnguruhi Partisipasi masyurakat Menurut
Slnmct
(I '.19J:97. l 3 7-143 ),
takror-Iaktor
internal
yang
mempcngaruhi partisipasi masyarakat adalah jenis kelam in, usia, ringkat pcndidikan, tingkat pendapatan, dan mata pencaharian. l'aktor infernal berasul dari individu itu sendiri. Sccara tcoritis, tingkah laku individu bcrhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis, yaitu: I. Jenis Kclamin
Partisipasi
yang
diherikan
oleh
seorang
pria
dan
wanita
dalam
42 pernbangunan
adalah bcrbeda, Hal ini discbabkan
oleh adanya sistcm pelapisan
sosial yang terbentuk dalam masyarakat, yang membedakan
kcdudukan dan derajat
antara pria dan wanita. Perbcdaan kedudukan dan dcrajat ini, akan menirnbulkan
perbedaan-perbcdaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Mcnurut Soeda1110 ct. al (1992) dalam Yulianti (2000:34). bahwa di dalam sisiem pelapisan atas dasar seksualitas ini, golongan pria rnemiliki sejumlah hak istimewa dibandingkan golongan wanita. Dengan demikian maka kecenoerungannya, kelompok pria akan lebih banyak ikut berpanisipasi. 2. Usia Perbedaan usia juga ruempengaruhi tingkat partisipasi rnasyarakat. Dalam
masyarakai terdapat pernbedaan kedudukan dan derajat atas dasar senioruas, sehingga akan memunculkan golongan tua dan goloogan muda. yang berbeda-beda dalam hal-hal tcrtcntu, rnisalnya menyalurkan pendapat dan rncngambil keputusan Soedamo et. al (1992) dalam Vulianti (2000:34). Usia berpengaruh pada keaktifan seseorang untuk bcrpartisipasi (Slamet, 1994:142). Dalam hal ini gclcngan tua yang dianggap lebih berpcngaternan atau senior, akan lcbih banyak mcmberikan pendapat dan dalarn hal mcnctapkan keputusan. 3. Tingkat Pcndidikan Dernikian pula halnya dengan tingka; pengetahuan. Litwin (I 986) dalam Yulianti
(2000:34) mcngatakan bahwa, salab satu karakteristik partisan dalam
pcmbangunan partisipatif a
43 pendidikan dianggap pcnting karena dengan melalui pcndidikan yang dipcroleh. scseorang lebih mudah berkomunikasi dcngan orang luar, dan cepat tanggap terhadap inovasi.
4. Tingkat Penghasilan Tingkat penghasilan juga mempengaruhi partisipasi masyarakat. Menurut Barros (1993) dalam Yuliami (2000:34), bahwa penduduk yang lebih kaya kebanyakan membayar pengeluaran cunai dan jarang melakukan kerja fisik sendiri. Sementara penduduk yang berpcoghasilan pas-pasan akan cenderung berpartisipasi dalam hal tenaga. Besarnya tingkat penghasilan akan memheri peluang lebih bcsar bagi rnasyarakar untuk berpanisipasi. Tingkal penghasilan
ini mempengaruhi
kemampuan finansial masyarakat untuk berinvestasi. Masyarakat
hanya akan
berscdia untuk mengerahkan semua kemampuannya apabila hasil yang dicapai akan scsuai dcngan keinginan dan prioritas kebutuhan mereka (Turner dalam Panudju, 1999:77-78). 5. Mata Pcncaharian
Mata pcncaharian
ini akan berkaitan dengan
tingkat
penghasilan
seseorang. Dengan demikian dapat dikatakau bahwa mala pcncaharian dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pcmbangunan, Hal ini disebabkan karena pekerjaan akan berpengaruh terhadap wakru luang sescorang umuk terlibat
dalam pcmbangunan, rnisalnya dalam ha! menghadiri pertemuan, kerja bakti dan scbagainya, Sementara itu faktor-faktor eksternal dapat dikatakan sebagai peraruh (Jrakaho!der). yaitu semua pihak yang berkepemingan dan mempunyai pengaruh
terhadap program (Sunarti, 2003:79). Adapun faktor-faktor eksternal dalam
44 penyusunan rcncana umum tata ruang Kora Pati ini adalah: Pemerintah, Konsultan Perencana, dan Swasta (Pengcmbang, LSM).
2.2.
'I'ingkat Partisipas! Masyarakat Mcnuruc Sherry Amstein (1969) pada makalahnya yang termuat di Journal
of tire A111arica11 Institute of Planners dengan judul
"A Ladder of Citizen
Participation", bahwa terdapat 8 tangga tingla1L partisipasi berdasarkan kadar kekuatnn masyarakat dalam mcmberikan pcngaruh perencanaan, sebagaimana gambar 2.1 bcrikut yairu: ~
~
8
Citizen Control
7
Delegated Power
6
Partnership
5
Pia cation ,_Consultation
4 3
lnformina
2
Therapy
1
Manipulation
-
- tokentsm
-
-
-
Citizen Power
Nonparticipation
~
Swnber: An1.·u~i11 ( 1969)
GAMllAR2.l
DRLA.P ANT ANGGA 'J'IN«KAT l'ARTISIPASI MASYARAKA T I. Manipulation (manipulasi) Tingkat partisipasi
ini adalah yang paling
rcndah, yang
memposisikan
masyarakat hanya dipakai scbagai pihak yang memberikan
persetujuan dalam
berbagai badan penasehat. Dalam hal ini tidak ada partisipasi masyarakat yang
scbcnarnya dan tulus, tctapi disclcwcngkan dan dipakai sebagai alat publikasi dari pihak pcnguasa, 2. Theraphy (terapiipenyembuhan) Oengan berkedok rnelibatkan pertisipasi masyarakat dalam perencanaan, para ahli mernperlakukan
anggota masyarakai sepeni proses penyembuhan pasien
dalam terapi. Meskipun rnasyarakat tetlioat dalam kegiatan, pada kenyataannya
kegiaran tersebut lebih banyak umuk mendapatkan masukan dari masyarakat demi kepentingan pemerintah, 3. Informing (informasi) Memberikan
informasi
kepada
masyarakat
tentang
hak-hak
mereka,
tanggungjawab dan berbagai pilihan, dapat menjadi langkah pertama yang sangat pcnting dalam pclaksanaan partisipasi masyarakat, Mcskipun yang sering tcrjadi adalah pemberian infonnasi saru arah dari pihak pemegang kekuasaan kepada masyarakat, tanpa adanya kcmungkinan untuk mcmbcrikan umpan balik atau kekuaian uutuk negosiasi dari masyarakat, Dalaui situasi saat itu terutama informasi dibcrikan pada akhir percncanaan, masyarakat hanya memiliki sedikit
kesempatan unruk mempengaruhi rencana. 4.
Consultanon (konsultasi)
Mengurulang opini masyarakai, setclah mcmbcrikan informasi kcpada mereka, dapat merupakan langkah penting dalam menuju partisipasi penuh dari masyarakat. Meskipun tctah rcrjadi dialog dua arah, akan tetapi cara ini tingkat keberhasilannya rendah karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan idc
masyarakat akan diperhatikan. Metode yang sering digunakan adalah survci, pcrtcmuan lingkungan masyarakai, dan dcngar pendapat deugau rnasyarakat.
5. Placation (penentraman/pcrujukan) Pada tingkat ini masyarakat mulai mempunyai bcbcrapa pengaruh rneskipun beberapa hal masih teiap direntukan olch pihak yang mempunyai
Dalam
pelnksanaannya
bcberapa
anggota
masyarakat
kekuasaan,
dianggap
mampu
dimasukkan sebagai anggota dalam badan-badan kerjasama pcngernbangan kelo111pok masyarakat yang anggote-anggotenya wakil dari bcrbagai instansi pemerintah.
Walnupun
usulan dari masyarakat
kebutuhannj«.
namun suara masyarakat
kedudukannya
rclntif rcndah atau jumlah
diperhatikan
scringkali
scsuai
dengan
tidak didcngar karcna
mereka tcrlalu
scdikil diba11uing
anggota dari i11stansi pemeriutah.
6. l'armershlp (kerjasnma) l'ada tingkat ini. atas kcscpakatan bersama, kekuasaan dalam bcrbagai hal dibag! antam pihak masyarakat dengan pihak pemegang kekuasaan. Dalam hal ini disepakati bersama untuk sating membagi tanggung jawab dalam perencanaan dan pernhuatan keputusan scrta pemecahan
berbagai masalah.
Telah adu
kesamaan kcpcntingan untara pernerintah dsn masyarakat. 7. Delegated Power (pelirnpahan kckuasaan) Pada tingkat ini masyarakat diberi limpahan kewenangan untuk mcmbcrikan keputusan dominan pada rcncana atau program :ertenru. Untuk rnemecahkan pcrbcdaan yang muncuL pemilik kekuasaan harus mcngadakan iawar rnenawar dengan masyarakat dan tidak dapat mcmbcrikan tekanan-tekanan dari atas. Jadi masyaraka; dibcri wcwcnang untuk membuat keputusan rencana dan rcncana tersebut kemudian ditetapkan oleh pcmcrintah,
<17
8. Citizen Control (kontrol masyarakat) Pada tingkat ini masyarakat memiliki kekuatan umuk mcngatur program atau kelembagaan yang berkaitan dengan kcpcntingan mcrcka. Mereka mempunyai kewenangan dan dapat mcngadakan negosiasi dengan pihak-pihak luar yang hcndak mclakukan pcrubahan, Dalam hal ini usaha bersama warga dapat langsung berhubungan dengan sumber-surnoer dana unruk mendapat bantuan atau pinjaman ianpa melalui pihak ketiga. Jadi masyarakat memiliki kekuasaan untuk merencanakan, mclaksanakan dan mengawasi program yang dibuatnya. Pada tingkat 1 dan 2 disimpulkan sebagai tingkat yang bukan partisipasi atau
11011
participation. Tingkat 3. 4. dan 5 disebut tingkatan penghargaan/tokcnismc atau
DegreeofTokenism. Dan tingkar 6. 7, 8 disebut ringkatan kekuatan masyarakat arau Degree of Citizen Power. Sedangkan menurul Goethert (1998) dalam Imparato dan Ruster (2003:2223) mem bagi S ri ngkat parrisipasi yaitu: I.
None, artinya outsider semata-mata bertanggung jawah pada semua pihak, dengan tanpa kcterlibatan masyarakat.
2. Information or Indirect. sama dcngan tidak ada partisipasi tetapi inforrnasi merupakan sesuatu yang spcsifik,
3. Consultation: outsider rnendasarkan atas informasi dengan tidak langsung diperoleh dari masyarakat. 4. Shared Control, masyarakat dan outsider bcrintcraksi sejauh mungkin secara bcrsamaan. 5. Full Control: masyarakai mcndominasi diperlukan,
dan outsider membantu ketika
48 Untuk rnengukur tingkut partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan mengukur tingkat partisipasi
individu
aiau kctcrlibatan individu dalam kegiatan
bcrsama-sama yang dapat diukur dengan skala yang dikernukakan oleh Chapin (dalam Slamet, 1993:82-83), yaitu:
a. Keanggotaan dalarn organisasi b.
Kchadiran di dalam pcrtcmuan
c.
Sumbangan-sumbangan
d. KeanggotMn di dalam kcpengurusan c.
Kedudukan anggotn di dalam kepcngurusan
Scmcntara Goldhamcr (dalam Sl11111ct,
1993:84}
mcngukur tingknt
partisipas! rnasyarakat dengan mcnggunaknn lima varinbcl yaitu:
a, Jumlah asosinsl yang dimnsuki ti. Frekuensi kehadiran c. Jumlah asosiasi diinana din mcmangkujabatan
d. Lamanya mcnjad: anggota c. Tipe asosiasi yang dimasuki Berdasarkan skala partisipasi individu tersebut, rnaka dapat dlklasiflkasikan skala yang digunakan
scbagai variabel
untuk
mengukur
tingkat partisipasi
masyarakat dalarn penyusunan rencana umum Ulla ruang Kota Pati ndalah: •
'l'ingkat kehadiran dalam rapat/pcrtcmuan
•
Keaktifan dalam f11e11g1:111ukakm1 rnasukan/saran/usul
•
Kctcrlibatan dalam menetapkau konsep rencana
•
Kercrllbatan mcrnbcrikan persetuiuan terhadap rancaugan rcncana Menurut Moughtin (1992: 17), sebagai salah satu cara umuk mernahami dan
meugevatuasi suaru partislpasl masyarakai serta uruuk mengukur tingkat panisipasi
49 suatu kclompok dapai dilakukan dengan Skala Analisis Partisipasi Masyarakat
(Analytical Scale of Pantctpattom. yaitu merupakan gabungan dari beberapa skala pengukuran
yang mengindikasikan cara-cara menganalisis pro~es
partisipasi
masyarakat. Skala pengukuran tersebut adalah teknik partisipasi, tingkat partisipasi. sistern politik, unit spasial, dan bentuk perencanaan, scbagaimane tabcl II.I bcrikur JOI.
TABEL U.l SKALA ANALISIS l'ARTISll'ASI MASYARAKAT TtKNIK
PAllTISIPASl AJ1ui11t-..l!u.-.
TfliGKAT PARTISIP.\SI
P£1iGAMBll..AN KEl'll'l I \N
l~IT Sl',\~AL
HF.NT! 'K l'Ell~l\'CANAAN
Ko1.t1dl
...,,'..>1•..,• 1 ... ~ro_,k,.,~ c, 1 __ .,,M_,lll ..• ... ~ro"""ko..,•-1 0.rapd 1---..---+.,--,---1 [)uk1n Kenlandiri:1n Pc:l1m,M:u1 Ke"'uau:an RU1•llh Rcneana ,_l'cm~b-•n~t_n•_n __ K_cru_.,~"'-"___, Muy•rlk:rl o.mo. l1e:rcnc:;inu:1n drnl msi 1•e:rnncnngan clcb Kt01itm.111 Pll'li>i· Jallll Rcncana Pat'I>?· 1-----1 Tindol< ,__.M~~~~v_,am~·~k1~t.,....-+-.-....,~--+--~--1po:if ,_ _, ~i~nilCilo l'~~:inwt riMP~litlk U~ngon ci-,-....,,..""=-i O.;inoRtnc::ma lrJ.:r\:1nco1t'l l:llJSi 1-----1
""
Buk!JI luncMgan Oricotesi Pod.; C\u1nbu Oeomclris FunnoJ~
........--k---
~:: Kou Kcca
')at1ll"''"''
t\ota Uesar
:·~1\1
;g,
BcrcamJ'VT
·&--
!)tudt Progguna
~1anipu.1JSi
ftll'tisipasi
StudtAntrc
Jc i
lrduk
I. Teknik Partisipasi: cara-cara atau bentuk-bentuk partisipasi masyarakat yang
dapat dilakukan, terdiri dari 12 tangga, yang terendah adalah studi antropologis, lalu studi pengguna, survci percncanaan, pcmbcritaan pcrs, pamcran/pcrtunjukan.
50 permohonan
percncanaan, pcnyelid ikan keadaan masyarakat,
pertemuan
masyarakat, manifesto politik, pcrencanaan can pcrancangan oleh masyurakut, kemandirian
pembangunan,
dan administrasi
masyarakat, Scmakin
tinggi
dianggap scmakin aktif tingkat partisipasinya. 2. Tiugkat Partisipasi: yaitu tingkat partisipasi dalarn Tangga Partisipasi dari Sherry Arnstein,
terapi,
rerdiri dari 8 tangga, yang terendah adalah manipulasi.
lnformasi,
konsultasi,
penentraman/perujukan,
kcmudian
kerjasama/kemitraan,
pelimpahan kekuasaan. dan kontrol masyarakat,
3. Sistem Politik: terdiri dari 4 tingkatan dari pemerinrahan yang totaliter, lalu demokrasi perwakilan, dernokrasi partisipatif, dan anarki. Dari sudut pandang partisipasi, sistcrn politik yang sesuai berada pada tingkat pertengahan, dimana mcningkatnya
masyarakat.
demokrasl
adalah
sebagai
salah
Sistcm politik yang ideal untuk
dcmokrasi parti;ipatif
satu
pentingnya
partisipasi
dan demokrasi perwakilan,
partisipasi
rnasyarakat adalah
karcna masyarakat dapat
menyalurkan aspirasinya lcbih leluasa. 4. Unit Spasial
(keruangan):
semakin
menurun/reudah
tingkataunya
semakin
banyak jumlah individu yang tcrcakup, bcrarti scmakin bcragam pula kcinginan masyarakat yang dapat rnempengaruhi pengambilan kepuiusan. Hirarki yang dimaksud ada 9 mulai dari: ruang, rumah, jalan, lingkungan, kawasan, kota kecil, kota besar, wilayah, dan negara. 5.
l:lcntuk Pcrencanaan: ada 6 bcnruk yaitu ranpa rcncana, rcncana rindak, rcncana
inkremental, pengamatan sekilas, rencana struktur, dan rencana induk. Panislpasi masyarakat yang baik dan cukup berarti menurur Moughtin (1992: 18) dapat dilihat dalam lingkup-lingkup
tertentu saja,
51 Dari kcl ima ska la terse but. ska la yang memcgang posisi sangat menentukan bagi skala lainuya adalah skala tingkat partisipasi. Skala yang mcrupakan tangga panisipasi dari Sherry Arnstein ini, dapat digunakan untuk menganalisis besarnya kekuasaan yang telah dibcrikan kepada masyarakai. Oleh karena itu pada penelitian ini yang akan diiadikan pedoman untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakar adalah didasarkan pada 8 Tangga Partisipasi Masyarakar dari Sherry Arnstein.
2.3.
Tata Ruang
2.3.J
Pcngcrtiau Tata Ruang Deflnisi-deflnisi •
yang terkait dengan tata ruang:
Ruang adalah wadah yang mcliputi ruang daratan, ruang Iautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah. tempai manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiaian sena memelihara kelangsungao hidupnya (UU 2411992 pasal l).
•
Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak (UU 24!1992 pasal I).
•
Penataan ruang adalah prose> pcrcncanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan peagendalian pcmanfaaran ruang (UU 24/1992 pasal 1 }.
•
Rencana tara ruang adalah hasil pcrcncanaan tata ruang (UU 24/1992 pasal I).
•
Rcncana rara ruang adalah rekayasa aiau metode pengaturan perkembangan tata ruang di kernudian hari; ren::ana tersebut berdimensi tiga, dan berdimensi cmpar jib unsur waktu dipandang scbagai dimcnsi kecmpat; rcncana tata ruang disehut heroeientasi kepada kecendenmgan karena memperhatikan
52 kecenderungan perkembangan pada waktu yang lalu, masa kini dun waktu yang akan datang (Kamus Tata Ruang, 1998:91). •
Tata ruang mcngandung arti penarnan segala sesuatu yang berada di dalam ruang sebagai wadah pcnyelenggara kehidupan, Tata ruang pada hakikamya merupakun
lingkungan
fisik
yang
rnempunyai
hubungan
organisatoris/lungsional antara berbagai macam obick dan rnanusia, yang terpisah
dalam
ruang-ruang
tenentu (Rapoport
dalam
Kartasasrnita,
1996:427).
2.3.2 Perencanaan Tata Ruang Tata ruang merupakan suatu rencana yang mengikat sernua pihak, yang bcrbemuk alokasi peruntukan ruang di suatu wilayah perencanaan. Bcntuk tata ruang paca dasarnya dapat berupa alokasi letak, luas, dan atribut lain (misalnya jenis dan intensitas kegiatan) yang dircncanakan dapat dicapai pada akhir periode rencana. Sclain bcntuk tersebut, tata rua11g juga dapat bcrupa suatu prosedur belaka (tanpa mcnunjuk alokasi lctak, luas, dan atribut lain) yang harus dipcnuhi oleh para pelaku pcngguna ruang di wilayah rcncana. Namun tata ruaug dapat pula tcrdiri dari gabungan kcdua bcruuk diatas, yaitu terdapat alokasi ruang dan juga terdapar prosedur (Haeruman, 2004). Di dalam tara ruang tcrcakup distribusi tindakan manusia dan kegiarannya unruk mencapai rujuan scbagaimana yang dirurnuskan
sebelumnya. Konscp tata
ruang rnenunn Foley dalam Kartasasmira (J 996:427), tidak hanya rnenyangkut suatu
wawasan yang disebur scbagai wawasan spasial, tetapi menyangkut pula aspek-aspek nun spasial utau aspasial. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa struktur fisik sangat ditentukan dan dipeugaruhi pula uleh Iaktor-Iaktor non fisik seperti organisasi
53 fungsional,
pola sosial
budaya, dan nilai kehidupan komunitas (Wheaton dan
Porteous dalam Kartasasmita, 1996:427). Pada kebanyakan perencanaan kota dan lingkungan, rnasyarakat acapkali dilihat sekadar sebagai konsumen yang pasif. Memang mereka diberi aktivitas untuk kehidupan, kerja, rekreasi, bclanja dan bcrmukim. akan tctapi kurang dibcri pcluang untuk ikut dalam proses pcnentuan kcbijakan dan percncanaannya
(Budihardjo,
2005:8). Lebih lanjul dikatakan bahwa sebagai rnakhluk yang berakal dan berbudaya, manusia membutuhkan
rasa penguasaan dan pengawasan terhadap habitat dan
lingkungannya. Rasa tcrscbut rncrupakan faktor rncndasar dalam rnenumbuhkan rasa rnemiliki untuk kernudian mcrnpertahankan atau melestarikan, Peudekaian memungkinkan
dengan partisipasi
keseimbangan
setempat dan inregrasi
penduduk dalam
antara kepenringan adrninistrasi
perencanaan
kora,
dari pemerintah
penduduk setempar dalam proses pengarnbilan
keputusan
pada tingkar lokal (Jayadinata, 1986:20 l ). Dijclaskan lebih lanjut bahwa terdapat 2 rnacam partisipasi penduduk yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi horisontal. Partisipasi vcrtikal adalah intcraksi dcngan cam dari bawah kc alas (boflom up), sedang partisipasi horisontal adalah interaksi penduduk dengan berbagai kelornpok lain. Langkah awal penataan ruang adalah penyusunan rencana
tata
ruang.
Rencana tata ruang dipcrlukan untuk mewujudkan tata ruang yang memungkinkan semua kcpcntiugan manusia dapat terpenuhi secara optimal. Rencana tata ruang, oleh
sebab itu, merupukan bagian yang penting datum proses pernbangunan. bahkan merupakan pcrsyaratan unruk dilaksanakannya
pembangunan,
baik bagi daerah-
daerah yaag sudah tinggi inrensitas kegiaiannyu maupun bagi daerah-dacrah yang baru rnulai tumbuh dan berkerubang.
54
Menurut 13udihardjo dan Sujarto (2005:208), perencanaan iara ruang kora selnrna ini masih saja cenderung tcrlalu berorientasi pada pencapaian tujuan ideal berjangka panjang, yang sering meleset akibat banyaknya ketidakpastian.
Di sisi lain
tcrdapat
pemikiran
jenis-jenis
pcreneanaan
yang disusun
dengan
landasan
pcmecahan masalah sccara ad hoc yang bcrjangka pendek, kureng bcrwawasun luas, Seyogyanya pendekatan yang diambil mencakup kcduanya.
Sclanjutnya
dijclaskan
beberapa usulan
atau
rekcmcndasi
unluk
pcningkatan kualitas pcrcncanaan tata ruang clan pcngclolaan lingkungan hidup di
masa mendarang agar dapat bcrkclanjutan: J. Agar pengelolaan
dan tata ruang kota tldak lagi sekadar dilihar sebagal
mnnngi•me111 tJj'gmwth atau 1111111age111ent 1l chm1ges mclainkan lebih scbagai
management of conflicts. 2. Mckanismc development control yang kctat agar ditegakkan, lengkap dengan sanksi (dis-insentif)
buat yang rnelnnggar dan bonus (Insentif) bagi mercka yang
raat pada peraturan.
3. l'enataan runng kola sccara total, menyeluruh dan terpadu dengan model-model participotn1y planning dnn oiler the board p/01111ing atau perencanaau lintas
sektoral sudah dilakukan secara konsekucn dan berkesinambungan. 4. Kepekaan sosio-kultural para penentu kebijakan dan profesional khususnya di bidang tarn ruang kola dan lingkungan hidup scyogyanya lebih ditingkatkan melalui forum-forum baik sccara formal maupun informal. 5.
Dalam setiap perencanaan lats ruang kota dun pengelolaan
lingkungan hidup
agar tcbih dipcrhatikan kckayaan khasanah lingkungan alam. 6. Perun sorta pcnduduk dan kemirraan dcngan pihak swasta agar lebih digalakkan,
55 7. Prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan pada kepentingan rakyat agar dijabarkan clalam rencana dan tindakan nyata.
Perencanaan tata ruang dapat mernpengaruhi proses pembangunan melalui 3 alat utama yaitu (Cadman dan Crowe, 1991:143): I. Rencana pembangunan, yang menyediakan pcngcndalian
keputusan melalui
keputusan strategis dimana pemerintah mengadopsi rencana tata ruang untuk mcngatur guna lahan dan perubahan lingkungan. 2. Kontrol
pembangunan,
yang menycdiakan
mckanisrnc
administratif
bagi
perencana untuk mewuiudkan rcncana pembangunan setelah mengadopsi rencana tata ruang.
Kontrol pcmbangunan
ini berlaku
pula
bagl pemilik
lahan,
pengembang dan investor. 3. Promosi pembangunan, rnerupakan cara yang paling mudah rnengetahui interaksi antara perencanaan tarn ruang dengau proses pembangunan. Dala111 konieks pcmcrintahan, rnenginginkan
maka dengan
adanya rencana tata ruang,
adanya pembangunan
pemerintah
den investasi di dacrahnya dcngan cara
mempromosikan dan memasarkan lokasi, rnembuat lahan yang siap bangun dan menycdiakan bantuan dana serta subsidi. Pola pikir secara terpadu dalam penataau kota diperlukan, tidak sitja dalam peugertian komprehensif tcrhadap unsur-unsur pcmbangunan kota namun juga mcngandung
pengerrian terhadap pendekatan
sistem yang tak ierpisahkan antara
perencanaan, pemanfaatan dan pengcndalian (developmeru cycle) dalarn setiap tahap
penataan kota. A rrinya pada tahap perencanaan, hams berflkir rcnrang bagatmana mencapai rencana
tcrhadap
ya.ng disusun (pemanfaatan), sekaligus bagaimana dapat konsisten
rencana yang dirumuskan
(pengendalian).
Sebaliknya pada tahap
56 pengendalian.
harus melihat ijin pelaksanaan pcmbangunan (pernanfaatan)
dan
sekaligus mengacu pada rencana yang dibuat (Pasaribu dan Suprapto, 2004:9). Sclain itu, rencana tata ruang hendaknya (Kiprah, 200 I :22): I.
Quickly yielding, rencana tara ruang mampu mcnganalisis perturnbuhan dan perkembangan decrah, mcnghasilkan langkah-langkah se1111 tahapan-tahapan dan wnktu pclaksanaan pembangunan untuk kumn wuktu tertentu.
2.
Political friendiy; dcmckratisas! dan transparansi sudah menjadi keburuhan dalam
seluruh rangkalan
proses penyusunannya.
Pcngetahuan-pengctahuan
rencana tata ruang mulai dari rembug dcsa hingga pcnctapan olch Dl'RD sanga; menentukan kcwibawaan rencana tata ruang,
3. User friendly. mudah dimengerti dan dipaharni oleh scgcnap lapisan masyarakat. Sosialisasi
pcrlu dilakukan
rerus menerus,
sehingga
masyorakat mudah
mcmahami rcncana dan perkembangan yang terjadi. 4. Market frimdiy, rcncana tata ruane mcmbuka pcluang keperningan dunia usaha dan
rcncana pcnanarnan investasi dcngan mcmperhatikan rencana tata guna
tanah yang sesuai dengan peruntukannya, 5. l.Pgnl frie11rlly, mernpunyal kepasrian hukum d.10 masyarakat dapat rnemperoleh
kcrnudahan-kemudahan untuk rnelakukan investasinya, l.ebih lanjut, suatu rencana tata ruang akan bcrhasil bila mcmcnuhi kritcria/unsurunsur sebaga] berikut: •
Disusun bcrdasarkan oricntasi pasar.
•
Reucana tata ruang meuiiliki peluaug bagi aktor atau stakeholder rueugikuu dan mengisi rata ruang
tersebut,
57
• Mempunyai batasan-batasan yang jelas terutama menyangkut kewenangan masing-masing aktor dan stakeholder agar mcmpunyai kepastian hukurn yang jelas.
•
Disusun untuk mengurangi dampak psikologis yang berkembang di dalam masyarakat
dan
mengakomodasikan
berbagai
pclaku
kepenringan
pembanguuan, baik kclompok rninoritas (misalnya pengembang, kontraktor) maupun mayoritas (masyarakat). •
Mempunyai
informasi
yang
jelas
mengenai
tahapan
pclaksanaan
pembangunan dan kapan rcncana tersebut dilaksanakan. •
Memiliki
konsep pembangunan fisik, sosial, dan ekonomi
yang pasti,
masyarakat rnengetahui alokasi pernbangunan dan pengembangan, schingga diperoleh
inlormasi
daerah/kawasan
yang
dapat
dikcmbangkan
dan
dipertahankan.
•
Disusun untuk membangun kcbcrsamaan, ruemperoleh kesepakatan dengan menunjukkan pula kelemahan dan kelebihan rcncana tata ruang serta darnpak yang akan ditimbulkannya, baik positif maupun negatif,
2.3.3
Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
Menurut Undang-Undang 24 Tahon 1992, penataan ruang berdasarkan fungsi
utama
kawasan
rneliputi
kawasan
lindung
dan
kawasan
budidaya.
Berdasarkan aspek administratif mcliputi ruang wilayah Nasional, wilayah Provinsi, dan wilayah Kabupaten/Kota.
Sedangkan berdasarkan fungsi kawasan dan aspck
kegiatan rneliputi kawasan pcrdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan rertentu. Dengan
melihat pembagian di atas, maka RUTRK Pati dapar dikategorikan rnasuk
dalam tata ruang kawasan perkotaan.
58 Rencana tata ruang diperlukan mulai dari 1ir.gkat nasional, provinsi dau kabupaten sampai ke tingkat kawasan, sesuai dengan kebutuhannya. Pada tingkat
nasional, ada RTRW Nasional yang merupakan pcnjabaran secara keruangan arah pembangunan nasional jangka panjang dan merupakan acuan ilalam penyusunan program-program pembangunan nasional jangka menengah dan jangka pendek, RTR W Provinsi merupakan
penjabaran
srrategi
dan
arahan
kebijaksanaan
pemanfaatan ruang wilayah nasionel ke dalam srrategi dan struktur pernanfaatan ruang wilayah provinsi. Sedangkan RTRW Kabupatcn/Kota, mcrupakan pcnjabaran RTR W provinsi ke dalaru !.trntq~i pelaksanaan pcmanfaatzn kabupatcn/kota.
Selanjutnya
pada
kawasan-kawasan
kabupatcn/kota sorta kawasan-kawasan
di
yang diprioritaskan
ruang wilayah bawah
wilayah
pembangunaunya,
diperlukan Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan. Reocana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan atau Rencana Tata Bangunan dan l.ingkungan. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Pcrkotaan disusun bcrdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/W2002 tcntang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruaug. Perencanaan tata ruang kawasan perkotaan, secara scderhana dapat diartikan sebagai kegiatan mereneanakan pemanfaatan potcnsi dan ruang perkotaan sorta
pcngembangan
infrastruktur
pendukung
yang
dibutuhkan
untuk
mengakornodasikan kegiatan sosial ekonomi yang diinginkan. Penanganan penataan ruang kawasan
pcrkotaan yang merupakan bagian dari Dacrah Kabupaten,
diakomodasikan perencanaannya dalam RTRW Kabupaten yang bersifat umum. Rcncana tata ruang kawasan perkoiaan dengan jenis kedalaman rencana umum adalah kebiakan yang mcnetapkan lokasi dari kawasan yang barus dilindungi dan
59 dibudidayakan
serta
diprioritaskan
pcngembangannya
dalam jangka waktu
perencanaan. Fungsi rencana tata ruang wilayah kota/rencana umum una ruang kawasan perkotaan adalah: (I) menjaga konsistensi perkembangan kota/kawasan pcrkotaan deugan srrategi perkotaan nasional dan arahan rcncana rata ruang wilayah provinsi dalarn jangka panjang; (2) menciptakan keserasiau perkembangan kola dengan wilayah sekuamya; (3) mcnciptakan keterpaduan pembangunan sektoral dan daerah.
Adapun muatan rencana tata ruang wilayah kota/rencana umum tata ruang kawasan perkotaan, mcliputi: I. Tujuan pemanfaatan ruang wilayah kota/kawasan perkotaan untuk peningkatan kesejahteraan masyaraknt dan pertahanan keamanan.
2. Rcncana struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah kora/kawasan perkotaan, mcliputi: a. Struktur pemanfaatan ruang yang mcliputi distribusi penduduk, sistem kegiatan pembangunan
dan sistcm pusat-pusat pelayanan permukiman
pcrkotaan tcrmasuk pusat pelayanan koleksi can distrihusi; sistcm prasarana transportasi:
sistem
telekomunikasi,
sistem
cncrgi,
sistcru prasarana
pengelolaan lingkungan terrnasuk pengairan. b,
l'ola pcmanfaaran perrnukiman,
ruang yang meliputi
kawasan jasa
(perniagaan,
kawasan
liuduug,
pemerintahan,
kawasan
transportasi,
pariwisata.dll), kawasan perindusrrian. 3. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota/Kawasan l'erkotaan mcncakup upaya: a. Pcngclolaan kawasan lin
60 c,
Pcngembangan
kawasan
yang
diprioritaskan
dalam
jangka
waktu
perencanaan, tcrmasuk kawasan terrcntu, d. Pcnatagunaan
tanah, air,
udara dan sumber
daya lainnya dengan
rnemperhatikan kctcrpaduan sumberdaya alam dengan sumherdaya buatan. e. Pengernbangan sistern petayanan permukiman
telckornunikasi,
kegiaian
pernbangunan dan sistern
pusar-pusar
perkoraan; sistem prasarana rransportasi;
sistem
sistem energi, sistem prasarana pengelolaan lingkungan
termasuk sistcm pengairan. 4.
Pedornan pengendalian pembangunan wilayah kota/kawasan perkotaan, meliputi:
a. Pedoman perijinan pemanraatan ruang/pengembangan wilayah kota/kawasan perkotaan bagi kegiatan pembangunan di wilayah kota/kawasan perkotaan (pedoman pembcrian ijin lokasi). b.
Pcdoman pemberian kompcnsasi, serta pemberian
insentif dan pengenaan
dis-insentif di wilayah kora/kawasan perkotaan. c. Pedo111:111 pengawasan (pelaporan, pemantauan, dan cvaluasi) dan penertiban (termasuk pengcnaan sanksi) pcmanfaatan ruang di wilayah kota/kawasan perkotaan.
2.4.
Riugkasan Teori Berdasarkan kajian tcori yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat
ringkasannya yang mendasari sebagai variabet peneluian, sebagaimana tabel 11.2 berikut,
61
T:\lll~L U.2 RUMUSAN KAJIAN LITERATUR PARTISrPAS] MASYAllAKAT
OAL.~IPENYl!SUNAN RF:NCANA TATA RUAN(; l'io
Tcori
rencl1pol
.~
Bcntuk-Bentuk 1•art1s1pas1 ~·las~·ouaki.lt
I
Keith J}.1vts ( 19&!)
-
. -
PP6911996
Konsultns], bi~anya J:iiarn lx-ntuk jesa. Sun1t-;:-u~3J) sp
h;uau.g ~1i:nCiriJ.:.an pro~·~k y;&ng s1fatny:i btrdikari dau douornva bcrasal dari ~1enCirlkan
pro~·cl: y:i.ng si13tnya betdtkad dan dibiuyai sclurnbnye etch
ll 3
.
h;..rang l\·ft1l'dirika11
yang
PH".''C:k
s1far11y.1
herdrsan. S:11mh:ln£',;. '1n bentek kerja, ;\k!>l massa
dalam
Ml'll).\adak1n pc1nban~unan
V. Slnrtk-1
ITHt~yar:tkru..
dicupai Pc11gidentifikasian berhogal prucnsi 1Jai1 masalah pcmbangunan tennasuk bantuan unurk nu~rrrcrj~l:l<= bak atas l(IW ruung l>U\llf\S{IO.
-
-
Pcmbcrlannneukcn dalam ~ron1usl:ttn
pcrencanuan tat~ ruang. Pemherian pcr1i1nbingan
informasl,
a tau
dalam pcli!ks;1n:mn
p~nd;;ip..<:tt
j)'l:Ci)'USt1n;in strateg1 pcmanfaatan n1aog. P.::nge3uiln
<arun,
kcbcraum
-
Psmberian tnasukan Pcn~ldc:ntlfikn:>ian pctensi Jan masalah 1>cmhcrian informas], 'il"filli, p. .;rtimbangan atuu p~rtd~:t: 1>c·ng~uao keberssan :.:_;r!l::id:~p r.-incans;rm :cr.cunu Kcrjasama dalum reneliliar• dan
pengerubangzn i3annmn tcna.~a ahli
tcrhadap
ran·::angenrcocana tutu 1 u;.1u,g Ke~ja~anl;;i dalam pt·ncli1ia11
d.;·m
r~ng
ahf
Pakta,r-t'~kl1)1' uuemal yunµ n:cn1pcngt1f11lU fak
-
-
Sun;1n1 (20-)3'
d1
kulangan kcluarga. Mernbangun proyck
fal>1t)t'-Foi1k!t1r lnt..:m~I dan l:];$t~nH1I ~19li'.~I
~
Kcnsultasr Sun1l'.l;ingan uaeg dan
\.tcn2;idakan pembangunan di kal:tn.g,an keluarge dcsa scodiri, Mcmhaugun proyc~ 1nasyJr.:1ka1 yang bcrsifat OtOOt)Ol
ru~t.ng vv ilayah, lCrtt'!aSuk pcrencmaau
-
-
A ks I massa
pcrcncanaan tata ruau.i; J;1pa1 bcrbennjk ; - Pcrnbcrieu masukan urauk mencruukan at
-
--
mas)·at;,lk.(lt. Sumbang_an Jal am bcntuk kctja, yan1~ b><•~nya -dilakuk:m olch tenaga ahli setempai.
Bahwa pcrnu ser4U masyernkat dalam proses
-
-
dcrmawan, pihak ketig.l.
1
-
-
R~ni111:-hi.:n1uk p:trt).o;irm'\i nwfiprm
-
-
-'
Varlabtl
Fakror..faktor eksternal ud:1k1h sf:t1'~h~l~1·. )';llH1 s~uiua pihak yont? hcr~:cp.:1tt1ug;.1n Jan 111\.'.<1npu:1yai pcng_<'lnth 1crh.'ldi1JJ µ1.,~;.uu.
62 ('
Tin,gka1 P:1r11sipa ...ri li.-frt\)11t:lkal
s
Sherry Amsieln (1969)
.,.,d.._
&h,~a ttnbiu 8 1.-.gp tinlkJl panis1pasi nni)'~31
Udu
kc:keo!ml
nmyaralan cblam niemberikm pe!t~Jh pc~yairo:
.
.
.
.
lo
Charin
(1993)
&i.1anipul!1li11:t(rmnipul1":} Thtrap.t) (ler~~•)<m>uhan) lnformins (inform."!Si) C0tklult.31tM. (L.on!\ulta>i) Pbc3tion (pmcntnm:ll>'perujiA<M) Partnership(kcrj""1.0U) ~q;::akd PM\~r (pclimJ"'h"" ~.k....... )
Citizen COlllOrlisif".ld> dlri pcnil1iM :crhadap bi-.eri:i tin~ar pmisiflt$i sosial )-;Jila: Skala
. . . .
.
Kc:mgsOl!DnM.1r1urtmi:o:Jii K~adirtn di dab• ratcn-.iui Sulllxmpn-$U111b!!IP'I Kelf>#')l:sm dt dolom kq>::n&urusan
K<>ludub.D"""043 di dllam tertf'ilUl\Kall
g
lingkat
l31lg.g;>
p~trtisip:isi;
. .
.
. . . .
h-tanitul:uion Theraphy lnforrring C'ensu ltcilion
Placation Partnership
Delegated Powei Citizen Conml
Kt~lpar,1aa11 d:til31u Ol'f!!nis:isi Kchadi1'31l di dalam J'(rtc:mua:n Su1nb11ng_!l1i· sumnsngan i-ci:n~gui.unJ1 d:tlnm kcpcnK'JTllSlllt Ktdu<.ukon oni:nlil di cfal>m
ki:p.:ngurusnn
.,
tiol
Vntut
mC111'1~1.r pa1uscpos1 dmpn n~~u.ialanIW \•Qbd Jaitu: Jun1l:th •«~iasi yaig di.,...~ut.i F'rtlutta.-i lt!•Minn . Jumlnb U<10i1SI dl111311a nt<mongk• !aba1::n Lam.lny> M
. .
. . R
~1ou~lniu (I 1)')2)
""2Sl'I" lipe awia.;il"lllll drnasuk1
.
. . . .
U1tuL. 1u1:ai.Jwu1i c.b.1 u1.::1q,c:"\.a.lua.)i Mlllu p;lllislpool llW)vUat dlb).'\lbJJ Auhis P.l:li>ipasi dcl1Jtll1 Stab
•
Jumloh aSC .. OSI y:u>g
dimllS.tki l'rckuenti l.clml1irin
Ju1nl3!1 asoslas:i di1nttnt'I 11lc1nangku
i•batnn 1,an>ny•
1nenjlch
OllJIAOIA
Tire asosiosi Y'"8
di1nl.$\lki Sk:.sh1 Ao:.sli~l11 P .. ti~ipii.>j
muyorakaL yairu gobungm dari bcb"1'11pv ms)rill yaitu pbwlpo dJli bd>cnpa •lwl1 pcngukumn ikala h:knik p:rigul:ur.in nw:lip•lj td
unit
pctencaa.a:n.
)~JI,
W.1
bmwk
1mi,.ip;1.,~ :r-ish~1u poli1.il, unil spa.~i:tl. uan bcntuk paCDC;snaan.
BAB ID
KONDISJ Ul\.flThit DAN PERENCANAAN TATA RUANG KOT A DI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI
3.1.
Gambaran Umum Kahupaten Pali Kabuparen Pati mcrupakan salah satu dari 35 daerah kabupatcn/kota di
Jawa Tengah, terletak diantaru 110°.
so· · 111\15"
Bujur Timur dan rf>.25' -
7),oo·
Liruang Selatan, dengan batas-bnas wilayah sebagai berikut: Scbclah urara
dibatasi wilayah Kabupaten Jepara dan Laut Jawa
Sebelah barar
dibatasi wilayah Kabupaten Kudus dan Kabupatcu Jcpara
Scbelnh sclatan
dibaiasl wilayah Kabupaten Grobogan dan Kabupaicn
Blora Sebelah timur
dibatasi wilayah Kabupaten Rem bang dan Laut Jawa
Kabupatcn Pati mcmiliki luas wilayah 150.368 Ha yang tcrdiri dari 58.739 Ha lahan sawah dan 91.629 Ila lahan bukan sawah, Kabupatcn
Pali terdiri mas 21
kccamatan, 400 desa dan 5 kelurahan. Jumlah pcnduduk Kabuputen Pati pada akhir tahun 2004 sebesar 1.218.267 orang terdiri dari pcnduduk laki-laki 600.700 orang
dun penduduk perempuan 617.567 orang, Pati,
Kccamatan
Pati
Dari 21
kccamatan
di
Kabupatcn
mcmpunyai pcnduduk tcrbanyak dibandingkan dengan
kecamatan )'ang lain yaitu sebanyak 101.752 jiwa. Dcngan luas wilayah sebesar 150.368 Ha atau 1.503,68 J-m2• maka secara umum Kabupatcn Pati rncrnpunyai kepadatan pcududuk 810 jiwa per km~. Dari jumlah penduduk tersebut yang uiasuk dalam usia produktif (usia 15-64 tahun) adalah 824.563 orang. sedangkan yang
63
64 masuk dalam usia non produktif (0-14 tahun dan 65 iahun keatas) adalah 393.704 ornng.
3.2.
Gambaran Umum Kecamatan Pali
3.2.1
Geografls Kecamatan
Pati merupakan satu dari 21 kocamntan di Kabupaten Pati,
berada di tcngah-tcngah lbukota Kabupaten Pati dengan batas-batas wilayah sebagai bcrlkut:
Sebelah utara
dlhatasi wilayah Kecamaran Wcdarijaksa
Sebclah barat
dibatasi wilayah Kccamatan Margorejo
Scbclah sclatan
dibatasi wilayah Kccamatan Gabus
Sebelah timur
dibatasi wilnyah Kecamntan Juwana
Kecamntan Poti mcnipunyai luas wilayah 4.249 I la terdir] dari lahan sawah scluas 2.588 Ila (60,90 %) dan lahan bukun sawah 1.661 Ila (39,10 %). Wilayahn)'a
memiliki jcnis tanah Red Yellow Mediteran, tarosol, Aluvial dan Hidromcr. Tcrmasuk tipe iklim Oldeman yaitu L>2 dengan kctinggian wilayah tereudah .5 m dan tertinggi 23 m dcngan rata-rata 14 m dari permukaan laut. Jumlah curnh hujan di Kecamatnn
Pali selama tahun 2004 scbanyak J .329 mm dengan 77 hari hujan,
sedangkan temperatur terendah 2~° C dan tcrtinggi 39c: C.
3.2.2. Pcmcrintaban Kccamaian Pati tcrdiri alas 24 dcsa dan S kclurahan, 66 dukuh, 98 H W dan 555 RT. Mcnurut klasifikasiuya semua desa/kelurahan sudah menjadi desa/kelurahan swascmbada.
65 3.2.3.
Penduduk
Jumlah penduduk Kccarnatan Pali pada akhir tahun 2004 scbanyak 101.752 orang terdiri dari penduduk laki-taki 49.554 orang dan penduduk pcrernpuan 52. I 98 orang. Jadi sex rationya sebesar 94,93 %. Dengan luas wilayah scbesar ·1.2~9 Ha ntau 42,49 km2 rnaka kcpadatannya meneapai 2.395 jiwalkm2•
Banyaknya rumah
tangga di Kecamatan Pati adalah 27.217 danjumlah jiwa rata-rata Hap rumah tangga adalah 4 jiwa. Sebagaimana tabel Ill.I. dan 111.2. bcrikut.
TAUKL iu.r JUMLAH Pf.Nl>UOUK TIAP DF.SA/KELURAilAl'i 01 KEC:A\1ATA PATITAHUN200~ No.
Dcs:1/Kclun1han
I
Panjunan
2 4
Gajahmati M ustokoharjo Scmampir
s
Pati Wetan
6
B[aru Pati Kidul Plangitan Puri
,
~
..' 8
9 10 11 12 IJ 14 15 16 17 18 19 20 21
.fumlah [jiwa]
Laki-Lnki 1611 984 678 676 1579 1502 3400 1504 2766
Winong
3255
Ngarus Pati l.or Parenggan Sidoharjo Kalidoro Sarirejo Geri tan Dengkek
882 3439 1036 1245 972 2305
Sugiharjo Widorokandang
Poyang
716 1166 1175 843 1381
Totul
Pcrempuan
1738 1036 689 717 1743 1558 3699 1709 3002 3385 742 3885 1147 1268 1072 2397 i58 11&1 1235 845
1526
3349 2020 1367 1393
3322 3060 7099 3213
5768 6640 1624 7324 2183 2513 2044 4702 1474 2347 2410 1688 2907
66
22
25
Kutoharjo Sidokcrto Mulyoharjo Tambaharjo
2(,
Tambahsari
27
Ngcpungrojo
28
Purworcjo
29
Sinornan
1747 2613 698 1961 1553 703
.IUMLAH
49554
23
24
4772 2392
~R27
9599 4776
1739 2757 706 2115 1615
723
5370 1404 4076 3168 1426
52198
101752
2384
3486
TABEL 111.2 PF.NDUOUK USIA PROOtJKTIF l)ANTll)AK J>ROOLl<TIP Kli.CAMATANPATI TAMl'N 2004
Jenis Usta
No. A
Usiu Tidak Produktil' I. 0-14 tabun
2. 65 ~--1
tahun Jurnh rh A
I I.
t
Jumlal1 (orune) 1.aki·L:iki PeremnIHIU
12.410
Toi:.'.]
14.94()
11.74 4 3.57 9 1Ll2 1
24.154 6.109 '.l0.263
34.614 3·1.6 )II
36.87 5 36.87 5
71.489 7 I .489
49.554
52.19 8
101.752
2.53()
Usia Produ kli r I. I 5-6•I iahun Juml ah II Jumla hA+B
67
80000 70000 60000 50000
30000,,..
o lak1-laki
20000 10000
OJumlah
40000
•perempuan
,
0
7 0"'1'4 tahun
85 • tahun
15'-&4 tahun
GAMRAR J.I lllAGRAM BATANG .fUMLAH PENDUDUK KF.CAMATAN l'ATI TAllUN 2004
J.2.4. Topoirrnfi
Kccamatan Pati rnemiliki struk:tur ketinlli:ian )'ang bervariasi yaitu bcrkisar
O· JOO m. Berdasarkan kemiringan yang damiliki maka dapat diket:ahui bahwa komur kota ini termasuk kepada daerah datar yang pada saar ini banyak drmanfaatkan
sebaga! daeruh penanian dan pcrmnlciman. Adapun luas wilayah Kccamatan Pati berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut. memilili kctinccian (). 7 m seluas 1600 I la (37.66%) dun ketinggian 7-100 m scluas 2649 I la (62.34%). Luas Wllayah Berdasar
Ketingglan
o0·7 m •7·100m
1
Sumbc«: KtCOJn(lurtl'au dulom 1l111:l.u. l«J4
DIAG~l
GAMBAR 3.2 LUAS WILAYAH JJt:JWASAf
68 3.2.5. Kelercngan wilayah Kecarnatan Pali mcmiliki 2-15 %. Wilayah
kontur landai yaitu berkisar 0-2% dan
Kccamatan Pali yang mcmiliki kcmiringan
1025 Ha (24.12%). Scdangkan yang mcmiliki 3224
Ha (75.118%).
Mclihat
lahan
kcmiringan bcrkisar 2-15% hcrjumlah
di Kccamatan
Pati yang scbagian
mcrupakan wilnyah dcngan morfolog] datnr (0-?% dan ?.-1
dapat
difungsikan
pcrkanroran.
scbagai
terbangun
bangunan,
1 lal
ini
didasaekan
bcsar
~%). maka lahan rcrscbur
(pcrmukiman.
karcna dengan kondisi icrscbut rncmiliki
dan lain-lain),
tanah rerhndap
kawasan
bcrklsar 0-2% adalah
pada tingkat
erosi
pcrdagangan, dnya dukung tanah
pada
kemiriugan tcrsebut kecil,
Luas Wllayah Berdasarkan Keterengan
.
-~ -;· .- .._~
..
,
···~ ."l~~·
.
76'1<
C.AMHAk3.3 DIAGRAM LUAS WILA YAH Kl!:CAMATAN IWRllASARKAN KELl•:Rl~N(:AN
PATI
3.2.6. l'ola Pemanfaatan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Pati didorninasi peruntukan sebagai lahan basah atau lahan sawah yaitu seluas 2.587.665 Ha (60.90%): scdangkan penggunaan
69 sebagai lahan kcring (bukan lahan sawah) seluas 1.661,635 Ha (39, !0%). Penggunaan lahan sawah di Kecarnatan Pati didominasi oleh pcnggunaan sebagai sawah irigasi tcknis seluas 1.152,752
Ha yang diikuti olch lnhan suwah irigasi semi
tcknis seluas 772,854 Ha dan sawah irigasi sederhana adalah 522,059 Ha sorta tadah hujan scluas 140,000 Ha. Scdangkan pcnggunaan lahan kcring didominasi ulch pcruntukan sebagai lahan bangunan dau pekarangan seluas 1.421,041
Ha; kemudian
diikuti pcrunrukan sebagai lahan ccgal/kcbun seluas 87,453 I-la dan tambak/kolam seluas 19,742 Ha, scrta ianah lainnya seluas 133,399 lla.
TABEL rn.s PENGGUNAAC\ J,AllAN 01 KF.CAMATAN l'ATI TAH!JN 2fl04
lj,, .'
I.
~i:o· ~ .:...-.:·~~ ~:~~ ·~ ,. ··:;i,· 1¬ .t~am)f.i~ri-'P;io~,. ~· j~{:• ®;} ~ •. !. ~ :
SA WAH
2.S87,6.6S
60,90
lrigasl Tcknis
1.152.752
27,13
2 lr:sasi 1!2 Tcknis ~• lrigasi sederhaua
772,854
18,20
522,059
12,28
Tadah Hujan
140
J,29
I
4
.
5 Lai nnya 11.
TANAH BUl
1.661,635
39,10
I
1.421.041
JJ\44
2 Tegal/Kebun
87,453
2,06
3 Tumbnk.Kolam
19,742
0,46 .
I
Bnngunan/l-lalamnn
'I
H utan Negara
5
Pcrkcbunan
-
.
6 Lainnya
I~
.
._\11n1hur: Ke::a1r1(1ltlf1 P<•ll
133.399 dalarnAngka.
2004
-
7()
Secara kescluruhan pola pemanfaatan lahan di kecamatan Pati masih di dominasi oleh aktivitas pertanian, Hal ini dapat dilihat dari besarnya proporsi lahan pertanian rerutama sawah irigasi teknis. Kawasan pcnanian khususnya sawah irigasi teknis mcrupakan salah satu hambatan tersendiri dalam penge.nbaugan kawasau pcrkotaan. Sernentara itu pemanfaatan
lahan untuk kegiatan pcrmukiman dan
komcrsial masih terpusat pada daerah pusai kota, Kcgiatan perdagangan dan jasa
masih memusat pada bcbcrapa ruas jalan utama dan simpul-sirnpul jalan di Kora Pati. Pola pcmanfaatan lahan ini reruunya kurang optimal dalam meuopang pcrtumbuhan Kora Pati. Penycbaran aktivitas perdagangan dan jasa juga mulai berkembang mcnu]u daerah pinggiran kota Narnun perkembangan yang terjadi masih secara linier mengikuti jalan regional yang ada di Kora Pati, Dalam pengembangan kota Pati lcbih lanjur perlu dipertimbangkan kcbutuhan unruk meoarik aktivuas pcrkotaan ke daerah yang belum maju. Hal ini dapat dilakukan
dengan mencip:akan pusat-pusat pertumbuhan baru arau dengan
mcmindahkan aktivitas-aktivitas yaag ada didalam kota, Aktivitas perkotaan yang rnungkin dipindahkan antara lain adalab aktivitas industri, perdagangan dan jasa,
serta terminal. Dengan memaafaatkan rencana Jalan Lingkar Pati, aktivitas-aktivitas perkotaan yang lebih mcrnbutuhkan akses ke jalan regional dapat dikembangkan rncndckati jalan lingkar Kora Pati. Namun dalaru pengembangan pusat pertumbuhan baru ini perlu diwaspadai kcmungkinan
terjadinya
konversi lahan pertanian menjadi lahan terbangun.
Mengingar luasnya lahan sawah irigasi teknis yru1g masih produktif diperlukan pembatasau konversi lahan pcrtanian di Kota Pati, Untuk mencegah terjadinya
71 konversi yang tidak terkendali, maim perlu diadakan perencanaan dan pengawasan
dalam hal pernanfaatan lahan.
3.3. Tata Ruang Kola Pati 3.3.1.
l'crcncanaan Tata Ruang Pcrcncanaan tata ruang dilakukan mclalui proses dim prosedur pcnyusunan
bcrdasarkan ketcntuan peraturan perundang-undangan ruang ditinjau
yang berlaku, Rcncana tata
kembali dan atau discmpurnakan scsuai dengan jenis pereucanaannya
secara herkala, Namun pcninjauan kembali dun atau penyempurnaan
rcncana tata
ruang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan rncnghormati hak yang dimiliki orang. Pcrcncanaan
tata ruang d ilakukau dcngan rncmpcrtimbangkan:
kcscraslan, keselarasan, dan kescimbangan
(I)
fungsl budidayu dan fungsi lindung,
dimensi waktu, tcknolngi, sosiat budaya, seru fungsi pertahanan keamanan; (2) aspck pcngclolnan
secara terpadu berbagai sumber daya, fungsi dan csicrika
lingkungnn, serta kualitas ruang, Perencanaan
tata ruang mcncakup
perencanaan
slruktur don polo
pcmanfaatan ruang, yang mcliputi tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumber daya alam laiunya.
Rc11.;<111a Tata Ruang Kawasan Pcrkotaan
merupakan bugian dari Rencuna Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
3.3.2. Kcgiatan Pcnataan Ruang Kota l'ati Kegiatan penataan ruang di Kota Pati dimulai pada tahun 1984/1985 yang dikcnal dengan nama Rencana lnduk Kora (RIK) Pati, dan telah disahkan dengan
72
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1985. Rencana Jnduk Kola disusun berdasarkan Peraturan Menleri Dalam Ncgcri Nomor
4 Tahun
1980 tentang Pedoman
Penyusunan Rcncana Kota. Istilah Rcncana Umum Tata Ruang Kora (RCTRJ<..') mulai dike.nal pada tahun I 985 dengan terbitnya Surat Keputusan Bcrsama (SKB) Mentcri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor650-1595
dan Nomor 503/KPTS/1985 tentang
Tugas-Tugas dan Tanggung Jawab Perencanaan Kota Menteri Oalam Negeri dan
Mcnteri Pekeriaan Umum. Dalam SKtl tersebut antara lain dinyatakan, bahwa rugas dan tanggung jawab bidang adrninistrasi perencanaan kota bcrada pada Departemen Dalam Ncgcri, sedangkan tugas dan
tanggung jawab bidang rata ruang (teknik
planologi) dalarn perencanaan kola berada pada Dcpartcmen Pekerjaan Umum. Menyusuli
SKB
tersebut,
Mentcri
Pekerjaan
Umum
kcmudian
mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pckcrjaan Umum Nomor 640/KPTS!I 986 tcntang Pcrcncanaan Tata Ruang Kola.
Dcmikian pula Menteri Dalam Neger],
berdasarkan SKB tersebut meugganti Perrnendagri 4 tahun 1980 dcngan Permendagri 2 tahun 1987 tentang Pedoman Pcnyusunan Rencana Kata. Setclah berlaku selarna sekitar IO (scpuluh) tahun, RIK Pati kcmudian diadakan revisi pada tahun 1993/l994.
Meskipun pada saat itu tclah terbit Undang-
Undang Nornor 24 Tahun 1992 tentang l'enataan Ruang. akan tctapi ternyata pelibatan masyarakar dalam penyusunan revisi RIK Pati bclum dilaksauakan, karena
Peraluran Pemerintah nomor 69 yang rnengatur tentang Pclaksanaan Hak dan Kewajiban sorta Bentuk dan Tata Cara Peran Sena Masyarakat dalam Penataan Ruang baru terbit pada tahun 1996 dan Permendagri 9 tahun J 998 tcntang Tata Cara Peran Serra Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah baru terbit pada tahun 1998.
73 Terakhir kali RJK Pali diadakan revisi pada tahun 2004, yang sebutannya menjadi Rcncana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pati, Pada saat pelaksanaan revisi tahun 2004 tersebut, telah diguoakan partisipasi masyarakat dalam pcnyusunan Rcncana Umum Tata Ruang Kota. Pada saat itu juga menggunakan pedoman yang dikcluarkan oleh Agustus
Menteri Kimpraswil Nomor: 3271KPTS/M12002 tanggal 12
2002 tentang Pcnctapan Enam Pcdoman Oidang Penataan Ruang, Lampiran
VI Pcdoman Pcninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Dalam rangka mcnserasikan dan mensinergikan penataan ruang daerah perlu dilakukan optimalisasl koordinasi antara Pemcrintah l'usat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerimah Kabuoaren sena instansi tcrkait di daerah. Untuk itu ditcrbitkan Keputusan Mentcri Dalam
'egeri l\omor 14 7 Tahun 2004 ientang
Pcdoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah. Keputusan Mcndagri ini kemudian ditindaklanjuti di Daerah dengan Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
Kabupaten Pali dengan Kepurusan Bupati
Pati Nemer:
050/729/2004 tanggal 17 September 2004. Selanjutnya ditcrbitkan Keputusan Kerua BKPRD Kabupaten Pati Nornor: 050!2.i2005 tanggal 6 September 2005 tcntang Pernbentukan Kelornpok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupatcn I'ati.
3..1. Rcncana Umum Tata Ruaog Kota Pati .3.4.1. Tujuan Pcuataau Ruaug Kola Pati
Tujuan penataan ruang Kora Paii adalah sebagai bcrikut: I. Terselenggaranya pcmanfaatan ruang berwawasan lingkungan. 2. Terselenggaranya
pengaturan pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan
budidaya, 3.
Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk:
74 •
Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber dnya alarn dan sumbcr daya buatan dengan mcmperhatikan sumber daya manusia.
•
Mcningkatkan pemanlaatan sum bcr daya alam dan sumber day a bualan untuk meningkaikan kualitas sumher daya manusia,
•
Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah scrta menanggulangl dampak negatif terhadap lingkungan.
3.4.2
Konstclasi Kola Pati Fungsi dan pcranan Kora Pali dalam sxata regional dapat diketahui dari
analisis regional. baik dalam lingkup Provinsi maupun lingkup wilayah Kabupaten Pali. Kegunaan analisis skala regional ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan yang dapat dilayani olch Kola Pali untuk pelayanan skala regional, dan sejauh mana pengaruh Kola Pati terhadap daerah belakangnya. Kota Pati dalam wilayah Kabupaten Pati bcrpcran sebagai Ibukota Kabupaten. Peranan ini rncngandung makna yang sangat penting, yaitu : Kola Pati menjadi pusat
pemerintahan wilayah Kabupaten Pati, artinya Kota Pati mcnjadi pusal pelayanan masyarakat bagi keperuingan-keperuingan yang berskala kabuparen. Sebagai kola yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan, maka kebijakan pengembangan kota Pati harus mencerminkan fungsinya. Scbagaimana layaknya kota-kota di Indonesia pada urnumnya, bahwa kotakota pusat pemerintahan juga berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi. Pcranan
ekonomi Kora Pati dalam lingkup regional adalah di tetapkannya Kora Pali sebagai kawasan pertumbuhan cepar Juwana-Pati. Kawasan pertumbuhan cepat Juwana-Pati berfungsi scbagai koridor perkotaan di pantai urara bagian timur yang bcrtumpu padu
75 sektor industri, perikanan, dan pcrtanian. Dalam RTRWP Jawa Tengah, Kuta Pali juga tcrmasuk dalam kawasan kerjasama stratcgis Waoarakuti (Juwana-JeparaKudus-Pati) dengan kota-koia utama pada kawasan ini adalah Kora Kudus, Pati dan Jcpara. Umuk mendukung kegiatan ekonomi berupa arus barang dan jasa maka kapasitas dan jcnis sarana dan prasarana yang ada saat ini hendaknya terus ditambah dan dipcrbaiki sistem pelayanannya, Kota Pali tennasuk kota dengan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) bagi wilayah sekitarnya.
3.4.3
Kedudukan Kota Pali
Kedudukan Kota Pati tcrletak pada posisi yang cukup strategis cialam pengembangan pcrwilayahan Kahupaten Pati maupun Provinsi Jawa Tcngah. Posisi stratcgis ini antara lain meliputi: •
Kola Pali terletak
•
Secara geografis terletak berdekatan dengan ibukota Provins! Jawa Tengah, Kota Semarang. Kota ini merupakan pusat kegiaian perekonomian, pemcrimahan, sosial dan budaya bagi wilayah-wilayah di Jawa Tengah. Tcrutama bagi scbagian penduduk di dacrah pantura Jawa Tengah bagian timur, tcntu akan mclalui jalur pada Kola Pati jika menuju ke Kota Semarang. Oleh karcna itu banyak terdapat pelunng terutama di bidang pcrdagangan.jasa, pariwisata, atau kegiatan lain.
•
Jalur regional Semarang - Surabaya menunjang peranan Kota Pati sebagai sub transit regional.
76 3.4.4
J'cngaruh Kcbijakan Sektoral dan Regional
Kawasan pembangunannya
perkotaan
Pali
sebagai
bagian
dari
wilayah
nasional,
sangat dipengaruhi dacrah disekitamya. Hubungan dan keterkaitan
pembangunan antar wilayah rerscbut diatur dalam kcbijukan nasional hingga dacrah. Sehingga pcrnbangunan di Wilayah Kota Pati sangat dipcngaruhi beberapa kebijakan mulai
dari Kebijakau Pcmbangunan
Nasional sarnpai
Kcbijakan
Pembangunan
Provinsi Jawa Tengah. Kcbcradaan arahan kebijakan pcmbangunan nasional dalarn pcngcmbangan wilayal1 u1111 dacruh ditegaskan dengan skcnarlo ruang nasirmal yang diarahkan pada
skenario pemcrataan pcmbangunan antar wilayah mclalui upaya penyebaran keglatan ekonomi, soslat budaya, penduduk dan pusat-pusat kegiatan. Dalam pelaksanaan pemerataan
pcmhanguuan
ini perlu diupayakan
pcnyeharan
kegiaran
ekonomi
diselumh nasional scsuai dengan potensi dari masing-masing wilayah. Setiap daerah
dalam wilayah nasional memiliki potensi tertcntu yang harus m11111pu dikembaugkun oleh dacrah itu scndiri
mcngembangkau
sehingga
potensi
terscbut dapat mcnjadi
modal dalam
wilayah. I lal ini harus didorong dengan peningkarau iuvestasi.
lnvestasi pembangunan dacrah ini harus diarahkau pada kawusan-kuwusan tcrtentu yang mcmiliki
potensi besar namun secara unu1111 masih dianggap kawasan yang
rel a ti f tertinggal. Sclain itu juga pcngcmbangan prasarana wilayah khususnya jalan darat yong mcnghubungkan kota-kota di Pulau Jawa terutama Sc111tlr(111g - Surabaya juga akan mcmpengaruhi pcrkcmbangan Kota l'ati karena jalur srrategis tersebut itu mclintasi dan mclalui wilayah Kola Pali. Keberadaan jalur ini menjadi salah satu urat nadi pcrgcrakan barang, jasa dan manusia di pulau Jawa sehingga arus pergerakan
77 yang melalui Kora Pati ini menjadi potensi pengembangan kawasan kola khususnya untuk
perhubungan,
perdagangan
dan jasa sorta pariwisata
dapat dioptimalkan
dengan dukungan potensi jalur srratcgis tcrscbut.
Pada hakckatnya, arah pcmbangunan Kora l)ati merupakan bagian yang tidak terpisankan dari pembangunan nasionnl dan regional. schingga pelaksanaannya harus
nasional.
merupakan
pencrapan
sorta pclcngkap
dari
pelaksanaan
pembangunan
Untuk itu pcmbangunan Kota Pati diarahkan pada pembangunan prasarana
perhubungan, pengembangan ekonomi lokal dan perneraraan aktifitas atau kegiatan ke arah pinggiran kota. Scmcntara itu masalah pcmbangunan yang ditemui di Kota Puti meliputi struktur kcgiatan kota, pcrkcrnbangan kawasan tcrbangun. pcrcampuran pcrgcrakan
lokul-rcgional,
pcrparkirun, ruung publik, konversi lahan.
dun perkembangan
kegiatan industri.
3.4.5
Konscp Pcngcmbaugan Tata Ruang Kora J>ati Pola jaringan jalan kota Pali berbentuk radial konsentrik (pola jalan
melingknr dengnn heherapa jAri-jari yang berremu di kawasan pusar kora). Jalan radial saat ini dimanfaatkan scbagai jalur regional scdangkan jari-jarinya scbagian berfungsi sebagai jalan dalam kota dun sebagian berfungsi sebagai penghubung amara Kola Pali dengan daerah disekitarnya. Berdasarkan bentuk kawasan terbangun, bentuk Kotu Pali mengarah pada hentuk fragmented cities, artinya: • Areal perkotaan rumbuh terpisah (encfal'es) dengan kota induknya akibat lahan pertanian.
78 •
Kenampakan kawasan baru di kelilingi areal penanian, namun tcrhubung cengan koia indukuya.
Pcrkcmbangan kota dengan bentuk diatas yang perlu diperhatikan adalah polu interkoneksi antar kawasan perkotaan yang tcrscbar. Antar kawasan harus
dihubungkan jaringan jalan yang mampu berfungsi sebagai penghubung aniar kegiatan ckcnumi yang ada iii masiog-masing kawasan. Scmcntara itu pcmbuatan jalan intcrkoncksi antar kawasan perkotaan yang iersebar dapat menyebabkan tumbuhnya kawasan tcrbangun disepanjang koridor jalan. Tumhuhnya koridor kawasan terbangun ini harus diccrmati dcngan hati-hati supaya perkembangannya tidak mcnycbahkan pembebanan )an{! rerlalu besar ruas-ruas jalan
lnterkoneksi.
Dari uraian diatas rnaka selanjumya konscp penataan ruang Kola Pali adalah:
3.4.5.1
Konscp Pcngemhnngnn Kotn Melihat
potcnsi
kondisi
eksisting
dan
pentingnya
keterkaitan
pengembangan wilayah kota Pati dengan dacrah sckiiarnya, maka untuk mencapai
tujuan pcnataan ruang Kola Pali, konsep pengembangan kotanya sebagai berikut: a. Mengarahkan wilayah kola Pali menjadi wilayah pengembangan kegiamn pemerintahan, perdagangan dan jasa, kegiatan industri, kcgiatan pertanian, dan
pendidikan. b. Mengernbangkan pusat pelayanan perkotaan yang mampu mendorong kegiaian dalarn rangka otonom i daerah dan pcran dalam mcndukung kcterkairan dcsa-
kota.
79 c.
Mengurangi konflik
ruang
antar
kegiatan
fungsional
dengan
selalu
memperhatikan kelcstarian sumbcr days.
d. Mcngcmbangkan pusat pelayanan strategis terutarna kawasan sekunder untuk penguatan pusat-pusat Bagian Wilayah Kota (RWK). Konsep diatas dapat digunakan sebagai dasar untuk mendukung upaya peuyebaran, perkembangan dan pcrtumbuhan
sebaran lokasi strategis dan
llngkungan terbangun di Kota Pati tanpa meninggalkan karakteristik Kota Pati.
3.4.5.2
Konscp Struktur Tata Ruaog Kofa Konsep struktur rua:1g kota dengan memanfaatkan jalur artcri primer
sebagai jalur utama. Jalan arteri primer sebagai jalur yang menghubungkan Kota Semarang-Surabaya. Untuk mengcmbangkan kc wilayah-wilayah Kora Pali yang
bclum bcrkcmbang maka perlu pengembangan jaringan jalan yang menjangkau wilayah tcrscbut. Bcnruk jaringan yang dikembangkan berbentuk radial konsentrik dengan tujuan ada penyebaran kegiatan yang lebih merata kearah pinggiran kota, Untuk mcmbcrikan jalur altcrnatif regional dan mcngurangi kcscmrawutan pcrgcrakan di pusat kota maka dibuat jalur lingkar, Jalan kolektorprimer sebagai penghubung Kofa Pati dengan kora-koia disekitarnya antara Iain jalan menuju Jepara, Tayu. dan rurwodadi.
3.4.5.3 Konsep Pola Pemanfaatan Lahao Secara umum pola pemanfaatan lahan di Kola Pati bersifat mcngelompck
80 pada wilayah dengan karakterisuk yang sama (kawasan campuran tetapi ada fungsi yang dominan). Adapun pola pemanfaatan lahan yang akan diterapkan adalah pola
intensifikasi
lahan yaitu mengiatensifkan
pemanfaatan
lahan
yang dapat
dikembangkan untuk kawasan terbangun, dengan tctap mcnjaga kelestarian lahanlahan yang difungsikan sebagai kawasan .indung dan kawasan penanian bcririgasi reknis .
.l.4.6 3.4.6.1
Strategi Pengembaogao Tata Roang Kota Pati Kawa
pemulihan,
pemeliharaan dan pengkayaan.
Pemulihan adalah upaya untuk
memulihkan lahan-lahan lindung yang rusak atau dlkcmbatikan fungsi lindungnya. Cakupan kawasan lindung untuk fungsi pcrlindungan di wilayah bawahanuya, perlindungan setempat, pcrlindungan rawan bcncana harus jelas dalam alokasi dan fungsinya. Kawasan lindung yang terbentuk di wilayah kola
merupakan saru
kesaruan alam yang sudah rerbentuk dengan sendirinya sehingga tidak mengenal baias-batas adrninistrasi dan mengikuti alur kawasan lindung. Kawasan Lindung berfungsi utama melindungi kelesiarian sumbcr daya alam. Di kawasan ini tidak diperkenankan
adanya kegiatan yang dapat mengurangi atau merusak fungsi
lindungnya,
Secara ruang kawasan lindung meliputi kawasan air. tanah dan udara sebagai satu kcsatuan yang saling terkait dan mcngisi
lingkungan/alarn.
dalam proses pelestarian
Untuk pengcmbangan kawasan lindung
kererkaitan lingkungan air, tanab dan odara
harus memperhatikan
81
K11wusun. Budidnyu
3.4.6.2
Bcrdasarkan pada rencana pengem bangan tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten,
Kota Pati ditctapkan
perneriruahan
kabupaten.
scbagai pusat kegiaran wilayah
Kawasan
dikcmbangkan sccara irucnsif'untuk
Budidaya
mcrupakan
dan pusar
kawasan
yang
kcgiatan budidaya (pengembangan sumber daya
alam). Secara umum pengcmbangan rcrscbut beroricntasi pada optimalisasi sumber daya dan
tetap
mempertahankan
kclcstarian
lingkungan
guna
mewujudkan
pembnngunau yang bcrkclanjutan.
Secara regional dan lokal harus mempunyai sincrgi dan scimbaug, balk secara pcngcmbangan
knwasan yuitu dengan
pcnentuan
pusat-pusat
pclayannn
kawasan. Pcngcmbangan ini harus mcmpcrhntikan pctensi-potensl yang cda sebagai asct dan sumber pc11ge111b:111gm1 pcngcmbangan
wiluyah-wiluyah
baru. Sehingga diharapkan
wilayah tidak lrnnya mempcrhatikan kctcrkaitan aniar 1~il;lyah/dnerah
tctapl juga mernperhatikan harmonisasi antar wilayah pcrkotaan dan perdesaan. Konscp
tcrscbut secara umurn dapat digarnbarkan
sebagai upaya
menyeimbangkan anrara pcngembangan ruang kawasan dengan kegiatan-kegiatan lokal
dan pengembangan wilayah yang bcrsifat pcrkotaan dan perdesaan sebagai
optimalisasi
pcnggalian sumberdaya serta optimalisasi
unsur pengcndalian
pemanfaatan, di samping
don pcngawasan yang didukung olch sistcm pcrcncanaan
yang
tcrpadu.
:l.4.
Struktur Tata lluang
Stratcgi pcngcmbangan struktur ruang diupayakan dapat dilakukan untuk dapat mendukuug pola keterkaitan autar ruang berupa kegiaian dau pusat-pusat
82 kegiatan
yang akan dikernbangkan. Tcrdapat
beberapa
foktor yang pcrlu
d iperhatikan: •
Struktur ruang yang terbentuk
•
Ketersediaan dan rcncana jaringan prasarana
•
Kegiaran porcnsial seriap kawasan
Sclanjumya strategi pcngcmbangan struktur tala ruang wilayah kola Paci sccara
lcbih
spcsirlk
d imaksudkan
untu k mcngarah kan
s istem
rusnt-pusal
pcrmukiman scsuai dengan hirarki dan fungsinya dalarn kontcks pengcmbnngan
wilayah kotn yang tcrintcgrasi dengan memacu pcngcmbangan pusm-pusat kegiatnn kola. Strategi pengembangan struktur tala ruang wilayah korn sccara umum ndalah dengan penlngkntau aktifitas dimana pcningkatan aktifitas dapat dilihat sebage! peningkatan
sarana dan prasarana wilayah
ku(u yang tersedia untuk rnendukung
aktifitas utama ekouomi,
3.4.6.4
Rirarki P11sa1· l'cluy:umn Hirarki pusat-pusai pelayanan dimaksudkan
untuk dapar menentukan suatu
sisiem jenjang pelayanan yang dikaitkan dcngan pusnt pelayanan dengan daerah pelayanan.
Strategi pengembangan
pusat pelayanan
diarahkan
untuk
Ieoih
memantapkau dan mcmpcrjclas hirarki berdasarkan kondisi nyata kawasan-kawasan
dan tetap memperhatikan tata jcnjang pelayanan yang lehih linggi tingkatannya dengan tujuan memeratakan pusat-pusat pclayanan yang efekti r dun e fisien. Hirarki pusat-pusat pelayanan di Kota PMi diharapkan dapat rnewujudkan pengcmbangan wilayah secara merata. Peningkatan peran pusat pclayanan yang
g3 dikembangkan, dapai dilakukan dengan mclalui penyediaan sarnna dan prasarana kota yang diburuhkan
sesuai dengan peran fungsi kotanya, disamping juga
rnemberikan sarana-prasarana khusus scbagai penarik aktllil;ts.
3.4.6.S
Sistem Sarana dan l'rasarana Stratcgi pcngembangan sistcm sarana dan prasarana diarahkan untuk
dapat rnewuiudkan pcmcratann penumbuhan di seluruh wilayah kota sesuai dengan
potcnsi dan kendalanya sorta perncnuhan pelaynnan keburuhan yang efcktif dim cflsien,
Pcmcrataan
pcrturnbuhan ini dapat dicapai
dcngan peningkaran sisicm
jaringnn transportasi yang dapat mcnghubungkan antara wilaynh yang relatif maju dcngan kawasan yang akan dlkembnngkan. Sistcm jaringan lain yang juga perlu ditingkatkan yaitu untuk mendukung sistcm informa~i dan alur energi yang scimbang guna mendukung kawasan-kawasan poteusial untuk pengembungan
sektor-scktor unggulan dan straregls yang muugkin
dapat dikembangkan,
3.4.'7
Pcmhagian llaginn Wilayab Kuhl (BWK)
Dengan rnempertimbangkan kondisi wilayah Kota Pati, daya tarik mcnarik antar kawasan dan pertimbangan perkembangan Kota Paii untuk waktu yang akan datang, maka wilayah Kora Pati dibagl rnenjadi 4 Bagian Wilayah Kola (13WK). Adapun fungsi dan kelurahan/dcsa yang masuk kcdularn masing-masing lJ WK adalah: I.
BWK Pusat Kofa: wilayahnya mcliputi Kclurahan Pali Wetan, Kelurahan
Pati Kidul, Dcsa Plangitan. Desa Puri, Desa Winong,
Desa Ngarus, Kclurahan Pati
84 Lor, Kelurahan Parenggan, dan Kelurahan Kalidoro. Fungsi utama yang mcndukung/yang dikembangkan di BWK Pusat Kora meliputi:
•
Kantor pelayanan pemerintahan skala kabupaten
•
Pcrdagangan dan jasa skala pelayanan regional.
•
Pcndidikan skala pelayanau regional
•
Pcrmukirnan Perkoraan
2.
BWK l: wilayahnya
mclipuri
Desa Sidokerto,
Desa Sukoharjo,
Desa
Muktiharjo dan sebagian Desa Badegan.
Fungsi utama yang mendukung/yangdikembangkan di 13\\'K I meliputi: •
Fasilitas olah raga dan rekreasi skala kabupaten
•
Fasilltas sosiat can ekonomi skala pelayanan BWK
•
Pengembangan perm ukiman perkotaan
•
Pertanian perkotaan
3.
BWK 11: wilayahnya meliputi Dcsa Gajahmati, Desa Mustokoharjo, Dcsa
Semampir, Desa Sidohar]o. Dcsa Sarirejo, Desa Geritan, Desa Dcngkck, Dcsa Sugiharjo, Desa Widoro Kandang, dan Dcsa Kutoharjo. Fnngsi urama yang mendukung/yang dikembangkan di RWK 11 rneliputi: •
f'asilitas kesehatan skala regional
•
Kawasan rniliter.
•
Industri
•
Pasititas sosial dan ckonomi skala pelayanan B WK
85 Pcngembangan perrnukiman pcrkotaan Pertanian perkotaan
4.
BWK JU: wilayahnya meliputi Desa Panjunan, Desa Blaru, Desa Sukokulon,
Desa Jimbaran,
Desa Ngawen,
Dcsa Margorejo, Dcsa
Pcnambuhan,
Desa
Langenharjo, dnn Desa Dadirejo. Fungsi utama yang mcndukung/yang dikernbengknn
di BWK Ill
meliputi:
•
Fasi litas Transportasi
•
lndustri,
•
Fasilitas sosial dan ckonorni skalu pelayanan BWK
•
Pcngembangan permukiman pcrkotaan
•
Pcrtanian perkotaan
J,5
Proses Peuyusuuau Reucana lhnum Tatu Ruang Kola Pali
ska la pelayanan regional
Tahnp I: Persiupan I.
l'emerintah
Daerah Kabupaten flati melalui DAPPEDA mengurnumkan kepada
mnsyarukat akan diadakannya rencana pcnyusunan Rencana Umum Tata
Kuang Kora Pali mclelui papan pengumuman, Jewat forum pertemuan, lewat surat sclebaran
pengumurnan ke dcsa/kclurahan
yang masuk dalam wilayah
percncanaan, dan surat pemheritahuan kcpnda Camat Pali dan Dinas/lnstansi se-Kabupatcn Pati, 2.
BAPPEDA membenruk Tim Teknis Peuyusunan Rencana Umum Tata Ruang
Kola Pati, yang rnelibatkan
Dinas/lnsransi
terkair dan bekcrjasama dengan
86 konsultan pcrencana. Tahap II: Pcnyusunan Rencana J.
Pckcrjaan penyusunan Laporan l'endahuluan oleh konsultan pcrcncana. Kcgiatau lni rncliputi observasi lapangan, penentuan mcmdclogi. penyusunan rencana kcrja, dan survci awal untuk pemahaman kondisi wilayah,
4.
Pembahasan Laporan Pcndahuluan dan dinas tcknis tingkat provinsi.
Pendahuluan
oleh konxultan
olch Tim Teknis bersama pihnk konsulran Selanjutnya diadakan
sctclah mendapatkau
revisi lerhadap Laporan
mnsukan/saran
dari Tim
Tcknis,
5.
Kcgiatan survci data melului survci data instansional dan survei lapangan oleh konsultan.
Survei data instansional, berupu pcngumpulau dun atau pcrckaman data dari insunsl-Instanst.
Hasilnya adalah uralnn fakta dan informasi ba1k
dalarn bentuk dam angka atau peta mengeuai keadaan regional dan kota kescluruhan.
Survei lapangan, diperoleh
untuk menguji kcbcnaran lakta
dari survci instansional
lapangan yang sebenarnya,
informasi yar.g
dan untuk mengetahui
keadaan
Hasilnya adalah berupa peta-pcta. Untuk
lingkup regional. data yang perlu dipctakan adalah lctak instalasi vital, pusat-pusat pcrmukiman dan potensi lainnya yang dapat menrpcngarubi pcrtumbuhan dau perkembangan kola. Unluk lingkup lokal, data yang pcrlu dipctakan antara lain penggunaan/pemanfaatan
tauah, kondisi
bangunan/lingkungan, kondisi jalau dan sanitasi, 6.
Penjaringan Aspirasi Masyarakat I Merupakan suatu kcgiatan dengan melibatkau banyak pihak (rnasyarakat,
87 swasta, dan instansi), untuk mcndapatkan masukan/saran/osul.
Dari pihak
rnasyarakat diwakili oleh kepala desa/kelurahan dan wakil masyarakat dari clap desa/kelurahan di wilayah percncanaan. Tujuannya adalah untuk mencnrukan arah pengembangan wilayah dan idcnriflkasi
berbagai potensi dan masalah
pombangunan. Dalam hal ini penyampaian masukan publik dapat secara lisan, maupun tertulis padn saat forum perternuan.
Pemberian masukan bcrupa data
atau inlormasi yang dapat dipcrranggungjnwabkan,
dlsampaikan kepadn 11upnti
mclalui BAl'l'EDA.
Dalarn penentuan arah pengembangan, aspck
ckonomi,
Iingkungan.
serin
sosinl,
budayn.
dipcrluknn peninjauan
daya
dukung
dan
daya
terhadap tampung
l\mgsi pcrtnhanan kcamanan,
Dalam melakukan ldenti Iikasi potcn~i dun masalah pembangunan, ada
bcbcrapa hal yang perlu dlpcrtlmbangkan
yaitu: perkernbangan sosial
kepcndudukan, prospek pertumbuhan ckonorni, daya dukung lisik dan llngkungan. daya dukung prasarsna dan fasiliras perkotaun. 7.
Pekerjaan pcnyusunan
Kompilasi
dan Analisa
l)ata (Laporan Amara) oleh
Laporun Kompilasi
dan Analisa
l)ara (Lnporan Antara) ini
konsulian.
Pcnyusuuan
dilakukan oleh konsultan setclah mclaksanakan survei sekunder dun primer sorta sctclah mcmpcrolch masukan/suran/usulan/data/informasi dari masyarakat pada saat Pcnjaringan Aspirasi Masyarakat I. 8.
Pembahasan Laporan Kcmpilasi dan Analisa Datil (Laporan Antara] olch Tim Tcknis bcrsarna pihak konsultan dan dinas teknis tingkat provinsi. Selanjutnya diadakan revisi ierhadap Laporan Kompilasi dan Analisa Data (Laporan Antara) oleh konsultan setelah mendapatkan masukan/saran dari Tim Teknis.
88 ').
Penjaringan Aspirasi Masyarakat 11 Merupakan suatu kegiatan dengau melibatkan banyak pihak (masyarakat, swasta, dan instansi), unruk mendapatkan rnasukan/saran'usuI. Dari pihak masyarakat diwakili oleh kepala desa/keluraban dan wakil masyarakai dari tiap desa'kclurahan di wilayah percncanaan. Tujuannya adalah unruk menentukan arah pengernbangan wilayah dan iclcntifikasi berbagai potensi dan masalah pemhangunan. Dalam hal ini penyampaian masukan publik dapat secara lisan maupun tertulis pada saat forum pertemuao. Pcmberian masukan berupa data atau infcrmasi yang dapat dipertanggungjawabkan, disampaikan kepada Bupati mclalui BAPPEDA.
lO.
Pekerjaan penyusunan Drafl Rencana oleh konsultan. Dalam pcrumusan rencana tata ruang. mencakup kegiatan: perumusan rujuan
pembangunan kawasan perkotaan, perkiraan kebutuhan pcngemhangan dan pernmusan
rcncana
tata
ruang.
Pcrumusan
pcngejawantahan dari tujuan pengembangan
rencana
merupakan
serta perkiraan kebumhan
pcngcmbangan. Dengan demikian rcocana umum ini akan merupakan pcdoman bagi
hasil
pencapaian t1tiuan
pengembangan yang
tclah
bcrhasil
difonnulasikan. Rcncana umum ini merupakan acuan pcngembangan kawasan perkotaan, yang selanjutnya akan digunakan sebagai pedornan bagi perencanaan tata ruang kota, khusssnya bagi pcrumusan visi pengembangan kola.
Pokok-pokok pekerjaan pcnyusunan Draft Rencana ini anrara lain: Menyusun rancangan Draft Reocana unruk disajikan dan dibahas dalam forum seminar, dengan maksud memperoleh masukan umuk perbaikan dan mendengar serta memperhatikan aspirasi rnasyarakat.
89 Mcrumuskan kebijakan dasar rcncana kota. Merumuskan kebijakan operasional dalarn beruuk rencana-rencana fisik kota, antara lain rencana penggunaan
tanah,
rencana indikasi
unit
pelayanan kora, rencana fasilitas pclayanan dan prasarana, rencana pentahapan dan pengelolaan pembangunan.
Pekerjaan pcnyusunan Draft Rencana oleh konsultan
dilaksanakan dcngan
memperhatikan masukan/saran/usul/data/informasi dari masyarakat pada saat Penjaringan Aspirasi Masyarakat II. 11.
Pembahasan Laporan Draft Rcncana olch Tim Teknis bersama pihak konsultan dan dinas tcknis tingkat provinsi. Sclanjurnya diadakan revisi tcrhadap Laporan Draft Rcncana oleh konsultan setclah rnendapatkan masukan/saran dari Tim Tcknis.
12.
Seminar/semiloka Rancangan Rencana
Merupakan
suaru kcgiatan dengan melibatkan banyak pihak (masyarakat,
Dinas/Instansi,
LSM, swasta dan Dinas
teknis tingkat Provinsi),
untuk
mcndapatkan masukan/saran/usul, Dari pihak masyarakat diwakili olch kcpala desa/kelurahan dan wakil masyarakar dari tiap dcsa/kcluraban di wilayah pcrcncanaan, Tujuannya adalah untuk pemberian masukan dalam merumuskan
pcrcncanaan tata ruang dan pcmbcrlan informasi, saran, pertirnbangan, utau peudapar dalam penyusunan strategi dan struktur pemanfaaran ruang. l 3.
Pengumumau/Sosialisasi Rancungan Rencana kepada masyarakat lewat forum pcrtcmuan dan papan pengumuman,
Terhadap rancangan rencana, masyarakar dapat berpartisipasi berbentuk pcng~juau kebcratan. Pengajuan keberatan hams discrtai dengan alasan
yang jelas dan data a1a11 informasi yang dapat dipertanggungjawabkan
90 serta dilaksanakan sesuai peraturan. Pengajuan dapat diajukan secara tertulis maupun Iisan disampaikan kepada Bupati melalui BAPPEDA. Kompilasi saran. pcrtimbangan, pendapar. ranggapan, keberatan atau
masukan dari masyarakat terhadap Rancangan Rencana baik secara lisan, tulisan maupun lewat forum penemuan. 14.
Pcnycmpurnaan Rancangan Rencana oleh Tim Teknis bekcrjasama dengan Pihak Konsuhan. Dengao memperhatikan saran, pertirnbangan, pendapat,
tanggapan, keberatan, atau masukan dari masyarakai dan hasil pembahasan dalam forum seminar/lokakarya, maka dilaksanakan perumusan pcrencanaan
tata ruang kota menjadi dokumen Rcncana llmum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pati.
Tahap Ill: Penetapan Rencana Bupati mcnyiapkan rancangan Peraturan Daerah (Pcrda) tentang Rencana
15.
Umum Tata Ruang Kola Pau untuk disampaikan kcpada DPRD Kabupaten Pali. Penyampaian rancangan Peraturan Daerah, Dokumen RUTRK dan bcrita acara
16.
kepada DPRD Kabuparen Pati,
TABI:Lffi4 PELAKU-PELAKU YANG BERPERAJli DALA~ PROSES PENYUSUNAN
RENCAJ.'\A UMUM TATA RUANG KOTA PATI PELA KU NO
KCCIATA~•
A
P[MF.RIVTAR
\1,\$\',\RAKAT
~
-
I
KONSlilTAX
J'ah I
i'cngon1uma:a
2
Pcmb-rmkan
fl
·rU'I':"l'eL::lis
,•
.
Tah:1p II; Pcn)=rnao J\c•c.o: 3
Penyuscnan lapa-.. l'
-
-
I
-
I
~
-I
Ql
I J'flor11n 1•:·ndah11l 11u1
4
t'e111hrdut~an
5
Survc1 1n~1a1~ional dan lapangan
6
Pcnjarfr.g
7
Pcnyusunan Lap0(3t'I Koinr.ila:,i 1lnn 1\n~1I i'>:t I >:11a ( l.aporan A1nrua)
8
P1.!1nl:;1hi1s;n1 t.apurn1 KonlJliln.~i dan
v'
.
v
\
.J
\
v
.
,1
v
·/
/\11al Isa l)J11i1 (I upuran :\ntara1
()
,.
'
Pc.u1.u111g1.u1 ,\,.pictL'>I Mus~·~1n1k;1t II
'
I0
P1."'1}'11..;1man l>t.ifi R~11ca11:i
11
1•~n1hrlha1\1i11 I .:t('WJ:a1: I ~alt kcncana
l'J.
~c1n1n:uil.okuk;iryn
.;
\'
,)
~
~
Kencana 13
Soi:i11li~n:;i l(t1oco11.gru1 lt1:1u;u.no
,•
14
)CR)·c111:>urnuan
./
'
,;
.
.,
l'cruturnn
Y
.
.
l'cnye1n11aian Hancunean P1•r1ln dnn
\1
.
ranc•1ng.11n •l!ncnnn
lllC:SlJ:idi Ri:ll'iUrnl
1 tthup 111· !,cnc1npa11 l<1.;11ci11111 11
l<:.1nc.wigon
1>cuyit11Jai1 l>A~l'O.h
Ib
Rcncf1Jlt1
3.6
Permasalahan
Partisipasi
Masyurakut
dalam
Proses
Penyusunan
Rencana l!mum Tatu Kuang Kota l'uli •
Pcngumuman
pcnyusunan
Rcncana
Umum
Tata Ruang
Korn f>ati kepada
masyarakat luas, belum dilaksanakan melalui media cetak yang rcrbit dan atau
beredar pada wilayah pcrcncanaan dan juga belurn dilaksanakan melalui media elcktronik y<1ng borada dan atau siaran mencakup wilayah melainkan
baru
sebatas
padu
forum-forum
pcrencanaan,
pertcmuan dan
selcbaran
pengumuman kepada dcsa/kclurahan di wiiayah perencanaan. serta lewat surar pcrnberitahuan kepada carnal dan dinas/instansi se Kabupaten Pali. Akibainya pengurnuman
ini tidak bisa mcnjangkau
seluruh masyarakat di wilayah
perencanaan. Dcrnikian pula pada pengumuman/sosialisasi Rancangan Rencana
92
Umum Iara Ruang Kuta Pati. •
Olch karena metude partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rcncana Umum Tata Ruang Kora Pati ini baru pertama kalinya dilaksanakan di Kabupaten Pati,
dan mengingat keterbatasan waktu, tenaga. dan biaya maka masyarakat yang ikut bcrpartisipasi
dalam penyusunan terbatas pada kepala desa/kclurahan dan
perwakilan masyarakm tiap de<;a/kclurahan dalam wilayah perencanaan saja.
•
Rancnngan Pcraruran Daerah rentang Rcncana Lmum Tata Ruang Kota !'mi 2005-2014
sampai dengan sekarang belum juga dibahas dan dhctapkan olch
DPRD Kabupatcn Pali sebaga] Peraturan Daeran.
•
l\.fo~yornkm belum mcmiliki suaiu lernbcga atau forum rcsmi yang indcpcndcn dun berbadan hukum, da!am melakukan pcmaniauan dan evaluasi proses penyusunan, pemanfaatan dan pengendallan pernanfaatan Rencana IJmum Tnt:i
Ruang Korn Pmi
t
.f -
t
•
'
.i, •
'
•
•• I
"""'· ...
I
I' I
•
I
••
'
•
••
..
-
94
;: ~
.."' " -'
+-
~%
i•
. E
~
~
• ~
~
"l 0
!i a
j
d
z
0
..... _
- ~• -···r--
I'
~
--
1111
11 Jf1
iJaifill~~-~~~~~~~-~~h~.li~hH--
Li"F-ff:'I]
1t k
• . .~ ~
--•
I
__ . ~~' ;• ,,
!
I
•
•
i
;'
•
-t-~ I
. I ~~
.·~-. _.. ...:.p---
I
-+----
, ,.
..
'-~· ' •
~
•
i
. ..
II !
'
~
I
t·
~
BAB IV ANAL[SIS PARTlSIPASIMASYARAKAT DALAM PF.NYUSUNAN RENCANA UMmf TATA RUA NG KOTA PATI
Pada bah ini diuraikan analisis tentang kebijakan penyusunan rencana umum tata ruang Kora Pati, bcntuk dan 1ingka1 panisipasi rnasyarakat dalarn pcnyusunan
rcncana
umum tata ruang Kola
Pali, scna
taktor-Iaktor
yang
rnempcngaruhi bentuk dan 1ingka1 panisipa~i masyarakat dalarn pcnyusunan rencana umum rata ruang Kota l'a1i.
4.1
Annlisis Kebijakan Peayusunau Rencaua Umum Tata Ruang Kola Patl Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kebiiakan partisipasi
masyarakut yang relah dilaksanakan oleh Pemcrirnah Daerah Kabupaten Pali. dalam rangka proses penyusunan rencana umum tata ruang Kora Pati. Dalam kajian ini indikator yang digunakan
adatah dengan mcmbandingkan
proses pcnyusunan
rencana tata ruang antara pcraturan perundangan dan dalam praktek yang tclah dilaksanakan oleh pemcrintah daerah. Dengan cara membandingkan proses tcrscbut, harapannya akan dapat diketahui apakah kebijakan yang relah dilaksanakan oleh pcmerintah daerah sudah scsuai peraturan perundangan atau belum.
Pcraturan perundangan yang akan dijadikan acuan dalam hal lni adalah Peraturan Menteri Dalam :-:cgeri Nomor? Tahun 1998 tcmang Tata Cara Peran Sena Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Rceng di Daerah sebagai pcnjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor24 Tahun 1992 dan Pcraturan Pcmerinrah
95
96 Nomor 69 Tahun 1996. Pcrbandingan dimaksud sebagaimana tabel IV. I berikut ini.
TAllEL IV.l
PERBANDlNGAN PROSES PARTfSlPASI MASYARAKAT DALAM PRNYUSUNAN RUTRK PATI ANTARA p1::RM•:NDAGRI DANDALAM Pl~AKTEK No.
KNri•tan Pf'nVIHttn•• Pcrmc•d...O 9/J9'98 I Dalam Pnktdl
Tahap l'erswpan
I I
Ketennpn .Ptrbedua
I
Pengnmuman rcncana penyusumn Pcngumoman rencana 1>rn) usunan , Pengunuurun Rcncunu Tata Ftuau:; k.cr1da Rcncana l"ala Ruang kepada 1idak dilakukan masyarakat. mclului: masyarakai. melal ui: melalui media Mcdi:.i cctak yang 1~rhi1 dun atau Sur(ll pernberitahuan can cetak {surar bcredar pada wilnyah sctcmpai. pengumuman ~tpaJa kabar. majulah) ctcsa/k~Jurahan • tvcdia clektronik yang berada dan di wilayah maupun media atau siaran meneakup wilayah percneanaan. elcktronik yang. bersung.k.ulan. [V. • Sw·o1 pemberitaauan kepada (radio, • Forum pertcmuan s;11npili tingkal Camat Pati Jan l)inos/lnstansi in.cmer).
•
I
11 I
•
T3h;i masyarakat d;mtxtt
dan Ideruiflkasi Potcnsi dan Masalah Pcmbanaunan Pcnjaring,:in Aspirasi ~·tasyaraka1 I :;. Pemberiau meruoakao tOn1m pertemuan unluk mssukun dari mcndapatkan mnsukan n1asyaraku.t n1a.sy~1rak:i1 dalam pcncniuan arah hnnyn berbenruk pemberian m(1s11k!1n dalam pcngembangan dan dilakukan puda pencntuan arah pcngcmbar'gsn pen gidcntif kasin potensi dan I hari SD.al wilayah yang ~•k:in dicapai. maxnluh rcmhangunan. (~1j~u.li nya Pengidcmi likasi.:111 JX>lcn~i dan Masyarukat yang dilib;nkan datam lbrurn ITIH.Salah pe1nb:in,gunan icrmesuk kt·~huan iui rncnyampaikan pencmuan snja. banu.an umuk mempcrjclas hak atas masukan lewat forum pcnemuan Jan tidnk ada n.1:-ing. tcrscbut SC<:
rnasukan
tertu lis
[nngka wakru pernberian masukan
disampaikun kcpada 13upali rnclalui dari rnasyarakat yang, ikut tcrlitxu l!apptdd dan ll'111h:J!);1Jl
pcrtcmuan.
> ParliSiJXtS:
ma-;.yn.raka1 1c:1jodi ~.aa:u~t i11i:;huif dari Pc.·n1ctintah ~·:•n,g
(m:~sy:u~d~~tl yang dilil~tl..~11
karena
I
I
I
1nc.n
97 Lanjulan
Pe&ja.ciJ:gon Aspirasi \.t•syon>kat TI >?anbcrian merupakan forim penemuan unU!k masckan dari mendapalkan masukan masyarakat masyarakat c:b!!lnl pcnrn:uan arah hanya p:ogcmbanga11 dan dilakukan pada p:ngiden1ifikasin potcnsi d:m r hari saat masalab pembangunan, terjadinya J.fasi'>nkot yong dilibfilk•n dalam
kegiatt.n
ini
forum
pertemuaa saia,
menysmpaikan masutaa lewa forum pertemuan
daa tidak ada
u:rsebut
masukan
St"C3J"'J
lisan
maepun
dari
tertulis.
masyaraka;
Forum penemuan ini dilaksanakan selam I hari {I kali), jadi jangka \\'::d:tu pernberian mesukan
dnuar
masyaraka yang ikvt lcrlibat juga bertangsung pada sstu hari itu juga.
saat
forum
pcnemuan.
,. Panisipast masyarakat yang karcna
tcrjadi icisi;,1:r
dari
Pcmcrintah (masyarakat
yang dilibatkan karcna mendapar undangao), [ll
Tahan Perumuson PCfC'.lCall33:'1 Dalam perun1ul>an percncanean ta.ta roang, partisipasi masy-..rakat <.b!"ll
berbentuk pcmber:an masuJ:an dalam
merumuskan pereacanaan tata man&
'~
Seminarlscmiloh
merupakan
fun.ID ;>crt<m"'1ll dolam rangka J>'11111llL'311 pereocanaan Ulla ruang dan pccyusunan strete3i peleksaraaa pcm•n
r Pembcrian masukan dari masyarakat haaya
dsn pembcriaa inforrr.asi, saran, penimbangan. atau pcndap:u daltm pcnyusunan strategi pelatS2I1Zan pemanfaamn ruing. masuken lewa: rorurn penemuon I'embenan masukan diJ~.akan l"""'bJI =ru lisan maupun
dilakakan pada J hari ·sa2.t te~adinya
dalam lokakarya dan atau sa:asehan yang melibatkan para pokar can toko!"J masyarakat yang dibantu TKPRD dan lo=nsi terkait Iaim}•·
dan ucak ada masukaa dari
tertulis,
Focum penemcan ini dilaks:.ntkw sel:ma I hari {I kali], jadi jurgku waktu pcmberian masikan IT"'5}1lr.lka: ~11ng ikut terlibat juga hertan~"1tng pad:.\satu hari itu juga,
forum
penemuan seje, masysrakat diluar saai forum
pertemuan. ~ Pertisipas: masyarakat yang terjadi kareua inisiatif
dari Pcmcrimah (masyarakar )ans di.ibatkao karcna mendapat
undangan).
98 Pengumuman rancangan reneana btl
ruang. Dengao memperha1i:can masukan pada saat semiaar. "nik yang !:crad:l drui aiau siaian mcncakup "vil1~h yang bc!r$:.mgkt.ta:l. • Forum pertermen
Partisipasi
masyarakat
~a;xo:
berbenmk pengaj;ian kebero:an discrtai alasen yi:ng jclas clan
atau
IV
inlilr.-nasi
yang
d:i;Ja1
di~c:tanggunej:t\\'~bknn. Kebennan diajukan k<J"ld;t Ourati melalui Bappcda secara lisan maupun tenulis sd:1lnbat-lamlxlu:ya 30 baei seielah diumumkan. Tahao PcnctaoanRencana Setelah diadakan pen:;cmpu11133n rancangm rc:icnn~ Rupat: menyinpkan raacangan Pc:rJluran DaerJh tentang RllTR.K. Penyampaian mncangan rerarurar. Daerah beserta Dokumen RlJl1\.K i<epmJ-J DPRD Kabupaten untuk dibahas dan di1e1apkw ;ebagai Peraturan Daereh
Perg.umuoan raneangen rcncana J;> Pcngumuman Tai.. Rwng kepada masyarakat, udak dilakukan
metalui:
melalui media
• Swat pemberitahuan kepadll
cctak
[surat
kabar, rnajalah) perencanaan. maupun media elektronik • S11ra1 ptmberitahnn kepada [radio, tv, Cama1 Pali clan Dinasll:islal:Si !e-l
ke
forum
pcrtemuan
tingkat desa/kelurahan,
Setelah diadakan peaycmpurnaen ) Rnnc1ng~n ranC'31'.gan reneana. Oupnti Pera turan n:-ec)iaplau rsncangan Peraturao Dacrah tcntang Uaer.ib tentang RUTRK. RUTRK Pati Ptnya:npaian rn1>ra,gan Peraturen saropai dcngan Dacrah besena Dokumcn RU'ffiK sekarang kepada Di'RD Kaoupaten untuk bclurn pernah dibahas dan ditetlpkan scbagai dihnMs 1Jan p,....1ura::i Da
nasil1 mcnunggu
jadual sidang,
Dari hasil label analisis diatas, terlihat adanya beberapa perbedaan
partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana urnurn tata ruang Kota Pati antara Permendagri dengan prakreknya, yaitu pertama bahwa partisipasi masyarakat yang terjadi dikarcnakan inisiatif dari Pcmerintah bukan atas dasar inisiatif masyarakat scndiri. terbukti dari rnasyarakat y-"'1g terlibat karena mendapai undangan dari
pemerinrah. Mctode partisipasi masyarakai dalam penyusunan rencana umum cam ruang Kota Pati ini adalah yang pertama kalinya dilaksanakan di Kabupalcn Pati, dimana pada penyusunan reocana iata ruang sebclumnya, belum pernah digunakan
99 rnetode partisipasi
masyarakat. Oleh karena baru pcrtarna kalinya, maka rnasyarakat
yang berpartisipasi
sifatnya masih atas inisiatif pcmcrintah dan juga
j um lah nya, yaitu terbatas pad a kepala dcsa/kclurahan
masih terbatas
dan wakil masyarakat
desa/kelurahan yang diundang. Partisipasi yang demikian ini menurut Dusseldorp (dalam Slamet,
19')3:1 I) digolongkan
berdasarkan derajat kesukarclaan
adalah
dikategorikan dalam partisipasl bcbas sub kategori partisipasi terbujuk. Partisipasi terbujuk yaitu bila seorang individu mulai berparusipasi setelah diyakinkan rnelalui program penyuluhan atau oleh peugaruh lain sehingga bcrpartisipasi secara sukarela di dalarn aktivitas kelompok tertentu Pcrbedaan kedua adalah bahwa pengumuman rencana penyusunan Rencana Tata Ruang dan pengumuman Rancangan Rencaoa Tata Ruang helnrn dilaksanakan mclalui media cetak dan media elektronik, maka pengumuman tersehut tidak dapat
mcnjangkau seluruh masyarakat dalam wilayah perencanaan, akibatnya tidak scluruh masyarakat mengerahui adanya rencana penyusunan dan adanya rancangan rencana tata ruang tersebut, walaupun Surat pemberitahuan
atau pengumurnannya
rclah
dikirirnkan sampai ke desa/kelurahan wiluyah perencanaan. Mcskipun demikian hanya sedikit sekali masyarakat yang mengetahui adanya pengumuman tcrscbut, karena kebetulan mcmbacanya di kantor dcsa, Perbedaan keriga, bahwa pada tahap penentuan arah pcngembangau dan idcnufikasi
potcnsi dan masalah yang dikenal dengan narna penjaringan aspirasi
masyarskat J dan IL hanya dilakukan masing-masing 1 kuli pcrternuan dan seminar rancangan rcncana juga dilakukan I kali. Pada forum perteruuau tersebut hanya diikuti
oleh wakil masyarakar tcrtentu yang mcndapatkan undangan. akibarnya
masukan saran juga hanya didapatkan dari masyarakat yang tcrlibat, dan jangka wnktunya hanya pada saat pertemuan tersebut bcrlangsung. Partisipasi masyarakat
100
yang diwakili
oleh wakil masyarakat ini sebagaimana
menurut pcnggolongan
Dusseldorp (dalam Slamet, 1993: 17· l 8) berdasarkan pada siapa yang tcrlibat, bahwa salah satu penggotongan orang-orang yang dapat bcrpartisipasi adalah dari wakilwaki I rnasyarakat yang tcrpi lih. Kesimpulannya
bahwa
ditcmui
beberspa
perbedaan
dalam
proses
partisipasi masyarakat pada penyusunan rcncana umum taia ruangKota Pati, aruara normati f (Peraturan Menteri Dalam Negeri) dan dalarn praktek scnyatanya, Perbedaan tcrletak pada media yang digunakan untuk pemberian informasl, jangka waktu pernberian masukan/saran/pendapat dari masyarakat, dan pada sifat pelibatan
masyarakat.
4.2 Analisls Bentuk Partisipasi Masyarakat
Pada sub bab ini dibahas rnengenai bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam penyusunan
rencans umum tata ruang Kora Pati, yang mcliputi tahap
Penjaringan Aspirasi Masyarakat I, tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakat II, dan tahap Seminar Rancangan Rcncana, Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengciahui bentuk-bcntuk
partisipasi masyarakat, sehingga
dengan
dikenalinya
bcruuk
partisipasi tersebut dapat diketahui nilai dari partisipasi, Menurut Derick (dalam Bryant dan White, 1987:280) nilai partisipasi tidak hanya tcrletak pada ada tidaknya partisipasi itu. Hal yang lcrpenting adalah meneruukan jenis partlsipasi yang tepat untuk persoalan tertentu. Dalam hal ini direkankan pcntingnya mengenall klasi11kasi atau tipe dan bentuk partisipasi masyarakar.
101
4.2.1
Bcntuk Partisipasi
Ma~-yar.ikat
pada
Tahap Penjaringao
Aspirasi
Masyarakut I Suatu kegiatan partisipasi dapat diidentifikasi dalam bcrbagai bcntuk.
Bentuk-bentuk partisipasi pada tahap penjaringan aspirasi masyarakat I dapat bcrupa
sebagai pendengar, sumbangan masukan/saran/esat, sumbangan infcrmasi/data, banruan mcmperjelns hak alas ruang, dan bcniuk lainnya yaitu gabungan dari
bentuk-bentuk yang tclah disebutkan diatas. Berdnsarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi. dapat dikeiahui bahwa benmk-benruk panisipas! masyarakat dalam pcnyusunan rencana umum tata ruang
Korn Pali. pada tahup ini sebagian bcsar bcrupa sumbangan masukan/saran/usul sebanyak 31 orang (57.4%). Kemudian Jiikuti sumbangan informasizdam scbanyak 11 orang (20,5%), lalu bcntuk lain sebanyak
10 orang (18,5%). dan sebagai
pendengar scbanyak 2 orang (3.7%). scrta 1idak eda yang berbentuk banruan
memperjelas hak atas ruang. Dalarn hal ini yang dimaksud dcngan bcntuk lain adalah berupa disamping mernberikan sumbangan masukan/saran/usul juga rnernberikan sumbangan inforrnasiidata. Sebagaimana tcrlihat dalam Tabel IV.2 dan Gambar 4.1 di bawah ini:
TABELIV.2 DISTIUHUSI FREKUENSI BE:"ITUK PARTISU'ASI MASYARAKAT PADA TAIIAP PENJARINGA,'I Mil'll{ASI 1'11ASYARAKAT I N'n,
.~
··.~~ .•
Bentuli'Pa rti.~inasl
I
Pendengar
2
2 3 4 5
Sumbangan masukan!saranlusul
31
% 3,7 57,4
Surnbangan informasi/data Bantuan memperjelas hak atas ruang
ll
20,4
Bentuk lain
10 54
18,5 100
Jumlah
·- Frekueasi
.
-
102
eantuk PartlSlpasl Masyarakat
~engaf
• S....on&ngliln n~st,,.1~11/$itl'ti• \lutiul O Sun1Jangsn
20-x.
inforrreisildatei O Sonluk l.;.1in
,\'•unfH.•1'· .'-/(ISJ/ anotn,« }()(k}
GAMBAR4.I
DI AC RAM BF.~TUK l'Al~TISIPASI MASYARAKA T l'AOA TAllAP PENJARlNGAN ASPIRASI MASYARAKAT I Kcsimpulannya
bcntuk
partisipasi
masyarnkat
1ahar pcnjaringan
pada
asplrasi masyamkat I didomionsi bcniuk s111nbMg11n masukun/saran/usul
dan bcntuk
sumbungan informasi/data.
4.2.2
Bcntuk Purttsipas] M:1~y3rnknt II Scbagaimana
Masyaraka!
tahap pcnjaringan
pad11 Tanap
l'cnjaringan
aspirasi masyurakat
Aspirasi
I. bcntuk-bentuk
purtisipasi musyurnkut pada tahnp ini meliputi
scbagai pcndcngar, sumbangan
masukan/Stlrnn/usul, s11mb<1ng811 inforrnasi/duta.
bantuan mcmpcrjclas hak atas
ruang. dan bcntuk lainnya yaitu gabungan dari bcntuk-bentuk yang telah disebutkan diatas, Bcrdasarkan hasil pcrhitungan disuibusi frckucnsi dapat diketahui bcnurkbeniuk partisipasi masyarakat dalam pcuyusunan rcncana umurn tata ruang Kota Pati, pada tahap iui sebagian besar herupa sumbangan orang
(53,7%).
Kernudian
diikuti
bernuk
lain
masukan/saran/usul sebanyak
14
sebanyak 29
orang
{25.9%),
sumbangan informasi/data scbanyak 9 orang (16.7%), dan scbagai pendengar
103 scbanyak 2 orang (3.7%). se1111 tidak ada yang herhenuik hantuan mcmperjelas hak alas ruang. Dalam hal ini yang dirnaksud
disamping
membcrikan
sumbangan informasi/dara.
surnbungan
dcngan bcntuk lain adalah bcrupa
masukan/sararrusul
juga
mcmbcrikan
Sebagaimana tcrlihat dalam Tabel IV.3 dun Gamber 4.2
di bawah ini:
TABEL IV.J DISTrHllOSI FUEKUENS! BE:NTlJK PARTISrT1ASI MASY ARAKAT P:\DA TAHAP Pi-;N,IARl.NGAN ASP I RAS I MASY AHA KAT 11
No.
Bentuk Partlsinas]
lfrckacosi 2
I
r~ndcngar
2
Sumbangan mnsukun/sar11n/11~11I ~umbangan inrormasi/da111
29 9
Bunhmn mcmperjcla« hak aras ruang Heruuk lain Jumlah
14
3 4 5
,.
-
o/c~ J.7 53.7 16.7
-
-
-
25.9 100
54
-
Bontuk Par1lslpasl Ma"!larakat
c t11noengar G Sun"t)engan rros ukanls are n/Ls ul
I
CJ Surrt>ongon n(orrnasVd<t
o
Bentuk lain
GAMHA1{4.2 l)IAGllAM ni,:NTlJK PARTJSU'ASI MASYA.l{AKAT l'ADA TAHAP PENJAllli'l(;AN ASPIHASI MASYAl{AKAT II Kesirnpulannya bentuk partisipasi masyarakar pada tahap pcnjaringan aspirasi
masyarakat II didorninasi olch beruuk sumbangan masukan/saran/usul
104 bentuk lain yaitu merupakan gabungan anrara sumbangan
masukan/saran/usul
dan
sumbangan informasiidata.
4.2.3
Bentuk Partisipasi Rencana Benruk-bentuk
Masyarakai
partisipasi
pada Tahap
masyarakat
Seminar
Rancangan
pada tahap Seminar
Rancangan
Rencana terdiri dari sebagai pcndengar, sumbangan masukan/sarantusul,
sumbangan
in tormasi/dara. bantuan memperjelas hak atas ruang, pengajuan kebcratan terhadap rancangan rencana. dan bentuk lainnya yaitu gabungan dari bcntuk-benruk yang tclah discbutkan diatas.
Berdasarkan hasil pcrhitungan disrribusi lrckucnsi dapat dikeiahui bentukbentuk partisipasi masyarakat dalam pcnyusunan rencana umum tata ruang Kora Pati, pada tahap ini scbagian besar masih berupa surnbangan masukan/saran/usul sebanyak 31 orang (57,4%). Kemudian diikuti sumhangan infonnasi/data sebanyak 11 orang (20,4%), bentuk lain sebanyak 8 orang ( 14,8°,_), sebagai pendengar sebanyak 2 orang (3,7%), dun banruan mernperjelas hak atas ruang sebanyak I orang (l.9%), scna pcngajuan keberatan terhadap rencana I orang ( 1.9%). Dalam hal ini yang dimaksud dengan
bentuk
lain
acalah
bcrupa
masukan/sararrusul juga memherikan
disamping
sambangan
mcmherikan
sumbangan
informasi/data, Perhitungan
disiribusi frekuensi scbagaimana terliha; dalam Tabel IV.4 dan Garn bar 4.3 di bawah ini.
105
TAB£L IV.4 OISTRIBUSI FR.EKUENSI BE1''TCK f'ARTISIPASI MASYARAKAT PAOA TABAP SEMINAR RA 'CAN(;AN RENCA:'iA No. I 2 0
·'4 5 6
Bentuk Partisioasi
Frekueasi 2
Pendengar Sumbangan masukan/saranusul Sumbangan informasi/data
Bantuan memperjelas hak atas ruang
31 II I
Pengajuan keberatan terhadap rencana
1
Uentuk lain
8
Jumlah
54
%
3 .. 7 S7.4 20,3
1.9 1.9 14.8 100
Bentuk Partlsipasi Masyarakat
a Surroangan ma$ukan/sa1antusut oSt..n:>an.gan inforna.sildeta
J
O!lonlioo Oleq>etjelas hak etas. rwng
•~par kcl>e'•"'• ~ hildcp re.r.cana
a Se'lwk loin
I <;AMBA.R 4.3 DIAC~l B£NTUK PARTISlPASl MASYAR<\.K.AT P;\DA TAR.<\.P SEMINAK HAN<.:ANGA~ RENCA.NA
Kesimpulannya bentuk
panisipasi
masyarakat
pada tahap seminar
rancangan rencana didominasi oleh bcmok sumbangan masukan/saran/usul
Jan
bentuk sumbangan informasi!dat.a.
4.2.4
Benruk Partisipasi Masyarakat pada Seloruh Tahap llerdasarkan hasil analisis bentuk parrisipasi masyarakai pada t.ahap
Penjaringan Aspirasi Masyarakat l. tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakar II. dan
106 iahap Seminar Rancangan Rencana maka dapat dikaji bcntuk partisipasi masyarakat secara rata-rara dari ketiga tahap terscbur, scbagaimuna tabel IV.5 dan gambar 4.4 berikul.
TABE:L IV.!i B.ENTUK PAR'flSIPASI MASYARAKAT OALAM PENYUSUNAN K~NCANA UMUM TATA RUANG KOTA PA Tl
ll••••k
No
PtnjlrlQll•
"'' ;,....,.,
N I
l
Pc11dt:11io1
PraJ1rlq1D A•nlrad It N % ~ J.7
% 1, 1
N
i
% .1.7
~; 7
ll
~7,.1
lO
.I.I, I
l(i,7
11
20.4
111
I~.~
-
1
l,Q
I
1.1)
-
.
I
1,9
I
1.~
fll
l~.Y
x
3.7
~losukau/
11
57.4
N
l11f(1111111">1i/
11
20.4
v
t\'lt:n1p"-'tJdns
.
-
-
I()
IR,5
N
llllt1-R1•
2
2
Sum ba n~an
'i<mla1r
S:u:in!f l.;ul
·''
Su1lll'illi~ian
~
llnn1un11
\
~
L):1111
I lid:: 1\l11S Ruant• l'("llfll\fll(UI Krbr1a11111 r,·rht1d•""' Rtll(.'llllti nt•1uuk I 0111
llenttA< l'ar1161pui Mesyorakal
14.8 _1_0_
1~,.1
o Penoergor a Sutr'bl.ln911n
rrosukan/saran1us:u1
n Sull'bangan
lrtfnrrm"il('l~t~
0 SanlJ~ll rn:lfl'1>fU14lat; h
atas ruang • Aang;:.juon kcbcratan
te,hadup 1u11liei11c. a Bentuk loin
GAMUAR4.4 OIAGRA~·f BENl'UK PARTISIPAS1 MASYARAKi\1' PAl)A SELUHUM TAllAP
Alas dasar tabcl IV.5 diatas dapat disirnpulkan bahwa bcntuk panisipasi
masyarakar pada scluruh tahap pada prinsipnya sama dengan bcntuk pada masing-
107
masing tahap.
Bentuk partisipasi
paling dominan
yaitu
bontuk surnbangan
masukau/saran/usul, kemudian diikuti bentuk sumbaugan informasi/daia, dan beruuk lain. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang tcrlibat dalam rencana umum rara ruang Kola Pali membcrikan
pcnyusunan
dan hanya scbagian kecil saja yang tidak mcmbcrlkan hanya sebagai
pcndcngar
kontribusi masukan,
komribusi masukan karcna
saja. lni berarti sudah ada kcmauan dan kemampunn
masyarakat yang terlibar untuk mengemukakan pcndapatnya. Kcmauan berpartisipasi berhubungan dcngnn motivasl untuk mengadakan perubahan, sedangkan kemampuan
berpartisipasi berhubungan dcngan sumber daya manusia dan kcmampuan belajar. Dengnn adanya sumbangan rnasukan bcrarti partisipasi telah mcmbcrikun ruang dun kapasltns masyarakat uniuk mernenuhi kebutuhan
scna mengembaugkan potcnsi dan prakarsa lokal. mcnyampaikan
aspirasi
rcrhadap
kebijakan
dan hak masyarakat,
Mak dan tindakan rnasyarakat pemerlntah,
cujuannya
adalah
mempcngaruhi kebijakan pemerintah maupun mcnentukan agenda bersnma untuk pcnyusunan rcncana umum tata ruang kola. Dalam hal ini partisipasi masyarakat digunakan
scbagai alat komunikasi,
inforrnasi
dalam proses pcngambilan
yaitu alal nntuk mcndapaikan masukan berupa keputusan, agar diwujudkan
kcputusan yang
responsi f. Scbuah pcrcncanaan yang responsi f menu rut Mc Connel ( 1981)
dalam
Santosa dan I leroepoetri {2005: 13) adalah proses pengambilan keputusan tentang pcrcncanaan
t;U;i
ruung yang tanggap pad a pre fercnsi scrta kcbutuhan dari
masyarakat yang potcnsial
tcrkcna
dampak
apabila
perencanaan
tersebut
diim plementasikan. Sernentara itu dari jawaban rcspondcn tcrhadap pertanyaan terbuka tentang usulan bentuk partisipasi terlihat bahwa selain bentuk-bcntuk partisipasi diatas, rcspondcn juga mengusulkau adanya bcntuk-bcntuk
lain scpcrti identifikasi
108 kebutuhan masyarakat, sumbangan pertimbangan, bekcrjasama dalam pcnyusunan, dan bantuan tenaga ahli dari masyarakat,
lni menunjukkan bahwa sclain kontribusi
masukan, responden juga berharap adanya bentuk kcrjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam pcnyusunan rencana tata ruang dan juga adanya bentuk bantuan
tcnaga ahli dari masyarakai. Kesimpulannya bahwa tcrdapar berbagai macam
bentuk partisipasi
rnasyarakat dalam peryusunan reneana umum tam ruang Kota Pati, baik pada tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakar
I. tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakat II,
maupun tahap Seminar Raneangan Rencana, Dan bentuk partisipasi rnasyarakat pada seluruh tahap pada prinsipnya sama dengan bcntuk pada masing-masing iahap, yaitu didorninasi oteh oenmk sumbangan masukan/saran/usul dan bentuk surnbangan in formasi/data.
4.3 Analisis Tingkar Parlisipasi Masyarakat
Pada sub bab ini dibahas tentang tingkat partisipasi rnasyarakat dalam penyusunan rencana cmum tata ruang Kola Pati, dcngan rujuan untuk mcngctahu i derajad ketcrtibatan masyarakar dalam proses penyusunan rcncana umum tata ruang, Dcrajad kctcrlibatan masyarakar tersebui diukur dari variabel-variabel tingkat kchadiran dalam rapat/pertemuan.
keaktifan mengemukakau masukan/saran/usul,
keterlibatan dalarn mcnctapkan konsep rencana, dan kctcrlibaian memberikan persetujuan terhadap rancangan rencana.
4.3.1
Anali.sis Tingkat Kehadiraa Dalam Rapal/Pertemuan
Untuk mengukur tingkat kehadiran dalam rapat/pertemuan digunakan ska la penilaian yang mcngacu pada Tangga Partisipasi Masyarakar Sherry Arnstein yang
109 terdiri dari 8 tangga, berturut-turut dari tangga I sampai dcngan 8 sebagai berikut:
U) hadir hanya sebagai pcndengar saja; (2) hadir dan memberikan rnasukan tetapi untuk kepentingan
pemerintah;
(3) hadir dan memberikan
masukan
uutuk
kepcntingan
masyarakat; (4) hadir dan melakukan dialog/tanya jawab dengan
pcmcrintah;
(5) hadir dan memberikan
direncanakan;
bcbcrapa pengaruh pada apa yang
(6) hadir clan mcmbagi tanggung jawab perencanaan
dcngan
pcmerintah; (7) hadir dau dibcri lirnpahan kewenangan untuk membuat keputusan dominan di kescluruhan rencana; (8) hadir dan memiliki kekuasaan penuh untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi rencana.
Tingkar kehadiran masyarakai dalarn rapat/pcrtemuan dapat dilihat pada Tahel lV.6 berikut ini:
TABELIV.6
TING KAT KEHADIRAN [)ALAM RAPAT/PERTJ~M.UAN PADAPENYUSUNANRRNCANA UMUMTAT:\ RUANG KOTAPATI
I
Tingkat
2
kehadiran
Hadir mcmbcri masukan 2 dalam n1puv' t1nluk cmerinuh ~~~~~!-,~-)-,..,...,,--+~~ pencmuan I ladir mernbcri masukan 35 64.8 3 unt uk rnasyarakat Hndir J~1n rnelakukan dialog II 20,4 4 dengsn merintah I ladir mcmberi boberapa 6 II.I 5
105
44 30
cngaruh
I ladir membagi langgung: 6 · awab crcncanaan Hadir diberi lirnpahnn 7 kt:\\'enan ao kc utusan'--~+-~-1-~~-1--,,-~1~~~1 Hedir memiliki kekuasaun 8 enuh
181
I JO Berdasarkan tingkm kehndimn dalam rapat/pencmuan. sebagian besar responden hadir dalarn pcrtcmuan dan mengcmukakan apa y-dllg diburuhkan oleh musyarakat, yaitu scbanyak 35 orang (64,&%). lalu diikuti dengan responden hadir dan melakukan dialogltanya jawab dengan pemcrintah sebanyak 11 orang (20,4%). rcsponden hadir dan memberikan beberapa pengaruh pada apa yang dircncanakan sebanyak 6 orang ( 11, I%), dan responden hadir hanya sebagai pendengar saja scbanyak 2 orang (3,7%). Tidak ada yang tingkat kchadirannya karena alasan-alasan sebagai bcrikut. yaitu: memberi masukan untuk kepentingan pemerintah, membngi tanggung jawab pcrcncanaan dengnn pemcrinrah, dibcri limpahan kewcnangan untuk mcmbuat kepurusan dcrninan di keseluruhan rencana, dan mcmiliki kekuasaan pcnuh
unt:ak rncrcncannkan, rnelaksannkan dan mengawasi rencana, Pcncntuan kategori tingka: panisipasi masyarekat bcrdasarkan tabcl IV.6 diatas, dapat diperhitungkan sebaga! berikut; Terdapat I variabel pertunyaan dengan pilihan jawaban pertanyaan ada 8 pilihan dengan skor masing-masing berkisar I sampai 8. Urutan skor icrsebut didasarkan pada 8 tangga lingkat partisipasi masyarakat dari Sherry Arnstein
Sehingga
minimum skor yang dipcroleh umuk setiap individu (I ~ I) adalah I. maksimum skor yang diperoleh untuk setiap ind'vidu (I x 8) adalah 8. maim bila jumlah sarnpel 54, dapat dikemhui skor minimum umuk tingkat partisipasi masyarakat (54 x I) adalan 54 dan skor maksimum (54 x 8) adalah 432. Dcngan diketahuinya skor minimum dan maksimum maka diketnhui pula jarak interval, yaitu (432-54)18 = 47,25. Maka bila digunakan tipologi duri Amstein, dapat diketahui tingkat partisipasi masyarakat adalah:
•
Citizen Control, bila memiliki skor
384,82 · 432.00
•
Delegated Power. ilila mcmiliki skor
337,56- 384.81
11 l
•
Partnership. bila memiliki skor
290,30 - 337,55
• Placation, bila mcmiliki skor
243,04 - 290,29
• Consuluuion. bila mcmiliki skor
195, 78 - 243.03
lnjorming. bila mcmiliki skor
148,52-195,77
•
Therapy, bila memiliki skor
101,26 - 148.51
•
Manipulation, bila memiliki skor
54,00- 101,25
Dcngan dcmikian bila 10131 skor yang diperoleh dari hasil analisis udalah 181.
maka
tingka: partisipasi masyarakat termasnk kategori tingkar !11/orming
(Tanggn kctiga dari dclapan Tangga Amsrein). Pada tingkat blforming (infonnasi) dapat dianikan bahwa tingkat kchadiran dalam rapat/pertcmuan karena cdanya: •
Pemberian informasi kepada masyarakat yang ikur dilibatkan
dengan
rncngundangnya untuk berpartisipasi dalam pcnyusunan reocana umum tata
ruang Kola Pati. •
Dalam hal ini, informasi diberikan lewat surat dan lewat forum pertemuan.
•
Pada tingkat blforming ini termasuk dalam dersjad tokenisme/penghargaan atau Degree of Tokenism, yaitu suaru tingl
d iperti 111 bangkan oleh pemegang keputusaa
4.3.2 Anahsis Keaktifan llfcug•mukakan Ma.suk:m/Saran/Usul Untuk meugukur Lingkat kcaktifan mengemukakan
masukan/saran/usul
digunakan skala peuilaian yang mcngacu pada Tangga Partisipasi Masyarakai Sherr/
Arnstein yimg terdiri dari 8 tangga, berturut-rurut dari tangga I sampai dengan 8
112
sebagai berikut:(!) tidak memberikan masukan/saran/usul; (2) mernberikan masukan tctapi untuk kepentingan pernerintah; (3) mcmberikan masukan untuk kcpentingan rnasyarakat; (4) rnemberikan masukan dcngan cara dialog dua arah dengan
pemerintah; {5) mernberikan masukan dan usulannya
diperhatikan sesuat
kebutuhannya; (6) memberikan masukan dan tercapai kcsamaan kepentingan dengan pcmerintah; (7) mcmbcrikan masukan dan memiliki kewenangan untuk rnembuat kepuiusan dominan; (8) memberikan masukan dan memiliki kekuasaan untuk merencanakan, melaksanakan, can mengawasi rencana, Tingkat keaktifan dalam mengemukakan masukan/saran/usul dapat dilihat pada Tabcl IV.7 berikut ini:
TA.BEL IV.7 TINGKA T KEA KTl.F AN MENGEMUKAKAN MASlJKAJ"llSARA,'(fUSUL PADA Pv'.1.'YUSUNM RENCA:"llA UMUM TATA RUANG KOTA PATI So;:~~~ ·;·
l
·-;;,~Wrn'ililiel c::: -~~. :·'9·· ..&.. -.-:> Kcaktifan
.
mengemukakan
masuku."'\lsararl usuJ
~kal•,/'
~-
, ~,
<-'H
'· .; ;~~' ~ Tidak membcri r:lllSUkm 2 . MOSlll:an ur.tuk kcpcnting:in oemennteh Masukan urruk kcpcntingan 27
*:~· ,,, ;~"'!.·:·. -:...
P4ilai~
masyn~kit N1>!$ul..an di:ngun tliWg l1ua
Bobot
~'.'.'-.;%
·~ w
l\'
.
1';)'!•m\•~,-
:.iottf ditlam~ ~®= ii' ., 1 .¥11riabel';: 3.7
.
I
J
2
2
.
50.0
3
&I
12
22.2
~
48
g
14.8
s
40
.5
9,3
6
30
.
.
7
.
.
8
arah
M::s•.hn dan usulan dirn."tbutikac Mast.k~n dln tzrcapai kesamaan ke-tin2an l.fast:lwt d:.n mem iiiki kC\\1::1l:tng311 kt:l)1.l(Us;D
Masckzn ,....uh
Jan
kekmsa:>n
. .
r
201
Bcrdasarkan keaktifan dalam mcngemukakan masukan/saran/usul, sebagian bcsar responden mernberikan masukan karena untuk kepentingan masyarakat,
113
sebanyak 27 orang (50,0%). kemudian memberikan masukan dengan cara dialog dua arah dengan pcmerintah sebanyak 12 orang (22,2%), memberikan rnasukan dan
usulannya diperhatikan sesuai kebutuhannya sebanyak 8 orang (14,8%), memberikan masukan dan tercapai kesamaan kcpcntingan dengan perncrintah sebanyak 5 omng (9,3%), dan responden tidak mcrnberikan masukan/scran/usul sebanyak 2 orang (3,7%).
l'idak
ada
yang
tingkat
keaktifannya
dalam
rnengernukakan
masukan/saran/usul karena alasan-alasan sebagai berikut, yaitu: memberi masukan untuk kepentingan pemerintah saja, memiliki kewenangan untuk mernbuat keputusan dominan
di
keseluruhan
rencana
dan memiliki
kekuasaan pcnuh
untuk
merencanakan. mclaksanakan dan mcngawasi rencana. Penentuan kategori tingkat panisipasi rnasyarakat berdasarkan tabel IV. 7
diatas, sebagaimana pada perhituogan sub bab 4.3.1 diatas. Sehingga dengan demikian bila total skor yang diperoleh dari basil analisis adalah 201, maka tingkat partisipasi masyarakat termasnk katcgori lingkat Consultation (Tangga keempat dari delapan Tangga Arnstein). Pada tingkat Consultation {konsultasi) dapat diartikan bahwa tingkat keaktifan mcngemukakan masukao/saran/usul karena: •
Bahwa pcmcrintah mcngundang opini masyarakat setelah diberikau iuforrnasi kcpada rr.asyarakat. Terbukti dengan dilibatkannya wakil u.asyarakat dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kola Pati.
•
Tclah Lcrjadi dialog dua arah antara pemerintah dan masyarakat yang terlibat, Dan masyarakai mcmberikan masukan dan berdiskusi aktif Iewat cara dialog dua arah.
•
Meskipun telah terjadi dialog dua arah, akan tetapi cara ini tingkat keberhasilannya rendah karcna tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan
114 ide masyarakat akan diperhatikan.
Merode yang dipakai adalah pertemuan
I ingkungan masyarakar dan den gar pendapat dengan masyarakat, •
Pada tingkat Consul/a/ion ini termasuk dalam dcrajad rokenisme/pcnghargaan
atau Degree of Tokenism, yaitu suatu tingkat partisipasi dimana rnasyarakat didcngar dan diperkenankan berpendapat, tctapi mereka ridak mcmiliki kernampuan untuk urendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbaugkan oleh pemegang kepurusan
4.3.3
Analisis Ketcrlibatan dalam Menctapkan Konsep Rencana Uniuk mengukur tingkar keterlibatan dalam menetapkan konsep rencana
digunakan skala penilaian yang mengacu pada Tangga Partisipasi Masyarakat Sherry Arnstein yang terdiri dari 8 tangga, bertnrut-rurut dari tangga I sampai dengan 8 scbagai berikut: (1) ridak ikut rnenetapkan konsep rcncana; (2) ikut menetapkan konscp rencana untuk kepentingan pemerintah: (3) ikut menetapkan konsep rencana untuk kepentingan masyarakar; (4) ikut berdiskusi/berdialog aktif dalam rnenctapkan konscp rencana: (5) ikut menetapkan konsep dan memberi beberapa pcngaruh pada konsep; (6) ikut menetapkan konscp dan saling berbagi tanggung jawab dengan
pemerintah; (7) ikut mcnctapkan konsep dan memiliki kewcnangan untuk mernbuat keputusan dominan; (8) ikut menetapkan konscp dan memiliki kekuasaan uutuk
mcrencanakan, melaksanakan, dan mengawasi rencana, Tingkat keterlibatan dalam mcnetapkan konsep rencana dapat dilihat pada Tabel JV.8 bcrikut ini:
115
TABELIV.8 TINGKAT KETERUBATAN DA.LAM MENETt\1'10\N KONSEP PADA PENYUSUNA-~ RENCANA UJ\.fUM TATA RUANG KOTA PATI
....No. .. ···· .. I
"fi.'' ~~
1;.,,~,. Yariiobei ·: ~. • ·.·'"7 '~··
."%· .
..
Kctcrl lbatnn dulum menetapkan konsep rcncana
I
..
'"%kala .
;!
P~.l'ifaian ~ i;i~i· ~.::;.; ?.~· Tidnk ikut menctancan Terlih:ll hanyn untuk E~mcrint::th Tcrlibat untuk masvamkat Terlibat berdiskusi aktif Tcdibol IJtHI member!
/N
, I;.;,,.. •A·:~ ·~~~~ {.~~:
2 .
~!
3.7
.
;'I·1
,Ro~t ~;
I
~ot
'"
'
···J
26 -4R.I
J
17
31,5
4
78 68
6
11,1
5
31)
3
5,6
6
IR
.
.
7
.
.
.
R
.
pe1:2aruh Ttrlill<11 tanaeune
Tcrli~llt
dun
berbngi
i(l\;,+(11)
can
memiliki
kc\i.'t.Jlf1noan keoutusan
Ted i~:u
dan kekunsam nenuh
'-:---
me 111111k1
VariabeJ.
2 .
2 '
~·'"'~'~"
¢ii1•1in\"
.
1 'l(i
Bcrdasarkan kctcrtlbatan dalam menctapkan konsep rencana, sebagian besar rcsponden ikut mcnctapkan konscp rencana karena untuk kepentingan masyarakat, scbanyak 26 orang (48,1%),
kemudian ikut berdiskusi
aktif dalam
menetapkan konsep rencana sebanyak 17 orong (31,5%), ikut mcnctapkan konsep dan mcmberi bebcrapn pongaruh pada konscp rcncana sebanyak 6 orang ( 11, 1%), ikut menctapkan konscp rencana dan saling berbagl 1anggung jawab dengan pemerintah sebnnyak 3 orang (5.6'Yo), dan responden tidak ikut menetapkan konsep rcncana sebanyak 2 orang (3,7%). Tidak ada yang kctcrlibatannya dalam mcnetapkan konscp rcncana karena alasan-alasan scbagai berikut, yaitu: ikut menetapkan konscp rcncana retapi untuk kepentingan pcmcrintah saja, ikur rncnetapkan konsep rcncana dan
rnemiliki
kewenangan
untuk membuat
kcputusan
dominan di kcscluruhan
rencana, dun ikut menetapkan konsep rencana dun memiliki kckuasaun penuh untuk merencanakan, mclaksanakan rian mcngawasi rencana. Penentuan kategori tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan tabel IV.&
diatas, scbagaimana pada pcrhitungan sub bab 4.3.1
dialas. Sehingga dcngan
116
demikian bila total skor yang diperoleh dari has ii analisis adalah J 96, rnaka uugkat partisipasi masyarakat termasuk kategori tingkar Consultation (Tangga keempat dari delapan Tangga Arnstein). Pada tingkat Consultation (konsuhasi) dapat dianikan bahwa tingkat keterlibatan dalam menetapkan konsep rencana terjadi karena:
•
Bahwa peruerintah mcngundang opini rnasyarakat sctclah diberikan inforrnasi kepada masyarakat, Terbukti dengan dilibatkannya
wakil masyarakar dalam
pcnyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati. •
Telah terjadi dialog dua arah anrara pemerintah dan rnasyarakat yang terlibat. Dan masyarakar membcrikan rnasukan dan berdiskusi alctif lewat cara dialog dua arah tersebut.
•
Meskipun relah terjadi dialog dua arah, akan tetapi cara ini tingkat kebcrhasilannya rendah karcna tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan ide rnasyarakat akau dipcrhatikan. Metode yang dipakai adalah pertemuan lingkungan masyarakar dan dengar pendapat dengan masyarakat,
•
Pada tingkat Consultation ini termasuk dalam derajad tokcnisrne/penghargaan atau Degree of Tokenism, yaitu suatu tingkat partisipasi dimana masyarakat didengar den diperkenankan berpendapat, tctapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan
mereka akan
dipertirnbangkan oleh pemegang kcputusan
4.3.4
Analisis Kcterlibaran Raneangan Rcncana
dalam
Mernberikan
Untuk mengukur tingkat keterlibatan
Pcrsetujuan
tcrhadap
dalam memberikan pcrsetujuan
terhadap runcangan rcncana digunakan skala penilaian yang mengacu pada Tangga
117
Partisipasi Masyarakai Sherry Amstein yang tcrdiri dari 8 tangga. berturut-turut dari tangga I sampai dengan 8 sebagai bcrikui: {I) tidak mcmbcrikan persetujuan; (2)
rncmberikan persetujuan untuk kepentingan pemcrintah: (3) memberikan pcrsetujuau karena untuk kepentingan rnasyarakat; (4) memberikan pcrsctujuan karena tclah ierjadi dialog dua arah dcngan pemerintah; (5) memberikan persetujuan karena usulan dari masyarakat diperhatikan; (6} memberikan perscrujuan karena te1ah ada kcsamaan
kepentingan dengan pemerintaa; (7} memberikan persetuiuan setelah
dibcri kcwenangan untuk mcmbuat keputusan dominan; (8) memberikan pcrsetujuan setelah diberi kekuasaan unrck rnereneanakan, melaksanakan. dan mengawasi rencana. Tingkat kctcrlibatan dalam memberikan perserujuan terhadap rancangan
rcncana dapat diJihat pada Tabel IV.9 berikut ini:
TABELN.9
TINGKAT KETI.RLIBATA" ME~IBERIK.<\_il\PERSETUJUAN TERH.ADAPRANCA."IGAJ\" REl'iCANA PADA PENYUS~AN RENCA.."IA UMUM TATA RUAJ'\G KOTAl'ATJ -NO~:'
1
c:-~
I
- ?";;&':
''-'
:~:
memberikan
-
-
I
.
b3oya untuk
.
-
2
.
uatuk
20
3?.0
.'
60
ada
17
31,5
<
68
dial0< dua aruh Perse1uJ•an karene usulan
12
222
'
60
s
9.3
6
30
.
.
7
.
-
.
8
-
Skala ..bi.. . . . .<&,· .-
·.·.-
terhndap
Ttcbk """'5elui.ian Persetujl!an eemerintah
rancangan
l'er.;etujuan
perserujunn
reneana
masyirakat Persetujunn
11n;;-~
<
kun:n:i
di""rh•tihn
Pcrst:IUj&lll
t;reaa
ada
kessmaan kf'nr'F'ltngan Pcm:tuj .1'lll mcmHiki
..
. N.x·
· ·
.
•"?- --:=.:;; Pe11.. M., ~%-:: ~ p..~
Kcrer.ibaun mcmberikan
*
}L.
·tvariabel
kareea k,e\\·en~l\glln
lrvutu)an Per!iduj!rall kareea mcmitiki kekuasaan retiuh
"llOblit
~
..;. ··~~- I~-&~~
,
I
Jumlah., ·Bob~ di~·'" ."'-~:), I'*.!; """ ''i·,:,'
-
218
118 Berdasarkan keterlibatan memberikan persetujuan tcrhadap rancangan rencnna, scmua rcsponden mcmberikan pcrsetojuannya dan tidak ada yang tidak mcmbcrikan persetojuannya.
Sebagian besar rcsponden mernbcrikan persetuiuannya
karcna untuk kepcntingan
rnasyarakat sebanyak 20 orang (37.0%), kcmudian
mcmberikan persetujuannya karcna telah terjadi dialog dua arah dcngan pernerintah
scbanyak 17 orang t3 I ,5%), mcmbcrikan pcrscrujuannya karcnn usulan masyarakat diperhatikan
scbanyak 12 orang (22,2%), dan rnemberikan
pcrsetujuannya knrena
Lelah ada kesamaan kepentingan dcngan pcmerintah sebanyak 5 orang (9,3%). Tidak ada yang keterlibatannya
alasan-alasan
dalam mcrnberikan pcrsctujuan rancangan rencana karcna
sebagai berikut, yaitu:
memberikan
pcrserujuan teeapi unruk
kcpcntingan pernerintah saja, memberikan pcrseuquan sctulah dibcri kcwenungan uutuk
membuar keputusan dominan di keseluruhan
rcncana, dan memberikan
persc1ujuan serelah dlberi kekuasaan penuh untuk merencanakan,
melaksanakan dan
mengawas: rencana Penentuan kategori tingkat partisipasi dlatas,
sebagaimnna
pada pcrhitungan
masyarakat benlasarkan tabct IV.9
sub bub 4.3. I diatas,
Sehingga
dcngan
dcmikian bila total skor yang diperoleh dari hnsil unalisis ndalah 218, maka tingkat partisipasi masyarnkar termasuk kategor! 1ingkal Cous11/1a1ic111 (Tangga keempat dari delapan Tangga Arnstein). Pada tingka; Consultation (konsultasi) dapat diartikan bahwa uugkut keterlibaran dalam membcrikan persetujuan tcrhadap rancangan rencana kareua: •
Bahwa pcmcrintah mengundang opini masyarakut setelah diberikan in formasi kepada masyarakat. Tcrbukti dengan dilibatkannya wakil masyarakat dalam pcnyusunan rencana urnum tata ruang Kola Pali.
119
•
Tclah terjadi dialog dua arah antara pcmerintah dau masyarakat yang terlibat. Dan masyarakat mcmberikan masukau dan berdiskusi aktif lewat cara dialog dua arah,
•
Meskipun telah terjadi dialog dua arah. akan tetapi cara ini tingkat keberhasilannya rcndah karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan idc masyarakat akan diperhatikan. Metode yang dipakai adalah pcrternuan lingkungan masyarakat dan dengar pendapat dengan masyarakat.
•
Pada tingkat Consultation ini termasuk dalam derajad tokenisme/penghargaan atau Degree of Tokenism, yaitu suatu tingkat partisipasi dirnana masyarakat didengar dan diperkenankan berpendapat, tetapi mercka tidak mem i) iki kernampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangao mereka akan dipertimbangkan olch pcmcgang keputusan
4.3.S. Aualisis Tingkat Partisipasi Masyarakar Kcscluruhao Tingkal panisipasi rnasyarakar dalam peoyusuoao rencana umum tata ruang Kota Paci dapat diketahui dengan menjumlahkan skor dari tiap variabel scbagaimana diuraikan diatas, yairu variabel tingkat kehadiran dalam rapat/penemuan. keakritan mengemukakan masukan/sarareusul, kererlibatan dalam menetapkan konsep rencana,
dan keterlibatan ruemberikan pcrsetujuan terhadap rancangan rencana. Hasil selengkapnya sebagaimana tabel lV.lO berikut ini.
120 TABEL rY.10 TCNGKAT PART!SrPASI MASYAR"KAT DALAM PEWIJSU 'AN REl'iCANA l.MIJM TATA RIJA:\G KOTA l'ATI No.
Variabel
I
Tingkat
J•mlalll Skor
kehadiran
dalam
VariJlbeJ 181
Keterangan Tiaekat lnformill[!.
201
Com11/1mi1111
196
Cor1.<11/1111i011
218
Om.v 11/101io11
i%
Cm1s11/1a1io11
rapai/pertemunn
2
Keaktifan mengemukakan masukan/saran/usul Kcterlibatan c.lalam mcnctapkan
~ J
knn~cp rcncana
Keterlibatan
4
pcrsctujuan rcneana Jumluh
memberikan
1crhac.l:1p rancangan
'
-
Pcncnruan kategori 1in~a1 partisipas] masyarakar berdasarkan label IV. IU diota~. dapat dipcrhinmgkun ~hagai beriktn: Tcrdapat 4 vuriabel penanyaan dengen pillhan jawaban rnasing-masing pcnanyaan adu
1:1
pilihan dcngan skor masine-masing berkisar I -;ampai 8. Urutan skor iersebut
didasarkan pada 8 tangga tingkat partisipasi masyarakat dari Sherry Arnstein. Schingga minimum skor )Mg diperoleh untuk scriap individu (4 x I) adalah 4. makslmum skor yang dlpcroleh untuk ~'\ii1p individu (4 x M) adalah 32. maku bilo jurnlah
sampcl
54. d~pnl diketahui
skor minimum untuk
tingkm
partisipasi
masyarakat (S4 x 4) adalah? 16 dan skor maksimum (54 x 32) adalah 1728. Dcngan dikctahuinya slmr minimum dun maksimum maka dikctuhui pula jarak interval, yaitu ( 1728-216)!8
ee
189. "laka bila digunakan tipologi dari Amstein.
dapar diketahui ringkat partisipasi masyarakat adalah: •
Citizen Control, bila memiliki skor
1539- 1728
•
{)d,,gmed Power. bila memiliki skor
1350 l 538
•
Partnership, bila memiliki skor
1161 - 1349
121
• Placation. bila memiliki skor
972-1160
• Consultation, bila memiliki skor
783 - 971
•
Informing,bila memi'iki skor
594 - 782
•
Therapy, bi la memiliki skor
405 - 593
•
Manipulation.bila mcm iliki skor
216-404
Dengan demikian bila total skor yang diperolch dari hasil analisis adalah 796, maka secara keseluruhan tingkat partisipasi masyarakat rermasuk kategori tingkat Consultation (Tangga kcempat dari delapan Tangga Amstein).
Pada tingkat Consultation (konsultasl) dapat diartikan bahwa tingkat partisipasi rnasyarakat dalam penyusunan rcncana umum tata ruang kota karena:
>
Bahwa pemerintah mengundang opini masyarakat setelah diberikan informasi kepada masyarakat, Terbukti dengan dilibatkannya wakil masyarakat dalarn penyusunan rcncana omum tata ruang Kora Pati,
>-
Telah terjarli dialog dua arah amara pemerintah clan masyarakat yang terlibat. Dan rnasyarakat rnemberikan masukan dan bcrdiskusi aktif lewat cara dialog dua arah tcrsebut,
>
Meski pun tclah tcrjadi dialog dua arah, akan tetapi cara in i tiugkat kcbcrhasilannya rendah karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian Lian ide masyarakat akan dipcrl:atikan. Metode yang dipakai adalah pcrtemuan lingkungan masyarakat dan dengar peudapat dengan masyarakat.
>-
Pada tingkat Consultation ini
termasuk
dalam derajad tokenlsme/pcngbargaan
atau Degree of Tokenism. yaitu suatu tingkat partisipasi dimana rnasyarakat didcngar dan diperkenankan berpendapat, tclapi mereka tidak rnemiliki keruampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mcrcka akan dipertimbangkan oleh pemegang kcputusan
122 Sedangkan bi la J ilihat berdasnrkan variabclnya. dari tabel IV. I 0 diatas
rnaka partisipasi
masyarakat yang paling
tinggi
adalah dalam kcterlibatau
rnemberikan pcrsetojuan terhadap rancangan rencana mcncapai jumlah tertingg! (218) dan yang paling rcndah adalah tingkai kehadiran dalam rapat/pcrtemuan dcngan jumlah terendah (18 J). Semeutara itu dari jawaban responden terhadap pertanyaan terbuka tentang usulan tingkat partlsipasi masyarakat, scbagian besar responden berharap agar masukan saran dari masyarakai
lebih membcri pengaruh pada rencana jadi ada
jaminan bahwa kepedulian dan ide masyarakat akan diperhatikan.
Responden juga
mengusulkan agar dialog pcmcrintah dan masyarakat lebih diintensifkan
lag], dengan
menambah frckuensi pelibatan atau partisipasi masyarakar yang sernula baru tiga kali rnenjadi empat sarnpai lima kali, bahkan lebih dari lirna kali di tiap proses penyusunan rencana tata ruang. Usulan tingkat partisipasi lainnya yaitu adanya kerjasama aruara pernerintah dan mnsyarakat dalam pcmbuaran kepurusan, bcrbagi tanggung jawab antara pemcrintah
dan masyarakat, scrta masyarakat dibcri
kewenangan mcmbuat kepurusan pada rencana, Semua usulan masyarakat tersebur menunjukkan adanya keingioan masyarakat untuk meningkatkan parrisipasinya lebih ringgi lagi, lcbih dari sekedar tiugkat Consuttation (Degree of Tokenism) saja. Untuk uu di masa mendatang pemerintah berkewajiban mcmfasilitasinya
agar dapat
mencapai derajad kekuatan rnasyarakat (Degree of Citizen Power). Kesimpulannya
bahwa ringkat partisipasi
masyarakat dalam penyusunan
rencaua umum Lata ruang Kora Pati berada pada tingkat keempat darl dclapan tangga partisipasi Arnstein yaitu berada pada tingkat Consuluuton (konsultasi). Pada tingkat Consultation ini tenuasuk dalarn derajad tokenisme/pcnghargaan atau Degree of Tokenism.
123 4.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempeogarubi Partisipasi Masyarakar Pada sub bab ini dibahas mcngcnai faktor-faktor yang mcrnpengaruhi partisipasi masyarakat dalam pcnyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati. yang rneliputi faktor
Tujuan
internal dan faktorckstcrnal,
analisis ini adalah untuk mengetahui faktor-fakror apa saja yang
mcmpengaruhi partisipasi masyarakat. sehingga dapat berpcngaruh pada dernjad ketcrlibatan rnasyarakat dalam proses pcrcncanaan tata ruang.
4.4.1
Analisis Faktor-Faktor lntemal Faktor-fakror internal yang mernpengaruhi panisipasi masyarakat meliputi
faktor-faktoryang
bcrasal dari
individu
responden sendiri. meliputi ienis
kelarnin, usia, pendidikan. pekerjaan. dan penghasilan, Hasil pcrhitungan distribusi frckucnsi sclengkapnya scbagaimana tabel IV. I I berikut ini.
TAllEL IV.11 OISTRJBUSTPREKUEl'iSI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
No.
Kriteria
Jcnis Kelamin I Pria ' Wanita ' Usia B l 20-30 tahun
Frekweui
%
52 2
96,3 l ~ ., '
A
2
c
J
31-40 tahun 41-50 tahun
4
Lebih
I
2 3
Lulus SMP/sederajad 5 I .ulus SDAcderajad Pekerjaan l Pl\S/NI
4
I
I)
dari 50 1abun
Pendidikan Sarjana Sarjana Mu
-
-
7 _,r 24
LU) 42,6 44,4
12
22,2
8 .>
14.8 57.4 5,6
-
-
3
5,6
31 ~
124
l.anjman 2 Pcnsiunan
10
,'
Kepalu Desa/Kclurahan
24
18.5 44.4
4
Pegawai Swasta
3 8 6
14,8 II. I
5 \V iraswasta 6 Lain-lain E t'eugbasilau I Kurang dari Rp.500.000,2 Rp.500.000.- s/d Hp.799.000,3 Rp.800.000,· s/d Rp.1.099.000.4 Rp.1.100.000,- s/d Rp. 1.400.000.5 l.cbi h dari Rp. 1.400.000.·
5.6
3
5.6
13 19 19
24.1
35.2 35,2
S111nh1·1 Jlt1•JI 0111tlti1.~· Jn()(i
Berdasarkan hasll pcrhitungan distribusi
lrckucnsi pada t~bcl duuas, takror
jenis kelamin rcspondcn yang terlibat dalam pcn)·USl111a11 rcncana umum mm ruang Kola l'ati terdiri dari dominan jcnis kclamin prla sebanyak 52 orang (96,3%,) dan
"•111ita scbanyak 2 orang (:1,7%). Dari tnbcl diatas mcnunjukkan bahwa panisipasi y1111g diherikan oleh scoruna pria dan wanita adalah bcrbeda. Hal ini disehabknn adunya sistcm pclupisan
sosiat yani:
terbcntuk dalarn masyarakat,
yanc
mcmbedukan
kedudukan dan deraiad antara pria dan waniur. l'erbedaan kcdudukan
dan kcwajibau antara pria dun waniin, Menurut Socdamo er. al ( 1992) dalarn Yulianti (2000:34). hahwa di dalam sistem pclapisan alas dasar seksualitas ini, golongan pria mcmiliki sejumlah hak istimcwa dibandingkan golongan wanita. Dengan dcmikian maka keccnderungannya
kclornpok pria akan lebih banyuk ikut bcrpartisipas] dari
pada kclompok wanita.
Herdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi usia rcsponden maka diperoleh hahwa sebagian bcsar responden merniliki usia lebih dari 50 tahun yaitu sehanyak ?.4 orang (44.4%;. kernudian diikuti respondcn dengan usia 41-50 tahun
125
sebanyak 23 orang (42,6%), respondcn dcngan usia 31-40 tahun sehanyak 7 orang (l:l,0%), dan tidak ada responden yang berusia 20-30 rahun. Dari pcrhitungan diaras terlihat bahwa masyarakat yang berpartisipasi scmuanya tcrgolong dalarn
usia
produktif ( 15-64 tahun). Dari usia produktif tcrsebut dominan berusia rnatang (lebih dari 50 tahun) yaitu 44A%. Hal ini menunjukan
adanya senioritas
dalam
bcrpartisipasi, Pcrbcdaan usia juga rnempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. karena dalam masyarakat terdapat pembedaan kedudukan dun derajad atas dasar senioritas, schingga akan rncmunculkan golongan tua dan golongan muda, yang berbeda-beda dalarn hal-hal tertentu, misalnya menyalurkan pendapat dan mengambil kepumsan (Soedarno et, al,1992 dalarn Yulianti,2000:34).
Usia berpengaruh pada keakiifan
seseorang untuk berpartisipasi (Slamet, 1994: 142). Dalam hal ini golongan rua yang dianggap lebih berpengalaman atau senior, akan lebih banyak rnemberikan pendapat
dan dalam hal mcnetapkan keputusan. Bcrdasarkan hasil perhitungan distribusi Irekuensi pendidikan responden maka diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikau tamat SMA atau scdcrajad yaitu scbanyak 31 orang (57,4%), kcrnudian diikuti rcspondcn dcngan pcndidikan Sarjana scbanyak 12 orang (22,2%). responden dengan pendidikan Sarjana Muda/Diplorna scbanyak 8 orang (14,8%j, responden dengan pendidikan tamat SM I' atau scdcrajad scbanyak 3 orang (5,6%), dan tidak ada rcspondcn yang berpendidikan tamat SIJ atau sederajad.
Dari label diatas dapat dilihat bahwa inasyarakat yang terlibat dalam proses penyusunan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan
mcncngah sampai tinggi
(SMA sampai dcngan Sarjana). Sccara akumulatif jurnlahnya mencapai 94,4%, (Ian
126 hanya 5,6% yang bcrpendidikan SMP. Hal ini akan bcrpcngaruh pada bentuk dan tarn cam berpanisipasi. Litwin (1986) dalarn Yulianti (2000:34) menyatakan bahwa, salah satu karakteristik partisan dalam pembangunan partisipatif adalah ringkat pengctahuan masyarakat
tcntang
pcmbungunan.
usaha-usaha
partisipasi yang diberikan
masyarakat
dalam
Salah satu faktor yang rnempengaruhi tingkat pengetahuan adalah
tingkat pendidikan.
Semakin ti11ggi latar belakang
pendidikannya,
tentunya
mcmpunyai pengetahuan yang luas tcnrang pembangunan dun bentuk sorta tata cara partisipasi yang dapat diberikan, Faktor pondidikan melalni pcndidikan
dianggap penting karena dcngan
yang diperoleh, seseorang lebih mudah berkomunikasi
dcngan
orang luar, dan cepat tanggap tcrhadap inovasi, Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frckuensi pekerjaan responden maka diperoleh hahwa semua respondcn adalah merupakan tokoh masyarakat di desa/kelurahan. Sebagian besar rcsponden memiliki pckerjaan kepala dcsa/kelurahan yaitu sebanyak 24 omni) (44.4%), scdangkan sisanya 55,6% bcrjcnis pekerjaan sebagai pensiunan, wiraswasta, PNS!TNI, pegawai swasta, dan lain-Jain.
Hal ini
akan berpengaruh pada tingkat penghasilan scscorang. Dapat dikatakan bahwa mata pencaharian'jcnis
pekerjaan dapat mempengaruhi
partisipasi
masyarakat
dalarn
pembangunan, Hal ini disebabkan karcna pekerjaan akan bcrpengaruh terhadap wakru luang seseorang uruuk terlibat dalam pcrnoangunan,
misainya
dalarn hal
menghadiri pcrtcmuan. Herdasarkau
hasil pcrhitungan distribusi frckuensi penghasilan rcsponden
maka diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki penghasilan antara
Rp. l.100.000,- s/d Rp.1.400.000,-
scbanyak 19 oraug (35,2%), lalu respondcn
dengan penghasilan lcbih dari Rp.1.400.000,- scbnnyak 19 oraug juga (35,2%).
127 Dari tabcl diaras terlihat bahwa 70,4% responden mcmiliki bulan yang cukup tinggi yaitu antara Rp. 1.100.000,Rp.1.400.000,-
penghasilan per
sampai dengan lebih dari
Mal ini juga akan rncmpengaruhi partisipasi masyarakat.
Besarnya tingkat pcnghasilan
akan memberi peluang
lebin besar bagi rnasyarakat
Tingkat pcnghasilan yang rucncukupi akan mernpengaruhi
untuk bcrpartisipasi.
waktu luaug ruasyarakat karena mereka tidak disibukkan
lagi dengan mencari
tambahan penghasilan sehingga lebih aktif untuk terlibat dalam pembangunan, misalnya dalam hal rnenghadiri pcrtcrnuan.
Kesimpulannya bahwa dari analisis
faktor internal, sebagian besar
rcsponden adalah berjcnis kelamin pria, bcrusia rnatang (antara 41-50 tahun dan
lebih dari 50 tahun), berpendidikan lulus ~MA, jenis pekerjaan sebagai rokoh rnasyarakat. dan berpenghasilan cukup tinggi.
4.4.2 Analisis Faktor-Faktor Eksternal Faktor-faktor meliputi
ckstcrnal
yang mcmpcngaruhi
panisipasi
masyarakat
semua pihak yang bcrkcpcntingan dan mempunyai pengaruh terhadap
program kecuali
rnasyarakat. Faktor-faktor eksternal
tcrsebut adalah perau
pcmcrintah dalam pembinaan dan pemberian informasi kepada masyarakat, pcranan konsultan
pcrcncana, dan peranan pihak swasta (Pengembang, .LSM).
Haxil
pcrhitungan distribusi frekuensi selcngkapnya sebagaimana tabcl IV.12 berikut ini.
128 TAHEL IV.12 UISTRllJUSl FREKU.ENSI FAKTOR-FAKTOR E:KST£1{~AL
No. A
B
Kriteria Peran Pemerintah dalam Pemhinaan I Sangat sering ( > 66% ) 2 Cukup sering ( 34% - 66% ) 3 Kurnng( 1%- 33%) 4 Tidak ada ( 0% )
%
.
19
. 35,2
35
64.8
.
Peran Konsu ltan Pcrcncana l Sangat mernperhatikan ( > 66%)
.
·-
25
46,3
~ Cukup memperhatikan ( 34% - 66%)
27
Ku rang mcmperhatikun ( I%- 33%) 4 Tidak mempcrharlkan ( 0%)
2
50.0 3.7
.
.
7
13,0 87.0
'")
,'
c
Frekueosi
.
.
Peran Swasta I Sangat tcrl ibat \ > 66%) 2 Cukup terlibat ( 34%- 66%)
3 Kurang terlihat ( I% - 33%) 4 'J idak rerlibat ( 0%)
47
.
.
Hasil distribusi Irckucnsi faktor cksternal berupa peran pemerintah dalam pembinaan dan pemberian informasi kepada rnasyarakat, yanu bahwa sebagian bcsar responden berpcndapat bahwa pcmbinaan dan pemberian informasi oleh pcmerintah masih kurang (proscmase pembinaan dan pembcrian informasinya hanya I %-33%), dengan jumlah
rcsponden
bahwa peran pernerintah
mformasinya Pembinaan
rneliputi
scbanyak 35 orang (64.X%) dan sisanya menyatakan sudah
cukup
(prosentase
scbanyak 34%-66%), derrgan jumlah pcrnerintah dalarn
mcngumurnkan
penyelenggaraan
pcmbinaan
responden
dan pcrnberian
19 orang (35.2%).
tata ruang menunn I.Ill 24:'1992
dan menyebarluaskan
rcncana
tata
ruang
kepada
masyarakat, serta mcnumbuhkan kesadaran dan tanggung jawah masyarakat mclalui penyuluhan,
bimbingan, pendidikan, dan pelatihan. Sementara pcmbinaan yang telah
dilakukan pemcriruah daerah dalam penyusunan rencana umurn lala ruang Kora l'ati
129 hanyalah semacarn penyuluhan yang dilaksanakan seknli dan bersamaan dcngan kegiaran penjaringan aspirasi masyarakat I. Kurangnya pembinaan ini akan berpengaruh pada panisipasi rnasyarakat. Karena kurangnya pcmbinaan dan pemberian informasi olch pcmcrintah kepada masyarakat, akan menjadikan informasi tidak mencapai sasaran dengan baik yaitu seluruh masyarakat dalam wilayah. percncanaan, sehingga hanya masyarakat yang ikut dilibatkan
saja yang mengerahui dan ikut berpartisipasi
penyusunan. sedangkan masyarakat yang tidak dilibatkan
tidak mcngctahuinya.
Untuk itu perneriruah harus lebih meningkatkan pembinaan dan pemberian informasi kepada masyarakat dalam setiap proses penyusunan pengumuman
sampai
memperoleh informasi
partisipasi
penctapan
rcncana,
Karena
rencana tarn ruang, mulai dari salah
satu prasyarat
dalam suatu program pembangunan
adalah
untuk
rersedianya
hagi pihak yang berpartislpasi. Pcngetahuan dan pemaharnan terhadap
program terscbut adalah akan memperbesar keikutsertaan masyarakat. Berdasarkan hasil distribusi frckucnsi dari penman konsultan perencana mcnunjukkan perencana
bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa konsultan
cukup
mcmpcrhatikan
dan
mengakomodasi
nspirasi
rnasyarakat
(proscntase perhatian dan akornodasi aspirasi sekitar 34%-66%), dengan jumlah responden 27 orang (50,0%), sedangkan 25 orang responden (46.3%) menyatakan
konsultan perencana sangat rncmpcrhatikan dan mengakomodasi aspirasi masyarakat (prosen.ase perhatian dan akomodasi aspirasi lcbih dari 66%), dan hanya 2 orang rcspondcn (3,7%) mcnyataknn bahwa konsultan
dan mengakomodasi aspirasi
masyarakat,
pe1·encana kuraug memperhatikan
serta tidak
ada rcspondcn
mcnyatakan bahwa konsultan perencana ridak berperan sama sekali.
yang
l30 Ala; dasar label diatas dapat dilihat bahwa peran konsultan perencana mcnurul respondcn termasuk linggi. Keadaan ini sangat mcrnpengaruhi masyarakat dalarn
berpartisipasl,
mcnambah
sebab dcngan diakomodasinya
masukan
masyarakat
kcpcrcayaan masyarakat pada hasil yang dircncanakan.
akan
Scbagaimana
dinyatakan olch Santnsa dan Heroepoetri (2005:5), bahwa salah satu manfaat duri partisipasi masyarakat adalah rnenimbulkan dukungan dan penerimann dari rcncana pcmerintah. Lcbih lanjut dikarakan kctika scseoraug langsung ccrlibat dalam proses pcngambilan keputusan yang akan mcrnpengaruhi akan mcmpunyai
kcpercayaan dan mcncrima
kchldupannya
mcrcka ccnderung
hasil akhir dari kcputusan itu, Jadi,
program partlslpasl masyarakat menambah lcgitimaxi
dan kredibllitas dari proses
perencanaan kchij11Jrn n pub I lk, serta menarn bah kcpereayaan pu blik atus proses polhik yang dijalnnkan para pcngambil kcputusan. Menurut Burke (2004:214}, perencana
ini rnencakup
kcahlian
prosedural
dan keahlian
prosedural bcrhubungan deugan Iungs! yaitu mcngetahui metaksanakau
seluruh
Kcahl ian berintcraksl
rangkalan mengacu
berinteraksi.
Keahlian
bagalmana melakukan atau
fungsi yang dibutuhkan pade kernampuan
pcran
didalam
perencana
perencanaan.
untuk berhubungan
dcngan pihak lain dalam melaksanakan suatu proses kerjusama percncanaan,
Bcrdasarkan
hasil
distrihusi
(Pcngcmbang. LSM) menuniukkan
frckuensi
dari
pcran
pihak
swasta
bahwa sebagian bcsar responden mcnyatakan
bahwa pihak swasta masih kurang terlibat (keterlibatan pihak swasta hanya 1%33%), dengan jumlah responden 47 orang (87,0%), scdangkan 7 orang rcspondcn (13,0%) menyatakan bahwa pihak swasta cukup terlibat (keterlibatan pihak swasta sckitar 34%-66%).
131
Pcran pihak swasta dalarn hat ini pcngembang dan LSM pada proses pcnyusunan rencana umum tata ruang Kola Pati akan iku: menenrukan basil rencana yang dihasilkan. Dari tabel diatas terlihat bahwa menurut responden keterlibatan pihak swasra (pengembang clan LSM) masih kurang terl ibat dalam penyusunan rencana umurn rata ruang Kota Pati, Hasil ini didukung juga dengan
basil
wawancara dengan seorang pengembang perumahan di Pali, bahwa pihaknya belum pernah diberi informasi arau dilibatkan da!am penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati. Tetapi hasil wawancara dcngan pihak Bappcda, rnenyatakan bahwa dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kola Pati beberapa waktu lalu, walaupun tidak semua pengernbang dan LSM dilibatkan rctapi pemerintah sudah mengundang pcrwakilannya. Alasannya karena metode ini baru penama kali dilaksanakan di Pali. sehingga hanya beberapa perwakilan saja yang dilibatkan.
Keadaan seperti ini dapat mempengaruhi reacana yang dihasilkan karcna kurang mcngakomodasi partisipasi dari pibak swasta tersebut. Kurang terlibatnya pihak swasta terutama pengembang dalam hal ini tidak tcrlcpas dari sosialisasi atau pembcrian informasi pcmerintah kepada pengembang yang dinilai masih sangat kurang, Partisipasi pcngembang sebagai salah satu stakeholder yang terkait kebijakan dan mcmpunyai kepentingan agar kegiatannya bcrjalan, akan berpcngaruh pada keikutsertaannya mcnjaga pcnggunaan ruang yang sesuai dengan peruntukan dan
alokasi serta waktu yang direncanakan, sehingga terhindar dari konflik pemanfaatan ruang,
Sedangkan keterlibaran LSM dalam penyusunan rencana tata ruang berperan
scbagai pcngawas kebijakan, kclompok yang terkait kebijakan, dan mempunyai
kcpentingan agar kcbijakannya berjalau. Kesimpulannya
dari analisis raktor eksternal bahwa sebagian bcsar
respondcn bcrpcndapat bahwa peran pemcrintah dalam pembiuaan dun pernberian
132 informasi
masih
kurang,
peran
konsultan
perencana
cukup
dan
sangat
rncmpcrhatikan dan mengakomodasi aspirasi masyarakat, serta peran pihak swasta masih kurang terlibat.
4.4.3
Analisis Flubungan Amara Faktor-Faktur dengao Bentuk dan Tingkal l'arlisipasi Masyarnknt Untuk mcngctahui hubungan antara faktor-faktor baik internal maupun
ckstcrnal dcngan bcntuk dan tingkar partisipasi masyarakat, dilakukan uji statistik
dcngan menggunakan tabulasi silany (t.:rosstab) dari beberapa variabel yang ada dcngan
memperhatikan
nilai chi square. Sctelah dilakukan
uji chi square
selanjutnya dilihat nilai hitung c/11 square dibandingkan dcngan nitai tabelnya
dengan taraf signitikansi 0,05. Dari pcrbandingan nilai ini rnenunjukkan ada tidaknya huhungan antara dua variabel, Jika nilni chi square hitung lebih besar dari nilai chi square rabcl, maka pemyaiaan bahwa kedua variabel yang diuji tidak Saling berhubungan harus ditolak. Sebaliknya jika nilai chi square hitung lebih kecil dari nilai chi square tabel, maka pernyaraan bahwa kedua variabel yang diuji tidak saling berhubungan harus diterima. Bcrdasarkan probabilitas, bila nilai
probabilitas
(Asymp..'\ig) < 0,05 maka Ho ditolak artinya pemyataan bahwa kedua variabel yang
diuji tidak sating bcrhubungan harus ditolak. Sebaliknya jika nilai probabiluas (Asymp Sig) > 0,05 rnaka Ho diterima artinya pemyataan bahwa kedua variabel yang
diuji tidak saling berhubungan harus diterima.
Kocfisien kontingensi (Cu111ing1mcyC..0efficie11t/CC)mcnun;ukkan kuat dan temahnya
hubungan
antara
dua variabel yang diuji.
dengan nilai koetisien
kontingcnsi bcrkisar antara 0,00 sampai 1.00. Bila nilai koefisicn kontingensi rnendekati
I. rnaka hubungan antara kedua variabel tersebut sangat kuat dan
133 scbaliknya jika nilni koefisien konringcns: tersebut sernakin mendckati 0, maka hubungan antaru kedua variabel tersebut scmakin lemah.
4.4.3.1 llubung:rn Antarn Faktor-Faktor dt•ngan lkntuk Purtisipn~i Pada sub bab ini dibahas tenrang hubungan nntarn faktor-fakior baik internal maupun ekstcrnal dengan bcnruk bemuk partisipasi masyarakar pada rahap Pcnjaringan Aspirasi Masyurakat I, tahap l'cnjaringan t\spirasi Masyuruka: II, dan tahap Seminar Rancangan Rencana. Tujuannyn adalah untuk 111c11gctahui apakah antara taktor dun benruk arla hubungannya pcrhiiungan
Jan bila ada hubungannya
scbcrapa kuat hubungan tcrscbut. I lasil
mbulasi sihmg (cro.mab) amara
Iaktor-Iaktor
dengan beruuk-bcnruk
panlsipasl schagaimana taticl IV.I :I bcrikut ini: TAHl\I, IV.13 llASIL PERlllTlJNGAN Cll I SQUARI•: (x2) OAN CONTINGENCY COEFFICl~;NT (CC) HENTUK PAltTISLPASI Nu
Varl1btl
Internal I Jonis Kclamin 2 Usia Pendidikan Pekcrjaan Pcn!fhasilan Eksternal
Penjarinean Aspirasl I ..2
cc
"Y2
1.541 4.01 ~ 13.176 14,852
0,167 0.443 0.264 0,488
2,005 5.483 7,928 14.118 21,037
0,234 0,589
:l.J 18 21,871
A
~ 6
7
I
8
Perun l'ernda Peran Konsultan Perun Swasta
Penjningan Allpirasl n
16.849
J, 128 28,681 3.056
0.263
0.2'.ll
r.z 16
cc
Seminar
Ranca1gan RHeana ..2
cc
0.189
l.37b
0.376
0,)04
12,311 I 9, I 12 30,326 19.622
0,431 0.511
1.761 l<J,747 '.1.056
0,255 0,517 0.211
0.358 0,1155 0,529
0,203 0,537
Q.148
0.600
0.51
(1
Berdasarkan perhitungan tabulasi silang antara variabcl internal dcngan bcntuk-benruk partisipasi masyarukat pada Lahi1p f'Cl\iari11g1111 Aspirasi Masyarakai I..
tahap Penjaringan
Aspirasi Masyarakat I.I, dan tahap Seminar Rancangan Rencana
mcnunjukkan bahwa semua variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak memiliki
hubungan yang signifikan.
kecuali variabel penghasilan
pada tahap
Penjaringan Aspirasi Masyarakat II . Antara variabcl penghasilan dengan bentuk partisipasi rnasyarakat pada
tahap penjaringan aspirasi masyarakat IT keduanya ada hubungan anlar variabel dan dapat dijelaskan sebagai berikut: o Nilui Chi Square hitung > Nilai Chi Square tabel, maka Ho dirolak berani ada hubungan an tar variabel. o Nilai koefisien kontingensi variabel penghasilan 0.529 yang mendekati nilai 1 berarti hubungan antara kedua variabel sangat erat, Dari hasil uji tabulasi silang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bentuk partisipasi
masyarakat
pada tahap penjaringan
aspirasi
masyarakat
LI sangat
dipengaruhi
oleh Iaktor penghasilan, telapi variabel
mcmpunyai
pcngaruh. Sedangkan bernuk partisipasi masyarakat pada tahap
penjaringan aspirasi masyarakat
J
dan tahap seminar
internal yang lain tidak
rancangan
rcncana tidak
dipcngaruhi olch faktor-faktor internal. Adanya hubungan antara bentuk partisipasi dengan variabel penghasilan, berani bahwa bentuk parrisipasi masyarakat sangat dipcngaruhi oleh fakror penghasilan responden, karena besarnya tingkat penghasilan akan memberi peluaug lebih hesar bagi rnasyarakat untuk berpanisipasi.
Tingkat penghasilau
yang
mcncukupi akan mcmpcngaruhi waktu luang masyarakat karena mcreka tidak disibukkan
lagi
dengan mencari tambahan penghasitan sehiugga Iebih aktif uutuk
terlibat dalarn pembangunan, rnisalnya dalam ha! mcnghadiri pcrtcmuan.
135 Sementara itu hasil pcrhitungan tabulasi silang anrara faktor eksterual dengan bentuk partisipasi masyarakat pada tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakai I, tahap l'enjaringaa Aspirasi Masyarakat menunjukkan
n.
dan tahap Seminar Rancangan Rencana
bahwa hanya variabcl pcran konsultan yang mcmlliki hubungan yang
signifikan pada semua tahap, Hubungan anrara variabcl peran konsultan dan bcntuk parrislpasi mnsyarakat dapat dijelaskan scbagai bcrikut:
o
\lilai Chi Square hitung > Nilai Chi Square tabel, maka Ho ditolak berarti nda hubungan antar variabcl.
o
Nilai kocfisicn kontingcnsi
rara-rata 0,548 yang mendekati nilai I bcrarti
hubungan antara kcdua variabel sangat crar,
Dnri hasil uji tabulasi sllang tersebut muka dapat disimpulkan bahwa bcniuk partisipasl
musyarnkat
konsuttae.
Sedang laktor pcran pemerintah
pcngaruh
pada scmua iahap sangat dipcngarulu
pada bentuk panlslpast.
sebagal jcmbman
Perun
oleh
faktor peran
dau peran swastu tidak rnemberikan konsultan
untuk rnenyerap aspirasi
perencann
masyarakat
botch
dikatakan
agar dapat dimasukkan
sebagai salah satu pcrtimbangan utama dalam rencana kola. Mcngi11ga1 bahwa penduduk
perkotaan
bukanlah
masyarakat
paguyuban
yang
serba
homogen
melainkan masyurakat parernhaynn yang hctcrogen, Sudah tentu persepsi dan aspirasi serta tuntutan kebutuhan mereka juga berbeda. Guna mengatasi masalah tcrsebut diperlukan
komunikasi antara pcncntu kcbijakan (pemerintah),
perencana
kota
(konsultan) dan masyarakat. Secara lchih jclas hubungan ini ilapat dilihat pada Garnbar 4.5 berikut ini.
136
PENGHASILAN CL''11 ll0
PERAN
KONSULTAl'll
GAMBAR4.5 FAKTOR-FAKTOR YANG B~:t(PENGAIUJH PADA BENTUK l'ARTISll'ASI MASYARAKAT DALAM PRNYUSUNAN RENCANA UMllM TATA RLANG KOTA PATJ
Kcsirnpulannya bahwa dari uji 1ab1.lasi ~ilang mcnunjukkan bahwa bemuk partisipasi masyarakat dalum penyusunan rencana umum tata ruang Kola Pati ~"ngdt dipengaruhi
oleh
faktor penghasilan rcsponden
dan faktor pcrun konsuhan
perencana. Faktor pcran kcnsuhan perencana menuujukan pengaruh )ang lebih kuat duri pada fol<.lor pcnghasilan. ditu1tiukka11 dengan nilai koeflsicn
kontingcnsi
( ( 'onli11g~11cyCoe.fferienlfCC) ) ang lcbih bcsar.
4.4.3.2 Hubnngan Antara faktor-Faktor llrng2n Tingkat l'artisinasi l'ada sub bab ini dibahas tentang hubungan antara fsktcr-faktor baik internal maupun eksternal dengan ungkat parrisipasi rnasyarakat, dengan tujuan
untuk mengetahui apakah antara Iaktor dan .ingkat ada hubungannya dan bila ada hubungannya seberapa kuat
hubungan tersebut. Hasil perhitungan tabulasi silang
(cro.w11h) aruara fakror-faktor dengan ungkar panisipasi sebagaimana tahcl IV 14
berikur ini:
137 TABEL IV.14 HASIL PERIDTUNGAN CHl SQUARJ~ (X2) OM CONTINGENCY COEFFICmNT (CC:) TINGl
No
Vuttbel
Tlllpat K... c11...
Knktifu
dalamnMt A
I
Internal Jenis
2
Keamtn t.sin
'·' ·1 5
Pcndidikun Pckcrjuon
l'cnghasilan
I)
Y2
cc
1.127
0.M3
3.517 9,205 I 8,23.1
0,247 1),4 05 U.382 0,502
0,927
0,1,)1)
23.JO~ 1.511
11),(d ~
•••btrllla• mu1u1 Y7 cc
··-..._.......
Y•
cc
•2
...
0.651
0.109
(l.'17~
O.ID
8.37~
0,3(>(>
14,X'I? 15,865 7.R31>
0,465 0.4 77 OJ56
Keffrflll8t..
KoterlllialH
... herlun
cc
i.zvs
0.1 :i;l
11.9011
0.289
4.275
23,978
0~;55 0.562
11,524
2J,53X
0,SHS
13.527
0,271 0A19 0.551 0.448
o.xm
U,121>
J, IOJ
0.233
2.321>
0,2113
O,S4?
21,63?
0,S3!"
22,721
0,544
16,6?7
0.48G
0. I 65
4.883
0,288
4.75 I
0.28~
1.872
o, 1 S:l
24,xxq 28.038
Ek!lt~TnCll
6 Pcmu Vcu1Ju 7
Pc'ran
l\onsul~tl
x
l'Cf"Jn ~\\•itSlO
Ocrda~arkan perhitungan tabulasi silang aruara varlabcl internal dcngan variabel
tiugkat
purtisirasi masyarakm,
rnenuniukknn
bahwa
semua
variabcl
pcngaruh dau variahel terpengaruh tldak memiliki hubungan yang signifikan, kccuali aotara variabet penghasilan denunn variebcl tingkat kchudiran dalam rapat dun 11n1ar11 variahel
pcndidikan
musukan/sararrusut.
dan
pcnghasilun
dengan
keaktifan
dalam
rnembcrikun
mcmiliki hubungan yang signifikan.
Adanya hubungan anlar variabcl ini dapat dijclaskan sebagai berikut : o Nilai Chi Squaro hitung > Nilai U1i Square tabcl, maku I lo ditolak berarti ada huhungan aniar variabcl. o
Nilai koefisien koniingensi variabel penghasilan rata-rata adaluh 0.54~ dan variabel pcndidikan
adalah (l.555 yang kcduanya mcndckatl nilai I bcrarti
hubungan antara kcdua variabcl sangat erat.
138 Dari hasil uji tabulasi silang tcrsebur maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat partisipasi masyarakat pada variabel ringkat kehadiran dalam rapat sangat dipengaruhi oleh variabcl penghasilan. Sedangkan tingkar partisipasi masyarakat pada variabcl keakufan mengcmukakan masukan/s.aran/usul sangat dipengaruhi olch variabcl pcndidikan dan penghasilan, Adanya hubungan antara tingkat partisipasi dengan variabel pendidikan, berarti bahwa tingkar pendidikan pengetahuan
pan:isipasi
masyarakat sangat dipengaruhi
oleh
responden, karena salah satu faktor yang mcmpcugaruhl adalah
tingkat
pcndidikan.
Semakin
tinggi
latar
faktor tingkat
belakang
pendidikannya, tcntunya mempunyai pengetahuan yang luas tentang pembangunan dan beniuk serta tata cara partistpast yang dapat diberikan. Faktor pendidikan dianggap penting karcna dengan melalui pendidikan yang diperoleh, seseorang lebih mudah berkomunikasi dengan orang luar. dan cepat tanggap terhadap inovasi. Adanya hubungan antara tingkal partisipasi dcngan variabel penghasilan, herarti bahwa tingkat partisipasi
masyarakat sangat dipengaruhi
oleh faktor
penghasilan rcspondcn, karena besarnya tingkat penghasilan akan mcmberi peluang lebih besar bagi masyarakat untuk bcrpartisipasi. Tingkat pcnghasilan
yang
mencukupi akan mempengaruhi waktu luang masyarakat karena mereka tidak disibukkan lagi dengan rncncari tambahan penghasilan sehingga lebih aktif unruk tcrlibar dalarn pembangunan, misalnya dalam hal mcnghadiri pertemuan, Scmentara itu hasil pcrhitungan tabulasi silaug antara faktor ekstemal dengan lingkat partisipasi masyarakat pada variabcl tingkat kehadiran dalam rapat, kcaktifan mengemukakan
rnasukan/saran/usul,
keterlibatan mcnctapkan konsep
rcncana, dan kctcrlibatan memberikan pcrsetujuan pada rancangan rcncana,
139 mcnunjukkan
bahwa
hanya variabel
pcran konsultan
perencana
yang memiliki
hubungan yang signifikan pada semua varlabel tingkat partislpasi.
Hubuugan antara variabel peran konsuhan dan tingkat panisipasi masyarakat dapat dijclaskan sebagai berikut:
o
Nilal Chi Square hitung > Nilai Cili Square tabel, maka Ho ditolak bcrarti ada hubungan an tar variabcl,
o Nilni kocfisicn kontingensi rata-rata adalah 0,529 yang mendekati nilni l bcrarti hubungan antara kedua varinbcl sang:1t erat. Dari hasil uji tabulasi silnng tersebut maka dapat disimpulknn
bahwa
tingka; pertisipasi masyarakn! pada scmua variabcl sangat dipcngaruhi oleh fakror reran konsultan. Scdang faktor pcrun pcmcrintalt dau pcran swasta tldak mcmhcrikan pcngaruh pada 1i11gku1 purtisipasi. Adanye
hubungan
antara tlngkat
partisipas! dengan
variabcl
konsultan, berarti bahwa tingkat pnrtisipasl masyarakat sangat dipengaruhi
pcran
etch
peran konsultan perencana. Peran konsultan pcrcncana boleh dikatakan sebagai jernbatan untuk menyernp nspirasi
saiu pertimbangan
rnasyarakat agar dapat dimasukkan
scbagai salah
utarna dalam rencana kota, sebab dengan diakomodasinya
masukan masyarakat akan mcnambah kepercayaan masyarukut pada hasil y~ng dircncanakan. Lebih la1\jut
kctika
seseorang langsung
pcngambilan keputusan )'ang akun mempcngaruhi
tcrlibat
dalarn
proses
kchidupannya, mereka cendcrung
ukan mernpunyui kcpcrcayaan dan menerima hasil akhir dari keputusan itu. Jndi, program partisipasi masyarakat rncnambah legitirnasi dan krcdibilitas dari proses perencanaan kcbjjakan publik. Serra menambah kcpcrcayaan publik aias proses politik yang dijalankan para pengambit kcputusan. Secaru lebih jclas hubungan ini
dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikui ini.
"r· i
140
cc-o.sss
CC"'0,544
Swnb
GAMDA1t4.6 FAKTOR-FAKTOR YANl> UUt.l't:NGAKUfl l'ADA TINCKAT l'Alt1'1SlPASI MASVARAKAT DALAM PENYUSt.:NAN RENCANA UMUJ\1 TATA KUAl\G KOTA PATI Keeimputsanya bahwa darl uji tabulasl sllang menunjukbn bahwa tingka1
partlslpasi masyaralcat dalam penyusunan rencena umum lat/I ruang Kola Pali saogal dipcngaruni olch faktor pendidikan responden, faktor penghasilan respoadee, dan fuktor pernn konsultan perencana.
Faklor pendidikan responden menunjukan
peng,aruh yang paling kuat. kemudian diikuti pengarnh dari faktor pcnghasilan dan faktor peran konsuhan, ditunjukkan dengan nilai koetisien kontingensi (C01uir1gency Coefjicient!CC) yang lebih besar.
4.5. Anulisis reran Stakeholder dalam Penyusooao Rencaoa Umum Tata Ruang Kolll Pati
dan efisien apabi la pmsesnya di lakukan secara terpadu dengan seluruh pclaku
pemhangunan (stakeholder). Faktor penung dalarn perencanaan panlsipatif adalah
141
bagaimana memutuskan dan melibatkan stakeholder-stakeholder perencanaan, l lal tersebut sangat terkait dengan kepedulian rnasyarakat terhadap pembangunan dan
kapasitasnya
untuk bekcr]a bersama dalam kelompok. Sccara umum ada tlga
kctompok stakeholder yaitu pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. Kcbcrhasilan perencanaan sangat tergantung pada bagaimana proses perencanaan dija lankan, dengan demikian sangat penting untuk melihatkan stakeholder pernhangunan dalam proses pembangunan, dalam upaya untuk mendapatkan dukungan dan komitrnen.
Pada sub bab ini dibahas tcntang peran Stakeholder dalam pcnyusunan rcncana umum tata ruang Kota Pati. Dan untuk meogetahui pcran stakeholder dalam
setiap rahapan proses penyusunan rencana umum tata ruans Kota Pati, dapat dilihat pada bagan berikut ini.
142
•
•
•
143
;;;
" .E c
•
•
•
•
•
•
•
•
144
•
145
------····-
~ § ~ '6
...
0 0
"':;
-c ~
,._'; '3
~
-,
.. - ~jg "
" -E >:
~
"!!
,0
"'
-e
e
E": E c; s
"
.!j
·-'
..,- __e"'-a f
e,
.eE 'iic-:
.l(
-- -
~
"'
146
• Pada tahap persiapan dengan kegiaran pengumuman rcncana penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati. Pada tahap ini yang paling bcrpcran adalah pemerintah melalui BAPPEDA, scbagai
pcnanggung
jawab
keglatan
l:errugas
mernberikan
informasi
pengurnuman kepada masyarakauswasta, dina.<Jinstansi dan camai. Scdangkan peranan masyarakat dan swasta hanya sebagai pihak penerirna pengumuman. Akan tetapi karena media yang digunakan untuk mengumumkan hanya lcwat surat dan forum perternuan serta tidak melalui media cetak (koran, majalah) dan
media elektronik (radio, tv, internet), maka informasi yang disarnpaikan tidak dapat menjangkau seluruh masyarakat dalam wilayah perencanaan clan bisa d ikatakan sebagai kurang transparan. Dengan demikian tingkat panisipasinya hanya sampai pada tingkat informing (tingkat ketiga dari tangga Arnstein), karena pemberian informasi hanya bcrsifat satu arah dari pemerintah kepada masyarakat tanpa adanya kescmpatan umpan balik. •
Pada tahap penentuan arah pcngcmbangan dengan kegiatan penjaringan aspirasi masyarakat I dan II. Palla tahap iui peran pcmerintah juga masih sangat dominan sedangkan peran musyarakat dan swasta tergolong rendah, Pcnjaringan mendapatkan
aspirasi masukan
masyarakai dalam
merupakan penentuan
forum arah
penemuau pengembangan
untuk dan
pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan. Dalam kcglaran ini
peserta forum rermasuk masyarakat dan swasta yang dilibatkan, mernberikan rnasukannya dalam
bentuk sarantusuVpendapar secara lisan maupun rertulis.
147
Meskipun pada saat forum penemuan berlangsung telah rerjadi dialog dua arah
antara pemeriurah dan peserta termasuk masyarakat dan pihak swasta, akan tctapi tidak ada jaminan bahwa kcpcdulian clan ide rnasyarakat akan dipcrharikan. Olch sebab ilu tingkat
partisipasinya
digclongkan
dalam
ringkat consultation
(konsultasi), yang merupakan tangga keempat dari tangga Arnstein. •
Tahap pcrumusan rancangun
rcncana dcngan kcgiatan scminar/scrniloka
dan pcngumuman
rcncana.
Demlkian juga yang tcrjadi pada saat scminar/scmiloka
rancangan rencana,
pelaksauaan kegiatan/forum pertemuan dan tingkat partisipasinya
sama dengan
pada tahap pcncnruan arah pcngembangan, yaitu hanya sampa] padn tingknt consuitation (konsultusi). Pndn tnhnp ini pcran pcmcrintnh masih tctap dominan
dibandingkan
dcngan
peran masyarakat dan swasta. •
Tahap pcnctapan rcncana dcngan kcgtatan pcnylapan rancangan peraturan dacrah clan dokumcn RUT'RK.
Pada tahap ini peranan pemerintah sangat mendominasi dun tidak ada purtisipasi dari masyarakai rnaupun pihak swasta sama sekali. Meskipun rancungan peraturan daeruh clan dokumen RUTRK telah disiapkan oleh pcmcrintah, akan tetapi sampai dengan saat ini rernyata belum pernah dibahas dun diletapkan oleh DPRD Kabupatcn. Belum ditctapkannya pcraturan dacrah ten tang RUTRK Pati olch lcgislatif bcrarti bahwa rencana tata ruang yang dibuat tidak legal friendly, scbagnimnna meuurut Kiprah (200 I :22) buhwu suutu rcncana tata ruang hcndaknya adalah legal friendly, yang herarti mempunyai kepastian
hukum dan masyarakat dapat mcmpcrolch
untuk mclakukan invcstasinya, Sclain itu rcncana
kcmudahan-kcmudahan
tata ruang merupakan
148
insrrumcn pcnting begi pernbangunan sehingga penetapan rcncana hams mcndapat kcsepakatan dan pengesahan oleh lembaga legislalif sebagai wakil rakyat dan dukungan masyarakat. Akibat belwn adanya peraturan daerah, secara legal kurang mcmiliki kekuatan ruengiluu, schingga banyak dijumpai ierjadinya penyimpangan, Pcrnerintah memiliki peran dominan dalam pernbangunan, sebagai pengarur dan rnenyediakan pelayanan dasar bagi publik. Selain itu dengan otonomi daerah, kewenangan dan tanggung iawab pemerintah daerah menjadi bertambah besar dalam hal pengelolaan pembangunan di daerah. Meskipun peran pemerinrah masih dcminan, akan tetapi dengan kctcrbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah, mcnghcnda\:i partisipasimasyarakat dan swasta dalam pcmbangunan daerah. Kesimpulannya bahwa peran tiap pclaku pembangunan (stakeholder) dalam penyusunan
rencana umum tata ruang Kota Pati rnasih didominasi olch pcran
pcrnerintah, sedangkan peran masyarakat dan swasta rclatiftidak tcrlalu besar.
4.6. Analise. Tingl
tingkat partisipasi
masyarakat dalam penyusi.nan rencana um um tata ruang Kora Pali terhadap hasi I pembangunan, yaitu: Bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalarn penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati akan berpengaruh rerhadap rencana iata ruang yang dihasilkan. Dan rencana tata ruang sebagai hasil dari kegiatan perencanaan tata ruang memuat teruang
kcrangka dan prinsip-prinsip unruk memberikan arahan lokasi pembangunan
dau inlrastruktur. Untuk itu pcrlu diketahui apakah rencana tata ruang telah dijadikan
149 sebagai acuan pembangunan
oleh pelaku pcmbangunan baik pemerintah
maupun
masyarakat dan swasta. Dengan
tingkat partisipasi
masyarakat yang hanya
mcncapai
ungkat
kecmpat atau consuitatton ini, masih pada ringkat tokenism dan belum mcncapai 1ingkat kekuatan masyarakat, tempi pada tingkat ini relah tcrjadi dialog dun Mah
antara pemerintah dan masyarakat. Meskipun tclah ierjadi cfialoc duo arah, akan tetapi cara ini ringkat keherhasilannya
rcndah karena tidak adanya jaminan bahwa
kcpcdulian dan ide masyM~kat akan diperhatikan, Jadl peran pemerintah masih terap bcsar, I lal ini akan bcrpcngnruh pada rcncana law ruung yang dihasilkannyn
dun jugn
bcrpengnruh pada pclaksanaan pembangunan. Padn kenyotaannyn banyak terjadi pcnyimpangan ini menuojukkan
dari hasil observasl
lapangan
mcnunjukkan
masih
penurufuutan ruang oleh masyarakat dan swasra. Hal
bahwa rencana tara ruang yang ada tldak d\jadikan acuan dalam
pclaksanaan pembangunan. Adanya penyimpaugan ini sebagaimana tclah diuraikan pada sub
bub sebelumnya,
dikarenakan
oleh:
(I)
pcmberian
inlormosi olch
pemerintah dianggap masih terlalu sediklt: (2) sifat pelibaran masyaraka; dalam pcnyusunan partisipasi
rencana tara ruang masih alas dasar inisiatif
pcrnerintah; (3) proses
masyarakat dalam penyusunan rcncana tatu ruang tidak scpcnuhnya
mengacu peraturan yang ada; dan (4) kurangnya sosialisasi
rencana kepndu
masyarakat dan swasta. Sementara itu bagi pcmcrintah scndiri, ternyatn bahwa produk rcncana tala ruang yang ada tidak scpenuhnya dipakai sebagai acuan dalam proses pcnyusunan usulan program pembangunan. sesuai
tata ruang adalah
Tujuan pcnyusunun usulan program pembangunan untuk
terwujudnya
kcsclarasan antara program
150 pembangunan dan rencana tata rucng, sehingga pcmbangunan yang dihasilkan dapat efektif dnn cfisicn. Tidak pcmbangunan program/kegiatan
digunakannya ini
terlihat
rencana dari
usulan
yang tidak sesuai
tata
ruang
jenis
dengan
dalarn
penyusunan
program/kcgiaian
arahan
dalam
dan
usulan lokasi
rencana tata ruang.
mcnycbabkan program/kegiatan pembangunan rersebur berada di lokasi yang tidak
sesuai arahan dalam roncana tara ruang, Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal. yaitu: pertama, masih adanya usu Jan yang tidak sesuai dengan arahan rencana rata ruang rnenunjukkan bahwa
terdapat tnformal planning dalam percncaraan pembangunan yang dilakukan oleh instansi pemerintah, Sebagaimana pendapar Briassoulis (1997:105-117)
bahwa
dalam kcnyataannya informa! planning ini berjalan beriringan aiau tergabung dengan formal planning memang selalu rerjadi, Dao salah satu karaktcristik informal
planning adalah bahwa pcrencanaan tersebut tidak dilakukan oleh perencana profcsional atau rnereka yang merniliki latar belakang dalam bidang pcrcncanaan sehingga rencana :rnng diusulkan dapat dikaiakan tidak memiliki perspektif jangka panjang. Informal planning ini terjadi dalam benruk alokasi untuk usulan yang bcrasal dari anggora lcgislatif atau kepala daerah atau program dari pemeriutah tingkat alas (provinsi dan pusat) yang kadang-kadang tidak dikonsultasikan lebih dahulu dcngan pemerintah daerah, Ja
15 I instansi rnengetahui
keberadaan rencana
informasi dan sosiatisasi
tata ruang
rcncana kc scluruh instansi,
mcnunjukkan kurangnya Sementara itu juga tidak
scluruh instansi yang tclah mengetahui adanya rencana tata ruang secara langsung akan mcnggunakannya, karena kurang ruemaharni substansi rencana tata ruang sebab strategi pemanfaatan ruang yang iercantum dalarn rencana umum Lala ruang Kota Pati, dianggap masih tcrlalu umum dan kurang detail. Untuk itu di masa mendatang dipcrlukan
rencana yang lebih derail lagi, agar mudah dipaharni oleh Instansi
pemerintah, masyarakat, dan swasta. Sebagaimana menurut Budihardjo dan S11jar10 (2005:208), bahwa perencanaan tata ruang kota selama ini masih saja cenderuug tcrlalu
berorienrasi pada pencapaian tujuan idea' berjangka panjang, yang sering
melcset akihat
hanyaknya
ketidakpastian.
Di sisi
lain
terdapat jenis-jenis
perencanaan yang disusun dengan landasan pcmikiran pemecahan rnasalah secant ad hoc yang berjangka pendek, kurang berwawasan luas. Seyogyanya pendekatan yang
diambil mencakup keduanya, Hal ini senada dengan pendapat Riyadi dan Bratakusumah (2003:6), bahwa perencanaan
pembangunan
merupakan
suatu rahapan
awal
dalam
proses
pcmbangunan, Scbagai iahapan awal, pcrcncanaan pembangunan akan menjadi bahan/pedoman/acuan dasar bagi pelaksauaan kegiatan pernbangunan (action plan), Karena itu pcrcncanaan pernbangunan hendaknya bersifat implemeruauf (dapat dilaksanakan) dan aplikatif(dapat ditcrapkan). Dernikianjuga halnya dengan rencana tata ruang hendaknya juga dapat dilaksanakan
dan dapat ditcrapkan,
scningga
panisipasi dari stakeholder sangat besar peranannya dalam penyusunan rencana tata ruang.
Kcsimpulannya bahwa dengan tingkat partisipasi rnasyarakat yang hanya sampai pada tingkat konsuhasi, akau berpengaruh pada rencana tata ruaug yang
152 dihasilkan. Akibatnya rencuna tutu runng yang tclah dihasilkan, tidak scpcnuhnya dipakai sebagai acuan pembangunan
baik olch pcmcrintah, swasta maupun
masyarakat, Terbukti masih adanya pcnyimpaugan dalam pemanfaatan ruang olch masyarakut Jan swasta, serta masih adanya pelaksanaan program pcmbangunan oleh pemerintah yang tidak scsual arahan dalam rencana tata ruang.
4.7. Analisis
Komprchcnsif Parrlsipasl Masyarnkar
Pada sub bab ini dlbahas
tenll.111g rangkumnn
secara komprchcnsif
partisipasi
masyarakat yang meliputi kajian kcbijnkan. bcntuk partisipasi,
parttsipasi
dan foktor-fuktor yang mempengaruhi
tingkat
bcntuk dan tingka: parrislpasi
masyarakat, peran setiap stakeholder, scrta kaitnn tingkut partisipasi dengan hnsil pembangunan.
dengan tujuan untuk rucndapatkan gambaran mcnycluruh
tenrang
knjian partisipast masyarakat dalam penyusunan rencaua u111u111 tittll ruang Kotu Pmi. Duri hasil annlisis
pada sub bab terdahulu tentang kcbljakan penyusunan
rencana umum tata ruang Kola Pali dapat dibuat kcsimpulannya bahwa terdapat bcbcrapa perbcdaan dalam proses partisipasi masyarakat pada penyusunan rencana umum tata ruang Kora Pali. antara normatif (Pcraturan Menleri Dalam >Jegeri) clan dalam praktek senyatunya. Perbedaan terletak pada media yang digunnkan untuk pemberiau informasi, jangka waktu pemberian masukan dari masyarakat, dan sifat
pelibatan masyarakat. Proses pcnyusunan sccara normatif mcnurut Pcrmcndagri dianggap sebagai proses partisipasi yang ideal, dan bila ada ketidak sesuaian proses
aiau ada perbedaan proses partisipasi dalam praktek dengan Permendagri dapat diartikan scbagai proses panisipasinya kurang ideal.
153 Oleh karcna media yang digunakan untuk memberikan infonnasi kepada rnasyarakat tidak secara tcrbuka lewat media cetak c.Jan elektronik, maka bisa
dikatakan bahwa proses yang terjadi kurang iransparan. Jadi yang seharusnya memenuhi prinsip political friendly (Kiprah, 2001:22) tidak tercapai, sebab suatu
rencana Lala ruang hendaknya adalah political friendly yaitu demokratisasi dan transparansi menladi kehutuhan dala-n seluruh rangkaian proses penyusunannya. Sementara itu berkaitan dengan konsep good governance, transparansi merupakan salah satu prinsip pcnting yang perlu diterapkan sejak tahap awal pada suatu proses penyusunan rencana tata ruang, Tanpa transparansi, maka prinsip-prinsip good governance lainnya akan sulit umuk ditcrapkan dengan baik. Karena scbagai prasyarat untuk mcnumbchkan c.Jan menlngkatkan peran serta, maka uansparansi
proses penyusunan rencana tara ruang akan mendorong masyarakar untuk berperan serta dalarn proses rersebot (Zulkaidi dan Sari. 2004:48). Akibar kurang transparan dan kurang tersosialisasi dcngan baik, masyarakat kurang antusias untuk il:ut berpanisipasi memberikan masukannya dengan inisiatif sendiri, sehingga yang telah terjadi adalah bahwa partisipasi masyarakat rnasih atas dasar inisiatif pemerimah. Masih kurang tr.1nsparannya proses penyusunan rencana tata ruang bcrkaitan dengan bcntuk pcnyempaien/pengumuman
yang mampu
mcngakornodasi pcndapat pihak-pihak icrkait dan mcngcnai
variasi media
penyampaian informasi/pengumuman yang digunakan. Menurut Zulkaidi dan Sari (2004:54-56),
benrek penyampaian pengumuman seharusnya dapat dilakukan
melalui berbagai cara seperti seminar. rapat koordinasi. wawancara dan kucsioncr maupun forum pcrtcmuan. scdangkan media yang digunakan unruk rnenyarnpaikan informasi harus bervariasi dengan frekuensi yang cukup sering dan disampaikan dalam jangka waktu yang cukup lama (7 hari).
154
Sementara itu berkaitan dengan prinsip dernokratisasi sebagaimana menurut Kiprah (200 I :22) ternyata bahwa tlalam penyusunan rencana umum iata ruang Korn Pati ini bclum rnencapai prinsip tersebut, Karena partisipasi rnasyarakat dalam
penyusunan rcncana umum tata ruang Kota
!~JU,
merupakan hak demokrasi bila
rnasyarakar dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mercka sendiri. Hal ini
selaras dengan konsep man-centered development, yaitu jenis pembangunan yang lebih diarahkan demi perbaikan nasib manusia dao tidak sekedar sebagai alar pembangunan sendiri, Menurut Tjokrowinoto (1999:218), konsep ini rnembcrikan peranan kepada individu, bukan scbagai objek akan tetapi scbagai pelaku (akror) yang mcncntukan
tujuan yang hcndak dicapai, menguasai sumber-sumbcr,
mengarahkan proses yang meneruukan hidup mereka. Karenanya paradigma in i
membcri ternpat yang penting bagi prakarsa dan keanekaragaman lokal. mcnekankan pentingnya rnasyarakat lokal yang mandiri isetf-relian: communitiess sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Lebih lanjur disebutkan bahwa konsep ini menekankan pcntingnya "pemampuan" tempowermenn manusia, kcmampuan manusia untuk mengaktualisasikan
segala
potcnsinya sebagai manusia. Proses ini mcnumbuhkan conscientization manusia, kesadaran akan kcdiriannya (self/ll)odj,yang memungkinkan mereka uutuk secara kriris mclihat situasi sosial yarig melingkupi eksistcnsinya [Ijokrowinoto, 1999:29). Konsep
ini
kemudian melendasi
wawasan
pembangunan
melalui
pendekatan pclibatan ruasyarakat secara langsung icommunisy base deveiopmeut). Namun partisipasi masyarakat dalam pcnyusunan rencana umum taia ruang Kola Pati ini baru dilaksanakan dcngan inisiatif pemerintah dan busan atas inisiatif masyarakat scndiri. Schingga pemberdayaan yang diharapkan dari hasil pelibatan rnasyarakat yang demikian masih sangar kecil, Karena secara teoriris konsep pemberdayaan
155
rnasyarakat sclalu mclibatkan partisipasi rnasyarakat
baik dalam perencanaan
maupun pclaksanaan yang dilakukan (Rubins dalam Sumaryadi, 2005:95).
Oleh
karenanya pernberdayaan rnasyarakat harus dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu pertarna, rnenciptakan iklim yang memungkinkan potensi rnasyarakat berkembang (enabling); kcdua, pen.guacaa potcnsi dan daya yang dimlliki oleh masyarakat
(empowering); dan kcriga, pemberdayaan yangjuga berarti melindungi (Sumaryadi, 2005: 111-112). Herkauan dengan pemahaman
teori conscientization (keadilan) dirnana didalarnnya terdapat
akan kcseimbangan
dan keseraraan, ternyata tidak ditemui dalam
penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati. Karena yang terjadi adalah ketidak seimbangan dan ketidak setaraan berkaiian dengan dominansi peran pemerintah dibanding peran masyarakat dan swasra. Kcridak setaraan rerjadi karena proses komunikasi antara pemerintah dengan rnasyarakat dan swasta tidak berjalan baik. Pcndckatan ini akan bcrjalan baik jika inisiatif partisipasi muncul dari kcsadaran masyarakar yang tclah bcrdaya dan sctara sccara kemampuan. Untuk itu proses pendidikan
adalah usaha untuk mencapai ha! tersebut, salah satunya dcngan
pembcrian infonnasi dan sosialisasi yang mcucukupi, Karena ada ketidak sesuaian proses atau ada perbcdaan proses partisipasi
dalam praktek senyatanya dengan Permendagri, keadaan scpcrti ini sctidakuya akan berpcngaruh pada beruuk dan tingkat partisipaxi masyarakat. Oleh karena prose; partisipasi yang dcrnikian tersebut, maka bentuk-bentuk
panisipasi
yang
masukan/saran/usul
dihusilkannya
didomiuasi
oleh
bentuk
sumbangan
dan sumbangan infonnasi/duta, dengan prosentase mencapai
74%. Dengan prosentase yang cukup besar tersebut rncnunjukkan bahwa telah ada kernauan
dan kemarnpuan masyarakat uutuk
berpartisipasi. Kemauan berarti
156 mnsyarakar memiliki motivasi unruk terlibat, sedang kemampuan berarti masyarakat memiliki kernampuan untuk bcrpaneipasi karena memiliki infonnasi, pengerahuan, ketrampilan, dan rasa kebersamaan. Dcngan kemarnpuan yang dimilikinya tcrsehu, masyarakat kemudian berpanisipasi dalam bentuk memberikan informasi, dan rnenyumbangkan pendapat, scna hadir dalarn penemuan. Meskipun dcmikian dari basil jawaban responden pada pertanyaan terhuka dalam kuesioner tentang usulan benruk panisipas] masyarakat, cukup banyak juga responden
yang
mnsukan/sarnn/asul
mengusulkan
bentuk
lain,
aiau surnbangan informasi/data
tidak
hanya
surnbangan
saja, scpcrti rnisalnya
bentuk
kerjasurna dengan pemerintah dalam pcnyusunan dan bentuk bantuan tcnage ahli dari masynrakut. lni mcnunjukknn adanya kemauan dan kcmampuan masyara~at untuk berperan lebih jauh dalam penyusumm rencana tall! ruang pada masa mendatang. Kcbijal-au proses partisipasl y:ing rclah dilaksanakan
pemcrimah daerah,
juga dapat mernpengaruhi pada tingkat panisipasi masyarakat. l)ari hasil analisls tingka: paruslpast masyaraknt. secara keseluruhan tingka: partisipasi masyarakar dalam penyusunan rcncana umum tata ruang Kota Pati menurut ripologi Arnstein masuk dalarn kategori Co11s11/1c11iu11 (koasultasi], yang merupakan tangga keempar dari delapan rangga partisipasi masyarakat Sherry Arnstein,
Pada tingkat ini mulai tcrlihat adanya saling tukar informasi antara pihak pemerintah dan masyarakat, yang memungkinkan keterlibatan individu dalam suatu program. Bahwa pemcrintah mengundang opini masyarukat sctclah diberikan informasi kepada rnasyarakat, dcngan earn dilibarkannya wakil masyarakat dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati. Telah terjadi dialog dun arah antara
pemerimah dan masyarakat yang terlibat. Dan masyarakat mcmbcrikan masukan dan berdiskusi aktif lewat cara dialog dua arah, Meskipun telah terjadi dialog dua arah,
157 akan tetapi cara ini tingkat keberhasilannya bahwa kepedulian
dan idc masyarakat
rendah karena tidak adanya jaminan
akan diperhatikan.
Mctodc yang dipakai
adalah pertcmuan lingkungan masyarakat dan dengar pendapat dcngan masyarakar.
Pad a
tingkat
Consuluuion
Jn)
tcrmasuk
dalam
derajad
tokenisme/penghargaan atau Degree of Tokenism, yaitu suatu ungkat partisipasi
dimana masyarakar didengar dan dipcrkenankan berpendapat. retapi mcreka ridak rncrniliki
kernampuan untuk mendaparkan jaminan bahwa pandangan mereka akan
dipertimbangkan oleh pemegang keputusan, Schingga apa yang diungkapkan oleh Devitt ( 1974) dalam Santosa dan Heroepoetri (2005:5), bahwa program partisipasi rnasyarakat membuka kemungkinan mcningkatnya akses rnasyarakat kcdalam proses
pembuaran keputusan masih belum tercapai atau bisa dikatakan komitmen terhadap sistem demokrasi belum bisa lllrpenuhi. Karena adanya ketidak sesuaian proses atau adanya perbedaan proses
partisipasi dalam praktek dengan Permendagri, maka rncnjadikan tingkat partisipasi masyarakat hanya mcncapai pada tingkai keempat (Consultation). Padahal mcnurut Arnstein tingkat partisipasi kckuatan rnasyarakat
yang paling ideal bila bcrada pada ringkatan derajad
(Degree of Citizen
Power).
yaitu pada tingkat ke-o
(/'arine1.-hip/Ke1jasama), ke-? (Delegated f'ower/Pendelegasian Kekuasaan), dan ke-S (Citizen Comro//Konlrol Masyarakat). Berkaitan
dengan reori Arnstein ini dijelaskan bahwa alasan yang dipakai
Arnstein dalarn tcori Tangga Partisipasi Masyarakat ini yaitu parusipasi masyarakar adalah scbuah istilah pengkaregorian untuk kekuasaan masyarakat, yaitu redistribusi kekuasaan untuk memberikan akscs kcpada masyarakat rniskin yang terjadi di
Amerika Serikat, Dan ini agak berbeda dengan yang ierjadi Ji Indonesia. Karena keterbatasan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh pemerintah dacrah unluk
158
mencukupi seluruh pelayanan dasar kcpada publik. dengan dcmikian masyarakat yang tcrabaikan bukan hanya masyarakat miskin saja namuu juga mayo: itas
masyarakat, Dengan demikian, perencanaan partisipati f di Indonesia bukan hanya mcmberdayakan masyarakat miskin saia, namun juga bcrarti pelibatan pihak-pihak terkait sumbcr daya dari masyarakat dan sektor swasta dalam upaya meudukung
program pcmbangunan.
Sernentara hu dari jawaban responden terhadap pertanyaan terbuka pada kucsioncr rcnrang usulan tingkar partisipasi masyarakat. scbagian besar responden berharap atau mcngusulkan
usulan-usulan
yang menunjukkau
adanya kcinginan
masyarakat untuk mcningkatkan partisipasinya lcbih tinggi lagl, lcbih dari sckcdar tingkat Consultation (Degree of Tokenism) saja, seperri masukan/saran/usul dari
masyarakat ugar lcbih mcmbcri pcngaruh pada rencana, dialog amara peruerintah dan masyarakat Jebih dlhuensifknn, kerlasama antara pcmerintah dan musyarakar dalam
pembuaian kepuiusan, berbag: tonggung jawab antara pemerinrah dnn masyarakar, dan masyarnkat dibcri kcwcnangan membuat kcputusan pada rencana, Darl hasil uji tabulasi silang sebagaimana telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa terdapat faktor-Iaktor yang sangat herpengaruh
terhadap bentuk
dan tingkat partisipasi masyarakat yang meliputi faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang bcrpengaruh pada bcniuk partisipasi adalah faktor penghasilan, Besarnya tingkat penghasilan akan member] peluang lebih besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi.
Tingkat penghasilan
yang mencukupi
akan
rnempenguruhi waktu luang masyurakat kareua rnereku tidak disibukkan Iagi dengan mcncari
tambahan
penghasilan
sehingga
lebih
aktif untuk
terlibat
dalam
pembungunan, misalnya dularn hal rncnghadiri pcrtcmuan. Dari hasil kuesioner
159 diperoleh bahwa
penghasilan
responden sebagian besar bcrada pada tingkat
pcnghasilan cukup tinggi (70,4%). Sementara faktor ckstcrnal yang herpengaruh pada bcntuk partisipasi masyarakar adalah dikatakan
faktor
peran konsulran,
scbagai jcmbatan
dimasukkan
untuk menycrap
Pcran konsultan
perencana botch
aspirasi masyarakat
agar dapat
scbagai salah satu pertirubangan utama dalam rcncana kota, sebab
dcngan diakomodasinya rnasukan saran pcndapat usulan masyarakut ukan mcnambah kcpcrcayaan mnsyaraka: pada hasil yang dircncannkan. l'aktor-faktor yang bcrpengaruh pada tingkat partisipasi masyarakat juga meliputi faktor internal Jan eksternal. Paktor intcmal yang herpengaruh adalah faktor pcndldikan
dan fakror penghasilan.
dipengaruhi
olch faktor pcndidikan
Bahwa tingkat partisipasi masyarakai sangat responden, karcna salah
SAC\I
faktor yang
mcmpcngaruhi tingkat pcngctahuan adalah tingkat pendidikan. Scmakin tinggi latar belakang pendidikannya, rcntunya mempunyai pengetahuau
yau~ luas Lc11Cl111i;
pembangunan dan bcmuk sena tata cara partisipnsl yang dapat dibcrikan.
Faktor
pendidikan dinnggap penting karena dengan melalui pendidikan yang diperoleh, seseorang Jcbih mudah berkomunikasi dengan nrang lnar, dan ccpat tnnggep tcrhadap inovasi,
Hasil ditrihusi
frekuensi mcnunjukkan pcndidikan
responden berupa
pendidikan menengah (SMA) sampai tinggi (Sarjana) rnencapai 94,4%. Adanya hubungan antara tingkar partisipasi dengan variabcl pcnghasllan, bcrarti bahwa lingkal partisipasi
masyarakat sangat dipengaruhi
oleh faktor
penghasilan responden, karena besarnya tingkar pcnghasilan akan memberi peluang lebih hcsar bagi rnasyarakar untuk berpartisipasi. Tingkat penghasilan yang mcncukupi alum mempengaruhi waktu luang masyarakat karena mereka tidak
160 disibukkan
lagi dcngan mencari tambahan penghasilan schingga lcbih aktif untuk
tcrlibat dalam pcmbangunan, misalnya dalam hal menghadiri perternuan. Faktor eksternal yang bcrpcngaruh pada tlngkat partisipasi masyarakar adalah taktor peran konsultan.
l'ernn konsuhan perencana belch dikarakan
sebagai
jcmbaian uniuk menyerap aspirasi masyarakai agar dapat dimasukkan scbagal salah saru pcrtimbangan
utama dalam rcncana
kota, sebab dengan diakomodasinya
masukan saran pcndapat usulan rnasyarakat akan mcnambah kcpcrcayaan masyarskat pada hasil yang direncanakan.
Scsuai dcngan pendapat Conyers (I <)94: 186). hnhwa
pertama, mnsyamkat tidak nkan berpartisipasi ams kcmauan scndiri atau dcngan
antusias yang tinggi
kalau mcrckn mcrasa bahwa panisipasi tidak mcmpunyai
pcngaruh pada rencana akhir, dan kcdua, masynrakar mernsa enggnn berpartisipesi
datum kcgiutnn yang tidak menarik minat atau aktivitas yang tidak mcmpunyai pcngaruh langsung yang dapat mereka rasakan. Sc11ad11 dcngan pcndapat Santosa dan lleroepoetri
(2005:5)
bahwa salah satu manfaat dari partisipasi masyarakat adalah
bahwa masyarakat blsa menjadi sumbcr lnformasi yang berguna, Masyaraknt sekitar dalam
keaduan
pcngalaman
terteruu akan mcnjadi
pakar yang baik karena
belajar dari
atau karcna pcngalaman yang didapatnya dari kegiatan schari-har].
Keuniknn dari partisipaxi
adalah masyarakat dapat mewakili
pengelahuan lokal yanc
berharga yang belurn tentu dimiliki pakar lainnya, sehingga pengetahuan itu haruslah termuat dalam proses pcmbuaran kcputusan. Semcntara itu dari jawaban responden alas pertanyaan terbuka kuesioner tentang persepsi masyarakat terhadap mctode partisipasi yang telah dilaksanakan pemerintah daerah, sebagian besar responden menyatakan masih kurang mernadai karcna pcmbcnan informasi pcmcrintah kcpada masyarakat dianggap masih kurang
161
mencukupi, jumlah masyarakat yang terlibar atau dilibatkan baru sedikir dan juga jumlah stakeholder lain yang terlibat atau dilibatkau jurnlahnya masih ierlalu scdikic. Dcngan melihat
persepsi masyarakut tcrhadap metode partisipasl yang
dcrnikian tcrsebut, maka dari jawaban terbuka kuesioner, masyarakar berharap agar di masa-masa mcndatang ada peningkaran partisipasi rencana
tata ruang, Scbagian
penyebarluasan
besar respondcn
informasi rcncana penyusunan
cctak clan elektronik,
masyarakat dalam penyusunan
berharap
agar ada peningkatan
rencaua tata ruang mclalui
media
pcningkatan pembinaan pcmcrintah kepada masyarakat lcwat
pcnyuluhan atau sosialisasi,
peningkatan jumlah masyarukat dan stakeholder loin
yang terlibat dalam partisipnsi padn setiap penyusunan rcncana tatu ruang, I lal ini juga terungkap dari hasil wnwancarn dengan Dinus, l'cngembang dan Konsuhan, scrta dipcrkuat denga11 hasil wawuncara dengan Bappcda bahwa di masa mendatang, proses pelibatan/panlslpasl
masyarakat
selain
akan dilakukan dengan undangan
kcpada pcrwakilan rnasyarakat yang terpilih juga akan dilakukan secara tcrbuka lewat media cetak dan elektronik (radio).
Dari hasil analisls
peran seriap stakeholder dalam peuyusunan rcncana
umum tata ruang Kota Pail diperoleh bahwa pcran riap pelaku pembangunan (stakeholder) masih didominasi olch pcran pemerintuh, sedangkan peron musyarukat dan swasta relatif tidak tertalu besar. l Jal ini tcrbukti dari tingkat partisipasi masyarakat baru rnencapai tingknt konsultasi bclurn rnumpu mencapai derajad kekuatan musyarakar (degree of citizen power),
·dan juga sifat pelibatan rnasyarakat
dan swasta masih atas inisiatif pemerintah bukan alas inisiatif masyarakat sendiri, Dengan melihat keadaan ini maka tujuan partisipasi untuk mensinergikan seluruh sumbcrdaya guna mcndukung
proses perencanaan tidak tcrcapai. Dengan kara lain
tujunn untuk rncncntukan kescpakatan bersama guna memutuskan tindakan di masa
162 yang akan datang juga tidak optimal karcna dominasi peran pcmerintah. Rendahnya peran
masyarakat dan swasta akan berakibat
komitmen,
serta akan mempengaruhi
pcmanfaatan
pada
rcndahnya
dukungan
dan
rcncana tata ruang yang telah
dlhasilkar, atau bisa berakibat inkonsistensi pada pemanfaatan rencana.
Sementara itu hasil analisis kaitan tingkat partisipasi dengan hasil pembangunan mengungkapkan banwa dcngan tingkat parrisipasi masyarakat yang
hanya sampai pada tingkat konsuuasi, akan berpcngaruh pada rencana tata ruang yang dihasilkan, Pada tingkat dimaoa masyarakat didengar dan diperkenankan berpcndapat, tetapi mereka tidak rnermliki kemampuan untuk mendaparkan jaminan
bahwa pandangan
mereka akan dipertimbangkan oleh
pemegang kepurusan,
Akibatnya rencana tata ruang yang telah dihasilkan, tidak sepenuhnya dipakai
sebagai acuan pemhangunan baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Terbukti masih adanya penyimpangan dalam pemanfaaran ruang oleh masyarakar dan swasta, serta masih adanya pelaksanaan program pcmbangunan olch pemerintah yang tidak sesuai arahan dalnm rcncana tata ruang. Pelanggaran
tcrhadap rencana
tata ruang oleb masyarakat, swasra maupun pcmcrintah juga disebabkan karena produk rcncana tata ruang yang udak user friendly. Menurut Kiprah (200 I :22), bahwa rencaoa tara ruang hcndaknya bersifat user friendly yaitu mudah dimengeni dan dipahami olch segeuap lapisan masyarakai,Sosialisasi perlu dilakukan torus menerus, sehingga rnasyarakat mudah memahami rencana dan perkembangan yang tcrjadi, Berkaitan dengan RUTRK Pati, sosialisasi secara formal oleh Fladan
Koordiuasi Penataan Ruang Daerah sebagai Tim yang benanggung jawab untuk sosialisasi
memang
beluiu pernah dilakukan,
tetapi mareri
RUTRK
disampaikan dalam bcrbagai forum yang berkaitan dcngan pcmanfaatanruang.
telah
163
Dengan demikian salah satu fungsi rencana tara ruang sebagai alat kontrol pcmbangunan scbagaimana pcndapat Cadman dan
CrO\\·C (
1991: 143) tidak tcrwujud,
Seharusnya peran serta masyarakat tennasuk juga swasta dalam penataan ruang didayagunakan
untuk menjalankan peran kontrol sehingga dapat mencegah
penyimpangan tata ruang. (Sanlosa dan Heroepoetri, 2005: I 0). Ahn tetapi dalarn
penataan ruang di Kora Pati, peran kontrol ini tidak berjalan dengan baik karena prasyarat untuk mcnjalankan pecan kontrol yang cfcktif tidak terpcnuhi yaitu: (1) akses masyarakat yang luas terhadap informasi
iata
ruang; (2) kcsadaran masyarakat
yang tinggi tcrhadap pentingnya bcrpcran serta; dan (3) kcmampuan memahami obyck permasalahan. Scbagaimana pendapar Budihardjo dan Suiarto (2005:20&),
bahwa untuk mcningka!kan kualitas perencanaan tata ruang scharusnya mekanisme development control yang ketar agar ditegakkan, lengkap dengan sanksi (dis-insenril) buat yang melanggar dan bonus (inscntit) bagi rnereka yang taat pada peraturan. Dari basil kajian tingkat partisipasi masyarakat sepeni diuraikan diatas, ternyata ielah ada kesesuaian dengan teori Moughtin ( 1992: 17) tentang Skala
Analisis Parrisipasi Masyarakat, yaitu: o
Bahwa di wilayah studi unit spasial yang digunakan adalah spasial kota
kecil, o
Tingkat partisipasinya adalah masuk dalam katcgori dcrajad pcnghargaan
(degree of wkenism), yang rneliputi tingkat informing,consultution: dan placuuon. Khususnya dalam kajian penelitian ini ringkat panisipasi termasuk
dalam consultoiion o
Teknik partisipasinya adalah pertemuan masyarakat.
u
Pengambilan kcputusan dilaksanakan dcngan demokrasi perwakilan, yaitu
dengan pcrwakilan masyarakar.
164 c
Ocntuk pcrencanaannya bcrupa rencana struktur,
Untuk rnelihat kesesuaian cengan Skala Analisis Panisipasi Masyarakat
menurut Moughtin scbagaimana terlihat pada Tabel IV .16 berikut ini. TABELIV.16 SKALA ANAUSIS PARTIS!PASl MASVARAKAT TEK'llK PARTISIPASI /1~t·/t>f11U{1R
,\I tl\'.}'11rak,11:
Oillk•nnakan
TINGKAT PARTISIPASI A1J11¥11!1asi: Pen1crinuh
mrn,sunCnng oplnl m)a:akat den~an Jilil1•UJ..1.1 I dalom
Omy1iJ
""itimrzn"" (0.grtt uf
PENGA~ILAN
UNIT SPASIAI,
KEPUTUSl\N /knl0trt1fi
;,.·,)In Kl'ctl;
P1n1'flii/111r.
~olr•
Yui1u
t1...-nni::suk
dcl1gllll
•>•
bl,nulun
1
P.11i
dalam 1ihni.<111): masya~n d..'Sa/ laiefl()ri lclurah!)n " lu~uh Lola 1tX'-il (k:"gun Ma<) or:al.:l\ n1clihn1ldfl ~liJc.11w.ar Wo ~1~n11un )ang ma f'l('n'f1(':trt"':1n kun undangan un1uk p.:njorin~(1n Tdtlh lcrj:
UEN l'lJK l'l~R.ENCANAAN Rt tt,·r11111 StruA·tur: \1elipuli pcngiauran struktur pemantaatan ruung
pm•OLilan
dan polo
fX'r141':l:urur pc1nanfnnlor
ruang,
dentar
rrn<ent:i<e hci..arny.J.
.
llari hasi] kaJinn wcara komprehcnsif sebagaimana telah diuraikan diatas, maka dipcrulch suatu hubungan amara kebijakan penyusunan rcncana urnum IUh• ruang Kota Pati dcngan bcnruk partisipasi, tingkat panisipasi. faktor-faktor yang bcrpcngaruh pada bentuk dan tingkat partisipasi, dan peran stakeholder dalam perencanaan, serta kaitannya dengan hasil pembangunan, dapat dilihat pada garnbar
'1. 7 berikut ini.
sa1n:,.
r 165
l(e(idalcs~:m
pros~ patlisipasi l)'.lasyat11lait .a!J1;lra Pfim>emd
· ·=
GAMBAR4.7 DIAGRAM m:mtlNGA'I ANT ARA KEBlJAKAN J!ENYllSUNAN RENCANA TATA RUAN<; DENCAN BENTUK, TINGKAT, FAKTOR l't:NGARIJH, PF.:RAN STAKEHOLDER DAN BASIL PEMBANGUNAN
Kcsimpulannya dari gambar 4.7 diatas adalah menjelasksn behwa karena odonyn kotidakscsuaian proses partisipasi masyarakat antara Permendagri dan r.l1tlam
prakteknya, dapat diartikan sebagai proses partisipasinya kurang ideal, sebab prooes pcnyusunan
secara nonnatif
menurut Permcndagri dianggap sebagai
proses
partisipasi yang ideal. dan bisa juga dikatakan proscsnya kurang transpamn, Karena kurang idcalnya proses ini mempengaruhi bcnmk partisipasieya hanya didorninasi
bcrupa bcnluk sumbangan masukan/sarareusul dan sumbangan informasi/data, tidak
166 terdapat bentuk lain yang lebih memerlukan kcrjasama antara masyarakat dan pemerintah scpcni bentuk kerjasama dalam pcnyusunan dan banruan tenaga ahli dari masyarakat. Karena kurang idealnya proses ini juga berpengaruh pada tingka: partisipasi
masyarakat hanya sampai tingkat consultauon (konsulrasi)
yaitu
pcmerintah meugundang opini mru.yarakat dengan eara dilibatkan dalam proses
perencanaan dan ringkat ini bisa digolongkan kedalarn dcrajad pcnghargaan idegrce 11( 1okem.v111), dimana masyarakat didengar dan diperkenankan
berpendapat tempi
tidak ada jaminan bahwa pandangannya akan dipenimbangkan. Bentuk partisipasi yang ada ini sangai dipengaruhi oleh fuktf'!' penghasilan dan faktnt peran konsultan. scdangkan tingkar partisipasi dipengaruhi oleh faktor pcndidikan,
penghasilan dan
pcran konsultan perencana, Karena kurang idealnya proses panlsipasi yang tcrjadi berpengaruh pada pcran stakeholder masih didominasi oleh peran peruerinrah, scdangkan pcran swasta dan masyarakat rclatif lebih kecil, Akibat dari pcngaruh-
pcngaruh tersebut, 111.ska mcnjadikan rencana tam ruang belum sepenuhnya digunakan sebagai acuan pembangunan oleh pemerlmah. swasta, dan masyarakat. Partisipasi masyarakat yang hanya mcncapai tingkat Consultation. peran pemerintah yang masih rncnoominasi dalam proses perencanaan, dan dikaitkan dcngan pelaksanaan
pemhangunan yang tidak sepenuhnya menggunakan
acuan
rencuna tata ruang. bila hal ini bcrlangsung terus menerus dan tidak ada upaya pemerintah uruuk mcnccgahnya, maka di masa yang akan datang dapat diprcdiksikan terjadinya masalah pcmanfaatan ruang yang tidak konsisten. sehingga dikhawatirkan bisa berakibat pada: pemanfaatan sumberdaya alam yang :idak cfisicn den tcrjadi
kemerosotan kualitas lingkungan hidup; laju pertumbuhan antar daerah yang tidak seimbang; penggun:ian tanah yang tidak tcrtib; dan interaksi sosial ekonomi antar
peluku dalam pemanfaatan ruang yang tidak harmonis,
BABV
KESIMPULA~ DAN REKOJ\>fENDASI
Pada bab ini akan diuraikan tenlang kesimpulan yang diperolch dari ha.ii penelitian dan analisisnya, scrra rekomcndasi-rekomcmlasi yang bcrupa usulan bag! partisipns! masyarakat dalam pcnyusunan rencana tarn ruanj di
pcningkatan
Kabupaten Pali khususnya pada masa mendamng.
5.1
Kesimpulan
Proses pcnyusunan Rcvisi Rcncana Umu111 TA!a Ruang Kota Pati Tahun 2005-2014
telah dilaksanakan
pada rahun 2004 yang lulu. dan unruk pertama kalinya
masyarakat, yaitu dcngan
tclnh dilaksanakan dcngan menycrtakan metode perrislpasi
cnra melakukan penjaringan aspirasi masyarakat don seminar rancangan reneaua bcrsama masyarnkat. Walaupun bcgitu, pada kcnyaiuaml)'n masih diremui adanya pcnyimpangan
pemanfaatan
ruang. dan
hal
ini rncogtndlkaslkan
rcnduhnya partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan
masih
rencana tata ruang,
Kcbijakau partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana umum rata ruang Kora Pat i, pada prakteknya ternyata terdapat beberapa perbedaan dengan normaufnyu. Perbcdaan terletak puda sifot pelibatan masyarakat bukan atas dasar inisiatif masyarakat tetapi alas dasar inisi:itif
pcmcrintah,
media yang digunakan
unruk pemberian informasi tidak melalui media cetak flan clektronik, dan sedikitnya jangka waktu pcmberian masukan dari masyarakat, Berdasarkan hasit analisis dapat dislmpulkan benruk partisipasi masyarakat 167
168 dalam penyusunan
rencana umum tata ruang Kota Pati adalah benruk sumbangan
masukan/sarun/usul
dan sumbangan
infonnasi/data
Tingkat partisipasi masyarakat
menurut tipologi Amstein masuk dalam kategori Consultation (konsultasi), yang
termasuk dalam dcrejad tokenlsme/pcnghargean atau Degree of Tokenism. Bemuk partisipasi masyarakat sangei dipcngaruhi oleh fakior penghasilan dan faktor peran konsultan perencana, scdangkan tingkat panisipasi masyarakat sangat dipcngaruhi oleh faktor pcndidikan. faktor penghasilan, dan fakror peran konsuhan perencana. Peran stakeholder sangat didominasi olch pcran pemerintah, sedangkan peran swasia Jan rnasyarakat relatif lcbih kecil. Bila dikaitkan dengan pembangunan, rencana tata ruang yaog dihasilkan
belum sepenuhnya
dipakai
sebagai acuan dalam
pembangunan.
Pada saar proses penyusunan rencana umum tata ruang Kola Pati tidak dilaksanakan
sehagairnana
konsep ideal, mcnjadikan prinsip transparansi dan
clemokratisasi tidak tercapai. Karena proscsnya kurang transparan dan tiduk tersosialisasi dengan baik, masyarakat kurang antusias untuk bcrpartisipasi, dan akibatnya masukan'sararsusul/pendapat dari masyarakat masih banyak yang tidak
terakomodasi, Dengan demikian tejean mdibatkan masyarakat untuk berpartisipasi berdasarkan prinsip kemitraan, kcsctaraan, dan demokratis tidak tercapai, karcna iuisiarif'partisipasi bukan berasal dari masyarakat sendiri, Disamping itu rujuan pemberdayaan yang diharapkan dari basil pelibatan masyarakat tidak dapat tercapai karena tidak mampu menghasilkan keadilan, dimana didalamnya terdapat pcmabaman akan keseimbangan dan kesetaraan, Hal ini terjadi karena proses komunikasi can interaksi antara pemerintah dan stakeholder Iain tidak bcrjalan dengan baik, akibat kurang transparansinya proses yang terjadi.
169 Karena adanya kctidaksesuaian proses partisipasi masyarakat antara
Perrnendagri dan dalam prakteknya, mcmiliki hubungan pada bentuk panisipasi. tingkat partisipasi, faktor pcngaruh. dan pecan stakeholder, yang keseluruhannya mengakibatkan n:ncana tata ruang belum sepenuhnya d.gunakan sebagai acuan
pembangunan oleh pemerinrah, swasia dan masyarakai, Jadi dapat disirnpulkan bahwa metode partisipasi masyarakat dalam penyusunan
rencana umum tata ruang Kota Pali bcberapa waktu lalu, baru
merupakan sebuah kewaj iban yang harus di laksanakan oleh pemerintah karena tuntutnn desentralisasi
dalam otonomi daerah yang menghendaki
pemerintah
berperan bersama-sama stakeholder lain dalarn percneanaan pembangunan termasuk pcrencanaan tata ruang. Sedangkan tujuan pemberdayaan rnasyarakat yang ingin dicapai dengan parrisipasi itu sendiri belum dapat tercapai. Maka agar tujuan program pembangunan yang melibarkan partisipasi masyarakat dapat tercapai dan rencana rata ruang yang dihasilkan dapat digunakan secara penuh scbagai acuan dalam pcmbangunan oleh pemcrintah, swasta, dan masyarakai, rnaka perlu diadakan perbaikan pada proses pelaksanaan kcbijakan pemerintah dalarn penyusunan rcncana tata ruang di Pali, sebagaimana konsep ideal sesuai peraturan yang berlaku secara normatif
5.2 Rekomendasi Dari hasil pcnclitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat disarnpaikan rekomendasi yang berupa usulan bagi Up3}'3 peningkatan partisipasi masyarakat
dalam penyusunan rencana tata ruang di Kabupaten Pati selaniutnya, yaitu: •
Dalam rangka penerapan prinsip rransparansi diperlukan kcterbukaan dalam sctiap aspek dan tahap pereneanaan untuk mcnciptakan kepercayaan antara
170
pemeri ntah dan masyarakct, Untuk itu dalam prose; penyusunan rencana tata ruang, pcmbcrian informasi pengumuman kepada rnasyarakar rentang rencana pcnyu
tata
ruang, hcndaknya dapat
dilakukan mclalui media cctak clan elektronik disamping lewat forum pcrternuan sampai ke wilayah pcrencanaan.
•
Dcngan cara rnelakukan pengumuman mclalui media cetak, ctckrronik,
dan
forum pertemuan, hcndaknya ~if.11 pclibatan masyarakat bukan lagi mas dasar
ini
Jangka waktu untuk mcmberikan masukan/saranlusul/pcrtimba11gru1 hcndaknya diberikan jangka waktu yang mcncukupi, agar dapat mcngakornodasl rnasukan musyarakat
dan Stakeholder
lain lcbih banyak lagi dalam upaya untuk
mcndapatkan dukungan dan komluncn yang lcbih banyak pula. •
Untuk meningkatkan rencana
partixipasi m1synral:.at clan swasta dalam penyusunan
tata ruang, dapat dilakukan lewat pcningkatan
penyuluhan
atau
sosialisasi,
dan
pemerimah
perlu
pembinaan bcrinisiatif
mclalui untuk
menlngkatkan kualitas seluruh stakeholder dalam pcrcecanaun, tcrmasuk unsur pcmerimah sendiri, karcna dcngan kualitas yang setara dianlara para stakeholder ukan menghindari konnik karcna kepentingan individu maupun golongan. Scdangkan bagi pengembangan studi lanjutan yang berkairan dcngan hasil penelitian, rnaka pcrlu adanya penelitian lanjutan yang lcbih mendalam, mengenai seberapa besar koruribusi hasil dari proses partlsipasi rnasyarakat dalam penyusunan rcncana tata ruang, diakomodasi kedalam produk rencana tata ruang yang dihasilkan.
DAfTAR PUST AKA
BUKU
Abe. Alexander. 2005. Perencanaan Daeroh Partisipatif. Yogyakana: Pembaruan. Branch, M. C. 1996. Perencanaan Kota Komprehenslf, I'enga11111r d1111 Penjelasan. Terjernahan Barnbang Hari Wibisono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Bryant. Coralie and Louise G.White. 1987. Ma11agemen Pembangunan 1111111k Negara Ilerkembang. Terjemahan Rusyanto, Jakarta: LP3ES Budihard]o, Eko. 1999. Unl(k1111ga11 81110011 dan Tata R11m1g Kota. Yogyakarta: Andi. -··················
2005. Tut11 R11a11g Perkotuan. Bandung: Alumni.
·········-·········
dau Djol.u Sujano. 2005. Kata Berkela11}111a11. Bandung: Alumni.
Burke, t:.M. 2004. Pendekatan Partisipatlfdalom Pere11Ca1111an Kata. Terjemahan Puji Lestari, Dewi Maynngsari. dan Scly Manini. Bandung: l'enerbit
Yayasan Sugijanto Soegijoko. Cadman. David and Leslie Austin-Crowe, Edition. London: E and FN Spon
1991. Developmem Property. Third
Conyers. Diana. 1991. Perencanaan Sosio! di Dunia Ketiga: Sua111 Pengantar. Tcrjemahan Susetiawan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Hadi, S. I'. 2005. Dimenst li11gk1111ga11 Perencunaan Pembangunan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. I ladi, Sutrisno. 200 l. Metodolog!Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi Hasan. M.C. 2002. Pokok-Pokok Moteri Metodolog! Penelitian don Apltkasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Imparato, lvo and Jeff Ruster. 2003. S/11111 Upgrading and Partictpatton: Lesson from Latin America. Washington, O.C.: The World Bank. Jayadinata, J. T. I 986. Tata Guna Tanah da/0111 Perenconaan Pedesaon, Pcrkoiaan, dan Wilayah. Bandung: Penerbit ITB l:lan
171
172
Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyai: Memadukan Penumbuhan don Pemerataan. Jakarta: CIDES. Marzuki. 2002. Metodologi Hisel. Yogyakarta: OPFE-llll Mikkelsen, Uritha. 2003. Metode Penelitian Ponisipatoris don Upaya-Upaya Pemberdayaan. Terjcmahan Marheos Nalle, Jakarta: Yayasan Ober Indonesia. Miles, Matthew B and A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber le111a11g Mctoda-Metoda Bani. Tcriemahan Tjeljep Rohendi Rohidi. Jakarta: Pcncrbit UI Press Moughtin, J.C. l 992. Urban Design Street and Square. Oxford: flutterworlh Heinemann Ltd. Narbuko, C dan Abu Acl:unadi. 2003. Metodolog!Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Nasir. Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Panudju, Bambang. I 999. Pengadaon Perr111111ha11 Kora dengan Pem11 Sena Masyorakat Berpenghasilan Rendah. Bandung: Penerbit Alumni. Riyadi dan Deddy Supriady Bratakusumah. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah Strategi Mcnggal! Potensi dolam Afe111uj11dka11 Otonomi Daerah. Jakarta: Gramedia l'ustaka Utama.
Sanoff Henry. 2000. Co111111w1ity Participation Me/hods i11 Design and Planning. Toronto: John Wiley & Sous. Ille. Sastropoctro, Santoso. l 988. Partisipasi, Komunikasi, Persuast dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Penerbit Alumni. Schubeler, Peter. 1996. Participation and Partnership in Urban Infrastructure Management. Washington, D.C.: The World Bank. Sevilla, C. G. er al. 1993. Pengamar Metode Peneluian. Terjernahan Alimuddin Tuwu. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Singarimbun, M dan Solian llffondi. 1995 (eds.). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LPJES. Starner, Y. 1993. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Scbelas Maret University Press. Soefaat, et al. 1998. Ka11111s Tata Ruang. Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan lkatan Ahli Perencanaan Indonesia.
17:\ Soegijoko, B.Tj et al. 2005 (eds.). B"ng" Rampai Pembangunan Kola Indonesia
Va/am Abad 21: Buk» 2 Pengolaman Pembangunan Perkotuon di Indonesia. Jakarta: Lcmbaga Pcncrbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Soetrisno, Lockman. 1995. Menuju Masynrata1 Partisipatif. Yogyakana: Kanisius. Sugiarto, el al. 200 I. Teknik Sampling. Jakana: Gramcdia. Sujarto, Joko. 1989. Tara Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan l·Vilayah. Bandung: Penerbit n B. Surnaryadi,
l.N.
2005.
Pere1KX111aan
Pembangunan Daerah
01ono111
dun
Pemberdayaan Ma.\yamlu11. Jakarta: Cirra Uiama. Tjokrowinoto, Moeljarto.199<1. Pembangunan Dilema dan Tamangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yeung, Y.M and T.G. Mc Gee. 1986 (eds.I, Community Participation in Delivering Urban Services in Asia. OW1wa: IDRC Yunus, H. S. 2005. Manlljemen Kota Perspektif Spusial. Yogyakarla: Pclajar.
Pustaka
JURN/\L
Arnstein, Sherry. 1969. A Ladder of Cuizen Paniciponon. Journal of the American Planning Association. Volume 35. No. 4. Juli 196(). Kiprah. 200 I. Kiprah Re11ca11t1Tata Rt•cmg dolam Pe111ba11g111w11 Perkotuan. Kiprah No. 2 Tahun I. Novcmber2001. Rukmana. Ocdcn. 2005. Urbantsast dan Pe111bal1011 Perilaku Penduduk. Jumal Info URDI Volume 19, Mci-Scplcmbet-2005.
Sunarti. 2003. Partlsipasl Mosyaroka: dalam Pembangunan Penonahan Secora Berkelompok. Jurnal Tata Loka Volume 5. No. I. Januari 2003. Zulkaidi. Denny dan Nasrina Kumala Sari. 2004. Peniloion Tingkat Transporansi Dalam Proses Penyusunan RTRW Kota. Swdi Kusus Proses P1JJ(YllS1mw1 Naskah RTRW Kata Band1111g. Jumal Percncanaan Wilayah dan Kota ITR Volume lS, No. I Tahun 2004. Halaman 48-68.
174 MAKALAH/TNTERNET
Briassoul is, Helen. 1997. How the Others Plan: Exploring the Shape and Forms of Informal I'la1111i11g. Journal of Planning Education and Research, Volume 17, Nn.2, 105-117. Available from http://www.jpe.sagepub.com; INTERNET Hncruman. Herman. 2004. Penataan Ruang dakun Era Otonoml Ducrah yang Dlperiuas. Available from h1tp://www.bktrn.org; IN l'ERNET
Ibrahim, Syahrul. 2004. Paradigma Boru Peron serta Masyarakatdolam Penataan R11a11g. Available from http:i/www.bktrn.org; ll':TERNET Kimpraswil, 2002. Pelibatan Masyarakai dalam t'enatoan R111111g. Makalah dalam Pclatihan
Penyusunan
Rcncana Tara Ru~ng
Palembang JO September 2002. /lwww.kimp:aswil.go.id; IN'l'ERNET.
Propinsi se-Sumbagset
Available
from
di
Imp:
Pasaribu, \1. M dan Eko Y. Suprapto. 2004. Pendakatan Kewrpad111111 Scbagai Jawc1h1111 Terhadap Permasalahan Penataan /111(111[! Perkotaan di Masa Mendatang. t\ vailable from http://www.bkirn.org; INTERNET
Saniosa. M. !\ dim Arimbi I Ieroepocui. 2005. Perun Sena Musyaraka! l)a/t1111 Pengelolaan lingk1111g11n. Avnilnble from http: //www.pacific.nct.id; 1:--JTERNET.
Siahaan, E. I. 2002. Filosofi Perencanaan Pc111bang111u111 Kota sesuat Purudigma Baru di Indonosla: Ilakikat /111111 U11111k Pemb'1rdayaan den Pe11ingkt1tt111 l'eran Sena Musyorakat. Makalah Falsafah Sains (Pf's 702) Program Pasca Sn~jona/SJ lnstiun Pertanian Begor Agustus 2002. Available from http: /iwww.rudycl.tripod.com; ll\TF,RNET. Wiranto, Tatag, 200 I. Perspektt] Pe111ber;iayaa11 Masyarakat dolour Penatuan R11a11g. Prosiding Seminar Peuataan Ruang dalam Rangka Mendorong Pengemhangan Hkonomi Wilayah (Studi Kasus: Provinsi Banten). Available from httµ://www.bklrn.urg; INTKRNET
TF.S1S
Yulianri, Rina. 2000. "Efektivitas Metode Peron Serra Masyarakat
Dalam Pcmbangunan dun Pengelolaan Limbah Pcrkotaan di Pcrumnas Mojosongo Surakarta." Tugas Akhir tidak diterbukan, Program Srudi Pcrnbangunan Wilayah dan Kola, Fakultas Teknik Universitas Diponegnro, Semarang.
175 PF.RUNDANG-UNDAl\CAl"I
Keputusan Menteri Datam Negeri Nomor 59 Tahun 1988 tentang Petunjuk Pc laksanaau Peraturan Menteri Dalam Ncgcri Nomor 2 Taltun 198 7 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kata. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wibyah Nomor 327/KPTS/M!2002 tangga I 12 Agustus 2002 temang Petetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang, Lampiran VI Pedoman Peniujauan Kembal! Rencana Tata Ruanp, Kawasan Perkotaan
Peraturan Pemerintan omor 69 l'ahun 1996 IPl!ltlllg Pelaksanaan Hok den Kewojiban Serio Be11111k don Tata Cara Perun Serio Masyaraka: da/0111 Pe11a111an R11m1g. Pernturan Mcnteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun Pe11y111w11an Re11ca11a Kaut
1987
1e111a11g
Pedoman
Peraturan Mcmcri Dalam Negcri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tow Cara Peron Ser/a Masyarakatdalnm Proses Pert•11Cf111(Klll Tata /111011g di Doera«.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun I 9921e1ua11g Penatuun R11u11g. BUKU DATA/LAPOR.M'
Kab11pare11 Pu11 dalam 2005. Kcc(1111<1tan Pali
A11gka
Ta/tun 200./. HAl'l'EVA dan BPS Kabupaten Pali.
dalam Anglea Tohu« 2004. OAPPEDA dan BPS Kabupaten Pati,
2005. Neraca Su111h1!rdt1ya A/om Olwrali Kabupaten Pali Tahun 2000. BAPPEDA
Kabupaten Pati. 2000. Revis! Rencana U11111111 Tata Ruang Kota Pan Kabupatcn Pmi, 2004.
Ta/11111 2005-2014. BAPPEDA
LAMPIRAN A KUESIONER DAN PEDOMAN WAWANCARA
I i6 Kcpada YLh. Ilapak/Jbu/Saudara
Di Tcmpar Dcngan hormat, Hersama ini kami, Mahasiswa Program Pasca Sarjana Magister Pcmbangunan Wilayah clan Kola Universitas Diponcgoro Semarang,
Nam a NIM Alam at
Suciati
L40005063 JI. Hayam Wcruk 5-7 lantai
[I]
Semarang
[)alam rangka pcnyusunan Tcsis, kami bermaksud mengadakan pcnclitian bcrjudul Parrlslpasl Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota (l~UTRK) Pali. dengan lokasi di Kccamatan Pati dan Morgorejo. Untuk itu kami mohon kcscdiaan dan kcrelaan Oapak/lbu/Saudara mcmberikan
jawaban tcrhadap beberapa pertanyaan (kucsioner) yang kami ajukan sebagaimana tcrlampir, Perlu kami sampaikan bahwa Bapak!lbulSaudarJ kami pilih scbagai sampcl, karena kctcrlibatan Bapakilbu!Saudara dalam pcnyusunan RUTitK Pati beberapa waktu yang lalu. Kucsioncr ini dipcrgunakan hanya unluk kepenringan penelitian akademis semuta, clan tidak ada maksud-maksud binnya Oleh karena itu semua jawaban yang dibcrikan akan dijrunin kerahas.aannya, Selain itu tanpa bantuan partisipasi Bapak/lbu/Saudara, penelitlan ini tidak dapat dilaksanakan. I lasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rnasukan bagi Pcmerintah Daerah Kabupaten Pati. khususnya instansi yang herwcnang dalam pcnyusunan rencana tata ruang di dacrah, dengan mempertirnbangkan partisipasi rnasyarakai.
Dernikiun alas bantuan dan kcscdiaan BapakilbuJSaudara unruk bcrkcnan mcngisi kuesioncr ini. karni mcngucapkan banyak terima kasih. I lormat kami, Su c i a r l
177
KUESlONER UNTUK MASYARAJ(AT A. DATA RESPONDEN
Peluujuk Pengisian I. Daftar isian yang berbentuk pilihan, jawahan dipilih salah saiu dengan memhcrikan tanda silAng (X) pada salah satu huruf di depanjawahan. 2. Umuk pernyataan yang tiduk tersedia pilihan jawaban, jawaban dapat diisikan dcngan menuliskan pada tcmpat yang telah tcrsedia.
I. Nama
2. Alanrnt
··Dese/Kclurahnn: ··························· ····· · ·········· · · ················· KT
RW
,
,
.
.
3. Jenis Kclamin a. rria b. Wanita 4. llsia Bapak/lbu : a. 20·30 tahun b. 31-~0 tahun
c. 4 l-50 tahun d. Lebih dnri 50 tahun 5. Pendidikan tcrakhir n~p:1kflb11 : a. Sarjana
h. Sarjana Muda/Diploma c. Lulus SMA atau yang sedcraiad d. l.ulus SMP atau yang sederajad
e. Lulus SD atau yang sederajad 6.
Pekerjaan Bapak/lbu snet ini : a. l'NSITNI
b. Pcnslunan
c. Kcpala Desa/Kelurahan d. Pcgawai Swasta c. Wiraswasta f. Lain-Lain, sehutkan 7. Rata-rata penghasilan yang diterima Bapak/lbu tiap bulan : a. Kurang dari Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,· s/d Rp. 799.000,c. Rp, 800.000,- s/d Rp. 1.099.000,· d. Rp. l. 100.000,- sfd Rp. I A00.000,· e. Lebih dari Rp. 1.400.000.-
.
178
B. FAKTOR F.J<STElli'IAL I. Dalarn melaksanakan penyusunan RUTRK Pali, bagaimanakah pcmbinaan dan
pcmbcrian informasi Pemerintah Daerah kcpada masyarakat? a. Sangat sering {>66%). b. Cukup sering (34%-66%). c. Kurang (I %-33%).
d. Tidak ada (0%). 2. Dalam mclaksanakan
penyusunan
Konsultan Perencanadalam
RUTRK
Pali, bagaimanakah
peranan
kegiatan tersebut?
a. Sangai memperhatikan dan rnengakomodasi aspirasi rnasyarakat (>66%). b. Cukup memperhatikan dan mengakomodasi aspirasi masyarakat (34%-66%). c. Kurang mempcrhatikan dan mcngakomodasi aspirasi masyarakat (1%-33%). d. Tidak ruemperhatikan dan mengakomodasi aspirasi masyarakat (0%). 3. Dalam melaksanakan penyusunan RUTRK Pati, bagaimanakah keterlibatan pihak swasta (LSM, Pengembang) dalam kegiatan terscbut? a. Sangat tcrlibat (>66%). b. Cukup terlibat (34%-66%). c. Kurang terlibac (1%-33%). d. Tidak terlibar (0%).
C. BEl'iTIJK PARTlSIPASI MASYAR...\KAT DALAM PENYUSUNAN R.f:NCANA UMUM TATA RUAl'iG KOTA (RUTRK) PATI Pctuujuk Pengisian I. Jawaban pertanyaan mohon dipilih salah satu dengan mernberikan tanda silang (X) pada salah satu huruf di depan jawaban. 2. Apabila memilih jawaban (e), selain diberikan tanda silang (X), mohon juga dituliskan/disebutkan pada tcmpai yang telah terscdia. I. Bagaimanakah
bcntuk partisipasi Bapak/lbu dalam kegiaran Pcnjaringan Aspirasi Masyarakat 1 pada pcnyusunan RUmK Pati? a. Hanya mcndengarkan saja. b. Memberikan sumbangan rnasukan/saran/usul. c. Memberikau sumbangan informasi/dara. cl. Mcmbcrikan baruuan memperjclas hak alas ruang. e. Bentuk lain/lebih dari satu jawaban Sebutkan .. 2. Bagaimanakah bernuk partlsipasi Bapakllbu dalam kegiaran Penjaringan Aspirasi Masyarukat II pada penyusunan RUTRK Pati? a. Hanya mendengarkan saja. b. Memberikan sumbangan masukan/saran/usul.
c. Mernberikan sumbangan informasi/data. d. Memberikan bantuan mcmperjelas hak atas ruang. c, Bcntuk lain/lebih dari satu jawaban Sebutkan
,
..
179
3.
Bagaimanakah bentuk partisipasi Bapak/lbu dalam seminar rancangan rencana pada penyusunan RUTRK Pati? a. Hanya mendcngarkan saja. b. Memberikan sumbangan masukan/saran/usul. c. Mcmbcrikan sumbangan infonr.asi/dara. d. Memberikan bantuan mempcrjelas hak atas ruang. c. Pcngajuan keberatan terhadap raucaugan rcncana, r. Beruuk lain/lcbih dari satu jawaban Sebutkan .
D. TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALA!\·1 PEJ\'YUSUNAN RENCANA lm-IUMTATA RUANG KOTA (RUTRK) PATI Pelunjuk Pengisian Jawaban pertanyaan mohon dipilih salah saru dcngan memberikan tanda si lang (X) pada salah sani huruf di de pan jaw a ban.
1.
Pada kegiatan pcnyusunan RUTRK Pati, bagaimana partisipasi kehadiran Bapak/lbu dalam rapat/pcrtcmuan yang diadakan?
a. Hadir hauya sebagai penclengar saja. b. Hadir dan memberikan rnasukan unruk kepentingan pemerintah saja. c, Hadir dan mengcmukakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, d, Hadir dan melakukan dialog/tanya jawab dengan pemerintah. e. Hadir dan mcmhcrikan beberapa pengaruh pada apa yang direncanakan. f. Had ir dan membagi tanggungjawabperencanaan dcngan pemerintah. g. Hadir dan diberi limpahan kewenangan untuk memhuat kepurusan dominan di keseluruhan rcr.cana, h. Hadir dan memiliki kekuasaan penuh unruk mcrcncanakan, rnelaksanakan, dan mcngawasi rencana,
2. Pada kcgiatan penyusunan RUTRK Pati, bagaimana partisipasi Bapak/lbu dalam mengemukakan mosukan/saran/usutt a. Tidak memberikan masukao/saran/usul. b. Mcmberikan masukan untuk kepentingan pemerimah saja. c. Memberi kan masukan uniuk kepentingan masyarakai, d. Memberikan masukan dengan cam dialog dua arah dengan pemcrintah. c. Memberikan masukan dan usulannya diperhaukan sesuat dengan kebutuhan. f. Mernberikan masukan dan tercapai kesamaan kepentingan dengan pemcrintah. g. Memberikan masukan dan memiliki kewenangan untuk membuar keputusan dominan di keseluruhan rcneana, h. Memberikan masukan dan memiliki kekuasaan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi rencana,
180
3. Pada kegiatan penyusunan RUTRK Pali, hagaimana panisipasi Bapak/lbu dalam menetopkan konsep rencand] a Tidak i kut menetapkan konsep rencana, b. lkut menetapkan konsep rencana rctapi untuk kepentingan pemenntah saja. c. I kut menetapkan konsep rencana untuk kepentingan masyarakat, d. lkut bcrdiskusi aktif dalam menetnpkan konscp rencana, e. Ikut menetapkan konsep dan memberi beberapa pcngaruh pada konsep rcncana,
f. Ikur menetapkan konsep rencana dan sating berbagi ranggung jawah dengan pemerintah. g. lkut rnenetapkan konsep rencana dan memiliki kcwcnangan untuk membuat keputusan dom inan di keseluruhan rencana. h. lkut meneeapkan konsep rencana dan memiliki kekuasaan untuk mcrcncanakan. melaksanakan, dan mengawasi rencana. 4. Dalarn penyusunan RUTRK Pati, bagaimana partisipasi Bapak/Jhu dalam memberikan persetujuan terhadap ra11cangan rencanat a. Tidak memberikan persetujuan. b. Mcmberikan persetujuan retapi unruk kepentingan pemerintah saja. c. Memberikan persetujuan karcna untuc kepentingan rnasyarakat. d. Memberikan persetujuan karena telah terjadi dialog dua arah dengan pemerintah. e. Memberikan pcrsctujuan karena usulan dari masyarakat dipcrhatikan. f. Memberikan pcrsctujuan karcna telah ada kesamaan kepentingan dcngan pcrnerintah. g. Memberikan pcrsetujuan setelah diberi kewenangan untuk rnembuat keputusan dorninan di keseluruhan rencana. h. Membcrikan persetujuan setelah dibcri kckuasaan umuk merencanakan. melaksanakan, dan mengawasi rencana.
E. USlJLAN PARTTSfPASf MASYARAKAT Perunjuk Pengtsian Jawaban pertanyaan mohon diruliskan pada tempat yang telah disediakan, sesuai pendapat Bapak/Ibu.
l. Usulan Bapak/lbu tentang bemuk partisipasi masyarakar dalam penyusunan rencana tata ruang di Kabupaten Pati pada masa-masa mendatang .
.. . .. .. . '
..
..
. ············
.
181 2. Usulan Bapak/lbu tentang ting:UO partisipasi masyarahat dalarn pcnyusunan rencana tata ruang di Kabupateo Pali pada masa-masa mendatang.
1. Usulan Bapak/lbu tcnrang berapa kali seharusnya frekuensi yang ideal partisipasi rnasyarakat dalam penyusunan rencana tata ruang di Kabupaten Pati pada masa-rnasa mendatang (selama ini dilaksanakan 3 kali) .
• •• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • o • o o• o • o o o o • oo o o • o o oo o o o o o o o o' o o'
•I•
o o '•
•'
'' • •• • o I••••
•I••••••••
4. Apakah metode pelibatan/partisipasi masyarakat yang ielah dilakukan oleh Pemerintah Daerah. dalam penyusunan rencana tata ruang beberapa waktu lalu telah mernadai dan sesuai harapan Bapak/lbu? Mcngapa?
............................................................................................. .. .. . . . .. . . . . . . .. .. .. .. . .. . ..
.
.. .. .. . . . . .
..
.
5. Dengan otonomi daerah sekarang ini, harapan-harapan apa saja yang Bapak/lbu inginkan uruuk peningkatkan partisipasi rnasyarakat, dalam penyusunan rencana tata ruang di Kabupaten Pati pada masa-masa mcndatang?
................ .........................................
. . .. ········· .. .. ·······························
.
·····
···········
·········· ·················
.
.
182
PEDOl\1AN \VAWANCARA
llnluk Instansi Pemerintah (BAPPEDA) J. Bagaimanakah
kebijakan
yang diterapkan
oleh Pemcriruah Daerah dalam
penyusunan Rencana Tata Ruang di Pali'?
2. Apakah masyarakat telah cukup dilibatkan/bcrpartisipasi dalam penyusunan Rencana U mum Tata R uang Kola Pati'! 3. Apakah bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana umum tara ruang Kota Pati selama ini tclah sesuai harapan? Mengapa? 4. Apakah tingkat partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana umum Iara ruang Kola Pali selama ini telah sesuai harapan? Mengapa? 5. Cukup rncmadaikah inforrnasi yang diberikan Pemerintah kepada rnasyarakat dalam penyusunan Rcncana Umum Tata Ruang Kora Pali? Apakah pengumuman telah dilakukan lewat media cetak dan clcktronik? 6. Bagaimanakah pembinaan Pcrncrintah Daerah dalam pclibatan masyarakat pada penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati?
7. Bagaimanakah
akses masyarakat dan stakeholder lain untuk rnenyampaikan
pendapat/saran/pertimbangan/usul
kepada Pemerintah Dacrah?
8. Apakah stakeholder lain selain pcrwakilan masyarakat telah dilibatkan dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kola Pati? 9. Mcnurut Bapak, apakah peranan konsultan dalam penyusunan rencaua um um tara ruang Kora Pali rclah sesuai harapan? Mcngapa? 10. Apakah masukan/saran/usul masyarakat pada saat penjaringan aspirasi rnasyarakat dan scrniloka telah cukup diakomodasi oleh Pemerintah dan Konsultan? 11 Menurur Bapak, apakah peranan dinas/instansi dalam penyusunan rencana umum Lalli ruang Kola Pati telah scsuai harapan? Mengapa? 12. Hambatan-hambatan apa yang mcnjadi kcndala partisipasi masyarakat dalam penyusunan rcncana umurn tata ruang Kora Pali? 13. Saran-saran apa untuk perbaikan partisipasi rnasyarnkat dalam penyusunan rencana tata ruang di Kabupaten Pati pada masa datang?
Untuk Instansi Pemerintah (Diskimpras, Dines Pcrtanahan) Mcnurut Bapak, bagaimanakah kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah
ruang Kota Pati? 3. Mcnurut
pcndapat
Bapak, apakah masyarakat telah cukup dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati? 4. Apakah bcntuk-bcntuk partisipasi masyarakat yang ada selarna ini telah cukup memadai? Mengapa'! dilibatkan/bcrpartisipasi
183
5. Cukup memadaikah informasi yang dibcrikan Pcmcrinrah kepada masyaraknr dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kora Pati?
6. Bagaimanakah akses untuk menyampaikan pendapat/saran/pcrtirnbangan kepada Pcmcrintah Daerah?
7. Hambaran-hambatan apa yang mcnjadi kendala partistpasl selarna ini? R. Saran-saran apa untuk perbaikan partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana iata ruang di Kabupaten Pari pada masa datang? Unruk Swasta (Pcngcmbung Perumahan] I. 2.
3. 4. 5.
Mcnurut pendapat 11opak apakah lcmbaga llapak ieleh cukup bcrparrislpasl dalam pcnyusunan rcncana umum taln ruane Kola Pali? Mcnurut pendapai Bapak, apakah masyarakat tclah cukup berpartislpasi dalam penyusunan rcncana um11111 tarn mnng Korn Pati? Apakaf bcruuk-bcntuk partisipasi masyarakat yang selama ini ada telah cukup mernadai? Mcngapa? Cukup mcmadalkah infbrrnasi yang diberikan Pemerinrah kcpadn masyarakar dalam penyusunan rcncana umum tom ruang KOLO Pati? Bagaimanakah akscs untuk menyampalkan pendapat/saran/pcrtimhangan kcpada
Pcmerintah Dacrah? 6. I lambatan-harnbatan apa yang rncnjadi kcndala partisipasi sclama ini? 7. Saran-saran apa untuk perbuikun partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencann mra runng di Kabupaten Pati pndn masa datang?
Untuk Swasta (Konsulran)
I.
Menurut pendapat llapak apakah lembaga 13apak tclah rnengakomodasi usulan masyarakat dalam pcnyusunan rencana 1111Lu111 tata ruung Kota Pati? 2. Mcnurut pendapat Rap11k, apakah masyarakat telah cukup bcrpartisipasi dalam penyusunan rencana uuuuu L11la ruang K11ta Pati? 3. Apakah bentuk-bentuk partisipasi masyarakat yang sclama ini ada telah cukup mcrnudai? Mengapa? 4. Cukup mcmadaikah informasi yang dibcrikan Pemerintah kepada masyarakm dalarn penyusunan rencana umum tata ruang Kola Pati? 5. Bagaimanakah akses untuk menyampaikan pendcpat/saran/pcrtimbangan kepada l'emerintah Daerah?
6. Hambatan-hambatan apa yang menjadi kendala partisipasi selama ini? 7. Saran-saran apa untuk pcrbaikan parlisirasi masyarakat dalam penyusunan rcncana tata ruang di Kabupaten Pati pada rnasa datang?
LAMPIRAN B TABULASI DATA HASIL KUESIONER
184 LAM>IAAN B
-
TABUl.ASl DATA HASIL KUESIONER NO RESP I
2 3
•e
•7 •
0 10 11 12
FAKTCfl l>.ITER'i.AL
' • •
1
'
1 1 1 I I I
13
•2 • • • •• :
"10
t t
•2
11 I•
I
'
2 3
15
ru
w
"~
..
22
25
I I I I I I
"',." ' I I t
31
t
32
I
..
37
••••
",,
•• " 45
•••1 "'••
.."'.,
..
5.1
FAKlOR~
PUA JK USIA 01~ Pfl< ~ 1 3 5 2 3 1 3 3 3 : 1 2 3 1 J J 3 2
' 3 3
• •
3 2 2 4
3 3
1 3 2 2 1 3 l
3 : 3 3
• '
I I 2 3 3 1
,
l 3 3
•• '• 3
3 1
I
I I I I I I
1 1 1 1 1 1 t t 1 t 1 1 I I
•
1
•
s
• I
3 3 l
•s • 3
•
•i
3 ; 1
3
3
a
'
I 3 t 3 I
•3 l 4 3 4
I I I I
3 3 3
5
J
3
t
I I
2
3 3 2
2
3 3
I 3
1 2 1
2
3
3
2
__
3 3 2
3 3
I
I 2 1
3 2
I
3
I
l
I
l
2
'•
2
'2
3
I
2
2 2
3
•
. '• 3 3
• 5
(
'
2 2
1
I 3 2 3 2
3
HN
SAN
3 5 5 3
3
2
2 2 3
3 3
l
•, ' • • • ' • •• • • '• • • •' •' • • _,• ' ' •• .' • • • . •• ' •• '• • • • •' '' ••• '• ' • ' a• 3 3
2 2
I
3
3
I
3
5
3 2
3
3 6
·~
3
l
3 2
•, • •• •' ' •• 2 • 3
I
J
• • '2
I
3
e
3
3 ;
'
3 3 3
3
1
P• Pll 3 3 5 3 5 5 3 5 5 2 3 2
•• •• • ' : • '• s •• • • • s ' ' ' • • ' • ••• • ' ' '3 • 's' 5' •• '' 3 ,', 3 2 ' 3 3 3 • 3 3 • 2 3 ' 2 I : 3 2 2
2 2 3
_HIU(
£L
2
3
'' 3 2
I 1 2 1
2 2
2 3
I
1 2
1
1 3
• ' :• ' • 2
5
•
2
2
' 3
2
:
'
:
:
1 2
1 2
I
I l
l l
I
2
'' '
2 l 2 2 2
3
l
3 3 l
l G
3 3
3
I
1
3
j
2
3
2
2 2
2
2
,
l
1
'•
1
5
)
l
l 2
l
3
3
2
3
• ' • • • • • • '• •' l
3
2
2
2 1
3
s
u
1
I
3
1 1 2 3
3 I
'• l
2
1
1
3
I 3
3 1
1
1
1
I
1
1
1
3 I
z
•2
•
'' , •, •' • < •• 2 ' ' ' l: 2 •
3
I
0 I
1
1
1
I
3
31 1
I
3 • •3 • • l
3
1
I
3 l
1
1
3
'• 3 '' ••z •I
J
l
2 3
3
• • '•' • 2 • • • • ' • • • '• ••• •, •' , l l
I
2 3
3 1 I
2
2 3
2
1 5
•' • •• •
l 3
3
2
3 2
3
1
2 3 1
3 3
•• • '• ' ' • • • • > ..•• ,' '' '' ' '' • ' 2 2 2 l
Ml HR 3 3 4 6
3
• • 3
2 3
•' • •'s s'' ' • s• ' s 2 2 " • • G s •, • e ' '• •' • '•2 • '• • • • •' • •• • • ' '' ' • ' 2' '2 0 • 3 • ' ' ' ' ' 2
•• •• • ,• • ' •
3
3 2 2
1
•• ss ' '•' • •• •• • '• • ' ' •• • ' ' • '• • • ,, ,• l •• :, •
' • • ' •• ' ' 'e • •' •' •' •• •' • • 3 2 2
5
I.At
UF
2
$ I 2
u
ue UT
•• ••• • , • • • •
3
l
2 :
3TJ 3 3 5
(.Sj>
•• • 2
l 2 1 2
'
3 3
5
' •
• •• •3 •
"•' •
••
"•
••
1 3
3 12
•
'• •
185
KETERANGA"
JK
Jcnis kelamin
USIA
l lsia responden
DIK
Pendldikan
PEK
Pekerjaan
HSL
Penghasilan
PEM
Peranan Pemerintah dalam melakukan pembinaan
KSL
Peranan Konsultan Perencana
STK
Kctcrlibatan Pihak Swasta
PI
Penjaringan Aspirasi Masyarakat l
P 11
Penjaringan Aspirasi Masyarakat
SMR
Seminar Rancangan Rencana
HDR
Tingkat kehadiran dalam rapat/pertemuan
SRN
Keakrifan mengernukakan masukan/saran/usul
KSP
Keterlibatan dalam menetapkan konscp rencana
STJ
Keterlibatan mernberikan persetujuan terhadap rancangan rencana
lJR
IJsulan bentuk partisipasi
UT
Usulan tingkar partisipasi
UF
Usulan frekuensi partisipasi
ML
Persepsi tentang metode partisipasi yang telah dilakukan
HR
Harapan-harapan untuk pcningkatan partisipasi
n
186
REKAPITULASI JA 'VABAN TERBUKA KUESIONER
TA.DEL USULAN B.ENTUK-BENTUK PARTISlPASJ MASYARAKA T .
No.
Bentuk Partisipasi Tidak mengusulkan karena sudah cekup lcngkap Bekerjasarna dalam penyusunan Bantuan tenasa ahli dari rnasvarakat ldentifikasi kebutuhan masvarakat
I 2 J'
.; 5
Sum banean oertimbanean Pengajuan kritikan dan solusinya Jumlah
6
:·· %.
Frekuensi 9 9 4 20 11
I
16,7 16,7
7,4
1
37,0 20,4 1,9
54
10()
TA BF.L USULAN TINGKAT PART(STPAST \·IASY A RA KAT
No.
:. Tinakat Partisioasi
Frekuensi 12
% 22,2
14
25,9
11
20,4
Bcrbagi tanggung jawab antara pemerintah clan rnasvarakat Masyarakat diberi kewenangan membuat keoutusan pada rencana
9
16,7
8
14,8
Jumlah
54
100
r-
Dialog antara pemerintah dan masyarakat kebih diintensifkan Masukan/saran/usul dari masyarakat agar lebih memberi oenzaruh pada rencana Kerjasama antara pcmerintah dan rnasyarakat
I
2 J'
dalam oernbuaian kenurusan
4 5
-
Sumber: """" .~,.,,1,.,,_ Zl)(J6
TABEL USULfu"I FREJ-.'lJENSI PARTISll'ASl MASYARAKAT
No.
Frekuensi Partisipasi
'
3 kali
I 2
4 kali S kali Lebih dari 5 kali
J
4 ,.,
Jumlah
.
Frekuensi
-%
II 14 22
20.4 25,9 40.7
7
13,0 100
54
187 TABEL PE:RSEPSJ RESPONDEN TERHADAP l\lETODEI'ARTISIPASl YANG TELA.l:il>lLAKUKANPF.M&Rlt'\TAH
Perscosi Masyarakat
No.
2 3 4
5
Cukup memadai rnengingat barn pertama kali dilaksanakan Kurang mcmadai karena pcmberian informasi kepada masyarakat terlalu scdikit Kurang mcmadai karena jumlah rnasyarakat yang terlibar masih sedikh Kurang memadai karena masyarakar dan stakeholder yang tcrlibarjumlabnya sedikit Kurang mernadai karena pemberian informasi, scrta masyarakat dan stakeholder yang .erlibat jumlahnya
3
5.6
6
I I.I
11
20,4
11
20,4
17
31,5
4
7,4
sedikit
6
Kurang rncmadai karena belum sepenuhnya rncngakomodasi kepentingan masyarakat dan stakeholder 7 Kurang memadai karena materi pembahasan tidak diserahkan masyarakat beberana hari sebelumnya 1----18 Kurang mernadai karena kctcrbatasan wakru oenyusunan Jumlah
1,9 1,9
54
100 -
TABEL HARAI'Al'i f>L\SYAR.\KAT m M ..<\SA-MASA MENOATANG No. I
., .
Harapatt'Masyarakat Frekucnsi . Pcnycbarluasan informasi melalui pengumuman di 8 media cetak, elekronik dan oaoan .....nsumuman Peningkatan pembinaan pernerintah kepad:i 4 masvarakat lewat oenvuluhan dan sosialisasi Adanya Forum Warga yang bisa menampung 5
% 14,8
6 18
11,I 33,3
I
1,9
I
1,9
8
Peran stakeholder lebih ditinakatkan laai Peningkatan penyebarluasan informasi, scrta peningkatan jumlah masyarakat clan stakeholder yang terlibat dalam penyusunan rcncana Pcnyusunan rencana rata ruang dengan tidak rneninggalkan ciri lokal dan berwawasan lin!!kungan Penyusunan rencana tata ruang yang memberi kepasrian pada invcstasi dacrah Proscdur untuk berpanisipasi lebih dipermudah dan
~ J
5,6
9
disediakan fasltitasnya Rencana harus lebih mengakomodasi
3
5,6
2 3
7.4
9,3
aspirasi masyarakat setiap saai
4 5
6
7
masyarakat dan stakeholder
kebutuhan
188 Lanjurnn
Proscdur partisipasi be rjcnjang mulai clari dcsa, kccarnutan, sampai tingk at kabupatcn J---1---1 I Peran DPRD lebih diting katkan la~i 12 Dipcrlukan sanksi legas ba1:i yang melanggar IU
rencana tata ruang, Jumlah ,__ \'11111b11r
J l11fJ11 .·llud1Hv, JOIJ6
I
I
I,()
~
I
1,9
:1
5.6
)4
100
LAMPIRAN C FOTO~FOTO KEGIATAN
189
FOTO-FOTO KEGIATAN PROS£$ PARTISIPASI :vtASV ..o.RAKAT DALAM PENYt;SlJ:"IAN RE 'CANA L~fl})t TA I A RLl1\NG KOTA PATI TAllAP PEN.IARINGA '\/\SPIRA.SI MASVARAKA T
190 FOTO-FOTO KEGJATAN PROSl'..~PARTISJPASI MASYARAKAT DALAM P&~SmiANRENCANA UMUM TATA RUANGKOTA PATI TAHAPSEMINARJSEMILOKARANCANGANRENCANA
191 FOTO-FOTO KEGIATAN l'l!:Nt:LITIAN
Gambar perumahan yang, berada di lokasi kawasan industri
Gambar bangunan PDAM yang merupakan
konvcrsi lahan pcrtanian teknis untuk kegiatan pcrkoraan
Gambar perparkiran dalam Kt•ta Pali yang memanlaatkan bahu jalan schingga mengurangi volume lalu Iintas
Garnbar lokasi stadion dan Alun-Alun Kota Pati sehagai saiu-satunya Ruang Puhlik di Kola Pati untuk kcgiatan masyarakar
LAMPIRAN D HASIL PERHITUNGAN SPSS DISTRIBUSI FREKUENSI
Frequencies
Statistics
N
Valid Missina
Jenis Ketanin 54 0
Usia
Resoonden 54 0
Pendidikan Responden 54 0
Pekcrjaan Respondeu 54 0
Penghasilan Respond en
54 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Valid
pria wan it a Total
Freouencv 52 2 54
Percent 96.3 3.7
Valid Percent 96.3
• ()() 0
10<).0
3.7
Cumulative Percent 96.3 100.0
Usia Responden
I Fr.,,,uerrv Valid
31-40 tahun 41-50 tahun lebih dari 50 tahun Total
7
23 24 54
Cumu!abve Percent 13.0 55.6 100.0
Vah:I Percent
Percent ;30 ~2.6 44.4 100.0
13.0 42.6 44.4 100.0
Pendidikan Responden
Valid
Sarjana Sarjana Muoa/Diploma SMA SMP Total
F requeo<:v 12
Cumulative Percent
e 31 3 54
Valid Percent
222
22.2
14.8 57.4 5.6 1CO.O
14.8 57.4 5.6 1()0.0
Percert 22.2 37.0 94.4 100.0
Pekerjaan Responden
Valid
PNSfTNI
Pensiunan o
Freouen:ov 3 10
Perren!
Valid Percent
5.6
56
18.5
18.5 44.4 5.6 '4.6 11.1 100.0
24
44.4
3 8 6 54
5.6 14.8 11.1 1Cl0.0
Cumulative Percert 5.6 24.1 68.5 74.1 88 9
1000
Penghasilan Responden
FreQuencv Valid
Rp.500.000,- s/d Rp.799.000,Rp.800.000,- s/d Rp.1.099.000,Rp.1.100.000,- s/d Rp.1.400.000,Lebih dari Rp. 1.400.000,Total
Percent
3
Cumu'abve Percent
Valid Percent
5.6
5.6
5.6
13
24.1
24.1
29.6
19
35.2
35.2
64.8
3e.2
35.2 100.0
100.0
19 54
10C.O
Frequencies
Statistics
Peran Pemda N
Valid Missino
54 0
Peran Konsultan 54
0
Peran Swasta e4 0
Frequency Table
Peran Pemda
Valid
C:ikup Serin~ Ku ran~ Total
Freauencv 19 35 54
Percent 35.2 64.8 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
35.2
35.2
54.8 100.0
100.0
Peran Konsultan
Valid
Sangat MemperhaliKan Cukup Memperhatikan Kurang Memperhatlkan Total
Frequency 25 27
Percent 46.3 50.0
Valid Percent 46.3 50.0
2
3.7
3.7
54
100.0
100.0
Cumulative Percent 46.3 96.3 100.0
Peran Swasta
Valid
Cukup T erlibat Kurang Tedibat Total
Frequencies
Freauencv 7 47
54
Percent 13.0 87.0 100.0
Valid Percent 13.0 87.0 100.0
Cumulative Percent 13.U 100.0
StatistiC$
Penjaringan Aspirasi Masvarakat 1 N
Valid Missina
Fenjaringan
Seminar
Aspras1
Rzncangan
Masv;irakat2
Rencana
S4
E4
54
0
0
0
Frequency Table
Penjaringan Aspira.si Masyarakat1
VaUd
Pendengar Surnbanqan masukanlsaraniusul Sumbaogan informasUdata Bentuk l
Freauen:;v 2
Percent 3.7
Valid Percent 3.7
Cumulatve Percent 3.7
31
57.4
57 4
61.1
11
W.4
204
81 5
10 54
18.5 100.0
18.5 100.0
100.0
Penjaringan Aspirasi Masyarakat2
Valid
Pcndengar Sumbangan masukan/saran/usul Sumbangan informasildata Bentuk lain Total
F '""' "'""" 2
Perce1t 3.7
Valid Percent 3.7
Ccmulative Percent 3.7
29
53.7
53.7
57.4
o
16.7
16.7
74.1
14
25.9
100.0
25.9 100 0
100.0
54
Seminar Rancangan Rencana
Valid
Pendeng.ar Sumbangan masukanisaran/usul Sumbangan infomasildata Bantuan memperjelas hak atas ruang Pengajuan keberatan Bentu< lain Total
Frequencies
Cumulative Percent 3.7
Freaue,...,, 2
Percent 37
Valid Percent 3.7
31
57.4
57.4
61.1
11
20.4
20.4
111
1
1.9
1.9
83.3
1 8 54
1.9
1 9
14.8
14.8 100 0
85.2 100.0
1COO
s
Statistics Kealdran Member
Tlngk:it Kehadiran
N
Valid Missino
Ketertilatan Menetapk.;n
Sara~
Ke'.e~ibatan Membei-i
Konsoo
Persetuiuan
54
54
54
54
0
0
0
0
Frequency Table
Tingkat Kehadiran
Va'id
1
3 4
5 Total
Freauenc'I 2 35 11
6 54
Percent 3.7 64.8 20.4 11.1 1MO
Va id Percent 3.7 &1.8 20.4 11.1 1000
CuniJlauve Percent 3.7
68.5 88.9 100.C
Keaktifan Member! 5aran
Freauencv Va11d
1
2
3
27
~
12
5 6
8
Total
5
54
Peicen:
Vaid Percent
3.7 500 22.2 14.8 9.3
3.7
3.7
50.0
53.7
22.2
75.9
14 8
90.7 100.0
9.3
teno
C\lmu'abVe Percent
ioo.o
Keterlibatan Menetapkan Konsep
Valid
1 3 4
5 6 T~tal
Freauencv 2
26 17
6 3 54
Percent 3.7 48.1 31.5 j 1.1
Vali:l
3.7 481 31 5
5.6
11 1 56
1000
100.0
Ketertibatan Mcmbcri
ireaucncv
V~lirf Percent
Cumulative
Percent 3.7 51.9 83.3 94.4
100.0
Persetujuan Curnulafive
4
20 17
Percent 37.0 31.5
Valid Peroent 37.0 31.5
5
12
22.2
6
22.2
90.7
5
9.3 100.0
9.3 1C.O.O
100.0
3
Total
Frequencies
54
Percent 37.0 68.5
Statistics Usulan Eentuk Partisioasi N
Vafid Missino
54 0
Usulan Tingkat Partisipasi 54 0
Usulan Frekuensi Partisi""si 54 0
Persepsi
Frequency Table
Usulan Bentuk Partisipasi
,
Valld
2 3 ~
Freauenc•1 9 9
4
6
20 11 1
Total
54
5
Percent 16.7 16.7 74 37 0 20.4 1.9 1MO
Va~d Percent 16.7 16.7 7.4 37 0 20.4 1.9
roe.o
Cumula:ive Percent 16.7 33.3 40.i 77 8
98.l 100.0
Usu Ian Tlngkat Partisipasi
Freauencv Valid
Percent
1
12
22.2
2
14
3 4
11
5
8 54
25.9 20.4 16.7 t4.8 11\t\ 0
Tolal
9
VafldP~nt 22.2 25.9 20.4 16.7 1'4.8
ieo.c
Cumu'ative Percent 22.2 48 1 68.5 85.2 100.0
Usulan Frekuensi Partisipasi
F reoueocv Vaid
4
14 22 7
Percent 204 259 407 13.0
'rotat
5-'
reno
1 2
3
11
Val d Percent 20.4 25.9 40.7 t3.0 100.0
Cumulatve Percert 20.4 46.3 87.0 100.0
Persepst Metode yang Dilaksanakan
Frecuencv Valid
1
3
2
6 11 11
Percent 5.6 11.1 20.4 20.4
17
31.5
4 1
7.4
3 4 5
6 7
8 Total
1
1.9 1.9
54
100.0
Valid Percent 56 i 1.1 20.4 20.4 31.5 7.4
1.9 1.9 100.0
Harapan Respond en
Metode yang Dilaksanakan
Cumulative Percenl 5.6 '6.7 37.0 57.4
88.9 96.3 981 100.0
Masa Oatano
54
54
0
0
Harapan Responden Masa Datang
Freauencv Valid
1
8
2
4
3
s
Percent 14.8 7.4 9.3
4
6
11.1
5 6 7
18
1
33.3 1.9
1
a
1.9
3
9
3 1 1
10
11 12 Total
3
54
5.6 5.6 1.9 1.9 5.6 1"" n
Valid Percent 14.6 7.4 11.1 33.3
9.3
Cumulative Percenl 14.ll
22.2
5.6 5.6
31.S 42.6 75.9 77.8 79.6 85.2 90.7
1.9
92.6
1.9 5.6 100.0
94.4 100.0
1.9 1.9
RIW A \IAT HIDUP PENULIS
Suciati dilahirkan di Pali pada tanggal 6 bulan
November tanun 1966, dari orang tua bernama Bapak Ashan dan [bu Sutijah. merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan Sekolah dasar dilalui di SD Negeri Jimbaran Margorejo lulus pada tahun 1979. SMP Negeri IV Pali lulus pada tahun 19!12, SMA Negeri 1 Pati lulus pada tahun I 985, SI diselesaikan pada rahun 1991 dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Pada bulan Agustus 1aJ1w1 2005 penulis tugas belajar di Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang dan lulus pada bulan November 2006. Penulis belum rnenikah Setelah lulus dari SJ, penulis mulai bekerja di Kantor BAPPEDA Kabupaten Pali sejak tahun 1993 sampai sekarang,