PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang)
Skripsi Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Tri Wahyuni Putri NIM: 108018300008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H
ABSTRAK Tri Wahyuni Putri (108018300008), “Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation” Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation. Penelitian dilaksanakan di SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas, wawancara, dan tes. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model Pembelajaran Kooperati tipe Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa terlihat dari persentase pada siklus I sebesar 62%, yaitu meliputi aktivitas visual 66%, aktivitas menulis 64%, aktivitas oral 60% aktivitas mental 56%, dan aktivitas emosional 70%. Pada siklus II meningkat menjadi 76% yang meliputi aktivitas visual 76,67%, aktivitas menulis 73,33%, aktivitas oral 76,67%, aktivitas mental 73,33%, dan aktivitas emosional 80%. Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation, aktivitas belajar matematika.
i
ABSTRACT Tri Wahyuni Putri (108018300008), “Improving Mathematics Learning Activites Students through Cooperative Learning Model of Group Investigation Type” Thesis Department of Islamic Elementary Teacher Education, Faculty of Tarbiyah Science and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The purpose of this research is to analyze the increasing of students mathematics learning activity through Cooperative Learning Model of Group Investigation Type. This research was conducted at SDN West Kebayoran Lama 10 Evening in academic Year 2013/2014. The methods used in this research in Class Action Research which consists of four stages of planning, implementation, observation, and reflection. The research instrument used is the observation sheet activities, interviews, and tests. Research result revealed that the application of Cooperative Learning Models of Group Investigation type can improve students mathematics learning activities. The increase in student mathematics learning activity seen from the percentage in first cycle by 62% which includes 66% of visual activity, 64% of writing activity, 60% of oral activity, 56% of mental activity and 70% of emotional activity. In the second cycle increased to 76% which includes 76,67% of visual activity, 73,33% of writing activity, 76,67% of oral activity, 73,33% of mental activity, and 80% of emotional activity. Keywords: Cooperative Learning of Group Investigation Type, mathematics learning activities.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta umatnya hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta. Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan, dukungan dan doa dari berbagai pihak sangat membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Khalimi, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan pengarahan dan motivasi kepada penulis. 3. Bapak Dr. Kadir, M.Pd selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan perhatian yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Ibu Dra. Sururin M.Ag selaku dosen pembimbing akademik. Terima Kasih atas bimbingan dan motivasi yang Ibu berikan selama ini, mulai dari awal kuliah hingga sampai saat ini. 5. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
iii
6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan. 7. Kepala sekolah SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang Bapak H. Muh. Sadelih, S.Pd beserta guru stafnya yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam proses penelitian skripsi ini. 8. Teristimewa untuk kedua orang tua ayahanda (Jamal Neto) dan ibunda (Tamimah) tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, dan memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kakak-kakakku (Yeni Auliawati dan Fatwa Arifah) dan adikku (M. Khafid) tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan, semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 10. Sahabat-sahabat terbaikku Khusnul Khotimah, Amalina Mahmudah, Nurlaelah, Anna Yuliana serta sahabt-sahabtku tercinta KOBE 08, dan teman-teman seperjuangan Jurusan PGMI angkatan 2008, terima kasih atas ketersediannya dalam memberikan dukungan, kasih sayang, semangat, canda tawa, dan perhatian kepada penulis Serta semua pihak dan para motivator yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, semoga bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan menjadi pintu datanganya Ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya. Jakarta, Juni 2015 Penulis
Tri Wahyuni Putri
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... ix DAFATAR BAGAN ............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5 D. Perumusan Masalah.................................................................. 5 E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................ 5
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori............................................................................. 7 1. Aktivitas Belajar Matematika .................................................. 7 a. Pengertian Belajar ............................................................... 7 b. Pengertian Matematika........................................................ 9 c. Aktivitas Belajar Matematika .............................................. 11 d. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Matematika ........................... 13 2. Hasil Belajar Matematika......................................................... 14 3. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................. 16 a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................... 16 b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ........................................ 18 c. Prinsi-prinsip Pembelajaran Kooperatif .............................. 19 v
d. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif ..................................... 20 4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation..... 21 B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 25 C. Hipotesis Tindakan ................................................................... 27 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 28 B. Metode dan Desain Penelitian ................................................. 28 C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ................... 30 D. Peran dan Posisi dalam Penelitian........................................... 30 E. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................. 31 F. Indikator Keberhasilan Kinerja ................................................ 31 G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................... 32 H. Data dan Sumber Data.............................................................. 32 I. Instrumen Penelitia .................................................................... 33 J. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 34 K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi 34 L. Analisis Data ............................................................................. 36 M. Tindak Lanjut dan Pengembangan Perencanaan Tindakan ..... 36
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian............................................... 39 B. Pemeriksaan Keabsahan Data.................................................. 62 C. Analisis Data ........................................................................... 63 D. Pembahsan Penemuan Penelitian ............................................. 67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................. 70 B. Saran ........................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 74
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
: Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Pembelajaran Siklus I....................................................................... 49
Tabel 4.2
: Hasil Belajar Matematika Siklus I ................................................... 54
Tabel 4.3
: Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Pembelajaran Siklus II ..................................................................... 59
Tabel 4.4
: Hasil Belajar Matematika Siklus II .................................................. 61
Tabel 4.5
: Rekapitulasi persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa ......... 63
Tabel 4.6
: Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siklus I dan II .................. 66
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
: Aktivitas Siswa Mengerjakan LKS ............................................. 52
Gambar 4.2
: Aktivitas Siswa Menjelaskan Hasil Kerja Kelompok ................. 53
Gambar 4.3
: Kegiatan Tes Akhir Siklus I ........................................................ 54
Gambar 4.4
: Kegiatan Tes Akhir Siklus II....................................................... 62
viii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1
: Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Berdasarkan Indikator Aktivitas ...................................................................... 64
Diagram 4.2
: Persentase Aktivitas Siswa Siklus I dan II .................................. 65
Diagram 4.3
: Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I dan II ......................... 67
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1
: Siklus Dalam PTK ......................................................................... 30
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Rencana Pelaksanaan Pembelajarn…………………………… 74
Lampiran 2
: Bahan Ajar……………………………………………………. 98
Lampiran 3
: Lembar Kerja Siswa (LKS)……………………………………109
Lampiran 4
: Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I sebelum Uji Validitas…………………………………………..133
Lampiran 5
: Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I sebelum Uji Validitas……………………………………………………….134
Lampiran 6
: Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II sebelum Uji Validitas………………………………………….138
Lampiran 7
: Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II sebelum Uji Validitas……………………………………………………….139
Lampiran 8
: Lembar Wawancara dengan Guru Pra Penelitian……………..143
Lampiran 9
: Lembar Wawancara dengan Siswa Pra Penelitian………….....144
Lampiran 10 : Lembar Wawancara dengan Guru setelah Penelitian……….....145 Lampiran 11 : Lembar Wawancara dengan Siswa setelah Penelitian…………146 Lampiran 12 : Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I…………………………………………………………147 Lampiran 13 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I setelah Uji Validitas……………………………………………148 Lampiran 14 : Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I setelah Uji Validitas………………………………………….…………….149 Lampiran 15 : Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II..………………………………………………………153 Lampiran 16 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II setelah Uji Validitas……………………………………………154 Lampiran 17 : Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II setelah Uji Validitas……………………………………………………….155 Lampiran 18 : Daftar Nilai Tes Siklus I dan Siklus II………………………..159
xi
Lampiran 19 : Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pra Penelitian………………………………………………….163 Lampiran 20 : Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa………………………………………………………….166 Lampiran 21 : Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I………………………………………………………..170 Lampiran 22 : Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II………………………………………………………..171 Lampiran 23 : Distribusi Frejuensi Hasil Belajar Siklus I……………………172 Lampiran 24 : Distribusi Frejuensi Hasil Belajar Siklus II…………………...174 Lampiran 25 : Hasil Wawancara dengan Guru Pra Penelitian………………..176 Lampiran 26 : Hasil Wawancara dengan Siswa Pra Penelitian……………….178 Lampiran 27 : Hasil Wawancara dengan Guru setelah Penelitian…………….180 Lampiran 28 : Hasil Wawancara dengan Siswa setelah Penelitian……………182
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bernartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, aktivitas belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses aktivitas belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku baik potensial maupun aktual yang bersifat relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Sedangkan kegiatan pembelajaran adalah kegiatan interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran siswa dituntut keaktifannya.
Aktif
yang
dimaksud
adalah
siswa
aktif
bertanya,
mempertanyakan, mengemukakan gagasan dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena belajar memang merupakan suatu proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.2
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2008), hal. 8 2 Joko Sulianto, Ryky Manadar Sary, Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Kreatifitas Siswa pada materi Matematika di Sekolah Dasar dengan Pembelajaran Pemecahan masalah, (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 2013), h. 1
1
2
Proses belajar membutuhkan aktivitas karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dalam pembelajaran, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah siswa, sedang guru memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari tingkat sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Mengingat betapa pentingnya pembelajaran matematika, maka cara untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika di Sekolah Dasar adalah dengan menggunakan kurikulum, penguasaan materi, strategi mengajar, penggunaan model pembelajaran, penggunaan metode dan media yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan. Pelajaran matematika harus dikuasai oleh anak sejak dari SD, sehingga anak terampil dan dapat menggunakan atau menerapkan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dari uraian tersebut secara nyata menunjukkan bahwa mata pelajaran Matematika sangat penting dan bermanfaat bagi peserta didik ke depan. Sehingga diharapkan pembelajaran di sekolah dapat membantu peserta didik untuk bepikir kritis dan dapat mengambil keputusan secara rasional. Pembelajaran matematika diharapkan menggunakan model pembelajaran yang sesuai atau mudah diterima oleh siswa agar aktivitas belajar meningkat dan tidak membuat siswa jenuh. Guru
3
dikatakan berhasil dalam mengajar bila ada peningkatan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.3 Pembelajaran matematika perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. Disamping itu juga agar pembelajaran matematika terutama untuk kelas V tidak membosankan dan monoton maka diperlukan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dan terarah. Langkah-langkah tersebut memrlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu adanya model pembelajaran yang melinatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun model yang dimaksud adalah model pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran
kooperatif
adalah
strategi
pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.4 Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesame anggota kelompok untuk belajar. Dalam proses pembelajaran para siswa dibagi ke dalam kelompokkelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan.
Tujuan
dibentuknya
kelompok
kooperatif
adalah
untuk
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi dan berdiskusi memecahkan masalah. Dari hasil observasi awal di SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang kelas V, mengalami permasalah dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika. Pra penelitian diawali dengan melakukan observasi di kelas selama kurang lebih seminggu. Setiap melakukan pengamatan selalu
3
Siti Hanisah, dkk, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika, (Universitas Sebelas Maret, 2013), h. 1-2 4 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2010), Cet ke-1, h.203
4
ditemukan masalah yang sama, yaitu persiapan siswa yang sangat kurang dalam menerima pelajaran, aktivitas siswa masih belum Nampak pada saat pembelajaran dan masih banyak siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Masalah di atas ternyata terjadi pada setiap kelas, hal ini sesuai dengan pernyataan guru kelas V yang dibenarkan dengan guru-guru lain yaitu untuk pelajaran matematika jangan dilihat hasilnya terlebih dahulu tapi motovasi siswa di sini untuk mengikuti pelajaran matematika sangat rendah. Kecenderungan menggunakan metode ceramah di depan kelas masih mendominasi strategi pembelajaran yang dipergunakan. Hal ini disebabkan karena ceramah dirasa sangat praktis, mudah dilaksanakan oleh guru dan dapat menyampaikan materi ajar yang jumlahnya cukup banyak. Guru tidak peduli bahwa dengan ceramah, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sifatnya hafalan (knowledge), mudah dilupakan, pasif, dan aktivitasnya rendah. Guru sering mengatakan, “ paham atau tidak itu urusan dan tanggung jawab siswa”. Rendahnya respon / aktivitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain disebabkan oleh proses pembelajaran yang bersifat reseptif yaitu guru banyak ceramah, guru kurang melatih mengembangkan potensi bertanya, semangat belajar rendah, tidak tahu manfaat belajar. Penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran, akan melahirkan siswa yang lemah, pasif, duduk, dengar, dan catat. Nilai ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan duduk, dengar, dan catat bersifat mudah dilupakan. Untuk mengatasi permasalahan ini ditawarkan
penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif
tipe group
investigation. Group investigation adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 2 sampai 6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok.5 Pembelajaran kooperatif tipe group
5
h.220
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet ke-3,
5
investigation adalah salah satu model pembelajaran yang mudah diterapkan karena melibatkan aktivitas seluruh siswa. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti memberikan alternatif untuk menjadikan pembelajaran matematika di kelas V menjadi suatu pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan siswa dapat mengetahui dengan jelas makna dari pembelajaran matematika tersebut. Dengan
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
group
investigation, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul: “Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajran Kooperatif Tipe GI (Grouop Investigation)”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut, yaitu: 1. Orientasi pembelajaran masih berpusat pada guru 2. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika 3. Penggunaan metode dan strategi pembelajaran matematika belum maksimal karena masih bersifat konvensional. 4. Pasifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika.
6
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
D. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah: 1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Meningkatkan
aktivitas
belajar
siswa
terhadap
pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. b. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe group investigation. 2. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut: a. Bagi sekolah, melalui penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang baik
bagi
sekolah
dalam
rangka
peningkatan
mutu
proses
pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika. b. Bagi guru, menambah alternatif dalam menggunakan model dan strategi pembelajaran di kleas yang selama ini masih menggunakan proses pembelajaran yang konvensional menjadi proses yang menyenangkan yang dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal. c. Bagi siswa, melalui penelitian ini siswa dapat menggunakan model pembelajaran aktif yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
7
pembelajaran,
sehingga
dapat
memaksimalkan
hasil
belajar
matematikanya. d. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang berminat meneliti kembali mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar matematika siswa atau penelitian yang terkait dengan itu.
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori 1. Aktivitas Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Belajar dalam kacamata psikologi dan dunia pendidikan dapat dijelaskan dan didefinisikan dengan beragam cara oleh kalangan psikolog. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai tindakan dan perilaku manusia yang kompleks yang hanya dialami oleh manusia itu sendiri. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku. Perubahan kearah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain baik dalam bidang keterampilan, kebiasaan, sikap, dan lain sebagainya. Belajar juga merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup. Satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tesebut baik perubahan yang bersifat kognitif dan psikomotor maupun yang menyangkut afektif.1 Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang sudah ada. Adapun struktur kognitif ialah fajta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Sudjana (1996) berpendapat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan 1
Haroan Sirega, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMAN 1 Tanjung Pura Pada Pelajaran Kimia, (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, no. 1, Juni 2013), h. 42
8
9
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar. Sedangkan menurut John Dewey, belajar merupakan bagian interaksi manusia dengan lingkungannya. Hamalik (2003) menyajikan dua definisi yang umum tentang belajar, yaitu: 1) Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 2) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.2 Sejalan dengan pendapat di atas menurut Slameto, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.3 Lebih jauh Slameto memberikan ciri-ciri tentang perubahan tingkah laku yang terjadi dalam belajar, yaitu perubahan terjadi secara sadar; bersifat kontinu dan fungsional; bersifat positif dan aktif; bukan bersifat sementara; bertujuan dan terarah; dan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Dengan demikian, tidak semua perubahan perilaku adalah belajar dan tidak selalu menghasilkan perbaikan ditinjau dari nilai-nilai sosial. Perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk belajar. Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi yang
2
Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008),
3
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
h.2 2003), h.2
10
terjadi dalam diri manusia sehingga tingkah laku, sikap, pemahaman, kecakapan, kebiasaan, serta kepandaiannya berkembang dengan hasil dari praktik atau pengalaman tertentu dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Pengertian Matematika Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematika yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematika berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan
yang didapat
menekankan
kegiatan
dengn berpikir.
dalam
dunia
rasio
Matematika lebih (penalaran),
bukan
menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.4 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelsaian masalah mengenai bilangan.”5 Menurut beberapa ahli mengungkapkan, “James dan James mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya”. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Johnson dan Rising juga berpendapat, matematika adalah pola mengorganisasika, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
4
Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press,
2006), h.3 5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.723
11
didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahas simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keteraturan dan keharmonisannya.6 Menurut Jhonson & Myklebust (1967:224) “matematika adalah simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubunganhubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.”7 Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubunganhubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Dapat dikatakan juga
bahwa
matematika
adalah
bahasa
yang
melambangkan
serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa: 1) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang struktur yang terorganisir. 2) Matematika adalah ilmu deduktif. 3) Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan. 4) Matematika mencakup empat wawasan besar, yakni aritmatika, aljabar, geometrid an analisis. 5) Matematika adalah ilmu tentang logika. 6) Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang serta operasinya.
6
Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2006), h.4 7 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.252
12
c. Aktivitas Belajar matematika Belajar pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun di lingkungan non formal seperi di alam sekitar. Pada kenyataannya sekolah lebih dikenal sebagai pusat kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadirman A.M. yang menyatakan bahwa “sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan belajar karena sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas”.8 Lebih lanjut ia mengatakan “pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak aktivitas”.9 Ini berarti seseorang yang belajar pasti mengalami perubahan tingkah laku menjadi suatu kegiatan aktivitas. Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. (Rosalia, 2005:2). Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.10 Aktivitas dalam belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas (dalam istilah kata proses belajar mengajar). 8
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 10. h. 100 9 Ibid., h. 95 10 Pengertian Aktivitas menurut Para Ahli, dalam http://soddis.blogspot.com/2013/08/pengertian-aktivitas-menurut-para-ahli.html, Tanggal 26 Desember 2013
13
Aktivitas dalam belajar dilakukan bila keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antar guru dan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.11 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukian dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik samapai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketermapilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu mengobeservasi,
mengklasifikasi,
memprediksi,
mengukur,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variable, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variable, hipotesis, mengidentifikasi variable secara operasional, merancang penelitian dana melaksanakan eksperimen.
11
Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran, dalam http://www.zainalhakim.web.id/keaktifan-siswa-dalam-proses-pembelajaran.html, Tanggal 26 Desember 2013
14
Jadi dapat dismpulkan bahwa aktivitas belajar matematika adalah rangkaian kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa.
d. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Oleh karena itu, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivita siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Deidrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antar lain dapat digolongkan sebgai berikut:12 1) Visual Activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing Activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola. 6) Motor
Activities,
seperti:
melakukan
percobaan,
membuat
kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, berternak. 7) Mental Activities, seperti: menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. 12
Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.101
15
Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sisiwa sendiri. Guru mempunyai tugas merangsang keaktifan dan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengelola dan mencerna adalah siswa itu sendiri sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses dari keaktifan siswa. Dari aktivitas yang telah diuraikan di atas, penulis menyimpulkan indikator aktivitas belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, yaitu: Indikator
Aspek yang diamati
Aktivitas Visual
Memperhatikan penjelasan guru atau teman
Oral
-Menanyakan materi yang belum dipahami -Merespon/menjawab pertanyaan
Writing
-Menyalin/mencatat materi -Mengerjakan tugas
Mental
Memecahkan/menjawab permasalahan
Emotional
Minat dan antusias siswa
2. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar merupakan tolok ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nila yang berupa huruf atau angkaangka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.
16
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus inputproses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar, setelah mengalam belajar siswa berubah perilakunya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.13 Menurut Sudjana, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.14 Di sisi lain Benyamin Bloom mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. a. Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks,
13
keterampilan
gerakan
dasar,
kemampuan
perceptual,
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h.44-45 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 14, h. 22. 14
17
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.15 Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas maka disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara sadar dan menyeluruh yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dan juga dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dimana ketiga ranah tersebut saling berhubungan satu sama lain.
3. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Jhonson & Jhinson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Dalam strategi pembelajaran kooperatif, siswa diarahkan untuk bisa juga bekerja, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu.16 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).17
15
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar,..., h.22-23 Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009), Cet.1. h.232 17 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 7. h. 242. 16
18
Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompokkelompok
kecil
dengan
memperhatikan
keberagaman
anggota
kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.18 Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati, 2002:25). Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.19 Melalui pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses pembelajaran, melainkan bisa juga dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa lain. Pada pembelajaran kooperatif, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam proses pembelajaran, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran. Dari definisi para ahli tentang pembelajaran kooperatif, dapat di simpulkan bahwa pendekatan kooperatif adalah suatu variasi 18
Tukiran Taniredja, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 56. 19 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. 3, h.203
19
pendekatan pembelajaran yang sistematis dimana siswa bekerja pada kelompok-kelompok kecil dan dalam kelompok kecil tersebut siswa belajar dan saling bekerja sama dalam memahami suatu materi pelajaran sesuai pada pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Dalam kooperatif, dikatakan belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran karena dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi dan berargumen serta membantu teman sekelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Sehingga kegiatan tersebut akan membantu siswa yang lemah dalam memahami materi dan memberikan pengutatn kepada siswa yang sudah memahami materi. Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisisatif, menentukan pilihan dan secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pembelajaran kooperatif, yaitu:20 1) Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. 2) Pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agam, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. 3) Untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, 20
Tukiran Taniredja, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 60
20
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:21 1) Prinsip
ketergantungan
positif,
yaitu
dalam
pembelajaran
kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Kenerhasilan kerja keompok
ditentukan
oleh
kinerja
masing-masing
anggota
kelompok. 2) Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. 3) Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain. 4) Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi
aktif
dan
berkomunikasi
dalam
kegiatan
pembelajaran. 5) Evaluasi prose kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekrja sama dengan lebih efektif.
21
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesinalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), Cet.3. h. 212
21
d. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif Slavin membagi pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe, diantaranya: Student Teams Achievement Divisions (STAD), Teams Games Tournament (TGT), JIGSAW, Team Assisted Individualization (TAI) dan Group Investigation (GI). Dari semua tipe tersebut pada dasarnya sama yaitu lebih mengutamakan kerja sama kelompok, akan tetapi dalam pengelompokan tugas tipe-tipe tersebut berbeda. 1) Pembelajaran tipe STAD, materi dirancang untuk pembelajaran kelompok, siswa secara kolaboratif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam bentuk LKS. Setiap anggota kelompok saling membantu dan bertanggung jawab atas keberhasilan tugasnya masing-masing sehingga semua anggota kelompok dapat materi dengan tuntas. 2) Pembelajaran
kooperatif
tipe
TGT,
siswa
belajar
dalam
kelompoknya untuk mempersiapkan diri agar soal-soal yang diberikan melalui turnamen dapat terselesaikan. Dalam turnamen akademik ini, perwakilan dari masing-masing kelompok dengan kemampuan akademik yang sama akan bersaing secara sehat. 3) Pembelajaran
kooperatif
tipe
JIGSAW,
setiap
kelompok
ditugaskan untuk mempelajari satu topik tertentu, kemudian akan bertemu dengan anggota kelompok lain yang mempelajari topik yang sama. Setelah berdiskusi dan bertukar pikiran, para siswa kembali ke kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan atau mendiskusikan apa yang telah dipelajarinya kepada teman-teman kelompoknya. 4) Dalam pembelajaran tipe TAI, siswa secara individu belajar dan menyelasaikan tugas-tugas yang diberikan dalam jumlah tertentu, selanjtunya siswa yang memiliki kemampuan unggul diminta untuk memeriksa jawaban yang dibuat anggota kelompoknya apabila menemui kesulitan, sehingga soal-soal yang diberikan dapat terjawab semuanya.
22
5) Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), salah satu model yang cocok untuk mempersatukan proyek belajar yang menuntut kemahiran dari setiap kelompok dalam menganalisis untuk memecahkan permasalahan. Dari hasil analisis terbus kemudian setiap kelompok melaporkannya dalam diskusi kelas.22
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation a. Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Model pembelajaran group investigation dikembangkan oleh Sholomo dan Yeal Sharan di Universitas Tel Aviv. Pembelajaran dimana siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, klompok ras dan etnis atau klompok sosial lainnya.23 Strategi belajar kooperatif tipe GI dikembangkan oleh Sholomo Sharan dan Yeal Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian
membuat
atau
menghasilkan
laporan
kelompok.
Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka. Menurut Slavin (1995), strategi kooperatif GI sebenarnya dilandasi oleh filosofi belajar John Dewey. Teknik kooperatif ini telah secara meluas digunakan dalam penelitian dan memperlihatkan
22
Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006), Cet.1, h.164 23 Robert E. Slavin, Cooperative Learning teori, riset dan praktik, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. IV, h.24
23
kesuksesannya terutama untuk program-program pembelajaran dengan tugas-tugas spesifik. Pengembangan belajar kooperatif GI didasarkan atas suatu premis bahwa proses belajar di sekolah menyangkut kawasan dalam domain sosial
dan
intelektual,
dan
proses
yang
terjadi
merupakan
penggabungan nilai-nilai kedua doamin tersebut (Slavin, 1995). Oleh karena itu, group investigation tidak dapat diimplementasikan ke dalam lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung terjadinya dialog interpersonal (atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif pembelajaran).
Aspek
sosial-afektif
kelompok,
pertukaran
intelektualnya, dan materi yang bermakna, merupakan sumber primer yang cukup penting dalam memberikan dukungan terhadap usahausaha belajar siswa. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif di antara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik, jika pembelajaran dilakukan lewat kelompok-kelompok belajar kecil.24 Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbunkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
24
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-3. h. 220-221
24
b. Komponen Utama dalam Group Investigation Menurut Sharan & Sharan, karakteristik unik investigasi kelompok ada pada integrasi dari empat fitur dasar yaitu investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik.25 1) Investigasi Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang
dan
rumit
kepada
kelas.
Ditengah-tengah
berlangsungnya penelitian mereka mencari jawaban masalah, siswa membangun
pengetahuan
yang mereka
peroleh,
bukannya
menerima apa saja yang diberikan guru kepada mereka. Proses investigasi
menekankan
inisiatif
siswa,
dibuktikan
dengan
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dengan sumber yang mereka temukan, dan jawaban yang mereka rumuskan. Siswa mencari informasi dan gagasan dengan bekerja sama dengan rekan mereka menggabungkannya bersama pendapat, informasi, gagasan, ketertarikan, dan pengalaman yang masing-masing mereka bawa ketika mengerjakan tugas. Bersama-sama mereka menempa informasi dan gagasan ke dalam pengetahuan baru melalui proses penafsiran. 2) Interaksi Interaksi di antara siswa penting bagi investigasi kelompok. Ini adalah kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan dorongan, saling mengembangkan gagasan satu sama lain, saling membantu untuk memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas, dan
bahkan
saling
mempertentangkan
gagasan
dengan
menggunakan sudut pandang yang bersebrangan. Menurut Thelen, bahwa interaksi sosial dan intelektual merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi pengetahuan personal
25
Tukiran Taniredja, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 75-76
25
mereka di hadapan pengetahuan baru yang didapatkan oleh kelompok, selama berlangsungnya penyelidikan. 3) Penafsiran Pada saat para siswa menjalankan penelitian, mereka secara individual, berpasangan, dan dalam bentuk kelompok kecil, mereka mengumpulkan banyak sekali informasi dari berbagai sumber berbeda. Secara berkala mereka bertemu dengan anggota kelompok mereka untuk bertukar informasi dan gagasan. Bersama-sama mereka mencoba membuat penafsiran atas hasil penelitian mereka. Penafsiran atas temuan-temuan yang telah mereka gabung merupakan proses negoisasi antara tiap-tiap pengetahuan pribadi siswa dengan gagasan dan informasi yang diberikan oleh anggota lain dalam kelompok itu. Dalam konteks ini, penafsiran merupakan proses sosial-intelektual yang sesungguhnya. 4) Motivasi Intrinsik Dengan mengundang siswa untuk menghubungkan masalahmasalah yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan
dan
perasaan
mereka,
investigasi
kelompok
meningkatkan minat pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka mendatangkan motivasi kuat lain yang muncul dari interaksi mereka dengan orang lain.
c. Implementasi Pembelajaran Group Investigation Implementasi pembelajaran group investigation secara umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu:26 1) Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok (para siswa menalaah sumber-sumber informasi, memilih topik, dan mengategorisasi saran-saran; para siswa bergabung ke dalam kelompokbelajar dengan pilihan topik yang 26
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 3. h. 221-222
26
sama; komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen; guru membantu atau memfasilitasi dalam memperoleh informasi). 2) Merencanakan tugas-tugas belajar (direncanakan secara bersamasama oleh para siswa dalam kelompoknya masing-masing, yang meliputi: apa yang kita selidiki; bagaimana kita melakukannya, siapa sebagai apa-pembagian kerja; untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi). 3) Melaksanakan investigasi (siswa mencari informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan; setiap anggota kelompok harus berkontribusi kepada usaha kelompok; para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis ide-ide). 4) Menyiapkan laporan akhir (anggota kelompok menentukan pesanpesan esnsial proyeknya; merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya; membentuk panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi) 5) Mempresentasikan
laporan
akhir
(presntasi
dibuat
untuk
keselurahan kelas dalam berbagai macam bentuk; bagian-bagian presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya); pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas). 6) Evaluasi (para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalamanpengalaman afektifnya; guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi
pembelajaran;
asesmen
diarahkan
untuk
mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis)
B. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Siti Hanisah, Tri Saptuti, H. Setyo Budi. “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan pada Siswa Kelas V SD”,
27
memberikan kesimpulan bahwa pada pelaksanaan tindakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation
dapat
meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V.27 2. Titik Mugiati. “Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 187/I Teratai”, memberikan
kesimpulan
bahwa
dengan
menggunakan
model
pembelajaran group investigation dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 187/I Teratai.28
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran koopertaif tipe group investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. 2. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
27
Siti Hanisah, dkk, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika, (Universitas Sebelas Maret, 2013) 28 Titik Mugiati, Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Group Investigation, (Universitas jambi, 2013)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014, yaitu pada bulan April – Mei 2014 di SDN 10 Petang Kebayoran Lama Selatan.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukian oleh siswa.1 PTK harus tertuju atau mengenail halhal yang terjadi di dalam kelas. Istilah PTK mengandung makna sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik.2 Prosedur pelaksanaan PTK terdiri dari rangkaian beberapa siklus yang berulang. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula,3 dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan peneliti menentukan focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus 1
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action ResearchCAR), dalam Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, h.3 2 Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru, dalam Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h.61 3 Suharsimi Arikunto, penelitian Tindakan Kelas, …, h.20
28
29
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian bekerja sama dengan kolaborator (guru kelas) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga peneliti membuat instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar, catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk akhir siklus. 2. Pelaksanaan tindakan (Acting) Pada tahap ini, adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas. 3. Pengamatan (Observing) Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai observer dan kolaborator. Sebagai observer yaitu mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan memberi penilaian terhadap peneliti dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. 4. Refleksi (Reflecting) Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.
30
Adapun desain penelitian tindakan tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut.4 Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Siklus selanjutnya Bagan 3.1 Siklus Dalam PTK
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Apanila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.
C. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 10 Petang Kebayoran Lama Selatan dan guru kelas V sebagai kolaborator dan observer. Pada saat pelaksanaan tindakan guru matematika kelas membantu peneliti mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses 4
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h.16.
31
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatakan informasi mengenai aktivitas belajar siswa dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran penelti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru matematika kelas sebagai kolaborator dan observer. Sebagai kolaborator yaitu bekerja dalam hal membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu member penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa selama proses pembelajaran.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian ini diawali dengan mengamati kondisi real pembelajaran yang terjadi di kelas, mencari akar masalahnya, kemudian peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi. Setelah itu, peneliti merencanakan tindakan apa yang akan dikenakan terhadap subjek penelitian tindakan. Hasil perencanaan ini akan dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I. Setelah semua rangkaian tahapan siklus I dilalui, hasilnya dianalisis dan dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Jika hasil siklus I sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka untuk lebih meyakinkan lagi peneliti akan memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus I dalam siklus II. Sebaliknya, jika hasil siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian tindakan dilanjutkan dengan siklus II dengan menggunakan hasil refleksi pada siklus I. Jika hasil siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian tindakan dihentikan. Sebaliknya, jika hasil siklus II belum memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian tindakan dilanjutkan dengan siklus III dan seterusnya hingga memenuhi indikator keberhasilan.
32
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan sebagai berikut: 1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa menunjukan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase seluruh indikator aktivtas mencapai rata-rata 70%. 2. Ketuntasan belajar (siswa yang memperoleh hasil belajar lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65) mencapai 70%. Jika kedua indikator kinerja tersebut telah terpenuhi maka penelitian tindakan ini berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah satu atau kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan disertai dengan adanya perbaikan-perbaikan yang menjadi kekurangan dari siklus sebelumnya.
G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif: hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa, catatan evaluasi tindakan penelitian/keterangan, hasil wawancara guru dan siswa, serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran) 2. Data kuantitatif: hasil tes siswa pada setiap akhir siklus Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari seluruh siswa kelas V SDN 10 Petang Kebayoran Lama Selatan tahun pelajaran 2013/2014 sebagai subjek penelitian, guru kolaborator dan peneliti.
H. Instrumen-instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu: 1. Instrumen Tes
33
Instrumen tes berbentuk tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk memperoleh data pencapaian hasil belajar subjek penelitian pada siklus tersebut. 2. Instrumen Non Tes Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut: a. Instrumen aktivitas belajar matematika siswa, untuk mengukur aktivitas belajar matematika siswa saat tindakan dikenakan terhadap subjek penelitian tindakan. b. Catatan evaluasi tindakan penelitian/keterangan, bertujuan untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan tindakan penelitian telah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan tindakan penelitian berlangsung. Sehingga dapat memperbaiki tindakan selanjutnya. c. Pedoman wawancara, wawancara dilakukan terhadap subjek penelitia. Tujuannya adalah untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa pada indikator-indikator aktivitas serta hal-hal lain yang berkaitan dengan model pembelajaran koopertif tipe group investigation.
I. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan ini data-data yang dikumpulkan berupa informasi tentang: 1. Data aktivitas belajar matematika siswa Data aktivitas belajar matematika siswa dieproleh dari hasil observasi aktivitas
belajar
matematika
siswa,
catatan
evaluasi
tindakan
penelitian/keterangan, hasil wawancara guru dan siswa, serta hasil dokumentasi aktivitas pembelajaran saat tindakan berlangsung. 2. Data hasil belajar matematika siswa Data hasil belajar matematika siswa diperoleh dari tes formatif setiap akhir siklus.
34
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Study Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi, yaitu: 1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa, dan memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal. 2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas belajar siswa dilakukan wawancara dengan guru dan siswa. 3. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang kejangalankejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya. 4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini digunakan validitas butir soal (empiris). Pengujian validitas butir soal instrument dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi poin biserial, yaitu:5
Keterangan : = koefisien korelasi point biserial = mean (nilai rata-rata) skor dari subjek yang menjawab benar untuk butir soal yang dicari validitasnya = mean (nilai rata-rata) skor total = Deviasi standar skor total = proporsi subjek yang menjawab benar = proporsi subjek yang menjawab salah (1-p)
5
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), cet. Ke-15, h. 258
35
Hasil validitas/hasil uji coba menyimpulkan siklus I yang terdiri dari 25 butir soal (lampiran 4) terdapat 18 butir soal yang valid (lampiran 14) dan 7 tidak valid. Butir tidak valid adalah no 1, 9, 13, 20, 21, 23, dan 24. Pada siklus II yang terdiri dari 25 butir soal (lampiran 6) terdapat 20 butir soal yang valid (lampiran 18) dan 5 tidak valid. Butir tidak valid adalah no 4, 7, 16, 22, dan 25. Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengukur ketetapan atau keajegan alat tes, untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus KuderRichardson (KR-20).6 Rumus: Keterangan: = reliabilitas tes secara keseluruhan = banyaknya butir soal yang valid
1
= bilangan konstan = Varian total = proporsi siswa yang menjawab item soal dengan benar = proporsi siswa yang menjawab item soal dengan salah = jumlah hasil perkalian antara
dan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien reabilitas siklus I adalah 0,69 (lampiran 13) dan nilai koefisien reabilitas siklus II adalah 0,83 (lampiran 17).
K. Analisis Data dan Interpretasi Data Data yang diperoleh dalam penlitian ini, kemudian selanjutnya diinterpretasikan melalui analisis perhitungan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Kuantitatif
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), cet. Ke-9, h.101
36
Data kuantitatif berupa data skor aktivtas belajar matematika siswa dan nilai tes formatif akhir siklus. Data-data tersebut peneliti sajikan ke dalam bentuk tabel, diagram batang (grafik), serta mengelompokannya ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan aturan sturgess. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, deskriptif berupa nilai persentase, rata-rata (ukuran pemusatan data), nilai tertinggi, nilai terendah, dan standar deviasi (ukuran penyebaran data). Statistik deskriptif merupakan statistic yang berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, dan penyajian sebagian atau seluruh data (pengamatan) tanpa pengambilan keputusan.7 Rumus persentase yang digunakan adalah:8
Keterangan: P
= Angka persentase
f
= Frekuensi yang akan dicari persentasenya
N
= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
Menganalisis data dengan standar deviasi bertujuan untuk mengukur sejauh mana variabilitas atau sebaran/penyebaran data-data tersebut. Jika semakin besar nilai standar deviasi maka kualitas data semakin tidak baik. Sebaliknya semakin kecil nilai standar deviasi yang digunakan maka kualitas data semakin baik pula. Rumus standar deviasi yang digunakan adalah:9
Keterangan: = Standar deviasi 7
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output Program SPSS, (Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010), h.4. 8 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 43. 9 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output Program SPSS, ..., h. 43.
37
xi
= Data ke-i
f
= frekuensi
n
= banyaknya individu
setelah menganalisis data-data, selanjutnya adalah memberikan interpretasi terhadap nilai persentase, rata-rata, dan standar deviasi sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang tepat. 2. Data kualitatif Data kualitatif berupa data aktivitas belajar matematika siswa yang diperoleh dari instrument catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa, catatatan evaluasi tindakan penelitian, dan hasil wawancara peneliti terhadap subjek penelitian. Dianalisi secara kualitatif dengan proses koding untuk mengorganisasi data, selanjutnya membuat interpretasi data dan mendeskripsikannya secara jelas atas dasar data sehingga menjadi suatu kesimpulan.
L. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai criteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika maka sebagai rencana perbaikan pembelajaran, penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Kegiatan
penelitian
yang
penulis
lakukan
diantaranya
adalah
memepersiapkan instrument penelitian seperti lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, lembar observasi aktivitas kelompok, LKS, soalsoal tes formatif untuk menilai hasil belajar matematika siswa. Peneliti juga dapat menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat oleh peneliti sendiri atau yang dianjurkan oleh sekolah.
38
Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi berkolaborasi dengan observer. Observer berperan dalam membantu kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Peneleitian 1. Observasi Pendahuluan Observasi pendahuluan dimulai dengan melakukan observasi ke SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang. Hasil observasi diperoleh berdasarkan pengamatan proses pembelajaran serta wawancara terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8, 10, dan 12 April 2014. Pada hari Selasa, tanggal 8 April 2014 peneliti menemui kepala sekolah untuk menjelaskan tujuan kedatangan peneliti ke SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang. Diperoleh informasi bahwa model Pembelajaran Kooepartif tipe Group Investigation belum pernah diterapkan di SDN
Kebayoran Lama Selatan 10
Petang karena biasanya guru matematika menerapkan pembelajaran konvensional dan belum pernah menerapkan pembelajaran berkelompok seperti Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation. Peneliti menjelaskan secara singkat contoh penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation. Peneliti juga menjelaskan bahwa kelas yang akan dijadikan objek penelitian adalah kelas V. Setelah diizinkan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, kepala sekolah meminta peneliti menemui guru matematika kelas V. Berdasarkan obesrvasi dan wawancara yang peneliti lakukan dalam survei pendahuluan didapat bahwa aktivitas belajar matematika siswa, ada siswa yang aktif, ada yang biasa-biasa saja, dan ada juga siswa yang kurang aktif. Pada saat pembelajaran dimulai, terlihat sebagian siswa belum siap untuk memulai pembelajaran. Guru pun berusaha untuk mengambil perhatian siswa dengan menjelaskan materi. Metode yang digunakan pada saat pembelajaran adalah eskpositori, tanya jawab, dan penugasan. Selama proses pembelajaran, perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi hanya sekitar 20-30 menit saja selama dua jam pelajaran, itupun masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Siswa terlihat mengobrol dan 39
40
bercanda pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga guru harus berkali-kali mengur siswa untuk tidak melakukan hal yang tidak bermanfaat selama proses pembelajaran. Hanya beberapa siswa saja yang duduk dibagian depan yang benarbenar memperhatikan. Setiap pertemun selama pembelajaran berlangsung, beberapa siswa izin untuk keluar kelas secara bergantian. Hal ini dapat berdampak kurang baik bagi siswa tersebut karena tidak mendengarkan penjelasan guru secara keseluruhan. Respon siswa dalam proses pembelajaran terlihat biasa-biasa saja, tidak ada yang aktif mengemukakan pendapatnya, malah kebanyakan siswa acuh tak acuh terhadap pembelajaran matematika. Pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebagian besar siswa hanya diam dan menunduk. Jarang sekali siswa yang menjawab atau menanggapi pertanyaan teman atau guru. Bahkan dari 36 siswa hanya 20 siswa yang mencatat materi yang sudah guru sampaikan dan catatan merekapun kurang lengkap. Mereka akan mencatat materi jika disuruh atau ditegur guru saja. Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika dapat dikatakan kurang. Ini terlihat dari respon siswa yang kurang menyukai ketika guru memberikan tugas pada saat materi selesai. Sehingga ada beberapa siswa menyalin tugas temannya dengan alasan tidak mengerti dan malas mengerjakan. Berdasrkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa pada tanggal 10 dan 12 April 2014, dapat disimpulkan bahwa tidak banyak siswa yang menyukai pelajaran matematika dengan alasan karena matematika itu pelajaran yang sulit dan memusingkan. Siswa terlihat bosan pada saat mengikuti pelajaran matematika. Siswa terlihat bosan pada saat mengikuti pelajaran matematika. Dari observasi survei pendahuluan didapat bahwa hasil presentase aktivitas belajar siswa, rata-ratanya hanya mencapai 47,5%. Hasil observasi pembelajaran matematika di kelas dan wawancara tersebut digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan pada siklus I nanti.
41
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Pada pembelajaran siklus I sub pokok bahasan yang disampaiakn yaitu mengenai sifat-sifat bangun datar. a) Tahap perencanan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti juga membuat instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi kerjasama siswa dalam kelompok, lembar catatan lapangan, alat dokumentasi, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta LKS untuk tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir siklus I. Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu proses pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Lembar soal tes siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil belajar matematika siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mengalami peningkatan aktivitas belajar dengan model pembelajaran kooepratif tipe group investigation.
b) Tahap Pelaksanaan dan observasi Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam enam pertemuan yang terdiri dari 5x pertemuan untuk meberikan materi dan 1x pertemuan untuk tes siklus I dengan alokasi waktu (2x35 menit) tiap peretemuannya.. 1) Pertemuan ke-1 (Kamis, 17 April 2014) Pertemuan pertama berlangsung selama 2x 35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 13.50 sampai dengan 15.00 WIB, pokok bahasan yang dibahas adalah sifat-sifat bangun datar segitiga.. Kegiatan ini diawali dengan membuka
42
kegiatan pembelajaran dan apersepsi. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir di kelas . Guru mata pelajaran hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Kegiatan
pembelajaran
selanjutnya
peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan langkah-langkah yang terdapat pada pembelajaran tersebut serta menjelaskan bahwa setiap pembelajaran kooperatif tipe group investigation dilakukan secara berkelompok, yang setiap kelompok terdiri atas 6 orang siswa. Peneliti memberi penjelasan bahwa setiap kelompok akan diberikan LKS yang di dalamnya terdapat perintah dan soal latihan, setelah siswa mengerjakan seluruh perintah dan soal latihan dalam LKS (1) kemudian siswa perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya dan kelompok yang lain ikut menanggapi. Pembagian kelompok sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya yaitu pada saat peneliti melakukan pra penelitian, peneliti bersama guru kelas membagi siswa menjadi 6 kelompok dari 36 siswa yaitu 20 prempuan dan 16 laki-laki. Sesuai perintah siswa duduk bersama kelompok yang telah ditentukan, peneliti memberikan gambaran umum atau sedikit penjelasan mengenai materi sifat bangun datar segitiga. Kemudian peneliti bersama observer membagikan LKS (1) kepada masing-masing kelompok. Peneliti meminta kepada setiap siswa untuk aktif dalam mengerjakan tugas dalam LKS (1) tanpa harus mengandalkan salah satu siswa atau siswa yang pintar saja. Ketua dari setiap kelompok mulai membagi tugas yang sesuai langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe GI. Misal ada siswa yang bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan data, ada yang bertugas mencari penyelesaian soal, ada yang bertugas mencatat jawaban akhir penyelsaian soal, dan ada yang melaporkan hasil kerja kelompok ke depan kelas. Masing-masing kelompok terlihat ribut karena berebutan tugas dengan teman sekelompoknya. Peneliti mencoba menjelaskan bahwa setiap siswa dalam
43
kelompok akan mendapatkan tugas secara bergiliran sesuai dengan yang ditentukan oleh ketua kelompok. Dalam setiap pertemuan tugas akan dirolling. Setelah semua siswa mendengar penjelasan peneliti, keributan kelas sedikit demi sedikit berkurang dan semua siswa dalam kelompok sepakat atas tugas yang didapatnya. Selama siswa mengerjakan LKS, peneliti bersama observer berkeliling memantau aktivitas siswa dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti dan pada saat itu pula peneliti bersama observer melakukan observasi pembelajaran terhadap aktivitas belajar matematika siswa dengan lembar yang sudah dipegang. Masing-masing kelompok membaca LKS yang diberikan oleh peneliti. Pada awal pertemuan hanya sedikit kelompok yang benar-benar membaca LKS yang diberikan peneliti. Yang lain masih terlihat benrcanda dan mengobrol dengan teman kelompoknya, sehingga kelas terkadang berisik. Begitu pula pada saat mengerjakan LKS sebagian besar siswa terlihat kurang memperhatikan apa yang diperintahkan peneliti dan masih terlihat belum kompak dalam bekerja sama. Banyak siswa yang mengandalkan siswa pintar dalam menrjakan LKS padahal dalam kelompok siswa dituntut untuk bekerja sama walaupun dengan tugas yang berbeda-beda. Setelah semua kelompok menyelesaikan LKS dalam waktu kurang lebih 20 menit dan mencatat hasil diskusi dari kelomooknya, kini saatnya perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya secara bergiliran. Terlihat siswa perwakilan dari semua kelompok kurang bersemangat dan malu pada saat mempresentasikan hasil laporan kelompoknya di depan kelas. Pada pertemuan ini hanya sedikit siswa yang memberikan tanggapan atas laporan kelompok lain. Berikut ini contoh siswa S13 dari kelompok 4 yang menanggapi kelompok 1 pada saat siswa mempresentasikan hasil laporan kelompoknya di depan kelas: “Bu, kelompok 1 ada yang salah. Kenapa segitiga sama sisi setiap sudutnya 1800?, bukannya setiap sudut segitiga sama sisi 600. Dan penelitipun menjawab,
44
“iya benar sekali”. Setiap sudut pada segitiga sama sisi adalah 600, kalau 1800 adalah jumlah besar sudut pada setiap segitiga.” Tanggapan kelompok 4 cukup bagus dalam menanggapi hasil laporan kelompok 1. Lalu siswa dari kelompok 1 mencatat tanggapan yang diberikan oleh siswa S13 dari kelompok 4. Diakhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2) Pertemuan kedua (Sabtu, 19 April 2014) Peneliti mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan siswa yang yidak masuk pada hari tersebut. Tercatat dua orang siswa tidak hadir. Pada pertemuan kedua ini sesuai perintah guru para siswa langsung duduk berkumpul dengan kelompoknya sama seprti pertemuan sebelumnya. Sebelum diskusi berlangsung, peneliti memberikan gambaran atau sedikit penjelasan mengenai sifat-sifat bangun datar segi empat. Terlihat sebagian siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh peneliti.. Sama halnya dengan pertemuan sebelumnya suasana kelas masih nampak terlihar ribut. Masing-masing ketua pada setiap kelompok mulai membagi tugas. Pada pertemuan kedua ini, siswa saling berpindah tugas atau mendapatkan tugas yang berbeda dengan sebelumnya, missal siswa yang pertemuan pertama mendapat tugas nomor 1, kini dipertemuan kedua mendapat tugas nomor 2. Begitu juga seterusnya, sehingga ada perollingan tugas pada setiap pertemuan. Hal ini bertujuan agar semua siswa pada setiap kelompok dapar merasakan tugas-tugas yang berbeda. Terliht masih ada saja siswa dari beberapa kelompok yang mengobrol dan tidak melakukan apa yang diperintahkan peneliti. Ada 3 kelompok yaitu kelompok 2, 3, dan 4 yang terlihat bekerja sama dalam melakukan tugas. Dalam pertemuan kedua ini, masih terlihat belum banyak siswa yang aktif bertanya kepada peneliti, hanya beberapa saja diantarnya siswa S09 yang menanyakan, “Bu, besar sudut siku-siku 900 ya?”. Peneliti menjawab, “iya benar”. Dipertemuan kedua ini masih banyak siswa sepertinya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKS, dan masih ada siswa
45
yang mengandalkan siswa yang pintar. Setelah semua siswa menyelesaikan LKS, setiap siswa perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya. Dari hasil laporan 6 kelompok terlihat sebagian besar kelompok dapat menjawab pertanyaan dalam LKS. Tapi ada 1 kelompok yang hasil laporannya salah yaitu kelompok 5. Setelah semua kelompok malaporkan hasil kerja kelompoknya, peneliti bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta diakhir pertemuan peneliti memberikan jurnal harian kepada siswa. 3) Pertemuan ketiga (Kamis, 24 April 2014) Kegiatan
pembelajaran
diawali
dengan
mengulang
sedikit
materi
sebelumnya, pada pertemuan ketiga ini seluruh siswa hadir. Siswa sudah mulai mengerti bahwa pada setiap pembelajaran harus sudah duduk dengan kelompoknya masing-masing. Seperti biasa guru memberikan LKS (3) kepada masing-masing kelompok. Keadaan kelas pada saat itu tidak seribut pertemuanpertemuan yang lalu. Siswa terlihat sibuk membagi tugas kepada teman-teman dalam kelompoknya dan perollingan tugas pun dilakukan. Selama mengerjakan LKS (3), peneliti bersama observer berkeliling seperti sebelumnya untuk memamntau pekerjaan siswa dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Siswa masih sangat ribut ketika mengerjakan LKS (3) dan peneliti senang karena antusias siswa mulai kelihatan meningkat dan siswa mulai aktif bertanya kepada peneliti apa-apa yang mereka tidak mengerti walaupun kelas menjadi berisik dan masih ada siswa yang masih malu-malu untuk bertanya. Observer berusaha menenangkan siswa untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas-tugas dalam LKS (3) dan siswa terlihat lebih tenang. Pada saat kelompok siswa bertanya kepada peneliti, peneliti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada kelompok tersebut agar mereka menjadi paham. Kelompok siswa sudah ada yang mulai terbiasa dengan langkah-langkah Group Investigation dan tugas mereka masing-masing. Sehingga sebagian siswa sudah mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Sebagian siswa pada masingmasing kelompok sudah mulai terlihat kompak dalam bekerja sama, walaupun masih ada siswa yang mengobrol dan mengganggu siswa yang lain, dan observer
46
mengambil tindakan yang lebih tegas dengan cara siswa yang berisik akan berdiri di depan kelas. Teguran tersebut membuat siswa diam dan melanjutkan aktivitas bersama kelompoknya. Setelah waktu habis untuk menyelesaikan LKS (3), seperti biasa secara bergiliran siswa perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya dan siswa lain bersiap mencatat tanggapan dari kelomok lain. Pada pertemuan ketiga ini, terlihat siswa dari kelompok 1 terlihat bingung dengan soal latihan 3 nomor 2. Dan ini terlihat pada saat siswa perwakilan kelompok 2
melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Ternyata
kelompok 2 tidak mengerjakan soal latihan nomor 2. Sehingga ketika ada siswa lain dari kelompok 4 mempresentasikan hasil laporannya peneliti menyuruh siwa tersebut untuk menulis jawaban soal nomor 2 di white board agar siswa dari kelompok 2 mencatat jawaban yang ditulis oleh kelompok 4 Selanjutnya, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari ini. Peneliti mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya siswa lebih aktif lagi dalam menjawab maupun pada saat diskusi di depan kelas. Dan terakhir guru memberikan jurnal harian yang diisi oleh siswa. 4) Pertemuan keempat (Sabtu, 26 April 2014) Pertemuan keempat berlangsung pukul 14.00-15.10 WIB. Kegitan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada pertemuan keempat ini semua siswa hadir. Kelas sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk ditempatnya masing-masing. Seperti biasa guru menjelaskan mengenai penerapan model Pembelajaran Koopertaif tipe Group Investigation dan langkah-langkahnya. Siswa sudah begitu menegrti tentang model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation sehingga guru tidak terlalu banyak menjelaskan kepada siswa. Sebelum berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, peneliti menjelaskan materi mengenai ketidak samaan pada sisi segitiga. Sebagian siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan tentang materi yang guru sampaikan. Kemudian siswa mulai bergabung dengan kelompoknya. Masing-masing kelompok membagi tugas, pergantian tugas pun dilakukan agar terjadi pemerataan tugas.
47
Peneliti memberikan LKS (4) kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok harus mebaca dengan cermat LKS tersebut. Proses Group Investigation sudah mulai dilakukan, siswa terlihat aktif dalam melakukan tugasnya dan kekompakan pu sudah mulai terlihat. Disela-sela diskusi timbul pertanyaan dari siswa S05 yang kurang paham dengan perintah yang terdapat pada LKS (4). Ternyata tidak hanya siswa S02 saja yang belum mengerti tentang perintah yang terdapat pada LKS (4), siswa lainpun juga sama. Tetapi setelah guru menjelaskan, siswa menjadi mengerti dan mulai melanjutkan aktivitasnya kembali. Siswa yang bertugas mencatat sibuk mencatat apa yang diucapkan oleh siswa lain. Setelah waktu selesai, seperti biasa siswa perwakilan setiap kelompok mulai bersiap-siap untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Terlihat siswa mulai antusias utnuk memberikan tanggapan apabila ada jawaban hasil laporan kelompok lain yang berbeda dengan hasil laporan kelompoknya. Dilihat dari hasil laporan setiap kelompok sudah cukup bagus. Seluruh kelompok sudah melaporkan hasil kerjanya di depan kelas. Seperti biasa peneliti memotivasi siswa untuk menyimpulkan materi hari ini. Diakhir pertemuan peneliti meberikan jurnal harian kepada siswa. 5) Pertemuan kelima (Selasa, 29 April 2014) Pada pertemuan kelima ini terdapat 1 orang siswa yang tidak hadir tanpa keterangan yaitu siswa S01 dari kelompok 6. Peneliti mengulang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya untuk mengingatkan siswa agar tidak lupa. Kelas sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk ditempatnya masing-masing dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini. Sebelum pelajaran dimulai, seperti biasa peneliti menginformasikan pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dan menyampaikan prosedurnya. Peneliti memberikan sedikit materi mengenai sifat bangun datar jajar genjang kepada siswa. Kemudian siswa mulai berkumpul dengan teman kelompoknya masing-masing. Pembagian tugas pun dilakukan, sama denga pertemuan sebelumnya terjadi pertukaran tugas atau rolling. Masing-masing
48
kelompok terlihat sudah siap untuk mengerjakan LKS (5). Peneliti bersama observer membagikan LKS (5) kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok sudah mulai sibuk membaca dan melakukan tugasnya masing-masing. Siswa nomor 1 sibuk membaca soal dan mencari unsur-unsur yang dapat membantu siswa nomor 2 dalam menyelesaikan soal, begitu pula dengan siswa nomor 3 yang sibuk mencatat hal-hal yang akan dilaporkan oleh siswa selanjutnya ke depan kelas. Kejadian yang pada pertemuan ketiga terulang lagi, pada kelompok 6 ada siswa yang tidak masuk sehingga seperti pertemuan lalu tugas siswa nomor 1 dilakukan bersama-sama. Sedangkan unutk tugas siswa nomor 1 dilakukan bersama-sama. Sedangkan untuk tugas siswa noomor selanjutnya dapat didiskusikan oleh teman kelompoknya. Pada pertemuan ke lima ini terlihat siswa dari masing-masing kelompok sudah mengerti tentang tugas-tugasnya pada Group Investigation. Siswa dari masing-masing kelompok terlihat sibuk mencari penyelesaian soal. Nampak siswa dari beberap kelompok tidak mengandalkan siswa yang pintar saja dan kerja sama pun terlihat. Dalam mengerjakan soal, masih ada saja kelompok yang kurang teliti dalam meyelesaikan soal. Ini terlihat setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS. 6) Pertemuan keenam (Sabtu, 03 Mei 2014) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memriksa absensi siswa, dan semua siswa hadir. Pertemuan ini tidak kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir siklus I. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar matematika siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Sebelum dilaksanakan tes, 10 menit dilakukan review sekilas materi yang sudah diajarkan dan membahas kesulitan-kesulitan yang masih ada. Tes ini dilaksnakan selama 60 menit. Selama proses berlangsuang, suasan pun menjadi sepi dan hening namun masih ada beberapa siswa yang masih menyontek dengan teman sebangkunya dan peneliti segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa
49
segera mengumpulkan lembar jawaban tes dan pada pertemuan ini siswa tidak diberikan lembar jurnal harian siswa.
c) Tahap Observasi dan analisis Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan. Guru dan observer melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan model Pembelajaran Kooperati tipe Group Investigation dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Pembelajaran Siklus I No
1
2
3
4
5
Jenis Aktivitas
Pert.2
Pert.3
Pert.4
Pert.5
Ratarata
3 3 (60%) (60%)
4 (80%)
4 (80%)
4 (80%)
72%
2 2 (40%) (40%)
3 (60%)
4 (80%)
4 (80%)
60%
40 % 50% 2 3 (40%) (60%) 40% 60%
60% 3 (60%) 60%
70% 4 (80%) 80%
80% 4 (80%) 80%
Mengajukan pertanyaan 2 2 pada saat diskusi (40%) (40%)
3 (60%)
3 (60%)
4 (80%)
2 (40%) 50% 3 (60%) 60% 3 (60%) 4 (80%) 70%
3 (60%) 60% 3 (60%) 60% 4 (80%) 4 (80%) 80%
4 (80%) 80% 4 (80%) 80% 4 (80%) 4 (80%) 80%
Indikator yang diamati
Membaca LKS pada saat kegiatan diskusi Visual Memperhatikan guru atau Activities teman pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi Rata-rata aktivitas visual Writing Mencatat materi yang guru Activities sampaikan Rata-rata aktivitas menulis Oral Activities
Menanggapi laporan hasil kerja kelompok Rata-rata aktivitas oral Mental Memecahkan masalah yang Activities terdapat dalam LKS Rata-rata aktivitas mental Minat/antusias siswa selama Emotional belajar Activities Senang selama belajar
Pert.1
2 2 (40%) (40%) 40% 40% 2 2 (40%) (40%) 40% 40% 3 3 (60%) (60%) 3 3 (60%) (60%) Rata-rata aktivitas emosional 60% 60% Rata-rata Aktivitas Total
66% 64% 64% 56% 52% 54% 56% 56% 68% 72% 70% 62 %
50
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Visual Activities Visual activities terdiri atas aktivitas membaca LKS pada saat kegiatan diskusi dan aktivitas memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi. Rata-rata persentase aktivitas visual mencapai 66%. Siswa yang membaca LKS pada saat itu sebanyak 72%. Hal ini menunjukan bahwa siswa yang membaca LKS pada saat kegiatan diskusi sudah cukup banyak. Namun, masih ada siswa yang bercanda dan mengobrol dengan teman kelompoknya maupun kelompok lain. Begitu pula dengan siswa yang memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi sebanyak 60%. Persentase ini sudah terbilang cukup baik karena sudah banyak siswa yang memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi, walaupun masih saja ada siswa yang suka mencari kesibukan sendiri seperti menggambar dan bercanda dengan teman sebangkunya.hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II mengenai aktivitas membaca LKS pada saat kegiatan diskusi dan aktivitas memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi. 2) Oral activities Oral activities terdiri atas mengajukan pertanyaan ketika kegiatan diskusi dan menanggapi laporan hasil kerja kelompok lain. Rata-rata persentase aktivitas oral sebanyak 60%. Siswa yang mengajukan pertanyaan ketika kegiatan diskusi hanya sebanyak 56%. Persentase ini terbilang kurang, karena masih banyak siswa yang belum berani bertanya kepada guru atau teman pada saat diskusi berlangsung, walaupun terkadang masih ada beberapa siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan temannya. Rata-rata persentase siswa pada aktivitas menanggapi laporan hasil kerja kelompok lain sebanyak 52%. Hal ini menunjukan bahwa siswa belum sepenuhnya berani memberikan tanggapan terhadap hasil laporan kelompok lain. Berdasarkan penilaian observer siswa masih banyak yang takut dan ragu pada saat mengemukakan pendapatnya jadi masih banyak siswa yang hanya diam saja. Untuk itu perlu diadakan perbaikan pada
51
siklus II dengan membuat suasan belajar yang lebih santai dan menyenangkan, dan peneliti juga memberikan motivasi yang lebih baik lagi agar siswa lebih semangat dalam belajar. 3) Writing activities Writing activities yang dinilai peneliti adalah mencatat materi yang guru sampaikan. Rata-rata siswa yang mencatat sebanyak 64%. Dalam membuat catatan siswa dinyatakan cukup baik karena siswa tidak hanya menulis apa yang telah guru jelaskan dan tulis di papan tulis tetapi siswa melihat dari LKS yang telah guru bagikan. Hanya beberapa dari mereka yang menambahkan catatannya dari LKS padahal selain dari LKS siswa juga dapat menambahkan catatannya dari buku cetak matematika. 4) Mental activities Untuk mental activities yaitu aktivitas memecahkan maslah yang diberikan guru di dalam LKS, persentase aktivitas siswa memecahkan masalah masih kurang, karena hanya mencapai 56% saja, hal ini disebabkan soal yang ada di dalam LKS terbilang susah menurut siswa karena siswa terlihat bingung pada saat mengerjakan LKS. 5) Emotional activities Rata-rata aktivitas emosional siswa mencapai 70% diantaranya minat siswa dengan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation mencapai 68%, menurut observer siswa terlihat antusias dan bersemangat pada saat mengerjakan tugas-tugas yang ada di LKS karena menurut siswa pembelajaran yang diterapkan sangat menarik, siswa dilatih untuk memahami materi sendiri dan bekerja sama dengan kelompoknya. Siswa terlihat senang dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan persentase yang diperoleh 72%. Walaupun masih ada siswa yang terlihat mengantuk dan bosan dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe group investigation karena bingung mengerjakannya. Tetapi karena setiap kelompok terdapat siswa yang pandai jadi siswa yang kurang pandai jadi bersemangat karena dibantu siswa yang lebih pandai.
52
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran siklus I rata-rata aktivitas yang dieproleh sebesar 62%. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I ini meningkat dibandingkan pada saat penelitian yang hanya mencapai 47,5% tetapi rata-rata aktivitas siswa pada siklus I masih banyak yang kurang yaitu keaktifan bertanya, menanggapi laporan hasil kerja kelompok, dan memecahkan masalah. Hal ini perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena aktivitas belajar siswa belum mencapai 70%. Berdasarkan lembar observasi aktivitas yang diperoleh pada pembelajaran siklus I aktivitas siswa memperoleh hasil yang cukup baik, hanya saja kendalanya adalah kurang mengoptimalkan waktu pada saat diskusi dan mengerjakan LKS, siswa masih terlihat bingung denga tugas-tugasnya, dan belum terbiasa siswa mengerjakan secara berkelompok serta masih banyak juga siswa yang hanya mengandalkan teman yang pintar saja sehingga menyebabkan kurang kerjasama siswa dalam kelompok. Selama proses diskusi, peneliti mengamati aktivitas belajar di dalam kelompok siswa sebagaimana pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Aktivitas Siswa Mengerjakan LKS
53
Gambar 4.1 menunjukan pada saat siswa kelompok berdiskusi terlihat serius dan tampak pada gambar di atas bahwa siswa sedang berusaha menyelesaikan soal dalam LKS dengan teman kelompoknya. Pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa dalam menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe GI siswa masih terlihat kaku dan bingung dalam pembagian tugas maupun dalam melaksanakan tugas, karena belum pernah diajarkan belajar secara berkelompok apalagi berusaha membagi tugas-tugas kepada anggota kelompoknya dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Pada gambar di bawah ini terlihat siswa dari kelompok 5 yang nampak malu dan berusah mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa Menjelaskan Hasil Kerja Kelompok
Hasil belajar selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I pada pertemuan ke-6, kriteria ketuntasan minimal (KKM) siklus I adalah 6,5. Berikut merupakan tabel tes hasil belajar matematika siswa pada siklus I.
54
Tabel 4.2 Hasil Belajar Matematika Siklus I Interval
F
f relatif
f relatif kumulatif ≥
33 – 41
2
5,5%
100%
42 – 50
4
11,1%
94,5%
51 -59
4
11,1%
83,4%
60 – 68
9
25%
72,3%
69 – 77
11
30,6%
47,3%
78 -86
6
16,7%
16,7%
Keterangan: Nilai tertinggi
= 83,33
Jumlah siswa = 36
Nilai terebdah
= 33,33
Rata-rata
= 64,77
Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 64,77. Hal ini menunjukan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, dimana rata-rata hasil belajar siswa harus mencapai lebih dari atau sama dengan 65 (sesuai dengan KKM).
Gambar 4.3 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
55
d) Tahap Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada siklus I diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa mencapai 62%. Hasil observasi yang telah didapat mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, namun belum menunjukan bahwa indikator aktivitas belajar matematika siswa tercapai dari aspek yang diharapkan dan perllu ditingkatkan lagi hingga rata-rat mencapai 70%. Refleksi terhadap hasil tindakan kelas berdasarkan semua data dan fakta yang terkumpul, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa pada tindakan siklus I masih terdapat kekurangan-kekurangan. Kekurangan kekurangan tersebut diantaranya: 1) Siswa terlihat belum mampu mengambil inisiatif untuk mengembangkan potensinya karena sifat individual. Dengan permasalahan tersebut peneliti berusaha meyakinkan pada siswaa bahwa ini adalah kepentingan kelompok dan kelompok yang akan mendapat nilai. 2) Proses diskusi yang dilakukan siswa masih kurang optimal. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa yang terlihat kurang serius dalam berdiskusi. Disamping itu siswa yang mempunyai kemampuan tinggi masih belum bisa secara optimal membantu kelompoknya. 3) Proses presentasi masih terlihat monoton. Hal ini dikarenakan siswa masih terlihat kurang berani untuk bertanya atau menyampaikan pendapatnya. Hasil refleksi pada tindakan siklus I dievaluasi bersama rekan kolaborasi dan diperoleh kesepakatan, bahwa perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini sementara dapat disimpulkan. Kesimpulan dari kekurangan pada siklus I, akan ditindak lanjuti dengan tindakan guru pada siklus II, dengan beberapa perbaikan-perbaikan yang didsarkan pada hasil refleksi siklus I.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II Tindakan pembelajaran siklus II, dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3x pertemuan
(6 x 35 menit) yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap
56
perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi tindakan. a. Tahap perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. 1) Kelompok yang sudah dibentuk pada siklus II ditata kembali disesuaikan dengan kondisi/kendala yang dijumpai pada siklus I. 2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran siklus I agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran, serta tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil dalam pembelajaran siklus I. Memberikan reward bagi kelompok yang aktif. 3) Guru meningkatkan pengawasan agar diskusi dapat berjalan lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Guru meningkatkan intensitas bimbingan pada setiap kelompok, agar hasil yang dicapai siswa lebih optimal. 4) Penggunaan alat peraga bangun ruang dan mendemonstrasikan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran yang mengacu pada proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi agar siswa dapat menerapkannya dalam lingkungannya. 5) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), instrumeninstrumen penelitian, yaitu lembar observasi aktivitas belajar siswa, catatan lapangan dan membuat LKS serta tes akhir siklus II. b. Tahap pelakasanaan Siklus II ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali pertemuan untuk pemberian materi dan 1 kali pertemuan untuk tes siklus II dengan alokasi wakti (2x35 menit) tiap pertemuannya. Rencana pembelajaran siklus II dapat dilihat pada lampiran. 1) Pertemuan ke-7 (Selasa, 06 Mei 2014) Pertemuan ketujuh ini merupakan awal dari siklus II yang berlangsung selama 2 x 35 menit dan dimulai pada pukul 14.00 s/d 15.10 WIB. Sebelum pembelajaran dimulai guru memberi tahu hasil tes pada siklus I, siswa pun terlihat
57
antusias untuk mengetahui hasil tes mereka. Guru mengulas kembali mengenai penilaian observasi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran siklus I. Selanjutnya guru menyampaikan bahwa pada pertemuan ke-7 ini materi yang akan dipelajari adalah sifat-sifat bangun ruang. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi siklus II dan memberikan penjelasan dan pengarahan agar proses pembelajaran lebih baik lagi dan siswa semakin aktif dalam menerapkan model pembelajaran Group Investigation. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, siswa langsung diperintahkan untuk duduk bersama kelompok sebelumnya. Peneliti membagikan LKS kepada setiap kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam LKS tanpa perintah peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa mulai terlihat membaik ketika mengerjakan LKS. Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam mengerjakan LKS, pada proses pembelajaran di pertemuan ini sudah terlihat mengalami banyak peningkatan, walaupun masih saja ada dala kelompok siswa yang hanya diam saja. Peneliti menegur siswa tersebut agar berperan aktif dalam kelompoknya. LKS dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan walaupun masih ada 1 kelompok yang belum tuntas tetapi peneliti harus menutup sesi mengerjakan LKS sesuai perjanjian. Setelah selesai mengerjakan LKS, dengan cara acak memilih kelompok untuk mempresesntasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Semua kelompok sudah mulai terlihat berani dan percaya diri untuk maju ke depan. 2) Pertemuan ke-8 (Kamis, 08 Mei 2014) Pertemuan 8 berlangsung 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada pertemuan kedelapan ini terdapat 1 orang yang tidak hadir karena sakit. Kela sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya, dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini.
58
Peneliti membagikan LKS yang berisi materi “sifat-sifat bangun ruang” kepada setiap kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam LKS tanpa diperintah terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa semakin terlihat lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam mengerjakan LKS, pada proses pembelajaran group investigation pada pertemuan ini sudah terlihat mengalami banyak peningkatan. Siswa sudah tidak begitu ribut dan peran peneliti pun sudah mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan sendirinya. 3) Pertemuan ke-9 (Sabtu, 10 Mei 2014) Pertemuan 9 berlangsung 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi. Kelas sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya, dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini. Peneliti membagikan LKS yang berisi materi “sifat-sifat bangun ruang” kepada setiap kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam LKS tanpa diperintah terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa semakin terlihat lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam mengerjakan LKS, pada proses pembelajaran group investigation pada pertemuan ini sudah terlihat mengalami banyak peningkatan. Siswa sudah tidak begitu ribut dan peran peneliti pun sudah mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan sendirinya. 4) Pertemuan ke-10 (Kamis, 15 Mei 2014) Pertemuan kesepuluh ini sama halnya dengan pertemuan sebelumnya yang berlangsung 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 14.00-15.10. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuka pembelajaran dan memerikasa absensi siswa, dan semua siswa hadir.
59
Pertemuan tidak dibagi kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir siklus II. Tes ini berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reabilitas soal, soal berjumlah 20 soal. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar matematika siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuanpertemuan sebelumnya. Sebelum dilaksakan tes , 10 menit dilakukan review sekilas materi yang telah dipelajari.
c. Tahap observasi dan analisis Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Guru kelas
(observer)
melakukan
pengamatan
langsung
tentang
pelaksanaan
pembelajaran group investigation dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar melalu lembar observasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa pada Pembelajaran Siklus II No
1
2
3
4
5
Jenis Aktivitas
Indikator yang diamati
Membaca LKS pada saat kegiatan diskusi Visual Memperhatikan guru atau Activities teman pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi Rata-rata aktivitas visual Writing Mencatat materi yang guru Activities sampaikan Rata-rata aktivitas menulis Mengajukan pertanyaan pada saat diskusi Oral Activities Menanggapi laporan hasil kerja kelompok Rata-rata aktivitas oral Mental Memecahkan masalah yang Activities terdapat dalam LKS Rata-rata aktivitas mental Minat/antusias siswa selama Emotional belajar Activities Senang selama belajar
Pert.7
Pert.8
Pert.9
Ratarata
4 (80%)
4 (80%)
4 (80%)
80%
3 (60%)
4 (80%)
4 (80%)
73,33%
70 % 4 (80%) 80% 4 (80%) 4 (80%) 80% 4 (80%) 80% 4 (80%) 4
80% 3 (60%) 60% 4 (80%) 3 (60%) 70% 3 (60%) 80% 4 (80%) 4
80% 4 (80%) 80% 4 (80%) 4 (80%) 80% 4 (80%) 80% 4 (80%) 4
76,67% 73,33% 73,33% 80% 73,33% 76,67% 73,33% 73,33% 80% 80%
60
Rata-rata aktivitas emosional Rata-rata Aktivitas Total
(80%) 80%
(80%) 80%
(80%) 80%
80% 76%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Visual Activities Rata-rata persentase aktivitas siswa yang meperhatikan penjelasan guru atau teman pada saat diskusi sebanyak 76,67%. Hal ini menunjukan bahwa siswa yang memperhatikan guru atau teman pada saat diskusi berlangsung sudah cukup banyak dan memperoleh nilai baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru atau teman pada saat diskusi. Aspek ini sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I. 2) Oral Activities Rata-rata persentase aktivitas oral mencapai 76,67%. Rata-rata persentase mengajukan pertanyaan sebanyak 80%. Hal ini menunjukan bahwa pada saat diskusi berlangsung sudah terbilang cukup, karena sudah banyak siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan temannya. Rata-rata menanggapi pertanyaan guru atau teman pada saat diskusi sebanyak 73,33%. Hal ini menunjukan bahwa pada saat memberi penjelasan siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya dan percaya diri akan pendapatnya. Kedua aspek ini sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I. 3) Writing Activities Writing activities yang dinilai peneliti adalah mencatat materi yang disampaikan guru dan membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok. Rata-rata aktivitas menulis siswa mencapai 73,33% . dalam aktivitas ini siswa sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.
61
4) Mental Activities Untuk mental activities yaitu aktivitas memecahkan soal dalam bahan diskusi, rata-rata persentase aktivitas mental mencapai 73,33% dengan persentase aktivitas siswa memecahkan masalah mencapai 73,33%, siswa sudah mampu mengerjakan soal-soal dengan kelompoknya. Aspek ini sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I. 5) Emotional Activities Rata-rata aktivitas emosional siswa mencapai 80% diantaranya minat siswa dengan pembelajaran group investigation mencapai 80%, menurut observer siswa terlihat antusias dan bersemangat pada saat mengerjakan tugas-tugas yang ada di LKS karena menurut siswa pembelajaran yang diterapkan sangat menarik, siswa dilatih untuk memahami materi sendiri. Siswa cukup senang dengan diterapkannya model pembelajaran group investigation dengan persentase yang diperoleh 80%. Kedua aspek ini sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran siklus II rata-rata aktivitas yang diperoleh sebesar 76%. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II ini meningkat dibandingkan pada siklus I yang hanya mencapai 62%. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas siswa ketika proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation sudah cukup baik. Hasil belajar selama siklus II diperoleh dari nilai tes akhir siklus II pada pertemuan ke-10, kriteria ketuntasan minimal (KKM) siklus II adalah 6,5. Berikut merupakan tabel tes hasil belajar matematika siswa pada siklus II. Tabel 4.4 Hasil Belajar Matematika Siklus II Interval
F
f relatif
f relatif kumulatif ≥
55 – 60
9
25%
100%
61 – 66
3
8,3%
75%
67 – 72
6
16,7%
66,7%
62
73 – 78
10
27,8%
50%
79 – 84
4
11,1%
22,2%
85 – 90
4
11,1%
11,1%
Keterangan: Nilai tertinggi
= 90
Jumlah siswa = 36
Nilai terebdah
= 55
Rata-rata
= 71
Dari tabel di atas terlihat nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diperoleh sebesar 71. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata siswa jauh lebih besar dibandingkan dengan siklus I yang hanya mendapat nilai rata-rata 64,77. Pada siklus II ini indikator keberhasilan penelitian sudah sepenuhnya tercapai dimana rata-rata hasil belajar siswa mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 65 (sesuai dengan KKM).
Gambar 4.4 Kegiatan Tes Akhir Siklus II
d. Tahap refleksi Pada siklus II ini kemampuan siswa dalam memahami pelajaran matematika sudah mengalami peningkatan sesuai dengan aktivitas yang diharapkan pada
63
penelitian ini. Peningkatan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu memperhatikan penjelasan guru, menanyakan materi yang belum dipahami, merespon pertanyaan dari guru dan siswa lain, mencatat materi pelajaran, memecahkan masalah/menyelsaikan soal yang diberikan. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa mencapai 76%, dengan hasil ini indikator keberhasilan telah tercapai. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dan indikator keberhasilan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan non tes. Instrument tes berupa soal dan dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Instrumen non tes berupa lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, lembar wawancara siswa, serta catatan lapangan. Lembar observasi aktivitas belajar diisi pada setiap pertemuan sedangkan wawancara dilakukan pada akhir siklus II. Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa pada tiap siklus sebagai implikasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Untuk mendapatkan data yang abash dilakukan teknik triangulasi. Hal ini bertujuan untuk menggali data dari sumber yang sama yaitu siswa, dengan menggunakan cara yang berbeda, yaitu: 1) melihat hasil observasi dari aktivitas belajar matematika siswa, 2) menilai hasil tes siklus I dan II, dan 3) mendiskusikan bersama kolaborator mengenai hasil catatan lap angan beserta lembar observasi. Data dikatan abash jika ketiga cara tersebut menghasilkan data yang sama, yaitu: 1) berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa menunjukan rata-rata aktivitas tinggi dan mencapai indikator keberhasilan. 2) berdasarkan hasil tes siklus I dan II menunjukan ratarata nilai siswa mencapai sama dengan atau lebih dari 70%. 3) berdasarkan hasil catatan lapangan dan lembar wawancara disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa cukup baik dan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.
64
C. Analisis data 1. Aktivitas Belajar Matematika Siswa Data mengenai aktivitas belajar matematika siswa, salah satunya diperoleh dari instrument aktivitas belajar matematika siswa. Rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I dan II, penulis sajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa No
1
2
3
4
5
Jenis Aktivitas
Indikator yang diamati
Membaca LKS pada saat kegiatan diskusi Visual Memperhatikan guru atau teman pada Activities saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi Rata-rata aktivitas visual Writing Mencatat materi yang guru sampaikan Activities Rata-rata aktivitas menulis Mengajukan pertanyaan pada saat diskusi Oral Activities Menanggapi laporan hasil kerja kelompok Rata-rata aktivitas oral Mental Memecahkan masalah yang terdapat Activities dalam LKS Rata-rata aktivitas mental Emotional Minat/antusias siswa selama belajar Activities Senang selama belajar Rata-rata aktivitas emosional Rata-rata Aktivitas Total
Siklus I
Siklus II
(72%)
(80%)
(60%)
(73,33%)
66%
76,67%
(64%)
(73,33%)
64%
73,33%
(60%)
(80%)
(60%)
(73,33%)
60%
76,67%
(56%)
(73,33%)
56% (68%) (72%) 70% 62%
73,33% (80%) (80%) 80% 76%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan 14%. Data pada tabel tersebut juga menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah dapat meperbaiki atau meningkatkan sebagian besar aspek aktivitas yang masih rendah pada siklus I. Rata-rata persentase setiap aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan II, penulis sajikan pada grafik di bawah ini:
65
80 70 60 50 40 30 20 10 0 siklus I
visual 66
writing 64
oral 60
mental 56
emotional 70
siklus II
76.67
73.33
76.67
73.33
80
Grafik 4.1 Persentase aktivitas belajar matematika siswa berdasarkan indikator aktivitas
Berdasarkan grafik 4.1 di atas diketahui bahwa persentase aktivitas belajar matematika pada siklus II secara keseluruhan mengalami peningkatan. Aspek peningkatan tertinggi terjadi pada indikator mental activities yang meningkat sebesar 20%. Peningkatan aspek aktivitas yang belum maksimal terjadi pada writing activities yaitu hanya mengalami peningkatan sebesar 9%. Rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan siklus II penulis sajikan pada grafik di bawah ini:
Grafik 4.2 Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II
66
Berdasarkan grafik 4.2 tersebut diketahui bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa secara keseluruhan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 14% dari siklus I 62% menjadi 76%, hal ini menunjukan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
2. Wawancara Wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan (penelitian pendahuluan) diperoleh beberapa informasi diantaranya siswa jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran dan masih ada sebagian kecil siswa yang sering tidak memperdulikan saat guru menjelaskan. Keterangan yang sama tersebut diperoleh melalui wawancara siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa setelah siklus II diperoleh informasi
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
group
investigation yang diterapkan sudah dilaksanakan dengan sangat baik, beberapa aktivitas yang dianggap kurang telah menunjukan peningkatan sehingga dapat dikatakan berhasil.
3. Hasil Belajar Matematika Siswa Hasil belajar belajar diperoleh dari tes akhir siklus I dan II, data persentase ketuntasan hasil belajar siswa setiap akhir siklus. Perbandingan statistic hasil belajar matematika siswa siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siklus I dan II No
Statistik Deskriptif
Siklus I
Siklus II
1
Nilai tertinggi
83,33
90
2
Nilai terendah
33,33
55
3
Jangkauan
50
35
4
Rata-rata
64,77
71
67
5
Standar Deviasi
12,52
10,07
6
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
16
9
7
Jumlah siswa tuntas belajar
20
27
8
Persentase ketuntasan
55,56%
75%
9
Nilai Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM)
65
65
Terlihat pada siklus I, rata-rata nilai siswa 64,77 dengan persentase siswa yang tuntas hanya 55,56%, hal ini menunjukan penguasaan materi pada siklus I masih rendah. Sedangkan standar deviasi yang relatif besar yaitu 12,52 ini menunjukan hasil belajar belum merata, hal ini diperkuat dengan jangkauan yang relatif besar yaitu 50 dengan nilai tertinggi 83,33 dan nilai terendah 33,33. Hasil refleksi pada siklus I menjadi dasar untuk melakukan perbaikan pada siklus II dan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan, terlihat dari standar deviasi yang lebih kecil dibandingkan siklus I yaitu menjadi 10,07 ini berarti hasil belajar sudah cukup merata. Rata-rata nilai siswa pada siklus II meningkat menjadi 71 dan persentase ketuntasan sebesar 75%. Dari hasil tersebut menunjukan indikator keberhasilan kinerja sudah tercapai yaitu persentase siswa yang tuntas belajar sudah mencapai ≥ 70. Data hasil belajar matematika siswa siklus I dan siklus II penulis sajikan juga dalam bentuk diagram batang (grafik) sebagai berikut:
Grafik 4.3 Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II
68
Hasil yang diperoleh bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa pada siklus II. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata tes akhir siklus II mencapai 71 dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 75%. Sedangkan standar deviasi data tes akhir siklus II relatif kecil yaitu 10,07.
D. Pembahasan Penemuan Penelitian 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa Penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa karena pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk mandiri, aktif dalam memahami suatu materi. Jadi dalam setiap pembelaran yang lebih berperan aktif adalah siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika pada observasi pendahuluan diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa yaitu 47,5%. Dan setelah tindakan siklus I diperoleh skor rata-rata aktivitas siswa sebesar 62% sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh skor rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 76% ini artinya terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, hal ini terjadi karena pada siklus II siswa sudah mulai berani dalam mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaaran group investigation memberikan pengaruh yang besar terhadap aktivitas belajar matematika siswa. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran group investigation maka hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari nilai tes akhir siklus I menunjukan rata-rata yang cukup baik yaitu mencapai 64,77 dengan tingkat ketuntasan sebesar 55,56% . Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 71 dengan tingkat ketuntasan sebesar 75%. 3. Pemberian reward berupa souvenier dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif.
69
Pemberian reward adalah suatu yang berfungsi insentif, yaitu suatu yang penting bagi anak yang dapat memperbesar kemungkinan bertambah giatnya usaha untuk mempertinggi atau memperbaiki prestasi, maka pemberian reward sangat
penting untuk
meningkatkan
motivasi
kegiatan
yang produktif
(Kartamihardja dan Ardiwinata, 1997:142). Pada siklus II diadakan reward berupa souvenier sebagai upaya untuk perbaikan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Reward ini diberikan kepada siswa yang paling aktif dan kelompok yang paling aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan reward ini masing-masing kelompok berusaha menunjukan keaktifannya dalam pembelajaran.
4. Penerapan metodologi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitian dapat memperkecil nilai standar deviasi tes formatif akhir siklus. Pernyataan ini berdasrakan data statistik deskriptif nilai tes akhir siklus I dan II. Nilai standar deviasi tes akhir siklus II lebih kecil dibandingkan siklus I, artinya pada siklus II sebaran data nilai tes menyebar dan merata diantara siswa berkemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik kegiatan PTK yang berusaha dan berupaya memperbaiki tujuan akhir penelitian yang tercantum dalam indikator keberhasilan kinerja.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa ini dapat terlihat dari persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 62% yaitu meliputi visual activities sebesar 66%, writing activities sebesar 64%, oral activities sebesar 60%, mental activities sebesar 56%, dan emotional activities sebesar 70%. Pada siklus II meningkat menjadi 76% yang meliputi visual activities sebesar 76,67%, writing activities sebesar 73,33%, oral activities sebesar 76,67%, mental activities sebesar 73,33%, dan emotional activities sebesar 80% . Secara keseluruhan, indikator aktivitas belajar matematika siswa meningkat pada setiap siklusnya. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Tingkat ketuntasan siswa dalam tes akhir siklus I masih rendah yaitu 55,56% dengan rata-rata 64,77. Sedangkan hasil belajar matematika pada siklus II telah mencapai tingkat ketuntasan sebesar 75% dengan rata-rata 71.
B. Saran 1. Apabila pembelajaran ini akan dilakukan maka guru perlu melakukan persiapan yang matang agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan beberapa hal diantaranya: a. Mempersiapkan RPP, soal latihan, lembar observasi aktivitas siswa. b. Mempersiapkan LKS yang menarik dan memuat strategi pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam proses pembelajaran.
70
71
c. Dalam membuat kelompok siswa sebaiknya terdapat siswa yang lebih pintar pada setiap kelompoknya untuk mempermudah dalam diskusi. 2. Siswa sebaiknya bisa dilibatkan dalam merumuskan kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya agar peneliti mengetahui keinginan siswa sebagai bahan pertimbangan perencanaan yang akan dipakai. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan dalam belajar matematika terutama dari segi keaktifan siswa. 4. Bagi para pembaca yang berminat untuk meneliti agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai pembelajaran kooperatif tipe group investigation baik pada strategi intruksional, variable penelitian, maupun pada jenjang pendidikan yang
lainnya.
Sehingga
turut
memperkuat
pembuktian
pembelajaran kooperatif tipe group investigation secara empiris.
teori-teori
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahma, Mulyono. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. AM, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action ResearchCAR), dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009. Bahri, Syaiful. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. Defriahmadchaniago,
Aktivitas
Belajar,
http://id.shvoong.com/social-
sciences/1961162-aktivitas-belajar/. (26 Desember 2013) Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Hamalik, Oemar. Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Jihad, Asep, Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008. Juliantara,
Ketut,
Aktivitas
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitas-belajar/.
Belajar, (26
Desember 2013) Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output Program SPSS. Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010. Masitoh, Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011. Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011. Sajaya, Wina. Penetian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2010. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2010. 72
73
Siregar, Haroan. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMAN 1 Tanjung Pura Pada Pelajaran Kimia. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, no. 1, Juni 2013. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001. Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007. Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005. Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru, dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Suwangsih, Erna, Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press, 2006. Taniredja, Tukiran, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta, 2011.
74
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
: 1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar bangun
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator
: Menyebutkan sifat-sifat bangun datar segitiga Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar segitiga
Ssiswa dapat menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun Datar Segitiga dan Sifat-sifatnya
C. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Group Investigation
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 Menit) a. Apersepsi dan motivasi b. Mengingat kembali pelajaran tentang bangun datar
75
Lampiran 1
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam belajar matematika menggunakan model pembelajaran group investigation. d. Mengidentifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok. Masingmasing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa. 2. Kegiatan Inti (55 Menit) Eksplorasi a. Guru menawarkan sebuah topik (segitiga) yang akan dipelajari hari ini pada siswa. b. Guru membagikan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) sebagai pedoman kegiatan yang akan dilakukan siswa di dalam kelompoknya. c. Siswa secara mandiri bersama kelompoknya bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Elaborasi a. Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang sifat-sifat bangun datar segitiga secara kooperatif. b. Siswa dalam kelompoknya saling memberikan kontribusi, saling bertukar dan berdiskusi tentang semua gagasan. c. Siswa secara berkelompok mengisi lembar kegiatan siswa yang telah dibagikan. d. Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi. e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kendala dalam pengkajian topik. f. Masing-masing
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas. g. Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan tambahan jawaban pada kelompok penyaji, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh kelompok.
76
Lampiran 1
Konfirmasi a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing kelompok pada hari ini. b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. c. Siswa bersama guru melakukan refleksi untuk pembelajaran pada hari ini. 3. Kegiatan Penutup (5 Menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar Alat bahan
: Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar
: Buku Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Jakarta, …………….2014 Mengetahui, Guru Matematika
Observer
(________________)
(________________)
77
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
: 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator
: Menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi Menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi panjang Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi panjang
Siswa dapat menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang)
C. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Group Investigation
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
78
Lampiran 1
D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 Menit) a. Apersepsi dan motivasi: b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan d. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya. 2.
Kegiatan Inti (55 Menit) Eksplorasi a. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada pertemua sebelumnya. b. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk menyelesaik tugas oada hari ini. c. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang Elaborasi a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang. b. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas. c. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar kegiatan siswa. d. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh secara kooperatif. e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing. f. Masing-masing
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas.
79
Lampiran 1
g. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok. Konfirmasi a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing kelompok pada hari ini. b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. c. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari ini. 3. Kegiatan Penutup (5 Menit) a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari hari ini. b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar Alat bahan
: Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar
: Buku Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir) Jakarta, …………….2014 Mengetahui, Guru Matematika
Observer
(________________)
(________________)
80
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
: 3
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator
: Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium Mengambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium
Siswa dapat menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun datar trapesium
C. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Group Investigation
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
D. Langkah-langkah Pembelajaran 4. Kegiatan Awal (10 Menit) e. Apersepsi dan motivasi: f. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
81
Lampiran 1
g. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan h. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya. 5.
Kegiatan Inti (55 Menit) Eksplorasi d. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada pertemua sebelumnya. e. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk menyelesaik tugas oada hari ini. f. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun datar trapesium. Elaborasi h. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat bangun datar trapesium. i. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas. j. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar kegiatan siswa. k. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh secara kooperatif. l. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing. m. Masing-masing
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas. n. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok.
82
Lampiran 1
Konfirmasi d. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing kelompok pada hari ini. e. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. f. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari ini. 6. Kegiatan Penutup (5 Menit) a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari hari ini. b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar Alat bahan
: Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar
: Buku Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Jakarta, …………….2014 Mengetahui, Guru Matematika
Observer
(________________)
(________________)
83
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
: 4
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator
: Menyebutkan sifat-sifat bangun datar jajargenjang Menyebutkan sifat-sifat bangun datar belah ketupat Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar jajargenjang
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar belah ketupat
Siswa dapat menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun datar segi empat (jajargenjang dan belah ketupat)
C. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Group Investigation
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
84
Lampiran 1
D. Langkah-langkah Pembelajaran 7. Kegiatan Awal (10 Menit) i. Apersepsi dan motivasi: j. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. k. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan l. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya. 8.
Kegiatan Inti (55 Menit) Eksplorasi g. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada pertemua sebelumnya. h. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk menyelesaik tugas oada hari ini. i. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun datar jajargenjang dan belah ketupat. Elaborasi o. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat bangun datar jajargenjang dan belah ketupat. p. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas. q. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar kegiatan siswa. r. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh secara kooperatif. s. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing. t. Masing-masing
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas.
85
Lampiran 1
u. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok. Konfirmasi g. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing kelompok pada hari ini. h. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. i. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari ini. 9. Kegiatan Penutup (5 Menit) a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari hari ini. b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar Alat bahan
: Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar
: Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Jakarta, …………….2014 Mengetahui, Guru Matematika
Observer
(________________)
(________________)
86
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
: 5
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator
: Menyebutkan sifat-sifat bangun datar layang-layang Meyebutkan sifat-sifat bangun datar lingkaran Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar layang-layang
Siswa dapat meyebutkan sifat-sifat bangun datar lingkaran
Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun datar layang-layang dan lingkaran
C. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Group Investigation
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
87
Lampiran 1
D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 Menit) a. Apersepsi dan motivasi: b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan. d. Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai pada pertemuan sebelumnya. 2. Kegiatan Inti (55 Menit) Eksplorasi a. Masing-masing kelompok mengecek alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan hari ini. b. Guru membagikan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) sebagai pedoman kegiatan yang akan dilakukan siswa di dalam kelompoknya. c. Siswa belajar memahami konsep dan sifat-sifat bangun datar jajargenjang secara berkelompok. Elaborasi a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk untuk mengkaji sifat-sifat bangun datar layang-layang dan lingkaran. b. Siswa bekerja sama dalam kelompoknya untuk mengisi lembar kegiatan siswa yang telah dibagikan. c. Siswa secara kooperatif membuat laporan hasil investigasi materi yang akan dipresentasikan di depan kelas. d. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing. e. Masing-masing
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas. f. Siswa dari kelompok lain memperhatikan kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau tambahan jawaban
88
Lampiran 1
terhadap materi yang disajikan, berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok. Konfirmasi a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing kelompok pada hari ini. b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. c. Siswa bersama guru melakukan refleksi untuk pembelajaran pada hari ini. 3. Kegiatan Penutup (5 Menit) a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari hari ini. b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar Alat bahan
: Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar
: Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir) Jakarta, …………….2014 Mengetahui, Guru Matematika
Observer
(________________)
(________________)
89
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
: 7
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Indikator
: Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok Menggambarkan bangun ruang sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok.
Siswa dapat menggambarkan bangun ruang sesuai dengan sifat-sifatnya.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun ruang kubus dan balok
C. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Group Investigation
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
90
Lampiran 1
D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 Menit) a. Apersepsi dan motivasi: b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan d. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya. 2. Kegiatan Inti (55 Menit) Eksplorasi a. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada pertemua sebelumnya. b. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk menyelesaik tugas pada hari ini. c. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok. Elaborasi a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok. b. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas. c. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar kegiatan siswa. d. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh secara kooperatif. e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing. f. Masing-masing
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas.
91
Lampiran 1
g. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok. Konfirmasi a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing kelompok pada hari ini. b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. c. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari ini. 3. Kegiatan Penutup (5 Menit) a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari hari ini. b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar Alat bahan
: Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar
: Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir) Jakarta, …………….2014 Mengetahui, Guru Matematika
Observer
(________________)
(________________)
92
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
: 8
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Indikator
: Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma tegak segitiga dan tabung Menggambarkan bangun ruang sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma tegak segitiga dan tabung
Siswa dapat menggambarkan ruang sesuai dengan sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun ruang prisma tegak segitiga dan tabung
C. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Group Investigation
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
93
Lampiran 1
D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 Menit) a. Apersepsi dan motivasi: b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan d. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya. 2.
Kegiatan Inti (55 Menit) Eksplorasi a. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada pertemua sebelumnya. b. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk menyelesaik tugas pada hari ini. c. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun ruang prisma tegak segitiga dan tabung. Elaborasi a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat prisma tegak segitiga dan tabung. b. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas. c. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar kegiatan siswa. d. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh secara kooperatif. e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing. f. Masing-masing
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas.
94
Lampiran 1
g. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok. Konfirmasi a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing kelompok pada hari ini. b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. c. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari ini. 3. Kegiatan Penutup (5 Menit) a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar Alat bahan
: Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar
: Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Jakarta, …………….2014 Mengetahui, Guru Matematika
Observer
(________________)
(________________)
95
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
: 9
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Indikator
: Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang limas dan kerucut Menggambarkan bangun ruang sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang limas dan kerucut
Menggambarkan bangun ruang sesuai dengan sifat-sifatnya.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun ruang limas dan kerucut
C. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Group Investigation
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 Menit) a. Apersepsi dan motivasi: b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
96
Lampiran 1
c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan d. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya. 2.
Kegiatan Inti (55 Menit) Eksplorasi a. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada pertemua sebelumnya. b. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk menyelesaik tugas oada hari ini. c. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun ruang limas dan kerucut.. Elaborasi a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat limas dan kerucut. b. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas. c. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar kegiatan siswa. d. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh secara kooperatif. e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing. f. Masing-masing
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan kelas. g. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok.
97
Lampiran 1
Konfirmasi a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing kelompok pada hari ini. b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. c. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari ini. 3. Kegiatan Penutup (5 Menit) a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar Alat bahan
: Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar
: Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Jakarta, …………….2014 Mengetahui, Guru Matematika
Observer
(________________)
(________________)
98
Lampiran 2
Bahan Ajar Bangun Datar Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain segitiga, segi empat (persegi, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang), dan lingkaran. Tiap bangun datar mempunyai sifat-sifat yang berbeda. A. Segitiga Segitiga merupakan bangun datar yang terbentuk dari tiga buah ruas garis yang berpotongan membentuk sudut. Ruas garis pada segitiga disebut sisi. Jumlah ketiga sudutnya pada segitiga adalah 180o. Segitiga ada bermacam-macam seperti disebutkan di bawah ini. Tiap jenis segitiga memiliki sifat-sifat yang berbeda. 1. Segitiga berdasarkan besar sudut a. Segitiga Lancip Sifat-sifat segitiga lancip, yaitu: a. Segitiga lancip ketiga sudutnya merupakan sudut lancip. b. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya kurang dari 90o. c. GHI, HIG, dan IGH merupakan sudut lancip.
99
Lampiran 2
b. Segitiga Siku-siku Sifat-sifat segitiga siku-siku, yaitu: a. Salah satu sudutnya merupakan sudut sikusiku ABC=90o. b. Mempunyai 2 buah sisi yang saling tegak lurus, yaitu AB dan BC c. Mempunyai 1 buah sisi miring yaitu AC c. Segitiga Tumpul Sifat-sifat segitiga tumpul, yaitu: a. Salah satu sudutnya adalah sudut tumpul.
QPR adalah sudut tumpul. b. Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya lebih dari 90o.
2. Segitiga berdasarkan panjang sisi a. Segitiga Sama Kaki Sifat-sifat segitiga sama kaki adalah: a. Mempunyai 2 buah sisi sama panjang AC=BC b. Mempunyai 2 buah sudut yang sama besar yaitu A= C b. Segitiga Sama Sisi Sifat-sifat segitiga sama sisi adalah: a. Mempunyai 3 buah sisi sama panjang yaitu DE=EF=DF b. Sudut pada segitiga sama sisi sama besar yaitu
180 60 sehingga ketiga sudut 3
pada segitiga sama sisi sama besar yaitu
D= E= F
100
Lampiran 2
c. Segitiga sembarang Sifat-sifat segitiga sembarang adalah: a. Ketiga sisinya tidak sama panjang yaitu AB BC AC b. Ketiga sudutnya tidak sama besar yaitu
BAC ACB ABC
B. Segi empat Segi empat adalah bangun datar yang dibentuk dengan menghubungkan empat buah titik yang tidak segaris. Segi empat ada bermacam-macam seperti disebutkan di bawah ini. Tiap jenis segi empat memiliki sifat-sifat yang berbeda. 1. Persegi (Bujur Sangkar) Persegi adalah suatu bangun datar segi empat yang keempat sisinya adalah sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku
Sifat-sifat bangun persegi, adalah: a. Mempunyai 4 sisi yang sama panjang AB=BC=CD=DA. b. Memiliki 2 pasang sisi yang sejajar dan sama panjang AB//DC=AD//BC c. Keempat sudutnya merupakan sudut siku-siku.
101
Lampiran 2
2. Persegi Panjang Persegi panjang adalah suatu bangun datar segi empat yang kedua sisinya berhadapan sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku. Sifat-sifat bangun persegi panjang, adalah: a. Memiliki 2 pasang sisi yang sama panjang, AD=BC dan AB=DC b. Memiliki 2 pasans sisi yang sejajar, AD//BC dan AB//DC c. Memiliki 2 buah diagonal sama panjang d. Sudut yang dibentuk keempat sudutnya masing-masing 90o atau sudut siku-siku.
3. Trapesium Trapesium adalah bangun segi empat yang mempunyai sepasang sisi yang berhadapan sejajar. Ada 3 jenis trapesium yaitu trapesium sama kaki, trapesium siku-siku, dan trapesium sembarang. a. Trapesium Sembarang Sifat-sifat trapesium sembarang, adalah: a. Memiliki sepasang sisi yang sejajar, sisi PS//QR. b. Keempat sisinya tidak sama panjang, sisi PQ QR RS SP. c. Keempat sudutnya tidak sama besar,
P Q R S. d. Diagonalnya tidak sama panjang.
102
Lampiran 2
b. Trapesium Sama Kaki Sifat-sifat trapesium sama kaki, adalah: a. Memiliki sepasang sisi yang sejajar, sisi PS//QR. b. Memiliki sepasang sisi yang sama panjang, sisi PQ=SR dan QR PS. c. Memiliki 2 pasang sudut yang sama besar, P= S dan Q= R. d. Diagonal sama panjang. c. Trapesium Siku-siku Sifat-sifat trapesium siku-siku, adalah: a. Memiliki sepasang sisi yang sejajar, sisi PS//QR. b. Sisi PQ QR RS SP. c. Mempunyai 2 sudut siku-siku, yaitu
P = Q. d. Diagonal tidak sama panjang.
4. Jajar genjang Jajargenjang adalah bangun datar segiempat yang sisi sejajarnya sama panjang dan sudutnya yang berhadapan sama besar.
Sifat-sifat bangun jajar genjang, adalah: a. Sisi-sisi yang sejajar sama panjang b. Sudut yang berhadapan sama besar c. Kedua
diagonal
berpotongan
di
tengah dan membagi dua bagian yang sama.
103
Lampiran 2
5. Belah Ketupat Belah ketupat adalah suatu bangun datar jajaran genjang yang keempat sisinya sama dengan perpotongan diagonalnya membentuk sudut sikusiku. Sifat-sifat bangun belah ketupat, adalah: a. Sisi yang berhubungan adalah sejajar b. Kedua diagonalnya adalah sumbu simetri c. Kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus dan berpotongan ditengah d. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
6. Layang-layang Sifat-sifat bangun layang-layang, adalah: a. Memiliki 2 pasang sisi yang sama panjang b. Memiliki 2 sudut yang sama besar
A= C, dan B D c. Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus d. Salah
satu
diagonalnya
membagi
diagonal yang lain sama panjang
104
Lampiran 2
C. Lingkaran Lingkaran adalah bangun datar yang jarak semua titik pada semua lingkaran dengan titik pusat (P) sama panjang. Sifat-sifat bangun datar lingkaran, yaitu: a. P adalah titik pusat lingkaran b. Ruas garis AB adalah garis tengah atau diameter (d) lingkaran. c. PA=PB adalah radius (r) atau jari-jari lingkaran. Jari-jari lingkaran adalah ruas garis yang menghubungkan antar pusat lingkaran
dengan
tepi
garis
pada
lingkaran. Panjang jari-jari lingkaran adalah 1 kali diameter. 2 d. Besar sudutnya dalah 360o.
105
Lampiran 2
Bangun Ruang Bangun ruang adalah sebuah bidang yang mempunyai unsur panjang, lebar dan volume. Bagian – bagian bangun ruang ada tiga, yaitu 1. Sisi yaitu bagian bangun ruang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar bangun ruang tersebut. 2. Rusuk yaitu garis pertemuan antara dua sisi pada bangun ruang tersebut. 3. Titik sudut yaitu pojok bangun ruang tersebut. Contoh-contoh bangun ruang : a. Kubus Kubus adalah prisma siku-siku khusus. Semua sisinya berupa persegi atau bujursangkar yang sama. Perhatikan kubus berikut! sisi
sisi
sisi Rumus Volumenya adalah sisi x sisi x sisi
Sisinya = 6 buah, yaitu: ABCD,AEHD, DHGC, CGFB. BFEA, EFGH. Rusuknya = 12 buah, yaitu: AB,BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF,FG, GH, HE. Titik sudutnya = 8 buah, yaitu : A, B, C, D, E, F, G, H.
106
Lampiran 2
Langkah-langkah untuk menggambar kubus adalah: • Gambarlah belah ketupat sebagai alas. Panjang sisi belah ketupat sama dengan panjang rusuk alas kubus. • Gambarkan 4 ruas garis tegak lurus pada keempat titik sudut belah ketupat, yang panjangnya sama dengan panjang rusuk alas kubus. • Hubungkan ke-4 ujung ruas garis seperti tampak pada gambar. • Jadilah kubus yang kita inginkan.
b. Balok Balok adalah bangun ruang yang bagian atas dan bagian bawah sama. Prisma tegak ABCD. EFGH pada gambar disamping disebut prisma tegak segiempat atau balok. Sisinya = 6 buah, yaitu: ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, CGHD, DHEA Rusuknya = 12 buah, yaitu: AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, HE. Titik sudut= 8 buah, yaitu: A, B, C, D, E, F, G,H
107
Lampiran 2
c. Prisma tegak segitiga Prisma tegak segitiga adalah bangun ruang yang bagian atas dan bagian bawahnya sama berbentuk segitiga Sifat-sifatnya : 1. Memiliki 5 buah sisi, yaitu: DEF, ABC, ABED, BCFE, ACFD 2. Memiliki 9 rusuk yaitu: AD, BE, CF, DE, EF, CB, BA, AC, DF 3. Memiliki 6 titik sudut yaitu : A, B.C, D, E, F 4. Memiliki 2 sisi berbentuk segitiga dan 3 sisi berbentuk persegi panjang
d. Limas segi empat Limas segi empat adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi alas yang berbentuk segi empat dan segi empat yang bertemu pada satu titik puncak. Sifat-sifatnya : 1. Memiliki 5 buah, yaitu:PQRS, PQT, QRT, RST, PST 2. Memiliki 8 rusuk yaitu: PT, PQ, QT, QR, RT, RS, ST,SP, Memiliki 5 titik sudut yaitu : P, Q,R, S, T 4. Sisi alasnya berbentuk segi empat dan sisi lainnya berbentuk segitiga
e. Limassegitiga Limas segitiga adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi alas yang berbentuk segitiga dan segitiga yang bertemu pada satu titik puncak Sifat-sifatnya : 1.
Memiliki 4 buah sisi, yaitu: KLM, KLT, LMT, MKT
2.
Memiliki 6 rusuk yaitu: KL, LM, MK, KT, LT, MT
3.
Memiliki 4 titik sudut yaitu : K, L, M, T
4.
Memiliki 4 sisi berbentuk segitiga
108
Lampiran 2
f. Tabung Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua sisi berhadapan dan sejajar, berbentuk lingkaran, dan satu sisi lengkung. Perhatikan gambar tabung di samping: P : titik pusat lingkaran r : jari-jari t : tinggi tabung Sifat-sifat tabung : 1. Tidak mempunyai titik sudut 2. Tabung memiliki sisi sebanyak 3 buah, yaitu sisi atas, sisi alas dan selimut tabung 3. Memiliki 2 sisi berbentuk lingkaran, dan 1 sisi lengkung (selimut tabung) 4. Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung
g. Kerucut Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh satu sisi alas yang berbentuk lingkaran dan satu sisi lengkung Sifat-sifatnya : 1. Memiliki 1 sisi alas berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung (selimut kerucut). 2. Mempunyai titik puncak. Jarak dari titik puncak kebidang lingkaran (alas) disebut tinggi kerucut.
109
Lampiran 3
Lembar Kegiatan Siswa 1 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : V/2
Subtopik
: Sifat-sifat Bangun Datar Segitiga
Ketua Kelompok
:..........
Anggota
:1..............
4..............
2..............
5..............
..
Hari/Tanggal
:............
3.............. Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno Petunjuk:
I.
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas Tahap Pemilihan Topik Pilihlah salah satu topik yang akan kalian pelajari dengan kelompok masing-masing.
II.
a. Segitiga Siku-siku
d. Segitiga Sama Kaki
b. Segitiga Lancip
e. Segitiga Sama Sisi
c. Segitiga Tumpul
f. Segitiga Sembarang
Tahap Perencanaan Kooperatif 1. Buatlah bentuk segitiga dari karton sesuai dengan topik yang kalian pilih. Kemudian gambarlah segitiga tersebut pada lembar kegiatan! 2. Amati dan selidiki bentuk segitiga yang kalian buat. Kemudian identifikasikan sifatsifat bangun datar segitiga tersebut! 3. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
110
Lampiran 3
III.
Tahap Implementasi 1. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi 2. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya Gambar
IV.
Sifat-sifat
Tahap Analisis dan Sintesis 1. Tempelkan bentuk bangun bangun datar segitiga yang telah kalian buat pada kertas pleno yang telah disediakan 2. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di depan kelas. 3. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
V.
Tahap Presentasi Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian di depan kelas!
111
Lampiran 3
VI.
Tahap Evaluasi Buatlah rangkuman dari setiap topik yang telah disajikan serta gambarlah bentukbentuk segitiganya! No
Jenis Segitiga Berdasarkan besar sudut
1.
Segitiga Lancip
2.
Segitiga Siku-siku
3.
Segitiga Tumpul
Berdasarkan panjang sisi 1.
Segitiga Sama Sisi
2.
Segitiga Sama Kaki
3.
Segitiga Sembarang
Sifat-sifatnya
112
Lampiran 3
Lembar Kegiatan Siswa 2 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : V/2
Subtopik
: Sifat-sifat Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang
Ketua Kelompok
:..........
Anggota
:1..............
4..............
2..............
5..............
..
Hari/Tanggal
:............
3.............. Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno Petunjuk:
VII.
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas Tahap Pemilihan Topik Pilihlah salah satu topik yang akan kalian pelajari dengan kelompok masing-masing. a. Subtopik: sifat-sifat persegi (bujur sangkar) Amati dan selidiki persegi di samping. Berapa banyak sisi persegi? Berapa banyak titik sudutnya? Apakah semua sudutnya siku-siku?
b. Subtopik: sifat-sifat persegi panjang Amati dan selidiki persegi panjang di samping. Berapa banyak sisi persegi panjang? Berapa banyak titik sudutnya? Apakah semua sudutnya siku-siku?
113
Lampiran 3
VIII.
Tahap Perencanaan Kooperatif 4. Buatlah bentuk persegi (bujur sangkar) dari karton dengan panjang sisi 15 cm. Dan untuk persegi panjang dengan panjang sisi 15 cm dan lebar 10 cm. Kemudian gambarlah persegi atau persegi panjang tersebut pada lembar kegiatan! 5. Amati dan selidiki bentuk bangun datar yang kalian buat. Kemudian identifikasikan sifat-sifat bangun datar tersebut! 6. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
IX.
Tahap Implementasi 3. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi 4. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya Gambar
X.
Sifat-sifat
Tahap Analisis dan Sintesis 4. Tempelkan bentuk bangun bangun datar persegi yang telah kalian buat pada kertas pleno yang telah disediakan 5. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di depan kelas. 6. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
114
Lampiran 3
XI.
Tahap Presentasi Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian di depan kelas!
XII.
Tahap Evaluasi Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompok masing-masing! a. Persegi (Bujur sangkar) Identifikasikan sifat-sifat persegi (bujur sangkar di samping!
KLMN berbentuk perseg (bujur sangkar) a. Sisi yang sejajar dengan KL adalah . . . . b. Apabila KLMN dilipat terhadap AC, tentukan pasangan sudut yang berimpit . . . . c. Apabila dilipat tehadap BD, tentukan pasangan sudut yang berimpt . . . .
b. Persegi panjang 1. Sisi yang sejajar dengan sisi AB adalah sisi . . . . 2. Nama-nama sudut pada bangun di atas adalah . . . , . . . , . . . dan . . . 3. Sudut yang berhadapan dengan ABC adalah sudut . ... 4. Sisi BC sejajar dengan sisi . . . .
115
Lampiran 3
Lembar Kegiatan Siswa 3 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : V/2
Subtopik
: Sifat-sifat Bangun Datar Trapesium
Ketua Kelompok
:..........
Anggota
:1..............
4..............
2..............
5..............
..
Hari/Tanggal
:............
3.............. Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XIII.
Tahap Pemilihan Topik Pilihlah salah satu topik yang akan kalian pelajari dengan kelompok masing-masing. d. Trapesium Siku-siku e. Trapesium Sama Kaki f. Trapesium Sembarang
XIV.
Tahap Perencanaan Kooperatif 7. Buatlah bentuk trapesium dari karton sesuai dengan topik yang kalian pilih. Kemudian gambarlah trapesium tersebut pada lembar kegiatan! 8. Amati dan selidiki bentuk trapesium yang kalian buat. Kemudian identifikasikan sifat-sifat bangun datar trapesium tersebut! 9. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
XV.
Tahap Implementasi 5. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi 6. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya
116
Lampiran 3
Perhatikan gambar trapesium di atas. 1. Berapa banyak sisi trapesium? 2. Berapa banyak titik sudurtnya? 3. Berapa pasang sisi yang sejajar? 4. Pada trapesium sama kaki, apakah sisi-sisi yang tidak sejajar sama panjang? 5. Pada trapesium siku-siku, ada berapa sudut siku-sikunya? Gambar
XVI.
Sifat-sifat
Tahap Analisis dan Sintesis 7. Tempelkan bentuk bangun bangun datar trapesium yang telah kalian buat pada kertas pleno yang telah disediakan 8. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di depan kelas. 9. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
Lampiran 3
XVII.
117
Tahap Presentasi Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian di depan kelas!
XVIII.
Tahap Evaluasi
Gunakan busur derajat untuk menentukan besar sudut. 1. ABCD merupakan trapesium siku-siku.
Bad = 90o ADC = 90o ABC = . . . BCD = . . . AB // . . .
BAD + ADC = 180o dan ABC + BCD = . . . o 2. KLMN merupakan trapesium sama kaki.
LKN = 60o KNM = 120o LKM = . . . LMN = . . . KL // . . .
LKN + KNM = . . . o dan KLM + LMN = . . . o 3. PQRS merupakan trapesium sembarang.
PQS = . . . PSR = . . . PQR = . . . QRS = . . . PQ // . . .
QPS + PSR = . . . o dan PQR + QRS = . . .o Dari kegiatan melengkapi di atas dapat diketahui sifat-sifat trapesium sebagai berikut: a. Mempunyai sepasang sisi yang sejajar. b. Jumlah besar sudut yang berdekatan di antar sisi sejajar 180o. c. Jumlah keempat sudutnya 360o.
118
Lampiran 3
Lembar Kegiatan Siswa 4 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : V/2
Subtopik
: Sifat-sifat Bangun Datar (Jajargenjang dan Belah Ketupat)
Ketua Kelompok
:..........
Anggota
:1..............
4..............
2..............
5..............
..
Hari/Tanggal
:............
3.............. Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XIX.
Tahap Pemilihan Topik a. Sifat-sifat Jajargenjang
XX.
b. Sifat-sifat Belah Ketupat
Tahap Perencanaan Kooperatif 10. Buatlah bentuk bangun datar yang kalian pilih dari karton. Dengan ketentuan: a. Jajargenjang : panjang sisi AB = 20 cm dan AD = 18 cm b. Belah ketupat : panjang diagonal masing-masing 24 cm dan 18 cm Kemudian gambarlah bangun datar tersebut pada lembar kegiatan! 11. Amati dan selidiki bentuk bangun datar yang kalian buat. Kemudian identifikasikan sifat-sifat bangun datar tersebut! 12. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
119
Lampiran 3
XXI.
Tahap Implementasi 7. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi 8. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya Gambar
XXII.
Sifat-sifat
Tahap Analisis dan Sintesis 10. Tempelkan bentuk bangun bangun datar yang telah kalian buat pada kertas pleno yang telah disediakan 11. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di depan kelas. 12. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
XXIII.
Tahap Presentasi Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian di depan kelas!
120
Lampiran 3
XXIV.
Tahap Evaluasi Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompok masing-masing! 1. Diketahui ABCD jajargenjang a.
ADC = . . . o
b. DAB = . . . c.
o
ABC = 55o
d. BCD = . . . o e. AB sejajar dengan . . .
2. Diketahui EFGH jajargenjang a. Panjang EO = . . . cm b. Panjang OH = . . . cm c. Panjang GH = . . . cm d. HEF + EFG = . . . o e. EF//HG dan FG// . . . 3. Perhatikan gambar di samping a. Gambar di samping adalah bangun . . . . b. Bangun di samping mempunyai . . . . pasang sisi sejajar c. Sisi KL sejajar dengan sisi . . . . d. Panjang sisi KL = . . . = . . . = . . . = . . . e. KNM besarnya 50o, maka KLM adalah . . . .
121
Lampiran 3
Lembar Kegiatan Siswa 5 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : V/2
Subtopik
: Sifat-sifat Bangun Datar (Layang-layang dan Lingkaran)
Ketua Kelompok
:..........
Anggota
:1..............
4..............
2..............
5..............
..
Hari/Tanggal
:............
3.............. Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, jangka, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XXV.
Tahap Pemilihan Topik a. Sifat-sifat Layang-layang
Layang-layang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang balasnya sama panjang dan berimpit. Dari gambar di atas, didapat ACD dan ABC merupakan segitiga sama kaki dengan alas AC.
122
Lampiran 3
b. Sifat-sifat lingkaran
XXVI.
Tahap Perencanaan Kooperatif 13. Buatlah bentuk bangun datar yang kalian pilih dari karton. Dengan ketentuan: a. Layang-layang : panjang diagonal 1 = 25 cm dan diagonal 2 = 18 cm. b. Lingkaran : panjang jari-jari 10 cm. Kemudian gambarlah bangun datar tersebut pada lembar kegiatan! 14. Amati dan selidiki bentuk bangun datar yang kalian buat. Kemudian identifikasikan sifat-sifat bangun datar tersebut! 15. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
XXVII.
Tahap Implementasi 9. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi 10. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya 11. Gunakan jangka untuk menggambar lingkaran Gambar
Sifat-sifat
Lampiran 3
XXVIII.
123
Tahap Analisis dan Sintesis 13. Tempelkan bentuk bangun bangun datar yang telah kalian buat pada kertas pleno yang telah disediakan 14. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di depan kelas. 15. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
XXIX.
Tahap Presentasi Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian di depan kelas!
XXX.
Tahap Evaluasi Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompok masing-masing! 1. Diketahui PQRS berbentuk layang-layang a. PQ = PS dan QR = . . . b. PQR = . . . . = . . .o c. Jenis segitiga PQR adalah segitiga . . . .
2. Coba amati lingkaran di samping. a. Apakah PA = PE? b. Apakah PB = PF? c. Apakah PA = PB? d. Apakah jarak titik P ke setiap titik pada lingkaran sama panjang?
124
Lampiran 3
Lembar Kegiatan Siswa 6 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : V/2
Subtopik
: Sifat-sifat Bangun Ruang (Kubus dan Balok)
Ketua Kelompok
:..........
Anggota
:1..............
4..............
2..............
5..............
..
Hari/Tanggal
:............
3.............. Alat dan bahan : gunting, penggaris, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XXXI.
Tahap Pemilihan Topik c. Sifat-sifat Kubus
XXXII.
b. Sifat-sifat Balok
Tahap Perencanaan Kooperatif 16. Gambarlah bentuk bangun ruang yang telah kalian pilih pada karton. Dengan ketentuan: c. Kubus : panjang sisi 15 cm d. Balok : panjang = 15 cm, lebar = 10 cm dan tinggi = 10cm Kemudian gambarlah bangun ruang tersebut pada lembar kegiatan!
125
Lampiran 3
17. Amati dan selidiki bentuk bangun ruang yang kalian buat. Kemudian identifikasikan sifat-sifat bangun ruang tersebut! 18. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing. XXXIII.
Tahap Implementasi Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi Gambar
XXXIV.
Sifat-sifat
Tahap Analisis dan Sintesis 16. Tempelkan bentuk bangun bangun ruang yang telah kalian buat pada kertas pleno yang telah disediakan 17. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di depan kelas. 18. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
126
Lampiran 3
XXXV.
Tahap Presentasi Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian di depan kelas!
XXXVI.
Tahap Evaluasi Isilah titik-titik pada tabel di bawah ini! NO
Bangun Ruang
1
Kubus
2
Balok
Jumlah sisi
Sifat-sifat Bangun Ruang Jumlah Jumlah Ciri khusus rusuk titik sudut
127
Lampiran 3
Lembar Kegiatan Siswa 7 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : V/2
Subtopik
: Sifat-sifat Bangun Ruang (Prisma Tegak Segitiga dan Tabung)
Ketua Kelompok
:..........
Anggota
:1..............
4..............
2..............
5..............
..
Hari/Tanggal
:............
3.............. Alat dan bahan : gunting, penggaris, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XXXVII.
Tahap Pemilihan Topik
d. Sifat-sifat Prisma Tegak Segitiga
e. Sifat-sifat Tabung
128
Lampiran 3
XXXVIII.
Tahap Perencanaan Kooperatif 19. Gambarlah bentuk bangun ruang yang telah kalian pilih pada karton. Dengan ketentuan: e. Prisma tegak segitiga : panjang alas segitiga sama sisi 9 cm dan tinggi 15 cm f. Tabung : jari jari alas 5 cm dan tinggi 15 cm Kemudian gambarlah bangun ruang tersebut pada lembar kegiatan! 20. Amati dan selidiki bentuk bangun ruang yang kalian buat. Kemudian identifikasikan sifat-sifat bangun ruang tersebut! 21. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
XXXIX.
Tahap Implementasi Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi Gambar
XL.
Sifat-sifat
Tahap Analisis dan Sintesis 19. Tempelkan bentuk bangun bangun ruang yang telah kalian buat pada kertas pleno yang telah disediakan 20. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di depan kelas. 21. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
129
Lampiran 3
XLI.
Tahap Presentasi Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian di depan kelas!
XLII.
Tahap Evaluasi Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Perhatikan prisma tegak segitiga di bawah ini. a. sebutkan sisi yang sama luas dengan ABC! b. Sebutkan sisi yang sama luas dengan ABED! c. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan AD! d. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan AB e. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan BC!
2. Perhatikan gambar tabung di bawah ini. a. Tentukan banyak sisi, rusuk, dan titik sudutnya! b.
Tunjukan sisi-sisi yang sejajar!
c. Berbentuk apakah sisi-sisi yang sejajar itu?
130
Lampiran 3
Lembar Kegiatan Siswa 8 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : V/2
Subtopik
: Sifat-sifat Bangun Ruang (Limas dan Kerucut)
Ketua Kelompok
:..........
Anggota
:1..............
4..............
2..............
5..............
..
Hari/Tanggal
:............
3.............. Alat dan bahan : gunting, penggaris,jangka, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XLIII.
Tahap Pemilihan Topik a. Sifat-sifat Limas Segitiga
b. Sifat-sifat Kerucut
c. sifat-sifat Limas segi empat
131
Lampiran 3
XLIV.
Tahap Perencanaan Kooperatif 22. Gambarlah bentuk bangun ruang yang telah kalian pilih pada karton. Dengan ketentuan: g. Limas segitiga : panjang alas segitiga sama sisi 9 cm dan tinggi 15 cm h. Limas segi empat : panjang alas persegi 5 cm dan tinggi 15 cm i.
Kerucut : jari-jari alas 5 cm dan tinggi 15 cm
Kemudian gambarlah bangun ruang tersebut pada lembar kegiatan! 23. Amati dan selidiki bentuk bangun ruang yang kalian buat. Kemudian identifikasikan sifat-sifat bangun ruang tersebut! 24. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing. XLV.
Tahap Implementasi Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi Gambar
XLVI.
Sifat-sifat
Tahap Analisis dan Sintesis 22. Tempelkan bentuk bangun bangun ruang yang telah kalian buat pada kertas pleno yang telah disediakan 23. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di depan kelas. 24. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
132
Lampiran 3
XLVII.
Tahap Presentasi Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian di depan kelas!
XLVIII.
Tahap Evaluasi Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 3. Gambar di bawah ini merupakan limas segitiga beraturan T.ABC f. sebutkan rusuk-rusuk tegaknya! g. Sebutkan sisi-sisi selimutnya! h. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang dengan AT!
4. T.ABCD merupakan limas segi empat beraturan. d. berapa banyak sisi limas T.ABCD? e. Sebutkan rusuk-rusuk yang membentuk limas T.ABCD? f. Sebutkan rusuk yang sama dengan AB!
5. Perhatikan gambar di bawah ini! a. Sebutkan banyak rusuk, sisi, dan titik sudutnya b. Berbentuk apakah alas kerucut?
133 Lampiran 4
Kisi- Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I Sebelum Uji Validitas
Tingkat Satuan
: Sekolah Dasar
Kelas/Semester
: V/2
Materi
: Sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar bangun : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Kompetensi Dasar
No.
1.
Mengidentifikasi
C1 sifat-
sifat bangun datar Menjelaskan
2.
Tingkat Kemampuan
Indikator
dan
bangun
datar Menghitung besar salah 3.
satu sudut apabila sudut lainnya diketahui Jumlah
Keterangan: C1
: Pengetahuan
C2
: Pemahaman
C3
: Penerapan
C3
Jumlah
1, 3, 5, 6, 7, 8, 9,15, 16,
12
19, 21, 24
pengertian
jenis-jenis
C2
10, 11, 12, 13, 14, 22,
7
23 2, 4, 17, 18, 20,25
6
25
134
Lampiran 5
Tes Hasil Belajar Siklus I (sebelum uji validitas) Mata Pelajaran : Matematika
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hari/Tanggal
Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
:...................
Petunujuk Pengisian: 1. Bacalah doa sebelum mengerjakannya 2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah 4. Periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Sudut-sudut segitiga sama sisi besarnya …. a. 90o
b. 80o
c. 75o
d. 60o
Segitiga sama kaki ABC, sudut B adalah 40o.
2.
Besar sudut A adalah …. a. 45o
c. 60o
b. 50o
d. 70o
3. Berikut ini termasuk sifat-sifat dari persegi, kecuali …. a. keempat sisinya sama panjang
c. besar seluruh sudutnya 180o
b. keempat sudutya siku-siku
d. besar setiap sudutnya 90o
Besar sudut EFD pada segitiga di samping adalah ….
4.
a. 30o
c. 60o
b. 45o
d. 90o
5. Berikut ini yang termasuk sifat bangun trapesium, kecuali …. a. bangun segiempat
c. mempunyai empat titik sudut
b. mempunyai 2 sudut siku-siku
d. dua pasang sisinya sejajar
6. Jarak titik pusat ke tepi lingkaran disebut …. a. garis tengah
b. garis tegak
c. jari-jari
d. diameter
7. Pada belah ketupat sudut yang berhadapan besarnya …. a. sama
b. lebih kecil
c. lebih besar
d. 90o
135
Lampiran 5
Garis AB disebut ….
8.
a. jari-jari
c. garis atas
b. diameter
d. garis tegak
9. Bangun datar yang memiliki sepasang sisi sama panjang, sudut sama besar dan satu sumbu simetri adalah …. a. segitiga sama kaki
c. layang-layang
b. trapesium
d.. jajargenjang
10.
Sisi yang sejajar dengan KN pada persegi di samping adalah … a. AC
c. LM
b. KL
d. BD
Garis yang sejajar dengan garis PS adalah ….
11.
a. QR
c. RS
b. PR
d. PQ
Diagonal pada gamabar di samping adalah ….
12.
13.
a. KL dan KN
c. LM dan NM
b. KM dan LM
d. KM dan LN
Apabila KLMN dilipat terhadap AC, maka sudut yang berimpit adalah …. a. K dan M
c. K dan N
b. N dan M
d. L dan N
Sudut yang sama besar dengan PQR adalah ….
14.
a. PSR
c. SPQ
b. QRS
d. OPQ
15. Segitiga yang memiliki sudut yang besarnya kurang dari 90o adalah …. a. segitiga siku-siki
c. segitiga lancip
b. segitiga tumpul
d. segitiga sembarang
136
Lampiran 5
16. Bangun datar yang mempunyai 2 buah sudut berhadapan sama besar disebut … a. segitiga
b. trapesium
c. belah ketupat
d. persegi panjang
Besar sudut KLM pada gambar di samping adalah ….
17.
a. 50o
c. 75o
b. 60o
d. 90o
Besar sudut EFG adalah ….
18.
a. 40o
c. 90o
b. 105o
d. 75o
19. Berikut ini merupakan sifat-sifat layang-layang, kecuali …. a. memiliki dua pasang sisi yang sama panjang b. kedua diagonalnya tidak saling berpotongan c. jumlah besar sudutnya 360o d. memiliki sepasang sudut yang sama besar Panjang EO pada jajargenjang di samping adalah ….
20.
a. 5 cm
c. 10 cm
b. 7 cm
d. 12 cm
Bangun di samping namanya ….
21.
a. trapesium sama kaki
c. trapesium sembarang
b. trapesium siku-siku
d. jajargenjang
22. Berikut ini merupakan sifat bangun datar jajar genjang, yaitu …. a. sisi-sisinya sama panjang
c. diagonalnya berpotongan tegak lurus
b. memiliki dua sudut siku-siku
d. sisi yang berhadapan sama panjang
Sisi yang sama panjang dengan AB adalah ….
23.
a. CD
c. BC
b. AD
d. AC
24. Layang-layang mempunyai …. buah diagonal a. 1 25.
b. 2
c. 3
d. 4
Besar sudut BCD adalah …. a. 35o
c. 145o
b.
d. 180o
90o
137
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN
1. D
11. A
21. A
2. D
12. D
22. D
3. C
13. B
23. A
4. C
14. A
24. B
5. D
15. C
25. C
6. C
16. C
7. A
17. A
8. B
18. B
9. A
19. B
10. C
20. C
138 Lampiran 6
Kisi- Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II Sebelum Uji Validitas
Tingkat Satuan
: Sekolah Dasar
Kelas/Semester
: V/2
Materi
: Sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar bangun : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Kompetensi Dasar
No.
1.
Mengidentifikasi
C1 sifat-
sifat bangun ruang Menjelaskan
2.
Tingkat Kemampuan
Indikator
dan
bangun
ruang
3.
Menentukan rusuk dan sisi pada bangun ruang Jumlah
Keterangan: C1
: Pengetahuan
C2
: Pemahaman
C3
: Penerapan
C3
1, 2, 3, 6, 9,
Jumlah
9
11, 15, 16, 23
pengertian
jenis-jenis
C2
4, 8, 10, 12,
7
18, 19, 21 5, 7, 13, 14, 17, 20,
9
22, 24, 25 25
139
Lampiran 7
TES HASIL BELAJAR SIKLUS II (sebelum uji validitas) Mata Pelajaran : Matematika
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hari/Tanggal
Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
:...................
Petunujuk Pengisian: 1. Bacalah doa sebelum mengerjakannya 2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah 4. Periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Bangun yang mempunyai bentuk alas dan atap yang sama dinamakan …. a. limas
b. prisma
c. kerucut
d. lingkaran
2. Bangun ruang yang memiliki 12 rusuk, 8 sudut, 6 buah sisi sama besar adalah …. a. kerucut
b. kubus
c. balok
d. limas
Alas pada bangun di samping berbentuk ….
3.
a. persegi
c. jajargenjang
b. persegi panjang
d. belah ketupat
4. Yang merupakan sifat bangun prisma segitiga adalah …. a. Memiliki 2 sisi berbentuk segitiga dan 3 sisi berbentuk persegi panjang b. Memiliki 2 rusuk lengkung dan tidak mempunyai titik sudut c. Memiliki 9 rusuk dan sisi alas dengan atap berbeda d. Memiliki 4 sisi tegak dan 5 titik sudut 5.
Yang bukan termasuk rusuk tegak pada bangun di samping adalah …. a. KN
c. KL
b. LO
d. MP
6. Jumlah sisi tabung adalah …. a. 1 7.
b. 2
c. 3
d. 4
Sisi yang saling sejajar atau berhadapan pada gambar di samping adalah …. a. ABED dan ABC
c. ABC dan DEF
b. ACFD dan BCFE
d. DEF dan BCFE
140
Lampiran 7
8. Bangun ruang yang meiliki rusuk-rusuk tegak dan bertemu di satu titik adalah …. a. limas
b. tabung
c. prisma
d. kubus
9. Jumlah rusuk tegak pada limas segitiga adalah …. a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
10. Bangun ruang yang tidak memiliki titik sudut dan hanya memiliki 1 titik puncak adalah …. a. kubus
b. limas
c. kerucut
d. tabung
11. Berikut ini merupakan sifat-sifat tabung, kecuali …. a. sisi alas dan atap yang berbeda
c. memiliki 2 buah rusuk
b. memiliki 3 buah sisi
d. tidak mempunyai titik sudut
12. Kubus dan balok merupakan bangun ruang ….
13.
14.
a. prisma tegak segi empat
c. limas segitiga
b. prisma tegak segitiga
d. limas segi empat Sisi alas limas segitiga di samping adalah …. a. ADB
c. ACD
b. ABC
d. CBD
Sisi manakah yang berhadapan dengan sisi ABFE …. a. CDHG
c. BCGF
b. ADHE
d. EFGH
15. Yang merupakan sifat limas segitiga adalah …. a. mempunyai 3 sisi tegak dan 4 titik sudut b. mempunyai 4 sisi tegak dan 5 titik sudut c. mempunyai 3 sisi tegak dan 6 titik sudut d. mempunyai 4 sisi tegak dan 8 titik sudut 16.
Prisma tegak ABCD.EFGH mempunyai titik sudut Sebanyak …. a. 4
c. 8
b. 6
d. 24
141
Lampiran 7
Bangun di samping mempunyai sisi sebanyak ….
17.
a. 4
c. 8
b. 6
d. 10
18. Yang termasuk bangun ruang prisma adalah …. a. kubus, balok, dan kerucut
c. kubus, balok, dan tabung
b. tabung, kerucut, dan limas
d. balok, prisma segitiga, kerucut
19. Bangun ruang yang sisi alas berbentuk persegi dan mempunyai empat sisi tegak berbentuk segitiga adalah …. a. prisma segitiga
c. limas segitiga
b. prisma segi empat
d. limas segi empat
20.
Bidang-bidang yang sejajar pada bangun di samping adalah …. a. ABC//BCFE
c. DEF//ABED
b. ABC//DEF
d. ABED//BCFE
21. Yang termasuk bangun ruang limas adalah ….
22.
a. kerucut dan tabung
c. limas segi empat dan kerucut
b. limas segitiga dan balok
d. tabung dan limas segitiga
Sisi-sisi selimut dari bangun ruang di samping adalah …. a. ABC, BCT, dan ACT
c. ABT, BCT, dan ACT
b. ACT, BCT, dan ABC
d. BCT, ABC, dan ACT
23. Berikut ini merupakan sifat-sifat kerucut, kecuali ....
24.
25.
a. mempunyai satu rusuk
c. mempunyai dua rusuk
b. tidak mempunyai titik sudut
d. mempunyai dua sisi
Rusuk-rusuk yang membentuk limas T.ABCD adalah …. a. AT, BT, AD, BC
c. AD, AB, BC, CD
b. AT, BT, CT, DT
d. AD, AB, AT, BT
Banyak rusuk bangun disamping adalah …. Buah a. 18
c. 14
b. 16
d. 12
142
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN
1. B
11. A
21. C
2. B
12. A
22. C
3. B
13. B
23. C
4. A
14. A
24. B
5. C
15. A
25. B
6. C
16. C
7. C
17. C
8. A
18. C
9. B
19. D
10. C
20. B
143
Lampiran 8
Lembar Wawancara dengan Guru (Pra Penelitian)
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas tersebut.
Daftar pertanyaan: 1. Bagaimana tingkat kemampuan matematika siswa di kelas V ? 2. Metode apa saja yang bapak terapkan pada pembelajaran matematika di kelas? 3. Apakah siswa memperhatikan penjelasan materi yang bapak sampaikan? 4. Apakah
usaha yang bapak lakukan dalam mengantipasi siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan tersebut? 5. Apakah siswa mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah bapak sampaikan? 6. Bagaimana antusias atau respon siswa saat bapak memberikan pertanyaan? 7. Bagaimana aktivitas belajar siswa pada ssat pembelajaran matematika berlangsung? 8. Bagaimana hasil belajar matematika siswa? 9. Upaya apa yang telah bapak lakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa? 10. Apakah Bapak sudah pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation?
144
Lampiran 9
Lembar Wawancara Siswa (Pra Penelitian)
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pembelajaran matematika
1. Apa yang kamu lakukan saat guru menjelaskan materi? 2. Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu mencoba untuk berdiskusi dengan teman lain? 3. Apabila ada teman yang mengajukan pendapat, bertanya pada guru atau menjawab pertanyaan guru, apakah kamu memperhatikannya? 4. Apakah kamu pernah bertanya pada guru jika ada materi yang kurang kamu mengerti? 5. Apa yang kamu rasakan selama belajar matematika?
145 Lampiran 10
Lembar Wawancara dengan Guru (Setelah Penelitian)
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan tanggapan guru mengenai penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
Daftar pertanyaan: 1. Menurut Bapak, apakah pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation ini sudah diterapkan dengan baik? 2. Jika ada materi yang kurang dimengerti oleh siswa, apakah siswa tersebut mencoba untuk berdiskusi dengan siswa lainnya? 3. Bagaimana respon siswa pada saat pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation? 4. Bagaiman perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooepratif tipe group investigation? 5. Berdasarkan aktivitas belajar siswa yang terjadi, apakah penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil? Mengapa?
146 Lampiran 11
Lembar Wawancara dengan Siswa (Setelah Penelitian)
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Invetigation
Daftar pertanyaan: 1. Apa yang kamu rasakan selama belajar matematika dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation? 2. Apa yang kamu lakukan saat guru membahas materi? 3. Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu mencoba untuk berdiskusi dengan teman yang lain? 4. Apabila ada teman yang mengajukan pendapat, bertanya kepada guru atau menjawab pertanyaan guru, apakah kami memperhatikannya? 5. Pada saat mengerjakan soal tes siklus I dan II, apakah kamu bisa mengerjakannya dengan benar?
lampiran 12 Validitas dan Reliabelitas Instrumen Penilaian Tes Hasil Belajar Pililhan Ganda Siklus I Resp R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 ∑ p q p/q pq Mp Mt St 2 St rpbis rtabel Validts r11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 16 0.5714 0.4286 1.3333 0.2449 16.375 15.143
1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19 0.6786 0.3214 2.1111 0.2181 16.526 15.143
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 18 0.6429 0.3571 1.8 0.2296 16.556 15.143
1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 15 0.5357 0.4643 1.1538 0.2487 16.933 15.143
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 20 0.7143 0.2857 2.5 0.2041 16.2 15.143
0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 9 0.3214 0.6786 0.4737 0.2181 17.444 15.143
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 22 0.7857 0.2143 3.6667 0.1684 16 15.143
1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 0.3214 0.6786 0.4737 0.2181 17.778 15.143
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 0.7857 0.2143 3.6667 0.1684 14.636 15.143
1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 15 0.5357 0.4643 1.1538 0.2487 17.667 15.143
Nomor Item Pertanyaan 12 13 14 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 8 9 19 0.6786 0.2857 0.3214 0.6786 0.3214 0.7143 0.6786 0.3214 2.1111 0.4 0.4737 2.1111 0.2181 0.2041 0.2181 0.2181 16.316 18.125 13.889 16.474 15.143 15.143 15.143 15.143 11
∑ 15
16
1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 20 0.7143 0.2857 2.5 0.2041 16.4 15.143
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 18 0.6429 0.3571 1.8 0.2296 16.556 15.143
17
18
19
20
21
22
23
24
0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 14 22 0.6429 0.5 0.7857 0.3571 0.5 0.2143 1.8 1 3.6667 0.2296 0.25 0.1684 16.278 16.714 16.136 15.143 15.143 15.143
1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 17 0.607 0.393 1.545 0.239 15.12 15.14
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 13 0.464 0.536 0.867 0.249 15.31 15.14
0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 17 0.6071 0.3929 1.5455 0.2385 16.353 15.143
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 19 0.6786 0.3214 2.1111 0.2181 14.789 15.143
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 0.9286 0.0714 13 0.0663 15.231 15.143
3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601
3.96
25 1 18 1 19 0 18 1 12 1 21 1 13 1 13 1 13 0 13 0 17 0 12 1 21 1 14 1 14 1 17 0 12 1 10 1 13 0 9 1 14 1 14 1 21 1 15 0 10 0 9 1 19 1 22 1 21 20 424 0.7143 0.2857 2.5 0.2041 5.321 16.2 15.143
∑
2
324 361 324 144 441 169 169 169 169 289 144 441 196 196 289 144 100 169 81 196 196 441 225 100 81 361 484 441 6844
3.96 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601
15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.68 15.68 15.683 15.683 15.683 15.683 0.3593 0.5076 0.4786 0.4857 0.4221 0.4 0.4145 0.4579 -0.245 0.6846 0.4303 0.4763 -0.218 0.4883 0.5019 0.4786 0.3845 0.3968 0.4804 -0.008 0.039 0.3799 -0.13 0.08 0.4221 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 TV V V V V V V V TV V V V TV V V V V V V TV TV V TV TV V 0.6851 tinggi
147
148 Lampiran 13
Kisi- Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I Sesudah Uji Validitas
Tingkat Satuan
: Sekolah Dasar
Kelas/Semester
: V/2
Materi
: Sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar bangun : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Kompetensi Dasar
No.
1.
Mengidentifikasi
C1 sifat-
sifat bangun datar Menjelaskan
2.
Tingkat Kemampuan
Indikator
dan
bangun
datar Menghitung besar salah 3.
satu sudut apabila sudut lainnya diketahui Jumlah
Keterangan: C1
: Pengetahuan
C2
: Pemahaman
C3
: Penerapan
C3
3, 5, 6, 7, 8,
Jumlah
8
15, 16, 19
pengertian
jenis-jenis
C2
10, 11, 12,
5
14, 22
2, 4, 17, 18, 25
5
18
149
Lampiran 14
Tes Hasil Belajar Siklus I (setelah uji validitas) Mata Pelajaran : Matematika
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hari/Tanggal
Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
:...................
Petunujuk Pengisian: 1. Bacalah doa sebelum mengerjakannya 2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah 4. Periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Segitiga sama kaki ABC, sudut B adalah 40o. Besar sudut A adalah …. a. 45o
c. 60o
b. 50o
d. 70o
2. Berikut ini termasuk sifat-sifat dari persegi, kecuali …. a. keempat sisinya sama panjang
c. besar seluruh sudutnya 180o
b. keempat sudutya siku-siku
d. besar setiap sudutnya 90o
Besar sudut EFD pada segitiga di samping adalah ….
3.
a. 30o
c. 60o
b. 45o
d. 90o
4. Berikut ini yang termasuk sifat bangun trapesium, kecuali …. a. bangun segiempat
c. mempunyai empat titik sudut
b. mempunyai 2 sudut siku-siku
d. dua pasang sisinya sejajar
5. Jarak titik pusat ke tepi lingkaran disebut …. a. garis tengah
b. garis tegak
c. jari-jari
d. diameter
6. Pada belah ketupat sudut yang berhadapan besarnya …. a. sama 7.
b. lebih kecil
c. lebih besar
d. 90o
Garis AB disebut …. a. jari-jari
c. garis atas
b. diamter
d. garis tegak
150
Lampiran 14
8.
Sisi yang sejajar dengan KN pada persegi di samping adalah … a. AC
c. LM
b. KL
d. BD
Garis yang sejajar dengan garis PS adalah ….
9.
a. QR
c. RS
b. PR
d. PQ
Diagonal pada gamabar di samping adalah ….
10.
a. KL dan KN
c. LM dan NM
b. KM dan LM
d. KM dan LN
Sudut yang sama besar dengan PQR adalah ….
11.
a. PSR
c. SPQ
b. QRS
d. OPQ
12. Segitiga yang memiliki sudut yang besarnya kurang dari 90o adalah …. a. segitiga siku-siki
c. segitiga lancip
b. segitiga tumpul
d. segitiga sembarang
13. Bangun datar yang mempunyai 2 buah sudut berhadapan sama besar disebut ….
14.
15.
a. Segitiga
c. belah ketupat
b. trapesium
d. persegi panjang Besar sudut KLM pada gambar di samping adalah …. a. 50o
c. 75o
b. 60o
d. 90o
Besar sudut EFG adalah …. a. 40o
c. 90o
b. 105o
d. 75o
151
Lampiran 14
16. Berikut ini merupakan sifat-sifat layang-layang, kecuali …. a. memiliki dua pasang sisi yang sama panjang b. kedua diagonalnya tidak saling berpotongan c. jumlah besar sudutnya 360o d. memiliki sepasang sudut yang sama besar 17. Berikut ini merupakan sifat bangun datar jajar genjang, yaitu ….
18.
a. sisi-sisinya sama panjang
c. diagonalnya berpotongan tegak lurus
b. memiliki dua sudut siku-siku
d. sisi yang berhadapan sama panjang
Besar sudut BCD adalah …. a. 35o
c. 145o
b. 90o
d. 180o
152
Lampiran 14
KUNCI JAWABAN
1. D
11. A
2. C
12. C
3. C
13. C
4. D
14. A
5. C
15. B
6. A
16. B
7. B
17. D
8. C
18. C
9. A 10. D
lampiran 15 Validitas dan Reliabelitas Instrumen Penilaian Tes Hasil Belajar Pililhan Ganda siklus II Resp R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 ∑ p q p/q pq Mp Mt St St2 rpbis rtabel Validts r11
1
2
3
4
5
6
7
8
1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 15 0.5357 0.4643 1.1538 0.2487 17.733 14.429
1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 18 0.6429 0.3571 1.8 0.2296 16.111 14.429
1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 17 0.607 0.393 1.545 0.239 16.94 14.43
0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16 0.571 0.429 1.333 0.245 14.94 14.43
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 18 0.643 0.357 1.8 0.23 16.22 14.43
0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 17 0.607 0.393 1.545 0.239 16.63 14.43
1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 19 0.679 0.321 2.111 0.218 13.42 14.43
0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 12 0.429 0.571 0.75 0.245 17.83 14.43
9
10
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 15 14 0.536 0.5 0.464 0.5 1.154 1 0.249 0.25 18.53 17.43 14.43 14.43
Nomor Item Pertanyaan 11 12 13 14 15 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 16 10 17 17 15 0.571 0.357 0.607 0.607 0.536 0.429 0.643 0.393 0.393 0.464 1.333 0.556 1.545 1.545 1.154 0.245 0.23 0.239 0.239 0.249 16.56 18.9 17.06 16.29 17.4 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43
∑ 16
17
18
19
20
21
22
23
24
1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 18 0.643 0.357 1.8 0.23 13.94 14.43
0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 12 0.429 0.571 0.75 0.245 17.42 14.43
0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 15 0.536 0.464 1.154 0.249 16.8 14.43
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 18 0.643 0.357 1.8 0.23 16.06 14.43
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 0.607 0.393 1.545 0.239 17.18 14.43
1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16 0.571 0.429 1.333 0.245 17.94 14.43
0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 17 0.607 0.393 1.545 0.239 14.18 14.43
1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 18 0.643 0.357 1.8 0.23 17.11 14.43
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 19 0.679 0.321 2.111 0.218 16.63 14.43
25 0 16 1 19 0 18 1 10 0 23 1 7 1 8 0 7 1 9 0 19 1 8 1 19 1 18 0 13 1 20 1 8 1 9 1 21 1 9 0 19 1 11 0 17 1 21 0 9 1 9 1 19 1 21 0 17 18 404 0.643 0.357 1.8 0.23 5.944 13.67 14.43
∑
2
256 361 324 100 529 49 64 49 81 361 64 361 324 169 400 64 81 441 81 361 121 289 441 81 81 361 441 289 6624
5.4258 5.4258 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 29.439 29.439 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 0.6543 0.416 0.576 0.108 0.444 0.503 -0.27 0.543 0.813 0.553 0.454 0.614 0.603 0.427 0.588 -0.12 0.477 0.469 0.402 0.63 0.747 -0.06 0.663 0.59 -0.19 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 V V V TV V V TV V V V V V V V V TV V V V V V TV V V TV 0.8277 tinggi
153
154 Lampiran 16
Kisi- Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II Sesudah Uji Validitas
Tingkat Satuan
: Sekolah Dasar
Kelas/Semester
: V/2
Materi
: Sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar bangun : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Kompetensi Dasar
No.
1.
Mengidentifikasi
C1 sifat-
sifat bangun ruang Menjelaskan
2.
Tingkat Kemampuan
Indikator
dan
bangun
ruang 3.
C3
1, 2, 3, 6, 9,
8, 10, 12,
6
18, 19, 21
Menentukan rusuk dan
5, 13, 14,
sisi pada bangun ruang
17, 20, 24
Jumlah
Keterangan: C1
: Pengetahuan
C2
: Pemahaman
C3
: Penerapan
Jumlah
8
11, 15, 23
pengertian
jenis-jenis
C2
6 20
155
Lampiran 17
TES HASIL BELAJAR SIKLUS II (setelah uji validitas) Mata Pelajaran : Matematika
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hari/Tanggal
Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
:...................
Petunujuk Pengisian: 1. Bacalah doa sebelum mengerjakannya 2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah 4. Periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Bangun yang mempunyai bentuk alas dan atap yang sama dinamakan …. a. limas
b. prisma
c. kerucut
d. lingkaran
2. Bangun ruang yang memiliki 12 rusuk, 8 sudut, 6 buah sisi sama besar adalah …. a. kerucut
b. kubus
c. balok
d. limas
Alas pada bangun di samping berbentuk ….
3.
4.
a. persegi
c. jajargenjang
b. persegi panjang
d. belah ketupat
Yang bukan termasuk rusuk tegak pada bangun di samping adalah …. a. KN
c. KL
b. LO
d. MP
5. Jumlah sisi tabung adalah …. a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
6. Bangun ruang yang meiliki rusuk-rusuk tegak dan bertemu di satu titik adalah …. a. limas
b. tabung
c. prisma
d. kubus
7. Jumlah rusuk tegak pada limas segitiga adalah …. a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
8. Bangun ruang yang tidak memiliki titik sudut dan hanya memiliki 1 titik puncak adalah …. a. kubus
b. limas
c. kerucut
d. tabung
9. Berikut ini merupakan sifat-sifat tabung, kecuali …. a. sisi alas dan atap yang berbeda
c. memiliki 2 buah rusuk
b. memiliki 3 buah sisi
d. tidak mempunyai titik sudut
156
Lampiran 17
10. Kubus dan balok merupakan bangun ruang …. a. prisma tegak segi empat
c. limas segitiga
b. prisma tegak segitiga
d. limas segi empat Sisi alas limas segitiga di samping adalah ….
11.
a. ADB
c. ACD
b. ABC
d. CBD
Sisi manakah yang berhadapan dengan sisi ABFE ….
12.
a. CDHG
c. BCGF
b. ADHE
d. EFGH
13. Yang merupakan sifat limas segitiga adalah …. a. mempunyai 3 sisi tegak dan 4 titik sudut b. mempunyai 4 sisi tegak dan 5 titik sudut c. mempunyai 3 sisi tegak dan 6 titik sudut d. mempunyai 4 sisi tegak dan 8 titik sudut Bangun di samping mempunyai sisi sebanyak ….
14.
a. 4
c. 8
b. 6
d. 10
15. Yang termasuk bangun ruang prisma adalah …. a. kubus, balok, dan kerucut
c. kubus, balok, dan tabung
b. tabung, kerucut, dan limas
d. balok, prisma segitiga, kerucut
16. bangun ruang yang sisi alas berbentuk persegi dan mempunyai empat sisi tegak berbentuk segitiga adalah ….
17.
a. prisma segitiga
c. limas segitiga
b. prisma segi empat
d. limas segi empat Bidang-bidang yang sejajar pada bangun di samping adalah …. a. ABC//BCFE
c. DEF//ABED
b. ABC//DEF
d. ABED//BCFE
157
Lampiran 17
18. Yang termasuk bangun ruang limas adalah …. a. kerucut dan tabung
c. limas segi empat dan kerucut
b. limas segitiga dan balok
d. tabung dan limas segitiga
19. Berikut ini merupakan sifat-sifat kerucut, kecuali ....
20.
a. mempunyai satu rusuk
c. mempunyai dua rusuk
b. tidak mempunyai titik sudut
d. mempunyai dua sisi
Rusuk-rusuk yang membentuk limas T.ABCD adalah …. a. AT, BT, AD, BC
c. AD, AB, BC, CD
b. AT, BT, CT, DT
d. AD, AB, AT, BT
158
Lampiran 17
KUNCI JAWABAN
1. B
11. B
2. B
12. A
3. B
13. A
4. C
14. C
5. C
15. C
6. A
16. D
7. B
17. B
8. C
18. C
9. A
19. C
10. A
20. B
159
Lampiran 18
NILAI TES AKHIR SIKLUS I No
Siswa
Nilai Siklus I
Kategori
1
S1
61,11
Tidak tuntas
2
S2
83,33
Tuntas
3
S3
72,22
Tuntas
4
S4
55,55
Tidak tuntas
5
S5
72,22
Tuntas
6
S6
55,55
Tidak tuntas
7
S7
44,44
Tidak tuntas
8
S8
55,55
Tidak tuntas
9
S9
72,22
Tuntas
10
S10
44,44
Tidak tuntas
11
S11
61,11
Tidak tuntas
12
S12
72,22
Tuntas
13
S13
83,33
Tuntas
14
S14
72,22
Tuntas
15
S15
72,22
Tuntas
16
S16
61,11
Tidak tuntas
17
S17
83,33
Tuntas
18
S18
61,11
Tidak tuntas
19
S19
44,44
Tidak tuntas
20
S20
83,33
Tuntas
21
S21
44,44
Tidak tuntas
22
S22
72,22
Tuntas
23
S23
33,33
Tidak tuntas
24
S24
72,22
Tuntas
25
S25
61,11
Tidak tuntas
160
Lampiran 18
26
S26
61,11
Tidak tuntas
27
S27
72,22
Tuntas
28
S28
33,33
Tidak tuntas
29
S29
66,66
Tuntas
30
S30
72,22
Tuntas
31
S31
83,33
Tuntas
32
S32
66,66
Tuntas
33
S33
66,66
Tuntas
34
S34
83,33
Tuntas
35
S35
72,22
Tuntas
36
S36
55,55
Tidak tuntas
Rata-rata
64,77
Nilai tertinggi
83,33
Nilai terendah
33,33
Standar deviasi
12,52
Siswa yang tuntas
20
Siswa yang tidak tuntas
16
Persentase siswa yang tuntas
55,56 %
161
Lampiran 18
NILAI TES SIKLUS II No
Siswa
Nilai
Kategori
1
S1
70
Tuntas
2
S2
80
Tuntas
3
S3
70
Tuntas
4
S4
60
Tidak tuntas
5
S5
70
Tuntas
6
S6
75
Tuntas
7
S7
55
Tidak tuntas
8
S8
65
Tuntas
9
S9
65
Tuntas
10
S10
60
Tidak tuntas
11
S11
75
Tuntas
12
S12
65
Tuntas
13
S13
90
Tuntas
14
S14
70
Tuntas
15
S15
60
Tidak tuntas
16
S16
75
Tuntas
17
S17
90
Tuntas
18
S18
60
Tidak tuntas
19
S19
60
Tidak tuntas
20
S20
85
Tuntas
21
S21
60
Tidak tuntas
22
S22
80
Tuntas
23
S23
60
Tidak tuntas
24
S24
70
Tuntas
25
S25
75
Tuntas
162
Lampiran 18
26
S26
75
Tuntas
27
S27
75
Tuntas
28
S28
55
Tidak tuntas
29
S29
75
Tuntas
30
S30
80
Tuntas
31
S31
90
Tuntas
32
S32
70
Tuntas
33
S33
75
Tuntas
34
S34
80
Tuntas
35
S35
75
Tuntas
36
S36
75
Tuntas
Rata-rata
71
Nilai tertinggi
90
Nilai terendah
55
Standar deviasi
10,07
Siswa yang tuntas
27
Siswa yang tidak tuntas
9
Persentase siswa yang tuntas
75 %
170
Lampiran 21
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Pembelajaran Siklus I No
1
2
3
4
5
Jenis Aktivitas
Indikator yang diamati
Membaca LKS pada saat kegiatan diskusi Visual Memperhatikan guru Activities atau teman pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi Rata-rata aktivitas visual Writing Mencatat materi yang Activities guru sampaikan Rata-rata aktivitas menulis Mengajukan pertanyaan pada saat diskusi Oral Activities
Menanggapi laporan hasil kerja kelompok Rata-rata aktivitas oral Memecahkan masalah Mental yang terdapat dalam Activities LKS Rata-rata aktivitas mental Minat/antusias siswa Emotional selama belajar Activities Senang selama belajar
Pert.1
Pert.2
Pert.3
Pert.4
Pert.5
Rata-rata
3 3 4 4 4 (60%) (60%) (80%) (80%) (80%)
72%
2 2 3 4 4 (40%) (40%) (60%) (80%) (80%)
60%
40 % 50% 60% 70% 80% 2 3 3 4 4 (40%) (60%) (60%) (80%) (80%) 40% 60% 60% 80% 80% 2 2 3 3 4 (40%) (40%) (60%) (60%) (80%)
66%
2 2 2 3 4 (40%) (40%) (40%) (60%) (80%) 40% 40% 50% 60% 80%
52%
2 2 3 3 4 (40%) (40%) (60%) (60%) (80%)
40% 40% 60% 60% 80% 3 3 3 4 4 (60%) (60%) (60%) (80%) (80%) 3 3 4 4 4 (60%) (60%) (80%) (80%) (80%) Rata-rata aktivitas emosional 60% 60% 70% 80% 80% Rata-rata Aktivitas Total
64% 64% 56%
54% 56% 56% 68% 72% 70% 62 %
170
Lampiran 21
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Pembelajaran Siklus I No
1
2
3
4
5
Jenis Aktivitas
Indikator yang diamati
Membaca LKS pada saat kegiatan diskusi Visual Memperhatikan guru Activities atau teman pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi Rata-rata aktivitas visual Writing Mencatat materi yang Activities guru sampaikan Rata-rata aktivitas menulis Mengajukan pertanyaan pada saat diskusi Oral Activities
Menanggapi laporan hasil kerja kelompok Rata-rata aktivitas oral Memecahkan masalah Mental yang terdapat dalam Activities LKS Rata-rata aktivitas mental Minat/antusias siswa Emotional selama belajar Activities Senang selama belajar
Pert.1
Pert.2
Pert.3
Pert.4
Pert.5
Rata-rata
3 3 4 4 4 (60%) (60%) (80%) (80%) (80%)
72%
2 2 3 4 4 (40%) (40%) (60%) (80%) (80%)
60%
40 % 50% 60% 70% 80% 2 3 3 4 4 (40%) (60%) (60%) (80%) (80%) 40% 60% 60% 80% 80% 2 2 3 3 4 (40%) (40%) (60%) (60%) (80%)
66%
2 2 2 3 4 (40%) (40%) (40%) (60%) (80%) 40% 40% 50% 60% 80%
52%
2 2 3 3 4 (40%) (40%) (60%) (60%) (80%)
40% 40% 60% 60% 80% 3 3 3 4 4 (60%) (60%) (60%) (80%) (80%) 3 3 4 4 4 (60%) (60%) (80%) (80%) (80%) Rata-rata aktivitas emosional 60% 60% 70% 80% 80% Rata-rata Aktivitas Total
64% 64% 56%
54% 56% 56% 68% 72% 70% 62 %
172 Lampiran 23
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I
1.
Distribusi Frekuensi a. Banyaknya data (n) = 36 b. Menentukan banyak kelas (K) = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 36 = 1+ 3.3 (1,556) = 6,134 = 6 (pembulatan ke bawah) c. Menentukan rentang kelas (R) = data terbesar – data terkecil = 83,33 – 33,33 = 50 d. Menentukan panjang kelas Panjang kelas (P) = = 8,33 = 9 (pembulatan ke atas) e.
No
Tabel Distribusi Frekuensi Frekuensi
Tepi
Interval
Atas
Absolut ( )
Kumulatif
.xi
1
33 – 41
41,5
37
2
2
1369
74
2738
2
42 – 50
50,5
46
4
6
2116
184
8464
3
51 – 59
59,5
55
4
10
3025
220
12100
4
60 – 68
68,5
64
9
19
4096
576
36864
5
69 – 77
76,5
72
11
30
5184
792
57024
6
78 – 86
85,5
81
6
36
6561
486
39366
22351
2332
156556
Jumlah
2.
Perhitungan Mean x =
=
36
173 Lampiran 23
3.
Perhitungan Median (Me) Me = Bbme + P [
]
= 59,5 + 9 [
]
= 59,5 + 9 [ ] = 59,5 + 8 = 67,5 4.
Perhitungan Modus (Mo) Mo = Bbmo + P [ = 68,5 + 9 [
] ]
= 68,5 + 9 [ ] = 68,5 + 2,6 = 71,1 5.
Perhitungan Standar Deviasi
= 12,52
174 Lampiran 24
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II
1.
Distribusi Frekuensi a. Banyaknya data (n) = 36 b. Menentukan banyak kelas (K) = 1+ 3.3 log n = 1+ 3.3 log 36 = 1+ 3.3 (1,556) = 6,134 = 6 (pembulatan ke bawah) c. Menentukan rentang kelas (R) = data terbesar – data terkecil = 90 – 55 = 35 d. Menentukan panjang kelas Panjang kelas (P) = = 5,83 = 6 (pembulatan ke atas) e.
Tabel Distribusi Frekuensi Frekuensi
Tepi
No
Interval
1
55 – 60
60,5
2
61 – 66
3
.xi
Absolut ( )
Kumulatif
57,5
9
9
3306,25
517,5
29756,25
66,5
63,5
3
12
4032,25
190,5
12096,75
67 – 72
72,5
69,5
6
18
4830,25
417
28981,5
4
73 – 78
78,5
75,5
10
28
5700,25
755
57002,5
5
79 – 84
84,5
81,5
4
32
6642,25
326
26569
6
85 – 90
90,5
87,5
4
36
7656,25
350
30625
32167,5
2556
185031
Atas
Jumlah
2.
36
Perhitungan Mean x =
=
175 Lampiran 24
3.
Perhitungan Median (Me) Me = Bbme + P [
]
= 66,5 + 6 [
]
= 66,5 + 6 [
]
= 66,5 + 6 = 72,5 4.
Perhitungan Modus (Mo) Mo = Bbmo + P [ = 72,5 + 6 [
] ]
= 72,5 + 6 [ ] = 72,5 + 2,4 = 74,9 5.
Perhitungan Standar Deviasi
= 10,078
176
Lampiran 25
Hasil Wawancara dengan Guru (Pra Penelitian)
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas tersebut.
Daftar pertanyaan: 1. Bagaimana tingkat kemampuan matematika siswa di kelas V ? Tingkat kemampuan matematika siswa di kelas V secara keseluruhan sama seperti kelaskelas lainnya yaitu tinggi, sedang dan rendah. Di kelas V sendiri, ada 5 anak yang memiliki kemampuan matematika paling rendah disbanding siswa lainnya. 2. Metode apa saja yang bapak terapkan pada pembelajaran matematika di kelas? Biasanya saya menerapkan metode ceramah, penugasan, dan sesekali diskusi kelompok. 3. Apakah siswa memperhatikan penjelasan materi yang bapak sampaikan? Selama pembelajaran berlangsung, paling hanya 1 jam pelajaran saja siswa dapat memperhatikan penjelasan saya dengan baik. Selebihnya, siswa mulai mengobrol, mengantuk, dan bahkan tidak memperhatikan sama sekali. 4. Apakah usaha yang bapak lakukan dalam mengantipasi siswa yang tidak memperhatikan penjelasan tersebut? Untuk mengantipasinya saya bertanya pada siswa yang tidak memperhatikan. Biasanya mereka kaget dan kembali memperhatikan penjelasan saya. 5. Apakah siswa mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah bapak sampaikan? Jarang sekali siswa yang mengajukan pertanyaan. Mereka lebih sering diam jika ditanya apakah ada yang mau bertanya. Jika siswa bertanya biasanya mengenai soal yang sulit. 6. Bagaimana antusias atau respon siswa saat bapak memberikan pertanyaan? Jika saya memberikan pertanyaan untuk keseluruhan, jarang sekali yang menjawab, sehingga saya menunjuk salah satu siswa. Hanya beberapa siswa yang berani bertanya, itu juga tidak setiap pembelajaran.
Lampiran 25
177
7. Bagaimana aktivitas belajar siswa pada ssat pembelajaran matematika berlangsung? Aktivitas belajar matematika siswa masih kurang, banyak siswa yang suka mengobrol, main handphone, bercanda. 8. Bagaimana hasil belajar matematika siswa? Hasil belajar matematika siswa masih banyak yang di bawah KKM, dalam pembelajaran pun hanya beberapa siswa yang terlihat aktif, dan tingkat pemahaman siswa pun masih rendah. 9. Upaya apa yang telah bapak lakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa? Untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa biasanya saya melakukan tanya jawab seputar materi yang saya sampaiakan. 10. Apakah Bapak sudah pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation? Saya belum pernah menggunakan model pembelajaran tersebut.
178
Lampiran 26
Hasil Wawancara Siswa (Pra Penelitian)
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pembelajaran matematika
1. Apa yang kamu lakukan saat guru menjelaskan materi? S1 : kadang memperhatikan, kadang enggak S2 : memperhatikan S3 : memperhatikan S4 : tergantung, kalau materinya mudah saya memperhatikan S5 : memperhatikan 2. Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu mencoba untuk berdiskusi dengan teman lain? S1 : jarang, biasanya langsung tanya ke guru S2 : iya, soalnya kalau nanya guru malu S3 : iya S4 : iya S5 : enggak 3. Apabila ada teman yang mengajukan pendapat, bertanya pada guru atau menjawab pertanyaan guru, apakah kamu memperhatikannya? S1 : kadang-kadang S2 : memperhatikan S3 : enggak S4 : memperhatikan S5 : jarang
Lampiran 26
179
4. Apakah kamu pernah bertanya pada guru jika ada materi yang kurang kamu mengerti? S1 : iya, tapi paling sering nanya cara negrjain soal S2 : jarang, lebih sering tanya teman S3 : enggak S4 : iya, paling sering nanya kalau lagi ngerjain soal S5 : enggak 5. Apa yang kamu rasakan selama belajar matematika? S1 : kadang-kadang senang S2 : senang, soalnya gampang S3 : tergantung, kalau materinya mudah saya senang S4 : senang S5 : kalau materinya susah saya enggak senang
180
Lampiran 27
Hasil Wawancara dengan Guru (Setelah Penelitian)
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan tanggapan guru mengenai penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
Daftar pertanyaan: 1. Menurut Bapak, apakah pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation ini sudah diterapkan dengan baik? Penerapannya menurut saya sudah baik, guru mengarahkan aktivitas siswa di kelas dengan baik 2. Jika ada materi yang kurang dimengerti oleh siswa, apakah siswa tersebut mencoba untuk berdiskusi dengan siswa lainnya? Ya saya melihat siswa mau berdiskusi dengan teman lainnya jika ada materi yang kuarang dimegerti oleh mereka. 3. Bagaimana respon siswa pada saat pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation? Saya melihat siswa merasa lebih senang dan antusias dalam pembelajaran ini, walaupun masih ada siswa yang belum fokus dalam mengikuti pembelajaran. 4. Bagaiman perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooepratif tipe group investigation? Perkembangan aktivitas siswa cukup bagus, siswa sudah mulai lebih memperhatikan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Siswa menjadi lebih berani untuk maju ke depan kelas, bertanya dan menjawab pertanyaan, dan mengajukan pendapatnya.
Lampiran 27
181
5. Berdasarkan aktivitas belajar siswa yang terjadi, apakah penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil? Mengapa? Penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil, karena aktivitas siswa menjadi lebih terarah dari sebelumnya. Jadi aktivitas-aktivitas siswa yang tidak terkait dengan pembelajaran di kelas menjadi lebih berkurang.
182
Lampiran 28
Hasil Wawancara dengan Siswa (Setelah Penelitian)
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Invetigation
Daftar pertanyaan: 1. Apa yang kamu rasakan selama belajar matematika dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation? S1: senang, bisa diskusi sama teman S2: senang S3: senang, jadi lebih paham S4: senang sekali kalo belajarnys sama ibu S5: senang 2. Apa yang kamu lakukan saat guru membahas materi? S1: memperhatikan dan mengikuti pembahasan guru S2: memperhatikan S3: memperhatikan S4: memperhatikan S5: memperhatikan 3. Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu mencoba untuk berdiskusi dengan teman yang lain? S1 : iya S2 : iya S3 : jarang S4 : iya
Lampiran 28
183
S5 : iya
4. Apabila ada teman yang mengajukan pendapat, bertanya kepada guru atau menjawab pertanyaan guru, apakah kami memperhatikannya? S1: memperhatikan, soalnya kan membahas materinya bersama-sama S2: kadang-kadang S3: memperhatikan, kalau nggak memperhatikan nanti nggak ngerti materinya S4: memperhatikan S5: jarang 5. Pada saat mengerjakan soal tes siklus I dan II, apakah kamu bisa mengerjakannya dengan benar? S1: bisa, walaupun susah-sisah soalnya S2: ada yang bisa, ada yang nggak S3: bisa S4: bisa, tapi susah S5: bisa, tapi ada yang nggak saya kerjain