PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 03 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN
,
,
,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta e-mail :
[email protected] Abstrak Penelitian tindakan kelas di latar belakangi banyak siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika di sekolah.dalam meningkatkan aktifitas dan hasil belajar matematika siswa sekola dasar. Kenyataan di lapangan yang menerapkan pembelajaran secara konvensional diduga menimbulkan kejenuhan pada diri siswa sehingga berdampak negatif pada kemampuan meatematika siswa. Penggunaan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar terutama dalam pemecahan masalah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan factor persekutuan terbesar (FPB). Dengan menggunakan model pembelajaran kooperartif tipe STAD. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 03 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti dapat meningkatkan kemampuan matematika pecahan dalam pemecahan masalah. Peningkatan kemampuan matematika ini dapat dilihat dari hasil belajar yang dihasilkan siswa. Hasil belajar siswa ynag awalnya 56 % meningkat menjadi 87% paada siklus II. Hasil penelitian diperoleh rata-rata persentase skor hasil belajar siswa siklus I adalah 67%, meningkat pada siklus II 89% dan persentase skor hasil belajar guru pada siklus 69% meningkat pada siklus II 83%. Hal ini berarti target indikator dalam penelitian ini berhasil dan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan penelitian ini peneliti menyarankan agar guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika secara Cooperatif Tipe STAD
PENDAHULUAN Menyadari akan pentingnya peranan dan
untuk
belajar
kenyataannya
matematika
.Namun
menunjukkan
bahwa
kontribusi matematika. dalam kehidupan
matematika. merupakan salah satu mata
manusia, seharusnya siswa merasa tertarik
pelajaran yang ditakuti oleh sebagian besar
siswa,
sehingga
banyak
siswa
yang
SDN 03 Enam Lingkung Kabupaten Padang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran
Pariaman di atas diduga penyebabnya antara
matematika.
lain : metoda pembelajaran yang digunakan
Banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi kesulitan siswa
guru dan sarana prasarana belajar yang belum memadai.
tersebut seperti pengadaan buku paket, dan
. Dalam hal ini kondisi yang terdapat
melengkapi peralatan media matematika.
dalam pembelajaran matematika siswa kelas
Selain itu, guru juga telah berusaha secara
IV di SDN 03 Enam Lingkung Kabupaten
intensif
Padang
seperti
memperbanyak
latihan,
Pariaman
terlihat
rendahnya
pemberian tugas rumah, belajar tambahan
penghayatan siswa terhadap tugas tanggung
dan lainnya. Kenyataannya siswa masih
jawab sebagai siswa seperti kurang disiplin
mengalami
dalam menyerahkan PR,
kesulitan
dalam
belajar
ada yang tidak
matematika. Hal ini terlihat rendahnya rata-
mengerjakan PR, sering terlambat masuk
rata hasil belajar kognitif Ulangan Harian
kelas, kurang sifat ingin tahu dan kreatif serta
semester
kurangnya
1
Matematika
Menggunakan
bilangan bulat dalam pemecahan masalah
Enam Lingkung
Kabupaten Padang
Pariaman tahun pelajaran 2013/2014 yang lalu yakni 54. Nilai rata-rata hasil belajar kognitif matematika .Siswa tersebut belum mencapai
ketuntasan
minimal
yang
ditetapkan yaitu 70 . Rendahnya hasil belajar mata pelajaran matematika. yang diperoleh siswa kelas IV di
diri
siswa
untuk
memperbaiki kegagalan dan lainnnya.
yang diperoleh oleh siswa kelas IV di SDN 03
kesadaran
Model pembelajaran mempunyai andil yang
cukup
besar
dalam
kegiatan
pembelajaran, sebab tujuan pembelajaran akan dapat dicapai sesuai dengan penggunaan metode yang tepat. Dalam hal ini metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan matematika di kelas IV SDN 03 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman
dominan bersifat konvensional
(teacher center learning). Metode ini akan
Menurut Johnson & Johnson dalam
menghambat aktualisasi potensi kecerdasan
Sunarya (2007:1) “pembelajaran kooperatif
yang dimiliki oleh siswa dalam rangka
adalah suatu model pembelajaran yang
mencapai tujuan belajarnya.
mengutamakan adanya kerja sama antar
Student
Team
Achievmen
Division
(STAD) merupakan salah satu tipe metode pembelajaran student
center
kooperatif learning.
yang
bersifat
Agar
kondisi
peserta didik dalam sebuah kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya menyatakan
Wina
(2007:242)
“pembelajaran
kooperatif
permasalahan rendahnya aktivitas dan hasil
merupakan modela pembelajaran dengan
belajar di atas tidak berkelanjutan, maka
menggunakna system pengelompokan/tim
perlu perbaikan pembelajaran dengan judul
kecil, yaitu antara empat sampai enam orang
“Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
yang mempunyai latar belakang kemempuan
matematika
akademik, jenis kelamin, rasa atau suku yang
siswa
melalui
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
berbeda (heterogen)”.
siswa kelas IV di SDN 03 Enam Lingkung Senada dengan itu Nurasma (2008:2) Kabupaten Padang Pariaman. menjelaskan
“pembelajran
kooperatif
merupakan salah satu model pembelajaran TINJAUAN PUSTAKA
yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok
Model kooperatif adalah rangkaian
kecil bekerja
sama
untuk mencapai tujuan-tujuan bersama”.
kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam Berdasarkan beberapa pendapat di
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan tesebut peserta didik dituntut bekerja sama dalam kelompoknya.
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
dengan
pembelajaran kooperatif peserta didik dapat bekerja
sama
dalam
kelompok
untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
didik,yang nantinya sangat berguna dalam
kepada kelompok dapat bertanggung jawab
kehidupan bermasyarakat.
atas hasil kerja kelompoknya masing-masing. a.Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif Pada pembelajaran kooperatif, terdapat
a. Tujuan Model Kooperatif Setiap model pembelajaran mempunyai
beberapa unsur-unsur yang terkait satu
model
dengan lainnya, seperti: adanya kerja sama,
pembelajran kooperatif. Menurut Sutrisna
anggota kelompok heterogen, keterampilan
(2007:2) “model pembelajaran kooperatif
kolaboratif, dan saling ketergantungan. Dan
dikembangkan
unsur-unsur
tujuan,
begitu
juga
untuk
dengan
mencapai
setidak-
inilah
tidaknya 3 tujuan pembelajaran yaitu: 1)
pembelajaran
Kemampuan
kelompok biasa.
perbedaan
akademik, individu,
2)
3)
penerimaan
pengembangan
kooperatif
membedakan dengan
kerja
Anita Lie (2002:30) menyatakan “ada lima unsur model pembelajaran kooperatif,
keterampilan social”. Pernyataan di atas senada dengan ungkapan
yang
Nurasma
(2008:3)
yang
yaitunya: tanggung
saling jawab
ketergantungan perseorangan,
positif, tatap
menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif
muka,komunikasi antar anggota, evaluasi
bertujuan
proses kelompok”. Pendapat Anita diatas
untuk
pencapaian
hasil
belajar,peneriamaan terhadap individu, dan pengembangan keterampilan social”. Berdasarkan uraian di atas dapat
dapat di jabarkan sebagai berikut: 1) Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan
atau
kegagalan
disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran
kelompok sangat tergantung pada usaha
kooperatif
meningkatkan
setiap anggotanya. Oleh sebab itu semua
kinerja dan hasil belajar peserta didik serta
anggota kelompok harus merasa terikat dan
mengembangkan keterampilan social peserta
saling tergantung positif.
adalah
untuk
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Setiap
anggota
kelompok
akan
bertanggung jawab untuk melakukan yang
Untuk mengetahun keberhasilan tersebut maka dilakukan evaluasi proses kelompok.
terbaik bagi kelompoknya masing-masing, karena
nilai
kelompok
terbentuk
dari
Sementara itu menurut muslimin, dkk ( dalam Kunandar 2007:360).
sumbangan setiap anggota kelompok.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
3) Tatap Muka
bahwa unsur dari pembelajaran kooperatif
Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
bertemu
berdiskusi.
kecil, dengan anggota kelompok yang terdiri
Sehingga dengan berdiskusi peserta didik
dari beberapa orang peserta didik yang
saling berinteraksi
akan
memiliki
setiap
bervariasi,
memberikan anggota,
muka
dan
adalah kelas di bagi atas kelompok-kelompok
yang nantinya
keuntungan
karena
dapat
kepada
memanfaatkan
kemamapuan
mempunyai
setiap
akademik
anggota
tanggung
yang
kelompok
jawab
terhadap
kelebihan dan mengisi kekurangan masing-
kelompoknya,dan adanya tujuan yang sama
masing anggota kelompok.
dalam kelompok
4) Komunikasi Antar Anggota Keterampilan kelompok
METODOLOGI PENELITIAN
berkomunikasi
merupakan
hal
yang
dalam sangat
A. Jenis Penelitian Jenis
penelitian
yang
merupakan
penelitian
tindakan
penting, karena berguna untuk memperkaya pengalaman
belajar,
pembinaan
dilakukan kelas
perkembangan mental, dan emosional para
dibidang pendidikan dan hasil belajar dengan
peserta didik.
materi
5) Evaluasi Proses Kelompok
tentang
menentukan
kelipatan
persekutuan terkecil dan factor persekutuan
Keberhasilan belajar dalam kelompok
terbesar, dengan penelitian tindakan kelas
ditentukan oleh proses kerja kelompok.
diadakan perlakuan tertentu yang didasarkan pada masalah-masalah actual yang ditemukan
di lapangan. Penelitian ini berkenaan dengan
kejadian (interval). Pelaksanaan penelitian
perbaikan atau peningkatan aktivitas dan
secara terus menerus mulai dari perencanaan,
hasil pembelajaran pada suatu kelas.
pengamatan, mencatat, mengumpulkan data,
Penelitian tindakan dilakukan untuk memperjelas masalah yang sedang dihadapi
menganalisis data, dan berakhir dengan pembuatan laporan hasil penelitian.
di kelas.Penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis,
B. Setting Penelitian
reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan 1. Tempat Penelitian yang dilakukan oleh guru atau pelaku, mulai Penelitian ini dilaksanakan di SDN 03 dari perencanaan sampai dengan penilaian Enam
Lingkung
kecamatan
Enam
terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang Lingkung.Pemilihan tempat penelitian adalah berupa
proses
pembelajaran
untuk berdasarkan hasil pembelajaran yang peneliti
memperbaiki kondisi pembelajaran yang di lakukan di kelas karena peneliti adalah guru lakukan. kelas yang mengajarkan matematika di kelas Arikunto (2006:2-3) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
IV dan diskusi dengan guru
kelas lainya
untuk menerapkan model pembelajaran Tipe STAD
dalam
pembelajaran
matematika
khususnya dalam materi FPB dan KPK Hopkins (1993) dalam wiraatmaja (2007:12) Penelitian Tindakan Kelas adalah kajian yang sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan 2. Subjek Penelitian praktek pendidikan oleh sekelompok guru Subjek penelitian ini adalah guru dan dalam melakukan tindakan dalam pembelajaran,berdasarkan refleksi mengenai siswa kelas IV SDN 03 Enam Lingkung hasil dari tindakan tindakan tersebut kecamatan Dalam
penelitian
tindakan
Enam Lingkung Kab.Padang
guru Pariaman yang berjumlah 20 orang, terdiri
memperhatikan proses pembelajaran dan atas mengambil
tindakan
untuk
12 orang laki-laki dan
mengubah perempuan.
8 orang
1) Aktifitas positif siswa
3. Waktu/ Lama Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015
semester I selama dua
minggu yaitu mulai bulan September s/d Oktober
2014,
dimulai
dari
a) Saat
guru
menyajikan
materi
pelajaran -
waktu
Siswa yang memperlihatkan dengan
serius
pada
perencanaan sampai penulisan laporan hasil
pertemuan
I
peneliti mulai dari siklus 1 , 2 kali pertemuan
73,5%,pada
pertemuan
dan siklus 2 dengan 1 kali pertemuan
sebanyak 73,7%,dan pada pertemuan
C. Prosedur Penelitian
III
78%,sedangkan
Tahap-tahap yang dilakukan dalam
rata-ratanya
penelitian ini mencakup a) tahap perencanaa,
sebanyak II
sebanyak persentase adalah
80,4%.Menurut
b) tahap pelaksanaan, c) tahap observasi, d)
penggolongan
tahap refleksi. Alur penelitian terdiri dari dua
persentase
aktifitas siswa sudah baik,ini
siklus.
perlu ditingkatkan terus. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Analisa menarik
-
Siswa bertanya pada guru tentang bagian yang tidak
data dilakukan untuk
kesimpulan
penelitian,sebagai
dari
mengerti pada pertemuan I
hasil
sebanyak
atas
pertemuan
jawaban
26,8%,pada II
33.5%,dan
penelitian
pada pertemuan III sebanyak
ini.Berdasarkan data dari hasil pengamatan
33.5% sedangkan persentase
observer
rata-ratanya adalah 33.5%
permasalahan
diperoleh
pada
persentase
aktifitas
siswa selama kegiatan pembelajaran untuk
Namun
tiga kali pertemuan pada siklus pertama
penggolongan
menurut persentase
aktifitas
siswa
tergolong
kurang,berarti
perlu
ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya. -
tergolong cukup,berarti perlu ditingkatkan lagi. b Aktifitas belajar kelompok. -
Siswa menjawab pertanyaan
pada pertemuan I sebanyak
guru
93.8%,pada
pada
pertemuan
sebanyak
29,4%
pertemuan
II
I
pada
pertemuan
II
sebanyak93.7%,pada
sebanyak
pertemuan
III
sebanyak
33,3% dan pada pertemuan
92,1%,dan rata-rata adalah
III
93.8,7%.Menurut
sebanyak
%,sedangkan
39,5 persentase
rata-ratanya
penggolongan
adalah
34,1%.Menurut penggolongan aktifitas
persentase
siswa
tergolong
kurang,berarti
-
Siswa yang membuat tugas
persentase
aktifitas
siswa
tergolong
sangat
baik,ini
perlu
dipertahankan. -
Siswa yang menggunakan
perlu
buku sumber yang relevan
ditingkatkan lagi pada siklus
lainya pada pertemuan I
berikutnya.
sebanyak
Siswa mencatat konsep pada
pertemuan
pertemuan
I
93.7%,pada pertemuan III
53.6%,pada
pertemuan
sebanyak
93.8%
pertemuan
III
menurut persentase
sebanyak II dan
93.8
%
penggolongan aktifitas
siswa
20.1%,pada II
sebanyak
sebanyak 26.8%,dan ratarata
adalah
20,3%.Ini
tergolong kurang menurut penggolongan
persentase
aktifitas
maka
perlu
siswa,tentu
ditingkatkan. -
peningkatan.
Siswa yang mengemukakan ide pada temanya
dalam
menyelesaikan
masalah
pada pertemuan I sebanyak 40.2%,pada
pertemuan
sebanyak pertemuan
II
40.2%,pada III
sebanyak
40.2%,dan rata-rata adalah 40.2%.ini
penggolongan aktifitas siswa
membantu
teman
dalam menyelesaikan tugas pada pertemuan I sebanyak 41,2%,pada
pertemuan
sebanyak pertemuan
a)
Siswa
yang terlambat
pada
pertemuan I sebanyak 20.1% pada pertemuan II sebanyak 13.4%,pada pertemuan III sebanyak 13.4%,rataratanya adalah 13.4%. menunjukan
cukup
dan
Ini perlu
diturunkan lagi persentasinya.
II
46.9%,pada III
b) Siswa izin keluar kelas pada pertemuan I sebanyak 13.4% pada pertemuan II sebanyak 13.4%,pada
maka perlu peningkatan. Siswa
2.Aktifitas negatif.
menunjukan
terggolong kurang menurut
-
perlu
pertemuan III sebanyak 6.7%,rataratanya adalah 11,1%.Menurutkan penggolongan tergolong
aktifitas
siswa
cukup,maka
perlu
diturunkan lagi persentasinya.
sebanyak
c Siswa yang mengantuk pada
46.9%,dan rata-rata adalah
pertemuan I sebanyak 0% pada
46.9%.Menurut.Ini tergolong
pertemuan II sebanyak 26,8%,pada
cukup
menurut
pertemuan III sebanyak 0%,rata-
penggolongan
aktifitas
ratanya adalah 2,9%.Ini tergolong
cukup baik menurut penggolongan
pembelajaran
persentase aktifitas siswa
pendekatan
d)
Siswa
yang
bercanda
/
mengganggu teman pada pertemuan I sebanyak 6.7% pada pertemuan II
matematika STAD
melalui
telah
dapat
meningkatkan aktifitas belajar siswa yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
sebanyak 6.7%,pada pertemuan III sebanyak 10,5%,rata-ratanya adalah 607%.Ini
menunjukan
cukup
Saran
yang
mungkin
dapat
dilakukan dalam pelaksanaan pada siklus
menurut penggolongan persentase
berikutnya
aktifitas siswa.
pendekatan pada siswa yang kurang percaya
e)
Siswa
yang
mengerjakan
pekerjaan lain pada pertemuan I sebanyak 6.7% pada pertemuan II sebanyak 0%,pada pertemuan III sebanyak
0%,rata-ratanya
2.2%.Ini
tergolong
cukup
adalah baik
menurut penggolongan persentase aktiIV
tas.dan perlu diturunkan
melalui penciptaan suasana yang harmonis dalam pembelajaran,sehingga siswa merasa senang dan bebas mengembangkan aktiv tasnya
dalam
belajar
dan
akhirnya
menimbulkan kepercayaan diri pada siswa tersebut.Memperhatikan
faktor
kesulitan
siswa sehingga dapat memotivasi siswa dapat
meningkatkan
belajarnya.Perbaikan KESIMPULAN DAN SARAN
lain:Melakukan
diri,sehingga guru dapat memotivasinya
untuk
lagi persentasinya.
antara
ini
aktifitas
dapat
juga
dikembangkan untuk konseb/sub konsep lain.Bagi yang menerapkan pembelajaran
Berdasarkan
dan
dengan pendekatan STAD ini,disarankan
pembahasan yang dilakukan,secara umum
dalam pelaksanaan supaya siswa duduk
perbaikan ini
hasil
analisa
mengungkapkan efektifitas
berkelompok
sebelum
pembelajaran
dimulai dengan tujuan efisien waktu.
aktifitas
Berdasarkan pengamatan dan analisa data yang dilakukan terdapat temuan beberapa aktifitas
yang
mengalami
peningkatan
seperti aktifitas siswa saat guru menyajikan materi pelajaran maupun aktifitas selama belajar
kelompok
dalam
ide (37%,kurang),dan berhubungan dengan
terlambat
negatif
siswa
(21,4%),izin
(14,9%,mengantuk
yaitu
:
siswa
keluar
kelas
(2,9
%),dan
bercanda/mengganggu teman (11,1%) serta siswa mengerjakan pekerjaan lain (5,7%) DAFTAR PUSTAKA
kegiatan
pembelajaran.Namun demikian dari analisis data masih terlihat ada beberapa aktifitas yang perlu ditingkatkan yaitu : Untuk
Arsyad (2000) yaitu bahwa:Keterampilan Proses
Dalam
Pembelajaran,Jakarta
Gramedia
aktifitas bersifat positif perlu ditingkatkan Arikunto,suharsimi
(2008).penilaian
sedangkan aktifitas negatif persentasenya program Pendidikan.Jakarta: Depdikbud diperkecil / diturunkan lagi. Damalik Oemar (2002) Pendidikan Guru Selanjutnya
untuk
meningkatkan Berdasarkan Pendekatan Kopetensi Jakartan
aktifitas positif siswa agar lebih tinggi Universitas terbuka persentasenya dan aktifitas negatif lebih rendah persentasenya maka perlu diambil tindakan baru.Tindakan ini terutama yang berhubungan dengan aktifitas positif yaitu: Siswa bertanya (28, % kurang),menjawab pertanyaan (34, %,kurang),menggunakan buku
sumber
yang
relevan
(20,3%,kurang),bertanya
pada
teman(39,7%,kurang)dan
mengemukakan