PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING Syamsinur Hayati¹, Niniwati¹, Fazri Zuzano1 ¹ Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract This research is motivated by low mathematics achievement of students of class VII MTs Padang Lawas. This is caused by the lack of courage of students in asking and answering the teacher's questions. one of the ways that can be used to overcome this problem is to use a learning model Snowball Throwing.Tujuan this study to describe the increase in student mathematics achievement in grade VII MTs Padang Lawas through Snowball Throwing learning models. This type of research is a classroom action research. This study conducted two cycles, each consisting of four meetings. Subjects of this study were students of class VII MTs Padang Lawas, amounting to 24 people. The research instrument used in this study is the observation sheet activities of teachers and student achievement test. The results showed an increase that mastery learning mathematics students of the first cycle is 54.2% and the second cycle to 62.5%. It can be concluded that the results of class VII students' mathematics learning can be enhanced by using learning models Snowball Throwing in class VII MTs Padang Lawas. Key words : result learn, model of snowball throwing. dikuasai siswa, karena matematika masih
PENDAHULUAN Mata pelajaran matematika adalah merupakan salah satu ilmu dasar yang harus di kuasai oleh siswa, karena dalam kehidupan sehari-hari matematika selalu memiliki peran
dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami/ dimengerti oleh siswa sampai sekarang. Matematika sebagai salah satu mata
yang sangat penting, terutama menyangkut
pelajaran
dalam hal-hal perhitungan. Itu pula sebabnya
pendidikan terendah, selain sebagai sumber
matematika sudah di pelajari siswa semenjak
dari ilmu juga merupakan sarana berpikir
dari pendidikan sekolah dasar (SD) malahan
logis, analisis, dan sistematis. Sebagai mata
semenjak pendidikan pra sekolah matematika
pelajaran yang berkaitan dengan konsep-
sudah diperkenalkan kepada anak sampai ke
konsep yang abstrak, maka dalam penyajian
perguruan
matematika
materi pelajaran matematika harus dapat
sudah diperkenalkan (dipelajari) dari jenjang
disajikan lebih menarik dan sesuai dengan
pendidikan
jenjang
kondisi dan keadaan siswa lebih aktif dan
pendidikan tertinggi, belum semua materi-
termotivasi untuk belajar. Untuk itulah perlu
tinggi,
meskipun
terendah
sampai
materi yang diajarkan oleh guru dapat
yang
diajarkan
di
jenjang
adanya pendekatan khusus yang diterapkan
dan
oleh guru.
memungkinkan
lebih
banyak
disebabkan
antar
konsepnya
kita
sehingga
terampil
berpikir
rasional. Semuanya itu tertuang dalam
Selama ini rendahnya hasil belajar siswa
jelas
Permendiknas No 22 Tahun 2006 yang
karena
menyatakan bahwa pelajaran matematika
pendekatan, metode, ataupun strategi tertentu
bertujuan
yang digunakan oleh guru dalam proses
agar
peserta
didik
memiliki
kemampuan sebagai berikut; (1) memahami
pembelajaran belum banyak menggunakan
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep
kurang memberi kesempatan kepada siswa
atau algoritma secara luwes, efisien dan tepat
untuk mengembangkan pola pikirnya yang
dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
penalaran pada pola dan sifat, melakukan
Akibatnya kemampuan berpikir siswa tidak
manipulasi
dapat berkembang secara optimal.
matematika
generalisasi,
Permasalahan lain yang didapat pada
dalam
menyusun
menjelaskan
gagasan
membuat
bukti dan
atau
pernyataan
siswa MTs Padang Lawas diantara adalah ;
matematika, (3) memecahkan masalah yang
siswa tidak mau bertanya dan tidak terampil
meliputi kemampuan memahami masalah,
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
merancang model matematika, menjelaskan
guru, ditambah dengan sarana dan prasarana
model,
yang kurang memadai, sehingga siswa belum
diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan
bisa menguasai materi yang diajarkan guru.
dengan simbol, tabel, diagram, atau media
Inilah yang membuat hasil belajar rendah.
lain
atau
(5) memiliki sikap menghargai
dalam mempelajari matematika, serta sikap
bertahan pada keadaan yang selalu berubah,
ulet dan percaya diri dalam pemecahan
tidak pasti dan konpetitif. Kemampuan pemikiran
keadaan
yang
memilki rasa ingin tahu, perhatian dan minat
memilih dan mengolah informasi agar dapat
membutuhkan
memperjelas
solusi
kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu
memiliki kemampuan untuk memperoleh,
tersebut
menafsirkan
untuk
masalah,
Dengan demikian setiap orang perlu
dan
masalah.
kritis,
sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan
Untuk itulah seorang guru matematika
bekerja sama yang efektif. Cara berpikir yang
dituntut untuk mencari terobosan-terobosan
seperti ini dapat dikembangkan melalui
baru agar pelajaran matematika dijadikan
belajar
pelajaran yang sangat disenangi oleh siswa,
matematika,
karena
matematika
memiliki struktur dan berkaitan yang kuat
sebab 2
pada
dasarnya
pembelajaran
matematika adalah menanamkan konsep-
dalam
konsep yang harus dipahami dan dikuasai
pembelajaran. Strategi ini menjamin agar
oleh siswa dengan baik.
setiap siswa memikul suatu tanggungjawab
mempelajari
materi
dalam kelompok.
Untuk menanggulangi hal tersebut diatas seyogyanya perlu ada suatu usaha
Berdasarkan
yang harus dilakukan oleh guru sebagai
diuraikan
pengelola pembelajaran dalam kelas. Dengan
permasalahan sebagai berikut :
kata
lain
guru
pembelajaran
sebagai
pengelola
diharapkan
mampu
4. Keberanian siswa untuk bertanya
mampu
kepada guru masih sedikit
menggunakan media dan sumber belajar yang nantinya dapat meningkatkan perhatian
Berdasarkan latar belakang masalah
siswa pada pembelajaran dan menimbulkan
maka rumusan masalah penelitian ini
ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa dalam
adalah:
belajar.
Apakah
Berdasarkan hal diatas itulah peneliti
Throwing
(PTK), dengan model pembelajaran yang
Model
dapat
meningkatkan
hasil
belajar matematika siswa kelas VII MTs
dipilih untuk mengatasi masalah adalah kooperatif
Penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
ingin melakukan Penelitian Tindakan Kelas
pembelajaran
beberapa
rendah.
untuk belajar dengan penuh ketertarikan.
model
diidentifikasi
telah
3. Hasil belajar matematika siswa masih
pembelajaran yang memungkinkan siswa hendaknya
yang
2. Motivasi siswa dalam belajar rendah
yang sesuai dan cocok dengan materi
guru
dapat
belakang
masih kurang.
kondusif, memilih metode pembelajaran
itu
latar
1. Minat dan partisipasi belajar siswa
menciptakan suatu kondisi pembejaran yang
Selain
dalam
Padang Lawas tahun pelajaran 2012/
tipe
2013.
Snowball Throwing. Dalam model ini siswa dan
Penelitan bertujuan untuk mengetahui
dalam
apakah penggunaan model pembelajaran
kelompok, dengan ini diharapkan siswa
kooperatif tipe Snowball Throwing dapat
saling aktif dengan siswa lainnya. Model
meningkatkan hasil belajar matematika
pembelajaran
siswa kelas VII MTs Padang Lawas
menerima kemudian
penjelasan melakukan
dari
guru
kerjasama
kooperatif
tipe
Snowball
Throwing merupakan kerja kelompok yang didasarkan pada kerja sama dan berbagi 3
matematika
KAJIAN TEORI
direncanakan
sedemikian
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
belajar dan tidak hanya menerima atau bersikap pasif dalam pembelajaran, tetapi untuk
Model
pembelajaran
kooperatif
aktif
memberikan kesempatan kepada peserta
membangun pengetahuan secara mandiri,
didik untuk bekerja kelompok dalam
memotivasi mental mandiri dituntut dalam
memecahkan
pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif
bersama-sama. Beberapa pendapat tentang
dalam pembelajaran matematika.
model belajar kooperatif dikemukakan
Selanjutnya
berpartisipasi
yaitu
minat dalam mempelajari matematika,
rupa
sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
diajak
kehidupan,
memeliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
Pembelajaran matematika hendak lah
dalam
lampiran
kooperatif
memahami
konsep
:
masalah,
(Hariyanto,
dirancang untuk memberikan dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama
dalam membuat generalisasi, menyusun
berlangsungnya
proses
pembelajaran.”
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan meliputi
mengemukakan,
cara pendekatan atau strategi yang khusus
(2)
sifat, melakukan manipulasi matematika
yang
2000:18)
“Model kooperatif learning yaitu suatu
menggunakan penalaran pada pola dan
masalah
model
materi.” Sedangkan Sunal dan Hans
matematika,
algoritma secara luwes, akurat, dan tepat pemecahan
suatu
saling membantu untuk mempelajari suatu
(1)
menjelaskan keterkaitan antar konsep atau dalam
adalah
dan bekerjasama dalam kelompok kecil
bertujuan agar peserta didik memiliki berikut
secara
pembelajaran dimana peserta didik belajar
menyatakan bahwa: Pelajaran matematika sebagai
masalah
oleh Slavin (Gerson, 2002:107), “Belajar
Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006)
kemampuan
suatu
Selanjutnya Stahl (Wardani, 2001:7)
kemampuan
menyatakan, “Cooperatif learning dapat
memahami masalah, merancang model
meningkatkan sikap tolong menolong
matematika, menyelesaikan model dan
dalam perilaku sosial.” Demikian pula
menafsiran solusi yang diperoleh, (4)
Tim
mengomunisasikan
dengan
mengungkapkan, “Cooperatif Learning
simbol. Tabel, diagram, atau media lain
mencakupi suatu kelompok kecil peserta
untuk memperjelas keadaan atau masalah,
didik yang bekerja sebagai sebuah tim
(5) memiliki sikap menghargai kegunaan
untuk menyelesaikan suatu tugas, atau
gagasan
4
MKPBM
(2001:218)
mengerjakan sesuatu untuk mencapai
sehingga timbul motivasi siswa dalam
tujuan bersama lainnya.
belajar dan hasil belajar siswa meningkat.
Model
pembelajaran
kooperatif
Menurut Lie (2002:41) “kelmpok
memberikan kesempatan kepada peserta
pembelajan kooperatif biasanya terdiri
didik untuk bekerja kelompok dalam
dari satu orang berkemampuan tinggi dua
memecahkan
secara
orang berkemampuan sedang dan satu
bersama-sama. TIM MKPBM (2001:217)
lainnya diambil dari kelompok yang
mengemukakan
berkamapuan akademis kurang”
suatu
masalah
“model
cooperative
learning tampaknya akan lebih dapat untuk
Menurut Riyanto (2009 : 276) lngkah-
mendengarkan pendapat orang lain dan
langkah Snowball Throwing adalah : (a)
merangkum pendapat atau temuan-temuan
guru
dalam bentuk tulisan.
disajikan, (b) guru membentuk kelompok
melatih
para
peserta
didik
menyampaikan
materi
yang
dan memanggil masing-masing ketua Snowball Throwing adalah suatu permainan
yang
kelompok
dan
dibentuk
diwakili
oleh
kelompok untuk diberikan penjelasan
secara
tentang materi yang disajikan, (c) masing-
ketua
masing ketua kelompok kembali ke
kelompok untuk mendapat tugas dari guru
kelompoknya
kemudian masing-masing siswa membuat
menjelaskan materi yang disampaikan
pertanyaan yang dibentuk seperti bola
oleh guru kepada temannya,
kertas (kertas pertanyaan) lalu dilempar
masing-masing diberikan satu lembar
kepada siswa menjawab pertanyaan dari
kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan
bola kertas yang diperolehnya.
apa saja yang menyangkut materi yang
masing-masing
untuk (d)
tipe
sudah di jelaskan oleh ketua kelompok,
Snowball Throwing adalah pembelajaran
(e) kertas tersebut dibuat seperti bola dan
dengan cara membentuk satu kelompok
dilempar dari satu siswa ke siswa lain., (f)
kecil untuk saling bekerja sama dengan
setelah siswa mendapat satu bola atau satu
anggota
membuat
pertanyaan diberi kesempatan kepada
pertanyaan dikertas yang disediakan guru.
siswa untuk menjawab pertanyaan yang
Setelah
antar
tertulis dalam kertas yang berbentuk bola
kelompok dengan cara kompetisi untuk
tersebut secara bergantian, (g) melakukan
memacu siswa untuk giat dalam belajar,
evaluasi, (h) penutup.
Pembelajaran
kelompok itu
diadakan
kooperatif
untuk
peranan
sehingga menimbulkan keceriaan siswa 5
Menurut
Suprijono
128),
membagi hasil atas tiga ketegori yaitu : a)
penerapan tipe Snowbal Throwing dapat
ranah kognif, berkenaan dengan hasil belajar
dilakukan dengan beberapa langkah antara
intelektual, (b) ranah efektif, berkenaan
lain adalah: (a) guru menyampaikan materi
dengan
yang
berkenaan
disajikan,
(b)
(2009:
guru
membentuk
kelompok-kelompok, (c) memanggil masing
dalam penelitian ini adalah”melalui model
masing-
pembelajaran
dijelaskan
oleh
ketua
yang
tipe
Snowball
siswa kelas VII di MTs Padang Lawas”.
sudah
kelompok,
kooperatif
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar
untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja materi
dan
maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan
masing siswa diberikan satu lembar kertas, menyangkut
keterampilan
konseptual yang telah digambarkan diatas,
menjelaskan
materi yang telah disampaikan oleh guru
yang
psikomotorik,
dari rumusan masalah. Berdasarkan kerangka
ketua kelompok kembali ke kelompoknya
kepada temannya, (e) kemudian
dengan
ranah
Hipotesis merupakan jawaban sementara
penjelasan tentang materi, (d) masing-masing kemudian
(c)
kemampuan bertindak
-masing ketua kelompok untuk diberikan
masing-masing,
sikap,
(f)
METODELOGI PENELITIAN
kemudian kertas yang berisi pertanyaan
Sesuai dengan masalah dan tujuan yang
tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari
akan dicapai dalam penelitian ini, maka jenis
satu siswa ke siswa yang lain selama kurang
penelitian yang akan dipilih adalah Penelitian
lebih ± 3 menit, (g) setelah siswa dapat satu
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan
bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan
kelas merupakan suatu penelitian yang
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
mengangkat masalah-masalah aktual yang
yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
dihadapi oleh guru di lapangan (Wibawa,
tersebut secara bergantian, (h) guru dan siswa
2004:3). Arikunto (2007: 3) mengartikan
secara bersama-sama menyimpulkan materi,
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
(i) guru memberikan evaluasi berupa tes/quis
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
dalam bentuk tes uraian.
berupa
sebuah
tindakan,
yang
sengaja
Hasil belajar merupakan tolak ukur
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
yang dapat digunakan untuk menentukan
secara bersama. Tindakan tersebut diberikan
keberhasilan siswa dalam menguasai suatu
oleh guru dengan arahan dari yang dilakukan
materi pelajaran. Sehubungan dengan hal
oleh siswa.
tersebut
diatas
menurut
Bloom
dalam
Menurut Wiriaatmadja (2006: 13),
Arikunto (2008 :117) secara garis besar
penelitian tindakan kelas adalah bagaimana 6
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan
Perencanaan
belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan
dalam
praktik
Refreksi
Pelaksanaan
SIKLUS I
pembelajaran
mereka, dan melihat pengaruh nyata dari
Pengamatan
upaya itu. Jenis
penelitian
yang
Perencanaan
digunakan
adalah penelitian tindakan partisipan, yang
Refreksi
dalam hal ini peneliti terlibat secara penuh
Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
dan langsung dalam proses penelitian mulai perencanaan,
tindakan
pengamatan
dan
Laporan/lanjutkan
refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs Padang Lawas.
Berdasarkan bagan diatas, penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas
tindakan kelas ini dilakukan sebanyak
VII MTs Padang Lawas yang berjumlah 24
beberapa siklus, jika pada satu siklus
orang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 10
belum tercapai indikator keberhasilan
orang perempuan. Kelas ini dipilih karena
maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
memiliki nilai rata-rata ulangan harian yang
Pada
rendah dibandingkan kelas lain.
sebanyak dua siklus dimana satu siklus
penelitian
ini
dilaksanakan
terdiri dari empat kali pertemuan dan satu
Sumber data dalam penelitian ini adalah
kali tes hasil belajar. Fokus tindakan
siswa kelas VII MTs Padang Lawas tahun
adalah memperbaiki permasalahan yang
pelajaran 2012/2013.
muncul pada siklus pertama. Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengacu
yang dilakukan berkolaborasi dengan
pada desain Arikunto, dkk (2010:16) yang
sesama guru kelas VII MTs. Padang
terdiri
:
Lawas untuk membantu mencari situasi
tindakan,
yang aktif dengan menerapkan model
observasi/ pengamatan dan refleksi. Model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball
alur penelitian tindakan kelas menurut
Throwing. Sebagai upaya yang dilakukan
Arikunto, dkk (2010:16) adalah sebagai
perbaikan atau perubahan dalam rangka
berikut :
melanjutkan atau memotivasi dan hasil
dari
perencanaan,
empat
komponen
pelaksanaan
yaitu
belajar siswa MTs. Padang Lawas. 7
1. Perencanaan
dilemparkan darai 1 kelompok ke kelompok
Pada bagian rencana tahapan awal yang
lainnya, (g) setelah masing-masing kelompok
harus dilakukan yaitu membuat rencana
mendapat
tindakan
atau
mempersilahkan masing-masing kelompok
pemecahan masalah. Untuk mengaktifkan
menjawab pertanyaan secara bergantian, (h
siswa agar mendapat hasil belajar yang baik
guru memberikan kesimpulan, (i) setelah itu
dalam mata pelajaran Matematika penulis
guru memberikan evaluasi
untuk
perbaikan
mutu
merencana kan beberapa tindakan : (a) Mempersiapkan
rencana
berupa
hasil
tes
belajar,
melihat dan mendokumentasikan pengaruh-
(c)
pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan tersebut. Hasil pengamatan merupakan dasar
alat peraga yang sesuai, (f) menyusun lembar
untuk
aktivitas guru, (g) mengadakan evaluasi
refleksi.
Observasi
terjadi di kelas. yang
dilakukan
dalam
Dari hasil pengamatan dilakukan dan
pembelajaran adalah model pembelajaran
didiskusikan dengan observer, maka diambil
kooperatif tipe Snowball Throwing yang
langkah untuk dikaji ulang apa yang telah
dilakukan dua siklus, tindakan pada siklus
terjadi dan yang telah dihasilkan atau yang
pertama adalah : a) guru menyampaikan
belum tuntas pada langkah yang sebelumnya.
materi yang disajikan, (b) siswa dikelompok-
Sebagai bahan pertimbangan melakukan
kan secara heterogen yang terdiri dari 4
tindakan berikutnya. Pada penelitian ini hasil
sampai 5 orang, (c) guru memanggil ketua
yang diperoleh pada siklus 1 menjadi
kelompok untuk diberi penjelasan tentang
pedoman untuk melakukan tindakan pada
materi yang disajikan, (d) masing-masing
siklus II. Perbaikan tindakan yang dilakukan
ketua kelompok kembali kekelompoknya
bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih
untuk menjelaskan materi yang disampaikan
baik dari sebelumnya.
oleh guru kepada temannya, (e) kemudian
Instrumen Penelitian
masing-masing diberi 1 lembar kertas untuk menuliskan 1 pertanyaan yang sesuai dengan
Alat pengumpulan data pada penelitian
materi ysng didapat oleh masing-masing
ini terdiri dari dua bagian yaitu lembar
kelompok, (f) kemudian siswa membuat bola kertas
melakukan
menceritakan keadaan sesungguhnya yang
dalam setiap siklus
dari
guru
efek dari tindakan yang diberikan atau untuk
menyusun soal-soal latihan, (d) menyiapkan
Tindakan
pertanyaan,
Observasi adalah pengamatan terhadap
pelaksanaan
pembelajaran ( RPP), (b) merencanakan alat evaluasi
1
yang
berisi
aktivitas guru dan tes. Penjelasan masing-
pertanyaan
masing instrumen adalah sebagi berikut; 8
Dalam
lembar
observer
aktivitas
dan hasil tes. Selanjutnya dilakukan analisis
guru, observer mengamati setiap aktivitas
refleksi guna melihat kembali pengaruh
yang dilakukan oleh guru saat kegiatan
tindakan.
pembelajaran berlangsung. Mulai dari
Indikator Keberhasilan
apersepsi, kegiatan inti, pengelolaan kelas, hingga kegiatan penutup. Observer akan
Hasil belajar yang diperoleh pada
mengamati apakah guru telah mengajar
penelitian ini bisa dikatakan berhasil jika
sesuai dengan RPP yang telah dibuat
setelah dilakukan tes, minimal 60% dari
sebelumnya.
siswa yang ikut tes memperoleh nilai lebih
Untuk
memperoleh
data
atau sama dengan 70. Jika ini tercapai maka
dalam
dapat dikatakan model pembelajaran yang
penelitian ini kepada kelas VII diberikan
dipakai bisa dikatakan berhasil dan dapat
tes. Tes yang diberikan berbentuk essay
meningkatkan hasil belajar.
(uraian) yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang diberikan selama penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
berlangsung. Tes diberikan sebanyak dua
Deskripsi Siklus I
kali. Tes pertama diakhir siklus pertama
Perencanaan tindakan dilakukan sebagai
dan tes kedua diberikan siklus kedua.
upaya untuk mengatasi permasalahan dalam
Untuk mendapat tes yang baik dilakukan
pembelajaran.
langkah-langkah sebagai berikut : (a)
dapat
dijadikan
patokan terhadap ada tidaknya pengaruh
membuat kisi-kisi tes, (b) menyusun soal
setelah
sesuai kisi-kisi, (c) menvalidasi tes,
penerapan
tindakan.
Selanjutnya
untuk memulai pembelajaran, terlebih dahulu
validasi yang digunakan adalah validasi
peneliti melihat silabus mata pelajaran
expert, dimana soal-soal divalidasi oleh
matematika
tiga orang guru matematika MTs Padang
semester
genap.
Kemudian
peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan
Lawas.
pembelajaran ( RPP ), menyiapkan media pembelajaran yaitu model bangun datar yang
Teknik Analisis Data
dibuat oleh guru, buku paket matematika
Teknik analisis data yang digunakan adalah
Sehingga
analisis
deskriptif
untuk kelas VII penerbit Erlangga serta
yang
menyusun lembar observasi guru dan tes
menggambarkan secara empiric kenyataan
hasil belajar siswa.
dan temuan yang terjadi saat penelitian dideskriptifkan
Pengamatan dilakukan setiap pertemuan
adalah data hasil pengamatan dari observer
pada pembelajaran sedang berlangsung. Dari
berlangsung.
Data
yang
9
analisis yang diperoleh dengan dengan
Rata-rata ketuntasan siswa kelas VII pada
menggunakan
ulangan akhir Siklus I MTs Padang Lawas
model
pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing belum Kelas
bisa dikatakan berhasil karena indikator
RataRata
Ketuntasan
keberhasilan belum tercapai yaitu 60 %.
< 70 Jml %
≥ 70 Jml %
Hasil tes siklus I terlihat persentase siswa
13
11
54,2
45,8
yang tuntas belajar baru mencapai 45,8 %, jumlah siswa yang tuntas belajar baru 11 Persentase tersebut dapat dilihat dari hasil
orang dari 24 orang yang ikut tes.
belajar siswa yang mencapai nilai KKM Aktivitas peneliti pada siklus I masih
masih dibawah 60 % yaitu hanya 45,8 %.
terlihat kurang karena masih ada kegiatan Berdasarkan hasil refleksi peneliti
yang telah direncanakan dalam RPP belum dilakukan dengan sangat baik oleh guru seperti : mengkondisikan anak untuk
masalah
memperkenalkan
kelompok, menunjuk kelompok yang pertanyaan
bahwa
dapat yang
diidentifikasi terjadi
pada
dikarenakan guru masih kurang dalam
menyiapkan kertas, memanggil ketua menjawab
observer,
pembelajaran siklus I ini diantaranya
belajar, apersepsi, menyampaikan tujuan,
harus
dengan
model
yang
sedang
diterapkan sehingga sebagian siswa masih
terlebih
ada yang belum termotivasi untuk belajar.
dahulu, memberi umpan balik, membuat
Kekurangan lain yang dirasakan adalah
rangkuman, melakukan penilaian, dan
model bangun datar yang digunakan
memberi tugas pekerjaan rumah. Hal ini
sangat sederhana sehingga siswa kurang
menandakan bahwasanya guru belum
tertarik untuk belajar.
mampu menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Deskripsi siklus II
Hasil diskusi peneliti dengan observer
Pada siklus I, hasil belajar belum
bertujuan untuk mendapatkan gambaran
meningkat ini disebabkan karena adanya
tentang pelaksanaan tindakan pada siklus
beberapa kekurangan yang berakibat anak
I.
dan
belum seluruhnya bisa menguasai materi
observasi pada siklus I diketahui bahwa
yang disampaikan. Pada siklus I ini masih
hasil belajar siswa pada siklus I belum
ada anak yang sibuk dengan kegiatan lain
mencapai
yang
seperti ngobrol dengan teman sebangku
diinginkan dapatdilihat pada tabel berikut
walau guru telah berupaya untuk mengajak
ini.
siswa dalam belajar namun belum semua
Berdasarkan
target
hasil
hasil
tindakan
belajar
10
siswa terlibat aktif dalam belajar. Disini guru
melempar pertanyaan terlebih dahulu,
terasa masih kurang dalam memperkenalkan
(h) setelah semua kelompok mendapat
model pembelajaran yang sedang diterapkan
satu
sehingga masih ada sebagian siswa yang
kelompok
belum termotivasi untuk belajar.Penelitian
pertanyaan, setelah mereka berdiskusi
pada siklus II ini bertitik tolak pada refleksi
terlebih dahulu dalam kelompoknya.
pada siklus I, tindakan utama pada siklus I
3).
yaitu :
menjawab
Pada
akhir
pembelajaran
guru
menginformasikan topik pelajaran yang
1). Menjelaskan kembali langkah-langkah kooperatif
harus
menentukan
menarik.
diberikan beberapa tambahan pada siklus II
pembelajaran
yang
guru
2). Menyiapkan alat peraga yang lebih
tetap dipertahankan pada siklus II ini dan
model
pertanyaan,
akan
tipe
dibahas
untuk
pertemuan
berikutnya.
Snowball Throwing : (a) menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
4). Sebelum pelajaran dimulai guru kembali
(b) guru menyuruh siswa duduk di
menjelaskan kelemahan-kelemahan yang
kelompok yang telah ditentukan, (c)
perlu diperbaiki, diantaranya : Siswa
guru menjelaskan materi yang akan
masih kurang terampil dalam membuat
disajikan, (d) guru memanggil masing-
soal dan dalam menjawab pertanyaan.
masing ketua kelompok untuk diberi
Dengan ini diharapkan pada siklus II ini
penjelasan tenteng materi yang akan
dapat berjalan dengan lancar sesuai
bahas dikelompok, sementara yang lain
harapan.
disuruh membaca buku paket yang ada, (e)
masing-masing
ketua
Kemudian
kelompok
permasalah
yang
untuk
dijumpai pada siswa, diantaranya ialah
berdiskusi tengtang materi yang mereka
masih banyak siswa yang kesulitan dalam
dapat,
masing-masing
membuat pertanyaan yang akan dilempar
kelompok diberi satu lembar kertas
ke kelompok lain, serta masih ada siswa
untuk menuliskan pertanyaan yang akan
yang belum mampu menjawab pertanyaan
dilempar ke kelompok lain, (g) kertas
yang didapat dari kelompok lain.
kembali
ke (f)
kelompok kemudian
nya
yang berisi pertanyaan tadi diremas
Berdasarkan permasalahan-permasalahan
seperti bola dan dilempat dari satu kelompok
ke
kelompok
lain,
yang terjadi pada siklus I, Guru perlu
guru
membuat
menentukan kelompok mana yang harus
mengatasai 11
rencana
tambahan
untuk
permasalahan-permasalahan
tersebut , diantaranya ialah melaksanakan
dalam kelas tersebut hanya beberapa
semua aspek yang telah direncanakan
orang saja sehingga siswa yang lain dapat
melalui
dikatakan pasif dalam belajar. Namun
RPP
kedalam
pembelajaran,
pelaksanaan
melaksanakan
langkah-langkah
pembelajaran
dengan
waktu
alokasi
yang
semua
setelah diterapkan model pembelajaran
sesuai
kooperatif tipe Snowball Throwing, siswa
telah
lebih aktif dalam berdiskusi dan dapat
direncanakan, meningkatkan kemampuan
meningkatkan hasil belajar.
mengola pembelajaran dikelas agar dapat mengontrol
aktivitas
siswa
mengikuti
proses
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
sebaik-baiknya,
Keberhasilan
untuk
dari hasil belajar siswa yang tinggi, namun proses pelaksanaan pembelajaran juga
mengenai cara membuat soal yang benar pertanyaan
memegang
peranan
dalam
meningkatkan hasil belajar siswa yang
serta membantu siswa yang kesulitan menjawab
dalam
pembelajaran pada umumnya dapat dilihat
memberikan pemahaman kepada siswa
dalam
siswa
tinggi
dari
tersebut.
Ini
terlihat
dengan
aktivitas siswa dalam mengikuti proses
kelompok lain.
pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Penelitian tindakan kelas ini terdiri
Throwing, siswa telah menjadi subjek
dari dua siklus yang tiap siklusnya terdiri
belajar, yaitu mengalami pengalaman
dari
untuk
belajar sendiri dengan berperan aktif
pelaksanaan pembelajaran dan satu kali
dalam proses pembelajaran. Sehingga
untuk
Pelaksanaan
dengan meningkatnya aktivitas siswa
empat
kali
tes
hasil
pertemuan siklus.
pembelajaran
yang
dilaksanakan
dalam belajar diharapkan hasil belajar
menggunakan
model
pembelajaran
matematika siswa juga meningkat. Selain
kooperatif
tipe
Throwing.
itu guru telah mempersiapkan alat peraga
Penelitian ini menggunakan instrumen
yang lebih menarik sehingga meningkat-
penelitian berupa lembar aktivitas guru
kan semangat siswa dalam belajar.
Snowball
dan tes hasil belajar siswa.
Berdasarkan
Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran
kooperatif
dengan
tipe
siklus
observer II,
dapat
pembicaraan setelah
peneliti
pelaksanaan
disimpulkan
bahwa
Snowball Throwing merupakan hal baru
penerapan model pembelajaran kooperatif
bagi
tipe
siswa,
sehingga
dalam
proses
pembelajaran siswa mengalami perubahan
Snowball
Throwing
meningkatkan hasil belajar siswa.
cara belajar. Biasanya siswa yang aktif 12
dapat
penelitian ini dilakukan pada materi lain
PENUTUP
yang cocok dengan model pembelajaran
a. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
kooperatif tipe Snowball throwing.
dan
pembahasan yang telah dijelaskan pada
Ucapan terima kasih
bab sebelumnya, maka disimpulkan
Dalam penulisan ini peneliti banyak dibantu
bahwa hasil belajar matematika siswa
oleh
dapat meningkat dengan menggunakan model
pembelajaran
kooperatif
berbagai
pihak.
Untuk
itu
pada
klesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
tipe
terima kasih yang tulus kepada :
Snomball throwing dikelas VII MTs
1.
Padang Lawas.
Ibu
Dra.
Niniwati,
M.Pd
selaku
pembimbing I.
b. Saran Berdasarkan
kesimpulan
2.
hasil
Bapak Drs. Fazri Zuzano, M.Si selaku pembimbing II.
penelitian tindakan kelas ini, peneliti menyarankan agar model pembelajaran
3.
kooperatif tipe Snowball Throwing dapat berjalan
efektif
perlu
Program Studi Matematika
diperhatikan
4. Ibu Syukma Netti,S.Pd, M.Si sekretaris
bebrapa hal antara lain : (1) Bagi guru, pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan kooperatif tipe
Ibu Dra. Rita Desfitri, M.Sc ketua
model
Program Studi Matematika
dengan
pembelajaran
5.
Snowball Throwing
Ibu Huriati,S.Ag Kepala MTs Padang Lawas.
dapat dijadikan salah satu alternatif 6.
untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Serta semua unsur yang tidak bisa
dalam
peneliti sebutkan satu persatu yang
mengikuti kegiatan pembelajaran. (2)
telah membantu penyelesaian artikel
Siswa diharapkan berpartisipasi aktif
ini.
dan
membuat
siswa
aktif
dalam proses pembelajaran terutama dalam
kegiatan
diskusi
DAFTAR PUSTAKA
kelompok,
Arikunto, Suharsini, dkk. 2010. Penelitiam Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
karena partisipasi aktif tersebut sangat menunjang penguasaan terhadap materi pembelajaran.
(3)
Berhubungan
Asma,
penelitian ini hanya dilakukan pada materi pembelajaran mengenai geometri, maka
peneliti
menyarankan
agar 13
Nur. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif, Padang : Universitas Negeri Padang Pres.
jpdpb
Gerson, 2002. Model Pembelajaran Kooperatif. Zdifbio Wordpress.com (Diakses pada tanggal 10 November 2012.
(Diakses pada tanggal 10 November 20
Hariyanto, 2000. Model Pembelajaran Kooperatif Learning. Eprint.UNY.ac.id.7384/1/P-29.Pdf (Diakses pada tanggal 10 November 2012). Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo Mulyardi, 2003. Strategi Pembelajaran Matematika, Padang : Jurusan FMIPA. Universitas Negeri Padang. Depdiknas, 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. No 22 Tahun 2006 Suprijono (2009 : 128). Langkah-langkah Pembelajaran Snowball Throwing (http:// Learning With-meblogspot.com/2006/09/Pembelajaran. htme. Tim MKPBM 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Komteporer, Bandung : Jika - UPI Trianto, 2009, Cooperative Learning, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Eprints.UNY.ac.id/8470/4/Bab%205 % 20-01513241018.Pdf ( Diakses pada tanggal 10 November 2012). Wardani, Sri, 2001. Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Inovasi Pendidikan Matematika. Pustaka, Jakarta. Wiriaatmaja, 2006. Penelitian Tindakan Kelas,
/article/downlood/1756/Pdf
jurnal.untan.ac.id/index.php/ 14