PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESCRAMBLE DIKELAS IV SDN 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Dedet Franisisca1, Gusmaweti,2 Syafni Gustina Sari1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] ___________________________________________________________________________ Abstrak This research is motivated by the lack of activity and student learning outcomes in science teaching fourth grade students of SDN 11 Padang Pariaman District Six Lingkung. The purpose of this research is to improve the activity and the learning outcomes of students in the fourth grade at SDN 11 Padang Pariaman District Six Lingkung using cooperative learning model scramble. This research is a classroom action research was conducted in two cycles, the subjects of this study were fourth grade students of SDN 11 Padang Pariaman District Six Lingkung, which amounts to 26 people. The research instrument used in this study is the observation of student activity sheets, teacher observation sheets and test aspects of student learning outcomes. The results showed that the percentage of fourth grade students activity SDN 11 Padang Pariaman District Six Lingkung in the first cycle is 50.47% increase to 80.76% in the second cycle. The average results of the students' science learning in the first cycle is 64.5 with a percentage of 50.00% mastery learning increased to 80.76% with 70% percentage of mastery learning on the second cycle. Based on this study concluded that the use of cooperative learning model scramble to increase the activity and student learning outcomes. Researchers suggest that teachers can implement cooperative learning model scramble in different materials in science teaching. Kata Kunci: Activity, result, Scramble, IPA
______________________________________________________________ I.
Berdasarkan hasil observasi serta
PENDAHULUAN Pendidikan di Sekolah Dasar (SD)
wawancara dengan ibu Nurjanah guru
merupakan pondasi yang pertama untuk
kelas
pencapaian
suksesnya
pendidikan
Kabupaten Padang Pariaman. Pada tanggal
selanjutnya.
Pendidikan
dilaksanakan
02-03 Desember 2012,bahwa sebagian
dalam
bentuk
proses
mengajar
yang
IV
SDN
11
Enam
Lingkung
siswa dalam proses pembelajaran kurang
merupakan pelaksanaan dari kurikulum
mengikuti
sekolah.
khususnya pada mata pelajaran Ilmu
Sekolah
pendidikan.
merupakan
lembaga
pembelajaran
dengan
baik
Pengetahuan Alam (IPA). Hal itu terlihat dari beberapa siswa yang melakukan
aktivitas lain saat guru menjelaskan materi
berusaha mengajak siswa untuk aktif,
pelajaran, seperti berbicara dengan teman
tetapi siswa tersebut kurang bersemangat
sebangku.Ketika siswa diminta guru untuk
dalam belajar.
bertanya jika ada yang belum mengerti,
Akibat
aktifitas
siswa
rendah
maka hanya beberapa orang saja yang
menimbulkan hasil belajar siswa juga
mengacungkan tangan.Pada waktu guru
rendah. Dilihat dari nilai Ujian Semester I
menyuruh
materi
tahun ajaran 2011-2012 pada pembelajaran
pembelajaran, siswa seolah-olah bekerja
IPA, masih banyak siswa yang mendapat
semuanya.
nilai
siswa
Akan
menganalisis
tetapi
ketika
siswa
dibawah
Kriteria
Ketuntasan
diminta untuk mempresentasikan ke depan
Minimum (KKM). KKM di SDN 11 Enam
kelas, hanya beberapa orang saja yang
Lingkung Kabupaten Padang Pariaman
bisa, dan apabila sudah dipaksa baru siswa
untuk mata pelajaran IPA adalah 70.
mau
1. IPA dan Pembelajaran
maju
ke
depan.Ketika
guru
memberikan tugas diakhir pembelajaran
Menurut Trianto (2012:153), menyatakan
maka banyak dari siswa kelas IV tersebut
bahwa IPA berkaitan dengancara mencari
yang tidak menyelesaikan tugas tersebut.
tahu
Pada
saat
bekerjasama
tentang
alam
secara
sistematis,
dengan
sehingga IPA bukan hanya penguasaan
teman kelompokterlihat hanya siswa yang
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
pintar saja yang sering mengemukakan
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
pendapat, sedangkan siswa yang lainnya
saja
hanya diam. Kurang nya keberanian siswa
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
juga terlihat pada saat disuruh ke depan
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
untuk membacakan jawaban tidak ada
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
yang berani. Begitu juga dengan kondisi
serta prospek pengembangan lebih lanjut
kelas yang tidak tenang. Ada beberapa
dalam menerapkan di dalam kehidupan
peserta didik yang keluar masuk kelas
sehari-hari.
ketika guru sedang mengajar. Rendahnya aktivitas belajar siswa
tetapi
juga
merupakan
suatu
Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat
disebabkan kurangnya perhatian siswa
langkah-langkah
observasi,
perumusan
terhadap guru pada saat menjelaskan
masalah, penyusunan hipotesis melalui
materi mata pelajaran IPA tersebut, karena
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta
siswa menganggap materi dalam mata
penemuan teori dan konsep. Dapat pula
pelajaran IPA tersebut mudah dan dialami
dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu
nya dalam kegiatan sehari-hari. Guru telah
pengetahuan yang mempelajari gejala-
gejala melalui serangkaian proses yang
belajar mengajar Sardiman (2011:96).
dikenal
Menurut Mulyono (dalam Vivi, 2011:10),
dengan
proses
ilmiah
yang
dibangun atas dasar sikap ilmiah dan
Aktivitas
hasilnya terwuju sebagai produk ilmiah
keaktifan’’. Jadi segala sesuatu yang
yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan baik fisik
tersusun
atas
tiga
komponen
artinya
terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori
maupun non fisik.
yang berlaku secara universal, (Trianto,
3.
2012:141).
Pengertian
‘’kegiatan
atau
Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Scramble
Adapun ruang lingkup bahan kajian
Menurut Taufina dan Muhammadi, “Scramble
IPA untuk SD menurut Depdiknas (dalam
(2011:162),
Asri,
pembelajaran dengan membagikan lembar
2013:12)
meliputi
aspek-aspek
adalah
model
sebagai berikut :
kerja yang diisi peserta didik. Scramble
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan
merupakan salah satu tipe pembelajaran
yaitu manusia, hewan dan interaksinya
kooperatif yang disajikan dalam bentuk
dengan lingkungan serta kesehatan, 2)
kartu.
benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya
(dalamhttp://yusiriza.wordpress.com/2011)
meliputi cair, padat, panas dan gas, 3)
Menurut
Model
pembelajaran
Suyatno
kooperatif
energy dan perubahannya meliputi : gaya,
tipescramble, memiliki kesamaandengan
bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
model pembelajaran kooperatif lainnya,
pesawat sederhana, 4) bumi dan alam
yaitu siswa dikelompokkan secara acak
semesta meliputi tanah, bumi, tata surya,
berdasarkan kemampuan tinggi, sedang,
dan benda-benda langit lainnya.
dan rendah, atau jika memungkinkan,
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup IPA untuk SD adalah makhluk hidup dan
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda. Modelpembelajaran yaitu
kooperatif
proses kehidupannya, benda/materi, sifat
tipeScramble
modelpembelajaran
dan kegunaanya, energi dan perubahannya
yang mengajak siswa mencari jawaban
serta bumi dan alam semesta.
terhadap suatu pertanyaan atau pasangan
2. Tinjauan tentang Aktivitas
dari suatu konsep secara kreatif dengan
Dalam belajar sangat diperlukan
cara menyusun huruf-huruf yang disusun
adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses
secara acak sehingga membentuk suatu
belajar tidak mungkin berlansung dengan
jawaban atau pasangan konsep yang
baik. Aktivitas merupakan prinsip atau asa
dimaksud.
yang sangat penting di dalam interaksi
Menurut
Komalasari
(dalamhttp://hayardin-
disampaikan.
blog.blogspot.com/2012).
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Menurut langkah-langkah
Rosalin,
(2008:124)
model
scramble
berdasarkan
kedua pendapat diatas adalah sebagai
pembelajaran
berikut:
kooperatif tipe scramble adalah sebagai
a. Guru
berikut:
tipe
menyampaikan
materi
sesuai
dengan kompetensi dasar.
a. Guru mempersiapkankartu soal sesuai materi bahan ajar.
b. Guru mempersiapkankartu soal sesuai materi bahan ajar.
b. Guru membuat kartu jawaban dengan diacak nomor dan hurufnya.
c. Guru membuat kartu jawaban dengan diacak nomor dan hurufnya.
c. Guru menyajikan materi pembelajaran. d. Membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban.
d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen. e. Membagikan kartu soal pada kelompok
e. Siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban
dan kartu jawaban. f. Siswa dalam kelompok mendiskusikan
yang cocok.
jawaban sesuai lembar kerja yang
Langkah-langkah Model pembelajaran
mereka terima.
kooperatif tipe scramble menurut Violin (http://violincolhy.blogspot.com/2012) adalah sebagai berikut sebagai berikut: a. Guru
menyampaikan
materi
sesuai
dengan kompetensi dasar.
g. Siswa
mempresentasikan
hasil
jawabannya didepan kelas. h. Diakhir pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan
materi
yang
disampaikan.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
Model pembelajaran kooperatif tipe scramble memiliki beberapa kelebihan dan
c. Guru menyiapkan lembar kerja berupa kata yang di acak hurufnya.
kekurangan yang dikemukakan Komalasari (dalam
d. Siswa dalam kelompok mendiskusikan
http://hayardin-
blog.blogspot.com/2012)sebagai berikut :
jawaban sesuai lembar kerja yang
Kelebihan:
mereka terima.
1) Memudahkan murid mencari jawaban.
e. Siswa
mempresentasikan
hasil
jawabannya didepan kelas. f. Diakhir pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
2) Mendorong
murid
untuk
mengerjakan soal tersebut 3) Semua murid terlibat
belajar
4) Kegiatan tersebut dapat mendorong
Kabupaten
Padang
Pariaman.Jumlah
pemahaman murid terhadap materi
siswanya adalah 26 orang.Dari 26 orang
pelajaran
tersebut, terdapat 12 orang siswa laki-laki
5) Melatih untuk disiplin
dan 14 orang siswa perempuan.Penelitian
Kekurangan:
ini dilaksanakan pada semester genap,
1) Murid kurang berfikir kritis
terhitung dari waktu perencanaan sampai
2) Bisa
saja
siswa
mencontek
jawaban teman lainnya.
belajar
merupakan
setelah mengikuti proses pembelajaran upaya
pembelajaran
mencapai
yang
telah
tujuan ditetapkan.
Menurut Sudjana(2010:3), penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang tercapai siswa dengan kriteria tertentu. Berdasarkan
latar
belakang
tersebut, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: ‘’Peningkatan Belajar
IPA
Aktivitas Siswa
dan
Melalui
Hasil Model
PembelajaranKooperatif TipeScramble Di Kelas IV SDN 11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman’’. II.
hasil
penelitian
April- Mei 2013.
keberhasilan yang dicapai oleh siswa
dalam
laporan
sedangkan pelaksanaan tindakan dimulai
4. Tinjauan tentang Hasil Belajar Hasil
penulisan
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan
peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu
pada
disain
PTK
yang
dirumusArikunto, dkk, (2010:16) yang terdiri
dari
empat
komponen
yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Indikator proses
keberhasilan
pembelajaran
diukur
dalam dengan
menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM pada mata pelajaran IPA adalah 70, dan indikator pada aktivitas siswa meningkat.Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif.Data tersebut adalah data tentang hal-hal yang berkaitan
dengan
perencanaan,
pelaksanaan, dan hasil pembelajaran yang berupa informasi. Sumber data penelitian diperoleh dari: 1. Data kualitatif
Siswa kelas IV SDN 11 Enam
(PTK).Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Lingkung
Kabupaten
11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang
Pariaman
untuk
Pariaman.Subjek pada penelitian ini adalah
data
siswa kelas IV SDN 11 Enam Lingkung
dalam mengikuti pembelajaran
tentang
Padang
mendapatkan
aktivitas
siswa
IPA melalui model kooperatif
dirancang oleh Sanafiah Faisal (dalam
tipe Scramble.
dalam Asri, 2013:32).
tingkat
data kuantitatif terhadap aktivitas siswa
keberhasilan pembelajaran IPA
dengan menggunakan persentase yang
melalui model kooperatif tipe
didapat melalui lembar observasi aktivitas
Scramble.
siswa,
untuk
melihat
2. Data kuantitatif
Guna melengkapi model analisis
Peneliti sebagai guru berperan
untuk
melihat
perkembangan
aktivitas
proses yang
dan terjadi
Arsip nilai ujian semester I IPA
selama pembelajaran berlansung. Menurut
Tahun Ajaran 2012/2013 pada
Desfitri,dkk.
kelas
digunakan adalah:
IV
Lingkung
SDN
11
Kabupaten
Enam
(2008:41)
rumus
yang
Padang
Pariaman. adalah
Keterangan: Penentuan skor (%)=
dengan
persentase siswa yang melakukan aktivitas.
kebutuhan yang meliputi perencanaan
Penilaian aktivitas siswa menurut
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
Dimyati dan Mudjono (dalam Desfitri,
evaluasi pembelajaran, perilaku guru dan
dkk. (2008:41) menggunakan pedoman
siswa sewaktu pembelajaran.
sebagai berikut:
Sumber proses
data
kegiatan
penelitian
belajar
IPA
1%-25%
=
Sedikit Sekali
menggunakan beberapa instrumen untuk
26%-50%
=
Sedikit
mengumpulkan data, yaitu :
51%- 75%
=
Banyak
76%-99%
=
Banyak Sekali
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
1.
Lembar Observasi aktivitas Siswa
2.
Lembar
observasi
pelaksanaan
Rata-rata aktivitas siswa dari satu
proses pembelajaran aspek guru
siklus yang terdiri dari dua pertemuan
3.
Lembar Tes Hasil Belajar
dibandingkan dengan rata-rata persentase
4.
Photo
pada siklus berikutnya. Jika rata-rata persentase tersebut telah meningkat 25%,
Data penelitian menggunakan
yang ini
diperoleh dianalisis
data
kualitatif
dalam dengan yang
mengacu kepada teknikpengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif yang
maka dapat dikatakan aktivitas siswa meningkat. 1. Data proses pelaksanaan pembelajaran aspek guru Sedangkan
analisis
data
pengelolaan pembelajaran oleh guru adalah
data hasil observasi kegiatan guru yang digunakan untuk melihat proses dan perkembangan
guru
dalam
pembelajaran
yang
mengelola
terjadi
selama
TB =
Keterangan: TB = Tuntas Belajar S = Jumlah siswa yang memperoleh nilai
pembelajaran berlansung, kemudian data tersebut
dianalisis
dengan
teknik
lebih atau sama dengan 6,5 n = Jumlah Siswa
pembelajaran, skor dari semua aspek dalam
proses
pembelajaran
dihitung
dengan rumus: persentase aspek guru
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan rumus oleh Desfitri (2008:44) yaitu:
dalam mengelola pembelajaran dengan total
skor
maksimal
15
menurut
=
X
∑
Keterangan:
Desfitri,dkk. (2008:40). Penentuan skor =
×100%
Jumlah
skor
skor
maksimum
= Nilai rata-rata Siswa
X
guru
x 100 %
∑
= Nilai seluruh siswa
n
= Jumlah siswa
76%-100% : Baik
Hasil analisis dalam meningkatkan hasil
51%-75% : Cukup Baik
belajar dalam pembelajaranIPA dikatakan
26%-50% : Kurang Baik
berhasil apabila setelah diadakan tes pada
0%-25%
akhir pembelajaran. Siswa mendapat nilai
:Tidak Baik
Kegiatan guru mengelola prose
rata-rata melebihi Kriteria Ketuntasan
pembelajaran dikatakan baik jika guru
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan
melakukan aspek yang diamati pada proses
sekolah yaitu 70. Jika hal ini tercapai,
pembelajaran diperoleh persentase ≥70%.
maka
Setelah didapat persentase aktivitas guru
Kooperatif
dalam mengelola pembelajaran pada setiap
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
pertemuan, persentase tersebut dihitung
IV SDN 11 Enam Lingkung Kabupaten
rata-ratanya persiklus jika mencapai 70%
Padang Pariaman.
maka
III.
kegiatan
guru
mengelola
pembelajaran dianggap baik.
secara
klasikal,
Tipe
Pembelajaran
Scramble
dapat
Kegiatan
Pembelajaran
Siklus I
Untuk menentukan persentase hasil siswa
Model
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi
3.Data Rata-rata Tes Hasil Belajar
belajar
berarti
1). Data hasil observasi aktivitas siswa
dapat
Data hasil observasi ini didapat
digunakan rumus yang diajukan oleh
melalui lembar observasi aktivitas siswa
Desfitri,dkk. (2008:43), yaitu:
yang digunakan untuk melihat proses dan
perkembangan aktivitas siswa yang terjadi
siswa dalam pembelajaran dapat dilihat
selama pembelajaran berlangsung. Hasil
pada tabel berikut:
pengamatan observer terhadap aktivitas Tabel 3:
Jumlah Skor dan Persentase Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble di kelas IV SDN 11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman Siklus I Hasil dan Pertemuan
Indikator
I
Rata-rata Persentase
II
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1
13
50,00%
13
50,00%
50,00%
2
11
42,30%
12
46,15%
44,22%
3
12
46,15%
13
50,00%
48,07%
4
15
57,69%
16
61,53%
59,61%
Rata-rata
12
49,03%
13
51,92%
50.47%
Jumlah Siswa
2).Data
26
hasil
26
observasi
proses
pelaksanaan pembelajaran aspek guru dalam
3). Data Hasil Belajar pada Ulangan
pembelajaran IPA
Harian (UH)
Berdasarkan
lembar
observasi
Berdasarkan hasil tes siklus I
dalam
mengelola
terkait ulangan harian (UH), persentase
pembelajaran pada siklus I, maka jumlah
siswa yang tuntas UH dan rata-rata
skor dan persentase kegiatan peneliti dalam
skortesnya dapat dilihat pada tabel berikut:
mengelola pembelajaran pada siklus I
Tabel 5:
kegiatan
peneliti
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.
Persentase pelaksanaan proses pembelajaran aspek guru dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada siklus I
Pertemuan I II Rata-rata
Jumlah Skor 10 12
Persentase 66,66% 80,00% 73,33%
Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa (UH) pada siklus I
Uraian Jumlah siswa yang mengikuti UH Jumlah siswa yang tuntas UH Jumlah siswa yang tidak tuntas UH Persentase ketuntasan UH Rata-rata nilai UH
Nilai 25 13 12 50,00% 59,2
Data hasil observasi ini didapat melalui lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk melihat proses dan perkembangan aktivitas siswa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Hasil
2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
pengamatan observer terhadap aktivitas
Siklus II
siswa dalam pembelajaran dapat dilihat
1). Data hasil observasi aktivitas siswa
pada table 8.
Tabel 6:
Jumlah Skordan Persentase Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble di kelas IV Siklus II Pertemuan
Indikator
I
Rata-rata Persentase
II
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1
17
65,38%
23
88,46%
76,92%
2
18
69,23%
24
92,30%
80,76%
3
19
73,07%
22
84,61%
78,84%
4
21
80,76%
24
92,30%
86,53%
Rata-rata
18
72,11
23
89,41%
80,76%
Jumlah Siswa
2).Data
26
hasil
pelaksanaan
26
observasi
proses
pembelajaran
aspek Tabel 7.
guru dalam pembelajaran IPA Berdasarkan kegiatan
peneliti
lembar
observasi
dalam
mengelola
pembelajaran pada siklus II, maka jumlah skor dan persentase kegiatan peneliti dalam mengelola pembelajaran pada siklus II
Persentase pelaksanaan proses pembelajaran aspek guru dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada siklus II
Pertemuan I II Rata-rata
Jumlah Skor 13 14
Persentase 86,66% 93,33% 89,99%
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 3). Data Hasil Belajar pada Ulangan Harian (UH) Berdasarkan hasil tes siklus II terkait ulangan harian (UH), persentase
siswa yang tuntas UH dan rata-rata skor tesnya dapat dilihat pada tabel 8
Tabel 8:
Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa (UH) pada siklus II
Uraian
Nilai
Jumlah siswa yang mengikuti UH Jumlah siswa yang tuntas UH Jumlah siswa yang tidak tuntas UH Persentase ketuntasan UH
26
Mendengarkan penyajian 44,22% bahan serta bekerja sama dengan teman kelompok
80,76%
Menjawab pertanyaan 48,07% pada Lembar Kerja Siswa Menyelenggarakan 59,61% permainan Rata-rata Persentase 50,47%
78,84%
80,76%
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
21
Aspek Guru
5
Keberhasilan
Rata-rata nilai UH
86,53%
siswa
dalam
80,76%
pembelajaran pada umumnya dilihat juga
82,30
dari pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada persentase pelaksanaan pembelajaran.
Pembahasan
Dalam
a. Aktivitas Siswa
pengelolaan
hal
ini
terlihat
pelaksanaan
peningkatan pembelajaran
Hal paling mendasar dituntut dalam
melalui model pembelajaran kooperatif
proses pembelajaran adalah aktivitas
tipe scramblepada tabel dibawah ini:
siswa. Aktivitas siswa dalam proses
Tabel 10:
pembelajaran
merupakan
interaksi
antara guru dan siswa ataupun siswa itu sendiri
sehingga
suasana
belajar
Pertemuan
kemampuannya semaksimal mungkin. Model pembelajaran kooperatif tipe scramble
telah
berdampak
II
1
66,66%
86,66%
2
80,00%
93,33%
Rata-rata
73,33%
89,99%
positif c. Data Hasil Belajar
terhadap siswa. Tabel 9.
Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Indikator Aktivitas Siswa
Siklus I
menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan
Persentase Pelaksanaan Proses Pembelajaran aspek guru pada Siklus I dan Siklus II
Rata-rata Persentase
Siklus I Bertanya/ mengemu- 50,00% kakan pendapat, baik kepada guru maupun kepada temannya
Siklus II 76,92%
Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar di akhir siklus. Dalam hal ini terlihat perbedaan peningkatan ketuntasan hasil belajar pada siklus I dan siklus II pada tabel 12.
Tabel 12: Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siswa yang Memiliki Ketuntasan dalam Nilai Rata-rata Belajar Secara Klasikal Siklus I Siklus II Keterangan Siklus Siklus Jumlah Persentase Jumlah Persentase I II 13 Orang
50,00%
21 Orang
80,76%
Mengalami peningkatan 30,76%
59.2
82,30
Keterangan
Mengalami Peningkatan 23,1
Pariaman, rata-rata persentase pada IV.
siklus I 48,07% meningkat menjadi
KESIMPULAN DAN SARAN
78,84% pada siklus II.
5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan
4.
Aktivitas
menyelenggarakan
pembahasan yang diuraikan maka peneliti
permainan pada pembelajaran IPA
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
siswa
1.
Aktivitas bertanya, mengemukakan
Lingkung
pendapat baik kepada guru maupun
Pariaman, rata-rata persentase pada
kepada temannya, pada pembelajaran
siklus I 59,61% meningkat menjadi
IPA siswa kelas IV SDN 11 Enam
86,53%
Lingkung
perbandingan kedua siklus tersebut
2.
Kabupaten
Padang
Kabupaten
pada
siklus
Padang
II.
terdapat
siklus I 50,00% meningkat menjadi
aktivitas siswa meningkat dari siklus I
76,92% pada siklus II.
(50,47%) ke siklus II (80,76%). Hal
Aktivitas
mendengarkan
penyajian
teman kelompok pada pembelajaran
peningkatan,
Dari
Pariaman, rata-rata persentase pada
rata-rata
ini berarti aktivitas belajar siswa pada
bahan serta bekerja sama dengan
3.
kelas IV SDN 11 Enam
pembelajaran IPA sudah meningkat. 5.
Rata-rata Hasil Belajar yang berupa
IPA siswa kelas IV SDN 11 Enam
ulangan harian siswa kelas IV SDN 11
Lingkung
Padang
Enam Lingkung Kabupaten Padang
Pariaman, rata-rata persentase pada
Pariaman meningkat melalui model
siklus I 44,22% meningkat menjadi
pembelajaran
80,76% pada siklus II.
scramble. Hal ini terlihat dari rata-rata
Aktivitas menjawab pertanyaan pada
jumlah siswa yang memperoleh nilai
Lembar Kerja Siswa (LKS) pada
di atas KKM adalah 50,00% pada
pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN
siklus I meningkat menjadi 80,76%
Kabupaten
11 Enam Lingkung Kabupaten Padang
kooperatif
tipe
pada siklus II. Hasil Belajar siswa mengalami peningkatan 23,1%.
6. Dalam
pra
memahami
penelitian model
siswa
juga
pembelajaran
kooperatif tipe scramble. 7. Seharusnya guru harus mempunyai
5.2. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan
penguasaan materi yang lebih sebelum memberi sebuah materi.
saran dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipescramblesebagai berikut: 1. Bagi
siswa,
disarankan
untuk
mempertahankan peningkatan aktivitas belajar yang sudah dicapai. 2. Bagi
guru,
disarankan
untuk
mempertimbangkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dalam pembelajaran IPA karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa. 3. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan atau rujukan
dalam
membuat
kebijakan
tentang pembelajaran di sekolah yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. PenelitianTindakanKelas.Jakarta:B umiAksara. Asri, 2013. Peningkatan Partisipasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Dalam PembelajaranIPA Melalui Model ExamplesNon Examples Di SDN 15 Tanah Hitam. Skripsi.Padang: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Bung Hatta. Desfitri, Rita, ZulfaAmrina, Wince Hendri, Nuryasni, danNetriwati.2008.Peningkatan Aktivitas,Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII2 MTSN Model Padang Melalui Pendekatan Kontekstual.Padang:Jurusan PMAT dan IPA FKIP UBH.
4. Bagi peneliti lain, disarankan untuk melanjutkan
penelitian
ini
dengan
meneliti jenis aktivitas yang lain.Karena penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe scramble membutuhkan pemahaman yang tepat. 5. Seharusnya penelitian dicobakan dulu model
pembelajaran
koperatif
tipe
scramble. Sebelum penelitian dilakukan pra penelitian.
Hayardin. 2012 Model Pembelajaran Scramble. (Online) http://hayardinblog.blogspot.com/2012/03/modelpembelajaran scramble.html Rakmawati,Tri. 2011. dengan PenggunaanModelPembelajaran Kooperatif Tipe ScrambleUntukPeningkatan MotivasiBelajarIPA (Fisika) Pada Siswa SMP Negeri 16 Purworejo Tahun Pelajaran 2011.Skripsi. Jawa Tengah : Universitas
Rosalin, Elin (2008), Gagasan Merancang Pembelajaran Konstektual, Bandung: PT Karsa Mandiri Persada. Sardiman A.M, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sari.V.S.(2011)“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA MelaluiModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chip (KancingGemerincing) Pada Siswa Kelas IV SDN 19 Sungai Pagu Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok”.Skripsi. Padang: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Bung Hatta. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Taufik, Taufina dan Muhammadi. 2011. Mozaik Pembelajaran Inovatif.Padang: Sukabina Press. Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara. Violincoolhy.2012.Muhammadiyah Purworejo.skripsi penelitian. http://violincolhy.blogspot.com/201 2/skripsi-penelitian.html Yusiriza. 2011.model pembelajaran kooperatif tipe Scramble. http://yusiriza.wordpress.com/2011/ 07/20/model-pembelajarankooperatif-tipe-scramble/