PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS V SDN 27 SAGO KABUPATEN PESISIR SELATAN Duyetni1, Erman Har2, Siska Angreini2. 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2) Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar E-mail :
[email protected] Abstract The purpose of this study was to describe the increase in interest and student learning outcomes in natural science Snowball Throwing learning model at state elementary school (SDN) 27 Sago Pesisir Selatan District. This research is a classroom action research (PTK) held in the first semester of the 2015/2016 academic year at SDN 27 Sago Pesisir Selatan District. The subjects were students of class V SDN 27 Sago Pesisir Selatan with totaling 25 students. This study consisted of two cycles of meetings were held twice each cycle. The procedure consisted of four stages: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. The results showed an increase in student interest in the joy of the first cycle 74% increase in the second cycle to 92%, students 'interest in interest in the first cycle 62% increase in the second cycle to 90%, students' interest in the attention of the first cycle 76% increase in cycle II to 96%, students' interest in the involvement of the first cycle 62% increase in the second cycle to 90%. Completeness of learning students the first cycle and the second cycle were 82.9 to 68.9. Implementation of the learning process of teachers also increased from 66.7 to 87.5 in second cycle. It means that the implementation of natural science learning using Snowball Throwing model goes well. Based on the results of this study concluded that the use of Snowball Throwing learning model can improve the interest and study outcomes in natural science teaching in class V SDN 27 Sago Pesisir Selatan District. And the results of this study, it is suggested to teachers to use the cooperative learning model Snowball Throwing type in natural science teaching to encourage and increase student learning outcomes.
Keywords:
Interest, Learning Outcomes, Snowball Throwing
A. PENDAHULUAN
dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
1. Latar Belakang Masalah
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan memiliki peran penting
pasal 1 bahwa “Pendidikan adalah usaha
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
sadar dan terencana untuk mewujudkan
yaitu
suasana belajar dan proses pembelajaran
untuk
menjamin
kelangsungan
kehidupan dan perkembangan bangsa itu
agar
sendiri. Hal ini sebagaimana tercantum
mengembangkan 1
peserta
didik
secara
aktif
potensi
dirinya
untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
menjadi
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
menambah
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa
pembelajaran IPA di tingkat dasar, sehingga
dan negara.
dapat meningkatkan minat belajar dan
Persoalan
peningkatan
kualitas
menyenangkan.
Hal
ketertarikan
kemampuan
siswa
ini
siswa
menguasai
akan pada
konsep-
pendidikan pada dasarnya terletak pada
konsep IPA sehingga akan berdampak pada
kesedian para pengelola pendidikan untuk
hasil belajar.
melakukan inovasi atau perubahan kearah yang
lebih baik.
kualitas
Untuk
pendidikan
Sanjaya, (2007:104) bahwa “Pembela
meningkatkan
para
jaran (instruction) merupakan upaya siswa
pengelola
mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat
pendidikan harus memiliki semangat untuk
perlakuan
melakukan perubahan. Apapun kebijakan
merupakan
salah
satu
proses
yang ditetapkan apabila proses pembelajaran
melibatkan
guru
dan
siswa
yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru
memperoleh
tidak berubah, maka kualitas pendidikan
keterampilan. Berdasarkan pendapat di atas
tidak akan pernah mengalami perubahan.
dapat
Untuk
dorongan
pembelajaran bukan proses pentransferan
terhadap guru untuk melakukan perubahan,
ilmu dari guru kepada siswa, akan tetapi
salah satunya adalah perubahan dalam
proses dimana guru membantu siswa agar
penggunaan strategi pembelajaran.
mereka dapat belajar, sehingga terjadilah
itu,
perlu
dilakukan
guru”.
Proses
pembelajaran
pengetahuan,
disimpulkan
yang dalam
sikap
bahwa
dan
proses
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
perubahan
perilaku
pada
diri
mereka.
(IPA) diharapkan dapat menjadi wahana
Perubahan
perilaku
tersebut
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
pengetahuan, sikap dan keterampilan, serta
dan alam sekitar. Proses pembelajarannya
minat dan bakat mereka.
mencakup
menekankan pada pengalaman langsung
Pengajaran mata pelajaran ilmu-ilmu
untuk mengembangkan kompetensi agar
alam khususnya IPA secara umum lebih
menjelajahi dan memahami alam sekitar
didominasikan melalui pendekatan ceramah,
secara
sehingga terkesan yang pintar adalah guru
ilmiah.
Pembelajaran
melalui
aktivitas konkret menjadi sangat relevan
dan
dengan tingkat dasar, sehingga belajar akan
mendengarkan
menjadi bermakna dan kegiatan belajar
maka proses belajar mengajar dianggap 2
anak
apabila
terkesima
penjelasan
seorang
dalam guru
berhasil. Proses mengajar seperti yang
dan
sumber
sampai
dilakukan di atas mengakibatkan siswa
penilaian atau evaluasi.
pada
pemberian
kurang bersemangat dalam belajar, dan
Snowball Throwing adalah suatu
siswa merasa bosan dalam belajar. Hal ini
permainan yang dibentuk secara kelompok
mengakibatkan
kurang
dan diawali oleh ketua kelompok untuk
mampu berinteraksi dengan lingkungan
mendapatkan tugas dari guru kemudian
sekitarnya sehingga hasil belajar siswa
masing–masing siswa membuat pertanyaan
menjadi rendah.
yang dibentuk seperti bola (kertas pertayaan)
siswa
menjadi
Berdasarkan pengalaman mengajar di
lalu di lempar ke siswa lain yang masing–
kelas V SDN 27 Sago, peneliti melihat
masing siswa
menjawab pertanyaan dari
rendahnya minat belajar siswa dan hasil
bola yang diperoleh.
belajar siswa di SD, dikarenakan guru tidak
Selain
itu
dengan
menerapkan
menggunakan model pembelajaran yang
metode Snowball Throwing ini diharapkan
membuat minat siswa dalam pelajaran IPA,
pembelajaran
dapat dilihat dari tingkat ketuntasan siswa
efesien
masih rendah yaitu 60% (15 orang) yang
bagaimana menghargai perbedaan, mengalah
tuntas dari 25 orang siswa sementara itu
untuk kepentingan kelompok, serta saling
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah
menghargai dan
70. Berdasarkan hasil belajar siswa pada
orang lain. Sehingga akhirnya belajar bukan
mata pelajaran IPA dapat dilihat bahwa
untuk menambah pengetahuan saja, tetapi
ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 60%
belajar
sedangkan nilai terendah yakni 54 dan rata-
pengetahuan (kognitif) dengan nilai/ sikap
rata kelas 68,8.
(efektif) dan keterampilan (psikomotor)
Sehubungan
dengan
sehingga
dapat
siswa
efektif akan
dan
belajar
menghormati pendapat
menyeimbangkan
antara
proses
khususnya dalam pelajaran IPA. Oleh karena
pembelajaran akan berjalan efektif dan
itu penulis telah melakukan penelitian yang
efisien apabila guru mampu melaksanakan
berjudul “Peningkatan Minat dan Hasil
dan mengembangkan berbagai kompetensi.
Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran
Mengajar kopentensi tersebut mulai dari
Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada
merencanakan dan menyampaikan materi
Siswa Kelas V SDN 27 Sago Kecamatan IV
pembelajaran
Jurai Kab. Pesisir Selatan”
serta
itu
berlangsung
memilih
dan
menggunakan multi metode, multi media 3
2. Tujuan Penelitian Berdasarkan
1) Guru menyampaikan materi yang akan dengan
disajikan
rumusan
2) Guru
masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
memanggil
adalah sebagai berikut untuk : 1. Mendeskripsikan siswa
peningkatan
(kesukacitaan,
perhatian,
dan
pembelajaran
IPA
dengan
kekelompoknya
dan ketua kelompok menjelaskan materi tersebut kepada tamanya 4) Kemudian
Throwing di SDN 27 Sago.
menyakut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
Snowball
5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaaan
Throwing Menurut
Widodo
tersebut dibuat tersebut di buat seperti
(2009:18),
bola dan dilempar dari satu siswa lain
pembelajaran Snowball Throwing adalah
selama lebih kurang 15 menit. Setelah
suatu permaianan yang dibentuk secara
satu siswa mendapatkan satu bola atau
kelompok untuk mendapat tugas dari guru,
satu pertanyaan di berikan kepada siswa
kemudian masing–masing siswa membuat
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
pertanyaan yang dibentuk seperti bola
dalam kertas berbentuk bola tersebut
(kertas pertanyaan) lalu dilempar kesiswa
secara bergantian
lain yang masing – masing siswa menjawab
6) Evaluasi
pertanyaan dari bola yang diperoleh.
7) Penutup
b. Menurut Suprijono (2009:128), langkah– langkah
siswa
menuliskan pertanyaan apa saja yang
Snowball
Throwing Pembelajaran
masing-masing
diberikan satu lembar kerta kosong untuk
B. KAJIAN PUSTAKA
a. Pengertian
masing-
materi yang telah disampaikan oleh guru
hasil
dengan menggunakan model Snowball
Pembelajaran
kemudian
masing ketua kelompok menjelaskan
belajar (aspek kognitif) IPA siswa
1. Model
ketua
3) Masing-masing ketua kelompok kembali
dalam model
peningkatan
masing-masing
dan
tantang materi
Snowball Throwing di SDN 27 Sago. 2. Mendeskripsikan
kelompok
kelompok untuk memberikan penjelasan
minat
ketertarikan,
keterlibatan)
membentuk
pembelajaran
Snowball
Throwing adalah : 4
2. Minat belajar
3.
Menurut Slameto (2013:2) “belajar
Menurut slameto (2010: 57), minat
ialah suatu proses usaha yang dilakukan
adalah kecenderungan yang tetap untuk
seseorang
memperhatikan dan mengenang beberapa
(2010: 180) berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
Hamalik
(2013:27)
modifikasi
atau
melalui
pada suatu hal atau minat, tanpa ada yang
“belajar
adalah,
memperteguh
kelakuan
pengalaman”.
Hasil
belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi belajar
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
dan rindakan belajar. Hasil belajar untuk
penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sebagian adalah karena berkat tindakan guru,
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Suatu
pencapaian pengajaran, pada bagian lain
minat dapat diekspresikan melalui suatu
merupakan peningkatan kemampuan mental
pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
siswa.
lebih menyukai suatu hal daripada hal
Menurut Hamalik (2007:30), “Hasil
lainnya, dapat pula dilihat melalui partisipasi
belajar akan tampak pada setiap perubahan
dalam suatu minat.
pada aspek-aspek pengetahuan, pengertian,
Menurut Safari (2003: 111), minat
kebiasaan,
belajar adalah pilihan kesenangan dalam dan
dalam
keterampilan,
apresiasi,
emosional, hubungan social, jasmani, etis
dapat
atau budi pekerti dan sikap”. Menurut
membangkitkan gairah seseorang untuk kesediaannya
perubahan
interaksi dengan lingkungannya.” Menurut
dengan rasa senang. Selanjutnya Slameto
memenuhi
memproleh
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
diperhatikan terus menerus yang disertai
kegiatan
untuk
tingkah laku yang baru secara keseluruhan
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
melakukan
Hasil Belajar
Muhammad (2004: 15) juga mengatakan
belajar.
bahwa “perubahan perilaku dalam aktivitas
Kemudian definisi operasional dan minat
belajar adalah akibat dari interaksi dengan
belajar adalah skor siswa yang diperoleh dari
lingkungan.
tes belajar yang mengukur aspek : (1)
Interaksi
ini
biasanya
berlangsung secara disengaja”.
kesukacitaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian,
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
(4) keterlibatan.
dan kemampuan bertindak, ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan 5
perceptual, gerakan
keharmonisan/ keterampilan
ketepatan,
kompleks,
mengemukakan kembali apa yang sudah
dan
dilakukan guru. Subjek penelitian ini adalah
gerakan ekspresif dan interpretatif.
siswa kelas V SDN 27 Sago Kecamatan IV
Memperoleh hasil belajar, dilakukan
jurai Pesisir selatan, yang berjumlah 25
evaluasi atau penilaian yang merupakan cara
orang. Siswa laki-laki sebanyak 15 orang
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
dan siswa perempuan sebanyak 10 orang.
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur
dari
pengetahuan
tingkat
penguasaan
tetapi
juga
sikap
Indikator keberhasilan dalam proses
ilmu
pembelajaran diukur dengan menggunakan
dan
persentase
minat
siswa
dan
kriteria
keterampilan. Dengan demikian penilaian
ketuntasan minimal (KKM). KKM
hasil belajar siswa mencakup segala hal
mata pelajaran IPA adalah 70 dan indikator
yang
keberhasilan pada minat siswa yang akan
dipelajari
di
sekolah,
baik
itu
pengetahuan, sikap dan keterampilan. C.
dicapai adalah 70%, sebagai berikut : 1. Kegiatan-kegiatan kesukacitaan yaitu:
METODE PENELITIAN Jenis
merupakan
penelitian
yang
penelitian
tindakan
Siswa senang dengan penjelasan guru
dilakukan
mencapai nilai 70%, artinya minat siswa
kelas
meningkat
dibidang pendidikan dan pengajaran IPA
2. Kegiatan-kegiatan ketertarikan
berdasarkan RPP yang terlampir, dalam
guru mencapai 70%, artinya minat siswa
tertentu yang didasarkan pada masalah-
meningkat.
masalah aktual yang ditemukan di lapangan.
3. Kegiatan-kegiatan perhatian yaitu: Siswa
Penelitian ini berkenaan dengan perbaikan
memperhatikan
atau peningkatan proses pembelajaran IPA
guru
meningkat.
Menurut Arikunto, dkk (2007:16), penelitian
tindakan
4. Kegiatan-kegiatan
kelas
pelaksanaan,
yaitu:
mencapai 70%, artinya minat siswa
siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu: 1). 2).
keterlibatan
Siswa aktif dalam pembelajkaran IPA
dilaksanakan melalui proses berdaur, atau
,
penjelasan
mencapai 70%, artinya minat siswa
pada suatu kelas.
perencanaan
yaitu:
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
penelitian tindakan kelas diadakan perlakuan
bahwa
pada
meningkat.
3).
5. Kegiatan peneliti dalam pembelajaran
mengamati, 4). refleksi yaitu kegiatan untuk
yaitu proses pembelajaran dikatakan baik 6
jika peneliti melakukan aspek yang
memperoleh
diamati pada proses pembelajaran dan
kemampuan siswa memahami pelajaran IPA
hasil belajar menyatakan sampai 70%.
dengan menggunakan model pembelajaran
Dalam
penelitian
ini,
Hasil dari pengamatan direfkleksikan untuk perencanaan tindakan berikutnya.
a. Guru lembaran
mengamati
observasi setiap
Untuk lebih jelasnya berikut rincian hasil
ini
pengamatan selama proses pembelajaran
aktivitas
dengan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru saat
pembelajaran
berlangsung
guru
Pembelajaran Kooperatif Model Snowball
saat
Throwing Pada Siklus I
sudah
memenuhi aspek penilaian. b. Siswa Lembaran observasi untuk siswa ini berisikan apakah siswa telah mengikuti pembelajaran
dengan
baik.
snowball
Hasil Pengamatan Minat Siswa Dengan
dengan kegiatan akhir. Observer akan pada
model
a. Minat Siswa
dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai
apakah
menggunakan
throwing.
kegiatan pembelajaran berlangsung. Mulai
guru
atas
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
1. Lembar Observasi
mengamati
akurat
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengumpulkan data yaitu:
observer
yang
snowball throwing.
peneliti
menggunakan beberapa instrument untuk
Dalam
data
Observer
melakukan pengamatan dengan mengisi table ceklis yang telah disiapkan. 2. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar pada setiap siklus terutama pada penguasaan materi pelajaran. Tes terdiri dari tes objektif dan isian, objektif terdiri dari 5 soal dan isian terdiri dari 5 soal. Hal ini dilakukan untuk 7
pembelajaran. Indikato r
Pertemuan I Jumlah Siswa 17
A. Kes ukac itaan B. Kete rtari kan C. Perh atian D. Kete rliba tan Ratarata
15
18 14
Perse ntase 68,0 %
II Jumlah Perse Siswa ntase 20 80,0 %
60,0 %
16
72,0 % 56,0 %
20 17
Ratarata Perse ntase 74,0 %
64,0 %
62,0 %
80,0 % 68,0 %
76,0 % 62,0 %
Minat
siswa
dalam
ketertarikan baru mencapai 62,0%. c)
Dalam perhatian siswa masih belum sepenuhnya memperhatikan guru. Hal ini juga disebabkan karena siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran dengan berbicara atau bermain dengan teman-temannya. Minat siswa dalam perhatian baru mencapai 76,0%.
d)
Siswa dalam keterlibatan adalah masih 62,0%. Hal ini juga disebabkan kurang
17
64,0 %
18,3
73,0 %
68,5 %
aktifnya siswa dalam pembelajaran dan diskusi dengan kelompoknya.
Berdasarkan
data
yang
di
b. Kegiatan Guru
dapat
Berdasarkan lembaran observasi kegiatan
dikemukakan data hasil observasi minat siswa dalam pembelajaran pada bagian yang
pembelajaran
diamati sebagai berikut:
pembelajaran dengan menggunakan model
a)
Dalam
kesukacitaan
kurang
senang
dalam
dalam
mengelola
Snowball Throwing pada siklus I, maka
masih
jumlah
mengikuti
skor
dan
mengikuti
pembelajaran pada siklus I tersebut dapat
snowball
dengan
dalam
kegiatan
pengajaran
pembelajaran
guru
persentase
pembelajaran dan siswa masih awam
menggunakan
b)
siswa
guru
mengelola
dilihat pada tabel berikut:
throwing.
Minat siswa dalam kesukacitaan adalah
Hasil
74,0%.
pembelajaran aspek guru setiap pertemuan
Dalam ketertarikan siswa juga belum
pada siklus I
sepenuhnya bersungguh-sungguh dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan soal latihan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena siswa masih banyak yang tidak serius dalam mengikut 8
observasi
proses
pelaksanaan
10 orang (40,0%) siswa belum tuntas, hasil Perte muan
Jumlah Skor yang didapat 1 7 2 9 Rata-rata
Persenta se
Klasifik asi
rata-rata belajar siswa adalah 68,9 dan belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah
58,3% 75,0% 66,7%
Kurang Baik Cukup
yaitu 70. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model Snowball Throwing pada siklus I
Tabel diatas memperlihatkan bahwa
belum dapat meningkatkan hasil belajar
rata-rata aktivitas guru dalam mengelola
siswa.
pembelajaran 66,7% dengan kategori cukup
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
baik. Hal ini dikarenakan guru belum memahami langkah
atau
menjelaskan
Snowball
Hasil pengamatan observer terhadap
langkah-
Throwing
minat
secara
siswa
dan
pengajaran
guru
menunjukkan bahwa pembelajaran yang
maksimal.
peneliti
c. Hasil Belajar Siswa Siklus I
dengan baik dan dirasa sudah maksimal.
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I,
laksanakan
sudah
berlangsung
Untuk lebih jelasnya hasil pengamatan
dapat diketahui ketuntasan hasil belajar
observer
siswa pada siklus I sebagai berikut:
pengajaran
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dengan
model snowball throwing dan tes berupa
Menggunakan
ulangan harian (UH) di uraikan sebagai
Pembelajaran
Kooperatif
Model Snowball Throwing Pada Siklus I
7
58,3%
Kurang
2
9
75,0%
Baik
66,7%
Cukup
Rata-rata
guru
minat dengan
siswa
dan
menggunakan
berikut:
Pertemuan Jumlah Persentase Klasifikasi Skor yang didapat 1
terhadap
a. Minat Siswa Tabel Hasil Pengamatan
Minat Siswa
Dengan Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing Pada Siklus II
Berdasarkan tabel diatas dari 25 orang siswa yang mengikuti tes hanya 15 orang (60,0%) siswa yang tuntas, sedangkan 9
Indikator
Pertemuan I
II
Ratarata Perse ntase
c) Minat siswa dalam perhatian adalah 96,0%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah
konsentrasi
dalam
mengikuti
Jumlah Siswa
Perse ntase
Jumlah Siswa
Perse ntase
A. Kesuka citaan
22
88,0 %
24
96,0 %
92,0 %
d) Minat siswa dalam keterlibatan adalah
B. Ketertar ikan
22
88,0 %
23
92,0 %
90,0 %
aktif dalam mengikuti pembelajaran
C. Perhatia n
23
92,0 %
25
100%
96,0 %
D. Keterlib atan
22
88,0 %
23
92,0 %
90,0 %
Rata-rata
22,3
89,0 %
23,8
95,0 %
92,0 %
pembelajaran.
90,0%. Hal ini disebabkan siswa sudah
maupun diskusi dengan kelompoknya. b. Kegiatan Guru Berdasarkan kegiatan
lembaran
pembelajaran
mengelola
observasi
guru
pembelajaran
dalam dengan
menggunakan model Snowball Throwing pada siklus II, maka jumlah skor dan
Berdasarkan
data
yang
di
dapat
persentase kegiatan pengajaran guru dalam
dikemukakan data hasil observasi minat
mengelola pembelajaran pada siklus II
siswa dalam pembelajaran pada bagian yang
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
diamati sebagai berikut:
Hasil
a) Minat siswa dalam kesukacitaan adalah
pembelajaran aspek guru setiap pertemuan
observasi
92,0%. Hal ini disebabkan siswa sudah
pada siklus II
senang dalam mengikuti pembelajaran
Pertemu an
proses
pelaksanaan
Persenta se
Klasifika si
1
Jumla h Skor yang didap at 10
83,3%
mengumpulkan tugas dan mengerjakan
2
11
91,7%
soal latihan yang diberikan guru. Hal ini
Rata-rata
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
dan sudah mulai terbiasa menggunakan model pembelajaran snowball throwing. b) Dalam
ketertarikan
siswa
sudah
sepenuhnya bersungguh-sungguh dalam
disebabkan karena siswa sudah mulai
87,5%
serius dalam mengikuti pembelajaran
Tabel diatas memperlihatkan bahwa
minat siswa dalam ketertarikan mencapai
rata-rata aktivitas guru dalam mengelola
90,0%.
pembelajaran 87,5%, dibandingan dengan 10
siklus
I
dan
siklus
II
mengalami
Siklus
peningkatan, dan sudah mencapai target
I II
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.
dilihat bahwa proses pembelajaran aspek
Berdasarkan hasil tes akhir siklus II,
guru pada siklus I rata-rata persentasenya
dapat diketahui ketuntasan hasil belajar
66,7%, dengan jumlah skor yang didapat 16.
siswa pada siklus II sebagai berikut:
Pada
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dengan Pembelajaran
Ketuntasa n Tuntas Tidak Tuntas Jumlah
Frekuens i 22 3
Persentas e 88,0% 12,0%
25
100%
sehingga pada siklus II skornya lebih baik dari siklus I. 2.
Minat Belajar Siswa
Data Observasi Minat Belajar Siswa dengan Pembelajaran Snowball Throwing Siklus I dan II Indikator
Berdasarkan tabel diatas dari 25 orang siswa yang mengikuti tes terdapat 22
Kesukacitaan Ketertarikan Perhatian Keterlibatan Rata-rata Persentase
orang (88,0%) siswa yang tuntas, sedangkan 3 orang (12,0%) siswa belum tuntas, hasil rata-rata belajar siswa adalah 82,9 dan sudah mencapai KKM yang ditetapkan sekolah
hasil
tes
belajar
IPA
Rata-rata Persentase Siklus I Siklus II 74,0% 92,0% 62,0% 90,0% 76,0% 96,0% 62,0% 90,0% 68,5% 92,0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat
yaitu 70 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
siklus II rata-rata persentasenya
87,5%, dengan jumlah skor yang didapat 21,
Kooperatif
Model Snowball Throwing Pada Siklus II N o 1 2
Rata-rata Persentase 66,7% 87,5%
Berdasarkan tabel di atas dapat
c. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Menggunakan
Jumlah skor yang didapat 16 21
dilihat bahwa perbandingan observasi minat
dengan
menggunakan model Snowball Throwing
belajar
pada siklus II sudah baik.
persentasenya 68,5% dari jumlah indikator
E. PEMBAHASAN
yang
1. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
persentasenya
Data Observasi Proses Pembelajaran Aspek
dikatakan sangat baik.
Guru pada Siklus I dan II
11
siswa
dinilai.
pada
siklus
Pada siklus 92,0%,
I
II
sehingga
rata-rata
rata-rata sudah
3. Hasil Belajar Siswa
Dengan kata lain, penelitian ini sudah
Data Peningkatan hasil belajar IPA siswa
berhasil dan tidak perlu dilanjutkan pada
dengan
siklus berikutnya.
menggunakan
model
snowball
throwing pada siklus I dan II Siklus Rata -rata I II
Jumlah siswa tuntas 15 22
68,9 82,9
F. KESIMPULAN DAN SARAN
Jumlah siswa tidak tuntas 10 3
Persentase ketuntasan (%) 60,0% 88,0%
1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan
dapat
penelitian
diambil
dan
kesimpulan
sebagai berikut: 1. Peningkatan
Penilaian kognitif siswa pada siklus I
hasil
minat
siswa
dalam
diperoleh rata-rata kelas sebesar 68,9. Hasil
kesukacitaan pada pembelajaran IPA
ketuntasan kelas terdapat 15 siswa yang
kelas V dengan menggunakan model
telah memperoleh ketuntasan, sementara 10
snowball throwing pada siklus I 74%
siswa belum mencapai ketuntasan minimal,
mengalami peningkatan pada siklus II
sehingga
menjadi 92,0%.
diperoleh
ketuntasan
sebesar
2. Peningkatan
60,0%. Belum diperolehnya hasil ketuntasan
minat
siswa
dalam
belajar maksimal dianalisa karena siswa
ketertarikan pada pembelajaran IPA
masih takut dan ragu dalam mengajukan
kelas V dengan menggunakan model
pertanyaan mengenai materi pelajaran yang
snowball throwing pada siklus I 62,0%
belum dipahami.
mengalami peningkatan pada siklus II
Analisis
penilaian
kognitif
menjadi 90,0%.
pada
3. Peningkatan
siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas
minat
siswa
dalam
kelas 22
perhatian pada pembelajaran IPA kelas
ketuntasan,
V dengan menggunakan model snowball
mencapai
throwing pada siklus I 76,0% mengalami
ketuntasan minimal, sehingga diperoleh
peningkatan pada siklus II menjadi
ketuntasan kelas sebesar 88,0%. Ini berarti
96,0%.
sebesar 82,9. Hasil ketuntasan siswa
telah
sementara
3
memperoleh siswa
belum
4. Peningkatan
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
minat
siswa
dalam
hasil belajar pada siklus II meningkat.
keterlibatan pada pembelajaran
Dengan demikian, pendekatan snowball
kelas V dengan menggunakan model
drawing pada Siklus II sudah tuntas dan
snowball throwing pada siklus I 62,0%
berhasil meningkatkan hasil belajar IPA. 12
IPA
mengalami peningkatan pada siklus II
Sanjaya. Wina. 2007. Strategi Pembelajaran
menjadi 90,0%. 5. Peningkatan pembelajaran
Berorientasi hasil
belajar
IPA
pada
dengan
Standar
Pendidikan.
model
Proses
Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group.
snowball throwing pada siklus I 68,9%
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
mengalami peningkatan 82,9% pada
Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
siklus II.
PT Rineka Cipta. Suprijono.
2. Saran Berdasarkan
kesimpulan
2009.
Cooperative
Learning
Toeri
dan
Aplikasi
penelitian ini seperti dikemukakan di atas
Paikem.
Yogyakarta:
Pustaka
peneliti
Pelajar.
menyarankan
beberapa
dari
Agus.
hal-hal
sebagai berikut:
Widodo,
1. Guru harus maksimal dalam menerapkan pembelajaran
aktif
model
Rachmad.
2009.
Pembelajaran
snowball
Throwing.
Model Snowball
Tersedia
di
throwing sehingga siswa mudah untuk
http://wyw1d.wordpress.com/2009
memahaminya.
/11/09/model-pembelajaran-18-
2. Kepada guru SD agar dapat menerapkan pembelajaran
aktif
model
snowball-throwing/.
snowball
pada Selasa, 25 Juli 2015.
throwing dalam pembelajaran IPA, untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto.
Suharsimi,
dan
Suhardjono,
Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik. Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Akasara Muhammad Ali. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Safari. 2003. Indikator Minat Belajar. Jakarta : Rineka Cipta 13
Diunduh