PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Disusun Oleh:
Rahmadini Husna 105017000434
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
ABSTRAK
RAHMADINI HUSNA, Pengaruh Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Oktober 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Coopertive Learning tipe Snowball Throwing terhadap hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan di MTs. Negeri Legok Tahun Ajaran 2010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Two Group Randomized Subject Posttest Only. Subyek penelitian ini adalah 72 siswa yang terdiri dari 36 siswa untuk kelas eksperimen dan 36 siswa untuk kelas kontrol yang diperoleh dengan teknik sampel acak kelas pada siswa kelas VII. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar matematika yang terdiri dari 20 butir soal bentuk pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, dan berdasarkan perhitungan uji-t menunjukkan thitung 2,37 dan ttabel 1,66 pada taraf signifikansi 5% yang berarti thitung > ttabel (2,37 > 1,66), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ” Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional”. Dengan demikian, model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Kata kunci : Cooperative Learning, Snowball Throwing, Hasil Belajar.
i
ABSTRACT
RAHMADINI HUSNA, The Influence of Cooperative Learning type Snowball Throwing on Students Mathematics Learning Outcomes. The paper of Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, Oktober 2010. The purpose of this research is to determine the influence of Cooperative Learning type Snowball Throwing on students mathematics learning outcomes. The research was conducted at MTs Negeri Legok for academic year 2010/2011. The method used in this research is quasi experimental method with Subject Two randomized posttest-only group. The subject of this research are 72 students consisting of 36 students for grade 36 students to experimental and control classes obtained by cluster random sampling technique in class VII. Instruments are obtained from the test scores of students mathematics learning outcomes. Tests consisted of 20 questions in mulitiple choice. Data analysis technique used in this research are t-test to test the hypotesis with thitung 2,37 and ttabel 1,66 in taraf signifikansi 5% it’s mean thitung > ttabel (2, 37 > 1, 66) , then H0 rejected and Ha accepted. So it can be concluded that " The students who taught with cooperative learning type Snowball Throwing have mean score of students mathematics learning outcomes higher than who taught with convensional learning”. Therefore cooperative learning model type Snowball Throwing is effected to students mathematics learning outcomes.
Keywords: Cooperative Learning, Snowball Throwing, Learning Outcomes.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika. 3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. 4. Bapak Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd, pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Lia Kurniawati, MPd, pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika. 7. Ibu Halimatussadiyah, S.Ag, kepala MTs. Negeri Legok yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung. 8. Ibu Fiyanti Malawati, S.Pd, guru pamong tempat penulis mengadakan penelitian. 9. Ayah dan ibuku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Suami dan putriku tersayang yang senatiasa memberiku motivasi, dukungan, semangat dan pengertiannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
11. Kakak dan adikku tercinta yang senantiasa memberikan doanya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman ku tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan matematika angkatan 2005, semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan dimasa mendatang. 13. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangankekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan. Amin.
Jakarta, Oktober 2010 Penulis
Rahmadini Husna
iv
DAFTAR ISI
hal LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK ......................................................................................................
i
ABSTRACT .....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
6
D. Perumusan Masalah ....................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .....................................................................................
8
A. Deskripsi Teoretik .......................................................................
8
1. Pembelajaran Matematika .....................................................
8
a. Belajar dan Pembelajaran................................................
8
b. Hasil Belajar Matematika................................................
11
2. Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing ........
16
a. Model Cooperative Learning ..........................................
16
b. Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing ............
22
3. Pembelajaran Konvensional ..................................................
25
4. Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................
26
v
B. Kerangka Berpikir .......................................................................
27
C. Pengajuan Hipotesis ....................................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
30
1. Tempat Penelitian ................................................................
30
2.
Waktu Penelitian ..................................................................
30
B. Metode dan Desain Penelitian....................................................
30
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................
31
D. Teknik Pengumpulan Data................................................. ........
31
1.
Variabel yang Diteliti ..........................................................
31
2.
Data Penelitian .....................................................................
32
3.
Instrumen Penelitian ............................................................
32
a. Uji Validitas ....................................................................
33
b. Uji Reliabilitas ................................................................
35
c. Uji Taraf Kesukaran ........................................................
36
d. Uji Daya Beda.................................................................
37
E. Teknik Analisa Data...................................................................
38
1. Uji Normalitas ....................................................................
38
2. Uji Homogenitas ..................................................................
39
3. Pengujian Hipotesis .............................................................
40
F. Hipotesis Statistik ......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
44
A. Deskripsi Data.............................................................................
44
1.
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen....... 45
2.
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Kontrol ..........
47
B. Pengujian Persyaratan Analisis ...................................................
50
1.
Uji Normalitas .....................................................................
50
2.
Uji Homogenitas ..................................................................
52
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan .........................................
52
1.
Pengujian Hipotesis ................................................................ 52
vi
2. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 53 D. Keterbatasan Penelitian ...............................................................
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
60
A. Kesimpulan .................................................................................
60
B. Saran............................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan Kelompok Belajar Konvensional ..............................................................................
19
Tabel 2
Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................................................
30
Tabel 3
Desain Penelitian . ......................................................................
31
Tabel 4
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Balajar ........................................
32
Tabel 5
Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas .............................................
36
Tabel 6
Klasfikasi Interpretasi Taraf Kesukaran .....................................
37
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen .................................................................................
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol ........................................................................................
Tabel 9
45
Perbandingan
Hasil
Belajar
Matematika
48
Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...........................................
50
Tabel 10
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......
51
Tabel 11
Hasil Uji Homogenitas................................................................
52
Tabel 12
Hasil Uji Perbedaan Dengan Statistik Uji t ................................
53
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berpikir Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing .......................................................................................
28
Gambar 2 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen ..............................................
47
Gambar 3 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen ..............................................
49
Gambar 4. Pertanyaan Siswa Dalam Satu Kelompok ......................................
55
Gambar 5. Siswa melempar kertas yang digulung seperti bola .......................
56
Gambar 6. Siswa sedang melakukan diskusi kelompok ..................................
57
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Hasil Wawancara Pra Penelitian ..............................................
64
Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
67
Lampiran 3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ......
91
Lampiran 4.
Kertas Kerja Siswa ................................................................... 115
Lampiran 5.
Uji Coba Instrumen Tes ........................................................... 116
Lampiran 6.
Insrumen Tes ........................................................................... 120
Lampiran 7.
Jawaban Instrumen Tes ............................................................ 123
Lampiran 8.
Perhitungan Validitas Item Uji Coba Instrumen ...................... 124
Lampiran 9.
Perhitungan Reliabilitas Item Uji Coba Instrumen .................. 127
Lampiran 10. Langkah-Langkah Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Berbentuk Pilihan Ganda ........................................................ 129 Lampiran 11. Langkah-Langkah Perhitungan Daya Beda Tes Berbentuk Pilihan Ganda ......................................................... 131 Lampiran 12. Hasil Perhitungan Validitas, Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Tes Soal Postest ..................................................... 133 Lampiran 13. Lembar Keterangan Perbaikan Instrumen ................................ 134 Lampiran 14. Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol . 137 Lampiran 15. Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen............................................................................... 139 Lampiran 16. Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol .. 143 Lampiran 17. Uji Normalitas Kelas Eksperimen............................................ 147 Lampiran 18. Uji Normalitas Kelas Kontrol .................................................. 149 Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas .................................................. 151 Lampiran 20. Perhitungan Uji Hipotesis Statistik .......................................... 152 Lampiran 21. Tabel Nilai ”r” Product Moment .............................................. 154 Lampiran 22. Luas Kurva Di Bawah Normal................................................. 156
x
Lampiran 23. Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square)...................... 157 Lampiran 24. Nilai Kritis Distribusi F............................................................ 159 Lampiran 25. Nilai Kritis Distribusi t ............................................................. 161
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang sangat kompleks, karena pendidikan adalah suatu proses yang membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang ada. Hal ini senada dengan fungsi pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang Dasar Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak manusia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Banyak faktor yang saling menunjang dalam proses pendidikan, antara lain adalah sekolah. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang didalamnya terdapat proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Proses pembelajaran dan komponen yang ada didalamnya seperti guru, peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode pembelajaran, dan sarana serta prasarana yang tersedia merupakan hal-hal yang dapat menetukan suatu keberhasilan proses pendidikan. Saat ini salah satu hal yang dapat menunjukkan suatu keberhasilan proses pendidikan adalah melalui ujian nasional. Siswa atau peserta didik yang lulus dalam ujian nasional maka dinyatakan telah berhasil dalam proses pendidikan, sedangkan siswa yang tidak lulus dinyatakan belum berhasil dalam proses pendidikan. Salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam ujian nasional adalah matematika.
1
Undang-Undang RI No.20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas(Jakarta: depdiknas, 2006), h.7.
1
2
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang harus dikuasai oleh siswa pada jenjang pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Hal ini menunjukkan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki kedudukan penting dalam pendidikan, karena matematika merupakan bidang studi yang amat berguna dan banyak memberi bantuan dalam berbagai disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu maka dapat dikatakan setiap orang memerlukan pengetahuan matematika dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhannya. Mengingat pentingnya mata pelajaran matematika, maka pembelajaran matematika harus didesain agar menarik minat siswa dan menumbuhkan dorongan untuk belajar sehingga mereka terikat dalam proses pembelajaran matematika dan memiliki sikap positif terhadap matematika. Berdasarkan kenyataan yang ada, mungkin tidaklah mengejutkan kalau banyak siswa sekolah dan orang dewasa yang takut dengan matematika dan berusaha menghindarinya. Mereka sering kali percaya kalau hanya sedikit orang berbakat yang bisa sukses dalam matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika yang masih memprihatinkan.Selain itu, hal ini juga dapat dilihat dari data yang mendukung opini tersebut, yaitu : Dari hasil studi TIMSS tahun 2007 untuk siswa kelas VIII, menempatkan siswa Indonesia pada urutan ke-36 dari 49 negara dengan nilai rata-rata untuk kemampuan matematika secara umum adalah 397. nilai tersebut masih jauh dari standard minimal nilai rata-rata kemampuan matematika yang ditetapkan TIMSS yaitu 500. Prestasi siswa Indonesia ini berada dibawah siswa Malaysia dan Singapura. Siswa Malaysia memperoleh nilai rata-rata 593. 2 Skala matematika TIMSS-Benchmark Internasional menunjukkan bahwa siswa Indonesia berada pada peringkat bawah, Malaysia pada peringkat tengah, dan Singapura berada pada peringkat atas. Padahal jam pelajaran matematika di Indonesia 136 jam
2
Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International Mathematics Report”, dari http://timss.bc.edu/TIMSS2007/techreport.html, 6 September 2009, h. 38.
3
untuk kelas VIII, lebih banyak dibanding Malaysia yang hanya 123 jam dan Singapura 124 jam. 3 Rendahnya hasil belajar juga terjadi di MTs. Negeri Legok. Hal ini terlihat dari data nilai ulangan harian kelas VII yang rata-rata siswanya masih mendapatkan nilai di bawah kkm. Selain itu, hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika juga menunjukkan masih banyak masalah–masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika. Diantaranya adalah motivasi belajar siswa yang rendah, kemampuan dasar mereka juga rendah, dan tidak adanya dukungan dari orang tua untuk belajar. 4 Rendahnya motivasi belajar juga mengakibatkan siswa tidak aktif dalam bertanya, entah karena takut maupun karena mereka tidak tahu apa yang ingin mereka tanyakan. Puncak dari proses belajar adalah hasil belajar siswa yaitu dengan adanya penilaian. Dalam penilaian hasil belajar, yang memberikan batasan atau ukuran terhadap penilaian tersebut adalah guru. Guru merupakan kunci dalam pembelajaran, karena guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. 5 Bagaimana mengoptimalkan hasil belajar matematika siswa adalah tugas seorang pendidik. Untuk itulah dalam proses pembelajaran dibutuhkan suatu paradigma baru yang diyakini mampu memecahkan masalah tersebut. Paradigma baru itu ditandai oleh pembelajaran dengan inovasi-inovasi yang berangkat dari hasil refleksi terhadap eksistensi paradigma lama yang mengalami masa suram menuju paradigma baru. Beberapa hal yang menandakan pembelajaran paradigma lama mengalami masa suram, antara lain guru sebagai pengajar bukan pendidik, sekolah terikat dengan jadwal yang ketat, basis belajar hanya berkutat pada fakta, isi pelajaran, dan teori semata, hafalan menjadi agenda utama bagi siswa, komputer lebih dipandang sebagai objek, penggunaan media statis lebih mendominasi, komunikasi terbatas, penilaian lebih bersifat normatif. 6 Selain itu, 3
Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International …………h.195. Fiyanti malawati, Wawancara, Legok, 15 Juni 2010. 5 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.250. 6 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, h. 7. 4
4
pada saat proses pembelajaran berlangsung juga terlihat kurangnya kerja sama antara sesama siswa, misalnya saja siswa yang pandai tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan kepada temannya yang belum mengerti akan materi pelajaran yang disampaikan. Paradigma lama tersebut tampaknya sudah tidak relevan lagi untuk kondisi saat ini yang ditandai oleh perubahan di segala aspek. Pada proses pembelajaran dengan paradigma lama masih kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan sehingga proses pembelajaran jadi monoton. Pembelajaran harus turut berubah seiring dengan perubahan aspek yang lainnya sehingga terjadi keseimbangan dan kesesuaian. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model cooperative
learning.
Model
cooperative
learning
merupakan
kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama dan saling membantu mengkonstruksi konsep, dan memahami materi pelajaran. Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, membentuk hubungan persahabatan, menimba informasi, belajar menggunakan
sopan-santun,
meningkatkan
motivasi
siswa
dan
belajar
mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pikiran orang lain. Dalam cooperative learning siswa diminta untuk bekerjasama menyelesaikan masalah dengan menyatukan pendapat demi memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual.
5
Salah satu teknik pembelajaran dalam model cooperative learning adalah snowball throwing. Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir, dapat diartikan sebagai tipe pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama siswa. 7 Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara, akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas. Pembelajaran Snowball Throwing dinilai cocok diterapkan di Sekolah Menengah Pertama khususnya untuk pelajaran matematika, karena sesuai dengan inti dari pembelajaran Snowball Throwing yaitu siswa berkreatifitas dalam membuat soal matermatika dan menjawab pertanyaan yang diberikan temannya dengan sebaik-baiknya. Siswa dapat belajar efektif dengan perasaan senang, karena siswa bisa mendiskusikan gagasan atau yang menjadi pemikirannya dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat baik, karena akan terbentuk persepsi bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat menarik, dan tujuan pembelajaran akan tercapai sehingga hasil belajar siswa juga akan baik. Berawal dari alasan diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang hal itu dengan mengangkat judul : “ Pengaruh Model Coopertive Learning Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1.
Masih rendahnya hasil belajar matematika pada siswa
2.
Kurangnya variasi model pembelajaran dalam proses pembelajaran 7
http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/
6
3.
Proses pembelajaran yang berlangsung masih monoton.
4.
Kurangnya kerja sama antara sesama siswa saat belajar.
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada masalah perbandingan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas VII, pada materi bilangan bulat. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model cooperative learning tipe Snowball Throwing dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada pelajaran matematika?
2.
Apakah terdapat pengaruh model cooperative learning tipe snowball throwing terhadap hasil belajar matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya, antara lain: 1.
Bagi siswa, dapat membantu dalam memahami pelajaran matematika, mengoptimalkan kemampuan berpikir, tanggung jawab, dan kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
7
2.
Bagi guru, dapat menjadi masukan dalam hal melaksanakan pembelajaran dan menambah wacana tentang model pembelajaran yang efektif sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
3.
Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan tentang proses pembelajaran dengan model cooperative learning tipe snowball throwing di bidang matematika.
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik 1.
Pembelajaran Matematika a. Belajar dan Pembelajaran Belajar
merupakan
komponen
paling
vital
dalam
setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar sesungguhnya tidak pernah ada jenjang pendidikan. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Berhasil atau gagalnya proses pendidikan amat tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika para siswa itu disekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri. Terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Whittaker dalam Djamarah merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 1 Pengertian tersebut senada dengan pendapat fontana yang menyatakan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. 2 Dengan adanya latihan atau pengalaman maka siswa akan terbiasa dan selalu teringat akan proses belajar yang terjadi. Crow dalam Sagala mengemukakan bahwa belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. 3 Dari beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah 1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009), h.12. Erman Suherman,dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (IMSTEP, Jurusan Pendidikan FMIPA UPI,2001), h.8 3 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.13. 2
8
9
upaya untuk mendapatkan perubahan mulai dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mampu menjadi mampu dan itu semua diperoleh karena latihan yang berulang-ulang dan pengalaman. Berbagai eksperimen dilakukan para ahli psikologi tentang proses belajar mengajar berhasil mengungkapkan serta menemukan sejumlah prinsip atau kaidah yang merupakan dasar-dasar dalam melakukan proses dan mengajar atau pembelajaran. Menurut Suprijono, prinsip-prinsip belajar meliputi, perubahan perilaku, belajar merupakan proses dan belajar merupakan bentuk pengalaman. 4 Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari, kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya, fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup, positif atau berakumulasi, aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, permanen atau tetap, bertujuan dan terarah, mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organic. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Menurut Muhibbin, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 5 1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
4
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), h.4. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), h.132. 5
10
Dalam kegiatan yang disebut belajar harus ada 4 kondisi yang fundamental pada diri orang yang belajar, yaitu adanya: a) Suatu dorongan atau kebutuhan untuk belajar/mempelajari sesuatu. b) Suatu perangsangan atau isyarat tertentu sebagai signal/ tanda materi yang akan dipelajari. c) Suatu respon utama dari diri orang yang belajar, apakah berupa tindakan motorik, pengamatan, pemikiran, penghayatan atau perubahan fisiologis. d) Suatu ganjaran pengukuhan sebagai hasil belajar yang dicapai. Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dengan peserta didik. Interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Tanpa adanya interaksi antara guru dengan peserta didik, maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara maksimal. Dimyati dan Mudjiono menyatakan pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. 6 Hal ini senada dengan UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 7 Sebelum memulai proses pembelajaran guru harus mempersiapkan model dan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang terprogram dalam desain instruksional dengan menggunakan sumber belajar untuk mengembangkan kreatifitas berpikir dan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru siswa sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
6 7
Syaiful Sagala, Konsep ..........................................., h.62. Syaiful Sagala, Konsep............................................, h.62.
11
b. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Menurut Abdurrahman, “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.” 8 Muhibbin mengemukakan arti hasil belajar adalah “ segenap aspek psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa.” 9 Sudjana mengemukakan bahwa hasil belajar adalah “suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap dan cita-cita”. 10 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah siswa mengalami proses belajar, dimana terdapat perubahan dalam tingkah laku maupun pola pikir siswa yang dapat diamati dan diukur karena hasil belajar menentukan tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Kinsley membagi 3 macam hasil belajar yakni: 11 (a) keterampilan dan kebiasaan (b) pengetahuan dan pengertian (c) sikap dan cita-cita. Merujuk pemikiran Gagne, ada lima kategori hasil belajar yaitu: 12 (1) Informasi verbal yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan yang tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. (2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat
khas
untuk
mempresentasikan
konsep
dan
lambang.
Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, 8
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), Cet.II, h. 37. 9 Muhibbin Syah, Psikologi.................................., h.150 10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Matematika,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 22 11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil……, hal. 22 12 Agus Suprijono, Cooperative ..................................., h.5-6.
12
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsipprinsip keilmuan. (3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. (4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap
objek
tersebut.
Sikap
berupa
kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Bloom dan Rathwol mengkategorikan jenis perilaku hasil belajar kepada tiga jenis ranah yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. 13 Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kerja otak. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang/level proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Menurut revisi Bloom, keenam level tersebut adalah: 14
13
Knowledge (Pengetahuan)
Remembering (Mengingat)
Comprehension
Understanding
(Pemahaman)
(Memahami)
Application
Applying
(Aplikasi)
(Mengaplikasikan)
Analysis
Analyzing
(Analisa)
(Menganalisa)
Synthesis
Evaluating
(Perpaduan)
(Mengevaluasi)
Evaluating
Creating
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2009), h .17 Prasetyo Wijaya, Mengetahui Level Soal Matematika Dengan Taksonomi Bloom, http://www.doestoe.com/does/4956972/Mengetahui-level-soal-matematika-dengan-taksonomibloom 14
13
(Evaluasi)
(Membuat)
Keterangan : 1. Remembering (Mengingat) Pada level ini, kerja otak kita hanya mengambil informasi dalam satu langkah dan menulisnya secara apa adanya. 2. Understanding (Memahami) Pada level ini, kerja otak kita mengambil informasi dalam satu langkah dan menjelaskannya secara gamblang. 3. Applying (Mengaplikasikan) Pada level ini, kerja otak kita mengambil informasi dalam satu langkah dan menerapkan informasi itu untuk memecahkan persoalan yang ada. 4. Analyzing (Menganalisa) Pada level ini, kerja otak kita mengambil informasi dalam satu langkah dan menerapkan informasi itu untuk memecahkan persoalan yang ada. Akan tetapi informasi itu belum bisa memecahkan permasalahan, sehingga dibutuhkan informasi lain yang berbeda dari informasi sebelumnya untuk memecahkan permasalahan. 5. Evaluating (Mengevaluasi) Pada level ini, kita dihadapkan pada permasalahan yang menuntut suatu keputusan. Dimana keputusan ini diambil setelah kita melakukan analisa secara menyeluruh. 6. Creating (Membuat) Pada level ini, kita diharuskan untuk menghasilkan sesuatu hal/rumus yang baru yang bisa kita gunakan untuk memecahkan persoalan. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar tiap individu berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Abdurrahman
14
menyatakan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri anak dan faktor yang berasal dari lingkungan.
15
Faktor yang datang dalam
diri siswa antara lain kemampuan yang dimilikinya, minat, perhatian, motivasi belajar, konsep diri, sikap, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang datang dari luar meliputi orang tua, guru, teman sekolah, dan sebagainya. Hasil belajar yang baik dapat diperoleh dengan belajar yang berulangulang, hal ini seperti pada proses belajar matematika. James dan James mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Reys menyatakan bahwa matematika adalah “ telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.” 16 Berdasarkan beberapa definisi matematika yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai konsep-konsep yang memiliki pola dan hubungan antara satu dengan yang lainnya serta dapat digunakan sebagai alat untuk berpikir. Bruner mengemukakan bahwa belajar matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur yang tercakup dalam pokok bahasan yang diajarkan, serta keterkaitan antara konsep-konsep dan strukturstruktur tersebut. 17 Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif, peserta didik lebih mudah mengingat materi itu bila yang dipelajari merupakan pola yang berstruktur. Menurut Cockroft siswa perlu belajar matematika karena : 18 (1) selalu digunakan dalam semua bidang kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara 15
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi............., h. 42 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran ...., h.18-19. 17 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran ...., h. 44. 18 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi.........., h.253 16
15
(5) meningkatkan kemampuan berfikir logis dan ketelitian (6) dapat memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang Matematika merupakan bahan pelajaran yang objektif berupa fakta, konsep, operasi, dan prinsip yang semuanya adalah abstrak, maka dapat dikatakan hasil belajar matematika siswa sebagian besar dinilai oleh guru pada ranah kognitifnya, penilaiannya dilakukan dengan tes hasil belajar matematika. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika tersebut sesuai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil belajar matematika siswa yang akan diukur dalam penelitian ini adalah pada ranah kognitifnya saja yaitu berupa tes formatif pokok bahasan bilangan bulat. Materi bilangan bulat berkaitan dengan materi bilangan cacah yang telah dipelajari oleh peserta didik pada tingkat sekolah dasar. Hasil belajar matematika dipengaruhi oleh pembelajaran matematika yang diartikan sebagai proses belajar matematika oleh siswa dengan bantuan/pendampingan dari guru. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran matematika, kegiatan utama dilakukan oleh siswa untuk mempelajari bahan ajar matematika dalam rangka menguasai kompetensi yang telah ditetapkan guru matematika. Pembelajaran matematika tidak bisa terlepas dari sifat-sifat matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa yang kita ajar. Oleh karena itulah kita perlu memperhatikan beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran matematika. 19 a. pembelajaran matematika adalah berjenjang bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang, yaitu dimulai dari hal yang konkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang sederhana 19
Erman Suherman,dkk., Strategi Pembelajaran..........................., h. 65
16
ke hal yang kompleks, dari konsep yang mudah menuju konsep yang lebih sukar b. pembelajaran matematika mengikuti metode spiral dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Metoda spiral bukanlah mengajarkan konsep hanya dengan pengulangan atau perluasan saja tetapi harus ada peningkatan. Spiralnya harus spiral naik bukan spiral datar. c. pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif pemahaman konsep-konsep matematika melalui contoh-contoh tentang sifat-sifat yang sama yang dimiliki dan yang tidak dimiliki oleh konsepkonsep tersebut merupakan tuntutan pembelajaran matematika. d. pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan terdahulu yang telah diterima kebenarannya. 2.
Model Coopertive Learning Tipe Snowball Throwing a. Model Cooperative Learning Menurut Joyce model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. 20 Model pembelajaran merupakan suatu pedoman yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar.
20
Trianto, Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal. 5
17
Model pembelajaran mempunyai empat ciri, yaitu: 21 1) rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya 2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai) 3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil 4) lingkungan belajar yan diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Model cooperative learning ditandai oleh struktur tugas, tujuan, dan dan reward yang kooperatif. Siswa dalam situasi cooperative learning didorong dan/atau dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas itu. Slavin dalam Isjoni mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat membuat siswa lebih bergairah dalam belajar. 22 Sedangkan Johnson mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
23
Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang
menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok dengan pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.
21
Trianto, Model- Model Pembelajaran….., hal. 6 Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.15. 23 Isjoni, Cooperative ............................................................, h.15-16. 22
18
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius, yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk social. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama tidak akan ada keluarga, organisasi atau sekolah. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Langkahlangkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. 24 a). Menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi kepada siswa. b). Menyajikan informasi. c). Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d). Membimbing kelompok belajar dan bekerja. e). Evaluasi. f). Memberikan penghargaan kapada kelompok-kelompok belajar. Unsur- unsur yang ada dalam pembelajaran kooperatif : 25 1. Mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama sebagai latihan hidup bermasyarakat. 2. Saling ketergantungan positif antar individu (tiap individu punya kontribusi dalam mencapai tujuan) dalam satu kelompok. 3. Siswa mempunyai tanggung jawab secara individu. 4. Temu muka dalam proses pembelajaran. 5. Komunikasi antar anggota kelompok. 6. Evaluasi proses pembelajaran kelompok. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif tersebut diberitahukan kepada siswa dengan harapan agar siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, sehingga menunjukkan sikap baik dalam proses belajar
h. 52.
24
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009),
25
Yatim Riyanto, Paradigma................, h.269-270.
19
mengajar yang pada akhirnya kemampuan akademik atau hasil belajar siswa menjadi baik, sesuai dengan teori perkembangan yang mengasumsikan bahwa interaksi antar siswa di sekitar tugas-tugas yang sesuai, meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 26 1. Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 2. Siswa dalam kelompok sehidup semati. 3. Siswa melihat semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. 4. Siswa membagi tugas dan dan tanggung jawab yang sama. 5. Akan dievaluasi untuk semua. 6. Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama. 7. Diminta untuk mempertanggungjawabkan individual materi yang ditangani. Ada beberapa perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional, yaitu: 27 Tabel 1 Pebedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan Kelompok Belajar Konvensional Kelompok belajar kooperatif
Kelompok belajar konvensional
Adanya saling ketergantungan positif,
Guru sering membiarkan adanya
saling membangun, dan saling
siswa yang mendominasi kelompok
memberikan motivasi sehingga ada
atau menggantungkan diri pada
interaksi positif
kelompok
Adanya akuntabilitas individual yang Akuntabilitas mengukur
penguasaan
materi diabaikan
individual
sehingga
sering
tugas-tugas
pelajaran tiap anggota kelompok, dan sering di borong oleh salah seorang kelompok diberi umpan balik tentang anggota
kelompok
sedangkan
hasil belajar para anggotanya sehingga anggota kelompok lainnya hanya 26
Yatim Riyanto, Paradigma................, h. 270. Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukvistik (Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya), (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h.43-44 27
20
dapat saling mengetahui siapa yang “mendompleng”
keberhasilan
memerlukan bantuan dan siapa yang “pemborong” dapat memberikan bantuan Kelompok belajar heterogen, baik Kelompok homogeny dalam kemampuan akademik, jenis
belajar
biasanya
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan Pimpinan kelompok dipilih secara Pemimpin demokratis
atau
bergilir
kelompok
sering
untuk ditentukan oleh guru atau kelompok
memberikan pengalaman memimpin dibiarkan bagi para anggota kelompok
untuk
memilih
pemimpinnya dengan cara masingmasing
Keterampilan social yang diperlukan Keterampilan sosial sering tidak dalam kerja gotongroyong seperti secara langsung diajarkan kepemimpinan, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan Pada saat belajar kooperatif sedang Pemantauan melalui observasi dan berlangsung guru terus melakukan intervensi sering tidak dilakukan pemantauan melalui observasi dan oleh melakukan
intervensi
jika
guru
pada
saat
belajar
terjadi kelompok sedang berlangsung
masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok Guru memperhatikan secara proses Guru sering idak memperhatikan kelompok
yang
terjadi
dalam proses
kelompok-kelompok belajar Penekanan
tidak
penyelesaian hubungan
tugas
hanya tetapi
interpersonal
kelompok
yang
terjadi
dalam kelompok-kelompok belajar pada Penekanan
sering
juga penyelesaian tugas
(hubungan
antar pribadi yang saling menghargai)
hanya
pada
21
Model Cooperative Lerning akan berjalan dengan baik pada kelas yang kemampuan siswanya merata, namun sebenarnya kelas dengan kemampuan siswa yang bervariasi lebih membutuhkan model ini. Secara umum, kelompok heterogen disukai oleh para guru yang telah menggunakan model pembelajaran cooperative learning. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik, dan gender, dan kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. 28 Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (2000), yaitu : 29 a.
Hasil belajar akademik Dalam coopertive learning selain memiliki beragam tujuan sosial, juga dapat memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan koopertif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
b.
Penerimaan terhadap individu Model cooperative learning juga bertujuan agar siswa dapat bergaul secara luas dengan orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.
28
Anita Lie, Cooperative Learning( mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas), (Jakarta : PT. Grasindo, 2009), h.43. 29 Isjoni, Cooperative .................., h.27-28.
22
c.
Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga cooperative leaning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilanketrampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. Kelebihan model Cooperative Learning menurut Jarolimek & Parker
(1993) adalah sebagai berikut : 30 1) adanya saling ketergantungan yang positif antara siswa 2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas 4) tercipta suasana kelas yang menyenangkan sehinggan membuat siswa merasa rileks 5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru 6) siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. b. Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing Salah satu tipe yang ada pada cooperative learning adalah Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ yang dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama siswa. 31 Dilihat dari pendekatan yang digunakan, tipe Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau 30
Isjoni, Cooperative ................., h.24.
http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/
31
23
berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas. Tipe pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas membuat soal matematika dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaikbaiknya. 32 Dengan demikian, siswa dituntut untuk membaca materi yang akan dipelajari sebelum proses pembelajaran. Secara rinci langkah-langkah penggunaan tipe pembelajaran Snowball Throwing ini dapat diuraikan sebagai berikut. 33 a). Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan b). Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. c). Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya d). Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. e). Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain f). Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/
32 33
Yatim Riyanto, Paradigma Baru .............., h.280.
24
g). Evaluasi h). Penutup Penggunaan model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran matematika dapat memberikan dampak positif bagi siswa, karena model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing memiliki beberapa kelebihan, antara lain : 34 1. Melatih kesiapan siswa dalam proses pembelajaran 2. Siswa saling memberikan pengetahuan. Penerapan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dinilai cocok dalam pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan bilangan bulat sesuai indikator dalam KTSP, yaitu menyelesaikan operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran Snowball Throwing siswa dilatih untuk selalu siap dalam membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diperoleh dari siswa lain. Semakin banyak siswa menjawab pertanyaan sama dengan siswa mengerjakan latihan secara berulang-ulang. Penggunaan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing pada pembelajaran bilangan bulat dimulai dengan pembentukan kelompok. Kemudian masing-masing ketua kelompok maju ke depan kelas untuk mendapatkan informasi materi yang akan dipelajari, misalnya operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Tahap berikutnya adalah setiap siswa mendapatkan satu lembar kertas kerja dan membuat pertanyaan yang bersangkutan dengan opersi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Selanjutnya adalah melempar kertas kerja yang sudah berisi pertanyaan dan digulung seperti bola kepada siswa lain yang berbeda kelompok. Setiap siswa mempunyai tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan yang diperoleh dari siswa lain dan melakukan diskusi dengan kelompoknya untuk membahas setiap pertanyaan dalam satu kelompok. 34
http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/19/snowball-throwing/
25
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan presentasi dari beberapa kelompok, karena waktu yang ada tidak memungkinkan setiap kelompok untuk melakukan presentasi. Pemilihan kelompok yang maju presentasi berdasarkan pada pertanyaan yang lebih bervariasi dari kelompok lainnya. Kemudian guru membimbing siswa dalam evaluasi dan membuat kesimpulan. 3.
Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional adalah sebuah pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran konvensional, guru memiliki peranan yang sangat penting. Guru dituntut untuk menjelaskan materi dari awal hingga akhir pelajaran untuk menjamin bahwa semua siswa mengerti akan materi tersebut. Pembelajaran konvensional menyebabkan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran yang berlangsung lebih berpusat pada guru dan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah. Hal ini menyebabkan kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Siswa lebih banyak mendengarkan, mencatat, dan akhirnya menghafal penjelasan yang diberikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran siswa hanya sekali-kali bertanya mengenai hal-hal yang disampaikan oleh guru dan biasanya hal tersebut dilakukan oleh siswa yang sama. Sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif. Ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran lebih berpusat pada guru 2. Siswa biasanya lebih pasif dalam proses pembelajaran 3. Siswa merupakan objek pembelajaran 4. Siswa belajar dengan menghafal 5. Bahan ajar biasanya dalam bentuk ceramah, tugas tulis dan media lain menurut pertimbangan guru 6. Komunikasi antara guru dengan siswa adalah komunikasi satu arah
26
4.
Hasil Penelitian yang Relevan Salah satu penelitian yang menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing adalah Silfia Maulida dalam penelitiannya yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Kolaborasi Model Quantum Teaching dan Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada kelas X-1 SMA Negeri 7 Yogyakarta” Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Quantum Teaching yang dikolaborasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa meliputi tahap tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa tampak dari hasil rubric penilaian komunikasi matematika dari kategori “Sedang” dengan persentase 64,08% pada siklus I menjadi kategori “Tinggi” dengan persentase 77,11% pada siklus II. Hal ini didukung dengan hasil tes kemampuan komunikasi matematika siswa yang meningkat dari pre tes dengan persentase 42,71% dalam kategori “Rendah” menjadi 60,73% dalam kategori “Sedang” pada post tes siklus I dan pada post tes siklus II menjadi 65,11% dalam kategori “Tinggi”. 35
Penelitian lain yang menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing adalah Ari Daryani dalam penelitiannya yang berjudul ”Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada kelas VII G SMP Negeri 1 Godong.
Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep pada sub pokok persegi panjang dan persegi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan: 1) dengan model pembelajaran Snow Ball Throwing dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa yang mengerjakan soal ke depan kelas sebelum putaran mencapai 15% dan di akhir putaran mencapai 72,5%, Mengajukan ide/gagasan sebelum putaran mencapai 35
Silfia Maulida, Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Kolaborasi Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 7 Yogyakarta
27
12,5% dan diakhir putaran mencapai 65%, keaktifan bertanya sebelum putaran 7,5% dan di akhir putaran mencapai 67,5%. 2) hasil belajar matematika siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Snow Ball Throwing, disini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dengan nilai ≥ 60 sebelum putaran 10% dan diakhir putaran mencapai 70%, hasil belajar dengan nilai < 60 sebelum putaran mencapai 90% dan diakhir putaran mencapai 30%. 36 Melihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing menggunakan sangat efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang menggunakan model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing. d. Kerangka Berpikir Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Namun, penelitian tentang matematika seringkali dianggap sebagai terbatas, individualistik atau kompetitif. Satu pekerjaan atau perjuangan yang semata-mata ditujukan untuk memahami materi atau memecahkan masalah yang ditugaskan. Mungkin tidaklah mengejutkan kalau banyak siswa sekolah dan orang dewasa yang takut dengan matematika dan berusaha menghindarinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran matematika. Pada proses pembelajaran dengan paradigma lama masih kurang variasi model pembelajaran yang digunakan sehingga proses pembelajaran jadi monoton. Pembelajaran harus turut berubah seiring dengan perubahan aspek yang lainnya sehingga terjadi keseimbangan dan kesesuaian.
36
Ari Daryani, Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui model pembelajaran snowball throwing, http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/
28
Salah
satu
model
pembelajaran
yang
dikembangkan
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model cooperative learning. Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba informasi, belajar menggunakan sopansantun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sifat terrhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain. Tipe dari model cooperative learning salah satunya adalah tipe snowball throwing. Tipe pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas membuat soal matematika dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaik-baiknya. Penerapan tipe Snowball Throwing ini dalam pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan bilangan bulat melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik. Sehingga hasil belajar siswa juga akan lebih baik. Secara grafis, penulis menggambarkan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut : Materi Pembelajaran
Guru Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
Bilangan Bulat
Hasil belajar matematika siswa meningkat Gambar 1 Kerangka Berpikir Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing
29
e.
Pengajuan Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada MTs. Negeri Legok yang beralamat di Jl H Abdurrahman No 85 A Pagedangan, Tangerang. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 pada bulan Agustus sampai dengan bulan September 2010. Waktu pelaksanaan penelitian akan terlihat pada tabel dibwah ini :
Tabel 2 Waktu Pelaksanaan Penelitian Waktu
Kegiatan Permohonan izin observasi dan
15 Juni 2010
wawancara dengan guru bidang study
21 Juli 2010
Permohonan izin penelitian
2 Agustus 2010 – 1 September 2010 4 Agustus 2010
Penelitian Uji validitas instrument
22 September 2010
Pemberian postes
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (penelitian semu), yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas dengan perlakuan model
30
31
Cooperative Learning tipe snowball throwing dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Subject Posttest Only Control Group Design dengan rincian sebagai berikut : 1 Tabel 3 Desain Penelitian Kelas
Perlakuan
Post Test
Eksperimen Kontrol
Keterangan : : Perlakuan dengan Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing : Tes akhir yang sama pada kedua kelas C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Negeri Legok . Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Negeri Legok. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel acak kelas. Setelah dilakukan sampling terhadap enam kelas yang ada diperoleh sampel adalah kelas VII 4 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang dan kelas VII 6 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel yang Diteliti a. Variabel bebas : Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing b. Variabel Terikat : Hasil belajar matematika pada pokok bahasan bilangan bulat.
1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 185
32
2. Data Penelitian Data penelitian diambil dari hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari skor tes formatif pada pokok bahasan bilangan bulat dimana tes yang dikerjakan oleh kedua kelas tersebut sama, yang dilakukan pada akhir pokok bahasan materi bilangan bulat. 3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 buah soal untuk mengukur hasil belajar matematika siswa. Dimana 10 soal merupakan hasil dari uji validitas dan 10 soal dari perbaikan instrumen dengan pembimbing dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut:
Tabel 4 KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat 1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah Indikator
Membedakan bilangan bulat positif dan
Kemampuan C1 C2 C3 √
Nomor soal 1
bilangan bulat negative √
Menyatakan hubungan antara dua bilangan
2
bulat Menyelesaikan operasi tambah,kurang, kali,
√
√
bagi, pangkat dan akar kuadrat bilangan bulat termasuk operasi campuran √
3, 4, 7, 20 18, 19 5, 14, 16
33
Menentukan dan menjelaskan sifat-sifat operasi
√
6
√
8, 9
hitung pada bilangan bulat Menentukan KPK danFPB dengan memfaktorkan Menggunakan KPK dan FPB untuk
√
10
menyelesaikan masalah Menaksir hasil perkalian, pembagian dan
√
11, 12
17
melakukan pembulatan bilangan bulat Menghitung akar kuadrat suatu bilangan Menggunakan sifat-sifat penjumlahan,
√
√
13, 15
pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah
Jumlah
20
Keterangan: C1 = Mengingat C2 = Memahami C3 = Mengaplikasikan Instrumen terlebih dahulu diuji cobakan sebelum digunakan sehingga didapatkan instrumen yang baik. Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen. a. Uji Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pada instrumen tes hasil belajar matematika, validitas yang digunakan adalah validitas item, yaitu mengkur yang dimiliki oleh
34
sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Pengujian validitas item untuk tes berbentuk pilihan ganda dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biserial, yaitu: 2
= Keterangan: = Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item. = Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul. = Skor rata-rata dari skor total. SDt = Deviasi standar dari skor total. P
= Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
q
= Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya. Setelah diperoleh harga
, selanjutnya dilakukan pengujian
validitas dengan membandingkan harga s terlebih dahulu menetapkan degrees of
dan
product moment,
freedomnya atau derajat
kebebasannya, dengan rumus dk = n – 2. Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga
product moment pada taraf signifikansi 5 %.
Kriteria pengujiannya adalah jika dan jika
, maka soal tersebut valid
maka soal tersebut tidak valid. Dari hasil uji
validitas 30 soal yang diujicobakan terdapat 10 soal yang valid (pada lampiran 8) dan 10 soal yang yang telah diperbaiki.
2
hal. 78-79
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
35
b. Uji reliabilitas Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Pengujian reliabilitas untuk tes berbentuk pilihan ganda dalam penelitian ini menggunakan rumus KR-20, yaitu: 3
r
11
⎛ n ⎞ ⎛ S 2 − ∑ pq ⎞ ⎟⎟ ⎟⎟ ⎜⎜ = ⎜⎜ S2 ⎝ ( n − 1) ⎠ ⎝ ⎠
Keterangan: r11
= Koefisien reliabilitas tes.
n
= Banyaknya butir item.
1
= Bilangan konstan.
st 2
= Varian total.
pi
= Proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.
qi
= Proporsi testee yang jawabannya salah, atau qi = 1 - pi .
∑ pi qi = Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi .
Klasifikasi interpretasi reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut: 4
3
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet. II, hal. 131-132 4 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet. II , h. 132
36
Tabel 5 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Nilai Korelasi
Interpretasi
r11 ≤ 0,20
Tidak ada korelasi
0,20 < r11 ≤ 0,40
Korelasi rendah
0,40 < r11 ≤ 0,70
Korelasi sedang
0,70 < r11 ≤ 0,90
Korelasi tinggi
0,90 < r11 < 1,00
Korelasi sangat tinggi
r11 = 1,00
Korelasi sempurna
Dari uji reliabilitas yang dilakukan pada butir soal yang valid didapatkan reliabilitas sebesar 0,48 (pada lampiran 9) dengan tingkat reliabilitas sedang c. Uji Taraf Kesukaran (Difficulty Index) Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Semakin besar indeks menunjukan semakin mudah butir soal. Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5. Rumusnya adalah sebagai berikut: : 5 P= Keterangan:
5
P
= Indeks kesukaran
B
= Jumlah seluruh siswa yang menjawab soal benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar ... h. 208.
37
Tabel 6 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran Nilai Dp
Interpretasi
P = 0,00
Sangat sukar
0,00 < P ≤ 0,30
Sukar
0,30 < P ≤ 0,70
Sedang
0,70 < P ≤ 1,00
Mudah
P = 1,00
Sangat mudah
d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminan. Indeks diskriminan ini dikenak dengan tanda negative yang berarti bahwa suatu soal itu terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk menemukan indeks diskriminan adalah: 6
D=
-
=
-
Keterangan: D
= daya pembeda
PA
= proporsi kelas atas yang menjawab benar
PB
= proporsi kelas bawah yang menjawab benar
BA = banyak golongan atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal. BB = banyak golongan bawah yang menjawab benar untuk setiap butir soal. 6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar…., hal. 213
38
JA = jumlah siswa kelas atas JB = jumlah siswa kelas bawah Klasifikasi daya pembeda: 7 DP = 0, 00
= sangat jelek
0,00 < DP
0,20 = jelek
0,20 < DP
0,40 = cukup
0,40 < DP
0,70 = baik
0,70 < DP 1,00 = sangat baik
E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik, uji statistik yang digunakan adalah uji-t untuk menguji hipotesis. Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis data. 1.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan
uji
kai
kuadrat
(chi
square).
Adapun
prosedur
pengujiannya adalah sebagai berikut: 8 a. Menentukan hipotesis H0 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal b. Menentukan rata-rata. c. Menentukan standar deviasi. 7
Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian...........hal. 135 8 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar…, h. 149 – 150.
39
d. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi. 1) Rumus banyak kelas: (aturan Struges) K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek 2) Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil 3) Panjang kelas (P) =
R K
e. Cari χ 2 hitung dengan rumus:
χ
2
hitung
=∑
(Oi
− Ei ) Ei
2
f. Cari χ 2 tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K) – 3 dan taraf kepercayaan 95 % atau taraf signifikansi α = 5%. g. Kriteria pengujian: Jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , maka H0 diterima Jika χ 2 hitung > χ 2 tabel , maka H0 ditolak 2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher (F). Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: 9 a. Menentukan hipotesis H0 : σ 1 = σ 2
2
H1 : σ 1 ≠ σ 2
2
2
2
b. Cari Fhitung dengan rumus: F=
Varians terbesar Varians terkecil
c. Tetapkan taraf signifikansi (α) d. Hitung Ftabel dengan rumus: 9
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. III, h. 249.
40
Ftabel = Fα 2
( n1 −1, n2 −1)
e. Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu: Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0 : Kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama. H1 : Kedua kelompok sampel mempunyai varians yang berbeda. 3.
Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, kemudian untuk mengetahui pengaruh model cooperative learning tipe snowball throwing terhadap hasil belajar matematika siswa digunakn uji-t. Melakukan uji-t pada taraf signifikan alpha = 0,05 dengan rumus sebagai berikut: a) uji t untuk varian yang homogen
t=
X1 − X 2 S gab
1 1 + n1 n 2
dk = n1 + n 2 − 2 b) uji t untuk varian yang tidak homogen
t =
X1 − X 2 S 12 S 22 + n1 n2
41
dk =
⎛ S12 S 22 ⎜ ⎜n + n 2 ⎝ 1
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
2
2
⎛ S12 ⎞ ⎛ S 22 ⎞ ⎜ n ⎟ ⎜ n ⎟ 1⎠ 2 ⎠ ⎝ +⎝ n −1 n2 − 1
2
Keterangan : t : harga uji statistik X 1 : rata-rata hasil belajar matematika kelompok Eksperimen X 2 : rata-rata hasil belajar matematika kelompok Kontrol S gab : varian gabungan
n1 : jumlah sampel kelas eksperimen n 2 : jumlah sampel kelas kontrol S12 : varian data pada kelompok eksperimen S 22 : varian data pada kelompok kontrol Kriteria pengujian: Tolak Ho jika thitung > t tabel Terima Ho jika thitung < t tabel Jika dalam perhitungan uji normalitas diperoleh bahwa kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka untuk menguji hipotesis menggunakan uji non parametrik. Adapun jenis uji non parametrik yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Mann-Whitney (Uji ”U”) untuk sampel besar dengan taraf signifikasi α = 0,05. Adapun langkah-langkah dalam tes U Mann-Whitney adalah sebagai berikut:
42
a. Tentukan harga-harga n1 dan n2. n1 untuk jumlah siswa yang lebih sedikit, dan n2 untuk jumlah siswa yang lebih banyak. b. Berilah ranking bersama skor-skor kedua kelompok itu. c. Tentukan harga U dengan rumus:
U1 =
n1n 2 +
U2 =
n1n 2 +
n 1 (n 1 + 1) 2 n 2 (n 2 + 1) 2
− R1
dan
− R2
Dimana: n1
= jumlah sampel kelas eksperimen
n2
= jumlah sampel kelas kontrol
U1
= jumlah peringkat kelas eksperimen
U2
= jumlah peringkat kelas kontrol
R1
= jumlah rangking pada sampel kelas eksperimen
R2
= jumlah rangking pada sampel kelas kontrol
d. Metode untuk menetapkan signifikansi harga U observasi dengan rumus:
Z=
Z=
U - μU
σU n1 n 2 2 (n 1 ) (n 2 ) (n 1 + n 2 + 1) 12 U-
e. Jika harga observasi U mempunyai kemungkinan yang sama besar dengan, atau lebih kecil dari α, tolaklah H0 dan menerima Ha. Dan kriteria pengujian: Jika p ≤ α, maka tolak H0 Jika p > α, maka terima H0
43
B. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : μ1 ≤ μ 2 Ha : μ1 > μ 2 Keterangan : Ho = Hipotesis nol Ha = Hipotesis alternatif
μ1 = nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen μ 2 = nilai rata-rata hasil belajar mastematika siswa kelas kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MTs. Negeri Legok pada kelas VII dengan kelas VII-6 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dan kelas VII-4 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Materi matematika yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi Bilangan Bulat. Untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok, setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa post test yang sudah diujicoba terlebih dahulu Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar matematika yang terdiri dari 20 butir soal berbentuk pilihan ganda. 10 dari instrumen tersebut merupakan hasil ujicoba yang telah dianalisis karakteristiknya, meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran butir soal, dan daya pembeda butir soal dan 10 instrumen lainnya merupakan hasil perbaikan yang dilakukan penulis atas bimbingan dari para dosen pembimbing. Tes hasil belajar tersebut diberikan setelah kedua kelompok sampel menyelesaikan pokok bahasan bilangan bulat, dimana dalam proses pembelajarannya kedua kelompok sampel diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok kontrol diajarkan dengan pendekatan konvensional dan kelompok eksperimen diajarkan dengan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing. Setelah siswa diberikan post-test, maka diperoleh hasil belajar matematika dari kedua kelompok sampel. Kemudian dari hasil post-test tersebut, dilakukan perhitungan pengujian persyaratan analisis dan pengujian
44
45
hipotesis. Adapun hasil belajar matematika yang diperoleh oleh kedua kelompok tersebut adalah sebagai berikut.
1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen Hasil tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing, diperoleh nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 70. Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 7 Distribusi Frekuensi Hasil belajar Matematika Kelompok Eksperimen
Nilai
Frekeunsi
Titik
Relatif
Tengah
Absolut
20 – 27
23,5
2
5,56
2
28 – 35
31,5
3
8,33
5
36 – 43
39,5
3
8,33
8
44 – 51
47,5
7
19,44
15
52 – 59
55,5
6
16,70
21
60 – 67
63,5
8
22,2
29
68 – 75
71,5
7
19,44
36
(%)
Kumulatif
Tabel 7 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 8. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 53,7, median sebesar 55,5, modus sebesar 64,8, simpangan baku sebesar 14,32, varians sebesar
46
205,2, kemiringan sebesar -0,77 (kurva model negatif atau kurva menceng ke kiri) artinya penyebaran data ada pada data atau nilai yang tinggi, dan ketajaman atau kurtosis sebesar 2,18 (distribusi platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar). Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelompok eksperimen terletak pada interval 60 – 67 yaitu sebesar 22,2%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 58,33%, yaitu siswa yang mendapatakan nilai 5570. Sedangkan, siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 41,67%, yaitu siswa yang mendapatkan nilai 20-50. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika kelompok eksperimen tersebut dapat disajikan dalam grafik histogram dan poligon berikut:
47
Frekuensi
8 7 6 5 4 3 2 1 Nilai 19,5
27,5
35,5
43,5
51,5
59,5
67,5
75,5
Gambar 2 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen
2. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan tes yang diberikan kepada kelompok kontrol yang dalam
pembelajarannya
menggunakan
pendekatan
konvensional,
diperoleh nilai terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 75. Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:
48
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil belajar Matematika Kelompok Kontrol
Nilai
Frekeunsi
Titik
Relatif
Tengah
Absolut
10 – 20
15
4
11,11
4
21 -31
26
4
11,11
8
32 – 42
37
7
19,44
15
43 – 53
48
9
25,00
24
54 – 64
59
7
19,44
31
65 – 75
70
5
13,90
36
(%)
Kumulatif
Tabel 8 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 11. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 44,94, median sebesar 46,17, modus sebesar 48, simpangan baku sebesar 16,96, varians sebesar 287,71, kemiringan sebesar -0,18 (kurva model negatif atau kurva menceng ke kiri) artinya penyebaran data ada pada data atau nilai yang tinggi, dan ketajaman atau kurtosis sebesar 2.02 (distribusi platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar). Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa nilai pada interval 43 - 53 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh siswa kelompok kontrol, yaitu sebanyak 25%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 58,33%, yaitu siswa yang mendapatkan nilai 45-75. Sedangkan, siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 41,67%, yaitu siswa yang mendapatkan nilai 10- 40.
49
Distribusi frekuensi hasil tes kelompok kontrol tersebut dapat ditunjukkan dalam grafik histogram dan poligon berikut:
Frekuensi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 9,5
20,5
31,5 42,5 53,5 Gambar 3
64,5
75,5
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan uraian mengenai hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen dan hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok eksperimen (kelompok yang dalam pembelajarannya menggunakan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing) dengan kelompok kontrol (kelompok yang dalam
Nilai
50
pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional), dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok
Statistik
Kelompok Eksperimen
Banyak sampel
36
36
Mean
53,7
44,94
Median
55,5
46,17
Modus
64,8
48
Varians
205,2
287,71
Simpangan Baku
14,32
16,96
Kemiringan
-0,77
-0,18
Ketajaman/Kurtosis
2,18
2, 02
Kontrol
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1.
Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji kai kuadrat (chi square). Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria χ2hitung < χ2tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
51
• Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Dari hasil perhitungan uji normalitas data, untuk kelas eksperimen (lampiran 17) diperoleh nilai χ2hitung
sebesar 5,97
sedangkan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat (chi square) diperoleh χ2tabel untuk dk = 4 pada taraf signifikansi α = 5% adalah 9,49. Karena χ2hitung kurang dari χ2tabel (5,97 < 9,49), artinya data sampel pada kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal. • Uji Normalitas Kelompok Kontrol Dari hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar matematika kelas kontrol (lampiran 18), diperoleh harga χ2hitung = 3,32, sedangkan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat (chi square) diperoleh χ2tabel untuk dk = 3 pada taraf signifikansi α = 5% adalah 7,82. Karena χ2hitung kurang dari χ2tabel (3,32 < 7,82), artinya data sampel pada kelompok kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, data perhitungan mengenai uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 10 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok
Dk χ2hitung
χ2tabel Kesimpulan (α = 5%)
Eksperimen
4
5,97
9,49
Kontrol
3
3,32
7,82
Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
52
2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Dari hasil perhitungan (lampiran 19), diperoleh nilai varians kelas eksperimen adalah 205,2 dan varians kelas kontrol adalah 287,71. Sehingga diperoleh nilai Fhit = 1,4 . Dengan taraf signifikan α = 0,05 untuk dkpembilang = 35 dan
dkpenyebut
=
35
didapat
nilai
Ftabel = 1,96 .
Karena
Fhitung ≤ Ftabel (1,4 ≤ 1,96) maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau homogen. Tabel 11 Hasil Uji Homogenitas Varians kelas Eksperimen 205,2
kelas Kontrol
Taraf Signifikan
287,71
0,05
Fhitung
1,4
Ftabel
1, 96
Keterangan
Kedua sampel mempunyai varians yang sama
Karena Fhitung Ftabel maka H0 diterima, artinya kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau homogen.
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1.
Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis, didapatkan bahwa data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen
yang
dalam
pembelajarannya
menggunakan
Model
Cooperative Learning tipe Snowball Throwing lebih tinggi dibandingkan
53
dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H0 : μ1 ≤ μ 2 Ha : μ1 > μ 2 Keterangan:
μ1 : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen μ 2 : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji t, dengan kriteria pengujian yaitu, jika thitung = ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sedangkan, jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, pada taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 5%. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh thitung sebesar 2,37 dan ttabel sebesar 1,66 (lampiran 20). Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,37 > 1,66). Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima, atau dengan kata lain rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol. Secara ringkas, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12 Hasil Uji Perbedaan Dengan Statistik Uji t
2.
db
thitung
ttabel
Kesimpulan
70
2,37
1,66
Tolak H0
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa t hit berada diluar daerah penerimaan H 0 atau dengan kata lain H 0
54
ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diberi model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi pembelajaran konvensional diterima pada taraf signifikan 5%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran koperatif tipe Snowball Throwing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Berdasarkan
pengalaman
penulis
selama
penelitian,
dikelas
eksperimen yaitu kelas VII-6 diperoleh beberapa informasi. Siswa yang diajar dengan menggunakan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing lebih siap dalam menghadapi proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa selalu membuat ringkasan materi yang akan dipelajari pada setiap pertemuan. Dengan demikian, siswa merasa lebih percaya diri karena paling tidak siswa sudah membaca buku sebelum masuk materi baru. Pada proses pembelajaran, masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab untuk membuat pertanyaan pada kertas kerja. Pertanyaan tersebut harus berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Ketika membuat pertanyaan, siswa tidak hanya dilatih untuk berpikir tetapi siswa juga dapat menuliskan apa yang menjadi pemikirannya.
55
Gambar 4 Pertanyaan siswa dalam satu kelompok Berdasarkan gambar 4, dapat dilihat bahwa siswa yang satu kelompok tidak boleh membuat pertanyaan yang sama. Siswa tidak dapat menyontek atau melihat pertanyaan dari temannya dan masing-masing siswa berusaha membuat pertanyaan sendiri. Selain itu, siswa juga harus berusaha menjawab pertanyaan yang diperoleh dalam bola kertas dengan sebaik-baiknya Sehingga siswa lebih bertanggung jawab secara individual terhadap tugasnya dan belajar dengan lebih tekun . Menggunakan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing, siswa terlihat lebih bersemangat karena mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannnya kepada siswa lain seperti pada gambar 5. Siswa juga dilatih untuk lebih fokus dalam proses pembelajaran yaitu siswa harus memperhatikan siapa saja temannya yang belum memperoleh bola kertas. Karena setiap siswa hanya akan mendapatkan satu bola kertas yang berisi pertanyaan.
56
Gambar 5 Siswa melempar kertas yang digulung seperti bola Pada proses pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing siswa lebih komunikatif. Siswa melakukan kegiatan sharing dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan seluruh pertanyaan yang mereka peroleh dari kelompok lain terutama pertanyaan-pertanyaan yang mereka anggap sulit. Ketika melakukan diskusi, siswa yang belum mengerti akan dibantu
oleh
teman
sekelompoknya.
Sehingga
terjadi
saling
ketergantungan positif antar siswa, yaitu setiap siswa mempunyai kontribusi dalam mencapai tujuan bersama dalam satu kelompok. Hal ini dapat dilihat pada gambar 6. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dapat melatih siswa dalam menjawab soal-soal matematika. Karena semakin banyak variasi soal tentang bilangan bulat yang telah siswa kerjakan maka siswa akan semakin mudah dalam menyelesaikan soal-soal yang bersangkutan dengan materi bilangan bulat.
57
Gambar 6 Siswa sedang melakukan diskusi kelompok Pada pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, guru bisa menunjuk siswa manapun yang kelompoknya telah dipilih untuk presentasi berdasarkan variasi pertanyaan yang diperoleh tiap kelompok. Sehingga setiap siswa harus mempersiapkan diri dan bertanggung jawab terhadap hasil diskusi kelompoknya serta benar-benar mengerti akan semua pertanyaaan dan jawaban yang telah didiskusikan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat terlihat bahwa model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing pada pokok bahasan bilangan bulat yang diterapkan pada proses pembelajaran dalam penelitian di MTs. Negeri Legok memberikan dampak positif. Antara lain, siswa lebih siap dalam proses pembelajaran karena telah membaca buku sebelum masuk materi baru, siswa lebih bertanggung jawab secara individual saat membuat dan menjawab pertanyaan, siswa lebih tekun dalam belajar agar dapat menjawab pertanyaan dengan sebaik-baiknya, serta siswa lebih bertanggung jawab terhadap hasil diskusi kelompoknya. Selain itu, siswa lebih terbiasa mengerjakan variasi soal yang berkaitan dengan bilangan bulat, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar
58
matematika siswa dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang mungkin dapat dilaksanakan dikelas. Pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan pembelajaran konvensional. Untuk hasil penelitian pada kelas kontrol yaitu kelas VII-4, diketahui bahwa hasil belajarnya lebih rendah daripada hasil belajar kelas eksperimen. Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Misalnya dalam pembelajaran konvensional, guru lebih dominan dalam proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher
centered).
Sementara
siswa
lebih
banyak
diam
dan
memperhatikan guru sehingga dalam proses pembelajaran kurang terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Hanya beberapa siswa saja yang mau bertanya maupun melakukan interaksi dengan guru. Sedangkan beberapa siswa lainnya ada yang mengantuk bahkan mengobrol dengan teman sebangkunya. Hal ini dikarenakan siswa tidak melakukan aktivitas lain selain memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran. D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang maksimal. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya.: 1.
Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan bilangan bulat saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2.
Siswa terbiasa dengan pembelajaran konvensional sehingga siswa sempat merasa canggung pada awal proses pembelajaran dengan menggunakan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan.
59
3.
Banyaknya jumlah siswa membuat waktu yang dibutuhkan relatif lama pada saat siswa melempar kertas kerja yang berisi pertanyaaan kepada siswa lain yang berbeda kelompok secara bergantian. Sehingga diperlukan persiapan dan pengaturan kelas yang baik.
4.
Kemampuan dasar siswa pada saat disekolah dasar yang masih rendah, seperti perkalian dan pembagian juga menghambat jalannya penelitian.
5.
Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing, dan hasil belajar matematika siswa. Variabel lain seperti minat, motivasi, inteligensi, lingkungan belajar, dan lain-lain tidak terkontrol. Karena hasil penelitian dapat saja dipengaruhi variabel lain di luar variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini.
6.
Pertanyaan yang dibuat oleh siswa terbatas hanya pada pengetahuan yang dimiliki siswa.
7.
Banyak faktor lain yang mempengaruhi yang tidak penulis teliti.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing (kelompok eksperimen) lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (kelompok kontrol). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar matematika pada kelompok eksperimen yaitu berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 53,7. Sedangkan hasil belajar paada kelompok kontrol yaitu berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 44,94.
2.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang pengaruh model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing terhadap hasil belajar matematika maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode ini memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini didapatkan berdasarkan perhitungan uji hipotesis menggunakan uji-t, diperoleh harga thitung = 2,37 dan ttabel = 1,66 karena thitung > ttabel ( 2,37 >1,66) maka H0 ditolak atau Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diberi model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing
lebih tinggi daripada siswa yang
diberi pembelajaran konvensional. Dengan kata lain, model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing ini dapat dijadikan
salah
satu
alternatif
variasi
dalam
memilih
metode
pembelajaran, karena dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan hasil belajar terutama dalam pelajaran matematika.
61
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Guru hendaknya menggunakan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing sebagai alternatif dalam proses pembelajaran 2. Guru hendaknya memberikan masalah-masalah menarik yang dapat merangsang siswa berpikir dalam proses pembelajaran. 3. Guru
hendaknya
menanamkan
pada
siswa
bahwa
pembelajaran
matematika bermakna dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa sendiri akan mencari dan menyukai pelajaran matematika. 4. Karena beberapa keterbatasan peneliti dalam penelitian ini, maka disarankan banyak penelitian lanjutan yang mengenai Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing ini.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009. Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 Daryani, Ari, Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui model pembelajaran snowball throwing, http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/, 21 Oktober 2010. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008. Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International Mathematics Report”, dari http://timss.bc.edu/TIMSS2007/techreport.html, 6 September 2009, h. 38. Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 2009. Kiranawati, Guru PKn Menulis, http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/19/snowball-throwing/, 21 Oktober 2010 Lie, Anita, Cooperative Learning( mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas), Jakarta: PT. Grasindo, 2009. Malawati, Fiyanti, Wawancara, Tangerang, 15 Juni 2010. Maulida, Silfia, Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Kolaborasi Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 7 Yogyakarta, Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009. Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009.
63
Subana, Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005. Suherman, Erman, Strategi Pembelajaran IMSTEP, upi, 2001.
Kontemporer, Bandung:
Sujana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Matematika, Remaja Rosdakarya, 2004
Bandung:
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Suprijono, Agus, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009. Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2003. Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukvistik (Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007 Undang-Undang RI No.20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta; Depdiknas Wijaya, Prasetyo, Mengetahui Level Soal Matematika Dengan Taksonomi Bloom, http://www.doestoe.com/does/4956972/Mengetahui-levelsoal-matematika-dengan-taksonomi-bloom, 21 Oktober 2010
.
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
No 1.
Kompetensi Dasar Melakukan
Membedakan
operasi hitung
bilangan bulat
bilangan bulat
positif dan
dan pecahan
bilangan bulat
Indikator
Kemampuan C1 C2 C3 √
Bentuk Soal Pilihan Ganda
Nomor soal 1
Pilihan Ganda
2
Pilihan Ganda
3, 4, 8, 12, 13, 29, 30
negatif √
Menyatakan hubungan antara dua bilangan bulat Menyelesaikan operasi tambah,
kurang, kali,
bagi, pangkat dan
√
akar kuadrat bilangan bulat termasuk operasi campuran
Menentukan dan
√
√
5, 6, 11, 23, 24, 25, 27, 28
Pilihan Ganda
7, 9, 10, 14, 20
√
Pilihan Ganda
15, 16
menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan bulat Menentukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan
Menggunakan
√
Pilihan Ganda
17
√
Pilihan Ganda
18
√
Pilihan Ganda
19, 21
Pilihan Ganda
26
KPK dan FPB untuk menyelesaikan masalah Melakukan pembulatan pada bilangan bulat Menaksir hasil perkalian dan pembagian bilangan bulat Menghitung akar
√
kuadrat suatu bilangan 2.
√
Menggunakan
Menggunakan
sifat-sifat
sifat-sifat
operasi hitung
penjumlahan,
bilangan bulat
pengurangan,
dalam
perkalian,
pemecahan
pembagian, dan
masalah
perpangkatan
Pilihan Ganda
22, 24
bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah Jumlah Keterangan: C1 = Mengingat C2 = Memahami C3 = Mengaplikasikan
30
64
Lampiran 1
Hasil Wawancara Pra Penelitian 1) Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran matematika? Jawab : Pada dasarnya siswa memperhatikan akan tetapi cara memperhatikannya berbeda-beda. Hampir seluruh siswa memperhatikan penjelasan dari guru, mereka juga diam pada saat guru menjelaskan meskipun tidak banyak siswa yang mampu menyerap penjelasan dari guru. 2) Apakah siswa berusaha menanyakan kepada guru tentang materi pelajaran matematika yang belum mereka pahami? Jawab: Siswa yang bertanya adalah siswa yang justru mempunyai kemampuan lebih dari teman-temannya. Yaitu siswa yang mampu menyerap penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa yang tidak mengerti malah tidak mau bertanya kepada guru, karena sepertinya mereka juga bingung apa yang akan mereka tanyakan. 3) Apakah sarana dan prasarana yang ada sudah cukup menunjang proses pembelajaran matematika di kelas? Jawab : Secara umum, sudah cukup menunjang. Karena guru masih bisa mengusahakan membuat alat-alat sederhana untuk menunjang pembelajaran. 4) Menurut Ibu, apa saja masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika? Jawab : Masalah yang paling utama adalah motivasi belajar memang kurang, selain itu kemampuan dasarnya juga kurang, serta kurangnya dukungan dari orang tua. Siswa hanya belajar pada saat disekolah dan ketika sampai di rumah siswa tidak belajar.
65
5) Bagaimana hasil belajar matematika siswa? Jawab: Hasil belajar siswa masih rendah. Dari 35 siswa paling hanya 10 siswa yang nilainya memenuhi kkm. 6) Apa saja metode yang biasa Ibu gunakan dalam pembelajaran matematika? Jawab: Metode yang digunakan disesuaikan dengan materi pelajaran. Misalnya saja, untuk pelajaran bangun datar biasanya guru menggunakan metode demonstrasi karena siswa akan merasa lebih jelas, dan untuk materi yang lain guru biasanya menggunakan metode ceramah dan ekspositori. 7) Bagaimana kerja sama antara sesama siswa pada saat belajar matematika? Untuk siswa kelas VII masih sangat kurang. Paling – paling mereka hanya bekerja sama dengan teman sebangkunya. Itu pun jarang karena sebagian besar siswa juga sama-sama tidak bisa sehingga siswa juga tidak bisa menjelaskan apapun kepada temannya. Untuk siswa yang pandai pun dia kurang memiliki kemampuan untuk menjelaskan kepada temannya yang belum mengerti materi yang dipelajari. 8) Bagaimana cara Ibu untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa? Jawab : Yang lebih penting adalah memberi motivasi terus kepada siswa, karena memang motivasi belajar mereka sangat rendah. Biasanya materi pelajaran yang akan dipelajari dijelaskan kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Karena mereka lebih tertarik jika ada aplikasinya, dan guru akan memberikan latihan yang lebih banyak.
66
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah benar telah diajukan kepada guru bidang studi matematika kelas VII MTs. Negeri Legok pada hari Selasa, 15 Juni 2010 dan telah dijawab oleh guru yang bersangkutan sebagaimana tertulis di atas.
Guru Bidang Studi Matematika
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
115
Lampiran 4
KERTAS KERJA SISWA Nama
:
Kelas / kelompok
:
Pertemuan ke -
: I / II / III/ IV/ V/ VI/ VII/ VIII
Pertanyaan
: ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ………………………………………………………………
Nama
:
Kelas / kelompok
:
Pertemuan ke -
: I/ II / III/ IV/ V/ VI/ VII/ VIII
Jawaban
: ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………….……………………………… ……………………………………………………………….
116
Lampiran 5
UJI COBA INSTRUMEN TES Nama
:
Kelas
:
Petunjuk:
Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan!
Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah!
Periksalah kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan!
Alokasi waktu: 80 menit
1.
Diantara bilangan dibawah ini, manakah yang merupakan bilangan bulat positif dan negatif? A. -3 dan 4 C. 4 dan -5 B. 2 dan 5 D. 2 dan -1,5 Diketahui pernyatan-pernyataan berikut : (i) -3 -1 (ii) -2 -6 (iii) -1 2 (iv) -2 -3 Pernyataan di atas yang benar adalah… A. (i) , (ii), dan (iii) C. (i) dan (iii) B. (ii) dan (iii) D. (iii) dan (iv) Suhu mula- mula 5 C, kemudian turun 12 . Suhu akhir adalah… A. 17 C. 2 D. 7 B. 7 Dari prakiraan cuaca di kota – kota besar dunia, tercatat suhu tertinggi dan terendahdi berbagai kota adalah sebagai berikut ;
2.
3.
4.
Nama Kota Moskow Mexico Tokyo Paris
Suhu Terendah -8 18 12 3
Perubahan suhu terbesar terjadi di kota … A. Moskow C. Tokyo B. Mexico D. Paris
Suhu Tertinggi 15 34 18 21
117
5.
Hasil dari -3 + 4 – (-2) adalah… A. -4 C. 3 B. -3 D. 4 6. Jika p memenuhi p + (-4) = 1, maka invers penjumlahan dari p adalah… A. -5 C. 5 B. 3 D. -3 7. Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a. Sifat ini disebut sifat… A. tertutup C. komutatif B. asosiatif D. distributif 8. Diketahui pernyataan – pernyataan berikut : (i) 15 – (-5) = 20 (ii) -12 + 9 = -21 (iii) -8 – (-6) = -2 Peryataan di atas yang benar adalah … A. (i) dan (ii) C. (ii) dan (iii) B. (i) dan (iii) D. (i), (ii), dan (iii) 9. Pembagian dua bilangan bulat selalu menghasilkan bilangan bulat. Sifat ini disebut sifat …. A. Asosiatif C. distributif B. Komutatif D. tertutup 10. Diketahui pernyatan-pernyataan berikut : i. Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat positif menghasilkan bilangan bulat negatif. ii. Bilangan bulat positif dibagi dengan bilangan bulat negatif menghasilkan bilangan bulat negatif. iii. Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat negatif menghasilkan bilangan bulat negatif. iv. Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat negatif menghasilkan bilangan bulat positif. Pernyataan di atas adalah benar, kecuali… C. iii A. i B. ii D. iv 11. Nilai m yang memenuhi m x 12 = -48 adalah… A. 36 C. 4 B. -4 D. -36 12. Jumlah dua bilangan bulat adalah 153. Bilangan yang satu besarnya dua kali bilangan yang lain. Kedua bilangan itu adalah… A. 51 dan 102 C. 53 dan 100 B. 50 dan 103 D. 52 dan 101 13. Diketahui p = -1, q = 4, dan r = 2, nilai dari adalah… A. -1 C. 1 B. -2 D. 2 14. Bentuk distributif berikut yang benar adalah… A. p(q + r) = (p x q) + (q x r) C. p(q + r) = (p + q ) x (p + r) B. p(q – r) = (p – r) x (p x r) D. p(q – r) = (p x q) – (p x r)
118
15. FPB dari 12 dan 18 adalah…. A. 36 C. 30 B. 6 D. 12 16. KPK dari 6, 8, dan 12 adalah… A. 24 C. 72 B. 48 D. 96 17. Tiga orang yaitu A, B, dan C melakukan jaga (piket) secara berkala, A tiap 3 hari sekali, B tiap 4 hari sekali, dan C tiap 5 hari sekali. Pada hari Selasa 2 November 2007 mereka berjaga bersama. Mereka akan bertugas bersamaan lagi pada… A. Sabtu, 1 Januari 2008 C. Senin, 3 Januari 2008 B. Minggu, 2 Januari 2008 D. Rabu, 5 Januari 2008 18. Hasil pembulatan ke puluhan terdekat untuk 236 adalah… A. 230 C. 200 B. 240 D. 250 19. Pembulatan ke angka puluhan terdekat dari 51 x 149 adalah… A. 6.000 C. 7.000 B. 6.500 D. 7.500 20. Operasi kebalikan dari perkalian disebut… A. Penjumlahan C. Identitas B. B. Pengurangan D. pembagian 21. Pembulatan ke angka ratusan terdekat dari 1.610 : 394 adalah… A. 4 C. 40 B. 20 D.50 22. Dalam suatu tes, jawaban yang benar diberi nilai 4, yang salah diberi nilai -2, dan untuk soal tidak dijawab diberi nilai 0. Jika dari 25 soal, Andi menjawab dengan benar 18 soal dan 5 soal salah serta sisanya tidak dijawab, maka nilai yang diperoleh Andi adalah …. A. 62 C. 70 B. 65 D.82 23. Hasil – 2 adalah…. A. -8 C. 6 B. -6 D.8 24. Nilai dari (-3 -10 x 2 (-4) = …. A. – 82 C. -89 B. – 72 D. 89 25. Bentuk sederhana dari =… . C. B. D. 26. Nilai dari √144 adalah… A. 14 C. 18 B.16 D. 12 27. Nilai n yang memenuhi kalimat 2 = 4 adalah… A. 2 C. 5 B. 3 D. 6 28. Luas persegi yang kelilingnya 28 cm adalah…
119
A. 36 C. 64 B. 49 D. 25 29. Bila a = 2, b = 3, dan c = 4, maka nilai dari adalah…. A. 20 C. 23 B. 21 D. 24 30. Harga satu lusin buku Rp. 24.000,00. Jika Anton membeli 2 buku dan membayar dengan satu lembar uang lima ribuan, maka uang kembalian yang diterima Anton adalah… A. Rp. 500,00 C. Rp. 1.000,00 B. Rp. 1.500,00 D. Rp. 2.500,00
120
Lampiran 6
INSTRUMEN TES Nama
:
Kelas
:
Petunjuk :
Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan!
Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah!
Periksalah kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan!
Alokasi waktu: 80 menit
1.
Pasangan bilangan berikut menunjukkan tinggi suatu daerah dari permukaan air laut diwaktu pasang.. Jika tinggi daerah tersebut dinyatakan/ditulis dalam bentuk bilangan bulat positif dan negatif, manakah pasangan bilangan yang dimaksud? A. 50 meter dan -15 meter C. -40 meter dan -20 meter B. 48 meter dan 35 meter D. -15 meter dan 50 meter Diketahui pernyatan-pernyataan berikut : (i) -18 -21 (ii) -24 -16 (iii) -12 25 (iv) -32 -28 Pernyataan di atas yang benar adalah… A. (i) , (ii), dan (iii) C. (i) dan (iii) B. (ii) dan (iii) D. (iii) dan (iv) Suhu mula- mula 5 C, kemudian turun 12 . Suhu akhir adalah… A. 17 C. 2 B. 7 D. 7 Dari prakiraan cuaca di kota – kota besar dunia, tercatat suhu tertinggi dan terendahdi berbagai kota adalah sebagai berikut ;
2.
3.
4.
Nama Kota Moskow Mexico Tokyo Paris
Suhu Terendah -8 18 12 3
Perubahan suhu terbesar terjadi di kota …
Suhu Tertinggi 15 34 18 21
121
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
A. Moskow C. Tokyo B. Mexico D. Paris Hasil dari -3 + 4 – (-2) adalah… A. -4 C. 3 B. -3 D. 4 Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a. Sifat ini disebut sifat… A. tertutup C. komutatif B. asosiatif D. distributive Jumlah dua bilangan bulat adalah 153. Bilangan yang satu besarnya dua kali bilangan yang lain. Kedua bilangan itu adalah… A. 51 dan 102 C. 53 dan 100 B. 50 dan 103 D. 52 dan 101 FPB dari 21 dan 18 adalah…. A. 9 C. 14 B. 54 D. 3 KPK dari 6, 14, dan 15 adalah… A. 42 C. 30 B. 210 D. 120 Ari, Oji dan Deni melakukan jaga (piket) secara berkala, Ari setiap 3 hari sekali, Oji setiap 4 hari sekali, dan Deni setiap 5 hari sekali. Pada hari Selasa 2 November 2007 mereka melakukan jaga (piket) secara bersama. Mereka akan melakukan jaga (piket) bersamaan lagi pada… A. Sabtu, 1 Januari 2008 C. Senin, 3 Januari 2008 B. Minggu, 2 Januari 2008 D. Rabu, 5 Januari 2008 Pembulatan ke angka puluhan terdekat dari 65 x 149 adalah… A. 9.000 C. 10.500 B. 6.500 D. 7.500 Pembulatan ke angka ratusan terdekat dari 1.610 : 394 adalah… A. 4 C. 40 B. 20 D.50 Dalam suatu tes, jawaban yang benar diberi nilai 4, yang salah diberi nilai -2, dan untuk soal tidak dijawab diberi nilai 0. Jika dari 25 soal, Andi menjawab dengan benar 18 soal dan 5 soal salah serta sisanya tidak dijawab, maka nilai yang diperoleh Andi adalah …. A. 62 C. 70 B. 65 D.82 Hasil – 2 adalah…. A. -8 C. 6 B. -6 D.8 Nilai dari (-3 -10 x 2 (-4) = …. A. – 82 C. -89 B. – 72 D. 89 Bentuk sederhana dari =… . C. D. B.
122
17. Nilai dari √576 adalah… A. 24 C. 26 B.16 D. 23 18. Nilai n yang memenuhi kalimat 4 16 4 adalah… A. 4 C. 3 B. 5 D. 6 19. Bila a = 2, b = 3, dan c = 4, maka nilai dari adalah…. a. 20 C. 23 B. 21 D. 24 20. Harga satu lusin buku Rp. 18.000,00. Jika Anton membeli 3 buah buku dan membayar dengan satu lembar uang lima ribuan, maka sisa uang yang diterima Anton adalah… C. Rp. 1.000,00 A. Rp. 500,00 B. Rp. 1.500,00 D. Rp. 2.500,00
123
Lampiran 7
Jawaban Instrumen Hasil Belajar
No Jawaban No Jawaban
1
A
11
C
2
A
12
A
3
D
13
A
4
C
14
D
5
C
15
D
6
C
16
C
7
A
17
A
8
D
18
B
9
B
19
D
10
A
20
A
137
Lampiran 14 Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
A. Kelompok Eksperimen No
Nama Siswa
Nilai
1
A
50
2
B
55
3
C
60
4
D
70
5
E
45
6
F
55
7
G
50
8
H
25
9
I
60
10
J
70
11
K
35
12
L
60
13
M
60
14
N
70
15
O
60
16
P
65
17
Q
40
18
R
40
19
S
55
20
T
20
21
U
70
22
V
45
23
W
40
24
X
70
25
Y
55
26
Z
30
27
AA
55
28
BB
50
29
CC
30
30
DD
70
31
EE
50
32
FF
60
33
GG
45
34
HH
70
35
II
55
36
JJ
65
138
B. Kelompok Kontrol No
Nama Siswa
Nilai
1
A
50
2
B
60
3
C
40
4
D
45
5
E
30
6
F
20
7
G
40
8
H
20
9
I
50
10
J
30
11
K
65
12
L
45
13
M
60
14
N
75
15
O
55
16
P
10
17
Q
20
18
R
25
19
S
35
20
T
60
21
U
45
22
V
50
23
W
35
24
X
45
25
Y
55
26
Z
55
27
AA
30
28
BB
65
29
CC
40
30
DD
60
31
EE
50
32
FF
35
33
GG
45
34
HH
40
35
II
65
36
JJ
70
139
Lampiran 15
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU, KEMIRINGAN DAN KURTOSIS KELOMPOK EKSPERIMEN A. Distribusi Frekuensi 1. Banyak data (n) = 36 2. Perhitungan Rentang R = Xmaks - Xmin = 70 - 20 = 50 3. Perhitungan Banyak Kelas K = 1 + 3,3 log (n) = 1 + 3,3 log 36 = 1 + 3,3 (1,56) = 1 + 5, 14 = 6,14 ≈7 4. Perhitungan Panjang Kelas
R K 50 P= 7 P = 7,14 P ≈8 P=
140
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai tes Eksperimen interval 20‐27 28‐35 36‐43 44‐51 52‐59 60‐67 68‐75 Jumlah
Bb 19.5 27.5 35.5 43.5 51.5 59.5 67.5
Ba fi Fk Xi xi^2 fixi fixi^2 xi‐x (xi‐x)^4 f(xi‐x)^4 27.5 2 2 23.5 552.25 47 1104.5 ‐30.2 831816.96 1663633.92 35.5 3 5 31.5 992.25 94.5 2976.75 ‐22.2 242891.27 728673.80 43.5 3 8 39.5 1560.25 118.5 4680.75 ‐14.2 40658.69 121976.07 51.5 7 15 47.5 2256.25 332.5 15793.75 ‐6.2 1477.63 10343.44 59.5 6 21 55.5 3080.25 333 18481.5 1.8 10.50 62.99 67.5 8 29 63.5 4032.25 508 32258 9.8 9223.68 73789.45 75.5 7 36 71.5 5112.25 500.5 35785.75 17.8 100387.586 702713.10 17585.75 1934 111081 3301192.76
B. Perhitungan Mean x=
∑fx ∑f i
i
i
1934 36 = 53,7 =
C. Perhitungan Median ⎛1 ⎞ ⎜ n−F ⎟ ⎟ M e = b + P⎜ 2 ⎜ f ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ 18 − 15 ⎞ = 51,5 + 8⎜ ⎟ ⎝ 6 ⎠ = 55,5
D. Perihtungan Modus ⎛ b1 ⎞ ⎟⎟ M o = b + P⎜⎜ ⎝ b1 + b2 ⎠ ⎛ 2 ⎞ = 59,5 + 8⎜ ⎟ ⎝ 2 +1⎠ = 59,5 + 5,3 = 64,8
141
E. Perhitungan Varians n∑ f i xi − (∑ f i xi )
2
2
s = 2
n(n − 1)
36(111081) − (1934 ) 36(36 − 1) 3998916 − 3740356 = 1260 258560 = 1260 = 205,2
2
=
F. Perhitungan simpangan baku s = 205,2 = 14.32
G. Perhitungan Kemiringan x − Mo s 53,7 − 64,8 = 14,32 − 11,1 = 14,32 = −0,77
Sk =
Karena kemiringan negatif maka modelnya miring ke kiri.
H. Perhitungan Ketajaman/Kurtosis
(
)
4 1 f xi − x ∑ α4 = n s4 1 (3301192,76) 36 = (14,32)4 91699,8 = 42050,6 = 2,18
142
Karena nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka distribusinya adalah distribusi platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar.
143
Lampiran 16
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU, KEMIRINGAN DAN KURTOSIS KELOMPOK KONTROL A. Distribusi Frekuensi 1. Banyak data (n) = 36 2. Perhitungan Rentang R = Xmaks - Xmin = 75-10 = 65 3. Perhitungan Banyak Kelas K = 1 + 3,3 log (n) = 1 + 3,3 log 36 = 1 + 3,3 (1, 56) = 1 + 5,14 = 6,14 ≈6 4. Perhitungan Panjang Kelas
R K 65 P= 6 P = 10,8 P ≈ 11 P=
144
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas kontrol Interval 1 0‐20 21‐31 32‐42 43‐53 54‐64 65‐75 Jumlah
Bb 9,5 20,5 31,5 42,5 53,5 64,5
Ba 20,5 31,5 42,5 53,5 64,5 75,5
fi 4 4 7 9 7 5
Fk 4 8 15 24 31 36
A. Perhitungan Mean x=
∑fx ∑f i
i
i
1618 36 = 44,94 =
B. Perhitungan Median ⎛1 ⎞ ⎜ n−F ⎟ ⎟ M e = b + P⎜ 2 f ⎜ ⎟ ⎟ ⎜ ⎝ ⎠ ⎛ 18 − 15 ⎞ = 42,5 + 11⎜ ⎟ ⎝ 9 ⎠ = 42,5 + 3,67 = 46,17
xi 15 26 37 48 59 70
xi^2 fixi 225 60 676 104 1369 259 2304 432 3481 413 4900 350 1618
fixi^2 900 2704 9583 20736 24367 24500 82790
xi‐x ‐29.94 ‐18.94 ‐7.94 3.06 14.06 25.06
(xi‐x)^4 803539.4 128682.6 3974.496 87.677 39078.81 394388.5
f(xi‐x)^4 3214158 514730.5 27821.47 789.093 273551.6 1971943 6002993
145
C. Perhitungan Modus ⎛ b1 ⎞ ⎟⎟ M o = b + P⎜⎜ ⎝ b1 + b2 ⎠ ⎛ 2 ⎞ = 42,5 + 11⎜ ⎟ ⎝2+ 2⎠ = 42,5 + 5,5 = 48
D. Perhitungan Varians n∑ f i xi − (∑ f i xi )
2
2
s = 2
n(n − 1)
36(82790 ) − (1618) 36(36 − 1) 2980440 − 2617924 = 1260 362516 = 1260 = 287,71 2
=
E. Perhitungan simpangan baku s = 287,71 = 16,96
F. Perhitungan Kemiringan x − Mo s 44,94 − 48 = 16,96 − 3,06 = 16,96 = −0,18
Sk =
146
Karena kemiringan negatif dan dekat kepada nol maka modelnya sedikit miring ke kiri.
G. Perhitungan Ketajaman/Kurtosis
(
)
4 1 f xi − x ∑ α4 = n s4 1 (6002993) 36 = (16,96)4 166749,8 = 82737,69 = 2.02
Karena nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka distribusinya adalah distribusi platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar.
147
Lampiran 17
UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL A. Kelas Eksperimen Kelas Interval
Batas Kelas
Z Batas Kelas
Nilai Z Batas Kelas
19.5
-2.39
0.0084
20-27 27.5
-1.83
-1.27
-0.71
-0.15
0.41
0.96
2
1.32
0.0684
2.4624
3
0.12
0.1369
4.9284
3
0.75
0.2015
7.2540
7
0.01
0.2187
7.8732
6
0.45
0.1724
6.2064
8
0.52
0.1042
3.7512
7
2.81
0.8315
68-75 75.5
0.9072
0.6591
60-67 67.5
0.0252
0.4404
52-59 59.5
(Oi Ei)2/Ei
0.2389
44-51 51.5
Oi
0.1020
36-43 43.5
Ei
0.0336
28-35 35.5
Luas Z Tabel
1.52
0.9357
Rata-rata
53.70
Simpangan Baku
14.32
χ hitung χ2tabel
5,97
2
Keterangan / penjelasan perhitungan:
Langkah 1: Mencari batas bawah kelas = 20 – 0,5 = 19,5 (BK1) BK2 = BK1 + Panjang kelas = 19,5 + 8 = 27,5. Dan seterusnya Langkah 2 : Mencari Z batas kelas dengan menggunakan Daftar Z.
9.49
148
Diketahui batas bawah kelas adalah 19,5, maka mencari Z batas kelas dengan cara:
BK − x S
Jadi, Z batas kelas =
19,5 − 53,7 27,5 − 53,7 = -2,39 dan = -1,83 14,32 14,32
Begitu seterusnya hingga batas bawah terakhir. Langkah 3 : Mencari luas Z tabel = Z-1,83 – Z-2,39 Luas Z tabel = 0,0336- 0,0084 = 0,0252 Langkah 4 : Mencari frekuensi ekspektasi (Ei) = n x luas Z tabel Ei = 36 x 0,0252 = 0,9072 Langkah 5 : Mencari
(Oi − Ei) 2 = Ei (1,0928) 2 (2 − 0,9072) 2 1,1942 = = = 1,32 0,9072 0,9072 0,9072
Langkah 6 : Dengan Derajat kebebasan (dk) = Banyak kelas – 3, jadi dk = 7 – 3 = 4 dan taraf signifikansi ( α )=0,05 X 2 tabel = X 2 (1−α )( dk ) = X 2 ( 0,95)( 7 ) = 9,49 Dari tabel di atas diperoleh daftar frekuensi observasi dan ekspektasi dengan nilai X 2 hitung = 5,97. Kriteria pengujian normalitas: Jika X 2 hitung ≤ X 2 tabel maka data berdistribusi normal. Karena pada perhitungan di atas diperoleh nilai X 2 hitung ≤ X 2 tabel yaitu 5,97 ≤ 9,49 , maka data pada sampel penelitian berdistribusi normal.
149
Lampiran 18
UJI NORMALITAS KELAS KONTROL DENGAN KAI KUADRAT (Chi Square)
Kelas Interval
Batas Kelas
Z Batas Kelas
Nilai Z Batas Kelas
9.5
-2.09
0.0183
Luas Z Tabel
Ei
Oi
(Oi - Ei)2/Ei
0.0566
2.0376
4
1.89
0.1399
5.0364
4
0.21
0.2295
8.2620
7
0.19
0.2472
8.8992
9
0.00
0.1834
6.6024
7
0.02
0.0892
3.2112
5
1.00
1 0 - 20 20.5
-1.44
0.0749
21 - 31 31.5
-0.79
0.2148
32 - 42 42.5
-0.14
0.4443
43 - 53 53.5
0.50
0.6915
54 - 64 64.5
1.15
0.8749
65 - 75 75.5
1.80
0.9641
Rata-rata
44.94
Simpangan Baku
16.96
χ hitung χ2tabel
3.32
2
Keterangan / penjelasan perhitungan:
Langkah 1: Mencari batas bawah kelas = 10 – 0,5 = 9,5 (BK1) BK2 = BK1 + Panjang kelas = 9,5 + 11 = 20,5. Dan seterusnya Langkah 2 : Mencari Z batas kelas dengan menggunakan Daftar Z.
7.82
150
Diketahui batas bawah kelas adalah 9,5, maka mencari Z batas kelas dengan cara:
BK − x S
Jadi, Z batas kelas =
9,5 − 44,94 20,5 − 44,94 = -2,09 dan = -1,44 16,96 16,96
Begitu seterusnya hingga batas bawah terakhir. Langkah 3 : Mencari luas Z tabel = Z-1,80 – Z-2,47 Luas Z tabel = 0,0068 - 0,0259 = 0,0191 Langkah 4 : Mencari frekuensi ekspektasi (Ei) = n x luas Z tabel Ei = 36 x 0,0191 = 0,6876 Langkah 5 : Mencari
(Oi − Ei) 2 = Ei (2 − 0,6876) 2 (1,3124) 2 1,722 = = = 2,50 0,6876 0,6876 0,6876
Langkah 6 : Dengan Derajat kebebasan (dk) = Banyak kelas – 3, jadi dk = 6 – 3 = 3 dan taraf signifikansi ( α )=0,05 X 2 tabel = X 2 (1−α )( dk ) = X 2 ( 0,95)( 6) = 7.82 Dari tabel di atas diperoleh daftar frekuensi observasi dan ekspektasi dengan nilai X 2 hitung = 3,32. Kriteria pengujian normalitas: Jika X 2 hitung ≤ X 2 tabel maka data berdistribusi normal. Karena pada perhitungan di atas diperoleh nilai X 2 hitung ≤ X 2 tabel yaitu 3,32 ≤ 7,82 , maka data pada sampel penelitian berdistribusi normal.
151
Lampiran 19
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS A. Menentukan Hipotesis Statistik H0 : σ 1 = σ 2
2
H1 : σ 1 ≠ σ 2
2
2
2
B. Menentukan Ftabel dan Kriteria Pengujian Dari Table F untuk jumlah sampel 36 pada taraf signifikasi ( α ) 5% dan pada taraf signifikansi α = 0,05 untuk dk penyebut (varian terbesar) 35 dan dk pembilang (varian terkecil ) 35, diperoleh Ftabel = 1,96. Keriteria pengujian untuk uji homogenitas sebagai berikut : Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima C. Menentukan Fhitung Varians terbesar Varians terkecil 287,71 = 205,2 = 1,4
Fhitung =
D. Membandingkan Ftabel dengan Fhitung Dari hasil perhitungan diperoleh, Fhitung < Ftabel ⇔ 1,4 < 1,96 E. Kesimpulan Dari pengujian homogenitas dengan uji Fisher diperoleh Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, artinya kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau homogen.
152
Lampiran 20
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK A. Menentukan Hipotesis Statistik H0 : μ1 ≤ μ 2 Ha : μ 1 > μ 2 Keterangan: μ1
:
rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen
μ2
:
rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol
B. Menentukan ttabel dan Kriteria Pengujian Untuk mencari
ttabel , karena hipotesisnya satu pihak maka untuk
menentukan t tabel = t (1−α ),(dk ) . Dengan dk = (n1 + n 2 − 2 ) = (36 + 36 − 2 ) = 70 Pada taraf signifikasi α =0,05 diperoleh ttabel = 1, 66. Kriteria pengujian untuk uji normalitas sebagai berikut : Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak Jika thitung ≥ ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima
153
C. Menentukan thitung
(n1 − 1)s1 2 + (n2 − 1)s 2 2
s gab =
n1 + n2 − 2
(36 − 1)(205,2) + (36 − 1)(287,71)
=
36 + 36 − 2
=
7182 + 10069,85 70
=
17251,85 70
= 246,5 = 15,7 t hitung =
X1 − X 2 S gab
=
1 1 + n1 n2
53,7 − 44,94 15,7
1 1 + 36 36
8,76 3,70 = 2,37
=
D. Membandingkan thitung dengan ttabel Dari hasil perhitungan diperoleh,
thitung > ttabel ⇔ 2,37 > 1,66 E. Kesimpulan Dari pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika pada kelompok kontrol.
154
Lampiran 21
Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson
155
Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson (Lanjutan)
156
Lampiran 22
Luas Di Bawah Kurva Normal
157
Lampiran 23
Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square)
158
Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Lanjutan)
159
Lampiran 24
Nilai Kritis Distribusi F
f0,05 (v1, v2)
160
Nilai Kritis Distribusi F (Lanjutan)
161
Lampiran 25
Nilai Kritis Distribusi t
kelompok eksperimen interval 20‐27 28‐35 36‐43 44‐51 52‐59 60‐67 68‐75
Interval 1 0‐20 21‐31 32‐42 43‐53 54‐64 65‐75 jumlah
Bb 19.5 27.5 35.5 43.5 51.5 59.5 67.5
kelas kontrol Bb 9,5 20,5 31,5 42,5 53,5 64,5
Ba 27.5 35.5 43.5 51.5 59.5 67.5 75.5
fi 2 3 3 7 6 8 7
fk 2 5 8 15 21 29 36
xi 23.5 31.5 39.5 47.5 55.5 63.5 71.5
xi^2 552.25 992.25 1560.25 2256.25 3080.25 4032.25 5112.25 17585.75
fixi 47 94.5 118.5 332.5 333 508 500.5 1934
fixi^2 1104.5 2976.75 4680.75 15793.75 18481.5 32258 35785.75 111081
xi‐x ‐30.2 ‐22.2 ‐14.2 ‐6.2 1.8 9.8 17.8
Ba 20,5 31,5 42,5 53,5 64,5 75,5
fi 4 4 7 9 7 5
Fk 4 8 15 24 31 36
xi 15 26 37 48 59 70
xi^2 225 676 1369 2304 3481 4900
fixi 60 104 259 432 413 350 1618
fixi^2 900 2704 9583 20736 24367 24500 82790
xi‐x ‐29.94 ‐18.94 ‐7.94 3.06 14.06 25.06
(xi‐x)^4 831816.96 242891.27 40658.69 1477.63 10.50 9223.68 100387.586
f(xi‐x)^4 1663633.92 728673.80 121976.07 10343.44 62.99 73789.45 702713.10 3301192.76
(xi‐x)^4 803539.4 128682.6 3974.496 87.677 39078.81 394388.5
f(xi‐x)^4 3214158 514730.5 27821.47 789.093 273551.6 1971943 6002993
53.7 mean= median= 55.9 modus 64.8 varians 205,21 simpangan baku 3740356 kemiringan kurtosis 2.181
14.32 ‐0.77514
67
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif 2. Menyatakan hubungan antara dua buah bilangan bulat 3. Menyelesaikan operasi tambah pada bilangan bulat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif 2. Siswa dapat menyatakan hubungan antara dua buah bilangan bulat 3. Siswa dapat menyelesaikan operasi tambah pada bilangan bulat B. Materi Pembelajaran 1. Bilangan bulat dan lambangnya. 2. Penjumlahan bilangan bulat
68
C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit) - Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan operasi hitung pada bilangan cacah yang pernah di pelajari di Sekolah Dasar. - guru menyampaikan tujuan pembelajaran Motivasi
: guru menyampaikan manfaat bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru membentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi 2. Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 3. Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok. 4. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. 5. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 6. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi. 8. Masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi. 9. Evaluasi
69
Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan mengenai bilangan bulat dan lambangnya dan penjumlahan bilangan bulat 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diberi tugas untuk meringkas materi berikutnya E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Diketahui barisan bilangan sebagai berikut : -3, 1, 4, -2. Tentukan manakah yang merupakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif! 2. Sisipkan lambang sehingga menjadi kalimat yang benar! a. 45… 28 b. 22 … 11 3. Hitunglah penjumlahan penjumlahan bilangan bulat berikut ini! a. -10 + 13 b. -25 + (-22) Mengetahui
Tangerang, 2 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menentukan sifat-sifat operasi tambah pada bilangan bulat 2. Menyelesaikan operasi kurang pada bilangan bulat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat operasi tambah pada bilangan bulat 2. Siswa dapat menyelesaikan operasi kurang pada bilangan bulat B. Materi Pembelajaran 1. Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat 2. Pengurangan bilangan bulat C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
71
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru membentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi 2. Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 3. Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok. 4. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. 5. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 6. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawasi jalannya diskusi. 8. Masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi. 9. Evaluasi Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diminta untuk mempelajari materi berikutnya E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
72
F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. a. Tentukan hasil penjumlahan bilangan-bilangan berikut ini: (i) 16 + (-9) dan (-9) + 16 (ii) (-3 + 10) + (-4) dan -3 + 10
4
b. Dengan memperhatikan jawaban soal-soal di atas, sifat apakah yang berlaku? 2. Hitunglah pengurangan-pengurangan bilangan bulat berikut ini! (i) 4 – 7 (ii) 6 – (-10) Mengetahui
Tangerang, 4 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menyelesaikan perkalian bilangan bulat 2. Menentukan sifat-sifat perkalian bilangan bulat 3. Menyelesaikan pembagian bilangan bulat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyelesaikan perkalian bilangan bulat 2. Siswa dapat menentukan sifat-sifat perkalian bilangan bulat 3. Siswa dapat menyelesaikan pembagian bilangan bulat B. Materi Pembelajaran 1. Perkalian dan sifat-sifatnya 2. Pembagian bilangan bulat C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
74
D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit) - Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat perkalian dan pembagian bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru membentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi 2. Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 3. Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok. 4. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. 5. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 6. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawasi jalannya diskusi. 8. Masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi. 9. Evaluasi Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diminta untuk mempelajari materi berikutnya
75
E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Hitunglah perkalian-perkalian bilangan bulat berikut ini! -4 x 6 (i) (ii) -5 x (-7) 2. Hitunglah perkalian bilangan bulat berikut ini! 2( -4 + 3) dan (2 x (-4)) + ( 2 x 3). Sifat apakah yang berlaku? 3. Hitunglah pembagian berikut ini! a. [90 : (-15)] : (-3) b. -60 : 5
Mengetahui
Tangerang, 16 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menentukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan 2. Menggunakan KPK dan FPB untuk menyelesaikan masalah A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan 2. Siswa dapat menggunakan KPK dan FPB untuk menyelesaikan masalah B. Materi Pembelajaran KPK dan FPB C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
77
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat KPK dan FPB dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. 2.
3.
4. 5.
6. 7. 8. 9.
Guru membentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. Guru mengawasi jalannya diskusi. Masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi. Evaluasi
Penutup : (10 menit) 1. 2. 3.
Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan Siswa dan guru melakukan refleksi Siswa diminta untuk mempelajari materi berikutnya
E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
78
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Tentukan KPK dan FPB dari 24 dan 32! 2. Tersedia 84 buku, 56 pensil, dan 140 krayon. Bila buku, pensil, dank rayon tersebut akan dibagi rata kepada sejumlah anak, berapa anak sebanyakbanyaknya yang dapat menerima pembagian itu?
Mengetahui
Tangerang, 18 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Melakukan pembulatan pada bilangan bulat 2. Menaksir hasil perkalian dan pembagian pada bilangan bulat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melakukan pembulatan pada bilangan bulat 2. Siswa dapat menaksir hasil perkalian dan pembagian pada bilangan bulat B. Materi Pembelajaran Taksiran pada bilangan bulat C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
80
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat
taksiran pada bilangan bulat
dalam kehidupan sehari-hari Kegiatan inti : (60 menit) 1. 2.
3.
4. 5.
6. 7. 8. 9.
Guru membentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. Guru mengawasi jalannya diskusi. Masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi. Evaluasi
Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diminta untuk mempelajari materi berikutnya E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
81
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Hasil pembulatan ke puluhan terdekat untuk 167 adalah… 2. Tentukan pendekatan hasil perhitungan berikut ke angka ratusan terdekat! a. 123 x 298 b. 1. 624 : 432
Mengetahui
Tangerang, 23 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menyelesaikan operasi pangkat pada bilangan bulat 2. Menentukan dan menggunakan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyelesaikan operasi pangkat pada bilangan bulat 2. Siswa dapat menentukan dan menggunakan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat B. Materi Pembelajaran Pemangkatan dan sifat-sifatnya C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
83
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat pemangkatan dan sifat-sifatnya dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru membentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi 2. Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 3. Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok. 4. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. 5. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 6. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawasi jalannya diskusi. 8. Masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi. 9. Evaluasi Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diberi tugas untuk meringkas materi berikutnya E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
84
F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Tentukan hasil pemangkatan bilangan-bilangan berikut! a. 3 b. 9 2 2. Sederhanakan bentuk-bentuk berikut! a. 3 b. 4 x 4 : 4
Mengetahui
Tangerang, 25 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 7 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menghitung akar kuadrat suatu bilangan bulat. 2. Menentukan akar kuadrat suatu bilangan dengan perkiraan atau taksiran. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menghitung akar kuadrat suatu bilangan bulat 2. Siswa dapat menentukan akar kuadratsuatu bilangan dengan perkiraan atau taksiran B. Materi Pembelajaran Akar kuadrat bilangan bulat C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
86
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat akar kuadrat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru membentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi 2. Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 3. Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok. 4. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. 5. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 6. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawasi jalannya diskusi. 8. Masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi. 9. Evaluasi
Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diberi tugas untuk meringkas materi berikutnya E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
87
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Hitunglah hasil akar pangkat kuadrat berikut ini! a. √169 b. √461 2. Perkirakan hasil akar kuadrat berikut ini sampai satu tempat desimal! a. √20 b. √45 Mengetahui
Tangerang, 30 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 8 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah Indikator : 1. Menggunakan sifat-sifat penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menggunakan sifat-sifat penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah B. Materi Pembelajaran Penggunaan operasi hitung bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
89
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat operasi hitung dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru membentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi 2. Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 3. Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok. 4. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. 5. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 6. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawasi jalannya diskusi. 8. Masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi. 9. Evaluasi Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
90
F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Pada tes fisika, skor untuk jawaban benar adalah 2, jawaban salah -1, dan tidak dijawab adalah 0. Budi berhasil menjawab benar 29 soal dan tidak menjawab 5 soal dari 40 soal yang diberikan. Berapakah skor yang diperoleh oleh Budi?
Mengetahui
Tangerang, 1 September 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
91
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif 2. Menyatakan hubungan antara dua buah bilangan bulat 3. Menyelesaikan operasi tambah pada bilangan bulat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif 2. Siswa dapat menyatakan hubungan antara dua buah bilangan bulat 3. Siswa dapat menyelesaikan operasi tambah pada bilangan bulat B. Materi Pembelajaran 1. Bilangan bulat dan lambangnya. 2. Penjumlahan bilangan bulat
92
C. Metode Pembelajaran Ekspositori D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit) - Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan operasi hitung pada bilangan cacah yang pernah di pelajari di Sekolah Dasar. - guru menyampaikan tujuan pembelajaran Motivasi
: guru menyampaikan manfaat bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru menjelaskan tentang bilangan bulat dan lambangnya serta letak bilangan bulat pada garis bilangan 2. Siswa diminta menyebutkan contoh bilangan bulat positif dan negatif 3. Siswa dan guru menyatakan hubungan antara dua bilangan bulat yang diketahui secara bersama-sama 4. Guru menjelaskan penjumlahan bilangan bulat dengan garis bilangan. 5. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal penjumlahan bilangan bulat. 6. Siswa diminta mengerjakan latihan 1 no. 7 dan latihan 2 no. 3 halaman 8 pada buku paket erlangga. 7. Beberapa siswa diminta mengerjakan latihan 1 no. 7 dan latihan 2 no. 3 di papan tulis. Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan mengenai bilangan bulat dan lambangnya dan penjumlahan bilangan bulat 2. Siswa dan guru melakukan refleksi E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
93
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Diketahui barisan bilangan sebagai berikut : -3, 1, 4, -2. Tentukan manakah yang merupakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif! 2. Sisipkan lambang sehingga menjadi kalimat yang benar! a. 45… 28 b. 22 … 11 3. Hitunglah penjumlahan penjumlahan bilangan bulat berikut ini! a. -10 + 13 b. -25 + (-22)
Mengetahui
Tangerang, 2 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menentukan sifat-sifat operasi tambah pada bilangan bulat 2. Menyelesaikan operasi kurang pada bilangan bulat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat operasi tambah pada bilangan bulat 2. Siswa dapat menyelesaikan operasi kurang pada bilangan bulat B. Materi Pembelajaran 1. Sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat. 2. Pengurangan bilangan bulat C. Metode Pembelajaran Ekspositori D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
95
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. - guru menyampaikan tujuan pembelajaran Motivasi
: guru menyampaikan manfaat penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru menjelaskan sifat – sifat penjumlalahan bilangan bulat 2. Guru menjelaskan pengurangan bilangan bulat. 3. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat 4. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal pengurangan bilangan bulat. 5. Guru member tugas kepada siswa mengerjakan latihan 3 no. 1 halaman 11 dan latihan 4 no. 2 a, c halaman 14 pada buku paket erlangga. 6. Beberapa siswa diminta mengerjakan latihan 3 no. 1 halaman 11 dan latihan 4 no. 2 a, c halaman 14 di papan tulis. Penutup : (10 menit) 1. Siswa dan guru melakukan refleksi E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. a. Tentukan hasil penjumlahan bilangan-bilangan berikut ini:
96
(i) 16 + (-9) dan (-9) + 16 (ii) (-3 + 10) + (-4) dan -3 + 10
4
b. Dengan memperhatikan jawaban soal-soal di atas, sifat apakah yang berlaku? 2. Hitunglah pengurangan-pengurangan bilangan bulat berikut ini! (i) 4 – 7 (ii) 6 – (-10)
Mengetahui
Tangerang, 4 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menyelesaikan perkalian bilangan bulat 2. Menentukan sifat-sifat perkalian bilangan bulat 3. Menyelesaikan pembagian bilangan bulat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyelesaikan perkalian bilangan bulat 2. Siswa dapat menentukan sifat-sifat perkalian bilangan bulat 3. Siswa dapat menyelesaikan pembagian bilangan bulat B. Materi Pembelajaran 1. Perkalian dan sifat-sifatnya 2. Pembagian bilangan bulat C. Metode Pembelajaran Ekspositori
98
D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit) - Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. - guru menyampaikan tujuan pembelajaran Motivasi
: guru menyampaikan manfaat perkalian dan pembagian bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru menjelaskan perkalian bilangan bulat positif dengan negatif, kedua bilangan bulat negatif, perkalian bilangan bulat dengan 0 dan 1.. 2. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal perkalian bilangan bulat. 3. Guru menjelaskan sifat-sifat perkalian bilangan bulat. 4. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal sifat-sifat perkalian bilangan bulat. 5. Guru menjelaskan pembagian bilangan bulat 6. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal pembagian bilangan bulat. 7. Siswa diminta mengerjakan latihan 5 no. 1 a,b,c,d halaman 17 dan latihan 6 no. 1 dan 2 halaman 22 pada buku paket erlangga. 8. Beberapa siswa diminta mengerjakan latihan 5 no. 1 a,b,c,d halaman 17 dan latihan 6 no. 1 dan 2 halaman 22 pada buku paket erlangga di papan tulis. Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan mengenai perkalian dan pembagian bilangan bulat 2. Siswa dan guru melakukan refleksi E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
99
F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Hitunglah perkalian-perkalian bilangan bulat berikut ini! (i) -4 x 6 (ii) -5 x (-7) 2. Hitunglah perkalian bilangan bulat berikut ini! 2 ( -4 + 3) dan (2 x (-4)) + ( 2 x 3). Sifat apakah yang berlaku? 3. Hitunglah pembagian berikut ini! a. [90 : (-15)] : (-3) b. -60 : 5
Mengetahui
Tangerang, 16 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menentukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan 2. Menggunakan KPK dan FPB untuk menyelesaikan masalah A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan 2. Siswa dapat menggunakan KPK dan FPB untuk menyelesaikan masalah
B. Materi Pembelajaran KPK dan FPB
C. Metode Pembelajaran Ekspositori D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
101
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan pertemuan sebelumnya. - guru menyampaikan tujuan pembelajaran Motivasi
: guru menyampaikan manfaat KPK dan FPB dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru menjelaskan cara menentukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan. 2. Siswa dan guru mengerjakan contoh KPK dan FPB dengan memfaktorkan. 3. Guru menjelaskan penggunaaan KPK dan FPB untuk menyelesaikan masalah. 4. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal penggunaan KPK dan FPB untuk menyelesaikan masalah. 5. Siswa diminta mengerjakan latihan 7 no. 1 dan 2 a,b,c,d dan no. 6 halaman 25 pada buku paket erlangga. 6. Beberapa siswa diminta mengerjakan latihan 7 no. 1 dan 2 a,b,c,d dan no. 5 halaman 25 pada buku paket erlangga di papan tulis. Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan mengenai perkalian dan pembagian bilangan bulat 2. Siswa dan guru melakukan refleksi E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian
102
Instrumen : 1. Tentukan KPK dan FPB dari 24 dan 32! 2. Tersedia 84 buku, 56 pensil, dan 140 krayon. Bila buku, pensil, dank rayon tersebut akan dibagi rata kepada sejumlah anak, berapa anak sebanyak-banyaknya yang dapat menerima pembagian itu?
Mengetahui
Tangerang, 18 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.2 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Melakukan pembulatan pada bilangan bulat 2. Menaksir hasil perkalian dan pembagian pada bilangan bulat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melakukan pembulatan pada bilangan bulat 2. Siswa dapat menaksir hasil perkalian dan pembagian pada bilangan bulat
B. Materi Pembelajaran Taksiran pada bilangan bulat
C. Metode Pembelajaran Ekspositori D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
104
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi : - guru menyampaikan manfaat taksiran pada bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru menjelaskan cara melakukan pembulatan pada bilangan bulat. 2. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal pembulatan pada bilangan bulat. 3. Guru menjelaskan cara menaksir perkalian dan pembagian pada bilangan bulat. 4. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal menaksir perkalian dan pembagian pada bilangan bulat. 5. Siswa diminta mengerjakan latihan 8 no. 1, 2, 3 halaman 27 pada buku paket erlangga. 6. Beberapa siswa diminta mengerjakan latihan 8 no. 1, 2, 3 halaman 27 pada buku paket erlangga di papan tulis. Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan mengenai perkalian dan pembagian bilangan bulat 2. Siswa dan guru melakukan refleksi E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian
105
Instrumen : 1. Hasil pembulatan ke puluhan terdekat untuk 167 adalah… 2. Tentukan pendekatan hasil perhitungan berikut ke angka ratusan terdekat! a. 123 x 298 b. 1. 624 : 432
Mengetahui
Tangerang, 23 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menyelesaikan operasi pangkat pada bilangan bulat 2. Menentukan dan menggunakan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyelesaikan operasi pangkat pada bilangan bulat 2. Siswa dapat menentukan dan menggunakan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat B. Materi Pembelajaran Pemangkatan dan sifat-sifatnya
C. Metode Pembelajaran Ekspositori D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
107
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat pemangkatan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru menjelaskan cara menyelesaikan operasi pangkat pada bilangan bulat. 2. Guru menjelaskan sifat-sifat pemangkatan bilangan berpangkat 3. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal operasi pangkat pada bilangan bulat 4. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal sifat-sifat operasi bilangan berpangkat 5. Siswa diberi tugas mengerjakan latihan 10 no. 2 halaman 30 buku paket erlangga dan latihan 11 no. 1 dan 3 halaman 33 buku paket erlangga. 6. Beberapa siswa mengerjakan latihan 10 no. 2 halaman 30 buku paket erlangga dan latihan 11 no. 1 dan 3 halaman 33 buku paket erlangga di papan tulis. Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian
108
Instrumen : 1. Tentukan hasil pemangkatan bilangan-bilangan berikut! a. 3 b. 9 2 2. Sederhanakan bentuk-bentuk berikut! a. 3 b. 4 x 4 : 4
Mengetahui
Tangerang, 25 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 7 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat Indikator : 1. Menghitung akar kuadrat suatu bilangan bulat. 2. Menentukan akar kuadrat suatu bilangan dengan perkiraan atau taksiran. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menghitung akar kuadrat suatu bilangan bulat 2. Siswa dapat menentukan akar kuadrat suatu bilangan dengan perkiraan atau taksiran B. Materi Pembelajaran Akar kuadrat suatu bilangan bulat C. Metode Pembelajaran Ekspositori D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
110
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat akar kuadrat pada bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru menjelaskan cara menghitung akar kuadrat suatu bilangan. 2. Guru menjelaskan cara menetukan akar kuadrat suatu bilangan dengan perkiraan atau taksiran. 3. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal menghitung akar kuadrat suatu bilangan bulat. 4. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal suatu bilangan dengan perkiraan atau taksiran 5. Siswa diberi tugas mengerjakan latihan 12 no.1-5 halaman 36 buku paket erlangga dan latihan 13 no.1-5 halaman 37 buku paket erlangga. 6. Beberapa siswa mengerjakan latihan 12 no.1-5 halaman 36 buku paket erlangga dan latihan 13 no.1-5 halaman 37 buku paket erlangga di papan tulis. Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diberi tugas untuk meringkas materi berikutnya E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian
111
Instrumen : 1. Hitunglah hasil akar pangkat kuadrat berikut ini! a. √169 b. √461 2. Perkirakan hasil akar kuadrat berikut ini sampai satu tempat desimal! a. √20 b. √45
Mengetahui
Tangerang, 30 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Rahmadini Husna NIM.105017000434
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 8 (RPP) Nama Sekolah
: MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VII (tujuh)
Semester
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah Indikator : 1. Menggunakan sifat-sifat penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menggunakan sifat-sifat penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah B. Materi Pembelajaran Penggunaan operasi hitung bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah C. Metode Pembelajaran Ekspositori D. Langkah- langkah pembelajaran Pendahuluan (10 menit)
113
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru menyiapkan siswa untuk memulai belajar. Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi
: guru menyampaikan manfaat operasi hitung bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit) 1. Guru memberikan contoh soal pada uji kompetensi bab 1 no. 4 dan 5 halaman 42 buku paket erlangga 2. Siswa diberi tugas mengerjakan uji kompetensi bab 1 no. 7 dan 11 halaman 41 buku paket erlangga . Penutup : (10 menit) 1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi E. Alat dan sumber belajar Alat : Whiteboard, spidol, penghapus Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga. F. Penilaian Teknik : Tes Tulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :
1. Pada tes fisika, skor untuk jawaban benar adalah 2, jawaban salah -1, dan tidak dijawab adalah 0. Budi berhasil menjawab benar 29 soal dan tidak menjawab 5 soal dari 40 soal yang diberikan. Berapakah skor yang diperoleh oleh Budi?
114
Mengetahui
Tangerang, 1 September 2010
Guru Pamong Matematika
Fiyanti Malawati, S. Pd NIP. 197106132005012002
Peneliti
Rahmadini Husna NIM.105017000434
Lembar Keterangan Perbaikan Instrumen Nomor soal 1
Soal
No
Indikator
1.
Membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negative
2.
Menyatakan hubungan antara dua bilangan bulat
2
Diketahui pernyatan-pernyataan berikut: (i) -18 -21 (ii) -24 -16 (iii) -12 25 (iv) -32 -28 Pernyataan di atas yang benar adalah… A. (i) , (ii), dan (iii) B. (ii) dan (iii) C. (i) dan (iii) D. (iii) dan (iv)
3.
Menyelesaikan operasi tambah, kurang, kali, bagi, pangkat dan akar kuadrat bilangan bulat termasuk operasi campuran
30
Harga satu lusin buku Rp. 18.000,00. Jika Anton membeli 3 buah buku dan membayar dengan satu lembar uang lima ribuan, maka sisa uang yang diterima Anton adalah… A. Rp. 500,00 B. Rp. 1.500,00 C. Rp. 1.000,00 D. Rp. 2.500,00
27
Nilai n yang memenuhi kalimat 4 adalah… 4 16 A. 4 B. 5
Pasangan bilangan berikut menunjukkan tinggi suatu daerah dari permukaan air laut diwaktu pasang.. Jika tinggi daerah tersebut dinyatakan/ditulis dalam bentuk bilangan bulat positif dan negatif, manakah pasangan bilangan yang dimaksud? A. 50 meter dan -15 meter B. 48 meter dan 35 meter C. -40 meter dan -20 meter D. -15 meter dan 50 meter
C. 3 D. 6
4.
Menentukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan
25
Bentuk sederhana dari . B. C. D.
15
FPB dari 21 dan 18 adalah…. A. 9 B. 54 C. 14 D. 3 KPK dari 6, 14, dan 15 adalah… A. 42 B. 210 C. 30 D. 120
16
=…
5.
Menggunakan KPK dan FPB untuk menyelesaikan masalah
17
Ari, Oji dan Deni melakukan jaga (piket) secara berkala, Ari setiap 3 hari sekali, Oji setiap 4 hari sekali, dan Deni setiap 5 hari sekali. Pada hari Selasa 2 November 2007 mereka melakukan jaga (piket) secara bersama. Mereka akan melakukan jaga (piket) bersamaan lagi pada… A. Sabtu, 1 Januari 2008 B. Minggu, 2 Januari 2008 C. Senin, 3 Januari 2008 D. Rabu, 5 Januari 2008
6.
Menaksir hasil perkalian, pembagian dan melakukan pembulatan bilangan bulat
19
Pembulatan ke angka puluhan terdekat dari 65 x 149 adalah… A. 9.000 B. 6.500 C. 10.500 D. 7.500
7.
Menghitung akar kuadrat suatu bilangan
26
Nilai dari √576 adalah… A. 24 B.16 C. 26 D. 23
Jumlah
10
Instrumen tersebut telah diperbaiki dan dinyatakan valid oleh Pembimbing I dan Pembimbing II. Mengetahui
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd
Lia Kurniawati, M.Pd
NIP. 19480323 198203 1 001
NIP. 19760521 200801 2 008
PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN TES PILIHAN GANDA
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Mudah
Sukar
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 23 18 16 21 22 17 23 13 14 9 24 9 16 14 15 24 24 12 4 10 20 16 0.6 0.6 0.5 0.7 0.7 0.6 0.8 0.4 0.5 0.3 0.8 0.3 0.5 0.5 0.5 0.8 0.8 0.4 0.1 0.3 0.7 0.5 Sedang
8 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 25 1 Mudah
Sedang
Sedang
Kriteria
Mudah
Σ P
Sedang
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
Mudah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 32 33
Butir Soal 4 5 6 7 1 2 3 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 25 10 25 21 20 20 17 0.8 0.3 0.8 0.7 1 0.7 0.6 Sedang
Nama
Mudah
No