Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
108
PANINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS IV SDN BATANG ANAI KAB. PADANG PARIAMAN Gusmaweti Dosen Universitas Bung Hatta Abstract Unoptimized learning processs, dominated by teachers and students are less involved in the learning process , resulting in student learning outcomes IPA Elementary School No. 28 Batang Anai, Pariaman is low . For research to be done in order to describe the risult increase in revenue fourth grade students learn IPA Elementary School No. 28 Batang Anai, Pariaman . Types of research are studies classroom action ( PTK ) , the research subject is the fourth grade students in Elementary School No. 28 Batang Anai Pariaman . The study consisted of two cycles each cycle with three meetings and one-time test . Research instrument purporting to test the question of student learning , observation sheet aspects of teachers and students . The results showed that the average student learning outcomes in the first cycle of 6.6 with 54 % completeness student learning then there is an increase in the second cycle with an average value of 9.5 and 71% of students studying consistency . It can be concluded that the type STAD of cooperative learning model to improve learning outcomes of experimental IPA fourth grade students Elementary School No. 28 Batang Anai Pariaman. Key Words: cooperative learning type STAD, learning outcomes PENDAHULUAN IPA merupakan berita yang selalu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena dilihat dari perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang misalnya bidang IPA Teknologi dan Seni, ilmu dan pengawasan lingkungan. Di samping itu Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai ilmu dasar yang merupakan
penghubung dari semua ilmu alam, humaniora dan ilmu sosial. Dalam era globalisasi sekarang merupakan masa yang paling menantang untuk belajar dan mengajar IPA, bagaimana membelajarkan IPA tersebut sehingga murid/ siswa belajar senang, tidak membosankan dan sekaligus membuat siswa belajar sambil bermain. Kebanyakan
siswa/murid
dalam belajar masih belum
menguasai dan memahami konsep-konsep IPA yang dapat siswa terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penguasaan terhadap materi IPA
dapat dicapai melalui pembelajaran yang dikemas berdasarkan saran-saran ahli dan beberapa hasil penelitian
yang mendukung
penerapan kurikulum mengenai otak, belajar, dan karakteristik IPA. Pendapat Meier (2002) bahwa “untuk pendekatan belajar yang paling maju adalah siswa harus dilibatkan sepenuhnya dalam lingkungan belajar yang positif sehingga siswa dapat bekerja sama, variasi metode pembelajaran harus cocok dengan semua gaya belajar siswa. Disebabkan karena objek IPA yang abstrak, maka
guru
IPA
diharapkan
mampu
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
109
menerapkan pendekatan yang membuat materi
hasil belajar IPA siswa yaitu rata kelas <6,5.
tersebut
Selajutnya,
bermakna,
menarik,
dan
penulis
mengamati
proses
menyenangkan bagi murid/ siswa. Materi akan
pembelajaran
bermakna
pendekatan
bahwa: (1) guru kurang memotivasi siswa
pembelajaran yang diterapkan menjadikan IPA
untuk bertanya, (2) guru kurang memberi
sebagai
untuk
penguatan-penguatan kepada siswa dan (3)
memahami IPA, siswa harus mengkonstruksi
guru kurangnya memberi kepada kesempatan
sendiri materi untuk dirinya.
siswa untuk berdiskusi.
bagi
siswa
aktivitas
jika
siswa
karena
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA
Salah
yang berlangsung di
satu
alternatif
kelas
pendekatan
harus tidak kaku,
pembelajaran IPA yang dapat dipakai utuk
menarik serta menempatkan siswa (bukan guru,
meningkatkan hasil belajar siswa adalah
materi, presentasi) sebagai pusat pembelajaran.
dengan model pembelajaran
Ini
dipilih
STAD (Arend 2001). Menurut Nur (2000),
hendaklah memberi peranan kepada guru
pembelajaran kooperatif mengacu pada metode
sebagai
dalam
pengajaran di mana siswa bekerja bersama
mengoptimalkan belajar siswa. Untuk itu,
dalam kelompok kecil yang kemampuannya
dalam merancang pembelajaran hendaknya
berbeda-beda dan saling membantu dalam
memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar. Tujuannya adalah untuk memberikan
belajar
kesempatan kepada siswa terlibat secara aktif
berarti
bahwa
fasilitator
strategi
dan
seluas-luasnya
yang
motivator
dan
membangun
pengetahuannya sendiri. Bukan pembelajaran
dalam
yang memandang siswa sebagai penonton,
pembelajaran.
pendengar, pencatat, dan bukan pembelajaran
proses
yang memandang program belajar sebagai
pembelajaran kooperatif tipe STAD
terdiri
sebuah hidangan nasi rames yang siap dilahap
dari lima komponen, yaitu: presentasi kelas,
siswa secara langsung. Namun, di sekolah
kerja tim, kuis, skor perbaikan individual, dan
pembelajaran IPA masih merupakan masalah
penghargaan
dan tantangan. Hal ini ditunjukkan oleh
pembelajaran
beberapa
banyak
antara lain: 1) dalam proses diskusi terdapat
mengungkapkan bahwa hasil belajar IPA
peluang anggota kelompok tidak aktif dan
siswa rendah dan pelaksanaan pembelajaran
hanya menunggang teman-temannya yang
belum memenuhi tuntutan kurikulum.
aktif, sehingga selain merugikan dirinya
yang
tim.
(dalam
kegiatan
2005),
penelitian
Slavin
dan
Nur,
hasil
Menurut
berpikir
kooperatif tipe
Namun,
mempunyai
setiap
model
kelemahannya
Berdasarkan hasil diskusi penulis dengan
sendiri juga merugikan atau merusak kerja
salah satu guru kelas IV SD Negeri No 28
kelompok, 2) Bila guru tidak merencanakan
Batang Anai Kecamatan Padang Pariaman
tugas dengan baik yang mengharuskan setiap
dapat diambil kesimpulan bahwa rendahnya
anggota
kelompok
aktif
berpartisipasi
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
110
mengerjakan tugas kelompok, maka kerjasama
kurikulum, di antaranya membuat siswa aktif
tidak akan bisa berjalan dengan baik.
dan menyenangkan dalam pembelajaran IPA,
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
3). Bagi dosen, dapat melaksanakan salah satu
tersebut diharapkan guru dapat membuat
Tridharma Perguruan Tinggi. dan
perencanaan yang baik. Dengan ini dapat
meningkatkan keprofesionalannya.
dapat
diatasi kelemahan-kelemahan yang bisa terjadi. Misalnya, guru dapat merencanakan untuk
METODE PENELITIAN
menyuruh siswa membuat laporan hasil diskusi
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
secara individu, walaupun ini merupakan
dilksanakan pada semester genap tahun 2009.
tanggung jawab kelompok.
Palaksanaan tindakan dilaksanakan terdiri dari
Hamalik
(1997) mengemukakan bahwa
2
siklus, di mana setiap siklus terdiri atas 3
“hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul,
pertemuan dan satu kali kuis. Prosedur atau
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
langkah-langkah
penelitian
timbulnya pertanyaan baru, perubahan dalam
dilaksanakan
meliputi
tahap kebiasaan, keterampilan, kesanggupan
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
menghargai,
(Wardani, 2007) secara rinci pelaksanaan
perkembangan
sifat
sosial,
pada
siklus
perencanaan,
emosional, dan perubahan jasmani”. Hal
siklus pertama diuraikan sebagai berikut.
serupa juga diungkapkan oleh Purwanto (1996),
Tahap Perencanaan
bahwa “hasil belajar siswa dapat ditinjau dari
Pada tahap perencanaan tindakan,
beberapa hasil kognitif yaitu kemampuan
kegiatan yang dilakukan adalah menyusun
siswa
perangkat
dalam
pengetahuan
(ingatan),
pembelajaran.
Perangkat
pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis,
pembelajaran yang disusun terdiri dari:
sintesis, dan evaluasi”.
skenario pembelajaran, (b). lembar kerja siswa,
Penelitian
ini
bertujuan
mendeskripsikan peningkatan
untuk
hasil belajar
IPA siswa SD Negeri No 28 Batang Anai Kecamatan
Padang
Pariaman
(a).
dan (c). lembaran observasi aspek guru dan siswa Tahap Pelaksanaan Tindakan
melalui
Tindakan yang
penelitian ini sebagai berikut: 1). Bagi siswa,
Penerapannya diawali dengan membentuk
untuk
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5
pemahaman
siswa
adalah
tipe
kooperatif
pembelajaran kooperatif tipe STAD . manfaat
meningkatkan
diterapkan
pembelajaran
STAD.
terhadap materi IPA dan untuk meningkatkan
atau 6 orang siswa dengan
interaksi antar siswa dengan siswa dan siswa
keberimbangan
dengan
dapat
Sebelum kerja tim (diskusi kelompok), guru
memperbaiki pelaksanaan pembelajaran IPA di
menjelaskan materi tujuan secara ringkas.
Kelas, dan guru dapat memenuhi tuntutan
Dalam belajar kelompok akan diberikan LKS
guru,
2).
Bagi
Guru,
memperhatikan
kemampuan
akademik.
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
111
yang menuntun semua siswa untuk menguasai
3. Data hasil belajar selanjutnya diolah untuk
seluruh
menentukan ketuntasan belajar siswa
materi.
Di
akhir
pembelajaran
diberikan kuis yang harus dikerjakan secara
Refleksi dilakukan bersama dengan
individual. Skor yang diperoleh masing-
observer dan guru penindak. Hasil refleksi
masing anggota tim ditentukan kelebihannya
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
dari skornya yang lalu. Jumlah selisih yang
tindakan pada siklus berikutnya.
didapat semua anggota tim ditetapkan sebagai skor kelompok. Untuk memotivasi siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
belajar
Deskripsi Data
lebih
baik,
dibuat
daftar
nama
kelompok dengan anggota-anggotanya disertai skor-skor
kelompoknya.
Daftar
ini
Peneitian ini dilaksanakan di SD
akan
Negeri 28 Batang Anai Kab. Padang Pariaman
ditempelkan di dinding kelas. Di samping itu,
dengan subjek penelitian siswa kelas IV yang
kelompok yang mendapat skor tertinggi akan
terdiri dari 27 orang. Pengumpulan data
mendapat penghargaan berupa “tanda bintang”
penelitian
yang ditempelkan pada daftar tersebut. Semua
pembelajaran dengan menggunakan model
kelompok akan berebut memperoleh tanda
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siklus
bintang dari gurunya. Hal ini menunjukkan
penelitian dilaksanakan 2 siklus, setiap siklus
terjadinya interaksi siswa dengan guru.
terdiri dari 3 pertemuan dan satu kali tes.
dilaksanakan
dalam
proses
Data dari penelitian tindakan kelas
Observasi, dan tes hasil belajar a. Observasi
adalah data hasil tes dan lembar observasi.
Observasi dilakukan pada saat memberikan
Observasi
tindakan. Observasi dilakukan oleh 2 orang
pembelajaran dengan menggunakan metode
pengamat, yaitu ketua peneliti/ dosen dan
koopeatif tipe STAD dari guru kelas yaitu
seorang anggota peneliti (guru).
Sarniati, Am. Pd dengan pokok bahasan
b. Tes Hasil Belajar
lingkungan dan sumber daya alam. Observasi
Tes dilakukan setelah setiap siklus berakhir
dilakukan oleh dua orang yaitu peneliti sendiri
terhadap
dan dari guru yaitu Ruminah, Am. Pd, Hasil
siswa
yang
bertujuan
untuk
dilaksanakan
untuk
melihat
mengetahui hasil belajar siswa.
observasi ini merupakan bahan refleksi untuk
Refleksi
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran
Pada
setiap
akhir
siklus
selesai
di kelas. Hasil tes bertujuan untuk mengetahui
dilakukan analisis sbb:
hasil belajar siswa .
1. Analisis data hasil observasi menggunakan
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
statistik deskriptif.
- Perencanaan
2. Data tentang respon siswa dianalisis dengan menggunakan persentase.
Tahap
perencanaan
dilaksanakan
setelah mengetahui permasalahan yaitu proses
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
pembelajaran
guru,
siswa disuruh melakukan percobaan tentang
dimana guru memberikan materi dan siswa
sumber energi panas dan mengerjakan LKS
mendengarkan,
selanjutnya
yang telah dibagikan. Siswa mendiskusikan
mengerjakan latihan yang diberikan guru.
LKS bersama anggota kelompoknya. Jika ada
Sebelum tindakan dimulai, peneliti membuat
hal-hal yang tidak dapat siswa pecahkan
rencana pelaksanaan pembelajaran, lembaran
sendiri dengan anggota kelompoknya, maka
kerja siswa (LKS) dan lembaran observasi
siswa menanyakan kepada guru. Selama siswa
aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa.
beridiskusi mengerjakan LKS, guru berkeliling
Materi yang diajarkan adalah (1) energi dan
memantau, membimbing siswa sampai diskusi
penggunaannya. (2) Sumber daya alam dan
berakhir.. Setelah diskusi berlangsung, guru
lingkungan mengacu pada pada buku Sains
bersama siswa menyimpulkan materi yang
untuk
telah siswa pelajari. Di akhir pertemuan
SD
masih terpusat
pada
112
mencatat,
kelas
IV
terbitan
Erlangga.
Selanjutnya, siswa dikelompokkan menjadi 5
diberikan kuis 10 menit.
kelompok yang terdiri dari 5 – 6 orang siswa
Pada pertemuan ke-1, siswa yang hadir 27 orang. Pada pertemuan ini terlihat bahwa
- Pelaksanaan Tindakan siklus-1 Pertemuan ke-1 dilaksanakan tanggal
masih banyak siswa mengandalkan temannya
3 Maret 2009 dengan waktu : 2 x 35 menit,
yang pintar saja tanpa ada usaha siswa sendiri.
pokok bahasan energi dan penggunaannya, sub
Sebagian anggota di antara kelompok tidak
pokok bahasan energi panas.
mau bekerja. Di akhir pertemuan selanjutnya
Sebelum
pelajaran
dimulai,
guru
guru memberitahukan pada siswa materi untuk
menjelaskan model pembelajaran kooperatif
pertemuan
tipe STAD yang akan dilakukan, membacakan
memberitahukan juga kepada siswa bahwa
nama kelompok, menyuruh siswa duduk dalam
untuk pertemuan selanjutnya sebelum guru
kelompoknya
memasuki kelas siswa telah duduk dalam
masing-masing,
membagikan
LKS.
dan
Guru
memulai
berikutnya,
selanjutnya
kelompoknya masing-masing.
pembelajaran sesuai dengan RP 1 yang telah
Pertemuan ke-2 dilksanakan /tanggal 5
ditetapkan . Pada pertemua ke – 1 ini kegiatan
Maret 2009, waktu 2 x 35 menit.Sub Pokok
yang
dilakukan
pelajaran
dan
pembelajaran, pembelajaran.
adalah
guru
membuka
Bahasan Karya dengan menerapkan konsep
menjelaskan
konsep
perubahan energi gerak. Indikator membuat
menyampaikan
tujuan siswa
Siswa telah duduk pada kelompoknya
serta
masing-masing. Guru mengumumkan hasil
menjelaskan contoh-contoh sumber energi
kuis pertemuan sebelumnya dan memberikan
panas
dan perpindahan panas. Setelah
penghargaan pada kelompok yang mendapat
menjelaskan materi kurang lebih 15 menit,
perkembangan yang lebih tinggi. Kelompok
menemukan
Guru
memotivasi
parasut
pengertian
energi,
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
pertama
disebut
kelompok
penghargaan bintang 3,
super
diberi
nilai tertinggi
113
konsep perubahan energi gerak membuat pesawat terbang kertas
diperoleh oleh kelompok I. Kelompok kedua
Siswa telah duduk pada kelompok
disebut kelompok hebat diberi penghargan
masing-masing. Guru mengumumkan hasil
bintang 2 yang diperoleh oleh kelompok III,
kelompok super, hebat, dan baik. Pada
sedangkan kelompok ketiga disebut kelompok
pertemuan
baik yang mendapat bintang 1 yang diperoleh
kelompok I, kelompok hebat adalah kelompok
oleh kelompok II.
II, dan kelompok baik adalah kelompok III.
ini
kelompok
super
adalah
Pada pertemuan ini, materi yang
Setelah memotivasi siswa untuk lebih giat,
dipelajari adalah membuat parasut dari plastik
kemudian guru menjelaskan materi pelajaran
tipis. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
sesuai dengan rencana pembelajaran.
guru
membuka
pelajaran
dengan
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya.
yaitu guru membuka pelajaran, menyampaikan
Setelah menjelaskan materi, siswa melakukan
tujuan, mengingatkan siswa dengan materi
percobaan membuat parasut dari selembar
sebelumnya. Setelah guru menjelaskan materi,
plastik tipis. Kemudian dilanjutkan menjawab
siswa
pertanyaan dalam LKS. Di sini terlihat siswa
mendiskusikan LKS
aktif menyelesaikan soal-soal dan saling
Guru
membantu anggota kelompoknya. Selama
membantu siswa yang mengalami kesulitan..
kerja kelompok berlangsung guru mamantau
Setelah selesai baru dibagikan pedoman
kerja
jawaban
masing-masing
kelompok
dan
melakukan
berkeliling
percobaan,
dalam kelompoknya.
memantau
yang
kemudian
siswa
sebenarnya.
dan
Siswa
mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
mendiskusikan kembali dan membandingkan
Setelah selesai baru dibagikan pedoman
jawabannya dengan jawaban yang sebenarnya.
jawaban pada masing-masing siswa. Setelah
Kemudian
menyimpulkan materi pelajaran bersama siswa,
menyimpulkan materi pelajaran yang telah
maka diakhir pertemuan diadakan kuiz.
dipelajari. Di akhir pertemuan diadakan kuis.
guru
membantu
siswa
Pada pertemuan ini sebagian siswa
Pada pertemuan ke-3 ini, siswa sudah
masih ada memandang ke kiri dan ke kanan,
terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan.
tetapi di antara siswa ada yang masih malas
Siswa lebih aktif mengerjakan LKS yang
mengerjakan LKS
dan walaupun selesai
diberikan. Tetapi masih ada anggota dalam
tetapi lebih lama dibanding dengan teman-
kelompok yang malas mengerjakan LKS dan
temannya.
selalu
Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada
dibantu
kelompok
oleh terlihat
anggotanya.
Antara
berlomba-lomba
tanggal 10 Maret 2009, waktu 2x 35 menit,
menyelesaikan LKSnya. Pada akhir pertemuan,
sub pokok bahasan karya dengan menerapkan
guru memberitahu siswa bahwa minggu depan
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
diadakan tes 1 mengenai materi energi panas, dan
karya
dengan
menerapkan
konsep
perubahan energi. Pertemuan
114
Berdasarkan hasil tes pada siklus pertama bahwa dari 26 orang siswa yang mengikuti tes, 14 orang siswa mendapatkan
ke-4
dilaksanakn pada
nilai
diatas
6,
dan
20
orang
siswa
tanggal 17 Maret 2009, waktu 2 x 35 menit.
mendapatkan nilai di bawah 6, dan nilai rata-
Sebelum tes dimulai siswa diminta untuk
rata akhir 6,6 . Nilai tertinggi adalah 9 dan
merapikan
memberikan
terendah adalah 4 dengan ketuntasan hasil
kesempatan 15 menit untuk membaca materi
belajar siswa 46 %. Dengan demikian dapat
dan melihat LKS kembali serta menanyakan
kita simpulkan bahwa penerapan pembelajaran
hal-hal yang masih ragu. Setelah itu, guru
kooperatif tipe STAD perlu lebih ditingkatkan
menyuruh siswa menyimpan LKS dan buku-
lagi. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil
buku yang berhubungan dengan materi tes.
belajar,
berdasarkan
Selama mengerjakan soal tes, siswa tidak
(sebagai
observer),
dibenarkan saling membantu satu sama lainnya.
pembelajaran siswa dituntut untuk berperan
tempat
duduk,
pengamatan
penulis
bahwa
dalam
aktif. Dalam pelaksanaannya siswa banyak mengalami perubahan cara belajar. Biasanya
Analisis Data Dari tindakan, observasi, dan tes yang
siswa mendapatkan materi hanya apa yang
telah dilakukan, kemudian data diolah dan
diterangkan
dianalisis. Hasil pengamatan pada lembar
mengerjakan
aspek
proses
sehingga siswa fasif tidak terjadi interaksi..
pembelajaran dinyatakan dengan persentase.
Hasil pengamatan aspek guru pada siklus 1
Dari hasil tes secara klasikal dihitung rata-rata
rata-rata 80,59 dan aspek siswa secara klasikal
dan jumlah nilai tetinggi dan terendah sebagai
82,14 %
berikut:
Rafleksi
guru
dan
siswa
dalam
Tabel 1. Rekapitulasi nilai tes siswa siklus 1 SD Negeri BTA No 1 2 3 4 5 6 Jumlah Ketuntasan Hasil belajar siswa
Nilai 9 8 7 6 5 4
Jumlah siswa 1 5 8 8 2 2 26
oleh
guru,
soal-soal
kemudian secara
siswa
individu,
Data hasil observasi yang diperoleh terhadap penilaian proses pembelajaran aspek
Bobot Ratarata 9 40 56 48 10 8 171 6,6 54 %
guru dengan model kooperatif tipe STAD cukup baik,
terlihat dari perssentase yang
diperoleh dengan rata dari observer 1 sebesar 80,58%, dan aspek siswa 82,14 %. Hasil ini menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh dari
penilaian
pembelajaran
dengan
menggunakan model kooperatif Tipe STAD cukup baik, namun ketuntasan hasil belajar siswa dan perolehan nilai rata-rata secara
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
klasikal masih perlu ditingkatkan. Pada aspek
dan
yang diamati mulai dari pendahuluan dan
kelompoknya. Jika ada
kegiatan inti cukup baik, akan tetapi aspek
dapat siswa pecahkan sendiri dengan anggota
penguatan-penguatan kepada siswa
kelompoknya, maka siswa menanyakan kepada
Tindakan siklus ke -2
guru. Selama siswa diskusi mengerjakan LKS,
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada
guru
mengisi
berkeliling
LKS
bersama
115
anggota
hal-hal yang tidak
memantau,
membimbing
/tanggal 7 April 2009, waktu 2 x 35 menit.
siswa sampai diskusi berakhir. Setelah diskusi
pokok bahasan : perubahan lingkungan, sub
berlangsung,
pokok bahasan pengaruh angin dan hujan.
menyimpulkan materi yang telah siswa pelajari.
Sebelum pelajaran dimulai seperti biasa guru
Di akhir pertemuan diberikan kuis 10 menit.
guru
bersama
siswa
menjelaskan model pembelajaran kooperatif
Pada pertemuan ke-1, siswa yang hadir
tipe STAD yang akan dilakukan, membacakan
27 orang. Pada pertemuan ini terlihat bahwa
nama kelompok, menyuruh siswa duduk dalam
kekompakan siswa dalam kelompok sudah
kelompoknya
mulai terlihat, terlihat siswa sangat antusias
membagikan
masing-masing, LKS.
Guru
dan memulai
melakukan
percobaan
dan
berdiskusi
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
mengerjakan LKS. Di akhir pertemuan, dan
ditetapkan. Pada pertemuan ke–1 dengan
guru memberitahukan pada siswa materi untuk
kegiatan yang akan dilakukan adalah guru
pertemuan berikutnya dan sebelum guru
membuka pelajaran dan menjelaskan konsep
memasuki kelas siswa telah duduk dalam
pembelajaran,
kelompoknya masing-masing.
menyampaikan
pembelajaran. Guru pertanyaan tentang
tujuan
mengajukan berbagai
Pertemuan ke-2 dilakasnakan pada
pengertian energi, serta
tanggal 9 April 2009, waktu 2 x 35 menit, sub
contoh-contoh sumber energi panas
dan
pokok
bahasan
pengaruh
matahari
dan
perpindahan panas. Motivasi yang dilakukan
gelombang laut perubahan. Siswa telah duduk
pada siklus ke-II ini berupa penguatan dengan
pada
memberikan
mengumumkan
apabila
penghargaan
kepada
siswa
mampu menjawab dengan benar
berupa benda seperti buku, pulpen,
dengan
kelompoknya
masing-masing.
hasil
kuis
pertemuan
sebelumnya dan memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai tertinggi.
harapan siswa lebih termotivasi sehingga nilai
Kelompok
siswa meningkat dari siklus I
penghargaan berupa benda,
Setelah
Guru
tertinggi (I,II dan II)
diberi
nilai tertinggi
menjelaskan materi kurang lebih 15 menit,
diperoleh oleh kelompok I. Kelompok kedua
siswa disuruh melakukan percobaan tentang
disebut kelompok hebat yang diperoleh oleh
proses erosi pada permukaan tanah,
kelompok II, sedangkan kelompok ketiga yang
mengerjakan
dan
LKS yang telah dibagikan.
Siswa mendiskusikan hasil pengamatannya
diperoleh oleh kelompok III.
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
Pada pertemuan ini, materi yang dipelajari adalah pengaruh matahari dengan
116
kemudian guru menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.
kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
membuka pelajaran dengan mengingatkan
yaitu guru membuka pelajaran, menyampaikan
kembali
tujuan, mengingatkan siswa dengan materi
pelajaran
sebelumnya.
Setelah
menjelaskan materi, dilanjutkan menjawab
sebelumnya,
pertanyaan dalam LKS. Di sini terlihat siswa
sebelumnya. Setelah guru menjelaskan materi.,
aktif menyelesaikan soal-soal dan saling
kemudian memberikan LKS. Selanjutnya,
membantu anggota kelompoknya . Selama
siswa
kerja kelompok berlangsung, guru mamantau
kelompoknya. Guru berkeliling memantau
kerja
dan
siswa dan membantu siswa yang mengalami
mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
kesulitan. Setelah selesai baru dibagikan
Setelah selesai baru dibagikan pedoman
pedoman jawaban yang sebenarnya. Siswa
jawaban pada masing-masing siswa. Setelah
mendiskusikan kembali dan membandingkan
menyimpulkan materi pelajaran bersama siswa,
jawabannya dengan jawaban yang sebenarnya.
maka diakhir pertemuan diadakan kuis
Kemudian
masing-masing
kelompok
Pada pertemuan ini, sebagian siswa masih ada juga yang memandang kekiri dan
sama
dengan
mendiskusikan
guru
pertemuan
LKS
membantu
dalam
siswa
menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari, di akhir pertemuan diadakan kuis.
kekanan, tetapi secara umum kerja sama siswa
Pada pertemuan ke-3 ini, siswa sudah
dalam kelompok sudah cukup bagus. Di antara
terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan.
kelompok
Siswa lebih aktif mengerjakan LKS yang
terlihat
berlomba-lomba
menyelesaikan LKS.
diberikan. Tetapi masih ada anggota dalam
Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada
kelompok yang malas mengerjakan LKS dan
/tanggal 21 April 2009, waktu 2x 35 menit,
selalu
pokok bahasan sumber daya alam, sub pokok
kelompok
bahasan
menyelesaikan LKSnya. Akhir pertemuan guru
sumber daya alam hayati dan non
hayati
dibantu
oleh
anggotanya.
terlihat
Antara
berlomba-lomba
memberitahu siswa bahwa minggu depan Siswa telah duduk pada kelompok
masing-masing. Guru mengumumkan hasil kelompok
super,
hebat
dan
pertemuan
ini
kelompok
baik.
super
diadakan Tes II mengenai materi Perubahan Lingkungan dan Sumber Daya Alam
Pada
Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada
adalah
tanggal 28 April 2009, waktu 2 x 35 menit.
kelompok I, kelompok hebat adalah kelompok
Pada pertemuann ke-4
II, dan kelompok baik adalah kelompok III.
Sebelum tes dimulai siswa diminta untuk
Setelah memotivasi siswa untuk lebih giat,
merapikan
tempat
dilaksanakan tes.
duduk,
memberikan
kesempatan 15 menit untuk membaca materi
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
117
dan melihat LKS kembali serta menanyakan
Meningkatnya hasil belajar siswa pada
hal-hal yang masih ragu. Setelah itu, guru
siklus ke II diikuti dengan proses pelaksanaan
menyuruh siswa menyimpan LKS dan buku-
pembelajaran pada tindakan kedua lebih baik
buku yang berhubungan dengan materi tes.
dibanding siklus ke I, dimana aspek penguatan
Selama mengerjakan soal tes siswa tidak
yang diberikan guru
dibenarkan saling membantu satu sama lainnya.
meningkatkan hasil belajar siswa
Analisis Data
berupa penghargaan dalam bentuk benda.
terhadap siswa dalam adalah
Dari tindakan, observasi dan tes yang
Diduga penghargaan yang diberikan seperti ini
telah dilakukan, kemudian data diolah dan
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
dianalisis. Hasil pengamatan pada lembar
siswa. Begitu juga dengan hasil obeservasi,
aspek
aspek siswa
guru
dan
siswa
dalam
proses
juga meningkat yaitu sebesar
pembelajaran dinyatakan dengan persentase.
89,88% menunjukkan perilaku sudah relevan.
Dari hasil tes secara klasikal dihitung rata-rata
Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil
dan jumlah nilai tetinggi dan terendah
penelitian
Tabel 2. Rekapitulasi nilai tes akhir
1 2 3 5 Jumlah Ketuntasan hasil belajar siswa
Nilai Jumlah siswa 9 6 8 5 7 10 5 3 24
Bobot 54 40 63 15 228
pernah
ditemukan
pada
penelitian sebelumnya (Gusmaweti, 2008).
siswa siklus II SD Negeri No. 28 BTA No
yang
Selanjutnya, pengamatan aspek siswa Ratarata
meningkat pada siklus ke II yaitu 10,12% terjadi perilaku tidak relevan dan 89,88 % sudah
menunjukan
perilaku
yang
sudah
relevan. Hal ini disebabkan oleh faktor 9,5 71 %
tindakan yang lebih ditingkatkan yaitu dari aspek penguatan yang membuat siswa lebih serius dan dalam menggikuti pelajaran. Rafleksi Data hasil observasi yang diperoleh
Berdasarkan hasil tes pada siklus kedua bahwa dari 24 orang siswa yang mengikuti tes, 21 orang siswa mendapatkan nilai di atas 6 dan 3 orang siswa mendapatkan nilai di bawah 6, dan nilai rata-rata akhir 9,5, dan nilai tertinggi adalah 9 dan terendah 5. Demikian juga dengan ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 71 %
Dengan
demikian nilai rata-rata pada tindakan siklus kedua meningkat dibanding dengan nilai ratarata tindakan siklus pertama.
terhadap penilaian proses pembelajaran aspek guru dengan model kooperatif tipe STAD pada siklus ke-II terjadi peningkatan, terlihat dari hasil yang diperoleh dari observer 1 sebesar 82,59, dan observer 2 sebesar 85,76% ) dengan rata-rata 84,165, hasil ini
lebih tinggi
diibanding dengan persentase pada siklus ke-I. Begitu juga dari hasil observasi aspek siswa juga
meningkat
dibanding
dengan
hasil
pengamatan aspek siswa pada siklus ke-1 yaitu
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
hasil observasi aspek
siswa pada siklus-I
Pariaman
dengan
perilaku yang tidak relevan sebesar 17,86%,
kooperatif
tipe
sementara persentase yang diperoleh dari hasil
berlangsung
observasi aktivitas siswa pada siklus ke-II
meningkatkan hasil belajar siswa
10,12% terjadi perilaku yang tidak relevan,
Saran
dan 89,88% perilaku siswa sudah relevan. Hasil
ini
menunjukkan
persentase yang diperoleh
model STAD
cukup
baik,
118
pembelajaran secara karena
umum dapat
Kepada guru dan calon guru disarankan
bahwa
dari penilaian
pembelajaran dengan menggunakan model
dapat menerapkan pembelajaran IPA pada materi
yang
berbeda
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
kooperatif Tipe STAD sudah baik karena disebabkan oleh faktor dalam hal aspek
DAFTAR RUJUKAN
penguatan yang diberikan kepada siswa dalam
Arends,
bentuk benda dapat meningkatkan
hasil
Ricard I. (2001). Classroom Instruction and Management. New York: McGrow_Hill.
belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil
belajar
siswa
dan
pelaksanaan
pembelajaran
dengan menggunakan model
pembelajaran
kooperatif Tipe STAD sudah
baik,
pelaksanaan
pembelajaran
tidak
dilanjutkan kesiklus dua. Hasil diskusi dengan guru sebagai
Depdikbud. (1994). Kurikulum Pendidikan dengan landasan Program dan Pengembangan. Jakarta: P & K. _______. (1998). APKG (Alat Penilaian Kegiatan Guru) : Jakarta Depdiknas. (2002). Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
penindak bahwa proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD bagus, terlihat siswa aktif, interaksi guru dan siswa baik. Kendala
yang
ditemukan
pelaksanaannya, adalah
dalam
ketidaksiapan guru
untuk mempersiapkan instrument seperti LKS, soal-soal tes.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diperoleh maka, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri No. 28 Batang Anai Kabupaten Padang
Fajar, Malik. (2003). Pendidikan Harus Bisa Menjawab Tantangan Zaman. Kompas tanggal 16 Desember 2003 halaman 10. Gusmaweti. (2008). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SD 02 Tanah.Air. Laporan Hasil Penelitian . Padang Heleni, Susda, dkk. (2006). The Application of STAD Type Cooperative Learning and Contextual Approach to Increase the Mathematics Learning Achievement of the Class VIII5 Students of SMP Negeri Lirik. Laporan Penelitian disampaikan pada Seminar BKS PTN Wilayah Barat Bidang MIPA, Padang.
Paningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
Mulyasa, E. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nur, Mohammad dan Retno W.P. (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya: Unesa. ______ (2005). Pembelajaran Kooperatif . Depdiknas Dirjendikdasmen Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Timur. PSMS Unesa: Surabaya. Purwanto. M. Ngalim (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Sinar Bandung Wardani Igak dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta
119