Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan PENGANTAR Bekerja dengan fokus isu pemuda adalah pekerjaan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Terutama dalam konteks realitas yang tidak ramah bagi anak-anak muda. Sampai hari ini belum banyak kebijakan (kalau tidak mau menyebut tidak ada) kebijakan, baik di tingkat nasional maupun daerah yang mampu menciptakan ruang bagi anak muda untuk berproses lebih matang. Sementara, anak muda selalu dijejali dengan berbagai idiom yang sampai hari ini masih sering terdengar. Anak muda adalah pemimpin masa depan, generasi muda adalah harapan bangsa dan sebagainya. Dalam wilayah politik, tak satu pun partai politik memberikan perhatian serius pada tataran pendidikan politik konstituennya, terutama anak muda. Sehingga pemahaman tentang proses berpolitik dan mekanisme ketatanegaraan sama sekali tidak pernah mendapatkan stimulus yang kondusif. Di lain hal, pendidikan formal tidak pernah menyentuh aspek ini secara mendalam. Atas dasar keprihatinan di atas, Indonesian Parliamentary Center merasa terhormat mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan wahana alternatif untuk mengenalkan mekanisme ketatanegaraan, khususnya dunia parlemen kepada anak muda (mahasiswa) dalam bentuk Parlemen Pemuda. Modul pelatihan ini adalah hasil yang bisa dicapai pada taraf awal program ini. Parliamentary Center mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Anastasia Soerjadinata, Yulius Hendra, dan semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu dan tenaga sehingga modul ini bisa selesai. Mari berproses !!! Jakarta, Oktober 2005
1
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan DAFTAR ISI
Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul Modul
1A. 1B. 1C. 1D. 2A. 2B. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Pengantar Jadwal Pelatihan (Terlampir) Pengenalan Diri Kontrak Belajar Mengapa Parlemen Parlemen Pemuda di Negara Lain Mengenal Berbagai Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan Dinamika Parlemen di Berbagai Negara Partai Politik Wajah Ideal Anggota Parlemen Parlemen Indonesia dalam Tinjauan Historis Mengenal Lebih Dalam DPR-RI Pembentukan Parlemen Pemuda Indonesia Fungsi Representasi Fungsi Budgeting Fungsi Legislasi Fungsi Pengawasan Parlemen dari Kacamata Anggota Dewan Evaluasi
3 5 10 11 12 14 15 18 21 23 24 26 32 34 43 51 52
2
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 1A
Pengenalan Diri Tujuan: 1. Peserta berkenalan satu sama lain 2. Peserta mengenali kelebihan dan kekurangan masing-masing 3. Menggali pengertian-pengertian mereka tentang parlemen Waktu: 60 menit Metode penyampaian: 1. Menggambar 2. diskusi kelompok Alat/ Fasilitas: Spidol berwarna Kertas gambar Selotip Tanda nama peserta Bahan bacaan untuk pembicara: “Youth Parliaments and Young People’s Participation in Politics” Pengantar: Proses: 1. Fasilitator menjelaskan hasil yang akan diperoleh dari sesi ini dan proses yang akan ditempuh 2. Bagikan karton kartu nama yang bisa dipasang di dada. Minta peserta untuk menuliskan Nama : Perguruan Tinggi : Kota : 3. berikan kertas bergambar dan berikan instruksi berikut kepada para peserta:
Gambarkan diri Anda di tengah kerta. Tuliskan nama anda dibalik kertas 4. Berilah gambar anda judul Yang Terbaik dari Diri Saya Tulis masing-masing lima sifat yang menggambarkan kelebihan diri anda dalam upaya memperjuangkan kepentingan pemuda/masyarakkat yang pernah anda lakukan/alami 5. Ulangi langkah 4. tetapi kali ini instruksikan: Berilah gambar anda judul Yang Perlu Diperbaiki dari Diri Saya Tulis masing-masing lima sifat yang menggambarkan yang perlu diperbaiki dari diri anda dalam upaya memperjuangkan kepentingan pemuda/masyarakkat yang pernah anda lakukan/alami 3
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan 6. Bagi peserta menjadi 5 kelompok kecil. Tugaskan setiap peserta untuk memperkenalkan diri dalam kelompoknya, dengan menceritakan kedua isi gambar tersebut. 7. Diskusikan dalam kelompok: Sifat-sifat pemuda dalam mengahdapi permasalahan yang ada dalam masyarakat/disekelilingnya Bagaimana sifat-sifat orang dalam menangggapi persoalan disekelilingnya dapat berubah? Mengapa berubah? Apa yang bisa mengubahnya? 8. Minta peserta kembali ke kelompok besar. Tanyakan pada peserta: Sulit atau
mudahkah proses perkenalan ini? Apa yang bisa dipelajari setiap orang mengenai dirinya masing-masing dan mengenai orang lain? Daftar jawaban
peserta pada kertas plano beri judul: Sifat-Sifat Pemuda Ketika menghadapi Persoalan Di Lingkungannya 9. Gambarkan seorang manusia pada kertas plano. Uraikan tiga macam respon umum manusia keika menghadapi permaslahan dilingkungannya maupun dalam dirinya sendiri yakni: Agresi/Kekerasan, Melarikan Diri dan Menghadapi dan Menangani. Diskusikan perihal ketiga sifat ini. 10. Kaji ulang seluruh proses sesie ini 11. Minta peserta untuk menempel gambar yang mereka buat disekeiling ruangan. Evaluasi/ Feedback:
4
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 1B
Kontrak Belajar Tujuan 1. Memperjelas harapan-harapan peserta terhadap pelatihan 2. Membantu peserta untuk mengarahkan diri pada harapan-harapan tersebut Waktu: 90 Menit Metode penyampaian: Curah Pendapat Pengisian Daftar Pertanyaan Alat/ Fasilitas: Lembar Kerja: Harapan dan Kekhawatiran Saya pada Latihan Ini Bahan Bacaan: Kerangka Umum Proses Latihan Silabus Latihan Metodologi Pelatihan Partisipatif Pengantar: Proses: 1. Buka sesi acara ini dengan mengemukakan topik acara dan tujuan sesi ini 2. Minta peserta untuk mengisi Lembar Kerja: Harapan dan Kekhawatiran Saya pada Latihan Ini 3. bagi peserta kedalam 5 kelompok kecil, untuk mendiskusikan : - Saya mengikuti latihan ini karena…………………………………………. - Latihan ini akan berhasil apabila…………………………………………... - Sesudah meninggalkan latihan ini saya berharap…………………….. - Yang saya khawatirkan dari latihan ini adalah…………………………. 4. Fasilitator membagikan Lembar Bacaan Kerangka Umum Proses Latihan. Beri kesempatan peserta untuk membacanya. 5. Bagikan silabus latihan dan beri kesempatan peserta untuk membacanya. Berikan gambaran ringkas mengenani metodologi dan silabus latihan ini. Tanyakan pada peserta apakah ada komentar dan hal-hal yang perlu diperbaharui dalam silabus tersebut? Utarakan bahwa rencana silabus materi bersifat luwes. 6. Minta salah seorang peserta menggambarkan panorama dengan jalan yang berkelok-kelok. Tempelkan silabus materi pelatihan seuai urutannya pada jalan tersebut. Mungkin peserta bisa diminta untuk menggambar Gedung MPR sebagai bagian terujung dari panorama tersebut. 7. Diskusikan dengan mengenai hal-hal lain yang dianggap dapat berpengaruh kelancaran proses pelatihan: 5
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan - Tentang Aturan berpakaian - Tentang merokok - Waktu-waktu mulai dan berkahirnya hari latihan dan break - Koordinator per rumah, tugas dan wewenangnya - Tanggung jawab dan hak para peserta latihan 8. Capai kesepakatan menganai silabus dan hal-hal yang telah didiskusikan diatas. 9. Kemukakan pelajaran yang diperoleh dari sesi ini, yang pada dasarnya program belajar bersama didasari oleh suatu kesepakatan atau kontrak. Sampaikan pula bahwa kesepakatan atau kontrak yang dibuat merupakan dasar bagi proses selanjutnya. Lembar kerja Harapan dan Kekuatiran Saya -
Saya mengikuti latihan ini karena ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
-
Latihan ini akan berhasil apabila ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
-
Sesudah pelatihan ini saya berharap memperoleh ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
-
Yang saya khawatirkan dari latihan ini adalah ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
Evaluasi/ Feedback:
6
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Bahan bacaan
Metodologi Pelatihan Partisipatif Jalan Membangun Kapasitas Peserta Pelatihan PENDEKATAN PARTISIPATIF Prinsip yang mendasari pelatihan ni adalah partisipasi. Membangun partisipasi dalam latihan bukan hanya sekedar membuat suasana latihan menjadi enak. Juga bukan semata-mata menunjukkan cara bekerja yang dierlukan, atau cara-cara baru mengatasi maslah. Namun lebh dari itu ia ditujukan untuk membantu mengembangkan cara pandang, kemampuan, kepercayaan diri serta komitmen dari peserta latihan. Dengan begitu, peserta latihan diharapkan peserta latihan mengembangkan dirinya pula melalu sejumlah perubahan pengetahuan, sikap dan perilakunya. Ketika sebuah cara pandang baru, strategi baru, rencanan aksi baru diperkenalkan, mungkin saja timbul perasaaan takut, ragu, curiga atau kehilangan kepercayaan diri dan sejenisnya untuk turut terlibat. Mungin pula, kita enggan menghadapi perubaan krena perubahan itu berbenturan dengan nilai-nilai, sikap dan kebiaasaan yang mereka pelihara sebelumnya. Pada keadaan demikian, perubahan nilai-nilai sikap dan perilaku hanya mungkin melalui pendekatan partisipatif, yang memiliki kepekaan untuk menelusuri dan mengikis berbagai hambatan sosial . hambtan sosial sepeti apa? Ada berbagai acam hambatan sosial yang membuat orang tidak mau berpartisipasi, antara lain: - enggan menghadapi otoritas (rektor, dosen, pemuka kampung, pemerintah dll) - takut berbicara ditengah pertemuan kelompok - rendah diri - tidak mempercayai niat pemegang otoritas/kekuasaan, selalu menganggap ada konspirasi, ada udang dibalik batu - tidak berani mengambil reiko - taku kehilangan muka atau takut merugi - takut diejek dan dignjingkan karena mengambil peran yang lebih dari biasanya - adanya perbedaan/pertikaian antar kelompok-kelompok kecil - rasa tidak berdaya, kehilangan harapan, putus asa - kurang pengalaman bekerja dalam kelompok - kurang keterampilan dalam perencanaan dan pemecahan maslah Pendekatan partisipatif, yang berkembang selama dekade terakhir, telah banyak membantu para penggunanya untuk memegang kendli yang lebih besar atas jalan hidup dan lingkungan tempat dirinya berkiprah. Melalui latihan partisipatif, dikembangkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk memcahkan masalah dan mengelola sumber daya. Latihan partisipatif sangat berbeda dengan pengajara tradisional. Pengajaran radisional yang lebih menekankan pada transfer pengetahuan dengan pendekatan guru murid. Tugas guru adalah mengsi kepala murid dengan ilmu pengetahuan, seperti
7
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan menuangkan air kedalam botol kosong. Seluruh pesan dan isi pelajaran sudah ditentukan sebelumnya oleh tenaga ahli dari luar. Latihan partisipatif lebih mmemusatkan perhatian pada upaya membantu orang utnuk menemukan dan mengembangkan kemampuan menelaah, memilih, merencanakan, menciptakan, mengorganisasikan dan mengambil inisiatif. Orang yang telah mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya akan menggunnakan kemampuan terseut pada berbbagai aspek kehidupannya dan kehidupan bermasyarakat. LIMA ANAK TANGGA KESADARAN Bisa saja kita memilih tidak melihat atau menolak adanya perubahan. Sumber penyebabnya mungkin terletak pada proses latihan itu sendiri, mungkin pula karena campur tangan dari fasilitator pelatihan. Bagan berikut –diperoleh dari pengalaman lapangan—menggambarkan reaaksi orang terhadap masalah: Tahap Kesadaran
Penjelasan
Tidak ada masalah
Sudah puasa dengan keadaan sekarang, tidak melihat adanya masalah, tidak melihat adanya alasan untuk perubahan
Barangkali memang ada masalah tetapi Beranggapan bahwa masalah hanya itu bukan urusan saya bisa dipecahkan pihak luar Ya, memang ada masalah tetapi saya Meragukan saran yang diberikan utnuk merasa ragu-ragu memcahkan masalah (baik masalah ateknis, pendanaan, kemampuan dan sebagainya) Ada masalah tetapi tetapi khawatir akan perubahan
saya Mengkhawatirkan keruguan ekonomis atau ssosial yang ditimbulkan perubahan
saya melihat adanyaa massalah dan Respon semacam ini biasanya muncul saya tertarik mempelajarinya secara terbuka dari orang yang berminat besar untuk belajar, Saya siap untuk melakukan beberpa memperoleh informasi dan tindakan mengembangkan keterampilan Saya bersedia untuk menunjukkan cara pemecahan masalah kepada orang lain dan saya berusaha mendorong perubahan Setiap tanggapan mencerminkan penilaian seseorang terhadap diri sendiri dan lingkungan sosialnya. Dalam keranka ini, latihan partisipatif dimakksudkan untuk mengembangkan karakter partisipan agar amemreka lebih memiliki kendali atas 8
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan perubahan yang mempengaruhi dirinya. Paling tidak ada lima karakter yang dikembangkan melalui pelatihan parisipatif: -
-
-
-
-
Kepercayaan Diri Membangun kepercayaan diri pada kelompok dan individu adalah membangun kesadaran bahwa mereka memiliki kemampuan analisis dan kreatif untuk mengenali dan memcahkan problem yang mereka hadapi Penguatan Kapasitas Pendekatan partisiipatif beranggapan bahwa ketika orang membangun dan emperkuat kelompoknya, mereka tengah mengmbangkan kapasitas untuk bertindak bersama Pengembangan sumber Daya Setiap individu berpotensi untuk menyumbangkan kemampuan bagi komunitas. Metode partisipatif berusaha mengembangkan kreatifitas individu dan kelompok dalam memecahkan masalah Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan untuk memecahkan masalah adalah titik utama dari metode ini. Perubahan dapat dicapai hanya bila akelompok merencanakan dan melakukan tindakan yang diperlukan Tanggung Jawab Menjaga keberlangsungan adalah tanggung jawab kelompok. Rencana tindakan harus diwujudkan. Hanya dengan partisiipasi yang bertanggunng jawab, aksi tersebut akan membuahkan hasil yang bermakna.
SIAPA SAJA YANG TERLIBAT DALAM LATIHAN? Peserta pelatihan adalah Keseluruhan proses latihan banyak bergantung pada hubungan antara peserta latihan dan fasilitator latihan. Penilaian terhadap sikap dan keterampilan fasilitator latihan tentu mempengaruhi tanggapan dan keterlibatan peserta terhadap sebagian maupun seluruh proses latihan yang dijalankan secara partisipatif. Peran fasilitator pelatihan akan menentukan kualitas partisipasi peserta latihan.
9
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 1C
Mengapa Parlemen? Tujuan: 1. Peserta memahami mengapa isu parlemen yang menjadi pilihan pelatihan. 2. Peserta memahami posisi strategis parlemen bagi demokrasi. 3. Memetakan pemahaman peserta mengenai posisi parlemen dalam demokratisasi. 4. Peserta memahami alur pelatihan Waktu: 60 menit Metode penyampaian: Ceramah Diskusi Alat/ Fasilitas: Flip chart Spidol Meta plan Proses: 1. Fasilitator menjelaskan tujuan sessi ini, sekaligus memberikan pengantar mengapa isu parlemen menjadi fokus perhatian. 2. Ajaklah peserta berdiskusi sekilas mengenai pembagian kekuasaan, khususnya posisi parlemen dalam konteks itu. 3. Setelah diskusi dirasa cukup, bagikan kertas meta plan kepada peserta untuk diisi apa yang menjadi kelemahan parlemen sekarang menurut peserta dan posisi strategisnya bagi pengembangan demokratisasi. 4. Kumpulkan hasil isian peserta, tempelkan di papan tulis serta kategorikan menurut isu yang muncul. 5. Tarik sebuah kesimpulan di masing-masing isu, jadikan kesimpulan itu sebagai pengingat sepanjang pelatihan. Evaluasi/ Feedback:
10
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 1D
Parlemen Pemuda di Negara Lain Tujuan: □ Memperkenalkan berbagai fenomena parlemen pemuda di negara lain □ Peserta memahami berbagai tujuan dan hal yang bisa dicapai dari kegiatan parlemen remaja Waktu: 150 menit Metode penyampaian: Diskusi & tanya jawab Presentasi Alat/ Fasilitas: LCD Projector Laptop Pengantar: Proses: 1. Peserta diberikan pemahaman tentang tujuan dari sesi ini. 2. Narasumber diharapkan memberikan presentasi tentang berbagai parlemen remaja di berbagai negara, tidak hanya di negara-negara Eropa, namun juga kawasan Asia khususnya. Berbagai perbedaan dan karakteristik dari setiap parlemen remaja diharapkan bisa tereksplorasi dari presentasi ini. 3. Peserta diajak diskusi untuk lebih menggali pemahaman tentang parlemen remaja. Evaluasi/ Feedback:
11
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 2A
Mengenal Berbagai Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan Tujuan: □ Memahami pengertian dan prinsip dasar dari negara dan sistem kepemerintahan □ Peserta mampu mengidentifikasikan berbagai tipe dan bentuk negara serta sistem pemerintahan beserta kekuatan, kelemahan, maupun konsekuensinya □ Peserta dapat mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dapat mereka lakukan sebagai warga negara untuk menciptakan sebuah negara dan tata pemerintahan yang ideal. Waktu: 240 menit Metode penyampaian: Simulasi Kelompok Presentasi Diskusi Alat/ Fasilitas: Flipchart & kertas plano Metaplan Alat tulis (spidol) Pengantar: Untuk mempelajari politik, setiap orang harus mempelajari tentang negara. Karena pada hakekatnya negara adalah bentuk pertumbuhan dan pelembagaan dari prosesproses politik yang terjadi dalam masyarakat. Kata state sendiri berasal dari kata status (Latih) yang mengandung pengertian kedudukan, kehormatan, kekayaan, dan kekuasaan yang dimiliki oleh raja atau pangeran (status regalis), sehingga status juga bermakna sebagai bentuk atau asas pembentukan dari kekuasaan politik1. Namun pengertian negara sering dirancukan dengan pengertian ”penguasa negara” atau ”pemerintah”, seperti pernyataan salah seorang tiran terbesar dalam sejarah, Louis XIV dari Perancis: l’etat cest moi (Negara adalah saya!) Paling tidak ada dua unsur penting dari pengertian sistem ketatanegaraan republik: 1. mekanisme pertanggungjawaban (accountability) pemerintah kepada warga negara/ publik 2. mekanisme penentuan wakil-wakil rakyat yang berfungsi menjadi terjadinya pertanggungjawaban tersebut.
1
Mager W. Die Enstehung des modernen Staatsbegriffs, Wiesbaden: Steiner, 1968
12
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Proses: Bagian 1 – Permainan Negara Bagian 2 – Presentasi
13
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 2B
Dinamika Parlemen di Berbagai Negara Tujuan: Peserta memahami perbedaan parlemen dan konsekuensinya Waktu: 180 menit Metode penyampaian: Alat/ Fasilitas: Pengantar: Proses: 1. Nara sumber lainnya menjelaskan berbagai parlemen di negara. 2. Studi kasus: Parlemen di German, bagaimana dinamikanya, etc. Idealnya narasumber ini memberikan materi2 visual. Canada/ British (District system), Germany/ New Zealand (Proportional system). 3. Diskusi & tanya jawab Evaluasi/ Feedback:
14
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 3
Partai Politik Tujuan: □ Peserta mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan partai politik serta fungsi-fungsinya dalam sebuah negara □ Peserta menyadari bahwa setiap partai politik memiliki dasar pendirian dan platform yang berbeda-beda. □ Peserta memahami kondisi dan perkembangan partai politik di Indonesia untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan reformasi dalam partai politik Waktu: 420 menit Metode penyampaian: Membaca dan diskusi kelompok Alat/ Fasilitas: Pengantar: Proses: Bagian I. 1. Jelaskan tujuan dan proses yang akan dilalui peserta 2. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan dalam waktu 15 menit: apa yang dimaksud dengan partai politik dan apa fungsi-fungsinya dalam sebuah negara. Pokok-pokok diskusi ditulis dalam kertas plano. 3. Setelah diskusi kelompok, masing-masing kelompok dipersilahkan untuk memilih wakilnya untuk mempresentasikan hasil kelompoknya masing-masing. Catat beberapa kesimpulan penting tentang apa itu partai politik dan fungsi-fungsinya. 4. Nara sumber diharapkan dapat membahas dan mendiskusikan: 9 Definisi partai politik: sebuah organisasi sosial politik yang dibentuk oleh sejumlah warga masyarakat berdasarkan sejumlah cita-cita, kehendak dan idealisme, sebagaimana yang dijamin dalam deklarasi universal hak-hak asai manusia. 9 Kedaulatan partai politik berada di tangan anggotanya masing-masing, yang secara kelembagaan, biasanya disalurkan melalui kongres anggota. Kepengurusan sebuah partai politik biasanya dimulai pada tingkat pusat hingga ke tingkat daerah/ desa. Struktur ini dimaksudkan untuk mengatur dan mendaftar keanggotaan sebuah partai politik. 9 Tiap partai politik memiliki ciri masing-masing berdasarkan ideologi, tujuan, dan progam yang berbeda.Berdasarkan tujuan dan program inilah partai politik membuat garus perjuangannya (platform) masing-masing. Platform ini harus diketahui dan disadari dengan baik oleh anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
15
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan 9 Sebuah partai politik selayaknya memiliki fungsi-fungsi pokok yang berbeda dengan pengorganisasian politik lainnta: fungsi agregrasi kepentingan, fungsi artikulasi kepentingan, fungsi komunikasi politik, fungsi mobilisasi politik. 9 Kerja partai politik termasuk mengontrol wakil-wakilnya di parlemen. Fungsi kontrol ini dimaksudkan untuk membatasi peran negara yang berlebihan, serta untuk mengawasi apakah pemerintah benar-benar menjalankan kewajibannya dalam melayani masyarakat atau tidak. Bagian II: 1. Jelaskan bahwa pada dasarnya terdapat empat tahap melakukan kampanye yang efektif: persiapan, perencanaan, organisir, dan pelaksanaan. Karena keterbatasan waktu dan kepentingan simulasi, ketiga tahap (persiapan, perencanaan, dan organisir) telah dilakukan oleh panitia. 2. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok untuk membentuk 5 buah partai politik. Masing-masing parpol diberikan informasi dan hasil penelitian terkait dengan partainya. Profil Daerah Pemilihan Daerah pemilihan
Demografi pendukung
Kondisi ekonomi wilayah Kondisi sosial wilayah
Nama: Jumlah populasi: Jumlah pemilih yang terdaftar di pemilu sebelumnya: Jumlah suara yang diperoleh partai di pemilu sebelumnya Gender: Kelompok umur: 17-24, 25-34, 35-44, 45-54, 55+ Status keluarga: belum menika Rata-rata tingkat pendidikan: SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, tidak bersekolah Pekerjaan/ profesi Pendapatan per bulan Kepemilikan (tanah, usaha) Kegiatan ekonomi utama di daerah (diamana daerah pemilihan merupakan bagian di dalamnya) Perhatian khusus pemilih: Isu penting di daerah (dimana daerah pemilihan merupakan bagian di dalamnya) Tingkat keamanan: rendah, menengah, tinggi
Target Pemilih Peta kategori daerah (siapa & dimana)
A: pendukung basis/ inti B. sangat bisa dibujuk C: mungkin bisa dibujuk D: hampir tidak mungkin kita bisa membujuk mereka
Isu-isu penting:
3. Kini masing-masing partai memiliki profil umum mengenai daerah pemilihan tertentu yang menggambarkan karakteristik berbeda dari suatu daerah pemilihan. Berdasarkan informasi tersebut, masing-masing kelompok diharapkan menyiapkan Peserta dibagikan lembar kerja A sebagai bahan untuk 16
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan mengembangkan pesan dan strategi kampanye yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan pemilih di basis tersebut. 4. Fasilitator hendaknya membuat kalendar kampanye, sebagai tempat masingmasing kelompok mempresentasikan dan mensimulasikan hasil kerjanya. Lembar Kerja A: 1. Diskusikan dengan anggota kelompok, nama partai yang sesuai dengan gambaran pemilih Anda 2. Berdasarkan informasi yang telah diberikan, kembangkanlah pesan yang hendak disampaikan dalam kampanye. Pesan tersebut haruslah membuat serangkaian informasi kebenaran yang terbatas yang diucapkan terus menerus oleh partai/ kandidat untuk memberikan alasan yang dapat mempengaruhi pemilih untuk memilih dan bertindak demi pilihan tersebut 3. Masing-masing kelompok menentukan ketua partai, nomor urut calon legislatif. 4. Setiap partai diwajibkan untuk membuat: a. Sebuah poster b. Strategi pelaksanaan kampanye: (pilih salah satu) – 5 menit i. Canvass yang door to door dengan kandidat/ pejabat partai ii. Dialog/ debat antara anggota partai di harapan konstituen partai Namun selain itu, partai juga dapat membuat (jika waktu memungkinkan) acara seperti konvoi, pembagian brosur, iklan di TV/ radio, leafet, kegiatan-kegiatan yang mencolok, dll. Bagian III: 1. Setelah itu peserta dibagikan artikel: (1) “Masyarakat tanpa Representasi” (Moeslim Abdurrahman), (2) “Mempertanyakan Partai Politik” (KOMPAS), (3) “Apakah partai politik ada di Indonesia?” (Ramlan Surbakti), (4) Mengapa masyarakat sipil tidak dapat menggantikan partai politik? berilah kempatan peserta untuk membacanya dan mendiskusikannya selama 20 menit. Berikan pertanyaan-pertanyaan kunci: Menurut Anda apa yang menjadi kelemahan partai
politik di Indonesia sekarang ini? Apakah langkah-langkah dan tindakan yang harus dilakukan partai politik di Indonesia untuk memenuhi fungsi ideal partai politik sebagaimana dibahas sebelumnya? Apa yang menurut Anda perlu dilakukan oleh partai politik diantara dua buah pemilu?
2. Peserta diharapkan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 3. Narasumber diharapkan dapat sharing terkait dengan dinamika hubungan anggota parlemen dengan partai politik. Masalah-masalah yang seringkali dia hadapi yang terkait dengan perbedaan kebijakan antara partai politik dengan kepentingan konstituennya. 4. Peserta diharapkan juga dapat mendiskusikan pembelajaran dari dua simulasi sebelumnya. Evaluasi/ Feedback:
17
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 4A
Wajah Ideal Anggota Parlemen: Perutusan atau Kuasa Penuh?
Tujuan: - Peserta memahami esensi demokrasi perwakilan. Baik dari pengertian dasar mengapa model demokrasi perwakilan paling banyak digunakan? Apa kelemahan dari demokrasi perwakilan? - Peserta memahami hak sebagai warga negara dalam sistem demokrasi perwakilan. - Peserta mampu merumuskan solusi alternatif terhadap kekurangan yang selama ini ada. Waktu: 240 Menit Metode penyampaian: Diskusi Simulasi/Permainan Alat/ Fasilitas: Pengantar: Proses: 1. Jelaskan secara singkat tujuan dan pokok bahasan sesi ini 2. Lakukan permainan pertama: Bagi semua peserta menjadi dua kelompok, lalu pisahkan kedua kelompok ini agak jauh satu dengan lainnya Jelaskan bahwa kedua kelompok adalah dua pihak yang berbeda pendapat tentang suatu hal Minta masing-masing 1 orang dari tiap kelompok untuk bertindak sebagai ’perunding’mewakili kelompoknya masing-masing Jelaskan aturan main: 9 Masing-masing kelompok harus berunding dulu nyetujui tawaran tertinggi mereka dan batas penawaran terendah masing-masing. 9 Tiap kelompok kemudian mengutus perunding masing-masing untuk tawar menawar 9 Tiap perunding TIDAK BOLEH MEMBUAT KEPUTUSAN SENDIRI. Dia hanya menyampaikan tawaran kelompoknya. Jika proses perundingan mengharuskan membuat keputusan, dia WAJIB BERKONSULTASI DULU DENGAN KELOMPOKNYA. Singkatnya: KEPUTUSAN AKHIR SELALU DI KELOMPOK, SANG PERUNDING HANYA JURU BICARA. (Selama proses perundingan berlangsung, awasi agar ketentuan ini benar-benar ditaati oleh sang perunding).
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 18
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Setelah berlangsung beberapa lama (mungkin sekitar 15 menit atau beberapa kali perunding bolak-balik ke kelompok), hentikan permainan, tidak peduli apapun hasilnya, apakah tercapai kesepakatan atau tidak. 3. Lanjutkan permainan kedua Jelaskan bahwa inti permainannya tetap sama, yakni perundingan antar dua kelompok yang saling berbeda pendapat atau sikap terhadap satu hal. Minta tiap kelompok menunjuk seorang wakil mereka sebagai ”perunding” (perunding ini tidak boleh sama dengan sebelumnya) Aturannya sama dengan permainan pertama, hanya kali ini, SANG PERUNDING DIBERI KEPERCAYAAN PENUH UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN SELAMA PROSES PERUNDINGAN BERLANGSUNG. Untuk itu, tiap kelompok hanya memberikan ketentuan-ketentuan pokok saja sebagai prinsip, selebihnya tergantung pada sang perunding untuk memutuskan sendiri selama proses perundingan sepanjang hal itu dianggap tidak melanggar prinsip-prinsip pokok tadi. Sang perunding hanya berkewajiban melaporkan hasil akhir perundingan kepada kelompok masing-masing untuk disetujui atau tidak. Setelah berlangsung beberapa lama (10 menit), hentikan permainan tidak peduli apapun hasilnya, apakah tercapai kesepakatan atau tidak 4. Minta seluruh peserta kembali berbaur dan segera lakukan analisa bersama dengan pertanyaan terbuka: Apa saja perbedaan paling menonjol atau paling
pokok antara PARA PERUNDING pada proses pertama dengan PARA PERUNDING pada proses kedua?
Kumpulkan jawaban seluruh peserta pada flipchart atau kertas plano. Untuk memudahkan proses analisis, sekaligus kelompokkan setiap jawabab langsung dengan beberapa kategori, misalnya: Permainan Pertama Permainan Kedua Peran/ Fungsi Batas kewenangan Mekanisme pertanggungjawaban 5. Berdasarkan hasil analisis ini, ajak peserta memberikan nama atau istilah yang tepat untuk masing-masing peran perunding yang berbeda karakteristik tersebut. Tampung saja apapun nama atau istilah yang diusulkan peserta sesuai dengan bahasa mereka masing-masing. 6. Rangkum dan simpulkan bersama bahwa yang terpenting bukanlah nama atau istilahnya, tetapi pengertian hakikinya bahwa meskipun kedua karakter atau peran itu menjalankan fungsi yang sama, tetapi inti perbedaannya adalah pada batas kewenangannya: yang satu tidak berhak membuat keputusan, yang lainnya memperoleh kuaasa atau mandat penuh untuk mengambil keputusan (meskipun masih tetap harus melaporkan keputusan itu kepada yang memberi kuasa)
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 19
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Catatan untuk fasilitator: Dalam teori politik, kedua karakter fungsi ”perwakilan” ini disebut dengan istilah ”perutusan” (delegate), yakni karakter yang pertama, dan ”kuasa penuh” (trustee) yakni pada karakter yang kedua. 7. Bagilah peserta menjadi 5 kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan (20 menit): Manakah diantara kedua karakter tersebut yang paling mendekati gambaran ideal yang dicita-citakan tentang wakil rakyat? Mengapa? Minta alasan-alasan yang kuat, jika perlu secara rinci dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan masing-masing karakter. Bagaimana perwakilan Anda memberikan pertanggungjawabkan keputusannya? Apa saja yang menjadi persyaratan menjadi wakil rakyat? 8. Sesudah itu, tiap kelompok mempresentasikan hasilnya untuk membandingkan dan dibahas bersama ke arah suatu kesimpulan umum tentang: APA SEBENARNYA PENGERTIAN MENDASAR DARI APA YANG DISEBUT WAKIL RAKYAT? LEBIH KEPADA ”PERUTUSAN” (DELEGATE) ATAU SEBAGAI ”KUASA PENUH” (TRUSTEE)? 9. Nara sumber diharapkan memberikan penjelasan berbagai perbedaan negara dan sistem pemerintahan di berbagai negara. 10. Peserta diharapkan mendiskusikan menggunakan metaplan apa yang menjadi hak dan kewajiban warga negara Evaluasi/ Feedback:
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 20
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 5
Parlemen Indonesia dalam Tinjauan Historis Tujuan: 1. Peserta memahami pasang surut parlemen di Indonesia, terutama dalam perpektif sejarah. 2. Peserta memahami bahwa kondisi parlemen Indonesia saat ini adalah masa transisi yang harus didorong agar lebih baik. 3. Peserta memahami bahwa praktek-praktek yang terjadi di parlemen saat ini bukanlah kondisi mapan. Waktu: 120 menit Metode penyampaian: Ceramah Diskusi Alat/ Fasilitas: 1. Dokumentasi audio visual persidangan (volkraads, konstituante, DPRGR) 2. Flip chart 3. Spidol 4. LCD Proyektor Bahan Bacaan : 1. Klipingan koran mengenai kondisi parlemen 2. Makalah, tulisan, artikel di media mengenai DPR 3. Sejarah parlemen Pengantar: Pada sessi ini, peserta diajak untuk mendiskusikan kondisi parlemen di Indonesia kaitannya dengan pergantian situasi politik yang melingkupinnya, antara lain: 1. Kondisi parlemen era volkraads sampai era orde lama 2. Kondisi parlemen era orde baru sampai awal masa era reformasi 3. Kondisi parlemen paska amandemen UUD’45 sampai hari ini Dengan perspektf historis tersebut, diharapkan peserta memahami bahwa kondisi parlemen Indonesia masih dalam taraf transisi, dan perlu terus di dorong ke arah perubahan yang lebih baik. Proses: 1. Fasilitator menerangkan tujuan sessi ini. 2. Pemateri memberikan pengantar untuk diskusi. Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 21
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan 3. Sessi diskusi. 4. Setelah sessi ditutup, dilakukan pemutaran film dokumentasi. Evaluasi/ Feedback: Fasilitator memberikan penekanan dengan melakukan review bahwa sessi ini bukanlah pelajaran sejarah, melainkan mengajak peserta untuk melihat kondisi parlemen di Indonesia masih dalam masa transisi. Fasilitator menggali feed back dari peserta untuk mengecek pemahaman mereka tentang parlemen setelah sessi ini.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 22
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 6
Mengenal lebih dalam DPR-RI Tujuan: 1. Peserta memahami alat kelengkapan DPR. 2. Peserta memahami struktur alat kelengkapan serta mekanisme kerja dari masingmasing alat kelangkapan. 3. Peserta memahami cara kerja DPR. 4. Peserta memahami dinamika yang terjadi di dalam DPR. 5. Peserta memahami kelemahan DPR dengan komposisi alat kelengkapan yang ada sekarang. Waktu: Metode penyampaian: Ceramah Diskusi Simulasi Alat/ Fasilitas Spidol Flip chart LCD proyektor Bahan Bacaan: 1. UU tentang Susunan dan Kedudukan DPR, DPD, DPRD 2. Tata tertib DPR 2005 3. Makalah, tulisan, artikel di media mengenai DPR 4. Deskripsi masing-masing alat kelengkapan DPR 5. Lembar kerja draft tata tertib Pengantar: 1. Struktur alat kelengkapan DPR 2. Mekanisme kerja masing-masing struktur 3. Kelebihan struktur yang ada dibandingkan era sebelumnya serta kelemahan yang masih ada 4. Rekomendasi reformasi Proses: 1. Fasilitator memberikan pengantar untuk menjelaskan tujuan sessi ini, sebelum pemateri memberikan materinya. 2. Pemateri memberikan pengantar untuk diskusi. 3. Sessi diskusi.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 23
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 7
Simulasi Pembentukan Parlemen Pemuda Indonesia 4. Setelah sessi ditutup, fasilitator memberikan pengantar untuk masuk ke simulasi. - Simulasi 1, Pembuatan dan Pengesahan Tata Tertib 1. Sebelum sidang dimulai, fasilitator mengajak peserta untuk membuat kesepakatan, hal-hal apa saja yang akan diatur dalam tata tertib. 2. Peserta memilih pemimpin sidang sementara. Pimpinan sidang dipilih dari perwakilan fraksi terbesar dan terkecil. Atau bisa juga dipilih dari peserta yang selama ini kurang aktif. 3. Peserta dibagi berdasarkan partai masing-masing untuk membuat draft tata tertib. 4. Draft tata tertib tersebut kemudian dibawa ke sidang paripurna untuk disepakati. -
Simulasi 2, Pembentukan Fraksi. 1. Peserta dibagi ke dalam kelompok, sesuai dengan keanggotaan partai yang ada. 2. Masing-masing partai diminta membentuk fraksi berikut dengan nama dan struktur sesuai dengan tata tertib yang ada. 3. Sesuai dengan tata tertib, peserta diperbolehkan membuat koalisi antar partai untuk membentuk fraksi. 4. Nama fraksi, struktur pimpinan, nama peserta yang tergabung dalam masing-masing fraksi diinformasikan ke panitia untuk dicatat. 5. Setelah proses pencatatan selesai, peserta diminta duduk berdasarkan fraksi masing-masing. 6. Bila terbentuk koalisi antar partai, fraksi gabungan antar partai diminta menjelaskan alasan berkoalisi serta bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan. 7. Peserta (kalau memungkinkan seluruhnya) dimintai pendapat bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan selama proses pembentukan fraksi serta pemilihan pimpinan fraksi.
-
Simulasi 3, pembentukan komisi serta alat kelengkapan lain seperti Baleg, Panitia Anggaran, Badan Musyawarah. 1. Masing-masing fraksi diminta bermusyawarah menentukan masing-masing anggotanya untuk duduk di alat kelengkapan sesuai dengan peraturan tata tertib yang telah disepakati serta calon pimpinan alat kelengkapan. 2. Peserta dibagi sesuai dengan keanggotaan alat kelengkapan. 3. Masing-masing alat kelengkapan diminta menentukan siapa yang akan duduk sebagai pimpinan alat kelengkapan. 4. Setelah proses tersebut selesai, data masing-masing anggota serta pimpinan alat kelengkapan diserahkan ke panitia untuk dicatat. 5. Peserta diminta duduk sesuai dengan keanggotaan alat kelengkapan dan diajak berdiskusi tentang proses pengambilan keputusan yang telah dilakukan. Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 24
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Evaluasi/ Feedback: Setelah simulasi dilakukan, fasilitator kembali mengajak peserta untuk melakukan refleksi, guna menginternalisasikan makna bahwa kondisi yang terjadi di parlemen, misalnya dominasi fraksi, hilangnya aspirasi konstituen.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 25
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 8
Fungsi Representasi Tujuan: 1. memberi pemahaman pentingnya peran legislatif sebagai perwakilan rakyat 2. mengeksplorasi alasan mengapa fungsi representasi tidak menjadi fungsi yang eksplisit menjadi salah satu fungsi DPR-RI 3. peserta menginternalisasi nuansa berhubungan dengan masyarakat 4. peserta memahami berbagai kendala yang dihadapi oleh parlemen untuk melaksanakan fungsi representasinya 5. menggali gagasan bagaimana sebaiknya fungsi representasi dilakukan Waktu: Metode penyampaian: Alat/ Fasilitas: Paper ”Komunikasi antara Wakil Rakyat dengan Pemilih”, oleh Karl T. Kurtz, Direktor State Services National Conference of State Legislature Person in Charge: Pengantar: Jauh sebelum lembaga legislatif mulai menegaskan peranannya sebagai pembuat kebijakan, mereka berperan sebagai institusi perwakilan: mereka membuat hubungan antara warga negara dengan lembaga legislatif mereka. Fungsi penghubung untuk interaksi antara lembaga legislatif dengan publik sudahlah jelas dan tidak bisa dibantah lagi. Yang perlu dicermati kemudian adalah menyangkut hal-hal menyangkut pemilih dan kesempatan agar warga negara dapat berpartisipasi dalam proses legislatif. Adanya partisipasi publik ini seyogyanya dapat memperbaiki mutu dari pengambilan keputusan legislatif. Di banyak negara demokrasi yang telah mapan, fungsi ini sudah terasa dengan jelas. Tapi di banyak negara, anggota parlemen dan pemilih tidak selalu mengerti fungsi tersebut. Ada beberapa kendala yang mungkin menghambat komunikasi yang efektif antara anggota parlemen dengan pemilihnya: sistem pemilu dan partai yang hanya memberi sedikit ruang,____ Peserta hendaknya diberi pemahaman tentang mekanisme yang ada sekarang terkait dengan kunjungan kerja di masa reses serta hubungan antara legislator dan konstituen. Bagaimana mekanisme evaluasi pelaksanaan kunker adalah tindak lanjut dari hasil temuan lapangan dari masing-masing anggota dewan, adakah sanksi bila anggota dewan tidak melakukan kunjungan kerja? Bagaimana fungsi ini dijalankan di berbagai negara?
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 26
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Proses: 1. Pengantar yang ditindaklanjuti oleh diskusi kelompok yang mencakup pentingnya fungsi representasi, berbagai fungsi representasi di berbagai negara, dan relevansinya dengan fungsi representasi di Indonesia 2. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing akan dibagikan studi kasus yang harus dieksplorasi bersama: a. Mengindentifikasi berbagai masalah berdasarkan studi kasus ini yang menghambat fungsi representasi bisa berjalan dengan baik. b. Bagaimana masalah ini bisa diselesaikan dengan menggunakan fungsi representasi? c. Apa yang bisa Anda lakukan sebagai anggota dewan untuk meningkatkan kualitas ini? 1. Peserta dibagi menjadi kelompok, sesuai dengan keanggotaan masing-masing fraksi. Masing-masing fraksi merumuskan kebijakan fraksi sesuai dengan basis konstituen, asal partainya. (Optional) 2. Bagi kelompok dengan anggota kelompok masing-masing 2 orang berdasarkan fraksi yang ada. 3. Masing-masing kelompok diminta untuk menggali data dari masyarakat dengan cara wawancara kepada masyarakat dan observasi langsung ke lapangan. 4. Masing-masing kelompok diminta melakukan wawancara minimal dengan 5 orang, dengan latar belakang sosial ekonomi dan jenis kelamin yang berbeda. 5. Pokok masalah yang harus digali adalah : - Persoalan pelaksanaan pemilu Peserta diminta menggali pendapat masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan pemilu 2004 yang telah lewat. Apa janji yang dilontarkan partai politik pada waktu kampanye? Bagaimana cara partai politik mendekati masyarakat pada waktu pemilu? Bagaimana setelah pemilu lewat, apakah ada janji yang dipenuhi? Apakah partai politik juga ikut membantu penyelesaian persoalan masyarakat? Apakah masyarakat pernah mengadukan persoalannya kepada partai politik? Bagaimana pandangan masyarakat mengenai keberadaan partai politik? -
Bagaimana tabiat anggota dewan (daerah maupun nasional) Peserta diminta menggali pendapat masyarakat tentang perilaku anggota dewan, terutama berkaitan dengan pola hubungan anggota dewan dan konstituennya. Apakah masyakat mengetahui sosok anggota dewan (daerah maupun nasional) dari daerah pemilihannya? Apaka yang menjadi pertimbangan masyarakat sewaktu melakukan pencoblosan saat pemilu? Apakah sosok caleg menjadi pertimbangan? Apakah ada anggota dewan yang berkunjung ke daerah itu saat reses? Apakah masyarakat pernah mengadukan persoalan yang dihadapi ke dewan? Apa pendapat masyarakat mengenai keberadaan dewan?
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 27
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Apa saja yang menjadi pokok persoalan di masyarakat Peserta diminta menggali, pokok-pokok masalah yang selama ini menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat serta bagaimana ekspektasi masyarakat terhadap keberadaan dewan bagi penyelesaian persoalan yang mereka hadapi. Tips and Trick - Jangan pernah membuat janji apa-apa ketika melakukan wawancara dengan masyarakat, sehingga masyarakat menjadi berharap sesuatu kepada anda. - Sebelum melakukan wawancara, tentu anda akan membuat prolog dengan menerangkan maksud serta tujuan wawancara ini. - Sewaktu melakukan wawancara, buatlah suasana seinformal mungkin. Semakin informal suasana semakin bagus, karena anda akan semakin mendapatkan banyak data. Sehingga wawancara tidak harus dilakukan sesuai dengan urutan persoalan yang harus digali. Hindari wawancara dengan membaca panduan. -
6. Buatlah deskripsi dari hasil wawancara yang telah dilakukan. 7. Bandingkan persoalan yang berhasil anda gali dari masyarakat dengan pemberitaan di media lokal serta dengan kebijakan pemerintah yang anda tahu. 8. Buatlah presentasi berdasarkan masing-masing fraksi, dan diskusikan dengan seluruh peserta. Bagian II Canvassing = kontak langsung dengan warga di rumahnya. Tatap muka ini merupakan alat yang sangat efektif sehingga informasi dapat didapatkan untuk memperoleh kepedulian warga individu yang biasanya tidak dapat diperoleh melalui informasiinformasi umum, seperti melalui media massa. Latar belakang IPC melakukan kegiatan ini pada orientasi Parlemen Pemuda adalah agar peserta menyadari bahwa melakukan komunikasi langsung dengan masyarakat adalah metoda yang paling efektif untuk menggali peta masalah masyarakat serta preferensi pemilih.
Lembar Kerja
Salah satu tujuan utama dari canvassing adalah membangun kontak personal dengan pemilih Anda. Selamat sore, nama saya _______, saya adalah mahasiswa dari _____. Sore ini saya mengunjungi rumah-ke rumah sebagai bagian dari program Parlemen Pemuda Indonesia. Beberapa alternatif pertanyaan: 1) Hal-hal apa yang menjadi masalah utama bagi responden? (Be specific) 2) Apa yang menjadi kekhawatiran Anda terkait dengan masa depan anak Anda? 3) Menurut respnden, siapa yang dapat membantu Anda memecahkan masalah tersebut? 4) Apakah responden berpartisipasi dalam pemilu tahun lalu? 5) Apakah pendapat responden tentang partai politik yang ada di daerahnya ? Menurut responden apa yang harus partai politik lakukan setelah pemilu ? 6) Apakah responden mengenal anggota dewan yang mereka pilih ? 7) Hal apa yang diharapkan dilakukan anggota Dewan yang Anda pilih? Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 28
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan 8) Setelah pemilu, apakah Anda berhubungi atau mengetahui bagaimana menjalin hubungan dengan anggota dewan Anda ? 9) Secara umum, apakah responden puas dengan performance dari anggota dewan yang Anda pilih? Mengapa? 10) Jika Anda diberi kesempatan untuk bertemu dengan anggota dewan, apa yang Anda ingin sampaikan? 11) Apakah definisi ideal dari anggota parlemen menurut responden? Evaluasi/ Feedback:
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 29
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 9
Fungsi Budgeting Tujuan: 1. Peserta memahami fungsi DPR terutama fungsi bujeting. 2. Peserta memahami hak dan posisi masyarakat dalam proses penganggaran. 3. Peserta memahami praktek-praktek kecurangan yang selama ini terjadi dalam proses penganggaran. 4. Peserta dapat menggali gagasan untuk rekomendasi perubahan. Waktu: Metode penyampaian: Alat/ Fasilitas: Bahan Bacaan : 1. UU No. 17 tahun 2003 tentang keuangan negara 2. Lampiran APBN 2005 3. SEB tentang Musyawarah Rencana Pembangunan 4. Tata Tertib DPR 5. Makalah, tulisan, artikel di media mengenai DPR Pengantar: 1. Bagaimana DPR menjalankan fungsi penganggaran. 2. Bagaimana mekanisme yang ada untuk menjamin aspirasi masyarakat dalam proses penganggaran. 3. Peserta memahami pada titik mana rawan terjadi kecurangan. 4. Rekomendasi reformasi. Proses: 1. Fasilitator memberikan pengantar sebelum pemateri memberikan materinya. 2. Pemateri memberikan pengantar untuk diskusi. 3. Sessi diskusi. 4. Setelah sessi ditutup, fasilitator pengantar untuk menjelaskan alur simulasi. 5. Setelah simulasi, fasilitator mengajak peserta melakukan refleksi terutama kelemahan mekanisme yang ada serta menggali gagasan peserta untuk rekomendasi perubahan.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 30
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Bagian 1 Lembar Kerja Fungsi Bujeting : Simulasi 1
Lembar Kerja Kelompok Sesi I : Permainan Anggaran Rumah Tangga Ada beberapa keluarga yang terdiri dari : Keluarga I 1. Kakek (65 tahun) 2. Nenek (60 tahun ), pensiunan guru SD 3. Ibu (49 tahun), seorang guru SMA swasta 4. Bapak (53 tahun), seorang PNS di Dinas X 5. Anak Pertama, perempuan (25 tahun), sekretaris di PT Y 6. Anak kedua, laki-laki (23 tahun), seorang asisten dosen 7. Anak ketiga , perempuan (19 tahun), mahasiswa 8. Anak keempat, perempuan (15 tahun), pelajar SMP 9. Anak kelima (bungsu), 5 tahun Keluarga II 1. Bapak (51 tahun), seorang karyawan 2. Ibu (49 tahun) , berjualan makanan kecil di warung depan rumah 3. Anak Pertama , laki-laki (20 tahun), mahasiswa di sebuah Universitas Negeri 4. Anah Kedua, perempuan (16 tahun), siswi di Sebuah SMA Negeri 5. Anak ketiga,laki-laki (10 tahun), siswa SD negeri Keluarga III 1. Bapak (47 tahun), seorang PNS 2. Ibu (45 tahun), seorang Ibu rumah tangga 3. Anak pertama, laki-laki (20 tahun), buruh garmen 4. Anak kedua, perempuan (15 tahun), siswi SMA 5. Anak ketiga, laki-laki (10 tahun), siswi SD 6. Anak keempat, perempuan (3 tahun) Keluarga IV 2. Bapak (45 tahun), seorang karyawan 3. Ibu (45 tahun) seorang guru di SD Negeri 4. Anak pertama, laki-laki (15 tahun), siswa sebuah SMP swasta 5. Anak kedua, perempuan (13 tahun), siswi sebuah SMP swasta 6. Anak ketiga, perempuan (8 tahun), siswi sebuah SD negeri Aturan Main : 1. Masing-masing anggota kelompok memilih peran yang akan dimainkannya. Ada yang memilih menjadi Ibu, bapak, anak dst. 2. Masing-masing anggota keluarga menuliskan kebutuhannya masing-masing dalam selembar kertas 3. Setelah daftar kebutuhan masing-masing anggota keluarga jadi, maka hasilnya dirapatkan dalam rapat bersama anggota keluarga Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 31
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan 4. Masing-masing kelompok membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga (APBK) untuk periode satu bulan melalui proses diskusi dan negosiasi agar kebutuhan keluarga dan kebutuhan masing-masing individu bisa terakomodasi. 5. Jumlah pengeluaran keluarga tidak boleh melebihi jumlah pendapatan keluarga Kelompok I : Buatlah APBK jika Kelompok II : Buatlah APBK jika Kelompok III Buatlah APBK jika Kelompok IV : Buatlah APBK jika
penghasilan keluarga tersebut adalah
Rp 1.500.000,-
penghasilan keluarga tersebut adalah : penghasilan keluarga tersebut adalah
Rp 1.200..000,Rp
penghasilan keluarga tersebut adalah
Rp 2.000.000,-
700.000,-
Keterangan : Belanja Keluarga terbagi menjadi 2 kategori : 1. Belanja Rutin Keluarga 2. Belanja masing-masing Individu APBK dibuat dengan mengikuti form berikut ini PENDAPATAN KELUARGA Sumber Pendapatan
Penerima Pendapatan
Jumlah
BELANJA KELUARGA A. Pengeluaran Rutin Keluarga No Jenis Belanja
Jumlah
B. Pengeluaran Individu. No Jenis Ibu belanja 1 2 dst
Bapak Anak Anak Anak Anak Anak I II III IV V
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 32
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Contoh hasil diskusi kelompok Kelompok I : Jumlah Penghasilan Keluarga Rp 1.000.000 PENDAPATAN KELUARGA Sumber Pendapatan Uang pensiun Gaji Gaji Gaji Honor
Penerima Pendapatan nenek ibu bapak Anak I Anak II Jumlah
BELANJA KELUARGA C. Pengeluaran Rutin Keluarga No Jenis Belanja 1 Listrik 2 Beras 3 Lauk dan sayur 4 Sabun dan deterjen 5 Perawatan rumah 6 Koran 7 menabung 8 Biaya tak terduga JUMLAH
Jumlah 200.000 200.000 180.000 300.000 120.000 1.000.000
Jumlah 15.000 40.000 200.000 20.000 20.000 30.000 5.000 25.000 355.000
Evaluasi/ Feedback
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 33
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 10
Fungsi Legislasi Tujuan: 1. Peserta memahami fungsi DPR terutama fungsi legislasi. 2. Peserta memahami mekanisme pembuatan kebijakan di DPR. 3. Peserta memahami hak inisiatif anggota DPR terutama hubungannya dengan aspirasi masyarakat. 4. Peserta dapat menggali gagasan rekomendasi perbaikan. Waktu: 240 Menit Metode penyampaian: Ceramah Diskusi Simulasi Alat/ Fasilitas: Alat Tulis Flip chart LCD Proyektor Bahan Bacaan : 1. UU Tentang Susunan Kedudukan DPR, DPD dan DPRD 2. UU No. 10 tahun 2004, tentang Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan. 3. Tata Tertib DPR 4. Makalah, tulisan, artikel di media mengenai DPR Pengantar: 1. Fungsi legislasi, terutama perbandingan sebelum perubahan tatib dan setelahnya, konsekuensinya bagi posisi Baleg. 2. Mekanisme partisipasi publik dalam proses legislasi. 3. Rekomendasi reformasi. Proses: 1. Fasilitator memberikan pengantar sebelum pemateri memberikan materinya. 2. Pemateri memberikan pengantar untuk diskusi. 3. Sessi diskusi. 4. Setelah sessi ditutup, fasilitator pengantar untuk menjelaskan alur simulasi.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 34
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Simulasi 1 1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Setting : Pergantian pengurus RW baru saja dilakukan. Sejumlah persoalan yang ada di lingkungan menghadang pengurus baru. Untuk menyelesaikan persoalanpersoalan tersebut, Ketua RW mengambil inisiatif mengumpulkan warganya untuk bermusyawarah mencari penyelesaian. 2. Masing-masing kelompok ditugasi menyelesaikan 1 pokok persoalan, sebagai berikut: -
Posyandu tidak berjalan karena tidak ada pengelolanya.
Permasalahan : Di lingkungan RW, ada posyandu yang sebelumnya berfungsi kini terbengkalai. Bangunannya mulai rusak. Para pengurus posyandu yang selama ini aktif, semenjak pergantian pengurus PKK tidak aktif lagi. Dengan maraknya wabah polio dan demam berdarah, keberadaan posyandu dirasakan penting, sebagai sarana tindakan preventif sekaligus penyuluhan kepada warga pentingnya sanitasi dan hidup sehat. Pokok masalah yang harus diselesaikan adalah : a. Bangunan Posyandu perlu segera diperbaiki. Sementara kas RW kosong. Di sisi lain, masyarakat tidak mungkin dibebani biaya pembangunan sebab sejak naiknya BBM, beban hidup semakin berat. b. Bagaimana membentuk kepengurusan PKK yang baru, khususnya pengelola posyandu. Siapa yang bertanggung jawab, berapa bulan sekali posyandu beraktifitas. c. Bagaimana strategi penyuluhan kepada warga agar mau datang ke posyandu? Sebab belakangan ibu-ibu enggan membawa bayi mereka karena harus membantu suami menghidupi keluarga. Belum lagi ada isu bahwa banyak bayi meninggal setelah divaksin polio. Di sisi lain, pemahaman masyarakat akan pentingnya hidup sehat belum ada. Peran: 1. Ketua RW 2. Sekretaris RW 3. Ibu Rumah Tangga 4. Anak Muda (Karang Taruna) 5. Bapak Rumah Tangga
-
Banyaknya Pengangguran.
Di lingkungan RW, setelah kenaikan BBM dan terjadinya PHK massal, kini banyak terjadi pengangguran terutama pada usia anak muda. Keberadaan mereka makin lama, semakin menganggu warga terutama malam hari. Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 35
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Mereka sering begadang dengan nongkrong secara berkelompok serta bermain gitar sampai larut. Bahkan belakangan, angka kriminalitas naik. Termasuk di dalamnya perdagangan narkoba dan praktek judi Togel. Rumuskan penyelesaian persoalan diatas dalam rapat RW. Peran: 1. Ketua RW 2. Sekretaris RW 3. Ibu Rumah Tangga 4. Anak Muda (Karang Taruna) 5. Bapak Rumah Tangga -
Banyak terjadi putus sekolah pada anak usia sekolah dasar.
Tuntutan ekonomi paska kenaikan BBM, mengakibatkan banyaknya keluarga yang mengambil keputusan tidak lagi menyekolahkan anaknya. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, sebab dengan anak-anak tidak lagi sekolah, kondisi lingkungan dengan banyak pengangguran, kenaikan angka kriminalitas; narkoba dan praktek judi togel akan membuat anak-anak ini lebih cepat terpengaruh. Belum lagi dengan tuntutan ekonomi, godaan untuk menjadi anak jalanan semakin besar. Rumuskan penyelesaian persoalan diatas dalam rapat RW. Peran: 1. Ketua RW 2. Sekretaris RW 3. Ibu Rumah Tangga 4. Anak Muda (Karang Taruna) 5. Bapak Rumah Tangga -
Ada fenomena banyaknya kos-kosan yang dijadikan ajang free sex oleh penghuninya yang rata-rata mahasiswa/i.
Belakangan santer terdengar kabar, beberapa asamara kos dijadikan ajang perilaku sex bebas. Kondisi ini meresahkan warga. Bahkan belakangan, banyak penghuni kos yang tidak jelas statusnya. Banyak orang tidak dikenal keluar-masuk lingkungan RW. Rumuskan penyelesaian persoalan diatas dalam rapat RW. Peran : 1. Ketua RW 2. Sekretaris RW 3. Anak Muda (Karang Taruna) 4. Remaja Masjid/Remaja Gereja 5. Pemilik Kos Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 36
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan 6. Ibu Rumah Tangga 7. Bapak Rumah Tangga 8. Mahasiswa Simulasi 2 1. Peserta diajak untuk merumuskan usulan RUU PSDA, dasar-dasar argumentasinya serta pokok-pokok pikiran yang akan tertuang di dalamnya.
(deskripsi setiap peran, tercantum dalam deskripsi di bawah ini).
2. Peserta dibagi dalam kelompok peran; Pengusaha, Kelompok pembela masyarakat adat, anggota DPR, pemerintah (menteri lingkungan hidup dan staff). 3. Setiap kelompok peran bertemu dalam situasi RDPU di DPR untuk memutuskan substansi yang akan termuat di dalam RUU tersebut. 4. Masing-masing kelompok peran, berusaha dengan sekuat tenaga untuk memasukkan kepentingannya. 5. Dalam situasi ini, akhirnya kepentingan kelompok pengusaha yang menang. Sehingga materi UU yang diputuskan membela pengusaha dan merugikan kelompok masyarakat adat. 6. Setelah simulasi diakhiri, fasilitator membandingkan UU PSDA yang ada serta memberikan deskripsi materi UU yang merugikan masyarakat dan mengaitkan dengan situasi yang baru saja terjadi dalam simulasi.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 37
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan PENGUSAHA Deskripsi: Anda adalah pengusaha yang sedang merasa terancam dengan hadirnya RUU PSDA. Sebab bila materi RUU PSDA memihak kepada masyarakat, akan merugikan posisi keuangan perusahaan, sebab beberapa Hak Pengelolaan Hutan yang sudah dikeluarkan terancam dibatalkan dengan alasan merusak dan merebut hak masyarakat atas tanah adat. Untuk mempertahankan HPH yang sudah ditangan, anda selama ini telah mengeluarkan sejumlah uang kepada beberapa anggota dewan dengan jumlah yang cukup banyak, agar mereka meloloskan RUU PSDA sesuai dengan kepentingan anda. Bahkan anda telah membuat rencana, bila materi RUU PSDA membela masyarakat, anda akan membocorkan informasi ke pers, bahwa sejumlah anggota DPR telah menerima suap dari anda. Peran: Ada tuntutan dari masyarakat setempat dimana perusahaan anda beroperasi, selama ini menuntut pemerintah dengan didampingi LSM Lingkungan Hidup, agar segera mencabut HPH dan menghentikan operasi perusahaan. Bila tuntutan ini dipenuhi, berarti tamat sudah perusahaan yang selama ini beroperasi. Padahal, selama ini sebagai pengusaha anda merasa telah menyumbang kas negara serta kas daerah dengan membayar pajak. Belum lagi pungutan yang tidak resmi dari berbagai kalangan. Banyaknya karyawan yang bekerja pada perusahaan anda juga sumbangan bagi masyarakat setempat. Di sisi lain, anda telah melakukan Corporate Social Responsibilty, dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, sarana sosial dan sarana umum bagi masyarakat di lingkungan perusahaan. Anda mendapat panggilan dari DPR untuk hadir dalam rapat kerja yang membahas materi RUU PSDA. Rumuskan langkah-langkah terbaik untuk meyakinkan berbagai kalangan bahwa keberadaan perusahaan PSDA membawa dampaak positif bagi masyarakat dan pemerintah.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 38
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan KOMISI IV DPR Deskripsi: Komisi yang membidangi masalah Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Kelautan, Perikanan dan Pangan di DPR terdiri dari 8 orang anggota yang tergabung dalam 3 fraksi. 2 fraksi (4 orang) tidak memiliki kaitan politik dengan Meneg Lingkungan Hidup, bahkan cenderung berseberangan haluan politiknya. Selama ini, sikap salah satu fraksi ini cenderung membela masyarakat dengan pertimbangan jumlah suara di pemilu yang akan datang. Sementara 1 fraksi lainnya cenderung bersikap oportunis, selalu mencari peluang dari setiap persoalan yang ada untuk kepentingan anggota dewan sendiri. Sementara 1 fraksi lainnya (2 orang) dan Ketua Komisi satu partai politik dengan Meneg LH. Salah seorang dari anggota fraksi yang satu parpol dengan Meneg LH ini berlatarbelakang pengusaha. Tiga orang anggota dewan inilah yang selama ini menerima sogokan uang dari pengusaha pengelola HPH. Hasil keputusan pimpinan partai politik dari fraksi yang terakhir ini sudah menginstruksikan agar meloloskan materi RUU PSDA sesuai dengan harapan pengusaha. Peran: Ada tuntutan dari masyarakat untuk mencabut HPH dan menutup perusahaan yang beroperasi di wilayah mereka. Anda sudah menerima permintaan audiensi dari warga masyarakat, LSM pendamping masyarakat. Buat rencana audiensi dan lakukan langkah yang diperlukan! Buat langkah-langkah yang diperlukan dan laksanakan rapat kerja tersebut!
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 39
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Meneg Lingkungan Hidup Deskripsi: Anda akan dibantu/didampingi oleh para pejabat eselon I di kementrian LH. Anda memiliki kaitan politik (satu parpol dengan salah satu fraksi di Komisi IV). Anda sudah ditelepon oleh orang nomor satu di parpol Anda yang meminta untuk tidak meloloskan tuntutan masyarakat. Bila anda mengabaikan permintaan orang tersebut, posisi Anda di partai dan di kabinet terancam, karena pimpinan parpol anda memiliki hubungan dekat dengan Presiden. Tuntutan pencabutan HPH tidak dapat dilakukan, karena akan menyulitkan pengusaha. Akibatnya mereka mungkin akan memindahkan lokasi usahanya ke luar negeri dan menghambat investasi. Di sisi lain, anda akan menghadapi tuntutan hukum dari para pengusaha bila kebijakan pencabutan HPH lolos di DPR. Para pengusaha mengancam anda akan menuntut jalur hukum, karena anda dianggap melanggar kontrak. Disamping itu, para pengusaha akan membocorkan ke media bahwa anda selama ini telah menerima uang pelicin. Peran: Ada agenda untuk melakukan rapat kerja dengan DPR yang juga melibatkan pengusaha, masyarakat dan LSM lingkungan hidup, untuk menerima masukkan materi RUU PSDA. Buatlah persiapan (argumentasi dan langkah-langkah) dalam rapat kerja dengan DPR nanti!
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 40
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan LSM Lingkungan Hidup Deskripsi: LSM yang anda kelola memiliki basis dampingan masyarakat adat. Reputasi LSM anda cukup baik dan diperhitungkan oleh berbagai kalangan termasuk pengusaha dan DPR. Saat ini, basis dampingan anda menuntut pencabutan HPH dan penutupan perusahaan. Sementara di sisi lain, anda juga mendengar adanya lobby para pengusaha ke beberapa anggota DPR, agar materi RUU PSDA sesuai dengan kepentingan pengusaha. Peran: Menyusul tuntutan pencabutan HPH, anda sudah beberapa kali mengorganisir demo masyarakat dan aksi demo ini mendapat porsi liputan yang cukup besar di berbagai media massa. Berdasarkan mandat dari basis dampingan, Anda juga sudah mengajukan audiensi kepada DPR agar DPR mau memperjuangkan pencabutan HPH dan menutup perusahaan pengelolanya. Rumuskan langkah-langkah dan argumentasi dalam audiensi untuk meyakinkan DPR agar dapat memperjuangkan kepentingan masyarakat! Argumentasi yang sering dikemukakan adalah perusahaan pemegang HPH telah merugikan masyarakat, menggusur masyarakat adat, merusak lingkungan.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 41
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan WARGA MASYARAKAT Deskripsi: Sebagai kepala adat, Anda Kondisi hidup masyarakat Sebab masyarakat yang mengambil apapun dari dipindahkan secara paksa.
diamanatkan untuk dapat memenuhi tuntutan masyarakat. semakin sulit sejak, perusahaan pemegang HPH berdiri. selama ini hidup dari hutan, tidak diperbolehkan lagi hutan. Bahkan, tempat tinggal anda dan masyarakat
Anda dan teman2 juga selama ini didampingi oleh salah satu LSM Lingkungan Hidup yang cukup punya reputasi dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Dengan diorganisir oleh LSM ini, anda dan teman2 beberapa kali melakukan aksi unjuk rasa menuntut pencabutan HPH, namun hingga kini tuntutan itu belum terwujud. Peran: Dari LSM pendamping, anda mendengar bahwa anda dan perwakilan masyarakat adat akan melakukan audiensi dengan DPR agar DPR mau mendengar tuntutan anda dan memperjuangkannya. Rumuskan langkah-langkah yang diperlukan dalam audiensi tersebut! Pastikan DPR dan masyarakat luas memahami alasan kenapa HPH mesti dicabut dan perusahaan mesti ditutup. Berikan kesaksian betapa sengsaranya kehidupan masyarakat setelah perusahaan pemegang HPH beroperasi. 5. Setelah simulasi, fasilitator mengajak peserta melakukan refleksi terutama kelemahan mekanisme yang ada serta menggali gagasan peserta untuk rekomendasi perubahan. Evaluasi/ Feedback
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 42
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 11
Fungsi Pengawasan Tujuan: 1. Peserta memahami fungsi DPR terutama fungsi pengawasan. 2. Peserta memahami bagaimana fungsi pengawasan DPR dijalankan. 3. Peserta dapat menggali gagasan untuk perubahan terhadap pengawasan yang ada.
mekanisme
Waktu: Metode penyampaian: Ceramah Diskusi Simulasi Alat/ Fasilitas: Bahan Bacaan : 1. UU Tentang Susunan Kedudukan DPR, DPD dan DPRD 2. Tata Tertib DPR 3. Makalah, tulisan, artikel di media mengenai DPR Pengantar: 1. Bagaimana fungsi pengawasan dijalankan, termasuk kualitas pengawasan, mekanisme yang ada. 2. Akses publik terhadap proses atau hasil-hasil pengawasan yang dilakukan DPR. 3. Rekomendasi reformasi. Proses: 1. Fasilitator memberikan pengantar sebelum pemateri memberikan materinya. 2. Pemateri memberikan pengantar untuk diskusi. 3. Sessi diskusi. 4. Setelah sessi ditutup, fasilitator pengantar untuk menjelaskan alur simulasi. Lembar Kerja Fungsi Pengawasan : 1. Peserta dibagi dalam kelompok peran yang telah ditentukan, yaitu pengusaha, Anggota DPR dari kelompok yang mewakili kelompok idealis pro rakyat, anggota DPR pro pemerintah, anggota DPR pro pengusaha, kelompok buruh serta aktifis LSM, menteri tenaga kerja serta staff. 2. Situasi yang dibangun adalah RDPU yang digelar DPR dengan mengundang menteri tenaga kerja serta pengusaha untuk membicarakan terjadinya PHK massal sebagai akibat dari kenaikan BBM. 3. Di tengah-tengah rapat, tiba-tiba ada demo buruh menolak PHK.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 43
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan 4. Setelah negosiasi, buruh diperbolehkan masuk untuk mengikuti rapat serta menyampaikan aspirasinya. 5. Rapat menjadi alot dan deadlock, karena masing-masing kelompok berusaha bersikukuh dengan kepentingannya. Sedangkan di kalangan anggota DPR sendiri terjadi perbedaan pendapat sesuai dengan latar belakang anggota DPR. 6. Rapat di skors untuk dilanjutkan kemudian. 7. Pada saat skors inilah terjadi lobby dari pengusaha kepada anggota dewan. Sedangkan kelompok buruh dan LSM diminta merumuskan kembali tuntutannya. Kira-kira mana yang akan menjadi titik kompromi. 8. Pada saat dilakukan rapat kembali, DPR berhasil membuat keputusan yang menguntungkan pengusaha dan merugikan buruh. 5. Setelah simulasi, fasilitator mengajak peserta melakukan refleksi terutama kelemahan mekanisme yang ada serta menggali gagasan peserta untuk rekomendasi perubahan. Situasi: Kenaikan harga BBM yang membumbung tinggi pada 1 Oktober 2005 yang lalu, menyebabkan naiknya berbagai harga kebutuhan pokok. Akibat lanjutnya adalah biaya hidup semakin tinggi, sementara upah buruh tidak mengalami kenaikan. Bahkan karena tingginya harga BBM, biaya produksi yang harus ditanggung pengusaha semakin membengkak, disisi lain daya beli konsumen tetap atau justru menurun. Situasi ini menyulitkan pengusaha. Karena itu muncul rencana untuk melakukan PHK kepada karyawan/buruh untuk menekan biaya produksi. Tuntutan kenaikan upah pun dikemukakan para buruh dalam bentuk berbagai aksi unjuk rasa. Media massa mulai menyoroti maraknya berbagai aksi unjuk rasa ini, di samping berbagai pemberitaan tentang rencana perusahaa melakukan PHK pada karyawan/buruhnya. DPR dituntut untuk memainkan peranannya untuk mengakomodasi tuntutan buruh, sekaligus melakukan pengawasan terhadap pemerintah dan pengusaha agar tindakan mereka tidak justru merugikan buruh. Kebijakan kenaikan BBM sendiri sudah final, karena DPR sudah menyetujui rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 44
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan KOMISI KETENAGAKERJAAN DPR Deskripsi: Komisi yang membidangi masalah ketenagakerjaan di DPR terdiri dari 8 orang anggota yang tergabung dalam 3 fraksi. 2 fraksi (4 orang) tidak memiliki kaitan politik dengan Menakertrans, bahkan cenderung berseberangan haluan politiknya. Sementara 1 fraksi lainnya (2 orang) dan Ketua Komisi satu partai politik dengan Menakertrans. Salah seorang dari anggota fraksi yang satu parpol dengan Menakertrans ini berlatarbelakang pengusaha. Kini perusahaannya ditangani oleh anaknya, yang juga memiliki rencana untuk melakukan PHK. Hasil keputusan pimpinan partai politik dari fraksi yang terakhir ini sudah menginstruksikan agar menolak kenaikan upah minimum yang dituntut oleh buruh dan memberikan iklim yang kondusif kepada pengusaha agar tetap berinvestasi di negeri ini. Peran: Ada tuntutan dari buruh untuk kenaikan upah minimum. Anda sudah menerima permintaan audiensi dari warga masyarakat/buruh, Serikat Buruh dan LSM pendamping buruh. Buat rencana audiensi dan lakukan langkah yang diperlukan! Diasumsikan setelah audiensi, Anda kemudian melakukan rapat konsultasi dengan mitra kerja dari pemerintah (Menakertrans). Dalam rapat konsultasi itu disepakati akan dilakukan rapat kerja dengan pemerintah (Menakertrans) yang juga melibatkan pengusaha, buruh, dan serikat buruh. Rapat kerja dengan pemerintah perlu segera dilakukan. Buat langkah-langkah yang diperlukan dan laksanakan rapat kerja tersebut!
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 45
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan MENAKERTRANS Deskripsi: Anda akan dibantu/didampingi oleh para pejabat eselon I di Depnakertrans. Anda memiliki kaitan politik (satu parpol dengan salah satu fraksi di Komisi Ketenagakerjaan). Anda sudah ditelepon oleh orang nomor satu di parpol Anda yang meminta untuk tidak membuat kebijakan menaikkan upah minimum. Bila anda mengabaikan permintaan orang tersebut, posisi Anda di partai dan di kabinet terancam, karena pimpinan parpol anda memiliki hubungan dekat dengan Presiden. Kenaikan upah minimum tak dapat dilakukan, karena akan menyulitkan pengusaha. Akibatnya mereka mungkin akan memindahkan lokasi usahanya ke luar negeri dan menghambat investasi. Sementara itu kebijakan parpol justru memberi angin kepada pengusaha untuk melakukan PHK agar pengusaha dapat berbisnis dengan efisien. Sementara di sisi lain, kalau Anda membolehkan pengusaha untuk melakukan PHK, anda akan sangat tidak populer di mata rakyat dan berpotensi untuk didemo terus menerus. Akibatnya citra anda sebagai menteri (pejabat negara) juga menjadi buruk, karena tak mampu mengelola bidang ketenagakerjaan. Peran: Ada agenda untuk melakukan rapat kerja dengan DPR yang juga melibatkan pengusaha, buruh dan serikat buruh. Adanya rencana rapat kerja ini merupakan kesepakatan dari hasil rapat konsultasi dengan DPR. Selain itu muncul pula tuntutan dari LSM pendamping buruh untuk diikutsertakan dalam rapat kerja. Anda sudah tahu bahwa LSM ini sangat kritis dalam menyuarakan kesejahteraan buruh dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan media massa. Buatlah persiapan (argumentasi dan langkah-langkah) dalam rapat kerja dengan DPR nanti!
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 46
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan PENGURUS SERIKAT BURUH Deskripsi: Berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang membolehkan berdirinya berbagai serikat buruh, maka persaingan antar serikat buruh untuk memperebutkan anggotanya semakin keras. Buruh relatif mudah untuk berpindah dari serikat buruh yang satu ke serikat buruh yang lain, bila dianggap tak dapat memperjuangkan aspirasi anggotanya. Anda adalah pengurus serikat buruh yang juga bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan tempat anda bekerja dikenal tidak akomodatif terhadap tuntutan buruh. Tak segan-segan perusahaan memecat karyawannya yang dianggap terlalu vokal dalam menuntut kesejahteraan. Peran: Buruh anggota SB anda menuntut kepada anda untuk memperjuangkan kenaikan upah, bahkan menuntut kepada pemerintah untuk menaikkan upah minimum agar kebutuhan hidup layak dapat terpenuhi. Namun di sisi lain, anda juga mendengar rencana dari perusahaan untuk melakukan PHK besar-besaran menyusul kenaikan harga BBM. Anda dituntut untuk memperjuangkan kenaikan upah buruh tersebut dengan berbagai upaya. Namun anda juga berada dalam situasi dilematis, karena bila anda berusaha keras, bukan tidak mungkin manajemen perusahaan merasa terganggu dan Anda berpeluang untuk dipecat. Di sisi lain, bila anda tak mampu memperjuangkan tuntutan buruh, Serikat Buruh anda akan ditinggalkan anggotanya yang berpindah ke serikat buruh yang lain. Anda sudah mengajukan audiensi kepada DPR agar DPR untuk membahas kenaikan upah minimum dan mencegah terjadinya PHK. Rumuskan langkah2 dan argumentasi dalam audiensi tersebut! Setelah itu, anda juga diundang oleh DPR untuk hadir dalam rapat kerja dengan pemerintah (Depnakertrans) yang membahas hal yang sama. Rumuskan langkahlangkah dan argumentasi agar upaya memperjuangkan tuntutan buruh dapat efektif, tetapi posisi anda juga selamat dari ancaman pengusaha!
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 47
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan PENGUSAHA Deskripsi: Anda adalah pengusaha yang sedang pusing memikirkan nasib perusahaan setelah naiknya harga BBM secara drastis. Harga BBM ini mempengaruhi kenaikan berbagai harga barang lainnya yang merupakan input dalam proses produksi. Akibatnya biaya produksi perusahaan membengkak, sementara daya beli konsumen tetap, bahkan cenderung menurun, sehingga banyak produk yang tidak terjual. Kondisi ini bila dibiarkan dapat mengakibatkan perusahaan bangkrut. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah mengurangi jumlah karyawan, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan terjadi efisiensi. Perusahaan yang anda kelola merupakan kelanjutan dari perusahaan yang didirikan ayah anda yang sekarang menjadi anggota DPR di komisi yang membidangi ketenagakerjaan. Peran: Ada tuntutan dari para buruh dan serikat buruh untuk menaikkan upah dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Anda berpikir, jangankan untuk menaikkan upah, ketentuan upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah sendiri sudah dianggap terlalu berat untuk dipenuhi. Justru anda sedang merencanakan pengurangan karyawan (PHK) besar-besaran untuk mengurangi beban biaya produksi. Tapi ini bukan tindakan yang mudah untuk dilakukan, selain ada tentangan dari buruh, juga dari kalangan DPR yang mulai memberikan perhatian dalam kasus ini, karena kuatnya pemberitaan di media massa. Buruh di perusahaan anda bersama buruh2 di perusahaan lain sudah beberapa kali terlibat dalam aksi unjuk rasa menuntut kenaikan upah minimum. Anda mendapat panggilan dari DPR untuk hadir dalam rapat kerja yang membahas kenaikan upah minimum dan kemungkinan pelarangan PHK. Rumuskan langkahlangkah terbaik untuk meyakinkan berbagai kalangan agar Anda dapat menyelamatkan perusahaan!
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 48
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan LSM PENDAMPING BURUH Deskripsi: LSM yang anda kelola memiliki basis dampingan buruh. Reputasi LSM anda cukup baik dan diperhitungkan oleh berbagai kalangan termasuk pengusaha dan DPR. Saat ini, basis dampingan anda menuntut kenaikan upah menyusul kenaikan harga BBM. Sementara di sisi lain, anda juga mendengar adanya rencana PHK besar-besaran oleh pengusaha dengan alasan mereka kesulitan karena meningkatnya biaya produksi sementara daya beli masyarakat menurun. Peran: Menyusul tuntutan kenaikan upah, anda sudah beberapa kali mengorganisir demo buruh dan aksi demo ini mendapat porsi liputan yang cukup besar di berbagai media massa. Berdasarkan mandat dari basis dampingan, Anda juga sudah mengajukan audiensi kepada DPR agar DPR mau memperjuangkan kenaikan upah minimum dan mencegah terjadinya PHK besar-besaran. Rumuskan langkah-langkah dan argumentasi dalam audiensi untuk meyakinkan DPR agar dapat memperjuangkan kesejahteraan buruh! Setelah audiensi, Anda juga mendengar bahwa akan ada rapat kerja antara Depnakertrans dengan DPR yang melibatkan pengusaha, buruh dan serikat buruh. Namun anda tidak diundang dalam rapat kerja tersebut. Rumuskan argumentasi yang tepat, agar anda dapat terlibat dalam rapat kerja tersebut dan mempengaruhi keputusan yang dibuat dalam rapat kerja itu untuk kepentingan kelompok dampingan Anda!
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 49
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan WARGA MASYARAKAT/BURUH Deskripsi: Sebagai kepala keluarga, Anda dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak bagi keluarga. Penghasilan yang anda terima pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga saja. Kondisi semakin berat setelah kenaikan harga BBM yang tinggi, karena harga-harga kebutuhan pokok semakin tinggi. Anda harus meminta kenaikan upah atau tunjangan. Tapi bukannya upah yang akan dinaikkan, justru anda mendengar perusahaan akan melakukan pengurangan karyawan karena kesulitan keuangan. Selama ini, anda beserta teman-teman bergabung dalam satu serikat buruh. Meski demikian, ada iming-iming dari serikat buruh yang lain, bahwa jika Anda dan teman2 buruh lain bergabung dengan serikat buruh tersebut, akan diperjuangkan kenaikan upahnya. Anda dan teman2 juga selama ini didampingi oleh salah satu LSM yang cukup punya reputasi dalam memperjuangkan aspirasi buruh. Dengan diorganisir oleh LSM ini, anda dan teman2 buruh beberapa kali melakukan aksi unjuk rasa menuntut kesejahteraan, namun hingga kini tuntutan itu belum terwujud. Peran: Dari LSM pendamping dan serikat buruh, anda mendengar bahwa anda dan teman2 buruh akan melakukan audiensi dengan DPR agar DPR mau mendengar tuntutan anda dan memperjuangkannya. Rumuskan langkah-langkah yang diperlukan dalam audiensi tersebut! Setelah audiensi anda juga diundang untuk hadir dalam rapat kerja antara Depnakertrans dengan DPR untuk membahas kenaikan upah minimum dan isu PHK. Rumuskan argumentasi dan langkah2 yang diperlukan dalam rapat kerja tersebut! Evaluasi/ Feedback
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 50
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 12
Parlemen dari Kacamata Anggota Dewan Tujuan: - Peserta mendapatkan perspektif masalah tentang parlemen dari anggota dpr. Sehingga gambaran tentang permasalahan yang didapatkan mengenai dunia parlemen lebih utuh. - Peserta mendapatkan kesempatan langsung untuk melakukan konfirmasi langsung kepada anggota DPR tentang berbagai masalah. Waktu: 120 Menit Metode penyampaian: Ceramah Diskusi Alat/ Fasilitas: LCD Projector Laptop Person in Charge: Pengantar: Proses: 1. Fasilitator menjelaskan tujuan sessi ini, kemudian menghantarkan jalannya diskusi dengan memberikan background informasi pelatihan, masalah yang hendak didiskusikan serta mengenalkan narasumber kepada peserta. 2. Fasilitator mempersilahkan narasumber untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran kepada peserta. 3. Tanya jawab dan diskusi. 4. Penutup Evaluasi/ Feedback:
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 51
Parlemen Pemuda Indonesia
Modul Pelatihan Modul 13
Evaluasi Tujuan: Mendapatkan gambaran atau masukan tentang keseluruhan proses orientasi dari peserta. Apa kelebihan dan apa kekurangan selama pelatihan dilakukan. Waktu: 60 Menit Metode penyampaian: Brainstorming Penugasan Alat/ Fasilitas: Kertas HVS Kertas Metaplan Spidol Selotip Person in Charge: Proses: - Fasilitator menjelaskan tujuan sessi. - Fasilitator membagikan kertas HVS atau bisa juga menggunakan kertas Metaplan kepada seluruh peserta. Masing-masing peserta diminta menuliskan jawaban atas pertanyaan berikut, setiap pertanyaan dituliskan diatas selembar kertas metaplan: 1. Apa pendapat anda mengenai acara pelatihan seperti ini? 2. Apa kelebihan acara pelatihan ini dibanding dengan acara pelatihan yang pernah anda ikuti? 3. Apa kekurangan acara pelatihan ini menurut anda? 4. Apa saran perbaikan bagi pelatihan ini? - Fasilitator mengumpulkan jawaban dari peserta. Kemudian mengajak brainstorming peserta untuk menggali pandangan peserta yang tidak bisa digali dengan kuesioner, terutama aspek emosi, perubahan sikap, juga sessi yang paling berkesan menurut peserta. Evaluasi/ Feedback:
Modul Pelatihan Parlemen Pemuda Indonesia – halaman 52